oleh widya nur eviany 1401411005 - universitas negeri

289
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh WIDYA NUR EVIANY 1401411005 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNUVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: khangminh22

Post on 03-Mar-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS

MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA

POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA

SDN KALIBANTENG KIDUL 01

SEMARANG

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

WIDYA NUR EVIANY

1401411005

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNUVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Widya Nur EViany

NIM : 1401411005

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT

dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 13 April 2015

Peneliti,

Widya Nur Eviany

NIM 1401411005

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Widya Nur Eviany, NIM 1401411005 berjudul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media

Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”,

telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian

Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Senin

tanggal : 20 April 2015

Semarang, 13 April 2015

Dosen Pembimbing

Masitah, S.Pd., M.Pd.

NIP. 195206101980032001

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi atas nama Widya Nur Eviany, NIM 1401411005 berjudul

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media

Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”,

telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang pada:

hari : Senin

tanggal : 20 April 2015

Panitia Ujian Skripsi

Ketua,

Sekretaris,

Drs. Moch. Ichsan, M.Pd.

NIP. 195006121984031001

Penguji Utama,

Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd.

NIP.19561201 198703 1 001

Penguji I,

Dra. Munisah, M.Pd.

NIP. 195506141988032001

Penguji II,

Masitah, S.Pd., M.Pd.

NIP. 195206101980032001

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan, Dan bahwa

usahanya akan kelihatan nantinya (Q.S. An-Najm: 39-40).

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (QS.Al-Mujadalah:11).

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT

karyaku ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Ibu

Ibu Pangati dan Bapak Nurkamid.

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah

dan nikmat-Nya sehingga peneliti mendapat bimbingan dan kemudahan dalam

menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas

Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa

Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”. Skripsi ini merupakan

syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Di

dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan

segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fakhtur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan izin penelitian.

3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

telah memperlancar jalannya penelitian.

4. Masitah, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing yang sabar memberikan

bimbingan dan arahan yang berharga.

5. Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd., Dosen Penguji Utama Skripsi yang telah

menguji dengan teliti dan sabar serta memberi masukan dan perbaikan

skripsi ini

vii

6. Dra. Munisah, M.Pd., Dosen Penguji I Skripsi yang telah menguji dengan

teliti dan memberikan masukan dan perbaikan skripsi ini.

7. Eny Anggorowati, S.Pd., Kepala SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang,

yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

8. ML. Diah K.A., S.Pd., Guru Kolaborator yang telah memberikan bantuan

dan bimbingan.

9. Teman-teman PPL SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dan teman

seperjuangan PGSD angkatan 2010 yang telah membantu peneliti dalam

pelaksanaan penelitian.

10. Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang yang telah

menjadi subjek penelitian.

11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah

banyak membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita tawakal dan memohon hidayah

dan inayah-Nya. Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

kepada peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, April

2015

Peneliti

viii

ABSTRAK

Eviany, Widya Nur. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui

Model NHT dengan Media Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing: Masitah, S.Pd., M.Pd. 237 hal.

Berdasarkan hasil observasi di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01

Semarang, tedapat masalah kualitas pembelajaran IPS yang belum optimal. Hal

ini disebabkan kurangnya optimalisasi penggunaan model dan media

pembelajaran yang inovatif yang berdampak pada keterampilan guru, aktivitas

siswa, serta hasil belajar siswa kurang optimal. Berdasarkan hasil evaluasi mata

pelajaran IPS pada siswa kelas IVA Semester I SDN Kalibanteng Kidul 01

tahun pelajaran 2014/2015, dari 43 siswa terdapat 28 siswa (65,12%) yang

nilaianya masih di bawah KKM (70), dan hanya 15 siswa (34,88%) yang

tuntas. Diperlukan suatu perbaikan pembelajaran melalui penggunaan model

pembelajaran NHT dengan media powerpoint. Rumusan masalah penelitian

adalah “Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui

model NHT dengan media powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng

Kidul 01 Semarang?”. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint pada siswa

kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas tiga siklus. Setiap siklus terdiri

atas empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul

01 sebanyak 43 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan

nontes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan

kuantitatif.

Hasil penelitian keterampilan guru pada siklus I mendapat skor 28

kategori baik, pada siklus II mendapat skor 36 kategori baik, dan siklus III

mendapat skor 46 kategori sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I mendapat

rata-rata skor 23,58 kategori cukup, siklus II mendapat rata-rata skor 30,65

kategori baik, dan siklus III mendapat rata-rata skor 40,12 kategori sangat baik.

Hasil belajar ranah kognitif diperoleh ketuntasan klasikal 62,80%, siklus II

74,42%, dan siklus III 86,05%.

Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran NHT dengan media

powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil

belajar IPS siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01. Saran dari penelitian

ini adalah hendaknya guru menerapkan model NHT untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran IPS.

Kata Kunci: IPS; kualitas pembelajaran; NHT; powerpoint

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

PRAKATA .................................................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ......................................... 10

1.2.1 Rumusan Masalah ............................................................................ 10

1.2.2 Pemecahan Masalah ......................................................................... 11

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 12

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 12

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 12

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 12

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................... 12

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 13

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ........................................................................................... 15

2.1.1 Hakikat Belajar ................................................................................ 15

2.1.1.1 Pengertian Belajar ............................................................................ 15

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................................... 16

2.1.2 Hakikat Pembelajaran ...................................................................... 17

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran .................................................................. 17

2.1.2.2 Komponen Pembelajaran ................................................................. 18

2.1.3 Kualitas Pembelajaran ..................................................................... 19

2.1.3.1 Keterampilan Guru........................................................................... 20

2.1.3.2 Aktivitas Siswa ................................................................................ 34

2.1.3.3 Hasil Belajar..................................................................................... 37

2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPS ............................................................... 42

2.1.4.1 Pengertian IPS .................................................................................. 42

2.1.4.2 Tujuan IPS ....................................................................................... 44

2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS .......................................................................... 46

2.1.5 Pembelajaran IPS di SD ................................................................... 48

2.1.6 Materi Pembelajaran dalam Penelitian ............................................ 49

2.1.7 Evaluasi IPS ..................................................................................... 52

2.1.8 Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 55

2.1.9 Model Pembelajaran NHT ............................................................... 56

2.1.9.1 Pengertian Model Pembelajaran NHT ............................................. 56

2.1.9.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT .................... 58

xi

2.1.9.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT .................................. 59

2.1.10 Media Pembelajaran......................................................................... 60

2.1.10.1 Pengertian Media Pembelajaran ..................................................... 60

2.1.10.2 Fungsi Media Pembelajaran ........................................................... 61

2.1.10.3 Jenis-jenis Media Pembelajaran ..................................................... 62

2.1.11 Media Powerpoint ............................................................................ 63

2.1.12 Penerapan Model NHT dengan Media Powerpoint

pada Pembelajaran IPS .................................................................... 67

2.1.13 Teori Belajar yang Mendasari Model NHT

dengan Media Powerpoint ............................................................... 69

2.2 Kajian Empiris ....................................................................................... 71

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 77

2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................ 80

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Subjek Penelitian ................................................................................... 81

3.2.Variabel Penelitian ................................................................................. 81

3.3.Prosedur PTK ......................................................................................... 82

3.3.1. Pengertian PTK ................................................................................ 82

3.3.2. Prosedur Pelaksanaan PTK .............................................................. 82

3.3.2.1.Perencanaan ..................................................................................... 83

3.3.2.2.Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 84

3.3.2.3.Observasi.......................................................................................... 85

3.3.2.4.Refleksi ............................................................................................ 85

3.4.Siklus Penelitian..................................................................................... 86

xii

3.4.1. Siklus I ............................................................................................. 86

3.4.2. Siklus II ............................................................................................ 90

3.4.3. Siklus III........................................................................................... 95

3.5.Data dan Cara Pengumpulan Data ......................................................... 99

3.5.1. Sumber Data..................................................................................... 99

3.5.2. Jenis Data ......................................................................................... 100

3.5.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 101

3.5.4. Teknik Analisis Data........................................................................ 103

3.5.4.1.Data Kuantitatif ................................................................................ 103

3.5.4.2.Data Kualitatif .................................................................................. 106

3.6.Indikator Keberhasilan ........................................................................... 109

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 110

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian Siklus I ................................................... 110

4.1.1.1 Perencanaan ..................................................................................... 110

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 112

4.1.1.3 Observasi.......................................................................................... 116

4.1.1.4 Refleksi ............................................................................................ 138

4.1.1.5 Revisi ............................................................................................... 140

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian Siklus II .................................................. 144

4.1.2.1 Perencanaan ..................................................................................... 144

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 145

4.1.2.3 Observasi.......................................................................................... 149

xiii

4.1.2.4 Refleksi ............................................................................................ 169

4.1.2.5 Revisi ............................................................................................... 170

4.1.3 Deskripsi Data Penelitian Siklus III ................................................. 173

4.1.3.1 Perencanaan ..................................................................................... 173

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 174

4.1.3.3 Observasi.......................................................................................... 178

4.1.3.4 Refleksi ............................................................................................ 198

4.1.3.5 Revisi ............................................................................................... 198

4.1.4 Rekapitulasi Data Hasil Pelaksanaan Tindakan ............................... 199

4.2 Pembahasan............................................................................................ 206

4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian ........................................................ 206

4.2.1.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru ................................................ 206

4.2.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ...................................................... 212

4.2.1.3 Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 216

4.2.2 Uji Hipotesis .................................................................................... 226

4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................ 226

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................ 229

5.2 Saran ...................................................................................................... 231

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 232

LAMPIRAN................................................................................................ 238

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas IV Semester II .................................................................47

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model NHT dengan Media Powerpoint ......68

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar Individual .....................................105

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

dalam Persen (%) ......................................................................106

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Data Kualitatif .......................................108

Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Keterampilan Guru ................................108

Tabel 3.5 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa ......................................108

Tabel 3.6 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Afektif .............................108

Tabel 3.7 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Psikomotor .......................109

Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ...................117

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .........................124

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ...................132

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus I .....................133

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus I ..............136

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I .......................................143

Tabel 4.7 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ..................150

Tabel 4.8 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ........................156

Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II ..................163

Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus II ....................165

Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus II .............167

xv

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus II .....................................172

Tabel 4.13 Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III .................179

Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ......................185

Tabel 4.15 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus III .................192

Tabel 4.16 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus III ...................193

Tabel 4.17 Data Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus III ............196

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus III ....................................199

Tabel 4.19 Rekapitulasi Data Siklus I, II, dan III .......................................200

Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ....................203

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ......................................................... 79

Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam PTK ................................................... 83

Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ............ 118

Gambar 4.2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .................. 125

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa

Ranah Kognitif Siklus I ............................................................ 132

Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar SiswaRanah Afektif Siklus I ............... 134

Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus I ....... 137

Gambar 4.6 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ........... 151

Gambar 4.7 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ................. 157

Gambar 4.8 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa

Ranah Kognitif Siklus II ........................................................... 164

Gambar 4.9 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus II ............. 165

Gambar 4.10 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus II ...... 168

Gambar 4.11 Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III .......... 180

Gambar 4.12 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ............... 186

Gambar 4.13 Diagram Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa

Ranah Kognitif Siklus III ......................................................... 192

Gambar 4.14 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus III ............ 194

Gambar 4.15 Diagram Hasil Belajar Siswa

Ranah Psikomotor Siklus III .................................................... 196

Gambar 4.16 Diagram Perolehan Skor Keterampilan Guru .......................... 200

Gambar 4.17 Grafik Peningkatan Skor Keterampilan Guru .......................... 201

xvii

Gambar 4.18 Diagram Perolehan skor Aktivitas Siswa ................................. 201

Gambar 4.19 Grafik Peningkatan Skor Aktivitas Siswa ................................ 202

Gambar 4.20 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif ....... 203

Gambar 4.21 Diagram Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif .. 204

Gambar 4.22 Grafik Peningkatan Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif... 204

Gambar 4.23 Diagram Perolehan Skor

Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ................................. 205

Gambar 4.24 Grafik Peningkatan Skor

Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik ................................. 205

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian .............................................................238

Lampiran 2 Hasil Penelitian .....................................................................338

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi sekarang ini, segala aspek kehidupan manusia

mengalami perkembangan. Untuk menghadapi perkembangan tersebut maka

dibutuhkan pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3, pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk itu, guru sebagai salah satu

pemegang kunci kesuksesan pendidikan nasional harus mampu

mengembangkan segala kemampuannya untuk menjalankan tugasnya. Guru

dituntut untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan professional dalam

melaksanakan tugas pendidikan nasional ini.

2

Pendidikan erat kaitannya dengan kurikulum. Menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 13, kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selanjutnya, pada

ayat 15 disebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-

masing satuan pendidikan.

KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan

dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut: 1) berpusat pada potensi, perkembangan serta kebutuhan

peserta didik dan lingkungannya, 2) beragam dan terpadu, 3) tanggap terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 4) relevan dengan

kebutuhan, 5) menyeluruh dan berkesinambungan, 6) belajar sepanjang hayat,

dan7) seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal.

(Permendiknas nomor 22 tahun 2006).

Struktur KTSP pada jenjang SD/MI memuat delapan mata pelajaran,

muatan lokal, dan pengembangan diri. Delapan mata pelajaran tersebut yaitu

Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya

3

dan Keteramilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

(BSNP, 2006: 11-12).

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI

dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah disebutkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan mata pelajaran yang disusun secara sistematis dan terpadu dalam

proses pembelajaran sebagai bekal hidup di masyarakat. Saidiharjo

(dalam Taneo 2010: 1.8) menjelaskan IPS merupakan hasil kombinasi atau

hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi,

ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai

ciri-ciri yang sama, oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu

IPS. IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial, yaitu bidang studi

utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada.

Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi,

ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan

secara terpadu (Hidayati, 2008: 1-27).

Tujuan pendidikan IPS menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) mengenal konsep-konsep

yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki

kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3)memiliki

komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,

4

4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Dalam pencapaian tujuan pelajaran IPS tersebut, terdapat permasalahan

dalam strategi dan sarana pembelajaran IPS. Berdasarkan temuan kajian di

lapangan oleh Depdiknas (2007), ada suatu kecenderungan pemahaman yang

salah bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan.

Pemahaman seperti ini berakibat pada pembelajaran yang lebih menekankan

pada verbalisme. Guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih

menekankan pada aktivitas guru, bukan pada aktivitas siswa. Pembelajaran

yang dilakukan oleh guru kurang variatif, guru lebih banyak menggunakan

metode ceramah bahkan menyuruh siswa untuk mencatat. Selain itu guru masih

berorientasi pada buku teks, dan tidak mengacu pada dokumen kurikulum.

Padahal seharusnya guru mampu menjabarkan dan mengembangkan kurikulum

agar ketercapai tujuan pembelajaran dapat maksimal. Hal tersebut menjadikan

pembelajaran kurang variatif dan tidak mengaktifkan siswa. Siswa

mendengarkan penjelasan guru yang mengejar ketercapaian materi saja tanpa

membuat siswa paham. Hal ini kurang dapat mengembangkan kemampuan

siswa untuk dapat berpikir kritis.

Daryanto (2012: 57) mendefinisikan kualitas pembelajaran sebagai

tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Depdiknas (2004:7)

menjelaskan terdapat tujuh komponen kualitas pembelajaran: (1) keterampilan

guru berupa kecakapan melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan

yang ditetapkan, (2) aktivitas siswa adalah segala bentuk kegiatan siswa baik

5

secara fisik maupun non-fisik, (3) hasil belajar siswa yaitu perubahan perilaku

setelah mengalami aktivitas belajar, (4) iklim mengacu pada interaksi antar

komponen seperti guru dan siswa, (5) materi disesuaikan dengan tujuan dan

kompetensi yang harus dikuasai, (6) media merupakan alat bantu untuk

memberikan pengalaman belajar pada siswa, dan (7) sistem pembelajaran

adalah proses yang terjadi di sekolah.

Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama kolaborator selama

Praktik Pengalaman Lapangan menunjukkan adanya permasalahan dalam

kualitas pembelajaran IPS di kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang,

meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

Keterampilan guru kelas VIA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

pada pembelajaran IPS kurang optimal. Guru belum mengoptimalkan

penggunaan model pembelajaran yang inovatif sehingga menyebabkan siswa

cenderung bosan. Keterampilan bertanya guru masih kurang interaktif,

sehingga beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan pembelajaran.

Keterampilan guru dalam menggunakan variasi kurang optimal, pola interaksi

guru belum melibatkan semua siswa. Guru belum mengoptimalkan penggunaan

media pembelajaran terutama media yang berbasis teknologi sehingga siswa

kurang tertarik dan kurang antusias mengikuti pembelajaran. Pemberian

penghargaan terhadap siswa maupun kelompok yang aktif juga belum

dioptimalkan.

Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 pada

pembelajaran IPS juga kurang optimal. Sesuai hasil refleksi bersama

6

kolaborator, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pembentukan

komunitas belajar atau kelompok diskusi dalam pembelajaran di kelas masih

kurang dioptimalkan, sehingga kurang menumbuhkan hubungan sosial yang

baik di antara siswa. Partisipasi, kerjasama, dan kompetisi di antara siswa

belum dikembangkan secara optimal. Rasa tanggung jawab terhadap tugas

kelompok juga masih kurang optimal. Hanya beberapa siswa yang mengerjakan

tugas kelompok, dan kurang aktif bertanya maupun memberi tanggapan.

Permasalahan pembelajaran IPS tersebut juga didukung oleh data

kuantitatif berupa data hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul

01 Semarang pada mata pelajaran IPS. Dari 43 siswa, hanya 34,88% atau 15

siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

sekolah, yaitu 70. Sedangkan sisanya, yaitu 65,12% atau 28 siswa belum

mencapai KKM.

Dengan melihat data pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar dalam

mata pelajaran IPS tersebut, perlu dicari alternatif pemecahannya untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas

IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Peneliti bersama tim kolaborator

menetapkan alternatif tindakan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan media powerpoint.

Model Pembelajaran koopertif dikembangkan untuk mencapai hasil

belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keagamaan, dan

pengembangan keterampilan sosial (Suprijono 2012: 61). NHT adalah salah

satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kesadaran

7

peserta didik dalam kerja sama kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe NHT

dikembangkan oleh Spencer Kagen, yang pada umumnya digunakan untuk

melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran (Daryanto, 2012: 245).

Tujuan NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling

berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat

(Hadi, 2014: 203). Model NHT dapat mengembangkan kemampuan jiwa

kreatif, kritis, bagi peserta didik dalam kegiatan diskusi, mengerjakan tugas

atau LKS, memotivasi peserta didik agar mampu bersaing dalam kelompok

maupun di luar kelompok. Pada model NHT ini, pembelajaran tidak hanya

menggunakan metode ceramah saja, namun ada variasi metode yang dapat

menarik siswa belajar sehingga suasana belajar dapat kondusif.

Tahap-tahap pelaksanaan NHT pada hakiktnya sama dengan diskusi

kelompok, yaitu: 1) siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok, 2) masing-

masing siswa dalam kelompok diberi nomor, 3) guru member tugas/ pertanyaan

pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya, 4) setiap kelompok

mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan

memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut, 5) guru

memanggil salah satu nomor secara acak, dan 6) siswa dengan nomor yang

dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka

(Hadi, 2014: 203).

Kelebihan model NHT menurut Hamdani (2011: 90) adalah 1) setiap

siswa menjadi siap semua; 2) siswa dapat melakukan diskusi dengan

8

sungguh-sungguh; 3) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang

pandai. Melalui model NHT dapat meningkatkan semangat kerja sama siswa

serta dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Dalam

pelaksanaanya, nomor kepala menggunakan gambar yang disesuaikan dengan

materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan semangat dan rasa ingin tahu

siswa.

Pembelajaran IPS menggunakan model NHT akan leih optimal apabila

ditunjang dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai

dengan karakteristik siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses

belajar pada si pembelajar (siswa) (Aqib 2014: 50). Pada penelitian ini, media

yang digunakan adalah media powerpoint. Menurut Susilana (2013: 99),

program Microsoft Office Powerpoint adalah salah satu software yang

dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan

menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah

karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.

Pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint ini dapat meningkatkan

keberhasilan penyampaian materi kepada siswa.

Penelitian relevan yang mendukung dan memperkuat penelitian ini

diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Haydon, dkk (2010) dalam

jurnal internasional Springer Science+Business Media vol.19 berjudul “Effects

of Numbered Heads Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior

of Students with Disabilities” menunjukkan bahwa dengan penerapan NHT

9

dapat meningkatkan perilaku mengerjakan tugas dan skor kuis harian selama

berdiskusi menyatukan pendapat (Heads Together) pada siswa berkebutuhan

khusus dengan gangguan perilaku emosional.

Selanjutnya penelitian oleh Dewi (2014) dalam Jurnal Nasional

Didaktia Dwija Indria (SOLO) vol. 2 no. 7 dengan judul “Peningkatan Hasil

Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT)”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan

kemampuan hasil belajar pada siswa kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog

Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini terbukti pada prasiklus

nilai rata-rata kelas hanya 57,39. Pada siklus I rata-rata kelas menjadi 70,65.

Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,96. Bukan

hanya nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan, tetapi ketuntasan

klasikal juga meningkat. Jika pada prasiklus ketuntasan klasikal hanya 39,13%,

maka pada siklus I mengalami peningkatan men-jadi 69,57%. Pada siklus II

ketuntasan klasi-kal meningkat lagi menjadi 91,30 %.

Pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint

dapat membantu guru dalam mengkondisikan dan menarik perhatian siswa

untuk mengikuti pembelajaran, dapat mendorong peserta didik lebih aktif dan

kreatif dalam pembelajaran, bertanggung jawab terhadap tugas kelompok dan

mampu berpikir analitis sehingga dapat dengan mudah memahami antara

materi yang diajarkan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.

10

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji

masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan

Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media Powerpoint

pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang”.

1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah

Setelah mengkaji latar belakang masalah dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimanakah cara meningkatkan

kualitas pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint pada

siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?”

Lebih khusus rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut.

a. Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat

meningkatkan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS pada kelas

IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?

b. Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA

SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?

c. Apakah penerapan model NHT dengan media powerpoint dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas

IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang?

11

1.2.2 Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan permasalahan pembelajaran IPS yang terjadi pada

kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, peneliti melaksanakan

penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model NHT menurut

Hamdani (2010:90) dikombinasikan dengan media powerpoint menurut

Sanjaya (2012: 188-191). Adapun langkah-langkah pembelajaran model NHT

dengan media powerpoint adalah sebagai berikut:

a. Guru membuka pembelajaran

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran

d. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint

e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota

6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda

f. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

g. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang

benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban

tersebut

h. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya

dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka

i. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh

guru

j. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi

k. Siswa mengerjakan evaluasi

12

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian tindakan kelas ini

meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media

powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru kelas IVA SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui

model NHT dengan media powerpoint.

b. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa kelas IVA SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui

model NHT dengan media powerpoint.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul

01 Semarang dalam pembelajaran IPS melaui model NHT dengan

media powerpoint.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, model pembelajaran NHT dengan media powerpoint

bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada sekolah dasar,

sehingga dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS di sekolah dasar.

13

Selebihnya memberikan kontribusi bagi pendidikan yaitu dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi dalam

proses pembelajaran IPS, selain itu dapat memberikan manfaat bagi:

a. Guru

1) Meningkatkan keterampilan dan kreatifitas guru melalui penggunaan

model pembelajaran inovatif dan media teknologi dalam proses

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS.

2) Mendorong guru untuk berperan sebagai model, fasilitator, motivator,

dan evaluator.

3) Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam

pembelajaran.

b. Siswa

1) Meningkatkan keaktifan dan fokus siswa dalam proses pembelajaran

serta meningkatkan pemahaman siswa.

2) Menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS

sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.

3) Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS meningkat

14

c. Sekolah

1) Meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah tersebut dan memotivasi

para guru untuk menggunakan berbagai model pembelajaran yang

inovatif.

2) Mendorong sekolah untuk melengkapi berbagai sarana untuk

menunjang proses pembelajaran.

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan

dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya

kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal

(Komalasari, 2010:8).

Belajar menurut Hamdani (2011: 21) merupakan perubahan tingkah

laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Selain itu

belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, dan

tidak bersifat verbalistik.

Sardiman (2012: 20) menjelaskan belajar dalam pengertian luas dapat

diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi

seutuhnya. Sedangkan dalam pengertian sempit, belajar dimaksudkan sebagai

usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan

menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Suryani dan Agung (2012: 36) berpendapat bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang terjadi dari hasil latihan yang dilakukan secara

16

sadar, bersifat fungsional, menetap, bersifat aktif dan positif berdasarkan atas

latihan, bertujuan dan terarah, serta mencakup keseluruhan aspek kepribadian.

Berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses kegiatan perubahan tingkah laku atau penampilan seseorang meliputi

pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang melalui latihan dan interaksi

dengan lingkungannya serta proses pengalamannya dalam jangka waktu yang

lama menuju terbentuknya pribadi yang seutuhnya dengan syarat bahwa

perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun

perubahan sementara karena suatu hal.

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010: 54)

dibagi dalam dua kelompok, yaitu:

a. Faktor Intern (Faktor yang Berasal dari Dalam)

Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor

psikologis dan faktor kelelahan.

1. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh

2. Faktor Psikologis, meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan dan kesiapan

3. Faktor kelelahan, meliputi kelehan jasmani dan kelelahan rohani

b. Faktor Ekstern (Faktor yang berasal dari luar)

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan

menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat.

17

1. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga

2. Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dan siswa, relasi siswa dengan siswa, metode belajar.

3. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar

dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien

(Komalasari, 2010:3).

Pembelajaran berorientasi pada bagaimana siswa berperilaku,

memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses

yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari lingkungan seseorang ke

dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya

hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang

(Rifa’i dan Anni, 2011:193).

Menurut Thobroni (2011: 21) pembelajaran merupakan suatu proses

belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang

disadari dan cenderung bersifat tetap. Secara lebih rinci Suprijono (2012: 13)

menjelaskan bahwa pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.

18

Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir

lingkungan terjadinyapembelajaran, guru menyediakan fasilitas belajar bagi

siswa untuk mempelajarinya. Jadi, siswa menjadi subjek dalam proses

pembelajaran.

Selanjutnya Sukardi (2013:1) menjelaskan belajar mengajar atau disebut

juga pembelajaran adalah suatu kegiatan pendidikan yang mewarnai interaksi

yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi ini dilakukan, diarahkan

untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum kegiatan

dilakukan.

Berbagai definisi pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi yang berarti antara guru dan siswa dalam

suatu kegiatan proses belajar dan mengajar dan didukung oleh sumber belajar

dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan sehingga dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan secara optimal dan menyebabkan adanya

hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Proses belajar melibatkan

semua hal yang dapat membantu kelancaran belajar siswa.

2.1.2.2 Komponen Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran berjalan lancar apabila terdapat komponen yang

mendukung. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling

berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Komponen-komponen pembelajaran

menurut Rifa’i dan Anni (2011:194-197), yaitu: 1) Tujuan, berupa

pengetahuan, dan keterampilan, atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit

dalam tujuan pembelajaran semakin spesifik dan operasional,

19

2) Subyek belajar, yaitu siswa dan guru yang merupakan komponen utama

karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek, 3) Materi pelajaran, berada

dalam Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan buku sumber,

4) Strategi, pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses

pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan

pembelajaran, 5) Media pembelajaran, merupakan alat/wahana yang digunakan

pendidik dalam proses pembelajaranuntuk membantu penyampaian pesan

pembelajaran, 6) Penunjang, berupa fasilitas belajar, buku sumber, alat

pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya, berfungsi untuk memperlancar,

melengkapi, dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.

2.1.3 Kualitas Pembelajaran

Menurut Etzioni (dalam Hamdani, 2011: 194), kualitas atau disebut juga

dengan mutu dan keefektifan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat

keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas merupakan

suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran

mengenai keberhasilan seseorang dalam mecapai sasaran atau tingkat

pencapaian tujuan-tujuan (Prokopenko dalam Hamdani 2011: 194).

Daryanto (2013: 57) juga menjelaskan bahwa efektivitas belajar adalah

tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni.

Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan

serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran

menurut Sudjana (2013: 40) ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses

belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.

20

Berdasarkan pendapat-pendapat tentang kualitas atau efektivitas

pembelajaran tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran

adalah tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran berupa

peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui proses

pembelajaran.

Peningkatan kualitas pembelajaran tidak akan tercapai tanpa keterkaitan

antara komponen-komponen di dalamnya. Depdiknas (2004: 7) menjelaskan

terdapat tujuh komponen kualitas pembelajaran: (1) keterampilan guru berupa

kecakapan melaksanakan pembelajaran demi tercapainya tujuan yang

ditetapkan, (2) aktivitas siswa adalah segala bentuk kegiatan siswa baik secara

fisik maupun non-fisik, (3) hasil belajar siswa yaitu perubahan perilaku setelah

mengalami aktivitas belajar, (4) iklim mengacu pada interaksi antar komponen

seperti guru dan siswa, (5) materi disesuaikan dengan tujuan dan kompetensi

yang harus dikuasai, (6) media merupakan alat bantu untuk memberikan

pengalaman belajar pada siswa, dan (7) sistem pembelajaran adalah proses

yang terjadi di sekolah.

Pada penelitian ini, akan dikaji tiga variabel yang mencakup ketujuh

komponen tersebut, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint.

Lebih jelasnya ketiga indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut:

2.1.3.1 Keterampilan Guru

Guru merupakan figur yang sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran. Guru sangat berperan besar dan berpengaruh pada kesuksesan

21

belajar anak. Untuk itu, seorang guru harus memiliki keterampilan dasar

mengajar. Rusman (2013: 80) mengemukakan bahwa keterampilan dasar

mengajar (teaching skill) merupakan suatu karakteristrik umum dari seseorang

yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan

melalui tindakan. Yang dimaksud dengan keterampilan dasar ialah

keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi

sebagai guru. Keterampilan itulah yang dapat membedakan mana yang guru

profesional dan mana yang bukan (Aqib, 2013:83).

Menurut Rusman (2013: 80-92) keterampilan dasar mengajar guru secara

aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui sembilan keterampilan

mengajar, yaitu:

a. Keterampilan Membuka Pelajaran

Kegiatan membuka pelajaran adalah merupakan kegiatan awal yang

sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam suatu

pembelajaran. Karena kegiatan ini adalah kegiatan awal yang akan sangat

menentukan keberlangsungan kegiatan pembelajaran yang selanjutnya karena

merupakan pengkondisian mental atau psikologi siswa agar siap menerima

pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Apabila kegiatan ini

berhasil dilakukan oleh guru, maka kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan inti dan

kegiatan penutup juga akan berhasil. Uzer Usman (dalam Rusman, 2013: 81)

menjelaskan komponen-komponen dalam membuka pelajaran, yaitu:

1) menarik perhatian siswa dengan gaya mengajar, penggunaan media

pembelajaran, dan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi;

22

2) menimbulkan motivasi, disertai kehangatan dan keantusiasan,

menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan,

dan memerhatikan minat atau interes siswa;

3) memberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemuakan tujuan

pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah

yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas,

dan mengajukan beberapa pertanyaan;

4) memberikan apersepsi (memberi kaitan antara materi sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari), sehingga materi yang dipelajari

merupakan suatu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah.

b. Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat

dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan ini sangat penting

dikuasai oleh seorang guru. Karena melalui keterampilan ini guru dapat

menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna (Sanjaya, 2011: 33).

Menurut Joni (1985: 33-47) keterampilan bertanya dibedakan menjadi

dua, yaitu:

1) Keterampilan bertanya dasar

(a) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat

Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan

menggunakan kata-kata yang sesuai dengan usia dan tingkat

perkembangan siswa sehingga mudah dipahami siswa.

23

(b) Pemberian acuan

Sebelum mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan berupa

pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang

diharapkan dari siswa.

(c) Pemindahan giliran

Untuk pertanyaan yang luas boleh dijawab oleh lebih dari seorang

siswa, karena sering kali jawaban siswa belum benar atau belum sesuai.

Cara ini juga dapat menarik perhatian siswa.

(d) Penyebaran

Agar semua siswa aktif dalam pembelajaran guru perlu menyebarkan

giliran menjawab pertanyaan yang berbeda-beda.

(e) Pemberian waktu berpikir

Sesudah mengajukan pertanyaan keseluruh siswa guru perlu

memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir sebelum menunjuk

salah seorang siswa untuk menjawabnya. Teknik ini sangat perlu agar

siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban.

(f) Pemberian tuntutan

Apabila siswa memberikan jawaban yang salah atau tidak dapat

memberikan jawaban maka guru harus memberikan tuntutan kepada

siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar dengan cara

mengukapakan sekali lagi pertanyaan tersebut dengan bahasa

yang lebih mudah dipahami siswa, menuntun siswa

untuk menemukan jawaban yang benar, dan mengulangi

24

penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan

pertanyaan itu.

2) Keterampilan bertanya lanjutan.

(a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

Pertanyaan yang dikemukakan guru hendaknya dapat mengandung

proses mental yang rendah dan tinggi, adalah pertanyaan pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

(b) Pengaturan urutan pertanyaan

Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah

ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur

urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa.

(c) Penggunaan pertanyaan pelacak

Jika jawaban yang diungkapkan siswa benar tetapi kurang sempurna

maka guru dapat mengajukan peranyaan-pertanyaan pelacak kepada

siswa tersebut.

(d) Peningkatan terjadinya interaksi

Agar siswa aktif dalam pembelajaran guru hendaknya menghilangkan

peranannya sebagai sentral dengan cara guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya dengan teman

terdekatnya, dan jika siswa bertanya kepada guru, sebaiknya guru

menunda untuk menjawab akan tetapi guru melontarkan pertanyaan

tersebut kepada siswa yang lain.

25

c. Keterampilan Memberi Penguatan (reinforcement skills)

Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam bentuk

penguatan verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti betul,

bagus, pintar, ya, seratus, tepat sekali, dan sebagainya), maupun nonverbal

(biasanya dilakukan dengan gerak, elusan, isyarat, sentuhan, pendekatan,

dan sebagainya) yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru

terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi

atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu

tindakan dorongan, sehingga perbuatan tersebut terus diulang

(Rusman, 2013: 84).

