-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
1/40
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
2/40
Pembina &PenanggungJawab:Kepala Balai Besar Taman NasionalTeluk CenderawasihPengarah/Editor:Yohanes Cahyo D.H., S.HutPimpinanRedaksi:Astriet Y. Manangkoda, S.IKStaff Redaksi:Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.Si., Rini Purwanti, S.Si.,Muhibuddin Danan Jaya, A.MdLayout :Lidia Tesa Vitasari Seputro, S.SiDesainCover :Muhibbuddin Danan Jaya, A.MdSumber Gambar :Dokumentasi TNTC
Buletin Tritonis (Tanggap, Realistis, Informatif
dan inspiratif)
Merupakan media informasi dan komunikasi kon-servasi untuk menyebarluaskan informasi konservasisumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secaraumum, pengelolaan-pengelolaan sumberdaya alamhayati dan ekosistemnya serta pengembangan ka-wasan konservasi Taman Nasional TelukCenderawasih.
Alamat RedaksiBalai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih
Jln. Essau Sesa-Sowi GunungManokwari-Papua BaratTelp : (0986)212303Fax : (0986)214719E-mail : [email protected]
B u l e t i n t r i t o n i s , e d i s i I I A g u s t u s 2 0 1 1
B a l a i B e s a r T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h
S u r a t d a r i R e d a k s i
Dalam bekerja pegawai dituntut untuk bekerja secaraprofesional dan bertanggung jawab. Salah satukewajiban sebagai abdi negara adalah melakukansumpah/janji PNS. Sumpah/janji yang telah diucapkandapat diwujudkan dalam bekerja dan dalam kehidupansehari-hari. Pada bulan Agustus, Bangsa Indonesiamerayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-66. Semogadengan semangat para pahlawan yang telah memper-
juangkan kemerdekaan bangsa, kita bisa mene-ladaninya. Semangat para pahlawan ini bisa kita ap-likasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya da-lam menunaikan tugas baik di kantor maupun di lapan-gan.Bulan Agustus ini pula,umat muslim menunaikan Iba-dah puasa di bulan Ramadhan. Di tengah menunaikanibadah puasa, kita dituntut untuk tetap semangat da-lam melaksanakan tugas yang diemban.Dengan semangat kemerdekaan dan ramadhan yangselaras dengan semangat rimbawan, kita bertekad un-tuk mewujudkan visi Kementerian Kehutanan, yaituHutan Lestari untuk Kesejahteraan masyarakat yangberkeadilan dan mendorong kita untuk tetap maju da-lam menatap masa depan bangsa.Semoga menu pada Edisi II Buletin Tritonis ini ber-
Liputan
Workshop dan Training MonitoringHiu Paus (Whale Shark).
Sumpah yang Diharapkan BukanHanya Sekedar Sumpah.
Desain Tapak Sebagai AwalPengambangan pengelolaan Pari-wisata alam dalam kawasan Kon-servasi.
Sosialisasi Zonasi Taman nasionalTeluk Cenderawasih di Wasior.
Menanamkan Semangat Konservasi
3
Artikel Cerita Lain dalam Kegiatan Survei
Sosial Ekonomi Masyarakat di BPTNWilayah III Ransiki.
Kontroversi Karbon di Laut
16
BiodiversityMarine Deadliest Creature34
Berita Gambar20Dari Lapangan
Keberadaan Jenis Kima
(Tridacnidae) di perairan Pulau Nu-tabari, Kawasan TNTC.
Survei Populasi Hiu Paus (WhaleShark) di Perairan Kwatisore.
Kesederhanaan Bina Cinta Alam diAisandami.
22Kemitraan
Survei Sosial Ekonomi Masyarakatdi Kampung Yende dan kampungSyabes (Kerjasama BBTNTC dengan
WWF-Indonesia).
31
D a f t a r I s i
Serba-serbiKenali Tanda Segitiga dalam KemasanPlastik.37
S U S U N A N R E D A K S I
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
3/40
memberikan pemahaman akan arti penting perlin-
dungan keberadaan Whale Shark di wilayah Papua
dan khususnya di Kabupaten Nabire, serta mening-
katkan peran serta masyarakat dalam upaya kon-
servasi Whale Shark/ Hiu Paus. Workshop dan
Training Monitoring Whale Shark ini dihadiri oleh
Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lin-
dung; Direktur Pengembangan Jasa Lingkungan
Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung; serta Bio-
ekologi Whale shark, Metode photo ID oleh Dr.
Brent Stewart (Pakar Whale Shark dari Amerika
Potensi sumber daya alam hayati dan
ekosistem dalam Taman Nasional Teluk
Cenderawasih sangatlah tinggi. Hal ini tam-
pak dengan masih dapat ditemuinya beberapa sat-
wa dilindungi seperti penyu sisik (Eretmochelys im-
bricata), penyu hijau Chelonia mydas), penyu lekang
(Lephidochelys olivacea), duyung (Dugong dugon),
beberapa jenis lumba-lumba (Dolphinidae), serta
Hiu Paus (Whale shark) di dalam kawasan yang be-
rada pada dua provinsi (Papua dan Papua Barat).
Keberadaan Hiu Paus di kawasan TNTC merupakan
fenomena yang menarik untuk dikaji lebih lanjut,
mengingat perilaku jenis ikan hiu terbesar di dunia
ini, seringkali ditemukan melakukan migrasi di
sepanjang kehidupannya. Namun sebaliknya, ka-
wanan hiu paus di TNTC dapat ditemukan sepan-
jang tahun di sekitar Tanjung Kwatisore, yang meru-
pakan Zona Tradisonal Taman Nasional TelukCenderawasih.
Kegiatan Workshop dan Training Monitoring
Whale Shark/Hiu Paus diselenggarakan untuk
P a g e 3E d i s i i i A g u s t u s 2 0 1 1
W o r k s h o p d a n T r a i n i n g M o n i t o r i n gH i u P a u s ( W h a l e S h a r k )
L I P U T A N
Peran serta semua pihak dalam
perlindungan keberadaan Whale Shark Sumaryono, S.Hut*)
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
4/40
Whale Shark/Hiu Paus, para ahli telah memprediksi
dan mengamati kegiatan yang akan menjadi an-
caman terhadap keberadaan Whale Shark, antara
lain : pengeboman ikan, penggunaan jaring ikan
yang tidak ramah lingkungan, rencana kegiatanekplorasi migas, maraknya pembangunan dan be-
lum adanya sistem pengaturan bagan ikan, alur
pelayaran di wilayah perairan habitat hiu paus, kon-
versi hutan bakau, kerusakan ekosistem padang
lamun dan ekosistem terumbu karang. Semua ak-
tivitas tersebut sedikit banyak akan memberikan
pengaruh negatif terhadap keberadaan hidup paus
(Whale Shark).
Berbagai kegiatan tersebut di atas tentunya me-
merlukan suatu upaya pengawasan yang cepat dan
terpadu oleh semua pihak, sehingga kelestarian
sumber daya alam laut yang ada dapat terjaga. Sa-
lah satu upaya dalam rangka konservasi hiu paus
(Whale Shark) adalah melakukan monitoring ten-
tang keberadaan, populasi dan kesehatan Whale
Shark yang ada.
Dari kegiatan ini, dihasilkan beberapa rekomen-dasi antara lain:
1. Spesies Hiu Paus (Whale Shark) di Taman Na-
sional Teluk Cenderawasih merupakan spesies
kharismatik yang langka, sehingga perlu dil-
akukan penelitian lebih lanjut tentang ekologi,
biologi dan perilaku Hiu Paus serta monitoring
populasi dan habitatnya di Taman Nasional Te-
luk Cendrawasih dalam rangka pengembangan
kebijakan konservasi jenis Hiu Paus.
2. Taman Nasional Teluk Cendrawasih satu pertiga
wilayahnya terdapat di Kabupaten Nabire, yang
menjadi habitat penting bagi siklus hidup Hiu
Paus perlu dilakukan pengamanan kawasan dan
monitoring terhadap kegiatan di kawasan TNTC
3. Adanya potensi pemanfaatan Hiu Paus sebagai
asset pariwisata, sehingga perlu kajian manfaat
ekonomi dari konservasi Hiu Paus di Taman Na-sional Teluk Cendrawasih, melalui:
Pencanangan Hiu Paus sebagai icon
sekaligus potensi ODTWA baru ecotourism
Serikat). Workshop dan Training Monitoring Whale
Shark (Hiu Paus) ini dihadiri oleh 40 (empat puluh)
orang dari berbagai elemen masyarakat, yaitu In-
stansi pemerintah, Perguruan tinggi, LSM dan pe-
rusahaan/ pengembang jasa ekowisata, LembagaMasyarakat adat dan masyarakat.
Kegiatan Workshop dan Training monitoring
Whale Shark ini merupakan kegiatan yang cukup
strategis untuk mensinkronkan upaya konservasi
jenis Whale Shark/Hiu Paus di kawasan Taman Na-
sional Teluk Cenderawasih dengan rencana
Pengembangan Pariwisata Alam Daerah di Kabupat-
en Nabire, yang secara bersama-sama akan men-
dukung pengelolaan kawasan Taman Nasional Te-
luk Cenderawasih yang lestari dan bermanfaat bagi
masyarakat, khususnya masyarakat di dalam dan
sekitar kawasan.
Terkait Upaya konservasi keanekaragaman
hayati yang ada di TNTC, khususnya konservasi
L I P U T A N .
P a g e 4 B u l e t i n t r i t o n i s
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
5/40
Cenderawasih, khususnya pengelolaan Hiu Paus
termasuk pengawasan untuk mencegah an-
caman terhadap populasi dan habitat Hiu Paus;
5. Perlu adanya aturan dan regulasi yang jelas se-
bagai komitmen bersama terkait upaya konserva-si jenis Hiu Paus & pengembangannya pariwisata
alam, disertai dengan pembagian iuran masing-
masing pihak.
6. Perlu adanya suatu wadah yang mengurusi
pengelolaan pariwisata alam untuk mengatur
mekanisme pembagian peran masing-masing
pihak yang terlibat, termasuk konstribusi
manfaat sesuai yang disepakati;
7. Perlu pengembangan pengelola ekowisata teluk
cenderawasih (kontak person, SOP, capacity
building, pemanduan, promosi (pemasaran dan
administrasi keuangan)
8. Diversifikasi obyek wisata alam seperti man-
grove, tanam lamun, tanam pohon pantai, karang
luas, dll ..
9. Perlu adanya kesepakatan bersama dan sink-
ronisasi pengawasan untuk konservasi Hiu Paus/
Whale Shark.
campaign serta menjadikan Teluk
Cenderawasih menjadi tujuan wisata.
Perlu branding ikon wisata teluk
cenderawasih untuk tujuan ekowisata.
Pengembangan baseline biologi/ekologi spe-
cies Hiu Paus untuk pemanfaatan ekowisata
sehingga tujuan perlindungan dan pengawe-
tan dapat tercapai;
Pengembangan aksesibilitas dan infrastruktur
ekowisata
Perlu keterlibatan semua pihak termasuk
masyarakat secara terpadu dalam upaya kon-
servasi Hiu Paus dan pemanfaatannya untukpariwisata alam melalui pengembangan ekow-
isata berbasis masyarakat
Pengembangan pelayanan ekowisata melalui
peningkatan kapasitas masyarakat yang ber-
basis budaya masyarakat lokal dalam rangka
pemberdayaan ekonomi masyarakat
Penciptaan iklim dan pengembangan standar
prosedur yang menjamin keamanan dan ken-yamanan yang kondusif bagi aktifitas wisata.
