perilaku biaya asimetrik dari biaya penjualan
TRANSCRIPT
PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA PENJUALAN,
UMUM DAN ADMINISTRASI
(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2011-2013)
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Fazril Azi Nugraha
1111082000080
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015
ii
PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA PENJUALAN,
UMUM DAN ADMINISTRASI
(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2011-2013)
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Fazril Azi Nugraha
1111082000080
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fazril Azi Nugraha
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 September 1993
3. Alamat : Jl. Raden Fatah Gg. H. Umar
RT 01/03 No. 90, Kel. Parung
Serab, Kec. Ciledug, Kota
Tangerang 15153
4. Telepon : 089688974919
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri Peninggilan 3 Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 3 Kota Tangerang Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri 13 Kota Tangerang Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Kursus Bahasa Inggris Program DII di PEC Tahun 2010-2011
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. KOPMA Sebagai Anggota (2012-2013)
2. Lab.Pasar Modal FEB Sebagai Anggota divisi Marketing dan Event
(2012-2013)
3. Lab.Pasar Modal FEB Sebagai Pengawas (2013-2014)
viii
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sarmili
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 4 Juli 1958
3. Pendidikan Terakhir : S1
4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
5. Ibu : Manawiyah
6. Pendidikan Terakhir : S1
7. Pekerjaan : Pegawai Swasta
8. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 4 Mei 1967
ix
Asymmetric Behavioral Cost on Selling, General, and Administration Cost
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine whether the Selling, general and
administrative cost of manufacturing company in Indonesia has sticky or anti-
sticky behavioral cost. The study also describes the influence of several factors
that affect the adhesiveness costs (cost stickiness), these factors are the debt
intensity, asset intensity and free cash flow, this study uses agency theory and
the theory of adjustment costs.
This study used secondary data obtained from www.idx.co.id during the
period 2010-2013. The sampling process is using purposive sampling method
and this study using 87 observations. Analytical methods to test the hypothesis is
multiple regression analysis. The results show that the cost of sales, general and
administrative has sticky behavioral cost. Selling, general and administrative
increased by an average of 0.33% per 1% increase in sales and a decline of
0.29% per 1% decline in sales. Furthermore, the asset intensity increased the
stickiness costs (cost stickiness) and intensity debt and free cash flow have no
effect in improving adhesiveness costs (cost stickiness).
Keywords: Agency Theory, Adjustment Costs Theory, Sticky Cost, Anti-Sticky
Cost, Debt Intensity, intensity Asset, Free Cash Flow and Asymmetric
Cost.
x
PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA PENJUALAN, UMUM
DAN ADMINISTRASI
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya
penjualan, umum dan administrasi berperilaku biaya sticky atau anti-sticky dari
perusahaan manufaktur di Indonesia. Selanjutnya, Penelitian ini juga menjelaskan
pengaruh dari beberapa faktor yang mempengaruhi kelengketan biaya (cost
stickiness), faktor-faktor tersebut adalah intensitas hutang, intensitas aset dan arus
kas bebas, penelitian ini menggunakan teori agensi dan teori penyesuaian biaya.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
www.idx.co.id selama periode 2010-2013. Proses pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling dan penelitian ini
menggunakan 87 observasi. Metode analisis untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa biaya penjualan, umum
dan administrasi berperilaku sticky. Biaya penjualan, umum dan administrasi rata-
rata meningkat 0,33% per 1% kenaikan penjualan dan menurun 0,29% per 1%
penurunan penjualan. Selanjutnya, intensitas aset berpengaruh meningkatkan
kelengketan biaya (cost stickiness) dan intensitas hutang dan arus kas bebas tidak
berpengaruh dalam meningkatkan kelengketan biaya (cost stickiness).
Kata kunci: Teori Agensi, Teori Penyesuaian Biaya, Biaya Sticky, Biaya Anti-
Sticky, Intensitas Hutang, Intensitas Aset, Arus Kas Bebas dan Biaya
Asimetrik.
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Perilaku Biaya Asimetrik dari Biaya Penjualan, Umum dan
Administrasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI Periode 2011-2013)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman
kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat
untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah
penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugaerahkan. Selain
itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua bapak Sarmili dan ibu Manawiyah, serta saudaraku kiki
dan Tria yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta
do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB.
3. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
4. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja MM. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala
masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat
yang telah diberikan selama ini.
6. Ibu Putriesti Mandasari, SP.,MSi selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan
xii
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala
bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.
7. Teman-teman Seperjuangan dari pojok bursa, Hadi, Nazmudin, Fauzi,
Faisal, Irvan, Sella, Bonita, Fitria, Ilfi dan Eva.
8. Rizki, Arif, Wanda, Andi, Opi, Elfi, Eka, Andin Icha, Rahma, Try,
Wahyu, Wahel, Fahmi, Reza, dan teman-teman lainnya di Akuntansi kelas
C angkatan 2011.
9. Teman seperjuangan skripsian Irfan, Manto, imam.
10. Eva Nur Lutfia sebagai teman seperjuangan skripsian beda fakultas yang
berisik dalam memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi.
11. Sahabat Penulis Brother Ryan, Riqo serta Dessy
12. Gamers DOTA2 Reza, Deri, Calung, Yudha, Dimas serta Banzai_ZX.
13. Erwin, Odi, Akbar, Rizal, Ayub dan nabil
14. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 29 Juli 2015
(Fazril Azi Nugraha)
xiii
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................ i
Cover Dalam ........................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
A. Tinjauan Teoritis .............................................................................. 10
1. Teori Agensi (Agency Theory) ......................................................... 10
2. Teori penyesuaian biaya .................................................................. 14
3. Biaya ................................................................................................ 17
4. Model tradisional perilaku biaya ..................................................... 22
5. Perilaku Biaya Sticky dan Perilaku biaya Asimetrik ....................... 24
6. Hutang .............................................................................................. 28
7. Aset .................................................................................................. 30
8. Arus kas ........................................................................................... 32
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 34
C. Kerangka Penelitian ......................................................................... 38
D. Hipotesis .......................................................................................... 39
1. Perilaku Biaya Sticky ....................................................................... 39
2. Intensitas Utang (Debt Intensity) ..................................................... 39
3. Intensitas Aset (Asset Intensity) ....................................................... 40
4. Arus Kas Bebas(Free Cash Flow) ................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 42
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 42
B. Penentuan Sampel ............................................................................ 42
xv
C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 43
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 43
1. Statistik Deskriptif ........................................................................... 43
2. Uji Dasar Asumsi Klasik ................................................................. 44
3. Uji Hipotesis .................................................................................... 46
E. Operasional Variabel ....................................................................... 49
1. Perubahan penjualan atau Pendapatan ............................................. 49
2. Dummy Penurunan Penjualan ......................................................... 50
3. Intensitas Hutang ............................................................................. 51
4. Intensitas Aset .................................................................................. 51
5. Arus kas Bebas ................................................................................. 52
6. Biaya Penjualan, umum dan administrasi ........................................ 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 56
A. Sekilas Gambaran Umum Penelitian ............................................... 56
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ................................................... 58
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 58
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................. 60
3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 66
C. Pembahasan ..................................................................................... 70
xvi
1. Perilaku biaya penjualan, umum dan administrasi rata-rata adalah
sticky; biaya secara khas lebih meningkat untuk satu persen
peningkatan pada aktivitas dibandingkan berkurang untuk nilai yang
sama pada penurunan aktivitas. ....................................................... 70
2. Pengaruh antara Intensitas hutang dengan perilaku biaya asimetrik 70
3. Pengaruh antara intensitas aset dengan perilaku biaya asimetrik .... 71
4. Pengaruh antara Arus kas bebas dengan perilaku biaya simetrik .... 72
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 74
A. Kesimpulan ...................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
Lampiran-Lampiran .............................................................................................. 79
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Karakteristik Teori Agensi .................................................. 12
2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................. 34
3.1 Operasional Variabel............................................................. 57
4.1 Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria ................................. 59
4.2 Hasil uji Statistik Deskriptif .................................................. 63
4.3 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov.............................................. 64
4.4 Hasil uji Multikolinearitas...................................................... 65
4.5 Hasil uji Glejser...................................................................... 66
4.6 Hasil uji Autokolerasi............................................................. 67
4.7 Hasil uji Koefisiensi Determinasi.......................................... 68
4.8 Hasil uji T Model 1................................................................. 69
4.9 Hasil uji T Model 2.................................................................. 70
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Model Kerangka Penelitian ................................................ 39
4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram.............................. 64
4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik P-Plot.......................... 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tujuan utama bagi perusahaan yang mencari laba adalah memaksimalkan
nilai pemegang perusahaan. Hal ini dicerminakan dengan harga saham dipasar,
namun untuk menarik investor diperlukan performa yang baik dari perusahaan
yang biasa tercermin dari pendapatan yang dihasilkan (Anthony &
Govindarajan, 2008:61). Analisis fundamental berkaitan dengan mencoba
menguraikan pemetaan kompleks antara nilai obligasi korporasi dan nilai
pemicu utama seperti pendapatan, pertumbuhan, dan posisi kompetitif. Ini
melibatkan evaluasi sistematis hubungan antara item laporan keuangan untuk
mendapatkan informasi yang berguna untuk memprediksi laba masa depan dan
menilai perusahaan (Anderson et al., 2007:2).
Perencanaan adalah salah satu tanggung jawab utama manajemen. Hal ini
dapat memainkan peran penting untuk berkontribusi kesalahan pencegahan
atau identifikasi peluang potensial. Pengambilan keputusan adalah aspek
fundamental dari semua kewajiban manajerial serta dasar dari perencanaan
karena tidak diklaim bahwa ada rencana tapi tidak ada pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, pengambilan keputusan adalah sisi inti dari manajemen, yang
dimanifestasikan dalam semua tanggung jawab manajerial. Akuntansi
manajemen adalah salah satu alat yang paling penting untuk menyediakan
manajer informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan. Oleh karena itu
mempersiapkan dan menawarkan data yang dipahami, kredibel, relevan dan
2
tepat waktu dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan yang tepat
waktu dan tepat. Dengan kata lain, akuntansi manajemen menekankan pada
penyajian data tepat waktu dan bermanfaat yang diperlukan untuk perencanaan
manajer dan pengawasan (Shad, 2014:103).
Membahas tentang pendapatan, dimana pendapatan sama dengan
penjualan dikurangi total ba\iaya yang mana total biaya terdiri dari komponen
biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya variabel (Variable Cost) yang memiliki
perilaku biaya dan menjadi pembahasan penting dalam akuntansi biaya.
Asumsi fundamental dalam akuntansi biaya adalah besaran perubahan pada
biaya adalah sama besarnya sesuai peningkatan atau penurunan pada volume
aktivitas.
Pemahaman tentang perilaku biaya penting bagi manajer membuat
keputusan serta untuk konstituen eksternal yang tertarik dalam memahami dan
memprediksi kinerja perusahaan. Pada dasarnya, biaya merupakan sumber
daya yang disediakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam
perusahaan. Sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan produk atau
layanan, sumber daya berkomitmen berdasarkan ekspektasi permintaan yang,
pada gilirannya, menghasilkan biaya terlepas dari permintaan yang sebenarnya
(Banker et al., 2013:5). Manajer yang memahami perilaku biaya akan lebih
baik dalam memprediksi apa yang akan terjadi pada alur biaya dibeberapa
situasi operasi, memudahkan untuk perencanaan aktivitas mereka, hasil dan
laba. (Junaidi et al., 2010:4).
3
Biaya secara umum didefinisika sebagai “Suatu nilai tukar, pengeluaran,
atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat” dalam
(Charter, 2009:30). Pemahaman yang lebih baik dari perilaku biaya
berkontribusi dalam pandangan baru untuk penelitian akuntansi keuangan bagi
realisasi pendapatan dan analis perkiraan laba (Banker & Byzalov, 2013:16).
Model tradisional perilaku biaya telah memperlakukan biaya tetap (fixed)
atau variabel, berdasarkan apakah mereka bervariasi dengan volume (atau
beberapa pemicu biaya lain). Model tersebut menunjukkan hubungan langsung
antara tingkat biaya dan volume - biaya yang semata-mata didorong oleh
besarnya cost driver (Banker et al., 2013:5). Biaya variabel adalah biaya yang
berubah secara total sesuai proporsi perubahan cost driver. Biaya tetap adalah
biaya yang tidak berubah secara total meskipun terjadi perubahan cost driver.
Selain biaya variabel dan biaya tetap, terdapat biaya semi-variabel yang
didalamnya terkandung bagian biaya tetap dan bagian biaya variabel.
Memahami bagaimana keputusan manajerial yang disengaja untuk
menyesuaikan struktur biaya sumber daya perusahaan bentuk adalah
kepentingan utama untuk peneliti akuntansi. Secara khusus, pilihan memotong
sumber yang dibuat oleh manajer sendiri yang baru-baru ini menarik banyak
perhatian (Weiss, 2011:4).
Perilaku biaya sticky yang terjadi ketika perubahan nilai absolut dari biaya
lebih besar untuk peningkatan dibandingkan penurunan pada volume aktivitas
di penjualan (Banker & Flasher, 2013:3). Penelitian dari biaya yang sticky
4
menekankan pada bagaimana perubahan dari penjualan berpengaruh terhadap
perubahan biaya dimana keputusan manajer berdasarkan perubahan penjualan
mengambil peran penting. Penelitian tentang biaya Sticky dimulai pada tahun
90an dengan munculnya teori penyesuaian biaya (Adjustment Cost Theory)
yang mengatakan “ketika terjadi sebuah perubahan mendadak, sebuah
perusahaan tidak dapat seketika mengubah faktor produksinya tanpa
penyesuaian biaya, hal itu merubah tingkat faktor produksi yang digunakan
secara finansial” (Pichetkun, 2012:24). Namun tren penelitian biaya Sticky
dimulai dari sebuah proposal seminar dari Anderson, Banker, Janakiraman
(ABJ) pada awal tahun 2000an dengan judul “Are Selling, General,
Administrative Cost “Sticky”? yang mengatakan bahwa biaya penjualan, umum
dan administrasi adalah Sticky dan biaya Sticky terjadi karena para manajer
dengan sengaja menyesuaikan sumberdaya dalam melakukan suatu kegiatan
(Anderson et al., 2000:1).
Perilaku biaya Asimetrik telah muncul sebagai daerah penelitian yang
dinamis di bidang akuntansi, dimana tema peneliian ini meneliti lebih lanjut
dari faktor-faktor lainnya yang menyebabkan sebuah biaya berprilaku sticky.
Selanjutnya, karena biaya merupakan faktor penentu fundamental dari laba,
pandangan perilaku biaya dapat (dan telah terbukti) membuat kontribusi
penting untuk topik akuntansi keuangan yang bergantung pada pemahaman
atau peramalan time series dari pendapatan, termasuk penelitian tentang
kualitas laba, prediksi laba, deteksi manipulasi laba, dan analis perkiraan laba.
Perilaku biaya Asimetrik jauh lebih luas daripada prediksi bahwa biaya adalah
5
sticky. Hal ini merupakan cara berpikir baru tentang perilaku biaya (Banker &
Byzalov, 2013:1).
Biaya penjualan, umum dan administrasi mengungkap sebagian besar
dari biaya organisasi berlebih (slack) yang manajer potong dalam menanggapi
menurunnya permintaan (misalnya, gaji kantor dan biaya), manajer yang
berhemat akan menghasilkan asimetri biaya penjualan, umum dan
administrasi yang besar. Oleh karena itu, masalah keagenan asimetri biaya
penjualan, umum dan administrasi bergeser dari tingkat yang optimal,
sehingga hubungan positif antara masalah keagenan dan asimetri biaya
penjualan, umum dan administrasi menjadi alasan ekonomi yang sah (Chen,
et al., 2012:254).