Komponen-komponen keterampilan memberikan penguatan yang

perlu dipahami dan dikuasai guru menurut Joni (1985: 69-72) adalah:

1) Penguatan verbal

Penguatan verbal merupakan komentar guru berupa kata-kata pujian,

dukungan, pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah

laku dan penampilan siswa.

2) Penguatan non verbal

Komponen penguatan non verbal yaitu:

(a) Penguatan berupa mimik dan gerakan badan, seperti senyuman,

anggukan, acungan ibu jari, tepuk tangan.

(b) Penguatan dengan cara mendekati, ialah mendekatnya guru kepada

siswa untuk menyatakan perhatian dam kesenangannya terhadap

pekerjaan, tingkah laku dan atau penampilan siswa.

26

(c) Penguatan dengan sentuhan, seperti menepuk bahu atau pundak siswa

dan menjabat tangan siswa,.

(d) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, guru dapat

menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi

siswa.

(e) Penguatan simbol atau benda, yang berbentuk simbol antara lain dapat

berupa tanga cheklist () atau komentar tertulis pada buku siswa,

sedangkan yang benda dapat berupa kartu bergambar, bintang plastik,

stiker.

(f) Penguatan tak penuh, jika siwa memberikan jawaban yang kurang

tepat guru hendaknya tidak langsung merespon dengan menyalahkan

siswa akan tetapi memberikan penguatan tak penuh.

d. Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran

tetap menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan

sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam

setiap langkah pembelajaran (Sanjaya, 2011: 38). Penggunaan variasi

dimaksudkan agar siswa terhindar dari perasaan jenuh dan membosankan, yang

menyebabkan perasaan malas muncul. Penggunaan variasi merupakan

keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk

mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan

menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif

(Rusman, 2013: 86).

27

Ada tiga prinsip penggunaan keterampilan mengadakan variasi yang

perlu diperhatikan guru, yaitu:

1) variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang

relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2) variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga

tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan

pembelajaran.

3) direncanakan secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (Rusman, 2013: 86)

Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat

bagian, yakni:

1) Variasi gaya mengajar: variasi suara (rendah, tinggi, besar, kecil),

memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak, mengadakan

kontak pandang dengan peserta didik, variasi gerakan badan dan

mimic, serta mengubah posisi (di depan kelas, keliling di tengah

kelas, dan kebelakang tapi jangan mengganggu suasana pembelajaran)

2) Variasi penggunaan media dan sumber belajar: variasi alat dan bahan

yang dapat dilihat, didengar, diraba, dimanipulasi, srta penggunaan

sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.

3) Variasi pola interaksi: variasi dalam pengelompokkan peserta didik,

variasi tempat kegiatan pembelajaran, variasi pola pengaturan guru,

variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik.

28

4) Variasi dalam kegiatan pembelajaran: penggunaan metode

pembelajaran, media dan sumber belajar, pemberian contoh dan

ilustrasi, interaksi dan kegiatan peserta didik (Joni, 1985: 88 - 90).

e. Keterampilan Menjelaskan

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan

urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Menurut Majid

(2014: 241) keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan

yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan

yang satu dengan yang lainnya.

Rusman (2013: 87-88) mengemukakan, penyajian suatu penjelasan

dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:

1) Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa

2) Penggunaan contoh dan ilustrasi. Memberikan penjelasan sebaiknya

menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu

yang ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari

3) Pemberian tekanan

4) Penggunaan balikan

f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah salah satu cara

yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang

dibutuhkan oleh siswa secara bekelompok. Untuk itu keterampilan guru harus

29

dilatih dan dikembangkan, sehingga para guru memiliki kemampuan untuk

melayani siswa melakukan kegiatan pembelajaran kelompok kecil.

Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing

diskusi kelompok kecil, yaitu:

1) memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara

merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi,

kemukakanlah masalah-masalah khusus, catat perubahan atau

penyimpangan diskusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi;

2) memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman dalam

memimpin diskusi soerang guru perlu memperjelas atau menguraikan

permasalahan, meminta komemntar siswa, dan menguraikan gagasan

siswa dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta

diskusi memperoleh pengertian yang lebih jelas;

3) menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam

diskusi,menuntut seorang guru harus menganalisis dengan cara

memperjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di

samping meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar yang kuat;

4) meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan

waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat siswa dengan penuh

perhatian;

5) memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. Dilakuan dengan cara

memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan

30

kesempatan pada siswa yang belum bertanya (pendiam) terlebih dahulu,

mencegah monopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk

berkomentar terhadap pertanyaan temannya;

6) menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi,

menindaklanjuti hasil diskusi, dan mengajak siswa untuk menilai proses

maupun hasil diskusi;

7) hal-hal yang perlu dihindarkan adalah mendominasi/monopoli

pembicaraan dalam diskusi, serta membiarkan terjadinya penyimpangan

dalam diskusi (Rusman, 2013: 89-90).

g. Keterampilan Mengelola Kelas

Menurut Sanjaya (2011: 44) keterampilan mengelola kelas adalah

keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal

dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu

suasana pembelajaran.

Komponen-komponen dalam mengelola kelas menurut

Rusman (2013:90) adalah sebagai berikut:

1) keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan

2) kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap,

memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan

petunjuk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang,

memberikan penguatan.

3) keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang

optimal, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa

31

yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan

remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Menurut Joni (1985: 54-67) keterampilan mengelola kelas terbagi

menjadi dua yaitu:

1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan

kondisi belajar yang optimal, antara lain:

(a) Menunjukan sikap tanggap.

Guru sebaiknya memiliki sikap tanggap terhadap berbagai perilaku

yang muncul didalam kelas, baik perilaku yang mendukung seperti tanggap

terhadap perhatian siswa, keantusiasan siswa, motivasi siswa yang tinggi,

dan lain-lain; maupun tanggap terhadap perilaku yang tidak mendukung

seperti ketidakacuhan, motivasi belajar siswa rendah, dan lain sebagainya.

(b) Membagi perhatian

Pengelolaan yang efektif terjadi bila guru mampu membagi

perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu

yang sama. Membagi perhatian dapat dilakukan dengan visual yaitu guru

mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan lain, dan verbal

yaitu guru dapat memberikan komentar singkat terhadap aktivitas siswa.

(c) Memusatkan perhatian kelompok

Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan apabila

dari waktu ke waktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-

tugas yang dilakukan. Ada dua cara memusatkan perhatian kelompok.

Pertama, menyiagakan siswa yaitu dengan memusatkan perhatian siswa

32

pada suatu tugas dengan menciptakan situasi yang menarik. Kedua,

menuntut tanggungjawab siswa dengan cara mempresentasikan hasil kerja

kelompok siswa.

(d) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

Komponen ini berhubungan dengan petunjuk guru yang disampaikan

secara jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh kelas, kelompok,

maupun perorangan.

(e) Menegur

Cara guru dalam menegur tingkah laku siswa yang mengganggu kelas

atau kelompok dalam kelas yaitu dilakukan dengan cara verbal yang harus

memenuhi syarat, antara lain tegas dan jelas serta tertuju kepada siswa

yang menggagu, menghindari peringatan kasar dan menyakitkan, serta

menghindari ejekan yang berlebihan.

(f) Memberi penguatan

Tujuan dan cara penggunaan kompone keterampilan memberi

penguatan dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak aktif dalam

pembelajaran maupun yang mengganggu proses pembelajaran.

2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang

optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan

siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan

tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

33

h. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan

Rusman (2013: 91) menyatakan bahwa pembelajaran individual adalah

pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan interes

siswa. Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam pembelajaran

perseorangan adalah: (1) keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi;

(2) keterampilan mengorganisasi; (3) keterampilan membimbing dan

memudahkan belajar, yaitu memungkinkan guru membantu siswa untuk maju

tanpa mengalami frustasi; (4) keterampilan merencanakan dan melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

i. Keterampilan Menutup Pelajaran

Rusman (2013:92) menjelaskan bahwa keterampilan menutup pelajaran

adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudakn untuk memberikan gambaran

menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat

pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.

Komponen menutup pelajaran diantaranya adalah:

1) Meninjau kembali materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan

hasil pembelajaran

2) Melakukan evaluasi antara lain dengan cara mendemonstrasikan

keterampilan, mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi

pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan

kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam menciptakan suasana

34

belajar yang kondusif selama proses pembelajaran, sehingga dapat membawa

siswa ke arah perkembangan intelektual serta pengembangan psikis/jiwa yang

lebih baik.

Pada penelitian ini, indikator penilaian keterampilan guru adalah:

a. Membuka pelajaran

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Menggunakan media powerpoint

d. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajara

e. Menyampaikan materi pembelajaran

f. Melakukan variasi dalam proses pembelajaran

g. Membimbing pembentukan kelompok kecil dan menjelaskan aturan

diskusi

h. Membimbing diskusi kelompok siswa

i. Menggunakan model NHT dalam diskusi kelompok

j. Membimbing presentasi hasil diskusi

k. Memberikan penguatan kepada siswa

l. Menutup pelajaran

2.1.3.2 Aktivitas Siswa

Menurut Sardiman (2012: 97) dalam belajar sangat diperlukan adanya

aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan

baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan

yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, bertanya hal

35

yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan

yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Aktivitas belajar siswa banyak macamnya. Para ahli mencoba

mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich

(dalam Sardiman, 2012: 101) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok,

sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, dan memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, dan menyalin.

e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,

dan beternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah berani, tenang, dan gugup.

36

Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa

adalah kegiatan atau perilaku yang dilakukan siswa selama proses belajar

mengajar yang meliputi kegiatan bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan

tugas, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Sehingga

menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa untuk

mengembangkan pemahaman, meningkatkan penguasaan keterampilan, dan

mendapatkan sejumlah pengetahaun dari apa yang telah dipelajari. Aktivitas

siswa yang maksimal akan berdampak pada kualitas pembelajaran. Karena

didalam aktivitas siswa akan terjadi sebuah interaksi antara siswa dengan

komponen pembelajaran.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa, oleh karena itu guru harus dapat memfasilitasi siswa dalam

proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang akan diamati dalam penelitian ini

adalah aktivitas siswa yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

model NHT dengan media powerpoint berikut:

a. Mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran (emotional activities)

b. Menanggapi apersepsi (oral activities)

c. Memperhatikan slide Powerpoint (visual, listening, oral, activities)

d. Memperhatikan penjelasan guru tentang materi (visual, listening,

writing activities)

e. Melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi pembelajaran

(emotional and oral activities)

37

f. Membentuk kelompok dan memasang nomor kepala

(mental and emotional activities)

g. Mendiskusikan tugas bersama kelompok (mental, motor, oral, and

writing activities)

h. Mempresentasikan hasil diskusi sesuai nomor siswa yang dipanggil

guru (mental and oral activities)

i. Menanggapi hasil diskusi sesuai nomor yang dipanggil guru

(visual, listening, mental, and oral activities)

j. Bertanya tentang materi yang belum dipahaminya

(mental, visual, and emotional activities)

k. Menyimpulkan hasil diskusi (mental, visual, writing, and oral activities)

l. Mengerjakan soal evaluasi (mental and writing activities)

2.1.3.3 Hasil Belajar

Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 85) hasil belajar merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.

Suprijono menjelaskan (2012: 5) bahwa hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Sedangkan menurut Sudjana (2010:22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya.

Winkel dalam Purwanto (2014: 46) menjelaskan hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya. Aspek perubahannya mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran

38

yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Grounland dalam Purwanto (2014:45) juga

menyatakan bahwa, hasil belajar yang diukur merefleksikan tujuan pengajaran.

Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil

pengajaran dalam bentuk tingkah laku.

Menurut Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2011: 86-91) terdapat tiga

ranah yang merupakan hasil belajar yaitu :

a. Domain Kognitif

Domain kognitif berhubungan dengan pegetahuan, kemampuan dan

kemahuran intelektual. Cakupan domain kognitif adalah sebagai berikut:

1) Knowledge (pengetahuan)

Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali

informasi yang telah dipelajari sebelumnya

2) Comprehension (pemahaman)

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna

dari materi peserta didikan.

3) Application (menerapkan)

Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi peserta

didikan yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit.

4) Analysis (menguraikan)

Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material kedalam

bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.

39

5) Synthesis (mengorganisasikan)

Sistesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian

dalam rangka membentuk struktur baru.

6) Evaluation (menilai)

Evaluasi atau penilaian mengacu pada kemampuan membuat

keputusan tentang nilai materi peserta didikan untuk tujuan tertentu.

b. Domain Afektif

Domain afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai.

Kategori domain afektif adalah sebagai berikut:

1) Receiving (sikap menerima)

Receiving mengacu pada keinginan peserta didik untuk menghadirkan

rangsangan atau fenomena tertentu (aktivitas kelas, buku teks, musik,

dan sebagainya). Kategori ini berkaitan dengan memperoleh,

menangani, dan mengarahkan, dan perhatian peserta didik.

2) Responding (memberikan respon)

Responding mengacu pada partisipasi aktif pada diri peserta didik .

3) Valuing (nilai)

Valuing berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek,

fenomena atau perilaku tertentu pada diri peserta didik.

4) Organization (organisasi)

Organization berkaitan dengan konseptualisasi nilai (mengenali

tanggung jawab, setiap individu untuk memperbaiki hubungan antar

manusia) atau pengorganisasian sistem nilai (mengembangkan

40

rencana kerja yang memenuhi kebutuhan sendiri baik dalam hal

peningkatan ekonomi maupun pelayanan sosial).

5) Organization by value complex (pembentukan pola hidup)

Pembentukan pola hidup mengacu pada peserta didik memiliki sistem

nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama

sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya

hidupnya.

c. Domain Psikomotor

Domain psikomotor berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Cakupan domain psikomotor menurut Elizabeth Simpson adalah sebagi

berikut:

1) Perception (persepsi)

Persepsi berkaitan dengan penggunaan organ indera untuk

memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik.

2) Set (Kesiapan)

Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu yang

mencakup kesipan mental dan fisik.

3) Guide Response (gerakan terbimbing)

Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal belajar

keterampilan kompleks yang meliputi peniruan dan mencoba-coba.

4) Mechanism (gerakan terbiasa)

Gerakan terbiasa berkaitan dengan keterampilan kinerja dari berbagai

41

tipe, namun pola-pola gerakannya kurang kompleks dibandingkan

tingkatan berikutnya yang lebih tinggi

5) Complex overt response (gerakan kompleks)

Gerkan kompleks berkaitan dengan kemahiran kinerja dari tindakan

motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Kategori

ini ditunjukkan melalui kecepatan, kehalusan, kekuratan, dan yang

memerlukan energy minimum.

6) Adaptation (penyesuaian)

Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan

sangat baik sehingga individu partisipan dapat memodifikasi pola-

pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika

menemui situasi masalah baru.

7) Originality (kreativitas)

Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk

disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan hasil belajar merupakan

suatu perubahan pada diri individu yang dapat di lihat dari tiga aspek, yaitu

kognitif, afektif, serta psikomotorik. Berdasarkan ketiga ranah tersebut, peneliti

menetapkan indikator hasil belajar yang mencakup domain tersebut, yaitu:

a. Domain Kognitif

2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional

2.3.2 Menyebutkan 3 alat produksi modern

2.3.3 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan modern

42

2.3.4 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi

2.3.5 Mengkategorikan jenis alat komunikasi tradisional sampai modern

2.3.6 Membandingkan perbedaan antara teknologi komunikasi

tradisional dan modern

2.3.7 Membedakan jenis-jenis transportasi

2.3.8 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi

2.3.9 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi

tradisional dan modern

b. Domain Afektif

1) Percaya diri

2) Saling menghargai

3) Bertanggung jawab

4) Jujur

c. Domain Psikomotor

1) Berdiskusi dalam kelompok

2) Mengemukakan pendapat

2.1.4 Hakikat Pembelajaran IPS

2.1.4.1 Pengertian IPS

Pengertian IPS menurut NCSS tahun 1993 (Sapriya, 2009:10) adalah

sebagai berikut :

Social studies is the integrated study of the social sciences and

humanities to promote civic competence. Within the school

program, social studies provides coordinated, systematic study

drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology,

economics, geography, history, law, philosophy, political

science, pshycology, religion and sociology, as well as

43

appropriate content from the humanities, mathematics, and

natural sciences. The primary purpose of social studies is to

help young people develop the ability to make informed ad

reasoned decisions for the public good as citizens of a

culturally diverse, democratic society in an interdependent

world.

IPS merupkan suatu biang studi yang memadukan ilmu-ilmu sosial dan

humaniora untuk mengembangkan kemampuan kewarganegaraan. Dalam

program sekokah, IPS mengkoordinasikan bidang studi yang sistematik seperti

studi tentang antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum,

filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, maupun konsep yang

berasal dari kemanusiaan, matematika, dan ilmu-ilmu alam. Tujuan utama IPS

adalah membantu generasi muda untuk mengembangkan kemampuannya dalam

membuat keputusan yang mendasar sebagai warga Negara yang baik dan latar

keberagaman budaya, agar menjadi suatu masyarakat demokratis yang saling

bergantung satu sama lain.

Menurut Puskur dalam depdiknas (2007: 14) IPS adalah suatu bahan

kajian yang terpadu dan merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi,

modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan

keterampilan-keterampilan Sajarah, Geografi, Sosiologi, Antropoligi, dan

Ekonomi, dan ilmu lannya.

Somantri menjelaskan IPS merupakan penyederhanaan adaptasi, seleksi

dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan

dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional

pendidikan dasar dan menengah dalam dalam kerangka mewujudkan tujuan

pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila (dalam Hidayati, 2008: 1.3).

44

IPS adalah fusi dari disiplin-disiplin Ilmu-ilmu Sosial, yaitu bidang

studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada.

Artinya bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi,

ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan

secara terpadu (Hidayati, 2008: 1-27).

Selanjutnya Saidiharjo (dalam Taneo 2010: 1.8) menjelaskan IPS

merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah

mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, dan politik.

Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, oleh karena itu

dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu IPS.

Gunawan (2013: 113) juga berpendapat bahwa IPS adalah sebuah

program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak aka

ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial

maupun ilmu pendidikan.

Berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah sebuah

kajian hasil penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari ilmu-ilmu

sosial dan ilmu lainnya berdasarkan prinsip pedagogis dan psikologis peserta

didik yang merupakan sebuah integrasi atau keterpaduan yang utuh, dan

digunakan sebagai program pengajaran pada pendidikan dasar dan menengah.

2.1.4.2 Tujuan IPS

NCSS dalam Sapriya (2009: 10) menjelaskan tujuan utama IPS adalah

membantu generasi muda untuk mengembangkan kemampuannya dalam

membuat keputusan yang mendasar sebagai warga Negara yang baik dan latar

45

keberagaman budaya, agar menjadi suatu masyarakat demokratis yang saling

bergantung satu sama lain.

Kemudian Sapriya (2012: 12) mengemukakan bahwa IPS pada dasarnya

bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang

menguasai pengetathuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai

(attitudes dan values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk

memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil

keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar

menjadi warga negara yang baik.

Tujuan IPS adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan

anak didik dengan mengembangkan kemampuan dalam lingkungannya dan

melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam masyarakat yang

demokratis serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup yang lebih baik

(Taneo, 2010: 1.27).

Ahmadi (2014: 10) menyebutkan lima tujuan IPS, yaitu:

1) mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang ilmu-ilmu sosial jika

nantinya masuk ke perguruan tinggi, 2) mendidik kewarganegaraan yang baik,

3) hakikatnya merupakan suatu komproni antara satu dan dua tersebut di atas,

4) mengajari masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan di muka

umum, 5) menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang studi

tersebut, yaitu dengan materi yang dipilih, disaring dan disingkronkan kembali

maka saasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah pada

46

dua hal yaitu pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral Pancasila

atau UUD 1945 dan sikap sosial yang rasional dalam kehidupan.

Selanjutnya mata pelajaran IPS pada tingkat sekolah dasar bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan: 1) mengenal konsep-konsep yang

berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki

kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki

komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,

4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global

(BSNP, 2007: 575).

Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS

adalah untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang

menguasai pengetathuan, keterampilan, sikap dan nilai untuk menempatkan

dirinya dalam masyarakat yang demokratis serta menjadikan negaranya sebagai

tempat hidup yang lebih baik. IPS pada tingkat sekolah dasar juga bertujuan

untuk mengenalkan konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya, melatih anak berpikir logis, kritis, dan memiliki keterampilan

dalam pemecahan masalah sosial, serta kemampuan berkomunikasi, bekerja

sama, berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk dari tingkat lokal

samapai tingkat global.

2.1.4.3 Ruang Lingkup IPS

IPS adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan cara manusia

47

memenuhi kebutuhannya, yang meliputi kebutuhan materi, budaya, dan

kejiwaanya, serta pemanfaatan sumber daya yang ada. Ruang lingkup mata

pelajaran IPS menurut KTSP (2006:575) adalah sebagai berikut:

a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c. Sistem Sosial dan Budaya

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

Gunawan (2013:51) menambahkan ruang lingkup IPS pada pendidikan

SD yaitu IPS sebagai pendidikan global (global education) di SD, adalah

mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia;

Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa; Menanamkan kesadaran

semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia;

Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi,

dan kemajuan teknologi

di lingkungan kabupaten/

kota dan provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang

berkaitan dengan sumber daya alam dan

potensi lain di daerahnya

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial di

daerahnya

(KTSP, 2006: 579)

48

2.1.5 Pembelajaran IPS di SD

Pembelajaran IPS di sekolah dasar mencakup hal-hal yang ada disekitar

lingkungan peserta didik. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,

dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata

pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.

Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga

negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia

yang cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif,

dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan

dalam kehidupan di masyarakat (KTSP, 2006 :175).

IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri

sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep displin ilmu sosial, humaniora,

sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk

jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih

dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik

kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik (Sapriya, 2012: 20).

Pelajaran IPS di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia

antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget

(1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada

tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan

yang utuh, dan menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh.

Yang mereka pedulikan adalah sekarang (konkrit), dan bukan masa depan yang

belum mereka pahami (abstrak). Itulah sebabnya pembelajaran IPS di SD

49

bergerak dari yang konkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan

lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan

pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang

sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh dan seterusnya.

(Gunawan, 2013: 50).

Beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran

IPS di sekolah dasar, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan dengan memperhatikan karakteristik dan tingkat

perkembangan siswa. Guru harus mampu menjelaskan materi dari hal-hal

kongkrit ke hal-hal yang abstrak sehingga mempermudah siswa dalam

memahami materi pembelajaran IPS.

2.1.6 Materi Pembelajaran dalam Penelitian

Pada penelitian ini, materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa

yaitu tentang perkembangan teknologi yang meliputi perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, dan transportasi.

a. Perkembangan Teknologi Produksi

Teknologi berkaitan dengan suatu kreasi dan penemuan manusia untuk

membuat dan menggunakan sesuatu. Pada zaman dahulu manusia masih

memiliki sedikit alat. Peralatannya pun masih sangat sederhana. Pembuatan

peralatan dari batu merupakan teknologi tertua. Seiring perkembangan

teknologi mulailah diciptakan alat-alat yang lebih modern. Semua itu bertujuan

untuk membantu kehidupan mereka. Perkembangan teknologi menunjukkan

kemajuan kecerdasan manusia. Setiap kemajuan dalam ilmu pengetahuan akan

50

membuka cara baru bagi pengembangan teknologi. Produksi berarti pengolahan

bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sehingga nilai

barangnya menjadi meningkat. Teknologi produksi adalah teknik perindustrian

dengan menggunakan mesin-mesin.

Perkembangan teknologi produksi dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Produksi Pangan

Contoh alat produksi pangan: kerbau, cangkul, lesung, traktor, mesin

penanam padi, mesin perontok padi, dll.

2) Produksi Sandang

Contoh alat produksi sandang: alat tenun bukan mesin, mesin pembuat

kain, dll.

3) Produksi Papan

Contoh alat produksi papan: gergaji, kapak, mesin gergaji, mesin

penebang pohon, dll (Suranti dan Saptiarso : 2009).

b. Perkembangan Teknologi Komunikasi

Alat komunikasi dapat diartikan alat untuk berhubungan. Sebagai

makhluk sosial, kita selalu berhubungan dengan orang lain. Banyak manfaat

yang kita dapat dalam berkomunikasi. Kita dapat bertukar pikiran, mengetahui

kabar serta mengirim pesan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun

tertulis. Komunikasi lisan dilakukan dengan cara berbicara secara langsung.

Berkomunikasi secara tertulis dapat dilakukan melalui tulisan pada kertas. Kini

perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Terbukti dengan adanya

berbagai alat komunikasi modern. Maupun cara berkomunikasi yang bervariasi.

51

Berdasarkan bentuknya, alat komunikasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

4) Komunikasi tertutis, contoh: surat dan telegram

5) Komunikasi Lisan, contoh: telepon, radio, televisi

6) Komunikasi melalui isyarat, contoh: kentongan, bedug, lonceng, asap,

sirine, alarm, dan lampu (Sutoyo: 2009).

b. Perkembangan Teknologi Transportasi

Sarana pengangkutan disebut juga alat transportasi. Alat-alat

transportasi mengalami proses perrkembangan. Dulu orang menggunakan alat

transportasi yang masih sangat sederhana. Bahkan pada zaman dulu kalau

bepergian orang hanya berjalan kaki. Sekarang orang sudah memakai alat

transportasi modern. Alat atau sarana transportasi yang digunakan dewasa ini

terdiri dari transportasi darat, transportasi air, dan transportasi udara.

1) Transportasi Darat

Transportasi darat adalah sarana pengangkutan yang menghubungkan dua

tempat yang berjauhan melalui darat. Pada masa lalu alat transportasi

darat misalnya kuda, keledai, gajah, dan kerbau. Alat transportasi darat

dibagi menjadi dua. Ada transportasi yang tidak menggunakan tenaga

mesin. Misalnya becak, pedati, dokar, bendi, dan sepeda. ada pula yang

menggunakan tenaga mesin. Misalnya sepeda motor, bis, mobil, dan

kereta.

2) Transportasi Udara

Di Indonesia, sarana transportasi udara mengalami kemajuan pesat. Setiap

ibu kota provinsi sudah memiliki bandar udara. Bahkan beberapa kota

52

terpencil sudah ada yang memiliki bandar udara. Perhubungan udara

sudah digunakan sejak ditemukannya balon gas. Pada waktu itu, balon gas

hanya mampu mengangkut tiga sampai empat orang. Kelemahannya

waktu tempuh perjalanannya lambat. Seiring perkembangan teknologi,

manusia menciptakan alat transportasi modern yang lebih cepat. Yang

termasuk alat transportasi udara adalah pesawat terbang, helikopter, balon

udara, dll.

3) Transportasi/Air

Yang dimaksud alat transportasi air adalah alat transportasi yang

digunakan di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air dapat kita

kelompokkan menjadi dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat

transportasi air tidak bermesin. Alat transportasi bermesin meliputi kapal

mesin, speedboat, jet ski, perahu motor, dll. Sedangkan alat transportasi

air tidak bermesin meliputi perahu, sampan, kano, rakit, sepeda air, dll

(Triyono: 2009).

2.1.7 Evaluasi IPS

Evaluasi dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tidak berbeda

dengan penilaian dengan mata pelajaran lainnya. Dalam kaitannya dengan

proses pembelajaran, evaluasi yang dilakukan guru bertujuan untuk

1) membantu mengklarifikasi tujuan pembelajaran (aspek-aspek belajar yang

penting) bagi peserta didik; 2) menginformasikan kelebihan dan kekurangan

peserta didik dalam belajar; 3) menginformasikan peserta didik bagaimana

meningkatkan proses dan hasil belajarnya; 4) bahan informasi esensial kepada

53

orang tua dan masyarakat mengenai efektivitas program sekolah (Jarolimek dan

W.C. Parker dalam Sapriya, 2006).

Evaluasi dalam pembelajaran IPS salah satunya adalah penilaian dalam

bentuk penilaian otentik. Asmawl Zainul (dalam Rustaman, 2006: 2)

menekankan perlunya penilaian kinerja untuk mengukur aspek lain di luar

kognitif, yaitu tujuh kemampuan dasar menurut Howard Gardner yang tidak

mungkin dinilai hanya dengan cara – cara biasa. Ketujuh kemampuan dasar

tersebut adalah : (1) visual – spatial, (2) bodly – kinesthetic, (3) musical –

rhythmical, (4) Interpersonal, (5) Intrapersonal, (6)Logical mathematical, (7)

Verbal linguistic. Baru dua kemampuan terakhir yang banyak diukur dan dinilai

orang. Sementara lima kemampuan yang lainnya belum banyak diungkapkan.

Dari keterangan di atas jelaslah bahwa proses penilaian terutama penilaian

otentik menjadi fokus utama penilaian.

Rustaman (2006: 5) menyebutkan bahwa tugas-tugas penilaian otentik

dalam IPS dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk : (1) computer adaptive

testing ( tidak berbentuk tes obyektif) yang menuntut peserta tes dapat

mengekspresikan diri untuk dapat menunjukkan tingkat kemampuan yang

nyata, (2) tes pilihan ganda diperluas dengan memberikan alasan terhadap

jawaban yang dipilih, (3) extended response atau open ended question juga

dapat digunakan, (4) group performance assesment atau individual perfomance

assessment, (5) Interview berupa pertanyaan lisan dari asesor, (6) observasi,

(7) portofolio, (8) projek, expo atau demontrasi, (9) constructed response yaitu

siswa perlu mengkonstruksi sendiri jawabannya.

54

Evaluasi pembelajaran IPS menurut Wahab (2012: 1.32) adalah:

a. Tes

Tes dalam pembelajaran IPS dapat berupa tes objektif, tes esai (uraian),

dan tes lisan. Dalam merancang tes, hal yang harus dipelajari adalah kurikulum

sekolah yang berlaku, kemudian ditentukan KD, materi pokok, hasil belajar

yang diharapkan dan terakhir indikator yang berkaiatan dengan tujuan

intruksional khusus untuk tes yang akan disusun (Sardiyo, 2009: 8.6).

Syarat-syarat tes yang baik antara lain harus valid (sahih) atau hanya

mengukur apa yang hendak diukur dan harus andal (reliable), yang meliputi

kecermatan atau ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) dari hasil

pengukuran yang dilakukan (Sardiyo, 2009: 8.4).

b. Non tes

Evaluasi tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi mencangkup

aspek afektif dan keterampilan. Jenis evaluasi nontes yang sering digunakan

pada mata pelajaran IPS, meliputi tugas dan penampilan. Dengan demikian,

evaluasi dalam IPS perlu dilakukan secara terus menerus, utuh, menyeluruh

sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat secara utuh tersentuh.

Sardiyo (2009: 8.29) menjelaskan bahwa alat yang tepat untuk

mengukur nilai dan sikap sosial (ranah afektif) seperti membuat daftar

pertanyaan, skala penilaian, daftar cek, laporan pribadi dan wawancara.

Sedangkan langkah mengembangkan tes ranah afektif menurut Poerwanti

(2008: 4.45-4.46) meliputi: (1) memilih variabel afektif yang akan diukur;

(2) membuat beberapa pernyataan tentang variabel; (3) mengklasifikasikan

55

pertanyaan positif atau negatif; (4)menentukan jumlah gradual dan frase atau

angka yang dapat menjadi alternatif pilihan; (5) menyusun pernyataan dan

pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian; (6) melakukan ujicoba;

(7) membuang butir pernyataan yang kurang baik; (8) melaksanakan penilaian.

Sedangkan langkah mengembangkan tes psikomotorik meliputi:

(1) menyusun soal dengan mencermati kisi-kisi instrumen psikomotor yang

telah dibuat; (2) menjabarkan indikator dengan memperhatikan materi pokok

dan materi belajar; (3) menyusun lembar observasi dan lembar penilaian yag

mengacu pada soal.

Pada penelitian ini, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran IPS

melalui model NHT dengan media powerpoint adalah penilaian tes dan nontes.

Untuk ranah kognitif, menggunakan evaluasi tes berupa soal objektif/pilihan

ganda dan uraian. Sedangkan ranah afektif dan psikomotor menggunakan

evaluasi nontes berupa observasi.

2.1.8 Pembelajaran Kooperatif

Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2011: 42) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Sanjaya (2011: 242) juga menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif

adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau

tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar

belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda

(heterogen). Pembelaajaran kooperatif memiliki dua komponen utama, yaitu

56

komponen tugas kooperatif (cooperative task) yang berkaitan dengan hal yang

menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok dan

komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure) yang

merupakan sesuatu yang membangkitkan motovasi individu untuk bekerja

sama mencapai tujuan kelompok.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

jenis kerja kelompok yang diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi yang dirancang

untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya

menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2012: 54).

Nurhadi (dalam Wena, 2013: 189) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang

silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar,

tetapi juga sesama siswa. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu

model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kelompok kecil yang

memiliki tingkat kemampuan berbeda (Rusman, 2013: 209).

Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan kemampuan kerja sama

siswa dengan kelompoknya dengan latar belakanng berbeda untuk mencapai

tujuan bersama.

2.1.9 Model Pembelajaran NHT

2.1.9.1 Pengertian Model Pembelajaran NHT

NHT atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pemebelajaran

57

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan

sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto, 2011: 62).

Selanjutnya menurut Jauhar (2011: 62) NHT adalah suatu pendekatan di mana

setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara

acak guru memanggil nomor dari siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen,

yang pada umumnya digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan

pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran (Daryanto, 2012: 245). Dalam model NHT, peserta didik dituntut

dapat bekerja sama dan berdiskusi dengan kelompoknya tentang masalah atau

tugas yang diberikan oleh guru.

Menurut Slavin (dalam Huda, 2013: 203), metode ini cocok untuk

memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok. Tujuan dari NHT

adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan

kerjasama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan

tingkatan kelas.

NHT merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap

anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga

tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu

kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya

(Shoimin, 2014: 108).

