pengaruh penerapan pendekatan kontekstual (contextual

205
i PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA MATERI BANGUN RUANG DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MT.s NW KARANG BATA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Oleh Adia Ratu Rosadi NIM.150.103.041.0 PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM

Upload: khangminh22

Post on 18-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUALTEACHING AND LEARNING) PADA MATERI BANGUN RUANG DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAMT.s NW KARANG BATA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

OlehAdia Ratu Rosadi

NIM.150.103.041.0

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAMMATARAM

ii

2019PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING) PADA MATERI BANGUN RUANG DALAMMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MTs. NW KARANG BATA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsidiajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

OlehAdia Ratu Rosadi

NIM.150.103.041.0

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

iii

MATARAM2019

iv

v

vii

viii

Motto :

“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila

Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang

dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain

Dia”.

(Q.S. Ar-ra’ad: ayat 11)

ix

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan rahmat Allah yang maha pengasih

lagi maha penyayang…

“Kupersembahkan skripsi ini untuk

ayah, ibu, kakak dan semua keluargaku

tercinta, dosen pembimbingku, kelas D

Generation, dosen-dosen Matematika,

teman-teman kos ina ama kos dan

lainnya, atas limpahan doa, dukungan

dan kasih sayang yang tak terhingga”

x

xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alamdan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada NabiMuhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.Amin

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak lepasdari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulismenyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telahmembantu sebagai berikut. :

1. Bapak Samsul Irpan, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Mauliddin, M.Si.selaku pembimbing II yang dengan sabar dan ikhlas membimbingpenulis sehingga penyusunan skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik;

2. Bapak Dr. Alkusaeri, M.Pd. selaku Ketua jurusan matematika;

3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan;

4. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberitempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan danperingatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;

5. Muhammad Aminullah, S.Pd.I selaku kepala Madrasah dan semuabapak/ibu guru MTs. NW Mataram;

6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi iniyang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu;

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatpahala yang berlipat-ganda dari Allah swt. Dan semoga karya ilmiah inibermamfaat bagi semesta. Amin.

Mataram,

Penulis,

xii

Adia Ratu Rosadi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPULiHALAMAN JUDUL iiPERSETUJUAN PEMBIMBING iiiNOTA DINAS PEMBIMBING ivPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI vPENGESAHAN DEWAN PENGUJI viHALAMAN MOTTO viiHALAMAN PERSEMBAHAN viiiKATA PENGANTAR ixDAFTAR ISI xDAFTAR TABEL xiiDAFTAR GAMBAR xiiiDAFTAR LAMPIRANxivABSTRAK xv

BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1B. Rumusan dan Batasan Masalah 5C. Tujuan dan Manfaat 5D. Definisi Operasional 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 9A. Kajian Pustaka 9

xiii

1. Pendekatan Kontekstual9

2. Bangun Ruang 23

3. Hasil Belajar 26

B. Kerangka Berpikir 32

C. Hipotesis Penelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN 35A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 35B. Populasi dan Sampel 36C. Waktu dan Tempat Penelitian 37D. Variabel Penelitian 37E. Desain Penelitian 37F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian 38G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian 39

1. Observasi 38

2. Tes 40

H. Teknik Analisis Data 40

1. Uji Normalitas 41

2. Uji Homogenitas 41

3. Uji Hipotesis 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44A. Hasil Penelitian 44

1. Pengumpulan Data dan Penyajian Data 44

2. Analisis Data Penelitian 46

a. Uji Normalitas 47

b. Uji Homogenitas 48

c. Uji Hipotesis 49

B. Pembahasan 52

BAB V PENUTUP 59

xiv

A. Kesimpulan 59

B. Saran 59

DAFTAR PUSTAKA 61LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel2.1

Langkah -langkah penerapan Contextual Teaching And

Learning

17

Tabel2.2

Perbedaan CTL dengan pembelajaran konvesional 21

Tabel3.1

Desain Penelitian 38

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Test Pembelajaran 45

xv

4.1 Menggunakan Penerapan pendekatan kontekstual

(Contextual Teaching And Learning) terhadap Hasil

Belajar di Kelas Eksperimen

Tabel4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Test Pembelajaran Tanpa

Menggunakan Penerapan Pendekatan Kontekstual

( Contextual Teaching And Learning) Terhadap Hasil

Belajar di Kelas Kontrol.

46

Tabel4.3

Uji normalitas pada kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47

Tabel4.4

Uji homogenitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49

Tabel4.5

Uji t pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 50

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1

Bangun Ruang Sisi Datar Kubus 25

Gambar2.2

Bangun Ruang Sisi Datar Balok 25

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SilabusLampiran 2 Rencana Pelaksanaan PembelajaranLampiran 3 Nilai kelas eksperimenLampiran 4 Nilai kelas kontrolLampiran 5 Uji Normalitas eksperimenLampiran 6 Uji Normalitas kontrolLampiran 7 Uji HomogenitasLampiran 8 Uji t poolend varianLampiran 9 Kisi-kisi soal testLampiran 10 Soal testLampiran 11 Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

(kelas eksperimen)Lampiran 12 Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

(kelas kontrol)Lampiran 13 Hasil keterlaksanaan pembelajaranLampiran 14 Dokumentasi

Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching and

xviii

Learning) Pada Materi Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil BelajarSiswa di MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019

Oleh:Adia Ratu Rosadi

Nim: 150.103.041.0

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui PengaruhPenerapan Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching And Learning)Pada Materi Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa diMTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapundesain dalam penelitian ini adalah posttest only control design. Padadesain penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen tes. Hasil analisis datapenelitian ini pada uji normalitas kelas eksperimen diperoleh  = 2,098ᵡ2

hitung

dan nilai pada taraf signifikan 5 % dan dk = 2 adalah = 5,99,ᵡ2tabel ᵡ2

tabel(0,05;2)

karena < maka data berdistribusi normal. Sedangkan padaᵡ2hitung ᵡ2

tabel

kelas kontrol diperoleh = 4,474 dan nilai pada taraf signifikan 5ᵡ2hitung ᵡ2

tabel

% dan dk = 2 adalah = 5,99, Karena < maka dataᵡ2tabel(0,05;2) ᵡ2

hitung ᵡ2tabel

berdistribusi normal. Uji homogenitas pada penelitian ini eksperimenmaupun kontrol pada taraf signifikan 5 % menunjukkan data (1,04)Fhitung

< (2,23) artinya sampel memiliki varian yang homogen. BerdasarkanFtabel

rumusan masalah dan tujuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa“Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching AndLearning) Pada Materi Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Kelas VIII MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019, yangdapat dibuktikan dari nilai 2,101 lebih > dari 2,031 pada kelasthitung t

tabel

eksperimen, ini berarti hasil belajar pada siswa yang diberi perlakuan(kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar padasiswa yang tidak diberikan perlakuan (kelas kontrol).

Kata Kunci: Pendekatan Kontekstual, Hasil belajar.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penegendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara1.

Dalam proses pembelajaran, guru di tuntut untuk

melaksanakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarasa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat , minat

dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

Permbelajaran yang demikian tersebut membutuhkan strategi yang

baik dalam mencapai prestasi belajar yang optimal2.

Arends (dalam Dimyati, Mudjiono) menyatakan bahwa istilah

model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan

pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan,

1 Fadrik Adi Fahrudin, “Efektivitas Problem Basic Learning Terhadap KemampuanBerpikir Kreatif Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika UIN Mataram”, Jurnal TeoriDan Aplikasi Matematika,Vol. 1 No 1 Oktober 2017, h. 41

2. Iif Khoiru Ahmadi Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu(Jakarta: PrestasiPustaka,2011), h. 13-14

2

dan sistem pengelolaannya.3 Begitu pula dengan ”Pendekatan

pembelajaran dapat

3 Dimyati, Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran(Jakarta: Rineka Cipta,2002), h. 235

2

diartikan sebgai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses

pembelajaran”.4

Untuk meningkatkan kualitas proses dalam hasil belajar,

para ahli pembelajaran telah menyarankan pengguaan paradigma

pembelajaran kontruktivistik untuk kegiatan belajar mengajar di

kelas. Dengan perubahan paradigma belajar tersebut terjadi

perubahan pusat (fokus) pembelajaran dari belajar berpusat pada

guru kepada belajar berpusat pada siswa. Dengan kata lain, ketika

mengajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan kondisi

lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat

mendorong siswa belajar, atau memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berperan aktif mengkontruksi konsep-konsep yang

dipelajarinya. Kondisi belajar dimana siswa hanya menerima materi

dari pengajar, mencatat, dan menghafalkannya harus di ubah

menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri), menemukan

pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan

pemahaman (bukan ingatan). Untuk mencapai tujuan tersebut,

pengajar dapat menggunkan pendekatan, strategi, model atau,

metode pembelajaran inovatif. 5

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk

meningkatkan kemampuan yang di harapkan sesuai degan tujuan

4Wina Sajaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standr Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.255

5 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelejaran, (Yogyakarta: Asawaja Presindo,2016) hlm. 117.

3

inruksional yang ingin di capai. Selain itu, situasi tersebut dapat

lebih diopimalkan dengan menggunakan metode atau strategi yang

tepat. Strategi merupakan sejumlah langkah yang di rekayasa

sedemikian rupa utuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi

merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting. Karena

hasil pembelajara berkantung dari strategi yang di gunakan.

Masalah rendahnya hasil belajar juga ditemui pada bidang

studi matematika. Dikarenakan matematika berfungsi

mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan,

dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran, geometri,

aritmatika sosial, peluang dan statistik. Oleh sebab itu, tak sedikit

siswa memiliki kejenuhan dalam belajar. Terutama siswa yang

memiliki kemampuan rendah, mereka enggan berpikir dan bosan

dalam belajar matematika sehingga berdampak buruk terhadap

hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui observasi

dengan melakukan wawancara pada guru mata pelajaran

matematika kelas VIII yaitu metode pembelajaran yang digunakan

guru cukup baik, selama proses pembelajaran berlangsung siswa

tidak  mengaktifan pengetahuan yang sudah diberiakan dan

kurangnya pemahaman pengetahuan. Siswa juga belum bisa

memperaktikan atau mengaitkan materi yang diberikan dan

4

pengelaman. Selain itu juga siswa dinilai masih belum fokus (belum

konsentrasi) pada saat proses belajar mengajar berlangsung,

siswa lebih banyak mengandalkan informasi dari guru tanpa ada

upaya untuk belajar menemukan sendiri.

Aktivitas siswa hanya terbatas pada mendengar, mencatat

dan menjawab suatu pertanyaan apabila guru memberikan

pertanyaan. Hal ini jelas terlihat bahwa siswa kurang aktif dalam

proses belajar mengajar, baik itu dalam mengajukan pertanyaan

ataupun mengajukan pendapat. Kurangnya aktivitas dalam belajar

inilah yang mempengerahui hasil belajar siswa menjadi rendah, ini

dilihat dari nilai ulangan tengah semester ganji siswa kelas VII MTs.

NW Karang Bata tahun pelajaran 2018/2019.

Hasil belajar siswa kelas VII MTs. NW Karang Bata yang

berjumlah 36 siswa dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 20, nilai

rata-rata siswa 65 dan jumlah siswa tuntas 15. Hasil belajar siswa

kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 pada mata

pelajaran matematika masih rendah. Masih banyak siswa yang

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 maupun

Ketuntasan Klasikal (KK) 47%. Hal ini mendorong peneliti

menggunakan kelas VIIB sebagai objek penelitian.6

Berdasarkan identifikasi hasil observasi, wawancara dan

hasil belajar siswa, peneliti perlu melakukan perbaikan yang mampu

6 Arsip Guru Mata Pelajaran Matematika MTs.NW Karang Bata

5

meningkatkan hasil belajar tersebut. Salah satu solusi yang

ditawarkan yang sesuai dengan karakteristik permasalahan siswa

yaitu dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual

Adapun tujuh komponen utama pembelajararan kontekstual,

yakni konstruktivisme (contructivisme), bertanya (questioning),

inkuri (inquiry), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik

(authentic assesment)7.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontektual

(Contextual Teaching And Learning) Pada Materi Bangun Ruang

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di MTs. NW Karang Bata

Tahun Pelajaran 2018/2019.”

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah ada Pengaruh

Penerapan Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching And

Learning) Pada Materi Bangun Ruang Dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Di MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran

2018/2019.

2. Batasan Masalah

7 Nurhusain, dkk. 2016. Implementasi Pendekatan Kontekstual DenganMengintensifkan Scaffolding untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Jurnal JurnalSainsmat, Maret 2016, Halaman 30-41. Vol V, No 1

6

Pada penelitian ini, peneliti hanya membahas pada

materi luas permukaan dan volume kubus dan balok. Adapun

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B MTs.

NW Karang Bata. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan

Pendekatan Kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar.

Lokasi penelitian di MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran

2018/2019.

C. Tujuan Dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah: untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Pendekatan

Kontektual (Contextual Teaching And Learning) Pada Materi

Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di MTs.

NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Manfaat

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan tambahan dan masukan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan yang kaitannya dengan meningkatkan

motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs.

NW Karang Bata.

7

b. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan

oleh guru matematika sebagai pedoman dalam mengajar

mata pelajaran matematika yang kreatif, efektif dan

inovatif. Penelitian ini bisa menumbuhkan motivasi belajar

pada siswa dan dapat meningkatkan peran aktif yang

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Dapat dijadikan bahan pertimbangan sekolah untuk

disampaikan kepada guru matematika dalam proses belajar

mengajar.

Hasil penelitian ini menjadi sebuah pengalaman,

sekaligus acuan tentang penerapan Pendekatan

Kontekstual pada materi bangun ruang dalam

meningkatkan hasil belajar.

D. Definisi Operasional

        Untuk menghindari pemahaman yang berbeda mengenai judul

penelitian ini maka diuraikan definisi istilah untuk menjadi

penegasan dalam jadul penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut

adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan Kontekstual (CTL)

       Pendekatan konteksual adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan

siswa secara penuh dengan mengaitkan materi yang diperoleh

8

ke dalam kehidupan sehari-harinya.8

Pendekatan kontekstual tersebut membuat siswa aktif

dalam proses pembelajaran yang sedang brlangsung dan

menghubungan materi yang di ajarkan guru dengan

lingkungannya.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan

bukan hanya salah satu aspek potensi belajar.9

Hasil belajar pada penelitian ini adalah nilai hasil tes yang di

ambil di akhir penelitian.

8 Yulia Maftuhah Hidayati, ‘’Pembelajaran Penjumlahan Bilangan Pecahan DenganMetode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Di Sd Muhammadiyah Program Khusus,Kota Barat, Surakarta’’Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.13, No. 1, Februari 2012, hlm.88

9 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dann Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hlm 7.

9

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching

and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat.10.