Subramaniam & Weidenmier (2003) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa hutang mempengaruhi tingkat perilaku sticky dari biaya penjualan,
umum dan administrasi perusahaan. Selanjutnya, Subramaniam &
Weidenmier (2003) dalam penelitiannya mengungkap bahwa perusahaan
manufaktur dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung mengurangi biaya
penjualan, umum dan administrasi yang berarti bahwa tingkat hutang memiliki
pengaruh terhadap perilaku biaya sticky.
Anderson at el (2000), Via & Perego (2013) dan Jamal (2014)
menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan besar dalam hal intensitas aset
memiliki perilaku yang lebih sticky. Pembenaran hubungan tersebut terkait
6
dengan biaya yang dihadapi mempertahankan sumber daya berlebih
dibandingkan dengan biaya untuk negosiasi ulang tingkat sumber daya.
Saat arus kas bebas tinggi, manajer memiliki peluang yang lebih besar
untuk investasi yang berlebihan pada biaya operasional dalam menanggapi
peningkatan permintaan output dan menunda biaya pemotongan dalam
menanggapi penurunan permintaan output, hal ini menyebabkan tingkat
peilaku biaya sticky yang lebih besar. Sebaliknya, ketika Arus kas bebas
rendah, manajer memiliki sedikit kesempatan untuk membuat empire building
dan mereka lebih cenderung untuk mengurangi biaya dalam menanggapi
permintaan penurunan untuk menghindari konsekuensi negatif karir. Dimana
empire building adalah masalah yang mengacu pada kecenderungan manajer
untuk menumbuhkan perusahaan di luar ukuran optimal atau untuk menjaga
sumber daya yang tidak dimanfaatkan dengan tujuan meningkatkan utilitas
pribadi dari status, kekuasaan, kompensasi, dan prestise (Jensen 1986 dalam
Chen et al., 2012:252).
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak dalam
menyediakan produk dengan cara mengaplikasikan beberapa sumberdaya yaitu
mesin, tenaga kerja, dan perlatan untuk mengkonversi barang mentah menjadi
suatu produk jadi oleh karenanya produk yang dihasilkan adalah dalam jumlah
yang besar, sehingga memerlukan perencanaan strategis dalam mengendalikan
biaya melalui penyesuaian faktor-faktor yang ada hal ini sangat sesuai untuk
penelitian tentang perilaku biaya Asimetrik.
7
Berdasarkan uraian yang telah dituliskan diatas oleh karenanya peneliti
memutuskan untuk meneliti sektor manufaktur pada emiten-emiten yang
tercatat dalam bursa efek indonesia (BEI) selama 3 tahun pada periode 2011-
2013 dengan fokus pada biaya penjualan, umum dan administrasi. Penelitian
ini berjudul PERILAKU BIAYA ASIMETRIK DARI BIAYA
PENJUALAN, UMUM DAN ADMINISTRASI STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN
2011-2013.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perilaku biaya sticky pada biaya penjualan, umum
dan administrasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2011-2013?
2. Apakah intensitas hutang berpengaruh terhadap perilaku biaya
asimetrik pada biaya penjualan, umum dan administrasi ?
3. Apakah intensitas aset berpengaruh terhadap perilaku biaya asimetrik
pada biaya penjualan, umum dan administrasi ?
4. Apakah arus kas bebas berpengaruh terhadap perilaku biaya asimetrik
pada biaya penjualan, umum dan administrasi ?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan diatas, penelitian menemukan bukti empiris atas
hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perilaku biaya sticky pada biaya
penjualan, umum dan administrasi pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI periode 2011-2013?
2. Untuk mengetahui apakah intensitas hutang berpengaruh terhadap
perilaku biaya asimetrik pada biaya penjualan, umum dan
administrasi ?
3. Untuk mengetahui apakah intensitas aset berpengaruh terhadap
perilaku biaya asimetrik pada biaya penjualan, umum dan
administrasi ?
4. Untuk mengetahui apakah arus kas bebas berpengaruh terhadap
perilaku biaya asimetrik pada biaya penjualan, umum dan
administrasi ?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Bagi investor dan para analis keuangan dapat menjadi masukan
untuk lebih memahami perilaku biaya asimetrik dan menjadikannya
sebagai salah satu pertimbangan sebelum berinvestasi pada suatu
perusahaan.
9
2. Bagi mahasiswa sebagai tambahan ilmu pengetahuan untuk tema
penelitian perilaku biaya asimetrik.
3. Bagi Universitas sebagai tambahan literatur untuk tema penelitian
perilaku biaya asimetrik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Hubungan antara pemegang saham dan manajemen disebut hubungan
agensi, yaitu hubungan yang mana terbentuk disaat seseorang (prinsipal)
menyewa orang lain (Agen) untuk mewakili kepentinganya. Pada setiap
hubungan semacam itu ada potensi terjadinya konflik kepentingan antara
agen dan prinsipal yang disebut masalah agensi atau agency problem
(Stephen, 2010:13).
Teori keagenan memprediksi bahwa kepentingan antara pemegang saham
dan manajer dapat menyebabkan masalah keagenan, yaitu manajer terlibat
dalam kegiatan untuk sendiri manfaat mereka daripada manfaat dari
pemegang saham perusahaan berdasarkan penelitian Jensen dan Meckling
(1976). Sebuah masalah keagenan yang terdokumentasi dengan baik adalah
manajerial ''empire building”, yang mengacu pada kecenderungan manajer
untuk menumbuhkan perusahaan di luar ukuran optimal atau untuk menjaga
sumber daya yang tidak dimanfaatkan dengan tujuan meningkatkan utilitas
pribadi dari status, kekuasaan, kompensasi, dan prestise (Jensen 1986 dalam
Chen et al., 2012:252)
Manajemen seringkali memiliki dorongan ekonomi yang besar untuk
meningkatkan nilai bagiannya untuk dua alasan, pertama, kompensasi
manajemen yang pada umumnya dikaitkan dengan performa finansial. Yang
11
kedua, insentif yang berkaitan dengan prospek pekerjaan (jabatan). Performa
yang lebih baik dalam perusahaan cenderung mendapatkan promosi. Manajer
yang berhasil dalam mencapai tujuan pemegang saham akan mendapatkan
tawaran di pasar kerja dan mendapatkan gaji yang lebih besar (Stephen,
2010:14).
Biaya penjualan, umum dan administrasi mengungkap sebagian besar
dari biaya organisasi berlebih (slack) yang manajer potong dalam menanggapi
menurunnya permintaan (misalnya, gaji kantor dan biaya), manajer yang
berhemat akan menghasilkan asimetri biaya penjualan, umum dan
administrasi yang besar. Oleh karena itu, masalah keagenan asimetri biaya
penjualan, umum dan administrasi bergeser dari tingkat yang optimal,
sehingga hubungan positif antara masalah keagenan dan asimetri biaya
penjualan, umum dan administrasi menjadi alasan ekonomi yang sah (Chen,
et al., 2012:254).
Teori Agensi dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1967), dan
digunakan untuk mempelajari insentif dari manajemen, agensi teori
digunakan untuk menjelaskan hubungan dan perilaku antara pemegang saham
yaitu prinsipal dan manajemen sebagai agen. Asumsi dalam teori agensi
adalah manajemen mementingkan dirinya sendiri, dibatasi oleh rasionalitas
dan menghindari risiko, manajer mungkin saja tidak membuat keputusan
terbaik yang sesuai dengan pikiran pemegang saham. Oleh karenanya cara
yang digunakan untuk mengendalikan manajer antara lain audit, pengawasan,
12
hadiah dan hukuman untuk memotivasi manajer bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham (Pichetkun, 2012:30).
Tabel 2.1
Karakteristik dari teori agensi
Karakteristik Rincian dari karakteristik
Ide Pokok Hubungan prinsipal-agen seharusnya
menunjukan efisiensi organisasi dalam
informasi dan risiko beban biaya
Satuan dari analisis Perjanjian antara prinsipal dan agen
Asumsi kemanusiaan Kepentingan diri sendiri
Terbatasi rasionalitas
Menghindari risiko
Asumsi
Organisasional
Tujuan yang bertentangan antar pihak
Efisiensi sebagai standar dari efektivitas
Informasi yang tidak simetris (sama) antara
prinsipal dan agen
Asumsi Informasi Informasi sebagai komoditas yang dapat
dibeli
Masalah Agensi (Moral hazard & Adverse selection)
Berbagi risiko
Lingkup Masalah Hubungan yang terpisah antara prinsipal dan
agen
Sumber : Pichetkun (2012:31)
Anderson, Banker dan Janakiraman (2000) menjelaskan bahwa perilaku
biaya sticky adalah sebagai hasil dari pemilihan keputusan oleh manajemen.
Banker (2008) mengatakan bahwa optimisme manajer berpengaruh terhadap
perilaku biaya sticky, selanjutnya Zhang (2013) dalam penelitiannya
menemukan bahwa posisi strategi dari perusahaan berpengaruh terhadap
perilaku biaya sticky. Perusahaan menunjukkan perilaku biaya sticky
penjualan, umum, dan administrasi (SG&A) karena manajer sengaja
mengatur sumber daya dalam menanggapi perubahan volume penjualan.
Peningkatan penerimaan biasanya mengakibatkan kenaikan biaya. Namun,
13
ketika pendapatan menurun, manajer mungkin ragu-ragu untuk mengurangi
aset, jumlah karyawan atau biaya lainnya. Dua alasan dapat menjelaskan
perilaku ini manajer. Pertama, teori Agency Jensen & Meckling tahun 1976
memprediksi bahwa manajer cenderung membuat keputusan untuk
memaksimalkan kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan
perusahaan. Dengan demikian, manajer mungkin ingin mempertahankan
sumber daya yang tidak digunakan untuk menghindari konsekuensi pribadi
karena perampingan. Alasan lain untuk manajer untuk mengurangi biaya
penjualan, umum dan administrasi ketika perusahaan menghadapi penurunan
pendapatan adalah bahwa manajer tidak yakin tentang tuntutan masa depan.
Manajer dapat mempertahankan kelebihan kapasitas jika mereka percaya
bahwa penurunan pendapatan sementara. Mereka sengaja akan menunda
pengurangan terhadap sumber daya yang dilakukan sampai terbukti bahwa
penurunan adalah permanen (Teruya & Shimizu, 2010:2).
Dorongan melakukan empire building mempengaruhi keputusan biaya
yang dibuat manajer dalam menanggapi kejutan permintaan dari luar.
Manajerial “empire building” meningkatan biaya penjualan, umum dan
administrasi dengan cepat ketika penjualan meningkat dan mengurangi biaya
ini secara perlahan ketika penjualan jatuh. Artinya, dorongan dari empire
building menghasilkan biaya asimetri, menyiratkan hubungan positif antara
masalah keagenan dan tingkat asimetri biaya penjualan, umum dan
administrasi (Weiss, 2011:4).
14
2. Teori penyesuaian biaya
Teori penyesuaian biaya diperkenalkan oleh lucas pada tahun 1967.
Ketika terjadi sebuah perubahan mendadak, sebuah perusahaan tidak dapat
seketika mengubah faktor produksinya tanpa penyesuaian biaya, hal itu
merubah tingkat faktor produksi yang digunakan secara finansial (Pichetkun,
2012:24). Biaya disebabkan sumberdaya sehingga harus memahami
perubahan sumberdaya dalam merespon perubahan tingkat aktivitas.
Penelitian terdahulu pada biaya Sticky menggunakan intensitas dari total
aset dan intensitas pekerja sebagai pendekatan dari penyesuaian biaya.
Karena ketika aktivitas beroperasi lebih bergantung pada aset dan pekerja
(Pichetkun, 2012:24).
Selain itu juga penyesuaian biaya bukan hanya sebatas pada biaya yang
berkaitan dengan moneter yang disajikan dalam laporan keuangan, penelitian
utamanya memang berfokus pada intensitas total aset dan intensitas pegawai
sebagai pendekatannya. Penelitian baru baru ini menambahkan 3 variabel lagi
untuk mengukur penyesuaian biaya yaitu intensitas saham (Stocks intensity),
intensitas modal (Equity Intensity), dan intensitas kapital (Capital intensity)
(Pichetkun, 2012:25).
Ketika seorang manajer menghadapi penurunan penjualan pada satu
periode, maka ia harus memutuskan apakah akan mempertahankan sumber
daya operasi utuh dalam mengantisipasi kenaikan penjualan pada periode
mendatang atau memotong beberapa sumber daya ini untuk menghindari
15
biaya kapasitas yang tidak terpakai. Meskipun Pemotongan kapasitas yang
tidak terpakai menghindari biaya sumber daya yang slack pada periode
berjalan itu malah membebankan biaya lainnya. Pertama, ada biaya
kehilangan bisnis (biaya kesempatan), biaya produktivitas rendah karena
penugasan pekerja, dan biaya penyesuaian atas masa depan yang dikeluarkan
untuk memulihkan kapasitas yang diperlukan harus menuntut kenaikan.
Demikian pula, ketika peningkatan penjualan pada periode berjalan, manajer
harus memutuskan apakah dan sejauh mana dia harus menambah kapasitas
baru atau menahan diri dari melakukan hal itu. Sekali lagi, manajer harus
mempertimbangkan biaya penyesuaian dalam periode berjalan terhadap
penyesuaian dalam periode mendatang. Berdasarkan trade-off ini kasus biaya
sticky atau anti-sticky bisa terjadi (Abdulhamied & Abulezz, 2012:6 ).
Keputusan manajer tentang penyesuaian sumber daya menjadi dinamis
tidak hanya didorong oleh perubahan kontemporer dalam penjualan, tetapi
juga oleh kapasitas yang ada dan penjualan masa depan yang diharapkan.
Secara khusus, ketika memilih tingkat sumber daya yang dilakukan untuk
periode saat ini, kapasitas yang ada mempengaruhi besarnya biaya
penyesuaian yang harus dikeluarkan pada periode berjalan, sementara
diharapkan penjualan masa depan mempengaruhi besarnya biaya penyesuaian
yang mungkin akan harus dikeluarkan di masa depan. Akibatnya, keputusan
penyesuaian sumberdaya oleh manajemen terjadi trade off biaya yang
berkaitan dengan daya dukung terlalu banyak atau terlalu sedikit pada periode
berjalan terhadap biaya penyesuaian yang harus dikeluarkan pada periode saat
16
ini dan di masa depan. Trade off ini memperkenalkan dinamika dalam
hubungan antara perubahan dalam penjualan dan perubahan biaya (Byzalov et
al., 2010:6).
Perbedaan biaya antara penurunan penjualan dan kenaikan
mencerminkan urutan asimetris sumber daya yang slack oleh manajer. Ketika
tingkat penjualan dicapai dari atas (yaitu, tingkat sumber daya dibawa dari
periode sebelumnya melebihi kebutuhan sumber daya saat ini), manajer
mempertahankan sumber daya slack untuk menghemat biaya penyesuaian ke
bawah. Oleh karena itu, biaya mencerminkan kebutuhan sumber daya (yang
ditentukan bersamaan oleh tingkat penjualan) ditambah sumber daya
dipertahankan menjadi slack. Sebaliknya, ketika tingkat penjualan yang sama
dicapai dari bawah (yaitu, tingkat sumber daya asli tidak cukup), manajer
memperoleh sumber daya tambahan untuk memenuhi peningkatan
permintaan, karena manajer tidak memperoleh sumber yang tidak dibutuhkan,
biaya dalam hal ini hanya mencerminkan kebutuhan sumber daya. Akibatnya,
biaya yang lebih tinggi ketika penurunan penjualan (bukan kenaikan) ke level
sama pada periode berjalan (Chen et al., 2013: 8).