58

Beberapa pengertian NHT tersebut dapat disimpulkan bahwa NHT

merupakan salah satu model pembeljaran kooperatif yang mengembangkan

sikap kerja sama, saling berbagi, dan tanggung jawab siswa tentang tugas

dalam kelompoknya dengan menggunakan sistem nomor pada setiap siswa

dalam setiap kelompok.

2.1.9.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT

Kelebihan model pembelajaran NHT menurut Hamdani (2011: 90)

adalah: 1) Setiap siswa menjadi siap semua; 2) Siswa dapat melakukan diskusi

dengan sungguh-sungguh; dan 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa

yang kurang pandai.

Kemudian Shoimin (2014: 109) menambahkan bahwa dengan

menggunakan model NHT, akan terjadi interaksi secara intens antarsiswa

dalam menjawab soal. Selain itu tidak ada murid yang mendominasi dalam

kelompok karena ada nomor yang membatasi.

Sedangkan kelemahan model NHT menurut Hamdani (2011: 90) adalah

1) kemungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru, dan

2) tidak semua nggota kelompok dipanggil oleh guru. Selain itu, menururt

Shoimin (2014: 109), model NHT tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah

siswa banyak karena membutuhkan waktu yang lama.

Untuk mengatasi kekurangan model pembelajaran NHT nomor satu,

guru dapat memberi nama yang berbeda pada masing-masing kelompok, lalu

mencatat nomor siswa beserta nama asal kelompok yang sudah dipanggil.

Lalu untuk mengatasi kelemahan model NHT nomor kedua, guru dapat

59

memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa yang tidak dipanggil

oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan bertanya atau

memberikan pendapatnya dalam proses pembelajaran.

2.1.9.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT

Suprijono (2012: 93) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan

mengguankan model NHT diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas

menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya

mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Jika jumlah siswa dala satu

kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah

konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 8 orang. Tiap-tiap

orang dalam tiap-tiap kelompok dibri nomor 1-8. Kemudian guru mengajukan

beberapa pertanyaan dan tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads

Together”berdiskusi memikirkan jawaban yang benar. Langkah berikutnya

guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap

kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang

telah diterimanya dari guru.

Kemudian Hamdani (2011:90) menyebutkan langkah-langkah model

pembelajaran NHT adalah sebagai berikut:

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat

nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap

anggota kelompok mengetahui jawabannya.

60

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa, dan siswa yang nomornya

dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

e. Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk

nomor lain.

f. Kesimpulan

2.1.10 Media Pembelajaran

2.1.10.1 Pengertian Media Pembelajaran

Hamdani (2011: 243) menjelaskan media adalah komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan

siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media

pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang

bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Sejalan

dengan pendapat diatas, media pembelajaran menurut Asyhar (2012: 8) adalah

segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu

sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif

dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

Media merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat,

dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran

pada diri siswa (Suryani dan Agung, 2012: 135). Sependapat dengan Suryani

dan Agung (dalam Arsyad, 2013: 4) mengatakan bahwa media sebagai semua

bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau

61

menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat

yang dikemukakan sampai kepada penerima yang dituju.

Selanjutnya Aqib (2013: 50) berpendapat bahwa media pembelajaran

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan

merangsang terjadinya proses belajar pada siswa.

Penjelasan dari berbagai ahli tersebut tentang media pembelajaran,

peneliti menyimpulkan pengertian media pembelajaran adalah segala bentuk

alat atau perantara untuk menyalurkan pesan atau informasi kepada siswa

dalam proses pembelajaran.

2.1.10.2 Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2013: 23) terdapat tiga fungsi

penggunaan media pembelajaran, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2)

menyajikan informasi, dan (3) member instruksi.

Selanjutnya Hamdani (2011: 246) menyebutkan ada berbagai fungsi

media pembelajaran secara umum, diantaranya adalah:

a. menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa

lampau,

b. mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi,

c. memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar

diamati secara langsung karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil.

d. mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung

e. mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara

langsung,

62

f. dengan mudah membandingkan sesuatu,

g. dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya,

h. dapat belajar sesuai kemampuan, minat dan temponya masing-masing,

dan sebagainya.

Sanjaya (2011: 169-171) menyebutkan media pembelajaran memiliki

fungsi dan berperan, yaitu untuk: a) menangkap suatu objek atau peristiwa-

peristiwa tertentu, b) memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, dan

c) menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

2.1.10.3 Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Secara umum menurut Hamdani (2011: 248) ada tiga kelompok media

pembelajaran yaitu visual, audio, dan audio visual.

a. Media visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan indra penglihatan. Media visual dapay digolongkan menjadi dua,

yaitu media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual) dan media

yang dapat diproyeksikan (projected visual). Media projected visual contohnya

gambar diam dan gambar bergerak. Sedangkan media non-projected visual

contohnya gambar tentang binatang, manusia, tumbuhan, atau objek lainnya

yang berkaitan dengan materi.

b. Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan auditif (hanya dapat

didengar) yang dapat merangsing pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan

para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media ini membutuhkan

63

keterampilan mendengar dan menyimak dalam penggunaanya. Contoh media

audio adalah radio, kaset suara, rekaman piringan, dll.

c. Media Audiovisual

Media audio visual merupakan kombinasi antara audio dan visual atau

juga bisa disebut dengan media pandang-dengar. Media ini melibatkan

kemapuan indera penglihatan dan pendengaran. Contoh media audio visual

adalah film, slide power point bersuara, dan video pembelajaran.

Guru perlu memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai hal

sebelum memutuskan untuk mempergunakan jenis media tertentu dalam

kegiatan pembelajaran. Karakteristik media yang dianggap paling tepat dan

efektif untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran itulah media yang

seharusnya dipakai.

2.1.11 Media Powerpoint

Powerpoint adalah program Microsoft Office yang ada di komputer

yang merupakan program presentasi. Bob Gaskin dan Dennis Austin adalah

orang yang pertama mengembangkan aplikasi Powerpoint. Arsyad (2013: 193)

menjelaskan bahwa Microsoft Office Powerpoint merupakan salah satu

aplikasi yang paling banyak digunakan oleh orang-orang dalam

mempresentasikan bahan ajar, laporan, atau karya.

Menurut Susilana (2013: 100-101) program Microsoft Office

Powerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu

menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan,

mudah dalam penggunaan dan relatif murah karena tidak membutuhkan bahan

baku selain alat untuk menyimpan data.

64

Arsyad (2013: 65) menjelaskan bahwa Microsoft Powerpoint akan

membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik dan jelas tujuannya jika

dipresentasikan karena akan membantu dalam pembuatan slide, outline

presentasi, menampilkan slide yang dinamis, termasuk clipart yang menarik,

yang mudah ditampilkan di layar monitor. Arsyad juga menyebutkan tiga

manfaat program Powerpoint, yaitu 1) materi pembelajaran akan menjadi lebih

menarik, 2) penyampaian pembelajaran akan lebih efektif dan efisien, serta

3) materi pembelajaran disampaian secara utuh, ringkas dan cepat melalui

pointer-pointer materi.

Penggunaan program ini menurut Daryanto (2013: 164) mempunyai

beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagaia berikut: 1) penyajiannya

menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi baik animasi teks

maupun animasi gambar atau foto; 2) lebih merangsang anak untuk mengetahui

lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji; 3) pesan informasi secara

visual mudah dipahami peserta didik; 4) tenaga pendidik tidak perlu banyak

menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan; 5) dapat diperbanyak sesuai

kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang; 6) dapat disimpan dalam

bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk).

Media powerpoint termasuk dalam multimedia, karena powerponit

merupakan media presentasi yang dapat menampilkan berbagai jenis media di

dalamnya, diantaranya adalah teks, suara, animasi, gambar, video, dan

sebagainya. Menurut Susilana (2009: 22) multimedia memiliki beberapa

65

kelemahan yaitu 1) biayanya cukup mahal, dan 1) memerlukan perencanaan

yang matang dan tenaga yang profesional.

Sesuai dengan permasalahan tersebut, peneliti menyajikan beberapa

solusi untuk mengantisipasi apabila kekurangan media Powerpoint terjadi saat

pembelajaran, antara lain dengan cara mempersiapkan dan merencanakan

pembelajran dengan menggunakan media powerpoint secara matang, seperti

menyiapkan file presentasi yang akan ditayangkan beserta alat-alat yang

dibutuhkan dalam penayangan presentasi. Selanjutnya, penempatan media

harus disesuaikan dengan jumlah siswa dan luasnya ruangan, agar dapat

disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa. Selain itu, konsep media yang

ditayangkan harus dibuat dengan memperhatikan karakteristik dan

perkembangan belajar siswa, agar dapat menarik dan memotivasi belajar siswa.

Dalam penyusunan powerpoint perlu memperhatikan prosedur-prosedur

pembuatan agar powerpoint yang dibuat akan berkualitas dan tepat sasaran.

Prosedur pembuatan powerpoint untuk presentasi, yaitu:

a. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara

program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar

belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga

mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi,

video, dll.

b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan

sasaran seperti video, gambar, animasi, suara.

66

c. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses

pengerjaan di PowerPoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil

akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau

Executable File (exe).

d. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya

dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran

konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan (Susilana, 2009:102-103).

Selanjutnya langkah-langkah penggunaan media powerpoint menurut

(Sanjaya: 2012) adalah sebagai berikut:

2. Persiapan

1) Kenali tempat presentasi berlangsung.

2) Kumpulkan informasi tentang siswa.

3. Penyajian

1) Pastikan semua siswa mengetahui tujuan yang hendak dicapai.

2) Usahakan ruangan tetap terang sekalipun menggunakan alat

presentasi yang diproyeksikan seperti LCD atau OHP.

3) Ketika presentasi berlangsung, jaga kontak pandang dengan siswa.

4) Gunakan teknik masking dan petunjuk untuk memusatkan

perhatian siswa pada hal-hal yang memerlukan penekanan.

5) Setiap selesai menyajikan satu pokok permasalahan, pastikan

siswa memahaminya dengan benar.

4. Penutup

a. Pastikan siswa memahami materi yang kita presentasikan.

67

b. Buatlah pokok-pokok materi yang telah kita sajikan.

2.1.12 Penerapan Model NHT dengan PowerPoint pada Pembelajaran IPS

Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT harus

menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sehingga

dalam praktiknya, proses pembelajaran tidak hanya menonjolkan ranah

pengetahuan saja melainkan juga meliputi ranah sikap dan keterampilan. Oleh

karena itu pembelajaran dirancang agar berlangsung secara kondusif dan

menghindari pembelajaran terpusat pada guru, menekankan adanya kolaborasi

dan kerjasama antar siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam

pembelajaran. Dalam pembelajaran juga dibantu dengan media powerpoint agar

proses pembelajaran berlangsung menyenangkan dan membantu siswa dalam

memahami materi.

Langkah-langkah model NHT dengan media powerpoint adalah:

68

Tabel 2.2

Langkah-langkah model NHT dengan Media Powerpoint

Langkah Model (NHT)

(Hamdani, 2010: 90)

Langkah Penggunaan

Media Powerpoint

(Sanjaya : 2012)

Langkah-Langkah Model

NHT dengan Media

Powerpoint

1. Siswa dibagi dalam

kelompok, setiap

siswa dalam

kelompok mendapat

nomor.

2. Guru memberikan

tugas dan masing-

masing kelompok

mengerjakannya.

3. Kelompok

mendiskusikan

jawaban yang benar

dan memastikan

setiap anggota

kelompok mengetahui

jawabannya.

4. Guru memanggil

salah satu nomor

siswa, dan siswa yang

nomornya dipanggil

melaporkan hasil

kerja sama mereka.

5. Siswa lain diminta

untuk memberi

tanggapan, kemudian

guru menunjuk

nomor lain.

6. Kesimpulan

1. Persiapan

- Kenali tempat presentasi

berlangsung.

- Kumpulkan informasi

tentang siswa.

2. Penyajian

- Pastikan semua siswa

mengetahui tujuan yang

hendak dicapai.

- Usahakan ruangan tetap

terang sekalipun

menggunakan alat

presentasi yang

diproyeksikan seperti

LCD atau OHP.

- Ketika presentasi

berlangsung, jaga

kontak pandang dengan

siswa.

- Gunakan teknik

masking dan petunjuk

untuk memusatkan

perhatian siswa pada

hal-hal yang

memerlukan penekanan.

- Setiap selesai

menyajikan satu pokok

permasalahan, pastikan

siswa memahaminya

dengan benar.

3. Penutup

- Pastikan siswa

memahami materi yang

kita presentasikan.

- Buatlah pokok-pokok

materi yang telah kita

sajikan.

1. Guru membuka

pembelajaran

2. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

3. Guru menampilkan slide

powerpoint yang berisi

materi pembelajaran

4. Guru menjelaskan materi

pembelajaran melalui

powerpoint

5. Siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok

dengan jumlah anggota 6

orang dan setiap anggota

kelompok mendapatkan

nomor yang berbeda

6. Setiap kelompok

diberikan Lembar Kerja

Siswa (LKS)

7. Masing-masing

kelompok berdiskusi

untuk menemukan

jawaban yang benar dan

memastikan tiap anggota

kelompok mengetahui

jawaban tersebut

8. Guru memanggil salah

satu nomor, kemudian

siswa yang nomornya

dipanggil

mempresentasikan hasil

diskusi dari kelompok

mereka

9. Dilanjutkan oleh

kelompok lain dengan

penunjukkan acak pula

oleh guru

10. Siswa dan guru

menyimpulkan hasil

diskusi

11. Siswa mengerjakan

evaluasi

69

2.1.13 Teori Belajar yang Mendasari Model NHT dengan Media

Powerpoint

2.1.13.1 Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme merupakan teori belajar yang menyatakan

bahwa siswa harus menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajari. Siswa

membangun atau mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan informasi sendiri

yang telah didapatkannya menjadi pengetahuan yang baru. Konstruktivisme

merupakan teori yang menggambarkan bagaimana belajar itu terjadi pada

individu, berkenaan dengan apakah siswa itu menggunakan pengalamannya

untuk memahami pelajaran atau mengkuti pembelajaran dalm membuat suatu

model (Rifa’I dan Anni, 2011: 226).

Menurut teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling penting adalah

guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus

membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya (Trianto, 2011: 13).

Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara membuat pembelajaran

menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa. Selain itu,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menrapkan ide-

ide dan mengajak siswa menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk

belajar.

Teori belajar konstruktivisme mendukung model pembelajaran NHT

dengan media powerpoint karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut

menemukan dan membangun pengetahuan mereka melalui tayangan slide

powerpoint. Setelah siswa menemukan menemukan pengetahuannya, siswa

70

harus dapat mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya untuk dapat

menyelesaikan masalah dan menemukan jawaban yang tepat terhadap masalah

yang didiskusikan bersama kelompok melalui model pembelajaran NHT.

2.1.13.2 Teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa belajar merupakan

perubahan perilaku yang tampak dan tidak tampak. Menurut teori belajar

behavioristik perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan

yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang. Lingkungan

merupakan stimulus yang dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas

untuk merespon (Winataputra, 2008:2.4).

Aspek yang paling penting dari teori behaviorisme dalam belajar bahwa

hasil belajar yang berupa perubahan perilaku itu tidak disebabkan oleh

kemampuan internal manusia, tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan

respon. Untuk itu, agar aktivitas belajar siswa di kelas dapat mencapai hasil

belajar yang optimal, maka stimulus dirancang sedemikian rupa (menarik dan

spesifik) sehingga mudah direspon oleh siswa (Rifa’I dan Anni, 2011: 106).

Pendapat lain yang sama dengan pendapat di atas yaitu pendapat dari

Sani (2013: 5) yang menyatakan bahwa pembelajaran dilakukan dengan

memberi stimulus kepada peserta didik agar menimbulkan respons yang tepat

seperti yang diinginkan.

Teori behaviorisme mendasari model pembelajaran NHT dengan media

Powerpoint. Karena dalam pembelajaran ini siswa akan diberi stimulus atau

rangsangan berupa gambar dan teksyang dikemas secara menarik yang

71

ditayangkan melalui slide Powerpoint agar respon siswa terhadap pembelajaran

akan semakin meningkat, dengan tujuan siswa dapat memberikan jawaban

tentang masalah yang diberikan guru.

2.1.13.3 Teori Belajar Kognitivisme

Menurut teori kognitivisme, ilmu pengetahuan dibangun di dalam diri

seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.

Proses ini tidak hanya berjalan terpatah-patah, terpisas-pisah, tetapi melalui

proses mengalir, bersambung dan menyeluruh (Thobroni, 2011: 93).

Menurut Rifa’I dan Anni (2011: 128) teori psikologi kognitif

memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama

unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang dating dari

luar. Dengan kata lain aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada

proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi.

Penjelasan berbagai teori tersebut dapat disimpulkan bahwa teori

konstruktivisme, behaviorisme, dan kognitivisme akan diimplementasikan

dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint pada

siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Terdapat beberapa penelitian yang memeperkuat peneliti untuk

melakukan penelitian melalui model NHT dan media powerpoint dalam

pembelajaran IPS, yaitu:

a. Hossein Nouri dan Abdus Shahid (2005) dari jurnal Global Perspective

on Accounting Education vol. 2 berjudul “The Effect of Powerpoint

72

Presentation on Student Learning and Atitudes” menunjukkan hasil

bahwa presentasi powerpoint dapat meningkatkan sikap siswa terhadap

instruktur dan presentasi kelas.

b. Haydon, dkk (2010) dalam jurnal internasional Springer

Science+Business Media vol.19 berjudul “Effects of Numbered Heads

Together on the Daily Quiz Scores and On-Task Behavior of Students

with Disabilities” menunjukkan bahwa dengan penerapan NHT dapat

meningkatkan perilaku mengerjakan tugas dan skor kuis harian

selama berdiskusi menyatukan pendapat (Heads Together) pada

siswa berkebutuhan khusus dengan gangguan perilaku emosional.

c. Penelitian oleh Maheady, dkk (2013) dari College of Education State

University of New York, dari Journal of Behavioral Education

vol.15 no.1 berjudul “The Effects of Numbered Heads Together with and

Without an Incentive Package on the Science Test Performance of a

Diverse Group of Sixth Graders” menunjukkan hasil bahwa model

pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar praktik IPA pada

kelompok kelas enam.

d. Penelitian oleh Nur Afifah Oktafiana (2012) dari jurnal PGSD FIP

UNESA vol.1 no.2 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPS Siswa Di Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam tema ekonomi

73

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I, rata-rata kelas

memperoleh nilai 81,54 dengan ketuntasan klasikal sebesar 71,79%. Pada

siklus II ada peningkatan rata-rata kelas mencapai 87,94. Sedangkan

persentase ketuntasan klasikal mencapai 89,74%. Nilai tersebut

dinyatakan berhasil dan telah melampaui batas persentase ketuntasan

belajar klasikal yang telah ditetapkan yakni 70% sedangkan nilai rata-rata

kelas mencapai indikator keberhasilan, yaitu ≥80%, sehingga

pembelajaran dapat dinyatakan berhasil. Upaya meningkatkan hasil

belajar ini dipengaruhi oleh kualitas interaksi belajar antar siswa.

e. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kamik Suryani (2013) dari jurnal

PGSD UNESA vol.1 no.1 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN

Wonokromo II Surabaya”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

aktivitas guru mengalami peningkatan dengan skor rata-rata dari siklus I

sebesar 75%, siklus II sebesar 78,13%, dan siklus III sebesar 88,54%.

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan skor rata-rata dari

siklus I sebesar 73,44%, siklus II sebesar 79,69%, dan siklus III sebesar

89,06%. Sedangkan yang mencapai nilai 65 atau lebih pada siklus I

sebesar 75%, siklus II sebesar 79%, dan siklus III sebesar 87,5%.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Wonokromo II Surabaya.

74

f. Penelitian oleh Istiqomah (2013) dari jurnal PGSD UNESA vol.1 no.1

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas V-B SD Al – Ichsan Surabaya”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru selama pembelajaran

mengalami peningkatan selama tiga siklus dengan persentase ketuntasan

75% pada siklus I, 83,75% pada siklus II, 95% pada siklus III. Aktivitas

siswa mengalami peningkatan selama tiga siklus dengan persentase

ketuntasan 69,44% pada siklus I, 77,77% pada siklus II, 91,67% pada

siklus III. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan selama tiga

siklus dengan persentase ketuntasan 61,29% pada siklus I, 77,42% pada

siklus II, 86,21% pada siklus III. Respon siswa juga mengalami

peningkatan selama tiga siklus dengan persentase ketuntasan 72,74%

pada siklus I, 78,95% pada siklus II, 95,43% pada siklus III. Maka dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas guru,

aktivitas siwa, hasil belajar dan respon siswa pada mata pelajaran IPS

kelas V di SD Al-Ichsan Surabaya.

g. Penelitian oleh Pulung Dhian Wijanarko (2014) dari Joyful Learning

Journal vol.3 no.1 berjudul “Numbered Head Together Berbantuan Media

Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn” menunjukkan

bahwa kualitas pembelajaran PKn mengalami peningkatan, diantaranya

keterampilan guru meningkat setiap pertemuan dengan jumlah skor 22;

75

28; 32. Aktivitas siswa dengan rata-rata skor 18,8; 23,1; 26,3 dan

prosentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat berturut-turut 33,3%;

51,4%; 88,2%. Simpulan dari penelitian ini adalah menggunakan model

kooperatif tipe Numbered Head Together berbantuan media visual dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran PKn di kelas Vb SD Wates 01

Semarang.

h. Penelitian Umi Anggraini (2013) dari jurnal PGSD UNILA vol.1 no.6

berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn melalui TPS dan

Media Powerpoint” menghasilkan bahwa Pembelajaran melalui model

TPS dan media PowerPoint menunjukkan peningkatan terhadap aktivitas

belajar siswa. Terlihat dari rata-rata aktivitas siswa siklus I. rata-rata

56,42 kategori cukup aktif, siklus II. rata-rata 62,49 kategori aktif dan

siklus III. rata-rata 78,07 kategori aktif. Ketuntasan hasil belajar siswa

pada siklus I 17,86%, siklus II 60,71% dan siklus III 78,57%. Simpulan

penelitian ini adalah melalui penerapan model TPS dan media powerpoint

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn.

i. Dewi (2014) dalam jurnal nasional Didaktia Dwija Indria (SOLO) vol.2

no. 7 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)”. Dalam

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kemampuan hasil

belajar pada siswa kelas V SD 7 Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten

Kudus Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini terbukti pada prasiklus nilai rata-

76

rata kelas hanya 57,39. Pada siklus I rata-rata kelas menjadi 70,65.

Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 76,96.

Bukan hanya nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan, tetapi

ketuntasan klasikal juga meningkat. Jika pada prasiklus ketuntasan

klasikal hanya 39,13%, maka pada siklus I mengalami peningkatan men-

jadi 69,57%. Pada siklus II ketuntasan klasi-kal meningkat lagi menjadi

91,30 %.

j. Penelitian oleh Abdullah Mubarak (2015) dari jurnal nasional Pendidikan

dan Pembelajaran vol. 4 no. 3 “Peningkatan Motivasi Belajar

Menggunakan Media Powerpoint pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial Sekolah Dasar” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi

belajar peserta didik pada siklus pertama sebesar 75,4%, pada siklus

kedua sebesar 84%, dan pada siklus ketiga mencapai 89%. Sedangkan

kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan media berbasis powerpoint dilihat dari peningkatan skor

rata-rata disetiap siklusnya. Skor rata-rata pada siklus pertama sebesar

3,55, pada siklus kedua sebesar 3,6, dan pada siklus ketiga mencapai 3,94.

Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media berbasis

powerpoint dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas IIIA SD Negeri 34

Pontianak Kota dengan kategori peningkatan motivasi “Tinggi”.

77

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Pola interaksi belajar mengajar yang baik antara guru dengan siswa

sangat dibutuhkan agar kualitas pembelajaran dan hasil belajar dapat maksimal.

Untuk itu guru harus memiliki keterampilan mengajar. Hasil refleksi yang

dilakukan peneliti bersama kolaborator selama Praktik Pengalaman Lapangan

menunjukkan adanya permasalahan dalam kualitas pembelajaran IPS di kelas

IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang, meliputi keterampilan guru,

aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Keterampilan guru masih kurang

optimal, diantaranya guru belum mengoptimalkan penggunaan variasi model

pembelajaran yang inovatif, guru belum memanfaatkan media yang berbasis

teknologi dengan optimal, pola interaksi guru kurang optimal, keterampilan

bertanya guru belum interaktif, dan pemberian penghargaan terhadap siswa

yang aktif juga kurang dioptimalkan. Keterampilan guru yang masih kurang

optimal tersebut mengakibatkan motivasi dan minat belajar siswa menjadi

kurang. Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Partisipasi, kerjasama, dan kompetisi di antara siswa kurang optimal. Rasa

tanggung jawab terhadap tugas kelompok masih kurang optimal. Permasalahan-

permasalahan tersebut didukung data hasil belajar siswa IVA SDN Kalibanteng

Kidul 01 Semarang pada mata pelajaran IPS. Dari 43 siswa, hanya 34,88% atau

15 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

sekolah, yaitu 70. Sedangkan sisanya, yaitu 65,12% atau 28 siswa belum

mencapai KKM.

78

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti bersama kolaborator

merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan model

NHT dengan media Powerpoint pada pembelajaran IPS kelas IVA SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

Penerapan model NHT dengan media Powerpoint, diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

Berikut bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini.

79

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

Tindakan

Menerapkan model NHT dengan media powerpoint dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Guru membuka pembelajaran

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi materi pembelajaran

4. Guru menjelaskan materi pembelajaran melalui powerpoint

5. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 6

orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda

6. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

7. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang

benar dan memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban

tersebut

8. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya

dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok mereka

9. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula oleh

guru

10. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi

11. Siswa mengerjakan evaluasi

Kondisi

akhir

1. Keterampilan guru pada pembelajaran IPS meningkat dengan kriteria

minimal baik atau skor minimal 24

2. Aktivitas siswa pada pembelajaran IPS meningkat dengan kriteria

minimal baik atau skor minimal 24

3. Hasil belajar IPS siswa meningkat dengan ketuntasan belajar individual

≥70 dan ketuntansan belajar klasikal sebesar ≥ 80 %.

1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS kurang optimal

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS kurang optimal

3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS belum optimal, ketuntasan

klasikal 34,88% dengan KKM 70

Kondis

i awal

80

2.4 HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan uraian pada kajian teori, kajian empiris, dan kerangka

berpikir tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

a. Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat

meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA

SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

b. Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA

SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

c. Melalui model pembelajaran NHT dengan media powerpoint dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas IVA

SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

81

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul

01 Semarang sebanyak 43 siswa, yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18

siswa perempuan, dan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

3.2 VARIABEL PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010: 3) variabel adalah segala sesuatu yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

dsimpulkan. Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Variabel Masalah

1) Keterampilan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

pada pembelajaran IPS.

2) Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

pada pemelajaran IPS.

3) Hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01

Semaranag pada pembelajaran IPS.

b. Variabel Tindakan

Penerapan model NHT dengan media powerpoint dalam pembelajaran

IPS pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

82

3.3 PROSEDUR PTK

3.3.1 Pengertian PTK

Menurut Arikunto (2012: 3) PTK atau Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Sedangkan menurut Aqib (2011: 3) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Dari penjelasan tentnag pengertian PTK di atas, dapat disimpulkan

bahwa PTK adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri dengan tim kolaborator yang dilakukan dengan cara merefleksi

diri dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

3.3.2 Prosedur Pelaksanaan PTK

Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian tindakan

yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi, dalam

(Arikunto, 2012:16). Adapun model dan penjelasan untuk masing – masing

tahap adalah sebagai berikut:

83

Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam PTK

3.3.2.1 Perencanaan

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau

fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti

merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2012: 18).

Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:

a. Menelaah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran

serta menentukan indikator dalam pembelajaran IPS kelas IV bersama

tim kolaborator.

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran,

Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan

pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

dengan menggunakan model NHT dan media powerpoint.

84

c. Menyiapkan sumber dan media powerpoint tentang perkembangan

teknologi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan mengajar

guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan sikap, dan lembar

penilaian produk, dan catatan lapangan.

e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam

proses pembelajaran berupa foto dan video.

3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan merupakan implementasi atau penerapan yang telah

ditetapkan dalam tahap perencanaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Kunandar (2011: 98) bahwa pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan

kelas ini merupakan realisasi dari teori teknik mengajar serta tindakan

(treatment) yang sudah direncanakan sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan

dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni

melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran NHT dengan media

powerpoint. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam tiga siklus, di mana

setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.

Jika ternyata tindakan perbaikan pada siklus pertama belum berhasil menjawab

masalah yang menjadi kerisauan guru maka terdapat siklus berikutnya yang

langkah-langkahnya tetap sama dengan menerapkan model pembelajaran NHT

dengan media Powerpoint namun dengan indikator yang berbeda. Dalam

pelaksanaan tindakan ini direncanakan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II,

dan siklus III yang dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun.

85

3.3.2.3 Observasi

Tahap ke tiga dari penelitian tindakan kelas adalah observasi atau

pengamatan. Observasi merupakan suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan

yang dilakukan oleh pengamat (Arikunto, 2012: 19). Dalam penelitian ini,

peneliti bersama tim kolaborasi melaksanakan observasi yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat keterampilan guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint.

Peneliti menggunakan lembar pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi

dalam pengambilan data-data di lapangan.

3.3.2.4 Refleksi

Arikunto (2012: 19) berpendapat refleksi merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam refleksi ada

beberapa kegiatan penting, yaitu (a) merenungkan kembali mengenai kekuatan

dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan; (b) menjawab tentang

penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan

berlangsung; (c) memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul; (d)

mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi; (e)

memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan

(Kunandar, 2011: 75). Kegiatan refleksi terdiri atas empat aspek, yaitu analisis

data hasil observasi yang sudah dilaksanakan oleh peneliti bersama tim

kolaborator, pemaknaan data hasil analisis, penjelasan hasil analisis, dan

penyimpulan. Penyimpulan dilakukan untuk mengetahui apakah indikator

kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai atau belum tercapai.

86

Bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan siklus berikutnya sampai

mencapai indikator kinerja. Jadi dalam refleksi akan ditentukan apakah

penelitian itu berhenti di situ atau harus diteruskan ke siklus selanjutnya.

3.4 SIKLUS PENELITIAN

Suyadi (2010: 65) menyatakan bahwa siklus adalah putaran dari suatu

rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga

pada evaluasi. Dalam hal ini yang dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah

suatu putaran penuh tahapan-tahapan dalam PTK sebagaimana disebutkan di

atas. Jadi satu skilus adalah kegiatan penelitian yang dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Penelitian ini dilakuakan dalam tiga siklus. Satu siklus terdapat empat

kegiatan yang harus dilakukan, yaitu (a) perencanaan ; (b) tindakan; (c)

pengamatan; dan (d) refleksi. Berikut ini penjabarannya :

3.4.1 Siklus I

3.4.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, beberpa kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Menganalisis Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator,

dan materi pembelajaran bersama tim kolaborator.

Standar Kompetensi :

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar :

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan

87

transportasi serta pengalaman menggunakannya.

Indikator :

2.3.1 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional

2.3.2 Menyebutkan 3 alat produksi modern

2.3.3 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan

modern

2.3.4 Menunjukkan contoh sikap percaya diri

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran,

Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan

pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

dengan menggunakan model NHT dan media powerpoint.

c. Menyiapkan sumber dan media powerpoint tentang perkembangan

teknologi produksi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.

d. Menyiapkan perlengkapan nomor siswa untuk melaksanakan model

NHT.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan

mengajar guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan.

f. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam

proses pembelajaran berupa foto dan video.

3.4.1.2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pra Kegiatan (± 5 menit)

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa

88

3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a

4) Guru melakukan presensi

5) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran

b. Kegiatan Awal (± 10 menit)

1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara

bersama-sama.

2) Apersepsi: “siapakah yang pernah melihat petani membajak

sawah?” apa yang digunakan petani untuk membajak

sawahnya?”

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang alat produksi

tradisional, alat produksi modern, serta membandingkan

teknologi produksi tradisional dan modern

c. Kegiatan Inti (± 75 menit)

1) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan

video perkembangan dan jenis teknologi produksi (eksplorasi)

2) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang

perkembangan teknologi produksi tadisional dan modern

(eksplorasi)

3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang perkembangan

teknologi produksi melalui slide powerpoint (eksplorasi)

4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah

anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan

nomor yang berbeda (elaborasi)

89

5) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(elaborasi)

6) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)

7) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari

kelompok mereka (elaborasi)

8) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula

oleh guru (elaborasi)

9) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)

10) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi produksi (konfirmasi)

11) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan

reward atau penghargaan (konfirmasi)

d. Kegiatan Akhir (± 15 menit)

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

4) Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan

menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

5) Guru menutup pembelajaran

90

3.4.1.3 Observasi

Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran.

Aspek-aspek yang diamati meliputi:

a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS

menggunakan model NHT dengan media powerpoint.

b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS

menggunakan model NHT dengan media powerpoint.

c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat

produk (ranah psikomotorik).

d. Pegumpulan data hasil belajar ranah kognitif setelah mengikuti

pembelajaran IPS menggunakan model NHT dengan media powerpoint.

Hasil pengamatan digunakan menjadi acuan untuk meningkatkan dan

mengembangkan pembelajaran siklus berikutnya.

3.4.1.4 Refleksi

a. Peneliti bersama kolaborator mengkaji ulang pelaksanaan

pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus I.

b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang

dilakukan pada siklus I.

c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I.

d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II.

3.4.2 Siklus II

3.4.2.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, beberpa kegiatan yang dilakukan yaitu:

91

a. Melakukan diskusi bersama guru kolaborator di SDN Kalibanteng

Kidul 01 Semarang untuk membahas kekurangan yang terjadi pada

siklus I serta merancang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus ke II.

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar :

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan

transportasi serta pengalaman menggunakannya.