Johnson (dalam La Alfain, 2016) mendefinisikan:

“Contextual teaching and learning enebles students to

connect the content of academic subjects with the

immediate context of their daily lives to discover meaning”,

hal ini berarti pembelajaran kontekstual memungkinkan

siswa menghubungkan isi materi dengan konteks

kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna11.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

10 Yulia Maftuhah Hidayati. 2012. Pembelajaran Penjumlahan Bilangan PecahanDengan Metode Contextual Teaching And Learning. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.13,No. 1, Februari 2012: 88

11 La Alfain, dkk. 2016. Efektivitas Pendekatan Kontekstual Dalam ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika SiswaKelas Viii Smpn 05 Poleang Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4No. 2 Mei. Hlm 117

10

memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan

bagaimana pemanfaatannya dalam

10

kehidupan nyata. Siswa tidak hanya memahami konsep

akademik yang abstrak, akan tetapi lebih banyak diberi

kesempatan untuk mencari, mengolah dan menemukan

sendiri konsep tersebut. Guru merancang dan mengelola

aktivitas belajar bersifat terbuka dan informal agar siwa

memiliki kebebasan untuk bertanya dan mengeksplorasi ide

-ide mereka. Siswa diberi kebebasan untuk melakukan

dugaan dan pembuktian sendiri berdasarkan konsep-

konsep matematika yang dimilikinya. Hasil dari

menemukan sendiri akan lebih bermakna dan mampu

diterapkan dalam berbagai permasalahan12.

Terdapat lima karakteristik penting dalam prosespembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.a. Dalam pendekatan CTL, pembelajaran merupakan

proses  mengaktifan pengetahuan yang sudah ada(aktiviting knowledge).

b. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangkamemperoleh dan menambah pengetahuan baru(acquiring knowledge).

c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).d. Memperaktikan pengetahuan dan pengelaman

(applying knowledge).e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge).13

Dari beberapa karakteristik menggunakan

pendekatan CTL tersebut penelitian mengharapkan dalam

proses pembelajaran berlangsung mampu mengaktifkan

pengetahuan yang sudah ada, menambahkan pengetahuan

12 Mukhni, dkk , Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual dalamMeningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 9Padang, h. 584

13 Wina Sajaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standr Proses Pendidikan,(Jakarta : Kencana, 2011), hlm.256

11

baru, memperaktikanpengetahuan dan melakukan refleksi.

Pendekatan kontekstual (CTL) memiliki tujuh

komponen, yaitu

a. Konstruktivisme ( Constructivisme)

  Konstruktivisme merupakan landasan berpikir

(filosofi) pendekatan konteksual yaitu bahwa

pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit demi

sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan

bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah

yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus

mengkonsruksi pengetahuan itu dan memberi makna

melalui pengelaman nyata.14

  Batasan konstruktivisme di atas memberikan

penekanan bahwa konsep bukanlah tidak penting

sebagai bagian integral dari pengalaman belajar yang

harus dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari

setiap konsep atau pengetahuan yang dimiliki siswa itu

dapat memberikan pedoman nyata terhadap siswa

untuk diaktualisasikan dalam kondisi nyata. Oleh

karena itu dalam CTL, strategi untuk membelajarkan

siswa menghubungkan antara setiap konsep dengan

14 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, LandasanDan Implementasinya Pada Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp), (Jakarta :Kencana Prenada Media Group) hlm.113

12

kenyataan merupakan unsur yang diutamakan

dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa

banyak pengetahuan yang harus diingat oleh siswa.15

b. Inkuiri (inquiry)

   Inkuiri merupakan bagian inti dari pendekatan CTL.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

yang di harapkan bukan hasil mengingat seperangkat

fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru

harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada

kegiatan menemukan, apapun materi yang diajakannya.

Langkah kegiatan inkuiri sebagai berikut:

a) Merumuskan masalah.b) Mengajukan hipotesis.c) Mengumpulkan data.d) Menguji hipotesis berdasarkan yang ditemukan.e) Membuat kesimpulan. 16

Dari beberapa kegiatan inkuiri diharapkan siswa

mampu merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan

yang ditemukan dan membuat kesimpulan dari materi

yang disampikan oleh guru.

c. Bertanya (Questioning)

15 La Alfain, dkk. 2016. Efektivitas Pendekatan Kontekstual Dalam ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika SiswaKelas Viii Smpn 05 Poleang Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4No. 2 Mei. Hlm 117

16 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, LandasanDan Implementasinya Pada Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp), (Jakarta :Kencana Prenada Media Group,2009) hlm.114

13

    Bertanya dan menjawab pertanyan adalah bagaian

penting dalam proses belajar mengajar. Bertanya dapat

dipandang sebagai refleksi keingintahuan, dan

menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan

seseorang dalam berpikir. Dalam pendekatan CTL guru

tidak mneyampaikan informasi begitu saja, melainkan

juga merangsang siswa dapat mencari dan

menemukan sendiri. Bertanya mempunyai peran

penting. Guru bisa membimbing dan mengarahkan

siswa untuk menemukan setiap materi yang

dipelajarinya. Berikut adalah beberapa manfaat

bertanya:

a) Menggali potensi siswa dalam penguasaan materipembelajaran.

b) Menumbuhkan motivasi siswa untuk terus berpacudengan belajar.

c) Merangsang rasa ingin tahu siswa.d) Memfokuskan siswa pada sesutu yang diinginkan.e) Membimbing siswa untuk menemukan atau

menyimpulkan suatu persoalan.17

Dari beberapa manfaat bertanya diatas peneiliti

mengharapkan mampu mebuat siswa lebih aktif

selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Masyarakat belajar (Learning Comunity)

    Sebagaimana layaknya komunitas masyarakat,

pendekatan CTL juga menerapkan pembelajaran

17 Rudi hartono, Ragam Model Belajar Yang Mudah Diterima Murid (Jogjakarta:DIVA Press, 2013) hlm. 92

14

melalui kelompok belajar yang terbagi dalam kelompok-

kelompok heterogen, baik dilihat dari kempuan dan

kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan

minat siswa. siswa dibiarkan membuat dalam

kelompok agar dapat salinng bertukar pengetahuan.

Bagi siswa yang cepat belajar, di dorong untuk

membantu yang lambat bekerja. Siswa yang memiliki

kemampuan tertentu didorong untuk menularkan pada

yang lain. Itulah yang dimaksud masyarakat belajar.18

e. Pemodelan ( Modeling)

   Yang dimaksud dengan asas modeling adalah

proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu

sebagai contoh yang dapat di tiru oleh setiap siswa.

Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan

tetapi guru juga dapat memanfaatkan siswa yang

dianggap memiliki kemapuan. Misalkan siswa yang

pernah menjadi juara dalam mebaca puisi dapat

disuruh untuk menampilkan kebolehan didepan teman-

temannya, dengandemikian siswa dapat dianggap

sebagai model. Modeling merupakan asa yang cukup

penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui

modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang

18 Ibid.,hlm.93

15

teoritis absstrak yang dapat memungkinkan terjadinya

verbalisme.19

f. Refleksi (reflection)

    Refleksi adalah proses pengendapan pengelaman

yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara

mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa

pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses

refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan

dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan

menjadi bagian pengetahuan yang dimiliknya.20

Proses pendekatan CTL meberikan kesempatan

pada setiap siswa untuk merenung dan mengingat

ulang apa yang sebelumnya telah dipelajari. Siswa

dibiarkan bebas menafsirkan pengalamanya sendiri,

sehingga ia dapat mneyimpulkan pengelaman

sendirinya . itulah aplikasi refleksi dalam CTL.21

g. Penilaian nyata (authentic assesment )

CTL tidak hanya menilai keberhasilan melalui hasil

tes, tetapi juga proses belajar melalui penilaian nyata.

Penilaian nyata merupakan proses yang dilakukan guru

untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan

19Wina Sajaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standr Proses Pendidikan,(Jakarta : Kencana, 2011), hlm.267

20 Ibid.,hlm.26821 Rudi hartono, Ragam Model Belajar Yang Mudah Diterima Murid (Jogjakarta:

DIVA Press,2013) ,hlm. 95

16

belajar yang dilakukan siswa. Penilain ini penting untuk

mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau

tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki

pengaruh yang positif terhadap perkembangan

intelektual dan mental siswa secara keseluruhan.22

Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan

kontekstual (CTL) jika menerapkan ketujuh komponen

tersebut dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja,

dan kelas yang bagaimanapun keadaannya (Dediknas,

2002).

Peneliti menggunakan tujuh komponen pendekatan

kontekstual tersebut dalam sebuah kelas yang dimana

siswa akan dirahkan dengan mengkonstruksi sendiri

pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimiliki

siswa, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri

untuk semua topik yang diajarkan, menciptakan rasa ingin

tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.

menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan

kelompok, berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya,

menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa

melalui ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya,

membiasakan siswa untuk melakukan refleksi dari setiap

22 Ibid.,hlm 96

17

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, melakukan

penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang

sebenarnya pada setiap siswa.

Adapun langkh-lngkah penerapan Contextual

Teaching And Learning dapat dilihat pada tabel berikut;23.

Tabel 2.1 langkah-langkah penerapan Contextual TeachingAnd Learning

Fase Tahapan Guru Siswa

Grouping Siswa

dikelompokkan

menjadi

beberapa

kelompok yang

heterogen

Guru

membagi

siswa

menjadi

beberapa

kelompok

Siswa

membentuk

kelompok

berdasasrka

n intruksi

guru

Modeling Pemusatan

perhatian,

motivasi dan

penyampaian

tujuan

pembelajaran

Guru

mengajak

siswa

memusatan

perhatian ,

memberi

motivasi

dan

Siswa

merespon

dengan

semangat

dari

penyampaia

n guru

23 Nurul Alpristari Gisty, “Pengrauh Pendekatan Contextual Teaching And LearningTerhadap Hasil Belajar Pada Materi Aritmatika Sosial Dikelas VII Mts. Swasra TamanPendidikan Islam (TPI) Sawit Seberang Tahun Pelajaran 2017/2018”, (Skripsi, FITK UINSumatera Utara Medan, Medan, 2018), Hlm. 28.

18

menyampai

kan tujuan

pembelajara

n

Questioning Meliputi

eksplorasi,

membimbing,

menuntun,

memberi

petunjuk,

mengarahkan,

mengembangka

n, evaluasi,

ingkuiri dan

generalisasi

Guru

memberikan

beberapa

pertanyaan

Siswa aktif

menjawab

pertanyaan

guru

Learning

community

Aktivitas belajar

yang dilakukan

melibatkan

suatu kelompok

sosial tertentu

(learning

community).

Komunikasi

Guru

memberikan

beberapa

soal pada

setiap

kelompok

Siswa

berdiskusi

dalam

kelompokny

a guna

bertukar

fikiran untuk

mengumpul

19

belajar ini

memegang

peranan yang

sangat penting

dalam proses

belajajar karena

didalamnya

terjadi suatu

proses interaksi

dimana seluruh

siswa

berpasrtisipasi

aktif dalam

belajar

kelompok,

mengerjakan

soal dan sharing

pengetahuan

serta pendapat.

kan,

melengkapi,

dan

menyimpulk

an suatu

permasalah

an

Inguiry Meliputi

kegiatan

indentifikasi,

investigasi,

Guru

membimbin

g dalam

merumuska

Siswa

menyimpulk

an hasil dari

penemuan

20

hipotesis,

konjektur,

generalisasi dan

penemuan

n penemuan

Contructivis

m

Siswa

membangun

pemahaman

sendiri,

mengkontruksi

konsep aturan,

serta melakukan

analisis dan

sistematis

Guru

merangsang

semua

siswa untuk

mengemban

gkan

penemuann

ya

Setiap

siswa

merespon

atif untuk

menyampai

kan

penemuann

ya

Authentic

Assessment

Penilaian selama

proses

pembelajaran

dan sesudah

pembelajaran,

penilaian setiap

aktivitas siswa,

dan penilaian

portofolio

Guru menilai

dan

memberi

apresiasi

untuk setiap

individu dan

kelompok

Siswa

termotivasi

dalam

belajar

Reflection Refleksi atas Guru Siswa

21

proses

pembelajaran

yang dilakukan

memberikan

penguatan

materi

merespon

aktif

Berikut langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas :

1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebihbermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukansendiri, dan mengkonstruksi sendiri penegetahuan danketerampilan barunya.

2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuksemua topik.

3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok).5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.6) Lakukan refleksi dikhir pertemuan.7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai

cara.24

Dari beberapa langkah penerapan CTL tersebut

penetili mengharapkan siswa mampu mengembangkan,

menemukan dan menciptakan proses pembelajaran yang

aktif dalam kelas.

Setiap pendekatan pembelajaran mempunyai

kelebihan dan kekurangan begitu pula pendekatan

kontekstual. Adapun kelebihan dan kekurangan pendekatan

kontekstual sebagai berikut:

1) Kelebihan pendekatan kontekstuala) Menepatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya

siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.b) Dalam pembelajaran kontekstual siswa belajar

24 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, LandasanDan Implementasinya Pada Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp), (Jakarta :Kencana Prenada Media Group,2009) h.lm111

22

dalam kelompok, kerjasama, diskusi, salingmenerima dan memberi.

c) Berakitan secara rill dengan dunia nyata.d) Kemampuan berdasarkan pengelaman.e) Dalam pembelajaran kontekstual perilaku dibangun

atas kesadaran sendiri.f) Pengetahuan siswa selalu berkembang sesuai

dengan pengalaman yang dialaminya.g) Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja sesuai

denagn kebutuhan.h) Pembelajaran kontekstual dapat diikur melalui

beberapa cara, misalnya evaluasi proses, hasil karyasiswa, penampilan, observasi, rekaman, wawancara,dll.

2) Kekurangan pendekatan kontekstuala) Pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran

yang kompleks dan sulit dilaksanakan dalam kontekspembelajaran.

b) Kemudian pembelajaran dengan menggunakanpendekatan kontekstual juga membutuhkan waktuyang lama. 25

Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa

mengetahui isi pelajaran akademik dengan konteks

kehidupan sehari-hari seperti kehidupan pribadi, sosial, dan

budaya untuk memecahkan masalah yang bersifat nyata.

Mulyasa (dalam Wisnu Dwi, 2017) menyatakan kelebihan dan

kekurangan pendekatan kontekstual sebagai berikut :

1) Kelebihan pendekatan kontekstuala) Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa

melakukan sendiri kegiatan yang berhubungandengan materi yang ada seingga siswa dapatmemahaminya sendiri.

b) Pembelajaran lebih produktif dan mampumenumbuhkan penguatan konsep kepada siswakarena pembelajaran kontekstual.

c) Menuntut siswa menemukan sendiri bukan

25Wisnu Dwi Saputra, “Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil BelajarIPS Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gondangrejo”, (Skripsi FKIP Universitas Lampung, BandarLampung 2017), Hlm. 28-30

23

menghafal.d) Menumbuhkan keberanian siswa mengemukakan

pendapat tentang materi ynag di pelajari.e) Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang

dipelajari dengan bertanya kepada guru.f) Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama

dengan teman yang lain untuk memecahkanmasalah yang ada.

g) Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri kegiatanpembelajaran.

2) Kekurangan pendekatan kontekstuala) Jika guru tidak pandai mengaitkan materi

pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa, makapembelajaran akan menjadikan monoton.

b) Jika guru tidak membimbing dan memberikanperhatian yang ekstra, siswa sulit untuk melakukankegiatan inkuiri dan membangun pengetahuannyasendiri.26

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti mengambil

pendapat bahwa kelebihan pendekatan kontekstual adalah

siswa dapat menjadi aktif dan berpikir kritis secara rill dalam

menganalisis suatu masalah dari pengelaman yang

dialaminya. Sedangkan kelemahan pendekatan kontekstual

adalah guru yang tidak pandai mengaitkan materi

pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa serta tidak

membimbing siswa akan membuat pembelajran menjadi

monoton dan siswa tidak dapat membangun

pengetahuannya sendiri.

