-
Surat Perjanjian Pemborongan
Nomor : 37/SPP-DIR/2005Tanggal : 28 Juli 2005
PT. VIRAMA KARYA (PERSERO)KONSULTAN TEKNIK DAN MANAJEMEN Jl. Hang Tuah Raya No. 26 Kebayoran Baru, Jakarta SelatanEmail : [email protected]
BEKERJASAMA DENGAN
LAPORAN ANALISA HIDROLOGIDAN
(BAGIAN DARI ROW PLAN)
PERHITUNGAN DRAINASE
OKTOBER 2005
RENCANA TEKNIK AKHIR JALAN TOL SEMARANG - BAWENPEKERJAAN
PT. JASA MARGA (PERSERO)(INDONESIA HIGHWAY CORPORATION)
PLAZA TOL TAMAN MINI INDONESIA INDAH, JAKARTA 13550, KOTAK POS 4354 JAKARTA 12043
TELEPON (021) 841-3528,841-3630 FAKSIMILE (021) 841-3540
PT. DELTA TAMA WAJAJl Petogogan II No.45Kebayoran BaruJakarta Selatan
PT. TATA GUNA PATRIAGolden Plaza Fatmawati(D'Best Plaza) Blok J 8-9Jl. R.S. Fatmawati No. 15Jakarta Selatan
PT. POLA AGUNGJl. Suwiryo No.1Menteng - Jakarta Pusat
0000
0100
0200
0300
0400
0500
0600
0700
0800 0
900 1
TS = 0+506.530SC = 0+634.648
CS = 0+976.112
ST = 1+10
pedalangan
-
PEKERJAAN RENCANA TEKNIK AKHIR JALAN TOL
SEMARANG - BAWEN
KATA PENGANTAR
Berdasarkan Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Nomor : 37/SPP-
DIR/2005., tanggal 28 Juli 2005, Persero PT. Virama Karya bekerja sama
dengan PT. Tata Guna Patria, PT. Delta Tama Waja dan PT. Pola Agung
diberikan tugas untuk melaksanakan pekerjaan Rencana Teknik Akhir Jalan
Tol Semarang-Bawen. Bersama dengan ini Konsultan mempersiapkan dan
menyusun Laporan Analisa Hidrologi dan Perhitungan Drainase.
Laporan Analisa Hidrologi dan Perhitungan Drainase ini berisikan mengenai
uraian mengenai pemahaman Konsultan akan maksud dan tujuan, lingkup
pekerjaan serta hasil analisa data-data hidrologi dan perhitungan drainase.
Sesuai dengan tugas tersebut, maka Tim Konsultan menyiapkan Konsep
Laporan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Keranga Acuan
Kerja.
Pada kesempatan ini Konsultan menyampaikan terima kasih kepada PT. Jasa
Marga (Persero), yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk
melaksanakan Pekerjaan Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang - Bawen,
dan kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran Proses penyusunan
laporan ini.
Jakarta, Oktober 2005
Ir. Bhudjono
Team Leader
Persero PT Virama Karya bekerja sama dengan PT. Tata Guna Patria, PT Delta Tama Waja dan PT Pola Agung Jl. Hangtuah Raya No. 26 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan Telp. (021) 7397545 Fax. (021) 7204331
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum ----------------------------------------------------------- I-1
1.2 Maksud dan Tujuan--------------------------------------------- I-1
1.3 Lingkup Pekerjaan---------------------------------------------- I-1
BAB II ANALISA HIDROLOGI
2.1 Konsep Dasar Perencanaan Hidrologi ------------------------ II-1
2.2 Konsep Dasar Perencanaan Drainase ------------------------ II-8
BAB III PENUTUP
3.1 Resume Hasil Analisa Hidrologi ------------------------------ III-1
LAMPIRAN- LAMPIRAN
- Analisa Hidrologi
- Perhitungan Hidrolika
- Tabel Hidrolika
- Simulasi Debit dan TW (Pada Box Culvert dan RCP)
- Peta Chatchment Area
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang-Bawen i
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang-Bawen I - 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 U M U M
Laporan Analisa Hidrologi ini merupakan bagian dari pekerjaan
Rencana Teknik Akhir Tol Semarang Bawen sepanjang 23.700 Km,
yang meliputi daerah administrative Kotamadya Semarang dan
Kabupaten Semarang. Secara lengkap rute Tol Semarang Bawen
kami sajikan pada Gambarn 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan pekerjaan Analisa Hidrologi dalam kaitannya dengan
pekerjaan Rencana Teknik Akhir Tol Semarang Bawen adalah :
1. Menganalisa data Hidrologi di daerah proyek, dengan mempertimbangkan seri data curah hujan terbaru dari beberapa
stasiun curah hujan yang mewakili dengan lokasi daerah proyek.
