makalah sistem akuntansi persediaan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sitem akuntansi merupakan organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan
oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa suatu sistem
akuntansi yang tersusun secara baik akan memberikan
manfaat yang baik pula bagi manajemen dalam mengelola
usahanya. Dalam sebuah perusahaan dagang dan manufaktur
memiliki persediaan yang harus dikelola dengan baik agar
tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Pengelolaan
tersebut akan berjalan dengan baik apabila memiliki
sistem akuntansi persediaan yang baik dan semua pihak
yang terlibat dapat menjalankan sistem tersebut secara
optimal.
Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk
mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di
gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem
penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian,
sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya pada
perusahaan manufaktur. Sistem akuntansi sangat penting
untuk dipelajari agar nantinya ilmu ini dapat
diaplikasikan ketika sudah terjun ke dunia kerja atau
menjadi seorang wirausaha. Oleh karena itu kelompok
1 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
delapan mata kuliah Sistem Akuntansi akan membahas
mengenai Sistem Akuntansi Persediaan agar pembaca dapat
mengerti dan memahami semua hal yang berkaitan dengan
Sistem Akuntansi Persediaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa deskripsi dari persediaan?
2. Bagaimanakah metode pencatatan persediaan?
3. Apa saja sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan
sistem akuntansi persediaan?
4. Bagaimanakah proses pencatatan produk jadi?
5. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk
jadi yang dijual?
6. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok produk
jadi yang diterima kembali dari pembeli?
7. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok
persediaan produk dalam proses?
8. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok
persediaan yang dibeli?
9. Bagaimanakah prosedur pencatatan harga pokok
persediaan yang dikembalikan kepada pemasok?
10. Bagaimanakah prosedur permintaan dan pengeluaran
barang gudang?
11. Bagaimanakah prosedur pengembalian barang gudang?
12. Bagaimanakah sistem perhitungan fisik persediaan?
C. Tujuan
2 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
1. Untuk mengetahui deskripsi dari persediaan.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah metode pencatatan
persediaan.
3. Untuk mengetahui apa saja sistem dan prosedur yang
bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan.
4. Untuk mengetahui bagaimanakah proses pencatatan
produk jadi.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan
harga pokok produk jadi yang dijual.
6. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan
harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari
pembeli.
7. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan
harga pokok persediaan produk dalam proses.
8. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan
harga pokok persediaan yang dibeli.
9. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur pencatatan
harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pemasok.
10. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur permintaan
dan pengeluaran barang gudang.
11. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur
pengembalian barang gudang.
12. Untuk mengetahui bagaimanakah sistem perhitungan
fisik persediaan.
BAB II
3 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persediaan
Menurut C.Rollin Niswonger, Philip E. Fess, dan &
Carl S.Warren Persediaan (inventoris) digunakan untuk
mengartikan barang dagang yang disimpan untuk dijual
dalam operasi normal perusahaan, dan bahan yang terdapat
dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan
itu.
Menurut Mulyadi (2001) dalam perusahaan
manufaktur , persediaan terdiri dari persediaan produk
jadi, persediaan produk dalam proses persediaan bahan
baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis
pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan
dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan ,
yaitu persediaan barang dagangan yang merupakan barang
yang dibeli untuk dijual kembali.
Dari beberapa pengertian persediaan tersebut
diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persediaan
adalah sejumlah komoditas yang disimpan guna memenuhi
kebutuhan dimasa yang akan datang.
B. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
1. Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari
pengakuan sampai proses penerimaannya dengan prosedur
yang baku.
4 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
2. Memberikan informasi mengenai alur persediaan yang
ada sehingga pemerintah daerah dapat memperhitungkan
tingkat pengendalian yang diperlukan.
3. Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat
diperhitungkan secara ekonomis keberadaannya.
C. Metode Pencatatan Persediaan
Ada dua macam metode pencatatan biaya persediaan yang
dipakai dalam produksi:
1. Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method).
Disebut sistem perpetual karena pencatatan
akuntansinya dilakukan secara kontinyu (perpetual)
baik untuk pencatatan jumlahnya maupun biayanya atau
harga pokoknya. Dengan demikian jumlah maupun biaya
persediaan dapat diketahui setiap saat. Sistem ini
seringkali diterapkan oleh perusahaan yang menjual
barang dagangan dengan harga per unit relatif mahal
dan setiap unit barang dimungkinkan memiliki variasi
spesifikasi sesuai dengan keinginan konsumen. Contoh
perusahaan yang menerapkan misalnya perusahaan mobil,
perusahaan pesawat terbang, mebel, dan peralatan
rumah tangga. Sistem perpetual ini juga bisa
diterapkan oleh perusahaan selain yang dicontohkan di
atas dikarena penggunaan wide spreadsheet yang
disediakan oleh computer dan penggunaan scanner untuk
mengidentifikasi setiap item persediaan.
