oleh widya nur eviany 1401411005 - universitas negeri
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS
MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA
POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA
SDN KALIBANTENG KIDUL 01
SEMARANG
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
WIDYA NUR EVIANY
1401411005
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNUVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Widya Nur EViany
NIM : 1401411005
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT
dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 13 April 2015
Peneliti,
Widya Nur Eviany
NIM 1401411005
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Widya Nur Eviany, NIM 1401411005 berjudul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media
Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”,
telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Senin
tanggal : 20 April 2015
Semarang, 13 April 2015
Dosen Pembimbing
Masitah, S.Pd., M.Pd.
NIP. 195206101980032001
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Widya Nur Eviany, NIM 1401411005 berjudul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media
Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”,
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang pada:
hari : Senin
tanggal : 20 April 2015
Panitia Ujian Skripsi
Ketua,
Sekretaris,
Drs. Moch. Ichsan, M.Pd.
NIP. 195006121984031001
Penguji Utama,
Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd.
NIP.19561201 198703 1 001
Penguji I,
Dra. Munisah, M.Pd.
NIP. 195506141988032001
Penguji II,
Masitah, S.Pd., M.Pd.
NIP. 195206101980032001
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan, Dan bahwa
usahanya akan kelihatan nantinya (Q.S. An-Najm: 39-40).
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (QS.Al-Mujadalah:11).
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT
karyaku ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Ibu
Ibu Pangati dan Bapak Nurkamid.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
dan nikmat-Nya sehingga peneliti mendapat bimbingan dan kemudahan dalam
menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa
Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”. Skripsi ini merupakan
syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Di
dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fakhtur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan izin penelitian.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memperlancar jalannya penelitian.
4. Masitah, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing yang sabar memberikan
bimbingan dan arahan yang berharga.
5. Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji Utama Skripsi yang telah
menguji dengan teliti dan sabar serta memberi masukan dan perbaikan
skripsi ini
vii
6. Dra. Munisah, M.Pd., Dosen Penguji I Skripsi yang telah menguji dengan
teliti dan memberikan masukan dan perbaikan skripsi ini.
7. Eny Anggorowati, S.Pd., Kepala SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang,
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. ML. Diah K.A., S.Pd., Guru Kolaborator yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan.
9. Teman-teman PPL SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dan teman
seperjuangan PGSD angkatan 2010 yang telah membantu peneliti dalam
pelaksanaan penelitian.
10. Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang yang telah
menjadi subjek penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita tawakal dan memohon hidayah
dan inayah-Nya. Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, April
2015
Peneliti
viii
ABSTRAK
Eviany, Widya Nur. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui
Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Masitah, S.Pd., M.Pd. 237 hal.
Berdasarkan hasil observasi di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01
Semarang, tedapat masalah kualitas pembelajaran IPS yang belum optimal. Hal
ini disebabkan kurangnya optimalisasi penggunaan model dan media
pembelajaran yang inovatif yang berdampak pada keterampilan guru, aktivitas
siswa, serta hasil belajar siswa kurang optimal. Berdasarkan hasil evaluasi mata
pelajaran IPS pada siswa kelas IVA Semester I SDN Kalibanteng Kidul 01
tahun pelajaran 2014/2015, dari 43 siswa terdapat 28 siswa (65,12%) yang
nilaianya masih di bawah KKM (70), dan hanya 15 siswa (34,88%) yang
tuntas. Diperlukan suatu perbaikan pembelajaran melalui penggunaan model
pembelajaran NHT dengan media powerpoint. Rumusan masalah penelitian
adalah “Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui
model NHT dengan media powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng
Kidul 01 Semarang?”. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint pada siswa
kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas tiga siklus. Setiap siklus terdiri
atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul
01 sebanyak 43 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan
nontes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
Hasil penelitian keterampilan guru pada siklus I mendapat skor 28
kategori baik, pada siklus II mendapat skor 36 kategori baik, dan siklus III
mendapat skor 46 kategori sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I mendapat
rata-rata skor 23,58 kategori cukup, siklus II mendapat rata-rata skor 30,65
kategori baik, dan siklus III mendapat rata-rata skor 40,12 kategori sangat baik.
Hasil belajar ranah kognitif diperoleh ketuntasan klasikal 62,80%, siklus II
74,42%, dan siklus III 86,05%.
Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran NHT dengan media
powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar IPS siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01. Saran dari penelitian
ini adalah hendaknya guru menerapkan model NHT untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS.
Kata Kunci: IPS; kualitas pembelajaran; NHT; powerpoint
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
PRAKATA .................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ......................................... 10
1.2.1 Rumusan Masalah ............................................................................ 10
1.2.2 Pemecahan Masalah ......................................................................... 11
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 12
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 12
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 12
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 12
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................... 12
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 13
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ........................................................................................... 15
2.1.1 Hakikat Belajar ................................................................................ 15
2.1.1.1 Pengertian Belajar ............................................................................ 15
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................................... 16
2.1.2 Hakikat Pembelajaran ...................................................................... 17
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran .................................................................. 17
2.1.2.2 Komponen Pembelajaran ................................................................. 18
2.1.3 Kualitas Pembelajaran ..................................................................... 19
2.1.3.1 Keterampilan Guru........................................................................... 20
2.1.3.2 Aktivitas Siswa ................................................................................ 34
2.1.3.3 Hasil Belajar..................................................................................... 37
2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPS ............................................................... 42
2.1.4.1 Pengertian IPS .................................................................................. 42
2.1.4.2 Tujuan IPS ....................................................................................... 44
2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS .......................................................................... 46
2.1.5 Pembelajaran IPS di SD ................................................................... 48
2.1.6 Materi Pembelajaran dalam Penelitian ............................................ 49
2.1.7 Evaluasi IPS ..................................................................................... 52
2.1.8 Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 55
2.1.9 Model Pembelajaran NHT ............................................................... 56
2.1.9.1 Pengertian Model Pembelajaran NHT ............................................. 56
2.1.9.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT .................... 58
xi
2.1.9.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT .................................. 59
2.1.10 Media Pembelajaran......................................................................... 60
2.1.10.1 Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 60
2.1.10.2 Fungsi Media Pembelajaran ........................................................... 61
2.1.10.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran ..................................................... 62
2.1.11 Media Powerpoint ............................................................................ 63
2.1.12 Penerapan Model NHT dengan Media Powerpoint
pada Pembelajaran IPS .................................................................... 67
2.1.13 Teori Belajar yang Mendasari Model NHT
dengan Media Powerpoint ............................................................... 69
2.2 Kajian Empiris ....................................................................................... 71
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 77
2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................ 80
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Subjek Penelitian ................................................................................... 81
3.2.Variabel Penelitian ................................................................................. 81
3.3.Prosedur PTK ......................................................................................... 82
3.3.1. Pengertian PTK ................................................................................ 82
3.3.2. Prosedur Pelaksanaan PTK .............................................................. 82
3.3.2.1.Perencanaan ..................................................................................... 83
3.3.2.2.Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 84
3.3.2.3.Observasi.......................................................................................... 85
3.3.2.4.Refleksi ............................................................................................ 85
3.4.Siklus Penelitian..................................................................................... 86
xii
3.4.1. Siklus I ............................................................................................. 86
3.4.2. Siklus II ............................................................................................ 90
3.4.3. Siklus III........................................................................................... 95
3.5.Data dan Cara Pengumpulan Data ......................................................... 99
3.5.1. Sumber Data..................................................................................... 99
3.5.2. Jenis Data ......................................................................................... 100
3.5.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 101
3.5.4. Teknik Analisis Data........................................................................ 103
3.5.4.1.Data Kuantitatif ................................................................................ 103
3.5.4.2.Data Kualitatif .................................................................................. 106
3.6.Indikator Keberhasilan ........................................................................... 109
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 110
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian Siklus I ................................................... 110
4.1.1.1 Perencanaan ..................................................................................... 110
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 112
4.1.1.3 Observasi.......................................................................................... 116
4.1.1.4 Refleksi ............................................................................................ 138
4.1.1.5 Revisi ............................................................................................... 140
4.1.2 Deskripsi Data Penelitian Siklus II .................................................. 144
4.1.2.1 Perencanaan ..................................................................................... 144
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 145
4.1.2.3 Observasi.......................................................................................... 149
xiii
4.1.2.4 Refleksi ............................................................................................ 169
4.1.2.5 Revisi ............................................................................................... 170
4.1.3 Deskripsi Data Penelitian Siklus III ................................................. 173
4.1.3.1 Perencanaan ..................................................................................... 173
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 174
4.1.3.3 Observasi.......................................................................................... 178
4.1.3.4 Refleksi ............................................................................................ 198
4.1.3.5 Revisi ............................................................................................... 198
4.1.4 Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan ............................... 199
4.2 Pembahasan............................................................................................ 206
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian ........................................................ 206
4.2.1.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru ................................................ 206
4.2.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ...................................................... 212
4.2.1.3 Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 216
4.2.2 Uji Hipotesis .................................................................................... 226
4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................ 226
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................................ 229
5.2 Saran ...................................................................................................... 231
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 232
LAMPIRAN................................................................................................ 238
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas IV Semester II .................................................................47
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model NHT dengan Media Powerpoint ......68
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Individual .....................................105
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
dalam Persen (%) ......................................................................106
Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Data Kualitatif .......................................108
Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Keterampilan Guru ................................108
Tabel 3.5 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa ......................................108
Tabel 3.6 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Afektif .............................108
Tabel 3.7 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Psikomotor .......................109
Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ...................117
Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .........................124
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ...................132
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus I .....................133
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus I ..............136
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I .......................................143
Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ..................150
Tabel 4.8 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ........................156
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II ..................163
Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus II ....................165
Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus II .............167
xv
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II .....................................172
Tabel 4.13 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III .................179
Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ......................185
Tabel 4.15 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus III .................192
Tabel 4.16 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus III ...................193
Tabel 4.17 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus III ............196
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus III ....................................199
Tabel 4.19 Rekapitulasi Data Siklus I, II, dan III .......................................200
Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ....................203
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ......................................................... 79
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam PTK ................................................... 83
Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ............ 118
Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................. 125
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif Siklus I ............................................................ 132
Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar SiswaRanah Afektif Siklus I ............... 134
Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus I ....... 137
Gambar 4.6 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ........... 151
Gambar 4.7 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................. 157
Gambar 4.8 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif Siklus II ........................................................... 164
Gambar 4.9 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus II ............. 165
Gambar 4.10 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus II ...... 168
Gambar 4.11 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III .......... 180
Gambar 4.12 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ............... 186
Gambar 4.13 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif Siklus III ......................................................... 192
Gambar 4.14 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus III ............ 194
Gambar 4.15 Diagram Hasil Belajar Siswa
Ranah Psikomotor Siklus III .................................................... 196
Gambar 4.16 Diagram Perolehan Skor Keterampilan Guru .......................... 200
Gambar 4.17 Grafik Peningkatan Skor Keterampilan Guru .......................... 201
xvii
Gambar 4.18 Diagram Perolehan skor Aktivitas Siswa ................................. 201
Gambar 4.19 Grafik Peningkatan Skor Aktivitas Siswa ................................ 202
Gambar 4.20 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ....... 203
Gambar 4.21 Diagram Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif .. 204
Gambar 4.22 Grafik Peningkatan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 204
Gambar 4.23 Diagram Perolehan Skor
Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ................................. 205
Gambar 4.24 Grafik Peningkatan Skor
Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ................................. 205
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian .............................................................238
Lampiran 2 Hasil Penelitian .....................................................................338
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini, segala aspek kehidupan manusia
mengalami perkembangan. Untuk menghadapi perkembangan tersebut maka
dibutuhkan pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3, pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk itu, guru sebagai salah satu
pemegang kunci kesuksesan pendidikan nasional harus mampu
mengembangkan segala kemampuannya untuk menjalankan tugasnya. Guru
dituntut untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan professional dalam
melaksanakan tugas pendidikan nasional ini.
2
Pendidikan erat kaitannya dengan kurikulum. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 13, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selanjutnya, pada
ayat 15 disebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan.
KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan
dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut: 1) berpusat pada potensi, perkembangan serta kebutuhan
peserta didik dan lingkungannya, 2) beragam dan terpadu, 3) tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 4) relevan dengan
kebutuhan, 5) menyeluruh dan berkesinambungan, 6) belajar sepanjang hayat,
dan7) seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal.
(Permendiknas nomor 22 tahun 2006).
Struktur KTSP pada jenjang SD/MI memuat delapan mata pelajaran,
muatan lokal, dan pengembangan diri. Delapan mata pelajaran tersebut yaitu
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya
3
dan Keteramilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
(BSNP, 2006: 11-12).
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI
dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah disebutkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
merupakan mata pelajaran yang disusun secara sistematis dan terpadu dalam
proses pembelajaran sebagai bekal hidup di masyarakat. Saidiharjo
(dalam Taneo 2010: 1.8) menjelaskan IPS merupakan hasil kombinasi atau
hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi,
ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai
ciri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu
IPS. IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial, yaitu bidang studi
utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada.
Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi,
ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan
secara terpadu (Hidayati, 2008: 1-27).
Tujuan pendidikan IPS menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) mengenal konsep-konsep
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3)memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,
4
4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Dalam pencapaian tujuan pelajaran IPS tersebut, terdapat permasalahan
dalam strategi dan sarana pembelajaran IPS. Berdasarkan temuan kajian di
lapangan oleh Depdiknas (2007), ada suatu kecenderungan pemahaman yang
salah bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan.
Pemahaman seperti ini berakibat pada pembelajaran yang lebih menekankan
pada verbalisme. Guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih
menekankan pada aktivitas guru, bukan pada aktivitas siswa. Pembelajaran
yang dilakukan oleh guru kurang variatif, guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah bahkan menyuruh siswa untuk mencatat. Selain itu guru masih
berorientasi pada buku teks, dan tidak mengacu pada dokumen kurikulum.
Padahal seharusnya guru mampu menjabarkan dan mengembangkan kurikulum
agar ketercapai tujuan pembelajaran dapat maksimal. Hal tersebut menjadikan
pembelajaran kurang variatif dan tidak mengaktifkan siswa. Siswa
mendengarkan penjelasan guru yang mengejar ketercapaian materi saja tanpa
membuat siswa paham. Hal ini kurang dapat mengembangkan kemampuan
siswa untuk dapat berpikir kritis.
Daryanto (2012: 57) mendefinisikan kualitas pembelajaran sebagai
tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Depdiknas (2004:7)
menjelaskan terdapat tujuh komponen kualitas pembelajaran: (1) keterampilan
guru berupa kecakapan melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan
yang ditetapkan, (2) aktivitas siswa adalah segala bentuk kegiatan siswa baik
5
secara fisik maupun non-fisik, (3) hasil belajar siswa yaitu perubahan perilaku
setelah mengalami aktivitas belajar, (4) iklim mengacu pada interaksi antar
komponen seperti guru dan siswa, (5) materi disesuaikan dengan tujuan dan
kompetensi yang harus dikuasai, (6) media merupakan alat bantu untuk
memberikan pengalaman belajar pada siswa, dan (7) sistem pembelajaran
adalah proses yang terjadi di sekolah.
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama kolaborator selama
Praktik Pengalaman Lapangan menunjukkan adanya permasalahan dalam
kualitas pembelajaran IPS di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang,
meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
Keterampilan guru kelas VIA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
pada pembelajaran IPS kurang optimal. Guru belum mengoptimalkan
penggunaan model pembelajaran yang inovatif sehingga menyebabkan siswa
cenderung bosan. Keterampilan bertanya guru masih kurang interaktif,
sehingga beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan pembelajaran.
Keterampilan guru dalam menggunakan variasi kurang optimal, pola interaksi
guru belum melibatkan semua siswa. Guru belum mengoptimalkan penggunaan
media pembelajaran terutama media yang berbasis teknologi sehingga siswa
kurang tertarik dan kurang antusias mengikuti pembelajaran. Pemberian
penghargaan terhadap siswa maupun kelompok yang aktif juga belum
dioptimalkan.
Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 pada
pembelajaran IPS juga kurang optimal. Sesuai hasil refleksi bersama
6
kolaborator, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pembentukan
komunitas belajar atau kelompok diskusi dalam pembelajaran di kelas masih
kurang dioptimalkan, sehingga kurang menumbuhkan hubungan sosial yang
baik di antara siswa. Partisipasi, kerjasama, dan kompetisi di antara siswa
belum dikembangkan secara optimal. Rasa tanggung jawab terhadap tugas
kelompok juga masih kurang optimal. Hanya beberapa siswa yang mengerjakan
tugas kelompok, dan kurang aktif bertanya maupun memberi tanggapan.
Permasalahan pembelajaran IPS tersebut juga didukung oleh data
kuantitatif berupa data hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul
01 Semarang pada mata pelajaran IPS. Dari 43 siswa, hanya 34,88% atau 15
siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
sekolah, yaitu 70. Sedangkan sisanya, yaitu 65,12% atau 28 siswa belum
mencapai KKM.
Dengan melihat data pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar dalam
mata pelajaran IPS tersebut, perlu dicari alternatif pemecahannya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas
IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Peneliti bersama tim kolaborator
menetapkan alternatif tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media powerpoint.
Model Pembelajaran koopertif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keagamaan, dan
pengembangan keterampilan sosial (Suprijono 2012: 61). NHT adalah salah
satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kesadaran
7
peserta didik dalam kerja sama kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe NHT
dikembangkan oleh Spencer Kagen, yang pada umumnya digunakan untuk
melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran (Daryanto, 2012: 245).
Tujuan NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling
berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat
(Hadi, 2014: 203). Model NHT dapat mengembangkan kemampuan jiwa
kreatif, kritis, bagi peserta didik dalam kegiatan diskusi, mengerjakan tugas
atau LKS, memotivasi peserta didik agar mampu bersaing dalam kelompok
maupun di luar kelompok. Pada model NHT ini, pembelajaran tidak hanya
menggunakan metode ceramah saja, namun ada variasi metode yang dapat
menarik siswa belajar sehingga suasana belajar dapat kondusif.
Tahap-tahap pelaksanaan NHT pada hakiktnya sama dengan diskusi
kelompok, yaitu: 1) siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok, 2) masing-
masing siswa dalam kelompok diberi nomor, 3) guru member tugas/ pertanyaan
pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya, 4) setiap kelompok
mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan
memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut, 5) guru
memanggil salah satu nomor secara acak, dan 6) siswa dengan nomor yang
dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka
(Hadi, 2014: 203).
Kelebihan model NHT menurut Hamdani (2011: 90) adalah 1) setiap
siswa menjadi siap semua; 2) siswa dapat melakukan diskusi dengan
8
sungguh-sungguh; 3) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang
pandai. Melalui model NHT dapat meningkatkan semangat kerja sama siswa
serta dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Dalam
pelaksanaanya, nomor kepala menggunakan gambar yang disesuaikan dengan
materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan semangat dan rasa ingin tahu
siswa.
Pembelajaran IPS menggunakan model NHT akan leih optimal apabila
ditunjang dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai
dengan karakteristik siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses
belajar pada si pembelajar (siswa) (Aqib 2014: 50). Pada penelitian ini, media
yang digunakan adalah media powerpoint. Menurut Susilana (2013: 99),
program Microsoft Office Powerpoint adalah salah satu software yang
dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan
menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah
karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.
Pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint ini dapat meningkatkan
keberhasilan penyampaian materi kepada siswa.
Penelitian relevan yang mendukung dan memperkuat penelitian ini
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Haydon, dkk (2010) dalam
jurnal internasional Springer Science+Business Media vol.19 berjudul “Effects
of Numbered Heads Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior
of Students with Disabilities” menunjukkan bahwa dengan penerapan NHT
9
dapat meningkatkan perilaku mengerjakan tugas dan skor kuis harian selama
berdiskusi menyatukan pendapat (Heads Together) pada siswa berkebutuhan
khusus dengan gangguan perilaku emosional.
Selanjutnya penelitian oleh Dewi (2014) dalam Jurnal Nasional
Didaktia Dwija Indria (SOLO) vol. 2 no. 7 dengan judul “Peningkatan Hasil
Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (NHT)”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
kemampuan hasil belajar pada siswa kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog
Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini terbukti pada prasiklus
nilai rata-rata kelas hanya 57,39. Pada siklus I rata-rata kelas menjadi 70,65.
Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,96. Bukan
hanya nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan, tetapi ketuntasan
klasikal juga meningkat. Jika pada prasiklus ketuntasan klasikal hanya 39,13%,
maka pada siklus I mengalami peningkatan men-jadi 69,57%. Pada siklus II
ketuntasan klasi-kal meningkat lagi menjadi 91,30 %.
Pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint
dapat membantu guru dalam mengkondisikan dan menarik perhatian siswa
untuk mengikuti pembelajaran, dapat mendorong peserta didik lebih aktif dan
kreatif dalam pembelajaran, bertanggung jawab terhadap tugas kelompok dan
mampu berpikir analitis sehingga dapat dengan mudah memahami antara
materi yang diajarkan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.
10
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji
masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan
Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint
pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”.
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Setelah mengkaji latar belakang masalah dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimanakah cara meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint pada
siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?”
Lebih khusus rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut.
a. Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat
meningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS pada kelas
IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?
b. Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA
SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?
c. Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas
IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?
11
1.2.2 Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan permasalahan pembelajaran IPS yang terjadi pada
kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, peneliti melaksanakan
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model NHT menurut
Hamdani (2010:90) dikombinasikan dengan media powerpoint menurut
Sanjaya (2012: 188-191). Adapun langkah-langkah pembelajaran model NHT
dengan media powerpoint adalah sebagai berikut:
a. Guru membuka pembelajaran
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran
d. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint
e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota
6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda
f. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
g. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban
tersebut
h. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya
dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka
i. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh
guru
j. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi
k. Siswa mengerjakan evaluasi
12
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian tindakan kelas ini
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media
powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru kelas IVA SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui
model NHT dengan media powerpoint.
b. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa kelas IVA SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui
model NHT dengan media powerpoint.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul
01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui model NHT dengan
media powerpoint.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, model pembelajaran NHT dengan media powerpoint
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada sekolah dasar,
sehingga dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS di sekolah dasar.
13
Selebihnya memberikan kontribusi bagi pendidikan yaitu dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi dalam
proses pembelajaran IPS, selain itu dapat memberikan manfaat bagi:
a. Guru
1) Meningkatkan keterampilan dan kreatifitas guru melalui penggunaan
model pembelajaran inovatif dan media teknologi dalam proses
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS.
2) Mendorong guru untuk berperan sebagai model, fasilitator, motivator,
dan evaluator.
3) Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam
pembelajaran.
b. Siswa
1) Meningkatkan keaktifan dan fokus siswa dalam proses pembelajaran
serta meningkatkan pemahaman siswa.
2) Menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS
sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
3) Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS meningkat
14
c. Sekolah
1) Meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah tersebut dan memotivasi
para guru untuk menggunakan berbagai model pembelajaran yang
inovatif.
2) Mendorong sekolah untuk melengkapi berbagai sarana untuk
menunjang proses pembelajaran.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan
dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya
kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal
(Komalasari, 2010:8).
Belajar menurut Hamdani (2011: 21) merupakan perubahan tingkah
laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Selain itu
belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, dan
tidak bersifat verbalistik.
Sardiman (2012: 20) menjelaskan belajar dalam pengertian luas dapat
diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi
seutuhnya. Sedangkan dalam pengertian sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Suryani dan Agung (2012: 36) berpendapat bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku yang terjadi dari hasil latihan yang dilakukan secara
16
sadar, bersifat fungsional, menetap, bersifat aktif dan positif berdasarkan atas
latihan, bertujuan dan terarah, serta mencakup keseluruhan aspek kepribadian.
Berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses kegiatan perubahan tingkah laku atau penampilan seseorang meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang melalui latihan dan interaksi
dengan lingkungannya serta proses pengalamannya dalam jangka waktu yang
lama menuju terbentuknya pribadi yang seutuhnya dengan syarat bahwa
perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun
perubahan sementara karena suatu hal.
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010: 54)
dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
a. Faktor Intern (Faktor yang Berasal dari Dalam)
Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor
psikologis dan faktor kelelahan.
1. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh
2. Faktor Psikologis, meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan
3. Faktor kelelahan, meliputi kelehan jasmani dan kelelahan rohani
b. Faktor Ekstern (Faktor yang berasal dari luar)
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat.
17
1. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga
2. Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dan siswa, relasi siswa dengan siswa, metode belajar.
3. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien
(Komalasari, 2010:3).
Pembelajaran berorientasi pada bagaimana siswa berperilaku,
memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses
yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke
dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya
hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang
(Rifa’i dan Anni, 2011:193).
Menurut Thobroni (2011: 21) pembelajaran merupakan suatu proses
belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang
disadari dan cenderung bersifat tetap. Secara lebih rinci Suprijono (2012: 13)
menjelaskan bahwa pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.
18
Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir
lingkungan terjadinyapembelajaran, guru menyediakan fasilitas belajar bagi
siswa untuk mempelajarinya. Jadi, siswa menjadi subjek dalam proses
pembelajaran.
Selanjutnya Sukardi (2013:1) menjelaskan belajar mengajar atau disebut
juga pembelajaran adalah suatu kegiatan pendidikan yang mewarnai interaksi
yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi ini dilakukan, diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum kegiatan
dilakukan.
Berbagai definisi pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi yang berarti antara guru dan siswa dalam
suatu kegiatan proses belajar dan mengajar dan didukung oleh sumber belajar
dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan secara optimal dan menyebabkan adanya
hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Proses belajar melibatkan
semua hal yang dapat membantu kelancaran belajar siswa.
2.1.2.2 Komponen Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran berjalan lancar apabila terdapat komponen yang
mendukung. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Komponen-komponen pembelajaran
menurut Rifa’i dan Anni (2011:194-197), yaitu: 1) Tujuan, berupa
pengetahuan, dan keterampilan, atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit
dalam tujuan pembelajaran semakin spesifik dan operasional,
19
2) Subyek belajar, yaitu siswa dan guru yang merupakan komponen utama
karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek, 3) Materi pelajaran, berada
dalam Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan buku sumber,
4) Strategi, pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses
pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran, 5) Media pembelajaran, merupakan alat/wahana yang digunakan
pendidik dalam proses pembelajaranuntuk membantu penyampaian pesan
pembelajaran, 6) Penunjang, berupa fasilitas belajar, buku sumber, alat
pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya, berfungsi untuk memperlancar,
melengkapi, dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.
2.1.3 Kualitas Pembelajaran
Menurut Etzioni (dalam Hamdani, 2011: 194), kualitas atau disebut juga
dengan mutu dan keefektifan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas merupakan
suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran
mengenai keberhasilan seseorang dalam mecapai sasaran atau tingkat
pencapaian tujuan-tujuan (Prokopenko dalam Hamdani 2011: 194).
Daryanto (2013: 57) juga menjelaskan bahwa efektivitas belajar adalah
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni.
Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan
serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran
menurut Sudjana (2013: 40) ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses
belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.
20
Berdasarkan pendapat-pendapat tentang kualitas atau efektivitas
pembelajaran tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran
adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran berupa
peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui proses
pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran tidak akan tercapai tanpa keterkaitan
antara komponen-komponen di dalamnya. Depdiknas (2004: 7) menjelaskan
terdapat tujuh komponen kualitas pembelajaran: (1) keterampilan guru berupa
kecakapan melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan yang
ditetapkan, (2) aktivitas siswa adalah segala bentuk kegiatan siswa baik secara
fisik maupun non-fisik, (3) hasil belajar siswa yaitu perubahan perilaku setelah
mengalami aktivitas belajar, (4) iklim mengacu pada interaksi antar komponen
seperti guru dan siswa, (5) materi disesuaikan dengan tujuan dan kompetensi
yang harus dikuasai, (6) media merupakan alat bantu untuk memberikan
pengalaman belajar pada siswa, dan (7) sistem pembelajaran adalah proses
yang terjadi di sekolah.
Pada penelitian ini, akan dikaji tiga variabel yang mencakup ketujuh
komponen tersebut, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint.
Lebih jelasnya ketiga indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut:
2.1.3.1 Keterampilan Guru
Guru merupakan figur yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Guru sangat berperan besar dan berpengaruh pada kesuksesan
21
belajar anak. Untuk itu, seorang guru harus memiliki keterampilan dasar
mengajar. Rusman (2013: 80) mengemukakan bahwa keterampilan dasar
mengajar (teaching skill) merupakan suatu karakteristrik umum dari seseorang
yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan
melalui tindakan. Yang dimaksud dengan keterampilan dasar ialah
keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi
sebagai guru. Keterampilan itulah yang dapat membedakan mana yang guru
profesional dan mana yang bukan (Aqib, 2013:83).
Menurut Rusman (2013: 80-92) keterampilan dasar mengajar guru secara
aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui sembilan keterampilan
mengajar, yaitu:
a. Keterampilan Membuka Pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran adalah merupakan kegiatan awal yang
sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam suatu
pembelajaran. Karena kegiatan ini adalah kegiatan awal yang akan sangat
menentukan keberlangsungan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya karena
merupakan pengkondisian mental atau psikologi siswa agar siap menerima
pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Apabila kegiatan ini
berhasil dilakukan oleh guru, maka kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti dan
kegiatan penutup juga akan berhasil. Uzer Usman (dalam Rusman, 2013: 81)
menjelaskan komponen-komponen dalam membuka pelajaran, yaitu:
1) menarik perhatian siswa dengan gaya mengajar, penggunaan media
pembelajaran, dan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi;
22
2) menimbulkan motivasi, disertai kehangatan dan keantusiasan,
menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan,
dan memerhatikan minat atau interes siswa;
3) memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemuakan tujuan
pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah
yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas,
dan mengajukan beberapa pertanyaan;
4) memberikan apersepsi (memberi kaitan antara materi sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari), sehingga materi yang dipelajari
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah.
b. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan ini sangat penting
dikuasai oleh seorang guru. Karena melalui keterampilan ini guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna (Sanjaya, 2011: 33).
Menurut Joni (1985: 33-47) keterampilan bertanya dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1) Keterampilan bertanya dasar
(a) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan
menggunakan kata-kata yang sesuai dengan usia dan tingkat
perkembangan siswa sehingga mudah dipahami siswa.
23
(b) Pemberian acuan
Sebelum mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan berupa
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang
diharapkan dari siswa.
(c) Pemindahan giliran
Untuk pertanyaan yang luas boleh dijawab oleh lebih dari seorang
siswa, karena sering kali jawaban siswa belum benar atau belum sesuai.
Cara ini juga dapat menarik perhatian siswa.
(d) Penyebaran
Agar semua siswa aktif dalam pembelajaran guru perlu menyebarkan
giliran menjawab pertanyaan yang berbeda-beda.
(e) Pemberian waktu berpikir
Sesudah mengajukan pertanyaan keseluruh siswa guru perlu
memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir sebelum menunjuk
salah seorang siswa untuk menjawabnya. Teknik ini sangat perlu agar
siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban.
(f) Pemberian tuntutan
Apabila siswa memberikan jawaban yang salah atau tidak dapat
memberikan jawaban maka guru harus memberikan tuntutan kepada
siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar dengan cara
mengukapakan sekali lagi pertanyaan tersebut dengan bahasa
yang lebih mudah dipahami siswa, menuntun siswa
untuk menemukan jawaban yang benar, dan mengulangi
24
penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan
pertanyaan itu.
2) Keterampilan bertanya lanjutan.
(a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang dikemukakan guru hendaknya dapat mengandung
proses mental yang rendah dan tinggi, adalah pertanyaan pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
(b) Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah
ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur
urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa.
(c) Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang diungkapkan siswa benar tetapi kurang sempurna
maka guru dapat mengajukan peranyaan-pertanyaan pelacak kepada
siswa tersebut.
(d) Peningkatan terjadinya interaksi
Agar siswa aktif dalam pembelajaran guru hendaknya menghilangkan
peranannya sebagai sentral dengan cara guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya dengan teman
terdekatnya, dan jika siswa bertanya kepada guru, sebaiknya guru
menunda untuk menjawab akan tetapi guru melontarkan pertanyaan
tersebut kepada siswa yang lain.