2. Mengevaluasi kondisi daur hidrologis yang dipengaruhi oleh factor iklim maupun topogarfi daerah proyek, kontribusi dan pengaruhnya
terhadap kondisi hidrologis daerah proyek.
1.3 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan dalam Analisa Hidrologi ini adalah :
1. Mengumpulkan data curah hujan dari stasiun curah hujan terdekat dengan lokasi proyek, minimal 10 (sepuluh) tahun terakhir.
2. Menganalisa curah hujan dalam kaitannya untuk mendapatkan besaran curah hujan rancangan dengan periode ulang tertentu.
3. Menghitung debit rencana dari suatu daerah tangkapan (Catchment Area) yang dibatasi oleh rute jalan tol tersebut.
4. Menganalisa dan mengambil kesimbulan faktor-faktor karakteristik hidrologis tertentu pada lokasi proyek, diantaranya : pengaruh air
tanah, keberadaan sumber-sumber air.
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
BAB II ANALISA HIDROLOGI
2.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN HIDROLOGI
Metodologi Sarana bagan alir dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut ini :
Gambar 2.1. Metodologi Kerja Perencanaan Hidrologi
Pengumpulan Data
Desain lebih ditekankan pada kompilasi ketinggian banjir yang pernah
terjadi dan dibandingkan terhadap output dari analisis data curah hujan,
Mulai
Input Data Hujan
Melengkapi Data Hujan
Output Data Hujan
Hujan Rata-rata
A
A
Intensitas Hujan
Output Hujan Rencana
Hujan Efektif
Selesai
Distribusi Ditolak
Ranking Data Hujan
Uji Abnormal
Tidak Normal
Data Normal
Uji Distribusi
Distribusi Frekuensi
Distribusi Diterima
Output Hujan Rencana
Selesai
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 1
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
dimana perhitungan desain akan menggunakan elevasi banjir yang
tertinggi. Data-data tersebut antara lain:
a. Data curah hujan harian yang didapat dari Semarang, Dinas Pengairan
Kab. Semarang atau Badan Meteorologi dan Geofisika.
b. Peta Rupa Bumi Bakosurtanal.
c. Peta Lembar Geologi Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi. d. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Prop. Jawa Tengah.
Distribusi Frekuensi/Statistis Penggunaan distribusi krekuensi / statistis menggunakan tiga metode
yaitu :
i) Distribusi Gumbel (4)
Harga ekstrim Gumbel adalah :
XT = SSYY
Xn
nT .+ ..........................................(2)
Dimana :
XT = besarnya curah hujan pada periode ulang tertentu (T tahun)
X = harga rata-rata sampel YT = reduced private, merupakan fungsi dari probabilitas
= )(
1)((xT
xTInInr
r Yn = reduced private mean (rata-rata YT), merupakan fungsi dari
pengamatan
Sn = reduced private standard deviation, merupakan koreksi dari
penyimpangan
S = deviasi standar sampel
Syarat distribusi Gumbel :
1. koefisien skewness : Cs = 1.14
2. koefisien kurtosis : Ck = 5.40
ii) Distribusi Log Pearson (1)
Dirumuskan :
Log R = Log R+KT.SX
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 2
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
Log R = n
R log
SX = 1)log(log 2
nRR
G = 3
3
)).(2).(1()log(log.
xSnnRRn
Dimana :
RT = besarnya curah hujan pada periode ulang tertentu (T tahun)
R = tinggi curah hujan harian maksimum (mm)
SX = deviasi standar
G = koefisien assimetri Pearson
kT = koefisien skewness Pearson, untuk nilai-nilai tertentu didapat
dari interpolasi.