Indikator :

2.3.5 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi

2.3.6 Mengkategorikan jenis alat komunikasi

2.3.7 Membandingkan antara teknologi komunikasi tradisional dan

modern

2.3.8 Menunjukkan contoh sikap bertanggung jawab

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran,

Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan

pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

dengan menggunakan model NHT dan media Powerpoint.

c. Menyiapkan sumber dan media Powerpoint tentang perkembangan

teknologi komunikasi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.

92

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan

mengajar guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan, dan catatan

lapangan.

e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam

proses pembelajaran berupa foto dan video.

3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pra Kegiatan (± 5 menit)

1) Guru memberikan salam

2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa

3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa

4) Guru melakukan presensi

5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran

b. Kegiatan Awal (± 10 menit)

1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara

bersama-sama.

2) Guru melakukan apersepsi: guru menunjukkan sebuah telepon

genggam dan menanyakan “Apakah nama alat ini? Apa fungsi

alat ini?”

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan

teknologi komunikasi, mengkategorikan jenis alat komunikasi

c. Kegiatan Inti (± 75 menit)

1) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan

siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan video

93

perkembangan dan jenis teknologi komunikasi (eksplorasi)

2) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang

perkembangan teknologi produksi komunikasi (eksplorasi)

3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat

komunikasi dan perbedan teknologi komunikasi tradisional dan

modern melalui slide powerpoint (eksplorasi)

4) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah

anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan

nomor yang berbeda (elaborasi)

5) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(elaborasi)

6) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)

7) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari

kelompok mereka (elaborasi)

8) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula

oleh guru (elaborasi)

9) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)

10) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi komunikasi (konfirmasi)

94

11) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan

reward atau penghargaan (konfirmasi)

d. Kegiatan Akhir (± 15 menit)

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan

4) Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan

menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

5) Guru menutup pembelajaran

3.4.2.3 Observasi

Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran.

Aspek-aspek yang diamati meliputi:

a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS

menggunakan model NHT dengan media powerpoint.

b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS

menggunakan model NHT dengan media powerpoint.

c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat

produk (ranah psikomotorik).

Hasil pengamatan digunakan menjadi acuan untuk meningkatkan dan

mengembangkan pembelajaran siklus berikutnya.

95

3.4.2.4 Refleksi

a. Peneliti bersama kolaborator mengkaji ulang pelaksanaan

pembelajaran dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus II.

b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang

dilakukan pada siklus II.

c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II.

d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus III.

3.4.3 Siklus III

3.4.3.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, terdapat beberpa kegiatan yang dilakukan,

yaitu:

a. Melakukan diskusi bersama guru kolaborator di SDN Kalibanteng

Kidul 01 Semarang untuk membahas kekurangan yang terjadi pada

siklus II serta merancang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus ke III.

Standar Kompetensi :

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Kompetensi Dasar :

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan

transportasi serta pengalaman menggunakannya.

Indikator :

2.3.9 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi

96

2.3.10 Membedakan jenis-jenis transportasi

2.3.11 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi

transportasi tradisional dan modern

2.3.12 Menunjukkan contoh sikap jujur

b. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar, media pembelajaran,

Lembar Kerja Siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan

pedoman penilaian sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

dengan menggunakan model NHT dan media Powerpoint.

c. Menyiapkan sumber dan media Powerpoint tentang perkembangan

teknologi transportasi, speaker, laptop, dan LCD proyektor.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan

mengajar guru dan aktivitas siswa, lembar pengamatan, dan catatan

lapangan.

e. Menyiapkan alat dokumentasi yaitu camera digital untuk merekam

proses pembelajaran berupa foto dan video.

3.4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pra Kegiatan (± 5 menit)

1) Guru memberikan salam

2) Guru mengkondisikan kelas dan siswa

3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa

4) Guru melakukan presensi

5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran

97

b. Kegiatan Awal (± 10 menit)

1) Memotivasi siswa, dengan melakuakan tepuk semangat secara

bersama-sama.

2) Guru melakukan bertanya kepada siswa “Bagaimanakah kalian

bisa sampai sekolah? Berjalan kaki, atau naik kendaraan?”

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan

teknologi transportasi, jenis-jenis alat transportasi, dan

perbandingan teknologi tradisional dan modern.

c. Kegiatan Inti (± 75 menit)

1) Siswa mengamati slide powerpoint tentang perkembangan alat

transportasi (eksplorasi)

2) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang

perkembangan teknologi produksi transportasi (eksplorasi)

3) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi video jenis alat

transportasi (eksplorasi)

4) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat

transportasi dan perbedan teknologi transportasi tradisional dan

modern melalui slide powerpoint (eksplorasi)

5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah

anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan

nomor yang berbeda (elaborasi)

6) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(elaborasi)

98

7) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)

8) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari

kelompok mereka (elaborasi)

9) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula

oleh guru (elaborasi)

10) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)

11) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi transportasi (konfirmasi)

12) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan

reward atau penghargaan (konfirmasi)

d. Kegiatan Akhir (± 15 menit)

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan

4) Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan

menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

5) Guru menutup pembelajaran

99

3.4.3.3 Observasi

Tahap observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran.

Aspek-aspek yang diamati meliputi:

a. Pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS

menggunakan model NHT dengan media powerpoint.

b. Pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS

menggunakan model NHT dengan media powerpoint.

c. Pengamatan penilaian karakter (ranah afektif) dan kinerja membuat

produk (ranah psikomotorik).

3.4.3.4 Refleksi

a. Peneliti bersama kolaborator mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran

dan efek tindakan yang ditimbulkan pada siklus III.

b. Menelaah hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan

pada siklus III.

c. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus III.

d. Membuat kesimpulan dan laporan. Apabila hasil pembelajaran pada

siklus III telah memenuhi indikator keberhasilan maka penelitian

dihentikan. Namun, apabila belum memenuhi indikator keberhasilan

maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya

3.5 DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA

3.5.1 Sumber Data

Arikunto (2012: 129) mengatakan bahwa data yang baik merupakan

data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat. Untuk itu dalam

100

menetapkan sumber data harus dipikirkan dengan matang. Dalam PTK ini

sumber data adalah sebagai berikut :

3.5.1.1 Siswa

Sumber data siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang sebanyak 43 siswa yang terdiri dari 25 siswa

laki-laki dan 18 siswa perempuan, yang diperoleh melalui observasi langsung

secara sistematik mulai dari siklus pertama sampai siklus terakhir yang berupa

lembar pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

IPS melalui model NHT dengan media powerpoint.

3.5.1.2 Guru

Sumber data guru bersumber dari lembar pengamatan keterampilan

guru dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint.

3.5.1.3 Data Dokumen

Sumber data dokumen diperoleh dari data awal hasil belajar siswa yaitu

nilai ulangan siswa, hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru, catatan

lapangan dan hasil foto pada pembelajaran IPS menggunaan model NHT

dengan media powerpoint.

3.5.1.4 Catatan Lapangan

Sumber data dari catatan lapangan diperoleh dari catatan pada saat

mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

3.5.2 Jenis Data

3.5.2.1 Data Kuantitatif

Menurut Arikunto (2012: 131) data kuantitatif adalah data yang berupa

101

nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif

adalah data yang berbentuk bilangan (Herrhyanto dan Akib: 2011).

Data kuantitatif pada penelitian ini berupa data hasil belajar atau nilai

yang diperoleh siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam

pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint.

3.5.2.2 Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut

(Herrhyanto dan Akib: 2011). Sedangkan menurut Arikunto (2012: 131), data

kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan

gambaran tentang ekspresi siswa tentang pemahaman terhadap suatu mata

pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang

baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran (psikomotor), perhatian,

antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya. Data

kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil observasi tentang aktivitas siswa dan

keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media

Powepoint yang diperoleh melalui lembar observasi serta catatan lapangan oleh

peneliti dan tim kolaborator.

3.5.3 Teknik Pengumpulan Data

3.5.3.1 Teknik Tes

Arikunto (2010: 193) mengemukakan bahwa tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok. Tes pada penelitian ini dilakukan untuk

102

mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS

menggunakan model NHT dengan media Powerpoint. Tes dilaksanakan pada

saat pembelajaran dan akhir pembelajaran di setiap siklus. Bentuk instrument

tes ini berupa lembar kerja suswa dan lembar evaluasi pada akhir pembelajaran.

3.5.3.2 Teknik Non Tes

Teknik nontes adalah suatu alat penilaian yang digunakan untuk

mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes tanpa

menggunakan tes (Hamdani, 2011: 316). Dalam penelitian ini, teknik nontes

dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan.

a. Observasi

Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data di mana

pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamatiserta

menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut ke bentuk catatan sehingga

validitas data sangat bergantung pada observer (Widoyoko, 2014:46).

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan atau

medeskripsikan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam proses

pembalajaran IPS menggunakan model NHT dengan media Powerpoint pada

kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

b. Dokumentasi

Sukmadinata (2012: 221) menjelaskan bahwa studi dokumenter

merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa data nama dan nilai

103

hasil belajar siswa serta berupa foto-foto dan video kegiatan pembelajaran.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk bukti bahwa peneliti telah

melakukan penelitian dan juga untuk melihat kembali kegiatan-kegiatan yang

sudah dilakukan selama proses pembelajaran IPS menggunakan model NHT

dengan media Powerpoint pada siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01

Semarang.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra

peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek

penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2013:197). Malino (2012:1) juga

menjelaskan bahwa catatan lapangan atau field note adalah catatan yang

digunakan oleh para peneliti untuk mendeskripsikan hasil rekaman peristiwa

yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan

instrumen utama dalam penelitian. Penulisan field note haruslah dicatat dengan

cermat, terperinci, dan jelas karena catatan lapangan itulah yang akan dianalisis

dan diolah sebagai hasil penelitian dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini, catatan lapangan berisi catatan peneliti selama

pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berguna untuk memperkuat data

yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan

refleksi.

3.5.4 Teknik Analisis Data

3.5.4.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran

104

IPS yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif

dengan menentukan mean atau rerata, median, modus, nilai tertinggi, nilai

terendah dan ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal yang

ditampilkan dalam bentuk persentase.

Adapun langkah-langkah untuk menganalisi data kuantitatif adalah

sebagai berikut:

a. Menghitung mean atau rerata

= ∑

Keterangan:

= mean (rata-rata)

∑ = jumlah semua nilai siswa

∑ = jumlah banyak data (Herrhyanto, 2010: 4.2)

b. Menghitung median

= [

]

Keterangan:

Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung Me

fm = frekuensi kelas interval yang mengandung Me

F = frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yang mengandung Me

p = panjang kelas interval (Herrhyanto, 2010: 4.21)

c. Menghitung modus

=

Keterangan:

105

Bb = batas bawah kelas interval yang mengandung modus atau dapat juga

dikatakan bahwa kelas interval yang mempunyai frekuensi tinggi

b1 = selisih frekuensi yang mengandung modus dengan frekuensi

sebelumnya

b2 = selisih frekuensi mengandung modus dengan frekuensi sesudahnya

p = panjang kelas interval (Herrhyanto, 2010: 4.19)

d. Menghitung ketuntasan belajar

Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan

kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah

dikontrakan dalam pembelajaran (Poerwanti, 2008: 6.16). Untuk menentukan

batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman yang

ada. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa

yang dikelompokkan ke dalam kriteria tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Ketuntasan Belajar Individual

( KKM IPS Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang)

Dengan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak

tuntas. Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar klasikal, menggunakan

rumus sebagai berikut:

Kriteria ketuntasan

Individual Kualifikasi

≥ 70 Tuntas

< 70 Tidak tuntas

106

% ketuntasan belajar=

x 100%

(Aqib, 2011:41)

Data hasil belajar siswa dapat dianalisis secara kuantitatif untuk

memperoleh simpulan dengan menggunakan tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen

Tingkat Keberhasilan % Kriteria

> 80% Sangat Baik

60-79% Baik

40-59% Cukup

20-39% Kurang

<20% Sangat Kurang

(Aqib, 2011: 41)

Dalam penelitian ini kualifikasi tingkat keberhasilan belajar siswa

diartikan dalam kategori sangat baik (>80%), baik (60-79%), cukup (40-59%),

kurang (20-39%) dan sangat kurang (<20%).

3.5.4.2 Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi ketrampilan guru dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan model NHT dengan media

Powerpoint. Data tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif

yang digambarkan dengan kalimat dan dipisahkan menurut kategori untuk

memperoleh kesimpulan.

107

Menurut Poerwanti, dkk (2008:6.9) dalam mengelola data skor dapat

dilakukan langkah sebagai berikut :(1) menentukan skor terendah;(2)

menentukan skor tertinggi;(3) mencari median; (4) mencari rentang nilai

menjadi 4 kategori (Sangat baik, Baik, Cukup dan Kurang).

Jika:

R = skor terendah

T = skor tertinggi

n = banyaknya skor

maka untuk mencari n = (T – R )+ 1

Untuk menentukan Q1, Q2, dan Q3, dapat digunakan rumus sebagai

berikut: (Herrhyanto dan Akib 2008: 5.3) :

Q1 = kuartil pertama

Letak Q1 =

( n +1 )

Q2 = median

Letak Q2 =

( n+1 )

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 =

(n +1 )

Q4 = kuartil keempat = T (skor tertinggi)

Dari beberapa langkah yang telah dilakukan, maka dapat diketahui Q1,

Q2, Q3, dan Q4 yang kemudian digunakan sebagai nilai kriteria ketuntasan atau

sebagai nilai acuan yang digunakan untuk menilai aktivitas guru atau siswa.

Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel

kriteria ketuntasan data kualitatif

108

Tabel 3.3

Kriteria Keberhasilan Data Kualitatif

Tabel 3.4

Kriteria Keberhasilan Keterampilan Guru

Skor Kriteria Keberhasilan

36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Berhasil

24 ≤ skor < 36,5 Baik Berhasil

11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak Berhasil

0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak Berhasil

Tabel 3.5

Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa

Skor Kriteria Keberhasilan

36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Berhasil

24 ≤ skor < 36,5 Baik Berhasil

11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak Berhasil

0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak Berhasil

Tabel 3.6

Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Afektif

Skor Kriteria Keberhasilan

12,5 ≤ skor ≤ 16 Sangat Baik Berhasil

8 ≤ skor < 12,5 Baik Berhasil

4,5≤ skor < 8 Cukup Tidak Berhasil

0 ≤ skor < 4,5 Kurang Tidak Berhasil

Skor Kriteria Kualifikasi

Q3 ≤ skor ≤ T Sangat baik Berhasil

Q2 ≤ skor < Q3 Baik Berhasil

Q1 ≤ skor < Q2 Cukup Tidak Berhasil

R ≤ skor < Q1 Kurang Tidak Berhasil

109

Tabel 3.7

Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Psikomotor

Skor Kriteria Keberhasilan

6,5 ≤ skor ≤ 8 Sangat Baik Berhasil

4,5≤ skor < 6,5 Baik Berhasil

1,5 ≤ skor < 4 Cukup Tidak Berhasil

0 ≤ skor < 1,5 Kurang Tidak Berhasil

3.6 INDIKATOR KEBERHASILAN

Pembelajaran melalui model NHT dengan media Powerpoint dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IVA SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang dengan indikator sebagai berikut:

a. Keterampilan guru kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

dalam pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint

meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24 pada

lembar observasi keterampilan guru.

b. Aktivitas siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang dalam

pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media Powerpoint

meningkat dengan kriteria minimal baik atau skor minimal 24 pada

lembar observasi aktivitas siswa.

c. Hasil belajar siswa kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

pada pembelajaran IPS melalui model NHT dengan media powerpoint

meningkat dengan ketuntasan belajar individual ≥ 70 dan ketuntansan

belajar klasikal sebesar ≥ 80 %.

229

BAB V

PENUTUP

5.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS

dengan menggunakan model NHT dengan media powerpoint, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

5.1.1 Terjadi peningkatan kualitas pembelajaran denga menggunakan model

NHT dengan media powerpoint pada pembelajaran IPS siswa kelas IV

SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

5.1.2 Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan

keterampilan guru dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terlihat dari peningkatan yang

diperoleh dari hasil observasi, keterampilan guru pada siklus I mendapat

skor 28 dengan presentase 58,33% yang termasuk dalam kategori baik,

pada siklus II meningkat dengan skor yang diperoleh 36 dengan

presentase 75% dengan kategori baik, dan pada siklus III juga

meningkat dengan skor yang diperoleh 46 dengan presentase 95,83%

yang termasuk dalam kategori sangat baik.

5.1.3 Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terlihat dari peningkatan yang

230

diperoleh dari hasil observasi, aktivitas siswa pada siklus I mendapat

skor rata-rata 23,58 dengan persentase 49,13% yang termasuk dalam

kategori cukup, pada siklus II skor rata-rata meningkat menjadi 30,65

dengan persentase 63,85% yang termasuk dalam kategori baik, dan pada

siklus III juga meningkat dengan skor rata-rata 40,12 dengan presentase

83,58% yang termasuk dalam kategori sangat baik.

5.1.4 Penggunaan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan

hasil belajar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang. Hal ini terbukti dengan ketercapaian

ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I mendapatkan nilai rata-rata

74 dengan presentase ketuntasan 62,80%, pada siklus II meningkat

dengan nilai rata-rata menjadi 78 dengan presentase ketuntasan 74,42%,

dan pada siklus III juga meningkat dengan nilai rata-rata menjadi 85

dengan presentase ketuntasan 86,05%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang

telah dirumuskan dalam penelitian terbukti kebenarannya, bahwa dengan

menggunakan model NHT dengan media powerpoint dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan

hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN

Kalibanteng Kidul 01 Semarang

231

5.2. SARAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS.

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian, peneliti memberikan

saran sebagai berikut.

5.2.1 Guru hendaknya dapat menerapkan model NHT dengan media

powerpoint pada pembelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya,

sehingga dapat membantu guru dalam mengorganisasikan materi ajar

serta memberikan bantuan visual konkret dan memudahkan siswa

dalam memahami materi.

5.2.2 Siswa hendaknya mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran,

menyiapkan alat tulis, memperhatikan penjelasan informasi/materi yang

disampaikan guru, melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran sehingga kualitas dan hasil belajar siswa meningkat.

5.2.3 Sekolah sebaiknya menyediakan sarana maupun media untuk

menunjang, mendukung terlaksananya pembelajaran berkualitas.

232

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Iif Khoiru. 2014. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anderson, Lorin W. 2010. Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anggraini, Umi. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn melalui

TPS dan Media Powerpoint. Jurnal PGSD UNILA. 1, (6): 1-10

Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penilaian. Yogyakarta: Rineka Cipta..

Yogyakarta: Rineka Cipta.

. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Ashyar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.

Jakarta: Referensi.

BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan

Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

BSNP. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Depdiknas.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media

Depdiknas. 2004. Kualitas Pembelajaran. Jakarta: DIKTI.

233

. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

________. 2006. Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang

Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

________. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata

Pelajaran IPS. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

________. 2011. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Pustaka Belajar.

Dewi, Hartina Kusuma. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT).

Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO). 2 (7): 1-6

Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka

Cipta

Ebrahim, Ali. 2010. The Effect Of Cooperative Learning Strategies On

Elementary Students’ Science Achievement and Social Skills in Kuwait.

International Journal of Science and Mathematics Education. 10 (2):

293-314

Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS filosofi, Konsep dan aplikasi. Bandung:

Alfabeta.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Haydon, Todd, dkk. 2010. Effects of Numbered Heads Together on the Daily

Quiz Scores and On-Task Behavior of Students with Disabilities.

Journal Springer Science+Business Media. 19: 222-238

Herrhyanto dan Akib Hamid. 2011. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Hidayati. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: DIKTI

234

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Istiqomah. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas V-B SD Al – Ichsan Surabaya. Jurnal PGSD

UNESA. 1(1): 1-5

Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Joni, T. Raka. 1985. Buletin Pendidikan Guru. Jakarta: Dharma Karya Utama.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT Refika Aditama

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Maheady, Larry Ph.D., dkk. 2013. The Effects of Numbered Heads Together

with and Without an Incentive Package on the Science Test

Performance of a Diverse Group of Sixth Graders. Journal of

Behavioral Education. 15 (1): 25-39

Mubarak, Abdullah. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Menggunakan Media

Powerpoint pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidikam dan Pembelajaran. 4 (3): 4-15

Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.

Nouri, Hossein dan Shahid, Abdus. 2005. The Effect of Powerpoint

Presentation on Student Learning and Atitudes. Journal of Global

Perspective on Accounting Education. 2: 53-73.

235

Oktafiana, Nur Afifah. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal PGSD UNESA. 1(2): 1-12

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Anni 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Universitas Negeri Semarang Press.

Rusman. 2013. Model-Model Pmbelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rustaman.2006. Penilaian Otentik (authentic Assessment). Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

___________, 2012. Pembeljaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT Renaja Rosdakarya

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sardiyo, dkk. 2009. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2010. Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

236

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Suprijono, Agus. 2009.Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2012.Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk

SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional

Suryani, Kamik. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Wonokromo II Surabaya.

Jurnal PGSD UNESA. 1(1): 1-10

Susilana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. 2010. Jogjakarta: Diva

Press

Taneo, Silvester Petrus. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi

Thobroni, Muhammad dan Arif Mustafa. 2011. Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Triyono. Radjiman A. 2009. Ilmu Pengetahuan sosial 4: untuk Sekolah Dasar

Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah B., dkk. 2012. Menjadi peneliti PTK yang Profesional. Jakarta:

Bumi Aksara.

237

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu

Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Widoyoko, Eko Putro. 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wijanarko, Pulung Dhian. 2014. Numbered Head Together Berbantuan Media

Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn. Joyful

Learning Journal. 3 (1): 25-30

Winataputra, Udin S. dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :

Universita Terbuka

238

Lampiran I

Instrumen Penelitian

239

PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR KETERAMPILAN GURU

DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN

MEDIA POWERPOINT

Judul:

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media

Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Keterampilan

Dasar Mengajar

Langkah Model NHT dengan

Media Powerpoint

Indikator Keterampilan

Guru dalam Pembelajaran

IPS melalui Model NHT

dengan media Powerpoint

1. Keterampilan

membuka

pelajaran

2. Keterampilan

bertanya

3. Keterampilan

memberi

penguatan

4. Keterampilan

menggunakan

variasi

5. Keterampilan

menjelaskan

6. Keterampilan

mengelola kelas

7. Keterampilan

membimbing

diskusi

kelompok kecil

8. Keterampilan

mengajar

kelompok kecil

dan

perseorangan

9. Keterampilan

menutup

pelajaran

1. Guru membuka

pembelajaran

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

3. Guru menampilkan slide

powerpoint yang berisi

materi pembelajaran

4. Guru menjelaskan materi

pembelajaran melalui

powerpoint

5. Siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok dengan

jumlah anggota 6 orang dan

setiap anggota kelompok

mendapatkan nomor yang

berbeda

6. Setiap kelompok diberikan

Lembar Kerja Siswa (LKS)

7. Masing-masing kelompok

berdiskusi untuk

menemukan jawaban yang

benar dan memastikan tiap

anggota kelompok

mengetahui jawaban

1. Membuka pelajaran

(keterampilan membuka

pembelajaran,

keterampilan bertanya)

2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

(keterampilan membuka

pembelajaran)

3. Menggunakan media

powerpoint (keterampilan

menggunakan variasi)

4. Melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang

materi pembelajaran

(keterampilan bertanya)

5. Menyampaikan materi

pembelajaran

(keterampilan

menjelaskan,

keterampilan

menggunakan variasi)

6. Melakukan variasi dalam

proses pembelajaran

(keterampilan melakukan

240

Keterampilan

Dasar Mengajar

Langkah Model NHT dengan

Media Powerpoint

Indikator Keterampilan

Guru dalam Pembelajaran

IPS melalui Model NHT

dengan media Powerpoint

tersebut

8. Guru memanggil salah satu

nomor, kemudian siswa

yang nomornya dipanggil

mempresentasikan hasil

diskusi dari kelompok

mereka

9. Dilanjutkan oleh kelompok

lain dengan penunjukkan

acak pula oleh guru

10. Siswa dan guru

menyimpulkan hasil diskusi

11. Siswa mengerjakan evaluasi

variasi)

7. Membimbing

pembentukan kelompok

kecil dan menjelaskan

aturan diskusi

(keterampilan mengelola

kelas dan keterampilan

mengajar kelompok kecil

dan perorangan)

8. Membimbing diskusi

kelompok siswa

(keterampilan

membimbing diskusi

kelompok kecil)

9. Menggunakan model

NHT dalam diskusi

kelompok (keterampilan

mengadakan variasi)

10. Membimbing presentasi

hasil diskusi kelompok

(keterampilan mengajar

kelompok kecil dan

perorangan).

11. Memberikan penguatan

kepada siswa

(keterampilan memberi

penguatan)

12. Menutup pelajaran

(keterampilan menutup

pembelajaran)

241

PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR AKTIVITAS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA

POWERPOINT

Judul :

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media

Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01Semarang

Aktivitas Siswa Langkah Model NHT

dengan Media Powerpoint

Indikator Aktivitas Siswa

dalam Pembelajaran IPS

melalui Model NHT dengan

Media Powerpoint

1. Emotional activities

2. Visual activities

3. Oral activities

4. Listening activities

5. Writing activities

6. Drawing activities

7. Motor activities

8. Mental activities

1. Guru membuka

pembelajaran

2. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

3. Guru menampilkan slide

powerpoint yang berisi

materi pembelajaran

4. Guru menjelaskan materi

pembelajaran melalui

powerpoint

5. Siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok

dengan jumlah anggota 6

orang dan setiap anggota

kelompok mendapatkan

nomor yang berbeda

6. Setiap kelompok

diberikan Lembar Kerja

Siswa (LKS)

7. Masing-masing

kelompok berdiskusi

untuk menemukan

jawaban yang benar dan

1. Mempersiapkan diri dalam

menerima pelajaran

(emotional activities)

2. Menanggapi apersepsi

(oral activities)

3. Memperhatikan slide

Powerpoint (visual,

listening, oral, activities)

4. Memperhatikan penjelasan

guru tentang materi

(visual, listening, writing

activities)

5. Melakukan tanya jawab

dengan guru tentang

materi pembelajaran

(emotional and oral

activities)

6. Membentuk kelompok dan

memasang nomor kepala

(mental and emotional

activities)

7. Mendiskusikan tugas

bersama kelompok

242

Aktivitas Siswa Langkah Model NHT

dengan Media Powerpoint

Indikator Aktivitas Siswa

dalam Pembelajaran IPS

melalui Model NHT dengan

Media Powerpoint

memastikan tiap anggota

kelompok mengetahui

jawaban tersebut

8. Guru memanggil salah

satu nomor, kemudian

siswa yang nomornya

dipanggil

mempresentasikan hasil

diskusi dari kelompok

mereka

9. Dilanjutkan oleh

kelompok lain dengan

penunjukkan acak pula

oleh guru

10. Siswa dan guru

menyimpulkan hasil

diskusi

11. Siswa mengerjakan

evaluasi

(mental, motor, oral, and

writing activities)

8. Mempresentasikan hasil

diskusi sesuai nomor siswa

yang dipanggil guru

(mental and oral activities)

9. Menanggapi hasil diskusi

sesuai nomor yang

dipanggil guru (visual,

listening, mental, and oral

activities)

10. Bertanya materi yang

belum dipahaminya

(mental, visual, and

emotional activities)

11. Menyimpulkan hasil

diskusi (mental, visual,

writing, and oral

activities)

12. Mengerjakan soal evaluasi

(mental and writing

activities)

243

KISI-KISI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT

DENGAN MEDIA POWERPOINT

Judul :

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model NHT dengan Media

Powerpoint pada Siswa Kelas IVA SDN Kalibanteng Kidul 01Semarang

No Variabel Indikator Sumber

Alat/

Instrumen

Pengumpul

data

1 Keterampilan

guru dalam

pembelajaran

IPS melalui

model NHT

dengan media

Powerpoint

1. Membuka pelajaran

(keterampilan membuka

pembelajaran,

keterampilan bertanya)

2. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

(keterampilan membuka

pembelajaran)

3. Menggunakan media

powerpoint (keterampilan

menggunakan variasi)

4. Melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang

materi pembelajaran

(keterampilan bertanya)

5. Menyampaikan materi

pembelajaran

(keterampilan

menjelaskan,

keterampilan

menggunakan variasi)

6. Melakukan variasi dalam

proses pembelajaran

(keterampilan melakukan

variasi)

7. Membimbing

pembentukan kelompok

kecil dan menjelaskan

aturan diskusi

(keterampilan mengelola

kelas dan keterampilan

mengajar kelompok kecil

dan perorangan)

1. Guru

2. Foto

3. Video

1. Dokumentasi

2. Lembar

Observasi

3. Catatan

Lapangan

244

No Variabel Indikator Sumber

Alat/

Instrumen

Pengumpul

data

8. Membimbing diskusi

kelompok siswa

(keterampilan

membimbing diskusi

kelompok kecil)

9. Menggunakan model

NHT dalam diskusi

kelompok (keterampilan

mengadakan variasi)

10. Membimbing presentasi

hasil diskusi kelompok

(keterampilan mengajar

kelompok kecil dan

perorangan).

11. Memberikan penguatan

kepada siswa

(keterampilan memberi

penguatan)

12. Menutup pelajaran

(keterampilan menutup

pembelajaran) 2 Aktivitas Siswa

dalam

pembelajaran

IPS melalui

model NHT

dengan media

powerpoint

1. Mempersiapkan diri dalam

menerima pelajaran

(emotional activities)

2. Menanggapi apersepsi (oral

activities)

3. Memperhatikan slide

Powerpoint (visual,

listening, oral, activities)

4. Memperhatikan penjelasan

guru tentang materi (visual,

listening, writing activities)

5. Melakukan tanya jawab

dengan guru tentang materi

pembelajaran (emotional

and oral activities)

6. Membentuk kelompok dan

memasang nomor kepala

(mental and emotional

activities)

7. Mendiskusikan tugas

bersama kelompok (mental,

motor, oral, and writing

activities)

1. Siswa

2. Foto

3. Video

1. Dokumentasi

2. Lembar

Observasi

3. Catatan

Lapangan

245

No Variabel Indikator Sumber

Alat/

Instrumen

Pengumpul

data

8. Mempresentasikan hasil

diskusi sesuai nomor siswa

yang dipanggil guru (mental

and oral activities)

9. Menanggapi hasil diskusi

sesuai nomor yang

dipanggil guru (visual,

listening, mental, and oral

activities)

10. Bertanya tentang materi

yang belum dipahaminya

(mental, visual, and

emotional activities)

11. Menyimpulkan hasil diskusi

(mental, visual, writing, and

oral activities)

12. Mengerjakan soal evaluasi

(mental and writing

activities)

3 Hasil belajar

siswa dalam

pembelajaran

IPS melalui

model NHT

dengan media

powerpoint

Ranah Kognitif:

2.3.1 Menyebutkan 3 alat

produksi tradisional

2.3.2 Menyebutkan 3 alat

produksi modern

2.3.3 Membandingkan jenis

teknologi produksi

tradisional dan modern

2.3.4 Menjelaskan

perkembangan teknologi

komunikasi

2.3.5 Mengkategorikan jenis

alat komunikasi

tradisional sampai

modern

2.3.6 Membandingkan

perbedaan antara

teknologi komunikasi

tradisional dan modern

2.3.7 Membedakan jenis-jenis

1. Siswa

2. Foto

3. Video

1. Tes

Tertulis

2. Lembar

Observasi

246

No Variabel Indikator Sumber

Alat/

Instrumen

Pengumpul

data

transportasi

2.3.8 Menjelaskan

perkembangan teknologi

transportasi

2.3.9 Menyempurnakan tabel

perbandingan teknologi

transportasi tradisional

dan modern

Ranah Afektif:

1. Percaya diri

2. Saling menghargai

3. Bertanggung jawab

4. Jujur

Ranah Psikomotor:

1. Berdiskusi dengan

kelompok

2. Menyampaikan pendapat

247

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI

MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS

IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

Siklus ….

Nama Guru : Widya Nur Eviany

Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Kelas/Semester : IVA/ 2

Materi :

Hari/tanggal :

Petunjuk :

1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.

2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator

pengamatan!

Skala Penilaian :

Skala Penilaian Penjelasan

Niali 4 Jika semua deskriptor nampak

Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak

Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak

Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak

Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak

(Rusman, 2013: 98)

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

1

Membuka pelajaran

(keterampilan membuka

pembelajaran,

keterampilan bertanya)

1. Mengucapkan salam

2. Berdoa

3. Melakukan presensi

4. Melakukan apersepsi

2

Menyampaikan tujuan

pembelajaran

(keterampilan membuka

1. Sesuai indikator pembelajaran

2. Sesuai tingkat perkembangan

anak

248

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

pembelajaran) 3. Memuat Audience, Behavior,

Condition, Degree

4. Suara guru jelas terdengar ke

seluruh ruang kelas

3

Menggunakan media

powerpoint

(keterampilan

menggunakan variasi)

1. Media dapat dilihat jelas oleh

siswa

2. Media sesuai dengan tujuan

pembelajaran

3. Media yang ditampilkan

menarik

4. Media yang ditampilkan

sesuai dengan karakteristik

siswa

4

Melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang

materi pembelajaran

(keterampilan bertanya)

1. Memberikan pertanyaan

dengan jelas dan singkat

2. Pertanyaan sesuai dengan

materi dan bersifat menggali

pengetahuan

3. Mengarahkan siswa

menjawab benar

4. Memberi kesempatan siswa

berpikir

5

Menjelaskan materi

pembelajaran

(keterampilan

menjelaskan,

keterampilan

menggunakan variasi)

1. Materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran

2. Menggunakan bahasa yang

jelas dan mudah dipahami

3. Memberi tekanan pada bagian

yang penting

4. Menggunakan contoh/ilustrasi

melalui media powerpoint

6

Melakukan variasi

dalam proses

pembelajaran

(keterampilan

melakukan variasi)

1. Memusatkan perhatian siswa

2. Melakukan perubahan posisi

dalam kelas

3. Menggunakan alat bantu yang

dapat dilihat (menulis di

papan tulis, menunjukkan

gambar/ video melalui media

powerpoint

4. Pola interaksi dengan siswa

dilakukan secara langsung

melalui media powerpoint.

