perilaku biaya asimetrik dari biaya penjualan

107
PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA PENJUALAN, UMUM DAN ADMINISTRASI (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013) Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Fazril Azi Nugraha 1111082000080 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015

Upload: khangminh22

Post on 28-Jan-2023

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA PENJUALAN,

UMUM DAN ADMINISTRASI

(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2011-2013)

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Fazril Azi Nugraha

1111082000080

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015

ii

PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA PENJUALAN,

UMUM DAN ADMINISTRASI

(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2011-2013)

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Fazril Azi Nugraha

1111082000080

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Fazril Azi Nugraha

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 September 1993

3. Alamat : Jl. Raden Fatah Gg. H. Umar

RT 01/03 No. 90, Kel. Parung

Serab, Kec. Ciledug, Kota

Tangerang 15153

4. Telepon : 089688974919

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Peninggilan 3 Tahun 1999-2005

2. SMP Negeri 3 Kota Tangerang Tahun 2005-2008

3. SMA Negeri 13 Kota Tangerang Tahun 2008-2011

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Kursus Bahasa Inggris Program DII di PEC Tahun 2010-2011

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. KOPMA Sebagai Anggota (2012-2013)

2. Lab.Pasar Modal FEB Sebagai Anggota divisi Marketing dan Event

(2012-2013)

3. Lab.Pasar Modal FEB Sebagai Pengawas (2013-2014)

viii

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sarmili

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 4 Juli 1958

3. Pendidikan Terakhir : S1

4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

5. Ibu : Manawiyah

6. Pendidikan Terakhir : S1

7. Pekerjaan : Pegawai Swasta

8. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 4 Mei 1967

ix

Asymmetric Behavioral Cost on Selling, General, and Administration Cost

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine whether the Selling, general and

administrative cost of manufacturing company in Indonesia has sticky or anti-

sticky behavioral cost. The study also describes the influence of several factors

that affect the adhesiveness costs (cost stickiness), these factors are the debt

intensity, asset intensity and free cash flow, this study uses agency theory and

the theory of adjustment costs.

This study used secondary data obtained from www.idx.co.id during the

period 2010-2013. The sampling process is using purposive sampling method

and this study using 87 observations. Analytical methods to test the hypothesis is

multiple regression analysis. The results show that the cost of sales, general and

administrative has sticky behavioral cost. Selling, general and administrative

increased by an average of 0.33% per 1% increase in sales and a decline of

0.29% per 1% decline in sales. Furthermore, the asset intensity increased the

stickiness costs (cost stickiness) and intensity debt and free cash flow have no

effect in improving adhesiveness costs (cost stickiness).

Keywords: Agency Theory, Adjustment Costs Theory, Sticky Cost, Anti-Sticky

Cost, Debt Intensity, intensity Asset, Free Cash Flow and Asymmetric

Cost.

x

PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA PENJUALAN, UMUM

DAN ADMINISTRASI

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya

penjualan, umum dan administrasi berperilaku biaya sticky atau anti-sticky dari

perusahaan manufaktur di Indonesia. Selanjutnya, Penelitian ini juga menjelaskan

pengaruh dari beberapa faktor yang mempengaruhi kelengketan biaya (cost

stickiness), faktor-faktor tersebut adalah intensitas hutang, intensitas aset dan arus

kas bebas, penelitian ini menggunakan teori agensi dan teori penyesuaian biaya.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

www.idx.co.id selama periode 2010-2013. Proses pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling dan penelitian ini

menggunakan 87 observasi. Metode analisis untuk menguji hipotesis adalah

analisis regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa biaya penjualan, umum

dan administrasi berperilaku sticky. Biaya penjualan, umum dan administrasi rata-

rata meningkat 0,33% per 1% kenaikan penjualan dan menurun 0,29% per 1%

penurunan penjualan. Selanjutnya, intensitas aset berpengaruh meningkatkan

kelengketan biaya (cost stickiness) dan intensitas hutang dan arus kas bebas tidak

berpengaruh dalam meningkatkan kelengketan biaya (cost stickiness).

Kata kunci: Teori Agensi, Teori Penyesuaian Biaya, Biaya Sticky, Biaya Anti-

Sticky, Intensitas Hutang, Intensitas Aset, Arus Kas Bebas dan Biaya

Asimetrik.

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Perilaku Biaya Asimetrik dari Biaya Penjualan, Umum dan

Administrasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

BEI Periode 2011-2013)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman

kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat

untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah

penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugaerahkan. Selain

itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua bapak Sarmili dan ibu Manawiyah, serta saudaraku kiki

dan Tria yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta

do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB.

3. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi.

5. Bapak Dr. Yahya Hamja MM. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk

membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala

masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat

yang telah diberikan selama ini.

6. Ibu Putriesti Mandasari, SP.,MSi selaku dosen Pembimbing Skripsi II

yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan

xii

bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala

bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.

7. Teman-teman Seperjuangan dari pojok bursa, Hadi, Nazmudin, Fauzi,

Faisal, Irvan, Sella, Bonita, Fitria, Ilfi dan Eva.

8. Rizki, Arif, Wanda, Andi, Opi, Elfi, Eka, Andin Icha, Rahma, Try,

Wahyu, Wahel, Fahmi, Reza, dan teman-teman lainnya di Akuntansi kelas

C angkatan 2011.

9. Teman seperjuangan skripsian Irfan, Manto, imam.

10. Eva Nur Lutfia sebagai teman seperjuangan skripsian beda fakultas yang

berisik dalam memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi.

11. Sahabat Penulis Brother Ryan, Riqo serta Dessy

12. Gamers DOTA2 Reza, Deri, Calung, Yudha, Dimas serta Banzai_ZX.

13. Erwin, Odi, Akbar, Rizal, Ayub dan nabil

14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 29 Juli 2015

(Fazril Azi Nugraha)

xiii

DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................ i

Cover Dalam ........................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

ABSTRAK .............................................................................................................. x

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10

A. Tinjauan Teoritis .............................................................................. 10

1. Teori Agensi (Agency Theory) ......................................................... 10

2. Teori penyesuaian biaya .................................................................. 14

3. Biaya ................................................................................................ 17

4. Model tradisional perilaku biaya ..................................................... 22

5. Perilaku Biaya Sticky dan Perilaku biaya Asimetrik ....................... 24

6. Hutang .............................................................................................. 28

7. Aset .................................................................................................. 30

8. Arus kas ........................................................................................... 32

B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 34

C. Kerangka Penelitian ......................................................................... 38

D. Hipotesis .......................................................................................... 39

1. Perilaku Biaya Sticky ....................................................................... 39

2. Intensitas Utang (Debt Intensity) ..................................................... 39

3. Intensitas Aset (Asset Intensity) ....................................................... 40

4. Arus Kas Bebas(Free Cash Flow) ................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 42

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 42

B. Penentuan Sampel ............................................................................ 42

xv

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 43

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 43

1. Statistik Deskriptif ........................................................................... 43

2. Uji Dasar Asumsi Klasik ................................................................. 44

3. Uji Hipotesis .................................................................................... 46

E. Operasional Variabel ....................................................................... 49

1. Perubahan penjualan atau Pendapatan ............................................. 49

2. Dummy Penurunan Penjualan ......................................................... 50

3. Intensitas Hutang ............................................................................. 51

4. Intensitas Aset .................................................................................. 51

5. Arus kas Bebas ................................................................................. 52

6. Biaya Penjualan, umum dan administrasi ........................................ 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 56

A. Sekilas Gambaran Umum Penelitian ............................................... 56

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ................................................... 58

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 58

2. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 60

3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 66

C. Pembahasan ..................................................................................... 70

xvi

1. Perilaku biaya penjualan, umum dan administrasi rata-rata adalah

sticky; biaya secara khas lebih meningkat untuk satu persen

peningkatan pada aktivitas dibandingkan berkurang untuk nilai yang

sama pada penurunan aktivitas. ....................................................... 70

2. Pengaruh antara Intensitas hutang dengan perilaku biaya asimetrik 70

3. Pengaruh antara intensitas aset dengan perilaku biaya asimetrik .... 71

4. Pengaruh antara Arus kas bebas dengan perilaku biaya simetrik .... 72

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 74

A. Kesimpulan ...................................................................................... 74

B. Saran ................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76

Lampiran-Lampiran .............................................................................................. 79

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Karakteristik Teori Agensi .................................................. 12

2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................. 34

3.1 Operasional Variabel............................................................. 57

4.1 Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria ................................. 59

4.2 Hasil uji Statistik Deskriptif .................................................. 63

4.3 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov.............................................. 64

4.4 Hasil uji Multikolinearitas...................................................... 65

4.5 Hasil uji Glejser...................................................................... 66

4.6 Hasil uji Autokolerasi............................................................. 67

4.7 Hasil uji Koefisiensi Determinasi.......................................... 68

4.8 Hasil uji T Model 1................................................................. 69

4.9 Hasil uji T Model 2.................................................................. 70

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Model Kerangka Penelitian ................................................ 39

4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram.............................. 64

4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik P-Plot.......................... 64

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tujuan utama bagi perusahaan yang mencari laba adalah memaksimalkan

nilai pemegang perusahaan. Hal ini dicerminakan dengan harga saham dipasar,

namun untuk menarik investor diperlukan performa yang baik dari perusahaan

yang biasa tercermin dari pendapatan yang dihasilkan (Anthony &

Govindarajan, 2008:61). Analisis fundamental berkaitan dengan mencoba

menguraikan pemetaan kompleks antara nilai obligasi korporasi dan nilai

pemicu utama seperti pendapatan, pertumbuhan, dan posisi kompetitif. Ini

melibatkan evaluasi sistematis hubungan antara item laporan keuangan untuk

mendapatkan informasi yang berguna untuk memprediksi laba masa depan dan

menilai perusahaan (Anderson et al., 2007:2).

Perencanaan adalah salah satu tanggung jawab utama manajemen. Hal ini

dapat memainkan peran penting untuk berkontribusi kesalahan pencegahan

atau identifikasi peluang potensial. Pengambilan keputusan adalah aspek

fundamental dari semua kewajiban manajerial serta dasar dari perencanaan

karena tidak diklaim bahwa ada rencana tapi tidak ada pengambilan keputusan.

Dengan kata lain, pengambilan keputusan adalah sisi inti dari manajemen, yang

dimanifestasikan dalam semua tanggung jawab manajerial. Akuntansi

manajemen adalah salah satu alat yang paling penting untuk menyediakan

manajer informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan. Oleh karena itu

mempersiapkan dan menawarkan data yang dipahami, kredibel, relevan dan

2

tepat waktu dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan yang tepat

waktu dan tepat. Dengan kata lain, akuntansi manajemen menekankan pada

penyajian data tepat waktu dan bermanfaat yang diperlukan untuk perencanaan

manajer dan pengawasan (Shad, 2014:103).

Membahas tentang pendapatan, dimana pendapatan sama dengan

penjualan dikurangi total ba\iaya yang mana total biaya terdiri dari komponen

biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variable Cost) yang memiliki

perilaku biaya dan menjadi pembahasan penting dalam akuntansi biaya.

Asumsi fundamental dalam akuntansi biaya adalah besaran perubahan pada

biaya adalah sama besarnya sesuai peningkatan atau penurunan pada volume

aktivitas.

Pemahaman tentang perilaku biaya penting bagi manajer membuat

keputusan serta untuk konstituen eksternal yang tertarik dalam memahami dan

memprediksi kinerja perusahaan. Pada dasarnya, biaya merupakan sumber

daya yang disediakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam

perusahaan. Sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan produk atau

layanan, sumber daya berkomitmen berdasarkan ekspektasi permintaan yang,

pada gilirannya, menghasilkan biaya terlepas dari permintaan yang sebenarnya

(Banker et al., 2013:5). Manajer yang memahami perilaku biaya akan lebih

baik dalam memprediksi apa yang akan terjadi pada alur biaya dibeberapa

situasi operasi, memudahkan untuk perencanaan aktivitas mereka, hasil dan

laba. (Junaidi et al., 2010:4).

3

Biaya secara umum didefinisika sebagai “Suatu nilai tukar, pengeluaran,

atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat” dalam

(Charter, 2009:30). Pemahaman yang lebih baik dari perilaku biaya

berkontribusi dalam pandangan baru untuk penelitian akuntansi keuangan bagi

realisasi pendapatan dan analis perkiraan laba (Banker & Byzalov, 2013:16).

Model tradisional perilaku biaya telah memperlakukan biaya tetap (fixed)

atau variabel, berdasarkan apakah mereka bervariasi dengan volume (atau

beberapa pemicu biaya lain). Model tersebut menunjukkan hubungan langsung

antara tingkat biaya dan volume - biaya yang semata-mata didorong oleh

besarnya cost driver (Banker et al., 2013:5). Biaya variabel adalah biaya yang

berubah secara total sesuai proporsi perubahan cost driver. Biaya tetap adalah

biaya yang tidak berubah secara total meskipun terjadi perubahan cost driver.

Selain biaya variabel dan biaya tetap, terdapat biaya semi-variabel yang

didalamnya terkandung bagian biaya tetap dan bagian biaya variabel.

Memahami bagaimana keputusan manajerial yang disengaja untuk

menyesuaikan struktur biaya sumber daya perusahaan bentuk adalah

kepentingan utama untuk peneliti akuntansi. Secara khusus, pilihan memotong

sumber yang dibuat oleh manajer sendiri yang baru-baru ini menarik banyak

perhatian (Weiss, 2011:4).

Perilaku biaya sticky yang terjadi ketika perubahan nilai absolut dari biaya

lebih besar untuk peningkatan dibandingkan penurunan pada volume aktivitas

di penjualan (Banker & Flasher, 2013:3). Penelitian dari biaya yang sticky

4

menekankan pada bagaimana perubahan dari penjualan berpengaruh terhadap

perubahan biaya dimana keputusan manajer berdasarkan perubahan penjualan

mengambil peran penting. Penelitian tentang biaya Sticky dimulai pada tahun

90an dengan munculnya teori penyesuaian biaya (Adjustment Cost Theory)

yang mengatakan “ketika terjadi sebuah perubahan mendadak, sebuah

perusahaan tidak dapat seketika mengubah faktor produksinya tanpa

penyesuaian biaya, hal itu merubah tingkat faktor produksi yang digunakan

secara finansial” (Pichetkun, 2012:24). Namun tren penelitian biaya Sticky

dimulai dari sebuah proposal seminar dari Anderson, Banker, Janakiraman

(ABJ) pada awal tahun 2000an dengan judul “Are Selling, General,

Administrative Cost “Sticky”? yang mengatakan bahwa biaya penjualan, umum

dan administrasi adalah Sticky dan biaya Sticky terjadi karena para manajer

dengan sengaja menyesuaikan sumberdaya dalam melakukan suatu kegiatan

(Anderson et al., 2000:1).

Perilaku biaya Asimetrik telah muncul sebagai daerah penelitian yang

dinamis di bidang akuntansi, dimana tema peneliian ini meneliti lebih lanjut

dari faktor-faktor lainnya yang menyebabkan sebuah biaya berprilaku sticky.

Selanjutnya, karena biaya merupakan faktor penentu fundamental dari laba,

pandangan perilaku biaya dapat (dan telah terbukti) membuat kontribusi

penting untuk topik akuntansi keuangan yang bergantung pada pemahaman

atau peramalan time series dari pendapatan, termasuk penelitian tentang

kualitas laba, prediksi laba, deteksi manipulasi laba, dan analis perkiraan laba.

Perilaku biaya Asimetrik jauh lebih luas daripada prediksi bahwa biaya adalah

5

sticky. Hal ini merupakan cara berpikir baru tentang perilaku biaya (Banker &

Byzalov, 2013:1).

