peningkatan aktivitas belajar menulis pantun - digital library

176
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS IV SDN PALUR 02 KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI OLEH : VERONIKA KRISTI ROSARI K7108249 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: khangminh22

Post on 05-Mar-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENULIS PANTUN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS IV

SDN PALUR 02 KEC. MOJOLABAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

OLEH :

VERONIKA KRISTI ROSARI

K7108249

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Veronika Kristi Rosari

NIM : K7108249

Jurusan/Program Studi : IP/PGSD

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN AKTIVITAS

BELAJAR MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA

KELAS IV SDN PALUR 02 KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN

2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber

informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Veronika Kristi Rosari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENULIS PANTUN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS IV

SDN PALUR 02 KEC. MOJOLABAN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

Veronika Kristi Rosari

K7108249

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Veronika Kristi Rosari. PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENULIS

PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS IV SDN PALUR 02

KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2011/2012 . Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar menulis

pantun melalui model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada

siswa kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban tahun ajaran 2011/2012.

Variabel yang terlibat adalah model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing sebagai variabel bebas dan aktivitas belajar menulis pantun sebagai

variabel terikat.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung selama 2

siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Palur 02

Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 25 siswa. Sumber

data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,angket dan dokumentasi. Uji

validitas data dengan menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik

analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles dan Huberman)

yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan tersebut

dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif teknik

Kancing Gemerincing dapat meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun pada

siswa kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban tahun ajaran 2011/2012.

Peningkatan aktivitas belajar menulis pantun tersebut dapat dibuktikan dengan

meningkatnya skor rata-rata pada setiap siklus. Skor rata-rata pada observasi awal

sebelum tindakan (pratindakan) yaitu 48,2 dengan ketuntasan klasikal 21,5%. Pada

siklus I skor rata-rata kelas meningkat menjadi 62,8 dengan ketuntasan klasikal

35,5%. Pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 85,35 dengan

ketuntasan klasikal 78%.

Kata kunci: Aktivitas belajar menulis pantun, Model pembelajaran Kooperatif

teknik Kancing Gemerincing.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Veronika Kristi Rosari. THE IMPROVEMENT OF LEARNING ACTIVITY

TO WRITE TRADITIONAL POETRY TROUGH COOPERATIVE

LEARNING KANCING GEMERINCING TECHNIQUE OF THE FOURTH

GRADE STUDENT OF SDN PALUR 02 MOJOLABAN IN THE

ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty

Sebelas Maret University .Surakarta. July 2012.

The purpose of this research is to improve the learning activity of writing

traditional poetry through cooperative learning Kancing Gemerincing technique of

the fourth grade students of SDN Palur 02 Mojolaban in the academic year

2011/2012. The variables involved are cooperative learning kancing gemerincing

technique as independent variable and the learning activity of writing traditional

poetry as a dependent variable.

The form of this research is classroom action research during two cycles.

Each cycle consists of 4 phases: planning, action, observation and reflection. The

subject of this research are students in fourth grade student of SDN Palur 02

Mojolaban amount to 25 students. The data sources are primary and secondary data.

The techniques of collecting data are observation, questionnaire and

documentation. The validity test of the data that used data triangulation and method

triangulation. The technique of analyzing the data used are interactive analysis

model (Miles and Huberman) that consist of three phases: data reduction, data

display, and conclusion.

Based on the result of classroom action research above, it can be concluded

that the application of cooperative learning Kancing Gemerincing technique can

improve the learning activity of writing traditional poetry on the fourth grade

students of SDN Palur 02 Mojolaban in the academic year 2011/2012. The

improvement of that learning activity of write traditional poetry can be verified by

the improved average score in each cycle. The average score of the pre observation

is 48.2 with the classical completeness 21.5%. In the first cycle the average score

improved becomes 62.8 and with the classical completeness is 35.5%. In the second

cycle the average score improved becomes 85.35 with the classical completeness is

78%.

Keyword: The learning activity of writing traditional poetry, cooperative learning

Kancing Gemerincing technique.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Belajar tidak hanya hal mempelajari buku-buku disekolah, melainkan bisa juga

dari menyadari dan memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang Tuhan hadirkan

setiap waktu. (Vero)

Tuhan menyediakan yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. (Vero)

Kemenangan seharusnya lahir dari target yang kita buat, bukan target ukuran

orang lain. (Vero)

Keterampilan menulis merupakan ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang

terpelajar (G. Tarigan)

“Suatu ilmu dapat bermanfaat bukan karena kehebatan ilmu ataupun penemunya,

melainkan manfaat ilmu tersebut bagi masyarakat umum

dan penerapannya yang sesuai.”

(Einstein)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Keluargaku tersayang

(Bapak Abdon Sutardjo, Ibu Tabita Suwandari dan Kristiana Desi Natalia) yang selalu

membimbing, menasehati, dan mendoakan yang terbaik bagiku.

Alphonsus Dananjaya yang menemani dalam suka dan duka serta selalu memberikan

semangat dalam meraih kesuksesan.

Teman-teman terbaikku, Wida Astuti, Wida Nurfika Sari, Titis Indriapsari, Titik Setyowati

dan Tika Yulianti yang selalu menemani hari-hariiku dengan peluk hangat persahabatan .

Teman-teman seperjuanganku angkatan 2008 S1 PGSD yang selalu memberikan inspirasi

dan semangat bagiku untuk menjadi lebih baik lagi.

Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku tercinta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula skripsi

dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar Menulis Pantun Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing pada Siswa Kelas IV SDN

Palur 02 Kecamatan Mojolaban Tahun Ajaran 2011/2012 ” ini dapat terselesaikan

dengan baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang

terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan skripsi.

3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin

penulisan skripsi.

4. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

5. Drs. Sadiman, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dan dorongan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara

tulus ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.

7. Dra. Emi Sugiati selaku Kepala Sekolah SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban

yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Bapak Ponco Yulianto, S.Pd selaku Guru Kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan

Mojolaban yang dengan senang hati membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga semua kebaikan dan bantuan dari

semua pihak tersebut mendapatkan berkat dan anugerah dari Tuhan Yang Maha

Esa.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Daftar Isi

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 7

A. Kajian Pustaka .................................................................................. 7

B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 30

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 31

D. Hipotesis ........................................................................................... 32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METOLOGI PENELITIAN ................................................................... 33

I. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 33

II. Subjek Penelitian .............................................................................. 33

III. Data dan Sumber Data ...................................................................... 33

IV. Bentuk Penelitian .............................................................................. 34

V. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 34

VI. Uji Validitas Data ............................................................................. 36

VII. Analisis Data ..................................................................................... 36

VIII. Indikator Kinerja Penelitian .............................................................. 37

IX. Prosedur Penelitian ........................................................................... 38

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 45

A. Deskripsi Pratindakan ....................................................................... 45

B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus ............................................. 48

1. Hasil Penelitian Siklus I .............................................................. 48

2. Hasil Penelitian Siklus II ............................................................ 59

C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................ 68

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 71

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................... 74

A. Simpulan ........................................................................................... 74

B. Implikasi ........................................................................................... 74

C. Saran ................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

LAMPIRAN .......................................................................................................... 79

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Daftar Gambar

Gambar Halaman

1.Gambar 2.1. Diagram derajat aktivitas belajar.............................................. 14

2.Gambar 2.2. Bagan kerangka berpikir .......................................................... 32

3.Gambar 3.1. Teknik analisis data model Miles dan Huberman .................... 37

4.Gambar 3.2. Bagan siklus PTK ..................................................................... 38

5.Gambar 4.1. Diagram Skor Aktivitas Menulis Pantun Pratindakan ............ 46

6.Gambar 4.2. Diagram Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus I........ 55

7.Gambar 4.3. Diagram Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus II ..... 64

8.Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun

pada Pratindakan, SiklusI dan Siklus II ...................................... 69

9. Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Menulis

Pantun pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II...................... 70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Daftar Tabel

Tabel Halaman

1.Tabel 2.1 Silabus Bahasa Indonesia Kelas IV .............................................. 18

2.Tabel 4.1. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Pratindakan ................... 45

3.Tabel 4.2. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus I .......................... 54

4.Tabel 4.3. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus II ......................... 63

5.Tabel 4.4. Perbandingan Skor Aspek Aktivitas Belajar Menulis Pantun

pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 68

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Daftar Lampiran

Lampiran Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 79

2. Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar ....................................................... 80

3. Angket Aktivitas Belajar ...................................................................... 82

4. Lembar Jawab Angket.......................................................................... 85

5. Pedoman Penilaian Angket .................................................................. 86

6. Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Belajar .................................... 87

7. Data Hasil Angket Pada Pratindakan ................................................... 97

8. Data Hasil Observasi Pada Pratindakan ............................................... 98

9. Silabus .................................................................................................. 99

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................................... 100

11. Data Hasil Angket Pada Siklus I .......................................................... 119

12. Data Hasil Observasi Pada Siklus I ...................................................... 120

13. Lembar Penilaian Guru Pada Siklus I .................................................. 121

14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................................... 127

15. Data Hasil Angket Pada Siklus II ........................................................ 144

16. Data Hasil Observasi Pada Sikus II ..................................................... 145

17. Lembar Penilaian Guru Pada Siklus II ................................................. 146

18. Lembar Observasi Pratindakan ............................................................ 152

19. Lembar Observasi Siklus I ................................................................... 158

20. Lembar Observasi Siklus II .................................................................. 170

21. Foto-foto Pembelajaran ........................................................................ 182

22. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi ......................................... 188

23. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Ijin Penyusunan Skripsi .......... 189

24. Surat Permohonan Ijin Observasi ........................................................ 190

25. Surat Permohonan Ijin Penelitian......................................................... 191

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempergunakan bahasa sebagai

alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Bahasa diartikan sebagai bagian dari

manusia yang dapat membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya, bahkan

bahasa dapat menunjukkan jati diri atau identitas seseorang. Bahasa merupakan hal

yang sangat penting bagi manusia, karena bahasa tidak hanya digunakan sebagai

alat untuk menyampaikan informasi, alat untuk mengadakan hubungan dan

pergaulan dalam kehidupan sehari-hari melainkan juga sebagai sarana

mengutarakan pikiran serta gagasan. Pembelajaran bahasa tersebut didapatkan

siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pembelajaran

Bahasa Indonesia di sekolah dasar dikategorikan dalam empat macam

keterampilan berbahasa. Empat macam keterampilan berbahasa itu adalah

keterampilan menyimak ( listening skills ), berbicara ( speaking skills ), membaca (

reading skills ), dan menulis ( writing skills ).

Empat ketrampilan berbahasa tersebut pada dasarnya merupakan satu

kesatuan, dan dapat disebut dengan istilah catur-tunggal (Dawson dalam Tarigan,

2008:1). Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan

berbahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Tarigan (2008:4)

berpendapat bahwa keterampilan menulis merupakan ciri dari orang yang terpelajar

atau bangsa yang terpelajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata menulis

memiliki arti yang kompleks tidak hanya kegiatan menyalin huruf atau tulisan saja,

namun juga sebagai ungkapan dari perasaan dan pikiran yang dituangkan dalam

sebuah tulisan. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran, perasaan

dan gagasannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dalam sebuah proses pembelajaran diharapkan sebuah pembelajaran yang

bersifat menarik, berbobot dan membuat siswa ikut ambil bagian dalam proses

pembelajaran tersebut secara menyeluruh. Terlebih ketika materi pelajaran

membuat pantun. Model pembelajaran yang digunakan sebagian besar guru adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

model pembelajaran konvensional dimana guru menggunakan metode ceramah

secara berlebihan, sehingga siswa mendapat ilmu dari penjelasan guru. Pada

dasarnya model pembelajaran seperti itu tidak membuat siswa aktif. Seharusnya

siswa mencari tahu sendiri ciri-ciri pantun dan guru memberikan bimbingan kepada

siswa agar tetap fokus pada tugas.

Siswa, sebagai subjek pembelajaran memiliki berbagai karakteristik

diantaranya ada siswa yang proaktif, ada siswa yang tidak banyak bicara (pendiam)

tetapi memiliki kemampuan akademik di atas temannya, dan terdapat pula siswa

yang banyak bicara tetapi memiliki kemampuan rendah. Dalam berbagai kondisi

siswa-siswa tersebut, pembelajaran yang dirancang sebaiknya dapat mencerdaskan

dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap siswa. Langkah yang dapat

ditempuh untuk dapat mewujudkan hal tersebut adalah dengan memaksimalkan

proses pembelajaran yang membuat siswa aktif belajar atau menekankan pada

aktivitas belajar siswa. Mulyon (2010) berpendapat bahwa aktivitas belajar

merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa)

dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan penekanannya

adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman

Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar

mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan

emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif,

afektif dan psikomotor”. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat disajikan dengan

berbagai teknik pembelajaran yang membuat siswa aktif ikut ambil bagian dalam

pembelajaran. Selain dapat mengesankan, pembelajaran yang dirancang untuk

membuat siswa aktif juga akan berdampak pada hasil belajar yang lebih baik. Guru

tidak mendominasi kegiatan tersebut tetapi memotivasi dan membimbing siswa

agar dapat mengembangkan potensi dan kreaktivitasnya.

Berdasarkan pada hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Palur

02 dan observasi, diketahui bahwa aktivitas belajar siswa menulis pantun di SD

Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban rendah, yakni memperoleh skor rata-rata

sebesar 48,2.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rendahnya aktivitas belajar menulis pantun tersebut dikarenakan guru

belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang

bersifat mengaktifkan siswa secara total. Guru lebih banyak menerangkan materi

dengan metode ceramah dan beberapa saat kemudian mengerjakan tugas menulis

pantun secara individu. Siswa hanya aktif dalam mendengarkan, melihat dan

menulis saja. Pada dasarnya pembelajaran seperti itu belum menimbulkan adanya

indikasi aktivitas belajar siswa yang tinggi, sebab siswa tidak melakukan interaksi

dengan siswa lain (diskusi dan menyatakan pendapatnya di kelas). Selain itu guru

tidak menggunakan media dalam proses pembelajarannya sehingga menimbulkan

rasa bosan pada siswa. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan dan jika pada

saatnya mereka akan go mengerjakan tugasnya membuat pantun secara individu.

Permasalahan-permasalahan tersebut mengindikasikan aktivitas belajar siswa kelas

IV SDN Palur 02 sangat rendah, yakni dengan skor rata-rata 48,2.

Trinandita (dalam Mulyono,2010) menyatakan bahwa ” hal yang paling

mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing

siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang

timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan

keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Selain permasalahan

diatas, banyak juga siswa yang kesulitan memilih perbendaharaan kata dengan

tepat. Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, tak jarang siswa yang kurang aktif

dalam pembelajaran akan tertinggal dengan siswa yang lebih aktif sehingga akan

berdampak pula dalam prestasi belajar menulis pantun. Pantun merupakan karya

sastra berupa puisi lama asli Indonesia. Sudah sepantasnya warga Indonesia

melestarikan dengan mempelajarinya, terlebih bagi siswa kelas IV SD.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk

meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun adalah model pembelajaran

Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. Model pembelajaran Kooperatif merujuk

pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa belajar dan bekerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran (Slavin, 2005:4). Model pembelajaran Kooperatif

tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar

pembelajaran Kooperatif yang membedakan dengan pembagian kelompok yang

dilakukan asal-asalan. Isjoni (2010:23) berpendapat bahwa pembelajaran

Kooperatif saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar

yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat

bekerja dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain.

Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata

pelajaran dan berbagai usia. Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran

Kooperatif adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama teman-

temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan

kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan

pendapat mereka secara berkelompok. Salah satu dari beberapa teknik yang ada

dalam pembelajaran Kooperatif adalah teknik Kancing Gemerincing.

Dalam teknik Kancing Gemerincing setiap siswa diberikan kesempatan

untuk mengungkapkan ide atau gagasannya serta mendengarkan pandangan dan

pemikiran dari teman-temannya dalam sebuah kelompok diskusi. Setiap siswa

diberikan kesempatan dengan jumlah yang sama untuk mengeluarkan pendapat/

gagasan dalam kelompok. Teknik Kancing Gemerincing merupakan teknik yang

mengatasi pemerataan dalam kelompok, sehingga tidak akan ada siswa yang

mendominasi dalam kelompok ataupun yang pasif dalam kelompok. Siswa akan

secara sendirinya aktif dalam diskusi kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul : ” Peningkatan Aktivitas Belajar Menulis

Pantun Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing

Gemerincing Pada Siswa Kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban

Tahun Ajaran 2011/2012 ”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah Pembelajaran Kooperatif teknik

Kancing Gemerincing dapat meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun pada

siswa kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan

yang hendak dicapai adalah untuk meningkatan aktivitas belajar menulis pantun

melalui Model Pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada siswa

kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

masukan lebih lanjut untuk penelitian, sebagai acuan atau referensi bagi peneliti

yang akan melakukan penelitian yang serupa ataupun dengan Model Pembelajaran

Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dan aktivitas belajar menulis pantun.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1). Meningkatnya aktivitas belajar siswa menulis pantun

2).Meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis pantun karena semangat

belajar .

b. Bagi Guru

Meningkatnya wawasan guru dalam menggunakan model pembelajaran

inovatif untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Bagi Sekolah

Meningkatnya mutu pembelajaran yang akan membawa pada kualitas sekolah

tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Hakikat Aktivitas Belajar Menulis Pantun

a. Pengertian Aktivitas Belajar

Sebelum peneliti menjelaskan pengertian dari aktivitas belajar, sebaiknya

dijelaskan terlebih dahulu pengertian aktivitas dan belajar. Aktivitas merupakan

kegiatan yang dilakukan mahkluk hidup dalam kesehariannya. Aktivitas diartikan

sebagai kegiatan. Menurut Anton M. Mulyono (dalam http://id.shvoong.com/social-

sciences/1961162-aktifitas-belajar/ yang diakses 10 Februari 2012), Aktivitas

artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jelasnya segala sesuatu yang dilakukan atau

kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu

aktivitas. Senada dengan pendapat Mulyono tersebut, Sriyono berpendapat aktivitas

adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas

siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar

mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada

proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas,

dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta

tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Sriyono dalam

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/ prestasi-belajar/ yang siakses 10 Februari

2012).

Aktivitas merupakan salah satu prinsip dalam proses belajar mengajar.

Thomas M Risk (dalam Ahmad Rohani, 2004:6) mengemukakan tentang belajar

mengajar sebagai berikut: Teaching is the guidance of learning experiences

(mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri

hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri

bereaksi terhadap lingkungannya. Jika seorang peserta didik ingin memecahkan

suatu problem, ia harus berpikir menurut langkah-langkah tertentu. Kalau ia ingin

menguasai suatu keterampilan, ia harus berlatih mengoordinasikan otot-otot

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tertentu. Kalau ia ingin memiliki sikap-sikap tertentu ia harus memiliki sejumlah

pengalaman emosional. Dengan demikian, belajar yang berhasil pasti melalui

berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Sardiman (2001:93)

menyatakan bahwa perlunya aktivitas dalam belajar. Sebab, prinsip belajar adalah

berbuat. Berbuat untuk menggubah tingkah laku. Tidak ada belajar jika tidak ada

aktivitas itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting

di dalam interaksi belajar-mengajar. Dari penjelasan diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik secara

jasmani maupun rohani untuk mencapai tujuan tertentu.

Belajar adalah hal yang diwajibkan pemerintah Indonesia bagi putra putri

calon generasi penerus bangsa minimal selama 9 tahun. Seperti dalam pembukaan

UUD 1945, didalamnya disebutkan bahwa tujuan bangsa Indonesia salah satunya

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mengacu dalam UUD 1945, belajar

adalah hal yang penting didapat oleh para calon penerus bangsa khususnya peserta

didik. Belajar dapat terjadi di lingkungan mana saja; lingkungan keluarga,

lingkungan masyarakat dan tentu saja di lingkungan formal seperti sekolah. Berikut

ini beberapa pendapat pakar tentang definisi belajar.

Menurut Sumiati (2009:38) belajar adalah proses perubahan tingkah laku

akibat interaksi individu dengan lingkungan. Sedangkan menurut Anthony Robbins

(dalam Trianto,2009:15) mendefinisikan bahwa belajar sebagai proses menciptakan

hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu

(pengetahuan) yang baru. Pendapat Anthony Robbins tersebut sesuai dengan teori

konstruktivisme dimana belajar adalah sebuah proses membangun pengetahuan

sendiri dari pengetahuan yang baru didapatkan dengan pengetahuan yang telah

diperoleh sebelumnya.

Melengkapi pendapat diatas, Agus Suprijono (2011:2) memberikan

kutipan definisi belajar dari beberapa pakar pendidikan, sebagai berikut :

1) Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang

melalui aktivitas. Perubahan yang disposisi tersebut bukan diperoleh langsung

dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

3) Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experince. (Belajar

adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).

4) Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something them selves, to

listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah

mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti

arah tertentu).

5) Geoch

Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah

perubahan performance sebagai hasil latihan).

6) Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of

past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanent

sebagai hasil dari pengalaman).

Kutipan-kutipan tentang belajar tersebut mengarah pada suatu proses yang

dialami seseorang untuk perubahan tingkah laku. Senada dengan itu, Oemar

Hamalik (2011:106) menyatakan belajar sebagai suatu proses, dan bukan hasil yang

hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian

pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki

sebelumnya.

Dari pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses kegiatan yang bersifat positif ditandai dengan perubahan tingkah laku

dan kemampuan yang didapat melalui proses interaksi dengan lingkungan.

Dari penjelasan tentang aktivitas dan belajar diatas, maka dapat dijelaskan

pengertian tentang aktivitas belajar berikut ini. Pendidikan modern lebih

menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan

bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta

perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas aktivitas

dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Menurut Sardiman (2001:98) aktivitas belajar adalah aktivitas yang

bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut

haruslah selalu berkait. Contohnya ketika seseorang beraktivitas membaca buku.

Secara fisik terlihat orang tadi menghadap buku yang sedang ia baca, tetapi

mungkin pikiran (sikap mentalnya) tidak tertuju pada buku tersebut, maka kegiatan

tersebut tidak dapat dikatakan aktivitas belajar, sebab tidak terdapat keserasian

antara aktivitas fisik dan mental.

Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses

interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang

dimaksudkan dalam hal ini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti

yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya, belajar aktif adalah “Suatu sistem

belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual

dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek

koqnitif, afektif dan psikomotor”. (Rochman Natawijaya dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/ yang diakses 10

Februari 2012 )

Thomas M. Risk (dalam Ahmad Rohani, 2004:6) mengemukakan tentang

belajar mengajar sebagai berikut: Teaching is the guidance of learning experiences

(mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri

hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri

bereaksi terhadap lingkungannya. Rosseau menyatakan bahwa segala pengetahuan

itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan

sendiri dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara

rohani maupun teknis (Rosseau dalam Sardiman ,2001:94). Hal tersebut

menjelaskan bahwa setiap orang yang belajar haruslah aktif, tanpa adanya aktivitas

dalam belajar, proses belajar tidak mungkin terjadi dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011:179) aktivitas belajar

didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajar dalam

situasi belajar-mengajar. Definisi tersebut tidak mengandung arti sempit, sebab

situasi belajar-mengajar tidak hanya didapat di dalam ruang-ruang kelas saja,

melainkam di alam luas terbuka dimana ada subjek sebagai pengajar dan ada subjek

sebagai pembelajar. Penggunaan aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki

manfaat tertentu, antara lain : 1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung

mengalami sendiri, 2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek diri

siswa, 3) memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok, 4) siswa belajar dan bekerja

berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam

rangka pelayanan perbedaan individual, 5) memupuk disiplin belajar dan suasana

belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat, 6) membina

dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antarguru

dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa, 7) pembelajaran dan

belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan

pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme, 8)

pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan

dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Dari pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

merupakan kegiatan fisik, mental, intelektual dan emosional yang dilakukan siswa

guna memperoleh hasil belajar.

b. Macam-macam Aktivitas Belajar

Paul B. Diedrich menggolongkan aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,

percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.

