vii. geser 7.1. unun balok beton pratekan mempunyai
TRANSCRIPT
VII. GESER
7.1. Unun
Balok beton pratekan mempunyai kekuatan yang lebih
besar untuk menahan geseran dari pada balok beton
bertulang biasa, karena dengan adanya gaya pratekan akan
mencegah terjadinya keruntuhan akibat geseran.
B LA.t t
4V
a ) Beam with Straight Tendon
B
b) Beam with Inclined Tendon
Ganbar 7.1. Gaya geser yang dipikul oleh beton dan tendon
Dalam perhitungan, gaya geser yang terjadi pada balok
pratekan adalah berdasarkan juga atas keadaan tendon dalam
beton. Hal dapat dijelaskan seperti pada gambar 7.1. di
atas.
61
Balok (a) diberi gaya pratekan dengan tendon lurus.
Pada potongan penampang di serabarang tempat, gaya geser
V sepenuhnya dipikul oleh beton. Di sini beton tidak
dipengaruhi oleh adanya tendon yang diberi gaya
pratekan dengan arah tegak lurus gaya geser.
Balok (b) diberi gaya pratekan dengan tendon yang
miring. Suatu potongan penampang di suatu tempat
menunjukkan bahwa gaya lintang selain dipikul oleh
komponen tranversal dari tendon, juga dipikul oleh
beton, yaitu sebesar
Vc = V - Vp
Vp = gaya tendon arah vertikal
Vo = gaya geser yang diterima balok
V = gaya geser akibat beban
62
7.2. Kehancuran Akibat Geser
Ada 2 jenis kehancuran akibat geseran yang penting,
lihat gambar 7.2 , yaitu :
1. Retak pada badan akibat tegangan tarik yang tinggi.
2. Retak akibat lentur, yang mula-mula vertikal dan
selanjutnya berkembang menjadi retak miring.
P/2 P/2
±L
a) Initial Flexural Cracking (P slightly more than service load for typical beam)
63
Web Cracking Pu/2 Pu/2
Inclined Flex - ure shear -
cr acking
Web Cracking
0s:
(2)
b) Flexure-Shear Cracking at Factored Load
Ganbar 7.2. Perkenbangan retak akibat geser
Kehancuran akibat geser pada suatu penaiapang tidak
hanya disebabk«in gaya geser, tetapi juga besar momen pada
penampang, yang berpengaruh pada kekuatan ultimatenya.
Akibat momen, mula-mula akan menimbulkan retak lentur,
tetapi dengan adanya pengaruh gabungan antara geser dan
momen pada penarapang kritis akan mengakibatkan
64
keruntuhan .
7.3. Tegangan Tarik Utana
Perancangan konvensional untuk retak akibat geser di
badan, pada balok pratekan berdasarkan atas besar
tegangan tarik utama pada badan ,yang besarnya terbatas
pada suatu nilai tertentu. Nilai tertentu tersebut
meru'pakan pendekatan, namun berdasarkan kenyataan
menunjukkan bahwa kekuatan beton terhadap tegangan tarik
utama bukan merupakan nilai yang konsisten, tetapi
bervariasi tergantung besar tekanan aksial. Tekanan aksial
tidak terlalu’tinggi yaitu kurang dari 0.5 fc', hal ini
berarti beton masih relatif konsisten terhadap tegangan
tarik utama.
Pada balok beton pratekan tipikal, besar tegangan
aksialnya kurang dari 0.5 fo'. Jadi perhitungan tegangan
tarik utama dapat merupakan cara perhitungan yang sesuai
terhadap tegangan tersebut dalam menentukan perletakan
beton.
Metode perhitungan secara garis besar adalah :
1. Besar gaya geser Vo yang dipikul oleh beton adalah gaya
geser eksternal total pada penampang dikurangi gaya geser
yang dipikul tendon.
Vc = V - Vp
65
2. Perhitungan distribusi Vc pada seluruh penampang
beton ;
b I
V - tegangan geser satuan untuk setiap tinggi balok
Q = momen statis luas penampang sekitar sumbu yang melalui
titik berat
b = lebar penampang pada tinggi tersebut
3. Perhitungan distribusi tegangan serat pada penampang
akibat momen eksternal, gaya prategang dan eksentrisitas :
F f e e M e fc = --- ± -------- ± -----
Perhitungan tegangan tarik utama maksimum yang
berhubungan dengan v dan fc :
f t " = V v2 + (fc/2)2 - (fc/2)
7.4. Kekuatan Ultimate untuk Balok
Umumnya pada balok dengan prosentase tulangan
longitudinal yang rendah dan dengan perbandingan
momen/geser yang tinggi, retak akibat lentur akan
berkembang lebih cepat dari pada retak akibat tegangan
66
tarik utama pada badan, baja akan mengalami tegangan
tinggi pada daerah dimana raomen lentur besar, dan
kehancuran akhir akan terjadi dengan hancurnya beton di
atas retak-retak akibat lentur
Namun akibat gaya geser yang besar, retak pada badan
akibat tegangan tarik utama justru lebih cepat dari pada
retak lentur, dimana retak ini akan mengurangi tinggi
daerah tekan pada beton, sehingga balok akan runtuh akibat
beban yang lebih rendah dari pada kapasitas balok dalam
menahan lentur murni saja.