2. Metode persediaan fisik (physical inventory method).
5 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Disebut sistem periodik karena penghitungan
jumlah dan nilai persediaan hanya akan diketahui pada
akhir periode saja untuk penyiapan pembuatan laporan
keuangan. Setiap terjadi transaksi pembelian barang
maupun penjualan barang akun persediaan tidak pernah
dimutasi atau tidak pernah didebit jika adapembelian
atau dikredit jika ada penjualan. Akun persediaan
akan diperbaharui nilainya hanya pada akhir periode
saja sebelum penyusunan laporan keuangan melalui
penghitungan fisik persediaan (stock opname) di
gudang. Saat ini sangat sedikit perusahaan yang
menerapkan system periodik kecuali untuk perusahaan
kecil yang menjual barang barang tertentu secara
eceran dengan harga yang murah missal permen, korek
api, dan lain lain.
D. Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem
akuntansi persediaan
1. Prosedur pencatatan produk jadi. Dalam prosedur ini
Harga Pokok Produk Jadi didebitkan, sedangkan
Persediaan Produk Jadi dikreditkan ke dalam rekening
barang dalam proses. Dokumen sumber yang digunakan
dalam prosedur pencatatan ini adalah laporan produk
selesai dan bukti memorial.
2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dijual. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur
dalam sistem penjualan disamping prosedur lainnya
6 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
seperti: Prosedur order penjualan, prosedur
persetujuan kredit, prosedur pengiriman barang,
prosedur penagihan, prosedur pencatatan piutang.
3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
diterima kembali dari pembeli. Jika produk jadi yang
telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka
transakasi retur penjualan ini akan mempengaruhi
persediaan produk jadi, yaitu menambah kuantitas
produk pada kartu gudang yang diselenggarakan oleh
bagian gudang dan menambah kuantitas dan harga pokok
produk jadi yang dicatat oleh bagian kartu persediaan
produk jadi. Prosedur ini merupakan salah satu
prosedur yang membentuk sistem retur penjualan.
4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali
harga pokok persediaan produk dalam proses.
Pencatatan produk dalam proses umumnya dilakukan
perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat
laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan
tahunan.
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dibeli. Prosedur ini merupakan salah satu prosedur
yang membentuk sistem pembelian. Dalam prosedur ini
dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.
6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok. Jika persediaan yang
telah dibeli dikembalkan kepada pemasok, maka
transaksi retur pembelian ini akan mempengaruhi
7 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
persediaan yang bersangkutan, yaitu mengurangi
kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang
diselenggarakan oleh bagian gudang dan mengurangi
kuantitas serta harga pokok persediaan yang dicatat
oleh bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan
yang bersangkutan. Sedangkan dokumen yang digunakan
dalam prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok adalah: laporan
pengiriman barang dan memo debit.
7. Prosedur permintaan dan pengeluaran gudang. Prosedur
ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk
sistem akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini
dicatat harga pokok persediaan bahan baku, bahan
penolong, bahan habis pakai pabrik, dan suku cadang
yang dipakai dalam kegiatan produksi dan kegiatan non
produksi.
8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan
karena pengembalian barang gudang. Transaksi
pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan
menambah persediaan barang di gudang. Sedangkan
dokumen yang digunakan dalam proses prosedur
pengembalian barang gudang adalah bukti pengembalian
barang gudang.
9. Sistem perhitungan fisik persediaan. Sistem
perhitungan fisik persediaan umunya digunakan oleh
perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan
yang disimpan digudang, yang hasilnya digunakan untuk
8 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
meminta pertanggungjawaban bagian gudang mengenai
pelaksanaan fungsi penyimpanan.
E. Prosedur Pencatatan Produk Jadi
1. Dokumen
Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi, dokumen-
dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
persediaan adalah sebagai berikut:
a. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur
pencatatan produk jadi adalah laporan produk
selesai dan bukti memorial. Laporan produk
selesai digunakan oleh bagian gudang untuk
mencatat tambahan kuantitas produk jadi balam
kartu gudang. Buki memorial digunakan untuk
mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok
persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan
digunakan sebagai dokumen sumber dalam mencatat
transaksi selesainya produk jadi dalam jurnal
umum.
b. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur
pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual
adalah surat order pengiriman dan faktur
penjualan. Surat order pengiriman diterima oleh
bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah
bagian gudang mengisi surat order pengiriman
tersebut dengan kuantitas produk jadi yang
diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar
9 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
surat order pengiriman tersebut bagian gudang
mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian
pengiriman dalam kartu gudang. Harga pokok produk
jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu
persediaan dalam kartu persediaan atas dasar
tembusan faktur yang diterima oleh bagian
tersebut dari bagian penagihan.
c. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur
permintaan dan pengeluaran barang gudang adalah
bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
d. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas,
dan membukukan hasil perhitungan fisik persediaan
adalah kartu perhitungan fisik (inventory tag)
yang digunakan untuk merekam hasil perhitungan
fisik persediaan, daftar hasil perhitungan fisik
(inventory summary) yang digunakan untuk
meringkas data yang telah direkam dalam hasil
kartu perhitungan fisik persediaan, dan bukti
memorial digunakan untuk membukukan adjustment
rekening persediaan sebagai akibat dari hasil
penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.
2. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem
penghitungan fisik persediaan adalah:
a. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan
untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang
yang di simpan di gudang yang tercantum dalam
10 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
kartu persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan,
berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
b. Kartu Gudang, kartu gudang ini berfungi sebagai
identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan
pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat
mutasi kuantitas barang yang tercantum dalam
kartu gudang yang diselenggarakan oleh Bagian
gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik
persediaan.
c. Jurnal Umum, dalam sistem penghitungan fisik
persediaan jurnal umum digunakan untuk mencatat
jurnal adjustment rekening persediaan karena
adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam
rekening persediaan dengan saldo menurut
penghitung fisik.
3. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Produk Jadi
Pencatatan harga produk jadi dilakukan dengan
mendebit rekening Persediaan Produk Jadi dan
mengkredit rekening Barang Dalam Proses. Disamping
itu, kartu gudang yang diselenggarakan di fungsi
gudang diisi dengan tambahan kuantitas persediaan
produk jadi yang disimpan di gudang.
Tambahan produk jadi yang dikirim oleh fungsi
produksi ke fungsi gudang dicatat oleh Bagian Gudang
di dalam kartu gudang berdasarkan laporan produk
selesai yang diterima oleh Bagian Gudang dari Bagian
Produksi. Harga pokok produksi jadi yang ditransfer
11 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
dari Bagian Gudang dicatat oleh Bagian Kartu
Persediaan dan Bagian Jurnal.
Pencatatan harga pokok jadi dilakukan oleh Bagian
Kartu Persediaan berdasarkan laporan produk selesai
yang diterima oleh Bagian Kartu Persediaan dari
Bagian Produksi. Berdasarkan laporan produk selesai
tersebut, Bagian Kartu Persediaan menghitung harga
pokok produk selesai berdasarkan data biaya produksi
yang telah dikumpulkan dalam kartu harga pokok produk
pesanan yang bersangkutan. Total harga pokok produk
ini dipakai sebagai dasar untuk membuat bukti
memorial, yang merupakan dokumen sumber bagi Bagian
Kartu Persedian untuk mencatat harga pokok produk
selesai dalam kartu persediaan.
Bagian Jurnal mencatat harga pokok produk jadi di
dalam jurnal umum berdasarkan bukti memorial yang
dilampiri dengan dokumen pendukung berupa kartu harga
pokok dan laporan produk selesai. Jurnal yang dibuat
untuk mencatat harga pokok produk jadi adalah:
Persediaan Produk Jadi xxx
Barang Dalam Proses xxx
12 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Gambar 15.5 Prosedur Pencatatan Harga PokokProduk Jadi
F. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang Dijual
1. Dokumen
Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat
transaksi penjualan produk jadi adalah surat order
pengiriman dan faktur penjualan. Surat order
13 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
pengiriman diterima oleh Bagian Gudang dari Bagian
Order Penjualan. Setelah Bagian Gudang mengisi surat
order pengiriman dengan kuantitas produk jadi, Bagian
Gudang akan melakukan pencatatan ke dalam kartu
Gudang dan kemudian menyerahkan surat order
pengiriman tersebut kepada Bagian Pengiriman. Bagian
Kartu Persediaan akan mencatat harga pokok produk
jadi yang dijual ke dalam kartu persediaan atas dasar
tembusan faktur yang diterima dari Bagian Penagihan.
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur
pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual adalah
kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum.
Kartu gudang ini berfungsi untuk mencatat mutasi
kuantitas persediaan produk jadi ketika terjadi
transaksi penjualan, sedangkan kartu persediaan
berfungsi untuk mencatat mutasi kuantitas dan harga
pokok barang jadi yang dijual. Jurnal umum digunakan
untuk mencatat jurnal harga pokok produk jadi yang
dijual untuk diposting ke dalam rekening kontrol
Persediaan Produk Jadi.
Bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga
pokok produk jadi yang dijual ini dapat dilihat pada
Gambar 15.6 (halaman 564). Pada gambar tersebut dapat
kita lihat bahwa Bagian Kartu Persediaan secara
periodik membuat rekapitulasi harga pokok produk yang
dijual berdasarkan data yang direkam dalam kartu
14 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
persediaan. Total harga pokok produk yang dijual
selama periode tertentu yang dicantumkan dalam rekap
harga pokok penjualan dipakai oleh Bagian Kartu
Persediaan untuk membuat bukti memorial.
Bukti memorial tersebut oleh Bagian Jurnal
digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual ke dalam jurnal umum berikut:
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Produk Jadi xxx
Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal
Secara periodik
15 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Mulai
KartuPersediaan
Membuat
rekapi
Rekapitulasi HPP
1
Bukti Memorial
Rekap HPP
N
Gambar 15.6 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
yang Dijual
G. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi yang
Diterima Kembali dari Pembeli
Apabila produk jadi yang telah dijual dikembalikan
oleh pembeli, maka transaksi retur penjualan ini akan
mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah
kuantitas produk jadi dalam kartu gudang, serta menambah
kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat oleh
Bagian Kartu Persedian dalam kartu persediaan produk
jadi.
1.Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan
harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh pembeli
adalah laporan penerimaan barang dan memo kredit.
Laporan penerimaan barang digunakan oleh Bagian Gudang
untuk mencatat kuantitas poduk jadi yang diterima dari
16 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
MembuatBukti
Memorial
Rekap HPP
Bukti Memorial
1
JurnalUmum
Selesa
pembeli ke dalam kartu gudang, sedangkan memo kredit
yang diterima dari Bagian Order Penjualan digunakan
oleh Bagian Kartu Persediaan untuk mencatat kuantitas
dan harga pokok produk jadi yang dikembalikan oleh
pembeli ke dalam kartu persediaan.
2. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur
pencatatan produk jadi adalah kartu gudang, kartu
persediaan, dan jurnal umum atau jurnal retur
penjualan jika perusahaan menggunakan jurnal khusus.
3. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok
Produk Jadi yang Diterima Kembali dari Pembeli
Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan
prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dikembalikan oleh pembeli dalam sistem retur
penjualan.
Bagian Gudang Bagian Kartu Pesediaan
Bagian JurnalDari Bagian Penerimaan
Via Bagian Piutang
Diterima dari
Bagian. Penerimaan
17 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Mulai
Lapoan 2 Penerimaan
N
LPB 1
Memo 2 Kredit
Mengisihargapokokbarang
1
LPB 1
Memo 2 Kredit
N
Gambar 15.7 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk yang Diteima
Kembali dari Pembeli (Hal. 566)
Pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima
dari pembeli dilakukan oleh Bagian Kartu Persediaan
berdasarkan memo kredit yang diteima dari Bagian
Penerimaan melalui Bagian Piutang. Bagian Kartu
Persediaan mengisi harga pokok produk jadi yang
diterima kembali berdasarkan data harga pokok per unit
yang tecantum dalam kartu persediaan yang
bersangkutan. Total harga pokok penjualan tesebut
kemudian dicantumkan di dalam bukti memorial dan
dijadikan sebagai dokumen sumber pencatatan ke kartu
persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan.
Transaksi tersebut oleh bagian jurnal dicatat
dalam jurnal retur penjualan berdasarkan memo kredit
yang dilampiri dengan laporan penerimaan barang.
Persediaan Produk Jadi xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
18 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
KartuGudang
LPB 1
Memo 2 Kredit
KartuPersediaan
1
JurnalRetur
Penjualan
Selesa
H. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan Produk Dalam
Proses
Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya
dilakukan oleh perusahaan pada akhir periode, yakni pada
saat dibuat laporan keuangan bulanan dan laporan
keuangan tahunan. Pencatatan persediaan produk dalam
proses dicatat dalam jurnal umum berikut:
Persediaan Produk dalam Proses xxx
Barang dalam Proses xxx
Pada awal periode akuntansi berikutnya, dibuat
jurnal penyesuaian kembali (readjusting entry) untuk
membalik jurnal pencatatan persediaan produk dalam
proses tersebut. Jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Barang Dalam Proses xxx
Persediaan Produk dalam Proses xxx
1.Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pencatatan
persediaan produk dalam proses adalah bukti memorial.
Bukti memorial ini dilampiri dengan laporan produk
dalam proses yang digunakan untuk mencatat jurnal
tambahan harga pokok persediaan produk dalam proses di
dalam jurnal umum. Bukti memorial juga digunakan
sebagai dokumen sumber dalam mencatat readjustment
persediaan harga pokok produk dalam proses.
