keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir
TRANSCRIPT
KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS
MELALUI METODE DEBAT PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI
SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU
SKRIPSI
Oleh :
SURAYA
NPM : 141630392
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2018
KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS
MELALUI METODE DEBAT PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI
SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU
SKRIPSI
Oleh :
SURAYA
NPM : 141630392
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Biologi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2018
i
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Suraya
Npm : 141630392
Program studi : Pendidikan Biologi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “KETERAMPILAN
ARGUMENTASI ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE
DEBAT PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI SISWA KELAS X
DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU” adalah hasil karya sendiri dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung segala resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
ii
MOTTO
“Amalan yang manfaatnya untuk orang banyak lebih utama daripada yang
manfaatnya untuk segelintir saja.”
(Imam As-Suyuthi dalam Al-Asybah wa An-Nazhair pada kaedah ke-20)
“Menuntut ilmu itu lebih utama dari shalat sunnah.”
(Imam Asy Syafi’i)
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya penuntut
ilmu akan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu sampai pada ikan di
lautan.”
(HR. Ibnu Majah, Abu Ya’la dalam musnadnya, Ath-Thabrani no. 3914)
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran
akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan
mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan
berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang
jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta
akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan
pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta,
maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”
(HR. Muslim)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155-156)
“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji
mereka. Barang siapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginya ridho
Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian tersebut) maka baginya
murka-Nya.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
iii
PERSEMBAHAN
Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah
selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu”.
(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
Alhamdulillah. Terima kasih saya sampaikan kepada Allah Subhanahu
wata’ala masih memberikan hamba kesempatan dan kekuatan untuk meyelesaikan
skripsi ini. Seiring berjalannya waktu engkau selalu mendampingi hamba,
meskipun saat pikiran terasa lelah bahkan kehilangan gagasan untuk menulis
engkau selalu menghampiri pikiran hamba bahwa tiada yang lebih baik untuk
memberi kekuatan selain diri-Mu. Saat hadirnya sebuah niat yang baik Engkau
selalu memberiku kekuatan untuk membuat skripsi ini sebagai penantian yang
selalu ditunggu. Engkau hantarkan hamba menuju jalan yang benar, Engkau
berikan hamba hidayah serta rahmat untuk mempermudah hamba untuk
menyelesaikan semua tugas yang diberikan. Hamba yakin dengan usaha dan doa
Engkau takkan memberikan jawaban yang sia-sia. Tak henti kepala ini untuk
berpikir dan mengeluarkan inspirasi terbaik untuk orang-orang yang
mengharapkan hadiah ini, itu semua semata kehendak-Mu. Rabbi ya tuhan hamba
yang Maha Mulia tetap kirimkan hamba sejuta inspirasi untuk menjalankan
perintah-Mu dan ajaran Rasulullah. Bermanfaatnya ilmu ini akan memudahkan
hamba menggapai Ridho dan Surga-Mu.
Rasulullah Salallahu alaihi wassalam inspirasi agamaku & cahaya
Sunnahku, karena beliaulah hamba berani berdakwah, karena beliaulah hamba
berani mengungkap kebenaran meskipun dalam sebuah tulisan skripsi ini. Hamba
menulis skripsi ini semata ingin berada dekat dijalanmu, ingin menjadi penerus
tauladanmu seperti isteri dan anakmu.
Malaikat hidupku
Ibundaku Julita, terima kasih yang ingin ku ucapkan pertama kali untukmu.
Tidak cukup lembaran kertas ini untuk mengungkapkan rasaku untukmu, namun
sebatas goresan ini bisa mewakili perasaan sayangku padamu. Anakmu ini bukanlah
seseorang yang bisa membuat rangkaian kata yang indah, namun dalam goresan
skripsi ini anakmu ingin memberikan hadiah terindah untukmu. Jika aku terlahir
iv
karena takdir Allah, maka aku ingin kelahiranku membuatmu bahagia di dunia
hingga akhirat. Terima kasih malaikat tak bersayapku.
Ayahku Saidun (Rahimahullah), saat aku ingin menulis tugas akhir ini, dalam
pikiranku hanya engkau inspirasiku. Dari kecil hingga aku dewasa tak satupun luput
dibenakku tentang amanah-amanah yang engkau berikan, engkau bahagiakan aku
dengan cara sederhanamu. Saat engkau tiada hanya doa yang bisa membantuku
dalam kegelapan, engkau adalah pelita penerangku. Tak pernah sedikitpun jarimu
melukaiku apalagi hatiku yang lembut ini. Anakmu ingin menjadi seperti dirimu,
kala berada dimanapun engkau selalu disenangi orang-orang. Engkau memang
pahlawanku, izinkan aku menyambung amanahmu untuk kedudukan akhiratmu.
Semoga allah memberi jalan yang terindah untuk anakmu, meneruskan
perjuanganmu di jalan Allah dan kelak kita dipertemukan di surga-Nya. Aamiin
Saudara-saudaraku
Dengan rasa hormat dan rasa sayang dari adik bungsumu untuk abang tertuaku
Muslim (Rahimahullah), sampai detik ini aku yakin engkau selalu tersenyum, karena
tidak ada siapapun yang tidak mendoakanmu. Jika saat ini engkau berada di
sampingku, kau akan tersenyum bangga. Karena perjuanganmu mendidikku agar
menjadi adik yang terbaik akan terwujud. Hari ini hingga nanti doaku tak pernah
putus untukmu dan aku yakin Allah menempatkanmu di tempat terindah di sisi-Nya.
Untukmu kakakku Desima, saat ini engkau menjadi kakak tertua dalam
saudara kita, engkau yang melanjutkan amanah abang. Tiada kata yang menarik
ingin kusampaikan, hanya terima kasih dapat ku ungkapkan. Dengan kasih
sayangmu membawa kami mengerti arti tanggung jawab, saat ini engkau telah
menjadi seorang isteri dan ibu dari anak-anakmu. Engkau dan abang iparku (Iwan
Setiawan, S.Pi.), menjadi orangtua kedua. Didikan dan nasehat kalian tidak
sebanding nilainya dengan permata. Panjatku semoga Allah menjadikan kalian
pasangan yang bertaqwa hingga ke generasinya dan semoga kalian tetap bersama di
dunia dan akhirat.
Untukmu Ibu Persit kakak keduaku Noralia, saudariku dibilang mirip
denganku, kini menjalanai profesi seorang ibu dari keponakanku yang soleh dan
solehah. Semoga pekerjaanmu selalu diberkahi Allah hingga hayatmu. Dengan gelar
bu persit semoga engkau tetap menjalankan amanahmu baik dalam keadaan apapun.
Untuk saudaraku yang ganteng Fahrizal, satu-satunya putra yang ada di
keluarga kami, saat ini menjadi pemimpin dan pemegang amanah pengganti abang
v
tertua. Kini engkau menjadi seorang ayah dan suami, semoga rasa tanggung jawab
tak pernah luput untuk membina keluargamu. Doaku semoga selalu dalam
keberkahan dan lindungan-Nya.
Untukmu saudari terakhirku Darus Salmi, S.Pd, saat ini sudah mejadi guru
Bahasa Inggris, semoga lekas melepas masa galau dan masa lajangmu.
Barakallahufikum! Panjatku dipermudahkan dalam mencari jati diri dan jodoh.
Semoga engkau bisa menjadi guru yang professional dan mengamalkan syariat
Islam, taat kepada-Nya dan kelak bisa menjadi Ibu dan Isteri yang baik untuk
keluargamu. Aamiin.
Saudaraku adalah surga yang kupunya saat aku berada dilingkungan mereka.
Semoga kami dapat mencapai tujuan yang sama yaitu menggapai Ridho dan Surga
Nya!
Guru-guru inspirasiku
Ibu Nuri Dewi Muldayanti, M.pd, Ibu Anandita Eka Setiadi, M.Si, Ibu
Mahwar Qurbaniyah, M.Si dan Ibu Hanum Mukti Rahayu, M.Sc kerab dipanggil Bu
Nuri, Bu eka, Bu Mahwar dan Bu hanum nama yang tidak asing lagi dibenakku dan
dikampus terutama Program Studi Pendidikan Biologi, ialah dosen inspirasiku
selama aku menjadi mahasiswa, hidup mereka penuh rasa sayang, nasihat, cinta dan
kelembutan, yang aku dapatkan dari mereka terutama ocehannya yang sangat luar
biasa membuat aku selalu rindu. Meski aku menjuluknya dosen yang selalu benar,
namun kata demi kata yang mereka berikan selalu menggugah hatiku untuk berubah.
Kebahagaiaan yang selalu mereka berikan kepadaku serta tak lepas motivasinya
untuk kehidupanku yang lebih berwarna. Semoga Allah memberikan kebaikan yang
berlimpah untuk mereka serta keluarganya dan ditempatkan di Jannah Nya.
Pak Arif didik Kurniawan, M.pd, selaku Dekan FKIP, Ibu Hanum Mukti
Rahayu, M.Sc selaku dosen PA ku, Ibu Anandita Eka Setiadi, M.Si selaku
pembimbig 1 ku, Ibu Nuri Dewi Muldayanti, M.Pd selaku pembimbing II ku, Pak
Ari Sunandar, M.Si, selaku KA Prodi Pendidikan Biologi, Pak Ade Sunandar, S.E.,
Bu Mahwar Qurbaniah, M.Si, Pak Adi Pasah Kahar, M.Pd Serta Pak DR. Mawardi,
merekalah dosen-dosen kebangganku saat aku menjadi mahasiswanya. Mereka tidak
pernah merasa lelah menghadapi sikap kami yang luar biasa dikelas. Senyum
mereka adalah inspirasi bagiku dan candaan mereka yang bisa membangkitkan
semangatku. Serta dosen-dosen dan rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak,
Bapak DR. Helman Fachri, MM. Ungkapan terima kasih ini mungkin tidak cukup
vi
untuk membalas kebaikan bagi pahlawan tanpa tanda jasaku yang sudah memberi
banyak manfaat dan kebaikan. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah
Subhanahu wata’ala dan mendapatkan kemuliaan di Surga Nya.
Bapak Zainal Muzakar dan rekan-rekan guru SMAN1 Pulau Laut, bapak
Khaidir, S,Ag dan Pramudiya Ananta selaku kepala sekolah SMPN 01 Pulau Laut
dan rekan-rekan guru, bapak Surya Arma, S.Pd dan rekan majelis guru SDN 001
Pulau Laut. Terima kasih atas perjuangan kalian telah mendidikku hingga sekarang
aku bisa seperti ini bukan hanya ajaran materi, namun kalian juga telah memberiku
didikan moral. Ungkapan ini mugkin tidak cukup kuberikan, namun dalam sebuah
tulisan ini ingin kuutarakan bahwa aku bangga menjadi siswa didikan kalian semua.
Semoga kalian selalu menjadi guru yang menanamkan keberanian dan syariat islam.
Aku yakin Allah selalu memberikan kalian kedamaian Dunia dan Akhirat.
Jazakumullah khairan katsir
Teman seperjuangan Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang tak bisa
disebutkan satu-persatu, sahabat-sahabat inspirasi yang selalu mendukungku kabid-
kabid IMM seluruh anggota generasi pencerah. Para mentor Al-Islam
Kemuhammadiyahan UMP, akhi Fadhil Mahdi, SE. selaku Ketua Umum Mentor
dan anggota mentor ikhwan wal akhwat lainnya yang selalu saya sayangi, dalam
organisai ini untuk menjadikan kita sebagai rekan pencerah dakwah Rasulullah.
Kemudian sahabat-sahabat CMN Natuna, terutama bang Zul Azmi selaku ketua,
Bang Dobby, Bang Afrizal, Emeliyani, Reni, Astari, Riska dan rekan-rekan anggota
CMN lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.Anggota KKU yang selalu
dirindukan Tarya Cahyadi, Abdullah Yamani Noor, Budi Firmansyah, Nasrullah
Nazhif Qois, Imam Ahmad Al-hafiz, Erka Janandri, Ozi Auliza, Fany Maulika dan
Ningsih Fatmawati. Terima kasih atas pengalaman dan kebahagian yang telah kalian
ciptakan selama bersama-sama, semoga Allah tetap mengijinkan kita bersatu untuk
melanjutkan dakwah Rasulullah dan niat baik kita di Natuna yaitu tempat dimana
kita dibesarkan.
Orang-orang yang berarti sekaligus sahabat kesayanganku yaitu Dea
Kurnianty, Amd, Kes., Mbak Efi Susanti, Amitha Syahfitri, S.Ked., Esty Elvinda,
S.Farm., Ayu Hartinah, Silvia, Amd, Farm., Zironika, S.Sos dan Atika, semoga kita
selalu dalam pelukan Allah dan menjalani kontak yang kuat untuk menggapai suatu
tujuan yang indah.
vii
Yang selalu bermisi dan paling penting dalam kehidupanku adalah sahabat
yang tak pernah mengeluh saat berada disampingku, tak pernah mengenal lelah
untuk berjuang bersama bahkan tiada henti menciptakan sebuah kebahagiaan yang
kami lalui setiap detiknya, mereka adalah sahabat perjuanganku, untuk kalian Erka
Janandri, S.Pd, Yunita Fitria Andani, Endah Angestyaningrum, S.pd. Terima kasih
atas waktu dan pengorbanan kalian, semoga kita tetap selalu bersama dalam keadaan
apapun dan Allah selalu menyatukan kita di dunia dan akhirat. Aku yakin perjalanan
kita tidak akan sia-sia hingga kita mendapat gelar sarjana. Kepada Sutri Harjani,
Syarifah Ety, Desi Susanti. Unik Kahartinah, Jannawati, Yulansari Berniawati, Desi
Ernawati, Alamsah, Yasir Arafat, Romi Sandra, Feka saputra, Wahyudi, Abu
Mansyur, Niken Sri Rahayu, Lia Sartika, Maryam dan sahabat-sahabat perjuanganku
lainnya. Kita adalah saudara dan kita menyatu karena Allah, Terima kasih kawan-
kawan sudah mengisi hari-hariku dengan penuh kebahagiaan.
Terakhir untukmu calon imamku, aku disini menunggumu sambil
memperbaiki kualitas hingga kita dipertemukan dalam keadaan yang pantas. Jika
dirimu adalah orang terbaik pilihan Allah, maka kelak engkau akan datang untuk
menyempurnakan separuh Agamaku. Aku meyakinkan (QS. An-Nur:26) bahwa ada
keterkaitan diantara kita, saat kita dipersatukan kelak semoga cintamu padaku tidak
melebihi cintamu kepada Rabb-MU. Karena aku lebih senang saat kau mencintai-
Nya lebih dariku. doa dan tawakkallah yang akan menyatukan kita.
Bharakallahufikum!
Untuk seluruh pihak yang telah membantu dan membimbing saya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terutama kepada dosen pembimbing, dosen penguji,
teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 serta rekan-rekan yang berkontribusi
kepada Bripda Nirwan Wahyu Cahyono, Iwan Setiawan, S.Pi. dan Ebet Suardi, S.E.
Semoga jasa dan dukungan kalian akan menjadi amal jariyah untuk kalian semua.
Aamiin.
Suraya
viii
ABSTRAK
SURAYA (141630392). Keterampilan Argumentasi Ilmiah dan Berpikir Kritis
Melalui Metode Debat Pada Materi Keanekaragaman Hayati Siswa Kelas X di
MAN 1 Natuna Kepulauan Riau. Dibimbing oleh ANANDITA EKA SETIADI,
M.Si. dan NURI DEWI MULDAYANTI, M.Pd.
Kurangnya kepercayaan diri serta lemahnya penalaran siswa pada
pembelajaran biologi berkaitan dengan keterampilan argumentasi ilmiah dan
keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
keterampilan argumentasi ilmiah dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X di
MAN 1 Natuna melalui metode debat pada materi keanekaragaman hayati.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Penilaian keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis dilakukan secara
lisan & tulisan. Keterampilan argumentasi ilmiah siswa mengacu pada Toulmin’s
Argument Pattern (TAP) dengan level 1, 2, 3, 4, & 5. Dari hasil penelitian
keterampilan argumentasi ilmiah secara lisan & tulisan pada level 1 yang diperoleh
0%, pada level 2 penilaian lisan sebesar 48.28.% & tulisan 41.34%, pada level 3
penilaian lisan sebesar 37.93% & tulisan 58.63%, pada level 4 penilaian lisan
sebesar 13.79% & tulisan 0% serta penilaian lisan & tulisan pada level 5 0%.
Keterampilan berpikir kritis dikategorikan dalam Strong, Acceptable,
Unacceptable, & Weak. Dari hasil penelitian keterampilan berpikir kritis secara
lisan & tulisan pada kategori Unacceptable sebesar 62.06% & Acceptable sebesar
37.94%. Argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa kelas X di MAN 1 Natuna
tergolong masih rendah.
Kata kunci: Keterampilan Argumentasi Ilmiah, Keterampilan Berpikir Kritis,
Metode Debat
ix
KATA PENGANTAR
Senandung kalimat syukur tidak henti hentinya dipanjatkan kepada Allah
Subhanahuwata’ala, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam, keluarga, para sahabat serta
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillahirobbil’alamin, atas Ridha Allah penyusun akhirnya mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Keterampilan Argumentasi Ilmiah dan
Berpikir Kritis Melalui Metode Debat Pada Materi Keanekaragaman Hayati Siswa
Kelas X di MAN 1 Natuna Kepulauan Riau”.
Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus
kepada :
1. Dr. H. Helman Fachri, M.M. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
2. Arif Didik Kurniawan, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak.
3. Ari Sunandar, M.Si. selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Pontianak dan selaku penguji I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan pengarahan dalam
perbaikan skripsi ini.
4. Anandita Eka Setiadi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I telah meluangkan
waktunya memberikan pengarahan, saran, masukan dan kritik dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Nuri Dewi Muldayanti, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II telah meluangkan
waktunya memberikan pengarahan, saran, masukan dan kritik dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Adi Pasah Kahar, M.Pd. selaku penguji II yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan masukan dan pengarahan dalam perbaikan skripsi ini.
x
7. Rinaldi S.Pd. selaku kepala MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau yang telah
memberi izin untuk melakukan observasi penelitian.
8. Edi Aprianto, S.Si. selaku guru Mata Pelajaran Biologi di MAN Natuna,
Kepulauan Riau yang telah memberikan pengarahan serta masukkan dan
selaku validator yang telah bersedia memvalidasi instrumen penelitian,
memberikan saran serta motivasi.
9. Nurdianti Awaliyah, S.Si, M.Pd. dan M Ilias, S.Ag, S.Pd, M.Si. yang telah
bersedia memvalidasi instrumen penelitian, memberikan saran serta motivasi.
10. Dosen FKIP Biologi dan Staff Akademik Universitas Muhammadiyah
Pontianak yang telah memberikan ilmu serta memberikan dukungan dan
motivasi.
11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang telah
banyak memberikan motivasi dan semangat.
12. Serta semua pihak yang turut membantu peneliti baik secara langsung atau
tidak langsung.
Penulis sadari skripsi ini jauh dari sebuah kesempurnaan dikarenakan
keterbatasan saya sebagai penulis, oleh karena itu kritik dan saran serta masukkan
menjadi hal yang sangat saya butuhkan dan harapankan untuk perbaikan ke arah
yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
mereka yang membutuhkan untuk pengembangan keilmuan selanjutnya.
Pontianak, 27 Desember 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 3
E. Definisi Operasional ....................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8
A. Deskripsi Teori ................................................................................ 8
BAB III. METODE ................................................................................. 23
A. Metode dan Bentuk Penelitian ....................................................... 23
B. Sumber Data.................................................................................. 23
C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 24
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................. 24
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................ 27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 30
A. Hasil.............................................................................................. 30
B. Pembahasan .................................................................................. 39
BAB V. PENUTUP.................................................................................. 59
A. Kesimpulan ................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 61
LAMPIRAN ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................. 24
Tabel 4.1 Observasi Pelaksanaan Metode Debat ...................................... 30
Tabel 4.2 Observasi Komponen Penilaian KAI ....................................... 34
Tabel 4.3 Observasi Penilaian KAI ......................................................... 35
Tabel 4.4 Observasi Penilaian KBK ........................................................ 36
Tabel 4.5 Observasi Aspek KBK ............................................................. 37
Tabel 4.6 Persentase Aspek KBK ............................................................ 41
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A
Lampiran A-1 Lembar Hasil Wawancara Guru ....................................... 65
Lampiran A-2 Lembar Hasil Wawancara Siswa ..................................... 67
Lampiran A-3 Silabus ............................................................................. 69
Lampiran A-4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................... 72
Lampiran A-5 Lembar Observasi Keterampilan Argumentasi Ilmiah ...... 88
Lampiran A-6 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis ............... 96
Lampiran A-7 Lembar Kerja Siswa ......................................................... 99
Lampiran A-8 Pedoman Wawancara ..................................................... 107
Lampiran A-9 Lembar Verifikasi .......................................................... 107
Lampiran A-10 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP .......................... 109
Lampiran A-11 Pedoman Validasi RPP................................................... 114
Lampiran B
Lampiran B-1 Tabel Validasi RPP ........................................................ 125
Lampiran B-2 Tabel Observasi Keterlaksanaan RPP ............................. 158
Lampiran B-3 Tabel Observasi KAI ...................................................... 163
Lampiran B-4 Tabel Observasi KBK .................................................... 183
Lampiran B-5 Hasil Wawancara Siwa ................................................... 214
Lampiran B-6 Dokumen Profil Siswa .................................................... 220
Lampiran B-7 Tabel Triangulasi dan Member Check KAI ..................... 220
Lampiran B-8 Tabel Triangulasi dan Member Check KBK ................... 236
Lampiran C
Lampiran C-1 Surat Keterangan Validator ............................................ 262
Lampiran C-2 Surat Keterangan Penelitian............................................ 265
Lampiran D
Lampiran D-1 Dokumentasi Pembelajaran Pertemuan Ke-1 .................. 266
Lampiran D-2 Dokumentasi Pembelajaran Pertemuan Ke-2 .................. 267
Lampiran D-3 Dokumentasi Mengerjakan LKS Profil KAI dan KBK ... 268
Lampiran D-4 Dokumentasi Pembelajaran Metode Debat ..................... 270
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatkan mutu pendidikan merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pembelajaran
seharusnya tidak cukup hanya membekali peserta didik dengan ilmu
pengetahuan, tetapi seharusnya mampu menumbuhkan keterampilan dalam
memecahkan masalah, keterampilan dalam berargumen serta keterampilan
berpikir kritis agar mampu menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat
(Sa’adah, 2015:5).
Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari
makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan tingkat
organisasinya. Materi Biologi tidak hanya berhubungan dengan fakta-fakta
ilmiah tentang fenomena alam yang konkret, tetapi berkaitan juga dengan
obyek yang abstrak seperti proses metabolisme kimiawi dalam tubuh, sistem
hormonal dan lain-lain Sudarisman (2015:32). Pembelajaran biologi
memberikan kesempatan kepada siswa agar terlibat aktif untuk mengetahui
penjelasan ilmiah mengenai fenomena alam yang digunakan untuk
memecahkan masalah. Sehingga pembelajaran biologi dapat menjadi dasar
siswa agar terlihat lebih terampil seperti terampil dalam keterampilan
argumetasi ilmiah dan berpikir kritis (Rustaman, 2010:32).
Keterampilan argumentasi diperlukan dalam pembelajaran biologi
untuk memperkuat pemahaman konsep. Pemahaman konsep adalah
kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu
mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih
dipahami, mampu memberikan interprestasi, dan mampu mengaplikasikannya
Waluya (2008:82). Pemahaman konsep dalam pembelajaran biologi dapat di
aplikasikan untuk memudahkan siswa dalam menyampaikan pendapat atau
berargumentasi yang disesuaikan dengan konsep-konsep biologi. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa argumentasi ilmiah memberikan
2
kesempatan bagi siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman
mereka menggunakan semua informasi yang relevan maupun tidak,
menghubungkan antar konten, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
menjelaskan pengetahuan ilmiahnya (Roshayanti, 2012:141).
Keterampilan yang juga dianggap penting adalah keterampilan berpikir
kritis. Berpikir kritis merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
dikembangkan di sekolah, guru diharapkan mampu merealisasikan
pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan keterampilan berpikir
kritis siswa. Hasil penelitian menunjukan keterampilan berpikir kritis dapat
mempengaruhi pembelajaran agar siswa lebih kritis dalam menanggapi
pembelajaran yang disampaikan dan tidak hanya terpaku pada materi
pembelajaran (Eryadini, 2017:117).