Biaya penjualan, umum dan administrasi mengungkap sebagian besar

dari biaya organisasi berlebih (slack) yang manajer potong dalam menanggapi

menurunnya permintaan (misalnya, gaji kantor dan biaya), manajer yang

berhemat akan menghasilkan asimetri biaya penjualan, umum dan

administrasi yang besar. Oleh karena itu, masalah keagenan asimetri biaya

penjualan, umum dan administrasi bergeser dari tingkat yang optimal,

sehingga hubungan positif antara masalah keagenan dan asimetri biaya

penjualan, umum dan administrasi menjadi alasan ekonomi yang sah (Chen,

et al., 2012:254).

Subramaniam & Weidenmier (2003) dalam penelitiannya mengatakan

bahwa hutang mempengaruhi tingkat perilaku sticky dari biaya penjualan,

umum dan administrasi perusahaan. Selanjutnya, Subramaniam &

Weidenmier (2003) dalam penelitiannya mengungkap bahwa perusahaan

manufaktur dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung mengurangi biaya

penjualan, umum dan administrasi yang berarti bahwa tingkat hutang memiliki

pengaruh terhadap perilaku biaya sticky.

Anderson at el (2000), Via & Perego (2013) dan Jamal (2014)

menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan besar dalam hal intensitas aset

memiliki perilaku yang lebih sticky. Pembenaran hubungan tersebut terkait

6

dengan biaya yang dihadapi mempertahankan sumber daya berlebih

dibandingkan dengan biaya untuk negosiasi ulang tingkat sumber daya.

Saat arus kas bebas tinggi, manajer memiliki peluang yang lebih besar

untuk investasi yang berlebihan pada biaya operasional dalam menanggapi

peningkatan permintaan output dan menunda biaya pemotongan dalam

menanggapi penurunan permintaan output, hal ini menyebabkan tingkat

peilaku biaya sticky yang lebih besar. Sebaliknya, ketika Arus kas bebas

rendah, manajer memiliki sedikit kesempatan untuk membuat empire building

dan mereka lebih cenderung untuk mengurangi biaya dalam menanggapi

permintaan penurunan untuk menghindari konsekuensi negatif karir. Dimana

empire building adalah masalah yang mengacu pada kecenderungan manajer

untuk menumbuhkan perusahaan di luar ukuran optimal atau untuk menjaga

sumber daya yang tidak dimanfaatkan dengan tujuan meningkatkan utilitas

pribadi dari status, kekuasaan, kompensasi, dan prestise (Jensen 1986 dalam

Chen et al., 2012:252).

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak dalam

menyediakan produk dengan cara mengaplikasikan beberapa sumberdaya yaitu

mesin, tenaga kerja, dan perlatan untuk mengkonversi barang mentah menjadi

suatu produk jadi oleh karenanya produk yang dihasilkan adalah dalam jumlah

yang besar, sehingga memerlukan perencanaan strategis dalam mengendalikan

biaya melalui penyesuaian faktor-faktor yang ada hal ini sangat sesuai untuk

penelitian tentang perilaku biaya Asimetrik.

7

Berdasarkan uraian yang telah dituliskan diatas oleh karenanya peneliti

memutuskan untuk meneliti sektor manufaktur pada emiten-emiten yang

tercatat dalam bursa efek indonesia (BEI) selama 3 tahun pada periode 2011-

2013 dengan fokus pada biaya penjualan, umum dan administrasi. Penelitian

ini berjudul PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA

PENJUALAN, UMUM DAN ADMINISTRASI STUDI EMPIRIS PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

2011-2013.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perilaku biaya sticky pada biaya penjualan, umum

dan administrasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2011-2013?

2. Apakah intensitas hutang berpengaruh terhadap perilaku biaya

asimetrik pada biaya penjualan, umum dan administrasi ?

3. Apakah intensitas aset berpengaruh terhadap perilaku biaya asimetrik

pada biaya penjualan, umum dan administrasi ?

4. Apakah arus kas bebas berpengaruh terhadap perilaku biaya asimetrik

pada biaya penjualan, umum dan administrasi ?

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas, penelitian menemukan bukti empiris atas

hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perilaku biaya sticky pada biaya

penjualan, umum dan administrasi pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2011-2013?

2. Untuk mengetahui apakah intensitas hutang berpengaruh terhadap

perilaku biaya asimetrik pada biaya penjualan, umum dan

administrasi ?

3. Untuk mengetahui apakah intensitas aset berpengaruh terhadap

perilaku biaya asimetrik pada biaya penjualan, umum dan

administrasi ?

4. Untuk mengetahui apakah arus kas bebas berpengaruh terhadap

perilaku biaya asimetrik pada biaya penjualan, umum dan

administrasi ?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:

1. Bagi investor dan para analis keuangan dapat menjadi masukan

untuk lebih memahami perilaku biaya asimetrik dan menjadikannya

sebagai salah satu pertimbangan sebelum berinvestasi pada suatu

perusahaan.

9

2. Bagi mahasiswa sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk tema

penelitian perilaku biaya asimetrik.

3. Bagi Universitas sebagai tambahan literatur untuk tema penelitian

perilaku biaya asimetrik.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Hubungan antara pemegang saham dan manajemen disebut hubungan

agensi, yaitu hubungan yang mana terbentuk disaat seseorang (prinsipal)

menyewa orang lain (Agen) untuk mewakili kepentinganya. Pada setiap

hubungan semacam itu ada potensi terjadinya konflik kepentingan antara

agen dan prinsipal yang disebut masalah agensi atau agency problem

(Stephen, 2010:13).

Teori keagenan memprediksi bahwa kepentingan antara pemegang saham

dan manajer dapat menyebabkan masalah keagenan, yaitu manajer terlibat

dalam kegiatan untuk sendiri manfaat mereka daripada manfaat dari

pemegang saham perusahaan berdasarkan penelitian Jensen dan Meckling

(1976). Sebuah masalah keagenan yang terdokumentasi dengan baik adalah

manajerial ''empire building”, yang mengacu pada kecenderungan manajer

untuk menumbuhkan perusahaan di luar ukuran optimal atau untuk menjaga

sumber daya yang tidak dimanfaatkan dengan tujuan meningkatkan utilitas

pribadi dari status, kekuasaan, kompensasi, dan prestise (Jensen 1986 dalam

Chen et al., 2012:252)

Manajemen seringkali memiliki dorongan ekonomi yang besar untuk

meningkatkan nilai bagiannya untuk dua alasan, pertama, kompensasi

manajemen yang pada umumnya dikaitkan dengan performa finansial. Yang

11

kedua, insentif yang berkaitan dengan prospek pekerjaan (jabatan). Performa

yang lebih baik dalam perusahaan cenderung mendapatkan promosi. Manajer

yang berhasil dalam mencapai tujuan pemegang saham akan mendapatkan

tawaran di pasar kerja dan mendapatkan gaji yang lebih besar (Stephen,

2010:14).

Biaya penjualan, umum dan administrasi mengungkap sebagian besar

dari biaya organisasi berlebih (slack) yang manajer potong dalam menanggapi

menurunnya permintaan (misalnya, gaji kantor dan biaya), manajer yang

berhemat akan menghasilkan asimetri biaya penjualan, umum dan

administrasi yang besar. Oleh karena itu, masalah keagenan asimetri biaya

penjualan, umum dan administrasi bergeser dari tingkat yang optimal,

sehingga hubungan positif antara masalah keagenan dan asimetri biaya

penjualan, umum dan administrasi menjadi alasan ekonomi yang sah (Chen,

et al., 2012:254).

Teori Agensi dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1967), dan

digunakan untuk mempelajari insentif dari manajemen, agensi teori

digunakan untuk menjelaskan hubungan dan perilaku antara pemegang saham

yaitu prinsipal dan manajemen sebagai agen. Asumsi dalam teori agensi

adalah manajemen mementingkan dirinya sendiri, dibatasi oleh rasionalitas

dan menghindari risiko, manajer mungkin saja tidak membuat keputusan

terbaik yang sesuai dengan pikiran pemegang saham. Oleh karenanya cara

yang digunakan untuk mengendalikan manajer antara lain audit, pengawasan,

12

hadiah dan hukuman untuk memotivasi manajer bertindak sesuai dengan

kepentingan pemegang saham (Pichetkun, 2012:30).

Tabel 2.1

Karakteristik dari teori agensi

Karakteristik Rincian dari karakteristik

Ide Pokok Hubungan prinsipal-agen seharusnya

menunjukan efisiensi organisasi dalam

informasi dan risiko beban biaya

Satuan dari analisis Perjanjian antara prinsipal dan agen

Asumsi kemanusiaan Kepentingan diri sendiri

Terbatasi rasionalitas

Menghindari risiko

Asumsi

Organisasional

Tujuan yang bertentangan antar pihak

Efisiensi sebagai standar dari efektivitas

Informasi yang tidak simetris (sama) antara

prinsipal dan agen

Asumsi Informasi Informasi sebagai komoditas yang dapat

dibeli

Masalah Agensi (Moral hazard & Adverse selection)

Berbagi risiko

Lingkup Masalah Hubungan yang terpisah antara prinsipal dan

agen

Sumber : Pichetkun (2012:31)

Anderson, Banker dan Janakiraman (2000) menjelaskan bahwa perilaku

biaya sticky adalah sebagai hasil dari pemilihan keputusan oleh manajemen.

Banker (2008) mengatakan bahwa optimisme manajer berpengaruh terhadap

perilaku biaya sticky, selanjutnya Zhang (2013) dalam penelitiannya

menemukan bahwa posisi strategi dari perusahaan berpengaruh terhadap

perilaku biaya sticky. Perusahaan menunjukkan perilaku biaya sticky

penjualan, umum, dan administrasi (SG&A) karena manajer sengaja

mengatur sumber daya dalam menanggapi perubahan volume penjualan.

Peningkatan penerimaan biasanya mengakibatkan kenaikan biaya. Namun,

13

ketika pendapatan menurun, manajer mungkin ragu-ragu untuk mengurangi

aset, jumlah karyawan atau biaya lainnya. Dua alasan dapat menjelaskan

perilaku ini manajer. Pertama, teori Agency Jensen & Meckling tahun 1976

memprediksi bahwa manajer cenderung membuat keputusan untuk

memaksimalkan kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan

perusahaan. Dengan demikian, manajer mungkin ingin mempertahankan

sumber daya yang tidak digunakan untuk menghindari konsekuensi pribadi

karena perampingan. Alasan lain untuk manajer untuk mengurangi biaya

penjualan, umum dan administrasi ketika perusahaan menghadapi penurunan

pendapatan adalah bahwa manajer tidak yakin tentang tuntutan masa depan.

Manajer dapat mempertahankan kelebihan kapasitas jika mereka percaya

bahwa penurunan pendapatan sementara. Mereka sengaja akan menunda

pengurangan terhadap sumber daya yang dilakukan sampai terbukti bahwa

penurunan adalah permanen (Teruya & Shimizu, 2010:2).

Dorongan melakukan empire building mempengaruhi keputusan biaya

yang dibuat manajer dalam menanggapi kejutan permintaan dari luar.

Manajerial “empire building” meningkatan biaya penjualan, umum dan

administrasi dengan cepat ketika penjualan meningkat dan mengurangi biaya

ini secara perlahan ketika penjualan jatuh. Artinya, dorongan dari empire

building menghasilkan biaya asimetri, menyiratkan hubungan positif antara

masalah keagenan dan tingkat asimetri biaya penjualan, umum dan

administrasi (Weiss, 2011:4).

14

2. Teori penyesuaian biaya

Teori penyesuaian biaya diperkenalkan oleh lucas pada tahun 1967.

Ketika terjadi sebuah perubahan mendadak, sebuah perusahaan tidak dapat

seketika mengubah faktor produksinya tanpa penyesuaian biaya, hal itu

merubah tingkat faktor produksi yang digunakan secara finansial (Pichetkun,

2012:24). Biaya disebabkan sumberdaya sehingga harus memahami

perubahan sumberdaya dalam merespon perubahan tingkat aktivitas.

Penelitian terdahulu pada biaya Sticky menggunakan intensitas dari total

aset dan intensitas pekerja sebagai pendekatan dari penyesuaian biaya.

Karena ketika aktivitas beroperasi lebih bergantung pada aset dan pekerja

(Pichetkun, 2012:24).

Selain itu juga penyesuaian biaya bukan hanya sebatas pada biaya yang

berkaitan dengan moneter yang disajikan dalam laporan keuangan, penelitian

utamanya memang berfokus pada intensitas total aset dan intensitas pegawai

sebagai pendekatannya. Penelitian baru baru ini menambahkan 3 variabel lagi

untuk mengukur penyesuaian biaya yaitu intensitas saham (Stocks intensity),

intensitas modal (Equity Intensity), dan intensitas kapital (Capital intensity)

(Pichetkun, 2012:25).

Ketika seorang manajer menghadapi penurunan penjualan pada satu

periode, maka ia harus memutuskan apakah akan mempertahankan sumber

daya operasi utuh dalam mengantisipasi kenaikan penjualan pada periode

mendatang atau memotong beberapa sumber daya ini untuk menghindari

15

biaya kapasitas yang tidak terpakai. Meskipun Pemotongan kapasitas yang

tidak terpakai menghindari biaya sumber daya yang slack pada periode

berjalan itu malah membebankan biaya lainnya. Pertama, ada biaya

kehilangan bisnis (biaya kesempatan), biaya produktivitas rendah karena

penugasan pekerja, dan biaya penyesuaian atas masa depan yang dikeluarkan

untuk memulihkan kapasitas yang diperlukan harus menuntut kenaikan.

Demikian pula, ketika peningkatan penjualan pada periode berjalan, manajer

harus memutuskan apakah dan sejauh mana dia harus menambah kapasitas

baru atau menahan diri dari melakukan hal itu. Sekali lagi, manajer harus

mempertimbangkan biaya penyesuaian dalam periode berjalan terhadap

penyesuaian dalam periode mendatang. Berdasarkan trade-off ini kasus biaya

sticky atau anti-sticky bisa terjadi (Abdulhamied & Abulezz, 2012:6 ).

Keputusan manajer tentang penyesuaian sumber daya menjadi dinamis

tidak hanya didorong oleh perubahan kontemporer dalam penjualan, tetapi

juga oleh kapasitas yang ada dan penjualan masa depan yang diharapkan.

Secara khusus, ketika memilih tingkat sumber daya yang dilakukan untuk

periode saat ini, kapasitas yang ada mempengaruhi besarnya biaya

penyesuaian yang harus dikeluarkan pada periode berjalan, sementara

diharapkan penjualan masa depan mempengaruhi besarnya biaya penyesuaian

yang mungkin akan harus dikeluarkan di masa depan. Akibatnya, keputusan

penyesuaian sumberdaya oleh manajemen terjadi trade off biaya yang

berkaitan dengan daya dukung terlalu banyak atau terlalu sedikit pada periode

berjalan terhadap biaya penyesuaian yang harus dikeluarkan pada periode saat

16

ini dan di masa depan. Trade off ini memperkenalkan dinamika dalam

hubungan antara perubahan dalam penjualan dan perubahan biaya (Byzalov et

al., 2010:6).

