peningkatan aktivitas belajar menulis pantun - digital library
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENULIS PANTUN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS IV
SDN PALUR 02 KEC. MOJOLABAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
OLEH :
VERONIKA KRISTI ROSARI
K7108249
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Veronika Kristi Rosari
NIM : K7108249
Jurusan/Program Studi : IP/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN AKTIVITAS
BELAJAR MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA
KELAS IV SDN PALUR 02 KEC. MOJOLABAN TAHUN AJARAN
2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Veronika Kristi Rosari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENULIS PANTUN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS IV
SDN PALUR 02 KEC. MOJOLABAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
Veronika Kristi Rosari
K7108249
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Veronika Kristi Rosari. PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENULIS
PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS IV SDN PALUR 02
KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2011/2012 . Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar menulis
pantun melalui model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada
siswa kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban tahun ajaran 2011/2012.
Variabel yang terlibat adalah model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing sebagai variabel bebas dan aktivitas belajar menulis pantun sebagai
variabel terikat.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung selama 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Palur 02
Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 25 siswa. Sumber
data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,angket dan dokumentasi. Uji
validitas data dengan menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik
analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles dan Huberman)
yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan tersebut
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif teknik
Kancing Gemerincing dapat meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun pada
siswa kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban tahun ajaran 2011/2012.
Peningkatan aktivitas belajar menulis pantun tersebut dapat dibuktikan dengan
meningkatnya skor rata-rata pada setiap siklus. Skor rata-rata pada observasi awal
sebelum tindakan (pratindakan) yaitu 48,2 dengan ketuntasan klasikal 21,5%. Pada
siklus I skor rata-rata kelas meningkat menjadi 62,8 dengan ketuntasan klasikal
35,5%. Pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 85,35 dengan
ketuntasan klasikal 78%.
Kata kunci: Aktivitas belajar menulis pantun, Model pembelajaran Kooperatif
teknik Kancing Gemerincing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Veronika Kristi Rosari. THE IMPROVEMENT OF LEARNING ACTIVITY
TO WRITE TRADITIONAL POETRY TROUGH COOPERATIVE
LEARNING KANCING GEMERINCING TECHNIQUE OF THE FOURTH
GRADE STUDENT OF SDN PALUR 02 MOJOLABAN IN THE
ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty
Sebelas Maret University .Surakarta. July 2012.
The purpose of this research is to improve the learning activity of writing
traditional poetry through cooperative learning Kancing Gemerincing technique of
the fourth grade students of SDN Palur 02 Mojolaban in the academic year
2011/2012. The variables involved are cooperative learning kancing gemerincing
technique as independent variable and the learning activity of writing traditional
poetry as a dependent variable.
The form of this research is classroom action research during two cycles.
Each cycle consists of 4 phases: planning, action, observation and reflection. The
subject of this research are students in fourth grade student of SDN Palur 02
Mojolaban amount to 25 students. The data sources are primary and secondary data.
The techniques of collecting data are observation, questionnaire and
documentation. The validity test of the data that used data triangulation and method
triangulation. The technique of analyzing the data used are interactive analysis
model (Miles and Huberman) that consist of three phases: data reduction, data
display, and conclusion.
Based on the result of classroom action research above, it can be concluded
that the application of cooperative learning Kancing Gemerincing technique can
improve the learning activity of writing traditional poetry on the fourth grade
students of SDN Palur 02 Mojolaban in the academic year 2011/2012. The
improvement of that learning activity of write traditional poetry can be verified by
the improved average score in each cycle. The average score of the pre observation
is 48.2 with the classical completeness 21.5%. In the first cycle the average score
improved becomes 62.8 and with the classical completeness is 35.5%. In the second
cycle the average score improved becomes 85.35 with the classical completeness is
78%.
Keyword: The learning activity of writing traditional poetry, cooperative learning
Kancing Gemerincing technique.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Belajar tidak hanya hal mempelajari buku-buku disekolah, melainkan bisa juga
dari menyadari dan memanfaatkan pengalaman-pengalaman yang Tuhan hadirkan
setiap waktu. (Vero)
Tuhan menyediakan yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. (Vero)
Kemenangan seharusnya lahir dari target yang kita buat, bukan target ukuran
orang lain. (Vero)
Keterampilan menulis merupakan ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang
terpelajar (G. Tarigan)
“Suatu ilmu dapat bermanfaat bukan karena kehebatan ilmu ataupun penemunya,
melainkan manfaat ilmu tersebut bagi masyarakat umum
dan penerapannya yang sesuai.”
(Einstein)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Keluargaku tersayang
(Bapak Abdon Sutardjo, Ibu Tabita Suwandari dan Kristiana Desi Natalia) yang selalu
membimbing, menasehati, dan mendoakan yang terbaik bagiku.
Alphonsus Dananjaya yang menemani dalam suka dan duka serta selalu memberikan
semangat dalam meraih kesuksesan.
Teman-teman terbaikku, Wida Astuti, Wida Nurfika Sari, Titis Indriapsari, Titik Setyowati
dan Tika Yulianti yang selalu menemani hari-hariiku dengan peluk hangat persahabatan .
Teman-teman seperjuanganku angkatan 2008 S1 PGSD yang selalu memberikan inspirasi
dan semangat bagiku untuk menjadi lebih baik lagi.
Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula skripsi
dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar Menulis Pantun Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing pada Siswa Kelas IV SDN
Palur 02 Kecamatan Mojolaban Tahun Ajaran 2011/2012 ” ini dapat terselesaikan
dengan baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang
terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan skripsi.
3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin
penulisan skripsi.
4. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat
membantu dalam penulisan skripsi ini.
5. Drs. Sadiman, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan dorongan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara
tulus ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.
7. Dra. Emi Sugiati selaku Kepala Sekolah SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban
yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Bapak Ponco Yulianto, S.Pd selaku Guru Kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan
Mojolaban yang dengan senang hati membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga semua kebaikan dan bantuan dari
semua pihak tersebut mendapatkan berkat dan anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daftar Isi
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 7
A. Kajian Pustaka .................................................................................. 7
B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 30
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 31
D. Hipotesis ........................................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METOLOGI PENELITIAN ................................................................... 33
I. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 33
II. Subjek Penelitian .............................................................................. 33
III. Data dan Sumber Data ...................................................................... 33
IV. Bentuk Penelitian .............................................................................. 34
V. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 34
VI. Uji Validitas Data ............................................................................. 36
VII. Analisis Data ..................................................................................... 36
VIII. Indikator Kinerja Penelitian .............................................................. 37
IX. Prosedur Penelitian ........................................................................... 38
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 45
A. Deskripsi Pratindakan ....................................................................... 45
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus ............................................. 48
1. Hasil Penelitian Siklus I .............................................................. 48
2. Hasil Penelitian Siklus II ............................................................ 59
C. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................ 68
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................... 74
A. Simpulan ........................................................................................... 74
B. Implikasi ........................................................................................... 74
C. Saran ................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
LAMPIRAN .......................................................................................................... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daftar Gambar
Gambar Halaman
1.Gambar 2.1. Diagram derajat aktivitas belajar.............................................. 14
2.Gambar 2.2. Bagan kerangka berpikir .......................................................... 32
3.Gambar 3.1. Teknik analisis data model Miles dan Huberman .................... 37
4.Gambar 3.2. Bagan siklus PTK ..................................................................... 38
5.Gambar 4.1. Diagram Skor Aktivitas Menulis Pantun Pratindakan ............ 46
6.Gambar 4.2. Diagram Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus I........ 55
7.Gambar 4.3. Diagram Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus II ..... 64
8.Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun
pada Pratindakan, SiklusI dan Siklus II ...................................... 69
9. Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Menulis
Pantun pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II...................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daftar Tabel
Tabel Halaman
1.Tabel 2.1 Silabus Bahasa Indonesia Kelas IV .............................................. 18
2.Tabel 4.1. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Pratindakan ................... 45
3.Tabel 4.2. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus I .......................... 54
4.Tabel 4.3. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus II ......................... 63
5.Tabel 4.4. Perbandingan Skor Aspek Aktivitas Belajar Menulis Pantun
pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Daftar Lampiran
Lampiran Halaman
1. Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 79
2. Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar ....................................................... 80
3. Angket Aktivitas Belajar ...................................................................... 82
4. Lembar Jawab Angket.......................................................................... 85
5. Pedoman Penilaian Angket .................................................................. 86
6. Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Belajar .................................... 87
7. Data Hasil Angket Pada Pratindakan ................................................... 97
8. Data Hasil Observasi Pada Pratindakan ............................................... 98
9. Silabus .................................................................................................. 99
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................................... 100
11. Data Hasil Angket Pada Siklus I .......................................................... 119
12. Data Hasil Observasi Pada Siklus I ...................................................... 120
13. Lembar Penilaian Guru Pada Siklus I .................................................. 121
14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................................... 127
15. Data Hasil Angket Pada Siklus II ........................................................ 144
16. Data Hasil Observasi Pada Sikus II ..................................................... 145
17. Lembar Penilaian Guru Pada Siklus II ................................................. 146
18. Lembar Observasi Pratindakan ............................................................ 152
19. Lembar Observasi Siklus I ................................................................... 158
20. Lembar Observasi Siklus II .................................................................. 170
21. Foto-foto Pembelajaran ........................................................................ 182
22. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi ......................................... 188
23. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Ijin Penyusunan Skripsi .......... 189
24. Surat Permohonan Ijin Observasi ........................................................ 190
25. Surat Permohonan Ijin Penelitian......................................................... 191
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempergunakan bahasa sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan sesama. Bahasa diartikan sebagai bagian dari
manusia yang dapat membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya, bahkan
bahasa dapat menunjukkan jati diri atau identitas seseorang. Bahasa merupakan hal
yang sangat penting bagi manusia, karena bahasa tidak hanya digunakan sebagai
alat untuk menyampaikan informasi, alat untuk mengadakan hubungan dan
pergaulan dalam kehidupan sehari-hari melainkan juga sebagai sarana
mengutarakan pikiran serta gagasan. Pembelajaran bahasa tersebut didapatkan
siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah dasar dikategorikan dalam empat macam
keterampilan berbahasa. Empat macam keterampilan berbahasa itu adalah
keterampilan menyimak ( listening skills ), berbicara ( speaking skills ), membaca (
reading skills ), dan menulis ( writing skills ).
Empat ketrampilan berbahasa tersebut pada dasarnya merupakan satu
kesatuan, dan dapat disebut dengan istilah catur-tunggal (Dawson dalam Tarigan,
2008:1). Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan
berbahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Tarigan (2008:4)
berpendapat bahwa keterampilan menulis merupakan ciri dari orang yang terpelajar
atau bangsa yang terpelajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata menulis
memiliki arti yang kompleks tidak hanya kegiatan menyalin huruf atau tulisan saja,
namun juga sebagai ungkapan dari perasaan dan pikiran yang dituangkan dalam
sebuah tulisan. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran, perasaan
dan gagasannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam sebuah proses pembelajaran diharapkan sebuah pembelajaran yang
bersifat menarik, berbobot dan membuat siswa ikut ambil bagian dalam proses
pembelajaran tersebut secara menyeluruh. Terlebih ketika materi pelajaran
membuat pantun. Model pembelajaran yang digunakan sebagian besar guru adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
model pembelajaran konvensional dimana guru menggunakan metode ceramah
secara berlebihan, sehingga siswa mendapat ilmu dari penjelasan guru. Pada
dasarnya model pembelajaran seperti itu tidak membuat siswa aktif. Seharusnya
siswa mencari tahu sendiri ciri-ciri pantun dan guru memberikan bimbingan kepada
siswa agar tetap fokus pada tugas.
Siswa, sebagai subjek pembelajaran memiliki berbagai karakteristik
diantaranya ada siswa yang proaktif, ada siswa yang tidak banyak bicara (pendiam)
tetapi memiliki kemampuan akademik di atas temannya, dan terdapat pula siswa
yang banyak bicara tetapi memiliki kemampuan rendah. Dalam berbagai kondisi
siswa-siswa tersebut, pembelajaran yang dirancang sebaiknya dapat mencerdaskan
dan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap siswa. Langkah yang dapat
ditempuh untuk dapat mewujudkan hal tersebut adalah dengan memaksimalkan
proses pembelajaran yang membuat siswa aktif belajar atau menekankan pada
aktivitas belajar siswa. Mulyon (2010) berpendapat bahwa aktivitas belajar
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa)
dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan penekanannya
adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman
Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar
mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan
emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif,
afektif dan psikomotor”. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat disajikan dengan
berbagai teknik pembelajaran yang membuat siswa aktif ikut ambil bagian dalam
pembelajaran. Selain dapat mengesankan, pembelajaran yang dirancang untuk
membuat siswa aktif juga akan berdampak pada hasil belajar yang lebih baik. Guru
tidak mendominasi kegiatan tersebut tetapi memotivasi dan membimbing siswa
agar dapat mengembangkan potensi dan kreaktivitasnya.
Berdasarkan pada hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Palur
02 dan observasi, diketahui bahwa aktivitas belajar siswa menulis pantun di SD
Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban rendah, yakni memperoleh skor rata-rata
sebesar 48,2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rendahnya aktivitas belajar menulis pantun tersebut dikarenakan guru
belum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang
bersifat mengaktifkan siswa secara total. Guru lebih banyak menerangkan materi
dengan metode ceramah dan beberapa saat kemudian mengerjakan tugas menulis
pantun secara individu. Siswa hanya aktif dalam mendengarkan, melihat dan
menulis saja. Pada dasarnya pembelajaran seperti itu belum menimbulkan adanya
indikasi aktivitas belajar siswa yang tinggi, sebab siswa tidak melakukan interaksi
dengan siswa lain (diskusi dan menyatakan pendapatnya di kelas). Selain itu guru
tidak menggunakan media dalam proses pembelajarannya sehingga menimbulkan
rasa bosan pada siswa. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan dan jika pada
saatnya mereka akan go mengerjakan tugasnya membuat pantun secara individu.
Permasalahan-permasalahan tersebut mengindikasikan aktivitas belajar siswa kelas
IV SDN Palur 02 sangat rendah, yakni dengan skor rata-rata 48,2.
Trinandita (dalam Mulyono,2010) menyatakan bahwa ” hal yang paling
mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang
tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing
siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang
timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Selain permasalahan
diatas, banyak juga siswa yang kesulitan memilih perbendaharaan kata dengan
tepat. Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, tak jarang siswa yang kurang aktif
dalam pembelajaran akan tertinggal dengan siswa yang lebih aktif sehingga akan
berdampak pula dalam prestasi belajar menulis pantun. Pantun merupakan karya
sastra berupa puisi lama asli Indonesia. Sudah sepantasnya warga Indonesia
melestarikan dengan mempelajarinya, terlebih bagi siswa kelas IV SD.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk
meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun adalah model pembelajaran
Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing. Model pembelajaran Kooperatif merujuk
pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa belajar dan bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pelajaran (Slavin, 2005:4). Model pembelajaran Kooperatif
tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar
pembelajaran Kooperatif yang membedakan dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Isjoni (2010:23) berpendapat bahwa pembelajaran
Kooperatif saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar
yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
bekerja dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain.
Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata
pelajaran dan berbagai usia. Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran
Kooperatif adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama teman-
temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan
pendapat mereka secara berkelompok. Salah satu dari beberapa teknik yang ada
dalam pembelajaran Kooperatif adalah teknik Kancing Gemerincing.
Dalam teknik Kancing Gemerincing setiap siswa diberikan kesempatan
untuk mengungkapkan ide atau gagasannya serta mendengarkan pandangan dan
pemikiran dari teman-temannya dalam sebuah kelompok diskusi. Setiap siswa
diberikan kesempatan dengan jumlah yang sama untuk mengeluarkan pendapat/
gagasan dalam kelompok. Teknik Kancing Gemerincing merupakan teknik yang
mengatasi pemerataan dalam kelompok, sehingga tidak akan ada siswa yang
mendominasi dalam kelompok ataupun yang pasif dalam kelompok. Siswa akan
secara sendirinya aktif dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul : ” Peningkatan Aktivitas Belajar Menulis
Pantun Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing
Gemerincing Pada Siswa Kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban
Tahun Ajaran 2011/2012 ”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah Pembelajaran Kooperatif teknik
Kancing Gemerincing dapat meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun pada
siswa kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan
yang hendak dicapai adalah untuk meningkatan aktivitas belajar menulis pantun
melalui Model Pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada siswa
kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan Mojolaban.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
masukan lebih lanjut untuk penelitian, sebagai acuan atau referensi bagi peneliti
yang akan melakukan penelitian yang serupa ataupun dengan Model Pembelajaran
Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dan aktivitas belajar menulis pantun.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1). Meningkatnya aktivitas belajar siswa menulis pantun
2).Meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis pantun karena semangat
belajar .
b. Bagi Guru
Meningkatnya wawasan guru dalam menggunakan model pembelajaran
inovatif untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Bagi Sekolah
Meningkatnya mutu pembelajaran yang akan membawa pada kualitas sekolah
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Aktivitas Belajar Menulis Pantun
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Sebelum peneliti menjelaskan pengertian dari aktivitas belajar, sebaiknya
dijelaskan terlebih dahulu pengertian aktivitas dan belajar. Aktivitas merupakan
kegiatan yang dilakukan mahkluk hidup dalam kesehariannya. Aktivitas diartikan
sebagai kegiatan. Menurut Anton M. Mulyono (dalam http://id.shvoong.com/social-
sciences/1961162-aktifitas-belajar/ yang diakses 10 Februari 2012), Aktivitas
artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jelasnya segala sesuatu yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu
aktivitas. Senada dengan pendapat Mulyono tersebut, Sriyono berpendapat aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas
siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada
proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas,
dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Sriyono dalam
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/ prestasi-belajar/ yang siakses 10 Februari
2012).
Aktivitas merupakan salah satu prinsip dalam proses belajar mengajar.
Thomas M Risk (dalam Ahmad Rohani, 2004:6) mengemukakan tentang belajar
mengajar sebagai berikut: Teaching is the guidance of learning experiences
(mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri
hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri
bereaksi terhadap lingkungannya. Jika seorang peserta didik ingin memecahkan
suatu problem, ia harus berpikir menurut langkah-langkah tertentu. Kalau ia ingin
menguasai suatu keterampilan, ia harus berlatih mengoordinasikan otot-otot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tertentu. Kalau ia ingin memiliki sikap-sikap tertentu ia harus memiliki sejumlah
pengalaman emosional. Dengan demikian, belajar yang berhasil pasti melalui
berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Sardiman (2001:93)
menyatakan bahwa perlunya aktivitas dalam belajar. Sebab, prinsip belajar adalah
berbuat. Berbuat untuk menggubah tingkah laku. Tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting
di dalam interaksi belajar-mengajar. Dari penjelasan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik secara
jasmani maupun rohani untuk mencapai tujuan tertentu.
Belajar adalah hal yang diwajibkan pemerintah Indonesia bagi putra putri
calon generasi penerus bangsa minimal selama 9 tahun. Seperti dalam pembukaan
UUD 1945, didalamnya disebutkan bahwa tujuan bangsa Indonesia salah satunya
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mengacu dalam UUD 1945, belajar
adalah hal yang penting didapat oleh para calon penerus bangsa khususnya peserta
didik. Belajar dapat terjadi di lingkungan mana saja; lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat dan tentu saja di lingkungan formal seperti sekolah. Berikut
ini beberapa pendapat pakar tentang definisi belajar.
Menurut Sumiati (2009:38) belajar adalah proses perubahan tingkah laku
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Sedangkan menurut Anthony Robbins
(dalam Trianto,2009:15) mendefinisikan bahwa belajar sebagai proses menciptakan
hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru. Pendapat Anthony Robbins tersebut sesuai dengan teori
konstruktivisme dimana belajar adalah sebuah proses membangun pengetahuan
sendiri dari pengetahuan yang baru didapatkan dengan pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya.
Melengkapi pendapat diatas, Agus Suprijono (2011:2) memberikan
kutipan definisi belajar dari beberapa pakar pendidikan, sebagai berikut :
1) Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan yang disposisi tersebut bukan diperoleh langsung
dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
3) Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of experince. (Belajar
adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
4) Harold Spears
Learning is to observe, to read, to imitate, to try something them selves, to
listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah
mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti
arah tertentu).
5) Geoch
Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah
perubahan performance sebagai hasil latihan).
6) Morgan
Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of
past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanent
sebagai hasil dari pengalaman).
Kutipan-kutipan tentang belajar tersebut mengarah pada suatu proses yang
dialami seseorang untuk perubahan tingkah laku. Senada dengan itu, Oemar
Hamalik (2011:106) menyatakan belajar sebagai suatu proses, dan bukan hasil yang
hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian
pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki
sebelumnya.
Dari pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses kegiatan yang bersifat positif ditandai dengan perubahan tingkah laku
dan kemampuan yang didapat melalui proses interaksi dengan lingkungan.
Dari penjelasan tentang aktivitas dan belajar diatas, maka dapat dijelaskan
pengertian tentang aktivitas belajar berikut ini. Pendidikan modern lebih
menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan
bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta
perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas aktivitas
dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Menurut Sardiman (2001:98) aktivitas belajar adalah aktivitas yang
bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut
haruslah selalu berkait. Contohnya ketika seseorang beraktivitas membaca buku.
Secara fisik terlihat orang tadi menghadap buku yang sedang ia baca, tetapi
mungkin pikiran (sikap mentalnya) tidak tertuju pada buku tersebut, maka kegiatan
tersebut tidak dapat dikatakan aktivitas belajar, sebab tidak terdapat keserasian
antara aktivitas fisik dan mental.
Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang
dimaksudkan dalam hal ini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti
yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya, belajar aktif adalah “Suatu sistem
belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual
dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek
koqnitif, afektif dan psikomotor”. (Rochman Natawijaya dalam
http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/ yang diakses 10
Februari 2012 )
Thomas M. Risk (dalam Ahmad Rohani, 2004:6) mengemukakan tentang
belajar mengajar sebagai berikut: Teaching is the guidance of learning experiences
(mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri
hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri
bereaksi terhadap lingkungannya. Rosseau menyatakan bahwa segala pengetahuan
itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan
sendiri dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara
rohani maupun teknis (Rosseau dalam Sardiman ,2001:94). Hal tersebut
menjelaskan bahwa setiap orang yang belajar haruslah aktif, tanpa adanya aktivitas
dalam belajar, proses belajar tidak mungkin terjadi dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011:179) aktivitas belajar
didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang diberikan pada pembelajar dalam
situasi belajar-mengajar. Definisi tersebut tidak mengandung arti sempit, sebab
situasi belajar-mengajar tidak hanya didapat di dalam ruang-ruang kelas saja,
melainkam di alam luas terbuka dimana ada subjek sebagai pengajar dan ada subjek
sebagai pembelajar. Penggunaan aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki
manfaat tertentu, antara lain : 1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung
mengalami sendiri, 2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek diri
siswa, 3) memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada
gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok, 4) siswa belajar dan bekerja
berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam
rangka pelayanan perbedaan individual, 5) memupuk disiplin belajar dan suasana
belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat, 6) membina
dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antarguru
dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa, 7) pembelajaran dan
belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan
pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme, 8)
pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan
dalam masyarakat yang penuh dinamika.
Dari pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan kegiatan fisik, mental, intelektual dan emosional yang dilakukan siswa
guna memperoleh hasil belajar.
b. Macam-macam Aktivitas Belajar
Paul B. Diedrich menggolongkan aktivitas belajar siswa sebagai berikut:
1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.
2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.
3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik,
pidato, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,
menyalin, dan sebagainya.
5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola,
dan sebagainya.
6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
7) Mental activities, seperti menanggap, mengingat, memecahkan
soal,menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
8) Emosional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,
tenang, gugup, dan sebagainya (Paul B. Diedrich dalam Sardiman A. M., 2001:
99).
