21. DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN
'g
21. DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN
I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan daerah
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan memiliki wilayah darat-
an seluas 62.483 km2, atau kurang lebih 4,15% dari wilayah
daratan Indonesia secara keseluruhan. Dibandingkan dengan
daerah-daerah tingkat I lainnya, Sulawesi Selatan merupakan
daerah Tingkat I yang terluas di Sulawesi. Daratan Sulawesi
selatan berbentuk semenanjung yang memanjang dari utara ke
selatan dengan pegunungan Latimojong di bagian utara dan pe-
gunungan Lompo Batang di bagian selatan. Kedua pegunungan itu
dipisahkan oleh lembah dan dataran rendah yang relatif subur.
Iklimnya tergolong tropis basah dengan curah hujan rata-rata
sekitar 1000 - 1500 mm/tahun, temperatur rata-rata 26,4°C
dengan kelembaban udara cukup tinggi.
Jenis dan struktur tanah terdiri dari tanah vulkanis di
bagian selatan dan sedimentasi serta alluvial di bagian te-
ngah dan utara dengan beberapa variasi. Keadaan tanah rela-
tif subur dengan variasi tinggi rendahnya permukaan tanah
menyebabkan sebagian besar dari wilayah Sulawesi Selatan co-
cok untuk kegiatan pertanian, terutama pertanian pangan. Se-
jak lama daerah Sulawesi Selatan terkenal sebagai salah satu
"lumbung pangan nasional".
Pola penggunaan tanah daerah ini adalah sebagai berikut :
luas pekarangan 1,96% dari luas propinsi, tegalan dan ladang
13,30%, penggembalaan 5,1%, tambak kolam dan rawa 2,6%, per-
kebunan 4,26% dan sawah 7,84%, hutan 30,44%, tanah yang se-
623
mentara belum diusahakan dan tanah untuk kayu-kayuan dan lain-
nya 34,41%.
Secara administratif, Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
terdiri dari 23 daerah tingkat II (2 kotamadya dan 21 kabupa-
ten), 169 kecamatan dan 1.170 desa. Kabupaten yang terluas
adalah Kabupaten Luwu dengan luas 17.791 km2 atau 28% dari
luas propinsi, sedang kabupaten yang tersempit adalah Kabupa-
ten Bantaeng dengan luas hanya 396 km2 atau kurang dari 0,6%
luas propinsi (Tabel ).
Berdasarkan sensus penduduk tahun 1980, jumlah penduduk
adalah 6.062.212 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah pada tahun
1971, yaitu 5.179.911 jiwa, maka selama periode 1971 - 1980
telah terjadi pertambahan penduduk sebesar 882.301 jiwa, atau
rata-rata naik 1,74% per tahun. Tingkat pertambahan penduduk
tertinggi terjadi di Kabupaten Luwu yaitu 4,90% rata-rata per
tahun. Kabupaten-kabupaten lain yang mengalami kenaikan pen-
duduk yang relatif tinggi adalah Kabupaten-kabupaten Mamuju
yaitu 4,03% per tahun dan Majene 4,79% per tahun. Tingkat
pertumbuhan penduduk yang terkecil dialami oleh Kabupaten-
kabupaten Barru dan Soppeng, masing-masing dengan 0,26% dan
0,16% rata-rata per tahun. Di luar 2 kotamadya yang ada kabu-
paten-kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Kabupa-
ten Takalar (306 jiwa/ km2) dan Kabupaten Jeneponto (327 ji-
wa/km2), sedang kabupaten-kabupaten yang paling jarang pendu-
duknya adalah Kabupaten Mamuju (9 jiwa/ km2) dan Kabupaten
Luwu (28 jiwa/km2). Untuk daerah secara keseluruhan, tingkat
kepadatan rata-rata adalah 97 jiwa/km2.Berdasarkan sensus 1980, kurang lebih 59% dari jumlah
penduduk Sulawesi Selatan hidup dan berusaha di sektor perta-
624
nian (pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan peternak-
an). Selebihnya hidup dan bekerja di berbagai sektor lainnya
seperti sektor-sektor perdagangan, jasa angkutan, perbankan,
industri, pemerintahan dan lain-lain.
Dalam tahun 1980, berdasarkan hasil perhitungan yang di-
lakukan terhadap Produk Domestik Regional Bruto, kurang lebih
48,75% dari pendapatan daerah berasal dari sektor pertanian,
dan merupakan sumbangan terbesar pendapatan daerah ini, kemu-
dian sektor perdagangan 17,11%, sektor pemerintahan 14,43%,
sektor pengangkutan 7,16%, sektor industri 3,97% dan sektor-
sektor lainnya 8,58%. Laju pertumbuhan perekonomian selama
periode 1975 - 1980 rata-rata mencapai 8,9% setahun. Sektor-
sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup cepat selama pe-
riode tersebut ialah sektor pertambangan rata-rata 103,8% per
tahun, walaupun sumbangannya terhadap pendapatan regional re-
latif kecil, sektor bank dan lembaga keuangan rata-rata
20,7%, sektor bangunan 19,5%, sektor listrik, gas dan air mi-
num 14,4%, sedang pertumbuhan sektor pertanian rata-rata ha-
nya mencapai 7,1% per tahun.
Sulawesi Selatan memiliki potensi alam yang cukup berarti
bagi pembangunan. Sumber alam seperti gas bumi, batubara, je-
nis bahan tambang lainnya belum dimanfaatkan secara memadai.