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata
pelajaran Biologi dan observasi proses pembelajaran kelas X di MAN 1
Natuna pada tanggal 20 Februari 2018. Proses pembelajaran biologi di kelas
X masih menekankan pada pengetahuan dan pemahaman materi saja. Pada
saat pembelajaran guru umumnya memberikan latihan mengerjakan soal-soal
LKS atau buku paket. Berdasarkan hasil observasi siswa masih belum
memiliki keterampilan argumentasi ilmiah dan keterampilan berpikir kritis.
Hasil dapat dilihat pada saat diskusi siswa cenderung kurang aktif dalam
menyampaikan pendapat, dikarenakan masih kurangnya kepercayaan diri
untuk berbicara.
Diperlukannya suatu upaya untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan argumentasi
ilmiah di MAN 1 Natuna. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah
memilih metode yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan argumentasi
ilmiah dan keterampilan berpikir kritis. Salah satu metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan keterampilan argumentasi ilmiah dan keterapilan berpikir
kritis siswa yaitu metode debat (Nafisah, 2017:116).
Penerapan metode debat menjadikan siswa lebih aktif dalam berpikir
dengan melakukan analisis terhadap permasalahan yang nyata disekitar
3
mereka sehingga menimbulkan kesan yang mendalam dalam pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode debat
terbukti mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
menanggapi fenomena dalam pembelajan dan isu-isu terkait pembelajaran
serta dapat membangkitkan minat siswa untuk menyampaikan pendapat
(Pudjantoro, 2015:10).
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka fokus
penelitian ini adalah: Bagaimana keterampilan argumentasi ilmiah dan
berpikir kritis siswa kelas X IPA 2 di MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau, yang
diajarkan melalui metode debat pada materi keanekaragaman hayati?
C. Tujuan
Sesuai dengan fokus penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah: Deskripsi keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa
kelas X IPA 2 di MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau, yang diajarkan melalui
metode debat pada materi keanekaragaman hayati.
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai pengaruh
metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir
kritis.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dan memberikan inspirasi tentang kegiatan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan suasana kelas yang
melibatkan siswa dalam mengajar.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mendorong
siswa untuk lebih luas dalam mengungkapkan pendapat secara lisan
4
maupun tulisan dan meningkatkan keterampilan dalam
berargumentasi serta melatih siswa agar mampu berpikir lebih kritis.
c. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk memberikan gambaran yang sama
antara penulis dan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Argumentasi ilmiah merupakan keterampilan seseorang untuk
melakukan proses penyusunan sebuah pernyataan yang disertai dengan
bukti dan alasan yang logis dengan tujuan untuk membenarkan
keyakinan, sikap atau suatu nilai, mempertahankannya dan
mempengaruhi orang lain. Hal ini dapat melandasi peserta didik
bagaimana caranya berpikir, bertindak dan berkomunikasi secara ilmiah
yang dikuatkan dengan data atau bukti dan didasari ilmu pengetahuan
(Farida, 2014:28).
Indikator argumentasi ilmiah mengikuti komponen dari Toulmin’s
Argument Pattern (TAP) dan berdasarkan kriteria level yang
dikembangkan Erduran, et al. (2009:916) (Fhardani, dkk. 2016:78).
Komponen utama dalam TAP adalah kemampuan siswa dalam
memberikan pendapat (claim), kemampuan siswa memberikan dan
menganalisis data, kemampuan memberikan pembenaran (warrant),
kemampuan memberikan dukungan (backing), serta kemampuan siswa
dalam membuat sanggahan (rebuttal) terhadap permasalahan.
5
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan pemikiran yang bersifat selalu ingin tahu
terhadap informasi yang ada untuk mecapai suatu pemahaman yang
mendalam. Apabila seseorang dapat berpikir secara kritis maka seseorang
itu akan diterima pendapatnya karena pendapatnya merupakan ide yang
relevan dengan permasalahan sehingga dapat diterima oleh orang lain.
Penelitian Agung W (2009:13) merujuk pada konseptualisasi dari
The American Philosophical Association, keterampilan berpikir kritis
mengandung enam keterampilan pokok yang terdiri atas interprestasi,
analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan regulasi diri (Facione, et.al.
2009:86, Bradley, et.al. 2017:4).
3. Metode Debat
Metode debat salah satu metode yang akan digunakan untuk
melihat keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa.
Adapun prosedur melaksanakan metode debat adalah:
a). Guru memberikan teks bacaan berupa LKS sebelum pelaksanaan
debat.
b). Guru menyiapkan beberapa tema tentang isu kontroversi yang terkait
dengan mata pelajaran yaitu mengenai pengaruh kegiatan manusia
terhadap keanekaragaman hayati dan usaha perlindungan alam,
dengan tema berupa:
1) Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan
manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
2) Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi
kesejahteraan rakyat.
3) Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan
melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan
hidup manusia.
4) Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah
variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.
6
c). Guru membagikan siswa menjadi dua tim debat diantaranya
kelompok pro dan kelompok kontra.
d). Guru membuat empat sub kelompok pro dan kontra dalam masing-
masing tim debat.
e). Guru memberi perintah pada setiap subkelompok untuk menyusun
argumen yang akan didiskusikan oleh kelompok.
f). Guru menempatkan kursi bagi para juru bicara dari pihak yang pro
dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang sama bagi juru
bicara dari pihak yang kontra.
g). Guru memulai debat dengan meminta juru bicara mengemukakan
pendapat mereka atau sebagai argumen pembuka.
h). Setelah argumen pembuka dilakukan, juru bicara kembali ke
kelompok semula untuk memerintahkan anggota kelompok untuk
menyusun strategi dalam rangka mengomentari argumen pembuka
dari pihak lawan.
i). Guru perintahkan para juru bicara yang duduk berhadapan untuk
memberikan argumen tandingan ketika debat berlanjut, Guru
menganjurkan mereka untuk bertepuk tangan atas argumen yang
disampaikan oleh tim perwakilan debat kelompok mereka.
j). Ketika semua argumen telah disampaikan, maka guru meminta
mengakhiri perdebatan tersebut tanpa menyebutkan siapa
pemenangnya, guru memerintahkan siswa agar duduk bersebelahan
antara tim pro dan kontra dan melakukan diskusi dalam satu kelas
penuh tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari persoalan yang
diperdebatkan. Guru juga perintahkan siswa untuk mengenali apa
yang menurut mereka merupakan argumen terbaik yang
dikemukakan oleh kedua pihak.
7
4. Materi Keanekaragaman Hayati
Kurikulum yang diterapkan di MAN 1 Natuna yaitu Kurikulum
2013, pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan 2 kali pertemuan
masing-masing 2x45 menit. Pada bab materi berisi Pengertian dan contoh
keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem, Penyebaran fauna dan flora
diIndonesia, Klasifikasi makhluk hidup Manfaat keanekaragaman hayati,
Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati, Usaha-
usaha keanekaragaman hayati secara insitu dan ex- situ. Dalam penelitian
ini peneliti membatasi materi tersebut, yaitu pada pertemuan terakhir
membahas indikator mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia
terhadap keanekaragaman hayati dan usaha perlindungan alam.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Keterampilan Argumentasi Ilmiah
a. Pengertian Argumentasi Ilmiah
Argumentasi ilmiah adalah kemampuan merumuskan dan
mengevaluasi argumen telah banyak diakui menjadi dasar
keterampilan berpikir yang baik dan menjadi salah satu tujuan
pendidikan sains. Probosari, dkk (2016:30) menyatakan bahwa siswa
yang mendapatkan pembelajaran sains harus mampu menyajikan
pernyataan yang akurat, mengkomunikasikannya kepada yang lain
secara meyakinkan, menanggapi argumen orang lain dan
membandingkan berbagai argumentasi secara logis. Argumentasi
ilmiah berperan untuk menyajikan dan mengatasi kesenjangan antara
gagasan dan bukti melalui pernyataan yang valid. Seseorang
mempunyai kemampuan argumentasi melalui pencapaiannya dalam
memahami fenomena yang dialaminya, mengemukakan
pemahamannya dan meyakinkan orang lain agar menerima
gagasannya. Untuk mencapai hal itu, mereka harus mengkonstrak
dan mendukung pernyataan dengan bukti dan penalarannya,
mempertanyakan yang mempertahankan ide dan jika perlu merevisi
pernyataannya atau pernyataan yang diajukan orang lain.
b. Karakterisrik Argumentasi Ilmiah
Argumentasi ilmiah dalam sains Probosari, dkk (2016:29)
mempunyai karakteristik yang khas, disbanding dengan argumentasi
dalam konteks sehari-hari atau dalam bidang ilmu lain, terutama
dalam keterkaitan antara pernyataan (claim), bukti (evidence) dan
pertimbangannya (justification). “Pernyataan” merupakan
pernyataan deskriptif yang menjawab masalah penelitian. “Bukti”
mengacu pada pengukuran, pengamatan, atau hasil penelitian lain
yang telah dikumpulkan, dianalisis, dan ditafsirkan. Komponen
9
argumen pada akhirnya didapat dari pernyataan yang menjelaskan
suatu fenomena disertai dengan bukti yang relevan dan didasarkan
pada konsep atau asumsi yang melandasinya. Argumentasi ilmiah
yang baik harus memenuhi kriteria empiris, teoritis dan analitis.
c. Indikator Argumentasi Ilmiah
Toulmin (2008:116) adalah orang yang pertama mengusulkan
model argumentasi, dan mengembangkan suatu kerangka
argumentasi sebagai dasar perspektif teoritis dalam argumen. Model
argumentasi Toulmin merupakan pilihan yang tepat, karena memiliki
sifat dasar argumentasi wacana. Argumentasi Toulmin memiliki
kesesuaian dengan argumentasi sehari-hari yang memudahkan tugas
analisis menghubungkan bagian bagian utamanya dalam
memfasilitasi konseptualisasi makna argumen. Toulmin
mendefinisikan bahwa argumen sebagai suatu pernyataan disertai
dengan indikator Toulmin’s Argument Pattern (TAP) yang
komponennya meliputi klaim (kesimpulan, proposisi, atau
pernyataan), data (bukti yang mendukung klaim), bukti (penjelasan
tentang kaitan antara klaim dan data), dukungan (asumsi dasar yang
mendukung bukti), kualifikasi (kondisi bahwa klaim adalah benar),
dan sanggahan (kondisi yang menggugurkan klaim) Manurung, dkk
(2012:36). Berdasarkan definisi tersebut, bukti dan dukungan tidak
selalu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menarik
kesimpulan. Dalam hal ini, proses penalaran yang terlibat antara data
dan kesimpulan tidak dapat diprediksi karena bergantung pada siapa
yang membuat klaim dan isi argumen. Argumentasi yang benar ialah
jika data dan kesimpulan saling mendukung dan sesuai.
d. Manfaat Argumentasi Ilmiah
Argumentasi memiliki peran penting dalam kegiatan
pembelajaran karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat dalam diskusi kelompok dan saling memberikan pendapat
yang menunjukkan sejauh mana pemahaman konsep, keterampilan,
10
dan kemampuan penalaran ilmiah. Muslim (2015:13) mengatakan
melalui proses argumentasi, siswa belajar sekaligus mempunyai
kesempatan untuk mempraktikkan metode ilmiah ketika
mempertahankan atau menyangkal ide-ide. Argumentasi adalah
proses memperkuat suatu klaim melalui analisis berpikir kritis
berdasarkan dukungan dengan bukti-bukti dan alasan yang logis.
Melalui kegiatan argumentasi di kelas, siswa terlibat dalam
memberikan bukti, data, serta teori yang valid untuk mendukung
pendapat (klaim) terhadap suatu permasalahan.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk
berpikir secara rasional dan reflektif berdasarkan apa yang diyakini
atau yang dilakukan menurut Fisher (2008: 4). Hal ini sejalan
dengan Permendikbud No 81 Tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum disebutkan bahwa kebutuhan kompetisi masa depan
dimana kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu kemampuan
berkomunikasi, kreatif, dan berpkir kritis (Kemendikbud, 2013:10).
Berpikir merupakan ciri utama yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Proses berpikir merupakan fitrah bagi
manusia yang hidup. Kualitas hidup seseorang dapat ditentukan oleh
bagaimana cara dia berpikir. Meskipun demikian, saat kita berpikir,
sering apa yang dipikirkan menjadi bias, tidak mempunyai arah yang
jelas, parsial, dan terkesan egosentris. Oleh karena itu, kita dituntut
untuk dapat berpikir kritis (Fahruddin Faiz, 2012: 2).
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian berpikir
kritis. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau
mengevaluasi informasi (Fahruddin Faiz, 2012: 3).
2. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas
yang digunakan dalam aktivitas mental seperti memecahkan
11
masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalsis
asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
3. Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif
dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang
harus dipercayai atau dilakukan.
4. Berpikir kritis mencakup tindakan untuk mengevaluasi situasi,
masalah, atau argumen, dan memilih pola investigasi yang
menghasilkan jawaban terbaik yang bisa didapat.
5. Berpikir kritis merupakan salah satu sisi menjadi orang kritis,
yang didasari oleh pikiran yang bersifat terbuka, jelas, dan
berdasarkan fakta.
6. Menurut Fisher (2009:2) berpikir kritis atau dapat dinamakan
sebagai berpikir reflektif merupakan pertimbangan aktif,
persistent (terus-menerus) dan teliti dari sebuah keyakinan atau
bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari
sudut alasan pendukungnya, dan kesimpulan lanjutan yang
menjadi kecenderungannya.
7. Menurut Fisher (2009:4) berpikir kritis adalah mode berpikir
mengenai hal, substansi atau masalah apa saja di mana si
pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani
secara terampil struktur pemikiran dan menerapkan standar
intelektual padanya.
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian berpikir kritis di
atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan
serangkaian aktivitas mental dalam menganalisis atau mengevaluasi
informasi yang bersifat jelas dan terarah, dan di dalamnya terdapat
penguatan terhadap alasan dalam meyakini sesuatu tersebut serta
implikasi dari keyakinan-keyakinan akan hal tersebut.
12
b. Aktifitas dan Ciri-ciri Berpikir Kritis
Berpikir kritis mempunyai beberapa ciri-ciri yang dapat
ditelaah lebih lanjut. Fahruddin Faiz (2012:5) menjabarkan aktivitas
dan ciri-ciri berpikir kritis sebagai berikut: (1) menggunakan fakta-
fakta secara tepat dan jujur;(2) mengorganisasikan pikiran dan
mengungkapkannya dengan jelas, logisatau masuk akal; (3) dapat
membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang
valid dengan logika yang tidak valid; (4) mengidentifikasi
kecukupan data; (5) dapat menyangkal argumen yang tidak relevan
dan menyampaikan argumen yang relevan; (6) mempertanyakan
suatu pandangan dan implikasi dari pandangan tersebut; (7)
menyadari bahwa fakta dan pemahaman seseorang selalu terbatas;
dan (8) mengenali kemungkinan keliru dari suatu pendapat dan
kemungkinan bias pendapat. Dari pendapat tersebut diketahui bahwa
keterampilan berpikir kritis sangat memerlukan adanya pemikiran
dan pencarian makna yang mendalam terkait pemecahan suatu
permasalahan yang sedang dikaji.
Penelitian Agung W (2009:13) merujuk pada konseptualisasi
dari The American Philosophical Association, keterampilan berpikir
kritis mengandung enam keterampilan pokok yang terdiri atas
interprestasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan regulasi diri
( Facione, et.al. 2009:86, Bradley, et.al. 2009:112).
c. Tujuan Berpikir Kritis
Johnson (2009:185) menyampaikan bahwa tujuan dari berpikir
kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam, yang
memungkinkan proses pengungkapan makna di balik suatu kejadian.
Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya keterampilan berpikir kritis
diharapkan dapat membangun pemahaman siswa dalam memaknai
suatu kejadian. Menurut Johnson (2009:184) apabila anak-anak
diberi kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam tingkatan
yang lebih tinggi di setiap tingkat kelas, pada akhirnya mereka akan
13
terbiasa membedakan antara kebenaran dan kebohongan, penampilan
dan kenyataan, fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Dengan
demikian, diharapkan anak dapat membangun argumen dengan
menggunakan bukti yang dapat dipercaya dan logika yang masuk
akal.
Kurangnya keterampilan dalam berpikir kritis akan berdampak
pada rendahnya kesadaran terhadap cara pandang dan pemahaman
terhadap suatu kejadian. Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson
(2009:189) yaitu dengan berpikir kritis, dapat membantu dalam
memahami bagaimana memandang diri sendiri, bagaimana
memandang dunia, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Dengan berpikir kritis membantu menganalisis pemikiran sendiri
untuk memastikan bahwa mereka telah menentukan dan menarik
kesimpulan cerdas.
Secara garis besar, hal senada disampaikan oleh Fahruddin
Faiz (2012:2) yang menyampaikan bahwa tujuan dari berpikir kritis
itu sederhana yaitu untuk menjamin sejauh mungkin bahwa
pemikiran kita valid dan benar. Berdasarkan paparan tujuan dari
keterampilan berpikir kritis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai suatu pemahaman
yang mendalam mengenai suatu hal yang dikaji melalui serangkaian
proses yang terarah dan jelas, sehingga kebenaran akan hal tersebut
dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berimplikasi terhadap proses
pembelajaran bagi siswa harus dapat melatih dan memaksimalkan
keterampilan berpikir kritis siswa melalui aktivitas-aktivitas
pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk dapat terampil
berpikir secara kritis.
3. Metode Debat
a. Pengertian Metode Debat
Kegiatan belajar mengajar mengandung beberapa komponen
diantaranya adalah tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, alat,
14
media sumber serta evaluasi pembelajaran. Semua hal tersebut
sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Namun, hal
terpenting yang paling dibutuhkan oleh guru dalam sebuah
pembelajaran adalat sebuat metode atau cara guru dalam mengajar.
Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang
biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling
berkaitan tentang sesuatu. Oleh karena itu, pendekatan bersifat
aksiomatis. Teknik/strategi adalah cara khas yang operasional yang
digunakan atau dilalui dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan metode. Oleh sebab itu, teknik/strategi lebih bersifat
tindakan nyata yang berupa usaha atau upaya yang digunakan untuk
mencapai tujuan. Metode adalah suatu prosedur untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, sifatnya procedural.
Evline Siregar (2011:8) dalam bukunya menjelaskan bahwa
metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan
guru, sehingga dalam menjalankan fungsinya metode merupakan alat
untuj mencapai tujuan pembelajaran. Kedudukan metode sebagai
alat motivasi, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan.
Dalam dunia pengajaran, metode adalah upaya
mengimplementasikan rencana pembelajaran yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau
teknik yang digunakan oleh guru untuk melakukan interaksi dengan
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung (Hamzah,
2011:18)
Adapun pengertian debat adalah suatu argumen untuk
menentukan baik tidaknya usul tertentu yang didukung oleh satu
pihak yang disebut pendukung dan ditolak, disnagkal pihak lain yang
disebut penyangkal. Proses komunikasi untuk meyampaikan
argumentasi karena harus mempertahankan pendapat disebut
15
“debat”. Pendapat lain mengenai debat menurut Rahmat Nurcahyono
(2014:93) dalam handbook panduan debat bahasa Indonesia nya
“debat merupakan pertentangan argumentasi”. Untuk setiap isu, pasti
terdapat berbagai sudut pandang terhadap isu tersebut. Alasan-alasan
mengapa seseorang dapat mendukung atau menolak suatu isu.
Perdebatan terjadi adanya perbedaan pendapat yang muncul
akibat adanya dorongan untuk bebas berpendapat. Pada dasarnya
debat merupakan suatu latihan atau praktik kontroversi. Di era
globalisasi seperti ini debat dapat memberikan kontribusi dalam
dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan debat bisa menjadi
metode berharga untuk meningkatkan pemikiran perenungan
terutama jika anak didik diharapkan mampu mengemukakan
pendapat yang pada dasarnya bertentangan dengan mereka sendiri.
Dalam proses mengajar metode debat adalah metode dimana
pembicara dari pihak yang pro dan kontra menyampaikan pendapat
mereka, dapat diikuti dengan adanya suatu sanggahan atau tidak dan
anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau
pembicara. (Henry, 2008:92)
Dengan kata lain metode debat adalah metode pembelajaran
yang mengarahkan anak didik untuk menyalurkan ide, gagasan dan
pendapatnya dengan cara adu argumentasi baik perorangan atau
kelompok. Masing-masing pembicara memberikan alasan nya secara
logis dan dapat diterima. Selain itu dapat juga merupakan forum
yang sangat tepat dan strategis untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dan mengasah keterampilan bicara.
b. Tujuan Metode Debat
Metode debat merupakan metode pengajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama dari
metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,
menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Pendapat lain tujuan
16
dari metode debat untuk berbicara dengan meyakinkan dan juga
mendengarkan pendapat-pendapat yang berbeda, dan di akhir debat
dapat menhargai perbedaan tersebut.
Secara sederhana menurut Roestiyah (2008:148) metode debat
bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain atau
pihak lain agar mereka mau percaya dan akhirnya melaksanakan,
bertindak, mengikuti atau setidaknya mempunyai kecendrungan
sesuai apa yang diinginkan dan dikehendaki oleh pembicara atau
penulis, melihat jenis komunikasinya secara lisan maupun tulisan.
Menurut Ismail (2008:81) bahwasannya tujuan dari metode
debat adalah untuk melatih siswa agar mencari argumentasi yang
kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontrovesial serta
memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap
perbedaan pendapat.
Dengan demikian, metode debat merupaka sarana yang paling
fungsiolnal untuk menampilkan, meningkatkan dan mengembangkan
komunikasi verbal dan melalui debat pembicara dapat menunjukan
sikap intelektualnya. Selain itu metode debat juga mengajarkan anak
untuk berpikir kritis dan menghargai pendapat orang lain.
c. Langkah-langkah Metode Debat
Adapun langkah-langkah metode debat yang terdapat dalam
buku Active Learning karya Marvin Silbermane adalah sebagai
berikut:
1) Susunlah sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu
controversial yang terkait dengan mata pelajaran.
2) Bagilah kelas menjadi dua tim debat. Tugaskan (secara acak)
posisi “pro” kepada satu kelompok dan posisi “kontra” kepada
kelompok yang lain.
3) Selanjutnya, buatlah dua hingga empat subkelompok dalam
masingmasing tim debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang
berisi 24 siswa Anda dapat membuat dua subkelompok pro, dua
17
subkelompok kontra yang masing-masing terdiri dari empat
anggota. Perintahkan tiap subkelompok untuk menyusun
argumen bagi pendapat yang dipegangnya, atau menyediakan
daftar argumen yang mungkin akan mereka diskusikan dan pilih.
Pada akhir dari diskusi mereka, perintahkan subkelompok untuk
memilih juru bicara.
4) Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari
subkelompok yang dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara
dari pihak yang pro dalam posisi berhadapan dengan jumlah
kursi yang sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra dan
netral. Posisikan siswa yang lain di belakan tim debat mereka.
5) Mulailah “debat” dengan meminta para juru bicara
mengemukakan pendapat mereka. Sebutlah proses ini sebagai
“argumen pembuka”
6) Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan
debat dan suruh mereka kembali ke subkelompok awal mereka.
Perintahkan subsubkelompok untuk menyusun strategi dalam
rangka mengomentari argumen pembuka dari pihak lawan.
Sekali lagi, perintahkan tiap subkelompok memilih juru bicara,
akan lebih baik bila menggunakan orang baru.
7) Kembali ke “debat”. Perintahkan para juru bicara, yang duduk
berhadaphadapan, untuk memberikan “argumen tandingan”
Ketika debat berlanjut (pastikan untuk menyelang-nyeling
antara kedua pihak), anjurkan siswa lain untuk memberikan
catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan kepada
pendapat mereka. Juga, anjurkan mereka untuk memberi tepuk
tangan atas argumen yang disampaikan oleh tim perwakilan tim
debat mereka.
Ketika dirasakan sudah cukup, akhiri perdebatan tersebut.
Tanpa menyebutkan pemenangnya, perintahkan siswa untuk kembali
berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan untuk
18
mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk bersebelahan
dengan siswa yang berasal dari pihak lawan tentang debatnya.