Sedangkan menurut Soemanto (1998:107) mengemukakan 11 contoh
aktivitas belajar, antara lain :
1). Mendengarkan
Dalam proses pembelajaran di sekolah sering ada ceramah dari guru atau dosen.
Tugas pelajar atau mahasiswa adalah mendengarkan. Tidak setiap orang dapat
memanfaatkan situasi ini untuk belajar. Apabila hal mendengar mereka tidak
didorong oleh kebutuhan, motivasi dan tujuan tertentu, maka sia-sialah
pekerjaan mereka.
2). Memandang
Apabila kita memandang sesuatu dengan set tertentu untuk mencapai tujuan
yang mengakibatkan perkembangan diri kita, maka dalam hal demikian kita
sudah belajar
3). Meraba, mencium dan mencicipi/ mencecap.
Aktivitas meraba, aktivitas mencium ataupun aktivitas mencecap dapat
dikatakan belajar, apabila aktivitas-aktivitas tersebut didorong oleh kebutuhan,
motivasi untuk mencapai tujuan yaitu perubahan tingkah laku.
4). Menulis atau mencatat.
Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang
menyadari kebutuhan dan tujuan yang nantinya berguna bagi pencapaian tujuan
belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5). Membaca.
Membaca sebagai aktivitas belajar adalah dengan berorientasi pada tujuan dan
kebutuhan.
6). Membuat iktisar atau ringkasan, dan mengarisbawahi.
Iktisar atau ringkasan pada suatu materi akan sangat membantu sebagian besar
orang dalam belajar. Pada hal-hal penting kita beri garis bawah, hal itu sangat
membantu dalam usaha menemukan kembali materi dikemudian hari.
7). Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan.
Gambar, peta, dll dapat menjadi bahan ilustrasi yang membantu pemahaman
tentang sesuatu hal.
8). Menyusun paper atau kertas kerja.
Paper yang baik memerlukan perencanaan yang masak dengan menggumpulkan
ide-ide yang menunjang serta penyediaan sumber-sumber yang relevan.
9). Mengingat.
Mengingat yang disadari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan
belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu
berhubungan dengan aktivitas-aktivitas belajar lainnya.
10). Berpikir.
Dengan berpikir, orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang
menjadi tahu tentang hubungan antarsesuatu.
11). Latihan atau praktek.
Berlatih atau praktek terjadi interaksi yang interaktif antara subjek dengan
lingkungannya. Hasil dari latihan atau praktek akan berupa pengalaman yang
dapat mengubah diri subjek.
Dari dua pendapat di atas, penulis mengambil salah satu pendapat yang
dijadikan acuan, yakni pendapat Paul B. Diedrich yang menggolongkan aktivitas
belajar manjadi 8 macam, yakni: a) Visual activities, b) Oral activities, c) Listening
activities, d) Writing activities, e) Drawing activities, f) Motor activities, g) Mental
activities, dan h) Emotional activities.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Derajat Aktivitas Belajar yang Optimal
Kadar aktivitas belajar bergerak dari aktivitas belajar yang rendah sampai
aktivitas belajar yang tinggi. Raka Joni (dalam Sudjana, 2010:7) melukiskan dalam
gambar 2.1 diagram derajat aktivitas belajar sebagai berikut :
Tinggi
menggambil keputusan
memecahkan masalah
III mengumpulkan dan mengelola data
mengajukan hipotesis
mengkaji nilai
merumuskan masalah
meramalkan
menilai
II menyintesis
menganalisis
menerapkan
menyimpulkan
membedakan
menjelaskan
I mengenal
Mengingat
Rendah
Gambar 2.1. Diagram derajat aktivitas belajar
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi aktivitas
mental, semakin berbobot aktivitas belajar siswa, dan semakin kompleks usaha
guru dalam melaksanakan poses pembelajaran.
d. Menulis Pantun
1) Pengertian menulis
Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara tatap muka dengan orang lain. menulis dipandang sebagai sebuah
keterampilan karena didalam menulis membutuhkan tahap-tahap (proses) dan
kemampuan. Zuchdi dan Budiasih (2001:71) menambahkan bahwa menulis
merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
Kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan
logis, kemampuan mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dengan
menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan yang menerapkan kaidah-
kaidah tulis menulis dengan baik.
Sedangkan menurut McCrimmon (dalam St. Y. Slamet, 2008:141)
berpendapat bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan
mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara
menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.
Sedangkan Suparno dan Yunus (dalam St. Y Slamet, 2008:96) mendefinisikan
menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Senada dengan pendapat Mary S
Lawrene (dalam St. Y. Slamet, 2008:97) menyatakan bahwa menulis adalah
mengomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis.
Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau
perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu,
dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis
bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi
justru dikuasai (St. Y. Slamet , 2008: 97).
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas (kegiatan) yang
terjadi dan melibatkan beberapa fase (tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan),
penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau
penyempurnaan tulisan). Urutan dan batas antarfase itu sangatlah luwes, bahkan
dapat tumpang tindih. Sewaktu menulis sangat mungkin kita melakukan aktivitas
yang terdapat dalam fase secara bersama.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, menulis, disamping sebagai proses,
juga merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Sebagaimana diungkapkan Sri
Hastuti (dalam St. Y. Slamet,2008:98) bahwa kegiatan menulis merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kegiatan yang sangat komplek karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan
berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain a) adanya
kesatuan gagasan, b) penggunaan kalimat yang jelas dan efektif, c) paragraf disusun
dengan baik, d) penerapan kaidah ejaan yang benar, dan e) penguasaan kosakata
yang memadai.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kegiatan mengolah pemikiran, ide, pengetahuan dan pengalaman seseorang yang
dituangkan dalam bahasa tulis melalui proses penulisan yang mempertimbangkan
kaidah penulisan yang baik dan benar sehingga dapat dimengerti oleh pembaca.
2). Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Dalam Budiman (1987:18)
pantun berarti ibarat, umpama, misal, bagai, seperti, laksana. Pantun merupakan
puisi lama asli Indonesia yang ternyata terdapat di semua daerah Indonesia. Misal :
sesindiran dan sesuwalan dalam bahasa Sunda, parikan dan wangsalan dalam
bahasa Jawa, ende-ende dalam bahasa Batak, dan pantom dalam bahasa Ambon.
Pantun sangat populer dikalangan masyarakat karena digemari orang.
Pantun dapat dianalisis atas unsur yang membangunnya, yaitu unsur
bentuk batin (isi,makna) dan bentuk fisik (lahir). Di dalam pantun aturan itu sangat
ketat, selanjutnya lebih dikenal sebagai ciri-ciri pantun (Heru Wijayanto, 1990:10) .
Ciri-ciri pantun tentang isi, meliputi :a). Baris pertama dan kedua berupa
sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi; b). Satu bait sudah
merupakan satu kesatuan utuh dan selesai; c). Isi pantun biasanya untuk
maksud tertentu sesuai dengan umur, oleh sebab itu, ada pantun kanak-kanak,
remaja, orang tua, dan pantun jenaka.
Sedangkan ciri-ciri bentuk fisiknya, meliputi :
a). Satu bait terdiri atas empat baris.
b). Satu baris terdiri dari empat kata, atau delapan sampai dua belas suku
kata.
c). Pantun bersajak ab ab.
d). Irama pantun beralun dua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Surana (1986:27) bila ditinjau dari bentuk atau jumlah barisnya
pantun dibedakan menjadi 4 sebagai berikut:
a). Pantun biasa
b). Karmina
c). Talibun
d). Pantun berkait
Sedangkan menurut isi atau umur golongan orang yang menggunakan pantun biasa,
pantun dibagi menjadi 6 macam sebagai berikut :
a). Pantun anak-anak; (1) pantun suka cita, (2) pantun duka cita
b). Pantun muda; (1) pantun perkenalan, (2) pantun berkasih-kasihan, (3)
pantun perceraian, (4) pantun beriba hati.
c). Pantun tua; (1) pantun nasihat, (2) pantun adat, (3) pantun agama.
d). Pantun dagang
e). Pantun teka-teki
f). Pantun jenaka
Pantun memiliki peran sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan
sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih
seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Pantun juga melatih orang
berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang.
Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun
menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat
penyampaian pesan.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan pantun adalah karya sastra
puisi lama asli Indonesia yang memiliki nilai-nilai yang membentuk keindahan
sajak/rima. Maka dapat pula ditarik sebuah pengertian bahwa menulis pantun
adalah kegiatan mengolah pemikiran, ide, pengetahuan dan pengalaman seseorang
menjadi sebuah karya sastra yang memiliki nilai-nilai keindahan sajak/rima yang
dituangkan dalam bahasa tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3). Menulis pantun di SD
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2012, terdapat
materi membuat pantun dalam salah satu mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
kelas IV pada semester II . Silabus yang memuat kompetensi menulis pantun adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Silabus Bahasa Indonesia Kelas IV
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Mendengarkan pengumuman
dan pembacaan pantun.
6.Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dengan
berbalas pantun dan bertelepon.
7.Memahami teks melalui
membaca intensif, membaca
nyaring, dan membaca pantun
8.Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi secara
tertulis dalam bentuk karangan,
pengumuman, dan pantun anak
5.2 Menirukan Pembacaan
pantun anak dengan lafal dan
intonasi yang benar.
6.1 Berbalas pantun dengan lafal
dan intonasi yang benar.
7. 3 Membaca pantun anak secara
berbalasan dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
8.3 Membuat pantun anak yang
menarik tentang berbagai tema
(persahabatan, ketekunan,
kepatuhan, dan lainlain) sesuai
dengan ciriciri pantun
Dari silabus diatas dapat dirumuskan bahwa kompetensi yang harus
dikuasai dalam pembelajaran menulis pantun untuk siswa kelas IV adalah sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a). Mengetahui ciri-ciri pantun dengan baik.
b). Membuat pantun anak dengan benar.
c). Menirukan pembacaan pantun anak.
d). Membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang benar.
e). Berbalas pantun.
4). Tahap-tahap menulis pantun
Dalam menulis pantun terdapat beberapa tahap/ cara lebih mudah, cepat
dan benar membuat pantun. Tahap-tahap tersebut antara lain :
a). Menentukan topik yang tepat
b). Membuat isi pantun, perhatikan ciri pantun mengenai sampiran dan isi
dimana isi pantun adalah baris ketiga dan keempat.
c). Setelah isi pantun didapat, langkah selanjutnya adalah membuat
sampiran, perhatikan permaianan bunyi sajak tiap baris dimana bunyi
sajak baris pertama sama (hampir sama) dengan bunyi sajak baris
ketiga dan bunyi sajak baris kedua sama (hampir sama) dengan bunyi
sajak baris keempat.
d). Menghitung jumlah kata dan suku kata.
e. Aktivitas Menulis Pantun
Mengacu dalam penggolongan aktivitas belajar oleh Paul B. Diedrich yang
menggolongkan menjadi 8 penggolongan macam aktivitas belajar , maka dapat
dijelaskan aktivitas menulis pantun di SD antara lain:
1). Visual activity, meliputi: memperhatikan gambar media yang digunakan dan
membaca pantun yang ada dipapan tulis.
2). Oral activity, meliputi: bertanya pada guru tentang materi pantun,
menyampaikan pendapat/ ide dalam kelompok mengenai ciri-ciri pantun dan
menjawab pertanyaan guru.
3). Listening activity, meliputi: mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan
ide/pendapat orang lain tentang ciri-ciri pantun, dan mendengarkan teman lain
membacakan pantun didepan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4). Writing activity, meliputi: mencatat pokok-pokok penjelasan, mengerjakan
tugas menulis pantun, menyalin tulisan guru di papan tulis, dan menulis pantun
dengan ciri yang benar.
5). Drawing activity, meliputi: membuat pola pantun dengan sampiran dan isi yang
benar.
6). Motor activity, meliputi: aktif berdiskusi dalam kelompok .
7).Mental activity, meliputi: menyampaikan tanggapan didalam kelas,
menyampaikan pendapat didalam kelompok, dan dapat menyelesaikan soal-soal
diskusi.
8). Emosional activity, meliputi: bersemangat mengikuti pembelajaran pantun di
kelas, dan berani maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing
a. Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, saat ini
berkembang berbagai model pembelajaran. Dari waktu ke waktu terus mengalami
perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan berganti
dengan model pembelajaran yang lebih modern, dimana siswa yang aktif dalam
proses pembelajaran (student centered). Berikut ini pendapat beberapa pakar ahli
mengenai model pembelajaran.
Menurut Agus Suprijono (2010:45) model pembelajaran merupakan
landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori
belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional dikelas. Selanjutnya Agus Suprijono
menambahkan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai pola yang
digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk
kepada guru kelas. Sependapat dengan hal tersebut Joice dan Weil (dalam Isjoni,
2010:73) mengemukakan model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang
sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya. Itu
berarti dalam model pembelajaran tersimpan isi atau bisa dikatakan kunci dalam
sebuah proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Arends (dalam Agus Suprijono, 2010:46) model
pembelajaran didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
Isjoni (2010:7) menyatakan secara harfiah model pembelajaran merupakan
strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar
dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki ketrampilan sosial, dan
pencapian hasil pembelajaran yang lebih optimal.
Untuk memilih model yang tepat menurut Hasan (dalam Isjoni, 2010:73),
maka perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran. Dalam
praktiknya semua model pembelajaran bisa dikatakan baik jika memenuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut: (1) semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin
besar aktivitas belajar siswa, maka hal itu semakin baik; (2) semakin sedikit waktu
yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik; (3)
sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan; (4) dapat dilaksanakan dengan
baik oleh guru; (5) tidak ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala
tujuan, jenis materi, dan proses belajar yang ada.
Dari pendapat beberapa pakar diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang dirancang secara sistematis
untuk mengorganisasikan kurikulum dan materi agar tercapai tujuan belajar.
b. Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi dan dapat
meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran, maka harus dirancang dan
dibangun suasana kelas sedemikian rupa, sehingga siswa mendapat kesempatan
untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Salah satu model pembelajaran yang
berkembang saat ini adalah pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif berasal dari kata
“kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling
membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Menurut Slavin (2005:4) pembelajaran Kooperatif merujuk pada berbagai
macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pelajaran. Dalam kelas Kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu,
saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang
mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-
masing. Slavin menekankan pembelajaran Kooperatif pada kebersamaan dalam
belajar. Siswa akan sama-sama menyatukan pemikiran-pemikiran yang dikuasai
menjadi bahan pembelajaran bukan masalah. Pembelajaran Koopratif memiliki
kelebihan yang sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari
latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa pendidikan khusus
terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka.
Ballantine dan Larres (2007) dalam jurnal internasional mengutip pendapat
dari Johnson dan Johnson bahwa:
Simply placing students into groups and requiring them to work together does
not necessarily promote cooperative learning (Gillies, 2003). Rather, to be
assured that a cooperative learning environment exists, groups must be
structured in such a way that group members understand the need to co-
ordinate activities to facilitate one another‟s learning.
Dapat diartikan bahwa menempatkan siswa kedalam kelompok dan meminta
mereka untuk bekerja bersama tidak secara langsung (paksa) menjadikannya
sebagai pembelajaran kooperatif ( Gillies, 2003). Lebih baik, menyakinkan bahwa
sebuah lingkungan pembelajaran kooperatif ada, kelompok harus dibangun dalam
sebuah anggota kelompok yang memahami sebuah kebutuhan untuk
mengkoordinasi kegiatan sebagai fasilitas pembelajaran satu sama lain. Lebih
jelasnya, Kooperatif didefinisikan sebagai pembentukan kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut untuk bekerja sama dan saling
meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran siswa-siswa lain. Miftakul Huda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(2011:31) menjelaskan lebih lanjut bahwa pembelajaran kooperatif berbeda dengan
pembelajaran kompetitif (siswa bekerja saling mengalahkan satu sama lain untuk
mencapai tujuan akademik tertentu, seperti nilai “A” yang hanya bisa diperoleh satu
atau beberapa siswa saja) dan individualistik (siswa bekerja sendiri-sendiri untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang tidak berhubungan dengan atau tidak
berpengaruh terhadap siswa-siswa lainnya). Dalam pembelajaran Kooperatif dan
inividualistik, guru mengevaluasi pekerjaan siswa berdasarkan kriteria tertentu,
sedangkan dalam pembelajaran kompetitf guru menilai berdasarkan peringkat-
peringkat tertentu (standar yang sudah jelas dan baku).
Sependapat dengan pendapat diatas, Anita Lie (dalam Isjoni, 2010:23)
menyebut pembelajaran Kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong,
yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Agar kelompok
dapat bekerja secara efektif dalam proses pembelajaran gotong royong, masing-
masing kelompok perlu mempunyai semangat gotong royong. Semangat gotong
royong ini bisa dirasakan dengan membina niat dan kiat siswa dalam bekerja sama
dengan siswa-siswa lainnya. Menurut Anita Lie (2007:47) niat siswa dibina dengan
beberapa kegiatan yang bisa membuat relasi masing-masing anggota kelompok
lebih erat seperti dibawah ini :
1). Kesamaan Kelompok
Kelompok akan merasa bersatu jika mereka bisa menyadari kesamaan
yang mereka punyai. Kesamaan ini bukan berarti menyeragamkan semua
keinginan, minat dan kemampuan anggota kelompok. Melainkan dengan
masing-masing anggota melihat keunikan rekan-rekannya terlebih dahulu.
Beberapa kegiatan bisa dilakukan untuk memberi kesempatan kepada para
siswa agar lebih mengenal satu sama lain dengan lebih baik dan akrab.
2). Identitas Kelompok
Dalam kelompok juga dapat ditambahkan identitas yang menandakan
ciri dari kelompok mereka. Kelompok dapat merundingkan nama yang tepat
untuk kelompok mereka. Setiap anggota kelompok harus diminta pendapat
dan keputusan tidak boleh dibuat jika ada ynag tidak setuju dengan nama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang dipilih. Sebagai tambahan yang menghibur (biasanya disukai anak-anak
sekolah dasar), masing-masing kelompok bisa membuat atribut yang
menyatukan kelompok mereka tanpa mengorbankan keunikan pribadi.
3). Sapaan dan Sorak Kelompok
Untuk lebih mempererat hubungan dalam kelompok, siswa bisa diminta
menciptakan sapaan dan sorak khas kelompok. Ada kalanya suasana kelas
menjadi jenuh dan membosankan. Dalam saat-saat ini, guru bisa
membangunkan siswa-siswa yang mengantuk karena jenuh dan
menghidupkan semangat belajar siswa dengan meluangkan waktu untuk
sapaan dan sorak kelompok.
Sesuai dengan pendapat para ahli diatas, penulis dapat simpulkan bahwa
pembelajaran Kooperatif sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa ( student
centered). Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada
kebersamaan dalam kelompok-kelompok kecil, baik dalam pemahaman suatu
materi maupun kebersamaan emosi dan sosial setiap anggota. Pembelajaran
Kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam
kerja kelompok untuk menuntaskan materi masalah dalam belajar.
c. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Ada lima elemen/unsur dasar yang membuat pembelajaran Kooperatif
lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individual.
Menurut Miftahul Huda (2011:46) unsur-unsur tersebut adalah :
1). Interpedensi Positif / Ketergantunggan Positif
Interpedensi positif muncul ketika siswa merasa bahwa mereka
terhubung dengan semua anggota kelompoknya, bahwa mereka tidak akan
sukses mengerjakan tugas tertentu jika ada anggota lain yang tidak berhasil
mengerjakan tugas tertentu (begitupun sebaliknya). Dalam suasana
pembelajaran Kooperatif, siswa harus bertanggung jawab pada dua hal: (1)
mempelajari materi yang ditugaskan, dan (2) memastikan bahwa semua
anggota kelompoknya juga mempelajari materi tersebut. Beberapa cara untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mewujudkan interdepensi positif didalam kelompok-kelompok Kooperatif
yaitu :
a) Interpedensi Tujuan Positif; setiap siswa harus menyakini bahwa
mereka dapat mencapai tujuan belajarnya bahwa hanya jika teman-
teman satu kelompoknya dapat mencapai tujuan tersebut.
b) Interpedensi Penghargaan Positif; setiap anggota kelompok
menerima reward (penghargaan) yang sama jika kelompoknya
mampu mencapai tujuannya.
c) Interpedensi Sumber Positif; setiap anggota kelompok harus
memiliki sebagian sumber, informasi, atau materi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas tertentu.
d) Interpedensi Peran Positif; setiap anggota kelompok diberi peran
yang saling komplementer agar sepenuhnya bisa bertanggung jawab
pada usaha kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama.
2). Interaksi Promotif
Interaksi promotif dapat didefinisikan sebagai suatu interaksi dalam
kelompok dimana setiap anggota saling mendorong dan membantu anggota
lain dalam usaha mereka untuk mencapai, menyelesaikan, dan menghasilkan
sesuatu untuk tujuan bersama.
3). Akuntabilitas Individu / Tanggung Jawab Individu
Pada hakikatnya, tujuan pembelajaran Kooperatif, selain untuk
membangun interaksi yang positif, adalah menciptakan individu-individu
yang memiliki kepribadian dan rasa tanggung jawab yang besar. Untuk itulah,
akuntabilitas individu menjadi kunci untuk memastikan bahwa semua
anggota kelompok benar-benar bisa diperkuat kepribadiannya dengan bekerja
sama.
4). Keterampilan Interpersonal dan Kelompok Kecil
Siswa harus diajari keterampilan sosial untuk bekerja sama secara
efektif dan dimotivasi untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam
kelompok-kelompok Kooperatif agar terwujud suasana yang produktif.
Semakin tinggi keterampilan sosial yang dimiliki siswa dan semakin intens
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
guru mengajarkan dan memberikan reward (penghargaan) atas keterampilan-
keterampilan seperti ini, maka semakin besar pencapaian yang dapat
diperoleh kelompok.
5). Pemrosesan Kelompok
Dalam pembelajaran Kooperatif, pemrosesan kelompok dapat
didefinisikan sebagai refleksi kelompok dalam: (1) mendeskripsikan tindakan
apa saja yang membantu dan tidak terlalu membantu, dan (2) membuat
keputusan tentang tindakan apa saja yang dapat dilanjutkan atau perlu diubah.
Tujuan pemrosesan kelompok adalah mengklarifikasikan dan meningkatkan
efektivitas kerja sama antaranggota untuk mencapai tujuan kelompok.
d. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugiyanto (2009: 44), terdapat empat model pembelajaran
kooperatif, diantaranya:
1) STAD (Student Achievement Divisions)
STAD dikembangkan oleh Slavin yang menekankan adanya aktivitas dan
interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu
dalam penguasaan materi.
2) Jigsaw
Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson. Metode ini dilakukan dengan
membentuk kelompok-kelompok dimana setiap kelompok mempunyai
seorang „ahli‟. Para ahli dari tiap kelompok berkumpul untuk saling
membantu mengkaji materi tertentu. Kelompok ini disebut kelompok
pakar (expert group).
3) GI ( Group Investigation )
GI dirancang oleh Herbert Thelen, tipe belajar ini dipandang sebagai tipe
yang paling kompleks dan paling sulit dalam pembelajaran kooperatif. GI
melibatkan siswa sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun
cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Struktural
Tipe Struktural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Beberapa tipe yang termasuk
dalam tipe Struktural adalah:
a). Mencari Pasangan ( Make a Match)
b). Bertukar Pasangan
c). Berpikir-Berpasangan-Berbagi ( Think Pair Share)
d). Berkirim Salam dan Soal
e). Kepala Bernomor (Numbered Heads Together)
f). Kepala Bernomor Terstruktur
g). Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)
h). Keliling Kelompok
i). Kancing Gemerincing
j). Keliling Kelas
k). Lingkaran Dalam – Lingkaran Luar ( Inside-Outside Circle)
l). Tari Bambu
m). Jigsaw
n). Bercerita Berpasangan ( Paired Story Telling)
Dari beberapa macam teknik pembelajaran Kooperatif model struktural,
peneliti akan menggunakan teknik Kancing Gemerincing sebagai teknik dalam
meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun.
e. Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing
Teknik Kancing Gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992).
Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik. Dalam kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota
kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota yang lain. Rita Rani Mandal
dalam jurnal internasional http://mjal.org/Journal/Coop.pdf menuliskan bahwa :
In talking chips, students participate in a group discussion, surrendering a
token each time they speak. This technique ensures equitable participation by
regulating how often each group member is allowed to participate. This
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
technique encourages reticent students to participate and solve
communication or process problems, such as dominating or clashing group
members.
Maksud dari kutipan tersebut adalah dalam teknik Kancing Gemerincing, siswa
berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan menyerahkan kancing setiap kali
mereka berpendapat dalam kelompok. Teknik ini memastikan setiap siswa
berpartisipasi dengan mengatur seberapa sering setiap anggota kelompok
diperbolehkan untuk berpartisipasi. Teknik ini mendorong siswa yang enggan
berpatisipasi untuk berpartisipasi dan memecahkan masalah, komunikasi atau
proses masalah, seperti mendominasi anggota atau bentrok kelompok anggota.
Teknik Kancing Gemerincing dapat digunakan untuk mengatasi hambatan
pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak
kelompok, sering ada anak yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya,
juga ada anak yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dalam
situasi seperti ini pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai
karena anak yang pasif terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan.
Teknik ini memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
Menurut Anita Lie (2007:64) langkah-langkah model pembelajaran
Kooperatif dengan teknik Kancing Gemerincing adalah sebagai berikut :
1). Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa juga
benda-benda kecil lainnya seperti kacang merah, biji kenari, potongan
sedotan, batang-batang lidi, sendok es krim dan sebagainya.
2). Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing
kelompok mendapat dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing
bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan).
3). Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus
menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakannya di tengah-tengah
kelompoknya.
4). Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara
lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5). Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai,
kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagikan kancing lagi
dan mengulangi prosedurnya kembali.
f. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing
Gemerincing Pada Pembelajaran Menulis Pantun
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing yang dikutip dari Anita Lie, maka peneliti membuat implementasi
langkah-langkah pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dalam
pembelajaran menulis pantun untuk siswa kelas IV SD Negeri Palur 02 Kecamatan
Mojolaban sebagai berikut :
1). Guru menyiapkan pembelajaran menulis pantun
2). Guru memberikan topik pantun pada pembelajaran hari itu dan memberi
satu contoh pantun.
3). Siswa dibagi kedalam 5 kelompok, setiap kelompok beranggota 5-6 siswa.
3). Dengan bantuan guru siswa diberikan tugas dalam kelompok untuk
mempelajari dan menemukan ciri-ciri pantun.
4). Setiap anggota kelompok memberikan ide atau gagasan mereka dalam
diskusi kelompok.
5). Guru dan siswa menyimpulkan ciri-ciri pantun, bagi kelompok yang hasil
diskusinya mendekati benar akan mendapat reward.
6). Guru memberikan tugas kelompok untuk membuat 3 pantun sesuai topik,
tapi sebelumnya guru memberi arahan cara kerja kelompok yang sesuai
dengan teknik Kancing Gemerincing.
7). Siswa berdiskusi dan memberikan kancingnya setiap mengeluarkan ide
atau gagasanya.
8). Jika kancing yang dimiliki sudah habis, maka siswa tersebut tidak lagi
diperbolehkan memberikan ide atau gagasan lagi.
9). Setelah diskusi selesai, kelompok-kelompok tersebut mempresentasikan di
depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian Mila
Kartika Sari (2010) “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing
Gemerincing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi (Penelitian
Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kepuh 2 Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010)”. Disimpulkan bahwa
melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Kancing Gemerincing mampu
meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V SDN Kepuh 2 Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010. Keterkaitannya dengan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran Kooperatif
teknik Kancing Gemerincing. Perbedaannya yaitu penelitian Mila Kartika Sari
diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi dan diterapkan pada siswa SD kelas
V, sedangkan penelitian ini diterapkan pada pembelajaran menulis pantun .
Penelitian relevan yang lain dalam penelitian ini adalah Diyah Wulan P
(2011) ”Meningkatkan Aktivitas Belajar Mata Pelajaran IPS Dengan Model
Cooperative Learning Tipe Jigsaw Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Joho 02
Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dapat disimpulkan bahwa
melalui pembelajaran Kooperative tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar
IPS peserta didik kelas IV SD Negeri Joho 02 Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran
2010/2011. Keterkaitannya dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti
peningkatan aktivitas belajar siswa SD. Perbedaannya terletak pada konsep/
matapelajaran yang ditingkatkan dan tipe pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
C. KERANGKA BERPIKIR
Kondisi awal prasiklus aktivitas belajar menulis pantun tergolong rendah
yaitu mendapat skor rata-rata 48,2. Guru kelas mengajar dengan menggunakan
metode pembelajaran ceramah dengan berlebihan, hal tersebut dapat berdampak
pada prestasi belajar bahasa Indonesia khususnya menulis pantun. Melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengamatan peneliti, siswa banyak mendengarkan dan melihat, pola interaksi yang
terjadi didalam kelas hanya satu arah, yaitu siswa-guru. Hal tersebut dikarenakan
(1) model pembelajaran yang digunakan guru menonjolkan pada metode ceramah
guru, (2) tidak adanya penggunaan media pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa sehingga siswa merasa bosan.
Untuk menanggulangi masalah tersebut dibutuhkan model pembelajaran
yang menjadikan siswa lebih aktif berinteraksi dengan siswa lain. model
pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing. Dalam teknik ini, setiap siswa dibagikan kancing/manik-manik dan
ketika siswa memberikan idenya didalam kelompok maka siswa memberikan satu
kancing/manik-maniknya tersebut, saat kancing/manik-manik sudah habis maka
kesempatan untuk memberikan ide sudah habis. Dalam penerapannya, model
pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing akan dilaksanakan selama 2
siklus atau sampai aktivitas belajar menulis pantun siswa meningkat.
Setelah diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Kancing
Gemerincing di kelas, aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Bahkan skor rata-
rata aktivitas belajar siswa melebihi indikator pencapaian yakni 85,35. Berikut ini
gambar alur kerangka berpikir yang mempunyai gambaran jelas dalam melakukan
penelitian yang ditunjukkan pada gambar 2.2 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2.2. Bagan kerangka berpikir
D. HIPOTESIS
Dari kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dipaparkan di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing Dapat Meningkatkan
Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siswa Kelas IV SDN Palur 02 Kecamatan
Mojolaban.
Tindakan
Kondisi
akhir Teknik Kancing Gemerincing
dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa
Pembelajaran menulis
pantun menggunakan
teknik Kancing
Gemerincing
Guru mengajar dengan
mendominasi dan
menggunakan metode ceramah
terlalu berlebihan pada
pembelajaran menulis pantun
Siklus II
Siklus I
Aktivitas belajar
menulis pantun
rendah
Kondisi
awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo pada semester II tahun ajaran 2011/2012. SDN Palur 02
terletak + 6 KM sebelah selatan kantor kecamatan Mojolaban. Keadaan sarana
prasarana di sekolah dasar tersebut cukup menunjang pembelajaran; terdapat
laboratorium komputer, perpustakaan yang cukup luas serta ruang kelas yang
nyaman. Pemilihan tempat penelitian tersebut dikarenakan beberapa pertimbangan
antara lain: terdapat permasalahan yaitu rendahnya aktivitas belajar siswa serta
belum pernah diadakan penelitian di SD Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban .
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 7 bulan, dimulai bulan Januari sampai bulan
Juli tahun 2012. Siklus pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 23 April 2012 dan
hari Rabu tanggal 25 April 2012. Sedangkan siklus kedua dilaksanakan hari Senin
tanggal 30 April 2012 dan hari Rabu tanggal 2 Mei 2012. Adapun rincian jadwal
penelitan dapat dilihat pada lampiran 1 yang terlampir.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Palur 02 Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 semester II dengan
jumlah siswa 25 siswa, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar menulis pantun. Data
yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder.
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung saat penelitian.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa dan guru melalui kegiatan
belajar mengajar kelas IV SD Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran menulis pantun. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data
yang berasal dari pihak yang masih ada kaitannya dengan siswa, tetapi tidak secara
langsung mengetahui keberadaan atau berhubungan langsung dengan siswa.
Sumbe data sekunder pada penelitian ini adalah dokumen (video, foto atau arsip
sekolah yang relevan dengan masalah penelitian).
D. Bentuk Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam
terjemahan bahasa Inggris adalah Classroom Action Research. Menurut Basrowi
dan Suwandi (2008:28) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan dalam
bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sebagai dasar pemikiran, Lewin ( dalam Basrowi dan Suwandi, 2008:28)
menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi yang bersifat demokratis. Lebih
lanjut dikatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu rangkaian langkah-
langkah (a spiral of step). Setiap langkah terdiri atas empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data. Menurut Suharsimi (2006:223) terdapat 5 teknik
pengumpulan data, yaitu tes, kuesioner atau angket, interviu, observasi dan
dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 teknik
pengumpulan data. Terknik tersebut antara lain :
1. Observasi
Dalam arti luas observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti. Sedangkan
dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap
gejala yang diteliti (Anwar Sutoyo,2009:73). Dalam rumusan diatas
dapat diambil satu kunci kata untuk pengertian observasi yaitu
pengamatan. Observasi dilaksanakan oleh peneliti, rekan sejawat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
guru kelas dalam proses pembelajaran menulis pantun siswa kelas IV SD
Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban untuk memperoleh data tentang
aktivitas belajar menulis pantun. Observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang utama dalam mengumpulan data tentang
aktivitas belajar menulis pantun.
2. Angket
Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan
atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan
dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui atau perlu dijawab oleh responden (Anwar Sutoyo,2009:167).
Peneliti menggunakan pengumpulan data teknik angket untuk
memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa menulis pantun. Angket
merupakan teknik pengumpulan data pendukung dalam mengumpulkan
data aktivitas belajar menulis pantun.
3. Dokumentasi
Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan
catatan sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru
dan siswa. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
tentang aktivitas belajar siswa melalui arsip sekolah berupa daftar nama
siswa kelas IV dan data nilai. Selain itu, saat proses pembelajaran
berlangsung dilakukan dokumentasi berupa foto dan video tentang
pembelajaran menulis pantun. Dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data pendukung dalam mengumpulkan data aktivitas
belajar menulis pantun.
F. Uji Validitas Data
Dalam penelitian dituntut untuk memperoleh data secara objektivitas,
untuk memenuhi kriteria ini dalam penelitian, maka kesahihan (validitas) dan
terandalan (reabilitas) harus dipenuhi. Maka penulis menggunakan teknik
triangulasi metode dan triangulasi data sebagai validitas data penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Triangulasi metode adalah teknik mengumpulkan data yang sejenis tetapi
dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Untuk
mendapat data tentang aktivitas belajar siswa, peneliti akan membandingkan data
dari teknik observasi, angket dan dokumentasi. Sedangkan triangulasi data adalah
membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang
telah diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Informasi dari narasumber
yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber lainnya. Dalam
penelitian ini, peneliti membandingkan data aktivitas belajar menulis pantun dari
siswa dan guru melalui angket yang dibagikan kepada siswa dan observasi yang
dilakukan guru kelas.
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data satu
dengan data yang lain. Selanjutnya Suwandi (2011:44) menjelaskan bahwa analisis
data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,
mengabstraksikan, mengorgansasikan data secara sistematik dan rasional untuk
menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan PTK. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data
model Miles dan Huberman yang dilakukan dalam 3 langkah, yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pengumpulan data penelitian. Data
dipilih, disederhakan melalui seleksi, serta ditransformasikan dari data
kasar. Hasil reduksi berupa data yang murni diuraikan secara singkat,
yang digolong-golongkan sesuai tema-tema yang ada. Reduksi data
merupakan bentuk analisis yang menajamkan, membuang yang tidak
perlu, mengarahkan, menggolongkan, dan mengorganisasi data sehingga
diperoleh suatu kesimpulan.
2. Display/ penyajian data
Proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk paparan
naratif, representasi tabulasi termasuk format matriks, representasi, tabel,
grafis, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Verifikasi/ kesimpulan
Proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi
tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan
padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
Proses analisis tersebut dapat digambarkan dengan bagan pada gambar 3.1
berikut ini:
Gambar 3.1. Teknik analisis data model Miles dan Huberman
(Sumber Iskandar, 2009:75)
H. Indikator Kinerja Penelitian
Penelitian ini dikatakan berhasil jika penerapan model pembelajaran
Kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun siswa kelas IV SD
Negeri Palur 02 Kecamatan Mojolaban minimal mencapai skor rata-rata
keseluruhan aspek sebesar 75 secara klasikal.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa
siklus hingga indikator pencapaian dapat tercapai. Untuk dapat mencapai indikator
pencapian tersebut dilakukan langkah-langkah kegiatan yang tercakup dalam
prosedur penelitian. Dalam setiap siklus dilaksanakan 2 pertemuan, setiap
pertemuan terdiri dari langkah-langkah yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan
Penyediaan data
Reduksi data
Display data
Data collection
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Langkah-langkah
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2. Bagan siklus PTK
(Sumber Suharsimi Arikunto, dkk, 2011: 16)
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa keempat tahap dalam
penelitian tersebut terdiri dari unsur-unsur yang membentuk sebuah siklus, dimana
satu putaran kegiatan beruntun diawali dari perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi ( reflecting). Adapun prosedur
tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Siklus I
1. Perencanaan
Untuk mengidentifikasi masalah di SD Negeri Palur 02 Kecamatan
Mojolaban, peneliti melakukan obeservasi dua kali. Observasi pertama
dilakukan untuk melihat secara umum keadaan proses belajar mengajar di
kelas IV di SD tersebut. Setelah mendapat permasalahan peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas dan salah satu siswa untuk
Perencanaan
Siklus I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memastikan fokus permasalahan. Observasi kedua, peneliti telah
menyiapkan lembar pengamatan instrumen dari fokus permasalahan untuk
mencari data sebelum tindakan. Setelah memahami permasalah
penyusunan RPP sebagai penyelesaian masalah.
2. Tindakan
Penerapan perencanaan yang telah dibuat. Dalam siklus I
dilaksanakan 2 kali pertemuan.
Pertemuan I
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah
sebagai berikut :
a. Sebelumnya guru memberikan penjelasan seputar pantun.
b. Guru memberikan beberapa contoh pantun nasihat.
c. Kemudian siswa dibentuk dalam 5 kelompok.
d. Dalam kelompok siswa mengidentifikasi ciri pantun.
e. Siswa dibagikan kancing-kancing baju, masing-masing mendapat
3 kancing.
f. Melalui teknik Kancing Gemerincing, siswa dalam kelompok
belajar membuat pantun nasihat. Caranya : setiap kali siswa
memberikan ide/pendapatnya untuk membuat pantun, maka
kancing yang dimilikinya harus dimasukkan kedalam kotak-kotak
yang tersedia. Jika kancing telah habis, maka kesempatannya
memberikan ide/pendapat telah habis.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum jelas.
h. Siswa dengan bimbingan guru melakukan penyimpulan.
i. Guru meminta siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu
dengan beracuan gambar tentang nasihat.
Pertemuan II
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada petemuan kedua adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Guru memberikan contoh sebuah pantun dan meminta siswa untuk
mengidentifikasi pantun tersebut.
b. Guru meminta beberapa siswa membuat pantun jenaka didepan
kelas.
c. Siswa dibagi dalam 5 kelompok.
d. Siswa dibagikan kancing, masing-masing 3 buah buah.
e. Siswa dalam kelompok berdiskusi dengan teknik Kancing
Gemerincing.Caranya: Guru akan memberikan 15 pertanyaan
yang dibagikan disetiap kelompok dan siswa menjawab secara
diskusi. Setiap siswa hanya memiliki 3 kali kesempatan
menjawab pertanyaan. Setelah menjawab pertanyaan maka
kancingnya harus diletakkan pada kotak-kotak yang telah tersedia
ditengah-tengah kelompok. Jika kancing telah habis kesempatan
menjawab pun telah habis.
f. Setelah diskusi selesai, siswa beserta guru menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang didiskusikan. Kemudian menghitung jumlah
jawaban yang benar yang diperoleh disetiap kelompok.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal yang belum jelas.
h. Siswa dengan bimbingan guru melakukan penyimpulan.
i. Guru meminta siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu
dengan beracuan gambar tentang jenaka.
3. Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti, teman sejawat
dan wali kelas IV sebagai observer mengamati aktivitas belajar siswa
dalam menulis pantun menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Dari hasil pengamatan, guru kelas sudah cukup baik dalam
mengajar di kelas. Namun aktivitas siswa belum sepenuhnya meningkat.
Peningkatan terbanyak terdapat pada aspek visual dengan skor rata-rata
awal sebelum tindakan adalah 43,5 menjadi 76,8. Sedangkan skor rata-rata
terendah terdapat pada aspek oral yaitu hanya 35,6. Saat proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran pada pertemuan pertama hanya 4 siswa yang mengajukan
pertanyaan. Sedangkan pada pertemuan kedua terdapat 8 siswa yang
berani bertanya. Dalam diskusi kelompok terlihat belum semua siswa
aktif berdiskusi.
4. Refleksi
Tahap refleksi data dan pembelajaran yang telah dilaksanakan
dievaluasi dan dianalisis. Dalam siklus I ini, skor rata-rata secara klasikal
sebesar 62,8 sehingga indikator ketercapaian belum tercapai. Peneliti dan
guru kelas merumuskan secara bersama-sama pemecahan dari masalah
yang terjadi pada siklus I ini, sehingga didapat beberapa langkah
perbaikan, yaitu: a) memberikan motivasi berupa video motivasi sehingga
siswa bersemangat dan tertarik untuk ikut berperan serta dalam
pembelajaran, b) memberikan penjelasan aturan permainan Kancing
Gemerincing dengan seksama, sehingga siswa memahami betul aturan
main dalam permainan. c) menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih
bervariasi agar siswa tertarik untuk menjawab.
Siklus II
Pada siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti siklus I
tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil refleksi yang
diperoleh pada siklus I. Selanjutnya disusun pelaksanaan berdasarkan hasil
perbaikan perencanaan tersebut. Perbaikan perencanaan tersebut bertujuan
untuk menghindari kelemahan dan kesalahan yang masih terjadi di siklus
I.
1. Perencanaan
Perencanaan ulang dengan mempertimbangkan hasil refleksi dari
siklus I berupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat
dalam 2 pertemuan, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan lembar
penilaian, mempersiapkan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi
dan mempersiapkan video motivasi si cak dan si pot dan video the 4 finger
pianist dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Tindakan
Penerapan perencanaan yang telah dibuat dengan perbaikan dari
siklus I melalui analisis dan evaluasi .
Pertemuan I
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah
sebagai berikut :
a.Guru menggunakan slide untuk menjelaskan materi dan
menayangkan berbagai contoh pantun.
b. Melalui tanya jawab siswa mengidentifikasi jenis pantun tersebut
dan membacanya secara bersama.
c. Guru menugaskan siswa secara individu membuat pantun
d.Guru menawarkan beberapa siswa untuk maju kedepan
membacakan pantun buatannya.
e. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
f. Setiap siswa dibagikan kancing baju sebanyak 3 buah untuk
diskusi dengan teknik Kancing Gemerincing. Caranya : setiap kali
siswa memberikan ide/pendapatnya untuk membuat pantun, maka
kancing yang dimilikinya harus dimasukkan kedalam kotak-kotak
yang tersedia. Jika kancing telah habis, maka kesempatannya
memberikan ide/pendapat telah habis.
g. Setiap kelompok akan membuat pantun anak sukacita.
h. Kelompok diberikan waktu untuk diskusi.
i. Saat waktu diskusi habis, guru memberikan kesempatan
perwakilan setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi.
j. Guru menanyakan kepada siswa hal yang belum jelas.
k. Siswa dengan bimbingan guru melakukan penyimpulan.
l. Guru meminta siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu
dengan beracuan gambar tentang kesukaan anak-anak.
Pertemuan II
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Guru memberikan contoh-contoh pantun dan meminta siswa untuk
mengidentifikasi pantun jenis apa.
b. Guru meminta siswa dalam kelompok kecil (satu meja satu
kelompok) membuat pantun teka-teki .
c. Guru menawarkan kepada siswa untuk membacakan pantun
buatannya didepan kelas.
d. Siswa dibagikan kancing untuk berdiskusi dengan teknik Kancing
Gemerincing.
e. Setiap siswa mendapat 3 kancing, setiap siswa mendapat
kesempatan menjawab sebanyak kancing tersebut. Guru
memberikan pertanyaan dalam setiap kelompok. Siswa yang telah
memiliki kancing berhak menjawab dan saat kancingnya tersebut
telah habis, maka kesempatan menjawab telah habis pula.
f. Setelah diskusi berakhir, siswa beserta guru menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam diskusi.
g. Guru menanyakan hal yang belum jelas.
h. Siswa dengan bimbingan guru melakukan penyimpulan.
i. Guru meminta siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu
3. Observasi
Pengamatan kembali dilakukan oleh peneliti, teman sejawat dan wali
kelas dalam proses pembelajaran. Objek yang diamati adalah aktivitas
belajar menulis pantun dan kegiatan mengajar peneliti sebagai guru kelas
yang mengajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif teknik
Kancing Gemerincing. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas
belajar menulis pantun siswa lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Banyak siswa mulai berani mengajukan pertanyaan, dalam diskusi
kelompok siswa sudah dapat mengikuti kegiatan diskusi dengan peraturan
yang tepat. Selain itu guru kelas (peneliti) lebih lancar menerapkan
pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif teknik
Kancing Gemerincing. Aspek oral dan mental merupakan aspek dengan
skor terendah yakni 76,2 dan 78,8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan menujukkan
adanya peningkatan aktivitas belajar menulis pantun. Masalah-masalah yang
ditemui pada siklus I dapat diatasi dengan gagasan solusi yang telah
dirumuskan dan diterapkan pada siklus II. Oleh karena skor rata-rata aktivitas
belajar menulis pantun telah mencapai indikator kinerja, yaitu 85,35, maka
penelitian ini telah berhasil dan pelaksanaan tindakan bisa dihentikan (tidak
perlu melaksanakan siklus lanjutan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum menerapkan pembelajaran dengan teknik Kancing Gemerincing,
dilakukan 2 kali observasi dan wawancara sebagai tahap awal dalam memperoleh
sumber informasi. Observasi pertama dimaksudkan sebagai gambaran awal serta
identifikasi permasalahan yang ada di kelas IV untuk mendapatkan masalah yang
akan diangkat sebagai permasalahan. Setelah mendapat gambaran keadaan kelas
IV, dilakukan observasi kedua dengan instrumen pengamatan berupa lembar
observasi aktivitas belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan
guru kelas IV SDN Palur 02 tersebut diperoleh informasi bahwa dari 25 siswa kelas
IV tersebut, rata-rata kelas mendapat skor sangat rendah, yaitu rata-rata aktivitas
belajar menulis pantun sebesar 48,2. Agar lebih jelas kondisi awal aktivitas belajar
siswa menulis pantun dapat dilihat pada tabel 4.1 yang diolah pada lampiran 8.