Distribusi Log Pearson III tidak memberikan batasan syarat terhadap
koefisien skewness.
iii) Distribusi Log Normal (5)
Persamaan kurva frekuensi :
Log X = SxYxLog .+ Dimana :
xLog = rata-rata logaritma x Y = faktor frekuensi, tergantung dari kala ulang
SX = deviasi standar
Syarat-syarat distribusi log normal :
Cs = 3 Cv
Dari hasil perhitungan curah hujan rancangan dengan tiga
perbandingan distribusi tersebut, diambil curah hujan rancangan
dengan nilai terbesar untuk masing-masing periode ulang setelah
dilakukan pengujian terhadap koefisien skewness dan kurtosisnya.
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 3
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
Intensitas Hujan Dalam analisis ini perhitungan lama intensitas curah hujan (I) ditentukan
berdasarkan asumsi distribusi hujan terpusat selama 6 jam per hari
(Proyek Jatiluhur) dan dirumuskan berdasarkan rumus Mononobe (2) :
It = )3/2(
24 24.24
t
R
Dimana :
It = rata-rata intensitas curah hujan dari awal sampai jam ke t
(mm/jam)
R24 = curah hujan rencana (mm)
24 = standar presentase dalam 1 hari (R24 = 100%).
t = lama hujan (jam)
Sehingga rumus diatas menjadi :
It = )3/2(
24 6.6
tc
R
Intensitas curah hujan diasumsikan berdasarkan distribusi hujan terpusat
selama 6 jam per hari yang dirumuskan :
Rt = )3/2(
24 6.6
t
R
Curah hujan pada jam ke T, dirumuskan :
Rt = T.Rt (T-1).Rt (T-1)
Dimana :
Rt = intensitas curah hujan pada jam ke T (mm)
T = lama hujan dari awal sampai jam ke T (jam)
Rt (T-1) = rata-rata intensitas curah hujan dari awal sampai jam ke T-1
Intensitas Hujan Efektif
Curah hujan efektif dirumuskan (2) :
Ief = I x
Dimana :
Ief = curah hujan efektif
I = intensitas curah hujan
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 4
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
= koefisien pengaliran
Koefisien pengaliran () dilakukan dari beberapa pendekatan antara lain berdasarkan tata guna lahan dan jenis permukaan tanah. Nilai koefisien
berdasarkan rumus :
= 1 (6.6/I241/2)
dimana :
= koefisien pengaliran I24 = intensitas curah hujan
Catatan :
Penerapan rumus tersebut diatas dilakukan untuk daerah-daerah yang
mempunyai catchment area yang luas (Daerah Aliran Sungai), dimana
agak menyulitkan untuk mendapatkan nilai-nilai koefisien pengaliran yang
eksak.
Nilai koefisien pengaliran dapat juga ditetapkan dengan meninjau kondisi
fisik, karakteristik tanah dan tata guna lahan, dapat dilihat pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1. Koefisien Pengaliran
No. Jenis Permukaan Koefisien 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jalan Aspal
Bahu Jalan
Jalan Beton
Talud Timbunan
Daerah Perkotaan
Daerah Pinggir Kota
Daerah Permukiman
Taman dan Kebun
Daerah Persawahan
0.70 0.95
0.70 0.85
0.70 0.95
0.40 0.65
0.70 0.95
0.60 0.70
0.40 0.60
0.20 0.40
0.45 0.60
Catatan :
Penerapan nilai-nilai koefisien diatas digunakan untuk daerah-daerah yang mempunyai
catchment area yang sempit (koridor jalan utama) sehingga nilai-nilai koefisien
pengaliran yang eksak dapat dengan mudah ditentukan.
