pengaruh penerapan pendekatan kontekstual (contextual
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUALTEACHING AND LEARNING) PADA MATERI BANGUN RUANG DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAMT.s NW KARANG BATA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
OlehAdia Ratu Rosadi
NIM.150.103.041.0
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAMMATARAM
ii
2019PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING) PADA MATERI BANGUN RUANG DALAMMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MTs. NW KARANG BATA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Skripsidiajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
OlehAdia Ratu Rosadi
NIM.150.103.041.0
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
viii
Motto :
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia”.
(Q.S. Ar-ra’ad: ayat 11)
ix
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan rahmat Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang…
“Kupersembahkan skripsi ini untuk
ayah, ibu, kakak dan semua keluargaku
tercinta, dosen pembimbingku, kelas D
Generation, dosen-dosen Matematika,
teman-teman kos ina ama kos dan
lainnya, atas limpahan doa, dukungan
dan kasih sayang yang tak terhingga”
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alamdan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada NabiMuhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.Amin
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak lepasdari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulismenyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telahmembantu sebagai berikut. :
1. Bapak Samsul Irpan, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Mauliddin, M.Si.selaku pembimbing II yang dengan sabar dan ikhlas membimbingpenulis sehingga penyusunan skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik;
2. Bapak Dr. Alkusaeri, M.Pd. selaku Ketua jurusan matematika;
3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan;
4. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberitempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan danperingatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
5. Muhammad Aminullah, S.Pd.I selaku kepala Madrasah dan semuabapak/ibu guru MTs. NW Mataram;
6. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi iniyang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu;
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatpahala yang berlipat-ganda dari Allah swt. Dan semoga karya ilmiah inibermamfaat bagi semesta. Amin.
Mataram,
Penulis,
xii
Adia Ratu Rosadi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPULiHALAMAN JUDUL iiPERSETUJUAN PEMBIMBING iiiNOTA DINAS PEMBIMBING ivPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI vPENGESAHAN DEWAN PENGUJI viHALAMAN MOTTO viiHALAMAN PERSEMBAHAN viiiKATA PENGANTAR ixDAFTAR ISI xDAFTAR TABEL xiiDAFTAR GAMBAR xiiiDAFTAR LAMPIRANxivABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang 1B. Rumusan dan Batasan Masalah 5C. Tujuan dan Manfaat 5D. Definisi Operasional 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 9A. Kajian Pustaka 9
xiii
1. Pendekatan Kontekstual9
2. Bangun Ruang 23
3. Hasil Belajar 26
B. Kerangka Berpikir 32
C. Hipotesis Penelitian 34
BAB III METODE PENELITIAN 35A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 35B. Populasi dan Sampel 36C. Waktu dan Tempat Penelitian 37D. Variabel Penelitian 37E. Desain Penelitian 37F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian 38G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian 39
1. Observasi 38
2. Tes 40
H. Teknik Analisis Data 40
1. Uji Normalitas 41
2. Uji Homogenitas 41
3. Uji Hipotesis 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44A. Hasil Penelitian 44
1. Pengumpulan Data dan Penyajian Data 44
2. Analisis Data Penelitian 46
a. Uji Normalitas 47
b. Uji Homogenitas 48
c. Uji Hipotesis 49
B. Pembahasan 52
BAB V PENUTUP 59
xiv
A. Kesimpulan 59
B. Saran 59
DAFTAR PUSTAKA 61LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel2.1
Langkah -langkah penerapan Contextual Teaching And
Learning
17
Tabel2.2
Perbedaan CTL dengan pembelajaran konvesional 21
Tabel3.1
Desain Penelitian 38
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Test Pembelajaran 45
xv
4.1 Menggunakan Penerapan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching And Learning) terhadap Hasil
Belajar di Kelas Eksperimen
Tabel4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Test Pembelajaran Tanpa
Menggunakan Penerapan Pendekatan Kontekstual
( Contextual Teaching And Learning) Terhadap Hasil
Belajar di Kelas Kontrol.
46
Tabel4.3
Uji normalitas pada kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47
Tabel4.4
Uji homogenitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49
Tabel4.5
Uji t pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 50
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1
Bangun Ruang Sisi Datar Kubus 25
Gambar2.2
Bangun Ruang Sisi Datar Balok 25
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SilabusLampiran 2 Rencana Pelaksanaan PembelajaranLampiran 3 Nilai kelas eksperimenLampiran 4 Nilai kelas kontrolLampiran 5 Uji Normalitas eksperimenLampiran 6 Uji Normalitas kontrolLampiran 7 Uji HomogenitasLampiran 8 Uji t poolend varianLampiran 9 Kisi-kisi soal testLampiran 10 Soal testLampiran 11 Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
(kelas eksperimen)Lampiran 12 Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
(kelas kontrol)Lampiran 13 Hasil keterlaksanaan pembelajaranLampiran 14 Dokumentasi
Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching and
xviii
Learning) Pada Materi Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil BelajarSiswa di MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019
Oleh:Adia Ratu Rosadi
Nim: 150.103.041.0
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui PengaruhPenerapan Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching And Learning)Pada Materi Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa diMTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapundesain dalam penelitian ini adalah posttest only control design. Padadesain penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen tes. Hasil analisis datapenelitian ini pada uji normalitas kelas eksperimen diperoleh = 2,098ᵡ2
hitung
dan nilai pada taraf signifikan 5 % dan dk = 2 adalah = 5,99,ᵡ2tabel ᵡ2
tabel(0,05;2)
karena < maka data berdistribusi normal. Sedangkan padaᵡ2hitung ᵡ2
tabel
kelas kontrol diperoleh = 4,474 dan nilai pada taraf signifikan 5ᵡ2hitung ᵡ2
tabel
% dan dk = 2 adalah = 5,99, Karena < maka dataᵡ2tabel(0,05;2) ᵡ2
hitung ᵡ2tabel
berdistribusi normal. Uji homogenitas pada penelitian ini eksperimenmaupun kontrol pada taraf signifikan 5 % menunjukkan data (1,04)Fhitung
< (2,23) artinya sampel memiliki varian yang homogen. BerdasarkanFtabel
rumusan masalah dan tujuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa“Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contekstual Teaching AndLearning) Pada Materi Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil BelajarSiswa Kelas VIII MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019, yangdapat dibuktikan dari nilai 2,101 lebih > dari 2,031 pada kelasthitung t
tabel
eksperimen, ini berarti hasil belajar pada siswa yang diberi perlakuan(kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar padasiswa yang tidak diberikan perlakuan (kelas kontrol).
Kata Kunci: Pendekatan Kontekstual, Hasil belajar.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penegendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara1.
Dalam proses pembelajaran, guru di tuntut untuk
melaksanakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarasa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat , minat
dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
Permbelajaran yang demikian tersebut membutuhkan strategi yang
baik dalam mencapai prestasi belajar yang optimal2.
Arends (dalam Dimyati, Mudjiono) menyatakan bahwa istilah
model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungan,
1 Fadrik Adi Fahrudin, “Efektivitas Problem Basic Learning Terhadap KemampuanBerpikir Kreatif Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika UIN Mataram”, Jurnal TeoriDan Aplikasi Matematika,Vol. 1 No 1 Oktober 2017, h. 41
2. Iif Khoiru Ahmadi Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu(Jakarta: PrestasiPustaka,2011), h. 13-14
2
dan sistem pengelolaannya.3 Begitu pula dengan ”Pendekatan
pembelajaran dapat
3 Dimyati, Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran(Jakarta: Rineka Cipta,2002), h. 235
2
diartikan sebgai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran”.4
Untuk meningkatkan kualitas proses dalam hasil belajar,
para ahli pembelajaran telah menyarankan pengguaan paradigma
pembelajaran kontruktivistik untuk kegiatan belajar mengajar di
kelas. Dengan perubahan paradigma belajar tersebut terjadi
perubahan pusat (fokus) pembelajaran dari belajar berpusat pada
guru kepada belajar berpusat pada siswa. Dengan kata lain, ketika
mengajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan kondisi
lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat
mendorong siswa belajar, atau memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berperan aktif mengkontruksi konsep-konsep yang
dipelajarinya. Kondisi belajar dimana siswa hanya menerima materi
dari pengajar, mencatat, dan menghafalkannya harus di ubah
menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri), menemukan
pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan
pemahaman (bukan ingatan). Untuk mencapai tujuan tersebut,
pengajar dapat menggunkan pendekatan, strategi, model atau,
metode pembelajaran inovatif. 5
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan yang di harapkan sesuai degan tujuan
4Wina Sajaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standr Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.255
5 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelejaran, (Yogyakarta: Asawaja Presindo,2016) hlm. 117.
3
inruksional yang ingin di capai. Selain itu, situasi tersebut dapat
lebih diopimalkan dengan menggunakan metode atau strategi yang
tepat. Strategi merupakan sejumlah langkah yang di rekayasa
sedemikian rupa utuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi
merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting. Karena
hasil pembelajara berkantung dari strategi yang di gunakan.
Masalah rendahnya hasil belajar juga ditemui pada bidang
studi matematika. Dikarenakan matematika berfungsi
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan,
dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran, geometri,
aritmatika sosial, peluang dan statistik. Oleh sebab itu, tak sedikit
siswa memiliki kejenuhan dalam belajar. Terutama siswa yang
memiliki kemampuan rendah, mereka enggan berpikir dan bosan
dalam belajar matematika sehingga berdampak buruk terhadap
hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui observasi
dengan melakukan wawancara pada guru mata pelajaran
matematika kelas VIII yaitu metode pembelajaran yang digunakan
guru cukup baik, selama proses pembelajaran berlangsung siswa
tidak mengaktifan pengetahuan yang sudah diberiakan dan
kurangnya pemahaman pengetahuan. Siswa juga belum bisa
memperaktikan atau mengaitkan materi yang diberikan dan
4
pengelaman. Selain itu juga siswa dinilai masih belum fokus (belum
konsentrasi) pada saat proses belajar mengajar berlangsung,
siswa lebih banyak mengandalkan informasi dari guru tanpa ada
upaya untuk belajar menemukan sendiri.
Aktivitas siswa hanya terbatas pada mendengar, mencatat
dan menjawab suatu pertanyaan apabila guru memberikan
pertanyaan. Hal ini jelas terlihat bahwa siswa kurang aktif dalam
proses belajar mengajar, baik itu dalam mengajukan pertanyaan
ataupun mengajukan pendapat. Kurangnya aktivitas dalam belajar
inilah yang mempengerahui hasil belajar siswa menjadi rendah, ini
dilihat dari nilai ulangan tengah semester ganji siswa kelas VII MTs.
NW Karang Bata tahun pelajaran 2018/2019.
Hasil belajar siswa kelas VII MTs. NW Karang Bata yang
berjumlah 36 siswa dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 20, nilai
rata-rata siswa 65 dan jumlah siswa tuntas 15. Hasil belajar siswa
kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 pada mata
pelajaran matematika masih rendah. Masih banyak siswa yang
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 maupun
Ketuntasan Klasikal (KK) 47%. Hal ini mendorong peneliti
menggunakan kelas VIIB sebagai objek penelitian.6
Berdasarkan identifikasi hasil observasi, wawancara dan
hasil belajar siswa, peneliti perlu melakukan perbaikan yang mampu
6 Arsip Guru Mata Pelajaran Matematika MTs.NW Karang Bata
5
meningkatkan hasil belajar tersebut. Salah satu solusi yang
ditawarkan yang sesuai dengan karakteristik permasalahan siswa
yaitu dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual
Adapun tujuh komponen utama pembelajararan kontekstual,
yakni konstruktivisme (contructivisme), bertanya (questioning),
inkuri (inquiry), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik
(authentic assesment)7.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontektual
(Contextual Teaching And Learning) Pada Materi Bangun Ruang
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di MTs. NW Karang Bata
Tahun Pelajaran 2018/2019.”
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah ada Pengaruh
Penerapan Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching And
Learning) Pada Materi Bangun Ruang Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Di MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran
2018/2019.
2. Batasan Masalah
7 Nurhusain, dkk. 2016. Implementasi Pendekatan Kontekstual DenganMengintensifkan Scaffolding untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Jurnal JurnalSainsmat, Maret 2016, Halaman 30-41. Vol V, No 1
6
Pada penelitian ini, peneliti hanya membahas pada
materi luas permukaan dan volume kubus dan balok. Adapun
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B MTs.
NW Karang Bata. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan
Pendekatan Kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar.
Lokasi penelitian di MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran
2018/2019.
C. Tujuan Dan Manfaat
1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah: untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Pendekatan
Kontektual (Contextual Teaching And Learning) Pada Materi
Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di MTs.
NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Manfaat
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan tambahan dan masukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan yang kaitannya dengan meningkatkan
motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs.
NW Karang Bata.
7
b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh guru matematika sebagai pedoman dalam mengajar
mata pelajaran matematika yang kreatif, efektif dan
inovatif. Penelitian ini bisa menumbuhkan motivasi belajar
pada siswa dan dapat meningkatkan peran aktif yang
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Dapat dijadikan bahan pertimbangan sekolah untuk
disampaikan kepada guru matematika dalam proses belajar
mengajar.
Hasil penelitian ini menjadi sebuah pengalaman,
sekaligus acuan tentang penerapan Pendekatan
Kontekstual pada materi bangun ruang dalam
meningkatkan hasil belajar.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari pemahaman yang berbeda mengenai judul
penelitian ini maka diuraikan definisi istilah untuk menjadi
penegasan dalam jadul penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan Kontekstual (CTL)
Pendekatan konteksual adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh dengan mengaitkan materi yang diperoleh
8
ke dalam kehidupan sehari-harinya.8
Pendekatan kontekstual tersebut membuat siswa aktif
dalam proses pembelajaran yang sedang brlangsung dan
menghubungan materi yang di ajarkan guru dengan
lingkungannya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi belajar.9
Hasil belajar pada penelitian ini adalah nilai hasil tes yang di
ambil di akhir penelitian.
8 Yulia Maftuhah Hidayati, ‘’Pembelajaran Penjumlahan Bilangan Pecahan DenganMetode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Di Sd Muhammadiyah Program Khusus,Kota Barat, Surakarta’’Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.13, No. 1, Februari 2012, hlm.88
9 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dann Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hlm 7.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching
and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.10.
Johnson (dalam La Alfain, 2016) mendefinisikan:
“Contextual teaching and learning enebles students to
connect the content of academic subjects with the
immediate context of their daily lives to discover meaning”,
hal ini berarti pembelajaran kontekstual memungkinkan
siswa menghubungkan isi materi dengan konteks
kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna11.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
10 Yulia Maftuhah Hidayati. 2012. Pembelajaran Penjumlahan Bilangan PecahanDengan Metode Contextual Teaching And Learning. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.13,No. 1, Februari 2012: 88
11 La Alfain, dkk. 2016. Efektivitas Pendekatan Kontekstual Dalam ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika SiswaKelas Viii Smpn 05 Poleang Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4No. 2 Mei. Hlm 117
10
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pemanfaatannya dalam
10
kehidupan nyata. Siswa tidak hanya memahami konsep
akademik yang abstrak, akan tetapi lebih banyak diberi
kesempatan untuk mencari, mengolah dan menemukan
sendiri konsep tersebut. Guru merancang dan mengelola
aktivitas belajar bersifat terbuka dan informal agar siwa
memiliki kebebasan untuk bertanya dan mengeksplorasi ide
-ide mereka. Siswa diberi kebebasan untuk melakukan
dugaan dan pembuktian sendiri berdasarkan konsep-
konsep matematika yang dimilikinya. Hasil dari
menemukan sendiri akan lebih bermakna dan mampu
diterapkan dalam berbagai permasalahan12.