2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan HPP dalam
Proses
19 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Bagian Produksi Bagian Kartu Persediaan Bagian
Jurnal
Dikirim ke Bagian
Order Penjualan
Dikirim ke Bagian
Penerimaan dan Pengawasan
Produksi
20 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Mulai
Membuatlaporan
produk dalam
3
2
Laporan produk 1 dalam proses
1
1
Laporan produk 1 dalam proses
Menghitungharga pokokproduk dalam
proses
LPDP 1
Kartu HargaPokok
Membuat buktimemorial untukmencatat hargapokok produk
LPDP 1KHP
Bukti Memorial
N
Membuatbukti
memorialuntuk
12
LPDP 1Bukti
Memorial
Bukti Memorial
N N
Jurnal Umum
Selesai
Gambar 15.8 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persedian
Produk dalam Proses
Di dalam bagan alir tersebut dapat kita lihat
bahwa Bagian Kartu Persediaan melakukan penghitungan
harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir
periode akuntansi berdasarkan data yang dikumpulkan
dalam kartu harga pokok produk. Laporan produk dalam
proses yang diterima Bagian Kartu Persediaan dari
bagian Produksi berisi informasi kuantitas produk
dalam proses dan taksiran tingkat penyelesaian produk
dalam proses yang ada di fungsi produksi pada akhir
periode akuntansi. Data harga pokok persediaan produk
dalam proses digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan
untuk membuat dua macam bukti memorial, yaitu:
a. Bukti memorial yang digunakan untuk mencatat
besarnya biaya overhead pabrik yang diperhitungkan
ke dalam harga pokok produk dalam proses
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Berikut
ini adalah jurnal umum yang dibuat:
Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik
xxx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan
xxx
21 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
2Bukti Memorial
3
b. Bukti memorial yang digunakan untuk mencatat harga
pokok persediaan produk dalam proses pada akhir
periode akuntansi. Berikut ini adalah jurnal umum
yang dibuat:
Persediaan Produk dalam Proses xxx
Barang dalam Proses xxx
I. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli
1. Dokumen
a. Laporan penerimaan barang
Laporan penerimaan barang digunakan oleh bagian
gudang sebagai dasar pencatatan penambahan
kuantitas barang dari pembelian kedalam kartu
gudang.
b. Bukti kas keluar
Bukti kas keluar yang dilampiri dengan laporan
penerimaan barang, surat order pembelian, dan
faktur dari pemasok dipakai sebagai dokumen sumber
dalam pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
dalam register bukti kas keluar atau voucher register.
Bukti kas keluar juga dipakai sebagai dasar
pencatatan tambahan kuantitas dan harga pokok
persediaan ke dalam kartu persediaan.
2. Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok
Persediaan yang Dibeli
Bagian utang membuat bukti kas keluar sebagai
dokumen sumber pencatatan harga pokok persediaan yang
22 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
dibeli berdasarkan dokumen pendukung berupa surat
order pembelian yang diterima dari bagian pembelian,
laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian
penerimaan, dan faktur dari pemasok yang diterima
dari pemasok melalui bagian pembelian. Oleh bagian
utang, bukti kas keluar dicatat di dalam register
bukti kas keluar dengan jurnal:
Persediaan xxx
Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar
xxx
Berasarkan bukti kas keluar, bagian kartu
persediaan mencatat rincian persediaan yang dibeli di
dalam kartu persediaan yang bersangkutan. Bagian
gudang mencatat tambahan kuantitas persediaan yang
dibeli di dalam kartu gudang berdasarkan laporan
penerimaan barang yang diterima oleh bagian gudang
dari bagian pengiriman.
23 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Gambar 15.9 Prosedur Pencatatan Harga Pokok
Persediaan yang Dibeli
J. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang
Dikembalikan Kepada Pemasok
1. Dokumen
a. Laporan pengiriman barang, digunakan oleh bagian
gudang untuk mencatat kuantitas persediaan yang
akan dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam
kartu gudang.
b. Memo debit yang diterima dari bagian pembelian
digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk
mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang
24 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
dikembalikan kepada pemasok ke dalam kartu
persediaan.
2. Bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga pokok
persediaan yang dikembalikan kepada pemasok.
Bagian gudang mencatat berkurangnya persediaan
karena transaksi retur pembelian berdasarkan dokumen
memo debit yang diterima dari bagian pembelian. Memo
debet ini dicatat oleh bagian gudang di dalam kartu
gudang.
Bagian utang mencatat berkurangnya utang sebagai
akibat dari retur pembelian dengan cara mengarsipka
memo debit (yang dilampiri dengan laporan pengiriman
barang) di dalam arsip bukti kas keluar yang belum
dibayar (unpaid voucher file). Karena perusahaan
menggunakan voucher payable system dalam pencatatan
utangnya, catatan utang diselenggarakan dalam bentuk
arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.