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 5
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
Debit Banjir
i) Metode Rasional Debit banjir rencana dihitung dengan metode Rasional, apabila luas
daerah aliran (catchment area) lebih kecil dari 5.00km2 (SNI) yang
dirumuskan sebagai berikut :
Q = f x x I x A
Dimana :
Q = debit banjir rencana (m3/det)
f = faktor konversi (f = 0.278)
= koefisien pengaliran I = intensitas hujan pada durasi yang sama dengan waktu
konsentrasi dan pada periode ulang hujan tertentu
(mm/jam)
A = luas daerah aliran (km2)
Rumus Rasional digunakan untuk menghitung kapasitas saluran
samping dan gorong-gorong yang berada disepanjang koridor jalan
utama. Berdasarkan pengamatan site visit, rencana alinemen proyek
melewati daerah yang sangat bergelombang (rolling) diperkirakan
setiap 1 km akan ditempatkan 2 sampai 3 gorong-gorong baik berupa
pipa maupun boks.
Periode ulang yang akan digunakan dalam metode ini maksimum 25
tahun, disesuaikan terhadap umur proyek yang akan dikerjakan.
ii) Metode Regresi Metode regresi digunakan untuk memperkirakan debit puncak banjir
daerah aliran sungai ddengan data minim.
Parameter yang digunakan antara lain :
a. Area (A)
Luas daerah aliran sungai ditentukan dari base map skala 1:25.000
b. Rata-rata curah hujan harian (R ) Rata-rata curah hujan harian (Mean annual maximum 1 day point
rainfall) dipengaruhi oleh faktor koefisien Thiessen dan luas
pengaruhnya.
c. Kemiringan sungai (S)
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 6
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
Beda tinggi antara titik tertinggi pada alur sungai utama dengan
elevasi sungai di jembatan. Nilai minimal S = 0.100%.
d. Luas genangan (AL)
Luas genangan atau danau adalah luas yang berpengaruh terhadap
debit puncak banjir disebelah hilirnya.
Persamaan regresi dari parameter-parameter tersebut untuk
menentukan debit banjir tahunan rata-rata adalah :
X = 85.0117.0445.26 )1()()())(10)(00.8( + LV ASRA dimana :
V = 0.02 0.0275 log A
Debit banjir berdasarkan periode ulang dirumuskan :
QN = C x X
Dimana :
QN = debit banjir rencana
C = faktor pembesar
Tabel 2.2 Faktor Pembesar C
Periode Ulang (T) Variasi Reduksi (Y) Faktor C
5
10
20
50
100
1.50
2.25
2.97
3.90
4.60
1.28
1.56
1.88
2.35
2.78
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 7
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
2.2. KONSEP DASAR PERENCANAAN DRAINASE
(1) Metodologi Analisis Saluran
Secara bagan alir dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Metodologi Analisis Saluran
Mulai
Cross Section
- Lebar Cross - Gradien Cross
- Panjang Saluran - Elevasi Saluran
- To, Td- Time of Concentration
- Dalam Air - Perimeter - Wet Perimeter - Hdraulik Gradien - Freeboard
- Penampang Ekonomis
Long Section - Intensitas hujan
Geometrik Hidrologi
Catchment Area
Q rencana
A
A
Q rencana
Qr < Qs
Selesai
N
Y
(2) Perencanaan Saluran Samping
Saluran samping (side ditch) direncanakan berdasar aliran seragam
(uniform flow) dengan rumus kontinuitas :
Qs = F x V
Dimana :
Qs = kapasitas saluran (m3/det)
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 8
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
F = luas penampang basah saluran (m2)
V = kecepatan aliran (m/det)
Besarnya kecepatan aliran dihitung dengan Rumus Manning :
V = 2/13/21 xSoxRnd
Dimana:
nd = koefisien kekasaran manning
R = jari-jari hidrolis saluran
= PF
F = luas penampang basah saluran (m2)
P = keliling basah saluran (m)
So = kemiringan dasar
(3) Waktu Konsentrasi
Waktu pengaliran menuju saluran atau time of inlet dirumuskan :
To =
167.0
128,332
o
d
Sn
xxx
Dimana :
To = waktu pengaliran menuju saluran (men)
l = panjang alur terpanjang (m)
nd = koefisien hambatan
so = kemiringan aliran
waktu pengaliran dalam saluran atau time of flow dihitung berdasarkan
sifat-sifat hidrolis saluran dan dirumuskan :
td = (det)VL
td = )(60
menVxL
Dimana :
td = waktu pengaliran dalam saluran (men)
L = panjang saluran drainase (m)
V = kecepatan aliran (m/det)
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 9
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
Sehingga waktu konsentrasi (tc) dapat dirumuskan :
Tc = to + td
= 60
128,332
167,0
VxL
Sndxxx
o
+
(4) Koefisien Manning
Nilai Koefisien Manning untuk analisi dasar perencanaan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.3. Koefisien Manning (ND)
NO. JENIS PERMUKAAN MIN. NORMAL MAK.