2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,

pidato, dan sebagainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin, dan sebagainya.

5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola,

dan sebagainya.

6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,

mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

7) Mental activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan

soal,menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

8) Emosional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,

tenang, gugup, dan sebagainya (Paul B. Diedrich dalam Sardiman A. M., 2001:

99).

Sedangkan menurut Soemanto (1998:107) mengemukakan 11 contoh

aktivitas belajar, antara lain :

1). Mendengarkan

Dalam proses pembelajaran di sekolah sering ada ceramah dari guru atau dosen.

Tugas pelajar atau mahasiswa adalah mendengarkan. Tidak setiap orang dapat

memanfaatkan situasi ini untuk belajar. Apabila hal mendengar mereka tidak

didorong oleh kebutuhan, motivasi dan tujuan tertentu, maka sia-sialah

pekerjaan mereka.

2). Memandang

Apabila kita memandang sesuatu dengan set tertentu untuk mencapai tujuan

yang mengakibatkan perkembangan diri kita, maka dalam hal demikian kita

sudah belajar

3). Meraba, mencium dan mencicipi/ mencecap.

Aktivitas meraba, aktivitas mencium ataupun aktivitas mencecap dapat

dikatakan belajar, apabila aktivitas-aktivitas tersebut didorong oleh kebutuhan,

motivasi untuk mencapai tujuan yaitu perubahan tingkah laku.

4). Menulis atau mencatat.

Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang

menyadari kebutuhan dan tujuan yang nantinya berguna bagi pencapaian tujuan

belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5). Membaca.

Membaca sebagai aktivitas belajar adalah dengan berorientasi pada tujuan dan

kebutuhan.

6). Membuat iktisar atau ringkasan, dan mengarisbawahi.

Iktisar atau ringkasan pada suatu materi akan sangat membantu sebagian besar

orang dalam belajar. Pada hal-hal penting kita beri garis bawah, hal itu sangat

membantu dalam usaha menemukan kembali materi dikemudian hari.

7). Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan.

Gambar, peta, dll dapat menjadi bahan ilustrasi yang membantu pemahaman

tentang sesuatu hal.

8). Menyusun paper atau kertas kerja.

Paper yang baik memerlukan perencanaan yang masak dengan menggumpulkan

ide-ide yang menunjang serta penyediaan sumber-sumber yang relevan.

9). Mengingat.

Mengingat yang disadari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan

belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu

berhubungan dengan aktivitas-aktivitas belajar lainnya.

10). Berpikir.

Dengan berpikir, orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang

menjadi tahu tentang hubungan antarsesuatu.

11). Latihan atau praktek.

Berlatih atau praktek terjadi interaksi yang interaktif antara subjek dengan

lingkungannya. Hasil dari latihan atau praktek akan berupa pengalaman yang

dapat mengubah diri subjek.

Dari dua pendapat di atas, penulis mengambil salah satu pendapat yang

dijadikan acuan, yakni pendapat Paul B. Diedrich yang menggolongkan aktivitas

belajar manjadi 8 macam, yakni: a) Visual activities, b) Oral activities, c) Listening

activities, d) Writing activities, e) Drawing activities, f) Motor activities, g) Mental

activities, dan h) Emotional activities.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Derajat Aktivitas Belajar yang Optimal

Kadar aktivitas belajar bergerak dari aktivitas belajar yang rendah sampai

aktivitas belajar yang tinggi. Raka Joni (dalam Sudjana, 2010:7) melukiskan dalam

gambar 2.1 diagram derajat aktivitas belajar sebagai berikut :

Tinggi

menggambil keputusan

memecahkan masalah

III mengumpulkan dan mengelola data

mengajukan hipotesis

mengkaji nilai

merumuskan masalah

meramalkan

menilai

II menyintesis

menganalisis

menerapkan

menyimpulkan

membedakan

menjelaskan

I mengenal

Mengingat

Rendah

Gambar 2.1. Diagram derajat aktivitas belajar

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi aktivitas

mental, semakin berbobot aktivitas belajar siswa, dan semakin kompleks usaha

guru dalam melaksanakan poses pembelajaran.

d. Menulis Pantun

1) Pengertian menulis

Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara tatap muka dengan orang lain. menulis dipandang sebagai sebuah

keterampilan karena didalam menulis membutuhkan tahap-tahap (proses) dan

kemampuan. Zuchdi dan Budiasih (2001:71) menambahkan bahwa menulis

merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.

Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan

logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan

menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan yang menerapkan kaidah-

kaidah tulis menulis dengan baik.

Sedangkan menurut McCrimmon (dalam St. Y. Slamet, 2008:141)

berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan

mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara

menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.

Sedangkan Suparno dan Yunus (dalam St. Y Slamet, 2008:96) mendefinisikan

menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Senada dengan pendapat Mary S

Lawrene (dalam St. Y. Slamet, 2008:97) menyatakan bahwa menulis adalah

mengomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis.

Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau

perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu,

dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis

bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi

justru dikuasai (St. Y. Slamet , 2008: 97).

Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang

terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan),

penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau

penyempurnaan tulisan). Urutan dan batas antarfase itu sangatlah luwes, bahkan

dapat tumpang tindih. Sewaktu menulis sangat mungkin kita melakukan aktivitas

yang terdapat dalam fase secara bersama.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, menulis, disamping sebagai proses,

juga merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Sebagaimana diungkapkan Sri

Hastuti (dalam St. Y. Slamet,2008:98) bahwa kegiatan menulis merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kegiatan yang sangat komplek karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan

berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain a) adanya

kesatuan gagasan, b) penggunaan kalimat yang jelas dan efektif, c) paragraf disusun

dengan baik, d) penerapan kaidah ejaan yang benar, dan e) penguasaan kosakata

yang memadai.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

kegiatan mengolah pemikiran, ide, pengetahuan dan pengalaman seseorang yang

dituangkan dalam bahasa tulis melalui proses penulisan yang mempertimbangkan

kaidah penulisan yang baik dan benar sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.

2). Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Dalam Budiman (1987:18)

pantun berarti ibarat, umpama, misal, bagai, seperti, laksana. Pantun merupakan

puisi lama asli Indonesia yang ternyata terdapat di semua daerah Indonesia. Misal :

sesindiran dan sesuwalan dalam bahasa Sunda, parikan dan wangsalan dalam

bahasa Jawa, ende-ende dalam bahasa Batak, dan pantom dalam bahasa Ambon.

Pantun sangat populer dikalangan masyarakat karena digemari orang.

Pantun dapat dianalisis atas unsur yang membangunnya, yaitu unsur

bentuk batin (isi,makna) dan bentuk fisik (lahir). Di dalam pantun aturan itu sangat

ketat, selanjutnya lebih dikenal sebagai ciri-ciri pantun (Heru Wijayanto, 1990:10) .

Ciri-ciri pantun tentang isi, meliputi :a). Baris pertama dan kedua berupa

sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi; b). Satu bait sudah

merupakan satu kesatuan utuh dan selesai; c). Isi pantun biasanya untuk

maksud tertentu sesuai dengan umur, oleh sebab itu, ada pantun kanak-kanak,

remaja, orang tua, dan pantun jenaka.

Sedangkan ciri-ciri bentuk fisiknya, meliputi :

a). Satu bait terdiri atas empat baris.

b). Satu baris terdiri dari empat kata, atau delapan sampai dua belas suku

kata.

c). Pantun bersajak ab ab.

d). Irama pantun beralun dua.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Surana (1986:27) bila ditinjau dari bentuk atau jumlah barisnya

pantun dibedakan menjadi 4 sebagai berikut:

a). Pantun biasa

b). Karmina

c). Talibun

d). Pantun berkait

Sedangkan menurut isi atau umur golongan orang yang menggunakan pantun biasa,

pantun dibagi menjadi 6 macam sebagai berikut :

a). Pantun anak-anak; (1) pantun suka cita, (2) pantun duka cita

b). Pantun muda; (1) pantun perkenalan, (2) pantun berkasih-kasihan, (3)

pantun perceraian, (4) pantun beriba hati.

c). Pantun tua; (1) pantun nasihat, (2) pantun adat, (3) pantun agama.

d). Pantun dagang

e). Pantun teka-teki

f). Pantun jenaka

Pantun memiliki peran sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan

sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih

seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih orang

berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.

Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang.

Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun

menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.

Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat

penyampaian pesan.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan pantun adalah karya sastra

puisi lama asli Indonesia yang memiliki nilai-nilai yang membentuk keindahan

sajak/rima. Maka dapat pula ditarik sebuah pengertian bahwa menulis pantun

adalah kegiatan mengolah pemikiran, ide, pengetahuan dan pengalaman seseorang

menjadi sebuah karya sastra yang memiliki nilai-nilai keindahan sajak/rima yang

dituangkan dalam bahasa tulis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3). Menulis pantun di SD

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2012, terdapat

materi membuat pantun dalam salah satu mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

kelas IV pada semester II . Silabus yang memuat kompetensi menulis pantun adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Silabus Bahasa Indonesia Kelas IV

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Mendengarkan pengumuman

dan pembacaan pantun.

6.Mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dengan

berbalas pantun dan bertelepon.

7.Memahami teks melalui

membaca intensif, membaca

nyaring, dan membaca pantun

8.Mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi secara

tertulis dalam bentuk karangan,

pengumuman, dan pantun anak

5.2 Menirukan Pembacaan

pantun anak dengan lafal dan

intonasi yang benar.

6.1 Berbalas pantun dengan lafal

dan intonasi yang benar.

7. 3 Membaca pantun anak secara

berbalasan dengan lafal dan

intonasi yang tepat.

8.3 Membuat pantun anak yang

menarik tentang berbagai tema

(persahabatan, ketekunan,

kepatuhan, dan lainlain) sesuai

dengan ciriciri pantun

Dari silabus diatas dapat dirumuskan bahwa kompetensi yang harus

dikuasai dalam pembelajaran menulis pantun untuk siswa kelas IV adalah sebagai

berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a). Mengetahui ciri-ciri pantun dengan baik.

b). Membuat pantun anak dengan benar.

c). Menirukan pembacaan pantun anak.

d). Membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang benar.

e). Berbalas pantun.

4). Tahap-tahap menulis pantun

Dalam menulis pantun terdapat beberapa tahap/ cara lebih mudah, cepat

dan benar membuat pantun. Tahap-tahap tersebut antara lain :

a). Menentukan topik yang tepat

b). Membuat isi pantun, perhatikan ciri pantun mengenai sampiran dan isi

dimana isi pantun adalah baris ketiga dan keempat.

c). Setelah isi pantun didapat, langkah selanjutnya adalah membuat

sampiran, perhatikan permaianan bunyi sajak tiap baris dimana bunyi

sajak baris pertama sama (hampir sama) dengan bunyi sajak baris

ketiga dan bunyi sajak baris kedua sama (hampir sama) dengan bunyi

sajak baris keempat.

d). Menghitung jumlah kata dan suku kata.

e. Aktivitas Menulis Pantun

Mengacu dalam penggolongan aktivitas belajar oleh Paul B. Diedrich yang

menggolongkan menjadi 8 penggolongan macam aktivitas belajar , maka dapat

dijelaskan aktivitas menulis pantun di SD antara lain:

1). Visual activity, meliputi: memperhatikan gambar media yang digunakan dan

membaca pantun yang ada dipapan tulis.

2). Oral activity, meliputi: bertanya pada guru tentang materi pantun,

menyampaikan pendapat/ ide dalam kelompok mengenai ciri-ciri pantun dan

menjawab pertanyaan guru.

3). Listening activity, meliputi: mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan

ide/pendapat orang lain tentang ciri-ciri pantun, dan mendengarkan teman lain

membacakan pantun didepan kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4). Writing activity, meliputi: mencatat pokok-pokok penjelasan, mengerjakan

tugas menulis pantun, menyalin tulisan guru di papan tulis, dan menulis pantun

dengan ciri yang benar.

5). Drawing activity, meliputi: membuat pola pantun dengan sampiran dan isi yang

benar.

6). Motor activity, meliputi: aktif berdiskusi dalam kelompok .

7).Mental activity, meliputi: menyampaikan tanggapan didalam kelas,

menyampaikan pendapat didalam kelompok, dan dapat menyelesaikan soal-soal

diskusi.

8). Emosional activity, meliputi: bersemangat mengikuti pembelajaran pantun di

kelas, dan berani maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi.

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing

a. Pengertian Model Pembelajaran

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, saat ini

berkembang berbagai model pembelajaran. Dari waktu ke waktu terus mengalami

perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan berganti

dengan model pembelajaran yang lebih modern, dimana siswa yang aktif dalam

proses pembelajaran (student centered). Berikut ini pendapat beberapa pakar ahli

mengenai model pembelajaran.

Menurut Agus Suprijono (2010:45) model pembelajaran merupakan

landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori

belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional dikelas. Selanjutnya Agus Suprijono

menambahkan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai pola yang

digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk

kepada guru kelas. Sependapat dengan hal tersebut Joice dan Weil (dalam Isjoni,

2010:73) mengemukakan model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang

sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya. Itu

berarti dalam model pembelajaran tersimpan isi atau bisa dikatakan kunci dalam

sebuah proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Arends (dalam Agus Suprijono, 2010:46) model

pembelajaran didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

Isjoni (2010:7) menyatakan secara harfiah model pembelajaran merupakan

strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar

dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki ketrampilan sosial, dan

pencapian hasil pembelajaran yang lebih optimal.

Untuk memilih model yang tepat menurut Hasan (dalam Isjoni, 2010:73),

maka perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran. Dalam

praktiknya semua model pembelajaran bisa dikatakan baik jika memenuhi prinsip-

prinsip sebagai berikut: (1) semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin

besar aktivitas belajar siswa, maka hal itu semakin baik; (2) semakin sedikit waktu

yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik; (3)

sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan; (4) dapat dilaksanakan dengan

baik oleh guru; (5) tidak ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala

tujuan, jenis materi, dan proses belajar yang ada.

Dari pendapat beberapa pakar diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang dirancang secara sistematis

untuk mengorganisasikan kurikulum dan materi agar tercapai tujuan belajar.

b. Hakikat Pembelajaran Kooperatif

Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi dan dapat

meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran, maka harus dirancang dan

dibangun suasana kelas sedemikian rupa, sehingga siswa mendapat kesempatan

untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Salah satu model pembelajaran yang

berkembang saat ini adalah pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling bekerja sama

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif berasal dari kata

“kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling

membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.

Menurut Slavin (2005:4) pembelajaran Kooperatif merujuk pada berbagai

macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

pelajaran. Dalam kelas Kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu,

saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang

mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-

masing. Slavin menekankan pembelajaran Kooperatif pada kebersamaan dalam

belajar. Siswa akan sama-sama menyatukan pemikiran-pemikiran yang dikuasai

menjadi bahan pembelajaran bukan masalah. Pembelajaran Koopratif memiliki

kelebihan yang sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari

latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa pendidikan khusus

terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka.

Ballantine dan Larres (2007) dalam jurnal internasional mengutip pendapat

dari Johnson dan Johnson bahwa:

Simply placing students into groups and requiring them to work together does

not necessarily promote cooperative learning (Gillies, 2003). Rather, to be

assured that a cooperative learning environment exists, groups must be

structured in such a way that group members understand the need to co-

ordinate activities to facilitate one another‟s learning.

Dapat diartikan bahwa menempatkan siswa kedalam kelompok dan meminta

mereka untuk bekerja bersama tidak secara langsung (paksa) menjadikannya

sebagai pembelajaran kooperatif ( Gillies, 2003). Lebih baik, menyakinkan bahwa

sebuah lingkungan pembelajaran kooperatif ada, kelompok harus dibangun dalam

sebuah anggota kelompok yang memahami sebuah kebutuhan untuk

mengkoordinasi kegiatan sebagai fasilitas pembelajaran satu sama lain. Lebih

jelasnya, Kooperatif didefinisikan sebagai pembentukan kelompok-kelompok kecil

yang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut untuk bekerja sama dan saling

meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran siswa-siswa lain. Miftakul Huda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2011:31) menjelaskan lebih lanjut bahwa pembelajaran kooperatif berbeda dengan

pembelajaran kompetitif (siswa bekerja saling mengalahkan satu sama lain untuk

mencapai tujuan akademik tertentu, seperti nilai “A” yang hanya bisa diperoleh satu

atau beberapa siswa saja) dan individualistik (siswa bekerja sendiri-sendiri untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang tidak berhubungan dengan atau tidak

berpengaruh terhadap siswa-siswa lainnya). Dalam pembelajaran Kooperatif dan

inividualistik, guru mengevaluasi pekerjaan siswa berdasarkan kriteria tertentu,

sedangkan dalam pembelajaran kompetitf guru menilai berdasarkan peringkat-

peringkat tertentu (standar yang sudah jelas dan baku).

Sependapat dengan pendapat diatas, Anita Lie (dalam Isjoni, 2010:23)

menyebut pembelajaran Kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong,

yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Agar kelompok

dapat bekerja secara efektif dalam proses pembelajaran gotong royong, masing-

masing kelompok perlu mempunyai semangat gotong royong. Semangat gotong

royong ini bisa dirasakan dengan membina niat dan kiat siswa dalam bekerja sama

dengan siswa-siswa lainnya. Menurut Anita Lie (2007:47) niat siswa dibina dengan

beberapa kegiatan yang bisa membuat relasi masing-masing anggota kelompok

lebih erat seperti dibawah ini :

1). Kesamaan Kelompok

Kelompok akan merasa bersatu jika mereka bisa menyadari kesamaan

yang mereka punyai. Kesamaan ini bukan berarti menyeragamkan semua

keinginan, minat dan kemampuan anggota kelompok. Melainkan dengan

masing-masing anggota melihat keunikan rekan-rekannya terlebih dahulu.

Beberapa kegiatan bisa dilakukan untuk memberi kesempatan kepada para

siswa agar lebih mengenal satu sama lain dengan lebih baik dan akrab.

2). Identitas Kelompok

Dalam kelompok juga dapat ditambahkan identitas yang menandakan

ciri dari kelompok mereka. Kelompok dapat merundingkan nama yang tepat

untuk kelompok mereka. Setiap anggota kelompok harus diminta pendapat

dan keputusan tidak boleh dibuat jika ada ynag tidak setuju dengan nama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang dipilih. Sebagai tambahan yang menghibur (biasanya disukai anak-anak

sekolah dasar), masing-masing kelompok bisa membuat atribut yang

menyatukan kelompok mereka tanpa mengorbankan keunikan pribadi.

3). Sapaan dan Sorak Kelompok

Untuk lebih mempererat hubungan dalam kelompok, siswa bisa diminta

menciptakan sapaan dan sorak khas kelompok. Ada kalanya suasana kelas

menjadi jenuh dan membosankan. Dalam saat-saat ini, guru bisa

membangunkan siswa-siswa yang mengantuk karena jenuh dan

menghidupkan semangat belajar siswa dengan meluangkan waktu untuk

sapaan dan sorak kelompok.

Sesuai dengan pendapat para ahli diatas, penulis dapat simpulkan bahwa

pembelajaran Kooperatif sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa ( student

centered). Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada

kebersamaan dalam kelompok-kelompok kecil, baik dalam pemahaman suatu

materi maupun kebersamaan emosi dan sosial setiap anggota. Pembelajaran

Kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam

kerja kelompok untuk menuntaskan materi masalah dalam belajar.

c. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Ada lima elemen/unsur dasar yang membuat pembelajaran Kooperatif

lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individual.

Menurut Miftahul Huda (2011:46) unsur-unsur tersebut adalah :

1). Interpedensi Positif / Ketergantunggan Positif

Interpedensi positif muncul ketika siswa merasa bahwa mereka

terhubung dengan semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan

sukses mengerjakan tugas tertentu jika ada anggota lain yang tidak berhasil

mengerjakan tugas tertentu (begitupun sebaliknya). Dalam suasana

pembelajaran Kooperatif, siswa harus bertanggung jawab pada dua hal: (1)

mempelajari materi yang ditugaskan, dan (2) memastikan bahwa semua

anggota kelompoknya juga mempelajari materi tersebut. Beberapa cara untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mewujudkan interdepensi positif didalam kelompok-kelompok Kooperatif

yaitu :

a) Interpedensi Tujuan Positif; setiap siswa harus menyakini bahwa

mereka dapat mencapai tujuan belajarnya bahwa hanya jika teman-

teman satu kelompoknya dapat mencapai tujuan tersebut.

b) Interpedensi Penghargaan Positif; setiap anggota kelompok

menerima reward (penghargaan) yang sama jika kelompoknya

mampu mencapai tujuannya.

c) Interpedensi Sumber Positif; setiap anggota kelompok harus

memiliki sebagian sumber, informasi, atau materi yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan tugas tertentu.

d) Interpedensi Peran Positif; setiap anggota kelompok diberi peran

yang saling komplementer agar sepenuhnya bisa bertanggung jawab

pada usaha kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama.

2). Interaksi Promotif

Interaksi promotif dapat didefinisikan sebagai suatu interaksi dalam

kelompok dimana setiap anggota saling mendorong dan membantu anggota

lain dalam usaha mereka untuk mencapai, menyelesaikan, dan menghasilkan

sesuatu untuk tujuan bersama.

3). Akuntabilitas Individu / Tanggung Jawab Individu

Pada hakikatnya, tujuan pembelajaran Kooperatif, selain untuk

membangun interaksi yang positif, adalah menciptakan individu-individu

yang memiliki kepribadian dan rasa tanggung jawab yang besar. Untuk itulah,

akuntabilitas individu menjadi kunci untuk memastikan bahwa semua

anggota kelompok benar-benar bisa diperkuat kepribadiannya dengan bekerja

sama.

4). Keterampilan Interpersonal dan Kelompok Kecil

Siswa harus diajari keterampilan sosial untuk bekerja sama secara

efektif dan dimotivasi untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam

kelompok-kelompok Kooperatif agar terwujud suasana yang produktif.

Semakin tinggi keterampilan sosial yang dimiliki siswa dan semakin intens

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

guru mengajarkan dan memberikan reward (penghargaan) atas keterampilan-

keterampilan seperti ini, maka semakin besar pencapaian yang dapat

diperoleh kelompok.

5). Pemrosesan Kelompok

Dalam pembelajaran Kooperatif, pemrosesan kelompok dapat

didefinisikan sebagai refleksi kelompok dalam: (1) mendeskripsikan tindakan

apa saja yang membantu dan tidak terlalu membantu, dan (2) membuat

keputusan tentang tindakan apa saja yang dapat dilanjutkan atau perlu diubah.

Tujuan pemrosesan kelompok adalah mengklarifikasikan dan meningkatkan

efektivitas kerja sama antaranggota untuk mencapai tujuan kelompok.

d. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sugiyanto (2009: 44), terdapat empat model pembelajaran

kooperatif, diantaranya:

1) STAD (Student Achievement Divisions)

STAD dikembangkan oleh Slavin yang menekankan adanya aktivitas dan

interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu

dalam penguasaan materi.

2) Jigsaw

Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson. Metode ini dilakukan dengan

membentuk kelompok-kelompok dimana setiap kelompok mempunyai

seorang „ahli‟. Para ahli dari tiap kelompok berkumpul untuk saling

membantu mengkaji materi tertentu. Kelompok ini disebut kelompok

pakar (expert group).