4. Perlu adanya upaya pengelolaan kolaboratif dan
terpadu semua pihak (pemerintah, swasta,
masyarakat, Perguruan Tinggi dan LSM) terkait
pengelolaan Taman Nasional Teluk *)PEH Pertama pada BPTN Wi l ayah I Nabi re
L I P U T A N .
P a g e 5E d i s i i i A g u s t u s 2 0 1 1
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
6/40
Papua Barat.
Acara pengambilan sumpah/janji PNS ini
dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2011 di Aula
Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
Acara diikuti oleh 110 orang Pegawai Negeri Sipil
lingkup UPT Kementerian Kehutanan Papua Barat
dengan rincian peserta sebagai berikut: BLK
Manokwari 10 orang, Balai Besar Taman Nasional
Teluk Cenderawasih 44 orang, BP2HP Wilayah XVII
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur utama
sumber daya manusia aparatur negara
mempunyai peranan yang menentukan
keberhasilan Penyelenggaraan Pemerintahan danPembangunan. Sosok Pegawai Negeri Sipil yang
mampu memainkan peran tersebut adalah Pegawai
Negeri Sipil yang mempunyai kompetensi yang
diindikasikan dari sikap dan perilakunya yang
penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Negara,
bermoral dan bermental baik, profesional, sadar
akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik,
serta mampu menjadi perekat persatuan dan
kesatuan bangsa.
Setiap Pegawai Negeri Sipil memiliki hak dan
kewajiban. Salah satu butir kewajiban yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah
mengucapkan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil.
Sebagai tindak lanjut dari peraturan pemerintah
tersebut dan mengacu pada Undang-undang Nomor
43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian maka BalaiBesar Taman Nasional Teluk Cenderawasih selaku
Koordinator Wilayah menyelenggarakan upacara
pengambilan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil
lingkup UPT Kementerian Kehutanan Propinsi
S u m p a h y a n g d i h a r a p k a n b u k a nh a n y a s e k e d a r s u m p a h
Pengambilan sumpah/janji PNS
oleh Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Sc
L I P U T A N
Sebuah langkah awal
seorang pegawai negeri sipil Eko Setyawan, S.Si*)
P a g e 6 B u l e t i n t r i t o n i s
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
7/40
pengangkatan sumpah/janji yang telah
dilaksanakan beliau juga mengingatkan
beberapa hal tentang sanksi disiplin PNS
dan larangan bagi PNS.
Pengambilan sumpah/janji inidiharapkan bukan hanya sebagai
formalitas belaka tetapi betul-betul janji
dari masing-masing pegawai kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan masyarakat
yang akan diimplementasikan
pelaksanaannya dalam tugas sehari-hari.
Penandatanganan berita acara sumpah/ janji PNS
Sumpah/ J an j i P NSBahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri
Sipil akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-
undang Dasar 1945, negara dan pemerintah;Bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang
-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas
kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan
penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab; Bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi
kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai
negeri sipil, serta akan senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan saya sendiri,
seseorang atau golongan;Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang
menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya
rahasiakan;Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat,
dan bersemangat untuk kepentingan negara.
Manokwari 14 orang, SMK Kehutanan Manokwari
11 orang, BPKH Wilayah XVII Manokwari 6 orang,
BPK Manokwari 15 orang, BPDAS Remu Ransiki
sebanyak 4 orang dan BBKSDA Papua Barat
sebanyak 6 orang.
Pengambilan sumpah/janji PNS dilakukan oleh
Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Si (Kepala Balai Besar
TN Teluk Cenderawasih) selaku koordinator wilayah
UPT Kementerian Kehutanan Propinsi Papua Barat
dengan didampingi 3 orang rohaniawan yaitu Yahya
Thofir, S.Ag (Islam), Drs. Theo Taroreh (Kristen
Katolik) dan Rosalina Sutha, S.Sos (KristenProtestan). Ir. Herman Remetwa (BBTNTC) dan Ir.
Arif Nirsatmanto, M.Sc (BPK Manokwari) bertindak
sebagai saksi dalam pengambilan sumpah ini.
Usai pengucapan sumpah/janji PNS, dilakukan
penandatanganan Berita Acara Sumpah/Janji
Pegawai Negeri Sipil secara simbolis yang diwakili
oleh 3 orang Pegawai yaitu Yunus Mangopo, Irianti,
S.E dan Desy Ragoi, A.Pt.
Dengan penandatanganan berita acara tersebut
maka secara resmi Pegawai Negeri Sipil lingkup UPT
Kementerian Kehutanan Propinsi Papua Barat telah
diangkat sumpah/janjinya. Dalam sambutannya,
Koordinator UPT Kementerian Kehutanan selaku
pengambil sumpah menyatakan bahwa
pengangkatan sumpah/janji PNS merupakan syarat
mutlak dan kewajiban seseorang untuk menjadi
Pegawai Negeri Sipil. Sumpah/janji PNS ini menjadi
langkah awal seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
menjalankan tugas kedinasan dan tugas-tugas lain
selaku pelayan masyarakat, negara dan bangsa.
Disamping mengucapkan selamat atas
Pemberian ucapan selamat
kepada PNS yang telah disumpah
*) Cal on PEH pada BPTN Wi l ayah I I Wasi or
L I P U T A N .
P a g e 7E d i s i I I A g u s t u s 2 0 1 1
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
8/40
(fungsional PEH dan POLHUT).
Sosialisasi dilakukan dengan
metode ceramah dan diskusi.
Dalam kesempatan itu Ibu Elny
menyampaikan materi tentang
Pedoman Penyusunan Desain
Tapak Pengelolaan Pariwisata
Alam di Suaka Margasatwa,
Taman Nasional, Taman Hutan
Raya, dan Taman Wisata Alam
serta Rancangan Peraturan Men-
teri Kehutanan tentang Pengu-
sahaan Pariwisata Alam di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional,
Taman Hutan Raya, dan Taman
Wisata Alam.Penyusunan Desain Tapak
Pengelolaan Pariwisata Alam di
Suaka Margasatwa, Taman Na-
sional, Taman Hutan Raya dan
Taman Wisata Alam berpedoman
pada Pasal 3 ayat 3 Peraturan
Menteri Kehutanan No. P.48/
Menhut-II/2010 tentang Pengu-
sahaan pariwisata Alam di Suaka
Margasatwa, Taman nasional,
Taman Hutan Raya dan Taman
Wisata Alam. Desain Tapak
merupakan pembagian ruang
pengelolaan pariwisata alam di
zona/blok pemanfaatan dan
zona/blok perlindungan/rimba/
bahari yang diperuntukkan bagi
ruang publik dan ruang usaha
penyediaan jasa/sarana
pariwisata alam. Penyusunandesain Tapak ini dilakukan oleh
suatu tim kerja yang dibentuk
oleh Kepala Unit Pelaksana
Teknis.
Hari Jumat tanggal 08 Juli
2011 terdapat
kesibukan berbeda dari
hari-hari biasanya di Balai Besar
Taman Nasional Teluk
Cenderawasih. Dua orang staff
Direktorat Pemanfaatan Jasa
Lingkungan Kawasan Konservasi
dan Hutan Lindung yaitu Ir. Elny,
MM dan Sri Winarti mengadakan
kunjungan di BBTNTC. Maksud
kunjungan ini adalah pemaparan
atau sosialisasi Desain Tapak dan
usaha pemanfaatan pariwisata
alam di kawasan konservasi.
Pertemuan yang Bertempat diruang perpustakaan Balai Besar
TN Teluk Cenderawasih
Sosialisasi ini dihadiri oleh sekitar
20 orang pegawai BBTNTC
D e s a i n T a p a k S e b a g a i A w a lP e n g e m b a n g a n P e n g e l o l a a n P a r i w i s a t a
A l a m D a l a m k a w a s a n K o n s e r v a s i
L I P U T A N
Mulyadi
P a g e 8 B u l e t i n t r i t o n i s
Pengelolaan pariwisata alam dalam kawasan konservasi
sesuai kaidah, prinsip dan fungsi konservasi alam Eko Setyawan, S.Si*)
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
9/40
P a g e 9E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
L I P U T A N .
usaha pengelolaan pariwisata
alam di kawasan konservasi.
Penjelasan yang diberikan
mencakup pelaku usaha, jenisusaha dan areal usaha pariwisata
alam, alur/mekanisme pengajuan
ijin usaha maupun persyaratan
dalam pengajuan ijin usaha
pariwisata alam.
Dengan adanya pemaparan ini
diharapkan segera tersusun
sebuah desain pengusahaan
pariwisata alam di TamanNasional Teluk Cenderawasih
sehingga semakin banyak
wisatawan baik dalam negeri
maupun manca negara yang
datang.
Dengan penyusunan desain
tapak diharapkan akan terwujudtata ruang pengelolaan pariwisata
alam di zona/blok pemanfaatan
dan zona /blok perlindungan/
rimba/bahari yang diperuntukkan
bagi ruang publik dan ruangusaha penyediaan jasa/saranapariwisata alam yang tetap
memperhatikan keserasian dan
keharmonisannya denganlingkungan alam dalam suaka
margasatwa, taman nasional,
taman hutan raya, dan taman
wisata alam. Desain tapak yang
dihasilkan harus tetap
memperhatikan kaidah, prinsip
dan fungsi konservasi alam di
masing-masing lokasi target (SM,
TN, THR dan TWA).
Disamping penjelasan tentang
Desain Tapak, pada kesempatan
itu juga dipaparkan tentang ijin
Suasana Penyampaian Materi Oleh Ir. Elny, M.M.
Eko Setyawan
*)Cal on PEH pada
BPTN Wi l ayah I I Wasi or
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
10/40
P a g e 1 0 B u l e t i n t r i t o n i s
S o s i a l i s a s i Z o n a s i T a m a nN a s i o n a l T e l u k C e n d e r a w a s i h
d i W a s i o r
L I P U T A N
kegiatan sosialisasi zonasi ini,
harapannya bisa menekan ter-jadinya pelanggaran karena ku-
rangnya informasi berkaitan
pengaturan ruang (zonasi) dida-
lam kawsan TNTC.
Maksud kegiatan sosialisasi
yang akan dilaksanakan adalah
menyampaikan informasi tentang
zonasi TNTC yang telah ditetap-
kan agar berfungsi secara efektif
sesuai zona yang telah ditetap-
kan. Sedangkan tujuannya adalah
1) Menyamakan persepsi dan visi
Balai Besar TNTC dengan Peme-
rintah Daerah Kabupaten Teluk
Wondama, Pihak swasta maupun
masyarakat dalam upaya perlin-
dungan dan pemanfaatan kawa-san TNTC berdasarkan Zonasi
yang ada. 2) Membangun
komitmen bersama dan
meningkatkan peran serta
Pemerintah Daerah Kabupaten
Teluk Wondama, Pihak swastamaupun masyarakat dalam
melakukan pengelolaan dan
pengembangan kawasan
konservasi TNTC.
Kegiatan Sosialisasi Zonasi
TNTC dilaksanakan di komplek
perkantoran Rasiei, Kabupaten
Teluk Wondama. Beberapa in-
stansi dan stakeholder diundang
dalam kegiatan ini, yang terdiri
dari perwakilan pemerintah dae-
rah, pihak swasta, maupun ne-
layan lokal sebagai perwakilan
masyarakat yang tinggal di dalam
kawasan TNTC.
