pengaruh aplikasi sfa terhadap kinerja agen

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat diseluruh dunia membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan kegiatan bisnis melalui media elektronik (electronic business). Teknologi informasi pada era globalisasi seperti pada saat ini mendukung proses bisnis pada hampir seluruh perusahaan agar lebih menjadi efektif dan efisien, teknologi informasi juga membantu dan mendukung perusahaan dalam pengambilan keputusan manajemen dan kerjasama dengan pihak lainnya, hingga memperkuat posisi kompetitif dalam proses bisnis yang cepat sekali berubah, hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung dalam pengembangan sistem yang dihasilkan e-commerce dan e-business. 1 Gedung Putih pada bulan Juli tahun 1997 mendeklarasikan terjadinya sebuah revolusi industry baru yang akan berdampak pada stabilitas ekonomi global. Revolusi ini sejalan dengan fenomena maraknya bisnis secara elektronik/digital yang menggunakan internet sebagai medium transaksi. 2 Sales Force Automation merupakan aplikasi yang menawarkan jasa manajemen sales, marketing, serta Customer Relationship Management (CRM) secara terintegrasi, karena dapat diakses lewat jaringan internet manapun, semua tim sales dan marketing bisa berkomunikasi secara mudah tanpa terikat oleh komputer kantor. 3 Penelitian ini dilatar belakangi oleh fakta bahwa penerapan teknologi informasi dalam perusahaan masih menggunakan proses manual, padahal banyak aktifitas penjualan industry perusahaan dilakukan secara online. Mekanisme operasi penjualan seperti ini menimbulkan banyak masalah seperti: pertama; waktu prosessing yang lama ditempat pelanggan dan sangat mengurangi produktifitas staff penjualan, kedua; waktu yang cukup lama untuk 1 Serfianto Purnomo, Cita Yustisia Sirviani, Iswi hariyani, Bisnis Online dan Transaksi Elektronik(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014),1. 2 Haris Faulidi Asnawi. Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004),13. 3 Gregorius Agung. Sukses Manajemen Sales dengan Salesforce.com (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), 1. 1

Upload: independent

Post on 17-May-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPerkembangan teknologi informasi dan komunikasi

yang begitu pesat diseluruh dunia membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan kegiatan bisnis melalui media elektronik (electronic business). Teknologi informasi pada era globalisasi seperti pada saat ini mendukung proses bisnis pada hampir seluruh perusahaan agar lebih menjadi efektif dan efisien, teknologi informasi juga membantu dan mendukung perusahaan dalam pengambilan keputusan manajemen dan kerjasama dengan pihak lainnya, hingga memperkuat posisi kompetitif dalam proses bisnis yang cepat sekali berubah, hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung dalam pengembangan sistem yang dihasilkan e-commerce dan e-business.1 Gedung Putih pada bulan Juli tahun 1997 mendeklarasikan terjadinya sebuah revolusi industry baru yang akan berdampak pada stabilitas ekonomi global. Revolusi ini sejalan dengan fenomena maraknya bisnis secara elektronik/digital yang menggunakan internet sebagai medium transaksi.2 Sales Force Automation merupakan aplikasi yang menawarkan jasa manajemen sales, marketing, serta Customer Relationship Management (CRM) secara terintegrasi, karena dapat diakses lewat jaringan internet manapun, semua tim sales dan marketing bisa berkomunikasi secara mudah tanpa terikat oleh komputer kantor.3

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fakta bahwa penerapan teknologi informasi dalam perusahaan masih menggunakan proses manual, padahal banyak aktifitas penjualan industry perusahaan dilakukan secara online. Mekanisme operasi penjualan seperti ini menimbulkan banyak masalah seperti: pertama; waktu prosessing yang lama ditempat pelanggan dan sangat mengurangi produktifitas staff penjualan, kedua; waktu yang cukup lama untuk

1 Serfianto Purnomo, Cita Yustisia Sirviani, Iswi hariyani, Bisnis Online dan Transaksi Elektronik(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014),1.

2 Haris Faulidi Asnawi. Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004),13.

3Gregorius Agung. Sukses Manajemen Sales dengan Salesforce.com (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), 1.

1

pembuatan rekap saat kembali ke kantor, ketiga; tingkat kesalahan yang relative tinggi, karena bentuk tulisan tangan yang tidak jelas padahal data pada dokumen tersebutakan dibaca dan di entry ke komputer, keempat; adanya time lag yang cukup lama sebelum data dokumen di-entry ke komputer di komputer akan berbeda dengan keadaan sebenarnya sehingga tidak uptodate, masalah-masalah tersebut akan mengurangi efektivitas dan efisiensi kegiatan penjualan, dan bahkan berpotensi menimbulkan masalah kepuasan pelanggan. Melakukan transaksi secara online merupakan sebagai pengganti antrian panjang berdiri, yang memberikan keuntungan yang nyata kepada nasabah, keuntungan tersebut memberikan motivasi untuk mempergunakan pelayanan publik secara online, tidak hanya itu, pelayanan publik secara online menciptakan kebiasaan baru pertukaran informasi antara nasabah dan perusahaan, secara langsung hal ini berarti peningkatan efektifitas dan efisiensi seperti: pertama; waktu processing yang jauh lebih singkat, khususnya ditempat pelanggan, kedua; tingkat akurasi data yang tinggi sehingga data-data yang masuk dapat diyakini kebenarannya, ketiga; operasi penjualan yang lebih konsisten, data yang lebih uptodate yang dapat menunjang pengambilan keputusan opersional dengan lebih baik, keempat; meningkatkan produktifitas dan performance staff penjualan, dan juga quality of life nya.4

Di samping itu dalam menjalankan proses penjualan pada perusahaan melakukan proses pemasukan data secara manual saat di lapangan, sales force harus mencatat pesanan dari customer secara manual dan nantinya memasukan ulang dalam bentuk data di kantor pusat, proses penyalinan data yang berulang menyebabkan rentan terhadap kesalahan ketik dan tidak up-to-date karena menunggu kepulangan sales force yang berminggu-minggu. Permasalahan lain yaitu banyaknya kertas yang terbuang dalam proses penjualan seperti sales order (SO) dan invoice disamping itu perusahaan membutuhkan dukungan dokumen yang lengkap yang dapat digunakan oleh tenaga penjualan untuk memenuhi kebutuhan informasi customer.5

4Bina Nusantara http://www.binusmaya.binus.ac.id (diakses tanggal 10 Januari, 2014).