Dalam pada itu sungai-sungai besar yang cukup banyak jumlah-
nya dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik maupun
untuk pengairan.Selama Repelita III hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai diberbagai bidang, baik ekonomi maupun sosial budaya
telah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya.
625
Keadaan prasarana perhubungan darat terutama keadaan ja- lan yang menghubungkan ibukota kabupaten dan kota-kota lain- nya pada umumnya sudah baik. Demikian pula fasilitas Pelabu- han Udara Hassanuddin di Ujung Pandang telah semakin lengkap dan dapat didarati pesawat jenis DC-10. Pelabuhan Laut Ujung Pandang merupakan pelabuhan utama (gate way port) untuk wila-yah Indonesia bagian Timur. Keadaan fasilitas pada umumnya telah memadai.
Di bidang pertanian, produksi utama bahan pangan ialah padi. Produksi padi dari tahun ke tahun terus meningkat. Per-tumbuhan produksi pertanian tanaman pangan dalam periode 1975-1980 rata-rata mencapai 3,3% per tahun. Berhasilnya pro-duksi pertanian terutama bahan pangan, sejalan dengan berha-silnya pengembangan irigasi beserta jaringannya. Sistem iri- gasi teknis semakin berkembang dari tahun ke tahun. Demikian pula hasil produksi perkebunan terus meningkat. Yang menonjol antara lain kelapa, kopi, kemiri, kapuk dan cengkeh. Kenaikan produksi perkebunan rata-rata dalam periode 1974 - 1981 men-capai 4,3% per tahun. Demikian pula produksi di bidang peter-nakan dan perikanan terus meningkat.
Di bidang perindustrian, dalam tahun 1980 menghasilkan 3,9% dari pendapatan daerah bruto. Jenis-jenis industri yang ada terutama ialah industri dasar dan kimia, logam, industri kecil dan kerajinan serta industri semen.
Demikian pula keadaan sosial budaya, terutama bidang pen-didikan dan kesehatan telah berkembang dan menunjukkan kema- uan yang cukup baik selama Repelita III.
2. Masalah-masalah yang dihadapi
Hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama Repeli-
626
to III, telah membawa daerah ini kearah perbaikan di berbagai
bidang, baik ekonomi maupun sosial budaya. Namun demikian, ma-
sih dirasakan adanya berbagai hambatan dan masalah-masalah
yang perlu mendapat perhatian serta penanganan dalam Repelita
IV.
Masalah utama yang dihadapi Sulawesi Selatan ialah adanya
penyebaran penduduk yang tidak merata. Sebagian besar pendu-
duk bertempat tinggal dan berusaha di bagian selatan sedang
di bagian utara banyak lahan yang belum diusahakan dan pendu-
duknya jarang. Keadaan demikian mengakibatkan semakin banyak-
nya buruh tani dan petani berlahan sempit di bagian Selatan,
sedangkan daya serap tenaga kerja di sektor pertanian sangat
terbatas. Dalam pada itu pola pertanian utama masih bersifat
monokultur yaitu padi, sedangkan lahan sawah beririgasi tek-
nis masih terbatas.
Hal lainnya yang merupakan masalah dan memerlukan perha-
tian ialah mengenai prasarana perhubungan, terutama keadaan
jalan yang menghubungkan beberapa daerah kantong produksi dan
pemukiman yang masih terisolir dan belum dapat dicapai oleh
kendaraan. Ruas jalan yang menghubungkan Sulawesi Selatan de-
ngan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara perlu mendapat
perhatian yang utama dalam Repelita IV. Demikian pula fasili-
tas perhubungan udara, laut dan telekomunikasi masih perlu
ditingkatkan.
Di Sulawesi Selatan masih terdapat kawasan daerah aliran
sungai yang keadaannya sangat kritis yaitu daerah aliran su-
ngai (DAS) Sadang, DAS Bila - Walanae dan DAS Jeneberang. Ke-
adaan lahan di ketiga DAS tersebut memerlukan rehabilitasi
melalui kegiatan penghijauan dan reboisasi.
627
Dengan semakin meningkatnya produksi peternakan diperlu-
kan tersedianya hijauan makanan ternak. Namun demikian lahan
yang tersedia untuk tanaman hijauan makan ternak semakin sem-
pit, terutama di bagian selatan. Untuk itu diperlukan konservasi
tanah untuk mengatasi hal tersebut.
Masalah lainnya yang dihadapi oleh Sulawesi Selatan ialah terbatasnya kesempatan kerja di sektor non pertanian oleh ka-rena belum berkembang sektor perindustrian. Hal ini terutama sangat dirasakan di daerah-daerah yang padat penduduknya. Demikian pula masalah urbanisasi semakin terasa terutama di Ujung Pandang.
Di bidang kesehatan, fasilitas Rumah Sakit umum di Ujung
Pandang di samping sebagai pusat rumah sakit yang dapat me-
layani kebutuhan untuk wilayah Indonesia bagian timur juga
sebagai rumah sakit pendidikan, masih perlu ditingkatkan fa-
silitasnya. Demikian pula di bidang pendidikan, masih terdapat
berbagai masalah yang memerlukan perhatian dalam Repelita
IV.
II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan nasional.
Dengan memperhatikan keadaan dan potensi daerah serta ma-salah-masalah mendesak yang dihadapi dalam Repelita IV, maka
arah dan kebijaksanaan pembangunan yang telah ditempuh selama
Repelita III, akan dilanjutkan dan dikembangkan dalam Repeli-
ta IV. Berbagai upaya akan dilaksanakan dalam rangka mening-
katkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi
Selatan.