Perbedaan biaya antara penurunan penjualan dan kenaikan

mencerminkan urutan asimetris sumber daya yang slack oleh manajer. Ketika

tingkat penjualan dicapai dari atas (yaitu, tingkat sumber daya dibawa dari

periode sebelumnya melebihi kebutuhan sumber daya saat ini), manajer

mempertahankan sumber daya slack untuk menghemat biaya penyesuaian ke

bawah. Oleh karena itu, biaya mencerminkan kebutuhan sumber daya (yang

ditentukan bersamaan oleh tingkat penjualan) ditambah sumber daya

dipertahankan menjadi slack. Sebaliknya, ketika tingkat penjualan yang sama

dicapai dari bawah (yaitu, tingkat sumber daya asli tidak cukup), manajer

memperoleh sumber daya tambahan untuk memenuhi peningkatan

permintaan, karena manajer tidak memperoleh sumber yang tidak dibutuhkan,

biaya dalam hal ini hanya mencerminkan kebutuhan sumber daya. Akibatnya,

biaya yang lebih tinggi ketika penurunan penjualan (bukan kenaikan) ke level

sama pada periode berjalan (Chen et al., 2013: 8).

Penyesuaian biaya termasuk biaya penghematan seperti pesangon dan

biaya pemulihan, pencarian dan pelatihan karyawan biaya serta biaya

pembukaan fasilitas. Jika manajer percaya bahwa penurunan permintaan

adalah cenderung untuk bertahan, mereka mungkin memutuskan bahwa biaya

yang diharapkan untuk mempertahankan slack sumberdaya (kelebihan

kapasitas) dalam waktu lama akan lebih besar daripada penyesuaian biaya

17

dan dapat mengambil tindakan untuk segera mengurangi biaya penjualan,

umum dan administrasi, mempertahankan atau menurunkan rasio biaya

penjualan, umum dan administrasi terhadap penjualan. Jika, di sisi lain,

mereka percaya bahwa penurunan permintaan adalah sementara, harapan

mereka biaya relatif dari sumberdaya yang slack terhadap biaya penyesuaian

akan lebih rendah, dan mereka dapat memutuskan untuk mempertahankan

slack sumberdaya selama periode penurunan permintaan, menyebabkan rasio

biaya penjualan, umum dan administrasi meningkat. Peningkatan rasio biaya

penjualan, umum dan administrasi tidak disebabkan oleh kegagalan manajer

untuk mengendalikan biaya tetapi, pada kenyataannya, adalah hasil dari

keputusan ekonomi yang disengaja bertujuan memaksimalkan nilai

perusahaan, karena keputusan dipengaruhi oleh manajer bahwa penilaian

permintaan kemungkinan akan kembali dalam waktu dekat, peningkatan rasio

biaya memberikan informasi positif tentang harapan manajer dari kinerja

perusahaan di masa depan (Anderson et al., 2007:7).

3. Biaya

Biaya secara umum didefinisika sebagai “Suatu nilai tukar, pengeluaran,

atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat” dalam

(Charter, 2009:30) Serta dalam (Anthony et al., 2009:33) biaya adalah nilai

moneter dari barang atau jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat

sekarang atau masa depan.

Biaya (cost) adalah jumlah, yang diukur dalam uang, dari kas yang

dikeluarkan atau properti lain yang ditransfer, modal saham yang dikeluarkan,

18

jasa yang diberikan, atau kewaiban yang terjadi, dalam hubungannya dengan

barang atau jasa yang telah atau akan diterima. Biaya (dan atau aktiva) yang

belum habis masa berlakunya adalah biaya (dan atau aktiva) yang berkaitan

dengan produksi pendapatan dimasa depan. Biaya yang sudah habis masa

berlakunya tidak berkaitan dengan produksi dimasa depan, oleh karena itu

diperlakukan sebagai pengurang dari pendapatan sekarang atau dibebankan

terhadap laba ditahan (Belkaoui, 2011:277).

Beberapa jenis biaya bervariansi secara proposional terhadap perubahan

dalam volume produksi atau aktivitas, sementara biaya yang lainnya tetap

relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk bervariasi terhadap

output harus dipertimbangkan oleh manajemen (Charter, 2009:43). Biaya

biaya tersebut adalah sebagai berikut:

a) Biaya Variabel

Jumlah total dari biaya variabel berubah secara proposional terhadap

perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan

kata lain, biaya variabel menunjukan jumlah perunit yang relatif konstan

dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. biaya variabel

adalah biaya total variabel akan bertambah atau berkurang secara proposional

sesuai dengan perubahan dalam volume aktivitas. Biaya Variabel per unit

tetap pada setiap tingkat aktivitas (Thomas, 2006:57).

b) Biaya Tetap

Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan.

Perilaku biaya tetap adalah biaya tetap perunit akan bervariasi berdasarkan

19

perubahan pada setiap level aktivitas, saat aktivitas bertambah maka biaya

tetap perunit akan berkurang begitu pula sebaliknya (Thomas, 2006:57)

c) Biaya Semivariabel

Jenis biaya yang mengandung elemen biaya tetap dan biaya variabel

disebut semivariabel. Biaya semi-variabel misalnya pada biaya pekerja

pemeliharaan, biaya ini konstan dalam rentang aktivitas tertentu dan

bertambah atau menurun ketika terjadi perubahan besar pada level aktivitas.

Perubahan kecil tingkat produksi mungkin tidak akan mempengaruhi

misalnya jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk menangani pemeliharaan

(Charter, 2009:43).

Beberapa jenis biaya dalam hubungannya dengan produk (Charter,

2009:40). Antara lain:

a) Biaya manufaktur

Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik biasa

didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya manufaktur ini dibagi

menjadi dua yaitu biaya utama (Prime Cost) yang terdiri dari elemen biaya

bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, lalu biaya konversi yang

terdiri dari elemen biaya ternaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

b) Beban komersil

Biaya komersil terdiri atas dua klasifikasi umum. Beban pemasaran dan

beban administrasi (atau disebut Beban umum dan administratif). Beban

pemasaran dimulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika

20

proses manufaktur selesai dan pengiriman. Beban administratif termasuk

beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

Biaya penjualan dan administrasi adalah seluruh biaya non manufaktur

yang diperlukan untuk memelihara organisasi penjuaan dan administrasi

dasar. Biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik pada periode

dimana biaya tersebut terjadi, baik dalam metode perhitungan biaya langsung

maupun metode perhitungan biaya penyerapan (Belkoui, 2011:284).

Dalam literatur lain beban komersil ini disebut sebagi biaya non

manufaktur Pada umumnya biaya non manufaktur dibagi menjadi dua

kategori (Garrison, 2003:42):

1) Marketing atau biaya penjualan adalah biaya yang termasuk

didalamnya biaya yang dibutuhkan untuk menjaga permintaan

pelanggan dan mengantarkan produk jadi ke tangan pelanggan.

Biaya itu biasa disebut order-getting dan order filling cost.

Contohnya adalah: biaya iklan, pengiriman, komisi penjual,

bayaran penjualan, dan biaya penanganan gudang.

2) Biaya administratif adalah biaya yang termasuk didalamnya

seluruh biaya eksekutif, organisasi, dan pelayan toko yang

termasuk dalam manajemen organisasi daripada manufaktur, iklan,

atau penjual.

Dari perspektif ekonomi, manajer membuat keputusan tentang tingkat

biaya penjualan, umum dan administrasi sumber daya selama periode di mana

pendapatan jatuh perlu trade off antara menanggung biaya penyesuaian yang

21

akan dikeluarkan untuk memotong sumber berkomitmen dengan menanggung

biaya pemeliharaan yang slack (kelebihan) sumber daya selama periode

penurunan permintaan. Jika manajer percaya bahwa penurunan permintaan

adalah kecenderungan untuk bertahan, mereka memutuskan bahwa biaya

yang diharapkan untuk mempertahankan slack sumber (kelebihan kapasitas)

dalam waktu lama akan lebih besar daripada penyesuaian biaya dan dapat

mengambil tindakan untuk segera mengurangi biaya penjualan, umum dan

administrasi, mempertahankan atau menurunkan rasio biaya penjualan, umum

dan administrasi (Anderson et al., 2007:7).

Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi biaya penjualan, umum dan

administrasi ketika pendapatan menurun yaitu:

1) ketetapan biaya,

2) kegagalan untuk mengendalikan biaya

3) keputusan ekonomi dari manajer untuk mempertahankan sumber

daya selama penurunan.

Faktor ini memiliki implikasi untuk analisis fundamental yang berbeda

dari kebiasaan interpretasi perubahan rasio biaya penjualan, umum dan

administrasi sebagai sinyal efisiensi manajerial. Peningkatan rasio biaya

penjualan, umum dan administrasi yang disebabkan oleh ketetapan biaya

tidak mencerminkan inefisiensi manajerial dan tidak informatif tentang

harapan manajer dari kinerja perusahaan di masa depan. Tapi, karena laba

masa depan perubahan relatif lebih positif untuk perusahaan dengan proporsi

22

yang lebih tinggi dari biaya penjualan, umum dan administrasi ketika

distribusi pendapatan dari waktu ke waktu memiliki penyimpangan positif,

rasio biaya biaya penjualan, umum dan administrasi tinggi yang disebabkan

oleh ketetapan biaya dalam periode pendapatan menurun akan dikaitkan

dengan ekspektasi pendapatan masa depan yang lebih tinggi. Peningkatan

rasio biaya penjualan, umum dan administrasi yang disebabkan oleh

kesengajaan manajer sebagai trade off dari slack biaya pemeliharaan dengan

biaya penyesuaian tidak mencerminkan inefisiensi. Sebaliknya, mereka

menyediakan informasi positif tentang harapan manajer dari laba masa depan.

Dengan demikian, sinyal peningkatan biaya penjualan, umum dan

administrasi dalam periode pendapatan menurun disebabkan oleh ketetapan

dan biaya penjualan, umum dan administrasi yang sticky dapat memberikan

informasi positif tentang laba masa depan sedangkan kenaikan disebabkan

oleh kegagalan manajemen untuk mengendalikan biaya dapat memberikan

informasi negatif tentang laba masa depan (Anderson et al., 2007:7).

4. Model tradisional perilaku biaya

Manajer yang memahami perilaku biaya akan lebih baik dalam

memprediksi apa yang akan terjadi pada alur biaya dibeberapa situasi operasi,

memudahkan untuk perencanaan aktivitas mereka, hasil dan laba. (Junaidi et

al., 2010:4). Pemahaman tentang perilaku biaya penting bagi manajer

membuat keputusan serta untuk konstituen eksternal yang tertarik dalam

memahami dan memprediksi kinerja perusahaan. Pada tingkat dasar, biaya

merupakan sumber daya yang disediakan untuk melaksanakan berbagai

23

kegiatan dalam perusahaan. Sebagai kegiatan yang dilakukan untuk

menyediakan produk atau layanan, sumber daya berkomitmen berdasarkan

ekspektasi permintaan yang, pada gilirannya, menghasilkan biaya terlepas

dari permintaan yang sebenarnya (Banker et al., 2013:5).

Memahami perilaku biaya dalam merespon perubahan level produksi dan

penjualan adalah hal yang sangat penting untuk manajemen perusahaan

hampir disemua sektor (Atkinson, 1995 dalam Junaidi et al., 2010:4). Pada

umumnya terdapat dua tipe dasar perilaku biaya dibanyak sistem yaitu biaya

variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara

total sesuai proporsi perubahan cost driver. Biaya tetap adalah biaya yang

tidak berubah secara total meskipun terjadi perubahan cost driver. Selain

biaya variabel dan biaya tetap, terdapat biaya semi-variabel yang didalamnya

terkandung bagian biaya tetap dan bagian biaya variabel. Biaya semivariabel

dari bagian tetap yaitu biaya aktivitas ketika volume sama dengan nol,dan

bagian variabel yaitu biaya yang bervariasi sesuai dengan aktivitas driver

(Horngren, 1997 dalam Junaidi et al., 2010:5).

Literatur Akuntansi manajemen tradisional berasumsi bahwa biaya dapat

dikenali antara biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (Variable Cost),

dimana biaya variabel sesuai dengan perubahan volume [10,20,12]. Ini berarti

bahwa hubungan antara biaya variabel dan volume adalah simetrik untuk

keduanya yaitu kenaikan dan penurunan volume, biaya bertambah atau

berkurang sama dengan persentase tergantung volume yang bertambah atau

berkurang (Maja & Ivika, 2010:1).

24

5. Perilaku Biaya Sticky dan Perilaku biaya Asimetrik

Konsep biaya sticky berarti bahwa biaya meningkat lebih untuk

peningkatan penjualan dari pada saat menurun untuk penurunan penjualan.

Sebaliknya, anti-sticky berarti bahwa biaya lebih sedikit meningkat untuk

peningkatan penjualan daripada saat biaya menurun untuk penurunan

penjualan (Byzalov et al., 2010:2). Biaya Sticky terjadi ketika perubahan nilai

absolut dari biaya lebih besar untuk peningkatan dibandingkan penurunan

pada volume aktivitas di penjualan, biaya menurun lebih signifikan saat

penjualan menurun dari pada biaya meningkat saat penjualan meningkat

(Baker & Flasher, 2013:3). Perilaku biaya sticky adalah hubungan antara

perubahan dalam penjualan dan perubahan biaya (Byzalov et al., 2010:6)

Ide utama yang mendasari perilaku biaya asimetrik adalah bahwa biaya

tidak akan secara mekanikal meningkat atau berkurang sesuai dengan

perubahan pada aktivitas penjualan di dunia nyata, kecuali manajer membuat

keputusan dalam investasi dan memotong kapasitas sumberdaya, sehingga

biaya Sticky dan biaya anti-Sticky bisa untuk diattribusikan dengan keputusan

sumberdaya yang disengaja berdasarkan rasionalisasi manajer menghadapi

ketidakpastian permintaan dan berbagai penyesuaian biaya (Baker &

Byzalov, 2013:2).

Biaya penjualan, umum dan administrasi mengungkap sebagian besar

dari biaya organisasi berlebih (slack) yang manajer potong dalam menanggapi

menurunnya permintaan (misalnya, gaji kantor dan biaya), manajer yang

berhemat akan menghasilkan asimetri biaya penjualan, umum dan

25

administrasi yang besar. Oleh karena itu, masalah keagenan asimetri biaya

penjualan, umum dan administrasi bergeser dari tingkat yang optimal,

sehingga hubungan positif antara masalah keagenan dan asimetri biaya

penjualan, umum dan administrasi menjadi alasan ekonomi yang sah (Chen,

et al., 2012:254).

Perilaku cost stickiness sebagai sebutan untuk pola yang lebih kompleks

dari perilaku biaya, yang mungkin menunjukkan sticky dan anti-sticky

tergantung pada keadaan. Keputusan manajer tidak memainkan peran dalam

model tradisional, dan biaya didorong hanya oleh tingkat aktivitas pada

periode berjalan, tanpa ada kaitannya dengan tingkat aktivitas di masa lalu

atau di masa depan. hubungan mekanis model tradisional menunjukan antara

perubahan biaya dan perubahan kontemporer dalam kegiatan seperti

penjualan, dan hubungan ini adalah simetrik untuk kenaikan dan penurunan

penjualan (Byzalov et al., 2010:2).

Biaya berhubungan dengan keterangan aktivitas penggerak bisa

digambarkan sebagai salah satu merencanakan atau melakukan dengan

berdasarkan aktivitas penggerak (Cooper and Kaplan 1992 dalam Anderson et

al., 2000:4).

Tiga asumsi kunci mengambarkan hubungan antara biaya rekayasa dan

aktivitas penggerak, pertama, biaya rekayasa sama harga dengan sumberdaya

yang tersedia. Kedua, sumberdaya tersedia sama dengan sumberdaya yang

diminta. Ketiga, sumberdaya yang diminta berhubungan secara linier dengan

aktivitas penggerak. Dari ketiga asumsi ini menyimpulkan bahwa biaya

26

rekayasa ada sama porsinya dengan perubahan pada aktivitas penggerak.