5 Glenda Sogo Fanrensen. “Jurnal Informatika Sales Force Automation”, Rancang Bangun SFA Berbasis Andoid http://jurnalinformatika.petra.ac.id/index.php/inf/article/view/18991

2

Abad ke 21, yakni ketika teknologi informasi makin memasyarakat dan internet menjadi begitu popular, tak pelak era revolusi informasi yang benar-benar massif, menyentuh kelompok dan lapisan sosial masyarakat manapun tanpa bisa dicegah, kendati akselerasi dan luasannya berbeda-beda, tetapi kehadiran teknologi informasi diakui atau tidak terbukti mengubah segala sesuatu di dalam dunia dimana kita tinggal, jejaring computer yang semula hanya bisa diakses oleh sekelompok kecil elite, menurut Smith dan Kollock (2005), kini penggunannya telah makin meluas dan menjadi subjek perdebatan politik, kepentingan masyarakat, serta menjadi bagian dari budaya popular.6

Sebagaimana diketahui bahwa tingkat produktifitas transaksi pada produk asuransi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti promosi maupun peranan media elektronik. Hal inilah yang terkadang membuat nasabah merasa perlu mendapatkan fasilitas yang lebih cepat dan modern, sehingga perlunya diberikan fasilitas seperti aplikasi elektronik untuk melakukan transaksi, agar lebih cepat dan efisiensi dalam meningkatkan produktifitas kerja. Meskipun aplikasi ini masih banyak yang tidak mendukung seperti menurut pendapat Mark LeVell presiden TeleVell Inc, lebih dari separuh dari semua pengguna yang di survey tidak puas dengan program aplikasi Sales Automation alasannya banyak perusahaan yang masih underautomated.7 Inilah yang mempengaruhi dalam latar belakang masalah penelitian ini untuk memberikan pelayanan transaksi elektronik dalam melakukan transaksi seiring dengan kemajuan teknologi yang salahsatu hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, antara lain teknologi dunia maya yang lebih dikenal dengan internet, internet memberikan peluang dan tantangan baru bagi bisnis di seluruh dunia.Teknologi internet adalah teknologi yang sangat canggih dalam kehidupan manusia di dunia, karena melalui teknologi internet ini berbagai macam kegiatan dapat dilakukan tanpa batas, baik secara nasional maupun internasional sehingga seseorang

(diakses tanggal 29 April, 2015). Vol 12 no 1 Mei, 2014, 18-26.6Rahma Sugihartati, Perkembangan Masyarakat Informasi dan

Teori Sosial Kontemporer. (Jakarta: Kencana 2014), 91.7Adam, Eric J. “Sales Force Automation :The Second Time

Arround,” http://e-resources.pnri.go.id:2057/docview/228273910?pq-origsite=summon# PDF (diakses tanggal 16 maret, 2015).

3

dapat berhubungan dengan siapapun yang berada di mana pun dan kapan pun.8

Secara potensi Indonesia besar sekali untuk transaksi online, laporan kementrian Kominfo ditahun 2013 menyebutkan dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia, sekitar 30% nya telah terkoneksi internet.9 Penguna Internet di Indonesia tahun 2012 sebanyak 60 juta orang dan pada tahun 2014 diperkirakam meningkat menjadi 80 juta orang.10Menurut Riset Forrester, perdagangan secara elektronik menghasilkan penjualan senilai 12,2 miliar dollar AS pada tahun 2003.11 Demikian juga aplikasi elektronik yang digunakan pada perusahaan asuransi Prudential yang menggunakan aplikasi SFA adalah aplikasi elektronik Prudential yang digunakan untuk melakukan transaksi elektronik mempercepat prosespengisian data dan informasi produk asuransi Prudential.12

Perusahaan menerapkan alat SFA untuk memfasilitasi agen penjualan kepada pelanggan untuk proces pertukaran informasi (Shrivastava, Shervani and Fahery 1999 ), meskipun ada sedikit konsensus dengan definisi . SFA melibatkan penggunaan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi untuk mengkonversi kegiatan penjualan untuk petunjuk terhadap proses elektronik (Ereffmeyer and Johnson 2001; River and Dart 1999 ) . Misalnya untuk perjalanan bentuk penggantian yang biasanya akan telah disampaikan baik dengan tangan atau surat yang disampaikan menggunakan sistem SFA . Contoh lainnya termasuk

8Handerson Jason, Frank Dooly, Akride Jay, “Internet and E-commerce Adoption by Agricultural Input Firms”, http://www.jstor.org/stable/10.2307/3700794?Search=yes&resultItemClick=true&searchText=E-commerce&searchUri=%2Faction%2FdoBasicSearch%3FQuery%3DE-commerce (diakses tanggal 23 September 2014).

9Liputan 6 Online “Pelaku E-commerce Berkoalisi Gelar Festivel Belanja Online”, http://bit.ly/1yR19K5 (diakses tanggal 20 November 2014).

10Serfianto Purnomo, Cita Yustisia Sirviani, Iswi hariyani, BisnisOnline dan Transaksi Elektronik, 7.

11Serfianto Purnomo, Cita Yustisia Sirviani, Iswi hariyani, BisnisOnline dan Transaksi Elektronik, 8.

12PT Prudential Assurance Corporate, SQS http://sales-quotation-system.software.informer.com/ (diakses tanggal 10 Desember 2014).

4

membuat dan menyebarkan informasi yang kompetitif dan market baru untuk perwakilan penjualan yang telah tersedia sebagai lawan pencetakan dan mailing pamflet .sebagai contoh di atas ilustrasi.Sistem SFA bertujuan pertama, untuk mengurangi waktu yang dihabiskan untuk kegiatan dukungan dan dengan demikian dalam waktu lebih efisiensi dapat digunakan untuk kegiatan penjualan kedua, untuk menyediakan akses cepat ke informan (River and Dart 1999).13

Munculnya teknologi e-commerce telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemasaran, namun pengetahuan tentang internet yang terbatas dapat mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan.14 Bisnis online atau transaksi elektronik, berkaitan erat dengan transaksi bisnis yang dilakukan dengan menggunakan media elektronik (termasuk internet) atau lebih dikenal “e-transaction” (e-commerce).15

Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, web, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.16Walaupun istilah Electronic Commerce baru beberapa tahun terakhir mendapat perhatian, sebenarnya

13 Dong-Gil Ko and Alan R. Denis Sales Force Automation and Sales Performance Do Experince and Expertise Materhttp://www.jstor.org/discover/40471972?sid=21105529904093&uid=2&uid=375962801&uid=70&uid=3&uid=2134&uid=60&uid=3738224&uid=2129&uid=375962811 (diakses 27 Desember, 2014).