Program Jangka Panjang Pem-bangunan Kabupaten Teluk Won-dama
Dalam kegiatan sosialisasi
zonasi ini pihak Pemerintah Dae-
Dalam menunjang pengel-
olaan Taman NasionalTeluk Cenderawasih
(TNTC), telah disusun zonasi TNTC
yang berfungsi sebagai aturan
pengelolaan tata ruang didalam
kawasan, sehingga peruntukan
dan pemanfaatan kawasan bisa
tepat sasaran dan menunjang
pelestarian kawasan. Pada tang-
gal 15 Juli 2009 telah ditetapkan
Zonasi TNTC oleh Direktur Jen-
deral PHKA dengan SK Nomor
121/ IV-KK/2009. Dengan dis-
yahkannya Zonasi TNTC, maka
perlu dilakukan kegiatan sosial-
isasi kepada Stakholder terkait
yang sama-sama memiliki kepen-
ingan terhadap kawasan TNTC,
baik dari Pemerintah Daerah Ka-
bupaten Teluk Wondama, Pihak
swasta maupun perwakilan dari
masyarakat. Dengan adanya
Pengelolaan kawasan dengan sistem
zonasi pun perlu disosialisasikan Muhibbuddin Danan Jaya, A.Md*)
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
11/40
P a g e 1 1E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
L I P U T A N .
keaslian dan ke-
lestarian ling-
kungan yang
ada, dimana
hampir 90% wila-
yah administra-
tive Kabupaten
Teluk Wondama
berada dalam
kawasan TNTC,
program pem-
bangunan jangka panjang kabu-
paten lebih menekankan ter-
hadap kelestarian kawasan.Pemerintah pun menyadari untuk
menunjang peningkatan kunjun-
gan pariwisata di daerahnya,
maka aspek kelestarian kawasan
menjadi prioritas utama dan har-
ga mati. Alam Papua adalah
alam yang masih asli, dimana
sudah sulit ditemui kondisi alam
yang masih asli di daerah lain.Jika karunia Tuhan ini tidak kita
jaga, maka dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama alam kita
akan rusak juga seperti daeerah
lain
Pengembangan kawasan dan
perekonomian masyarakat di Ka-
bupaten Teluk Wondama lebih
ditekankan pada sektor pengem-
bangan pariwisata Bahari, karena
wilayah kabupaten Teluk Wonda-
ma sebagian besar berupa pesisir
pantai dan pulau-pulau kecil yang
berada didalam kawasan TNTC.
Pengembangan pariwisata akan
berjalan secara optimal jika
didukung dengan adanya trans-
portasi yang terjangkau dan regu-
lar, sehingga dapat menunjang
mobilitas wisatawan dari kota
menuju lokasi objek-objek wisata
yang ada, pemerintah daerah
memegang peranan yang sangat
vital untuk mengembangkan pari-
wisata.
Dalam perencanaan pem-bangunan jangka panjang,
pemerintah kabupaten Teluk
Wondama merencanakan bebera-
pa pusat kegiatan, sehingga pela-
yanan dan aktifitas masyarakat
tidak tersentral di kota Rasiei sa-
ja, melainkan bisa terlayani di
beberapa pusat kegiatan yang
berada di beberapa daerah.Dengan adanya pusat-pusat
kegiatan yang dibangun di dae-
rah, dapat menggerakkan roda
perekonomian di daerah-daerah
dan mengurangi kesenjangan
pembangunan antara ibukota
kabupaten dengan ibukota-
ibukota distrik. Mengingat sarana
transportasi yang digunakanmasyarakat saat ini lebih banyak
mengandalkan sarana trans-
portasi laut dengan biaya yang
cukup tinggi, diharapkan dengan
dibangunnya pusar-pusat
kegiatan di beberapa distrik
dapat menekan biaya trans-
portasi yang dikeluarkan oleh
masyarakat. Dengan adanya sara-
na transportasi yang layak dan
regular, akan memberikan efek
positif terhadap ke tersediaan
fasilitas penunjang lainnya.
Selain membangun pusat-
pusat kegiatan, program
pemerintah daerah Kabupaten
Teluk Wondama membangun tigasektor utama, yaitu pem-
bangunan jaringan Listrik dengan
energy alternative, pembangunan
sarana komunikasi dan pem-
rah yang diwakili dari
BAPPEDA memaparkan rencana
tata ruang pembangunan kabu-paten, dalam jangka waktu 20
tahun, yaitu dari tahun 2006-
2025 mendatang. Dalam pem-
aparannya, menunjukkan dalam
penyusunan RTRW Kabupaten
Teluk wondaman sudah memper-
timbangkan keberadaan Kawa-
san TNTC, dimana kurang lebih
2/3 luas kawasan TNTC masukkedalam kawasan administratif
Kabupaten Teluk Wondama. Hal
ini bisa dilihat dalam Visi Pem-
bangunan Kabupaten Teluk Won-
dama: Terwujudnya Kabupaten
Teluk Wondama Sebagai Pusat
Pariwisata Bahari yang
berwawasan lingkungan menuju
masyarakat yang sejahtera lahirdan batin, mandiri serta
beriman. Hal ini senada dengan
Visi Pengelolaan kawasan TNTC:
Terwujudnya kawasan TN. Teluk
Cenderawasih yang lestari
berdasarkan kearifan lokal guna
peningkatan kesejahteraan
masyarakat di dalam dan sekitar
kawasan.
Seiring dengan komitmen
Pemerintah Daerah Kabupaten
Teluk Wondama untuk menjaga
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
12/40
L I P U T A N .
beberapa daerah yang
memiliki potensi pari-
wisata, sehingga bisa
lebih optimal pengem-
bangan pariwisatanya.
Dari pemaparan materi
dan hasil diskusi yang
berkembang dalam
kegiatan-kegiatan so-
sialisasi Zonasi TNTC
tersebut dapat disimpulkan se-
bagai berikut:
bangunan sarana transportasi.
Dengan adanya tiga pilar pem-
bangunan diatas, perkembangan
daerah serta pelayanan jasa ter-hadap wisatawan bisa terlayani
secara optimal.
Program pembangunan listrik
antara lain dengan meggunakan
teknologi Mikro Hidro untuk dae-
rah dengan ketrsediaan aliran air
yang melimpah maupun pengem-
bangan listrik system solar-sel
terpusat. Pengembangan saranatransportasi dilakukan dengan
membangun jalan darat yang
menghubungkan beberapa dae-
rah yang berada di tanah besar.
Dengan adanya jalan darat
menekan biaya transportasi yang
dikeluarkan, sehingga perjalanan
yang ditempuh bisa lebih
ekonomis dan efisien. Selain itu
Pemda berusaha untuk menye-
diakan sarana transportasi laut
regular yang menghubungkan
1. Pemerintah Daerah kabupaten
Teluk Wondama Sudah mem-
iliki Rencana Tata Ruang dan
Wilayah (RTRW) Kaupaten
sejak tahun 2007.
2. Dalam RTRW Kabupaten Teluk
Wondama, rencana pem-
bangunan daerah-daerah
yang saat ini masih terisolir
dengan membangun pusat-
pusat Pelayanan Daerah.
3. Dari Pembangunan Daerah di
Kabupaten Teluk Wondama
lebih ditekankan pada pem-bangunan sektor Pariwisata.
4. Fungsi pembagian Zonasi Ta-
man Nasional untuk dapat
mengakomodir semua
kepentingan di dalam
kawasan tanpa meninggalkan
fungsi konservasi di dalam
kawasan TN. TelukCenderawasih serta untuk
mewujudkan visi Terwujudnya
kawasan TNTC yang lestari
berdasarkan kearifan lokal
g u n a p e n i n g k a t a n
kesejahteraan masyarakat di
dalam dan sekitar kawasan.
5. paparan yang didampaikan
dari Bappeda dan BBTNTC,sudah adanya komitmen anta-
ra pemda dengan pihak
pengelola kawasan TNTC.
6. Dengan pemahaman yang
dimiliki oleh peserta, diharap-
kan akan terjadi peningkatan
keamanan kawasan.
Saran-Saran1. Dari pelaksanaan kegiatan
Sosialisasi Zonasi ini dapat
P a g e 1 2 B u l e t i n t r i t o n i s
*)Cal on Penyul uh pada BBTNTC
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
13/40
P a g e 1 3E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
L I P U T A N
ini merupakan salah satu langkah untuk mengakti-
vasi kelompok-kelompok pecinta alam di Manokwari
gar menjadi lebih produktif melakukan konservasi.
Kepala Balai Besar TNTC, Ir. Djati Witjaksono
Hadi, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan
tentang urgensi keberadaan Kelompok Pecinta
Alam. Beliau juga mengharapkan KPA yang ada
dapat ikut serta dalam lomba-lomba tingkat nasion-
al dan dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam kegiatan ini disampaikan beberapa mate-
ri mengenai BBTNTC, konservasi dan dasar-dasarkepecintaalaman. Di akhir kegiatan, dilakukan pem-
bentukan Forum Kelompok Pecinta Alam yang di-
harapkan akan memfasilitasi semua Kelompok
Dalam rangka memperingati Hari Konservasi
Alam Nasional tanggal 10 Agustus 2011,
maka Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih mengadakan serangkaian kegiatanyaitu pembinaan Kelompok Pecinta Alam dan
pameran konservasi.
Pembinaan Kelompok Pecinta Alam
Kegiatan pembinaan Kelompok Pecinta Alam
yang diselenggarakan di Balai Besar Taman Nasion-
al Teluk Cenderawasih ini berlangsung selama 2
(dua) hari, yaitu pada tanggal 1 dan 2 Agustus
2011. Kegiatan pembinaan ini diikuti oleh 30 orangpeserta yang berasal dari beberapa perguruan ting-
gi dan sekolah tinggi yang ada di Manokwari. Dalam
laporannya, ketua panitiakegiatan pembinaan ke-
lompok pecinta alam, Imam Setyo Hartanto, S.Hut.,
menyampaikan bahwa generasi muda merupakan
aset besar bangsa yang menjadi awal mula peru-
bahan suatu bangsa. Baik dan buruknya suatu
negara juga dapat dilihat dari kondisi generasi mu-
danya secara keseluruhan. Kelompok pecinta alam
merupakan suatu wadah yang dibuat oleh generasi
muda untuk menyalurkan minat dan bakatnya
secara positif. Ia juga mengatakan bahwa kegiatan
M e n a n a m k a n S e m a n g a t K o n s e r v a s iS e j a k D i n i
Suasana Kelas Saat Penyampaian Materi
Jiwa Konservasi dalam Generasi Muda Bangsa
Menuju Dunia yang Lestari . Lidia Tesa V.S., S.Si*)
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
14/40
L I P U T A N .
P a g e 1 4 B u l e t i n t r i t o n i s
ga informasi yang diperoleh satu kelompok pecinta
alam dapat ditularkan ke kelompok pecinta alam
yang lain serta mempererat tali persaudaraan antar
pecinta alam.
Pameran Konservasi
Kegiatan pameran konservasi ini dilaksanakan
di halaman parkir BBTNTC selama 4 (empat) hari ,
yaitu tanggal 9-12 Agustus 2011. Kegiatan
pameran yang dihadiri oleh siswa-siswi SD, SMP
dan SMA ini dibuka oleh Ir. Djati Witjaksono Hadi,M.Si selaku Kepala Balai Besar Taman Nasional
Teluk Cenderawasih. Dalam sambutannya, beliau
mengharapkan semoga dengan dilaksanakannya
kegiatan ini, para siswa yang hadir dalam kegiatan
ini dapat semakin memahami pentingnya konserva-
si dan dapat ikut berperan dalam kegiatan kon-
servasi, meskipun dalam kegiatan yang sangat se-
derhana. Beliau juga mengharap agar kesadaran
akan pentingnya konservasi dapat tertanam dalamdiri para siswa.
