laporan abdimas format artikel publish
TRANSCRIPT
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Pelaksana Kegiatan / Pengabdi :
FIRLIA AYU ARINI, MKM (Ketua)IKHA DEVIYANTI PUSPITA, MKM (Anggota)
IIN FATMAWATI,S.Gz (Anggota)
DIBIAYAI DENGAN DANA UPN “VETERAN” JAKARTA SESUAI DENGAN SURAT PERINTAH REKTOR
NOMOR: SPRIN/533/IX/2012 Tanggal 24 September 2012
FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
PENDIDIKAN GIZI DAN SOSIALISASI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
UNTUK IBU HAMIL YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”JAKARTADESEMBER 2013
PENDIDIKAN GIZI DAN SOSIALISASI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
UNTUK IBU HAMIL YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU
AbstrakAnemia pada ibu hamil menyebabkan pendarahan yang
mengakibatkan kematian, dan meningkatkan risiko melahirkan
bayi BBLR. Prevalensi anemia di Puskesmas Kecamatan Pasar
Minggu berdasar hasil penelitian Fitrianingsih, 2011 yaitu
sebesar 38,7% . Pada penelitian tahun 2011 diketahui ibu yang
anemia karena konsumsi harian kurang dari AKG untuk ibu hamil,
baik gizi makro maupun mikronya, serta adanya pola makan yang
dapat menghambat penyerapan zat besi. Dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini, pengabdi melakukan
penyuluhan menggunakan kalender meja untuk membantu petugas
gizi puskesmas dalam menyampaikan pesan gizi untuk meminum
suplemen besi, meningkatkan asupan gizi ibu hamil, dan anjuran
untuk menyusui bayi secara eksklusif. Penyuluhan dilakukan di
Puskesmas dan dilanjutkan kunjungan rumah agar anggota
keluarga lainnya ikut mengerti pesan gizi yang disampaikan.
Sasaran kegiatan ini adalah ibu hamil yang anemia defisiensi
besi yang memeriksakan kandungannya di lokasi Pengabdian
selama 4 bulan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
efektivitas pendidikan gizi dan pemberian PMT yang dilakukan
2
pihak Puskesmas. Dengan adanya kalender meja yang diberikan
kepada ibu hamil yang anemia tersebut, diharapkan dapat
membuat ibu yang anemia itu tertib meminum suplemen besi,
meningkatkan asupan gizi dengan mengonsumsi PMT.
Kata Kunci : Ibu hamil anemia, pendidikan gizi, Pemberian
Makanan Tambahan (PMT)
NUTRITIONAL EDUCATION AND ADDITIONAL MEALS PROMOTION FORPREGNANT WOMEN WITH IRON DEFICIENCY ANEMIA AT PUBLIC HEALTH
CENTRE OF PASAR MINGGU SOUTH JAKARTAAbstract
Iron deficiency anemia in pregnant women may cause bleeding whic it lead
mother mortality and higher risk of low birth weight.. The prevalence of iron
deficiency anemia in pregnant women at Public Helath Centre of Kecamatan Pasar
Minggu in 2011 was 38,7%, and based on a research at the same year, it has been
known that all of pregnant women with iron deficiency anemia did not taken
enough nutrition as recommended in AKG, RDA in Indonesia. Hence , in order to help
the nutritionist in that public health centre to deliver nutritional education towards
pregnant women with iron deficiency anemia, this community service provided new
3
methode which was using table calender consisted of nutritional education,
promotion about additional meals, and exclusive breastfeeding. The community
service was held at both, Public Health Centre and mothers’ house, thus, the member
of their famly could got the information explained as well. The target of this
community service was pregnant women with deficiency anemia who come to Public
Health Centre for their antenatal care there during 4 months. The purpose of this
community service was to gain effectivity of nutritional education and additional
meals promotion, which had been the focuses of nutritionist program on that
location. By added a new media, table calendar which was given for free hopefully
they could use the calendar, read the nutritional information as often as possible, be
dicipline on consuming iron supplementation and take additional meals that had
been given by the nutritionist from Public Health Centre of Kecamatan Pasar
Minggu.
