Download - 3.1 Analisis Kegiatan dan Pengguna
15
BAB III
ANALISIS PERANCANGAN
3.1 Analisis Kegiatan dan Pengguna
3.1.1 Kegiatan dan Pengguna
Kegiatan utama yang ada di stadion adalah kegiatan olahraga sepak bola dan atletik.
Kegiatan ini dapat berupa pertandingan ataupun latihan. Kegiatan pendukung yang ada
di stadion berupa banyak hal seperti, transaksi jual beli, makan, meeting, menonton
konser, dll. Pada hari-hari biasa, tanpa adanya pertandingan di stadion, khususnya pada
pagi dan sore hari, stadion dipenuhi oleh masyarakat yang ingin berolahraga rutin.
Penumpukan kendaraan kerap terjadi pada jam 06.00-09.00 dan 15.00-18.00. Kegiatan
olahraga yang dilakukan oleh masyarakat beragam, mulai dari lari pagi, stretching,
senam, dan olahraga lainnya. Pada siang hari, stadion cenderung sepi karena cuaca siang
hari yang panas kurang nyaman untuk melakukan olahraga di luar ruangan. Pada malam
hari, stadion juga kerap digunakan oleh beberapa pengguna karena dimalam hari udara
terasa sejuk sehingga nyaman untuk melakukan olahraga. Pada hari-hari libur suasana
stadion akan semakin ramai terlebih pada saat ada pertandingan atau acara yang
berlangsung di stadion. Kegiatan penunjang seperti makan berkaitan dengan kegiatan
olahraga pengguna stadion. Setelah melakukan olahraga baik berat, sedang maupun
ringan, pengguna akan mencari makanan ataupun minuman untuk menggantikan energi
yang telah terkuras saat berolahraga, sehingga terdapat beberapa gerai baik makanan
berat, maupun snack hingga sejedar minuman ringan ataupun kopi. Kegiatan penunjang
meeting berhubungan dengan pengadaan ruang meeting untuk ruang komersial.
Pengguna stadion meliputi berbagai usia mulai dari balita, remaja, hingga dewasa.
Sekitar 70% pengguna berada pada kisaran umur 20-40 tahun. Pengguna stadion tidak
terbatas pada kelompok sosial tertentu, salah satu faktor penting kelompok sosial apa
yang melakukan aktivitas di stadion bergantung pada lokasi dimana stadion berada.
Perumahan ataupun pemukiman terdekat dari stadion yang mayoritas menggunakan
fasilitas olahraga di stadion. Namun, secara mayoritas kelompok sosial yang
menggunakan adalah kelompok sosial menengah dikarenakan beberap hal. Beberapa
16
diantaranya adalah lokasi, lahan stadion biasanya adalah lahan yang luas namun tetap
mempunyai daya beli dengan adanya perkembangan di lahan tersebut. Sehingga
mayoritas penduduk sekitar adalah masyarakat penduduk menengah. Adanya ruang-
ruang komersial juga menjadi pemicu mayoritas pengguna stadion adalah kelompok
sosial menengah.
3.1.2 Persyaratan Fungsional
Gambar 3.1.1. Aspek Fungsional dalam Desain Stadion
Sumber: Von Gerkan, Marg and Partners Architects, KPMG, 2013
Terdapat beberapa aspek fungsional dalam bangunan stadion yaitu terkait olahraga, penonton,
media, penonton VIP, fasilitas stadion, dan administrasi. Sebagai sebuah bangunan stadion
olahraga merujuk pada lapangan olahraga, lintasan atletik, dan ruang-ruang teknis terkait atlet
dan wasit.
