pleno 1 modul 3
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya laporan tutorial yang
berjudul “Kasihan Ahmad” pada Modul 3 ini dapat kami
selesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Di dalam laporan ini kami memaparkan hasil kegiatan
tutorial yang telah kami laksanakan yakni berkaitan dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi serta metode pembelajaran
berbasis pada masalah yang merupakan salah satu metode dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan serta bantuan hingga
terselesaikannya laporan ini. Kami mohon maaf jika dalam
laporan ini terdapat banyak kekurangan dalam menggali semua
aspek yang menyangkut segala hal yang berhubungan dengan
skenario serta Learning Objective yang kami bahas. Oleh karena
itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
sehingga dapat membantu kami untuk dapat lebih baik lagi
kedepannya.
Mataram, 23 November
2012
1
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR......................................................
...........................................................1
DAFTAR
ISI...........................................................
..............................................................
.....2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang.............................................
.....................................................
.3
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Scenario ……………………………………………………………………4
2.2. Terminology
……….........................................................
.............................5
2.3. Learning Objective…...
……..........................................................
................6
2.4. Pembahasan…………………………………………………………………7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............................................
.......................................................
..........11
Daftar Pustaka…………………………………...…………………………………12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
System kardiorespirasi merupakan salah satu dari system di
tubuh yang berperan dalam proses homeostasis. System
kardiorespirasi sendiri terdiri dari kardiovaskuler (jantung
dan pembuluh darah) dan system respirasi dimana keduanya
bekerja sinergis dalam mengatur hemodinamik tubuh. Faktor-
faktor yang mempengaruhi system kardiorespirasi serta gangguan
klinik yang muncul karena adanya agangguan pada ogran
tersebut.
1.2 Skenario 1
Ny. Rani 38 tahun sedih melihat perkembangan anaknya,
Ahmad yang lebih lambat dibanding anak seusianya. Disamping
itu ahmad keliatan sangat sesak bila berlari sedikit saja
dengan wajah dan kaki tangan kebiruan dan sembab. Dokter
memang telah mendiagnosa Ahmad menderita kelainan jantung
bawaan dengan adanya heart murmurs. Ny. Rani ingin mengetahui
jenis kelainan jantung bawaan yang diderita anaknya sehingga
anaknya sering tampak kebiruan. Kadang juga terpikir oleh Ny.
Rani apakah ada kelainan bawaan lain yang mungkin terjadi pada
anaknya.
Menurut anda dimanakah letak kelainan pada kondisi ahmad?
Bagaimana anda menjelaskan kondisi Ahmad secara embriologi?4
Secara fisiologis bagaimanakah akibat dari kelainan jantung
bawaan pada Ahmad?
1.3 Terminologi
Heart mermurs : bunyi detak jantung selain bunyi sistol
dan diastol.
Sembab atau edema : meningkatnya volume cairan diluar sel
dan diluar pembuluh darah disertai penimbunan di jaringan
serosa.
Sesak : keadaan sulit bernafas yang biasanya terjadi
ketika melakukan aktivitas fisik.
Kardiovaskular : ilmu yang mempelajari tentang jantung
dan pembuluh darah.
Diagnosa : penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti
atau memeriksa gejala-gejalanya.
BAB II
PEMBAHASAN2.1 Anatomi Jantung
Ruang-ruang jantung :
Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar,
bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau krista
terminalis. Bagian utama atrium yang trletak posterior
terhadap rigi terdapat dinding halus yang secara
embriologis berasal dari sinus venosus. Bagian atriium
yang terletak di depan rigi mengalami trabekulasi akibat
berkas serabut otot yan gberjalan dari krista terminalis.
5
2. Ventrikel dextra
Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteom
artiventrikuler dextrum dan dengan traktus pumonalis
memalui osteom pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh
lebih tebal dari atrium kanan.
3. Atrium sinistra
Terdiri dari rongga utama dan aurikula, terletak di
belakang atrium kanan membentuk sebagian besar basis, di
belakang atrium sinistra terdapat sinus obliqque
perikardium serosum dan perikardium fibrosum. Bagian
dalam atrium sinistra halus dan bagian aurikula mempunyai
rigi otot seperti aurikula dextra.
4. Ventrikel sinistra
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium sinistra
melalui osteom atriventrikuler sinistra dan dengan aorta
melalui osteom aorta. Dinding ventrikel sinistra 3 kali
lebih tebal dari ventrikel kanan.
Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan
aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua
jenis katup: katup atrioventrikularis (AV), yang
memisahkan atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris,
yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari
ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup inimembuka dan
menutup secara pasif menanggapi perubahantekanan dan
volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.
Daun-daun katup atriventrikularis halus tetapi tahan
lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara atriumdan
ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup.katup
6
mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri
merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup.
Kedua katup semilunaris sama bentuknya. Katup
initerdiri dari tiga daun katup simetris menyerupai
corong yang tertambat kuat pada anulus fibrosus. Katup
aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan
katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan
arteriapulmonalis.
Jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
1. Perikardium
Lapisan yang merupakan kantong pembungkus jantung,
terletak di dalam media stinum minus, terletak di
belakang korpus sterni dan rawan iga II-VI. Perikardium
dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Perikardium fibrosum (viseral)
Bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung
terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu
dengan pembuluh darah besar, melekat pada sternum
melalui ligamentum sternoperikardial.
b. Perikardium serosum (perietal)
Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu perikardium
perietalis yang membatasi perikardium fibrosum, sering
disebut epikardium, dan perikardium viseral (kapitas
perikardialis) yang mengandung sedikit cairan yang
berfungsi melumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir
sebagai pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara
perikardium tersebut tidak menimbulkan gangguan
7
terhadap jantung. Pada permukaan posterior jantung
terdapat perikardium serosum sekitar vena-vena besar
membentuk sinus obligus dan sinus transversus.
2. Myokardium
Lapisan otot jantungyang menerima darah dari arteri
koronaria. Arteri koronaria kiri bercabang menjadi arteri
descenden arterior dan arteri sirkumpleks. Arteri
koronaria kanan memberikan darah untuk sinoatrial node,
ventrikel kanan, permukaan diafragma ventrikel kanan.
Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian
bersirkulasi langsung ke dalam paru. Susunan mikardium:
a. Susunan otot atria
Sangat tipis dan kurang teratur, serabut-serabutnya
disusun dalam dua lapisan. Lapisan luar mencakup kedua
atria.serabut luar ini paling nyata di bagian depan
atria. Beberapa serabut masuk ke dalam septum
atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri dari serabut-
serabut berbentuk lingkaran.
b. Susunan otot ventrikuler
Membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
atrioventrikular sampai ke apex jantung.
c. Susunan otot atrioventrikular
Merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik
(atrium dan ventrikel).
3. Endokardium (permukaan dalam jantung)
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang
mengilap, terdiri dari jaringan endotel atau selaput
lendir endokardium, kecuali aurikula dan bagian depan
8
sinus vena kava. Di sini terdapat bundelan otot paralel
berjalan ke depan krista. Ke arah aurikula dari ujung
bawah krista terminalis terdapat sebuah lipatan
endokardium yang menonjol dikenal sebagai valvula vena
kava inferior, berjalan di depan muara vena inferior
menuju ke tepi disebut fossa ovalis. Antara atrium kanan
dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orivisium
artikular.
2.2 Embriologi Jantung
Embriologi jantung terjadi pada pertengahan minggu
ketiga. Pertumbuhan ini terjadi karena :
mudigah bertambah besar, sehingga makanan yang
diterima secara difusi dari induknya tidak mencukupi
lagi.
pada saat ini, mudigah membutuhkan suplai darah
jantung, pembuluh darah untuk pertumbuhan.
Perkembangan jantung sangat kompleks, karena harus
bekerja sebelum pertumbuhannya sempurna.
Pada fase permulaan:
Sel-sel mesenkim di dalam lapisan splanchicus mesoderm
berlipat ganda dan membentuk kelompok angiogenesik yang
terpisah satu sama lain.
9
Kelompok ini mula-mula terletak pada sisi kiri mudigah,
tetapi dengan cepat menyebar ke arah kepala.
Kelompok ini kemudian berongga, bersatu dan membentuk
jalinan pembuluh darah kecil yang berbentuk tapak kuda.
Bagian depan tengah jalinan ini dikenal sebagai daerah
kardiogenik. Di atasnya rongga selom intraembrional yang
akhirnya berkembang menjadi rongga perikardium.
10
Pada hari ke 19, dari mesoderm mudigah akan terbentuk 2
tubulus endokardial.
Pada hari ke 21, tubulus ini bersatu membentuk tubulus
cordis primitif.