628
Pembangunan di Sulawesi Selatan dalam Repelita IV akan
diprioritaskan pada bidang ekonomi dengan titik berat pada
sektor pertanian, dengan ditunjang oleh sektor-sektor lain-
nya. Produksi pertanian terutama bahan pangan akan ditingkat-
kan melalui berbagai program intensifikasi dan perluasan
areal pertanian. Untuk itu akan ditingkatkan pembangunan dan
rehabilitasi irigasi beserta jaringan-jaringannya.
Pembangunan sektor perhubungan, terutama prasarana perhu-
bungan darat akan dilanjutkan dan ditingkatkan sejalan dengan
peningkatan di sektor pertanian. Demikian pula sektor perin-
dustrian akan dikembangkan dan dikaitkan dengan peningkatan
dan laju pertumbuhan di sektor pertanian. Pembangunan sektor
industri diarahkan kepada pengembangan industri yang mengolah
hasil-hasil pertanian dan maritim, industri kerajinan rakyat
dan industri dasar. Dengan demikian laju pertumbuhan ekonomi
dapat lebih cepat yang sekaligus dapat memperluas lapangan
kerja dan kesempatan kerja.Pengembangan sektor perdagangan terutama diarahkan kepada
pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah melalui penyuluhan
dan latihan keterampilan di bidang manajemen serta meningkat-
kan peranan dan kemampuan koperasi.
Untuk melayani dan menampung arus barang dan orang yang
semakin meningkat antara Ujung Pandang dengan daerah-daerah
lainnya maka fasilitas pelabuhan baik laut maupun udara akan
terus ditingkatkan.
Kegiatan transmigrasi akan dilanjutkan dalam rangka pe-
nyebaran penduduk yang lebih merata, terutama di tujukan un-
tuk ditempatkan di daerah Sulawesi Selatan bagian Utara de-
ngan titik berat di Kabupaten Mamuju dan sekitarnya.
629
Di bidang sosial budaya, akan dilanjutkan dan ditingkat-
kan kegiatan pengembangan pendidikan dan kesehatan. Demikian
pula penyediaan air bersih di kota-kota yang padat penduduk-
nya akan dilanjutkan.
Dalam Repelita IV daerah Sulawesi Selatan diperkirakan
akan berkembang dengan laju pertumbuhan rata-rata 4,5% seta-
bun.
2. Kebijaksanaan pembangunan daerah
Dalam Repelita IV kebijaksanaan pembangunan di Sulawesi
Selatan pada umumnya adalah merupakan kelanjutan kebijaksana-
an yang telah di tempuh dalam Repelita III. Namun demikian
dalam Repelita IV beberapa sektor yang menonjol yang mempu-
nyai dan dapat mempercepat perkembangan dan laju pertumbuhan
daerah akan mendapat perhatian yang utama. Prioritas pemba-
ngunan daerah dititik beratkan kepada sektor pertanian dengan
ditunjang oleh sektor-sektor lainnya. Kegiatan pembangunan
akan diarahkan menurut 5 wilayah pembangunan :- Wilayah pembangunan bagian selatan dengan pusatnya Ujung
Pandang, akan dikembangkan dengan kegiatan utamanya peme-
rintahan, pendidikan, perindustrian dan perdagangan, dan
pertanian tanaman pangan.
- Wilayah pembangunan bagian timur dengan pusatnya Watam-
pone, akan dikembangkan dengan kegiatan utamanya pertani-
an, peternakan, perkebunan dan perikanan.
- Wilayah pembangunan bagian tengah dengan pusatnya Pare-
Pare, akan dikembangkan dengan kegiatan utamanya perta-
nian, perdagangan, perikanan dan perkebunan.
- Wilayah pembangunan bagian utara dengan pusatnya Palopo,
630
akan dikembangkan dengan kegiatan utamanya pertanian,
perkebunan, peternakan, dan pertambangan.
- Wilayah pembangunan bagian barat dengan pusatnya Majene,
akan dikembangkan dengan kegiatan utamanya perdagangan,
perikanan, pertanian dan industri kerajinan.
Berbagai program pembangunan yang akan dilaksanakan di
Sulawesi Selatan akan dikaitkan dengan usaha menciptakan ke-
sempatan kerja yang semakin luas terutama di daerah yang pa-
dat penduduknya.
Dalam usaha meningkatkan produksi pangan terutama padi
akan dilaksanakan melalui intensifikasi terhadap daerah per-
tanian yang ada dan perluasan areal pertanian baru. Usaha
tersebut akan ditunjang dengan pembangunan daerah irigasi
baru, serta perbaikan dan penyempurnaan jaringan irigasi yang
ada. Demikian pula akan diusahakan peningkatan produksi per-
kebunan terutama kelapa, kopi, kapas dan cengkeh melalui pe-
remajaan dan pemakaian bibit barn.
Pengembangan dan peningkatan produksi dan mutu peternakan
akan dilanjutkan melalui bimbingan dan penyuluhan serta pem-
berian bibit unggul kepada peternak dan peningkatan usaha pe-
nyediaan hijauan makanan ternak. Demikian pula produksi peri-
kanan baik perikanan darat maupun laut terus dilanjutkan dan
dikembangkan.