Dalam sebuah stadion sudah pasti terdapat adanya penonton, penonton bertempat di tribun yang
terbagi atas penonton biasa dan penonton VIP. Terdapat beberapa perbedaan terkait sirkulasi,
fasilitas, harga tiket, jumlah kursi, dan penempatan kursi didalam stadion untuk kedua jenis
17
penonton ini. Dan aspek yang terakhir adalah bagian administrasi, dimana terdapat beberapa
loket dalam sebuah stadion bergantung pada seberapa luas dan seberapa banyak daya tampung
sebuah stadion. Semakin besar dan semakin luas suatu stadion akan mempunyai semakin banyak
loket masuk. Berdasarkan peraturan FIFA, jalur masuk dan keluar minimal terdapat 4 jalur
utama yaitu jalur barat, timur, selatan, dan utara. Untuk teknis administrasi, pembelian tiket
tidak lagi seperti dulu yang harus mengantri di loket sebelum pertandingan dimulai, sekarang
pembelian sudah tersedia secara online sehingga dapat lebih mudah dan efisien waktu. Tiket
yang digunakan adalah tiket barcode yang akan menekan angka tiket palsu yang dulu marak
terjadi. Beberapa stadion seperti di daerah Kansas City telah menggunakan tiket online, tiket
yang dibeli dikirimkan dalam bentuk barcode ke smartphone lewat aplikasi. Hal ini sangat
berdampak positif pada lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas, sehingga lebih
ramah lingkungan.
Media yang ada dalam stadion sangatlah penting untuk penyebaran informasi akan acara yang
sedang diselenggarkan di dalam stadion baik itu pertandingan ataupun konser musik. Untuk itu
diperlukan TV Screen kualitas HD serta beberapa spot untuk mengambil gambar dengan
camera.
Gambar 3.1.2. Perletakan Camera
Sumber: FIFA Football Stadiums Technical Recommedation and Requirements, 2007
18
Gambar 3.1.3. Sistem Drainase Lapangan Sepakbola
Sumber: https://niallforanpitches.ie/drainage/, diunduh 02 Maret 2020
Area lapangan membutuhkan sistem drainase yang baik. Sistem drainase (primary
drains) di lapangan ada di setiap jarak 5 meter. Sedangkan untuk sistem drainase (main
drain) akan berada di sekeliling lapangan bola.
3.2 Analisis Lahan
3.2.1 Analisis Lokasi
Gambar 3.4. Lahan Sport Centre ITERA
Sumber: https://maps.google.co.id, diunduh 02 Februari 2020
N
19
Lokasi lahan Sport Center berada di kawasan Institut Teknologi Sumatera, Jalan
Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung
35365. Lahan dengan luas ±29 ha ini dibatasi oleh lahan ITERA di sisi utara, barat, dan
timur; dan di sisi selatan dibatasi oleh lahan milik Pemerintah Daerah Bandar Lampung.
Gambar 3.5. Lanhan pembagian Sport Centre di ITERA
Sumber: Boedi Darma, 2020
Lahan Sport Center dibagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari lahan stadions
sepkabola, lahan stadion akuatik, lahan olahraga indoor multifungsi, lapangan atletik,
lapangan latihan, embung, lahan parkir, taman, serta lahan ruang terbuka hijau. Lahan
stadion sepakbola berada di tengan lahan sport center dengan panjang 300 meter dan
lebar 250 m, sehingga luas dari lahan stadion sepakbola yaitu 75.000 m².
Jalan anyak yang belom Potensi yang ada di lahan ini adalah untuk ke depannya,
perkembangan ITERA akan pesat dan dapat dipastikan daerah lahan stadion akan
semakin ramai karena banyaknya mahasiswa yang berdatangan dari luar daerah untuk
20
menempuh Pendidikan di ITERA. Selain itu, beriringan dengan daerah kawasan ITERA
yang akan semakin ramai, harga nilai tanahpun dipastikan akan meningkat, sehingga
diharapkan akan dibangun beberapa fasilitas transportasi umum dari pemerintah agar
lokasi ini dapat mudah dicapai dengan kendaraan umum. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, permasalahan yang ada di lahan stadion kali ini adalah penempatannya
yang hanya dapat diakses setelah melewati kawasan ITERA terlebih dahulu. Cara
penyelesaiannya, diharapkan tanah milik Pemerintah Daerah Bandar Lampung
memberikan sebagian tanahnya yang menghubungkan lahan stadion dengan jalan utama
di sisi selatan lahan stadion agar dapat mempermudah sirkulasi masuk dan keluar
kendaran ke Stadion ITERA.