Terdapat lima karakteristik penting dalam prosespembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.a. Dalam pendekatan CTL, pembelajaran merupakan
proses mengaktifan pengetahuan yang sudah ada(aktiviting knowledge).
b. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangkamemperoleh dan menambah pengetahuan baru(acquiring knowledge).
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).d. Memperaktikan pengetahuan dan pengelaman
(applying knowledge).e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge).13
Dari beberapa karakteristik menggunakan
pendekatan CTL tersebut penelitian mengharapkan dalam
proses pembelajaran berlangsung mampu mengaktifkan
pengetahuan yang sudah ada, menambahkan pengetahuan
12 Mukhni, dkk , Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual dalamMeningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 9Padang, h. 584
13 Wina Sajaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standr Proses Pendidikan,(Jakarta : Kencana, 2011), hlm.256
11
baru, memperaktikanpengetahuan dan melakukan refleksi.
Pendekatan kontekstual (CTL) memiliki tujuh
komponen, yaitu
a. Konstruktivisme ( Constructivisme)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir
(filosofi) pendekatan konteksual yaitu bahwa
pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkonsruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengelaman nyata.14
Batasan konstruktivisme di atas memberikan
penekanan bahwa konsep bukanlah tidak penting
sebagai bagian integral dari pengalaman belajar yang
harus dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari
setiap konsep atau pengetahuan yang dimiliki siswa itu
dapat memberikan pedoman nyata terhadap siswa
untuk diaktualisasikan dalam kondisi nyata. Oleh
karena itu dalam CTL, strategi untuk membelajarkan
siswa menghubungkan antara setiap konsep dengan
14 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, LandasanDan Implementasinya Pada Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp), (Jakarta :Kencana Prenada Media Group) hlm.113
12
kenyataan merupakan unsur yang diutamakan
dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa
banyak pengetahuan yang harus diingat oleh siswa.15
b. Inkuiri (inquiry)
Inkuiri merupakan bagian inti dari pendekatan CTL.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
yang di harapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru
harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada
kegiatan menemukan, apapun materi yang diajakannya.
Langkah kegiatan inkuiri sebagai berikut:
a) Merumuskan masalah.b) Mengajukan hipotesis.c) Mengumpulkan data.d) Menguji hipotesis berdasarkan yang ditemukan.e) Membuat kesimpulan. 16
Dari beberapa kegiatan inkuiri diharapkan siswa
mampu merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis berdasarkan
yang ditemukan dan membuat kesimpulan dari materi
yang disampikan oleh guru.
c. Bertanya (Questioning)
15 La Alfain, dkk. 2016. Efektivitas Pendekatan Kontekstual Dalam ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Matematika SiswaKelas Viii Smpn 05 Poleang Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4No. 2 Mei. Hlm 117
16 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, LandasanDan Implementasinya Pada Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp), (Jakarta :Kencana Prenada Media Group,2009) hlm.114
13
Bertanya dan menjawab pertanyan adalah bagaian
penting dalam proses belajar mengajar. Bertanya dapat
dipandang sebagai refleksi keingintahuan, dan
menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Dalam pendekatan CTL guru
tidak mneyampaikan informasi begitu saja, melainkan
juga merangsang siswa dapat mencari dan
menemukan sendiri. Bertanya mempunyai peran
penting. Guru bisa membimbing dan mengarahkan
siswa untuk menemukan setiap materi yang
dipelajarinya. Berikut adalah beberapa manfaat
bertanya:
a) Menggali potensi siswa dalam penguasaan materipembelajaran.
b) Menumbuhkan motivasi siswa untuk terus berpacudengan belajar.
c) Merangsang rasa ingin tahu siswa.d) Memfokuskan siswa pada sesutu yang diinginkan.e) Membimbing siswa untuk menemukan atau
menyimpulkan suatu persoalan.17
Dari beberapa manfaat bertanya diatas peneiliti
mengharapkan mampu mebuat siswa lebih aktif
selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Masyarakat belajar (Learning Comunity)
Sebagaimana layaknya komunitas masyarakat,
pendekatan CTL juga menerapkan pembelajaran
17 Rudi hartono, Ragam Model Belajar Yang Mudah Diterima Murid (Jogjakarta:DIVA Press, 2013) hlm. 92
14
melalui kelompok belajar yang terbagi dalam kelompok-
kelompok heterogen, baik dilihat dari kempuan dan
kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan
minat siswa. siswa dibiarkan membuat dalam
kelompok agar dapat salinng bertukar pengetahuan.
Bagi siswa yang cepat belajar, di dorong untuk
membantu yang lambat bekerja. Siswa yang memiliki
kemampuan tertentu didorong untuk menularkan pada
yang lain. Itulah yang dimaksud masyarakat belajar.18
e. Pemodelan ( Modeling)
Yang dimaksud dengan asas modeling adalah
proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat di tiru oleh setiap siswa.
Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan
tetapi guru juga dapat memanfaatkan siswa yang
dianggap memiliki kemapuan. Misalkan siswa yang
pernah menjadi juara dalam mebaca puisi dapat
disuruh untuk menampilkan kebolehan didepan teman-
temannya, dengandemikian siswa dapat dianggap
sebagai model. Modeling merupakan asa yang cukup
penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui
modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang
18 Ibid.,hlm.93
15
teoritis absstrak yang dapat memungkinkan terjadinya
verbalisme.19
f. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengelaman
yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara
mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa
pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses
refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan
dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan
menjadi bagian pengetahuan yang dimiliknya.20
Proses pendekatan CTL meberikan kesempatan
pada setiap siswa untuk merenung dan mengingat
ulang apa yang sebelumnya telah dipelajari. Siswa
dibiarkan bebas menafsirkan pengalamanya sendiri,
sehingga ia dapat mneyimpulkan pengelaman
sendirinya . itulah aplikasi refleksi dalam CTL.21
g. Penilaian nyata (authentic assesment )
CTL tidak hanya menilai keberhasilan melalui hasil
tes, tetapi juga proses belajar melalui penilaian nyata.
Penilaian nyata merupakan proses yang dilakukan guru
untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan
19Wina Sajaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standr Proses Pendidikan,(Jakarta : Kencana, 2011), hlm.267
20 Ibid.,hlm.26821 Rudi hartono, Ragam Model Belajar Yang Mudah Diterima Murid (Jogjakarta:
DIVA Press,2013) ,hlm. 95
16
belajar yang dilakukan siswa. Penilain ini penting untuk
mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau
tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki
pengaruh yang positif terhadap perkembangan
intelektual dan mental siswa secara keseluruhan.22
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan
kontekstual (CTL) jika menerapkan ketujuh komponen
tersebut dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja,
dan kelas yang bagaimanapun keadaannya (Dediknas,
2002).
Peneliti menggunakan tujuh komponen pendekatan
kontekstual tersebut dalam sebuah kelas yang dimana
siswa akan dirahkan dengan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimiliki
siswa, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri
untuk semua topik yang diajarkan, menciptakan rasa ingin
tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.
menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan
kelompok, berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya,
menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa
melalui ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya,
membiasakan siswa untuk melakukan refleksi dari setiap
22 Ibid.,hlm 96
17
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, melakukan
penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap siswa.
Adapun langkh-lngkah penerapan Contextual
Teaching And Learning dapat dilihat pada tabel berikut;23.
Tabel 2.1 langkah-langkah penerapan Contextual TeachingAnd Learning
Fase Tahapan Guru Siswa
Grouping Siswa
dikelompokkan
menjadi
beberapa
kelompok yang
heterogen
Guru
membagi
siswa
menjadi
beberapa
kelompok
Siswa
membentuk
kelompok
berdasasrka
n intruksi
guru
Modeling Pemusatan
perhatian,
motivasi dan
penyampaian
tujuan
pembelajaran
Guru
mengajak
siswa
memusatan
perhatian ,
memberi
motivasi
dan
Siswa
merespon
dengan
semangat
dari
penyampaia
n guru
23 Nurul Alpristari Gisty, “Pengrauh Pendekatan Contextual Teaching And LearningTerhadap Hasil Belajar Pada Materi Aritmatika Sosial Dikelas VII Mts. Swasra TamanPendidikan Islam (TPI) Sawit Seberang Tahun Pelajaran 2017/2018”, (Skripsi, FITK UINSumatera Utara Medan, Medan, 2018), Hlm. 28.
18
menyampai
kan tujuan
pembelajara
n
Questioning Meliputi
eksplorasi,
membimbing,
menuntun,
memberi
petunjuk,
mengarahkan,
mengembangka
n, evaluasi,
ingkuiri dan
generalisasi
Guru
memberikan
beberapa
pertanyaan
Siswa aktif
menjawab
pertanyaan
guru
Learning
community
Aktivitas belajar
yang dilakukan
melibatkan
suatu kelompok
sosial tertentu
(learning
community).
Komunikasi
Guru
memberikan
beberapa
soal pada
setiap
kelompok
Siswa
berdiskusi
dalam
kelompokny
a guna
bertukar
fikiran untuk
mengumpul
19
belajar ini
memegang
peranan yang
sangat penting
dalam proses
belajajar karena
didalamnya
terjadi suatu
proses interaksi
dimana seluruh
siswa
berpasrtisipasi
aktif dalam
belajar
kelompok,
mengerjakan
soal dan sharing
pengetahuan
serta pendapat.
kan,
melengkapi,
dan
menyimpulk
an suatu
permasalah
an
Inguiry Meliputi
kegiatan
indentifikasi,
investigasi,
Guru
membimbin
g dalam
merumuska
Siswa
menyimpulk
an hasil dari
penemuan
20
hipotesis,
konjektur,
generalisasi dan
penemuan
n penemuan
Contructivis
m
Siswa
membangun
pemahaman
sendiri,
mengkontruksi
konsep aturan,
serta melakukan
analisis dan
sistematis
Guru
merangsang
semua
siswa untuk
mengemban
gkan
penemuann
ya
Setiap
siswa
merespon
atif untuk
menyampai
kan
penemuann
ya
Authentic
Assessment
Penilaian selama
proses
pembelajaran
dan sesudah
pembelajaran,
penilaian setiap
aktivitas siswa,
dan penilaian
portofolio
Guru menilai
dan
memberi
apresiasi
untuk setiap
individu dan
kelompok
Siswa
termotivasi
dalam
belajar
Reflection Refleksi atas Guru Siswa
21
proses
pembelajaran
yang dilakukan
memberikan
penguatan
materi
merespon
aktif
Berikut langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas :
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebihbermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukansendiri, dan mengkonstruksi sendiri penegetahuan danketerampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuksemua topik.
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok).5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.6) Lakukan refleksi dikhir pertemuan.7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai
cara.24
Dari beberapa langkah penerapan CTL tersebut
penetili mengharapkan siswa mampu mengembangkan,
menemukan dan menciptakan proses pembelajaran yang
aktif dalam kelas.
Setiap pendekatan pembelajaran mempunyai
kelebihan dan kekurangan begitu pula pendekatan
kontekstual. Adapun kelebihan dan kekurangan pendekatan
kontekstual sebagai berikut:
1) Kelebihan pendekatan kontekstuala) Menepatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya
siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.b) Dalam pembelajaran kontekstual siswa belajar
24 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, LandasanDan Implementasinya Pada Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp), (Jakarta :Kencana Prenada Media Group,2009) h.lm111
22
dalam kelompok, kerjasama, diskusi, salingmenerima dan memberi.
c) Berakitan secara rill dengan dunia nyata.d) Kemampuan berdasarkan pengelaman.e) Dalam pembelajaran kontekstual perilaku dibangun
atas kesadaran sendiri.f) Pengetahuan siswa selalu berkembang sesuai
dengan pengalaman yang dialaminya.g) Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja sesuai
denagn kebutuhan.h) Pembelajaran kontekstual dapat diikur melalui
beberapa cara, misalnya evaluasi proses, hasil karyasiswa, penampilan, observasi, rekaman, wawancara,dll.
2) Kekurangan pendekatan kontekstuala) Pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran
yang kompleks dan sulit dilaksanakan dalam kontekspembelajaran.
b) Kemudian pembelajaran dengan menggunakanpendekatan kontekstual juga membutuhkan waktuyang lama. 25
Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa
mengetahui isi pelajaran akademik dengan konteks
kehidupan sehari-hari seperti kehidupan pribadi, sosial, dan
budaya untuk memecahkan masalah yang bersifat nyata.
Mulyasa (dalam Wisnu Dwi, 2017) menyatakan kelebihan dan
kekurangan pendekatan kontekstual sebagai berikut :
1) Kelebihan pendekatan kontekstuala) Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa
melakukan sendiri kegiatan yang berhubungandengan materi yang ada seingga siswa dapatmemahaminya sendiri.
b) Pembelajaran lebih produktif dan mampumenumbuhkan penguatan konsep kepada siswakarena pembelajaran kontekstual.
c) Menuntut siswa menemukan sendiri bukan
25Wisnu Dwi Saputra, “Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil BelajarIPS Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gondangrejo”, (Skripsi FKIP Universitas Lampung, BandarLampung 2017), Hlm. 28-30
23
menghafal.d) Menumbuhkan keberanian siswa mengemukakan
pendapat tentang materi ynag di pelajari.e) Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang
dipelajari dengan bertanya kepada guru.f) Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama
dengan teman yang lain untuk memecahkanmasalah yang ada.
g) Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri kegiatanpembelajaran.
2) Kekurangan pendekatan kontekstuala) Jika guru tidak pandai mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa, makapembelajaran akan menjadikan monoton.
b) Jika guru tidak membimbing dan memberikanperhatian yang ekstra, siswa sulit untuk melakukankegiatan inkuiri dan membangun pengetahuannyasendiri.26
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti mengambil
pendapat bahwa kelebihan pendekatan kontekstual adalah
siswa dapat menjadi aktif dan berpikir kritis secara rill dalam
menganalisis suatu masalah dari pengelaman yang
dialaminya. Sedangkan kelemahan pendekatan kontekstual
adalah guru yang tidak pandai mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa serta tidak
membimbing siswa akan membuat pembelajran menjadi
monoton dan siswa tidak dapat membangun
pengetahuannya sendiri.
Tabel 2.2 Perbedaan CTL dengan pembelajaran KonvesionalNo Pembelajaran CTL Pembelajaran konvesional
1. Menempatkan siswa sebagai Siswa di tempatkan
26 Ibid.hlm 30.
24
subjek belajar, artinya siswa
berperan aktif dalam setiap
proses pembelajarn dengan
cara menemukan dan
menggali sendiri materi
materi pelajaran.
sebagai objek belajar yang
berperan sebagai
penerima informasi secara
pasif
2. Siswa belajar melalui
kegiatan kelompok, seperti
kerja kelompok, berdiskusi,
saling menerima dan
memberi.