Penyesuaian biaya termasuk biaya penghematan seperti pesangon dan
biaya pemulihan, pencarian dan pelatihan karyawan biaya serta biaya
pembukaan fasilitas. Jika manajer percaya bahwa penurunan permintaan
adalah cenderung untuk bertahan, mereka mungkin memutuskan bahwa biaya
yang diharapkan untuk mempertahankan slack sumberdaya (kelebihan
kapasitas) dalam waktu lama akan lebih besar daripada penyesuaian biaya
17
dan dapat mengambil tindakan untuk segera mengurangi biaya penjualan,
umum dan administrasi, mempertahankan atau menurunkan rasio biaya
penjualan, umum dan administrasi terhadap penjualan. Jika, di sisi lain,
mereka percaya bahwa penurunan permintaan adalah sementara, harapan
mereka biaya relatif dari sumberdaya yang slack terhadap biaya penyesuaian
akan lebih rendah, dan mereka dapat memutuskan untuk mempertahankan
slack sumberdaya selama periode penurunan permintaan, menyebabkan rasio
biaya penjualan, umum dan administrasi meningkat. Peningkatan rasio biaya
penjualan, umum dan administrasi tidak disebabkan oleh kegagalan manajer
untuk mengendalikan biaya tetapi, pada kenyataannya, adalah hasil dari
keputusan ekonomi yang disengaja bertujuan memaksimalkan nilai
perusahaan, karena keputusan dipengaruhi oleh manajer bahwa penilaian
permintaan kemungkinan akan kembali dalam waktu dekat, peningkatan rasio
biaya memberikan informasi positif tentang harapan manajer dari kinerja
perusahaan di masa depan (Anderson et al., 2007:7).
3. Biaya
Biaya secara umum didefinisika sebagai “Suatu nilai tukar, pengeluaran,
atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat” dalam
(Charter, 2009:30) Serta dalam (Anthony et al., 2009:33) biaya adalah nilai
moneter dari barang atau jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat
sekarang atau masa depan.
Biaya (cost) adalah jumlah, yang diukur dalam uang, dari kas yang
dikeluarkan atau properti lain yang ditransfer, modal saham yang dikeluarkan,
18
jasa yang diberikan, atau kewaiban yang terjadi, dalam hubungannya dengan
barang atau jasa yang telah atau akan diterima. Biaya (dan atau aktiva) yang
belum habis masa berlakunya adalah biaya (dan atau aktiva) yang berkaitan
dengan produksi pendapatan dimasa depan. Biaya yang sudah habis masa
berlakunya tidak berkaitan dengan produksi dimasa depan, oleh karena itu
diperlakukan sebagai pengurang dari pendapatan sekarang atau dibebankan
terhadap laba ditahan (Belkaoui, 2011:277).
Beberapa jenis biaya bervariansi secara proposional terhadap perubahan
dalam volume produksi atau aktivitas, sementara biaya yang lainnya tetap
relatif konstan dalam jumlah. Kecenderungan biaya untuk bervariasi terhadap
output harus dipertimbangkan oleh manajemen (Charter, 2009:43). Biaya
biaya tersebut adalah sebagai berikut:
a) Biaya Variabel
Jumlah total dari biaya variabel berubah secara proposional terhadap
perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Dengan
kata lain, biaya variabel menunjukan jumlah perunit yang relatif konstan
dengan berubahnya aktivitas dalam rentang yang relevan. biaya variabel
adalah biaya total variabel akan bertambah atau berkurang secara proposional
sesuai dengan perubahan dalam volume aktivitas. Biaya Variabel per unit
tetap pada setiap tingkat aktivitas (Thomas, 2006:57).
b) Biaya Tetap
Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan.
Perilaku biaya tetap adalah biaya tetap perunit akan bervariasi berdasarkan
19
perubahan pada setiap level aktivitas, saat aktivitas bertambah maka biaya
tetap perunit akan berkurang begitu pula sebaliknya (Thomas, 2006:57)
c) Biaya Semivariabel
Jenis biaya yang mengandung elemen biaya tetap dan biaya variabel
disebut semivariabel. Biaya semi-variabel misalnya pada biaya pekerja
pemeliharaan, biaya ini konstan dalam rentang aktivitas tertentu dan
bertambah atau menurun ketika terjadi perubahan besar pada level aktivitas.
Perubahan kecil tingkat produksi mungkin tidak akan mempengaruhi
misalnya jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk menangani pemeliharaan
(Charter, 2009:43).
Beberapa jenis biaya dalam hubungannya dengan produk (Charter,
2009:40). Antara lain:
a) Biaya manufaktur
Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik biasa
didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya manufaktur ini dibagi
menjadi dua yaitu biaya utama (Prime Cost) yang terdiri dari elemen biaya
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, lalu biaya konversi yang
terdiri dari elemen biaya ternaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
b) Beban komersil
Biaya komersil terdiri atas dua klasifikasi umum. Beban pemasaran dan
beban administrasi (atau disebut Beban umum dan administratif). Beban
pemasaran dimulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika
20
proses manufaktur selesai dan pengiriman. Beban administratif termasuk
beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi.
Biaya penjualan dan administrasi adalah seluruh biaya non manufaktur
yang diperlukan untuk memelihara organisasi penjuaan dan administrasi
dasar. Biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik pada periode
dimana biaya tersebut terjadi, baik dalam metode perhitungan biaya langsung
maupun metode perhitungan biaya penyerapan (Belkoui, 2011:284).
Dalam literatur lain beban komersil ini disebut sebagi biaya non
manufaktur Pada umumnya biaya non manufaktur dibagi menjadi dua
kategori (Garrison, 2003:42):
1) Marketing atau biaya penjualan adalah biaya yang termasuk
didalamnya biaya yang dibutuhkan untuk menjaga permintaan
pelanggan dan mengantarkan produk jadi ke tangan pelanggan.
Biaya itu biasa disebut order-getting dan order filling cost.
Contohnya adalah: biaya iklan, pengiriman, komisi penjual,
bayaran penjualan, dan biaya penanganan gudang.
2) Biaya administratif adalah biaya yang termasuk didalamnya
seluruh biaya eksekutif, organisasi, dan pelayan toko yang
termasuk dalam manajemen organisasi daripada manufaktur, iklan,
atau penjual.
Dari perspektif ekonomi, manajer membuat keputusan tentang tingkat
biaya penjualan, umum dan administrasi sumber daya selama periode di mana
pendapatan jatuh perlu trade off antara menanggung biaya penyesuaian yang
21
akan dikeluarkan untuk memotong sumber berkomitmen dengan menanggung
biaya pemeliharaan yang slack (kelebihan) sumber daya selama periode
penurunan permintaan. Jika manajer percaya bahwa penurunan permintaan
adalah kecenderungan untuk bertahan, mereka memutuskan bahwa biaya
yang diharapkan untuk mempertahankan slack sumber (kelebihan kapasitas)
dalam waktu lama akan lebih besar daripada penyesuaian biaya dan dapat
mengambil tindakan untuk segera mengurangi biaya penjualan, umum dan
administrasi, mempertahankan atau menurunkan rasio biaya penjualan, umum
dan administrasi (Anderson et al., 2007:7).
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi biaya penjualan, umum dan
administrasi ketika pendapatan menurun yaitu:
1) ketetapan biaya,
2) kegagalan untuk mengendalikan biaya
3) keputusan ekonomi dari manajer untuk mempertahankan sumber
daya selama penurunan.
Faktor ini memiliki implikasi untuk analisis fundamental yang berbeda
dari kebiasaan interpretasi perubahan rasio biaya penjualan, umum dan
administrasi sebagai sinyal efisiensi manajerial. Peningkatan rasio biaya
penjualan, umum dan administrasi yang disebabkan oleh ketetapan biaya
tidak mencerminkan inefisiensi manajerial dan tidak informatif tentang
harapan manajer dari kinerja perusahaan di masa depan. Tapi, karena laba
masa depan perubahan relatif lebih positif untuk perusahaan dengan proporsi
22
yang lebih tinggi dari biaya penjualan, umum dan administrasi ketika
distribusi pendapatan dari waktu ke waktu memiliki penyimpangan positif,
rasio biaya biaya penjualan, umum dan administrasi tinggi yang disebabkan
oleh ketetapan biaya dalam periode pendapatan menurun akan dikaitkan
dengan ekspektasi pendapatan masa depan yang lebih tinggi. Peningkatan
rasio biaya penjualan, umum dan administrasi yang disebabkan oleh
kesengajaan manajer sebagai trade off dari slack biaya pemeliharaan dengan
biaya penyesuaian tidak mencerminkan inefisiensi. Sebaliknya, mereka
menyediakan informasi positif tentang harapan manajer dari laba masa depan.
Dengan demikian, sinyal peningkatan biaya penjualan, umum dan
administrasi dalam periode pendapatan menurun disebabkan oleh ketetapan
dan biaya penjualan, umum dan administrasi yang sticky dapat memberikan
informasi positif tentang laba masa depan sedangkan kenaikan disebabkan
oleh kegagalan manajemen untuk mengendalikan biaya dapat memberikan
informasi negatif tentang laba masa depan (Anderson et al., 2007:7).
4. Model tradisional perilaku biaya
Manajer yang memahami perilaku biaya akan lebih baik dalam
memprediksi apa yang akan terjadi pada alur biaya dibeberapa situasi operasi,
memudahkan untuk perencanaan aktivitas mereka, hasil dan laba. (Junaidi et
al., 2010:4). Pemahaman tentang perilaku biaya penting bagi manajer
membuat keputusan serta untuk konstituen eksternal yang tertarik dalam
memahami dan memprediksi kinerja perusahaan. Pada tingkat dasar, biaya
merupakan sumber daya yang disediakan untuk melaksanakan berbagai
23
kegiatan dalam perusahaan. Sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
menyediakan produk atau layanan, sumber daya berkomitmen berdasarkan
ekspektasi permintaan yang, pada gilirannya, menghasilkan biaya terlepas
dari permintaan yang sebenarnya (Banker et al., 2013:5).
Memahami perilaku biaya dalam merespon perubahan level produksi dan
penjualan adalah hal yang sangat penting untuk manajemen perusahaan
hampir disemua sektor (Atkinson, 1995 dalam Junaidi et al., 2010:4). Pada
umumnya terdapat dua tipe dasar perilaku biaya dibanyak sistem yaitu biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara
total sesuai proporsi perubahan cost driver. Biaya tetap adalah biaya yang
tidak berubah secara total meskipun terjadi perubahan cost driver. Selain
biaya variabel dan biaya tetap, terdapat biaya semi-variabel yang didalamnya
terkandung bagian biaya tetap dan bagian biaya variabel. Biaya semivariabel
dari bagian tetap yaitu biaya aktivitas ketika volume sama dengan nol,dan
bagian variabel yaitu biaya yang bervariasi sesuai dengan aktivitas driver
(Horngren, 1997 dalam Junaidi et al., 2010:5).
Literatur Akuntansi manajemen tradisional berasumsi bahwa biaya dapat
dikenali antara biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (Variable Cost),
dimana biaya variabel sesuai dengan perubahan volume [10,20,12]. Ini berarti
bahwa hubungan antara biaya variabel dan volume adalah simetrik untuk
keduanya yaitu kenaikan dan penurunan volume, biaya bertambah atau
berkurang sama dengan persentase tergantung volume yang bertambah atau
berkurang (Maja & Ivika, 2010:1).
24
5. Perilaku Biaya Sticky dan Perilaku biaya Asimetrik
Konsep biaya sticky berarti bahwa biaya meningkat lebih untuk
peningkatan penjualan dari pada saat menurun untuk penurunan penjualan.
Sebaliknya, anti-sticky berarti bahwa biaya lebih sedikit meningkat untuk
peningkatan penjualan daripada saat biaya menurun untuk penurunan
penjualan (Byzalov et al., 2010:2). Biaya Sticky terjadi ketika perubahan nilai
absolut dari biaya lebih besar untuk peningkatan dibandingkan penurunan
pada volume aktivitas di penjualan, biaya menurun lebih signifikan saat
penjualan menurun dari pada biaya meningkat saat penjualan meningkat
(Baker & Flasher, 2013:3). Perilaku biaya sticky adalah hubungan antara
perubahan dalam penjualan dan perubahan biaya (Byzalov et al., 2010:6)
Ide utama yang mendasari perilaku biaya asimetrik adalah bahwa biaya
tidak akan secara mekanikal meningkat atau berkurang sesuai dengan
perubahan pada aktivitas penjualan di dunia nyata, kecuali manajer membuat
keputusan dalam investasi dan memotong kapasitas sumberdaya, sehingga
biaya Sticky dan biaya anti-Sticky bisa untuk diattribusikan dengan keputusan
sumberdaya yang disengaja berdasarkan rasionalisasi manajer menghadapi
ketidakpastian permintaan dan berbagai penyesuaian biaya (Baker &
Byzalov, 2013:2).
Biaya penjualan, umum dan administrasi mengungkap sebagian besar
dari biaya organisasi berlebih (slack) yang manajer potong dalam menanggapi
menurunnya permintaan (misalnya, gaji kantor dan biaya), manajer yang
berhemat akan menghasilkan asimetri biaya penjualan, umum dan
25
administrasi yang besar. Oleh karena itu, masalah keagenan asimetri biaya
penjualan, umum dan administrasi bergeser dari tingkat yang optimal,
sehingga hubungan positif antara masalah keagenan dan asimetri biaya
penjualan, umum dan administrasi menjadi alasan ekonomi yang sah (Chen,
et al., 2012:254).
Perilaku cost stickiness sebagai sebutan untuk pola yang lebih kompleks
dari perilaku biaya, yang mungkin menunjukkan sticky dan anti-sticky
tergantung pada keadaan. Keputusan manajer tidak memainkan peran dalam
model tradisional, dan biaya didorong hanya oleh tingkat aktivitas pada
periode berjalan, tanpa ada kaitannya dengan tingkat aktivitas di masa lalu
atau di masa depan. hubungan mekanis model tradisional menunjukan antara
perubahan biaya dan perubahan kontemporer dalam kegiatan seperti
penjualan, dan hubungan ini adalah simetrik untuk kenaikan dan penurunan
penjualan (Byzalov et al., 2010:2).
Biaya berhubungan dengan keterangan aktivitas penggerak bisa
digambarkan sebagai salah satu merencanakan atau melakukan dengan
berdasarkan aktivitas penggerak (Cooper and Kaplan 1992 dalam Anderson et
al., 2000:4).
Tiga asumsi kunci mengambarkan hubungan antara biaya rekayasa dan
aktivitas penggerak, pertama, biaya rekayasa sama harga dengan sumberdaya
yang tersedia. Kedua, sumberdaya tersedia sama dengan sumberdaya yang
diminta. Ketiga, sumberdaya yang diminta berhubungan secara linier dengan
aktivitas penggerak. Dari ketiga asumsi ini menyimpulkan bahwa biaya
26
rekayasa ada sama porsinya dengan perubahan pada aktivitas penggerak.
