kinerja komite sekolah di sdit al-hikmah cilandak
TRANSCRIPT
KINERJA KOMITE SEKOLAH
DI SDIT AL-HIKMAH CILANDAK - JAKARTA SELATAN
Skripsi Ini Diajukan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ABDUL KHALIK NIM:106018200726
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
N I M
Jurusan / Prodi
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar
dan saya bertanggung jawab secara akadem
AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen
Tgl. Terbit
No. Revisi: Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal
PERNYATAAN KARYA SENDIRI
i
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
: Abdul Khalik
: Mapilli, 16 Agustus 1986
: 106018200726
: Manajemen Pendidikan/ Kependidikan Islam
: Kinerja Komite Sekolah di SDIT Al-Hikmah
Cilandak- Jakarta Selatan.
Pembimbing : Drs. Mudjahid AK, M.Sc
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis
Jakarta, 16 September 2011
Mahasiswa Ybs,
ABDUL KHALIK NIM. 106018200726
: FITK-FR-AKD-089
: 1 Maret 2010
: 01
: 1/1
Manajemen Pendidikan/ Kependidikan Islam
Hikmah
benar hasil karya sendiri
16 September 2011
ABDUL KHALIK NIM. 106018200726
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas kemurahan dan
cintanya-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, sehingga seluruh penghuni alam semesta dapat
berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan
hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan. Shalawat dan salam kepada Muhammad SAW.
akhirul anbiya, beserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia sampai akhir
zaman.
Skripsi yang berjudul “Kinerja Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak - Jakarta
Selatan” ini penulis persembahkan kepada Bapak-Ibu saya H. Usman Umar, Hj. Azizah,
Tante Timah, Uncle Suhuriah (Usman Suhuriah), Abi Faidil (Tajuddin), Kama Naora (Ir.
Abidin Usman), Kindo Sardi (Cicci), Kama Unsia (Muh. Aswad, MA), Kama Nejad (Faizal),
Ir. Marwah Usman, Syamsi Usman., SE, dan Ulfah, S.Pd yang selalu memberikan kasih
sayang, perhatian, bimbingan, dukungan moril dan materil, semoga Allah membalas semua
kebaikan yang diberikan dengan surga Firdaus. Amiin.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak terlepas dari berbagai bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M. Phil., Ketua Jurusan KI-Manajemen Pendidikan.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. yang juga dosen penasehat akademik yang telah
membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran disela-sela kesibukannya
untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Dra. Mudjahid AK, M.Sc, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu
dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran dan dukungan
kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.
v
5. Kepala Sekolah, Ketua Komite, dan tenaga kependidikan lainnya di lingkungan SDIT
Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan yang telah banyak membantu penulis
mendapatkan informasi dan data dalam menyelesaikan skripsi.
6. Sohib-Sohibku mahasiswa KI-MP angkatan 2005, Ridwan, Bung Kori Kurniawan,
Mas Hadi Wijaya, Syamsuariadi, Away (Anwar), Bang Miming, adik-adik satu
alumni dari Pondok Pesantren DDI-AD Mangkoso Sulawesi Selatan, Ryan Rizaldy,
Abdullah, Firman dan khusus pada adikku Muhammad Fadel yang banyak
memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
semuanya dan hanya Allah yang bisa membalas segala kebaikan yang telah diberikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya serta menambah
wawasan pengetahuan keilmuan. Amin.
Jakarta, 16 September 2011
Abdul Khalik
vi
ABSTRAK
Abdul Khalik, NIM: 106018200726, Kinerja Komite Sekolah Al Hikmah Cilandak - Jakarta Selatan, Skripsi Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Komite Sekolah SDIT Al Hikmah Cilandak - Jakarta Selatan yang meliputi empat aspek yaitu; sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency), sebagai pendukung (supporting agency), sebagai pengontrol (controlling agency), dan Sebagai mediator antara sekolah dengan masyarakat (orang tua siswa). Penelitian ini dilakukan di SDIT Al Hikmah Cilandak - Jakarta Selatan pada bulan Juni 2010 sampai Desember 2010.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode analisis data bersifat interaktif, Analisis kualitatif cenderung menggunakan pendekatan logika induktif, dimana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal yang khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dalam penelitian ini, yaitu: kepala sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak, Pengurus Komite Sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan terdiri dari: ketua komite, sekretaris, dan bendahara, anggota serta guru SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan yang berjumlah sepuluh orang dan orang tua non Komite Sekolah berjumlah empat sebagai penguat data. Data sekunder adalah dokumen-dokumen atau sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian.
Hasil yang didapat lalu dianalisis dari hasil wawancara dari pengurus harian Komite Sekolah, guru, orang tua siswa non anggota Komite Sekolah dari hasil wawancara data tersebut dianalisis. Dari hasil analisis data diperoleh di simpulkan bahwa kinerja Komite Sekolah SDIT Al Hikmah Cilandak - Jakarta Selatan telah bekerja dengan baik dalam memberikan layanan terhadap sekolah dan orang tua siswa serta bermitra dengan lembaga-lembaga yang terkait dengan sekolah.
Disarankan agar ketua Komite Sekolah dapat meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak terkait dalam layanan terhadap sekolah dan masyarakat (orang tua siswa) agar lebih maksimal.
Kata Kunci: Kinerja Komite Sekolah
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pernyataan................................................................................................ i
Pengesahan Pembimbing Skripsi .......................................................................... ii
Pengesahan Dosen Penguji ................................................................................... iii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iv
Abstrak .................................................................................................................. vi
Daftar Isi................................................................................................................ vii
Daftar Tabel .......................................................................................................... ix
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
BAB II: KAJIAN TEORI
A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja ............................................................................... 10
2. Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Kinerja ........................................ 11
3. Penilaian Kinerja ................................................................................. 13
4. Manfaat Penilaian Kinerja................................................................... 13
B. Komite Sekolah
1. Pengertian Komite Sekolah ................................................................. 14
2. Tujuan Komite Sekolah....................................................................... 15
3. Tugas Pokok Komite Sekolah ............................................................. 17
4. Peran dan Fungsi Komite Sekolah ...................................................... 18
5. Program Komite Sekolah .................................................................... 21
viii
6. Struktur Organisasi Komite Sekolah ................................................... 22
7. Mekanisme Pembentukan Komite Sekolah ........................................ 25
8. Komponen dan Indikator Kinerja Komite Sekolah ............................. 26
9. Membangun Kemitraan Dengan Masyarakat ..................................... 29
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 34
C. Metode Penelitian...................................................................................... 34
D. Sumber Data .............................................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 36
F. Intrumen Pengumpulan Data .................................................................... 38
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 41
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Jakarta .................. 43
B. Deskripsi Data dan Analisis Data ............................................................. 50
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 77
B. Saran .......................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Indikator Komite Sekolah yang telah berfungsi dengan baik ................................. 31
Tabel 2: Pedoman wawancara kepala sekolah ...................................................................... 39
Tabel 3: Pedoman wawancara Komite Sekolah .................................................................... 40
Tabel 4: Pedoman wawancara Orang Tua (Non komite) ...................................................... 41
Tabel 5: Susunan pengurus Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan
periode 2004-2007 ................................................................................................... 52
Tabel 6: Susunan pengurus Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan
Periode 2007-2011 ................................................................................................... 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak berlakunya Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003
sebagaimana Bab XIV tentang Pengelolaan Pendidkan pasal 51 ayat 1
mengatakan pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajamen berbasis sekolah/madrasah.
Pengelolaan pendidikan telah mengalami perubahan sistem dari
sentralisasi menjadi desentralisasi. Perubahan paradigma pendidikan
tersebut menempatkan satuan pendidikan memiliki kewenangan dalam
mengelola pendidikan secara mandiri. Manajemen Berbasis sekolah
(MBS) bisa disebut sebagai paradigma baru dalam pengelolaan pendidikan
yang menempatkan kepala sekolah sebagai penanggung jawab pendidikan
di tingkat satuan pendidikan. Namun dalam pengelolaan pendidikan kepala
sekolah bukan satu-satunya pengambil kebijakan sekolah yang mutlak.
Dari sisi moral, sekolah dan masyarakatlah lebih mengetahui berbagai
persoalan pendidikan yang dapat menggambarkan peningkatan mutu
pendidikan. Dari segi teknis kependidikan kepala sekolah yang
mengetahui tentang bagaimana kinerja guru dan staff pendidikan di
sekolah, sarana prasarana pendidikan, kekurangan tenaga pendidikan,
penggunaan perpustakaan dan lain-lain.
2
Guru lebih mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik, mulai dari mengapa siswa malas belajar, nilai siswa yang rendah,
mengapa siswa nakal atau apatis terhadap mata pelajaran, dan lain-lain.
Sedangkan masyarakat adalah pengguna hasil (output) pendidikan. Dengan
demikian, antara kepala sekolah, guru, dan masyarakat harus sinergi dan
bekerjasama dalam pengelolaan pendidikan agar mutu pendidikan
berkualitas. Maka, MBS merupakan bentuk pengembalian kewenangan
pengambilan keputusan pada tingkat satuan pendidikan dan memberikan
kepada masyarakat akan rasa memiliki sekolah.
Ahkmad Sudrajat mengemukakan di dalam artikelnya, semenjak diluncurkannya konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dalam sistem manajemen sekolah, Komite Sekolah sebagai organisasi mitra sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya turut serta mengembangkan pendidikan di sekolah. Kehadirannya tidak hanya sekedar sebagai stempel sekolah semata, khususnya dalam upaya memungut biaya dari orang tua siswa, namun lebih jauh Komite Sekolah harus dapat menjadi sebuah organisasi yang benar-benar dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa dari masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di sekolah serta dapat menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di sekolah.1
Di dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 Komite sekolah adalah sebagai lembaga mandiri, dibentuk
dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan
memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan
prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.2
Komite itu dibentuk untuk mewadahi dan meningkatkan
partisipasi para stakeholders sekolah untuk turut merumuskan,
menetapkan, melaksanakan dan memonitor pelaksanaan kebijakan sekolah
1Akhmad Sudrajat, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/16/peran-
strategis-komite-sekolah/, Tanggal akses, 03 Nopember 2010 2 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Jakarta 2003, h. 18
3
dan pertanggungjawaban yang terfokus pada kualitas pelayanan terhadap
peserta didik secara proporsional dan terbuka.
Komite juga mewadahi partisipasi para stakeholders untuk turut
serta dalam manajemen sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya,
berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sekolah
secara proporsional. Namun, seringkali komite sekolah masih diterima
setengah hati. Pihak sekolah enggan dicampurtangani pihak lain. Selama
ini manajemen sekolah-sekolah, apalagi dalam hal keuangan cenderung
tertutup. Kehadiran komite dianggap bisa membahayakan kepentingan
sekolah secara internal. Tak mengherankan jika kemudian yang
berkembang adalah pandangan bahwa komite sekolah mandul dan hanya
menjadi pengesah saja dari kebijakan-kebijakan kepala sekolah.
Menurut Paulus Mujiran Komite sekolah dibentuk disentralisasi
dan diharapkan bekerjasama dengan kepala sekolah sebagai partner untuk
mengembangkan kualitas sekolah dengan menggunakan konsep
manajemen berbasis sekolah dan masyarakat yang demokratis, transparan,
dan akuntabel.3
Sejalan dengan semangat tersebut, segala keputusan yang
berkaitan dengan pengelolaan pendidikan diambil dan bertumpu pada
sekolah dan masyarakat. Dan ini sesuai dengan paradigma baru di bidang
pendidikan yaitu manajemen berbasis sekolah (MBS). Dalam MBS ini
sekolah ditempatkan sebagai suatu lembaga yang berada di tengah-tengah
masyarakat yang memiliki ciri khas tersendiri. Karena itu sekolah harus
memiliki unit perencana, unit pembuat keputusan, dan basis manajemen.
Komite Sekolah mencerminkan peran serta masyarakat dalam memajukan
pendidikan.
3 Paulus Mujiran, http://www.yipd.or.id/main/readnews/955, Tanggal akses 03
Nopember 2010
4
Komite Sekolah seharusnya bukan hanya formalitas, melainkan
memberikan sumbang saran, pendapat, kontrol terhadap penyelenggaraan
pendidikan. Luasnya peran Komite Sekolah tidak dimaksudkan untuk
mengurangi wibawa guru dan kepala sekolah. Justru porsi peran yang
berbeda memungkinkan kerjasama yang baik diantara sekolah dan Komite
Sekolah. Bentuk pengembangan potensi sekolah ini antara lain melalui
peningkatan kinerja para guru dan karyawan, keleluasaan mengelola
sumber daya sekolah, penyederhanaan birokrasi, dan mempererat
partisipasi masyarakat. Upaya tersebut diharapkan mampu mendorong
kemajuan sekolah tanpa meninggalkan nilai-nilai setempat. Dan yang tidak
kalah penting adalah memperluas basis mitra sekolah, yang semula hanya
berbasis struktural dari pusat ke daerah. Sekarang menjadi lebih luas, di
samping berbasis struktural juga berbasis masyarakat, pemimpin atau
tokoh masyarakat, sektor swasta, dan LSM dibidang pendidikan.
Undangan komite sekolah kepada orangtua siswa bukan dalam
rangka membicarakan masalah perbaikan kualitas pendidikan, melainkan
untuk kepentingan penarikan dana pembangunan sekolah. Sehingga rapat
komite sekolah direduksi menjadi rapat pengumpulan dana. Karena itu
wajar jika muncul berbagai kasus ketidaktransparan pengelolaan dana
yang berasal dari orangtua atau wali yang berakibat pada munculnya
ketidakpuasan dan demonstrasi di berbagai sekolah.
Hal ini tidak perlu terjadi kalau komite sekolah benar-benar
berperan sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan. Untuk itu perlu ditegakkan sistem perekrutan
personal komite sekolah yang proporsional, profesional, dan kompeten.
Komite berkepribadian independen, punya semangat tinggi untuk menjalin
kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan sekolah. Komite Sekolah
merupakan penyempurnaan dan perluasan badan kemitraan dan
komunikasi antara sekolah dengan masyarakat. Sampai tahun 1994 mitra
sekolah hanya terbatas dengan orang tua peserta didik dalam wadah yang
5
disebut dengan POMG (persatuan Orang Tua dan Guru), tahun 1994
sampai pertengahan 2002 dengan perluasan peran menjadi BP3 (Badan
Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan) yang personilnya terdiri atas
orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah. Sejak pertengahan tahun 2002
wadah tersebut bertambah peran dan fungsinya sekaligus perluasan
personilnya yang terdiri atas orang tua dan masyarakat luas yang peduli
terhadap pendidikan yang tidak hanya di sekitar sekolah. Perbedaan yang
prinsip antara BP3 dengan komite sekolah adalah dalam peran dan fungsi,
keanggotaan serta dalam pemilihan dan pembentukan kepengurusan.
Secara umum peran komite sekolah sebagai berikut:
1. Sebagai lembaga pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
2. Sebagai lembaga pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
3. Sebagai lembaga pengontrol (controlling agency) dalam rangka ransparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
4. Sebagai lembaga mediator (mediator agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan4.
Selain peran kegiatan tersebut diatas, juga dilakukan pertemuan-
pertemuan rutin yang membahas beberapa agenda penting dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah antaran lain :
1. Pertemuan Komite Sekolah dengan kepala sekolah mengenai penerimaan siswa baru.
2. Pertemuan Komite Sekolah dan panitia penerimaan siswa baru 3. Pertemuan orang tua murid, komite sekolah, kepala sekolah, guru dan
pegawai 4. Pertemuan pembahasan dana operasional sekolah (BOS) 5. Rapat koordinasi menghadapi mid semester, semester ganjil/genap,
ujian sekolah dan ujian nasional 6. Pertemuan Khusus Komite Sekolah dengan kepala sekolah tentang
ketenagaan. 7. Rapat Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah tentang Pengadaan
Sarana/Prasarana.5
4 Modul 1: Penguatan Kelembamgaan Komite Sekolah, (Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kegiatan Peningkatan Kegiatan dan Usaha Manajemen Pendidikan, Jakarta 2006), h. 17
6
Oleh karena itu Komite Sekolah harus benar-benar menunjukkan
kinerja professional dan menjadi dirinya sendiri sebagai lembaga
independen dan mampu menjadi mitra bagi satuan pendidikan. Selain itu,
Komite Sekolah harus bisa menumbuhkan perhatian dan persepsi
masyarakat lainnya pada kepemilikan sekolah. Sekolah adalah milik
masyarakat maka Komite Sekolah harus menampung dan menganalisis
aspirasi masyarakat serta mendorong, partisipasi orang tua guna
mendukung peningkatan mutu pendidikan. Komite Sekolah juga
mengevaluasi dan mengawasi kebijakan, program serta penyelenggaraan
pendidikan.
Dalam tulisan Suparlan.com mulai dari terbitnya Kepmendiknas
Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, maka
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah telah berusia kurang lebih delapan
tahun sampai tahun 2011. Melalui program sosialisasi, pengembangan, dan
kemudian pembinaan yang telah dan sedang dilaksanakan oleh
pemerintah, dalam hal ini Ditjen Mandikdasmen, hasilnya dapat kita
ketahui sebagai berikut: (1) hampir semua kabupaten/kota di Indonesia
telah terbentuk Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota, (2) separuh provinsi
di Indonesia secara mandiri telah membentuk Dewan Pendidikan Provinsi,
(3) hampir semua satuan pendidikan telah membentuk Komite Sekolah.
Sekolah Dasar Islam terpadu Al-Hikmah (SDIT) Cilandak-Jakarta
Selatan sejak terbentuknya sekolah ini telah mempunyai POMG (persatuan
orang tua murud dan guru) seiring dengan adanya peraturan pemerintah
pada pertengahan 2002 terbentuklah Komite Sekolah yang bertambah
peran dan fungsinya sekaligus perluasan personil komite sekolah yang
terdiri dari orang tua, dan masyarakat luas yang peduli terhadap
pendidikan yang tidak hanya di sekitar sekolah. Diharapkan perubahan
POMG menjadi Komite Sekolah akah lebih baik dari sebelumnya. Pada
dasarnya pembentukan Komite Sekolah yang dilakukan di sekolahan ini
5 Program Komite Sekolah, http://smpn1-gunungsari.net/program.php, Tanggal
akses 03 Nopember 2010
7
telah mengacu pada Acuan Operasional Kegiatan dan Indikator Kinerja
Komite Sekolah yang dikeluarkan Dinas Pendidikan pada tahun 2003.
Namun ada beberapa hal yang belum optimal mengenai keanggotaan
Komite Sekolah yang pada umumnya keanggotaannya masih dari orang
tua siswa belum melibatkan tokoh masyarakat, LSM pendidikan, dan
dunia usaha.
Melihat kondisi sekolah Kinerja Komite Sekolah belum terlibat
langsung dalam hal merumuskan RAPBS, pengadaan fasilitas pendidikan
dan hal yang berkaitan dengan pengembangan mutu pendidikan. Serta
belum mampu mensupport masyarakat ikut berpartisipasi dalam
pendidikan, rapat yang dilakukan pihak Komite Sekolah hanya sebatas
menggalang/pengumpulan dana bukan sebagai mediator dengan
masyarakat dan menampung aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan masyarakat dalam peningkatan kualitas mutu
pendidikan.
Ditambah lagi, Komite Sekolah belum mampu melibatkan
masyarakat dari luar hanya dari internal sekolah dalam setiap kegiatan
penyelenggaraan sekolah6. Dalam hal pengawasan dan evaluasi komite
belum terlihat secara langsung di sekolah, apalagi hal-hal yang berurusan
dengan financial komite sekolah hanya sebatas RAPBS Komite Sekolah
yang mendapat pengontrolan. Serta belum optimal bentuk kerja sama atau
mitra Komite Sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar. Dan dapat
katakan komite sekolah yang ada sekarang sekolah bukan hanya sebatas
penggalan dana, perbaikan gedung serta sebagai pengesah (stempel)
kebijakan sekolah, melainkan masih banyak peran dan fungsi Komite
Sekolah yang perlu dikerjakan agar dapat menunjang peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “KINERJA KOMITE SEKOLAH DI SDIT
AL-HIKMAH CILANDAK - JAKARTA SELATAN”.
6 Observasi Wawancara dengan kepala sekolah SDIT Al-Hikmah Jakarta
8
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Belum optimal peran dan fungsi pengurus sesuai struktur Komite
Sekolah yang ada, hal ini disebabkan yang menjadi pengurus belum
sesuai dengan standar Dinas Pendidikan .
2. Bagaimana mekanisme cara pembentukan Komite Sekolah?
3. Komite Sekolah, belum terlibat langsung merumuskan, melaksanakan
dan mengevaluasi kebijakan sekolah.
4. Komite Sekolah belum menunjukkan sebagai badan pemberi
pertimbangan di sekolah.
5. Kinerja Komite Sekolah belum efektif dalam menjalin kerja sama
dengan mitra sekolah
6. Sebagai lembaga pendukung (Supporting agency) Komite Sekolah
belum melibatkan masyarakat luar dalam penyelenggaraan kegiatan
pendidikan.
7. Apakah Komite Sekolah telah melakukan evaluasi dan pengawasan
sebagai badan pengontrol?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas, maka perlu adanya
pembatasan masalah. Untuk itu, penyusun membatasi masalah pada
“Kinerja Komite Sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan”.
Kinerja Komite Sekolah yang dimaksud, meliputi aspek peran dan fungsi
yang dilakukanya, yakni sebagai badan pertimbangan, pendukung,
pengawas dan badan mediator serta mekanisme pembentukan Komite
Sekolah sehingga berdampak terhadap peningkatan mutu pendidikan di
sekolah.
Dengan demikian, perumusan masalahnya adalah Bagaimana
Kinerja Komite Sekolah Di SDIT Al-Hikmah Cilandak Jakarta?
9
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai syarat untuk meraih gelar S1 (Strata satu) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi Komite Sekolah di SDIT Al-Hikmah Jakarta.
3. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah dan memperkaya
sumber bacaan mengenai kinerja Komite Sekolah di SDIT Al-Hikmah
Jakarta.
4. Secara praktis skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
kinerja Komite Sekolah sesuai standar yang telah ditetapkan oleh
MENDIKNAS.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja atau prestasi kerja berasal dari kata job performance yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja diartikan juga sebagai tingkat atau derajat pelaksanaan tugas seseorang atas dasar kompetensi yang dimilikinya. Istilah kinerja tidak dapat dipisahkan dengan bekerja karena kinerja merupakan hasil dari proses bekerja. Dalam konteks tersebut maka kinerja adalah hasil kerja dalam mencapai suatu tujuan atau persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya.1
Kinerja dapat ditunjukkan seseorang misalnya guru atau kepala
sekolah atau pengawas sekolah, dapat pula ditunjukkan pada unit kerja
atau organisasi tertentu misalnya sekolah, lembaga pendidikan, kursus-
kursus, dll. Atas dasar itu maka kinerja diartikan sebagai hasil kerja yang
dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing dalam rangka mencapai
tujuan organisasi yang bersangkutan.
1 Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, (Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2008), h. 4
11
Hadipranata dalam buku perilaku organisasi mengartikan “Kinerja sebagai kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktivitas kerja sumber daya manusia, baik yang beroriantasi pada produksi barang, jasa, pelayanan. Agar dicapai kinerja yang profesional, hal-hal seperti kesukarelaan, pengembangan diri pribadi, pengembangan kerja sama yang saling menguntungkan, serta partisipasi seutuhnya perlu dikembangkan”.2
Menurut E. Mulyasa “Kinerja atau performansi dapat diartikan
sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau
unjuk kerja”.3
Dan dapat disimpulkan bahwa kinerja prestasi seseorang dalam
suatu bidang tertentu dan bertanggung jawab atas tugas pokok yang
diembannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
lebih mengarah kepada kinerja Komite Sekolah.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat
individual, karena setiap orang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara
kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam kinerja.
Menurut Timpe (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu:
1. Kinerja baik dipengaruhi oleh dua faktor:
a. Internal (pribadi)
1) Kemampuan tinggi
2) Kerja keras
b. Eksternal (lingkungan)
1) Pekerjaan mudah
2) Nasib baik
3) Bantuan dari rekan-rekan
4) Pemimpin yang baik
2 Hairul Umam, Perilaku Organisasi, (Bandung: Pustaka Setia 2010), h. 187 3 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005), Cet. 6, h. 136
12
2. Kinerja jelek dipengaruhi dua faktor:
a. Internal (pribadi)
1) Kemampuan rendah
2) Upaya sedikit
b. Eksternal (lingkungan)
1) Pekerjaan sulit
2) Nasib buruk
3) Rekan-rekan kerja tidak produktif.
4) Pemimpin yang tidak simpatik. 4
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja individu yaitu:
1. Kemampuan mereka
2. Motivasi
3. Dukungan yang diterima
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5. Hubungan mereka dengan organisasi.5
Sedangkan Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja :
1. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
2. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja
3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan,
kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).6
Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan
bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja
(output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang
4http://mentalsukses.wordpress.com/2010/01/23/kinerja-karyawan-definisi-faktor-yang-
mempengaruhi-dan-cara-meningkatkan-kinerja-karyawan/ Tanggal akses, 14/12/2010 5 http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja Tanggal akses, 03 Januari 2011 6 Hairul Umam, Perilaku Organisasi, (Bandung: Pustaka Setia 2010), h. 190
13
diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari
proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara
efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik
atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja
individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara
keseluruhan.
Menurut Cascio dalam buku Perilaku Organisasi mengemukakan
“Penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis
tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu
kelompok secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat
diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan”.7
Menurut Bambang wahyudi, “Penilaian kinerja adalah suatu
evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi
kerja (jabatan) seorang karyawan, termasuk potensi pengembangannya”.8
4. Manfaat Penilaian Kinerja
Kontribusis hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat
bermamfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi. Secara terperinci,
penilaian kinerja bagi organisasi adalah:
a. penyesuaian-penyesuaian konpensasi
b. perbaikan kinerja
c. kebutuhan latihan dan pengembangan
d. pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi,
pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja
e. untuk kepentingan penelitian pegawai
7 Hairul Umam, Perilaku Organisasi, (Bandung: Pustaka Setia 2010), h. 191 8 Hairul Umam, Perilaku Organisasi ..., h. 191
14
f. membantu diagnosis terhadap kesalahan desaian pegawai. 9
B. Komite Sekolah
1. Pengertian Komite Sekolah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang
program pembangunan Nasional (Propenas) 2000-2004, dalam rangka
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat perlu dibentuk
dewan pendidikan dan ditingkat kabupaten atau kota, dan Komite Sekolah
di tingkat satuan pendidikan. Amanat rakyat ini sejalan dengan konsepsi
desentralisasi pendidikan, baik ditingkat kabupaten atau kota maupun
ditingkat sekolah. Amanat rakyat dalam Undang-Undang tersebut telah
ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor
044/U /2002 tanggal 2 April 20002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah.
Dibentuknya Komite Sekolah merupakan konsekuensi perluasan
makna partisipasi masyarakat serta menampung dan menyalurkannya
dalam penyelenggaraan pendidikan pada tingkat sekolah. Selain itu adanya
Komite Sekolah diharapkan Juga agar ada organisasi masyarakat sekolah
yang memiliki komitmen dan loyalitas tinggi serta peduli terhadap
peningkatan kualitas sekolah. Komite Sekolah yang dibangun harus
merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif,
artinya Komite Sekolah mengembangkan konsep yang berorientasi pada
pengguna, berbagai kewenangan dan kemitraan yang difokuskan pada
peningkatan mutu pelayanan pendidikan.
