methanol fuel cell
TRANSCRIPT
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metanol, molekul alkohol paling sederhana dengan rumus kimia CH3OH memiliki aplikasi yang
sangat luas, yang berhasil diisolasi pertamakan pada tahun 1661 oleh Robert Boyle. Kini,
metanol, pelarut yang biasa digunakan di laboratorium, terutama digunakan untuk spektroskopi
UV/VIS, HPLC, dan LCMS karena cutoff UV rendah.
Para peneliti secara terus menerus mengembangkan teknologi terbaru yang bernama fuel
cell agar lebih efisien, tidak mahal, dan mudah digunakan. Sistem fuel cell banyak mengalami
pengembangan pada jenis elektrolitnya. Adanya perubahan jenis elektrolit juga merekayasa jenis
material dan sistem elektrodanya. Beberapa jenis elektrolit yang telah dikembangkan para
penemu antara lain cairan alkali (alkali fuel cell/AFC), cairan karbonat (molten carbonate fuel
cells/MCFC), asam fosfat (phosphoric acid fuel cells/PAFC), membran pertukaran proton
(proton exchange membrane fuel cells/PEMFC), serta oksida padat (solid oxide fuel
cells/SOFC).
Kebutuhan bahan bakar fuel cell juga bergantung pada jenis elektrolit tersebut, beberapa
membutuhkan gas hidrogen murni. Sehingga dibutuhkan suatu alat yang disebut reformer untuk
memurnikan bahan bakar hidrogen. Sedangkan pada elektrolit yang tidak membutuhkan gas
hidrogen murni, dapat bekerja efisien pada temperatur tinggi. Dan pada beberapa elektrolit cair,
membutuhkan tekanan tertentu untuk mendorong gas hidrogen. Bahan bakar yang biasanya
menggunakan gas hidrogen bertekanan tinggi atau hidrogen cair bagi fuel cell, mulai mengalami
perubahan seiring berkembangnya teknologi reformer. Sehingga tak perlu membawa tabung gas
hidrogen atau hidrogen cair yang mudah meledak serta mahal. Salah satu jenis bahan bakar yang
digunakan adalah metanol yang diubah reformer menjadi gas hidrogen. Pada percobaan ini akan
diketahui lebih lagi mengenai methanol fuel cell.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kurva karakteristik metanol fuel cell dan mencatat tegangan
maksimalnya
2. Untuk mengetahui prinsip kerja metanol fuel cell
3. Untuk melihat diagram power curve dari metanol fuel cell
4. Untuk mengetahui aplikasi penggunaan metanol fuel cell
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB II
LANDASAN TEORI
Penelitian Volta menemukan bahwa kombinasi-kombinasi logam tertentu menghasilkan efek
yang lebih besar dari yang lain, dan dengan menggunakan pengukurannya, ia membuat daftar
dengan urutan keefektifan. Dan ia menemukan bahwa karbon dapat digunakan untuk
menggantikan salah satu logam tersebut.
Walaupun bisa menghasilkan muatan yang cukup besar potensial yang dihasilkan oleh
baterai Volta masih lemah dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh mesin friksi terbaik saat
itu. Setelah penemuan baterai listrik volta, para ilmuan akhirnya baterai menghasikan listrik
dengan merubah energi kimia menjadi energi listrik. Saat ini tersedia berbagai macam sel listrik
dan baterai, dari baterai senter sampai baterai penyimpan pada mobil. Baterai yang paling
sederhana tediri dari dua keeping atau batang yang dibuat dari logam yang berbeda yang disebut
elektroda. Elektroda-elektroda dimasukkan pada larutan seperti asam cair, yang disebut
elektrolit. Alat seperti ini umumnya disebut sel listrik, dan beberapa sel digabungkan untuk
membentuk baterai . Reaksi kimia yang terlibat pada sebagian besar sel listrik cukup rumit.