7 Membimbing

pembentukan kelompok

1. Membentuk kelompok secara

heterogen

249

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

kecil dan menjelaskan

aturan diskusi

(keterampilan mengelola

kelas dan keterampilan

mengajar kelompok

kecil dan perorangan)

2. Membantu siswa menata meja

dan kursi kelompok

3. Memberi aturan diskusi yang

jelas

4. Menegur siswa yang gaduh

dengan bijaksana

8

Membimbing diskusi

kelompok siswa

(keterampilan

membimbing diskusi

kelompok kecil)

1. Memotivasi siswa untuk

bekerjasama dengan

kelompoknya

2. Memberi bantuan pada siswa

yang kurang paham

3. Mendorong siswa

mengutarakan pendapat

4. Selalu menciptakan kondisi

diskusi yang optimal

9

Menggunakan model

NHT dalam diskusi

kelompok (keterampilan

mengadakan variasi)

1. Memberikan nomor kepala

kepada masing-masing

anggota kelompok

2. Memberikan tugas tiap-tiap

kelompok

3. Memberikan kesempatan

siswa untuk menyatukan

pendapatnya

4. Melakukan pemanggilan

nomor secara adi

10

Membimbing presentasi

hasil diskusi kelompok

(keterampilan mengajar

kelompok kecil dan

perorangan).

1. Mengadakan pendekatan

secara pribadi

2. Membimbing siswa berperan

aktif dalam menyampaikan

pendapat

3. Membantu siswa maju ke

depan kelas tanpa mengalami

frustasi

4. Mengarahkan siswa

menanggapi hasil diskusi

kelompok lain

11

Memberikan penguatan

kepada siswa

(keterampilan memberi

penguatan)

1. Memberi penguatan verbal

(berupa kata-kata positif:

bagus, benar, pintar, hebat,

dsb)

2. Memberi penguatan gestural

(memberikan acungan jempol,

senyuman, anggukan kepala,

250

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

tepuk tangan dll)

3. Memberi penguatan dengan

cara mendekati anak.

4. Memberi reward kepada siswa

yang aktif selama

pembelajaran berupa simbol

(stiker, gambar)

12

Menutup pelajaran

(keterampilan menutup

pembelajaran)

1. Menyimpulkan pembelajaran

2. Melaksanakan evaluasi

3. Memberikan tindak lanjut

4. Salam Penutup

Jumlah Skor

Kategori

Kriteria penilaian:

Skor tertinggi (T) = 12x4=48

Skor terendah (R) = 12x0=0

Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49

Q1= kuartil pertama

Letak Q1=

(n +1)

=

(49+1)

=

x50

= 12,5

Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)

= 11+ 0,5 (12-11)

= 11 + 0,5

= 11,5

Jadi nilai Q1 adalah 11,5

Q2= kuartil kedua

Letak Q2=

(n +1)

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 =

(n +1)

=

(49 +1 )

=

x 50

= 37,5

Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X37)

= 36 + 0,5 (40-39)

= 36 + 0,5

= 36,5

Jadi nilai Q3 adalah 36,5

Q4= kuartil keempat

251

=

(49+1)

=

x 50

= 25

Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)

= 24 + 0(25-24)

= 24 + 0

= 24

Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)

Q4 = T = 48

Jadi nilai Q4 adalah 48

Kriteria Skor Keterampilan Guru

Kriteria Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan

36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas

24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas

11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas

0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas

Semarang, … Februari 2015

Observer,

ML. Dyah K. A., S.Pd.

NIP. 19691020 199103 2 009

252

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI

MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS

IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

Siklus ….

Nama Siswa :

Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Kelas/Semester : IVA/ 2

Materi :

Hari/tanggal :

Petunjuk :

1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.

2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator

pengamatan!

Skala Penilaian :

Skala Penilaian Penjelasan

Niali 4 Jika semua deskriptor nampak

Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak

Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak

Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak

Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak

(Rusman, 2013: 98)

No Indikator Deskriptor Nampak

(√) Skor

1

Mempersiapkan diri

dalam menerima

pelajaran (emotional

activities)

1. Berada di dalam kelas

2. Menempati tempat duduk

masing-masing

3. Menyiapkan buku dan alat tulis

4. Bersemangat mengikuti

pembelajaran

2 Menanggapi apersepsi

(oral activities)

1. Menjawab dengan tepat

2. Menjawab dengan lengkap

3. Suara lantang

253

No Indikator Deskriptor Nampak

(√) Skor

4. Kesantunan bahasa

3

Memperhatikan slide

Powerpoint (visual,

listening, oral, activities)

1. Mengamati powerpoint dengan

seksama

2. Mengungkapkan isi yang

terkandung dalam powerpoint

3. Menanggapi pertanyaan guru

4. Menjawab dengan bahasa santun

4

Memperhatikan

penjelasan guru tentang

materi (visual, listening,

writing activities)

1. Sikap duduk benar dan tertib

2. Mendengarkan penjelasan dari

guru

3. Pandangan fokus

memperhatikan penjelasan guru

4. Mencatat materi yang penting

5

Melakukan tanya jawab

dengan guru tentang

materi pembelajaran

(emotional and oral

activities)

1. Mengangkat tangan untuk

bertanya dan menjawab

pertanyaa

2. Mengajukan pertanyaan

3. Menjawab pertanyaan

4. Pertanyaan dan jawaban sesuai

dengan materi

6

Membentuk kelompok

dan memasang nomor

kepala (mental and

emotional activities)

1. Memperhatikan instruksi

pembentukan kelompok

2. Berkumpul dengan anggota

kelompok secara tepat

3. Menerima anggota kelompok

dengan baik

4. Memasang nomor kepala

dengan benar

7

Mendiskusikan tugas

bersama kelompok

(mental, motor, oral, and

writing activities)

1. Mendiskusikan masalah dalam

kelompok

2. Tetib ketika diskusi

3. Memberikan pendapat

4. Memberikan pemahaman

kepada teman sekelompok yang

belum paham

8

Mempresentasikan hasil

diskusi sesuai nomor

siswa yang dipanggil

guru (mental and

oraactivities)

1. Berani mempresentasikan di

depan kelas

2. Suara lantang

3. Ketepatan jawaban

4. Jawaban mewakili pendapat

kelompok

9 Menanggapi hasil diskusi

dipanggil guru (visual,

1. Berani memberikan tanggapan

2. Suara lantang

3. Tanggapan sesuai dengan

254

No Indikator Deskriptor Nampak

(√) Skor

listening, mental, and

oral activities)

konteks masalah yang sedang

dibahas

4. Percaya diri

10

Aktif bertanya tentang

hal yang materi yang

belum dipahaminya

(mental, oral, and

emotional activities)

1. Bertanya pada guru ketika ada

materi yang belum dipahami

2. Bertanya pada teman sebangku

3. Bertanya pada teman kelompok

saat diskusi

4. Bertanya pada teman saat tanya

jawab dan presentasi

11

Menyimpulkan hasil

diskusi (mental, visual,

writing, and oral

activities)

1. Menyebutkan pokok-pokok

materi yang telah dipelajari

2. Menyimpulkan pembelajaran

dengan percaya diri

3. Mengemukakan simpulan

dengan runtut

4. Menulis simpulan di buku

catatan

12

Mengerjakan soal

evaluasi (mental and

writing activities)

1. Mengerjakan soal evaluasi

dengan mandiri

2. Mengerjakan soal evaluasi

sesuai dengan petunjuk dari

guru

3. Mengerjakan soal evaluasi

dengan alokasi waktu yang

ditentukan guru

4. Siswa tertib dan tenang dalam

mengerjakan soal evaluasi

Jumlah Skor

Kategori

Kriteria penilaian:

Skor tertinggi (T) = 12x4=48

Skor terendah (R) = 12x0=0

Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49

Q1= kuartil pertama

Letak Q1=

(n +1)

=

(49+1)

=

x50

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 =

(n +1)

=

(49 +1 )

=

x 50

255

= 12,5

Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)

= 11+ 0,5 (12-11)

= 11 + 0,5

= 11,5

Jadi nilai Q1 adalah 11,5

Q2= kuartil kedua

Letak Q2=

(n +1)

=

(49+1)

=

x 50

= 25

Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)

= 24 + 0(25-24)

= 24 + 0

= 24

Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)

= 37,5

Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)

= 36 + 0,5 (40-39)

= 36 + 0,5

= 36,5

Jadi nilai Q3 adalah 36,5

Q4= kuartil keempat

Q4 = T = 48

Jadi nilai Q4 adalah 48

Kategori Skor Aktivitas siswa

Kriteria Aktivitas Siswa Kriteria Ketuntasan

36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas

24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas

11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas

0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas

Semarang, … Februari 2015

Observer,

(………………………..)

256

LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI

MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS

IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

Siklus ….

Nama Siswa :

Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Kelas/Semester : IVA/ 2

Materi :

Hari/tanggal :

Petunjuk :

1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.

2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator

pengamatan!

Skala Penilaian :

Skala Penilaian Penjelasan

Niali 4 Jika semua deskriptor nampak

Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak

Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak

Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak

Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak

(Rusman, 2013: 98)

No Indikator Deskriptor Check

(√) Skor

1 Percaya diri

1. Pantang menyerah

2. Berani menyatakan pendapat

dalam kelompok atau kelas

3. Berani bertanya

4. Mengutamakan usaha sendiri dari

pada bantuan

2 Saling

Menghargai

1. Menghargai perbedaan pendapat

teman

2. Memaklumi kekurangan teman

3. Membantu teman sekelompok

yang belum mengerti

4. Dapat bekerja sama dengan teman

257

No Indikator Deskriptor Check

(√) Skor

kelompok

3 Tanggung

Jawab

1. Menyelesaikan tugas tepat waktu

2. Mengerjakan tugas sesuai

pembagian kelompok

3. Mengerjakan tugas dengan standar

baik

4. Mengerjakan soal evaluasi sendiri

4 Jujur

1. Tidak mencontek saat

mengerjakan soal evaluasi

2. Bersikap sportif saat diskusi

kelompok

3. Berpendapat sesuai dengan

pengetahuannya

4. Mengakui kesalahan yang telah

dilakukan

Jumlah Skor

Kategori

Kriteria penilaian:

Skor tertinggi (T) = 4x4=16

Skor terendah (R) = 12x0=0

Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (16-0)+1=17

Q1= kuartil pertama

Letak Q1=

(n +1)

=

(17+1)

=

x18

= 4,5

Nilai Q1 = X4 + 0,5(X5 – X4)

= 3 + 0,5 (4-3)

= 3 + 0,5

= 4,5

Jadi nilai Q1 adalah 4,5

Q2= kuartil kedua

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 =

(n +1)

=

(17+1 )

=

x 18

= 13,5

Nilai Q3 = X13 + 0,5(X14 – X13)

= 12 + 0,5 (13-12)

= 12 + 0,5

= 12,5

Jadi nilai Q3 adalah 12,5

Q4= kuartil keempat

258

Letak Q2=

(n +1)

=

(17+1)

=

x 18

= 9

Nilai Q2 = X9 + 0(X10 – X9)

= 8 + 0(9-8)

= 8 + 0

= 8

Jadi nilai Q2 adalah 8 (median)

Q4 = T = 16

Jadi nilai Q4 adalah 16

Kriteria Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Afekttif

Skala Ketuntasan Kategori

12,5≤skor<16 Tuntas Sangat Baik

8≤skor<12,5 Tuntas Baik

4,5≤skor< 8 Tidak tuntas Cukup

0 ≤skor< 4,5 Tidak tuntas Kurang

259

LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH

PSIKOMOTOR

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI

MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS

IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

Siklus ….

Nama Siswa :

Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Kelas/Semester : IVA/ 2

Materi :

Hari/tanggal :

Petunjuk :

1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.

2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator

pengamatan!

Skala Penilaian :

Skala Penilaian Penjelasan

Niali 4 Jika semua deskriptor nampak

Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak

Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak

Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak

Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak

(Rusman, 2013: 98)

No Indikator Deskriptor Check

(√) Skor

1

Berdiskusi

dengan

kelompok

1. Siswa Akrab dengan teman

sekelompoknya

2. Bekerja sama dengan teman satu

kelompok dalam menyelesaikan

tugas kelompok

3. Tertib saat berdiskusi

4. Menjelaskan kepada teman satu

kelomok yang kurang mengerti

260

No Indikator Deskriptor Check

(√) Skor

2 Mengemukakan

pendapat

1. Berani maju ke depan kelas

2. Menanggapi jawaban kelompok

3. Membacakan hasil diskusi

dengan suara lantang

4. Bahasa yang digunakan jelas dan

mudah dipahami

Jumlah Skor

Kriteria

Kriteria penilaian:

Skor tertinggi (T) = 2x4=8

Skor terendah (R) = 2x0=0

Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (8-0)+1=9

Q1= kuartil pertama

Letak Q1=

(n +1)

=

(9+1)

=

x10

= 2,5

Nilai Q1 = X2 + 0,5(X3 – X2)

= 1 + 0,5 (2-1)

= 1 + 0,5

= 1,5

Jadi nilai Q1 adalah 1,5

Q2= kuartil kedua

Letak Q2=

(n +1)

=

(9+1)

=

x 10

= 5

Nilai Q2 = X5 + 0(X6 – X5)

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 =

(n +1)

=

(9+1 )

=

x 10

= 7,5

Nilai Q3 = X7 + 0,5(X7 – X6)

= 6 + 0,5 (6-5)

= 6 + 0,5

= 6,5

Jadi nilai Q3 adalah 6,5

Q4= kuartil keempat

Q4 = T = 8

Jadi nilai Q4 adalah 8

261

= 4 + 0(5-4)

= 4 + 0

= 4

Jadi nilai Q2 adalah 4 (median)

Kriteria Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor

Skala Kriteria Ketuntasan

6,5≤skor<8 Sangat Baik Tuntas

4≤skor< 6,5 Baik Tuntas

1,5≤skor< 4 Cukup Tidak tuntas

0 ≤skor< 1,5 Kurang Tidak tuntas

262

CATATAN LAPANGAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI

MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS

IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

Siklus ….

Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Kelas/Semester : IVA/ 2

Materi :

Hari/tanggal :

Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru,

siswa, dan proses pembelajaran IPS melalui model NHT

dengan media powerpoint sesuai dengan kenyataan yang

sesungguhnya!

Catatan :

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Semarang, … Februari 2015

Observer

(…………………………)

268

PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : IVA/2

Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten / kota dan provinsi

KOMPE-

TENSI

DASAR

MATERI

POKOK/

PEMBELA-

JARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

PENILAIAN ALOKASI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

2.3 Mengenal

perkembangan

teknologi

produksi,

komunikasi,

dan

transportasi

serta

pengalaman

menggunakann

ya.

Perkembangan

teknologi

produksi

1. Mengamati slide powerpoint

yang berisi gambar dan video

perkembangan dan jenis

teknologi produksi

2. Tanya jawab dengan guru

tentang perkembangan

teknologi produksi tadisional

dan modern

3. Memperhatikan penjelasan

guru tentang perkembangan

teknologi produksi melalui

2.3.10 M

enyebutkan 3 alat

produksi

tradisional (C1)

2.3.11 M

enyebutkan 3 alat

produksi modern

(C1)

2.3.12 M

embandingkan

jenis teknologi

produksi

tradisional dan

Teknik:

1. Tes

2. Non Tes

Bentuk

Instrumen:

Tes:

1. Obyektif

2. Uraian

Non Tes:

1. Lembar

Observasi

3 x 35

menit

1. Depdiknas. 2007.

Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Jakarta : Badan Standar

Nasional Pendidikan.

2. Daryanto. 2013. Media

Pembelajaran.

Jogjakarta: Gava

Media.

3. Hamdani. 2011.

Strategi Belajar

Mengajar. Bandung : 368

269

slide powerpoint

4. berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang benar tentang

LKS dan memastikan tiap

anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut

5. mempresentasikan hasil

diskusi dari kelompok mereka

6. menyimpulkan hasil diskusi

7. bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi

produksi yang belum jelas

modern (C5)

2.3.13 M

enunjukkan

contoh sikap

sikap percaya diri

(Afektif)

Afektif

2. Lembar

Observasi

Psikomotor

Pustaka Setia.

4. Radjiman, A. Triyono.

2009. Ilmu

Pengetahuan Sosial 4 :

untuk Sekolah Dasar

Kelas IV. Jakarta :

Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional.

5. Suranti dan Saptiarso,

Eko Setiawan. 2009.

Ilmu Pengetahuan

Sosial 4 : untuk SD dan

MI Kelas IV . Jakarta :

Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional

6. Sutoyo, Leo Agung.

2009. IPS 4 : untuk

SD/MI Kelas 4. Jakarta

: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional.

Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.

369

270

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester : IVA/ 2

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Hari/ Tanggal : Jum’at, 6 Februari 2015

I. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi

II. Kompetensi Dasar

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan

transportasi serta pengalaman menggunakannya.

III. Indikator

2.3.13 Menyebutkan 3 alat produksi tradisional (C1)

2.3.14 Menyebutkan 3 alat produksi modern (C1)

2.3.15 Membandingkan jenis teknologi produksi tradisional dan

modern (C5)

2.3.16 Menunjukkan contoh sikap percaya diri

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mengamati gambar teknologi produksi dalam slide

powerpoint, siswa dapat menyebutkan 3 alat produksi tradisional.

2. Dengan mengamati gambar teknologi produksi dalam slide

powerpoint, siswa dapat menyebutkan 3 alat produksi modern.

271

3. Dengan mengamati video teknologi produksi tradisional dan modern

dalam slide powerpoint, siswa dapat membandingkan teknologi

produksi tradisional dan modern dengan benar.

4. Dengan menempel gamabar alat-alat produksi pada LKS bersama

kelompok, siswa dapat menunjukkan dua contoh sikap percaya diri.

Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai,

Tanggung jawab dan Jujur.

V. Materi Pembelajaran

1. Perkembangan teknologi produksi

2. Alat produksi tradisional dan modern

VI. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together)

Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pra Kegiatan (5 menit)

a. Guru memberikan salam

b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa

c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa

d. Guru melakukan presensi

e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran

2. Kegiatan Awal (10 menit)

4) Guru melakukan apersepsi: “siapakah yang pernah

melihat petani membajak sawah?” apa yang

digunakan petani untuk membajak sawahnya?”

5) Memotivasi siswa

272

6) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang alat

produksi tradisional, alat produksi modern, serta

membandingkan teknologi produksi tradisional dan

modern

3. Kegiatan Inti (75 menit)

12) Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan

video perkembangan dan jenis teknologi produksi (eksplorasi)

13) Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang

perkembangan teknologi produksi tadisional dan modern

(eksplorasi)

14) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang perkembangan

teknologi produksi melalui slide powerpoint (eksplorasi)

15) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah

anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan

nomor yang berbeda (elaborasi)

16) Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(elaborasi)

17) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)

18) Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari

kelompok mereka (elaborasi)

19) Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula

oleh guru (elaborasi)

20) Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)

21) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi produksi (konfirmasi)

22) Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan

reward atau penghargaan (konfirmasi)

4. Kegiatan Akhir (15 menit)

273

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

2) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

3) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan

4) Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan

menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

5) Guru menutup pembelajaran

VIII. Media dan Sumber Belajar

1. Media :

a. LCD proyektor

b. Laptop

c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang

materi perkembangan teknologi produksi

d. Nomor kepala dan label nama kelompok

2. Sumber belajar :

a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.

b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.

c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka

Setia.

d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk

Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan

Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

f. Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

274

IX. Penilaian

1. Teknik penilaian

a. Penilaian kognitif : Tes (Tes Tertulis)

b. Penilaian Afektif : Non Tes (Observasi )

c. Penilaian Psikomotorik : Non Tes (Observasi)

2. Instrumen Penilaian

a. Penilaian kognitif : Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)

b. Penilaian Afektif : Lembar Observasi Afektif

c. Penilaian Psikomotorik : Lembar Observasi Psikomotor

Semarang, 6 Februari 2015

275

MATERI AJAR

Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya.

1. Perkembangan Teknologi Produksi

Teknologi berkaitan dengan suatu kreasi dan penemuan manusia untuk

membuat dan menggunakan sesuatu. Pada zaman dahulu manusia masih

memiliki sedikit alat. Peralatannya pun masih sangat sederhana. Pembuatan

peralatan dari batu merupakan teknologi tertua. Seiring perkembangan

teknologi mulailah diciptakan alat-alat yang lebih modern. Semua itu bertujuan

untuk membantu kehidupan mereka. Perkembangan teknologi menunjukkan

kemajuan kecerdasan manusia. Setiap kemajuan dalam ilmu pengetahuan akan

membuka cara baru bagi pengembangan teknologi.

Produksi berarti pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau

barang jadi, sehingga nilai barangnya menjadi meningkat. Teknologi produksi

adalah teknik perindustrian dengan menggunakan mesin-mesin. Dapatkah

kamu menyebutkan alat-alat teknologi tradisional dan modern yang ada di

rumahmu?

2. Jenis teknologi produksi tradisional dan modern

1) Teknologi produksi Pangan

Pada zaman prasejarah, manusia sangat tergantung pada alam dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh makanan,

mereka masih melakukan cara berburu. Cara pengolahannya pun masih

sederhana.

Dalam perkembangannya, manusia mulai mengenal cara bercocok tanam.

Meskipun masih menggunakan alat sederhana. Misalnya cangkul dan bajak

dengan bantuan tenaga hewan. Sekarang industri pertanian sudah menggunakan

276

cara yang lebih maju dan modern. Pengerjaannya tidak hanya menggunakan

tenaga manusia. Sekarang sudah menggunakan alat-alat seperti traktor dan alat

penyemprot hama. Dengan demikian, tanah pertanian yang luas bisa

diselesaikan dalam waktu singkat.

Pada saat panen petani zaman dahulu menggunakan alat sederhana. Yaitu

ani-ani atau sabit untuk memotong padi. Setelah padi dipanen, petani

memisahkan antara kulit dan bulir padi. Untuk itu digunakan alat yang disebut

alu dan lesung. Alu dan lesung digunakan untuk menumbuk padi. Dengan

ditumbuk, kulit padi dan bulir padi akan terpisah.

Setelah terpisah, kulit padi akan dijadikan makanan ternak. Sedangkan

bulir padi adalah beras untuk bahan makanan pokok. Sekarang sudah ada alat

penumbuk padi yang lebih modern. Yaitu, mesin penggilingan padi. Mesin ini

digunakan untuk memisahkan kulit dan bulir padi. Dengan mesin ini, tenaga

manusia yang dibutuhkan tidak besar. Meskipun demikian, cangkul, bajak,

lesung dan alu masih digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Sekarang, orang-orang mulai berpikir praktis. Orang mulai menyukai

makanan-makanan cepat saji. Misalnya makanan yang tersimpan dalam kaleng

dan botol. Zaman dulu, jumlah dan jenis makanan tidak sebanyak sekarang.

Produksi makanan sekarang sudah semakin maju dan kreatif. Dari satu jenis

bahan baku bisa menghasilkan berbagai jenis makanan baru. Contoh-contoh

bahan baku yaitu kedelai, nanas, dan gandum. Bahan baku tersebut dapat

diuolah menjadi beberapa jenis barang jadi. Kedelai dapat diolah menjadi

tempe, tahu, kecap, tauco, dan lain-lain. Nanas, dapat diolah menjadi selai,

sirup, manisan, dan lain-lain. Sedangkan gandum dapat dioah menjadi mie, roti,

biscuit, kue, dan lain-lain.

2) Teknologi produksi sandang

Untuk membuat kain, masyarakat dulu menggunakan alat tenun sederhana.

Alat tenun sederhana terbuat dari kayu yang dirakit secara sederhana. Untuk

bahan pewarnanya digunakan daun atau kulit pohon yang diolah. Hal ini tentu

akan membutuhkan waktu yang lama. Dan juga tenaga yang besar. Sehingga

jumlah barang yang dihasilkan juga tidak banyak.

277

Dengan perkembangan teknologi produksi, pembuatan kain tidak susah

lagi. Pabrik tekstil dengan mesin-mesin modern dapat menghasilkan kain yang

berkualitas. Dan jumlah yang dihasilkannya pun besar. Bahkan kain yang

dihasilkan lebih bervariasi. Di zaman sekarang, ada bermacammacam bahan

untuk membuat kain. Bahan baku yang diperlukan tergantung pada jenis kain

yang diproduksi. Seperti kapas untuk membuat katun. Bulu biri-biri untuk kain

wol. Bahan sintetis untuk kain nilon.

3) Teknologi produksi bahan bangunan

Selain bahan pangan dan bahan sandang, manusia juga memerlukan

rumah sebagai tempat tinggal. Segala perlengkapan rumah tangga seperti kursi,

tempat tidur, lemari merupakan kebutuhan hidup lainnya yang diperlukan.

Masyarakat masa lalu memotong kayu menggunakan kapak dan peralatan

sederhana. Waktu yang diperlukan cukup lama untuk mengerjakannya.

Sedangkan sekarang orang memotong kayu dapat menggunakan gergaji mesin.

Selain lebih cepat hasil yang didapat pun sangat banyak. Selain itu potongan

juga lebih rapi. Menyerut pun juga sekarang sudah menggunakan serutan

mesin. Tidak seperti dulu yang menggunakan serutan biasa dan menggunakan

tenaga manusia lebih besar

3. Perbandingan teknologi alat produksi tradisional dan modern

Alat Produksi tradisional Alat Produksi Modern

Digerakkan dengan tenaga manusia,

hewan, dan alam.

Digerakkan dengan tenaga mesin

secara otomatis.

Peralatan dibuat dari bahan yang

sederhana dan dapat dibuat sendiri.

Peralatan dibuat dengan teknologi

yang canggih dan membutuhkan

tenaga ahli.

Hasil produksi yang didapat sedikit

dan membutuhkan waktu yang lama

Hasil produksi yang didapatkan

banyak dalam waktu yang singkat

Tenaga yang dibutuhkan banyak Tenaga yang dibutuhkan sedikit

karena dibantu dengan mesin

Hasil produksi kurang bagus dan tidak

awet

Hasil produksi bagus, rapi, dan awet

Tidak menimbulkan pencemaran atau

polusi

Menimbulkan pencemaran atau polusi

Tidak tergantung dengan peralatan Sangat tergantung dengan peralatan

(mesin)

278

RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

279

280

281

LEMBAR KERJA SISWA

Siklus I

Petunjuk:

- Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis produksinya!

- Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom!

- Tulislah kegunaan dan penjelasan mengenai gambar-gambar tersebut pada

kolom !

Jenis

Produksi

Teknologi

Produksi

Tradisional

Teknologi

Produksi Modern

Kegunaan/ Keterangan

Produksi

Pangan

Produksi

Sandang

Produksi

Papan

Nama Kelompok: …………………………………….

1. ………………………………………………………….

2. ………………………………………………………….

3. …………………………………………………........

4. ………………………………………………………….

5. ………………………………………………………….

6. ………………………………………………………….

282

GAMBAR YANG DI DALAM AMPLOP

283

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA

Siklus I

Jenis

Teknologi

Produksi

Teknologi Produksi

Tradisional

Teknologi Produksi

Modern

Kegunaan/ Keterangan

Produksi

pangan

Membajak dengan

kerbau

Traktor

Dahulu petani membajak

sawahnya dengan bantuan kerbau,

tetapi dengan perkembangan

teknologi, dibuatlah mesin

pembajak sawah atau traktor.

Lesung dan alu

Mesin perontok padi

Dahulu, untuk memisahkan padi

dengan batangnya, petani

menggunakan lesung dan alu,

tetapi dengan perkembangan

teknologi, dibuatlah mesin

perontok padi yang dapat

meringankan pekerjaan petani

Produksi

Sandang

Alat tenun bukan

mesin

Mesin pembuat kain

Dahulu, orang membuat kain

dengan menggunakan alat tenun

yang sederhana, dengan

perkembangan teknologi,

dibuatlah mesin pembuat kain

yang sangat canggih.

Canting, batik tulis

Mesin pencetak batik

Dahulu, untuk membuat batik,

orang harus menulis atau

menggambar batik menggunakan

cantik dan lilin, sekarang dengan

perkembangan teknologi, hadir

mesin pembuat batik, atau mesin

pencetak batik.

Produksi

Papan

Kapak

Mesin gergaji

Dahulu, tukang kayu memotong

kayu menggunkan kapak

sederhana, sekarang menggunakan

teknologi mesin gergaji

Cangkul

Truk pengaduk

semen

Dahulu tukan bangunan mengaduk

semen dan pasir dengan cangkul

yang sederhana, sekarang

menggunakan truk bermesin

pengaduk semen dan pasir secara

otomatis.

284

KISI-KISI EVALUASI

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Penilaian

Teknik Bentuk Ranah No

Soal

2.

Mengenal

sumber

daya alam,

kegiatan

ekonomi

dan

kemajuan

teknologi

di

lingkungan

kabupaten /

kota dan

provinsi

2.3 Mengenal

perkembangan

teknologi

produksi,

komunikasi

dan

transportasi

serta

pengalaman

menggunakan

nya

2.3.1 Menyebutkan

3 alat produksi

tradisional

Tes

Tertulis

Pilihan

ganda

Uraian

C1

1, 3,

4, 8

12

2.3.1 Menyebutkan

3 alat produksi

modern

Pilihan

ganda

Uraian

C1

2, 5,

9

11, 13

2.3.3 Membanding-

kan jenis

teknologi

produksi

tradisional dan

modern

Pilihan

ganda

Uraian

C4

6, 7,

10

14, 15

2.3.4 Menunjukkan

contoh sikap

percaya diri

Observ

asi

Lbr.

Observ

asi

Afektif

Afek

tif

-

285

SOAL EVALUASI

Siklus I

Nama :

Kelas/No. :

I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini!

1. Yang dimaksud kegiatan produksi adalah kegiatan ….

a. menjual barang

b. menghasilkan barang

c. menyewakan barang

d. memperbaiki barang

2. Teknologi alat-alat produksi setiap tahun mengalami. . . .

a. peningkatan

b. kemajuan

c. perkembangan

d. perluasan

3. Sebelum ditemukan traktor, manusia membajak sawah menggunakan

tenaga…

a. manusia

b. sapi atau kerbau

c. mobil

d. matahari

4. Di bawah ini yang merupakan alat produksi tradisional adalah ….

a. Lesung, ATBM, cangkul

b. lesung, ATBM, mesin pemotong kayu

c. lesung, mesin pintal listrik, kapak

d. lesung, cangkul, mixer

5. Berikut ini yang bukan merupakan jenis alat-alat teknologi produksi

pangan adalah ….

a. mesin fotokopi

b. mesin penyuling

minyak

c. mesin penggiling padi

d. mesin pengering padi

6. Dibawah ini yang merupakan kelemahan teknologi produksi

tradisional adalah . . . .

a. prosesnya lama

b. menggunakan tenaga mesin

c. menimbulkan polusi

d. hasilnya jelek

NILAI

286

7. Dengan adanya teknologi mesin produksi, tenaga kerja yang

dibutuhkan semakin. . . .

a. banyak

b. sedikit

c. tidak berpengaruh

d. menghilang

8. Lesung dan alu adalah barang-barang yang terbuat dari …

a. plastik

b. besi

c. kayu

d. tanah liat

9. Dibawah ini yang termasuk bahan baku pembuatan kertas adalah ….

a. benang

b. plastik

c. kapas

d. kayu

10. Jika dibandingkan dengan jaman dahulu, pengolahan produksi pada

masa sekarang lebih ….

a. boros

b. kuno

c. cepat

d. lambat

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!

11. Mengapa teknologi produksi mengalami perkembangan?

12. Sebutkan 3 contoh teknologi produksi tradisional!

13. Sebutkan 3 contoh teknologi produksi modern!

14. Jelaskan perbedaan membajak sawah dengan menggunakan tenaga

kerbau dan menggunakan tenaga mesin!

15. Sebutkan perbedaan jenis teknologi produksi tradisional dan modern!

287

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI

Siklus I

I. Pilihan Ganda

1. b

2. c

3. b

4. d

5. a

6. a

7. b

8. c

9. c

10. c

II. Uraian

11. Untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia yang semakin meningkat

12. Membajak sawah menggunakan kerbau, mencangkul sawah, lesung,

alu, alat tenun yang terbuat dari kayu, menumbuh obat-obatan dari

bahan alami,kapak.

13. Traktor, alat tenun mesin, mesin jahit, gergaji mesin

14. Membajak sawah dengan bantuan kerbau waktunya lebih lama

disbanding dengan bantuan mesin traktor. Tetapi membajak sawah

dengan bantuan kerbau tidak menimbulkan polusi, sedangkan dengan

bantuan mesin dapat mencemari udara.

15.

Alat Produksi tradisional Alat Produksi Modern

Digerakkan dengan tenaga manusia,

hewan, dan alam.

Digerakkan dengan tenaga mesin

secara otomatis.

Peralatan dibuat dari bahan yang

sederhana dan dapat dibuat sendiri.

Peralatan dibuat dengan teknologi

yang canggih dan membutuhkan

tenaga ahli.

Hasil produksi yang didapat sedikit

dan membutuhkan waktu yang lama

Hasil produksi yang didapatkan

banyak dalam waktu yang singkat

Tenaga yang dibutuhkan banyak Tenaga yang dibutuhkan sedikit

karena dibantu dengan mesin

Hasil produksi kurang bagus dan tidak

awet

Hasil produksi bagus, rapi, dan awet

Tidak menimbulkan pencemaran atau

polusi

Menimbulkan pencemaran atau polusi

Tidak tergantung dengan peralatan Sangat tergantung dengan peralatan

(mesin)

288

PEDOMAN PENSKORAN

N =

x 10 N : nilai yang diperoleh

A : jumlah skor yang diperoleh pilihan

ganda

B: jumlah skor yang diperoleh uraian

Pilihan ganda (A):

Benar = Skor 1

Salah = Skor 0

Uraian (B):

Benar = Skor Maksimal 4

289

PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : IVA/2

Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten / kota dan provinsi

KOMPE-

TENSI

DASAR

MATERI

POKOK/

PEMBELA-

JARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

PENILAIAN ALOKASI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

2.3 Mengenal

perkembangan

teknologi

produksi,

komunikasi,

dan

transportasi

serta

pengalaman

menggunakann

ya.