3) GI ( Group Investigation )

GI dirancang oleh Herbert Thelen, tipe belajar ini dipandang sebagai tipe

yang paling kompleks dan paling sulit dalam pembelajaran kooperatif. GI

melibatkan siswa sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun

cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Struktural

Tipe Struktural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Beberapa tipe yang termasuk

dalam tipe Struktural adalah:

a). Mencari Pasangan ( Make a Match)

b). Bertukar Pasangan

c). Berpikir-Berpasangan-Berbagi ( Think Pair Share)

d). Berkirim Salam dan Soal

e). Kepala Bernomor (Numbered Heads Together)

f). Kepala Bernomor Terstruktur

g). Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)

h). Keliling Kelompok

i). Kancing Gemerincing

j). Keliling Kelas

k). Lingkaran Dalam – Lingkaran Luar ( Inside-Outside Circle)

l). Tari Bambu

m). Jigsaw

n). Bercerita Berpasangan ( Paired Story Telling)

Dari beberapa macam teknik pembelajaran Kooperatif model struktural,

peneliti akan menggunakan teknik Kancing Gemerincing sebagai teknik dalam

meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun.

e. Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing

Teknik Kancing Gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).

Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan

usia anak didik. Dalam kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota

kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan

mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota yang lain. Rita Rani Mandal

dalam jurnal internasional http://mjal.org/Journal/Coop.pdf menuliskan bahwa :

In talking chips, students participate in a group discussion, surrendering a

token each time they speak. This technique ensures equitable participation by

regulating how often each group member is allowed to participate. This

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

technique encourages reticent students to participate and solve

communication or process problems, such as dominating or clashing group

members.

Maksud dari kutipan tersebut adalah dalam teknik Kancing Gemerincing, siswa

berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan menyerahkan kancing setiap kali

mereka berpendapat dalam kelompok. Teknik ini memastikan setiap siswa

berpartisipasi dengan mengatur seberapa sering setiap anggota kelompok

diperbolehkan untuk berpartisipasi. Teknik ini mendorong siswa yang enggan

berpatisipasi untuk berpartisipasi dan memecahkan masalah, komunikasi atau

proses masalah, seperti mendominasi anggota atau bentrok kelompok anggota.

Teknik Kancing Gemerincing dapat digunakan untuk mengatasi hambatan

pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak

kelompok, sering ada anak yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya,

juga ada anak yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dalam

situasi seperti ini pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai

karena anak yang pasif terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan.

Teknik ini memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.

Menurut Anita Lie (2007:64) langkah-langkah model pembelajaran

Kooperatif dengan teknik Kancing Gemerincing adalah sebagai berikut :

1). Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa juga

benda-benda kecil lainnya seperti kacang merah, biji kenari, potongan

sedotan, batang-batang lidi, sendok es krim dan sebagainya.

2). Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing

kelompok mendapat dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing

bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan).

3). Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus

menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakannya di tengah-tengah

kelompoknya.

4). Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara

lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5). Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai,

kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagikan kancing lagi

dan mengulangi prosedurnya kembali.

f. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing

Gemerincing Pada Pembelajaran Menulis Pantun

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing yang dikutip dari Anita Lie, maka peneliti membuat implementasi

langkah-langkah pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dalam

pembelajaran menulis pantun untuk siswa kelas IV SD Negeri Palur 02 Kecamatan

Mojolaban sebagai berikut :

1). Guru menyiapkan pembelajaran menulis pantun

2). Guru memberikan topik pantun pada pembelajaran hari itu dan memberi

satu contoh pantun.

3). Siswa dibagi kedalam 5 kelompok, setiap kelompok beranggota 5-6 siswa.

3). Dengan bantuan guru siswa diberikan tugas dalam kelompok untuk

mempelajari dan menemukan ciri-ciri pantun.

4). Setiap anggota kelompok memberikan ide atau gagasan mereka dalam

diskusi kelompok.

5). Guru dan siswa menyimpulkan ciri-ciri pantun, bagi kelompok yang hasil

diskusinya mendekati benar akan mendapat reward.

6). Guru memberikan tugas kelompok untuk membuat 3 pantun sesuai topik,

tapi sebelumnya guru memberi arahan cara kerja kelompok yang sesuai

dengan teknik Kancing Gemerincing.

7). Siswa berdiskusi dan memberikan kancingnya setiap mengeluarkan ide

atau gagasanya.

8). Jika kancing yang dimiliki sudah habis, maka siswa tersebut tidak lagi

diperbolehkan memberikan ide atau gagasan lagi.

9). Setelah diskusi selesai, kelompok-kelompok tersebut mempresentasikan di

depan kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian Mila

Kartika Sari (2010) “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing

Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi (Penelitian

Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kepuh 2 Kecamatan

Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010)”. Disimpulkan bahwa

melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Kancing Gemerincing mampu

meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Kepuh 2 Kecamatan

Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Keterkaitannya dengan

penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran Kooperatif

teknik Kancing Gemerincing. Perbedaannya yaitu penelitian Mila Kartika Sari

diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi dan diterapkan pada siswa SD kelas

V, sedangkan penelitian ini diterapkan pada pembelajaran menulis pantun .

Penelitian relevan yang lain dalam penelitian ini adalah Diyah Wulan P

(2011) ”Meningkatkan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran IPS Dengan Model

Cooperative Learning Tipe Jigsaw Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Joho 02

Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dapat disimpulkan bahwa

melalui pembelajaran Kooperative tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar

IPS peserta didik kelas IV SD Negeri Joho 02 Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran

2010/2011. Keterkaitannya dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti

peningkatan aktivitas belajar siswa SD. Perbedaannya terletak pada konsep/

matapelajaran yang ditingkatkan dan tipe pembelajaran yang digunakan untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

C. KERANGKA BERPIKIR

Kondisi awal prasiklus aktivitas belajar menulis pantun tergolong rendah

yaitu mendapat skor rata-rata 48,2. Guru kelas mengajar dengan menggunakan

metode pembelajaran ceramah dengan berlebihan, hal tersebut dapat berdampak

pada prestasi belajar bahasa Indonesia khususnya menulis pantun. Melalui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengamatan peneliti, siswa banyak mendengarkan dan melihat, pola interaksi yang

terjadi didalam kelas hanya satu arah, yaitu siswa-guru. Hal tersebut dikarenakan

(1) model pembelajaran yang digunakan guru menonjolkan pada metode ceramah

guru, (2) tidak adanya penggunaan media pembelajaran yang dapat menarik

perhatian siswa sehingga siswa merasa bosan.

Untuk menanggulangi masalah tersebut dibutuhkan model pembelajaran

yang menjadikan siswa lebih aktif berinteraksi dengan siswa lain. model

pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing. Dalam teknik ini, setiap siswa dibagikan kancing/manik-manik dan

ketika siswa memberikan idenya didalam kelompok maka siswa memberikan satu

kancing/manik-maniknya tersebut, saat kancing/manik-manik sudah habis maka

kesempatan untuk memberikan ide sudah habis. Dalam penerapannya, model

pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing akan dilaksanakan selama 2

siklus atau sampai aktivitas belajar menulis pantun siswa meningkat.

Setelah diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Kancing

Gemerincing di kelas, aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Bahkan skor rata-

rata aktivitas belajar siswa melebihi indikator pencapaian yakni 85,35. Berikut ini

gambar alur kerangka berpikir yang mempunyai gambaran jelas dalam melakukan

penelitian yang ditunjukkan pada gambar 2.2 :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2.2. Bagan kerangka berpikir

D. HIPOTESIS

Dari kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dipaparkan di atas,

maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing Dapat Meningkatkan

Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siswa Kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan

Mojolaban.

Tindakan

Kondisi

akhir Teknik Kancing Gemerincing

dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa

Pembelajaran menulis

pantun menggunakan

teknik Kancing

Gemerincing

Guru mengajar dengan

mendominasi dan

menggunakan metode ceramah

terlalu berlebihan pada

pembelajaran menulis pantun

Siklus II

Siklus I

Aktivitas belajar

menulis pantun

rendah

Kondisi

awal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo pada semester II tahun ajaran 2011/2012. SDN Palur 02

terletak + 6 KM sebelah selatan kantor kecamatan Mojolaban. Keadaan sarana

prasarana di sekolah dasar tersebut cukup menunjang pembelajaran; terdapat

laboratorium komputer, perpustakaan yang cukup luas serta ruang kelas yang

nyaman. Pemilihan tempat penelitian tersebut dikarenakan beberapa pertimbangan

antara lain: terdapat permasalahan yaitu rendahnya aktivitas belajar siswa serta

belum pernah diadakan penelitian di SD Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban .

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 7 bulan, dimulai bulan Januari sampai bulan

Juli tahun 2012. Siklus pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 23 April 2012 dan

hari Rabu tanggal 25 April 2012. Sedangkan siklus kedua dilaksanakan hari Senin

tanggal 30 April 2012 dan hari Rabu tanggal 2 Mei 2012. Adapun rincian jadwal

penelitan dapat dilihat pada lampiran 1 yang terlampir.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Palur 02 Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 semester II dengan

jumlah siswa 25 siswa, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar menulis pantun. Data

yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder.

Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung saat penelitian.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa dan guru melalui kegiatan

belajar mengajar kelas IV SD Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran menulis pantun. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data

yang berasal dari pihak yang masih ada kaitannya dengan siswa, tetapi tidak secara

langsung mengetahui keberadaan atau berhubungan langsung dengan siswa.

Sumbe data sekunder pada penelitian ini adalah dokumen (video, foto atau arsip

sekolah yang relevan dengan masalah penelitian).

D. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam

terjemahan bahasa Inggris adalah Classroom Action Research. Menurut Basrowi

dan Suwandi (2008:28) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan dalam

bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Sebagai dasar pemikiran, Lewin ( dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:28)

menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi yang bersifat demokratis. Lebih

lanjut dikatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu rangkaian langkah-

langkah (a spiral of step). Setiap langkah terdiri atas empat tahap, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data. Menurut Suharsimi (2006:223) terdapat 5 teknik

pengumpulan data, yaitu tes, kuesioner atau angket, interviu, observasi dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 teknik

pengumpulan data. Terknik tersebut antara lain :

1. Observasi

Dalam arti luas observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti. Sedangkan

dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap

gejala yang diteliti (Anwar Sutoyo,2009:73). Dalam rumusan diatas

dapat diambil satu kunci kata untuk pengertian observasi yaitu

pengamatan. Observasi dilaksanakan oleh peneliti, rekan sejawat dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

guru kelas dalam proses pembelajaran menulis pantun siswa kelas IV SD

Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban untuk memperoleh data tentang

aktivitas belajar menulis pantun. Observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang utama dalam mengumpulan data tentang

aktivitas belajar menulis pantun.

2. Angket

Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan

atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan

dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang

diketahui atau perlu dijawab oleh responden (Anwar Sutoyo,2009:167).

Peneliti menggunakan pengumpulan data teknik angket untuk

memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa menulis pantun. Angket

merupakan teknik pengumpulan data pendukung dalam mengumpulkan

data aktivitas belajar menulis pantun.

3. Dokumentasi

Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan

catatan sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

dan siswa. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

tentang aktivitas belajar siswa melalui arsip sekolah berupa daftar nama

siswa kelas IV dan data nilai. Selain itu, saat proses pembelajaran

berlangsung dilakukan dokumentasi berupa foto dan video tentang

pembelajaran menulis pantun. Dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data pendukung dalam mengumpulkan data aktivitas

belajar menulis pantun.

F. Uji Validitas Data

Dalam penelitian dituntut untuk memperoleh data secara objektivitas,

untuk memenuhi kriteria ini dalam penelitian, maka kesahihan (validitas) dan

terandalan (reabilitas) harus dipenuhi. Maka penulis menggunakan teknik

triangulasi metode dan triangulasi data sebagai validitas data penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Triangulasi metode adalah teknik mengumpulkan data yang sejenis tetapi

dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Untuk

mendapat data tentang aktivitas belajar siswa, peneliti akan membandingkan data

dari teknik observasi, angket dan dokumentasi. Sedangkan triangulasi data adalah

membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang

telah diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Informasi dari narasumber

yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya. Dalam

penelitian ini, peneliti membandingkan data aktivitas belajar menulis pantun dari

siswa dan guru melalui angket yang dibagikan kepada siswa dan observasi yang

dilakukan guru kelas.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data satu

dengan data yang lain. Selanjutnya Suwandi (2011:44) menjelaskan bahwa analisis

data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,

mengabstraksikan, mengorgansasikan data secara sistematik dan rasional untuk

menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban

terhadap tujuan PTK. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data

model Miles dan Huberman yang dilakukan dalam 3 langkah, yaitu :

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pengumpulan data penelitian. Data

dipilih, disederhakan melalui seleksi, serta ditransformasikan dari data

kasar. Hasil reduksi berupa data yang murni diuraikan secara singkat,

yang digolong-golongkan sesuai tema-tema yang ada. Reduksi data

merupakan bentuk analisis yang menajamkan, membuang yang tidak

perlu, mengarahkan, menggolongkan, dan mengorganisasi data sehingga

diperoleh suatu kesimpulan.

2. Display/ penyajian data

Proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan

naratif, representasi tabulasi termasuk format matriks, representasi, tabel,

grafis, dan sebagainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Verifikasi/ kesimpulan

Proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi

tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan

padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.

Proses analisis tersebut dapat digambarkan dengan bagan pada gambar 3.1

berikut ini:

Gambar 3.1. Teknik analisis data model Miles dan Huberman

(Sumber Iskandar, 2009:75)

H. Indikator Kinerja Penelitian

Penelitian ini dikatakan berhasil jika penerapan model pembelajaran

Kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun siswa kelas IV SD

Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban minimal mencapai skor rata-rata

keseluruhan aspek sebesar 75 secara klasikal.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa

siklus hingga indikator pencapaian dapat tercapai. Untuk dapat mencapai indikator

pencapian tersebut dilakukan langkah-langkah kegiatan yang tercakup dalam

prosedur penelitian. Dalam setiap siklus dilaksanakan 2 pertemuan, setiap

pertemuan terdiri dari langkah-langkah yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan

Penyediaan data

Reduksi data

Display data

Data collection

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Langkah-langkah

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2. Bagan siklus PTK

(Sumber Suharsimi Arikunto, dkk, 2011: 16)

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa keempat tahap dalam

penelitian tersebut terdiri dari unsur-unsur yang membentuk sebuah siklus, dimana

satu putaran kegiatan beruntun diawali dari perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi ( reflecting). Adapun prosedur

tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Siklus I

1. Perencanaan

Untuk mengidentifikasi masalah di SD Negeri Palur 02 Kecamatan

Mojolaban, peneliti melakukan obeservasi dua kali. Observasi pertama

dilakukan untuk melihat secara umum keadaan proses belajar mengajar di

kelas IV di SD tersebut. Setelah mendapat permasalahan peneliti

melakukan wawancara dengan guru kelas dan salah satu siswa untuk

Perencanaan

Siklus I Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memastikan fokus permasalahan. Observasi kedua, peneliti telah

menyiapkan lembar pengamatan instrumen dari fokus permasalahan untuk

mencari data sebelum tindakan. Setelah memahami permasalah

penyusunan RPP sebagai penyelesaian masalah.

2. Tindakan

Penerapan perencanaan yang telah dibuat. Dalam siklus I

dilaksanakan 2 kali pertemuan.

Pertemuan I

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah

sebagai berikut :

a. Sebelumnya guru memberikan penjelasan seputar pantun.

b. Guru memberikan beberapa contoh pantun nasihat.

c. Kemudian siswa dibentuk dalam 5 kelompok.

d. Dalam kelompok siswa mengidentifikasi ciri pantun.

e. Siswa dibagikan kancing-kancing baju, masing-masing mendapat

3 kancing.

f. Melalui teknik Kancing Gemerincing, siswa dalam kelompok

belajar membuat pantun nasihat. Caranya : setiap kali siswa

memberikan ide/pendapatnya untuk membuat pantun, maka

kancing yang dimilikinya harus dimasukkan kedalam kotak-kotak

yang tersedia. Jika kancing telah habis, maka kesempatannya

memberikan ide/pendapat telah habis.

g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal yang belum jelas.

h. Siswa dengan bimbingan guru melakukan penyimpulan.

i. Guru meminta siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu

dengan beracuan gambar tentang nasihat.

Pertemuan II

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada petemuan kedua adalah

sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Guru memberikan contoh sebuah pantun dan meminta siswa untuk

mengidentifikasi pantun tersebut.

b. Guru meminta beberapa siswa membuat pantun jenaka didepan

kelas.

c. Siswa dibagi dalam 5 kelompok.

d. Siswa dibagikan kancing, masing-masing 3 buah buah.

e. Siswa dalam kelompok berdiskusi dengan teknik Kancing

Gemerincing.Caranya: Guru akan memberikan 15 pertanyaan

yang dibagikan disetiap kelompok dan siswa menjawab secara

diskusi. Setiap siswa hanya memiliki 3 kali kesempatan

menjawab pertanyaan. Setelah menjawab pertanyaan maka

kancingnya harus diletakkan pada kotak-kotak yang telah tersedia

ditengah-tengah kelompok. Jika kancing telah habis kesempatan

menjawab pun telah habis.

f. Setelah diskusi selesai, siswa beserta guru menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang didiskusikan. Kemudian menghitung jumlah

jawaban yang benar yang diperoleh disetiap kelompok.

g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal yang belum jelas.

h. Siswa dengan bimbingan guru melakukan penyimpulan.

i. Guru meminta siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu

dengan beracuan gambar tentang jenaka.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti, teman sejawat

dan wali kelas IV sebagai observer mengamati aktivitas belajar siswa

dalam menulis pantun menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan. Dari hasil pengamatan, guru kelas sudah cukup baik dalam

mengajar di kelas. Namun aktivitas siswa belum sepenuhnya meningkat.

Peningkatan terbanyak terdapat pada aspek visual dengan skor rata-rata

awal sebelum tindakan adalah 43,5 menjadi 76,8. Sedangkan skor rata-rata

terendah terdapat pada aspek oral yaitu hanya 35,6. Saat proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran pada pertemuan pertama hanya 4 siswa yang mengajukan

pertanyaan. Sedangkan pada pertemuan kedua terdapat 8 siswa yang

berani bertanya. Dalam diskusi kelompok terlihat belum semua siswa

aktif berdiskusi.

4. Refleksi

Tahap refleksi data dan pembelajaran yang telah dilaksanakan

dievaluasi dan dianalisis. Dalam siklus I ini, skor rata-rata secara klasikal

sebesar 62,8 sehingga indikator ketercapaian belum tercapai. Peneliti dan

guru kelas merumuskan secara bersama-sama pemecahan dari masalah

yang terjadi pada siklus I ini, sehingga didapat beberapa langkah

perbaikan, yaitu: a) memberikan motivasi berupa video motivasi sehingga

siswa bersemangat dan tertarik untuk ikut berperan serta dalam

pembelajaran, b) memberikan penjelasan aturan permainan Kancing

Gemerincing dengan seksama, sehingga siswa memahami betul aturan

main dalam permainan. c) menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih

bervariasi agar siswa tertarik untuk menjawab.

Siklus II

Pada siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti siklus I

tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil refleksi yang

diperoleh pada siklus I. Selanjutnya disusun pelaksanaan berdasarkan hasil

perbaikan perencanaan tersebut. Perbaikan perencanaan tersebut bertujuan

untuk menghindari kelemahan dan kesalahan yang masih terjadi di siklus

I.

1. Perencanaan

Perencanaan ulang dengan mempertimbangkan hasil refleksi dari

siklus I berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat

dalam 2 pertemuan, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan lembar

penilaian, mempersiapkan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi

dan mempersiapkan video motivasi si cak dan si pot dan video the 4 finger

pianist dalam pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tindakan

Penerapan perencanaan yang telah dibuat dengan perbaikan dari

siklus I melalui analisis dan evaluasi .

Pertemuan I

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah

sebagai berikut :

a.Guru menggunakan slide untuk menjelaskan materi dan

menayangkan berbagai contoh pantun.

b. Melalui tanya jawab siswa mengidentifikasi jenis pantun tersebut

dan membacanya secara bersama.

c. Guru menugaskan siswa secara individu membuat pantun

d.Guru menawarkan beberapa siswa untuk maju kedepan

membacakan pantun buatannya.

e. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

f. Setiap siswa dibagikan kancing baju sebanyak 3 buah untuk

diskusi dengan teknik Kancing Gemerincing. Caranya : setiap kali

siswa memberikan ide/pendapatnya untuk membuat pantun, maka

kancing yang dimilikinya harus dimasukkan kedalam kotak-kotak

yang tersedia. Jika kancing telah habis, maka kesempatannya

memberikan ide/pendapat telah habis.

g. Setiap kelompok akan membuat pantun anak sukacita.

h. Kelompok diberikan waktu untuk diskusi.

i. Saat waktu diskusi habis, guru memberikan kesempatan

perwakilan setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi.

j. Guru menanyakan kepada siswa hal yang belum jelas.

k. Siswa dengan bimbingan guru melakukan penyimpulan.

l. Guru meminta siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu

dengan beracuan gambar tentang kesukaan anak-anak.

Pertemuan II

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua adalah

sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Guru memberikan contoh-contoh pantun dan meminta siswa untuk

mengidentifikasi pantun jenis apa.

b. Guru meminta siswa dalam kelompok kecil (satu meja satu

kelompok) membuat pantun teka-teki .

c. Guru menawarkan kepada siswa untuk membacakan pantun

buatannya didepan kelas.

d. Siswa dibagikan kancing untuk berdiskusi dengan teknik Kancing

Gemerincing.

e. Setiap siswa mendapat 3 kancing, setiap siswa mendapat

kesempatan menjawab sebanyak kancing tersebut. Guru

memberikan pertanyaan dalam setiap kelompok. Siswa yang telah

memiliki kancing berhak menjawab dan saat kancingnya tersebut

telah habis, maka kesempatan menjawab telah habis pula.

f. Setelah diskusi berakhir, siswa beserta guru menjawab pertanyaan-

pertanyaan dalam diskusi.

g. Guru menanyakan hal yang belum jelas.

h. Siswa dengan bimbingan guru melakukan penyimpulan.

i. Guru meminta siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu

3. Observasi

Pengamatan kembali dilakukan oleh peneliti, teman sejawat dan wali

kelas dalam proses pembelajaran. Objek yang diamati adalah aktivitas

belajar menulis pantun dan kegiatan mengajar peneliti sebagai guru kelas

yang mengajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif teknik

Kancing Gemerincing. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas

belajar menulis pantun siswa lebih baik dari pertemuan sebelumnya.

Banyak siswa mulai berani mengajukan pertanyaan, dalam diskusi

kelompok siswa sudah dapat mengikuti kegiatan diskusi dengan peraturan

yang tepat. Selain itu guru kelas (peneliti) lebih lancar menerapkan

pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif teknik

Kancing Gemerincing. Aspek oral dan mental merupakan aspek dengan

skor terendah yakni 76,2 dan 78,8.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Refleksi

Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan menujukkan

adanya peningkatan aktivitas belajar menulis pantun. Masalah-masalah yang

ditemui pada siklus I dapat diatasi dengan gagasan solusi yang telah

dirumuskan dan diterapkan pada siklus II. Oleh karena skor rata-rata aktivitas

belajar menulis pantun telah mencapai indikator kinerja, yaitu 85,35, maka

penelitian ini telah berhasil dan pelaksanaan tindakan bisa dihentikan (tidak

perlu melaksanakan siklus lanjutan).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA

A. Deskripsi Pratindakan

Sebelum menerapkan pembelajaran dengan teknik Kancing Gemerincing,

dilakukan 2 kali observasi dan wawancara sebagai tahap awal dalam memperoleh

sumber informasi. Observasi pertama dimaksudkan sebagai gambaran awal serta

identifikasi permasalahan yang ada di kelas IV untuk mendapatkan masalah yang

akan diangkat sebagai permasalahan. Setelah mendapat gambaran keadaan kelas

IV, dilakukan observasi kedua dengan instrumen pengamatan berupa lembar

observasi aktivitas belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan

guru kelas IV SDN Palur 02 tersebut diperoleh informasi bahwa dari 25 siswa kelas

IV tersebut, rata-rata kelas mendapat skor sangat rendah, yaitu rata-rata aktivitas

belajar menulis pantun sebesar 48,2. Agar lebih jelas kondisi awal aktivitas belajar

siswa menulis pantun dapat dilihat pada tabel 4.1 yang diolah pada lampiran 8.