Pecinta Alam yang ada di Manokwari agar terjalin
komunikasi dan terkumpul informasi terkait
kegiatan yang telah dan akan dilakukan oleh mas-
ing-masing Kelompok Pecinta Alam.
Dalam kegiatan ini, disampaikan berbagai mate-ri diantaranya pengenalan Taman Nasional Teluk
Cenderawasih, dasar-dasar konservasi, dasar-dasar
kepecintaalaman, dan ekosistem pesisir. Materi
mengenai dasar-dasar kepecintaalaman merupa-
kan materi yang penting bagi setiap pecinta alam.
Hal ini karena materi ini menyampaikan kode etik
pecinta alam Indonesia, perlengkapan dan packing,
ilmu medan peta kompas (IMPK), dan survival.
Pengetahuan ini akan sangat membantu para
pecinta alam dalam menghadapi berbagai tan-
tangan dan ancaman yang mungkin mereka temui
ketika berada di alam. Dengan demikian, mereka
akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan
dan cepat tanggap dalam menghadapi masalah.
Lembaga Swadaya Masyarakat (WWF) turut am-
bil bagian dalam kegiatan ini dengan memberikan
beberapa materi, diantaranya perkembangbiakanterumbu karang, Spawning Agregation Sites
(SPAGs), cara penangkapan ikan yang ramah ling-
kungan dan kaitan masyarakat lokal dengan sum-
ber daya alam.
Pembentukan forum menjadi kegiatan puncak
pembinaan kelompok pecinta alam sekaligus se-
bagai awal pengembangan komunitas kelompok
pecinta alam yang ada di Manokwari. Forum yang
diberi nama NDON JAY yang berarti Puncak Arfak/Puncak Trikora ini memiliki susunan kepengurusan
sebagai berikut:
Pelindung & Pembina: Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Si
Ketua : Ika Dwi Purnama
Wakil Ketua : Andi Kuncoro
Sekretaris : Syafril Hafid
Bendahara : Belina Petiunaung
Kepengurusan ini berlaku untuk periode 2011-
2012 diharapkan dapat menjadi jembatan antar
Kelompok Pecinta Alam dalam melaksanakan
berbagai aktivitas seputar kepecintaalaman sehing-
Foto Bersama Kelompok Pecinta Alam
Antusiasme Siswa Mencoba Pakaian Selam
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
15/40
P a g e 1 5E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
Ketika sejak dini anak paham bahwa alam harus
terjaga dan terlindungi, sikap melindungi akan
terbentuk dengan sendirinya.
Dalam rangkaian kegiatan ini, ada sesi pem-
utaran film bertema konservasi. Seluruh siswa san-gat antusias menyaksikan film-film tersebut. Mere-
ka menyimak film itu dengan seksama dan di akhir
pemutaran film, mereka mampu mengulas kembali
dan menarik pesan konservasi yang disampaikan
melalui film yang diputarkan.
Di akhir acara, pihak Balai Besar TNTC mengajak
para siswa untuk bekerjasama menjaga, melindungi
dan memanfaatkan alam secara bijaksana. Sebagai
pihak yang diberi amanah untuk menjaga,
melindungi, mengawetkan dan mengatur pem-
anfaatan SDA secara bijaksana, Balai Besar TNTC
selalu kepanjangan tangan pemerintah memer-
lukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat
dalam melaksanakan tugas yang mulia ini.
Stand yang tersedia memamerkan berbagai alat-
alat yang dimiliki Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih, mulai dari peralatan pengamanan
yang dimiliki oleh SPORC Brigade Kasuari, peralatan
penanggulangan kebakaran, peralatan selam sam-pai peralatan untuk inventarisasi. Disamping itu,
ditampilkan juga hasil dokumentasi berupa foto-foto
kegiatan yang telah dilakukan oleh BBTNTC. Balai
Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat
juga ikut ambil bagian dalam pameran ini. Berbagai
spesimen awetan yang menjadi sitaan turut
dipamerkan.
Berbagai pertanyaan terlontar dari mulut anak-
anak. Ini apa? Itu untuk apa? Makanannyaapa?demikian sebagian pertanyaan yang mereka
ajukan pada pegawai Balai Besar Taman Nasional
Teluk Cenderawasih. Tidak berhenti sampai di situ
saja rasa ingin tahu mereka. Mereka juga sangat
bersemangat ketika ditawari untuk mencoba
peralatan selam. Dari satu stand ke stand yang lain,
para siswa itu tampak bersemangat menanyakan
ini dan itu.
Sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang
guru yang mendampingi para siswa, bahwa
kegiatan semacam ini diperlukan selain sebagai
sarana refreshing tetapi juga mengajak para siswa
untuk melihat langsung apa yang mereka pelajaridari buku. J ika siswa langsung ke lapangan, mereka
akan benar-benar tahu. Cara belajar seperti ini tidak
membosankan, efektif, inovatif dan menyenangkan.
L I P U T A N .
*) Cal on PEH pada BPTN Wi l ayah I I I Ransi ki
Antusiasme Siswa dalam Pameran
Foto Bersama Seusai Kegiatan Pameran
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
16/40
P a g e 1 6 B u l e t i n t r i t o n i s
A R T I K E L
Karena sadar belum bisa berenang (ketika di kantor
diminta Bu Vemmy untuk bawa jaket pelampung),
maka jaket pelampungpun saya gunakan untuk
keamanan diri. Sedangkan staf WWF dan
mahasiswa dari UNIPA tidak menggunakan jaket
pelampung. Selama perjalanan mengarungi
perairan laut, saya cukup cemas juga dan katarekan Tim Mbak Rini jangan takut dan rileks saja.
Setelah beberapa saat saya mulai rileks dan mulai
menikmati perjalanan laut. Perjalanan menuju
kampung pertama (Kampung Yomber)
alhamdulillah aman dan lancar dengan ombak /
gelombang laut cukup bersahabat. Perjalanan
menuju Kampung Yomber dari Ransiki memakan
waktu kurang lebih 6 jam (Tim berhenti sekitar 1
jam di pulau untuk makan dan istirahat sejenak).
Rombongan Tim tiba di Kampung Yomber pukul
16.00 WIT dan disambut anak-anak dari Kampung
Yomber yang sedang bermain di sekitar pantai.
Kemudian Tim berkoordinasi dengan Kepala
kampung Yomber mengenai tempat menginap dan
menginformasikan maksud dan tujuan kegiatan.
Tim tinggal di kampung Yomber kurang lebih
selama 5 (lima) hari untuk pengambilan data.Kemudian Tim melanjutkan perjalanan ke kampung
kedua yaitu kampung Waprak. Kampung Waprak
dan kampung Yomber secara administrasi berada di
Distrik Roswar. Waktu yang diperlukan untuk
sampai di kampung waprak dari kampung Yomber
kurang lebih 45 menit. Selama perjalanan saya
tidak lupa memakai baju kebesaran, yaitu jaket
pelampung. Di Kampung Waprak, Tim menginap di
rumah dinas guru Sekolah Dasar Waprak. Dikampung ini, saya bertemu dengan seorang guru
wanita yang punya dedikasi dan semangat yang
tinggi untuk mengabdi di dunia pendidikan. Sekolah
dasar ini telah memiliki sarana internet yang
Setelah hampir 1 (satu) tahun (17 Mei 2010
2 Mei 2011) bekerja di Balai Besar Taman
Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC)
akhirnya pada bulan Mei 2011, saya diberi tugas ke
lapangan dalam kegiatan Survei Sosial Ekonomi
Masyarakat dan Monitoring Persepsi Masyarakat di
kawasan TNTC Bidang Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah III Ransiki. Tim yang berangkat ke lapangan
berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri dari 1 staf
dari World Wildlife Fund (WWF), 4 mahasiswa dari
Universitas Negeri Papua (UNIPA) dan saya.
Perjalanan ke Ransiki dari Manokwari ditempuh
dengan jalan darat, pada waktu berangkat ke
Ransiki Tim melewati jalan yang berkelok
(mengingatkanku pada jalan yang diberi julukan
irung petruk di daerah gunung kidul, Yogyakarta)
dan baru diperbaiki (diaspal), namun pengerjaannya
belum selesai mungkin baru sepertiga dari target.
Di samping kiri kanan jalan, menjulang tinggi pohon-
pohon dan ada juga jurang. Sampai di Ransiki
waktu sudah menunjukkan jam 8 malam, Tim tidak
bisa langsung berangkat menuju pulau dan harusmenginap di penginapan.
Setelah menyiapkan perbekalan dan bahan
kegiatan untuk ke lapangan, tim berangkat dengan
menggunakan long boat pada pukul 10.00 WIT.
C e r i t a L a i n D a l a m K e g i a t a n S u r v e iS o s i a l E k o n o m i M a s y a r a k a td i B P T N W i l a y a h I I I R a n s i k i
Rini Purwanti,S.Si*)
Awal perkenalanku dengan kawasan yang menjadi
tempatku berkarya .
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
17/40
P a g e 1 7E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
A R T I K E L .
selesai, Tim melanjutkan kegiatan ke Kampung
Kaprus. Kampung Kaprus berada di rangkaian
tanah besar Papua. Karena letaknya berada di
rangkaian tanah besar, maka penduduknya selain
bermatapencaharian sebagai nelayan ada juga yang
bermatapencaharian sebagai pemburu.
Kemudian dari Kampung Kaprus, tim
melanjutkan perjalanan ke Kampung Yembekiri
yang berada di Distrik Rumberpon. Kantor Distrik
Rumperpon terletak di atas bukit, beserta Gedung
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Puskesmas dan
rumah dinas bagi guru dan tenaga medis. Ada
seorang guru yang menjelaskan bahwa karena
sulitnya mendapatkan air bersih di bukit, makabeliau berinisiatif untuk menampung air hujan dan
menyalurkannya ke rumah-rumah dan sekolah
dengan memakai pipa paralon (PVC). Jadi air hujan
ini digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Setelah hampir 21 (dua puluh satu) hari berada
dalam kawasan, tim survei sosial ekonomi
masyarakat kembali ke Ransiki dari Kampung
Yembekiri dengan menggunakan perahu johnson.
Pada waktu tim kembali mengarungi perairan laut,
gelombang laut cukup besar dan membuat anggota
tim sedikit cemas. Alhamdulillah tim tiba di Ransiki
dengan aman dan selamat.
memungkinkan murid-murid untuk memperoleh
informasi yang berasal dari luar kampung bahkan
luar negeri. Selama 3 (tiga) hari tim tinggal di
Kampung Waprak setelah menyelesaikan
pengambilan data. Tim melanjutkan perjalanan ke
kampung ke-3 yaitu Kampung Yari-ari. Seperti di
kampung sebelumnya, Tim tinggal di Kampung Yari-
ari selama 3 (tiga) hari. Kampung Yari-ari
merupakan kampung dengan lingkungan yang
bersih, karena setiap hari selasa dan jumat
diadakan kegiatan bersih kampung. Setiap akan
mengadakan bersih kampung, Kepala Kampung
atau aparat kampung yang ditunjuk,
mengumumkannya dengan TOA dari rumah kerumah. Kampung Yari-ari di kelilingi pantai pasir
putih dan di depannya terdapat 2 (dua) pulau kecil
yang sangat indah pemandangannya. Usai
pengambilan data, Tim melanjutkan perjalanan ke
Kampung Isenebuai yang ditempuh dalam waktu
kurang lebih 45 menit. Selama di Kampung
Isenebuai, Tim menginap di Rumah Bapak Kepala
Suku.