Perkembangan

teknologi

produksi

1. mengamati slide

powerpoint yang berisi

gambar dan video

perkembangan dan jenis

teknologi komunikasi

2. melakukan tanya jawab

dengan guru tentang

perkembangan teknologi

produksi komunikasi

3. memperhatikan penjelasan

guru tentang jenis alat

komunikasi dan perbedan

teknologi komunikasi

tradisional dan modern

melalui slide powerpoint

4. berkelompok dengan

2.3.14 M

enjelaskan

perkembangan

teknologi

komunikasi (C2)

2.3.15 M

engkategorikan

jenis alat

komunikasi

tradisional sampai

modern (C4)

2.3.16 M

embandingkan

Teknik:

1. Tes

2. Non Tes

Bentuk

Instrumen:

Tes:

1. Obyektif

2. Uraian

Non Tes:

1. Lembar

Observasi

3 x 35

menit

a. Depdiknas. 2007.

Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Jakarta : Badan Standar

Nasional Pendidikan.

b. Daryanto. 2013. Media

Pembelajaran.

Jogjakarta: Gava

Media.

c. Hamdani. 2011.

Strategi Belajar

Mengajar. Bandung :

289

290

jumlah anggota 6 orang dan

setiap anggota kelompok

mendapatkan nomor yang

berbeda

5. Setiap kelompok diberikan

Lembar Kerja Siswa (LKS)

6. Masing-masing kelompok

berdiskusi untuk

menemukan jawaban yang

benar dan memastikan tiap

anggota kelompok

mengetahui jawaban

tersebut

7. siswa yang nomornya

dipanggil

mempresentasikan hasil

diskusi dari kelompok

mereka

8. Dilanjutkan oleh kelompok

lain dengan penunjukkan

acak pula oleh guru

9. menyimpulkan hasil diskusi

10. bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi

komunikasi yang belum

jelas

perbedaan antara

teknologi

komunikasi (C5)

2.3.17 M

enunjukkan

contoh sikap

sikap

bertanggung

jawab

Afektif

2. Lembar

Observasi

Psikomotor

Pustaka Setia.

d. Radjiman, A. Triyono.

2009. Ilmu

Pengetahuan Sosial 4 :

untuk Sekolah Dasar

Kelas IV. Jakarta :

Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional.

e. Suranti dan Saptiarso,

Eko Setiawan. 2009.

Ilmu Pengetahuan

Sosial 4 : untuk SD dan

MI Kelas IV . Jakarta :

Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional

f. Sutoyo, Leo Agung.

2009. IPS 4 : untuk

SD/MI Kelas 4. Jakarta

: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional.

Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.

290

291

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester : IVA/ 2

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Februari 2015

I. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi

II. Kompetensi Dasar

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan

transportasi serta pengalaman menggunakannya.

III. Indikator

2.3.17 Menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi (C2)

2.3.18 Mengkategorikan jenis alat komunikasi (C4)

2.3.19 Membandingkan antara teknologi komunikasi tradisional dan

modern (C5)

2.3.20 Menunjukkan contoh sikap sikap bertanggung jawab

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan memperhatikan slide powerpoint tentang perkembangan

teknologi komunikasi, siswa dapat menjelaskan perkembangan

teknologi komunikasi dengan baik.

2. Dengan mengamati slide powerpoint tentang jenis alat komunikasi,

siswa dapat mengkategorikan jenis alat komunikasi dengan benar.

292

3. Dengan memperhatikan video perkembangan teknologi komunikasi

pada slide powerpoint, siswa dapat membandingkan antara teknologi

komunikasi tradisional dan modern dengan benar.

4. Melalui menempelkan gamabar alat komunikasi pada LKS bersam

kelompok, siswa dapat menunjukkan dua contoh sikap tanggung

jawab.

Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai,

Tanggung jawab dan Jujur

V. Materi Pembelajaran

1. Perkembangan teknologi komunikasi

2. Alat komunikasi tradisional dan modern

VI. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together)

Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pra Kegiatan (5 menit)

a. Guru memberikan salam

b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa

c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa

d. Guru melakukan presensi

e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran

2. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru melakukan apersepsi: guru menunjukkan sebuah telepon

genggam dan menanyakan “Apakah nama alat ini? Apa fungsi

alat ini?”

b. Memotivasi siswa dengan mengajak siswa bertepuk semangat

293

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan

teknologi komunikasi, mengkategorikan jenis alat komunikasi

3. Kegiatan Inti (75 menit)

a. Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi gambar dan

video perkembangan dan jenis teknologi komunikasi

(eksplorasi)

b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang

perkembangan teknologi produksi komunikasi (eksplorasi)

c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat

komunikasi dan perbedan teknologi komunikasi tradisional dan

modern melalui slide powerpoint (eksplorasi)

d. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah

anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan

nomor yang berbeda (elaborasi)

e. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(elaborasi)

f. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)

g. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari

kelompok mereka (elaborasi)

h. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula

oleh guru (elaborasi)

i. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)

j. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi komunikasi (konfirmasi)

k. Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan

reward atau penghargaan (konfirmasi)

4. Kegiatan Akhir (15 menit)

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

294

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan

d. Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan

menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

e. Guru menutup pembelajaran

VIII. Media dan Sumber Belajar

1. Media :

a. LCD proyektor

b. Laptop

c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang

materi perkembangan teknologi komunikasi

d. Nomor kepala dan label nama kelompok

2. Sumber belajar :

a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.

b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.

c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka

Setia.

d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk

Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan

Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

f. Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

295

IX. Penilaian

1. Teknik penilaian

a. Penilaian kognitif : Tes (Tes Tertulis)

b. Penilaian Afektif : Non Tes (Observasi)

c. Penilaian Psikomotor : Non Tes (Observasi)

2. Instrumen Penilaian

a. Penilaian kognitif : Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)

b. Penilaian Afektif : Lembar Observasi Afektif

c. Penilaian Psikomotor : Lembar Observasi Psikomotor

Semarang, 11Februari

2015

296

MATERI AJAR

SIKLUS II

Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya.

Perkembangan Teknologi Komunikasi

Alat komunikasi dapat diartikan alat untuk berhubungan. Sebagai makhluk

sosial, kita selalu berhubungan dengan orang lain. Banyak manfaat yang kita

dapat dalam berkomunikasi. Kita dapat bertukar pikiran, mengetahui kabar

serta mengirim pesan. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun

tertulis. Komunikasi lisan dilakukan dengan cara berbicara secara langsung.

Berkomunikasi secara tertulis dapat dilakukan melalui tulisan pada kertas. Kini

perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat. Terbukti dengan adanya

berbagai alat komunikasi modern. Maupun cara-cara berkomunikasi yang

bervariasi.

Jenis-jenis Alat komunikasi

1. Alat Komunikasi Tradisional

Alat komunikasi zaman dulu masih sederhana sekali dan belum dilengkapi

mesin elektronik didalamnya sehingga proses penyampain pesan berlangsung

sangat lambat. Contoh alat komunikasi zaman dulu adalah kentongan, lonceng,

surat, sandi, bedug, dll.

2. Alat komunikasi Modern

Pada dasarnya cara berkomunikasi itu ada dua macam, yaitu komunikasi

langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung terjadi bila dua

orang atau lebih berbincang-bincang dengan saling berhadapan muka.

297

Sedangkan komunikasi secara tidak langsung terjadi bila orang yang

berkomunikasi menggunakan suatu alat perantara. Biasanya orangnya tidak

berhadapan secara langsung. Sekarang marilah kita bahas perkembangan

teknologi komunikasi saat ini. Zaman sekarang, kita dapat berkomunikasi

melalui surat, telegram, handy talkie, pager, telepon, TV, radio, internet, koran,

dan majalah.

Berdasarkan bentuknya, alat komunikasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu

komunikasi terlutis, lisan, dan isyarat.

1. Komunikasi tertutis

Surat

Komunikasi tertulis melalui surat dari dulu sampai sekarang masih

dilakukan orang. Sebelum ditemukan kertas, biasanya orang menulis surat pada

daun, pelepah pohon atau kulit batang. Surat diantar oleh seorang kurir

(pengantar surat). Pada masa lalu mereka mengantar surat dengan berjalan kaki

atau menunggang kuda. Masyarakat masa kini menulis di atas kertas dengan

cara tulis tangan atau diketik. Surat dapat kita kirim ke tujuan yang jauh tempat

tinggalnya melalui kantor pos. Cepat atau lambatnya pengiriman tergantung

pada biaya atau perangko yang diberikan. Dengan berkem-bangnya teknologi

sekarang kita pun dapat mengirim surat lewat faksimile. Faksimile merupakan

mesin cetak/fotocopy jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan telepon.

Dengan faksimile surat dapat diterima salinannya secara langsung. Alat

komunikasi tertulis lainnya adalah koran, majalah dan buku yang disebut

sebagai media cetak. Telepon genggam dan internet juga dapat dimanfaatkan

untuk mengirim pesan tertulis yang disebut dengan SMS (Short Message

Service) dan e-mail atau surat elektronik.

Telegram

Telegram sering disebut surat kawat. Alat pengirim telegram disebut

telegraf. Telegraf adalah pesawat untuk mengirim berita. Telegram

mempergunakan kekuatan listrik. Pesawat telegraf diciptakan oleh Samuel F.B.

298

Morse tahun 1840. Orang berkebangsaan Amerika. Pengiriman berita dengan

telegraf termasuk mahal. Ini karena perhitungannya tiap huruf.

2. Komunikasi Lisan

Telepon

Pernahkah kalian menerima berita lewat telepon? Telepon merupakan alat yang

sering digunakan. Adanya telepon, komunikasi menjadi sangat mudah dan

cepat. Pesawat telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell tahun 1876.

Alexander berkebangsaan Amerika Serikat. Jenis telepon ada dua, yaitu telepon

kabel dan telepon selular. Adanya telepon selular memudahkan dalam

berkomunikasi. Baik dengan suara langsung atau dengan pesan tertulis (SMS).

Radio

Apakah radio itu? Radio ditemukan oleh C. Marconi tahun 1901. Apa yang

sering kalian dengar dari radio. Radio dapat memberikan informasi dan

hiburan. Informasi dapat berupa berita. Adapun hiburan berupa musik. Siaran

radio dipancarkan oleh pemerintah dan swasta. Pemancar radio milik

pemerintah adalah RRI (Radio Republik Indonesia). Pemancar radio milik

swasta jumlahnya banyak sekali. Stasiun pemancar radio pemerintah bernama

RRI (Radio Republik Indonesia). RRI berdiri pertama kali pada tanggal 11

September 1945.

Televisi

Televisi merupakan alat komunikasi yang sering digunakan. Televisi sangat

bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kita dapat melihat berbagai peristiwa

yang terjadi di tempat yang jauh dari tempat tinggal kita melalui televisi. Di

negara kita, dulu hanya ada satu stasiun televisi, yaitu TVRI. Sekarang, kita

dapat menyaksikan berbagai acara dari banyak stasiun televisi. Televisi

merupakan sarana komunikasi yang sangat penting karena menjadi sarana

informasi dan hiburan. Tahukah kamu siapa yang membuat televisi pertama

kali? Orang yang pertama kali membuat televisi adalah John Logie Baird. Ia

berkebangsaan Inggris. Ide pertamanya untuk membuat televisi gagal. Pada

tahun 1923, dia mulai mengutak-atik mesin untuk memindahkan gambar

sekaligus suara lewat radio. Dia berhasil mengirim gambar kasar ke pesawat

299

penerima yang berjarak beberapa meter tanpa kabel. Pada bulan Januari 1926,

dia mendemonstrasikan televisi di depan umum di Institut Kerajaan di London.

Ini adalah peragaan televise pertama kalinya.

3. Komunikasi melalui isyarat

Komunikasi dengan isyarat tidak hanya dilakukan manusia di masa lalu.

Masyarakat masa lalu biasa menggunakan kentongan, bedug, lonceng ataupun

asap. Masyarakat masa kini juga masih menggunakan alat-alat tersebut. Namun

penggunaanya kadang ditambah dengan alat pengeras suara. Sekarang juga

banyak digunakan sirine, alarm, dan lampu sebagai alat komunikasi isyarat.

Perbandingan teknologi alat komunikasi tradisional dan modern

Alat Komunikasi tradisional Alat Komunikasi Modern

Murah Harganya mahal

Alatnya sederhana Alatnya modern dan canggih

Jika rusak, memperbaikinya mudah Jika rusak, sulit memperbaiki

Tidak terlalu bergantung pada alat Sangat tergantung pada alat/onderdil

Tidak berdampak negatif pada

kesehatan

Dapat mengganggu kesehatan

Jangkauannya terbatas Jangkauan luas

Susah dibawa kemana-mana Mudah dibawa ke mana-mana

300

RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

301

302

303

304

LEMBAR KERJA SISWA

Siklus II

Petunjuk:

- Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis

komunikasinya!

- Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom!

- Beri tanda √ pada kolom “Alat Tradisional” atau “Alat Modern” sesuai

dengan alatnya!

- Tulislah kegunaan dan penjelasan mengenai gambar-gambar tersebut pada

kolom !

Jenis

Komuni-

kasi

Nama dan gambar

alat

Ala

t

Tra

dis

ional

Ala

t M

oder

n

Kegunaan

Tertulis

Surat

√ Untuk mengirim pesan secara

tertulis

Lisan

Isyarat

Nama Kelompok: …………………………………….

1. ………………………………………………………….

2. ………………………………………………………….

3. …………………………………………………........

4. ………………………………………………………….

5. ………………………………………………………….

6. ………………………………………………………….

305

GAMBAR YANG DI DALAM AMPLOP

306

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA

Siklus II

Jenis

Komuni-

kasi

Nama dan gambar

alat

Ala

t

Tra

dis

ion

al

Ala

t M

od

ern

Kegunaan

Tertulis

Surat

√ Untuk mengirim pesan secara

tertulis

faksimile

√ Untuk mengirim pesan secara

tertulis

Lisan

Telepon

√ Berkomunikasi lisan dengan

seseorang

televisi

√ Melihat berbagai peristiwa yang

terjadi di tempat jauh

Isyarat

Kentongan

√ Memberi tahu tentang adanya

bahaya

Memanggil warga agar

berkumpul, dll

Alarm kebakaran

√ Memberi pesan bahwa telah

terjadi kebakaran

307

KISI-KISI EVALUASI

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Penilaian

Teknik Bentuk Ranah No

Soal

2.

Mengenal

sumber

daya alam,

kegiatan

ekonomi

dan

kemajuan

teknologi

di

lingkungan

kabupaten /

kota dan

provinsi

2.3 Mengenal

perkembangan

teknologi

produksi,

komunikasi

dan

transportasi

serta

pengalaman

menggunakan

nya

2.3.5 Menjelaskan

perkembangan

teknologi

komunikasi

Tes

Tertulis

Pilihan

ganda

Uraian

C1

C2

1, 2

11, 14

2.3.6 Mengkategori

kan jenis alat

komunikasi

Pilihan

ganda

Uraian

C2

C3

3, 4,

5,6

12, 13

2.3.7 Membandingk

an antara

teknologi

komunikasi

tradisional dan

modern

Pilihan

ganda

Uraian

C4

C5

7, 8,

9, 10

15

2.3.8 Menunjukkan

contoh sikap

bertanggung

jawab

Observ

asi

Lbr.

Observ

asi

Afektif

Afek

tif

-

308

SOAL EVALUASI

Siklus II

Nama :

Kelas/No. :

I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini!

1. Kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain baik secara

langsung maupun tidak langsung dinamakan ….

a. konsumsi

b. produksi

c. komunikasi

d. distribusi

2. Pada zaman dahulu sudah ada bermacam-macam alat komunikasi.

Contoh alat komunikasi pada zaman dahulu adalah ….

a. kentongan

b. lesung

c. telegram

d. telepon

3. Sekarang ini, mengiriman surat jarak jauh dapat menggunakan

layanan….

a. merpati

b. PT Pos Indonesia

c. perangko

d. SMS

4. Pesan teks singkat yang dikirim dan diterima melalui telepon genggam

adalah…

a. MMS

b. BBM

c. LINE

d. SMS

5. Penemu teknologi pesawat telepon adalah ….

a. Marconi

b. John Logie Baird

c. Alexander Graham Bell

d. Samuel Morse

6. Di bawah ini stasiun TV yang dikelola oleh pemerintah ialah ….

a. NET.TV

b. Indosiar

c. TVRI

d. RCTI

7. Jika dibandingkan dengan jaman dulu, penggunaan teknologi

komunikasi pada masa sekarang lebih ….. . . .

NILAI

309

a. murah

b. mudah

c. nyaman

d. canggih

8. Berikut ini yang termasuk teknologi komunikasi dengan isyarat

adalah….

a. faksimil

b. rambu-rambu lalu lintas

c. e-mail

d. short message service

9. Alat komunikasi tradisional harganya lebih murah karena ….

a. lebih canggih membuatnya

b. lebih rumit membuatnya

c. lebih sederhana membuatnya

d. sederhana menggunakannya

10. Salah satu keuntungan perkembangan teknologi komunikasi adalah …

a. menyampaikan pesan lebih cepat

b. menyampaikan pesan lebih lama

c. lebih ramah lingkungan

d. pemanasan global

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?

2. Sebutkan 3 jenis alat komunikasi tradisional!

3. Sebutkan 3 jenis alat komunikasi modern!

4. Jelaskan manfaat alat komunikasi bagi manusia!

5. Sebutkan perbedaan jenis teknologi komunikasi tradisional dan

modern!

310

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI

Siklus II

I. Pilihan Ganda

1. c

2. a

3. b

4. d

5. c

6. c

7. d

8. b

9. c

10. b

II. Uraian

11. Kegiatan menyampaikan informasi kepada orang lain baik secara

langsung maupun tidak langsung

12. Surat, kentongan, bedug.

13. Telepon, internet, televisi

14. Memudahkan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain,

manusia dapat berkomunikasi secara langsung tanpa membutuhkan

waktu yang lama

15.

Alat Komunikasi tradisional Alat Komunikasi Modern

Murah Harganya mahal

Alatnya sederhana Alatnya modern dan canggih

Jika rusak, memperbaikinya mudah Jika rusak, sulit memperbaiki

Tidak terlalu bergantung pada alat Sangat tergantung pada alat/onderdil

Tidak berdampak negatif pada

kesehatan

Dapat mengganggu kesehatan

Jangkauannya terbatas Jangkauan luas

Susah dibawa kemana-mana Mudah dibawa ke mana-mana

311

PEDOMAN PENSKORAN

N =

x 10 N : nilai yang diperoleh

A : jumlah skor yang diperoleh pilihan

ganda

B: jumlah skor yang diperoleh uraian

Pilihan ganda (A):

Benar = Skor 1

Salah = Skor 0

Uraian (B):

Benar = Skor Maksimal 4

312

PENGGALAN SILABUS PEMBELAJARAN

SIKLUS III

Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : IVA/2

Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten / kota dan provinsi

KOMPE-

TENSI

DASAR

MATERI

POKOK/

PEMBELA-

JARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

INDIKATOR

PENCAPAIAN

KOMPETENSI

PENILAIAN ALOKASI

WAKTU

SUMBER

BELAJAR

2.3 Mengenal

perkembangan

teknologi

produksi,

komunikasi,

dan

transportasi

serta

pengalaman

menggunakann

ya.

Perkembangan

teknologi

transportasi

1. mengamati slide

powerpoint yang berisi

video jenis alat transportasi

2. melakukan tanya jawab

dengan guru tentang

perkembangan teknologi

produksi transportasi

3. memperhatikan penjelasan

guru tentang jenis alat

transportasi dan perbedan

teknologi transportasi

tradisional dan modern

melalui slide powerpoint

4. berkelompok dengan

jumlah anggota 6 orang dan

setiap anggota kelompok

2.3.18 Menjelaskan

perkembangan

teknologi

transportasi (C2)

2.3.19 Membedakan

jenis-jenis

transportasi (C4)

2.3.20 Menyempurnakan

tabel

perbandingan

teknologi

transportasi

tradisional dan

Teknik:

1. Tes

2. Non Tes

Bentuk

Instrumen:

Tes:

1. Obyektif

2. Uraian

Non Tes:

1. Lembar

Observasi

3 x 35

menit

a. Depdiknas. 2007.

Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Jakarta : Badan Standar

Nasional Pendidikan.

b. Daryanto. 2013. Media

Pembelajaran.

Jogjakarta: Gava

Media.

c. Hamdani. 2011.

Strategi Belajar

Mengajar. Bandung :

312

313

mendapatkan nomor yang

berbeda

5. Setiap kelompok diberikan

Lembar Kerja Siswa (LKS)

6. Masing-masing kelompok

berdiskusi untuk

menemukan jawaban yang

benar dan memastikan tiap

anggota kelompok

mengetahui jawaban

tersebut

7. siswa yang nomornya

dipanggil guru

mempresentasikan hasil

diskusi kelompok

8. menyimpulkan hasil diskusi

9. bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi

transportasi yang belum

jelas

modern (C6)

2.3.21 Menunjukkan

contoh sikap jujur

(Afektif)

Afektif

2. Lembar

observasi

psikomotor

Pustaka Setia.

d. Radjiman, A. Triyono.

2009. Ilmu

Pengetahuan Sosial 4 :

untuk Sekolah Dasar

Kelas IV. Jakarta :

Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional.

e. Suranti dan Saptiarso,

Eko Setiawan. 2009.

Ilmu Pengetahuan

Sosial 4 : untuk SD dan

MI Kelas IV . Jakarta :

Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional

f. Sutoyo, Leo Agung.

2009. IPS 4 : untuk

SD/MI Kelas 4. Jakarta

: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan

Nasional.

Karakter siswa yang diharapkan : Percaya diri, Saling Menghargai, Tanggung jawab dan Jujur.

313

314

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS III

Nama Sekolah : SDN Kalibanteng Kidul 01

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester : IVA/ 2

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Hari/ Tanggal : Rabu, 18 Februari 2015

I. Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan

teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi

II. Kompetensi Dasar

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan

transportasi serta pengalaman menggunakannya.

III. Indikator

2.3.9 Menjelaskan perkembangan teknologi transportasi (C2)

2.3.10 Membedakan jenis-jenis transportasi (C4)

2.3.11 Menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi

tradisional dan modern (C6)

2.3.12 Menunjukkan contoh sikap jujur

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mengamati slide powerpoint tentang perkembangan

teknologi transportasi, siswa dapat menjelaskan perkembangan

teknologi dengan baik.

315

2. Dengan mengamati video tentang alat transportasi dalam slide

powerpoint, siswa dapat mebedakan jenis transportasi darat, air,

dan udara dengan benar

3. Melalui kegiatan bertukar pendapat dengan kelompok tentang

perbandingan alat transportasi tradisional dan modern, siswa dapat

menyempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi

tradisional dan modern dengan benar.

4. Dengan mengerjakan soal evaluasi, siswa dapat memberikan 2

contoh sikap jujur.

Karakter siswa yang diharapkan: Percaya diri, Saling Menghargai,

Tanggung jawab dan Jujur

V. Materi Pembelajaran

1. Perkembangan teknologi transportasi

2. Alat transportasi tradisional dan modern

VI. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : NHT (Numbered Heads Together)

Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, diskusi

VII. Kegiatan Pembelajaran

1. Pra Kegiatan (5 menit)

a. Guru memberikan salam

b. Guru mengkondisikan kelas dan siswa

c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa

d. Guru melakukan presensi

e. Mempersiapkan perangkat pembelajaran

316

2. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa

menyanyikan lagu naik kereta api lalu menanyakan “Apa fungsi

kereta api?”

b. Memotivasi siswa

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perkembangan

teknologi transportasi, jenis-jenis alat transportasi, dan

perbandingan teknologi tradisional dan modern.

3. Kegiatan Inti (75 menit)

a. Siswa mengamati slide powerpoint tentang perkembangan alat

transportasi (eksplorasi)

b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang

perkembangan teknologi produksi transportasi (eksplorasi)

c. Siswa mengamati slide powerpoint yang berisi video jenis alat

transportasi (eksplorasi)

d. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis alat

transportasi dan perbedan teknologi transportasi tradisional dan

modern melalui slide powerpoint (eksplorasi)

e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah

anggota 6 orang dan setiap anggota kelompok mendapatkan

nomor yang berbeda (elaborasi)

f. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(elaborasi)

g. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menemukan

jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok

mengetahui jawaban tersebut (elaborasi)

h. Guru memanggil salah satu nomor, kemudian siswa yang

nomornya dipanggil mempresentasikan hasil diskusi dari

kelompok mereka (elaborasi)

i. Dilanjutkan oleh kelompok lain dengan penunjukkan acak pula

oleh guru (elaborasi)

317

j. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi (konfirmasi)

k. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi

perkembangan teknologi transportasi (konfirmasi)

l. Siswa dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran diberikan

reward atau penghargaan (konfirmasi)

4. Kegiatan Akhir (15 menit)

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

c. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

dilaksanakan

d. Guru memberikan tindak lanjut/ pekerjaan rumah dan

menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

e. Guru menutup pembelajaran

VIII. Media dan Sumber Belajar

1. Media :

a. LCD proyektor

b. Laptop

c. Slide Powerpoint yang berisi gambar, video, dan bacaan tentang

materi perkembangan teknologi transportasi

d. Nomor kepala dan label nama kelompok

2. Sumber belajar :

a. Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.

b. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.

c. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka

Setia.

d. Radjiman, A. Triyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk

Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional.

318

e. Suranti dan Saptiarso, Eko Setiawan. 2009. Ilmu Pengetahuan

Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV . Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

f. Sutoyo, Leo Agung. 2009. IPS 4 : untuk SD/MI Kelas 4.

Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

IX. Penilaian

1. Teknik penilaian

a. Penilaian kognitif : Tes (Tes Tertulis)

b. Penilaian Afektif : Non Tes (Observasi)

c. Penilaian Psikomotorik : Non Tes (Observasi)

2. Instrumen Penilaian

a. Penilaian kognitif : Tes evaluasi (pilihan ganda dan uraian)

b. Penilaian Afektif : Lembar Observasi Afektif

c. Penilaian Psikomotorik : Lembar Observasi Psikomotor

Semarang, 18 Februari 2015

MATERI AJAR

319

SIKLUS III

Standar Kompetensi

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

serta pengalaman menggunakannya.

Perkembangan Teknologi Transportasi

Apakah kamu pernah melihat orang berdesak-desakan di terminal bus, di

stasiun kereta api, di pelabuhan laut, dan di bandar udara. Sarana pengangkutan

sangat penting bagi hidup manusia. Sarana pengangkutan disebut juga alat

transportasi. Tahukah kamu bahwa alat-alat transportasi yang ada sekarang ini

mengalami proses perrkembangan yang panjang? Dulu orang menggunakan

alat transportasi yang masih sangat sederhana. Bahkan pada zaman dulu kalau

bepergian orang hanya berjalan kaki. Sekarang orang sudah memakai alat

transportasi modern. Coba sebutkan beberapa alat transportasi yang digunakan

dewasa ini! Alat atau sarana transportasi yang digunakan dewasa ini terdiri dari

transportasi darat, transportasi air, dan transportasi udara. Ketiga kelompok

transportasi ini akan dibahas di bawah ini.

1. Transportasi Darat

Transportasi darat adalah sarana pengangkutan yang menghubungkan dua

tempat yang berjauhan melalui darat. Pada masa lalu alat transportasi darat

misalnya kuda, keledai, gajah, dan kerbau. Untuk masa sekarang alat

transportasi darat dibagi menjadi dua. Ada transportasi yang tidak

menggunakan tenaga mesin. Misalnya becak, pedati, dokar, bendi, dan sepeda.

ada pula yang menggunakan tenaga mesin. Misalnya sepeda motor, bis, mobil,

dan kereta. Transportasi darat harus didukung sarana yang baik. Sarana

pendukungnya antara lain sebagai berikut.

a. Jalan merupakan sarana penghubung dari satu kota ke kota yang lain.

Oleh karena jumlah kendaraan dan pengguna jalan semakin banyak,

320

jalanan juga semakin macet. Akhirnya pemerintah membangun jalan tol

dan jembatan layang di kotakota besar. Tujuannya untuk mengurangi

kemacetan.

b. Terminal merupakan tempat pemberhentian bis yang terdapat di kota-kota

dati II.

c. Stasiun merupakan tempat pemberhentian kereta api. Pemerintah juga

membangun prasarana seperti rel, palang pintu kereta api, dan lain-lain.

Kereta api adalah angkutan darat paling murah yang banyak diminati

masyarakat.

2. Alat Transportasi Udara

Di Indonesia, sarana transportasi udara mengalami kemajuan pesat. Setiap

ibu kota provinsi sudah memiliki bandar udara. Bahkan beberapa kota terpencil

sudah ada yang memiliki bandar udara. Penerbangan sudah menjangkau

daerah-daerah terpencil. Penerbangan ini disebut penerbangan perintis.

Perhubungan udara sudah digunakan sejak ditemukannya balon gas. Pada

waktu itu, balon gas hanya mampu mengangkut tiga sampai empat orang.

Kelemahannya waktu tempuh perjalanannya lambat. Seiring perkembangan

teknologi, manusia menciptakan alat transportasi modern yang lebih cepat.

Releigh dan Wright bersaudara, seorang ahli dari Amerika mengawali

kemajuan teknologi transportasi udara. Mereka berhasil membuat kapal terbang

sederhana. Kemajuan ini diikuti para ahli yang lain. Kini masyarakat dapat

memanfaatkan alat transportasi udara yang lebih cepat. Transportasi udara

meliputi angkutan udara sipil dan angkutan militer. Angkutan udara militer

digunakan untuk kepentingan pertahanan negara, misalnya pesawat tempur.

Adapun angkutan sipil digunakan untuk angkutan penumpang dan barang,

misalnya mengangkut jamaah haji. Angkutan udara di negara kita dikelola oleh

pemerintah yaitu PT Angkasa Pura,selain itu juga dikelola oleh pihak swasta.

3. Transportasi Air

Lihatlah peta negara kita Indonesia! Di dalam peta itu, kita melihat bahwa

negara kita terdiri dari banyak pulau. Pulau-pulau itu terbentang dari Sabang

sampai Merauke. Pulau-pulau itu dipisahkan oleh selat, laut, dan lautan yang

321

luas. Tentu saja untuk bepergian dari satu pulau ke pulau lain tidak dapat

menggunakan angkutan darat. Negara kita sangat memerlukan alat transportasi

air. Yang dimaksud alat transportasi air adalah alat transportasi yang digunakan

di sungai, danau, dan laut. Jenis angkutan air dapat kita kelompokkan menjadi

dua, yaitu alat transportasi air bermesin dan alat transportasi air tidak bermesin.

Coba sebutkan alat-alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan laut!

Alat transportasi yang dipakai di sungai, danau, dan laut adalah kano, rakit,

perahu, feri, kapal.

Kendaraan laut itu digerakkan dengan baling-baling di dalam air.

Sebelum mesin uap ditemukan, kapal digerakkan dengan layar dan dayung.

Jadi, dulu orang berlayar bergantung pada angin. Karena bergantung pada

angin, maka pada zaman dulu kalau orang berlayar itu bisa lama sekali. Ingat

para pedagang rempah-rempah pada zaman dulu perlu waktu berbulanbulan

untuk mencapai Maluku dari Spanyol.

Zaman sekarang sudah berbeda. Kapal sudah digerakkan dengan mesin

diesel, mesin uap. Ada juga kapal yang digerakkan dengan tenaga nuklir. Kapal

uap mulai menggantikan layar pada awal abad XIX. Pertama kali, kapal uap

didorong oleh roda-roda pendayung yang besar. Letak roda-roda itu ada di

samping kiri dan kanan kapal. Sejak tahun 1840 mulai dipakai baling-baling

seperti yang ada di kapal sekarang. Baling-baling itu ada di bagian belakang

kapal dan berada di dalam air. Bahan bakar kapal uap adalah batubara. Badan

kapal sebelumnya terbuat dari kayu diganti dengan besi. Kemudian, besi

diganti dengan baja. Menurut fungsinya, ada bermacam-macam jenis kapal.

Mari kita lihat satu per satu.

1. Kapal barang Jenis kapal khusus untuk mengangkut barang-barang.

Biasanya dipakai untuk mengangkut mobil, beras, kontainer, dan

sebagainya.

2. Kapal penumpang Kapal yang khusus mengangkut orang. Yang

termasuk kapal penumpang adalah kapal ferry.

3. Kapal tanker Kapal tanker adalah kapal yang khusus digunakan untuk

mengangkut minyak, gas, pelumas, solar, bensin.

322

4. Kapal perang Kapal perang adalah kapal yang khusus digunakan oleh

angkatan laut untuk berperang. Kapal jenis ini dilengkapi dengan

senjatasenjata dan meriam. Bahkan ada kapal yang dapat dipakai untuk

mengangkut pesawat. Kapal ini namanya kapal induk.

5. Kapal tunda Kapal tunda adalah kapal yang digunakan untuk memandu

kapalkapal besar waktu masuk ke pelabuhan atau keluar pelabuhan.

6. Kapal ikan Kapal ikan adalah kapal yang digunakan para nelayan khusus

untuk menangkap ikan.

7. Kapal riset Kapal riset adalah kapal yang digunakan oleh para ahli atau

peneliti untuk meneliti kehidupan laut.

Urusan transportasi laut diatur oleh Dirjen Perhubungan Laut di bawah

naungan Departemen Perhubungan. Perusahaan pemerintah yang mengelola

transportasi laut adalah PT Pelni dan Perum ASDP. Pelni singkatan dari

Pelayaran Nasional Indonesia. ASDP singkatan dari Angkutan Sungai Danau

dan Penyeberangan.

Untuk mendukung lancarnya perjalanan laut diperlukan dermagadermaga

atau pelabuhan untuk berlabuh kapal. Ada banyak pelabuhan di Indonesia.

Misalnya, Pelabuhan Tanjungpriok (Jakarta), Tanjungperak (Surabaya),

Tanjungemas (Semarang), dan Belawan (Medan). Bisakah kamu menyebutkan

nama-nama pelabuhan lainnya? Di mana letak pelabuhan yang kamu sebutkan

itu?

