-
Persepsi Ruang
Camillo Sitte
Maya Andria N.
-
Thirty spokes converge upon a single hub;
Tigapuluh jeruji bertemu pada satu pengikat;
It is on the hole in the center that the purpose of the axle depends
Pada lubang tengah di mana sumbu terletak.
We make a vessel from a lump of clay;
Kita membuat sebuah tempayan dari tanah liat;
It is the empty space within the vessel that makes it useful
Ruang kosong di dalamnyalah yang membuat tempayan berguna
We make doors and windows for a room;
Kita membuat pintu dan jendela untuk sebuah ruang/kamar;
But it is these empty spaces that make the room habitable
Namun ruang itulah yang membuat kamar dapat dihuni
Thus while the tangible has advantages;
Jadi saat yang berujud mewujud;
It is the intangible that makes it useful
Yang nirwujudlah yang menjadikannya berguna
Lao-Tzu
Tao Teh Ching
-
Inti dari filosofinya adalah Tao atau The Way of Becoming. Pada bab-bab awal bukunya Tao Teh Ching, Lao menyatukan Being (Yang Ada) dan Non-Being (Yang Tak Ada) ke dalam suatu konsep yang terus berlaku dalam seluruh perkembangan peradaban manusia.
Kutipan di atas tidak sekedar menunjukkan dua elemen yang bertentangan; tetapi juga menyibakkan superioritas ruang di dalamnya. Yang tidak nyata justru menjadi hakikatnya, dan di-nyata-kan dalam bentuk materi.
Bahkan dewasa ini pun, perenungan Lao Tzu sangat berpengaruh terhadap para arsitek yang menganggap kandungan yang tidak nyata dari bentuk arsitektur sebagai potensi arsitektur yang sejati.
Lao Tzu
Filsuf Abad ke-6 S.M. (550 S.M.)
-
Lao Tzu telah menyatakan bahwa ruang yang terkandung di dalam adalah lebih hakiki ketimbang materialnya, yakni massa. Selain itu, Lao Tzu juga meletakkan tekanannya pada batas antara ruang internal dan ruang eksternal: yakni dinding pemisah (pemisah sekaligus penyambung).
Ruang terbentuk dari susunan Jeruji yang menyatu/terikat. (ruang tektonik)
Pada bait pengantar bab ini, ikatan jeruji yang menjadisatu kesatuan bisa disebut sebagai bentuk tektonik.
Dengan demikian, Lao Tzu sampai pada tiga tahapanhirarkhi ruang:
Pertama, ruang sebagai hasil dari perangkaiansecara tektonik
-
Kedua, ruang yang dilingkupi bentuk stereotomik, dan.
Ruang diciptakan dengan membuat
rongga dari sesuatu meterial yang massif
(Ruang stereotomik)
Pada kuplet kedua, ruang tercipta dengan membuatrongga dan gumpalan lempung, ini menunjukkan padasuatu jenis kualitas teknik dan material yang menurutGottfried Semper disebut sebagai bentuk stereotomik.
-
Ketiga, ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara dunia di dalam dan dunia di luar.
Ruang yang membingkai ruang dan
mengurangi tekanan ruang di dalamnya
(Ruang transisi )
Dengan demikian, kedua metode material untuk menciptakan ruang dalam arsitektur tersebut (tektonik dan stereotomik). Meskipun sering dipandang sebagai dari pemikiran yang berasal dari abad ke-19, sebenarnya telah dipahami lebih dari 2.500 tahun yang lalu.
-
Bidang pandang kita pada umumnya terdiri
atas beragam unsur-unsur yang berbeda
dalam wujud, ukuran/dimensi, warna
dan orientasi.
Untuk meningkatkan pengertian struktur
suatu bidang pandang, kita cenderung
untuk mengorganisir unsur-unsur tersebut
ke dalam dua kelompok yang berbeda
yaitu: unsur-unsur positif yang tampil
sebagai figur dan unsur- unsur negatif
yang menjadi latar belakang figur tersebut.