Berdasarkan Undang-undang Sisdiknas Pasal 56, Ayat (3),
“Komite Sekolah/Madrasah adalah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan
pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan”.10
9 Hairul Umam, Perilaku Organisasi ..., h. 191 10 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Jakarta 2003, h. 18
15
Menurut Hasbullah dalam bukunya Otonomi pendidikan, berdasarkan keputusan Mendiknas No. 044/U/2002 tanggal 2 April 2002, “Komite Sekolah merupakan badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan pemerataan efesiensi pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun pendidikan luar sekolah. Anggota-anggota Komite sekolah terdiri dari Kepala Sekolah dan dewan guru, orang tua siswa dan masyarakat”.11
Menurut Umaedi dalam bukunya Manajemen Mutu Berbasis
sekolah/madrasah “Komite Sekolah/Madrasah adalah lembaga mandiri
yang beranggotakan Orang tua/Wali peserta didik, komunitas sekolah,
serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan”.12
Menurut Nanang Fattah, “Dewan Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non politis dan non profit, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholders pendidikan di tingkat sekolah, sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan”.13
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Komite Sekolah
adalah badan mandiri atau lembaga non politis dan non profit yang
beranggotakan Orang Tua/wali peserta didik komunitas sekolah, serta
tokoh masyarakat yang dibentuk berdasarkan musyawarah yang
demokratis dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan dan rasa ikut memiliki
terhadap sistem pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah yang ada
dilingkungan masing-masing.
2. Tujuan Komite Sekolah
Pembentukan Dewan Pendidikan sebagai pemberi pertimbangan
dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan ditingkat
11 Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya
Terhadap Penyelenggraan Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Cet. 1, h. 47 12 Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (MMBS) (Jakarta: Pusat
Kajian Manajemen Mutu Pendidikan , 2004), Cet. 1 h. 55 13 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2004 ), Cet. 1, h. 158
16
kabupaten dan Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan dalam
penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan ditingkat satuan
pendidikan merupakan langkah yang positif dari perencanaan
pembangunan pendidikan di negara ini. Langkah tersebut termasuk usaha
mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kepemilikan sekolah.
Oleh karna itu, pembentukan Komite Sekolah memiliki beberapa tujuan
dalam peningkatan mutu pendidikan.
Pembentukan Komite Sekolah dapat dilihat pada keputusan
menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002
tentang acuan Pembentukan dewan pendidikan dan Komite Sekolah.
Dewan pendidikan dan Komite Sekolah bertujuan untuk:
a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program Pendidikan, (didaerah kabupaten/kota untuk Dewan Pendidikan, disatuan pendidikan untuk Komite Sekolah)
b. Meningkatkan tanggungjawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan disatuan pendidikan.
c. Menciptakan suasana dan kondisi transparansi, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu, didaerah kabupaten/kota untuk Dewan Pendidikan, Untuk Komite Sekolah).14
Nanang Fattah menjelaskan tujuan dibentuknya Komite Sekolah
yaitu adalah suatu organisasi “Masyarakat Sekolah” yang mempunyai
komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas peserta
didik.15 Nanang Fattah menjabarkan tujuan pembentukan Dewan sekolah
sebagai berikut:
a. Mewadahi dan meningkatkan partisipasi para stakeholder ada tingkat sekolah untuk turut serta merumuskan, menetapkan, melaksanakan dan memonitoring pelaksanaan kebijakan sekolah dan pertanggungjawabkan yang terfokus pada kualitas pelayanan peserta didik secara proporsional dan terbuka.
b. Mewadahi partisispasi para stakeholder untuk turut serta dalam manajemen sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya, berkenaan
14 Pemberdayaan Komite Sekolah, Modul 2 : Peningkatan Kemampuan Organisasional
Komite Sekolah, (Depdiknas Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kegiatan Peningkatan Kegiatan dan Usaha Manajemen Pendidikan, Jakarta 2006), h. 4
15 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah …, h. 158
17
dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sekolah secara proporsional.
c. Mewadahi partisipan baik individu maupun kelompok sukarela (volountir), pemerintah atau pakar pendidikan yang peduli kepada kualitas pendidikan, secara proporsional dan profesional selaras dengan kebutuhan sekolah.
d. Menjembatani dan turut serta memasyarakatkan kebijakan sekolah kepada pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dan kewenangan ditingkat daerah.16
Tujuan tersebut mengandung maksud bahwa peran yang
dimaksud tidak hanya berstatus involvement (keterlibatan) saja, tetapi juga
participation (keikutsertaan).
3. Tugas Pokok Komite Sekolah
Selaras dengan wewenangnya Komite Sekolah mempunyai tugas
pokok Sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan rapat-rapat sesuai dengan program yang ditetapkan. b. Bersama-sama sekolah merumuskan dan menetapkan visi dan misi c. Bersama-sama sekolah menyusun standar pelayanan pembelajaran di
sekolah d. Bersama-sama sekolah menyusun rencana strategis pengembangan
sekolah e. Membahas dan turut menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan
berupa uang honorium yang diperoleh dari masyarakat kepada kepada sekolah, tenaga guru dan tenaga administrasi sekolah
f. Bersama-sama sekolah mengembangkan potensi prestasi unggulan, baik yang bersifat akademis (nilai test harian, cawu atau tahunan NEM), maupun yang bersifat non akademis (keagamaan, olah raga, seni dan keterampilan di tempat sekolah pertanian, kerajinan tangan dengan teknologi sederhana.
g. Menghimpun dan menggali sumber dana dari masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan sekolah
h. Mengelola kontribusi masyarakat berupa uang yang diberikan kepada sekolah.
i. Mengelola kontribusi masyarakat yang berupa non material (tenaga, pikiran) diberikan kepada sekolah.
j. Mengevaluasi program sekolah secara profesional sesuai kesepakatan dengan pihak sekolah meliputi pengawasan sarana dan prasarana sekolah, pengawasan keuangan secara berkala dan berkesinambungan.
k. Mengidentifikasi berbagai permasalahan dan memecahkan bersama-sama dengan pihak sekolah
16 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah …, h. 158-159
18
l. Memberikan respon terhadap kurikulum yang dikembangkan secara standar nasional maupun local
m. Memberikan motivasi, penghargaan (baik berupa materi maupun non materi) kepada tenaga kependidikan atau kepada seseorang yang berjasa kepada sekolah secara profesional sesuai dengan kaidah profesional guru atau tenaga administrasi sekolah.
n. Memberikan otonomi profesional kepada guru mata pelajaran dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikannya sesuai kaidah kompetensi guru.
o. membangun jaringan kerjasama dengan pihak luar sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan proses dan hasil pendidikan.
p. Memantau kualitas proses pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah q. Mengkaji laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program yang
dikonsultasikan oleh kepala sekolah. r. menyampaikan usul atau rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.17
4. Peran dan Fungsi
Komite Sekolah memiliki peran yang sangat penting terhadap
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. Peran Komite Sekolah
tersebut tidak hanya terbatas pada mobilisasi sumbangan sebagaimana
peran BP3, akan tetapi lebih berperan serta pada hal-hal yang yang lebih
substansial untuk membantu merencanakan, menetapkan, menjalankan,
mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan.
Dengan demikian Komite Sekolah tidak hanya menjadi
pengurnpul dana atau sebuah lembaga yang pasif tetapi harus aktif dalam
mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Keberadaaan komite sekolah
harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan
kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah. Oleh karena itu
pembagian perannya harus sesuai posisi dan otonomi yang ada. Adapun
peran Komite Sekolah adalah sebagai berikut:
a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
17 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah …, h. 164-165
19
b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pcndidikan di satuan pendidikan
c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD/legislatif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.18
Menurut E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala sekolah
professional. Dalam rangka memberdayakan masyarakat dan lingkungan
sekolah, peran dewan pendidikan dan Komite Sekolah antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. memberi pertimbangan (advisory agency) dalam membardayakan masyarakat dan lingkungan sekolah, serta menentukan dan melaksanakan kebijakan pendidikan.
b. Mendukung (supporting agency) kerja sama sekolah dengan masyarakat, baik secara financial, pemikiran,maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan.
c. mengontrol (controlling agency) kerja sama sekolah dengan masyarakat dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan output pendidikan
d. Mediator antara sekolah, pemerintah (eksekutif), dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD/ legeslatif), dengan masyarakat
e. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
f. melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan atau organisasi), dan dunia kerja, pemerintah. dan DPRD dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas
g. menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan.
h. memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada pemerintah daerah dan DPRD, berkaitan dengan: 1) kebijakan dan program pendidikan 2) kriteria kinerja pendidikan di daerahnya 3) kriteria tenaga kependidikan termasuk kepala sekolah 4) kriteria sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan
kemampuan daerah 5) berbagai kebijakan lain
i. Mendorong orang tua dan masyarakat untuk secara aktif berpartispasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan kualitas, relevansi, dan pemerataan pendidikan
18 Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah… h. 406
20
j. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap perencanaan, pelaksanaan, kebijakan, program dan output pendidikan.19
Untuk menjalankan perannya itu, maka Komite Sekolah memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
c. Menampung dan menganalisa aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai bidang pendidikan yang diajukan oleh masyarakat
d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:
1) Kebijakan dan program pendidikan 2) Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS) 3) Kriteria kinerja satuan pendidikan 4) Kinerja tenaga kependidikan 5) Kinerja fasilitas pendidikan 6) Hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan
guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan. f. Mengalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.20
Dari beberapa penjelasan tentang peran dan fungsi Komite
Sekolah di atas, maka terlihat bahwa keberadaan Komite Sekolah
diharapkan berperan aktif terhadap kebijakan-kebijakan yang berkait
dengan upaya peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan,
perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasinya.
Peran aktif Komite Sekolah dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara bekerjasama dengan pihak
sekolah maupun pihak-pihak lain yang terkait dalam menghadapi disini
adalah peran yang universal, yaitu kerja sama yang erat dalam
merencanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil yang telah
tercapai.
19 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah…, h. 189-190 20 Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah…, h. 93-94
21
5. Program Komite Sekolah
Untuk melaksanakan roda organisasi sekolah harus menyusun
program kerja, baik dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Program kerja ini harus segera disusun setelah struktur kepengurusan dan
keanggotaannya dibentuk, serta telah memiliki AD/ART. Penyusunan
program kerja komite sekolah perlu memperhatikan atau berdasarkan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Program kerja komite sekolah merupakan penjabaran peran dan fungsi
komite sekolah. Program kerja komite sekolah jangan sampai keluar
dari peran dan fungsi komite sekolah, apa yang dapat atau tidak dapat
dan harus dilakukan oleh komite sekolah tidak lain harus tetap dalam
koridor yang tertuang dalam peran dan fungsi komite sekolah.
b. Berdasarkan data dan informasi yang akurat yang diperoleh dari
kondisi dan permasalahan nyata yang dihadapi oleh sekolah. Proses
penyusunan program kerja komite sekolah perlu mempertimbangkan
masukan dan pertimbangan dari sekolah. Untuk memperoleh data dan
informasi yang lebih akurat, maka komite sekolah dapat melakukan
observasi langsung ke orang tua siswa. Misalnya untuk mengetahui
data yang akurat tentang jumlah siswa yang berasal dari keluarga yang
kurang mampu.
c. Sesuai dengan kaidah penyusunan program kerja pada umumnya,
program kerja komite sekolah disusun menganut kaidah SMART
(Specific, Measurable, achievable, time frame)
Dalam menyusun program kerja, komite sekolah harus
memperhatikan kaidah SMART, yakni:
1) Spesifik
2) Dapat diukur keberhasilan dan taraf pencapaiannya
3) Dapat dicapai dan dapat diperoleh
4) Berorientasi pada hasil dan proses, dan
22
5) Dengan jadwal yang jelas. 21
d. Pelaksanaan program kerja komite sekolah harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Salah satu prinsip komite sekolah adalah akuntabilitas, oleh
karena itu hasil pelaksanaan program kerja komite sekolah harus
dipertanggungjawabkan, bukan hanya kepada orang tua tetapi juga kepada
masyarakat. Sekolah dan komite sekolah harus membuat laporan
pertanggungjawaban secara periodik atau setiap akhir tahun pelajaran
kepada orang tua siswa dan masyarakat.
6. Struktur Organisasi Komite Sekolah
Pembentukan komite sekolah dilakukan secara transparan,
akuntabel, dan demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa
komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh
masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan,
proses sosialisasi oleh panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses
seleksi calon anggota, pengumuman calon anggota, pengumuman calon
anggota, proses pemilihan, dan penyampaian hasil pemilihan. Dilakukan
secara akuntabel adalah bahwa panitia persiapan hendaknya
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun
penggunaan dana kepanitiaan. Dilakukan secara demokratis adalah bahwa
dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan
musyawarah dan mufakat. Jika dipandang perlu, pemilihan anggota dan
pengurus dilakukan melalui pemungutan suara.
a. Keanggotaan Komite Sekolah
Keanggotaan komite sekolah berasal dari unsur-unsur yang ada dalam masyarakat. Disamping itu unsur dewan guru, yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan, Badan Pertimbangan Desa (BPD) dapat pula dilibatkan sebagai anggota komite sekolah. Jumlah anggota komite sekolah sekurang-kurangnya sembilan orang. Syarat-syarat, hak
21 Sri Renata Pantjastuti, Suparlan, Komite Sekolah (sejarah dan Prospeknya di masa
Depan), (Yogyakarta; Hikayat Publishing, 2008) Cet. 1, h. 101
23
dan kewajiban, serta masa keanggotaan komite sekolah ditetapkan di dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).22
Anggota komite sekolah dibentuk dengan ketentuan-ketentuan
unsur tertentu, misalnya:
1. Unsur masyarakat yang berasal dari orang tua atau wali peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha atau industri, organisasi profesi tenaga pendidikan, wakil alumni, dan khusus untuk jenjang pendidikan menengah wakil peserta didik.
2. Unsur dewan guru paling banyak 15% dari jumlah anggota komite sekolah.
3. Unsur yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan. 4. Badan Pertimbangan Desa dan lain-lain yang dianggap perlu dapat
pula dilibatkan sebagai anggota komite sekolah (sebanyak-banyaknya berjumlah 3 orang).
5. Perwakilan dari organisasi siswa, bagi Madrasah Aliyah.23
b. Kepengurusan Komite Sekolah
Pengurus komite sekolah ditetapkan berdasarkan AD/ART
yang sekurang-kurangnya terdiri atas seorang ketua, sekretaris,
bendahara, dan bidang-bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Pengurus komite sekolah dipilih dari dan oleh anggota secara
demokratis. Khusus jabatan ketua komite dianjurkan bukan berasal dari
kepala satuan pendidikan. Yang menangani urusan administrasi komite
sekolah sebaiknya juga bukan pegawai sekolah.
Pengurus komite sekolah adalah personal yang ditetapkan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam
musyawarah komite sekolah.
2. Masa kerja ditetapkan oleh musyawarah anggota komite sekolah.
3. Jika diperlukan komite sekolah dapat menunjuk atau dibantu oleh
tim ahli sebagai konsultan sesuai dengan bidang keahlianya.
Mekanisme kerja pengurus komite sekolah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
22 Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah…, h. 100 23 Khaeruddin, dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jogjakarta: Nuansa Aksara, Cet. II, 2007), hlm. 252
24
1. Pengurus komite sekolah terpilih bertanggungjawab kepada musyawarah anggota sebagai forum tertinggi AD dan ART.
2. Pengurus komite sekolah menyusun program-program kerja yang disetujui melalui musyawarah anggota yang berfokus pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan peserta didik.
3. Apabila pengurus komite sekolah terpilih dinilai tidak produktif dalam masa jabatannya, maka musyawarah anggota dapat memberhentikan dan mengganti dengan kepengurusan baru.
4. Pembiayaan pengurus komite sekolah diambil dari anggaran komite sekolah yang ditetapkan melalui musyawarah.24
Pengurus dari anggota komite sekolah yang telah dipilih secara
demokratis harus segera menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART). Oleh karena itu, pada umumnya ada pembentukan
tim kecil yang diberi tugas untuk menyusun rancangannya kemudian
dibahas dalam rapat-rapat pleno komite sekolah. Berdasarkan Keputusan
Mendiknas Nomor 044/U/202, Anggaran Dasar (AD) komite sekolah
sekurang-kurangnya memuat:
1. Nama dan tempat kedudukan,
2. Dasar, tujuan dan kegiatan,
3. Keanggotaan dan kepengurusan,
4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus,
5. Keuangan,
6. Mekanisme kerja-kerja dan rapat-rapat, dan
7. Perubahan AD dan ART, serta pembubaran organisasi.
Sedangkan untuk Anggaran Rumah Tangga (ART)
sekurangkurangnya memuat:
1. Mekanisme pemilihan dan penetapan anggota dan pengurus,
2. Rincian tugas komite sekolah,
3. Mekanisme rapat,
4. Kerjasama dengan pihak lain, dan
5. Ketentuan penutup.
24 Khaeruddin, dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan...,h. 254
25
7. Mekanisme Pembentukan Komite Sekolah
Komite Sekolah harus dibentuk berdasarkan pada prakarsa
masyarakat yang peduli pendidikan, bukan didasarkan pada arahan atau
intruksi dari lembaga pemerintah. Pembentukan Komite Sekolah harus
dilakukan transparan, akuntabel, dan demokratis.
Sejak awal disosialisasikan pembentukan Komite Sekolah melalui
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 diperkirakan
Komite Sekolah telah terbentuk di hampir lebih 200 ribu satuan
pendidikan mulai jenjang SD/MI sampai jenjang sekolah menengah.
Namun diperkirakan pula pembentukan Komite Sekolah tersebut tidak
atau belum mengikuti prinsip pembentukan Komite Sekolah yang
diharapkan. Oleh karena itu perlu disosialisasikan kembali mekanisme
pembentukan Komite Sekolah yang baku.
Pembentukan Komite Sekolah diawali dengan pembentukan.
Panitia persiapan sekurang-kurangnya 5 orang terdiri atas kalangan
praktisi pendidikan (guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara
pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM berorientasi atau peduli
pendidikan, tokoh masyarakat/pemimpin informal, tokoh agama, dunia
usaha/dunia industri), serta orang tua/wali peserta didik.25
Pembentukan Komite Sekolah yang dipandu oleh panitia
persiapan seyogyanya mengikuti 7 langkah pokok, sebagai berikut :
1. Mengadakan Sosialisasi kepada orang tua dan masyarakat sekitar tentang rencana pembentukan Komite Sekolah. Langkah ini sangat penting bagi Masyarakat dapat memberikan saran dan masukan tentang apa itu Komite Sekolah, dan siapa yang cocok yang menjadi pengurus dan ketua Komite Sekolah.
2. Penyusunan kriteria dan identifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat. Bakal calon yang diusulkan tidak harus berdomisili di lingkungan sekolah, namun diketahui memiliki keterikatan batin dengan sekolah (misalnya alumni).
3. Seleksi bakal calon anggota yang diusulkan masyarakat, berdasarkan kriteria yang disepakati bersama pada langkah kedua.
4. Pengumuman bakal calon anggota yang telah diseleksi pada langkah ketiga, dan yang menyatakan kesediaannya dicalonkan sebagai calon
25 Pemberdayaan Komite Sekolah, Modul 1: Penguatan Kelembagaan Komite…, h. 9
26
anggota Komite Sekolah. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya keberatan dari masyarakat terhadap satu atau lebih bakal calon.
5. Penyusunan nama-nama calon anggota yang dinyatakan resmi sebagai calon anggota.
6. Pemilihan anggota Komite Sekolah oleh masyarakat. Pemilihan dapat dilakukan dalam suatu forum baik secara musyawarah mufakat ataupun melalui pemungutan suara.
7. Penyampaian nama-nama pimpinan dan anggota Komite Sekolah dan struktur organisasinya kepada satuan pendidikan untuk mendapat surat keputusan kepala satuan pendidikan. 26
Jika ketujuh langkah pembentukan Komite Sekolah tersebut
diikuti, maka diharapkan proses pembentukan Komite Sekolah dapat
menghasilkan Komite Sekolah yang benar-benar aspiratif, kredibel, dan
akuntabel, dan diharapkan mampu memberikan peran secara maksimal
bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
8. Komponen dan Indikator Kinerja Komite Sekolah
Komponen dan Indikator Kinerja Komite Sekolah terkait pada
peran dan fungsi yang dilakukannya yakni sebagai badan pertimbangan
atau penasehat (advisory agency, pendukung (supporting agency),
pengawas (controlling agency), dan badan mediator (mediator agency).27
Berkaitan peran dan fungsi Komite sekolah mencakup di
dalamnya pelaksanaan berbagai fungsi managemen pendidikan. rincian
badan-badan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Komite sekolah sebagai badan pertimbangan (advisory agency)
Komite Sekolah dalam fungsi perencanaan memiliki peran
mengidentifikasi sumber daya pendidikan di sekolah serta memberikan
masukan dan pertimbangan dalam menetapkan RAPBS, termasuk
dalam penyelenggaraan rapat RAPBS.
26 Acuan Operasional Dan Indikator Kinerja Komite Sekolah, (Direktoral Pendidikan
Nasional, Direktoral Jendreral Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta 2003) h. 12-13 27 Ace Suryadi Dasim Budimansyah, Pendidikan Nasional Manuju Masyarakat Indonesia
Baru ,(Bandung: PT. Genesindo, 2004), Cet. 1, h. 229
27
Sementara itu, Komite Sekolah sebagai badan penasihat
berperan penting dalam memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan
proses pengelolaan pendidikan di sekolah, termasuk proses
pembelajaranya. Hal ini penting, sebab pelakunya otonomi pendidikan
dengan pengelolaan pendidikan yang lebih otonom di sekolah, guru
memiliki peran yang penting dalam menciptakan proses pembelajaran
yang kondusif bagi sarana demokrasisasi pendidikan.
Komite Sekolah dalam fungsinya sebagai penasihat bagi
sekolah dalam kaitannya dengan pengelilaan daya pendidikan antara
lain berperan mengidentifikasi berbagai potensi sumber daya
pendidikan yang ada dalam masyarakat. Fungsi ini akan dapat berguna
dalam memberikan pertimbangan mengenai sumber daya pendidikan
yang ada dalam masyarakat.
b. Komite sekolah sebagai bahan pendukung (supporting agency)
Dalam perannya pendukung Komite Sekolah berfungsi
memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.sebagai
bagian dari pelaksanaan proses pendidikan, sarana dan prasarana juga
harus mendapat perhatian penting. sekolah yang kurang memiliki
sarana dan prasarana tantu akan mengalami kendala dalam pencapaian
hasil belajar. tahap selanjutnya, tentu komite sekolah akan
memberdayakan bantuan sarana prasarana yang diperlukan di sekolah
melalui sumber daya yang ada pada masyarakat, dengan berkoordinasi
dengan dewan pendidikan. memberdayakan bantuan sarana dan
prasarana yang telah dilakukan Komite Sekolah dengan koordinasi pada
Dewan Pendidikan akan di pantau perkembangan melalui evaluasi
pelaksanaan dukungan atau bantuan tersebut.
Harus diakui, anggaran pendidikan yang ada pada pemerintah
daerah sangat terbatas, karna itu pemamfaatan sumber-sumber anggaran
pendidikan yang ada pada masyarakat menjadi kebutuhan yang
mendesak. Dalam era otonomi pendidikan yang meletakan ototnomi
sekolah sebagai hal terpenting, sekolah harus merupakan bagian yang
28
terpenting dari masyarakat, sehingga masyarakat memiliki kepedulian
dan rasa memiliki terhadap sekolah.
c. Komite Sekolah sebagai badan pengontrol (controling agency).
Bagian yang terpenting dalam manajemen adalah controlling.
Beberapa fungsi yang dapat dilakukan Komite Sekolah dalam
hubungannya dengan perannya sebagai pengontrol terhadap
perencanaan pendidikan antara lain: yaitu melakukan kontrol terhadap
pengambilan keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah,
termasuk kualitas kebijakan yang ada. Komite sekolah dalam hal ini
mengontrol pelaksanaan program sekolah, disamping alokasi dana dan
sumber-sumber daya bagi pelaksanaan program tersebut.
Komite Sekolah sebagai badan kontrol dalam hal ini adalah
melakukan penilaian terhadap angka partisipasi, mengulang, bertahan
transisi pendidikan di sekolah. Hal ini penting sebab penilaian ini akan
mampu menjadi evaluasi bagi keberhasilan program wajib 9 tahun.
Hasil penilaian sendiri merupakan masukan bagi para pengambil
kebijakan dalam rangka penyempurnaan kebijakan dan program dalam
rangka peningkatan angka keluaran pendidikan.
Program penuntasan wajib belajar 9 tahun, tidak
mengesampingkan mutu pendidikan. Sementara ini yang menjadi
ukuran keberhasilan adalah nilai pada ujian akhir. Dalam kaitannya
dengan ini, komite sekolah memiliki peran yang penting dalam
melakukan pemantauan terhadap penilaian terhadap hasil ujian akhir.
d. Komite sekolah sebagai mediator (Media agency)
Dalam perannya sebagai mediator, komite sekolah berfungsi
sebagai mediator dan menjadi penghubung sekolah dan masyarakat,
atau antara sekolah dengan dinas pendidikan.
Berbagai pesoalan yang sering dialami orang tua dalam
pelaksanaan pendidikan anak-anaknya di sekolah misalnya sering kali
terbentur pada sebatas keluhan kurang di respon sekolah karena itu,
29
kehadiran komite sekolah pada posisi ini sangat penting dalam
mengurangi berbagai keluhan orang tua tersebut.
Komite sekolah sebagai mediator dalam pelaksanaan program
sekolah, sehingga kebijakan dan program yang telah ditetapkan sekolah
dapat akuntabel kepada masyarakat. Bagi komite sekolah, fungsi yang
harus dijalankan dalam kaitannya dengan perannya sebagai mediator
adalah memberdayakan sumber daya yang ada pada orang tua bagi
pelaksanaan pendidikan di sekolah.
9. Membangun Kemitraan dengan Masyarakat
Kemitraan bukanlah sekedar sekumpulan aturan main yang
tertulis dan formal atau suatu kontrak kerja meliankan menunjukkan
perilaku hubungan yang bersifat intim antara dua pihak atau lebih dimana
masing-masing pihak saling membantu untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian kemitraan sekurang-kurangnya memiliki sifat
dasar sebagai berikut:
a. Lebih bersifat jangka panjang bukan sekedar hubungan sesaat oleh sebab tujuan-tujuan yang ingin dicapai biasanya lebih mendasar, disamping itu hubungan sesaat tidak dapat membangun relasi yang lebih mendalam.
b. Lebih fokuskan pada pemecahan persoalan bersama untuk mencapai tujuan bersama bukan sekedar menjual suatu produk (barang dan Jasa).
c. Didasarkan atas nilai-nilai luhur seperti lazimnya suatu kerjasama seperti kejujuran, keterbukaan, saling percaya, saling memperhatikan, kesetaraan, dsb.
d. Saling bergantung, dimana tiap pihak sesuai peran dan fungsi masing-masing saling membutuhkan agar tercapai tujuan bersama. 28
Jadi dapat disimpulkan bahwa kemitraan adalah jenis hubungan
antara dua atau beberapa dengan sifat-sifat dasar sebagai tersebut di atas
(jangka panjang, beriontasi pemecahan persoalan bersama/tujuan bersama,
dilandasi nilai-nilai luhur dan saling bergantung).
28 Pemberdayaan Komite Sekolah, Modul 1: Penguatan Kelembagaan Komite Sekolah,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kegiatan Peningkatan Kegiatan dan Usaha Manajemen Pendidikan, 2009), h. 30
30
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah/Komite Sekolah dan tenaga kependidikan untuk menggalang
partisipasi masyarakat, yaitu:
1. Melibatkan masyarakat dalam berbagai program dan kegiatan di sekolah yang bersifat sosial kemasyarakatan.
2. Mengidentifikasi tokoh masyarakat, yaitu orang-orang yang mampu mempengaruhi masyarakat pada umumnya. Tokoh tersebut yang pertama kali yang harus dihubungi, diajak kompromi, konsultasi, dan diminta bantuan untuk menarik masyarakat berpartisipasi dalm program dan kegiatan sekolah. Tokoh-tokoh tersebut mungkin bersal dari orang tua perserta didik, figure masyarakat (kiai), olahragawan, seniman, informal leaders, psikolog, dokter dan pengusaha.