Tabel 4.1. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Pratindakan
No Kategori Aspek Aktivitas Belajar Siswa Rata
-rata Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1. Sangat Baik (skor >80) 0 0 9 4 4 9 0 2
2. Baik (skor 71-80) 0 0 2 6 6 0 1 0
3. Cukup (skor 61-70) 0 1 3 5 0 0 0 0
4. Kurang (skor 51-60) 0 1 2 2 0 0 1 0
5. Sangat Kurang (skor
<51) 25 23 9 8 15 16 23 23
Jumlah siswa 25 25 25 25 25 25 25 25
Rata-rata 43,5 31 63,3 61 57 58 36,6 35 48,2
Dari tabel 4.1 yaitu skor aktivitas belajar menulis pantun pada siswa kelas
IV SD Negeri 02 Palur Mojolaban sebelum dilakukan tindakan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
teknik Kancing Gemerincing dapat disajikan dalam bentuk diagram 4.1 sebagai
berikut :
Gambar 4.1. Diagram Skor Aktivitas Menulis Pantun pada Pratindakan
Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram 4.1 diatas, diketahui bahwa 8 aspek
aktivitas belajar pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan masih sangatlah
kurang. Hal tersebut dilihat dari rata-rata masing-masing aspek aktivitas belajar
yang sebagian besar termasuk kedalam kategori sangat kurang yakni sebagai
berikut :
Aspek visual yakni aspek aktivitas belajar dalam hal memperhatikan
gambar atau media pembelajaran dan membaca pantun dipapan tulis mendapatkan
rata-rata 43,5 yang termasuk dalam kategori sangat rendah. Tidak ada siswa yang
tergolong aktif melainkan keseluruhan siswa tergolong dengan aktivitas sangat
kurang yaitu sebanyak 25 siswa.
Aspek oral yakni aspek aktivitas belajar dalam hal bertanya pada guru,
menyampaikan ide/pendapat dalam kelompok dan menjawab pertanyaan guru
mendapat rata-rata 31 yang tergolong sangat rendah. Sebanyak 1 siswa yang
tergolong cukup aktif dan terdapat 1 siswa yang tergolong kurang aktif. Namun
0
5
10
15
20
25
30
Ju
mla
h S
isw
a
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebagian besar siswa yaitu 23 siswa tergolong sangat kurang aktif. Aspek oral
tersebut merupakan aspek aktivitas belajar siswa kelas IV SD N Palur 02
Mojolaban yang terendah.
Aspek listening yakni aspek aktivitas belajar dalam hal mendengarkan
penjelasan guru, mendengarkan ide/pendapat teman lain dalam kelompok dan
memdengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun di depan kelas
mendapat skor rata-rata 63,3. Terdapat 9 siswa yang masuk dalam kategori siswa
sangat baik aktivitasnya , 2 siswa juga tergolong siswa baik aktivitasnya. Namun
juga terdapat 3 siswa yang cukup aktif, 2 siswa kurang aktif dan 9 siswa sangat
kurang aktif. Aspek listening merupakan aspek dengan rata-rata tertinggi dan msuk
dalam kategori cukup.
Aspek writing yakni aspek aktivitas belajar dalam hal mencatat pokok-
pokok penjelasan, mengerjakan tugas membuat pantun, menyalin tulisan guru yang
ada di papa tulis, dan menulis pantun dengan ciri yang benar mendapat skor rata-
rata 61. Skor rata-rata tersebut membuat aspek writing termasuk dalam kategori
cukup. Terdapat 4 siswa yang aktivitasnya sangat baik, 6 siswa dengan aktivitas
baik dan 5 siswa dengan aktivitas cukup aktif. Namun terdapat 2 siswa dengan
aktivitas tergolong kurang dan 8 siswa tergolong memiliki aktivitas sangat kurang.
Aspek drawing yakni aspek aktivitas belajar dalam hal membuat pola
pantun dengan format isi dan sampiran mendapat skor rata-rata 57. Terdapat 4
siswa dengan aktivitas yang sangat baik dan 6 siswa dengan aktivitas yang baik.
Namun juga terdapat 15 siswa dengan aktivitas siswa sangat kurang.
Aspek motor atau aspek dalam hal diskusi dengan Kancing Gemerincing
dan keikutsertaan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan Kancing Gemerincing
mendapat skor rata-rata 58. Terdapat 9 siswa dengan keaktifan sangat baik namun
16 siswa lainnya tergolong siswa dengan aktivitas sangat rendah.
Aspek mental mendapat skor rata-rata 36,6. Skor tersebut masuk dalam
kategori sangat kurang. Dari jumlah keselurahan siswa, 1 siswa tergolong dengan
aktivitas baik dan 1 siswa dengan aktivitas kurang dan sisanya 23 siswa termasuk
dalam siswa yang sangat kurang aktif. Aspek ini menyangkut aktivitas belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam hal memberikan tanggapan didalam kelompok, memberikan tanggapan
didalam kelas dan penyelesaian soal-soal diskusi.
Aspek emosional mendapat skor rata-rata 35. Dari jumlah keselurahan
jumlah siswa, terdapat 2 siswa saja yang termasuk dalam kategori siswa yang
sangat aktif namun 23 siswa termasuk dalam kategori siswa yang sangat kurang
aktif. Aspek emosional menyangkut aktivitas belajar siswa dalam hal bersemangat
mengikuti pembelajaran dan keberanian maju kedepan kelas membacakan hasil
diskusi kelompok. Kurang baiknya kedelapan aspek tersebut dikarenakan
kurangnya penggunaan media pembelajaran dan banyaknya penggunaan metode
ceramah saat pembelajaran sehingga pembelajaran didominasi siswa yang pandai
saja.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya materi menulis pantun dengan
mengadakan penelitian di kelas IV dengan menerapkan teknik Kancing
Gemerincing. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yang
masih rendah sehingga hasil pembelajarannya pun lebih memuaskan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Diskripsi siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu hari Senin tanggal 23
April 2012 dan hari Rabu tanggal 25 April 2012. Setiap pertemuan dilaksanakan
selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
pada siklus I yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan
Sesuai hasil pengamatan awal bahwa kegiatan pembelajaran di kelas
menunjukan aktivitas belajar siswa sangat rendah. Dari 8 aspek yang dirumuskan,
aspek listening dan writing yang mendapat skor cukup daripada aspek yang lainnya
yakni 63,3 dan 61. Perolehan skor untuk aspek visual, oral, drawing, motor, mental
dan emosional tergolong sangat rendah. Bertolak dari hal tersebut, diadakan
konsultasi dengan guru kelas mengenai alternatif yang dapat digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meningkatkan aktivitas belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa secara menyeluruh. Akhirnya, alternatif pemecahan masalah
yang digunakan yaitu model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing.
Langkah yang dilakukan peneliti yaitu:
1) Memilih SK, KD, dan indikator.
Dari beberapa standart kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
yang dirumuskan dalam kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
kelas IV SD, peneliti memilih yang sesuai dengan permasalahan yang
terjadi yaitu materi membuat pantun.
2) Menyusun RPP yang dikonsultasikan dengan guru kelas.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat berdasarkan SK,
KD dan indikator yang telah dipilih dan dikembangkan sesuai dengan
karakteristik sekolah dasar yang dijadikan tempat penelitian. RPP yang
dibuat pada siklus I mencakup kegiatan yang dilaksanakan dalam
pertemuan I dan pertemuan II. RPP tersebut mencakup standart
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran,
dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran, media dan sumber belajar serta lembar
penilaian.
3) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran.
Alat dan media pembelajaran merupakan salah satu penunjang
kualitas pembelajaran. Alat yang telah tersedia di kelas IV SDN Palur 02
Mojolaban sudah sangat baik, misalnya papan tulis yang masih baru
sehingga keadaanya masih sangat baik, kapur yang tersedia cukup banyak
sehingga tidak kekurangan kapur serta peneliti juga mempersiapkan alat
pembelajaran berupa nomor-nomor absen siswa yang dibuat dari karton
sebagai identitas siswa, nama kelompok yang dipakai sebagai identitas
setiap kelompok. Media yang dipersiapkan adalah beberapa buah kancing
baju warna-warni dan karton sebagai tempat meletakkan kancing-kancing
baju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Mempersiapkan LKS dan soal evaluasi.
Setiap akhir pembelajaran selalu diberikan soal-soal evaluasi sebagai
tolok ukur peningkatan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
Pemberian soal evaluasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengisi
lembar observasi pada aspek drawing dan writing yang berisi kemampuan
siswa dalam membuat pantun dengan pola sampiran dan isi yang tepat.
5) Mempersiapkan lembar observasi dan angket aktivitas belajar siswa.
Mempersiapkan dalam hal ini menyiapkan atau menggandakan
jumlah lembar observasi sejumlah 3 eksemplar setiap 1 pertemuan dan
angket aktivitas belajar siswa beserta lembar jawab sejumlah 25 lembar.
6) Menyiapkan alat dokumentasi
Alat dokumentasi yang digunakan berupa kamera digital. Proses
pembelajaran yang berlangsung direkam dan diambil gambar sebagai
dokumentasi.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru kelas sekaligus observer.
Peneliti dibantu oleh guru kelas IV dan teman sejawat dalam mengamati aktivitas
belajar siswa di kelas.
1). Pertemuan I
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 April
2012 pada pukul 07.00 – 08.10 WIB. Materi pantun yang diajarkan adalah pantun
nasihat. Mencakup pengertian pantun, macam-macam pantun dan langkah
membuat pantun. Siswa terlebih dahulu diatur tempat duduknya untuk
mempermudah penskoran dikarenakan peneliti belum begitu hafal nama-nama
siswa sehingga menggunakan nomor absen sebagai identitas siswa. Siswa duduk
berderet kesamping sesuai dengan urutan nomor absen mereka.
Pada pertemuan pertama ini, pelajaran menulis pantun yang diajarkan
yaitu pengertian pantun, ciri-ciri pantun, macam-macam pantun dan langkah
membuat pantun nasihat. Sebagai kegiatan awal guru memberikan contoh pantun
nasihat dari kata kunci “ibu”. Siswa dengan bimbingan guru diminta untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengidentifikasi ciri pantun tersebut. Setelah itu guru menanyakan kepada siswa
pengertian pantun. Selanjutnya guru memotivasi siswa dengan bernyanyi bersama
lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” sebagai pengantar bahwa Indonesia memang
terdiri pulau-pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Pada kegiatan
inti guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5
siswa. Guru membagikan media kancing baju warna-warni, setiap siswa mendapat
3 buah kancing. Selain kancing, guru juga membagikan wadah atau kotak-kotak
untuk kancing baju dan lembar kerja kelompok. Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan model Kooperatif teknik Kancing Gemerincing. Setelah itu,
setiap kelompok diminta untuk membuat pantun nasihat dengan menerapkan teknik
Kancing Gemerining. Caranya adalah setiap kali siswa memberikan
ide/pendapatnya untuk membuat pantun nasihat maka kancing yang dimilikinya
harus dimasukkan kedalam kotak-kotak yang tersedia. Jika kancing telah habis,
maka kesempatannya memberikan ide/pendapat telah habis. Siswa secara
bergantian mengemukakan idenya untuk membuat pantun nasihat. Jika kancing
telah habis semua dan soal belum selesai dikerjakan, maka dalam kelompok
tersebut boleh membagikan kancing lagi sampai pantun nasihat dapat dikerjakan
dengan baik. Setelah berdiskusi, perwakilan setiap kelompok diminta maju untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang hasilnya paling baik berupa hadiah pensil. Setelah semua kelompok
manyampaikan hasil diskusinya, siswa mengerjakan evaluasi secara individu untuk
mengetahui tingkat kemampuan membuat pantun nasihat. Sebagai kegiatan akhir
guru memberikan penguatan materi dan membuat kesimpulan bersama dengan
siswa.
2). Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 25 April 2012
selama 2x35 menit. Pembelajaran dimulai pukul 07.00 – 08.10 WIB. Materi yang
diajarkan adalah membuat pantun jenaka. Sebagai kegiatan awal guru melakukan
apersepsi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan
tujuan memberikan penguatan dan mengingat kembali pada pelajaran yang telah
dilaksanakan. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai ciri-ciri pantun dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
langkah-langkah membuat pantun. Kemudian guru bertanya kepada siswa makna
kata jenaka sebagai pengantar membuat pantun jenaka. Pada kegiatan inti guru
memberikan contoh pantun jenaka dan meminta siswa untuk mengidentifikasi
pantun tersebut. Setelah siswa paham mengenai ciri-ciri pantun maka secara acak
guru meminta beberapa siswa untuk membuat pantun jenaka di depan kelas. Setelah
dirasa cukup memahami tentang pantun jenaka guru membagi siswa menjadi 5
kelompok. Kemudian guru memberikan kancing kepada tiap-tiap siswa. Guru
memberi 15 pertanyaan yang dijawab dalam kelompok. Siswa berdiskusi dengan
langkah pembelajaran Kancing Gemerincing yaitu : setiap siswa hanya memiliki 3
kali kesempatan menjawab pertanyaan-pertanyaan diskusi. Setiap kali siswa
menjawab pertanyaan maka harus meletakkan kancing baju kedalam wadah yang
telah disiapkan. Ketika kancing habis maka kesempatan menjawab telah habis.
Setelah selesai, siswa dan guru mencocokan jawaban pertanyaan ditiap kelompok.
Kelompok dengan jawaban benar paling banyak adalah kelompok pemenang.
Siswa mengerjakan evaluasi berupa membuat pantun dengan gambar badut untuk
mengetahui tingkat kemampuan menulis siswa. Pada kegiatan akhir guru
memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Observasi
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam menulis pantun melalui model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing. Dalam melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dan teman
sejawat. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, angket
dan kamera. Tujuan dilaksanakannya observasi adalah untuk mendapatkan data
mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran menulis pantun menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tekik Kancing Gemerincing dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gemerincing dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa menulis pantun di kelas
IV. Uraian observasi tiap pertemuan pada Siklus I sebagai berikut :
1). Hasil aktivitas belajar siklus I
Data hasil aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan saat
pembelajaran selama proses pembelajaran siklus I baik pertemuan I maupun
pertemuan II. Berikut akan diceritakan hasil observasi yang didapat pada siklus I.
Pada pertemuan pertama, saat guru memberikan contoh pantun nasihat, ada
beberapa siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya. Hal ini menyebabkan
suasana kelas menjadi gaduh. Pada saat guru meminta beberapa siswa menjelaskan
ciri-ciri pantun, siswa masih cenderung malu hanya beberapa siswa yang berani
menjawab. Kemudian pada saat siswa berdiskusi dengan teknik Kancing
Gemerincing belum semua siswa menghabiskan kancing yang dimiliki untuk
diletakkan kedalam wadah atau kotak yang disediakan. Hal ini mengindikasikan
bahwa siswa belum semuanya aktif dalam berdiskusi. Selain itu ada beberapa dari
mereka berbicara dengan teman satu kelompok dan melalaikan mengerjakan lembar
diskusi yang ditugaskan. Namun sebagian besar siswa terlihat senang terhadap
proses pembelajaran. Hal tersebut membuat peneliti semakin yakin akan adanya
peningkatan skor rata-rata pada aspek emosional jika siswa diberikan motivasi lebih
baik lagi pada siklus berikutnya.
Pada pertemuan kedua, suasana kelas belum tertib karena ada beberapa
siswa yang masih gaduh sendiri meskipun jam pelajaran sudah mulai. Saat guru
memulai pelajaran dengan melakukan tanya jawab tentang makna kata jenaka
hanya beberapa siswa yang mulai berani menjawab pertanyaan guru. Pada saat guru
menawarkan beberapa siswa untuk membuat pantun jenaka banyak siswa yang
masih malu-malu untuk maju kedepan oleh karena itu guru harus menunjuk
beberapa siswa tersebut untuk maju kedepan kelas. Ketika berdiskusi, terlihat siswa
masih belum melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya. Selain itu dalam
menjawab siswa belum terlalu lancar dalam menyusun kata-kata sehingga makna
kalimat susah dimengerti. Namun semangat belajar siswa mulai terlihat lebih
bersemangat dibandingkan dengan pertemuan pertama.
Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai tingkat keaktifan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing. Observasi ini dilakukan dalam rangka mengamati aktivitas belajar
siswa pada proses belajar mengajar. Data hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I
(lampiran 12) ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus I
No Kategori Aspek Aktivitas Belajar Siswa
Rata-
rata
Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1. Sangat Baik (skor >80) 12 0 12 5 12 7 0 3
2. Baik (skor 71-80) 6 2 3 9 7 9 3 0
3. Cukup (skor 61-70) 5 1 4 8 3 2 4 0
4. Kurang (skor 51-60) 0 0 1 2 0 0 7 0
5. Sangat Kurang (skor
<51) 1 22 5 1 3 7 11 22
Jumlah siswa 25 25 25 25 25 25 25 25
Rata-rata 76,8 35,6 72,8 71,6 77 69 55,8 44 62,8
Berdasarkan tabel 4.2. di atas, maka dapat disajikan dengan diagram pada
gambar 4.2. sebagai berikut:
Gambar 4.2. Dagram Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun pada Siklus I
0
5
10
15
20
25
Ju
mah
Sis
wa
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan data dari tabel 4.2 dan diagram 4.2 di atas diketahui bahwa
aktivitas belajar menulis pantun siswa kelas IV SD N Palur 02 Mojolaban
mengalami peningkatan. Pada kondisi awal aktivitas belajar menulis pantun hanya
mendapat skor 48,2 namun pada siklus I skor aktivitas belajar siswa menjadi 62,8.
Dari kondisi tersebut, meningkat sebanyak 14,89. Peningkatan tersebut terdapat
pada setiap aspek aktivitas belajar yang akan dipaparkan sebagai berikut:
Skor rata-rata aspek visual pada siklus I meningkat menjadi sebesar 76,8
dari skor awal hanya sebesar 50. Jika dibandingkan dengan skor sebelum dilakukan
tindakan, skor pada aspek visual meningkat sebesar 26. 1 siswa masuk kedalam
kategori aktivitas belajar sangat kurang, 5 siswa masuk kedalam kategori aktivitas
belajar yang cukup, 6 siswa kategori aktivitas belajar yang baik dan 12 siswa masuk
kedalam aktivitas belajar sangat baik. Skor rata-rata aspek visual tersebut
dikategorikan kedalam kategori dengan aktivitas belajar yang baik.
Skor rata-rata aspek oral pada siklus I meningkat menjadi 35,6.
Dibandingkan dengan skor rata-rata pada kondisi sebelum dilakukan tindakan,
yakni 31, sudah mengalami peningkatan sebesar 4,5. Dengan peningkatan skor
yang sangat kecil tersebut, aspek oral belumlah cukup memuaskan sehingga masuk
kedalam kategori nilai sangat kurang. Sejumlah 22 siswa termasuk dalam kategori
aktivitas belajar sangat kurang, 1 siswa tergolong dalam aktivitas belajar yang
cukup dan hanya 2 siswa yang memiliki aktivitas belajar baik.
Aspek listening mendapat skor rata-rata sebesar 72,8 sehingga masuk
kedalam aktivitas belajar kategori baik. Dibandingkan dengan skor pada sebelum
dilakukan tindakan, yakni sebesar 63,3, sudah meningkat sebanyak 9,5. Sebanyak
12 siswa memiliki aktivitas belajar yang sangat baik, 3 siswa memiliki aktivitas
belajar yang baik, 4 siswa memiliki aktivitas belajar yang cukup, 1 siswa memiliki
aktivitas belajar siswa yang kurang dan 5 siswa memiliki aktvitas belajar yang
sangat kurang.
Aspek writing mendapat skor rata-rata sebesar 71,6 sehingga masuk
kedalam aktivitas belajar kategori baik. Dibandingkan pada kondisi pratindakan,
yakni 61, telah mengalami peningkatan sebesar 10,6. Sebanyak 5 siswa yang
memiliki aktivitas belajar sangat baik, 9 siswa dengan aktivitas belajar yang baik, 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa termasuk dalam ketegori dengan aktivitas belajar cukup, 2 siswa memiliki
aktivitas belajar kategori kurang dan hanya 1 siswa dengan aktivitas belajar
kategori sangat kurang.
Skor rata-rata pada aspek drawing sebesar 77 dengan 12 siswa masuk
kedalam aktivitas belajar kategori sangat baik, 7 siswa masuk kedalam aktivitas
belajar kategori baik, 3 siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori cukup dan 3
siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori sangat kurang. Skor rata-rata aspek
drawing tersebut termasuk dalam aktivitas belajar kategori baik. Dibandingkan skor
pada kondisi awal, yakni 57, telah meningkat sebesar 20.
Skor rata-rata pada aspek motor sebesar 69 sehingga termasuk kedalam
aktivitas belajar kategori cukup. Sebanyak 7 siswa masuk kedalam aktivitas belajar
kategori sangat baik, 9 siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori baik, 2 siswa
masuk kedalam aktivitas belajar kategori cukup dan 7 siswa masuk kedalam
aktivitas belajar kategori sangat kurang. Dibandingkan skor pada kondisi awal,
yakni 58, telah meningkat sebesar 11.
Skor rata-rata pada aspek mental sebesar 55,8 sehingga termasuk kedalam
aktivitas belajar kategori kurang. Dibandingkan pada skor kondisi awal, yakni 36,6,
telah meningkat sebesar 19,2. Sebanyak 3 siswa masuk kedalam aktivitas belajar
kategori baik, 4 siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori cukup, 7 siswa
masuk kedalam aktivitas belajar kategori kurang dan 11 siswa masuk kedalam
aktivitas belajar kategori sangat kurang.
Skor rata-rata pada aspek emosional sebesar 44 sehingga termasuk
kedalam aktivitas belajar kategori sangat kurang. Dibandingkan skor pada kodisi
awal yakni sebesar 35, aspek emosional telah meningkat sebesar 9. Sebanyak 3
siswa masuk kedalam aktivitas belajar kategori sangat baik dan 22 siswa masuk
kedalam aktivitas belajar kategori sangat kurang.
2). Hasil observasi kinerja guru pada siklus I
Selain dari aspek aktivitas belajar siswa, guru juga memiliki peran terhadap
keberhasilan penelitian. Observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada
siklus I dapat dilihat pada lampiran 13 dengan data sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kegiatan guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 13
dengan data sebagai berikut: a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran
memperoleh nilai 4 dengan kriteria nilai sangat baik b) Kemampuan guru mengelola
diskusi kelas memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik c) Kemampuan mengelola
waktu pembelajaran memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup d) Memberikan
apersepsi memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik e) Menyampaikan materi
memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik f) Keterampilan guru mengajukan
pertanyaan memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup g) Perhatian guru terhadap
siswa memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik h) Kemampuan menutup pelajaran
memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup.
Sedangkan data penilaian kegiatan guru siklus I pertemuan kedua adalah
sebagai berikut: a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran memperoleh nilai 4
dengan kriteria nilai sangat baik b) Kemampuan guru mengelola diskusi kelas
memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik c) Kemampuan mengelola waktu
pembelajaran memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik d) Memberikan apersepsi
memperoleh nilai 4 dengan kriteria nilai sangat baik e) Menyampaikan materi
memperoleh nilai 4 dengan kriteria sangat baik f) Keterampilan guru mengajukan
pertanyaan memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik g) Perhatian guru terhadap
siswa memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik h) Kemampuan menutup pelajaran
memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik.
d. Refleksi
Berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh dari kolaborasi dengan
guru kelas, dan teman sejawat, peneliti memperoleh temuan bahwa aktivitas belajar
yang masih jarang dilakukan oleh sebagian besar siswa adalah sebagai berkut :
1) Belum semua siswa berani bertanya tentang materi yang sedang diajarkan.
2) Belum semua siswa berani menjawab pertanyaan guru terutama pertanyaan yang
dilontarkan guru secara spontan dan secara lisan.
3) Belum semua siswa aktif dalam diskusi sehingga ketika diskusi masih
didominasi siswa yang pandai dan sebagian siswa lain berbicara dengan teman
satu kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Siswa masih belum berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, siswa
hanya berani jika ditunjuk oleh guru.
5) siswa belum terlihat adanya persaingan dalam kelompok.
Berdasarkan data tersebut, peneliti bekerjasama dengan guru kelas
membahas solusi dari permasalahan tersebut yakni:
1) Guru harus memberikan motivasi yang lebih baik dari sebelumnya yaitu dengan
memutarkan video pembelajaran sehingga siswa lebih siap dan berani bersaing
didalam kelompok.