Kampung Isenebuai dikelilingi oleh pantai pasirputih yang sangat indah. Di seberang Kampung
Isenebuai terhampar hutan bakau dengan
ekosistem yang masih bagus. Pada waktu di
Kampung Isenebuai ini saya diajak salah satu
mahasiswa UNIPA untuk menyeberang ke hutan
bakau dengan menggunakan perahu katinting.
Dalam hati saya agak takut juga soalnya tidak
memakai jaket pelampung, namun setelah
diyakinkan oleh mahasiswa tersebut perasaan takut
saya sedikit berkurang. Jarak antara Kampung
Isenebuai dengan hutan bakau sekitar 1 km.
Setelah selesai di Kampung Isenebuai tim
melanjutkan perjalanan ke Kampung Yomakan.
Kampung Yomakan terkenal dengan sebutan
kampung bom, karena seringnya terjadi
pengeboman ikan di laut sekitar kampung ini. Tim
tinggal di Kampung Yomakan sekitar 3 hari. Setelah
selesai pengambilan data biasanya Tim melakukan
pertemuan dengan masyarakat untuk melengkapi
data-data sosial ekonomi.
Setelah pengambilan data di Kampung Yomakan
*) Cal on PEH pada BPTN Wi l ayah I I I Ransi ki
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
18/40
P a g e 1 8 B u l e t i n t r i t o n i s
A R T I K E L
3. alkalinitas;
4. tekanan karbon tidak jenuh.
Selanjutnya Dr. Edvin Aldrian juga mengutarakan
bahwa, penyerapan karbon oleh padang lamun juga
dapat diketahui dengan cara mengurung padang
lamun tersebut kemudian ukur konsentrasi
karbonnya.
Sedangkan menghitung penyerapan karbon
dari hutan bakau, sama dengan cara menghitung
penyerapan karbon dari hutan daratan, mengingat
kayu bakau merupakan kayu keras. Jika kita
mengacu pada tulisan Center For International
Forestry Reseach (CIFOR), untuk mendapatkan nilai
karbon, maka hitung saja berat keringnya. Lima
puluh persen dari berat kering pohon, itulah karbon
yang terkandung.Dengan beberapa dasar diatas, Indonesia
merasa yakin bisa menjual karbon di laut. Namun
optimisme kemampuan laut Indonesia menyerap
karbon ini sejak awal ditampik oleh sejumlah
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan
seperti Penelitian Koalisi Rakyat untuk Keadilan
Perikanan (Kiara), Jaringan Tambang (Jatam) dan
Pusat Kajian Kelautan dan Peradaban Maritim
(PK2PM).
Menurut M. Riza Damanik (Sekjen Kiara), laut
Indonesia tidak memiliki kemampuan menyerap
karbon karena laut Indonesia merupakan laut tropis
dan cenderung berperan sebagai sumber karbon.
Selanjutnya, Damanik juga mengungkapkan bahwa
hasil penelitian menyebutkan, ternyata Laut Jawa,
Pantai Barat Sumatera (lokasi upwelling) dan
sepanjang jalur yang memotong perairan selatan
memasuki Selat Lombok, Selat Makassar sampai
ke arah Laut Sulawesi berperan sebagai sumber
karbon (carbon source), bukannya menyerap
karbon.
Sekilas karbon di lautMenurut GLODAP climatology, pada tahun 1990
an laut mengandung sekitar 36.000 gigaton
karbon, yang sebagian besar tersimpan dalam
bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu
senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau
karbon-hidrogen. Karbon tersebut sangat penting
reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini
menjadi sangat penting, karena dapat mengontrol
pHdi laut dan juga dapat berubah sebagai sumber
karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan
antara atmosfer dan lautan. Pada daerah umbalan
(upwelling area) yang menjadi penopang
sumberdaya ikan dan non-ikan, karbon dilepaskan
ke atmosfer. Sebaliknya pada daerah downwelling,
karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan.
Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat
terbentuk:
CO2 + H2O H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai
sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang
penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah
pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini
mengontrol perubahan yang besar pada pH:
H2CO3 H++ HCO3
Muncul kontroversiMenurut Dr. Edvin Aldrian, algae dan padang
lamun mampu menyerap karbon. Hal tersebut
diungkapkan pada World Ocean Conference (WOC)
dan Coral Triangle Initiative (CTI) yang digelar di
Manado-Sulawesi Utara pada tanggal 11-15 Mei
2009. Ada empat parameter untuk mengukurkonsentrasi karbon dari padang lamun ini, yaitu:
1. pH;
2. nilai karbon anorganik yang terlarut di air laut
K o n t r o v e r s i K a r b o n d i L a u t
Erwin Kusumah Nanjaya,S.Hut*)
Perlunya penetapan rasio penyerapan dan
pelepasan karbon .
http://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Downwelling&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Downwelling&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Downwelling&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/PH -
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
19/40
P a g e 1 9E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
Perhitungan penyerapan karbon di laut hingga
saat ini masih belum jelas, mengingat belum
adanya konsensus dari para ilmuan, baik nasional
maupun internasional. Selain masih kontroversi,
soal penyerapan karbon di laut tidak hanyamenyangkut teknis penghitungan penyerapan
karbonnya, tetapi spesies apa saja yang bisa
dianggap menyerap karbon, atau masalah definisi
negara dengan batasan lautnya. Kemudian
masalah politik juga menjadi batu sandungan yang
tidak mudah. Negara maju akan sangat sulit
menggelontorkan dananya hanya untuk membiayai
plankton.
Sementara itu anggota Asia Pacific PhycologyAssociation (APPA) yang diikuti oleh pakar sumber
daya laut dari 12 negara, Prof Dr Jana Anggadiredja
(Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya
Alam BPPT) juga mengatakan sulitnya mengukur
berapa besar penyerapan karbon dari terumbu
karang, seperti juga sulitnya mengukur penyerapan
karbon dari algae dan padang lamun.
Untuk memperoleh Certified of Emission
Reduction (CER) yang dipergunakan dalam jual-beli
karbon, terlebih dulu harus membuktikan berapa
besar rasio penyerapan dan pelepasan karbonnya.
Sedangkan angka penyerapan karbon dari biota
laut sampai sekarang belum didapat dan masih
perlu dirundingkan bersama.
A R T I K E L .
*) Cal on Penyul uh Kehutanan pada BPTN Wi l I Nabi re
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
20/40
B E R I T A G A M B A RP a g e 2 0 B u l e t i n t r i t o n i s
Kegiatan Survei Sosial Ekonomi Masyarakat (kiri), hasil kerajinan masyarakat (kanan)
Penanaman Pohon oleh Calon Pegawai Negeri Sipil Formasi 2010
Diskusi Pembentukan Model Desa Konservasi Bersama Masyarakat Distrik Aisandami
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
21/40
P a g e 2 1E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
B E R I T A G A M B A R
Pameran Konservasi
Pembinaan Kelompok Pecinta Alam
Peringatan Hari Ulang Tahun RI ke-66
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
22/40
D A R I L A P A N G A NP a g e 2 2 B u l e t i n t r i t o n i s
laut yaitu moluska,di kawasan TNTC
ditemukan 201
Jenis, termasuk
d i a n t a r a n y a
adalah Kima
(Tridacnidae) yang
dikenal sebagai
kerang raksasa
dimana sebagian
besar spesies
yang ada di
seluruh dunia
terdapat di
p e r a i r a n
Indonesia, dan 7
jenis diantaranya
terdapat dalam
kawasan TNTC.
Kima (giant clams) merupakan salah satu
hewan laut yang dilindungi di seluruh dunia
termasuk di Indonesia. Pada tahun 1987
pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No 12/Kpts/II/1987 yang
diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 7
Tahun 1999 memasukkan jenis Kima yang hidup di
Indonesia menjadi hewan yang dilindungi, dan jenisKima tersebut juga masuk pada Appendix II CITES.
Walaupun hewan ini dilarang untuk diambil dari
Kawasan Taman Nasional Teluk
Cenderawasih (TNTC) yang merupakan
Kawasan Konservasi Laut terluas di
Indonesia dengan keanekaragaman sumberdaya
alam di dalamnya mempunyai arti penting bagi
upaya konservasi melalui tiga aspek yaitu 1)
Perlindungan sistem penyangga kehidupan; 2)
Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa; dan, 3) Pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya. Upaya
konservasi saat ini diarahkan tidak hanya untuk
melindungi atau menjaga segala keanekaragaman
sumberdaya alam yang ada namun juga harus
dapat memberikan manfaat yang besar bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di
dalam dan sekitar kawasan konservasi dan
tentunya di kawasan TNTC. Selain memiliki peran
baik secara ekologi, sosial dan ekonomi bagimasyarakat di dalam dan sekitar kawasan, TNTC
memiliki potensi jenis flora dan fauna serta
ekosistem khas yang memiliki fungsi ekologis
penting. Potensi fauna diantaranya adalah biota
Survey awal keberadaan kima di pulau Nutabari
K e b e r a d a a n j e n i s K i m a ( T r i d a c n i d a e )d i P e r a i r a n P u l a u N u t a b a r i ,
K a w a s a n T a m a n N a s i o n a lT e l u k C e n d e r a w a s i h
Keberadaan populasi yang menurun di tengah
meningkatnya eksploitasi oleh masyarakat... Sumaryono,S.Hut*)
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
23/40
P a g e 2 3E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
D A R I L A P A N G A N .
burung, seperti elang dan raja udang. Potensi
perairan lautnya sangat kaya seperti terumbu
karang, jenis ikan, teripang, serta memiliki pantai
dengan pasir putih yang indah. Untuk kondisi
terumbu karang termasuk dalam tipe terumbu
karang datar dengan kedalaman relatif dangkal
yang memanjang dari pesisir pantai ke arah laut
hingga tubir dengan luas terumbu karang 18 Ha.
KeanekaragamanKeanekaragaman jenis dapat dikatakan sebagai
keheterogenan jenis dan merupakan ciri khas
struktur komunitas. Indeks keanekaragaman pada
suatu kawasan menggambarkan adanya kekayaan
jenis di kawasan tersebut. Nilai keanekaragamantergantung variasi jumlah individu tiap jenis yang
didapatkan, sehingga makin kecil jumlah jenis dan
variasi jumlah individu tiap jenis, maka
keanekaragaman suatu ekosistem akan semakin
kecil, demikian juga sebaliknya.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa kisaran indeks
keanekaragaman tertinggi pada transek IV yaitu
0,9911, kemudian terendah pada transek
pengamatan VI dengan nilai 0,5983. Namun secara
keseluruhan nilai indeks keanekaragaman jenis
Kima (Tridacnidae) di perairan Pulau Nutabari
dikatakan masih rendah.
Kepadatan JenisKepadatan jenis merupakan jumlah individu
perunit area (luas) pengamatan. Berdasarkan hasil
analisis maka diperoleh kepadatan jenis kima di
Pulau Nutabari yang disajikan pada Tabel 3.
Jenis kima yang ditemukan di Perairan Pulau
Nutabari berdasarkan pengamatan di lapangan
diperoleh 4 jenis antara lain, Tridacna gigas,
Tridacna squamosa, Tridacna derasa, danTridacna
alam, namun pemanfaatannya masih tetap
berlangsung. Hal ini bisa dilihat di berbagai tempat
khususnya di wilayah pesisir masih banyak
ditemukan cangkang-cangkang (shells) Kima baik
yang menumpuk di rumah penduduk untuk
digunakan sebagi bahan bangunan seperti pondasi,
penimbunan lahan kosong dsb, juga banyak
ditemukan berserak di pantai khususnya cangkang
yang kecil atau bahkan sebagai souvenir baik di
warung-warung cinderamata di pantai atau di toko-
toko khusus souvenir. Di beberapa wilayah bahkan
hingga saat ini masih bisa ditemukan daging Kima
segar yang di jual di pasar tradisional. Akibat
aktifitas manusia tersebut menyebabkanmenurunnya populasi kima secara drastis di alam.