Secara alami, biaya rekayasa tidak bisa menunjukan perilaku Sticky, yang

mana dikarakteristikan merespon secara asimetrik pada peningkatan dan

penurunan aktivitas penggerak (Anderson et al., 2000:5).

Perbedaan utama antara biaya rekayasa dan biaya komitmen menyangkut

asumsi kedua. Sumber daya berkomitmen disediakan tidak selalu sama

dengan sumber daya yang dilakukan. Sementara sumber daya rekayasa

menyesuaikan sepenuhnya dalam menanggapi permintaan aktivitas, manajer

harus menentukan tingkat sumber daya yang dilakukan dan disediakan,

karena manajer memilih tingkat sumber daya yang dilakukan dan yang

disediakan, menjadi tidak perlu ada hubungan proporsional antara sumber

daya komitmen disediakan dan tingkat aktivitas (Banker dan Hughes 1994

dalam Anderson et al., 2000:4).

Asumsi fundamental dalam akuntansi biaya adalah besaran perubahan

pada biaya adalah sama besarnya sesuai peningkatan atau penurunan pada

volume aktivitas. Penjelasan alternatif dari biaya asimetrik ditawarkan oleh

teori biaya Sticky. Lebih jauh, biaya Sticky sepertinya menjadi konsep baru,

yang dasarnya dapat ditemukan pada awal tahun 90an. Daya tarik dari topik

ini dimulai oleh anderson (2000) ketika mempublikasikan artikel seminarnya

dimana mereka menekankan bahwa biaya menjadi Sticky sebagai akibat

kesengajaan dari keputusan yang dibuat oleh manajer sebagai hasil dari

penyesuaian biaya yang tidak dapat ditangani saat penurunan penjualan

terlalu cepat (Maja & Ivika, 2010:2).

27

Ketika penurunan penjualan, pilihan manajer untuk mempertahankan

beberapa sumber daya yang tidak terpakai untuk menghindari menimbulkan

biaya penyesuaian terkait dengan pemotongan sumber daya, seperti biaya

pembuangan untuk peralatan atau pesangon pembayaran kepada pekerja yang

dipecat. Sebaliknya, ketika penjualan meningkat cukup, manajer memiliki

lebih sedikit kebijaksanaan, mereka harus menambah sumber daya untuk

mengakomodasi peningkatan penjualan. Asimetris dalam kebijakan

manajerial ini menyebabkan biaya sticky: rata-rata, biaya jatuh kurang bila

penurunan penjualan dari mereka naik dalam menanggapi penjualan setara

meningkat (Chen et al., 2013:7)

Perilaku biaya sticky dapat disebabkan oleh hubungan antara biaya dan

aktivitas. Pengurangan biaya dalam menanggapi pengurangan aktivitas

tergantung pada kemampuan manajemen untuk mengurangi biaya kapasitas

yang tidak terpakai. Tidak semua biaya dikatakan sebagai biaya sticky dan

penyebab utama adanya biaya sticky adalah ketidakpastian mengenai

permintaan di masa depan dari produk perusahaan sehingga membuat

manajer untuk memperhitungkan penundaan pengurangan biaya sampai

perusahaan yakin dengan penurunan volume. (Erlyna & Supami, 2013:3)

Harapan untuk masa depan memainkan peran kunci dalam perilaku biaya

sticky. Ketika manajer optimis (mengharapkan penjualan meningkat di masa

depan), kami berharap perilaku biaya sticky menjadi lebih jelas. Secara

khusus, ketika manajer optimis tentang penjualan di masa depan, mereka

akan lebih enggan untuk memotong sumber daya dalam menanggapi

28

penurunan saat ini dalam penjualan, karena ada kemungkinan mereka akan

harus menambahkan sumber daya yang sama kembali nanti, dan dikenakan

biaya penyesuaian melakukannya. Pada sisi lain, mereka akan lebih bersedia

untuk meningkatkan sumber daya dalam menanggapi kenaikan saat ini dalam

penjualan, karena mereka lebih mungkin membutuhkan sumber daya

tambahan di masa depan. Hal ini menimbulkan tingkat yang lebih besar dari

sticky (Byzalov et al., 2010:12).

Perilaku biaya Asimetrik telah muncul sebagai daerah penelitian yang

dinamis di bidang akuntansi. Selanjutnya, karena biaya merupakan faktor

penentu fundamental dari laba, pandangan perilaku biaya dapat (dan telah

terbukti) membuat kontribusi penting untuk topik akuntansi keuangan yang

bergantung pada pemahaman atau peramalan time series dari pendapatan,

termasuk penelitian tentang kualitas laba, prediksi laba, deteksi manipulasi

laba, dan analis perkiraan laba. Perilaku biaya Asimetrik jauh lebih luas

daripada prediksi bahwa biaya adalah sticky. Hal ini merupakan cara berpikir

baru tentang perilaku biaya (Banker & Byzalov, 2013:1).

6. Hutang

Hutang adalah kewajiban saat ini dari suatu perusahaan sebagi akibat dari

kejadian masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan menghasilkan

arus keluar dari sumberdaya perusahaan (kieso, 2012:666). Hutang

merupakan kewajiban untuk membayar dan dicatat sebagai kewajiban atau

liabilitas. Jenis kewajiban dibagi menjadi dua yaitu kewajiban atau liabilitas

jangka panjang dan kewajiban atau liabilitas jangka pendek.

29

Kewajiban/liabilitas jangka panjang adalah kewajiban dengan periode jatuh

tempo lebih dari satu tahun, sebaliknya kewajiban atau liabilitas jangka

pendek merupakan kewajiban yang akan dibayarkan dari aset lancar dan jatuh

tempo pada waktu singkat (biasanya dalam satu tahun atau satu siklus

akuntansi) (Reeve, 2010:53).

Hutang jangka panjang dan semua pinjaman lainnya, meningkatkan

perilaku sticky dari kedua biaya yaitu biaya penjualan, umum dan

administrasi dan biaya harga pokok penjualan bagi perusahaan jasa

keuangan. Namun, sebagai salah satu yang mengharapkan rasio bunga tidak

meningkatkan perilaku sticky dari biaya di bidang manufaktur, dagang, dan

perusahaan jasa (Subramaniam & Chandra, 2003:17).

Selanjutnya (Via & Perego, 2013:23) mengungkapkan bahwa perusahaan

manufaktur dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung mengurangi biaya

penjualan, umum dan administrasi dan perusahaan perdagangan dalam situasi

yang sama lebih cenderung untuk mengurangi biaya tenaga kerja, karena

manajer ditekan untuk melakukan pembayaran pada hutang yang sudah jatuh

tempo.

Biaya penjualan, umum dan administrasi (lebih besar operating leverage)

akan mengalami kenaikan yang relatif lebih besar selama periode di mana

pendapatan menurun. Perusahaan-perusahaan dengan operasi leverage yang

lebih tinggi terhadap biaya penjualan, umum dan administrasi juga akan

mengalami peningkatan yang lebih besar dalam laba pada periode berikutnya

30

jika permintaan pendapatan pulih, karena distribusi pendapatan dari waktu ke

waktu pada umumnya memiliki penyimpangan positif, sinyal biaya

penjualan, umum dan administrasi yang disebabkan oleh ketetapan biaya

dalam periode pendapatan menurun akan terkait dengan harapan perubahan

positif laba di periode berikutnya. Interpretasi positif dari peningkatan sinyal

biaya penjualan, umum dan administrasi bertentangan langsung dengan

interpretasi analisis fundamental tradisional biaya penjualan, umum dan

administrasi. (Anderson et al.,2007:3).

7. Aset

Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai hasil

dari kejadian masa lalu dan diperkirakan akan memberikan aliran keuntungan

ekonomi bagi perusahaan dimasa depan (Kieso, 2012:48). Aset dibagi

menjadi 2 jenis (Kieso, 2012:193):

a. Aset lancar (Current asset)

Aset lancar adalah kas atau aset lainnya yang dapat dikonversi

menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi oleh perusahaan dalam jangka

waktu 1 tahun atau dalam satu siklus operasi atau lebih.

b. Aset tidak lancar (Non current asset)

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi dari

aset lancar, antara lain investasi jangka panjang, tanah, bangunan, dan

perlengkapan, serta aset tidak berwujud.

31

Dalam literatur lain Aset tidak lancar biasa disebut sebagai aset tetap.

Aset tetap (fixed Asset) adalah aset yang bersifat jangka pajang atau secara

relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang.

Aset ini merupakan aset berwujud karena memiliki bentuk fisik. Aset ini

dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak dijual sebagai bagian dari

operasi normal (Reeve, 2010:2).

Hubungan aset dengan perilaku biaya sticky adalah Biaya akan menurun

pada tingkat yang lebih lambat daripada meningkatkan relatif menuntut

perubahan dalam salah satu dari dua situasi:

a. manajemen mempertahankan kapasitas yang tidak terpakai karena

permintaan turun dalam mengantisipasi permintaan kebangkitan masa

depan atau

b. manajemen sesuaikan kapasitas dengan permintaan tetapi

menimbulkan biaya yang lebih besar saat menambahkan kapasitas dari

yang mereka simpan ketika mengurangi kapasitas (Cannon, 2011:2).

Kemudian biaya sticky muncul ketika manajer menyesuaikan kapasitas

untuk mencocokkan perubahan permintaan. manajer menyesuaikan harga jual

untuk mencocokkan volume penjualan dengan kapasitas. biaya sticky timbul

karena manajer mempertahankan kapasitas terpakai.

Hubungan antara aset dan perilaku biaya sticky karena aset merupakan

proxi dari penyesuaian biaya. Intensitas aset dan karyawan yang lebih tinggi

menunjukkan bahwa perusahaan lebih bergantung pada sumber daya sendiri,

32

yang mahal untuk disesuaikan, dan kurang pada pembelian dari pemasok luar,

yang dapat menggenjot produksinya naik atau turun dengan biaya yang

minim penyesuaian. Oleh karena itu, intensitas aset dan karyawan yang lebih

tinggi dikaitkan dengan biaya penyesuaian yang lebih tinggi, yang

meningkatkan perbedaan pendapatan. Perusahaan besar cenderung memiliki

biaya penyesuaian yang lebih rendah (per unit penyesuaian sumber daya)

sehingga lebih sticky (Chen et al., (2013:10).

Banyak biaya timbul sebagai akibat dari keputusan sumber daya

berkomitmen yang disengaja dibuat oleh manajer sebagai biaya penyesuaian.

Perusahaan harus mengeluarkan biaya penyesuaian ketika mereka perlu

meningkatkan atau mengurangi sumberdaya berkomitmen. Misalnya, dalam

kasus kapasitas mesin, ada biaya pembuangan yang terkait dengan

menyingkirkan mesin, dan pengiriman dan pemasangan biaya yang berkaitan

dengan menambahkan mesin-mesin baru. Selain biaya penyesuaian moneter,

manajer juga mungkin menghadapi penyesuaian biaya psikologis (Byzalov et

al., 2010:5).

8. Arus kas

Karakteristik yang dominan dalam pandangan awal mengenai tujuan dari

laporan keuangan adalah fungsi kepengurusan. Menurut pandangan ini,

manajemen telah diberikan kepercayaan atas pengendalian sumberdaya

keuangan yang diberikan oleh penyandang modal (Belkaoui, 2011:355).

Cash flow dalam suatu perusahaan sering digunakan sebagai informasi

keuangan (financial information). Cash flow mencakup seluruh arus uang

33

tunai, arus kas ini ada yang masuk dan ada yang keluar maka terdapat istilah

cash in flow dan out flow (Moeljadi, 2007:122). Arus kas adalah hal yang

paling penting yang dapat diambil dari laporan keuangan yaitu arus kas aktual

dari perusahaan. Arus kas dibagi menjadi 3 yaitu : Cash flow dari aktivitas

operasi, arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari kegiatan pendanaan.

Total arus kas perusahaan termasuk penyesuaian untuk belanja modal dan

tambahan untuk modal kerja bersih, sering kali bernilai negatif ketika sebuah

perusahaan berkembang dengan sangat cepat, pengeluaran pada persediaan

dan aset tetap lebih besar dari arus kas operasi. Total arus kas ini biasa

disebut free cash flow (Stephen, 2010:28).

Arus kas bebas (free cash flow) merupakan cerminan dari fleksibilitas

keuangan perusahaan, arus kas bebas dapat digunakan perusahaan untuk

membeli tambahan investasi, membayarkan utang, dan membeli saham

treasury ataupun sekedar menambah tingkat likuiditas perusahaan Menurut

(Kieso, 2012:212).

Arus kas merupakan salah satu proxi dari masalah agensi berdasarkan

penelitian bahwa saat arus kas bebas tinggi, manajer memiliki peluang yang

lebih besar untuk investasi yang berlebihan pada biaya operasional dalam

menanggapi peningkatan permintaan output dan menunda biaya pemotongan

dalam menanggapi penurunan permintaan output, hal ini menyebabkan biaya

sticky yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika Arus kas bebas rendah, manajer

memiliki sedikit kesempatan untuk melakukan empire building (Chen et al.,

2012:256).

34

B. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu mengenai perilaku biaya Asimetrik dan

biaya sticky adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu

No. Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Jamal Abu

serdaneh

(2014)

The

Asymmetrical

Behavioral

Cost:

Evidence

from Jordan

Menggunakan

Metode

Analisis

Regresi Linier

Berganda

untuk

menemukan

hubungan dari

variabel X

terhadap Y

Sampel

Perusahaan

Manufaktur

Peneliti

mengunakan

sampel

berbeda dan

tahun laporan

yang berbeda

Perilaku biaya

untuk biaya

penjualan, umum

dan administrasi

ditemukan simetris,

menunjukkan Anti-

sticky.

Model CGS

menunjukkan

tingkat sticky yang

lebih tinggi untuk

perusahaan yang

memiliki intensitas

aset yang lebih

tinggi, danAnti-

Sticky untuk arus

kas bebas. Dan

juga, Anti-sticky

ditemukan untuk

pertumbuhan pada

periode penurunan

PDB

2 Rajiv

Baker,

Renee

Flasher,

Daqun

Zhang

(2013)

Strategic

Positioning

and

Asymmetric

Cost

Behavior

Menggunakan

Metode

Analisis OLS

(Ordinary

Least Square)

Optimisme

manajer

digunakan

sebagai

variabel

moderasi

Hubungan antara

posisi strategis

perusahaan dan

perilaku biaya

dimoderatori oleh

harapan optimis

atau pesimis

manajer untuk

penjualan di masa

depan

Bersambung ke halaman berikutnya

35

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No. Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

3 Chen

Xiaoling

Clara,

Gores

Timo,

Nasev

Julia

(2013)

Managerial

Over

confidence

and Cost

Stickiness

Menggunakan

Metode

Analisis

Regresi Linier

Berganda

Meneliti

tentang

hubungan

perilaku

biaya sticky

dengan

keyakinan

manajerial

Biaya Sticky

dipengaruhi oleh

kepercayaan CEO

akan permintaan

dimasa depan

terhadap

produknya.

4 Maja

Pervan &

Ivica

Pervan

(2010)

Analysis of

Sticky Cost:

Croatian

Evidence

Meneliti

perusahaan

manufaktur

Metode

analisis:

AnalisisOLS

(ordinary

Least

Square)

Hasil analisis

menunjukkan

bahwa biaya

operasional

meningkat 0,61%

untuk setiap

kenaikan 1% pada

pendapatan dan

penurunan 0,52%

per 1% penurunan

pendapatan.