Bagian kartu persediaan mencatat berkurangnya
persediaan akibat retur pembelian didalam kartu
persediaan berdasarkan memo debit yang dilampiri
dengan laporan penerimaan barang. Bagian jurnal
mencatat berkurangnya utang dan persediaan sebagai
akibat retur pembelian di dalam jurnal retur
pembelian berdasarkan memo debit yang telah di isi
harga pokok per satuan dan harga pokok total oleh
bagian kartu persediaan.
25 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Gambar 15.10 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang
Dikembalikan Kepada Pemasok
K. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
1.Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur ini adalah
bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti
ini dipakai oleh bagian gudang untuk mencatat
pengurangan persediaan karena pemakaian intern. Bukti
ini dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk
mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok
26 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini juga
dipakai sebagai dokumen sumber dalam pencatatan
pemakaian persediaan ke dalam jurnal pemakaian bahan
baku atau jurnal umum.
2.Bagan Alir Dokumen Prosedur Permintaan dan Pengeluaran
Barang Gudang
Gambar 12.14 Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang
L. Prosedur Pengembalian Barang Gudang
27 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi
biaya dan menambah persediaan barang di gudang. Jurnal
yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut dalam
jurnal umum adalah:
Persediaan Bahan Baku xxx
Persediaan Bahan Penolong xxx
Persedian Bahan Habis Pakai Pabrik xxx
Persediaan Suku Cadang xxx
Barang Dalam Proses-Bahan Baku xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx
1.Dokumen
Dokumen yang digunakan dalam prosedur pegembalian
barang gudang adalah bukti pengembalian barang gudang.
Dokumen ini digunakan oleh bagian gudang untuk
mencatat tambahan kuantitas persediaan kedalam kartu
gudang. Dokumnen ini juga digunakan oleh bagian kartu
persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga
pokok persediaan kedalam kartu persediaan,
berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya, dan
pengembalian barang gudang tersebut ke dalam jurnal
umum.
2.Bagan Alir Dokumen Prosedur Pengembalian Barang Gudang
28 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Gambar 12.15 Prosedur Pengembalian Barang Gudang
M. Sistem Perhitungan Fisik Persediaan
Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya
digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik
persediaan yang disimpan didalam gudang, yang hasilnya
digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang
mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan dan
pertanggungjawaban bagian kartu persediaan mengenai
keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya,
serta untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan
persediaan di bagian kartu persediaan. Perhitungan fisik
ini merupakan salahatu sistem pengendalian intern
persediaan yang dilakukan oleh perusahaan. Dokumen yang
29 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
digunakan untuk merekan, meringkas, dan membukukan hasil
perhitungan fisik persediaan yaitu:
Kartu perhitungan fisik (inventory tag)
Dokumen ini digunakan untuk merekan hasil
perhitungan fisik persediaan. Dalam perhitungan
fisik persediaan, setiap jenis persediaan di hitung
dua kali secara independen oleh penghitung
(counter) dan pengecek (checker).
Daftar hasil perhitungan fisik (inventory summary sheet)
Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang
telah direkam dalam salahsatu bagian dari kartu
perhitungan fisik. Data yang disalin adalah nomor
kartu perhitungan fisik, nomor kode persediaan,
nama persediaan, kuantitas, dan satuan. Dokumen ini
di isi dengan harga pokok per satuan dan harga
pokok total tiap jenis persediaan oleh bagian kartu
persediaan berdasarkan data yang dicatat dalam
kartu persediaan. Daftar hasil perhitungan fisik
persediaan yang telah selesai di proses kemudian di
tandatangani oleh ketua panitia perhitungan fisik
dan di otorisasi oleh direktur utama.
Daftar ini kemudian digunakan untuk meminta
pertanggungjawaban dari bagian gudang mengenai
pelaksanaan fungsi penyimpanan barang gudang dan
pertanggungjawaban dari bagian kartu persediaan
mengenai keandalan penyelenggaraan catatan
akuntansi persediaan. Berasarkan informasi yang
30 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
tercantum dalam kolom harga pokok total pada daftar
hasil perhitungan fisik dilakukan adjustment
terhadap data kuantitas dan saldo harga pokok yang
dicatat dalam kartu persediaan yang bersangkutan.
Bukti memorial
Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang
digunakan untuk membukukan adjustment rekening
persediaan sebagai akibat dari hasil perhitungan
fisik ke dalam jurnal umum. Data yang digunakan
dalam pembuatan memorial ini adalah selisih jumlah
kolom harga pokok total dalam daftar hasil
perhitungan fisik dengan saldo harga pokok
persediaan yang bersangkutan menurut kartu
persediaan.