14 Gary Gregory, Munib Karavdic, Shauming Zou “The Effect of E-Commerce Drivers on Export Marketing Strategy”, http://www.jstor.org/stable/10.2307/25049082?Search=yes&resultItemClick=true&searchText=E-commerce&searchUri=%2Faction%2FdoBasicSearch%3FQuery%3DE-commerce (diakses tanggal 23 September 2014).

15 Serfianto Purnomo, Cita Yustisia Sirviani, Iswi hariyani, BisnisOnline dan Transaksi Elektronik, 12.

16Forum tanya jawab www.hukumonline.com, “Kesepakan yang Terjadi dalam Transaksi E-commerce” http://www.hukumonline.com/ (diakses tanggal 25 Agustus 2014).

5

Electronic Commerce telah ada dalam beberapa bentuk selama lebih dari 20 tahun. Teknologi yang disebut dengan Electronic Data Interchange dan Electronic Fund Transfer (EFT) pertama kali diperkenalkan pada akhir tahun 1970-an. Pertumbuhan penggunaan kartu kredit, Automated Teller Machine dan perbankan via telepon di tahun 1980-an juga merupakan bentuk-bentuk e-commerce.17

Kalangan ahli hukum di Indonesia masih berbeda pendapat menyangkut keabsahan perjanjian yang dibuat melalui internet.Perjanjian baku dalam e-commerce melahirkan berbagai paham dalam menyikapinya, paham pertama menyatakan bahwa perjanjian baku telah melanggar asas kebebasan berkontrak karena perjanjian baku bukanlah suatu perjanjian, sebab kedudukan pengusaha dalam perjanjian adalah seakan-akan sebagai pembentuk undang-undang swasta. Dengan demikian transaksi e-commerce tidak memenuhi elemen-elemen yang terkandung dalam Pasal 1320 Burgerlijk Wetboek. Paham yang kedua menganggap perjanjian baku dapat diterima sebagai perjanjian dan tidak bertentangan dengan asas kebebasan berkontrak karena jelas telah adanya kemauan dan kepercayaan antara para pihak.18

Produk asuransi yang ditawarkan secara elektronik masih terbatas. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengatur penjualan produk asuransi secara elektronik maupun online. Ketentuan tersebut terdapat dalam rancangan peraturan OJK mengenai produk asuransi dan pemasarannya. Menurut Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non Bank (IKNB). Setiap perusahaan wajib meminta ijin OJK untuk menerbitkan produk baru namun OJK tidak mengatur bentuk

17Universitas Guna Darma “E-Learning” http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modul_introduction_e-commerce/d.BAB%20I-Pengertian%20E-commerce.pdf (diakses tanggal 25 Agustus 2014).

18Burgerlijk Wetboek voor Indonesie “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.hukumonline.com%2Fpusatdata%2Fdownloadfile%2Flt5243d51900ee3%2Fparent%2F17229&ei=jT-2VIbGI4O0uAS-uoLwAQ&usg=AFQjCNHdahoIORyF38iR76G6BHUWWE99Zw&sig2=AGVa7qU1LB_vEkanFfkV2w&bvm=bv.83640239,d.c2Epdf (diakses tanggal 25 Agustus 2014).

6

pemasarannya, apakah melalui agen, elektronik atau perbankan.19

Kebebasan berkontrak dalam kaitannya dengan perjanjian baku dilatarbelakangi oleh keadaan, tuntutan serta perkembangan dewasa ini, terlebih dalam dunia bisnis yang hampir disetiap bidangnya tidak lepas dari aspek transaksi ataupun perjanjian.20Fakta tersebut menunjukan adanya perbedaan bentuk dan tata cara penyampaian pernyataan sepakat oleh para pihak dalam perjanjian konvensional dan e-commerce, dimana perjanjian konvensional dilakukan dengan tatap muka antara para pihak sehingga kedua belah pihak bisa menentukan isi dalam perjanjian tersebut bersama-sama, dan menyatakan sepakat secara langsung, sedangkan dalam e-commerce, perjanjian dilakukan tanpa tatap muka antara para pihak, hanya didasarkan atas kepercayaan satu sama lain, hanya mengklik ok dalam menyatakan sepakat. 21 Bentuk dan tata cara seluruhnya dilakukan dan dibuat secara elektronik/ digital, sehinga tidak ada berkas perjanjian seperti pada transaksi jual beli konvensional. Adanya perbedaan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan yang menyangkut transaksi e-commerce tersebut. Salah satu masalah dalam transaksi e-commerce yaitu tidak adanya tatap muka antara para pihak secara langsung sebagaimana pada perjanjian konvensional. Dengan demikian transaksi e-commerce tidak memenuhi elemen-elemen yang terkandung dalam Pasal 1320 Burgerlijk Wetboek atau 1365 Buku IV NBW, tentang syarat sahnya suatu perjanjian.22

B. Permasalahan1. Identifikasi Masalah

19 Indonesia Finance Today Online, “Penjualan Produk Asuransi secara Elektronik”, http://assets.ift.co.id/pdf/epaper/file/176/IFT_28-2-14.pdf (diakses tanggal 26 Agustus 2014).

20Forum tanya jawab Hukum Online “Kesepakan yang Terjadi dalam Transaksi E-commerce” http://www.hukumonline.com/ (diakses tanggal 25 Agustus 2014).

21Forum tanya jawab Hukum Online “Kesepakan yang Terjadi dalam Transaksi E-commerce” http://www.hukumonline.com/ (diakses tanggal 25 Agustus 2014).

22Forum tanya jawab hukumonline, Kesepakan yang Terjadi dalam Transaksi E-commercehttp://www.hukumonline.com/(diakses tanggal 25 Agustus 2014).