3. Melibatkan tokoh masyarakat tersebut dalam berbagai program kegiatan sekolah yang sesuai dengan minatnya. Misalnya olahragawan dapat dilibatkan dalam kegiatan olah raga di sekolah, dokter dapat dilibatkan dalam usaha kesehatan sekolah (UKS), atau palang merah remaja (PMR), psikolog dapat dilibatkan dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Selanjutnya tokoh masyarakat tersebut dijadikan mediator dengan masyarakat pada umumnya.
4. Memilih waktu yang tepat untuk melibatan masyarakat sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat. Misalnya awal pelibatan olahragawan dikaitkan dengan kegiatan PORDA, ketika minat masyarakat terhadap olahraga sedang meningkat, awal pelibatan dokter dimulai pada hari hari kesehatan Nasional, atau pada saat kegiatan imunisasi di sekolah.29
Beberapa indikator yang dapat menjadi tolak ukur dalam
keberhasilan kinerja Komite Sekolah sebagai berikut30:
29 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah…, h. 173-174 30 Pemberdayaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Manajeman Pendidikan dasar dan Menengah Kegiatan Pembinaan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Jakarta, 2007 h. 17-18
31
Tabel 1
Indikator Komite Sekolah yang telah berfungsi dengan baik
No Fungsi Indikator
1. Mendorong tumbuhnya
perhatian dan komitmen
masyarakat terhadap
penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu
1. Memiliki AD/RT Dewan
pendidikan dan Komite Sekolah
2. Menyusun program kerja Dewan
pendidikan dan Komite Sekolah
3. Menjalin kominikasi efektif dengan
pemangku kepentingan
(stakeholder) pendidikan
4. Menyusun, melaksanakan, dan
melakukan evaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
2 Melakukan kerja sama
dengan masyarakat
(intitusi terkait)
5. Melakukan kerja sama (MOU)
dengan institusi terkait
6. Memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kerja sama (MOU)
3 Menampung dan
menganalisis aspirasi, ide,
tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan
dari masyarakat
7. Melaksanakan kegiatan pendataan,
survai, pemetaan masalah
pendidikan, studi, kajian, seminar,
dan sebagainya serta
mengumumkan kepada
masyarakat.
8. Melaksankan inventarisasi aspirasi,
ide, tuntutan, dan kebutuhan
masyarakat tentang pendidikan.
32
4 Memberikan masukan
pertimbangan, dan
rekomendasikan kepada
pemerintah dan sekolah
tentang:
a. kebijakan dan
program pendidikan
b. kriteria kinerja daerah
dan sekolah
c. kriteria tenaga
kependidikan.
d. kriteria fasilitas
pendidikan
e. hal-hal yang terkait
dengan pendidikan
9. Memberikan rekomendasi
rekomendasi secara periodik, ,
terutama secara tertulis, kepada
pemerintah dan sekolah.
10. Mengawasi pelaksanaan
rekomendasi tersebut dan meminta
klarifikasi kepada pemerintah dan
sekolah tentang rekomendasi yang
belum dilaksanakan.
11. Menyusun berbagai kriteria,
standar, norma, dan panduan yang
diperlukan dalam penyelenggaraan
pendidikan di daerah dan sekolah.
12. Memberikan andil yang besar dan
aktif dalam proses penyusunan
Peraturan Daerah (Perda)
Pendidikan.
5 Mendorong orangtua dan
masyarakat untuk
berpartisipasi dalam
pendidikan
13. Menyusun program-program
inovatif yang secara langsung
memiliki dampak mendorong
orangtua dan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pendidikan
14. Mengevaluasi pelaksanaan
program-program inovatif tersebut
secara berkelanjutan.
6 Melakukan evaluasi dan
pengawasan terhadap
kebijakan, program,
penyelenggaraan, dan
keluaran pendidikan.
15. Melaksanakan monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan
kebijakan, program, dan kegiatan
dalam rangka penyelenggaraan
pendidikan
33
16. Menyusun laporan pelaksanaan
program dan kegiatan serta hasil
kegiatan pengawasan.
17. Menyampaikan laporan kegiatan
dan hasil pengawasan kepada
pihak-pihak yang terkait.
Komite Sekolah akan dapat melaksanakan peran dan fungsinya
dengan baik jika memenuhi minimal 17 (tujuh belas) indikator tersebut.
Dengan demikian, Komite Sekolah benar-benar dapat menjadi lembaga
masyarakat, Komite Sekolah tidak boleh lagi hanya menjadi “lembaga
stempel”. Yang diharapkan adalah Komite Sekolah yang benar-benar
dapat mengembangkan pola kemitraan dengan orang tua siswa, lembaga-
lembaga yang terkait dan sekolah.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kinerja Komite Sekolah yang dicapai ketua dan pengurus
Komite Sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan.
2. Untuk menemukan data dan informasi mengenai kinerja Komite Sekolah di
SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli s/d Desember 2010. Adapun
lokasi atau tempat dilaksanakan kegiatan penelitian yaitu Sekolah SDIT Al-
Hikmah Cilandak Jl. Al Barqah Rt 006/13 No. 56 A, Jakarta Selatan.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang
apa yang dialami subjek penelitian secara holistik dengan cara deskripsi dalam
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.1 Jenis penelitian ini adalah Penelitian
deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada
secara alamiah maupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif tidak
1 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), cet. ke-29, h. 6
35
memberikan perlakukan, manipulasi atau pengubahan pada variabel, tetapi
menggambarkan suatu kondisi apa adanya.2 Sedangkan pendekatan penelitian
yang dipakai adalah analisis deskriptif, yaitu menggambarkan,
memaparkan, dan mengungkapkan hasil penelitian kinerja Komite Sekolah
SDIT Al-Hikmah Jakarta.
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan
skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Jakarta tahun 2007. Untuk menemukan data, fakta, dan informasi yang
menyangkut dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan penelitian lapangan. Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan
agar dapat diperoleh fakta, data dan informasi yang lebih objektif dan akurat
mengenai Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta.
D. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto, sumber data adalah subjek dari mana
data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara
dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang
yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan
tertulis maupun lisan 3
Menurut Lofland, sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong, sumber
data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua bagian, yakni sumber data primer dan sumber data
sekunder.
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner, sedang data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), cet. Ke-4, h. 74 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), h. 129
36
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak
pengumpul lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.
Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini, yaitu: kepala
sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak, Pengurus Komite Sekolah di SDIT Al-
Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan terdiri dari: ketua komite, sekretaris, dan
bendahara, anggota serta guru SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan yang
berjumlah sepuluh orang dan orang tua non Komite Sekolah berjumlah empat
sebagai penguat data. Sedangkan yang dijadikan data sekunder adalah
dokumen-dokumen atau sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan
kebutuhan penelitian, seperti internet, majalah, dan buku-buku yang
bersangkutan kinerja Komite Sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memenuhi kebutuhan penelitian, baik untuk memperoleh data,
fakta dan informasi yang dapat menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini,
maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari:
1. Observasi
“Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa observasi atau disebut
juga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan segala indera.”4 Adapun dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode observasi agar dapat melihat secara langsug
kondisi SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan. Yaitu melihat-lihat
lokasi penelitian, memperhatikan perilaku informan, mendengarkan
pendapat informan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan Kinerja Komite
Sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan.
Adapun dalam tahapan ini kegiatan yang harus dilakukan oleh
peneliti, antara lain:
a. Memilih lapangan penelitian. Dengan pertimbangan bahwa di SDIT Al-
Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan komite sekolahnya sudah terbentuk
4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan....h. 229
37
yakni seiring dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI
Nomor 044/U/2002 tanggal 2 April 2002. Selain itu, di lokasi ini
memungkinkan mempermudah bagi peneliti untuk melakukan
penelitian dan observasi karena sekolah ini merupakan salah satu
sekolah SDIT favorit di Jakarta Selatan.
b. Mengurus perijinan penelitian secara formal. Bermaksud memberikan
surat penelitian sebagai syarat melakukan penelitian.
c. Melakukan penjajakan lapangan, dalam rangka penyesuaian dengan
SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan selaku objek penelitian.
Maksud dan tujuan penjajakan lapangan adalah berusaha mengenal
segala unsur lingkungan sosial, fisik, keadaan alam dan sebagainya.
Selain itu, penjajakan ini juga untuk membuat peneliti mempersiapkan
diri, mental maupun fisik, serta menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan5. Berkaitan dengan hal ini, wawancara yang dilakukan penulis
dalam memperoleh data mengenai masalah yang menjadi objek penelitian,
maka dilakukan sejumlah wawancara kepada pihak-pihak yang terkait
dengan Komite Sekolah yakni: kepala sekolah, ketua Komite Sekolah,
bendahara, sekretaris, guru, dan orang tua murid non Komite Sekolah.
Wawancara bertujuan untuk medapatkan informasi dan data yang tidak
diperoleh melalui observasi dan dokumentasi.
3. Dokumentasi
Digunakan ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi. Peneliti mengambil data-data tentang sejarah
5 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Mentodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),
h. 83
38
berdirinya sekolah, tujuan sekolah, struktur pengurusan Komite Sekolah, visi
misi sekolah, dan hal-hal yang berhubungan dengan Komite Sekolah.
F. Intrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini berbentuk wawancara terbuka. Untuk memberi batasan
yang jelas dalam penyusunan instrumen, berikut ini dikemukakan definisi
konseptual dan definisi operasional.
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan petunjuk yang digunakan oleh
peneliti pengumpul data agar tidak kehilangan arah penelitian.6 Kinerja
Komite Sekolah adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pihak Komite
Sekolah dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai mitra kepala
sekolah dan guru-guru untuk pengembangan sekolah yang diaplikasikan
dalam pekerjaannya, sehingga dapat memberikan masukan dan rekomendasi
kepada satuan pendidikan.
Untuk melaksanakan roda organisasi sekolah harus menyusun
program kerja baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan batasan suatu fenomena yang
dapat diamati dan diukur.7 Dalam rangka memberdayakan masyarakat dan
lingkungan sekolah, peran Komite Sekolah antara lain dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Memberi pertimbangan (advisory agency) dalam membardayakan
masyarakat dan lingkungan sekolah, serta menentukan dan melaksanakan
kebijakan pendidikan.
6 Purwanto, Intrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), h. 91 7 Purwanto, Intrumen Penelitian Sosial..., h. 94
39
b. Mendukung (supporting agency) kerja sama sekolah dengan masyarakat,
baik secara financial, pemikiran,maupun tenaga dalam penyelenggaraan
pendidikan.
c. Mengontrol (controlling agency) kerja sama sekolah dengan masyarakat
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan output
pendidikan
d. Mediator antara sekolah, pemerintah (eksekutif), dewan perwakilan
rakyat daerah (DPRD/ legeslatif), dengan masyarakat.
Sebelum melakukan wawancara, maka perlu di buat suatu
pedoman. Adapun pedoman tersebut di buat dalam bentuk kisi-kisi intrumen
penelitian sebagaimana tabel dibawah ini:
Tabel 2
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Variabel Indikator No. Item Jumlah soal
Kinerja komite
sekolah
1. Sebagai badan pemberi
pertimbangan (advisory
agency)
2. Sebagai badan
pendukung (suppurt
agency)
3. Sebagai badan pengonrol
(controling agency)
4. Sebagai mediator
1,2
3,4,7
5,8
6,9,10
2
3
2
3
40
Tabel 3
Pedoman Wawancara Komite Sekolah
Variabel Indikator No. Item Jumlah soal
Kinerja komite
sekolah
1. Mendorong tumbuhnya
perhatian dan komitmen
masyarakat terhadap
penyelenggaraan
pendidikan bermutu
2. Melakukan kerja sama
dengan masyarakat
(institusi terkait)
3. Menampung dan
menganalisis aspirasi,
ide, tuntutan dan
berbagai kebutuhan
pendidikan dari
masyarakat.
4. Memberikan masukan
pertimbangan, dan
rekomendasi kepada
sekolah dan pemerintah
5. Mendorong orang tua
dan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam
pendidikan.
6. Melakukan evaluasi dan
pengawasan terhadap
kebijakan, program,
penyelenggaraan dan
keluaran pendidikan.
2,3,5,
12,13,14
15,17
1,10
4,6,11,16
18,19,20
7,8,9
6
2
2
4
3
3
41
Tabel 4
Pedoman Wawancara Orang Tua (non komite)
Variabel Indikator No. Item Jumlah soal
Kinerja komite
sekolah
1. Sosialisasi komite sekolah
2. Peran dan fungsi komite
sekolah
3. Mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan
komite sekolah
4. Kerja sama dengan pihak-
pihak terkait komite
sekolah
1
2,3
4,5
6,7,8,9,10
1
2
2
5
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-
data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti (peneliti),
akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data bersifat interaktif,
berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih8. Analisis kualitatif
cenderung menggunakan pendekatan logika induktif, dimana silogisme
dibangun berdasarkan pada hal-hal yang khusus atau data di lapangan dan
bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data deskriptif kualitatif. Data-data yang sudah diperoleh dan
dikumpulkan dianalisis dengan membuat kategorisasi agar mempermudah
dalam penafsiran data. Masing-masing data yang telah dikategorisasi, dikaitkan
untuk memperoleh hubungan agar sampai pada kesimpulan.
8Nana, Metode Penelitian…, h. 114.
42
Secara sistematis, dalam menganalisa data penelitian ini, data yang
diperoleh dalam penelitian terlebih dahulu dicatat agar sumber datanya dapat
ditelusuri. Setelah proses pencatatan selesai, data-data tersebut dikumpulkan
untuk dipilah-pilah dan dikategorikan. Agar kategori data itu mempunyai
makna, maka dicari hubungan-hubungan dan pola-pola yang terdapat dalam
data untuk dibuat temuan-temuan umum9. Dengan langkah analisis data
deskriptif kualitatif demikian dapat diperoleh hasil penelitian yang
mencerminkan hasil sebenarnya yang diharapkan.
9Lexy, Metodologi Penelitian, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 26, h. 248.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Jakarta
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efesiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pra sekolah, jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Jadi komite sekolah
merupakan lembaga bersifat mandiri (independen), yang manampung aspirasi
masyarakat dan tidak mempunyai hubungan hirarki dengan sekolah dan juga
pemerintah serta kedudukannya disatuan pendidikan. Komite Sekolah
merupakan mitra (partner) yang dapat membantu mengelola dan
mengembangkan Manajemen Berbasis Sekolah bersama dengan kepala sekolah
yang demokratis, akuntabel, dan efesiensi dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan pendidikan dan hasil belajar.
Dari sejumlah permasalahan yang dihadapi kota Jakarta, khususnya
yang terkait dengan sumber daya manusia diperlukan satu solusi untuk
penyelesaiannya antara lain dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat Jakarta agar mereka dapat menjadi sumber daya
manusia yang memiliki karakter terpuji, rasa nasionalisme yang tinggi dan
44
tangguh, kompetensi, keterampilan, serta sehat rohani dan jasmani sehingga
akan tangguh menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi
Ibukota dan dunia global.
Berdirinya yayasan Al-Hikmah, bertujuan lebih mengarah kepada
kegiatan sosial dan agama. Seiring berjalannya waktu yayasan Al-Hikmah
berkembang cukup pesat sampai ke lembaga pendidikan. Pada tahun 2001
berdiri lembaga pendidikan sekolah dasar yang bernama SDIT Al-Hikmah dan
memulai kegiatan pembelajaran untuk tahun pengajaran 2001/2002 dengan
jumlah siswa sebanyak 29 orang. Pimpinan sekolah untuk pertama kalinya di
jabat oleh Bapak Asikin S, S.pd. salah satu keluarga, dari ketua yayasan Al-
Hikmah.
Dari tahun ketahun SDIT Al-Hikmah mengalami perubahan kearah
perkembangan yang lebih baik, selangkah demi selangkah mengalami
kemajuan di beberapa segi antara lain, jumlah siswa, sarana dan prasarana,
kualitas guru serta bidang administrasi dan manajemen sekolah. Karena
semakin banyaknya siswa dan tuntutan fasilitas pendidikan, pada tahun ke
tahun sekolah ini mengalami pembangunan berupa fisik bangunan ruang
belajar siswa-siswi SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan.
Pada operasionalisasinya tidak sedikit tantangan dan hambatan yang
di hadapi pengelola sekolah antara lain anggaran operasional sekolah yang
cukup besar, yang belum seimbang dengan pendapatan yang di peroleh .
Namun hambatan demi hambatan tidak mengurangi semangat pengelolah dan
guru-guru untuk tetap menjaga profesionalisme kerja demi menjaga kualitas di
dalam proses belajar mengajar, termasuk partisipasi masyarakat dan para orang
siswa.
Latar belakang kelahiran Komite Sekolah tidak bisa dipisahkan
dengan keberadaan organisasi pendahulunya, yakni Persatuan Orang Tua
Murid dan Guru (POMG) dan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan
(BP3). Bersamaan berdirinya SDIT Al-Hikmah lahirnya juga POMG yang
45
mempersatukan antara orang tua murid dan guru. Tapi dalam perjalanannya
keberadaan POMG tidak begitu aktif, hanya bertahan selama 3 tahun. Dengan
latar belakang inilah sehingga pihak yayasan dan sekolah langsung merubah
dari POMG ke Komite Sekolah sejalan dengan tuntutan dari orang tua siswa,
diharapkan aktif antara sekolah dengan orang tua siswa, dan bisa harmonis
tidak seperti pada masa POMG.
Mekanisme pemilihan Komite Sekolah pada tahun 2004 sistemnya
langsung penunjukan yayasan sekolah terdiri dari Ketua, sekretaris, bendahara.
Dari tahun ketahun Komite Sekolah mengalami kemajuan hingga saat ini.
Perubahan yang sangat signifikan dari Komite Sebelumnya ialah belum
maksimal dalam program kerja, pada segi pendanaan dan perbaikan sarana dan
prasarana, pada periode kepengurusan Komite Sekolah pertama sejak berubah
dari POMG menjadi Komite Sekolah berjalan dengan baik sesuai dengan
tuntutan dari masyarkat dan orang tua siswa.
1. Visi dan Misi Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah
a. Visi
• Kokoh dalam aqidah
• Tekun dalam beribadah
• Unggul dalam ilmu pengetahuan
• Mulia dalam akhlaq
• Mandiri dalam kehidupan
• Menciptakan suasana kekeluargaan dalam kemitraan orang tua
siswa dan sekolah
• Meningkatkan mutu pendidikan sekolah
46
b. Misi
• Memperkokoh aqidah islamiyah dan mengembangkan wawasan
anak.
• Membentuk anak didik yang cerdas berakhlaqul karimah,
berwawasan ilmu pengetahuan yang luas dan berlandaskan Al
Qur’an.
• Melatih, mendidik dan mengembangkan bakat dasar, baca tulis,
matematika dan sosial serta sesuai perkembangan untuk
mempersiapkan ke jenjang yang lebih tinggi.
• Membantu orang tua membentuk putra putrinya menjadi anak yang
sholeh.
• Menjalin kerjasama dengan baik antara Sekolah dan oran tua murid
• Membangun kemitraan dengan dunia usaha
2. Tujuan Komite Sekolah
a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program Pendidikan:
b. Meningkatkan tanggungjawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam penyelenggaraan disatuan pendidikan.
c. Menciptakan suasana dan kondisi transparansi, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu di sauan pendidikan.
3. Peran Komite Sekolah
a. Pemberi pertimbangan dalam penetuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan di satuan pendidikan.
b. Pendukung financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggraan
pendidikan di satuan pendidikan.
c. Pengontrol transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di satuan pendidikan
47
d. Mediator antara pemerintah dengan masyarakat di satuan pendidikan.
4. Fungsi Komite Sekolah
a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan.
b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan /organisasi /dunia
usaha /dunia industri)
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan sebagai kebutuhan
pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
d. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah
mengenai :
1) Kebijakan dan Program Pendidikan
2) Rencana Anggaran (RAPBS)
3) Kriteria tenaga pendidikan
4) Kriteria Fasilitas Pendidikan
e. Mendorong orang tua murid dan masyarakat berpartisipasi dalam
pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan.
f. Menggalang dana masyarakat dalam pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan
g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
5. Program Kerja Komite SDIT Al-Hikmah Cilandak
a. Program Kerja Jangka Pendek
1) Rapak pengurus Komite sekolah secara periodik.
2) Membantu mempromosikan SDIT Al-Hikmah
3) Kerjasama dalam peningkatan mutu pendidikan.
4) Membantu mengusahakan dana untuk pembangunan fisik sekolah.
b. Program Kerja Jangka Menengah
1) Terlibat langsung dengan pertemuan orang tua murid.
48
2) Ikut mempromosikan SDIT Al-Hikmah.
3) Mendukung program peningkatan mutu pendidikan.
4) Mendukung program peningkatan sarana prasarana SDIT Al-Hikmah
dengan mencari dana untuk pembangunan sekolah.
5) Mengevaluasi prestasi sekolah yang telah dicapai.
c. Program Kerja Jangka Panjang
1) Memonitor peningkatan mutu pendidikan.
2) Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan.
3) Meningkatkan mutu guru dan karyawan.
4) Mencari dana untuk pemeliharaan sarana fisik sekolah.
Selain Program-program kegiatan tersebut diatas juga dilakukan
pertemuan-pertemuan rutin yang membahas beberapa agenda penting dalam
rangka meningkatkan mutu sekolah antaran lain :
a. Pertemuan Komite Sekolah dengan Kepala Sekolah mengenai Penerimaan
Siswa baru.
b. Pertemuan Komite Sekolah dan Panitia Penerimaan Siswa Baru
c. Pertemuan Orang tua Murid, Komite Sekolah ,Kepala Sekolah, Guru dan
Pegawai
d. Pertemuan Pembahasan Dana Operasional Sekolah (BOS)
e. Rapat Koordinasi menghadapi Mid Semester, Semester Ganjil/Genap,
Ujian Sekolah dan Ujian Nasional
f. Pertemuan Khusus Komite Sekolah dengan Kepala Sekolah tentang
Ketenagaan.
g. Rapat Kepala Sekolah dengan Komite Sekolah tentang Pengadaan
Sarana/Prasarana.
6. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
a. Tugas komite sekolah mempunyai tugas membantu penyelenggraan
kegiatan belajar mangajar di sekolah dan ikut memelihara,
menumbuhkan, meningkatkan, serta membantu mengembangkan sekolah
sebagai wawasan wiyatamandala
49
b. Komite mempunyai wewenang :
1) Mewakili orang tua dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas
Komite Sekolah baik di dalam maupun di luas sekolah
2) Mengadakan hubungan kerjasama dengan orang tua, warga sekolah,
masyarakat, pemerintah,dan dunia usaha /dunia industri yang terkait.
3) Mengusahakan sumbangan suka rela dari masyarakat yang peduli
pendidikan.
4) Mengadakan forum komunikasi dalam usaha menanggulangi terjadi
faktor yang menghambat kelancaran belajar mengajar di sekolah.
c. Komite Sekolah mempunyai tanggung jawab:
1) Tersusunnya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta
terlaksananya program tahunan Komite Sekolah dengan baik.
2) Terhimpunnya sumbangan suka rela dan bantuan lainnya dari
masyarakat peduli pendidikan untuk kelancaran penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
3) Terjalinnya hubungan yang baik antara stake holder, warga sekolah
dan masyarakat.
4) Pemamfaatan sumbangan suka rela atau bantuan lainnya secara tepat
sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan.
5) Melakukan pemantauan penggunaan dan pemamfaatan sumbangan
suka rela bantuan lainnya sesuai dengan ketentuan dan program kerja
yang ditetapkan.1
7. Job Description masing-masing pengurus
a. Ketua Komite Sekolah, bertanggung jawab penuh atas jalannya
organisasi. Komite Sekolah yang dalam pekerjaannya akan dibantu
oleh satu orang bendahara, satu orang sekretaris komite dan para
anggota komite.
b. Bendahara Komite Sekolah, bertangung jawab penuh atas keluar
masuknya dana Komite Sekolah disertai dengan catatan lerlampir
atau dalam bentuk buku laporan.
1 Arsip Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak Jakarta
50
c. Sekretaris Komite Sekolah, bertanggung jawab penuh atas seluruh
dokumen-dokumen yang terkait dangan aktivitas Komite Sekolah
disertai dengan catatat.
d. Anggota Komite Sekolah, bertangung jawab penuh dalam
membantu pelaksanaan sekaligus mengawasi jalannya kegiatan
Komite Sekolah.
8. Keuangan Komite Sekolah
a. Seluruh pembukuan Komite Sekolah akan menjadi tanggung jawab
bendahara Komite Sekolah.
b. Keuangan komite akan dimasukkan dalam sebuah Rekening Bank
dengan menggunakan 2 nama nasabah.
c. Pengeluaran uang komite hanya dapat dikeluarkan dengan
diketahui dan disetujui oleh Ketua Komite Sekolah, bendahara dan
kepala sekolah. Apabila salah satu pihak tidak menyetujui, maka
dana Komite dana tersebut atas permintaan siapapun tidak sah
dikeluarkan.
d. Bendahara hanya diperkenankan memegang dana sebesar Rp.
500.000,- untuk keperluan operasional.
e. Bendahara wajib melaporkan atas keuangan komite satu bulan
sekali untuk seluruh pengurus komite (internal) dan enam bulan
sekali untuk selurh orang tua siswa.2
A. Deskripsi dan Analisis Data
1. Keanggotaan Komite Sekolah
Komite Sekolah berbeda dengan badan pembantu penyelenggara
pendidikan (BP3) yang pengurusya adalah orang tua dan guru. Komite
sekolah sekarang lebih lengkap karena pengurusnya dari berbagai unsur
masyarakat. Sebagaimana nomor 044/U2002 tentang pembentukan dewan
pendidikan dan Komite Sekolah, keanggotaan komite sekolah harus
meliputi beberapa unsur, yakni dari unsur masyarakat yang terdiri dari orang
2 Arsip Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak Jakarta
51
tua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia
usaha/industri, organisasi profesi pendidikan, wakil alumni dan juga wakil
peserta didik dan unsur dewan guru.
SDIT Al-Hikmah Jakarta belum memaksimalkan unsur-unsur
pengurus komite sekolah dari berbagai kalangan diantaranya adalah unsur
orang tua murid dalam hal orang tua berbagai latar belakang profesi di
antaranya dari unsur pemerintah birokrat, tokoh pemerintah, guru mata
pelajaran, alumni sekolah, bahkan masyarakat disekeliling lingkungan
sekolah yang paling terdekat pihak Komite Sekolah belum melibatkan
dalam keanggotaan Komite Sekolah hanya melibatkan dari orang tua murid
yang menjadi pengurus komite sekolah. Sehingga ada ungkapan dari salah
satu oran tua murid sekolah SDIT Al-Hikmah belum maksimal dalam
bersosialisasi dilingkungan terdekat sekolah padahal sangat diperlukan
bagaimanapun lingkungan harus dilibatkan dalam kepengurusan Komite
Sekolah sehingga menimbulkan harmonisasi di sekolah antara sekolah dan
lingkungan masyarakat sekolah.
Menurut Bapak Lulus Sedyanto menyatakan:
“...komponen-komponen komite sekolah sekarang seharusnya anggota dimulai dari tokoh masyarakat, kemudian tokoh pendidikan, tokoh dunia usaha, pemerhati pendidikan, LSM pendidikan bahkan orang tua murid yang benar-benar peduli dengan pendidikan. Pada dasarnya di sekolah SDIT Al-Hikmah telah kami terapkan sesuai standar diknas tentang kepengurusan komite sekolah. Setiap pengurus harus melibatkan selain dari orang tua murid, guru mata pelajaran, staf sekolah di pengurusan periode sekarang, kami belum sepenuhnya melibatkan tokoh masyarakat, LSM pemerhati pendidikan, tokoh dunia usaha dan yang dapat mendukung dalam kepengurusan. inilah yang menjadi kekurangan dari kepengurusan kami di SDIT Al-Hikmah, seharusnya kepengurusan Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah merujuk ke buku panduan Komite Sekolah yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Dasar Propinsi Jakarta pada Tahun 2003 yang pada pasal 8 mengenai keanggotaan Komite Sekolah terdiri dari yakni:
a. Orang tua murid b. Tokoh masyarakat
52
c. Tokoh pendidikan, dan d. Dunia usaha
Kami selaku pengurus sudah melakukan sebagian apa yang telah yang distandarkan oleh diknas walaupun masih ada yang belum kami libatkan didalam kepengurusan terutama hal yang terpenting dalam kepengurusan Komite Sekolah ialah dunia usaha agar menunjang kegiatan ektrakurikuler di SDIT Al-Hikmah sangat penting kerjasama dengan dunia usaha dikarenakan sangat membantu dari segi dana. Dalam hal ini menjadi agenda kami sebagai pengurus bisa melibatkan tokoh masyarakat, LSM pemerhati pendidikan dan dunia usaha diperiode akan datang agar pengurus komite dapat berjalan dengan baik”3.