Secara alami, biaya rekayasa tidak bisa menunjukan perilaku Sticky, yang
mana dikarakteristikan merespon secara asimetrik pada peningkatan dan
penurunan aktivitas penggerak (Anderson et al., 2000:5).
Perbedaan utama antara biaya rekayasa dan biaya komitmen menyangkut
asumsi kedua. Sumber daya berkomitmen disediakan tidak selalu sama
dengan sumber daya yang dilakukan. Sementara sumber daya rekayasa
menyesuaikan sepenuhnya dalam menanggapi permintaan aktivitas, manajer
harus menentukan tingkat sumber daya yang dilakukan dan disediakan,
karena manajer memilih tingkat sumber daya yang dilakukan dan yang
disediakan, menjadi tidak perlu ada hubungan proporsional antara sumber
daya komitmen disediakan dan tingkat aktivitas (Banker dan Hughes 1994
dalam Anderson et al., 2000:4).
Asumsi fundamental dalam akuntansi biaya adalah besaran perubahan
pada biaya adalah sama besarnya sesuai peningkatan atau penurunan pada
volume aktivitas. Penjelasan alternatif dari biaya asimetrik ditawarkan oleh
teori biaya Sticky. Lebih jauh, biaya Sticky sepertinya menjadi konsep baru,
yang dasarnya dapat ditemukan pada awal tahun 90an. Daya tarik dari topik
ini dimulai oleh anderson (2000) ketika mempublikasikan artikel seminarnya
dimana mereka menekankan bahwa biaya menjadi Sticky sebagai akibat
kesengajaan dari keputusan yang dibuat oleh manajer sebagai hasil dari
penyesuaian biaya yang tidak dapat ditangani saat penurunan penjualan
terlalu cepat (Maja & Ivika, 2010:2).
27
Ketika penurunan penjualan, pilihan manajer untuk mempertahankan
beberapa sumber daya yang tidak terpakai untuk menghindari menimbulkan
biaya penyesuaian terkait dengan pemotongan sumber daya, seperti biaya
pembuangan untuk peralatan atau pesangon pembayaran kepada pekerja yang
dipecat. Sebaliknya, ketika penjualan meningkat cukup, manajer memiliki
lebih sedikit kebijaksanaan, mereka harus menambah sumber daya untuk
mengakomodasi peningkatan penjualan. Asimetris dalam kebijakan
manajerial ini menyebabkan biaya sticky: rata-rata, biaya jatuh kurang bila
penurunan penjualan dari mereka naik dalam menanggapi penjualan setara
meningkat (Chen et al., 2013:7)
Perilaku biaya sticky dapat disebabkan oleh hubungan antara biaya dan
aktivitas. Pengurangan biaya dalam menanggapi pengurangan aktivitas
tergantung pada kemampuan manajemen untuk mengurangi biaya kapasitas
yang tidak terpakai. Tidak semua biaya dikatakan sebagai biaya sticky dan
penyebab utama adanya biaya sticky adalah ketidakpastian mengenai
permintaan di masa depan dari produk perusahaan sehingga membuat
manajer untuk memperhitungkan penundaan pengurangan biaya sampai
perusahaan yakin dengan penurunan volume. (Erlyna & Supami, 2013:3)
Harapan untuk masa depan memainkan peran kunci dalam perilaku biaya
sticky. Ketika manajer optimis (mengharapkan penjualan meningkat di masa
depan), kami berharap perilaku biaya sticky menjadi lebih jelas. Secara
khusus, ketika manajer optimis tentang penjualan di masa depan, mereka
akan lebih enggan untuk memotong sumber daya dalam menanggapi
28
penurunan saat ini dalam penjualan, karena ada kemungkinan mereka akan
harus menambahkan sumber daya yang sama kembali nanti, dan dikenakan
biaya penyesuaian melakukannya. Pada sisi lain, mereka akan lebih bersedia
untuk meningkatkan sumber daya dalam menanggapi kenaikan saat ini dalam
penjualan, karena mereka lebih mungkin membutuhkan sumber daya
tambahan di masa depan. Hal ini menimbulkan tingkat yang lebih besar dari
sticky (Byzalov et al., 2010:12).
Perilaku biaya Asimetrik telah muncul sebagai daerah penelitian yang
dinamis di bidang akuntansi. Selanjutnya, karena biaya merupakan faktor
penentu fundamental dari laba, pandangan perilaku biaya dapat (dan telah
terbukti) membuat kontribusi penting untuk topik akuntansi keuangan yang
bergantung pada pemahaman atau peramalan time series dari pendapatan,
termasuk penelitian tentang kualitas laba, prediksi laba, deteksi manipulasi
laba, dan analis perkiraan laba. Perilaku biaya Asimetrik jauh lebih luas
daripada prediksi bahwa biaya adalah sticky. Hal ini merupakan cara berpikir
baru tentang perilaku biaya (Banker & Byzalov, 2013:1).
6. Hutang
Hutang adalah kewajiban saat ini dari suatu perusahaan sebagi akibat dari
kejadian masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan menghasilkan
arus keluar dari sumberdaya perusahaan (kieso, 2012:666). Hutang
merupakan kewajiban untuk membayar dan dicatat sebagai kewajiban atau
liabilitas. Jenis kewajiban dibagi menjadi dua yaitu kewajiban atau liabilitas
jangka panjang dan kewajiban atau liabilitas jangka pendek.
29
Kewajiban/liabilitas jangka panjang adalah kewajiban dengan periode jatuh
tempo lebih dari satu tahun, sebaliknya kewajiban atau liabilitas jangka
pendek merupakan kewajiban yang akan dibayarkan dari aset lancar dan jatuh
tempo pada waktu singkat (biasanya dalam satu tahun atau satu siklus
akuntansi) (Reeve, 2010:53).
Hutang jangka panjang dan semua pinjaman lainnya, meningkatkan
perilaku sticky dari kedua biaya yaitu biaya penjualan, umum dan
administrasi dan biaya harga pokok penjualan bagi perusahaan jasa
keuangan. Namun, sebagai salah satu yang mengharapkan rasio bunga tidak
meningkatkan perilaku sticky dari biaya di bidang manufaktur, dagang, dan
perusahaan jasa (Subramaniam & Chandra, 2003:17).
Selanjutnya (Via & Perego, 2013:23) mengungkapkan bahwa perusahaan
manufaktur dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung mengurangi biaya
penjualan, umum dan administrasi dan perusahaan perdagangan dalam situasi
yang sama lebih cenderung untuk mengurangi biaya tenaga kerja, karena
manajer ditekan untuk melakukan pembayaran pada hutang yang sudah jatuh
tempo.
Biaya penjualan, umum dan administrasi (lebih besar operating leverage)
akan mengalami kenaikan yang relatif lebih besar selama periode di mana
pendapatan menurun. Perusahaan-perusahaan dengan operasi leverage yang
lebih tinggi terhadap biaya penjualan, umum dan administrasi juga akan
mengalami peningkatan yang lebih besar dalam laba pada periode berikutnya
30
jika permintaan pendapatan pulih, karena distribusi pendapatan dari waktu ke
waktu pada umumnya memiliki penyimpangan positif, sinyal biaya
penjualan, umum dan administrasi yang disebabkan oleh ketetapan biaya
dalam periode pendapatan menurun akan terkait dengan harapan perubahan
positif laba di periode berikutnya. Interpretasi positif dari peningkatan sinyal
biaya penjualan, umum dan administrasi bertentangan langsung dengan
interpretasi analisis fundamental tradisional biaya penjualan, umum dan
administrasi. (Anderson et al.,2007:3).
7. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai hasil
dari kejadian masa lalu dan diperkirakan akan memberikan aliran keuntungan
ekonomi bagi perusahaan dimasa depan (Kieso, 2012:48). Aset dibagi
menjadi 2 jenis (Kieso, 2012:193):
a. Aset lancar (Current asset)
Aset lancar adalah kas atau aset lainnya yang dapat dikonversi
menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi oleh perusahaan dalam jangka
waktu 1 tahun atau dalam satu siklus operasi atau lebih.
b. Aset tidak lancar (Non current asset)
Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi dari
aset lancar, antara lain investasi jangka panjang, tanah, bangunan, dan
perlengkapan, serta aset tidak berwujud.
31
Dalam literatur lain Aset tidak lancar biasa disebut sebagai aset tetap.
Aset tetap (fixed Asset) adalah aset yang bersifat jangka pajang atau secara
relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang.
Aset ini merupakan aset berwujud karena memiliki bentuk fisik. Aset ini
dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak dijual sebagai bagian dari
operasi normal (Reeve, 2010:2).
Hubungan aset dengan perilaku biaya sticky adalah Biaya akan menurun
pada tingkat yang lebih lambat daripada meningkatkan relatif menuntut
perubahan dalam salah satu dari dua situasi:
a. manajemen mempertahankan kapasitas yang tidak terpakai karena
permintaan turun dalam mengantisipasi permintaan kebangkitan masa
depan atau
b. manajemen sesuaikan kapasitas dengan permintaan tetapi
menimbulkan biaya yang lebih besar saat menambahkan kapasitas dari
yang mereka simpan ketika mengurangi kapasitas (Cannon, 2011:2).
Kemudian biaya sticky muncul ketika manajer menyesuaikan kapasitas
untuk mencocokkan perubahan permintaan. manajer menyesuaikan harga jual
untuk mencocokkan volume penjualan dengan kapasitas. biaya sticky timbul
karena manajer mempertahankan kapasitas terpakai.
Hubungan antara aset dan perilaku biaya sticky karena aset merupakan
proxi dari penyesuaian biaya. Intensitas aset dan karyawan yang lebih tinggi
menunjukkan bahwa perusahaan lebih bergantung pada sumber daya sendiri,
32
yang mahal untuk disesuaikan, dan kurang pada pembelian dari pemasok luar,
yang dapat menggenjot produksinya naik atau turun dengan biaya yang
minim penyesuaian. Oleh karena itu, intensitas aset dan karyawan yang lebih
tinggi dikaitkan dengan biaya penyesuaian yang lebih tinggi, yang
meningkatkan perbedaan pendapatan. Perusahaan besar cenderung memiliki
biaya penyesuaian yang lebih rendah (per unit penyesuaian sumber daya)
sehingga lebih sticky (Chen et al., (2013:10).
Banyak biaya timbul sebagai akibat dari keputusan sumber daya
berkomitmen yang disengaja dibuat oleh manajer sebagai biaya penyesuaian.
Perusahaan harus mengeluarkan biaya penyesuaian ketika mereka perlu
meningkatkan atau mengurangi sumberdaya berkomitmen. Misalnya, dalam
kasus kapasitas mesin, ada biaya pembuangan yang terkait dengan
menyingkirkan mesin, dan pengiriman dan pemasangan biaya yang berkaitan
dengan menambahkan mesin-mesin baru. Selain biaya penyesuaian moneter,
manajer juga mungkin menghadapi penyesuaian biaya psikologis (Byzalov et
al., 2010:5).
8. Arus kas
Karakteristik yang dominan dalam pandangan awal mengenai tujuan dari
laporan keuangan adalah fungsi kepengurusan. Menurut pandangan ini,
manajemen telah diberikan kepercayaan atas pengendalian sumberdaya
keuangan yang diberikan oleh penyandang modal (Belkaoui, 2011:355).
Cash flow dalam suatu perusahaan sering digunakan sebagai informasi
keuangan (financial information). Cash flow mencakup seluruh arus uang
33
tunai, arus kas ini ada yang masuk dan ada yang keluar maka terdapat istilah
cash in flow dan out flow (Moeljadi, 2007:122). Arus kas adalah hal yang
paling penting yang dapat diambil dari laporan keuangan yaitu arus kas aktual
dari perusahaan. Arus kas dibagi menjadi 3 yaitu : Cash flow dari aktivitas
operasi, arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari kegiatan pendanaan.
Total arus kas perusahaan termasuk penyesuaian untuk belanja modal dan
tambahan untuk modal kerja bersih, sering kali bernilai negatif ketika sebuah
perusahaan berkembang dengan sangat cepat, pengeluaran pada persediaan
dan aset tetap lebih besar dari arus kas operasi. Total arus kas ini biasa
disebut free cash flow (Stephen, 2010:28).
Arus kas bebas (free cash flow) merupakan cerminan dari fleksibilitas
keuangan perusahaan, arus kas bebas dapat digunakan perusahaan untuk
membeli tambahan investasi, membayarkan utang, dan membeli saham
treasury ataupun sekedar menambah tingkat likuiditas perusahaan Menurut
(Kieso, 2012:212).
Arus kas merupakan salah satu proxi dari masalah agensi berdasarkan
penelitian bahwa saat arus kas bebas tinggi, manajer memiliki peluang yang
lebih besar untuk investasi yang berlebihan pada biaya operasional dalam
menanggapi peningkatan permintaan output dan menunda biaya pemotongan
dalam menanggapi penurunan permintaan output, hal ini menyebabkan biaya
sticky yang lebih tinggi. Sebaliknya, ketika Arus kas bebas rendah, manajer
memiliki sedikit kesempatan untuk melakukan empire building (Chen et al.,
2012:256).
34
B. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu mengenai perilaku biaya Asimetrik dan
biaya sticky adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Jamal Abu
serdaneh
(2014)
The
Asymmetrical
Behavioral
Cost:
Evidence
from Jordan
Menggunakan
Metode
Analisis
Regresi Linier
Berganda
untuk
menemukan
hubungan dari
variabel X
terhadap Y
Sampel
Perusahaan
Manufaktur
Peneliti
mengunakan
sampel
berbeda dan
tahun laporan
yang berbeda
Perilaku biaya
untuk biaya
penjualan, umum
dan administrasi
ditemukan simetris,
menunjukkan Anti-
sticky.
Model CGS
menunjukkan
tingkat sticky yang
lebih tinggi untuk
perusahaan yang
memiliki intensitas
aset yang lebih
tinggi, danAnti-
Sticky untuk arus
kas bebas. Dan
juga, Anti-sticky
ditemukan untuk
pertumbuhan pada
periode penurunan
PDB
2 Rajiv
Baker,
Renee
Flasher,
Daqun
Zhang
(2013)
Strategic
Positioning
and
Asymmetric
Cost
Behavior
Menggunakan
Metode
Analisis OLS
(Ordinary
Least Square)
Optimisme
manajer
digunakan
sebagai
variabel
moderasi
Hubungan antara
posisi strategis
perusahaan dan
perilaku biaya
dimoderatori oleh
harapan optimis
atau pesimis
manajer untuk
penjualan di masa
depan
Bersambung ke halaman berikutnya
35
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3 Chen
Xiaoling
Clara,
Gores
Timo,
Nasev
Julia
(2013)
Managerial
Over
confidence
and Cost
Stickiness
Menggunakan
Metode
Analisis
Regresi Linier
Berganda
Meneliti
tentang
hubungan
perilaku
biaya sticky
dengan
keyakinan
manajerial
Biaya Sticky
dipengaruhi oleh
kepercayaan CEO
akan permintaan
dimasa depan
terhadap
produknya.
4 Maja
Pervan &
Ivica
Pervan
(2010)
Analysis of
Sticky Cost:
Croatian
Evidence
Meneliti
perusahaan
manufaktur
Metode
analisis:
AnalisisOLS
(ordinary
Least
Square)
Hasil analisis
menunjukkan
bahwa biaya
operasional
meningkat 0,61%
untuk setiap
kenaikan 1% pada
pendapatan dan
penurunan 0,52%
per 1% penurunan
pendapatan.
