pelestarian kawasan permukiman loji selatan embong brantas kota malang

11
1 PELESTARIAN KAWASAN PERMUKIMAN LOJI SELATAN EMBONG BRANTAS KOTA MALANG Putri Puspita Sari, Antariksa, Septiana Hariyani Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145; Telp (0341) 567886 Email: [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik lingkungan dan bangunan kuno, dan menganalisis kualitas lingkungan dan bangunan kuno di Kawasan Permukiman Loji Selatan Embong Brantas Kota Malang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, evaluatif, dan development. Lokasi penelitian berada di Kawasan Permukiman Loji Selatan Embong Brantas, Kelurahan Kidul Dalem, Kecamatan Klojen Kota Malang. Berdasarkan hasil analisis karakteristik lingkungan merupakan permukiman masyarakat pribumi yang pada tahun 1800-an dimanfaatkan kompeni sebagai rumah benteng. Lingkungan merupakan kawasan yang sangat mudah diakses, aman dan bebas dari bencana, dengan fasilitas umum yang mudah dijangkau, dan lingkungannya bersih dan sehat. Dari hasil analisis kualitas bangunan kuno terdapat 60 bangunan kuno yang letaknya menyebar dengan arsitektur Kolonial dan Arsitektur Jengki. Sebagian besar kerusakan bangunan kuno diakibatkan oleh kerusakan pada finishing bangunan seperti berlumut atau kerusakan cat. Kata kunci : permukiman bersejarah, kualitas lingkungan dan bangunan kuno, pelestarian Abstract The purpose of this study was to identify the characteristics of the environment and ancient buildings and analyze the quality of the environment and ancient buildings in Settlement Areas South Loji Embong Brantas Malang. The method used is descriptive, evaluative, and development. Location of Settlement Areas of research are in South Loji Embong Brantas, Kidul Dalem village, District Klojen Malang. Based on the analysis of environmental characteristics is a settlement of indigenous people who in the 1800s exploited the Company as a home fortress. Environment is an area that is very easily accessible, safe and free from disasters, with an easily accessible public facilities, and clean and healthy environment. From the results of quality analysis of ancient buildings there are 60 ancient buildings which were located spread with Colonial architecture and the architecture of jeans. Most of the damage caused by the destruction of ancient buildings in finishing buildings, such as mossy or paint damage. Keywords: historic settlements, environmental quality and ancient buildings, conservation PENDAHULUAN Kota Malang sering disebut sebagai salah satu hasil perencanaan kota kolonial yang terbaik di Hindia Belanda pada jamannya. Kota Malang mempunyai banyak peninggalan Arsitektur Kolonial yang sampai sekarang masih berdiri megah. Kota Malang sebagai pusat kerajaan sudah ada pada tahun 1400. Letak pusat kerajaannya ada di tikungan Sungai Brantas dimana dibangun benteng yang kokoh. Kutobedah namanya. Belanda (kompeni), menguasai daerah Malang pada tahun 1767. Seperti kebiasaan kompeni setelah menaklukkan suatu daerah, maka langsung didirikan benteng untuk memperkuat kedudukannya. Di dalam benteng tersebut kemudian berkembang awal permukiman Belanda. Kata loji menjadi sebutan bagi daerah perbentengan Belanda tersebut. (Handinoto & Soehargo, 1996: 15)

Upload: ubrawijaya

Post on 23-Jan-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PELESTARIAN KAWASAN PERMUKIMAN LOJI SELATANEMBONG BRANTAS KOTA MALANG

Putri Puspita Sari, Antariksa, Septiana HariyaniJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145; Telp (0341) 567886Email: [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik lingkungan dan bangunankuno, dan menganalisis kualitas lingkungan dan bangunan kuno di Kawasan Permukiman LojiSelatan Embong Brantas Kota Malang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, evaluatif,dan development. Lokasi penelitian berada di Kawasan Permukiman Loji Selatan Embong Brantas,Kelurahan Kidul Dalem, Kecamatan Klojen Kota Malang. Berdasarkan hasil analisis karakteristiklingkungan merupakan permukiman masyarakat pribumi yang pada tahun 1800-an dimanfaatkankompeni sebagai rumah benteng. Lingkungan merupakan kawasan yang sangat mudah diakses,aman dan bebas dari bencana, dengan fasilitas umum yang mudah dijangkau, dan lingkungannyabersih dan sehat. Dari hasil analisis kualitas bangunan kuno terdapat 60 bangunan kuno yangletaknya menyebar dengan arsitektur Kolonial dan Arsitektur Jengki. Sebagian besar kerusakanbangunan kuno diakibatkan oleh kerusakan pada finishing bangunan seperti berlumut ataukerusakan cat.

