pmkp dhian akreditasi rs meguan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti tercantum dalam Buku Pedoman Upaya Peningkatan
Mutu Pelayanan Rumah Sakit Departemen Kesehatan RI tahun
1994, definisi Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
adalah :
Keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan
integratif yang menyangkut struktur, proses dan outcome
secara obyektif, sistematik dan berlanjut memantau dan
menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien,
menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien, dan
memecahkan masalah – masalah yang terungkap sehingga
pelayanan yang diberikan dirumah sakit berdaya guna dan
berhasil guna.
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat
dibuat rumusan sebagai berikut: Upaya Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien adalah : Kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan
pasien secara terus menerus, melalui pemantauan, analisa dan
tindak lanjut adanya penyimpangan dari standar yang
ditentukan.
Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit yang dilaksanakan rumah sakit Tk. II 04.05.01 dr.
Soedjono berorientasi pada Visi, Misi, Tujuan serta nilai –
nilai dan Moto rumah sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono yang
merupakan bagian dari Renstra rumah sakit, hal ini tertuangPedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 1
dalam program kegiatan PMKP.
LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional.
Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu
yang baik dan biaya yang terjangkau.
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu itu sendiri
merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap
orang, termasuk pelayanan di rumah sakit. Pendekatan mutu
yang ada saat ini berorientasi pada kepuasan pelanggan atau
pasien. Salah satu faktor kunci sukses pelayanan kesehatan di
rumah sakit adalah dengan mengembangkan mutu pelayanan klinis
sebagai inti pelayanan (Wijono, 2000).
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan
keadaan sosial ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan
orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai
cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih
ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan
semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan
Rumah Sakit maka fungsi pelayanan RS Tk. II 04.05.01 dr.
Soedjono secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar
menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan
kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan RS Tk. II 04.05.01
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 2
dr. Soedjono dapat seperti yang diharapkan maka perlu disusun
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS Tk. II 04.05.01
dr. Soedjono. Buku panduan tersebut merupakan konsep dan
program peningkatan mutu pelayanan RS TK II 04.05.01 dr.
Soejono yang disusun sebagai acuan bagi pengelola RS TK.II
04.05.01 dr. Soedjono dalam melaksanakan upaya peningkatan
mutu pelayanan Rumah Sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan
tentang prinsip upaya peningkatan mutu, langkah-langkah
pelaksanaannya dan dilengkapi dengan indikator mutu.
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran
4. Surat Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia
No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
Landasan Peraturan
Landasan peraturan Peningkatan mutu dan keselamatan rumah
sakit di rumah sakit TK, II 04.05.01 dr. Soedjono adalah :
1. UU no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
2. PMK no 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 3
3. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu tahun 1994
4. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit tahun 2007
5. Panduan Nasional Keselamatan Pasien edisi 2 tahun
2008
6. Pedoman Pelaporan Insiden keselamatan Pasien edisi 2
tahun 2008
BAB IIGAMBARAN UMUM
a. RS TK. II 04.05.01 dr. Soedjono merupakan Rumah Sakit Umumpemerintah dijajaran Kodam IV/Diponegoro.
b. RS Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono memberikan pelayanan rawatinap dilengkapi dengan kamar bedah, serta pelayananrawat jalan berikut penunjang diagnostik , dan layananpenunjang lainnya.
c. Pelayanan Unggulan RS adalah Pelayanan jantung, danMedical Chek up
d. Untuk pelayanan jantung RS menyediakan pelayanan terapidan tindakan penunjang yang meliputi Treadmill,danEchocardiografi.
e. Dari sisi finansial seluruh kegiatan RS dibedakan menjadi”profit centre ” dan ”cost centre”.
Profit centre dibagi menjadi 5 Unit Bisnis yaitu :1. Unit Bisnis Laboratory2. Unit Bisnis Radiology3. Unit Bisnis Clinical Services4. Unit Bisnis Nursing.5. Unit Bisnis Pharmacy
Sedangkan Cost centre terdiri dari :
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 4
1.Departemen Pendukung : laundry, sanitasi, gizi, pemeliharaan , kebersihan, teknik medis, teknik non medis, transportasi, staf medik.
2.Departemen Administrasi & Umum : keuangan, pembelian, marketing, humas, administrasi umum dansekretariat, staf manajemen, staf rekam medik, akuntansi dan personalia.
SEJARAH RS. TK. II 04.05.01 dr. SOEDJONO
RS TK. II 04.05.01 dr. Soedjono tidak dapat dipisahkan dariderap sejarah perjuangan bangsa Indonesia baik pada masaperjuangan kemerdekaan yang ditandai dengan perjungan fisikmelawan penjajah, maupun perjuangan dalam mengisi kemerdekaanyang ditandai dengan upaya-upaya peningkatan pelayanankesehatan melalui kemajuan ilmu dan tekhnologi.
RS TK. II 04.05.01 dr. Soedjono didirikan tahun 1917 olehpemerintah Belanda sebagai rumah sakit militer yang dipimpinoleh seorang dokter Belanda. Selain merawat penderitaBelanda, rumah sakit ini juga melayani masyarakat umum denganmembawa pengantar dari aparat desa. Pada tahun 1942,yaitumasa penjajahan Jepang, rumah sakit ini berada dalamkekuasaan Jepang dan hanya khusus merawat tentara Jepang,
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 5
Pada tahun 1945, setelah Jepang menyerah, rumah sakit berubahmenjadi RS. PMI dan sejak 1 Januari 1947 RS PMI berubahmenjadi RSU Wates Magelang. Pada tanggal 1Maret 1948 RSUWates diserahterimakan dari pemerintah kepada DKT Divisi IIIdan diganti namanya menjadi RS Tentara III yang dipimpin olehKolonel dr. Soetomo yang kemudian pada tanggal 1 November1974, nama RS diganti menjadi RS dr. Soedjono. Nama inidiambil untuk mengabadikan nama Letkol dr. Soedjono, seorangdokter brigade Kuda Putih yang gugur ditembak oleh Belanda didesa Pogalan, kecamatan Pakis kabupaten Magelang. merupakanrumah sakit swasta non profit yang didirikan pada tanggal 25Nopember 1951.
Sejalan dengan perkembangan jaman dan tehnologi, RS TK. II04.05.01 dr. Soedjono sudah dilengkapi fasilitas dan SDM yangmendukung, hingga saat ini RS TK.II 04.05.01 dr. Soedjonotetap konsisten menjalankan misi yang diemban untukmemberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh denganmengutamakan mutu. Berbagai peningkatan telah dilakukan RSTK. II 04.05.01 dr. Soedjono tidak lepas dari Visi, Misi danMotto yang dijadikan landasan gerak dan langkah kerja dalammemberikan pelayanan yang komprehensif.
Pelayanan yang disediakan :1. Pelayanan Rawat Inap :
Ruang Nusa Indah (VIP-VVIP) Ruang Dahlia (Kelas Utama) Ruang Melati (Kelas I dan Taruna) Ruang Edelweis (pasca bedah)(Kelas VIP,Kelas I dan II) Ruang Bougenvile(Kelas II) Ruang Cempaka(Kelas II) Ruang Anggrek(kebidanan)(Kelas I dan II) Ruang Flamboyan(anak) (kelas II) Ruang Seruni (Kelas III) Ruang ICU,ICCU,NICU, PICU
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 6
2. Pelayanan Rawat Jalan, yang terdiri dari : Unit Gawat Darurat 24 jam Poliklinik Paru Poliklinik Syaraf Poliklinik Jantung Poliklinik Jiwa/Psikologi Poliklinik THT Poliklinik Gigi Poliklinik Kebidanan Poliklinik Penyakit Dalam Poliklinik Mata Poliklinik Umum Poliklinik Kulit dan Kelamin Poliklinik Anak Poliklinik Bedah Poliklinik Bedah Syaraf Poliklinik Bedah Ortopedi Fisioterapi Akupuntur
3. Kamar Bedah4. Pelayanan Penunjang dengan berbagai peralatan penunjang
yang lengkap dan canggih.a. Laboratorium :
Hematologi Kimia klinik
b. Radiologi : CTSCAN USG Spirometri Elektrocardiografi Treadmill
5. Medical Check Up6. Hemodialisa (Renal Unit)7. Instalasi Farmasi yang buka selama 24 jam8. Penunjang lain, seperti : Ambulance, Ruang Duka
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 7
BAB IIIVISI, MISI, FALSAFAH, DAN TUJUAN RS
VISI : Menjadi Rumah Sakit kebanggaan Setiap Prajurit
MISI :1. Melaksanakan fungsi rujukan rumah sakit di jajaranKodam IV/ Diponegoro
2. Meningkatkan mutu pelayanan spesialis sesuaistandar Rumah Sakit TK. II
3. Memiliki sumber daya manusia,sarana dan prasaranayang cukup memadai secara kualitas maupun kuantitas
FALSAFAH : Menjunjung Tinggi Nilai – Nilai Kemanusiaan dalamPelayanan
VALUE DISCIPLINES : Operation Excellence dan Customer Intimacy
FILOSOFI dan BUDAYA KERJA : 1. Memberikan pelayanan terbaik bagi customer2. Mengutamakan kerjasama, mencapai tujuan bersama3. Berlaku jujur dan peduli, tulus dan rendah hati4. Disiplin, bekerja giat dan bermoral tinggi5. Belajar dari kesalahan untuk meningkatkan kinerja
secara berkesinambungan
SERVICE VALUES
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 8
1. Profesionalism : Memberikan pelayanan sesuai standard
sehingga menghasilkan layanan yang berkualitas, aman,
akurat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Intimacy : Wujud perhatian pada pelanggan secara
ikhlas, tulus dan berkesan.
3. Communicative : Proses interaksi dua arah secara
efisien, efektif dan informative dengan sopan dan
ramah.
TUJUAN RS. TK. II 04.05.01 dr. SOEDJONO
1. Tujuan Umum :
a. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanaan kesehatan pasien
yang utuh dalam arti peduli terhadap pasien dan
lingkungannya dan menyeluruh dalam arti preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan mutu yang
tinggi, terukur dan memuaskan pengguna.
b. Ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kota Magelang, Jawa Tengah maupun masyrakat yang
berada di Indonesia.
2. Tujuan Khusus :
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 9
a. Mengembangkan RS. TK. II 04.05.01 dr. Soedjono
sebagai rumah sakit yang mempunyai keunikan pelayanan
dalam arti pembeda yang bermakna dan dapat melayani
Pangsa pasar yang ditetapkan.
b. Mengembangkan RS. TK. II 04.05.01 dr. Soedjono
sebagai rumah sakit unggulan didalam bidang – bidang
medik tersier tertentu yang belum / tidak dimiliki rumah
Sakit lain dan menjadi alamat rujukan bagi yang
memerlukan
KEBIJAKAN MUTU
”Kami senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan melaluipeningkatan mutu pelayanan berkesinambungan denganmemperhatikan: pelaksanaan prosedur yang benar,peningkatan kompetensi SDM, penerapan teknologi yangmemadai dan Patient Safety”
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 10
BAB VI
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
VISI
“Mutu pelayanan dan keselamatan pasien menjadi budaya kegiatan
unit “
MISI
1. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien disusun dan
dilaksanakan di setiap unit kerja rumah sakit Tk. II 04.05.01
dr. Soedjono
2. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
3. Terselenggaranya partisipasi dan dukungan dari pimpinan rumah
sakit
4. Tersosialisasinya program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada staf
TUJUAN
Tujuan Umum :
Agar buku pedoman yang merupakan konsep dasar dan prinsip upaya
peningkatan mutu ini dapat digunakan oleh pimpinan dan pelaksana
Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono sebagai acuan dalam
melaksanakan Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
dr. Soedjono
Tujuan Khusus :
1. Tercapainya satu pengertian tentang Upaya Peningkatan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 14
Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2. Adanya acuan dalam pelaksaan program Upaya Peningkatan
Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Tercapainya budaya mutu dan keselamatan pasien diseluruh
unit kerja rumah sakit TK. II 04.05.01 dr. Soedjono
4. Adanya dukungan dari pimpinan rumah sakit Tk. II 04.05.01
dr. Soedjono
Sasaran Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
1. Mutu asuhan medis
2. Mutu asuhan Keperawatan
3. Meningkatkan Kepuasan pasien
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
BAB VII
SEJARAH PERKEMBANGAN UPAYA PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebenarnya
bukanlah hal yang baru. Pada tahun (1820 –1910) Florence
Nightingale seorang perawat dari Inggris menekankan pada aspek-
aspek keperawatan pada peningkatan mutu pelayanan. Salah satu
ajarannya yang terkenal sampai sekarang adalah “ hospital should do
the patient no harm”, Rumah Sakit jangan sampai merugikan atau
mencelakakan pasien.
Di Amerika Serikat, upaya peningkatan mutu pelayanan medik
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 15
dimulai oleh ahli bedah Dr. E.A.Codman dari Boston dalam tahun
1917. Dr.E.A Codman dan beberapa ahli bedah lain kecewa dengan
hasil operasi yang seringkali buruk, karena seringnya terjadi
penyulit. Mereka berkesimpulan bahwa penyulit itu terjadi karena
kondisi yang tidak memenuhi syarat di Rumah Sakit. Untuk itu
perlu ada penilaian dan penyempurnaan tentang segala sesuatu yang
terkait dengan pembedahan. Ini adalah upaya pertama yang berusaha
mengidentifikasikan masalah klinis, dan kemudian mencari jalan
keluarnya.
Kelanjutan dari upaya ini pada tahun 1918 The American
College of Surgeons (ACS) menyusun suatu Hospital Standardization
Programme. Program standarisasi adalah upaya pertama yang
terorganisasi dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan. Program
ini ternyata sangat berhasil meningkatkan mutu pelayanan sehingga
banyak Rumah Sakit tertarik untuk ikut serta. Dengan
berkembangnya ilmu dan teknologi maka spesialisasi ilmu
kedokteran diluar bedah cepat berkembang. Oleh karena itu
program standarisasi perlu diperluas agar dapat mencakup disiplin
lain secara umum.
Pada tahun 1951 American College of Surgeon, American
College of Physicians, American Hospital Association bekerjasama
membentuk suatu Joint Commision on Accreditation of Hospital
(JCAHO) suatu badan gabungan untuk menilai dan mengakreditasi
Rumah Sakit .
Pada akhir tahun 1960 JCAHO tidak lagi hanya menentukan
syarat minimal dan essensial untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 16
yang ada di Rumah Sakit, namun telah memacu Rumah Sakit agar
memberikan mutu pelayanan yang setinggi-tingginya sesuai dengan
sumber daya yang ada. Untuk memenuhi tuntutan yang baru ini
antara tahun 1953-1965 standar akreditasi direvisi enam kali,
selanjutnya beberapa tahun sekali diadakan revisi. Revisi
terhadap Standar Akreditasi JCI terbaru dilakukan pada bulan
Januari 2011 yang merupakan edisi keempat.
Atas keberhasilan JCAHO dalam meningkatkan mutu pelayanan,
Pemerintah Federal memberi pengakuan tertinggi dalam
mengundangkan “Medicare Act”. Undang-undang ini mengabsahkan
akreditasi Rumah Sakit menurut standar yang ditentukan oleh
JCAHO. Sejak saat itu Rumah Sakit yang tidak diakreditasi oleh
JCAHO tidak dapat ikut program asuransi kesehatan pemerintah
federal (medicare), padahal asuransi di Amerika sangat menentukan
utilisasi Rumah Sakit karena hanya 9,3% biaya Rumah Sakit berasal
dari pembayaran langsung oleh pasien.
Sejak tahun 1979 JCAHO membuat standar tambahan, yaitu agar
dapat lulus akreditasi suatu Rumah Sakit harus juga mempunyai
program pengendalian mutu yang dilaksanakan dengan baik.
Di Australia, Australian Council on Hospital Standards
(ACHS) didirikan dengan susah payah pada tahun 1971, namun sampai
tahun 1981 badan ini baru berhasil beroperasi dalam 3 Negara
bagian. Tetapi lambat laun ACHS dapat diterima kehadirannya dan
diakui manfaatnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan sehingga
sekarang kegiatan ACHS telah mencakup semua negara bagian.
Pelaksanaan peningkatan mutu di Australia pada dasarnya hampir
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 17
sama dengan di Amerika.
Di Eropa Barat perhatian terhadap peningkatan mutu pelayanan
sangat tinggi, namun masalah itu tetap merupakan hal baru dengan
konsepsi yang masih agak kabur bagi kebanyakan tenaga profesi
kesehatan. Sedangkan pendekatan secara Amerika sukar diterapkan
karena perbedaan sistem kesehatan di masing-masing negara di
Eropa. Karena itu kantor Regional WHO untuk Eropa pada awal tahun
1980-an mengambil inisiatif untuk membantu negara-negara Eropa
mengembangkan pendekatan peningkatan mutu pelayanan disesuaikan
dengan sistem pelayanan kesehatan masing-masing.
Pada tahun 1982 kantor regional tersebut telah menerbitkan
buku tentang upaya meningkatkan mutu dan penyelenggaraan
simposium di Utrecht, negeri Belanda tentang metodologi
peningkatan mutu pelayanan. Dalam bulan Mei 1983 di Barcelona,
Spanyol suatu kelompok kerja yang dibentuk oleh WHO telah
mengadakan pertemuan untuk mempelajari peningkatan mutu khusus
untuk Eropa.
Walaupun secara regional WHO telah melakukan berbagai upaya,
namun pada simposium peningkatan mutu pada bulan Mei 1989
terdapat kesan bahwa secara nasional upaya peningkatan mutu di
berbagai negara Eropa Barat masih pada perkembangan awal.
Di Indonesia langkah awal yang sangat mendasar dan terarah
yang telah dilakukan Departemen Kesehatan dalam rangka upaya
peningkatan mutu yaitu penetapan kelas Rumah Sakit pemerintah
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.033/Birhup/1972.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 18
Secara umum telah ditetapkan beberapa kriteria untuk tiap kelas
Rumah Sakit A,B,C,D. Kriteria ini kemudian berkembang menjadi
standar-standar. Kemudian dari tahun ke tahun disusun berbagai
standar baik menyangkut pelayanan, ketenagaan, sarana dan
prasarana untuk masing-masing kelas Rumah Sakit. Disamping
standar, Departemen Kesehatan juga mengeluarkan berbagai panduan
dalam rangka meningkatkan penampilan pelayanan Rumah Sakit.
Sejak tahun 1984 Departemen Kesehatan telah mengembangkan
berbagai indikator untuk mengukur dan mengevaluasi penampilan
(performance) Rumah Sakit pemerintah kelas C dan Rumah Sakit
swasta setara yaitu dalam rangka Hari Kesehatan Nasional.
Indikator ini setiap dua tahun ditinjau kembali dan
disempurnakan. Evaluasi penampilan untuk tahun 1991 telah
dilengkapi dengan indikator kebersihan dan ketertiban Rumah Sakit
dan yang dievaluasi selain kelas C juga kelas D dan kelas B serta
Rumah Sakit swasta setara. Sedangkan evaluasi penampilan tahun
1992 telah dilengkapi pula dengan instrumen mengukur kemampuan
pelayanan. Evaluasi penampilan Rumah Sakit ini merupakan langkah
awal dari Konsep Continuous Quality Improvement (CQI). Berbeda
dengan konsep QA tradisional dimana dalam monitor dan evaluasi
dititik beratkan kepada pencapaian standar, maka pada CQI fokus
lebih diarahkan kepada penampilan organisasi melalui penilaian
pemilik, manajemen, klinik dan pelayanan penunjang. Perbedaan
yang sangat mendasar yaitu keterlibatan seluruh karyawan.
Selain itu secara sendiri-sendiri beberapa Rumah Sakit telah
mengadakan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan Rumah Sakitnya.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 19
Pada tahun 1981 RS Gatot Subroto telah melakukan kegiatan
penilaian mutu yang berdasarkan atas derajat kepuasan pasien.
Kemudian Rumah Sakit Husada pada tahun 1984 melakukan kegiatan
yang sama. Rumah Sakit Adi Husada di Surabaya membuat penilaian
mutu atas dasar penilaian perilaku dan penampilan kerja perawat.
Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya menilai mutu melalui penilaian
infeksi nosokomial sebagai salah satu indikator mutu pelayanan.
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menggunakan upaya penggunaan obat
secara rasional. Rumah Sakit Islam Jakarta pernah menggunakan
pengendalian mutu terpadu (TQC) dan Gugus Kendali Mutu (Quality
Control Circle = QCC). Beberapa Rumah Sakit lainnya juga telah
mencoba menerapkan Gugus Kendali Mutu, walaupun hasilnya belum
ada yang dilaporkan.
Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono sebagai rumah sakit
pemerintan di jajaran Kodam IV/Diponegoro,diharapkan memiliki
standar yang tinggi untuk mencapai visinya “Menjadi Rumah Sakit
Kebanggan Setiap Prajurit“, maka perlu mulai melaksanakan upaya
untuk terus menerus memantau dan meningkatkan mutu pelayanan
klinik (clinical care). Adanya tuntutan dari masyarakat terhadap
pelayanan bermutu yang dapat diberikan Rumah Sakit juga merupakan
salah satu alasan perlunya meningkatkan mutu pelayanan.
