laporan ojt wancak revisi final

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang On the Job Training (OJT) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Sipil . Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan di Politeknik Negeri Balikpapan yang mewajibkanbagi mahasisawa tingkat III semester V, dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh studi akhir.Selain itu On Job Training memberikan wawasan baru dan ilmu praktek kerja lapangan yang terkadang tidak kita peroleh di bangku kuliah serta menjadi wadah untuk menerapkan ilmu yang telah kita peroleh dari bangku kuliah.Oleh sebab itu kami memilih Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan (DPU) sebagai tempat OJT dan untuk mengetahui lebih luas tentang dunia kerja. Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan memiliki Proyek Pembangunan Posko Pemadam Kebakaran di Kelurahan Kampung Baru Tengah. Proyek ini terletak di kawasan padat penduduk yaitu di dekat Pelabuhan Penyebrangan Balikpapan- Penajam.dan terletak di posisi yang strategis yaitu dekat dengan kantor lurah kampong baru tengah dan terminal transportasi umum.Posko Pemadam Kebakaran ini diperlukan dikawasan tersebut, mengingat dikawasan tersebut merupakan daerah rawan kebakaran,dan untuk mengurangi resiko kebakaran di wilayah tersebut maka dibangunanlah Posko Pemadam Kebakaran ini. Hal ini sangat menarik untuk dipelajari mulai dari proses atau metode pelaksanaan proyek yang dimulai dari tahap awal hingga menjelang akhir serta manajemen proyek di lokasi tersebut. Selain itu,Proyek Pembangunan Posko Pemadam Kebakaranini ditangani oleh CV. Nur Karya Bukti sebagai kontraktordan CV. Pradata Teknik Konsultan sebagai Konsultan Perencana. 1

Upload: independent

Post on 01-Dec-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

On the Job Training (OJT) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi

mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Sipil . Hal ini sesuai dengan

kurikulum pendidikan di Politeknik Negeri Balikpapan yang mewajibkanbagi

mahasisawa tingkat III semester V, dan merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk menempuh studi akhir.Selain itu On Job Training memberikan

wawasan baru dan ilmu praktek kerja lapangan yang terkadang tidak kita peroleh

di bangku kuliah serta menjadi wadah untuk menerapkan ilmu yang telah kita

peroleh dari bangku kuliah.Oleh sebab itu kami memilih Dinas Pekerjaan Umum

Balikpapan (DPU) sebagai tempat OJT dan untuk mengetahui lebih luas tentang

dunia kerja.

Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan memiliki Proyek Pembangunan Posko

Pemadam Kebakaran di Kelurahan Kampung Baru Tengah. Proyek ini terletak di

kawasan padat penduduk yaitu di dekat Pelabuhan Penyebrangan Balikpapan-

Penajam.dan terletak di posisi yang strategis yaitu dekat dengan kantor lurah

kampong baru tengah dan terminal transportasi umum.Posko Pemadam

Kebakaran ini diperlukan dikawasan tersebut, mengingat dikawasan tersebut

merupakan daerah rawan kebakaran,dan untuk mengurangi resiko kebakaran di

wilayah tersebut maka dibangunanlah Posko Pemadam Kebakaran ini. Hal ini

sangat menarik untuk dipelajari mulai dari proses atau metode pelaksanaan proyek

yang dimulai dari tahap awal hingga menjelang akhir serta manajemen proyek di

lokasi tersebut. Selain itu,Proyek Pembangunan Posko Pemadam Kebakaranini

ditangani oleh CV. Nur Karya Bukti sebagai kontraktordan CV. Pradata Teknik

Konsultan sebagai Konsultan Perencana.

1

1.2 Tujuan On the Job TrainingSelama melaksanakan On the Job Training (OJT) selama lima bulan

mahasiswa diharapkan:

1.   Dapat mengetahui kondisi pekerjaan di lapangan secara langsung dan nyata,

dan juga lebih mengenal keadaan proyek yang sesungguhnya.

2.   Mengetahui teknik–teknik pelaksanaan konstruksi.

3. Menambah wawasan mengenai dunia konstruksi.

4. Mendapatkan pengalaman di lapangan yang tidak didapat di bangku kuliah.

5. Mengetahui tata cara pengelolaan proyek dan administrasinya.

6. Dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan

kenyataan yang ada di lapangan.

7. Untuk memenuhi tugas studi sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III

Teknik Sipil di Politeknik Negeri.

1.3 Manfaat On the Job Training1.3.1  Bagi Politeknik

Mempererat dan meningkatkan kerja sama antara Politeknik sebagai lembaga

pendidikan dengan Perusahaan sebagai pelaksanan konstruksi serta untuk

memperkenalkan pendidikan di Politeknik.

