laporan praktikum pengukuran getaran mekanis pada motor matic
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM HIGIENE PERUSAHAAN 3
SEMESTER III KOMPETENSI DASAR III
PENGUKURAN GETARAN MEKANIS PADAMOTOR MIO TAHUN 2004
Kelompok3(Kelas B)
1. Arvin Afriansyah (R.0012010)2. AldhilaLiantika M (R.0012004)3. Endaryani (R.0012030)4. Indah Puspitaningrum (R.0012046)5. Ira Pracinasari (R.0012048)6. Novia Andrisiyani (R.0012066)7. Rizky Finaldia P (R.0012084)8. Wachid Nur Mualim (R.0012100)
PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta2013PENGESAHAN
Laporan Praktikum Higiene Perusahaan 3 Semester III
Kompetensi Dasar III dengan Judul :
Pengukuran Getaran Mekanis Pada Motor Matic
Kelompok 3
Telah disahkan pada tanggal:
Pada Hari Senin tanggal 14 November 2013
Pembimbing Praktikum Praktikan
Betiana Wachid Nur
Mualim
NIM. R0012084
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................... i
DAFTAR ISI ........................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................ 1
A. Latar Belakang .......................... 1
B. Tujuan .................................. 2
C. Manfaat ................................. 3
BAB II.
LANDASAN TEORI ............................. 4
A. Tinjauan Pustaka ........................ 4
B. Perundang-undangan ...................... 6
BAB III.
HASIL ...................................... 9
C. Gambar Alat, Cara Kerja dan Deskripsi
Praktikum ............................... 7
D. Hasil Kegiatan Praktikum ................ 9
BAB IV.
PEMBAHASAN ................................. 10
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ......................... 13
A. Simpulan ................................ 13
B. Saran ................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita
menggunakan peralatan untuk beraktivitas. Begitu
juga dengan menggunakan peralatan bermotor. Dalam
penggunaannya pasti menimbulkan getaran-getaran
yang dirasakan oleh tubuh kita. Intensitas getaran
mekanis adalah bentuk dari energi mekanis yang
dihasilkan oleh mesin atau alat-alat mekanis yang
digerakkan oleh motor dan getaran mekanis adalah
merupakan salah satu faktor bahaya di tempat kerja
yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang
sedang dioperasikan. Getaran yang ditimbulkan oleh
peralatan mesin apabila menghantar ke tubuh
manusia melalui tangan, lengan, kaki, atau anggota
tubuh lainnya yang akan menimbulkan gangguan
kenyamanan sampai gangguan kesehatan. Sehingga
perlu dilakukan pengukuran intensitas getaran
untuk mengetahui sampai sejauh mana mengganggu
kenyamanan atau kesehatan tenaga kerja.
Getaran mesin banyak menimbulkan masalah dengan
jenis serupa seperti kebisingan. Getaran terdapat
pada kendaraan-kendaraan yang bergerak, terutama
traktor beroda dua, dan gergaji-gergaji listrik
dan mesin-mesin lain yang dapat dibawa. Mengalami
getaran secara lama dapat melelahkan badan
manusia. Dalam jangka panjang, getaran dapat
berbahaya kepada sistem syaraf dan sistem syaraf
simpatis dan mungkin juga menyebabkan kerusakan
sendi-sendi. Efek membahayakan demikian tergantung
tidak hanya kepada waktu tubuh mengalami getaran,
tetapi juga kepada frekuensi dan intensitas serta
juga kepada bagian-bagain tubuh yang dipengaruhi.
Seperti telah diketahui bersama peralatan atau
mesin pada saat dioperasikan akan menimbulkan
getaran, disamping timbulnya kebisingan. Getaran
tidak hanya ditimbukan peralatan atau mesin yang
tidak bergerak seperti dalam suatu industri,
tetapi terjadi juga pada peralatan berat. Ergonomi
merupakan salah satu segi yang juga memuat aspek-
aspek perlindungan tenaga kerja. Satu diantaranya
adalah adanya norma-norma yang mengatur kesesuaian
ukuran alat kerja dengan manusianya. Dalam
peningkatan produksi, digunakan mesin-mesin dan
alat kerja modern. Penggunaan alat kerja modern
selain meningkatkan produksi juga mempunyai efek
samping dapat menyebabkan timbulnya gangguan
kesehatan tenaga kerja. Untuk menghindarinya maka
perlu diupayakan teknologi pengendaliannya
(Sutopo, 1983).