Siswa lebih bnayak belajar
secara individual dengan
menerima, maencatat dan
menghafal materi
pelajaran
3. Pembelajaran dikaitkan
dengan kehidupan nyata
secara ril
Pembelajaran bersifat
teoritis dan abstrak
4. Kemampuan didasarkan atas
pengalaman dan tujuan akhir
dari proses pembelajaran
adalah puasan diri
Kemampuan diperoleh
melalui latihan-latihan dan
tujuan akhir adalah nilai
atau angka
5. Siswa bertanggung jawab
memonitor dan
mengembangkan
pembelajaran mereka sendiri
dan pembelajaran bisa terjadi
Guru adalah panentu
jalannya proses
pembelajaran dan
pemebelajaran hanya
terjadi didalam kelas.
25
dimana saja dalam konteks
dan setting yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan
6. Pengetahuan peserta didik
akan dapat dibangun melalui
interaksi sosial dan
lingkungannya.
Peserta didik berkembang
melalui proses interaksi
dengan guru.
7. Peserta didik tidak
melakukan sesuatu yang
burukkarena asadar hal
tersebut dapat merugikan
dirinya.
Peserta didik tidak
melakukan sesuatu yang
buruk karena takut akan
hukuman.
8. Bahasa yang dipergunakan
dalam proses pembelajaran
adalah bahasa komunikatif,
peserta didik diajak
menggunakan bahasa
konteks nyata.
Bahasa yang
diperguanakan dalam
proses pemeblajaran
adalah bahasa struktural,
rumus diterangkan sampai
paham kemudian dilatih.
9. Pembelajaran tidak terikat
pada tempat, waktu, dan
sarana.
Pembelajaran hnaya terjadi
dikelas.
10. Guru menguatkan dan Guru membuatkan
26
meneguhkan kesimpulan
yang telah dibuat oleh
peserta didik.
kesimpulan materi pelajran
yang telah disajikan
sebelumnya.
11. Materi pelajaran selalu
diintegrasi dengan materi
lain.
Mata pelajaran disajikan
secara terfokus
berdasarkan subjek materi.
12. Hasil belajar diukur melalui
penerapan penilaian autentik
(pengetahuan, keterampilan,
dan sikap)
Hasil belajar diukur melalui
kegiatan akademik dalam
bentuk tes, ujian dan
ulangan.
2. Bangun Ruang
Bangun ruang adalah bangun matematika yang
memiliki isi atau volume. Bisa juga disebut bagian ruang
yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada
seluruh permukaan bangun tersebut.
Bangun ruang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1) Sisi : bidang atau daerah yang
membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di
sekitarnya ( bagian dalam dengan bagian luar )
2) Rusuk : pertemuan antara dua buah sisi
atau perpotongan dua bidang sisi
27
Titik sudut : perpotongan tiga bidang sisi atau
perpotongan tiga rusuk / lebih
3) Diagonal sisi : garis yang menghubungkan 2
( dua ) buah titik sudut yang tidak berurutan
letaknya dan terletak pada sebuah sisi. Diagonal
sisi disebut juga dengan diagonal bidang.
4) Diagonal ruang : garis yang menghubungkan dua
buah titik sudut yang tidak berurutan letaknya
dalam sebuah bangun ruang.
5) Bidang diagonal : bidang yang menghubungkan
rusuk - rusuk yang sejajar dan berhadapan.
Jenis - jenis bangun ruang ditinjau dari sisi - sisinya :
1) Bangun Ruang Sisi Datar (BRSD) : Kubus, Balok,
Prisma, dan Limas
2) Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) : Tabung,
Kerucut, dan Bola
Bangun Ruang Sisi Datar
Seperti telah disebutkan di atas, bangun ruang
memiliki isi atau volume. Selain memiliki isi atau
volume, bangun ruang juga bisa dicari luasnya (dalam
hal ini disebut dengan luas permukaan, luas sisi, atau
luas bidang). Luas permukaan bangun ruang
merupakan penjumlahan luas semua sisinya.
28
Jenis - jenis Bangun Ruang Sisi Datar (BRSD) :
a. Kubus merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh
6 (enam) bangun datar yang masing - masing
berbentuk persegi yang sama dan sebangun. Kubus
mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, 8 titik sudut, 12 diagonal
sisi, 4 diagonal ruang, dan 6 bidang diagonal. Dapat
dilihat pada gambar 2.1
Volume = sisi × sisi × sisi
Luas Permukaan = 6 × sisi × sisi
b. Balok merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh
enam bangun datar berbentuk persegipanjang.
Pasangan sisi yang saling berhadapan selalu sama
dan sebangun. Balok mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, 8
titik sudut, 12 diagonal sisi, 4 diagonal ruang, dan 6
bidang diagonal. Dapat dilihat pada gambar 2.2
29
Volume = p × l × t
Luas Permukaan = 2 × ( pl + pt + lt )
Keterangan :
p = panjang
l = lebar
t = tinggi
pl = p × l
pt = p × t
lt = l × t.27
3. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa pada materi bangun ruang yang
telah diukur dengan tes yang telah diuji kelayakan soal
setelah proses belajar mengajar dengan menggunakan
pendekatan kontekstual.
27 Miftah Syarifuddin, Materi Matematika Kelas VIII Semester Genap: BangunRuang Sisi Datar, dalam http://www.miftahsyarifuddin.com/2015/03/materi-matematika-kelas-viii semester.html?m=1, diakses tanggal 12 januari 2019, pukul 19.06
30
Menurut Bloom (dalam Agus) hasil belajar mencakupkemampuan kognitif, afektif, dan psikimotorik .domainkofnitif adalah knowledge (pengetahuan,ingatan),comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation(menilai). Doamin afektif adalah receiving (sikap menerima),responding (memberikan respon), valuing (nilai),organization (organisasi), characterization (karakterisasi).Doamin psikomotor meliputi initiatory,dan rountinized.Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik,fisik, dan intlektual.28
Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang
terjadi individu yang belajar , bukan saja perubahan
mengenai pengetahuan , tetapi juga penegetahuan untuk
membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penguasaan, dan pengharagan dalam diri individual yang
belajar.
Sameto (dalam Darawyan) menyatakan hasil belajarmerupakan perubahan tingkah laku individual yangmempunyai cita-cita a) perubahan dalam belajar terjadisecara sadar, b) perubahan dalam belajar mempunyaitujuan, c) perubahan belajar secara positif, d) perubahandalam belajar bersifat kontiniu, e) perubahan dalam belajarbersifat permanen(langgeng). Dengan demikian yangdimaksud dengan hasil belajar atau prestasi belajar adalahtahap pencapaian aktual yang ditampilkan dalam bentukperilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif maupunpsikomotor dan dapat dilihat dalam bentuk kebiasaan,sikap, penghargaan sesuai dengn tujuan yang telahditetapkan.29
Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu
menjadi tahu marupakan hasil dari proses belajar. Misalnya
seseorang yang mulanya tidak dapat mengoperasikan
28 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM, (Bima:Pustaka Belajar, 2009), hlm.6
29 Darwyan syah, Strategi Belajar Mengajar, (Malaysia:Diadit Media,2009) hlm 43
31
penjumlahan bilangan sekarang mahir berhitung. Akan
tetapi tidak semua perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang merupakan hasil proses belajar, kita lihat yang
terjadi pada bayi, misalnya bayi yang mulanya tidak dapat
tengkurap lalu dapat tengkurap, perubahan-perubahan ini
terjadi karena kematangan. Lalu ada kategori lain mengenai
perubahan yakni perubahan yang berjalan secara singkat,
misalnya seseorang secara kebetulan dapat memperbaiki
barang elektronik, tetapi ketika harus mengerjakanhal yang
sama dalam waktu yang berbeda menemui kesulitan
sebenarnya harus dipahami bahwa perubahan hasil belajar
diperoleh karena individu yang bersangkutan berusaha
untuk belajar.
Dari paparan diatas peneliti bisa mengambil
kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan suatu kegiatan
dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu
perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam
pengentahuan, minat, sikap dan keterampilan.
Hasil belajar juga merupakan hasil dari satu interaksi
tindakan belajar dan tidak mengajar. Drai sisi peneliti, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Suatu proses perubahan baru dapat dikatakan sebagai hasil
belajar jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
32
1. Terjadi secara sadar
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu
disadari. Artinya, individu yang mengalami perubahan
itu menyadari akan perubahan yang terjadi pada dirinya.
Dengan demikian, seseorang yang tiba-tiba memiliki
sesuatu kemampuan karena dia dihipnotis itu tidak
dapat disebut sebagai hasil belajar.
2. Bersifat fungsional
Perubahan yang timbul karean proses belajar
mengajar juga bersifat fungsional. Artinya, perubahan
tersebut memberikan manfaat yang luas. Setidaknya
bermanfaat ketika siswa akan menenmpuh ujian atau
bahkan bermanfaat bagi siswa dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari. Terutama
dalam menjaga kelangsungan hidupnya.
3. Bersifat aktif dan positif
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar
bersifat aktif dan positif. Aktif artinya tidak terjadi
dengan sendirinya tetapi memerlukan usaha dan
aktivitas dari individu sendiri untuk mencapai
perubahan tersebut. Adapun positif artinya baik,
bermanfaat dan sesuai denagn harapan. Positif juga
berarti mengandung nilai tambah bagi individu.
33
4. Bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar itu
bukan bersifat sementara, akan tetapi bersifat relative
permanen.
5. Bertujuan dan berarah
Perubahan yang terjadi karena belajar juga pasti
bertujuan dan terarah. Artinya, perubahan tersebut tidak
terjadi tanpa unsur kesengajaan dari individu yang
bersangkutan untuk mengubah perilakunya. Karenanya,
tidak mungkin orang yang tidak belajar sama sekali
akan mencapai hasil belajar yang maksimal.
6. Mencakup seluruh aspek perilaku
Perubahan yang timbul karena proses belajar pada
umumnya berlaku seluruh aspek perilaku (kognitif,
efektif, psikomotorik). Ketiga aspek tersebut sangat
berkaitan satu sama lain , karean perubahan pada suatu
aspek biasanya juga akan mempengaruhi perubahan
aspek yang lainnya.
7. Perubahan yang berkesinambungan (kontinu)
Perubahan yang berkesinambungan memiliki arti
bahwa perubahan yang terjadi pada inividu merupakan
perubahan lanjutan dari keterampilan, pengetahuan
yang telah dia miliki sebelumnya. Misalnya Yatun sudah
34
memiliki penngetahuan tentang penjumlahan an
pengurangan, kemudian dia belajar tentang perkalian
dan pembagian. Maka dia dapat memanfaatkan
pengetahuan terdahulunya untuk mempelajari
pengetahuan barunya.30
Untuk mencapai hasil belajar pada siswa, tentu ada
faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya hasil belajar
tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang berpengaruh terhadap hasil
belajar adalah faktor jasmani/biologi dan faktor
psikologi. Faktor jasmani yang mempengaruhi hasil
belajar siswa meliputi faktor kesehatan sedangkan
faktor psikologi yang paling penting adalah minat, bakat,
dan motivasi.31
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil
belajar adalah faktor yang berada diluar pribadi siswa
yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebab
keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting
dalam masyarakat yang berkomunikasi satu sama lain
30 https://www.karyatulisku.com/2017/09/ciri-ciri-belajar-dan-hasil-belajar.html. DiAkses Pada Kamis 27 Juni 2019
31 Indah Komsiyah. Belajar dan Pembelajaran.(Yogyakarta:Teras,2012) hlm 90-91
35
dimana pean anggota keluarga merupakan suatu
kompleks pengharapan suatu manusia terhadap cara
individu harus bersikap. Dalam sebuah keluarga orang
tua merupakan pendidik yang pertama dan utama.
Keutamaan ada pada dirinya bukan saja karena sbagai
petunjuk jalan dan bimbingan kepada anak tetapi juga
karena mereka adalah contoh bagi anak-anaknya.
Dari faktor internal dan eksternal diatas sangat
berpengaruh dan berperan penting bagi hasil belajar siswa,
yang dimana faktor internal merupakan minat dan motivasi
dalam diri siswa dan faktor eksternal merupakan keluarga
dan lingkungan disekitarnya.
B. Kerangka Berpikir
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
matematika maka perlu suatu strategi untuk melakukannya
yaitu pakem. Pakem yang merupakan singkatan dari
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang
melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses
pembelajarannya. Pertama, proses interaksi (siswa berinteraksi
secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi,
lingkungan dsb). Kedua, proses komunikasi (siswa
mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru
36
dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui
simulasi). Ketiga, proses refleksi, (siswa memikirkan kembali
tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa
yang mereka telah lakukan). Keempat, proses eksplorasi (siswa
mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka
melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan atau wawancara).
Permasalahan yang ditemukan di MTs NW Karang Bata
adalah dalam proses pembelajaran, siswa masih takut
mengeluarkan pendapat atau bertanya apabila mendapat
kesulitan di dalam kelas, walaupun peneliti memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, sehingga siswa
terkesan masih pasif karena siswa merasa pelajaran
matematika sangat membosankan dan sulit dimengerti. Selain
itu juga siswa masih belum fokus (belum konsentrasi) pada
saat proses belajar mengajar berlangsung, sehingga masih
terlihat siswa yang masih bermain saat proses pembelajaran
berlangsung.
Salah satu alternative pembelajaran yang akan dicoba
diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
dengan melihat permasalahan yang ditemukan adalah dengan
menggunakan pendekatan kontekstual (CTL) yang merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
37
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata. Dengan pendekatan kontekstual, siswa
dibantu menguasai kompetensi yang dipersyaratkan tidak
hanya masuk ke kawasan pengetahuan, tetapi juga pada
penerapan pengetahuan yang didapatkannya.
Jika pendekatan kontekstual diterapkan, diharapkan siswa
akan berlatih untuk dapat menghubungkan apa yang diperoleh
di kelas dengan kehidupan dunia nyata yang ada di
lingkungannya, sehingga mampu mengembangkan
kemampuan siswa dan hasil belajar siswa akan semakin baik.
C. Hipotesis Penelitian
Bentuk-bentuk hipotesis dalam penelitan sangat terkait
dengan rumusan masalalah penelitian.Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap masalah.32
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
“Ada Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontesktual (Contextual
Teaching And Learning) Pada Materi Bangun Ruang Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MTs. NW Karang Bata
Tahun Pelajaran 2018/2019’’.
32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualititaf R & D, ALFABETA, Bandung,2008, hlm 66.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimen
semu, karena dilakukan percobaan di suatu kelas dengan cara
memberikan perlakuan tertentu berupa penerapan pendekatan
Kontekstual dalam pembelajaran matematika khususnya pada
materi bangun ruang kubus dan balok dan melihat hasil belajar
siswa setelah diberikan perlakuan.33
Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan dan meramalkan yang akan terjadi pada suatu
variabel manakala diberikan suatu perlakuan tertentu pada
variabel lainnya34.