Persepsi dan pemahaman kita mengenai komposisi, tergantung
bagaimana kita mengartikan interaksi visual antara unsur-unsur
positif dan negatif di dalam bidang tersebut.
-
Dengan penambahan ukuran huruf yang relatif terhadap bidangnya, maka unsur-unsur lain
di dalam dan di sekitar huruf tersebut mulai bersaing untuk mendapat perhatian kita
sebagai figur juga. Kadang-kadang, hubungan antara figur dan latar belakangnya sangat
meragukan, di mana kita seringkali menukar identitasnya bolak-balik secara visual.
Dengan demikian kita dapat menerima organisasi
tersebut sebagai kata-kata, kalimat-kalimat dan
paragraf-paragraf. Pada diagram di sebelah kiri,
huruf a tampak sebagai figur, tidak hanya karena kita mengenalinya sebagai sebuah huruf dalam
abjad, tetapi juga karena profilnya yang jelas,
kontras dengan latar belakang serta penempatan-
nya yang mengisolir huruf tersebut dari
lingkungannya.
Pada halaman ini misalnya, huruf-huruf dapat
dilihat sebagai figur gelap dengan latar belakang
permukaan kertas yang putih dan sebaliknya.
Tergantung dari apa yang kita anggap sebagai
unsur-unsur positif, hubungan figur-tapak suatu
bentuk massa dan ruang dapat diputarbalikkan
dalam berbagai bagian yang berbeda
-
A. Garis menentukan batas B. Bentuk massa utuh C. Bentuk ruang kosong
antara massa utuh dan yang diarsir tampil yang diarsir
ruang kosong. sebagai figur. tampil sebagai figur.
Taj Mahal, Agra, India,
1630-53.
Shah Jehan
mendirikan monumen
makam marmer untuk
istrinya yang tercinta,
Muntaz Mahal.
Bentuk arsitektur merupakan perpaduan antara massa dan ruang.
Dalam membuat dan membaca gambar-gambar rancangan, sebaiknya
kita menitikberatkan perhatian baik pada bentuk massa yang berisi
suatu volume ruang maupun bentuk ruang kosong itu sendiri.
-
Dalam semua kasus, kita harus
memahami bahwa figur-figur
tersebut, sebagai unsur-unsur
positif yang menarik perhatian kita,
tidak akan ada tanpa adanya latar
belakang yang kontras. Oleh
karena itu figur-figur dan latar
belakangnya lebih dari sekedar
unsur-unsur yang saling
berlawanan. Bersama-sama, kedua
unsur tersebut membentuk suatu
kenyataan tak terpisahkan -
kesatuan dari perlawanan - seperti
halnya unsur-unsur bentuk dan
ruang yang secara bersama-sama
membentuk kenyataan dalam
arsitektur.
-
Lapangan di Giron, Kolombia,
Amerika Selatan
Jika kita letakkan suatu figur dua-
dimensi pada selembar kertas, figur
tersebut akan mempengaruhi wujud
ruang putih di sekelililngnya. Sama
halnya, setiap bentuk tiga-dimensi
bersifat menegaskan volume ruang
di sekitarnya dan menimbulkan
medan pengaruh atau kawasan yang
dianggap sebagai miliknya.
-
Camillo Sitte
1843-1903
Sitte yang juga merupakan seorang profesor desain industri tidak cukup termasyhur sebagai seorang arsitek, tetapi lebih dikenal karena teori-teori
nya mengenai perencanaan kota. Dalam tahun 1889, Sitte menerbitkan
karyanya yang terkenal Perencanaan Kota menurut Prinsip-Prinsip
Artistik yang menimbulkan kontroversi berkepanjangan.
Cerminan dari teori Lao Tzu ini
dikemukakan oleh arsitek dari Wina, Austria -
Camillo Sitte, yaitu bahwa dinding-dinding
yang membatasi ruang pusat tersebut
memiliki muka ganda. Satu sisi dinding
berorientasi ke ruang pusat dan satu sisi
dinding sebaliknya berorientasi ke ruang di
sekitarnya.