Lakukan diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa yang
didapatkan oleh siswa dari persoalan yang diperdebatkan. Juga
perintahkan siswa untuk mengenali apa yang menurut mereka
merupakan argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua pihak.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Debat
Dalam kegiatan pembelajaran sebuah metode tentunya sangat
berperan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh
karena itu sebuah metode harus memiliki kelebihan agar metode
yang digunakan dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Berikut adalah kelebihan metode debat:
1. Siswa menjadi lebih kritis dalam berpikir
2. Suasana kelas menjadi lebih bersemangat
3. Siswa dapat mengungkapkan pendapatnya dalam forum
4. Siswa dapat memberikan pendapatnya dengan logis dan bahasa
yang runtun
5. Siswa menjadi lebih besar hati ketika pendapatnya tidak sesuai
dengan pendapat lain
6. Siswa dapat melatih keterampilan berbicaranya
Selain kelebihan tentunya dalam pembelajaran sebuah
metode tidak luput dari kekurangan, hal ini dikarenakan segala
sesuatu tidak ada yang sempurna. Kekurangan metode debat adalah
sebagai berikut:
1. Biasanya hanya siswa yang aktif yang berbicara
2. Terkadang timbul perselisihan antar siswa setelah berdebat
karena tidak terima pendapatnya disanggah.
3. Biasanya akan timbul rasa ingin menjatuhkan antar lawan
4. Menyita waktu yang cukup lama.
19
4. Keanekaragaman Hayati
a. Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati
Dewasa ini banyak kegiatan manusia yang dilakukan dengan
teknologi modern, misalnya menggunakan mesin pertanian, mesin
penebang pohon, dan pestisida. Kegiatan-kegiatan tersebut
berdampak terhadap keanekaragaman hayati. Dampak tersebut dapat
bersifat negatif (merugikan ) atau posistif ( menguntungkan).
1) Kerugian yang mengakibatkan makin berkurangnya
keanekaragaman hayati (dampak negatif) antara lain seperti
berikut ini.
a). Ladang perpindahan, selain memusnahkan berbagai jenis
tanaman, juga dapat merusak struktur tanah. Keadaan ini
mempersulit pemulihan keberadaan berbagai jenis tanaman.
b). Intensifikasi pertanian (pemupukan, penggunaan insektisida
atau pestisida, penggunaan bibit unggul, dan mekanisme
pertanian).
c). Penemuan bibit tanaman dan hewan baru yang unggul
mengakibatkan terdesaknya bibit lokal disebut (erosi
plasma nutfah).
d). Perburuan liar dan penangkapan ikan dengan cara tidak
tepat dan tanpa kenal batas dalam memusnahkan jenis-jenis
hewan dan ikan
e). Penebangan liar , ladang berpindah, pembukaan hutan, dan
kegiatan manusia lain yang menyebabkan kerusakan alam.
Hal ini sama artinya dengan merusak habitat berbagai jenis
hewan sehingga dapat menyebabkan kepunahan jenis –
jenis hewan.
2) Kegiatan manusia yang dpat melestarikan keanekaragaman
hayati (dampak positif) antara lain seperti berikut ini.
20
a). Penghijauan dan reboisasi selain menanamkan jumlah jenis-
jenis tanaman baru, juga memulihkan kawasan hutan yang
mengalami kerusakan.
b). Pengendalian hama secara biologi, merupakan usaha
pemberantasan hama tanpa merusak ekosistem sehingga
tidak menyebabkan hilangnya jenis hewan dan tanaman
karena penggunaan insektisida. Selain itu, serangga hama
dapat dicegah karena predator alami tetap ada di dalam
ekosistem.
c). Penebangan hutan dengan perencanaan yang baik dan
dilakukan peremajaan ( tebang pilih dan tanam kembali).
d). Usaha pemuliaan hewan dan tanaman yang menghasilkan
varietas tanaman dan hewan unggul menambah kekayaan
sumber plasma nutfah denga tepat melestarikan jenis hewan
dan tumbuhan lokal.
e). Usaha-usaha pelestarian alam, dilakukan di dalam habitat
asli (secara in situ ) maupun diluar (ex situ).
b. Usaha Perlindungan Alam
Untuk tetap menjaga manfaat dan nilai keanekaragaman
hayati, usaha pelestarian harus terus dilakukan. Usaha perlindungan
alam menjaga supaya keanekaragaman hayati khususnya di
Indonesia tidak berkurang.
Perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan
alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
1) Perlindungan alam umum
Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatauan
usaha melindungi flora, fauna dan tanah suatu wilayah tertentu.
Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a). Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan terhadap
keadaan alam yang dibiarkan tanpa campur tangan
manusia.
21
b). Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam
yang dibina oleh para ahli, misalnya kebun raya bogor.
c). Taman nasional, yaitu perlindungan alam yang menepati
suatu daerah luas, tidak boleh ada rumah tinggal maupun
bangunan industri.
2) Perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
Macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu adalah
sebagai berikut:
a). Perlindungan geologi, merupakan perlindungan yang
bertujuan melindungi formasi geologi, misalnya batuan
tertentu.
b). Perlindungan alam botani, bertujuan melindungi komunitas
tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Raya Bogor.
c). Perlindungan alam zoology, bertujuan melindungi hewan
langka serta mengembangbiakkannya dengan cara
memasukan hewan tersebut ke daerah lain, misalnya Ujung
Kulon.
d). Perlindungan alam antropologi, bertujuan melindungi suku
bangsa yang terisolir, misalnya suku Asmat, di Irian Jaya
dan suku Badui Banten Selatan.
e). Perlindungan pemandangan alam, bertujuan melindungi
keindahan alam suatu daerah, misalnya lembah Sianaok
(Sumatra Barat).
f). Perlindungan monumen alam, bertujuan melindungi benda-
benda alam tertentu, misalnya stalagmite dan stalagtif di
gua tertentu dn air terjun.
g). Perlindungan suaka margasatwa, bertujuan melindungi
hewan yang terancam punah, misalnya harimau, badak, dan
gajah.
h). Perlindungan hutan, bertujuan melindungi tanah dan air dari
perubahan iklim.
22
i). Perlindungan ikan, bertujuan melindungi, ikan yang
terancam punah.
Bentuk-bentuk perlindungan alam harus diusahakan secara
terpadu, karena fauna akan lestari jika flora dan habitatnya
terpelihara dan lestari.
23
BAB III
METODE
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.
Tujuan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk
menggambarkan secara sistematis keterampilan argumenasi ilmiah dan
berpikir kritis kepada siswa yang diajarkan menggunakan metode debat.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan data kualitatif. Pendekatan
kualitatif dalam penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa tulisan
naratif mengenai keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis
melalui metode debat pada materi keanekaragaman hayati siswa kelas X
di MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau. Deskripsi akan ditampilkan dalam
bentuk profil argumentasi ilmiah dan berpikir kritis.
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data utama penelitian. Sumber
data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi serta profil
keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis pada saat
pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode debat.
2. Sumber Data Skunder
Data sekunder adalah data yang memperkuat dan mendukung data
yang diperoleh dari data primer. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah hasil wawancara siswa. Pengambilan data skunder dilakukan
setelah mendapatkan hasil verifikasi penilaian guru mengenai
keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir ktitis siswa pada kegiatan
pembelajaran sehari-hari.
24
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Jadwal Pelaksanaan penelitian ini dapat di lihat pada tabel 3.1:
Kegiatan Hari/TanggalWaktu
Perlakuan I 1. Sabtu / 08 September 2018
09.15 s/d 10.45 WIB
Perlakuan II 2. Selasa/ 12 September 2018
3. 07.45 s/d 09.15 WIB
Wawancara Rabu/ 20 September 2018
13.00 s/d 13.30 WIB
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelas X di MAN 1 Natuna Kabupaten
Natuna. Beralamat di Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran
Timur Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati tiga
komponen pengamatan. Observasi yang pertama dilakukan untuk
mengamati proses pembelajaran dikelas. Observasi bersifat
mengamati secara teliti oleh observer selaku guru mata pelajaran
biologi di MAN 1 Natuna pada perlakuan yang dilakukan oleh
peneliti pada saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Teknik
ini dilakukan untuk menilai kesesuaian keterlaksanaan RPP pada
proses pembelajaran.
Observasi yang kedua dilakukan untuk mengamati
keterampilan argumentasi ilmiah. Observasi dilaksanakan dengan
cara mengamati secara teliti dan dinilai langsung oleh observer pada
pelaksanaan metode debat yang dilakukan oleh siswa sebagai subjek
25
penelitian di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik ini
dilakukan untuk mengumpulkan data secara sistematis mengenai
penilaian keterampilan argumentasi ilmiah.
Observasi yang ketiga dilakukan untuk mengamati
keterampilan berpikir kritis. Observasi dilaksanakan dengan cara
mengamati secara teliti dan dinilai langsung oleh observer pada
pelaksanaan metode debat yang dilakukan oleh siswa sebagai subjek
penelitian di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik ini
dilakukan untuk mengumpulkan data secara sistematis mengenai
penilaian berpikir kritis.
b. Wawancara
Teknik wawancara ini digunakan untuk mengetahui informasi
keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa yang telah
diajarkan menggunakan metode debat. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara tidak berstruktur.
Wawancara ini dilakukan dengan bertanya langsung kepada siswa
berdasarkan dari hasil pengamatan dan verifikasi penilaian guru
terdapat data yang tidak sesuai.
c. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengamati dan mengumpulkan
data-data yang diperlukan, serta mengambil gambar ataupun foto dan
video pada pelaksanaan penelitian.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat pengumpulan data untuk teknik
observasi.Dalam penelitian ini digunakan tiga lembar observasi
berupa daftar cek (Check List) dan penskoran. Lembar observasi
pertama adalah lembar observasi secara tertutup yang digunakan
oleh observer untuk melihat keterlaksanaan RPP dan situasi kelas
saat proses pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti.
Pencatatan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang
26
memuat nama observer disertai jenis-jenis gejala yang akan diamati.
Data ini disediakan sebelum observasi dilakukan. Dengan demikian
tugas observer adalah memberikan tanda cek, skor dan saran.
Lembar observasi kedua adalah lembar observasi digunakan
untuk mengamati secara langsung yang digunakan oleh observer
untuk mengamati keterampilan argumentasi ilmiah dengan indikator
yang di adaptasi dari Pola Argumentasi Toulmin/Toulmin
Argumentation Pattern (TAP) dan berdasarkan kriteria level yang
dikembangkan Erduran, et al. (2008:109). Pengamatan dilakukan
pada saat pembelajaran di dalam kelas yang diajarkan menggunakan
metode debat kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. Lembar
observasi ini digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data
secara sistematis mengenai penilaian keterampilan argumentasi
ilmiah
Lembar observasi ketiga adalah lembar observasi digunakan
untuk mengamati secara langsung yang digunakan oleh observer
untuk mengamati keterampilan berpikir kritis dengan indikator yang
di adaptasi dari Fithriyah, (2016:583) yang dikembangkan oleh
Facione (2009:86). Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran di
dalam kelas yang diajarkan menggunakan metode debat kepada
siswa yang menjadi subjek penelitian. Lembar observasi ini
digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data secara sistematis
mengenai penilaian keterampilan berpikir kritis.
b. Dokumen
Dukumen adalah alat pengumpulan data untuk teknik
dokumentasi. Dalam penelitian ini dokumen berupa LKS yang berisi
narasi dan pertanyaan yang menjadi gagasan siswa untuk
menggambarkan secara sistematis profil argumentasi ilmiah dan
berpikir kritis serta dokumen foto dan video pelaksanaan metode
debat kepada siswa yang menjadi subjek penelitian.
27
c. Lembar Wawancara
Lembar wawancara adalah alat pengumpulan data untuk teknik
wawancara. Dalam penelitian ini lembar wawancara yang digunakan
wawancara tidak berstruktur dalam artian didalam lembar
wawancara ini berupa pertanyaan garis besar permasalahan. Adapun
pertanyaannya mengenai kesesuaian keterampilan argumentasi
ilmiah dan berpikir kritis siswa antara kegiatan umum pada saat
pembelajaran sehari-hari dengan pembelajaran yang diajarkan
menggunakan metode debat.
3. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini yang di analisis lebih lanjut adalah
keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa melalui metode
debat pada kelas X di MAN 1 Natuna Kepulauan Riau. Pengolahan data
dilakukan dengan analisis kualitatif. Untuk mengetahui persentase
kemunculan indikator keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir
kritis dilakukan beberapa tahap dalam teknik analisis data yaitu
Pengumpulan Data, Reduksi Data, Penyajian Data dan Verifikasi.
a. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data keterampilan berpikir kritis dan
argumentasi ilmiah dalam penelitian ini menggunakan instrumen
lembar observasi berupa check list. Pengumpulan data di bantu oleh
observer untuk mengisi instrumen lembar observasi. Kemudian data
yang di peroleh dari informan atau observer dirangkum oleh peneliti
untuk di Verifikasi oleh guru.
b. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya, serta membuang yang tidak perlu. Reduksi penelitian ini
menganalisis hasil keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir
kritis menggunakan data hasil observasi dan dokumentasi profil
siswa kemudian di analisis dengan menghitung perolehan skor sesuai
28
pedoman penskoran yang peneliti gunakan pada setiap indikator
maupun secara keseluruhan di buat dalam bentuk tabel dan
persentase (%). Persentase dapat di hitung dengan cara:
1) Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Persentase KAI (%) =𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 ∗
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑥 100%
Keterangan * : 1, 2, 3, 4, atau 5
2) Keterampilan Berpikir Kritis
Persentase KAI (%) =𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 ∗
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑥 100%
Keterangan *: Weak, Unacceptable, Acceptable atau Strong
c. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk tabel dan
teks naratif. Data yang disajikan yaitu data yang telah di pilih atau
yang telah direduksi diawal. Tabel yang disajikan berisi data hasil
observasi yang disesuaikan dengan indikator argumentasi ilmiah dan
indikator berpikir kritis.
d. Verifikasi data
Verifikasi data alam penelitian ini dilakukan dengan bertanya
kepada tiga orang guru sebagai verifikasi penilaian guru. Kemudian
dari data tersebut penulis dapat menarik kesimpulan dalam bentuk
deskriptif sebagai laporan penelitian. Data yang diperoleh dari
berbagai sumber data (informan) dan melalui pengamatan, dijadikan
satu, kemudian dipastikan kebenarannya melalui data-data referensi
maupun beberapa verifikator.
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan paduan dari konsep kesahihan (validitas)
dan keandalan (realibilitas). Data yang berhasil dikumpulkan tidak selamanya
mengandung unsur kebenaran dan kesalahan dalam data.
1. Triangulasi
29
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
a. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik yaitu menggunakan teknik pengumpulan
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. Teknik yang digunakan yaitu teknik observasi, teknik
wawancara serta teknik dokumentasi guna mendapat sumber data
yang sama.
b. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sumber data
ini didapatkan dari berbagai sumber seperti penilaian dari guru serta
buku-buku (Text book), dan jurnal.
2. Member Check
Member check adalah proses pengecekkan data yang diperoleh
peneliti dari pemberi data. Tujuan dari member check adalah mengetahui
kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data. Data tersebut
berupaobservasi. Apabila data tersebut disepakati oleh pemberi data
berarti data tersebut valid. Member check dilakukan setelah tahap
pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau
kesimpulan.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Observasi
a. Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Debat
Observasi pelaksanaan pembelajaran melalui metode debat
yang dilakukan oleh guru Biologi MAN 1 Natuna. Penerapan
pembelajaran metode debat sudah mengikuti tahapan pembelajaran
dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil Ovservasi
Kesesuaian Pelaksanaan metode debat dan RPP dapat di lihat pada
tabel 4.1:
Tabel 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Debat
Kegiatan Pembelajaran Durasi Kesesuaian RPP
& Pelaksanaan
Pembelajaran
Pertemuan I
Pendahuluan
1. Orientasi
2. Apersepsi
3. Motivasi
4. Pemberian Acuan
15
menit
Sesuai
Inti
1. Orientasi peserta didik kepada
masalah
2. Mengorganisasikan peserta
didik.
3. Membimbing penyelidikan
individu dan kelompok.
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, peserta
didik mempresentasikan hasil
diskusi menggunakan metode
debat, dengan langkah:
a. Guru memberikan teks
bacaan berupa LKS
sebelum pelaksanaan
debat.
b. Guru menyiapkan
beberapa tema tentang isu
75
menit
Sesuai
31
kontroversi yang terkait
dengan mata pelajaran
yaitu mengenai pengaruh
kegiatan manusia terhadap
keanekaragaman hayati
dan usaha perlindungan
alam.
c. Guru membagikan siswa
menjadi dua tim debat
diantaranya kelompok pro
dan kelompok kontra.
d. Guru membuat empat sub
kelompok pro dan kontra
dalam masing-masing tim
debat.
e. Guru memberi perintah
pada setiap subkelompok
untuk menyusun argumen
yang akan didiskusikan
oleh kelompok.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk
mengerjakan LKS profil
argumentasi ilmiah dari masing-
masing tema yang telah
diberikan
2. Guru menginformasikan kepada
siswa untuk mempersiapkan diri
sebelum melaksanakan metode
debat pada pertemuan yang akan
datang
3. Guru menutup pembelajaran
dengan memberikan motivasi
dan salam
Pertemuan II
Pendahuluan
1. Motivasi
2. Pemberian Acuan
5 Menit Sesuai
Inti
1. Melanjutkan sintak kegiatan inti
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, peserta
didik mempresentasikan hasil
diskusi menggunakan metode
75
Menit
Sesuai
32
debat, dengan langkah:
f. Guru menempatkan kursi
bagi para juru bicara dari
pihak yang pro dalam posisi
berhadapan dengan jumlah
kursi yang sama bagi juru
bicara dari pihak yang
kontra.
g. Guru memulai debat dengan
meminta juru bicara
mengemukakan pendapat
mereka atau sebagai
argumen pembuka.
h. Setelah argumen pembuka
dilakukan, juru bicara
kembali ke kelompok
semula untuk
memerintahkan anggota
kelompok untuk menyusun
strategi dalam rangka
mengomentari argumen
pembuka dari pihak lawan.
i. Guru perintahkan para juru
bicara yang duduk
berhadapan untuk
memberikan argumen
tandingan ketika debat
berlanjut, Guru
menganjurkan mereka untuk
bertepuk tangan atas
argumen yang disampaikan
oleh tim perwakilan debat
kelompok mereka.
j. Ketika semua argumen telah
disampaikan, maka guru
meminta mengakhiri
perdebatan tersebut tanpa
menyebutkan siapa
pemenangnya, guru
memerintahkan siswa agar
duduk bersebelahan antara
tim pro dan kontra dan
melakukan diskusi dalam
satu kelas penuh tentang apa
yang didapatkan oleh siswa
dari persoalan yang
33
diperdebatkan. Guru juga
perintahkan siswa untuk
mengenali apa yang
menurut mereka merupakan
argumen terbaik yang
dikemukakan oleh kedua
pihak.
2. Menganalisa & mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Penutup
1. Guru memberikan penghargaan
(reward) kepada team yang
menang atau mendapat skor
tertinggi
2. Guru menginformasikan untuk
materi berikutnya yaitu
manfaat, upaya, pengaruh
melestarikan keanekaragaman
hayati
3. Guru menutup pembelajaran
dengan memberikan motivasi
dan salam
10
menit
Sesuai
Langkah dan tahapan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang lengkap dapat dilihat pada (Lampiran A-10).
Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode debat. Observer mengatakan bahwa langka-
langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam setiap kegiatan sudah
terlaksana dan sesuai dengan waktu yang digunakan di dalam RPP.
Sebelum melaksanakan metode debat peneliti mengarahkan siswa
terlebih dahulu untuk membentuk kelompok dan mencari referensi
mengenai tema yang sudah diberikan, arahan tersebut dilakukan
pada pertemuan sebelumnya, dengan dilakukannya prosedur tersebut
peneliti lebih mudah untuk mengkomunikasikan siswa dalam
pelaksanaan metode debat dan peneliti dapat meminimalisir waktu
sebaik mungkin untuk kegiatan penelitian.
Pada saat pelaksanaan debat akan di mulai peneliti
mendapatkan sedikit kendala. Kendala yang dialami yaitu peneliti
34
kesulitan mengumpulkan siswa agar berkumpul dengan kelompok
debatnya masing-masing, karena pada saat itu siswa masih berpencar
mengerjakan LKS, sehingga peneliti harus mengkomunikasikan
kembali kepada seluruh siswa untuk berkumpul yang sudah
ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Setelah metode debat
dilaksanakan peneliti meminta seluruh siswa untuk mengumpulkan
LKS profil siswa.
b. Hasil Observasi Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan mengamati
secara langsung keterampilan argumentasi ilmiah pada pelaksanaan
metode debat dan profil siswa untuk mengukur keterampilan
argumentasi siswa dari kemampuan menyampaikan pendapat atau
mengungkapkan klaimnya, mampu memberikan jaminan dari klaim
yang di sampaikan, menyajikan data-data untuk mendukung gagasan
baik gagasan kelompok maupun gagasan sendiri serta mampu
melakukan penyanggahan terhadap pendapat kelompok lawan.
Setiap gagasan tersebut memiliki level untuk menentukan tingkatan
keterampilan argumentasi ilmiah. Adapun komponen dan hasil
analisis penilaian lisan dan tulisan keterampilan argumentasi ilmiah
dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3:
Tabel 4.2 Deskripsi Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Kode
huruf
Makna Deskripsi
C Claim Saya tidak setuju penggunaan teknologi
modern dalam pelestarian keanekaragaman
hayati karena teknologi modern dapat
menyebabkan banyak kerusakan terhadap
habitat makhluk hidup.
W Warrant Saya Sependapat dengan Siti Nurbaya
karena tidak mudah mengembalikan lahan
perkebunan kelapa sawit seperti hutan
kembali, satu-satunya cara adalah menutup
35
peluang penambahan hutan perkebunan
kelapa sawit baru.
B Backing Menurut Iqbal peneliti STIP dengan adanya
variasi baru dalam pemanfaatan intoduksi
eksotik akan lebih memperkaya populasi
ikan yang ada di Indonesia. Sehingga
memiliki daya saing untuk melestarikan
spesies baru (Jurnal Aquatik.2016).
R Rebuttal Dapat saya tekankan bahwa pestisida yang
digunakan hanyalah bahan kimiawi sintetik
yang tidak mengganggu kesehatan jika tidak
digunakan secara berlebihan.
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Level
Jumlah Siswa Persentase (%)
Lisan Tulisan Lisan Tulisan
1 0 0 0 0
2 14 12 48.28 41.37
3 11 17 37.93 58.63
4 4 0 13.79 0
5 0 0 0 0
Data pada tabel 4.2 dan 4.3 merupakan hasil keterampilan
argumentasi ilmiah siswa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna. Penilaian
keterampilan argumentasi ilmiah dilakukan melalui dua cara yaitu
penilaian lisan untuk mengukur argumentasi melalui metode debat
dan penilaian lisan menggunakan profil argumentasi ilmiah. Hasil
penilaian dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa tidak ada siswa yang
menempati Level 1 dan 5 baik secara lisan maupun lisan. Pada Level
2 terdapat 14 siswa yang dapat mengungkapkan argumentasi ilmiah
secara lisan dengan hasil persentase sebesar 48.28%. Namun secara
tulisan hanya 12 orang siswa yang terdapat pada level ini dengan
jumlah persentase sebesar 41.27%. Pada Level 3 terdapat 11 orang
36
siswa yang dapat mengungkapkan argumentasi ilmiah secara lisan
dengan hasil persentase sebesar 37.93%. Namun secara tulisan
terdapat 17 orang siswa dengan jumlah persentase sebesar 58.63%.
Level 4 berjumlah 4 orang yang dapat mengungkapkan argumentasi
ilmiah secara lisan dengan hasil persentase sebesar 13.79%. Namun
secara tulisan tidak ada siswa yang menempati pada level 4 dengan
jumlah persentase 0%.
Terdapat beberapa siswa yang memiliki perbedaan penilaian
antara lisan dan tulisan. Siswa yang belum dapat ditentukan
argumentasi ilmiahnya diwawancarai oleh peneliti untuk
menentukan kebenaran level argumentasi ilmiah yang ditempati oleh
siswa tersebut dan wawancara juga dilakukan untuk mengetahui
penyebab terjadinya perbedaan antara penilaian lisan dan tulisan.
c. Hasil Observasi Keterampilan Berpikir Kritis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan mengamati
secara langsung keterampilan berpikir kritis siswa pada pelaksanaan
metode debat dan profil dalam lembar kerja siswa untuk mengukur
keterampilan berpikir kritis siswa dari 6 indikator yaitu interprestasi,
analisis, evaluasi, inferensi, ekplikasi dan regulasi diri. Setiap
indikator tersebut memiliki kategori (Weak, Unacceptable,
Acceptable dan Strong) dan skor. Adapun hasil analisis penilaian
lisan dan tulisan keterampilan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel
4.4:
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis
Kategori
Jumlah Siswa Persentase (%)
Lisan Tulisan Lisan Tulisan
Weak 0 0 0 0
Unacceptable 18 18 62.06 62.06
Acceptable 11 11 37.94 37.94
Strong 0 0 0 0
37
Data pada tabel 4.4 merupakan hasil penilaian keterampilan
berpikir kritis siswa kelas X IPA 2 di MAN 1 Natuna. Penilaian
keterampilan berpikir kritis dilakukan melalui dua cara yaitu metode
debat sebagai penilaian lisan dan profil siswa untuk penilaian tulisan.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa secara lisan dan tulisan siswa yang
mencapai kategori A (Acceptable) dalam keterampilan berpikir kritis
sebanyak 11 siswa dengan persentase sebesar 37.94%, hal ini
menunjukkan sebagian kecil siswa memiliki tingkat keterampilan
berpikir kritis dengan pendapat atau argumentasi yang baik dan
dapat diterima. Terdapat 18 siswa berada pada kategori U
(Unacceptable) dengan persentase sebesar 62.06% hal ini
menunjukkan bahwa tingkat keterampilan berpikir kritis dengan
pendapat atau argumentasi siswa yang kurang baik .