Sel sederhana yang menggunakan asam belerang cair sebagai elektrolit. Salah satu
elktroda dibuat dengan karbon yang lainnya dari seng. Bagian setiap elektroda yang tetap berada
di luar larutan disebut terminal, dan hubungan kawat dengan rangkaian berasal darinya. Asam
mendorong eletroda seng dan cendrung melarutkannya. Tetapi setiap atom seng meninggalkan
dua elektron, sehingga ia memasuki larutan sebagai ion positif. Elektroda seng dengan demikian
mendapatkan muatan negative. Sementara semakin banyak ion seng yang memasuki larutan,
elektrolit selama sesaat dapat bermuatan positif. Karena hal ini, dapat melalui reaksi kimia yang
lainnya, eletron-elektron tertarik lepas dari elektroda karbon. Berarti elektroda karbon menjadi
bermuatan positif. Karena ada muatan yang berlawanan pada kedua elektroda, ada beda potensial
antara kedua terminal. Pada sel yang terminal-terminalnya tidak terhubung, hanya sedik seng
yang terlarut, karena sementara elektroda seng menjadi bertambah negatif, ion seng positif baru
yang dihasilkan akan tertarik kembali ke elektroda. Dengan demikian, beda potensial atau
tegangan tertentu dipertahankan antara kedua terminal. Jika muatan dibiarkanmengalir antara
terminal, katakanlah melalui kawat, maka lebih banyak seng yang terlarut. Setelah beberapa
waktu, satu elektroda atau yang lainnya terpakai habis dan sel menjadi mati.Tegangan yang ada
antaraterminal-terminal baterai bergantung pada bahan elektroda dan kemampuan relatifnya
untuk terlarut atau melepaskan electron. Ketika dua sel lebih dihubungkan sehingga terminal
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
positif salah satunya terhubung ke terminal negatif berikutnya, dikatakan bahwa sel-sel tersebut
terhubung seri dan tegangannya dijumlahkan. Jika terminal-terminal baterai dihubungkan dengan
jalur penghantar yang kontinu, kitra dapatkan rangkaian listrik,. Lebih tepat lagi, arus listrik pada
kawat didefenisikan sebagai jumlah total muatan yang dilewatinya persatuan waktu pada suatu
titik. Dengan demikian, arus rata-rata I didefenisikan sebagai
I = (2.1)
Di mana Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu lokasi selama
jangka waktu .[1]
Tentu kita masih ingat bagaimana evolusi energi listrik terjadi hingga seperti sekarang.
Salah satu tahapnya adalah penggunaan accumulator atau yang biasa kita sebut sebagai accu atau
aki. Alat penghasil listrik ini dulu sering kita jumpai sebagai penghidup televisi. Seorang
berkebangsaan Inggris yang bernama Sir William Robert Grove, manusia pertama pembuat alat
sederhana yang belakangan disebut sebagai fuel cell. Seorang hakim pengadilan, penemu, dan
ahli fisika lahir tanggal 11 juli 1811 di Swansea, South Wales dan meninggal di London pada
tanggal 1 Agustus 1896. Setelah menyelesaikan pendidikan privatnya, Grove masuk Brasenose
College, Oxford hingga mendapatkan gelar B.A. di tahun 1832. Beliau juga belajar hokum pada
Lincoln Inn. Kariernya dalam bidang ilmu pengetahuan dimulai sejak dia membuat voltaic
battery yang dijelaskannya pada pertemuan The British Association for the Advancement of
Science di tahun 1839. Fuel cell yang dibuatnya terdiri atas elektrolit asam, keeping platina serta
tabung gas oksigen dan hidrogen, dan menggunakan prinsip reaksi balik terbentuknya air, di
mana hidrogen dan oksigen akan bereaksi dalam larutan asam dan menghasilkan air dan listrik
dengan arus sebesar 12 ampere dan tegangan 1,8 volt. Sel ini kemudian disebut sebagai Grove`s
Battery atau baterai Grove atau sel Grove.[2]