1.3.2  Bagi Mahasiswa

1. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambahpandangan dalamduniaindustri

konstruksi sipil secara nyata sebelum nantinya terjun ke lapangan.

2.   Menambah informasi actual mengenai dunia konstruksi dengan

pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

1.3.3  Bagi Industri Konstruksi

Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, industri konstruksi akan mendapatkan

masukan – masukan yang dapat diterima di lapangan dan berguna untuk industri

konstruksi.

2

BAB IITINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1Tinjauan umumPembangunanPosko Pemadam Kebakaran di Kelurahan Kampung Baru Tengah

dilatarbelakangi oleh banyaknya kejadian kebakaran rumah warga yang berada

dikawasan padat penduduk,dan diharapkan pembanguan posko pemadam

kebakaran ini dapat meminimalisir terjadinya kebakaran di wilayah tersebut.

Pengambilan keputusan lokasi Posko Pemadam Kebakaran ini telah melalui

kajian studi kelayakan yang terletak di Kawasan Kampung Baru Tengah,

Balikpapan Barat, yaitu disebelah gedung kelurahan baru tengah.

Proyek Posko Pemadam Kebakaran ini terdiri dari 3 lantai yang terletak pada

lahan seluas 0,13 Ha. Lantai dasar memiliki luas sebesar 168 m2,lantai satu

memiliki luas sebesar 168 m2, Lantai dua memiliki luas sebesar 168 m2. Luasan

bangunan keseluruhan adalah 315 m2.

2.2Struktur Pelaksana proyek

Gambar 2.1 diagram pelaksana proyek pembangunan posko pemadam kebakaran

3

Pemilik bangunan

Dinas Pekerjaan Umum (DPU)

KOTA BALIKPAPAN

Konsultan struktur

CV. Pradata Teknik Konsultan

Kontraktor pelaksana

CV. Nur Karya Bukti

Konsultan struktur

CV. Pradata Teknik Konsultan

2.3 Data proyek

Keterangan Proyek :

Nama Proyek : Posko Pemadam Kebakaran Kelurahan

Baru Tengah

Pekerjaan : Pembangunan Posko Pemadam kebakaran

Lokasi : Balikpapan,Kalimantan Timur

Luas Bangunan : 315 m²

Sumber Dana : APBD Kota Balikpapan T.A 2014.

:Batas-batas wilayah proyek pembangunan posko pemadam yaitu :

Sebelah Utara : berbatasan dengan gedung lurah kampung baru

tengah.

Sebelah Selatan : berbatasan dengan pemukiman penduduk.

Sebelah Timur : berbatasan dengan area parkir pasar kampung baru

tengah.

Sebelah Barat : berbatasan dengan rumah dinas lurah kampung

baru tengah.

Gambar 2.2 Site Plan Posko Pemadam Kebakaran

4

BAB III

TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1Landasan teori

3.1.1 Pengertian Pondasi Borpile secara umumPondasiBorpile merupakan pondasi tiang dalam bentuk tabung yang

berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam tanah,pondasi borpile termasuk

jenis pondasi dalam.pondasi borpile memiliki fungsi yang sama dengan tiang

pancang namun perbedaannya terdapat pada cara pengerjaannya.apabila pancang

proses pengerjaannya mengunakan metode pukulan lain halnya dengan

borpile.Pengerjaan borpile dimulai dengan pelubangan tanah terlebih dahulu

sampai kedalaman yang ditentukan lalu pemasangan tulangan besi yang

dilanjutkan dengan pengecoran beton.

3.1.2 Jenis alat dan metode pengerjaan borpile a) Bore Pile Mini Crane

Gambar 3.1 Borpile Mini Crane

Dengan alat Borepile mesin ini dapat dilakukan pengeboran dengan

pilihan diameter lubang yaitu 30 cm,40 cm,50 cm,hingga 80 cm.metode

bor ini menggunakan system wet boring(bor basah), jadi dibutuhkan air

yang cukup untuk mendukung proses pengeboran lubang.

5

b)Bore Pile Gawangan

Gambar 3.2 Borpile Mini Crane

Alat borepile ini memiliki system kerja yang mirip dengan borpile mini

crane,perbedannya hanya pada desain chasis dan tiang tempat

gearbox,kemudian juga diperlukan tambang pada kanan kiri alat yang

dikaitkan ketempat lain agar menjaga keseimbangan alat selama

pengeboran.

c) Bore Pile manual /Strauss Pile

Gambar 3.3 Borpile Manual

Alat strauss pile ini menggunakan tenaga manual untuk memutar mata

bor,metode yang digunakan yaitu bor kering(dry boring).alat borpile

manual ini simple, dan mudah dioperasikan,namun kekurangannya yaitu

memiliki diameter berkisar 20 cm sampai dengan 40 cm saja.