Sejalan dengan hal di atas maka Departemen Kesehatan telah
mengadakan Pelatihan Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit pada
beberapa Rumah Sakit. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan
bahwa kesadaran untuk meningkatkan mutu sudah cukup meluas
walaupun dalam penerapannya sering ada perbedaan.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 20
BAB VIII
KONSEP DASAR UPAYA
PENINGKATAN MUTU
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO
Pengertian Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa
pengertian yang secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
a) Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atauPedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 21
jasa.
b) Mutu adalah expertise, atau keahlian dan
keterikatan(commitment)yang selalu dicurahkan pada
pekerjaan.
c) Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
d) Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan
pekerjaan.
Definisi Mutu Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono
Adalah derajat kesempurnaan pelayanan Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
dr. Soedjono untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan
standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang
tersedia di Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono secara
wajar, efisien, efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan Rumah Sakit dan
masyarakat konsumen.
Pihak Yang Berkepentingan Dengan Mutu
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, pihak-pihak
tersebut adalah :
a. Konsumen
b. Pembayar atau perusahaan atau asuransi
c. Manajemen Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono
d. Karyawan Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono
e. Masyarakat
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 22
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan
kepentingannya terhadap mutu, karena itu mutu adalah multi
dimensional.
Dimensi Mutu
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya
Mutu Terkait Dengan Struktur, Proses dan Outcome
Mutu suatu rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan
ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek
rumah sakit sebagai suatu sistem. Aspek tersebut terdiri dari
struktur, proses dan outcome.
a. Struktur :
Adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber
daya keuangan dan sumber daya lain-lain pada fasilitas
pelayanan kesehatan. Baik tidaknya struktur dapat diukur
dari kewajaran, kuantitas, biaya dan mutu komponen-
komponen struktur itu.
b. Proses :
Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 23
terhadap pasien: evaluasi, diagnosa, perawatan,
konseling, pengobatan, tindakan, penanganan jika terjadi
penyulit, follow up. Baik tidaknya proses dapat diukur dari
relevansinya bagi pasien, efektifitasnya dan mutu proses
itu sendiri. Pendekatan proses adalah pendekatan paling
langsung terhadap mutu asuhan.
c. Outcome :
Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan
tenaga profesi lain terhadap pasien dalam arti perubahan
derajat kesehatan dan kepuasannya serta kepuasan
provider. Outcome yang baik sebagian besar tergantung
kepada mutu struktur dan mutu proses yang baik. Sebaiknya
outcome yang buruk adalah kelanjutan struktur atau proses
yang buruk.
Rumah Sakit Tk. II 04.05 01 dr. Soedjono adalah suatu
institusi pelayanan kesehatan yang komplek, padat karya dan padat
modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di Rumah sakit
Tk.II 04.05.01 dr. Soedjono menyangkut berbagai fungsi pelayanan,
pendidikan serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis
disiplin. Agar Rumah Sakit Tk.II 04.05.01 dr. Soedjono mampu
melaksanakan fungsi yang demikian komplek, maka Rumah Sakit Tk.II
04.05.01 dr. Soedjono harus memiliki sumber daya manusia yang
profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, Rumah Sakit Tk. II 04.05.01
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 24
dr. Soedjono harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin
peningkatan mutu di semua tingkatan.
Pengukuran mutu medis di Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr.
Soedjono sudah diawali dengan penilaian akreditasi Rumah Sakit
yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat struktur dan
proses. Pada kegiatan ini Rumah Sakit Tk.II 04.05.01 dr. Soedjono
harus melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah
ditetapkan. Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono dipacu untuk
dapat menilai diri (self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk
mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain yaitu
instrumen mutu pelayanan Rumah Sakit Tk II 04.05.01 dr. Soedjono
yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (Outcome). Tanpa
mengukur hasil kinerja Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono
tidak dapat mengetahui apakah struktur dan proses yang baik telah
menghasilkan outcome yang baik pula. Pelaksanaan indikator mutu
Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr. Soedjono disusun dengan mengacu
pada Buku Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Rumah Sakit yang
telah diterbitkan oleh World Health Organization dan Direktorat
Jenderal Pelayanan Medis Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 1998.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 25
BAB IX
UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RS Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO
1. KESELAMATAN PASIEN
Definisi Keselamatan pasien / Patient Safety adalah : Pasien
bebas dari Harm / cedera yang tidak seharusnya terjadi atau
bebas dari cedera yang potensial akan terjadi ( penyakit,
cedera fisik / sosial / psikologis / cacad, kematian dll )
terkait dengan pelayanan kesehatan.
Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) adalah : setiap kejadian
atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan harm / cidera yang tidak seharusnya terjadi.
Insiden keselamatan pasien meliputi :
a. Kejadian Sentinel
b. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
c. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC )
d. Kejadian Tidak Cedera ( KTC )
e. Kondisi Potensial Cedera ( KPC )
Definisi kejadian sentinel adalah : Kejadian yang menyebabkan
kematian atau kerugian atau kecacatan permanen yang bukan karena
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 26
proses penyakit yang tidak diantisipasi yang seharusnya dapat
dicegah.
Kejadian sentinel meliputi keadaan sebagai berikut :
a. Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan
alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari
penyakitnya
b. Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak
terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya
c. Kesalahan lokasi, salah prosedur, salah pasien dalam
tindakan pembedahan
d. Kejadian penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama
orang yang bukan orang
tuanya
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah : Kejadian yang
menyebabkan cedera atau komplikasi yang tidak diharapkan sehingga
menyebabkan perawatan lebih lama, kecacatan atau kematian yang
bukan oleh proses penyakit
Kejadian tidak diharapkan antara lain :
a. Reaksi tranfusi di rumah sakit
b. Kesalahan obat yang signifikan dan efek obat yang tidak
diharapkan
c. Kesalahan medis ( medical error ) yang menyebabkan kecacatan
dan perpanjangan hari
rawat
d. Ketidak cocokkan yang besar (major) antara diagnosis pre
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 27
operasi dan pasca operasi
e. Kejadian tidak diharapkan pada pemberian sedasi moderat dan
anestesi
f. Kejadian lain misalnya wabah penyakit infeksi
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah : Kejadian yang berpotensi
menyebabkan kerugian atau bahaya, akan tetapi karena faktor
keberuntungan hal tersebut tidak terjadi
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) meliputi keadaan sebagai berikut :
a. Kejadian yang berpotensi menyebabkan cidera yang berkaitan
dengan pelayanan kepada pasien tetapi dapat dihindari
/ dicegah dan perlu dilaporkan kepada tim keselamatan pasien
RS.
a. Kejadian yang berpotensi menyebabkan kerugian / bahaya yang
tidak berkaitan langsung dengan pelayanan kepada pasien
tetapi dapat dihindari / dicegah dan tidak perlu dilaporkan
kepada tim keselamatan pasien RS tetapi dapat diselesaikan
oleh unit terkait antara lain :
Kejadian yang berkaitan dengan administrasi keuangan
Kejadian kehilangan barang milik pasien / keluarga
pasien
Kejadian komplain pasien / keluarga pasien
Kejadian Tidak Cedera adalah : insiden yang sudah terpapar kepada
pasien tapi tidak menimbulkan cedera.
Kondisi Potensial Cedera adalah kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera tapi belum terjadi insiden.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 28
Daftar Kondisi Potensial Cidera (KPC) RS Tk. II 04.05.01 dr,
Soedjono :
a. Bangunan
1. Atap pecah / bocor
2. Tembok retak
3. Plafon retak
4. Plafon berlubang
5. Plafon bocor
6. Ubin pecah/berlubang
7. Lantai berlumut
8. Kaca retak
9. Jendela rusak
10. Pintu rusak
11. Pipa air bocor
12. Keran air bocor
13. Talang air bocor / meluap
14. Saluran pembuangan air tersumbat
15. Lantai basah/licin
16. Tanda peringatan tidak terpasang saat lantai basah
b. Alat Non Medis
1. Roda bed / kursi rusak
2. Bed pasien berkarat/ keropos
3. Pembatas bed pasien rusak
4. Pengunci tiang infus longgar / tajam
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 29
5. Tiang infus rusak
6. Tempat duduk rusak
7. Pengatur naik turun bed rusak / tidak berfungsi
8. Kabel listrik berserakan/ tidak rapi
9. AC bocor / tidak berfungsi
10. Kursi operator bedah beroda (IKO)
11. Kunci roda bed tidak berfungsi
12. Kursi roda dalam keadaan tidak terkunci saat berhenti
c. Alat Medis
Umum
1. Masa kalibrasi alat terlewati
2. Tensi air raksa bocor
3. Syring pump tidak berfungsi optimal
4. Defibriltor dalam kondisi rusak / tidak siap pakai
5. Alat monitor yang rusak / tidak siap pakai
6. Alat ECG rusak / tidak siap pakai
7. Ventilator dalam kondisi tidak siap pakai
8. Alat spirometri tidak berfungsi dengan benar
9. Alat treadmill tidak berfungsi dengan benar
10. Alat suction tidak berfungsi dengan baik
11. Pisau / gunting medis tidak tajam
12. Senter mati/tidak ada
Laboratorium
1. Alat analisa tidak berfungsi / rusak
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 30
2. Jarak antar bed terlalu dekat
Kamar Operasi
1. Kauter tidak berfungsi dengan baik
2. Warmer tidak berfungsi dengan baik
Kamar Bersalin
1. Alat NST tidak berfungsi dengan benar
2. Incubator tidak siap pakai/rusak
3. Alat Doppler tidak berfungsi
Hemodialisa
1. Alat HD tidak berfungsi
2. Cairan bikarbonat masa kadaluarsa < 3 bulan
Radiologi
1. Alat tidak berfungsi dengan baik
2. Tampilan gambar tidak jelas
d. Obat
1. obat High alert tidak tertandai dengan benar
2. penyimpanan obat high alert yang tidak benar
3. penyimpanan obat tidak sesuai aturan prosedur
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 31
4. tidak tersedia / tidak lengkap – nya obat emergency
setelah di gunakan
5. penyimpanan obat pasien tidak dilakukan dengan benar
Kesalahan Medis (Medical errors) adalah : Kesalahan yang terjadi
dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan termasuk gagal
melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana
yang salah untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat melaksanakan
suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission).
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah : Suatu
sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan
tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien. Sistem ini juga
mendokumentasikan kejadian-kejadian yang tidak konsisten dengan
operasional rutin rumah sakit atau asuhan pasien.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 32
Gambar Alur Pelaporan Insiden RS Tk. II 04.05.01 dr, Soedjono
Petugas yang mengetahui terjadinya insiden mengisi form
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 33
pelaporan insiden. Form ini bersifat rahasia dan tidak boleh
digandakan / dikopi untuk alasan apapun. Kepala bagian memilah
insiden yang dikirim ke Tim KPRS menjadi insiden klinis dan non
klinis, untuk insiden klinis menentukan risk grading matrix, kemudian
menyerahkan laporan insiden kepada Tim KPRS dengan persyaratan :
untuk laporan insiden kategori low dilaporkan paling lambat 7 x
24 jam, sedangkan untuk insiden kategori sentinel, high dan
moderate selambatnya 1 x 24 jam. Untuk kategori low, maka unit
yang bertindak sebagai penyebab insiden akan menganalisa dan
hasilnya dilaporkan kepada tim KPRS. Bila hasil grading Moderate,
High, dan Sentinel maka tim KPRS akan menerbitkan FTKP untuk
analisa masalah melalui RCA dilakukan oleh tim RCA sesuai insiden
yang terjadi.
Hasil RCA dilaporkan kepada unit terkait dan tim KPRS, dan
dilakukan monitoring keefektifan dari tindak lanjut yang sudah
dilakukan. Bila tindak lanjut sudah efektif dan berkaitan dengan
prosedur makan dilanjutkan dengan pembuatan prosedur baru, bila
belum efektif maka dilakukan analisa ulang terhadap insiden yang
terjadi.
Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis) adalah : Suatu proses
terstruktur untuk mengidentifikasi faktor penyebab atau faktor
yang berpengaruh terhadap terjadinya penyimpangan kinerja,
termasuk KTD.
Manajemen Risiko (Risk Management) adalah : Dalam hubungannya
dengan operasional rumah sakit, istilah manajemen risiko
dikaitkan kepada aktivitas perlindungan diri yang berarti
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 34
mencegah ancaman yang nyata atau berpotensi nyata terhadap
kerugian keuangan akibat kecelakaan, cedera atau malpraktik
medis.
RISK GRADING MATRIX
PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD
Level Frekuensi Kejadian actual1 Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun2 Tidak biasa Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun3 Kadang-kadang Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun4 Kemungkinan Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun5 Sering Terjadi dalam minggu / bulan
DAMPAK KLINIS / CONSEQUENCES / SEVERITY
Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 35
1 Insignificant Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
3 Moderate Cedera sedang
Berkurangnya fungsi motorik / sensorik /
psikologis atau intelektual secara reversibel
dan tidak berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Major Cedera luas / berat
Kehilangan fungsi utama permanent
(motorik, sensorik, psikologis,
intelektual) / irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya
5 Cathastropic Kematian yang tidak berhubungan dengan
perjalanan penyakit yang mendasarinya
RISK GRADING MATRIX
Frekuensi/
Likelihood
Potencial Concequences
Insignifica
nt
1
Minor
2
Moderate
3
Major
4
Catastropic
5
Sangat Sering Moderate Moderate High Extreme Extreme
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 36
Terjadi
(Tiap mgg /bln)
5
Sering terjadi
(Bebrp x /thn)
4
Moderate Moderate High Extreme Extreme
Mungkin terjadi
(1-2 thn/x)
3
Low Moderate High Extreme Extreme
Jarang terjadi
(2-5 thn/x)
2
Low Low Moderate High Extreme
Sangat jarang
sekali (>5 thn/x)
1
Low Low Moderate High Extreme
TINDAKAN
Can be
manage by
procedure
Clinical Manager /
Lead Clinician should
assess the
consequences againts
cost of treating the
risk
Detailed review &
urgent treatment
should be
undertaken by
senior management
Immediate review
& action
required at
Board level.
Director must be
informed
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui,
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 37
dimasukkan dalam table matriks grading risiko untuk
menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
a. Skor Risiko
Untuk menentukan skor risiko digunakan matriks grading
risiko :
1. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
2. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
3. Tetapkan warna bands-nya, berdasarkan pertemuan antara
frekuensi dan dampak.
Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada
asesmen risiko ditemukan dua insiden dengan hasil skor
risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya
dapat menggunakan warna bands risiko.
Skala prioritas bands risiko adalah
Bands biru : Rendah / Low
Bands hijau : Sedang / Moderate
Bands kuning : Tinggi / High
Bands merah : Sangat tinggi / Extreme
b. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam
empat warna yaitu: biru, hijau, kuning, dan merah .
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 38
SKOR RISIKO = Dampak XProbabilitas
ANALISIS AKAR MASALAH
( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA )
A. Pengertian
Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis
terstruktur yang mengidentifikasi akar masalah dari suatu
insiden, dan proses ini cukup adekuat untuk mencegah terulangnya
insiden yang sama. RCA berusaha menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apa yang telah terjadi?
2. Apa yang seharusnya terjadi?
3. Bagaimana terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah kejadian yang sama terulang?
RCA wajib dilakukan pada :
Semua kematian yang tidak diharapkan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 39
Semua insiden yang diduga mengakibatkan cidera permanent,
kehilangan fungsi atau kehilangan bagian tubuh.
Dalam menentukan penyebab insiden, harus dibedakan antara
penyebab langsung dan akar masalah. Penyebab langsung (immediate
cause/proximate cause) adalah suatu kejadian (termasuk setiap
kondisi) yang terjadi sesaat sebelum insiden, secara langsung
menyebabkan suatu insiden terjadi, dan jika dieliminasi atau
dimodifikasi dapat mencegah terjadinya insiden.
Akar masalah (underlying cause/root cause) adalah satu dari banyak
faktor (kejadian, kondisi) yang mengkontribusi atau menciptakan
proximate cause, dan jika dieliminasi atau dimodifikasi dapat
mencegah terjadinya insiden. Biasanya suatu insiden memiliki
lebih dari satu akar masalah.
Cara untuk mengidentifikasi akar masalah adalah :
1. Dimulai dengan mengumpulkan data penyebab langsung
2. Mengapa penyebab langsung terjadi? Sistem dan proses mana
yang mendasari terjadinya penyebab langsung.
3. Lebih menitikberatkan pada sistem daripada human errors.
4. Tim sering kali menemui masalah pada tahap ini; sering
berhenti pada penyebab langsung dan tidak terus mencari
akar masalahnya.
5. Penyelidikan harus terus berlanjut sampai masalah yang
ditemukan tidak dapat ditelusur lagi, inilah yang dimaksud
dengan akar masalah.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 40
Cara membedakan root cause dan contributing cause :
1. Apakah insiden dapat terjadi jika “cause” tesebut tidak
ada?
Tidak : root cause Ya : contributing
2. Apakah insiden akan terulang oleh karena hal yang sama jika
“cause” dikoreksi atau dieliminasi?
Tidak : root cause Ya : contributing
3. Apakah koreksi atau eliminasi “cause” dapat menyebabkan
insiden yang serupa?
Tidak : root cause Ya : contributing
Apabila ketiga jawabab adalah “tidak”, maka cause tersebut
adalah “root cause”
Apabila salah satu jawaban adalah “ya”, maka cause tersebut
adalah “contributing cause”.
B. Langkah Root Cause Analisis (RCA)
Adapun langkah-langkah Root Cause Analisis (RCA), sebagai
berikut:
a. Identifikasi insiden yang akan dianalisis
b. Tentukan tim investigator
c. Kumpulkan data
Observasi : kunjungan langsung untuk mengetahui
keadaan, posisi, hal-hal yang berhubungan dengan
insiden.
Dokumentasi : untuk mengetahui apa yang terjadi
sesuai data, observasi dan inspeksi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 41
Interview : untuk mengetahui kejadian secara
langsung guna pengecekan data hasil observasi dan
dokumentasi.
d. Petakan kronologi kejadian
Sangat membantu bila kronologi insiden dipetakan dalam
sebuah bagan.
Ada berbagai macam cara kronologi kejadian, sebagai
berikut :
a. Kronologi cerita / narasi
Suatu penulisan cerita apa yang terjadi berdasarkan
tanggal dan waktu, dibuat berdasarkan kumpulan data
saat investigasi.
Kronologi cerita digunakan jika:
1. Kejadian sederhana dan tidak kompleks, di mana
masalah, praktek dan faktor kontribusinya sederhana.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui gambaran umum
suatu kejadian yang lebih kompleks
3. Dapat digunakan sebagai bagian integral dari suatu
laporan sebagai ringkasan di mana hal tersebut mudah
dibaca.
Nilai positif : format ini baik untuk presentasi
informasi
Nilai negatif :
a. sulit untuk menemukan titik cerita dengan cepat
b. sulit untuk mengerti jalan cerita dengan cepat
bila melibatkan banyak pihak
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 42
b. Timeline
Metode untuk menelusuri rantai insiden secara
kronologis. Memungkinkan investigator untuk menemukan
bagian dalam proses di mana masalah terjadi.
c. Tabular timeline
Merupakan pengembangan timeline yang berisi tiga data
dasar: tanggal, waktu, cerita kejadian asal, dan
dilengkapi 3 (tiga) data lain yaitu: informasi
tambahan, praktek yang baik (Good Practice), dan
masalah / CMP (Care Management Problem).
Tabular timeline dapat digunakan pada setiap insiden,
berguna pada kejadian yang berlangsung lama.
d. Time person grids
Alat pemetaan tabular yang dapat membantu pencatatan
pergerakan orang (staf, dokter, pengunjung, pasien, dan
lain-lain) sebelum, selama, dan sesudah kejadian.
Time person grid digunakan ketika :
Jika dalam suatu insiden terdapat keterlibatan
banyak orang dan investigator ingin memastikan
keberadaan mereka dalam insiden.
Berguna pada keadaan jangka pendek
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 43
Dapat dipetakan ke dalam garis waktu sehingga dapat
dipakai untuk mengetahui kerangka waktu spesifik
yang lebih detil.
Langkah-langkah time person grid sebagai berikut:
a. buatlah tabel yang terdiri dari beberapa baris dan
kolom
b. dari tabel tersebut, kolom sebelah kiri berisi
daftar staf yang terlibat
c. kolom berikutnya berisi perjalanan waktu (jam,
menit) pada baris atasnya
d. kemudian pada baris di bawah waktu berisi keterangan
tempat atau kegiatan staf yang terlibat
Nilai positif :
dapat digunakan pada waktu yang pendek
dapat mengidentifikasi keberadaan seseorang dan
adanya celah informasi
pemetaan dapat dalam bentuk garis waktu yang efektif
Nilai negatif :
hanya dapat digunakan dalam waktu yang pendek
orang tidak dapat mengingat waktu di mana ia berada
terfokus pada individu
C. Identifikasi masalah (Care Management Problem / CMP)
Masalah yang terjadi dalam pelayanan, baik itu melakukan
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya. Suatu
insiden bisa terdiri dari beberapa CMP.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 44
1. Prinsip Dasar CMP :
pelayanan yang menyimpang dari standar pelayanan yang
ditetapkan
2. Penyimpangan memberikan dampak langsung atau tidak langsung
pada adverse event.