5 Nuchjaree

Pichetkun

(2012)

The

Determinants

of Sticky cost

behavior on

political cost,

agency costs,

and corporate

governance

perspectives

Menggunakan

Metode

Analisis

Regresi Linier

Berganda

Variabel

yang

digunakan

Political

cost,

corporate

governance,

Agency

Cost

Hasil menunjukan

penyesuaian biaya

dan biaya agensi

positif pada

tingkat biaya

Sticky, sementara

biaya politic dan

corporate

governance

berelasi negatif.

Bersambung ke halaman berikutnya

36

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No. Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

6 Dan

Weiss

(2010)

Cost Behavior

and Analysts

Earnings

Forcasts

Menggunakan

Metode

Analisis

Regresi Linier

Berganda

Meneliti

tentang

hubungan

perilaku

biaya dengan

Earning

Analysts

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa perusahaan-

perusahaan dengan

perilaku biaya

sticky memiliki

perkiraan

pendapatan yang

kurang akurat dari

perusahaan dengan

perilaku biaya Anti

sticky. Perilaku

biaya Sticky

membentuk

keyakinan tentang

nilai perusahaan

7 Otavio

Ribeiro

de

Medeiros

&

Patricia

d Souza

Costa

(2004)

Cost Stickiness

in Brazilian

Firm

Menggunakan

Metode

Analisis

Regresi Linier

Berganda

Sampel yang

digunakan

seluruh

sektor

industri

Perusahaan Brasil

yang penjualan,

biaya umum, dan

administrasi

meningkat 0,59%

per kenaikan 1%

dalam penjualan,

tetapi menurun

hanya 0,32% per

1% penurunan

penjualan.

Bersambung ke halaman berikutnya

37

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No

.

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

8 Banker

Rajiv,

Mustava

Ciftci &

Raj

Mashruw

ala

(2008)

Managerial

Optimism,

Prior Periode

Sales

Changes and

Sticky Cost

Behavior

Menggunakan

Metode Analisis

Regresi Linier

Berganda

Sampel

menggunak

an seluruh

sektor

industri

Variabel X

berupa

optimisme

manajer dan

perubahan

penjualan

pada

periode

tertentu

saat ada sinyal

dimasa depan dan

optimisme manajer

biaya cenderung

menjadi Sticky

Sumber : Diolah dari berbagai jurnal

38

C. Kerangka Penelitian

Gambar 2.1 Model Kerangka Penelitian

Perilaku Biaya Asimetrik Dari Biaya Penjualan, Umum Dan Administrasi

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

Variabel

Intensitas Utang Subramaniam (2003), Via

(2013), Jamal (2014)

Free Cash Flow Chen at. El( 2012), Jamal

(2014)

Intensitas Aset ABJ (2000), Via (2013), Jamal

(2014)

Basis Teori : Teori Penyesuaian Biaya & Teori Agensi

BIAYA

PERILAKU

BIAYA STICKY

PENJUALAN

Laporan Keuangan perusahaan Manufaktur 2010-2013

Uji Asumsi Klasik

(Normalitas, Multikolonieritas, Autokolerasi dan

Heteroskedastisitas)

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

39

D. Hipotesis

1. Perilaku Biaya Sticky

Biaya Sticky terjadi ketika perubahan nilai absolut dari biaya lebih

besar untuk peningkatan dibandingkan penurunan pada volume aktivitas

di penjualan, biaya menurun lebih signifikan saat penjualan menurun dari

pada biaya meningkat saat penjualan meningkat (Baker & Flasher,

2013:3). Biaya sticky biasa dicerminkan dengan Selling, General and

Administration berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anderson,

Banker dan Janakiraman pada tahun 2000.

H1 : Perilaku biaya penjualan, umum dan administrasi rata-rata adalah

sticky; biaya secara khas lebih meningkat untuk satu persen

peningkatan pada aktivitas dibandingkan berkurang untuk nilai

yang sama pada penurunan aktivitas.

2. Intensitas Utang (Debt Intensity)

Hutang adalah kewajiban saat ini dari suatu perusahaan sebagi

akibat dari kejadian masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan

menghasilkan arus keluar dari sumberdaya perusahaan (kieso, 2012:666).

Banyak perusahaan menggunakan hutang sebagai salah satu sumber

pendanaan dari kegiatan operasinya. Subramaniam dan Weidenmier

(2003) dalam penelitiannya mengatakan bahwa hutang mempengaruhi

tingkat perilaku sticky dari biaya penjualan, umum dan administrasi

perusahaan. Selanjutnya, Via & Perego (2013) dalam penelitiannya

mengungkap bahwa perusahaan manufaktur dengan tingkat hutang yang

40

tinggi cenderung mengurangi biaya penjualan, umum dan administrasi

biaya yang berarti bahwa tingkat hutang memiliki pengaruh terhadap

perilaku biaya sticky. Hal ini juga didukung oleh Jamal Abu-Serdaneh

(2014) yang menemukan bahwa intensitas hutang berpengaruh terhadap

perilaku biaya sticky.

H2 : Intensitas hutang perusahaan berpengaruh dengan perilaku biaya

Sticky.

3. Intensitas Aset (Asset Intensity)

Intensitas aset yang didefinisikan sebagai aset operasi dibagi

penjualan, secara efektif mengukur seberapa produktif suatu perusahaan.

Anderson, Banker, Janakiraman (2000) dan Via dan Perego (2013)

menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar dalam hal intensitas

aset memiliki perilaku sticky yang lebih. Pembenaran hubungan tersebut

terkait dengan biaya yang dihadapi mempertahankan sumber daya

surplus dibandingkan dengan biaya untuk negosiasi ulang tingkat sumber

daya. Jamal (2014) juga menemukan bahwa intensitas aset berpengaruh

terhadap perilaku biaya sticky.

H3 : Intensitas Aset berpengaruh terhadap perilaku biaya sticky

4. Arus Kas Bebas(Free Cash Flow)

Arus kas bebas (FCF) merupakan cerminan dari fleksibilitas dari

keuangan perusahaan, arus kas bebas dapat digunakan perusahaan untuk

membeli tambahan investasi, membayarkan hutang, dan membeli saham

41

treasury ataupun sekedar menambah tingkat likuiditas perusahaan

(Kieso, 2012:212). Arus kas bebas(FCF) dihitung dengan rumus :

FCF = Arus bersih yang disediakan dari aktivitas operasi – belanja modal

– dividen

Saat arus kas bebas tinggi, manajer memiliki peluang yang lebih

besar untuk investasi yang berlebihan pada biaya operasional dalam

menanggapi peningkatan permintaan output dan menunda biaya

pemotongan dalam menanggapi penurunan permintaan output, hal ini

menyebabkan sticky biaya yang lebih besar. Sebaliknya, ketika Arus kas

bebas rendah, manajer memiliki sedikit kesempatan untuk melakukan

empire building dan mereka lebih cenderung untuk mengurangi biaya

dalam menanggapi permintaan penurunan untuk menghindari

konsekuensi negatif karir (Chen et al., 2012:256).

H4 : Arus Kas Bebas(FCF) perusahaan berpengaruh pada perilaku biaya

Sticky.

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti bermaksud untuk menguji apakah terdapat perilaku biaya sticky

dalam biaya penjulan, umum dan administrasi serta menganalisis pengaruh

variabel independen yakni intensitas hutang, intensitas aset, dan arus kas

bebas terhadap perilaku biaya sticky sebagai penelitian tentang perilaku biaya

asimetrik. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari jenis waktu yang digunakan

penelitian ini termasuk time series dengan periode penelitian 2011-2013.

B. Penentuan Sampel

Sampel dalam peneltian ini dipilih dengan cara purposive (judgement)

sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang

dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indrianto dan

Bambang, 2002:120). Berikut kriteria dalam penentuan sampel yang akan

digunakan diantaranya adalah:

1. Perusahaan Manufaktur di BEI selama periode 2010-2013.

2. Mengalami 2 kondisi perubahan penjualan yaitu penurunan

penjualan atau pendapatan dan kenaikan penjualan atau pendapatan

pada periode penelitian.

43

3. Menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan dan tidak

mengubahnya kedalam mata uang lain selama periode penelitian.

4. Menyajikan informasi atau data yang dibutuhkan sesuai dengan

variabel penelitian yaitu: beban penjualan, beban umum dan

administrasi, pendapatan atau penjualan, total hutang, total aset,

arus kas operasi, arus kas investasi, dividen.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini didapatkan

dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL) dan diunduh

melalui situs www.idx.co.id. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah

laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur tahun buku 2010-2013.

D. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar

dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam

menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik

deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum (Ghozali, 2013:19).

44

2. Uji Dasar Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji

normalitas (Kolmogorov-Smirnov), multikolonieritas, autokolerasi dan uji

heteroskedastisitas (Uji Glejser).

a. Uji Statistik Normalitas data (Kolmogorov-Smirnov)

Uji Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk mendeteksi normalitas

data.Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data dapat

dideteksi dengan menentukan hipotesis pengujian terlebih dahulu yaitu:

Hipotesis Nol (H0) : Data terdistribusi secara normal

Hipotesis Alternatif (H1) : Data tidak terdistribusi secara normal

Jika hasil nilai uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, hal ini

berarti hipotesis nol diterima dan data terdistribusi secara normal. Jika

lebih rendah dari 0,05 maka hipotesis alternatif yang diterima dan berarti

bahwa data tidak terdistribusi secara normal (Ghozali,2013:34).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen).

model yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variable

independen (Ghozali, 2013:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran nilai

Tolerance dan VIF-nya (Variance Inflation Factor). Regresi bebas dari

45

masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan

nilai VIF < 10 (Ghozali, 2013:106)

c. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada

problem autokolerasi. Model regresi yang baik adalah model regres yang

bebas dar problem autokolerasi (Ghozali, 2013:110). Ada beberapa cara

yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokolerasi.

Salah satunya dapat dilihat dari angka Durbin Watson (D-W) sebagai

berikut:

1. Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan (4-du) maka

koefisien autokolerasi sama dengan nol dan berarti tidak ada

autokolerasi.

2. Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower

vound (dl) maka koefisien autokolerasi lebh besar dari pada nol

dan berarti ada auto kolerasi positif.

3. Bila nilai D-W lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien

autokolerasi lebih kecil dari pada nol dan berarti ada autokolerasi

negatif.

46

4. Bila nilai D-W terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah

(dl) ataupun terletak antara (4-du) dan (4-dl) berarti hasilnya tidak

dapat disimpulkan.

d. Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser)

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain (Ghozali, 2013:139). Salah satunya dengan menggunakan

uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregresikan nilai absolut residual

terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya

heterodedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari t hitung lebih kecil dari t tabel

dengan probabilitas signifikansinya diatas 0,05 maka dapat disimpulkan

tidak terjadinya heterokedastisitas (Ghozali, 2013:142)

3. Uji Hipotesis

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen

(bebas) dengan tujuan untuk mengestiminasi atau memprediksi rata-rata

populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui (Ghozali, 2013:95). Untuk dapat manganalisis

variable independen terhadap variabel dependen, maka teknik analisis data

yang digunakan adalah model analisis linier berganda. Dalam penelitian ini

regresi berganda digunakan untuk mengetahui kelinieran pengaruh antara

47

variable intensitas hutang, intensitas aset, dan arus kas bebas terhadap

perilaku biaya Asimetrik.

Model regresi linear berganda yang digunakan dibagi menjadi dua untuk

menguji H1 menggunakan model 1 yang diambil dari penelitian Anderson,

Banker dan Janakiraman (2000) sebagai dasar untuk menentukan apakah

perilaku biaya di perusahaan manufaktur berperilaku sticky adalah sebagai

berikut:

Y = Biaya Penjualan, umum dan administrasi

βo = Konstanta

X1 = Perubahan penjualan

X2 = Dummy penurunan penjualan

e = Error term

Dihitung dengan menjadikan biaya penjualan, umum dan administrasi

sebagai variabel terikat dan perubahan penjualan (β1) serta dummy penurunan

penjualan (β2) sebagai variabel bebas. Dengan formula ini kita dapat melihat

pengaruh dari penjualan terhadap perubahan biaya, yaitu biaya penjualan,

umum dan administrasi. Jika biaya penjualan, umum dan administrasi

berperilaku sticky, maka perbedaan dari biaya penjualan, umum dan

administrasi dengan peningkatan pendapatan seharusnya lebih besar dari pada

perbedaan untuk penurunan pendapatan. atau hipotesis empiris untuk biaya

yang sticky adalah saat >0 dan <0 atau bernilai positif dan

bernilai negatif.

48

Selanjutnya, untuk H2-H4 menggunakan model 1 ditambah dengan

beberapa variabel lain yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitan yaitu

intensitas hutang, intensitas aset dan arus kas bebas yang semuanya dikalikan

terlebih dahulu dengan dummy penurunan penjualan untuk melihat

pengaruhnya dengan tingkat biaya yang sticky.

Keterangan:

Y = Biaya Penjualan, umum dan administrasi

βo = Konstanta

X1 = Perubahan penjualan

X2 = Dummy penurunan penjualan

X3 = Variabel Intensitas Utang

X4 = Variabel Intensitas Aset

X5 = Variabel Arus Kas Bebas

e = Error term

Dalam pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui :

a. Uji koefisiensi determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang

49

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,

2013:97).

b. Uji statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih,

dari derajat kepercayaan 0,05 maka H0 yang menyatakan bi=0 dapat

ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut) atau dengan

membandingkan nilai statsitik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila

nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka variabel independen secara

individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

E. Operasional Variabel

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Perubahan penjualan atau Pendapatan

“Revenue arises from ordinary operation and is referred to by various

names such as sales, fees, rent, interest, royalties, and service revenue.

Gains, on the other hand, may or my not arise in the normal course of

operation. Typical gains are gains on sales of non-current assets or

unrealized gains related to investments or non current asset” (Kieso,

2012:954).

Berdasarkan pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa

pendapatan atau penjualan adalah nilai yang diterima oleh perusahaan sebagai

akibat dari kegiatan operasionalnya. Dalam penelitian tentang biaya asimetrik

perubahan penjualan atau pendapatan menjadi sebuah pertimbangan dalam

mengambil keputusan sehingga menyebabkan biaya menjadi asimetrik.

50

Variabel perubahan penjualan merupakan variabel penjelas apakah

terjadi perilaku biaya sticky dalam suatu biaya, dengan syarat bahwa nilai

beta dari variabel ini adalah bernilai positif. Operasionalisasi variabel ini

dihitung dengan membandingkan penjualan dengan penjualan tahun

sebelumnya, dirumuskan sebagai berikut:

2. Dummy Penurunan Penjualan

Variabel ini bernilai 1 jika penjualan tahun t-1 lebih besar daripada

tahun t (penjualan turun) dan bernilai 0 jika penjualan tahun t-1 lebih kecil

dari tahun t (penjualan naik).

Variabel perubahan penjualan merupakan variabel penjelas apakah

terjadi perilaku biaya sticky dalam suatu biaya, dengan syarat bahwa nilai

beta dari variabel ini adalah bernilai negatif. Kedua variabel yaitu penjualan

dan dummy penurunan penjualan dibutuhkan untuk menentukan apakah biaya

berperilaku sticky dengan menjumlahkan nilai beta keduanya. Variabel ini

dihitung sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Salesi,t

Salesi,t−1

𝐷𝑢𝑚𝑚𝑦 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Dt ∗ Salesi,t

Salesi,t−1

51

3. Intensitas Hutang

Intensitas hutang merupakan salah satu karakter khusus dari perusahaan.