1.Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam penghitungan
fisik persediaan adalah :
a. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan
untuk mencatat adjusment terhadap data persediaan
(kualitas dan harga pokok total) yang tercantum
dalam kartu persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan,
berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
b. Kartu Gudang, catatan ini digunakan untuk
mencatat adjusment terhadap data persediaan
(kuantitas) yang tercantum dalam kartu gudang yang
diselenggarakan oleh bagian gudang, berdasarkan
hasil penghitungan fisik persediaan.
31 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
c. Jurnal Umum, digunakan untuk mencatat jurnal
adjusment rekening persediaan karena adanya perbedaan
antara saldo yang dicatat dalam rekening persediaan
dengan saldo menurut penghitungan fisik.
2. Fungsi yang Terkait
Fungsi yang dibentuk untuk melaksanakan penghitungan
fisik persediaan umumnya bersifat sementara, yang
biasanya berbentuk panitia atau komite yang anggotanya
dipilihkan dari karyawan yang tidak menyelenggarakan
catatan akuntansi persediaan dan tidak melaksanakan
fungsi gudang. Panitia penghitungan fisik persediaan
terdiri dari :
a. Pemegang kartu penghitungan fisik.
b. Penghitung
c. Pengecek
Dengan demikian fungsiyang terkait dalam sistim
penghitungan fisik persediaan adalah :
a. Panitia penghitungan fisik persediaan. Panitiaini
berfungsi untuk melaksanakan penghitungan fisik
persediaan dan menyerahkan hasil penghitunan
tersebut kepada Bagian Kartu Persediaan untuk
digunakan sebagai dasar Adjusment terhadap catatan
persediaan dalam kartu persediaan.
b. Fungsi Akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab
untuk:
1) Mencantumkan harga pokoksuatu persediaan yang
dihitung ke dalam daftar hasilpenghitungan fisik
32 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
2) Mengalikan kuantitas dan harga pokok persatuan
yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan
fisik
3) Mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil
penghitungan fisik
4) Melakukan adjusment terhadap kartu persediaan
berdasar data hasil penghitungan fisik persediaan
5) Membuat bukti memorial untuk mencatat adjusment
data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan
hasil penghitungan fisik persediaan.
c. Fungsi Gudang. Fungsi gudang bertanggung jawab
untuk melakukan adjusment data kuantitas persediaan
yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil
penghitungan fisik persediaan.
3. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penghitungan
fisik persediaan adalah:
a. Prosedur penghitungan fisik. Dalam prosedur ini
tiap jenis persediaan digudang dihitung oleh
penghitung dan pengecek secara independen yang
hasilnya dicatat dalamkartu penghitungan fisik.
b. Prosedur Kompilasi. Dalamprosedur ini bagian kartu
penghitungan fisik melakukan perbandingan data yang
dicatat dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu
penghitungan fisik serta melakukan pencatatan data
yang tercantum dalambagian ke-2 kartu penghitungan
fisik ke dalam daftar penghitungan fisik.
33 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
c. Prosedur Penentuan Harga Pokok Persediaan.
Dalamprosedur ini bagian kartu persediaan mengisi
harga pokok persatuan tiap jenis persediaan yang
tercantum dalam daftar penghitungan fisik
berdasarkan informasi dalam kartu persediaan yang
bersangkutan serta mengalihkan harga pokok
persatuan tersebut dengan kuantitas hasil
penghitungan fisik untuk mendapat total harga pokok
persediaan yang dihitung.
d. Prosedur Adjustment. Dalamprosedur ini bagian kartu
persediaan melakukan adjusment terhadap data
persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan
berdasarkan data hasil penghitungan fisik
persediaan yang tercantum dalam daftar hasil
penghitungan fisik persediaan. Dalam prosedurini
pula bagian gudang melakukan adjusment terhadap data
kuantitas persediaan yang tercatat dalam kartu
gudang.
4. Unsur Pengendalian Intern
a. Organisasi
Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan
oleh suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang
kartu penghitung fisik, fungsi penghitung, dan
fungsi pengecek. Untuk menjamin ketelitian dan
keandalan data yang dihasilkan dari kegiatan
penghitungan fisik persediaan, panitia yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan tersebut harus terdiri
34 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
dari 3 kelompok: pemegang kartu penghitung fisik,
penghitung, dan pengecek.
Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan
selain karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi
persediaan dan biaya, karena kryawan di kedua bagian
inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas
persediaan. Tujuan penghitungan fisik persediaan
adalah untuk meminta pertanggungjawaban mengenai
barang yang disimpan oleh fungsi gudang dan
pertanggungjawaban mengenai ketelitian dan keandalan
data persediaan yang dicatat pada kartu persediaan
di fungsi akuntansi persediaan. Oleh karena itu agar
data yang dihasilkan dari penghitungan fisik
persediaan dijamin ketelitian dan keandalannya, maka
panitia yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan
tersebut harus bukan kryawan dari kedua fungsi yang
dimintai pertanggungjawaban tersebut (misalnya
fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan).