D. Analisis Informasi
Tools untuk identifikasi proximate dan underlying cause.
1. 5 Why (why-why chart)
Secara konstan bertanya “mengapa?”, melalui lapisan
penyebab sehingga mengarah pada akar permasalahan dari
problem yang teridentifikasi.
2. Analisis perubahan / change analysis
Digunakan untuk menganalisa proses yang tidak bekerja
sesuai rencana (apa dan mengapa berubah). Cara ini
digunakan jika:
Suatu sistem / tugas yang awalnya berjalan efektif
kemudian terjadi kegagalan / terdapat sesuatu yang
menyebabkan perubahan situasi.
Mencurigai suatu perubahan yang menyebabkan
ketidaksesuaian tindakan atau kerusakan alat.
Analisis perubahan membandingkan reality dengan idealnya /
teori dengan prakteknya. Langkah-langkahnya :
1. pelajari prosedur normal : apa yang seharusnya
dilakukan (kolom 1)
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 45
2. petakan alur insiden yang terjadi, bandingkan dengan
langkah 1 (kolom 2)
3. bandingkan dua proses apakah ada perbedaan, apa sebagai
masalah? Catat pada kolom yang telah disediakan (kolom
3)
4. catat akar masalah untuk perbaikan yang akan dimasukkan
dalam rekomendasi.
3. Analisis hambatan / barrier analysis
Analisa hambatan didesain untuk mengidentifikasi :
1. penghalang mana yang seharusnya berfungsi untuk
mencegah terjadinya insiden
2. mengapa penghalang gagal?
3. penghalang apa yang dapat digunakan insiden terulang
kembali?
Ada empat tipe penghalang, yaitu :
1. penghalang fisik
2. penghalang natural
3. penghalang tindakan manusia
4. penghalang adminstrasi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 46
Saat suatu insiden terjadi, biasanya sudah ada tiga atau
lebih penghalang yang berhasil ditembus. Hal ini sesuai
dengan teori “Swiss Cheese”
4. Fish bone
Tiap masalah dapat berkaitan dengan beberapa faktor yang
dapat memberikan dampak pada timbulnya insiden.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 47
Gambar . Teori Analisis hambatan / barrier
analysis
Untuk pengisian, lihat Faktor kontributor .
Tabel . Faktor Kontributor Investigasi Insiden Klinis
FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN DAN SUBKOMPONEN DALAM
INVESTIGASI INSIDEN KLINIS
1. FAKTOR KONTRIBUTOR EKSTERNAL DILUAR RUMAH SAKITKomponen
a. Regulator dan
Ekonomi
b. Peraturan dan
Kebijakan Depkes
c. Peraturan Nasional
d. Hubungan dengan
Organisasi lain
2. FAKTOR KONTRIBUTOR ORGANISASI DAN MANAJEMENKomponen Subkomponen
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 48
Gambar . Teori Fish bone
Organisasi dan Manajemen
a. Struktur Organisasi
b. Pengawasan
c. Jenjang Pengambilan Keputusan
Kebijakan, Standar dan
Tujuan
a. Tujuan dan Misi
b. Penyusunan Fungsi Manajemen
c. Kontrak Service
d. Sumber Keuangan
e. Pelayanan Informasi
f. Kebijakan diklat
g. Prosedur dan Kebijakan
h. Fasilitas dan Perlengkapan
i. Manajemen Risiko
j. Manajemen K3
k. Quality Improvement
Administrasi Sistem Administrasi
Budaya Keselamatan
a. Attitude Kerja
b. Dukungan manajemen oleh
seluruh staf
SDM
a. Ketersediaan
b. Tingkat Pendidikan dan
Keterampilan Staf yang Berbeda
c. Beban Kerja yang optimalDiklat Manajemen
Training/Pelatihan/Refreshing
3. FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 49
Komponen SubkomponenDesain dan Bangunan
a. Manajemen Pemeliharaan
b. Penilaian Ergonomik
c. Fungsionalitas
Lingkungan
a. Housekeeping
b. Pengawasan Lingkungan Fisik
c. Perpindahan Pasien antar
Ruangan
Perlengkapan
a. Malfungsi Alat
b. Ketidaktersediaan
c. Manajemen Pemeliharaan
d. Fungsionalitas
e. Desain, Penggunaan & Maintenace
Peralatan
4. FAKTOR KONTRIBUTOR : TIMKomponen Subkomponen
Supervisi dan Konsultasi
a. Adanya kemauan staf junior
berkomunikasi
b. Cepat Tanggap
Konsistensi
a. Kesamaan tugas antar profesi
b. Kesamaan tugas antar staf yang
setingkatKepemimpinan dan Tanggung
Jawab
a. Kepemimpinan Efektif
b. Uraian Tugas Jelas
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 50
Respon terhadap Insiden Dukungan peer group setelah insiden
5. FAKTOR KONTRIBUTOR : STAFKomponen Subkomponen
Kompetensi
a. Verifikasi Kualifikasi
b. Verifikasi Pengetahuan dan
KeterampilanStressor Fisik dan Mental
a. Motivasi
b. Stresor Mental: Efek Beban
Kerja Beban Mental
c. Stresor Fisik: Efek Beban
Kerja = Gangguan Fisik
6. FAKTOR KONTRIBUTOR : TUGASKomponen Subkomponen
Ketersediaan SOP
a. Prosedur Peninjauan dan
Revisi SOP
b. Ketersediaan SOP
c. Kualitas Informasi
d. Prosedur
InvestigasiKetersediaan dan akurasi
hasil test
a. Test Tidak Dilakukan
b. Ketidaksesuaian antara
interpretasi hasil testFaktor Penunjang dalam
validasi alat medis
a. Ketersediaan, penggunaan, dan
reliabilitas
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 51
b. Kalibrasi
Desain Tugas
Penyelesaian tugas tepat waktu dan
sesuai SOP
7. FAKTOR KONTRIBUTOR : PASIENKomponen Subkomponen
Kondisi
Penyakit yang kompleks, berat,
multikomplikasiPersonal
a. Kepribadian
b. Bahasa
c. Kondisi Sosial
d. Keluarga
Pengobatan
Mengetahui risiko yang berubungan
dengan pengobatanRiwayat
a. Riwayat Medis
b. Riwayat Kepribadian
c. Riwayat EmosiHubungan Staf dan Pasien Hubungan yang baik
8. FAKTOR KONTRIBUTOR KOMUNIKASIKomponen Subkomponen
Komunikasi Verbal a. Komunikasi antar staf junior
dan senior
b. Komunikasi antar Profesi
c. Komunikasi antar Staf dan
Pasien
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 52
b. Komunikasi antar Unit
DepartemenKomunikasi Tertulis Ketidaklengkapan Informasi
E. Rekomendasi Dan Rencana Kerja Untuk Improvement
LANGKAH 1 dan 2 : IDENTIFIKASI INSIDEN DAN TENTUKAN TIM
INSIDEN : __________________________________________________
Tim :
Ketua :
Anggota : 1. ________ 4. ________
2. ________ 5. ________
3. ________ 6. ________
Apakah semua area yang terkait sudah terwakili? YA
TIDAK
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan YA
TIDAK
Yang berbeda sudah terwakili dalan tim tersebut?
Siapa yang menjadi notulen ? _______
Tanggal dimulai _______________Tanggal dilengkapi
______________
LANGKAH 3 : KUMPULKAN DATA DAN INFORMASI
-Observasi langsung : __________________
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 53
-Dokumentasi: 1. ______________________
2. ______________________
3. ______________________
4. ______________________
5. ______________________
- Interview (dokter atau staf yang terlibat)
1. _______________________________________
2. _______________________________________
3. _______________________________________
4. _______________________________________
5. _______________________________________
LANGKAH 4 : PETAKAN KRONOLOGI KEJADIAN
FORM TABULAR TIMELINE
Waktu /
KejadianKejadian
Informasi
tambahanGood
Practice
Masalah
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 54
Pelayanan
FORM TIME PERSON GRID
waktu
staf yang
terlibat
LANGKAH 5: IDENTIFIKASI CMP
FORM MASALAH / CMP
MASALAH INSTRUMEN / TOOLS
123
LANGKAH 6: ANALISIS INFORMASI
FORM TEKNIK (5) MENGAPA
MASALAHMengapa
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 55
MengapaMengapa
FORM ANALISIS PERUBAHAN
Prosedur yang
normal (SOP)
Prosedur yang
dilakukan saat
insiden
Apakah terdapat
bukti perubahan
dalam proses?
FORM ANALISIS PENGHALANG
Apa penghalang pada
masalah ini?
Apakah penghalang
dilakukan?
Mengapa penghalang
gagal? Apa
dampaknya?
FISH BONE / ANALISIS TULANG IKAN
(diagram fish bone lihat atas)
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 56
LANGKAH 7: FORM REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAKAN
Faktor
kontribu
tor
Tin
dak
an
Tingkat
rekomendas
i
(individu,
tim,
direktorat
, RS)
Penan
ggung
jawab
Waktu Sumber
daya yang
dibutuhka
n
Bukti
penyele
saian
para
f
Failure Mode Effects & Analysis
( FMEA/ Analisa Modus Kegagalan dan Dampaknya )
Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan
mencegah potensi kegagalan sebelum terjadi . Hal tersebut
didesain untuk meningkatkan keselamatan pasien
Proses pro aktif dimana kesalahan dapat dicegah dan
diprediksi
Mengantisipasi kesalahan akan meminimalkan dampak buruk
Langkah– langkah FMEA
Tentukan Topik proses FMEA.
Bentuk Tim
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 57
Gambarkan Alur Proses
Analisa Hazard Score
Tatalaksana dan Pengukuran Outcome
Standarisasi / redesign proses / design control
Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru
Implementasi dan monitor proses yang baru
Langkah 1 & 2
- Pilih Proses yang berisiko tinggi terhadap Keselamatan Pasien
dan bentuk Tim
- Tim menyesuaikan Proses yang dipilih
- Pilih Proses yang akan dianalisa
- Tentukan salah satu Proses / Sub Proses bila proses nya
kompleks
Langkah 3A
Gambarkan alur Proses
Jelaskan tahapan – tahapan proses kegiatan sesuai kebijakan dan
prosedur yang berlaku di Rumah Sakit. Tahapan Proses isikan dalam
kotak 1 , 2, 3, 4, 5, 6, dst
Pada Tahapan Proses dijelaskan proses setiap kegiatan sesuai
kebijakan dan prosedur yang berlaku dan jika proses terlalu
kompleks, dapat memilih satu proses atau sub proses untuk
ditindak lanjuti
Kemudian masing – masing proses uraikan subprosesnya pada Tahapan
Sub Proses pada baris A, B, C, D, E. dst
1 2 3 4
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 58
5 6
Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub
Tahapan sub Tahapan sub
Proses proses proses proses
proses proses
A._______ A._______ A.________ A.________ A.________
A._________
B._______ B._______ B.________ B.________ B.________
B._________
C._______ C._______ C.________ C.________ C.________
C._________
D._______ D._______ D.________ D.________ D.________
D._________
E._______ E._______ E.________ E.________ E.________
E._________
Langkah 3B
Gambarkan Alur Sub Proses
Jelaskan Sub Proses kegiatan yang dipilih untuk ditindak lanjuti,
isikan pada kotak A,B,C,D,E.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 59
Masing – masing Sub Proses sampai Sub Proses terakhir dicari
modus kegagalannya, isikan pada baris 1, 2, 3, 4, 5
A B C
D E
Modus Modus Modus Modus
Modus
Kegagalan kegagalan kegagalan kegagalan
kegagalan
1. ________ 1. ________ 1. ________ 1.________
1.________
2. ________ 2. ________ 2. ________ 2.
________ 2. ________
3. ________ 3. ________ 3. ________ 3.
________ 3. ________
4. ________ 4. ________ 4. ________ 4.
________ 4. ________
Langkah 4
Analisa Hazard Score
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 60
Isikan masing – masing modus kegagalan dan effek analisisnya pada
lembar kerja
1. Modus Kegagalan
Apa yang anda amati ketika kesalahan terjadi, masing – masing
beri nilai pada nomor selanjutnya
2. Akibat / Severity ( S)
Bagaimana dampak kesalahan pada pelanggan, beri nilai seberapa
parah dampaknya terhadap pelanggan
Nilai 1 = bila kesalahan tidak menimbulkan dampak / cidera
pada pelayanan kesehatan ( perhatikan pada
lembar Analisa Hazard Minor )
Nilai 5 = bila kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan
kesehatan tetapi menimbulkan kerugian minor ( perhatikan pada
lembar Analisa Hazard Moderat )
Nilai 7 = bila kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih
besar terhadap pasien ( perhatikan pada lembar Analisa Hazart
Mayor )
Nilai 10 = bila kegagalan menimbulkan kematian atau kecacatan
( perhatikan pada lembar Analisa Hazart Katastropik )
3. Potensial Penyebab / Occurrence ( O )
Yang paling memungkinkan penyebab terjadinya kesalahan – garis
ini harus selalu terisi dan seberapa sering penyebab atau
kesalahan model ini terjadi ?
Nilai 1 = Hampir tidak pernah terjadi ( > 5 tahun )
Nilai 5 = Jarang ( dapat terjadi dalam >2 tahun sampai 5 tahun
)
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 61
Nilai 7 = Kadang – kadang ( dapat terjadi beberapa kali dalam
1 sampai 2 tahun )
Nilai 10 = Hampir sering muncul dalam waktu yang relatif
singkat (beberapa kali dalam 1 tahun)
4. Pendeteksian / Detectability ( D )
Seberapa besar kemungkinan yang kita dapat untuk mendeteksi
kesalahan atau penyebabnya?
Nilai 1 = mudah dideteksi
Nilai 5 = agak susah dideteksi
Nilai 7 = susah dideteksi
Nilai 10 = tidak dapat dideteksi
5. RPN
Hasil perkalian S X O X D
6. Peringkat : untuk prioritas penyebab yang akan ditindak
lanjuti pada langkah 5 berdasarkan nilai tertinggi pada RPN
( Risk Priority Number )
PROCESS &
SUBPROCESSES
FAILUR
E MODE
PROXIMATE
CAUSES
EFFECTS S O D RPN RANK ACTION
PLAN
Langkah 5
Tata Laksana dan Pengukuran Outcome
Lembar Kerja
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 62
Modus
Kegagala
n
Potensi
Penyebab
RPN Pering
kat
Tindak lanjut KPI PIC Dukungan
Manajemen
Langkah 6
Melakukan Standarisasi / redesign proses / design control, antara
lain dengan :
Mengeliminasi risiko bila memungkinkan
Minimalkan risiko apabila tidak dapat dieliminasi
Langkah 7
Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru
1. Bila proses yang baru sudah selesai dibuat, perlu dilakukan
proses FMEA yang baru untuk menguji apakah proses tersebut
masih berpotensi menimbulkan kegagalan
2. Untuk Failure mode dengan high RPN, jangan lupa mencari
banyak jalan untuk mengeliminasi / meminimalkan risiko
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 63
Langkah 8
Implementasi dan monitor proses yang baru. Ulangi beberapa waktu,
sesudah beberapa failure mode di-eliminasi
2. CLINICAL PATHWAY
Clinical Pathway (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan
terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada
pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan
yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka
waktu tertentu selama di rumah sakit. Clinical pathway diterapkan
kepada semua pasien rawat inap yang terdiagnosis : Acute Ischemik
Stroke, maupun pasien dengan tindakan: Sectio Caesarea,
Tonsilectomi ( termasuk Adenotonsilectomi ), Coronary Angiography
( PAC ), Temporary Pace Maker ( TPM ), Permanent Pace Maker ( PPM
), Percutaneus Coronary Intervention ( PCI ).
3. Penetapan Area Prioritas
Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Telogorejo berdasarkan
prioritas area yang akan dilakukan evaluasi adalah sebagai
berikut:
No PrioritasArea
Evaluasi SKP Keterangan
1 SasaranKeselamatanPasien
1. Angka KesalahanIdentifikasi Pasien
SKP.1 Proses
2. Angka insiden karena SKP.2 Proses
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 64
salah komunikasi
3. Angka ketepatanpengambilan obat highalert
SKP.3 Proses
4. Ketepatan Pelaksanaanoperasi tanpa adanyakesalahan pasien,tindakan dan lokasioperasi
SKP.4 Outputpelayanan
5a.
Angka pasien denganinfeksi jarum infus
SKP.5 Outputpelayanan
5b.
Angka pasien dengan ILO SKP.5 Outputpelayanan
5c.
Angka pasien dengandecubitus
SKP.5 Outputpelayanan
5d.
Angka kepatuhan cucitangan bagi karyawan
SKP.5 Proses
6. Angka pasien jatuh SKP.6 Outputpelayanan
2 IndikatorArea klinis
1. Angka kelengkapanpengkajian keperawatan
AsesmenPasien
Prosedur
2. Angka ketepatan waktupenyelesaian pemeriksaanTroponin I pada kasusjantung
Laboratorium Prosedur
3. Hasil interpretasi CTScan Brain ≤ 3 jamsetelah selesai
Radiologi Prosedur
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 65
pemeriksaan
4. Ketepatan Pelaksanaanoperasi tanpa adanyakesalahan pasien,tindakan dan lokasioperasi
Prosedurbedah
Prosedur
5a.
Prophylacticantibiotik padaoperasi Hip Athroplasty
Penggunaanantibiotikdan obatlain
Prosedur
5b.
Pemberian Aspirin padapasien AMI
Penggunaanantibiotikdan obatlain
Prosedur
6. Angka kesalahanpemberian obat
Medicationerror
Prosedur
7. Terpenuhinya asesmenpasien pra anestesi olehdokter anestesi
Penggunaananestesi
Prosedur
8. Tidak ada kejadian salahpenyerahan darahtransfusi
Penggunaandarah danproduk darah
Prosedur
9. Angka kelengkapanpengkodingan RJ
Ketersediaanisi danpenggunaanRM
Proses
10a.
Angka pasien denganinfeksi jarum infus
PPI Out come
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 66
10b.
Angka pasien denganILO
PPI Out come
10c.
Angka pasien dengandecubitus
PPI Out come
11. TDD, tidak ada kegiatan riset
3 IndikatorAreaManajemen
1. Pending purchase orderbarang rutin dalam 1minggu
Pengadaanrutin
Proses
2. Pengujian sistem alatkebakaran
Pelaporanyangdiwajibkan
Proses
3. Angka ketepatanpelaporan KNC, KTD,sentinel
Man risiko Out come
4. Pelaksanaan preventivemaintenance alat medis
Penggunaansumber daya
Proses
5a.Tingkat kepuasan pasienRI & keluarga terhadappelayanan rumah sakit
Harapan dankepuasanpasien /keluarga
Out come
5b.Tingkat kepuasan pasienRJ & keluarga terhadappelayanan rumah sakit
Harapan dankepuasanpasien /keluarga
Out come
6. Laporan hasil surveykepuasan karyawanterhadap fasilitas makan
Harapan dankepuasanstaf
Proses
7. Angka ketepatan indexingRJ
Demografidan diagnosaklinis
Proses
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 67
8. Pembuatan rincian biayadan kuitansi di bagianRadiologi 99% benar
Manajemenkeuangan
Proses
9. Pemantauan baku mutu airbersih
Pencegahandanpengendaliandarikejadian yangdapatmenimbulkanmasalah bagikeselamatanpasien,keluargapasien danstaf
Proses
4 Indikator
Library of
Measure
1.Prophylactic antibiotik
pada operasi Hip
Athroplasty
IndikatorArea Klinis5
Prosedur
operasi
2. Pengurangan risiko jatuh IndikatorSKP 6
Out come
3. Angka pasien decubitus Indikator
SKP5
Out come
4. Pemberian Aspirin pada
pasien AMI
IndikatorArea Klinis5
Prosedur
5.Pelaksanaan edukasi SNH
kepada pasien / keluarga
PPK Proses
Strategi Pencapaian Mutu RS TelogorejoPedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 68
Untuk meningkatkan mutu Rumah Sakit Telogorejo maka
disusunlah strategi sebagai berikut :
a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar
dan prinsip mutu pelayanan Rumah Sakit Telogorejo sehingga
dapat menerapkan langkah-langkah upaya peningkatan mutu di
masing-masing unit kerjanya.
b. Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya
manusia di Rumah Sakit Telogorejo, serta upaya meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
c. Menciptakan budaya mutu di Rumah Sakit Telogorejo, termasuk
didalamnya menyusun program mutu Rumah Sakit Telogorejo
dengan pendekatan P-D-S-A cycle.
Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses siklus
yang berkesinambungan. Langkah pertama dalam proses ini adalah
identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan bagian yang
sangat penting dari seluruh proses siklus, karena akan menentukan
kegiatan-kegiatan selanjutnya dari pendekatan pemecahan masalah
ini.
Masalah akan timbul apabila:
a. Hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang ada
terdapat penyimpangan.
b. Merasa tidak puas dengan penyimpangan tersebut
c. Merasa bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut
Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 69
dilakukan tindakan perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa
tuntas, setelah diadakan tindakan perbaikan perlu dinilai kembali
apakah masih ada yang tertinggal. Dari penilaian kembali maka
akan didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan masalah yang
masih tetap merupakan masalah sehingga proses siklus akan
berulang mulai tahap pertama.
BAB XPedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 70
PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu adalah pemilihan aspek
yang akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria
serta standar yang digunakan untuk mengukur mutu pelayanan Rumah
Sakit TK. II 04.05.01 dr. Soedjono
Indikator
Adalah ukuran atau cara mengukur sehingga menunjukkan suatu
indikasi. Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk
bisa melihat perubahan. Indikator yang baik adalah yang sensitif
tapi juga spesifik.
Kriteria
Adalah spesifikasi dari indikator
Standar :
- Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh
seseorang yang berwenang dalam situasi tersebut, atau
oleh mereka yang bertanggungjawab untuk mempertahankan
tingkat performance atau kondisi tersebut.
- Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau
prestasi yang sangat baik.
- Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas,
berat, nilai atau mutu.
Dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu maka harus
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 71
memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai outcome daripada
struktur dan proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan
kelompok daripada untuk perorangan
c. Dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah dan antar
rumah sakit
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang
dipilih untuk dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk
dapat menilai indikator, sehingga dapat sebagai batas yang
memisahkan antara mutu baik dan mutu yang tidak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
a. Acuan dari berbagai sumber
b. Benchmarking dengan rumah sakit yang setara
c. Berdasarkan tren yang menuju kebaikan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 72
BAB XI
INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT
Indikator adalah : suatu cara untuk menilai penampilan dari
suatu kegiatan dan merupakan variabel yang digunakan untuk
menilai perubahan
Indikator Rumah Sakit tk. II 04.05.01 dr. Soedjono meliputi :
A. INDIKATOR AREA KLINIS
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 73
a. Asesmen pasien
Angka kelengkapan pengkajian keperawatan pasien rawat inap
Judul Angka kelengkapan pengkajian keperawatan pasien rawatinap
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi
pasien Definisioperasional
Angka kelengkapan dokumentasi pengkajian keperawatanpasien rawat inap dalam 24 jam sejak pasien masukrawat inap
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah kelengkapan pengkajian keperawatan dalam 24jam
Denominator Jumlah pasien baru rawat inapSumber data Dokumentasi asuhan keperawatan Standar Min 80% Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor CCN
b. pelayanan laboratoriumTidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi
Judul Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 74
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi
darah Definisioperasional
Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusisesuai permintaan kepada unit yang meminta
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah kejadian salah penyerahan darah tranfusi Denominator Sumber data Insiden reportStandar 0 kasus Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Hasil laborat dari PU / UGD ( Blood Cell Counter K. Klinik, Urinerutin, Widal, DHF ) tidak melebihi 2,5 jam
Judul Hasil laborat dari PU / UGD ( Blood Cell Counter K.Klinik, Urine rutin, Widal, DHF ) tidak melebihi 2,5jam
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi
darah Definisi Hasil laborat dari PU / UGD ( Blood Cell Counter K.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 75
operasional Klinik, Urine rutin, Widal, DHF ) tidak melebihi 2,5jam setelah spesimen diterima
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Hasil laborat dari PU / UGD ( Blood CellCounter K. Klinik, Urine rutin, Widal, DHF ) yangtidak melebihi 2,5 jam
Denominator Jumlah pemeriksaan dari PU / UGD Sumber data Arsip hasil lab, pemantauan indikator laboratorium Standar Min 90% Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Turn around time hasil pemeriksaan FBC 2,5 jam Judul Turn around time hasil pemeriksaan FBC 2,5 jamDimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi
darah Definisioperasional
Turn around time hasil pemeriksaan FBC 2,5 jamdihitung dari saat spesimen diterima di laboratorium
.Frekuensipengumpulan
1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 76
dataPeriodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Turn around time hasil pemeriksaan FBC 2,5 jamDenominator Jumlah pemeriksaan Sumber data Catatan pemantauan indikator lab Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Menekan angka pengulangan sampling darah pasien rawat jalankarena salah sampling Judul Menekan angka pengulangan sampling darah pasien rawat
jalan karena salah sampling Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektifitas, kenyamanan Tujuan Tergambarnya kompetensi SDM di bagian laboratoriumDefinisioperasional
Pengulangan sampling darah pasien rawat jalan karenasalah sampling adalah : pengambilan sampling darahpasien lebih dari 1 kali karena kesalahan pengambilan
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlahn pengulangan sampling darah pasien rawat jalankarena salah sampling 1 bulan
Denominator Total jumlah pasien lab rawat jalan dalam 1 bulan Sumber data Insiden report
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 77
Formulir pemantauan harian sarmut laboratorium Standar Maximal 1 %/ bulan Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Ketepatan waktu penyelesaian pemeriksaan Troponin I pada kasusjantung ( < 2 Jam ) Judul Ketepatan waktu penyelesaian pemeriksaan Troponin I
pada kasus jantung ( < 2 Jam ) Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah insiden KNC , KTD , Sentinel Definisioperasional
Ketepatan waktu penyelesaian pemeriksaan Troponin Ipada kasus jantung ( < 2 Jam )
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah penyelesaian pemeriksaan Troponin I pada kasusjantung ( < 2 Jam )
Denominator Jumlah pemeriksaan Troponin ISumber data Catatan pemantauan indikator lab Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 78
Ketidak sesuaian jenis pemeriksaan dengan permintaan
Judul Ketidak sesuaian jenis pemeriksaan dengan permintaan Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium Definisioperasional
Ketidak sesuaian jenis pemeriksaan dengan permintaanadalah :Kesalahan pemeriksaan yang tidak sesuai denganformulir permintaan .
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah jenis pemeriksaan dengan permintaan yang tidaksesuai .
Denominator Tidak ada Sumber data Insiden report
Formulir permintaan laboratorium Kwitansi pembayaran
Standar Maximal 0 kasus / bulan Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Kesalahan penulisan hasil laborat yang diinput secara manual keLIS
Judul Kesalahan penulisan hasil laborat yang diinput secaramanual ke LIS
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 79
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium Definisioperasional
Kesalahan penulisan hasil laborat yang diinput secaramanual ke LIS
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Kesalahan penulisan hasil laborat yang diinputsecara manual ke LIS
Denominator Tidak ada Sumber data Insiden reportStandar 0 kasusPenanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah spesimendarah citras yang dikirim ke PMI Judul Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan
darah spesimen darah citras yang dikirim ke PMI Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan laboratorium Definisioperasional
Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongandarah spesimen darah citras yang dikirim ke PMI tidaksesuai golongan darah pasien .
Frekuensipengumpulan
1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 80
dataPeriodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Kesalahan penulisan hasil golongan darah padaspesimen darah citras yang dikirim ke PMI
Denominator Tidak ada Sumber data Insiden reportStandar 0 kasusPenanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Hasil pemeriksaan imunohistokimia ER , PR , CD 20 & Her-2 selesai7 hari Judul Hasil pemeriksaan imunohistokimia ER , PR , CD 20 &
Her-2 selesai 7 hari Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan laboratorium PA Definisioperasional
Hasil pemeriksaan imunohistokimia ER , PR , CD 20 &Her-2 selesai 7 hari dihitung dari saat sediaan blokditerima atau 7 hari dari saat hasil histopatologiselesai didiagnosa
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Hasil pemeriksaan imunohistokimia ER , PR , CD20 & Her-2 selesai 7 hari
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 81
Denominator Jumlah pemeriksaan histopatologi Sumber data Insiden reportStandar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Hasil CT Scan otak sesuai klinis
Judul Hasil CT Scan otak sesuai klinis Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Radiologi .Definisioperasional
Hasil Ct Scan otak sesuai klinis pada pasien RI
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah hasil CT Scan otak sesuai klinis Denominator Jumlah pemeriksaan CT Scan otak Sumber data Data kegiatan RadiologiStandar Min 70%Penanggungjawabpengumpul data
OIC Radiologi
Hasil CT Scan abdomen sesuai klinis
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 82
Judul Hasil CT Scan abdomen sesuai klinis Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Radiologi Definisioperasional
Hasil Ct Scan abdomen sesuai klinis pada pasienRI
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah hasil CT Scan abdomen sesuai klinis pasien RIDenominator Jumlah pemeriksaan CT Scan abdomen pasien RISumber data Data kegiatan RadiologiStandar Min 80%Penanggungjawabpengumpul data
OIC Radiologi
Respon time pelaporan hasil critical result pemeriksaan RO pasienRI max 1 jam
Judul Respon time pelaporan hasil critical resultpemeriksaan RO pasien RI max 1 jam
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Radiologi Definisioperasional
Respon time pelaporan hasil critical resultpemeriksaan RO pasien RI max 1 jam ke rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 83
pengumpulandataPeriodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Respon time pelaporan hasil critical resultpemeriksaan RO pasien RI max 1 jam ke rawat inap
Denominator Jumlah hasil critical result yang harus dilaporkanSumber data Data kegiatan RadiologiStandar Min 70%Penanggungjawabpengumpul data
OIC Radiologi
Indikator klinis Kamar BedahMemenuhi tindakan pembedahan dari rawat inapJudul Memenuhi tindakan pembedahan dari rawat inapDimensi Mutu Keselamatan pasien , efektifitas , kesinambungan
pelayanan , efisiensiTujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan
bedah Definisioperasional
Memenuhi tindakan pembedahan dari rawat inap adalahterlaksananya tindakan operasi sesuai pendaftaran darirawat inap
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah tindakan operasi pasien rawat inap setiap bulan.
Denominator Jumlah pendaftaran tindakan operasi dari rawat inap
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 84
setiap bulan Sumber data Buku agenda pendaftaran operasi
Buku tindakan operasiStandar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Kamar Bedah
Ketepatan pelaksanaan operasi JudulIndikator
Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya kesalahanpasien , tindakan dan lokasi
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Tujuan Terselenggaranya ketelitian pelaksanaan operasi dan
kesesuaian tindakan operasi sesuai yang direncanakan Definisioperasional
Pelaksanaan operasi sesuai rencana tanpa adanyakesalahan pasien , tindakan maupun lokasi operasi
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah tindakan operasi tanpa adanya kesalahanpasien , tindakan maupun lokasi operasi
Denominator Jumlah tindakan operasiSumber data Buku agenda pendaftaran operasi
Buku tindakan operasiTarget 100.00%Penanggungjawabpengumpul
Supervisor Kamar Bedah
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 85
data Terpenuhinya Asesmen Pra Anestesi oleh dokter Anestesi
Judul Terpenuhinya Asesmen Pra Anestesi oleh dokter AnestesiDimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah KTDDefinisioperasional
Terpenuhinya Asesmen Pra Anestesi oleh dokter Anestesipada tindakan operasi elektif pasien rawat inap
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang diperiksa oleh dokter Anestesisebelum dilakukan Anestesi pada pasien yang akandioperasi electif dari RI setiap bulan .
Denominator Jumlah pasien yang akan dioperasi electif dari RIsetiap bulan
Sumber data Buku agenda pendaftaran operasi Buku tindakan operasi
Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Kamar Bedah
Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya instrumen operasi yangtertinggal dilokasi operasiJudul Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya instrumen
operasi yang tertinggal dilokasi operasiDimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Terselenggaranya ketelitian pelaksanaan operasi dan
kesesuaian tindakan operasi sesuai yang direncana kan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 86
Definisioperasional
Memenuhi pelaksanaan operasi tanpa adanya instrumenoperasi yang tertinggal dilokasi operasi adalah :terpenuhinya tindakan operasi tanpa adanya insidentertinggalnya instrumen operasi ditubuh pasien .
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah tindakan operasi tanpa adanya insidentertinggalnya instrumen operasi ditubuh pasien .
Denominator Jumlah tindakan operasiSumber data Buku agenda pendaftaran operasi
Buku tindakan operasiinsiden report
Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Kamar Bedah
Pemberian Antibiotik Prophylactic pada operasi Hip Athroplasty Judul Pemberian Antibiotik Prophylactic pada operasi Hip
Athroplasty Dimensi Mutu Keselamatan pasien , Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Medis .Definisioperasional
Pemberian Antibiotik Prophylactic pada operasi HipAthroplasty I jam sebelum insisi
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 87
Numerator Jumlah pemberian Antibiotik Prophylactic pada operasiHip Athroplasty I jam sebelum insisi
Denominator Jumlah kegiatan operasi Hip Athroplasty Sumber data RM pasien / data pemantauan indikator RI Standar Min 00% Penanggungjawabpengumpul data
Supervisor RI
Pemberian Aspirin pada pasien AMI Judul Pemberian Aspirin pada pasien AMI Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat , responsif dan
mampu menyelamatkan pasien gawat darurat Definisioperasional
Pemberian Aspirin pada pasien AMI adalah pemberianaspirin pada pasien AMI dalam waktu 24 jam sejakpasien sampai di UGD
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien AMI yang diberi Aspirin 24 jam sejakpasien masuk di UGD
Denominator Jumlah seluruh pasien AMI yang dilayanani di UGDSumber data RM pasien Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpul
Supervisor UGD
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 88
data
Ketepatan membaca resep
Judul Ketepatan membaca resep Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya kesalahan membaca resep di pelayanan
farmasi Definisioperasional
Ketepatan membaca resep adalah : kesalahan memberikanobat karena salah membaca resep oleh petugas farmasi
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah resep yang dilayani – jumlah kejadiankesalahan membaca resep 1bulan
Denominator Jumlah resep yang dilayani 1 bulan Sumber data Insiden report
Formulir data indikator klinis Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Farmasi
Ketepatan mengambil obat
Judul Ketepatan mengambil obat
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 89
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya kesalahan mengambil obat ( obat
antidiabetus ) di pelayanan farmasi Definisioperasional
Ketepatan mengambil obat ( obat antidiabetus ) dipelayanan farmasi
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah ketepatan mengambil obat antidiabetus 1bulan Denominator Jumlah resep obat antidiabet yang dilayani 1 bulan Sumber data Data resep di farmasi Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Farmasi
Menurunkan angka kesalahan pemberian obat
Judul Menurunkan angka kesalahan pemberian obat Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya ketelitian perawat dalam memberikan
asuhan kepada pasien Definisioperasional
Kesalahan pemberian obat adalah : kesalahan memberikanobat kepada pasien yang tidak sesuai yang dapatmembahayakan keselamatan pasien .
.Frekuensipengumpulan
Setiap bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 90
dataPeriodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah kejadian kesalahan memberikan obat pasien 1bulan
Denominator Tidak adaSumber data Dokumentasi asuhan keperawatan
Insiden report Standar 12 kasus /tahunPenanggungjawabpengumpuldata
Supervisor rawat inap.
Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi
Judul Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusi Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah insiden KNC, KTD, Sentinel karena tranfusi
darah Definisioperasional
Tidak adanya kejadian salah penyerahan darah tranfusisesuai permintaan kepada unit yang meminta
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah kejadian salah penyerahan darah tranfusi Denominator Sumber data Insiden report
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 91
Standar 0 kasus Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan darah spesimendarah citras yang dikirim ke PMI Judul Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongan
darah spesimen darah citras yang dikirim ke PMI Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan laboratorium Definisioperasional
Kesalahan interpretasi hasil pemeriksaan golongandarah spesimen darah citras yang dikirim ke PMI tidaksesuai golongan darah pasien .
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Kesalahan penulisan hasil golongan darah padaspesimen darah citras yang dikirim ke PMI
Denominator Tidak ada Sumber data Insiden reportStandar 0 kasusPenanggungjawabpengumpuldata
OIC Laboratorium
Rekam Medis
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 92
Kelengkapan pengisian pengkodingan rawat jalan Judul Kelengkapan pengisian pengkodingan rawat jalan Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi ,keamanan.Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan dan ketelitian
petugas rekam medis Definisioperasional
Kelengkapan pengisian pengkodingan rawat jalanadalah : pengkodingan rawat jalan yang lengkap( pemberian kode diagnosa dan tindakan )
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah pengkodingan rawat jalan yang diisi lengkap( pemberian kode diagnosa dan tindakan )
Denominator Jumlah seluruh pengkodingan rawat jalan.Sumber data Lembar hasil pengkodingan BMRM dan RMRJ Standar 95.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Petugas coding
Ketepatan indexing rawat jalan ( entri SHRJ & SHUGD ) Judul Ketepatan indexing rawat jalan ( entri SHRJ & SH
UGD ) Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi, keamananTujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan dan ketelitian
petugas rekam medis Definisioperasional
Ketepatan indexing rawat jalan dalam mengentri SHRJ &SH UGD di komputer
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 93
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah ketepatan indexing rawat jalan Denominator Jumlah RM rawat jalanSumber data RMRJ pasien Standar 95.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Petugas indexing
Ketepatan waktu pemenuhan permintaan klaim Jasa Raharja dalam 4hari kerja
Judul Ketepatan waktu pemenuhan permintaan klaim JasaRaharja dalam 4 hari kerja
Dimensi Mutu Kepuasan pasien, efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan rekam medis Definisioperasional
Ketepatan waktu pemenuhan permintaan klaim JasaRaharja dalam 4 hari kerja
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah permintaan klaim Jasa Raharja yang dapatdilayani dalam waktu 4 hari kerja
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 94
Denominator Jumlah permintaan klaim Jasa Raharja Sumber data Catatan permintaan klaim Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Rekam medis
Respon time penyediaan BRM RMRJ kurang dari 15 menit
Judul Respon time penyediaan BRM RMRJ kurang dari 15 menit Dimensi Mutu Kepuasan pasien, efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan rekam medis Definisioperasional
Ketepatan waktu pemenuhan permintaan penyediaan BRMRMRJ kurang dari 15 menit
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah permintaan penyediaan BRM RMRJ kurang dari 4menit
Denominator Jumlah permintaan penyediaan BRM RMRJ Sumber data Catatan permintaan penyediaan BRM RMRJ .Standar 70.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Rekam medis
Menekan kejadian infeksi jarum infus
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 95
Judul Menekan kejadian infeksi jarum infus Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensiTujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksinosokomial rumah
sakit Definisioperasional
Menekan kejadian infeksi jarum infus adalah menekanadanya kejadian infeksi daerah pemasangan infus
.Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah kejadian infeksi jarum infus 1 bulan Denominator Tidak adaSumber data Dokumentasi asuhan keperawatan
Formulir indikator mutu Standar 12 kasus /tahunPenanggungjawabpengumpuldata
Supervisor rawat inap.
Angka infeksi luka operasi
Judul Angka infeksi luka operasi Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksinosokomial rumah
sakit Definisioperasional
Menekan kejadian infeksi luka operasi adalah menekanadanya kejadian infeksi daerah luka operasi pada
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 96
operasi bersih Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah kejadian infeksi luka operasi pada operasibersih 1 bulan
Denominator Tidak adaSumber data Dokumentasi asuhan keperawatan Standar 0Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor rawat inap.
Menekan kejadian decubitus
Judul Menekan kejadian decubitus Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensiTujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksinosokomial rumah
sakit Definisioperasional
Menekan kejadian decubitus adalah menekan adanya lukadecubitus yang terjadi di rumah sakit atau decubitusdari rumah yang bertambah luas
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 97
Numerator Jumlah kejadian decubitus 1 bulan Denominator Sumber data Dokumentasi asuhan keperawatan Standar 12 /tahunPenanggungjawabpengumpuldata
Supervisor rawat inap
B. INDIKATOR AREA MANAJERIAL
Pending purchase order barang rutin dalam 1 minggu Judul Pending purchase order barang rutin dalam 1
minggu . Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Peningkatan mutu pelayanan logistik Definisioperasional
Pending purchase order barang rutin dalam 1minggu .