Dalam penelitian sebelumnya ditemukan oleh Subramaniam & Weidenmier

(2003) mengatakan bahwa hutang mempengaruhi tingkat perilaku sticky dari

biaya penjualan, umum dan administrasi perusahaan.

“firms with higher levels of debt exhibit no cost stickiness since managers

are pushed by creditors to meet payments and revealed that manufacturing

companies with a high level of debt tend to reduce SG&A costs” (Calleja

2006 dalam Jamal, 2014:116).

Hal ini menjelaskan bahwa tingkat hutang dari perusahaan

mempengaruhi penggunaan sumber daya oleh manajer dimana saat hutang

tinggi manajer akan kesulitan mengatur penyesuaian biayanya sehingga tidak

terjadi perilaku biaya sticky yang dipengaruhi oleh keputusan manajer. Untuk

melihat pengaruh dari variabel ini terhadap biaya asimetrik maka variabel

intensitas hutang akan dihitung dengan dikalikan dengan dummy penurunan

penjualan (β2) sebagai berikut:

4. Intensitas Aset

Merupakan salah satu proxy dari penyesuaian biaya, intensitas aset

dihitung dengan membagi total aset dengan penjualan pada tahun yang sama.

Intensitas aset digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh aset

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 Dt ∗ Salesi,t

Salesi,t−1 ∗

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖,𝑡𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑖,𝑡

52

terhadap penjualan. Selain itu intensitas aset merupakan salah satu karakter

khusus dari perusahaan.

“that it is relatively easy to scale down purchased resources when

demand drops, but disposing of assets is costly because the company must

pay selling costs and lose firm-specific investments” (Jamal, 2014:116).

Mudah bagi manajer mengurangi sumberdaya yang dibeli saat

permintaan turun tapi melepas aset sangat mahal karena perusahaan harus

membayar biaya penjualan dan kehilangan investasi spesifik perusahaan.

Dalam penyesuaian biaya untuk aset sulit dilakukan karena perusahaan

harus mengeluarkan biaya tambahan sehingga manajer akan memilih untuk

menahan sumberdaya ini, hal tersebut menyebabkan slack yang akan

berpengaruh terhadap perilaku biaya sticky. Untuk melihat pengaruh dari

variabel ini terhadap biaya asimetrik maka variabel intensitas aset akan

dihitung dengan dikalikan dengan dummy penurunan penjualan (β2) sebagai

berikut:

5. Arus kas Bebas

Arus kas bebas (FCF) merupakan cerminan dari fleksibilitas dari

keuangan perusahaan, arus kas bebas dapat digunakan perusahaan untuk

membeli tambahan investasi, membayarkan hutang, dan membeli saham

treasury ataupun sekedar menambah tingkat likuiditas perusahaan (Kieso,

2012:212).

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑠𝑒𝑡 Dt ∗ Salesi,t

Salesi,t−1 ∗

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

53

Arus kas bebas merupakan cerminan dari proxy masalah agensi. Saat arus

kas bebas tinggi, manajer memiliki peluang yang lebih besar untuk investasi

yang berlebihan pada biaya operasional dalam menanggapi peningkatan

permintaan output dan menunda biaya pemotongan dalam menanggapi

penurunan permintaan output, hal ini menyebabkan sticky biaya yang lebih

besar. Sebaliknya, ketika Arus kas bebas rendah, manajer memiliki sedikit

kesempatan untuk membangun kerajaan dan mereka lebih cenderung untuk

mengurangi biaya dalam menanggapi permintaan penurunan untuk

menghindari konsekuensi negatif karir (Chen et al., 2012:256)

FCF = Arus bersih yang disediakan dari aktivitas operasi – belanja modal

– dividen

Sehingga Untuk melihat pengaruh dari variabel ini terhadap biaya

asimetrik maka variabel intensitas aset akan dihitung dengan dikalikan

dengan dummy penurunan penjualan (β2) sebagai berikut:

6. Biaya Penjualan, umum dan administrasi

Biaya komersil terdiri atas dua klasifikasi umum. Beban pemasaran dan

beban administrasi (atau disebut Beban umum dan administratif). Beban

pemasaran dimulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika

proses manufaktur selesai dan pengiriman. Beban administratif termasuk

𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑠 Dt ∗ Salesi,t

Salesi,t−1 ∗ 𝐹𝐶𝐹𝑖,𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑖,𝑡

54

beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi

(Charter, 2009:40).

Manajer membuat keputusan tentang tingkat biaya penjualan, umum dan

administrasi sumber daya untuk mempekerjakan selama periode di mana

pendapatan jatuh perlu trade off menanggung biaya penyesuaian yang akan

dikeluarkan untuk memotong sumber berkomitmen dengan menanggung

biaya pemeliharaan yang slack (kelebihan) sumber daya selama periode

penurunan permintaan. Jika manajer percaya bahwa penurunan permintaan

adalah kecenderungan untuk bertahan, mereka memutuskan bahwa biaya

yang diharapkan untuk mempertahankan slack sumber (kelebihan kapasitas)

dalam waktu lama akan lebih besar daripada penyesuaian biaya dan dapat

mengambil tindakan untuk segera mengurangi biaya penjualan, umum dan

administrasi, mempertahankan atau menurunkan rasio biaya penjualan, umum

dan administrasi (Anderson et al., 2007:7). Berdasarkan pernyataan ini biaya

penjualan, umum dan administrasi menjadi model biaya yang tepat untuk

menguji teori tentang biaya asimetrik. Variabel biaya penjualan, umum dan

administrasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃,𝑈&𝐴 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛,𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖𝑖𝑡𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛,𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖𝑖𝑡−1

55

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Pengukuran

Skala

Intensitas Utang

,

,

Rasio

Intensitas Aset

, ,

Rasio

Arus Kas Bebas ,

Rasio

Variabel Penjelas β1 dan β2

Perubahan

Penjualan (β1)

,

, −1

Rasio

Dummy

Penurunan

Penjualan (β2)

∗ ,

, −1

Rasio

Biaya penjualan,

umum dan

administrasi (Y)

, ,

, , −1

Rasio

Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan perubahan tingkat Sticky biaya maka setiap

variabel harus dikalikan dengan dummy penurunan penjualan . Sehingga Variabel yang

digunakan dihitung sebagai berikut:

Intensitas Utang

(X1) ,

,

∗ ∗ ,

, −1

Rasio

Intensitas Aset

(X2) , ,

∗ ∗ ,

, −1

Rasio

Arus Kas Bebas

(X3) , , ∗ ∗

,

, −1

Rasio

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013.

Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sebelum 1 Januari 2010 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar

dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini

adalah ingin melihat pengaruh Adjustment cost dan Agency theory yang

diproksikan oleh intensitas hutang, intensitas aset dan arus kas bebas

terhadap perilaku biaya Asimetrik pada perusahaan manufaktur.

Perusahaan manufaktur merupakan gabungan antara perusahaan sektor

semen, porselin dan kaca, alas kaki, kayu dan pengolahannya, pakan ternak,

peralatan rumah tangga, rokok, farmasi, kosmetik dan keperluan rumah

tangga, makanan dan minuman, logam dan sejenisnya,industri dasar dan

kimia, kabel, otomotif dan komponen, plastik dan kemasan, pulp dan kertas,

serta textil dan garment. Penggunan perusahaan manufaktur ini dikarenakan

perusahaan kategori tersebut merupakan perusahaan yang memproduksi

barang dari bahan mentah menjadi bahan jadi dan memiliki aliran biaya yang

panjang dan sumberdaya yang besar dalam operasinya.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel

adalah metode purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama

3 tahun, yaitu dari tahun 2011-2013. Penelitian secara purposive sampling

57

mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan

dari penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari laporan keuangan

pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 yang diakses melalui website

www.idx.co.id.

Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria

No Kriteria Jumlah

1. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

selama periode 2010-2013

137

2 Perusahaan manufaktur yang merubah satuan moneter

2010-2013.

(27)

3 Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami

penurunan penjualan

(74)

4 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data

mendukung untuk penelitian.

(7)

5 Jumlah perusahaan sampel 29

6 Tahun pengamatan (tahun) 3

7 Jumlah perusahaan sampel selama tahun pengamatan

87

Sumber: Data sekunder yang diolah.

Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa jumlah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2010-2013 berjumlah 137 perusahaan. Dari 137 perusahaan manufaktur

58

tersebut terdapat 27 perusahaan yang mengubah satuan mata uangnya selama

periode 2010-2013, terdapat 74 perusahaan yang tidak mengalami penurunan

penjualan, serta perusahaan yang tidak memiliki data mendukung untuk

penelitian terdapat 7. Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel

adalah sebanyak 29 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan

sampel penelitian ini adalah sebanyak 87 pengamatan.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen (perubahan penjualan (β1), dummy

penurunan penjualan (β2), intensitas hutang, intensitas aset dan arus kas

bebas) terhadap variabel dependen yaitu biaya penjualan, umum dan

administrasi secara parsial.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen

(Y) yaitu biaya penjualan, umum dan administrasi. serta variabel independen

(X) yaitu perubahan penjualan (β1), dummy penurunan penjualan (β2)

berperan sebagai variabel penjelas apakah terjadi perilaku biaya sticky

dengan syarat penjualan (β1) bernilai positif dan dummy penurunan penjualan

(β2) bernilai negatif, lalu variabell independen lainnya adalah intensitas

hutang, intensitas aset dan arus kas bebas. Hasil pengujian variabel-variabel

tersebut secara deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.2.

59

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

Dalam Ribuan

N Minimum Mean Maximum Std.

Deviation

Penjualan 87 1602611 1545895920 12578596000 2357400861

Biaya PU&A 87 844146 127907081 907600000 174326003

Total Hutang 87 5832610 927784342 9626411000 1598664049

Total Aset 87 10582842 1525762183 15350754000 2527028743

FCF 87 (868587975) 1121091480 (17673464) (202674032)

PU&A/PU&At-1 87 ,36 1,10 2,32 ,26

Penjualan/Penjualant-1 87 ,42 1,09 3,94 ,42

Total hutang/penjualan 87 ,07 1,03 26,68 2,96

Total Aset/penjualan 87 ,17 1,39 7,15 1,32

FCF/penjualan 87 -,89 ,015 3,05 ,38

Valid N (listwise) 87

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil pengujian deskriptif statistik dapat diambil bahwa

perubahan biaya penjualan umum dan administrasi dari 29 sampel perusahaan

memiliki nilai minimum 0,36 yang berarti bahwa penurunan biaya paling

kecil 64% dari tahun sebelumnya dan perubahan biaya maksimum 2,3 atau

meningkat hingga 133% dari tahun lalu, dengan rata rata 1,10 yang berarti

rata-rata terjadi peningkatan biaya sebesar 10% dengan standar deviasi

sebesar 0,26 atau 26%. Selanjutnya Penjualan memiliki nilai minimum 0,42

atau mengalami penjualan paling kecil menurun sebesar 58% dari tahun

sebelumnya dan perubahan penjualan maksimum 3,9 atau penjualan

meningkat sebesar 290% dari tahun sebelumnya dengan rata-rata 10,9 atau

60

rata-rata meningkat sebesar 9%. Intensitas hutang memiliki nilai minimum

0,07 yang berarti hutang terhadap penjualan nilai minimumnya hanya sebesar

7% dari total penjualan, dan paling maksimal sebanyak 26 kali dari total

penjualan dengan rata-rata sebanyak 1,03 kali serta standar deviasi 2,9 kali.

Intensitas aset memiliki nilai minimum 0,17 yang berarti aset terhadap

penjualan bernilai minimum hanya sbesar 17% dari total penjualan, dan

paling maksimal sebanyak 7,1 kali dari total penjualan dengan rata-rata

sebanyak 1,39 kali serta standar deviasi 1,32 kali. Arus kas bebas terhadap

penjualan minimum sebesar -0,89 dengan nilai maksimum 3,09 dan rata-rata

0,015 dengan standar deviasi 0,386.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah

nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.

Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Pada gambar 4.1 dan 4.2 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar

sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model

regeresi tersebut terdistribusi secara normal

Berikut adalah hasil uji normalitas berdasarkan output histogram dan

grafik Normal Probability Plot (P-Plot) disajikan pada gambar berikut ini.

61

Gambar 4.1

Hasil uji normalitas dengan bentuk histogram

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.2

Hasil uji normalitas menggunakan grafik p-p plot

Sumber: Output SPSS

62

Tabel 4.3

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 87

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation

,08722013

Most Extreme

Differences

Absolute ,077

Positive ,044

Negative -,077

Kolmogorov-Smirnov Z ,720

Asymp. Sig. (2-tailed) ,677

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS

Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukan nilai 0,677 atau 67,7% tingkat

signifikansi dimana syarat data normal adalah nilai signifikansi diatas 0,05

atau 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance

dan VIF (Variance Inflation Factor). Uji multikolonieritas merupakan

suatu bentuk pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi

terdapat adanya korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas

(independen) yaitu β1, β2, intensitas hutang, intensitas aset dan arus kas

bebas .

63

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Correlations Collinearity Statistics

Zero-

order

Partial Part Tolerance VIF

1

(Constant)

β 1 ,482 ,346 ,294 ,625 1,599

β 2 -,387 -,068 -,054 ,404 2,474

Intensitas

Debt

,024 ,038 ,030 ,390 2,567

Intensitas

Aset

-,279 -,156 -,126 ,452 2,213

Arus Kas

Bebas

,315 ,357 ,305 ,988 1,012

a. Dependent Variable: Biaya Penjualan, Umum dan Administrasi

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa β1 mempunyai nilai

tolerance sebesar 0,625 dan nilai VIF sebesar 1,599. β2 mempunyai nilai

tolerance sebesar 0,404 dan nilai VIF sebesar 2,474. Variabel Intensitas

hutang memiliki nilai tolerance sebesar 0,390 dan nilai VIF sebesar 2,567.

Variabel intensitas aset memiliki nilai tolerance sebesar 0,452 dan VIF

sebesar 2,213. Dan untuk variabel Arus kas bebas (FCF) memiliki nilai

tolerance sebesar 0,988 dan VIF sebesar 1,012.

Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa nilai tolerance untuk semua

variabel independen lebih dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation

Factor) semua variabel independen kurang dari 10. Dengan demikian

64

dapat dikatakan bahwa model persamaan regresi mengindikasikan tidak

terjadi adanya multikolonieritas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi

ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat hasil uji glejser.

Tabel 4.5

Hasil Uji Glejser Coefficients

a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,048 ,009 5,242 ,000

β 1 ,077 ,059 ,172 1,294 ,199

β 2 ,037 ,022 ,273 1,652 ,102

Intensitas

Hutang

-,015 ,035 -,072 -,426 ,671

Intensitas

Aset

,066 ,052 ,199 1,275 ,206

Arus Kas

Bebas

-,049 ,065 -,080 -,760 ,449

a. Dependent Variable: Absres

Sumber: Output SPSS

65

Hasil uji glejser pada gambar diatas menunjukkan nilai signifikansi

dari variabel bebas terhadap nilai absolut residul sebagai berikut

perubahan penjualan (β1) 0,199 (19,9%), dummy penurunan penjualan

(β2) 0,102 (10,2%), Intensitas hutang sebesar 0,671 (67,1%), intensitas

aset 0,205 (20,5%), dan Arus kas bebas (FCF) sebesar 0,449 (44,9%) nilai

signifikansi dari masing masing variabel diatas 0,05 atau 5%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pegganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapa

dilihat dari angka Durbin Watson.

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 ,602a ,363 ,323 ,08987 2,204

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson berdasarkan

pada tabel 4.6 menunjukkan angka 2,204. Angka tersebut terletak antara du

dengan 4-du berdasarkan tabel du bernilai 1,776 dan nilai dari 4-du (4-1776)

adalah 2,224 dengan kata lain du<d<4-du sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada autokorelasi dalam penelitian ini.