Pada penelitian ini, jenis eksperimen yang digunakan adalah
eksperimen semu (quasy experiment). Alasan digunakan
eksperimen semu (quasy experiment) karena hanya satu teknik
perlakuan yang menerapkan yaitu pendekatan Kontekstual pada
kelas eksperimen sedangkan di kelas kontrol tidak menerapkan
pendekatan Kontekstual.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
33Roslina dan Rahmadi. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning MateriPerbandingan pada Siswa MTs Negeri 2 Banda Aceh. Jurnal Didaktik Matematika, Vol. 3,No. 1, April 2016
34 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis Metode dan Prosedur, 2013) hlm. 37
34
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu
34
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya. Jadi populasi bukan hanya orang ,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subjek
yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.35
Berdasarkan paparan di atas, maka yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII
MTs NW Karang Bata tahun pembelajaran 2018/2019
b. Sampel
Sampel adalah sebuah kelompok anggota yang
menjadi bagian populasi sehingga memiliki karakteristik
populasi. Sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan
teknik sampling jenuh untuk menentukan kelas kontrol dan
kelas eksperimen.36
Dengan demikian maka dalam penelitian ini yang
menjadi sampel terdapat dua kelas adalah Kelas VIII A
berjumlah 20 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B
berjumlah 16 siswa sebagai kelas eksperimen
35ibid. h. 11736 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta)., hlm. 62
35
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap (dua)
tahun ajaran 2018/2019. Tempat pelaksanaan penelitian ini di
MTs. NW Karang Bata. Pada sekolah ini terdapat banyak siswa
yang masih kurang motivasi dan aktif pada proses
pembelajaran.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkam oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.37
Variabel dalam penelitian ini berupa dua variabel, yaitu:
a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan
kontekstual.
b) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.
E. Desain Penelitian
Adapun desain yang digunakan penelitian ini adalah posttest
only control design. Dimana pada desain ini kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara acak.
Subjek penelitian ini terdiri dari dua sampel yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kedua kelas tersebut
37 Ibid, hlm 2
36
diberikan materi pelajaran yanag sama yaitu “bangun ruang”.
Untuk kelas eksperimen pembelajaran yang digunakan adalah
pendekatan kontekstual. Sedangkan pada kelas kontrol tidak
menggunakan pendekatan kontekstual dan pada akhir
pertemuan diberikan posttest untuk kedua kelas. Desain
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Desain PenelitianKelompok Perlakuan Posttest
Eksperimen X O1
Kontrol _ O1
Keterangan:
X = Pemberian Pembelajaran dengan pendekatan
O1 = Pemberian posttests kelas esdperimen dan kelas
kontrol.
F. Instrumen /Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti untuk pengambilan data atau
informasi.38 Mempermudah peneliti dalam pengumpulan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah.
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau
38 Hamzah, model pembelajaran,(jakarta:Bumi Aksara,2011), hlm. 71
37
sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.39
Instrumen yang digunakan dalam penelitaian ini adalah
instrument tes essay. Tes essay ialah tes dimana setiap
butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan
cara mengekspresikn pemikiran peserta didik.40
Jumlah soal tes essay yang digunakan sebanyak 5 soal.
Soal yang di berikan sudah di anggap layak atau valiad untuk
digunakan karean telah di validasi oleh dua ahli atau dosen uin
Mataram. ( dapat dilihat pada lampiran 13).
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur penelitian
Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah berupa observasi dan tes.
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan
cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-
hal yang diamati dan mencatatnya pada alat obervasi.41
Observasi digunakan dalam penelitian untuk mengetahui
jalanya proses belajar dikelas dan keadaan siswa yang
39Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikanda
Tenaga Kependidikan (Jakarta: Kencana, 2011)., hlm. 26440Eko Putro Widoyo, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,2014),hlm. 78
41Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, dan Prosedur (Jakarta:Kencana,2013).,hlm.270
38
mengikuti pelajaran dikelas. Pada proses belajar
pembelajaran peneliti menggunakan pendekatan
kontekstual. Dalam hal ini peneliti mengaitkan materi
pembelajaran dengan lingkungan sekitar, hal tersebut
dilakukan dengan tujuan memudahkan siswa untuk
memahami materi yang disampaikan dan peneliti juga akan
membagi beberapa kelompok untuk masing-masing siswa
agar saling bekerjasama dan aktif selama proses
pembelajaran berlangsung didalam kelas.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh invidu atau kelompok42. Tes dalam penelitian ini
adalah menggunakan tes essay berjumlah 5 soal yang
diberikan kepada semua siswa kelas VIII MTs. NW Karang
Bata Tahun Pelajaran 2018/2019.
Adapun skor penilaian untuk menentukan test soal
dengan
menggunakan rumus berikut:
Skor penilaian = x 100 %Nilai yang diperolehNilai maksimum
42 Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm 193
39
Skor penilaian = x 100 %Nilai yang diperoleh81
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian eksprimen, eksprimen bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh suatu tindakan terhadap
suatu variabel. Adapun yang dijadikan ukuran untuk atau kriteria
untuk menilai ada tidaknya pengaruh perbedaan tersebut
adalah perbedaan angka rata-rata (mean of differences) atau
md yang diperkirakan timbul akibat adanya perlakuan
(treatment) yang diberikan, selanjutnya untuk menilai ada
tidaknya perbedaan angka rata-rata dengan menggunakan
teknik uji t dengan taraf signifikan 5%. Untuk membuktikan
hipotesis yang diajukan, perlu dilakukan analisis data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data tes akhir terdistribusi normal. Uji normalitas dengan
menggunakan rumus chi-kuadrat sebagai berikut:
=ᵡ2 ∑Ki=1
(fo-fh)2
fh
Dimana :
= chi kuadratᵡ2
= frekuensi hasilfo
= frekuensi yang diharapkanfh
Suatu data akan terdistribusi normal jika hitung ≤ᵡ 2
40
tabel dan tidak berdistribusi normal ᵡ hitung > tabel padaᵡ 2 2 ᵡ 2
taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan, db = k-3, di
mana k menyatakan jumlah kelas interval.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk memastikan
apakah asumsi homogenitas pada masing-masing kategori
data sudah terpenuhi ataukah belum. Apabila homogenitas
terpenuhi maka peneliti dapat melakukan pada tahap
analisa data lanjutan, apabila tidak maka harus ada
pembetulaan-pembetulan metodologis. Untuk menentukan
rumus t-tes, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel
homogen atau tidak digunakan uji F dengan rumus:43
F = varians terbesarvariansi terkecil
.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa, yang diharapkan adanya perbedaan
sebelum dan sesudah diberi pelakuan pelakuan dari uji
hipotesis ini. Hipotesis nol (Ho) diharapkan ditolak dan
hipotesis (Ha) diterima. Adapun rumus yang pakai adalah
uji-t poolend varians.
Poolend varians dugunakan dengan ketentuan:
43Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta), hlm. 140.
41
1) Jumlah anggota sampel kesatu dan kedua sama
(n1=n2) serta data berdistribusi normal dan varians
homogen, mka derajat kebebasan yang digunakan
adalah dk = n1 + n2 – 2.
2) Jumlah anggota sampel kesatu dan kedua tidak
sama (n1≠n2) serta varians homogen, maka derajat
kebebasan yang digunakan adalah dk = n1 + n2 – 2.
3) Taraf signifikansi 1 % atau 5 %.
4) Kriteria pengujian adalah terima Ho dan Ha ditolak, jika
thitung ≤ ttabel, tolak Ho dan Ha diterima jika thitung > ttabel.44
Berikut ini rumus uji t poolend varians.
t = -X 1
X 2
+ ( -1)( -1)Sn1
2
1n
2S2
2
+ - 2n1
n2
( +1n
1
1n
2)
Keterangan :
t = angka atau koefisien derajat perbedaan mean kedua
kelompok
= rata-rata sampel 1X 1
= rata-rata sampel 2X 2
S12 = nilai varian pada sampel 1
S22 = nilai varian pada sampel 2
n1 = jumlah individu pada sampel 1
44 bid., hlm. 139
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengumpulan data dan penyajian data
a. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
ini adalah mendapatkan data, sehingga dapat diketahui
tentang pengaruh penerapan pendekatan kontekstual pada
hasil belajar siswa. Peneliti menggunakan teknik
pengumpulan dengan memberikan test.
b. Penyajian Data
Tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5
pertanyaan essay. Hasil test siswa untuk melihat pengaruh
penerapan pendekatan konteksual (Contextual Teaching And
Learning) terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
dapat dilihat pada lampiran 3 dan hasil test siswa tanpa
menggunakan pendekatan kontekstual kelas kontrol dapat
dilihat pada lampiran 4.
1) Distribusi Frekuensi Hasil Tes pemeblajaran menggunakan
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
terhadap hasil belajar di Kelas Eksperimen.
Berdasarkan hasil tes diperoleh nilai terendah 65 dan
(datanya dapat dilihat pada lampiran 3). Adapun langkah-
langkah dalam membuat distribusi frekuensi.
a) Banyak kelas interval (Aturan Sturges)
K = 1 + 3,3 = 1 + 3,3 = 4,96 ≈ 5log (n) log (16)
b) Rentang = skor terbesar - skor terkecil = 90 - 65 = 25
c) Panjang kelas interval (P) = = = 5RentangBanyak Kelas
255
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Hasil Test Pembelajaran
Menggunakan Penerapan pendekatan kontekstual(Contextual Teaching And Learning) terhadap Hasil
Belajar di Kelas EksperimenKelas Interval fi
65 – 70 4
71 – 75 3
76 – 80 4
8 1 – 85 4
86 – 90 1
2) Distribusi Frekuensi Hasil Pembelajaran Tanpa
Menggunakan Penerapan Pendekatan Kontekstual
(Contextual Teaching And Learning) Terhadap Hasil Belajar
Di Kelas Kontrol.
Berdasarkan hasil test diperoleh nilai terendah 60 dan
skor tertinggi 85, dengan nilai rata-rata 71,9 dan standar
deviasi 7,33 (dtanya dapat dilihat pada lampiran 4). Adapun
langkah-langkah dalam membuat distribusi frekuensi.
a) Banyak kelas interval (Aturan Sturges)
K = 1 + 3,3 = 1 + 3,3 = 5,29 ≈ 5log (n) log (20)
b) Rentang = skor trbesar - skor terkecil = 85 - 60 = 25
c) Panjang kelas interval (P) = = = 5RentangBanyak Kelas
255
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Hasil Test Pembelajaran TanpaMenggunakan Penerapan Pendekatan Kontekstual
( Contextual Teaching And Learning) Terhadap Hasil Belajardi Kelas Kontrol.
Kelas Interval fi
60 – 65 5
66 – 70 4
71 – 75 6
76 – 80 2
81 – 85 3
2. Analisis Data Penelitian
Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan
kegiatan yang dilakukan peneliti setelah semua data dari
responden terkumpul. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan
sebelumnya yaitu: “ Ada Pengaruh Penerapan Pendekatan
Kontestual (Contextual Teaching And Learning) Pada Materi
Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas VIII Putri MTs. NW Karang Bata Tahun Pembelajaran
2018/2019.”
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan t-test yaitu untuk membandingkan
antara variabel x dan variabel y. Dari perbandingan tersebut
kita dapat mengetahui Pengaruh Penerapan Pendekatan
Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Terhadap
Hasil Belajar. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan
di dalam menganalisis data yang sudah terkumpul dalam
penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya (BAB III), yaitu:
a. Melakukan Uji Prasyarat
Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu data yang
diperoleh selama penelitian akan diperiksa dengan uji
normalitas dan homogenitas data
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data merupakan uji prasyarat
sebelum mengetahui jenis statistika apa yang akan
digunakan apakah statistika parametrik atau statistik
non parametrik. Uji normalitas hasil Test pembelajaran
menggunakan penerapan pendekatan kontekstual
(contekstual teaching and learning) terhadap hasil
belajar. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3Uji normalitas pada kelas Eksperimen dan Kelas
KontrolKarakteristik Kelas
eksperimenKelas
kontrolKesimpulan
ᵡ2
hitung2,098 4,474 Berdistribusi
normalᵡ2
hitung
<ᵡ2
tabel
ᵡ2
tabel5,99 5,99
Tarafsignifikan (α)
5 %
Berdasarkan tabel di atas uji normalitas pada
kelas eksperimen diperoleh = 2,098 dan nilaiᵡ2
hitungᵡ2
tabel
pada taraf signifikan 5 % dan dk = banyak kelas – 3 = 5 –
3 = 2 adalah = 5,99. Karena <ᵡ2
tabel(0,05;2)ᵡ2
hitungᵡ2
tabel
maka data pembelajaran pendekatan kontekstual
(contextual teaching and learning) pada materi bangun
ruang dalam meningkatkan hasil belajar siswa di kelas
eksperimen dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan
uji normalitas pada kelas kontrol berdasarkan tabel di
atas diperoleh = 4,474 dan nilai pada tarafᵡ2
hitungᵡ2
tabel
signifikan 5 % dan dk = banyak kelas – 3 = 5 – 3 = 2
adalah = 5,99. Karena < makaᵡ2
tabel(0,05;2)ᵡ2
hitungᵡ2
tabel
data pembelajaran matematika tanpa menggunakan
pendekatan kontekstual dalam meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas kontrol dinyatakan berdistribusi
normal. (Perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada
lampiran 5 dan 6).
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan
dua sampel homogen. Uji homogenitas data hasil belajar
siswa menggunakan uji F.
F = varians terbesarvariansi terkecil
F = = 1,048154,38351,884
Tabel 4.4Uji homogenitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas
KontrolKrakteristik Kelas eksperimen
/ Kelas kontrolKesimpulan
Fhitung 1,04 Berdistribusinormal Fhitung
< Ftabel
Ftabel
2,23Taraf signifikan
(α)5 %
Berdasarkan hasil perhitungan tabel di atas baik
data kelas eksperimen maupun kontrol pada taraf
signifikan 5 % menunjukkan data (1,04) < (2,23)Fhitung Ftabel
artinya sampel memiliki varian yang homogen.
(Perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada lampiran 7 )
3) Teknik Uji Hipotesis (Uji-t)
Berdasarkan uji persyarat yang telah dilakukan maka
akan digunakan rumus pooled varian berdasarkan
ketentuan yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel
4.5.
Diketahui:
= 16n1
= 20n2
= 76,13X 1
= 71,9X 2
S21= 54,38
S22 = 51,88
Ditanya thitung = .....?