2) Guru memberikan batasan waktu saat berdiskusi sehingga tidak ada waktu untuk
berbicara diluar materi pokok diskusi.
3) Guru akan memberikan pertanyaan-petanyaan yang lebih bervariasi agar siswa
tergerak untuk menjawab.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian dalam siklus I perlu
dilanjutkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut
maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.
2. Diskripsi siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, diketahui bahwa
terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dibandingkan pada kondisi awal. Namun
peningkatan tersebut belumlah mencakup kedelapan aspek aktivitas belajar.
Terdapat beberapa aspek dalam aktivitas belajar yang masih sangat rendah dan
kurang. Oleh sebab itu dilakukan perencanaan ulang berdasarkan hasil analisis dan
observasi. Perencanaan perbaikan tersebut diaplikasikan ke dalam beberapa
pelaksanaan dalam siklus II.
Adapun deskripsi perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II
adalah sebagai berikut:
1). Menyusun RPP yang dikonsultasikan dengan guru kelas.
Pada tahap ini peneliti membuat RPP yang dilaksanakan 2
pertemuan setiap pertemuan dilaksanakan selama 2x35 menit. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat terdiri dari SK, KD,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,
metode dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media
dan sumber belajar dan penilaian.
2). Mempersiapkan alat dan media pembelajaran.
Alat dan media pembelajaran yang disiapkan tidak jauh berbeda
dengan alat dan media pada siklus I. Peneliti mempersiapkan alat
pembelajaran berupa nomor-nomor absen siswa yang dibuat dari karton
sebagai identitas siswa, nama kelompok yang dipakai sebagai identitas
setiap kelompok. Media yang dipersiapkan pada siklus II adalah beberapa
buah kancing baju warna-warni dan karton sebagai tempat meletakkan
kancing-kancing baju. Selain itu, peneliti juga mempersiapkan video
motivasi yang dapat membuat siswa siap dan bersemangat belajar di kelas.
Video tersebut diputar dengan alat proyektor LCD dan laptop.
3). Mempersiapkan LKS dan soal evaluasi.
Lembar kerja siswa dipersiapkan sebagai alat evaluasi kemampuan
siswa. Lembar kerja siswa diberikan saat akhir pembelajaran.
4). Mempersiapkan lembar observasi dan angket aktivitas belajar siswa.
Dalam siklus II ini peneliti kembali mempersiapkan atau
menggandakan jumlah lembar observasi sejumlah 3 eksemplar setiap 1
pertemuan dan angket aktivitas belajar siswa beserta lembar jawab
sejumlah 25 lembar. Lembar observasi aktivitas belajar siswa digunakan
sebagai lembar pengamatan aktivitas belajar siswa yang mencakup 8
aspek.
5). Menyiapkan alat dokumentasi
Alat dokumentasi yang digunakan pada siklus II masih berupa
kamera digital. Kamera tersebut digunakan untuk merekam proses
pembelajaran yang berlangsung. Selain rekaman pembelajaran sebagai
dokumentasi, didokumentasikan pula gambar/ foto pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Tindakan
1). Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 April 2012
pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Pada
pertemuan ini materi yang diajarkan adalah membuat pantun sukacita. Siklus II
dilaksanakan 2x35 menit dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.
Media penunjang yang digunakan pembelajaran ini adalah menggunakan LCD
Proyektor dan Laptop. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama-sama kemudian
presensi kehadiran siswa. Setelah itu guru memeriksa kesiapan siswa dalam belajar
kemudian mengkondisikan siswa sebaik mungkin sebelum masuk ke materi. Untuk
apersepsi, guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang menyenangkan yang
dialami siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu membuat
pantun sukacita. Supaya lebih bersemangat guru memberi motivasi kepada siswa
berupa video motivator dari seorang anak penyandang cacat tubuh sejak lahir
bernama Heah. Meskipun Heah cacat tubuh pada tangan dan kaki, namun dia bisa
membuktikan bahwa dia juga bisa seperti orang dengan tubuh normal dengan
memainkan piano di sebuah konser tunggalnya. Siswa ditunjukkan slide tentang
pengertian pantun sukacita beserta contoh-contoh pantun sukacita. Setelah siswa
memahami tentang pantun sukacita, secara individu siswa membuat pantun sukacita
dan menawarkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas membacakan pantun
buatannya.
Kemudian siswa dibagi kedalam 5 kelompok berurutan dengan absen.
Setiap kelompok terdiri 5 siswa. Setiap siswa dibagikan 3 kancing baju dan pada
meja diskusi diberikan wadah tempat meletakkan kancing-kancing tersebut saat
berpendapat. Siswa berdiskusi dengan tata cara sama seperti pada siklus I yaitu
setiap kali siswa memberikan ide/pendapatnya untuk membuat pantun sukacita,
maka kancing yang dimilikinya harus dimasukkan kedalam kotak-kotak yang
tersedia. Jika kancing telah habis, maka kesempatannya memberikan ide/pendapat
telah habis. Siswa secara bergantian mengemukakan idenya untuk membuat pantun
sukacita. Jika kancing telah habis semua dan diskusi belum selesai dikerjakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
maka dalam kelompok tersebut boleh membagikan kancing lagi sampai pantun
sukacita dapat dikerjakan dengan baik. Setelah waktu yang diberikan habis, setiap
kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk mempresentasikan ke depan kelas.
Guru menanyakan hal yang belum jelas kepada siswa kemudian melakukan
penyimpulan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai kegiatan
akhir siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
2). Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012 selama
2 jam pelajaran (70 menit) yaitu pada pukul 07.00 sampai 08.10 WIB. Pada
pertemuan kedua ini guru memberikan pembelajaran dengan materi yang sama
yaitu pantun namun jenisnya adalah pantun teka-teki. Sebagai kegiatan awal guru
melakukan apersepsi. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pernahkah siswa
mendapat tantangan yang pernah diterima. Kemudian guru mengajak siswa
menyaksikan video motivasi berupa video animasi dari binatang siput dan katak
yang sedang beromba lari. Keduanya beradu saling menanggapi tantangan yang
diberikan satu sama lain. Akhirnya perlombaan dimenangkan oleh siput yang
menggunakan kecerdikkannya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Video tersebut bisa dijadikan sebuah himbauan kepada siswa untuk selalu
menanggapi tantangan dengan hal yang positif dan cara yang positif juga. Pada
kegiatan inti guru menayangkan slide beberapa pantun teka-teki, siswa mencari
tahu benda yang dimaksud oleh pantun teka-teki yang tersaji.
Setelah itu, siswa dibagi menjadi 5 kelompok seperti kelompok pada
pertemuan pertama siklus II. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kemudian guru
memberikan kancing-kancing kepada setiap siswa, masing-masing siswa mendapat
3 buah kancing-kancing baju yang beraneka warna. Guru memberi tugas pada
semua siswa dalam kelompok untuk menjawab 15 pertanyaan-pertanyaan yang
dibagikan dalam setiap kelompok. Siswa menjawab pertanyaan dengan cara
memberikan kancing-kancing baju pada wadah yang tersedia. Aturan mainnya
adalah sebagai berikut: setiap siswa hanya memiliki 3 kali kesempatan memberikan
jawaban. Jika siswa menjawab maka kancingnya harus diletakkan pada tempat
yang telah disiapkan disetiap kelompoknya. Setelah diskusi selesai, siswa dan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mencocokan jawaban dan menghitung jumlah jawaban terbanyak. Kelompok
dengan jawaban benar terbanyak adalah kelompok pemenang. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas. Setelah itu
siswa secara individu mengerjakan soal evaluasi untuk membuat pantun teka-teki.
Pada kegiatan akhir guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Observasi
Pengamatan pada siklus II dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang
aktivitas belajar menulis pantun saat proses pembelajaran. Pengamatan didapat
menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa saat pembelajaran membuat
pantun. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus
II, diperoleh data tentang aktivitas belajar siswa sebagai berikut:
1) Hasil aktivitas belajar siklus II
Data aktivitas belajar siswa menulis pantun pada siklus II didapat dari skor
akumulasi pada pertemuan I dan pertemuan II. Data-data tersebut tersaji dalam
tabel 4.3 berikut ini agar lebih mudah dimengerti. (lampiran 16)
Tabel 4.3. Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun Siklus II
No Kategori Aspek Aktivitas Belajar Siswa Rata
-rata Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1. Sangat Baik (skor
>80) 23 7 21 20 17 15 11 8
2. Baik (skor 71-80) 1 10 4 4 4 8 10 6
3. Cukup (skor 61-70) 0 8 0 1 3 2 4 11
4. Kurang (skor 51-60) 1 0 0 0 0 0 0 0
5. Sangat Kurang (skor
<51) 0 0 0 0 1 0 0 0
Jumlah siswa 25 25 25 25 25 25 25 25
Rata-rata 92 76,3 93,5 88,5 87,5 86,2 78,8 80 85,35
Tabel 4.3 tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram 4.3 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.3. Diagram Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun pada Siklus II
Berdasarkan tabel 4.3 dan pada diagram 4.3 diatas yang merupakan hasil
penelitian siklus II, diketahi bahwa skor rata-rata kedelapan aspek adalah 85,35.
Berikut ini paparan masing-masing aspek pada siklus II.
Aspek visual yakni aspek aktivitas belajar dalam hal memperhatikan
gambar atau media pembelajaran dan membaca pantun dipapan tulis mendapatkan
skor rata-rata 92 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Dibandingkan skor
pada siklus I, yakni 76,8, telah meningkat sebesar 15,2. 23 siswa tergolong siswa
yang memiliki aktivitas belajar yang sangat baik, 1 siswa tergolong siswa dengan
aktivitas belajar baik dan 1 siswa dengan aktivitas belajar kurang.
Aspek oral yakni aspek aktivitas belajar dalam hal bertanya pada guru,
menyampaikan ide/pendapat dalam kelompok dan menjawab pertanyaan guru
mendapat rata-rata 76,3 yang tergolong baik. Dibandingkan dengan skor pada
siklus I, yakni 35,6, telah mengalami peningkatan sebesar 40,6. Sebanyak 7 siswa
yang tergolong sangat aktif, 10 siswa tergolong dengan aktivitas belajar yang baik
dan 8 siswa memiliki aktivitas belajar yang cukup baik.
Aspek listening yakni aspek aktivitas belajar dalam hal mendengarkan
penjelasan guru, mendengarkan ide/pendapat teman lain dalam kelompok dan
memdengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun di depan kelas
mendapat skor rata-rata 93,5. Dibandingkan skor pada siklus I,yakni 72,8, telah
0
5
10
15
20
25
Ju
mla
h S
isw
aSangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meningkat sebanyak 20,7. Terdapat 21 siswa yang masuk dalam kategori siswa
sangat baik aktivitasnya , 4 siswa juga tergolong siswa baik aktivitasnya.
Aspek writing yakni aspek aktivitas belajar dalam hal mencatat pokok-
pokok penjelasan, mengerjakan tugas membuat pantun, menyalin tulisan guru yang
ada di papan tulis, dan menulis pantun dengan ciri yang benar mendapat skor rata-
rata 88,5. Skor rata-rata tersebut membuat aspek writing termasuk dalam kategori
sangat baik. Terdapat 20 siswa yang aktivitasnya sangat baik, 1 siswa dengan
aktivitas baik dan 1 siswa dengan aktivitas cukup aktif. Dibandingkan skor pada
siklus I, yakni 71,6, telah meningkat sebanyak 16,9.
Aspek drawing yakni aspek aktivitas belajar dalam hal membuat pola
pantun dengan format isi dan sampiran mendapat skor rata-rata 87,5. Terdapat 17
siswa dengan aktivitas yang sangat baik, 4 siswa dengan aktivitas yang baik dan 3
siswa termasuk dalam kategori cukup. Namun terdapat 1 siswa dengan aktivitas
belajar yang sangat kurang. Rata-rata tersebut termasukdalam kategori skor sangat
baik. Dibandingkan skor pada siklus I, yakni 77, aspek drawing telah meningkat
sebesar 10,5.
Aspek motor atau aspek dalam hal diskusi dengan Kancing Gemerincing
dan keikutsertaan siswa menjawab pertanyaan dengan Kancing Gemerincing
mendapat skor rata-rata 86,2. Terdapat 15 siswa dengan keaktifan sangat baik, 8
siswa lainnya tergolong siswa dengan aktivitas baik dan 1 siswa masih tergolong
pada siswa dengan aktivitas belajar kategori cukup. Dibandingkan skor pada siklus
I, yakni 69, aspek motor telah meningkat sebesar 17,2.
Aspek mental mendapat skor rata-rata 78,8. Skor tersebut masuk dalam
kategori sangat baik. Dibandingkan skor pada siklus I, yakni 55,8, aspek drawing
telah meningkat sebesar 23. Dari jumlah keselurahan siswa, 11 siswa tergolong
dengan aktivitas sangat baik dan 10 siswa dengan aktivitas baik dan sisanya 4 siswa
termasuk dalam siswa yang cukup aktif. Aspek ini menyangkut aktivitas belajar
siswa dalam hal memberikan tanggapan didalam kelompok, memberikan tanggapan
didalam kelas dan penyelesaian soal-soal diskusi.
Aspek emosional mendapat skor rata-rata 80. Dari jumlah keselurahan
jumlah siswa, terdapat 8 siswa yang termasuk dalam kategori siswa yang sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
aktif, 6 siswa termasuk dalam kategori siswa dengan aktivitas belajar yang baik
dan 11 siswa termasuk siswa dengan aktivitas belajar kategori cukup. Aspek
emosional menyangkut aktivitas belajar siswa dalam hal bersemangat mengikuti
pembelajaran dan keberanian maju kedepan kelas membacakan hasil diskusi
kelompok. Jika dibandingkan skor pada siklus I, yakni 44, aspek emosional telah
meningkat sebesar 36.
2) Hasil observasi kinerja guru pada siklus II
Penelitian juga memperoleh data tentang pembelajaran yang telah
berlangsung melalui observasi yang dilakukan oleh guru kelas IV SD N Palur 02
Mojolaban terhadap kinerja peneliti sebagai pengajar di kelas IV tersebut. Seperti
pada siklus I , data yang diperoleh adalah melalui lembar pengamatan guru kelas.
Kegiatan guru siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 17
dengan data sebagai berikut: a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran
memperoleh nilai 4 dengan kriteria nilai sangat baik b) Kemampuan guru mengelola
diskusi kelas memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik c) Kemampuan mengelola
waktu pembelajaran memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik d) Memberikan
apersepsi memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik e) Menyampaikan materi
memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik f) Keterampilan guru mengajukan
pertanyaan memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik g) Perhatian guru terhadap
siswa memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup h) Kemampuan menutup
pelajaran memperoleh nilai 2 dengan kriteria nilai cukup.
Kegiatan guru siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 17
dengan data sebagai berikut: : a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran
memperoleh nilai 4 dengan kriteria nilai sangat baik b) Kemampuan guru mengelola
diskusi kelas memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik c) Kemampuan mengelola
waktu pembelajaran memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik d) Memberikan
apersepsi memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik e) Menyampaikan materi
memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik f) Keterampilan guru mengajukan
pertanyaan memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik g) Perhatian guru terhadap
siswa memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik h) Kemampuan menutup pelajaran
memperoleh nilai 3 dengan kriteria nilai baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Refleksi
Data-data hasil penelitian pada siklus II yang sudah terkumpul, kemudian
dianalisis dan direfleksi. Berdasarkan hasil dari analisis dan refleksi dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Siswa sudah berani bertanya kepada guru seputar materi pembelajaran untuk
melengkapi pengetahuan yang dimiliki. Selain itu siswa juga telah berani
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.
2) Kondisi belajar yang semula kurang kondusif, pada siklus II sudah kondusif dan
siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semangat sehingga semakin dapat
fokus pada pembelajaran.
3) Aktivitas belajar menulis pantun meningkat disetiap siklusnya, hal ini dibuktikan
skor rata-rata pada siklus I sebesar 62,8 dan meningkat kembali pada siklus II
dengan skor rata-rata 85,35.
4) Dalam kelompok-kelompok diskusi persaingan positif sudah mulai terbentuk.
Siswa telah aktif dalam menyelesaikan soal-soal diskusi.
Dari hasil penelitian pada siklus II, dilakukan analisis dan refleksi hasil
proses pembelajaran. Dari hasil observasi, aktivitas belajar siswa menulis pantun
melalui model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing mengalami
peningkatan yang baik. Pada siklus II skor rata-rata telah mencapai 85,35. Dengan
tercapainya target ketuntasan skor minimal 75 maka penelitian dapat dihentikan.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Setelah dilakukan deskripsi tiap siklus selanjutnya dilakukan perbandingan
perkembangan antarsiklus untuk mendeskripsikan peningkatan yang dicapai dari
satu siklus ke siklus berikutnya. Aktivitas belajar menulis pantun siswa kelas IV SD
N Palur 02 Mojolaban mengalami peningkatan secara signifikan hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan pada setiap siklus yang dilaksanakan. Dari hasil yang
disajikan dalam bentuk tabel daftar perbandingan nilai dari sebelum tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hingga sesudah tindakan yang meliputi siklus I dan II akan diketahui hubungan
peningkatan aktivitas belajar menulis pantun antarsiklus. Adapun perbandingan
data skor aktivitas belajar menulis pantun siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus
II dapat dilihat pada tabel 4.4. sebagai berikut:
Tabel 4.4. Perbandingan Skor Aspek Aktivitas Belajar Menulis Pantun pada
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Aspek Aktivitas
Belajar Siswa
Pelaksanaan
Pratindakan Siklus I Siklus II
1 Visual 43,5 76,8 92
2 Oral 31 35,6 76,3
3 Listening 63,3 72,8 93,5
4 Writing 61 71,6 88,5
5 Drawing 57 77 87,5
6 Motor 58 69 86,2
7 Mental 36,6 55,8 78,8
8 Emosional 35 44 80
Rata-rata 48,2 62,8 85,35
Pada tabel 4.4 diatas dapat disajikan dalam bentuk diagram 4.4 berikut ini :
Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Skor Aktivitas Belajar Menulis Pantun pada
Pratindakan, SiklusI dan Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sk
or
Ak
tivit
as
Bel
aja
r S
isw
a
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada tabel 4.4 dan diagram 4.4 terlihat jelas peningkatan di tiap siklusnya.
Skor rata-rata keseluruhan pada kondisi pratindakan adalah 48,2 termasuk dalam
aktivitas belajar kategori sangat kurang, pada siklus I skor rata-rata menjadi 62,8
termasuk dalam aktivitas belajar kategori cukup dan pada siklus II skor rata-rata
meningkat menjadi 85,35 termasuk dalam aktivitas belajar kategori sangat baik.
Aspek visual mengalami peningkatan pada siklus I yakni dari skor 43,5
pada kondisi pratindakan, menjadi 76,8 dan mengalami peningkatan pada siklus II
yakni dari skor 76,8 menjadi 92.
Aspek oral mengalami peningkatan pada siklus I yakni dari skor 31 pada
kondisi pratindakan, menjadi 35,6 dan mengalami peningkatan pada siklus II yakni
dari skor 35,6 menjadi 76,3.
Aspek listening mengalami peningkatan cukup pesat dari skor awal
sebelum tindakan yakni 63,3 menjadi 72,8 pada siklus I dan menjadi 93,5 pada
siklus II.
Aspek writing mengalami peningkatan dari skor awal sebelum tindakan
adalah 61, menjadi 71,6 pada siklus I dan menjadi 88,5 pada siklus II.
Aspek drawing mengalami peningkatan yakni pada siklus I dari skor 57
pada kondisi awal meningkat menjadi 77 dan pada siklus II menjadi 87,5.
Skor kondisi sebelum tindakan pada aspek motor adalah 58 meningkat
pada sikus I menjadi 69 dan pada siklus II menjadi 86,2.
Skor kondisi sebelum tindakan pada aspek mental adalah 36,6 meningkat
pada sikus I menjadi 55,8 dan pada siklus II menjadi 78,8.
Skor kondisi sebelum tindakan pada aspek emosional adalah 35 meningkat
pada sikus I menjadi 44 dan pada siklus II menjadi 80.
Sebagai penjelas peningkatan tiap siklus disajikan perbandingan skor rata-
rata dalam bentuk grafik garis 4.5 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Menulis
Pantun pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing pada
dasarnya memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk memberikan
pendapatnya didalam kelompok, sehingga diskusi kelompok tidak didominasi oleh
siswa yang pandai-pandai saja. Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan dalam
3 tahap yakni pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I dan siklus II telah
dilakukan observasi. Dalam kondisi awal sebelum dilakukan tindakan skor rata-rata
delapan aspek aktivitas belajar adalah 48,2. Kondisi tersebut termasuk kedalam
kategori sangat rendah. Perolehan skor masing-masing aspek adalah sebagai
berikut: aspek visual memiliki skor rata-rata sebesar 43,5, aspek oral memiliki skor
rata-rata sebesar 31, aspek listening mendapat skor sebesar 63,3, aspek writing
memperoleh skor sebesar 61, aspek drawing memperoleh skor rata-rata sebesar
57, aspek motor memperoleh skor rata-rata sebesar 58, aspek mental memperoleh
skor rata-rata sebesar 36,6 dan aspek emosional memperoleh skor rata-rata sebesar
35. Dari skor rata-rata tersebut diterapkanlah model pembelajaran Kooperatif teknik
Kancing Gemerincing agar keadaan menjadi lebih baik.
Pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 62,8.
Perolehan skor rata-rata masing-masing aspek antara lain: aspek visual memiliki
skor rata-rata sebesar 76,8 aspek oral memiliki skor rata-rata sebesar 35,6, aspek
listening mendapat skor sebesar 72,8 aspek writing memperoleh skor sebesar 71,6,
0
20
40
60
80
100
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Perbandingan Skor Rata-rata
Skor Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
aspek drawing memperoleh skor rata-rata sebesar 77, aspek motor memperoleh
skor rata-rata sebesar 69, aspek mental memperoleh skor rata-rata sebesar 55,8 dan
aspek emosional memperoleh skor rata-rata sebesar 44.
Skor yang diperoleh pada siklus I tersebut belum mencapai indikator
pencapaian, hal tersebut karena banyak siswa yang masih belum ikut ambil bagian
dalam diskusi kelompok. Diskusi masih didominasi oleh salah satu siswa dan siswa
lain hanya ikut duduk manis dalam kelompok tanpa ada kontribusi yang sebanding.
Selain itu siswa terlihat kurang bersemangat saat mengikuti proses pembelajaran
sehingga suasana kelas kurang hidup dan tidak terfokus pada pembelajaran secara
utuh. Hambatan-hambatan tersebut diperbaiki dengan pengawasan dan pemberian
motivasi pada siklus II. Hasilnya siswa lebih bersemangat dan semakin kompak
didalam kelompok.
Selanjutnya skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II meningkat
menjadi 85,35. Berikut ini skor rata-rata pada masing- masing aspek antara lain:
aspek visual memiliki skor rata-rata sebesar 92, aspek oral memiliki skor rata-rata
sebesar 76,3, aspek listening mendapat skor sebesar 93,5, aspek writing
memperoleh skor sebesar 88,5, aspek drawing memperoleh skor rata-rata sebesar
87,5, aspek motor memperoleh skor rata-rata sebesar 86,2, aspek mental
memperoleh skor rata-rata sebesar 78,8 dan aspek emosional memperoleh skor rata-
rata sebesar 80.
Peningkatan yang terjadi pada siklus II tersebut dipengaruhi oleh
kerjasama tim dan semangat yang membara pada kelompok-kelompok diskusi.