66

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Koefisien Determinasi

Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya

koefisien determinasi (R2). Uji koefisien determinasi dalam penelitian ini

digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel independen (perubahan

penjualan (β1), dummy penurunan penjualan (β2), intensitas hutang,

intensitas aset, dan arus kas bebas) terhadap variabel dependen (perilaku

biaya sticky).

Tabel 4.7

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summary

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,602a ,363 ,323 ,08987

a. Predictors: (Constant), FCF, IntHutang, IntAset, β1, β2

Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian menunjukkan R2 sebesar 0,323 atau 32,3%. Jadi dapat

dikatakan bahwa β1, β2, variabel intensitas hutang, intensitas aset, dan

arus kas bebas dapat menjelaskan 32,3% perilaku biaya asimetrik pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2011-2013. Sedangkan 67,7% biaya penjualan, umum dan adminstrasi

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

67

b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.8

Hasil uji statistik t Model 1

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,037 ,016 2,395 ,019

β1 ,334 ,100 ,389 3,325 ,001

β2 -,041 ,030 -,157 -1,342 ,183

a. Dependent Variable: Biaya penjualan, umum dan administrasi

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil uji statistik t model ini digunakan untuk

menentukan tingkat biaya sticky dari biaya penjualan, umum dan

administrasi yang ada di perusahaan manufaktur pada periode 2011-2013.

hipotesis empiris untuk tingkat sticky adalah saat β1>0 dan β2<0 atau β1

bernilai positif dan β2 bernilai negatif.

β1 = 0,334 dan β2 = -0,041 menunjukan bahwa biaya penjualan,

umum dan administrasi berperilaku sticky. Lalu nilai ini mengindikasikan

bahwa biaya penjualan, umum dan administrasi naik 0,33% per 1%

kenaikan penjualan dan turun sebesar 0,29% (0,334 - 0,041) per 1%

penurunan penjualan. Dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan untuk

hipotesis kedua dan selanjutnya untuk meneliti perilaku biaya asimetrik

yaitu faktor lainnya.

68

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik t Model 2

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,039 ,015 2,639 ,010

β 1 ,319 ,096 ,372 3,317 ,001

β 2 -,022 ,036 -,086 -,614 ,541

Intensitas

Hutang

,019 ,057 ,048 ,339 ,735

Intensitas

Aset

-,120 ,085 -,187 -1,418 ,160

Arus Kas

Bebas

,363 ,105 ,307 3,443 ,001

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Output SPSS

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi linier berganda

menghasilkan model berikut ini:

Biaya Penjualan, umum dan administrasi = 0,039 + 0,319 β1 – 0,022

β2 + 0,019 IH - 0,120 IA + 0,363 FCF+

Berdasarkan hasil uji regresi statistik t pada tabel 4.9 nilai probabilitas

untuk perubahan penjualan (β1) adalah sebesar 0,001 < 0,05 yang berarti

bahwa perubahan penjualan berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum

dan administrasi dengan beta bernilai positif 0,319. Selanjutnya dummy

penurunan penjualan (β2) sebesar 0,541 > 0,05 maka dummy penurunan

69

tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya penjualan, umum dan

administrasi dengan nilai beta negatif -0,022 sehingga dapat dikatakan

bahwa perilaku biaya penjualan, umum dan administrasi sticky. Untuk

variabel selanjutnya yaitu intensitas hutang, intensitas aset, dan arus kas

bebas untuk melihat pengaruhnya terhadap tingkat sticky dilihat nilai beta

dan dibaca terbalik yaitu bila beta negatif maka berhubungan positif

dengan perilaku biaya asimetrik begitu pula sebaliknya, hal ini disebabkan

karena variabel tersebut dikalikan dengan β2 yang pada dasarnya bernilai

negatif saat terjadi biaya yang sticky. Lalu, intensitas hutang sebesar

0,735 > 0,05 menunjukkan bahwa variabel intensitas hutang tidak

berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan administrasi dan nilai

beta yang dihasilkan bernilai positif yaitu sebesar 0,019 menunjukkan

bahwa intensitas hutang tidak berhubungan (negatif) dengan biaya

asimetrik. Semakin banyak hutang yang dimiliki oleh perusahaan maka

manajer akan ditekan untuk memenuhi pembayaran hutang yang jatuh

tempo dan cenderung mengurangi biaya. Variabel Intensitas Asset sebagai

variabel independen tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap

biaya penjualan, umum dan administrasi. Hal ini dapat terlihat dari nilai

probabilitas signifikan untuk intensitas aset sebesar 0,160 > 0,05. Dan

karena nilai beta yang dihasilkan negatif yaitu sebesar -0,120 yang

menunjukkan ada hubungan positif antara intensitas aset dengan perilaku

biaya asimetrik, yang mana menjelaskan semakin besar nilai aset

perusahaan maka semakin tinggi tingkat perilaku biaya stickynya. Pada

70

variabel Arus kas bebas sebagai variabel independen terbukti berpengaruh

terhadap biaya penjualan, umum dan administrasi. Hal ini dapat terlihat

dari nilai probabilitas signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Adapun nilai beta

yang dihasilkan positif yaitu sebesar 0,363 yang menunjukkan adanya

hubungan negatif antara arus kas bebas dengan perilaku biaya asimetrik.

C. Pembahasan

1. Perilaku biaya penjualan, umum dan administrasi rata-rata adalah sticky;

biaya secara khas lebih meningkat untuk satu persen peningkatan pada

aktivitas dibandingkan berkurang untuk nilai yang sama pada penurunan

aktivitas.

Hasil uji koefisien regresi linier berganda model 1 menunjukan bahwa

β1 = 0,334 dan β2 = -0,041 menunjukan bahwa biaya penjualan, umum dan

administrasi berperilaku sticky. Lalu nilai ini mengindikasikan bahwa biaya

penjualan, umum dan administrasi naik 0,33% per 1% kenaikan penjualan

dan turun sebesar 0,29% per 1% penurunan penjualan. Dengan demikian

penelitian dapat dilanjutkan untuk hipotesis kedua dan selanjutnya untuk

meneliti perilaku biaya asimetrik.

2. Pengaruh antara Intensitas hutang dengan perilaku biaya asimetrik

Hasil uji koefisien regresi linier berganda Model 2 menunjukkan bahwa

tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel intensitas hutang sebesar

0,735 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas hutang tidak

berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan administrasi dan nilai beta

yang dihasilkan bernilai positif yaitu sebesar 0,019 menunjukkan bahwa

71

intensitas hutang tidak berhubungan dengan biaya asimetrik. Saat perusahaan

memiliki tingkat hutang yang tinggi maka akan megurangi tingkat asimetrik

dari biaya.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Via dan Perego (2013) mengatakan

bahwa tingkat hutang yang tinggi membuat perusahaan cenderung

mengurangi biaya penjualan umum dan administrasi. Sorros & karagiorgos

(2013) dalam Jamal (2014:116) menjelaskan penyebab tidak berpengaruhnya

intensitas hutang terhadap perilaku biaya sticky yaitu dikarenakan

manajemen ditekan oleh pembayaran yang akan jatuh tempo kepada kreditor.

Penelitian ini membuktikan bahwa intensitas hutang tidak berpengaruh

terhadap perilaku biaya Asimetrik. Hasil ini didukung oleh penelitian

sebelumnya yaitu Sorros dan karagiorgos, serta Via dan Perego.

3. Pengaruh antara intensitas aset dengan perilaku biaya asimetrik

Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel intensitas aset sebesar 0,160 > 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa intensitas aset tidak berpengaruh terhadap biaya

penjualan, umum dan administrasi. Lalu nilai beta yang dihasilkan negatif

yaitu sebesar -0,120 yang menunjukkan ada hubungan positif antara intensitas

aset dengan perilaku biaya asimetrik, yang mana menjelaskan semakin besar

nilai aset perusahaan maka semakin tinggi tingkat perilaku biaya sticky nya.

Via dan Perego (2013) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan

besar dalam hal intensitas aset memiliki perilaku sticky yang lebih.

Pembenaran hubungan tersebut terkait dengan biaya yang dihadapi

72

mempertahankan sumber daya surplus dibandingkan dengan biaya untuk

negosiasi ulang tingkat sumber daya. Jamal (2014) juga menemukan bahwa

intensitas aset berpengaruh terhadap perilaku biaya sticky.

Sorros dan Karagiorgos (2013) dalam Jamal (2014) menyatakan bahwa

akan mudah bagi perusahaan untuk menurunkan pembelian sumberdaya saat

permintaan turun, tapi melepas aset sangat mahal bagi perusahaan karena

harus membayar biaya penjualan dan kehilangan investasi khusus perusahaan

sehingga manajer akan cenderung mempertahankan slack biaya sehingga

terjadi perilaku biaya sticky.

Penelitian ini membuktikan bahwa intensitas aset berpengaruh terhadap

perilaku biaya sticky. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu

Via dan Perego (2013), Sorros dan karagiorgos (2013) dan Jamal (2014).

4. Pengaruh antara Arus kas bebas dengan perilaku biaya simetrik

Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi yang dimiliki oleh variabel arus kas bebas sebesar 0,001 < 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa arus kas bebas berpengaruh terhadap biaya

penjualan, umum dan administrasi. Namun nilai beta yang dihasilkan positif

yaitu sebesar 0,363 yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara arus

kas bebas dengan perilaku biaya asimetrik yang berarti saat arus kas tinggi

maka akan menurunkan tingkat sticky dari biaya penjualan, umum dan

administrasi.

Jamal (2014) hal ini disebabkan karena manajer lebih memilih

mengurangi biaya penjualan, umum dan administrasi sebagai respon dari

73

berkurangnya permintaan dengan tujuan menghindari konsekuensi dari

buruknya performa keuangan yang akan mempengaruhi karir dari manajer

secara negatif (Arus kas bebas positif terhadap perilaku biaya anti-sticky).

Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Jamal (2014) .

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah

dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda, dan pembahasan

pada bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa biaya

penjualan, umum dan administrasi perusahaan manufaktur periode

2011-2013 berperilaku sticky.

2. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa intensitas

hutang tidak berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan

administrasi, serta berhubungan negatif terhadap perilaku biaya

asimetrik. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sorros & karagiorgos (2013) dan Via & Perego

(2013).

3. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa Intensitas aset

tidak berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan

administrasi, namun berhubungan positif terhadap perilaku biaya

asimetrik. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang

dilakukan oleh Via dan Perego (2013).

4. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa arus kas

bebas berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan

administrasi. Namun berhubungan negatif terhadap perilaku biaya

asimetrik, dan justru berhubungan dengan perilaku biaya simetrik.

75

Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan

oleh Jamal (2014).

B. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah proksi lain

dalam masalah agensi, seperti empire building, CEO incentive,

dsb.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti sektor industri

lain atau bahkan meneliti keseluruhan sektor sebagai objek

penelitian. Dengan demikian dapat diketahui karakteristik biaya

dari masing-masing sektor yang ada serta dari semua industri

secara keseluruhan.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti biaya lainnya, seperti

biaya R&D, biaya jamuan ataupun biaya lain yang bersifat

kebijakan.

4. Penelitian selanjutnya perlu menambah rentang waktu penelitian.

76

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhamied Ahmed A. & Abulezz E Muhammed, 2013, “An empirical

investigation of the effectof cost structure and demand uncertainty

on SA&G cost stickiness”, working paper Zagazig University.

Abu-Serdaneh Jamal, 2014, “The Asymmetrical Behavioral of Cost:

Evidence From Jordan”, International Business Research; Vol. 7,

No.8; ISSN 1913-9004.

Anderson C. Mark, Banker D. Rajiv, Janakiraman Surya, 2000, “Are

Selling, General, and Administrative Cost “Sticky”?”. Working

paper School of Management The University of Texas at Dallas.

Anderson Mark, Banker Rajiv, Huang Rong, Janakiraman Surya, 2007,

“Cost Behaviour and fundamental Analysisof SG&A Cost”,

Working paper, University Texas Dallas, Temple University,

Barruch College.

Anthony A. Atkinson, Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura, S. Mark

young, 2009, “Akuntansi Manajemen”, Edisi 5 jilid 1, PT. Indeks ,

Jakarta.

Baker Rajiv, Flasher Renee, Zang Daqun, 2013, “Strategic positioning and

Assymetcric cost behavior”, Working paper. Temple University.

Banker D. Rajiv & Byzalov Dmitri, 2013, “Asymmetric Cost Behavior”.

working paper, Temple University.

Banker D. Rajiv, Byzalov Dmitry, and Jose M. Plehn-Dujowich, 2010,

“Sticky cost behavior: Theory and Evidence”, working paper, Fox

Sxhool of Bussines Temple University.

Banker D. Rajiv, Ciftci Mustafa, Mashruwala Raj, 2008, “Managerial

Optimism, Prior Period Sales Changes, and Sticky Cost Behavior”,

Working paper, Http://srn.com/abstract=1599284 diakses pada

tanggal 27 februari 2015 pukul 08:01.

Banker Rajiv, Basu Sudipta, Byzalov Dmitri, Chen Y.S. Janice, 2013,

“Asymmetries in Cost-Volume-Profit: Cost Stickiness and

Conditional Conservatism”, working paper, Fox School of

Business Temple University.

Banker ranjiv, Y.S. Janice Chen, Park Han-up, 2014, “Cost Behavioral

Model Analysts and Investors Use”, working paper,

http://ssrn.com/abstract=2482723diakses pada tanggal 12 februari

2015 pukul 16:18.

Belkaoui Ahmed Riahi, 2011, “Accounting Theory”, Edisi 5, Salemba 4,

Jakarta.

Charter K. William, 2009, “Akuntansi Biaya Buku 1”. Edisi 14. Salemba

empat, Jakarta.

Connon Jim, 2011, “Determinant of “Sticky cost:” An Analysis of Cost

Behavioral Using United States Air Transportation Industry Data”,

Working paper, Lowa State University,

77

http://ssrn.com/abstract=1895615 diakses pada 19 Maret 2015 pada

pukul 10:24.

Erlyn & Supatmi, 2010, “Kelengketan Biaya di Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) Milik Pemerintah Daerah”, working paper, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Satya Wacana Salatiga.

He Daoping, Teruya Jenny & Shimizu Takashi, 2010, “Sticky Selling,

General, and Administrative Cost Behavior and Its Changes in

Japan”,Global Journal of Business Research Vol. 4 number 4.

Hidayatullah Idi Junaidi, Utami Wiwik & Herliansyah, 2010, “Analisis

Perilaku Sticky Cost dan Pengaruhnya Terhadap Prediksi Laba

Menggunakan Model Cost Variability dan Cost Stickiness (CVCS)

Pada Emiten di BEI untuk Industri Manufaktur”, working paper,

Universitas Mercubuana.

Indrantoro & Bambang, 2002, “Metodologi Peneltian Bisnis, Untuk

Akuntansi dan Manajemen”, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.

Imam Gozali, 2013, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 21”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Kama Itay, Weiss Dan, 2011, “Do manager’s deliberate decision induce

Sticky cost?”, working paper, Faculty of Management Tel Aviv

University.

Kieso E. Donald, Weygandt J. Jerry & Warfield D. Terry, 2011,

“Intermediate Accounting Volume 1”, IFRS Edition, John Wiley &

Sons, Inc, United Stated of America.

Moeljadi, 2007, “Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif”, Jilid 1, Bayu Media, Malang.

Otavio Ribeiro de Medeiros & Patricia de Souza Costa, 2004, “Cost

Stickiness in Brazilian Firms,.working paper, Departement of

Accounting, Universidade de Brasilia.