Oleh karena itu, perlu dilaksanakannya
praktikum pengukuran lingkungan kerja yaitu
getaran mekanis agar dapat diketahui besarnya
getaran yang terjadi pada mesin agar dapat
terhindar dari faktor bahaya yang ada seperti,
kecelakaan, peledakan, kebakaran dan sebagainya.
Mengetahui angka getaran suatu mesin, digunakannya
alat pendeteksi getaran yang disebut Vibration Meter,
dan untuk itu dibutuhkan kecermatan dalam melihat
angka yang ditunjukkan oleh Vibration Meter
.
B. Tujuan
Adapun beberapa tujuan penulisan yang ingin
dicapai penulis dalam Pengukuran Kebisingan, yakni
sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami efek yang dapat
terjadi terhadap manusia
2. Mahasiswa mampu memberikan rekomendasi
pengendalian untuk meminimalisir efek yang
dapat ditimbulkan dari paparan getaran
tersebut.
C. Manfaat
Dengan disusunnya laporan ini, maka diharapkan
mampu memberikan beberapa manfaat bagi pihak-pikah
antara lain sebagai berikut :
1. Mahasiswa
Mahasiswa mampu dan terampil dalam menguji
dan melaksanakan keadaan nyata apa yang
diperoleh dari teori mata kuliah Higiene
Perusahaan 3 tentang getaran mekanis.
2. Program Studi D3 Hiperkes dan KK
Mengetahui kemampuan dan keterampilan
mahasiswa dalam menguji dan melaksanakan
keadaan secara nyata tentang apa yang diperoleh
dari teori mata kuliah Higiene Perusahaan 3.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Getaran
Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar
sebuah titik (Harrington,1996:187). Getaran
terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan
motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis
(Budiono, 2003:35). Getaran merupakan efek
suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz
(Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu
faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia,
mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut
bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan
mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja
(Salim, 2002:253). Vibrasi adalah getaran, dapat
disebabkan oleh getaran udara atau getaran
mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis
lainnya (Gabriel, 1996:96).
Getaran Umum (Whole Body Vibration)
Getaran ini berpengaruh terhadap seluruh
tubuh, dihantarkan melalui bagian tubuh tenaga
kerja yang menopang seluruh tubuh. Misalnya :
kaki saat berdiri, pantat pada saat duduk,
punggung saat bersandar, lengan saat
bersandar. Getaran ini mempunyai frekwensi 5 –
20 Hz.
Getaran Setempat (Hand Arm Vibration)
Getaran yang merambat melalui tangan atau
lengan dari operator atal yang bergetar.
Getaran ini mempunyai frekwensi 20 – 500 Hz.
2. Tempat Kerja
Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap
dimanatenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya.
3. Pengukuran Getaran
a. Alat Ukur Getaran
Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan
ringan sehingga mudah dibawa dan dioperasikan
dengan battery serta dapat mengambil data
getaran pada suatu mesin dengan cepat. Pada
umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan
meter untuk menampilkan harga getaran. Alat
ini juga dilengkapi dengan switch selector
untuk memilih parameter getaran yang akan
diukur.
Vibration meter ini hanya membaca harga
overall (besarnya level getaran) tanpa
memberikan informasi mengenai frekuensi dari
getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup
mudah sehingga tidak diperlukan seorang
operator yang harus ahli dalam bidang
getaran. Pada umumnya alat ini digunakan
untuk memonitor “trend getaran” dari suatu
mesin. Jika trend getaran suatu mesin
menunjukkan kenaikan melebihi level getaran
yang diperbolehkan, maka akan dilakukan
analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat
yang lebih lengkap.
b. Teknik Pengukuran Getaran Mesin
1) Posisi dan Arah Pengukuran
Pengukuran getaran pada suatu mesin secara
normal diambil pada bearing dari mesin
tersebut. Tranduser sebaiknya harus
ditempatkan sedekat mungkin dengan bearing
mesin karena melalui bearing tersebut gaya
getaran dari mesin ditransmisikan. Gerakan
bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya
dari mesin tersebut: Disamping
karakteristik getaran seperti : Amplitudo,
frekuensi dan phase, ada karakteistik lain
dari getaran yang juga mempunyai arti yang
sangat penting yaitu arah dari gerakan
getaran, hingga perlu bagi kita untuk
mengukur getaran dari berbagai arah.
Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah
pengukuran yang sangat penting yaitu
horizontal, vertikal, dan axial. Arah
horizontal dan vertikal bearing disebut
dengan arah radial. Arah pengukuran ini
biasanya didasarkan pada posisi sumbu
tranduser terhadap sumbu putaran dari
shaft mesin. Arah ini juga sangat penting
artinya dalam analisa suatu getaran.
2) Standar
Dalam membicarakan getaran kita harus
mengetahui batasan – batasan level getaran
yang menunjukkan kondisi suatu mesin,
apakah mesin tersebut masih baik (layak
beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah
mengalami suatu masalah sehingga
memerlukan perbaikan. Dalam sub bab ini
disajikan beberapa macam standard mengenai
batasan-batasan level getaran yang umum
digunakan.
B. Perundang-Undangan
1. Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970
2. Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003
3. Permenakertrans No.13 Tahun 2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisikan dan Faktor Kimia di
Tempat Kerja.
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
49 Tahun 1996 Tentang : Baku Tingkat Getaran
BAB III
HASIL
A. Gambar Alat, Cara Kerja, dan Deskripsi Praktikum
Gambar Alat
Vibration Meter
Nama Alat : Vibration MeterMerk : RionModel : Riovibro VM – 63Buatan : Jepang
Keterangan dan fungsi:1. Frequency Range
Untuk menentukan besarnya frekuensi yang akandiukur apakah low ataukah high.
2. Velocity acceleration
Digunakan apabila akan dilakukan pengukurankecepatan.
3. Display low batt mark
Untuk menampilkan keadaan baterai apakah masihbisa digunakan atau tidak.
4. Meas (push on)
Untuk mengecek baterai dan menghidup matikan alat/tombol hold
5. Vibration Detector
Untuk menangkap getaran yang akan diukur.
b. Sepeda Motor
Cara Kerja
Vibration Meter
Cek baterai dengan menekan tombol MEAS,
bila muncul titik double pada display berarti
baterai tersebut harus diganti.
Tekan MEAS agak lama atau power ON kurang
lebih 10 detik, pilih skala pengukuran dan
alat siap digunakan untuk pengukuran.
Selama pengukuran berlangsung, tombol MEAS
ditekan dan ditahan. Pada ujung alat
ditempelkan pada objek yang diukur dengan
posisi tegak lurus, nilai getaran mekanis
ditunjukkan pada display.
Setelah itu alat dapat dilepas dari
sumber pengukuran dan catat angka yang
muncul pada display.
Tekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran
selanjutnya, satu menit setelah tombol
MEAS dilepas maka alat itu akan mati
secara otomatis.
Hidupkan mesin motor dengan menekan
starter.
Motor di gas besar dengan gas yang sama
selama pengukuran.
Ukur getaran dengan menggunakan Vibration
Meter pada bagian yang diinginkan.
Pengukuran dilakukan di tiga titik pada
kendaraan, yaitu pada sadel, stang,
pijakan kaki.
Pengukuran pada masing-masing titik
dilakukan selama satu menit dan dicatat
angka yang paling sering mncul pada
display.