5 Nuchjaree
Pichetkun
(2012)
The
Determinants
of Sticky cost
behavior on
political cost,
agency costs,
and corporate
governance
perspectives
Menggunakan
Metode
Analisis
Regresi Linier
Berganda
Variabel
yang
digunakan
Political
cost,
corporate
governance,
Agency
Cost
Hasil menunjukan
penyesuaian biaya
dan biaya agensi
positif pada
tingkat biaya
Sticky, sementara
biaya politic dan
corporate
governance
berelasi negatif.
Bersambung ke halaman berikutnya
36
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6 Dan
Weiss
(2010)
Cost Behavior
and Analysts
Earnings
Forcasts
Menggunakan
Metode
Analisis
Regresi Linier
Berganda
Meneliti
tentang
hubungan
perilaku
biaya dengan
Earning
Analysts
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa perusahaan-
perusahaan dengan
perilaku biaya
sticky memiliki
perkiraan
pendapatan yang
kurang akurat dari
perusahaan dengan
perilaku biaya Anti
sticky. Perilaku
biaya Sticky
membentuk
keyakinan tentang
nilai perusahaan
7 Otavio
Ribeiro
de
Medeiros
&
Patricia
d Souza
Costa
(2004)
Cost Stickiness
in Brazilian
Firm
Menggunakan
Metode
Analisis
Regresi Linier
Berganda
Sampel yang
digunakan
seluruh
sektor
industri
Perusahaan Brasil
yang penjualan,
biaya umum, dan
administrasi
meningkat 0,59%
per kenaikan 1%
dalam penjualan,
tetapi menurun
hanya 0,32% per
1% penurunan
penjualan.
Bersambung ke halaman berikutnya
37
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No
.
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
8 Banker
Rajiv,
Mustava
Ciftci &
Raj
Mashruw
ala
(2008)
Managerial
Optimism,
Prior Periode
Sales
Changes and
Sticky Cost
Behavior
Menggunakan
Metode Analisis
Regresi Linier
Berganda
Sampel
menggunak
an seluruh
sektor
industri
Variabel X
berupa
optimisme
manajer dan
perubahan
penjualan
pada
periode
tertentu
saat ada sinyal
dimasa depan dan
optimisme manajer
biaya cenderung
menjadi Sticky
Sumber : Diolah dari berbagai jurnal
38
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1 Model Kerangka Penelitian
Perilaku Biaya Asimetrik Dari Biaya Penjualan, Umum Dan Administrasi
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013
Variabel
Intensitas Utang Subramaniam (2003), Via
(2013), Jamal (2014)
Free Cash Flow Chen at. El( 2012), Jamal
(2014)
Intensitas Aset ABJ (2000), Via (2013), Jamal
(2014)
Basis Teori : Teori Penyesuaian Biaya & Teori Agensi
BIAYA
PERILAKU
BIAYA STICKY
PENJUALAN
Laporan Keuangan perusahaan Manufaktur 2010-2013
Uji Asumsi Klasik
(Normalitas, Multikolonieritas, Autokolerasi dan
Heteroskedastisitas)
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
39
D. Hipotesis
1. Perilaku Biaya Sticky
Biaya Sticky terjadi ketika perubahan nilai absolut dari biaya lebih
besar untuk peningkatan dibandingkan penurunan pada volume aktivitas
di penjualan, biaya menurun lebih signifikan saat penjualan menurun dari
pada biaya meningkat saat penjualan meningkat (Baker & Flasher,
2013:3). Biaya sticky biasa dicerminkan dengan Selling, General and
Administration berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anderson,
Banker dan Janakiraman pada tahun 2000.
H1 : Perilaku biaya penjualan, umum dan administrasi rata-rata adalah
sticky; biaya secara khas lebih meningkat untuk satu persen
peningkatan pada aktivitas dibandingkan berkurang untuk nilai
yang sama pada penurunan aktivitas.
2. Intensitas Utang (Debt Intensity)
Hutang adalah kewajiban saat ini dari suatu perusahaan sebagi
akibat dari kejadian masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan akan
menghasilkan arus keluar dari sumberdaya perusahaan (kieso, 2012:666).
Banyak perusahaan menggunakan hutang sebagai salah satu sumber
pendanaan dari kegiatan operasinya. Subramaniam dan Weidenmier
(2003) dalam penelitiannya mengatakan bahwa hutang mempengaruhi
tingkat perilaku sticky dari biaya penjualan, umum dan administrasi
perusahaan. Selanjutnya, Via & Perego (2013) dalam penelitiannya
mengungkap bahwa perusahaan manufaktur dengan tingkat hutang yang
40
tinggi cenderung mengurangi biaya penjualan, umum dan administrasi
biaya yang berarti bahwa tingkat hutang memiliki pengaruh terhadap
perilaku biaya sticky. Hal ini juga didukung oleh Jamal Abu-Serdaneh
(2014) yang menemukan bahwa intensitas hutang berpengaruh terhadap
perilaku biaya sticky.
H2 : Intensitas hutang perusahaan berpengaruh dengan perilaku biaya
Sticky.
3. Intensitas Aset (Asset Intensity)
Intensitas aset yang didefinisikan sebagai aset operasi dibagi
penjualan, secara efektif mengukur seberapa produktif suatu perusahaan.
Anderson, Banker, Janakiraman (2000) dan Via dan Perego (2013)
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar dalam hal intensitas
aset memiliki perilaku sticky yang lebih. Pembenaran hubungan tersebut
terkait dengan biaya yang dihadapi mempertahankan sumber daya
surplus dibandingkan dengan biaya untuk negosiasi ulang tingkat sumber
daya. Jamal (2014) juga menemukan bahwa intensitas aset berpengaruh
terhadap perilaku biaya sticky.
H3 : Intensitas Aset berpengaruh terhadap perilaku biaya sticky
4. Arus Kas Bebas(Free Cash Flow)
Arus kas bebas (FCF) merupakan cerminan dari fleksibilitas dari
keuangan perusahaan, arus kas bebas dapat digunakan perusahaan untuk
membeli tambahan investasi, membayarkan hutang, dan membeli saham
41
treasury ataupun sekedar menambah tingkat likuiditas perusahaan
(Kieso, 2012:212). Arus kas bebas(FCF) dihitung dengan rumus :
FCF = Arus bersih yang disediakan dari aktivitas operasi – belanja modal
– dividen
Saat arus kas bebas tinggi, manajer memiliki peluang yang lebih
besar untuk investasi yang berlebihan pada biaya operasional dalam
menanggapi peningkatan permintaan output dan menunda biaya
pemotongan dalam menanggapi penurunan permintaan output, hal ini
menyebabkan sticky biaya yang lebih besar. Sebaliknya, ketika Arus kas
bebas rendah, manajer memiliki sedikit kesempatan untuk melakukan
empire building dan mereka lebih cenderung untuk mengurangi biaya
dalam menanggapi permintaan penurunan untuk menghindari
konsekuensi negatif karir (Chen et al., 2012:256).
H4 : Arus Kas Bebas(FCF) perusahaan berpengaruh pada perilaku biaya
Sticky.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti bermaksud untuk menguji apakah terdapat perilaku biaya sticky
dalam biaya penjulan, umum dan administrasi serta menganalisis pengaruh
variabel independen yakni intensitas hutang, intensitas aset, dan arus kas
bebas terhadap perilaku biaya sticky sebagai penelitian tentang perilaku biaya
asimetrik. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari jenis waktu yang digunakan
penelitian ini termasuk time series dengan periode penelitian 2011-2013.
B. Penentuan Sampel
Sampel dalam peneltian ini dipilih dengan cara purposive (judgement)
sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang
dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indrianto dan
Bambang, 2002:120). Berikut kriteria dalam penentuan sampel yang akan
digunakan diantaranya adalah:
1. Perusahaan Manufaktur di BEI selama periode 2010-2013.
2. Mengalami 2 kondisi perubahan penjualan yaitu penurunan
penjualan atau pendapatan dan kenaikan penjualan atau pendapatan
pada periode penelitian.
43
3. Menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan dan tidak
mengubahnya kedalam mata uang lain selama periode penelitian.
4. Menyajikan informasi atau data yang dibutuhkan sesuai dengan
variabel penelitian yaitu: beban penjualan, beban umum dan
administrasi, pendapatan atau penjualan, total hutang, total aset,
arus kas operasi, arus kas investasi, dividen.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu
data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini didapatkan
dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL) dan diunduh
melalui situs www.idx.co.id. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah
laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur tahun buku 2010-2013.
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar
dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum (Ghozali, 2013:19).
44
2. Uji Dasar Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji
normalitas (Kolmogorov-Smirnov), multikolonieritas, autokolerasi dan uji
heteroskedastisitas (Uji Glejser).
a. Uji Statistik Normalitas data (Kolmogorov-Smirnov)
Uji Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk mendeteksi normalitas
data.Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data dapat
dideteksi dengan menentukan hipotesis pengujian terlebih dahulu yaitu:
Hipotesis Nol (H0) : Data terdistribusi secara normal
Hipotesis Alternatif (H1) : Data tidak terdistribusi secara normal
Jika hasil nilai uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, hal ini
berarti hipotesis nol diterima dan data terdistribusi secara normal. Jika
lebih rendah dari 0,05 maka hipotesis alternatif yang diterima dan berarti
bahwa data tidak terdistribusi secara normal (Ghozali,2013:34).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen).
model yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variable
independen (Ghozali, 2013:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran nilai
Tolerance dan VIF-nya (Variance Inflation Factor). Regresi bebas dari
45
masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan
nilai VIF < 10 (Ghozali, 2013:106)
c. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada
problem autokolerasi. Model regresi yang baik adalah model regres yang
bebas dar problem autokolerasi (Ghozali, 2013:110). Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokolerasi.
Salah satunya dapat dilihat dari angka Durbin Watson (D-W) sebagai
berikut:
1. Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan (4-du) maka
koefisien autokolerasi sama dengan nol dan berarti tidak ada
autokolerasi.
2. Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower
vound (dl) maka koefisien autokolerasi lebh besar dari pada nol
dan berarti ada auto kolerasi positif.
3. Bila nilai D-W lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien
autokolerasi lebih kecil dari pada nol dan berarti ada autokolerasi
negatif.
46
4. Bila nilai D-W terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah
(dl) ataupun terletak antara (4-du) dan (4-dl) berarti hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
d. Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser)
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain (Ghozali, 2013:139). Salah satunya dengan menggunakan
uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregresikan nilai absolut residual
terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya
heterodedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari t hitung lebih kecil dari t tabel
dengan probabilitas signifikansinya diatas 0,05 maka dapat disimpulkan
tidak terjadinya heterokedastisitas (Ghozali, 2013:142)
3. Uji Hipotesis
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan
variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen
(bebas) dengan tujuan untuk mengestiminasi atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Ghozali, 2013:95). Untuk dapat manganalisis
variable independen terhadap variabel dependen, maka teknik analisis data
yang digunakan adalah model analisis linier berganda. Dalam penelitian ini
regresi berganda digunakan untuk mengetahui kelinieran pengaruh antara
47
variable intensitas hutang, intensitas aset, dan arus kas bebas terhadap
perilaku biaya Asimetrik.
Model regresi linear berganda yang digunakan dibagi menjadi dua untuk
menguji H1 menggunakan model 1 yang diambil dari penelitian Anderson,
Banker dan Janakiraman (2000) sebagai dasar untuk menentukan apakah
perilaku biaya di perusahaan manufaktur berperilaku sticky adalah sebagai
berikut:
Y = Biaya Penjualan, umum dan administrasi
βo = Konstanta
X1 = Perubahan penjualan
X2 = Dummy penurunan penjualan
e = Error term
Dihitung dengan menjadikan biaya penjualan, umum dan administrasi
sebagai variabel terikat dan perubahan penjualan (β1) serta dummy penurunan
penjualan (β2) sebagai variabel bebas. Dengan formula ini kita dapat melihat
pengaruh dari penjualan terhadap perubahan biaya, yaitu biaya penjualan,
umum dan administrasi. Jika biaya penjualan, umum dan administrasi
berperilaku sticky, maka perbedaan dari biaya penjualan, umum dan
administrasi dengan peningkatan pendapatan seharusnya lebih besar dari pada
perbedaan untuk penurunan pendapatan. atau hipotesis empiris untuk biaya
yang sticky adalah saat >0 dan <0 atau bernilai positif dan
bernilai negatif.
48
Selanjutnya, untuk H2-H4 menggunakan model 1 ditambah dengan
beberapa variabel lain yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitan yaitu
intensitas hutang, intensitas aset dan arus kas bebas yang semuanya dikalikan
terlebih dahulu dengan dummy penurunan penjualan untuk melihat
pengaruhnya dengan tingkat biaya yang sticky.
Keterangan:
Y = Biaya Penjualan, umum dan administrasi
βo = Konstanta
X1 = Perubahan penjualan
X2 = Dummy penurunan penjualan
X3 = Variabel Intensitas Utang
X4 = Variabel Intensitas Aset
X5 = Variabel Arus Kas Bebas
e = Error term
Dalam pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui :
a. Uji koefisiensi determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang
49
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,
2013:97).
b. Uji statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih,
dari derajat kepercayaan 0,05 maka H0 yang menyatakan bi=0 dapat
ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut) atau dengan
membandingkan nilai statsitik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila
nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
E. Operasional Variabel
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Perubahan penjualan atau Pendapatan
“Revenue arises from ordinary operation and is referred to by various
names such as sales, fees, rent, interest, royalties, and service revenue.
Gains, on the other hand, may or my not arise in the normal course of
operation. Typical gains are gains on sales of non-current assets or
unrealized gains related to investments or non current asset” (Kieso,
2012:954).
Berdasarkan pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
pendapatan atau penjualan adalah nilai yang diterima oleh perusahaan sebagai
akibat dari kegiatan operasionalnya. Dalam penelitian tentang biaya asimetrik
perubahan penjualan atau pendapatan menjadi sebuah pertimbangan dalam
mengambil keputusan sehingga menyebabkan biaya menjadi asimetrik.
50
Variabel perubahan penjualan merupakan variabel penjelas apakah
terjadi perilaku biaya sticky dalam suatu biaya, dengan syarat bahwa nilai
beta dari variabel ini adalah bernilai positif. Operasionalisasi variabel ini
dihitung dengan membandingkan penjualan dengan penjualan tahun
sebelumnya, dirumuskan sebagai berikut:
2. Dummy Penurunan Penjualan
Variabel ini bernilai 1 jika penjualan tahun t-1 lebih besar daripada
tahun t (penjualan turun) dan bernilai 0 jika penjualan tahun t-1 lebih kecil
dari tahun t (penjualan naik).
Variabel perubahan penjualan merupakan variabel penjelas apakah
terjadi perilaku biaya sticky dalam suatu biaya, dengan syarat bahwa nilai
beta dari variabel ini adalah bernilai negatif. Kedua variabel yaitu penjualan
dan dummy penurunan penjualan dibutuhkan untuk menentukan apakah biaya
berperilaku sticky dengan menjumlahkan nilai beta keduanya. Variabel ini
dihitung sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Salesi,t
Salesi,t−1
𝐷𝑢𝑚𝑚𝑦 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Dt ∗ Salesi,t
Salesi,t−1
51
3. Intensitas Hutang
Intensitas hutang merupakan salah satu karakter khusus dari perusahaan.
Dalam penelitian sebelumnya ditemukan oleh Subramaniam & Weidenmier
(2003) mengatakan bahwa hutang mempengaruhi tingkat perilaku sticky dari
biaya penjualan, umum dan administrasi perusahaan.