Dalam sebuah kerja kelompok memang dibutuhkan kekompakan dan kerjasama
tanpa memandang perbedaan latar belakang etnik. Selain mempermudah
penyelesesaian soal-soal diskusi kekompakan kelompok juga mempercepat
terselesainya pekerjaan. Slavin (2005:103) berpendapat bahwa pembelajaran
Kooperatif adalah solusi ideal terhadap masalah menyediakan kesempatan
berinteraksi secara kooperatif dan tidak dangkal kepada para siswa dari latar
belakang etnik yang berbeda. Metode-metode pembelajaran kooperatif secara
khusus menggunakan kekuatan dari sekolah yang menghapuskan perbedaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kehadiran para siswa dari latar belakang, ras atau etnik yang berbeda untuk
meningkatkan hubungan antarkelompok.
Selain dari hubungan antarkelompok tersebut, semangat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran juga menjadikan suasana kelas menjadi hidup sebab
siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Memutarkan video pembelajaran
pada siswa dirasa langkah yang tepat dalam memulai proses pembelajaran. Salah
satu prinsip dalam model pembelajaran Kooperatif adalah interaksi promotif.
Interaksi promotif didefinisikan sebagai suatu interaksi dalam kelompok dimana
setiap anggota saling mendorong dan membantu anggota lain dalam kelompok lain
dalam usaha mereka untuk mencapai, menyelesaikan dan menghasilkan sesuatu
untuk tujuan bersama (Huda, 2011:51). Prinsip pembelajaran Kooperatif tersebut
merujuk pada pendapat bahwa sebuah interaksi antarsiswa baik dalam satu
kelompok maupun lain kelompok, untuk mencapai tujuan belajar yang sama.
Interaksi antarsiswa tersebut dapat terwujud ketika siswa merasa siap belajar dan
bersemangat untuk belajar sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana secara
optimal.
Dengan demikian salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar
menulis pantun siswa kelas IV SD N Palur 02 Mojolaban tahun pelajaran
2011/2012 dapat dengan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing. Hal ini terjadi karena model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing dapat meningkatkan interaksi dan kontribusi setiap anggota kelompok
dalam diskusi kelompok sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Jadi
penggunaan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dapat
meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun siswa kelas IV SD N Palur 02
Kecamatan Mojolaban tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus tersebut disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran
Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dapat meningkatkan aktivitas belajar
menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Palur 02 kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada pratindakan
skor rata-rata aktivitas belajar adalah 48,2 dengan ketuntasan klasikal sebesar
21,5% dan ketuntasan klasikal setiap aspek adalah sebagai berikut: aspek visual
0%, aspek oral 0%, aspek listening 44%, aspek writing 40%, aspek drawing 40%,
aspek motor 36%, aspek mental 4%, dan aspek emosional 8%. Kondisi tersebut
mengalami peningkatan pada siklus I, skor rata-rata aktivitas belajar menjadi 62,8
dengan ketuntasan klasikal sebesar 35,5% dan ketuntasan klasikal pada setiap aspek
adalah sebagai berikut: aspek visual 72%, aspek oral 12%, aspek listening 56%,
aspek writing 48%, aspek drawing 76%, aspek motor 64% , aspek mental 12%, dan
aspek emosional 12%. Pada siklus II skor rata-rata aktivitas belajar menjadi 85,35
dengan dengan ketuntasan klasikal sebesar 78% dan ketuntasan klasikal pada setiap
aspek adalah sebagai berikut: aspek visual 96%, aspek oral 44%, aspek listening
100%, aspek writing 92%, aspek drawing 84%, aspek motor 92%, aspek mental
56%, aspek emosional 56%. Dengan demikian penerapan model pembelajaran
Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dapat dilaksanakan untuk meningkatkan
aktivitas belajar menulis pantun di kelas IV SD Negeri Palur 02 Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menerapkan teknik Kancing Gemerincing dalam model
pembelajaran Kooperatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi pelajaran
membuat pantun. Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti teknik Kancing dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menulis pantun. Sehubungan dengan
penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan teknik dan model
pembelajaran yang tepat dengan model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing untuk meningkatkan aktivitas belajar menulis pantun pada
pelajaran Bahasa Indonesa kompetensi menulis pantun khususnya dan pelajaran
lain pada umumnya.
2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam mengungkapkan pendapat
dan mengembangkan kreativitas, imajinasi, serta inisiatifnya untuk menunjang
proses pembelajaran.
3. Menunjukkan pentingnya menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan
inovatif, salah satunya adalah model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing
Gemerincing yang terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pada
pembelajaran.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Siswa
Siswa sebaiknya lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga
pembelajaran bukan hanya milik siswa yang pandai dan rajin saja, melainkan
pembelajaran yang membelajarkan satu sama lain melalui pembelajaran
Kooperatif teknik Kancing Gemerincing (pembelajaran teman sebaya).
2. Bagi Guru
Hendaknya guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif teknik
Kancing Gemerincing dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV khususnya
materi membuat pantun. Penggunaan teknik Kancing Gemerincing dimaksudkan
agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga aktivitas belajar menulis
pantun siswa akan meningkat.
3. Bagi Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hendaknya sekolah menganjurkan pada guru untuk menggunakan model
pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing dalam pembelajaran
bahasa Indonesia kelas IV khususnya materi membuat pantun.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih
cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan
model pembelajaran Kooperatif teknik Kancing Gemerincing guna melengkapi
kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan
pemahaman konsep siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No
Bulan
Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
awal
2 Penyusunan
Proposal
3 Revisi
proposal
4 Seminar
Proposal
5 Perijinan
6 Pelaksanaan
penelitian
Siklus I
Siklus II
7 Analisis
Data
8 Penyusunan
laporan
9 Ujian
Skripsi
10 Revisi
skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 2
KISI-KISI ANGKET
No Aspek Indikator No. Item Jumlah
+ -
1 Visual Activity Memperhatikan gambar
media yang digunakan
1 2
Membaca pantun yang ada
dipapan tulis
13
2 Oral Activity Bertanya pada guru 4 3
Menyampaikan
pendapat/ide dalam
kelompok
6
Menjawab pertanyaan guru 2
3 Listening Activity Mendengarkan penjelasan
guru
9 3
Mendengarkan
pendapat/ide teman lain
5
Mendengarkan teman lain
membacakan pantun
didepan kelas
17
4 Writing Activity Mencatat pokok-pokok
penjelasan
7 4
Mengerjakan tugas
menulis pantun
8
Menyalin tulisan guru dari
papan tulis
16
Menulis pantun dengan
ciri yang benar
18
5 Drawing Activity Membuat pola pantun
dengan sampiran dan isi
14 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6 Motor Activity Aktif berdiskusi dengan
kancing gemerincing
12 2
Ikut berpartisipasi
menjawab pertanyaan
dengan Kancing
Gemerincing
20
7 Mental Activity Memberi tanggapan
didalam kelas
3 3
Memberi tanggapan
didalam kelompok
11
Dapat menyelesaikan soal-
soal diskusi
15
8 Emosional
Activity
Bersemangat mengikuti
pembelajaran
10 2
Berani maju ke depan
kelas untuk
membacakan hasil
diskusi
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3
Angket Aktivitas Belajar Siswa
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Tulislah nama, kelas dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Bacalah baik-baik setiap butir angket dan seluruh pilihan jawabannya.
3. Pilihlah salah satu jawabannya yang paling sesuai menurut kamu dengan
memberi tanda silang (x) pada lembar jawab.
4. Jangan ragu-ragu dalam memilih jawaban, dan jawablah dengan sujujur-jujurnya
karena angket ini tidak mempengaruhi nilai dalam mata pelajaran apapun.
5. Tidak diperkenankan membuat coretan dalam bentuk apapun pada lembar
angket.
6. Isilah semua butir angket tanpa ada yang terlewatkan. Setelah selesai, kumpulkan
angket ini beserta lembar jawabnya.
7. Waktu mengerjakan 30 menit.
1. Kamu memperhatikan gambar yang digunakan gurumu saat pembelajaran berlangsung?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Apakah kamu menjawab pertanyaan dari gurumu saat guru bertanya kepadamu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, ketika gurumu bertanya adakah yang ingin
memberikan tanggapan, kamu berani memberikan tanggapan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Ketika ada hal yang belum kamu pahami sewaktu guru menerangkan pelajaran Bahasa
Indonesia, apakah pada saat itu juga kamu berusaha menanyakan pada gurumu?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d.Tidak pernah
5. Saat temanmu memberikan pendapat dalam diskusi kelompok, kamu lebih senang
mengobrol daripada mendengarkan pendapat temanmu.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d.Tidak pernah
6. Apakah kamu selalu memberikan pendapat saat diskusi ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d.Tidak pernah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Apakah kamu menulis materi yang dijelaskan guru hanya jika disuruh?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d.Tidak pernah
8. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, guru menawarkan kepada siswa
untuk mengerjakan di depan kelas, apakah kamu maju mengerjakannya?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d.Tidak pernah
9. Pada saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, apakah kamu mendengarkan dan
memperhatikan materi yang disampaikan guru dengan seksama?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Kamu merasa senang jika belajar Bahasa Indonesia dengan cara berdiskusi bersama
kelompokmu ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d.Tidak pernah
11. Apabila dalam kelompok, apakah kamu ikut memberikan tanggapan ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d.Tidak pernah
12. Ketika berdiskusi kamu lebih memilih untuk diam saja.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
13. Saat gurumu memintamu membaca pantun yang ada di papan tulis kamu menolaknya.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Dalam membuat pantun, kamu dapat membuat pola dengan sampiran dan isi yang
saling berhubungan.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Saat berdiskusi, kelompok diskusimu tidak dapat menyelesaikan soal-soal diskusi.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Ketika bu guru menulis dipapan tulis, kamu juga menulisnya dibuku tulismu.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Saat temanmu membacakan pantun, kamu lebih tertarik memperhatikan hal lain
daripada temanmu tersebut.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18. Apakah kamu menulis pantun dengan memperhatikan ciri-ciri pantun yang baik?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Kamu tidak berani maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Kamu ikut menjawab pertanyaan saat diskusi dengan Kancing Gemerincing ?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 4
Lembar Jawab
Angket Aktivitas Belajar Siswa
1. a b c d 11. a b c d
2. a b c d 12. a b c d
3. a b c d 13. a b c d
4. a b c d 14. a b c d
5. a b c d 15. a b c d
6. a b c d 16. a b c d
7. a b c d 17. a b c d
8. a b c d 18. a b c d
9. a b c d 19. a b c d
10. a b c d 20. a b c d
Nama : ............................................
Kelas : .............................................
No. Absen : .............................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 5
Pedoman Penilaian Angket
Kriteria Penilaian
Pada Pertanyaan positif
a. Pilihan jawaban (a) selalu mempunyai skor 4
b. Pilihan jawaban (b) sering mempunyai skor 3
c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang mempunyai skor 2
d. Pilihan jawaban (d) tidak pernah mempunyai skor 1
Pada Pertanyaan negatif
a. Pilihan jawaban (a) selalu mempunyai skor 1
b. Pilihan jawaban (b) sering mempunyai skor 2
c. Pilihan jawaban (c) kadang-kadang mempunyai skor 3
d. Pilihan jawaban (d) tidak pernah mempunyai skor 4
Kategori Penilaian:
a. Skor > 80 = sangat baik
b. Skor 71-80 = baik
c. Skor 61-70 = cukup
d. Skor 51-60 = kurang
e. Skor < 50 = sangat kurang
Skor maksimal = 80
Nilai Skor = Jumlah skor peroleh X 100
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 6
Pedoman Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Menulis Pantun
Awal pembelajaran Awal&diskusi Awal,diskusi&setelah diskusi Awal &penugasan
Aspek
Absen
Visual Activity Oral Activity Listening Activity Writing Activity
Memper
-hatikan
gambar
media
yang
digunak
-an
Memba-
ca
pantun
yang ada
dipapan
tulis
Berta-
nya
pada
guru
Menyam
-paikan
pendapat
/ ide
dalam
kelom-
pok
Menja-
wab
perta-
nyaan
guru
Mendeng
-arkan
penjelas-
an guru
Menden
garkan
pendapat
/
ide
teman
lain
Men-
dengar-
kan teman
lain
memba-
cakan
pantun
didepan
kelas
Men-
catat
pokok
pokok
penje-
lasan
Menger-
jakan
tugas
menu-lis
pantun
Menyalin
tulisan
guru dari
papan
tulis
Menulis
pantun
dengan
ciri yang
benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Aspek
Absen
penugasan diskusi diskusi Awal,pertengahan&akhir
pembelajaran
Jumlah
Drawing
Activity Motor Activity Mental Activity Emosional Activity
Membuat
pola
pantun
dengan
sampiran
dan isi
Aktif
berdiskusi
dengan
Kancing
Gemerincing
Ikut
berartisipasi
menjawab
pertanyaan
dengan
Kancing
Gemerincing
Memberikan
tanggapan
didalam
kelas
Memberikan
tanggapan
didalam
kelompok
Dapat
menyelesaikan
soal-soal
diskusi
Bersemangat
mengikuti
pembelajaran
Berani maju
ke depan
kelas untuk
membacakan
hasil diskusi
Sukoharjo, Januari 2012
Observer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Diskriptor Penilaian
1. Aspek Visual Activity
Indikator : a. Memperhatikan gambar media yang digunakan.
0 = Tidak memperhatikan gambar media
1 = Memperhatikan gambar media sambil bercanda
2 = Memperhatikan gambar media sambil berbicara
3 = Memperhatikan gambar media sambil tiduran
4 = Memperhatikan gambar media dengan baik
b. Membaca pantun yang ada dipapan tulis.
0 = Tidak bersedia membaca pantun
1 = Membaca pantun dengan intonasi tidak tepat
2 = Membaca pantun dengan intonasi kurang tepat
3 = Membaca pantun dengan intonasi tepat
4 = Membaca pantun dengan intonasi dan lafal tepat
2. Aspek Oral Activity
Indikator : a. Bertanya (tentang pelajaran) pada guru.
0 = Tidak bersedia bertanya pada guru
1 = Bertanya pada guru sebanyak 1 kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 = Bertanya pada guru sebanyak 2 kali
3 = Bertanya pada guru sebanyak 3 kali
4 = Bertanya pada guru sebanyak lebih dari 3 kali
b. Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok.
0 = Tidak menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok
1 = Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok sebanyak 1 kali
2 = Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok sebanyak 2 kali
3 = Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok sebanyak 3 kali
4 = Menyampaikan pendapat/ide dalam kelompok sebanyak lebih dari 3 kali
c. Menjawab pertanyaan guru.
0 = Tidak menjawab pertanyaan guru
1 = Menjawab pertanyaan guru namun tidak tepat
2 = Menjawab pertanyaan guru mendekati tepat
3 = Menjawab pertanyaan guru tepat
4 = Menjawab pertanyaan guru dengan tepat dan lancar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Aspek Listening Activity
Indikator: a. Mendengarkan penjelasan guru.
0 = Tidak mendengarkan penjelasan guru
1 = Mendengarkan penjelasan guru sambil bercanda
2 = Mendengarkan penjelasan guru sambil berbicara
3 = Mendengarkan penjelasan guru sambil tiduran
4 = Mendengarkan penjelasan guru dengan baik
b. Mendengarkan pendapat/ide teman lain.
0 = Tidak mendengarkan pendapat/ide teman lain
1 = Mendengarkan pendapat/ide teman lain secara setengah-setengah sambil bercanda
2 = Mendengarkan pendapat/ide teman lain secara setengah-tengah sambil berbicara
3 = Mendengarkan pendapat/ide teman lain secara setengah-tengah sambil tiduran
4 = Mendengarkan pendapat/ide teman lain dengan seksama.
c. Mendengarkan teman lain membacakan pantun didepan kelas
0= Tidak mendengarkan teman lain yang sedang membaakan pantu n didepan kelas
1= Mendengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun namun setengah-setengah sambil bercanda
2= Mendengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun namun setengah-setengah sambil berbicara
3= Mendengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun namun setengah-tengah sambil tiduran
4= Mendengarkan teman lain yang sedang membacakan pantun secara seksama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Aspek Writing Activity
Indikator: a. Mencatat pokok-pokok penjelasan
0 = Tidak mencatat pokok-pokok penjelasan
1 = Mencatat pokok-pokok penjelasan sambil bercanda
2 = Mencatat pokok-pokok penjelasan sambil berbicara
3 = Mencatat pokok-pokok penjelasan sambil tiduran
4 = Mencatat pokok-pokok penjelasan dengan baik
b. Mengerjakan tugas menulis pantun
0 = Tidak mengerjakan tugas menulis pantun
1 = Mengerjakan tugas menulis pantun benar namun mencontek
2 = Mengerjakan tugas menulis pantun sambil bercanda
3 = Mengerjakan tugas menulis pantun sambil tiduran
4 = Mengerjakan tugas menulis pantun dengan baik
c. Menyalin tulisan guru dari papan tulis
0= Tidak mau menyalin tulisan guru dari papan tulis
1= Tidak menyalin tulisan guru dari papan tulis tapi pinjam catatan teman
2= Menyalin tulisan guru dari papan tulis karena diminta guru
3= Menyalin tulisan guru dari papan tulis karena melihat teman lain menyalin tulisan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4= Menyalin tulisan guru dari papan tulis dengan sukarela
d. Menulis pantun dengan ciri yang benar
0= Tidak menulis pantun dengan ciri-ciri yang benar
1= Menulis pantun dengan menerapkan salah satu ciri pantun
2= Menulis pantun dengan menerapkan 2-3 ciri pantun dengan benar
3= Menulis pantun dengan menerapkan 4 ciri pantun dengan benar
4= Menulis pantun dengan ciri-ciri pantun yang benar
5. Aspek Drawing Activity
Indikator: a. Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi.
0 = Tidak membuat pola pantun dengan sampiran dan isi
1 = Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi benar namun hasil menyontek
2 = Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi tidak berhubungan
3 = Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi mendekati benar
4 = Membuat pola pantun dengan sampiran dan isi benar
6. Aspek Motor Activity
Indikator: a. Aktif berdiskusi dengan Kancing Gemerincing.
0 = tidak mengikuti diskusi kelompok (pasif)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 = mengikuti diskusi kelompok sambil bercanda
2 = Mengikuti diskusi kelompok sambil berbicara
3 = Mengikuti diskusi kelompok sambil tiduran
4 = Mengikuti diskusi kelompok dengan baik
b. Ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dengan Kancing Gemerincing
0= Tidak ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dengan Kancing Gemerincing.
1= Ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan namun jawaban kurang tepat
2= Ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dari hasil diskusi dan jawaban salah
3= Ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dari hasil diskusi dan jawaban benar
4= Ikut berpartisipasi bermain “Berapa Bintangmu” dengan semangat
7. Aspek Mental Activity
Indikator: a. Memberikan tanggapan didalam kelas
0 = Tidak memberikan tanggapan didalam kelas
1 = Memberikan tanggapan didalam kelas sebanyak 1 kali
2 = Memberikan tanggapan didalam kelas sebanyak 2 kali
3 = Memberikan tanggapan di dalam kelassebanyak 3 kali
4 = Memberikan tanggapan didalam kelas sebanyak lebih dari 3 kali
b. Memberikan tanggapan dalam kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0 = Tidak memberikan tanggapan dalam kelompok
1 = Memberikan tanggapan didalam kelompok sebanyak 1 kali
2 = Memberikan tanggapan didalam kelompok sebanyak 2 kali
3 = Memberikan tanggapan di dalam kelompok sebanyak 3 kali
4 = Memberikan tanggapan didalam keompok sebanyak lebih dari 3 kali
c. Dapat menyelesaikan soal-soal diskusi
0 = Tidak dapat menyelesaikan soal-soal diskusi
1 = Menyelesaikan soal-soal diskusi dengan bercanda
2 = Menyelesaikan soal-soal diskusi dengan berbicara
3 = Menyelesaikan soal-soal diskusi dengan tiduran
4 = Menyelesaikan soal-soal diskusi dengan baik
8. Aspek Emosional Activity
Indikator: a. Bersemangat mengikuti pembelajaran.
0 = tidak bersemangat mengikuti pembelajaran
1 = Semangat mengikuti pembelajaran hanya pada awal pembelajaran
2 = Semangat mengikuti pembelajaran pada awal sampai pertengahan pembelajaran
3 = Semangat mengikuti pembelajaran pada pertegahan dan akhir pembelajaran
4 = Semangat mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Berani maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi
0= Tidak berani maju kedepan kelas untuk membacakan hasil diskusi
1= Berani maju ke depan kelas karena diminta guru
2= Berani maju kedepan kelas karena diminta teman
3= Berani maju kedepan kelas karena dapat hadiah
4= Berani maju kedepan kelas dengan sukarela
Nilai = Jumlah nilai yang didapat X 100
80
Kriteria Penilaian
0 = Sangat rendah
1= Rendah
2= Cukup
3= Tinggi
4= Tinggi sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 7
DATA ANGKET PRATINDAKAN
No Urut Aspek Aktivitas Belajar
Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1 62,5 58,3 91,6 100 100 87,5 66,6 37,5
2 50 41,6 83,3 100 100 100 66,6 37,5
3 50 50 100 81,25 100 62,5 66,6 100
4 37,5 50 75 37,5 50 37,5 25 25
5 25 33,3 50 75 100 37,5 25 25
6 62,5 66,6 91,6 93,75 100 100 100 100
7 87,5 25 83,3 87,5 100 25 25 25
8 50 25 75 50 25 25 25 25
9 25 25 25 50 25 50 25 62,5
10 37,5 25 33,3 50 50 87,5 50 25
11 37,5 33,3 25 50 50 87,5 50 37,5
12 50 33,3 100 50 75 62,5 33,3 37,5
13 50 33,3 83,3 62,5 75 62,5 33,3 75
14 50 25 66,6 75 75 75 66,6 50
15 25 33,3 41,6 75 25 100 50 37,5
16 62,5 41,6 66,6 62,5 25 37,5 33,3 37,5
17 62,5 66,6 41,6 62,5 25 50 50 50
18 25 25 75 62,5 25 50 33,3 25
19 37,5 25 75 25 25 50 25 37,5
20 50 25 75 50 50 50 25 37,5
21 50 16,6 75 75 75 100 50 37,5
22 50 33,3 100 50 75 25 25 25
23 25 25 66,6 75 75 25 25 25
24 25 25 33,3 31,25 50 37,5 8,3 25
25 37,5 50 41,6 75 100 100 66,6 37,5
Jumlah 1125 891,1 1674,3 1606,25 1575 1525 1049,5 1037,5
Rata-
rata 45 35,64 66,972 64,25 63 61 36,6 41,5
Rerata 51,75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 8
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Pratindakan
No
Urut
Aspek Aktivitas Belajar
Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1 50 58,3 100 87,5 100 100 50 25
2 50 41,6 83,3 81,25 75 100 50 25
3 50 50 83,3 75 75 50 33,3 87,5
4 50 50 66,6 37,5 50 25 25 12,5
5 50 16,6 75 75 100 25 25 25
6 50 66,6 100 87,5 100 100 75 87,5
7 50 16,6 83,3 81,25 75 25 25 25
8 50 16,6 50 43,75 25 25 25 25
9 25 16,6 8,33 50 25 50 33,3 50
10 50 16,6 33,3 56,25 50 100 50 12,5
11 50 16,6 25 56,25 50 100 50 37,5
12 50 33,3 100 75 75 50 33,3 37,5
13 50 41,6 83,3 75 75 50 33,3 50
14 50 25 58,3 75 75 100 58,3 50
15 50 33,3 50 75 25 100 50 37,5
16 50 41,6 66,6 62,5 25 50 33,3 37,5
17 50 50 41,6 62,5 25 50 50 50
18 25 25 66,6 50 25 50 33,3 25
19 37,5 8,3 75 12,5 50 0 8,3 37,5
20 50 25 83,3 43,75 50 50 25 37,5
21 25 16,6 50 62,5 50 100 50 25
22 50 33,3 83,3 50 50 25 25 0
23 25 8,3 58,3 68,75 50 25 16,6 25
24 25 16,6 33,3 18,75 25 0 8,3 25
25 25 50 25 62,5 100 100 50 25
Jumlah 1088 774 1582,73 1525 1425 1450 916,3 875
Rata-
rata 43,5 30,96 63,3 61 57 58 36,6 35
Rerata 48,17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 9
SILABUS
Standar
Kompetensi
Kompetensi
dasar Materi Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk
Instrumen
8.Mengungkapkan
pikiran, perasaan,
dan informasi
secara tertulis
dalam bentuk
karangan,
pengumuman, dan
pantun anak
8.3 Membuat
pantun anak
yang menariik
tentang
berbagai
tema
(persahabatan,
ketekunan,
kepatuhan,
dan lainlain)
sesuai
dengan ciriciri
pantun
Pantun 1.Mengidentifikasi ciri-
ciri pantun
2. Menjelaskan
langkah-langkah
membuat pantun
3. Menjelaskan
pengertian pantun
4. Bekerja sama dalam
diskusi kelompok
5. Mengemukakan
pendapat dalam
kelompok
6. Membuat pantun
nasihat dan jenaka
7. Membaca pantun
dengan lafal dan
intonasi benar
Tes tertulis
Diskusi
kelompok
Tes uraian
Lembar
Observasi
4x35 menit (2
pertemuan)
1.Darmadi, kaswan. 2008.
