percobaan digitalisasi citra
TRANSCRIPT
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014DAFTAR ISI
Cover.................................................. i
Daftar Isi............................................. ii
1. PENDAHULUAN......................................... 1
1.1 Tujuan Penulisan................................. 1
1.2 Dasar Teori...................................... 1
1.2.1 Digitalisasi................................ 1
1.3 Alat dan Bahan................................... 3
2. PEMBAHASAN.......................................... 4
2.1 Digitalisasi Menggunakan Kamera.................. 4
2.2 Digitalisasi Menggunakan Scanner ................ 5
3. PENUTUP............................................. 7
3.1 Kesimpulan....................................... 7
Daftar Pustaka......................................... 8
1
1.PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Penulisan [1]
Dalam makalah ini, penulis akan menganalisa proses
digitalisasi sebuah dokumen tercetak berupa gambar menggunakan
kamera sebagai digitizer. Dan untuk mengetahui perbedaan dari
dokumen yang tercetak dan hasilnya dalam bentuk digital.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Digitalisasi
Digitalisasi (digitizing) merupakan sebuah terminologi untuk
menjelaskan proses alih media dari bentuk tercetak, audio,
maupun video menjadi bentuk digital. Digitalisasi dilakukan
untuk membuat arsip dokumen bentuk digital, untuk fungsi
fotokopi, dan untuk membuat koleksi perpustakaan digital.
Digitalisasi memerlukan peralatan dalam merubah dari dokumen
tercetak menjadi digital yang disebut sebagai Digitizer contohnya
seperti komputer, scanner, kamera, dan lain-lain. Dokumen
tercetak dapat dialihkan ke dalam bentuk digital dengan
bantuan program pendukung scanning dokumen seperti Adobe
Acrobat dan Omnipage. Dokumen suara dapat dialihkan ke dalam
bentuk digital dengan bantuan program pengolah suara seperti
CoolEdit dan JetAudio. Dokumen video dapat dialihkan ke dalam
bentuk digital dengan bantuan program pengolah video.
Tujuan Digitalisasi, tidak lain adalah untuk mendapatkan
efisiensi dan optimalisasi dalam banyak hal antara lain1
efisiensi dan optimalisasi tempat penyimpanan, keamanan dari
berbagai bentuk bencana, untuk meningkatkan resolusi, gambar
dan suara lebih stabil.
Saat ini beberapa bidang kehidupan sedang mengalami
proses migrasi ke teknologi digital, dengan tujuan untuk
mendapatkan efisiensi dan optimalisasi. Antara lain
digitalisasi bidang telekomunikasi, bidang penyiaran, data-
data pemerintah, dsb.
Suatu citra harus direpresentasikan secara numerik dengan
nilai-nilai diskrit dengan tujuan agar dapat diolah dengan
komputer digital. Representasi citra dari fungsi kontinu
menjadi nilai-nilai diskrit disebut digitalisasi. Citra yang
dihasilkan yang disebut citra digital.
Pada umumnya citra digital berbentuk 4 persegi panjang
dan dimensi ukurannya dinyatakan sebagai tinggi x lebar atau
panjang x lebar. Citra digital yang berukuran N x M lazim
dinyatakan dengan matriks yang berukuran N baris dan M kolom.
Jadi, citra yang berukuran N x M mempunyai NM buah pixel.
Proses digitalisasi citra sama dengan proses konversi sinyal
analog ke digital, terdapat 2 proses yaitu :
1. Digitalisasi spasial atau sampling [2]
Sampling menyatakan besarnya kotak-kotak yang disusun
dalam baris dan kolom. Dengan kata lain sampling pada
citra menyatakan besar kecilnya ukuran pixel pada citra.
2
Untuk memudahkan implementasi, jumlah sampling
diasumsikan perpangkatan dari 2 :
N=2n
Dimana,
N = jumlah sampling pada suatu baris/kolom.
n = bilangan bulat positif.
Pembagian gambar menjadi ukuran tertentu menentukan
resolusi spasial yang diperoleh. Semakin tinggi
resolusinya, yang berarti semakin kecil ukuran pixel,
semakin banyak jumlah pixelnya, semakin halus gambar yang
diperoleh karena informasi yang hilang akibat
pengelompokan derajat keabuan pada sampling semakin
kecil.