“firms with higher levels of debt exhibit no cost stickiness since managers
are pushed by creditors to meet payments and revealed that manufacturing
companies with a high level of debt tend to reduce SG&A costs” (Calleja
2006 dalam Jamal, 2014:116).
Hal ini menjelaskan bahwa tingkat hutang dari perusahaan
mempengaruhi penggunaan sumber daya oleh manajer dimana saat hutang
tinggi manajer akan kesulitan mengatur penyesuaian biayanya sehingga tidak
terjadi perilaku biaya sticky yang dipengaruhi oleh keputusan manajer. Untuk
melihat pengaruh dari variabel ini terhadap biaya asimetrik maka variabel
intensitas hutang akan dihitung dengan dikalikan dengan dummy penurunan
penjualan (β2) sebagai berikut:
4. Intensitas Aset
Merupakan salah satu proxy dari penyesuaian biaya, intensitas aset
dihitung dengan membagi total aset dengan penjualan pada tahun yang sama.
Intensitas aset digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh aset
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 Dt ∗ Salesi,t
Salesi,t−1 ∗
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖,𝑡𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑖,𝑡
52
terhadap penjualan. Selain itu intensitas aset merupakan salah satu karakter
khusus dari perusahaan.
“that it is relatively easy to scale down purchased resources when
demand drops, but disposing of assets is costly because the company must
pay selling costs and lose firm-specific investments” (Jamal, 2014:116).
Mudah bagi manajer mengurangi sumberdaya yang dibeli saat
permintaan turun tapi melepas aset sangat mahal karena perusahaan harus
membayar biaya penjualan dan kehilangan investasi spesifik perusahaan.
Dalam penyesuaian biaya untuk aset sulit dilakukan karena perusahaan
harus mengeluarkan biaya tambahan sehingga manajer akan memilih untuk
menahan sumberdaya ini, hal tersebut menyebabkan slack yang akan
berpengaruh terhadap perilaku biaya sticky. Untuk melihat pengaruh dari
variabel ini terhadap biaya asimetrik maka variabel intensitas aset akan
dihitung dengan dikalikan dengan dummy penurunan penjualan (β2) sebagai
berikut:
5. Arus kas Bebas
Arus kas bebas (FCF) merupakan cerminan dari fleksibilitas dari
keuangan perusahaan, arus kas bebas dapat digunakan perusahaan untuk
membeli tambahan investasi, membayarkan hutang, dan membeli saham
treasury ataupun sekedar menambah tingkat likuiditas perusahaan (Kieso,
2012:212).
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑠𝑒𝑡 Dt ∗ Salesi,t
Salesi,t−1 ∗
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
53
Arus kas bebas merupakan cerminan dari proxy masalah agensi. Saat arus
kas bebas tinggi, manajer memiliki peluang yang lebih besar untuk investasi
yang berlebihan pada biaya operasional dalam menanggapi peningkatan
permintaan output dan menunda biaya pemotongan dalam menanggapi
penurunan permintaan output, hal ini menyebabkan sticky biaya yang lebih
besar. Sebaliknya, ketika Arus kas bebas rendah, manajer memiliki sedikit
kesempatan untuk membangun kerajaan dan mereka lebih cenderung untuk
mengurangi biaya dalam menanggapi permintaan penurunan untuk
menghindari konsekuensi negatif karir (Chen et al., 2012:256)
FCF = Arus bersih yang disediakan dari aktivitas operasi – belanja modal
– dividen
Sehingga Untuk melihat pengaruh dari variabel ini terhadap biaya
asimetrik maka variabel intensitas aset akan dihitung dengan dikalikan
dengan dummy penurunan penjualan (β2) sebagai berikut:
6. Biaya Penjualan, umum dan administrasi
Biaya komersil terdiri atas dua klasifikasi umum. Beban pemasaran dan
beban administrasi (atau disebut Beban umum dan administratif). Beban
pemasaran dimulai dari titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika
proses manufaktur selesai dan pengiriman. Beban administratif termasuk
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑠 Dt ∗ Salesi,t
Salesi,t−1 ∗ 𝐹𝐶𝐹𝑖,𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑖,𝑡
54
beban yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi
(Charter, 2009:40).
Manajer membuat keputusan tentang tingkat biaya penjualan, umum dan
administrasi sumber daya untuk mempekerjakan selama periode di mana
pendapatan jatuh perlu trade off menanggung biaya penyesuaian yang akan
dikeluarkan untuk memotong sumber berkomitmen dengan menanggung
biaya pemeliharaan yang slack (kelebihan) sumber daya selama periode
penurunan permintaan. Jika manajer percaya bahwa penurunan permintaan
adalah kecenderungan untuk bertahan, mereka memutuskan bahwa biaya
yang diharapkan untuk mempertahankan slack sumber (kelebihan kapasitas)
dalam waktu lama akan lebih besar daripada penyesuaian biaya dan dapat
mengambil tindakan untuk segera mengurangi biaya penjualan, umum dan
administrasi, mempertahankan atau menurunkan rasio biaya penjualan, umum
dan administrasi (Anderson et al., 2007:7). Berdasarkan pernyataan ini biaya
penjualan, umum dan administrasi menjadi model biaya yang tepat untuk
menguji teori tentang biaya asimetrik. Variabel biaya penjualan, umum dan
administrasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃,𝑈&𝐴 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛,𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖𝑖𝑡𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛,𝑢𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑚𝑖𝑛𝑖𝑠𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖𝑖𝑡−1
55
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Pengukuran
Skala
Intensitas Utang
,
,
Rasio
Intensitas Aset
, ,
Rasio
Arus Kas Bebas ,
Rasio
Variabel Penjelas β1 dan β2
Perubahan
Penjualan (β1)
,
, −1
Rasio
Dummy
Penurunan
Penjualan (β2)
∗ ,
, −1
Rasio
Biaya penjualan,
umum dan
administrasi (Y)
, ,
, , −1
Rasio
Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan perubahan tingkat Sticky biaya maka setiap
variabel harus dikalikan dengan dummy penurunan penjualan . Sehingga Variabel yang
digunakan dihitung sebagai berikut:
Intensitas Utang
(X1) ,
,
∗ ∗ ,
, −1
Rasio
Intensitas Aset
(X2) , ,
∗ ∗ ,
, −1
Rasio
Arus Kas Bebas
(X3) , , ∗ ∗
,
, −1
Rasio
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013.
Perusahaan manufaktur tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebelum 1 Januari 2010 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar
dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini
adalah ingin melihat pengaruh Adjustment cost dan Agency theory yang
diproksikan oleh intensitas hutang, intensitas aset dan arus kas bebas
terhadap perilaku biaya Asimetrik pada perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur merupakan gabungan antara perusahaan sektor
semen, porselin dan kaca, alas kaki, kayu dan pengolahannya, pakan ternak,
peralatan rumah tangga, rokok, farmasi, kosmetik dan keperluan rumah
tangga, makanan dan minuman, logam dan sejenisnya,industri dasar dan
kimia, kabel, otomotif dan komponen, plastik dan kemasan, pulp dan kertas,
serta textil dan garment. Penggunan perusahaan manufaktur ini dikarenakan
perusahaan kategori tersebut merupakan perusahaan yang memproduksi
barang dari bahan mentah menjadi bahan jadi dan memiliki aliran biaya yang
panjang dan sumberdaya yang besar dalam operasinya.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel
adalah metode purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama
3 tahun, yaitu dari tahun 2011-2013. Penelitian secara purposive sampling
57
mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan
dari penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari laporan keuangan
pada tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 yang diakses melalui website
www.idx.co.id.
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tahap Seleksi Sampel dengan Kriteria
No Kriteria Jumlah
1. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
selama periode 2010-2013
137
2 Perusahaan manufaktur yang merubah satuan moneter
2010-2013.
(27)
3 Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami
penurunan penjualan
(74)
4 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data
mendukung untuk penelitian.
(7)
5 Jumlah perusahaan sampel 29
6 Tahun pengamatan (tahun) 3
7 Jumlah perusahaan sampel selama tahun pengamatan
87
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa jumlah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2010-2013 berjumlah 137 perusahaan. Dari 137 perusahaan manufaktur
58
tersebut terdapat 27 perusahaan yang mengubah satuan mata uangnya selama
periode 2010-2013, terdapat 74 perusahaan yang tidak mengalami penurunan
penjualan, serta perusahaan yang tidak memiliki data mendukung untuk
penelitian terdapat 7. Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel
adalah sebanyak 29 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan
sampel penelitian ini adalah sebanyak 87 pengamatan.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen (perubahan penjualan (β1), dummy
penurunan penjualan (β2), intensitas hutang, intensitas aset dan arus kas
bebas) terhadap variabel dependen yaitu biaya penjualan, umum dan
administrasi secara parsial.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen
(Y) yaitu biaya penjualan, umum dan administrasi. serta variabel independen
(X) yaitu perubahan penjualan (β1), dummy penurunan penjualan (β2)
berperan sebagai variabel penjelas apakah terjadi perilaku biaya sticky
dengan syarat penjualan (β1) bernilai positif dan dummy penurunan penjualan
(β2) bernilai negatif, lalu variabell independen lainnya adalah intensitas
hutang, intensitas aset dan arus kas bebas. Hasil pengujian variabel-variabel
tersebut secara deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.2.
59
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
Dalam Ribuan
N Minimum Mean Maximum Std.
Deviation
Penjualan 87 1602611 1545895920 12578596000 2357400861
Biaya PU&A 87 844146 127907081 907600000 174326003
Total Hutang 87 5832610 927784342 9626411000 1598664049
Total Aset 87 10582842 1525762183 15350754000 2527028743
FCF 87 (868587975) 1121091480 (17673464) (202674032)
PU&A/PU&At-1 87 ,36 1,10 2,32 ,26
Penjualan/Penjualant-1 87 ,42 1,09 3,94 ,42
Total hutang/penjualan 87 ,07 1,03 26,68 2,96
Total Aset/penjualan 87 ,17 1,39 7,15 1,32
FCF/penjualan 87 -,89 ,015 3,05 ,38
Valid N (listwise) 87
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil pengujian deskriptif statistik dapat diambil bahwa
perubahan biaya penjualan umum dan administrasi dari 29 sampel perusahaan
memiliki nilai minimum 0,36 yang berarti bahwa penurunan biaya paling
kecil 64% dari tahun sebelumnya dan perubahan biaya maksimum 2,3 atau
meningkat hingga 133% dari tahun lalu, dengan rata rata 1,10 yang berarti
rata-rata terjadi peningkatan biaya sebesar 10% dengan standar deviasi
sebesar 0,26 atau 26%. Selanjutnya Penjualan memiliki nilai minimum 0,42
atau mengalami penjualan paling kecil menurun sebesar 58% dari tahun
sebelumnya dan perubahan penjualan maksimum 3,9 atau penjualan
meningkat sebesar 290% dari tahun sebelumnya dengan rata-rata 10,9 atau
60
rata-rata meningkat sebesar 9%. Intensitas hutang memiliki nilai minimum
0,07 yang berarti hutang terhadap penjualan nilai minimumnya hanya sebesar
7% dari total penjualan, dan paling maksimal sebanyak 26 kali dari total
penjualan dengan rata-rata sebanyak 1,03 kali serta standar deviasi 2,9 kali.
Intensitas aset memiliki nilai minimum 0,17 yang berarti aset terhadap
penjualan bernilai minimum hanya sbesar 17% dari total penjualan, dan
paling maksimal sebanyak 7,1 kali dari total penjualan dengan rata-rata
sebanyak 1,39 kali serta standar deviasi 1,32 kali. Arus kas bebas terhadap
penjualan minimum sebesar -0,89 dengan nilai maksimum 3,09 dan rata-rata
0,015 dengan standar deviasi 0,386.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah
nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.
Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Pada gambar 4.1 dan 4.2 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar
sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model
regeresi tersebut terdistribusi secara normal
Berikut adalah hasil uji normalitas berdasarkan output histogram dan
grafik Normal Probability Plot (P-Plot) disajikan pada gambar berikut ini.
61
Gambar 4.1
Hasil uji normalitas dengan bentuk histogram
Sumber: Output SPSS
Gambar 4.2
Hasil uji normalitas menggunakan grafik p-p plot
Sumber: Output SPSS
62
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 87
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
,08722013
Most Extreme
Differences
Absolute ,077
Positive ,044
Negative -,077
Kolmogorov-Smirnov Z ,720
Asymp. Sig. (2-tailed) ,677
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS
Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukan nilai 0,677 atau 67,7% tingkat
signifikansi dimana syarat data normal adalah nilai signifikansi diatas 0,05
atau 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance
dan VIF (Variance Inflation Factor). Uji multikolonieritas merupakan
suatu bentuk pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terdapat adanya korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas
(independen) yaitu β1, β2, intensitas hutang, intensitas aset dan arus kas
bebas .
63
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Correlations Collinearity Statistics
Zero-
order
Partial Part Tolerance VIF
1
(Constant)
β 1 ,482 ,346 ,294 ,625 1,599
β 2 -,387 -,068 -,054 ,404 2,474
Intensitas
Debt
,024 ,038 ,030 ,390 2,567
Intensitas
Aset
-,279 -,156 -,126 ,452 2,213
Arus Kas
Bebas
,315 ,357 ,305 ,988 1,012
a. Dependent Variable: Biaya Penjualan, Umum dan Administrasi
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa β1 mempunyai nilai
tolerance sebesar 0,625 dan nilai VIF sebesar 1,599. β2 mempunyai nilai
tolerance sebesar 0,404 dan nilai VIF sebesar 2,474. Variabel Intensitas
hutang memiliki nilai tolerance sebesar 0,390 dan nilai VIF sebesar 2,567.
Variabel intensitas aset memiliki nilai tolerance sebesar 0,452 dan VIF
sebesar 2,213. Dan untuk variabel Arus kas bebas (FCF) memiliki nilai
tolerance sebesar 0,988 dan VIF sebesar 1,012.
Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa nilai tolerance untuk semua
variabel independen lebih dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation
Factor) semua variabel independen kurang dari 10. Dengan demikian
64
dapat dikatakan bahwa model persamaan regresi mengindikasikan tidak
terjadi adanya multikolonieritas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi
ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat hasil uji glejser.
Tabel 4.5
Hasil Uji Glejser Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,048 ,009 5,242 ,000
β 1 ,077 ,059 ,172 1,294 ,199
β 2 ,037 ,022 ,273 1,652 ,102
Intensitas
Hutang
-,015 ,035 -,072 -,426 ,671
Intensitas
Aset
,066 ,052 ,199 1,275 ,206
Arus Kas
Bebas
-,049 ,065 -,080 -,760 ,449
a. Dependent Variable: Absres
Sumber: Output SPSS
65
Hasil uji glejser pada gambar diatas menunjukkan nilai signifikansi
dari variabel bebas terhadap nilai absolut residul sebagai berikut
perubahan penjualan (β1) 0,199 (19,9%), dummy penurunan penjualan
(β2) 0,102 (10,2%), Intensitas hutang sebesar 0,671 (67,1%), intensitas
aset 0,205 (20,5%), dan Arus kas bebas (FCF) sebesar 0,449 (44,9%) nilai
signifikansi dari masing masing variabel diatas 0,05 atau 5%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pegganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapa
dilihat dari angka Durbin Watson.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 ,602a ,363 ,323 ,08987 2,204
Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson berdasarkan
pada tabel 4.6 menunjukkan angka 2,204. Angka tersebut terletak antara du
dengan 4-du berdasarkan tabel du bernilai 1,776 dan nilai dari 4-du (4-1776)
adalah 2,224 dengan kata lain du<d<4-du sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada autokorelasi dalam penelitian ini.