Metanol atau metil alcohol atau juga disebut alkohol kayu yang struktur kimianya CH3OH
merupakan anggota pertama dari deret homolog allohol jenuh. Proses yang paling tua dan yang
pertama dilakukan untuk memproduksi metanol adalah dengan cara perusakan destilaasi kayu,
untuk menghasilkan ‘alkohol kayu’. Tetapi saat ini pembuatan metanol dilakukan dengan cara
sintetis menggunakan gas alam, gas batu bara, gas air atau gas kotoran pada suhu tinggi dan
tekanan tinggi dalam katalis logam, yang dapat dijelaskan dengan persamaan umum sebagai
berikut:
2H2O+2C →CH4+CO→2CO+4H2→2CH3OH
Sintesa langsung dari karbonmonoksida dan hidrogen yang merupakan produk menengah dari
reaksi di atas dapat juga dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi seperti berikut ini:
CO+2H2→CH3OH
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
Dari titik pembuatan sampai pada titik penjualan hampir semua bensin telah melalui jalan
liku yang panjang, termasuk di dalamnya melalui pipa, tengker, tangki penyimpanann, tangki
pencampur di dalam kilang, depot penyimpanan, mobil tangki dan akhirnya tangki penyimpanan
di bawah tanah pada pompa-pompa bensin. Pada setiap titik pada sistem distribusi besin dapat
saja berhubungan dengan air. Transportasi yang dilakukan pada bensin murni, air bukanlah
masalah besar oleh karena air dengan bensin tidak dapar bercampur. Tetapi air dapat bercampur
dengan alkohol, dengan adanya hidrokarbon tampaknya oksigenat cendrung memperlihatkan
afinitasnya yang lebih besar kepada air daripada kepada hidrokarbon. Jika jaringan distribusinya
terlalu basah, alcohol cendrung untuk dilepaskan oleh electron bebas, dengan membentuk dua
fase oksigenat-diperkaya. Hal ini ditunjukkan dengan produknya menjadi keruh yang akan
menurunkan kualitas bahan bakar tersebut.
Metanol adalah secara tak berhingga dapat bercampur dengan air dan dengan adanya
hidrokarbon yang memiliki toleransi rendah dengan air, maka campuran metanol/hidrokarbon
sangat tak dapat menahan air tanpa terpisah di dalam dua lapisan yang jelas. Alkohol tingkat
tinggi seperti tertiary butanol, isobutanol, dan isopropanol memiliki taleransi air yang tinggi dan
jika ditambkan pada campuran methanol/hidrokarbon, menaikkan toleransi air methanol.
Jika metanol dan pembantu pelarut bersma-sama digunakan di dalam bensin, jumlah air
di dasar tangki akan naik volumenya, oleh karena sebagian dari methanol dipindahkan dari bahan
bakar ke selaput pemisah air. Setelah penumpukan bensin berlangsung secara terus menerus
berturut-turut di dalam tangki jumlah air di dasar tangki akan berkurang volumenya, dan pada
akhirnya (setelah beberapa kali berlangsung lagi, dan bergantung kepada jumlah dan jenis
pembantu pelarut) air menghilang, oleh karena kandungan alcohol cukup tinggi untuk
melarutkan semua air ke dalam bensin. Dan selanjutnya tangki menjadi tetap ‘kering’ tak ada
terjadi pencemaran oleh air.
Penambahan oksigenat di dalam bensin dapat memberikan pengaruh kepada tingkat emisi
gas buang melalui campuran miskinnya. Biasanya pengaruh gas buangnya tidak begitu besar
terhadap pencemaran dan hanya terjadi jika mesin beroperasi tanpa sensor feedback oksigen
untuk mengendalikan campuran bahan bakar/udara.
Hidrokarbon dan karbon monoksida turun kandungannya. Sedangkan kandungan untuk
NO tidak banyak berbeda untuk kendaraan yang disetel campuran diperkaya maupun campuran
miskin. Sedangkan kandungan gas buang aldehida terdapat sedikit kenaikan, kecuali pada etanol.
Kenaikan aldehida pada etanol ii dapat dikoreksi dengan menggunakan katalitik converter three
way pada saluran gas buangnya.