Tabel 4.1. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Pratindakan

No Kategori Aspek Aktivitas Belajar Siswa Rata

-rata Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1. Sangat Baik (skor >80) 0 0 9 4 4 9 0 2

2. Baik (skor 71-80) 0 0 2 6 6 0 1 0

3. Cukup (skor 61-70) 0 1 3 5 0 0 0 0

4. Kurang (skor 51-60) 0 1 2 2 0 0 1 0

5. Sangat Kurang (skor

<51) 25 23 9 8 15 16 23 23

Jumlah siswa 25 25 25 25 25 25 25 25

Rata-rata 43,5 31 63,3 61 57 58 36,6 35 48,2

Dari tabel 4.1 yaitu skor aktivitas belajar menulis pantun pada siswa kelas

IV SD Negeri 02 Palur Mojolaban sebelum dilakukan tindakan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

teknik Kancing Gemerincing dapat disajikan dalam bentuk diagram 4.1 sebagai

berikut :

Gambar 4.1. Diagram Skor Aktivitas Menulis Pantun pada Pratindakan

Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram 4.1 diatas, diketahui bahwa 8 aspek

aktivitas belajar pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan masih sangatlah

kurang. Hal tersebut dilihat dari rata-rata masing-masing aspek aktivitas belajar

yang sebagian besar termasuk kedalam kategori sangat kurang yakni sebagai

berikut :

Aspek visual yakni aspek aktivitas belajar dalam hal memperhatikan

gambar atau media pembelajaran dan membaca pantun dipapan tulis mendapatkan

rata-rata 43,5 yang termasuk dalam kategori sangat rendah. Tidak ada siswa yang

tergolong aktif melainkan keseluruhan siswa tergolong dengan aktivitas sangat

kurang yaitu sebanyak 25 siswa.

Aspek oral yakni aspek aktivitas belajar dalam hal bertanya pada guru,

menyampaikan ide/pendapat dalam kelompok dan menjawab pertanyaan guru

mendapat rata-rata 31 yang tergolong sangat rendah. Sebanyak 1 siswa yang

tergolong cukup aktif dan terdapat 1 siswa yang tergolong kurang aktif. Namun

0

5

10

15

20

25

30

Ju

mla

h S

isw

a

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagian besar siswa yaitu 23 siswa tergolong sangat kurang aktif. Aspek oral

tersebut merupakan aspek aktivitas belajar siswa kelas IV SD N Palur 02

Mojolaban yang terendah.

Aspek listening yakni aspek aktivitas belajar dalam hal mendengarkan

penjelasan guru, mendengarkan ide/pendapat teman lain dalam kelompok dan

memdengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun di depan kelas

mendapat skor rata-rata 63,3. Terdapat 9 siswa yang masuk dalam kategori siswa

sangat baik aktivitasnya , 2 siswa juga tergolong siswa baik aktivitasnya. Namun

juga terdapat 3 siswa yang cukup aktif, 2 siswa kurang aktif dan 9 siswa sangat

kurang aktif. Aspek listening merupakan aspek dengan rata-rata tertinggi dan msuk

dalam kategori cukup.

Aspek writing yakni aspek aktivitas belajar dalam hal mencatat pokok-

pokok penjelasan, mengerjakan tugas membuat pantun, menyalin tulisan guru yang

ada di papa tulis, dan menulis pantun dengan ciri yang benar mendapat skor rata-

rata 61. Skor rata-rata tersebut membuat aspek writing termasuk dalam kategori

cukup. Terdapat 4 siswa yang aktivitasnya sangat baik, 6 siswa dengan aktivitas

baik dan 5 siswa dengan aktivitas cukup aktif. Namun terdapat 2 siswa dengan

aktivitas tergolong kurang dan 8 siswa tergolong memiliki aktivitas sangat kurang.

Aspek drawing yakni aspek aktivitas belajar dalam hal membuat pola

pantun dengan format isi dan sampiran mendapat skor rata-rata 57. Terdapat 4

siswa dengan aktivitas yang sangat baik dan 6 siswa dengan aktivitas yang baik.

Namun juga terdapat 15 siswa dengan aktivitas siswa sangat kurang.

Aspek motor atau aspek dalam hal diskusi dengan Kancing Gemerincing

dan keikutsertaan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan Kancing Gemerincing

mendapat skor rata-rata 58. Terdapat 9 siswa dengan keaktifan sangat baik namun

16 siswa lainnya tergolong siswa dengan aktivitas sangat rendah.

Aspek mental mendapat skor rata-rata 36,6. Skor tersebut masuk dalam

kategori sangat kurang. Dari jumlah keselurahan siswa, 1 siswa tergolong dengan

aktivitas baik dan 1 siswa dengan aktivitas kurang dan sisanya 23 siswa termasuk

dalam siswa yang sangat kurang aktif. Aspek ini menyangkut aktivitas belajar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam hal memberikan tanggapan didalam kelompok, memberikan tanggapan

didalam kelas dan penyelesaian soal-soal diskusi.

Aspek emosional mendapat skor rata-rata 35. Dari jumlah keselurahan

jumlah siswa, terdapat 2 siswa saja yang termasuk dalam kategori siswa yang

sangat aktif namun 23 siswa termasuk dalam kategori siswa yang sangat kurang

aktif. Aspek emosional menyangkut aktivitas belajar siswa dalam hal bersemangat

mengikuti pembelajaran dan keberanian maju kedepan kelas membacakan hasil

diskusi kelompok. Kurang baiknya kedelapan aspek tersebut dikarenakan

kurangnya penggunaan media pembelajaran dan banyaknya penggunaan metode

ceramah saat pembelajaran sehingga pembelajaran didominasi siswa yang pandai

saja.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya materi menulis pantun dengan

mengadakan penelitian di kelas IV dengan menerapkan teknik Kancing

Gemerincing. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yang

masih rendah sehingga hasil pembelajarannya pun lebih memuaskan.

B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus

1. Diskripsi siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu hari Senin tanggal 23

April 2012 dan hari Rabu tanggal 25 April 2012. Setiap pertemuan dilaksanakan

selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan

pada siklus I yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan

Sesuai hasil pengamatan awal bahwa kegiatan pembelajaran di kelas

menunjukan aktivitas belajar siswa sangat rendah. Dari 8 aspek yang dirumuskan,

aspek listening dan writing yang mendapat skor cukup daripada aspek yang lainnya

yakni 63,3 dan 61. Perolehan skor untuk aspek visual, oral, drawing, motor, mental

dan emosional tergolong sangat rendah. Bertolak dari hal tersebut, diadakan

konsultasi dengan guru kelas mengenai alternatif yang dapat digunakan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meningkatkan aktivitas belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa secara menyeluruh. Akhirnya, alternatif pemecahan masalah

yang digunakan yaitu model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing.

Langkah yang dilakukan peneliti yaitu:

1) Memilih SK, KD, dan indikator.

Dari beberapa standart kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

yang dirumuskan dalam kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

kelas IV SD, peneliti memilih yang sesuai dengan permasalahan yang

terjadi yaitu materi membuat pantun.

2) Menyusun RPP yang dikonsultasikan dengan guru kelas.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat berdasarkan SK,

KD dan indikator yang telah dipilih dan dikembangkan sesuai dengan

karakteristik sekolah dasar yang dijadikan tempat penelitian. RPP yang

dibuat pada siklus I mencakup kegiatan yang dilaksanakan dalam

pertemuan I dan pertemuan II. RPP tersebut mencakup standart

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran,

dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar serta lembar

penilaian.

3) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran.

Alat dan media pembelajaran merupakan salah satu penunjang

kualitas pembelajaran. Alat yang telah tersedia di kelas IV SDN Palur 02

Mojolaban sudah sangat baik, misalnya papan tulis yang masih baru

sehingga keadaanya masih sangat baik, kapur yang tersedia cukup banyak

sehingga tidak kekurangan kapur serta peneliti juga mempersiapkan alat

pembelajaran berupa nomor-nomor absen siswa yang dibuat dari karton

sebagai identitas siswa, nama kelompok yang dipakai sebagai identitas

setiap kelompok. Media yang dipersiapkan adalah beberapa buah kancing

baju warna-warni dan karton sebagai tempat meletakkan kancing-kancing

baju.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Mempersiapkan LKS dan soal evaluasi.

Setiap akhir pembelajaran selalu diberikan soal-soal evaluasi sebagai

tolok ukur peningkatan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

Pemberian soal evaluasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengisi

lembar observasi pada aspek drawing dan writing yang berisi kemampuan

siswa dalam membuat pantun dengan pola sampiran dan isi yang tepat.

5) Mempersiapkan lembar observasi dan angket aktivitas belajar siswa.

Mempersiapkan dalam hal ini menyiapkan atau menggandakan

jumlah lembar observasi sejumlah 3 eksemplar setiap 1 pertemuan dan

angket aktivitas belajar siswa beserta lembar jawab sejumlah 25 lembar.

6) Menyiapkan alat dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan berupa kamera digital. Proses

pembelajaran yang berlangsung direkam dan diambil gambar sebagai

dokumentasi.

b. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru kelas sekaligus observer.

Peneliti dibantu oleh guru kelas IV dan teman sejawat dalam mengamati aktivitas

belajar siswa di kelas.

1). Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 April

2012 pada pukul 07.00 – 08.10 WIB. Materi pantun yang diajarkan adalah pantun

nasihat. Mencakup pengertian pantun, macam-macam pantun dan langkah

membuat pantun. Siswa terlebih dahulu diatur tempat duduknya untuk

mempermudah penskoran dikarenakan peneliti belum begitu hafal nama-nama

siswa sehingga menggunakan nomor absen sebagai identitas siswa. Siswa duduk

berderet kesamping sesuai dengan urutan nomor absen mereka.

Pada pertemuan pertama ini, pelajaran menulis pantun yang diajarkan

yaitu pengertian pantun, ciri-ciri pantun, macam-macam pantun dan langkah

membuat pantun nasihat. Sebagai kegiatan awal guru memberikan contoh pantun

nasihat dari kata kunci “ibu”. Siswa dengan bimbingan guru diminta untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengidentifikasi ciri pantun tersebut. Setelah itu guru menanyakan kepada siswa

pengertian pantun. Selanjutnya guru memotivasi siswa dengan bernyanyi bersama

lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” sebagai pengantar bahwa Indonesia memang

terdiri pulau-pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Pada kegiatan

inti guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5

siswa. Guru membagikan media kancing baju warna-warni, setiap siswa mendapat

3 buah kancing. Selain kancing, guru juga membagikan wadah atau kotak-kotak

untuk kancing baju dan lembar kerja kelompok. Guru menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran dengan model Kooperatif teknik Kancing Gemerincing. Setelah itu,

setiap kelompok diminta untuk membuat pantun nasihat dengan menerapkan teknik

Kancing Gemerining. Caranya adalah setiap kali siswa memberikan

ide/pendapatnya untuk membuat pantun nasihat maka kancing yang dimilikinya

harus dimasukkan kedalam kotak-kotak yang tersedia. Jika kancing telah habis,

maka kesempatannya memberikan ide/pendapat telah habis. Siswa secara

bergantian mengemukakan idenya untuk membuat pantun nasihat. Jika kancing

telah habis semua dan soal belum selesai dikerjakan, maka dalam kelompok

tersebut boleh membagikan kancing lagi sampai pantun nasihat dapat dikerjakan

dengan baik. Setelah berdiskusi, perwakilan setiap kelompok diminta maju untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang hasilnya paling baik berupa hadiah pensil. Setelah semua kelompok

manyampaikan hasil diskusinya, siswa mengerjakan evaluasi secara individu untuk

mengetahui tingkat kemampuan membuat pantun nasihat. Sebagai kegiatan akhir

guru memberikan penguatan materi dan membuat kesimpulan bersama dengan

siswa.

2). Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 25 April 2012

selama 2x35 menit. Pembelajaran dimulai pukul 07.00 – 08.10 WIB. Materi yang

diajarkan adalah membuat pantun jenaka. Sebagai kegiatan awal guru melakukan

apersepsi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan

tujuan memberikan penguatan dan mengingat kembali pada pelajaran yang telah

dilaksanakan. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai ciri-ciri pantun dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

langkah-langkah membuat pantun. Kemudian guru bertanya kepada siswa makna

kata jenaka sebagai pengantar membuat pantun jenaka. Pada kegiatan inti guru

memberikan contoh pantun jenaka dan meminta siswa untuk mengidentifikasi

pantun tersebut. Setelah siswa paham mengenai ciri-ciri pantun maka secara acak

guru meminta beberapa siswa untuk membuat pantun jenaka di depan kelas. Setelah

dirasa cukup memahami tentang pantun jenaka guru membagi siswa menjadi 5

kelompok. Kemudian guru memberikan kancing kepada tiap-tiap siswa. Guru

memberi 15 pertanyaan yang dijawab dalam kelompok. Siswa berdiskusi dengan

langkah pembelajaran Kancing Gemerincing yaitu : setiap siswa hanya memiliki 3

kali kesempatan menjawab pertanyaan-pertanyaan diskusi. Setiap kali siswa

menjawab pertanyaan maka harus meletakkan kancing baju kedalam wadah yang

telah disiapkan. Ketika kancing habis maka kesempatan menjawab telah habis.

Setelah selesai, siswa dan guru mencocokan jawaban pertanyaan ditiap kelompok.

Kelompok dengan jawaban benar paling banyak adalah kelompok pemenang.

Siswa mengerjakan evaluasi berupa membuat pantun dengan gambar badut untuk

mengetahui tingkat kemampuan menulis siswa. Pada kegiatan akhir guru

memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

c. Observasi

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa

dalam menulis pantun melalui model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing. Dalam melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dan teman

sejawat. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, angket

dan kamera. Tujuan dilaksanakannya observasi adalah untuk mendapatkan data

mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran menulis pantun menggunakan

model pembelajaran Kooperatif tekik Kancing Gemerincing dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gemerincing dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa menulis pantun di kelas

IV. Uraian observasi tiap pertemuan pada Siklus I sebagai berikut :

1). Hasil aktivitas belajar siklus I

Data hasil aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan saat

pembelajaran selama proses pembelajaran siklus I baik pertemuan I maupun

pertemuan II. Berikut akan diceritakan hasil observasi yang didapat pada siklus I.

Pada pertemuan pertama, saat guru memberikan contoh pantun nasihat, ada

beberapa siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya. Hal ini menyebabkan

suasana kelas menjadi gaduh. Pada saat guru meminta beberapa siswa menjelaskan

ciri-ciri pantun, siswa masih cenderung malu hanya beberapa siswa yang berani

menjawab. Kemudian pada saat siswa berdiskusi dengan teknik Kancing

Gemerincing belum semua siswa menghabiskan kancing yang dimiliki untuk

diletakkan kedalam wadah atau kotak yang disediakan. Hal ini mengindikasikan

bahwa siswa belum semuanya aktif dalam berdiskusi. Selain itu ada beberapa dari

mereka berbicara dengan teman satu kelompok dan melalaikan mengerjakan lembar

diskusi yang ditugaskan. Namun sebagian besar siswa terlihat senang terhadap

proses pembelajaran. Hal tersebut membuat peneliti semakin yakin akan adanya

peningkatan skor rata-rata pada aspek emosional jika siswa diberikan motivasi lebih

baik lagi pada siklus berikutnya.

Pada pertemuan kedua, suasana kelas belum tertib karena ada beberapa

siswa yang masih gaduh sendiri meskipun jam pelajaran sudah mulai. Saat guru

memulai pelajaran dengan melakukan tanya jawab tentang makna kata jenaka

hanya beberapa siswa yang mulai berani menjawab pertanyaan guru. Pada saat guru

menawarkan beberapa siswa untuk membuat pantun jenaka banyak siswa yang

masih malu-malu untuk maju kedepan oleh karena itu guru harus menunjuk

beberapa siswa tersebut untuk maju kedepan kelas. Ketika berdiskusi, terlihat siswa

masih belum melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya. Selain itu dalam

menjawab siswa belum terlalu lancar dalam menyusun kata-kata sehingga makna

kalimat susah dimengerti. Namun semangat belajar siswa mulai terlihat lebih

bersemangat dibandingkan dengan pertemuan pertama.

Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai tingkat keaktifan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing. Observasi ini dilakukan dalam rangka mengamati aktivitas belajar

siswa pada proses belajar mengajar. Data hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I

(lampiran 12) ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus I

No Kategori Aspek Aktivitas Belajar Siswa

Rata-

rata

Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1. Sangat Baik (skor >80) 12 0 12 5 12 7 0 3

2. Baik (skor 71-80) 6 2 3 9 7 9 3 0

3. Cukup (skor 61-70) 5 1 4 8 3 2 4 0

4. Kurang (skor 51-60) 0 0 1 2 0 0 7 0

5. Sangat Kurang (skor

<51) 1 22 5 1 3 7 11 22

Jumlah siswa 25 25 25 25 25 25 25 25

Rata-rata 76,8 35,6 72,8 71,6 77 69 55,8 44 62,8

Berdasarkan tabel 4.2. di atas, maka dapat disajikan dengan diagram pada

gambar 4.2. sebagai berikut:

Gambar 4.2. Dagram Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun pada Siklus I

0

5

10

15

20

25

Ju

mah

Sis

wa

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Kurang Sekali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dan diagram 4.2 di atas diketahui bahwa

aktivitas belajar menulis pantun siswa kelas IV SD N Palur 02 Mojolaban

mengalami peningkatan. Pada kondisi awal aktivitas belajar menulis pantun hanya

mendapat skor 48,2 namun pada siklus I skor aktivitas belajar siswa menjadi 62,8.

Dari kondisi tersebut, meningkat sebanyak 14,89. Peningkatan tersebut terdapat

pada setiap aspek aktivitas belajar yang akan dipaparkan sebagai berikut:

Skor rata-rata aspek visual pada siklus I meningkat menjadi sebesar 76,8

dari skor awal hanya sebesar 50. Jika dibandingkan dengan skor sebelum dilakukan

tindakan, skor pada aspek visual meningkat sebesar 26. 1 siswa masuk kedalam

kategori aktivitas belajar sangat kurang, 5 siswa masuk kedalam kategori aktivitas

belajar yang cukup, 6 siswa kategori aktivitas belajar yang baik dan 12 siswa masuk

kedalam aktivitas belajar sangat baik. Skor rata-rata aspek visual tersebut

dikategorikan kedalam kategori dengan aktivitas belajar yang baik.

Skor rata-rata aspek oral pada siklus I meningkat menjadi 35,6.

Dibandingkan dengan skor rata-rata pada kondisi sebelum dilakukan tindakan,

yakni 31, sudah mengalami peningkatan sebesar 4,5. Dengan peningkatan skor

yang sangat kecil tersebut, aspek oral belumlah cukup memuaskan sehingga masuk

kedalam kategori nilai sangat kurang. Sejumlah 22 siswa termasuk dalam kategori

aktivitas belajar sangat kurang, 1 siswa tergolong dalam aktivitas belajar yang

cukup dan hanya 2 siswa yang memiliki aktivitas belajar baik.

Aspek listening mendapat skor rata-rata sebesar 72,8 sehingga masuk

kedalam aktivitas belajar kategori baik. Dibandingkan dengan skor pada sebelum

dilakukan tindakan, yakni sebesar 63,3, sudah meningkat sebanyak 9,5. Sebanyak

12 siswa memiliki aktivitas belajar yang sangat baik, 3 siswa memiliki aktivitas

belajar yang baik, 4 siswa memiliki aktivitas belajar yang cukup, 1 siswa memiliki

aktivitas belajar siswa yang kurang dan 5 siswa memiliki aktvitas belajar yang

sangat kurang.

Aspek writing mendapat skor rata-rata sebesar 71,6 sehingga masuk

kedalam aktivitas belajar kategori baik. Dibandingkan pada kondisi pratindakan,

yakni 61, telah mengalami peningkatan sebesar 10,6. Sebanyak 5 siswa yang

memiliki aktivitas belajar sangat baik, 9 siswa dengan aktivitas belajar yang baik, 8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa termasuk dalam ketegori dengan aktivitas belajar cukup, 2 siswa memiliki

aktivitas belajar kategori kurang dan hanya 1 siswa dengan aktivitas belajar

kategori sangat kurang.

Skor rata-rata pada aspek drawing sebesar 77 dengan 12 siswa masuk

kedalam aktivitas belajar kategori sangat baik, 7 siswa masuk kedalam aktivitas

belajar kategori baik, 3 siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori cukup dan 3

siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori sangat kurang. Skor rata-rata aspek

drawing tersebut termasuk dalam aktivitas belajar kategori baik. Dibandingkan skor

pada kondisi awal, yakni 57, telah meningkat sebesar 20.

Skor rata-rata pada aspek motor sebesar 69 sehingga termasuk kedalam

aktivitas belajar kategori cukup. Sebanyak 7 siswa masuk kedalam aktivitas belajar

kategori sangat baik, 9 siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori baik, 2 siswa

masuk kedalam aktivitas belajar kategori cukup dan 7 siswa masuk kedalam

aktivitas belajar kategori sangat kurang. Dibandingkan skor pada kondisi awal,

yakni 58, telah meningkat sebesar 11.

Skor rata-rata pada aspek mental sebesar 55,8 sehingga termasuk kedalam

aktivitas belajar kategori kurang. Dibandingkan pada skor kondisi awal, yakni 36,6,

telah meningkat sebesar 19,2. Sebanyak 3 siswa masuk kedalam aktivitas belajar

kategori baik, 4 siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori cukup, 7 siswa

masuk kedalam aktivitas belajar kategori kurang dan 11 siswa masuk kedalam

aktivitas belajar kategori sangat kurang.

Skor rata-rata pada aspek emosional sebesar 44 sehingga termasuk

kedalam aktivitas belajar kategori sangat kurang. Dibandingkan skor pada kodisi

awal yakni sebesar 35, aspek emosional telah meningkat sebesar 9. Sebanyak 3

siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori sangat baik dan 22 siswa masuk

kedalam aktivitas belajar kategori sangat kurang.

2). Hasil observasi kinerja guru pada siklus I

Selain dari aspek aktivitas belajar siswa, guru juga memiliki peran terhadap

keberhasilan penelitian. Observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada

siklus I dapat dilihat pada lampiran 13 dengan data sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 13

dengan data sebagai berikut: a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran

memperoleh nilai 4 dengan kriteria nilai sangat baik b) Kemampuan guru mengelola

diskusi kelas memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik c) Kemampuan mengelola

waktu pembelajaran memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup d) Memberikan

apersepsi memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik e) Menyampaikan materi

memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik f) Keterampilan guru mengajukan

pertanyaan memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup g) Perhatian guru terhadap

siswa memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik h) Kemampuan menutup pelajaran

memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup.

Sedangkan data penilaian kegiatan guru siklus I pertemuan kedua adalah

sebagai berikut: a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran memperoleh nilai 4

dengan kriteria nilai sangat baik b) Kemampuan guru mengelola diskusi kelas

memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik c) Kemampuan mengelola waktu

pembelajaran memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik d) Memberikan apersepsi

memperoleh nilai 4 dengan kriteria nilai sangat baik e) Menyampaikan materi

memperoleh nilai 4 dengan kriteria sangat baik f) Keterampilan guru mengajukan

pertanyaan memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik g) Perhatian guru terhadap

siswa memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik h) Kemampuan menutup pelajaran

memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik.

d. Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh dari kolaborasi dengan

guru kelas, dan teman sejawat, peneliti memperoleh temuan bahwa aktivitas belajar

yang masih jarang dilakukan oleh sebagian besar siswa adalah sebagai berkut :

1) Belum semua siswa berani bertanya tentang materi yang sedang diajarkan.

2) Belum semua siswa berani menjawab pertanyaan guru terutama pertanyaan yang

dilontarkan guru secara spontan dan secara lisan.

3) Belum semua siswa aktif dalam diskusi sehingga ketika diskusi masih

didominasi siswa yang pandai dan sebagian siswa lain berbicara dengan teman

satu kelompoknya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Siswa masih belum berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, siswa

hanya berani jika ditunjuk oleh guru.