Perbandingan teknologi alat komunikasi tradisional dan modern

Alat Komunikasi tradisional Alat Komunikasi Modern

Biaya murah Harganya mahal

Bahan yang digunakan mudah didapat Pembuatannya sulit

Aman dipergunakan Nyaman digunakan

Tidak menimbulkan polusi Menimbulkan polusi

Mudah rusak Awet

Jalannya tidak cepat Jalannya cepat

Jumlah barang yang diangkut terbatas Jumlah barang yang diangkut banyak

Tidak banyak dinikmati Diminati banyak orang

323

RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

324

325

326

327

LEMBAR KERJA SISWA

Siklus III

Tugas 1.

Petunjuk:

- Susunlah gambar-gambar di dalam amplop berdasarkan jenis

transportasinya!

- Tempelkan dan berilah nama pada setiap gambar tersebut ke dalam kolom!

- Beri tanda √ pada kolom “Transportasi Tradisional” atau “Transportasi

Modern” sesuai dengan jenis alat transportasi yang kamu tempel!

Jenis

Transpor

tasi

Nama dan gambar alat

transportasi

Tra

nsp

ort

asi

Tra

dis

ional

Tra

nsp

ort

aasi

Moder

n

Darat

Udara

Air/Laut

Nama Kelompok: …………………………………….

1. ………………………………………………………….

2. ………………………………………………………….

3. …………………………………………………........

4. ………………………………………………………….

5. ………………………………………………………….

6. ………………………………………………………….

328

Tugas 2

Petunjuk: Sempurnakan tabel perbandingan teknologi transportasi tradisional

dan modern berikut ini!

Alat Transportasi

…….…………………………

Alat Transportasi

…………..…………………..

Biaya murah ………………………………………..

……………………………………….. Pembuatannya sulit

Aman digunakan Nyaman digunakan

………………………………………… Menimbulkan polusi

Mudah rusak ……………………

………………………………………… Jalannya cepat

Jumlah barang yang diangkut terbatas …………………………………………..

Tidak banyak dinikmati …………………………………………

329

GAMBAR YANG DI DALAM AMPLOP

330

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA

Siklus III

Jenis

Transpor

tasi

Nama dan gambar alat transportasi

Tra

nsp

ort

asi

Tra

dis

ional

Tra

nsp

ort

aasi

Moder

n

Darat

Bus Kereta

Becak Delman

Udara

Balon udara

Helikopter Pesawat Terbang

Air/Laut

Rakit Perahu

331

Speedboat Kapal feri

Alat Komunikasi tradisional Alat Komunikasi Modern

Biaya murah Harganya mahal

Bahan yang digunakan mudah didapat Pembuatannya sulit

Aman dipergunakan Nyaman digunakan

Tidak menimbulkan polusi Menimbulkan polusi

Mudah rusak Awet

Jalannya tidak cepat Jalannya cepat

Jumlah barang yang diangkut terbatas Jumlah barang yang diangkut banyak

Tidak banyak dinikmati Diminati banyak orang

332

KISI-KISI EVALUASI

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Penilaian

Teknik Bentuk Ranah No

Soal

2.

Mengenal

sumber

daya alam,

kegiatan

ekonomi

dan

kemajuan

teknologi

di

lingkungan

kabupaten /

kota dan

provinsi

2.3 Mengenal

perkembangan

teknologi

produksi,

komunikasi

dan

transportasi

serta

pengalaman

menggunakan

nya

2.3.9 Menjelaskan

perkembanga

n teknologi

transportasi

Tes

Tertulis

Pilihan

ganda

Uraian

C1

C2

1, 5,6

13, 14

2.3.10 Membedakan

jenis-jenis

transportasi

Pilihan

ganda

Uraian

C2

C4

2, 3,

4, 7

11, 12

2.3.11 Menyempurn

akan tabel

perbandingan

teknologi

transportasi

tradisional

dan modern

Pilihan

ganda

Uraian

C6

C6

8, 9,

10

15

2.3.12 Menunjukkan

contoh sikap

jujur

Observ

asi

Lbr.

Observa

si

Afektif

Afek

tif

-

333

SOAL EVALUASI

Siklus III

Nama :

Kelas/No. :

I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat di bawah ini!

1. Kegiatan perpindahan atau pengangkutan yang dilakukan manusia

untuk berpindah tempat adalah kegiatan ….

a. konsumsi

b. produksi

c. komunikasi

d. transportasi

2. Transportasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu …, …, ….

a. darat, air, laut

b. darat, udara, laut

c. darat, udara, angkasa

d. darat, laut, sungai

3. Berikut ini yang termasuk alat transportasi air adalah. . . .

a. perahu

b. becak

c. bajai

d. sepeda

4. Berikut ini yang tidak termasuk alat transportasi tradisioal adalah …

a. perahu

b. delman

c. becak

d. kereta api

5. Sebelum menemukan alat transportasi, pada zaman dahulu orang

bepergian dengan cara ….

a. berjalan kaki

b. naik delman

c. naik kereta

d. naik bus

6. Salah satu kelemahan alat transportasi tradisional adalah ….

a. lambat

b. menimbulkan polusi

c. rawan kecelakaan

d. mahal

7. Di bawah ini angkutan darat bermesin adalah ….

a. speed boat

b. pesawat terbang

c. mobil

d. kapal tanker

NILAI

334

Perhatikan tabel perbandingan alat transportasi tradisional dan modern

berikut ini, untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 8-10!

No. Alat Transportasi tradisional Alat Transportasi Modern

A Aman digunakan Nyaman digunakan

B Biaya lebih murah ....

C …. Menimbulkan polusi udara

D Kecepatannya lebih … Lebih tinggi

8. Jawaban yang paling tepat untuk mengisi titik-titik nomor B pada tabel

di atas adalah ….

a. lebih mahal

b. sama murahnya

c. biaya geratis

d. biaya ditanggung pemerintah

9. Jawab yang tepat untuk mengisi titik-titik nomor C pada tabel di atas

adalah ….

a. menimbulkan polusi air

b. menimbulkan polusi suara

c. menimbulkan polusi udara

d. tidak menimbulkan polusi

10. Jawab yang tepat untuk mengisi titik-titik nomor D pada tabel di atas

adalah ….

a. tinggi

b. sama tinggi

c. lambat

d. cepat

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan tepat!

11. Sebutkan 3 jenis transportasi jika dilihat dari tempatnya! Berikan

contohnya masing-masing 3!

12. Sebutkan 3 contoh alat transportasi tradisional dan 3 contoh alat

transportasi modern!

13. Sebutkan 3 kekurangan transportasi modern!

14. Sebutkan 3 kelebihan transportasi tradisional!

15. Sempurnakan tabel pebandingan antara alat transportasi tradisional dan

modern berikut ini!

335

Alat Transportasi

…….…………………………

Alat Transportasi

…………..…………………..

Biaya murah ………………………………………..

………………………………………… Menimbulkan polusi

Mudah rusak ……………………

………………………………………… Jalannya cepat

Jumlah barang yang diangkut terbatas …………………………………………..

336

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI

Siklus III

I. Pilihan Ganda

1. d

2. b

3. a

4. d

5. a

6. a

7. c

8. a

9. d

10. c

II. Uraian

11. Darat : mobil, becak, kereta, bus, mobil, delman, sepeda, sepeda motor,

truk, dll

Laut: kapal, perahu, rakit, speed boat, skoci, kapal layar, dll

Udara: helicopter, pesawat terbang, balon udara, jet, dll.

12. Tradisional: becak, sepeda, delman, kapal layar, perahu, balon udara,

dll

Modern: mobil, sepeda motor, bus, truk, kereta, pesawat terbang, kapal,

speed boat, helicopter, dll.

13. Harganya lebih mahal, menimbulkan polusi udara, sangat bergantung

pada mesin, pembuatannya susah dan rumit

14. Biaya lebih murah, pembuatannya mudah dan sederhana, tidak

menimbulkan polusi, dll

15.

Alat Transportasi

Tradisional

Alat Transportasi

Modern

Biaya murah Biaya mahal

Tidak menimbulkan polusi Menimbulkan polusi

Mudah rusak Awet

Jalnnya tidak cepat/lambat Jalannya cepat

Jumlah barang yang diangkut terbatas Jumlah barang yang diangkut banyak

337

PEDOMAN PENSKORAN

N =

x 10 N : nilai yang diperoleh

A : jumlah skor yang diperoleh pilihan

ganda

B: jumlah skor yang diperoleh uraian

Pilihan ganda (A):

Benar = Skor 1

Salah = Skor 0

Uraian (B):

Benar = Skor Maksimal 4

338

Lampiran II

Hasil Penelitian

339

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI

MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS

IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

Siklus I

Nama Guru : Widya Nur Eviany

Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Kelas/Semester : IVA/ 2

Materi : Perkembangan Teknologi Produksi

Hari/tanggal : Jum’at, 6 Februari 2015

Petunjuk :

3. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.

4. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator

pengamatan!

Skala Penilaian :

Skala Penilaian Penjelasan

Niali 4 Jika semua deskriptor nampak

Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak

Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak

Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak

Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak

(Rusman, 2013: 98)

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

1

Membuka pelajaran

(keterampilan membuka

pembelajaran,

keterampilan bertanya)

1. Mengucapkan salam √ 4

2. Berdoa √

3. Melakukan presensi √

4. Melakukan apersepsi √

2

Menyampaikan tujuan

pembelajaran

(keterampilan membuka

1. Sesuai indikator pembelajaran √ 2

2. Sesuai tingkat perkembangan

anak √

340

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

pembelajaran) 3. Memuat Audience, Behavior,

Condition, Degree

4. Suara guru jelas terdengar ke

seluruh ruang kelas

3

Menggunakan media

powerpoint

(keterampilan

menggunakan variasi)

1. Media dapat dilihat jelas oleh

siswa

3

2. Media sesuai dengan tujuan

pembelajaran √

3. Media yang ditampilkan

menarik √

4. Media yang ditampilkan

sesuai dengan karakteristik

siswa

4

Melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang

materi pembelajaran

(keterampilan bertanya)

1. Memberikan pertanyaan

dengan jelas dan singkat √

2

2. Pertanyaan sesuai dengan

materi dan bersifat menggali

pengetahuan

3. Mengarahkan siswa

menjawab benar

4. Memberi kesempatan siswa

berpikir

5

Menjelaskan materi

pembelajaran

(keterampilan

menjelaskan,

keterampilan

menggunakan variasi)

1. Materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran √

2

2. Menggunakan bahasa yang

jelas dan mudah dipahami

3. Memberi tekanan pada bagian

yang penting

4. Menggunakan contoh/ilustrasi

melalui media powerpoint √

6

Melakukan variasi

dalam proses

pembelajaran

(keterampilan

melakukan variasi)

1. Memusatkan perhatian siswa √ 3

2. Melakukan perubahan posisi

dalam kelas √

3. Menggunakan alat bantu yang

dapat dilihat (menulis di

papan tulis, menunjukkan

gambar/ video melalui media

powerpoint

4. Pola interaksi dengan siswa

dilakukan secara langsung

melalui media powerpoint.

7 Membimbing

pembentukan kelompok

1. Membentuk kelompok secara

heterogen √

2

341

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

kecil dan menjelaskan

aturan diskusi

(keterampilan mengelola

kelas dan keterampilan

mengajar kelompok

kecil dan perorangan)

2. Membantu siswa menata meja

dan kursi kelompok √

3. Memberi aturan diskusi yang

jelas

4. Menegur siswa yang gaduh

dengan bijaksana

8

Membimbing diskusi

kelompok siswa

(keterampilan

membimbing diskusi

kelompok kecil)

1. Memotivasi siswa untuk

bekerjasama dengan

kelompoknya

1

2. Memberi bantuan pada siswa

yang kurang paham √

3. Mendorong siswa

mengutarakan pendapat

4. Selalu menciptakan kondisi

diskusi yang optimal

9

Menggunakan model

NHT dalam diskusi

kelompok (keterampilan

menggunakan model

NHT)

1. Memberikan nomor kepala

kepada masing-masing

anggota kelompok

3

2. Memberikan tugas tiap-tiap

kelompok √

3. Memberikan kesempatan

siswa untuk menyatukan

pendapatnya

4. Melakukan pemanggilan

nomor secara adi

10

Membimbing presentasi

hasil diskusi kelompok

(keterampilan mengajar

kelompok kecil dan

perorangan).

1. Mengadakan pendekatan

secara pribadi

1

2. Membimbing siswa berperan

aktif dalam menyampaikan

pendapat

3. Membantu siswa maju ke

depan kelas tanpa mengalami

frustasi

4. Mengarahkan siswa

menanggapi hasil diskusi

kelompok lain

11

Memberikan penguatan

kepada siswa

(keterampilan memberi

penguatan)

1. Memberi penguatan verbal

(berupa kata-kata positif:

bagus, benar, pintar, hebat,

dsb)

2

2. Memberi penguatan gestural

(memberikan acungan jempol,

senyuman, anggukan kepala,

342

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

tepuk tangan dll)

3. Memberi penguatan dengan

cara mendekati anak.

4. Memberi reward kepada siswa

yang aktif selama

pembelajaran berupa simbol

(stiker, gambar)

12

Menutup pelajaran

(keterampilan menutup

pembelajaran)

1. Menyimpulkan pembelajaran √ 4

2. Melaksanakan evaluasi √

3. Memberikan tindak lanjut √

4. Salam Penutup √

Jumlah Skor 28

Kategori Baik

Kriteria penilaian:

Skor tertinggi (T) = 12x4=48

Skor terendah (R) = 12x0=0

Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49

Q1= kuartil pertama

Letak Q1=

(n +1)

=

(49+1)

=

x50

= 12,5

Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)

= 11+ 0,5 (12-11)

= 11 + 0,5

= 11,5

Jadi nilai Q1 adalah 11,5

Q2= kuartil kedua

Letak Q2=

(n +1)

=

(49+1)

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 =

(n +1)

=

(49 +1 )

=

x 50

= 37,5

Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)

= 36 + 0,5 (40-39)

= 36 + 0,5

= 36,5

Jadi nilai Q3 adalah 36,5

Q4= kuartil keempat

Q4 = T = 48

Jadi nilai Q4 adalah 48

343

=

x 50

= 25

Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)

= 24 + 0(25-24)

= 24 + 0

= 24

Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)

Kategori Skor Keterampilan Guru

Kriteria Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan

36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas

24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas

11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas

0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas

Semarang, 6 Februari 2015

Observer,

ML. Dyah K. A., S.Pd.

NIP. 19691020 199103 2 009

344

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI

MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS

IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

Siklus II

Nama Guru : Widya Nur Eviany

Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Kelas/Semester : IVA/ 2

Materi : Perkembangan Teknologi Komunikasi

Hari/tanggal : Rabu, 11 Februari 2015

Petunjuk :

5. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.

6. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator

pengamatan!

Skala Penilaian :

Skala Penilaian Penjelasan

Niali 4 Jika semua deskriptor nampak

Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak

Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak

Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak

Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak

(Rusman, 2013: 98)

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

1

Membuka pelajaran

(keterampilan membuka

pembelajaran,

keterampilan bertanya)

1. Mengucapkan salam √ 4

2. Berdoa √

3. Melakukan presensi √

4. Melakukan apersepsi √

2

Menyampaikan tujuan

pembelajaran

(keterampilan membuka

1. Sesuai indikator pembelajaran √ 3

2. Sesuai tingkat perkembangan

anak √

345

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

pembelajaran) 3. Memuat Audience, Behavior,

Condition, Degree √

4. Suara guru jelas terdengar ke

seluruh ruang kelas

3

Menggunakan media

powerpoint

(keterampilan

menggunakan variasi)

1. Media dapat dilihat jelas oleh

siswa √

4

2. Media sesuai dengan tujuan

pembelajaran √

3. Media yang ditampilkan

menarik √

4. Media yang ditampilkan

sesuai dengan karakteristik

siswa

4

Melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang

materi pembelajaran

(keterampilan bertanya)

1. Memberikan pertanyaan

dengan jelas dan singkat √

3

2. Pertanyaan sesuai dengan

materi dan bersifat menggali

pengetahuan

3. Mengarahkan siswa

menjawab benar

4. Memberi kesempatan siswa

berpikir √

5

Menjelaskan materi

pembelajaran

(keterampilan

menjelaskan,

keterampilan

menggunakan variasi)

1. Materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran √

3

2. Menggunakan bahasa yang

jelas dan mudah dipahami

3. Memberi tekanan pada bagian

yang penting √

4. Menggunakan contoh/ilustrasi

melalui media powerpoint √

6

Melakukan variasi

dalam proses

pembelajaran

(keterampilan

melakukan variasi)

1. Memusatkan perhatian siswa 3

2. Melakukan perubahan posisi

dalam kelas √

3. Menggunakan alat bantu yang

dapat dilihat (menulis di

papan tulis, menunjukkan

gambar/ video melalui media

powerpoint

4. Pola interaksi dengan siswa

dilakukan secara langsung

melalui media powerpoint.

7 Membimbing

pembentukan kelompok

1. Membentuk kelompok secara

heterogen √

3

346

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

kecil dan menjelaskan

aturan diskusi

(keterampilan mengelola

kelas dan keterampilan

mengajar kelompok

kecil dan perorangan)

2. Membantu siswa menata meja

dan kursi kelompok

3. Memberi aturan diskusi yang

jelas √

4. Menegur siswa yang gaduh

dengan bijaksana √

8

Membimbing diskusi

kelompok siswa

(keterampilan

membimbing diskusi

kelompok kecil)

1. Memotivasi siswa untuk

bekerjasama dengan

kelompoknya

2

2. Memberi bantuan pada siswa

yang kurang paham √

3. Mendorong siswa

mengutarakan pendapat

4. Selalu menciptakan kondisi

diskusi yang optimal

9

Menggunakan model

NHT dalam diskusi

kelompok (keterampilan

menggunakan model

NHT)

1. Memberikan nomor kepala

kepada masing-masing

anggota kelompok

3

2. Memberikan tugas tiap-tiap

kelompok √

3. Memberikan kesempatan

siswa untuk menyatukan

pendapatnya

4. Melakukan pemanggilan

nomor secara adi

10

Membimbing presentasi

hasil diskusi kelompok

(keterampilan mengajar

kelompok kecil dan

perorangan).

1. Mengadakan pendekatan

secara pribadi

2

2. Membimbing siswa berperan

aktif dalam menyampaikan

pendapat

3. Membantu siswa maju ke

depan kelas tanpa mengalami

frustasi

4. Mengarahkan siswa

menanggapi hasil diskusi

kelompok lain

11

Memberikan penguatan

kepada siswa

(keterampilan memberi

penguatan)

1. Memberi penguatan verbal

(berupa kata-kata positif:

bagus, benar, pintar, hebat,

dsb)

2

2. Memberi penguatan gestural

(memberikan acungan jempol,

senyuman, anggukan kepala,

347

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

tepuk tangan dll)

3. Memberi penguatan dengan

cara mendekati anak.

4. Memberi reward kepada siswa

yang aktif selama

pembelajaran berupa simbol

(stiker, gambar)

12

Menutup pelajaran

(keterampilan menutup

pembelajaran)

1. Menyimpulkan pembelajaran √ 4

2. Melaksanakan evaluasi √

3. Memberikan tindak lanjut √

4. Salam Penutup √

Jumlah Skor 36

Kategori Baik

Kriteria penilaian:

Skor tertinggi (T) = 12x4=48

Skor terendah (R) = 12x0=0

Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49

Q1= kuartil pertama

Letak Q1=

(n +1)

=

(49+1)

=

x50

= 12,5

Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)

= 11+ 0,5 (12-11)

= 11 + 0,5

= 11,5

Jadi nilai Q1 adalah 11,5

Q2= kuartil kedua

Letak Q2=

(n +1)

=

(49+1)

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 =

(n +1)

=

(49 +1 )

=

x 50

= 37,5

Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)

= 36 + 0,5 (40-39)

= 36 + 0,5

= 36,5

Jadi nilai Q3 adalah 36,5

Q4= kuartil keempat

Q4 = T = 48

Jadi nilai Q4 adalah 48

348

=

x 50

= 25

Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)

= 24 + 0(25-24)

= 24 + 0

= 24

Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)

Kategori Skor Keterampilan Guru

Kriteria Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan

36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas

24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas

11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas

0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas

Semarang, 11 Februari 2015

Observer,

ML. Dyah K. A., S.Pd.

NIP. 19691020 199103 2 009

349

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI

MODEL NHT DENGAN MESIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS

IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

Siklus III

Nama Guru : Widya Nur Eviany

Nama SD : SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Kelas/Semester : IVA/ 2

Materi : Perkembangan Teknologi Transportasi

Hari/tanggal : Rabu, 18 Februari 2015

Petunjuk :

1. Bacalah dengan cermat indikator dan deskriptor keterampilan guru.

2. Berilah tanda check ( √) pada kolom deskriptor tampak sesuai indikator

pengamatan!

Skala Penilaian :

Skala Penilaian Penjelasan

Niali 4 Jika semua deskriptor nampak

Nilai 3 Jika hanya 3 deskriptor yang nampak

Nilai 2 Jika hanya 2 deskriptor yang nampak

Nilai 1 Jika hanya 1 deskriptor yang nampak

Nilai 0 Jika tidak ada deskriptor yang nampak

(Rusman, 2013: 98)

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

1

Membuka pelajaran

(keterampilan membuka

pembelajaran,

keterampilan bertanya)

1. Mengucapkan salam √ 4

2. Berdoa √

3. Melakukan presensi √

4. Melakukan apersepsi √

2

Menyampaikan tujuan

pembelajaran

(keterampilan membuka

1. Sesuai indikator pembelajaran √ 4

2. Sesuai tingkat perkembangan

anak √

350

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

pembelajaran) 3. Memuat Audience, Behavior,

Condition, Degree √

4. Suara guru jelas terdengar ke

seluruh ruang kelas √

3

Menggunakan media

powerpoint

(keterampilan

menggunakan variasi)

1. Media dapat dilihat jelas oleh

siswa √

4

2. Media sesuai dengan tujuan

pembelajaran √

3. Media yang ditampilkan

menarik √

4. Media yang ditampilkan

sesuai dengan karakteristik

siswa

4

Melakukan tanya jawab

dengan siswa tentang

materi pembelajaran

(keterampilan bertanya)

1. Memberikan pertanyaan

dengan jelas dan singkat √

4

2. Pertanyaan sesuai dengan

materi dan bersifat menggali

pengetahuan

3. Mengarahkan siswa

menjawab benar √

4. Memberi kesempatan siswa

berpikir √

5

Menjelaskan materi

pembelajaran

(keterampilan

menjelaskan,

keterampilan

menggunakan variasi)

1. Materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran √

3

2. Menggunakan bahasa yang

jelas dan mudah dipahami √

3. Memberi tekanan pada bagian

yang penting

4. Menggunakan contoh/ilustrasi

melalui media powerpoint √

6

Melakukan variasi

dalam proses

pembelajaran

(keterampilan

melakukan variasi)

1. Memusatkan perhatian siswa √ 4

2. Melakukan perubahan posisi

dalam kelas √

3. Menggunakan alat bantu yang

dapat dilihat (menulis di

papan tulis, menunjukkan

gambar/ video melalui media

powerpoint

4. Pola interaksi dengan siswa

dilakukan secara langsung

melalui media powerpoint.

7 Membimbing

pembentukan kelompok

1. Membentuk kelompok secara

heterogen √

3

351

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

kecil dan menjelaskan

aturan diskusi

(keterampilan mengelola

kelas dan keterampilan

mengajar kelompok

kecil dan perorangan)

2. Membantu siswa menata meja

dan kursi kelompok

3. Memberi aturan diskusi yang

jelas √

4. Menegur siswa yang gaduh

dengan bijaksana √

8

Membimbing diskusi

kelompok siswa

(keterampilan

membimbing diskusi

kelompok kecil)

1. Memotivasi siswa untuk

bekerjasama dengan

kelompoknya

4

2. Memberi bantuan pada siswa

yang kurang paham √

3. Mendorong siswa

mengutarakan pendapat √

4. Selalu menciptakan kondisi

diskusi yang optimal √

9

Menggunakan model

NHT dalam diskusi

kelompok (keterampilan

menggunakan model

NHT)

1. Memberikan nomor kepala

kepada masing-masing

anggota kelompok

4

2. Memberikan tugas tiap-tiap

kelompok √

3. Memberikan kesempatan

siswa untuk menyatukan

pendapatnya

4. Melakukan pemanggilan

nomor secara adi √

10

Membimbing presentasi

hasil diskusi kelompok

(keterampilan mengajar

kelompok kecil dan

perorangan).

1. Mengadakan pendekatan

secara pribadi √

4

2. Membimbing siswa berperan

aktif dalam menyampaikan

pendapat

3. Membantu siswa maju ke

depan kelas tanpa mengalami

frustasi

4. Mengarahkan siswa

menanggapi hasil diskusi

kelompok lain

11

Memberikan penguatan

kepada siswa

(keterampilan memberi

penguatan)

1. Memberi penguatan verbal

(berupa kata-kata positif:

bagus, benar, pintar, hebat,

dsb)

3

2. Memberi penguatan gestural

(memberikan acungan jempol,

senyuman, anggukan kepala,

352

No Indikator Deskriptor

Nampak

(√) Skor

tepuk tangan dll)

3. Memberi penguatan dengan

cara mendekati anak. √

4. Memberi reward kepada siswa

yang aktif selama

pembelajaran berupa simbol

(stiker, gambar)

12

Menutup pelajaran

(keterampilan menutup

pembelajaran)

1. Menyimpulkan pembelajaran √ 4

2. Melaksanakan evaluasi √

3. Memberikan tindak lanjut √

4. Salam Penutup √

Jumlah Skor 46

Kategori Sangat

Baik

Kriteria penilaian:

Skor tertinggi (T) = 12x4=48

Skor terendah (R) = 12x0=0

Banyaknya skor (n) = (T-R)+1= (48-0)+1=49

Q1= kuartil pertama

Letak Q1=

(n +1)

=

(49+1)

=

x50

= 12,5

Nilai Q1 = X12 + 0,5(X13 – X12)

= 11+ 0,5 (12-11)

= 11 + 0,5

= 11,5

Jadi nilai Q1 adalah 11,5

Q2= kuartil kedua

Letak Q2=

(n +1)

Q3 = kuartil ketiga

Letak Q3 =

(n +1)

=

(49 +1 )

=

x 50

= 37,5

Nilai Q3 = X37 + 0,5(X38 – X39)

= 36 + 0,5 (40-39)

= 36 + 0,5

= 36,5

Jadi nilai Q3 adalah 36,5

Q4= kuartil keempat

Q4 = T = 48

353

=

(49+1)

=

x 50

= 25

Nilai Q2 = X25 + 0(X26 – X25)

= 24 + 0(25-24)

= 24 + 0

= 24

Jadi nilai Q2 adalah 24 (median)

Jadi nilai Q4 adalah 48

Kategori Skor Keterampilan Guru

Kriteria Keterampilan Guru Kriteria Ketuntasan

36,5 ≤ skor ≤ 48 Sangat Baik Tuntas

24 ≤ skor < 36,5 Baik Tuntas

11,5 ≤ skor < 24 Cukup Tidak tuntas

0 ≤ skor < 11,5 Kurang Tidak tuntas

Semarang, 18 Februari 2015

Observer,

ML. Dyah K. A., S.Pd.

NIP. 19691020 199103 2 009

354

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS I

No Nama Siswa Indikator Jumlah

Skor Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Almita Dwi Pradita 2 2 2 2 3 3 1 1 0 1 2 2 21 Cukup

2 Al Zibran Mahesa 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 18 Cukup

3 Aulia Putri Adinda 4 2 3 3 1 2 2 1 1 2 2 2 25 Baik

4 Aurelio Nayla T. 2 4 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 27 Baik

5 Bagas Nur Ihsan 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 19 Cukup

6 Damai Ariela Lintang 2 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 27 Baik

7 Dewangga Setiawan 3 2 1 2 1 3 2 0 0 0 0 1 15 Cukup

8 Diah Ayu Maharani C. 2 1 1 3 0 1 0 0 1 1 3 3 16 Cukup

9 Didrika Dewaga S. 4 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 3 22 Cukup

10 Dinar Alfaziano 3 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 25 Baik

11 Dita Dwi Cahyani 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 18 Cukup

12 Diva Aulia Zahra 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 3 4 26 Baik

13 Fredly Mayheisya W. 2 3 4 3 1 3 3 3 3 1 3 4 33 Baik

14 Gading Kaliko 2 1 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 22 Cukup

15 Galih Budi Kurniawan 3 1 2 3 2 4 3 1 1 2 2 3 27 Baik

16 Genta Buana Arfian 2 3 4 3 3 1 1 1 1 0 0 1 20 Cukup

17 Ginasha Firly Janata 2 2 1 1 1 3 2 4 1 0 0 1 18 Cukup

18 Gustika Shalsabila D. 3 3 1 1 3 2 2 1 2 1 0 1 20 Cukup

354

355

19 Haydar Daffa Putra 2 2 4 2 0 2 1 0 2 1 2 4 22 Baik

20 Ivan Rizky Maulana 2 2 2 2 1 2 3 4 1 2 2 4 27 Baik

21 Jhosevan Arya Setya 3 2 3 2 3 2 2 1 1 2 1 3 25 Baik

22 M. Abriel Khirian 2 4 1 1 3 2 1 2 1 0 0 4 21 Cukup

23 M. Adrian Bagas R. 3 3 2 3 1 4 3 1 2 3 2 2 29 Baik

24 M. Al Ahsan 2 2 3 3 3 2 2 4 2 1 1 2 27 Baik

25 M. Hanif Aryo Putra 3 2 1 1 2 2 4 4 2 1 1 4 27 Baik

26 M. Mirza Ardiansyah 2 2 2 2 2 2 1 0 0 3 2 3 21 Cukup

27 Najwa Ayu Shabila 2 2 4 2 1 3 3 2 3 1 2 4 29 Baik

28 Nazifa Delfina A. 2 3 1 1 3 2 2 1 1 2 2 4 24 Baik

29 Nurdiana Rizki R. 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 1 3 26 Baik

30 Pandu Revi Arman 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 28 Baik

31 Rachma Puspa W. 2 2 1 1 1 3 4 3 1 0 0 3 21 Cukup

32 Rakai Aryaguna A. 2 1 2 3 2 2 1 0 0 2 2 4 21 Cukup

33 Rakha Indra Kumara 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 31 Baik

34 Rayhan Indra N. 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 1 4 24 Baik

35 Revina Amalia Putri 2 3 2 1 1 3 2 2 2 1 2 3 24 Baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 3 3 1 3 2 3 2 1 1 1 3 3 26 Baik

37 Rijal Sultan Sofwan 2 3 3 2 1 3 3 2 1 2 3 3 28 Baik

38 Shita Safira Dwitasari 3 1 1 1 2 3 1 0 0 0 0 3 15 Cukup

39 Veronica Angeline 2 3 3 2 1 3 2 1 1 2 3 4 27 Baik

40 Yuan Beliano Aditya 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 25 Baik

41 Yudhistira Mahendra H. 3 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 23 Baik

42 Ahmad Luigi Alwan F. 2 4 3 3 0 3 3 1 0 1 1 3 24 Baik

355

356

43 Aryo Ladrang Lalean E. 2 1 1 2 2 3 2 1 2 1 1 2 20 Cukup

Jumlah Skor 105 102 87 87 73 97 86 74 55 59 68 121 1014 Cukup

Rata-rata Skor 2,44 2,37 2,02 2,02 1,70 2,26 2,00 1,72 1,28 1,37 1,58 2,81 23,58

Semarang, Februari 2015

Observer

Isnaini Nurrohmah

356

357

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS II

No Nama Indikator Jumlah

Skor Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Almita Dwi Pradita 3 4 3 2 3 3 1 1 0 1 2 2 25 Baik

2 Al Zibran Mahesa 3 4 3 3 4 4 1 3 1 1 1 2 30 Baik

3 Aulia Putri Adinda 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 32 Baik

4 Aurelio Nayla T. 4 4 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 29 Baik

5 Bagas Nur Ihsan 3 3 3 2 3 4 2 1 3 1 1 3 29 Baik

6 Damai Ariela Lintang 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 30 Baik

7 Dewangga Setiawan 3 2 3 2 1 3 2 4 0 0 0 2 22 Cukup

8 Diah Ayu Maharani C. 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 37 Baik

9 Didrika Dewaga S. 4 3 3 1 3 2 3 1 3 3 1 3 30 Baik

10 Dinar Alfaziano 3 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 27 Baik

11 Dita Dwi Cahyani 4 3 2 2 3 3 4 1 3 1 1 2 29 Baik

12 Diva Aulia Zahra 3 2 2 1 4 3 3 2 2 2 3 4 31 Baik

13 Fredly Mayheisya W. 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 37 Baik

14 Gading Kaliko 2 3 3 2 2 4 3 3 1 2 4 3 32 Baik

15 Galih Budi Kurniawan 3 3 4 3 2 4 3 1 3 2 2 3 33 Baik

16 Genta Buana Arfian 2 3 4 3 3 4 3 1 2 0 0 2 27 Baik

17 Ginasha Firly Janata 4 2 2 4 3 3 3 4 3 0 4 4 37 Baik

357

358

18 Gustika Shalsabila D. 3 3 2 3 3 2 2 1 2 1 3 3 29 Baik

19 Haydar Daffa Putra 3 4 4 2 4 2 4 2 2 3 2 4 35 Baik

20 Ivan Rizky Maulana 4 3 2 4 1 2 3 4 2 2 2 4 33 Baik

21 Jhosevan Arya Setya 3 2 3 3 3 4 2 1 1 2 1 3 28 Baik

22 M. Abriel Khirian 3 4 3 3 3 2 4 2 1 3 4 4 36 Baik

23 M. Adrian Bagas R. 3 3 2 3 1 4 3 1 2 3 2 2 29 Baik

24 M. Al Ahsan 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 1 2 30 Baik

25 M. Hanif Aryo Putra 3 3 3 1 2 2 4 4 2 3 1 4 32 Baik

26 M. Mirza Ardiansyah 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 30 Baik

27 Najwa Ayu Shabila 3 2 4 2 1 3 3 2 3 3 1 4 31 Baik

28 Nazifa Delfina A. 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3 4 32 Baik

29 Nurdiana Rizki R. 3 3 3 2 3 3 4 3 3 1 1 3 32 Baik

30 Pandu Revi Arman 4 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 2 32 Baik

31 Rachma Puspa W. 4 3 3 3 3 3 4 3 1 0 0 3 30 Baik

32 Rakai Aryaguna A. 4 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 4 34 Baik

33 Rakha Indra Kumara 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 31 Baik

34 Rayhan Indra N. 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 1 4 26 Baik

35 Revina Amalia Putri 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 32 Baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 31 Baik