Dari hasil observasi dan analisis argumentasi ilmiah siswa
kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna dapat di identifikasi bahwa ada 2
kategori keterampilan berpikir kritis yang dominan muncul dari 4
kategori yang diamati dari 6 aspek. Adapun hasil analisis
keterampilan berpikir kritis dari setiap aspek dapat dilihat pada tabel
4.5 dan 4.6:
Tabel 4.5 Deskripsi Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator Kategori Deskripsi
Interpretasi Weak -
Unacceptable -
Acceptable Saya tidak setuju
adanya pembukaan
hutan oleh hak
pengusahaan hutan
(HPH) untuk
industri kayu
maupun perkebunan
sawit karena dapat
38
merusak hutan.
Strong Saya setuju
menggunakan
teknologi modern
dalam kegiatan
manusia untuk
melestarikan
keanekaragaman
hayati karena di era
modern kita harus
memanfaatkan
teknologi yang
canggih. Selain itu,
teknologi juga
mampu menjadikan
Indonesia Negara
yang lebih maju dan
mampu berdaya
saing dalam
pelestarian
keanekaragaman
hayati.
Analisis Weak -
Unacceptable Peluang dalam
pemanfaatan
teknologi modern
seperti membuat
kebun binatang agar
binatang-binatang
tetap terjaga dan
terlindungi dari
ancaman.
Acceptable Bahan kimia yang
terdapat pada
pestisida akan
memberikan
pengaruh buruk
terhadap kesehatan
manusia.
39
Strong -
Evaluasi Weak -
Unacceptable Demi melestarikan
keanekaragaman
hayati sebaiknya
tidak usah
menggunakan
teknologi modern
yang mengancam
kepunahan makhluk
yang ada di
dalamnya.
Acceptable Jika pohon-pohon
dihutan dibuka oleh
pengusahaan lahan
maka hutan akan
sulit untuk
didapatkan kembali
dan rawan terjadinya
bencana alam.
Strong -
Inferensi Weak -
Unacceptable Introduksi spesies
baru sangat
memberikan
manfaat untuk
penambahan
spsesies baru pada
populasi ikan.
Acceptable Penggunaan
teknologi modern
dalam kegiatan
manusia untuk
melestarikan
keanekaragaman
hayati sangat
membantu baik
pemerintah maupun
masyarakat dalam
40
melestarikan
keanekaragaman
hayati agar tetap
terjaga dan tidak
punah.
Strong -
Eksplikasi Weak -
Unacceptable Jika eksotik lokal
akan berkurang
maka pembiakan
semakin sedikit dan
dapat merugikan
spesies eksotik lokal
yang ada di
Indonesia.
Acceptable Setiap tanaman akan
terlindungi dari
hama, para petani
memiliki pendapatan
yang layak dan
sayuran layak
dikonsumsi dan
terbebas dari hama.
Strong -
Regulasi Diri Weak -
Unacceptable Pembukaan hutan
oleh hak
pengusahaan hutan
(HPH) untuk
industri kayu
maupun perkebunan
sawit akan banyak
merugikan makhluk
hidup.
Acceptable Dapat dijelaskan
kembali bahwa
introduksi spesies
eksotik guna untuk
41
menambah variasi
baru pada spesies
yang ada di
Indonesia akan
sangat
menguntungkan.
Strong -
Tabel 4.6 Persentase Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
Aspek
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Persentase (%)
Strong
Acceptable
Unacceptable
Weak
Interpretasi 3.4 96.6 0 0
Analisis 0 17.2 82.8 0
Evaluasi 0 31 69 0
Inferensi 0 20.6 79.4 0
Eksplikasi 0 31 69 0
Regulasi Diri 0 58.6 41.4 0
Tabel 4.5 dan 4.6 menunjukkan kemunculan keterampilan
berpikir kritis dalam penilaian lisan dan tulisan melalui metode debat
dan profil siswa, dari 6 aspek yang diamati dominan siswa berada
pada kategori Acceptable dan Unacceptable. Pada kategori
Acceptable mayoritas siswa berada pada aspek Interpretasi karena
banyak siswa yang mampu menujukkan keterampilan dalam
memahami dan mengungkapkan makna atau arti dari pengalaman
belajar yang diberikan tetapi masih terbatas serta masih lemah dan
mengkonstruk makna atau arti pengetahuannya sendiri. Untuk aspek
Analisis, Evaluasi, Inferensi, Eksplikasi dan Regulasi Diri dominan siswa
berada pada kategori Unacceptable.
2. Hasil Verifikasi
Verifikasi dilakukan kepada 3 guru sebagai verifikator yaitu 2 guru
biologi dan wali kelas siwa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna. Tim
42
verifikator dipilih berdasarkan kemampuan untuk menilai keterampilan
argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sehari-
hari dikelas. Verifikasi dilakukan setelah pengumpulan data observasi
dan proses pengecekan telah selesai dilakukan.
Berdasarkan hasil verifikasi dari data yang diperoleh terdapat
beberapa siswa yang tidak sesuai antara penilaian lisan dan tulisan. Data
yang tidak sesuai yang dimaksudkan adalah terdapat 5 orang siswa yang
keterampilan argumentasi ilmiah dalam pelaksanaan meode debat tidak
menggambarkan argumentasi ilmiah pada saat pembelajaran sehar-hari di
dalam kelas. Dari catatan lapangan verifikator terdapat 4 orang siswa
yaitu SIK5, S3K6, SIK3 dan SIK8 pada pembelajaran sehari-hari kurang
aktif dalam menyampaikan pendapat tetapi dalam pelaksanaan debat
menjadi lebih aktif. Satu (1) orang siswa yaitu S3K2 menurut verifikator
pada saat dikelas siswa aktif namun kurang aktif pada pelaksanaan
metode debat.
3. Hasil Wawancara siswa
Wawancara dilakukan pada siswa yang terdapat ketidaksesuaian
antara hasil observasi dan verifikasi guru dalam pelaksanaan metode
debat dengan keseharian siswa di dalam kelas. Dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti bahwa 4 orang siswa yang lebih aktif
dibandingkan dalam kesehariannya yaitu S1K5, S3K6, S1K3 dan S1K8.
Hasil wawancara dari siswa yang bersangkutan mengatakan bahwa
metode debat lebih merangsang kepercayaan diri mereka untuk
menyampaikan pendapat dan tema yang diberikan telah banyak
ditemukan dari pengamatan lingkungan maupun dalam sumber bacaan.
Sedangkan siswa S3K2 siswa yang biasanya lebih aktif didalam kelas
dalam pembelajaran sehari-hari cenderung kurang aktif pada saat
pelaksanaan debat alasannya siswa tersebut belum percaya diri untuk
menyampaikan pendapat dan masih kurang paham dengan pelaksanaan
metode debat.
43
4. Penilaian Keabsahan Data
a. Triangulasi
Keterampilanargumentasi ilmiah dan berpikir kritis melalui
metode debat pada materi keanekaragaman hayati sub materi
pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati
dilaksanakan pada siswa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna, Kepulauan
Riau tahun ajaran 2018/2019. Observasi dilakukan oleh delapan
observer yang terdiri dari tujuh mahasiswa dan satu guru. Setiap
akhir dari hasil observasi dilakukan triangulasi sumber, dimana
peneliti melakukan diskusi sebagai pendalaman hasil observasi yang
diperoleh dari masing-masing informan. Pendalaman hasil diskusi
dimaksudkan untuk meyakinkan dan mempertimbangkan bahwa
hasil tersebut dapat diterima atau tidak oleh informan lainnya. Hasil
dari triangulasi yang dilakukan informan satu dan lainnya
menyatakan tidak adanya perbedaan hasil observasi keterampilan
argumentasi ilmiah dan berpikir kritis melalui metode debat yang
dilakukan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya persetujuan oleh
observer satu dan lainnya (Lampiran C-4).
b. Member Check
Proses pengecekan kembali atau member check dilakukan
dengan meninjau kembali hasil observasi keterampilan argumentasi
ilmiah dan berpikir kritis melalui metode debat. Pengecekan
dilakukan oleh delapan observer. Peninjauan kembali dimaksudkan
agar observer benar-benar yakin benar dalam halaman yang
dituliskan. Berdasarkan hasil member check para observer
menyatakan setuju tanpa adanya perbedaan pendapat mengenai
hasil observasi keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis
melalui metode debat. Bukti bahwa observer menyetujui hasil
pengecekan adalah terdapat tanda tangan setiap observer dalam
lembar member check (Lampian C-4).
44
2. PEMBAHASAN
1. Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Berdasarkan Keterampilan argumentasi ilmiah melalui metode
debat pada materi keanekaragaman hayati sub materi pengaruh kegiatan
manusia terhadap keanekaragaman hayati dilaksanakan pada siswa kelas
X IPA 2 MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau tahun ajaran 2018/2019. Hasil
observasi keterampilan argumentasi ilmiah yang dilakukan melalui
metode debat untuk penilaian lisan dan mengisi lembar kerja siswa untuk
menentukan profil argumentasi ilmiah dalam penilaian tulisan (Tabel 4.1)
terdapat beberapa siswa yang mengalami perubahan pada argumentasi
ilmiah baik secara lisan maupun tulisan.
Dari hasil observasi yang dilakukan untuk mengukur keterampilan
argumentasi ilmiah siswa terdapat tingkatan level yang berbeda mulai
dari level 1 hingga level 5. Analisis dari Erduran, Simon, & Osborne
(2009:928) mengklasifikasikan Level argumentasi siswa. Deskripsi
argumentasi siswa pada level 1 yaitu klaim berlawanan dengan klaim
tandingan atau klaim berlawanan dengan klaim. Tidak terdapat siswa
yang menempati level 1 karena siswa kelas X dikatakan sudah mampu
untuk menyampaikan klaim atau pendapatnya. Hal ini sejalan dengan
Standar kompetensi pembelajaran untuk sub aspek menulis dan
menyampaikan pendapat menyebutkan bahwa siswa SMA kelas X
mampu menulis dan menyampaiakan gagasan berupa satu klaim untuk
mendukung suatu pendapat dalam bentuk tulisan dan argumentasi
(Depdiknas, 2008:4).
Tingkatan level yang selanjutnya adalah level 2, Analisis dari
Erduran, Simon, & Osborne (2009:928) mendeskripsikan tingkatan pada
level 2 siswa memiliki klaim disertai dengan data, penjamin, atau
pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan. Pada level 2 berjumlah
48.27% siswa SMA kelas X menempati level ini, siswa yang termasuk
dalam level 2 karena sudah mampu menyampaikan klaim masing-masing
dengan menambahkan data pendukung dari sumber bacaan dan
45
pengalamannya namun tidak terdapat sanggahan. Hasil penelitian
Wahdan, dkk (2017:13) menyatakan bahwa MA Negeri 1 Malang yang
berada pada level 2 sebanyak 47.91% dengan kriteria cukup. Berdasarkan
hasil penelitian yang di analisis bahwa peserta didik MA Negeri 1
Malang belum mampu memberikan penjelsan ilmiah yang dapat
mendukung klaim mereka. Dari hasil wawancara beberapa peserta didik
masih belum paham memahami materi yang diberikan. Hal ini sejalan
dengan yang dikatakan Bell dan Linn (2011:807) menyimpulkan bahwa
penjelasan peserta didik umumnya hanya menggunakan warrant untuk
mendukung claimnya bukan dengan backing. Beberapa peserta didik juga
ada yang mengggunakan data untuk mendukung claimnya.
Pada level 3 Analisis dari Erduran, Simon, & Osborne (2009:929)
mendeskripsikan tingkatan pada level 3 siswa memiliki serangkaian
klaim atau tandingan klaim disertai dengan data, penjamin, atau
pendukung dengan sanggahan yang lemah. Hanya 37.93% siswa yang
mampu menyanggah argumentasi lawan dalam penyampaian lisan,
namun pada level 3 penilaian secara tulisan siswa lebih banyak
menuturkan sedikit sanggahannya dalam LKS pada profil siswa dengan
persentase 58.62%. Hal ini sejalan dengan penelitian Handayani, dkk
(2015:122) Argumen siswa kebanyakan berupa klaim baik secara lisan
maupun tulisan dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta
dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang
mendukungnya dalam lisan. Sehingga, minoritas kualitas argumentasi
siswa yaitu argumentasinya mengandung klaim disertai dengan data dan
pendukung namun tidak bisa dikatakan data penjamin suatu pernyataan
menjadi akurat.
Tingkatan level yang selanjutnya adalah level 4, Analisis dari
Erduran, Simon, & Osborne (2009:929) mendeskripsikan tingkatan pada
level 4 siswa memiliki klaim dan klaim tandingan yang disertai dengan
sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan jelas. Level 4 dengan jumlah
persentase penilaian lisan siswa sebesar 13.79%, untuk penilaian tulisan
46
tidak ada siswa yang berada di level ini karena siswa tidak memiliki
sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan jelas dalam profil siswa.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sandoval (2015:44) penelitian
yang menunjukan bahwa siswa sering tidak menggunakan pembuktian
yang cukup atau mencoba untuk membenarkan pilihan mereka atau
penggunaan bukti dalam argumen yang dihasilkan untuk memberi
sanggahan.
Level yang terakhir yaitu pada level 5 Analisis dari Erduran,
Simon, & Osborne (2009:929) mendeskripsikan tingkatan pada level 5
siswa memiliki argumen yang lebih luas dengan lebih dari satu
sanggahan. Tidak terdapat siswa yang menempati level 5 karena seluruh
siswa yang mengikuti debat tidak memiliki argumen yang luas dengan
sanggahan yang beruntun. Sehingga tidak ada siswa yang menempati
level ini baik penilaian lisan maupun tulisan.
Selama pembelajaran mengunakan metode debat yang dinilai
dengan tingkatan level bahwa penilaian secara lisan lebih dominan
daripada penilaian secara tulisan. Berdasarkan hasil wawancara bahwa
saat mengisi profil argumentasi ilmiah siswa kurang rangsangan untuk
menyampaikan pendapat karena pokok materi yang ditulis hanya sebatas
hasil bacaan. Setelah pelaksanaan metode debat siswa menjadi lebih aktif
untuk berargumentasi dikarenakan siswa lebih terangsang dengan klaim
kelompok lawan. Hal ini sama seperti hasil dari penelitian Farida
(2014:116) menyatakan bahwa kualitas argumentasi lisan jauh lebih baik
dibandingkan dengan tulisan hal ini dikarenakan pada keterampilan lisan
siswa lebih mudah menyampaikan argumentasinya ketika sudah
mendapat respon dari lawan.
Dalam pelaksanaan metode debat terdapat siswa yang memiliki
penilaian tulisan yang lebih baik dari penilaian lisan pada tingkatan level
tertentu. Berdasarkan hasil wawancara bahwa siswa yang rendah dalam
penilaian lisan mengatakan bahwa kurangnya percaya diri untuk
menyampaikan pendapat dalam pelaksanaan debat disaat lawan dapat
47
menyampaikan klaimnya dengan baik sehingga membuat kelompok
lawan menjadi lemah dan kaku untuk menyampaikan pendapat. Dalam
penilaian tulisan, pada saat mengisi profil argumentasi ilmiah siswa tidak
memiliki lawan bicara atau lawan untuk menyanggah sehingga siswa
dapat menulis argumentasi dengan konsentrasi yang baik. Hal ini sama
seperti hasil dari penelitian Demircioglu dan Ucar (2015:281) yang
mengatakan bahwa tidak semua siswa dapat mengutarakan
argumentasinya secara verbal atau lisan, beberapa siswa cenderung
mengutarakan argumentasi mereka secara tertulis.
Masing-masing kelompok siswa diberi kebebasan untuk
menentukan claim kelompoknya. Strategi ini merupakan anak tangga
selanjutnya bagi pengembangan keterampilan argumentasi ilmiah siswa.
Setelah dinilai dengan observasi diketahui bahwa sebagian besar dari
aspek yang dikaji mengalami kemajuan. Dengan diberi kebebasan untuk
menentukan klaim kelompoknya dapat meningkatkam kualitas
argumentasi ilmiah kelompok dengan meningkatnya level argumentasi
kelompok partisipasi individu. Beberapa kelompok telah mulai
mengembangkan argumentasi secara lepas yang berarti masing-masing
anggota kelompok mengembangkan argumennya dengan tidak terikat
pada claim yang telah ditentukan. Sedangkan pada tahapan awal masih
banyak anggota kelompok siswa yang tidak fokus pada argumen tapi
terpusat pada membaca sumber literatur.
Pada saat pelaksanaan metode debat dalam penilaian lisan dan
tulisan pada profi siswa seharusnya dapat mengkonstruksi pengetahuan
mereka sendiri dengan menggunakan argumentasi ilmiah agar
pemahaman yang terbentuk lebih bermakna. Namun, pada kenyataannya
siswa tidak dapat mendeskripsikan suatu masalah dan menyelesaikannya
dengan pemahaman dan argumentasi yang lebih kokoh. Sehingga,
kurangnya pemahaman suatu konsep karena diperoleh berdasarkan
dengan bukti dan alasan yang logis. Tidak hanya itu, sesuai dengan
penelitian Handayani (2017:32) yang menyatakan bahwa argumentasi
48
seseorang tidak hanya berbentuk secara teori namun harus dibuktikan
kebenarannya, jadi siswa tidak hanya mampu mengungkapkan teori yang
diketahuinya namun siswa harus mampu membuktikan kebenarannya
juga. Hal ini karena pemahaman konsep secara teori masih sangat
kurang. Siswa hanya mampu mengeluarkan bentuk argumentasi
berdasarkan informasi dasar yang diketahuinya, namun, mengeluarkan
pendapatnya berdasarkan perspektif masing-masing hanya belum sesuai
dengan teori. Apalagi siswa masih belum dapat bernalar dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi diatas menunjukan bahwa peserta
didik mengalami kesulitan dan pada tingkatan terendah dalam
mengeluarkan bentuk argumentasi tertulis mengerjakan profil pada LKS
dan lisan pada pelaksanaan metode debat dalam menemukan sumber
yang akurat dan menemukan jawaban dari hasil pemikiran sendiri dari
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Bahri (2010:66)
yang menyatakan bahwa sains sebagai produk dan proses, hasil belajar
peserta didik sangat bergantung kepada proses pembelajaran yang di
ciptakan dalam kelas. Dalam belajar peserta didik seharusnya menyusun
pengetahuan mereka sendiri dengan menggunakan argumentasi ilmiah
agar pemahaman yang terbentuk lebih bermakna. Namun, pada
kenyataannya peserta didik tidak dapat mendeskripsikan suatu masalah
dan menyelesaikannya dengan pemahaman, nalar, dan argumentasi yang
lebih kokoh. Sehingga, kurangnya pemahaman suatu konsep karena
diperoleh berdasarkan dengan bukti, dan alasan dengan logis.
Hasil penelitian menunjukkan keterampilan argumentasi ilmiah
secara lisan dan tulisan dapat dilihat dari kegiatan dalam pembelajaran,
kemampuan mengerjakan tugas yang diberikan, pengalaman yang di
dapatkan serta penguasaan materi dan memahami sumber bacaan. Hasil
penelitian ini di dukung penelitian Sandoval (2015:43) bahwa kualitas
argumentasi tergantung pada fitur tugas. Tugas yang diberikan dalam
penelitian ini yaitu siswa mengerjakan LKS untuk mengisi profil
argumentasi ilmiah pada materi keanekaragaman hayati submateri
49
mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman
hayati dan usaha perlindungan alam. LKS yang diberikan memiliki 4
tema yang berisi narasi dan memiliki kontroversi sesuai dengan
submateri, masing-masing siswa akan memberi tanggapan serta
argumentasi. Hasil observasi menunjukkan tugas yang dikerjakan sudah
mampu memunculkan kualitas argumentasi ilmiah.
Dari hasil observasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
keterampilan argumentasi ilmiah siswa yang disampaikan baik melalui
tulisan dan lisan banyak melibatkan pengalaman pribadi dan pengalaman
umum. Siswa menjelaskan pendapat dan argumentasinya melalui data
yang di dapatkan berdasarkan pengalaman kemudian ia kaitkan dengan
materi pembelajaran. Sehingga kemampuan argumentasi ilmiah siswa
dipicu oleh hasil temuan yang ia dapatkan dari pengalaman.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Berdasarkan hasil penelitian keterampilan berpikir kritis melalui
metode debat pada materi keanekaragaman hayati sub materi pengaruh
kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati dilaksanakan pada
siswa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau tahun ajaran
2018/2019. Hasil observasi keterampilan berpikir kritis yang dilakukan
melalui metode debat untuk penilaian lisan dan mengisi lembar kerja
siswa untuk menentukan profil siswa dalam penilaian tulisan (Tabel 4.1)
terdapat beberapa siswa mengalami perubahan dari setiap kategori
keterampilan berpikir kritis dengan penilaian dari berrbagai aspek.
Dari hasil observasi yang dilakukan untuk mengukur keterampilan
berpikir kritis siswa terdapat tingkatan kategori yang berbeda, merujuk
pada The Holistic Critical Thinking Scoring Rubrics Facione, et.al.
(2009) mulai dari kategori Weak dengan skor 1, Unacceptable skor 2,
Acceptable skor 3 dan Strong dengan skor 4. Kategori ini digunakan
untuk menilai tingkat keterampilan berpikir kritis siswa dari aspek yang
dapat dilewati. Kategori weak adalah tingkat keterampilan berpikir kritis
dengan pendapat atau argumentasi siswa yang lemah atau yang paling
50
rendah, secara umum kategori weak menggambarkan keterampilan
berpikir kritis yang masih sepotong-sepotong, tidak relevan pada konteks
atau fakta, kurang komprehensif dan belum mampu mengkonstruk
argumen kritis atau kesimpulan atas konteks. Pada tabel 4.3
menunjukkan tidak terdapat siswa yang menempati kategori weak baik
dalam penilaian lisan dan tulisan, karena siswa yang mengikuti debat dan
menulis profil siswa dalam LKS mampu melewati kategori terendah ini
dari seluruh aspek.
Kategori yang kedua adalah Unacceptable, merujuk pada The
Holistic Critical Thinking Scoring Rubrics Facione, et.al. (2009)
Kategori Unacceptable adalah tingkat keterampilan berpikir kritis dengan
pendapat atau argumentasi siswa yang kurang baik. Secara umum
kategori Unacceptable menggambarkan keterampilan mendeskripsikan
masalah yang sudah berdasar fakta meski masih terbatas, mampu
menjelaskan arti gejala atau fakta secara terbatas dan refleksi yang lemah
terhadap argumen kritis yang di konstruksinya sendiri. Pada tabel 4.3
menunjukkan 62.06% siswa yang mampu mencapai pada kategori ini
baik dalam penilaian lisan maupun tulisan, hal ini dikarenakan siswa
kelas X sudah mampu Menjelaskan pendapat berdasarkan fakta dan dapat
merefleksi argumen yang dikonstruknya sendiri.
Selanjutnya pada kategori Acceptable, merujuk pada The Holistic
Critical Thinking Scoring Rubrics Facione, et.al. (2009) Kategori
Acceptable adalah tingkat keterampilan berpikir kritis dengan pendapat
atau argumentasi siswa yang baik dan dapat diterima. Secara umum
kategori Acceptable menggambarkan keterampilan yang
mendeskripsikan masalah berdasarkan fakta yang tidak berbatas namun
masih lemah terhadap argumen kritis yang di konstruknya sendiri. Pada
tabel 4.3 menunjukkan 37.94% siswa yang menempati kategori ini,
beberapa siswa mampu mendeskripsikan masalah berdasarkan fakta atau
sumber namun masih terdapat keterbatasan dalam menelaah sumber data
yang didapat. Hasil ini dapat dibandingkan dngan hasil penelitan yang
51
dilakuan Kurniawati (2015:18) menyatakan bahwa pada kategori
acceptable siswa kurang berkembang pada Uraian jawaban yang ditulis
siswa SMA Negeri Kota Batu tidak mendukung jawaban yang
dimunculkan. Uraian yang ditulis siswa belum menampakkkan suatu alur
pikir yang baik dan runtut dalam menyampaikan uraian jawaban. Siswa
tidak dapat mengaitkan konsep-konsep dari sumber bacaan yang terdapat
dalam jawaban. Menurut Syahbana (2012:71) Hasil jawaban yang
dimunculkan siswa masih bias, belum fokus, dan belum dapat
memunculkan araian alasan yang tepat dengan kurangnya memahami
sumber yang didapat. Jika keseluruhan indikator berpikir kritis tidak
dipertimbangkan secara matang maka siswa tidak dapat membuat
keputusan atau jawaban yang tepat.