Berikut adalah pengurus dan anggota Komite sekolah dalam
struktur yang sudah dibentuk di sekolah SDIT Al-Hikmah Jakarta.
Tabel 5
Susunan Pengurus Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Jakarta
Periode 2004-2007
No Jabatan Nama Unsur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ketua
Sekretaris 1
Sekretaris 2
Bendahara 1
Bendahara 2
Div. KBM & Ekskul
Div. SDM Ortu & Guru
Div. Dana
Div. Humas & Publikasi
Div. Litbang
Ibu Dewi Rahmawati
Ibu Emma Soraya
Bapak Karim
Ibu Rani
Ibu Nanik
Ibu Ati
Bapak Karim
Ibu Nurhayati Naim
Ibu Elia
Bapak Ikhsan
Guru
Ibu rumah tangga
Staf sekolah/admin
Ibu rumah tangga
Ibu rumah tangga
Guru
Staf sekolah/admin
Staf sekolah/admin
Ibu rumah tangga
Pengawai Swasta
3 Wawancara dengan ketua Komite Sekolah pada tanggal 06/11/2010 di sekolah SDIT Al-
Hikmah Cilandak, Jakarta
53
Tabel 6
Susunan Pengurus Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Jakarta
Periode 2007-2011
No Jabatan Nama Unsur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ketua
Wakil ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Bapak Girarda/Ir. Lulus
Sedyanto*
Ibu Erza
Ibu Emma Soraya
Ibu Ellyda
Dewan kelas I
Dewan kelas II
Dewan kelas III
Dewan kelas IV
Dewan kelas V
Dewan kelas VI
Engineering School France
Pengawai swasta
Pengawai swasta
Ibu rumah tangga
Wiraswasta
Guru mata pelajaran
Ibu rumah tangga
Ibu rumah tangga
Guru mata pelajaran
Ibu rumah tangga
Guru mata pelajaran
Ket: Ir. Lulus Sedyanto melanjutkan kepemimpinan Bapak Girarda*
Dari tabel di atas, terlihat bahwa keanggotaan Komite Sekolah
yang ada di SDIT Al-Hikmah Jakarta belum memenuhi unsur yang sudah di
tetapkan Dinas Pendidikan Dasar Propinsi Jakarta pada Tahun 2003 yang
didalamnya pada pasal 8 mengenai keanggotaan Komite Sekolah. Yakni
dari unsur masyarakat terdiri dari: orang tua murid/wali murid, tokoh
masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha /industri, unsur birokrat dari
pemerintah, dan wakil alumni.
Jumlah pengurus dari dua periode terakhir menunjukkan jumlah
pengurus berjumlah sama yakni 10 orang. Namun demikian, diantara unsur
yang paling banyak mewakili keanggotaan Komite Sekolah adalah unsur
dewan guru dari sekolah yang bersangkutan yang berjumlah 2 sampai 5
orang. Pengurus harian yang ditetapkan minimal tiga orang yaitu ketua,
sekretaris, bendahara. Pada tabel diatas yang terdiri dari satu ketua, tetapi
diperiode sebelumnya menggunakan sekretaris dan bendahara lebih dari satu
54
orang (lihat tabel 1 dan 3), sedangkan anggota sebagaimana susunan
pengurus yakni lebih dari empat orang anggota.
Begitu juga kepengurusan komite sekolah diperiode 2007-2011
yang menjadi ketua adalah berasal dari satuan pendidikan dari sekolah
International school France, unsur yang sehari-harinya bekerja disekolah
International School France Jakarta sebagai Engineering sekolahan. dengan
pertimbangan bahwa ketua yang terpilih diperiode 2007-2011 telah menjadi
pengurus Sekolah International France Jakarta. Dengan demikian
diharapkan karena telah mempunyai pengalaman menjadi pengurus sekolah
International France sehingga pihak sekolah menyetujui usulan dari orang
tua murid menjadi ketua Komite Sekolah dengan harapan program dan
konsep yang sebelumnya belum berjalan dengan baik dapat dilanjutkan
dengan kepengurusan periode kepemimpinan yang baru.
Pengurusan komite periode 2007-2011 mengalami pergantian ketua
Komite sebelum masa akhir jabatan Bapak Girarda dan digantikan Bapak
Lulus Sudianto. Ketua sebelumnya hanya menjabat selama 2 tahun dan
mengundurkan diri sebagai ketua Komite Sekolah Al-Hikmah periode
2007-2011, karena terjadi perubahan pengurus dewan kelas dan pengurus
Komite yang anaknya telah lulus dari sekolahan. Diangkatnya bapak Lulus
sedyanto menggantikan bapak Girarda dengan sistem penunjukkan langsung
dari pihak sekolah dan yayasan Al-Hikmah dengan meminta persetujuan
dari orang tua siswa yang mengacu pada ADRT Komite Sekolah.
Hal ini di kemukakan Ibu Ellyda bendahara komite Sekolah yang
menyatakan:
”...dalam kepengurusan komite 2007-2011 ditengah masa jabatan kepemimpinan Bapak Girarda ditahun kedua menjabat sebagai ketua Komite Sekolah bapak Girarda mengundurkan diri dikarenakan beliu meminta adanya penyegaran pengurus Komite Sekolah yang anaknya telah lulus sekolah permintaan berakhirnya masa jabatan bapak Girarda sebelum waktunya langsung diterima oleh pihak sekolah dan yayasan sekolah lalu pihak sekolah bersama
55
yayasan melakukan penunjukan langsung kepada bapak Lulus sudianto yang sebelumnya meminta persetujuan dari orang tua murid dengan alasan dari pihak yayasan bahwa bapak Lulus layak menggatikan ketua sebelumnya karena melihat dari segi latar belakangnya dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan...4”
Komite Sekolah memiliki peran yang sangat penting terhadap
pengelolaan pendidikan disatuan pendidikan. Peran Komite Sekolah
tersebut tidak hanya terbatas pada mobilisasi sumbangan sebagaimana peran
BP3 atau POMG, akan tetapi lebih berperan serta pada hal-hal yang lebih
subtansial untuk membantu merencanakan, menetapkan, menjalankan,
mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan. Peran Komite
Sekolah sangat diperlukan untuk memberikan pertimbangan (advisory
agency) pengambilan keputusan, dukungan (supporting agency) dan
memenuhi kebutuhan sekolah, pengawasan (controlling agency) manajemen
sekolah, mediator antara masyarakat di satuan pendidikan dengan
pemerintah, dan lainnya secara transparan dan demokratis dengan etika yang
kuat.
Peran serta masyarakat dalam komite sekolah sangat penting bagi
pembangunan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Sebagai lembaga
yang bersifat mandiri (independen) dan berkedudukan di satuan pendidikan
merupakan wadah para orang tua siswa berperan serta mengelolah
pendidikan demi kemajuan putra putrinya. Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-
Hikmah Jakarta telah menerapkan sistem pendidikan nasional yang berbasis
pada manajemen Berbasis Masyarakat. Hal tersebut dapat dipahami dari
peranan Komite Sekolah yang sangat besar. Menurut Kepala Sekolah SDIT
Al-Hikmah Jakarta “Di era otonomi pendidikan ini keluarga dan masyarakat
bukan lagi pihak yang pasif hanya menerima keputusan-keputusan dalam
4 Wawancara Bendahara Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, Pada Tanggal 01/11/2010
56
penyelenggaraan pendidikan mereka harus aktif berperan, menentukan,
memberikan saran dan kritik serta membuat program bersama sekolah”5.
Dalam pelaksanaannya, bahwa komite sekolah sangat membantu
sekolah dan banyak terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah. Upaya
memberdayakan peran serta masyarakat terutama orang tua perserta didik
dalam pengelolaan pendidikan menjadi suatu keharusan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan menjdi lebih baik. Dan sebagai kekuatan
control dalam pelaksanaan berbagai program sekolah menjadi sangat
penting. Komite sekolah merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
peran serta orang tua peserta didik dalam ikut bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pendidikan, sebagaimana yang telah di upayakan SDIT Al-
Hikmah Jakarta.
Selama ini keterlibatan Komite sekolah sangat besar salah satu
fungsi komite sekolah ialah menjembatani antara orang tua siswa dengan
sekolah melibatkan orang tua murid dalam hal penyusunan program komite
sekolah dan bersama-sama mengevaluasi program yang telah di buat.
Menurut salah satu orang tua murid SDIT Al-Hikmah bahwa keberadaan
komite sekolah dalam upaya pemberdayaan masyarakat terhadap sekolah
mengatakan
“...kami sangat terwakili dengan keberadaan komite sekolah karena sangat membantu orang tua siswa apabila ada keluhan-keluhan orang tua siswa terhadap sekolah, komite sekolah menampung aspira kami dan dirapatkan bersama pihak yayasan sekolah dengan orang tua siswa bersama pegurus komite sekolah agar keluhan-keluhan orang tua siswa terjawab jadi fungsi komite sekolah yang di sekolah SDIT ini cukup berjalan dengan baik...”.6
keberadaan komite di sekolah telah melaksanakan tugas dan
fungsinya dengan baik dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksankan seperti kegiatan yang bersifat akademis, misalnya kegiatan
5 Wawancara dengan Murtaza Kepala sekola SDIT Al-Hikmah Cilandak, pada Tanggal
01/11/2010 diruangan Kepala Sekolah 6 Orang tua murid SDIT-Al-Hikmah Cilandak, kelas 1 dan 3
57
ektrakurikuler yang rutin dilaksanaksanakan sekali seminggu dan komite
sekolah bekerja sama dengan guru ektrakurikuler komite sekolah
menyediakan sarana yang diperlukan dalam kegiatan ektrakurikuler sebagai
peningkatan pengembangan diri siswa sesuai dengan minatnya. Sedangkan
kegiatan peningkatan kualitas pendidikan melalui penambahan les di luar
jam sekolah yang dilaksanakan pada sore harinya, kunjungan siswa ke
tempat-tempat musium bersejarah bersama dengan guru mata pelajaran
bertujuan sebagai penambahan wawasan siswa setiap dilaksanakan akhir
tahun ajaran. Sedangkan kegiatan yang bersifat non akademisi, adalah
kegiatan bazaar yang biasanya dilaksanakan tiap akhir ujian semester
maupun ujian akhir nasional bekerja sama dengan orang tua siswa, dan
program yang selama ini telah berjalan rapat-rapat pleno dalam menentukan
RAPBS, pembangunan fisik seperti gedung lab. Bahasa dan lab. Komputer
dan ruang belajar baik membangun yang baru maupun hanya sekedar
renovasi, pagar, tempat parkir guru dan pengecekan AC ruangan belajar
setiap tiga bulan, sarana olah raga, hingga penghijauan lingkungan sekolah
ikut berpartisipasi dan menyediakan sarana dan prasarana yang lain.
Hal ini dikemukakan guru pelajaran dan menjabat wali kelas 4 di
sekolah SDIT Al-Hikmah:
“...keterlibatan dan keberadaan komite sekolah di sekolah ini saya sangat merasa terbantu dengan keaktifan komite sekolah dan saya melihat peran dan fungsi komite sekolah bukan hanya sebagai pengesah apabila ada bantuan dana dari pemerintah, dari masyarakat serta dari lembaga-lembaga pendidikan lainnya sehingga ada muncul anggapan dimasyarakat bahwa komite sekolah hanya dimanfaatkan oleh pihak sekolah yang tidak bertanggung jawab. Komite yang di SDIT Al-Hikmah sangat berperan penting dan membantu dalam hal kegiatan belajar mengajar belum lagi program atau kegiatan guru yang direncanakan atau dijalankan sebagian terbantu dengan adanya komite sekolah. mengenai dalam hal pengumpulan dana komite sekolah sudah semaksimal mungkin secara terbuka setiap akhir kegiatan atau akhir semester komite membagikan laporan keuangan terhadap orang tua sebagai bukti bahwa komite menunjukkan dana yang dari orang tua murid dipakai sesuai dengan kegiatan sekolah.
58
Belum lagi dari aspirasi atau keluhan orang tua murid langsung direspon oleh komite sekolah dan dilaporkan kepada pihak yayasan sekolah serta ada timbal balik komite terhadap orang tua siswa serta pengawasan sekolah terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan namun ada halnya yang belum terlaksananya ialah belum dilibatkan secara penuh terhadap guru dalam hal penyusunan program komite sekolah, komite hanya melibatkan orang tua murid dan pihal sekolah dalam penyusunan program sekolah, terlepas dari itu secara garis besar bahwa komite sekolah di SDIT Al-Hikmah telah menjalankan tugasnya dengan baik serta saya berharap dengan guru-guru lainnya kedepannya komite sekolah lebih ditingkatkan lagi pengawasan dan kerjasama dengan pihak yayasan sekolah, guru dan staf sekolah...7”
2. Mekanisme Pembentukan Komite Sekolah
Agar komite sekolah dapat berdaya, maka dalam pembentukan
pengurus pun harus dapat memenuhi beberapa prinsip/kaidah dan
mekanisme yang benar, serta dapat dikelolah secara benar pula. Komite
sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara
luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses sosialisasi oleh
panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi anggota,
pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian hasil
pemilihan. Dilakukan secara akuntabel bahwa panitia persiapan hendaknya
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun
penggunaan dana kepanitiaan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Ir. Lulus Sedyanto,
selaku ketua komite sekolah, beliau menyatakan bahwa:
“....mekanisme pembentukan Komite Sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan ini terlebih dahulu kita mengundang beberapa orang diantaranya yaitu: tokoh masyarakat sekitar, alumni, wali murid-wali murid yang dianggap berpotensi, setelah mereka yang diundang datang, lalu kita mengadakan rapat/musyawarah, kemudian diadakan pemilihan....”8
7 Wawancara Guru Mata Pelajaran Al-Quran dan Tahfiz SDIT-Al-Hikmah Cilandak,
Jakarta Pada Tanggal, 04/11/2010 8 Wawancara dengan ketua Komite Sekolah pada tanggal 06/11/2010 di sekolah SDIT Al-
Hikmah Cilandak, Jakarta
59
Hal senada diungkapkan oleh Bapak Murtaza kepala sekolah di
SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan, sebagai berikut:
“...mekanisme pemilihan/pembentukan anggota dan pengurus komite sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan ini dilakukan secara musyawarah, untuk pemilihannya biasanya dilakukan 3 tahun sekali. Pada waktu pemilihan, sekolah mengundang wali murid yang puteranya masih dikelas I jadi baru masuk. Dan ada juga sebagaian wali murid yang lama supaya tidak terputus hubungannya. Disana ada aturannya dari wali murid murni dan ada wali murid yang sekaligus menjabat sebagai guru disini, alumni dan steakholder. Jadi orang-orang yang berperan di sekitar kita yang mendukung, kita undang beberapa orang itu kemudian dari orang-orang yang hadir itu kita mengadakan musyawarah, kemudian kita pemilihan. Sebelumnya kita undang beberapa orang calon, dari yang datang kita musyawarakan apa yang di inginkan secara pemilhannya setelah itu kita adakan pemilihannya, dan ada pernyataan kesanggupan...”9
Lebih lanjut dikemukakan pula oleh Ibu Ellyda, selaku bendahara
komite sekolah, sebagai berikut:
“...adapun mekanisme pembentukan komite sekolah di sekolah ini, pertama-tama kita memilih wali siswa yang diharapkan peduli dengan kondisi sekolah. Jadi wali siswa yang setidaknya dia itu mengetahui, bukan wali siswa yang awam sekali. Dan diharapkan sesekali punya waktu untuk datang ke sekolah. Kemudian mereka diundang dan pada saat itu diadakan pemilihan komite sekolah secara foting dan tentunya berlandaskan azaz demokratis, transparan, dan akuntabel...”10
Sebagaimana pernyataan diatas, SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta
telah melaksanakan pembentukan/pemilihan anggota dan pengurus komite
sekolah yang mengacu pada tata cara pembentukan yang demokratis, seperti
yang tertulis dalam SK. Direktorat Jendral Kementrian Pendidikan Nasional
prinsip pembentukan komite sekolah, yaitu: transparansi, akuntabilitas, dan
demokratis, serta merupakan mitra satuan pendidikan.
Secara formal, hampir semua sekolah telah memiliki perangkat
komite sekolah sebagai wakil masyarakat dalam membantu program
9 Wawancara dengan Murtaza Kepala sekola SDIT Al-Hikmah Cilandak, pada Tanggal
01/11/2010 diruangan Kepala Sekolah 10 Wawancara Bendahara Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, Pada Tanggal 01/11/2010
60
pendidikan di sekolah. Kehadiran komite sekolah telah menunjukkan
sahamnya sebagai mitra sekolah, terutama bagi kepala sekolah dan guru
dalam merancang dan melaksanakan program pendidikan, baik program
pembangunan fisik maupun non fisik.
3. Peran dan Fungsi Komite Sekolah
Adapun peran dan fungsi komite sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan, diantaranya yaitu:
a. Sebagai Pemberi Pertimbangan (advisory Agency)
Komite sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan bagi
sekolah memiliki arti, bahwa komite sekolah dipandang sebagai mitra
kerja kepala sekolah yang dapat diajak bermusyawarah tentang masa
depan sekolah. Melalui komite sekolah, orang tua dan masyarakat dapat
ikut merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh
sekolah, sampai dengan menetapkan cara atau strategi yang akan
ditempuh untuk mencapainya yang berupa rumusan kebijakan, program,
dan kegiatan sekolah. Selama ini keberadaan komite sekolah sangat
berarti sekali bagi setiap satuan pendidikan. Karena komite sekolah itu
merupakan pembantu utama satuan pendidikan dalam memakmurkan
pendidikan sekolah (lembaga pendidikan) selain masyarakat internal
sekolah.
Segala macam program yang akan dilaksanakan sekolah
sebaiknya terlebih dahulu dikonsultasikan dengan komite sekolah. Sebab,
segala macam kebijakan yang akan diterapkan ataupun yang akan
dilaksanakan tidak terlepas dari partisipasi masyarakat inernal maupun
eksternal sekolah. Hal ini Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak
Murtaza, selaku kepala SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan beliau
menyatakan bahwa:
“...komite sekolah memberi pertimbangan khususnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan, misalnya dalam hal pengadaan pendingin ruangan belajar siswa (AC), sebelum sekolah mengambil keputusan, maka terlebih dahulu dikonsultasikan
61
dengan komite sekolah. Maka terjadilah diskusi dan masukan-masukan dari komite sekolah kepada pihak sekolah...”11
Hal senada diungkapkan oleh Ibu Emma Soraya selaku
sekretaris komite sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan,
sebagai berikut:
“...komite sekolah sebagai mitra kerja kepala sekolah dapat memberikan pertimbangannya dalam setiap rencana dan program yang disusun oleh sekolah, misalnya sekolah akan mengajukan rehab sarana dan gedung yang rusak, sekolah akan melakukan pelebaran mushalla, rencana pembangunan tempat parkir kendaraan dll, maka pihak sekolah terlebih dahulu mengkonsultasikan masalah itu kepada komite sekolah agar dapat diberikan masukan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat yang diwakili oleh komite sekolah. Dan atas nama masyarakat yang diwakilinya, komite sekolah dapat menyatakan “setuju” atau “tidak setuju” terhadap rencana dan program pendidikan yang disusun oleh sekolah dan yayasan sekolah...”12
Selain dari pada itu, posisi komite sekolah sebagai pemberi
pertimbanganpun masih berlanjut pada pemberian masukan dan
pertimbangan dalam hal rancangan anggaran pendapatan dan belanja
sekolah (RAPBS), kriteria kinerja satuan, kriteria tenaga kependidikan,
dan kriteria fasilitas pendidikan.
Sebagaimana yang peneliti temukan di lapangan dari hasil
wawancara dengan ketua komite SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta
Selatan yang menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan bahwa
keterlibatan komite sekolah bersifat menyeluruh, mulai dari pemberian
masukan dan petimbangan dalam menetapkan RAPBS, pemberi
pertimbangan dalam pelaksanaan proses pengelolaan pendidikan di
sekolah dan mengidentifikasi sumber daya pendidikan yang ada dalam
11 Wawancara dengan Murtaza Kepala sekola SDIT Al-Hikmah Cilandak, pada Tanggal
01/11/2010 diruangan Kepala Sekolah 12 Wawancara dengan sekretaris Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, pada Tanggal
04/11/2010
62
masyarakat untuk dipertimbangkan dan diperbantukan di sekolah. berikut
hasil wawancaranya:
“...dalam perannya sebagai badan yang memberikan pertimbangan atau nasihat, komite sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan dalam fungsi perencanaan pendidikan memiliki peran mengidentifikasi sumber daya pendidikan yang ada di sekolah serta memberikan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) termasuk dalam penyelengggaraan rapat-rapat RAPBS”. Dalam pengelolaan terhadap sumber daya pendidikan, antara lain: SDM, sarana dan prasarana, dan alokasi anggaran, komite sekolah berperan mengidentifikasi berbagai potensi sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat. Fungsi ini akan dapat berguna dalam memberikan pertimbangan mengenai sumber daya pendidikan yang dapat dipertimbangkan dan diperbantukan di sekolah.13
Hal senada diungkapkan pula Bapak Fahruddin, S.Pd, selaku
guru bidang studi Al-Quran dan Tahfiz di SDIT Al-Hikmah-Jakarta
Selatan sebagai berikut:
“...dalam pelaksanaan program, yang menyangkut: kurikulum, silabus, PBM (Proses Belajar Mengajar), dan penilaian, komite SDIT Al-Hikmah-Jakarta Selatan sebagai badan penasihat berperan penting dalam memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan proses pengelolaan pendidikan di sekolah, termasuk pembelajarannya...”14
b. Sebagai Pendukung (Supporting Agency)
Peran komite sekolah sebagai badan pendukung bagi
penyelenggaraan dan upaya peningkatan mutu pendidikan terutama
pendidikan agama Islam, dapat berupa dukungan finansial, tenaga, dan
dukungan pikiran. Secara nyata pemberian dukungan ini dapat
diwujudkan diantaranya dengan pemecahan masalah kekurangan guru,
biaya sekolah bagi anak kurang mampu, dan tenaga untuk ikut
memperbaiki sekolah yang rusak. Pemberdayaan bantuan sarana dan
13 Wawancara dengan ketua Komite Sekolah pada tanggal 06/11/2010 di sekolah SDIT Al-
Hikmah Cilandak, Jakarta 14 Wawancara Guru Mata Pelajaran Al-Quran dan Tahfiz SDIT-Al-Hikmah Cilandak,
Jakarta Pada Tanggal, 04/11/2010
63
prasarana yang diperlukan di sekolah melalui sumber daya yang ada pada
masyarakat, hal ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan dewan
pendidikan.
Peran pendukung yang dipegang oleh komite sekolah tidak
hanya sebatas memberikan dorongan dan motivasi saja, namun lebih dari
itu. Dengan berperan sebagai supporting agency ini, komite sekolah
diharapkan dapat mendorong dan menyadarkan para orang tua dan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan. Karena pendidikan
khususnya lembaga (satuan) pendidikan tidak akan dapat berperan
sebagaimana fungsinya sebagai lembaga pembentuk generasi beradab
dan berpengetahuan tanpa mendapat dukungan besar dari masyarakat
luas (stakeholders).
Pada dasarnya pendidikan yang baik membutuhkan penyediaan
sarana prasarana yang memadai, ruang belajar yang cukup, serta biaya
yang banyak. Akan tetapi selama ini anggaran yang terdapat di sekolah
sangat terbatas, oleh karenanya dalam hal ini masyarakat diharapkan
menjadi penanggung jawab dan donatur yang memberikan dana demi
kelancaran kegiatan pendidikan di sekolah. Masyarakat yang berminat
dan bersimpati dapat memberikan bantuannya melalui berbagai cara,
misalnya: membantu penyediaan alat peraga, buku-buku, serta
memberikan biaya kepada anak didik yang kurang mampu atau bahkan
menjadi orang tua asuh.
Komite sekolah sangat membantu kemandirian sekolah dalam
hal anggaran, fasilitas sekolah yang masih kurang, mencarikan dana
untuk menambah insentif guru, dengan mengajukan bantuan dana tanpa
memberatkan orang tua siswa. Anggaran itu diperoleh dari upaya
anggota komite sekolah sendiri atau melalui kerjasama dengan berbagai
pihak seperti alumni sekolah. Orang tua siswa yang mengetahui adanya
kekurangankekurangan di sekolah dapat memberikan bantuan keuangan
atau barangbarang, baik secara perorangan maupun lembaga.
64
Selain fungsi mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen
masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, dalam
hal ini komite sekolah juga berperan dalam penggalangan dana dalam
rangka pembiayaan pendidikan. sebagaimana yang dikemukakan oleh
Bapak Mortaza A.S. Hamma’da, M.Pd, selaku kepala SDIT Al-Hikmah
Cilandak-Jakarta Selatan sebagai berikut:
“...komite sekolah mempunyai peran yang sangat mendukung dan baik sekali mulai dari sarana dan prasarana, manajemen pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat khususnya orang tua siswa. Misalnya dalam pengembangan fisik sekolah, komite sekolah melakukan serangkaian kegiatan dari perencanaan, penggalian dana, pelaksanaan sampai pelaporan...”15
Komite sekolah juga ikut membantu dalam menunjang sarana
dan prasarana sekolah terutama untuk menunjang kelancaran proses
belajar mengajar di sekolah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu
Ellyda selaku bendahara komite sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-
Jakarta Selatan, beliau menyatakan bahwa:
“...komite sekolah peranannya sangat mendukung khususnya dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah, misalnya setiap hari besar Islam komite sekolah selalu ikut andil dalam acara tersebut, dengan mengadakan lomba-lomba Islami, misalnya pidato, puisi, cerdas cermat, peragaan busana muslim, adzan, dll. Tidak hanya itu, komite sekolah juga membantu pengadaan alat-alat perlengkapan kegiatan ektrakurikuler, kan pada hari-hari biasa siswa-siswi setiap melakukan kegiatan ektrakurikuler dilengkapi alat atau pekaian tergantung kegiatan ektrakurikuler yang diikuti oleh siswa-siswa dan itu hasil dari kerjasama dengan komite sekolah melalui iuran rutin.16 Hal senada diungkapkan pula oleh Ibu Emma Soraya, selaku
sekertaris Komite Sekolah, mengatakan bahwa:
“...dalam hal sarana dan prasarana komite sekolah ikut memberi dukungan dan bantuan dalam perbaikan pendingin ruangan belajar (AC), pengadaan alat Lab. kumputer, membantu
15 Wawancara dengan Murtaza Kepala sekola SDIT Al-Hikmah Cilandak, pada Tanggal
01/11/2010 diruangan Kepala Sekolah 16 Wawancara Bendahara Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, Pada Tanggal 01/11/2010
65
kelancaran air wudhu ketika sumurnya mati, memperluas tempat wudhu, dll...”17
Komite sekolah juga tidak hanya memberikan dukungan dalam
pengadaan sarana dan prasarana fisik saja, namun termasuk dalam
pengembangan sumber daya manusia. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Bapak Lulus Sedyanto, selaku ketua Komite Sekolah sebagai
berikut:
“...selain membantu dalam masalah sarana dan prasarana yang ada di sekolah, komite sekolah juga membantu mengembangkan sumber daya manusianya, yakni dengan memberikan sumbangan saran dan motivasi agar para guru khususnya guru yang menjadi wali kelas senantiasa dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga sekolah bisa menjadi lebih maju lagi dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain...”18
c. Sebagai Pengontrol (Controlling Agency)
Peran komite sekolah selanjutnya adalah sebagai pengontrol
dalam rangka transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran
pendidikan di sekolah. Peran pengawasan yang dilakukan oleh komite
sekolah meliputi kontrol terhadap pengambilan keputusan dan
perencanaan pendidikan di sekolah, di samping alokasi dana dan sumber-
sumber daya bagi pelaksanaan program di sekolah. Komite sekolah juga
melakukan fungsi kontrolnya terhadap keberhasilan pendidikan di
sekolah yang dilihat dari mutu output pendidikan. Hasil pengawasan
terhadap sekolah akan dijadikan bahan pertimbangan yang cukup
menentukan bagi penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan terutama pada guru wali kelas
17 Wawancara dengan sekretaris Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, pada Tanggal
04/11/2010 18 Wawancara dengan ketua Komite Sekolah pada tanggal 06/11/2010 di sekolah SDIT Al-
Hikmah Cilandak, Jakarta
66
Berikut ini hasil wawancara dengan Bapak Mortaza A.S.