Oleh karena itu untuk menjaga/ melestarikan
populasi yang masih ada serta meningkatkan
populasi di alam diperlukan usaha-usaha
konservasi.
Deskripsi Pulau NutabariPulau Nutabari secara administratif termasuk
dalam pemerintahan Kampung Akudiomi Distrik
Yaur Kabupaten Nabire Propinsi Papua, sedangkan
secara geografis terletak pada S.030607.7
Lintang Selatan dan E.1350929.3 Bujur Timur,
dengan luasan pulau 1 hektar. Secara umum,
kondisi Pulau Nutabari memiliki toprografi
berbukit dan terjal dari pantai hingga ke
puncak tertinggi pulau tersebut dengan
kelerengan rata-rata 5 - 45. Tingginya di
atas permukaan laut bervariasi dengan
ketinggian rata-rata hingga puncak tertinggi
20 m dpl.
Pulau Nutabari merupakan salah satu
zona inti dalam sistem pengelolaan TNTC. Zona inti
tersebut melingkupi wilayah daratan secara
keseluruhan hingga wilayah terumbu karang yang
mengelilingi pulau tersebut.
Potensi keanekaragaman flora fauna pulau
Nutabari yang teridentifikasi dari ekosistem daratanpulau meliputi pohon kelapa, pohon jeruk, merbau
pantai, ketapang, cemara pantai dan dari suku
Pandanus sp. Pulau ini merupakan habitat bagi
Tabel 1. Nilai Indeks Keanekaragaman (H) pada seap transek pengamatan No Jenis Kima
Transek Pengamatan
I II III IV V VI
1 T. gigas 0.1606 0.2071 0.3100 0.1885 - -
2T. squamo-
sa
0.3342
0.3466
0.3100
0.3301
0.2880
0.3579
3 T. derasa 0.1606 0.0000 - 0.1885 0.1973 -
4 T. maxima 0.2703 0.2703 0.2876 0.2840 0.2018 0.2403
Jumlah H 0.9257 0.8240 0.9075 0.9911 0.6871 0.5983
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
24/40
P a g e 2 4 B u l e t i n t r i t o n i s
D A R I L A P A N G A N .
bahwa populasi
Tridacna gigas
dan Tridacna
derasa sangat
sedikit dan
bahkan sulit
u n t u k
ditemukan,
karena ek-
sploitasi dan penangkapan kima berlebih yang dil-
akukan oleh masyarakat setempat.
Identifikasi Jenis Kima (Tridacnidae)Identifikasi kima yang selama ini dilakukan
adalah dengan melihat bentuk daripada cangkangkima. Dari hasil identifikasi jenis kima (Tridacnidae)
yang ada di dunia ini diperoleh 9 jenis dan 7
diantaranya terdapat di Indonesia. Dan dari ketujuh
kima tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda. Berdasarkan pengamatan di
lapangan salah satu bagian dari kima yaitu Mantel
yang berwarna/bercorak sangat beragam, dan
masing-masing individu kima mempunyai warna/
corak mantel yang beragam walaupun dalam satu
jenis. Dikatakan Mudjiono (1988), bahwa kima
mempunyai keistimewaan dalam mendapatkan
makanannya, disamping mendapatkan makanan
dari lingkungan sekitarnya kima juga mampu
menanam makanannya sendiri yang terletak pada
mantel. Mantel dari kima merupakan substrat yang
baik bagi sejenis algae bersel satu yang disebut
Zooxanthellae. Jadi mantel kima merupakan
substrat dari algae, sehingga mantel memiliki
warna/corak yang beragam pada masing-masing
individu. Dikatakan pula oleh Dody (2011), bahwa
Zooxanthella jugalah aktor di balik layar, yang
m a x i m a .
Kepadatan jenis
(D) Kima di
perairan Pulau
Nutabari rata-
rata berkisar
0,0057 ind/m2
hingga 0,0771
ind/m2. Terlihat
pada histogram gambar 3 dan 4 kepadatan jenis
kima yang ada di Pulau Nutabari.
Histogram 1 terlihat jenis Tridacna maxima di
perairan Pulau Nutabari memiliki kepadatan lebih
tinggi (0,0771 ind/m2) dari jenis lainnya yangditemukan. Jenis kima Tridacna maxima ini
mempunyai penyebaran yang cukup luas di Pulau
Nutabari, terlihat pada tiap transek pengamatan
jenis tersebut memiliki kepadatan lebih tinggi dari
jenis lain.Tridacna maxima memang masih cukup
banyak, karena mereka hidup menempel pada
karang atau batuan lain, sehingga sulit diambil atau
ditangkap. Selain itu jenis Tridacna maxima
mempunyai ukuran yang relatif kecil, hasilpengamatan di lapangan ukuran berkisar 10 20
cm.
Rendahnya tingkat kepadatan jenis, seperti
Tridacna gigas, Tridacna derasa, dan Tridacna
squamosa, karena ukuran yang relatif besar
menjadikannya mudah ditangkap dan diambil.
Menurunnya populasi kima di alam, antara lain
disebabkan oleh pengambilan/pemanenan kima
secara langsung di alam yang dilakukan oleh
masyarakat di sekitar pantai.
Indeks Nilai Penting (INP)INP merupakan jumlah dari Kerapatan Relatif
(KR) dan Frekuensi Relatif (FR) yang menunjukkan
dominasi jenis dalam pengamatan. Dimana nilai INP
yang terbesar menunjukkan jenis yang dominan.
Dengan melihat histogram 2, menunjukkan bah-
wa jenis kimaTridacna maxima merupakan jenis
paling dominan. Sedangkan jenis lain sepertiTridac-
na gigas danTridacna derasa cenderung memiliki
INP sangat rendah. Hal tersebut mengindikasikan
Histogram 1. Kepadatan Jenis kima di PulauNutabari Histogram Indeks Nilai Penng Jenis kima (Tridacnidae) di
Pulau Nutabari
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
25/40
P a g e 2 5E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
D A R I L A P A N G A N .
(2002), sebagai usaha untuk
m e n j a g a m a u p u n
mengambangkan populasi kima
di alam maka diperlukan suatu
usaha konservasi melalui sistempengelolaan populasi kima yang
tepat, termasuk di dalamnya
adalah penegakkan hukum dan peraturan,
restoking dan usaha budidaya. Disamping itu
pengelolaan populasi kima berbasis masyarakat
juga merupakan hal yang perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKAAmbariyanto. 2007. Pengelolaan Kima Di Indonesia
Menuju Budidaya Berbasis Konservasi. Seminar Na-sional MOLUSKA: dalam Penelitian, Konservasi danEkonomi Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK UNDIP, Sema-rang.
Dibyowati, Lia. 2009. Keanekaragaman Moluska (Bivalviadan Gastropoda) di Sepanjang Pantai Carita,Pandeglang Banten. FMIPA IPB. Bogor. Skripsi Maha-siswa (tidak diterbitkan).
Mudjiono. 1988. Catatan Beberapa Aspek Pertumbuhan
Kima, Suku Tridacnidae (Molusca, Pelecypoda).Oseana, Volume XIII. UPT Balai Konservasi biota lautAmbon. LIPI. Jakarta.
Mudjiono. 2009. Telaah Komunitas Moluska di RataanTerumbu Perairan Kepulauan Natuna Besar Kabupat-en Natuna. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia.UPT Balai Konservasi biota laut Ambon. LIPI. Jakarta.
Tandana, R. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhidistribusi kima (Tridacna spp.) di Perairan PulauPurup kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.FPPK UNIPA. Manokwari. Skripsi Mahasiswa (tidak
diterbitkan)http://dody94.wordpress. com/2011/ 05/ 05/ kima-
kerang-raksasa-yang-semakin-langka/
menentukan warna-warni indah dari mantel kima.
Setiap kima, memiliki warna dan corak motif yang
berbeda, tergantung pada spesies Symbidinium
yang menjadi pasangannya. Kima sendiri
mendapatkan keuntungan, karena zooxanthellae
memberinya tambahan nutrisi yang disalurkan
melalui sistem saringan makanan (filter food) siKima.
Pemanfaatan Kima (Tridacnidae)Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
serta wawancara dengan masyarakat yang pernah
singgah atau mencari ikan di sekitar Pulau
Nutabari, diperoleh informasi hampir semua jenis
kima sering dimanfaatkan antara lain Tridacna
gigas, Tridacna squamosa, Tridacna derasa, dan
Tridacna maxima.
Masyarakat biasa mengambil kima sebagai
bahan makanan untuk dikonsumsi dan biasanya
juga untuk dijual ke kampung-kampung lain atau ke
kota. Selain daging kima yang dikonsumsi,
cangkangnya juga dapat dimanfaatkan sebagai
hiasan rumah, tempat asbak dan bahan baku
pembuatan kapur pinang.
Cara pengambilan kima untuk jenis Tridacnagigas dan Tridacna derasa lebih mudah dengan
hanya mengangkat dari dasar ke permukaan, dan
bila dibandingkan dengan jenis Tridacna Maxima
atauTridacna Crocea harus menggunakan linggis
untuk membongkar kima karena jenis tersebut
hidup di batu karang dan diantara karang-karang.
Akibat pengambilan kima tersebut menyebabkan
semakin berkurangnya jumlah populasi kima di
alam dan merusak/menghancurkan terumbu ka-
rang. Karena kesadaran masyarakat masih kurang/
minim sehingga aktifitas tersebut sampai sekarang
masih terus dilakukan. Menurut Ambariyanto
Contoh Warna/Corak Mantel Pada Jenis Tridacna maxima yang Beragam
*)PEH Pertama pada BPTN Wi l ayah I Nabi re
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
26/40
Kemunculan Hiu Paus di permukaan saat pengamatan
S u r v e i P o p u l a s i H i u P a u s ( W h a l e s h a r k ) d i P e r a i r a n K w a t i s o r e
P a g e 2 6 B u l e t i n t r i t o n i s
D A R I L A P A N G A N .
Hiu ini dapat ditemui di
samudera tropis dan hangat dan
hidup di laut. Spesies ini
dipercaya berasal sekitar 60 juta
tahun yang lalu. Hiu Paus meru-
pakan ikan terbesar dengan pan-
jang mencapai 14 m, yang sepan-
jang hidupnya melakukan perge-
rakan/migrasi sehingga seringkali
hanya dapat dijumpai sewaktu-
waktu pada tempat yang berada
di jalur migrasinya. Namun yang
sangat menarik di kawasan TNTC
adalah keberadaan Hiu Pausdapat ditemukan sepanjang ta-
hun di sekitar perairan Kwatisore,
Zona Tradisional TNTC. Saat ini,
keberadaan Hiu Paus telah
menarik minat berbagai pihak
untuk mengembangkan Whale
Shark tourism, sebagaimana te-
lah dikembangkan di beberapa
negara. Selain itu, keberadaanHiu Paus dapat menambah keu-
nikan TNTC, sehingga apabila
memungkinkan maka Hiu Paus
dapat dijadikan sebagai Flagship
Species di Taman Nasional Laut
Teluk Cenderawasih.
Sampai saat ini Hiu Paus yang
ada di TNTC belum diketahui dari
perairan mana asalnya, karena
ikan ini merupakan satwa langka
yang belum banyak diteliti.