25
c. Keterampilan Memberi Penguatan (reinforcement skills)
Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam bentuk
penguatan verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti betul,
bagus, pintar, ya, seratus, tepat sekali, dan sebagainya), maupun nonverbal
(biasanya dilakukan dengan gerak, elusan, isyarat, sentuhan, pendekatan,
dan sebagainya) yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu
tindakan dorongan, sehingga perbuatan tersebut terus diulang
(Rusman, 2013: 84).
Komponen-komponen keterampilan memberikan penguatan yang
perlu dipahami dan dikuasai guru menurut Joni (1985: 69-72) adalah:
1) Penguatan verbal
Penguatan verbal merupakan komentar guru berupa kata-kata pujian,
dukungan, pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah
laku dan penampilan siswa.
2) Penguatan non verbal
Komponen penguatan non verbal yaitu:
(a) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan, seperti senyuman,
anggukan, acungan ibu jari, tepuk tangan.
(b) Penguatan dengan cara mendekati, ialah mendekatnya guru kepada
siswa untuk menyatakan perhatian dam kesenangannya terhadap
pekerjaan, tingkah laku dan atau penampilan siswa.
26
(c) Penguatan dengan sentuhan, seperti menepuk bahu atau pundak siswa
dan menjabat tangan siswa,.
(d) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, guru dapat
menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi
siswa.
(e) Penguatan simbol atau benda, yang berbentuk simbol antara lain dapat
berupa tanga cheklist () atau komentar tertulis pada buku siswa,
sedangkan yang benda dapat berupa kartu bergambar, bintang plastik,
stiker.
(f) Penguatan tak penuh, jika siwa memberikan jawaban yang kurang
tepat guru hendaknya tidak langsung merespon dengan menyalahkan
siswa akan tetapi memberikan penguatan tak penuh.
d. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran
tetap menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan
sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam
setiap langkah pembelajaran (Sanjaya, 2011: 38). Penggunaan variasi
dimaksudkan agar siswa terhindar dari perasaan jenuh dan membosankan, yang
menyebabkan perasaan malas muncul. Penggunaan variasi merupakan
keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk
mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan
menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif
(Rusman, 2013: 86).
27
Ada tiga prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi yang
perlu diperhatikan guru, yaitu:
1) variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang
relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2) variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga
tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan
pembelajaran.
3) direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Rusman, 2013: 86)
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat
bagian, yakni:
1) Variasi gaya mengajar: variasi suara (rendah, tinggi, besar, kecil),
memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak, mengadakan
kontak pandang dengan peserta didik, variasi gerakan badan dan
mimic, serta mengubah posisi (di depan kelas, keliling di tengah
kelas, dan kebelakang tapi jangan mengganggu suasana pembelajaran)
2) Variasi penggunaan media dan sumber belajar: variasi alat dan bahan
yang dapat dilihat, didengar, diraba, dimanipulasi, srta penggunaan
sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
3) Variasi pola interaksi: variasi dalam pengelompokkan peserta didik,
variasi tempat kegiatan pembelajaran, variasi pola pengaturan guru,
variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik.
28
4) Variasi dalam kegiatan pembelajaran: penggunaan metode
pembelajaran, media dan sumber belajar, pemberian contoh dan
ilustrasi, interaksi dan kegiatan peserta didik (Joni, 1985: 88 - 90).
e. Keterampilan Menjelaskan
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan
urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Menurut Majid
(2014: 241) keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan
yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan
yang satu dengan yang lainnya.
Rusman (2013: 87-88) mengemukakan, penyajian suatu penjelasan
dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa
2) Penggunaan contoh dan ilustrasi. Memberikan penjelasan sebaiknya
menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu
yang ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari
3) Pemberian tekanan
4) Penggunaan balikan
f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang
dibutuhkan oleh siswa secara bekelompok. Untuk itu keterampilan guru harus
29
dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk
melayani siswa melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil.
Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing
diskusi kelompok kecil, yaitu:
1) memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara
merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi,
kemukakanlah masalah-masalah khusus, catat perubahan atau
penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi;
2) memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam
memimpin diskusi soerang guru perlu memperjelas atau menguraikan
permasalahan, meminta komemntar siswa, dan menguraikan gagasan
siswa dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta
diskusi memperoleh pengertian yang lebih jelas;
3) menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam
diskusi,menuntut seorang guru harus menganalisis dengan cara
memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di
samping meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar yang kuat;
4) meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan
waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat siswa dengan penuh
perhatian;
5) memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. Dilakuan dengan cara
memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan
30
kesempatan pada siswa yang belum bertanya (pendiam) terlebih dahulu,
mencegah monopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk
berkomentar terhadap pertanyaan temannya;
6) menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi,
menindaklanjuti hasil diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses
maupun hasil diskusi;
7) hal-hal yang perlu dihindarkan adalah mendominasi/monopoli
pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya penyimpangan
dalam diskusi (Rusman, 2013: 89-90).
g. Keterampilan Mengelola Kelas
Menurut Sanjaya (2011: 44) keterampilan mengelola kelas adalah
keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu
suasana pembelajaran.
Komponen-komponen dalam mengelola kelas menurut
Rusman (2013:90) adalah sebagai berikut:
1) keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
2) kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap,
memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan
petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang,
memberikan penguatan.
3) keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa
31
yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan
remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Menurut Joni (1985: 54-67) keterampilan mengelola kelas terbagi
menjadi dua yaitu:
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal, antara lain:
(a) Menunjukan sikap tanggap.
Guru sebaiknya memiliki sikap tanggap terhadap berbagai perilaku
yang muncul didalam kelas, baik perilaku yang mendukung seperti tanggap
terhadap perhatian siswa, keantusiasan siswa, motivasi siswa yang tinggi,
dan lain-lain; maupun tanggap terhadap perilaku yang tidak mendukung
seperti ketidakacuhan, motivasi belajar siswa rendah, dan lain sebagainya.
(b) Membagi perhatian
Pengelolaan yang efektif terjadi bila guru mampu membagi
perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu
yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan visual yaitu guru
mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan lain, dan verbal
yaitu guru dapat memberikan komentar singkat terhadap aktivitas siswa.
(c) Memusatkan perhatian kelompok
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan apabila
dari waktu ke waktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-
tugas yang dilakukan. Ada dua cara memusatkan perhatian kelompok.
Pertama, menyiagakan siswa yaitu dengan memusatkan perhatian siswa
32
pada suatu tugas dengan menciptakan situasi yang menarik. Kedua,
menuntut tanggungjawab siswa dengan cara mempresentasikan hasil kerja
kelompok siswa.
(d) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Komponen ini berhubungan dengan petunjuk guru yang disampaikan
secara jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh kelas, kelompok,
maupun perorangan.
(e) Menegur
Cara guru dalam menegur tingkah laku siswa yang mengganggu kelas
atau kelompok dalam kelas yaitu dilakukan dengan cara verbal yang harus
memenuhi syarat, antara lain tegas dan jelas serta tertuju kepada siswa
yang menggagu, menghindari peringatan kasar dan menyakitkan, serta
menghindari ejekan yang berlebihan.
(f) Memberi penguatan
Tujuan dan cara penggunaan kompone keterampilan memberi
penguatan dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak aktif dalam
pembelajaran maupun yang mengganggu proses pembelajaran.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan
siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
33
h. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan
Rusman (2013: 91) menyatakan bahwa pembelajaran individual adalah
pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan interes
siswa. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam pembelajaran
perseorangan adalah: (1) keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi;
(2) keterampilan mengorganisasi; (3) keterampilan membimbing dan
memudahkan belajar, yaitu memungkinkan guru membantu siswa untuk maju
tanpa mengalami frustasi; (4) keterampilan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
i. Keterampilan Menutup Pelajaran
Rusman (2013:92) menjelaskan bahwa keterampilan menutup pelajaran
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudakn untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Komponen menutup pelajaran diantaranya adalah:
1) Meninjau kembali materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan
hasil pembelajaran
2) Melakukan evaluasi antara lain dengan cara mendemonstrasikan
keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi
pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam menciptakan suasana
34
belajar yang kondusif selama proses pembelajaran, sehingga dapat membawa
siswa ke arah perkembangan intelektual serta pengembangan psikis/jiwa yang
lebih baik.
Pada penelitian ini, indikator penilaian keterampilan guru adalah:
a. Membuka pelajaran
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Menggunakan media powerpoint
d. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajara
e. Menyampaikan materi pembelajaran
f. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran
g. Membimbing pembentukan kelompok kecil dan menjelaskan aturan
diskusi
h. Membimbing diskusi kelompok siswa
i. Menggunakan model NHT dalam diskusi kelompok
j. Membimbing presentasi hasil diskusi
k. Memberikan penguatan kepada siswa
l. Menutup pelajaran
2.1.3.2 Aktivitas Siswa
Menurut Sardiman (2012: 97) dalam belajar sangat diperlukan adanya
aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan
baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, bertanya hal
35
yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan
yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.
Aktivitas belajar siswa banyak macamnya. Para ahli mencoba
mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich
(dalam Sardiman, 2012: 101) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok,
sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, dan menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
dan beternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah berani, tenang, dan gugup.
36
Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
adalah kegiatan atau perilaku yang dilakukan siswa selama proses belajar
mengajar yang meliputi kegiatan bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan
tugas, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Sehingga
menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa untuk
mengembangkan pemahaman, meningkatkan penguasaan keterampilan, dan
mendapatkan sejumlah pengetahaun dari apa yang telah dipelajari. Aktivitas
siswa yang maksimal akan berdampak pada kualitas pembelajaran. Karena
didalam aktivitas siswa akan terjadi sebuah interaksi antara siswa dengan
komponen pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, oleh karena itu guru harus dapat memfasilitasi siswa dalam
proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang akan diamati dalam penelitian ini
adalah aktivitas siswa yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
model NHT dengan media powerpoint berikut:
a. Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran (emotional activities)
b. Menanggapi apersepsi (oral activities)
c. Memperhatikan slide Powerpoint (visual, listening, oral, activities)
d. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi (visual, listening,
writing activities)
e. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi pembelajaran
(emotional and oral activities)
37
f. Membentuk kelompok dan memasang nomor kepala
(mental and emotional activities)
g. Mendiskusikan tugas bersama kelompok (mental, motor, oral, and
writing activities)
h. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai nomor siswa yang dipanggil
guru (mental and oral activities)
i. Menanggapi hasil diskusi sesuai nomor yang dipanggil guru
(visual, listening, mental, and oral activities)
j. Bertanya tentang materi yang belum dipahaminya
(mental, visual, and emotional activities)
k. Menyimpulkan hasil diskusi (mental, visual, writing, and oral activities)
l. Mengerjakan soal evaluasi (mental and writing activities)
2.1.3.3 Hasil Belajar
Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 85) hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.
Suprijono menjelaskan (2012: 5) bahwa hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Sedangkan menurut Sudjana (2010:22) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya.
Winkel dalam Purwanto (2014: 46) menjelaskan hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya. Aspek perubahannya mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran
38
yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Grounland dalam Purwanto (2014:45) juga
menyatakan bahwa, hasil belajar yang diukur merefleksikan tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil
pengajaran dalam bentuk tingkah laku.
Menurut Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2011: 86-91) terdapat tiga
ranah yang merupakan hasil belajar yaitu :
a. Domain Kognitif
Domain kognitif berhubungan dengan pegetahuan, kemampuan dan
kemahuran intelektual. Cakupan domain kognitif adalah sebagai berikut:
1) Knowledge (pengetahuan)
Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali
informasi yang telah dipelajari sebelumnya
2) Comprehension (pemahaman)
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna
dari materi peserta didikan.
3) Application (menerapkan)
Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi peserta
didikan yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit.
4) Analysis (menguraikan)
Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material kedalam
bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
39
5) Synthesis (mengorganisasikan)
Sistesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian
dalam rangka membentuk struktur baru.
6) Evaluation (menilai)
Evaluasi atau penilaian mengacu pada kemampuan membuat
keputusan tentang nilai materi peserta didikan untuk tujuan tertentu.
b. Domain Afektif
Domain afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.
Kategori domain afektif adalah sebagai berikut:
1) Receiving (sikap menerima)
Receiving mengacu pada keinginan peserta didik untuk menghadirkan
rangsangan atau fenomena tertentu (aktivitas kelas, buku teks, musik,
dan sebagainya). Kategori ini berkaitan dengan memperoleh,
menangani, dan mengarahkan, dan perhatian peserta didik.
2) Responding (memberikan respon)
Responding mengacu pada partisipasi aktif pada diri peserta didik .
3) Valuing (nilai)
Valuing berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek,
fenomena atau perilaku tertentu pada diri peserta didik.
4) Organization (organisasi)
Organization berkaitan dengan konseptualisasi nilai (mengenali
tanggung jawab, setiap individu untuk memperbaiki hubungan antar
manusia) atau pengorganisasian sistem nilai (mengembangkan
40
rencana kerja yang memenuhi kebutuhan sendiri baik dalam hal
peningkatan ekonomi maupun pelayanan sosial).
5) Organization by value complex (pembentukan pola hidup)
Pembentukan pola hidup mengacu pada peserta didik memiliki sistem
nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama
sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya
hidupnya.
c. Domain Psikomotor
Domain psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Cakupan domain psikomotor menurut Elizabeth Simpson adalah sebagi
berikut:
1) Perception (persepsi)
Persepsi berkaitan dengan penggunaan organ indera untuk
memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik.
2) Set (Kesiapan)
Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu yang
mencakup kesipan mental dan fisik.
3) Guide Response (gerakan terbimbing)
Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal belajar
keterampilan kompleks yang meliputi peniruan dan mencoba-coba.
4) Mechanism (gerakan terbiasa)
Gerakan terbiasa berkaitan dengan keterampilan kinerja dari berbagai
41
tipe, namun pola-pola gerakannya kurang kompleks dibandingkan
tingkatan berikutnya yang lebih tinggi
5) Complex overt response (gerakan kompleks)
Gerkan kompleks berkaitan dengan kemahiran kinerja dari tindakan
motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Kategori
ini ditunjukkan melalui kecepatan, kehalusan, kekuratan, dan yang
memerlukan energy minimum.
6) Adaptation (penyesuaian)
Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan
sangat baik sehingga individu partisipan dapat memodifikasi pola-
pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika
menemui situasi masalah baru.
7) Originality (kreativitas)
Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk
disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan hasil belajar merupakan
suatu perubahan pada diri individu yang dapat di lihat dari tiga aspek, yaitu
kognitif, afektif, serta psikomotorik. Berdasarkan ketiga ranah tersebut, peneliti
menetapkan indikator hasil belajar yang mencakup domain tersebut, yaitu:
a. Domain Kognitif
2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional
2.3.2 Menyebutkan 3 alat produksi modern
2.3.3 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan modern
42
2.3.4 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi
2.3.5 Mengkategorikan jenis alat komunikasi tradisional sampai modern
2.3.6 Membandingkan perbedaan antara teknologi komunikasi
tradisional dan modern
2.3.7 Membedakan jenis-jenis transportasi
2.3.8 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi
2.3.9 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi
tradisional dan modern
b. Domain Afektif
1) Percaya diri
2) Saling menghargai
3) Bertanggung jawab
4) Jujur
c. Domain Psikomotor
1) Berdiskusi dalam kelompok
2) Mengemukakan pendapat
2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPS
2.1.4.1 Pengertian IPS
Pengertian IPS menurut NCSS tahun 1993 (Sapriya, 2009:10) adalah
sebagai berikut :
Social studies is the integrated study of the social sciences and
humanities to promote civic competence. Within the school
program, social studies provides coordinated, systematic study
drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology,
economics, geography, history, law, philosophy, political
science, pshycology, religion and sociology, as well as
43
appropriate content from the humanities, mathematics, and
natural sciences. The primary purpose of social studies is to
help young people develop the ability to make informed ad
reasoned decisions for the public good as citizens of a
culturally diverse, democratic society in an interdependent
world.
IPS merupkan suatu biang studi yang memadukan ilmu-ilmu sosial dan
humaniora untuk mengembangkan kemampuan kewarganegaraan. Dalam
program sekokah, IPS mengkoordinasikan bidang studi yang sistematik seperti
studi tentang antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum,
filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, maupun konsep yang
berasal dari kemanusiaan, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Tujuan utama IPS
adalah membantu generasi muda untuk mengembangkan kemampuannya dalam
membuat keputusan yang mendasar sebagai warga Negara yang baik dan latar
keberagaman budaya, agar menjadi suatu masyarakat demokratis yang saling
bergantung satu sama lain.
Menurut Puskur dalam depdiknas (2007: 14) IPS adalah suatu bahan
kajian yang terpadu dan merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi,
modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan
keterampilan-keterampilan Sajarah, Geografi, Sosiologi, Antropoligi, dan
Ekonomi, dan ilmu lannya.
Somantri menjelaskan IPS merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi
dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan
dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional
pendidikan dasar dan menengah dalam dalam kerangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila (dalam Hidayati, 2008: 1.3).
44
IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial, yaitu bidang
studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada.
Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi,
ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan
secara terpadu (Hidayati, 2008: 1-27).
Selanjutnya Saidiharjo (dalam Taneo 2010: 1.8) menjelaskan IPS
merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah
mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik.
Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena itu
dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu IPS.
Gunawan (2013: 113) juga berpendapat bahwa IPS adalah sebuah
program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak aka
ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial
maupun ilmu pendidikan.
Berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah sebuah
kajian hasil penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari ilmu-ilmu
sosial dan ilmu lainnya berdasarkan prinsip pedagogis dan psikologis peserta
didik yang merupakan sebuah integrasi atau keterpaduan yang utuh, dan
digunakan sebagai program pengajaran pada pendidikan dasar dan menengah.
2.1.4.2 Tujuan IPS
NCSS dalam Sapriya (2009: 10) menjelaskan tujuan utama IPS adalah
membantu generasi muda untuk mengembangkan kemampuannya dalam
membuat keputusan yang mendasar sebagai warga Negara yang baik dan latar
45
keberagaman budaya, agar menjadi suatu masyarakat demokratis yang saling
bergantung satu sama lain.
Kemudian Sapriya (2012: 12) mengemukakan bahwa IPS pada dasarnya
bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang
menguasai pengetathuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
(attitudes dan values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar
menjadi warga negara yang baik.
Tujuan IPS adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan
anak didik dengan mengembangkan kemampuan dalam lingkungannya dan
melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang
demokratis serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik
(Taneo, 2010: 1.27).
Ahmadi (2014: 10) menyebutkan lima tujuan IPS, yaitu:
1) mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang ilmu-ilmu sosial jika
nantinya masuk ke perguruan tinggi, 2) mendidik kewarganegaraan yang baik,
3) hakikatnya merupakan suatu komproni antara satu dan dua tersebut di atas,
4) mengajari masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan di muka
umum, 5) menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang studi
tersebut, yaitu dengan materi yang dipilih, disaring dan disingkronkan kembali
maka saasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah pada
46
dua hal yaitu pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral Pancasila
atau UUD 1945 dan sikap sosial yang rasional dalam kehidupan.
Selanjutnya mata pelajaran IPS pada tingkat sekolah dasar bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,
4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global
(BSNP, 2007: 575).
Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS
adalah untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang
menguasai pengetathuan, keterampilan, sikap dan nilai untuk menempatkan
dirinya dalam masyarakat yang demokratis serta menjadikan negaranya sebagai
tempat hidup yang lebih baik. IPS pada tingkat sekolah dasar juga bertujuan
untuk mengenalkan konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, melatih anak berpikir logis, kritis, dan memiliki keterampilan
dalam pemecahan masalah sosial, serta kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama, berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk dari tingkat lokal
samapai tingkat global.
2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS
IPS adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan cara manusia
47
memenuhi kebutuhannya, yang meliputi kebutuhan materi, budaya, dan
kejiwaanya, serta pemanfaatan sumber daya yang ada. Ruang lingkup mata
pelajaran IPS menurut KTSP (2006:575) adalah sebagai berikut:
a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c. Sistem Sosial dan Budaya
d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
Gunawan (2013:51) menambahkan ruang lingkup IPS pada pendidikan
SD yaitu IPS sebagai pendidikan global (global education) di SD, adalah
mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia;
Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa; Menanamkan kesadaran
semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia;
Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya
alam, kegiatan ekonomi,
dan kemajuan teknologi
di lingkungan kabupaten/
kota dan provinsi
2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam dan
potensi lain di daerahnya
2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.3 Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya
2.4 Mengenal permasalahan sosial di
daerahnya
(KTSP, 2006: 579)
48
2.1.5 Pembelajaran IPS di SD
Pembelajaran IPS di sekolah dasar mencakup hal-hal yang ada disekitar
lingkungan peserta didik. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga
negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif,
dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat (KTSP, 2006 :175).
IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep displin ilmu sosial, humaniora,
sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk
jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih
dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik
kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik (Sapriya, 2012: 20).
Pelajaran IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia
antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget
(1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada
tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan
yang utuh, dan menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh.
Yang mereka pedulikan adalah sekarang (konkrit), dan bukan masa depan yang
belum mereka pahami (abstrak). Itulah sebabnya pembelajaran IPS di SD
49
bergerak dari yang konkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan
lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan
pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang
sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh dan seterusnya.
(Gunawan, 2013: 50).
Beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran
IPS di sekolah dasar, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran
yang menyenangkan dengan memperhatikan karakteristik dan tingkat
perkembangan siswa. Guru harus mampu menjelaskan materi dari hal-hal
kongkrit ke hal-hal yang abstrak sehingga mempermudah siswa dalam
memahami materi pembelajaran IPS.
2.1.6 Materi Pembelajaran dalam Penelitian
Pada penelitian ini, materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa
yaitu tentang perkembangan teknologi yang meliputi perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi.
a. Perkembangan Teknologi Produksi
Teknologi berkaitan dengan suatu kreasi dan penemuan manusia untuk
membuat dan menggunakan sesuatu. Pada zaman dahulu manusia masih
memiliki sedikit alat. Peralatannya pun masih sangat sederhana. Pembuatan
peralatan dari batu merupakan teknologi tertua. Seiring perkembangan
teknologi mulailah diciptakan alat-alat yang lebih modern. Semua itu bertujuan
untuk membantu kehidupan mereka. Perkembangan teknologi menunjukkan
kemajuan kecerdasan manusia. Setiap kemajuan dalam ilmu pengetahuan akan
50
membuka cara baru bagi pengembangan teknologi. Produksi berarti pengolahan
bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sehingga nilai
barangnya menjadi meningkat. Teknologi produksi adalah teknik perindustrian
dengan menggunakan mesin-mesin.
Perkembangan teknologi produksi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Produksi Pangan
Contoh alat produksi pangan: kerbau, cangkul, lesung, traktor, mesin
penanam padi, mesin perontok padi, dll.
2) Produksi Sandang
Contoh alat produksi sandang: alat tenun bukan mesin, mesin pembuat
kain, dll.
3) Produksi Papan
Contoh alat produksi papan: gergaji, kapak, mesin gergaji, mesin
penebang pohon, dll (Suranti dan Saptiarso : 2009).
b. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Alat komunikasi dapat diartikan alat untuk berhubungan. Sebagai
makhluk sosial, kita selalu berhubungan dengan orang lain. Banyak manfaat
yang kita dapat dalam berkomunikasi. Kita dapat bertukar pikiran, mengetahui
kabar serta mengirim pesan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun
tertulis. Komunikasi lisan dilakukan dengan cara berbicara secara langsung.
Berkomunikasi secara tertulis dapat dilakukan melalui tulisan pada kertas. Kini
perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Terbukti dengan adanya
berbagai alat komunikasi modern. Maupun cara berkomunikasi yang bervariasi.
51
Berdasarkan bentuknya, alat komunikasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
4) Komunikasi tertutis, contoh: surat dan telegram
5) Komunikasi Lisan, contoh: telepon, radio, televisi
6) Komunikasi melalui isyarat, contoh: kentongan, bedug, lonceng, asap,
sirine, alarm, dan lampu (Sutoyo: 2009).
b. Perkembangan Teknologi Transportasi
Sarana pengangkutan disebut juga alat transportasi. Alat-alat
transportasi mengalami proses perrkembangan. Dulu orang menggunakan alat
transportasi yang masih sangat sederhana. Bahkan pada zaman dulu kalau
bepergian orang hanya berjalan kaki. Sekarang orang sudah memakai alat
transportasi modern. Alat atau sarana transportasi yang digunakan dewasa ini
terdiri dari transportasi darat, transportasi air, dan transportasi udara.
1) Transportasi Darat
Transportasi darat adalah sarana pengangkutan yang menghubungkan dua
tempat yang berjauhan melalui darat. Pada masa lalu alat transportasi
darat misalnya kuda, keledai, gajah, dan kerbau. Alat transportasi darat
dibagi menjadi dua. Ada transportasi yang tidak menggunakan tenaga
mesin. Misalnya becak, pedati, dokar, bendi, dan sepeda. ada pula yang
menggunakan tenaga mesin. Misalnya sepeda motor, bis, mobil, dan
kereta.
2) Transportasi Udara
Di Indonesia, sarana transportasi udara mengalami kemajuan pesat. Setiap
ibu kota provinsi sudah memiliki bandar udara. Bahkan beberapa kota
52
terpencil sudah ada yang memiliki bandar udara. Perhubungan udara
sudah digunakan sejak ditemukannya balon gas. Pada waktu itu, balon gas
hanya mampu mengangkut tiga sampai empat orang. Kelemahannya
waktu tempuh perjalanannya lambat. Seiring perkembangan teknologi,
manusia menciptakan alat transportasi modern yang lebih cepat. Yang
termasuk alat transportasi udara adalah pesawat terbang, helikopter, balon
udara, dll.
3) Transportasi/Air
Yang dimaksud alat transportasi air adalah alat transportasi yang
digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air dapat kita
kelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat
transportasi air tidak bermesin. Alat transportasi bermesin meliputi kapal
mesin, speedboat, jet ski, perahu motor, dll. Sedangkan alat transportasi
air tidak bermesin meliputi perahu, sampan, kano, rakit, sepeda air, dll
(Triyono: 2009).
2.1.7 Evaluasi IPS
Evaluasi dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tidak berbeda
dengan penilaian dengan mata pelajaran lainnya. Dalam kaitannya dengan
proses pembelajaran, evaluasi yang dilakukan guru bertujuan untuk
1) membantu mengklarifikasi tujuan pembelajaran (aspek-aspek belajar yang
penting) bagi peserta didik; 2) menginformasikan kelebihan dan kekurangan
peserta didik dalam belajar; 3) menginformasikan peserta didik bagaimana
meningkatkan proses dan hasil belajarnya; 4) bahan informasi esensial kepada
53
orang tua dan masyarakat mengenai efektivitas program sekolah (Jarolimek dan
W.C. Parker dalam Sapriya, 2006).
Evaluasi dalam pembelajaran IPS salah satunya adalah penilaian dalam
bentuk penilaian otentik. Asmawl Zainul (dalam Rustaman, 2006: 2)
menekankan perlunya penilaian kinerja untuk mengukur aspek lain di luar
kognitif, yaitu tujuh kemampuan dasar menurut Howard Gardner yang tidak
mungkin dinilai hanya dengan cara – cara biasa. Ketujuh kemampuan dasar
tersebut adalah : (1) visual – spatial, (2) bodly – kinesthetic, (3) musical –
rhythmical, (4) Interpersonal, (5) Intrapersonal, (6)Logical mathematical, (7)
Verbal linguistic. Baru dua kemampuan terakhir yang banyak diukur dan dinilai
orang. Sementara lima kemampuan yang lainnya belum banyak diungkapkan.
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa proses penilaian terutama penilaian
otentik menjadi fokus utama penilaian.
Rustaman (2006: 5) menyebutkan bahwa tugas-tugas penilaian otentik
dalam IPS dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk : (1) computer adaptive
testing ( tidak berbentuk tes obyektif) yang menuntut peserta tes dapat
mengekspresikan diri untuk dapat menunjukkan tingkat kemampuan yang
nyata, (2) tes pilihan ganda diperluas dengan memberikan alasan terhadap
jawaban yang dipilih, (3) extended response atau open ended question juga
dapat digunakan, (4) group performance assesment atau individual perfomance
assessment, (5) Interview berupa pertanyaan lisan dari asesor, (6) observasi,
(7) portofolio, (8) projek, expo atau demontrasi, (9) constructed response yaitu
siswa perlu mengkonstruksi sendiri jawabannya.
54
Evaluasi pembelajaran IPS menurut Wahab (2012: 1.32) adalah:
a. Tes
Tes dalam pembelajaran IPS dapat berupa tes objektif, tes esai (uraian),
dan tes lisan. Dalam merancang tes, hal yang harus dipelajari adalah kurikulum
sekolah yang berlaku, kemudian ditentukan KD, materi pokok, hasil belajar
yang diharapkan dan terakhir indikator yang berkaiatan dengan tujuan
intruksional khusus untuk tes yang akan disusun (Sardiyo, 2009: 8.6).
Syarat-syarat tes yang baik antara lain harus valid (sahih) atau hanya
mengukur apa yang hendak diukur dan harus andal (reliable), yang meliputi
kecermatan atau ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) dari hasil
pengukuran yang dilakukan (Sardiyo, 2009: 8.4).
b. Non tes
Evaluasi tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi mencangkup
aspek afektif dan keterampilan. Jenis evaluasi nontes yang sering digunakan
pada mata pelajaran IPS, meliputi tugas dan penampilan. Dengan demikian,
evaluasi dalam IPS perlu dilakukan secara terus menerus, utuh, menyeluruh
sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat secara utuh tersentuh.
Sardiyo (2009: 8.29) menjelaskan bahwa alat yang tepat untuk
mengukur nilai dan sikap sosial (ranah afektif) seperti membuat daftar
pertanyaan, skala penilaian, daftar cek, laporan pribadi dan wawancara.
Sedangkan langkah mengembangkan tes ranah afektif menurut Poerwanti
(2008: 4.45-4.46) meliputi: (1) memilih variabel afektif yang akan diukur;
(2) membuat beberapa pernyataan tentang variabel; (3) mengklasifikasikan
55
pertanyaan positif atau negatif; (4)menentukan jumlah gradual dan frase atau
angka yang dapat menjadi alternatif pilihan; (5) menyusun pernyataan dan
pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian; (6) melakukan ujicoba;
(7) membuang butir pernyataan yang kurang baik; (8) melaksanakan penilaian.
Sedangkan langkah mengembangkan tes psikomotorik meliputi:
(1) menyusun soal dengan mencermati kisi-kisi instrumen psikomotor yang
telah dibuat; (2) menjabarkan indikator dengan memperhatikan materi pokok
dan materi belajar; (3) menyusun lembar observasi dan lembar penilaian yag
mengacu pada soal.
Pada penelitian ini, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran IPS
melalui model NHT dengan media powerpoint adalah penilaian tes dan nontes.
Untuk ranah kognitif, menggunakan evaluasi tes berupa soal objektif/pilihan
ganda dan uraian. Sedangkan ranah afektif dan psikomotor menggunakan
evaluasi nontes berupa observasi.
2.1.8 Pembelajaran Kooperatif
Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2011: 42) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Sanjaya (2011: 242) juga menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif
adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau
tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen). Pembelaajaran kooperatif memiliki dua komponen utama, yaitu
56
komponen tugas kooperatif (cooperative task) yang berkaitan dengan hal yang
menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok dan
komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure) yang
merupakan sesuatu yang membangkitkan motovasi individu untuk bekerja
sama mencapai tujuan kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi yang dirancang
untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya
menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2012: 54).
Nurhadi (dalam Wena, 2013: 189) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang
silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar,
tetapi juga sesama siswa. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu
model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kelompok kecil yang
memiliki tingkat kemampuan berbeda (Rusman, 2013: 209).
Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan kemampuan kerja sama
siswa dengan kelompoknya dengan latar belakanng berbeda untuk mencapai
tujuan bersama.
2.1.9 Model Pembelajaran NHT
2.1.9.1 Pengertian Model Pembelajaran NHT
NHT atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pemebelajaran
57
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2011: 62).