Penyelesaian :
t=-
X 1
X 2
+( -1n1 )S12 ( -1n
2 )S2
2
+ -2n1 n2
( +1n1
1n
2)
t = 76,13-71,954,38+ 51,88(16-1) (20-1)
16+20-2 ( +116
120)
= 2,1011
Tabel 4.5Uji t pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Karakteristik Ha
thitung ttabel
Interprestasi diterima
2,101 2,032 >thitung ttabel
Dari hasil di atas hasil analisis uji t-test Pooled
Varian menunjukkan bahwa yang diperoleh untukthitung
data nilai tes belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebesar 2,101 , selanjutnya dikonversikan denganthitung
nilai = = 2,032. Dengan ketentuan jika <ttabel
t(0,05;24) thitung
maka hipotesis ditolak dan diterima dan jikattabel
Ha Ho
> maka hipotesis diterima dan ditolakthitung ttabel
Ha Ho
dengan taraf signifikan (α) 5 %. Keputusan, karena >thitung
maka hipotesis diterima dan ditolak,ttabel
Ha Ho
pembelajaran pendekatan kontekstual ( contekstual
teaching and learning) pada materi bnagun ruang dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. (Perhitungan
Selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 8)
Hasil analisis yang diperoleh pada penelitian ini setelah
melakukan analisis data berupa uji normalitas, uji
homogenenitas , dan uji hipotesis adalah bahwa pada uji
normalitas, data hasil tes hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Kemudian data tes pembelajaran menggunakan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada materi
bangun ruang dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
kelas eksperimen dan data tes pembelajaran tidak
menggunakan pendekatan kontekstul (Contextual Teaching
And Learning) pada materi bangun ruang dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol
dilakukan uji homogenitas dan hasil analisisnya menyatakan
bahwa data tersebut homogen atau mempunyai varian yang
sama. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis data dengan
analisis uji-t dan hasil analisis menunjukan bahwa ditolakHo
dan diterima. Dapat disimpulkan bahwa pendekatanHa
kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada materi
bangun ruang berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VIII MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran
2018/2019.
B. Pembahasan
Pelaksanaan penenlitian ini mulai tanggal 15 Mei 2019
sampai dengan tanggal 21 Mei 2019 di MTs. NW Karang Bata. Pada
hari selasa dan rabu tanggal 14 dan 15 Mei, peneliti mengambil
data sekolah dan berkomunikasi dengan guru bidang studi untuk
mulai mengajar pada hari kamis 16 Mei 2019. Pada penelitian ini,
peneliti melangsungkan proses belajar mengajar selama 4 kali
pertemuan. 2 kali pertemuan untuk kelas VIII A yang sebagai kelas
kontrol dan 2 kali pertemuan untuk kelas VIII B yang sebagai kelas
eksperimen.
Pada kelas esperimen pertemuan pertama dimulai pada hari
kamis 16 Mei, pada jam keempat dengan membahas materi
tentang luas permukaan dan volume kubus dengan menggunakan
pembelajaran penerapan pendekatan kontestual (Contextual
Teaching And Learning). Pertemuan kedua pada hari sabtu 18 Mei,
pada jam pertama penelitian melaksanakan proses pembelajaran
dengan membahas materi tentang luas permukaan dan volume
balok.
Sedangkan pada kelas kontrol pertemuan pertama dimulai
pada hari kamis 16 Mei, pada jam pertama dengan membahas
materi tentang luas permukaan dan volume kubus tanpa
menggunakan penerapan pendekatan kontestual (Contekstual
Teaching And Learning). Pada pertemuan kedua pada hari senin 21
Mei, pada jam pertama dengan membahas materi tentang luas
permukaan dan volume balok.
Pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua di kelas
eksperimen, peneliti mengajak siswa agar proses pembelajaran
lebih aktif dan bermakna yaitu mengaitkan materi dengan
lingkungan sekitarnya menggunakan pendekatan kontekstual saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru telah mampu
berperan sebagai fasilitator atau pemandu pelaksanaan kegiatan
pembelajaran tanpa mendominasi kegiatan pembelajaran.
Sedangkan siswa terlihat mampu beradaptasi dan mampu
memberikan argumennya melalui pendekatan pembelajaran yang
diterapkan meskipun awalnya canggung satu sama lain, namun
proses membuat mereka menikmati dan antusias dalam belajar
sehingga terlihat aktif hingga kegiatan akhir pembelaajaran.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen
semu dengan pendekatan kuantitatif, dimana dalam memperoleh
data peneliti memberikan tes kepada siswa. Teknik sampling yang
digunakan adalah sampling jenuh, dimana peneliti menggunakan
dua kelompok yaitu kelas eksperimen yang berjumlah 16 siswa dan
kelas kontrol berjumlah 20 siswa. Dimana penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And
Learning) terdapat 7 komponen melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, menemukan, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian
sebenarnya.46
Pada komponen konstruktivisme menjadikan pengetahuan
bermakna dan relevan bagi siswa, memberikan kesempatan siswa
menemukan dan menerapkan idenya sendiri, menyadarkan siswa
46 Fadhilaturrahmi, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jaring-JaringBalok Dan Kubus Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) SiswaKelas Iv Sdn 05 Air Tawar Barat. Jurnal Basicedu Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam berlajar.
Komponen menemukan merupakan kegiatan pembelajaran
kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Komponen bertanya, siswa menggali informasi
untuk mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan
mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Komponen masyarakat belajar, siswa diminta untuk saling bekerja
sama dengan teman atau sharing antara teman, antara kelompok,
serta antara yang sudah memahami dengan yang belum paham
tehadap materi pembelajaran.
Komponen pemodelan, pada komponen ini siswa dapat
menentukan atau menghadirkan model sebagai contoh
pembelajaran baik itu dari melibatkan siswa secara langsung atau
dapat juga dengan mendatangkannya dari luar. Komponen refleksi
merupakan cara berpikir siswa tentang apa yang baru dipelajari
atau respons kegiatan atau aktivitas atau pengetahuan yang beru
diterima dalam pembelajaran. Komponen terakhir penilaian
sebenarnya yakni menekankan pada proses pembelajaran maka
data dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang
dikerjakan siswa pada saat melaksanakan pembelajaran.47
47 Sujinal Arifin, Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl)Untuk Melihat Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa Semester AwalPendidikan Matematika Uin Raden Fatah. Jurnal Pendidikan Matematika JPM RAFAVol.2, No.2, Desember 2016
Hal tersebut disebabkan oleh penerapan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching And Learning). Di dalam proses
pembelajaran, peneliti bertindak sebagai fasilitator, sedangkan
siswa lebih berperan aktif dengan mengaitkan materi dengan
lingkungan sekitarnya melalui arahan dan bimbingan peneliti untuk
memecahkan suatu permasalahan.
Kunandar (dalam Fadhilaturrahmi) mengemukakan untuk
memahami pembelajaran CTL maka dapat disimpulkan kata kunci
dalam pembelajaran CTL yaitu: (1) Real world learning,
mengutamakan pengalaman nyata, (2) Berpusat pada siswa, siswa
aktif, kritis dan kreatif, (3) Penegetahuan bermakna dalam
kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, serta adanya perubahan
perilaku dan pembentukan “manusia‟,(4) Siswa praktek, bukan
menghafal, Learning bukan Teaching, pendidikan bukan pengajaran,
(5) Memecahkan masalah dan berpikir tingkat tinggi, dan (6) Hasil
belajar di ukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.48
Pada kelompok kontrol siswa telah memiliki potensi
kemandirian belajar, namun belum difasilitasi oleh peneliti.
Sedangkan pada capaian hasil pencapaian posttest pada kelompok
kontrol, prestasse yang diperoleh lebih rendah dibandingkan
kelompok eksperimen. Muhammad Annas (2014:15) menyatakan
salah satu kelemahan dari metode ceramah adalah siswa kurang
48 Fadhilaturrahmi, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jaring-JaringBalok Dan Kubus Dengan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (Ctl) SiswaKelas Iv Sdn 05 Air Tawar Barat. Jurnal Basicedu Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
menagkap apa yang dimaksud oleh peneliti, jika ceramah berisi
ceramah-ceramah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa
dan akhirnya mengarah verbalisme.
Tahapan terakhir yang digunakan peneliti untuk memperoleh
data yaitu memberikan soal posstest berupa test uraian kepada
responden pada akhir pertemuan setelah semua materi tentang
kubus dan balok. Test yang diberikan digunakan untuk
mendapatkan data hasil belajar siswa menggunakan penerapan
pendekatan kontestual (Contextual Teaching And Learning) untuk
kelas eksperimen dan tanpa menggunakan pembelajaran
penerapan pendekatan kontestual (Contextual Teaching And
Learning) dan hanya menggunakan pembelajaran konvesional
untuk kelas kontrol.
Dari hasil analisis data berupa uji normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis, diperoleh hasil analisis bahwa adata
hasil tes yaitu tes hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kontrol
pada uji normalitas berdistribusi normal. Kemudian pada uji
homogenitas kedua data hasil belajar untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol dinyatakan homogen. Selanjutnya untuk uji hipotesis
hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan bahwa ditolak dan diterima yaitu pendekatanHo Ha
kontekstual (Contextual Teaching And Learning) pada materi
bangun ruang berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019.
Keberhasilan peneliti dapat ditinjau dari test yang dilakukan
oleh peneliti kepada siswa. Dimana jumlah butir soal sebanyak 5
pada kedua kelas. Hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan
nilai rata-rata 76,13 dan kelas kontrol dengan nilai rata-rata nilai
yang diperoleh sebesar 71,9. Variannya sebesar 54,38 pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol varian sebesar 51,88. Artinya hasil
belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi sedangkan hasil
belajar siswa di kelas kontrol lebih rendah. Berdasarkan hasil
tersebut, terlihat jelas bahwa penggunaan penenrapan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching And Learning) dalam
pembelajaran matematika mempunyai pengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil hipotesis yaitu >thitung
dengan nilai sebesar 2,101 dan nilai sebesar 2,031.ttabel
thitung ttabel
Hal ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa
penerapan pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh. Yaitu siswa bekerja dan mengalami sendiri apa yang
dipelajarinya dengan menghadirkan dunia nyata kedalam kelas,
sehingga mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan
yang dimilikinya dan menerapkannya dalam kehidupan.
Kesimpulan yang diambil dari uraian di atas adalah
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan penerapan
pendekatan kontekstual dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika,
karena akan berpengaruh terhadap terciptanya semangat diri untuk
belajar. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
keaktifan siswa, dan terlihat pada kebiasaan-kebiasaan belajar
siswa sehari-hari seperti cara siswa merencanakan dan melakukan
belajar.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian dapat
disimpulkan bahwa “Ada Pengaruh Penerapan Pendekatan
Kontekstual (Contekstual Teaching And Learning) Pada Materi
Bangun Ruang Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
MTs. NW Karang Bata Tahun Pelajaran 2018/2019, yang dapat
dibuktikan dari nilai 2,101 lebih besar dari 2,031 padathitung ttabel
kelas eksperimen, ini berarti hasil belajar pada siswa yang diberi
perlakuan (kelas eksperimen) lebih baik dibandingkan dengan hasil
belajar pada siswa yang tidak diberikan perlakuan (kelas kontrol).
B. Saran
Untuk merealisasikan hasil penelitian ini, maka disarankan:
1. Bagi peneliti, khususnya peneliti mata pelajaran matematika
materi bangun ruang dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran hendaknya mengenal dan mengetahui karakter
murid-muridnya.
2. Bagi sekolah, perlu menciptakan lingkungan belajar yang
mampu merangsang timbulnya pemikiran yang inovatif, baik
dari peneliti maupun siswa sehingga akan tercipta kemandirian
belajar pada siswa dengan terus berusaha mengembangkan
dan mencari inovasi kreatifitas pembelajaran matematika
57
terutama yang berkaitan dengan penerapan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching And Learning).
3. Bagi peneliti lain yang berkeinginan untuk mengadakan
penelitian sejenis sebaiknya tidak hanya membatasi tentang
upaya peningkatan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan, tetapi juga variabel lain yang
ditingkatkan dan bidang lain.
Dengan saran-saran yang dikemukakan di atas, diharapkan
agar dapat dijadikan bahan pertimbangan serta pemikiran demi
suksesnya pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika.
58
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dann Aplikasi PAIKEM,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Darwyan syah, Strategi Belajar Mengajar, Malaysia:Diadit Media, 2009.
Dimyati, Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Eko Putro Widoyo, Evaluasi Program Pembelajaran,Yogyakarta: PustakaPelajar, 2014.
Fadrik Adi Fahrudin, “Efektivitas Problem Basic Learning Terhadap KemampuanBerpikir Kreatif Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika UINMataram”, Jurnal Teori Dan Aplikasi Matematika,Vol. 1 No 1 Oktober 2017.
Iif Khoiru Ahmadi Dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta:Prestasi Pustaka, 2011.
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta:Teras, 2012.
La Alfain, dkk. 2016. Efektivitas Pendekatan Kontekstual Dalam ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil BelajarMatematika Siswa Kelas Viii Smpn 05 Poleang Timur. JurnalPenelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei. Hlm 117
Miftah Syarifuddin, Materi Matematika Kelas VIII Semester Genap: BangunRuang SisiDatar, dalam http://www.miftahsyarifuddin.com/2015/03/materi-matematika-kelas-viii semester.html?m=1, diakses tanggal maret2015,pukul 19.06
Mukhni, dkk , Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam
59
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika SiswaKelas VIII SMPN 9 Padang.
Ngalimun, Strategi dan Model Pembelejaran, Yogyakarta: AsawajaPresindo, 2016.
Nurhusain, dkk. Implementasi Pendekatan Kontekstual DenganMengintensifkan Scaffolding untuk Meningkatkan Hasil BelajarMatematika. Jurnal Jurnal Sainsmat, Maret 2016, Halaman 30-41.Vol V, No 1
Nurul Alpristari Gisty, “Pengrauh Pendekatan Contextual Teaching AndLearning Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Aritmatika SosialDikelas VII Mts. Swasra Taman Pendidikan Islam (TPI) SawitSeberang Tahun Pelajaran 2017/2018”, (Skripsi, FITK UIN SumateraUtara Medan, Medan, 2018)
Roslina dan Rahmadi. Pembelajaran Contextual Teaching and LearningMateri Perbandingan pada Siswa MTs Negeri 2 Banda Aceh. JurnalDidaktik Matematika, Vol. 3, No. 1, April 2016
Rudi hartono, Ragam Model Belajar Yang Mudah Diterima Murid ,Jogjakarta: DIVA Press, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualititaf R & D, ALFABETA,Bandung: 2008.
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian , Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian edisi revisi V , Jakarta: RinekaCipta, 1997.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikilum Tingkat SatuanPendidikan (Ktsp), (Jakarta : Kencana Prenada Media Group), 2009.
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, dan Prosedur, Jakarta:Kencana, 2013.
60
Wina Sajaya, Strategi Pembelajaran Berorintasi Standr Proses Pendidikan,Jakarta : Kencana, 2011.
Wisnu Dwi Saputra, ”Pengaruh Pendekatan Kontekstual Terhadap HasilBelajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gondangrejo”, (Skripsi FKIPUniversitas Lampung, Bandar Lampung 2017)
Yulia Maftuhah Hidayati, ‘’Pembelajaran Penjumlahan Bilangan PecahanDengan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Di SdMuhammadiyah Program Khusus, Kota Barat, Surakarta’’JurnalPenelitian Humaniora, Vol.13, No. 1, Februari 2012, hlm.88
66
LAMPIRAN 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
67
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Kompetensi DasarMateri
PembelajaranKegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
WaktuSumber Belajar
1.1. Menghargai danmenghayatiajaran agamayang dianutnya
Pembelajaran KI 1 dan KI
2 dilakukan secara tidak
langsung (terintegrasi)
dalam pembelajaran KI 3
dan KI 4
Penilaian KI 1 dan
KI 2 dilakukan
melalui observasi,
penilaian diri,
penilaian teman
sejawat oleh
peserta didik, dan
jurnal
68
2.1 Menunjukkansikap logis, kritis,analitik,konsisten danteliti,bertanggungjawab, responsif,dan tidak mudahmenyerah dalammemecahkanmasalah.