Keyword : Pregnant women, Nutritional Education, Additional Meals
PENDAHULUAN
Status gizi masyarakat
yang baik merupakan salah
satu faktor penentu
keberhasilan pembangunan
kesehatan dan tidak
terpisahkan dari pembangunan
nasional secara keseluruhan.4
Hal ini tercemin pada Indeks
Pembangunan Manusia (IPM)
yang terdiri dari umur
harapan hidup, tingkat melek
huruf dan pendapatan per
kapita. IPM yang rendah
antara lain dipengaruhi oleh
status gizi dan kesehatan
yang berdampak pada
tingginya angka kematian
bayi, balita dan ibu.
Ibu hamil yang
menderita gizi kurang, baik
gizi makro (Kurang Energi
Kronis) maupun kurang gizi
mikro seperti anemia dan
GAKY berisiko melahirkan
bayi dengan berat badan
rendah dan berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan
anak,perkembangan
intelektual serta
produktivitas dikemudian
hari. Oleh karena itu kurang
gizi pada ibu hamil harus
dihindari sehingga ibu hamil
dapat melahirkan generasi
yang berkualitas dan
produktif ( Dirjen
Binkesmas, 2010).
Pada masa kehamilan,
ibu membutuhkan tambahan zat
gizi yang harus terpenuhi
untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Kekurangan zat gizi makro
mengakibatkan resiko ibu
melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR) sedangkan
kekurangan zat gizi mikro
seperti mineral yaitu zat
besi, Yodium, dan asam folat
mengakibatkan anemia
defisiensi besi, gangguan
pertumbuhan pada anak,
termasuk dengan berkurangnya
kecerdasan (Intelligence
Quotient/IQ), dan spina bifida
pada bayi (Brown,2002).
Anemia pada ibu hamil
memberikan resiko yang
berbahaya pada sang ibu
yaitu pendarahan yang
mengakibatkan kematian, baik
pendarahan karena keguguran
maupun saat persalinan.
5
Anemia dapat meningkatkan
resiko terjadinya
pendarahan, sepsis, kematian
ibu, kematian perinatal dan
BBLR. Diperkirakan hampir
semua wanita di dunia
mengalami defisiensi besi,
dan lebih dari 50% ibu hamil
di negara berkembang
mengalami anemia. Dari
seluruh kematian ibu, 40%
berhubungan dengan anemia
(WHO, 2001).
Angka kematian ibu saat
ini masih sama dengan hasil
SKRT tahun 2007 yaitu 228
per 100.000 kelahiran, masih
jauh dari target MDG’s tahun
2015 yaitu 102 per 100.000
kelahiran (detik.com,
Selasa,15 Mei 2012). Angka
Kematian Ibu di Indonesia
merupakan yang tertinggi di
Asia. Persentase tertinggi
penyebab kematian ibu ( 28
persen) adalah karena
pendarahan. Anemia dan
kekurangan energi kronis
(KEK) pada ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya
pendarahan dan infeksi yang
merupakan faktor kematian
utama ibu. Di berbagai
negara paling sedikit
seperempat dari seluruh
kematian ibu disebabkan oleh
pendarahan, proporsinya
berkisar antara kurang dari
10 persen sampai hampir 60
persen. Walaupun seorang
perempuan bertahan hidup
setelah mengalami pendarahan
pasca persalinan, namun ia
akan menderita akibat
kekurangan darah yang berat
(anemia berat) dan akan
mengalami masalah kesehatan
yang berkepanjangan.(WHO).
Dalam beberapa dekade,
prevalensi anemia defisiensi
besi pada ibu hamil termasuk
tinggi baik di negara maju
maupun negara berkembang.
Anemia defisiensi besi di
awal kehamilan dapat
meningkatkan resiko
6
kelahiran prematur, preterm,
dan BBLR 2 sampai 3 kali
lipat. Anemia defisiensi
besi juga sering terjadi
pada akhir kehamilan yang
dapat menyebabkan resiko
yang sama yaitu kelahiran
prematur dan BBLR. (Brown,
2002). Anemia merupakan
salah satu faktor risiko
yang dapat meningkatkan
risiko komplikasi berupa
pendarahan yang merupakan
penyebab terbesar kematian
ibu hamil tidak saja di
Indonesia tetapi di dunia
secara keseluruhan (Sub
Committee on Nutrition / SCO;
WHO dalam Husaini, 2001).
Menurut data WHO tahun 2006,
25 % kematian ibu disebabkan
oleh pendarahan dan 8%
kematian ibu disebabkan
karena anemia. Ariyantheni,
2009 menunjukkan bahwa
paling sedikit satu diantara
dua kematian ibu di negara
berkembang disebabkan anemia
defisiensi besi.