Selanjutnya menurut Jauhar (2011: 62) NHT adalah suatu pendekatan di mana
setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara
acak guru memanggil nomor dari siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen,
yang pada umumnya digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan
pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran (Daryanto, 2012: 245). Dalam model NHT, peserta didik dituntut
dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan kelompoknya tentang masalah atau
tugas yang diberikan oleh guru.
Menurut Slavin (dalam Huda, 2013: 203), metode ini cocok untuk
memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT
adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan
kerjasama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan
tingkatan kelas.
NHT merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap
anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga
tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu
kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya
(Shoimin, 2014: 108).
58
Beberapa pengertian NHT tersebut dapat disimpulkan bahwa NHT
merupakan salah satu model pembeljaran kooperatif yang mengembangkan
sikap kerja sama, saling berbagi, dan tanggung jawab siswa tentang tugas
dalam kelompoknya dengan menggunakan sistem nomor pada setiap siswa
dalam setiap kelompok.
2.1.9.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT
Kelebihan model pembelajaran NHT menurut Hamdani (2011: 90)
adalah: 1) Setiap siswa menjadi siap semua; 2) Siswa dapat melakukan diskusi
dengan sungguh-sungguh; dan 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa
yang kurang pandai.
Kemudian Shoimin (2014: 109) menambahkan bahwa dengan
menggunakan model NHT, akan terjadi interaksi secara intens antarsiswa
dalam menjawab soal. Selain itu tidak ada murid yang mendominasi dalam
kelompok karena ada nomor yang membatasi.
Sedangkan kelemahan model NHT menurut Hamdani (2011: 90) adalah
1) kemungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru, dan
2) tidak semua nggota kelompok dipanggil oleh guru. Selain itu, menururt
Shoimin (2014: 109), model NHT tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah
siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama.
Untuk mengatasi kekurangan model pembelajaran NHT nomor satu,
guru dapat memberi nama yang berbeda pada masing-masing kelompok, lalu
mencatat nomor siswa beserta nama asal kelompok yang sudah dipanggil.
Lalu untuk mengatasi kelemahan model NHT nomor kedua, guru dapat
59
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa yang tidak dipanggil
oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan bertanya atau
memberikan pendapatnya dalam proses pembelajaran.
2.1.9.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT
Suprijono (2012: 93) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan
mengguankan model NHT diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas
menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya
mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah siswa dala satu
kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah
konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap
orang dalam tiap-tiap kelompok dibri nomor 1-8. Kemudian guru mengajukan
beberapa pertanyaan dan tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads
Together”berdiskusi memikirkan jawaban yang benar. Langkah berikutnya
guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap
kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang
telah diterimanya dari guru.
Kemudian Hamdani (2011:90) menyebutkan langkah-langkah model
pembelajaran NHT adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat
nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap
anggota kelompok mengetahui jawabannya.
60
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa, dan siswa yang nomornya
dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
e. Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk
nomor lain.
f. Kesimpulan
2.1.10 Media Pembelajaran
2.1.10.1 Pengertian Media Pembelajaran
Hamdani (2011: 243) menjelaskan media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan
siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media
pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Sejalan
dengan pendapat diatas, media pembelajaran menurut Asyhar (2012: 8) adalah
segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu
sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat,
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran
pada diri siswa (Suryani dan Agung, 2012: 135). Sependapat dengan Suryani
dan Agung (dalam Arsyad, 2013: 4) mengatakan bahwa media sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
61
menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat
yang dikemukakan sampai kepada penerima yang dituju.
Selanjutnya Aqib (2013: 50) berpendapat bahwa media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan
merangsang terjadinya proses belajar pada siswa.
Penjelasan dari berbagai ahli tersebut tentang media pembelajaran,
peneliti menyimpulkan pengertian media pembelajaran adalah segala bentuk
alat atau perantara untuk menyalurkan pesan atau informasi kepada siswa
dalam proses pembelajaran.
2.1.10.2 Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2013: 23) terdapat tiga fungsi
penggunaan media pembelajaran, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2)
menyajikan informasi, dan (3) member instruksi.
Selanjutnya Hamdani (2011: 246) menyebutkan ada berbagai fungsi
media pembelajaran secara umum, diantaranya adalah:
a. menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa
lampau,
b. mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi,
c. memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar
diamati secara langsung karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil.
d. mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung
e. mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara
langsung,
62
f. dengan mudah membandingkan sesuatu,
g. dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya,
h. dapat belajar sesuai kemampuan, minat dan temponya masing-masing,
dan sebagainya.
Sanjaya (2011: 169-171) menyebutkan media pembelajaran memiliki
fungsi dan berperan, yaitu untuk: a) menangkap suatu objek atau peristiwa-
peristiwa tertentu, b) memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, dan
c) menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
2.1.10.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Secara umum menurut Hamdani (2011: 248) ada tiga kelompok media
pembelajaran yaitu visual, audio, dan audio visual.
a. Media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. Media visual dapay digolongkan menjadi dua,
yaitu media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual) dan media
yang dapat diproyeksikan (projected visual). Media projected visual contohnya
gambar diam dan gambar bergerak. Sedangkan media non-projected visual
contohnya gambar tentang binatang, manusia, tumbuhan, atau objek lainnya
yang berkaitan dengan materi.
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsing pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan
para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media ini membutuhkan
63
keterampilan mendengar dan menyimak dalam penggunaanya. Contoh media
audio adalah radio, kaset suara, rekaman piringan, dll.
c. Media Audiovisual
Media audio visual merupakan kombinasi antara audio dan visual atau
juga bisa disebut dengan media pandang-dengar. Media ini melibatkan
kemapuan indera penglihatan dan pendengaran. Contoh media audio visual
adalah film, slide power point bersuara, dan video pembelajaran.
Guru perlu memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai hal
sebelum memutuskan untuk mempergunakan jenis media tertentu dalam
kegiatan pembelajaran. Karakteristik media yang dianggap paling tepat dan
efektif untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran itulah media yang
seharusnya dipakai.
2.1.11 Media Powerpoint
Powerpoint adalah program Microsoft Office yang ada di komputer
yang merupakan program presentasi. Bob Gaskin dan Dennis Austin adalah
orang yang pertama mengembangkan aplikasi Powerpoint. Arsyad (2013: 193)
menjelaskan bahwa Microsoft Office Powerpoint merupakan salah satu
aplikasi yang paling banyak digunakan oleh orang-orang dalam
mempresentasikan bahan ajar, laporan, atau karya.
Menurut Susilana (2013: 100-101) program Microsoft Office
Powerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu
menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,
mudah dalam penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan
baku selain alat untuk menyimpan data.
64
Arsyad (2013: 65) menjelaskan bahwa Microsoft Powerpoint akan
membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik dan jelas tujuannya jika
dipresentasikan karena akan membantu dalam pembuatan slide, outline
presentasi, menampilkan slide yang dinamis, termasuk clipart yang menarik,
yang mudah ditampilkan di layar monitor. Arsyad juga menyebutkan tiga
manfaat program Powerpoint, yaitu 1) materi pembelajaran akan menjadi lebih
menarik, 2) penyampaian pembelajaran akan lebih efektif dan efisien, serta
3) materi pembelajaran disampaian secara utuh, ringkas dan cepat melalui
pointer-pointer materi.
Penggunaan program ini menurut Daryanto (2013: 164) mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagaia berikut: 1) penyajiannya
menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi baik animasi teks
maupun animasi gambar atau foto; 2) lebih merangsang anak untuk mengetahui
lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji; 3) pesan informasi secara
visual mudah dipahami peserta didik; 4) tenaga pendidik tidak perlu banyak
menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan; 5) dapat diperbanyak sesuai
kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang; 6) dapat disimpan dalam
bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk).
Media powerpoint termasuk dalam multimedia, karena powerponit
merupakan media presentasi yang dapat menampilkan berbagai jenis media di
dalamnya, diantaranya adalah teks, suara, animasi, gambar, video, dan
sebagainya. Menurut Susilana (2009: 22) multimedia memiliki beberapa
65
kelemahan yaitu 1) biayanya cukup mahal, dan 1) memerlukan perencanaan
yang matang dan tenaga yang profesional.
Sesuai dengan permasalahan tersebut, peneliti menyajikan beberapa
solusi untuk mengantisipasi apabila kekurangan media Powerpoint terjadi saat
pembelajaran, antara lain dengan cara mempersiapkan dan merencanakan
pembelajran dengan menggunakan media powerpoint secara matang, seperti
menyiapkan file presentasi yang akan ditayangkan beserta alat-alat yang
dibutuhkan dalam penayangan presentasi. Selanjutnya, penempatan media
harus disesuaikan dengan jumlah siswa dan luasnya ruangan, agar dapat
disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa. Selain itu, konsep media yang
ditayangkan harus dibuat dengan memperhatikan karakteristik dan
perkembangan belajar siswa, agar dapat menarik dan memotivasi belajar siswa.
Dalam penyusunan powerpoint perlu memperhatikan prosedur-prosedur
pembuatan agar powerpoint yang dibuat akan berkualitas dan tepat sasaran.
Prosedur pembuatan powerpoint untuk presentasi, yaitu:
a. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara
program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar
belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga
mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi,
video, dll.
b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan
sasaran seperti video, gambar, animasi, suara.
66
c. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses
pengerjaan di PowerPoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil
akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau
Executable File (exe).
d. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya
dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran
konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan (Susilana, 2009:102-103).
Selanjutnya langkah-langkah penggunaan media powerpoint menurut
(Sanjaya: 2012) adalah sebagai berikut:
2. Persiapan
1) Kenali tempat presentasi berlangsung.
2) Kumpulkan informasi tentang siswa.
3. Penyajian
1) Pastikan semua siswa mengetahui tujuan yang hendak dicapai.
2) Usahakan ruangan tetap terang sekalipun menggunakan alat
presentasi yang diproyeksikan seperti LCD atau OHP.
3) Ketika presentasi berlangsung, jaga kontak pandang dengan siswa.
4) Gunakan teknik masking dan petunjuk untuk memusatkan
perhatian siswa pada hal-hal yang memerlukan penekanan.
5) Setiap selesai menyajikan satu pokok permasalahan, pastikan
siswa memahaminya dengan benar.
4. Penutup
a. Pastikan siswa memahami materi yang kita presentasikan.
67
b. Buatlah pokok-pokok materi yang telah kita sajikan.
2.1.12 Penerapan Model NHT dengan PowerPoint pada Pembelajaran IPS
Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT harus
menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sehingga
dalam praktiknya, proses pembelajaran tidak hanya menonjolkan ranah
pengetahuan saja melainkan juga meliputi ranah sikap dan keterampilan. Oleh
karena itu pembelajaran dirancang agar berlangsung secara kondusif dan
menghindari pembelajaran terpusat pada guru, menekankan adanya kolaborasi
dan kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran juga dibantu dengan media powerpoint agar
proses pembelajaran berlangsung menyenangkan dan membantu siswa dalam
memahami materi.
Langkah-langkah model NHT dengan media powerpoint adalah:
68
Tabel 2.2
Langkah-langkah model NHT dengan Media Powerpoint
Langkah Model (NHT)
(Hamdani, 2010: 90)
Langkah Penggunaan
Media Powerpoint
(Sanjaya : 2012)
Langkah-Langkah Model
NHT dengan Media
Powerpoint
1. Siswa dibagi dalam
kelompok, setiap
siswa dalam
kelompok mendapat
nomor.
2. Guru memberikan
tugas dan masing-
masing kelompok
mengerjakannya.
3. Kelompok
mendiskusikan
jawaban yang benar
dan memastikan
setiap anggota
kelompok mengetahui
jawabannya.
4. Guru memanggil
salah satu nomor
siswa, dan siswa yang
nomornya dipanggil
melaporkan hasil
kerja sama mereka.
5. Siswa lain diminta
untuk memberi
tanggapan, kemudian
guru menunjuk
nomor lain.
6. Kesimpulan
1. Persiapan
- Kenali tempat presentasi
berlangsung.
- Kumpulkan informasi
tentang siswa.
2. Penyajian
- Pastikan semua siswa
mengetahui tujuan yang
hendak dicapai.
- Usahakan ruangan tetap
terang sekalipun
menggunakan alat
presentasi yang
diproyeksikan seperti
LCD atau OHP.
- Ketika presentasi
berlangsung, jaga
kontak pandang dengan
siswa.
- Gunakan teknik
masking dan petunjuk
untuk memusatkan
perhatian siswa pada
hal-hal yang
memerlukan penekanan.
- Setiap selesai
menyajikan satu pokok
permasalahan, pastikan
siswa memahaminya
dengan benar.
3. Penutup
- Pastikan siswa
memahami materi yang
kita presentasikan.
- Buatlah pokok-pokok
materi yang telah kita
sajikan.
1. Guru membuka
pembelajaran
2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
3. Guru menampilkan slide
powerpoint yang berisi
materi pembelajaran
4. Guru menjelaskan materi
pembelajaran melalui
powerpoint
5. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok
dengan jumlah anggota 6
orang dan setiap anggota
kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda
6. Setiap kelompok
diberikan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
7. Masing-masing
kelompok berdiskusi
untuk menemukan
jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota
kelompok mengetahui
jawaban tersebut
8. Guru memanggil salah
satu nomor, kemudian
siswa yang nomornya
dipanggil
mempresentasikan hasil
diskusi dari kelompok
mereka
9. Dilanjutkan oleh
kelompok lain dengan
penunjukkan acak pula
oleh guru
10. Siswa dan guru
menyimpulkan hasil
diskusi
11. Siswa mengerjakan
evaluasi
69
2.1.13 Teori Belajar yang Mendasari Model NHT dengan Media
Powerpoint
2.1.13.1 Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar yang menyatakan
bahwa siswa harus menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajari. Siswa
membangun atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan informasi sendiri
yang telah didapatkannya menjadi pengetahuan yang baru. Konstruktivisme
merupakan teori yang menggambarkan bagaimana belajar itu terjadi pada
individu, berkenaan dengan apakah siswa itu menggunakan pengalamannya
untuk memahami pelajaran atau mengkuti pembelajaran dalm membuat suatu
model (Rifa’I dan Anni, 2011: 226).
Menurut teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling penting adalah
guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya (Trianto, 2011: 13).
Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara membuat pembelajaran
menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa. Selain itu,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menrapkan ide-
ide dan mengajak siswa menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
belajar.
Teori belajar konstruktivisme mendukung model pembelajaran NHT
dengan media powerpoint karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut
menemukan dan membangun pengetahuan mereka melalui tayangan slide
powerpoint. Setelah siswa menemukan menemukan pengetahuannya, siswa
70
harus dapat mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya untuk dapat
menyelesaikan masalah dan menemukan jawaban yang tepat terhadap masalah
yang didiskusikan bersama kelompok melalui model pembelajaran NHT.
2.1.13.2 Teori Belajar Behaviorisme
Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa belajar merupakan
perubahan perilaku yang tampak dan tidak tampak. Menurut teori belajar
behavioristik perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan
yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang. Lingkungan
merupakan stimulus yang dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas
untuk merespon (Winataputra, 2008:2.4).
Aspek yang paling penting dari teori behaviorisme dalam belajar bahwa
hasil belajar yang berupa perubahan perilaku itu tidak disebabkan oleh
kemampuan internal manusia, tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan
respon. Untuk itu, agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat mencapai hasil
belajar yang optimal, maka stimulus dirancang sedemikian rupa (menarik dan
spesifik) sehingga mudah direspon oleh siswa (Rifa’I dan Anni, 2011: 106).
Pendapat lain yang sama dengan pendapat di atas yaitu pendapat dari
Sani (2013: 5) yang menyatakan bahwa pembelajaran dilakukan dengan
memberi stimulus kepada peserta didik agar menimbulkan respons yang tepat
seperti yang diinginkan.
Teori behaviorisme mendasari model pembelajaran NHT dengan media
Powerpoint. Karena dalam pembelajaran ini siswa akan diberi stimulus atau
rangsangan berupa gambar dan teksyang dikemas secara menarik yang
71
ditayangkan melalui slide Powerpoint agar respon siswa terhadap pembelajaran
akan semakin meningkat, dengan tujuan siswa dapat memberikan jawaban
tentang masalah yang diberikan guru.
2.1.13.3 Teori Belajar Kognitivisme
Menurut teori kognitivisme, ilmu pengetahuan dibangun di dalam diri
seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.
Proses ini tidak hanya berjalan terpatah-patah, terpisas-pisah, tetapi melalui
proses mengalir, bersambung dan menyeluruh (Thobroni, 2011: 93).
Menurut Rifa’I dan Anni (2011: 128) teori psikologi kognitif
memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama
unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang dating dari
luar. Dengan kata lain aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada
proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi.
Penjelasan berbagai teori tersebut dapat disimpulkan bahwa teori
konstruktivisme, behaviorisme, dan kognitivisme akan diimplementasikan
dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint pada
siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Terdapat beberapa penelitian yang memeperkuat peneliti untuk
melakukan penelitian melalui model NHT dan media powerpoint dalam
pembelajaran IPS, yaitu:
a. Hossein Nouri dan Abdus Shahid (2005) dari jurnal Global Perspective
on Accounting Education vol. 2 berjudul “The Effect of Powerpoint
72
Presentation on Student Learning and Atitudes” menunjukkan hasil
bahwa presentasi powerpoint dapat meningkatkan sikap siswa terhadap
instruktur dan presentasi kelas.
b. Haydon, dkk (2010) dalam jurnal internasional Springer
Science+Business Media vol.19 berjudul “Effects of Numbered Heads
Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students
with Disabilities” menunjukkan bahwa dengan penerapan NHT dapat
meningkatkan perilaku mengerjakan tugas dan skor kuis harian
selama berdiskusi menyatukan pendapat (Heads Together) pada
siswa berkebutuhan khusus dengan gangguan perilaku emosional.
c. Penelitian oleh Maheady, dkk (2013) dari College of Education State
University of New York, dari Journal of Behavioral Education
vol.15 no.1 berjudul “The Effects of Numbered Heads Together with and
Without an Incentive Package on the Science Test Performance of a
Diverse Group of Sixth Graders” menunjukkan hasil bahwa model
pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar praktik IPA pada
kelompok kelas enam.
d. Penelitian oleh Nur Afifah Oktafiana (2012) dari jurnal PGSD FIP
UNESA vol.1 no.2 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Siswa Di Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam tema ekonomi
73
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I, rata-rata kelas
memperoleh nilai 81,54 dengan ketuntasan klasikal sebesar 71,79%. Pada
siklus II ada peningkatan rata-rata kelas mencapai 87,94. Sedangkan
persentase ketuntasan klasikal mencapai 89,74%. Nilai tersebut
dinyatakan berhasil dan telah melampaui batas persentase ketuntasan
belajar klasikal yang telah ditetapkan yakni 70% sedangkan nilai rata-rata
kelas mencapai indikator keberhasilan, yaitu ≥80%, sehingga
pembelajaran dapat dinyatakan berhasil. Upaya meningkatkan hasil
belajar ini dipengaruhi oleh kualitas interaksi belajar antar siswa.
e. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kamik Suryani (2013) dari jurnal
PGSD UNESA vol.1 no.1 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN
Wonokromo II Surabaya”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
aktivitas guru mengalami peningkatan dengan skor rata-rata dari siklus I
sebesar 75%, siklus II sebesar 78,13%, dan siklus III sebesar 88,54%.
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan skor rata-rata dari
siklus I sebesar 73,44%, siklus II sebesar 79,69%, dan siklus III sebesar
89,06%. Sedangkan yang mencapai nilai 65 atau lebih pada siklus I
sebesar 75%, siklus II sebesar 79%, dan siklus III sebesar 87,5%.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Wonokromo II Surabaya.
74
f. Penelitian oleh Istiqomah (2013) dari jurnal PGSD UNESA vol.1 no.1
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Together (NHT) dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas V-B SD Al – Ichsan Surabaya”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru selama pembelajaran
mengalami peningkatan selama tiga siklus dengan persentase ketuntasan
75% pada siklus I, 83,75% pada siklus II, 95% pada siklus III. Aktivitas
siswa mengalami peningkatan selama tiga siklus dengan persentase
ketuntasan 69,44% pada siklus I, 77,77% pada siklus II, 91,67% pada
siklus III. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan selama tiga
siklus dengan persentase ketuntasan 61,29% pada siklus I, 77,42% pada
siklus II, 86,21% pada siklus III. Respon siswa juga mengalami
peningkatan selama tiga siklus dengan persentase ketuntasan 72,74%
pada siklus I, 78,95% pada siklus II, 95,43% pada siklus III. Maka dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas guru,
aktivitas siwa, hasil belajar dan respon siswa pada mata pelajaran IPS
kelas V di SD Al-Ichsan Surabaya.
g. Penelitian oleh Pulung Dhian Wijanarko (2014) dari Joyful Learning
Journal vol.3 no.1 berjudul “Numbered Head Together Berbantuan Media
Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn” menunjukkan
bahwa kualitas pembelajaran PKn mengalami peningkatan, diantaranya
keterampilan guru meningkat setiap pertemuan dengan jumlah skor 22;
75
28; 32. Aktivitas siswa dengan rata-rata skor 18,8; 23,1; 26,3 dan
prosentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat berturut-turut 33,3%;
51,4%; 88,2%. Simpulan dari penelitian ini adalah menggunakan model
kooperatif tipe Numbered Head Together berbantuan media visual dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di kelas Vb SD Wates 01
Semarang.
h. Penelitian Umi Anggraini (2013) dari jurnal PGSD UNILA vol.1 no.6
berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn melalui TPS dan
Media Powerpoint” menghasilkan bahwa Pembelajaran melalui model
TPS dan media PowerPoint menunjukkan peningkatan terhadap aktivitas
belajar siswa. Terlihat dari rata-rata aktivitas siswa siklus I. rata-rata
56,42 kategori cukup aktif, siklus II. rata-rata 62,49 kategori aktif dan
siklus III. rata-rata 78,07 kategori aktif. Ketuntasan hasil belajar siswa
pada siklus I 17,86%, siklus II 60,71% dan siklus III 78,57%. Simpulan
penelitian ini adalah melalui penerapan model TPS dan media powerpoint
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn.
i. Dewi (2014) dalam jurnal nasional Didaktia Dwija Indria (SOLO) vol.2
no. 7 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)”. Dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan hasil
belajar pada siswa kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten
Kudus Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini terbukti pada prasiklus nilai rata-
76
rata kelas hanya 57,39. Pada siklus I rata-rata kelas menjadi 70,65.
Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,96.
Bukan hanya nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan, tetapi
ketuntasan klasikal juga meningkat. Jika pada prasiklus ketuntasan
klasikal hanya 39,13%, maka pada siklus I mengalami peningkatan men-
jadi 69,57%. Pada siklus II ketuntasan klasi-kal meningkat lagi menjadi
91,30 %.
j. Penelitian oleh Abdullah Mubarak (2015) dari jurnal nasional Pendidikan
dan Pembelajaran vol. 4 no. 3 “Peningkatan Motivasi Belajar
Menggunakan Media Powerpoint pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi
belajar peserta didik pada siklus pertama sebesar 75,4%, pada siklus
kedua sebesar 84%, dan pada siklus ketiga mencapai 89%. Sedangkan
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media berbasis powerpoint dilihat dari peningkatan skor
rata-rata disetiap siklusnya. Skor rata-rata pada siklus pertama sebesar
3,55, pada siklus kedua sebesar 3,6, dan pada siklus ketiga mencapai 3,94.
Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media berbasis
powerpoint dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas IIIA SD Negeri 34
Pontianak Kota dengan kategori peningkatan motivasi “Tinggi”.
77
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Pola interaksi belajar mengajar yang baik antara guru dengan siswa
sangat dibutuhkan agar kualitas pembelajaran dan hasil belajar dapat maksimal.
Untuk itu guru harus memiliki keterampilan mengajar. Hasil refleksi yang
dilakukan peneliti bersama kolaborator selama Praktik Pengalaman Lapangan
menunjukkan adanya permasalahan dalam kualitas pembelajaran IPS di kelas
IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, meliputi keterampilan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Keterampilan guru masih kurang
optimal, diantaranya guru belum mengoptimalkan penggunaan variasi model
pembelajaran yang inovatif, guru belum memanfaatkan media yang berbasis
teknologi dengan optimal, pola interaksi guru kurang optimal, keterampilan
bertanya guru belum interaktif, dan pemberian penghargaan terhadap siswa
yang aktif juga kurang dioptimalkan. Keterampilan guru yang masih kurang
optimal tersebut mengakibatkan motivasi dan minat belajar siswa menjadi
kurang. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Partisipasi, kerjasama, dan kompetisi di antara siswa kurang optimal. Rasa
tanggung jawab terhadap tugas kelompok masih kurang optimal. Permasalahan-
permasalahan tersebut didukung data hasil belajar siswa IVA SDN Kalibanteng
Kidul 01 Semarang pada mata pelajaran IPS. Dari 43 siswa, hanya 34,88% atau
15 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
sekolah, yaitu 70. Sedangkan sisanya, yaitu 65,12% atau 28 siswa belum
mencapai KKM.
78
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti bersama kolaborator
merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan model
NHT dengan media Powerpoint pada pembelajaran IPS kelas IVA SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
Penerapan model NHT dengan media Powerpoint, diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
Berikut bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini.
79
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
Tindakan
Menerapkan model NHT dengan media powerpoint dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Guru membuka pembelajaran
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran
4. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint
5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6
orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda
6. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
7. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban
tersebut
8. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya
dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka
9. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh
guru
10. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi
11. Siswa mengerjakan evaluasi
Kondisi
akhir
1. Keterampilan guru pada pembelajaran IPS meningkat dengan kriteria
minimal baik atau skor minimal 24
2. Aktivitas siswa pada pembelajaran IPS meningkat dengan kriteria
minimal baik atau skor minimal 24
3. Hasil belajar IPS siswa meningkat dengan ketuntasan belajar individual
≥70 dan ketuntansan belajar klasikal sebesar ≥ 80 %.
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS kurang optimal
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kurang optimal
3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS belum optimal, ketuntasan
klasikal 34,88% dengan KKM 70
Kondis
i awal
80
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian pada kajian teori, kajian empiris, dan kerangka
berpikir tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
a. Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat
meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA
SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
b. Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA
SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
c. Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA
SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
81
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul
01 Semarang sebanyak 43 siswa, yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18
siswa perempuan, dan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
3.2 VARIABEL PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2010: 3) variabel adalah segala sesuatu yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
dsimpulkan. Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Variabel Masalah
1) Keterampilan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
pada pembelajaran IPS.
2) Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
pada pemelajaran IPS.
3) Hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01
Semaranag pada pembelajaran IPS.
b. Variabel Tindakan
Penerapan model NHT dengan media powerpoint dalam pembelajaran
IPS pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
82
3.3 PROSEDUR PTK
3.3.1 Pengertian PTK
Menurut Arikunto (2012: 3) PTK atau Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Sedangkan menurut Aqib (2011: 3) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Dari penjelasan tentnag pengertian PTK di atas, dapat disimpulkan
bahwa PTK adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri dengan tim kolaborator yang dilakukan dengan cara merefleksi
diri dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.3.2 Prosedur Pelaksanaan PTK
Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian tindakan
yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi, dalam
(Arikunto, 2012:16). Adapun model dan penjelasan untuk masing – masing
tahap adalah sebagai berikut:
83
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam PTK
3.3.2.1 Perencanaan
Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau
fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti
merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2012: 18).
Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
a. Menelaah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran
serta menentukan indikator dalam pembelajaran IPS kelas IV bersama
tim kolaborator.
b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran,
Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan
pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
dengan menggunakan model NHT dan media powerpoint.
84
c. Menyiapkan sumber dan media powerpoint tentang perkembangan
teknologi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar
guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan sikap, dan lembar
penilaian produk, dan catatan lapangan.
e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam
proses pembelajaran berupa foto dan video.
3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan merupakan implementasi atau penerapan yang telah
ditetapkan dalam tahap perencanaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Kunandar (2011: 98) bahwa pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan
kelas ini merupakan realisasi dari teori teknik mengajar serta tindakan
(treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan
dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni
melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran NHT dengan media
powerpoint. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus, di mana
setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.
Jika ternyata tindakan perbaikan pada siklus pertama belum berhasil menjawab
masalah yang menjadi kerisauan guru maka terdapat siklus berikutnya yang
langkah-langkahnya tetap sama dengan menerapkan model pembelajaran NHT
dengan media Powerpoint namun dengan indikator yang berbeda. Dalam
pelaksanaan tindakan ini direncanakan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II,
dan siklus III yang dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun.
85
3.3.2.3 Observasi
Tahap ke tiga dari penelitian tindakan kelas adalah observasi atau
pengamatan. Observasi merupakan suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan
yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2012: 19). Dalam penelitian ini,
peneliti bersama tim kolaborasi melaksanakan observasi yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat keterampilan guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint.
Peneliti menggunakan lembar pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi
dalam pengambilan data-data di lapangan.
3.3.2.4 Refleksi
Arikunto (2012: 19) berpendapat refleksi merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam refleksi ada
beberapa kegiatan penting, yaitu (a) merenungkan kembali mengenai kekuatan
dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan; (b) menjawab tentang
penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung; (c) memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul; (d)
mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi; (e)
memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan
(Kunandar, 2011: 75). Kegiatan refleksi terdiri atas empat aspek, yaitu analisis
data hasil observasi yang sudah dilaksanakan oleh peneliti bersama tim
kolaborator, pemaknaan data hasil analisis, penjelasan hasil analisis, dan
penyimpulan. Penyimpulan dilakukan untuk mengetahui apakah indikator
kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai atau belum tercapai.
86
Bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan siklus berikutnya sampai
mencapai indikator kinerja. Jadi dalam refleksi akan ditentukan apakah
penelitian itu berhenti di situ atau harus diteruskan ke siklus selanjutnya.
3.4 SIKLUS PENELITIAN
Suyadi (2010: 65) menyatakan bahwa siklus adalah putaran dari suatu
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga
pada evaluasi. Dalam hal ini yang dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah
suatu putaran penuh tahapan-tahapan dalam PTK sebagaimana disebutkan di
atas. Jadi satu skilus adalah kegiatan penelitian yang dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian ini dilakuakan dalam tiga siklus. Satu siklus terdapat empat
kegiatan yang harus dilakukan, yaitu (a) perencanaan ; (b) tindakan; (c)
pengamatan; dan (d) refleksi. Berikut ini penjabarannya :
3.4.1 Siklus I
3.4.1.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan, beberpa kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Menganalisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator,
dan materi pembelajaran bersama tim kolaborator.
Standar Kompetensi :
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi Dasar :
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
87
transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Indikator :
2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional
2.3.2 Menyebutkan 3 alat produksi modern
2.3.3 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan
modern
2.3.4 Menunjukkan contoh sikap percaya diri
b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran,
Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan
pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
dengan menggunakan model NHT dan media powerpoint.
c. Menyiapkan sumber dan media powerpoint tentang perkembangan
teknologi produksi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.
d. Menyiapkan perlengkapan nomor siswa untuk melaksanakan model
NHT.
e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan
mengajar guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan.
f. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam
proses pembelajaran berupa foto dan video.
3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan
a. Pra Kegiatan (± 5 menit)
1) Guru mengucapkan salam
2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa
88
3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a
4) Guru melakukan presensi
5) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran
b. Kegiatan Awal (± 10 menit)
1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara
bersama-sama.
2) Apersepsi: “siapakah yang pernah melihat petani membajak
sawah?” apa yang digunakan petani untuk membajak
sawahnya?”
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang alat produksi
tradisional, alat produksi modern, serta membandingkan
teknologi produksi tradisional dan modern
c. Kegiatan Inti (± 75 menit)
1) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan
video perkembangan dan jenis teknologi produksi (eksplorasi)
2) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang
perkembangan teknologi produksi tadisional dan modern
(eksplorasi)
3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang perkembangan
teknologi produksi melalui slide powerpoint (eksplorasi)
4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda (elaborasi)
89
5) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
(elaborasi)
6) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)
7) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompok mereka (elaborasi)
8) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula
oleh guru (elaborasi)
9) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)
10) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi produksi (konfirmasi)
11) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan
reward atau penghargaan (konfirmasi)
d. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
4) Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
5) Guru menutup pembelajaran
90
3.4.1.3 Observasi
Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang diamati meliputi:
a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS
menggunakan model NHT dengan media powerpoint.
b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS
menggunakan model NHT dengan media powerpoint.
c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat
produk (ranah psikomotorik).
d. Pegumpulan data hasil belajar ranah kognitif setelah mengikuti
pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint.