Pengukuran dilakukan dengan keadaan motor
dihidupkan dan di gas. (statis)B. Hasil Kegiatan Praktikum
Hasil Pengukuran mio 2004Titik pengukuran
Cm/s m/s2
Sadel depan 1,00 2,3
Stang 0,68 7,3
Pijakan kaki
1,5 10,4
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Faktor Fisika di
Tempat Kerja, disebutkan bahwa nilai ambang batas
getaran untuk pemajanan lengan dan tangan dengan
pemajanan 8 jam/hari mempunyai nilai percepatan pada
frekuensi dominan adalah sebesar 4 m/s2, maka nilai
percepatan untuk masing-masing titik pengukuran pada
bagian stang kanan dan pijakan kaki tersebut melebihi
standar ketentuan umum dalam batas normal karena nilai
percepatannya untuk masing-masing titik pengukuran
diatas 4 m/s2. Sedangkan pada bagian dudukan motor
memenuhi standar dengan nilai percepatan dibawah 4
m/s2. Dengan nilai percepatan diatas Nilai Ambang Batas
sebesar 4 m/s2, maka dapat diketahui bahwa intensitas
getaran mekanis yang dihasilkan cukup tinggi sehingga
mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan
kelelahan yang berlebih untuk pemakaian selama 8
jam/hari. Hal ini tentunya tidak mendukung kinerja
karena melakukan kerja secara tidak aman dan tidak
nyaman sehingga dapat menurunkan kegairahan kerja,
angka produktivitas kerja dan efisiensi kerja.
Hasil Pengukuran mio 2004
Titik
pengukuran
Cm/s m/s2
Sadel depan 1,00 2,3
Stang 0,68 7,3
Pijakan
kaki
1,5 10,4
A. Getaran pada Sadel
Getaran pada sadel depan berdasarkan
pengukuran diketahui adalah sebesar 1,0m/s2.
Sedangkan pada Permenakertrans No.13 tahun 2011
tentang NAB Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
Tempat Kerja tidak mengatur NAB getaran untuk
anggota tubuh yang mana terpajan langsung dengan
getaran dari sadel/jok motor. Namun pada pasal 7
disebutkan bahwa NAB getaran yang kontak langsung
maupun tidak langsung pada seluruh tubuh
ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik kuadrat
(m/det2). Ini berarti bahwa berdasarkan regulasi
tersebut getaran pada jok depan melebihi NAB.
B. Getaran pada Stang
Stang adalah bagian dari motor yang kontak
langsung dengan lengan. Dan pada regulasi
Permenakertrans No.13 tahun 2011 tentang NAB
Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
menyebutkan NAB getaran pada Pasal 6 (1) NAB
getaran alat kerja yang kontak langsung maupun
tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja
ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat
(m/det2). (2) Getaran yang melampaui NAB, waktu
pemaparan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I nomor 3 Peraturan Menteri ini.
Berdasarkan pengukuran didapatkan a getaran
pada stang adalah 7,3 m/s2.Hal ini menunjukkan
bahwa berdasarkan regulasi tersebut, getaran pada
stang kanan melebihi NAB. Namun bila paparan per
hari kerja 1 jam dan kurang dari 2 jam adalah
tidak melebihi NAB.C. Getaran pada Pijakan
Pijakan kaki merupakan bagian pada motor yang
kontak langsung dengan kaki pengendara.
Berdasarkan regulasi Permenakertran No.13 tahun
2011 tentang NAB Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
Tempat Kerja disebutkan bahwa pada pasal 7 NAB
getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung
pada seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter
per detik kuadrat (m/det2).
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan hasil:1. Pada pijakan kaki kanan adalah sebesar 10,4 m/s2.
Berdasarkan regulasi tersebut, getaran pada pijakan
kanan tidak sesuai atau melebihi NAB getaran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan
getaran mekanis pada motor matic mio 2004, dapat
disimpulkan bahwa getaran pada seluruh titik
pengukuran pada motor adalah melebihi NAB getaran.
B. Saran
a. Bagi semua pengguna motor mio 2004 Agar lebih
memperhatikan penggunaan kendaraan tersebut
sesuai dengan waktu yang benar agar paparan
tidak melebihi NAB.
b. Bagi pengguna motor tersebut agar melakukan
usaha untuk mengurangi getaran pada motor
agar tidak melebihi NAB.
DAFTAR PUSTAKA
Harrington & F.S Gill. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja.
Edisi 3.
Penerbit EGC Cetakan I. Jakarta.
Suma.mur, PK. 1993. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
CV.
Haji Masagung. Jakarta.
Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Suma’mur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(HIPERKES), -: Sagung Seto.
http://vibrasi.wordpress.com/2009/03/13/bab-iv-
pengukuran-getaran/