5) siswa belum terlihat adanya persaingan dalam kelompok.

Berdasarkan data tersebut, peneliti bekerjasama dengan guru kelas

membahas solusi dari permasalahan tersebut yakni:

1) Guru harus memberikan motivasi yang lebih baik dari sebelumnya yaitu dengan

memutarkan video pembelajaran sehingga siswa lebih siap dan berani bersaing

didalam kelompok.

2) Guru memberikan batasan waktu saat berdiskusi sehingga tidak ada waktu untuk

berbicara diluar materi pokok diskusi.

3) Guru akan memberikan pertanyaan-petanyaan yang lebih bervariasi agar siswa

tergerak untuk menjawab.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian dalam siklus I perlu

dilanjutkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut

maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.

2. Diskripsi siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, diketahui bahwa

terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dibandingkan pada kondisi awal. Namun

peningkatan tersebut belumlah mencakup kedelapan aspek aktivitas belajar.

Terdapat beberapa aspek dalam aktivitas belajar yang masih sangat rendah dan

kurang. Oleh sebab itu dilakukan perencanaan ulang berdasarkan hasil analisis dan

observasi. Perencanaan perbaikan tersebut diaplikasikan ke dalam beberapa

pelaksanaan dalam siklus II.

Adapun deskripsi perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II

adalah sebagai berikut:

1). Menyusun RPP yang dikonsultasikan dengan guru kelas.

Pada tahap ini peneliti membuat RPP yang dilaksanakan 2

pertemuan setiap pertemuan dilaksanakan selama 2x35 menit. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat terdiri dari SK, KD,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,

metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media

dan sumber belajar dan penilaian.

2). Mempersiapkan alat dan media pembelajaran.

Alat dan media pembelajaran yang disiapkan tidak jauh berbeda

dengan alat dan media pada siklus I. Peneliti mempersiapkan alat

pembelajaran berupa nomor-nomor absen siswa yang dibuat dari karton

sebagai identitas siswa, nama kelompok yang dipakai sebagai identitas

setiap kelompok. Media yang dipersiapkan pada siklus II adalah beberapa

buah kancing baju warna-warni dan karton sebagai tempat meletakkan

kancing-kancing baju. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan video

motivasi yang dapat membuat siswa siap dan bersemangat belajar di kelas.

Video tersebut diputar dengan alat proyektor LCD dan laptop.

3). Mempersiapkan LKS dan soal evaluasi.

Lembar kerja siswa dipersiapkan sebagai alat evaluasi kemampuan

siswa. Lembar kerja siswa diberikan saat akhir pembelajaran.

4). Mempersiapkan lembar observasi dan angket aktivitas belajar siswa.

Dalam siklus II ini peneliti kembali mempersiapkan atau

menggandakan jumlah lembar observasi sejumlah 3 eksemplar setiap 1

pertemuan dan angket aktivitas belajar siswa beserta lembar jawab

sejumlah 25 lembar. Lembar observasi aktivitas belajar siswa digunakan

sebagai lembar pengamatan aktivitas belajar siswa yang mencakup 8

aspek.

5). Menyiapkan alat dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan pada siklus II masih berupa

kamera digital. Kamera tersebut digunakan untuk merekam proses

pembelajaran yang berlangsung. Selain rekaman pembelajaran sebagai

dokumentasi, didokumentasikan pula gambar/ foto pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tindakan

1). Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 April 2012

pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Pada

pertemuan ini materi yang diajarkan adalah membuat pantun sukacita. Siklus II

dilaksanakan 2x35 menit dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.

Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan LCD

Proyektor dan Laptop. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian

presensi kehadiran siswa. Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa dalam belajar

kemudian mengkondisikan siswa sebaik mungkin sebelum masuk ke materi. Untuk

apersepsi, guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang menyenangkan yang

dialami siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu membuat

pantun sukacita. Supaya lebih bersemangat guru memberi motivasi kepada siswa

berupa video motivator dari seorang anak penyandang cacat tubuh sejak lahir

bernama Heah. Meskipun Heah cacat tubuh pada tangan dan kaki, namun dia bisa

membuktikan bahwa dia juga bisa seperti orang dengan tubuh normal dengan

memainkan piano di sebuah konser tunggalnya. Siswa ditunjukkan slide tentang

pengertian pantun sukacita beserta contoh-contoh pantun sukacita. Setelah siswa

memahami tentang pantun sukacita, secara individu siswa membuat pantun sukacita

dan menawarkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas membacakan pantun

buatannya.

Kemudian siswa dibagi kedalam 5 kelompok berurutan dengan absen.

Setiap kelompok terdiri 5 siswa. Setiap siswa dibagikan 3 kancing baju dan pada

meja diskusi diberikan wadah tempat meletakkan kancing-kancing tersebut saat

berpendapat. Siswa berdiskusi dengan tata cara sama seperti pada siklus I yaitu

setiap kali siswa memberikan ide/pendapatnya untuk membuat pantun sukacita,

maka kancing yang dimilikinya harus dimasukkan kedalam kotak-kotak yang

tersedia. Jika kancing telah habis, maka kesempatannya memberikan ide/pendapat

telah habis. Siswa secara bergantian mengemukakan idenya untuk membuat pantun

sukacita. Jika kancing telah habis semua dan diskusi belum selesai dikerjakan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

maka dalam kelompok tersebut boleh membagikan kancing lagi sampai pantun

sukacita dapat dikerjakan dengan baik. Setelah waktu yang diberikan habis, setiap

kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk mempresentasikan ke depan kelas.

Guru menanyakan hal yang belum jelas kepada siswa kemudian melakukan

penyimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai kegiatan

akhir siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

2). Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012 selama

2 jam pelajaran (70 menit) yaitu pada pukul 07.00 sampai 08.10 WIB. Pada

pertemuan kedua ini guru memberikan pembelajaran dengan materi yang sama

yaitu pantun namun jenisnya adalah pantun teka-teki. Sebagai kegiatan awal guru

melakukan apersepsi. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pernahkah siswa

mendapat tantangan yang pernah diterima. Kemudian guru mengajak siswa

menyaksikan video motivasi berupa video animasi dari binatang siput dan katak

yang sedang beromba lari. Keduanya beradu saling menanggapi tantangan yang

diberikan satu sama lain. Akhirnya perlombaan dimenangkan oleh siput yang

menggunakan kecerdikkannya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Video tersebut bisa dijadikan sebuah himbauan kepada siswa untuk selalu

menanggapi tantangan dengan hal yang positif dan cara yang positif juga. Pada

kegiatan inti guru menayangkan slide beberapa pantun teka-teki, siswa mencari

tahu benda yang dimaksud oleh pantun teka-teki yang tersaji.

Setelah itu, siswa dibagi menjadi 5 kelompok seperti kelompok pada

pertemuan pertama siklus II. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian guru

memberikan kancing-kancing kepada setiap siswa, masing-masing siswa mendapat

3 buah kancing-kancing baju yang beraneka warna. Guru memberi tugas pada

semua siswa dalam kelompok untuk menjawab 15 pertanyaan-pertanyaan yang

dibagikan dalam setiap kelompok. Siswa menjawab pertanyaan dengan cara

memberikan kancing-kancing baju pada wadah yang tersedia. Aturan mainnya

adalah sebagai berikut: setiap siswa hanya memiliki 3 kali kesempatan memberikan

jawaban. Jika siswa menjawab maka kancingnya harus diletakkan pada tempat

yang telah disiapkan disetiap kelompoknya. Setelah diskusi selesai, siswa dan guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencocokan jawaban dan menghitung jumlah jawaban terbanyak. Kelompok

dengan jawaban benar terbanyak adalah kelompok pemenang. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas. Setelah itu

siswa secara individu mengerjakan soal evaluasi untuk membuat pantun teka-teki.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Pengamatan pada siklus II dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang

aktivitas belajar menulis pantun saat proses pembelajaran. Pengamatan didapat

menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa saat pembelajaran membuat

pantun. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus

II, diperoleh data tentang aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

1) Hasil aktivitas belajar siklus II

Data aktivitas belajar siswa menulis pantun pada siklus II didapat dari skor

akumulasi pada pertemuan I dan pertemuan II. Data-data tersebut tersaji dalam

tabel 4.3 berikut ini agar lebih mudah dimengerti. (lampiran 16)

Tabel 4.3. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus II

No Kategori Aspek Aktivitas Belajar Siswa Rata

-rata Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1. Sangat Baik (skor

>80) 23 7 21 20 17 15 11 8

2. Baik (skor 71-80) 1 10 4 4 4 8 10 6

3. Cukup (skor 61-70) 0 8 0 1 3 2 4 11

4. Kurang (skor 51-60) 1 0 0 0 0 0 0 0

5. Sangat Kurang (skor

<51) 0 0 0 0 1 0 0 0

Jumlah siswa 25 25 25 25 25 25 25 25

Rata-rata 92 76,3 93,5 88,5 87,5 86,2 78,8 80 85,35

Tabel 4.3 tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram 4.3 sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.3. Diagram Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.3 dan pada diagram 4.3 diatas yang merupakan hasil

penelitian siklus II, diketahi bahwa skor rata-rata kedelapan aspek adalah 85,35.

Berikut ini paparan masing-masing aspek pada siklus II.

Aspek visual yakni aspek aktivitas belajar dalam hal memperhatikan

gambar atau media pembelajaran dan membaca pantun dipapan tulis mendapatkan

skor rata-rata 92 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Dibandingkan skor

pada siklus I, yakni 76,8, telah meningkat sebesar 15,2. 23 siswa tergolong siswa

yang memiliki aktivitas belajar yang sangat baik, 1 siswa tergolong siswa dengan

aktivitas belajar baik dan 1 siswa dengan aktivitas belajar kurang.

Aspek oral yakni aspek aktivitas belajar dalam hal bertanya pada guru,

menyampaikan ide/pendapat dalam kelompok dan menjawab pertanyaan guru

mendapat rata-rata 76,3 yang tergolong baik. Dibandingkan dengan skor pada

siklus I, yakni 35,6, telah mengalami peningkatan sebesar 40,6. Sebanyak 7 siswa

yang tergolong sangat aktif, 10 siswa tergolong dengan aktivitas belajar yang baik

dan 8 siswa memiliki aktivitas belajar yang cukup baik.

Aspek listening yakni aspek aktivitas belajar dalam hal mendengarkan

penjelasan guru, mendengarkan ide/pendapat teman lain dalam kelompok dan

memdengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun di depan kelas

mendapat skor rata-rata 93,5. Dibandingkan skor pada siklus I,yakni 72,8, telah

0

5

10

15

20

25

Ju

mla

h S

isw

aSangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meningkat sebanyak 20,7. Terdapat 21 siswa yang masuk dalam kategori siswa

sangat baik aktivitasnya , 4 siswa juga tergolong siswa baik aktivitasnya.

Aspek writing yakni aspek aktivitas belajar dalam hal mencatat pokok-

pokok penjelasan, mengerjakan tugas membuat pantun, menyalin tulisan guru yang

ada di papan tulis, dan menulis pantun dengan ciri yang benar mendapat skor rata-

rata 88,5. Skor rata-rata tersebut membuat aspek writing termasuk dalam kategori

sangat baik. Terdapat 20 siswa yang aktivitasnya sangat baik, 1 siswa dengan

aktivitas baik dan 1 siswa dengan aktivitas cukup aktif. Dibandingkan skor pada

siklus I, yakni 71,6, telah meningkat sebanyak 16,9.

Aspek drawing yakni aspek aktivitas belajar dalam hal membuat pola

pantun dengan format isi dan sampiran mendapat skor rata-rata 87,5. Terdapat 17

siswa dengan aktivitas yang sangat baik, 4 siswa dengan aktivitas yang baik dan 3

siswa termasuk dalam kategori cukup. Namun terdapat 1 siswa dengan aktivitas

belajar yang sangat kurang. Rata-rata tersebut termasukdalam kategori skor sangat

baik. Dibandingkan skor pada siklus I, yakni 77, aspek drawing telah meningkat

sebesar 10,5.

Aspek motor atau aspek dalam hal diskusi dengan Kancing Gemerincing

dan keikutsertaan siswa menjawab pertanyaan dengan Kancing Gemerincing

mendapat skor rata-rata 86,2. Terdapat 15 siswa dengan keaktifan sangat baik, 8

siswa lainnya tergolong siswa dengan aktivitas baik dan 1 siswa masih tergolong

pada siswa dengan aktivitas belajar kategori cukup. Dibandingkan skor pada siklus

I, yakni 69, aspek motor telah meningkat sebesar 17,2.

Aspek mental mendapat skor rata-rata 78,8. Skor tersebut masuk dalam

kategori sangat baik. Dibandingkan skor pada siklus I, yakni 55,8, aspek drawing

telah meningkat sebesar 23. Dari jumlah keselurahan siswa, 11 siswa tergolong

dengan aktivitas sangat baik dan 10 siswa dengan aktivitas baik dan sisanya 4 siswa

termasuk dalam siswa yang cukup aktif. Aspek ini menyangkut aktivitas belajar

siswa dalam hal memberikan tanggapan didalam kelompok, memberikan tanggapan

didalam kelas dan penyelesaian soal-soal diskusi.

Aspek emosional mendapat skor rata-rata 80. Dari jumlah keselurahan

jumlah siswa, terdapat 8 siswa yang termasuk dalam kategori siswa yang sangat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aktif, 6 siswa termasuk dalam kategori siswa dengan aktivitas belajar yang baik

dan 11 siswa termasuk siswa dengan aktivitas belajar kategori cukup. Aspek

emosional menyangkut aktivitas belajar siswa dalam hal bersemangat mengikuti

pembelajaran dan keberanian maju kedepan kelas membacakan hasil diskusi

kelompok. Jika dibandingkan skor pada siklus I, yakni 44, aspek emosional telah

meningkat sebesar 36.

2) Hasil observasi kinerja guru pada siklus II

Penelitian juga memperoleh data tentang pembelajaran yang telah

berlangsung melalui observasi yang dilakukan oleh guru kelas IV SD N Palur 02

Mojolaban terhadap kinerja peneliti sebagai pengajar di kelas IV tersebut. Seperti

pada siklus I , data yang diperoleh adalah melalui lembar pengamatan guru kelas.

Kegiatan guru siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 17

dengan data sebagai berikut: a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran

memperoleh nilai 4 dengan kriteria nilai sangat baik b) Kemampuan guru mengelola

diskusi kelas memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik c) Kemampuan mengelola

waktu pembelajaran memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik d) Memberikan

apersepsi memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik e) Menyampaikan materi

memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik f) Keterampilan guru mengajukan

pertanyaan memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik g) Perhatian guru terhadap

siswa memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup h) Kemampuan menutup

pelajaran memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup.

Kegiatan guru siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 17

dengan data sebagai berikut: : a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran

memperoleh nilai 4 dengan kriteria nilai sangat baik b) Kemampuan guru mengelola

diskusi kelas memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik c) Kemampuan mengelola

waktu pembelajaran memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik d) Memberikan

apersepsi memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik e) Menyampaikan materi

memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik f) Keterampilan guru mengajukan

pertanyaan memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik g) Perhatian guru terhadap

siswa memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik h) Kemampuan menutup pelajaran

memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Refleksi

Data-data hasil penelitian pada siklus II yang sudah terkumpul, kemudian

dianalisis dan direfleksi. Berdasarkan hasil dari analisis dan refleksi dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Siswa sudah berani bertanya kepada guru seputar materi pembelajaran untuk

melengkapi pengetahuan yang dimiliki. Selain itu siswa juga telah berani

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.

2) Kondisi belajar yang semula kurang kondusif, pada siklus II sudah kondusif dan

siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semangat sehingga semakin dapat

fokus pada pembelajaran.

3) Aktivitas belajar menulis pantun meningkat disetiap siklusnya, hal ini dibuktikan

skor rata-rata pada siklus I sebesar 62,8 dan meningkat kembali pada siklus II

dengan skor rata-rata 85,35.

4) Dalam kelompok-kelompok diskusi persaingan positif sudah mulai terbentuk.

Siswa telah aktif dalam menyelesaikan soal-soal diskusi.

Dari hasil penelitian pada siklus II, dilakukan analisis dan refleksi hasil

proses pembelajaran. Dari hasil observasi, aktivitas belajar siswa menulis pantun

melalui model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing mengalami

peningkatan yang baik. Pada siklus II skor rata-rata telah mencapai 85,35. Dengan

tercapainya target ketuntasan skor minimal 75 maka penelitian dapat dihentikan.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Setelah dilakukan deskripsi tiap siklus selanjutnya dilakukan perbandingan

perkembangan antarsiklus untuk mendeskripsikan peningkatan yang dicapai dari

satu siklus ke siklus berikutnya. Aktivitas belajar menulis pantun siswa kelas IV SD

N Palur 02 Mojolaban mengalami peningkatan secara signifikan hal ini dibuktikan

dengan adanya peningkatan pada setiap siklus yang dilaksanakan. Dari hasil yang

disajikan dalam bentuk tabel daftar perbandingan nilai dari sebelum tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hingga sesudah tindakan yang meliputi siklus I dan II akan diketahui hubungan

peningkatan aktivitas belajar menulis pantun antarsiklus. Adapun perbandingan

data skor aktivitas belajar menulis pantun siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus

II dapat dilihat pada tabel 4.4. sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perbandingan Skor Aspek Aktivitas Belajar Menulis Pantun pada

Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

No Aspek Aktivitas

Belajar Siswa

Pelaksanaan

Pratindakan Siklus I Siklus II

1 Visual 43,5 76,8 92

2 Oral 31 35,6 76,3

3 Listening 63,3 72,8 93,5

4 Writing 61 71,6 88,5

5 Drawing 57 77 87,5

6 Motor 58 69 86,2

7 Mental 36,6 55,8 78,8

8 Emosional 35 44 80

Rata-rata 48,2 62,8 85,35

Pada tabel 4.4 diatas dapat disajikan dalam bentuk diagram 4.4 berikut ini :

Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun pada

Pratindakan, SiklusI dan Siklus II

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sk

or

Ak

tivit

as

Bel

aja

r S

isw

a

Pratindakan

Siklus I

Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada tabel 4.4 dan diagram 4.4 terlihat jelas peningkatan di tiap siklusnya.

Skor rata-rata keseluruhan pada kondisi pratindakan adalah 48,2 termasuk dalam

aktivitas belajar kategori sangat kurang, pada siklus I skor rata-rata menjadi 62,8

termasuk dalam aktivitas belajar kategori cukup dan pada siklus II skor rata-rata

meningkat menjadi 85,35 termasuk dalam aktivitas belajar kategori sangat baik.

Aspek visual mengalami peningkatan pada siklus I yakni dari skor 43,5

pada kondisi pratindakan, menjadi 76,8 dan mengalami peningkatan pada siklus II

yakni dari skor 76,8 menjadi 92.

Aspek oral mengalami peningkatan pada siklus I yakni dari skor 31 pada

kondisi pratindakan, menjadi 35,6 dan mengalami peningkatan pada siklus II yakni

dari skor 35,6 menjadi 76,3.

Aspek listening mengalami peningkatan cukup pesat dari skor awal

sebelum tindakan yakni 63,3 menjadi 72,8 pada siklus I dan menjadi 93,5 pada

siklus II.

Aspek writing mengalami peningkatan dari skor awal sebelum tindakan

adalah 61, menjadi 71,6 pada siklus I dan menjadi 88,5 pada siklus II.

Aspek drawing mengalami peningkatan yakni pada siklus I dari skor 57

pada kondisi awal meningkat menjadi 77 dan pada siklus II menjadi 87,5.

Skor kondisi sebelum tindakan pada aspek motor adalah 58 meningkat

pada sikus I menjadi 69 dan pada siklus II menjadi 86,2.

Skor kondisi sebelum tindakan pada aspek mental adalah 36,6 meningkat

pada sikus I menjadi 55,8 dan pada siklus II menjadi 78,8.

Skor kondisi sebelum tindakan pada aspek emosional adalah 35 meningkat

pada sikus I menjadi 44 dan pada siklus II menjadi 80.

Sebagai penjelas peningkatan tiap siklus disajikan perbandingan skor rata-

rata dalam bentuk grafik garis 4.5 sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Menulis

Pantun pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada

dasarnya memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk memberikan

pendapatnya didalam kelompok, sehingga diskusi kelompok tidak didominasi oleh

siswa yang pandai-pandai saja. Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan dalam

3 tahap yakni pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I dan siklus II telah

dilakukan observasi. Dalam kondisi awal sebelum dilakukan tindakan skor rata-rata

delapan aspek aktivitas belajar adalah 48,2. Kondisi tersebut termasuk kedalam

kategori sangat rendah. Perolehan skor masing-masing aspek adalah sebagai

berikut: aspek visual memiliki skor rata-rata sebesar 43,5, aspek oral memiliki skor

rata-rata sebesar 31, aspek listening mendapat skor sebesar 63,3, aspek writing

memperoleh skor sebesar 61, aspek drawing memperoleh skor rata-rata sebesar

57, aspek motor memperoleh skor rata-rata sebesar 58, aspek mental memperoleh

skor rata-rata sebesar 36,6 dan aspek emosional memperoleh skor rata-rata sebesar

35. Dari skor rata-rata tersebut diterapkanlah model pembelajaran Kooperatif teknik

Kancing Gemerincing agar keadaan menjadi lebih baik.

Pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 62,8.

Perolehan skor rata-rata masing-masing aspek antara lain: aspek visual memiliki

skor rata-rata sebesar 76,8 aspek oral memiliki skor rata-rata sebesar 35,6, aspek

listening mendapat skor sebesar 72,8 aspek writing memperoleh skor sebesar 71,6,

0

20

40

60

80

100

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Perbandingan Skor Rata-rata

Skor Rata-rata

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aspek drawing memperoleh skor rata-rata sebesar 77, aspek motor memperoleh

skor rata-rata sebesar 69, aspek mental memperoleh skor rata-rata sebesar 55,8 dan

aspek emosional memperoleh skor rata-rata sebesar 44.

Skor yang diperoleh pada siklus I tersebut belum mencapai indikator

pencapaian, hal tersebut karena banyak siswa yang masih belum ikut ambil bagian

dalam diskusi kelompok. Diskusi masih didominasi oleh salah satu siswa dan siswa

lain hanya ikut duduk manis dalam kelompok tanpa ada kontribusi yang sebanding.

Selain itu siswa terlihat kurang bersemangat saat mengikuti proses pembelajaran

sehingga suasana kelas kurang hidup dan tidak terfokus pada pembelajaran secara

utuh. Hambatan-hambatan tersebut diperbaiki dengan pengawasan dan pemberian

motivasi pada siklus II. Hasilnya siswa lebih bersemangat dan semakin kompak

didalam kelompok.

Selanjutnya skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II meningkat

menjadi 85,35. Berikut ini skor rata-rata pada masing- masing aspek antara lain:

aspek visual memiliki skor rata-rata sebesar 92, aspek oral memiliki skor rata-rata

sebesar 76,3, aspek listening mendapat skor sebesar 93,5, aspek writing

memperoleh skor sebesar 88,5, aspek drawing memperoleh skor rata-rata sebesar

87,5, aspek motor memperoleh skor rata-rata sebesar 86,2, aspek mental

memperoleh skor rata-rata sebesar 78,8 dan aspek emosional memperoleh skor rata-

rata sebesar 80.

Peningkatan yang terjadi pada siklus II tersebut dipengaruhi oleh

kerjasama tim dan semangat yang membara pada kelompok-kelompok diskusi.