Tubulus ini berkembang menjadi :
Sinus venosus
Atrium primitif
Ventrikel primitif
Bulbus kordis
Pada hari ke 22 jantung mulai berdenyut
11
Pada minggu ke IV
Tubulus kordis menekuk dan melipat. Bulbus kordis
terdorong ke inferior dan anterior dan bagian kanan
mudigah. Primitif ventrikel berpindah ke kiri. Primitif
atrium dan sinus venosus berpindah ke superior dan
posterior.
Dengan ini, pada hari ke 28, tubulus kordis berbentuk S
Pertumbuhan jantung yang besar terjadi pada minggu 5-8
Tubulus jantung berkembang dengan bersekat-sekat
sehingga membentuk :
4 kamar (2 atrium dan 2 ventrikel)
pembuluh darah yang keluar dan masuk ke jantung 12
Sekat ini terbentuk oleh :
pertumbuhan massa jaringan yang aktif dan saling
mendekat
pertumbuhan aktif satu massa tunggal yang terus
meluas
Kesalahan pertumbuhan pada saat ini menyebabkan kelainan
jantung congenital.
2.3 Fisiologi Jantung
Setiap denyut jantung mempunyai dua fase (tahap),
systole ketika jantung memompa atau berkontraksi dan
diastole ketika bilik-bilik jantung diisi dengan darah pada
saat otot jantung berelaksasi.
Adapun proses sirkulasi darah pada jantung yaitu:
Darah memasuki atrium kanan dari tubuh melalui vena cava
superior dan vena cava inferior yang banyak mengandung
CO2.
Atrium kanan berkontraksi sehingga darah masuk ke dalam
ventrikel kanan melalui katup trikuspid.
Denyut jantung systolic mengirim darah melalui klep
pulmonary, yang memisahkan ventricle kanan dan arteri
pulmonary, ke paru-paru.
13
Didalam paru, oksigen diantar ke sel-sel darah merah dan
karbon dioksida, produk limbah dari metabolisme,
dikeluarkan.
Darah yang mengandung oksigen kembali ke atrium kiri.
Atrium kiri berelaksasi sehingga darah mengalir melalui
klep mitral ke dalam ventricle kiri.
Denyut jantung systolic menyebabkan ventrikel kiri
jantung berkontraksi dan mengirim darah melalui klep
aortic yang memisahkan ventricle kiri dan aorta.
Darah keluar melalui aorta ke seluruh tubuh mengantar
oksigen ke jaringan-jaringan tubuh
2.4 Biokimia Sistem Kardiovaskular
Berbeda dengan otot skelet, otot jantung berfungsi
untuk memompa darah. Jantung harus mempertahankan aktivitas
ritmis secara terus menerus. Pada jantung, dapat
dimetabolisme Fatty Acids, Ketonbodies, glucose, pyruvat,d
an Lactate. Dalam keadaan kerja beban, jantung
meningkatkan konsumsi glucose, terutama berasaldari
simpanan glycogen yg relatif dari terbatas. Jantung tidak
mengandung cadangan bahan bakar dan harus disuplai terus
dari darah melalui jalur utama yaitu jalur aerobik.
Enzym khusus yang bekerja yaitu Lipoprotein Lipase dan
Rantai Respirasi (enzym compleks). Dalam memompa darah,
jantung melakukan kontraksi ritmik konstan. Jantung
memerlukan ATP yang akan diubah menjadi ADP, sehingga
keberadaan mitokondria dibutuhkan dalam jumlah besar
menjamin bahwa oksidasi di jantung perlu selalu suasana
aerobik.
14
Otot jantung mengandung filamen myosim dan aktin yang
aktif terus menerus dalam suatu keteraturan irama kontraksi
dan relaksasi.
Bahan bakar yang digunakan merupakan campuran gglukosa,
asam lemak bebas dan benda keton yang berasal dari darah
dan untuk produksi energi yg dibutuhkan untuk membentuk ATP
melalui fosfolirasi oksidatif. Karena tidak menyimpan
lipida atau glikogen dalam jumlah banyak, sehingga sejumlah
kecil cadangan energi disimpan fosfokreatin.
Setiap konstraksi diawali atau dicetuskan melalu
iimpuls saraf. Pelepasan Ca2+ ke dalam sarkoplasmik
retikulu. Karena sifatnya bersifat aerobik dan hampir semua
energinya melalui fosox, Kegagalan O2 untuk memenuhi
kebutuhan sebagian dari otot dan dihalangi oleh tumpukan
lemak, dapat menyebabkan darah otot jantung akan infark
miokard.