3.1.3 Pengertian Kolom Beton Bertulang

6

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari

balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan

lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang

bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,

1996).

Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan

menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi

kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh

kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom (dimensi kolom) tergantung pada

distribusi pembebanan.

.

3.1.4 Jenis – jenis kolomMenurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga,

yaitu :

1)Kolom ikat (tie column).

2)Kolom spiral (spiral column).

3)Kolom komposit (composite column).

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada

tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini

merupakankolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok

memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat

sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang

tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh padatempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama

denganyangpertama hanya saja sebagai pengikat tulangan

7

pokokmemanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan

kelilingmembentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari

tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap

deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah

terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi

momen dan tegangan terwujud.

3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan

yangdiperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau

pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

3.1.5 Fungsi Kolom pada bangunan bertingkatFungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke

pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia

yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur

utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban

hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.

Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan

beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom

didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan

gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah

material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan

tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton

memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok

bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

3.2 Metode Pelaksanaan

3.2.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan pondasi Borpile

8

Gambar 3.4 Diagram Pelaksanaan Pekerjaan pondasi Borpile

9

Penentuan Titik

Pengeboran lubang borpile

Proses Pengeboran lubang Borpile

Proses pemasukan tulangan Borpile pada lubang hasil bor

Perakitan tulangan borpile Penggalian lubang borpile & pondasi

Proses pengadukan campuran beton pada mesin molen

Proses pengecoran campuran beton ke lubang Borpile

Proses perakitan tulangan pilecap dilanjutkan pengecoran

Finish

Langkah-langkah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi borpile

1. Penentuan titik lubang pondasi dan lubang borpile2. Setelah titik ditentukan, lakukan penggalian tanah dengan cangkul/sekop

dengan ukuran panjang lebar lubang sekitar kurang lebih 1.5 x 1.5 m juga sedalam 1.5 - 2.0 m

Gambar 3.5 lubang pengeboran borpile.

3. Lakukan penginstallan Mesin bor pile gawangan diatas lubang pondasi yang sudah digali, Posisikan mata lubang bor tepat diatas titik tengah lubang pondasi

Gambar 3.6 Perakitan dan peletakan borpile di atas lubang galian.

10

4. lakukan pengeboran sedalam ± 8 m,dan Selalu alirkan air bersih ke lubang

pada saat pengeboran berlangsung, Air berfungsi agar kotoran (Seperti kayu,

sampah plastik dll) yang ada di dalam tanah agar tidak mengganggu kinerja

mata bor seperti tersangkut,macet bahkan patah.

Gambar 3.7 proses pengeboran lubang di bantu dengan aliran air

5. Setelah pengeboran sudah mencapai kedalaman yang direncanakan, Angkat

mata bor dari lubang,Mulai lakukan pemasukan tulangan bor pile.

Gambar 3.8 tulangan besi yang dimasukan ke lubang borpile.

11

6. Setelah tulangan dimasukan,lakukan proses pengecoran secepatnya agar

dinding tanah yang telah berisi tulangan tidak runtuh.

Gambar 3.9 Hasil pengecoran setelah beberapa hari

7. Setelah di diamkan beberapa hari da nada genangan air sisa hujan,kuras

terlebih dahulu air lumpur pada lubang,dan dilanjutkan dengan perakitan

tulangan cakar ayam bagian bawah untuk Pilecap.

Gambar 3.10 Pemasangan tulangan cakar ayam

8. Setelah tulangan cakar ayam di bagian bawah selesai dirakit,dilakukan proses

stek/penyambungan antara tulangan borpile dengan tulangan kolom,Setelah itu

12

lalu di kunci dibagian atas dengan tulangan cakar ayam bagian atas yang

berfungsi sebagai pilecap pondasi borpile.