7

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

Permasalahan-permasalahan yang perlu untuk dicarikan solusinya, diantaranya:

a. Bagaimana Pengaruh Keberhasilan Aplikasi SFA terhadap produktifitas pada produk asuransi Prudential Syariah.

b. Bagaimana perbandingan efektifitas transaksi manual dengan transaksi elektronik

c. Bagaimana pengaruh penggunaan transaksi elektronik terhadap kepercayaan nasabah terhadap produk asuransi.

d. Apakah terdapat perbedaan tingkat produktifitas terhadap kinerja perusahaan?

2. Pembatasan MasalahDari identifikasi masalah yang diidentifikasi,

penulis hanya akan memfokuskan penelitian tentang tingkat keberhasilan Aplikasi SFA pada transaksi produk asuransi Prudential Syariah.

3. Perumusan MasalahPokok perumusan masalah yang hendak dijawab

di dalam penulisan ini, tentu berlandaskan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah.Tentang sejauh mana perbandingan efektifitaskeberhasilan penggunaan transaksi manual dengan transaksi elektronik yang digunakan pada produk asuransi Prudential Syariah.

C. Tujuan PenelitianPenelitian ini mempunyai tujuan dan kegunaan

penelitian, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lainadalah :

1. Secara Teoritis - Untuk mengetahui Aplikasi SFA Pada Asuransi

Prudential Syari‘ah.2. Secara Praktis

8

- Untuk Mengetahui Implementasi dan Tingkat Keberhasilan Transaksi Elektronik Aplikasi SFA Pada Produk Asuransi Prudential Syariah.

D. Manfaat PenelitianManfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan bagi pengembangan teknologi terutama elektronik, khususnya agama dan sains.

Adapun manfaat praktis yang dapat diambil melalui penelitian ini yaitu:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang efektifitas keberhasilan aplikasi SFA terhadap transaksi produk asuransi. Dan menambah khazanah konsep produk asuransi dan teknologi informasi

E. Penelitian Terdahulu Yang RelevanGlenda Sogo Fanrensen dalam jurnal informatika

Software Sales Force Automation (2014). SFA yang bekerja secara online sebagai solusi yang dapat membantu mengotomasi data penjualan. Untuk penyediaan dokumen, dikarenakan ada banyak dokumen yang harus disediakan, maka dibuatlah software yang menuntut untuk dapat diakses di mana pun dan kapan pun, dipilihlah software SFA tersebut. Hasil yang diperoleh antara lain program bisa menampilkan, membuat, mengubah, dan menghapus data yang dibutuhkan dalam sistem penjualan serta knowledge base pada perusahaan.23

Dimasi Marisina Direktur PT Asuransi Sinar Mas (2014), mengatakan asuransi Sinar Mas mengeluarkan satu produk asuransi kesehatan yang dapat dibeli secara online melalui situs perusahaan dalam aplikasi Asuransi Simas Sehat Income yang terdapat di www.simassehat.com.24

23 Glenda Sogo Fanrensen. “Jurnal Informatika Sales Force Automation”, Rancang Bangun SFA Berbasis Andoid” http://jurnalinformatika.petra.ac.id/index.php/inf/article/view/18991 (diakses tanggal 29 April, 2015). Vol 12 no 1 Mei, 2014, 18-26.

24 Indonesia Finance Today Online, “Penjualan Produk Asuransi Secara Elektronik”, http://assets.ift.co.id/pdf/epaper/file/176/IFT_28-2-14.pdf (diakses tanggal 26 Agustus 2014).

9

Menurut Willy Lomans Aplikasi Sales Force Automation (SFA) kebutuhan aplikasi online bahwa otomatisasi mempunyai pengaruh yang tinggi untuk efisiensi dan efektifitas secara signifikanuntuk membantu presentasi, menangani kebutuhan nasabah, atau membuat laporan.25 Salah satu software yang banyak digunakan oleh perusahaan farmasi adalah SFA (Sales Force Automation), sebagai alat bantu untuk meningkatkan kinerja tim lapangan dengan memantau jalannya bisnis, terutama pada proses pemasaran, penjualan, hingga pengiriman, sehingga dapat membantu meningkatkan penjualan dan pelayanan produk kepada pelanggan.26

Pendapat Sanford Cohen Presiden ERGOTECH di New York (2014), Ergotech telah mengembangkan aplikasi Sales Force Automation yang merujuk kepada intrernet, perusahaan mengelola proses penjualan, karena meluasnya pengguna internet siklus penjualan menjadi begitu terorganisasi yang harus lebih terotomatisasi.27Sales Force merupakan situs online yang menawarkan jasa manajemen berkaitan dengan sales (penjualan), marketing, serta Customer Relationship Management (CRM) secara terintegrasi. Karena dapat diakses lewat jaringan internet maupun diseluruh dunia, semua tim sales dan marketing bisa berkomunikasi secara mudah tanpa terikat oleh computer kantor, mereka bisa saling berdiskusi, meng-update, data, merencanakan event, berburu konsumen baru, hingga membuat daftar produk.28

25 DeMotte, Kim.” What Is Sales Force Automation”,http://e-resources.pnri.go.id:2057/docview/205025653?pq-origsite=summon# (diakses tanggal 12 maret, 2015).

26 Toko Buku Online. “Sales Force Automation PT Firmus” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Model As-Service Terhadap System Sales Force Auomation Pada Perusahaan Farmasi Indonesia” http://www.tobuku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=112:sales-quotation-system-project-overview&catid=53:mysqs&Itemid=56 (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

27 Schwartz, Zefrey.” SFA Caught In The Wight” http://e-resources.pnri.go.id:2057/docview/226889984?pq-origsite=summon# (diakses tanggal 12 maret, 2015).