1. 2. 3.
4.
Gorong-gorong slab Gorong-gorong beton, bebas kikisan Gorong-gorong beton, saluran pembuangan dengan bak kontrol, apron dan lurus Gorong-gorong baja bergelombang
0.018 0.010
0.013 0.013
0.025 0.011
0.015 0.016
0.030 0.013
0.017 0.017
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Saluran tanah, lurus dan seragam, bersih baru dibuat Saluran tanah lurus dan seragam, berumput pendek, sedikit tanaman pengganggu Saluran tanah, berkelok-kelok dan tenang tanpa tetumbuhan Saluran tanah, berkelok-kelok dan tenang dengan beberapa tanaman penganggu Saluran tanah, berkelok-kelok dan tenang dengan banyak tanaman penganggu atau tanaman air pada saluran yang dalam Saluran tanah, dasar tanah dengan tebing dari batu pecah Saluran tanah hasil galian atau kerukan tanpa tetumbuhan Saluran tanah hasil galian atau kerukan dengan semak-semak kecil ditebing
0.016
0.022
0.023
0.025
0.030
0.028
0.025
0.035
0.018
0.027
0.025
0.030
0.035
0.030
0.028
0.050
0.020
0.033
0.030
0.033
0.040
0.035
0.033
0.060
13. 14. 15. 16.
Saluran pasangan batu disemen Saluran pasangan batu Saluran beton dipoles Saluran beton tidak dipoles
0.017 0.023 0.015 0.014
0.025 0.032 0.017 0.017
0.030 0.035 0.020 0.020
(5) Kemiringan Dasar Saluran
Untuk menghitung kemiringan saluran samping, dimana kimiringan
topografi terlalu curam atau landai dapat digunakan rumus:
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 10
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
So = 2
3/2
RVxnd
Dimana:
So = kemiringan aliran
V = kecepatan aliran (m/det)
Nd = koefisien hambatan
R = jari-jari hidrolis saluran (m)
(6) Kemiringan Dinding Saluran Bentuk penampang saluran disarankan mempunyai kemiringan yang
paling efisien dari segi ekonomis dan masih memperhitungkan segi
keamanannya. Umumnya digunakan kemiringan 1:1~1.5 (kententuan ini
untuk saluran unlined dicth dengan material tanah lempung).
(7) Tinggi Jagaan (freboard) Freeboard adalah jarak vertikal dari puncak saluran ke permukaan air
kondisi rencana, didasarkan rumus :
W = xd5.0 Dimana:
W = tinggi jagaan (m)
d = kedalaman air di saluran (m)
(8) Saluran Pengumpul Saluran pengumpul (interceptor) ditempatkan pada daerah galian atau
timbunan yang cukup tinggi, diletakkan pada bantarannya. Bentuk saluran
dapat didesain berbagai bentuk, akan tetapi bentuk yang paling ideal
adalah bentuk segitiga, mengikuti bentuk blade dari backhoe.
Tinggi maksimal galian atau timbunan didapat dari perhitungan stabilitas
terhadap longsoran dan tergantung dari faktor kohesi serta sudut geser
material tanah dimana perhitungan ditinjau pada saat lereng baru selesai
dibangun.