Di bidang kehutanan antara lain akan dilanjutkan penga-
wasan hutan dan memelihara kelestariannya serta rehabilitasi
melalui kegiatan penghijauan dan reboisasi terutama di DAS
Sadang, DAS Jeneberang dan DAS Bila-Walanae serta daerah-
daerah kritis lainnya.
631
Di bidang industri kegiatan-kegiatan yang akan dilanjut-
kan antara lain peningkatan, bimbingan dan penyuluhan terha-
dap industri menengah. Dalam pada itu pembangunan kawasan in-
dustri di Ujung Pandang akan dilanjutkan, serta akan dijajagi
berbagai kemungkinan pengembangan industri maritim dan indus-
tri lainnya yang menunjang pertanian.
Di bidang perhubungan darat terutama prasarana jalan, akan
diarahkan kepada peningkatan, penunjangan dan pemeliharaan ja-
lan dan jembatan yang menghubungkan ibukota kabupaten. Pening-
katan prasarana perhubungan laut diarahkan untuk memperlancar
hubungan antar pulau dan daerah-daerah pantai melalui pengem-
bangan pelayaran perintis. Demikian pula akan semakin disem-
purnakan fasilitas pelabuhan udara Hasanuddin dan pelabuhan
laut Ujung Pandang, termasuk keselamatan penerbangan dan pe-
layaran. Sedang jaringan telepon otomat akan semakin ditambah
jumlahnya.
Di bidang sosial budaya, perhatian terutama akan diarah-
kan kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan dan memperluas
kesempatan belajar. Untuk itu pembangunan gedung-gedung seko-
lah dan penyediaan fasilitasnya akan dilanjutkan. Demikian
pula pengembangan Universitas Hasanuddin akan ditingkatkan.
Di bidang kesehatan akan dilanjutkan pembangunan Puskesmas-
puskesmas dan akan ditingkatkan pelayanan kesehatan melalui
rumah sakit kabupaten dan rumah sakit umum di Ujung Pandang.
Dalam pada itu rumah sakit umum Ujung Pandang akan dilanjut-
kan pembangunannya agar dapat juga berfungsi sebagai rumah
sakit pendidikan.
Pembangunan bidang-bidang lainnya seperti air minum, pe-
rumahan rakyat dan lain sebagainya akan dilanjutkan dalam Re-
pelita IV.
632
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV.
Pembangunan di bidang pertanian, terutama peningkatan pro-
duksi pertanian tanaman pangan yang meliputi padi, palawija
dan hortikultura akan dilanjutkan melalui usaha intensifikasi,
rehabilitasi, ekstensifikasi dan diversifikasi. Pelaksanaan
intensifikasi akan dilanjutkan melalui usaha kegiatan penyu-
luhan, perbenihan dan perlindungan tanaman terhadap hama dan
penyakit. Ekstensifikasi akan dilaksanakan melalui kegiatan
pencetakan sawah Baru dan pemanfaatan tanah-tanah kering dan
padang alang-alang. Sedangkan diversifikasi akan dilanjutkan
melalui usaha pemanfaatan pekarangan untuk tanaman bernilai
gizi tinggi. Pencetakan sawah sebagai salah satu alternatif
perluasan areal pertanian akan dilaksanakan pada lahan iri-
gasi sederhana di Kabupaten-kabupaten Bulu Kumba, Bantaeng,
Takalar, Gowa, Sinjai, Bone, Maros, Pangkajene, Soppeng,
Wajo, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Polewali Mamasa, Majene,
Mamuju; dan pada irigasi sedang di Kabupaten Bulu Kumba dan
Luwu.
Beberapa komoditi palawija dan hortikultura yang akan di-
kembangkan di Sulsel antara lain jagung, ubi kayu, sorghum,
sagu, kedele, kacang tanah, kacang hijau dan hortikultura
antara lain lombok, bawang merah, kentang, jeruk dan anggur.
Pembangunan peternakan dilaksanakan melalui usaha pokok
intensifikasi diversifikasi peternakan sapi, babi, kambing,
itik, dan ayam ras. Usaha ini akan didorong melalui pengaman-
an ternak, pembinaan makanan ternak, penyediaan bibit unggul
(IB) dan penyuluhan. Di samping itu akan diusahakan pening-
katan kegiatan penyidikan penyakit hewan di kabupaten dan ka-
633
rantina hewan di Ujung Pandang. Dalam hubungan ini akan di-bangun pusat-pusat balai penyidikan penyakit hewan di Maros dan
pengembangan hijauan makanan ternak di setiap kabupaten.Di bidang perikanan akan dilanjutkan pengembangan usaha
perikanan laut, perikanan di tambak maupun perikanan air ta-
war. Penyuluhan, latihan keterampilan dan pembinaan akan di-
tingkatkan di samping pengadaan prasarana perikanan dan pe-
ngembangan teknik produksi. Demikian pula akan dikembangkan
pembangunan balai benih ikan di Kab.Toraja, balai benih udang
di Barru, penyempurnaan prasarana pendaratan dan pembangunan
saluran tambak serta pengadaan kolam-kolam percontohan.
Di bidang kehutanan terutama akan dilanjutkan kegiatan-
kegiatan pengawasan pengusahaan hutan, inventarisasi dan pe-
ngukuhan hutan, rehabilitasi kawasan hutan dan intensifikasi
pengelolaan hutan.