Kategori yang terakhir adalah Strong, merujuk pada The Holistic
Critical Thinking Scoring Rubrics Facione, et.al. (2009) Kategori Strong
adalah tingkat keterampilan berpikir kritis siswa dengan pendapat atau
argumentasi yang kuat dan diterima. Pada kategori Strong secara umum
dapat menggambarkan keterampilan yang mendeskripsikan masalah
berdasarkan fakta secara luas dan mampu menyampaikan argumen kritis
yang di konstruknya sendiri. Table 4.3 menunjukan tidak terdapat siswa
yang menempati kategori Strong baik dalam penilaian lisan dan tulisan.
Namun, pada tabel 4.4 menunjukkan pada aspek intrepretasi hanya 3.4%
siswa berada pada kategori strong, karena siswa yang mengikuti debat
dan menulis profil siswa dalam LKS tidak mampu melewati kategori
yang tertinggi untuk melewati seluruh aspek.
Dari hasil yang didapat bahwa tidak banyak siswa yang berada
pada kategori Strong dalam keterampilan berpikir kritis. Hasil ini dapat
dibandingkan dngan hasil penelitan yang dilakuan Kurniawati (2015:21)
menyatakan bahwa pada kategori strong kriteria berpikir kritis mulai
berkembang dengan baik memiliki deskriptor sebagian kecil hingga
semua konsep benar, jelas dan spesifik. Sejalan dengan yang dikatakan
oleh Hashemi (2011:64) Siswa yang keterampilan berpikir kritisnya
52
mulai berkembang atau berkembang dengan baik telah memiliki
pemahaman yang baik terhadap suatu keadaan. Hal ini didukung oleh
Papathanasiou, dkk (2014:283) menyatakan Berbagai macam alternatif
jawaban akan muncul untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
siswa sendiri. Tidak berhenti sampai menemukan alternatif jawaban,
namun siswa juga akan mengungkapkan alasan untuk mendukung
pernyataan jawaban. Siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis
akan dapat mengembangkan alasan deduktif maupun induktif.
Selama pembelajaran mengunakan metode debat keterampilan
berpikir kritis siswa memiliki beberapa kesamaan dalam penilaian lisan
dan tulisan. Dari setiap kategori yang telah dijelaskan diatas seperti
Weak, Unacceptable, Acceptable dan Strong di nilai dari setiap aspek
yang diamati. Merujuk pada konseptualisasi The American Philosophical
Association Facione, et,al (2010:132) Keterampilan berpikir kritis adalah
merupakan bagian dari cognitive skill yang mengandung enam pokok
indikator yaitu Interpretasi, Analisis, Evaluasi, Inferensi, Eksplikasi dan
Regulasi diri.
Merujuk pada konseptualisasi The American Philosophical
Association Facione, et,al. (2009). Interpretasi merupakan kemampuan
seseorang untuk memahami dan menyatakan arti atau maksud dari
pengalaman yang bervariasi situasi, data, peristiwa, keputusan, konvensi,
kepercayaa aturan, prosedur atau kriteria. Aspek interpretasi memiliki
tiga sub-keterampilan meliputi kategorisasi, memecahkan makna, dan
mengklarifikasi makna. Kategorisasi digunakan untuk menangkap dan
merumuskan kategori, perbedaan, kerangka kerja, dan menggambarkan
informasi sehingga dapat memahami maknanya, misalnya menyortir dan
mensubklasifikasikan informasi, membuat laporan tentang hal yang
dialami, dan mengklasifikasi data temuan atau pendapat.
Kemunculan aspek interpretasi dalam metode debat berada pada
kategori Acceptable dengan persentase 96.6% pada tabel 4.3 dan 3.4 %
pada tabel 4.4. Siswa yang berada pada kategori ini dapat menujukkan
53
keterampilan yang mendeskripsikan masalah berdasarkan fakta yang
tidak berbatas terhadap argumen kritis yang di konstruknya sendiri. Pada
aspek ini siswa dapat menggambarkan permasalahan, menjelaskan
makna permasalahan dan menjelaskan jawaban dari pertanyaan dengan
jelas. Indikator yang terdapat pada aspek interpretasi dapat diterima dan
berada tingkat Acceptable. Hal ini sejalan dengan pendapat Sandoval
(2011:45) menyatakan bahwa pada aspek interpretasi siswa mampu
mengelompokkan permasalahan atau fenomena yang diterima, sehingga
mempunyai arti dan bermakna jelas. Diskusi yang aktif dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis seperti identifikasi masalah,
klasifikasi dan kategorisasi.
Pada tabel 4.4 terdapat 1 orang siswa yang mampu mencapai
kategori strong dengan persentase 3.4%. Hasil ini dapat dibandingkan
dngan hasil penelitan yang dilakuan Kurniawati (2015:23) menyatakan
bahwa siswa SMA sudah mampu berada pada kategori strong dengan
individu yang mampu mendeskripsikan masalah berdasarkan fakta yang
tidak berbatas terhadap argumen kritis yang di konstruknya sendiri. Pada
aspek interpretasi ini siswa dapat menggambarkan permasalahan,
menjelaskan makna permasalahan dan menjelaskan jawaban dari
pertanyaan dengan jelas. Kriteria berpikir kritis pada kategori strong
mulai berkembang dengan baik memiliki deskriptor sebagian kecil
hingga semua konsep benar, jelas dan spesifik. Sejalan dengan yang
dikatakan oleh Hashemi (2011:64) Siswa yang keterampilan berpikir
kritisnya mulai berkembang atau berkembang dengan baik telah memiliki
pemahaman yang baik terhadap suatu keadaan.
Aspek yang kedua adalah analisis, Merujuk pada konseptualisasi
The American Philosophical Association dikembangkan oleh Zubaidah,
dkk (2015:121). Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi
maksud dan kesimpulan yang benar antara pernyataan, pertanyaan,
konsep, deskripsi berdasarkan kepercayaan, keputusan, pengalaman,
alasan, informasi atau pendapat. Pada Tabel 4.4 kemunculan aspek
54
analisis dalam metode debat berada pada kategori Unacceptable dengan
jumlah persentase sebesar 82.8% dan 17.2% pada kategori Acceptable.
Siswa berada pada kategori ini dapat menunjukkan keterampilan dalam
memahami dan mengungkapkan makna atau arti dari pengalaman belajar
yang diberikan tetapi masih terbatas serta masih lemah dan
mengkonstruk makna atau arti pengetahuannya sendiri. Pada aspek ini
siswa mampu mengelompokkan permasalahan, menyampaikan tulisan
yang disusun kemudian menginterpretasikan hasil pekerjaan yang
disusun bersama kelompoknya maupun dari kelompok lain dan
menjelaskan pendapat dari hasil bacaan. Penelitian ini sejalan dengan
yang dikatakan Ennis (2011:68) bahwa siswa yang berada pada aspek
analisis mampu identifikasi permasalahan hingga dapat memperoleh
konsep dan deskripsi serta pengajuan opini melalui pengalaman belajar.
Aspek yang ketiga adalah evaluasi, Merujuk pada konseptualisasi
The American Philosophical Association Facione, et,al. (2009). Evaluasi
merupakan kemampuan menilai kredibiitas pernyataan atau penyajian
lain dengan menilai atau menggambarkan persepsi seseorang,
pengalaman, situasi, kepercayaan, keputusan dan menggunakan kekuatan
logika dari hubungan inferensial yang diharapkan atau hubungan
inferensial yang aktual diantara pernyataan, pertanyaan, deskripsi
maupun bentuk representasi lainya. Pada tabel 4.4 kemunculan aspek
evaluasi dalam metode debat berada pada kategori Unacceptable dengan
persentase 69% dan 31% pada kategori Acceptable. Siswa yang berada
pada kategori ini dapat menunjukkan keterampilan dalam memahami dan
mengungkapkan makna atau arti dari pengalaman belajar yang
didiskusikan dengan anggota kelompok untuk mencari jawaban dari
permasalahan dan mampu mengevaluasi sumber yang di dapat. Hal ini
sejalan dengan Bulgren, dkk (2014:96) Kemampuan evaluasi dilatihkan
pada siswa melalui kegiatan diskusi. Siswa dapat saling menilai atau
menanggapi pernyataan temannya, memberikan alternatif jawaban yang
lain dan mengevalusi sumber informasi pada saat berdiskusi. Pada aspek
55
ini persentase siswa semakin menurun karena banyak siswa belum
mampu melewati indikator pada aspek evaluasi sehingga kategori yang
diperoleh berapa pada tingkat Unacceptable.
Aspek yang keempat adalah inferensi, Merujuk pada
konseptualisasi The American Philosophical Association dikembangkan
oleh Zubaidah, dkk (2015:125). Inferensi adalah kemampuan siswa untuk
mengidentifikasi dan memilih unsur-unsur yang diperlukan untuk
membentuk kesimpulan yang beralasan atau atau untuk membentuk
hipotesis dengan memperhatikan informasi relevan dan mengurangi
konsekuensi yang ditimbulkan dari data, pernyataan, prinsip, bukti,
penilaian, opini, deskripsi, penyataan, keyakinan, maupun bentuk
representasi lainnya. Pada tabel 4.4 kemunculan aspek inferensi dalam
metode debat berada pada kategori Unacceptable dengan persentase
79.4% dan 20.6% pada kategori Acceptable. Dalam kategori ini siswa
memiliki keterampilan dalam memahami dan mengungkapkan makna
atau arti dari pengalaman belajar yang diberikan mengkonstruk makna
atau arti pengetahuannya sendiri. Dari hasil observasi menunjukkan
persentase aspek inferensi lebih meningkat dari aspek evaluasi karena
pada aspek ini siswa mampu menarik kesimpulan dari apa yang
ditanyakan secara logis dan mampu menduga jawaban alternatif lain. Hal
ini sesuai yang dinyatakan oleh Novitasari (2015:52) bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa dapat meningkat dengan melibatkan siswa dalam
membuktikan suatu pernyataan, memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan.
Aspek yang kelima adalah eksplikasi, Merujuk pada
konseptualisasi The American Philosophical Association Facione, et,al
(2009). Eksplikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan hasil
proses pertimbangan, kemampuan untuk membenarkan bahwa suatu
alasan itu berdasarkan bukti, metodologi, konsep, atau suatu kriteria
tertentu dan pertimbangan yang masuk akal, dan kemampuan untuk
mempresentasikan alasan berupa argumen yang meyakinkan.
56
Kemunculan aspek inferensi dalam metode debat berada pada kategori
Unacceptable dengan persentase 69% dan 31% pada kategori
Acceptable. Siswa berada pada kategori ini dapat menunjukkan
keterampilan dalam memahami dan mengungkapkan makna atau arti dari
pengalaman belajar yang diberikan dan mengkonstruk makna atau arti
pengetahuannya sendiri. Dari hasil observasi menunjukkan persentase
aspek eksplikasi menurun karena pada aspek ini sedikit siswa yang
mampu menuliskan dan menjelaskan hasil akhir namun belum jelas
memberikan alasan kesimpulan yang diambil, sehingga aspek eksplikasi
berada pada tingkatan Unacceptable.
Aspek yang terakhir adalah regulasi diri, Merujuk pada
konseptualisasi The American Philosophical Association dikembangkan
oleh Zubaidah, dkk (2015:127). Regulasi diri merupakan hal yang
berkaitan dengan kesadaran seseorang untuk memonitor kognisi dirinya,
elemen–elemen yang digunakan dalam pro, berpikir dan hasil yang
dikembangkan, khususnya dengan mengaplikasikan keteramplan dalam
mengevaluasi kemampuan dirinya dalam mengambil kesimpulan dalam
bentuk pertanyaan, konfirmasi, validasi dan koreksi. Kemunculan aspek
interpretasi dalam metode debat berada pada kategori Acceptable dengan
persentase 58.6% dan 41.4% pada kategori Unacceptable. Siswa pada
kategori ini dapat menujukkan keterampilan yang mendeskripsikan
masalah berdasarkan fakta yang tidak berbatas terhadap argumen kritis
yang di konstruknya sendiri. Pada aspek ini persentase siswa semakin
menurun karena siswa yang berada pada aspek regulasi diri, dari hasil
observasi tidak semua siswa mampu me re-view jawaban yang diberikan,
namun jawaban tersebut dapat diterima karena dominan mampu berada
pada kategori Acceptable.
Dari keenam aspek tersebut dirangkum dalam setiap kategori,
setelah dilakukan perhitungan skor hasil pencapaian jumlah persentase
dan kategori yang tertinggi ditempati pada kategori Unacceptable.
Kategori dominan dari aspek yang diamati mampu menunjukkan
57
keterampilan dalam memahami dan mengungkapkan makna atau arti dari
pengalaman belajar yang diberikan serta mampu mengkonstruk makna
atau arti pengetahuannya sendiri dan memunculkan keterampilan berpikir
kritis siswa.
Tingkat keterampilan berpikir kritis seseorang sangat dipengaruhi
oleh pengalaman belajarnya. Artinya, jika selama proses belajar yang
telah telah dialami seseorang kerap distimulasi untuk melakukan aktivitas
berpikir kritis, maka ia akan memiliki profil perkembangan keterampilan
berpikir kritis yang baik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
Bradley et. al (2007:4) bahwa tingkat perkembangan kognitif ternyata
menjadi modal awal seseorang untuk dapat melakukan aktivitas berpikir
kritis.
Dari hasil observasi keterampilan berpikir kritis siswa seharusnya
dapat menyatakan hasil penalaran, membenarkan penalaran itu
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bukti, konsep, metodologi,
kriteria dan konteks menyajikan penalaran dalam bnetuk argumen yang
meyakinkan. Namun kenyataanya siswa mampu membenarkan penalaran
tapi kurang dalam hal pertimbangan bukti, konsep atau metodologi dan
menyajikan penalaran dalam bentuk argumen. Siswa hanya menjelaskan
secara garis besarnya saja kurang disertai argumen yang menyakinkan
hal yang serupa juga terjadi pada jawaban siswa yang tertulis di LKS dan
ungkapan secara lisan pada saat pelaksanaan metode debat. Dimana
siswa sadar membantu kegiatan kognitif diri sendiri, unsur-unsur yang
terlibat dalam kegiatan tersebut, hasil-hasil yang didapat, terutama
dengan menerapkan keterampilan-keterampilan menganalisis dan
mengevaluasi diri sendiri namun masih terkendala dengan beberapa
faktor seperti kebiasaan dan kemampuan sarana prasarana untuk
mencukupinya.
Apabila diperhatikan sebenarnya soal dan tema yang diberikan
relatif tidak sulit hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran dan wali kelas, namun siswa tetap mengalami kesulitan dalam
58
mengerjakan. Berdasarkan wawancara dengan siswa diketahui bahwa
70% siswa merasa lupa dengan materi dari temanya dan kurang percaya
diri selama ini siswa cenderung menghafal dalam mempelajari materi,
sehingga mudah terlupakan. Sejalan dengan pendapat Kusumanigrum
(2012:36) yang menyatakan kebanyakan guru hanya mengajarkan rumus-
rumus saja dan selanjutnya siswa diminta untuk menghafalkannya.
Hasil penelitian menunjukkan keteramplian berpikir kritis siswa
secara lisan dan tulisan dapat dilihat dari kemampuan siswa untuk
melewati aspek-aspek dari keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil
observasi keterampilan berpikir kritis siswa untuk menggapai keenam
aspek masih terbatas, keterampilan berpikir kritis yang diamati dari
setiap aspek masih mendasar dari apa yang diskusikan. Siswa belum
mampu menggali pengetahuan yang lebih dalam dari apa yang diamati,
dianalisis dan hasil bacaan. Hal ini didukung dengan argumen-argumen
siswa yang tertulis dalam lembar kerja yang hanya mampu memunculkan
kesimpulan-kesimpulan dasar dan pernyataan yang diekspresikan siswa
dalam menyimpulkan juga masih kurang.
Materi yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir
kritis siswa yaitu materi keanekaragaman hayati submateri
mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman
hayati dan usaha perlindungan alam. Dalam materi ini beberapa siswa
yang mampu melewati setiap aspek berdasarkan dari hasil bacaan dan
pengalaman. Namun dalam penguasaan materi tersebut siswa memiliki
keterbatasan untuk mencapai dari setiap aspek yang diukur. Oleh karena
itu, aspek keterampilan berpikir kritis yang muncul pada siswa umumnya
masih pada kategori tingkat unacceptable dan acceptable.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian keterampilan argumentasi ilmiah dan
berpikir kritis melalui metode debat pada materi keanekaragaman hayati sub
materi pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati
dilaksanakan pada siswa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau
tahun ajaran 2018/2019. Dalam keterampilan argumentasi ilmiah pada level 1
tidak terdapat siswa yang berada di level tersebut baik dalam penilaian lisan
dan tulisan. Pada level 2 dalam penilaian lisan berjumlah 14 siswa dengan
persentase 48.27% dan penilaian tulisan 12 siswa yang berada pada level ini
dengan persentase 41.37%. Pada level 3 jumlah siswa dalam penilaian lisan
sebanyak 11 siswa dengan persentase 37.93% dan penilaian tulisan berjumlah
17 siswa dengan persentase 58.62%. Pada level 4 jumlah siswa dalam
penilaian lisan sebanyak 4 orang dengan persentase 13.79% dan tidak
terdapat siswa yang menempati level ini pada penilaian tulisan. Pada level 5
tidak terdapat siswa yang meNempati level ini baik dalam penilaian lisan dan
tulisan.
Keterampilan berpikir kritis siswa yang mencapai kategori A
(Acceptable) dalam sebanyak 11 siswa dengan persentase 37.93% baik dalam
penilaian lisan dan tulisan. Pada kategori U (Unacceptable) sebanyak 18
siswa dengan persentase 62.06% baik dalam penlaian lisan dan tulisan. Tidak
terdapat siswa yang menempati kategori W (Weak) dan S (Strong) baik dalam
penilaian lisan dan tulisan.
B. Saran
1. Bagi sekolah
Kepada guru dan pihak Madrasah disarankan mampu merancang
kegiatan belajar mengajar yang dapat memberdayakan keterampilan
argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa baik dalam memperkaya
metode atau jenis pembelajaran yang dpat mrangsang siswa agar lebih
aktif dalam pembelajaran.
60
2. Bagi peneliti
Pembelajaran menggunakan metode debat dapat melatihkan
kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Namun perlu diperhatikan
beberapa hal yaitu sebaiknya menggunakan lebih banyak pengamat dan
direkam agar aktivitas siswa dapat terlihat sepenuhnya. Hasil pada
keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis yang ditampilkan
siswa. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan metode
debat untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis dan argumentasi
ilmiah karena hasil penelitian ini menunjukan adanya potensi
pengembangan tersebut.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.
Bahri, Samsul. (2010). Penggunaan Multiplerepresentasi dan Argumentasi Ilmiah
Dalam Pembelajaran Fisika Pada Siswa. Jakarta: Gramedia.
Bell, P. & Linn, M. C. (2011). Scientific Argument as Learning Artifact,
Designning for Learning from The Web With KIE. International Journal
of Science Education, 22 (8): 797-817.
Bradley, J, et.al (2007). Teaching for critical thinking: preparing hospitality and
Tourism students for careers in the twenty-first century. Journal Of
Teaching In Travel & Tourism. 32 (4) : 1-8.
Bulgren, J.A, et.al. (2014). The Use and Effectiveness of an Argumentation and
Evaluation Intervention in Science Classes. Journal Science Education
Technology. 23:82-97.
Demircioglu, Tuba, Sedat Ucar. (2015). Investigating the Effect of Argument-
Driven Inquiry in Laboratory Instruction. Educational Sciences:Theory &
Practice, 15 (1): 267-283.
Departemen Pendidikan Nasional, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Eryadini, N. (2017). Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa
yang Memiliki Gaya Belajar Berbeda Melalui Penerapan Metode Debat.
Jurnal An-nafs: 2 (2): 111-119.
Evline Siregar dan Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Erduran, (2009). Tapping Argumentation: Developments in application of
Toulmin’s Argumen Pattern for studying science discource. International
Journal Of Science. Florida State University-USA:Spinger.
Facione, P.A & Facione N.C. (2007). The Holistic Critical Thinking Scoring
Rubric: A Tool for Developing and Evaluating Critical Thinking. Critical
Thinking Resources. Insight Assesment.
Fahrudin, Faiz. (2012). Thinking skill: Pengantar Menuju Berpikir Kritis.
Yogyakarta: Suka Press.
Farida, I.Ch & Gusniarti, W.F. (2014). Profil Keterampilan Argumentasi Siswa
Pada Konsep Koloid Yang Dikembangkan Melalui Pembelajaran Inkuiri
Argumentatif. Jurnal Edusains. 6 (1): 32-40.
62
Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Penerjemah: Benyamin
Hadinata. Jakarta: Erlangga.
Hamzah, B Uno. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani, P, Murniati & Sardianto M.S. (2015). Analisis Argumentasi Peserta
Didik Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palembang Dengan Menggunakan
Model Argumentasi Toulmin. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 2
(1): 61-68.
Hashemi, S.A. (2011). The Use of Critical Thinking in Social Science Textbooks
Of High School: A Field Study of Fars Province in Iran. International
Journal of Instruction. 4 (1): 63-78.
Henry, Guntur T. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.
Bandung: Angkasa.
Ismail, S.M. (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Semarang: Rasail Media Group.
Jacobsen, David, A. (2008). Methods For Teaching: Promoting Student Learning
in K-12 Classrooms. University Of North Florida.
Jonson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Penerjemah:
Ibnu Setiawan. Bandung: Mizan Learning Centre (MLC).
Kemendikbud. (2013). Model Pengembangan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA.
Kurniawati, Z.L, Zubaidah, S & Mahanal, S. (2018). Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMA Negeri Kota Batu Mata Pelajaran Biologi. Prosiding Seminar
Biologi /IPA dan Pembelajarannya.
Kusumaningrum, maya dan Abdul AS. (2012). Mengoptimalkan Kemampuan
Berpikir Matematika melalui Pemecahan masalah Matematika.
Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Penerapan
MIPA.
Mahardika, dkk. (2015). Keterampilan Berargumentasi Ilmiah Pada Pembelajaran
Fisika Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Vidya Karya. Jilid
2 (7): 755-762.
Manurung, S.R & Rustman, N.Y. (2012). Identifikasi Keterampilan Argumentasi
Melalui Analisis “Toulmin Argumenation Pattern (TAP)” Pada Topik
Kinematika Bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi: Bandung UPI.
63
Osborne, J., Erduran, S., & Simon. (2009). Enhancing The Quality Of
Argumentation In School Science. Journal Of Reasearch In Science
Teaching. 82 (301): 916-933
Papathanasiou, I.V., Kleisiaris, C.F., Fradelos, E.C., Kakou, K., & Kourkouta, K.
(2014). Critical Thinking: The Development of an Essential Skill for
Nursing Students. ACTA INFORM MED, 22(4): 283-286.
Probosari,dkk. (2016). Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP UNS Pada Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan.
Jurnal Bioedukasi. 9 (1): 29-33.
Pudjantoro, P. (2015). Penerapan Metode Debat Guna Mengembangkan Sikap
Kritis dan Keterampilan Berargumentasi Mahasiswa. Jurnal Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. 28. (2). 8-19
Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Roshayanti, F. (2012). Pengembangan Model Asesmen Argumentatif Untuk
Mengukur Keterampilan Argumentasi Mahasiswa Pada Konsep Fisiologi
Manusia. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
Sa’adah, L.S. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Keterampilan Metakognisi, Berpikir Kritis dan Argumentasi
Ilmiah Siswa Kelas VIII SMP Pawiyatan Daha 2 Kediri Materi Sistem
Pernapasan Manusia. Artikel Skripsi. Universitas Nusantara PGRI: Kediri.
Sandoval. (2015). The Quality Of Students Use Evidence In Writen Scientific
Explanation Cognition And Intruction. Journal International Of Science
Education. 23 (1) :23-55.