Adapun habitat hidupnya
diperkirakan di perairan tropissedangkan makanan utamanya
adalah plankton dan ikan-ikan
kecil, sehingga keberadaan hiu
paus menjadi penting untuk
menjadi indikator kualitas
perairan suatu ekosistem laut.
Kegiatan Survey Habitat Hiu
Paus di kawasan TNTC dilakukan
dengan metode wawancara dan
pengamatan langsung. Metode
wawancara dengan masyarakat
lokal yang sering melaut merupa-
kan salah satu langkah awal da-
lam memperoleh informasi sepu-
tar keberadaan/kemunculan Hiu
Paus. Wawancara juga dilakukan
terhadap nelayan-nelayan bagan,mengingat kemunculan Hiu Paus
(Whale Shark) ini sering muncul di
perairan sekitar bagan terutama
bagan-bagan yang beroperasi
disekitar perairan Kwatisore.
Yang kedua adalah metode
pengamatan langsung pada dae-
rah-daerah kemunculan Hiu Paus
setelah mendapat data dari pararesponden. Pengamatan dil-
akukan pada pagi dan sore hari
saat Hiu Paus ini mencari makan.
Kawasan Taman Nasional
Laut Teluk Cenderawasih
memiliki keane-
karagaman hayati dan keindahan
alam yang sangat potensial.
95% dari luasannya adalah
perairan yang merupakan habitat
alami bagi beberapa jenis spesies
penting yang dilindungi dan
jumlah populasinya semakin
berkurang, antara lain beberapa
jenis penyu, duyung, lumba-
lumba, beberapa jenis hiu terma-
suk ikan hiu terbesar yaitu HiuPaus (Whale Shark), yang juga
dikenal dengan nama Hiu Totol
atau Hiu Bodoh.
Keberadaan mereka perlu mendapat perhatian kita...
Peta pergerakan Hiu Paus (Whale Shark) di dunia
Sumber : International Union for Conservation of Nature (IUCN)
Yoslianto*)
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
27/40
P a g e 2 7E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
D A R I L A P A N G A N .
dapat mencapai 14 m, yang
sepanjang hidupnya melakukan
pergerakan/migrasi sehingga
seringkali hanya dapat dijumpai
sewaktu-waktu pada tempat yang
berada di jalur migrasinya. Na-
mun hal yang sangat menarik di
kawasan TNTC adalah
keberadaan Hiu Paus yang dapat
ditemukan sepanjang tahun di
sekitar Tanjung Kwatisore yang
dalam zonasi TNTC termasuk da-
lam Zona Tradisional. Saat ini,
keberadaan Hiu Paus telahmenarik minat berbagai pihak
untuk mengembangkan Whale
Shark tourism, sebagaimana te-
lah dikembangkan di beberapa
negara.
Kegiatan survey Hiu Paus di
perairan Kwatisore dilakukan
dengan melakukan survey lokasi
munculnya Hiu Paus ini, dan tern-yata hampir semua bagan yang
berada di perairan Kwatisore ter-
dapat kemunculan Hiu Paus. Keu-
nikan dari kemunculan Hiu Paus
di perairan Kwatisore ini adalah
Hiu Paus ini muncul di sekitar
bagan untuk mendapatkan maka-
nannya yaitu ikan puri yang di-
tangkap oleh nelayan bagan dan
tak jarang Hiu Paus ini ter-
perangkap di dalam jaring ne-
layan dan oleh nelayan Hiu Paus
ini dikeluarkan dari dalam jaring.
Karena seringnya Hiu Paus ini
masuk ke dalam jaring Bagan,
oleh nelayan dianggap sebagai
pengganggu yang dapat merobek
jaring dari Bagan. Namun ada hal
unik ketika ikan raksasa ini
makan, jika ada ikan yangberukuran besar masuk kemulut-
nya maka akan dimuntahkan lagi
keluar.
Masyarakat setempat mereka
lebih mengenal Hiu Paus ini
dengan sebutan Gurano Bin-
tang, hal ini disebabkan oleh
karena corak/totol berwarna
putih yang berada seluruh per-mukaan kulit bagian atas dari Hiu
Paus ini yang berwarna abu-abu.
Disebut juga Hiu Bodoh oleh kare-
na anggapan masyarakat bahwa
Hiu adalah ikan yang sangat
ditakuti oleh keganasannya yang
Habitat hidupnya diperkirakan di
perairan tropis dimana perairan
Teluk Cenderawasih menjadi
salah satu tempat migrasi dari
Hiu Paus dan makanan utamanya
adalah plankton dan ikan-ikan
kecil.
D a l a m me l a k u k a n
pengamatan secara langsung
dilakukan pencatatan jumlah
individu terlihat, pergerakan,
suhu perairan, estimasi ukuran
dan dugaan frekuensi
kemunculan setiap hari perlokasi.
Hiu paus, Rhincodon typus,adalah hiu pemakan plankton
yang merupakan spesies ikan
terbesar. Berikut adalah klasifi-
kasi ilmiah Hiu Paus / Whale
Shark :
Kerajaan : AnimaliaFilum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Sub kelas : Elasmobranchii
Ordo : Orectolobiformes
Famili :Rhincodontidae (Mller
dan Henle, 1839)
Genus :Rhincodon Smith,
1829
Spesies : Rhincodon typus
Hiu Paus merupakan ikan
terbesar dengan panjang badan
Ikan puri sebagai salah satu sumber pakan Hiu Paus
Bagan nelayan sebagai tempat bermain dan mencari makan Hiu Paus
http://id.wikipedia.org/wiki/Hiuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hiu -
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
28/40
P a g e 2 8 B u l e t i n t r i t o n i s
mulutnya yang besar.
Dari hasil survey, dalam seharidapat dijumpai 27 ekor Hiu Paus.
Hal ini menunjukkan bahwa popu-
lasi Hiu Paus / Whale Shark di
perairan Kwatisore sangat ban-
yak, tentu saja dengan populasi
yang cukup banyak akan sangat
menarik ketertarikan wisatawan
asing maupun lokal yang masuk
ke kawasan TNTC khususnya di
perairan Kwatisore untuk melihat
atraksi Hiu Paus ini.
Seiring dengan berjalannya
waktu kemungkinan kemung-
kinan dampak yang bisa terjadi
adalah menghilangnya Hiu Paus
dari perairan ini, hal ini kemung-
kinan bisa terjadi oleh karena HiuPaus ini adalah satwa yang terus
melakukan migrasi. Keberadaan
bagan yang sangat banyak di
perairan Kwatisore bisa menjadi
ancaman bagi Hiu Paus dalam hal
persaingan untuk mendapatkan
Ikan Puri (Engraulis) yang menjadi
makanan dari Hiu Paus. Namun
hal ini perlu dikaji lebih men-dalam lagi dan jika bagan tidak
beroperasi apakah kemungkinan
di perairan Kwatisore ini Hiu Paus
juga tidak ada /migrasi ke tempat
lain.
Keberadaan
Hiu Paus yang
d a p a t
d i t e m u k a nsepanjang ta-
hun di sekitar
Tanjung Kwa-
tisore, Zona
Tr adi s i onal
TNTC dan saat
ini, keberadaan
Hiu Paus telah menarik minat
berbagai pihak untuk mengem-bangkanWhale Shark tourism.
Dari hasil survey maka perlu
pengaturan keberadaan Bagan
yang beroperasi di perairan Kwa-
tisore, mengingat adanya per-
saingan dengan Hiu Paus yang
mencari makan. Agar supaya ban-
yaknya Bagan yang beroperasi
tidak menyebabkan keberadaan
Hiu Paus ke depan menjadi
berkurang atau bahkan
menghilang.Perlu adanya kerjasama yang
baik dengan LSM lokal yang ber-
gerak dibidang pariwisata agar
dapat melakukan pengaturan
terkait penyelaman olehwisatawan sehingga tidak meng-
ganggu aktivitas dari Hiu Paus.
sering menyerang, akan tetapi
jenis yang satu ini sangat ber-
sahabat dengan cukup akrab un-
tuk bermain dengan para
pengunjung yang berada didek-
atnya. Namun sejinak-jinaknya
Hiu Paus ini tidak menutup
kemungkinan dapat membaha-
yakan para pengunjung yang be-
rusaha untuk memegangnya.
Disebabkan ukuran tubuhnya
yang sangat besar maka akan
sangat berbahaya jika Hiu Paus
ini menabrak atau mengkibaskanekornya ke tubuh pengunjung
sehingga dapat mengakibatkan
cidera yang cukup serius. Secara
kasat mata kulit luar dari Hiu
Paus ini cukup kasar seperti ker-
tas pasir (ampelas), ukuran Hiu
Paus yang terlihat sepanjang sur-
vey di perairan Kwatisore beruku-
ran 2-10 meter. Walaupun ukuranHiu Paus ini lebih besar
dibandingkan dengan Hiu jenis
lain, namun Hiu Paus ini tidak
memiliki gigi tajam seperti gergaji
yang dimiliki oleh Hiu penyerang
lainnya namun sebaliknya Hiu
Paus ini hanya memiliki gigi-gigi
halus yang berada diujung bibirn-
ya. Terdapat hal menarik yangdiperlihatkan oleh Hiu Paus ini
ketika diberi makan dengan ikan-
ikan kecil akan memposisikan
tubuhnya secara vertikal dan me-
nyedot ikan-ikan kecil kedalam
D A R I L A P A N G A N .
Wawancara dengan masyarakat pemilik wilayah Perairan Kwasore*)PEH Pel aksana pada BBTNTC
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
29/40
P a g e 2 9E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
K e s e d e r h a n a a n B i n a C i n t a A l a md i A i s a n d a m i
D A R I L A P A N G A N .
mengajak mereka ke pantai tepat di depan kantor
SPTN III Aisandami, dalam kesempatan itu Kepala
Seksi Pengelolaan TN.
Aisandami memberikan materi tentang
ekosisttem pantai dan manfaatnya, menjelaskan
apa yang ada di Taman Nasional Teluk
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional
dan staf/ petugas Polhut Wilayah III Ai-
sandami melaksanakan kegiatan Bina Cinta
Alam (BCA), yang dikhususkan bagi para siswa/siswi
sekolah Dasar (SD) Negeri Aisandami, kegiatan Bina
Cinta Alam ini merupakan kegiatan yang rutin dil-akukan guna memberikan wawasan pengetahuan
dan mengajarkan kepada peserta atau Siswa/Siswi
untuk lebih mencintai dan memelihara lingkungan
sekitar dimana mereka tinggal. Pada kesempatan
itu kami petugas SPTN III Aisandami bertemu
dengan siswa/siswi di kelas untuk memberikan ara-
han dan penyampaian materi namun karena
keterbatasan sarana dan prasarana untuk mem-
berikan dan menampilkan materi yang ada sehing-ga kami berinisiatif untuk mengajak peserta atau
para Siswa/Siswi keluar ruangan kelas agar tidak
membosankan para peserta Bina Cinta Alam dalam
menerima materi yang di berikan, dan kami
Dalam upaya konservasi, Tak ada kayu, rotan punjadi..
La Hamid*)
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
30/40
P a g e 3 0 B u l e t i n t r i t o n i s
kepada masyarakat dalam kawasan Ta-
man Nasional Teluk Cenderawasih, wa-
laupun sarana dan prasarana kita tak
memadai ibarat peribahasa Tak ada
kayu akarpun jadi tetap semangat untuk
konservasi kita.