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Daftar hasil penghitungan fisik persediaan
ditandatangani oleh ketua panitia penghitungan fisik
persediaan. Daftar hasil penhitungan fisik berisi
informasi hasil penghitungan fisik persediaan.
Daftar ini merupakan dokumen sumber sebagai dasar
untuk meng-adjust kartu persediaan, dan kartu
gudang, serta merupakan dokumen pendukung bukti
memorial yang dicatat dalam jurnal umum. Dengan
35 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
demikian daftar ini merupakan dokumen penting untuk
mengupdate catatan akuntansi.
Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan
didasarkan atas kartu penghitungan fisik yang telah
diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu
penghitungan fisik. Hal ini dimaksudkan agar setiap
dokumen sumber dibuat atas dasar data yang dijamin
ketelitinnya.
Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil
penghitungan fisik berasal dari kartu persediaan
yang bersangkutan. Harga satuan yang dicantumkan
dalam daftar hasil penghitungan fisik adalah diambil
dari kartu persediaan yang bersangkutan dalam
prosedur penetapan harga (pricing prosedur).
Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan
pada informasi (kuantitas maupun harga pokok total)
tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar
penghitungan fisik. Setelah kuantitas tiap jenis
persediaan yang dihitung dicantumkan dalam daftar
hasil penghitungan fisik, kemudiaan ditentukan harga
pokok per unitnya dan jumlah harga pokok tiap jenis
persediaan, untuk dasar adjustment data yang dicatat
dalam kartu persediaan yang bersangkutan.
c. Praktik yang Sehat
Kartu penghitung fisik bernomor urut tercetak dan
penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
pemegang kartu penghitungan fisik. Untuk menghindari
36 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
tidak dicatatnya hasil penghitungan fisik
persediaan, dokumen yang dipakai sebagai alat untuk
merekam hasil penghitungan fisik harus bernomor urut
tercetak dan pemakaian nomor urut tersebut harus
dipertanggungjawabkan oleh pemegang kartu
penghitungan fisik.
Penghitungan fisik setiap jenis persediaan
dilakukan dua kali secara independen, pertama kali
oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek.
Kuantitas dan data persediaan yang lain yang
tercantum dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu
penghitungan fisik dicocokkan oleh pemegang kartu
penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam
bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicatat dalam
daftar hasil penghitungan fisik.
Peralatan dan metode yang digunakan untuk
mengukur dan menghitung kuantitas persediaan harus
dijamin ketelitiannya. Hal ini dimaksudkan agar
hasilpenghitungan fisik persediaan teliti dan andal.
37 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri
dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam
proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan
penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, dan
persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang
persediaannya hanya terdiri dari satu golongan yaitu
persediaan barang dagang yang merupakan barang yang
dibeli kemudian dijual kembali tanpa ada proses
pengolahannya terlebih dahulu. Metode pencatatan dari
persediaan sendiri ada dua macam yaitu metode mutasi
persediaan (perpectual inventory method) dan metode persediaan
fisik (physical inventory method). Dari kedua metode tersebut
dalam pencatatan akuntansinya juga dibedakan lagi
menjadi beberapa metode yaitu FIFO, LIFO, Average, dan
tanda pengenal khusus.
Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem
akuntansi persediaan sangat banyak, beberapa diantaranya
yaitu prosedur pencatatan produk jadi, prosedur
pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual, prosedur
pencatatan produk jadi yang diterima lagi dari pembeli,
prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali
harga pokok persediaan produk dalam proses, prosedur
pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli, prosedur
38 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok, prosedur permintaan dan pengeluaran
barang dari gudang, prosedur pencatatan tambahan harga
pokok persediaan karena pengembalian barang gudang, dan
sistem perhitungan fisik persediaan. Karena ada banyak
sistem dan prosedur yang terlibat, perusahaan yang
memiliki persediaan juga memiliki sistem pengendalian
intern agar kesalahan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja dapat diminimalisir.
B. Saran
Agar sistem akuntansi persediaan dapat berjalan
dengan baik dan memberikan manfaat seperti yang
diharapkan oleh pihak-pihak yang terlibat, alangkah
lebih baik jika sistem ini disusun berdasarkan kebutuhan
usaha dan karyawan serta seluruh elemen yang terlibat
dalam sistem ini dapat memahami sistem akuntansi
persediaan dengan baik dan benar serta memiliki
kebiasaan bersikap jujur dan bertanggungjawab, karena
sebaik apapun sebuah sistem itu dibuat apabila pelakunya
tidak menjalankan dengan bertanggungjawab maka hanya
akan menghasilkan permasalahan dalam sebuah usaha.
39 | s i s t e m A k u n t a n s i P e r s e d i a a n