Tabel 2.2 Perbedaan CTL dengan pembelajaran KonvesionalNo Pembelajaran CTL Pembelajaran konvesional

1. Menempatkan siswa sebagai Siswa di tempatkan

26 Ibid.hlm 30.

24

subjek belajar, artinya siswa

berperan aktif dalam setiap

proses pembelajarn dengan

cara menemukan dan

menggali sendiri materi

materi pelajaran.

sebagai objek belajar yang

berperan sebagai

penerima informasi secara

pasif

2. Siswa belajar melalui

kegiatan kelompok, seperti

kerja kelompok, berdiskusi,

saling menerima dan

memberi.

Siswa lebih bnayak belajar

secara individual dengan

menerima, maencatat dan

menghafal materi

pelajaran

3. Pembelajaran dikaitkan

dengan kehidupan nyata

secara ril

Pembelajaran bersifat

teoritis dan abstrak

4. Kemampuan didasarkan atas

pengalaman dan tujuan akhir

dari proses pembelajaran

adalah puasan diri

Kemampuan diperoleh

melalui latihan-latihan dan

tujuan akhir adalah nilai

atau angka

5. Siswa bertanggung jawab

memonitor dan

mengembangkan

pembelajaran mereka sendiri

dan pembelajaran bisa terjadi

Guru adalah panentu

jalannya proses

pembelajaran dan

pemebelajaran hanya

terjadi didalam kelas.

25

dimana saja dalam konteks

dan setting yang berbeda

sesuai dengan kebutuhan

6. Pengetahuan peserta didik

akan dapat dibangun melalui

interaksi sosial dan

lingkungannya.

Peserta didik berkembang

melalui proses interaksi

dengan guru.

7. Peserta didik tidak

melakukan sesuatu yang

burukkarena asadar hal

tersebut dapat merugikan

dirinya.

Peserta didik tidak

melakukan sesuatu yang

buruk karena takut akan

hukuman.

8. Bahasa yang dipergunakan

dalam proses pembelajaran

adalah bahasa komunikatif,

peserta didik diajak

menggunakan bahasa

konteks nyata.

Bahasa yang

diperguanakan dalam

proses pemeblajaran

adalah bahasa struktural,

rumus diterangkan sampai

paham kemudian dilatih.

9. Pembelajaran tidak terikat

pada tempat, waktu, dan

sarana.

Pembelajaran hnaya terjadi

dikelas.

10. Guru menguatkan dan Guru membuatkan

26

meneguhkan kesimpulan

yang telah dibuat oleh

peserta didik.

kesimpulan materi pelajran

yang telah disajikan

sebelumnya.

11. Materi pelajaran selalu

diintegrasi dengan materi

lain.

Mata pelajaran disajikan

secara terfokus

berdasarkan subjek materi.

12. Hasil belajar diukur melalui

penerapan penilaian autentik

(pengetahuan, keterampilan,

dan sikap)

Hasil belajar diukur melalui

kegiatan akademik dalam

bentuk tes, ujian dan

ulangan.

2. Bangun Ruang

Bangun ruang adalah bangun matematika yang

memiliki isi atau volume. Bisa juga disebut bagian ruang

yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada

seluruh permukaan bangun tersebut.

Bangun ruang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1) Sisi : bidang atau daerah yang

membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di

sekitarnya ( bagian dalam dengan bagian luar )

2) Rusuk : pertemuan antara dua buah sisi

atau perpotongan dua bidang sisi

27

Titik sudut : perpotongan tiga bidang sisi atau

perpotongan tiga rusuk / lebih

3) Diagonal sisi : garis yang menghubungkan 2

( dua ) buah titik sudut yang tidak berurutan

letaknya dan terletak pada sebuah sisi. Diagonal

sisi disebut juga dengan diagonal bidang.

4) Diagonal ruang : garis yang menghubungkan dua

buah titik sudut yang tidak berurutan letaknya

dalam sebuah bangun ruang.

5) Bidang diagonal : bidang yang menghubungkan

rusuk - rusuk yang sejajar dan berhadapan.

Jenis - jenis bangun ruang ditinjau dari sisi - sisinya :

1) Bangun Ruang Sisi Datar (BRSD) : Kubus, Balok,

Prisma, dan Limas

2) Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) : Tabung,

Kerucut, dan Bola

Bangun Ruang Sisi Datar

Seperti telah disebutkan di atas, bangun ruang

memiliki isi atau volume. Selain memiliki isi atau

volume, bangun ruang juga bisa dicari luasnya (dalam

hal ini disebut dengan luas permukaan, luas sisi, atau

luas bidang). Luas permukaan bangun ruang

merupakan penjumlahan luas semua sisinya.

28

Jenis - jenis Bangun Ruang Sisi Datar (BRSD) :

a. Kubus merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh

6 (enam) bangun datar yang masing - masing

berbentuk persegi yang sama dan sebangun. Kubus

mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, 8 titik sudut, 12 diagonal

sisi, 4 diagonal ruang, dan 6 bidang diagonal. Dapat

dilihat pada gambar 2.1

Volume = sisi × sisi × sisi

Luas Permukaan = 6 × sisi × sisi

b. Balok merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh

enam bangun datar berbentuk persegipanjang.

Pasangan sisi yang saling berhadapan selalu sama

dan sebangun. Balok mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, 8

titik sudut, 12 diagonal sisi, 4 diagonal ruang, dan 6

bidang diagonal. Dapat dilihat pada gambar 2.2

29

Volume = p × l × t

Luas Permukaan = 2 × ( pl + pt + lt )

Keterangan :

p = panjang

l = lebar

t = tinggi

pl = p × l

pt = p × t

lt = l × t.27

3. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah hasil belajar siswa pada materi bangun ruang yang

telah diukur dengan tes yang telah diuji kelayakan soal

setelah proses belajar mengajar dengan menggunakan

pendekatan kontekstual.

27 Miftah Syarifuddin, Materi Matematika Kelas VIII Semester Genap: BangunRuang Sisi Datar, dalam  http://www.miftahsyarifuddin.com/2015/03/materi-matematika-kelas-viii semester.html?m=1, diakses tanggal 12 januari 2019, pukul 19.06

30

Menurut Bloom (dalam Agus) hasil belajar mencakupkemampuan kognitif, afektif, dan psikimotorik .domainkofnitif adalah knowledge (pengetahuan,ingatan),comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation(menilai). Doamin afektif adalah receiving (sikap menerima),responding (memberikan respon), valuing (nilai),organization (organisasi), characterization (karakterisasi).Doamin psikomotor meliputi initiatory,dan rountinized.Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik,fisik, dan intlektual.28

Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang

terjadi individu yang belajar , bukan saja perubahan

mengenai pengetahuan , tetapi juga penegetahuan untuk

membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penguasaan, dan pengharagan dalam diri individual yang

belajar.

Sameto (dalam Darawyan) menyatakan hasil belajarmerupakan perubahan tingkah laku individual yangmempunyai cita-cita a) perubahan dalam belajar terjadisecara sadar, b) perubahan dalam belajar mempunyaitujuan, c) perubahan belajar secara positif, d) perubahandalam belajar bersifat kontiniu, e) perubahan dalam belajarbersifat permanen(langgeng). Dengan demikian yangdimaksud dengan hasil belajar atau prestasi belajar adalahtahap pencapaian aktual yang ditampilkan dalam bentukperilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif maupunpsikomotor dan dapat dilihat dalam bentuk kebiasaan,sikap, penghargaan sesuai dengn tujuan yang telahditetapkan.29

Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu

menjadi tahu marupakan hasil dari proses belajar. Misalnya

seseorang yang mulanya tidak dapat mengoperasikan

28 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM, (Bima:Pustaka Belajar, 2009), hlm.6

29 Darwyan syah, Strategi Belajar Mengajar, (Malaysia:Diadit Media,2009) hlm 43

31

penjumlahan bilangan sekarang mahir berhitung. Akan

tetapi tidak semua perubahan yang terjadi di dalam diri

seseorang merupakan hasil proses belajar, kita lihat yang

terjadi pada bayi, misalnya bayi yang mulanya tidak dapat

tengkurap lalu dapat tengkurap, perubahan-perubahan ini

terjadi karena kematangan. Lalu ada kategori lain mengenai

perubahan yakni perubahan yang berjalan secara singkat,

misalnya seseorang secara kebetulan dapat memperbaiki

barang elektronik, tetapi ketika harus mengerjakanhal yang

sama dalam waktu yang berbeda menemui kesulitan

sebenarnya harus dipahami bahwa perubahan hasil belajar

diperoleh karena individu yang bersangkutan berusaha

untuk belajar.

Dari paparan diatas peneliti bisa mengambil

kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan suatu kegiatan

dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu

perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam

pengentahuan, minat, sikap dan keterampilan.

Hasil belajar juga merupakan hasil dari satu interaksi

tindakan belajar dan tidak mengajar. Drai sisi peneliti, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

Suatu proses perubahan baru dapat dikatakan sebagai hasil

belajar jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

32

1. Terjadi secara sadar

Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu

disadari. Artinya, individu yang mengalami perubahan

itu menyadari akan perubahan yang terjadi pada dirinya.

Dengan demikian, seseorang yang tiba-tiba memiliki

sesuatu kemampuan karena dia dihipnotis itu tidak

dapat disebut sebagai hasil belajar.

2. Bersifat fungsional

Perubahan yang timbul karean proses belajar

mengajar juga bersifat fungsional. Artinya, perubahan

tersebut memberikan manfaat yang luas. Setidaknya

bermanfaat ketika siswa akan menenmpuh ujian atau

bahkan bermanfaat bagi siswa dalam menyesuaikan

diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari. Terutama

dalam menjaga kelangsungan hidupnya.

3. Bersifat aktif dan positif

Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar

bersifat aktif dan positif. Aktif artinya tidak terjadi

dengan sendirinya tetapi memerlukan usaha dan

aktivitas dari individu sendiri untuk mencapai

perubahan tersebut. Adapun positif artinya baik,

bermanfaat dan sesuai denagn harapan. Positif juga

berarti mengandung nilai tambah bagi individu.

33

4. Bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu

bukan bersifat sementara, akan tetapi bersifat relative

permanen.

5. Bertujuan dan berarah

Perubahan yang terjadi karena belajar juga pasti

bertujuan dan terarah. Artinya, perubahan tersebut tidak

terjadi tanpa unsur kesengajaan dari individu yang

bersangkutan untuk mengubah perilakunya. Karenanya,

tidak mungkin orang yang tidak belajar sama sekali

akan mencapai hasil belajar yang maksimal.

6. Mencakup seluruh aspek perilaku

Perubahan yang timbul karena proses belajar pada

umumnya berlaku seluruh aspek perilaku (kognitif,

efektif, psikomotorik). Ketiga aspek tersebut sangat

berkaitan satu sama lain , karean perubahan pada suatu

aspek biasanya juga akan mempengaruhi perubahan

aspek yang lainnya.

7. Perubahan yang berkesinambungan (kontinu)

Perubahan yang berkesinambungan memiliki arti

bahwa perubahan yang terjadi pada inividu merupakan

perubahan lanjutan dari keterampilan, pengetahuan

yang telah dia miliki sebelumnya. Misalnya Yatun sudah

34

memiliki penngetahuan tentang penjumlahan an

pengurangan, kemudian dia belajar tentang perkalian

dan pembagian. Maka dia dapat memanfaatkan

pengetahuan terdahulunya untuk mempelajari

pengetahuan barunya.30

Untuk mencapai hasil belajar pada siswa, tentu ada

faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya hasil belajar

tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Faktor Internal

Faktor internal yang berpengaruh terhadap hasil

belajar adalah faktor jasmani/biologi dan faktor

psikologi. Faktor jasmani yang mempengaruhi hasil

belajar siswa meliputi faktor kesehatan sedangkan

faktor psikologi yang paling penting adalah minat, bakat,

dan motivasi.31

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil

belajar adalah faktor yang berada diluar pribadi siswa

yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebab

keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting

dalam masyarakat yang berkomunikasi satu sama lain

30 https://www.karyatulisku.com/2017/09/ciri-ciri-belajar-dan-hasil-belajar.html. DiAkses Pada Kamis 27 Juni 2019

31 Indah Komsiyah. Belajar dan Pembelajaran.(Yogyakarta:Teras,2012) hlm 90-91

35

dimana pean anggota keluarga merupakan suatu

kompleks pengharapan suatu manusia terhadap cara

individu harus bersikap. Dalam sebuah keluarga orang

tua merupakan pendidik yang pertama dan utama.

Keutamaan ada pada dirinya bukan saja karena sbagai

petunjuk jalan dan bimbingan kepada anak tetapi juga

karena mereka adalah contoh bagi anak-anaknya.

Dari faktor internal dan eksternal diatas sangat

berpengaruh dan berperan penting bagi hasil belajar siswa,

yang dimana faktor internal merupakan minat dan motivasi

dalam diri siswa dan faktor eksternal merupakan keluarga

dan lingkungan disekitarnya.

B. Kerangka Berpikir

Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

matematika maka perlu suatu strategi untuk melakukannya

yaitu pakem. Pakem yang merupakan singkatan dari

pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,

merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang

melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses

pembelajarannya. Pertama, proses interaksi (siswa berinteraksi

secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi,

lingkungan dsb). Kedua, proses komunikasi (siswa

mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru

36

dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui

simulasi). Ketiga, proses refleksi, (siswa memikirkan kembali

tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa

yang mereka telah lakukan). Keempat, proses eksplorasi (siswa

mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka

melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan atau wawancara).

Permasalahan yang ditemukan di MTs NW Karang Bata

adalah dalam proses pembelajaran, siswa masih takut

mengeluarkan pendapat atau bertanya apabila mendapat

kesulitan di dalam kelas, walaupun peneliti memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya, sehingga siswa

terkesan masih pasif karena siswa merasa pelajaran

matematika sangat membosankan dan sulit dimengerti. Selain

itu juga siswa masih belum fokus (belum konsentrasi) pada

saat proses belajar mengajar berlangsung, sehingga masih

terlihat siswa yang masih bermain saat proses pembelajaran

berlangsung.

Salah satu alternative pembelajaran yang akan dicoba

diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

dengan melihat permasalahan yang ditemukan adalah dengan

menggunakan pendekatan kontekstual (CTL) yang merupakan

strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses

keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

37

materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata. Dengan pendekatan kontekstual, siswa

dibantu menguasai kompetensi yang dipersyaratkan tidak

hanya masuk ke kawasan pengetahuan, tetapi juga pada

penerapan pengetahuan yang didapatkannya.

Jika pendekatan kontekstual diterapkan, diharapkan siswa

akan berlatih untuk dapat menghubungkan apa yang diperoleh

di kelas dengan kehidupan dunia nyata yang ada di

lingkungannya, sehingga mampu mengembangkan

kemampuan siswa dan hasil belajar siswa akan semakin baik.

C. Hipotesis Penelitian

Bentuk-bentuk hipotesis dalam penelitan sangat terkait

dengan rumusan masalalah penelitian.Hipotesis adalah

jawaban sementara terhadap masalah.32

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

“Ada Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontesktual (Contextual

Teaching And Learning) Pada Materi Bangun Ruang Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MTs. NW Karang Bata

Tahun Pelajaran 2018/2019’’.

32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualititaf R & D, ALFABETA, Bandung,2008, hlm 66.

38

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimen

semu, karena dilakukan percobaan di suatu kelas dengan cara

memberikan perlakuan tertentu berupa penerapan pendekatan

Kontekstual dalam pembelajaran matematika khususnya pada

materi bangun ruang kubus dan balok dan melihat hasil belajar

siswa setelah diberikan perlakuan.33

Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk

menjelaskan dan meramalkan yang akan terjadi pada suatu

variabel manakala diberikan suatu perlakuan tertentu pada

variabel lainnya34.