Hasil pengamatan digunakan menjadi acuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan pembelajaran siklus berikutnya.
3.4.1.4 Refleksi
a. Peneliti bersama kolaborator mengkaji ulang pelaksanaan
pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus I.
b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I.
c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I.
d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II.
3.4.2 Siklus II
3.4.2.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan, beberpa kegiatan yang dilakukan yaitu:
91
a. Melakukan diskusi bersama guru kolaborator di SDN Kalibanteng
Kidul 01 Semarang untuk membahas kekurangan yang terjadi pada
siklus I serta merancang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus ke II.
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi Dasar :
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Indikator :
2.3.5 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi
2.3.6 Mengkategorikan jenis alat komunikasi
2.3.7 Membandingkan antara teknologi komunikasi tradisional dan
modern
2.3.8 Menunjukkan contoh sikap bertanggung jawab
b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran,
Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan
pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
dengan menggunakan model NHT dan media Powerpoint.
c. Menyiapkan sumber dan media Powerpoint tentang perkembangan
teknologi komunikasi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.
92
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan
mengajar guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan, dan catatan
lapangan.
e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam
proses pembelajaran berupa foto dan video.
3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
a. Pra Kegiatan (± 5 menit)
1) Guru memberikan salam
2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa
3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
4) Guru melakukan presensi
5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran
b. Kegiatan Awal (± 10 menit)
1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara
bersama-sama.
2) Guru melakukan apersepsi: guru menunjukkan sebuah telepon
genggam dan menanyakan “Apakah nama alat ini? Apa fungsi
alat ini?”
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan
teknologi komunikasi, mengkategorikan jenis alat komunikasi
c. Kegiatan Inti (± 75 menit)
1) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan
siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan video
93
perkembangan dan jenis teknologi komunikasi (eksplorasi)
2) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang
perkembangan teknologi produksi komunikasi (eksplorasi)
3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat
komunikasi dan perbedan teknologi komunikasi tradisional dan
modern melalui slide powerpoint (eksplorasi)
4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda (elaborasi)
5) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
(elaborasi)
6) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)
7) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompok mereka (elaborasi)
8) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula
oleh guru (elaborasi)
9) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)
10) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi komunikasi (konfirmasi)
94
11) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan
reward atau penghargaan (konfirmasi)
d. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan
4) Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
5) Guru menutup pembelajaran
3.4.2.3 Observasi
Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang diamati meliputi:
a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS
menggunakan model NHT dengan media powerpoint.
b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS
menggunakan model NHT dengan media powerpoint.
c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat
produk (ranah psikomotorik).
Hasil pengamatan digunakan menjadi acuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan pembelajaran siklus berikutnya.
95
3.4.2.4 Refleksi
a. Peneliti bersama kolaborator mengkaji ulang pelaksanaan
pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus II.
b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang
dilakukan pada siklus II.
c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.
d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus III.
3.4.3 Siklus III
3.4.3.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan, terdapat beberpa kegiatan yang dilakukan,
yaitu:
a. Melakukan diskusi bersama guru kolaborator di SDN Kalibanteng
Kidul 01 Semarang untuk membahas kekurangan yang terjadi pada
siklus II serta merancang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus ke III.
Standar Kompetensi :
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
Kompetensi Dasar :
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya.
Indikator :
2.3.9 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi
96
2.3.10 Membedakan jenis-jenis transportasi
2.3.11 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi
transportasi tradisional dan modern
2.3.12 Menunjukkan contoh sikap jujur
b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran,
Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan
pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
dengan menggunakan model NHT dan media Powerpoint.
c. Menyiapkan sumber dan media Powerpoint tentang perkembangan
teknologi transportasi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.
d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan
mengajar guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan, dan catatan
lapangan.
e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam
proses pembelajaran berupa foto dan video.
3.4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
a. Pra Kegiatan (± 5 menit)
1) Guru memberikan salam
2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa
3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
4) Guru melakukan presensi
5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran
97
b. Kegiatan Awal (± 10 menit)
1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara
bersama-sama.
2) Guru melakukan bertanya kepada siswa “Bagaimanakah kalian
bisa sampai sekolah? Berjalan kaki, atau naik kendaraan?”
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan
teknologi transportasi, jenis-jenis alat transportasi, dan
perbandingan teknologi tradisional dan modern.
c. Kegiatan Inti (± 75 menit)
1) Siswa mengamati slide powerpoint tentang perkembangan alat
transportasi (eksplorasi)
2) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang
perkembangan teknologi produksi transportasi (eksplorasi)
3) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi video jenis alat
transportasi (eksplorasi)
4) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat
transportasi dan perbedan teknologi transportasi tradisional dan
modern melalui slide powerpoint (eksplorasi)
5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda (elaborasi)
6) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
(elaborasi)
98
7) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)
8) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompok mereka (elaborasi)
9) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula
oleh guru (elaborasi)
10) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)
11) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi transportasi (konfirmasi)
12) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan
reward atau penghargaan (konfirmasi)
d. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan
4) Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
5) Guru menutup pembelajaran
99
3.4.3.3 Observasi
Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang diamati meliputi:
a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS
menggunakan model NHT dengan media powerpoint.
b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS
menggunakan model NHT dengan media powerpoint.
c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat
produk (ranah psikomotorik).
3.4.3.4 Refleksi
a. Peneliti bersama kolaborator mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran
dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus III.
b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan
pada siklus III.
c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus III.
d. Membuat kesimpulan dan laporan. Apabila hasil pembelajaran pada
siklus III telah memenuhi indikator keberhasilan maka penelitian
dihentikan. Namun, apabila belum memenuhi indikator keberhasilan
maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya
3.5 DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA
3.5.1 Sumber Data
Arikunto (2012: 129) mengatakan bahwa data yang baik merupakan
data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat. Untuk itu dalam
100
menetapkan sumber data harus dipikirkan dengan matang. Dalam PTK ini
sumber data adalah sebagai berikut :
3.5.1.1 Siswa
Sumber data siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang sebanyak 43 siswa yang terdiri dari 25 siswa
laki-laki dan 18 siswa perempuan, yang diperoleh melalui observasi langsung
secara sistematik mulai dari siklus pertama sampai siklus terakhir yang berupa
lembar pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPS melalui model NHT dengan media powerpoint.
3.5.1.2 Guru
Sumber data guru bersumber dari lembar pengamatan keterampilan
guru dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint.
3.5.1.3 Data Dokumen
Sumber data dokumen diperoleh dari data awal hasil belajar siswa yaitu
nilai ulangan siswa, hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru, catatan
lapangan dan hasil foto pada pembelajaran IPS menggunaan model NHT
dengan media powerpoint.
3.5.1.4 Catatan Lapangan
Sumber data dari catatan lapangan diperoleh dari catatan pada saat
mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
3.5.2 Jenis Data
3.5.2.1 Data Kuantitatif
Menurut Arikunto (2012: 131) data kuantitatif adalah data yang berupa
101
nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif
adalah data yang berbentuk bilangan (Herrhyanto dan Akib: 2011).
Data kuantitatif pada penelitian ini berupa data hasil belajar atau nilai
yang diperoleh siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam
pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint.
3.5.2.2 Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut
(Herrhyanto dan Akib: 2011). Sedangkan menurut Arikunto (2012: 131), data
kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan
gambaran tentang ekspresi siswa tentang pemahaman terhadap suatu mata
pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang
baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran (psikomotor), perhatian,
antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya. Data
kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil observasi tentang aktivitas siswa dan
keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media
Powepoint yang diperoleh melalui lembar observasi serta catatan lapangan oleh
peneliti dan tim kolaborator.
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
3.5.3.1 Teknik Tes
Arikunto (2010: 193) mengemukakan bahwa tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Tes pada penelitian ini dilakukan untuk
102
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS
menggunakan model NHT dengan media Powerpoint. Tes dilaksanakan pada
saat pembelajaran dan akhir pembelajaran di setiap siklus. Bentuk instrument
tes ini berupa lembar kerja suswa dan lembar evaluasi pada akhir pembelajaran.
3.5.3.2 Teknik Non Tes
Teknik nontes adalah suatu alat penilaian yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes tanpa
menggunakan tes (Hamdani, 2011: 316). Dalam penelitian ini, teknik nontes
dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan.
a. Observasi
Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data di mana
pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamatiserta
menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut ke bentuk catatan sehingga
validitas data sangat bergantung pada observer (Widoyoko, 2014:46).
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan atau
medeskripsikan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam proses
pembalajaran IPS menggunakan model NHT dengan media Powerpoint pada
kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
b. Dokumentasi
Sukmadinata (2012: 221) menjelaskan bahwa studi dokumenter
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa data nama dan nilai
103
hasil belajar siswa serta berupa foto-foto dan video kegiatan pembelajaran.
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk bukti bahwa peneliti telah
melakukan penelitian dan juga untuk melihat kembali kegiatan-kegiatan yang
sudah dilakukan selama proses pembelajaran IPS menggunakan model NHT
dengan media Powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01
Semarang.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra
peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek
penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2013:197). Malino (2012:1) juga
menjelaskan bahwa catatan lapangan atau field note adalah catatan yang
digunakan oleh para peneliti untuk mendeskripsikan hasil rekaman peristiwa
yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan
instrumen utama dalam penelitian. Penulisan field note haruslah dicatat dengan
cermat, terperinci, dan jelas karena catatan lapangan itulah yang akan dianalisis
dan diolah sebagai hasil penelitian dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini, catatan lapangan berisi catatan peneliti selama
pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berguna untuk memperkuat data
yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan
refleksi.
3.5.4 Teknik Analisis Data
3.5.4.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran
104
IPS yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif
dengan menentukan mean atau rerata, median, modus, nilai tertinggi, nilai
terendah dan ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal yang
ditampilkan dalam bentuk persentase.
Adapun langkah-langkah untuk menganalisi data kuantitatif adalah
sebagai berikut:
a. Menghitung mean atau rerata
= ∑
∑
Keterangan:
= mean (rata-rata)
∑ = jumlah semua nilai siswa
∑ = jumlah banyak data (Herrhyanto, 2010: 4.2)
b. Menghitung median
= [
]
Keterangan:
Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung Me
fm = frekuensi kelas interval yang mengandung Me
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yang mengandung Me
p = panjang kelas interval (Herrhyanto, 2010: 4.21)
c. Menghitung modus
=
Keterangan:
105
Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung modus atau dapat juga
dikatakan bahwa kelas interval yang mempunyai frekuensi tinggi
b1 = selisih frekuensi yang mengandung modus dengan frekuensi
sebelumnya
b2 = selisih frekuensi mengandung modus dengan frekuensi sesudahnya
p = panjang kelas interval (Herrhyanto, 2010: 4.19)
d. Menghitung ketuntasan belajar
Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan
kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah
dikontrakan dalam pembelajaran (Poerwanti, 2008: 6.16). Untuk menentukan
batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang
ada. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa
yang dikelompokkan ke dalam kriteria tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Belajar Individual
( KKM IPS Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang)
Dengan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak
tuntas. Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal, menggunakan
rumus sebagai berikut:
Kriteria ketuntasan
Individual Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak tuntas
106
% ketuntasan belajar=
x 100%
(Aqib, 2011:41)
Data hasil belajar siswa dapat dianalisis secara kuantitatif untuk
memperoleh simpulan dengan menggunakan tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen
Tingkat Keberhasilan % Kriteria
> 80% Sangat Baik
60-79% Baik
40-59% Cukup
20-39% Kurang
<20% Sangat Kurang
(Aqib, 2011: 41)
Dalam penelitian ini kualifikasi tingkat keberhasilan belajar siswa
diartikan dalam kategori sangat baik (>80%), baik (60-79%), cukup (40-59%),
kurang (20-39%) dan sangat kurang (<20%).
3.5.4.2 Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi ketrampilan guru dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model NHT dengan media
Powerpoint. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif
yang digambarkan dengan kalimat dan dipisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan.
107
Menurut Poerwanti, dkk (2008:6.9) dalam mengelola data skor dapat
dilakukan langkah sebagai berikut :(1) menentukan skor terendah;(2)
menentukan skor tertinggi;(3) mencari median; (4) mencari rentang nilai
menjadi 4 kategori (Sangat baik, Baik, Cukup dan Kurang).
Jika:
R = skor terendah
T = skor tertinggi
n = banyaknya skor
maka untuk mencari n = (T – R )+ 1
Untuk menentukan Q1, Q2, dan Q3, dapat digunakan rumus sebagai
berikut: (Herrhyanto dan Akib 2008: 5.3) :
Q1 = kuartil pertama
Letak Q1 =
( n +1 )
Q2 = median
Letak Q2 =
( n+1 )
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 =
(n +1 )
Q4 = kuartil keempat = T (skor tertinggi)
Dari beberapa langkah yang telah dilakukan, maka dapat diketahui Q1,
Q2, Q3, dan Q4 yang kemudian digunakan sebagai nilai kriteria ketuntasan atau
sebagai nilai acuan yang digunakan untuk menilai aktivitas guru atau siswa.
Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel
kriteria ketuntasan data kualitatif
108
Tabel 3.3
Kriteria Keberhasilan Data Kualitatif
Tabel 3.4
Kriteria Keberhasilan Keterampilan Guru
Skor Kriteria Keberhasilan
36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Berhasil
24 ≤ skor < 36,5 Baik Berhasil
11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak Berhasil
0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak Berhasil
Tabel 3.5
Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa
Skor Kriteria Keberhasilan
36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Berhasil
24 ≤ skor < 36,5 Baik Berhasil
11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak Berhasil
0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak Berhasil
Tabel 3.6
Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Afektif
Skor Kriteria Keberhasilan
12,5 ≤ skor ≤ 16 Sangat Baik Berhasil
8 ≤ skor < 12,5 Baik Berhasil
4,5≤ skor < 8 Cukup Tidak Berhasil
0 ≤ skor < 4,5 Kurang Tidak Berhasil
Skor Kriteria Kualifikasi
Q3 ≤ skor ≤ T Sangat baik Berhasil
Q2 ≤ skor < Q3 Baik Berhasil
Q1 ≤ skor < Q2 Cukup Tidak Berhasil
R ≤ skor < Q1 Kurang Tidak Berhasil
109
Tabel 3.7
Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Psikomotor
Skor Kriteria Keberhasilan
6,5 ≤ skor ≤ 8 Sangat Baik Berhasil
4,5≤ skor < 6,5 Baik Berhasil
1,5 ≤ skor < 4 Cukup Tidak Berhasil
0 ≤ skor < 1,5 Kurang Tidak Berhasil
3.6 INDIKATOR KEBERHASILAN
Pembelajaran melalui model NHT dengan media Powerpoint dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang dengan indikator sebagai berikut:
a. Keterampilan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint
meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24 pada
lembar observasi keterampilan guru.
b. Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam
pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint
meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24 pada
lembar observasi aktivitas siswa.
c. Hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
pada pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint
meningkat dengan ketuntasan belajar individual ≥ 70 dan ketuntansan
belajar klasikal sebesar ≥ 80 %.
229
BAB V
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakan model NHT dengan media powerpoint, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Terjadi peningkatan kualitas pembelajaran denga menggunakan model
NHT dengan media powerpoint pada pembelajaran IPS siswa kelas IV
SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.
5.1.2 Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terlihat dari peningkatan yang
diperoleh dari hasil observasi, keterampilan guru pada siklus I mendapat
skor 28 dengan presentase 58,33% yang termasuk dalam kategori baik,
pada siklus II meningkat dengan skor yang diperoleh 36 dengan
presentase 75% dengan kategori baik, dan pada siklus III juga
meningkat dengan skor yang diperoleh 46 dengan presentase 95,83%
yang termasuk dalam kategori sangat baik.
5.1.3 Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terlihat dari peningkatan yang
230
diperoleh dari hasil observasi, aktivitas siswa pada siklus I mendapat
skor rata-rata 23,58 dengan persentase 49,13% yang termasuk dalam
kategori cukup, pada siklus II skor rata-rata meningkat menjadi 30,65
dengan persentase 63,85% yang termasuk dalam kategori baik, dan pada
siklus III juga meningkat dengan skor rata-rata 40,12 dengan presentase
83,58% yang termasuk dalam kategori sangat baik.
5.1.4 Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan
hasil belajar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terbukti dengan ketercapaian
ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I mendapatkan nilai rata-rata
74 dengan presentase ketuntasan 62,80%, pada siklus II meningkat
dengan nilai rata-rata menjadi 78 dengan presentase ketuntasan 74,42%,
dan pada siklus III juga meningkat dengan nilai rata-rata menjadi 85
dengan presentase ketuntasan 86,05%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang
telah dirumuskan dalam penelitian terbukti kebenarannya, bahwa dengan
menggunakan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN
Kalibanteng Kidul 01 Semarang
231
5.2. SARAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS.
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian, peneliti memberikan
saran sebagai berikut.
5.2.1 Guru hendaknya dapat menerapkan model NHT dengan media
powerpoint pada pembelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya,
sehingga dapat membantu guru dalam mengorganisasikan materi ajar
serta memberikan bantuan visual konkret dan memudahkan siswa
dalam memahami materi.
5.2.2 Siswa hendaknya mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran,
menyiapkan alat tulis, memperhatikan penjelasan informasi/materi yang
disampaikan guru, melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga kualitas dan hasil belajar siswa meningkat.
5.2.3 Sekolah sebaiknya menyediakan sarana maupun media untuk
menunjang, mendukung terlaksananya pembelajaran berkualitas.
232
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Iif Khoiru. 2014. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Anderson, Lorin W. 2010. Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anggraini, Umi. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn melalui
TPS dan Media Powerpoint. Jurnal PGSD UNILA. 1, (6): 1-10
Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penilaian. Yogyakarta: Rineka Cipta..
Yogyakarta: Rineka Cipta.
. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Ashyar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi.
BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
BSNP. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media
Depdiknas. 2004. Kualitas Pembelajaran. Jakarta: DIKTI.
233
. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
________. 2006. Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.
________. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata
Pelajaran IPS. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
________. 2011. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Pustaka Belajar.
Dewi, Hartina Kusuma. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT).
Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO). 2 (7): 1-6
Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta
Ebrahim, Ali. 2010. The Effect Of Cooperative Learning Strategies On
Elementary Students’ Science Achievement and Social Skills in Kuwait.
International Journal of Science and Mathematics Education. 10 (2):
293-314
Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS filosofi, Konsep dan aplikasi. Bandung:
Alfabeta.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Haydon, Todd, dkk. 2010. Effects of Numbered Heads Together on the Daily
Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities.
Journal Springer Science+Business Media. 19: 222-238
Herrhyanto dan Akib Hamid. 2011. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hidayati. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: DIKTI
234
Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Istiqomah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Together (NHT) dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas V-B SD Al – Ichsan Surabaya. Jurnal PGSD
UNESA. 1(1): 1-5
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Joni, T. Raka. 1985. Buletin Pendidikan Guru. Jakarta: Dharma Karya Utama.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Maheady, Larry Ph.D., dkk. 2013. The Effects of Numbered Heads Together
with and Without an Incentive Package on the Science Test
Performance of a Diverse Group of Sixth Graders. Journal of
Behavioral Education. 15 (1): 25-39
Mubarak, Abdullah. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Menggunakan Media
Powerpoint pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikam dan Pembelajaran. 4 (3): 4-15
Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Nouri, Hossein dan Shahid, Abdus. 2005. The Effect of Powerpoint
Presentation on Student Learning and Atitudes. Journal of Global
Perspective on Accounting Education. 2: 53-73.
235
Oktafiana, Nur Afifah. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal PGSD UNESA. 1(2): 1-12
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Anni 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press.
Rusman. 2013. Model-Model Pmbelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rustaman.2006. Penilaian Otentik (authentic Assessment). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
___________, 2012. Pembeljaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT Renaja Rosdakarya
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sardiyo, dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2010. Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
236
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Suprijono, Agus. 2009.Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
. 2012.Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk
SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional
Suryani, Kamik. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Wonokromo II Surabaya.
Jurnal PGSD UNESA. 1(1): 1-10
Susilana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. 2010. Jogjakarta: Diva
Press
Taneo, Silvester Petrus. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustafa. 2011. Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Triyono. Radjiman A. 2009. Ilmu Pengetahuan sosial 4: untuk Sekolah Dasar
Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Uno, Hamzah B., dkk. 2012. Menjadi peneliti PTK yang Profesional. Jakarta:
Bumi Aksara.
237
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara
Widoyoko, Eko Putro. 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wijanarko, Pulung Dhian. 2014. Numbered Head Together Berbantuan Media
Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn. Joyful
Learning Journal. 3 (1): 25-30
Winataputra, Udin S. dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Universita Terbuka
239
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR KETERAMPILAN GURU
DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN
MEDIA POWERPOINT
Judul:
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media
Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Keterampilan
Dasar Mengajar
Langkah Model NHT dengan
Media Powerpoint
Indikator Keterampilan
Guru dalam Pembelajaran
IPS melalui Model NHT
dengan media Powerpoint
1. Keterampilan
membuka
pelajaran
2. Keterampilan
bertanya
3. Keterampilan
memberi
penguatan
4. Keterampilan
menggunakan
variasi
5. Keterampilan
menjelaskan
6. Keterampilan
mengelola kelas
7. Keterampilan
membimbing
diskusi
kelompok kecil
8. Keterampilan
mengajar
kelompok kecil
dan
perseorangan
9. Keterampilan
menutup
pelajaran
1. Guru membuka
pembelajaran
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Guru menampilkan slide
powerpoint yang berisi
materi pembelajaran
4. Guru menjelaskan materi
pembelajaran melalui
powerpoint
5. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok dengan
jumlah anggota 6 orang dan
setiap anggota kelompok
mendapatkan nomor yang
berbeda
6. Setiap kelompok diberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
7. Masing-masing kelompok
berdiskusi untuk
menemukan jawaban yang
benar dan memastikan tiap
anggota kelompok
mengetahui jawaban
1. Membuka pelajaran
(keterampilan membuka
pembelajaran,
keterampilan bertanya)
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
(keterampilan membuka
pembelajaran)
3. Menggunakan media
powerpoint (keterampilan
menggunakan variasi)
4. Melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang
materi pembelajaran
(keterampilan bertanya)
5. Menyampaikan materi
pembelajaran
(keterampilan
menjelaskan,
keterampilan
menggunakan variasi)
6. Melakukan variasi dalam
proses pembelajaran
(keterampilan melakukan
240
Keterampilan
Dasar Mengajar
Langkah Model NHT dengan
Media Powerpoint
Indikator Keterampilan
Guru dalam Pembelajaran
IPS melalui Model NHT
dengan media Powerpoint
tersebut
8. Guru memanggil salah satu
nomor, kemudian siswa
yang nomornya dipanggil
mempresentasikan hasil
diskusi dari kelompok
mereka
9. Dilanjutkan oleh kelompok
lain dengan penunjukkan
acak pula oleh guru
10. Siswa dan guru
menyimpulkan hasil diskusi
11. Siswa mengerjakan evaluasi
variasi)
7. Membimbing
pembentukan kelompok
kecil dan menjelaskan
aturan diskusi
(keterampilan mengelola
kelas dan keterampilan
mengajar kelompok kecil
dan perorangan)
8. Membimbing diskusi
kelompok siswa
(keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil)
9. Menggunakan model
NHT dalam diskusi
kelompok (keterampilan
mengadakan variasi)
10. Membimbing presentasi
hasil diskusi kelompok
(keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perorangan).
11. Memberikan penguatan
kepada siswa
(keterampilan memberi
penguatan)
12. Menutup pelajaran
(keterampilan menutup
pembelajaran)
241
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA
POWERPOINT
Judul :
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media
Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01Semarang
Aktivitas Siswa Langkah Model NHT
dengan Media Powerpoint
Indikator Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran IPS
melalui Model NHT dengan
Media Powerpoint
1. Emotional activities
2. Visual activities
3. Oral activities
4. Listening activities
5. Writing activities
6. Drawing activities
7. Motor activities
8. Mental activities
1. Guru membuka
pembelajaran
2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
3. Guru menampilkan slide
powerpoint yang berisi
materi pembelajaran
4. Guru menjelaskan materi
pembelajaran melalui
powerpoint
5. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok
dengan jumlah anggota 6
orang dan setiap anggota
kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda
6. Setiap kelompok
diberikan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
7. Masing-masing
kelompok berdiskusi
untuk menemukan
jawaban yang benar dan
1. Mempersiapkan diri dalam
menerima pelajaran
(emotional activities)
2. Menanggapi apersepsi
(oral activities)
3. Memperhatikan slide
Powerpoint (visual,
listening, oral, activities)
4. Memperhatikan penjelasan
guru tentang materi
(visual, listening, writing
activities)
5. Melakukan tanya jawab
dengan guru tentang
materi pembelajaran
(emotional and oral
activities)
6. Membentuk kelompok dan
memasang nomor kepala
(mental and emotional
activities)
7. Mendiskusikan tugas
bersama kelompok
242
Aktivitas Siswa Langkah Model NHT
dengan Media Powerpoint
Indikator Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran IPS
melalui Model NHT dengan
Media Powerpoint
memastikan tiap anggota
kelompok mengetahui
jawaban tersebut
8. Guru memanggil salah
satu nomor, kemudian
siswa yang nomornya
dipanggil
mempresentasikan hasil
diskusi dari kelompok
mereka
9. Dilanjutkan oleh
kelompok lain dengan
penunjukkan acak pula
oleh guru
10. Siswa dan guru
menyimpulkan hasil
diskusi
11. Siswa mengerjakan
evaluasi
(mental, motor, oral, and
writing activities)
8. Mempresentasikan hasil
diskusi sesuai nomor siswa
yang dipanggil guru
(mental and oral activities)
9. Menanggapi hasil diskusi
sesuai nomor yang
dipanggil guru (visual,
listening, mental, and oral
activities)
10. Bertanya materi yang
belum dipahaminya
(mental, visual, and
emotional activities)
11. Menyimpulkan hasil
diskusi (mental, visual,
writing, and oral
activities)
12. Mengerjakan soal evaluasi
(mental and writing
activities)
243
KISI-KISI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT
DENGAN MEDIA POWERPOINT
Judul :
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media
Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01Semarang
No Variabel Indikator Sumber
Alat/
Instrumen
Pengumpul
data
1 Keterampilan
guru dalam
pembelajaran
IPS melalui
model NHT
dengan media
Powerpoint
1. Membuka pelajaran
(keterampilan membuka
pembelajaran,
keterampilan bertanya)
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
(keterampilan membuka
pembelajaran)
3. Menggunakan media
powerpoint (keterampilan
menggunakan variasi)
4. Melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang
materi pembelajaran
(keterampilan bertanya)
5. Menyampaikan materi
pembelajaran
(keterampilan
menjelaskan,
keterampilan
menggunakan variasi)
6. Melakukan variasi dalam
proses pembelajaran
(keterampilan melakukan
variasi)
7. Membimbing
pembentukan kelompok
kecil dan menjelaskan
aturan diskusi
(keterampilan mengelola
kelas dan keterampilan
mengajar kelompok kecil
dan perorangan)
1. Guru
2. Foto
3. Video
1. Dokumentasi
2. Lembar
Observasi
3. Catatan
Lapangan
244
No Variabel Indikator Sumber
Alat/
Instrumen
Pengumpul
data
8. Membimbing diskusi
kelompok siswa
(keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil)
9. Menggunakan model
NHT dalam diskusi
kelompok (keterampilan
mengadakan variasi)
10. Membimbing presentasi
hasil diskusi kelompok
(keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perorangan).
11. Memberikan penguatan
kepada siswa
(keterampilan memberi
penguatan)
12. Menutup pelajaran
(keterampilan menutup
pembelajaran) 2 Aktivitas Siswa
dalam
pembelajaran
IPS melalui
model NHT
dengan media
powerpoint
1. Mempersiapkan diri dalam
menerima pelajaran
(emotional activities)
2. Menanggapi apersepsi (oral
activities)
3. Memperhatikan slide
Powerpoint (visual,
listening, oral, activities)
4. Memperhatikan penjelasan
guru tentang materi (visual,
listening, writing activities)
5. Melakukan tanya jawab
dengan guru tentang materi
pembelajaran (emotional
and oral activities)
6. Membentuk kelompok dan
memasang nomor kepala
(mental and emotional
activities)
7. Mendiskusikan tugas
bersama kelompok (mental,
motor, oral, and writing
activities)
1. Siswa
2. Foto
3. Video
1. Dokumentasi
2. Lembar
Observasi
3. Catatan
Lapangan
245
No Variabel Indikator Sumber
Alat/
Instrumen
Pengumpul
data
8. Mempresentasikan hasil
diskusi sesuai nomor siswa
yang dipanggil guru (mental
and oral activities)
9. Menanggapi hasil diskusi
sesuai nomor yang
dipanggil guru (visual,
listening, mental, and oral
activities)
10. Bertanya tentang materi
yang belum dipahaminya
(mental, visual, and
emotional activities)
11. Menyimpulkan hasil diskusi
(mental, visual, writing, and
oral activities)
12. Mengerjakan soal evaluasi
(mental and writing
activities)
3 Hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran
IPS melalui
model NHT
dengan media
powerpoint
Ranah Kognitif:
2.3.1 Menyebutkan 3 alat
produksi tradisional
2.3.2 Menyebutkan 3 alat
produksi modern
2.3.3 Membandingkan jenis
teknologi produksi
tradisional dan modern
2.3.4 Menjelaskan
perkembangan teknologi
komunikasi
2.3.5 Mengkategorikan jenis
alat komunikasi
tradisional sampai
modern
2.3.6 Membandingkan
perbedaan antara
teknologi komunikasi
tradisional dan modern
2.3.7 Membedakan jenis-jenis
1. Siswa
2. Foto
3. Video
1. Tes
Tertulis
2. Lembar
Observasi
246
No Variabel Indikator Sumber
Alat/
Instrumen
Pengumpul
data
transportasi
2.3.8 Menjelaskan
perkembangan teknologi
transportasi
2.3.9 Menyempurnakan tabel
perbandingan teknologi
transportasi tradisional
dan modern
Ranah Afektif:
1. Percaya diri
2. Saling menghargai
3. Bertanggung jawab
4. Jujur
Ranah Psikomotor:
1. Berdiskusi dengan
kelompok
2. Menyampaikan pendapat
247
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS
IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
Siklus ….
Nama Guru : Widya Nur Eviany
Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2
Materi :
Hari/tanggal :
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.
2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator
pengamatan!
Skala Penilaian :
Skala Penilaian Penjelasan
Niali 4 Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak
(Rusman, 2013: 98)
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
1
Membuka pelajaran
(keterampilan membuka
pembelajaran,
keterampilan bertanya)
1. Mengucapkan salam
2. Berdoa
3. Melakukan presensi
4. Melakukan apersepsi
2
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
(keterampilan membuka
1. Sesuai indikator pembelajaran
2. Sesuai tingkat perkembangan
anak
248
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
pembelajaran) 3. Memuat Audience, Behavior,
Condition, Degree
4. Suara guru jelas terdengar ke
seluruh ruang kelas
3
Menggunakan media
powerpoint
(keterampilan
menggunakan variasi)
1. Media dapat dilihat jelas oleh
siswa
2. Media sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3. Media yang ditampilkan
menarik
4. Media yang ditampilkan
sesuai dengan karakteristik
siswa
4
Melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang
materi pembelajaran
(keterampilan bertanya)
1. Memberikan pertanyaan
dengan jelas dan singkat
2. Pertanyaan sesuai dengan
materi dan bersifat menggali
pengetahuan
3. Mengarahkan siswa
menjawab benar
4. Memberi kesempatan siswa
berpikir
5
Menjelaskan materi
pembelajaran
(keterampilan
menjelaskan,
keterampilan
menggunakan variasi)
1. Materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2. Menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami
3. Memberi tekanan pada bagian
yang penting
4. Menggunakan contoh/ilustrasi
melalui media powerpoint
6
Melakukan variasi
dalam proses
pembelajaran
(keterampilan
melakukan variasi)
1. Memusatkan perhatian siswa
2. Melakukan perubahan posisi
dalam kelas
3. Menggunakan alat bantu yang
dapat dilihat (menulis di
papan tulis, menunjukkan
gambar/ video melalui media
powerpoint
4. Pola interaksi dengan siswa
dilakukan secara langsung
melalui media powerpoint.