Kata kunci : permukiman bersejarah, kualitas lingkungan dan bangunan kuno, pelestarian

Abstract

The purpose of this study was to identify the characteristics of the environment and ancientbuildings and analyze the quality of the environment and ancient buildings in Settlement AreasSouth Loji Embong Brantas Malang. The method used is descriptive, evaluative, and development.Location of Settlement Areas of research are in South Loji Embong Brantas, Kidul Dalem village,District Klojen Malang. Based on the analysis of environmental characteristics is a settlement ofindigenous people who in the 1800s exploited the Company as a home fortress. Environment is anarea that is very easily accessible, safe and free from disasters, with an easily accessible publicfacilities, and clean and healthy environment. From the results of quality analysis of ancientbuildings there are 60 ancient buildings which were located spread with Colonial architecture andthe architecture of jeans. Most of the damage caused by the destruction of ancient buildings infinishing buildings, such as mossy or paint damage.

Keywords: historic settlements, environmental quality and ancient buildings, conservation

PENDAHULUANKota Malang sering disebut sebagai salah satu hasil perencanaan kota kolonial

yang terbaik di Hindia Belanda pada jamannya. Kota Malang mempunyai banyakpeninggalan Arsitektur Kolonial yang sampai sekarang masih berdiri megah. Kota Malangsebagai pusat kerajaan sudah ada pada tahun 1400. Letak pusat kerajaannya ada ditikungan Sungai Brantas dimana dibangun benteng yang kokoh. Kutobedah namanya.Belanda (kompeni), menguasai daerah Malang pada tahun 1767. Seperti kebiasaankompeni setelah menaklukkan suatu daerah, maka langsung didirikan benteng untukmemperkuat kedudukannya. Di dalam benteng tersebut kemudian berkembang awalpermukiman Belanda. Kata loji menjadi sebutan bagi daerah perbentengan Belandatersebut. (Handinoto & Soehargo, 1996: 15)

2

Kawasan permukiman Loji Selatan merupakan salah satu kawasan bersejarah dariperkembangan Kota Malang. Pelestarian kawasan ini penting dilakukan mengingatkawasan ini memiliki banyak nilai sejarah dan masih terdapat peninggalan bangunan-bangunan kuno yang patut dipertahankan sampai saat ini (tahun 2011). Pelestariandilakukan agar di masa mendatang tidak lagi terjadi pengubahan (seperti pembongkaran)terhadap objek yang memiliki nilai sejarah, yang menyebabkan semakin hilangnya objek-objek sejarah yang mampu memberikan kenangan masa lalu.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukanidentifikasi terhadap karakteristik lingkungan dan bangunan kuno, identifikasi penurunankualitas lingkungan dan bangunan kuno di Kawasan Loji Selatan, sehingga diperolehsuatu tindakan pelestarian bagi lingkungan dan bangunan kuno berdasarkan maknakultural yang ada di kawasan tersebut.

METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif, evaluatif dan

development.

1. Metode Pengumpulan Data Data primer, teknik-teknik yang digunakan, yaitu berupa observasi lapangan,

kuisioner, dan wawancara. Data sekunder, menggunakan teknik studi literatur serta data instansi dan

organisasi.

2. Metode Pemilihan SampelTeknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Dalam menentukan jumlah sampel lingkungan, penelitian ini menggunakan rumus

Slovin.Rumus Slovin := 1 +Keterangan :n = ukuran sampelN = ukuran populasie = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilansampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 2%

Tabel 1Perhitungan Slovin Dengan Asumsi Bahwa Populasi Berdistrbusi Normal

Populasi Batas-batas kesalahan+1% +2% +3% +4% +5% +10%

500 - - - - 222 831500 - - 638 441 316 942500 - 1250 769 500 345 965000 - 1667 909 556 370 9810000 5000 2000 1000 588 385 9950000 8333 2381 1087 617 387 100