Pada penelitian ini, jenis eksperimen yang digunakan adalah

eksperimen semu (quasy experiment). Alasan digunakan

eksperimen semu (quasy experiment) karena hanya satu teknik

perlakuan yang menerapkan yaitu pendekatan Kontekstual pada

kelas eksperimen sedangkan di kelas kontrol tidak menerapkan

pendekatan Kontekstual.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

33Roslina dan Rahmadi. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning MateriPerbandingan pada Siswa MTs Negeri 2 Banda Aceh. Jurnal Didaktik Matematika, Vol. 3,No. 1, April 2016

34 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis Metode dan Prosedur, 2013) hlm. 37

34

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu

34

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulanya. Jadi populasi bukan hanya orang ,

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subjek

yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.35

Berdasarkan paparan di atas, maka yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII

MTs NW Karang Bata tahun pembelajaran 2018/2019

b. Sampel

Sampel adalah sebuah kelompok anggota yang

menjadi bagian populasi sehingga memiliki karakteristik

populasi. Sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan

teknik sampling jenuh untuk menentukan kelas kontrol dan

kelas eksperimen.36

Dengan demikian maka dalam penelitian ini yang

menjadi sampel terdapat dua kelas adalah Kelas VIII A

berjumlah 20 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B

berjumlah 16 siswa sebagai kelas eksperimen

35ibid. h. 11736 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta)., hlm. 62

35

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap (dua)

tahun ajaran 2018/2019. Tempat pelaksanaan penelitian ini di

MTs. NW Karang Bata. Pada sekolah ini terdapat banyak siswa

yang masih kurang motivasi dan aktif pada proses

pembelajaran.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkam oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.37

Variabel dalam penelitian ini berupa dua variabel, yaitu:

a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan

kontekstual.

b) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

E. Desain Penelitian

Adapun desain yang digunakan penelitian ini adalah posttest

only control design. Dimana pada desain ini kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara acak.

Subjek penelitian ini terdiri dari dua sampel yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pada kedua kelas tersebut

37 Ibid, hlm 2

36

diberikan materi pelajaran yanag sama yaitu “bangun ruang”.

Untuk kelas eksperimen pembelajaran yang digunakan adalah

pendekatan kontekstual. Sedangkan pada kelas kontrol tidak

menggunakan pendekatan kontekstual dan pada akhir

pertemuan diberikan posttest untuk kedua kelas. Desain

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Desain PenelitianKelompok Perlakuan Posttest

Eksperimen X O1

Kontrol _ O1

Keterangan:

X = Pemberian Pembelajaran dengan pendekatan

O1 = Pemberian posttests kelas esdperimen dan kelas

kontrol.

F. Instrumen /Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti untuk pengambilan data atau

informasi.38 Mempermudah peneliti dalam pengumpulan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam

arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah.

Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau

38 Hamzah, model pembelajaran,(jakarta:Bumi Aksara,2011), hlm. 71

37

sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.39

Instrumen yang digunakan dalam penelitaian ini adalah

instrument tes essay. Tes essay ialah tes dimana setiap

butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang

jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan

cara mengekspresikn pemikiran peserta didik.40

Jumlah soal tes essay yang digunakan sebanyak 5 soal.

Soal yang di berikan sudah di anggap layak atau valiad untuk

digunakan karean telah di validasi oleh dua ahli atau dosen uin

Mataram. ( dapat dilihat pada lampiran 13).

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur penelitian

Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah berupa observasi dan tes.

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan

cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-

hal yang diamati dan mencatatnya pada alat obervasi.41

Observasi digunakan dalam penelitian untuk mengetahui

jalanya proses belajar dikelas dan keadaan siswa yang

39Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikanda

Tenaga Kependidikan (Jakarta: Kencana, 2011)., hlm. 26440Eko Putro Widoyo, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta:Pustaka

Pelajar,2014),hlm. 78

41Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, dan Prosedur (Jakarta:Kencana,2013).,hlm.270

38

mengikuti pelajaran dikelas. Pada proses belajar

pembelajaran peneliti menggunakan pendekatan

kontekstual. Dalam hal ini peneliti mengaitkan materi

pembelajaran dengan lingkungan sekitar, hal tersebut

dilakukan dengan tujuan memudahkan siswa untuk

memahami materi yang disampaikan dan peneliti juga akan

membagi beberapa kelompok untuk masing-masing siswa

agar saling bekerjasama dan aktif selama proses

pembelajaran berlangsung didalam kelas.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta

alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh invidu atau kelompok42. Tes dalam penelitian ini

adalah menggunakan tes essay berjumlah 5 soal yang

diberikan kepada semua siswa kelas VIII MTs. NW Karang

Bata Tahun Pelajaran 2018/2019.

Adapun skor penilaian untuk menentukan test soal

dengan

menggunakan rumus berikut:

Skor penilaian = x 100 %Nilai yang diperolehNilai maksimum

42 Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm 193

39

Skor penilaian = x 100 %Nilai yang diperoleh81

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian eksprimen, eksprimen bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh suatu tindakan terhadap

suatu variabel. Adapun yang dijadikan ukuran untuk atau kriteria

untuk menilai ada tidaknya pengaruh perbedaan tersebut

adalah perbedaan angka rata-rata (mean of differences) atau

md yang diperkirakan timbul akibat adanya perlakuan

(treatment) yang diberikan, selanjutnya untuk menilai ada

tidaknya perbedaan angka rata-rata dengan menggunakan

teknik uji t dengan taraf signifikan 5%. Untuk membuktikan

hipotesis yang diajukan, perlu dilakukan analisis data.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data tes akhir terdistribusi normal. Uji normalitas dengan

menggunakan rumus chi-kuadrat sebagai berikut:

=ᵡ2 ∑Ki=1

(fo-fh)2

fh

Dimana :

= chi kuadratᵡ2

= frekuensi hasilfo

= frekuensi yang diharapkanfh

Suatu data akan terdistribusi normal jika hitung ≤ᵡ 2

40

tabel dan tidak berdistribusi normal ᵡ hitung > tabel padaᵡ 2 2 ᵡ 2

taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan, db = k-3, di

mana k menyatakan jumlah kelas interval.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk memastikan

apakah asumsi homogenitas pada masing-masing kategori

data sudah terpenuhi ataukah belum. Apabila homogenitas

terpenuhi maka peneliti dapat melakukan pada tahap

analisa data lanjutan, apabila tidak maka harus ada

pembetulaan-pembetulan metodologis. Untuk menentukan

rumus t-tes, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel

homogen atau tidak digunakan uji F dengan rumus:43

F = varians terbesarvariansi terkecil

.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan siswa, yang diharapkan adanya perbedaan

sebelum dan sesudah diberi pelakuan pelakuan dari uji

hipotesis ini. Hipotesis nol (Ho) diharapkan ditolak dan

hipotesis (Ha) diterima. Adapun rumus yang pakai adalah

uji-t poolend varians.

Poolend varians dugunakan dengan ketentuan:

43Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta), hlm. 140.

41

1) Jumlah anggota sampel kesatu dan kedua sama

(n1=n2) serta data berdistribusi normal dan varians

homogen, mka derajat kebebasan yang digunakan

adalah dk = n1 + n2 – 2.

2) Jumlah anggota sampel kesatu dan kedua tidak

sama (n1≠n2) serta varians homogen, maka derajat

kebebasan yang digunakan adalah dk = n1 + n2 – 2.

3) Taraf signifikansi 1 % atau 5 %.

4) Kriteria pengujian adalah terima Ho dan Ha ditolak, jika

thitung ≤ ttabel, tolak Ho dan Ha diterima jika thitung > ttabel.44

Berikut ini rumus uji t poolend varians.

t = -X 1

X 2

+ ( -1)( -1)Sn1

2

1n

2S2

2

+ - 2n1

n2

( +1n

1

1n

2)

Keterangan :

t = angka atau koefisien derajat perbedaan mean kedua

    kelompok

= rata-rata sampel 1X 1

= rata-rata sampel 2X 2

S12 = nilai varian pada sampel 1

S22 = nilai varian pada sampel 2

n1 = jumlah individu pada sampel 1

44 bid., hlm. 139

42

n2 = jumlah individu pada sampel 2 45

45 Ibid., hlm. 138

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengumpulan data dan penyajian data

a. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

ini adalah mendapatkan data, sehingga dapat diketahui

tentang pengaruh penerapan pendekatan kontekstual pada

hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan teknik

pengumpulan dengan memberikan test.

b. Penyajian Data

Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5

pertanyaan essay. Hasil test siswa untuk melihat pengaruh

penerapan pendekatan konteksual (Contextual Teaching And

Learning) terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

dapat dilihat pada lampiran 3 dan hasil test siswa tanpa

menggunakan pendekatan kontekstual kelas kontrol dapat

dilihat pada lampiran 4.

1) Distribusi Frekuensi Hasil Tes pemeblajaran menggunakan

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And Learning)

terhadap hasil belajar di Kelas Eksperimen.

Berdasarkan hasil tes diperoleh nilai terendah 65 dan

43

nilai tertinggi 90, dengan nilai rata-rata 76,13 dan standar

deviasi 7,37

(datanya dapat dilihat pada lampiran 3). Adapun langkah-

langkah dalam membuat distribusi frekuensi.

a) Banyak kelas interval (Aturan Sturges)

K = 1 + 3,3 = 1 + 3,3 = 4,96 ≈ 5log (n) log (16)

b) Rentang = skor terbesar - skor terkecil = 90 - 65 = 25

c) Panjang kelas interval (P) = = = 5RentangBanyak Kelas

255

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Hasil Test Pembelajaran

Menggunakan Penerapan pendekatan kontekstual(Contextual Teaching And Learning) terhadap Hasil

Belajar di Kelas EksperimenKelas Interval fi

65 – 70 4

71 – 75 3

76 – 80 4

8 1 – 85 4

86 – 90 1

2) Distribusi Frekuensi Hasil Pembelajaran Tanpa

Menggunakan Penerapan Pendekatan Kontekstual

(Contextual Teaching And Learning) Terhadap Hasil Belajar

Di Kelas Kontrol.

Berdasarkan hasil test diperoleh nilai terendah 60 dan

skor tertinggi 85, dengan nilai rata-rata 71,9 dan standar

deviasi 7,33 (dtanya dapat dilihat pada lampiran 4). Adapun

langkah-langkah dalam membuat distribusi frekuensi.

a) Banyak kelas interval (Aturan Sturges)

K = 1 + 3,3 = 1 + 3,3 = 5,29 ≈ 5log (n) log (20)

b) Rentang = skor trbesar - skor terkecil = 85 - 60 = 25

c) Panjang kelas interval (P) = = = 5RentangBanyak Kelas

255

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Hasil Test Pembelajaran TanpaMenggunakan Penerapan Pendekatan Kontekstual

( Contextual Teaching And Learning) Terhadap Hasil Belajardi Kelas Kontrol.

Kelas Interval fi

60 – 65 5

66 – 70 4

71 – 75 6

76 – 80 2

81 – 85 3

2. Analisis Data Penelitian

Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan

kegiatan yang dilakukan peneliti setelah semua data dari

responden terkumpul. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan

sebelumnya yaitu: “ Ada Pengaruh Penerapan Pendekatan

Kontestual (Contextual Teaching And Learning) Pada Materi

Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas VIII Putri MTs. NW Karang Bata Tahun Pembelajaran

2018/2019.”

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan t-test yaitu untuk membandingkan

antara variabel x dan variabel y. Dari perbandingan tersebut

kita dapat mengetahui Pengaruh Penerapan Pendekatan

Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Hasil Belajar. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan

di dalam menganalisis data yang sudah terkumpul dalam

penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya (BAB III), yaitu:

a. Melakukan Uji Prasyarat

Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu data yang

diperoleh selama penelitian akan diperiksa dengan uji

normalitas dan homogenitas data

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan uji prasyarat

sebelum mengetahui jenis statistika apa yang akan

digunakan apakah statistika parametrik atau statistik

non parametrik. Uji normalitas hasil Test pembelajaran

menggunakan penerapan pendekatan kontekstual

(contekstual teaching and learning) terhadap hasil

belajar. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3Uji normalitas pada kelas Eksperimen dan Kelas

KontrolKarakteristik Kelas

eksperimenKelas

kontrolKesimpulan

ᵡ2

hitung2,098 4,474 Berdistribusi

normalᵡ2

hitung

<ᵡ2

tabel

ᵡ2

tabel5,99 5,99

Tarafsignifikan (α)

5 %

Berdasarkan tabel di atas uji normalitas pada

kelas eksperimen diperoleh  = 2,098 dan nilaiᵡ2

hitungᵡ2

tabel

pada taraf signifikan 5 % dan dk = banyak kelas – 3 = 5 –

3 = 2 adalah = 5,99. Karena <ᵡ2

tabel(0,05;2)ᵡ2

hitungᵡ2

tabel

maka data pembelajaran pendekatan kontekstual

(contextual teaching and learning) pada materi bangun

ruang dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas

eksperimen dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan

uji normalitas pada kelas kontrol berdasarkan tabel di

atas diperoleh = 4,474 dan nilai pada tarafᵡ2

hitungᵡ2

tabel

signifikan 5 % dan dk = banyak kelas – 3 = 5 – 3 = 2

adalah = 5,99. Karena < makaᵡ2

tabel(0,05;2)ᵡ2

hitungᵡ2

tabel

data pembelajaran matematika tanpa menggunakan

pendekatan kontekstual dalam meningkatkan hasil

belajar siswa di kelas kontrol dinyatakan berdistribusi

normal. (Perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada

lampiran 5 dan 6).

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan

dua sampel homogen. Uji homogenitas data hasil belajar

siswa menggunakan uji F.

F = varians terbesarvariansi terkecil

F = = 1,048154,38351,884

Tabel 4.4Uji homogenitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas

KontrolKrakteristik Kelas eksperimen

/ Kelas kontrolKesimpulan

Fhitung 1,04 Berdistribusinormal Fhitung

< Ftabel

Ftabel

2,23Taraf signifikan

(α)5 %

Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas baik

data kelas eksperimen maupun kontrol pada taraf

signifikan 5 % menunjukkan data (1,04) < (2,23)Fhitung Ftabel

artinya sampel memiliki varian yang homogen.

(Perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 7 )

3) Teknik Uji Hipotesis (Uji-t)

Berdasarkan uji persyarat yang telah dilakukan maka

akan digunakan rumus pooled varian berdasarkan

ketentuan yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel

4.5.

Diketahui:

= 16n1

= 20n2

= 76,13X 1

= 71,9X 2

S21= 54,38

S22 = 51,88

Ditanya thitung = .....?