Di Indonesia, menurut
SKRT tahun 1995 menunjukkan
bahwa prevalensi anemia pada
ibu hamil mencapai 50,9%.
(Fikawati, 2002). Affandi
dalam Amirudin, 2004
menyebutkan bahwa anemia
kehamilan di Indonesia
berdasarkan data Departemen
Kesehatan tahun 1990 adalah
60%. Penelitian selama tahun
1978-1980 di 12 rumah sakit
pendidikan di Indonesia
menunjukkan prevalensi
wanita hamil dengan anemia
yang melahirkan di RS
pendidikan adalah 30,86%.
Prevalensi tersebut
meningkat dengan
bertambahnya paritas. Hal
yang sama diperoleh dari
hasil SKRT 1986 dimana
prevalensi anemia ringan dan
berat akan makin tinggi
dengan bertambahnya paritas.
WHO melaporkan bahwa
prevalensi anemia pada
7
kehamilan secara global 55%
dimana secara bermakna
tinggi pada trimester ketiga
dibandingkan dengan
trimester pertama dan kedua
kehamilan. Pada SKRT tahun
1992 dengan angka anemia
ibu hamil sebesar 63,5%
sedangkan data SKRT tahun
1995 turun menjadi 50,9%.
Pada tahun 1999 didapatkan
anemia gizi pada ibu hamil
sebesar 39,5%. Berdasarkan
hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2004,
prevalensi anemia pada ibu
hamil di Jakarta sebesar
43,5% (Amirudin, 2004;
Depkes dalam Nurchotimah,
2007).
Prevalensi anemia ibu
hamil di DKI Jakarta sebesar
27,6% (Riskesdas, 2007,
2008). Sedangkan prevalensi
anemia di Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu
berdasar data laporan
tahunan 2009 sebesar 25% dan
menurut hasil penelitian
oleh Fitrianingsih, 2011
yaitu sebesar 38,7% .
Tingginya angka anemia pada
ibu hamil pada Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu ,
berdasarkan hasil penelitian
Arini, 2011, disebabkan
karena konsumsi harian
kurang dari Angka Kecukupan
Gizi untuk ibu hamil, baik
gizi makro maupun mikronya,
serta adanya pola makan yang
dapat menghambat penyerapan
zat besi.
Berdasarkan penelitian
sebelumnya mengenai Konsumsi
Harian Ibu Hamil yang Anemia
Defisensi Besi di Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu,
Arini 2011, prevalensi
anemia defisiensi besi pada
ibu hamil di Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu cukup
tinggi, disebabkan oleh
faktor konsumsi yang kurang
dari Angka Kecukupan Gizi,
dan adanya pola makan atau
8
pola konsumsi yang kurang
baik sehingga menurunkan
kemampuan tubuh untuk
menyerap zat besi. Zat besi
banyak terdapat pada makanan
yang tinggi protein. Asupan
gizi makro terutama protein
yang kurang secara otomatis
meningkatkan resiko
terjadinya anemia pada ibu
hamil.
Apabila Ibu hamil
diberikan pendidikan
mengenai gizi yang baik
untuk meningkatkan asupan
makanannya serta memperbaiki
pola makannya, tidak hanya
masalah anemia defisiensi
besi saja yang teratasi
namun resiko Kurang Energi
Kronis juga akan menurun dan
nantinya prevalensi kematian
ibu dan lahirnya BBLR akan
menurun, dengan demikian,
kualitas sumber daya manusia
akan meningkat.
Oleh karena itu
diperlukan upaya untuk
memperbaiki status kesehatan
terutama gizi ibu hamil
supaya dapat mengurangi
kematian ibu, meningkatkan
kualitas hidup generasi
penerus bangsa Indonesia
dengan memberikan pendidikan
gizi serta sosialisasi
Pemberian Makanan Tambahan
untuk Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu.
Pemberian Makanan
Tambahan untuk Ibu Hamil
merupakan himbauan dari
Kementerian Kesehatan, namun
belum banyak Puskesmas yang
melakukan program Pemberian
Makanan Tambahan untuk Ibu
Hamil. Saat ini yang
dilakukan Puskesmas hanya
berupa penyuluhan gizi
secara umum, dan skrining
anemia pada saat kunjungan
antenatal, belum ada
sosialisasi penyelenggaraan
PMT baik di Puskesmas maupun
himbauan untuk mengolah
sendiri PMT bagi ibu hamil,
9
supaya asupan gizinya
terpenuhi.