66
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Koefisien Determinasi
Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya
koefisien determinasi (R2). Uji koefisien determinasi dalam penelitian ini
digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel independen (perubahan
penjualan (β1), dummy penurunan penjualan (β2), intensitas hutang,
intensitas aset, dan arus kas bebas) terhadap variabel dependen (perilaku
biaya sticky).
Tabel 4.7
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,602a ,363 ,323 ,08987
a. Predictors: (Constant), FCF, IntHutang, IntAset, β1, β2
Sumber: Output SPSS
Hasil pengujian menunjukkan R2 sebesar 0,323 atau 32,3%. Jadi dapat
dikatakan bahwa β1, β2, variabel intensitas hutang, intensitas aset, dan
arus kas bebas dapat menjelaskan 32,3% perilaku biaya asimetrik pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013. Sedangkan 67,7% biaya penjualan, umum dan adminstrasi
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
67
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.8
Hasil uji statistik t Model 1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,037 ,016 2,395 ,019
β1 ,334 ,100 ,389 3,325 ,001
β2 -,041 ,030 -,157 -1,342 ,183
a. Dependent Variable: Biaya penjualan, umum dan administrasi
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil uji statistik t model ini digunakan untuk
menentukan tingkat biaya sticky dari biaya penjualan, umum dan
administrasi yang ada di perusahaan manufaktur pada periode 2011-2013.
hipotesis empiris untuk tingkat sticky adalah saat β1>0 dan β2<0 atau β1
bernilai positif dan β2 bernilai negatif.
β1 = 0,334 dan β2 = -0,041 menunjukan bahwa biaya penjualan,
umum dan administrasi berperilaku sticky. Lalu nilai ini mengindikasikan
bahwa biaya penjualan, umum dan administrasi naik 0,33% per 1%
kenaikan penjualan dan turun sebesar 0,29% (0,334 - 0,041) per 1%
penurunan penjualan. Dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan untuk
hipotesis kedua dan selanjutnya untuk meneliti perilaku biaya asimetrik
yaitu faktor lainnya.
68
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t Model 2
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,039 ,015 2,639 ,010
β 1 ,319 ,096 ,372 3,317 ,001
β 2 -,022 ,036 -,086 -,614 ,541
Intensitas
Hutang
,019 ,057 ,048 ,339 ,735
Intensitas
Aset
-,120 ,085 -,187 -1,418 ,160
Arus Kas
Bebas
,363 ,105 ,307 3,443 ,001
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi linier berganda
menghasilkan model berikut ini:
Biaya Penjualan, umum dan administrasi = 0,039 + 0,319 β1 – 0,022
β2 + 0,019 IH - 0,120 IA + 0,363 FCF+
Berdasarkan hasil uji regresi statistik t pada tabel 4.9 nilai probabilitas
untuk perubahan penjualan (β1) adalah sebesar 0,001 < 0,05 yang berarti
bahwa perubahan penjualan berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum
dan administrasi dengan beta bernilai positif 0,319. Selanjutnya dummy
penurunan penjualan (β2) sebesar 0,541 > 0,05 maka dummy penurunan
69
tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya penjualan, umum dan
administrasi dengan nilai beta negatif -0,022 sehingga dapat dikatakan
bahwa perilaku biaya penjualan, umum dan administrasi sticky. Untuk
variabel selanjutnya yaitu intensitas hutang, intensitas aset, dan arus kas
bebas untuk melihat pengaruhnya terhadap tingkat sticky dilihat nilai beta
dan dibaca terbalik yaitu bila beta negatif maka berhubungan positif
dengan perilaku biaya asimetrik begitu pula sebaliknya, hal ini disebabkan
karena variabel tersebut dikalikan dengan β2 yang pada dasarnya bernilai
negatif saat terjadi biaya yang sticky. Lalu, intensitas hutang sebesar
0,735 > 0,05 menunjukkan bahwa variabel intensitas hutang tidak
berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan administrasi dan nilai
beta yang dihasilkan bernilai positif yaitu sebesar 0,019 menunjukkan
bahwa intensitas hutang tidak berhubungan (negatif) dengan biaya
asimetrik. Semakin banyak hutang yang dimiliki oleh perusahaan maka
manajer akan ditekan untuk memenuhi pembayaran hutang yang jatuh
tempo dan cenderung mengurangi biaya. Variabel Intensitas Asset sebagai
variabel independen tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap
biaya penjualan, umum dan administrasi. Hal ini dapat terlihat dari nilai
probabilitas signifikan untuk intensitas aset sebesar 0,160 > 0,05. Dan
karena nilai beta yang dihasilkan negatif yaitu sebesar -0,120 yang
menunjukkan ada hubungan positif antara intensitas aset dengan perilaku
biaya asimetrik, yang mana menjelaskan semakin besar nilai aset
perusahaan maka semakin tinggi tingkat perilaku biaya stickynya. Pada
70
variabel Arus kas bebas sebagai variabel independen terbukti berpengaruh
terhadap biaya penjualan, umum dan administrasi. Hal ini dapat terlihat
dari nilai probabilitas signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Adapun nilai beta
yang dihasilkan positif yaitu sebesar 0,363 yang menunjukkan adanya
hubungan negatif antara arus kas bebas dengan perilaku biaya asimetrik.
C. Pembahasan
1. Perilaku biaya penjualan, umum dan administrasi rata-rata adalah sticky;
biaya secara khas lebih meningkat untuk satu persen peningkatan pada
aktivitas dibandingkan berkurang untuk nilai yang sama pada penurunan
aktivitas.
Hasil uji koefisien regresi linier berganda model 1 menunjukan bahwa
β1 = 0,334 dan β2 = -0,041 menunjukan bahwa biaya penjualan, umum dan
administrasi berperilaku sticky. Lalu nilai ini mengindikasikan bahwa biaya
penjualan, umum dan administrasi naik 0,33% per 1% kenaikan penjualan
dan turun sebesar 0,29% per 1% penurunan penjualan. Dengan demikian
penelitian dapat dilanjutkan untuk hipotesis kedua dan selanjutnya untuk
meneliti perilaku biaya asimetrik.
2. Pengaruh antara Intensitas hutang dengan perilaku biaya asimetrik
Hasil uji koefisien regresi linier berganda Model 2 menunjukkan bahwa
tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel intensitas hutang sebesar
0,735 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas hutang tidak
berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan administrasi dan nilai beta
yang dihasilkan bernilai positif yaitu sebesar 0,019 menunjukkan bahwa
71
intensitas hutang tidak berhubungan dengan biaya asimetrik. Saat perusahaan
memiliki tingkat hutang yang tinggi maka akan megurangi tingkat asimetrik
dari biaya.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Via dan Perego (2013) mengatakan
bahwa tingkat hutang yang tinggi membuat perusahaan cenderung
mengurangi biaya penjualan umum dan administrasi. Sorros & karagiorgos
(2013) dalam Jamal (2014:116) menjelaskan penyebab tidak berpengaruhnya
intensitas hutang terhadap perilaku biaya sticky yaitu dikarenakan
manajemen ditekan oleh pembayaran yang akan jatuh tempo kepada kreditor.
Penelitian ini membuktikan bahwa intensitas hutang tidak berpengaruh
terhadap perilaku biaya Asimetrik. Hasil ini didukung oleh penelitian
sebelumnya yaitu Sorros dan karagiorgos, serta Via dan Perego.
3. Pengaruh antara intensitas aset dengan perilaku biaya asimetrik
Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi yang dimiliki oleh variabel intensitas aset sebesar 0,160 > 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa intensitas aset tidak berpengaruh terhadap biaya
penjualan, umum dan administrasi. Lalu nilai beta yang dihasilkan negatif
yaitu sebesar -0,120 yang menunjukkan ada hubungan positif antara intensitas
aset dengan perilaku biaya asimetrik, yang mana menjelaskan semakin besar
nilai aset perusahaan maka semakin tinggi tingkat perilaku biaya sticky nya.
Via dan Perego (2013) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan
besar dalam hal intensitas aset memiliki perilaku sticky yang lebih.
Pembenaran hubungan tersebut terkait dengan biaya yang dihadapi
72
mempertahankan sumber daya surplus dibandingkan dengan biaya untuk
negosiasi ulang tingkat sumber daya. Jamal (2014) juga menemukan bahwa
intensitas aset berpengaruh terhadap perilaku biaya sticky.
Sorros dan Karagiorgos (2013) dalam Jamal (2014) menyatakan bahwa
akan mudah bagi perusahaan untuk menurunkan pembelian sumberdaya saat
permintaan turun, tapi melepas aset sangat mahal bagi perusahaan karena
harus membayar biaya penjualan dan kehilangan investasi khusus perusahaan
sehingga manajer akan cenderung mempertahankan slack biaya sehingga
terjadi perilaku biaya sticky.
Penelitian ini membuktikan bahwa intensitas aset berpengaruh terhadap
perilaku biaya sticky. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu
Via dan Perego (2013), Sorros dan karagiorgos (2013) dan Jamal (2014).
4. Pengaruh antara Arus kas bebas dengan perilaku biaya simetrik
Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi yang dimiliki oleh variabel arus kas bebas sebesar 0,001 < 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa arus kas bebas berpengaruh terhadap biaya
penjualan, umum dan administrasi. Namun nilai beta yang dihasilkan positif
yaitu sebesar 0,363 yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara arus
kas bebas dengan perilaku biaya asimetrik yang berarti saat arus kas tinggi
maka akan menurunkan tingkat sticky dari biaya penjualan, umum dan
administrasi.
Jamal (2014) hal ini disebabkan karena manajer lebih memilih
mengurangi biaya penjualan, umum dan administrasi sebagai respon dari
73
berkurangnya permintaan dengan tujuan menghindari konsekuensi dari
buruknya performa keuangan yang akan mempengaruhi karir dari manajer
secara negatif (Arus kas bebas positif terhadap perilaku biaya anti-sticky).
Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Jamal (2014) .
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda, dan pembahasan
pada bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa biaya
penjualan, umum dan administrasi perusahaan manufaktur periode
2011-2013 berperilaku sticky.
2. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa intensitas
hutang tidak berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan
administrasi, serta berhubungan negatif terhadap perilaku biaya
asimetrik. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Sorros & karagiorgos (2013) dan Via & Perego
(2013).
3. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa Intensitas aset
tidak berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan
administrasi, namun berhubungan positif terhadap perilaku biaya
asimetrik. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Via dan Perego (2013).
4. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa arus kas
bebas berpengaruh terhadap biaya penjualan, umum dan
administrasi. Namun berhubungan negatif terhadap perilaku biaya
asimetrik, dan justru berhubungan dengan perilaku biaya simetrik.
75
Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Jamal (2014).
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah proksi lain
dalam masalah agensi, seperti empire building, CEO incentive,
dsb.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti sektor industri
lain atau bahkan meneliti keseluruhan sektor sebagai objek
penelitian. Dengan demikian dapat diketahui karakteristik biaya
dari masing-masing sektor yang ada serta dari semua industri
secara keseluruhan.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti biaya lainnya, seperti
biaya R&D, biaya jamuan ataupun biaya lain yang bersifat
kebijakan.
4. Penelitian selanjutnya perlu menambah rentang waktu penelitian.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhamied Ahmed A. & Abulezz E Muhammed, 2013, “An empirical
investigation of the effectof cost structure and demand uncertainty
on SA&G cost stickiness”, working paper Zagazig University.
Abu-Serdaneh Jamal, 2014, “The Asymmetrical Behavioral of Cost:
Evidence From Jordan”, International Business Research; Vol. 7,
No.8; ISSN 1913-9004.
Anderson C. Mark, Banker D. Rajiv, Janakiraman Surya, 2000, “Are
Selling, General, and Administrative Cost “Sticky”?”. Working
paper School of Management The University of Texas at Dallas.
Anderson Mark, Banker Rajiv, Huang Rong, Janakiraman Surya, 2007,
“Cost Behaviour and fundamental Analysisof SG&A Cost”,
Working paper, University Texas Dallas, Temple University,
Barruch College.
Anthony A. Atkinson, Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura, S. Mark
young, 2009, “Akuntansi Manajemen”, Edisi 5 jilid 1, PT. Indeks ,
Jakarta.
Baker Rajiv, Flasher Renee, Zang Daqun, 2013, “Strategic positioning and
Assymetcric cost behavior”, Working paper. Temple University.
Banker D. Rajiv & Byzalov Dmitri, 2013, “Asymmetric Cost Behavior”.
working paper, Temple University.
Banker D. Rajiv, Byzalov Dmitry, and Jose M. Plehn-Dujowich, 2010,
“Sticky cost behavior: Theory and Evidence”, working paper, Fox
Sxhool of Bussines Temple University.
Banker D. Rajiv, Ciftci Mustafa, Mashruwala Raj, 2008, “Managerial
Optimism, Prior Period Sales Changes, and Sticky Cost Behavior”,
Working paper, Http://srn.com/abstract=1599284 diakses pada
tanggal 27 februari 2015 pukul 08:01.
Banker Rajiv, Basu Sudipta, Byzalov Dmitri, Chen Y.S. Janice, 2013,
“Asymmetries in Cost-Volume-Profit: Cost Stickiness and
Conditional Conservatism”, working paper, Fox School of
Business Temple University.
Banker ranjiv, Y.S. Janice Chen, Park Han-up, 2014, “Cost Behavioral
Model Analysts and Investors Use”, working paper,
http://ssrn.com/abstract=2482723diakses pada tanggal 12 februari
2015 pukul 16:18.
Belkaoui Ahmed Riahi, 2011, “Accounting Theory”, Edisi 5, Salemba 4,
Jakarta.
Charter K. William, 2009, “Akuntansi Biaya Buku 1”. Edisi 14. Salemba
empat, Jakarta.
Connon Jim, 2011, “Determinant of “Sticky cost:” An Analysis of Cost
Behavioral Using United States Air Transportation Industry Data”,
Working paper, Lowa State University,
77
http://ssrn.com/abstract=1895615 diakses pada 19 Maret 2015 pada
pukul 10:24.
Erlyn & Supatmi, 2010, “Kelengketan Biaya di Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) Milik Pemerintah Daerah”, working paper, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Satya Wacana Salatiga.
He Daoping, Teruya Jenny & Shimizu Takashi, 2010, “Sticky Selling,
General, and Administrative Cost Behavior and Its Changes in
Japan”,Global Journal of Business Research Vol. 4 number 4.
Hidayatullah Idi Junaidi, Utami Wiwik & Herliansyah, 2010, “Analisis
Perilaku Sticky Cost dan Pengaruhnya Terhadap Prediksi Laba
Menggunakan Model Cost Variability dan Cost Stickiness (CVCS)
Pada Emiten di BEI untuk Industri Manufaktur”, working paper,
Universitas Mercubuana.
Indrantoro & Bambang, 2002, “Metodologi Peneltian Bisnis, Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.
Imam Gozali, 2013, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 21”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Kama Itay, Weiss Dan, 2011, “Do manager’s deliberate decision induce
Sticky cost?”, working paper, Faculty of Management Tel Aviv
University.
Kieso E. Donald, Weygandt J. Jerry & Warfield D. Terry, 2011,
“Intermediate Accounting Volume 1”, IFRS Edition, John Wiley &
Sons, Inc, United Stated of America.
Moeljadi, 2007, “Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif”, Jilid 1, Bayu Media, Malang.