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah permintaan barang rutin yang dipending dalm 1bulan
Denominator Total jumlah permintaan barang rutin dalam 1 bulan Sumber data Sensus harian permintaan barang rutin Standar Max 5%
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 98
Penanggungjawabpengumpuldata
Main store OIC
Respon time untuk barang non rutin maksimal 1 minggu daripengajuan unit s/d informasi spesifikasi harga
Judul Respon time untuk barang non rutin maksimal 1 minggudari pengajuan unit s/d informasi spesifikasi harga
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Peningkatan mutu pelayanan logistik Definisioperasional
Respon time untuk barang non rutin maksimal 1 minggudari pengajuan unit s/d informasi spesifikasi harga
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah permintaan barang non rutin yang dilayani mak 1minggu
Denominator Total jumlah permintaan barang non rutin dalam 1 bulanSumber data Sensus harian permintaan barang non rutin Standar Min 95% Penanggungjawabpengumpuldata
Main store OIC
K3Pengujian sistem alat pemadam kebakaran
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 99
Judul Pengujian sistem alat pemadam kebakaran Dimensi Mutu Keselamatan pasien , karyawan , pengunjung RS Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3 Definisioperasional
Pengujian sistem alat pemadam kebakaran meliputi : 1. Pemeriksaan APAR tiap bulan 2. Pemeriksaan Hydrant tiap satu tahun 3. Pemeriksaan Smoke Detector tiap satu tahun 4. Pemeriksaan fire alarm tiap satu tahun
Frekuensipengumpulandata
3 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Jumlah pelaksaan pengujian sistem kebakaran Denominator Jumlah alat pemadam kebakaran yang harus diperiksa Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan K3 Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Ketua K3 dan OIC Maintenance
Pengujian sistem alat medis ( Defibrilator , Ventilator ) Judul Pengujian sistem alat medis ( Defibrilator ,
Ventilator )Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan , efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3 .Definisioperasional
Pengujian sistem alat medis meliputi : Defibrilatordan Ventilator untuk :
1. Preventif maintenace tiap 6 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 100
2. Kalibrasi tiap 1 tahun .Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Jumlah pelaksaan pengujian alat defibrilator danventilator sesuai jadwal
Denominator Jumlah alat defibrilator dan ventilator yang harusdiperiksa
Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan .Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Maintenance
Pemantauan baku mutu air bersih
Judul Pemantauan baku mutu air bersih Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan , efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3 Definisioperasional
Pemantauan baku mutu air bersih meliputi : Pemeriksaan microbiologi air ( lab Cito ) tiap 1
minggu Pemeriksaan TDS tiap 1 minggu Pemeriksaan kimia tiap 6 bulan
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 101
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Jumlah pelaksaan pemantauan sesuai jadwal Denominator Jumlah pemantauan yang harus dilaksanakan Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Support Nursing
Pemantauan baku mutu air RO
Judul Pemantauan baku mutu air RO Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan , efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3 .Definisioperasional
Pemantauan baku mutu air RO untuk TDS tiap hari.
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Jumlah pelaksaan pemantauan sesuai jadwal Denominator Jumlah pemantauan yang harus dilaksanakan Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan Standar 100.00%Penanggungjawab
OIC Support Nursing
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 102
pengumpuldata
Generator berfungsi dengan baik
Judul Generator berfungsi dengan baik Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan K3 Definisioperasional
Pengujian sistem alat Generator yang meliputi : 1. Preventif maintenace tiap 6 bulan2. Pengecekan dan uji coba tiap 1 hari
Frekuensipengumpulandata
3 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Tidak ada insiden kerusakan generator Denominator Sumber data Laporan pelaksanaan pemantauan Standar 0Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Maintenance
Quality Assurance
Ketepatan waktu pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel ( manajemenrisiko ) Judul Ketepatan waktu pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 103
( manajemen risiko ) Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi, keamananTujuan Tergambarnya kepedulian bagian housekeeping terhadap
pencegahan INOS .Definisioperasional
Ketepatan waktu pelaporan insiden KNC, KTD, sentineldari unit kepada tim QA
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel yang tepatwaktu
Denominator Jumlah seluruh pelaporan insiden KNC, KTD, sentinel Sumber data Laporan insiden Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpuldata
QA manajer
Housekeeping
Ketepatan waktu pembersihan kamar kosong dirawat inap, siap dalam2 jam
Judul Ketepatan waktu pembersihan kamar kosong dirawat inap,siap dalam 2 jam
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi, keamananTujuan Tergambarnya kepedulian bagian housekeeping terhadap
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 104
pencegahan INOS Definisioperasional
Ketepatan waktu pembersihan kamar kosong dirawat inap,siap dalam 2 jam Adalah : Terselesaikannya pembersihan kamar pasienyang kosong setelah digunakan pasien siap dalam waktu2 jam setelah kamar kosong
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah kamar yang selesai dibersihkan ≤ 2 jam Denominator Jumlah kamar yang dibersihkan setelah kamar digunakan
pasien Sumber data Ceklist pembersihan kamar Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Housekeeping
Ketepatan waktu pengambilan sampah diruangan sesuai jadwal danpengelompokkannya medis & non medis
Judul Ketepatan waktu pengambilan sampah diruangan sesuaijadwal dan pengelompokkannya medis & non medis
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi ,keamananTujuan Tergambarnya kepedulian bagian housekeeping terhadap
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 105
pencegahan INOS Definisioperasional
Ketepatan waktu pengambilan sampah diruangan sesuaijadwaldan pengelompokannya medis & non medis Adalah : Terselenggaranya pengambilan sampah sesuaijadwal yang telah ditentukan dan pengelompokkannya
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah pengambilan sampah yang sesuai jadwalpengambilan dan sesuai pengelompokkannya
Denominator Jumlah seluruh kegiatan pengambilan sampah Sumber data Laporan pembuangan sampah Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Houskeeping .
Non Medical EquipmentPelaksanaan preventive maintenance alat non medis sesuai jadwal Judul Pelaksanaan preventive maintenance alat non medis
sesuai jadwal Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi Tujuan Tergambarnya maintenance alat non medis Definisi Pelaksanaan preventive maintenance alat non medis
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 106
operasional sesuai jadwal adalah : Realisasi jadwal maintenancealat non medis sesuai jadwal yang sudah ditetapkan
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah realisasi preventive maintenance alat non medissesuai jadwal.
Denominator Jumlah preventive maintenance alat non medis terjadwal.
Sumber data Jadwal dan laporan realisasi preventive maintenancealat non medis .
Standar 85.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Non Med Maintenance OIC
Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat non medis sesuai jadwal Judul Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat non medis
sesuai jadwal Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi Tujuan Tergambarnya pelaksanaan kalibrasi alat non medis .Definisioperasional
Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat non medissesuai jadwal adalah : Realisasi jadwal Kalibrasi /Verifikasi alat non medis sesuai jadwal yang sudahditetapkan .
.Frekuensipengumpulan
1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 107
dataPeriodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah realisasi Kalibrasi / verifikasi alat nonmedis sesuai jadwal.
Denominator Jumlah kalibrasi / verifikasi alat non medisterjadwal .
Sumber data Laporan sertifikasi kalibrasi / verifikasi Standar 85.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Non Medis Maintenance OIC
Respon time terhadap laporan kerusakan alat non medis tidak lebihdari 2 jam Judul Respon time terhadap laporan kerusakan alat non medis
tidak lebih dari 2 jam Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi Tujuan Tergambarnya kepedulian bagian teknik non medis
terhadap kelangsungan asuhan pasien Definisioperasional
Respon time terhadap laporan kerusakan alat non medistidak lebih dari 2 jam adalah : Tenggang waktu antaralaporan kerusakan alat non medis tertulis dari unitdengan respon petugas tekniknon medis
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah respon laporan kerusakan alat non medis ≤ 2
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 108
jam .Denominator Jumlah laporan kerusakan ( WO ) alat non medis yang
masuk .Sumber data Laporan WO Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Non Med Maintenance OIC
Medical Equipment Respon time terhadap laporan kerusakan alat medis tidak lebihdari 2 jam Judul Respon time terhadap laporan kerusakan alat medis
tidak lebih dari 2 jam
Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi Tujuan Tergambarnya kepedulian bagian teknik medis terhadap
kelangsungan asuhan pasien .Definisioperasional
Respon time terhadap laporan kerusakan alat medistidak lebih dari 2 jam adalah : Tenggang waktu antaralaporan kerusakan tertulis dari unit dengan responpetugas teknik medis
Frekuensipengumpulandata
2 bulan
Periodeanalisa
2 bulan
Numerator Jumlah respon laporan kerusakan alat medis ≤ 2 jam Denominator Jumlah laporan kerusakan ( WO ) alat medis yang
masuk
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 109
Sumber data Laporan WO Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
GA & Med Maintenance OIC
Pelaksanaan preventive maintenance alat medis sesuai jadwal
Judul Pelaksanaan preventive maintenance alat medis sesuaijadwal
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi Tujuan Tergambarnya maintenance alat medis untuk
kelangsungan asuhan pasien .Definisioperasional
Pelaksanaan preventive maintenance alat medis sesuaijadwal adalah : Realisasi jadwal maintenance alatmedis sesuai jadwal yang sudah ditetapkan
Frekuensipengumpulandata
2 bulan
Periodeanalisa
2 bulan
Numerator Jumlah realisasi preventive maintenance alat medissesuai jadwal
Denominator Jumlah preventive maintenance alat medis terjadwal Sumber data Jadwal dan laporan realisasi preventive maintenance
alat medis Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpul
GA & Med Maintenance OIC
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 110
data
Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat medis sesuai jadwal
Judul Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat medis sesuaijadwal
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi Tujuan Tergambarnya pelaksanaan kalibrasi alat medis Definisioperasional
Pelaksanaan Kalibrasi / Verifikasi alat medis sesuaijadwal adalah : Realisasi jadwal Kalibrasi /Verifikasi alat medis sesuai jadwal yang sudahditetapkan
Frekuensipengumpulandata
2 bulan
Periodeanalisa
2 bulan
Numerator Jumlah realisasi Kalibrasi / verifikasi alat medissesuai jadwal.
Denominator Jumlah kalibrasi / verifikasi alat medis terjadwal .Sumber data Laporan sertifikasi kalibrasi / verifikasi Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpuldata
GA & Med Maintenance OIC
Humas
Komplain customor ditindak lanjuti tidak lebih dari 2 hari kerja
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 111
Judul Komplain customor ditindak lanjuti tidak lebih dari 2hari kerja
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efisiensi Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Humas terhadap
komplai customor .Definisioperasional
Komplain customor ditindak lanjuti tidak lebih dari 2hari kerja adalah : kompali pasien yang ditindaklanjuti tidak lebih dari 2 hari kerja .
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah komplain customor yang ditindak lanjuti tidaklebih dari 2 hari kerja
Denominator Jumlah seluruh komplai customor yang masuk ke CSSumber data Lembar disposisi keluhan customor Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Frontdesk.
Waktu tunggu obat racikan rawat jalan ≤ 30 menit Judul Waktu tunggu obat racikan rawat jalan ≤ 30 menit Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi Definisioperasional
Waktu tunggu obat racikan rawat jalan ≤ 30 menitadalah : tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resepsampai dengan pasien menerima obat jadi pada pasien
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 112
non ASKES .Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah resep obat racikan rawat jalan non ASKES yangdilayani < 30 menit
Denominator Jumlah resep obat racikan rawat jalan non ASKES yangdilayani
Sumber data Laporan Q sistem Standar Min 75% Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Farmasi
Waktu tunggu resep obat rawat inap ≤ 30 menit untuk resep cito Judul Waktu tunggu resep obat rawat inap ≤ 30 menit untuk
resep cito Dimensi Mutu Keselamatan pasien , kesinambungan pelayanan ,
efisiensi Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi Definisioperasional
Waktu tunggu resep obat rawat inap ≤ 30 menit untukresep cito adalah : tenggang waktu mulai penerimaanresep cito sapai penyerahan obat
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periode 1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 113
analisa Numerator Jumlah resep obat rawat inap cito yang dilayani <
30 menit Denominator Jumlah resep obat cito dari rawat inap Sumber data Laporan Q sistem Standar Min 75% Penanggungjawabpengumpuldata
OIC Farmasi
Marketing
Sosialisasi berkaitan dengan kerjasama perusahaan mitra danassuransi maks 2 hari kerja
Judul Sosialisasi berkaitan dengan kerjasama perusahaanmitra dan assuransi maks 2 hari kerja
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Marketing .Definisioperasional
Sosialisasi berkaitan dengan kerjasama perusahaanmitra dan assuransi maks 2 hari kerja setelah mendapatinformasi perusahaan / asuransi yang bersangkutan ,kecuali yang membutuhkan pembahasan rapat
.Frekuensipengumpulandata
3 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 114
Numerator Jumlah sosialisasi perusahaan mitra / asuransi < 2hari kerja
Denominator Jumlah perusahaan mitra / asuransi Sumber data Data perusahaan mitra Standar Min 95 %Penanggungjawabpengumpul data
OIC Marketing
Visit perusahaan mitra dan assuransi Judul Visit perusahaan mitra dan assuransi Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Marketing .Definisioperasional
Visit perusahaan mitra dan asuransi
.Frekuensipengumpulandata
3 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Jumlah visit perusahaan mitra / asuransi Denominator Sumber data Data perusahaan mitra Standar 48 x / tahun Penanggungjawabpengumpul data
OIC Marketing
Jumlah publikasi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 115
Judul Jumlah publikasi Dimensi Mutu Kepuasan pasien Tujuan Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan RS Definisioperasional
Jumlah publikasi
.Frekuensipengumpulandata
3 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Jumlah publikasi Denominator Sumber data Data perusahaan mitra Standar 50 x / tahun Penanggungjawabpengumpul data
OIC Marketing
Human Resourse
Ketepatan waktu pemenuhan permintaan kebutuhan tenaga kerja Judul Ketepatan waktu pemenuhan permintaan kebutuhan tenaga
kerja Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR Definisioperasional
Ketepatan waktu pemenuhan permintaan kebutuhan tenagakerja max 2 bulan setelah menerima SPKK
.Frekuensipengumpulan
1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 116
dataPeriodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah pemenuhan permintaan tenaga kerja kurang dari 2bulan
Denominator Jumlah permintaan tenaga kerja Sumber data Laporan ppermintaan kebutuhan tenaga Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC HR
Pemenuhan program pengembangan SDM seluruh pegawai RS
Judul Pemenuhan program pengembangan SDM seluruh pegawai RSDimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR Definisioperasional
Pemenuhan program pengembangan SDM karyawan RS yangsudah dibudgetkan sebelumnya
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah pemenuhan program pengembangan karyawan RS Denominator Jumlah permintaan program pengembangan karyawan dari
unit Sumber data Laporan program pengembangan SDM .
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 117
Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC HR
Memastikan efektifitas pelatihan
Judul Memastikan efektifitas pelatihan Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR Definisioperasional
Memastikan efektifitas pelatihan
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Jumlah pelatihan yang efektif Denominator Jumlah pelatihan Sumber data Laporan pelaksanaan pelatihan Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC HR
Waktu penyelesaian tindakan indisipliner max 30 hari kerja
Judul Waktu penyelesaian tindakan indisipliner max 30 hari
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 118
kerja Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan keamanan, efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR Definisioperasional
Waktu penyelesaian tindakan indisipliner max 30 harikerja sejak laporan diterima bagian HR
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
3 bulan
Numerator Jumlah penyelesaian tindakan indisipliner kurang dari30 hari kerja
Denominator Jumlah laporan tindakan indisipliner Sumber data Laporan tindakan indisipliner Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC HR
Laporan hasil survey kepuasan karyawan terhadap kepuasanfasilitas makan
Judul Laporan hasil survey kepuasan karyawan terhadapkepuasan fasilitas makan
Dimensi Mutu Kepuasan karyawan, efektifitas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR Definisioperasional
Laporan hasil survey kepuasan karyawan terhadapkepuasan fasilitas makan
Frekuensi 6 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 119
pengumpulandataPeriodeanalisa
6 bulan
Numerator Hasil survey kepuasan karyawan terhadap fasilitasmakan
Denominator Sumber data Laporan survey Standar CIS min 7 – 10 Penanggungjawabpengumpuldata
OIC HR
Pemantauan SIP / STR medis dan para medis
Judul Pemantauan SIP / STR medis dan para medis Dimensi Mutu Keselamatan pasien yang berhubungan dengan kompetensi
petugas Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan HR .Definisioperasional
Pemantauan SIP / STR medis tiap 1 bulan dan paramedis tiap 6 bulan
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
6 bulan
Numerator Jumlah pemantauan SIP / STR medis dan non medis sesuaijadwal
Denominator Jumlah SIP / STR medis dan non medis yang harusdipantau
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 120
Sumber data Laporan pemantauan SIP / STR Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
OIC HR .
Pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi karyawan Judul Pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi karyawan Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah KTD Definisioperasional
Pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi karyawan
.Frekuensipengumpulandata
6 bulan
Periodeanalisa
6 bulan
Numerator Jumlah pelaksanaan cuci tangan bagi karyawan Denominator Tidak adaSumber data Laporan pelaksanaan sosialisasi cuci tangan bagi
karyawan Standar 2X / tahun Penanggungjawabpengumpuldata
Tim PPI
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 121
Rehabilitasi Medik
Kejadian komplikasi luka bakar pada pemakaian diathermi Judul Kejadian komplikasi luka bakar pada pemakaian
diathermi Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah KTD Definisioperasional
Kejadian komplikasi luka bakar pada pemakaiandiathermi adalah : Terjadinya insiden luka bakarakibat kesalahan tindakan diathermi .
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah insidenDenominator Tidak adaSumber data RM rawat jalan
Insiden report Standar 0 kasus Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Rehab Medis
Kepastian waktu tunggu pasien ( 60 menit ) Judul Kepastian waktu tunggu pasien ( 60 menit ) Dimensi Mutu Kepuasan pasien Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rehabilitasi medikDefinisi Kepastian waktu tunggu pasien ( 60 menit ) mulai
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 122
operasional pasien mendaftar di rehab medik Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang menunggu tidak lebih dari 60 menit.
Denominator Jumlah kunjungan pasien Rehab medik Sumber data Buku catatan daftaran pasien Standar 95.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Rehab Medis
Kecepatan menjawab konsul pasien rawat inap Judul Kecepatan menjawab konsul pasien rawat inap Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efektifitas , kesinambungan
pelayanan , efisiensiTujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rehabilitasi medikDefinisioperasional
Kecepatan menjawab konsul pasien rawat inap adalah :kecepatan dokter rehab dalam menjawab konsul sejakperawat memberitahu dokter rehab bahwa ada konsulsampai dokter memeriksa pasien .dan menjawab konsul <12 jam .
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 123
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah konsul dokter Rehab dari rawat inap yang telahdiperiksa dan dijawab < 1x 12 jam
Denominator Jumlah konsul dokter Rehab dari rawat inap Sumber data Buku catatan pasien baru rawat inap Standar 95.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Rehab Medis
Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan Rehab Judul Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan Rehab Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan rehabilitasi medik Definisioperasional
Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan Rehab yangdirencanakan , dalam jangka minimal 2 bulan untuk 6xkunjungan , kecuali : pasien sudah sembuh , pasienmelanjutkan program keluar kota , melanjutkanpelayanan rehab medik dirumah , dan kunjungan tidakteratur .
.Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah kejadian drop out pasien terhadap pelaynanrehab medik
Denominator Jumlah kunjungan rehab medik
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 124
Sumber data RM rawat jalan Standar ≤30% kasus Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Rehab Medis
Indikator Klinis Pelayanan Gawat Darurat
Respon time pelayanan UGD < 5 menit Judul Respon time pelayanan di UGD < 5 menit Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat , responsif dan
mampu menyelamatkan pasien gawat darurat Definisioperasional
Respon time pelayanan di UGD < 5 menit adalah saatpasien datang di UGD sampai mendapat pelayanan dokter/ perawat .
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang dilayanani di UGD sejak masuksamapi mendapat pelayanan dokter / perawat < 5 menit
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilayanani di UGDSumber data RM pasien Standar 95.00%Penanggungjawabpengumpul
Supervisor UGD
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 125
data
Respon time keberangkatan Tim Ambulance emergency kelokasipermintaan ambulance < 10 menit Judul Respon time keberangkatan Tim Ambulance emergency
kelokasi permintaan ambulance < 10 menitDimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat , responsif dan
mampu menyelamatkan pasien gawat darurat Definisioperasional
Respon time keberangkatan Tim Ambulance emergencykelokasi permintaan ambulance < 10 menit sejak mulaimenerima tilpon sampai keberangkatan
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah penjemputan ambulance < 10 menit Denominator Jumlah permintaan penjemputan pasien dengan ambulance Sumber data Buku kegiatan UGD Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor UGD
Peningkatan Pelayanan Pengataran pasien kerawat inap Judul Peningkatan Pelayanan Pengataran pasien kerawat inap Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Peningkatan pelayanan pengantaran pasien ke rawat inap
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 126
Definisioperasional
Peningkatan pelayanan pengantaran pasien kerawat inapkondisi kamar siap
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah komplain terkait pasien rawat inap yang diantaroleh petugas UGD
Denominator Jumlah pengantaran pasien dari UGD ke rawat inap .Sumber data Buku kegiatan UGD Standar Tidak ada komplain Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor UGD
Menurunkan angka kematian di UGD diluar DOAJudul Menurunkan angka kematian di UGD diluar DOA Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan pasienTujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat Definisioperasional
Kematian di UGD diluar DOA adalah kematian pasienyang terjadi pada saat mendapat pelayanan di UGDdiluar kasus DOA .
Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 127
Numerator Jumlah pasien yang meninggal di UGD diluar DOA dalam1 bulan
Denominator Tidak ada Sumber data Rekam medis pasien Standar ≤2 / 1000 pasien Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor UGD
Renal Unit & CitosMencegah kejadian perdarahan pada pasien post HD akses AVFistula
Judul Mencegah kejadian perdarahan pada pasien post HDakses AV Fistula
Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Renal unit .Definisioperasional
Tidak ada kejadian perdarahan pada pasien post HDakses AV Fistula
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah pasien post HD akses AV Fistula yang tidakterjadi perdarahan
denominator Jumlah pasien HD akses AV Fistula
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 128
Sumber data Data kegiatan RUStandar Min 95% Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor RU & Citos .