37 Rijal Sultan Sofwan 4 3 3 2 3 3 3 2 1 2 3 2 31 Baik

38 Shita Safira Dwitasari 3 3 3 3 2 3 3 3 1 0 0 4 28 Baik

39 Veronica Angeline 4 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 30 Baik

40 Yuan Beliano Aditya 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 31 Baik

41 Yudhistira Mahendra H. 3 3 3 2 4 4 2 2 2 2 2 3 32 Baik

358

359

42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 3 3 3 3 3 2 0 2 1 2 30 Baik

43 Aryo Ladrang Lalean E. 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 26 Baik

Jumlah Skor 138 126 125 110 112 123 116 96 86 79 82 125 1318 Baik

Rata-rata Skor 3,21 2,93 2,91 2,56 2,60 2,86 2,70 2,23 2,00 1,84 1,91 2,91 30,65

Semarang, Februari 2015

Observer

Isnaini Nurrohmah

360

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS III

No Nama Indikator Jumlah

Skor Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Almita Dwi Pradita 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 43 Sangat Baik

2 Al Zibran Mahesa 4 4 4 3 4 4 1 3 1 1 4 4 37 Baik

3 Aulia Putri Adinda 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 2 4 38 Sangat Baik

4 Aurelio Nayla T. 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 42 Sangat Baik

5 Bagas Nur Ihsan 4 3 3 4 4 4 2 1 3 1 4 3 36 Baik

6 Damai Ariela Lintang 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 37 Sangat Baik

7 Dewangga Setiawan 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 42 Sangat Baik

8 Diah Ayu Maharani C. 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 41 Sangat Baik

9 Didrika Dewaga S. 4 3 4 4 3 2 4 1 3 3 4 3 38 Sangat Baik

10 Dinar Alfaziano 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 2 4 39 Sangat Baik

11 Dita Dwi Cahyani 4 3 2 4 3 3 4 1 3 3 4 4 38 Sangat Baik

12 Diva Aulia Zahra 3 4 2 4 4 3 3 2 4 4 3 4 40 Sangat Baik

13 Fredly Mayheisya W. 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 39 Sangat Baik

14 Gading Kaliko 4 3 3 4 2 4 3 3 1 2 4 3 36 Baik

15 Galih Budi Kurniawan 4 4 4 3 2 4 3 4 3 2 2 3 38 Sangat Baik

16 Genta Buana Arfian 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 44 Sangat Baik

17 Ginasha Firly Janata 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 40 Sangat Baik

360

361

18 Gustika Shalsabila D. 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 3 39 Sangat Baik

19 Haydar Daffa Putra 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 39 Sangat Baik

20 Ivan Rizky Maulana 4 3 4 4 1 2 3 3 4 2 2 4 36 Sangat Baik

21 Jhosevan Arya Setya 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 42 Sangat Baik

22 M. Abriel Khirian 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 43 Sangat Baik

23 M. Adrian Bagas R. 4 3 2 4 4 4 3 4 2 3 4 4 41 Sangat Baik

24 M. Al Ahsan 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 42 Sangat Baik

25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 44 Sangat Baik

26 M. Mirza Ardiansyah 3 3 2 3 4 4 3 2 4 3 4 3 38 Sangat Baik

27 Najwa Ayu Shabila 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 42 Sangat Baik

28 Nazifa Delfina A. 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 41 Sangat Baik

29 Nurdiana Rizki R. 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 43 Sangat Baik

30 Pandu Revi Arman 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 3 4 42 Sangat Baik

31 Rachma Puspa W. 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 43 Sangat Baik

32 Rakai Aryaguna A. 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 45 Sangat Baik

33 Rakha Indra Kumara 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 2 4 41 Sangat Baik

34 Rayhan Indra N. 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 43 Sangat Baik

35 Revina Amalia Putri 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 3 39 Sangat Baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 3 37 Sangat Baik

37 Rijal Sultan Sofwan 4 4 3 2 3 4 3 2 1 2 3 4 35 Baik

38 Shita Safira Dwitasari 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 43 Sangat Baik

39 Veronica Angeline 4 3 4 4 3 3 4 1 2 2 3 4 37 Sangat Baik

40 Yuan Beliano Aditya 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 41 Sangat Baik

41 Yudhistira Mahendra H. 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 39 Sangat Baik

361

362

42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 44 Sangat Baik

43 Aryo Ladrang Lalean E. 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 41 Sangat Baik

Jumlah Skor 163 152 146 153 141 149 145 121 129 128 141 157 1725 Sangat Baik

Rata-rata Skor 3,79 3,53 3,40 3,56 3,28 3,47 3,37 2,81 3,00 2,93 3,28 3,65 40,12

Semarang, Februari 2015

Observer

Isnaini Nurrohmah

363

DATA PRA SIKLUS

HASIL BELAJAR SISWA

No Nama Nilai

1 Almita Dwi Pradita 60

2 Al Zibran Mahesa 74

3 Aulia Putri Adinda 84

4 Aurelio Nayla T. 73

5 Bagas Nur Ihsan 60

6 Damai Ariela Lintang 73

7 Dewangga Setiawan 72

8 Diah Ayu Maharani C. 40

9 Didrika Dewaga S. 82

10 Dinar Alfaziano 60

11 Dita Dwi Cahyani 73

12 Diva Aulia Zahra 72

13 Fredly Mayheisya W. 60

14 Gading Kaliko 55

15 Galih Budi Kurniawan 50

16 Genta Buana Arfian 77

17 Ginasha Firly Janata 76

18 Gustika Shalsabila D. 77

19 Haydar Daffa Putra 58

20 Ivan Rizky Maulana 70

21 Jhosevan Arya Setya 70

22 M. Abriel Khirian 70

23 M. Adrian Bagas R. 70

24 M. Al Ahsan 72

25 M. Hanif Aryo Putra 82

26 M. Mirza Ardiansyah 75

27 Najwa Ayu Shabila 65

28 Nazifa Delfina A. 74

29 Nurdiana Rizki R. 72

30 Pandu Revi Arman 70

31 Rachma Puspa W. 49

32 Rakai Aryaguna A. 70

33 Rakha Indra Kumara 70

364

34 Rayhan Indra N. 53

35 Revina Amalia Putri 63

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 72

37 Rijal Sultan Sofwan 73

38 Shita Safira Dwitasari 62

39 Veronica Angeline 70

40 Yuan Beliano Aditya 64

41 Yudhistira Mahendra H. 70

42 Ahmad Luigi Alwan F. 70

43 Aryo Ladrang Lalean E. 53

Jumlah 2905

Rata-rata 67,56

Nilai tertinggi 84

Nilai terendah 40

365

DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF

SIKLUS I

No Nama Nilai Kategori

1 Almita Dwi Pradita 67 Tidak Tuntas

2 Al Zibran Mahesa 80 Tuntas

3 Aulia Putri Adinda 73 Tuntas

4 Aurelio Nayla T. 63 Tidak Tuntas

5 Bagas Nur Ihsan 63 Tidak Tuntas

6 Damai Ariela Lintang 77 Tuntas

7 Dewangga Setiawan 80 Tuntas

8 Diah Ayu Maharani C. 63 Tidak Tuntas

9 Didrika Dewaga S. 40 Tidak Tuntas

10 Dinar Alfaziano 67 Tidak Tuntas

11 Dita Dwi Cahyani 73 Tuntas

12 Diva Aulia Zahra 73 Tuntas

13 Fredly Mayheisya W. 67 Tidak Tuntas

14 Gading Kaliko 67 Tidak Tuntas

15 Galih Budi Kurniawan 56 Tidak Tuntas

16 Genta Buana Arfian 83 Tuntas

17 Ginasha Firly Janata 73 Tuntas

18 Gustika Shalsabila D. 80 Tuntas

19 Haydar Daffa Putra 73 Tuntas

20 Ivan Rizky Maulana 73 Tuntas

21 Jhosevan Arya Setya 77 Tuntas

22 M. Abriel Khirian 77 Tuntas

23 M. Adrian Bagas R. 67 Tidak Tuntas

24 M. Al Ahsan 83 Tuntas

25 M. Hanif Aryo Putra 93 Tuntas

26 M. Mirza Ardiansyah 87 Tuntas

27 Najwa Ayu Shabila 67 Tidak Tuntas

28 Nazifa Delfina A. 80 Tuntas

29 Nurdiana Rizki R. 87 Tuntas

30 Pandu Revi Arman 67 Tidak Tuntas

31 Rachma Puspa W. 63 Tidak Tuntas

32 Rakai Aryaguna A. 73 Tuntas

33 Rakha Indra Kumara 87 Tuntas

34 Rayhan Indra N. 67 Tidak Tuntas

366

35 Revina Amalia Putri 73 Tuntas

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 90 Tuntas

37 Rijal Sultan Sofwan 80 Tuntas

38 Shita Safira Dwitasari 93 Tuntas

39 Veronica Angeline 77 Tuntas

40 Yuan Beliano Aditya 67 Tidak Tuntas

41 Yudhistira Mahendra H. 87 Tuntas

42 Ahmad Luigi Alwan F. 83 Tuntas

43 Aryo Ladrang Lalean E. 67 Tidak Tuntas

Jumlah 3183

Rata-rata 74

Nilai tertinggi 93

Nilai terendah 40

Siswa yang tuntas 27

Siswa yang tidak tuntas 16

PeRsentase Ketuntasan Klasikal 62.80%

367

DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF

SIKLUS II

No Nama Nilai Kategori

1 Almita Dwi Pradita 67 Tidak Tuntas

2 Al Zibran Mahesa 67 Tidak Tuntas

3 Aulia Putri Adinda 87 Tuntas

4 Aurelio Nayla T. 80 Tuntas

5 Bagas Nur Ihsan 77 Tuntas

6 Damai Ariela Lintang 87 Tuntas

7 Dewangga Setiawan 80 Tuntas

8 Diah Ayu Maharani C. 53 Tidak Tuntas

9 Didrika Dewaga S. 93 Tuntas

10 Dinar Alfaziano 67 Tidak Tuntas

11 Dita Dwi Cahyani 83 Tuntas

12 Diva Aulia Zahra 83 Tuntas

13 Fredly Mayheisya W. 90 Tuntas

14 Gading Kaliko 90 Tuntas

15 Galih Budi Kurniawan 83 Tuntas

16 Genta Buana Arfian 67 Tidak Tuntas

17 Ginasha Firly Janata 90 Tu ntas

18 Gustika Shalsabila D. 93 Tuntas

19 Haydar Daffa Putra 67 Tidak Tuntas

20 Ivan Rizky Maulana 80 Tuntas

21 Jhosevan Arya Setya 87 Tuntas

22 M. Abriel Khirian 83 Tuntas

23 M. Adrian Bagas R. 63 Tidak Tuntas

24 M. Al Ahsan 83 Tuntas

25 M. Hanif Aryo Putra 90 Tuntas

26 M. Mirza Ardiansyah 90 Tuntas

27 Najwa Ayu Shabila 80 Tuntas

28 Nazifa Delfina A. 83 Tuntas

29 Nurdiana Rizki R. 83 Tuntas

30 Pandu Revi Arman 77 Tuntas

31 Rachma Puspa W. 53 Tidak Tuntas

32 Rakai Aryaguna A. 80 Tuntas

33 Rakha Indra Kumara 73 Tuntas

368

34 Rayhan Indra N. 67 Tidak Tuntas

35 Revina Amalia Putri 77 Tuntas

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 80 Tuntas

37 Rijal Sultan Sofwan 80 Tuntas

38 Shita Safira Dwitasari 77 Tuntas

39 Veronica Angeline 83 Tuntas

40 Yuan Beliano Aditya 67 Tidak Tuntas

41 Yudhistira Mahendra H. 70 Tuntas

42 Ahmad Luigi Alwan F. 77 Tuntas

43 Aryo Ladrang Lalean E. 67 Tidak Tuntas

Jumlah 3354

Rata-rata 78

Nilai tertinggi 93

Nilai terendah 53

Siswa yang tuntas 32

Siswa yang tidak tuntas 12

Persentase Ketuntasan Klasikal 74,42%

369

DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF

SIKLUS III

No Nama Nilai Kategori

1 Almita Dwi Pradita 73 Tuntas

2 Al Zibran Mahesa 90 Tuntas

3 Aulia Putri Adinda 90 Tuntas

4 Aurelio Nayla T. 83 Tuntas

5 Bagas Nur Ihsan 77 Tuntas

6 Damai Ariela Lintang 97 Tuntas

7 Dewangga Setiawan 67 Tidak Tuntas

8 Diah Ayu Maharani C. 60 Tidak Tuntas

9 Didrika Dewaga S. 97 Tuntas

10 Dinar Alfaziano 83 Tuntas

11 Dita Dwi Cahyani 100 Tuntas

12 Diva Aulia Zahra 93 Tuntas

13 Fredly Mayheisya W. 77 Tuntas

14 Gading Kaliko 63 Tidak Tuntas

15 Galih Budi Kurniawan 83 Tuntas

16 Genta Buana Arfian 97 Tuntas

17 Ginasha Firly Janata 90 Tuntas

18 Gustika Shalsabila D. 93 Tuntas

19 Haydar Daffa Putra 100 Tuntas

20 Ivan Rizky Maulana 70 Tuntas

21 Jhosevan Arya Setya 93 Tuntas

22 M. Abriel Khirian 67 Tidak Tuntas

23 M. Adrian Bagas R. 87 Tuntas

24 M. Al Ahsan 93 Tuntas

25 M. Hanif Aryo Putra 90 Tuntas

26 M. Mirza Ardiansyah 100 Tuntas

27 Najwa Ayu Shabila 97 Tuntas

28 Nazifa Delfina A. 87 Tuntas

29 Nurdiana Rizki R. 90 Tuntas

30 Pandu Revi Arman 87 Tuntas

31 Rachma Puspa W. 77 Tuntas

32 Rakai Aryaguna A. 90 Tuntas

33 Rakha Indra Kumara 87 Tuntas

370

34 Rayhan Indra N. 60 Tidak Tuntas

35 Revina Amalia Putri 90 Tuntas

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 87 Tuntas

37 Rijal Sultan Sofwan 93 Tuntas

38 Shita Safira Dwitasari 67 Tidak Tuntas

39 Veronica Angeline 77 Tuntas

40 Yuan Beliano Aditya 87 Tuntas

41 Yudhistira Mahendra H. 93 Tuntas

42 Ahmad Luigi Alwan F. 87 Tuntas

43 Aryo Ladrang Lalean E. 87 Tuntas

Jumlah 3656

Rata-rata 85

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 60

Siswa yang tuntas 37

Siswa yang tidak tuntas 6

Persentase Ketuntasan Klasikal 86,05%

371

DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA

RANAH AFEKTIF SIKLUS I

No Nama Siswa Indikator Jumlah

Skor Kriteria

1 2 3 4

1 Almita Dwi Pradita 3 2 2 2 9 Baik

2 Al Zibran Mahesa 3 2 4 1 10 Baik

3 Aulia Putri Adinda 4 2 1 2 9 Baik

4 Aurelio Nayla T. 3 1 3 2 9 Baik

5 Bagas Nur Ihsan 1 2 2 2 7 Cukup

6 Damai Ariela Lintang 4 1 3 2 10 Baik

7 Dewangga Setiawan 3 2 2 4 11 Baik

8 Diah Ayu Maharani C. 1 4 3 1 9 Baik

9 Didrika Dewaga S. 3 2 1 4 10 Baik

10 Dinar Alfaziano 1 2 3 2 8 Baik

11 Dita Dwi Cahyani 1 2 2 2 7 Cukup

12 Diva Aulia Zahra 3 2 3 2 10 Baik

13 Fredly Mayheisya W. 3 2 2 2 9 Baik

14 Gading Kaliko 2 3 2 2 9 Baik

15 Galih Budi Kurniawan 3 1 3 3 10 Baik

16 Genta Buana Arfian 3 2 1 3 9 Baik

17 Ginasha Firly Janata 3 2 1 2 8 Baik

18 Gustika Shalsabila D. 3 1 4 2 10 Baik

19 Haydar Daffa Putra 1 3 1 3 8 Baik

20 Ivan Rizky Maulana 2 3 1 2 8 Baik

21 Jhosevan Arya Setya 2 2 4 2 10 Baik

22 M. Abriel Khirian 1 2 2 3 8 Baik

23 M. Adrian Bagas R. 3 1 3 2 9 Baik

24 M. Al Ahsan 4 0 2 4 10 Baik

25 M. Hanif Aryo Putra 4 2 2 1 9 Baik

26 M. Mirza Ardiansyah 2 3 3 2 10 Baik

27 Najwa Ayu Shabila 1 4 1 2 8 Baik

28 Nazifa Delfina A. 2 2 3 1 8 Baik

29 Nurdiana Rizki R. 1 2 2 4 9 Baik

30 Pandu Revi Arman 1 3 3 1 8 Baik

31 Rachma Puspa W. 1 4 1 3 9 Baik

32 Rakai Aryaguna A. 2 2 3 4 11 Baik

372

33 Rakha Indra Kumara 2 4 1 3 10 Baik

34 Rayhan Indra N. 1 3 2 3 9 Baik

35 Revina Amalia Putri 2 3 2 3 10 Baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 1 3 2 3 9 Baik

37 Rijal Sultan Sofwan 1 3 2 1 7 Cukup

38 Shita Safira Dwitasari 3 1 3 3 10 Baik

39 Veronica Angeline 2 2 3 3 10 Baik

40 Yuan Beliano Aditya 2 3 2 3 10 Baik

41 Yudhistira Mahendra H. 2 2 3 3 10 Baik

42 Ahmad Luigi Alwan F. 0 3 2 1 6 Cukup

43 Aryo Ladrang Lalean E. 3 1 2 3 9 Baik

Jumlah Skor 93 96 97 103 389 Baik

Rata-rata Skor 2,16 2,23 2,26 2,40 9,05

373

DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH

AFEKTIF SIKLUS II

No Nama Siswa Indikator Jumlah

Skor Kriteria

1 2 3 4

1 Almita Dwi Pradita 3 2 2 2 9 Baik

2 Al Zibran Mahesa 3 2 4 3 12 Baik

3 Aulia Putri Adinda 4 2 1 2 9 Baik

4 Aurelio Nayla T. 3 3 3 2 11 Baik

5 Bagas Nur Ihsan 2 2 2 2 8 Baik

6 Damai Ariela Lintang 3 4 3 2 12 Baik

7 Dewangga Setiawan 3 2 2 4 11 Baik

8 Diah Ayu Maharani C. 2 4 3 3 12 Baik

9 Didrika Dewaga S. 3 2 4 4 13 Sangat Baik

10 Dinar Alfaziano 1 2 3 2 8 Baik

11 Dita Dwi Cahyani 1 2 2 2 7 Cukup

12 Diva Aulia Zahra 3 2 3 2 10 Baik

13 Fredly Mayheisya W. 3 2 2 2 9 Baik

14 Gading Kaliko 2 3 2 2 9 Baik

15 Galih Budi Kurniawan 3 4 3 3 13 Baik

16 Genta Buana Arfian 3 2 4 3 12 Baik

17 Ginasha Firly Janata 3 2 4 2 11 Baik

18 Gustika Shalsabila D. 3 3 4 2 12 Baik

19 Haydar Daffa Putra 4 3 3 3 13 Sangat Baik

20 Ivan Rizky Maulana 2 3 4 2 11 Baik

21 Jhosevan Arya Setya 2 3 4 2 11 Baik

22 M. Abriel Khirian 2 3 2 3 10 Baik

23 M. Adrian Bagas R. 3 1 3 2 9 Baik

24 M. Al Ahsan 4 3 2 4 13 Baik

25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 2 3 13 Sangat Baik

26 M. Mirza Ardiansyah 2 2 3 2 9 Baik

27 Najwa Ayu Shabila 3 4 3 2 12 Baik

28 Nazifa Delfina A. 2 2 3 3 10 Baik

29 Nurdiana Rizki R. 2 3 2 4 11 Baik

30 Pandu Revi Arman 4 3 3 3 13 Sangat Baik

31 Rachma Puspa W. 4 4 3 3 14 Sangat Baik

32 Rakai Aryaguna A. 2 3 4 4 13 Sangat Baik

33 Rakha Indra Kumara 2 4 3 3 12 Baik

34 Rayhan Indra N. 2 3 2 3 10 Baik

374

35 Revina Amalia Putri 2 3 2 3 10 Baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 3 2 3 12 Baik

37 Rijal Sultan Sofwan 1 3 3 2 9 Baik

38 Shita Safira Dwitasari 3 4 3 3 13 Baik

39 Veronica Angeline 2 2 3 3 10 Baik

40 Yuan Beliano Aditya 3 4 2 3 12 Baik

41 Yudhistira Mahendra H. 2 2 3 3 10 Baik

42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 3 3 4 14 Sangat Baik

43 Aryo Ladrang Lalean E. 3 3 3 3 12 Baik

Jumlah Skor 116 120 121 117 474 Baik

Rata-rata Skor 2,70 2,79 2,81 2,72 11,02

375

DATA OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH

AFEKTIF SIKLUS III

No Nama Siswa Indikator Jumlah

Skor Kriteria

1 2 3 4

1 Almita Dwi Pradita 4 2 2 2 10 Baik

2 Al Zibran Mahesa 3 4 4 4 15 Baik

3 Aulia Putri Adinda 4 4 4 2 14 Baik

4 Aurelio Nayla T. 3 3 3 2 11 Baik

5 Bagas Nur Ihsan 4 2 2 2 10 Baik

6 Damai Ariela Lintang 4 4 3 2 13 Baik

7 Dewangga Setiawan 3 3 2 4 12 Baik

8 Diah Ayu Maharani C. 2 4 4 3 13 Baik

9 Didrika Dewaga S. 3 3 4 4 14 Sangat Baik

10 Dinar Alfaziano 4 4 4 2 14 Baik

11 Dita Dwi Cahyani 4 4 2 4 14 Cukup

12 Diva Aulia Zahra 4 4 4 4 16 Baik

13 Fredly Mayheisya W. 3 4 2 4 13 Baik

14 Gading Kaliko 2 4 2 4 12 Baik

15 Galih Budi Kurniawan 3 4 3 4 14 Baik

16 Genta Buana Arfian 4 2 4 3 13 Baik

17 Ginasha Firly Janata 3 2 4 4 13 Baik

18 Gustika Shalsabila D. 3 3 4 2 12 Baik

19 Haydar Daffa Putra 4 3 2 3 12 Sangat Baik

20 Ivan Rizky Maulana 4 4 4 2 14 Baik

21 Jhosevan Arya Setya 2 4 4 4 14 Baik

22 M. Abriel Khirian 2 3 2 3 10 Baik

23 M. Adrian Bagas R. 4 4 3 4 15 Baik

24 M. Al Ahsan 4 3 2 4 13 Baik

25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 2 3 13 Sangat Baik

26 M. Mirza Ardiansyah 2 2 3 4 11 Baik

27 Najwa Ayu Shabila 3 4 3 4 14 Baik

28 Nazifa Delfina A. 2 2 4 4 12 Baik

29 Nurdiana Rizki R. 4 3 2 4 13 Baik

30 Pandu Revi Arman 4 3 3 3 13 Sangat Baik

31 Rachma Puspa W. 4 4 3 3 14 Sangat Baik

32 Rakai Aryaguna A. 2 4 4 4 14 Sangat Baik

33 Rakha Indra Kumara 4 4 3 3 14 Baik

34 Rayhan Indra N. 4 3 2 4 13 Baik

376

35 Revina Amalia Putri 2 4 4 4 14 Baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 4 4 3 15 Baik

37 Rijal Sultan Sofwan 4 3 4 2 13 Baik

38 Shita Safira Dwitasari 4 4 3 3 14 Baik

39 Veronica Angeline 2 2 4 4 12 Baik

40 Yuan Beliano Aditya 3 4 3 3 13 Baik

41 Yudhistira Mahendra H. 4 2 4 4 14 Baik

42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 3 4 4 15 Sangat Baik

43 Aryo Ladrang Lalean E. 4 3 3 3 13 Baik

Jumlah Skor 144 141 138 142 565 Sangat Baik

Rata-rata Skor 3,35 3,28 3,21 3,30 13,40

377

HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH

PSIKOMOTOR

SIKLUS I

No Nama Siswa Indikator Jumlah

Skor Kriteria

1 2

1 Almita Dwi Pradita 4 2 6 baik

2 Al Zibran Mahesa 3 4 6 baik

3 Aulia Putri Adinda 4 3 7 sangat baik

4 Aurelio Nayla T. 3 4 7 baik

5 Bagas Nur Ihsan 4 2 6 baik

6 Damai Ariela Lintang 4 4 8 sangat baik

7 Dewangga Setiawan 3 4 7 baik

8 Diah Ayu Maharani C. 4 3 7 baik

9 Didrika Dewaga S. 3 4 7 baik

10 Dinar Alfaziano 4 4 8 baik

11 Dita Dwi Cahyani 4 3 7 baik

12 Diva Aulia Zahra 4 1 5 baik

13 Fredly Mayheisya W. 3 4 7 baik

14 Gading Kaliko 2 4 6 baik

15 Galih Budi Kurniawan 1 4 5 baik

16 Genta Buana Arfian 4 2 6 baik

17 Ginasha Firly Janata 3 4 7 baik

18 Gustika Shalsabila D. 3 4 7 baik

19 Haydar Daffa Putra 4 1 5 baik

20 Ivan Rizky Maulana 2 4 6 baik

21 Jhosevan Arya Setya 2 4 6 baik

22 M. Abriel Khirian 4 3 7 baik

23 M. Adrian Bagas R. 4 0 4 baik

24 M. Al Ahsan 4 4 8 baik

25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 8 sangat baik

26 M. Mirza Ardiansyah 2 4 6 baik

27 Najwa Ayu Shabila 3 3 6 baik

28 Nazifa Delfina A. 4 2 6 baik

29 Nurdiana Rizki R. 4 2 6 baik

30 Pandu Revi Arman 4 4 8 sangat baik

31 Rachma Puspa W. 4 1 5 baik

32 Rakai Aryaguna A. 3 4 7 baik

33 Rakha Indra Kumara 4 2 6 baik

378

34 Rayhan Indra N. 4 3 7 sangat baik

35 Revina Amalia Putri 4 4 8 sangat baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 4 8 sangat baik

37 Rijal Sultan Sofwan 4 3 7 sangat baik

38 Shita Safira Dwitasari 4 2 6 baik

39 Veronica Angeline 2 4 6 baik

40 Yuan Beliano Aditya 3 4 7 sangat baik

41 Yudhistira Mahendra H. 4 2 6 baik

42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 8 sangat baik

43 Aryo Ladrang Lalean E. 4 3 7 sangat baik

Jumlah Skor 135 111 246 Sangat Baik

Rata-rata Skor 3,14 2,57 5,71

379

HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA

RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS II

No Nama Siswa Indikator Jumlah

Skor Kriteria

1 2

1 Almita Dwi Pradita 4 2 6 Baik

2 Al Zibran Mahesa 3 4 7 Sangat Baik

3 Aulia Putri Adinda 4 3 7 Sangat Baik

4 Aurelio Nayla T. 3 4 7 Sangat Baik

5 Bagas Nur Ihsan 4 2 6 Baik

6 Damai Ariela Lintang 4 4 8 Sangat Baik

7 Dewangga Setiawan 3 4 7 Sangat Baik

8 Diah Ayu Maharani C. 4 3 7 Sangat Baik

9 Didrika Dewaga S. 3 4 7 Sangat Baik

10 Dinar Alfaziano 4 4 8 Sangat Baik

11 Dita Dwi Cahyani 4 3 7 Sangat Baik

12 Diva Aulia Zahra 4 2 6 Baik

13 Fredly Mayheisya W. 3 4 7 Sangat Baik

14 Gading Kaliko 2 4 6 Baik

15 Galih Budi Kurniawan 1 4 5 Baik

16 Genta Buana Arfian 4 2 6 Baik

17 Ginasha Firly Janata 3 4 7 Sangat Baik

18 Gustika Shalsabila D. 3 4 7 Sangat Baik

19 Haydar Daffa Putra 4 1 5 Baik

20 Ivan Rizky Maulana 2 4 6 Baik

21 Jhosevan Arya Setya 2 4 6 Baik

22 M. Abriel Khirian 4 2 6 Sangat Baik

23 M. Adrian Bagas R. 4 0 4 Baik

24 M. Al Ahsan 4 4 8 Sangat Baik

25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 8 Sangat Baik

26 M. Mirza Ardiansyah 2 4 6 Baik

27 Najwa Ayu Shabila 3 3 6 Baik

28 Nazifa Delfina A. 4 2 6 Baik

29 Nurdiana Rizki R. 4 2 6 Baik

30 Pandu Revi Arman 4 4 8 Sangat Baik

31 Rachma Puspa W. 4 1 5 Baik

32 Rakai Aryaguna A. 2 4 6 Baik

33 Rakha Indra Kumara 4 2 6 Baik

380

34 Rayhan Indra N. 4 3 7 Sangat Baik

35 Revina Amalia Putri 4 4 8 Sangat Baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 4 8 Sangat Baik

37 Rijal Sultan Sofwan 4 3 7 Sangat Baik

38 Shita Safira Dwitasari 4 2 6 Baik

39 Veronica Angeline 2 4 6 Baik

40 Yuan Beliano Aditya 3 4 7 Sangat Baik

41 Yudhistira Mahendra H. 4 2 6 Baik

42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 8 Sangat Baik

43 Aryo Ladrang Lalean E. 4 3 7 Sangat Baik

Jumlah Skor 148 135 283 Sangat Baik

Rata-rata Skor 3,43 3,14 6,57

381

HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA

RANAH PSIKOMOTOR SIKLUS III

No Nama Indikator Jumlah

Skor Kategori

1 2

1 Almita Dwi Pradita 2 4 6 Baik

2 Al Zibran Mahesa 4 3 7 Sangat Baik

3 Aulia Putri Adinda 3 4 7 Sangat Baik

4 Aurelio Nayla T. 4 3 7 Sangat Baik

5 Bagas Nur Ihsan 2 4 6 Baik

6 Damai Ariela Lintang 4 3 7 Sangat Baik

7 Dewangga Setiawan 4 3 7 Sangat Baik

8 Diah Ayu Maharani C. 3 4 7 Sangat Baik

9 Didrika Dewaga S. 4 3 7 Sangat Baik

10 Dinar Alfaziano 4 4 8 Sangat Baik

11 Dita Dwi Cahyani 3 4 7 Sangat Baik

12 Diva Aulia Zahra 4 4 8 Sangat Baik

13 Fredly Mayheisya W. 4 3 7 Sangat Baik

14 Gading Kaliko 4 3 7 Sangat Baik

15 Galih Budi Kurniawan 4 3 7 Sangat Baik

16 Genta Buana Arfian 4 4 8 Sangat Baik

17 Ginasha Firly Janata 4 3 7 Sangat Baik

18 Gustika Shalsabila D. 4 3 7 Sangat Baik

19 Haydar Daffa Putra 4 4 8 Sangat Baik

20 Ivan Rizky Maulana 4 2 6 Baik

21 Jhosevan Arya Setya 4 2 6 Baik

22 M. Abriel Khirian 3 4 7 Sangat Baik

23 M. Adrian Bagas R. 4 4 8 Sangat Baik

24 M. Al Ahsan 4 4 8 Sangat Baik

25 M. Hanif Aryo Putra 4 4 8 Sangat Baik

26 M. Mirza Ardiansyah 4 2 6 Baik

27 Najwa Ayu Shabila 3 3 6 Baik

28 Nazifa Delfina A. 3 4 7 Sangat Baik

29 Nurdiana Rizki R. 4 4 8 Sangat Baik

30 Pandu Revi Arman 4 4 8 Sangat Baik

31 Rachma Puspa W. 3 4 7 Sangat Baik

32 Rakai Aryaguna A. 4 2 6 Baik

33 Rakha Indra Kumara 2 4 6 Baik

382

34 Rayhan Indra N. 3 4 7 Sangat Baik

35 Revina Amalia Putri 4 4 8 Sangat Baik

36 Rijal Hibrizy Naufal I. 4 4 8 Sangat Baik

37 Rijal Sultan Sofwan 3 4 7 Sangat Baik

38 Shita Safira Dwitasari 3 4 7 Sangat Baik

39 Veronica Angeline 4 3 7 Sangat Baik

40 Yuan Beliano Aditya 4 3 7 Sangat Baik

41 Yudhistira Mahendra H. 3 4 7 Sangat Baik

42 Ahmad Luigi Alwan F. 4 4 8 Sangat Baik

43 Aryo Ladrang Lalean E. 3 4 7 Sangat Baik

Jumlah Skor 154 151 305 Sangat Baik

Rata-rata Skor 3,57 3,51 7,08

383

384

385

386

387

388

389

DOKUMENTASI

Gedung SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

Plang SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

390

PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS I

Guru membuka pembelajaran

Siswa mengamati media powerpoint

Siswa aktif bertanya saat pembelajaran

Siswa berdiskusi menyatukan pendapat

Siswa mempresentasikan hasil diskusi

Guru membimbing diskusi

kelompok

391

Siswa mengerjakan soal evaluasi

Guru menutup Pembelajaran

392

PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS II

Guru membuka pembelajaran

Siswa mengamati media powerpoint

Siswa aktif saat kegiatan tanya jawab

Siswa berdiskusi menyatukan pendapat

Guru membimbing diskusi kelompok

Siswa mempresentasikan hasil

diskusi

393

Siswa mengerjakan soal evaluasi

Guru menutup pembelajaran

394

PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS III

Guru membuka pembelajaran

Siswa mengamati media powerpoint

Siswa aktif bertanya jawab

Siswa berdiskusi menyatukan pendapat

Guru membimbing diskusi kelompok

Siswa mepresentasikan hasil diskusi

395

Siswa mengerjakan evaluasi

Guru menutup pembelajaran