Penyelesaian :

t=-

X 1

X 2

+( -1n1 )S12 ( -1n

2 )S2

2

+ -2n1 n2

( +1n1

1n

2)

t = 76,13-71,954,38+ 51,88(16-1) (20-1)

16+20-2 ( +116

120)

= 2,1011

Tabel 4.5Uji t pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Karakteristik Ha

thitung ttabel

Interprestasi diterima

2,101 2,032 >thitung ttabel

Dari hasil di atas hasil analisis uji t-test Pooled

Varian menunjukkan bahwa yang diperoleh untukthitung

data nilai tes belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebesar 2,101 , selanjutnya dikonversikan denganthitung

nilai = = 2,032. Dengan ketentuan jika <ttabel

t(0,05;24) thitung

maka hipotesis ditolak dan diterima dan jikattabel

Ha Ho

> maka hipotesis diterima dan ditolakthitung ttabel

Ha Ho

dengan taraf signifikan (α) 5 %. Keputusan, karena >thitung

maka hipotesis diterima dan ditolak,ttabel

Ha Ho

pembelajaran pendekatan kontekstual ( contekstual

teaching and learning) pada materi bnagun ruang dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. (Perhitungan

Selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 8)

Hasil analisis yang diperoleh pada penelitian ini setelah

melakukan analisis data berupa uji normalitas, uji

homogenenitas , dan uji hipotesis adalah bahwa pada uji

normalitas, data hasil tes hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Kemudian data tes pembelajaran menggunakan pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada materi

bangun ruang dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

kelas eksperimen dan data tes pembelajaran tidak

menggunakan pendekatan kontekstul (Contextual Teaching

And Learning) pada materi bangun ruang dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol

dilakukan uji homogenitas dan hasil analisisnya menyatakan

bahwa data tersebut homogen atau mempunyai varian yang

sama. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis data dengan

analisis uji-t dan hasil analisis menunjukan bahwa ditolakHo

dan diterima. Dapat disimpulkan bahwa pendekatanHa

kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada materi

bangun ruang berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar

siswa kelas VIII MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran

2018/2019.

B. Pembahasan

Pelaksanaan penenlitian ini mulai tanggal 15 Mei 2019

sampai dengan tanggal 21 Mei 2019 di MTs. NW Karang Bata. Pada

hari selasa dan rabu tanggal 14 dan 15 Mei, peneliti mengambil

data sekolah dan berkomunikasi dengan guru bidang studi untuk

mulai mengajar pada hari kamis 16 Mei 2019. Pada penelitian ini,

peneliti melangsungkan proses belajar mengajar selama 4 kali

pertemuan. 2 kali pertemuan untuk kelas VIII A yang sebagai kelas

kontrol dan 2 kali pertemuan untuk kelas VIII B yang sebagai kelas

eksperimen.

Pada kelas esperimen pertemuan pertama dimulai pada hari

kamis 16 Mei, pada jam keempat dengan membahas materi

tentang luas permukaan dan volume kubus dengan menggunakan

pembelajaran penerapan pendekatan kontestual (Contextual

Teaching And Learning). Pertemuan kedua pada hari sabtu 18 Mei,

pada jam pertama penelitian melaksanakan proses pembelajaran

dengan membahas materi tentang luas permukaan dan volume

balok.

Sedangkan pada kelas kontrol pertemuan pertama dimulai

pada hari kamis 16 Mei, pada jam pertama dengan membahas

materi tentang luas permukaan dan volume kubus tanpa

menggunakan penerapan pendekatan kontestual (Contekstual

Teaching And Learning). Pada pertemuan kedua pada hari senin 21

Mei, pada jam pertama dengan membahas materi tentang luas

permukaan dan volume balok.

Pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua di kelas

eksperimen, peneliti mengajak siswa agar proses pembelajaran

lebih aktif dan bermakna yaitu mengaitkan materi dengan

lingkungan sekitarnya menggunakan pendekatan kontekstual saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru telah mampu

berperan sebagai fasilitator atau pemandu pelaksanaan kegiatan

pembelajaran tanpa mendominasi kegiatan pembelajaran.

Sedangkan siswa terlihat mampu beradaptasi dan mampu

memberikan argumennya melalui pendekatan pembelajaran yang

diterapkan meskipun awalnya canggung satu sama lain, namun

proses membuat mereka menikmati dan antusias dalam belajar

sehingga terlihat aktif hingga kegiatan akhir pembelaajaran.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen

semu dengan pendekatan kuantitatif, dimana dalam memperoleh

data peneliti memberikan tes kepada siswa. Teknik sampling yang

digunakan adalah sampling jenuh, dimana peneliti menggunakan

dua kelompok yaitu kelas eksperimen yang berjumlah 16 siswa dan

kelas kontrol berjumlah 20 siswa. Dimana penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And

Learning) terdapat 7 komponen melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, menemukan, bertanya,

masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian

sebenarnya.46

Pada komponen konstruktivisme menjadikan pengetahuan

bermakna dan relevan bagi siswa, memberikan kesempatan siswa

menemukan dan menerapkan idenya sendiri, menyadarkan siswa

46 Fadhilaturrahmi, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jaring-JaringBalok Dan Kubus Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) SiswaKelas Iv Sdn 05 Air Tawar Barat. Jurnal Basicedu Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017

agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam berlajar.

Komponen menemukan merupakan kegiatan pembelajaran

kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

diharapkan bukan mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari

menemukan sendiri. Komponen bertanya, siswa menggali informasi

untuk mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

Komponen masyarakat belajar, siswa diminta untuk saling bekerja

sama dengan teman atau sharing antara teman, antara kelompok,

serta antara yang sudah memahami dengan yang belum paham

tehadap materi pembelajaran.

Komponen pemodelan, pada komponen ini siswa dapat

menentukan atau menghadirkan model sebagai contoh

pembelajaran baik itu dari melibatkan siswa secara langsung atau

dapat juga dengan mendatangkannya dari luar. Komponen refleksi

merupakan cara berpikir siswa tentang apa yang baru dipelajari

atau respons kegiatan atau aktivitas atau pengetahuan yang beru

diterima dalam pembelajaran. Komponen terakhir penilaian

sebenarnya yakni menekankan pada proses pembelajaran maka

data dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang

dikerjakan siswa pada saat melaksanakan pembelajaran.47

47 Sujinal Arifin, Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl)Untuk Melihat Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa Semester AwalPendidikan Matematika Uin Raden Fatah. Jurnal Pendidikan Matematika JPM RAFAVol.2, No.2, Desember 2016

Hal tersebut disebabkan oleh penerapan pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching And Learning). Di dalam proses

pembelajaran, peneliti bertindak sebagai fasilitator, sedangkan

siswa lebih berperan aktif dengan mengaitkan materi dengan

lingkungan sekitarnya melalui arahan dan bimbingan peneliti untuk

memecahkan suatu permasalahan.

Kunandar (dalam Fadhilaturrahmi) mengemukakan untuk

memahami pembelajaran CTL maka dapat disimpulkan kata kunci

dalam pembelajaran CTL yaitu: (1) Real world learning,

mengutamakan pengalaman nyata, (2) Berpusat pada siswa, siswa

aktif, kritis dan kreatif, (3) Penegetahuan bermakna dalam

kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, serta adanya perubahan

perilaku dan pembentukan “manusia‟,(4) Siswa praktek, bukan

menghafal, Learning bukan Teaching, pendidikan bukan pengajaran,

(5) Memecahkan masalah dan berpikir tingkat tinggi, dan (6) Hasil

belajar di ukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.48

Pada kelompok kontrol siswa telah memiliki potensi

kemandirian belajar, namun belum difasilitasi oleh peneliti.

Sedangkan pada capaian hasil pencapaian posttest pada kelompok

kontrol, prestasse yang diperoleh lebih rendah dibandingkan

kelompok eksperimen. Muhammad Annas (2014:15) menyatakan

salah satu kelemahan dari metode ceramah adalah siswa kurang

48 Fadhilaturrahmi, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jaring-JaringBalok Dan Kubus Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) SiswaKelas Iv Sdn 05 Air Tawar Barat. Jurnal Basicedu Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017

menagkap apa yang dimaksud oleh peneliti, jika ceramah berisi

ceramah-ceramah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa

dan akhirnya mengarah verbalisme.

Tahapan terakhir yang digunakan peneliti untuk memperoleh

data yaitu memberikan soal posstest berupa test uraian kepada

responden pada akhir pertemuan setelah semua materi tentang

kubus dan balok. Test yang diberikan digunakan untuk

mendapatkan data hasil belajar siswa menggunakan penerapan

pendekatan kontestual (Contextual Teaching And Learning) untuk

kelas eksperimen dan tanpa menggunakan pembelajaran

penerapan pendekatan kontestual (Contextual Teaching And

Learning) dan hanya menggunakan pembelajaran konvesional

untuk kelas kontrol.

Dari hasil analisis data berupa uji normalitas, uji

homogenitas dan uji hipotesis, diperoleh hasil analisis bahwa adata

hasil tes yaitu tes hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kontrol

pada uji normalitas berdistribusi normal. Kemudian pada uji

homogenitas kedua data hasil belajar untuk kelas eksperimen dan

kelas kontrol dinyatakan homogen. Selanjutnya untuk uji hipotesis

hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

menunjukkan bahwa ditolak dan diterima yaitu pendekatanHo Ha

kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada materi

bangun ruang berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa

kelas VIII MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019.

Keberhasilan peneliti dapat ditinjau dari test yang dilakukan

oleh peneliti kepada siswa. Dimana jumlah butir soal sebanyak 5

pada kedua kelas. Hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan

nilai rata-rata 76,13 dan kelas kontrol dengan nilai rata-rata nilai

yang diperoleh sebesar 71,9. Variannya sebesar 54,38 pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol varian sebesar 51,88. Artinya hasil

belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi sedangkan hasil

belajar siswa di kelas kontrol lebih rendah. Berdasarkan hasil

tersebut, terlihat jelas bahwa penggunaan penenrapan pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam

pembelajaran matematika mempunyai pengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil hipotesis yaitu >thitung

dengan nilai sebesar 2,101 dan nilai sebesar 2,031.ttabel

thitung ttabel

Hal ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa

penerapan pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa

secara penuh. Yaitu siswa bekerja dan mengalami sendiri apa yang

dipelajarinya dengan menghadirkan dunia nyata kedalam kelas,

sehingga mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan

yang dimilikinya dan menerapkannya dalam kehidupan.

Kesimpulan yang diambil dari uraian di atas adalah

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan penerapan

pendekatan kontekstual dapat memberikan pengaruh yang positif

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika,

karena akan berpengaruh terhadap terciptanya semangat diri untuk

belajar. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,

keaktifan siswa, dan terlihat pada kebiasaan-kebiasaan belajar

siswa sehari-hari seperti cara siswa merencanakan dan melakukan

belajar.

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian dapat

disimpulkan bahwa “Ada Pengaruh Penerapan Pendekatan

Kontekstual (Contekstual Teaching And Learning) Pada Materi

Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019, yang dapat

dibuktikan dari nilai 2,101 lebih besar dari 2,031 padathitung ttabel

kelas eksperimen, ini berarti hasil belajar pada siswa yang diberi

perlakuan (kelas eksperimen) lebih baik dibandingkan dengan hasil

belajar pada siswa yang tidak diberikan perlakuan (kelas kontrol).

B. Saran

Untuk merealisasikan hasil penelitian ini, maka disarankan:

1. Bagi peneliti, khususnya peneliti mata pelajaran matematika

materi bangun ruang dalam melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran hendaknya mengenal dan mengetahui karakter

murid-muridnya.

2. Bagi sekolah, perlu menciptakan lingkungan belajar yang

mampu merangsang timbulnya pemikiran yang inovatif, baik

dari peneliti maupun siswa sehingga akan tercipta kemandirian

belajar pada siswa dengan terus berusaha mengembangkan

dan mencari inovasi kreatifitas pembelajaran matematika

57

terutama yang berkaitan dengan penerapan pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching And Learning).

3. Bagi peneliti lain yang berkeinginan untuk mengadakan

penelitian sejenis sebaiknya tidak hanya membatasi tentang

upaya peningkatan kemampuan peserta didik dalam

menyelesaikan permasalahan, tetapi juga variabel lain yang

ditingkatkan dan bidang lain.

Dengan saran-saran yang dikemukakan di atas, diharapkan

agar dapat dijadikan bahan pertimbangan serta pemikiran demi

suksesnya pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika.

58

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dann Aplikasi PAIKEM,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Darwyan syah, Strategi Belajar Mengajar, Malaysia:Diadit Media, 2009.

Dimyati, Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Eko Putro Widoyo, Evaluasi Program Pembelajaran,Yogyakarta: PustakaPelajar, 2014.

Fadrik Adi Fahrudin, “Efektivitas Problem Basic Learning Terhadap KemampuanBerpikir Kreatif Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika UINMataram”, Jurnal Teori Dan Aplikasi Matematika,Vol. 1 No 1 Oktober 2017.

Iif Khoiru Ahmadi Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta:Prestasi Pustaka, 2011.

Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta:Teras, 2012.

La Alfain, dkk. 2016. Efektivitas Pendekatan Kontekstual Dalam ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil BelajarMatematika Siswa Kelas Viii Smpn 05 Poleang Timur. JurnalPenelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei. Hlm 117

Miftah Syarifuddin, Materi Matematika Kelas VIII Semester Genap: BangunRuang SisiDatar, dalam  http://www.miftahsyarifuddin.com/2015/03/materi-matematika-kelas-viii semester.html?m=1, diakses tanggal maret2015,pukul 19.06

Mukhni, dkk , Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam

59

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika SiswaKelas VIII SMPN 9 Padang.

Ngalimun, Strategi dan Model Pembelejaran, Yogyakarta: AsawajaPresindo, 2016.

Nurhusain, dkk. Implementasi Pendekatan Kontekstual DenganMengintensifkan Scaffolding untuk Meningkatkan Hasil BelajarMatematika. Jurnal Jurnal Sainsmat, Maret 2016, Halaman 30-41.Vol V, No 1

Nurul Alpristari Gisty, “Pengrauh Pendekatan Contextual Teaching AndLearning Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Aritmatika SosialDikelas VII Mts. Swasra Taman Pendidikan Islam (TPI) SawitSeberang Tahun Pelajaran 2017/2018”, (Skripsi, FITK UIN SumateraUtara Medan, Medan, 2018)

Roslina dan Rahmadi. Pembelajaran Contextual Teaching and LearningMateri Perbandingan pada Siswa MTs Negeri 2 Banda Aceh. JurnalDidaktik Matematika, Vol. 3, No. 1, April 2016

Rudi hartono, Ragam Model Belajar Yang Mudah Diterima Murid ,Jogjakarta: DIVA Press, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualititaf R & D, ALFABETA,Bandung: 2008.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian , Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian edisi revisi V , Jakarta: RinekaCipta, 1997.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikilum Tingkat SatuanPendidikan (Ktsp), (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), 2009.

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, dan Prosedur, Jakarta:Kencana, 2013.

60

Wina Sajaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standr Proses Pendidikan,Jakarta : Kencana, 2011.

Wisnu Dwi Saputra, ”Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap HasilBelajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gondangrejo”, (Skripsi FKIPUniversitas Lampung, Bandar Lampung 2017)

Yulia Maftuhah Hidayati, ‘’Pembelajaran Penjumlahan Bilangan PecahanDengan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Di SdMuhammadiyah Program Khusus, Kota Barat, Surakarta’’JurnalPenelitian Humaniora, Vol.13, No. 1, Februari 2012, hlm.88

61

LAMPIRAN

62

63

64

65

66

LAMPIRAN 1

SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII (Delapan)

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun,

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan

dan keberadaannya

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

67

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi DasarMateri

PembelajaranKegiatan Pembelajaran Penilaian

Alokasi

WaktuSumber Belajar

1.1. Menghargai danmenghayatiajaran agamayang dianutnya

Pembelajaran KI 1 dan KI

2 dilakukan secara tidak

langsung (terintegrasi)

dalam pembelajaran KI 3

dan KI 4

Penilaian KI 1 dan

KI 2 dilakukan

melalui observasi,

penilaian diri,

penilaian teman

sejawat oleh

peserta didik, dan

jurnal

68

2.1 Menunjukkansikap logis, kritis,analitik,konsisten danteliti,bertanggungjawab, responsif,dan tidak mudahmenyerah dalammemecahkanmasalah.