Cenderawasih, peserta sangat antusias mendengar-
kan materi yang diberikan walaupun hanya dengan
penjelasan secara lisan tanpa menampilkan gam-
bar-gambar bahkan tulisan, walaupun kami tidak
memiliki sarana dan prasarana yang memadai na-
mun kami tetap bisa melaksanakan Bina CintaAlam (BCA), dan memberikan materi dengan baik
kepada peserta atau para siswa/siswi yang ada.
Kami mengajak teman teman agar tetap se-
mangat dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab untuk memberikan pelayanan dan informasi
D A R I L A P A N G A N .
*) Cal on Pol hut pada SPTN I I I Ai sandami
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
31/40
P a g e 3 1E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
S u r v e i S o s i a l E k o n o m i M a s y a r a k a t d ik a m p u n g Y e n d e d a n k a m p u n g S y a b e s
( K e r j a s a m a B B T N T C d e n g a n W W F - I n d o n e s i a )
K E M I T R A A N
kegiatan survey di SPTN IV Roon yaitu di kampung
Yende dan kampung Syabes. Kegiatan survey ini
bertujuan ingin melihat perkembangan yang terjadi
di kedua kampung tersebut baik dari sisi
kependudukan, ekonomi, pendidikan, maupun
kesehatan. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4-9
Mei 2011. Kegiatan survey sosial ekonomi ini dil-
akukan dengan observasi langsung ke masyarakat
yaitu dengan interview (wawancara) langsung ke
masyarakat. Karena selain ingin memperoleh data
yang diperlukan juga ingin melihat secara langsung
kehidupan di masyarakat, terutama di dalamkeluarga.
Jumlah PendudukDi kampung Yende, terdapat 64 kepala keluarga
dengan jumlah total penduduknya 394 jiwa terdiri
dari laki-laki 197 jiwa dan perempuan 197 jiwa,
terdapat 90 rumah yang sebagian besar terbuat
dari dinding papan dan atap seng. Sedangkan dikampung Syabes terdiri dari 64 kepala keluarga
dengan jumlah penduduk total 251 jiwa yang terdiri
dari laki-laki 146 jiwa dan perempuan 105 jiwa,
terdapat 64 rumah yang juga sebagian besar ter-
buat dari dinding papan dan atap seng.
Fasilitas UmumFasilitas umum yang terdapat dikedua kampung
tidak berbeda jauh yaitu adanya fasilitas MCK dan
faisilitas air bersih yang dialirkan dari mata air
gunung melalui pipa-pipa menuju titik-titik pengam-
T
aman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC)
memiliki luas 1.453.500 ha dan merupakan
taman nasional laut terluas di Indonesia
serta tentu saja memiliki sumber keanekaragaman
hayati yang sangat tinggi, hal ini dikarenakan be-
rada di tepi samudera Pasifik serta merupakan dae-
rah pertemuan antara lempengan benua Australia
dan lempengan samudera Pasifik. Oleh karenanya
kawasan TNTC ini menjadi tujuan dari masyarakat
untuk melangsungkan kehidupannya sehari-hari.
Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat pemanfaa-
tan sumberdaya alam oleh masyarakat tersebut.
Masyarakat di kawasan TNTC ini sudah ada sebe-
lum TNTC di tunjuk sebagai kawasan pelestarian
alam dimanan masyarakat ini tinggal di sepanjang
pesisir dan pulau-pulau di dalam kawasan TNTC.
Pada kegiatan kemitraan kali ini antara Balai
Besar TNTC dengan WWF-Indonesia adalah
kegiatan survey sosial ekonomi masyarakat di ka-
wasan TNTC, namun pada kali ini diuraikan
Topo Budi Dhanarko,S.Pi*)
Pentingnya peran kawasan bagi masyarakat
menjadi pertimbangan dalam upaya pengelolaannya
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
32/40
P a g e 3 2 B u l e t i n t r i t o n i s
K E M I T R A A N .
PendidikanSeperti di bidang kesehatan, pada kedua kam-
pung tersebut juga sudah dilengkapi bangunan ge-
dung sekolah SD, namun permasalahan yang terjadi
adalah masih minimnya guru pengajar yang
menetap di kampung untuk mengajar. Dengan min-
imnya guru mengakibatkan tidak maksimalnya da-
lam mengajar murid. Selain itu banyak terjadi putus
sekolah yang mungkin dikarenakan usia masuk SD
sudah tinggi.
Mata PencaharianSebagian besar masyarakat kedua kampung
masih mengandalkan hasil laut untuk memenuhi
kebutuhannya, diantaranya mencari teripang, ikan
segar, membuat ikan asin. Menurut hasil wa-
wancara, penghasilan masyarakat perbulan
berkisar antara Rp 500.000,- - Rp.2.000.000,-
.biasanya mereka menjual kepada pengepul yang
secara rutin datang ke kedua kampung tersebut.
Selain sebagai nelayan, masyarakat ada yang men-
jadi aparat kampung, petugas kesehatan dan guru.
Kearifan Lokal
Beberapa kearifan lokal masyarakat di kedua
kampung telah menjadi budaya yang baik, dian-
taranya adalah sasi (penutupan sementara lokasi
bilan air yang terletak di tengah pemukiman warga,
kurang lebih terdapat 5 titik pengambilan air. Selainitu, terdapat generator pembangkit listrik yang
mampu menerangi di kedua kampung, namun akan
beroperasi jika tersedia bahan bakarnya. Oleh kare-
nanya diperlukan kesadaran dari warga agar mem-
berikan iuran perbulan untuk biaya operasionalnya.
KesehatanDi bidang pelayanan kesehatan, kedua kampung
tersebut memiliki fasilitas yang cukup representativ
dengan bangunan yang telah disediakan. Namun
patut disayangkan karena tenaga kesehatan yang
tidak menetap di lokasi. Hal ini tentunya akan me-
nyulitkan warga saat membutuhkan pelayanan
mereka. Di kampung Yende terdapat 3 orang petu-
gas, sedangkan di kampung Syabes terdapat 2
orang petugas kesehatan, dengan dibantu bebera-
pa orang kader kesehatan. Sanitasi lingkungan
yang kurang bersih juga menjadi salah satu
penyebab warga sering mengalami sakit, dian-
taranya anemia, ispa, dan penyakit kulit. Selama ini
banyak warga membuang sampat di laut sehingga
diperlukan tempat pembuangan sampah di masing-
masing kampung agar kebersihan lingkungan laut
tetap terjaga.
Salah Satu Mata Pencaharian Masyarakat
Kondisi Sekolah Di Kampung Syabes
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
33/40
P a g e 3 3E d i s i I I , A g u s t u s 2 0 1 1
K E M I T R A A N .
pemanfaatan sumberdaya ikan). Rencananya sasi
ini akan dilakukan setelah beberapa kampung di
sekitar pulau Roon mengadakan pertemuan guna
mencapai kesepakatan untuk melakukan sasi. Hal
ini bertujuan untuk upaya meningkatkan hasil
tangkapan yang akan meningkatkan penghasilan
masyarakat.
SimpulanSetelah melihat uraian singkat di atas dapat
dilihat bahwa masyarakat kawasan sangat penting
sekali peranannya terutama dalam rangka pengel-
olaan kawasan, oleh karena itu diperlukan langkah-
langkah agar kerjasama antara semua pihak dapat
terjalin dengan baik dan sinergi terutama dalam
mengupayakan pemberdayaan masyarakat kawa-
san yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
mereka.
*)Cal on PEH pada SPTN I V Roon
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
34/40
takel (seperti kelenjar keringat dalam kulit). Aktivi-
tas sel-sel penyengat tersebut dipicu secara kimia
yaitu ketika mereka bersentuhan dengan kulit
manusia atau kulit bersisik ikan. Para peneliti telah
menangkap ubur-ubur kotak dan menempatkannya
dalam tangki di laboratorium. Ketika alkohol di-
masukkan dimasukkan dalam tangki tersebut, sel-sel penyengat bereaksi dan melepaskan bisa/
toksin. Percobaan sederhana ini menunjukkan bah-
wa sel-sel nematokis pada tentakel ubur-ubur tidak
akan bereaksi tanpa adanya rangsangan kimia dari
kulit manusia.
Chironex fleckeri memegang rekor sebagai ma-
khluk paling mematikan berdasarkan kriteria
jumlah orang yang dapat tewas oleh toksinnya dan
waktu yang dibutuhkan sampai korbannya tewas
setelah tersengat. Toksin yang dihasilkan seekor
Chironex fleckeri mampu membunuh sampai
dengan 60 orang dewasa. Sengatan yang cukup
serius dari hewan ini dapat mengakibatkan ke-
matian dalam waktu 4 menit.
Dalam siklus hidupnya, Chironex fleckeri men-
galami pergiliran keturunan (metagenesis) yang
terdiri dari 2 fase yaitu fase polip (vegetatif) danfase medusa (fase generatif). Pada fase polip, he-
wan ini umumnya hidup soliter dan melekat di dasar
perairan sehingga menyerupai tumbuhan yang ter-
tambat. Dalam tubuh polip terdapat rongga gastro-
vaskuler yang berfungsi sebagai usus. Di bagian
atas terdapat mulut dan tentakel yang berperan
untuk menangkap mangsa. Pada fase vegetatif ini,
individu baru terbentuk melalui proses fragmentasi.
Fase medusa merupakan fase generatif. Pada faseini, dihasilkan sel telur dan sel sperma. Pada fase
ini, medusa berenang bebas di perairan dengan
bentuk seperti payung dengan tentakel yang men-
juntai. Fase medusa inilah yang sering kita sebut
Chironex fleckeri yang dikenal dengan Sea
Wasp merupakan jenis ubur-ubur paling
berbahaya. Hewan yang masuk dalam Fi-
lum Cnidaria ini, memiliki sengatan yang sangat
mematikan. Hewan ini dapat ditemui di perairan
Auatralia bagian utara, Teluk Meksiko (dekatTeksas), Asia Tenggara.
Klasifikasi Chironex fleckeri adalah sebagai beri-
kut:
Kingdom: Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Cubozoa
Ordo : Cubomedusae
Famili : Chirodropidae
Genus : Chironex
Spesies :Chironex fleckeri
Seekor Chironex fleckeri memiliki 60 tentakel.
Setiap tentakel mampu tumbuh memanjang sampai
3 m. Hewan ini masuk dalam filum Cnidaria karena
memiliki sel penyengat yang yang berukuran
mikroskopik yang disebut Nematokis atau Cnido-
blast pada tentakelnya. Sel-sel penyengat inilahyang menjadi alat penyalur toksin ke mangsanya.
Cara sel-sel penyengat bekerja sangatlah men-
gagumkan. Mereka merupakan jarum-jarum sangat
kecil yang tertanam dalam daging di sepanjang ten-
M a r i n e D e a d l i e s t C r e a t u r e
B I O D I V E R S I T Y
P a g e 3 4 B u l e t i n t r i t o n i s
Sengatan seriusnya berakibat kematian hanya
dalam 4 menit Lidia Tesa V.S., S.Si*)
-
7/30/2019 2. Buletin Tritonis Edisi II Agustus 2011 Upload
35/40
kis dan mengeluarkan toksin ke
dalam tubuh korbannya.
Serangan Chironex fleckeripada manusia menimbulkan rasa
sakit yang amat sangat, se-
bagaimana rasa sakit akibat zat
asam atau besi panas. Tentakel
yang menempel akan men-
imbulkan bilur-bilur pada kulit.
Sengatan ini mengakibatkan rasa
sakit, demam, kejang otot, mati
rasa, kelumpuhan bahkan ke-matian. Toksin yang masuk dalam
tubuh akan mengakibatkan mal-
fungsi sel-sel otot jantung