2.5 Kelainan Jantung Akibat Defek Kelainan Bawaan
PJB atau penyakir jantung bawaan adalah penyakit yang
dibawa oleh anak sejak ia dilahirkan akibat proses
pembentukan jantung yang kurang sempurna. Proses
pembentukan jantung ini terjadi pada awal pembuahan
(konsepsi). Pada waktu jantung mengalami proses pertumbuhan
di dalam kandungan, ada kemungkinan mengalami gangguan.
Gangguan pertumbuhan jantung pada janin ini terjadi pada
usia tiga bulan pertama kehamilan, karena jantung terbentuk
sempurna pada saat janin berusia empat bulan (Dhania,
2009).
15
Jenis-jenis PJB yaitu
1. PJB Non Sianotik
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) non sianotik adalah
kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir
yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di
sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan,
kelainan salah satu katup jantung dan penyempitan alur
keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa adanya
lubang di sekat jantung. Masing-masing mempunyai spektrum
presentasi klinis yang bervariasi dari ringan sampai
berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta
tahanan vaskuler paru (Roebiono, 2003).
a. Ventricular Septal Defect (VSD)
Pada VSD besarnya aliran darah ke paru ini selain
tergantung pada besarnya lubang, juga sangat tergantung
pada tingginya tahanan vaskuler paru. Makin rendah
tahanan vaskuler paru makin besar aliran pirau dari
kiri ke kanan. Pada bayi baru lahir dimana maturasi
paru belum sempurna, tahanan vaskuler paru umumnya
masih tinggi dan akibatnya aliran pirau dari kiri ke
kanan terhambat walaupun lubang yang ada cukup besar.
Tetapi saat usia 2–3 bulan di mana proses maturasi paru
berjalan dan mulai terjadi penurunan tahanan vaskuler
paru dengan cepat maka aliran pirau dari kiri ke kanan
akan bertambah. Ini menimbulkan beban volume langsung
pada ventrikel kiri yang selanjutnya dapat terjadi
gagal jantung (Roebiono, 2003).
b. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
16
Pada PDA kecil umumnya anak asimptomatik dan jantung
tidak membesar. Sering ditemukan secara kebetulan saat
pemeriksaan rutin dengan adanya bising kontinyu yang
khas seperti suara mesin (machinery murmur) di area
pulmonal, yaitu di parasternal sela iga 2–3 kiri dan di
bawah klavikula kiri. Tanda dan gejala adanya aliran ke
paru yang berlebihan pada PDA yang besar akan terlihat
saat usia 1–4 bulan dimana tahanan vaskuler paru
menurun dengan cepat. Nadi akan teraba jelas dan keras
karena tekanan diastolik yang rendah dan tekanan nadi
yang lebar akibat aliran dari aorta ke arteri
pulmonalis yang besar saat fase diastolik. Bila sudah
timbul hipertensi paru, bunyi jantung dua komponen
pulmonal akan mengeras dan bising jantung yang
terdengar hanya fase sistolik dan tidak kontinyu lagi
karena tekanan diastolik aorta dan arteri pulmonalis
sama tinggi sehingga saat fase diastolik tidak ada
pirau dari kiri ke kanan. Penutupan PDA secara spontan
segera setelah lahir sering tidak terjadi pada bayi
prematur karena otot polos duktus belum terbentuk
sempurna sehingga tidak responsif vasokonstriksi
terhadap oksigen dan kadar prostaglandin E2 masih
tinggi. Pada bayi prematur ini otot polos vaskuler paru
belum terbentuk dengan sempurna sehingga proses
penurunan tahanan vaskuler paru lebih cepat
dibandingkan bayi cukup bulan dan akibatnya gagal
jantung timbul lebih awal saat usia neonatus (Roebiono,
2003).
17
c. Atrial Septal Defect (ASD)
Pada ASD presentasi klinisnya agak berbeda karena
defek berada di septum atrium dan aliran dari kiri ke
kanan yang terjadi selain menyebabkan aliran ke paru
yang berlebihan juga menyebabkan beban volum pada
jantung kanan. Kelainan ini sering tidak memberikan
keluhan pada anak walaupun pirau cukup besar, dan
keluhan baru timbul saat usia dewasa. Hanya sebagian
kecil bayi atau anak dengan ASD besar yang simptomatik
dan gejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan
aliran ke paru yang berlebihan yang telah diuraikan di
atas. Auskultasi jantung cukup khas yaitu bunyi jantung
dua yang terpisah lebar dan menetap tidak mengikuti
variasi pernafasan serta bising sistolik ejeksi halus
di area pulmonal. Bila aliran piraunya besar mungkin
akan terdengar bising diastolik di parasternal sela iga
4 kiri akibat aliran deras melalui katup trikuspid.