Peningkatan produksi perkebunan, akan dilaksanakan usaha-
usaha pokok peremajaan/perluasan tanaman karet, kelapa, ke-
lapa sawit, coklat, lada, cengkeh, kapas, pala, tebu dan jam-
bu mete, yang akan mencakup areal 82.400 ha, serta intensifi-
kasi dan rehabilitasi tanaman kelapa, kopi, lada, cengkeh,
tembakau, tebu, serat karung dan jambu mete seluas 44.688 ha.
Selain usaha peningkatan produksi, juga akan diikuti dengan
usaha peningkatan mutu serta perbaikan tata-niaga dengan pe-
ngikutsertaan PNP/PTP, Perkebunan Besar dan Lembaga swasta
lainnya dengan meningkatkan peranserta Koperasi. Pelaksanaan-
nya akan dilakukan secara parsial dengan pola UPP, dan pola
PIR. Di samping itu akan diusahakan pengembangan tanaman yang
potensial non tradisional seperti linum, abaca, stevia, ke-
naf, melinjo, jarak, tanaman obat-obatan dan lain-lain.
634
Untuk menunjang peningkatan produksi pertanian terutama
tanaman pangan akan dilanjutkan perbaikan dan pembangunan
irigasi antara lain irigasi Luwu, Sanrego, Padang Sappa dan
irigasi kecil dan sedang tersebar diseluruh propinsi. Juga
akan dilanjutkan perbaikan dan pengamaman sungai dalam rang-
ka mencegah bencana banjir.
Di bidang perindustrian akan, dilanjutkan pembangunan dan
pengembangan industri untuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat,
industri yang menghasilkan mesin-mesin industri, industri
yang memanfaatkan sumber alam dan energi dan industri kecil
dan kerajinan rakyat. Pembinaan dan pembangunan industri se-
cara keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperhatikan prio-
ritas dan ciri-ciri tiap kelompok industri yang secara kese-
luruhan dapat diwujudkan dalam suatu pola industri yang ter-
padu dan serasi. Pengembangan industri permesinan dan logam
dasar antara lain galangan kapal di Ujung Pandang akan di-
tingkatkan. Pengembangan industri kimia dasar yang akan mem-
peroleh perhatian, antara lain perluasan pabrik semen. Pem-
bangunan aneka industri terutama akan diarahkan kepada indus-
tri pengolah hasil sektor pertanian, meliputi industri penga-
lengan ikan, daging, buah-buahan dan lain-lainnya. Demikian
pula bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan
kepada kemampuan berproduksi, pemasaran dan manajemen.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri penyelidikan logam tambang emas dan
perak di Sangkaropi dapat dikembangkan menjadi tambang yang
ekonomis. Di samping itu akan dilanjutkan bimbingan dan pem-
binaan pengusahaan bahan-bahan galian industri/golongan C se-
perti aspal, belerang dan lain-lain yang produksinya dapat
635
dipasarkan di dalam negeri. Demikian pula penyelidikan umum
dan eksplorasi mineral yang telah dilaksanakan akan dilanjutkan.
Pembangunan di bidang energi akan dilakukan peningkatan
dan perluasan eksplorasi dan produksi sumber energi utama ma-
sa kini yaitu minyak bumi, panas bumi dan tenaga air serta
melanjutkan usaha konservasi energi secara luas di segala bi-
dang. Di bidang kelistrikan direncanakan pembangunan sarana
pusat listrik tenaga air (PLTA) Bakaru Unit I + II (2 X 63
MW). Di samping itu akan dibangun pusat listrik tenaga die-
sel (PLTD) yang tersebar lokasinya antara lain di Jeneponto,
Palopo, Pare-Pare, Sinjai, dan Sengkang. Demikian pula akan
dibangun jaringan transmisi antara Tonasa I - Tonasa III dan
IV, Tello - Tonasa III + IV, PLTA Bakaru - Tuppu, Tuppu -
Pinrang, Pinrang - Pangkajene beserta gardu induk dan jaring-
an distribusi yang dapat menunjang terlaksananya program lis-
trik masuk desa.
Pembangunan di bidang jalan akan dilanjutkan dan akan di-
prioritaskan pada peningkatan jalan, penunjangan jalan, reha-
bilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan. Peningkatan ja-
lan akan dilaksanakan sekitar 781 km, antara lain antara Sung-
guminasa - Bulukumba - Sinjai - Watampone - Singkang - Palo-
po; Polewali - Mejene - Mamuju; dan sebagainya. Penunjangan
jalan sekitar 1.181,2 km di semua Daerah Tingkat II, sedang
rehabilitasi dan pemeliharaan jalan akan dilaksanakan sekitar
2.685 kin di semua Daerah Tingkat II.
Di bidang perhubungan darat terutama akan dilanjutkan pe-
ngembangan fasilitas dan pengawasan lalu-lintas jalan dengan
menambah jumlah lampu lalu-lintas dan rambu-rambu jalan seba-
636
nyak lebih kurang 62.000 buah. Dalam rangka meningkatkan pe-
layanan angkutan sungai dan penyeberangan akan dilanjutkan
pembangunan dermaga penyeberangan di beberapa lokasi dan pe-
ngadaan rambu-rambu laut.
Agar dapat menampung arus orang dan barang lewat laut,
akan dilaksanakan peningkatan fasilitas pelabuhan yang men-
cakup pembangunan dermaga pelabuhan, gudang pelabuhan dan la-
pangan penumpukan untuk pelabuhan antara lain Ujung Pandang
dan beberapa pelabuhan perintis. Demikian pula penyediaan fa-
silitas keselamatan pelayaran akan terus ditingkatkan.