Bahan bakar oksigenat, menurut defenisi, mengandung ikatan kimia dalam aneka jumlah,
bergantung kepada jenis oksigenat dan dosis yang ditambahkan ke dalam bensin. Juga biasanya
oksigenat memiliki nilai kalori yang lebih rendah daripada bahan bakar hidrokarbon secara
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
keseluruhan. Dengan demikian cukup dipahami bahwa oksigenat memberi pengaruh
menurunkan penghematan bahan bakar oksigenat pada konsumsi bahan bakar untuk beberapa
kendaraan yang menggunakan karburator.[3]
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Fungsi
1. Sel bahan bakar metanol
Fungsi : sebagai bahan pada percobaan untuk mengubah energi kimia menjadi energi
listrik
2. Botol berisi larutan metanol 1 M
Fungsi : sebagai wadah larutan metanol 1 M
3. Corong (injection nozzle)
Fungsi : sebagai medium pemindahan cairan methanol dari botol ke tanki fuel cell
4. Perlengkapan pengukuran beban / Load Measurement Box
Fungsi : sebagai pelengkap pengukuran beban
5. 4 buah kabel berkait
Fungsi : sebagai penghubung peralatan satu dengan yang lainnya
6. Stoppers tangki
Fungsi : untuk menjaga cairan agar tidak keluar dari tanki fuel cell
7. Kacamata Hitam
Fungsi : sebagai pelindung mata peneliti dari cahaya yang berlebih
8. Sarung tangan
Fungsi : sebagai pelindung tangan peneliti
9. Masker
Fungsi : sebagai pelindung peneliti dari gas CO2 dan gas beracun
10. Gelas Ukur
Fungsi : sebagai wadah penampung dari tanki fuel cell methanol dan mengukur volume
metanol
11. Paper towel
Fungsi : untuk membersihkan methanol pada tanki fuel cell
12. Stopwatch
Fungsi : sebagai alat mengukur waktu untuk melihat hasil arus dan tegangan
13. Metanol
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
Fungsi : sebagai sampel yang digunakan pada percobaan
3.2 Prosedur Percobaan
1. Diatur peralatan sesuai gambar yang di atas. Diatur scalar rotasi pada perlengkapan
pengukuran beban pada kondisi OPEN
2. Passang nozzle kedalam botol berisi larutan methanol 1M dan isi tangki sel bahan
bakar sampai meluap. Pastikan tidak ada gelembung-gelembung udara tertinggal
didalam tangk dengan cara mengisi tangki penuh sempurna. Kemudian ganti stoppers.
3. Ditunggu sampai 5-10 menit dengan scalar rotary pad posisi OPEN. Kemudian
diamati kenaikan tegangan pada voltmeter. (tegangan off-load) seharusnya mencapai
500mV selama waktu tersebut. Kemudian diubah hambatan menjadi 3 ohm selama 2
menit. Kemudian diamati arus (>40mA) pada ammeter. Ditunggu selama 3 menit
dengan scalar rotari dalama keadaan OPEN sebelum memulai percobaan. Sel bahan
bakar siap digunakan dalam kondisi optimal.
4. Dimulai pada posisi scalar OPEN (tegangan off-load) kemudian diturunkan hambatan
perlahan dengan memutar skar rotary ke kanan. Dicatat tegangan dan arus pada
masing-masing posisi scalar setelah 60 detik. Dimasukkan datan yang dihasilkan
kedalam table pengukuran. Dan terakhir, diambil data.