Sudarisman, S. (2015). Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran
Biologi dalam Upaya Menjawab Tntangan Abad 21 Serta Optimalisasi
Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea. 2 (1): 29-35.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syahbana, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Edumatica,
2 (1): 45-57.
Toulmin, S. (2008). The uses of argument. International Journal of Science
Education, 34 (130): 244-245.
Wahdan, Z.W, Sulistina, O & Sukarianingsih, D. (2017). Analisis Kemampuan
Berargumentasi Ilmiah Materi Ikatan Kimia Peserta Didik SMA, MAN
dan Perguruan Tinggi Tingkat 1. Jurnal Pembelajaran Kimia. 2 (2): 30-
40.
64
Waluya, Badja. (2008). Penggunaan Model Pembelajaran Generatif Untuk
Meningkat Pemahaman Siswa Pada Konsep Geografi. 4 (2): 162-180
Zubaidah, S., Corebima, A.D., dan Mistianah. (2015). Asesmen Berpikir Kritis
Terintegrasi Tes Essay. Makalah disajikan pada Seminar Nasional
Pendidikan Biologi, Symposium on Biology Education (Symbion) di
Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta.
DESKRIPSI DIRI
Nama saya Suraya, lahir pada tanggal 14 Januari 1997 di Pemangkat, salah
satu nama Kecamatan yang terletak di Kabupaten Sambas. Saya anak terakhir dari
enam bersaudara kemudian dibesarkan oleh kedua orang tua saya yang bernama
Saidun (Rahimahullah) dan Julita yang mengalir darah Melayu Natuna.
Adapun perjalanan pendidikan saya bermula pada usia 5 tahun, saya
memulai sekolah pada tahun 2002 di SDN OO1 PULAU LAUT. Kemudian
Tahun 2008, saya lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD) dan melanjutkan ke
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN O1 PULAU
LAUT. Pada Tahun 2011, saya lulus SMP dan melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 PULAU LAUT. Hingga akhirnya tahun 2014
saya menyelesaikan sekolah di pendidikan SMA dan dinyatakan lulus hingga
melanjutkan pendidikan menjadi mahasiswa perantauan di Universitas
Muhammadiyah Pontianak, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program
Studi Pendidikan Biologi.
Selama menyandang status mahasiswa, saya kerab mengikuti program dan
mendapatkan beberapa penghargaan dari penyelenggaranya, baik secara akademik
maupun Non akademik. Alhamdulillah saya juga mengikuti beberapa organisasi
yang ada di kampus maupun luar kampus. Adapun beberapa pengalaman
organisasi yang diikutinya yaitu sebagai Kabid IMMawati di Ikatan Mahasiwa
Muhammadiyah (IMM), Mentor Al-Islam Kemuhammadiyahan Universitas
Muhammadiyah Pontianak, anggota English Club di Mu Cell. Menteri Agama
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Pontianak dan
pengurus Creative Moeslim Network (CMN) Natuna.
65
Lampiran A-1
Hasil Wawancara di MAN 1 NATUNA
Peneliti : Suraya
Narasumber : Guru Biologi MAN 1 RANAI
P :Dalam pembelajaran biologi, adakah terdapat kesulitan dalam
proses mengajar?
N :Ada, kesulitannya pada saat penyampaian materi oleh guru siswa
sulit untuk memahami pelajaran dikarenakan metode yang
diajarkan kurang mengaktifkan siswa sehingga menyebabkan
kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran biologi.
P :Bagaimana pada saat pembelajaran Biologi materi
Keanekaragaman Hayati?
N :Materi Keanekaragaman Hayati untuk penyampaiannya tidak
terlalu sulit, namun mereka hanya bisa mengetahui secara teori
saja, saya selaku guru belum pernah mengenalkan secara langsung
Keanekaragaman hayati yang ada disekitar ini, dikarenakan
keterbatasan waktu.
P :Pada saat pembelajaran Biologi materi Keanekaragaman Hayati,
Metode apa yang biasa digunakan?
N : Pada materi Keanekaragaman Hayati biasanya saya menggunakan
ceramah dan diskusi, setelah itu mereka presentasi dan melakukan
tanya jawab kemudian diakhir pembelajaran saya mengkonfirmasi
materi pelajaran.
P :Untuk mengungkapkan kemampuan lisan siswa, pernahkah
bapak/ibu mencoba metode lain selain metode ceramah dan
diskusi?
N :Sampai saat ini hanya dua metode itu yang digunakan di MAN 1
ini, untuk kemampuan lisan biasanya pada saat presentasi
kelompok dan sesi tanya jawab.
P :Apakah siswa pernah menyampaikan pendapat dengan meneliti
sebuah data atau hasil dari buah pemikiran nya?
66
B :Mereka menyampaikan pendapat berdasarkan teori atau didalam
buku saja seperti LKS dan buku paket, belum ada yang
mengungkapkan dari hasil pemikiran yang tinggi dari diri sendiri
maupun teman nya.
P :Apakah Metode debat belum pernah diterapkan dalam diskusi
untuk melihat kemampuan berargumantasi siswa secara lisan?
N :Sampai saat ini belum pernah dilakukan metode debat. Untuk
melihat argumentasi siswa hanya pada saat sesi tanya jawab saja,
itupun masih kurang efektif menurut saya.
P :Apakah perlu menurut bapak/ibu menggunakan metode debat
dalam pembelajaran Keanekaragaman Hayati?
N :Menurut saya perlu, karena siswa terkadang suka malu dalam
mengajukan pertanyaan untuk memulai berbicara. Mungkin dengan
metode ini mereka mampu mengungkapkan argumen dalam
pembelajaran khususnya pada materi Keanekaragaman Hayati.
P :Jika perlu, Bolehkah siswa-siswi bapak di izinkan ke lapangan
untuk mencari data sebagai bahan untuk berdebat pada materi
Keanekaragaman Hayati?
N :Boleh saja, karena saya juga belum pernah membawa mereka ke
lapangan. dalam hal tersebut juga dapat memperkenalkan mereka
dengan Komponen Keanekaragaman Hayati yang ada di Daerah
kita.
Ranai, 18 Februari 2018
Edi Aprianto, S.Si.
67
Lampiran A-2
Hasil Wawancara di MAN 1 NATUNA
Peneliti : Suraya
Narasumber : Siswa MAN 1 RANAI
P : Selama proses pembelajaran, metode apa yang biasa digunakan?
S1 : Diskusi kelompok
S2 : Ceramah
S3 : Presentasi
P : Apakah metode tersebut dapat memudahkan kalian dalam
pembelajaran biologi?
S1 : Kurang bu, soalnya kami mau biologi itu banyak praktik
S2 : Kalau ceramah ngga suka bu saya ngantuk
S3 : Kalau diskusi sedikit membantu lah bu
P : Menurut kalian, perlukah menggunakan metode lain seperti debat
dalam pembelajaran untuk memudahkan dalam memahami
Pelajaran biologi?
S1 : Perlu bu, soalnya kami suka bingung kalau hanya dengan metode
ceramah. menurut kami terlalu monoton.
S2 : Perlu bu, kadang-kadang kami suka diam kalau tidak bisa
menjawab pertanyaan kawan-kawan saat diskusi dikarenakan
kurangnya kemampuan berbicara kami yang jarang dilatih.
S3 : Perlu bu, soalnya kami pengen ada suasana belajar yang baru
didalam kelas.
P : Apakah didalam kelas ini suka berargumentasi?
S1 : Suka bu
S2 : Suka bu, tapi datanya harus sesuai
68
S3 : Suka bu, kami pengen adu argumentasi dikelas ini bu supaya
lebih ramai dan aktif
P : Pernah kah kalian adu mengungkapkan pendapat berdasarkan
hasil pemikiran kalian sendiri?
S1 : Belum pernah bu, biasanya kami mengutip dari buku ajar
S2 : jarang bu, karena kami belajar diskusi berdasarkan buku ajar
S3 : Belum pernah bu
P : Kalian pernah kah belajar ke lapangan?
S1 : Belum bu
S2 : Belum bu
S3 : Belum bu
P : Apakah kalian siap jika mengambil data terjun ke lapangan untuk
penguat dalam argumentasi menggunakan metode debat?
S1 : Siap bu
S2 : Siap bu
S3 : Siap bu
P : Apakah kalian siap untuk berdebat?
S1 : Siap bu
S2 : Siap bu
S3 : Siap bu
Ranai, 12 Februari 2018
69
Lampiran A-3
SILABUS
Sekolah : Man 1 Natuna, Kepulauan Riau
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X (Sepuluh)/Ganjil
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/Bahan
Ajar
3.1.Mendeskripsi
kan konsep
keanekaraga
man gen,
jenis,
ekosistem,
melalui
kegiatan
pengamatan
Pengertian
dan contoh
keanekaragam
an gen, jenis,
ekosistem
Penyebaran
fauna dan
flora
diIndonesia
Klasifikasi
makhluk
hidup
Melakukan
pengamatan
berbagai
keanekaraga
man makhluk
hidup di
lingkungan
sekitarnya
Melakukan
kajian dari
gambar-
gambar/foto/f
Mendiskripsikan konsep
keanekaragaman gen, jenis,
dan ekosistem
Menjelaskan dan
mengidentifikasi
keanekaragaman gen, jenis,
dan ekosistem melalui
kegiatan pengamatan.
Membandingkan ciri-ciri
keanekaragaman hayati pada
tingkat gen, jenis, dan
ekosistem
Tertulis
2x45
menit
- Irnaningtyas.
2013. Biologi
untuk SMA /
MA Kelas X.
Jakarta :
Erlangga.
70
3.2.Mengkomuni
kasikan
keanekaraga
man
Indonesia
dan usaha
pelestarian
serta
pemanfaatan
sumber daya
alam.
Manfaat
keanekaragam
an hayati
Pengaruh
kegiatan
manusia
terhadap
keanekaragam
an hayati
Usaha-usaha
keanekaragam
an hayati
secara insitu
dan ex- situ
ilm berbagai
ekosistem di
dunia
menemukan
konsep dasar
keanekaraga
man
ekosistem
melalui
diskusi kelas
Diskusi kelas
tentang
pengaruh
kegiatan
manusia
terhadap
keanekaraga
man hayati
dan
penyebaran
fauna dan
Mengiventarisasi tumbuhan
dan hewan khas di
Indonesia yang memiliki
nilai tertentu
Menjelaskan klasifikasi
makhluk hidup
Menjelaskan manfaat
keanekaragaman hayati
Menjelaskan usaha-usaha
pelestarian alam pada
keanekaragaman hayati di
Indonesia dan
pemanfaatannya
Mengidentifikasi pengaruh
kegiatan manusia terhadap
keanekaragaman hayati
Tertulis
71
flora di
Indonesia
Mempelajari
klasifikasi
makhluk
hidup
Menggali
informasi dari
berbagai
literature
tentang usaha
pelestarian
keanekaraga
man di
Indonesia
serta
kendalanya
Ranai, September 2018
Mengetahui
Guru Biologi Peneliti
Edi Aprianto, S.Si Suraya
72
Lampiran A-4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/Ganjil
Pertemuan ke : IV
Materi Pokok : Keankeragaman Hayati
Alokasi Waktu : 4 JP (4X45 Menit)
A. Kompetensi Inti
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungansosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.”
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan,mengurai, merangkai, memodifikasi,dan
membuat)dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang)terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode yang sesuai.
73
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.2 Mengkomunikasikan
keanekaragaman Indonesia
dan usaha pelestarian serta
pemanfaatan sumber daya
alam.
3.2.1 Menjelaskan usaha-usaha pelestarian
keanekaragaman hayati di Indonesia dan
pemanfaatannya.
3.2.2 Mengidentifikasi pengaruh kegiatan
manusia terhadap keanekaragaman
hayati
C. Tujuan
1. Siswa dapat mendiskripsikan usaha-usaha pelestarian keanekaragaman
hayati di Indonesia dan pemanfaatannya
2. Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat menjelaskan dan
mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman
hayati.
3. Siswa dapat menunjukkan sikap kerjasama, rasa ingin tahu dan
tanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok
4. Siswa dapat menunjukkan sikap aktif dalam mengikuti game/
tournament antar kelompok untuk memperoleh skor
D. Nilai Karakter yang Diharapkan
1. Berani bertanya dan menjawab
2. Mau bekerjasama dengan teman
3. Menghargai pendapat teman
4. Meningkatkan rasa percaya diri
5. Meningkat rasa ingin tahu
E. Materi Pembelajaran : Keanekaragaman Hayati
F. Metode Pembelajaran
1. Model /Metode : Debat
74
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran (PPK)
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran/
Mengkondisikan suasana belajar yang
menyenangkan
Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
2. Melalui tanya jawab membahas kembali tentang
materi sebelumnya.
3. Guru menggali informasi seputar
keanekaragaman hayati di sekitar lingkungan
tempat tinggal
4. Guru bertanya : Mengapa disekitar kita banyak
hutan yang gundul?
Motivasi
1. Bahwasannya manusia banyak melakukan
penebangan hutan liar yang dapat merusak
keanekaragaman hayati yang ada disekitar
lingkungan
2. Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
3. Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
20
menit
75
baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan materi yang akan diajarkan.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
5. Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
1. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
berkaitan dengan materi ajar
2. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan;
3. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik
penilaian yang akan digunakan saat membahas
materi
4. Membagi peserta didik menjadi 8 Kelompok
debat (dengan setiap anggota kelompok
berjumlah 4 orang).
5. Pembagian kelompok belajar
6. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan dilakukan dengan sintak pembelajaran
seperti:
Orientasi peserta didik kepada masalah
Mengamati.
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik dengan cara :
1. Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel.
2. Mengamati
lembar kerja, pemberian contoh-contoh
materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta
120
menit
76
didik, dari media interaktif, dsb yang berhubungan
dengan materi ajar
3. Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung), (Literasi) materi dari
buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari
internet/materi yang berhubungan dengan materi.
4. Mendengar
pemberian materi oleh guru yang berkaitan
dengan materi ajar
5. Menyimak,
penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis
besar/global tentang materi pelajaran untuk
melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.
Mengorganisasikan peserta didik.
1. Menanya
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar. Yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya
a) Ada saja pengaruh keanekaragaman hayati
terhadap kegiatan manusia?
77
b) Apa saja bentuk perlindungan
keanekaragaman hayati??
Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok.
1. Mengumpulkan informasi
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan
untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi
melalui kegiatan:
a.) Mengamati obyek/kejadian,
b.) Membaca sumber lain selain buku teks,
Membaca artikel tentang materi ajar.
c.) Mengumpulkan informasi (Berpikir kritis
dan bekerjasama (4C) dalam mencari
informasi (Literasi) dan mempresentasikan
(4C) dengan penuh tanggung jawab
(Karakter) Mengumpulkan data/informasi
melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain
guna menemukan solusi masalah terkait materi
pokok yaitu
d.) Aktivitas
e.) Mempraktikan
f.) Mendiskusikan (Berpikir kritis dan
bekerjasama (4C) dalam mencari informasi
(Literasi) dan mempresentasikan (4C) dengan
penuh tanggung jawab (Karakter))
g.) Saling tukar informasi
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari
kelompok sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan debat kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang
78
terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar kerja yang disediakan
dengan cermat untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang
lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
1. Mengkomunikasikan
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
menggunakan metode debat, dengan penyajian
yang dilakukan seperti:
a.) Guru memberikan teks bacaan berupa LKS
sebelum pelaksanaan debat.
b.) Guru menyiapkan beberapa tema tentang isu
kontroversi yang terkait dengan mata pelajaran
yaitu mengenai pengaruh kegiatan manusia
terhadap keanekaragaman hayati dan usaha
perlindungan alam, dengan tema berupa:
Perlunya menggunakan teknologi modern
dalam kegiatan manusia untuk
melestarikan keanekaragaman hayati.
Perlunya pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk industri
kayu maupun perkebunan sawit demi
kesejahteraan rakyat.
Perlunya penggunaan pestisida untuk
membrantas hama dan melindungi
79
tanaman dari gangguan hama demi
kelangsungan hidup manusia.
Perlunya introduksi spesies eksotik guna
untuk menambah variasi baru pada spesies
yang ada di Indonesia.
c.) Guru membagikan siswa menjadi dua tim
debat diantaranya kelompok pro dan
kelompok kontra.
d.) Guru membuat empat sub kelompok pro dan
kontra dalam masing-masing tim debat.
e.) Guru memberi perintah pada setiap
subkelompok untuk menyusun argumen yang
akan didiskusikan oleh kelompok.
f.) Guru menempatkan kursi bagi para juru bicara
dari pihak yang pro dalam posisi berhadapan
dengan jumlah kursi yang sama bagi juru
bicara dari pihak yang kontra.
g.) Guru memulai debat dengan meminta juru
bicara mengemukakan pendapat mereka atau
sebagai argumen pembuka.
h.) Setelah argumen pembuka dilakukan, juru
bicara kembali ke kelompok semula untuk
memerintahkan anggota kelompok untuk
menyusun strategi dalam rangka
mengomentari argumen pembuka dari pihak
lawan.
i.) Guru perintahkan para juru bicara yang duduk
berhadapan untuk memberikan argumen
tandingan ketika debat berlanjut, Guru
menganjurkan mereka untuk bertepuk tangan
80
atas argumen yang disampaikan oleh tim
perwakilan debat kelompok mereka.
j.) Ketika semua argumen telah disampaikan,
maka guru meminta mengakhiri perdebatan
tersebut tanpa menyebutkan siapa
pemenangnya, guru memerintahkan siswa agar
duduk bersebelahan antara tim pro dan kontra
dan melakukan diskusi dalam satu kelas penuh
tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari
persoalan yang diperdebatkan. Guru juga
perintahkan siswa untuk mengenali apa yang
menurut mereka merupakan argumen terbaik
yang dikemukakan oleh kedua pihak.
Menganalisa & mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
1. Mengasosiasikan dan konfirmasi
Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan
koreksi dari guru terkait debat dan pembelajaran,
seperti:
a.) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
b.) Guru mengkonfirmasi hasil debat dengan
memberi penguatan konsep dan menjelaskan
materi
c.) Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan materi yang belum
dipahami
81
d.) Guru menyimpulkan apa yang telah
disampaikan
e.) Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif.
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa
dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya
diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
3. Penutup Guru memberikan penghargaan (reward)
kepada team yang menang atau mendapat
skor tertinggi
Guru menginformasikan untuk materi
berikutnya yaitu manfaat, upaya,
pengaruh melestarikan keanekaragaman
hayati
Guru menutup pembelajaran dengan
memberikan motivasi dan salam
20
menit
82
H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Papan tulis, LCD, Laptop dan lain-lain
2. Alat/bahan : LKS
3. Sumber Belajar
- Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
I. Penilaian
- Instrumen : Lembar observasi
Ranai, September 2018
Guru Biologi Peneliti
Edi Aprianto, S.Si Suraya
83
Lampiran (Materi)
1. Keanekaragaman Hayati
a. Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati
Dewasa ini banyak kegiatan manusia yang dilakukan
dengan teknologi modern, misalnya menggunakan mesin pertanian,
mesin penebang pohon, dan pestisida. Kegiatan-kegiatan tersebut
berdampak terhadap keanekaragaman hayati. Dampak tersebut
dapat bersifat negatif (merugikan ) atau posistif ( menguntungkan).
1) Kerugian yang mengakibatkan makin berkurangnya
keanekaragaman hayati (dampak negatif) antara lain seperti
berikut ini.
a). Ladang perpindahan, selain memusnahkan berbagai jenis
tanaman, juga dapat merusak struktur tanah. Keadaan ini
mempersulit pemulihan keberadaan berbagai jenis tanaman.
b). Intensifikasi pertanian (pemupukan, penggunaan insektisida
atau pestisida, penggunaan bibit unggul, dan mekanisme
pertanian).
c). Penemuan bibit tanaman dan hewan baru yang unggul
mengakibatkan terdesaknya bibit lokal disebut (erosi
plasma nutfah).
d). Perburuan liar dan penangkapan ikan dengan cara tidak
tepat dan tanpa kenal batas dalam memusnahkan jenis-jenis
hewan dan ikan
e). Penebangan liar , ladang berpindah, pembukaan hutan, dan
kegiatan manusia lain yang menyebabkan kerusakan alam.
Hal ini sama artinya dengan merusak habitat berbagai jenis
hewan sehingga dapat menyebabkan kepunahan jenis –
jenis hewan.
84
2) Kegiatan manusia yang dpat melestarikan keanekaragaman
hayati (dampak positif) antara lain seperti berikut ini.
a). Penghijauan dan reboisasi selain menanamkan jumlah
jenis-jenis tanaman baru, juga memulihkan kawasan hutan
yang mengalami kerusakan.
b). Pengendalian hama secara biologi, merupakan usaha
pemberantasan hama tanpa merusak ekosistem sehingga
tidak menyebabkan hilangnya jenis hewan dan tanaman
karena penggunaan insektisida. Selain itu, serangga hama
dapat dicegah karena predator alami tetap ada di dalam
ekosistem.
c). Penebangan hutan dengan perencanaan yang baik dan
dilakukan peremajaan ( tebang pilih dan tanam kembali).
d). Usaha pemuliaan hewan dan tanaman yang menghasilkan
varietas tanaman dan hewan unggul menambah kekayaan
sumber plasma nutfah denga tepat melestarikan jenis hewan
dan tumbuhan lokal.
e). Usaha-usaha pelestarian alam, dilakukan di dalam habitat
asli (secara in situ ) maupun diluar (ex situ).
b. Usaha Perlindungan Alam
Untuk tetap menjaga manfaat dan nilai keanekaragaman
hayati, usaha pelestarian harus terus dilakukan. Usaha
perlindungan alam menjaga supaya keanekaragaman hayati
khususnya di Indonesia tidak berkurang.
Perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan
alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
1) Perlindungan alam umum
Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatauan
usaha melindungi flora, fauna dan tanah suatu wilayah tertentu.
Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
85
a). Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan terhadap
keadaan alam yang dibiarkan tanpa campur tangan
manusia.
b). Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam
yang dibina oleh para ahli, misalnya kebun raya bogor.
c). Taman nasional, yaitu perlindungan alam yang menepati
suatu daerah luas, tidak boleh ada rumah tinggal maupun
bangunan industri.
2) Perlindungan alam dengan tujuan tertentu.
Macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu
adalah sebagai berikut:
a). Perlindungan geologi, merupakan perlindungan yang
bertujuan melindungi formasi geologi, misalnya batuan
tertentu.
b). Perlindungan alam botani, bertujuan melindungi komunitas
tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Raya Bogor.
c). Perlindungan alam zoology, bertujuan melindungi hewan
langka serta mengembangbiakkannya dengan cara
memasukan hewan tersebut ke daerah lain, misalnya Ujung
Kulon.
d). Perlindungan alam antropologi, bertujuan melindungi suku
bangsa yang terisolir, misalnya suku Asmat, di Irian Jaya
dan suku Badui Banten Selatan.
e). Perlindungan pemandangan alam, bertujuan melindungi
keindahan alam suatu daerah, misalnya lembah Sianaok
(Sumatra Barat).
f). Perlindungan monumen alam, bertujuan melindungi benda-
benda alam tertentu, misalnya stalagmite dan stalagtif di
gua tertentu dn air terjun.
86
g). Perlindungan suaka margasatwa, bertujuan melindungi
hewan yang terancam punah, misalnya harimau, badak, dan
gajah.
h). Perlindungan hutan, bertujuan melindungi tanah dan air
dari perubahan iklim.
i). Perlindungan ikan, bertujuan melindungi, ikan yang
terancam punah.
Bentuk-bentuk perlindungan alam harus diusahakan secara
terpadu, karena fauna akan lestari jika flora dan habitatnya
terpelihara dan lestari.
87
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Tujuan : Mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia, upaya-upaya, manfaat,
dan pelestarian atau usaha perlindungan keanekaragaman hayati.
Materi :
Keanekaragaman hayati di Indonesia, pada kehidupan sehari-hari
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder guna
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Akibat dari kegiatan manusia yang
dilakukan dengan teknologi modern, seperti menggunakan mesin pertanian, mesin
penebang pohon, dan pestisida, sehingga dampak negatif (merugikan) atau positif
(menguntungkan) yang terjadi. Menurunnya keanekaragaman hayati
menyebabkan semakin sedikit pula manfaat yang dapat diperoleh manusia.
Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan cara melakukan
pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati.
Cara Kerja :
1. Lakukan pengamatan di lingkunganmu atau lingkungan di Indonesia!
a). Tulislah contoh aktivitas manusia di lingkungan yang berpengaruh
terhadap keanekaragaman hayati!
b). Apa dampak positif atau negatif aktivitas tersebut terhadap
keanekaragaman hayati!