Hamma’da, M.Pd, selaku kepala SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta
Selatan, beliau mengatakan bahwa:
“...peran komite sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak ini dalam hal controlling agency yang bertindak sebagai pengawas atau pengontrol. Yaitu dalam hal keuangan dan jalannya proses belajar-mengajar...”19
Hal senada diungkapkan pula oleh Bapak Ir. Lulus Sediyanto
selaku ketua komite sekolah, sebagai berikut:
“...kalau masalah kontrol, saya setiap bulan dan setiap akhir semester memberikan laporan keuangan terhadap orang tua murid serta mengontrol pengeluaran keuangan sekolah sekaligus transparansi penggunaan alokasi dana agar lebih dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, saya juga mengontrol jalannya proses belajar-mengajar peserta didik SDIT Al-Hikmah Cilandak...”20
Begitu juga sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Ellyda, selaku
bendahara komite sekolah yang mengungkapkan bahwa peran controlling
agency yang diemban oleh komite sekolah tidak hanya terbatas pada
finansial saja, melainkan dalam urusan pengambilan keputusan dan
pengembangan fasilitas. Berikut hasil wawancaranya.
“Sebagai badan pengontrol, komite sekolah melakukan evaluasi dalam setiap kegiatan di sekolah dan melakukan pengawasan terhadap kebijakan program sekolah, maupun dalam pengembangan dan penambahan fasilitas sekolah, misalnya: penambahan buku-buku pelajaran, menjalin kerjasama dengan pihak terkait dengan sekolah dan kaset-kaset yang berhubungan dengan mata pelajaran yang ada di perpustakaan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah....”21
Hal senada diungkapkan pula oleh Ibu Emma Soraya, selaku
sekretaris komite sekolah di SDIT Al-Hikmah sebagai berikut:
19 Wawancara dengan Murtaza Kepala sekola SDIT Al-Hikmah Cilandak, pada Tanggal
01/11/2010 diruangan Kepala Sekolah 20 Wawancara dengan ketua Komite Sekolah pada tanggal 06/11/2010 di sekolah SDIT Al-
Hikmah Cilandak, Jakarta 21 Wawancara Bendahara Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, Pada Tanggal 01/11/2010
67
“...dalam hal pengawasan atau kontrol, komite sekolah biasanya melakukan pengawasan langsung ke pelaksanaan pendidikan, misalnya: mengamati dari siswanya dan laporan hasil belajarnya. Disamping itu, komite sekolah juga mengontrol program penyelenggaraan pendidikan di sekolah seperti pengembangan silabus, bahan ajar dll...”22
Peran controlling ini juga dimaksudkan agar komite sekolah
sebagai partner sekolah dan masyarakat memberikan service yang
memuaskan, terlebih yang berhubungan dengan input dan output yang
dihasilkan sekolah. Karena sistem sekolah berada di tengah-tengah
masyarakat, maka antara input dan output pun yang dihasilkan sekolah
harus dapat diterima oleh masyarakat sebagai pengguna.
d. Sebagai Mediator (Mediator Agency)
Komite sekolah sebagai penghubung atau mediator antara
pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat memiliki arti, bahwa
aspirasi orang tua dan masyarakat akan disalurkan melalui komite
sekolah untuk disampaikan kepada sekolah. Peran sebagai mediator ini
memerlukan kecermatan dalam mengedintifikasi kepentingan,
kebutuhan, dan keluhan orang tua dan masyarakat.
Aspirasi yang disalurkan melalui komite sekolah dimanfaatkan
oleh sekolah sebagai masukan bagi koreksi ke arah perbaikan. Komite
sekolah juga berperan dalam mensosialisasikan berbagai kebijakan dan
program yang telah ditetapkan sekolah sehingga dapat akuntabel
(dipertanggungjawabkan) kepada masyarakat. Bagi komite sekolah peran
yang harus dijalankan sebagai mediator adalah pemberdayaan sumber
daya yang ada pada orang tua siswa bagi pelaksanaan pendidikan di
sekolah.
Dalam operasionalnya, komite sekolah sebagai mediator ini
lebih banyak untuk ditujukan dalam menjalin kerjasama dengan
22 Wawancara dengan sekretaris Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, pada Tanggal
04/11/2010
68
masyarakat, menampung serta menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan
berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
Kerjasama dengan masyarakat ini sangat mutlak untuk dilakukan sebab
sekolah adalah sebuah sistem yang berada di tengah-tengah masyarakat,
hidup dan mati lembaga pendidikan tergantung dari peran serta
masyarakat.
Begitu juga halnya, dalam setiap menjalankan programnya
sekolah maupun komite sekolah senantiasa meminta bantuan kepada
masyarakat sebagaimana yang diutarakan oleh Bapak Ir. Lulus Sedyanto,
selaku ketua komite sekolah yang menjelaskan terjalinnya hubungan
yang harmonis antara pihak sekolah dengan masyarakat terutama dalam
kaitannya dengan peningkatan mutu sekolah. Berikut ini hasil
wawancaranya:
”...segala sesuatu yang menyangkut baik itu pembangunan fisik maupun non fisik, yang melibatkan orang tua siswa dengan sekolahan baik ketua yayasan, kepala sekolah, anggota komite, dewan guru, kita saling mengisi, kerjasama yang baik dan terlepas dari tiap lembaga atau organisasi pasti ada kekurangan kita saling megingatkan sebagai contoh di sekolah ini tiap 3 bulan kita sebagai komite Sekolah melakukan pegecekan dalam hal pendingin ruangan belajar siswa anggota komite terkadang lupa dalam hal pengecekan ruangan yang rutinnya dilakukan tiap 3 bulan adanya pembersihan biasanya ada masukan dari orang tua murid karena anak mereka yang komplain terhadap orang tua lalu orang tua siswa melapor ke komite Sekolah dan kami selaku anggota komite langsung melakukan pemeriksaan lalu melaporkannya ke sekolah atau ketua yayasan sekolah. Yang intinya kita saling koordinasi bagus, sampai saat ini tidak ada masalah yang timbul dari orang tua siswa dengan Komite Sekolah dan yayasan sekolah...”23
Komite sekolah juga berperan menyerap dan menganalisis
aspirasi ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan
masyarakat, baik masyarakat internal sekolah maupun eksternal sekolah.
Bagi masyarakat internal sekolah (guru, karyawan, dan siswa)
23 Wawancara dengan ketua Komite Sekolah pada tanggal 06/11/2010 di sekolah SDIT Al-
Hikmah Cilandak, Jakarta
69
keberadaan komite sekolah dengan peran dan fungsinya sebagai mediator
ini memberikan support bagi masyarakat internal sekolah itu sendiri,
apalagi komite sekolah siap menampung segala keluh kesah yang
dicurahkan untuk dibicarakan bersama jajaran pimpinan sekolah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Ellyda selaku sekretaris komite
sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan sebagai berikut:
“Keberadaan komite sekolah di SDIT Al-Hikmah ini banyak memberi manfaat, yang mana dengan adanya komite sekolah maka aspirasi siswa dan orang tua dapat tersalurkan dan terwakilkan, selain itu pihak sekolah juga selalu mendapat support dari komite sekolah agar terus dapat meningkatkan mutu pendidikan terutama kegiatan ektrakurikuler yang sepenuhnya dibawah tanggungjawab Komite Sekolah...”24
Dalam hal koordinasi dan komunikasi yang dilakukan oleh
kepala sekolah dalam mengkomunikasikan masalah sekolah dengan
Komite Sekolah sampai saat ini berjalan dengan baik. Sehingga tampak
harmonis dan tampak kompak dalam bekerjasama. Seperti apa yang
dilakukan oleh kepala sekolah SDIT Al Hikmah dengan ketua Komite
Sekolah koordinasi dan komunikasi dilakukan lebih sering dalam
pertemuan-pertemuan diluar forum resmi, baik disekolah maupun diluar
sekolah. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh antara Komite
Sekolah dengan kepala sekolah SDIT Al-Hikmah di luar forum seperti
pleno dan yang lain di sekolah adalah kesempatan pada waktu arisan
orang tua siswa dan anggota Komite. Kebetulan pengurus Komite
Sekolah sebagai panitia arisan Komite yang diikuti sebagian orang tua
murid.
Sebagian dari mereka ada yang dari tokoh pendidikan,
pengusaha yang peduli terhadap pendidikan. Hal ini dimamfaatkan oleh
kepala sekolah untuk selalu koordinasi masalah pendidikan. Lebih
baiknya lagi bahwa kepala sekolah dapat memahami masalah Komite
24 Wawancara Bendahara Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, Pada Tanggal 01/11/2010
70
Sekolah yang berhubungan dengan keadaan dan kondisi pengurus
komite.
Sesungguhnya pengurus Komite Sekolah itu bukan orang yang
ditunjuk sebagai dan diberi gaji untuk bekerjasama dengan sekolah
melainkan orang tua atau masyarakat yang peduli dengan pendidikan dan
mau merelakan waktunya untuk kepentingan sosial di sekolah. Mereka
adalah orang-orang yang juga punya kesibukan tersendiri di tempat lain
yang harus membagi waktunya demi peningkatan mutu pendidikan.
Contoh kecil kepada bapak Lulus Sedyanto yang menggatikan
kepemimpinan bapak Girarda yang sehari-seharinya bekerja di salah satu
perusahaan kontraktor di Jakarta beliau masih menyempatkan waktunya
dalam seminggu minimal melakukan kunjungan dan komunikasi antara
orang tua siswa dengan Komite Sekolah empat kali dalam seminggu.
Dengan demikian kepala sekolah harus memehami Komite
Sekolah dan bisa membangun hubungan koordinasi dan komunikasi yang
baik dengan Komite Sekolah, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Sebagaimana di atas, koordinasi dan komunikasi masalah sekolah tidak
hanya dilakukan di sekolah melainkan melalui di acara-acara yang
bekaitan dengan sekolah.
Hal ini juga dialami oleh penyusun ketika wawancara
(interview) dengan ketua Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak,
Jakarta pada hari sabtu, tanggal 04 Nopember 2010 bertepatan
pembagian raport dan even bazar sekolah yang diselenggrakan Komite
Sekolah bersama-sama dengan orang tua siswa. Disela-sela waktu setelah
pembagian raport siswa mereka membicarakan masalah perkembangan
pendidikan atau hubungan dengan profesi mereka masing-masing untuk
saling memberikan informasi dan menjaga hubungan baik antara sekolah
dengan Komite Sekolah maupun orang tua siswa.
71
Dengan demikian, kerjasama komite Sekolah dengan sekolah
terutama terhadap kepala sekolah bisa dilaksanakan dengan baik tidak
hanya pada waktu tertentu atau forum tertentu, baik itu di sekolah
maupun tempat khusus, melainkan dapat dilakukan kapan saja dan di
mana saja seperti acara bazar Komite dan orang tua siswa. Kondisi
demikian dapat dipahami karena keterbatasan waktu bagi pengurus
komite dan mereka itu masyarkat dari berbagai unsur yang juga
dilakukan aktivitasnya sendiri-sendiri. Artinya, sebagai kepala sekolah
juga harus bisa memahami kondisi orang lain, apalagi pengurus Komite
Sekolah hanya sekedar participant sosial saja. Sehingga, dengan
memahami kondisi orang lain akan menciptakan hubungan dan
kerjasama yang baik.
Perhatian Komite Sekolah terhadap sekolah sangat besar
termasuk yang dirasakan oleh para guru dan staf sekolah berkenan
dengan kesejahtraan, baik berupa penambahan dari jam mengajar les,
jabatan tertentu, pada even-even tertentu hingga ada guru atau staf yang
sakit Komite Sekolah mengurusi sampai urusan biaya rawat nginap, THR
yang diberikan ke guru dan staf sekolah setiap tahun hingga dana
transport jika ada rapat. Demikian yang diungkapkan oleh Ir. Lulus
Sedyanto,
“...kalau kita bicara kepuasan tidak ada henti-hentinya. Perhatian kami bergantung pada situasi dan kondisi, sampai-sampai salah satunya yang paling sensitif financial. Disamping gaji dari yayasan sekolah, seperti job-job khusus seperti wali kelas, administrasi menjelang ujian semester dan ujian nasional hingga acara perpisahan atau wisudawan siswa dan jalan-jalan setelah ujian nasional semua bersumber dari Komite Sekolah...”25.
Hal ini serupa juga diungkapkan oleh ibu Winda,
25 Wawancara dengan Ketua Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak, Jakarta pada
Tanggal 06/11/2010
72
“...banyak sekali, antara lain untuk kegiatan-kegiatan penunjang, kegiatan ekstra meliputi nari, karate, futsal, badminton, berenang dan sebagianya pihak Komite Sekolah memberikan fasilitas hingga transportasi dan sebagainya...”26
Proses kemitraan yang ada di sekolah masih sebatas even-even
tertentu di sekolah. Seperti pada waktu penerimaan siswa baru yakni
mengundang dari pihak keamanan dalam rangka penertiban pada saat
pendaftaran siswa baru, bazar yang dilaksanakan oleh orang tua siswa
dan anggota Komite Sekolah, pada saat pelaksanaan ujian nasional
dengan mengundang kepolisian setempat untuk mengawasi tindak
kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional. Komite Sekolah tidak
hanya memberikan sumbangan moril berupa perhatian terhadap
pelaksanaan kegiatan ujian nasional kepada sekolah tapi sekaligus
bekerjasama dengan pemerintah.
Dalam kondisi lain, salah satu crass program Komite Sekolah
diperiode 2007-2011 pada tahun ajaran 2008-2009. Terdapat bentuk
kemitraan Komite Sekolah dengan lembaga pendidikan yang berkaitan
dengan sekolah yakni pustaka dengan ICC Jakarta dan kerjasama wista
buku MP Book Point Jakarta, ini membuktikan bahwa Komite Sekolah
melakukan kerjasama dari pihak luar disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi sekolah.
Disamping itu juga ketua Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah,
Lulus Sedyanto mengatakan:
”...mengenai kerjasama kami sebagai pengurus Komite Sekolah dengan pemerintah memang kami mengakui belum maksimal dalam melakukan bentuk kerjasama hanya sebatas dalam pengamanan ujian nasional karena banyak isu-isu kecurangan ujian nasional kami punya keinginan bahwa kami benar-benar jujur dalam ujian nasional, maka kami melakukan kerjasama dengan pihak kepolisian setempat dan menjadi salah
26 Wawancara dengan Orang tua Siswa kelas IV SDIT Al-Hikmah Cilandak Jakarta, pada
Tanggal 06/11/2010
73
satu tugas Komite Sekolah melakukan pengawasan pelaksanaan ujian Nasional...”27
Sesuai dengan peranannya sebagai mediator antara pemerintah
dengan masyarakat, komite sekolah berusaha untuk memberikan
pengarahan dan keterangan yang jelas mengenai kebijakan pemerintah
dalam dunia pendidikan.
Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman masyarakat
bahwa pemerintah selalu melakukan upaya perbaikan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya. Dari keterangan di
atas dapat disimpulkan bahwa kinerja komite Sekolah di SDIT Al-
Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan cukup baik. Hal tersebut dibuktikan
dengan kepedulian komite sekolah terutama orang tua siswa untuk
membantu, menunjang dan ikut serta demi kelancaran dan
pengembangan pendidikan.
Dari deskripsi dan analisis data di atas, kinerja Komite Sekolah
SDIT Al-Hikmah Cilandak Jakarta, telah melakukan tahap-tahap kinerja,
sebagian telah mengacu pada Petunjuk Teknis Pembentukan dan
Pelaksanaan Komite Sekolah Pemerintah Propinsi daerah DKI Jakarta
pada Tahun 2003 sebagai berikut:
a. Keanggotaan Komite Sekolah, belum maksimal dalam anggota
Komite Sekolah yang seharusnya terwakili dari berbagai unsur tokoh
masyarakat (Ketua RT/RW, pemuka agama, budayawan) LSM
pemerhati pendidikan, dunia usaha/industri, hanya sebatas oarang tua
murid dan dewan guru. Mengenai jumlah pengurus Komite Sekolah
telah memenuhi syarat yang berjumlah 10 anggota dan pengurus
harian terdiri dari Ketua, sekretaris, dan bendahara.
b. Mekanisme Pembentukan Komite Sekolah, Proses pembentukan
pengurus Komite Sekolah telah menganut tiga prinsip manajemen
modern, yakni:
27 Wawancara dengan Ketua Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak, Jakarta pada
Tanggal 06/11/2010
74
1. Demokratis,
2. Transparan, dan
3. Akuntabel.
c. Adapun peran yang dijalankan oleh komite sekolah yang ada di SDIT
Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan dalam meningkatkan kinerja
Komite sekolah adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency): komite SDIT Al-
Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan sebagai mitra kerja kepala sekolah
telah memberikan pertimbangannya dalam setiap rencana dan
program yang disusun oleh sekolah, misalnya dalam hal rehab sarana
dan gedung yang rusak, pengecekan alat pendingin ruangan belajar
siswa (AC) dan rencana pembangunan lab. komputer. Selain itu,
komite sekolah juga memberikan masukan dan pertimbangan dalam
menetapkan RAPBS, memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan
proses pengelolaan pendidikan di sekolah dan mengidentifikasi
sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat untuk dapat
dipertimbangkan dan diperbantukan di sekolah.
b. Sebagai badan pendukung: peran komite sekolah sebagai badan
pendukung bagi penyelenggaraan dan upaya peningkatan mutu
pendidikan terutama pendidikan agama Islam di SDIT Al-Hikmah
Cilandak-Jakarta Selatan, dapat berupa dukungan finansial, tenaga,
dan dukungan fikiran. Misalnya, setiap hari besar Islam komite
sekolah selalu mempunyai andil dalam acara tersebut, dengan
mengadakan lomba-lomba Islami, misalnya pidato, puisi kaligrafi,
peragaan busana muslim, cerdas cermat, adzan, dll. Dalam rangka
pengembangan fisik sekolah, komite sekolah juga ikut membantu
dan mendukung dengan melakukan serangkaian kegiatan dari
perencanaan, penggalian dana, pelaksanaan sampai pelaporan. Selain
komite sekolah membantu dalam masalah sarana dan prasarana yang
ada di sekolah, komite sekolah juga membantu mengembangkan
sumber daya manusianya, seperti dengan memberikan sumbangan
saran dan motivasi agar para guru khususnya guru wali kelas
75
senantiasa dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga sekolah bisa
menjadi lebih maju dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah
yang lain.
c. Sebagai badan pengontrol, komite sekolah di SDIT Al-Hikmah
Cilandak-Jakarta Selatan melakukan kontrol terhadap pengambilan
keputusan dan perencanaan pendidikan di sekolah, di samping
alokasi dana dan sumber-sumber daya bagi pelaksanaan program di
sekolah. Komite sekolah juga melakukan fungsi kontrolnya terhadap
keberhasilan pendidikan di sekolah yang dilihat dari mutu output
pendidikan. Hasil pengawasan terhadap sekolah akan dijadikan
bahan pertimbangan yang cukup menentukan bagi penyelenggaraan
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan terutama pendidikan
agama Islam. Misalnya, dalam hal keuangan, komite SDIT Al-
Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan setiap bulan mengontrol
pengeluaran keuangan sekolah. selain itu, komite sekolah melakukan
evaluasi dalam setiap kegiatan di sekolah dan melakukan
pengawasan terhadap kebijakan program sekolah, maupun dalam
pengembangan dan penambahan fasilitas sekolah, misalnya:
penambahan buku-buku mata pelajaran, dan kaset-kaset yang
berhubungan dengan pelajaran yang ada di perpustakaan dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
d. Sebagai badan mediator, komite sekolah sebagai penghubung atau
mediator antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat
memiliki arti, bahwa aspirasi orang tua dan masyarakat akan
disalurkan melalui komite sekolah untuk disampaikan kepada
sekolah. Peran sebagai mediator ini memerlukan kecermatan dalam
mengedintifikasi kepentingan, kebutuhan, dan keluhan orang tua dan
masyarakat. Aspirasi yang disalurkan melalui komite sekolah
dimanfaatkan oleh sekolah sebagai masukan bagi koreksi ke arah
perbaikan. Komite sekolah juga berperan dalam mensosialisasikan
berbagai kebijakan dan program yang telah ditetapkan sekolah
sehingga dapat akuntabel (dipertanggung jawabkan) kepada
76
masyarakat. Keberadaan komite sekolah di SDIT Al-Hikmah
Cilandak-Jakarta Selatan ini banyak memberi manfaat, yang mana
dengan adanya komite sekolah maka aspirasi siswa dan orang tua
dapat tersalurkan dan terwakilkan, selain itu pihak sekolah juga
selalu mendapat support dari komite sekolah agar terus dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapatlah disimpulkan bahwa kinerja
Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Jakarta, Cilandak adalah sebagai berikut:
1. Keanggotaan Komite Sekolah
Kinerja komite sekolah SDIT Al-Hikmah dalam hal keanggotaan
belum sesuai dengan standar dari pemerintah dapat dilihat dari anggota
Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan masih dari
kalangan orang tua siswa dan dari kalangan guru belum melibatkan dari
kalangan unsur masyarakat, LSM pemerhati pendidikan, Tokoh masyarakat,
masyarakat di sekitar sekolah dari birokrasi dan sebagainaya, untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan-kegiatan komite Sekolah dengan baik,
sehingga berdampak terhadap peran serta masyarakat (orang tua siswa)
dengan sekolah, sesuai harapan sekolah dan orang tua murid.
2. Mekanisme pembentukan Komite Sekolah
Proses pembentukan Komite Sekolah yang ada pada SDIT Al-
Hikmah secara umum telah mengacu pada “Acuan Operasial dan Indikator
Kinerja Komite Sekolah” yang dikeluarkan Departemen Pendidikan
78
Nasional Tim Pengembangan Dewan Pendidikan Dan komite sekolah pada
tahun 2003, dengan menjunjung azaz demokratis, transparan, dan akuntabel.
3. Peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
a. Sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency), komite SDIT Al-
Hikmah Cilandak-Jakarta Selatan sebagai mitra kerja kepala sekolah
telah memberikan pertimbangannya dalam setiap rencana dan program
yang disusun oleh sekolah, misalnya dalam hal rehab sarana dan gedung
yang rusak, melakukan pengecekan alat pendingin ruangan belajar (AC)
dan rencana pembangunan laboratorium komputer. Selain itu, komite
sekolah juga memberikan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan
RAPBS, memberikan pertimbangan dalam pelaksanaan proses
pengelolaan pendidikan di sekolah dan mengidentifikasi sumber daya
pendidikan yang ada dalam masyarakat untuk dapat dipertimbangkan dan
diperbantukan di sekolah.
b. Sebagai badan pendukung, peran komite sekolah sebagai badan
pendukung bagi penyelenggaraan dan upaya peningkatan mutu
pendidikan di SDIT Al-Hikmah berupa dukungan finansial, tenaga, dan
dukungan pikiran.
c. Sebagai badan pengontrol, komite sekolah di SDIT Al-Hikmah Cilandak-
Jakarta selatan melakukan kontrol terhadap pengambilan keputusan dan
perencanaan pendidikan di sekolah, di samping alokasi dana dan sumber
daya bagi pelaksanaan program di sekolah. Komite sekolah juga
melakukan fungsi kontrolnya terhadap keberhasilan pendidikan di
sekolah yang dilihat dari mutu output pendidikan.
d. Sebagai badan mediator, keberadaan komite sekolah di SDIT Al-Hikmah
Cilandak-Jakarta Selatan ini banyak memberi manfaat, yang mana
dengan adanya komite sekolah maka aspirasi siswa dan orang tua dapat
tersalurkan dan terwakilkan. Selain itu pihak sekolah juga selalu
mendapat support dari komite sekolah agar terus dapat meningkatkan
mutu pendidikan.
79
B. Saran
1. Komite sekolah hendaknya lebih aktif dalam memberikan masukan kepada
sekolah agar mutu pendidikan yang ada dapat ditingkatkan lagi.
2. Pihak komite Sekolah hendaknya melakukan koordinasi yang lebih baik lagi
dengan ketua yayasan, kepala sekolah serta membangun komunikasi yang
harmonis dengan masyarakat maupun pejabat yang berwenang.
3. Dalam hal administrasi hendaknya Komite Sekolah lebih meningkatkan
sistem dokumentasi dan kearsipan Komite Sekolah.
4. Komite Sekolah lebih ditingkatkan kemitraan dengan masyarakat
lingkungan sekolah, pemerintah bukan hanya dalam even-even tertentu.
5. Peran komite sekolah harus lebih dioptimalkan lagi, termasuk dalam
mengawasi penggunaan keuangan atau transparasi penggunaan alokasi dana
pendidikan agar lebih dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga peningkatan
mutu pendidikan sekolah semakin memungkinkan, disebabkan lahirnya ide-
ide cemerlang dan kreatif semua pihak (stakeholder) pendidikan yang
bersangkutan.
6. Komite sekolah dan pihak sekolah sendiri diharapkan dapat mencari
terobosan baru yang dapat menggali dan menghasilkan dana untuk
menunjang keberhasilan program peningkatan mutu pendidikan.
80
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2006.
Buku Arsip Komite Sekolah SDIT Al-Hikmah, Jakarta: 2003
Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta: 2007
Darma, Surya, Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Diroktorat Tenaga Kependidikan, Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: 2008
Fattah. Nanang, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dan Dewan Sekolah, Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy, Cetakan 1, 2004.
Haryadi, Yadi, Danny, Meirawan, Areif, Rahadi, Pemberdayaan Komite Sekolah, Modul 1: Penguatan Kelembagaan komite Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kegiatan Peningkatan Kegiatan dan Usaha Manajemen Pendidikan, Jakarta, Cetakan 3, 2009
Haryadi, Yadi, Anen Tumenggung, Arief, Rahadi, Pemberdayaan Komite Sekolah, Modul 1: Peningkatan Kemampuan Organisasional Komite Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kegiatan Peningkatan Kegiatan dan Usaha Manajemen Pendidikan, Jakarta, Cetakan 3, 2009
Hasbullah, Otonomi Pendidikan (Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasiknya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010, Edisi 1-3
Meloang, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, Cetakan 26, 2009
Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya, Cet-8, 2008
Pantjastuti, Sri, Renani , Agus, Haryanto, Suparlan, Yudistira, Komite Sekolah (Sejarah dan Prospeknya di Masa Depan), Yogyakarta: Hikayat Publishing, Cet-1, 2008
81
Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jogjakarta: Nuansa Aksara, Cet. II.