Berdasarkan Rumus Slovin, populasi di Kelurahan Kidul Dalem (yang terdiri dari 8RW) sebanyak 6.567 orang, dengan mengambil batas kesalahan 10% makasampelnya sebanyak 98 orang. Karena wilayah studi hanya terdiri dari 3 RW,maka sampel untuk lingkungan yang diambil sebanyak 90 orang. Terdiri dari 60orang pemilik bangunan kuno dan 30 orang non pemilik bangunan kuno. Lokasipenelitian berada di Kecamatan Klojen, Kelurahan Kidul Dalem Kota Malang.(Gambar 1 dan Gambar 2)

3

Gambar 1. Batas wilayah studi

Gambar 2. Kondisi wilayah studi

Sampel untuk bangunan kuno sebanyak 60 bangunan rumah tinggal, yang berusiaminimal 50 tahun atau dibangun pada periode tahun 1960 ke atas (terhitung mulaitahun 2010) dan karakter bangunan yang masih bercirikan Arsitektur Kolonial danArsitektur Jengki (Gambar 3).

4

Tabel 2Sampel Bangunan Kuno

No. Alamat Kode Tahunberdiri

Fungibangunan

GayaArsitektur

1. Jl. Embong Brantas No. 4 RW. 07 EB1 1920 Rumah tinggal Kolonial2. Jl. Embong Brantas No. 7 RW. 07 EB2 1933 Rumah tinggal Kolonial3. Jl. Embong Brantas No. 9 RW. 07 EB3 1933 Rumah tinggal Kolonial4. Jl. Embong Brantas No. 11 RW. 07 EB4 1920 Rumah tinggal Kolonial5. Jl. Embong Brantas No. 15 RW. 07 EB5 1933 Rumah tinggal Kolonial6. Jl. Embong Brantas No. 16 RW. 07 EB6 1920 Rumah tinggal Kolonial7. Jl. Embong Brantas No. 23 RW. 07 EB7 1933 Rumah tinggal Kolonial8. Jl. Embong Brantas No. 25 RW. 07 EB8 1933 Rumah tinggal Kolonial9. Jl. Embong Brantas No. 44 RW. 07 EB9 1940 Rumah tinggal Kolonial10. Jl. Embong Brantas Gg. SD No. 48 RW. 07 EB10 1920 Rumah tinggal Kolonial11. Jl. Embong Brantas No. 29 RW. 07 EB11 1850 Rumah tinggal Kolonial12. Jl. Embong Brantas No. 31 RW. 07 EB12 1850 Rumah tinggal Kolonial13. Jl. Embong Brantas No. 32 RW. 07 EB13 1920 Rumah tinggal Kolonial14. Jl. Embong Brantas No. 34 RW. 07 EB14 1920 Rumah tinggal Kolonial15. Jl. Embong Brantas No. 36a RW. 07 EB15 1940 Rumah tinggal Kolonial16. Jl. Embong Brantas No. 36b RW. 07 EB16 1940 Rumah tinggal Kolonial17. Jl. Embong Brantas No. 36c RW. 07 EB17 1900 Rumah tinggal Kolonial18. Jl. Embong Brantas No. 37 RW. 07 EB18 1850 Rumah tinggal Kolonial19. Jl. Embong Brantas No. 40 RW. 07 EB19 1940 Rumah tinggal Kolonial20. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 26 RW. 05 EB20 1850 Rumah tinggal Kolonial21. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 28 RW. 05 EB21 1850 Rumah tinggal Kolonial22. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1431 RW. 05 EB22 1900 Rumah tinggal Kolonial23. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1433 RW. 05 EB23 1960 Rumah tinggal Jengki24. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1438 RW. 05 EB24 1960 Rumah tinggal Jengki25. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1494 RW. 05 EB25 1940 Rumah tinggal Kolonial26. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1497 RW. 05 EB26 1960 Rumah tinggal Jengki27. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1501 RW. 05 EB27 1920 Rumah tinggal Kolonial28. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1506 RW. 05 EB28 1854 Rumah tinggal Kolonial29. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1507 RW. 05 EB29 1854 Rumah tinggal Kolonial30. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1509 RW. 05 EB30 1855 Rumah tinggal Kolonial31. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1510 RW. 05 EB31 1855 Rumah tinggal Kolonial32. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1511 RW. 05 EB32 1855 Rumah tinggal Kolonial33. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1512 RW. 05 EB33 1850 Rumah tinggal Kolonial34. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1519 RW. 05 EB34 1940 Rumah tinggal Kolonial35. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1531 RW. 05 EB35 1870 Rumah tinggal Kolonial36. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1533 RW. 05 EB36 1900 Rumah tinggal Kolonial37. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1538 RW. 05 EB37 1870 Rumah tinggal Kolonial38. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1545 RW. 05 EB38 1900 Rumah tinggal Kolonial39. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1547 RW. 05 EB39 1855 Rumah tinggal Kolonial40. Jl. Embong Brantas Gg. IV No. 1548 RW. 05 EB40 1950 Rumah tinggal Jengki41. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1562 RW. 06 EB41 1920 Rumah tinggal Kolonial42. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1564 RW. 06 EB42 1920 Rumah tinggal Kolonial43. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1569 RW. 06 EB43 1850 Rumah tinggal Kolonial44. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1571 RW. 06 EB44 1850 Rumah tinggal Kolonial45. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1574 RW. 06 EB45 1915 Rumah tinggal Kolonial46. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1575 RW. 06 EB46 1915 Rumah tinggal Kolonial47. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1576 RW. 06 EB47 1915 Rumah tinggal Kolonial48. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1577 RW. 06 EB48 1920 Rumah tinggal Kolonial49. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1580 RW. 06 EB49 1920 Rumah tinggal Kolonial50. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1581 RW. 06 EB50 1860 Rumah tinggal Kolonial51. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1616 RW. 06 EB51 1915 Rumah tinggal Kolonial52. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1583 RW. 06 EB52 1860 Rumah tinggal Kolonial53. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1593 RW. 06 EB53 1860 Rumah tinggal Kolonial54. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1600 RW. 06 EB54 1870 Rumah tinggal Kolonial55. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1602 RW. 06 EB55 1920 Rumah tinggal Kolonial56. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1604 RW. 06 EB56 1915 Rumah tinggal Kolonial57. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1609 RW. 06 EB57 1940 Rumah tinggal Kolonial58. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1612 RW. 06 EB58 1870 Rumah tinggal Kolonial59. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1613 RW. 06 EB59 1910 Rumah tinggal Kolonial60. Jl. Embong Brantas Gg. II No.1619 RW. 06 EB60 1960 Rumah tinggal Jengki