7 Membimbing
pembentukan kelompok
1. Membentuk kelompok secara
heterogen
249
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
kecil dan menjelaskan
aturan diskusi
(keterampilan mengelola
kelas dan keterampilan
mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
2. Membantu siswa menata meja
dan kursi kelompok
3. Memberi aturan diskusi yang
jelas
4. Menegur siswa yang gaduh
dengan bijaksana
8
Membimbing diskusi
kelompok siswa
(keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil)
1. Memotivasi siswa untuk
bekerjasama dengan
kelompoknya
2. Memberi bantuan pada siswa
yang kurang paham
3. Mendorong siswa
mengutarakan pendapat
4. Selalu menciptakan kondisi
diskusi yang optimal
9
Menggunakan model
NHT dalam diskusi
kelompok (keterampilan
mengadakan variasi)
1. Memberikan nomor kepala
kepada masing-masing
anggota kelompok
2. Memberikan tugas tiap-tiap
kelompok
3. Memberikan kesempatan
siswa untuk menyatukan
pendapatnya
4. Melakukan pemanggilan
nomor secara adi
10
Membimbing presentasi
hasil diskusi kelompok
(keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perorangan).
1. Mengadakan pendekatan
secara pribadi
2. Membimbing siswa berperan
aktif dalam menyampaikan
pendapat
3. Membantu siswa maju ke
depan kelas tanpa mengalami
frustasi
4. Mengarahkan siswa
menanggapi hasil diskusi
kelompok lain
11
Memberikan penguatan
kepada siswa
(keterampilan memberi
penguatan)
1. Memberi penguatan verbal
(berupa kata-kata positif:
bagus, benar, pintar, hebat,
dsb)
2. Memberi penguatan gestural
(memberikan acungan jempol,
senyuman, anggukan kepala,
250
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
tepuk tangan dll)
3. Memberi penguatan dengan
cara mendekati anak.
4. Memberi reward kepada siswa
yang aktif selama
pembelajaran berupa simbol
(stiker, gambar)
12
Menutup pelajaran
(keterampilan menutup
pembelajaran)
1. Menyimpulkan pembelajaran
2. Melaksanakan evaluasi
3. Memberikan tindak lanjut
4. Salam Penutup
Jumlah Skor
Kategori
Kriteria penilaian:
Skor tertinggi (T) = 12x4=48
Skor terendah (R) = 12x0=0
Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49
Q1= kuartil pertama
Letak Q1=
(n +1)
=
(49+1)
=
x50
= 12,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 11 + 0,5
= 11,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2= kuartil kedua
Letak Q2=
(n +1)
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 =
(n +1)
=
(49 +1 )
=
x 50
= 37,5
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X37)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 36 + 0,5
= 36,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q4= kuartil keempat
251
=
(49+1)
=
x 50
= 25
Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)
= 24 + 0(25-24)
= 24 + 0
= 24
Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
Q4 = T = 48
Jadi nilai Q4 adalah 48
Kriteria Skor Keterampilan Guru
Kriteria Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas
24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas
11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas
Semarang, … Februari 2015
Observer,
ML. Dyah K. A., S.Pd.
NIP. 19691020 199103 2 009
252
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS
IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
Siklus ….
Nama Siswa :
Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2
Materi :
Hari/tanggal :
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.
2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator
pengamatan!
Skala Penilaian :
Skala Penilaian Penjelasan
Niali 4 Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak
(Rusman, 2013: 98)
No Indikator Deskriptor Nampak
(√) Skor
1
Mempersiapkan diri
dalam menerima
pelajaran (emotional
activities)
1. Berada di dalam kelas
2. Menempati tempat duduk
masing-masing
3. Menyiapkan buku dan alat tulis
4. Bersemangat mengikuti
pembelajaran
2 Menanggapi apersepsi
(oral activities)
1. Menjawab dengan tepat
2. Menjawab dengan lengkap
3. Suara lantang
253
No Indikator Deskriptor Nampak
(√) Skor
4. Kesantunan bahasa
3
Memperhatikan slide
Powerpoint (visual,
listening, oral, activities)
1. Mengamati powerpoint dengan
seksama
2. Mengungkapkan isi yang
terkandung dalam powerpoint
3. Menanggapi pertanyaan guru
4. Menjawab dengan bahasa santun
4
Memperhatikan
penjelasan guru tentang
materi (visual, listening,
writing activities)
1. Sikap duduk benar dan tertib
2. Mendengarkan penjelasan dari
guru
3. Pandangan fokus
memperhatikan penjelasan guru
4. Mencatat materi yang penting
5
Melakukan tanya jawab
dengan guru tentang
materi pembelajaran
(emotional and oral
activities)
1. Mengangkat tangan untuk
bertanya dan menjawab
pertanyaa
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menjawab pertanyaan
4. Pertanyaan dan jawaban sesuai
dengan materi
6
Membentuk kelompok
dan memasang nomor
kepala (mental and
emotional activities)
1. Memperhatikan instruksi
pembentukan kelompok
2. Berkumpul dengan anggota
kelompok secara tepat
3. Menerima anggota kelompok
dengan baik
4. Memasang nomor kepala
dengan benar
7
Mendiskusikan tugas
bersama kelompok
(mental, motor, oral, and
writing activities)
1. Mendiskusikan masalah dalam
kelompok
2. Tetib ketika diskusi
3. Memberikan pendapat
4. Memberikan pemahaman
kepada teman sekelompok yang
belum paham
8
Mempresentasikan hasil
diskusi sesuai nomor
siswa yang dipanggil
guru (mental and
oraactivities)
1. Berani mempresentasikan di
depan kelas
2. Suara lantang
3. Ketepatan jawaban
4. Jawaban mewakili pendapat
kelompok
9 Menanggapi hasil diskusi
dipanggil guru (visual,
1. Berani memberikan tanggapan
2. Suara lantang
3. Tanggapan sesuai dengan
254
No Indikator Deskriptor Nampak
(√) Skor
listening, mental, and
oral activities)
konteks masalah yang sedang
dibahas
4. Percaya diri
10
Aktif bertanya tentang
hal yang materi yang
belum dipahaminya
(mental, oral, and
emotional activities)
1. Bertanya pada guru ketika ada
materi yang belum dipahami
2. Bertanya pada teman sebangku
3. Bertanya pada teman kelompok
saat diskusi
4. Bertanya pada teman saat tanya
jawab dan presentasi
11
Menyimpulkan hasil
diskusi (mental, visual,
writing, and oral
activities)
1. Menyebutkan pokok-pokok
materi yang telah dipelajari
2. Menyimpulkan pembelajaran
dengan percaya diri
3. Mengemukakan simpulan
dengan runtut
4. Menulis simpulan di buku
catatan
12
Mengerjakan soal
evaluasi (mental and
writing activities)
1. Mengerjakan soal evaluasi
dengan mandiri
2. Mengerjakan soal evaluasi
sesuai dengan petunjuk dari
guru
3. Mengerjakan soal evaluasi
dengan alokasi waktu yang
ditentukan guru
4. Siswa tertib dan tenang dalam
mengerjakan soal evaluasi
Jumlah Skor
Kategori
Kriteria penilaian:
Skor tertinggi (T) = 12x4=48
Skor terendah (R) = 12x0=0
Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49
Q1= kuartil pertama
Letak Q1=
(n +1)
=
(49+1)
=
x50
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 =
(n +1)
=
(49 +1 )
=
x 50
255
= 12,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 11 + 0,5
= 11,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2= kuartil kedua
Letak Q2=
(n +1)
=
(49+1)
=
x 50
= 25
Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)
= 24 + 0(25-24)
= 24 + 0
= 24
Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
= 37,5
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 36 + 0,5
= 36,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q4= kuartil keempat
Q4 = T = 48
Jadi nilai Q4 adalah 48
Kategori Skor Aktivitas siswa
Kriteria Aktivitas Siswa Kriteria Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas
24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas
11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas
Semarang, … Februari 2015
Observer,
(………………………..)
256
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS
IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
Siklus ….
Nama Siswa :
Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2
Materi :
Hari/tanggal :
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.
2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator
pengamatan!
Skala Penilaian :
Skala Penilaian Penjelasan
Niali 4 Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak
(Rusman, 2013: 98)
No Indikator Deskriptor Check
(√) Skor
1 Percaya diri
1. Pantang menyerah
2. Berani menyatakan pendapat
dalam kelompok atau kelas
3. Berani bertanya
4. Mengutamakan usaha sendiri dari
pada bantuan
2 Saling
Menghargai
1. Menghargai perbedaan pendapat
teman
2. Memaklumi kekurangan teman
3. Membantu teman sekelompok
yang belum mengerti
4. Dapat bekerja sama dengan teman
257
No Indikator Deskriptor Check
(√) Skor
kelompok
3 Tanggung
Jawab
1. Menyelesaikan tugas tepat waktu
2. Mengerjakan tugas sesuai
pembagian kelompok
3. Mengerjakan tugas dengan standar
baik
4. Mengerjakan soal evaluasi sendiri
4 Jujur
1. Tidak mencontek saat
mengerjakan soal evaluasi
2. Bersikap sportif saat diskusi
kelompok
3. Berpendapat sesuai dengan
pengetahuannya
4. Mengakui kesalahan yang telah
dilakukan
Jumlah Skor
Kategori
Kriteria penilaian:
Skor tertinggi (T) = 4x4=16
Skor terendah (R) = 12x0=0
Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (16-0)+1=17
Q1= kuartil pertama
Letak Q1=
(n +1)
=
(17+1)
=
x18
= 4,5
Nilai Q1 = X4 + 0,5(X5 – X4)
= 3 + 0,5 (4-3)
= 3 + 0,5
= 4,5
Jadi nilai Q1 adalah 4,5
Q2= kuartil kedua
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 =
(n +1)
=
(17+1 )
=
x 18
= 13,5
Nilai Q3 = X13 + 0,5(X14 – X13)
= 12 + 0,5 (13-12)
= 12 + 0,5
= 12,5
Jadi nilai Q3 adalah 12,5
Q4= kuartil keempat
258
Letak Q2=
(n +1)
=
(17+1)
=
x 18
= 9
Nilai Q2 = X9 + 0(X10 – X9)
= 8 + 0(9-8)
= 8 + 0
= 8
Jadi nilai Q2 adalah 8 (median)
Q4 = T = 16
Jadi nilai Q4 adalah 16
Kriteria Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afekttif
Skala Ketuntasan Kategori
12,5≤skor<16 Tuntas Sangat Baik
8≤skor<12,5 Tuntas Baik
4,5≤skor< 8 Tidak tuntas Cukup
0 ≤skor< 4,5 Tidak tuntas Kurang
259
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH
PSIKOMOTOR
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS
IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
Siklus ….
Nama Siswa :
Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2
Materi :
Hari/tanggal :
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.
2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator
pengamatan!
Skala Penilaian :
Skala Penilaian Penjelasan
Niali 4 Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak
(Rusman, 2013: 98)
No Indikator Deskriptor Check
(√) Skor
1
Berdiskusi
dengan
kelompok
1. Siswa Akrab dengan teman
sekelompoknya
2. Bekerja sama dengan teman satu
kelompok dalam menyelesaikan
tugas kelompok
3. Tertib saat berdiskusi
4. Menjelaskan kepada teman satu
kelomok yang kurang mengerti
260
No Indikator Deskriptor Check
(√) Skor
2 Mengemukakan
pendapat
1. Berani maju ke depan kelas
2. Menanggapi jawaban kelompok
3. Membacakan hasil diskusi
dengan suara lantang
4. Bahasa yang digunakan jelas dan
mudah dipahami
Jumlah Skor
Kriteria
Kriteria penilaian:
Skor tertinggi (T) = 2x4=8
Skor terendah (R) = 2x0=0
Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (8-0)+1=9
Q1= kuartil pertama
Letak Q1=
(n +1)
=
(9+1)
=
x10
= 2,5
Nilai Q1 = X2 + 0,5(X3 – X2)
= 1 + 0,5 (2-1)
= 1 + 0,5
= 1,5
Jadi nilai Q1 adalah 1,5
Q2= kuartil kedua
Letak Q2=
(n +1)
=
(9+1)
=
x 10
= 5
Nilai Q2 = X5 + 0(X6 – X5)
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 =
(n +1)
=
(9+1 )
=
x 10
= 7,5
Nilai Q3 = X7 + 0,5(X7 – X6)
= 6 + 0,5 (6-5)
= 6 + 0,5
= 6,5
Jadi nilai Q3 adalah 6,5
Q4= kuartil keempat
Q4 = T = 8
Jadi nilai Q4 adalah 8
261
= 4 + 0(5-4)
= 4 + 0
= 4
Jadi nilai Q2 adalah 4 (median)
Kriteria Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor
Skala Kriteria Ketuntasan
6,5≤skor<8 Sangat Baik Tuntas
4≤skor< 6,5 Baik Tuntas
1,5≤skor< 4 Cukup Tidak tuntas
0 ≤skor< 1,5 Kurang Tidak tuntas
262
CATATAN LAPANGAN
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS
IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
Siklus ….
Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2
Materi :
Hari/tanggal :
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru,
siswa, dan proses pembelajaran IPS melalui model NHT
dengan media powerpoint sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya!
Catatan :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Semarang, … Februari 2015
Observer
(…………………………)
268
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : IVA/2
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten / kota dan provinsi
KOMPE-
TENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELA-
JARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi,
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakann
ya.
Perkembangan
teknologi
produksi
1. Mengamati slide powerpoint
yang berisi gambar dan video
perkembangan dan jenis
teknologi produksi
2. Tanya jawab dengan guru
tentang perkembangan
teknologi produksi tadisional
dan modern
3. Memperhatikan penjelasan
guru tentang perkembangan
teknologi produksi melalui
2.3.10 M
enyebutkan 3 alat
produksi
tradisional (C1)
2.3.11 M
enyebutkan 3 alat
produksi modern
(C1)
2.3.12 M
embandingkan
jenis teknologi
produksi
tradisional dan
Teknik:
1. Tes
2. Non Tes
Bentuk
Instrumen:
Tes:
1. Obyektif
2. Uraian
Non Tes:
1. Lembar
Observasi
3 x 35
menit
1. Depdiknas. 2007.
Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Jakarta : Badan Standar
Nasional Pendidikan.
2. Daryanto. 2013. Media
Pembelajaran.
Jogjakarta: Gava
Media.
3. Hamdani. 2011.
Strategi Belajar
Mengajar. Bandung : 368
269
slide powerpoint
4. berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang benar tentang
LKS dan memastikan tiap
anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut
5. mempresentasikan hasil
diskusi dari kelompok mereka
6. menyimpulkan hasil diskusi
7. bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi
produksi yang belum jelas
modern (C5)
2.3.13 M
enunjukkan
contoh sikap
sikap percaya diri
(Afektif)
Afektif
2. Lembar
Observasi
Psikomotor
Pustaka Setia.
4. Radjiman, A. Triyono.
2009. Ilmu
Pengetahuan Sosial 4 :
untuk Sekolah Dasar
Kelas IV. Jakarta :
Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional.
5. Suranti dan Saptiarso,
Eko Setiawan. 2009.
Ilmu Pengetahuan
Sosial 4 : untuk SD dan
MI Kelas IV . Jakarta :
Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional
6. Sutoyo, Leo Agung.
2009. IPS 4 : untuk
SD/MI Kelas 4. Jakarta
: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional.
Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.
369
270
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : IVA/ 2
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Hari/ Tanggal : Jum’at, 6 Februari 2015
I. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya.
III. Indikator
2.3.13 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional (C1)
2.3.14 Menyebutkan 3 alat produksi modern (C1)
2.3.15 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan
modern (C5)
2.3.16 Menunjukkan contoh sikap percaya diri
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar teknologi produksi dalam slide
powerpoint, siswa dapat menyebutkan 3 alat produksi tradisional.
2. Dengan mengamati gambar teknologi produksi dalam slide
powerpoint, siswa dapat menyebutkan 3 alat produksi modern.
271
3. Dengan mengamati video teknologi produksi tradisional dan modern
dalam slide powerpoint, siswa dapat membandingkan teknologi
produksi tradisional dan modern dengan benar.
4. Dengan menempel gamabar alat-alat produksi pada LKS bersama
kelompok, siswa dapat menunjukkan dua contoh sikap percaya diri.
Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai,
Tanggung jawab dan Jujur.
V. Materi Pembelajaran
1. Perkembangan teknologi produksi
2. Alat produksi tradisional dan modern
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together)
Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi
VII. Kegiatan Pembelajaran
1. Pra Kegiatan (5 menit)
a. Guru memberikan salam
b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa
c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
d. Guru melakukan presensi
e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran
2. Kegiatan Awal (10 menit)
4) Guru melakukan apersepsi: “siapakah yang pernah
melihat petani membajak sawah?” apa yang
digunakan petani untuk membajak sawahnya?”
5) Memotivasi siswa
272
6) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang alat
produksi tradisional, alat produksi modern, serta
membandingkan teknologi produksi tradisional dan
modern
3. Kegiatan Inti (75 menit)
12) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan
video perkembangan dan jenis teknologi produksi (eksplorasi)
13) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang
perkembangan teknologi produksi tadisional dan modern
(eksplorasi)
14) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang perkembangan
teknologi produksi melalui slide powerpoint (eksplorasi)
15) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda (elaborasi)
16) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
(elaborasi)
17) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)
18) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompok mereka (elaborasi)
19) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula
oleh guru (elaborasi)
20) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)
21) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi produksi (konfirmasi)
22) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan
reward atau penghargaan (konfirmasi)
4. Kegiatan Akhir (15 menit)
273
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan
4) Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
5) Guru menutup pembelajaran
VIII. Media dan Sumber Belajar
1. Media :
a. LCD proyektor
b. Laptop
c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang
materi perkembangan teknologi produksi
d. Nomor kepala dan label nama kelompok
2. Sumber belajar :
a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.
c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
Setia.
d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk
Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan
Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
f. Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
274
IX. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Penilaian kognitif : Tes (Tes Tertulis)
b. Penilaian Afektif : Non Tes (Observasi )
c. Penilaian Psikomotorik : Non Tes (Observasi)
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian kognitif : Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)
b. Penilaian Afektif : Lembar Observasi Afektif
c. Penilaian Psikomotorik : Lembar Observasi Psikomotor
Semarang, 6 Februari 2015
275
MATERI AJAR
Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya.
1. Perkembangan Teknologi Produksi
Teknologi berkaitan dengan suatu kreasi dan penemuan manusia untuk
membuat dan menggunakan sesuatu. Pada zaman dahulu manusia masih
memiliki sedikit alat. Peralatannya pun masih sangat sederhana. Pembuatan
peralatan dari batu merupakan teknologi tertua. Seiring perkembangan
teknologi mulailah diciptakan alat-alat yang lebih modern. Semua itu bertujuan
untuk membantu kehidupan mereka. Perkembangan teknologi menunjukkan
kemajuan kecerdasan manusia. Setiap kemajuan dalam ilmu pengetahuan akan
membuka cara baru bagi pengembangan teknologi.
Produksi berarti pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi, sehingga nilai barangnya menjadi meningkat. Teknologi produksi
adalah teknik perindustrian dengan menggunakan mesin-mesin. Dapatkah
kamu menyebutkan alat-alat teknologi tradisional dan modern yang ada di
rumahmu?
2. Jenis teknologi produksi tradisional dan modern
1) Teknologi produksi Pangan
Pada zaman prasejarah, manusia sangat tergantung pada alam dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh makanan,
mereka masih melakukan cara berburu. Cara pengolahannya pun masih
sederhana.
Dalam perkembangannya, manusia mulai mengenal cara bercocok tanam.
Meskipun masih menggunakan alat sederhana. Misalnya cangkul dan bajak
dengan bantuan tenaga hewan. Sekarang industri pertanian sudah menggunakan
276
cara yang lebih maju dan modern. Pengerjaannya tidak hanya menggunakan
tenaga manusia. Sekarang sudah menggunakan alat-alat seperti traktor dan alat
penyemprot hama. Dengan demikian, tanah pertanian yang luas bisa
diselesaikan dalam waktu singkat.
Pada saat panen petani zaman dahulu menggunakan alat sederhana. Yaitu
ani-ani atau sabit untuk memotong padi. Setelah padi dipanen, petani
memisahkan antara kulit dan bulir padi. Untuk itu digunakan alat yang disebut
alu dan lesung. Alu dan lesung digunakan untuk menumbuk padi. Dengan
ditumbuk, kulit padi dan bulir padi akan terpisah.
Setelah terpisah, kulit padi akan dijadikan makanan ternak. Sedangkan
bulir padi adalah beras untuk bahan makanan pokok. Sekarang sudah ada alat
penumbuk padi yang lebih modern. Yaitu, mesin penggilingan padi. Mesin ini
digunakan untuk memisahkan kulit dan bulir padi. Dengan mesin ini, tenaga
manusia yang dibutuhkan tidak besar. Meskipun demikian, cangkul, bajak,
lesung dan alu masih digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Sekarang, orang-orang mulai berpikir praktis. Orang mulai menyukai
makanan-makanan cepat saji. Misalnya makanan yang tersimpan dalam kaleng
dan botol. Zaman dulu, jumlah dan jenis makanan tidak sebanyak sekarang.
Produksi makanan sekarang sudah semakin maju dan kreatif. Dari satu jenis
bahan baku bisa menghasilkan berbagai jenis makanan baru. Contoh-contoh
bahan baku yaitu kedelai, nanas, dan gandum. Bahan baku tersebut dapat
diuolah menjadi beberapa jenis barang jadi. Kedelai dapat diolah menjadi
tempe, tahu, kecap, tauco, dan lain-lain. Nanas, dapat diolah menjadi selai,
sirup, manisan, dan lain-lain. Sedangkan gandum dapat dioah menjadi mie, roti,
biscuit, kue, dan lain-lain.
2) Teknologi produksi sandang
Untuk membuat kain, masyarakat dulu menggunakan alat tenun sederhana.
Alat tenun sederhana terbuat dari kayu yang dirakit secara sederhana. Untuk
bahan pewarnanya digunakan daun atau kulit pohon yang diolah. Hal ini tentu
akan membutuhkan waktu yang lama. Dan juga tenaga yang besar. Sehingga
jumlah barang yang dihasilkan juga tidak banyak.
277
Dengan perkembangan teknologi produksi, pembuatan kain tidak susah
lagi. Pabrik tekstil dengan mesin-mesin modern dapat menghasilkan kain yang
berkualitas. Dan jumlah yang dihasilkannya pun besar. Bahkan kain yang
dihasilkan lebih bervariasi. Di zaman sekarang, ada bermacammacam bahan
untuk membuat kain. Bahan baku yang diperlukan tergantung pada jenis kain
yang diproduksi. Seperti kapas untuk membuat katun. Bulu biri-biri untuk kain
wol. Bahan sintetis untuk kain nilon.
3) Teknologi produksi bahan bangunan
Selain bahan pangan dan bahan sandang, manusia juga memerlukan
rumah sebagai tempat tinggal. Segala perlengkapan rumah tangga seperti kursi,
tempat tidur, lemari merupakan kebutuhan hidup lainnya yang diperlukan.
Masyarakat masa lalu memotong kayu menggunakan kapak dan peralatan
sederhana. Waktu yang diperlukan cukup lama untuk mengerjakannya.
Sedangkan sekarang orang memotong kayu dapat menggunakan gergaji mesin.
Selain lebih cepat hasil yang didapat pun sangat banyak. Selain itu potongan
juga lebih rapi. Menyerut pun juga sekarang sudah menggunakan serutan
mesin. Tidak seperti dulu yang menggunakan serutan biasa dan menggunakan
tenaga manusia lebih besar
3. Perbandingan teknologi alat produksi tradisional dan modern
Alat Produksi tradisional Alat Produksi Modern
Digerakkan dengan tenaga manusia,
hewan, dan alam.
Digerakkan dengan tenaga mesin
secara otomatis.
Peralatan dibuat dari bahan yang
sederhana dan dapat dibuat sendiri.
Peralatan dibuat dengan teknologi
yang canggih dan membutuhkan
tenaga ahli.
Hasil produksi yang didapat sedikit
dan membutuhkan waktu yang lama
Hasil produksi yang didapatkan
banyak dalam waktu yang singkat
Tenaga yang dibutuhkan banyak Tenaga yang dibutuhkan sedikit
karena dibantu dengan mesin
Hasil produksi kurang bagus dan tidak
awet
Hasil produksi bagus, rapi, dan awet
Tidak menimbulkan pencemaran atau
polusi
Menimbulkan pencemaran atau polusi
Tidak tergantung dengan peralatan Sangat tergantung dengan peralatan
(mesin)
281
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus I
Petunjuk:
- Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis produksinya!
- Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom!
- Tulislah kegunaan dan penjelasan mengenai gambar-gambar tersebut pada
kolom !
Jenis
Produksi
Teknologi
Produksi
Tradisional
Teknologi
Produksi Modern
Kegunaan/ Keterangan
Produksi
Pangan
Produksi
Sandang
Produksi
Papan
Nama Kelompok: …………………………………….
1. ………………………………………………………….
2. ………………………………………………………….
3. …………………………………………………........
4. ………………………………………………………….
5. ………………………………………………………….
6. ………………………………………………………….
283
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
Siklus I
Jenis
Teknologi
Produksi
Teknologi Produksi
Tradisional
Teknologi Produksi
Modern
Kegunaan/ Keterangan
Produksi
pangan
Membajak dengan
kerbau
Traktor
Dahulu petani membajak
sawahnya dengan bantuan kerbau,
tetapi dengan perkembangan
teknologi, dibuatlah mesin
pembajak sawah atau traktor.
Lesung dan alu
Mesin perontok padi
Dahulu, untuk memisahkan padi
dengan batangnya, petani
menggunakan lesung dan alu,
tetapi dengan perkembangan
teknologi, dibuatlah mesin
perontok padi yang dapat
meringankan pekerjaan petani
Produksi
Sandang
Alat tenun bukan
mesin
Mesin pembuat kain
Dahulu, orang membuat kain
dengan menggunakan alat tenun
yang sederhana, dengan
perkembangan teknologi,
dibuatlah mesin pembuat kain
yang sangat canggih.
Canting, batik tulis
Mesin pencetak batik
Dahulu, untuk membuat batik,
orang harus menulis atau
menggambar batik menggunakan
cantik dan lilin, sekarang dengan
perkembangan teknologi, hadir
mesin pembuat batik, atau mesin
pencetak batik.
Produksi
Papan
Kapak
Mesin gergaji
Dahulu, tukang kayu memotong
kayu menggunkan kapak
sederhana, sekarang menggunakan
teknologi mesin gergaji
Cangkul
Truk pengaduk
semen
Dahulu tukan bangunan mengaduk
semen dan pasir dengan cangkul
yang sederhana, sekarang
menggunakan truk bermesin
pengaduk semen dan pasir secara
otomatis.
284
KISI-KISI EVALUASI
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Ranah No
Soal
2.
Mengenal
sumber
daya alam,
kegiatan
ekonomi
dan
kemajuan
teknologi
di
lingkungan
kabupaten /
kota dan
provinsi
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakan
nya
2.3.1 Menyebutkan
3 alat produksi
tradisional
Tes
Tertulis
Pilihan
ganda
Uraian
C1
1, 3,
4, 8
12
2.3.1 Menyebutkan
3 alat produksi
modern
Pilihan
ganda
Uraian
C1
2, 5,
9
11, 13
2.3.3 Membanding-
kan jenis
teknologi
produksi
tradisional dan
modern
Pilihan
ganda
Uraian
C4
6, 7,
10
14, 15
2.3.4 Menunjukkan
contoh sikap
percaya diri
Observ
asi
Lbr.
Observ
asi
Afektif
Afek
tif
-
285
SOAL EVALUASI
Siklus I
Nama :
Kelas/No. :
I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini!
1. Yang dimaksud kegiatan produksi adalah kegiatan ….
a. menjual barang
b. menghasilkan barang
c. menyewakan barang
d. memperbaiki barang
2. Teknologi alat-alat produksi setiap tahun mengalami. . . .
a. peningkatan
b. kemajuan
c. perkembangan
d. perluasan
3. Sebelum ditemukan traktor, manusia membajak sawah menggunakan
tenaga…
a. manusia
b. sapi atau kerbau
c. mobil
d. matahari
4. Di bawah ini yang merupakan alat produksi tradisional adalah ….
a. Lesung, ATBM, cangkul
b. lesung, ATBM, mesin pemotong kayu
c. lesung, mesin pintal listrik, kapak
d. lesung, cangkul, mixer
5. Berikut ini yang bukan merupakan jenis alat-alat teknologi produksi
pangan adalah ….
a. mesin fotokopi
b. mesin penyuling
minyak
c. mesin penggiling padi
d. mesin pengering padi
6. Dibawah ini yang merupakan kelemahan teknologi produksi
tradisional adalah . . . .
a. prosesnya lama
b. menggunakan tenaga mesin
c. menimbulkan polusi
d. hasilnya jelek
NILAI
286
7. Dengan adanya teknologi mesin produksi, tenaga kerja yang
dibutuhkan semakin. . . .
a. banyak
b. sedikit
c. tidak berpengaruh
d. menghilang
8. Lesung dan alu adalah barang-barang yang terbuat dari …
a. plastik
b. besi
c. kayu
d. tanah liat
9. Dibawah ini yang termasuk bahan baku pembuatan kertas adalah ….
a. benang
b. plastik
c. kapas
d. kayu
10. Jika dibandingkan dengan jaman dahulu, pengolahan produksi pada
masa sekarang lebih ….
a. boros
b. kuno
c. cepat
d. lambat
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!
11. Mengapa teknologi produksi mengalami perkembangan?
12. Sebutkan 3 contoh teknologi produksi tradisional!
13. Sebutkan 3 contoh teknologi produksi modern!
14. Jelaskan perbedaan membajak sawah dengan menggunakan tenaga
kerbau dan menggunakan tenaga mesin!
15. Sebutkan perbedaan jenis teknologi produksi tradisional dan modern!
287
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
Siklus I
I. Pilihan Ganda
1. b
2. c
3. b
4. d
5. a
6. a
7. b
8. c
9. c
10. c
II. Uraian
11. Untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia yang semakin meningkat
12. Membajak sawah menggunakan kerbau, mencangkul sawah, lesung,
alu, alat tenun yang terbuat dari kayu, menumbuh obat-obatan dari
bahan alami,kapak.
13. Traktor, alat tenun mesin, mesin jahit, gergaji mesin
14. Membajak sawah dengan bantuan kerbau waktunya lebih lama
disbanding dengan bantuan mesin traktor. Tetapi membajak sawah
dengan bantuan kerbau tidak menimbulkan polusi, sedangkan dengan
bantuan mesin dapat mencemari udara.
15.
Alat Produksi tradisional Alat Produksi Modern
Digerakkan dengan tenaga manusia,
hewan, dan alam.
Digerakkan dengan tenaga mesin
secara otomatis.
Peralatan dibuat dari bahan yang
sederhana dan dapat dibuat sendiri.
Peralatan dibuat dengan teknologi
yang canggih dan membutuhkan
tenaga ahli.
Hasil produksi yang didapat sedikit
dan membutuhkan waktu yang lama
Hasil produksi yang didapatkan
banyak dalam waktu yang singkat
Tenaga yang dibutuhkan banyak Tenaga yang dibutuhkan sedikit
karena dibantu dengan mesin
Hasil produksi kurang bagus dan tidak
awet
Hasil produksi bagus, rapi, dan awet
Tidak menimbulkan pencemaran atau
polusi
Menimbulkan pencemaran atau polusi
Tidak tergantung dengan peralatan Sangat tergantung dengan peralatan
(mesin)
288
PEDOMAN PENSKORAN
N =
x 10 N : nilai yang diperoleh
A : jumlah skor yang diperoleh pilihan
ganda
B: jumlah skor yang diperoleh uraian
Pilihan ganda (A):
Benar = Skor 1
Salah = Skor 0
Uraian (B):
Benar = Skor Maksimal 4
289
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : IVA/2
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten / kota dan provinsi
KOMPE-
TENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELA-
JARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi,
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakann
ya.