Pervan Maja & Pervan Ivica, 2010, “Analysis of Sticky Cost: Croatian

Evidence”, Recent Research in Business and Economics. ISBN :

978-1-61804-102-9.

Pichetkun Nuchjaree, 2012, “The Determinants of Sticky Cost Behavior on

Political Costs, Agency Costs, And Corporate Governance

Perspectives”, Dissertation, Rajamangala University of Technology

Thanyaburi.

Ray H. Garrison, Eric W, Noreen MC, 2003, ”Management Accounting”,

Mc. Graw hill, NewYork.

Reeve James M, Warren Carl S, Duchac Jonathan E, Wahyuni Ersa Tri,

Soepriyanto Gatot, Jusuf Amir Abadi, Djakman Chaerul, 2010,

“pengantar akuntansi adaptasi indonesia buku 2”, salemba empat,

Jakarta.

Robert N. Anthony & Govindarajan Vijay, 2008, “Sistem Pengendalian

Manajemen”, Salemba empat, Jakarta.

Shad Parastou Bagheri, 2014, “A Comparative Study of the Adhesive

Behavior Observed in Sales, Administrative and General Costs and

the Cost of Sales Product among Firms Listed in Tehran Stock

78

Exchange”. Journal of Applied Environmental and Biological

Sciences, 4(3)103-108, ISSN: 2090-4274.

Stephen A. Ross, Westerfield W. Randolph, Jaffe Jeffrey, 2010,

“Corporate Finance”, ninth Edition, Mc. Graw Hill, New York.

Subramaniam Chandra, Weidenmier L. Marcia, 2003, “Additional

Evidence on The Sticky Behavior of Cost”, working Paper, M. J.

Neeley School of Business Texas Christian University.

Thomas P. Edmonds, 2006, “Fundamental Managerial Accounting

Concept”, Mc. Graw Hill, New york.

Via Dalla Nicola, Perego Paolo, 2013, “Sticky Cost Behavior: Evidence

from Small and Medium Sized Companies”, Working Paper,

http://ssrn.com/abstract=2226399 diakses pada tanggal 19 Maret

2015 pada pukul 10:29.

Weiss Dan, 2010 “Cost Behavior and Analysts’ Earning Forecasts”, The

Accounting Review Vol. 85, No. 4 pp. 1441-1471.

Xioling Clara Chen, Gores Timo, Nasev Julia, 2013, “Managerial over

Confidence and Cost Stickiness”, working Paper, Global

Management Accounting Research Symposium.

Xioling Clara Chen, Lu Hai, Sougiannis Theodore, 2012, “The Agency

Problem, Corporate Governance, and the Asymmetrical Behavioral

of Selling, General and Administrative Cost”. Cotemporary

Accounting Research Vol. 29 No. 1(Spring 2012) pp. 252-282

79

Lampiran-Lampiran

80

DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL

NO. NAMA PERUSAHAAN KODE SUB SEKTOR

1

PT. ALAM KARYA

UNGGUL AKKU PLASTIK DAN KEMASAN

2

PT. ALAKASA

INDUSTRINDO ALKA LOGAM DAN SEJENISNYA

3

PT. ALUMINDO LIGHT

METAL INDUSTRY ALMI LOGAM DAN SEJENISNYA

4

PT. ASIAPLAST

INDUSTRIES APLI PLASTIK DAN KEMASAN

5

PT. PRIMARINDO ASIA

INFRASTRUCTURE BIMA ALAS KAKI

6

PT. BETONJAYA

MANUNGGAL BTON LOGAM DAN SEJENISNYA

7

PT. BUDI STARCH &

SWEETENER BUDI

INDUSTRI DASAR DAN

KIMIA

8

PT. WILMAR CAHAYA

INDONESIA CIKA

MAKANAN DAN

MINUMAN

9

PT. DUTA PERTIWI

NUSANTARA DPNS

INDUSTRI DASAR DAN

KIMIA

10 PT. FAJAR SURYA WISESA FASW

OTOMOTIF DAN

KOMPONEN

11

PT. GUNAWAN DIANJAYA

STEEL GDST LOGAM DAN SEJENISNYA

12 PT. GAJAH TUNGGAL GJTL

OTOMOTIF DAN

KOMPONEN

13

PT. PANASIA INDO

RESOURCES HDTX TEXTIL DAN GARMENT

14

PT. CHAMPION PASIFIC

INDONESIA IGAR PLASTIK DAN KEMASAN

15 PT. INDOFARMA INAF FARMASI

16 PT. JAYA PARI STEEL JPRS LOGAM DAN SEJENISNYA

17 PT. LION METAL WORKS LION LOGAM DAN SEJENISNYA

18 PT. MARTINA BERTO MBTO

KOSMETIK DAN

KEPERLUAN RUMAH

TANGGA

19

PT. MULTI BINTANG

INDONESIA MLBI

MAKANAN DAN

MINUMAN

20 PT. MUSTIKA RATU MRAT

KOSMETIK DAN

KEPERLUAN RUMAH

TANGGA

81

NO. NAMA PERUSAHAAN KODE SUB SEKTOR

21

PT. APAC CITRA

CENTERTEX MYTX TEXTIL DAN GARMENT

22

PT. PELANGI INDAH

CANINDO PIKO LOGAM DAN SEJENISNYA

23 PT. SIERAD PRODUCE SIPD PAKAN TERNAK

24 PT. INDO ACIDATAMA SRSN

INDUSTRI DASAR DAN

KIMIA

25

PT. SUNSON TEXTILE

MANUFACTURER SSTM TEXTIL DAN GARMENT

26 PT. SLJ GLOBAL SULI

KAYU DAN

PENGOLAHANNYA

27

PT. TIRTA MAHAKAM

RESOURCES TIRT

KAYU DAN

PENGOLAHANNYA

28 PT.TRIAS SENTOSA TRST PLASTIK DAN KEMASAN

29

PT. NUSANTARA INTI

CORPORA UNIT TEXTIL DAN GARMENT

82

DATA YANG DIOLAH

Y β1 β2 Int

Hutang Int Aset

Arus Kas

Bebas

AKKU 2011 0,03 -0,06 0,87 0,31 0,58 0,53

AKKU 2012 0,03 -0,2 0,62 0,89 0,51 -0,18

AKKU 2013 0,37 0,6 0 0 0 0

ALKA 2011 0,09 0,01 0 0 0 0

ALKA 2012 0,18 -0,02 0,96 -0,91 -0,72 0,01

ALKA 2013 0,08 0,12 0 0 0 0

ALMI 2011 0,01 0,08 0 0 0 0

ALMI 2012 0 -0,05 0,89 -0,35 -0,21 -0,01

ALMI 2013 -0,02 -0,05 0,89 -0,12 -0,02 -0,14

APLI 2011 0,15 0,04 0 0 0 0

APLI 2012 0,08 0,05 0 0 0 0

APLI 2013 0,01 -0,09 0,82 -0,42 0,03 0,07

BIMA 2011 0,06 -0,24 0,57 0,11 -0,17 0

BIMA 2012 0,06 0,12 0 0 0 0

BIMA 2013 0,07 0,06 0 0 0 0

BTON 2011 0,01 0,08 0 0 0 0

BTON 2012 -0,01 0 0 0 0 0

BTON 2013 0,05 -0,14 0,73 -0,35 0,14 0,01

BUDI 2011 0,1 0,07 0 0 0 0

BUDI 2012 -0,07 -0,04 0,92 -0,18 0 -0,03

BUDI 2013 0,12 0,05 0 0 0 0

CIKA 2011 0,15 0,24 0 0 0 0

CIKA 2012 0,13 -0,04 0,91 -0,27 -0,04 -0,04

CIKA 2013 0,06 0,35 0 0 0 0

DPNS 2011 0,07 0,1 0 0 0 0

DPNS 2012 -0,04 0,08 0 0 0 0

DPNS 2013 0,1 -0,05 0,9 -0,54 0,26 0,04

FASW 2011 0,13 0,09 0 0 0 0

FASW 2012 -0,02 -0,01 0,97 -0,02 0,14 -0,02

FASW 2013 0,13 0,09 0 0 0 0

GDST 2011 0,1 0,09 0 0 0 0

GDST 2012 -0,31 -0,1 0,79 -0,51 -0,12 0,06

GDST 2013 0,06 -0,07 0,86 -0,57 -0,06 -0,03

GJTL 2011 0,01 0,08 0 0 0 0

GJTL 2012 -0,01 0,03 0 0 0 0

GJTL 2013 0,14 -0,01 0,98 -0,11 0,09 0,01

HDTX 2011 0 0,22 0 0 0 0

83

Y β1 β2 Int

Hutang Int Aset

Arus Kas

Bebas

HDTX 2012 0,05 -0,11 0,78 -0,06 0,16 -0,06

HDTX 2013 0,15 0,09 0 0 0 0

IGAR 2011 -0,11 -0,02 0,96 -0,86 -0,15 -0,02

IGAR 2012 0,03 0,04 0 0 0 0

IGAR 2013 0,02 0,06 0 0 0 0

INAF 2011 0,06 0,06 0 0 0 0

INAF 2012 -0,04 -0,02 0,96 -0,32 0,01 0,01

INAF 2013 0,1 0,06 0 0 0 0

JPRS 2011 0 0,18 0 0 0 0

JPRS 2012 0,03 -0,14 0,72 -0,69 -0,05 -0,01

JPRS 2013 -0,01 -0,37 0,42 -0,48 0,12 0,07

KBRI 2011 0,17 -0,48 0,33 0,15 0,49 0,1

KBRI 2012 0,03 0,25 0 0 0 0

KBRI 2013 0,06 -0,58 0,27 0,24 0,48

LION 2011 0,08 0,11 0 0 0 0

LION 2012 0,08 0,09 0 0 0 0

LION 2013 0,07 0 1 -0,6 0,17 0

MBTO 2011 0,08 0,06 0 0 0 0

MBTO 2012 0,03 0,04 0 0 0 0

MBTO 2013 -0,03 -0,05 0,89 -0,54 -0,02 -0,06

MLBI 2011 -0,01 0,02 0 0 0 0

MLBI 2012 -0,05 -0,07 0,84 -0,24 -0,11 -0,08

MLBI 2013 0,31 0,36 0 0 0 0

MRAT 2011 0,04 0,04 0 0 0 0

MRAT 2012 0,06 0,05 0 0 0 0

MRAT 2013 0 -0,11 0,78 -0,56 0,07 -0,01

MYRX 2011 0,3 0,23 0 0 0 0

MYRX 2012 -0,12 -0,19 0,64 0,56 0,61

MYRX 2013 -0,09 0,16 0 0 0 0

MYTX 2011 -0,08 0,06 0 0 0 0

MYTX 2012 -0,11 -0,11 0,78 0,07 0,06 -0,01

MYTX 2013 0,1 0,1 0 0 0 0

PIKO 2011 0,01 0,03 0 0 0 0

PIKO 2012 0,01 -0,02 0,95 -0,17 0 -0,02

PIKO 2013 -0,01 0,06 0 0 0 0

SIPD 2011 0,14 0,04 0 0 0 0

SIPD 2012 0,17 0,03 0 0 0 0

SIPD 2013 0,01 -0,05 0,89 -0,28 -0,08 -0,01

SRRN 2011 0,04 0,05 0 0 0 0

84

Y β1 β2

Int

Hutang Int Aset

Arus Kas

Bebas

SRRN 2012 0,02 0 0,99 -0,46 0,02 -0,01

SRRN 2013 0 0,01 0 0 0 0

SSTM 2011 -0,07 -0,04 0,9 0,12 0,29 0,03

SSTM 2012 -0,06 0,14 0 0 0 0

SSTM 2013 0 0,01 0 0 0 0

SULI 2011 -0,22 -0,16 0,69 0,42 0,43 0,02

SULI 2012 0,01 -0,13 0,74 0,51 0,5 0,03

SULI 2013 -0,03 -0,23 0,59 0,51 0,42 0,14

TIRT 2011 -0,07 -0,07 0,86 -0,01 0,07 -0,05

TIRT 2012 0,07 0,05 0 0 0 0

TIRT 2013 0,09 0,06 0 0 0 0

TRST 2011 0,01 0,06 0 0 0 0

TRST 2012 -0,27 -0,02 0,96 -0,35 0,05 -0,03

TRST 2013 0,11 0,02 0 0 0 0

UNIT 2011 0,05 -0,04 0,91 -0,18 0,43 0

UNIT 2012 -0,44 -0,07 0,86 0,17 0,54 -0,59

UNIT 2013 0,08 0,06 0 0 0 0

85

HASIL UJI STASTISTIK

1. UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Penjualan 87 1602611454 12578596000

000

15458959206

01,68

23574008616

38,715

Biaya PU&A 87 844146024 90760000000

0

12790708150

9,29

17432600306

5,308

Total Hutang 87 5832610570 96264110000

00

92778434257

2,60

15986640497

11,977

Total Aset 87 10582842396 15350754000

000

15257621837

46,16

25270287432

26,790

PU&A/PU&At-1 87 ,3658877843

352816

2,328627040

4896277

1,102740892

571872

,2660540359

41596

Penjualan/Penjualan

t-1

87 ,4234146503

130145

3,943010211

3822530

1,096907395

673649

,4204493933

49286

Total

hutang/penjualan

87 ,0718023495

753628

26,68048029

56313840

1,031211921

231027

2,967093344

365894

Total

Aset/penjualan

87 ,1767052568

788863

7,154224028

0265840

1,393578072

182502

1,321996314

844768

FCF/penjualan 87 -,89 3,05 ,0159 ,38615

Valid N (listwise) 87

86

2. UJI ASUMSI KLASIK

A. Normalitas Data

87

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 87

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation

,08722013

Most Extreme

Differences

Absolute ,077

Positive ,044

Negative -,077

Kolmogorov-Smirnov Z ,720

Asymp. Sig. (2-tailed) ,677

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

B. Autokolerasi

Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,602a ,363 ,323 ,08987 2,204

88

C. Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1

(Constant)

β 1 ,482 ,346 ,294 ,625 1,599

β 2 -,387 -,068 -,054 ,404 2,474

Intensitas

Debt

,024 ,038 ,030 ,390 2,567

Intensitas

Aset

-,279 -,156 -,126 ,452 2,213

Arus Kas

Bebas

,315 ,357 ,305 ,988 1,012

D. Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,048 ,009 5,242 ,000

β 1 ,077 ,059 ,172 1,294 ,199

β 2 ,037 ,022 ,273 1,652 ,102

Intensitas

Hutang

-,015 ,035 -,072 -,426 ,671

Intensitas

Aset

,066 ,052 ,199 1,275 ,206

Arus Kas

Bebas

-,049 ,065 -,080 -,760 ,449

89

3. UJI HIPOTESIS

A. KOEFISIENSI DETERMINASI

Model Summary

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,602a ,363 ,323 ,08987

B. UJI statistik t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,037 ,016 2,395 ,019

β1 ,334 ,100 ,389 3,325 ,001

β2 -,041 ,030 -,157 -1,342 ,183

a. Dependent Variable: Biaya penjualan, umum dan administrasi

Coefficients a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,039 ,015 2,639 ,010

β 1 ,319 ,096 ,372 3,317 ,001

β 2 -,022 ,036 -,086 -,614 ,541

Intensitas

Hutang

,019 ,057 ,048 ,339 ,735

Intensitas

Aset

-,120 ,085 -,187 -1,418 ,160

Arus Kas

Bebas

,363 ,105 ,307 3,443 ,001

a. Dependent Variable: Biaya Penjualan, umum dan administrasi