5

Gambar 3. Bangunan kuno yang menjadi objek studi

3. Metode Analisis DataTahap I : metode deskriptifMengidentifikasi karakteristik lingkungan dan bangunan di Kawasan Loji Selatan.Tahap II : metode evaluatifMengidentifikasi kualitas lingkungan dan bangunan kuno di Kawasan Loji SelatanEmbong Brantas dengan menggunakan metode pengukuran (scoring).Tahap III : metode developmentMenentukan arahan pelestarian yang tepat bagi Kawasan Loji Selatan. Denganmelakukan penilaian terhadap makna kultural pada variabel-variabel kriteria objekpelestarian.

HASIL DAN PEMBAHASANA. Karakteristik Lingkungan Loji Selatan

Menggunakan 5 elemen pembentuk fisik kawasan menurut Shirvani (1985:5-46). Tata guna lahan

Penggunaan lahan di kawasan studi antara lain sebagai permukiman, pendidikan,perdagangan dan jasa, peribadatan, dan kesehatan. (Gambar 4 dan Gambar 5)

Gambar 4. Penggunaan lahan di kawasan studi

6

Gambar 5. Penggunaan lahan di kawasan studi

Bentuk dan massa bangunanPada awal pembangunan pihak Dewan Kota tidak menetapkan KDB dalam penataanbangunan di kawasan studi. Ketinggian bangunan antara 1-2 lantai. Fasade bangunanmemiliki gaya Kolonial dan gaya Jengki. (Gambar 6)

Gambar 6. Kondisi bangunan saling berdempetan

Sirkulasi dan parkirKawasan studi dilalui oleh dua jenis transportasi, yaitu angkutan jalan raya danangkutan kereta api. Kawasan studi hanya berjarak sekitar 100 m dari Stasiun KotaBaru, sehingga aksesnya sangat mudah. Kawasan studi juga mudah diakses denganangkutan umum berupa angkot, ojek, dan becak (Gambar 7). Kawasan studi masihbelum memiliki konsep penataan sistem perparkiran yang optimal. (Gambar 8)

Gambar 7. Akses menuju kawasan studi

7

Gambar 8. Sistem parkir on street

Jalur pedestrianPada kawasan studi tidak terdapat trotoar maupun zebra cross, hanya terdapat polisitidur. Hal ini disebabkan karena keterbatasan lahan yang ada, sehingga tidakmemberikan ruang bagi para pejalan kaki.