Perkembangan
teknologi
produksi
1. mengamati slide
powerpoint yang berisi
gambar dan video
perkembangan dan jenis
teknologi komunikasi
2. melakukan tanya jawab
dengan guru tentang
perkembangan teknologi
produksi komunikasi
3. memperhatikan penjelasan
guru tentang jenis alat
komunikasi dan perbedan
teknologi komunikasi
tradisional dan modern
melalui slide powerpoint
4. berkelompok dengan
2.3.14 M
enjelaskan
perkembangan
teknologi
komunikasi (C2)
2.3.15 M
engkategorikan
jenis alat
komunikasi
tradisional sampai
modern (C4)
2.3.16 M
embandingkan
Teknik:
1. Tes
2. Non Tes
Bentuk
Instrumen:
Tes:
1. Obyektif
2. Uraian
Non Tes:
1. Lembar
Observasi
3 x 35
menit
a. Depdiknas. 2007.
Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Jakarta : Badan Standar
Nasional Pendidikan.
b. Daryanto. 2013. Media
Pembelajaran.
Jogjakarta: Gava
Media.
c. Hamdani. 2011.
Strategi Belajar
Mengajar. Bandung :
289
290
jumlah anggota 6 orang dan
setiap anggota kelompok
mendapatkan nomor yang
berbeda
5. Setiap kelompok diberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
6. Masing-masing kelompok
berdiskusi untuk
menemukan jawaban yang
benar dan memastikan tiap
anggota kelompok
mengetahui jawaban
tersebut
7. siswa yang nomornya
dipanggil
mempresentasikan hasil
diskusi dari kelompok
mereka
8. Dilanjutkan oleh kelompok
lain dengan penunjukkan
acak pula oleh guru
9. menyimpulkan hasil diskusi
10. bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi
komunikasi yang belum
jelas
perbedaan antara
teknologi
komunikasi (C5)
2.3.17 M
enunjukkan
contoh sikap
sikap
bertanggung
jawab
Afektif
2. Lembar
Observasi
Psikomotor
Pustaka Setia.
d. Radjiman, A. Triyono.
2009. Ilmu
Pengetahuan Sosial 4 :
untuk Sekolah Dasar
Kelas IV. Jakarta :
Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional.
e. Suranti dan Saptiarso,
Eko Setiawan. 2009.
Ilmu Pengetahuan
Sosial 4 : untuk SD dan
MI Kelas IV . Jakarta :
Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional
f. Sutoyo, Leo Agung.
2009. IPS 4 : untuk
SD/MI Kelas 4. Jakarta
: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional.
Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.
290
291
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : IVA/ 2
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Februari 2015
I. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya.
III. Indikator
2.3.17 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi (C2)
2.3.18 Mengkategorikan jenis alat komunikasi (C4)
2.3.19 Membandingkan antara teknologi komunikasi tradisional dan
modern (C5)
2.3.20 Menunjukkan contoh sikap sikap bertanggung jawab
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan memperhatikan slide powerpoint tentang perkembangan
teknologi komunikasi, siswa dapat menjelaskan perkembangan
teknologi komunikasi dengan baik.
2. Dengan mengamati slide powerpoint tentang jenis alat komunikasi,
siswa dapat mengkategorikan jenis alat komunikasi dengan benar.
292
3. Dengan memperhatikan video perkembangan teknologi komunikasi
pada slide powerpoint, siswa dapat membandingkan antara teknologi
komunikasi tradisional dan modern dengan benar.
4. Melalui menempelkan gamabar alat komunikasi pada LKS bersam
kelompok, siswa dapat menunjukkan dua contoh sikap tanggung
jawab.
Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai,
Tanggung jawab dan Jujur
V. Materi Pembelajaran
1. Perkembangan teknologi komunikasi
2. Alat komunikasi tradisional dan modern
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together)
Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi
VII. Kegiatan Pembelajaran
1. Pra Kegiatan (5 menit)
a. Guru memberikan salam
b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa
c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
d. Guru melakukan presensi
e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran
2. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru melakukan apersepsi: guru menunjukkan sebuah telepon
genggam dan menanyakan “Apakah nama alat ini? Apa fungsi
alat ini?”
b. Memotivasi siswa dengan mengajak siswa bertepuk semangat
293
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan
teknologi komunikasi, mengkategorikan jenis alat komunikasi
3. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan
video perkembangan dan jenis teknologi komunikasi
(eksplorasi)
b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang
perkembangan teknologi produksi komunikasi (eksplorasi)
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat
komunikasi dan perbedan teknologi komunikasi tradisional dan
modern melalui slide powerpoint (eksplorasi)
d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda (elaborasi)
e. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
(elaborasi)
f. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)
g. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompok mereka (elaborasi)
h. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula
oleh guru (elaborasi)
i. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)
j. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi komunikasi (konfirmasi)
k. Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan
reward atau penghargaan (konfirmasi)
4. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
294
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
c. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan
d. Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
e. Guru menutup pembelajaran
VIII. Media dan Sumber Belajar
1. Media :
a. LCD proyektor
b. Laptop
c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang
materi perkembangan teknologi komunikasi
d. Nomor kepala dan label nama kelompok
2. Sumber belajar :
a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.
c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
Setia.
d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk
Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan
Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
f. Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
295
IX. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Penilaian kognitif : Tes (Tes Tertulis)
b. Penilaian Afektif : Non Tes (Observasi)
c. Penilaian Psikomotor : Non Tes (Observasi)
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian kognitif : Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)
b. Penilaian Afektif : Lembar Observasi Afektif
c. Penilaian Psikomotor : Lembar Observasi Psikomotor
Semarang, 11Februari
2015
296
MATERI AJAR
SIKLUS II
Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya.
Perkembangan Teknologi Komunikasi
Alat komunikasi dapat diartikan alat untuk berhubungan. Sebagai makhluk
sosial, kita selalu berhubungan dengan orang lain. Banyak manfaat yang kita
dapat dalam berkomunikasi. Kita dapat bertukar pikiran, mengetahui kabar
serta mengirim pesan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun
tertulis. Komunikasi lisan dilakukan dengan cara berbicara secara langsung.
Berkomunikasi secara tertulis dapat dilakukan melalui tulisan pada kertas. Kini
perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Terbukti dengan adanya
berbagai alat komunikasi modern. Maupun cara-cara berkomunikasi yang
bervariasi.
Jenis-jenis Alat komunikasi
1. Alat Komunikasi Tradisional
Alat komunikasi zaman dulu masih sederhana sekali dan belum dilengkapi
mesin elektronik didalamnya sehingga proses penyampain pesan berlangsung
sangat lambat. Contoh alat komunikasi zaman dulu adalah kentongan, lonceng,
surat, sandi, bedug, dll.
2. Alat komunikasi Modern
Pada dasarnya cara berkomunikasi itu ada dua macam, yaitu komunikasi
langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung terjadi bila dua
orang atau lebih berbincang-bincang dengan saling berhadapan muka.
297
Sedangkan komunikasi secara tidak langsung terjadi bila orang yang
berkomunikasi menggunakan suatu alat perantara. Biasanya orangnya tidak
berhadapan secara langsung. Sekarang marilah kita bahas perkembangan
teknologi komunikasi saat ini. Zaman sekarang, kita dapat berkomunikasi
melalui surat, telegram, handy talkie, pager, telepon, TV, radio, internet, koran,
dan majalah.
Berdasarkan bentuknya, alat komunikasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
komunikasi terlutis, lisan, dan isyarat.
1. Komunikasi tertutis
Surat
Komunikasi tertulis melalui surat dari dulu sampai sekarang masih
dilakukan orang. Sebelum ditemukan kertas, biasanya orang menulis surat pada
daun, pelepah pohon atau kulit batang. Surat diantar oleh seorang kurir
(pengantar surat). Pada masa lalu mereka mengantar surat dengan berjalan kaki
atau menunggang kuda. Masyarakat masa kini menulis di atas kertas dengan
cara tulis tangan atau diketik. Surat dapat kita kirim ke tujuan yang jauh tempat
tinggalnya melalui kantor pos. Cepat atau lambatnya pengiriman tergantung
pada biaya atau perangko yang diberikan. Dengan berkem-bangnya teknologi
sekarang kita pun dapat mengirim surat lewat faksimile. Faksimile merupakan
mesin cetak/fotocopy jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan telepon.
Dengan faksimile surat dapat diterima salinannya secara langsung. Alat
komunikasi tertulis lainnya adalah koran, majalah dan buku yang disebut
sebagai media cetak. Telepon genggam dan internet juga dapat dimanfaatkan
untuk mengirim pesan tertulis yang disebut dengan SMS (Short Message
Service) dan e-mail atau surat elektronik.
Telegram
Telegram sering disebut surat kawat. Alat pengirim telegram disebut
telegraf. Telegraf adalah pesawat untuk mengirim berita. Telegram
mempergunakan kekuatan listrik. Pesawat telegraf diciptakan oleh Samuel F.B.
298
Morse tahun 1840. Orang berkebangsaan Amerika. Pengiriman berita dengan
telegraf termasuk mahal. Ini karena perhitungannya tiap huruf.
2. Komunikasi Lisan
Telepon
Pernahkah kalian menerima berita lewat telepon? Telepon merupakan alat yang
sering digunakan. Adanya telepon, komunikasi menjadi sangat mudah dan
cepat. Pesawat telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell tahun 1876.
Alexander berkebangsaan Amerika Serikat. Jenis telepon ada dua, yaitu telepon
kabel dan telepon selular. Adanya telepon selular memudahkan dalam
berkomunikasi. Baik dengan suara langsung atau dengan pesan tertulis (SMS).
Radio
Apakah radio itu? Radio ditemukan oleh C. Marconi tahun 1901. Apa yang
sering kalian dengar dari radio. Radio dapat memberikan informasi dan
hiburan. Informasi dapat berupa berita. Adapun hiburan berupa musik. Siaran
radio dipancarkan oleh pemerintah dan swasta. Pemancar radio milik
pemerintah adalah RRI (Radio Republik Indonesia). Pemancar radio milik
swasta jumlahnya banyak sekali. Stasiun pemancar radio pemerintah bernama
RRI (Radio Republik Indonesia). RRI berdiri pertama kali pada tanggal 11
September 1945.
Televisi
Televisi merupakan alat komunikasi yang sering digunakan. Televisi sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kita dapat melihat berbagai peristiwa
yang terjadi di tempat yang jauh dari tempat tinggal kita melalui televisi. Di
negara kita, dulu hanya ada satu stasiun televisi, yaitu TVRI. Sekarang, kita
dapat menyaksikan berbagai acara dari banyak stasiun televisi. Televisi
merupakan sarana komunikasi yang sangat penting karena menjadi sarana
informasi dan hiburan. Tahukah kamu siapa yang membuat televisi pertama
kali? Orang yang pertama kali membuat televisi adalah John Logie Baird. Ia
berkebangsaan Inggris. Ide pertamanya untuk membuat televisi gagal. Pada
tahun 1923, dia mulai mengutak-atik mesin untuk memindahkan gambar
sekaligus suara lewat radio. Dia berhasil mengirim gambar kasar ke pesawat
299
penerima yang berjarak beberapa meter tanpa kabel. Pada bulan Januari 1926,
dia mendemonstrasikan televisi di depan umum di Institut Kerajaan di London.
Ini adalah peragaan televise pertama kalinya.
3. Komunikasi melalui isyarat
Komunikasi dengan isyarat tidak hanya dilakukan manusia di masa lalu.
Masyarakat masa lalu biasa menggunakan kentongan, bedug, lonceng ataupun
asap. Masyarakat masa kini juga masih menggunakan alat-alat tersebut. Namun
penggunaanya kadang ditambah dengan alat pengeras suara. Sekarang juga
banyak digunakan sirine, alarm, dan lampu sebagai alat komunikasi isyarat.
Perbandingan teknologi alat komunikasi tradisional dan modern
Alat Komunikasi tradisional Alat Komunikasi Modern
Murah Harganya mahal
Alatnya sederhana Alatnya modern dan canggih
Jika rusak, memperbaikinya mudah Jika rusak, sulit memperbaiki
Tidak terlalu bergantung pada alat Sangat tergantung pada alat/onderdil
Tidak berdampak negatif pada
kesehatan
Dapat mengganggu kesehatan
Jangkauannya terbatas Jangkauan luas
Susah dibawa kemana-mana Mudah dibawa ke mana-mana
304
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus II
Petunjuk:
- Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis
komunikasinya!
- Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom!
- Beri tanda √ pada kolom “Alat Tradisional” atau “Alat Modern” sesuai
dengan alatnya!
- Tulislah kegunaan dan penjelasan mengenai gambar-gambar tersebut pada
kolom !
Jenis
Komuni-
kasi
Nama dan gambar
alat
Ala
t
Tra
dis
ional
Ala
t M
oder
n
Kegunaan
Tertulis
Surat
√ Untuk mengirim pesan secara
tertulis
Lisan
Isyarat
Nama Kelompok: …………………………………….
1. ………………………………………………………….
2. ………………………………………………………….
3. …………………………………………………........
4. ………………………………………………………….
5. ………………………………………………………….
6. ………………………………………………………….
306
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
Siklus II
Jenis
Komuni-
kasi
Nama dan gambar
alat
Ala
t
Tra
dis
ion
al
Ala
t M
od
ern
Kegunaan
Tertulis
Surat
√ Untuk mengirim pesan secara
tertulis
faksimile
√ Untuk mengirim pesan secara
tertulis
Lisan
Telepon
√ Berkomunikasi lisan dengan
seseorang
televisi
√ Melihat berbagai peristiwa yang
terjadi di tempat jauh
Isyarat
Kentongan
√ Memberi tahu tentang adanya
bahaya
Memanggil warga agar
berkumpul, dll
Alarm kebakaran
√ Memberi pesan bahwa telah
terjadi kebakaran
307
KISI-KISI EVALUASI
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Ranah No
Soal
2.
Mengenal
sumber
daya alam,
kegiatan
ekonomi
dan
kemajuan
teknologi
di
lingkungan
kabupaten /
kota dan
provinsi
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakan
nya
2.3.5 Menjelaskan
perkembangan
teknologi
komunikasi
Tes
Tertulis
Pilihan
ganda
Uraian
C1
C2
1, 2
11, 14
2.3.6 Mengkategori
kan jenis alat
komunikasi
Pilihan
ganda
Uraian
C2
C3
3, 4,
5,6
12, 13
2.3.7 Membandingk
an antara
teknologi
komunikasi
tradisional dan
modern
Pilihan
ganda
Uraian
C4
C5
7, 8,
9, 10
15
2.3.8 Menunjukkan
contoh sikap
bertanggung
jawab
Observ
asi
Lbr.
Observ
asi
Afektif
Afek
tif
-
308
SOAL EVALUASI
Siklus II
Nama :
Kelas/No. :
I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini!
1. Kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung dinamakan ….
a. konsumsi
b. produksi
c. komunikasi
d. distribusi
2. Pada zaman dahulu sudah ada bermacam-macam alat komunikasi.
Contoh alat komunikasi pada zaman dahulu adalah ….
a. kentongan
b. lesung
c. telegram
d. telepon
3. Sekarang ini, mengiriman surat jarak jauh dapat menggunakan
layanan….
a. merpati
b. PT Pos Indonesia
c. perangko
d. SMS
4. Pesan teks singkat yang dikirim dan diterima melalui telepon genggam
adalah…
a. MMS
b. BBM
c. LINE
d. SMS
5. Penemu teknologi pesawat telepon adalah ….
a. Marconi
b. John Logie Baird
c. Alexander Graham Bell
d. Samuel Morse
6. Di bawah ini stasiun TV yang dikelola oleh pemerintah ialah ….
a. NET.TV
b. Indosiar
c. TVRI
d. RCTI
7. Jika dibandingkan dengan jaman dulu, penggunaan teknologi
komunikasi pada masa sekarang lebih ….. . . .
NILAI
309
a. murah
b. mudah
c. nyaman
d. canggih
8. Berikut ini yang termasuk teknologi komunikasi dengan isyarat
adalah….
a. faksimil
b. rambu-rambu lalu lintas
c. e-mail
d. short message service
9. Alat komunikasi tradisional harganya lebih murah karena ….
a. lebih canggih membuatnya
b. lebih rumit membuatnya
c. lebih sederhana membuatnya
d. sederhana menggunakannya
10. Salah satu keuntungan perkembangan teknologi komunikasi adalah …
a. menyampaikan pesan lebih cepat
b. menyampaikan pesan lebih lama
c. lebih ramah lingkungan
d. pemanasan global
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Sebutkan 3 jenis alat komunikasi tradisional!
3. Sebutkan 3 jenis alat komunikasi modern!
4. Jelaskan manfaat alat komunikasi bagi manusia!
5. Sebutkan perbedaan jenis teknologi komunikasi tradisional dan
modern!
310
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
Siklus II
I. Pilihan Ganda
1. c
2. a
3. b
4. d
5. c
6. c
7. d
8. b
9. c
10. b
II. Uraian
11. Kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung
12. Surat, kentongan, bedug.
13. Telepon, internet, televisi
14. Memudahkan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain,
manusia dapat berkomunikasi secara langsung tanpa membutuhkan
waktu yang lama
15.
Alat Komunikasi tradisional Alat Komunikasi Modern
Murah Harganya mahal
Alatnya sederhana Alatnya modern dan canggih
Jika rusak, memperbaikinya mudah Jika rusak, sulit memperbaiki
Tidak terlalu bergantung pada alat Sangat tergantung pada alat/onderdil
Tidak berdampak negatif pada
kesehatan
Dapat mengganggu kesehatan
Jangkauannya terbatas Jangkauan luas
Susah dibawa kemana-mana Mudah dibawa ke mana-mana
311
PEDOMAN PENSKORAN
N =
x 10 N : nilai yang diperoleh
A : jumlah skor yang diperoleh pilihan
ganda
B: jumlah skor yang diperoleh uraian
Pilihan ganda (A):
Benar = Skor 1
Salah = Skor 0
Uraian (B):
Benar = Skor Maksimal 4
312
PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : IVA/2
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten / kota dan provinsi
KOMPE-
TENSI
DASAR
MATERI
POKOK/
PEMBELA-
JARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi,
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakann
ya.
Perkembangan
teknologi
transportasi
1. mengamati slide
powerpoint yang berisi
video jenis alat transportasi
2. melakukan tanya jawab
dengan guru tentang
perkembangan teknologi
produksi transportasi
3. memperhatikan penjelasan
guru tentang jenis alat
transportasi dan perbedan
teknologi transportasi
tradisional dan modern
melalui slide powerpoint
4. berkelompok dengan
jumlah anggota 6 orang dan
setiap anggota kelompok
2.3.18 Menjelaskan
perkembangan
teknologi
transportasi (C2)
2.3.19 Membedakan
jenis-jenis
transportasi (C4)
2.3.20 Menyempurnakan
tabel
perbandingan
teknologi
transportasi
tradisional dan
Teknik:
1. Tes
2. Non Tes
Bentuk
Instrumen:
Tes:
1. Obyektif
2. Uraian
Non Tes:
1. Lembar
Observasi
3 x 35
menit
a. Depdiknas. 2007.
Standar Isi Untuk
Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Jakarta : Badan Standar
Nasional Pendidikan.
b. Daryanto. 2013. Media
Pembelajaran.
Jogjakarta: Gava
Media.
c. Hamdani. 2011.
Strategi Belajar
Mengajar. Bandung :
312
313
mendapatkan nomor yang
berbeda
5. Setiap kelompok diberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
6. Masing-masing kelompok
berdiskusi untuk
menemukan jawaban yang
benar dan memastikan tiap
anggota kelompok
mengetahui jawaban
tersebut
7. siswa yang nomornya
dipanggil guru
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
8. menyimpulkan hasil diskusi
9. bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi
transportasi yang belum
jelas
modern (C6)
2.3.21 Menunjukkan
contoh sikap jujur
(Afektif)
Afektif
2. Lembar
observasi
psikomotor
Pustaka Setia.
d. Radjiman, A. Triyono.
2009. Ilmu
Pengetahuan Sosial 4 :
untuk Sekolah Dasar
Kelas IV. Jakarta :
Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional.
e. Suranti dan Saptiarso,
Eko Setiawan. 2009.
Ilmu Pengetahuan
Sosial 4 : untuk SD dan
MI Kelas IV . Jakarta :
Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional
f. Sutoyo, Leo Agung.
2009. IPS 4 : untuk
SD/MI Kelas 4. Jakarta
: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan
Nasional.
Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.
313
314
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester : IVA/ 2
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Hari/ Tanggal : Rabu, 18 Februari 2015
I. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya.
III. Indikator
2.3.9 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi (C2)
2.3.10 Membedakan jenis-jenis transportasi (C4)
2.3.11 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi
tradisional dan modern (C6)
2.3.12 Menunjukkan contoh sikap jujur
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati slide powerpoint tentang perkembangan
teknologi transportasi, siswa dapat menjelaskan perkembangan
teknologi dengan baik.
315
2. Dengan mengamati video tentang alat transportasi dalam slide
powerpoint, siswa dapat mebedakan jenis transportasi darat, air,
dan udara dengan benar
3. Melalui kegiatan bertukar pendapat dengan kelompok tentang
perbandingan alat transportasi tradisional dan modern, siswa dapat
menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi
tradisional dan modern dengan benar.
4. Dengan mengerjakan soal evaluasi, siswa dapat memberikan 2
contoh sikap jujur.
Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai,
Tanggung jawab dan Jujur
V. Materi Pembelajaran
1. Perkembangan teknologi transportasi
2. Alat transportasi tradisional dan modern
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together)
Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi
VII. Kegiatan Pembelajaran
1. Pra Kegiatan (5 menit)
a. Guru memberikan salam
b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa
c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
d. Guru melakukan presensi
e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran
316
2. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa
menyanyikan lagu naik kereta api lalu menanyakan “Apa fungsi
kereta api?”
b. Memotivasi siswa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan
teknologi transportasi, jenis-jenis alat transportasi, dan
perbandingan teknologi tradisional dan modern.
3. Kegiatan Inti (75 menit)
a. Siswa mengamati slide powerpoint tentang perkembangan alat
transportasi (eksplorasi)
b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang
perkembangan teknologi produksi transportasi (eksplorasi)
c. Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi video jenis alat
transportasi (eksplorasi)
d. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat
transportasi dan perbedan teknologi transportasi tradisional dan
modern melalui slide powerpoint (eksplorasi)
e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan
nomor yang berbeda (elaborasi)
f. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
(elaborasi)
g. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan
jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)
h. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang
nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari
kelompok mereka (elaborasi)
i. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula
oleh guru (elaborasi)
317
j. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)
k. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi
perkembangan teknologi transportasi (konfirmasi)
l. Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan
reward atau penghargaan (konfirmasi)
4. Kegiatan Akhir (15 menit)
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
c. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan
d. Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan
menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
e. Guru menutup pembelajaran
VIII. Media dan Sumber Belajar
1. Media :
a. LCD proyektor
b. Laptop
c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang
materi perkembangan teknologi transportasi
d. Nomor kepala dan label nama kelompok
2. Sumber belajar :
a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.
c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka
Setia.
d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk
Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
318
e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan
Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
f. Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
IX. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Penilaian kognitif : Tes (Tes Tertulis)
b. Penilaian Afektif : Non Tes (Observasi)
c. Penilaian Psikomotorik : Non Tes (Observasi)
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian kognitif : Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)
b. Penilaian Afektif : Lembar Observasi Afektif
c. Penilaian Psikomotorik : Lembar Observasi Psikomotor
Semarang, 18 Februari 2015
MATERI AJAR
319
SIKLUS III
Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya.
Perkembangan Teknologi Transportasi
Apakah kamu pernah melihat orang berdesak-desakan di terminal bus, di
stasiun kereta api, di pelabuhan laut, dan di bandar udara. Sarana pengangkutan
sangat penting bagi hidup manusia. Sarana pengangkutan disebut juga alat
transportasi. Tahukah kamu bahwa alat-alat transportasi yang ada sekarang ini
mengalami proses perrkembangan yang panjang? Dulu orang menggunakan
alat transportasi yang masih sangat sederhana. Bahkan pada zaman dulu kalau
bepergian orang hanya berjalan kaki. Sekarang orang sudah memakai alat
transportasi modern. Coba sebutkan beberapa alat transportasi yang digunakan
dewasa ini! Alat atau sarana transportasi yang digunakan dewasa ini terdiri dari
transportasi darat, transportasi air, dan transportasi udara. Ketiga kelompok
transportasi ini akan dibahas di bawah ini.
1. Transportasi Darat
Transportasi darat adalah sarana pengangkutan yang menghubungkan dua
tempat yang berjauhan melalui darat. Pada masa lalu alat transportasi darat
misalnya kuda, keledai, gajah, dan kerbau. Untuk masa sekarang alat
transportasi darat dibagi menjadi dua. Ada transportasi yang tidak
menggunakan tenaga mesin. Misalnya becak, pedati, dokar, bendi, dan sepeda.
ada pula yang menggunakan tenaga mesin. Misalnya sepeda motor, bis, mobil,
dan kereta. Transportasi darat harus didukung sarana yang baik. Sarana
pendukungnya antara lain sebagai berikut.
a. Jalan merupakan sarana penghubung dari satu kota ke kota yang lain.
Oleh karena jumlah kendaraan dan pengguna jalan semakin banyak,
320
jalanan juga semakin macet. Akhirnya pemerintah membangun jalan tol
dan jembatan layang di kotakota besar. Tujuannya untuk mengurangi
kemacetan.
b. Terminal merupakan tempat pemberhentian bis yang terdapat di kota-kota
dati II.
c. Stasiun merupakan tempat pemberhentian kereta api. Pemerintah juga
membangun prasarana seperti rel, palang pintu kereta api, dan lain-lain.
Kereta api adalah angkutan darat paling murah yang banyak diminati
masyarakat.
2. Alat Transportasi Udara
Di Indonesia, sarana transportasi udara mengalami kemajuan pesat. Setiap
ibu kota provinsi sudah memiliki bandar udara. Bahkan beberapa kota terpencil
sudah ada yang memiliki bandar udara. Penerbangan sudah menjangkau
daerah-daerah terpencil. Penerbangan ini disebut penerbangan perintis.
Perhubungan udara sudah digunakan sejak ditemukannya balon gas. Pada
waktu itu, balon gas hanya mampu mengangkut tiga sampai empat orang.
Kelemahannya waktu tempuh perjalanannya lambat. Seiring perkembangan
teknologi, manusia menciptakan alat transportasi modern yang lebih cepat.
Releigh dan Wright bersaudara, seorang ahli dari Amerika mengawali
kemajuan teknologi transportasi udara. Mereka berhasil membuat kapal terbang
sederhana. Kemajuan ini diikuti para ahli yang lain. Kini masyarakat dapat
memanfaatkan alat transportasi udara yang lebih cepat. Transportasi udara
meliputi angkutan udara sipil dan angkutan militer. Angkutan udara militer
digunakan untuk kepentingan pertahanan negara, misalnya pesawat tempur.
Adapun angkutan sipil digunakan untuk angkutan penumpang dan barang,
misalnya mengangkut jamaah haji. Angkutan udara di negara kita dikelola oleh
pemerintah yaitu PT Angkasa Pura,selain itu juga dikelola oleh pihak swasta.
3. Transportasi Air
Lihatlah peta negara kita Indonesia! Di dalam peta itu, kita melihat bahwa
negara kita terdiri dari banyak pulau. Pulau-pulau itu terbentang dari Sabang
sampai Merauke. Pulau-pulau itu dipisahkan oleh selat, laut, dan lautan yang
321
luas. Tentu saja untuk bepergian dari satu pulau ke pulau lain tidak dapat
menggunakan angkutan darat. Negara kita sangat memerlukan alat transportasi
air. Yang dimaksud alat transportasi air adalah alat transportasi yang digunakan
di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air dapat kita kelompokkan menjadi
dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat transportasi air tidak bermesin.
Coba sebutkan alat-alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan laut!
Alat transportasi yang dipakai di sungai, danau, dan laut adalah kano, rakit,
perahu, feri, kapal.
Kendaraan laut itu digerakkan dengan baling-baling di dalam air.
Sebelum mesin uap ditemukan, kapal digerakkan dengan layar dan dayung.
Jadi, dulu orang berlayar bergantung pada angin. Karena bergantung pada
angin, maka pada zaman dulu kalau orang berlayar itu bisa lama sekali. Ingat
para pedagang rempah-rempah pada zaman dulu perlu waktu berbulanbulan
untuk mencapai Maluku dari Spanyol.
Zaman sekarang sudah berbeda. Kapal sudah digerakkan dengan mesin
diesel, mesin uap. Ada juga kapal yang digerakkan dengan tenaga nuklir. Kapal
uap mulai menggantikan layar pada awal abad XIX. Pertama kali, kapal uap
didorong oleh roda-roda pendayung yang besar. Letak roda-roda itu ada di
samping kiri dan kanan kapal. Sejak tahun 1840 mulai dipakai baling-baling
seperti yang ada di kapal sekarang. Baling-baling itu ada di bagian belakang
kapal dan berada di dalam air. Bahan bakar kapal uap adalah batubara. Badan
kapal sebelumnya terbuat dari kayu diganti dengan besi. Kemudian, besi
diganti dengan baja. Menurut fungsinya, ada bermacam-macam jenis kapal.
Mari kita lihat satu per satu.
1. Kapal barang Jenis kapal khusus untuk mengangkut barang-barang.
Biasanya dipakai untuk mengangkut mobil, beras, kontainer, dan
sebagainya.
2. Kapal penumpang Kapal yang khusus mengangkut orang. Yang
termasuk kapal penumpang adalah kapal ferry.
3. Kapal tanker Kapal tanker adalah kapal yang khusus digunakan untuk
mengangkut minyak, gas, pelumas, solar, bensin.
322
4. Kapal perang Kapal perang adalah kapal yang khusus digunakan oleh
angkatan laut untuk berperang. Kapal jenis ini dilengkapi dengan
senjatasenjata dan meriam. Bahkan ada kapal yang dapat dipakai untuk
mengangkut pesawat. Kapal ini namanya kapal induk.
5. Kapal tunda Kapal tunda adalah kapal yang digunakan untuk memandu
kapalkapal besar waktu masuk ke pelabuhan atau keluar pelabuhan.
6. Kapal ikan Kapal ikan adalah kapal yang digunakan para nelayan khusus
untuk menangkap ikan.
7. Kapal riset Kapal riset adalah kapal yang digunakan oleh para ahli atau
peneliti untuk meneliti kehidupan laut.
Urusan transportasi laut diatur oleh Dirjen Perhubungan Laut di bawah
naungan Departemen Perhubungan. Perusahaan pemerintah yang mengelola
transportasi laut adalah PT Pelni dan Perum ASDP. Pelni singkatan dari
Pelayaran Nasional Indonesia. ASDP singkatan dari Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan.
Untuk mendukung lancarnya perjalanan laut diperlukan dermagadermaga
atau pelabuhan untuk berlabuh kapal. Ada banyak pelabuhan di Indonesia.
Misalnya, Pelabuhan Tanjungpriok (Jakarta), Tanjungperak (Surabaya),
Tanjungemas (Semarang), dan Belawan (Medan). Bisakah kamu menyebutkan
nama-nama pelabuhan lainnya? Di mana letak pelabuhan yang kamu sebutkan
itu?
Perbandingan teknologi alat komunikasi tradisional dan modern
Alat Komunikasi tradisional Alat Komunikasi Modern
Biaya murah Harganya mahal
Bahan yang digunakan mudah didapat Pembuatannya sulit
Aman dipergunakan Nyaman digunakan
Tidak menimbulkan polusi Menimbulkan polusi
Mudah rusak Awet
Jalannya tidak cepat Jalannya cepat
Jumlah barang yang diangkut terbatas Jumlah barang yang diangkut banyak
Tidak banyak dinikmati Diminati banyak orang
327
LEMBAR KERJA SISWA
Siklus III
Tugas 1.
Petunjuk:
- Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis
transportasinya!
- Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom!
- Beri tanda √ pada kolom “Transportasi Tradisional” atau “Transportasi
Modern” sesuai dengan jenis alat transportasi yang kamu tempel!