9. Setelah tulangan terikat dengan baik dan kokoh dilakukan proses pengecoran

pilecap borepile dengan campuran beton

3.2.2 Alat dan bahan serta spesifikasi beton pondasi borepileAlat-alat dalam pekerjaan pondasi Borpile yaitu :

a) Cangkul dan sekop

b) Mesin borpile tipe gawangan

c) Mesin pengaduk semen

d) Gerobak

Bahan-bahan pekerjaan pondasi borpile yaitu :

a) Tulangan besi ulir Ø 16 mm

b) Tulangan besi polos Ø 10 mm spiral

c) Kawat bendrat

d) Pasir Palu

e) Agregat / Batu kerikil

f) Semen Tiga Roda

Spesifikasi beton pondasi Borpile :

a) Cor Borpile diameter 40 cm

b) Tulangan utama 8 Ø 16 mm

c) Tulangan begel spiral Ø 8 – 15 cm (10 cm)

d) Mutu beton (K-225)

3.2.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Beton Bertulang

13

Gambar 3.11 Diagram Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Beton

3.2.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Pemasangan Kolom Beton

Bertulang

14

Fabrikasi Tulangan KolomPemasangan tul. Kolom +

Decking

Instalasi Bekisting yg telah diberi oli

Stek tulangan kolom + marking

Perawatan Beton

Pengecoran kolom

Pembongkaran Bekisting kolom

Fabrikasi Bekisting KolomPemasangan Sepatu Kolom

1. Stek Tulangan + Marking

Dalam tahap ini dimana pondasi bore pile yang telah jadi, dijadikan patokan

sebagai As kolom yang sesuai pada gambar bestek

Gambar 3.12 Stek Tulangan + Marking

2. Pabrikasi Tulangan Kolom

Proses pembuatan Tulangan begel dan Tulangan Pokok yang kemudian di rakit

sebagai tulangan kolom dengan kawat bendrat sebagai pengikatnya Tulangan

kolom sebelumnya harus dimunculkan tinggi stek 50 cm dari lantai sesudahnya,

hal ini dimaksudkan agar antara ikatan besi yang dimunculkan ada satu kesatuan

dengan tulangan kolom di atasnya. Pembesian kolom terdiri dari tulangan pokok

dan sengkang.

Gambar 3.13 Pabrikasi Tulangan kolom

3. Pemasangan Tulangan Kolom + Decking

Tulangan kolom yang sudah dirakit kemudian di pasang pada Setelah tulangan

kolom selesai dirakit hingga membentuk rangka kolom, kemudian pada sekeliling

15

baja tulangan kolom dipasang beton decking dengan tebal 2,5 - 3 cm yang diikat

dengan kawat bendrat untuk menjaga ketebalan selimut beton.

Gambar 3.14 Pemasangan tulangan Kolom + decking

4. Pemasangan Sepatu Kolom

Sebuah blok beton yang disi adonan beton pada bagian bawah ujung tulangan

kolom yang berhubungan dengan pondasi yang sudah dicor, tinggi sepatu beton

sekitar 5 cm untuk mengakukan posisi tulangan kolom.

Gambar 3.15 Sepatu Kolom

16

5. Pabrikasi Bekisting Kolom

Bekisting kolom adalah alat bantu sementara yang berfungsi untuk membentuk

beton pada saat pengecoran kolom dilaksanakan, sehingga diperoleh bentuk beton

sesuai dengan perencanaan.

Gambar 3.16 Pabrikasi Bekisting kolom

6. Instalasi Bekisting yang Telah Diberi Oil Form

Setelah Tulangan telah terpasang dan Bekisting sudah siap, maka langkah

selanjutnya pemasangan bekisting pada rangka kolom yang akan dilakukan

pengecoran, sebelum itu beton decking sudah harus terpasang pada rangka kolom.

Gambar 3.17 bekisting yang telah dilapisi oli

17

Gambar 3.18 bekisting yang telah terinstal

7. Pengecoran Kolom

Pada pengecoran kolom ketinggian 3 m dilakukan 1 kali pengecoran. Pengecoran

kolom dilakukan dengan mengunakan mesin molen dan pipa berbentuk corong

dengan bantuan alat ember.

Gambar 3.19 Pengecoran kolom secara manual

8. Pembongkaran Bekisting Kolom

Pembongkaran bekisting kolom dilakukan sehari setelah pengecoran. Kondisi

paling ekstrim adalah 6 jam setelah pengecoran, tapi tidak sangat dianjurkan.

Lebih baik dilakukan saat beton telah mengeras dan campuran telah mencapai

waktu ikatan awal sekitar 28 waktu beton benar-benar masak.

18

Gambar 3.20 pembongkaran bekisitng kolom

9. Perawatan Beton

Setelah pembongkaran bekisting, harus dilakukan perawatan beton (curring),

yaitu dengan pemberian compound pada permukaan beton atau dengan berbagai

cara sesuai dengan jenis struktur yang dilaksanakan.

Perawatan beton (curring) berfungsi untuk melindungi beton selama

berlangsungnya proses pengerasan beton terhadap sinar matahari, pengeringan

oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan

sebelum waktunya.