Ruang terbuka hijauKawasan studi termasuk dalam lingkungan yang padat penduduk, terlihat dari kurangadanya ruang terbuka hijau berupa taman, sehingga kawasan secara umum dinilaimasih belum memiliki ruang terbuka hijau yang memadai.

Karakteristik sosial ekonomiPenduduk di kawasan studi sebagian besar beragama Islam sehingga ritual budayawarga setempat berkaitan erat dengan ajaran-ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat padasaat ritual kelahiran, kematian, maupun pernikahan. Hampir sebagian besar ritualmemakai ruang di masjid atau musholla.

Karakteristik lingkungan Loji Selatan yang diuraikan di atas menjadi masukan (input)untuk analisis kualitas lingkungan.

B. Karakteristik Bangunan Kuno di Kawasan Loji SelatanIdentifikasi karakteristik bangunan kuno di Kawasan Loji Selatan menjadi masukan

(input) untuk analisis makna kultural bangunan kuno. Usia bangunan

Bangunan kuno yang ada di Kawasan Loji Selatan sudah berkembang sejak abad ke-19, dibuktikan dengan adanya beberapa bangunan yang berusia lebih dari 160 tahun.(Tabel 3)

Tabel 3Usia Bangunan Kuno

No Usia Bangunan Jumlah Responden (%)1. 50-60 tahun 5 8%2. 60-70 tahun 7 12%3. 70-80 tahun 5 8%4. 80-90 tahun 12 20%5. 90-100 tahun 6 10%6. > 100 tahun 25 42%

Jumlah 60 100%

Sebanyak 25 bangunan (42%) yang berusia lebih dari 100 tahun. (Gambar 9)

Gambar 9. Salah satu bangunan yang berusia lebin dari 100 tahun

8

Status kepemilikan bangunanStatus kepemilikan bangunan kuno di Kawasan Loji Selatan terbagi atas tigaklasifikasi, yaitu sertifikasi hak milik, hak guna bangunan, dan sewa pada orang lain.(Tabel 4)

Tabel 4Status Kepemilikan Bangunan Kuno

No Status Kepemilikan Jumlah Responden (%)1. Sertifikat Hak Milik 52 87%2. Hak Guna Bangunan 2 3%3. Sewa pada orang lain 6 10%

Jumlah 60 100%

Sebagian besar bangunan kuno adalah memiliki status sertifikasi hak milik, yaitusebesar 52 bangunan (87%). Terdapat 6 responden yang merupakan penyewabangunan kuno di kawasan Loji Selatan ini. Alasan pemilik bangunan menyewakanrumahnya yaitu agar bangunan tersebut terawat, daripada tidak ditempati membuatbangunan menjadi tidak terawat dan rusak.

Cara memperolehPemilik maupun pengelola bangunan kuno memiliki beberapa cara untuk memperolehbangunan kuno tersebut, yaitu (Tabel 5):

Tabel 5Cara Memperoleh Bangunan Kuno

No. Cara memperoleh Jumlah Responden (%)1. Warisan 37 62%2. Beli 15 25%3. Hibah/wakaf 2 3%4. Sewa 6 10%

Jumlah 60 100%

Sebagian besar bangunan kuno diperoleh dari warisan orang tua atau kerabat pemilikbangunan.Untuk melihat hubungan karakteristik dari usia bangunan, status kepemilikanbangunan dan cara memperoleh bangunan dibuat dalam crosstab berikut. (Tabel 6)

Tabel 6Crosstab Analisis Karakteristik Bangunan Kuno

Usia Bangunan50-60tahun

60-70tahun

70-80tahun

80-90tahun

90-100tahun

>100tahun

Jumlah

I. Status KepemilikanBangunan Kuno Hak Milik 5 6 5 11 6 19 52 Hak Guna Bangunan - 1 - - - 1 2 Sewa - - - 1 - 5 6

Total 5 7 5 12 6 25 60II. Cara MemperolehBangunan Kuno Warisan 3 2 5 6 5 16 37 Beli 2 4 - 5 1 3 15 Hibah - 1 - - - 1 2 Sewa - - - 1 - 5 6