Dalam sebuah kerja kelompok memang dibutuhkan kekompakan dan kerjasama

tanpa memandang perbedaan latar belakang etnik. Selain mempermudah

penyelesesaian soal-soal diskusi kekompakan kelompok juga mempercepat

terselesainya pekerjaan. Slavin (2005:103) berpendapat bahwa pembelajaran

Kooperatif adalah solusi ideal terhadap masalah menyediakan kesempatan

berinteraksi secara kooperatif dan tidak dangkal kepada para siswa dari latar

belakang etnik yang berbeda. Metode-metode pembelajaran kooperatif secara

khusus menggunakan kekuatan dari sekolah yang menghapuskan perbedaan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kehadiran para siswa dari latar belakang, ras atau etnik yang berbeda untuk

meningkatkan hubungan antarkelompok.

Selain dari hubungan antarkelompok tersebut, semangat siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran juga menjadikan suasana kelas menjadi hidup sebab

siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Memutarkan video pembelajaran

pada siswa dirasa langkah yang tepat dalam memulai proses pembelajaran. Salah

satu prinsip dalam model pembelajaran Kooperatif adalah interaksi promotif.

Interaksi promotif didefinisikan sebagai suatu interaksi dalam kelompok dimana

setiap anggota saling mendorong dan membantu anggota lain dalam kelompok lain

dalam usaha mereka untuk mencapai, menyelesaikan dan menghasilkan sesuatu

untuk tujuan bersama (Huda, 2011:51). Prinsip pembelajaran Kooperatif tersebut

merujuk pada pendapat bahwa sebuah interaksi antarsiswa baik dalam satu

kelompok maupun lain kelompok, untuk mencapai tujuan belajar yang sama.

Interaksi antarsiswa tersebut dapat terwujud ketika siswa merasa siap belajar dan

bersemangat untuk belajar sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana secara

optimal.

Dengan demikian salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar

menulis pantun siswa kelas IV SD N Palur 02 Mojolaban tahun pelajaran

2011/2012 dapat dengan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing. Hal ini terjadi karena model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing dapat meningkatkan interaksi dan kontribusi setiap anggota kelompok

dalam diskusi kelompok sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Jadi

penggunaan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dapat

meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun siswa kelas IV SD N Palur 02

Kecamatan Mojolaban tahun ajaran 2011/2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus tersebut disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran

Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dapat meningkatkan aktivitas belajar

menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Palur 02 kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada pratindakan

skor rata-rata aktivitas belajar adalah 48,2 dengan ketuntasan klasikal sebesar

21,5% dan ketuntasan klasikal setiap aspek adalah sebagai berikut: aspek visual

0%, aspek oral 0%, aspek listening 44%, aspek writing 40%, aspek drawing 40%,

aspek motor 36%, aspek mental 4%, dan aspek emosional 8%. Kondisi tersebut

mengalami peningkatan pada siklus I, skor rata-rata aktivitas belajar menjadi 62,8

dengan ketuntasan klasikal sebesar 35,5% dan ketuntasan klasikal pada setiap aspek

adalah sebagai berikut: aspek visual 72%, aspek oral 12%, aspek listening 56%,

aspek writing 48%, aspek drawing 76%, aspek motor 64% , aspek mental 12%, dan

aspek emosional 12%. Pada siklus II skor rata-rata aktivitas belajar menjadi 85,35

dengan dengan ketuntasan klasikal sebesar 78% dan ketuntasan klasikal pada setiap

aspek adalah sebagai berikut: aspek visual 96%, aspek oral 44%, aspek listening

100%, aspek writing 92%, aspek drawing 84%, aspek motor 92%, aspek mental

56%, aspek emosional 56%. Dengan demikian penerapan model pembelajaran

Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dapat dilaksanakan untuk meningkatkan

aktivitas belajar menulis pantun di kelas IV SD Negeri Palur 02 Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menerapkan teknik Kancing Gemerincing dalam model

pembelajaran Kooperatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi pelajaran

membuat pantun. Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti teknik Kancing dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menulis pantun. Sehubungan dengan

penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

1. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan teknik dan model

pembelajaran yang tepat dengan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing untuk meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun pada

pelajaran Bahasa Indonesa kompetensi menulis pantun khususnya dan pelajaran

lain pada umumnya.

2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat

dan mengembangkan kreativitas, imajinasi, serta inisiatifnya untuk menunjang

proses pembelajaran.

3. Menunjukkan pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan

inovatif, salah satunya adalah model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing

Gemerincing yang terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan sehingga meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pada

pembelajaran.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa

saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Siswa

Siswa sebaiknya lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga

pembelajaran bukan hanya milik siswa yang pandai dan rajin saja, melainkan

pembelajaran yang membelajarkan satu sama lain melalui pembelajaran

Kooperatif teknik Kancing Gemerincing (pembelajaran teman sebaya).

2. Bagi Guru

Hendaknya guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif teknik

Kancing Gemerincing dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV khususnya

materi membuat pantun. Penggunaan teknik Kancing Gemerincing dimaksudkan

agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga aktivitas belajar menulis

pantun siswa akan meningkat.

3. Bagi Sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hendaknya sekolah menganjurkan pada guru untuk menggunakan model

pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dalam pembelajaran

bahasa Indonesia kelas IV khususnya materi membuat pantun.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih

cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan

model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing guna melengkapi

kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan

pemahaman konsep siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar

diperoleh hasil yang lebih baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LAMPIRAN- LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No

Bulan

Kegiatan

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi

awal

2 Penyusunan

Proposal

3 Revisi

proposal

4 Seminar

Proposal

5 Perijinan

6 Pelaksanaan

penelitian

Siklus I

Siklus II

7 Analisis

Data

8 Penyusunan

laporan

9 Ujian

Skripsi

10 Revisi

skripsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 2

KISI-KISI ANGKET

No Aspek Indikator No. Item Jumlah

+ -

1 Visual Activity Memperhatikan gambar

media yang digunakan

1 2

Membaca pantun yang ada

dipapan tulis

13

2 Oral Activity Bertanya pada guru 4 3

Menyampaikan

pendapat/ide dalam

kelompok

6

Menjawab pertanyaan guru 2

3 Listening Activity Mendengarkan penjelasan

guru

9 3

Mendengarkan

pendapat/ide teman lain

5

Mendengarkan teman lain

membacakan pantun

didepan kelas

17

4 Writing Activity Mencatat pokok-pokok

penjelasan

7 4

Mengerjakan tugas

menulis pantun

8

Menyalin tulisan guru dari

papan tulis

16

Menulis pantun dengan

ciri yang benar

18

5 Drawing Activity Membuat pola pantun

dengan sampiran dan isi

14 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6 Motor Activity Aktif berdiskusi dengan

kancing gemerincing

12 2

Ikut berpartisipasi

menjawab pertanyaan

dengan Kancing

Gemerincing

20

7 Mental Activity Memberi tanggapan

didalam kelas

3 3

Memberi tanggapan

didalam kelompok

11

Dapat menyelesaikan soal-

soal diskusi

15

8 Emosional

Activity

Bersemangat mengikuti

pembelajaran

10 2

Berani maju ke depan

kelas untuk

membacakan hasil

diskusi

19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 3

Angket Aktivitas Belajar Siswa

Petunjuk Pengisian Angket:

1. Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.

2. Bacalah baik-baik setiap butir angket dan seluruh pilihan jawabannya.

3. Pilihlah salah satu jawabannya yang paling sesuai menurut kamu dengan

memberi tanda silang (x) pada lembar jawab.

4. Jangan ragu-ragu dalam memilih jawaban, dan jawablah dengan sujujur-jujurnya

karena angket ini tidak mempengaruhi nilai dalam mata pelajaran apapun.

5. Tidak diperkenankan membuat coretan dalam bentuk apapun pada lembar

angket.

6. Isilah semua butir angket tanpa ada yang terlewatkan. Setelah selesai, kumpulkan

angket ini beserta lembar jawabnya.

7. Waktu mengerjakan 30 menit.

1. Kamu memperhatikan gambar yang digunakan gurumu saat pembelajaran berlangsung?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Apakah kamu menjawab pertanyaan dari gurumu saat guru bertanya kepadamu?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

3. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, ketika gurumu bertanya adakah yang ingin

memberikan tanggapan, kamu berani memberikan tanggapan.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Ketika ada hal yang belum kamu pahami sewaktu guru menerangkan pelajaran Bahasa

Indonesia, apakah pada saat itu juga kamu berusaha menanyakan pada gurumu?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

5. Saat temanmu memberikan pendapat dalam diskusi kelompok, kamu lebih senang

mengobrol daripada mendengarkan pendapat temanmu.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

6. Apakah kamu selalu memberikan pendapat saat diskusi ?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7. Apakah kamu menulis materi yang dijelaskan guru hanya jika disuruh?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

8. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, guru menawarkan kepada siswa

untuk mengerjakan di depan kelas, apakah kamu maju mengerjakannya?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

9. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, apakah kamu mendengarkan dan

memperhatikan materi yang disampaikan guru dengan seksama?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Kamu merasa senang jika belajar Bahasa Indonesia dengan cara berdiskusi bersama

kelompokmu ?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

11. Apabila dalam kelompok, apakah kamu ikut memberikan tanggapan ?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d.Tidak pernah

12. Ketika berdiskusi kamu lebih memilih untuk diam saja.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

13. Saat gurumu memintamu membaca pantun yang ada di papan tulis kamu menolaknya.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

14. Dalam membuat pantun, kamu dapat membuat pola dengan sampiran dan isi yang

saling berhubungan.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

15. Saat berdiskusi, kelompok diskusimu tidak dapat menyelesaikan soal-soal diskusi.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

16. Ketika bu guru menulis dipapan tulis, kamu juga menulisnya dibuku tulismu.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

17. Saat temanmu membacakan pantun, kamu lebih tertarik memperhatikan hal lain

daripada temanmu tersebut.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18. Apakah kamu menulis pantun dengan memperhatikan ciri-ciri pantun yang baik?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

19. Kamu tidak berani maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Kamu ikut menjawab pertanyaan saat diskusi dengan Kancing Gemerincing ?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 4

Lembar Jawab

Angket Aktivitas Belajar Siswa

1. a b c d 11. a b c d

2. a b c d 12. a b c d

3. a b c d 13. a b c d

4. a b c d 14. a b c d

5. a b c d 15. a b c d

6. a b c d 16. a b c d

7. a b c d 17. a b c d

8. a b c d 18. a b c d

9. a b c d 19. a b c d

10. a b c d 20. a b c d

Nama : ............................................

Kelas : .............................................

No. Absen : .............................................

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 5

Pedoman Penilaian Angket

Kriteria Penilaian

Pada Pertanyaan positif

a. Pilihan jawaban (a) selalu mempunyai skor 4

b. Pilihan jawaban (b) sering mempunyai skor 3

c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang mempunyai skor 2

d. Pilihan jawaban (d) tidak pernah mempunyai skor 1

Pada Pertanyaan negatif

a. Pilihan jawaban (a) selalu mempunyai skor 1

b. Pilihan jawaban (b) sering mempunyai skor 2

c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang mempunyai skor 3

d. Pilihan jawaban (d) tidak pernah mempunyai skor 4

Kategori Penilaian:

a. Skor > 80 = sangat baik

b. Skor 71-80 = baik

c. Skor 61-70 = cukup

d. Skor 51-60 = kurang

e. Skor < 50 = sangat kurang

Skor maksimal = 80

Nilai Skor = Jumlah skor peroleh X 100

80

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 6

Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Menulis Pantun

Awal pembelajaran Awal&diskusi Awal,diskusi&setelah diskusi Awal &penugasan

Aspek

Absen

Visual Activity Oral Activity Listening Activity Writing Activity

Memper

-hatikan

gambar

media

yang

digunak

-an

Memba-

ca

pantun

yang ada

dipapan

tulis

Berta-

nya

pada

guru

Menyam

-paikan

pendapat

/ ide

dalam

kelom-

pok

Menja-

wab

perta-

nyaan

guru

Mendeng

-arkan

penjelas-

an guru

Menden

garkan

pendapat

/

ide

teman

lain

Men-

dengar-

kan teman

lain

memba-

cakan

pantun

didepan

kelas

Men-

catat

pokok

pokok

penje-

lasan

Menger-

jakan

tugas

menu-lis

pantun

Menyalin

tulisan

guru dari

papan

tulis

Menulis

pantun

dengan

ciri yang

benar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Aspek

Absen

penugasan diskusi diskusi Awal,pertengahan&akhir

pembelajaran

Jumlah

Drawing

Activity Motor Activity Mental Activity Emosional Activity

Membuat

pola

pantun

dengan

sampiran

dan isi

Aktif

berdiskusi

dengan

Kancing

Gemerincing

Ikut

berartisipasi

menjawab

pertanyaan

dengan

Kancing

Gemerincing

Memberikan

tanggapan

didalam

kelas

Memberikan

tanggapan

didalam

kelompok

Dapat

menyelesaikan

soal-soal

diskusi

Bersemangat

mengikuti

pembelajaran

Berani maju

ke depan

kelas untuk

membacakan

hasil diskusi

Sukoharjo, Januari 2012

Observer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diskriptor Penilaian

1. Aspek Visual Activity

Indikator : a. Memperhatikan gambar media yang digunakan.

0 = Tidak memperhatikan gambar media

1 = Memperhatikan gambar media sambil bercanda

2 = Memperhatikan gambar media sambil berbicara

3 = Memperhatikan gambar media sambil tiduran

4 = Memperhatikan gambar media dengan baik

b. Membaca pantun yang ada dipapan tulis.

0 = Tidak bersedia membaca pantun

1 = Membaca pantun dengan intonasi tidak tepat

2 = Membaca pantun dengan intonasi kurang tepat

3 = Membaca pantun dengan intonasi tepat

4 = Membaca pantun dengan intonasi dan lafal tepat

2. Aspek Oral Activity

Indikator : a. Bertanya (tentang pelajaran) pada guru.

0 = Tidak bersedia bertanya pada guru

1 = Bertanya pada guru sebanyak 1 kali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 = Bertanya pada guru sebanyak 2 kali

3 = Bertanya pada guru sebanyak 3 kali

4 = Bertanya pada guru sebanyak lebih dari 3 kali

b. Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok.

0 = Tidak menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok

1 = Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok sebanyak 1 kali

2 = Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok sebanyak 2 kali

3 = Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok sebanyak 3 kali

4 = Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok sebanyak lebih dari 3 kali

c. Menjawab pertanyaan guru.

0 = Tidak menjawab pertanyaan guru

1 = Menjawab pertanyaan guru namun tidak tepat

2 = Menjawab pertanyaan guru mendekati tepat

3 = Menjawab pertanyaan guru tepat

4 = Menjawab pertanyaan guru dengan tepat dan lancar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Aspek Listening Activity

Indikator: a. Mendengarkan penjelasan guru.

0 = Tidak mendengarkan penjelasan guru

1 = Mendengarkan penjelasan guru sambil bercanda

2 = Mendengarkan penjelasan guru sambil berbicara

3 = Mendengarkan penjelasan guru sambil tiduran

4 = Mendengarkan penjelasan guru dengan baik

b. Mendengarkan pendapat/ide teman lain.

0 = Tidak mendengarkan pendapat/ide teman lain

1 = Mendengarkan pendapat/ide teman lain secara setengah-setengah sambil bercanda

2 = Mendengarkan pendapat/ide teman lain secara setengah-tengah sambil berbicara

3 = Mendengarkan pendapat/ide teman lain secara setengah-tengah sambil tiduran

4 = Mendengarkan pendapat/ide teman lain dengan seksama.

c. Mendengarkan teman lain membacakan pantun didepan kelas

0= Tidak mendengarkan teman lain yang sedang membaakan pantu n didepan kelas

1= Mendengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun namun setengah-setengah sambil bercanda

2= Mendengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun namun setengah-setengah sambil berbicara

3= Mendengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun namun setengah-tengah sambil tiduran

4= Mendengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun secara seksama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Aspek Writing Activity

Indikator: a. Mencatat pokok-pokok penjelasan

0 = Tidak mencatat pokok-pokok penjelasan

1 = Mencatat pokok-pokok penjelasan sambil bercanda

2 = Mencatat pokok-pokok penjelasan sambil berbicara

3 = Mencatat pokok-pokok penjelasan sambil tiduran

4 = Mencatat pokok-pokok penjelasan dengan baik

b. Mengerjakan tugas menulis pantun

0 = Tidak mengerjakan tugas menulis pantun

1 = Mengerjakan tugas menulis pantun benar namun mencontek

2 = Mengerjakan tugas menulis pantun sambil bercanda

3 = Mengerjakan tugas menulis pantun sambil tiduran

4 = Mengerjakan tugas menulis pantun dengan baik

c. Menyalin tulisan guru dari papan tulis

0= Tidak mau menyalin tulisan guru dari papan tulis

1= Tidak menyalin tulisan guru dari papan tulis tapi pinjam catatan teman

2= Menyalin tulisan guru dari papan tulis karena diminta guru

3= Menyalin tulisan guru dari papan tulis karena melihat teman lain menyalin tulisan tersebut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4= Menyalin tulisan guru dari papan tulis dengan sukarela

d. Menulis pantun dengan ciri yang benar

0= Tidak menulis pantun dengan ciri-ciri yang benar

1= Menulis pantun dengan menerapkan salah satu ciri pantun

2= Menulis pantun dengan menerapkan 2-3 ciri pantun dengan benar

3= Menulis pantun dengan menerapkan 4 ciri pantun dengan benar

4= Menulis pantun dengan ciri-ciri pantun yang benar

5. Aspek Drawing Activity

Indikator: a. Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi.

0 = Tidak membuat pola pantun dengan sampiran dan isi

1 = Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi benar namun hasil menyontek

2 = Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi tidak berhubungan

3 = Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi mendekati benar

4 = Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi benar

6. Aspek Motor Activity

Indikator: a. Aktif berdiskusi dengan Kancing Gemerincing.

0 = tidak mengikuti diskusi kelompok (pasif)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 = mengikuti diskusi kelompok sambil bercanda

2 = Mengikuti diskusi kelompok sambil berbicara

3 = Mengikuti diskusi kelompok sambil tiduran

4 = Mengikuti diskusi kelompok dengan baik

b. Ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dengan Kancing Gemerincing

0= Tidak ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dengan Kancing Gemerincing.

1= Ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan namun jawaban kurang tepat

2= Ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dari hasil diskusi dan jawaban salah

3= Ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dari hasil diskusi dan jawaban benar

4= Ikut berpartisipasi bermain “Berapa Bintangmu” dengan semangat

7. Aspek Mental Activity

Indikator: a. Memberikan tanggapan didalam kelas

0 = Tidak memberikan tanggapan didalam kelas

1 = Memberikan tanggapan didalam kelas sebanyak 1 kali

2 = Memberikan tanggapan didalam kelas sebanyak 2 kali

3 = Memberikan tanggapan di dalam kelassebanyak 3 kali

4 = Memberikan tanggapan didalam kelas sebanyak lebih dari 3 kali

b. Memberikan tanggapan dalam kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0 = Tidak memberikan tanggapan dalam kelompok

1 = Memberikan tanggapan didalam kelompok sebanyak 1 kali

2 = Memberikan tanggapan didalam kelompok sebanyak 2 kali

3 = Memberikan tanggapan di dalam kelompok sebanyak 3 kali

4 = Memberikan tanggapan didalam keompok sebanyak lebih dari 3 kali

c. Dapat menyelesaikan soal-soal diskusi

0 = Tidak dapat menyelesaikan soal-soal diskusi

1 = Menyelesaikan soal-soal diskusi dengan bercanda

2 = Menyelesaikan soal-soal diskusi dengan berbicara

3 = Menyelesaikan soal-soal diskusi dengan tiduran

4 = Menyelesaikan soal-soal diskusi dengan baik

8. Aspek Emosional Activity

Indikator: a. Bersemangat mengikuti pembelajaran.

0 = tidak bersemangat mengikuti pembelajaran

1 = Semangat mengikuti pembelajaran hanya pada awal pembelajaran

2 = Semangat mengikuti pembelajaran pada awal sampai pertengahan pembelajaran

3 = Semangat mengikuti pembelajaran pada pertegahan dan akhir pembelajaran

4 = Semangat mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Berani maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi

0= Tidak berani maju kedepan kelas untuk membacakan hasil diskusi

1= Berani maju ke depan kelas karena diminta guru

2= Berani maju kedepan kelas karena diminta teman

3= Berani maju kedepan kelas karena dapat hadiah

4= Berani maju kedepan kelas dengan sukarela

Nilai = Jumlah nilai yang didapat X 100

80

Kriteria Penilaian

0 = Sangat rendah

1= Rendah

2= Cukup

3= Tinggi

4= Tinggi sekali

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 7

DATA ANGKET PRATINDAKAN

No Urut Aspek Aktivitas Belajar

Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1 62,5 58,3 91,6 100 100 87,5 66,6 37,5

2 50 41,6 83,3 100 100 100 66,6 37,5

3 50 50 100 81,25 100 62,5 66,6 100

4 37,5 50 75 37,5 50 37,5 25 25

5 25 33,3 50 75 100 37,5 25 25

6 62,5 66,6 91,6 93,75 100 100 100 100

7 87,5 25 83,3 87,5 100 25 25 25

8 50 25 75 50 25 25 25 25

9 25 25 25 50 25 50 25 62,5

10 37,5 25 33,3 50 50 87,5 50 25

11 37,5 33,3 25 50 50 87,5 50 37,5

12 50 33,3 100 50 75 62,5 33,3 37,5

13 50 33,3 83,3 62,5 75 62,5 33,3 75

14 50 25 66,6 75 75 75 66,6 50

15 25 33,3 41,6 75 25 100 50 37,5

16 62,5 41,6 66,6 62,5 25 37,5 33,3 37,5

17 62,5 66,6 41,6 62,5 25 50 50 50

18 25 25 75 62,5 25 50 33,3 25

19 37,5 25 75 25 25 50 25 37,5

20 50 25 75 50 50 50 25 37,5

21 50 16,6 75 75 75 100 50 37,5

22 50 33,3 100 50 75 25 25 25

23 25 25 66,6 75 75 25 25 25

24 25 25 33,3 31,25 50 37,5 8,3 25

25 37,5 50 41,6 75 100 100 66,6 37,5

Jumlah 1125 891,1 1674,3 1606,25 1575 1525 1049,5 1037,5

Rata-

rata 45 35,64 66,972 64,25 63 61 36,6 41,5

Rerata 51,75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 8

Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Pratindakan

No

Urut

Aspek Aktivitas Belajar

Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1 50 58,3 100 87,5 100 100 50 25

2 50 41,6 83,3 81,25 75 100 50 25

3 50 50 83,3 75 75 50 33,3 87,5

4 50 50 66,6 37,5 50 25 25 12,5

5 50 16,6 75 75 100 25 25 25

6 50 66,6 100 87,5 100 100 75 87,5

7 50 16,6 83,3 81,25 75 25 25 25

8 50 16,6 50 43,75 25 25 25 25

9 25 16,6 8,33 50 25 50 33,3 50

10 50 16,6 33,3 56,25 50 100 50 12,5

11 50 16,6 25 56,25 50 100 50 37,5

12 50 33,3 100 75 75 50 33,3 37,5

13 50 41,6 83,3 75 75 50 33,3 50

14 50 25 58,3 75 75 100 58,3 50

15 50 33,3 50 75 25 100 50 37,5

16 50 41,6 66,6 62,5 25 50 33,3 37,5

17 50 50 41,6 62,5 25 50 50 50

18 25 25 66,6 50 25 50 33,3 25

19 37,5 8,3 75 12,5 50 0 8,3 37,5

20 50 25 83,3 43,75 50 50 25 37,5

21 25 16,6 50 62,5 50 100 50 25

22 50 33,3 83,3 50 50 25 25 0

23 25 8,3 58,3 68,75 50 25 16,6 25

24 25 16,6 33,3 18,75 25 0 8,3 25

25 25 50 25 62,5 100 100 50 25

Jumlah 1088 774 1582,73 1525 1425 1450 916,3 875

Rata-

rata 43,5 30,96 63,3 61 57 58 36,6 35

Rerata 48,17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 9

SILABUS

Standar

Kompetensi

Kompetensi

dasar Materi Indikator

Penilaian

Alokasi

Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk

Instrumen

8.Mengungkapkan

pikiran, perasaan,

dan informasi

secara tertulis

dalam bentuk

karangan,

pengumuman, dan

pantun anak

8.3 Membuat

pantun anak

yang menariik

tentang

berbagai

tema

(persahabatan,

ketekunan,

kepatuhan,

dan lainlain)

sesuai

dengan ciriciri

pantun

Pantun 1.Mengidentifikasi ciri-

ciri pantun

2. Menjelaskan

langkah-langkah

membuat pantun

3. Menjelaskan

pengertian pantun

4. Bekerja sama dalam

diskusi kelompok

5. Mengemukakan

pendapat dalam

kelompok

6. Membuat pantun

nasihat dan jenaka

7. Membaca pantun

dengan lafal dan

intonasi benar

Tes tertulis

Diskusi

kelompok

Tes uraian

Lembar

Observasi

4x35 menit (2

pertemuan)

1.Darmadi, kaswan. 2008.