Gambar 3.21 perawatan beton dengan penyiraman air sekitar selimut beton

19

3.2.5 Alat-alat dan Bahan Pengerjaan Kolom beton bertulang    Bahan :

1. Kayu galam, Plywood, kayu 6/12

2. Besi baja tulangan ulir dan tidak ulir

3. Semen, pasir, air, dan kerikil

4. Kawat bendrat, paku, dan oli bekas

Alat - alat :

1. Gergaji, siku, pensil, cangkul, linggis

2. Bar cutter dan Bar bender

3. Mesin molen

4. Ember semen

5. Tang penjepit, tang potong, palu

20

BAB IV

PERMASALAHAN PROYEK DAN SOLUSINYA

4.1 Studi kasus proses pengeboran lubang pondasi borpile Mencegah Patahnya Mata bor saat proses pengeboran lubang

borpile.

Pada awal proses pengeboran lubang,mata bor pernah patah

karena latar belakang tanah yang dahulunya adalah bekas pabrik

kayu (somel).Sehingga didalam tanah masih terdapat banyak sisa

papan kayu maupun balok yang menyulitkan kinerja mesin

pengebor.Maka untuk mengatasi agar mata bor tidak patah

kembali dilakukan penggantian mata bor yang diameternya lebih

besar serta menggunakan bantuan air bersih yang di semprotkan

ke lubang pengeboran untuk memudahkan kinerja mata bor saat

proses pengeboran dan mengeluarkan sisa-sisa material seperti

sampah plastic,atau kayu yang dapat tersangkut pada mata bor.

4.2 Studi kasus pembukaan beksiting kolom beton Mencegah terjadinya tulangan yang terpapar akibat selimut beton

keropos saat pembukaan bekisting.

Untuk mengurangi resiko tulangan yang terlihat akibat

selimut beton keropos saat pembukaan bekisting sebelum proses

pengecoran berlangsung bagian samping tulangan diberi beton

kotak / decking agar tulangan kolom benar-benar berada pas di

posisi tengah.selain itu oleskan cairan solar pada bagian dalam

bekisting kolom,cairan solar berfungsi sebagai pelumas, agar

campuran beton pada saat proses penuangan bisa terus mengisi

tanpa menumpuk di satu titik,dan di beri getaran agar campuran

beton dapat mengisi secara sempurna.Selain sebagai pelumas,

cairan solar berguna memisahkan partikel campuran beton

dengan bekisting kayu, sehingga saat pembongkaran bekisting

lebih mudah, dan tidak menyebabkan selimut beton kropos.

21

BAB VPENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan yang kami tulis, berikut kesimpulan yang dapat kami ambil

berdasarkan studi kasus :

1. Pondasi Borpile bermanfaat untuk menyalurkan beban Bangunan

ke tanah keras dan membantu kinerja pondasi agar tidak menahan

beban sendirian.

2. Pondasi bor pile digunakan sebagai pengganti pondasi batu gunung

karena kondisi tanah dasar proyek masih mengandung lumpur.

3. Saat pelaksanaan pembuatan kolom hal yang perlu di perhatikan

saat pemasangan bekisting ke tulangan agar tidak terjadi kegagalan

saat pengecoran tulangan terlebih dahulu di pasang decking.

4. Saat pembongkaran bekisting kolom di perlukan waktu sekitar 7 –

28 hari. Dimaksudkan agar kematangan adonan beton di dalam

bekisting matang sempurna. Sehingga sewaktu pembongkaran

bekisting, kolom tercetak sempurna.

5.2 SARAN

Demikian laporan yang kami buat selama On The Job Training (OJT) di Dinas

Pekerjaan Umum saat di proyek posko pemadam kebakaran kampung baru tengah

yang telah kami amati ada beberapa hal yang dapat kami sarankan :

1. Koordinasi yang baik antara perancang dan pelaksanaan bangunan

Posko Pemadam Kebakaran Kampung Baru Tengah.

2. Meningkatkan kesadaran akan K3 pada proyek untuk pekerja

karena masih kurangnya alat-alat keselamatan saat berada di area

ketinggian atau area yang susah di jangkau.

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Gambar perencanaan DED kebakarankampung baru tengah CV.Pradata

Teknik Konsultan.

2. RAB_Gedung Pemadam Kebakaran_Baru Ulu_02 Tanpa Meubelair

CV.Pradata Teknik Konsultan.

3. Data dan Foto proyek pembangunan posko pemadam kebakaran baru tengah

4. www.google.com

5. www.ilmusipil.com

23