Narbuko, Cholid, dan Abu, Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan 1, 1997
Purwanto, M.pd, Intrumen Penelitian Sosial Dan Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cetakan 1, 2007
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, Cetakan 3, 2007
Suryadi, Ace dan Dasim, Budimansyah, Pendidikan Nasional Menuju Masyarakat Indonesia Baru, Bandung: PT Genesindo, Cetaakan Pertama, 2004
Suparlan, Anen Tumenggung, Danny, Meirawan, Pemberdayaan Komite Sekolah, Modul 1: Peningkatan Wawasan Kependidikan Pengurus Komite Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kegiatan Peningkatan Kegiatan dan Usaha Manajemen Pendidikan, Jakarta, Cetakan 3, 2009
Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah (MMBS/M), (Pusat Kajian Manajemen Mutu Pendidikan), Edisi Pertama, 2004
Umam, Khairul, Perilaku Organisasi, Bandung: Pustaka Setia, Cetakan 1, 2010
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, Cetakan 1, 2003
Artikel:
Suparlan, Komite Sekolah: Kondisi, Masalah dan Tantangan di Masa Depan, Jakarta: Posted on Thursday, 15th Januari, 2009 http://www.suparlan.com/pages/posts/komite-sekolah-kondisi-masalah-dan-tantangan-di-masa-depan237.php, Tanggal Akses, 03 Nopember 2010
Sudrajat, Akhmad, Peran Strategis Komite Sekolah, Jakarta: Posted on 16 Februari 2008 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/16/peran-strategis-komite-sekolah/, Tanggal akses, 03 Nopember 2010
Mujiran, Paulus, Menigkatkan Peran Komite Sekolah, Posted on 19 Maret 2005 http://www.yipd.or.id/main/readnews/955, Tanggal akses, 03 Nopember 2010
82
Internet:
Program Komite Sekolah, http://smpn1-gunungsari.net/program.php, Tanggal akses, 03 Nopember 2010
http://mentalsukses.wordpress.com/2010/01/23/kinerja-karyawan-definisi-faktor-yang-mempengaruhi-dan-cara-meningkatkan-kinerja-karyawan/ Tanggal akses, 14/12/2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja Tanggal akses, 03 Januari 2011
WAWANCARA PENELITIAN KINERJA KOMITE SEKOLAH
DI SDIT AL HIKMAH JAKARTA
Key Informan:
Jabatan : Bendahara dan Sekretaris
Sekolah : SDIT Al-Hikmah Jakarta
Hari/tanggal :
Keterangan :
1. Siapa saja yang dilibatkan dalam keanggotaan Komite Sekolah? Apakah
telah sesuai dengan aturan yang ada mengenai keanggotaan Komite
Sekolah?
2. Berapa lama masa jabatan kepengurusan komite sekolah?
3. Sebagai lembaga pembari pertimbangan apakah Komite Sekolah
membarikan pertimbangan terhadap sekolah dan seperti apa bentuk
pertimbangan tersebut?
4. Apakah Komite sekolah melakukan pengontrol terhadap kebijakan dan
perencanaa sekolah termasuk mengenai financial sekolah?
5. Peran dan fungsi Komite sekolah ialah sebagai badan pendukung bagi
penyelenggaraan dan upaya peningkatan mutu pendidikan upaya-upaya
apa saja yang telah dilakukakn oleh komite terhadap sekolah ini?
6. Apakah Komite Sekolah, memberikan masukan terhadap proses
pembelajaran kepada guru-guru?
7. Sebagai anggota Komite Sekolah, apakah Bapak/Ibu memberikan
pertimbangan tentang sarana dan prasarana yang dapat di manfaatkan di
sekolah?
8. Apakah Komite Sekolah, memberikan dukungan kepada sekolah dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini?
9. Apakah Komite Sekolah, memantau kondisi anggaran pendidikan di
sekolah?
10. Apakah Komite Sekolah melakukan evaluasi/pengawasan terhadap
program sekolah?
11. Apakah Komite Sekolah menampung dan menganalisa aspirasi,
pandangan, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan
oleh masyarakat?
12. Bagaimana mekanisme pembentukan Komite Sekolah?
13. Apakah Komite Sekolah mempunyai program sekolah?
14. Program apa saja yang telah dijalankan oleh Komite Sekolah?
15. Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat kinerja Komite Sekolah?
lalu kasus apa yang pernah terjadi ?
16. Sebagai Komite Sekolah apakah membangun jaringan dari pihak luar
dalam pengembangan mutu pendidikan dan seperti apa bentuknya?
17. Apakah Komite Sekolah mendorong secara aktif masyarakat (orang tua
murid) berpartisifasi dalam peningkatan mutu pendidikan?
WAWANCARA PENELITIAN KINERJA KOMITE SEKOLAH
DI SDIT AL HIKMAH JAKARTA
Key Informan :
Jabatan : Kepala Sekolah
Sekolah : SDIT Al-Hikmah Jakarta
Hari/tanggal :
Keterangan :
1. Apakah komite sekolah bersama-sama dengan pihak sekolah dalam
merumuskan pembuatan RAPBS sekolah?
2. Sebagai dari pihak sekolah bagaimana mekanisme pembentukan komite
sekolah? Apakah sedah sesuai dengan aturan yang ada?
3. Selaku kepala sekolah apakah bapak mendapat masukan-masukan atau
pertimbangan dari komite sekolah?
4. Salah satu peran dan fungsi komite sekolah ialah sebagai badan
pendukung, dukungan apa yang telah dilakukan oleh komite sekolah
terhadap sekolah?
5. Apakah komite sekolah melakukan kontrol dalam hal pendanaan sekolah
secara periodik?
6. Apakah komite sekolah melibatkan orang tua siswa tiap ada kegiatan
sekolah sepengetahuan dari pihak sekolah?
7. Sepengetahuan bapak apakah komite sekolah memberikan masukan
terhadap guru mata pelajaran dalam meningkatkan mutu sekolah?
8. Apakah komite sekolah melakukan evaluasi dalam setiap kegiatan
kependidikan?
9. Apa yang bapak ketahui komite sekolah menampung aspirasi orang tua
siswa dan menyampaikan pada sekolah dan yayasan?
10. Apakah komite sekolah menjalin kerja sama dengan pihak-pihak dari luar?
Siapa saja yang dilibatkan?
WAWANCARA PENELITIAN KINERJA KOMITE SEKOLAH
DI SDIT AL HIKMAH JAKARTA
Key Informan :
Jabatan : Komite Sekolah
Sekolah : SDIT Al-Hikmah Jakarta
Hari/tanggal :
Keterangan :
1. Apakah Komite Sekolah, milibatkan dalam rapat atau pertemuan secara
rutin dengan pihak sekolah, orang tua siswa dan anggota masyarakat?
2. Apakah Komite Sekolah, bersama-sama pihak sekolah sekolah menyusun
dan menetapkan rencana program sekolah tahunan termasuk RAPBS?
3. Apakah Komite Sekolah bersama-sama sekolah merumuskan visi misi?
4. Apakah Komite Sekolah, memberikan masukan terhadap proses
pembelajaran kepada guru-guru?
5. Sebagai anggota Komite Sekolah, apakah Bapak/Ibu memberikan
pertimbangan tentang sarana dan prasarana yang dapat di manfaatkan di
sekolah?
6. Apakah Komite Sekolah, memberikan dukungan kepada sekolah dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini?
7. Apakah Komite Sekolah, memantau kondisi anggaran pendidikan di
sekolah?
8. Apakah Komite Sekolah menggalang dana dari masyarakat dalam rangka
pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah?
9. Apakah Komite Sekolah melakukan evaluasi/pengawasan terhadap
program sekolah?
10. Apakah Komite Sekolah menampung dan menganalisa aspirasi,
pandangan, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan
oleh masyarakat?
11. Apakah komite sekolah memberikan masukan terhadap sekolah mengenai
peningkatan mutu pendidikan?
12. Bagaimana mekanisme pembentukan Komite Sekolah? Dan siapa saja
yang dilibatkan dalam kepengurusan?
13. Apakah Komite Sekolah mempunyai program sekolah?
14. Program apa saja yang telah dijalankan oleh Komite Sekolah?
15. Apakah Komite Sekolah melakukan kerjasama dengan kepala sekolah,
guru, pemerintah pada tingkat satuan pendidikan?
16. Sebagai komite sekolah apakah membangun jaringan dari pihaka luar
dalam pengembangan mutu pendidikan dan seperti apa bentuknya?
17. Sebagai kemoite sekolah apakah memberikan rekomandasi-rekomendasi
kegiatan ke sekolah?
18. Apakah Komite Sekolah mendorong secara aktif masyarakat (orang tua
murid) berpartisifasi dalam peningkatan mutu pendidikan?
19. Apakah Komite Sekolah melibatkan tokoh masyarakat dan pemerintah
dalam kegiatan sekolah ?
20. Mengenai keanggotaan Komite Sekolah apakah melibatkan orang lain
seperti LSM pendidikan, tokoh masyarakat?
PEDOMAN WAWANCARA
Key Informan :
Jabatan : Guru
Sekolah : SDIT Al-Hikmah Jakarta
Hari/tanggal :
Keterangan :
1. Bagaimana pendapat Bapak/ibu mengenai Komite Sekolah?
2. Bagaimana pendapat/ penilaian Bapak/ibu mengenai peran dan fungsinya
Komite Sekolah di sekolah ini?
3. Apakah Bapak/ibu merasa terbantu sebagai guru dengan adanya Komite
Sekolah?
4. Menurut Bapak/ibu, apakah Komite Sekolah melakukan pengawasan
terhadap perencanaan, pelaksanaan, kebijakan program dan output
pendidikan?
5. Menurut Bapak/ibu, apakah Komite Sekolah sudah mewakili aspirasi
masyarakat/orang tua murid?
6. Menurut Bapak/ibu apakah Komite Sekolah dalam proses penggalang dan
pengelolaan dana dari masyarakat (Orang tua murid) sudah transparan?
7. Apakah Bapak/ibu pernah dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan Komite
Sekolah khususnya dalam peningkatan sumberdaya manusia (guru)?
8. Apakah Komite Sekolah melibatkan guru, staff TU dalam penyusunan
program Komite Sekolah?
9. Apakah Komite Sekolah mondorong masyarakat/orang tua murid
berpartisipasi secara aktif dalam peningkatan mutu pendidikan?
10. Apakah Komite Sekolah menjalin kerja sama dengan pihak luar dan
seperti apa bentuknya?
PEDOMAN WAWANCARA
Nama :
Jabatan : Orang Tua Murid (non Komite Sekolah)
Sekolah : SDIT Al-Hikmah Jakarta
Hari/tanggal :
Keterangan :
1. Apa yang anda ketahui mengenai Komite Sekolah?
2. Bagaimana pandangan atau penilaian terhadap kinerja serta peran dan
fungsi Komite Sekolah selama ini?
3. Apakah Bapak/ibu pernah dilibatkan dalam pembuatan program Komite
Sekolah dan kegiatan Komite Sekolah?
4. Menurut Bapak/ibu apakah KS dalam proses penggalang dan pengelolaan
dana dari masyarakat (Orang tua murid) sudah transparan?
5. Apakah Komite Sekolah melakukan evaluasi dalam pelaksanaan program
sekolah?
6. Sebagai orang tua siswa, apakah Bapak/ibu sudah merasa terwakili oleh
Komite Sekolah?
7. Bagaimana hubungan kerjasama antara Komite Sekolah dengan kepala
sekolah, guru, dan pihak lainnya misalnya pemerintah?
8. Apakah Komite Sekolah membangun jaringan dari pihak luar dalam
pengembangan sekolah dan seperti apa?
9. Menurut Bapak/ibu, apakah Komite Sekolah memberikan dukungan
kegiatan ekrakurikuler dan seperti bentuk dukungannya?
10. Sepengetahuan Bapak/ibu apakah Komite Sekolah memberikan masukan
terhadap proses kegiatan pendidikan di sekolah ini?
DATA KEADAAN SISWA/I
SDIT AL HIKMAH CILANDAK
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
NO KELAS JUMLAH
KETERANGAN L P J
1 I Abu Bakar as Shiddiq 16 13 29
2 I Umar bin Khattab 16 12 28
3 I Utsman bin Affan 16 12 28
4 II Salman Al Farisi 10 12 22
5 II Hamzah bin Abdul Muthalib 15 9 24
6 III Khalid bin Walid 13 12 25
7 III Ali bin Abi Tholib 14 12 26
8 IV Zaid bin Tsabit 21 9 30
9 V Muadz bin Jabal 15 6 21
10 VI Bilal bin Rabah 8 18 26
J u m l a h 144 115 259
Jakarta, 18 Juli 2006 Kepala Sekolah ( Ir. Mortaza, A.S.Hamma'da )
DATA KEADAAN SISWA/I
SDIT AL HIKMAH CILANDAK
TAHUN PELAJARAN 2006/2007
NO KELAS JUMLAH
Keterangan L P J
1 I Al Ihklas 17 12 29
2 I Ar Rohman 16 12 28
3 II Al A'Rof 15 13 28
4 II An - Nuur 15 13 28
5 II Al Mulk 16 13 29
6 III Al Fath 11 13 24
7 III Al Kautsar 17 9 26
8 IV Al Kahfi 12 8 20
9 IV An Nahl 8 11 19
10 V Al Furqon 20 9 29
11 VI Al Imron 15 5 20
J u m l a h 162 118 280
Jakarta, 21 Maret 2007 Kepala Sekolah ( Ir. Mortaza, A.S.Hamma'da )
DATA KEADAAN SISWA/I
SDIT AL HIKMAH CILANDAK
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
NO KELAS JUMLAH
L P J
1 I Ibnu Rusyd 10 17 27
2 I Ibnu Batutah 12 15 27
3 II Ibnu Sina 11 21 32
4 III Al Farabi 15 14 29
5 III Al Kindi 17 12 29
6 IV Al Shirazy 12 11 23
7 IV Al Khawarizmi 13 10 23
8 IV Al Jabar 13 9 22
9 V Ibnu Tuffail 13 9 22
10 V Al Ghazali 13 8 21
11 VI Ibnu Kahldun 17 17 34
J u m l a h 146 143 289
Jakarta, 18 Juli 2008 Kepala Sekolah ( Ir. Mortaza, A.S.Hamma'da )
DATA KEADAAN SISWA/I
SDIT AL HIKMAH CILANDAK
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
NO KELAS JUMLAH
L P J
1 I Ibnu Rusyd 12 10 22
2 I Ibnu Batutah 13 9 22
3 II Ibnu Sina 12 17 29
4 II Ibnu Mas'ud 10 16 26
5 III Al Farabi 10 19 29
6 IV Al Khawarizmi 16 12 28
7 IV Al Jabar 14 13 27
8 V Ibnu Tuffail 12 10 22
9 V Al Ghazali 12 10 22
10 V Al Kindi 13 - 13
11 VI Ibnu Khaldun 12 10 22
12 VI Ibnu Katsir 12 11 23
J u m l a h 148 137 285
Jakarta, 18 Juli 2009 Kepala Sekolah ( Ir. Mortaza, A.S.Hamma'da )
JUMLAH SISWA SDIT AL HIKMAH
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
NO Nama Kelas L P JML
1 Kelas I Ibnu Rusyd 7 15 22
KELAS I Ibnu Batutah 8 11 19
Jumlah siswa kelas I 15 26 41
2 Kelas II Al Khawarizmi 12 10 22
Kelas II Al Jabar 13 10 23
Jumlah siswa kelas II 25 20 45
3 Kelas III Ibnu Tuffail 10 17 27
Kelas III Al Ghozali 11 17 28
Jumlah siswa kelas III 21 34 55
4 Kelas IV Ibnu Sina 10 17 27
Jumlah siswa kelas IV 10 17 27
5 Kelas V Ibnu khaldun 16 11 27
Kelas V Ibnu Katsir 14 13 27
Jumlah siswa kelas V 30 24 54
6
Kelas VI Al Farabi 14 12 26
Kelas VI Al Kindi 13 13 26
Kelas VI Ibnu Mas'ud 11 4 15
Jumlah siswa kelas VI 38 29 67
Jumlah Siswa Seluruhnya 139 150 289
DATA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI / SWASTA BULAN JANUARI TAHUN 2010
Nama Sekolah : SDIT Al - Hikmah
Alamat Sekolah : Jl. Al Barkah I No. 56 A Cilandak Barat
Kecamatan : Cilandak
Nomor Telepon : (021)7661634
NO Jumlah Murid per Kelas
Ket
I II III IV V VI
Laki - laki 25 22 10 30 37 24 148
Perempuan 19 33 19 25 29 21 146
Jumlah 44 55 29 55 66 45 294
Kepala SDIT Al - Hikmah Mortaza, A.S. Hamma'da, M.Pd
DAFATAR NAMA-NAMA GURU
SDIT AL-HIKMAH CILANDAK JAKARTA SELATAN
NO NAMA L/P
TEMPAT / TANGGAL
LAHIR
MENGAJAR
BIDANG STUDI
1 Mortaza A.S. Hamma'da, M.Pd L KASAMBANG, 19 April 1973 PKn
2 Hurriyati, Amd. P JAKARTA, 21 Agustus 1972 Bahasa Inggris
3 Shofiyah, S.Pd.I P JAKARTA, 13 Juli 1982 PAI, Bhs. Indo, Bhs. Arab
4 Nanik Sugiarti, S.Pd.I P JAKARTA, 29 Februari 1984 PAI, Tahfidz, Matematika, PLBJ
5 Sri Retnowati, S.Sos.I P JAKARTA, 19 Januari 1978 IPS ,IPA Matematika
6 Dian Anggraeni, S.Pd P JAKARTA, 01 Februari 1978 Matematika, Abatatsa
7 Sufy Nuria Safitri, S.Ag P JAKARTA, 27 September 1977 Tahfidz, Bahasa Arab
8 Zaenatul Muslimat, S.Pd.I P BOGOR, 01 februari 1979 Bahasa Indonesia, PKn, Matematika
9 Yan Sumarna, S.Kom L BANTEN, 15 Januari 1983 Bahasa Indonesia, PKn, Matematika
10 Titi Asfiyati, SE P PURWOREJO, 24 Maret 1978 Matematika, IPA
11 Nani, S.Pd P JAKARTA, 11 Juni 1967 Bahasa Indonesia, IPS, PLBJ
12 Herlina Nurhayati, S.Pd P JAKARTA, 15 Mei 1970 Bahasa Indonesia, PLBJ
13 T. Agusetiyadi, S.Pd L JAKARTA, 29 Agustus 1977 IPA, IPS
14 Sobarti Prihatin, S.Pd P PEMALANG, 03 Juni 1975 Maematika
15 Nur Aziziah, S.Pd P JAKARTA, 05 Maret 1986 PKn, IPS, Tahfidz
16 Dewi Hastuti, S.Pd P JAKARTA, 11 Agustus 1975 PKn, IPA, Bahasa Indonesia
17 Vera Nofiana, A.Md P JAKARTA, 14 November 1980 SBK, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab
18 Puji Saraswati, S.Pd P JAKARTA, 01 Mei 1979 IPA, IPS, PAI, SBK
19 Dian Windayati, A.Md P JAKARTA, 10 Oktober 1978 IPA, PKn, SBK
20 Nur Hidayati, S.Pd P JAKARTA, 5 Juni 1977 IPS, Tahfidz, SBK, Bahasa Arab
21 Siti Salwah P JAKARTA, 16 Mei 1961 Pendidikan Agama Islam
22 Misbakhul Rofiq L JEPARA, 20 Maret 1978 Al' Qur'an
23 Muhammad Sofyan L JAKARTA, 26 Maret 1978 Tahfidz
24 Fahruddin, S.Pd L PANDEGLANG, 20 Januari 1986 Tahfidz
25 Maya Susanti, A.Md P JAKARTA, 10 April 1974 Bahasa Inggris
26 Robbyatul A, S.Pd P SUBANG, 27 Januari 1987 Bahasa Arab
27 Muhammad Parid, A.Md L JAKARTA, 10 Agustus 1981 Olah Raga
28 Zainal Muttaqin L INDRAMAYU, 07 Juli 1985 Komputer
LAMPIRAN
DATA KEADAAN GURU,SISWA-SISWI,
STRUKTUR KOMITE SEKOLAH, DAN ADRT
SDIT AL-HIKMAH CILANDAK
JAKARTA SELATAN
DATA KEADAAN SISWA/I
SDIT AL HIKMAH CILANDAK
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
NO KELAS JUMLAH
KETERANGAN L P J
1 I Abu Bakar as Shiddiq 16 13 29
2 I Umar bin Khattab 16 12 28
3 I Utsman bin Affan 16 12 28
4 II Salman Al Farisi 10 12 22
5 II Hamzah bin Abdul Muthalib 15 9 24
6 III Khalid bin Walid 13 12 25
7 III Ali bin Abi Tholib 14 12 26
8 IV Zaid bin Tsabit 21 9 30
9 V Muadz bin Jabal 15 6 21
10 VI Bilal bin Rabah 8 18 26
J u m l a h 144 115 259
Jakarta, 18 Juli 2006 Kepala Sekolah ( Ir. Mortaza, A.S.Hamma'da )
DATA KEADAAN SISWA/I
SDIT AL HIKMAH CILANDAK
TAHUN PELAJARAN 2006/2007
NO KELAS JUMLAH
Keterangan L P J
1 I Al Ihklas 17 12 29
2 I Ar Rohman 16 12 28
3 II Al A'Rof 15 13 28
4 II An - Nuur 15 13 28
5 II Al Mulk 16 13 29
6 III Al Fath 11 13 24
7 III Al Kautsar 17 9 26
8 IV Al Kahfi 12 8 20
9 IV An Nahl 8 11 19
10 V Al Furqon 20 9 29
11 VI Al Imron 15 5 20
J u m l a h 162 118 280
Jakarta, 21 Maret 2007 Kepala Sekolah ( Ir. Mortaza, A.S.Hamma'da )
DATA KEADAAN SISWA/I
SDIT AL HIKMAH CILANDAK
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
NO KELAS JUMLAH
L P J
1 I Ibnu Rusyd 10 17 27
2 I Ibnu Batutah 12 15 27
3 II Ibnu Sina 11 21 32
4 III Al Farabi 15 14 29
5 III Al Kindi 17 12 29
6 IV Al Shirazy 12 11 23
7 IV Al Khawarizmi 13 10 23
8 IV Al Jabar 13 9 22
9 V Ibnu Tuffail 13 9 22
10 V Al Ghazali 13 8 21
11 VI Ibnu Kahldun 17 17 34
J u m l a h 146 143 289
Jakarta, 18 Juli 2008 Kepala Sekolah ( Ir. Mortaza, A.S.Hamma'da )
DATA KEADAAN SISWA/I
SDIT AL HIKMAH CILANDAK
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
NO KELAS JUMLAH
L P J
1 I Ibnu Rusyd 12 10 22
2 I Ibnu Batutah 13 9 22
3 II Ibnu Sina 12 17 29
4 II Ibnu Mas'ud 10 16 26
5 III Al Farabi 10 19 29
6 IV Al Khawarizmi 16 12 28
7 IV Al Jabar 14 13 27
8 V Ibnu Tuffail 12 10 22
9 V Al Ghazali 12 10 22
10 V Al Kindi 13 - 13
11 VI Ibnu Khaldun 12 10 22
12 VI Ibnu Katsir 12 11 23
J u m l a h 148 137 285
Jakarta, 18 Juli 2009 Kepala Sekolah ( Ir. Mortaza, A.S.Hamma'da )
JUMLAH SISWA SDIT AL HIKMAH
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
NO Nama Kelas L P JML
1 Kelas I Ibnu Rusyd 7 15 22
KELAS I Ibnu Batutah 8 11 19
Jumlah siswa kelas I 15 26 41
2 Kelas II Al Khawarizmi 12 10 22
Kelas II Al Jabar 13 10 23
Jumlah siswa kelas II 25 20 45
3 Kelas III Ibnu Tuffail 10 17 27
Kelas III Al Ghozali 11 17 28
Jumlah siswa kelas III 21 34 55
4 Kelas IV Ibnu Sina 10 17 27
Jumlah siswa kelas IV 10 17 27
5 Kelas V Ibnu khaldun 16 11 27
Kelas V Ibnu Katsir 14 13 27
Jumlah siswa kelas V 30 24 54
6
Kelas VI Al Farabi 14 12 26
Kelas VI Al Kindi 13 13 26
Kelas VI Ibnu Mas'ud 11 4 15
Jumlah siswa kelas VI 38 29 67
Jumlah Siswa Seluruhnya 139 150 289
DATA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI / SWASTA BULAN JANUARI TAHUN 2010
Nama Sekolah : SDIT Al - Hikmah
Alamat Sekolah : Jl. Al Barkah I No. 56 A Cilandak Barat
Kecamatan : Cilandak
Nomor Telepon : (021)7661634
NO Jumlah Murid per Kelas
Ket
I II III IV V VI
Laki - laki 25 22 10 30 37 24 148
Perempuan 19 33 19 25 29 21 146
Jumlah 44 55 29 55 66 45 294
Kepala SDIT Al - Hikmah Mortaza, A.S. Hamma'da, M.Pd
DAFATAR NAMA-NAMA GURU
SDIT AL-HIKMAH CILANDAK JAKARTA SELATAN
NO NAMA L/P
TEMPAT / TANGGAL
LAHIR
MENGAJAR
BIDANG STUDI
1 Mortaza A.S. Hamma'da, M.Pd L KASAMBANG, 19 April 1973 PKn
2 Hurriyati, Amd. P JAKARTA, 21 Agustus 1972 Bahasa Inggris
3 Shofiyah, S.Pd.I P JAKARTA, 13 Juli 1982 PAI, Bhs. Indo, Bhs. Arab
4 Nanik Sugiarti, S.Pd.I P JAKARTA, 29 Februari 1984 PAI, Tahfidz, Matematika, PLBJ
5 Sri Retnowati, S.Sos.I P JAKARTA, 19 Januari 1978 IPS ,IPA Matematika
6 Dian Anggraeni, S.Pd P JAKARTA, 01 Februari 1978 Matematika, Abatatsa
7 Sufy Nuria Safitri, S.Ag P JAKARTA, 27 September 1977 Tahfidz, Bahasa Arab
8 Zaenatul Muslimat, S.Pd.I P BOGOR, 01 februari 1979 Bahasa Indonesia, PKn, Matematika
9 Yan Sumarna, S.Kom L BANTEN, 15 Januari 1983 Bahasa Indonesia, PKn, Matematika
10 Titi Asfiyati, SE P PURWOREJO, 24 Maret 1978 Matematika, IPA
11 Nani, S.Pd P JAKARTA, 11 Juni 1967 Bahasa Indonesia, IPS, PLBJ
12 Herlina Nurhayati, S.Pd P JAKARTA, 15 Mei 1970 Bahasa Indonesia, PLBJ
13 T. Agusetiyadi, S.Pd L JAKARTA, 29 Agustus 1977 IPA, IPS
14 Sobarti Prihatin, S.Pd P PEMALANG, 03 Juni 1975 Maematika
15 Nur Aziziah, S.Pd P JAKARTA, 05 Maret 1986 PKn, IPS, Tahfidz
16 Dewi Hastuti, S.Pd P JAKARTA, 11 Agustus 1975 PKn, IPA, Bahasa Indonesia
17 Vera Nofiana, A.Md P JAKARTA, 14 November 1980 SBK, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab
18 Puji Saraswati, S.Pd P JAKARTA, 01 Mei 1979 IPA, IPS, PAI, SBK
19 Dian Windayati, A.Md P JAKARTA, 10 Oktober 1978 IPA, PKn, SBK
20 Nur Hidayati, S.Pd P JAKARTA, 5 Juni 1977 IPS, Tahfidz, SBK, Bahasa Arab
21 Siti Salwah P JAKARTA, 16 Mei 1961 Pendidikan Agama Islam
22 Misbakhul Rofiq L JEPARA, 20 Maret 1978 Al' Qur'an
23 Muhammad Sofyan L JAKARTA, 26 Maret 1978 Tahfidz
24 Fahruddin, S.Pd L PANDEGLANG, 20 Januari 1986 Tahfidz
25 Maya Susanti, A.Md P JAKARTA, 10 April 1974 Bahasa Inggris
26 Robbyatul A, S.Pd P SUBANG, 27 Januari 1987 Bahasa Arab
27 Muhammad Parid, A.Md L JAKARTA, 10 Agustus 1981 Olah Raga
28 Zainal Muttaqin L INDRAMAYU, 07 Juli 1985 Komputer
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH
SDIT AL-HIKMAH CILANDAK-JAKARTA SELATAN PERIODE 2007-2011
KETUA
IR. LULUS SEDYANTO KEPALA SEKOLAH
WAKIL KETUA
BENDAHARA SEKRETARIS
DIV. KBM & EKSKUL DIV. SDM, ORTU &GURU DIV. HUMAS DIV. LITBANG
Hari ini di SDIT Al-Hikmah Jakarta, Saya bersama perwakilan SD dan SDIT se DKI Jakarta
membahas model AD & ART Komite Sekolah termasuk dengan model pengelolaan dana
komite. Diharapkan teman-teman pengurus Komite Sekolah memiliki acuan agar bisa
berperan lebih baik antarkan anak bangsa hidup lebih sejahtera.