2.2 Memiliki rasaingin tahu,percaya diri, danketertarikan padamatematikaserta memilikirasa percayapada daya dankegunaanmatematika,yang terbentukmelaluipengalamanbelajar.
2.3 Memiliki sikapterbuka, santun,objektif,
69
menghargaipendapat dankarya temandalam interaksikelompokmaupun aktivitassehari-hari.
3.9 Menentukanluas permukaandan volumekubus, balok,prisma, danlimas
Bangun Ruang
Sisi Datar
(kubus, balok,
prisma, dan
limas)
Mengamati
Mencermati bangunruang sisi datar (kubus,balok, prisma, dan limas)yang ada kaitannyadengan kehidupan nyata
Mencermatipermasalahan sehari-hari yang berkaitandengan bangun ruangsisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas)
Mencermati kerangkadan jaring-jaring bangunruang sisi datar (kubus,balok, prisma, dan limas)
Menanya
Sikap
Observasi
Mengamatiketelitian dan rasaingin tahu dalammengerjakantugas, menyimakpenjelasan, ataupresentasi pesertadidik mengenaibangun ruang sisidatar
Pengetahuan
Penugasan
25 JP Buku teksmatematikaKelas VIIIKemdikbud,BukuPengayaanyangberkaitandenganbangun ruangsisi datar,alat peraga,benda dilingkungan
Kubus, balok
70
Menanya tentangbangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas) yang adadalam kehidupan nyata
Menanya tentang luasdan volume berbagaibenda di sekitar melaluipercobaan yangberbentuk kubus, balok,prisma, dan limas
Menanya tentangberbagai aspek luas danvolume, misal: apakelebihan dan manfaatpengetahuan danpenggunaan masalahluas dan volume padabangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas)
Menanya tentangpenerapan luas danvolume untuk bangunruang yang tidakberaturan
Tugas terstruktur:mengerjakanlatihan soal-soalyang berkaitandengan bangunruang sisi datar(kubus, balok,prisma, dan limas)
Tugas mandiritidak terstruktur:mencari informasiseputar bangunruang sisi datar(kubus, balok,prisma, dan limas)danpenggunaannyadalam kehidupansehari-hari
Tes tertulis:mengerjakan soal-soal berkaitandengan bangunruang sisi datar(kubus, balok,prisma, dan limas)
71
Mengumpulkan Informasi
Menggali informasitentang bangun ruangsisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas) yangada dalam kehidupannyata
Menggali informasitentang model kerangkaserta jaring-jaringbangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas)
Menggali informasitentang unsur-unsurbangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas)
Menggali informasitentang luas permukaanserta volume bangunruang sisi datar (kubus,balok, prisma, dan limas)
Menggali informasitentang luas, volumeataupun unsur lainnya
Keterampilan
Portofolio
Mengumpulkanbahan dan literaturberkaitan denganbangun ruang sisidatar (kubus,balok, prisma, danlimas) danpenerapannyadalam kehidupansehari-harikemudian disusun,didiskusikan dandirefleksikan
Projek
Membuat bangunruang sisi datar(kubus, balok,prisma, dan limas)dari bahan kardus,atau kartos, atau
72
yang berkaitan denganbangun ruang sisi datar(kubus, balok, prisma,dan limas) dan bangundatar tidak beraturan
Menggali informasitentang sketsa bangunruang beraturan ataubangun geometri dasaryang memiliki kesamaanatau kemiripan ukurandengan bangun ruangtidak beraturan
Menggali informasitentang menaksir luasdan volume bangunruang tidak beraturan
Menalar/Mengasosiasi
Menganalisis masalahsehari-hari yangberkaitan dengan luasdan volume bangunruang sisi datar (kubus,balok, prisma, dan limas)
bahan bekaslainnya
73
Menganalisis konsepdan rumus luas danvolume bangun datardan bangun ruangsederhana sertamenaksir bangun-bangun tidak beraturanmelalui contoh kejadian,peristiwa, situasi ataufenomena alam danaktifitas sosial sehari-hari
Menganalisis unsur-unsur rumus luas danvolume bangun ruangsisi datar (kubus, balok,prisma, dan limas) sertaperilaku hubunganfungsionalnya
Mengomunikasikan
Menyajikan secaratertulis atau lisan hasilpembelajaran, apa yangtelah dipelajari,
74
keterampilan atau materiyang masih perluditingkatkan, ataustrategi atau konsepbaru yang ditemukanberdasarkan apa yangdipelajari mengenai luaspermukaan dan volumekubus, balok, prisma, danlimas, serta menaksirluas permukaan danvolume bangun ruangsisi datar tidak beraturan
Memberikan tanggapanhasil presentasi meliputitanya jawab untukmengkonfirmasi,sanggahan dan alasan,memberikan tambahaninformasi, ataumelengkapi informasiataupun tanggapanlainnya
Membuat rangkumanmateri dari kegiatanpembelajaran yang telahdiilakukan
76
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) (kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : MTs. NW Karang Bata
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/II (Dua)
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit ( 120 menit)
A. Kompetensi Inti
KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
77
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menentukanluaspermukaandan volumekubus
3.5 Menyelesaikanmasalah yangberkaitandengan luaspermukaan danvolume kubusdan balok
3.4.1 Menentukan dan menghitung luaspermukaan dan volume kubus
3.4.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari yangberkaitan dengan luas permukaan danvolume kubus
C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat:
1. Menentukan dan menghitung luas permukaan dan volume kubus2. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus
D. Materi PembelajaranMateri Bangun Ruang Sisi Datar
Dengan sub materi : luas permukaan dan volume kubus
E. Metode PembelajaranPendekatan : Pendekatan kontekstual
Metode : Diskusi, Kelompok dan pemberian tugas
F. Media dan Bahan
78
1. MediaBuku Paket Guru dan internet
2. Alat dan bahanKomputer, Buku Paket, Papan Tulis
G. Sumber BelajarBuku Paket Guru Matematika MTs Kelas VIII
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (pertama) (3 Jam Pelajaran)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Aloka
si
waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahulua
n
1. Guru
mengucapkan
salam pembuka.
2. Guru mencek
kehadiran siswa.
3. Guru mengajak
berdo’a bersama.
4. Guru memberikan
motivasi kepada
siswa.
5. Guru
mengingatkan
siswa mengenai
1. Siswa menjawab
salam pembuka
guru.
2. Siswa menjawab
keika guru
memanggil
namanya.
3. Siswa berdo’a
bersama guru.
4. Siswa menerima
dan mendengar
motivasi dari guru.
15
menit
79
pelajaran
sebelumnya yaitu
jaring-jaring kubus.
6. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang
akan dicapai.
7. Guru
menyampaikan
pendekatan
pembelajaran yang
akan digunakan.
5. Siswa menerima
dan menjawab
mengenai
pembelajaran
sebelumnya.
6. Siswa mendengar
tujuan
pembelajaran yang
akan dicapai.
7. Siswa mendengar
pendekatan
pembelajaran yang
akan digunakan.
Inti 1. Guru
menyampaikan
permasalahan
yang berkaitan
dengan luas
permukaan kubus
yaitu Untuk
mengurangi
banyaknya sampah
1. Siswa mendengar
dan menyimak
permasalahan
yang berkaitan
dengan luas
permukaan kubus
yang diberikan
guru dan siswa
terlibat aktif.
85
menit
80
yang dibuang,
Rahma akan
mendaur ulang
kotak cookies
berbentuk kubus
menjadi tempat
bros. Kotak
tersebut akan
dilapisi dengan
kertas kado. Jika
ukuran rusuk kotak
8 cm. Berapakah
luas kertas kado
paling sedikit yang
diperlukan untuk
membungkus 5
buah kotak cookis
dan volumenya?
(constructivisme,
questioning).
2. Guru membagikan
LKS mengenai luas
permukaan dan
(constructivisme,
questioning).
2. Siswa menerima
LKS yang diberikan
guru.
3. Siswa mendengar
arahan dari guru
dan membentuk
kelompok 4-5 yang
heterogen.
menyimak gambar
dan jaring-jaring
kubus merupakan
wujud dari
permodelan.
(learning comunity
, Modeling)
4. Siswa
mengerjakan LKS
secara
berkelompok
(learning
81
volume kubus.
3. Untuk
menyelesaikan
permasalahan
tersebut guru
mengarahkan
siswa untuk
berkelompok,
setiap kelompok
terdiri dari 4-5
siswa yang
heterogen. Gambar
dan jaring-jaring
kubus merupakan
wujud dari
permodelan.
(learning comunity
, Modeling).
4. Guru
menginformasika
n bahwa setiap
anggota
kelompok harus
community).
Dengan melakukan
kegiatan pada LKS
siswa dapat
menemukan
sendiri rumus luas
permukaan dan
volume kubus
untuk menjawab
questioning dari
guru dan
permasalahan
pada LKS (inquiry).
Siswa dapat
mengembangkan
rasa ingin tahu
dengan bertanya,
mengamati dan
mencari informasi
dari berbagai
sumber yang ada
dan bekerja keras
untuk
82
saling bekerja
sama dan bekerja
keras untuk
menyelesaikan
tugas LKS yang
diberikan agar
selesai tepat
waktu
5. Jika ada siswa
atau kelompok
yang mengalami
kesulitan maka
guru memberikan
bimbingan dan
arahan, guru juga
memberikan
arahan kepada
siswa untuk
mengajari teman
sekelompoknya
yang belum
mengerti. Dalam
pembelajaran ini
menyelesaikan
tugas dengan baik
dan tepat waktu.
5. Siswa atau teman
kelompok yang
mengalami
kesulitan
menjawab, siswa
tersebut bertanya
kepada gurunya
atau teman
kelompok lain agar
diberikan arahan
dan bimbingan
untuk menjawab
permasalahnya.
(authentic
assesment)
6. Siswa perwakilan
kelompok
mempresentasikan
hasil pekerjaanya
sedangkan
83
siswa juga
dilatihkan peduli
terhadap teman
yang belum
memahami
pelajaran yang
diajarkan.
(authentic
assesment)
6. Guru memberikan
kesempatan untuk
siswa
mempersentasikan
hasil pekerjaannya.
7. Guru membahas
hasil presentasi
dan
memperbaikinya
jika masih ada
kesalahan.
kelompok lain
menanggapi dan
bertanya.
(modeling,
questioning).
7. Siswa bersama-
sama guru
membahas hasil
presentasi dan
memperbaikinya
jika masih ada
kesalahan
(reflection).
Penutup 1. Guru memberikan
kesempatan
1. Siswa bertanya
tentang materi
20
menit
84
bertanya tentang
materi yang belum
dipahami berkaitan
dengan pelajaran
yang baru saja
dipelajari.
(questioning).
2. Guru bersama-
sama dengan
siswa membuat
simpulan tentang
materi hari ini dan
menggali nilai
karater yang telah
dipelajari selama
proses
pembelajaran.
(reflection)
3. Guru mengevaluasi
hasil belajar
individu dengan
memberikan kuis
atau pekerjaan
yang belum
dipahami.
(questioning).
2. Siswa bersama-
sama dengan guru
membuat simpulan
tentang materi hari
ini dan mengetahui
nilai karakter yang
telah dipelajari.
(reflection).
3. Siswa menerima
kuis atau pekerjaan
rumah untuk
dikerjakan secara
individu. (authentic
assesment)
4. Siswa menjawab
salam dan
mengakhiri
pembelajaran.
85
rumah untuk
dikerjakan siswa
secara individu
(authentic
assesment).
4. Guru mengakhiri
pelajaran dengan
mengucapkan
salam.
I Penilaian1. Teknik Penilaian
a. Sikap spiritual
No. Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Butir
Instrume
n
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Observas
i
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
berlangsung
Penilaian untuk
dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for
and
of learning)
86
b. Sikap sosial
No. Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Butir
Instrume
n
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Observas
i
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
berlangsung
Penilaian untuk
dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for
and
of learning)
2. Penilaian
Diri
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
usai
Penilaian sebagai
Pembelajaran
(assessment as
learning)
3. Penilaian
antar
teman
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
usai
Penilaian sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning)
c. Pengetahuan
No. TeknikBentuk
Instrumen
Contoh Butir
Instrumen
Waktu
PelaksanaKeterangan
87
an
1. Tes Tulis Isian 1. Yatun akan
membuat
wadah dari
kardus bekas
berbentuk
kubus tanpa
tutup. Jika ia
akan membuat
wadah dengan
ukuran rusuk 40
cm. Berapa luas
permukaan
wadah yang
akan dibuat
Yatun?
Jawab:
s : 40 cm
L. permukaan wadah
= 6×402
=6×1600
=9600 cm2
Jadi, luas
Saat
pembelajar
an
usai
Penilaian
untuk
pembelajara
n
(assessmen
t for
learning)
dan sebagai
pembelajara
n
(assessmen
t as
learning)
88
permukaan
wadah adalah
9600 cm2.
d. Keterampilan
No. TeknikBentuk
Instrumen
Contoh
Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Proyek Masalah
sehari-hari
berkaitan
dengan
bangun ruang
sisi datar
Carilah
benda di
sekitar
kalian yang
berkaitan
dengan
bangun
ruang sisi
datar
bentuk
kubus
Di luar PBM
selama satu
minggu
Penilaian
untuk,
sebagai,
dan/atau
pencapaian
pembelajaran
(assessment
for, as,
and of
learning)
2. Pembelajaran RemedialBerdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial
dalam bentuk;
89
a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20%
dan 50%; danc. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.
3. Pembelajaran PengayaanBerdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam
bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(kelas eksperimen)
Satuan Pendidikan : MTs. NW Karang Bata
90
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/I (Satu)
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 80 menit)
A. Kompetensi Inti
KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.6 Menentukanluas
3.4.3 Menentukan dan menghitung luaspermukaan dan volume balok
91
permukaandan volumebalok
4.4 Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan luas
permukaan dan
volume kubus
dan balok
3.4.4 Menyelesaikan masalah sehari-hari yangberkaitan dengan luas permukaan danvolume balok
C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat:
1. Menentukan dan menghitung luas permukaan dan volume balok2. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan luas
permukaan balok
D. Materi PembelajaranMateri Bangun Ruang Sisi Datar
Dengan sub materi : luas permukaan dan volume kubus dan balok
E. Metode PembelajaranPendekatan : Pendekatan kontekstual
Metode : Diskusi, Kelompok dan pemberian tugas
F. Media dan Bahan1. Media
Buku Paket Guru dan internet
2. Alat dan bahanKomputer, Buku Paket, Papan Tulis
92
G. Sumber BelajarBuku Paket Guru Matematika MTs Kelas VIII
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 2 (kedua) (2 Jam Pelajaran)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Aloka
si
waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahulua
n
1. Guru
mengucapkan
salam pembuka.