Indikator klinis
Kesiapan obat Citos
Judul Kesiapan obat Citos
Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan unit Citostatica .Definisioperasional
Kesiapan obat citos 1x 24 jam sebelum pasien datanguntuk citostatica
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah kesiapan obat Citostatica 1x24 jam sebelumpasien datang
Denominator Jumlah pasien yang dicitos Sumber data Data kegiatan citostatica
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 129
Standar Min 90% Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor RU & Citos .
Kelancaran Hemodialisa pada akses double lumen
Judul Kelancaran Hemodialisa pada akses double lumen Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Renal unit .Definisioperasional
Kelancaran Hemodialisa pada akses double lumen selamproses HD
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah HD pada akses double lumen yang tidak mengalamihambatan
Denominator Jumlah HD pada akses double lumen Sumber data Data kegiatan RUStandar Min 95% Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor RU & Citos
Pemenuhan HD di ICU
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 130
Judul Pemenuhan HD di ICU
Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Renal unit .Definisioperasional
Pemenuhan HD di unit ICU
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah permintaan Hddi ICU yang terpenuhi Denominator Jumlah permintaan Hddi ICU Sumber data Data kegiatan RUStandar Min 100% Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor RU & Citos .
Indikator klinis Klinik
Pasien rawat jalan tidak membatalkan pemeriksaan di KlinikSpesialis
Judul Pasien rawat jalan tidak membatalkan pemeriksaan di KSDimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Tujuan Terselenggaranya pelayanan klinik yang cepat ,
responsif
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 131
Definisioperasional
Pasien rawat jalan tidak membatalkan pemeriksaan diklinik spesialis
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang tidak membatalkan pemeriksaan di KSDenominator Jumlah pendaftaran pasien di KS Sumber data Data kunjungan pasien di KS Standar 95.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor KS
Hasil medical cek up tidak lebih dari 1 hari
Judul Hasil medical cek up tidak lebih dari 1 hari Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas Tujuan Terselenggaranya pelayanan klinik yang cepat ,
responsif Definisioperasional
Hasil medical cek up jadi tidak lebih dari 1 hari
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah hasi medical cek up jadi tidak lebih 1 hari
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 132
Denominator Jumlah semua medical cek up Sumber data Data pasien medical cek up Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor KS
Hasil Radiologi pasien MCU tidak lebih 3 ½ jam setelah foto
Judul Hasil Radiologi pasien MCU tidak lebih 3 ½ jamsetelah foto
Dimensi Mutu Kepuasan pasien Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan KS Definisioperasional
Hasil Radiologi pasien MCU jadi tidak lebih 3 ½ jamsetelah foto
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah Hasil Radiologi pasien MCU jadi tidak lebih 3½ jam setelah foto
Denominator Jumlah semua pasien MCU Sumber data Data pendaftaran pasien MCU Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor KS
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 133
Respon time pemeriksaan pasien klinik umum 30 menit
Judul Respon time pemeriksaan pasien klinik umum 30 menit Dimensi Mutu Keamanan , efisiensi dan efektifitas Tujuan Terpantaunya mutu pelayanan di klinik umumDefinisioperasional
Respon time pemeriksaan pasien klinik umum 30 menitsejak mendaftar di KU sampai pasien diperiksa dokter
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien KU yang diperiksa kurang dari 30 menit Denominator Jumlah semua pasien KU Sumber data Data pendaftaran pasien KU Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor KS
Hasil Laboratorium pasien MCU jadi pukul 13.00 – 14.00
Judul Hasil Laboratorium pasien MCU jadi pukul 13.00 – 14.00Dimensi Mutu Kepuasan pasien Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan KS Definisioperasional
Hasil Laboratorium pasien MCU jadi pukul 13.00 – 14.00
Frekuensipengumpulan
Setiap bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 134
dataPeriodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah hasil lab pasien MCU yang sudah jadi pukul13.00 – 14.00
Denominator Jumlah semua pasien MCU Sumber data Data pendaftaran pasien MCU Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor KS
IT
Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30 menit
Judul Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30 menitDimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan IT .Definisioperasional
Respon time terhadap penerimaan WO maksimal 30menitpada jam kerja
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah WO yang direspon < 30 menit Denominator Jumlah WO yang masuk Sumber data Data WO
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 135
Standar Min 80% Penanggungjawabpengumpuldata
OIC IT .
Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yang disebakankerusakan unit PC maksimal 3 jam untuk kategori kerusakan K2
Judul Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yangdisebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untukkategori kerusakan K2
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan IT .Definisioperasional
Lama waktu terganggunya proses kerja karyawan yangdisebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untukkategori kerusakan K2
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah terganggunya proses kerja karyawan yangdisebakan kerusakan unit PC maksimal 3 jam untukkategori kerusakan K2
Denominator Jumlah WO yang masuk karena kerusakan PC Sumber data Data WO Standar Min 80%
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 136
Penanggungjawabpengumpuldata
OIC IT .
Pengerjaan pembuatan program / aplikasi diseslesaiakan sesuaidengan time frame yang ditetapkan
Judul Pengerjaan pembuatan program / aplikasi diseslesaiakansesuai dengan time frame yang ditetapkan
Dimensi Mutu Efektifitas dan efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan IT Definisioperasional
Pengerjaan pembuatan program / aplikasi diseslesaiakansesuai dengan time frame yang ditetapkan
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah penyelesaian pembuatan program / aplikasisesuai time frame yang telah ditetapkan
Denominator Jumlah WO yang masuk untuk pembuatan program /aplikasi
Sumber data Data WO Standar Min 80% Penanggungjawabpengumpuldata
OIC IT
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 137
Laundry & Sanitasi
Kecukupan penyediaan linen bersih siap pakai
Judul Kecukupan penyediaan linen bersih siap pakai
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Laundry & Sanitasi
.Definisioperasional
Kecukupan penyediaan linen bersih siap pakai denganadanya komplain kekurangan linen bersih siap pakaidari RI
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah komplain kekurangan linen bersih Denominator Sumber data Catatan komplain tentang linen Standar Maks 15 komplain Penanggungjawabpengumpul data
Supervisor laundry dan Sanitasi
Penyediaan linen bersih siap pakai dalam kondisi sesuai standarkualitas di RI dan RJ
Judul Penyediaan linen bersih siap pakai dalam kondisisesuai standar kualitas di RI dan RJ
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 138
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Laundry & Sanitasi
.Definisioperasional
Penyediaan linen bersih siap pakai dalam kondisisesuai standar kualitas di RI dan RJ dengan adanyakomplain linen tidak sesuai standar dari RI dan RJ
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah komplain Linen tidak sesuai standar dari RIdan RJ
Denominator Sumber data Catatan komplain tentang linen Standar Maks 15 komplain Penanggungjawabpengumpul data
Supervisor laundry dan Sanitasi
SecurityJumlah kejadian yang direspon < 5 menit Judul Jumlah kejadian yang direspon < 5 menit Dimensi Mutu Keselamatan pasien , efisiensi Tujuan Tergambarnya pemenuhan kepuasan pelanggan Definisioperasional
Kejadian yang direspon < 5 menit adalah : Kejadianyang direspon < 5 menit sejak petugas securitymendapat laporan kejadian oleh petugas security .
.Frekuensi 1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 139
pengumpulandataPeriodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah kejadian yang direspon < 5 menit Denominator Jumlah kejadian yang dilaporkan Sumber data Laporan kejadian Standar 90.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor security .
Finance
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Radiologi 99%benar
Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagianRadiologi 99% benar
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .Definisioperasional
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagianRadiologi 99% benar
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periode 1 bulan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 140
analisa Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian
Radiologi benar
Denominator Jumlah kwitansi di bagian RadiologiSumber data Data keuangan Standar Min 99% Penanggungjawabpengumpul data
OIC Finance
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Laboratorium 99%benar
Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagianLaboratorium 99% benar
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagianLaboratorium 99% benar
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagianlaboratorium benar
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 141
Denominator Jumlah kwitansi di bagian laboratorium Sumber data Data keuangan Standar Min 99% Penanggungjawabpengumpul data
OIC Finance
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Rehab medik 99%benar
Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Rehabmedik 99% benar
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .Definisioperasional
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian Rehabmedik 99% benar
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagianRehab medik benar
Denominator Jumlah kwitansi di bagian Rehab medik Sumber data Data keuangan Standar Min 99% Penanggung OIC Finance
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 142
jawabpengumpul data
Perincian biaya dan kwitansi di bagian MCU 99% benar
Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian MCU 99%benar
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .Definisioperasional
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagian MCU99% benar
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di bagianMCU benar
Denominator Jumlah kwitansi di bagian MCUSumber data Data keuangan Standar Min 99% Penanggungjawabpengumpul data
OIC Finance
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di seluruh unit klinik
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 143
Spesialis I , kecuali klinik gigi 99% benar
Judul Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di seluruh unitklinik Spesialis I , kecuali klinik gigi 99% benar
Dimensi Mutu Efisiensi Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan Finance .Definisioperasional
Pembuatan rincian biaya dan kwitansi di seluruh unitklinik Spesialis I , kecuali klinik gigi 99% benar
.Frekuensipengumpulandata
1 bulan
Periodeanalisa
1 bulan
Numerator Jumlah Pembuatan rincian biaya dan kwitansi diseluruh unit klinik Spesialis I , kecuali klinik gigi99% benar
Denominator Jumlah kwitansi di seluruh KS I kecuali klinik gigi Sumber data Data keuangan Standar Min 99% Penanggungjawabpengumpul data
OIC Finance
Gizi
Waktu distribusi makanan tepat waktu Pagi : 06.00 – 07.00 , siang : 11.00 – 12.00 , malam : 17.00 –18. 00
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 144
Judul Waktu distribusi makanan tepat waktu Pagi : 06.00 – 07.00 , siang : 11.00 – 12.00 , malam :17.00 – 18. 00
Dimensi Mutu Efektifitas , akses , kenyamanan Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan Gizi pasien Definisioperasional
Waktu distribusi makanan tepat waktu adalah :ketepatan penyediaan makanan pada pasien sesuai jadwalyang telah ditentukan .
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah distribusi makanan dalam 1 bulan – jumlahkejadian keterlambatan distribusi makanan pasien
Denominator Jumlah distribusi makanan dalam 1 bulan Sumber data Cheklist pemantauaan waktu distribusi makan pasien
Insiden report Standar 95.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Gizi
Menjamin jumlah dan jenis diet yang diserahkan sesuai permintaanrawat inap
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 145
Judul Menjamin jumlah dan jenis diet yang diserahkan sesuaipermintaan rawat inap
Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Mencegah KTD Definisioperasional
Menjamin jumlah dan jenis diet yang diserahkan sesuaipermintaan rawat inap adalah : ketepatan penyediaan makanan pada pasiensesuai permintaan rawat inap
.Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah distribusi makanan dalam 1 bulan – jumlahkejadian kesalahan makanan pasien
Denominator Jumlah penyerahan makanan dalam 1 bulan Sumber data Daftar permintaan makanan harian
Daftar mermintaan makanan tambahan Laporan jumlah Porsi harian
Standar 100.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Gizi
Menjamin kunjungan pasien baru VIP pada hari kerja Judul Menjamin kunjungan pasien baru VIP pada hari kerja Dimensi Mutu Keamanan , efisiensiTujuan Tergambarnya mutu pelayanan Gizi Definisi Menjamin jumlah kunjungan pasien baru pada hari kerja
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 146
operasional untuk VIP Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien baru VIP yang dikunjungi petugas gizipada hari kerja
Denominator Jumlah pasien baru VIP pada hari kerja Sumber data Catatan Laporan kunjungan pasien baru VIP Standar 80.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Gizi .
Hasil monitoring personal hygiene
Judul Hasil monitoring personal hygiene Dimensi Mutu Keamanan, efisiensiTujuan Tergambarnya personal hygiene petugas gizi . Definisioperasional
Hasil monitoring personal hygiene petugas gizi
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Hasil monitoring personal hygiene petugas gizi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 147
Denominator Sumber data Laporan monitoring personal hygiene petugas gizi Standar 70.00%Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor Gizi .
Menurunkan angka kesalahan pemberian obat
Judul Menurunkan angka kesalahan pemberian obat Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya ketelitian perawat dalam memberikan
asuhan kepada pasien Definisioperasional
Kesalahan pemberian obat adalah : kesalahan memberikanobat kepada pasien yang tidak sesuai dengan instruksimedis dan 6 benar pemberian obat
.Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah kejadian kesalahan memberikan obat pasien 1bulan
Denominator Tidak adaSumber data Dokumentasi asuhan keperawatan
Insiden report Standar 1 kasus / TWPenanggungjawab
Supervisor ICU
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 148
pengumpuldata
Tidak ada kesalahan identitas pasien Judul Tidak ada kesalahan identitas pasien Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya ketelitian perawat dalam memberikan
asuhan kepada pasien Definisioperasional
Kesalahan identitas pasien adalah : kesalahan yangterjadi salah orang dalam memberikan tindakan ,pelaksanaan pemeriksaan penunjang , memberikan obatmemberikan tranfusi dll kepada pasien
Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah kejadian kesalahan identitas pasien 1 bulanDenominator Tidak adaSumber data Dokumentasi asuhan keperawatan
Insiden report Standar 1 kasus /tahunPenanggungjawabpengumpuldata
Supervisor ICU
Angka Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yangsama < 72 jam Judul Angka Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 149
kasus yang sama < 72 jam Dimensi Mutu Keselamatan pasien Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan ICUDefinisioperasional
Angka Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengankasus yang sama dalam waktu < 72 jam
.Frekuensipengumpulandata
Setiap bulan
Periodeanalisa
Setiap bulan
Numerator Jumlah Pasien yang kembali ke perawatan intensifdengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
Denominator Jumlah pasien yang masuk ICU Sumber data Buku keluar masuk ICUStandar Max 3% Penanggungjawabpengumpuldata
Supervisor ICU
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 150
BAB XII
METODE PENGENDALIAN KUALITAS MUTU
RS Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO
Pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan
yang harus dilakukan untuk menjamin tercapainya insiden
perusahaan dalam hal kualitas produk dan jasa pelayanan yang
diproduksi. Pengendalian kualitas mutu pada dasarnya adalah
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 151
pengendalian kualitas kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan
kepuasan pelanggan ( quality os customers satisfaction ) yang dilakukan
setiap orang dari bagian di Rumah Sakit Tk. II 04.05.01 dr.
Soedjono.
Pengertian pengendalian kualitas mutu di atas mengacu
pada siklus pengendalian (Control Cicle ) dengan memakai siklus “Plan –
Do – Study – Action”( P- D – S – A ) ( rencanakan – laksanakan –
pembelajaran – aksi ). Pola P-D-S-A . Dengan P-D-S-A adalah
alat yang bermanfaat untuk melakukan perbaikan secara terus –
menerus ( continues improvement ) tanpa berhenti.
Konsep P-D-S-A tersebut merupakan pedoman bagi setiap manajer
untuk proses perbaikan kualitas (quality improvement) secara terus
menerus tanpa berhenti tetapi meningkat ke keadaaan yang lebih
baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi, seperti tampak
pada gambar 1.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 152
(1)MenentukanTujuan dan insiden (2)MenetapkanMetode untuk Mencapai tujuanMenyelenggarak
an Pendidikan dan latihan (3
)(4)Melaksanakan pekerjaan
(5)Memeriksa akibat
pelaksanaan
(6)Mengambil tindakan yang tepat
Action
Study
Plan
Do
Keempat tahapan siklus PDSA:
Plan : perubahan yang akan diuji atau diterapkan
Do : melakukan tes atau perubahan
Study : data sebelum dan setelah perubahan dan merefleksikan
apa yang telah dipelajari
Act : rencana perubahan siklus berikutnya atau
implementasi penuh
Dalam gambar tersebut, pengidentifikasian masalah
yang akan dipecahkan dan pencarian sebab-sebabnya serta penentuan
tindakan koreksinya, harus selalu didasarkan pada fakta. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindarkan adanya unsur subyektivitas dan
pengambilan keputusan yang terlalu cepat serta keputusan yang
bersifat emosional. Selain itu, untuk memudahkan identifikasi
masalah yang akan dipecahkan dan sebagai patokan perbaikan
selanjutnya perusahaan harus menetapkan standar pelayanan.
Hubungan pengendalian kualitas medis dengan
peningkatan perbaikan berdasarkan siklus P-D-S-A (Relationship
between Control and Improvement under P-D-S-A Cycle)
Perubahan apa yang dapat kita buat yang akan menghasilkan perbaikan?
Ada banyak potensi perubahan yang bisa kita laksanakan di Tim
kita . Namun, bukti dari literatur ilmiah dan program perbaikan
sebelumnya menunjukkan bahwa ada sejumlah kecil perubahan yang
paling mungkin untuk menghasilkan perbaikan.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 153
Ada kemungkinan bahwa siklus PDSA beberapa berjalan berurutan
(gambar 2), atau bahkan secara bersamaan (gambar 3).
Gambar 2
Gambar 3
Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-S-A hanya dapat
berfungsi jika sistem informasi berjalan dengan baik .Pelaksanaan
PDSA dengan enam langkah P-D-S-A yang terdapat dalam gambar 3 di
atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan insiden → Plan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 154
Tujuan dan insiden yang akan dicapai didasarkan pada kebijakan
yang ditetapkan. Penetapan insiden tersebut ditentukan oleh
Direktur rumah sakit.Penetapan insiden didasarkan pada data
pendukung dan analisis informasi.
Insiden ditetapkan secara konkret dalam bentuk insiden, harus
pula diungkapkan dengan maksud tertentu dan disebarkan kepada
semua karyawan. Semakin rendah tingkat karyawan yang hendak
dicapai oleh penyebaran kebijakan dan tujuan, semakin rinci
informasi.
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan →Plan
Penetapan tujuan dan insiden dengan tepat belum tentu akan
berhasil dicapai tanpa disertai metode yang tepat untuk
mencapainya. Metode yang ditetapkan harus rasional, berlaku
untuk semua karyawan dan tidak menyulitkan karyawan untuk
menggunakannya. Oleh karena itu dalam menetapkan metode yang
akan digunakan perlu pula diikuti dengan penetapan standar
kerja yang dapat diterima dan dimengerti oleh semua karyawan.
c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan → Do
Metode untuk mencapai tujuan yang dibuat dalam bentuk standar
kerja. Agar dapat dipahami oleh petugas terkait, dilakukan
program pelatihan para karyawan untuk memahami standar kerja
dan program yang ditetapkan.
d. Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan →Do
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu terkait dengan kondisi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 155
yang dihadapi dan standar kerja mungkin tidak dapat mengikuti
kondisi yang selalu dapat berubah. Oleh karena itu,
ketrampilan dan pengalaman para karyawan dapat dijadikan modal
dasar untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan
pekerjaan karena ketidaksempurnaan standar kerja yang telah
ditetapkan.
e. Langkah 5: Memeriksa akibat pelaksanaan →Study
Manajer atau atasan perlu memeriksa apakah pekerjaan
dilaksanakan dengan baik atau tidak. Jika segala sesuatu telah
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan mengikuti
standar kerja, tidak berarti pemeriksaan dapat diabaikan. Hal
yang harus disampaikan kepada karyawan adalah atas dasar apa
pemeriksaan itu dilakukan. Agar dapat dibedakan manakah
penyimpangan dan manakah yang bukan penyimpangan, maka
kebijakan dasar, tujuan, metode (standar kerja) dan pendidikan
harus dipahami dengan jelas baik oleh karyawan maupun oleh
manajer. Untuk mengetahui penyimpangan, dapat dilihat dari
akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan dan setelah itu
dapat dilihat dari penyebabnya.
f. Langkah 6 : Mengambil tindakan yang tepat →Action
Pemeriksaan melalui akibat yang ditimbulkan bertujuan untuk
menemukan penyimpangan. Jika penyimpangan telah ditemukan,
maka penyebab timbulnya penyimpangan harus ditemukan untuk
mengambil tindakan yang tepat agar tidak terulang lagi
penyimpangan. Menyingkirkan faktor-faktor penyebab yang telah
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 156
mengakibatkan penyimpangan merupakan konsepsi yang penting
dalam pengendalian kualitas pelayanan.
Konsep P-D-S-A dengan keenam langkah tersebut merupakan sistem
yang efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk
mencapai kualitas pelayanan yang akan dicapai diperlukan
partisipasi semua karyawan, semua bagian dan semua proses.
Partisipasi semua karyawan dalam pengendalian kualitas pelayanan
diperlukan kesungguhan (sincerety), yaitu sikap yang menolak adanya
tujuan yang semata-mata hanya berguna bagi diri sendiri atau
menolak cara berfikir dan berbuat yang semata-mata bersifat
pragmatis. Dalam sikap kesungguhan tersebut yang dipentingkan
bukan hanya insiden yang akan dicapai, melainkan juga cara
bertindak seseorang untuk mencapai insiden tersebut.