28 Gergorius, Agung, Sukses Manajemen Sales dengan Salesforce.com. (Jakarta: PT Elekmedia Komputindo, 2010), v.

10

Penelitian ini mengkaji manfaat otomatisasi tenaga penjualan dari perspektif pelanggan dalam kerangka berdasarkan teori dari penjualan dan informasi teknologi informasi . Sebuah studi mendalam menggunakan toolsis penelitian kualitatif yang dilakukan antara manajer menduduki " pembeli / logistik " posisi dalam organisasi pelanggan untuk mengidentifikasi persepsi manfaat penggunaan atau tenaga penjualan otomasi ( SFA ) sistem dengan vendor mereka . Tiga teknik analisis isi ( tematik , leksikal dan pemetaan kognitif ) yang digunakan untuk mengungkap manfaat paling dihargai oleh manajemen dalam organisasi pelanggan . Hasil menunjukkan bahwa pelanggan merasa benefitsor untuk dimensi utama interaksi mereka dengan orang-orang penjualan orang - penjualan profesionalisme . Interaksi pelanggan orang penjualan frekuensi respon . Dan orang penjualan - kualitas hubungan pelanggan .Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menguji aspek SFA dari prespektif pelanggan.29

Berbagai kajian tentang munculnya revolusi teknologi informasi (TI) dan dampak sosial perkembangan internet atau jejaring computer termasuk komunitas cyberspace dan community of online fan sesungguhnya telah banyak dilakukan para ahli. Daniel Bell, misalnya disebut-sebut sebagai ahli sosiologi pertama mengkaji dampak sosial dari perkembangan media komunikasi digital. Menurut Bell, ada dua indikasi utama dari perkembangan masyarakat pasca industry, yakni penemuan miniature sirkuit elektronik dan optikal yang mampu mempercepat arus informasi melalui jaringan, serta integrasi dari proses computer dan telekomunikasi kedalam teknologi terpadu yang disebut dengan istilah “kompunikasi”.30

Perusahaan menerapkan alat SFA untuk memfasilitasi agen penjualan kepada pelanggan untuk proces pertukaran informasi (Shrivastava, Shervani and Fahery 1999 ), meskipun ada sedikit konsensus dengan definisi . SFA melibatkan

29“The Bennefits of Sales Force Automation : A, Costumer Perspective”, http://www.jstor.org/stable/10.2307/40472177?Search=yes&resultItemClick=true&&searchUri=%2Faction%2FdoAdvancedSearch(diakses tanggal 12 Januari, 2015).

30 Rahma Sugiharti, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer, 83.

11

penggunaan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi untuk mengkonversi kegiatan penjualan untuk petunjuk terhadap proses elektronik (Ereffmeyer and Johnson 2001; River and Dart 1999 ) . Misalnya untuk perjalanan bentuk penggantian yang biasanya akan telah disampaikan baik dengan tangan atau surat yang disampaikan menggunakan sistem SFA .Contoh lainnya termasuk membuat dan menyebarkan informasi yang kompetitif dan market baru untuk perwakilan penjualan yang telah tersedia sebagai lawan pencetakan dan mailing pamflet .sebagai contoh di atas ilustrasi. SFA sistem bertujuan pertama, untuk mengurangi waktu yang dihabiskan untuk kegiatan dukungan dan dengan demikian dalam waktu lebih efisiensi dapat digunakan untuk kegiatan penjualan kedua, untuk menyediakan akses cepat ke informasi (River and Dart 1999).31

Menurut Sumit, aplikasi SFA ini telah dikembangkan sejak (2006) lalu. dengan mengakses SFA ini agen bisa memperoleh informasi status terakhir pengajuan polis dan menindaklanjuti ke calon pemegang polis agar dokumen pelengkap dapat disediakan. “Kami mengembangkan aplikasi bagi agen agar mereka dapat menyiapkan ilustrasi atau penawaran polis kepada calon nasabah dan pemegang polis saat ini yang ingin mengajukan polis baru.Dengan begitu, polis dapat diterbitkan lebih cepat. Hal yang sama juga diterapkan untuk proses pengajuan klaim,” Sumit menjelaskan.Sumit juga mengatakan “Kami juga sejak beberapa tahun lalu menyediakan aplikasi berbasis Web untuk para pemegang polis kami yang disebut PRUaccess.Ini memungkinkan pemegang polis untuk melihat semua informasi terkait polis mereka, semua formulir, dan prosedur pelayanan”.32

Tesis Anon Kuncoro Widigdo (2015) aplikasi SFA

31 Dong-Gil Ko and Alan R. Denis.”Sales Force Automation and Sales Performance Do Experince and Expertise Mater” http://www.jstor.org/discover/40471972?sid=21105529904093&uid=2&uid=375962801&uid=70&uid=3&uid=2134&uid=60&uid=3738224&uid=2129&uid=375962811 (diakses 27 Desember, 2014).

32Aplikasi SFA http://zepbees.com/best-practice/agen-asuransi-tanpa-setumpuk-berkas/ (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

12

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja agen.33 Sedangkan dalam penelitian Tesis Hamdan (2013) bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi memberikan pengaruh yang positif terhadap informan serta dapat merubah paradigma yang konvensional menjadi lebih maju dan modern.34 Dekade 90an telah melihat perhatian yang ditujukan untuk aplikasi informasi teknologi untuk tenaga pemasaran. penelitian ini menyebutkan penyelidikan secara empiri stentang faktor-faktor yang berhubungan dengan akui sisi teknologi tenaga penjualan secara identifikasi. Sebaliknya, relatif sedikit variabel muncul terkait dengan kondisi alam atau faktor external, yang dapat menyadari manfaat yang sebenarnya dari sistem tersebut. Sebuah penentu utama tampaknya apakah perusahaan mengantisipasi bahwa SFAcenderung berdampak pada perusahaan dan lebih memperluas area tenaga penjualan itu sendiri.35

Berdasarkan theory of Reasoned Action (Ajzen dan Fisben), intensitas perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh norma-norma sosial mengenai suatu perilaku, norma-norma sosial tersebut mengarah pada suatu tekanan sosial yang menggunakan performa perilaku seseorang yang memiliki motivasi untuk dipatuhi. Adanya pengaruh secara signifikan antara pengaruh lingkungan sosial terhadap sikap untuk menggunakan system SFA.36SFA Memotivasi tenaga penjualan 33 Lihat Tesis Anon Kuncoro Widigdo. Pengaruh Aplikasi SFA terhadap Kinerja Agen (Kendari: Universitas Halu Oleo Kendari, 2015). 1

34Lihat tesis Hamdan, Aplikasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2013), 1.35 Mark River and Jack dart, “The Acquisition and Use of Sales Force Automation By Mid-Sized Manufactures. http://www.jstor.org/stable/40471722?Search=yes&resultItemClick=true&&searchUri=%2Faction%2FdoAdvancedSearch%3Ff3%3Dall%26amp%3Bc4%3DAND%26amp%3Bisbn%3D%26amp%3Bsd%3D%26amp%3Bc6%3DAND%26amp%3Bq0%3DSales%2BForce%2BAutomation (diakses tanggal 18 Januari, 2015).