Bahasa Indonesia 4.

Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional. Bse. Halaman

77.

2.Warsidi, edi.

2007.Bahasa Indonesia

Membuatku Cerdas 4.

Jakarta:

Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional. Bse. Halaman 66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 10

RENCANA PELAKANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Sekolah : SDN Palur 02 Mojolaban

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : IV/ 2

Waktu : 2 Pertemuan @2x35 Menit

Hari/ Tanggal : Senin, Rabu/ 23, 25 April 2012

I. Standart Kompetensi

8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk

karangan, pengumuman, dan pantun anak.

II. Kompetensi Dasar

8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan,

ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun.

III. Indikator

Kognitif

1. Proses

8.1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pantun

8.1.2 Menjelaskan langkah-langkah membuat pantun

2. Produk

8.1.3 Menjelaskan pengertian pantun.

Afektif

8.1.4 Bekerja sama dalam diskusi kelompok

8.1.5 Mengemukakan pendapat dalam kelompok

Psikomotor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8.1.6 Membuat pantun nasihat dan jenaka

8.1.7 Membaca pantun dengan lafal dan intonasi benar

IV. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

Proses

1. Melalui kerja kelompok, siswa mampu mengidentifikasi ciri pantun dengan

benar.

2. Melalui tanya jawab, siswa mampu menjelaskan langkah-langkah membuat

pantun dengan runtut.

Produk

3. Melalui penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian pantun dengan

benar.

Afektif

4. Melalui kancing gemerincing, siswa dapat mengemukakan pendapat dalam

kelompok secara bergantian.

5. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerja sama dengan anggota kelompok

dengan baik.

Psikomotor

6. Melalui penugasan, siswa dapat membuat pantun nasihat dengan baik.

7. Melalui penugasan, siswa dapat membuat pantun jenaka dengan baik.

8. Melalui penugasan siswa dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang

jelas.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran selesai, diharapkan secara berangsur-angsur siswa

mampu menghargai hasil karya sastra dari Indonesia dan mengambil pesan yang

terkandung pada isi pantun dalam kehidupan sehari-hari.

VI. Materi Pembelajaran

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun merupakan puisi lama

asli Indonesia yang ternyata terdapat di semua daerah Indonesia. Misal : sesindiran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan sesuwalan dalam bahasa Sunda, parikan dan wangsalan dalam bahasa Jawa,

ende-ende dalam bahasa Batak, dan pantom dalam bahasa Ambon.

Ciri-ciri pantun tentang isi, meliputi :a). Baris pertama dan kedua berupa

sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi; b). Satu bait sudah merupakan

satu kesatuan utuh dan selesai; c). Isi pantun biasanya untuk maksud tertentu sesuai

dengan umur, oleh sebab itu, ada pantun kanak-kanak, remaja, orang tua, dan

pantun jenaka.

Sedangkan ciri-ciri bentuk fisiknya, meliputi :

a). Satu bait terdiri atas empat baris.

b). Satu baris terdiri dari empat kata, atau delapan sampai dua belas suku

kata.

c). Pantun bersajak ab ab.

d). Irama pantun beralun dua.

Contoh pantun nasihat :

Kalau ada kembang yang baru

Bunga kenanga dikupas jangan

Kalau ada sahabat baru

Sahabat lama ditinggalkan jangan

Contoh pantun jenaka :

Di sini kosong di sana kosong

Tak ada batang tembakau

Bukan saya berkata bohong

Ada katak memikul kerbau

VII. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran

a. Metode ceramah

b. Motode tanya jawab

c. Metode diskusi

d. Metode penugasan

2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran Kooperatif- struktural teknik Kancing Gemerincing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VIII. Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan I

No Tahapan KBM Metode PKB

1 Kegiatan awal

(10menit)

a. Apersepsi

b. Motivasi

c. Kompetensi

Doa, presensi dan

penyiapan kelas.

Guru bertanya jawab

dengan siswa mengenai

pantun.

Siswa dan guru

menyanyi bersama “dari

sabang sampai

merauke”.

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

Tanya

jawab

Ceramah

Religius,

disiplin

Komunikatif

Kreatif

2 Kegiatan Inti

(45menit)

a. Eksplorasi

b. Elaborasi

1. Guru memberikan

penjelasan seputar

pantun.

2. Guru memberikan

beberapa contoh

pantun nasihat.

3. Siswa dibentuk

dalam 5 kelompok.

4. Dalam kelompok

siswa

mengidentifikasi ciri

pantun.

5. Guru bertanya hasil

diskusi tentang ciri

pantun

1. Siswa masih dalam

kelompok dibagikan

kancing-kancing

baju, masing-masing

mendapat 3 kancing.

2. Melalui teknik

Kancing

Ceramah

Diskusi

kelompok

Diskusi

kelompok

Kancing

gemerincing

Rasa ingin

tahu

Rasa ingin

tahu

Toleransi

Tanggung

jawab

Komunikatif

Toleransi

Diskusi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pertemuan II

No Tahapan KBM Metode PKB

1 Kegiatan awal

(10menit)

a.Apersepsi

b. Motivasi

Doa, presensi dan

penyiapan kelas

Guru menanyakan

apa arti kata jenaka

kepada siswa.

Siswa dan guru

Tanya jawab

Religius,

disiplin

Komunikatif

Kreatif

c. Konfirmasi

Gemerincing, siswa

dalam kelompok

belajar membuat

pantun naihat.

3. Guru menawarkan 2

kelompok membaca

pantun didepan kelas.

1. Guru menanyakan

hal yang belum jelas

2. Guru meluruskan

kesalahpahaman bila

ada kekeliruan.

3. Siswa dengan

bimbingan guru

melakukan

penyimpulan.

Tanya

jawab

Tanya

jawab

Tanya

jawab

kelompok

Komunikatif

Komunikatif

3 Kegiatan

Penutup

(15menit)

1. Guru memberikan

pemantapan atas

materi yang

diajarkan.

2. Guru meminta siswa

mengerjakan lembar

evaluasi secara

individu dengan

beracuan gambar

tentang nasihat.

3. Guru menyampaikan

pesan moral kepada

siswa.

4. Guru dan siswa

melakukan apresiasi

kecil (tepuk tangan)

atas pembelajaran

hari ini.

Penugasan

Ceramah

Mandiri

Komunikatif

Kreatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c.Kompetensi

menyanyikan lagu

“suwe ora jamu”

Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran.

Ceramah

2 Kegiatan Inti

(45menit)

a.Eksplorasi

b.Elaborasi

1. Guru

memberikan

contoh sebuah

pantun dan

meminta siswa

untuk

mengidentifikasi

pantun tersebut.

2. Guru meminta

beberapa siswa

membuat pantun

jenaka didepan

kelas.

1. Siswa dibagi

dalam 5

kelompok.

2. Siswa dibagikan

kancing-kancing

baju. Masing-

masing mendapat

3 buah.

3. Siswa dalam

kelompok

berdiskusi

dengan Kancing

Gemerincing.

Caranya: Guru

memberikan

permasalahan

dalam kelompok.

Setiap kali siswa

menjawab

pertanyaan dalam

kelompok, harus

meletakkan satu

Penugasan

Penugasan

Diskusi

kelompok

Kancing

Gemerincing

Tanggung

jawab

Tanggung

jawab

Toleransi

Toleransi,

tanggung

jawab

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c.Konfirmasi

kancing kedalam

wadah yang

telah disiapkan

sebelumnya.

4. Siswa beserta

guru mencocokan

jawaban dari

soal-soal diskusi

dan menghitung

jumlah jawaban

yang benar.

1. Guru

menanyakan hal

yang belum jelas

2. Guru meluruskan

kesalahpahaman

bila ada

kekeliruan.

3. Siswa dengan

bimbingan guru

melakukan

penyimpulan.

Tanya jawab

Tanya jawab

Tanya jawab

Komunikatif

Komunikatif

Komunikatif

3 Kegiatan

Penutup(15menit)

1. Guru

memberikan

pemantapan

kepada siswa.

2. Guru meminta

siswa

mengerjakan

lembar evaluasi

secara individu

dengan beracuan

gambar tentang

jenaka.

3. Guru

menyampaikan

pesan moral

kepada siswa.

4. Guru dan siswa

melakukan

apresiasi kecil

(tepuk tangan)

Penugasan

Ceramah

Mandiri

Komunikatif

Kreatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atas

pembelajaran

hari ini.

IX. Media dan Sumber Belajar

1. Media

a. Kancing baju

b. Teks pantun

2. Sumber Belajar

a. Silabus kelas IV

b. Darmadi, kaswan. 2008. Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional. Bse. Halaman 77.

c. Warsidi, edi. 2007.Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 4. Jakarta:

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Bse. Halaman 66

X. Penilaian

1. Prosedur Tes : Tes Proses dan Tes akhir

2. Bentuk Tes : Tes Subjektif

3. Jenis Tes : Tertulis

4. Alat Penilaian : Soal, Kunci Jawaban, Kriteria Penilaian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Soal Evaluasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(Pertemuan I)

Nama :

Kelas :

No.Absen :

Buatlah pantun nasihat yang sesuai dengan gambar berikut !

1. .................................................................

.................................................................

.................................................................

.................................................................

Soal Evaluasi

(Pertemuan II)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nama :

Kelas :

No.Absen :

Buatlah pantun jenaka sesuai gambar dengan memperhatikan ciri-ciri pantun dengan

baik !

1. .................................................................

.................................................................

.................................................................

.................................................................

Kunci Jawaban

Tes Evaluasi Pertemuan I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. (Kebijakan guru)

Tes Evaluasi Pertemuan II

1. (Kebijakan guru)

Kriteria Penilaian

No Nama

siswa

Aspek yang dinilai

Jumlah

skor Nilai

Kesesuaian

isi dengan

tema

Sajak/

rima

Jumlah

suku

kata

Pemilihan

kata yang

bagus

Kesesuaia

n isi baris

ketiga

dan

keempat

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Jumlah

Rata-rata

kelas

Keterangan:

Deskripsi Penilaian:

Aspek Kesesuaian isi dengan tema:

1 = isi tidak sesuai dengan tema

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 = isi agak sesuai dengan tema

3 = isi sesuai dengan tema

Aspek sajak/ rima:

1 = bersajak selain a-b-a–b

2 = bersajak a-b-a-b, 1 – 2 huruf terakhir dalam sampiran dan isi sama

3 = bersajak a-b-a-b, 3 – 4 huruf terakhir dalam sampiran dan isi sama

Aspek jumlah suku kata:

1 = terdiri dari <7 atau >13 suku kata

2 = terdiri dari 7 atau 13 suku kata

3 = terdiri dari 8 – 12 suku kata

Aspek pemilihan kata yang bagus

1 = pemilihan kata yang tidak bagus

2 = pemilihan kata agak bagus

3 = pemilihan kata yang bagus

Apek kesesuaian isi baris ketiga dan keempat

1 = isi antara baris ketiga dan keempat tidak sesuai

2 = isi antara baris ketiga dan keempat agak sesuai

3 = isi antara baris ketiga dan keempat sesuai

Nilai: Jumlah skor x 20

3

Lembar Diskusi Kelompok

Kelompok :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Anggota : 1

2

3

4

5

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan diskusi kelompok !

1. Apa yang dimaksud dengan pantun ?

Jawab:

2. Sebutkan 2 ciri pantun!

Jawab:

3. Sebutkan 2 ciri dari pantun selain ciri ang sudah dikemukakan temanmu!

Jawab:

4. Dalam bahasa Jawa pantun disebut sebagai ... .

Jawab:

5. Sedangkan dalam bahasa Batak disebut sebagai ... .

Jawab:

Perhatikan baik-baik pantun dibawah ini!

Sepat seput kelapa di parut

Kelapa sebelah diambil dagingnya

Aku bukan takut atau pengecut

Lebih baik mengalah daripada terluka

6. Termasuk pantun apakah pantun yang ibu baca ?

Jawab:

7. Sebutkan sajak dari pantun diatas !

Jawab:

8. Pada puisi diatas berapa jumlah baris dalam satu bait?

Jawab:

Perhatikan baik-baik pantun dibawah ini!

Kalau puan, puan cerana

Ambil gelas di dalam peti

Kalau tuan bijak laksana

Binatang apa tanduk di kaki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Termasuk jenis pantun apakah pantun yang baru ibu baca ?

Jawab:

10. Sebutkan sajak dari pantun tersebut !

Jawab:

Perhatikan dan lengkapi kata dalam baris keempat puisi dibawah ini !

11. Asam pauh dari seberang

Dimuat di dalam peti

Badan jauh di rantau orang

Kalau sakit siapa ... .

Jawab:

12. Daripada main layang-layang

Lebih baik main di kali

Daripada pikiran melayang

Lebih baik tidur ... .

Jawab:

13. Ikan tuna bukan di tambak

Ikan dimasak potong siripnya

Kami tertawa terbahak-bahak,

Lihat adik ompong ... .

Jawab:

14. Buatlah 1 pantun nasihat !

15. Buatlah 1 pantun jenaka !

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lembar Diskusi I

Nama Kelompok :

Nama Anggota : ....................

....................

....................

....................

....................

....................

1. Diskusikan dengan teman kelompokmu bagaimana ciri-ciri pantun ?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lembar Diskusi II

Nama Kelompok :

Nama Anggota : ....................

....................

....................

....................

....................

....................

1. Buatlah 3 pantun nasihat !

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 11

Data Angket Siklus I

No Urut Aspek Aktivitas Belajar

Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1 93,75 75 83,3 90,625 100 100 79,05 37,5

2 100 33,3 41,6 84,375 100 87,5 66,65 50

3 87,5 41,6 95,8 84,375 100 100 74,95 100

4 50 25 70,8 62,5 75 37,5 37,5 37,5

5 100 25 79,15 71,875 75 50 50 50

6 100 75 79,15 90,625 100 87,5 83,3 74,95

7 100 33,3 79,15 68,75 62,5 75 66,65 37,5

8 87,5 25 91,65 68,75 75 50 58,3 58,3

9 62,5 25 83,3 68,75 62,5 25 25 25

10 50 8,3 33,3 68,75 75 25 25 25

11 50 25 50 84,375 75 75 58,3 49,95

12 75 41,6 66,6 84,375 75 75 62,45 50

13 87,5 41,6 75 75 100 100 83,3 50

14 50 25 50 75 87,5 75 79,15 43,75

15 87,5 33,3 58,3 81,25 100 100 54,15 25

16 100 58,3 75 71,875 100 50 50 50

17 100 75 83,3 87,5 100 50 50 87,5

18 75 25 66,6 75 100 87,5 50 50

19 62,5 45,8 50 68,75 75 100 100 50

20 62,5 16,6 100 56,25 62,5 100 100 25

21 87,5 33,3 91,65 62,5 62,5 100 66,65 25

22 68,75 16,6 58,3 53,125 62,5 62,5 62,5 37,5

23 75 25 100 56,25 62,5 100 100 37,5

24 62,5 25 50 50 25 50 50 50

25 100 25 91,65 50 75 62,5 66,6 50

Jumlah 1975 878,6 1803,6 1790,6 1987,5 1825 1599,5 1177

Rata-

rata 79 35,144 72,144 71,625 79,5 73 63,98 47,078

Rerata 65,184

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 12

Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

No

Urut

Aspek Aktivitas Belajar

Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1 93,75 70,8 100 75 100 87,5 70,8 37,5

2 93,75 37,5 37,5 81,25 87,5 62,5 79,1 43,75

3 81,25 29,15 95,8 78,12 75 75 49,95 93,75

4 50 16,6 62,45 59,37 87,5 37,5 54,15 31,25

5 93,75 16,6 100 68,75 87,5 50 58,3 37,5

6 93,75 79,15 79,15 90,62 100 100 79,15 100

7 93,75 33,3 83,3 75 75 100 49,95 37,5

8 81,25 25 100 87,5 100 62,5 54,1 43,75

9 68,75 25 83,3 68,75 62,5 12,5 49,95 12,5

10 56,25 12,45 33,3 68,75 75 37,5 33,3 12,5

11 56,25 24,95 45,8 78,12 75 75 33,3 37,5

12 75 45,8 62,45 81,25 75 75 58,3 50

13 75 41,65 79,15 78,12 100 75 54,15 50

14 75 29,15 50 71,87 75 100 49,95 43,75

15 81,25 33,3 54,15 78,12 100 25 41,65 31,25

16 81,25 49,95 87,5 65,62 87,5 37,5 49,95 50

17 81,25 79,15 83,3 71,87 75 75 79,1 87,5

18 75 29,15 62,45 84,37 87,5 75 49,95 43,75

19 81,25 41,6 49,95 68,75 100 75 49,95 37,5

20 75 16,6 83,3 78,12 62,5 75 62,45 37,5

21 75 37,45 91,65 62,5 62,5 100 58,3 37,5

22 68,75 20,8 66,65 59,37 25 100 58,3 37,5

23 68,75 29,15 91,65 65,62 25 87,5 66,65 31,25

24 62,5 29,15 49,95 43,75 37,5 50 37,45 12,5

25 81,25 37,5 87,45 65,62 87,5 75 66,65 50

Jumlah 1919 890,9 1820,2 1806,18 1925 1725 1394,9 1087,5

Rata-

rata 76,75 35,64 72,8 71,6 77 69 55,8 44

Rerata 62,82325

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 13

Lembar observasi guru pada pembelajaran pantun melalui Pembelajaran

Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.

(Siklus 1 Pertemuan 1)

Nama Praktikan : Veronika Kristi Rosari

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak

No Variabel Indikator Pelaksanaan

Krieria Ya Tidak

1 Persiapan guru

memulai kegiatan

pembelajaran

1. Guru menyiapkan

rencana

pembelajaran.

2. Guru menggunakan

media pembelajaran dalam

mengajar.

3. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

4. Guru menyiapkan alat-

alat pembelajaran di kelas.

SB

2 Kemampuan

guru mengelola

diskusi kelas

1. Guru mengelompokkan

siswa untuk melakukan

diskusi.

2. Guru mengatur tempat

duduk.

3. Guru membimbing siswa

berdiskusi.

4. Guru mengawasi siswa

selama diskusi berlangsung.

B

3 Kemampuan

mengelola waktu

pelajaran

1. Guru memulai pelajaran

tepat waktu.

2. Guru memberikan batas

waktu dalam melakukan

diskusi.

3. Guru menggunakan

waktu

secara efisien.

C

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Guru melakukan

pembelajaran sesuai

rencana.

4 Kemampuan

memberikan

apersepsi

1. Guru mendorong siswa

untuk mengemukakan

pengetahuan awalnya

tentang konsep yang akan

dibahas.

2. Guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan

dengan konsep.

3. Guru melakukan

konstruksi

(menghubungkan

pengetahuan awal siswa

dengan konsep yang akan

dipelajari) kepada siswa.

4. Guru mengilustrasikan

pemahaman tentang konsep

yang akan dibahas.

B

5 Menyampaikan

materi 1. Guru menjelaskan

materi.

2. Guru memberikan contoh

yang relevan dalam

pnyampaian materi.

3. Guru melakukan tanya

jawab dengan siswa tentang

materi.

4. Guru membantu siswa

yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran.

B

6 Keterampilan

guru mengajukan

pertanyaan

1. Guru berusaha

memancing

siswa untuk bertanya.

2. Guru berusaha

memancing

siswa untuk menjawab

pertanyaan.

3. Guru memberikan

pertanyaan yang sesuai

dengan materi.

4. Pertanyaan guru urut dan

jelas

C

7 Perhatian guru

terhadap siswa 1.Guru memusatkan

perhatian

pada siswa secara

menyeluruh.

C

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sukoharjo, April 2012

Mengetahui,

Observer/ Guru Kelas Peneliti

Ponco Yulianto, S.Pd Veronika Kristi Rosari

NIP. 19840720 200903 1 001 NIM. K7108249

2. Guru menghargai

perbedaan

pendapat siswa.

3. Guru memberi penjelasan

atas ketidaktahuan siswa

terhadap konsep.

4. Guru menumbuhkan

motivasi siswa untuk

bekerja sama dalam diskusi.

8 Kemampuan

menutup pelajaran

1. Guru bersama siswa

membuat kesimpulan.

2. Guru memberikan pesan

moral yang berkaitan

dengan konsep materi.

3. Guru memberikan

motivasi

siswa untuk belajar.

4. Guru berpesan pada

siswa

untuk mengulang pelajaran

dirumah yang telah

disampaikan di kelas.

B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lanjutan

Lembar observasi guru pada pembelajaran pantun melalui Pembelajaran

Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.

(Siklus 1 Pertemuan 2)

Nama Praktikan : Veronika Kristi Rosari

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak

No Variabel Indikator Pelaksanaan

Krieria Ya Tidak

1 Persiapan guru

memulai kegiatan

pembelajaran

1. Guru menyiapkan

rencana

pembelajaran.

2. Guru menggunakan

media pembelajaran dalam

mengajar.

3. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

4. Guru menyiapkan alat-

alat pembelajaran di kelas.

SB

2 Kemampuan

guru mengelola

diskusi kelas

1. Guru mengelompokkan

siswa untuk melakukan

diskusi.

2. Guru mengatur tempat

duduk.

3. Guru membimbing siswa

berdiskusi.

4. Guru mengawasi siswa

selama diskusi berlangsung.

B

3 Kemampuan

mengelola waktu

pelajaran

1. Guru memulai pelajaran

tepat waktu.

2. Guru memberikan batas

waktu dalam melakukan

diskusi.

3. Guru menggunakan

waktu

B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara efisien.

4. Guru melakukan

pembelajaran sesuai

rencana.

4 Kemampuan

memberikan

apersepsi

1. Guru mendorong siswa

untuk mengemukakan

pengetahuan awalnya

tentang konsep yang akan

dibahas.

2. Guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan

dengan konsep.

3. Guru melakukan

konstruksi

(menghubungkan

pengetahuan awal siswa

dengan konsep yang akan

dipelajari) kepada siswa.

4. Guru mengilustrasikan

pemahaman tentang konsep

yang akan dibahas.

SB

5 Menyampaikan

materi 1. Guru menjelaskan

materi.

2. Guru memberikan contoh

yang relevan dalam

pnyampaian materi.

3. Guru melakukan tanya

jawab dengan siswa tentang

materi.

4. Guru membantu siswa

yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran.

SB

6 Keterampilan

guru mengajukan

pertanyaan

1. Guru berusaha

memancing

siswa untuk bertanya.

2. Guru berusaha

memancing

siswa untuk menjawab

pertanyaan.

3. Guru memberikan

pertanyaan yang sesuai

dengan materi.

4. Pertanyaan guru urut dan

jelas

B

7 Perhatian guru

terhadap siswa 1.Guru memusatkan

perhatian

pada siswa secara

B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sukoharjo, April 2012

Mengetahui,

Observer/ Guru Kelas Peneliti

Ponco Yulianto, S.Pd Veronika Kristi Rosari

NIP. 19840720 200903 1 001 NIM. K7108249

menyeluruh.

2. Guru menghargai

perbedaan

pendapat siswa.

3. Guru memberi penjelasan

atas ketidaktahuan siswa

terhadap konsep.