Partisipasi semua pihak dalam pengendalian kualitas pelayanan
mencakup semua jenis kelompok karyawan yang secara bersama-sama
merasa bertanggung jawab atas kualitas pelayanan dalam
kelompoknya. Partisipasi semua proses dalam pengendalian kualitas
pelayanan dimaksudkan adalah pengendalian tidak hanya terhadap
output, tetapi terhadap hasil setiap proses. Proses pelayanan akan
menghasilkan suatu pelayanan berkualitas tinggi, hanya mungkin
dapat dicapai jika terdapat pengendalian kualitas dalam setiap
tahapan dari proses. Dimana dalam setiap tahapan proses dapat
dijamin adanya keterpaduan, kerjasama yang baik antara kelompok
karyawan dengan manajemen, sebagai tanggung jawab bersama untuk
menghasilkan kualitas hasil kerja dari kelompok, sebagai mata
rantai dari suatu proses.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 157
BAB XIII
PENGORGANISASIAN
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJAPedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 158
Patient Safety
Total Quality Hospital
PPI QCC
ISO/Akreditasi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 159
Managing Director
Quality Assurance Manager
Safety & Risk
Management coordinator
Quality Improvement Coordinator
BAB IX
URAIAN JABATAN
1. Nama Jabatan : Quality Assurance Manager
Nama Jabatan Atasan Langsung : Direktur Utama
IKHTISAR JABATAN / PEKERJAANMengkoordinir serta bertanggungjawab pada pelaksanaan programpeningkatan mutu seluruh Rumah Sakit termasuk di dalamnya programKeselamatan Pasien dan Manajemen Resiko, Layanan Unggulan maupun mutusecara umum agar tercapai pelayanan yang bermutu baik medis maupun nonmedis yang pada akhirnya dapat meningkatkan Kepuasan Pelanggan di RumahSakit Telogorejo
TANGGUNG JAWAB UTAMAArea Tanggung
JawabTanggung Jawab Output
Program KerjaQualityAssurance
- Mengkoordinasi perumusandan penyusunan programkerja Quality Assurancesesuai bidang tugasnya
- Menetapkan rencanastrategic dan programkerja QA sesuai denganvisi dan misi RSTelogorejo
- Mengkoordinirpelaksanaan programkerja dan kegiatandivisi
Agar :- Mutu pelayanan di rumahSakit baik medis maupun nonmedis dapat terusditingkatkan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 160
Safety & RiskManagement
1. Mengkoordinir pelaksanaanprogram Safety di RStermasuk di dalamnyaPatient Safety, Kesehatan &Keselamatan Kerja, &Pengendalian & PencegahanInfeksi
Melaporkan pelaksanaankegiatan program Safety & RiskManagement
_ Mengkoordinir pelaksanaanprogram Manajemen ResikoKlinis di rumah sakit3. Mengkoordinir pertemuan
untuk membahas IncidentRepot yang terjadi di Rumahsakit
4. Melaporkan pelaksanaankegiatan Manajemen ResikoKlinik
5. Pasien merasa aman selamaberobat di RS
6. Kepercayaan pasienmeningkat.
7. Resiko klinis & non klinisteridentifikasi, kemudiandapat dianalisa penyebabdan dampak bagi RumahSakit
8. Mencegah insiden lamatidak terulang lagi
9. Tersusunnya laporantriwulan & laporan tahunan
Program kerjaQuality &Evaluation
- Mengkoordinasi perumusandan penyusunan programkerja yang menyangkutpeningkatan mutu baikmedis non medis sesuaivisi dan misi RSTelogorejo
- Mengkoordinirpelaksanaan programkerja
- Melakukan evaluasiterhadap seluruhkegiatan upayapeningkatan mutu
Agar :- Tercapai mutu pelayanan
medis dan non medis - Tersusun dan
tersedianya laporantriwulan, dan tahunanhasil evaluasi terhadapprogram peningkatanmutu
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 161
Monitoring danevaluasi
- Melakukan monitoring danevaluasi penyelenggaraantugas komisi
Agar :- Tersusun & tersedianyalaporan triwulan, dantahunan pelaksanaan programQuality Assurance
WEWENANG
Prime Share Contributory
Pelaksanaan program K3 V
Pelaksanaan program 6International Patient SafetyGoals
V
Pelaksanaan Program ManajemenResiko Klinis
V
Pelaksanaan Program TotalQuality Hospital
V
Pelaksanaan Program PeningkatanMutu baik untuk medis & NonMedis
V
HUBUNGAN KERJAInternal :
Pihak yangberhubungan
Tujuan Interaksi
1. Seluruhunit di RS
Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terusmenerus
2. DivisionManager
Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terusmenerus
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 162
3. KomiteMedis / SMF
Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terusmenerus
Eksternal:
Pihak yangberhubungan
Tujuan Interaksi
1.BadanSertifikasiISO/ JCI
Perolehan sertifikasi ISO / JCI
2. KARS Penilaian Akreditasi Rumah Sakit
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 163
TANTANGAN JABATAN INITantangan Bagaimana mengatasinya Frekwensi
terjadinya
Insiden pada pasien
Mengisi Form tindakan Korektif & Pencegahan ,dicari akar masalah oleh unit bersangkutan,untuk kemudian diverifikasi keefektifannya
Sering
Prosedur tidak dijalankan
Sosialisasi ke unit yang bersangkutan untuk bekerja sesuaiprosedur
kadang-kadang
Memastikan mutu Rumah Sakit terjaga melalui akreditasi
Melakukan monitoring pelaksanaan semua parameter yang dipersyaratkan oleh akreditasi
Per semester
Pelaksanaan Sasaran Mutu
Monitoring laporan Sasaran Mutu Setiap bulan
Pelaksanaan Total Quality Hospital( Audit klinis &Audit IndikatorKlinis )
Membuat jadwal tahunan audit dan meninformasikannya ke unit terkait
Sesuai jadwal masing-masing SMF
SPESIFIKASI JABATANPendidikan Formal : Dokter umumKompetensi :
Pelatihan Manajemen Resiko KlinisPelatihan Patient Safety Rumah SakitPelatihan Audit Mutu Internal
2. Nama Jabatan : Quality ImprovementCoordinator
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 164
Nama Jabatan Atasan Langsung : Quality Assurance managerNama Jabatan Atasan Dari Atasan Langsung : Direktur Utama
IKHTISAR JABATAN / PEKERJAAN
Mengkoordinir serta bertanggungjawab pada Quality Improvement seluruhRumah Sakit termasuk di dalamnya pelaksanaan program Total QualityHospital, Gugus kendali Mutu serta akreditasi / sertifikasi agardapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien yang padaakhirnya dapat meningkatkan Kepuasan Pelanggan di Rumah SakitTelogorejo
TANGGUNG JAWAB UTAMAArea
TanggungTanggung Jawab Output
QualityImprovement
Memastikan kesinambungansertifikat baik untukakreditasi maupunsertifikasi lain yangberkaitan dengan mutu RumahSakitMengkoordinir kegiatanGugus Kendali MutuMelaksanakan program TotalQuality Hospital termasukdi dalamnya melaksanakanaudit klinis dan pemantauanterhadap indicator klinis
Sertifikasi / akreditasiterus dipertahankan Continuous Improvement untukseluruh unit Terciptanya “champion” dimasing-masing unit yangmemastikan bahwa masing-masing unit memberikanpelayanan yang bermutuPemberian layanan kepadapasien sesuai standarpelayanan medis yangberlakuKepercayaan pasienterhadap manajemen mutuyang diterapkan di RSmeningkat.Tersusunnya laporantriwulan & laporan tahunan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 165
Monitoringdanevaluasi
Melakukan monitoring danevaluasi penyelenggaraantugas yang berhubungandengan Quality Improvement
Agar :Tersusun & tersedianyalaporan triwulan, dantahunan pelaksanaanprogram Quality Improvement
WEWENANG
Area PengambilanKeputusan
Prime ShareContributor
y
Pelaksanaan program K3 V
Pelaksanaan programInternational PatientSafety Six Goals
V
Pelaksanaan ProgramManajemen Resiko Klinis
V
Pelaksanaan programPengendalian & PencegahanInfeksi
V
HUBUNGAN KERJAInternal :
Pihak yangberhubungan
Tujuan Interaksi
1. Seluruhunit di RS
Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terusmenerus
2. KomiteMedis / SMF
Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terusmenerus
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 166
3. DivisionManager
Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan terusmenerus
Eksternal:
Pihak yangberhubungan
Tujuan Interaksi
KKPRS Pusat Pelaporan insiden dan memperoleh umpan balik
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 167
TANTANGAN JABATAN INITantangan Bagaimana
mengatasinyaFrekwensi terjadinya
Karyawan tidak memperhatikansegi keselamatan dan kesehatankerja
Sosialisasi secara rutin kepada seluruh karyawan
kadang-kadang
Budaya cuci tangan belum menjadi budaya kerja
Sosialisasi dan auditcuci tangan
Sering
Memastikan mutu Rumah Sakit terjagamelalui akreditasi
Melakukan monitoring pelaksanaan semua parameter yang dipersyaratkan oleh akreditasi
Per semester
Pelaksanaan Sasaran Mutu
Monitoring laporan Sasaran Mutu
Setiap bulan
Pelaksanaan Total QualityHospital( Auditklinis &AuditIndikatorKlinis )
Membuat jadwal tahunan audit dan meninformasikannya keunit terkait
Sesuai jadwal masing-masing SMF
SPESIFIKASI JABATANPendidikan Formal : Dokter Umum/ PerawatPengalaman Kerja : 2 tahunKompetensi :
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 168
Pelatihan Audit Mutu InternalPelatihan K3
3. Nama Jabatan : Safety & Risk CoordinatorNama Jabatan Atasan Langsung : Quality Assurance managerNama Jabatan Atasan Dari Atasan Langsung : Direktur Utama
IKHTISAR JABATAN / PEKERJAANMengkoordinir serta bertanggungjawab pada pelaksanaan programpeningkatan mutu seluruh Rumah Sakit terutama yang berkaitan denganprogram Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko Klinis, Keselamatan &Kesehatan Kerja, serta Pencegahan & Pengendalian Infeksi di seluruhunit agar pasien mendapat pelayanan yang aman serta nyaman yang padaakhirnya dapat meningkatkan Kepuasan Pelanggan di Rumah SakitTelogorejo
TANGGUNG JAWAB UTAMAArea Tanggung
JawabTanggung Jawab Output
Safety & RiskManagement
Mengkoordinir pelaksanaanprogram Safety di RS termasukdi dalamnya Patient Safety,Kesehatan & KeselamatanKerja, serta Pengendalian &Pencegahan InfeksiMelaporkan pelaksanaankegiatan
program Safety & RiskManagement
_ Mengkoordinir pelaksanaanprogram Manajemen ResikoKlinis di rumah sakitMengkoordinir pertemuan untuk
Pasien merasa aman selamaberobat di RSKepercayaan pasien meningkat.Resiko klinis & non klinisteridentifikasi, kemudiandapat dianalisa penyebab dandampak bagi Rumah SakitMencegah insiden lama tidakterulang lagiTersusunnya laporan triwulan& laporan tahunan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 169
membahas Incident Repot yangterjadi di Rumah SakitMelaporkan pelaksanaankegiatan Manajemen ResikoKlinik
Monitoring danevaluasi
- Melakukan monitoring danevaluasi penyelenggaraantugas yang berhubungandengan Safety & RiskManagement
Agar :- Tersusun & tersedianyalaporan triwulan, dantahunan pelaksanaan programQuality Assurance
WEWENANG
Area PengambilanKeputusan
Prime Share Contributory
Pelaksanaan programInternational PatientSafety Six Goals
V
Pelaksanaan ProgramManajemen Resiko Klinis
V
Pelaksanaan programPengendalian & PencegahanInfeksi
V
HUBUNGAN KERJAInternal :
Pihak yangberhubungan
Tujuan Interaksi
1. Seluruh unit di Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikan
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 170
RS terus menerus
2. Division Manager Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikanterus menerus
3. Komite Medis /SMF
Koordinasi untuk penyelesaian masalah dan perbaikanterus menerus
Eksternal:
Pihak yangberhubungan
Tujuan Interaksi
1. KKPRS Pusat Pelaporan insiden dan memperoleh umpan balik
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 171
TANTANGAN JABATAN INITantangan Bagaimana mengatasinya Frekwensi terjadinya
Insiden pada pasien
Mengisi Form tindakan Korektif & Pencegahan ,dicari akar masalah oleh unit bersangkutan,untuk kemudian diverifikasi keefektifannya
Sering
Prosedur tidak dijalankan
Sosialisasi ke unit yangbersangkutan untuk bekerja sesuai prosedur
kadang-kadang
Memastikan mutu Rumah Sakit terjaga melalui akreditasi
Melakukan monitoring pelaksanaan semua parameter yang dipersyaratkan oleh akreditasi
Per semester
Pelaksanaan Sasaran Mutu
Monitoring laporan Sasaran Mutu
Setiap bulan
Pelaksanaan Total Quality Hospital( Audit klinis &Audit IndikatorKlinis )
Membuat jadwal tahunan audit dan meninformasikannya ke unit terkait
Sesuai jadwal masing-masing SMF
SPESIFIKASI JABATANPendidikan Formal : dokter umum / perawat Pengalaman Kerja : 2 tahunKompetensi :
Pelatihan Manajemen Resiko KlinisPelatihan Patient Safety Rumah SakitPelatihan Audit Mutu Internal
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 172
BAB X
TATA HUBUNGAN KERJA
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 173
Direktur Utama
Quality Assurance
Inpatient Division
Outpatient Division
PatientSupport Comm
MedicalStaf
Division
Administration
Division
HRD & GA Division
Quality Improvement Safety & Risk Management
Keterangan :
1. Medical staff Division meliputi : unit Medical Record,
Medical Secretary
Hubungan Kerja dengan Medical Staf Division adalah :
Penyediaan Rekam Medik pasien untuk audit klinis
Pembahasan Incident Report yang berhubungan dengan
insiden kasus medis
Pembahasan hasil audit klinis SMF terkait untuk dianalisa
dan tindak lanjut temuan
Penyediaan Pedoman klinis, Clinical Pathways dan / atau
protokol klinis
2. Administration Division meliputi : unit Finance,
Accounting, Purchasing, Mainstore
Hubungan kerja dengan Administration Division adalah :
Penyediaan anggaran untuk kebutuhan pendidikan dan pelatihan
– pelatihan, sarana
Pengadaan barang untuk kebutuhan kegiatan Peningkatan Mutu
dan keselamatan Pasien
Penyediaan data Indikator Manajemen
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 174
3. Human Resource Division meliputi : unit Human Resource, Non
Medical Maintenance, G&A Medical Maintenance
Hubungan kerja dengan Human Resource Division adalah :
Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan – pelatihan
Pengajuan kebutuhan SDM
Pengumpulan data Indikator Manajemen
Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya
4. In Patient Division meliputi : unit Anyelir 2, Anyelir 3,
Anyelir 4, Bougenville 2, Bougenville 3, Bougenville 4,
Cempaka 1 dan HND, Cempaka 2, ICU, Kamar Bedah
Hubungan kerja dengan In Patient Division adalah :
Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP
Penyediaan data indikator klinis dari unit
Pelaksanaan program PMKP
Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya
Pelaksanaan audit keperawatan
5. Out Patient Division meliputi : unit Radiologi, Laboratory,
Pharmacy & CSSD, Clinical Service ( Rehab Medik, Renal unit &
Citos, UGD, General & Spesialist Clinic )
Hubungan kerja dengan Out Patient Division adalah :
Kebutuhan pelatihan staf untuk menunjang program PMKP
Penyediaan data indikator klinis dari unit
Pelaksanaan program PMKP
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 175
Pelaporan insiden dan tindak lanjutnya
6. Patient Support and Comunication Division meliputi :
Marketing & PR, CS dan Front desk, Legal & Secretary
Hubungan kerja dengan Patient Support Comm Division adalah :
Publikasi data ke masyarakat
Pengelolaan keluhan pasien dan keluarga, dokter dll
BAB XI
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 176
Nama Jabatan Pendidikan SertifikasiJumlah
KebutuhanQuality
Assurance
Manager
Dokter Umum 1
Quality
improvement
Coordinator
Dokter
Umum/ S1
Keperawatan
1
Patient
Safety &
Clinical
Risk
management
Coordinator
Dokter
Umum/ S1
Keperawatan
1
Kegiatan orientasi
Har
i
Ke
Materi Waktu Metode Penanggung Jawab
1 Company profile
& Struktur
organisasi
penjelasan
evaluasi
09.00 –
09.45
Presentasi
& diskusi
HRD
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 177
kinerjaTata tertib &
fasilitas
pengobatan
10.00 –
11.00
Presentasi
& diskusi
HRD
Patient Safety 11.00 –
12.00
Presentasi
& diskusi
Tim Quality
Assurance
2 Service Focus 08.00 –
10.00
Presentasi
& diskusi
Tim Service
ExcellentK3 di Rs &
Major disaster
10.15 –
11.00
Presentasi
& diskusi
Tim K3
Tata laksana
pencegahan &
evakuasi
(kebakaran)
11.00 –
12.00
Presentasi,
praktek &
diskusi
Tim K3
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 178
BAB XII
PENILAIAN KINERJA ( PERFORMANCE APPRAISAL )Penetapan Target
1. Pemahaman mengenai Target Kerja ( SMART )
2. Atasan memberi dukungan dan bimbingan dalam pencapaian
target
Penilaian Kinerja
1. Penilaian kinerja karyawan 6 bulan terakhir
2. Membandingkan target dengan realisasi ( hasil kerja )
3. Penilaian harus objektif, konsisten dan netralPedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 179
TAHAPAN PROSES PERFORMANCE APPRAISAL ( PA )
1. Cek jumlah dan data karyawan apakah sudah akurat dan benar
2. Pengisian form PA dilakukan dengan diskusi langsung antara
atasan dengan masing-masing karyawan, yang selanjutnya di
verifikasi atasan dari atasan langsung
3. Harap diingat bahwa hasil PA masih memerlukan persetujuan
dari Management, sehingga Sesi Pengisian PA yang dilakukan
antara atasan dan karyawan adalah murni sebagai feedback
session dan bukan final rating PA
4. Kategori PA Harap mengikuti komposisi Bell Curve ( dilakukan
di level Divisi berdasar group level )
5. Hardcopy form PA harap disimpan oleh masing-masing Divisi,
dan Summary dikirimkan ke HRD untuk dilakukan konsolidasi
secara keseluruhan organisasi
6. Final Rating PA akan diberikan oleh HRD ke masing-masing
Divisi setelah mendapat persetujuan dari Management,
selanjutnya masing-masing Divisi menyampaikan ke masing
karyawan di Divisinya
Performance Appraisal (PA) 2012
1. 1. Customer Focus (20%)
Berusaha membangun dan mempertahankan loyalitas pelanggan
serta mampu memperlakukan pelanggan dengan perhatian dan
rasa hormat. Pelanggan yang dimaksudkan disini adalah
pelanggan internal (rekan kerja, bawahan maupun atasan) dan
pelanggan eksternal (pasien, keluarga pasien maupun
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 180
pengunjung RST)
2. Communication Skills (10%)
Memberikan informasi yang relevan, umpan balik dan masukan
kepada pihak yang relevan and membangun hubungan jangka
panjang. Mempromosikan komunikasi dan partisipasi terbuka
pada semua level dan berbagi pengalaman, ide dan informasi
3. Strive for Excellence (10%)
Berusaha untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik dari
sebelumnya
4. Continuous Learning (10%)
Secara terus menerus mencari kesempatan untuk belajar,
meningkatkan kemampuan dan melakukan perbaikan
5. Building Trust (10%)
Bekerja dengan integritas, terbuka terhadap ide-ide lain,
mendukung dan mampu bekerjasama dengan orang lain
6. Motivasi dan Ketekunan Kerja (10%)
Dorongan untuk menunjukkan usaha yang besar dalam
penyelesaian tugasnya serta kemampuan untuk tetap bertahan
dan menuntaskan pekerjaannya sekalipun menghadapi banyak
tantangan
7. Disiplin Kerja (10%)
Sikap kerja yang mampu menunjukkan ketepatan waktu,
peraturan dan komitmen terhadap pekerjaan
8. Hasil Kerja (20%)
Output kerja karyawan berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
kerjanya
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 181
BAB XIII
KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN
Kegiatan
1. Indikator Mutu ( indikator klinis, Manajemen, Sasaran
keselamatan pasien )
2. Pelaksanaan program Keselamatan Pasien ( IKP, Manajemen
Resiko Klinik, FMEA )
3. Indikator Klinik pelayanan Medis
4. Audit Klinis Pelayanan Medis
5. Clinical Pathway
6. Pendidikan dan pelatihan PMKP
7. Kegiatan Quality Champion
8. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 182
9. Akreditasi RS
10. Monitoring implementasi ISO 9001
Rincian Kegiatan dan Pelaksanaan
1. Indikator Mutu ( Indikator klinis, Manajemen, Sasaran
Keselamatan pasien )
1. Pemilihan indikator mutu klinis
2. Pemilihan indikator manajemen
3. Pemilihan indikator sasaran keselamatan pasien
4. Penyusunan profil indikator
5. Penyusunan SPO pengukuran indikator mutu
6. Analisa data indukator mutu
7. Melakukan edukasi / sosialisasi pengumpulan data
8. Pencatatan, pelaporan, analisa dan validasi data
2. Program Keselamatan Pasien
a. Penerapan 7 langkah menuju keselamatan Pasien Rumah
Sakit, meliputi:
Bangun Kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien
Pimpin dan dukung staf anda
Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
Kembangkan sistem pelaporan
Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien
Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan
Pasien
b. Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien, meliputi :
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 183
Ketepatan identifikasi pasien
Peningkatan komunikasi yang efektif
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi
Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan risiko pasien jatuh
c. Manajemen Resiko Klinik
Pelaporan Insiden Sentinel, KTD, KNC dari masing –
masing unit.