36 Huda Nurul Laily. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Model SaaS Terhadap Sistem Sales Force Automation (SFA) Pada Perusahaan Farmasi” http://www.solper.com/pic/50-Vol-4-b.pdf (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

13

untuk mengadopsi dan digunakan teknologi, tetapi merupakan masalah jika sistem penjualan tersebut tidak berkomitmen untuk strategi pada teknologi penjualan, aliansi pelanggan dapat terhalang.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara penjualan tersebut dirasakan manfaatnya, faktor menejemen sistem baru,inovasi menggunakan SFA analisis secara longitudinal, yang lebih kompatibilitas, berdampak pada niat untuk menggunakan sistem SFA tersebut.37

Al-Bahuti mendefinisikan as-salam sebagai transaksi atas sesuatu yang masih berada dalam tanggungan dengan kriteria –kriteria tertentu dan diserahkan kemudian dengan pembayaran harga ditempat kontrak. Menurut pendapat an-Nawawi, mengemukakan bahwa as-salam merupakan transaksi atas sesuatu yang masih berada dalam tanggungan dengan kriteria-kriteria tertentu dan pembayaran dilakukan segera. Sedangkan menurutl-Qurthubi, as-salam merupakan transaksi jual beli atas sesuatu yang diketahui dan masih berada dalam tanggungan dengan criteria-kriteria tertentu dan diserahkan dengan pembayaran harga segara/tunai.38

Menurut Candy Yuen, sebelum diperkenalkan di Indonesia, aplikasi Sun Advisor ini sudah digunakan para agen Sun Life di Filipina dan Hong Kong sejak (2011). Di Indonesia sendiri, aplikasi tersebut mulai diperkenalkan pada Januari (2012).  Aplikasi Sun Advisor ini merupakan aplikasi elektronik Sun Life di dunia teknologi mobile.39 Sedangkan dalam Perusahaan Asuransi Prudential SFA memberikan informasi tentang Prudential juga program asuransi serta menghitung dana yang terkelola, dana tersebut dibagi atas dana asuransi pendidikan, dana asuransi kesehatan, dana asuransi jiwa,

37Eli Jones, Suresh Sundaram and Winnie Chin. “Factors Leading To Sales Force Automation Use, A Longitudinal Analysis. http://www.jstor.org/stable/40471879?Search=yes&resultItemClick=true&&searchUri=%2Faction%2FdoAdvancedSearch%3Ff3%3Dall%26amp%3Bc4%3DAND%26amp%3Bisbn%3D%26amp%3Bsd%3D%26amp%3Bc6%3DAND%26amp%3Bq0%3DSales%2BForce%2BAutomation (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

38 Haris Faulidi Asnawi. Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004), 93.

39“Aplikasi SFA Asuransi Sun Life Finance Indonesia” http://zepbees.com/best-practice/agen-asuransi-tanpa-setumpuk-berkas/ (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

14

asuransi kecelakaan dan lain-lain. Akses SFA sangat membantu nasabah dalam mengecek kembali polis terakhir yang diajukan, sebenarnya SFA digunakan untuk tujuan agar dapat menarik calon nasabah untuk menjadi nasabah asuransi.40

PT. Firmus Solution (2013), perusahaan penyedia solusi manajemen distribusi, meluncurkan solusi guna meningkatkan kinerja tim sales force. Caranya dengan mengintegrasikan front liner dengan back office, yaitu FIRMUS SFA sebuah Intellegent Mobile Sales Force Automation.41Software as a Service (SaaS) merupakan salah satu model bisnis dari cloud computing yang menyediakan aplikasi berbasis internet, pemanfaatan model SaaS antara lain pada aplikasi Sales Force Automation (SFA) yang banyak digunakan oleh perusahaan untuk membantu meningkatkan penjualan/pelayanan, salah satunya pada perusahaan farmasi.42

Teori yang dikembangkan oleh Roger Clarke dalam Diffusion of Innovation Theory yang diketahui memiliki pengaruh terhadap suatu sikap yang mengarah pada pengunaan sistem SFA dengan model SaaS. Faktor tersebut yaitu Persepsi Resiko yang merupakan hambatan yang umum dijumpai dalam mengadopsi teknologi sistem SFA dengan model SaaS., dapat ditarik hipotesis yaitu; adanya pengaruh secara signifikan antara mengenal atau mengetahui terhadap sikap untuk menggunakan SFA.43

40Sales Force Automation http://www.infobanknews.com/2012/12/tingkatkan-kinerja-sales-force-firmus-kenalkan-firmus-sfa/ (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

41Toko Buku Online. “Sales Force Automation PT Firmus” http://www.tobuku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=112:sales-quotation-system-project-overview&catid=53:mysqs&Itemid=56 (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

42 Huda Nurul Laily. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Model SaaS Terhadap Sistem Sales Force Automation (SFA) Pada Perusahaan Farmasi” http://www.solper.com/pic/50-Vol-4-b.pdf (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

15

Selanjutnya Yuan Gao dalam Encyclopedia of Information Science and Technology (2005), menyatakan e-commerce adalah penggunaan jaringan komputer untuk melakukan komunikasi bisnis dan transksaksi komersial.44Adi Chandra, Chief Marketing Officer FWD Life Indonesia, mengatakan proses pengajuan polis nasabah secara online menghemat waktu karena bisa tuntas dalam satu kali pertemuan.45Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisna Murthi menyatakan diantara Negara-negara anggota Asean, Indonesia dinilai sebagai pasar yang paling menarik untuk transaksi e-commerce.46

Dalam penelitian upaya implementasi sistem informasi di perbankan. Hatemdan Metwally (2012) menemukan beberapa faktor penting yang menentukan keberhasilan sistem informasi yaitu kepemimpinan yang kuat untuk mendorong seluruh anggota organisasi terlibat aktif, investasi TIK dan pelatihan kayawan, terbentknya budaya dimana para pegawai percaya bahwa mereka dan bank mereka lebih baik dari bank lain dalam hal pelayanan. Kesiapan dapat juga dilihat dari Success Model yang dikemukakan oleh Hung, Chang dan Lee(2012) yaitu karakteristik pengguna (pengalaman, sikap dan pelatihan pengguna), konteks organisasi (dukungan manajemen puncak,kondisi yang mendukung), karakteristik sistem (kualitas siatem, kualitas informasi, kulitas layanan).47

Menurut Giddens media berperan mempengaruhi perubahan sosial, meskipun ada pengaruh lain dan menurut

43 Huda Nurul Laily. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Model SaaS Terhadap Sistem Sales Force Automation (SFA) Pada Perusahaan Farmasi” http://www.solper.com/pic/50-Vol-4-b.pdf (diakses tanggal 26 Desember, 2014).