3.2.2 Delineasi Tapak
1. Topografi Lahan
Gambar 3.6. Peta Kontur Lahan Stadion ITERA
Sumber: Data Kontur ITERA, 2010
Lingkungan sekitar stadion adalah Kebun Raya ITERA, dengan ketinggian tanah
terendah sebesar 83 m dan ketinggian tanah tertinggi sebesar 99,5 m. Perbedaan
antara daerah tertinggi dan terendah yaitu 16,5 m. Namun perbedaan ini tidak terlalu
terlihat signifikan karena luas lahan yang mencapai 251.806 m². Kemiringan lahan
21
bervariasi mulai dari landai sebesar 7,5% sampai curam sebesar 100%. Tetapi
mayoritas lahan memiliki kemiringan landai. Kamiringan curam sebesar 100% hanya
beketinggian 2m, selebihnya tidak ada lagi kemiringan curam di lahan stadion.
Dalam pembangunannya, lahan stadion tidak akan menggunakan kontur yang ada,
akan dilakukan cut and fill agar lahan menjadi datar.
2. Iklim Lokal
Tabel 3.1. Tabel Klimatologi Bulan September, Oktober, November, dan Desember 2019
September Oktober November Desember (1-5)
T min (⁰C) 20,8 23,2 22,8 23,6
T max (⁰C) 35,1 37,3 35,3 34,5
T average
(⁰C)
27,25 27,98 28,10 28,00
Sun
Radiation
(W/m²)
38,66 39,57 39,81 32,70
RH min (%) 19,7 16,4 30 42,9
RH max (%) 94,4 93,4 94,7 94,9
RH average
(%)
71,48 71,94 71,79 77,41
Wind
Direction (⁰)
176 194,35 196,46 223,84
Wind Speed
average
(m/s)
3,62 4,60 4,80 3,23
Pressure min
(hpA)
995,7 994,3 992,7 993,7
Pressure max
(hpA)
1004,2 1002,5 1001,9 1001,4
Pressure
average
(hpA)
1000,12 998,33 998,08 997,50
Rain rate
(mm)
0,00153 0,00156 0,00856 0,07142
Sumber: BMKG ITERA, 2019
22
Iklim yang ada pada lahan stadion adalah iklim tropis dengan pengukuran selama 3
bulan terakhir. Pengukuran pada bulan desember 2019, hanya terhitung dari tanggal
1-5 saja. Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan curah hujan
yang cukup signifikan pada bulan oktober-november dan november-desember. Dapat
dilihat bahwa terjadi perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim peralihan dan
dari musim peralihan ke musim hujan.
3. Sarana umum, utilitas, dan aksesibilitas
Sarana umum terdekat yang ada yaitu terdapat Kebun Raya ITERA di bagian barat
lahan stadion. Utilitas kawasan meliputi tiang listrik, tanah yang telah siapkan untuk
drainase, serta jalan tanah di salah satu sisi lahan. Aksesibilitas lahan dapat dicapai
dengan dua arah. Yang pertama, lahan dapat diakses melalui jalan Kebun Raya
ITERA. Yang kedua, karena lahan berada di samping lahan pemerintah daerah yang
bersebelahan dengan jalan, sehingga lahan pemda tersebut dapat menjadi akses ke
lahan stadion melalui jalan pemerinta daerah.
4. Vegetasi
Lahan stadion berupa tanah lapang dengan rumput liar, ilalang, dan tumbuhan perdu
di beberapa bagian sehingga vegetasi tidak ada yang dapat dipertahankan.
5. Bangunan Eksisting
Tidak ada bangunan eksisting di lahan yang akan dibangun.
6. Aspek visual di tapak
Gambar 3.7. Peta Aspek Visual Lahan
Sumber: Dokumentasi Perancang, 2019
23
Dari lahan ke arah utara ada ITERA, arah selatan terdapat pemandangan gunung,
arah timur terdapat hutan karet, dan arah barat berupa lahan kosong dan pemukiman
warga. Secara umum, lahan stadion tidak memiliki aspek visual yang baik.
3.2.3 Isu Terkait Tapak
Isu terkait tapak diharapkan lahan pemerintah daerah yang berada di depan lahan yang
menghubungkan lahan dengan jalan dapat difungsikan menjadi jalur masuk ke lahan
stadion untuk memudahkan transportasi material ke lahan saat pembangunan dan
sebagai jalur masuk kendaraan ke stadion saat selesai dibangun.