Jenis
Transpor
tasi
Nama dan gambar alat
transportasi
Tra
nsp
ort
asi
Tra
dis
ional
Tra
nsp
ort
aasi
Moder
n
Darat
Udara
Air/Laut
Nama Kelompok: …………………………………….
1. ………………………………………………………….
2. ………………………………………………………….
3. …………………………………………………........
4. ………………………………………………………….
5. ………………………………………………………….
6. ………………………………………………………….
328
Tugas 2
Petunjuk: Sempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional
dan modern berikut ini!
Alat Transportasi
…….…………………………
Alat Transportasi
…………..…………………..
Biaya murah ………………………………………..
……………………………………….. Pembuatannya sulit
Aman digunakan Nyaman digunakan
………………………………………… Menimbulkan polusi
Mudah rusak ……………………
………………………………………… Jalannya cepat
Jumlah barang yang diangkut terbatas …………………………………………..
Tidak banyak dinikmati …………………………………………
330
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
Siklus III
Jenis
Transpor
tasi
Nama dan gambar alat transportasi
Tra
nsp
ort
asi
Tra
dis
ional
Tra
nsp
ort
aasi
Moder
n
Darat
Bus Kereta
√
Becak Delman
√
Udara
Balon udara
√
Helikopter Pesawat Terbang
√
Air/Laut
Rakit Perahu
√
331
Speedboat Kapal feri
√
Alat Komunikasi tradisional Alat Komunikasi Modern
Biaya murah Harganya mahal
Bahan yang digunakan mudah didapat Pembuatannya sulit
Aman dipergunakan Nyaman digunakan
Tidak menimbulkan polusi Menimbulkan polusi
Mudah rusak Awet
Jalannya tidak cepat Jalannya cepat
Jumlah barang yang diangkut terbatas Jumlah barang yang diangkut banyak
Tidak banyak dinikmati Diminati banyak orang
332
KISI-KISI EVALUASI
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Penilaian
Teknik Bentuk Ranah No
Soal
2.
Mengenal
sumber
daya alam,
kegiatan
ekonomi
dan
kemajuan
teknologi
di
lingkungan
kabupaten /
kota dan
provinsi
2.3 Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakan
nya
2.3.9 Menjelaskan
perkembanga
n teknologi
transportasi
Tes
Tertulis
Pilihan
ganda
Uraian
C1
C2
1, 5,6
13, 14
2.3.10 Membedakan
jenis-jenis
transportasi
Pilihan
ganda
Uraian
C2
C4
2, 3,
4, 7
11, 12
2.3.11 Menyempurn
akan tabel
perbandingan
teknologi
transportasi
tradisional
dan modern
Pilihan
ganda
Uraian
C6
C6
8, 9,
10
15
2.3.12 Menunjukkan
contoh sikap
jujur
Observ
asi
Lbr.
Observa
si
Afektif
Afek
tif
-
333
SOAL EVALUASI
Siklus III
Nama :
Kelas/No. :
I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini!
1. Kegiatan perpindahan atau pengangkutan yang dilakukan manusia
untuk berpindah tempat adalah kegiatan ….
a. konsumsi
b. produksi
c. komunikasi
d. transportasi
2. Transportasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu …, …, ….
a. darat, air, laut
b. darat, udara, laut
c. darat, udara, angkasa
d. darat, laut, sungai
3. Berikut ini yang termasuk alat transportasi air adalah. . . .
a. perahu
b. becak
c. bajai
d. sepeda
4. Berikut ini yang tidak termasuk alat transportasi tradisioal adalah …
a. perahu
b. delman
c. becak
d. kereta api
5. Sebelum menemukan alat transportasi, pada zaman dahulu orang
bepergian dengan cara ….
a. berjalan kaki
b. naik delman
c. naik kereta
d. naik bus
6. Salah satu kelemahan alat transportasi tradisional adalah ….
a. lambat
b. menimbulkan polusi
c. rawan kecelakaan
d. mahal
7. Di bawah ini angkutan darat bermesin adalah ….
a. speed boat
b. pesawat terbang
c. mobil
d. kapal tanker
NILAI
334
Perhatikan tabel perbandingan alat transportasi tradisional dan modern
berikut ini, untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 8-10!
No. Alat Transportasi tradisional Alat Transportasi Modern
A Aman digunakan Nyaman digunakan
B Biaya lebih murah ....
C …. Menimbulkan polusi udara
D Kecepatannya lebih … Lebih tinggi
8. Jawaban yang paling tepat untuk mengisi titik-titik nomor B pada tabel
di atas adalah ….
a. lebih mahal
b. sama murahnya
c. biaya geratis
d. biaya ditanggung pemerintah
9. Jawab yang tepat untuk mengisi titik-titik nomor C pada tabel di atas
adalah ….
a. menimbulkan polusi air
b. menimbulkan polusi suara
c. menimbulkan polusi udara
d. tidak menimbulkan polusi
10. Jawab yang tepat untuk mengisi titik-titik nomor D pada tabel di atas
adalah ….
a. tinggi
b. sama tinggi
c. lambat
d. cepat
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!
11. Sebutkan 3 jenis transportasi jika dilihat dari tempatnya! Berikan
contohnya masing-masing 3!
12. Sebutkan 3 contoh alat transportasi tradisional dan 3 contoh alat
transportasi modern!
13. Sebutkan 3 kekurangan transportasi modern!
14. Sebutkan 3 kelebihan transportasi tradisional!
15. Sempurnakan tabel pebandingan antara alat transportasi tradisional dan
modern berikut ini!
335
Alat Transportasi
…….…………………………
Alat Transportasi
…………..…………………..
Biaya murah ………………………………………..
………………………………………… Menimbulkan polusi
Mudah rusak ……………………
………………………………………… Jalannya cepat
Jumlah barang yang diangkut terbatas …………………………………………..
336
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
Siklus III
I. Pilihan Ganda
1. d
2. b
3. a
4. d
5. a
6. a
7. c
8. a
9. d
10. c
II. Uraian
11. Darat : mobil, becak, kereta, bus, mobil, delman, sepeda, sepeda motor,
truk, dll
Laut: kapal, perahu, rakit, speed boat, skoci, kapal layar, dll
Udara: helicopter, pesawat terbang, balon udara, jet, dll.
12. Tradisional: becak, sepeda, delman, kapal layar, perahu, balon udara,
dll
Modern: mobil, sepeda motor, bus, truk, kereta, pesawat terbang, kapal,
speed boat, helicopter, dll.
13. Harganya lebih mahal, menimbulkan polusi udara, sangat bergantung
pada mesin, pembuatannya susah dan rumit
14. Biaya lebih murah, pembuatannya mudah dan sederhana, tidak
menimbulkan polusi, dll
15.
Alat Transportasi
Tradisional
Alat Transportasi
Modern
Biaya murah Biaya mahal
Tidak menimbulkan polusi Menimbulkan polusi
Mudah rusak Awet
Jalnnya tidak cepat/lambat Jalannya cepat
Jumlah barang yang diangkut terbatas Jumlah barang yang diangkut banyak
337
PEDOMAN PENSKORAN
N =
x 10 N : nilai yang diperoleh
A : jumlah skor yang diperoleh pilihan
ganda
B: jumlah skor yang diperoleh uraian
Pilihan ganda (A):
Benar = Skor 1
Salah = Skor 0
Uraian (B):
Benar = Skor Maksimal 4
339
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS
IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
Siklus I
Nama Guru : Widya Nur Eviany
Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2
Materi : Perkembangan Teknologi Produksi
Hari/tanggal : Jum’at, 6 Februari 2015
Petunjuk :
3. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.
4. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator
pengamatan!
Skala Penilaian :
Skala Penilaian Penjelasan
Niali 4 Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak
(Rusman, 2013: 98)
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
1
Membuka pelajaran
(keterampilan membuka
pembelajaran,
keterampilan bertanya)
1. Mengucapkan salam √ 4
2. Berdoa √
3. Melakukan presensi √
4. Melakukan apersepsi √
2
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
(keterampilan membuka
1. Sesuai indikator pembelajaran √ 2
2. Sesuai tingkat perkembangan
anak √
340
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
pembelajaran) 3. Memuat Audience, Behavior,
Condition, Degree
4. Suara guru jelas terdengar ke
seluruh ruang kelas
3
Menggunakan media
powerpoint
(keterampilan
menggunakan variasi)
1. Media dapat dilihat jelas oleh
siswa
3
2. Media sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
3. Media yang ditampilkan
menarik √
4. Media yang ditampilkan
sesuai dengan karakteristik
siswa
√
4
Melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang
materi pembelajaran
(keterampilan bertanya)
1. Memberikan pertanyaan
dengan jelas dan singkat √
2
2. Pertanyaan sesuai dengan
materi dan bersifat menggali
pengetahuan
√
3. Mengarahkan siswa
menjawab benar
4. Memberi kesempatan siswa
berpikir
5
Menjelaskan materi
pembelajaran
(keterampilan
menjelaskan,
keterampilan
menggunakan variasi)
1. Materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
2
2. Menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami
3. Memberi tekanan pada bagian
yang penting
4. Menggunakan contoh/ilustrasi
melalui media powerpoint √
6
Melakukan variasi
dalam proses
pembelajaran
(keterampilan
melakukan variasi)
1. Memusatkan perhatian siswa √ 3
2. Melakukan perubahan posisi
dalam kelas √
3. Menggunakan alat bantu yang
dapat dilihat (menulis di
papan tulis, menunjukkan
gambar/ video melalui media
powerpoint
√
4. Pola interaksi dengan siswa
dilakukan secara langsung
melalui media powerpoint.
7 Membimbing
pembentukan kelompok
1. Membentuk kelompok secara
heterogen √
2
341
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
kecil dan menjelaskan
aturan diskusi
(keterampilan mengelola
kelas dan keterampilan
mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
2. Membantu siswa menata meja
dan kursi kelompok √
3. Memberi aturan diskusi yang
jelas
4. Menegur siswa yang gaduh
dengan bijaksana
8
Membimbing diskusi
kelompok siswa
(keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil)
1. Memotivasi siswa untuk
bekerjasama dengan
kelompoknya
1
2. Memberi bantuan pada siswa
yang kurang paham √
3. Mendorong siswa
mengutarakan pendapat
4. Selalu menciptakan kondisi
diskusi yang optimal
9
Menggunakan model
NHT dalam diskusi
kelompok (keterampilan
menggunakan model
NHT)
1. Memberikan nomor kepala
kepada masing-masing
anggota kelompok
√
3
2. Memberikan tugas tiap-tiap
kelompok √
3. Memberikan kesempatan
siswa untuk menyatukan
pendapatnya
√
4. Melakukan pemanggilan
nomor secara adi
10
Membimbing presentasi
hasil diskusi kelompok
(keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perorangan).
1. Mengadakan pendekatan
secara pribadi
1
2. Membimbing siswa berperan
aktif dalam menyampaikan
pendapat
3. Membantu siswa maju ke
depan kelas tanpa mengalami
frustasi
√
4. Mengarahkan siswa
menanggapi hasil diskusi
kelompok lain
11
Memberikan penguatan
kepada siswa
(keterampilan memberi
penguatan)
1. Memberi penguatan verbal
(berupa kata-kata positif:
bagus, benar, pintar, hebat,
dsb)
√
2
2. Memberi penguatan gestural
(memberikan acungan jempol,
senyuman, anggukan kepala,
√
342
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
tepuk tangan dll)
3. Memberi penguatan dengan
cara mendekati anak.
4. Memberi reward kepada siswa
yang aktif selama
pembelajaran berupa simbol
(stiker, gambar)
12
Menutup pelajaran
(keterampilan menutup
pembelajaran)
1. Menyimpulkan pembelajaran √ 4
2. Melaksanakan evaluasi √
3. Memberikan tindak lanjut √
4. Salam Penutup √
Jumlah Skor 28
Kategori Baik
Kriteria penilaian:
Skor tertinggi (T) = 12x4=48
Skor terendah (R) = 12x0=0
Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49
Q1= kuartil pertama
Letak Q1=
(n +1)
=
(49+1)
=
x50
= 12,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 11 + 0,5
= 11,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2= kuartil kedua
Letak Q2=
(n +1)
=
(49+1)
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 =
(n +1)
=
(49 +1 )
=
x 50
= 37,5
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 36 + 0,5
= 36,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q4= kuartil keempat
Q4 = T = 48
Jadi nilai Q4 adalah 48
343
=
x 50
= 25
Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)
= 24 + 0(25-24)
= 24 + 0
= 24
Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
Kategori Skor Keterampilan Guru
Kriteria Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas
24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas
11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas
Semarang, 6 Februari 2015
Observer,
ML. Dyah K. A., S.Pd.
NIP. 19691020 199103 2 009
344
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS
IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
Siklus II
Nama Guru : Widya Nur Eviany
Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2
Materi : Perkembangan Teknologi Komunikasi
Hari/tanggal : Rabu, 11 Februari 2015
Petunjuk :
5. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.
6. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator
pengamatan!
Skala Penilaian :
Skala Penilaian Penjelasan
Niali 4 Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak
(Rusman, 2013: 98)
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
1
Membuka pelajaran
(keterampilan membuka
pembelajaran,
keterampilan bertanya)
1. Mengucapkan salam √ 4
2. Berdoa √
3. Melakukan presensi √
4. Melakukan apersepsi √
2
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
(keterampilan membuka
1. Sesuai indikator pembelajaran √ 3
2. Sesuai tingkat perkembangan
anak √
345
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
pembelajaran) 3. Memuat Audience, Behavior,
Condition, Degree √
4. Suara guru jelas terdengar ke
seluruh ruang kelas
3
Menggunakan media
powerpoint
(keterampilan
menggunakan variasi)
1. Media dapat dilihat jelas oleh
siswa √
4
2. Media sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
3. Media yang ditampilkan
menarik √
4. Media yang ditampilkan
sesuai dengan karakteristik
siswa
√
4
Melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang
materi pembelajaran
(keterampilan bertanya)
1. Memberikan pertanyaan
dengan jelas dan singkat √
3
2. Pertanyaan sesuai dengan
materi dan bersifat menggali
pengetahuan
√
3. Mengarahkan siswa
menjawab benar
4. Memberi kesempatan siswa
berpikir √
5
Menjelaskan materi
pembelajaran
(keterampilan
menjelaskan,
keterampilan
menggunakan variasi)
1. Materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
3
2. Menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami
3. Memberi tekanan pada bagian
yang penting √
4. Menggunakan contoh/ilustrasi
melalui media powerpoint √
6
Melakukan variasi
dalam proses
pembelajaran
(keterampilan
melakukan variasi)
1. Memusatkan perhatian siswa 3
2. Melakukan perubahan posisi
dalam kelas √
3. Menggunakan alat bantu yang
dapat dilihat (menulis di
papan tulis, menunjukkan
gambar/ video melalui media
powerpoint
√
4. Pola interaksi dengan siswa
dilakukan secara langsung
melalui media powerpoint.
√
7 Membimbing
pembentukan kelompok
1. Membentuk kelompok secara
heterogen √
3
346
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
kecil dan menjelaskan
aturan diskusi
(keterampilan mengelola
kelas dan keterampilan
mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
2. Membantu siswa menata meja
dan kursi kelompok
3. Memberi aturan diskusi yang
jelas √
4. Menegur siswa yang gaduh
dengan bijaksana √
8
Membimbing diskusi
kelompok siswa
(keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil)
1. Memotivasi siswa untuk
bekerjasama dengan
kelompoknya
√
2
2. Memberi bantuan pada siswa
yang kurang paham √
3. Mendorong siswa
mengutarakan pendapat
4. Selalu menciptakan kondisi
diskusi yang optimal
9
Menggunakan model
NHT dalam diskusi
kelompok (keterampilan
menggunakan model
NHT)
1. Memberikan nomor kepala
kepada masing-masing
anggota kelompok
√
3
2. Memberikan tugas tiap-tiap
kelompok √
3. Memberikan kesempatan
siswa untuk menyatukan
pendapatnya
√
4. Melakukan pemanggilan
nomor secara adi
10
Membimbing presentasi
hasil diskusi kelompok
(keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perorangan).
1. Mengadakan pendekatan
secara pribadi
2
2. Membimbing siswa berperan
aktif dalam menyampaikan
pendapat
√
3. Membantu siswa maju ke
depan kelas tanpa mengalami
frustasi
√
4. Mengarahkan siswa
menanggapi hasil diskusi
kelompok lain
11
Memberikan penguatan
kepada siswa
(keterampilan memberi
penguatan)
1. Memberi penguatan verbal
(berupa kata-kata positif:
bagus, benar, pintar, hebat,
dsb)
√
2
2. Memberi penguatan gestural
(memberikan acungan jempol,
senyuman, anggukan kepala,
√
347
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
tepuk tangan dll)
3. Memberi penguatan dengan
cara mendekati anak.
4. Memberi reward kepada siswa
yang aktif selama
pembelajaran berupa simbol
(stiker, gambar)
12
Menutup pelajaran
(keterampilan menutup
pembelajaran)
1. Menyimpulkan pembelajaran √ 4
2. Melaksanakan evaluasi √
3. Memberikan tindak lanjut √
4. Salam Penutup √
Jumlah Skor 36
Kategori Baik
Kriteria penilaian:
Skor tertinggi (T) = 12x4=48
Skor terendah (R) = 12x0=0
Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49
Q1= kuartil pertama
Letak Q1=
(n +1)
=
(49+1)
=
x50
= 12,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 11 + 0,5
= 11,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2= kuartil kedua
Letak Q2=
(n +1)
=
(49+1)
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 =
(n +1)
=
(49 +1 )
=
x 50
= 37,5
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 36 + 0,5
= 36,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q4= kuartil keempat
Q4 = T = 48
Jadi nilai Q4 adalah 48
348
=
x 50
= 25
Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)
= 24 + 0(25-24)
= 24 + 0
= 24
Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
Kategori Skor Keterampilan Guru
Kriteria Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas
24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas
11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas
Semarang, 11 Februari 2015
Observer,
ML. Dyah K. A., S.Pd.
NIP. 19691020 199103 2 009
349
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI
MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS
IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG
Siklus III
Nama Guru : Widya Nur Eviany
Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang
Kelas/Semester : IVA/ 2
Materi : Perkembangan Teknologi Transportasi
Hari/tanggal : Rabu, 18 Februari 2015
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.
2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator
pengamatan!
Skala Penilaian :
Skala Penilaian Penjelasan
Niali 4 Jika semua deskriptor nampak
Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak
Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak
Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak
Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak
(Rusman, 2013: 98)
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
1
Membuka pelajaran
(keterampilan membuka
pembelajaran,
keterampilan bertanya)
1. Mengucapkan salam √ 4
2. Berdoa √
3. Melakukan presensi √
4. Melakukan apersepsi √
2
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
(keterampilan membuka
1. Sesuai indikator pembelajaran √ 4
2. Sesuai tingkat perkembangan
anak √
350
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
pembelajaran) 3. Memuat Audience, Behavior,
Condition, Degree √
4. Suara guru jelas terdengar ke
seluruh ruang kelas √
3
Menggunakan media
powerpoint
(keterampilan
menggunakan variasi)
1. Media dapat dilihat jelas oleh
siswa √
4
2. Media sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
3. Media yang ditampilkan
menarik √
4. Media yang ditampilkan
sesuai dengan karakteristik
siswa
√
4
Melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang
materi pembelajaran
(keterampilan bertanya)
1. Memberikan pertanyaan
dengan jelas dan singkat √
4
2. Pertanyaan sesuai dengan
materi dan bersifat menggali
pengetahuan
√
3. Mengarahkan siswa
menjawab benar √
4. Memberi kesempatan siswa
berpikir √
5
Menjelaskan materi
pembelajaran
(keterampilan
menjelaskan,
keterampilan
menggunakan variasi)
1. Materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
3
2. Menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami √
3. Memberi tekanan pada bagian
yang penting
4. Menggunakan contoh/ilustrasi
melalui media powerpoint √
6
Melakukan variasi
dalam proses
pembelajaran
(keterampilan
melakukan variasi)
1. Memusatkan perhatian siswa √ 4
2. Melakukan perubahan posisi
dalam kelas √
3. Menggunakan alat bantu yang
dapat dilihat (menulis di
papan tulis, menunjukkan
gambar/ video melalui media
powerpoint
√
4. Pola interaksi dengan siswa
dilakukan secara langsung
melalui media powerpoint.
√
7 Membimbing
pembentukan kelompok
1. Membentuk kelompok secara
heterogen √
3
351
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
kecil dan menjelaskan
aturan diskusi
(keterampilan mengelola
kelas dan keterampilan
mengajar kelompok
kecil dan perorangan)
2. Membantu siswa menata meja
dan kursi kelompok
3. Memberi aturan diskusi yang
jelas √
4. Menegur siswa yang gaduh
dengan bijaksana √
8
Membimbing diskusi
kelompok siswa
(keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil)
1. Memotivasi siswa untuk
bekerjasama dengan
kelompoknya
√
4
2. Memberi bantuan pada siswa
yang kurang paham √
3. Mendorong siswa
mengutarakan pendapat √
4. Selalu menciptakan kondisi
diskusi yang optimal √
9
Menggunakan model
NHT dalam diskusi
kelompok (keterampilan
menggunakan model
NHT)
1. Memberikan nomor kepala
kepada masing-masing
anggota kelompok
√
4
2. Memberikan tugas tiap-tiap
kelompok √
3. Memberikan kesempatan
siswa untuk menyatukan
pendapatnya
√
4. Melakukan pemanggilan
nomor secara adi √
10
Membimbing presentasi
hasil diskusi kelompok
(keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perorangan).
1. Mengadakan pendekatan
secara pribadi √
4
2. Membimbing siswa berperan
aktif dalam menyampaikan
pendapat
√
3. Membantu siswa maju ke
depan kelas tanpa mengalami
frustasi
√
4. Mengarahkan siswa
menanggapi hasil diskusi
kelompok lain
√
11
Memberikan penguatan
kepada siswa
(keterampilan memberi
penguatan)
1. Memberi penguatan verbal
(berupa kata-kata positif:
bagus, benar, pintar, hebat,
dsb)
3
2. Memberi penguatan gestural
(memberikan acungan jempol,
senyuman, anggukan kepala,
√
352
No Indikator Deskriptor
Nampak
(√) Skor
tepuk tangan dll)
3. Memberi penguatan dengan
cara mendekati anak. √
4. Memberi reward kepada siswa
yang aktif selama
pembelajaran berupa simbol
(stiker, gambar)
√
12
Menutup pelajaran
(keterampilan menutup
pembelajaran)
1. Menyimpulkan pembelajaran √ 4
2. Melaksanakan evaluasi √
3. Memberikan tindak lanjut √
4. Salam Penutup √
Jumlah Skor 46
Kategori Sangat
Baik
Kriteria penilaian:
Skor tertinggi (T) = 12x4=48
Skor terendah (R) = 12x0=0
Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49
Q1= kuartil pertama
Letak Q1=
(n +1)
=
(49+1)
=
x50
= 12,5
Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)
= 11+ 0,5 (12-11)
= 11 + 0,5
= 11,5
Jadi nilai Q1 adalah 11,5
Q2= kuartil kedua
Letak Q2=
(n +1)
Q3 = kuartil ketiga
Letak Q3 =
(n +1)
=
(49 +1 )
=
x 50
= 37,5
Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)
= 36 + 0,5 (40-39)
= 36 + 0,5
= 36,5
Jadi nilai Q3 adalah 36,5
Q4= kuartil keempat
Q4 = T = 48
353
=
(49+1)
=
x 50
= 25
Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)
= 24 + 0(25-24)
= 24 + 0
= 24
Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)
Jadi nilai Q4 adalah 48
Kategori Skor Keterampilan Guru
Kriteria Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan
36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas
24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas
11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas
0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas
Semarang, 18 Februari 2015
Observer,
ML. Dyah K. A., S.Pd.