2.2 Memiliki rasaingin tahu,percaya diri, danketertarikan padamatematikaserta memilikirasa percayapada daya dankegunaanmatematika,yang terbentukmelaluipengalamanbelajar.

2.3 Memiliki sikapterbuka, santun,objektif,

69

menghargaipendapat dankarya temandalam interaksikelompokmaupun aktivitassehari-hari.

3.9 Menentukanluas permukaandan volumekubus, balok,prisma, danlimas

Bangun Ruang

Sisi Datar

(kubus, balok,

prisma, dan

limas)

Mengamati

Mencermati bangunruang sisi datar (kubus,balok, prisma, dan limas)yang ada kaitannyadengan kehidupan nyata

Mencermatipermasalahan sehari-hari yang berkaitandengan bangun ruangsisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas)

Mencermati kerangkadan jaring-jaring bangunruang sisi datar (kubus,balok, prisma, dan limas)

Menanya

Sikap

Observasi

Mengamatiketelitian dan rasaingin tahu dalammengerjakantugas, menyimakpenjelasan, ataupresentasi pesertadidik mengenaibangun ruang sisidatar

Pengetahuan

Penugasan

25 JP Buku teksmatematikaKelas VIIIKemdikbud,BukuPengayaanyangberkaitandenganbangun ruangsisi datar,alat peraga,benda dilingkungan

Kubus, balok

70

Menanya tentangbangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas) yang adadalam kehidupan nyata

Menanya tentang luasdan volume berbagaibenda di sekitar melaluipercobaan yangberbentuk kubus, balok,prisma, dan limas

Menanya tentangberbagai aspek luas danvolume, misal: apakelebihan dan manfaatpengetahuan danpenggunaan masalahluas dan volume padabangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas)

Menanya tentangpenerapan luas danvolume untuk bangunruang yang tidakberaturan

Tugas terstruktur:mengerjakanlatihan soal-soalyang berkaitandengan bangunruang sisi datar(kubus, balok,prisma, dan limas)

Tugas mandiritidak terstruktur:mencari informasiseputar bangunruang sisi datar(kubus, balok,prisma, dan limas)danpenggunaannyadalam kehidupansehari-hari

Tes tertulis:mengerjakan soal-soal berkaitandengan bangunruang sisi datar(kubus, balok,prisma, dan limas)

71

Mengumpulkan Informasi

Menggali informasitentang bangun ruangsisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas) yangada dalam kehidupannyata

Menggali informasitentang model kerangkaserta jaring-jaringbangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas)

Menggali informasitentang unsur-unsurbangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas)

Menggali informasitentang luas permukaanserta volume bangunruang sisi datar (kubus,balok, prisma, dan limas)

Menggali informasitentang luas, volumeataupun unsur lainnya

Keterampilan

Portofolio

Mengumpulkanbahan dan literaturberkaitan denganbangun ruang sisidatar (kubus,balok, prisma, danlimas) danpenerapannyadalam kehidupansehari-harikemudian disusun,didiskusikan dandirefleksikan

Projek

Membuat bangunruang sisi datar(kubus, balok,prisma, dan limas)dari bahan kardus,atau kartos, atau

72

yang berkaitan denganbangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas) dan bangundatar tidak beraturan

Menggali informasitentang sketsa bangunruang beraturan ataubangun geometri dasaryang memiliki kesamaanatau kemiripan ukurandengan bangun ruangtidak beraturan

Menggali informasitentang menaksir luasdan volume bangunruang tidak beraturan

Menalar/Mengasosiasi

Menganalisis masalahsehari-hari yangberkaitan dengan luasdan volume bangunruang sisi datar (kubus,balok, prisma, dan limas)

bahan bekaslainnya

73

Menganalisis konsepdan rumus luas danvolume bangun datardan bangun ruangsederhana sertamenaksir bangun-bangun tidak beraturanmelalui contoh kejadian,peristiwa, situasi ataufenomena alam danaktifitas sosial sehari-hari

Menganalisis unsur-unsur rumus luas danvolume bangun ruangsisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas) sertaperilaku hubunganfungsionalnya

Mengomunikasikan

Menyajikan secaratertulis atau lisan hasilpembelajaran, apa yangtelah dipelajari,

74

keterampilan atau materiyang masih perluditingkatkan, ataustrategi atau konsepbaru yang ditemukanberdasarkan apa yangdipelajari mengenai luaspermukaan dan volumekubus, balok, prisma, danlimas, serta menaksirluas permukaan danvolume bangun ruangsisi datar tidak beraturan

Memberikan tanggapanhasil presentasi meliputitanya jawab untukmengkonfirmasi,sanggahan dan alasan,memberikan tambahaninformasi, ataumelengkapi informasiataupun tanggapanlainnya

Membuat rangkumanmateri dari kegiatanpembelajaran yang telahdiilakukan

75

76

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) (kelas Eksperimen)

Satuan Pendidikan : MTs. NW Karang Bata

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/II (Dua)

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Alokasi Waktu : 3 x 40 menit ( 120 menit)

A. Kompetensi Inti

KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata

KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

77

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.4 Menentukanluaspermukaandan volumekubus

3.5 Menyelesaikanmasalah yangberkaitandengan luaspermukaan danvolume kubusdan balok

3.4.1 Menentukan dan menghitung luaspermukaan dan volume kubus

3.4.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari yangberkaitan dengan luas permukaan danvolume kubus

C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat:

1. Menentukan dan menghitung luas permukaan dan volume kubus2. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan luas

permukaan kubus

D. Materi PembelajaranMateri Bangun Ruang Sisi Datar

Dengan sub materi : luas permukaan dan volume kubus

E. Metode PembelajaranPendekatan : Pendekatan kontekstual

Metode : Diskusi, Kelompok dan pemberian tugas

F. Media dan Bahan

78

1. MediaBuku Paket Guru dan internet

2. Alat dan bahanKomputer, Buku Paket, Papan Tulis

G. Sumber BelajarBuku Paket Guru Matematika MTs Kelas VIII

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (pertama) (3 Jam Pelajaran)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Aloka

si

waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahulua

n

1. Guru

mengucapkan

salam pembuka.

2. Guru mencek

kehadiran siswa.

3. Guru mengajak

berdo’a bersama.

4. Guru memberikan

motivasi kepada

siswa.

5. Guru

mengingatkan

siswa mengenai

1. Siswa menjawab

salam pembuka

guru.

2. Siswa menjawab

keika guru

memanggil

namanya.

3. Siswa berdo’a

bersama guru.

4. Siswa menerima

dan mendengar

motivasi dari guru.

15

menit

79

pelajaran

sebelumnya yaitu

jaring-jaring kubus.

6. Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran yang

akan dicapai.

7. Guru

menyampaikan

pendekatan

pembelajaran yang

akan digunakan.

5. Siswa menerima

dan menjawab

mengenai

pembelajaran

sebelumnya.

6. Siswa mendengar

tujuan

pembelajaran yang

akan dicapai.

7. Siswa mendengar

pendekatan

pembelajaran yang

akan digunakan.

Inti 1. Guru

menyampaikan

permasalahan

yang berkaitan

dengan luas

permukaan kubus

yaitu Untuk

mengurangi

banyaknya sampah

1. Siswa mendengar

dan menyimak

permasalahan

yang berkaitan

dengan luas

permukaan kubus

yang diberikan

guru dan siswa

terlibat aktif.

85

menit

80

yang dibuang,

Rahma akan

mendaur ulang

kotak cookies

berbentuk kubus

menjadi tempat

bros. Kotak

tersebut akan

dilapisi dengan

kertas kado. Jika

ukuran rusuk kotak

8 cm. Berapakah

luas kertas kado

paling sedikit yang

diperlukan untuk

membungkus 5

buah kotak cookis

dan volumenya?

(constructivisme,

questioning).

2. Guru membagikan

LKS mengenai luas

permukaan dan

(constructivisme,

questioning).

2. Siswa menerima

LKS yang diberikan

guru.

3. Siswa mendengar

arahan dari guru

dan membentuk

kelompok 4-5 yang

heterogen.

menyimak gambar

dan jaring-jaring

kubus merupakan

wujud dari

permodelan.

(learning comunity

, Modeling)

4. Siswa

mengerjakan LKS

secara

berkelompok

(learning

81

volume kubus.

3. Untuk

menyelesaikan

permasalahan

tersebut guru

mengarahkan

siswa untuk

berkelompok,

setiap kelompok

terdiri dari 4-5

siswa yang

heterogen. Gambar

dan jaring-jaring

kubus merupakan

wujud dari

permodelan.

(learning comunity

, Modeling).

4. Guru

menginformasika

n bahwa setiap

anggota

kelompok harus

community).

Dengan melakukan

kegiatan pada LKS

siswa dapat

menemukan

sendiri rumus luas

permukaan dan

volume kubus

untuk menjawab

questioning dari

guru dan

permasalahan

pada LKS (inquiry).

Siswa dapat

mengembangkan

rasa ingin tahu

dengan bertanya,

mengamati dan

mencari informasi

dari berbagai

sumber yang ada

dan bekerja keras

untuk

82

saling bekerja

sama dan bekerja

keras untuk

menyelesaikan

tugas LKS yang

diberikan agar

selesai tepat

waktu

5. Jika ada siswa

atau kelompok

yang mengalami

kesulitan maka

guru memberikan

bimbingan dan

arahan, guru juga

memberikan

arahan kepada

siswa untuk

mengajari teman

sekelompoknya

yang belum

mengerti. Dalam

pembelajaran ini

menyelesaikan

tugas dengan baik

dan tepat waktu.

5. Siswa atau teman

kelompok yang

mengalami

kesulitan

menjawab, siswa

tersebut bertanya

kepada gurunya

atau teman

kelompok lain agar

diberikan arahan

dan bimbingan

untuk menjawab

permasalahnya.

(authentic

assesment)

6. Siswa perwakilan

kelompok

mempresentasikan

hasil pekerjaanya

sedangkan

83

siswa juga

dilatihkan peduli

terhadap teman

yang belum

memahami

pelajaran yang

diajarkan.

(authentic

assesment)

6. Guru memberikan

kesempatan untuk

siswa

mempersentasikan

hasil pekerjaannya.

7. Guru membahas

hasil presentasi

dan

memperbaikinya

jika masih ada

kesalahan.

kelompok lain

menanggapi dan

bertanya.

(modeling,

questioning).

7. Siswa bersama-

sama guru

membahas hasil

presentasi dan

memperbaikinya

jika masih ada

kesalahan

(reflection).

Penutup 1. Guru memberikan

kesempatan

1. Siswa bertanya

tentang materi

20

menit

84

bertanya tentang

materi yang belum

dipahami berkaitan

dengan pelajaran

yang baru saja

dipelajari.

(questioning).

2. Guru bersama-

sama dengan

siswa membuat

simpulan tentang

materi hari ini dan

menggali nilai

karater yang telah

dipelajari selama

proses

pembelajaran.

(reflection)

3. Guru mengevaluasi

hasil belajar

individu dengan

memberikan kuis

atau pekerjaan

yang belum

dipahami.

(questioning).

2. Siswa bersama-

sama dengan guru

membuat simpulan

tentang materi hari

ini dan mengetahui

nilai karakter yang

telah dipelajari.

(reflection).

3. Siswa menerima

kuis atau pekerjaan

rumah untuk

dikerjakan secara

individu. (authentic

assesment)

4. Siswa menjawab

salam dan

mengakhiri

pembelajaran.

85

rumah untuk

dikerjakan siswa

secara individu

(authentic

assesment).

4. Guru mengakhiri

pelajaran dengan

mengucapkan

salam.

I Penilaian1. Teknik Penilaian

a. Sikap spiritual

No. Teknik

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Butir

Instrume

n

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Observas

i

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

berlangsung

Penilaian untuk

dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

and

of learning)

86

b. Sikap sosial

No. Teknik

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Butir

Instrume

n

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Observas

i

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

berlangsung

Penilaian untuk

dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

and

of learning)

2. Penilaian

Diri

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

usai

Penilaian sebagai

Pembelajaran

(assessment as

learning)

3. Penilaian

antar

teman

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

usai

Penilaian sebagai

pembelajaran

(assessment as

learning)

c. Pengetahuan

No. TeknikBentuk

Instrumen

Contoh Butir

Instrumen

Waktu

PelaksanaKeterangan

87

an

1. Tes Tulis Isian 1. Yatun akan

membuat

wadah dari

kardus bekas

berbentuk

kubus tanpa

tutup. Jika ia

akan membuat

wadah dengan

ukuran rusuk 40

cm. Berapa luas

permukaan

wadah yang

akan dibuat

Yatun?

Jawab:

s : 40 cm

L. permukaan wadah

= 6×402

=6×1600

=9600 cm2

Jadi, luas

Saat

pembelajar

an

usai

Penilaian

untuk

pembelajara

n

(assessmen

t for

learning)

dan sebagai

pembelajara

n

(assessmen

t as

learning)

88

permukaan

wadah adalah

9600 cm2.

d. Keterampilan

No. TeknikBentuk

Instrumen

Contoh

Butir

Instrumen

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Proyek Masalah

sehari-hari

berkaitan

dengan

bangun ruang

sisi datar

Carilah

benda di

sekitar

kalian yang

berkaitan

dengan

bangun

ruang sisi

datar

bentuk

kubus

Di luar PBM

selama satu

minggu

Penilaian

untuk,

sebagai,

dan/atau

pencapaian

pembelajaran

(assessment

for, as,

and of

learning)

2. Pembelajaran RemedialBerdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum

mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial

dalam bentuk;

89

a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20%

dan 50%; danc. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.

3. Pembelajaran PengayaanBerdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah

mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam

bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(kelas eksperimen)

Satuan Pendidikan : MTs. NW Karang Bata

90

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/I (Satu)

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 80 menit)

A. Kompetensi Inti

KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata

KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6 Menentukanluas

3.4.3 Menentukan dan menghitung luaspermukaan dan volume balok

91

permukaandan volumebalok

4.4 Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan

dengan luas

permukaan dan

volume kubus

dan balok

3.4.4 Menyelesaikan masalah sehari-hari yangberkaitan dengan luas permukaan danvolume balok

C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat:

1. Menentukan dan menghitung luas permukaan dan volume balok2. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan luas

permukaan balok

D. Materi PembelajaranMateri Bangun Ruang Sisi Datar

Dengan sub materi : luas permukaan dan volume kubus dan balok

E. Metode PembelajaranPendekatan : Pendekatan kontekstual

Metode : Diskusi, Kelompok dan pemberian tugas

F. Media dan Bahan1. Media

Buku Paket Guru dan internet

2. Alat dan bahanKomputer, Buku Paket, Papan Tulis

92

G. Sumber BelajarBuku Paket Guru Matematika MTs Kelas VIII

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 2 (kedua) (2 Jam Pelajaran)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Aloka

si

waktu

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pendahulua

n

1. Guru

mengucapkan

salam pembuka.

2. Guru mencek

kehadiran siswa.

3. Guru mengajak

berdo’a bersama.

4. Guru memberikan

motivasi kepada

siswa.

5. Guru

mengingatkan

siswa mengenai

pelajaran

sebelumnya yaitu

1. Siswa menjawab

salam pembuka

guru.

2. Siswa menjawab

keika guru

memanggil

namanya.