Bahasa Indonesia 4.
Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional. Bse. Halaman
77.
2.Warsidi, edi.
2007.Bahasa Indonesia
Membuatku Cerdas 4.
Jakarta:
Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional. Bse. Halaman 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 10
RENCANA PELAKANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SDN Palur 02 Mojolaban
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : IV/ 2
Waktu : 2 Pertemuan @2x35 Menit
Hari/ Tanggal : Senin, Rabu/ 23, 25 April 2012
I. Standart Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
karangan, pengumuman, dan pantun anak.
II. Kompetensi Dasar
8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan,
ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun.
III. Indikator
Kognitif
1. Proses
8.1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pantun
8.1.2 Menjelaskan langkah-langkah membuat pantun
2. Produk
8.1.3 Menjelaskan pengertian pantun.
Afektif
8.1.4 Bekerja sama dalam diskusi kelompok
8.1.5 Mengemukakan pendapat dalam kelompok
Psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8.1.6 Membuat pantun nasihat dan jenaka
8.1.7 Membaca pantun dengan lafal dan intonasi benar
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
Proses
1. Melalui kerja kelompok, siswa mampu mengidentifikasi ciri pantun dengan
benar.
2. Melalui tanya jawab, siswa mampu menjelaskan langkah-langkah membuat
pantun dengan runtut.
Produk
3. Melalui penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian pantun dengan
benar.
Afektif
4. Melalui kancing gemerincing, siswa dapat mengemukakan pendapat dalam
kelompok secara bergantian.
5. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerja sama dengan anggota kelompok
dengan baik.
Psikomotor
6. Melalui penugasan, siswa dapat membuat pantun nasihat dengan baik.
7. Melalui penugasan, siswa dapat membuat pantun jenaka dengan baik.
8. Melalui penugasan siswa dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang
jelas.
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai, diharapkan secara berangsur-angsur siswa
mampu menghargai hasil karya sastra dari Indonesia dan mengambil pesan yang
terkandung pada isi pantun dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun merupakan puisi lama
asli Indonesia yang ternyata terdapat di semua daerah Indonesia. Misal : sesindiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan sesuwalan dalam bahasa Sunda, parikan dan wangsalan dalam bahasa Jawa,
ende-ende dalam bahasa Batak, dan pantom dalam bahasa Ambon.
Ciri-ciri pantun tentang isi, meliputi :a). Baris pertama dan kedua berupa
sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi; b). Satu bait sudah merupakan
satu kesatuan utuh dan selesai; c). Isi pantun biasanya untuk maksud tertentu sesuai
dengan umur, oleh sebab itu, ada pantun kanak-kanak, remaja, orang tua, dan
pantun jenaka.
Sedangkan ciri-ciri bentuk fisiknya, meliputi :
a). Satu bait terdiri atas empat baris.
b). Satu baris terdiri dari empat kata, atau delapan sampai dua belas suku
kata.
c). Pantun bersajak ab ab.
d). Irama pantun beralun dua.
Contoh pantun nasihat :
Kalau ada kembang yang baru
Bunga kenanga dikupas jangan
Kalau ada sahabat baru
Sahabat lama ditinggalkan jangan
Contoh pantun jenaka :
Di sini kosong di sana kosong
Tak ada batang tembakau
Bukan saya berkata bohong
Ada katak memikul kerbau
VII. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran
a. Metode ceramah
b. Motode tanya jawab
c. Metode diskusi
d. Metode penugasan
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran Kooperatif- struktural teknik Kancing Gemerincing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VIII. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan I
No Tahapan KBM Metode PKB
1 Kegiatan awal
(10menit)
a. Apersepsi
b. Motivasi
c. Kompetensi
Doa, presensi dan
penyiapan kelas.
Guru bertanya jawab
dengan siswa mengenai
pantun.
Siswa dan guru
menyanyi bersama “dari
sabang sampai
merauke”.
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Tanya
jawab
Ceramah
Religius,
disiplin
Komunikatif
Kreatif
2 Kegiatan Inti
(45menit)
a. Eksplorasi
b. Elaborasi
1. Guru memberikan
penjelasan seputar
pantun.
2. Guru memberikan
beberapa contoh
pantun nasihat.
3. Siswa dibentuk
dalam 5 kelompok.
4. Dalam kelompok
siswa
mengidentifikasi ciri
pantun.
5. Guru bertanya hasil
diskusi tentang ciri
pantun
1. Siswa masih dalam
kelompok dibagikan
kancing-kancing
baju, masing-masing
mendapat 3 kancing.
2. Melalui teknik
Kancing
Ceramah
Diskusi
kelompok
Diskusi
kelompok
Kancing
gemerincing
Rasa ingin
tahu
Rasa ingin
tahu
Toleransi
Tanggung
jawab
Komunikatif
Toleransi
Diskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pertemuan II
No Tahapan KBM Metode PKB
1 Kegiatan awal
(10menit)
a.Apersepsi
b. Motivasi
Doa, presensi dan
penyiapan kelas
Guru menanyakan
apa arti kata jenaka
kepada siswa.
Siswa dan guru
Tanya jawab
Religius,
disiplin
Komunikatif
Kreatif
c. Konfirmasi
Gemerincing, siswa
dalam kelompok
belajar membuat
pantun naihat.
3. Guru menawarkan 2
kelompok membaca
pantun didepan kelas.
1. Guru menanyakan
hal yang belum jelas
2. Guru meluruskan
kesalahpahaman bila
ada kekeliruan.
3. Siswa dengan
bimbingan guru
melakukan
penyimpulan.
Tanya
jawab
Tanya
jawab
Tanya
jawab
kelompok
Komunikatif
Komunikatif
3 Kegiatan
Penutup
(15menit)
1. Guru memberikan
pemantapan atas
materi yang
diajarkan.
2. Guru meminta siswa
mengerjakan lembar
evaluasi secara
individu dengan
beracuan gambar
tentang nasihat.
3. Guru menyampaikan
pesan moral kepada
siswa.
4. Guru dan siswa
melakukan apresiasi
kecil (tepuk tangan)
atas pembelajaran
hari ini.
Penugasan
Ceramah
Mandiri
Komunikatif
Kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c.Kompetensi
menyanyikan lagu
“suwe ora jamu”
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.
Ceramah
2 Kegiatan Inti
(45menit)
a.Eksplorasi
b.Elaborasi
1. Guru
memberikan
contoh sebuah
pantun dan
meminta siswa
untuk
mengidentifikasi
pantun tersebut.
2. Guru meminta
beberapa siswa
membuat pantun
jenaka didepan
kelas.
1. Siswa dibagi
dalam 5
kelompok.
2. Siswa dibagikan
kancing-kancing
baju. Masing-
masing mendapat
3 buah.
3. Siswa dalam
kelompok
berdiskusi
dengan Kancing
Gemerincing.
Caranya: Guru
memberikan
permasalahan
dalam kelompok.
Setiap kali siswa
menjawab
pertanyaan dalam
kelompok, harus
meletakkan satu
Penugasan
Penugasan
Diskusi
kelompok
Kancing
Gemerincing
Tanggung
jawab
Tanggung
jawab
Toleransi
Toleransi,
tanggung
jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c.Konfirmasi
kancing kedalam
wadah yang
telah disiapkan
sebelumnya.
4. Siswa beserta
guru mencocokan
jawaban dari
soal-soal diskusi
dan menghitung
jumlah jawaban
yang benar.
1. Guru
menanyakan hal
yang belum jelas
2. Guru meluruskan
kesalahpahaman
bila ada
kekeliruan.
3. Siswa dengan
bimbingan guru
melakukan
penyimpulan.
Tanya jawab
Tanya jawab
Tanya jawab
Komunikatif
Komunikatif
Komunikatif
3 Kegiatan
Penutup(15menit)
1. Guru
memberikan
pemantapan
kepada siswa.
2. Guru meminta
siswa
mengerjakan
lembar evaluasi
secara individu
dengan beracuan
gambar tentang
jenaka.
3. Guru
menyampaikan
pesan moral
kepada siswa.
4. Guru dan siswa
melakukan
apresiasi kecil
(tepuk tangan)
Penugasan
Ceramah
Mandiri
Komunikatif
Kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atas
pembelajaran
hari ini.
IX. Media dan Sumber Belajar
1. Media
a. Kancing baju
b. Teks pantun
2. Sumber Belajar
a. Silabus kelas IV
b. Darmadi, kaswan. 2008. Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Bse. Halaman 77.
c. Warsidi, edi. 2007.Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 4. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Bse. Halaman 66
X. Penilaian
1. Prosedur Tes : Tes Proses dan Tes akhir
2. Bentuk Tes : Tes Subjektif
3. Jenis Tes : Tertulis
4. Alat Penilaian : Soal, Kunci Jawaban, Kriteria Penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(Pertemuan I)
Nama :
Kelas :
No.Absen :
Buatlah pantun nasihat yang sesuai dengan gambar berikut !
1. .................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
Soal Evaluasi
(Pertemuan II)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nama :
Kelas :
No.Absen :
Buatlah pantun jenaka sesuai gambar dengan memperhatikan ciri-ciri pantun dengan
baik !
1. .................................................................
.................................................................
.................................................................
.................................................................
Kunci Jawaban
Tes Evaluasi Pertemuan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. (Kebijakan guru)
Tes Evaluasi Pertemuan II
1. (Kebijakan guru)
Kriteria Penilaian
No Nama
siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah
skor Nilai
Kesesuaian
isi dengan
tema
Sajak/
rima
Jumlah
suku
kata
Pemilihan
kata yang
bagus
Kesesuaia
n isi baris
ketiga
dan
keempat
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jumlah
Rata-rata
kelas
Keterangan:
Deskripsi Penilaian:
Aspek Kesesuaian isi dengan tema:
1 = isi tidak sesuai dengan tema
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 = isi agak sesuai dengan tema
3 = isi sesuai dengan tema
Aspek sajak/ rima:
1 = bersajak selain a-b-a–b
2 = bersajak a-b-a-b, 1 – 2 huruf terakhir dalam sampiran dan isi sama
3 = bersajak a-b-a-b, 3 – 4 huruf terakhir dalam sampiran dan isi sama
Aspek jumlah suku kata:
1 = terdiri dari <7 atau >13 suku kata
2 = terdiri dari 7 atau 13 suku kata
3 = terdiri dari 8 – 12 suku kata
Aspek pemilihan kata yang bagus
1 = pemilihan kata yang tidak bagus
2 = pemilihan kata agak bagus
3 = pemilihan kata yang bagus
Apek kesesuaian isi baris ketiga dan keempat
1 = isi antara baris ketiga dan keempat tidak sesuai
2 = isi antara baris ketiga dan keempat agak sesuai
3 = isi antara baris ketiga dan keempat sesuai
Nilai: Jumlah skor x 20
3
Lembar Diskusi Kelompok
Kelompok :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Anggota : 1
2
3
4
5
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan diskusi kelompok !
1. Apa yang dimaksud dengan pantun ?
Jawab:
2. Sebutkan 2 ciri pantun!
Jawab:
3. Sebutkan 2 ciri dari pantun selain ciri ang sudah dikemukakan temanmu!
Jawab:
4. Dalam bahasa Jawa pantun disebut sebagai ... .
Jawab:
5. Sedangkan dalam bahasa Batak disebut sebagai ... .
Jawab:
Perhatikan baik-baik pantun dibawah ini!
Sepat seput kelapa di parut
Kelapa sebelah diambil dagingnya
Aku bukan takut atau pengecut
Lebih baik mengalah daripada terluka
6. Termasuk pantun apakah pantun yang ibu baca ?
Jawab:
7. Sebutkan sajak dari pantun diatas !
Jawab:
8. Pada puisi diatas berapa jumlah baris dalam satu bait?
Jawab:
Perhatikan baik-baik pantun dibawah ini!
Kalau puan, puan cerana
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Termasuk jenis pantun apakah pantun yang baru ibu baca ?
Jawab:
10. Sebutkan sajak dari pantun tersebut !
Jawab:
Perhatikan dan lengkapi kata dalam baris keempat puisi dibawah ini !
11. Asam pauh dari seberang
Dimuat di dalam peti
Badan jauh di rantau orang
Kalau sakit siapa ... .
Jawab:
12. Daripada main layang-layang
Lebih baik main di kali
Daripada pikiran melayang
Lebih baik tidur ... .
Jawab:
13. Ikan tuna bukan di tambak
Ikan dimasak potong siripnya
Kami tertawa terbahak-bahak,
Lihat adik ompong ... .
Jawab:
14. Buatlah 1 pantun nasihat !
15. Buatlah 1 pantun jenaka !
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lembar Diskusi I
Nama Kelompok :
Nama Anggota : ....................
....................
....................
....................
....................
....................
1. Diskusikan dengan teman kelompokmu bagaimana ciri-ciri pantun ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lembar Diskusi II
Nama Kelompok :
Nama Anggota : ....................
....................
....................
....................
....................
....................
1. Buatlah 3 pantun nasihat !
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 11
Data Angket Siklus I
No Urut Aspek Aktivitas Belajar
Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1 93,75 75 83,3 90,625 100 100 79,05 37,5
2 100 33,3 41,6 84,375 100 87,5 66,65 50
3 87,5 41,6 95,8 84,375 100 100 74,95 100
4 50 25 70,8 62,5 75 37,5 37,5 37,5
5 100 25 79,15 71,875 75 50 50 50
6 100 75 79,15 90,625 100 87,5 83,3 74,95
7 100 33,3 79,15 68,75 62,5 75 66,65 37,5
8 87,5 25 91,65 68,75 75 50 58,3 58,3
9 62,5 25 83,3 68,75 62,5 25 25 25
10 50 8,3 33,3 68,75 75 25 25 25
11 50 25 50 84,375 75 75 58,3 49,95
12 75 41,6 66,6 84,375 75 75 62,45 50
13 87,5 41,6 75 75 100 100 83,3 50
14 50 25 50 75 87,5 75 79,15 43,75
15 87,5 33,3 58,3 81,25 100 100 54,15 25
16 100 58,3 75 71,875 100 50 50 50
17 100 75 83,3 87,5 100 50 50 87,5
18 75 25 66,6 75 100 87,5 50 50
19 62,5 45,8 50 68,75 75 100 100 50
20 62,5 16,6 100 56,25 62,5 100 100 25
21 87,5 33,3 91,65 62,5 62,5 100 66,65 25
22 68,75 16,6 58,3 53,125 62,5 62,5 62,5 37,5
23 75 25 100 56,25 62,5 100 100 37,5
24 62,5 25 50 50 25 50 50 50
25 100 25 91,65 50 75 62,5 66,6 50
Jumlah 1975 878,6 1803,6 1790,6 1987,5 1825 1599,5 1177
Rata-
rata 79 35,144 72,144 71,625 79,5 73 63,98 47,078
Rerata 65,184
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 12
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No
Urut
Aspek Aktivitas Belajar
Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1 93,75 70,8 100 75 100 87,5 70,8 37,5
2 93,75 37,5 37,5 81,25 87,5 62,5 79,1 43,75
3 81,25 29,15 95,8 78,12 75 75 49,95 93,75
4 50 16,6 62,45 59,37 87,5 37,5 54,15 31,25
5 93,75 16,6 100 68,75 87,5 50 58,3 37,5
6 93,75 79,15 79,15 90,62 100 100 79,15 100
7 93,75 33,3 83,3 75 75 100 49,95 37,5
8 81,25 25 100 87,5 100 62,5 54,1 43,75
9 68,75 25 83,3 68,75 62,5 12,5 49,95 12,5
10 56,25 12,45 33,3 68,75 75 37,5 33,3 12,5
11 56,25 24,95 45,8 78,12 75 75 33,3 37,5
12 75 45,8 62,45 81,25 75 75 58,3 50
13 75 41,65 79,15 78,12 100 75 54,15 50
14 75 29,15 50 71,87 75 100 49,95 43,75
15 81,25 33,3 54,15 78,12 100 25 41,65 31,25
16 81,25 49,95 87,5 65,62 87,5 37,5 49,95 50
17 81,25 79,15 83,3 71,87 75 75 79,1 87,5
18 75 29,15 62,45 84,37 87,5 75 49,95 43,75
19 81,25 41,6 49,95 68,75 100 75 49,95 37,5
20 75 16,6 83,3 78,12 62,5 75 62,45 37,5
21 75 37,45 91,65 62,5 62,5 100 58,3 37,5
22 68,75 20,8 66,65 59,37 25 100 58,3 37,5
23 68,75 29,15 91,65 65,62 25 87,5 66,65 31,25
24 62,5 29,15 49,95 43,75 37,5 50 37,45 12,5
25 81,25 37,5 87,45 65,62 87,5 75 66,65 50
Jumlah 1919 890,9 1820,2 1806,18 1925 1725 1394,9 1087,5
Rata-
rata 76,75 35,64 72,8 71,6 77 69 55,8 44
Rerata 62,82325
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 13
Lembar observasi guru pada pembelajaran pantun melalui Pembelajaran
Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.
(Siklus 1 Pertemuan 1)
Nama Praktikan : Veronika Kristi Rosari
Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak
Cukup (C) bila 2 indikator tampak
Baik (B) bila 3 indikator tampak
Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak
No Variabel Indikator Pelaksanaan
Krieria Ya Tidak
1 Persiapan guru
memulai kegiatan
pembelajaran
1. Guru menyiapkan
rencana
pembelajaran.
2. Guru menggunakan
media pembelajaran dalam
mengajar.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
4. Guru menyiapkan alat-
alat pembelajaran di kelas.
√
√
√
√
SB
2 Kemampuan
guru mengelola
diskusi kelas
1. Guru mengelompokkan
siswa untuk melakukan
diskusi.
2. Guru mengatur tempat
duduk.
3. Guru membimbing siswa
berdiskusi.
4. Guru mengawasi siswa
selama diskusi berlangsung.
√
√
√
√
B
3 Kemampuan
mengelola waktu
pelajaran
1. Guru memulai pelajaran
tepat waktu.
2. Guru memberikan batas
waktu dalam melakukan
diskusi.
3. Guru menggunakan
waktu
secara efisien.
√
√
√
C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Guru melakukan
pembelajaran sesuai
rencana.
√
4 Kemampuan
memberikan
apersepsi
1. Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan
pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan
dibahas.
2. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan
dengan konsep.
3. Guru melakukan
konstruksi
(menghubungkan
pengetahuan awal siswa
dengan konsep yang akan
dipelajari) kepada siswa.
4. Guru mengilustrasikan
pemahaman tentang konsep
yang akan dibahas.
√
√
√
√
B
5 Menyampaikan
materi 1. Guru menjelaskan
materi.
2. Guru memberikan contoh
yang relevan dalam
pnyampaian materi.
3. Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa tentang
materi.
4. Guru membantu siswa
yang
mengalami kesulitan dalam
pembelajaran.
√
√
√
√
B
6 Keterampilan
guru mengajukan
pertanyaan
1. Guru berusaha
memancing
siswa untuk bertanya.
2. Guru berusaha
memancing
siswa untuk menjawab
pertanyaan.
3. Guru memberikan
pertanyaan yang sesuai
dengan materi.
4. Pertanyaan guru urut dan
jelas
√
√
√
√
C
7 Perhatian guru
terhadap siswa 1.Guru memusatkan
perhatian
pada siswa secara
menyeluruh.
√
C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sukoharjo, April 2012
Mengetahui,
Observer/ Guru Kelas Peneliti
Ponco Yulianto, S.Pd Veronika Kristi Rosari
NIP. 19840720 200903 1 001 NIM. K7108249
2. Guru menghargai
perbedaan
pendapat siswa.
3. Guru memberi penjelasan
atas ketidaktahuan siswa
terhadap konsep.
4. Guru menumbuhkan
motivasi siswa untuk
bekerja sama dalam diskusi.
√
√
√
8 Kemampuan
menutup pelajaran
1. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan.
2. Guru memberikan pesan
moral yang berkaitan
dengan konsep materi.
3. Guru memberikan
motivasi
siswa untuk belajar.
4. Guru berpesan pada
siswa
untuk mengulang pelajaran
dirumah yang telah
disampaikan di kelas.
√
√
√
√
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lanjutan
Lembar observasi guru pada pembelajaran pantun melalui Pembelajaran
Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.
(Siklus 1 Pertemuan 2)
Nama Praktikan : Veronika Kristi Rosari
Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak
Cukup (C) bila 2 indikator tampak
Baik (B) bila 3 indikator tampak
Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak
No Variabel Indikator Pelaksanaan
Krieria Ya Tidak
1 Persiapan guru
memulai kegiatan
pembelajaran
1. Guru menyiapkan
rencana
pembelajaran.
2. Guru menggunakan
media pembelajaran dalam
mengajar.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
4. Guru menyiapkan alat-
alat pembelajaran di kelas.
√
√
√
√
SB
2 Kemampuan
guru mengelola
diskusi kelas
1. Guru mengelompokkan
siswa untuk melakukan
diskusi.
2. Guru mengatur tempat
duduk.
3. Guru membimbing siswa
berdiskusi.
4. Guru mengawasi siswa
selama diskusi berlangsung.
√
√
√
√
B
3 Kemampuan
mengelola waktu
pelajaran
1. Guru memulai pelajaran
tepat waktu.
2. Guru memberikan batas
waktu dalam melakukan
diskusi.
3. Guru menggunakan
waktu
√
√
√
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara efisien.
4. Guru melakukan
pembelajaran sesuai
rencana.
√
4 Kemampuan
memberikan
apersepsi
1. Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan
pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan
dibahas.
2. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan
dengan konsep.
3. Guru melakukan
konstruksi
(menghubungkan
pengetahuan awal siswa
dengan konsep yang akan
dipelajari) kepada siswa.
4. Guru mengilustrasikan
pemahaman tentang konsep
yang akan dibahas.
√
√
√
√
SB
5 Menyampaikan
materi 1. Guru menjelaskan
materi.
2. Guru memberikan contoh
yang relevan dalam
pnyampaian materi.
3. Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa tentang
materi.
4. Guru membantu siswa
yang
mengalami kesulitan dalam
pembelajaran.
√
√
√
√
SB
6 Keterampilan
guru mengajukan
pertanyaan
1. Guru berusaha
memancing
siswa untuk bertanya.
2. Guru berusaha
memancing
siswa untuk menjawab
pertanyaan.
3. Guru memberikan
pertanyaan yang sesuai
dengan materi.
4. Pertanyaan guru urut dan
jelas
√
√
√
√
B
7 Perhatian guru
terhadap siswa 1.Guru memusatkan
perhatian
pada siswa secara
√
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sukoharjo, April 2012
Mengetahui,
Observer/ Guru Kelas Peneliti
Ponco Yulianto, S.Pd Veronika Kristi Rosari
NIP. 19840720 200903 1 001 NIM. K7108249
menyeluruh.
2. Guru menghargai
perbedaan
pendapat siswa.
3. Guru memberi penjelasan
atas ketidaktahuan siswa
terhadap konsep.