Di bidang perhubungan udara, fasilitas pelabuhan udara Ha-
sanuddin akan ditingkatkan agar mampu menampung pesawat jenis
Boeing 747, sedang pelabuhan udara perintis Mamuju dan Tanah
Toraja akan ditingkatkan fasilitas keselamatan penerbangannya.
Untuk menampung permintaan masyarakat fasilitas telekomu-
nikasi akan diperluas dengan menambah jaringan sambungan te-
lepon sebanyak 18.000 s.s. di semua Dati II. Di bidang pos
dan giro akan dibangun gedung kantor pos pembantu dan kantor
pos tambahan dan pendirian bis-bis surat sampai ke tingkat
desa.
Daerah tujuan wisata yang telah mantap, yaitu Tanah Tora- ja prasarananya akan ditingkatkan. Sedang daerah-daerah wisa- ta lainnya akan mulai dipasarkan di samping mengadakan inven-tarisasi obyek-obyek wisata yang baru secara bertahap dan be-rencana.
Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak-
sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk
penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-
hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-
637
baga perdagangan dan pemasaran untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas penyaluran prasarana produksi serta pemasar-
an hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usa-
ha-usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam nege-
ri, melalui pameran-pameran dagang dan penyebarluasan infor-
masi pasar, perlindungan konsumen serta meningkatkan dan pe-
ngembangan peranan pedagang golongan ekonomi lemah melalui
penataran, penyuluhan dan pusat-pusat pembinaan/pelayanan
pengusaha golongan ekonomi lemah. Usaha-usaha untuk mening-
katkan ekspor non migas melalui pengendalian mutu, penggarap-
an komoditi potensial, peningkatan koordinasi yang lebih ter-
padu antar instansi dan penyuluhan eksportir serta pengenda-
lian impor terus dilanjutkan dalam rangka pengembangan perda-
gangan luar negeri.
Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan
organisasi tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya pe-
ningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi primer,
khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan usaha da-
lam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan rak-
yat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil, per-
kreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa angkutan pede-
saan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi ma-
syarakat pedesaan Sulawesi Selatan. Lain daripada itu mutu dan
intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga akan di-
tingkatkan.
Untuk itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam meto-
da, materi dan penyelenggaraan pendidikan, penataran dan lati-
han keterampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer, dan kar-
yawan koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan te-
naga manajemen yang terdidik/terlatih kepada KUD yang diang-
638
gap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan
iklim masyarakat yang mendukung pengembangan kehidupan kope-
rasi yang sehat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan
dilanjutkan dan ditingkatkan. Pembinaan dan pengembangan du-
nia usaha, khususnya yang menyangkut golongan ekonomi lemah
akan terus dilanjutkan dalam bidang-bidang manajemen, admi-
nistrasi dan keuangan, produksi dan pemasaran serta pemberian
bantuan modal pada usaha-usaha yang layak.
Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan
keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan
yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swas-
ta dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebu-
tuhan pasar kerja dan kesempatan kerja daerah/setempat. Sela-
in itu lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menye-
luruh, terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pemba-
ngunan pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I maupun
di Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja
muda terdidik ke daerah-daerah pedesaan sebagai Tenaga Kerja
Sukarela Pelopor Pembaharuan dan Pembangunan terus dilanjut-
kan dan disempurnakan.
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di
kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah
yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang me-
nurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan de-
ngan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.
Dalam rangka penyebaran penduduk dan pembukaan areal per-
tanian baru, maka kegiatan transmigrasi dilanjutkan. Selama
639
Repelita IV akan dibuka lahan untuk pertanian seluas + 8.625
ha yang diperkirakan akan dapat menampung transmigran sekitar
5.570 KK yang terdiri dari transmigrasi umum, swakarsa dan
pemukiman kembali. Selain itu akan ditingkatkan pembinaan ma-
syarakat transmigran baik di bidang ekonomi maupun di bidang
sosial budaya.Dalam rangka peningkatan daya tampung di bidang pendidik-
an untuk tingkat sekolah dasar akan dibangun tambahan sekitar
4.470 ruang kelas baru, perbaikan sekitar 5.050 gedung seko-
lah. Pada tingkat SMIP, untuk SMP akan dibangun sekitar 180
unit sekolah baru, penambahan sekitar 1.334 ruang kelas baru,
rehabilitasi 107 sekolah, serta pengembangan sejumlah SMTP
kejuruan dan teknologi. Pada tingkat SMTA akan dibangun seki-
tar 39 unit SMA baru 2 STM dan 1 SMT Pertanian, 1 SMEA, pe-
nambahan 543 ruang kelas baru untuk SMA dan pengembangan 17
SPG, serta rehabilitasi 26 gedung SMA, sekolah kejuruan dan
teknologi negeri, 3 SGO serta 8 sekolah kejuruan dan teknolo-
gi swasta. Untuk pelaksanaan dan pemantapan wajib belajar
akan dibangun kantor pengelolaan pembinaan pendidikan dasar
pada 42 Kecamatan. Untuk peningkatan mutu pada TK, SLB, SD,
SMTP dan SMTA, akan disediakan buku-buku pelajaran pokok.
khusus pada tingkat SNIP dan SMTA akan dibangun 72 ruang la-
boratorium ilmu-ilmu alam untuk SMP, dan 11 ruang untuk SMA;
211 ruang keterampilan, untuk SMP, dan 22 ruang untuk SMA.