3. Siswa berdo’a

bersama guru.

4. Siswa menerima

motivasi dari guru.

5. Siswa menerima

dan menjawab

10

menit

93

jaring-jaring balok.

6. Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran yang

akan dicapai.

7. Guru

menyampaikan

pendekatan

pembelajaran yang

akan digunakan.

mengenai

pembelajaran

sebelumnya.

6. Siswa mendengar

tujuan

pembelajaran yang

akan dicapai.

7. Siswa mendengar

pendekatan

pembelajaran yang

akan digunakan.

Inti 1. Guru

menyampaikan

permasalahan

yang berkaitan

dengan luas

permukaan balok

yaitu Pak Amir

membuat bak

sampah dari kayu.

Setelah mebuat

1. Siswa mendengar

dan menyimak

permasalahan

yang berkaitan

dengan luas

permukaan balok

yang diberikan

guru dan siswa

terlibat aktif.

(constructivisme,

60

menit

94

kerangkanya dari

kayu bekas, Pak

Amir akan

menutup kerangka

tersebut dengan

kayu lapis (triplek).

Bagaimana

menentukan luas

triplek dan volume

yang diperlukan

jika bak sampah

tersebut dibuat

lengkap dengan

tutupnya?

(constructivisme,

questioning).

2. Guru membagikan

LKS mengenai luas

permukaan dan

volume balok.

3. Untuk

menyelesaikan

permasalahan

questioning).

2. Siswa menerima

LKS yang diberikan

guru.

3. Siswa mendengar

arahan dari guru

dan membentuk

kelompok 4-5 yang

heterogen.

menyimak gambar

dan jaring-jaring

balok merupakan

wujud dari

permodelan.

(learning comunity

, Modeling)

4. Siswa

mengerjakan LKS

secara

berkelompok

(learning

community).

95

tersebut guru

mengarahkan

siswa untuk

berkelompok,

setiap kelompok

terdiri dari 4-5

siswa yang

heterogen. Gambar

dan jaring-jaring

balok merupakan

wujud dari

permodelan.

(learning comunity

, Modeling).

4. Guru

menginformasika

n bahwa setiap

anggota

kelompok harus

saling bekerja

sama dan bekerja

keras untuk

menyelesaikan

Dengan melakukan

kegiatan pada LKS

siswa dapat

menemukan

sendiri rumus luas

permukaan dan

volume balok

untuk menjawab

questioning dari

guru dan

permasalahan

pada LKS (inquiry).

Siswa dapat

mengembangkan

rasa ingin tahu

dengan bertanya,

mengamati dan

mencari informasi

dari berbagai

sumber yang ada

dan bekerja keras

untuk

menyelesaikan

96

tugas LKS yang

diberikan agar

selesai tepat

waktu

5. Jika ada siswa

atau kelompok

yang mengalami

kesulitan maka

guru memberikan

bimbingan dan

arahan, guru juga

memberikan

arahan kepada

siswa untuk

mengajari teman

sekelompoknya

yang belum

mengerti. Dalam

pembelajaran ini

siswa juga

dilatihkan peduli

terhadap teman

yang belum

tugas dengan baik

dan tepat waktu.

5. Siswa atau teman

kelompok yang

mengalami

kesulitan

menjawab, siswa

tersebut bertanya

kepada gurunya

atau teman

kelompok lain agar

diberikan arahan

dan bimbingan

untuk menjawab

permasalahnya.

(authentic

assesment)

6. Siswa perwakilan

kelompok

mempresentasikan

hasil pekerjaanya

sedangkan

kelompok lain

97

memahami

pelajaran yang

diajarkan.

(authentic

assesment)

6. Guru memberikan

kesempatan untuk

siswa

mempersentasikan

hasil pekerjaannya.

7. Guru membahas

hasil prestasi dan

memperbaikinya

jika masih ada

kesalahan.

menanggapi dan

bertanya

(modeling,

questioning).

7. Siswa bersama-

sama guru

membahas hasil

presentasi dan

memperbaikinya

jika masih ada

kesalahan

(reflection).

Penutup 5. Guru memberikan

kesempatan

bertanya tentang

materi yang belum

dipahami berkaitan

dengan pelajaran

yang baru saja

5. Siswa bertanya

tentang materi

yang belum

dipahami.

(questioning).

6. Siswa bersama-

sama dengan guru

10

menit

98

dipelajari

(questioning).

6. Guru bersama-

sama dengan

siswa membuat

simpulan tentang

materi hari ini dan

menggali nilai

karater yang telah

dipelajari selama

proses

pembelajaran.

(reflection)

7. Guru mengevaluasi

hasil belajar

individu dengan

memberikan kuis

atau pekerjaan

rumah untuk

dikerjakan siswa

secara individu

(authentic

assesment).

membuat simpulan

tentang materi hari

ini dan mengetahui

nilai karakter yang

telah dipelajari.

(reflection).

7. Siswa menerima

kuis atau pekerjaan

rumah untuk

dikerjakan secara

individu. (authentic

assesment)

8. Siswa menjawab

salam dan

mengakhiri

pembelajaran

99

8. Guru mengakhiri

pelajaran dengan

mengucapkan

salam

I Penilaian

1. Teknik Penilaiana. Sikap spiritual

No. Teknik

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Butir

Instrume

n

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Observas

i

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

berlangsung

Penilaian untuk

dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

and

of learning)

b. Sikap sosial

100

No. Teknik

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Butir

Instrume

n

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Observas

i

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

berlangsung

Penilaian untuk

dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

and

of learning)

2. Penilaian

Diri

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

usai

Penilaian sebagai

Pembelajaran

(assessment as

learning)

3. Penilaian

antar

teman

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

usai

Penilaian sebagai

pembelajaran

(assessment as

learning)

c. Pengetahuan

No. TeknikBentuk

Instrumen

Contoh Butir

Instrumen

Waktu

Pelaksana

an

Keterangan

101

1. Tes Tulis Isian 1. kotak makan

berbentuk balok

memiliki ukuran

panjang 12 cm,

lebar 6 cm, dan

tinggi 8 cm.

Tentukan luas

permukaan

kotak makan

tersebut adalah

?

Jawab:

P : 12 cm, l: 6

cm, t: 8 cm

LBalok=2(pl+pt+lt)

=2(12.6 + 12.8 +

6.8)

=2 (216)

=432 cm2

Saat

pembelajar

an

usai

Penilaian

untuk

pembelajara

n

(assessmen

t for

learning)

dan sebagai

pembelajara

n

(assessmen

t as

learning)

d. KeterampilanNo. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan

102

InstrumenButir

Instrumen

Pelaksanaa

n

1. Proyek Masalah

sehari-hari

berkaitan

dengan

bangun ruang

sisi datar

Carilah

benda di

sekitar

kalian yang

berkaitan

dengan

bangun

ruang sisi

datar

berbentuk

balok

Di luar PBM

selama satu

minggu

Penilaian

untuk,

sebagai,

dan/atau

pencapaian

pembelajaran

(assessment

for, as,

and of

learning)

2. Pembelajaran RemedialBerdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belummencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedialdalam bentuk;a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20%

dan 50%; danc. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.

3. Pembelajaran PengayaanBerdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah

mencapaiketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam bentukpenugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.

103

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) (Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : MTs. NW Karang Bata

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/II (Dua)

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Alokasi Waktu : 3 x 40 menit ( 120 menit)

A. Kompetensi Inti

KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

104

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata

KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.7 Menentukanluaspermukaandan volumekubus

3.8 Menyelesaikanmasalah yangberkaitandengan luaspermukaan danvolume kubusdan balok

3.4.5 Menentukan dan menghitung luaspermukaan dan volume kubus

3.4.6 Menyelesaikan masalah sehari-hari yangberkaitan dengan luas permukaan danvolume kubus

C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat:

105

1. Menentukan dan menghitung luas permukaan dan volume kubus2. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan luas

permukaan kubus

D. Materi PembelajaranMateri Bangun Ruang Sisi Datar

Dengan sub materi : luas permukaan dan volume kubus

E. Metode PembelajaranMetode : Ceramah, Kelompok dan pemberian tugas

F. Media dan Bahan1. Media

Buku Paket Guru dan internet

2. Alat dan bahanKomputer, Buku Paket, Papan Tulis

G. Sumber BelajarBuku Paket Guru Matematika MTs Kelas VIII

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 1 (pertama) (3 Jam Pelajaran)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

waktu

Pendahulua

n 1. Guru mengucapkan salam pembuka.2. Guru mencek kehadiran siswa3. Guru mengajak berdo’a bersama4. Guru memberikan motivasi kepada siswa5. Guru mengingatkan siswa mengenai

pelajaran sebelumnya yaitu jaring-jaringkubus

15

menit

106

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

waktu

6. Guru menyampaikan tujuanpembelajaran yang akan dicapai

Inti 1. Guru menjelaskan rumus luas permukaandan volume kubus

2. Guru membagikan siswa dalam beberapakelompok.

3. Guru membagikan LKS mengenai luaspermukaan dan volume balok.

4. Guru menginformasikan bahwa setiapanggota kelompok harus saling bekerjasama dan bekerja keras untukmenyelesaikan tugas yang diberikan agarselesai tepat waktu.

5. Jika ada siswa atau kelompok yangmengalami kesulitan maka gurumemberikan bimbingan dan arahan, gurujuga memberikan arahan kepada siswauntuk mengajari teman sekelompoknyayang belum mengerti.

6. Siswa perwakilan kelompokmempresentasikan hasil pekerjaanyasedangkan kelompok lain menanggapidan bertanya.

7. Siswa bersama-sama guru membahashasil presentasi dan memperbaikinya jikamasih ada kesalahan.

70

menit

Penutup 9. Guru bersama-sama dengan siswamembuat simpulan tentang materi hariini.

15

menit

107

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

waktu

10. Guru mengevaluasi hasil belajar individudengan memberikan kuis ataupekerjaan rumah untuk dikerjakan secaraindividu.

11. Guru mengakhiri pelajaran denganmengucapkan salam.

I. Penilaian

1. Teknik Penilaiana. Sikap spiritual

No. Teknik

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Butir

Instrume

n

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Observas

i

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

berlangsung

Penilaian untuk

dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

and

of learning)

b. Sikap sosial

No. TeknikBentuk

Instrume

Contoh

Butir

Waktu

PelaksanaaKeterangan

108

nInstrume

nn

1. Observas

i

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

berlangsung

Penilaian untuk

dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

and

of learning)

2. Penilaian

Diri

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

usai

Penilaian sebagai

Pembelajaran

(assessment as

learning)

3. Penilaian

antar

teman

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

usai

Penilaian sebagai

pembelajaran

(assessment as

learning)

c. Pengetahuan

No. TeknikBentuk

Instrumen

Contoh Butir

Instrumen

Waktu

Pelaksana

an

Keterangan

1. Tes Tulis Isian 1. Yatun akan

membuat

Saat

pembelajar

Penilaian

untuk

109

wadah dari

kardus bekas

berbentuk

kubus tanpa

tutup. Jika ia

akan membuat

wadah dengan

ukuran rusuk 40

cm. Berapa luas

permukaan

wadah yang

akan dibuat

Yatun?

Jawab:

s : 40 cm

L. permukaan wadah

= 6×402

=6×1600

=9600 cm2

Jadi, luas

permukaan

wadah adalah

9600 cm2.

an

usai

pembelajara

n

(assessmen

t for

learning)

dan sebagai

pembelajara

n

(assessmen

t as

learning)

110

d. Keterampilan

No. TeknikBentuk

Instrumen

Contoh

Butir

Instrumen

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Proyek Masalah

sehari-hari

berkaitan

dengan

bangun ruang

sisi datar

Carilah

benda di

sekitar

kalian yang

berkaitan

dengan

bangun

ruang sisi

datar

bentuk

kubus

Di luar PBM

selama satu

minggu

Penilaian

untuk,

sebagai,

dan/atau

pencapaian

pembelajaran

(assessment

for, as,

and of

learning)

2. Pembelajaran RemedialBerdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum

mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial

dalam bentuk;

111

d. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;e. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20%

dan 50%; danf. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.

3. Pembelajaran PengayaanBerdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah

mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam

bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) (Kelas Kontrol)

Satuan Pendidikan : MTs. NW Karang Bata

112

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII (Delapan)/I (Satu)

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 80 menit)

A. Kompetensi Inti

KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata

KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang

sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

113

Kompetensi

DasarIndikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menentukanluaspermukaandan volumebalok

4.4

Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan

dengan luas

permukaan dan

volume kubus

dan balok

3.4.7 Menentukan dan menghitung luaspermukaan dan volume balok

3.4.8 Menyelesaikan masalah sehari-hari yangberkaitan dengan luas permukaan danvolume balok

C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok

peserta didik dapat:

1. Menentukan dan menghitung luas permukaan dan volume balok2. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan luas

permukaan balok

D. Materi PembelajaranMateri Bangun Ruang Sisi Datar

Dengan sub materi : luas permukaan dan volume kubus dan balok

E. Metode PembelajaranMetode : Ceramah, Kelompok dan pemberian tugas

114

F. Media dan Bahan1. Media

Buku Paket Guru dan internet

2. Alat dan bahanKomputer, Buku Paket, Papan Tulis

G. Sumber BelajarBuku Paket Guru Matematika MTs Kelas VIII

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan 2 (kedua) (2 Jam Pelajaran)

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

waktu

Pendahulua

n 1. Guru mengucapkan salam pembuka.2. Guru mencek kehadiran siswa3. Guru mengajak berdo’a bersama4. Guru memberikan motivasi kepada siswa5. Guru mengingatkan siswa mengenai

pelajaran sebelumnya yaitu jaring-jaringbalok

6. Guru menyampaikan tujuanpembelajaran yang akan dicapai

10

menit

Inti 1. Guru menjelaskan rumus luas permukaandan volume balok.

2. Guru membagikan siswa dalam beberapakelompok.

3. Guru membagikan LKS mengenai luas

60

menit

115

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi

waktu

permukaan balok.

4. Guru menginformasikan bahwa setiapanggota kelompok harus saling bekerjasama dan bekerja keras untukmenyelesaikan tugas yang diberikan agarselesai tepat waktu.

5. Jika ada siswa atau kelompok yangmengalami kesulitan maka gurumemberikan bimbingan dan arahan, gurujuga memberikan arahan kepada siswauntuk mengajari teman sekelompoknyayang belum mengerti.

6. Siswa perwakilan kelompokmempresentasikan hasil pekerjaanyasedangkan kelompok lain menanggapidan bertanya.

7. Siswa bersama-sama guru membahashasil presentasi dan memperbaikinya jikamasih ada kesalahan.

Penutup 1. Guru bersama-sama dengan siswamembuat simpulan tentang materi hariini.

2. Guru mengevaluasi hasil belajar individudengan memberikan kuis ataupekerjaan rumah untuk dikerjakan secaraindividu.

3. Guru mengakhiri pelajaran denganmengucapkan salam.

10

menit

I. Penilaian

116

1. Teknik Penilaiana. Sikap spiritual

No. Teknik

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Butir

Instrume

n

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Observas

i

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

berlangsung

Penilaian untuk

dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

and

of learning)

b. Sikap sosial

No. Teknik

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Butir

Instrume

n

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Observas

i

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

berlangsung

Penilaian untuk

dan

pencapaian

pembelajaran

(assessment for

117

and

of learning)

2. Penilaian

Diri

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

usai

Penilaian sebagai

Pembelajaran

(assessment as

learning)

3. Penilaian

antar

teman

Lembar

Observas

i (Catatan

Jurnal)

Terlampir Saat

pembelajara

n

usai

Penilaian sebagai

pembelajaran

(assessment as

learning)

c. Pengetahuan

No. TeknikBentuk

Instrumen

Contoh Butir

Instrumen

Waktu

Pelaksana

an

Keterangan

1. Tes Tulis Isian 1. kotak makan

berbentuk balok

memiliki ukuran

panjang 12 cm,

lebar 6 cm, dan

tinggi 8 cm.