4. Guru menumbuhkan
motivasi siswa untuk
bekerja sama dalam diskusi.
√
√
√
8 Kemampuan
menutup pelajaran
1. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan.
2. Guru memberikan pesan
moral yang berkaitan
dengan konsep materi.
3. Guru memberikan
motivasi
siswa untuk belajar.
4. Guru berpesan pada
siswa
untuk mengulang pelajaran
dirumah yang telah
disampaikan di kelas.
√
√
√
√
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SDN Palur 02 Mojolaban
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : IV/ 2
Waktu : 2 Pertemuan @2x35 Menit
Hari/ Tanggal : Senin, Rabu/ 30 April dan 2 Mei 2012
I. Standart Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
karangan, pengumuman, dan pantun anak.
II. Kompetensi Dasar
8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan,
ketekunan, kepatuhan, dan lain-lain) sesuai dengan ciri-ciri pantun.
III. Indikator
Kognitif
1. Proses
8.1.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pantun
8.1.2 Menjelaskan langkah-langkah membuat pantun
2. Produk
8.1.3 Menjelaskan pengertian pantun
Afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8.1.4 Bekerja sama dalam diskusi kelompok
8.1.5 Mengemukakan pendapat dalam kelompok
Psikomotor
8.1.6 Membuat pantun anak sukacita dan teka-teki
8.1.7 Membaca pantun dengan lafal dan intonasi benar
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
Proses
9. Melalui kerja kelompok, siswa mampu mengidentifikasi ciri pantun dengan benar.
10. Melalui tanya jawab, siswa mampu menjelaskan langkah-langkah membuat pantun
dengan tepat
Produk
11. Melalui penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian pantun dengan benar.
Afektif
12. Melalui kancing gemerincing, siswa dapat mengemukakan pendapat dalam kelompok
secara bergantian.
13. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat bekerja sama dengan anggota kelompok dengan
baik.
Psikomotor
14. Melalui penugasan, siswa dapat membuat pantun anak sukacita dengan baik.
15. Melalui penugasan, siswa dapat membuat pantun teka-teki dengan baik.
16. Melalui penugasan siswa dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang jelas.
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan secara berangsur-angsur siswa
mampu menghargai hasil karya sastra dari Indonesia dan mengambil pesan yang
terkandung pada isi pantun dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun merupakan puisi lama asli
Indonesia yang ternyata terdapat di semua daerah Indonesia. Misal : sesindiran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sesuwalan dalam bahasa Sunda, parikan dan wangsalan dalam bahasa Jawa, ende-ende
dalam bahasa Batak, dan pantom dalam bahasa Ambon.
Ciri-ciri pantun tentang isi, meliputi :a). Baris pertama dan kedua berupa
sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi; b). Satu bait sudah merupakan satu
kesatuan utuh dan selesai; c). Isi pantun biasanya untuk maksud tertentu sesuai dengan
umur, oleh sebab itu, ada pantun kanak-kanak, remaja, orang tua, dan pantun jenaka.
Sedangkan ciri-ciri bentuk fisiknya, meliputi :
a). Satu bait terdiri atas empat baris.
b). Satu baris terdiri dari empat kata, atau delapan sampai dua belas suku kata.
c). Pantun bersajak ab ab.
d). Irama pantun beralun dua.
Contoh pantun anak sukacita :
Elok rupanya si kumbang janti
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah pulang
Contoh pantun teka-teki :
Tempe disambal dengan bawang
Terasa enak makan ditepi sungai
Aku takut bukan kepalang
Melihat hewan besar berbelalai
VII. Metode dan Model Pembelajaran
A. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Metode tanya jawab
3. Diskusi kelompok
4. Metode penugasan
B. Model Pembelajaran
Kooperatif- Struktural Kancing Gemerincing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
No Tahapan KBM Metode PKB
1 Kegiatan
awal
(10 menit)
a.apersepsi
b.motivasi
c.kompetensi
Doa, presensi dan penyiapan
kelas
Guru menanyakan kepada
siswa tentang hal-hal yang
paling menyenangkan.
Guru memutarkan video
motivasi sebagai
penyemangat siswa
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Tanya
jawab
Ceramah
Religius
Disiplin
Komunikatif
2 Kegiatan inti
(45 menit)
a.eksplorasi
b.elaborasi
1. Guru menggunakan slide
untuk menjelaskan materi
dan menayangkan berbagai
contoh pantun.
2. Melalui tanya jawab siswa
mengidentifikasi jenis
pantun tersebut dan
membacanya secara
bersama.
3. Melalui penugasan
individu, siswa membuat
pantun
4. Guru menawarkan beberapa
siswa untuk maju kedepan
membacakan pantun
buatannya.
1. Siswa dibagi menjadi 5
kelompok.
2. Setiap siswa dibagikan
kancing baju sebanyak 3
buah untuk diskusi dengan
teknik kancing
gemerincing.
3. Setiap kelompok akan
membuat pantun anak
sukacita.
4. Kelompok diberikan waktu
untuk diskusi.
5. Saat waktu diskusi habis,
guru memberikan
kesempatan perwakilan
setiap kelompok untuk
Ceramah
Tanya
jawab
Penugasan
Diskusi
kelompok
Penugasan
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Mandiri
Toleransi
Tanggung
jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c.konfirmasi
membacakan hasil diskusi.
1. Guru menanyakan hal yang
belum jelas.
2. Guru meluruskan
kesalahpahaman dalam
memahami materi pantun.
3. Siswa dengan bimbingan
guru melakukan
penyimpulan.
Tanya
jawab
Tanya
jawab
Tanya
jawab
Komunikatif
Komunikatif
3 Kegiatan
akhir
(15 menit)
1. Guru memberikan
pemantapan materi kepada
siswa.
2. Guru meminta siswa
mengerjakan lembar
evaluasi secara individu
dengan beracuan gambar
tentang kesukaan anak-
anak.
3. Guru menyampaikan pesan
moral kepada siswa.
4. Guru dan siswa melakukan
apresiasi kecil (tepuk
tangan) atas pembelajaran
hari ini.
Penugasan
Ceramah
Mandiri
Komunikatif
Kreatif
Pertemuan II
No Tahapan KBM Metode PKB
1 Kegiatan
awal
(10 menit)
a.apersepsi
b.motivasi
c.kompetensi
Doa, presensi dan
penyiapan kelas
Guru bertanya kepada
siswa: pernahkah kalian
mendapat tantangan dari
seseorang?
Guru memberikan motivasi
pada siswa dengan
memutarkan video
motivasi.
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Tanya
jawab
Ceramah
Religius
Disiplin
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
2 Kegiatan inti
(45 menit)
a.eksplorasi
1. Guru memberikan
contoh-contoh pantun
dan meminta siswa
untuk mengidentifikasi
pantun jenis apa.
Ceramah
Komunikatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b.elaborasi
c.konfirmasi
2. Guru meminta siswa
dalam kelompok kecil
(satu meja satu
kelompok) membuat
pantun teka-teki .
3. Guru menawarkan
kepada siswa untuk
membacakan pantun
buatannya didepan
kelas.
1. Siswa dibentuk menjadi
5 kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 5
siswa.
2. Setiap siswa dibagikan
kancing-kancing
sebanyak 3 buah.
3. Siswa dalam kelompok
mendiskusikan
pertanyaa-pertanyaan
pada lembar diskusi dari
guru. Setiap siswa
hanya berhak menjawab
pertanyaan sebanyak
kancing yang dibagikan,
yaitu 3 kali.
4. Setelah diskusi selesai,
siswa beserta guru
mencocokkan jawaban
dari lembar diskusi.
5. Kelompok dengan
jawaban benar paling
banyak adalah
kelompok pemenang.
1. Guru menanyakan hal
yang belum jelas
2. Guru meluruskan
kesalahpahaman bila
ada kekeliruan.
3. Siswa dengan
bimbingan guru
melakukan penyimpulan
Penugasan
kelompok
Diskusi
kelompok
Tanya
jawab
Tanya
jawab
Toleransi,
tanggung
jawab
Toleransi
Toleransi
Kerja keras
Kejujuran
Komunikatif
Komunikatif
3 Kegiatan
akhir
(15 menit)
1. Guru memberikan
pemantapan materi
kepada siswa.
2. Guru meminta siswa
mengerjakan lembar
evaluasi secara individu
3. Guru menyampaikan
Penugasan
Mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IX. Media dan Sumber Belajar
3. Media
c. Kancing baju
d. Kotak tempat kancing
4. Sumber Belajar
d. Silabus kelas IV
e. Darmadi, kaswan. 2008. Bahasa Indonesia 4. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Bse. Halaman 77.
f. Warsidi, edi. 2007.Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 4. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Bse. Halaman 66
X. Penilaian
1. Prosedur Tes : Tes Proses dan Tes akhir
2. Bentuk Tes : Tes Subjektif
3. Jenis Tes : Tertulis
4. Alat Penilaian : Soal, Kunci Jawaban, Kriteria Penilaian
pesan moral kepada
siswa.
4. Guru dan siswa
melakukan apresiasi
kecil (tepuk tangan) atas
pembelajaran hari ini.
Ceramah
Komunikatif
Kreatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SOAL EVALUASI
(PERTEMUAN I)
Nama :
Kelas :
No.Absen :
Buatlah pantun anak sukacita yang sesuai dengan gambar dibawah ini!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SOAL EVALUASI
(PERTEMUAN 2)
Nama :
Kelas :
No.Absen :
Buatlah sebuah pantun teka-teki sesuai dengan ciri-ciri pantun yang baik!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kunci Jawaban
Tes Evaluasi Pertemuan I
1. (Kebijakan guru)
Tes Evaluasi Pertemuan II
1. (Kebijakan guru)
Kriteria Penilaian
No Nama
siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah
skor Nilai
Kesesuaian
pantun
dengan
tema
Sajak/
rima
Jumlah
suku
kata
Pemilihan
kata yang
bagus
Kesesuaia
n isi baris
ketiga
dan
keempat
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jumlah
Rata-rata
kelas
Keterangan:
Deskripsi Penilaian:
Aspek Kesesuaian pantun dengan tema:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 = pantun tidak sesuai dengan tema
2 = pantun agak sesuai dengan tema
3 = pantun sesuai dengan tema
Aspek sajak/ rima:
1 = bersajak selain a-b-a–b
2 = bersajak a-b-a-b, 1 – 2 huruf terakhir dalam sampiran dan isi sama
3 = bersajak a-b-a-b, 3 – 4 huruf terakhir dalam sampiran dan isi sama
Aspek jumlah suku kata:
1 = terdiri dari <7 atau >13 suku kata
2 = terdiri dari 7 atau 13 suku kata
3 = terdiri dari 8 – 12 suku kata
Aspek pemilihan kata yang bagus
1 = pemilihan kata yang tidak bagus
2 = pemilihan kata agak bagus
3 = pemilihan kata yang bagus
Apek kesesuaian isi baris ketiga dan keempat
1 = isi antara baris ketiga dan keempat tidak sesuai
2 = isi antara baris ketiga dan keempat agak sesuai
3 = isi antara baris ketiga dan keempat sesuai
Nilai: Jumlah skor x 20
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lembar Diskusi Kelompok
Nama Kelompok :
Nama anggota :
1......................................................
2......................................................
3......................................................
4......................................................
5......................................................
Buatlah 3 pantun anak sukacita dengan berdiskusi bersama kelompokmu!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lembar Diskusi Kelompok
Nama anggota :
1......................................................
2......................................................
Buatlah 2 pantun teka-teki dengan teman satu mejamu !
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lembar Diskusi Kelompok
Kelompok :
Anggota : 1
2
3
4
5
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan diskusi kelompok !
1. Sebutkan pengertian dari pantun !
Jawab:
2. Dalam bahasa Jawa pantun disebut parikan, sedangkan dalam bahasa Ambon disebut
dengan ... .
Jawab:
3. Dalam bahasa Batak pantun disebut sebagai ... .
Jawab:
4. Mengapa pantun harus kita lestarikan ?
Jawab:
5. Sebutkan 3 ciri pantun!
Jawab:
6. Sebutkan 3 ciri pantun selain yang telah disebutkan temanmu tadi!
Jawab:
7. Bagaimana cara membuat sebuah pantun ?
Jawab:
8. Bagaimanakah karakteristik pantun teka-teki?
Jawab:
9. Buatlah pantun teka-teki! (kebijakan guru)
10. Buatlah pantun jenaka! (kebijakan guru)
11. Buatlah pantun sukacita! (kebijakan guru)
12. Buatlah pantun nasihat dengan kata “rajin” !(kebijakan guru)
13. Buatlah pantun sukacita dengan kata “bermain” !(kebijakan guru)
14. Buatlah pantun jenaka dengan kata “kribo” !(kebijakan guru)
15. Buatlah pantun teka-teki dengan jawaban pantun yaitu “siput” !(kebijakan guru)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 15
Data Angket Siklus II
No
Urut
Aspek Aktivitas Belajar
Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1 100 91,6 87,45 100 100 100 100 100
2 100 83,3 91,65 87,5 100 75 66,65 100
3 87,5 100 100 81,25 100 87,5 100 100
4 81,25 79,15 75 75 75 100 62,5 68,75
5 81,25 62,45 91,6 87,5 100 87,5 87,5 100
6 100 83,3 100 93,75 100 100 87,45 89,525
7 100 54,5 62,5 75 62,5 100 75 70,8
8 100 74,95 100 87,5 75 100 66,6 75
9 87,5 70,8 95,8 90,625 100 100 70 76,65
10 93,75 79,15 75 84,38 87,5 88 74,95 66,625
11 87,5 66,6 79,15 81,25 100 75 62,5 68,75
12 100 75 95,8 100 87,5 62,5 91,6 68,75
13 81,25 100 100 90,625 62,5 100 87,45 89,525
14 100 91,65 83,3 93,75 100 100 83,3 100
15 100 66,6 100 81,25 100 100 62,45 64,525
16 100 70 100 78,1 50 75 62,45 60,375
17 81,25 91,6 100 75 100 100 91,6 91,6
18 100 66,6 95,8 81,25 100 100 70,8 64,55
19 68,75 50 83,3 71,875 87,5 62,5 70,8 64,55
20 93,75 79,1 75 81,25 87,5 100 70,8 68,75
21 100 74,95 87,5 100 75 87,5 66,65 62,475
22 93,75 83,3 91,6 100 100 100 87,45 75
23 75 62,45 70,8 75 87,5 75 62,45 64,525
24 100 62,45 87,5 78,125 75 62,5 70,8 72,9
25 93,75 87,45 95,8 87,5 100 100 79,15 100
Jumlah 2306,3 1907 2224,6 2137,5 2212,5 2238 1910,9 1963,63
Rata-
rata 92,25 76,278 88,982 85,499 88,5 89,52 76,436 78,545
Rerata 84,501
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 16
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus II
No
Urut
Aspek Aktivitas Belajar
Visual Oral Listening Writing Drawing Motor Mental Emosional
1 100 100 100 100 100 100 100 100
2 100 70,8 91,6 87,5 100 100 70,8 100
3 100 100 100 81,25 100 100 87,5 100
4 100 70,8 100 90,6 87,5 100 79,1 75
5 100 75 100 96,8 100 100 87,5 100
6 100 100 100 93,7 100 100 100 100
7 100 66,6 100 65,6 50 100 79,1 75
8 100 75 100 78,1 62,5 100 70,8 75
9 93,75 66,6 83,3 87,5 87,5 75 66,6 68,7
10 93,75 66,6 75 84,3 100 75 62,5 68,7
11 87,5 66,6 91,6 87,5 100 75 75 68,7
12 87,5 70,8 100 93,75 100 62,5 91,6 68,7
13 100 83,3 100 87,5 75 87,5 87,5 75
14 93,75 91,6 95,83 100 100 75 83,3 100
15 75 66,6 100 84,3 100 75 66,6 68,7
16 100 70,8 100 78,1 62,5 75 70,8 68,7
17 93,75 83,3 87,5 100 75 100 87,5 93,7
18 87,5 66,6 91,6 100 100 75 70,8 68,7
19 87,5 75 79,16 87,5 87,5 62,5 70,8 75
20 81,25 70,8 79,16 87,5 62,5 87,5 83,3 68,7
21 93,75 70,8 79,16 71,8 75 87,5 70,8 68,7
22 56,25 66,5 91,6 96,8 100 81,25 87,5 75
23 87,5 79,1 91,6 78,1 75 75 66,6 68,7
24 81,25 66,6 100 93,7 87,5 87,5 70,8 68,7
25 100 87,5 100 100 100 100 83,3 100
Jumlah 2300 1907 2337,11 2211,9 2187,5 2156 1970,1 1999,4
Rata-
rata 92 76,3 93,4844 88,476 87,5 86,2 78,804 79,976
Rerata 85,3413
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 17
Lembar observasi guru pada pembelajaran pantun melalui Pembelajaran
Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.
(Siklus 2 Pertemuan 1)
Nama Praktikan : Veronika Kristi Rosari
Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak
Cukup (C) bila 2 indikator tampak
Baik (B) bila 3 indikator tampak
Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak
No Variabel Indikator Pelaksanaan
Krieria Ya Tidak
1 Persiapan guru
memulai kegiatan
pembelajaran
1. Guru menyiapkan
rencana
pembelajaran.
2. Guru menggunakan
media pembelajaran dalam
mengajar.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
4. Guru menyiapkan alat-
alat pembelajaran di kelas.
√
√
√
√
SB
2 Kemampuan
guru mengelola
diskusi kelas
1. Guru mengelompokkan
siswa untuk melakukan
diskusi.
2. Guru mengatur tempat
duduk.
3. Guru membimbing siswa
berdiskusi.
4. Guru mengawasi siswa
selama diskusi berlangsung.
√
√
√
√
B
3 Kemampuan
mengelola waktu
pelajaran
1. Guru memulai pelajaran
tepat waktu.
2. Guru memberikan batas
waktu dalam melakukan
diskusi.
3. Guru menggunakan
waktu
secara efisien.
4. Guru melakukan
√
√
√
√
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran sesuai
rencana.
4 Kemampuan
memberikan
apersepsi
1. Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan
pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan
dibahas.
2. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan
dengan konsep.
3. Guru melakukan
konstruksi
(menghubungkan
pengetahuan awal siswa
dengan konsep yang akan
dipelajari) kepada siswa.
4. Guru mengilustrasikan
pemahaman tentang konsep
yang akan dibahas.
√
√
√
√
B
5 Menyampaikan
materi 1. Guru menjelaskan
materi.
2. Guru memberikan contoh
yang relevan dalam
pnyampaian materi.
3. Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa tentang
materi.
4. Guru membantu siswa
yang
mengalami kesulitan dalam
pembelajaran.
√
√
√
√
B
6 Keterampilan
guru mengajukan
pertanyaan
1. Guru berusaha
memancing
siswa untuk bertanya.
2. Guru berusaha
memancing
siswa untuk menjawab
pertanyaan.
3. Guru memberikan
pertanyaan yang sesuai
dengan materi.
4. Pertanyaan guru urut dan
jelas
√
√
√
√
B
7 Perhatian guru
terhadap siswa 1.Guru memusatkan
perhatian
pada siswa secara
menyeluruh.
2. Guru menghargai
√
C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sukoharjo, April 2012
Mengetahui,
Observer/ Guru Kelas Peneliti
Ponco Yulianto, S.Pd Veronika Kristi Rosari
NIP. 19840720 200903 1 001 NIM. K7108249
perbedaan
pendapat siswa.
3. Guru memberi penjelasan
atas ketidaktahuan siswa
terhadap konsep.
4. Guru menumbuhkan
motivasi siswa untuk
bekerja sama dalam diskusi.
√
√
√
8 Kemampuan
menutup pelajaran
1. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan.
2. Guru memberikan pesan
moral yang berkaitan
dengan konsep materi.
3. Guru memberikan
motivasi
siswa untuk belajar.
4. Guru berpesan pada
siswa
untuk mengulang pelajaran
dirumah yang telah
disampaikan di kelas.
√
√
√
√
C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lanjutan
Lembar observasi guru pada pembelajaran pantun melalui Pembelajaran
Kooperatif teknik Kancing Gemerincing.
(Siklus 2 Pertemuan 2)
Nama Praktikan : Veronika Kristi Rosari
Kriteria : Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak
Cukup (C) bila 2 indikator tampak
Baik (B) bila 3 indikator tampak
Sangat baik (SB) bila semua indikator tampak
No Variabel Indikator Pelaksanaan
Krieria Ya Tidak
1 Persiapan guru
memulai kegiatan
pembelajaran
1. Guru menyiapkan
rencana
pembelajaran.
2. Guru menggunakan
media pembelajaran dalam
mengajar.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
4. Guru menyiapkan alat-
alat pembelajaran di kelas.
√
√
√
√
SB
2 Kemampuan
guru mengelola
diskusi kelas
1. Guru mengelompokkan
siswa untuk melakukan
diskusi.
2. Guru mengatur tempat
duduk.
3. Guru membimbing siswa
berdiskusi.
4. Guru mengawasi siswa
selama diskusi berlangsung.
√
√
√
√
B
3 Kemampuan
mengelola waktu
pelajaran
1. Guru memulai pelajaran
tepat waktu.
2. Guru memberikan batas
waktu dalam melakukan
diskusi.
3. Guru menggunakan
waktu
secara efisien.
4. Guru melakukan
√
√
√
√
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran sesuai
rencana.
4 Kemampuan
memberikan
apersepsi
1. Guru mendorong siswa
untuk mengemukakan
pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan
dibahas.
2. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan
dengan konsep.
3. Guru melakukan
konstruksi
(menghubungkan
pengetahuan awal siswa
dengan konsep yang akan
dipelajari) kepada siswa.
4. Guru mengilustrasikan
pemahaman tentang konsep
yang akan dibahas.
√
√
√
√
B
5 Menyampaikan
materi 1. Guru menjelaskan
materi.
2. Guru memberikan contoh
yang relevan dalam
pnyampaian materi.
3. Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa tentang
materi.
4. Guru membantu siswa
yang
mengalami kesulitan dalam
pembelajaran.
√
√
√
√
B
6 Keterampilan
guru mengajukan
pertanyaan
1. Guru berusaha
memancing
siswa untuk bertanya.
2. Guru berusaha
memancing
siswa untuk menjawab
pertanyaan.
3. Guru memberikan
pertanyaan yang sesuai
dengan materi.
4. Pertanyaan guru urut dan
jelas
√
√
√
√
B
7 Perhatian guru
terhadap siswa 1.Guru memusatkan
perhatian
pada siswa secara
menyeluruh.
2. Guru menghargai
√
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sukoharjo, April 2012
Mengetahui,
Observer/ Guru Kelas Peneliti
Ponco Yulianto, S.Pd Veronika Kristi Rosari
NIP. 19840720 200903 1 001 NIM. K7108249
perbedaan
pendapat siswa.
3. Guru memberi penjelasan
atas ketidaktahuan siswa
terhadap konsep.
4. Guru menumbuhkan
motivasi siswa untuk
bekerja sama dalam diskusi.
√
√
√
8 Kemampuan
menutup pelajaran
1. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan.
2. Guru memberikan pesan
moral yang berkaitan
dengan konsep materi.
3. Guru memberikan
motivasi
siswa untuk belajar.
4. Guru berpesan pada
siswa
untuk mengulang pelajaran
dirumah yang telah
disampaikan di kelas.
√
√
√
√
B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FOTO- FOTO PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Siswa berdiskusi dengan Kancing Gemerincing
Guru membimbing siswa dalam diskusi
Guru membimbing siswa dalam diskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kegiatan observasi aktivitas belajar siswa
Siswa mempresentasikan hasil dskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Salah satu siswa berani menjawab pertanyaan.
Siswa mengerjakan evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FOTO – FOTO PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Guru menjelaskan beberapa contoh pantun
Siswa berani menjawab pertanyaan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Siswa berdiskusi dalam kelompok
Siswa berdiskusi kelompok dengan Kancing Gemerincing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas
Siswa mengerjakan soal evaluasi