5. Setelah mencatat data untuk kurva karakteristik, reset skalarrotari pada posisi OPEN>
jika percobaan telah selesai, lepas stopper dari tangki, dan dibersihkan tangki dari
metanol yang tersisa.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
4.2 Analisa Data
1. Gambarlah kurva karakteristik Arus / Tegangan (I.V) pada sel bahan bakar!
Jawab :
Tabel:
Hambatan (Ω) Tegangan (V) Arus (A)
200 0,26 0,002
100 0,25 0,00250 0,25 0,00410 0,18 0,017
5 0,16 0,024
3 0,14 0,031
1 0,13 0,036
Lamp Lampe 0 0,049
Motor 0,19 0,014
Kurva:
2. Interpretasikan kurva karakteristik!
Jawab :
Kestabilan hasil data untuk kurva karakteristik pada percobaan dipengaruhi oleh 3 hal,
yaitu seberapa lama unit sel sudah beroperasi sebelum percobaan dilakukan, seberapa
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
kering kondisi membran/tanki fuel cell sebelum dilakukan percobaan, dan waktu tunggu
setelah unit terisi penuh dengan methanol. Pada kurva ditunjukkan bahwa semakin kecil
tegangan maka arus semakin besar, hal ini dikarenakan pada methanol, sel akan terus
mengirim arus listrik selama pasokan bahan bakar masih ada dan masih cukup. Pada
arus yang sangat kecil atau nol, tegangan sel bahan bakar bernilai 0,5-0,6 V(tegangan
off-load).
3. Masukkan tegangan dan arus motor pada kurva karakteristik I.V!
Jawab :
Tabel:
Tegangan (V) Arus (A)
0,19 0,014
Kurva:
4. Gambar diagram daya/arus (P.I) dan hitung konsumsi daya motor dan masukkan nilai
tersebut ke diagram P.I!
Jawab :
Tabel:
Tegangan (V) Arus (A) Daya(V.I)
0,26 0,002 0.00052
0,25 0,002 0,0005
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
0,25 0,004 0,001
0,18 0,017 0,00306
0,16 0,024 0,00384
0,14 0,031 0,00434
0,13 0,036 0,00468
0 0,049 0
0,19 0,014 0,00266
Kurva:
Dari diagram PI, titik operasi maksimum motor tidak optimum. Hal ini dikarenakan sel
bahan bakar methanol memberikan daya kurang dari kemampuannya dari daya yang
sebenarnya.
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan kita dapat mengetahui kurva karakteristiknya yaitu :
Dan tegangan maksimalnya adalah 0,25 Volt
2. Prinsip kerja metanol fuel cell:
a. Metanol (dicairkan dengan air) secara katalitik dioksidasi menjadi CO2 di anoda.
b. Elektron dilepas ke konduktor listrik eksternal. Elektron – elektron tersebut
menggerakkan beban listrik (misalnya : motor listrik aau bulb) dan mengalir ke
katoda.
c. Reaksi yang terjadi juga melepas proton (ion hydrogen) yang akan melewati
membran konduksi ion yang memisahkan area anoda dan katoda.
d. Pada katoda, proton bereaksi dengan oksigen dari udara, menyerap elektron dan
membentuk air.
3. Diagram power curve dari methanol fuel cell adalah
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
4. Aplikasi penggunaan metanol fuel cell:
Pengaplikasian dari metanol fuel cell pada arah otomotif. Mobil Fuel cell atau Fuel Cell
Vehicles FCVs, merupakan kendaraan bermotor dengan mesin penggerak fuel cell.
Sasaran utama pengembangan ini adalah pada penggunaan mesin berteknologi DMFC
(direct methanol fuel cell). Kendaraan bermotor dengan mesin penggerak DMFC ini
disebut Direct Methanol Fuel Cell Vehicles, DMFCVs.
5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam menuang larutan methanol
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih berhati-hati dalam menggunakan methanol
karena sangat berbahaya bagi tubuh
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam memasukkan cairan methanol ke
dalam tanki fuel cell
LABORATORIUM ZAT PADAT/SOLAR ENERGI IFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera UtaraJln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wartawan,Anton. 1997. Bahan Bakar Bensin Otomotif. Jakarta: Universitas Trisakti.
Halaman: 151-163
[2] https://wanibesak.files.wordpress.com
Tanggal Akses: 6 November 2014
Pukul: 20.00 WIB
[3] Giancoli,Douglas. 1998. Fisika. Jilid II. Edisi kelima. Jakarta:Erlangga.
Halaman: 62-65