Lebar bantaran (berm) dari galian atau timbunan didasarkan pada rumus:
b = 3.6H1/3-3
Dimana:
b = lebar bantaran (m)
H = tinggi galian atau timbunan (m)
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 11
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
Lebar bantaran juga harus memperhatikan faktor jalan inspeksi untuk
kepentingan pemeliharaan. Kelemahan yang mungkin menjadi kendala
adalah keterbatasan lahan atau damija yang ada. Sesaat setelah
dikerjakan harus segera dilakukan penanaman rumput yang berfungsi
untuk melindungi terhadap gerusan jika tiba-tiba terjadi hujan.
Kualitas tanah (borrow material) yang digunakan untuk pondasi saluran
juga harus mengikuti standar yang ditetapkan dalam spesifikasi.
(9) Saluran Median Saluran median (separator) ditempatkan pada daerah super elevasi.
Bentuk saluran dapat didesain sebagai saluran terbuka atau gorong-
gorong. Penyesuaian terhadap kondisi yang diinginkan akan membentuk
berbagai alternatif desain. Konsep hidrolika yang digunakan sama dengan
konsep perencanaan saluran samping. Terjunan (chut way) digunakan jika
elevasi outlet gorong-gorong mempunyai selisih elevasi yang besar
terhadap dasar saluran (terutama pada ddaerah timbunan), konstruksi
terjunan bersifat dan dianalisis sama dengan konsep saluran diperkeras
(linen ditch).
(10) Periode Ulang Perencanaan bangunan air menggunakan periode ulang yang disesuaikan
terhadap tipe bangunan :
Tabel 2.4 Periode Ulang
No. Jenis Bangunan Periode Ulang
Free Board (w)
1. Saluran samping (langsung ke sungai) 10 tahun 0.2 m
2. Saluran samping (masuk kegorong-gorong) 25 tahun 0.25 m
3. Gorong-gorong 25 tahun 0.2 D
4. Sungai (Q < 200 m3/det) 50 tahun 1.5 m
5. Sungai (Q > 200 m3/det) 100 tahun 2.5 m
*) D : Diameter gorong-gorong / tinggi gorong-gorong
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 12
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
(11) Metodologi Analisis Dimensi Gorong-gorong
Secara bagan alir dapat dilihat pada Gamber 2.3 berikut ini :
Gamber 2.3 Metodologi Kerja Analisis Gorong-gorong
Mulai
- Hidrograf- Q banjir
Konversi ke British system
Luas penampang culvert
Estimasi tipe
Analisis hidrolika Q culvert
Flow of water
QbanjirQculvert
Kurva kapasitas
Selesai
- Cross section- Alinemen
V rencana
GEODETIC - GEOMETRIK
- Panjang culvert - Tinggi culvert - Slope
- HWL - NWL,
Y
N
(12) Perencanaan Gorong-gorong Penentuan tipe gorong-gorong (pipa atau boks) dilakukan setelah
diketahui besarnya debit banjir rencana yang akan mendapatkan nilai
diameter atau ukuran yang optimal dan akan disesuaikan terhadap
kemudahan pelaksanaan dilapangan maupun tersedianya barang
dipasaran.
Penggunaan metode ini mengacu pada sistim yang dipakai oleh Bureu of
Public Roads (USAID).
Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Semarang Bawen II - 13
-
Persero PT Virama Karya
LAPORAN ANALISA HIDROLOGI DAN PERHITUNGAN DRAINASE
Dalam merencanakan gorong-gorong perlu dipertimbangkan mengenai
topografi daerah aliran/alur karena hal ini menyangkut beberapa
ketetapan antara lain :
i) Bentuk gorong-gorong
ii) Dimensi gorong-gorong
iii) Elevasi dasar inlet dan outlet
iv) Panjang gorong-gorong
v) Kemiringan gorong-gorong, ditetapkan antara 0.5 2.0%
Gorong-gorong yang diperhitungakan terhadap kondisi keadaan aliran
bebas free flow :
Aliran bebas (free flow) dan transisi
Prinsipnya sama dengan saluran terbuka. Pada aliran bebas terdapat dua
kondisi, yaitu :
a. Mulut gorong-gorong tidak tenggelam.
Dengan syarat 2.1