4. Guru menumbuhkan

motivasi siswa untuk

bekerja sama dalam diskusi.

8 Kemampuan

menutup pelajaran

1. Guru bersama siswa

membuat kesimpulan.

2. Guru memberikan pesan

moral yang berkaitan

dengan konsep materi.

3. Guru memberikan

motivasi

siswa untuk belajar.

4. Guru berpesan pada

siswa

untuk mengulang pelajaran

dirumah yang telah

disampaikan di kelas.

B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Sekolah : SDN Palur 02 Mojolaban

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : IV/ 2

Waktu : 2 Pertemuan @2x35 Menit

Hari/ Tanggal : Senin, Rabu/ 30 April dan 2 Mei 2012

I. Standart Kompetensi

8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk

karangan, pengumuman, dan pantun anak.

II. Kompetensi Dasar

8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan,

ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun.

III. Indikator

Kognitif

1. Proses

8.1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pantun

8.1.2 Menjelaskan langkah-langkah membuat pantun

2. Produk

8.1.3 Menjelaskan pengertian pantun

Afektif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8.1.4 Bekerja sama dalam diskusi kelompok

8.1.5 Mengemukakan pendapat dalam kelompok

Psikomotor

8.1.6 Membuat pantun anak sukacita dan teka-teki

8.1.7 Membaca pantun dengan lafal dan intonasi benar

IV. Tujuan Pembelajaran

Kognitif

Proses

9. Melalui kerja kelompok, siswa mampu mengidentifikasi ciri pantun dengan benar.

10. Melalui tanya jawab, siswa mampu menjelaskan langkah-langkah membuat pantun

dengan tepat

Produk

11. Melalui penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian pantun dengan benar.

Afektif

12. Melalui kancing gemerincing, siswa dapat mengemukakan pendapat dalam kelompok

secara bergantian.

13. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerja sama dengan anggota kelompok dengan

baik.

Psikomotor

14. Melalui penugasan, siswa dapat membuat pantun anak sukacita dengan baik.

15. Melalui penugasan, siswa dapat membuat pantun teka-teki dengan baik.

16. Melalui penugasan siswa dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang jelas.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan secara berangsur-angsur siswa

mampu menghargai hasil karya sastra dari Indonesia dan mengambil pesan yang

terkandung pada isi pantun dalam kehidupan sehari-hari.

VI. Materi Pembelajaran

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun merupakan puisi lama asli

Indonesia yang ternyata terdapat di semua daerah Indonesia. Misal : sesindiran dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sesuwalan dalam bahasa Sunda, parikan dan wangsalan dalam bahasa Jawa, ende-ende

dalam bahasa Batak, dan pantom dalam bahasa Ambon.

Ciri-ciri pantun tentang isi, meliputi :a). Baris pertama dan kedua berupa

sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi; b). Satu bait sudah merupakan satu

kesatuan utuh dan selesai; c). Isi pantun biasanya untuk maksud tertentu sesuai dengan

umur, oleh sebab itu, ada pantun kanak-kanak, remaja, orang tua, dan pantun jenaka.

Sedangkan ciri-ciri bentuk fisiknya, meliputi :

a). Satu bait terdiri atas empat baris.

b). Satu baris terdiri dari empat kata, atau delapan sampai dua belas suku kata.

c). Pantun bersajak ab ab.

d). Irama pantun beralun dua.

Contoh pantun anak sukacita :

Elok rupanya si kumbang janti

Dibawa itik pulang petang

Tidak terkata besar hati

Melihat ibu sudah pulang

Contoh pantun teka-teki :

Tempe disambal dengan bawang

Terasa enak makan ditepi sungai

Aku takut bukan kepalang

Melihat hewan besar berbelalai

VII. Metode dan Model Pembelajaran

A. Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah

2. Metode tanya jawab

3. Diskusi kelompok

4. Metode penugasan

B. Model Pembelajaran

Kooperatif- Struktural Kancing Gemerincing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

No Tahapan KBM Metode PKB

1 Kegiatan

awal

(10 menit)

a.apersepsi

b.motivasi

c.kompetensi

Doa, presensi dan penyiapan

kelas

Guru menanyakan kepada

siswa tentang hal-hal yang

paling menyenangkan.

Guru memutarkan video

motivasi sebagai

penyemangat siswa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Tanya

jawab

Ceramah

Religius

Disiplin

Komunikatif

2 Kegiatan inti

(45 menit)

a.eksplorasi

b.elaborasi

1. Guru menggunakan slide

untuk menjelaskan materi

dan menayangkan berbagai

contoh pantun.

2. Melalui tanya jawab siswa

mengidentifikasi jenis

pantun tersebut dan

membacanya secara

bersama.

3. Melalui penugasan

individu, siswa membuat

pantun

4. Guru menawarkan beberapa

siswa untuk maju kedepan

membacakan pantun

buatannya.

1. Siswa dibagi menjadi 5

kelompok.

2. Setiap siswa dibagikan

kancing baju sebanyak 3

buah untuk diskusi dengan

teknik kancing

gemerincing.

3. Setiap kelompok akan

membuat pantun anak

sukacita.

4. Kelompok diberikan waktu

untuk diskusi.

5. Saat waktu diskusi habis,

guru memberikan

kesempatan perwakilan

setiap kelompok untuk

Ceramah

Tanya

jawab

Penugasan

Diskusi

kelompok

Penugasan

Rasa ingin

tahu

Komunikatif

Mandiri

Toleransi

Tanggung

jawab

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c.konfirmasi

membacakan hasil diskusi.

1. Guru menanyakan hal yang

belum jelas.

2. Guru meluruskan

kesalahpahaman dalam

memahami materi pantun.

3. Siswa dengan bimbingan

guru melakukan

penyimpulan.

Tanya

jawab

Tanya

jawab

Tanya

jawab

Komunikatif

Komunikatif

3 Kegiatan

akhir

(15 menit)

1. Guru memberikan

pemantapan materi kepada

siswa.

2. Guru meminta siswa

mengerjakan lembar

evaluasi secara individu

dengan beracuan gambar

tentang kesukaan anak-

anak.

3. Guru menyampaikan pesan

moral kepada siswa.

4. Guru dan siswa melakukan

apresiasi kecil (tepuk

tangan) atas pembelajaran

hari ini.

Penugasan

Ceramah

Mandiri

Komunikatif

Kreatif

Pertemuan II

No Tahapan KBM Metode PKB

1 Kegiatan

awal

(10 menit)

a.apersepsi

b.motivasi

c.kompetensi

Doa, presensi dan

penyiapan kelas

Guru bertanya kepada

siswa: pernahkah kalian

mendapat tantangan dari

seseorang?

Guru memberikan motivasi

pada siswa dengan

memutarkan video

motivasi.

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

Tanya

jawab

Ceramah

Religius

Disiplin

Komunikatif

Rasa ingin

tahu

2 Kegiatan inti

(45 menit)

a.eksplorasi

1. Guru memberikan

contoh-contoh pantun

dan meminta siswa

untuk mengidentifikasi

pantun jenis apa.

Ceramah

Komunikatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b.elaborasi

c.konfirmasi

2. Guru meminta siswa

dalam kelompok kecil

(satu meja satu

kelompok) membuat

pantun teka-teki .

3. Guru menawarkan

kepada siswa untuk

membacakan pantun

buatannya didepan

kelas.

1. Siswa dibentuk menjadi

5 kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 5

siswa.

2. Setiap siswa dibagikan

kancing-kancing

sebanyak 3 buah.

3. Siswa dalam kelompok

mendiskusikan

pertanyaa-pertanyaan

pada lembar diskusi dari

guru. Setiap siswa

hanya berhak menjawab

pertanyaan sebanyak

kancing yang dibagikan,

yaitu 3 kali.

4. Setelah diskusi selesai,

siswa beserta guru

mencocokkan jawaban

dari lembar diskusi.

5. Kelompok dengan

jawaban benar paling

banyak adalah

kelompok pemenang.

1. Guru menanyakan hal

yang belum jelas

2. Guru meluruskan

kesalahpahaman bila

ada kekeliruan.

3. Siswa dengan

bimbingan guru

melakukan penyimpulan

Penugasan

kelompok

Diskusi

kelompok

Tanya

jawab

Tanya

jawab

Toleransi,

tanggung

jawab

Toleransi

Toleransi

Kerja keras

Kejujuran

Komunikatif

Komunikatif

3 Kegiatan

akhir

(15 menit)

1. Guru memberikan

pemantapan materi

kepada siswa.

2. Guru meminta siswa

mengerjakan lembar

evaluasi secara individu

3. Guru menyampaikan

Penugasan

Mandiri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IX. Media dan Sumber Belajar

3. Media

c. Kancing baju

d. Kotak tempat kancing

4. Sumber Belajar

d. Silabus kelas IV

e. Darmadi, kaswan. 2008. Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional. Bse. Halaman 77.

f. Warsidi, edi. 2007.Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 4. Jakarta:

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Bse. Halaman 66

X. Penilaian

1. Prosedur Tes : Tes Proses dan Tes akhir

2. Bentuk Tes : Tes Subjektif

3. Jenis Tes : Tertulis

4. Alat Penilaian : Soal, Kunci Jawaban, Kriteria Penilaian

pesan moral kepada

siswa.

4. Guru dan siswa

melakukan apresiasi

kecil (tepuk tangan) atas

pembelajaran hari ini.

Ceramah

Komunikatif

Kreatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SOAL EVALUASI

(PERTEMUAN I)

Nama :

Kelas :

No.Absen :

Buatlah pantun anak sukacita yang sesuai dengan gambar dibawah ini!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SOAL EVALUASI

(PERTEMUAN 2)

Nama :

Kelas :

No.Absen :

Buatlah sebuah pantun teka-teki sesuai dengan ciri-ciri pantun yang baik!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kunci Jawaban

Tes Evaluasi Pertemuan I

1. (Kebijakan guru)

Tes Evaluasi Pertemuan II

1. (Kebijakan guru)

Kriteria Penilaian

No Nama

siswa

Aspek yang dinilai

Jumlah

skor Nilai

Kesesuaian

pantun

dengan

tema

Sajak/

rima

Jumlah

suku

kata

Pemilihan

kata yang

bagus

Kesesuaia

n isi baris

ketiga

dan

keempat

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Jumlah

Rata-rata

kelas

Keterangan:

Deskripsi Penilaian:

Aspek Kesesuaian pantun dengan tema:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 = pantun tidak sesuai dengan tema

2 = pantun agak sesuai dengan tema

3 = pantun sesuai dengan tema

Aspek sajak/ rima:

1 = bersajak selain a-b-a–b

2 = bersajak a-b-a-b, 1 – 2 huruf terakhir dalam sampiran dan isi sama

3 = bersajak a-b-a-b, 3 – 4 huruf terakhir dalam sampiran dan isi sama

Aspek jumlah suku kata:

1 = terdiri dari <7 atau >13 suku kata

2 = terdiri dari 7 atau 13 suku kata

3 = terdiri dari 8 – 12 suku kata

Aspek pemilihan kata yang bagus

1 = pemilihan kata yang tidak bagus

2 = pemilihan kata agak bagus

3 = pemilihan kata yang bagus

Apek kesesuaian isi baris ketiga dan keempat

1 = isi antara baris ketiga dan keempat tidak sesuai

2 = isi antara baris ketiga dan keempat agak sesuai

3 = isi antara baris ketiga dan keempat sesuai

Nilai: Jumlah skor x 20

3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lembar Diskusi Kelompok

Nama Kelompok :

Nama anggota :

1......................................................

2......................................................

3......................................................

4......................................................

5......................................................

Buatlah 3 pantun anak sukacita dengan berdiskusi bersama kelompokmu!

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lembar Diskusi Kelompok

Nama anggota :

1......................................................

2......................................................

Buatlah 2 pantun teka-teki dengan teman satu mejamu !

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lembar Diskusi Kelompok

Kelompok :

Anggota : 1

2

3

4

5

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan diskusi kelompok !

1. Sebutkan pengertian dari pantun !

Jawab:

2. Dalam bahasa Jawa pantun disebut parikan, sedangkan dalam bahasa Ambon disebut

dengan ... .

Jawab:

3. Dalam bahasa Batak pantun disebut sebagai ... .

Jawab:

4. Mengapa pantun harus kita lestarikan ?

Jawab:

5. Sebutkan 3 ciri pantun!

Jawab:

6. Sebutkan 3 ciri pantun selain yang telah disebutkan temanmu tadi!

Jawab:

7. Bagaimana cara membuat sebuah pantun ?

Jawab:

8. Bagaimanakah karakteristik pantun teka-teki?

Jawab:

9. Buatlah pantun teka-teki! (kebijakan guru)

10. Buatlah pantun jenaka! (kebijakan guru)

11. Buatlah pantun sukacita! (kebijakan guru)

12. Buatlah pantun nasihat dengan kata “rajin” !(kebijakan guru)

13. Buatlah pantun sukacita dengan kata “bermain” !(kebijakan guru)

14. Buatlah pantun jenaka dengan kata “kribo” !(kebijakan guru)

15. Buatlah pantun teka-teki dengan jawaban pantun yaitu “siput” !(kebijakan guru)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 15

Data Angket Siklus II

No

Urut

Aspek Aktivitas Belajar

Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1 100 91,6 87,45 100 100 100 100 100

2 100 83,3 91,65 87,5 100 75 66,65 100

3 87,5 100 100 81,25 100 87,5 100 100

4 81,25 79,15 75 75 75 100 62,5 68,75

5 81,25 62,45 91,6 87,5 100 87,5 87,5 100

6 100 83,3 100 93,75 100 100 87,45 89,525

7 100 54,5 62,5 75 62,5 100 75 70,8

8 100 74,95 100 87,5 75 100 66,6 75

9 87,5 70,8 95,8 90,625 100 100 70 76,65

10 93,75 79,15 75 84,38 87,5 88 74,95 66,625

11 87,5 66,6 79,15 81,25 100 75 62,5 68,75

12 100 75 95,8 100 87,5 62,5 91,6 68,75

13 81,25 100 100 90,625 62,5 100 87,45 89,525

14 100 91,65 83,3 93,75 100 100 83,3 100

15 100 66,6 100 81,25 100 100 62,45 64,525

16 100 70 100 78,1 50 75 62,45 60,375

17 81,25 91,6 100 75 100 100 91,6 91,6

18 100 66,6 95,8 81,25 100 100 70,8 64,55

19 68,75 50 83,3 71,875 87,5 62,5 70,8 64,55

20 93,75 79,1 75 81,25 87,5 100 70,8 68,75

21 100 74,95 87,5 100 75 87,5 66,65 62,475

22 93,75 83,3 91,6 100 100 100 87,45 75

23 75 62,45 70,8 75 87,5 75 62,45 64,525

24 100 62,45 87,5 78,125 75 62,5 70,8 72,9

25 93,75 87,45 95,8 87,5 100 100 79,15 100

Jumlah 2306,3 1907 2224,6 2137,5 2212,5 2238 1910,9 1963,63

Rata-

rata 92,25 76,278 88,982 85,499 88,5 89,52 76,436 78,545

Rerata 84,501

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 16

Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus II

No

Urut

Aspek Aktivitas Belajar

Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional

1 100 100 100 100 100 100 100 100

2 100 70,8 91,6 87,5 100 100 70,8 100

3 100 100 100 81,25 100 100 87,5 100

4 100 70,8 100 90,6 87,5 100 79,1 75

5 100 75 100 96,8 100 100 87,5 100

6 100 100 100 93,7 100 100 100 100

7 100 66,6 100 65,6 50 100 79,1 75

8 100 75 100 78,1 62,5 100 70,8 75

9 93,75 66,6 83,3 87,5 87,5 75 66,6 68,7

10 93,75 66,6 75 84,3 100 75 62,5 68,7

11 87,5 66,6 91,6 87,5 100 75 75 68,7

12 87,5 70,8 100 93,75 100 62,5 91,6 68,7

13 100 83,3 100 87,5 75 87,5 87,5 75

14 93,75 91,6 95,83 100 100 75 83,3 100

15 75 66,6 100 84,3 100 75 66,6 68,7

16 100 70,8 100 78,1 62,5 75 70,8 68,7

17 93,75 83,3 87,5 100 75 100 87,5 93,7

18 87,5 66,6 91,6 100 100 75 70,8 68,7

19 87,5 75 79,16 87,5 87,5 62,5 70,8 75

20 81,25 70,8 79,16 87,5 62,5 87,5 83,3 68,7

21 93,75 70,8 79,16 71,8 75 87,5 70,8 68,7

22 56,25 66,5 91,6 96,8 100 81,25 87,5 75

23 87,5 79,1 91,6 78,1 75 75 66,6 68,7

24 81,25 66,6 100 93,7 87,5 87,5 70,8 68,7

25 100 87,5 100 100 100 100 83,3 100

Jumlah 2300 1907 2337,11 2211,9 2187,5 2156 1970,1 1999,4

Rata-

rata 92 76,3 93,4844 88,476 87,5 86,2 78,804 79,976

Rerata 85,3413

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 17

Lembar observasi guru pada pembelajaran pantun melalui Pembelajaran

Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.

(Siklus 2 Pertemuan 1)

Nama Praktikan : Veronika Kristi Rosari

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak

No Variabel Indikator Pelaksanaan

Krieria Ya Tidak

1 Persiapan guru

memulai kegiatan

pembelajaran

1. Guru menyiapkan

rencana

pembelajaran.

2. Guru menggunakan

media pembelajaran dalam

mengajar.

3. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

4. Guru menyiapkan alat-

alat pembelajaran di kelas.

SB

2 Kemampuan

guru mengelola

diskusi kelas

1. Guru mengelompokkan

siswa untuk melakukan

diskusi.

2. Guru mengatur tempat

duduk.

3. Guru membimbing siswa

berdiskusi.

4. Guru mengawasi siswa

selama diskusi berlangsung.

B

3 Kemampuan

mengelola waktu

pelajaran

1. Guru memulai pelajaran

tepat waktu.

2. Guru memberikan batas

waktu dalam melakukan

diskusi.

3. Guru menggunakan

waktu

secara efisien.

4. Guru melakukan

B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran sesuai

rencana.

4 Kemampuan

memberikan

apersepsi

1. Guru mendorong siswa

untuk mengemukakan

pengetahuan awalnya

tentang konsep yang akan

dibahas.

2. Guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan

dengan konsep.

3. Guru melakukan

konstruksi

(menghubungkan

pengetahuan awal siswa

dengan konsep yang akan

dipelajari) kepada siswa.

4. Guru mengilustrasikan

pemahaman tentang konsep

yang akan dibahas.

B

5 Menyampaikan

materi 1. Guru menjelaskan

materi.

2. Guru memberikan contoh

yang relevan dalam

pnyampaian materi.

3. Guru melakukan tanya

jawab dengan siswa tentang

materi.

4. Guru membantu siswa

yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran.

B

6 Keterampilan

guru mengajukan

pertanyaan

1. Guru berusaha

memancing

siswa untuk bertanya.

2. Guru berusaha

memancing

siswa untuk menjawab

pertanyaan.

3. Guru memberikan

pertanyaan yang sesuai

dengan materi.

4. Pertanyaan guru urut dan

jelas

B

7 Perhatian guru

terhadap siswa 1.Guru memusatkan

perhatian

pada siswa secara

menyeluruh.

2. Guru menghargai

C

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sukoharjo, April 2012

Mengetahui,

Observer/ Guru Kelas Peneliti

Ponco Yulianto, S.Pd Veronika Kristi Rosari

NIP. 19840720 200903 1 001 NIM. K7108249

perbedaan

pendapat siswa.

3. Guru memberi penjelasan

atas ketidaktahuan siswa

terhadap konsep.

4. Guru menumbuhkan

motivasi siswa untuk

bekerja sama dalam diskusi.

8 Kemampuan

menutup pelajaran

1. Guru bersama siswa

membuat kesimpulan.

2. Guru memberikan pesan

moral yang berkaitan

dengan konsep materi.

3. Guru memberikan

motivasi

siswa untuk belajar.

4. Guru berpesan pada

siswa

untuk mengulang pelajaran

dirumah yang telah

disampaikan di kelas.

C

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lanjutan

Lembar observasi guru pada pembelajaran pantun melalui Pembelajaran

Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.

(Siklus 2 Pertemuan 2)

Nama Praktikan : Veronika Kristi Rosari

Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak

Cukup (C) bila 2 indikator tampak

Baik (B) bila 3 indikator tampak

Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak

No Variabel Indikator Pelaksanaan

Krieria Ya Tidak

1 Persiapan guru

memulai kegiatan

pembelajaran

1. Guru menyiapkan

rencana

pembelajaran.

2. Guru menggunakan

media pembelajaran dalam

mengajar.

3. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

4. Guru menyiapkan alat-

alat pembelajaran di kelas.

SB

2 Kemampuan

guru mengelola

diskusi kelas

1. Guru mengelompokkan

siswa untuk melakukan

diskusi.

2. Guru mengatur tempat

duduk.

3. Guru membimbing siswa

berdiskusi.

4. Guru mengawasi siswa

selama diskusi berlangsung.

B

3 Kemampuan

mengelola waktu

pelajaran

1. Guru memulai pelajaran

tepat waktu.

2. Guru memberikan batas

waktu dalam melakukan

diskusi.

3. Guru menggunakan

waktu

secara efisien.

4. Guru melakukan

B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran sesuai

rencana.

4 Kemampuan

memberikan

apersepsi

1. Guru mendorong siswa

untuk mengemukakan

pengetahuan awalnya

tentang konsep yang akan

dibahas.

2. Guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan

dengan konsep.

3. Guru melakukan

konstruksi

(menghubungkan

pengetahuan awal siswa

dengan konsep yang akan

dipelajari) kepada siswa.

4. Guru mengilustrasikan

pemahaman tentang konsep

yang akan dibahas.

B

5 Menyampaikan

materi 1. Guru menjelaskan

materi.

2. Guru memberikan contoh

yang relevan dalam

pnyampaian materi.

3. Guru melakukan tanya

jawab dengan siswa tentang

materi.

4. Guru membantu siswa

yang

mengalami kesulitan dalam

pembelajaran.

B

6 Keterampilan

guru mengajukan

pertanyaan

1. Guru berusaha

memancing

siswa untuk bertanya.

2. Guru berusaha

memancing

siswa untuk menjawab

pertanyaan.

3. Guru memberikan

pertanyaan yang sesuai

dengan materi.

4. Pertanyaan guru urut dan

jelas

B

7 Perhatian guru

terhadap siswa 1.Guru memusatkan

perhatian

pada siswa secara

menyeluruh.

2. Guru menghargai

B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sukoharjo, April 2012

Mengetahui,

Observer/ Guru Kelas Peneliti

Ponco Yulianto, S.Pd Veronika Kristi Rosari

NIP. 19840720 200903 1 001 NIM. K7108249

perbedaan

pendapat siswa.

3. Guru memberi penjelasan

atas ketidaktahuan siswa

terhadap konsep.

4. Guru menumbuhkan

motivasi siswa untuk

bekerja sama dalam diskusi.

8 Kemampuan

menutup pelajaran

1. Guru bersama siswa

membuat kesimpulan.

2. Guru memberikan pesan

moral yang berkaitan

dengan konsep materi.

3. Guru memberikan

motivasi

siswa untuk belajar.

4. Guru berpesan pada

siswa

untuk mengulang pelajaran

dirumah yang telah

disampaikan di kelas.

B

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FOTO- FOTO PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Siswa berdiskusi dengan Kancing Gemerincing

Guru membimbing siswa dalam diskusi

Guru membimbing siswa dalam diskusi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan observasi aktivitas belajar siswa

Siswa mempresentasikan hasil dskusi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Salah satu siswa berani menjawab pertanyaan.

Siswa mengerjakan evaluasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FOTO – FOTO PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Guru menjelaskan beberapa contoh pantun

Siswa berani menjawab pertanyaan guru

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siswa berdiskusi dalam kelompok

Siswa berdiskusi kelompok dengan Kancing Gemerincing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas

Siswa mengerjakan soal evaluasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user