-
Denah kasar skematis Alun-alun
Ravenna, (1889). Garis-garis
pandangan terpotong oleh dinding-
dinding sehingga memperkuat kesan
sebagai sebuah interior.
Denah kasar skematis Alun-alun di
Braunschweig, (1889). Ruang urban yang
terlingkup. Garis-garis pandang terpotong;
setiap ruang urban merupakan sebuah
kesatuan yang terlingkup.
-
Piazza Della Signoria, Firenze/
Florence
Salah satu kota favorit Sitte adalah Firenze
(Florence, Italia) dengan Piazza della
Signoria-nya. Di sini beliau menemukan
prinsip-prinsip desain yang ingin
ditenerapkan pada kota-kota lain sebagai
plaza dengan skala manusia dan dalam
penggunaan aktual.
Sebuah plaza terlalu kecil tidak memberikan efek karena bangunan monumental / Jika terlalu besar, bahkan terkuat tampaknya dikerdilkan dalam kaitannya dengan itu.
Sitte lebih berminat pada ruang-ruang terbuka, plaza-plaza. Persis seperti para teoritisi yang telah disebutkan di muka, beliau tidak berminat terhadap eklektisme dari ruang-ruang urban, melainkan justru terhadap kualitas-kualitas dasar yang lebih mampu bertahan dalam waktu. Secara terang-terangan Sitte hanya membatasi diri pada kualitas-kualitas artistik dari ruang luar.
Terutama melalui dirinyalah, pembedaan ruang dalam lawan ruang luar, bila dilihat dari estetika ruang, menjadi sesuatu yang tidak relevan. Ia tidak pernah keluar dari alat-alat artistik yang diturunkan dari ruang-ruang yang dianggapnya berhasil. Di sini berhasil diartikan sebagai rasa terlingkupi.
Persyaratan utama bagi sebuah plaza, sebagaimana halnya sebuah kamar, adalah karakter terlingkupi dari ruangnya.
-
Beberapa prinsip plaza Camillo Sitte adalah:
Kotak/ruang publik harus tertutup oleh bangunan;
Bangunan & monumen terletak di sepanjang sisi plaza, bukan pusat;
Plaza berbentuk unsymetrical;
Plaza pusat terbuka;
Jalan masuk di sudut;
Hindari plaza terbuka yang terlalu banyak untuk lalu lintas ;
Dari setiap titik di plaza, hanya satu tampilan tunggal dari plaza;
Sebuah plaza yang terlalu kecil tidak memberikan efek padabangunan monumental.
Camillo Sitte berpendapat bahwa sebenarnya square atau plaza
mempunyai lebar minimum sama dengan tinggi bangunan dan
tidak boleh lebih dari dua kali tingginya. supaya menjadi proporsi
yang seimbang.
-
Salah satu ruang urban spektakular yang melukiskan prinsip kesinambungan tak terputuskan dari massa pelingkung ini terdapat pada Campo di Siena.
Siena, Campo.
Pemandangan ke
arah Balaikota
-
Hal-hal yang menonjol dari Sitte
Artistic Planning:
Keberlanjutan urban fabric. Pengalaman visual dan skala
ruang yang manusiawi.
Pola asimetris dan tidak reguler,tercermin pada: blok jalan, square,
bangunan monumen.
Rancangan ruang kota yang tangible dan operasional.
Pemisahan pedestrian dankendaraan.
Menghubungkan ruang terbukayang signifikan.
-
Sitte adalah salah seorang arsitek pertama yang mengundang perhatian terhadap persepsi ruang. Beliau mempertahankan pendapat bahwa semua efek spatial-arsitektural didasarkan
atas fisiologi persepsi ruang.
Pada peta Kota Roma ini.
Pada suatu bagian peta,
bangunan-bangunan tampil
sebagai bentuk-bentuk positif
yang membentuk ruang-
ruang jalan. Pada bagian lain
peta ini, lapangan, halaman
dan ruang-ruang utama di
dalam bangunan umum yang
penting, merupakan unsur-
unsur positif yang terlihat
berlawanan di atas latar
belakang massa bangunan di
sekelilingnya.