Tujuan kegiatan
pengabdian masyarakat ini
adalah untuk menambah
efektifitas pendidikan
gizi / penyuluhan gizi yaitu
mengenai pentingnya
pemenuhan gizi kepada ibu
hamil di Puskesmas Kecamatan
Pasar Minggu supaya dapat
memperbaiki pengetahuan gizi
dan status gizinya yaitu
bebas dari anemia dengan
menambah konsumsi harian
seperti menambahkan makanan
tambahan , seperti yang
telah diberikan Puskesmas
dan disiplin dalam
mengonsumsi suplemen tablet
tambah darah.
Manfaat kegiatan bagi Ibu
Hamil : memberi pemahaman
kepada ibu hamil mengenai
gizi tepat dan seimbang
untuk ibu hamil, serta untuk
meningkatkan kedisiplinan
dalam mengonsumsi suplemen
besi atau tablet tambah
darah dari
Puskesmas.Diharapkan dengan
adanya pengabdian pada
masyarakat ini dapat
mengubah sikap dan perilaku
ibu hamil menjadi lebih baik
yaitu menambah asupan gizi,
disiplin dalam minum tablet
tambah darah serta mengganti
pola makan yang tidak
tepat.Bagi Puskesmas selaku
pengelola masyarakat :
memberi media penunjang bagi
Puskesmas untuk menambah
efektivitas program PMT Ibu
Hamil yang sudah berlangsung
selama ini sehingga dapat
menekan angka anemia
defisiensi besi di wilayah
kerjanya. Bagi para Kader
Masyarakat : memberi media
tambahan untuk mengingatkan
ibu hamil yang anemia di
sekitar tempat tinggalnya
supaya meningkatkan disiplin
dalam mengonsumsi tablet
tambah darah dan menambah
10
asupan makanannya dengan
mengonsumsi PMT yang
diberikan dari Puskesmas,
dan menambah pangan protein
yang dapat diperoleh dari
kudapan dan aneka menu lauk
hewani.
METODE KEGIATAN
Kegiatan pengabdian
masyarakat ini dilakukan
dalam bentuk penyuluhan gizi
untuk ibu hamil yang anemia
defisiensi besi dan
pembagian 50 kalender kepada
ibu hamil, kader, dan
petugas penyuluh gizi di
Puskesmas Kecamatan Pasar
Minggu. Kalender tersebut
berisi pesan-pesan gizi
untuk Ibu Hamil, terutama
yang anemia, untuk disiplin
mengonsumsi tablet besi
untuk tambah darah, menambah
asupan makanan, menjaga
kesehatan selama kehamilan,
disiplin untuk memeriksakan
kehamilan, dan anjuran untuk
menyusui secara eksklusif.
Kegiatan penyuluhan
gizi ini dilaksanakan selama
bulan Maret sampai dengan
bulan Mei 2013 di Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu
dengan cara kunjungan rumah,
pemberian kalender dan
makanan tambahan berupa
Minuman Kacang Hijau,
biskuit, dan susu.
Dalam pelaksanaan
kegiatan penyuluhan ini
digunakan media untuk
membantu pengabdi
menyampaikan informasi,
pengetahuan mengenai gizi
yang baik untuk ibu hamil
berupa kalender meja yang
kemudian diberikan kepada
ibu hamil untuk menjadi
pengingat baik dalam hal
anjuran supaya teratur
meminum tablet tambah darah
maupun untuk meningkatkan
asupan gizi harian ibu hamil
tersebut.
Kalender ini berisikan
mengenai pesan-pesan gizi
11
untuk ibu hamil antara lain
untuk mengonsumsi tablet
besi secara teratur, agar
sembuh dan terhindar dari
anemia, meningkatkan asupan
harian, memperbaiki pola
makan supaya menghindari
anemia, rajin memeriksakan
kandungan, dan memberikan
asi eksklusif untuk bayinya
setelah lahir nanti.
Diharapkan nantinya kalender
ini dapat digunakan oleh
pihak puskesmas untuk dapat
diberikan atau dipaparkan
setiap memberi penyuluhan
kepada ibu hamil yang anemia
pada saat konsultasi
kehamilan.