Total 5 7 5 12 6 25 60

Fungsi bangunanBangunan kuno di Kawasan Loji Selatan seluruhnya belum pernah mengalamiperubahan fungsi. Dari awal didirikan bangunan kuno berfungsi sebagai bangunan

9

rumah tinggal. Alasan dari responden untuk tetap mempertahankan bangunan kunoadalah (Tabel 7):

Tabel 7Alasan Mempertahankan Fungsi Bangunan

No. Alasan Jumlah Responden (%)1. Aktivitas di lingkungan sekitar sesuai

dengan fungsi bangunan18 30%

2. Fisik bangunan tidak sesuai denganfungsi lainnya

9 15%

3. Aktivitas bangunan ini masihdiperlukan

3 5%

4. Kesadaran akan pelestarian bangunanbersejarah

9 15%

5. Aktivitas turun-temurun 21 35%Jumlah 60 100%

Sebagian besar responden memilih untuk tetap mempertahankan bangunan kunokarena aktivitas turun temurun.

Perubahan fisik bangunanPerubahan pada fisik bangunan kuno merupakan hal yang sering terjadi padabangunan di Kawasan Loji Selatan, mengingat rata-rata usia bangunan kuno lebihdari 50 tahun. Bangunan yang mengalami perubahan fisik dari pertama kali dibangunberdasarkan hasil kuisioner (Tabel 8):

Tabel 8Perubahan Fisik Bangunan Kuno

No. Perubahan Fisik Jumlah Responden (%)1. Ya 22 37%2. Tidak 38 63%

Jumlah 60 100%

Tidak ada dana untuk merenovasi menjadi alasan sebagian besar responden untukmempertahankan bangunan kuno.

C. Pengukuran Kualitas Lingkungan Loji SelatanPengukuran kualitas lingkungan dilihat berdasarkan 5 aspek perencanaan

kawasan kota dalam mewujudkan Friendly City oleh Wijayanti. Aspek yang digunakan,yaitu aspek kemudahan, keamanan & keselamatan, kenyamanan, kesehatan, dankeromantisan. (Tabel 9 dan Gambar 10)

Tabel 9Kualitas Lingkungan di Kawasan Loji Selatan

No Aspek Kriteria Bobot JumlahResponden

Nilai Kualitas(4x5) Keterangan

1 2 3 4 5 6 71. Kemudahan Sangat

mudah3 67% 2.01 Dilihat dari aspek kemudahan, lingkungan

tergolong kriteria sangat mudah dalampencapaian. Akses menuju lingkungandapai dicapai oleh transportasi umum,baik oleh angkutan umum, kendaraanroda dua atau becak. Selain itu,lingkungan juga dekat dengan pusat kota.

Cukupmudah

2 33% 0.66

Sulitdicapai

1 0% -

2. Keamanandankeselamatan

Sangataman

3 0% - Dilihat dari aspek keamanan dankeselamatan, lingkungan tergolongkriteria cukup aman. Walaupun di Jl.Embong Brantas tidak terdapat trotoar,namun warga setempat membuat polisitidur sebagai penghambat laju kendaraanbermotor, sehingga mengurangi bahayabagi pejalan kaki. Selain itu, lingkunganbebas dari bencana banjir atau longsor,karena air hujan langsung mengalir kesungai Brantas.

Cukupaman

2 96% 1.92

Tidakaman

1 4% 0.04

10

3. Kenyamanan Sangatnyaman

3 30% 0.90 Dilihat dari aspek kenyamanan,lingkungan tergolong kriteria cukupnyaman. Fasilitas umum masih dapatdijangkau dengan berkendara maupunberjalan kaki, karena terletak di tepi jalanutama, yaitu di Jl. Embong Brantas RW.7.Adanya pasar Embong Brantas melayanisegala kebutuhan sehari-hari masyarakatsekitar.

Cukupnyaman

2 70% 1.40

Tidaknyaman

1 0% -

4. Kesehatan Sangatsehat

3 25% 0.75 Dilihat dari aspek kesehatan, lingkungantergolong kriteria cukup sehat.Masyarakat di Loji Selatan tidak pernahmengalami masalah pada jaringan listrikdan jaringan air bersih. Meningkatnyapolusi udara dan polusi suara dari Jl.Panglima Sudirman dan Jl. Trunojoyodiminimalisir oleh masyarakat sekitardengan penghijauan. Warga berusahamengadakan penghijauan di depanrumah walaupun dengan lahanterbatas/sempit, dengan meletakkantanaman di pot-pot.