Simptom dan hipertensi paru umumnya baru timbul saat
usia dekade 30 – 40 sehingga pada keadaan ini mungkin
sudah terjadi penyakit obstruktif vaskuler paru
(Roebiono, 2003).
d. Aorta Stenosis (AS)
Aorta Stenosis derajat ringan atau sedang umumnya
asimptomatik sehingga sering terdiagnosis secara
kebetulan karena saat pemeriksaan rutin terdengar
bising sistolik ejeksi dengan atau tanpa klik ejeksi di
area aorta; parasternal sela iga 2 kiri sampai ke apeks
dan leher. Bayi dengan AS derajat berat akan timbul
18
gagal jantung kongestif pada usia minggu minggu pertama
atau bulan-bulan pertama kehidupannya. Pada AS yang
ringan dengan gradien tekanan sistolik kurang dari 50
mmHg tidak perlu dilakukan intervensi. Intervensi bedah
valvotomi atau non bedah Balloon Aortic Valvuloplasty
harus segera dilakukan pada neonatus dan bayi dengan AS
valvular yang kritis serta pada anak dengan AS valvular
yang berat atau gradien tekanan sistolik 90 – 100 mmHg
(Roebiono, 2003).
e. Coarctatio Aorta (CoA)
Coartatio Aorta pada anak yang lebih besar umumnya juga
asimptomatik walaupun derajat obstruksinya sedang atau
berat. Kadang-kadang ada yang mengeluh sakit kepala
atau epistaksis berulang, tungkai lemah atau nyeri saat
melakukan aktivitas. Tanda yang klasik pada kelainan
ini adalah tidak teraba, melemah atau terlambatnya
pulsasi arteri femoralis dibandingkan dengan arteri
brakhialis, kecuali bila ada PDA besar dengan aliran
pirau dari arteri pulmonalis ke aorta desendens. Selain
itu juga tekanan darah lengan lebih tinggi dari pada
tungkai. Obstruksi pada AS atau CoA yang berat akan
menyebabkan gagal jantung pada usia dini dan akan
mengancam kehidupan bila tidak cepat ditangani. Pada
kelompok ini, sirkulasi sistemik pada bayi baru lahir
sangat tergantung pada pirau dari kanan ke kiri melalui
PDA sehingga dengan menutupnya PDA akan terjadi
perburukan sirkulasi sistemik dan hipoperfusi perifer
(Roebiono, 2003).
19
f. Pulmonal Stenosis (PS)
Status gizi penderita dengan PS umumnya baik dengan
pertambahan berat badan yang memuaskan. Bayi dan anak
dengan PS ringan umumnya asimptomatik dan tidak
sianosis sedangkan neonatus dengan PS berat atau kritis
akan terlihat takipnu dan sianosis. Penemuan pada
auskultasi jantung dapat menentukan derajat beratnya
obstruksi. Pada PS valvular terdengar bunyi jantung
satu normal yang diikuti dengan klik ejeksi saat katup
pulmonal yang abnormal membuka. Klik akan terdengar
lebih awal bila derajat obstruksinya berat atau mungkin
tidak terdengar bila katup kaku dan stenosis sangat
berat. Bising sistolik ejeksi yang kasar dan keras
terdengar di area pulmonal. Bunyi jantung dua yang
tunggal dan bising sistolik ejeksi yang halus akan
ditemukan pada stenosis yang berat (Roebiono, 2003).
2. PJB Sianotik
Sesuai dengan namanya manifestasi klinis yang selalu
terdapat pada pasien dengan PJB sianotik adalah sianosis.
Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa yang
disebabkan oleh terdapatnya >5mg/dl hemoglobin tereduksi
dalam sirkulasi. Deteksi terdapatnya sianosis antara lain
tergantung kepada kadar hemoglobin (Prasodo, 1994).
a. Tetralogy of Fallot (ToF)
Tetralogy of Fallot merupakan salah satu lesi jantung yang
defek primer adalah deviasi anterior septum
infundibular. Konsekuensi deviasi ini adalah obstruksi
aliran darah ke ventrikel kanan (stenosis pulmoner),
20
defek septum ventrikel, dekstroposisi aorta, hipertrofi
ventrikuler kanan. Anak dengan derajat yang rendah dari
obstruksi aliran ventrikel kanan menimbulkan gejala
awal berupa gagal jantung yang disebabkan oleh pirau
kiri ke kanan di ventrikel. Sianosis jarang muncul saat
lahir, tetapi dengan peningkatan hipertrofi dari
infundibulum ventrikel kanan dan pertumbuhan pasien,
sianosis didapatkan pada tahun pertama
kehidupan.sianosis terjadi terutama di membran mukosa
bibir dan mulut, di ujungujung jari tangan dan kaki.
Pada keadaan yang berat, sianosis langsung ditemukan
(Bernstein,2007).
b. Pulmonary Atresia with Intact Ventricular Septum
Saat duktus arteriosus menutup pada hari-hari
pertama kehidupan, anak dengan Pulmonary Atresia with Intact
Ventricular Septum mengalami sianosis. Jika tidak ditangani,
kebanyakan kasus berakhir dengan kematian pada minggu
awal kehidupan. Pemeriksaan fisik menunjukkan sianosis
berat dan distress pernafasan. Suara jantung kedua
terdengar kuat dan tunggal, seringnya tidak terdengar
suara murmur, tetapi terkadang murmur sistolik atau
yang berkelanjutan dapat terdengar setelah aliran darah
duktus. (Bernstein, 2007)
c. Tricuspid Atresia
Sianosis terjadi segera setelah lahir dengan dengan
penyebaran yang bergantung dengan derajat keterbatasan
aliran darah pulmonal. Kebanyakan pasien mengalami
murmur sistolik holosistolik di sepanjang tepi sternum
21
kiri. Suara jantung kedua terdengar tunggal. Diagnosis
dicurigai pada 85% pasien sebelum usia kehamilan 2
bulan. Pada pasien yang lebih tua didapati sianosis,
polisitemia, cepat lelah, dan sesak nafas saat
aktivitas berat kemungkinan sebagai hasil dari
penekanan pada aliran darah pulmonal. Pasien dengan
Tricuspid Atresia berisiko mengalami penutupan spontan VSD
yang dapat terjadi secara cepat yang ditandai dengan
sianosis. (Bernstein, 2007).
2.6 Murmur Jantung
Heart murmur adalah suara (bunyi) yang dapat didengar
dengan stethoscope yang umum, yang dihasilkan ketika darah
lewat melalui area-area tertentu dari jantung. Sebuah suara
tambahan atau tidak biasa mendengar selama detak jantung
Anda.
Penyebab terjadinya murmur, yaitu:
1. Murmur jantung murni
Disebabkan oleh darah yang bergerak ribut melalui
jantung normal. Kadang-kadang darah mengalir lebih cepat
(sejumlah peningkatan darah) dan biasanya melalui jantung
dan pembuluh darah yang melekat pada jantung dan juga
disebabkan oleh penyakit atau kondisi karena demam atau
anemia, serta terlalu banyak hormon tiroid dalam tubuh
(hipertiroid).
2. Murmur jantung abnormal
Biasanya disebabkan oleh penyakit jantung bawaan
(PJB).
22
BAB III
KESIMPULAN
Jantung terdiri dari 4 ruang,atrium dextra dan atrium
sinistra,ventrikel dextra dan ventrikel sinistra. Jantung
memiliki fungsi utama dalam menyediakan oksigen ke seluruh
tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolisme(karbondioksida). Jantung mengumpulkan darah yang
kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam
paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang
karbondioksida. Jantung kemudian mengumpulkan darah yang kaya
oksigen dari paru-paru dan memompanya ke jaringan seluruh
tubuh
23
Daftar pustaka : Price,Sylvia A dan Lorraine M.Wilson.2012.PATOFISIOLOGI
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 1 Edisi 6.Jakarta: PenerbitBuku Kedokteran
Murraay ,Robert K dkk.2012.Biokimia Harper Edisi 27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
W.A,Ernest.2012.QUICK REVIEW Jilid 1 Edisi 2.Pamulang: Bina Rupa Aksara
24
Penyakit jantung bawaan.pdf (www.prepository.usu.ac.id)
Kwenang agnes.2012.Biokimia Sistem Kardiovaskular www.scribd.com (akses 12 november 2012)
Yanwirasti.2012.Embriologi Susunan Kardiovaskuler www.fkunand.files.wordpress.com (akses 18 november 2012)
25