SISTEMATIKA
ANGGARAN DASAR
KOMITE …………………………………..
KOTAMADYA JAKARTA ……………….
DAFTAR ISI
MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR
KOMITE SEKOLAH…………… JAKARTA
BAB I
NAMA, TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
NAMA
Pasal 2
TEMPAT KEDUDUKAN
BAB II
AZAS, VISI, MISI, TUJUAN, FUNGSI, DAN PERANAN
Pasal 3
AZAS
Pasal 4
VISI
Pasal 5
MISI
Pasal 6
TUJUAN
Pasal 7
FUNGSI
Pasal 8
PERANAN
BAB III
KEANGGOTAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 9
KEANGGOTAAN
Pasal 10
KEPENGURUSAN
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 11
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
BAB V
KEUANGAN
Pasal 12
SUMBER KEUANGAN
Pasal 13
PENGGUNAAN ANGGARAN
BAB VI
MEKANISME KERJA DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14
MEKANISME KERJA
Pasal 15
RAPAT-RAPAT
BAB VII
PERUBAHAN AD/ART DAN PEMBUBARAN KOMITE SEKOLAH
Pasal 16
Pasal 17
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 18
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 19
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur dalam AD akan diatur lebih lanjut dalam ART
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal :
Ketua Komite Sekolah Sekretaris Komite Sekolah
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOMITE SD/SDIT ………….. JAKARTA
=======================================================
BAB I
PEMILIHAN DAN KOMPOSISI ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 1
SYARAT – SYARAT MENJADI ANGGOTA/PENGURUS KOMITE SEKOLAH
Pasal 2
PEMILIHAN ANGGOTA
Pasal 3
PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 4
KOMPOSISI ANGGOTA PENGURUS
Pasal 5
Ayat 1
STRUKTUR KEPENGURUSAN
Ayat 2
MEKANISME PERGANTIAN PENGURUS
Ayat 3
SEBAB – SEBAB PENGGANTIAN PENGURUS
BAB II
RINCIAN TUGAS KOMITE SEKOLAH
Pasal 6
BAB III
MEKANISME RAPAT
Pasal 7
BAB IV
KERJASAMA
Pasal 8
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal :
Ketua Komite Sekolah Sekretaris Komite Sekolah
ANGGARAN DASAR
KOMITE SD/SDIT…… JAKARTA
KOTAMADYA JAKARTA …………….
MUKADIMAH.
Dengan nama Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
Sesungguhnya pembangunan Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan
manusia seutuhnya yang diridhai allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa untuk mencapai cita-cita
terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar
1945.
Bahwa Pendidikan merupakan tanggng jawab bersama antara orangtua, Masyarakat
dan Sekolah (pemerintah) Sekolah Menengah Kejuruan SD/SDIT…… Jakarta adalah salah
satu satuan pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan Dinas Pendidikan Menengah dan
Tinggi (Dikmenti) Profinsi DKI Jakarta. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan
maka SD/SDIT …… Jakarta membentuk suatu lembaga yang mandiri, yang menjadi mitra
sekolah, beranggotakan perwakilan orang tua/ wali murid, komunitas sekolah dan juga tokoh-
tokoh masyarakat yang perduli terhadap pendidikan yang selanjutnya disebut sebagai Komite
Sekolah.
Kemudian sebagai dasar acuan operasional kegiatan maka Komite Sekolah menyusun
& menetapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Komite SD/SDIT
…… Jakarta.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan
Petunjuk dalam merealisasikan AD/ART tersebut.
ANGGARAN DASAR
KOMITE SD/SDIT …… JAKARTA
BAB I
NAMA, TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
NAMA
Organisasi ini bernama Komite Sekolah ……………………Jakarta Disebut dalam Anggaran
Dasar dengan istilah Komite Sekolah SD/SDIT …… Jakarta Selatan.
Pasal 2
TEMPAT KEDUDUKAN
Komite Sekolah bertempat di SD/SDIT …… Jakarta ….. Alamat. ………….
BAB II
AZAS, VISI, MISI, TUJUAN, FUNGSI, DAN PERANAN
Pasal 3
AZAS
Komite Sekolah berazaskan Pancasila
Pasal 4
VISI
Menjadi organisasi mitra sekolah yang akuntabel dan bermartabat dalam menfasilitasi
pendidikan SD/SDIT …… Jakarta yang berakhlak mulia dan berkualitas sesuai kebutuhan
sekolah
Pasal 5
MISI
Menfasilitasi Pendidikan SD/SDIT…… Jakarta yang berakhlak mulia dan berkualitas sesuai
dengan kebutuhan lingkungan sekolah
Pasal 6
TUJUAN
a. Menghimpun harapan dan menyatukan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional program pendidikan di satuan pendidikan disatuan
pendidikan masing-masing.
b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan masing-masing..
c. Membantu menciptakan suasana yang kondusif, transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan serta pelayanan pendidikan yang bermutu di
satuan pendidikan masing-masing..
Pasal 7
FUNGSI
a. Komite Sekolah berfungsi :
Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi dunia usaha/ dunia
industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu.
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat.
d. Memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan
mengenai:
1) Kebijakan dan program pendidikan:
2) Rencana angaran pendidikan dan belanja sekolah (RAPBS):
3) Kriteria kinerja satuan pendidikan:
4) Kriteria tenaga kependiidkan;
5) Kriteria fasilitas pendidikan: dan
6) Hal- hal lain yang berkaitan dengan pendidikan
e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemeratan pendidikan.
f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelengaraan pendidikan
di satuan pendidikan.
g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,penyelenggaran,
dan keluaran pendidikan di suatu pendidikan.
Pasal 8
PERANAN
a. Pemberi pertimbanngan (Advisory Agency) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan di suatu pendidikan.
b. Pendukung (Supporting Agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun
tenaga dalam penyelenggaran pendidikan di suatu pendidikan.
c. Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilasi
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di suatu pendidikan.
d. Mediator antara pemerintah dan masyarakat di suatu pendidikan.
BAB III
KEANGGOTAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 9
KEANGGOTAAN
Keanggotaan Komite Sekolah terdiri dari :
1. Unsur Masyarakat dapat berasal dari :
a. Pewakilan orang tua / wali peserta didik
b. Tokoh masyarakat (Ketua RT / RW/ RK, ulama,budayawan, dll)
c. Anggota masyarakat yang mempunyai perhatian atau dijadikan figure untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
d. Pejabat pemerintahan setempat (Lurah, Kepolisian, Korem I, Depnaker, dan Instansi
lain)
e. Dunia usaha/ industri ( Pengusaha Industri, jasa,asosiasi,dan lain-lain).
f. Pakar pendidikan yang mempunyai perhatian pada peningkatan mutu pendidikan.
g. Organisasi profesi tenaga pendidikan (PGRI,ISPI,BMPS).
h. Perwakilan forum alumni SD/SDIT yang dewasa dan mandiri.
2. Unsur Dewan Guru, Yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan.
Pasal 10
KEPENGURUSAN
1. Kepengurusan Komite Sekolah,
a. Pengurus Komite sekurang-kurangnya terdiri dari 9 orang dengan susunan sebagai
berikut :
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. dan 6 bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan.
b. Masa bakti Kepengurusan
Masa bakti kepengurusan komite sekolah selama 3 tahun dan dapat dipilih kembali.
c. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam
musyawarah komite sekolah.
d. Jika diperlukan dapat menunjuk atau dibantu oleh tim ahli sebagai konsultan sesuai
dengan bidang keahliannya.
e. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan/ketua yayasan sekolah yang
bersangkutan.
2. Surat Keputusan Tentang Komite Sekolah
a. Sekolah negeri diterbitkan oleh Kepala sekolah diketahui oleh Dewan Pendidikan
b. Sekolah swasta diterbitkan oleh kepala sekolah disejutui oleh ketua Yayasan yang
diketahui oleh Dewan Pendidikan Kodya Jakarta Utara.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 11
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota Komite Sekolah mempunyai hak :
a. Hak suara yaitu hak memilih dan hak dipilih serta dalam pemungutan suara untuk
pengambilan keputusan
b. Hak bicara untuk menyalurkan pendapat dan mengajukan pertanyaan
c. Hak untuk mengikuti kegiatan baik formal maupun non formal.
2. Anggota berkewajiban untuk :
a. Mentaati semua ketentuan AD/ART
b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Komite Sekolah
BAB V
KEUANGAN
Pasal 12
SUMBER KEUANGAN
Sumber keuangan diperoleh dari :
1. Dana hasil dari swadana pengurus komite sekolah dan anggota komite sekolah
2. Usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
3. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan anggaran pendapatan Belanja
Negara (APBN)
Pasal 13
PENGGUNAAN ANGGARAN
Penggunaan Anggaran Komite Sekolah dana masyarakat yang dihimpun oleh komite sekolah
digunakan untuk :
1. Kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya.
2. Menunjang KBM
3. Peningkatan mutu pendidikan/sarana dan prasarana
4. Kegiatan evaluasi belajar
5. Kegiatan kesiswaan dan lingkungan hidup
6. Kegiatan Pembinaan Imtaq dan cinta tanah air
7. Kegiatan operasional komite sekolah.
BAB VI
MEKANISME KERJA DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14
MEKANISME KERJA
Mekanisme kerja diatur kemudian dalam bentuk tata laksana/pembagian tugas
Pasal 15
RAPAT-RAPAT
1. Rapat-rapat terdiri dari :
1. Rapat Anggota
2. Rapat Kerja
3. Rapat Pleno
4. Rapat pengurus harian
BAB VII
PERUBAHAN AD/ART DAN PEMBUBARAN KOMITE SEKOLAH
Pasal 16
1. Keputusan perubahan AD/ART dapat dilakukan apabila cukup alasaan yang kuat serta
disetujui oleh anggota dalam rangka peningkatan efisiensi dan kewajiban usaha
komite sekolah.
2. Perubahan AD/ART Komite sekolah dilakukan melalui Rapat yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 anggota dan disetujui oleh lebih dari separoh jumlah yang
hadir.
Pasal 17
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pembubaran organisasi komite sekolah dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku.
Pasal 18
Apabila Komite Sekolah secara resmi dinyatakan bubar, maka seluruh asset organisasi
komite sekolah dalam bentuk apapun diserahkan kepada satuan pendidikan yang akan
digunakan untuk kepentingan kependidikan.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 19
1. Anggaran dasar komite sekolah berlaku sejak ditetapkan
2. Dengan berlakunya AD ini maka segala ketentuan yang terdahulu dengan sendirinya
tidak berlaku.
3. Keberhasilan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Komite Sekolah ditentukan oleh
niat baik, kerja keras yang tulus Komite Sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan.
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur dalam AD akan diatur lebih lanjut dalam ART
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : …………………………
Ketua Komite Sekolah Sekretaris Komite Sekolah
……………………………… ………………………………….
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOMITE SD/SDIT …… JAKARTA
==========================================================
BAB I
PEMILIHAN DAN KOMPOSISI ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 1
SYARAT – SYARAT MENJADI ANGGOTA/PENGURUS KOMITE SEKOLAH
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Sehat jasmani dan rohani;
3. Memiliki komitmen terhadap peningkatan mutu pendidikan;
4. Menyatakan bersedia menjadi anggota komite sekolah secara tertulis;
5. Tidak menuntut imbalan (Honor);
6. Tidak cacat hukum.
Pasal 2
PEMILIHAN ANGGOTA
1. Pemilihan anggota diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang dibentuk oleh
Kepala satuan pendidikan dan/atau oleh masyarakat;
2. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan berjumlah gasal
yang terdiri dari unsur guru, kepala sekolah/penyelenggara pendidikan /Yayasan,
perwakilan orang tua peserta didik berdasarkan jenjang kelas yang dipilih secara
demokratis, pemerhati pendidikan/alumni, tokoh masyarakat/tokoh agama, kalangan
dunia usaha dan industri, pejabat pemerintah setempat, organisasi profesi tenaga
kependidikan, dan unsur pengurus komite sekolah yang sudah ada;
3. Panitia persiapan mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk majelis
sekolah dan komite sekolah yang sudah ada) tentang komite sekolah menurut
keputusan ini
4. Panitia persiapan bertugas menyusun criteria calon anggota, menyeleksi serta
menyusun nama-nama anggota, mengumumkan calon-calon anggota
5. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota berdasarkan suara terbanyak
Pasal 3
PEMILIHAN PENGURUS
1. Pemilihan pengurus dilakukan dalam forum musyawarah anggota
2. Pemilihan pengurus ditentukan dengan suara terbanyak
3. Ketentuan lebih lanjut tentang proses pemilihan diatur dalam Tata tertib tentang
pemilihan pengurus.
4. Menyampaikan nama pengurus dan anggota Komite Sekolah kepada Kepala Sekolah
untuk diteruskan ke Sudin Dikmenti Kotamadya Jakarta Selatan serta Dewan
Pendidikan Kotamadya Jakarta Selatan.
Pasal 4
KOMPOSISI ANGGOTA PENGURUS
1. Calon anggota komite sekolah yang disepakati dalam musyawarah atau mendapat
dukungan suara terbanyak melalui pemungutan suara secara langsung menjadi
anggota komite sekolah sesuai dengan jumlah anggota yang disepakati dari masing-
masing unsur, yakni unsur masyarakat dan unsur dewan guru dan atau
yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan.
2. Pengurus terdiri seorang ketua, sekretaris, dan seorang bendahara dan bidang-bidang
sesuai dengan kebutuhan.
3. Bidang-bidang antara lain terdiri dari : Bidang Penggalian Sumber Daya Sekolah,
Bidang Pengelolaan Sumber Dana Sekolah, Bidang Pengendalian Kualitas Pelayanan
Pendidikan, Bidang Jaringan Kerjasama dan Sistem Informasi, Bidang Sarana dan
prasarana, dan Bidang Usaha.
4. Kepengurusan dipilih dari dan oleh anggota komite sekolah
5. Pemilihan kepengurusan dilakukan dalam rapat forum musyawarah anggota yang
dipimpin oleh salah satu anggota atas persetujuan anggota terpilih.
Pasal 5
Ayat 1
STRUKTUR KEPENGURUSAN
Struktur Kepengurusan Komite SD/SDIT …… Jakarta Periode 2007-2011 adalah :
1. Ketua :
2. Sekretaris :
3. Bendahara :
Anggota / Bidang – bidang :
1. Bidang Penggalian Sumber Daya Sekolah
a.
b.
2. Bidang Pengelolaan Sumber Dana Sekolah
a
b.
3. Bidang Pengendalian Kualitas Pelayanan Pendidikan
a.
b.
4. Bidang Jaringan Kerja sama dan Sistem Informasi
a.
b.
c.
5. Bidang Sarana Prasarana
a.
b.
6. Bidang Usaha
a.
b.
Ayat 2
MEKANISME PERGANTIAN PENGURUS
Keputusan pergantian pengurus dilakukan dalam rapat pleno anggota yang dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya lebih
dari 50 % anggota yang hadir.
Ayat 3
SEBAB – SEBAB PENGGANTIAN PENGURUS
a. Berakhirnya masa bakti
b. Meninggal dunia
c. Mengundurkan diri
d. Melanggar ketentuan organisasi
BAB II
RINCIAN TUGAS KOMITE SEKOLAH
Pasal 6
1. Menyelenggarakan rapat rapat sesuai dengan program yang telah ditentukan;
2. Menyusun program kerja bersama-sama dengan sekolah;
3. Membantu merumuskan dan menetapkan visi, misi, moto, dan dasar filosofi
lainnya bersama-sama pihak sekolah;
4. Membantu merumuskan dan menetapkan program sekolah, serta APBS bersama-
sama dengan pihak sekolah;
5. Berperan serta kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah;
6. Berperan serta memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, serta mengembangkan
sekolah sebagai wawasan wiyata mandala;
7. Berperanserta dalam usaha peningkatan kesejahteraan sekolah, guru, staf tata
usaha dan penjaga sekolah;
8. Menetapkan standar pelayanan pengajaran dan pembelajaran sekolah bersama-
sama dengan pihak sekolah;
9. Mengembangkan potensi ke arah prestasi unggulan, baik dalam bidang akademis
(Nilai tes harian, catur wulan, dan ujian akhir sekolah) maupun bidang non
akademis, seperti (akhlak dan budi pekerti luhur, bahasa, seni dan olah raga,
kerajinan tangan, dan ketrampilan untuk hidup). Bersama-sama dengan pihak
sekolah ;
10. Menggali, menghimpun dan megelola sumber dana dari masyarakat untuk
mengembangkan dana abadi sekolah dan peningkatan mutu sekolah.
11. Menghimpun dan mengelola saran, masukan,bahan pemikiran dan tenaga yang
berasal dari masyarakat peduli pendidikan;
12. Mengidentifikasi permasalahan dan pemecahannya bersama-sama pihak sekolah;
13. Memberi otonomi professional kepada guru dalam melaksanakan pengajaran dan
pembelajaran, bimbingan serta penilaian pendidikan;
14. Memberi motivasi dan penghargaan kepada guru dan kepada seseorang yang
memiliki dedikasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
15. Membangun kerjasama dengan pihak lain dalam rangka upaya meningkatkan
mutu pendidikan;
16. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan
penggunaan keuangan sekolah;
17. Membuat laporan pertanggungjawaban dalam pelaksanan tugas dan program
kerja sekolah kepada warga sekolah dan stake holder;
18. Memberikan masukan terhadap pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, baik
kurikulum nasional maupun local.
BAB III
MEKANISME RAPAT
Pasal 7
1. Pengurus komite sekolah melaksanakan rapat kerja pengurus sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam satu tahun.
2. Apabila dalam rapat pleno anggota jumlah anggota yang hadir belum mencapai
quorum, maka dapat di tangguhkan selama 2 (dua ) kali 30 (tiga puluh ) menit.
3. Apabila dalam tenggang waktu tersebut jumlah Anggota yang hadir belum juga
memenuhi quorum, rapat di anggap syah dan dapat dilanjutkan.
4. Keputusan dinyatakan syah jika disetujui lebih dari 50 % anggota yang hadir.
BAB IV
KERJASAMA
Pasal 8
1. Pengurus komite sekolah dapat menjalin kerjasama dengan pihak instansi terkait
dalam rangka upaya pencapaian tujuan kerja program kerja komite sekolah atas
sepengetahuan pihak kepala sekolah/ penyelenggaraan pendidikan/ yayasan.
2. Pengurus komite sekolah memiliki hubungan tata kerja dengan sekolah lainnya , Kasi
Dikmenti kecamatan, Sudin Dikmenti Kotamadya Jakarta Selatan, organisasi profesi
asosiasi dunia usaha dan industi dan kemasyarakatan dengan tetap harus
memperhatikan dan mengedepankan ciri kemandirian demi menjaga kredibilitas
Komite Sekolah.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
1. Apabila dalam Anggaran Rumah Tangga ini terdapat ketentuan yang dianggap
bertentangan dengan Anggaran Dasar maka yang berlaku adalah ketentuan Anggaran
Dasar.
2. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan di atur dan
ditetapkan kemudian.
3. Anggaran Rumah Tangga ini disesuaikan oleh satuan pendidikan masing-masing
berdasarkan karakteristik, kondisi dan kemampuan sekolah.
4. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Ka. SD/SDIT …… Jakarta
Komite Sekolah
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SD/SDIT …… JAKARTA
PERIODE 2007 – 2011
BIDANG A : Penggalian Sumber Daya Sekolah
BIDANG B : Pengelolaan Sumber Dana Sekolah
BIDANG C : Pengendalian Kualitas Pelayanan Pendidikan
BIDANG D : Jaringan Kerja Sama dan Sistem Informasi
BIDANG E : Sarana Prasarana
BIDANG F : Usaha
Ketua Komite Sekretaris
JOB DISCRIPTION (RINCIAN TUGAS)
PENGURUS KOMITE SEKOLAH
KETUA KOMITE
1. Bersama – sama pengurus lain dan anggota menyusun rencana program kerja komite
sekolah
2. Mengesahkan rencana program kerja komite sekolah
3. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah yang ditetapkan oleh anggota melalui
rapat – rapat
4. Mengundang rapat – rapat harian komite sekolah kepada kepala sekolah
5. Mengkomunikasikan hasil rapat komite sekolah kepada kepala sekolah
6. Mengundang rapat pihak sekolah atas undangan kepala sekolah
7. Menghadiri rapat dinas sekolah atas undangan kepala sekolah
8. Menerima klarifikasi sumber pembiayaan sekolah yang berasal pemerintahan dan
kebutuhan sekolah
9. Menerima klarifikasi persoalan yang dihadapi sekolah
10. Memberikan edaran, himbauan dan atau bentuk lain kepada stakeholders
11. Mengesahkan segala keputusan komite sekolah dan atau keputusan bersama dengan
sekolah, melalui penandatanganan yang disyahkan dengan cap resmi
12. Mengadakan pertanggungjawaban keuanganyang ditipkan masyarakat kepada sekolah
13. Mengesahkan pemberian penghargaan komite sekolah kepada kepala sekolah, guru,
staf TU yang berprestasi
14. Memberikan perintah kepada bendahara untuk mengeluarkan / memberikan sejumlah
dana atas pengajuan sekolah
15. Memberikan sanksi kepada anggota pengurus yangtidak dapat menunaikan tugas
dengan baik
16. Mengevaluasi program kerja komite sekolah
SEKRETARIS KOMITE
1. Membuat agenda kerja bersama-sama ketua dan bidang yang ada
2. Menyusun administrasi (personil, sarana dan prasarana, serta hal yang dipandang
penting Membuat dan mengedarkan undangan rapat-rapat dibantu oleh staf yang
ditunjuk
3. Membuat laporan-laporan kepada pihak yang terkait
4. Membuat notulen rapat-rapat
5. Mengagendakan surat masuk dan keluar dibantu oleh staf yang ditunjuk
BENDAHARA KOMITE
1. Menerima , membukukan, mengamankan dana yang diperoleh dari bantuan
masyarakat setelah memperoleh pengesahan komite sekolah
2. Mengeluarkan dan membukukannya pengeluaran dana kepada sekolah atas
persetujuan komite sekolah
3. Melaporkan keadaan keuangan kepada anggota komite sekolah dan masyarakat atas
persetujuan ketua komite sekolah
BIDANG-BIDANG
1. BIDANG PENGGALIAN SUMBER DAYA SEKOLAH
1. Bersama-sama pihak sekolah menganalisa potensi sumber daya sekolah, pada lingkup
kewilayahan, sosial ekonomi masyarakat, instansi diwilayah setempat
2. Mengklarifikasi hasil analisis masyarakat sekolah menyangkut SDM dan bentuk lain
yang dianggap sebagai potensi yang diduga kuat dapat membantu sekolah
3. Mendaftar dan memetakan potensi yang diduga kuat dapat membantu sekolah
4. Melaksanakan penarikan dana dan menyerahkan kepada pengelola dana masyarakat
5. Melaksanakan pemikiran, ide dan gagasan masyarakat untuk dijadikan bahan
pertimbangan kebijakan komite sekolah untuk kepentingan sekolah
6. Melaksanakan pnarikan SDM kependidikan yang dianggap strategis dan dibayar oleh
masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah
2. BIDANG PENGELOLAAN DANA MASYARAKAT
1. Atas persetujuan ketua komite sekolah menyerahkan dana masyarakat kepada
bendahara untuk dibukukan
2. Mendistribusikan perolehan dana masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang diajukan
oleh pihak sekolah
3. Bersama-sama bendahara membukukan penerimaan dan pengeluaran dana
masyarakat
4. Atas persetujuan ketua komite memberikan laporan keadaan keuangan kepada
stakeholders
3. BIDANG PENGENDALIAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN
1. Bersama-sama sekolah menyusun standar pelayanan pendidikan, seperti jumlah guru,
fasilitas / sarana dan prasarana, kurikulum dan ekstrakurikuler
2. Bersama-sama sekolah menyusun target pencapaian hasil belajar siswa, harian
semester dan akhir tahun dan ujian nasional
3. Bersama-sama sekolah menetapkan salah satu unggulan prestasi sekolah baik yang
bersifat akademis maupun non akademis
4. Bersama-sama sekolah mengangkat tenaga ahli yang dapat membantu peningkatan
kualitas pendidikan
5. Mengundang pengawas sekolah untuk melakukan dialog dan tindak lanjut hasil
pengawasan professional yang dapat dijadikan bahan pertimbangan komite sekolah
6. Bersama-sama komite sekolah lain melakukan kolaborasi system pengendalian
kualitas pelayanan baik sekolah sejenis setingkat maupun tidak sejenis dan tidak
setingkat, misalnya SD dengan SLTP, SLTP dengan SMA/SMK dalam satu wilayah
atau luar wilayah
4. BIDANG JARINGAN KERJASAMA DAN SISTEM INFORMASI
1. Bersama-sama sekolah menyusun program kerjasama dengan pihak luar masyarakat
sekolah (Instansi non pendidikan , dunia usaha dan dunia industri)
2. Bersama-sama sekolah ikut membantu memberikan, mencarikan informasi yang dapat
mendukung rencana dan program sekolah
3. Bersama-sama sekolah melaksanakan kerjasama dengan pihak luar sekolah
5. BIDANG SARANA DAN PRASARANA
1. Bersama-sama dengan pengurus lain menyusun program kerja komite sekolah
2. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua komite atau hasil keputusan
musyawarah komite sekolah
6. BIDANG USAHA
1. Bersama-sama dengan pengurus lain menyusun program kerja komite sekolah
2. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua komite atau hasil keputusan
musyawarah komite sekolah
3. Memberikan saran terobosan cara mencari sumber dana sekolah
Jakarta, 18 Agustus 2007
Pengurus Komite Sekolah
Ketua Sekretaris
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) SD/SDIT …… Jakarta
dibuat berdasarkan acuan hukum yang kuat., karena itu kehadirannya perlu disambut
dengan terbuka dan saling mendukung antara komite sekolah dengan pihak sekolah
2. Implementasi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah (ART) Tangga Komite
SD/SDIT …… Jakarta ini tentu melihat situasi dan kondisi lingkungan setempat
sehingga tidak terkesan kaku yang akhirnya berakibat pada hubungan keduanya tidak
harmonis. Hal ini perlu kita hindari agar tidak mengganggu penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu di lingkungan SD/SDIT …… Jakarta.
3. Struktur Pengurus, Job Discription (rincian tugas) pengurus komite, program kerja
komite bersifat terbuka dan dinamis sehingga masih memungkinkan beberapa
perubahan dikemudian hari bila dikehendaki dan disepakati bersama antara pengurus
komite dengan sekolah yang merupakan mitra kerja paten .
B. Saran – Saran
1. Hendaknya seluruh komponen stakeholder yang ada di SD/SDIT …… Jakarta dapat
membaca dan memahami isi yang terkandung dalam Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) Komite SD/SDIT …… Jakarta, karena itu
merupakan acuan kita bersama antara Komite Sekolah dengan keluarga besar
SD/SDIT……Jakarta sehingga tidak menimbulkan misunderstanding yang merugikan
kita bersama
2. Bila ada perbedaan penafsiran terhadap AD/ART Komite SD/SDIT …… Jakarta
hendaknya bisa diselesaikan melalui musyawarah bersama sehingga dapat ditemukan
kesamaan pandang.