Cuplikan dari Peta Kota Roma, digambar
oleh Giambattista Nolli pada tahun 1748
-
R O M A
-
Florence/FIRENZE
-
Prague/PRAHA
-
Dalam hal inilah tampak kehebatannya dalam menggarisbesari efek-efek gerakan tak sejajar dan garis-garis pandangan; efek-efek interupsi aksial; efek-efek ketumpangtindihan visual; efek-efek skala dan proporsi; efek-efek hubungan dari tinggi dan lebar; dan efek-efek dari sekuensi ruang yang ritmis dalam interior-interior urban.
Sitte menolak ide massa skulptural yang berdiri bebas dan mendominasi ruang-ruang urban (Contoh: Arc de Triomphe, Place d lEtoile, Paris, 1854, 85). Efekdari ruang yang melingkungi suatu massa dapat menghancurkan kesatuan dari sebuah ruang urban. Dengan demikian, pusat dari plaza harus tetap bebas, dan monumen-monumen hendaknya terbatas pada dinding luar saja.
(85) Paris, Arc de Triomphe, Place d lEtoile (86) Rouen, Rue St. Romain(1854). Pemandangan dari udara Karakter terlingkup dari panorama kota
-
P A R I S
-
Semua contoh yang diteliti Sitteternyata memiliki keserupaandalam satu respek: lingkupan bangunan-bangunan yang sinambung. Dengan demikian, konsep ruang terlingkupmerupakan prinsip artistiknya.
Keinginannya untuk mengubah pelingkup visual yang sinambung menjadi unit-unit spatial urban dilawan oleh masuknya lalu lintas bermotor, yang merupakan realitas kota modern masa kini yang tak dapat dipungkiri (contoh: Chicago, 84).
Kontradiksi ini menyiratkan adanya konflik yang tidak dapat dipecahkan oleh Sitte.
(84) Chicago. Pemandangan dari udara (1940),
ke arah selatan melintang lingkaran
-
Washington DC
-
San Francisco
-
Kita dapat menarik kesimpulan secara umum, terhadap cara fisiologisdimana berlangsung persepsi ruang yang menjadi basis dari efek arsitektonik. Dengan ekspresi dalam bentuk kapsul, seni membutuhkan konkavitas, sedangkan eksploitasi dari tapak bangunan itu menunjukkan konveksitas.
Penemuan dari dualitas antara konkavitas dan konveksitas sebagai sebuah permasalahan spatial dapat dianggap sebagai kontribusi Sitteyang paling penting. Ini menghubungkan Sitte dengan filosofi Lao Tzu. Inilah tema yang menjadi inti dari teori ruang Herman Srgel, suatu permasalahan yang masih tetap memikat banyak teoritisi arsitektur dewasa ini.
Bentuk visual ruang, dimensi dan skalanya, kualitas cahayanya semua tergantung persepsi kita akan batas-batas ruang yang ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya. Dengan kata lain, arsitektur menjadi kenyataaan, jika ruang telah ditetapkan, dilingkupi, dibentuk dan diorganisir oleh unsur-unsur massa.
Camillo Sitte menggarisbesari efek-efek gerakan tak sejajar dan garis-garis pandangan, efek-efek ketumpangtindihan visual, efek-efek skala dan proporsi, efek-efek hubungan dari tinggi dan lebar, dan efek-efek dari sekuensi ruang yang ritmis dalam interior-interior urban.
-
REFERENSI
Kutipan dari:
1. Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Tatanan; Francis D.K.
Ching; (91-164)
2. Ruang dalam Arsitektur; Cornelis van de Ven; (2-122)
3. City, Then and Now; James Antoniu
4. Tugas Teori Ruang Camillo Sitte LOIS (I0213051) dan
DARUMAS RISMANU ANDANG HARJONO (I0213025)
http://architectureandurbanism.blogspot.com/2012/11/cami
llo-sitte-city-planning-according.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Camillo_Sitte
http://urbanplanning.library.cornell.edu/DOCS/sitte.htm
www.kaenbaun.files.wordpress.com
http://visions2200.com/CitiesCamilloSitte.html