2. Guru mencek
kehadiran siswa.
3. Guru mengajak
berdo’a bersama.
4. Guru memberikan
motivasi kepada
siswa.
5. Guru
mengingatkan
siswa mengenai
pelajaran
sebelumnya yaitu
1. Siswa menjawab
salam pembuka
guru.
2. Siswa menjawab
keika guru
memanggil
namanya.
3. Siswa berdo’a
bersama guru.
4. Siswa menerima
motivasi dari guru.
5. Siswa menerima
dan menjawab
10
menit
93
jaring-jaring balok.
6. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran yang
akan dicapai.
7. Guru
menyampaikan
pendekatan
pembelajaran yang
akan digunakan.
mengenai
pembelajaran
sebelumnya.
6. Siswa mendengar
tujuan
pembelajaran yang
akan dicapai.
7. Siswa mendengar
pendekatan
pembelajaran yang
akan digunakan.
Inti 1. Guru
menyampaikan
permasalahan
yang berkaitan
dengan luas
permukaan balok
yaitu Pak Amir
membuat bak
sampah dari kayu.
Setelah mebuat
1. Siswa mendengar
dan menyimak
permasalahan
yang berkaitan
dengan luas
permukaan balok
yang diberikan
guru dan siswa
terlibat aktif.
(constructivisme,
60
menit
94
kerangkanya dari
kayu bekas, Pak
Amir akan
menutup kerangka
tersebut dengan
kayu lapis (triplek).
Bagaimana
menentukan luas
triplek dan volume
yang diperlukan
jika bak sampah
tersebut dibuat
lengkap dengan
tutupnya?
(constructivisme,
questioning).
2. Guru membagikan
LKS mengenai luas
permukaan dan
volume balok.
3. Untuk
menyelesaikan
permasalahan
questioning).
2. Siswa menerima
LKS yang diberikan
guru.
3. Siswa mendengar
arahan dari guru
dan membentuk
kelompok 4-5 yang
heterogen.
menyimak gambar
dan jaring-jaring
balok merupakan
wujud dari
permodelan.
(learning comunity
, Modeling)
4. Siswa
mengerjakan LKS
secara
berkelompok
(learning
community).
95
tersebut guru
mengarahkan
siswa untuk
berkelompok,
setiap kelompok
terdiri dari 4-5
siswa yang
heterogen. Gambar
dan jaring-jaring
balok merupakan
wujud dari
permodelan.
(learning comunity
, Modeling).
4. Guru
menginformasika
n bahwa setiap
anggota
kelompok harus
saling bekerja
sama dan bekerja
keras untuk
menyelesaikan
Dengan melakukan
kegiatan pada LKS
siswa dapat
menemukan
sendiri rumus luas
permukaan dan
volume balok
untuk menjawab
questioning dari
guru dan
permasalahan
pada LKS (inquiry).
Siswa dapat
mengembangkan
rasa ingin tahu
dengan bertanya,
mengamati dan
mencari informasi
dari berbagai
sumber yang ada
dan bekerja keras
untuk
menyelesaikan
96
tugas LKS yang
diberikan agar
selesai tepat
waktu
5. Jika ada siswa
atau kelompok
yang mengalami
kesulitan maka
guru memberikan
bimbingan dan
arahan, guru juga
memberikan
arahan kepada
siswa untuk
mengajari teman
sekelompoknya
yang belum
mengerti. Dalam
pembelajaran ini
siswa juga
dilatihkan peduli
terhadap teman
yang belum
tugas dengan baik
dan tepat waktu.
5. Siswa atau teman
kelompok yang
mengalami
kesulitan
menjawab, siswa
tersebut bertanya
kepada gurunya
atau teman
kelompok lain agar
diberikan arahan
dan bimbingan
untuk menjawab
permasalahnya.
(authentic
assesment)
6. Siswa perwakilan
kelompok
mempresentasikan
hasil pekerjaanya
sedangkan
kelompok lain
97
memahami
pelajaran yang
diajarkan.
(authentic
assesment)
6. Guru memberikan
kesempatan untuk
siswa
mempersentasikan
hasil pekerjaannya.
7. Guru membahas
hasil prestasi dan
memperbaikinya
jika masih ada
kesalahan.
menanggapi dan
bertanya
(modeling,
questioning).
7. Siswa bersama-
sama guru
membahas hasil
presentasi dan
memperbaikinya
jika masih ada
kesalahan
(reflection).
Penutup 5. Guru memberikan
kesempatan
bertanya tentang
materi yang belum
dipahami berkaitan
dengan pelajaran
yang baru saja
5. Siswa bertanya
tentang materi
yang belum
dipahami.
(questioning).
6. Siswa bersama-
sama dengan guru
10
menit
98
dipelajari
(questioning).
6. Guru bersama-
sama dengan
siswa membuat
simpulan tentang
materi hari ini dan
menggali nilai
karater yang telah
dipelajari selama
proses
pembelajaran.
(reflection)
7. Guru mengevaluasi
hasil belajar
individu dengan
memberikan kuis
atau pekerjaan
rumah untuk
dikerjakan siswa
secara individu
(authentic
assesment).
membuat simpulan
tentang materi hari
ini dan mengetahui
nilai karakter yang
telah dipelajari.
(reflection).
7. Siswa menerima
kuis atau pekerjaan
rumah untuk
dikerjakan secara
individu. (authentic
assesment)
8. Siswa menjawab
salam dan
mengakhiri
pembelajaran
99
8. Guru mengakhiri
pelajaran dengan
mengucapkan
salam
I Penilaian
1. Teknik Penilaiana. Sikap spiritual
No. Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Butir
Instrume
n
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Observas
i
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
berlangsung
Penilaian untuk
dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for
and
of learning)
b. Sikap sosial
100
No. Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Butir
Instrume
n
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Observas
i
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
berlangsung
Penilaian untuk
dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for
and
of learning)
2. Penilaian
Diri
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
usai
Penilaian sebagai
Pembelajaran
(assessment as
learning)
3. Penilaian
antar
teman
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
usai
Penilaian sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning)
c. Pengetahuan
No. TeknikBentuk
Instrumen
Contoh Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksana
an
Keterangan
101
1. Tes Tulis Isian 1. kotak makan
berbentuk balok
memiliki ukuran
panjang 12 cm,
lebar 6 cm, dan
tinggi 8 cm.
Tentukan luas
permukaan
kotak makan
tersebut adalah
?
Jawab:
P : 12 cm, l: 6
cm, t: 8 cm
LBalok=2(pl+pt+lt)
=2(12.6 + 12.8 +
6.8)
=2 (216)
=432 cm2
Saat
pembelajar
an
usai
Penilaian
untuk
pembelajara
n
(assessmen
t for
learning)
dan sebagai
pembelajara
n
(assessmen
t as
learning)
d. KeterampilanNo. Teknik Bentuk Contoh Waktu Keterangan
102
InstrumenButir
Instrumen
Pelaksanaa
n
1. Proyek Masalah
sehari-hari
berkaitan
dengan
bangun ruang
sisi datar
Carilah
benda di
sekitar
kalian yang
berkaitan
dengan
bangun
ruang sisi
datar
berbentuk
balok
Di luar PBM
selama satu
minggu
Penilaian
untuk,
sebagai,
dan/atau
pencapaian
pembelajaran
(assessment
for, as,
and of
learning)
2. Pembelajaran RemedialBerdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belummencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedialdalam bentuk;a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20%
dan 50%; danc. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.
3. Pembelajaran PengayaanBerdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah
mencapaiketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam bentukpenugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) (Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : MTs. NW Karang Bata
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/II (Dua)
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit ( 120 menit)
A. Kompetensi Inti
KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
104
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian KompetensiKompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7 Menentukanluaspermukaandan volumekubus
3.8 Menyelesaikanmasalah yangberkaitandengan luaspermukaan danvolume kubusdan balok
3.4.5 Menentukan dan menghitung luaspermukaan dan volume kubus
3.4.6 Menyelesaikan masalah sehari-hari yangberkaitan dengan luas permukaan danvolume kubus
C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat:
105
1. Menentukan dan menghitung luas permukaan dan volume kubus2. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus
D. Materi PembelajaranMateri Bangun Ruang Sisi Datar
Dengan sub materi : luas permukaan dan volume kubus
E. Metode PembelajaranMetode : Ceramah, Kelompok dan pemberian tugas
F. Media dan Bahan1. Media
Buku Paket Guru dan internet
2. Alat dan bahanKomputer, Buku Paket, Papan Tulis
G. Sumber BelajarBuku Paket Guru Matematika MTs Kelas VIII
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (pertama) (3 Jam Pelajaran)
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi
waktu
Pendahulua
n 1. Guru mengucapkan salam pembuka.2. Guru mencek kehadiran siswa3. Guru mengajak berdo’a bersama4. Guru memberikan motivasi kepada siswa5. Guru mengingatkan siswa mengenai
pelajaran sebelumnya yaitu jaring-jaringkubus
15
menit
106
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi
waktu
6. Guru menyampaikan tujuanpembelajaran yang akan dicapai
Inti 1. Guru menjelaskan rumus luas permukaandan volume kubus
2. Guru membagikan siswa dalam beberapakelompok.
3. Guru membagikan LKS mengenai luaspermukaan dan volume balok.
4. Guru menginformasikan bahwa setiapanggota kelompok harus saling bekerjasama dan bekerja keras untukmenyelesaikan tugas yang diberikan agarselesai tepat waktu.
5. Jika ada siswa atau kelompok yangmengalami kesulitan maka gurumemberikan bimbingan dan arahan, gurujuga memberikan arahan kepada siswauntuk mengajari teman sekelompoknyayang belum mengerti.
6. Siswa perwakilan kelompokmempresentasikan hasil pekerjaanyasedangkan kelompok lain menanggapidan bertanya.
7. Siswa bersama-sama guru membahashasil presentasi dan memperbaikinya jikamasih ada kesalahan.
70
menit
Penutup 9. Guru bersama-sama dengan siswamembuat simpulan tentang materi hariini.
15
menit
107
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi
waktu
10. Guru mengevaluasi hasil belajar individudengan memberikan kuis ataupekerjaan rumah untuk dikerjakan secaraindividu.
11. Guru mengakhiri pelajaran denganmengucapkan salam.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaiana. Sikap spiritual
No. Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Butir
Instrume
n
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Observas
i
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
berlangsung
Penilaian untuk
dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for
and
of learning)
b. Sikap sosial
No. TeknikBentuk
Instrume
Contoh
Butir
Waktu
PelaksanaaKeterangan
108
nInstrume
nn
1. Observas
i
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
berlangsung
Penilaian untuk
dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for
and
of learning)
2. Penilaian
Diri
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
usai
Penilaian sebagai
Pembelajaran
(assessment as
learning)
3. Penilaian
antar
teman
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
usai
Penilaian sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning)
c. Pengetahuan
No. TeknikBentuk
Instrumen
Contoh Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksana
an
Keterangan
1. Tes Tulis Isian 1. Yatun akan
membuat
Saat
pembelajar
Penilaian
untuk
109
wadah dari
kardus bekas
berbentuk
kubus tanpa
tutup. Jika ia
akan membuat
wadah dengan
ukuran rusuk 40
cm. Berapa luas
permukaan
wadah yang
akan dibuat
Yatun?
Jawab:
s : 40 cm
L. permukaan wadah
= 6×402
=6×1600
=9600 cm2
Jadi, luas
permukaan
wadah adalah
9600 cm2.
an
usai
pembelajara
n
(assessmen
t for
learning)
dan sebagai
pembelajara
n
(assessmen
t as
learning)
110
d. Keterampilan
No. TeknikBentuk
Instrumen
Contoh
Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Proyek Masalah
sehari-hari
berkaitan
dengan
bangun ruang
sisi datar
Carilah
benda di
sekitar
kalian yang
berkaitan
dengan
bangun
ruang sisi
datar
bentuk
kubus
Di luar PBM
selama satu
minggu
Penilaian
untuk,
sebagai,
dan/atau
pencapaian
pembelajaran
(assessment
for, as,
and of
learning)
2. Pembelajaran RemedialBerdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial
dalam bentuk;
111
d. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;e. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20%
dan 50%; danf. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.
3. Pembelajaran PengayaanBerdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam
bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) (Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : MTs. NW Karang Bata
112
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII (Delapan)/I (Satu)
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 80 menit)
A. Kompetensi Inti
KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
113
Kompetensi
DasarIndikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Menentukanluaspermukaandan volumebalok
4.4
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan
dengan luas
permukaan dan
volume kubus
dan balok
3.4.7 Menentukan dan menghitung luaspermukaan dan volume balok
3.4.8 Menyelesaikan masalah sehari-hari yangberkaitan dengan luas permukaan danvolume balok
C. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok
peserta didik dapat:
1. Menentukan dan menghitung luas permukaan dan volume balok2. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan luas
permukaan balok
D. Materi PembelajaranMateri Bangun Ruang Sisi Datar
Dengan sub materi : luas permukaan dan volume kubus dan balok
E. Metode PembelajaranMetode : Ceramah, Kelompok dan pemberian tugas
114
F. Media dan Bahan1. Media
Buku Paket Guru dan internet
2. Alat dan bahanKomputer, Buku Paket, Papan Tulis
G. Sumber BelajarBuku Paket Guru Matematika MTs Kelas VIII
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 2 (kedua) (2 Jam Pelajaran)
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi
waktu
Pendahulua
n 1. Guru mengucapkan salam pembuka.2. Guru mencek kehadiran siswa3. Guru mengajak berdo’a bersama4. Guru memberikan motivasi kepada siswa5. Guru mengingatkan siswa mengenai
pelajaran sebelumnya yaitu jaring-jaringbalok
6. Guru menyampaikan tujuanpembelajaran yang akan dicapai
10
menit
Inti 1. Guru menjelaskan rumus luas permukaandan volume balok.
2. Guru membagikan siswa dalam beberapakelompok.
3. Guru membagikan LKS mengenai luas
60
menit
115
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi
waktu
permukaan balok.
4. Guru menginformasikan bahwa setiapanggota kelompok harus saling bekerjasama dan bekerja keras untukmenyelesaikan tugas yang diberikan agarselesai tepat waktu.
5. Jika ada siswa atau kelompok yangmengalami kesulitan maka gurumemberikan bimbingan dan arahan, gurujuga memberikan arahan kepada siswauntuk mengajari teman sekelompoknyayang belum mengerti.
6. Siswa perwakilan kelompokmempresentasikan hasil pekerjaanyasedangkan kelompok lain menanggapidan bertanya.
7. Siswa bersama-sama guru membahashasil presentasi dan memperbaikinya jikamasih ada kesalahan.
Penutup 1. Guru bersama-sama dengan siswamembuat simpulan tentang materi hariini.