2. Digitalisasi intensitas atau kuantitasi [2]
Setelah proses sampling maka proses selanjutnya
adalah kuantitasi. Kuantitasi menyatakan besarnya nilai
tingkat kecerahan yang dinyatakan dalm nilai tingkat
keabuan (grayscale) sesuai dengan jumlah bit biner yang
digunakan, dengan kata lain kuantitasi pada citra
menyatakan jumlah warna yang ada pada citra. Proses
kuantitasi membagi skala keabuan (0, L) menjadi G buah
level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat,
biasanya G diambil perpangkatan dari 2.
3
G=2m
Dimana,
G = derajat keabuan
m = bilangan bulat positif
Skala
keabuan
Rentang nilai
keabuan
Pixel
depth
21 (2
nilai)
0,1 1 bit
22 (4
nilai)
0 sampai 3 2 bit
24 (16
nilai)
0 sampai 15 4 bit
28 (256
nilai)
0 sampai 255 8 bit
Jumlah bit yang dibutuhkan untuk mempresentasikan nilai
keabuan disebut dengan kedalaman pixel (pixel depth). Citra
sering diasosiasikan dengan kedalaman pixelnya. Jadi, citra
dengan kedalaman 8 bit disebut juga citra 8 bit atau citra 256
warna. Semakin banyak jumlah derajat kebuan berarti jumlah bit
kuantisasinya makin banyak dan semakin bagus gambar yang
diperoleh.
4
1.3 Alat dan Bahan
Dalam penulisan ini penulis menggunakan peralatan
berupa :
1. Kamera Smart Phone Merk SONY dengan model Xperia M
2. Scanner Merk HP dengan model Scanjet 200
3. PC Desktop Prosessor Intel Dual Core E2160 Sistem
Operasi Microsoft Windows 7
2.PEMBAHASAN
2.1 Digitalisasi Menggunakan Kamera
Pengambilan citra dari dokumen cetak menggunakan kamera dengan
spesifikasi kamera sebagai berikut :
Megapixels : 5 Mega Pixel
Resolusi : 2592x1944 pixels
Setelah disimpan kedalam komputer, menghasilkan citra :
5
Gambar 1 . Hasil Digitalisasi Menggunakan Kamera
2.2 Digitalisasi Menggunakan Scanner
Pengambilan citra kedua menggunakan scanner sebagai digitazer-
nya dengan spesifikasi sebagai berikut :
Optical Resolution : Up to 2400 dpi
Color Depth : 48-bit
Level of grayscale : 256
Setelah disimpan kedalam komputer akan terlihat :
6
Gambar 2. Hasil Digitalisasi Menggunakan Kamera
Dari kedua citra diatas bisa terlihat bahwa digitalisasi
menggunakan scanner dan kamera hampir sama hasilnya karena
keduanya mempunyai spesifikasi yang sama, salah satunya
resolusi. Tetapi dalam menggunakan kamera sebagai digitizer
memerlukan beberapa faktor penunjang photografi untuk
menghasilkan citra yang bagus seperti pencahayaan, jarak,
distorsi dan fokus. Menggunakan scanner sebagai digitizer
untuk dokumen kertas lebih bagus dan lebih mudah dikarenakan
dalam digitalisasi menggunakan scanner menggunakan Charge
7
Coupled Device (CCD). Sehingga dalam digitalisasi tidak perlu
memerlukan faktor seperti pencahayaan dan jarak.
8
3.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Digitalisasi menggunakan scanner lebih baik digunakan
karena fungsi scanner sebagai digitizer diperuntukan untuk
membuat bentuk digital dari dokumen atau arsip. Dalam proses
digitalisasi menggunakan scanner, dokumen fisik dibaca secara
pixel per inchi (ppi) atau depth per inchi (dpi). Sementara
dalam digitalisasi menggunakan kamera, dokumen fisik dibaca
berdasarkan cahaya yang dipantulkan oleh objek dalam hal ini
dokumen. Kamera digunakan untuk mengambil citra dalam jarak
tertentu. Dalam menggunakan kamera, optik pengambil citra dan
suatu objek yang akan digitalisasi memiliki jarak tertentu
yang cenderung jauh. Sehingga kamera sangat tidak cocok untuk
digitalisasi dokumen dan arsip. Digitalisasi dokumen
menggunakan kamera memiliki beberapa masalah yaitu cahaya,
jarak, fokus, dan distorsi yang menyebabkan efek blur pada
citra digital.
9
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Digitalisasi
[2] e-learning.unej.ac.id/mod/resource/view.php?id=26508
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Image_scanner
[4] http://www.rideau-info.com/photos/genealogy-choosing.html
[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Camera
[6] elib.unikom.ac.id/download.php?id=7052
10