44Hukum Online “Kesepakan yang Terjadi dalam Transaksi E-commerce” http://www.hukumonline.com/ (diakses tanggal 25 Agustus 2014).

45 Otoritas Jasa Keuangan, “Penjualan Produk Asuransi secara Elektronik”, http://assets.ift.co.id/pdf/epaper/file/176/IFT_28-2-14.pdf (diakses tanggal 26 Agustus 2014).

46 Liputan6.com. “Pelaku E-commerce Berkoalisi Gelar Festivel Belanja Online”, http://bit.ly/1yR19K5 (diakses tanggal 20 November 2014).

47Lembaga Administrasi Negara “Kesiapan Daerah Dalam Menyiapkan SIPP” http://fridaus.org/docs/penelitian/Sistem%20Informasi%20Pelayanan%20Publik.pdf (diakses tanggal 10 Januari, 2015).

16

pendapat Jacob Oetama dalam bukunya Media dan Kekuasaan.Media Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto dianggap ikut berpengaruh.48Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi yang mengutip pendapatnya David Baum, menyebutkan bahwa: e-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.49

Paschal Preston dalam bukunya Reshaping Communications, Technology, Information, and Social Change (2001), ialah salah satu ahli masyarakat informasi yang melanjutkan pemikiran Bell dan Castells, yakni membahas berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat di era millennium baru akibat perkembangan teknologi informasi yang makin canggih dan meluas dengan bahasan tentang dampak perkembangan informasi yang cepat terhadap kesenjangan sosial dan masa depan masyarakat di balik makin meluasnya pemujaan terhadap teknologi informasi.50Menurut Jason handerson, Frank Doly dan Akrid jay dalam tulisannya, internet memberikan peluang dan tantangan baru bagi bisnis di seluruh dunia.51

Menurut perusahaan riset pasar Frost dan Sulivan MFJ International di NewYork (2013). SFA merupakan solusi penjualan terpadu dan fleksibel seperti, TeleSell, Over Quota, dengan mengintegrasikan manajemen penjualan, pemasaran, dukungan layanan ke pelanggan dan meningkatkan

48 Jacob Oetama. Media dan Kekuasaan,Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2014).

49Ono W Purba. “Jurnal E-Commerce”, https://docs.google.com/document/d/1-2qizeMWywq6iBMiMcUqsuVTZTgGCSpl4PyV0o0n-iw/edit?hl=in&pli=1 (diakses tanggal 25 Agustus 2014).

50Rahma Sugiharti, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer., 84.

51Jason Handerson, Frank Dooly, Akride Jay,” Internet and E-commerce Adoption by Agricultural Input Firms”, http://www.jstor.org/stable/10.2307/3700794?Search=yes&resultItemClick=true&searchText=E-commerce&searchUri=%2Faction%2FdoBasicSearch%3FQuery%3DE-commerce (diakses tanggal 23 September 2014).

17

komunikasi antar semua kelompok.52 Menurut Corritore Cynthia L dan Beverly Kracher, kecepatan dan sejauh mana transaksi elektronik (e-commerce) terus tumbuh dalam kebutuhan masyarakat, sehingga lebih cepat dan lebih efisien.53 Menurut UNCITRAL (salah satu komisi dibawah PBB yang khusus perdagangan Internasional) definisi transaksi e-commerce adalah kegiatan yang membidangi semua jenis informasi dalam bentuk data untuk keperluan komersial.54

Amir Hartman dalam bukunya “Net-Ready” (Hartman, 2000) secara lebih terperinci lagi mendefinisikan e-commerce sebagai “suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronis yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (B-to-B) maupun antar institusi dan konsumen langsung (B-to-C)”.Beberapa kalangan akademisi pun sepakat mendefinisikan e-commerce sebagai “salah satu caramemperbaiki kinerja dan mekanisme pertukaran barang, jasa, informasi, dan pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi berbasis jaringan peralatan digital”.55

Menurut Beaumaster (2002) Kanungo dan Jain (2011) penciptaan budaya organisasi dimana teknologi informasi dihargai sebagai bagian integral dari pekerjaan, merupakan faktor penentu keberhasilan system informasi.56Sedangkan

52 Adam, Eric J. “Sales Force Automation :The Second Time Arround,” http://e-resources.pnri.go.id:2057/docview/228273910?pq-origsite=summon# (diakses tanggal 12 maret, 2015).

53Corritore.Cynthia L, Beverly Kracher, “Is There a Special E-Commerce”. Ethics?,http://www.jstor.org/stable/10.2307/3857773?Search=yes&resultItemClick=true&searchText=E-commerce&searchUri=%2Faction%2FdoBasicSearch%3FQuery%3DE-commerce (diakses 23 September, 2014 pukul 13.00).

54 Serfianto Purnomo, Cita Yustisia Sirviani, Iswi hariyani, Bisnis Online dan Transaksi Elektronik ,9.

55Ono W Purba. “Jurnal E-Commerce”, https://docs.google.com/document/d/12qizeMWywq6iBMiMcUqsuVTZTgGCSpl4PyV0o0n-iw/edit?hl=in&pli=1 (diakses tanggal 25 Agustus, 2014).

56Lembaga Administrasi Negara “Kesiapan Daerah Dalam Menyiapkan SIPP” http://fridaus.org/docs/penelitian/Sistem%20Informasi%20Pelayanan%20Publik.pdf (diakses tanggal 10

18

menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD): e-commerce adalah transaksi berdasarkan proses dan transmisi data secara elektronik. Asosiasi di bidang perdagangan global (Alliance for Global Business) memberikan pengertian e-commerce sebagai keseluruhan transaksi yang melibatkan transfer informasi, produk, jasa atau pembayaran melalui jaringan elektronik sebagai media (Suherman, 2002 dalam Kamelo, 2005). Sebenarnya tidak ada definisi yang baku tentang e-commerce (electronic commerce), akan tetapi secara sederhana ecommerce merupakan transaksi komersial antara pihak-pihak yang dilakukan secara elektronik (Ding, 1999).57

F. Metodologi Penelitian1. Jenis Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah Metode kuantitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang secara primer yaitu berupa data lapangan (field research) atau mempelajari tentang alat-alat dalam penelitian.58dengan menggunakan sistem penelitian korelatif seperti Kuisioner penggunaan transaksi manual dan transaksi elektronik yang menggunakan data dari PT Prudential Syari‘ah di gedung Gracia Kuningan Jakarta Selatan dengan mengukur sejauh mana efektivitasnya.