Analisa perhitungan geser ini meliputi besar kekuatan
geser beton (vc) terhadap tegangan geser ultimate pada
penampang yang ditinjau (vu). Nilai vc ditetapkan
berdasarkan kekuatan geser yang" paling kecil akibat dua
mekanisme retak yang dapat terjadi tersebut.
Dalam perhitungan yang berdasarkan peraturan ACT
meliputi :
- Tegangan geser pada saat terjadi retak pada
badan akibat tegangan tarik utama (vcw)
- Tegangan geser pada saat terjadi retak miring
akibat lentur (vci).
- Penentuan sengkang berdasarkan selisih dari
(vu - vc), dimana vc adalah nilai terkecil dari
vcw dan vci.
67
Vuvu = --------- , diraana Vu = factored shear
0 bw dforce
0 = 0.85
Vd + ( Vi Her / Mmax )vci = 0.6 V fc' + ---- -̂---------------------- >
bw d
V f c’
dimana Her = ( I / yt )( 6 V f c ' + fpe - fd )
Vpvcw = 3.5 V fc' + 0.3 fpc +
bw d
( fpe - fd ) adalah prakompresi dari serat
ekstrim dengan beban mati (berat sendiri balok)
Evaluasi vcw (retak badan akibat geser)
- vcw adalah tegangan geser akibat tegangan mati dan
hidup, yang menghasilkan tegangan tarik utama pada garis
netral atau pada pertemuan antara sayap dan ̂badan
penampang, bila garis netral terletak pada sayap.
Untuk balok komposit, tegangan tarik utama harus
dihitung pada luas penampang yang menahan beban hidup.
Pada balok bukan komposit, harga fpc tidak berubah
akibat momen yang timbul dari eksentrisitas gaya pratekan,
sebab penampang yang ditinjau adalah letak cgc. Jadi besar
fpc hanya sebesar :
68
Fse F e y
Evaluasi vci
Dalam perhitungan tegangan geser total vci akibat
beban mati dan beban luar pada saat terjadinya retak
lentur, ada tambahan tegangan geser sebesar 0.6 f fc'.
Tegangan geser tambahan inilah yang menyebabkan retak
akibat gaya tarik berubah menjadi retak miring akibat
lentur.
m i
I — I w
rmiM- lx-x2 V " l-2 x
wlT
a } Uniformly Loaded Simple Beam, M/V
n
Ganbar 7.3. Perbandingan M/V untuk beban terpusat dan
nerata di atas 2 perletakkan
69
Analisa term " M / V "
* Untuk beban merata :
M = w l / 2 x - l / 2 w x 2
= 1 / 2 w ( l x - x 2 )
V = w l / 2 - w x
= w / 2 ( l - 2 x )
70
M 1 / 2 w ( 1 X - x2 )
V l / 2 w ( l - 2 x )
( Ix - 2 x2 )
( 1 - 2 X )
* Untuk beban terpusat
- R1 = ( 1 - XI ) P2 / 1 + ( 1 - XI ) Pi / 1= 1 / 1 [( 1 - X2 ) ?2 + ( 1 - XI ) Pi ]
- R2 = PI + P2 - R1
- bila X < xl :M = R1 XV = R1
M / V = X
- bila xl < X < x2 :
M = R1 X - PI ( X - xl )
V = R1 - PI
M R1 X - PI ( X - xl )
V R1 - PI
bila X > x2 :
M = R2 ( 1 - X )
V = R2
M / V = ( 1 - X )
7.5. Perencanaan Sengkang ( tulangan badan )
Penulangan pada badan diperlukan untuk mengatasi
retak akibat lentur yang berubah menjadi retak miring
akibat tarikan. Hal ini akan menambah kapasitas momen
sehingga dapat mencegah keruntuhan mendadak.
71
Gsmbar 7.4. Perencanaan ultinate untuk konbinasi nonen
dan geser
Akibat m o m e n y a n g besar dan gaya geser, retak lentur
akan terjadi mulai titik A yang mengarah ke atas dan
akhirnya menjadi retak miring.
Tiap tulangan badan akan menimbulkan gaya Av.fy untuk
menahan perkembangan retak tersebut.
- Pada beban ultimate, retak miring ini akan terdistribusi
sepanjang jarak proyeksi d ( tinggi efektif balok ).
Jadi jumlah sengkang yang diperlukan akibat retak
sepanjang d adalah d / S ( S = jarak sengkang ).
Perencanaan sengkang menurut peraturan ACI adalah :
72
Av fy d Vs = --------
S
= Vn - Vci (retak miring)
= Vn - Vcw (retak badan)
Av = luas penampang sengkang
fy = tegangan ijin tulangan sengkang
S = jarak sengkang
Vs = gaya geser yang diterima sengkang
Dua asumsi dari persamaan di atas adalah :
Semua sengkang bekerja sampai titik lelehnya. HaJ. ini
tidak sesuai, sebab menurut kenyataan pasti ada sebagian
sengkang yang masih belum mencapai titik lelehnya.
- Jarak proyeksi retak miring adalah sebesar d, sebab
dalam percobaan jarak proyeksi yang diambil lebih besar
dari pada d atau minimum sama dengan 1.1 d .
Dari dua asumsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa cara
perencanaan sengkang ini cukup araan.