Otavio Ribeiro de Medeiros & Patricia de Souza Costa, 2004, “Cost
Stickiness in Brazilian Firms,.working paper, Departement of
Accounting, Universidade de Brasilia.
Pervan Maja & Pervan Ivica, 2010, “Analysis of Sticky Cost: Croatian
Evidence”, Recent Research in Business and Economics. ISBN :
978-1-61804-102-9.
Pichetkun Nuchjaree, 2012, “The Determinants of Sticky Cost Behavior on
Political Costs, Agency Costs, And Corporate Governance
Perspectives”, Dissertation, Rajamangala University of Technology
Thanyaburi.
Ray H. Garrison, Eric W, Noreen MC, 2003, ”Management Accounting”,
Mc. Graw hill, NewYork.
Reeve James M, Warren Carl S, Duchac Jonathan E, Wahyuni Ersa Tri,
Soepriyanto Gatot, Jusuf Amir Abadi, Djakman Chaerul, 2010,
“pengantar akuntansi adaptasi indonesia buku 2”, salemba empat,
Jakarta.
Robert N. Anthony & Govindarajan Vijay, 2008, “Sistem Pengendalian
Manajemen”, Salemba empat, Jakarta.
Shad Parastou Bagheri, 2014, “A Comparative Study of the Adhesive
Behavior Observed in Sales, Administrative and General Costs and
the Cost of Sales Product among Firms Listed in Tehran Stock
78
Exchange”. Journal of Applied Environmental and Biological
Sciences, 4(3)103-108, ISSN: 2090-4274.
Stephen A. Ross, Westerfield W. Randolph, Jaffe Jeffrey, 2010,
“Corporate Finance”, ninth Edition, Mc. Graw Hill, New York.
Subramaniam Chandra, Weidenmier L. Marcia, 2003, “Additional
Evidence on The Sticky Behavior of Cost”, working Paper, M. J.
Neeley School of Business Texas Christian University.
Thomas P. Edmonds, 2006, “Fundamental Managerial Accounting
Concept”, Mc. Graw Hill, New york.
Via Dalla Nicola, Perego Paolo, 2013, “Sticky Cost Behavior: Evidence
from Small and Medium Sized Companies”, Working Paper,
http://ssrn.com/abstract=2226399 diakses pada tanggal 19 Maret
2015 pada pukul 10:29.
Weiss Dan, 2010 “Cost Behavior and Analysts’ Earning Forecasts”, The
Accounting Review Vol. 85, No. 4 pp. 1441-1471.
Xioling Clara Chen, Gores Timo, Nasev Julia, 2013, “Managerial over
Confidence and Cost Stickiness”, working Paper, Global
Management Accounting Research Symposium.
Xioling Clara Chen, Lu Hai, Sougiannis Theodore, 2012, “The Agency
Problem, Corporate Governance, and the Asymmetrical Behavioral
of Selling, General and Administrative Cost”. Cotemporary
Accounting Research Vol. 29 No. 1(Spring 2012) pp. 252-282
80
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE SUB SEKTOR
1
PT. ALAM KARYA
UNGGUL AKKU PLASTIK DAN KEMASAN
2
PT. ALAKASA
INDUSTRINDO ALKA LOGAM DAN SEJENISNYA
3
PT. ALUMINDO LIGHT
METAL INDUSTRY ALMI LOGAM DAN SEJENISNYA
4
PT. ASIAPLAST
INDUSTRIES APLI PLASTIK DAN KEMASAN
5
PT. PRIMARINDO ASIA
INFRASTRUCTURE BIMA ALAS KAKI
6
PT. BETONJAYA
MANUNGGAL BTON LOGAM DAN SEJENISNYA
7
PT. BUDI STARCH &
SWEETENER BUDI
INDUSTRI DASAR DAN
KIMIA
8
PT. WILMAR CAHAYA
INDONESIA CIKA
MAKANAN DAN
MINUMAN
9
PT. DUTA PERTIWI
NUSANTARA DPNS
INDUSTRI DASAR DAN
KIMIA
10 PT. FAJAR SURYA WISESA FASW
OTOMOTIF DAN
KOMPONEN
11
PT. GUNAWAN DIANJAYA
STEEL GDST LOGAM DAN SEJENISNYA
12 PT. GAJAH TUNGGAL GJTL
OTOMOTIF DAN
KOMPONEN
13
PT. PANASIA INDO
RESOURCES HDTX TEXTIL DAN GARMENT
14
PT. CHAMPION PASIFIC
INDONESIA IGAR PLASTIK DAN KEMASAN
15 PT. INDOFARMA INAF FARMASI
16 PT. JAYA PARI STEEL JPRS LOGAM DAN SEJENISNYA
17 PT. LION METAL WORKS LION LOGAM DAN SEJENISNYA
18 PT. MARTINA BERTO MBTO
KOSMETIK DAN
KEPERLUAN RUMAH
TANGGA
19
PT. MULTI BINTANG
INDONESIA MLBI
MAKANAN DAN
MINUMAN
20 PT. MUSTIKA RATU MRAT
KOSMETIK DAN
KEPERLUAN RUMAH
TANGGA
81
NO. NAMA PERUSAHAAN KODE SUB SEKTOR
21
PT. APAC CITRA
CENTERTEX MYTX TEXTIL DAN GARMENT
22
PT. PELANGI INDAH
CANINDO PIKO LOGAM DAN SEJENISNYA
23 PT. SIERAD PRODUCE SIPD PAKAN TERNAK
24 PT. INDO ACIDATAMA SRSN
INDUSTRI DASAR DAN
KIMIA
25
PT. SUNSON TEXTILE
MANUFACTURER SSTM TEXTIL DAN GARMENT
26 PT. SLJ GLOBAL SULI
KAYU DAN
PENGOLAHANNYA
27
PT. TIRTA MAHAKAM
RESOURCES TIRT
KAYU DAN
PENGOLAHANNYA
28 PT.TRIAS SENTOSA TRST PLASTIK DAN KEMASAN
29
PT. NUSANTARA INTI
CORPORA UNIT TEXTIL DAN GARMENT
82
DATA YANG DIOLAH
Y β1 β2 Int
Hutang Int Aset
Arus Kas
Bebas
AKKU 2011 0,03 -0,06 0,87 0,31 0,58 0,53
AKKU 2012 0,03 -0,2 0,62 0,89 0,51 -0,18
AKKU 2013 0,37 0,6 0 0 0 0
ALKA 2011 0,09 0,01 0 0 0 0
ALKA 2012 0,18 -0,02 0,96 -0,91 -0,72 0,01
ALKA 2013 0,08 0,12 0 0 0 0
ALMI 2011 0,01 0,08 0 0 0 0
ALMI 2012 0 -0,05 0,89 -0,35 -0,21 -0,01
ALMI 2013 -0,02 -0,05 0,89 -0,12 -0,02 -0,14
APLI 2011 0,15 0,04 0 0 0 0
APLI 2012 0,08 0,05 0 0 0 0
APLI 2013 0,01 -0,09 0,82 -0,42 0,03 0,07
BIMA 2011 0,06 -0,24 0,57 0,11 -0,17 0
BIMA 2012 0,06 0,12 0 0 0 0
BIMA 2013 0,07 0,06 0 0 0 0
BTON 2011 0,01 0,08 0 0 0 0
BTON 2012 -0,01 0 0 0 0 0
BTON 2013 0,05 -0,14 0,73 -0,35 0,14 0,01
BUDI 2011 0,1 0,07 0 0 0 0
BUDI 2012 -0,07 -0,04 0,92 -0,18 0 -0,03
BUDI 2013 0,12 0,05 0 0 0 0
CIKA 2011 0,15 0,24 0 0 0 0
CIKA 2012 0,13 -0,04 0,91 -0,27 -0,04 -0,04
CIKA 2013 0,06 0,35 0 0 0 0
DPNS 2011 0,07 0,1 0 0 0 0
DPNS 2012 -0,04 0,08 0 0 0 0
DPNS 2013 0,1 -0,05 0,9 -0,54 0,26 0,04
FASW 2011 0,13 0,09 0 0 0 0
FASW 2012 -0,02 -0,01 0,97 -0,02 0,14 -0,02
FASW 2013 0,13 0,09 0 0 0 0
GDST 2011 0,1 0,09 0 0 0 0
GDST 2012 -0,31 -0,1 0,79 -0,51 -0,12 0,06
GDST 2013 0,06 -0,07 0,86 -0,57 -0,06 -0,03
GJTL 2011 0,01 0,08 0 0 0 0
GJTL 2012 -0,01 0,03 0 0 0 0
GJTL 2013 0,14 -0,01 0,98 -0,11 0,09 0,01
HDTX 2011 0 0,22 0 0 0 0
83
Y β1 β2 Int
Hutang Int Aset
Arus Kas
Bebas
HDTX 2012 0,05 -0,11 0,78 -0,06 0,16 -0,06
HDTX 2013 0,15 0,09 0 0 0 0
IGAR 2011 -0,11 -0,02 0,96 -0,86 -0,15 -0,02
IGAR 2012 0,03 0,04 0 0 0 0
IGAR 2013 0,02 0,06 0 0 0 0
INAF 2011 0,06 0,06 0 0 0 0
INAF 2012 -0,04 -0,02 0,96 -0,32 0,01 0,01
INAF 2013 0,1 0,06 0 0 0 0
JPRS 2011 0 0,18 0 0 0 0
JPRS 2012 0,03 -0,14 0,72 -0,69 -0,05 -0,01
JPRS 2013 -0,01 -0,37 0,42 -0,48 0,12 0,07
KBRI 2011 0,17 -0,48 0,33 0,15 0,49 0,1
KBRI 2012 0,03 0,25 0 0 0 0
KBRI 2013 0,06 -0,58 0,27 0,24 0,48
LION 2011 0,08 0,11 0 0 0 0
LION 2012 0,08 0,09 0 0 0 0
LION 2013 0,07 0 1 -0,6 0,17 0
MBTO 2011 0,08 0,06 0 0 0 0
MBTO 2012 0,03 0,04 0 0 0 0
MBTO 2013 -0,03 -0,05 0,89 -0,54 -0,02 -0,06
MLBI 2011 -0,01 0,02 0 0 0 0
MLBI 2012 -0,05 -0,07 0,84 -0,24 -0,11 -0,08
MLBI 2013 0,31 0,36 0 0 0 0
MRAT 2011 0,04 0,04 0 0 0 0
MRAT 2012 0,06 0,05 0 0 0 0
MRAT 2013 0 -0,11 0,78 -0,56 0,07 -0,01
MYRX 2011 0,3 0,23 0 0 0 0
MYRX 2012 -0,12 -0,19 0,64 0,56 0,61
MYRX 2013 -0,09 0,16 0 0 0 0
MYTX 2011 -0,08 0,06 0 0 0 0
MYTX 2012 -0,11 -0,11 0,78 0,07 0,06 -0,01
MYTX 2013 0,1 0,1 0 0 0 0
PIKO 2011 0,01 0,03 0 0 0 0
PIKO 2012 0,01 -0,02 0,95 -0,17 0 -0,02
PIKO 2013 -0,01 0,06 0 0 0 0
SIPD 2011 0,14 0,04 0 0 0 0
SIPD 2012 0,17 0,03 0 0 0 0
SIPD 2013 0,01 -0,05 0,89 -0,28 -0,08 -0,01
SRRN 2011 0,04 0,05 0 0 0 0
84
Y β1 β2
Int
Hutang Int Aset
Arus Kas
Bebas
SRRN 2012 0,02 0 0,99 -0,46 0,02 -0,01
SRRN 2013 0 0,01 0 0 0 0
SSTM 2011 -0,07 -0,04 0,9 0,12 0,29 0,03
SSTM 2012 -0,06 0,14 0 0 0 0
SSTM 2013 0 0,01 0 0 0 0
SULI 2011 -0,22 -0,16 0,69 0,42 0,43 0,02
SULI 2012 0,01 -0,13 0,74 0,51 0,5 0,03
SULI 2013 -0,03 -0,23 0,59 0,51 0,42 0,14
TIRT 2011 -0,07 -0,07 0,86 -0,01 0,07 -0,05
TIRT 2012 0,07 0,05 0 0 0 0
TIRT 2013 0,09 0,06 0 0 0 0
TRST 2011 0,01 0,06 0 0 0 0
TRST 2012 -0,27 -0,02 0,96 -0,35 0,05 -0,03
TRST 2013 0,11 0,02 0 0 0 0
UNIT 2011 0,05 -0,04 0,91 -0,18 0,43 0
UNIT 2012 -0,44 -0,07 0,86 0,17 0,54 -0,59
UNIT 2013 0,08 0,06 0 0 0 0
85
HASIL UJI STASTISTIK
1. UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Penjualan 87 1602611454 12578596000
000
15458959206
01,68
23574008616
38,715
Biaya PU&A 87 844146024 90760000000
0
12790708150
9,29
17432600306
5,308
Total Hutang 87 5832610570 96264110000
00
92778434257
2,60
15986640497
11,977
Total Aset 87 10582842396 15350754000
000
15257621837
46,16
25270287432
26,790
PU&A/PU&At-1 87 ,3658877843
352816
2,328627040
4896277
1,102740892
571872
,2660540359
41596
Penjualan/Penjualan
t-1
87 ,4234146503
130145
3,943010211
3822530
1,096907395
673649
,4204493933
49286
Total
hutang/penjualan
87 ,0718023495
753628
26,68048029
56313840
1,031211921
231027
2,967093344
365894
Total
Aset/penjualan
87 ,1767052568
788863
7,154224028
0265840
1,393578072
182502
1,321996314
844768
FCF/penjualan 87 -,89 3,05 ,0159 ,38615
Valid N (listwise) 87
87
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 87
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
,08722013
Most Extreme
Differences
Absolute ,077
Positive ,044
Negative -,077
Kolmogorov-Smirnov Z ,720
Asymp. Sig. (2-tailed) ,677
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
B. Autokolerasi
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,602a ,363 ,323 ,08987 2,204
88
C. Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Correlations Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1
(Constant)
β 1 ,482 ,346 ,294 ,625 1,599
β 2 -,387 -,068 -,054 ,404 2,474
Intensitas
Debt
,024 ,038 ,030 ,390 2,567
Intensitas
Aset
-,279 -,156 -,126 ,452 2,213
Arus Kas
Bebas
,315 ,357 ,305 ,988 1,012
D. Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,048 ,009 5,242 ,000
β 1 ,077 ,059 ,172 1,294 ,199
β 2 ,037 ,022 ,273 1,652 ,102
Intensitas
Hutang
-,015 ,035 -,072 -,426 ,671
Intensitas
Aset
,066 ,052 ,199 1,275 ,206
Arus Kas
Bebas
-,049 ,065 -,080 -,760 ,449
89
3. UJI HIPOTESIS
A. KOEFISIENSI DETERMINASI
Model Summary
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,602a ,363 ,323 ,08987
B. UJI statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,037 ,016 2,395 ,019
β1 ,334 ,100 ,389 3,325 ,001
β2 -,041 ,030 -,157 -1,342 ,183
a. Dependent Variable: Biaya penjualan, umum dan administrasi
Coefficients a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,039 ,015 2,639 ,010
β 1 ,319 ,096 ,372 3,317 ,001
β 2 -,022 ,036 -,086 -,614 ,541
Intensitas
Hutang
,019 ,057 ,048 ,339 ,735
Intensitas
Aset
-,120 ,085 -,187 -1,418 ,160
Arus Kas
Bebas
,363 ,105 ,307 3,443 ,001
a. Dependent Variable: Biaya Penjualan, umum dan administrasi