NIP. 19691020 199103 2 009
354
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I
No Nama Siswa Indikator Jumlah
Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Almita Dwi Pradita 2 2 2 2 3 3 1 1 0 1 2 2 21 Cukup
2 Al Zibran Mahesa 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 18 Cukup
3 Aulia Putri Adinda 4 2 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2 25 Baik
4 Aurelio Nayla T. 2 4 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 27 Baik
5 Bagas Nur Ihsan 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 19 Cukup
6 Damai Ariela Lintang 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 27 Baik
7 Dewangga Setiawan 3 2 1 2 1 3 2 0 0 0 0 1 15 Cukup
8 Diah Ayu Maharani C. 2 1 1 3 0 1 0 0 1 1 3 3 16 Cukup
9 Didrika Dewaga S. 4 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 3 22 Cukup
10 Dinar Alfaziano 3 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 25 Baik
11 Dita Dwi Cahyani 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 18 Cukup
12 Diva Aulia Zahra 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 3 4 26 Baik
13 Fredly Mayheisya W. 2 3 4 3 1 3 3 3 3 1 3 4 33 Baik
14 Gading Kaliko 2 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 22 Cukup
15 Galih Budi Kurniawan 3 1 2 3 2 4 3 1 1 2 2 3 27 Baik
16 Genta Buana Arfian 2 3 4 3 3 1 1 1 1 0 0 1 20 Cukup
17 Ginasha Firly Janata 2 2 1 1 1 3 2 4 1 0 0 1 18 Cukup
18 Gustika Shalsabila D. 3 3 1 1 3 2 2 1 2 1 0 1 20 Cukup
354
355
19 Haydar Daffa Putra 2 2 4 2 0 2 1 0 2 1 2 4 22 Baik
20 Ivan Rizky Maulana 2 2 2 2 1 2 3 4 1 2 2 4 27 Baik
21 Jhosevan Arya Setya 3 2 3 2 3 2 2 1 1 2 1 3 25 Baik
22 M. Abriel Khirian 2 4 1 1 3 2 1 2 1 0 0 4 21 Cukup
23 M. Adrian Bagas R. 3 3 2 3 1 4 3 1 2 3 2 2 29 Baik
24 M. Al Ahsan 2 2 3 3 3 2 2 4 2 1 1 2 27 Baik
25 M. Hanif Aryo Putra 3 2 1 1 2 2 4 4 2 1 1 4 27 Baik
26 M. Mirza Ardiansyah 2 2 2 2 2 2 1 0 0 3 2 3 21 Cukup
27 Najwa Ayu Shabila 2 2 4 2 1 3 3 2 3 1 2 4 29 Baik
28 Nazifa Delfina A. 2 3 1 1 3 2 2 1 1 2 2 4 24 Baik
29 Nurdiana Rizki R. 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 1 3 26 Baik
30 Pandu Revi Arman 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 28 Baik
31 Rachma Puspa W. 2 2 1 1 1 3 4 3 1 0 0 3 21 Cukup
32 Rakai Aryaguna A. 2 1 2 3 2 2 1 0 0 2 2 4 21 Cukup
33 Rakha Indra Kumara 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 31 Baik
34 Rayhan Indra N. 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 1 4 24 Baik
35 Revina Amalia Putri 2 3 2 1 1 3 2 2 2 1 2 3 24 Baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 3 3 1 3 2 3 2 1 1 1 3 3 26 Baik
37 Rijal Sultan Sofwan 2 3 3 2 1 3 3 2 1 2 3 3 28 Baik
38 Shita Safira Dwitasari 3 1 1 1 2 3 1 0 0 0 0 3 15 Cukup
39 Veronica Angeline 2 3 3 2 1 3 2 1 1 2 3 4 27 Baik
40 Yuan Beliano Aditya 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 25 Baik
41 Yudhistira Mahendra H. 3 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 23 Baik
42 Ahmad Luigi Alwan F. 2 4 3 3 0 3 3 1 0 1 1 3 24 Baik
355
356
43 Aryo Ladrang Lalean E. 2 1 1 2 2 3 2 1 2 1 1 2 20 Cukup
Jumlah Skor 105 102 87 87 73 97 86 74 55 59 68 121 1014 Cukup
Rata-rata Skor 2,44 2,37 2,02 2,02 1,70 2,26 2,00 1,72 1,28 1,37 1,58 2,81 23,58
Semarang, Februari 2015
Observer
Isnaini Nurrohmah
356
357
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II
No Nama Indikator Jumlah
Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Almita Dwi Pradita 3 4 3 2 3 3 1 1 0 1 2 2 25 Baik
2 Al Zibran Mahesa 3 4 3 3 4 4 1 3 1 1 1 2 30 Baik
3 Aulia Putri Adinda 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 32 Baik
4 Aurelio Nayla T. 4 4 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 29 Baik
5 Bagas Nur Ihsan 3 3 3 2 3 4 2 1 3 1 1 3 29 Baik
6 Damai Ariela Lintang 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 30 Baik
7 Dewangga Setiawan 3 2 3 2 1 3 2 4 0 0 0 2 22 Cukup
8 Diah Ayu Maharani C. 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 37 Baik
9 Didrika Dewaga S. 4 3 3 1 3 2 3 1 3 3 1 3 30 Baik
10 Dinar Alfaziano 3 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 27 Baik
11 Dita Dwi Cahyani 4 3 2 2 3 3 4 1 3 1 1 2 29 Baik
12 Diva Aulia Zahra 3 2 2 1 4 3 3 2 2 2 3 4 31 Baik
13 Fredly Mayheisya W. 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 37 Baik
14 Gading Kaliko 2 3 3 2 2 4 3 3 1 2 4 3 32 Baik
15 Galih Budi Kurniawan 3 3 4 3 2 4 3 1 3 2 2 3 33 Baik
16 Genta Buana Arfian 2 3 4 3 3 4 3 1 2 0 0 2 27 Baik
17 Ginasha Firly Janata 4 2 2 4 3 3 3 4 3 0 4 4 37 Baik
357
358
18 Gustika Shalsabila D. 3 3 2 3 3 2 2 1 2 1 3 3 29 Baik
19 Haydar Daffa Putra 3 4 4 2 4 2 4 2 2 3 2 4 35 Baik
20 Ivan Rizky Maulana 4 3 2 4 1 2 3 4 2 2 2 4 33 Baik
21 Jhosevan Arya Setya 3 2 3 3 3 4 2 1 1 2 1 3 28 Baik
22 M. Abriel Khirian 3 4 3 3 3 2 4 2 1 3 4 4 36 Baik
23 M. Adrian Bagas R. 3 3 2 3 1 4 3 1 2 3 2 2 29 Baik
24 M. Al Ahsan 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 1 2 30 Baik
25 M. Hanif Aryo Putra 3 3 3 1 2 2 4 4 2 3 1 4 32 Baik
26 M. Mirza Ardiansyah 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 30 Baik
27 Najwa Ayu Shabila 3 2 4 2 1 3 3 2 3 3 1 4 31 Baik
28 Nazifa Delfina A. 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 4 32 Baik
29 Nurdiana Rizki R. 3 3 3 2 3 3 4 3 3 1 1 3 32 Baik
30 Pandu Revi Arman 4 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 2 32 Baik
31 Rachma Puspa W. 4 3 3 3 3 3 4 3 1 0 0 3 30 Baik
32 Rakai Aryaguna A. 4 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 4 34 Baik
33 Rakha Indra Kumara 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 31 Baik
34 Rayhan Indra N. 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 1 4 26 Baik
35 Revina Amalia Putri 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 32 Baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 31 Baik
37 Rijal Sultan Sofwan 4 3 3 2 3 3 3 2 1 2 3 2 31 Baik
38 Shita Safira Dwitasari 3 3 3 3 2 3 3 3 1 0 0 4 28 Baik
39 Veronica Angeline 4 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 30 Baik
40 Yuan Beliano Aditya 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 31 Baik
41 Yudhistira Mahendra H. 3 3 3 2 4 4 2 2 2 2 2 3 32 Baik
358
359
42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 3 3 3 3 3 2 0 2 1 2 30 Baik
43 Aryo Ladrang Lalean E. 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 26 Baik
Jumlah Skor 138 126 125 110 112 123 116 96 86 79 82 125 1318 Baik
Rata-rata Skor 3,21 2,93 2,91 2,56 2,60 2,86 2,70 2,23 2,00 1,84 1,91 2,91 30,65
Semarang, Februari 2015
Observer
Isnaini Nurrohmah
360
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS III
No Nama Indikator Jumlah
Skor Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Almita Dwi Pradita 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 43 Sangat Baik
2 Al Zibran Mahesa 4 4 4 3 4 4 1 3 1 1 4 4 37 Baik
3 Aulia Putri Adinda 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 2 4 38 Sangat Baik
4 Aurelio Nayla T. 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 42 Sangat Baik
5 Bagas Nur Ihsan 4 3 3 4 4 4 2 1 3 1 4 3 36 Baik
6 Damai Ariela Lintang 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 37 Sangat Baik
7 Dewangga Setiawan 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 42 Sangat Baik
8 Diah Ayu Maharani C. 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 41 Sangat Baik
9 Didrika Dewaga S. 4 3 4 4 3 2 4 1 3 3 4 3 38 Sangat Baik
10 Dinar Alfaziano 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 2 4 39 Sangat Baik
11 Dita Dwi Cahyani 4 3 2 4 3 3 4 1 3 3 4 4 38 Sangat Baik
12 Diva Aulia Zahra 3 4 2 4 4 3 3 2 4 4 3 4 40 Sangat Baik
13 Fredly Mayheisya W. 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 39 Sangat Baik
14 Gading Kaliko 4 3 3 4 2 4 3 3 1 2 4 3 36 Baik
15 Galih Budi Kurniawan 4 4 4 3 2 4 3 4 3 2 2 3 38 Sangat Baik
16 Genta Buana Arfian 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 44 Sangat Baik
17 Ginasha Firly Janata 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 40 Sangat Baik
360
361
18 Gustika Shalsabila D. 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 3 39 Sangat Baik
19 Haydar Daffa Putra 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 39 Sangat Baik
20 Ivan Rizky Maulana 4 3 4 4 1 2 3 3 4 2 2 4 36 Sangat Baik
21 Jhosevan Arya Setya 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 42 Sangat Baik
22 M. Abriel Khirian 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 43 Sangat Baik
23 M. Adrian Bagas R. 4 3 2 4 4 4 3 4 2 3 4 4 41 Sangat Baik
24 M. Al Ahsan 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 42 Sangat Baik
25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 44 Sangat Baik
26 M. Mirza Ardiansyah 3 3 2 3 4 4 3 2 4 3 4 3 38 Sangat Baik
27 Najwa Ayu Shabila 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 42 Sangat Baik
28 Nazifa Delfina A. 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 41 Sangat Baik
29 Nurdiana Rizki R. 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 43 Sangat Baik
30 Pandu Revi Arman 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 42 Sangat Baik
31 Rachma Puspa W. 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 43 Sangat Baik
32 Rakai Aryaguna A. 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 45 Sangat Baik
33 Rakha Indra Kumara 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 2 4 41 Sangat Baik
34 Rayhan Indra N. 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 43 Sangat Baik
35 Revina Amalia Putri 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 3 39 Sangat Baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 37 Sangat Baik
37 Rijal Sultan Sofwan 4 4 3 2 3 4 3 2 1 2 3 4 35 Baik
38 Shita Safira Dwitasari 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 43 Sangat Baik
39 Veronica Angeline 4 3 4 4 3 3 4 1 2 2 3 4 37 Sangat Baik
40 Yuan Beliano Aditya 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 41 Sangat Baik
41 Yudhistira Mahendra H. 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 39 Sangat Baik
361
362
42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 44 Sangat Baik
43 Aryo Ladrang Lalean E. 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 41 Sangat Baik
Jumlah Skor 163 152 146 153 141 149 145 121 129 128 141 157 1725 Sangat Baik
Rata-rata Skor 3,79 3,53 3,40 3,56 3,28 3,47 3,37 2,81 3,00 2,93 3,28 3,65 40,12
Semarang, Februari 2015
Observer
Isnaini Nurrohmah
363
DATA PRA SIKLUS
HASIL BELAJAR SISWA
No Nama Nilai
1 Almita Dwi Pradita 60
2 Al Zibran Mahesa 74
3 Aulia Putri Adinda 84
4 Aurelio Nayla T. 73
5 Bagas Nur Ihsan 60
6 Damai Ariela Lintang 73
7 Dewangga Setiawan 72
8 Diah Ayu Maharani C. 40
9 Didrika Dewaga S. 82
10 Dinar Alfaziano 60
11 Dita Dwi Cahyani 73
12 Diva Aulia Zahra 72
13 Fredly Mayheisya W. 60
14 Gading Kaliko 55
15 Galih Budi Kurniawan 50
16 Genta Buana Arfian 77
17 Ginasha Firly Janata 76
18 Gustika Shalsabila D. 77
19 Haydar Daffa Putra 58
20 Ivan Rizky Maulana 70
21 Jhosevan Arya Setya 70
22 M. Abriel Khirian 70
23 M. Adrian Bagas R. 70
24 M. Al Ahsan 72
25 M. Hanif Aryo Putra 82
26 M. Mirza Ardiansyah 75
27 Najwa Ayu Shabila 65
28 Nazifa Delfina A. 74
29 Nurdiana Rizki R. 72
30 Pandu Revi Arman 70
31 Rachma Puspa W. 49
32 Rakai Aryaguna A. 70
33 Rakha Indra Kumara 70
364
34 Rayhan Indra N. 53
35 Revina Amalia Putri 63
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 72
37 Rijal Sultan Sofwan 73
38 Shita Safira Dwitasari 62
39 Veronica Angeline 70
40 Yuan Beliano Aditya 64
41 Yudhistira Mahendra H. 70
42 Ahmad Luigi Alwan F. 70
43 Aryo Ladrang Lalean E. 53
Jumlah 2905
Rata-rata 67,56
Nilai tertinggi 84
Nilai terendah 40
365
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF
SIKLUS I
No Nama Nilai Kategori
1 Almita Dwi Pradita 67 Tidak Tuntas
2 Al Zibran Mahesa 80 Tuntas
3 Aulia Putri Adinda 73 Tuntas
4 Aurelio Nayla T. 63 Tidak Tuntas
5 Bagas Nur Ihsan 63 Tidak Tuntas
6 Damai Ariela Lintang 77 Tuntas
7 Dewangga Setiawan 80 Tuntas
8 Diah Ayu Maharani C. 63 Tidak Tuntas
9 Didrika Dewaga S. 40 Tidak Tuntas
10 Dinar Alfaziano 67 Tidak Tuntas
11 Dita Dwi Cahyani 73 Tuntas
12 Diva Aulia Zahra 73 Tuntas
13 Fredly Mayheisya W. 67 Tidak Tuntas
14 Gading Kaliko 67 Tidak Tuntas
15 Galih Budi Kurniawan 56 Tidak Tuntas
16 Genta Buana Arfian 83 Tuntas
17 Ginasha Firly Janata 73 Tuntas
18 Gustika Shalsabila D. 80 Tuntas
19 Haydar Daffa Putra 73 Tuntas
20 Ivan Rizky Maulana 73 Tuntas
21 Jhosevan Arya Setya 77 Tuntas
22 M. Abriel Khirian 77 Tuntas
23 M. Adrian Bagas R. 67 Tidak Tuntas
24 M. Al Ahsan 83 Tuntas
25 M. Hanif Aryo Putra 93 Tuntas
26 M. Mirza Ardiansyah 87 Tuntas
27 Najwa Ayu Shabila 67 Tidak Tuntas
28 Nazifa Delfina A. 80 Tuntas
29 Nurdiana Rizki R. 87 Tuntas
30 Pandu Revi Arman 67 Tidak Tuntas
31 Rachma Puspa W. 63 Tidak Tuntas
32 Rakai Aryaguna A. 73 Tuntas
33 Rakha Indra Kumara 87 Tuntas
34 Rayhan Indra N. 67 Tidak Tuntas
366
35 Revina Amalia Putri 73 Tuntas
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 90 Tuntas
37 Rijal Sultan Sofwan 80 Tuntas
38 Shita Safira Dwitasari 93 Tuntas
39 Veronica Angeline 77 Tuntas
40 Yuan Beliano Aditya 67 Tidak Tuntas
41 Yudhistira Mahendra H. 87 Tuntas
42 Ahmad Luigi Alwan F. 83 Tuntas
43 Aryo Ladrang Lalean E. 67 Tidak Tuntas
Jumlah 3183
Rata-rata 74
Nilai tertinggi 93
Nilai terendah 40
Siswa yang tuntas 27
Siswa yang tidak tuntas 16
PeRsentase Ketuntasan Klasikal 62.80%
367
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF
SIKLUS II
No Nama Nilai Kategori
1 Almita Dwi Pradita 67 Tidak Tuntas
2 Al Zibran Mahesa 67 Tidak Tuntas
3 Aulia Putri Adinda 87 Tuntas
4 Aurelio Nayla T. 80 Tuntas
5 Bagas Nur Ihsan 77 Tuntas
6 Damai Ariela Lintang 87 Tuntas
7 Dewangga Setiawan 80 Tuntas
8 Diah Ayu Maharani C. 53 Tidak Tuntas
9 Didrika Dewaga S. 93 Tuntas
10 Dinar Alfaziano 67 Tidak Tuntas
11 Dita Dwi Cahyani 83 Tuntas
12 Diva Aulia Zahra 83 Tuntas
13 Fredly Mayheisya W. 90 Tuntas
14 Gading Kaliko 90 Tuntas
15 Galih Budi Kurniawan 83 Tuntas
16 Genta Buana Arfian 67 Tidak Tuntas
17 Ginasha Firly Janata 90 Tu ntas
18 Gustika Shalsabila D. 93 Tuntas
19 Haydar Daffa Putra 67 Tidak Tuntas
20 Ivan Rizky Maulana 80 Tuntas
21 Jhosevan Arya Setya 87 Tuntas
22 M. Abriel Khirian 83 Tuntas
23 M. Adrian Bagas R. 63 Tidak Tuntas
24 M. Al Ahsan 83 Tuntas
25 M. Hanif Aryo Putra 90 Tuntas
26 M. Mirza Ardiansyah 90 Tuntas
27 Najwa Ayu Shabila 80 Tuntas
28 Nazifa Delfina A. 83 Tuntas
29 Nurdiana Rizki R. 83 Tuntas
30 Pandu Revi Arman 77 Tuntas
31 Rachma Puspa W. 53 Tidak Tuntas
32 Rakai Aryaguna A. 80 Tuntas
33 Rakha Indra Kumara 73 Tuntas
368
34 Rayhan Indra N. 67 Tidak Tuntas
35 Revina Amalia Putri 77 Tuntas
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 80 Tuntas
37 Rijal Sultan Sofwan 80 Tuntas
38 Shita Safira Dwitasari 77 Tuntas
39 Veronica Angeline 83 Tuntas
40 Yuan Beliano Aditya 67 Tidak Tuntas
41 Yudhistira Mahendra H. 70 Tuntas
42 Ahmad Luigi Alwan F. 77 Tuntas
43 Aryo Ladrang Lalean E. 67 Tidak Tuntas
Jumlah 3354
Rata-rata 78
Nilai tertinggi 93
Nilai terendah 53
Siswa yang tuntas 32
Siswa yang tidak tuntas 12
Persentase Ketuntasan Klasikal 74,42%
369
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF
SIKLUS III
No Nama Nilai Kategori
1 Almita Dwi Pradita 73 Tuntas
2 Al Zibran Mahesa 90 Tuntas
3 Aulia Putri Adinda 90 Tuntas
4 Aurelio Nayla T. 83 Tuntas
5 Bagas Nur Ihsan 77 Tuntas
6 Damai Ariela Lintang 97 Tuntas
7 Dewangga Setiawan 67 Tidak Tuntas
8 Diah Ayu Maharani C. 60 Tidak Tuntas
9 Didrika Dewaga S. 97 Tuntas
10 Dinar Alfaziano 83 Tuntas
11 Dita Dwi Cahyani 100 Tuntas
12 Diva Aulia Zahra 93 Tuntas
13 Fredly Mayheisya W. 77 Tuntas
14 Gading Kaliko 63 Tidak Tuntas
15 Galih Budi Kurniawan 83 Tuntas
16 Genta Buana Arfian 97 Tuntas
17 Ginasha Firly Janata 90 Tuntas
18 Gustika Shalsabila D. 93 Tuntas
19 Haydar Daffa Putra 100 Tuntas
20 Ivan Rizky Maulana 70 Tuntas
21 Jhosevan Arya Setya 93 Tuntas
22 M. Abriel Khirian 67 Tidak Tuntas
23 M. Adrian Bagas R. 87 Tuntas
24 M. Al Ahsan 93 Tuntas
25 M. Hanif Aryo Putra 90 Tuntas
26 M. Mirza Ardiansyah 100 Tuntas
27 Najwa Ayu Shabila 97 Tuntas
28 Nazifa Delfina A. 87 Tuntas
29 Nurdiana Rizki R. 90 Tuntas
30 Pandu Revi Arman 87 Tuntas
31 Rachma Puspa W. 77 Tuntas
32 Rakai Aryaguna A. 90 Tuntas
33 Rakha Indra Kumara 87 Tuntas
370
34 Rayhan Indra N. 60 Tidak Tuntas
35 Revina Amalia Putri 90 Tuntas
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 87 Tuntas
37 Rijal Sultan Sofwan 93 Tuntas
38 Shita Safira Dwitasari 67 Tidak Tuntas
39 Veronica Angeline 77 Tuntas
40 Yuan Beliano Aditya 87 Tuntas
41 Yudhistira Mahendra H. 93 Tuntas
42 Ahmad Luigi Alwan F. 87 Tuntas
43 Aryo Ladrang Lalean E. 87 Tuntas
Jumlah 3656
Rata-rata 85
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Siswa yang tuntas 37
Siswa yang tidak tuntas 6
Persentase Ketuntasan Klasikal 86,05%
371
DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA
RANAH AFEKTIF SIKLUS I
No Nama Siswa Indikator Jumlah
Skor Kriteria
1 2 3 4
1 Almita Dwi Pradita 3 2 2 2 9 Baik
2 Al Zibran Mahesa 3 2 4 1 10 Baik
3 Aulia Putri Adinda 4 2 1 2 9 Baik
4 Aurelio Nayla T. 3 1 3 2 9 Baik
5 Bagas Nur Ihsan 1 2 2 2 7 Cukup
6 Damai Ariela Lintang 4 1 3 2 10 Baik
7 Dewangga Setiawan 3 2 2 4 11 Baik
8 Diah Ayu Maharani C. 1 4 3 1 9 Baik
9 Didrika Dewaga S. 3 2 1 4 10 Baik
10 Dinar Alfaziano 1 2 3 2 8 Baik
11 Dita Dwi Cahyani 1 2 2 2 7 Cukup
12 Diva Aulia Zahra 3 2 3 2 10 Baik
13 Fredly Mayheisya W. 3 2 2 2 9 Baik
14 Gading Kaliko 2 3 2 2 9 Baik
15 Galih Budi Kurniawan 3 1 3 3 10 Baik
16 Genta Buana Arfian 3 2 1 3 9 Baik
17 Ginasha Firly Janata 3 2 1 2 8 Baik
18 Gustika Shalsabila D. 3 1 4 2 10 Baik
19 Haydar Daffa Putra 1 3 1 3 8 Baik
20 Ivan Rizky Maulana 2 3 1 2 8 Baik
21 Jhosevan Arya Setya 2 2 4 2 10 Baik
22 M. Abriel Khirian 1 2 2 3 8 Baik
23 M. Adrian Bagas R. 3 1 3 2 9 Baik
24 M. Al Ahsan 4 0 2 4 10 Baik
25 M. Hanif Aryo Putra 4 2 2 1 9 Baik
26 M. Mirza Ardiansyah 2 3 3 2 10 Baik
27 Najwa Ayu Shabila 1 4 1 2 8 Baik
28 Nazifa Delfina A. 2 2 3 1 8 Baik
29 Nurdiana Rizki R. 1 2 2 4 9 Baik
30 Pandu Revi Arman 1 3 3 1 8 Baik
31 Rachma Puspa W. 1 4 1 3 9 Baik
32 Rakai Aryaguna A. 2 2 3 4 11 Baik
372
33 Rakha Indra Kumara 2 4 1 3 10 Baik
34 Rayhan Indra N. 1 3 2 3 9 Baik
35 Revina Amalia Putri 2 3 2 3 10 Baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 1 3 2 3 9 Baik
37 Rijal Sultan Sofwan 1 3 2 1 7 Cukup
38 Shita Safira Dwitasari 3 1 3 3 10 Baik
39 Veronica Angeline 2 2 3 3 10 Baik
40 Yuan Beliano Aditya 2 3 2 3 10 Baik
41 Yudhistira Mahendra H. 2 2 3 3 10 Baik
42 Ahmad Luigi Alwan F. 0 3 2 1 6 Cukup
43 Aryo Ladrang Lalean E. 3 1 2 3 9 Baik
Jumlah Skor 93 96 97 103 389 Baik
Rata-rata Skor 2,16 2,23 2,26 2,40 9,05
373
DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH
AFEKTIF SIKLUS II
No Nama Siswa Indikator Jumlah
Skor Kriteria
1 2 3 4
1 Almita Dwi Pradita 3 2 2 2 9 Baik
2 Al Zibran Mahesa 3 2 4 3 12 Baik
3 Aulia Putri Adinda 4 2 1 2 9 Baik
4 Aurelio Nayla T. 3 3 3 2 11 Baik
5 Bagas Nur Ihsan 2 2 2 2 8 Baik
6 Damai Ariela Lintang 3 4 3 2 12 Baik
7 Dewangga Setiawan 3 2 2 4 11 Baik
8 Diah Ayu Maharani C. 2 4 3 3 12 Baik
9 Didrika Dewaga S. 3 2 4 4 13 Sangat Baik
10 Dinar Alfaziano 1 2 3 2 8 Baik
11 Dita Dwi Cahyani 1 2 2 2 7 Cukup
12 Diva Aulia Zahra 3 2 3 2 10 Baik
13 Fredly Mayheisya W. 3 2 2 2 9 Baik
14 Gading Kaliko 2 3 2 2 9 Baik
15 Galih Budi Kurniawan 3 4 3 3 13 Baik
16 Genta Buana Arfian 3 2 4 3 12 Baik
17 Ginasha Firly Janata 3 2 4 2 11 Baik
18 Gustika Shalsabila D. 3 3 4 2 12 Baik
19 Haydar Daffa Putra 4 3 3 3 13 Sangat Baik
20 Ivan Rizky Maulana 2 3 4 2 11 Baik
21 Jhosevan Arya Setya 2 3 4 2 11 Baik
22 M. Abriel Khirian 2 3 2 3 10 Baik
23 M. Adrian Bagas R. 3 1 3 2 9 Baik
24 M. Al Ahsan 4 3 2 4 13 Baik
25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 2 3 13 Sangat Baik
26 M. Mirza Ardiansyah 2 2 3 2 9 Baik
27 Najwa Ayu Shabila 3 4 3 2 12 Baik
28 Nazifa Delfina A. 2 2 3 3 10 Baik
29 Nurdiana Rizki R. 2 3 2 4 11 Baik
30 Pandu Revi Arman 4 3 3 3 13 Sangat Baik
31 Rachma Puspa W. 4 4 3 3 14 Sangat Baik
32 Rakai Aryaguna A. 2 3 4 4 13 Sangat Baik
33 Rakha Indra Kumara 2 4 3 3 12 Baik
34 Rayhan Indra N. 2 3 2 3 10 Baik
374
35 Revina Amalia Putri 2 3 2 3 10 Baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 3 2 3 12 Baik
37 Rijal Sultan Sofwan 1 3 3 2 9 Baik
38 Shita Safira Dwitasari 3 4 3 3 13 Baik
39 Veronica Angeline 2 2 3 3 10 Baik
40 Yuan Beliano Aditya 3 4 2 3 12 Baik
41 Yudhistira Mahendra H. 2 2 3 3 10 Baik
42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 3 3 4 14 Sangat Baik
43 Aryo Ladrang Lalean E. 3 3 3 3 12 Baik
Jumlah Skor 116 120 121 117 474 Baik
Rata-rata Skor 2,70 2,79 2,81 2,72 11,02
375
DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH
AFEKTIF SIKLUS III
No Nama Siswa Indikator Jumlah
Skor Kriteria
1 2 3 4
1 Almita Dwi Pradita 4 2 2 2 10 Baik
2 Al Zibran Mahesa 3 4 4 4 15 Baik
3 Aulia Putri Adinda 4 4 4 2 14 Baik
4 Aurelio Nayla T. 3 3 3 2 11 Baik
5 Bagas Nur Ihsan 4 2 2 2 10 Baik
6 Damai Ariela Lintang 4 4 3 2 13 Baik
7 Dewangga Setiawan 3 3 2 4 12 Baik
8 Diah Ayu Maharani C. 2 4 4 3 13 Baik
9 Didrika Dewaga S. 3 3 4 4 14 Sangat Baik
10 Dinar Alfaziano 4 4 4 2 14 Baik
11 Dita Dwi Cahyani 4 4 2 4 14 Cukup
12 Diva Aulia Zahra 4 4 4 4 16 Baik
13 Fredly Mayheisya W. 3 4 2 4 13 Baik
14 Gading Kaliko 2 4 2 4 12 Baik
15 Galih Budi Kurniawan 3 4 3 4 14 Baik
16 Genta Buana Arfian 4 2 4 3 13 Baik
17 Ginasha Firly Janata 3 2 4 4 13 Baik
18 Gustika Shalsabila D. 3 3 4 2 12 Baik
19 Haydar Daffa Putra 4 3 2 3 12 Sangat Baik
20 Ivan Rizky Maulana 4 4 4 2 14 Baik
21 Jhosevan Arya Setya 2 4 4 4 14 Baik
22 M. Abriel Khirian 2 3 2 3 10 Baik
23 M. Adrian Bagas R. 4 4 3 4 15 Baik
24 M. Al Ahsan 4 3 2 4 13 Baik
25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 2 3 13 Sangat Baik
26 M. Mirza Ardiansyah 2 2 3 4 11 Baik
27 Najwa Ayu Shabila 3 4 3 4 14 Baik
28 Nazifa Delfina A. 2 2 4 4 12 Baik
29 Nurdiana Rizki R. 4 3 2 4 13 Baik
30 Pandu Revi Arman 4 3 3 3 13 Sangat Baik
31 Rachma Puspa W. 4 4 3 3 14 Sangat Baik
32 Rakai Aryaguna A. 2 4 4 4 14 Sangat Baik
33 Rakha Indra Kumara 4 4 3 3 14 Baik
34 Rayhan Indra N. 4 3 2 4 13 Baik
376
35 Revina Amalia Putri 2 4 4 4 14 Baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 4 4 3 15 Baik
37 Rijal Sultan Sofwan 4 3 4 2 13 Baik
38 Shita Safira Dwitasari 4 4 3 3 14 Baik
39 Veronica Angeline 2 2 4 4 12 Baik
40 Yuan Beliano Aditya 3 4 3 3 13 Baik
41 Yudhistira Mahendra H. 4 2 4 4 14 Baik
42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 3 4 4 15 Sangat Baik
43 Aryo Ladrang Lalean E. 4 3 3 3 13 Baik
Jumlah Skor 144 141 138 142 565 Sangat Baik
Rata-rata Skor 3,35 3,28 3,21 3,30 13,40
377
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH
PSIKOMOTOR
SIKLUS I
No Nama Siswa Indikator Jumlah
Skor Kriteria
1 2
1 Almita Dwi Pradita 4 2 6 baik
2 Al Zibran Mahesa 3 4 6 baik
3 Aulia Putri Adinda 4 3 7 sangat baik
4 Aurelio Nayla T. 3 4 7 baik
5 Bagas Nur Ihsan 4 2 6 baik
6 Damai Ariela Lintang 4 4 8 sangat baik
7 Dewangga Setiawan 3 4 7 baik
8 Diah Ayu Maharani C. 4 3 7 baik
9 Didrika Dewaga S. 3 4 7 baik
10 Dinar Alfaziano 4 4 8 baik
11 Dita Dwi Cahyani 4 3 7 baik
12 Diva Aulia Zahra 4 1 5 baik
13 Fredly Mayheisya W. 3 4 7 baik
14 Gading Kaliko 2 4 6 baik
15 Galih Budi Kurniawan 1 4 5 baik
16 Genta Buana Arfian 4 2 6 baik
17 Ginasha Firly Janata 3 4 7 baik
18 Gustika Shalsabila D. 3 4 7 baik
19 Haydar Daffa Putra 4 1 5 baik
20 Ivan Rizky Maulana 2 4 6 baik
21 Jhosevan Arya Setya 2 4 6 baik
22 M. Abriel Khirian 4 3 7 baik
23 M. Adrian Bagas R. 4 0 4 baik
24 M. Al Ahsan 4 4 8 baik
25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 8 sangat baik
26 M. Mirza Ardiansyah 2 4 6 baik
27 Najwa Ayu Shabila 3 3 6 baik
28 Nazifa Delfina A. 4 2 6 baik
29 Nurdiana Rizki R. 4 2 6 baik
30 Pandu Revi Arman 4 4 8 sangat baik
31 Rachma Puspa W. 4 1 5 baik
32 Rakai Aryaguna A. 3 4 7 baik
33 Rakha Indra Kumara 4 2 6 baik
378
34 Rayhan Indra N. 4 3 7 sangat baik
35 Revina Amalia Putri 4 4 8 sangat baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 4 8 sangat baik
37 Rijal Sultan Sofwan 4 3 7 sangat baik
38 Shita Safira Dwitasari 4 2 6 baik
39 Veronica Angeline 2 4 6 baik
40 Yuan Beliano Aditya 3 4 7 sangat baik
41 Yudhistira Mahendra H. 4 2 6 baik
42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 8 sangat baik
43 Aryo Ladrang Lalean E. 4 3 7 sangat baik
Jumlah Skor 135 111 246 Sangat Baik
Rata-rata Skor 3,14 2,57 5,71
379
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA
RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II
No Nama Siswa Indikator Jumlah
Skor Kriteria
1 2
1 Almita Dwi Pradita 4 2 6 Baik
2 Al Zibran Mahesa 3 4 7 Sangat Baik
3 Aulia Putri Adinda 4 3 7 Sangat Baik
4 Aurelio Nayla T. 3 4 7 Sangat Baik
5 Bagas Nur Ihsan 4 2 6 Baik
6 Damai Ariela Lintang 4 4 8 Sangat Baik
7 Dewangga Setiawan 3 4 7 Sangat Baik
8 Diah Ayu Maharani C. 4 3 7 Sangat Baik
9 Didrika Dewaga S. 3 4 7 Sangat Baik
10 Dinar Alfaziano 4 4 8 Sangat Baik
11 Dita Dwi Cahyani 4 3 7 Sangat Baik
12 Diva Aulia Zahra 4 2 6 Baik
13 Fredly Mayheisya W. 3 4 7 Sangat Baik
14 Gading Kaliko 2 4 6 Baik
15 Galih Budi Kurniawan 1 4 5 Baik
16 Genta Buana Arfian 4 2 6 Baik
17 Ginasha Firly Janata 3 4 7 Sangat Baik
18 Gustika Shalsabila D. 3 4 7 Sangat Baik
19 Haydar Daffa Putra 4 1 5 Baik
20 Ivan Rizky Maulana 2 4 6 Baik
21 Jhosevan Arya Setya 2 4 6 Baik
22 M. Abriel Khirian 4 2 6 Sangat Baik
23 M. Adrian Bagas R. 4 0 4 Baik
24 M. Al Ahsan 4 4 8 Sangat Baik
25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 8 Sangat Baik
26 M. Mirza Ardiansyah 2 4 6 Baik
27 Najwa Ayu Shabila 3 3 6 Baik
28 Nazifa Delfina A. 4 2 6 Baik
29 Nurdiana Rizki R. 4 2 6 Baik
30 Pandu Revi Arman 4 4 8 Sangat Baik
31 Rachma Puspa W. 4 1 5 Baik
32 Rakai Aryaguna A. 2 4 6 Baik
33 Rakha Indra Kumara 4 2 6 Baik
380
34 Rayhan Indra N. 4 3 7 Sangat Baik
35 Revina Amalia Putri 4 4 8 Sangat Baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 4 8 Sangat Baik
37 Rijal Sultan Sofwan 4 3 7 Sangat Baik
38 Shita Safira Dwitasari 4 2 6 Baik
39 Veronica Angeline 2 4 6 Baik
40 Yuan Beliano Aditya 3 4 7 Sangat Baik
41 Yudhistira Mahendra H. 4 2 6 Baik
42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 8 Sangat Baik
43 Aryo Ladrang Lalean E. 4 3 7 Sangat Baik
Jumlah Skor 148 135 283 Sangat Baik
Rata-rata Skor 3,43 3,14 6,57
381
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA
RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS III
No Nama Indikator Jumlah
Skor Kategori
1 2
1 Almita Dwi Pradita 2 4 6 Baik
2 Al Zibran Mahesa 4 3 7 Sangat Baik
3 Aulia Putri Adinda 3 4 7 Sangat Baik
4 Aurelio Nayla T. 4 3 7 Sangat Baik
5 Bagas Nur Ihsan 2 4 6 Baik
6 Damai Ariela Lintang 4 3 7 Sangat Baik
7 Dewangga Setiawan 4 3 7 Sangat Baik
8 Diah Ayu Maharani C. 3 4 7 Sangat Baik
9 Didrika Dewaga S. 4 3 7 Sangat Baik
10 Dinar Alfaziano 4 4 8 Sangat Baik
11 Dita Dwi Cahyani 3 4 7 Sangat Baik
12 Diva Aulia Zahra 4 4 8 Sangat Baik
13 Fredly Mayheisya W. 4 3 7 Sangat Baik
14 Gading Kaliko 4 3 7 Sangat Baik
15 Galih Budi Kurniawan 4 3 7 Sangat Baik
16 Genta Buana Arfian 4 4 8 Sangat Baik
17 Ginasha Firly Janata 4 3 7 Sangat Baik
18 Gustika Shalsabila D. 4 3 7 Sangat Baik
19 Haydar Daffa Putra 4 4 8 Sangat Baik
20 Ivan Rizky Maulana 4 2 6 Baik
21 Jhosevan Arya Setya 4 2 6 Baik
22 M. Abriel Khirian 3 4 7 Sangat Baik
23 M. Adrian Bagas R. 4 4 8 Sangat Baik
24 M. Al Ahsan 4 4 8 Sangat Baik
25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 8 Sangat Baik
26 M. Mirza Ardiansyah 4 2 6 Baik
27 Najwa Ayu Shabila 3 3 6 Baik
28 Nazifa Delfina A. 3 4 7 Sangat Baik
29 Nurdiana Rizki R. 4 4 8 Sangat Baik
30 Pandu Revi Arman 4 4 8 Sangat Baik
31 Rachma Puspa W. 3 4 7 Sangat Baik
32 Rakai Aryaguna A. 4 2 6 Baik
33 Rakha Indra Kumara 2 4 6 Baik
382
34 Rayhan Indra N. 3 4 7 Sangat Baik
35 Revina Amalia Putri 4 4 8 Sangat Baik
36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 4 8 Sangat Baik
37 Rijal Sultan Sofwan 3 4 7 Sangat Baik
38 Shita Safira Dwitasari 3 4 7 Sangat Baik
39 Veronica Angeline 4 3 7 Sangat Baik
40 Yuan Beliano Aditya 4 3 7 Sangat Baik
41 Yudhistira Mahendra H. 3 4 7 Sangat Baik
42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 8 Sangat Baik
43 Aryo Ladrang Lalean E. 3 4 7 Sangat Baik
Jumlah Skor 154 151 305 Sangat Baik
Rata-rata Skor 3,57 3,51 7,08
390
PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS I
Guru membuka pembelajaran
Siswa mengamati media powerpoint
Siswa aktif bertanya saat pembelajaran
Siswa berdiskusi menyatukan pendapat
Siswa mempresentasikan hasil diskusi
Guru membimbing diskusi
kelompok
392
PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS II
Guru membuka pembelajaran
Siswa mengamati media powerpoint
Siswa aktif saat kegiatan tanya jawab
Siswa berdiskusi menyatukan pendapat
Guru membimbing diskusi kelompok
Siswa mempresentasikan hasil
diskusi
394
PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS III
Guru membuka pembelajaran
Siswa mengamati media powerpoint
Siswa aktif bertanya jawab
Siswa berdiskusi menyatukan pendapat
Guru membimbing diskusi kelompok
Siswa mepresentasikan hasil diskusi