Khalayak sasaran
kegiatan ini adalah Ibu
Hamil di Puskesmas Kecamatan
Pasar Minggu yang rutin
melakukan kunjungan
antenatal periode bulan
Juni-Agustus dengan status
Anemia defisiensi besi dan
KEK.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengabdian
masyarakat ini selain dapat
memberikan media baru yaitu
kalender gizi ibu hamil yang
dapat dibawa pulang,
sehingga bisa terus dibaca
informasinya oleh ibu hamil,
juga meringankan tugas
penyuluh gizi Puskesmas
Kecamatan Pasar Minggu untuk
memberi informasi kepada ibu
hamil yang anemia tersebut.
Pada dasarnya, petugas
penyuluh mengalami kesulitan
untuk memberikan pemahaman
kepada ibu hamil yang anemia
terhadap pentingnya meminum
suplemen tablet besi secara
teratur dan menambah asupan,
karena penyuluhan yang
selama ini dilakukan hanya
di Puskesmas saja dan tidak
ada tindak lanjut, hanya
pantauan kadar Hb saat
kunjungan Ante Natal Care.
Dengan adanya kalender, ibu
hamil dapat memperoleh
12
informasi yang dapat dibaca
setiap saat, di rumah, serta
dapat meningkatkan
kedisiplinan dalam
mengonsumsi tablet besi
serta meningkatkan asupan
harian.
SIMPULAN
Hasil kegiatan
pengabdian kepada masyarakat
ini cukup membantu ahli gizi
Puskesmas Kecamatan Pasar
Minggu karena dari pemberian
kalender untuk ibu hamil
yang anemia tersebut adalah
dengan adanya kalender
tersebut, penyampaian pesan
lebih mudah dan diharapkan
kedisiplinan untuk
mengonsumsi tablet besi
meningkat, dan asupan harian
juga meningkat karena
kalender tersebut dibawa
pulang oleh ibu hamil
sehingga pesan kesehatan
yang terdapat dalam kalender
tersebut dapat terus dilihat
dan diterapkan dalam
keseharian mereka.
Pada awalnya program
kalender ini direncanakan
dengan melakukan penyuluhan
dan kunjungan rumah supaya
keluarga ibu hamil juga
mendapat informasi untuk
memperbaiki pola makan dan
13
disiplin dalam mengonsumsi
tablet tambah darah, namun,
setelah berlangsung satu
minggu, tim peneliti
menemukan hambatan yaitu
dalam mencari alamat dan ibu
hamil, beberapa responden
ada yang sudah pindah,
karena bukan penduduk tetap.
Oleh karena itu oleh petugas
Puskesmas, Pengabdi
diarahkan untuk melakukan
pengabdian masyarakat saat
kunjungan ibu hamil yaitu
setiap hari Rabu selama satu
bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hasira, Amali Mahmud. 2007.Iron Deficiency Anemia among Pregnant Women, Nablus District, Prevalence, Knowledge, Attitude, Practice.Nablus, Palestine: An Najah National University.Thesis.
ACOG. 2008.Anemia in Pregnancy. America: ACOG PracticeBulletin
Amirudin, Ridwan.2004. Studi Kasus KontrolFaktor Biomedis terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil. Makasar: Jurnal Medika Unhas.
Brown, Judith E. 2002.Nutritionin Life Cycle.USA : Wadsworth Group.
Fikawati, Sandra. 2002. Laporan Akhir Survei Data Dasar Pengetahuan Sikap danPerilaku Wanita Usia Subur tentang Anemia dan Tablet Tambah Darah di Kabupaten Ngawi. Jawa Timur : Dinas Kesehatan Jawa Timur dan IAKMI.
Gibney, Michael, et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Jolly, et. Al. 2000. The risk associated with pregnancy in women aged 35 years or older. London : Human Reproduction Journal, vol. 15 no. 11. p.2433-2437.
Mirzaie et al. 2010. Prevalence in Anemia Risk Factors in Pregnant Women inKerman, Iran. Iran : Iranian Journal of
14
Reproduction Medicine,Vol. 8. No. 2 p.66-69.
Nurchotimah. 2008.Hubungan Anemia pada Ibu Hamil yang Menjalani Persalinan Spontandengan Kejadian Afiksisa RSUD Sragen 2006-2007.Solo: UNS. Skripsi.
WHO. 2001. Iron Deficiency Aenemia:
assessment,prevention, and control. Geneva: WHO
Zarteti, 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Anemia dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu. Jakarta: UPNVJ. Skripsi
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN
15
Penyuluhan di Poli Gizi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
Penyuluhan di Poli Gizi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
16