2. Prekdisikan apa yang akan terjadi jika kegiatan yang berdampak negatif terus
berlangsung (tidak ada upaya pelarangan)!
3. Apa saranmu untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut?
4. Jelaskan perbedaan pelestarian in situ dan ex situ! Berikan contohnya masing-
masing!
5. Sebutkan 5 manfaat keanekaragaman hayati!
88
Lampiran A-5
Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Tabel.1 Penilaian lisan dan tulisan serta penskoran Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Klp Kode
Siswa
Nama Siswa Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5
1 S1K1
S2K1
S3K1
S4K1
Tema:
2 S1K2
S2K2
S3K2
S4K2
Tema:
3 S1K3
S2K3
S3K3
S4K3
Tema:
4 S1K4
S2K4
S3K4
S4K4
Tema:
Sumber: Eduran, et.al (2008)
89
Klp Kode
Siswa
Nama Siswa Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5
5 S1K5
S2K5
S3K5
S4K5
Tema:
6 S1K6
S2K6
S3K6
S4K6
Tema:
7 S1K7
S2K7
S3K7
S4K7
Tema:
8 S1K8
S2K8
S3K8
S4K8
Tema:
Sumber: Eduran, et.al (2008)
Keterangan:
S : Siswa
K : Kelompok
90
Tabel.3 Pengkodean dalam Asesmen Argumentasi
Kode
huruf
Makna Deskripsi Fitur linguistik
K/CK Claim/
Counter
claim
Bila anggota
mengembangkan claimnya
Saya setuju dengan…
Saya mendukung….
Menurut saya…..sudah tepat……
Atau
Saya tidak setuju….
Saya tidak sependapat dengan….
Menurut saya……tidak sesuai…
W Warrant Bila anggota membuat
jaminan sebagai pembenaran
claim yang dibuatnya
Saya setuju dengan…karena…….
Mengapa saya mendukung….. karena..
Hal yang membuat saya tidak setuju adalah…..
B Backing Bila anggota menyajikan
data-data atau fakta untuk
mendukung warrant yang
dibuatnya
Berdasarkan yang pernah saya alami…
Menurut apa yang terdapat di buku….
Bila kita lihat fakta-fakta tentang….
Dari teori yang saya baca…
Saya pernah mendengar tentang…
Fenomena/data/ fakta berikut ini
membuktikan…….
R Rebuttal Bila anggota melakukan
penyanggahan terhadap
pernyataan anggota lainnya
Saya tidak setuju….
Saya tidak sependapat dengan….
Menurut saya……tidak sesuai.
Pernyataan anda nampaknya kurang tepat……
RW Rebuttal
terhadap
Bila anggota melakukan
penyanggahan terhadap
Saya tidak setuju dengan alasan anda…
Dasar yang anda kemukakan nampaknya tidak
91
Warrant warrant anggota lainnya mendukung….
RB Rebuttal
terhadap
Backing
Bila anggota melakukan
penyanggahan terhadap
backing anggota lainnya
Sebenarnya saya setuju dengan alasan hanya data
tentang……..yang tidak tepat….
? Dukungan
meragukan
Bila anggota memberikan
komentar terhadap
pernyataan (K/W/B/R) tetapi
tidak jelas atau tidak
menunjukkan posisinya
Bagi saya……..(bla..bla..bla…)
Saya tidak bisa menyetujui atau tidak …….
Saya tidak tahu……..
Mungkin saya sependapat…..
Barangkali yang benar adalah…
! Bila
(Observer
menemukan
fenomena)
………………………………
……………………………………………
Sumber: Eduran, et.al (2008)
92
Tabel.4 Analisis kualitas Argumen dan penskoran berdasarkan bukti dan pembenaran
No Level Kriteria Skor
1. 1 Argumentasi berisis argumen dengan satu claim sederhana
melawan suatu claim yang melawan claim bertentangan
lainnya
2
2. 2 Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim
lain dengan data pendukung (backing) dari (warrant) tidak
berisi sanggahan (rebuttal)
4
3. 3 Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit
sanggahan (rebuttal)
6
4. 4 Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu sanggahan
(rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim dan
konter claim
8
5. 5 Argumentasi menyajikan argumen yang diperluas dengan
lebih dari satu sanggahan (rebuttal)
10
Sumber: Eduran, et.al (2008)
93
Tabel.5 Keterangan dan visualisasi argumentasi berdasarkan bukti pembenaran
Level Komponen Jumlah Keterangan
1 Klaim 1 Jika pembicara memiliki 1 klaim, namun tidak terdapat warrant
dan rebuttal maka pembicara akan berada di LEVEL 1 Warrant 0
Rebuttal 0
2 Klaim 1 Jika pembicara memiliki 1 klaim dan 1 warrant, namun tidak
terdapat rebuttal maka pembicara akan naik menjadi LEVEL 2 Warrant 1
Rebuttal 0
3 Klaim >1 Jika pembicara memiliki lebih dari 1 klaim, terdapat 1 warant dan
tidak terdapat atau terdapat 1 rebuttal maka pembicara akan naik
menjadi LEVEL 3
Warrant 1
Rebuttal 0-1
4 Klaim >1 Jika pembicara memiliki lebih dari 1 klaim dan warrant namun
hanya terdapat 1 rebuttal maka pembicara akan naik menjadi
LEVEL 4
Warrant >1
Rebuttal 1
5 Klaim >1 Jika pembicara memiliki lebih dari 1 klaim, warrant dan rebuttal
maka pembicara sudah menaiki pada LEVEL 5 Warrant >1
Rebuttal >1
94
Tabel.6 Keterangan Pemilaian dan Penskoran
No Kode
Siswa
Penilaian Keterangan
Lisan Tulisan
Level Skor Level Skor
96
Lampiran A-6
Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel.1 Penilaian lisan & tulisan serta penskoran Keterampilan Berpikir Kritis
Tema :
Kelompok :
Nama Anggota:
No Aspek yang diamati Kategori Skor Ket
W U A S
1 Interprestasi
2.. Analisis
3. Evaluasi
4. Inferensi
5. Eksplikasi
6. Regulasi Diri
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek
Sumber: Facione (2009)
Tema :
Kelompok :
Nama Anggota:
No Aspek yang diamati Kategori Skor Ket
W U A S
1 Interprestasi
2.. Analisis
3. Evaluasi
4. Inferensi
5. Eksplikasi
6. Regulasi Diri
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek
Sumber: Facione (2009)
97
Tabel.2 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
No Aspek yang diamati Indikator
1. Interprestasi a. Dapat menggambarkan permasalahan yang
diberikan
b. Dapat menjelaskan makna permasalahan
dengan jelas dan tepat
c. Dapat menjelaskan jawaban dari pertanyaan
dengan jelas dan tepat
2. Analisis a. Dapat menjelaskan hubungan konsep-konsep
yang digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan
b. Dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan
dalam menyelesaikan permasalahan atau
persoalan
3. Evaluasi a. Dapat menuliskan atau menjelaskan
penyelesaian persoalan
4. Inferensi a. Dapat menarik kesimpulan dari apa yang
ditanyakan secara logis
b. Dapat menduga alternatif lain
5. Eksplikasi a. Dapat menuliskan atau menjelaskan hasil akhir
b. Dapat memberikan alasan tentang kesimpulan
yang diambil
6. Regulasi Diri a. Dapat me-review jawaban yang diberikan atau
dituliskan
Sumber: Facione (2009)
Tabel.3 Kategori dan Pedoman Penskoran
Kategori Skor Skor Pencapaian (Rata-rata)
Jumlah Skor di dapat x 100 /
Jumlah skor Mkasimal
Weak (lemah) 1 1-30
Unacceptable (tidak dapat diterima) 2 31-60
Acceptable (dapat diterima) 3 61-90
Strong (kuat) 4 91-100
Sumber: Facione (2009)
98
Tabel.4 Visualisasi dan Penskoran Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator Kategori Tingkatan
Interprestasi Weak 1
Unacceptable 2
Acceptable 3
Strong 4
Analisis Weak 1
Unacceptable 2
Acceptable 3
Strong 4
Evaluasi Weak 1
Unacceptable 2
Acceptable 3
Strong 4
Inferensi Weak 1
Unacceptable 2
Acceptable 3
Strong 4
Eksplikasi Weak 1
Unacceptable 2
Acceptable 3
Strong 4
Regulasi Diri Weak 1
Unacceptable 2
Acceptable 3
Strong 4
Sumber: Facione (2009)
September 2018
Observer
99
Lampiran A-7
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah & Berpikir Kritis
Kode Siswa :
Kelompok :
Nama Anggota:
Tema: “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk
melestarikan keanekaragaman hayati.”
Keberadaan keanekaragaman hayati merupakan pilihan bagi manusia agar
dapat melangsungkan kehidupannya di muka bumi ini. Perlindungan
keanekaragaman sumberdaya hayati, diperlukan untuk menjamin kelestarian
pemanfaatannya oleh manusia.
Berbagai teknologi yang berkembang saat ini pada dasarnya memiliki
potensi besar untuk keseimbangan alam dan lingkungan. Berbagai bentuk
eksploitasi terhadap alam kini sudah merupakan hal yang dianggap biasa. Begitu
banyak elemen masyarakat hingga pemerintah mengadopsi berbagai teknologi
untuk mengekploitasi alam secara besar-besaran, Salah satu contoh adalah
membuat botanical garden, kebun binatang, aquarium, dan lembaga sejenis yang menjaga
dan memperkembangkan jenis-jenis tumbuhan maupun hewan. Dampak yang
ditimbulkan adalah berkurangnya jenis spesies pada habitat aslinya (Laila.2016).
Pertanyaan: Bagaimana pendapat anda dengan uraian diatas?
100
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah & Berpikir Kritis
Kode Siswa :
Kelompok :
Nama Anggota:
Tema: “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk
industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”
Pembangunan hutan tanaman skala besar di Indonesia dimulai pada
pertengahan tahun 1980-an akibat meningkatnya kebutuhan kayu untuk industri
serta menurunnya pasokan kayu dari hutan alam.
Pembangunan HTI bertujuan untuk menunjang pertumbuhan industri
perkayuan melalui penyediaan bahan baku dalam jumlah dan kualitas yang
memadai dan berkesinambungan. Perkembangan konsesi HTI atau Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK -HT) di
Indonesia sampai dengan tahun 2013 sudah melampaui luasan 10 juta hektar,
yang dikelola oleh 252 unit manajemen. Pesatnya perkembangan HTI di Indonesia
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peningka
Adanya Industri tersebut dapat mensejahterakan kebutuhan rakyat namun
dengan resiko hutan yang ada di Indonesia dapat terancam jika terus-menerus
berbagai jenis pohon selalu ditebang dan dimanfaatkan (Husada,2014).
Pertanyaan : Bagaimana menurut ada dengan uraian diatas?
101
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah & Berpikir Kritis
Kode Siswa :
Kelompok :
Nama Anggota:
Tema: “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi
tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.”
Perhatian masyarakat terhadap soal pertanian dan lingkungan beberapa
tahun terakhir ini menjadi meningkat. Di mana masyarakat semakin peduli
tentang gaya hidup sehat. Contohnya penggunaan pestisida sebagai pemberantas
hama.
Pestisida dapat mencegah lahan pertanian dari serangan hama. Hal ini
berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat
dan akan membuat hidup para petani menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya
pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian.
Keadaan ini disebabkan semakin dirasakannya dampak negatif yang besar
bagi lingkungan mengenai penggunaan bahan-bahan kimia untuk meningkatkan
produktivitas tanaman. Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan
produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak
negatif daripada dampak positifnya, baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan
sekitarnya (Annisa.2017).
Pertanyaan: Bagaimana pendapat anda mengenai uraian diatas?
102
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah & Berpikir Kritis
Kode Siswa :
Kelompok :
Nama Anggota:
Tema: “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru
pada spesies yang ada di Indonesia.”
Introduksi hewan asing di Indonesia dimulai sebelum abad 18. Saat ini,
tercatat ada 24 jenis ikan asing telah diintroduksikan ke Indonesia dengan tujuan
untuk memperbaiki komunitas di perairan umum dan memperbanyak jenis ikan
budidaya yang unggul. Beberapa diantaranya adalah Ikan Mas, Ikan Gabus, Koan
Rumput dan Mas Koki. Dimana semuanya berasal dari China.
Pengalaman di beberapa Negara menunjukan bahwa introduksi ikan asing
invasive terbukti dapat mendesak populasi ikan asli yang ada, menguasai
lingkungan perairan, menekan populasi dan bahkan memusnahkan ikan asli yang
ada. Bersamaan dengan masuknya ikan asing dalam habitat asli dapat membawa
penyakit ke habitat asli sehingga ikan pada habtat asli secara perlahan punah
diakibatkan penyakit yang menyerang (Laksmi.2018).
Pertanyaan: Bagaimana menurut anda dengan uraian diatas?
103
Lampiran A-8
Pedoman Wawancara
Keterampilan Argumentasi Ilmiah dan Berpikir Kritis
Peneliti : Suraya
Narasumber : Siswa Kelas X MAN 1 Ranai
P :Apa yang memotivasi anda terlihat lebih bersemangat dalam
pelaksanaan metode debat?
N :
P :Apa saja faktor-faktor yang mendukung anda untuk lebih percaya
diri dalam menyampaikan pendapat pada saat pelaksanaan metode
debat?
N :
P :Apakah metode pembelajaran dapat memberi pengaruh untuk anda
dalam menyampaikan gagasan atau pendapat?
N :
104
P :Apa faktor yang membuat anda kurang berbicara atau kurang
percaya diri dalam pelaksanaan metode debat?
N :
P :Apa latar belakang anda yang membuat anda lebih luas untuk
mengemukakan pendapat?
N :
Ranai, September 2018
Siswa
105
Lampiran A-8
Pedoman Wawancara
Perbedaan Penilaian Lisan dan Tulisan
Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Peneliti : Suraya
Narasumber : SiswaKelas X MAN 1 Ranai
P :Apa yang menyebabkan penialain lisan keterampilan argumentasi
ilmiah anda lebih baik pada saat pelaksanaan metode debat
dibandingkan penilaian tulisan keterampilan argumentasi ilmiah
anda saat mengisi LKS dalam profil siswa?
N :
Ranai, September 2018
Siswa
106
Peneliti : Suraya
Narasumber : SiswaKelas X MAN 1 Ranai
P :Apa yang menyebabkan penilaian tulisan keterampilan
argumentasi ilmiah anda saat mengisi LKS dalam profil siswa
lebih baik dibandingkan penilaian lisan keterampilan argumentasi
ilmiah anda pada saat pelaksanaan metode debat ?
N :
Ranai, September 2018
Siswa
107
Lampiran A-9
Lembar Verifikasi
No Kode
Siswa
Hasil Pengamatan Penilaian Verifikasi Catatan
Argumentasi Ilmiah Berpikir Kritis
Lisan Tulisan Lisan Tulisan
Level Skor Level Skor Kategori Skor Kategori Skor Setuju Tidak Setuju
109
Lampiran A-10
LEMBAR OBSERVASI
DESKRIPSI KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH
DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE DEBAT
PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI
SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU
Nama Sekolah : Madrasan Aliyah Negeri (MAN) 1 Natuna
Nama Observer : Edi Aprianto, S.Si.
Hari/Tanggal : Selasa / 12 September 2018
Waktu : 07.45 – 09.15 WIB
Materi : Keanekaragaman Hayati
Kelas : X IPA 2 MAN 1 Natuna
Petunjuk :
Amatilah tindakan guru selama pembelajaran berlangsung, dan isilah
lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengamatan dilakukan selama guru memulai pelajaran sampai
pelajaran berakhir
b. Pengamatan dilakukan untuk setiap aspek yang tampak dalam
pembelajaran,
c. Berilah tanda centang () pada “YA” untuk tindakan guru berdasarkan
aspek yang diamati dan pada “TIDAK” jika guru tidak melakukan
berdasarkan aspek yang diamati.
Aspek Yang Diamati Pelaksanaan Keterangan
YA TIDAK
Kegiatan Pendahuluan
Guru melaksanakan pendahuluan
pembelajaran seperti:
1. Orientasi
2. Apersepsi
3. Motivasi
4. Pemberian Acuan
Kegiatan Inti
Guru melaksanakan kegiatan inti sesuai
sintak pembelajaran seperti:
1. Orientasi peserta didik kepada masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik.
3. Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok.
110
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya dengan cara:
Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi menggunakan metode debat,
dengan penyajian yang dilakukan
seperti:
Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi menggunakan metode debat,
dengan penyajian yang dilakukan
seperti:
a. Guru memberikan teks bacaan berupa
LKS sebelum pelaksanaan debat.
b. Guru menyiapkan beberapa tema
tentang isu kontroversi yang terkait
dengan mata pelajaran yaitu mengenai
pengaruh kegiatan manusia terhadap
keanekaragaman hayati dan usaha
perlindungan alam, dengan tema berupa:
Perlunya menggunakan teknologi
modern dalam kegiatan manusia
untuk melestarikan keanekaragaman
hayati.
Perlunya pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk
industri kayu maupun perkebunan
sawit demi kesejahteraan rakyat.
Perlunya penggunaan pestisida
untuk membrantas hama dan
melindungi tanaman dari gangguan
hama demi kelangsungan hidup
111
manusia.
Perlunya introduksi spesies eksotik
guna untuk menambah variasi baru
pada spesies yang ada di Indonesia.
c. Guru membagikan siswa menjadi dua
tim debat diantaranya kelompok pro dan
kelompok kontra.
d. Guru membuat empat sub kelompok pro
dan kontra dalam masing-masing tim
debat.
e. Guru memberi perintah pada setiap
subkelompok untuk menyusun argumen
yang akan didiskusikan oleh kelompok.
f. Guru menempatkan kursi bagi para juru
bicara dari pihak yang pro dalam posisi
berhadapan dengan jumlah kursi yang
sama bagi juru bicara dari pihak yang
kontra.
g. Guru memulai debat dengan meminta
juru bicara mengemukakan pendapat
mereka atau sebagai argumen pembuka.
h. Setelah argumen pembuka dilakukan,
juru bicara kembali ke kelompok semula
untuk memerintahkan anggota
kelompok untuk menyusun strategi
dalam rangka mengomentari argumen
pembuka dari pihak lawan.
i. Guru perintahkan para juru bicara yang
duduk berhadapan untuk memberikan
argumen tandingan ketika debat
112
berlanjut, Guru menganjurkan mereka
untuk bertepuk tangan atas argumen
yang disampaikan oleh tim perwakilan
debat kelompok mereka.
j. Ketika semua argumen telah
disampaikan, maka guru meminta
mengakhiri perdebatan tersebut tanpa
menyebutkan siapa pemenangnya, guru
memerintahkan siswa agar duduk
bersebelahan antara tim pro dan kontra
dan melakukan diskusi dalam satu kelas
penuh tentang apa yang didapatkan oleh
siswa dari persoalan yang
diperdebatkan. Guru juga perintahkan
siswa untuk mengenali apa yang
menurut mereka merupakan argumen
terbaik yang dikemukakan oleh kedua
pihak.
5. Menganalisa & mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Penutup
Guru menutup pelajaran melakukan seperti:
1. Guru memberikan penghargaan
(reward) kepada team yang menang
atau mendapat skor tertinggi
2. Guru menginformasikan untuk materi
berikutnya yaitu manfaat, upaya,
pengaruh melestarikan keanekaragaman
hayati
3. Guru menutup pembelajaran dengan
113
memberikan motivasi dan salam
2018
Observer,
(.............................................................)
114
Lampiran A-11
PEDOMAN VALIDASI RPP
Petunjuk :
Berikut ini daftar keriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran untuk
melihat besar pengaruh metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah
dan berpikir yang dilakukan oleh peneliti.
1. Berikanlah penilaian anda dengan memberikan ( ) pada kolom yang sesuai.
2. Berilah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.
No. Kriteria penilaian Komentar
Ya Tidak
1. Apakah rumusan
indikator pencapaian
kompetensi
mencerminkan
kompetensi dasar yang
diharapkan ?
Apa isi materi yang
disampaikan sudah sesuai
dengan indikator
pencapaian kompetensi?
Isi RPP menggunakan
bahasa yang baik dan
benar ?
2. Pendahuluan :
Guru melaksanakan pendahuluan pembelajaran
seperti: Orientasi
1. Melakukan
pembukaan dengan
Penilaian
115
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran (PPK)
2. Memeriksa
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin.
3. Menyiapkan fisik
dan psikis peserta
didik dalam
mengawali kegiatan
pembelajaran/
Mengkondisikan
suasana belajar yang
menyenangkan
Apersepsi
1. Mengaitkan
materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan
sebelumnya.
2. Melalui tanya jawab
membahas kembali
tentang materi
sebelumnya
mengenai bakteri
3. Guru menggali
116
informasi seputar
keanekaragaman
hayati di sekitar
lingkungan tempat
tinggal
4. Guru bertanya :
Mengapa bunga
bougenvile berbeda
warna dalam satu
pohon?
Motivasi
1. Bahwa pada bunga
bougenvile memiliki
keanekaragaman.
2. Memberikan
gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
3. Apabila
materi/tema/projek
ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka
peserta didik
diharapkan dapat
menjelaskan materi
yang akan diajarkan.
4. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
117
pada pertemuan yang
berlangsung
5. Mengajukan
pertanyaan.
Pemberian Acuan
1. Menyampaikan
kompetensi yang
akan dicapai
berkaitan dengan
materi ajar
2. Menyampaikan garis
besar cakupan materi
dan kegiatan yang
akan dilakukan;
3. Menyampaikan
metode pembelajaran
dan teknik penilaian
yang akan digunakan
saat membahas
materi
4. Membagi peserta
didik menjadi 8
Kelompok debat
(dengan setiap
anggota kelompok
berjumlah 4 orang).
5. Pembagian
kelompok belajar
6. Menjelaskan
mekanisme
pelaksanaan
118
pengalaman belajar
sesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan inti:
Apakah guru
melaksanakan kegiatan
inti sesuai sintak
pembelajaran seperti:
1. Orientasi peserta
didik kepada
masalah
2. Mengorganisasikan
peserta didik.
3. Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya dengan cara:
Peserta didik
mempresentasikan
hasil diskusi
menggunakan metode
debat, dengan
penyajian yang
dilakukan seperti:
a. Guru memberikan
teks bacaan berupa
LKS sebelum
119
pelaksanaan debat.
b. Guru menyiapkan
beberapa tema
tentang isu
kontroversi yang
terkait dengan mata
pelajaran yaitu
mengenai pengaruh
kegiatan manusia
terhadap
keanekaragaman
hayati dan usaha
perlindungan alam,
dengan tema berupa:
Perlunya
menggunakan
teknologi modern
dalam kegiatan
manusia untuk
melestarikan
keanekaragaman
hayati.
Perlunya
pembukaan hutan
oleh hak
pengusahaan
hutan (HPH)
untuk industri
kayu maupun
perkebunan sawit
120
demi
kesejahteraan
rakyat.
Perlunya
penggunaan
pestisida untuk
membrantas hama
dan melindungi
tanaman dari
gangguan hama
demi
kelangsungan
hidup manusia.
Perlunya
introduksi spesies
eksotik guna
untuk menambah
variasi baru pada
spesies yang ada
di Indonesia.
c. Guru membagikan
siswa menjadi dua
tim debat diantaranya
kelompok pro dan
kelompok kontra.
d. Guru membuat empat
sub kelompok pro dan
kontra dalam masing-
masing tim debat.
e. Guru memberi
121
perintah pada setiap
subkelompok untuk
menyusun argumen
yang akan
didiskusikan oleh
kelompok.
f. Guru menempatkan
kursi bagi para juru
bicara dari pihak yang
pro dalam posisi
berhadapan dengan
jumlah kursi yang
sama bagi juru bicara
dari pihak yang
kontra.
g. Guru memulai debat
dengan meminta juru
bicara
mengemukakan
pendapat mereka atau
sebagai argumen
pembuka.
h. Setelah argumen
pembuka dilakukan,
juru bicara kembali
ke kelompok semula
untuk memerintahkan
anggota kelompok
untuk menyusun
strategi dalam rangka
mengomentari
122
argumen pembuka
dari pihak lawan.
i. Guru perintahkan
para juru bicara yang
duduk berhadapan
untuk memberikan
argumen tandingan
ketika debat berlanjut,
Guru menganjurkan
mereka untuk
bertepuk tangan atas
argumen yang
disampaikan oleh tim
perwakilan debat
kelompok mereka.
j. Ketika semua
argumen telah
disampaikan, maka
guru meminta
mengakhiri
perdebatan tersebut
tanpa menyebutkan
siapa pemenangnya,
guru memerintahkan
siswa agar duduk
bersebelahan antara
tim pro dan kontra
dan melakukan
diskusi dalam satu
kelas penuh tentang
apa yang didapatkan
123
oleh siswa dari
persoalan yang
diperdebatkan. Guru
juga perintahkan
siswa untuk
mengenali apa yang
menurut mereka
merupakan argumen
terbaik yang
dikemukakan oleh
kedua pihak.