Cukupsehat

2 75% 1.50

Tidaksehat

1 0% -

5. Keromantisan Sangatromantis

3 0% - Dilihat dari aspek keromantisan,lingkungan tergolong kriteria cukupromantis. Lingkungan tidak memilikipedoman penataan sempadan bangunandan jalur pedestrian. Keaslian darilingkungan Loji Selatan denganbangunannya yang dempet dan jalan-jalannya yang sempit dengan kemiringankontur sungai membuat lingkunganterkesan romantis.

Cukupromantis

2 42% 0.84

Tidakromantis

1 58% 0.58

Gambar 10. Hasil pengukuran kualitas lingkungan

D. Pengukuran Kualitas Bangunan Kuno di Kawasan Loji SelatanPengukuran mengenai penurunan kualitas bangunan kuno di Kawasan Loji

Selatan dapat diketahui dari tingkat kerusakan bangunan kuno tersebut. Untuk menilaitingkat kerusakan bangunan kuno digunakan standar perhitungan kerusakanberdasarkan Kepmen KIMPRASWIL No. 332/KPTS/M/2002, tentang Pedoman TeknisPembangunan Bangunan dan Gedung Negara. (Purnama, 2006: 177) (Tabel 10)

11

Tabel 10Tingkat Kerusakan Bangunan Kuno di Kawasan Loji SelatanNo. Tingkat Kerusakan Jumlah Bangunan (%)1. Kerusakan ringan 33 55%2. Kerusakan sedang 19 32%3. Kerusakan berat 8 13%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa 33 bangunan (55%) mengalami kerusakan ringan(Gambar 11). Komponen bangunan yang terbesar yang mengalami kerusakan adalahfinishing bangunan, seperti berlumut atau kerusakan cat.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan Karakteristik Kawasan Loji Selatan merupakan kawasan permukiman bersejarah

peninggalan Belanda yang masih bertahan dan masih terdapat bangunan kunodengan gaya Arsitektur Kolonial dan Arsitektur Jengki. Kawasan ini tergolong padatdengan bagunan-bangunan yang saling berdempetan menjadi ciri khas dari kawasanini. Kawasan studi berada di kawasan strategis, akses menuju kawasan ini sangatmudah dicapai dan dilalui oleh berbagai jenis angkutan umum.

Lingkungan di Loji Selatan tergolong aman dan bebas dari bencana banjir ataulongsor karena air hujan langsung mengalir ke sungai Brantas, masyarakat merasanyaman dengan adanya fasilitas umum yang mudah dijangkau, lingkungannya bersihdan sehat dengan adanya penghijauan yang meminimalisasi polusi, dan tergolongcukup romantis. Penurunan kualitas bangunan kuno di kawasan dapat dilihat daritingkat kerusakan yang terjadi pada bangunan.

SaranHasil penelitian ini masih memiliki kelemahan berupa tidak adanya pembahasan

mengenai persepsi dan pendapat masyarakat terhadap batas/radius perlindunganbangunan-bangunan bersejarah dan jarak yang diijinkan untuk adanya pembangunan.Oleh karena itu perlu adanya peninjauan lebih lanjut terhadap bangunan-bangunan yanglayak dilestarikan di sempadan sungai Brantas khususnya di Kawasan Loji Selatan.Selain itu, perlu adanya penelaahan aspek ekonomi, yaitu upaya untuk mejadikan objekpelestarian mampu membiayai dirinya sendiri atau bahkan memberi keuntungan bagimasyarakat setempat. Kejelian dalam melihat nilai-nilai komersialisasi dari suatu objekpelestarian dan mengembangkanya sebagai produk yang dipasarkan merupakantantangan bagi pihak yang berwenang di bidang pelestarian.

DAFTAR PUSTAKAHandinoto & Soehargo, P. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di

Malang, Surabaya: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.Universitas Kristen PETRA.

Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. New York: Van Nostrad ReinholdCompany, Inc.

Wijayanti. 2003. City for Citizen in the Realm of a Friendly City. Jurusan ArsitekturFakultas Teknik Univesitas Diponegoro. Diakses tanggal 30 Desember 2010.

Purnama, Agus. 2006. Pelestarian Kawasan Istana Kesultanan Bima di Kota Bima. TesisMagister Program Studi Teknik Sipil, Minta PWK, Universitas Brawijaya Malang.