Bila terjadi insiden pada unit, maka unit akan melapor
kepada tim mutu sesuai
dengan Alur Kerja Pengendalian Ketidaksesuaian Pelayanan
Melakukan Matrik Assesment
Sesudah laporan insiden diterima, maka tim mutu akan
membuat Risk Matrix Grading sesuai dengan kasusnya
Rekapitulasi pelaporan insiden
Melakukan rekapitulasi laporan insiden untuk dilakukan
pembahasan bersama Tim KPRS dan Manajemen
Pembahasan laporan insiden
Pembahasan laporan insiden dilakukan seminggu satu kali
dengan dihadiri oleh pimpinan Rumah Sakit, tim KPRS serta
unit terkait
Tindak lanjut insiden
Dari hasil pembahasan, ditetapkan insiden yang akan
dianalisa untuk ditindaklanjuti. Tindak lanjut yang
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 184
dilakukan dapat melalui pertemuan dengan unit/staff
terkait atau pembuatan Root Cause Analysis ( RCA ) / FMEA
untuk dapat dicari akar masalah dari insiden yang
terjadi, sehingga dapat diambil tindakan perbaikan.
Reassesment / evaluasi keefektifan tindak lanjut
Setelah tindakan perbaikan dilakukan, maka perlu
dievaluasi keefektifan dari tindakan yang diambil, bila
tidak terulang kejadian yang sama maka dapat dibuat
prosedur untuk mengatur hal tersebut. Bila dari hasil
evaluasi, tindakan perbaikan belum efektif maka perlu
dianalisa ulang untuk kembali dicari akar
permasalahannya.
d. Root Cause Analysis / Failure Mode Effect Analysis
Membentuk tim
Dalam pembuatan RCA/ FMEA hal pertama yang dilakukan adalah
pembentukan tim yang terdiri dari unit yang terkait, staf
yang mempunyai keahlian dalam pembuatan RCA/ FMEA dan
orang yang mempunyai kompetensi sesuai kasus.
Mengadakan pertemuan
Mengadakan pertemuan tim untuk membahas insiden yang
terjadi/ kejadian yang
potensial menimbulkan sentinel event.
Menyusun laporan dan rekomendasi
Dari hasil pembahasan tim disusun laporan dan diberikan
kepada pimpinan RS sebagai
wujud keterlibatan pimpinan dalam proses peningkatan mutu
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 185
dan kepada unit terkait.
Tindak lanjut
Hasil tindak lanjut dari unit terkait akan dimonitoring
keefektifannya melalui Form
Tindakan Korektif dan Pencegahan. Bila didapatkan
hasilnya tidak efektif maka akan
dilakukan RCA / FMEA ulang.
3. Indikator Klinik Pelayanan Medis
Pertemuan dengan SMF
Dalam menetapkan indikator klinis maka manajemen akan
mengadakan pertemuan dengan ketua SMF / pimpinan unit.
Sosialisasi program kepada SMF dan manajemen
Setelah indikator klinis ditetapkan maka dilakukan
sosialisasi tentang
pengukuran indikator tersebut kepada SMF dan unit terkait
Memasukkan data
Unit terkait / tim mutu memasukkan data indikator klinis
berdasarkan dari rekam medis pasien
Rekapitulasi data
Melakukan rekapitulasi data hasil pemantauan selama satu
bulan
Menganalisa dan menyusun laporan
Melakukan analisa terhadap hasil rekapitulasi data selama 1
tahun untuk dapat melihat perbandingan persentase pencapaian
target dan kemudian menyusun laporan kepada pimpinan RS
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 186
Tindak lanjut
Menyusun Rencana tindak lanjut bersama ketua SMF dan
manajemen dan kemudian melaksanakan rencana tindak lanjut
4. Audit Klinis Pelayanan Medis
Penetapan Topik
Ketua Komite Medik bersama Tim Mutu rumah sakit
mengadakan rapat tahunan untuk menentukan topik audit
klinik berdasarkan masukan dari SMF. Penentuan topik juga
memperhatikan masukan dari Direksi dan pihak-pihak lain.
Topik audit klinik ditentukan berdasarkan hasil review
terhadap audit klinis tahun 2012. Ditetapkan berdasarkan
topik dari kasus terbanyak, kasus sulit, kasus dengan
biaya-biaya tinggi dan kasus yang banyak menimbulkan
keluhan.
Penyusunan Instrumen Audit Klinik Tim Mutu terdiri dari
sekurang-kurangnya 3 orang: Dokter, Perawat dan Petugas
Rekam Medis. Anggota SMF terdiri dari sekurang-kurangnya
2 orang dokter. Tim Mutu dan SMF menyusun dokumen awal
audit Klinik yang terdiri dari:
Latar belakang
Instrumen audit: kriteria, standar, pengecualian, sumber
data
Sampel: penentuan besar sample, cara pengambilan sampel
Pengumpulan data
Berdasarkan instrumen audit klinik yang telah disusun maka Tim
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 187
Mutu (Staf Rekam Medis) dan SMF (bila perlu) akan melakukan
proses pengukuran.
Proses pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara apa yang
tercatat di Rekam Medis dengan standar yang telah ditetapkan.
Hasil pengukuran ditulis di lembar audit atau di dalam bentuk
file komputer (excel atau SPSS).
Pengambilan sample audit akan diverifikasi oleh orang kedua yang
tidak terlibat dalam pengambilan data yang pertama untuk
memastikan validitas data. Bila terjadi
Analisa data
Berdasarkan hasil pengukuran, Tim Mutu dan SMF melakukan analisa
dan evaluasi untuk mengidentifikasi masalah yang ada, mencari
akar permasalahan (dengan menggunakan diagram fish bone atau metode
lain) dan mengusulkan rencana perbaikan. Tim Mutu dan SMF
menuliskan hasil pengumpulan data dan analisa data serta rencana
perbaikan menjadi sebuah laporan.
Tindak Lanjut
Berdasarkan laporan tersebut maka Komite Medis dan direksi
memutuskan apakah menyetujui rencana perbaikan yang disampaikan,
bila berhubungan dengan anggaran dan proses bisnis. Bila
disetujui maka rencana perbaikan tersebut perlu didiskusikan
dengan Direksi untuk persetujuan anggaran yang diperlukan. Bila
diperlukan maka Komite Medis dan Tim Mutu Pelayanan menjadi
supervisor dari rencana tersebut.
Pengumpulan data kedua (re-audit) Dilakukan setelah tindak lanjut
selesai dilaksanakan ( antara 3-6 bulan setelah audit yang
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 188
sebelumnya ). Metode yang digunakan sama seperti pada point C
(pengumpulan data).
Penyusunan laporan akhir
Berdasarkan pengumpulan data kedua, Komite Medis dan Tim Mutu
Pelayanan melakukan review apakah terdapat perbaikan atau tidak.
Bila ada perbaikan maka audit dinyatakan selesai. Bila tidak ada
perbaikan maka perlu dilakukan perbaikan rencana pada point E
(tindak lanjut).
Tim Mutu dan SMF menyusun laporan akhir untuk disampaikan kepada
Ketua Komite Medik dan Direksi.
5. Clinical Pathway
Menyusun Panduan Clinical Pathway
Pemilihan 5 area prioritas
Penyusunan Panduan Praktik Klinik, Clinical
Pathway atau protokol klinik
Audit clinical pathway
6. Pendidikan staf
Pelatihan untuk karyawan baru tentang program
KPRS, Program PPI, dan pelaksanaan K3
Pelatihan untuk karyawan lama program peningkatan
mutu, workshop Keselamatan Pasien
Pelatihan yang dilakukan di luar rumah sakit untuk
mendukung terlaksananya program peningkatan mutu
rumah sakit
7. Quality Champion
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 189
Menyusun Proposal Pembentukan Tim Quality
Champion
Mengajukan SK Tim Quality Champion
Sosialisasi kepada Tim
Pelatihan untuk Tim Quality Champion
Melaksanakan kegiatan
a. Mengadakan pertemuan Tim minimal 1 x sebulan sesuai masalah
– masalah yang telah diusulkan dari kelompok
b. Mengadakan pelatihan untuk anggota sesuai kebutuhan anggota
c. Sosialisasi hasil pertemuan sesuai kasus
d. Memberikan laporan kegiatan kepada Quality Assurance Manager
Membuat pelaporan
8. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Hand Hygiene ( Kebersihan Tangan )
Untuk membudayakan Kebersihan Tangan ini maka akan
dilakukan beberapa kegiatan, antara lain :
a. Kampanye Hand Hygiene
b. Pemasangan poster, banner dan pembagian leaflet
c. Pengadaan antiseptic hand rub di semua unit
d. Audit kepatuhan cuci tangan
Memonitor angka infeksi nosokomial di rumah sakit
a. Angka dekubitus
b. Angka infeksi akibat pemasangan jarum infus
c. Angka infeksi luka operasi
d. Angka infeksi akibat pemasangan CVC
e. Angka infeksi VAP
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 190
f. Angka Infeksi MRSA
Melakukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada
pengelolaan makanan, dengan melakukan :
a. Monitoring hygiene pada petugas dietary
b. Pemeriksaan mikrobiologi pada makanan dan alat makan
c. Pemeriksaan kesehatan khusus petugas penjamah
makanan (anal swab)
d. Pemantauan suhu penyimpanan bahan makanan
Pemantauan kualitas air
Kegiatan meliputi pemeriksaan kualitas air minum, air
bersih dan air cadangan secara rutin.
Pencegahan dan pengendalian infeksi saat pembangunan dan
renovasi
Kegiatan meliputi: pemeriksaan kualitas udara melalui
pengukuran / pemeriksaan debu.
Sterilisasi
Kegiatan meliputi evaluasi pemantauan kualitas barang
yang telah disteril.
Pengurangan resiko infeksi terhadap petugas melalui
pemeriksaan berkala
Pendidikan dan pelatihan staff
Untuk meningkatkan kompetensi IPCN maka perlu mengikutkan
karyawan ke dalam pelatihan-pelatihan yang terkait dengan
PPI.
Orientasi karyawan pencegahan dan pengendalian infeksi
Pada setiap karyawan baru saat orientasi diberikan materi
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 191
tentang PPI terutama tentang kebersihan tangan.
9. Akreditasi RS
Pelatihan / Workshop akreditasi RS standar baru
Pembentukan Tim Akreditasi RS
Sosialisasi standar akreditasi baru kepada Tim
akreditasi RS
Melengkapi dokumen akreditasi baru
Bimbingann akreditasi dari Tim KARS
Self assesmen persiapan akreditasi
Penilaian akreditasi dari KARS
10. Monitoring implementasi ISO 9001: 2008
Audit Mutu Internal
Melakukan kegiatan Audit Mutu Internal secara rutin dua
kali/ tahun, yang meliputi seluruh area RS, dengan agenda
kegiatan :
- Opening Meeting
- Kegiatan Audit
- Closing Meeting
- Verifikasi hasil temuan
Tinjauan Manajemen
Manajemen puncak harus meninjau ulang system
manajemen mutu organisasi, pada selang waktu yang
direncanakan, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan
dan keefektifan yang berkesinambungan. Tinjauan ini
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 192
harus mencakup penilaian peluang untuk perbaikan dan
kebutuhan akan perubahan system manajemen mutu,
mencakup kebijakan mutu dan indikator mutu. Catatan
pada tinjauan manajemen ini harus dipelihara. Agenda
tinjauan manajemen :
Tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen sebelumnya
Kebijakan Mutu (tingkat perkembangannya
Sasaran Mutu (tingkat perkembangannya)
Kejadian Tidak Diharapkan
Hasil audit mutu internal secara keseluruhan
Keefektifan tindakan korektif dan pencegahan
Keluhan pelanggan
Survey pelanggan dan evaluasi
Saran-saran untuk perbaikan
Keefektifan sistem mutu secara keseluruhan
7. Survei ISO 9001 : 2008 untuk seluruh unit
RS mempersiapkan diri untuk surveillance ISO 9001:2008
yang bertujuan untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001 : 2008
ini. Pihak eksterna ( VNZ ) melakukan audit di sebagian unit
RS ( berdasarkan sampling ) untuk membuktikan bahwa RS
konsisten dalam menerapkan system manajemen mutu dan RS sudah
melakukan continuous improvement terhadap system manajemen mutu
tersebut.
8. Monitoring sasaran mutu unit
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 193
Sasaran mutu unit ( indikator mutu ) yang sudah ditetapkan
dimonitor sesuai dengan periode yang sudah disepakati dan
dilakukan analisa bila pencapaian tidak sesuai dengan target
yang sudah ditetapkan dengan menerbitkan Form TIndakan
Korektif dan Pencegahan. Hasil pemantauan indikator mutu ini
akan dikirimkan ke unit-unit terkait sebagai masukan dari unit
untuk melakukan tindakan perbaikan dan sebagai penghargaan
bagi unit bila target yang sudah ditetapkan tercapai secara
konsisten.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 194
BAB XIV
FASILITAS DAN PERALATAN
Fasilitas dan Peralatan disediakan oleh unit Quality dan
unit terkait sesuai program yang dilakukan
Untuk kegiatan pelatihan – pelatihan internal fasilitas
dan peralatan berkoordinasi dengan sekretaris direksi
sesuai kebutuhan
Untuk kegiatan pelatihan diluar rumah sakit berkoordinasi
dengan HRD
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 195
BAB XV
PERTEMUAN / RAPATRapat berkala terdiri dari :
1. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
- Rapat tentang Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Waktu : Setiap hari selasa
Jam : 09.30 - selesai
Tempat : Ruang Rapat Komite
Medik
Peserta : Direktur Utama RS Telogorejo,
Tim Quality Assurance
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 196
Materi : Evaluasi kinerja
mutu
Masalah dan
pemecahannya
Evaluasi dan
rekomendasi
- Incident Report
Waktu : Setiap hari Senin
Jam : 12.30 - selesai
Tempat : Ruang Rapat Komite
Medik
Peserta : Direktur Utama RS
Telogorejo, Tim Quality Assurance,
ketua Komite
Medis, tim manajemen terkait
Materi : pembahasan insiden
dan rencana tindak lanjut
2. Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada
masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas segera
BAB XVI
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 197
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan dan pelaporan program PMKP dilaksanakan setiap
akhir kegiatan dan tiap triwulan pelaporan kegiatan
dilaporkan kepada Pimpinan Rumah Sakit dan Yayasan RS secara
periodik tiap TW melalui pelaporan Realisasi program kerja
unit Quality Assurance
2. Pencatatan Indikator mutu , sensus harian dilakukan oleh
unit masing – masing.
Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan
indikator klinis, indikator manajemen, indikator sasaran
keselamatan pasien, dilaporkan kepada Tim QA untuk direkap
dan diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif dan
Pencegahan )
3. Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien :
Setiap terjadi insiden keselamatan pasien unit langsung
membuat laporan insiden untuk dilaporkan kepada Tim QA ,
kemudian dilakukan RMG oleh Tim QA dan dilakukan pembahasan
dengan Tim KPRS dan Manajemen tiap hari Senin .
B. Pelaporan Program Kerja PMKP
No Kegiatan Pelaporan kepada : KeteranganQMR Direksi Yayasan
1 Indikator
Mutu
Tiap bulan max
tgl 15 bulan
Tiap TW Tahunan Melalui
laporan Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 198
berikutnya realisasi
pencapaian
program kerja
QA Manager2 Program
Patient
Safety
Tiap selesai
pelaksanaan
program
Tiap
selesai
pelaksanaa
n program
Tahunan Melalui
laporan
realisasi
pencapaian
program kerja
QA ManagerManajemen
Resiko
Klinik
Tiap senin Tiap senin Tiap senin
dilakukan
pembahasan
laporan
insiden
bersama Tim
QA, Tim KPRS
dan manajemen Root Cause
Analysis
dan FMEA
Tiap selesai
pembahasan
Tiap TW Tiap selesai
pembahasan RCA
dibuat laporan3 Indikator
Klinik
Pelayanan
Medis
Tiap bulan Tiap TW Tiap akhir
Tahun
Laporan
realisasi
pencapaian
target
indikator
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 199
melalui email 4 Audit
Klinis
Pelayanan
Medis
Tiap selesai
pelaksanaan
audit
Tiap
selesai
pelaksanaa
n audit
Tiap akhir
tahun
Melalui
laporan
realisasi
audit klinis5 Clinical
Pathway
Tiap selesai
pelaksanaan
program
Tiap
selesai
pelaksanaa
n program
Tiap akhir
tahun
Melalui
laporan
realisasi
pencapaian
program kerja
QA Manager6 Pendidikan
& Pelatihan
PMKP
Tiap selesai
pelaksanaan
program
Tiap
selesai
pelaksanaa
n program
Tiap akhir
tahun
Melalui
laporan
realisasi
pencapa ian
program kerja
QA7 Quality
Champion
Tiap selesai
pembahasan
satu masalah
Tiap
selesai
pembahasan
satu
masalah
Presentasi
RCM
Melalui
laporan
kegiatan QA
dan bila
perlupresentas
i RCM8 Pencegahan
dan
pengendalia
Tiap bulan Tiap bulan Tiap akhir
tahun
Melalui
laporan
kegiatan QA
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 200
n infeksi Manager9 Akreditasi
RS
Tiap bulan Tiap bulan tahunan Melalui
laporan
kegiatan QA
Manager10 Monitoring
Implementas
i ISO 9001
Tiap bulan Tiap bulan tahunan Melalui
laporan
kegiatan QA
Manager
Pelaporan
1. Laporan harian untuk unit yang berhubungan dengan
laporan insiden dilaporkan kepada Tim QA
2. Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan
indikator klinis, indikator manajemen, indikator
sasaran keselamatan pasien, untuk direkap dan
diterbitkan FTKP ( Form Tidakan Korektif dan Pencegahan
)
3. Laporan Tri Wulan untuk realisasi pencapaian program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien oleh Quality
Assurance Manager
4. Laporan tahunan evaluasi pelaksanaan program PMKP oleh
Quality Assurance Manager untuk dilaporkan kepada
Pimpinan rumah sakit , yayasan dan unit terkait
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 201
BAB XVII
MONITORING DAN EVALUASIMonitoring
Monitoring program PMKP oleh pimpinan melalui pertemuan QA dengan
pimpinan secara rutin dan beberapa kegiatan melalui Audit
internal RS Telogorejo .
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun untuk ditindak lanjuti
sesuai masalah / kendala yang ada. Jika pencapaian tidak sesuai
dengan target yang sudah ditetapkan, maka pimpinan ( QMR,
pimpinan RS, Yayasan ) mengambil tindakan yang diperlukan,Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 202
termasuk didalamnya melakukan perubahan terhadap program ataupun
proses / SPO yang ada saat ini
Dokumen Bukti
Laporan pelaksanaan program PMKP :
1. Laporan pelaksanaan pemantauan indikator klinik
2. Laporan Hasil Audit klinik
3. Laporan RCA
4. Laporan pelaksanaan Pelatihan – pelatihan internal
5. Laporan kegiatan Quality Champion
6. Laporan kegiatan Tim PPI
7. Laporan pemantauaan indikator mutu pelayanan rumah sakit
Laporan Realisasi pencapaian program Quality & Assurance Manager
BAB XVIII
PENUTUP
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 203
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien ini kami
susun agar dapat digunakan sebagai acuan Tim Quality & Assurance
dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring dan evaluasi
program upaya peningkatan mutu dan Keselamatan pasien di rumah
sakit Telogorejo.
Namun demikian upaya – upaya ini akan lebih berhasil jika
didukung oleh pimpinan rumah sakit dan kerja sama yang baik dari
seluruh unit kerja di rumah sakit Telogorejo ini.
Semoga Tuhan selalu memberkati sumua upaya – upaya yang kita
kerjakan.
Semarang ; 18 November 2012
Menyetujui
dr. Imelda Tandiyo, FASE,MM
Dr Viny Natalia Dewi
Direktur utama Quality
Assurance Manager
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien 204