Dalam hal ini, penelusuran bakat dan kemampuan siswa akan
terus ditingkatkan.
Dalam rangka peningkatan pendidikan tinggi, Universitas
Hasanuddin akan ditingkatkan dan dikembangkan khususnya untuk
bidang-bidang teknologi, manajemen, pertanian, kesehatan, il-
mu-ilmu sosial dan humaniora, dan untuk memenuhi kebutuhan
640
tenaga terampil akan dibuka politeknik bidang teknologi ilmu
kelautan dan pertanian; IKIP Ujung Pandang akan ditingkatkan,
terutama program pengadaan guru, guna pemenuhan guru dalam
pembangunan. Di samping itu pembinaan terhadap perguruan
tinggi swasta akan ditingkatkan.
Di bidang kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain
dalam bidang kepurbakalaan, kesejarahan, dan permuseuman yang
meliputi pemugaran dan pemeliharaan berbagai situs kepurbaka-
laan pengembangan permuseuman, pengembangan kesenian, pengem-
bangan bahasa dan sastra.
Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-
syarakat melalui puskesmas akan dilakukan pembangunan 20 Pus-
kesmas, dan 130 puskesmas pembantu terutama di daerah pemu-
kiman baru termasuk transmigrasi, daerah terpencil dan daerah
padat penduduk serta mengadakan sebuah puskesmas rawat ting-
gal. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujukan,
akan dibangun sebuah RS baru, peningkatan 1 buah RS kelas C
menjadi kelas C+, 4 buah RS kelas D menjadi kelas C, 4 buah
RS kelas D menjadi RS kelas D+ peningkatan rumah sakit umum
lainnya dan akan dilanjutkan pembangunan RSUP Ujung Pandang
sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah Indonesia Bagian
Timur, serta ditingkatkan pula pelayanan kesehatan jiwa teru-
tama pelayanan rawat jalan dan peningkatan pelayanan labora-
torium kesehatan. Untuk menjamin kelancaran pengadaan dan
distribusi obat pada unit, pelayanan kesehatan setiap kabupa-
ten/kotamadya pada akhir Repelita IV diharapkan telah memi-
liki sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.
Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, pengadaan dan pengawasan
641
obat, alat kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu juga di-
lakukan peningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan
gizi keluarga (UPGK). Di samping itu pula akan ditingkatkan
usaha kesehatan lingkungan bagi seluruh penduduk dan penam-
bahan sarana air bersih sehingga masyarakat memperoleh kemu-
dahan mendapatkan air bersih. Dalam rangka meningkatkan pem-
bangunan sarana air bersih, terutama untuk penduduk di daerah
pedesaan, maka akan dibangun 53 buah penampungan mata air de-
ngan perpipaan, 23 buah sumur artesis, 65 buah perlindungan
mata air, 2.500 buah penampungan air hujan, 14.011 buah sumur
pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sarana air ber-
sih jenis lainnya. Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehat-
an, khususnya paramedik akan dilakukan usaha peningkatan jum-
lah lulusan, dengan melipatgandakan jumlah penerimaan siswa/
akademi melalui kelas paralel dan pendidikan cepat pekarya
kesehatan. Sejalan dengan itu sarana pendidikan yang ada akan
ditingkatkan dan akan dibangun berbagai sekolah/akademi kese-
hatan sesuai keperluannya, serta melanjutkan penyelesaian
pembangunan Akademi Phisioterapi.
Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan
antara lain: pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang
bergerak di bidang sosial untuk meningkatkan partisipasi so-
sial masyarakat; memberikan penyantunan dan pengentasan kepa- da lanjut usia, para penderita cacat, anak terlantar, fakir
miskin, dan tuna susila; pembinaan dan pengembangan swadaya
sosial masyarakat di bidang perumahan dan lingkungan. Untuk
menjangkau sasaran pelayanan dan pembangunan bidang kesejah-
teraan sosial di daerah pedesaan akan dikembangkan dan dibina
tenaga-tenaga pekerja sosial masyarakat. Pembinaan karang ta-
runa akan ditingkatkan dan kegiatannya akan dipadukan dengan
642
program pembinaan generasi muda, di samping itu akan diting-
katkan jumlah karang taruna baru. Peranan dan fungsi wanita
lebih digairahkan untuk menangani masalah-masalah kesejahtera-
an sosial.
Di bidang perumahan rakyat akan dilanjutkan pembangunan
rumah-rumah inti dan sederhana di Kota-kota Ujung Pandang,
Pare-Pare, Sengkang dan Watampone. Perbaikan kampung dan pe-
rintisan pemugaran perumahan desa akan dilaksanakan di + 300
desa. Perbaikan lingkungan perumahan kota akan terus dilan-
jutkan antara lain di Ujung Pandang, Pare-Pare, dan Pinrang.
Kegiatan program air bersih terutama melanjutkan kegiatan
yang telah dimulai di kota-kota Ujung Pandang, Pare-Pare,
Pinrang, dan Sungguninasa serta penanganan air bersih dibebe-
rapa IKK. Penanganan drainase kota dan persampahan akan dilak-
sanakan pula, antara lain kota Ujung Pandang.
Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat-
katkan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga be-
rencana di lanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah ku-
rang lebih 907.000 peserta baru dan sekitar 570.000 peserta
lestari. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga
kelangsungan peserta program keluarga berencana yang sudah
ada.