Tentukan luas

permukaan

Saat

pembelajar

an

usai

Penilaian

untuk

pembelajara

n

(assessmen

t for

learning)

dan sebagai

118

kotak makan

tersebut adalah

?

Jawab:

P : 12 cm, l: 6

cm, t: 8 cm

LBalok=2(pl+pt+lt)

=2(12.6 + 12.8 +

6.8)

=2 (216)

=432 cm2

pembelajara

n

(assessmen

t as

learning)

d. Keterampilan

No. TeknikBentuk

Instrumen

Contoh

Butir

Instrumen

Waktu

Pelaksanaa

n

Keterangan

1. Proyek Masalah

sehari-hari

berkaitan

dengan

bangun ruang

sisi datar

Carilah

benda di

sekitar

kalian yang

berkaitan

dengan

Di luar PBM

selama satu

minggu

Penilaian

untuk,

sebagai,

dan/atau

pencapaian

pembelajaran

119

bangun

ruang sisi

datar

berbentuk

balok

(assessment

for, as,

and of

learning)

2. Pembelajaran RemedialBerdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum

mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial

dalam bentuk;

a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20%

dan 50%; danc. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.

3. Pembelajaran PengayaanBerdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah

mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam

bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.

120

1. Ayah membeli sebuah akuarium berbentuk kubus yang memiliki

panjang rusuk 1,5 m. Jika ayah ingin mengisi air pada ½ bagian

akuarium tersebut, tentukan volume air tersebut!

LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )

Petunjuk :

Kerjakanlah LKS ini dengan

teman kelompokmu. Jika

kurang mengerti, segera

tanyakan kepada gurumu dan

pastikan semua anggota

 Nama Anggota Kelompok

121

2. Tina membeli dadu di toko mainan untuk bermain ular tangga

bersama Agus. Jika diketahui jaring-jaring dadu yang dibeli Tina

memiliki luas 54 cm2. Berapa panjang rusuk dadu tersebut?

3. Sebuah kotak plastik berbentuk kubus. Jika panjang rusuk kotak itu

122

25 cm, tentukan luas permukaan kotak tersebut!

4. David ingin memberi hadiah kue untuk ulang tahun ibunya. Ketika di

toko kue, David memesan kue yang ukuran sisinya 30 cm. Jika

David ingin menaruh kue di dalam kotak kardus berapakah volume

kotak tersebut?

123

LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )

Petunjuk :

Kerjakanlah LKS ini dengan

teman kelompokmu. Jika

kurang mengerti, segera

tanyakan kepada gurumu

dan pastikan semua anggota

Nama Anggota Kelompok

124

1. Haris mempunyai sebuah kotak berwarna biru yang berbentuk

balok. Jika kotak tersebut mempunyai panjang 20 cm, lebarnya

setengah kali panjangnya dan volumenya 1000 cm3. Tentukan

tinggi kotak tersebut!

2. Sebuah kolam renang memiliki panjang 10 m, lebar 6 m dan tinggi

2,5 m diisi air hingga penuh. Berapa liter volum kolam renang

tersebut?

125

3. Sebuah kotak coklat berbentuk balok yang dimiliki Bayu berikut

memiliki ukuran panjang 8 cm, tingginya adalah 4 cm dan luas

permukaan kotak 160 cm2. Tentukan berapa lebar kotak yang

dimiliki Bayu tersebut!

4. Ayu akan memberi kado ulang tahun untuk Dinda. Agar tampak

menarik, kotak kado yang berbentuk balok tersebut akan dibungkus

dengan kertas kado. Agar kertas kado yang dibutuhkan cukup, Ayu

perlu mengetahui berapa sentimeter persegi sisi kotak kado

tersebut. Berapakah luas sisi kotak kado tersebut jika panjangnya

25 cm, lebarnya 20 cm, dan tingginya 15 cm.

126

LAMPIRAN 3NILAI KELAS EKSPERIMEN

No. Nama siswa Nilai

1. Aisya Husnunnisa 72

2. Azizatul Fitri 75

3. Dewi ratna anjeli 81

4. Dian ayu lestari 72

5. Dina ajratul aini 80

6. Dinda dwi suci rahayu 69

7. Mauzul hasanah 67

8. Nadiya Iissholah 80

9. Nathania desy indriani 65

127

10. Nazwa alya suci as sakina 82

11. Ratih al fairan 78

12. Ratni faiza 85

13. Sopiatul widad 65

14. Sulis watini 82

15. Tariatul kuro’ 75

16. Nabila ramadhani 90

Rata-rata 76,13

Varian 54,38

Standar deviasi 7,37

LAMPIRAN 4NILAI KELAS KONTROL

No. Nama siswa Nilai

128

1. Adib hawari 68

2. Ahmad ilfan hadad naupal 72

3. Ahmad rio saputra 64

4. Ahmad zainudin 72

5. Ahmad maulana 60

6. Alfian zikri 70

7. Alifin rizki zaoli 60

8. Farid habib maehas 82

9. Heri hardianto 72

10. M awaludin ansoori 68

11. M haerul gunawan 75

12. M pauzi 82

13. Muh reza gunawan 75

14. Muhammad arya fattah 75

15. Muhammad asadullah 85

16. Muhammad fakril aziz 78

17. Rizal hadi 70

18. Rizki maulana 80

19. Samsul bahri 65

20. Surya hadi alansyah 65

Rata-rata 71,9

Varian 51,88

Standar deviasi 7,33

129

130

131

132

133

134

LAMPIRAN 9

Kisi-Kisi soal bangun ruang

Status Pendidikan : MTs. NW Karang Bata

Nama Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Luas permukaan dan volume kubus dan balok

Kelas/Semester : VIII/II

Kompetensi Dasar Materi Indikator soal Nomor

Soal

Bentuk

Soal

3.10 Menentukan luaspermukaan danvolume kubus danbalok

Bangun

ruang sisi

datar

tentang

kubus dan

balok

3.4.1 Siswa dapat

menghitung luas

permukaan kubus

dan banyak kubus

3.4.2 Siswa dapat

Menghitung

volume kubus

3.4.3 Siswa dapat

menghitung luas

permukaan balok

3.4.4 Siswa dapat

menghitung lebar

akuarium jika

diketahui volume

1

2

3

4

Uraian

Uraian

Uraian

Uraian

135

akuarium

3.4.5 Siswa dapat

menghitung

volume pada

wadah berbentuk

balok dan banyak

air yang di

butuhkan

5 Uraian

LAMPIRAN 10

Instrumen Soal

Nama Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Luas permukaan dan volume kubus dan balok

Kelas/Semester : VIII/II

Petunjuk:

Awali dengan membaca basmalah.

Baca soal dengan cermat.

Kerjakan semua soal dengan teliti dan jujur.

Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.

136

SOAL :

1. Andy akan membuat kotak mainan yang berbentuk kubus, dengan

panjang rusuk 30 cm terbuat dari tripleks yang berukuran 180 cm x

100 cm. Tentukan luas permukaan kotak yang akan dibuat Andy

dan berapa banyak kotak yang bisa dibuat!

2. Haris memiliki 4 dadu sama besar seperti gambar disamping.

Jika 1 dadu memiliki panjang rusuk 1,5 cm. Maka hitunglah

Ke tiga volume dadu tersebut ?

3.

4. Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran panjang 74 cm

dan tinggi 42 cm. Jika volume air didalam akuarium tersebut adalah

31.080 cm3. Tentukan lebar akuarium tersebut ?

5. Ricky membeli akuarium dengan ukuran panjang 1 m , lebar 0,6 m ,

dan tinggi 0,5 m. Akuarium itu akan diisi dengan air setinggi 3/4

bagian. Berapa liter air yang diperlukan Ricky untuk mengisi

akuarium tersebut!

Bayu memiliki sebuah kotak berwarna coklat seperti

gambar disamping, kotak tersebut memiliki ukuran

panjang 30 cm, tinggi 14 cm dan lebar 20 cm. Tentukan

luas permukaan kotak coklat yang dimiliki Bayu ?

137

;

Kunci jawaban soal

1. Dik : p = 30 cm

L. tripleks = 21600 cm2 (skor 1)

Ditanya: luas permukaan kotak dan banyak kotak yang dibuat?

(skor 1)

Jawab : Luas permukaan kubus = 6 s2 (skor 2)

= 6 . (30)2 (skor 2)

= 6 × 900 (skor 2)

= 5400 (skor 2)

Banyak kotak = = 3,33 = 3 (skor 2)18000 cm25400 cm2

138

Jadi, luas permukaan kotak yang dibuat Andy 5400 cm2

dan banyaknya 3 kotak (skor 3)

2. Dik : s = 2 cm (skor 1)

Ditanya: volume dadu ? (skor 1)

Jawab : Vdadu= Vkubus = s3 (skor 2)

= (2)3 (skor 2)

= 8 (skor 2)

Jadi volume dadu adalah 8 cm2 (skor 3)

V 3 buahdadu = 3 × 8

= 24 (skor 2)

Jadi, ketiga volume dadu adalah 24 cm2 (skor 3)

3. Dik : p = 30 cm

t = 14 cm

l = 20 cm (skor 1)

Ditanya : luas permukaan kotak coklat ? (skor 1)

Jawab : LBalok = 2 (pl + lt + pt) (skor

2)

= 2 (30 . 20 + 20 . 14 + 30 . 14) (skor 2)

= 2 (600 + 280+ 420) (skor

2)

= 2 (1300) (skor 2)

= 2.600 (skor 2)

Jadi, luas permukaan kotak coklat adalah 2.600 cm2

(skor 3)

139

4. Dik : p = 74 cm (skor 1)

t = 42 cm

Vair = 31.080 cm3

Ditanya : lebar akuarium ? (skor 1)

Dijawab : Vakuarium = p × l × t (skor 2)

31.080 = 74 × l × 42 (skor 2)

31.080 = 3.108 × l (skor 2)

l = (skor 2)31.0803.108

l = 10 (skor 2)

Jadi, lebar akuarium adalah 10 cm (skor 3)

5. Dik : Akuarium berbentuk balok

p = 1 m

l = 0,6 m

t = 0,5 m (skor 1)

Akan diisi dengan air 3/4 bagian.

Ditanya : Berapa liter air yang diperlukan Ricky

untuk mengisi akuarium tersebut ? (skor 1)

Dijawab : Vakuarium = p × l × t (skor 2)

= 1 × 0,6 × 0,5 (skor 2)

= 0,3 (skor 2)

Maka Vakuarium adalah 0,3 m3 (skor 3)

Banyak air dalam akuarium adalah 4/5 bagian.

Sehingga, banyak air dalam akuarium adalah

140

= 3/4 × Vakuarium (skor 2)

= 3/4 × 0,3 (skor 2)

= 0,225 m3 (skor 2)

= 225 dm3 (skor 2)

= 225 liter (skor 2)

Jadi, banyak air yang diperlukan Ricky untuk mengisi

akuarium tersebut adalah 225 liter (skor 3)

Skor Penilaian = × 100 %Nilai Yang diperolehNilai Maksimum

Skor Penilaian = × 100 %Nilai Yang diperoleh81

Hasil lembar kerja siswa soal pottest Kelas Eksperimen

141

Hasil lembar kerja siswa Kelas Kontrol

142

143

LAMPIRAN 11

LEMBAR OBSERVASI

KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(Kelas Eksperimen)

Nama Observer :

Kelas :

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar :

Hari / Tanggal :

Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kolom di

bawah ini, sesuai dengan hasil pengamatan anda.

Keterangan :

Ya : Jika aspek yang dinilai muncul

Tidak : jika aspek yang dinilai tidak muncul

No Aspek yang dinilai Penilaian

Ya Tidak

Pendahuluan

1. Guru menyampaikan salam dan berdoasaat memulai pelajaran

2. Guru melakukan absensi danmenanyakan kabar kepada peserta didik

3. Guru menyampaikan apersepsi untukmenarik perhatian peserta didik

4. Guru memberikan motivasi pesertadidik agar berpartisipasi aktif selamaproses pembelajaran

5. Guru menjelaskan tujuan pembelajarandari materi yang akan diajarkan pada

144

peserta didikKegiatan Inti6. Fase 1 Konstruktivisme

(Constructivism) Guru menyajikan

masalah yang berkaitan dengan dunia

nyata berkenaan dengan benda-benda

berbentuk kubus dan balok.

7. Fase 2

Pemodelan (Modelling)

Guru membagikan LKS mengenaimenghitung luas permukaan kubus danbalok kepada setiap kelompok,meminta siswa untuk berdiskusi dalamkelompok untuk mengerjakan LKS danmemantau jalannya diskusi kelompok.

8. Fase 3

Menemukan (Inquiry)Siswa mengerjakan tugas yang ada diLKS dalam masing-masing kelompok.

9. Fase 4

Bertanya (Questioning)Guru mengarahkan atau membimbingselama proses diskusi jika ada siswayang mengalami kesulitan diberikesempatan untuk mengajukanpertanyaan.

10. Fase 5

Masyarakat Belajar (Learning

Community)

Guru membagi siswa dalam beberapa

145

kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota.

11. Fase 6

Penilaian Sebenarnya (Authentic

assessment)

Guru memanggil perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas, sedangkan

kelompok lain memberi tanggapan, dan

guru memfasilitasi terjadinya diskusi

antar kelompok.

12. Fase 7

Refleksi (Reflection)Guru membantu siswa untuk melakukanrefleksi atau menganalisis danmengevaluasi proses berpikir merekasendiri atau hasil pemecahan masalah.

Kegiatan Penutup

13. Guru mengajak siswa untuk

menyimpulkan hasil pembelajaran yang

telah dilaksanakan

14. Guru memberikan penguatan darijawaban yang diberikan oleh siswa.

Catatan :

................................................................................................................................

................................................................................................................................

146

................................................................................................................................

...........................

Mataram, 2019

Observer

(…………………………………)

LAMPIRAN 12

LEMBAR OBSERVASI

147

KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(Kelas Kontrol)

Nama Observer :

Kelas :

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar :

Hari / Tanggal :

Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kolom di

bawah ini, sesuai dengan hasil pengamatan anda.

Keterangan :

Ya : Jika aspek yang dinilai muncul

Tidak : jika aspek yang dinilai tidak muncul

No. Aspek yang dinilai Penilaian

Ya Tidak

1. Guru melakukan apersepsi

2. Guru memberikan motivasi kepada siswa

3. Guru memaparkan tujuan pembelajaran

4. Guru menjelaskan materi kepada siswa

5. Guru serta siswa melakukan tanya jawab

yang berkaitan dengan materi

pelajaran/memberikan penugasan

6. Guru membimbing siswa untuk

menyimulkan materi yang telah

dipelajarai

148

7. Guru melakukan tindak lanjut terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Catatan :

................................................................................................................................

................................................................................................................................

................................................................................................................................

...........................

Mataram, 2019

Observer

(…………………………………)

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

Lampiran 14

Dokumentasi penelitian

1. Kelas eksperimen

167

2. Kelas Kontrol

168

169

170

171

172

173

174