Dari segi jenis data terdapat dua jenis penelitian, yaitu kuantitatif dan kuallitatif. 59 adanya perbedaan pandangan antara dua metodologi tersebut, maka akhir-akhir ini munculah paradigm baru dalam penelitian dengan memadukan kedua metode tersebut, beberapa fakta menunjukan bahwa penelitian kuantitatif tidak dapat dipisahkan dari dimensi-dimensi kualitatif, demikian juga

Januari, 2015).57Ono W Purba. “Jurnal E-Commerce”,

https://docs.google.com/document/d/12qizeMWywq6iBMiMcUqsuVTZTgGCSpl4PyV0o0n-iw/edit?hl=in&pli=1 (diakses tanggal 25 Agustus, 2014).

58W. Laurence Neuma. Social Research Methods; Qualitative and Quantitative Approaches (Boston: Pearson Education, inc,. Publishing as Allyn & Bacon, 2011), 26-28.

59 Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), 3.

19

sebaliknya.60 Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu melakukan survey dan studi pustaka, survey dilakukan pada nasabah atau informan, survey ditujukan kepada informan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Aplikasi SFA.

Penelitian menggunakan menggunakan metode survey, studi pustaka dan wawancara (Quisioner) sesuai dengan jenis-jenis sumber data yang diperlukan. Metode pengumpulan data primer dengan metode wawancara dan juga dengan cara membandingkan beberapa aplikasi elektronik di perusahaan asuransi syari’ah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di PT. Prudential Syari‘ah, literature, dan hasil penelitian serta dokumen-dokumen resmi yang berkaitan dengan obyek penelitian.

2. Sumber Data Perolehan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan pengumpulan data primer dan data skunder.a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan (field research) pada perusahaan asuransi Prudential Syariah adapun data lainnya diperoleh melalui pengamatan dan wawancara secara langsung dengan informan.

b. Data SkunderYaitu data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung melalui studi pustaka (library research) yaitu literatur yang berkaitan dengan tema penelitian, jurnal-jurnal, website, Makalah-makalah, Majalah, Surat Kabar, Tesis.

3. Teknik Pengumpulan DataAdapun teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah sebagai berikut:a. ObservasiLangkah pertama adalah setelah data-data yang bersumber dari primer dan skunder dikumpulkan, kemudian dianalisis, data utama

60 Burke Jhonson &Christensen Larry, Educational Research Quantitative, Qualitative, and Mixed Approach (New York : Pearson Allyn and Bacon, 2004), 48-49.

20

yang digunakan pada penelitian ini pengumpulan data-data dari perusahaan Asuransi Prudential Syari‘ah, datadianalisis melalui penelitian terhadap jenis aplikasi SFA.b. WawancaraAdalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. 61 c. Quisioner (Angket)

Kuesioner adalah suatu teknik pengimpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh system yang diajukan atau oleh system yang sudah ada.62

4. Teknik Analisa DataTeknik analisis data menurut Miles dan Hubermen mencakup tiga kegiatan yang bersamaan 1, penyajan DData, 2) penyajian data dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi).63Selanjutnya data-data yang sudah terkumpul tersebut dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengolah dan mengembangkan hasil wawancara, hasil sebaran angket, observasi dan dokumentasi mengenai program aplikasi SFA pada asuransi Prudential Syariah, kemudian diuraikan dalam bentuk deskripsi.

b. Mengidentifikasi data-data mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektifitas transaksi elektronik pada asuransi Prudential.

c. Menganalisis data mengenai faktor-falktor yang mempengaruhi penggunaan aplikasi SFA.

61 Amirul Hadi. Metodologi Penelitan Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), 135.

62 Sofyan Siregar. Penelitan Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2013), 12.

63Sofyan Siregar. Penelitan Kuantitatif , 42.

21

d. Mengukur keterpengaruhan aspek-aspek sisiologis dan aspek psikologis yang mempengaruhi pemakaian aplikasi tersebut.

e. Membuat kesimpulan tentang bagaimana tingkat keberhasilan sisitem aplikasi SFA pada asuransi Prudential Syariah.

Penelitian menggunakan menggunakan metode survey dengan pendekatan korelasional.studi pustaka, wawancara dan observasi sesuai dengan jenis-jenis sumber data yang diperlukan. Metode pengumpulan data primer dengan metode wawancara dan juga dengan cara membandingkan beberapa pendapat tentang asuransi syari’ah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di PT. Prudential Syari‘ah, literature, dan hasil penelitian serta dokumen-dokumen resmi yang berkaitan dengan obyek penelitian.

G. Sistematika PenulisanSebagaimana Pendahuluan dalam tesis ini akan

dibahas pada BAB I menjelaskan sistematika penulisan, bab ini terdiri dari latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Pada BAB II membahas secara khusus perdebatan akademik, terbagi dalam sub-sub yaitu; Aplikasi SFA, tujuan dan manfaat aplikasi SFA, karakteristik model aplikasi SFA dan software SQS pada aplikasi SFA, bab ini menjelaskan teoritik untuk pembahasan pada bab selanjutnya.

Pada BAB III membahas tentang wacana asuransi di Indonesia, definisi asuransi syariah, profil perusahaan, jenis produk dan Pengaruh Tingkat Keberhasilan Aplikasi SFA Pada Asuransi Syari’ah.

Pada BAB IV membahas mengenai tingkat keberhasilan system aplikasi SFA pada asuransi Prudential, hambatan dan tantangan penggunaan aplikasi SFA, penentuan tingkat efisiensi aplikasi SFA, faktor yang mempengaruhi penggunaan aplikasi SFA dan analisis tingkat keberhasilan sistem aplikasi SFA.

22

BAB V penutup yang berisikan Kesimpulan dan Saran-saran. Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini.

23