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH
SDIT AL-HIKMAH CILANDAK-JAKARTA SELATAN PERIODE 2007-2011
KETUA
IR. LULUS SEDYANTO KEPALA SEKOLAH
WAKIL KETUA
BENDAHARA SEKRETARIS
DIV. KBM & EKSKUL DIV. SDM, ORTU &GURU DIV. HUMAS DIV. LITBANG
Hari ini di SDIT Al-Hikmah Jakarta, Saya bersama perwakilan SD dan SDIT se DKI Jakarta
membahas model AD & ART Komite Sekolah termasuk dengan model pengelolaan dana
komite. Diharapkan teman-teman pengurus Komite Sekolah memiliki acuan agar bisa
berperan lebih baik antarkan anak bangsa hidup lebih sejahtera.
SISTEMATIKA
ANGGARAN DASAR
KOMITE …………………………………..
KOTAMADYA JAKARTA ……………….
DAFTAR ISI
MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR
KOMITE SEKOLAH…………… JAKARTA
BAB I
NAMA, TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
NAMA
Pasal 2
TEMPAT KEDUDUKAN
BAB II
AZAS, VISI, MISI, TUJUAN, FUNGSI, DAN PERANAN
Pasal 3
AZAS
Pasal 4
VISI
Pasal 5
MISI
Pasal 6
TUJUAN
Pasal 7
FUNGSI
Pasal 8
PERANAN
BAB III
KEANGGOTAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 9
KEANGGOTAAN
Pasal 10
KEPENGURUSAN
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 11
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
BAB V
KEUANGAN
Pasal 12
SUMBER KEUANGAN
Pasal 13
PENGGUNAAN ANGGARAN
BAB VI
MEKANISME KERJA DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14
MEKANISME KERJA
Pasal 15
RAPAT-RAPAT
BAB VII
PERUBAHAN AD/ART DAN PEMBUBARAN KOMITE SEKOLAH
Pasal 16
Pasal 17
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 18
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 19
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur dalam AD akan diatur lebih lanjut dalam ART
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal :
Ketua Komite Sekolah Sekretaris Komite Sekolah
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOMITE SD/SDIT ………….. JAKARTA
=======================================================
BAB I
PEMILIHAN DAN KOMPOSISI ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 1
SYARAT – SYARAT MENJADI ANGGOTA/PENGURUS KOMITE SEKOLAH
Pasal 2
PEMILIHAN ANGGOTA
Pasal 3
PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 4
KOMPOSISI ANGGOTA PENGURUS
Pasal 5
Ayat 1
STRUKTUR KEPENGURUSAN
Ayat 2
MEKANISME PERGANTIAN PENGURUS
Ayat 3
SEBAB – SEBAB PENGGANTIAN PENGURUS
BAB II
RINCIAN TUGAS KOMITE SEKOLAH
Pasal 6
BAB III
MEKANISME RAPAT
Pasal 7
BAB IV
KERJASAMA
Pasal 8
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal :
Ketua Komite Sekolah Sekretaris Komite Sekolah
ANGGARAN DASAR
KOMITE SD/SDIT…… JAKARTA
KOTAMADYA JAKARTA …………….
MUKADIMAH.
Dengan nama Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
Sesungguhnya pembangunan Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan
manusia seutuhnya yang diridhai allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa untuk mencapai cita-cita
terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar
1945.
Bahwa Pendidikan merupakan tanggng jawab bersama antara orangtua, Masyarakat
dan Sekolah (pemerintah) Sekolah Menengah Kejuruan SD/SDIT…… Jakarta adalah salah
satu satuan pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan Dinas Pendidikan Menengah dan
Tinggi (Dikmenti) Profinsi DKI Jakarta. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan
maka SD/SDIT …… Jakarta membentuk suatu lembaga yang mandiri, yang menjadi mitra
sekolah, beranggotakan perwakilan orang tua/ wali murid, komunitas sekolah dan juga tokoh-
tokoh masyarakat yang perduli terhadap pendidikan yang selanjutnya disebut sebagai Komite
Sekolah.
Kemudian sebagai dasar acuan operasional kegiatan maka Komite Sekolah menyusun
& menetapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Komite SD/SDIT
…… Jakarta.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan
Petunjuk dalam merealisasikan AD/ART tersebut.
ANGGARAN DASAR
KOMITE SD/SDIT …… JAKARTA
BAB I
NAMA, TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
NAMA
Organisasi ini bernama Komite Sekolah ……………………Jakarta Disebut dalam Anggaran
Dasar dengan istilah Komite Sekolah SD/SDIT …… Jakarta Selatan.
Pasal 2
TEMPAT KEDUDUKAN
Komite Sekolah bertempat di SD/SDIT …… Jakarta ….. Alamat. ………….
BAB II
AZAS, VISI, MISI, TUJUAN, FUNGSI, DAN PERANAN
Pasal 3
AZAS
Komite Sekolah berazaskan Pancasila
Pasal 4
VISI
Menjadi organisasi mitra sekolah yang akuntabel dan bermartabat dalam menfasilitasi
pendidikan SD/SDIT …… Jakarta yang berakhlak mulia dan berkualitas sesuai kebutuhan
sekolah
Pasal 5
MISI
Menfasilitasi Pendidikan SD/SDIT…… Jakarta yang berakhlak mulia dan berkualitas sesuai
dengan kebutuhan lingkungan sekolah
Pasal 6
TUJUAN
a. Menghimpun harapan dan menyatukan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional program pendidikan di satuan pendidikan disatuan
pendidikan masing-masing.
b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan masing-masing..
c. Membantu menciptakan suasana yang kondusif, transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan serta pelayanan pendidikan yang bermutu di
satuan pendidikan masing-masing..
Pasal 7
FUNGSI
a. Komite Sekolah berfungsi :
Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi dunia usaha/ dunia
industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu.
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan
pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat.
d. Memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan
mengenai:
1) Kebijakan dan program pendidikan:
2) Rencana angaran pendidikan dan belanja sekolah (RAPBS):
3) Kriteria kinerja satuan pendidikan:
4) Kriteria tenaga kependiidkan;
5) Kriteria fasilitas pendidikan: dan
6) Hal- hal lain yang berkaitan dengan pendidikan
e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemeratan pendidikan.
f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelengaraan pendidikan
di satuan pendidikan.
g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,penyelenggaran,
dan keluaran pendidikan di suatu pendidikan.
Pasal 8
PERANAN
a. Pemberi pertimbanngan (Advisory Agency) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan di suatu pendidikan.
b. Pendukung (Supporting Agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun
tenaga dalam penyelenggaran pendidikan di suatu pendidikan.
c. Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilasi
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di suatu pendidikan.
d. Mediator antara pemerintah dan masyarakat di suatu pendidikan.
BAB III
KEANGGOTAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 9
KEANGGOTAAN
Keanggotaan Komite Sekolah terdiri dari :
1. Unsur Masyarakat dapat berasal dari :
a. Pewakilan orang tua / wali peserta didik
b. Tokoh masyarakat (Ketua RT / RW/ RK, ulama,budayawan, dll)
c. Anggota masyarakat yang mempunyai perhatian atau dijadikan figure untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
d. Pejabat pemerintahan setempat (Lurah, Kepolisian, Korem I, Depnaker, dan Instansi
lain)
e. Dunia usaha/ industri ( Pengusaha Industri, jasa,asosiasi,dan lain-lain).
f. Pakar pendidikan yang mempunyai perhatian pada peningkatan mutu pendidikan.
g. Organisasi profesi tenaga pendidikan (PGRI,ISPI,BMPS).
h. Perwakilan forum alumni SD/SDIT yang dewasa dan mandiri.
2. Unsur Dewan Guru, Yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan.
Pasal 10
KEPENGURUSAN
1. Kepengurusan Komite Sekolah,
a. Pengurus Komite sekurang-kurangnya terdiri dari 9 orang dengan susunan sebagai
berikut :
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. dan 6 bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan.
b. Masa bakti Kepengurusan
Masa bakti kepengurusan komite sekolah selama 3 tahun dan dapat dipilih kembali.
c. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam
musyawarah komite sekolah.
d. Jika diperlukan dapat menunjuk atau dibantu oleh tim ahli sebagai konsultan sesuai
dengan bidang keahliannya.
e. Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan/ketua yayasan sekolah yang
bersangkutan.
2. Surat Keputusan Tentang Komite Sekolah
a. Sekolah negeri diterbitkan oleh Kepala sekolah diketahui oleh Dewan Pendidikan
b. Sekolah swasta diterbitkan oleh kepala sekolah disejutui oleh ketua Yayasan yang
diketahui oleh Dewan Pendidikan Kodya Jakarta Utara.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 11
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota Komite Sekolah mempunyai hak :
a. Hak suara yaitu hak memilih dan hak dipilih serta dalam pemungutan suara untuk
pengambilan keputusan
b. Hak bicara untuk menyalurkan pendapat dan mengajukan pertanyaan
c. Hak untuk mengikuti kegiatan baik formal maupun non formal.
2. Anggota berkewajiban untuk :
a. Mentaati semua ketentuan AD/ART
b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Komite Sekolah
BAB V
KEUANGAN
Pasal 12
SUMBER KEUANGAN
Sumber keuangan diperoleh dari :
1. Dana hasil dari swadana pengurus komite sekolah dan anggota komite sekolah
2. Usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
3. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan anggaran pendapatan Belanja
Negara (APBN)
Pasal 13
PENGGUNAAN ANGGARAN
Penggunaan Anggaran Komite Sekolah dana masyarakat yang dihimpun oleh komite sekolah
digunakan untuk :
1. Kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya.
2. Menunjang KBM
3. Peningkatan mutu pendidikan/sarana dan prasarana
4. Kegiatan evaluasi belajar
5. Kegiatan kesiswaan dan lingkungan hidup
6. Kegiatan Pembinaan Imtaq dan cinta tanah air
7. Kegiatan operasional komite sekolah.
BAB VI
MEKANISME KERJA DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 14
MEKANISME KERJA
Mekanisme kerja diatur kemudian dalam bentuk tata laksana/pembagian tugas
Pasal 15
RAPAT-RAPAT
1. Rapat-rapat terdiri dari :
1. Rapat Anggota
2. Rapat Kerja
3. Rapat Pleno
4. Rapat pengurus harian
BAB VII
PERUBAHAN AD/ART DAN PEMBUBARAN KOMITE SEKOLAH
Pasal 16
1. Keputusan perubahan AD/ART dapat dilakukan apabila cukup alasaan yang kuat serta
disetujui oleh anggota dalam rangka peningkatan efisiensi dan kewajiban usaha
komite sekolah.
2. Perubahan AD/ART Komite sekolah dilakukan melalui Rapat yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 anggota dan disetujui oleh lebih dari separoh jumlah yang
hadir.
Pasal 17
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pembubaran organisasi komite sekolah dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku.
Pasal 18
Apabila Komite Sekolah secara resmi dinyatakan bubar, maka seluruh asset organisasi
komite sekolah dalam bentuk apapun diserahkan kepada satuan pendidikan yang akan
digunakan untuk kepentingan kependidikan.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 19
1. Anggaran dasar komite sekolah berlaku sejak ditetapkan
2. Dengan berlakunya AD ini maka segala ketentuan yang terdahulu dengan sendirinya
tidak berlaku.
3. Keberhasilan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Komite Sekolah ditentukan oleh
niat baik, kerja keras yang tulus Komite Sekolah untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan.
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur dalam AD akan diatur lebih lanjut dalam ART
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : …………………………
Ketua Komite Sekolah Sekretaris Komite Sekolah
……………………………… ………………………………….
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOMITE SD/SDIT …… JAKARTA
==========================================================
BAB I
PEMILIHAN DAN KOMPOSISI ANGGOTA DAN PENGURUS
Pasal 1
SYARAT – SYARAT MENJADI ANGGOTA/PENGURUS KOMITE SEKOLAH
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Sehat jasmani dan rohani;
3. Memiliki komitmen terhadap peningkatan mutu pendidikan;
4. Menyatakan bersedia menjadi anggota komite sekolah secara tertulis;
5. Tidak menuntut imbalan (Honor);
6. Tidak cacat hukum.
Pasal 2
PEMILIHAN ANGGOTA
1. Pemilihan anggota diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang dibentuk oleh
Kepala satuan pendidikan dan/atau oleh masyarakat;
2. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan berjumlah gasal
yang terdiri dari unsur guru, kepala sekolah/penyelenggara pendidikan /Yayasan,
perwakilan orang tua peserta didik berdasarkan jenjang kelas yang dipilih secara
demokratis, pemerhati pendidikan/alumni, tokoh masyarakat/tokoh agama, kalangan
dunia usaha dan industri, pejabat pemerintah setempat, organisasi profesi tenaga
kependidikan, dan unsur pengurus komite sekolah yang sudah ada;
3. Panitia persiapan mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk majelis
sekolah dan komite sekolah yang sudah ada) tentang komite sekolah menurut
keputusan ini
4. Panitia persiapan bertugas menyusun criteria calon anggota, menyeleksi serta
menyusun nama-nama anggota, mengumumkan calon-calon anggota
5. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota berdasarkan suara terbanyak
Pasal 3
PEMILIHAN PENGURUS
1. Pemilihan pengurus dilakukan dalam forum musyawarah anggota
2. Pemilihan pengurus ditentukan dengan suara terbanyak
3. Ketentuan lebih lanjut tentang proses pemilihan diatur dalam Tata tertib tentang
pemilihan pengurus.
4. Menyampaikan nama pengurus dan anggota Komite Sekolah kepada Kepala Sekolah
untuk diteruskan ke Sudin Dikmenti Kotamadya Jakarta Selatan serta Dewan
Pendidikan Kotamadya Jakarta Selatan.
Pasal 4
KOMPOSISI ANGGOTA PENGURUS
1. Calon anggota komite sekolah yang disepakati dalam musyawarah atau mendapat
dukungan suara terbanyak melalui pemungutan suara secara langsung menjadi
anggota komite sekolah sesuai dengan jumlah anggota yang disepakati dari masing-
masing unsur, yakni unsur masyarakat dan unsur dewan guru dan atau
yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan.
2. Pengurus terdiri seorang ketua, sekretaris, dan seorang bendahara dan bidang-bidang
sesuai dengan kebutuhan.
3. Bidang-bidang antara lain terdiri dari : Bidang Penggalian Sumber Daya Sekolah,
Bidang Pengelolaan Sumber Dana Sekolah, Bidang Pengendalian Kualitas Pelayanan
Pendidikan, Bidang Jaringan Kerjasama dan Sistem Informasi, Bidang Sarana dan
prasarana, dan Bidang Usaha.
4. Kepengurusan dipilih dari dan oleh anggota komite sekolah
5. Pemilihan kepengurusan dilakukan dalam rapat forum musyawarah anggota yang
dipimpin oleh salah satu anggota atas persetujuan anggota terpilih.
Pasal 5
Ayat 1
STRUKTUR KEPENGURUSAN
Struktur Kepengurusan Komite SD/SDIT …… Jakarta Periode 2007-2011 adalah :
1. Ketua :
2. Sekretaris :
3. Bendahara :
Anggota / Bidang – bidang :
1. Bidang Penggalian Sumber Daya Sekolah
a.
b.
2. Bidang Pengelolaan Sumber Dana Sekolah
a
b.
3. Bidang Pengendalian Kualitas Pelayanan Pendidikan
a.
b.
4. Bidang Jaringan Kerja sama dan Sistem Informasi
a.
b.
c.
5. Bidang Sarana Prasarana
a.
b.
6. Bidang Usaha
a.
b.
Ayat 2
MEKANISME PERGANTIAN PENGURUS
Keputusan pergantian pengurus dilakukan dalam rapat pleno anggota yang dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya lebih
dari 50 % anggota yang hadir.
Ayat 3
SEBAB – SEBAB PENGGANTIAN PENGURUS
a. Berakhirnya masa bakti
b. Meninggal dunia
c. Mengundurkan diri
d. Melanggar ketentuan organisasi
BAB II
RINCIAN TUGAS KOMITE SEKOLAH
Pasal 6
1. Menyelenggarakan rapat rapat sesuai dengan program yang telah ditentukan;
2. Menyusun program kerja bersama-sama dengan sekolah;
3. Membantu merumuskan dan menetapkan visi, misi, moto, dan dasar filosofi
lainnya bersama-sama pihak sekolah;
4. Membantu merumuskan dan menetapkan program sekolah, serta APBS bersama-
sama dengan pihak sekolah;
5. Berperan serta kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah;
6. Berperan serta memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, serta mengembangkan
sekolah sebagai wawasan wiyata mandala;
7. Berperanserta dalam usaha peningkatan kesejahteraan sekolah, guru, staf tata
usaha dan penjaga sekolah;
8. Menetapkan standar pelayanan pengajaran dan pembelajaran sekolah bersama-
sama dengan pihak sekolah;
9. Mengembangkan potensi ke arah prestasi unggulan, baik dalam bidang akademis
(Nilai tes harian, catur wulan, dan ujian akhir sekolah) maupun bidang non
akademis, seperti (akhlak dan budi pekerti luhur, bahasa, seni dan olah raga,
kerajinan tangan, dan ketrampilan untuk hidup). Bersama-sama dengan pihak
sekolah ;
10. Menggali, menghimpun dan megelola sumber dana dari masyarakat untuk
mengembangkan dana abadi sekolah dan peningkatan mutu sekolah.
11. Menghimpun dan mengelola saran, masukan,bahan pemikiran dan tenaga yang
berasal dari masyarakat peduli pendidikan;
12. Mengidentifikasi permasalahan dan pemecahannya bersama-sama pihak sekolah;
13. Memberi otonomi professional kepada guru dalam melaksanakan pengajaran dan
pembelajaran, bimbingan serta penilaian pendidikan;
14. Memberi motivasi dan penghargaan kepada guru dan kepada seseorang yang
memiliki dedikasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
15. Membangun kerjasama dengan pihak lain dalam rangka upaya meningkatkan
mutu pendidikan;
16. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan dan
penggunaan keuangan sekolah;
17. Membuat laporan pertanggungjawaban dalam pelaksanan tugas dan program
kerja sekolah kepada warga sekolah dan stake holder;
18. Memberikan masukan terhadap pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, baik
kurikulum nasional maupun local.
BAB III
MEKANISME RAPAT
Pasal 7
1. Pengurus komite sekolah melaksanakan rapat kerja pengurus sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam satu tahun.
2. Apabila dalam rapat pleno anggota jumlah anggota yang hadir belum mencapai
quorum, maka dapat di tangguhkan selama 2 (dua ) kali 30 (tiga puluh ) menit.
3. Apabila dalam tenggang waktu tersebut jumlah Anggota yang hadir belum juga
memenuhi quorum, rapat di anggap syah dan dapat dilanjutkan.
4. Keputusan dinyatakan syah jika disetujui lebih dari 50 % anggota yang hadir.
BAB IV
KERJASAMA
Pasal 8
1. Pengurus komite sekolah dapat menjalin kerjasama dengan pihak instansi terkait
dalam rangka upaya pencapaian tujuan kerja program kerja komite sekolah atas
sepengetahuan pihak kepala sekolah/ penyelenggaraan pendidikan/ yayasan.
2. Pengurus komite sekolah memiliki hubungan tata kerja dengan sekolah lainnya , Kasi
Dikmenti kecamatan, Sudin Dikmenti Kotamadya Jakarta Selatan, organisasi profesi
asosiasi dunia usaha dan industi dan kemasyarakatan dengan tetap harus
memperhatikan dan mengedepankan ciri kemandirian demi menjaga kredibilitas
Komite Sekolah.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
1. Apabila dalam Anggaran Rumah Tangga ini terdapat ketentuan yang dianggap
bertentangan dengan Anggaran Dasar maka yang berlaku adalah ketentuan Anggaran
Dasar.
2. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan di atur dan
ditetapkan kemudian.
3. Anggaran Rumah Tangga ini disesuaikan oleh satuan pendidikan masing-masing
berdasarkan karakteristik, kondisi dan kemampuan sekolah.
4. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Ka. SD/SDIT …… Jakarta
Komite Sekolah
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SD/SDIT …… JAKARTA
PERIODE 2007 – 2011
BIDANG A : Penggalian Sumber Daya Sekolah
BIDANG B : Pengelolaan Sumber Dana Sekolah
BIDANG C : Pengendalian Kualitas Pelayanan Pendidikan
BIDANG D : Jaringan Kerja Sama dan Sistem Informasi
BIDANG E : Sarana Prasarana
BIDANG F : Usaha
Ketua Komite Sekretaris
JOB DISCRIPTION (RINCIAN TUGAS)
PENGURUS KOMITE SEKOLAH
KETUA KOMITE
1. Bersama – sama pengurus lain dan anggota menyusun rencana program kerja komite
sekolah
2. Mengesahkan rencana program kerja komite sekolah
3. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah yang ditetapkan oleh anggota melalui
rapat – rapat
4. Mengundang rapat – rapat harian komite sekolah kepada kepala sekolah
5. Mengkomunikasikan hasil rapat komite sekolah kepada kepala sekolah
6. Mengundang rapat pihak sekolah atas undangan kepala sekolah
7. Menghadiri rapat dinas sekolah atas undangan kepala sekolah
8. Menerima klarifikasi sumber pembiayaan sekolah yang berasal pemerintahan dan
kebutuhan sekolah
9. Menerima klarifikasi persoalan yang dihadapi sekolah
10. Memberikan edaran, himbauan dan atau bentuk lain kepada stakeholders
11. Mengesahkan segala keputusan komite sekolah dan atau keputusan bersama dengan
sekolah, melalui penandatanganan yang disyahkan dengan cap resmi
12. Mengadakan pertanggungjawaban keuanganyang ditipkan masyarakat kepada sekolah
13. Mengesahkan pemberian penghargaan komite sekolah kepada kepala sekolah, guru,
staf TU yang berprestasi
14. Memberikan perintah kepada bendahara untuk mengeluarkan / memberikan sejumlah
dana atas pengajuan sekolah
15. Memberikan sanksi kepada anggota pengurus yangtidak dapat menunaikan tugas
dengan baik
16. Mengevaluasi program kerja komite sekolah
SEKRETARIS KOMITE
1. Membuat agenda kerja bersama-sama ketua dan bidang yang ada
2. Menyusun administrasi (personil, sarana dan prasarana, serta hal yang dipandang
penting Membuat dan mengedarkan undangan rapat-rapat dibantu oleh staf yang
ditunjuk
3. Membuat laporan-laporan kepada pihak yang terkait
4. Membuat notulen rapat-rapat
5. Mengagendakan surat masuk dan keluar dibantu oleh staf yang ditunjuk
BENDAHARA KOMITE
1. Menerima , membukukan, mengamankan dana yang diperoleh dari bantuan
masyarakat setelah memperoleh pengesahan komite sekolah
2. Mengeluarkan dan membukukannya pengeluaran dana kepada sekolah atas
persetujuan komite sekolah
3. Melaporkan keadaan keuangan kepada anggota komite sekolah dan masyarakat atas
persetujuan ketua komite sekolah
BIDANG-BIDANG
1. BIDANG PENGGALIAN SUMBER DAYA SEKOLAH
1. Bersama-sama pihak sekolah menganalisa potensi sumber daya sekolah, pada lingkup
kewilayahan, sosial ekonomi masyarakat, instansi diwilayah setempat
2. Mengklarifikasi hasil analisis masyarakat sekolah menyangkut SDM dan bentuk lain
yang dianggap sebagai potensi yang diduga kuat dapat membantu sekolah
3. Mendaftar dan memetakan potensi yang diduga kuat dapat membantu sekolah
4. Melaksanakan penarikan dana dan menyerahkan kepada pengelola dana masyarakat
5. Melaksanakan pemikiran, ide dan gagasan masyarakat untuk dijadikan bahan
pertimbangan kebijakan komite sekolah untuk kepentingan sekolah
6. Melaksanakan pnarikan SDM kependidikan yang dianggap strategis dan dibayar oleh
masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah
2. BIDANG PENGELOLAAN DANA MASYARAKAT
1. Atas persetujuan ketua komite sekolah menyerahkan dana masyarakat kepada
bendahara untuk dibukukan
2. Mendistribusikan perolehan dana masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang diajukan
oleh pihak sekolah
3. Bersama-sama bendahara membukukan penerimaan dan pengeluaran dana
masyarakat
4. Atas persetujuan ketua komite memberikan laporan keadaan keuangan kepada
stakeholders
3. BIDANG PENGENDALIAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN
1. Bersama-sama sekolah menyusun standar pelayanan pendidikan, seperti jumlah guru,
fasilitas / sarana dan prasarana, kurikulum dan ekstrakurikuler
2. Bersama-sama sekolah menyusun target pencapaian hasil belajar siswa, harian
semester dan akhir tahun dan ujian nasional
3. Bersama-sama sekolah menetapkan salah satu unggulan prestasi sekolah baik yang
bersifat akademis maupun non akademis
4. Bersama-sama sekolah mengangkat tenaga ahli yang dapat membantu peningkatan
kualitas pendidikan
5. Mengundang pengawas sekolah untuk melakukan dialog dan tindak lanjut hasil
pengawasan professional yang dapat dijadikan bahan pertimbangan komite sekolah
6. Bersama-sama komite sekolah lain melakukan kolaborasi system pengendalian
kualitas pelayanan baik sekolah sejenis setingkat maupun tidak sejenis dan tidak
setingkat, misalnya SD dengan SLTP, SLTP dengan SMA/SMK dalam satu wilayah
atau luar wilayah
4. BIDANG JARINGAN KERJASAMA DAN SISTEM INFORMASI
1. Bersama-sama sekolah menyusun program kerjasama dengan pihak luar masyarakat
sekolah (Instansi non pendidikan , dunia usaha dan dunia industri)
2. Bersama-sama sekolah ikut membantu memberikan, mencarikan informasi yang dapat
mendukung rencana dan program sekolah
3. Bersama-sama sekolah melaksanakan kerjasama dengan pihak luar sekolah
5. BIDANG SARANA DAN PRASARANA
1. Bersama-sama dengan pengurus lain menyusun program kerja komite sekolah
2. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua komite atau hasil keputusan
musyawarah komite sekolah
6. BIDANG USAHA
1. Bersama-sama dengan pengurus lain menyusun program kerja komite sekolah
2. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua komite atau hasil keputusan
musyawarah komite sekolah
3. Memberikan saran terobosan cara mencari sumber dana sekolah
Jakarta, 18 Agustus 2007
Pengurus Komite Sekolah
Ketua Sekretaris
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) SD/SDIT …… Jakarta
dibuat berdasarkan acuan hukum yang kuat., karena itu kehadirannya perlu disambut
dengan terbuka dan saling mendukung antara komite sekolah dengan pihak sekolah
2. Implementasi Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah (ART) Tangga Komite
SD/SDIT …… Jakarta ini tentu melihat situasi dan kondisi lingkungan setempat
sehingga tidak terkesan kaku yang akhirnya berakibat pada hubungan keduanya tidak
harmonis. Hal ini perlu kita hindari agar tidak mengganggu penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu di lingkungan SD/SDIT …… Jakarta.
3. Struktur Pengurus, Job Discription (rincian tugas) pengurus komite, program kerja
komite bersifat terbuka dan dinamis sehingga masih memungkinkan beberapa
perubahan dikemudian hari bila dikehendaki dan disepakati bersama antara pengurus
komite dengan sekolah yang merupakan mitra kerja paten .
B. Saran – Saran
1. Hendaknya seluruh komponen stakeholder yang ada di SD/SDIT …… Jakarta dapat
membaca dan memahami isi yang terkandung dalam Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) Komite SD/SDIT …… Jakarta, karena itu
merupakan acuan kita bersama antara Komite Sekolah dengan keluarga besar
SD/SDIT……Jakarta sehingga tidak menimbulkan misunderstanding yang merugikan
kita bersama
2. Bila ada perbedaan penafsiran terhadap AD/ART Komite SD/SDIT …… Jakarta
hendaknya bisa diselesaikan melalui musyawarah bersama sehingga dapat ditemukan
kesamaan pandang.