2. Guru mengevaluasi hasil belajar individudengan memberikan kuis ataupekerjaan rumah untuk dikerjakan secaraindividu.
3. Guru mengakhiri pelajaran denganmengucapkan salam.
10
menit
I. Penilaian
116
1. Teknik Penilaiana. Sikap spiritual
No. Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Butir
Instrume
n
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Observas
i
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
berlangsung
Penilaian untuk
dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for
and
of learning)
b. Sikap sosial
No. Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Butir
Instrume
n
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Observas
i
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
berlangsung
Penilaian untuk
dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for
117
and
of learning)
2. Penilaian
Diri
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
usai
Penilaian sebagai
Pembelajaran
(assessment as
learning)
3. Penilaian
antar
teman
Lembar
Observas
i (Catatan
Jurnal)
Terlampir Saat
pembelajara
n
usai
Penilaian sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning)
c. Pengetahuan
No. TeknikBentuk
Instrumen
Contoh Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksana
an
Keterangan
1. Tes Tulis Isian 1. kotak makan
berbentuk balok
memiliki ukuran
panjang 12 cm,
lebar 6 cm, dan
tinggi 8 cm.
Tentukan luas
permukaan
Saat
pembelajar
an
usai
Penilaian
untuk
pembelajara
n
(assessmen
t for
learning)
dan sebagai
118
kotak makan
tersebut adalah
?
Jawab:
P : 12 cm, l: 6
cm, t: 8 cm
LBalok=2(pl+pt+lt)
=2(12.6 + 12.8 +
6.8)
=2 (216)
=432 cm2
pembelajara
n
(assessmen
t as
learning)
d. Keterampilan
No. TeknikBentuk
Instrumen
Contoh
Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaa
n
Keterangan
1. Proyek Masalah
sehari-hari
berkaitan
dengan
bangun ruang
sisi datar
Carilah
benda di
sekitar
kalian yang
berkaitan
dengan
Di luar PBM
selama satu
minggu
Penilaian
untuk,
sebagai,
dan/atau
pencapaian
pembelajaran
119
bangun
ruang sisi
datar
berbentuk
balok
(assessment
for, as,
and of
learning)
2. Pembelajaran RemedialBerdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial
dalam bentuk;
a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20%
dan 50%; danc. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.
3. Pembelajaran PengayaanBerdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam
bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.
120
1. Ayah membeli sebuah akuarium berbentuk kubus yang memiliki
panjang rusuk 1,5 m. Jika ayah ingin mengisi air pada ½ bagian
akuarium tersebut, tentukan volume air tersebut!
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )
Petunjuk :
Kerjakanlah LKS ini dengan
teman kelompokmu. Jika
kurang mengerti, segera
tanyakan kepada gurumu dan
pastikan semua anggota
Nama Anggota Kelompok
121
2. Tina membeli dadu di toko mainan untuk bermain ular tangga
bersama Agus. Jika diketahui jaring-jaring dadu yang dibeli Tina
memiliki luas 54 cm2. Berapa panjang rusuk dadu tersebut?
3. Sebuah kotak plastik berbentuk kubus. Jika panjang rusuk kotak itu
122
25 cm, tentukan luas permukaan kotak tersebut!
4. David ingin memberi hadiah kue untuk ulang tahun ibunya. Ketika di
toko kue, David memesan kue yang ukuran sisinya 30 cm. Jika
David ingin menaruh kue di dalam kotak kardus berapakah volume
kotak tersebut?
123
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )
Petunjuk :
Kerjakanlah LKS ini dengan
teman kelompokmu. Jika
kurang mengerti, segera
tanyakan kepada gurumu
dan pastikan semua anggota
Nama Anggota Kelompok
124
1. Haris mempunyai sebuah kotak berwarna biru yang berbentuk
balok. Jika kotak tersebut mempunyai panjang 20 cm, lebarnya
setengah kali panjangnya dan volumenya 1000 cm3. Tentukan
tinggi kotak tersebut!
2. Sebuah kolam renang memiliki panjang 10 m, lebar 6 m dan tinggi
2,5 m diisi air hingga penuh. Berapa liter volum kolam renang
tersebut?
125
3. Sebuah kotak coklat berbentuk balok yang dimiliki Bayu berikut
memiliki ukuran panjang 8 cm, tingginya adalah 4 cm dan luas
permukaan kotak 160 cm2. Tentukan berapa lebar kotak yang
dimiliki Bayu tersebut!
4. Ayu akan memberi kado ulang tahun untuk Dinda. Agar tampak
menarik, kotak kado yang berbentuk balok tersebut akan dibungkus
dengan kertas kado. Agar kertas kado yang dibutuhkan cukup, Ayu
perlu mengetahui berapa sentimeter persegi sisi kotak kado
tersebut. Berapakah luas sisi kotak kado tersebut jika panjangnya
25 cm, lebarnya 20 cm, dan tingginya 15 cm.
126
LAMPIRAN 3NILAI KELAS EKSPERIMEN
No. Nama siswa Nilai
1. Aisya Husnunnisa 72
2. Azizatul Fitri 75
3. Dewi ratna anjeli 81
4. Dian ayu lestari 72
5. Dina ajratul aini 80
6. Dinda dwi suci rahayu 69
7. Mauzul hasanah 67
8. Nadiya Iissholah 80
9. Nathania desy indriani 65
127
10. Nazwa alya suci as sakina 82
11. Ratih al fairan 78
12. Ratni faiza 85
13. Sopiatul widad 65
14. Sulis watini 82
15. Tariatul kuro’ 75
16. Nabila ramadhani 90
Rata-rata 76,13
Varian 54,38
Standar deviasi 7,37
LAMPIRAN 4NILAI KELAS KONTROL
No. Nama siswa Nilai
128
1. Adib hawari 68
2. Ahmad ilfan hadad naupal 72
3. Ahmad rio saputra 64
4. Ahmad zainudin 72
5. Ahmad maulana 60
6. Alfian zikri 70
7. Alifin rizki zaoli 60
8. Farid habib maehas 82
9. Heri hardianto 72
10. M awaludin ansoori 68
11. M haerul gunawan 75
12. M pauzi 82
13. Muh reza gunawan 75
14. Muhammad arya fattah 75
15. Muhammad asadullah 85
16. Muhammad fakril aziz 78
17. Rizal hadi 70
18. Rizki maulana 80
19. Samsul bahri 65
20. Surya hadi alansyah 65
Rata-rata 71,9
Varian 51,88
Standar deviasi 7,33
134
LAMPIRAN 9
Kisi-Kisi soal bangun ruang
Status Pendidikan : MTs. NW Karang Bata
Nama Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Luas permukaan dan volume kubus dan balok
Kelas/Semester : VIII/II
Kompetensi Dasar Materi Indikator soal Nomor
Soal
Bentuk
Soal
3.10 Menentukan luaspermukaan danvolume kubus danbalok
Bangun
ruang sisi
datar
tentang
kubus dan
balok
3.4.1 Siswa dapat
menghitung luas
permukaan kubus
dan banyak kubus
3.4.2 Siswa dapat
Menghitung
volume kubus
3.4.3 Siswa dapat
menghitung luas
permukaan balok
3.4.4 Siswa dapat
menghitung lebar
akuarium jika
diketahui volume
1
2
3
4
Uraian
Uraian
Uraian
Uraian
135
akuarium
3.4.5 Siswa dapat
menghitung
volume pada
wadah berbentuk
balok dan banyak
air yang di
butuhkan
5 Uraian
LAMPIRAN 10
Instrumen Soal
Nama Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Luas permukaan dan volume kubus dan balok
Kelas/Semester : VIII/II
Petunjuk:
Awali dengan membaca basmalah.
Baca soal dengan cermat.
Kerjakan semua soal dengan teliti dan jujur.
Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
136
SOAL :
1. Andy akan membuat kotak mainan yang berbentuk kubus, dengan
panjang rusuk 30 cm terbuat dari tripleks yang berukuran 180 cm x
100 cm. Tentukan luas permukaan kotak yang akan dibuat Andy
dan berapa banyak kotak yang bisa dibuat!
2. Haris memiliki 4 dadu sama besar seperti gambar disamping.
Jika 1 dadu memiliki panjang rusuk 1,5 cm. Maka hitunglah
Ke tiga volume dadu tersebut ?
3.
4. Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran panjang 74 cm
dan tinggi 42 cm. Jika volume air didalam akuarium tersebut adalah
31.080 cm3. Tentukan lebar akuarium tersebut ?
5. Ricky membeli akuarium dengan ukuran panjang 1 m , lebar 0,6 m ,
dan tinggi 0,5 m. Akuarium itu akan diisi dengan air setinggi 3/4
bagian. Berapa liter air yang diperlukan Ricky untuk mengisi
akuarium tersebut!
Bayu memiliki sebuah kotak berwarna coklat seperti
gambar disamping, kotak tersebut memiliki ukuran
panjang 30 cm, tinggi 14 cm dan lebar 20 cm. Tentukan
luas permukaan kotak coklat yang dimiliki Bayu ?
137
;
Kunci jawaban soal
1. Dik : p = 30 cm
L. tripleks = 21600 cm2 (skor 1)
Ditanya: luas permukaan kotak dan banyak kotak yang dibuat?
(skor 1)
Jawab : Luas permukaan kubus = 6 s2 (skor 2)
= 6 . (30)2 (skor 2)
= 6 × 900 (skor 2)
= 5400 (skor 2)
Banyak kotak = = 3,33 = 3 (skor 2)18000 cm25400 cm2
138
Jadi, luas permukaan kotak yang dibuat Andy 5400 cm2
dan banyaknya 3 kotak (skor 3)
2. Dik : s = 2 cm (skor 1)
Ditanya: volume dadu ? (skor 1)
Jawab : Vdadu= Vkubus = s3 (skor 2)
= (2)3 (skor 2)
= 8 (skor 2)
Jadi volume dadu adalah 8 cm2 (skor 3)
V 3 buahdadu = 3 × 8
= 24 (skor 2)
Jadi, ketiga volume dadu adalah 24 cm2 (skor 3)
3. Dik : p = 30 cm
t = 14 cm
l = 20 cm (skor 1)
Ditanya : luas permukaan kotak coklat ? (skor 1)
Jawab : LBalok = 2 (pl + lt + pt) (skor
2)
= 2 (30 . 20 + 20 . 14 + 30 . 14) (skor 2)
= 2 (600 + 280+ 420) (skor
2)
= 2 (1300) (skor 2)
= 2.600 (skor 2)
Jadi, luas permukaan kotak coklat adalah 2.600 cm2
(skor 3)
139
4. Dik : p = 74 cm (skor 1)
t = 42 cm
Vair = 31.080 cm3
Ditanya : lebar akuarium ? (skor 1)
Dijawab : Vakuarium = p × l × t (skor 2)
31.080 = 74 × l × 42 (skor 2)
31.080 = 3.108 × l (skor 2)
l = (skor 2)31.0803.108
l = 10 (skor 2)
Jadi, lebar akuarium adalah 10 cm (skor 3)
5. Dik : Akuarium berbentuk balok
p = 1 m
l = 0,6 m
t = 0,5 m (skor 1)
Akan diisi dengan air 3/4 bagian.
Ditanya : Berapa liter air yang diperlukan Ricky
untuk mengisi akuarium tersebut ? (skor 1)
Dijawab : Vakuarium = p × l × t (skor 2)
= 1 × 0,6 × 0,5 (skor 2)
= 0,3 (skor 2)
Maka Vakuarium adalah 0,3 m3 (skor 3)
Banyak air dalam akuarium adalah 4/5 bagian.
Sehingga, banyak air dalam akuarium adalah
140
= 3/4 × Vakuarium (skor 2)
= 3/4 × 0,3 (skor 2)
= 0,225 m3 (skor 2)
= 225 dm3 (skor 2)
= 225 liter (skor 2)
Jadi, banyak air yang diperlukan Ricky untuk mengisi
akuarium tersebut adalah 225 liter (skor 3)
Skor Penilaian = × 100 %Nilai Yang diperolehNilai Maksimum
Skor Penilaian = × 100 %Nilai Yang diperoleh81
Hasil lembar kerja siswa soal pottest Kelas Eksperimen
143
LAMPIRAN 11
LEMBAR OBSERVASI
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Kelas Eksperimen)
Nama Observer :
Kelas :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Hari / Tanggal :
Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kolom di
bawah ini, sesuai dengan hasil pengamatan anda.
Keterangan :
Ya : Jika aspek yang dinilai muncul
Tidak : jika aspek yang dinilai tidak muncul
No Aspek yang dinilai Penilaian
Ya Tidak
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan salam dan berdoasaat memulai pelajaran
2. Guru melakukan absensi danmenanyakan kabar kepada peserta didik
3. Guru menyampaikan apersepsi untukmenarik perhatian peserta didik
4. Guru memberikan motivasi pesertadidik agar berpartisipasi aktif selamaproses pembelajaran
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajarandari materi yang akan diajarkan pada
144
peserta didikKegiatan Inti6. Fase 1 Konstruktivisme
(Constructivism) Guru menyajikan
masalah yang berkaitan dengan dunia
nyata berkenaan dengan benda-benda
berbentuk kubus dan balok.
7. Fase 2
Pemodelan (Modelling)
Guru membagikan LKS mengenaimenghitung luas permukaan kubus danbalok kepada setiap kelompok,meminta siswa untuk berdiskusi dalamkelompok untuk mengerjakan LKS danmemantau jalannya diskusi kelompok.
8. Fase 3
Menemukan (Inquiry)Siswa mengerjakan tugas yang ada diLKS dalam masing-masing kelompok.
9. Fase 4
Bertanya (Questioning)Guru mengarahkan atau membimbingselama proses diskusi jika ada siswayang mengalami kesulitan diberikesempatan untuk mengajukanpertanyaan.
10. Fase 5
Masyarakat Belajar (Learning
Community)
Guru membagi siswa dalam beberapa
145
kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota.
11. Fase 6
Penilaian Sebenarnya (Authentic
assessment)
Guru memanggil perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, sedangkan
kelompok lain memberi tanggapan, dan
guru memfasilitasi terjadinya diskusi
antar kelompok.
12. Fase 7
Refleksi (Reflection)Guru membantu siswa untuk melakukanrefleksi atau menganalisis danmengevaluasi proses berpikir merekasendiri atau hasil pemecahan masalah.
Kegiatan Penutup
13. Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran yang
telah dilaksanakan
14. Guru memberikan penguatan darijawaban yang diberikan oleh siswa.
Catatan :
................................................................................................................................
................................................................................................................................
146
................................................................................................................................
...........................
Mataram, 2019
Observer
(…………………………………)
LAMPIRAN 12
LEMBAR OBSERVASI
147
KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Kelas Kontrol)
Nama Observer :
Kelas :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Hari / Tanggal :
Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang terdapat pada kolom di
bawah ini, sesuai dengan hasil pengamatan anda.
Keterangan :
Ya : Jika aspek yang dinilai muncul
Tidak : jika aspek yang dinilai tidak muncul
No. Aspek yang dinilai Penilaian
Ya Tidak
1. Guru melakukan apersepsi
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa
3. Guru memaparkan tujuan pembelajaran
4. Guru menjelaskan materi kepada siswa
5. Guru serta siswa melakukan tanya jawab
yang berkaitan dengan materi
pelajaran/memberikan penugasan
6. Guru membimbing siswa untuk
menyimulkan materi yang telah
dipelajarai
148
7. Guru melakukan tindak lanjut terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Catatan :
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
...........................
Mataram, 2019
Observer
(…………………………………)