Usaha meningkatkan sarana kehidupan beragama akan dilan-
jutkan antara lain dengan penyediaan kitab suci berbagai aga-
ma memberikan bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan/re-
habilitasi 1.200 tempat ibadah berbagai agama, pembangunan
sekitar 75 balai nikah dan penasehat perkawinan serta per-
luasan sejumlah Balai sidang pengadilan agama dan kantor-kan-
tor urusan agama tingkat kecamatan, kabupaten/kotamadya dan
643
wilayah. Selain itu ditingkatkan dan disempurnakan prasarana
dan sarana pendidikan pada madrasah ibtidaiyah negeri, se-
jumlah madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah, dan pendidikan
guru agama negeri. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi reha-
bilitasi, termasuk madrasah ibtidaiyah swasta dan penambahan
ruang kelas, penyediaan antara lain alat peraga, buku pela-
jaran dan buku perpustakaan serta penataran guru untuk berba-
gai bidang studi. Selanjutnya IAIN Alauddin akan ditingkatkan
sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi. Demikian juga pe-
nerangan dan bimbingan hidup beragama akan terus ditingkat-
kan, terutama bagi masyarakat khusus.
Pembangunan di bidang hukum akan dilanjutkan, antara lain
pembangunan empat gedung pengadilan negeri, perluasan/rehabi-
litasi pengadilan negeri, pembangunan sejumlah tempat sidang
di kota-kota kecil, pembangunan rumah tahanan negara di empat
kota serta pembangunan 2 buah lembaga pemasyarakatan. Semen-
tara itu akan dibangun sebuah kantor cabang kejaksaan negeri
di Nolili serta rehabilitasi/perluasan sejumlah kantor kejak-
saan Negeri. Dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum masya-
rakat, kegiatan penyuluhan hukum akan lebih ditingkatkan. Se-
lanjutnya dalam rangka memberikan kesempatan memperoleh ke-
adilan dan perlindungan hukum, penyelenggaraan pemberian ban-
tuan dan konsultasi hukum akan lebih dimantapkan. Demikian
pula pelaksanaan operasi justisi dalam rangka penegakan hukum
akan terus ditingkatkan. Selanjutnya dalam rangka pengembang-
an yurisprudensi termasuk kasus-kasus hukum adat kerjasama
dengan Universitas Hasanuddin akan dilanjutkan.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-
rangan operasional antara lain melalui berbagai jenis sarase-
644
han dengan memanfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan in-
formasi, pemeran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradi-
sionil yang komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus
informasi ke pedesaan, kegiatan koran masuk desa akan dilan-
jutkan dengan mengikutsertakan secara aktif peranan pers da-
erah setempat. Dalam pada itu akan dilaksanakan rehabili-
tasi/pembangunan stasiun RRI di samping pembangunan pemancar
TV.
Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup
serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama da-
lam rangka rehabilitasi tanah-tanah kritis, akan dilanjutkan
kegiatan reboisasi dan penghijauan. Pelaksanaannya akan di-
utamakan pada DAS-DAS Sadang dan Bila Walanae. Demikian pula
kegiatan pencegahan pencemaran lingkungan, baik di kota mau-
pun di pedesaan, pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung,
akan dilanjutkan.
Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksana-
an kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral
dalam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata
ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana
kota dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan
hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landas-
an pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan
tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan
diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah-wi-
layah yang berkembang dengan cepat.
Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan
di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan
645
program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak-
sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Kese-
hatan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan Penunjang Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/Pe-mugaran Pasar.
646
TABELLUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN TAHUN 1980
No. Kabupaten/Kotamadya
Luas Wilayah
Jumlah JumlahPendud
uk
KepadatanPenduduk per(KM2) Kecamatan
Desa(1980)
(1980)
km2 (1980)
1. Kodya Ujung Pandang 175,77 11 62 709.038 4.0522. Kodya Pare-Pare 99,33 3 12 86.450 8733. Kabupaten Mamuju 11.057,81 6 27 99.796 94. Kabupaten Luwu 17.791,43 16 144 503.757 285. Kabupaten Majene 947,84 4 20 120.830 1276. Kabupaten Polmas 4.781,53 8 83 360.384 757. Kabupaten Tanah
Toraja3.205,77 9 65 331.580 103
8. Kabupaten Pinrang 1.961,77 7 44 268.524 1369. Kabupaten Enrekang 1.786,01 5 28 131.769 73
10 Kabupaten Sidrap 1.883,25 7 32 209.356 11111. Kabupaten Wajo 2.506,19 10 51 372.327 14812. Kabupaten Soppeng 1.359,44 5 34 233.452 17113. Kabupaten Barru 1.174,71 5 24 136.097 11614. Kabupaten Pangkep 1.112,29 9 70 219.692 19715. Kabupaten Bone 4.559,00 21 205 622.930 13616. Kabupaten Maros 1.619,12 4 41 201.702 12417. Kabupaten Gown 1.883,32 8 49 356.514 18918. Kabupaten Sinjai 819,96 5 38 169.166 20919. Kabupaten Bulukuaba 1.154,67 7 43 300.654 26020. Kabupaten Bantaeng 395,83 3 15 117.272 29721. Kabupaten Jeneponto 737,64 5 28 241.627 32722. Kabupaten Takalar 566,51 6 35 173.411 30623. Kabupaten Selayar 903,35 5 20 95.484 105
DAERAH TINGKAT I : 62.482,54 169 1.170 6.062.212 97
647
649