5. Menganalisa &
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Penutup:
Apakah guru menutup
pelajaran mmelakukan
seperti:
1. Guru memberikan
penghargaan
(reward) kepada team
yang menang atau
mendapat skor
tertinggi
2. Guru
menginformasikan
untuk materi
berikutnya yaitu
manfaat, upaya,
pengaruh
124
melestarikan
keanekaragaman
hayati
3. Guru menutup
pembelajaran dengan
memberikan motivasi
dan salam
3. Alokasi waktu sudah
sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) ini :
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dan diperbaiki
TLD : Tidak layak digunakan
2018
Validator
125
Lampiran B-1
HASIL VALIDASI RPP
Petunjuk :
Berikut ini daftar keriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran untuk
melihat besar pengaruh metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah
dan berpikir yang dilakukan oleh peneliti.
1. Berikanlah penilaian anda dengan memberikan ( ) pada kolom yang sesuai.
2. Berilah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.
No. Kriteria penilaian Komentar
Ya Tidak
1. Apakah rumusan
indikator pencapaian
kompetensi
mencerminkan
kompetensi dasar yang
diharapkan ?
Apa isi materi yang
disampaikan sudah sesuai
dengan indikator
pencapaian kompetensi?
Isi RPP menggunakan
bahasa yang baik dan
benar ?
√
2. Pendahuluan :
Guru melaksanakan
pendahuluan pembelajaran
seperti:
Orientasi
1. Melakukan
√
Penilaian
126
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran (PPK)
2. Memeriksa
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin.
3. Menyiapkan fisik
dan psikis peserta
didik dalam
mengawali kegiatan
pembelajaran/
Mengkondisikan
suasana belajar yang
menyenangkan
Apersepsi
1. Mengaitkan
materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan
sebelumnya.
2. Melalui tanya jawab
membahas kembali
tentang materi
sebelumnya
mengenai bakteri
127
3. Guru menggali
informasi seputar
keanekaragaman
hayati di sekitar
lingkungan tempat
tinggal
4. Guru bertanya :
Mengapa bunga
bougenvile berbeda
warna dalam satu
pohon?
Motivasi
1. Bahwa pada bunga
bougenvile memiliki
keanekaragaman.
2. Memberikan
gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
3. Apabila
materi/tema/projek
ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka
peserta didik
diharapkan dapat
menjelaskan materi
yang akan diajarkan.
4. Menyampaikan
128
tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang
berlangsung
5. Mengajukan
pertanyaan.
Pemberian Acuan
1. Menyampaikan
kompetensi yang
akan dicapai
berkaitan dengan
materi ajar
2. Menyampaikan garis
besar cakupan materi
dan kegiatan yang
akan dilakukan;
3. Menyampaikan
metode pembelajaran
dan teknik penilaian
yang akan digunakan
saat membahas
materi
4. Membagi peserta
didik menjadi 8
Kelompok debat
(dengan setiap
anggota kelompok
berjumlah 4 orang).
5. Pembagian
kelompok belajar
6. Menjelaskan
mekanisme
129
pelaksanaan
pengalaman belajar
sesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan inti:
Apakah guru
melaksanakan kegiatan
inti sesuai sintak
pembelajaran seperti:
1. Orientasi peserta
didik kepada
masalah
2. Mengorganisasikan
peserta didik.
3. Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya dengan cara:
Peserta didik
mempresentasikan
hasil diskusi
menggunakan metode
debat, dengan
penyajian yang
dilakukan seperti:
a. Guru memberikan
teks bacaan berupa
130
LKS sebelum
pelaksanaan debat.
b. Guru menyiapkan
beberapa tema
tentang isu
kontroversi yang
terkait dengan mata
pelajaran yaitu
mengenai pengaruh
kegiatan manusia
terhadap
keanekaragaman
hayati dan usaha
perlindungan alam,
dengan tema berupa:
Perlunya
menggunakan
teknologi modern
dalam kegiatan
manusia untuk
melestarikan
keanekaragaman
hayati.
Perlunya
pembukaan hutan
oleh hak
pengusahaan
hutan (HPH)
untuk industri
kayu maupun
131
perkebunan sawit
demi
kesejahteraan
rakyat.
Perlunya
penggunaan
pestisida untuk
membrantas hama
dan melindungi
tanaman dari
gangguan hama
demi
kelangsungan
hidup manusia.
Perlunya
introduksi spesies
eksotik guna
untuk menambah
variasi baru pada
spesies yang ada
di Indonesia.
c. Guru membagikan
siswa menjadi dua
tim debat diantaranya
kelompok pro dan
kelompok kontra.
d. Guru membuat empat
sub kelompok pro dan
kontra dalam masing-
masing tim debat.
132
e. Guru memberi
perintah pada setiap
subkelompok untuk
menyusun argumen
yang akan
didiskusikan oleh
kelompok.
f. Guru menempatkan
kursi bagi para juru
bicara dari pihak yang
pro dalam posisi
berhadapan dengan
jumlah kursi yang
sama bagi juru bicara
dari pihak yang
kontra.
g. Guru memulai debat
dengan meminta juru
bicara
mengemukakan
pendapat mereka atau
sebagai argumen
pembuka.
h. Setelah argumen
pembuka dilakukan,
juru bicara kembali
ke kelompok semula
untuk memerintahkan
anggota kelompok
untuk menyusun
strategi dalam rangka
133
mengomentari
argumen pembuka
dari pihak lawan.
i. Guru perintahkan
para juru bicara yang
duduk berhadapan
untuk memberikan
argumen tandingan
ketika debat berlanjut,
Guru menganjurkan
mereka untuk
bertepuk tangan atas
argumen yang
disampaikan oleh tim
perwakilan debat
kelompok mereka.
j. Ketika semua
argumen telah
disampaikan, maka
guru meminta
mengakhiri
perdebatan tersebut
tanpa menyebutkan
siapa pemenangnya,
guru memerintahkan
siswa agar duduk
bersebelahan antara
tim pro dan kontra
dan melakukan
diskusi dalam satu
kelas penuh tentang
134
apa yang didapatkan
oleh siswa dari
persoalan yang
diperdebatkan. Guru
juga perintahkan
siswa untuk
mengenali apa yang
menurut mereka
merupakan argumen
terbaik yang
dikemukakan oleh
kedua pihak.
5. Menganalisa &
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Penutup:
Apakah guru menutup
pelajaran mmelakukan
seperti:
1. Guru memberikan
penghargaan
(reward) kepada team
yang menang atau
mendapat skor
tertinggi
2. Guru
menginformasikan
untuk materi
berikutnya yaitu
manfaat, upaya,
135
pengaruh
melestarikan
keanekaragaman
hayati
3. Guru menutup
pembelajaran dengan
memberikan motivasi
dan salam
3. Alokasi waktu sudah
sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran
√
Kesimpulan
Layak digunakan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) ini :
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dan diperbaiki
TLD : Tidak layak digunakan
Ranai, September 2018
Validator
Edi Aprianto, S.Si
136
HASIL VALIDASI RPP
Petunjuk :
Berikut ini daftar keriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran untuk
melihat besar pengaruh metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah
dan berpikir yang dilakukan oleh peneliti.
3. Berikanlah penilaian anda dengan memberikan ( ) pada kolom yang sesuai.
4. Berilah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.
No. Kriteria penilaian Komentar
Ya Tidak
1. Apakah rumusan
indikator pencapaian
kompetensi
mencerminkan
kompetensi dasar yang
diharapkan ?
Apa isi materi yang
disampaikan sudah sesuai
dengan indikator
pencapaian kompetensi?
Isi RPP menggunakan
bahasa yang baik dan
benar ?
√
2. Pendahuluan :
Guru melaksanakan
pendahuluan pembelajaran
seperti:
Orientasi
4. Melakukan
pembukaan dengan
salam pembuka dan
√
Penilaian
137
berdoa untuk
memulai
pembelajaran (PPK)
5. Memeriksa
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin.
6. Menyiapkan fisik
dan psikis peserta
didik dalam
mengawali kegiatan
pembelajaran/
Mengkondisikan
suasana belajar yang
menyenangkan
Apersepsi
5. Mengaitkan
materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan
sebelumnya.
6. Melalui tanya jawab
membahas kembali
tentang materi
sebelumnya
mengenai bakteri
7. Guru menggali
informasi seputar
138
keanekaragaman
hayati di sekitar
lingkungan tempat
tinggal
8. Guru bertanya :
Mengapa bunga
bougenvile berbeda
warna dalam satu
pohon?
Motivasi
6. Bahwa pada bunga
bougenvile memiliki
keanekaragaman.
7. Memberikan
gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
8. Apabila
materi/tema/projek
ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka
peserta didik
diharapkan dapat
menjelaskan materi
yang akan diajarkan.
9. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang
139
berlangsung
10. Mengajukan
pertanyaan.
Pemberian Acuan
7. Menyampaikan
kompetensi yang
akan dicapai
berkaitan dengan
materi ajar
8. Menyampaikan garis
besar cakupan materi
dan kegiatan yang
akan dilakukan;
9. Menyampaikan
metode pembelajaran
dan teknik penilaian
yang akan digunakan
saat membahas
materi
10. Membagi peserta
didik menjadi 8
Kelompok debat
(dengan setiap
anggota kelompok
berjumlah 4 orang).
11. Pembagian
kelompok belajar
12. Menjelaskan
mekanisme
pelaksanaan
pengalaman belajar
140
sesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan inti:
Apakah guru
melaksanakan kegiatan
inti sesuai sintak
pembelajaran seperti:
6. Orientasi peserta
didik kepada
masalah
7. Mengorganisasikan
peserta didik.
8. Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.
9. Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya dengan cara:
Peserta didik
mempresentasikan
hasil diskusi
menggunakan metode
debat, dengan
penyajian yang
dilakukan seperti:
k. Guru memberikan
teks bacaan berupa
LKS sebelum
pelaksanaan debat.
141
l. Guru menyiapkan
beberapa tema
tentang isu
kontroversi yang
terkait dengan mata
pelajaran yaitu
mengenai pengaruh
kegiatan manusia
terhadap
keanekaragaman
hayati dan usaha
perlindungan alam,
dengan tema berupa:
Perlunya
menggunakan
teknologi modern
dalam kegiatan
manusia untuk
melestarikan
keanekaragaman
hayati.
Perlunya
pembukaan hutan
oleh hak
pengusahaan
hutan (HPH)
untuk industri
kayu maupun
perkebunan sawit
demi
142
kesejahteraan
rakyat.
Perlunya
penggunaan
pestisida untuk
membrantas hama
dan melindungi
tanaman dari
gangguan hama
demi
kelangsungan
hidup manusia.
Perlunya
introduksi spesies
eksotik guna
untuk menambah
variasi baru pada
spesies yang ada
di Indonesia.
m. Guru membagikan
siswa menjadi dua
tim debat diantaranya
kelompok pro dan
kelompok kontra.
n. Guru membuat empat
sub kelompok pro dan
kontra dalam masing-
masing tim debat.
o. Guru memberi
perintah pada setiap
143
subkelompok untuk
menyusun argumen
yang akan
didiskusikan oleh
kelompok.
p. Guru menempatkan
kursi bagi para juru
bicara dari pihak yang
pro dalam posisi
berhadapan dengan
jumlah kursi yang
sama bagi juru bicara
dari pihak yang
kontra.
q. Guru memulai debat
dengan meminta juru
bicara
mengemukakan
pendapat mereka atau
sebagai argumen
pembuka.
r. Setelah argumen
pembuka dilakukan,
juru bicara kembali
ke kelompok semula
untuk memerintahkan
anggota kelompok
untuk menyusun
strategi dalam rangka
mengomentari
argumen pembuka
144
dari pihak lawan.
s. Guru perintahkan
para juru bicara yang
duduk berhadapan
untuk memberikan
argumen tandingan
ketika debat berlanjut,
Guru menganjurkan
mereka untuk
bertepuk tangan atas
argumen yang
disampaikan oleh tim
perwakilan debat
kelompok mereka.
t. Ketika semua
argumen telah
disampaikan, maka
guru meminta
mengakhiri
perdebatan tersebut
tanpa menyebutkan
siapa pemenangnya,
guru memerintahkan
siswa agar duduk
bersebelahan antara
tim pro dan kontra
dan melakukan
diskusi dalam satu
kelas penuh tentang
apa yang didapatkan
oleh siswa dari
145
persoalan yang
diperdebatkan. Guru
juga perintahkan
siswa untuk
mengenali apa yang
menurut mereka
merupakan argumen
terbaik yang
dikemukakan oleh
kedua pihak.
10. Menganalisa &
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Penutup:
Apakah guru menutup
pelajaran mmelakukan
seperti:
4. Guru memberikan
penghargaan
(reward) kepada team
yang menang atau
mendapat skor
tertinggi
5. Guru
menginformasikan
untuk materi
berikutnya yaitu
manfaat, upaya,
pengaruh
melestarikan
146
keanekaragaman
hayati
6. Guru menutup
pembelajaran dengan
memberikan motivasi
dan salam
3. Alokasi waktu sudah
sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran
√
Kesimpulan
Layak digunakan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) ini :
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dan diperbaiki
TLD : Tidak layak digunakan
Pontiaanak, September 2018
Validator
147
HASIL VALIDASI RPP
Petunjuk :
Berikut ini daftar keriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran untuk
melihat besar pengaruh metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah
dan berpikir yang dilakukan oleh peneliti.
5. Berikanlah penilaian anda dengan memberikan ( ) pada kolom yang sesuai.
6. Berilah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.
No. Kriteria penilaian Komentar
Ya Tidak
1. Apakah rumusan
indikator pencapaian
kompetensi
mencerminkan
kompetensi dasar yang
diharapkan ?
Apa isi materi yang
disampaikan sudah sesuai
dengan indikator
pencapaian kompetensi?
Isi RPP menggunakan
bahasa yang baik dan
benar ?
√
2. Pendahuluan :
Guru melaksanakan
pendahuluan pembelajaran
seperti:
Orientasi
7. Melakukan
pembukaan dengan
salam pembuka dan
√
Penilaian
148
berdoa untuk
memulai
pembelajaran (PPK)
8. Memeriksa
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin.
9. Menyiapkan fisik
dan psikis peserta
didik dalam
mengawali kegiatan
pembelajaran/
Mengkondisikan
suasana belajar yang
menyenangkan
Apersepsi
9. Mengaitkan
materi/tema/kegiatan
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan
sebelumnya.
10. Melalui tanya jawab
membahas kembali
tentang materi
sebelumnya
mengenai bakteri
11. Guru menggali
informasi seputar
149
keanekaragaman
hayati di sekitar
lingkungan tempat
tinggal
12. Guru bertanya :
Mengapa bunga
bougenvile berbeda
warna dalam satu
pohon?
Motivasi
11. Bahwa pada bunga
bougenvile memiliki
keanekaragaman.
12. Memberikan
gambaran tentang
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
13. Apabila
materi/tema/projek
ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-
sungguh ini dikuasai
dengan baik, maka
peserta didik
diharapkan dapat
menjelaskan materi
yang akan diajarkan.
14. Menyampaikan
tujuan pembelajaran
pada pertemuan yang
150
berlangsung
15. Mengajukan
pertanyaan.
Pemberian Acuan
13. Menyampaikan
kompetensi yang
akan dicapai
berkaitan dengan
materi ajar
14. Menyampaikan garis
besar cakupan materi
dan kegiatan yang
akan dilakukan;
15. Menyampaikan
metode pembelajaran
dan teknik penilaian
yang akan digunakan
saat membahas
materi
16. Membagi peserta
didik menjadi 8
Kelompok debat
(dengan setiap
anggota kelompok
berjumlah 4 orang).
17. Pembagian
kelompok belajar
18. Menjelaskan
mekanisme
pelaksanaan
pengalaman belajar
151
sesuai dengan
langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan inti:
Apakah guru
melaksanakan kegiatan
inti sesuai sintak
pembelajaran seperti:
11. Orientasi peserta
didik kepada
masalah
12. Mengorganisasikan
peserta didik.
13. Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok.
14. Mengembangkan dan
menyajikan hasil
karya dengan cara:
Peserta didik
mempresentasikan
hasil diskusi
menggunakan metode
debat, dengan
penyajian yang
dilakukan seperti:
u. Guru memberikan
teks bacaan berupa
LKS sebelum
pelaksanaan debat.
152
v. Guru menyiapkan
beberapa tema
tentang isu
kontroversi yang
terkait dengan mata
pelajaran yaitu
mengenai pengaruh
kegiatan manusia
terhadap
keanekaragaman
hayati dan usaha
perlindungan alam,
dengan tema berupa:
Perlunya
menggunakan
teknologi modern
dalam kegiatan
manusia untuk
melestarikan
keanekaragaman
hayati.
Perlunya
pembukaan hutan
oleh hak
pengusahaan
hutan (HPH)
untuk industri
kayu maupun
perkebunan sawit
demi
153
kesejahteraan
rakyat.
Perlunya
penggunaan
pestisida untuk
membrantas hama
dan melindungi
tanaman dari
gangguan hama
demi
kelangsungan
hidup manusia.
Perlunya
introduksi spesies
eksotik guna
untuk menambah
variasi baru pada
spesies yang ada
di Indonesia.
w. Guru membagikan
siswa menjadi dua
tim debat diantaranya
kelompok pro dan
kelompok kontra.
x. Guru membuat empat
sub kelompok pro dan
kontra dalam masing-
masing tim debat.
y. Guru memberi
perintah pada setiap
154
subkelompok untuk
menyusun argumen
yang akan
didiskusikan oleh
kelompok.
z. Guru menempatkan
kursi bagi para juru
bicara dari pihak yang
pro dalam posisi
berhadapan dengan
jumlah kursi yang
sama bagi juru bicara
dari pihak yang
kontra.
aa. Guru memulai debat
dengan meminta juru
bicara
mengemukakan
pendapat mereka atau
sebagai argumen
pembuka.
bb. Setelah argumen
pembuka dilakukan,
juru bicara kembali
ke kelompok semula
untuk memerintahkan
anggota kelompok
untuk menyusun
strategi dalam rangka
mengomentari
argumen pembuka
155
dari pihak lawan.
cc. Guru perintahkan
para juru bicara yang
duduk berhadapan
untuk memberikan
argumen tandingan
ketika debat berlanjut,
Guru menganjurkan
mereka untuk
bertepuk tangan atas
argumen yang
disampaikan oleh tim
perwakilan debat
kelompok mereka.
dd. Ketika semua
argumen telah
disampaikan, maka
guru meminta
mengakhiri
perdebatan tersebut
tanpa menyebutkan
siapa pemenangnya,
guru memerintahkan
siswa agar duduk
bersebelahan antara
tim pro dan kontra
dan melakukan
diskusi dalam satu
kelas penuh tentang
apa yang didapatkan
oleh siswa dari
156
persoalan yang
diperdebatkan. Guru
juga perintahkan
siswa untuk
mengenali apa yang
menurut mereka
merupakan argumen
terbaik yang
dikemukakan oleh
kedua pihak.
15. Menganalisa &
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Penutup:
Apakah guru menutup
pelajaran mmelakukan
seperti:
7. Guru memberikan
penghargaan
(reward) kepada team
yang menang atau
mendapat skor
tertinggi
8. Guru
menginformasikan
untuk materi
berikutnya yaitu
manfaat, upaya,
pengaruh
melestarikan
157
keanekaragaman
hayati
9. Guru menutup
pembelajaran dengan
memberikan motivasi
dan salam
3. Alokasi waktu sudah
sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran
√
Kesimpulan
Layak digunakan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) ini :
LD : Layak digunakan
LDP : Layak digunakan dan diperbaiki
TLD : Tidak layak digunakan
Pontiaanak, September 2018
Validator
158
Lampiran B-2
LEMBAR OBSERVASI
DESKRIPSI KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH
DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE DEBAT
PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI
SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU
Nama Sekolah : Madrasan Aliyah Negeri (MAN) 1 Natuna
Nama Observer : Edi Aprianto, S.Si.
Hari/Tanggal : Selasa / 12 September 2018
Waktu : 07.45 – 09.15 WIB
Materi : Keanekaragaman Hayati
Kelas : X IPA 2 MAN 1 Natuna
Petunjuk :
Amatilah tindakan guru selama pembelajaran berlangsung, dan isilah
lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pengamatan dilakukan selama guru memulai pelajaran sampai
pelajaran berakhir
b. Pengamatan dilakukan untuk setiap aspek yang tampak dalam
pembelajaran,
c. Berilah tanda centang () pada “YA” untuk tindakan guru berdasarkan
aspek yang diamati dan pada “TIDAK” jika guru tidak melakukan
berdasarkan aspek yang diamati.
Aspek Yang Diamati Pelaksanaan Keterangan
YA TIDAK
Kegiatan Pendahuluan
Guru melaksanakan pendahuluan
pembelajaran seperti:
1. Orientasi
2. Apersepsi
3. Motivasi
4. Pemberian Acuan
√
Kegiatan Inti
Guru melaksanakan kegiatan inti sesuai
sintak pembelajaran seperti:
1. Orientasi peserta didik kepada masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik.
3. Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok.
√
159
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya dengan cara:
Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi menggunakan metode debat,
dengan penyajian yang dilakukan
seperti:
Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi menggunakan metode debat,
dengan penyajian yang dilakukan
seperti:
a. Guru memberikan teks bacaan berupa
LKS sebelum pelaksanaan debat.
b. Guru menyiapkan beberapa tema
tentang isu kontroversi yang terkait
dengan mata pelajaran yaitu mengenai
pengaruh kegiatan manusia terhadap
keanekaragaman hayati dan usaha
perlindungan alam, dengan tema berupa:
Perlunya menggunakan teknologi
modern dalam kegiatan manusia
untuk melestarikan keanekaragaman
hayati.
Perlunya pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk
industri kayu maupun perkebunan
sawit demi kesejahteraan rakyat.
Perlunya penggunaan pestisida
untuk membrantas hama dan
melindungi tanaman dari gangguan
hama demi kelangsungan hidup
160
manusia.
Perlunya introduksi spesies eksotik
guna untuk menambah variasi baru
pada spesies yang ada di Indonesia.
c. Guru membagikan siswa menjadi dua
tim debat diantaranya kelompok pro dan
kelompok kontra.
d. Guru membuat empat sub kelompok pro
dan kontra dalam masing-masing tim
debat.
e. Guru memberi perintah pada setiap
subkelompok untuk menyusun argumen
yang akan didiskusikan oleh kelompok.
f. Guru menempatkan kursi bagi para juru
bicara dari pihak yang pro dalam posisi
berhadapan dengan jumlah kursi yang
sama bagi juru bicara dari pihak yang
kontra.
g. Guru memulai debat dengan meminta
juru bicara mengemukakan pendapat
mereka atau sebagai argumen pembuka.
h. Setelah argumen pembuka dilakukan,
juru bicara kembali ke kelompok semula
untuk memerintahkan anggota
kelompok untuk menyusun strategi
dalam rangka mengomentari argumen
pembuka dari pihak lawan.
i. Guru perintahkan para juru bicara yang
duduk berhadapan untuk memberikan
argumen tandingan ketika debat
161
berlanjut, Guru menganjurkan mereka
untuk bertepuk tangan atas argumen
yang disampaikan oleh tim perwakilan
debat kelompok mereka.
j. Ketika semua argumen telah
disampaikan, maka guru meminta
mengakhiri perdebatan tersebut tanpa
menyebutkan siapa pemenangnya, guru
memerintahkan siswa agar duduk
bersebelahan antara tim pro dan kontra
dan melakukan diskusi dalam satu kelas
penuh tentang apa yang didapatkan oleh
siswa dari persoalan yang
diperdebatkan. Guru juga perintahkan
siswa untuk mengenali apa yang
menurut mereka merupakan argumen
terbaik yang dikemukakan oleh kedua
pihak.
5. Menganalisa & mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Penutup
Guru menutup pelajaran melakukan seperti:
1. Guru memberikan penghargaan
(reward) kepada team yang menang
atau mendapat skor tertinggi
2. Guru menginformasikan untuk materi
berikutnya yaitu manfaat, upaya,
pengaruh melestarikan keanekaragaman
hayati
3. Guru menutup pembelajaran dengan
√
163
Lampiran B-3 Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Tabel 1. Hasil Penilaian Lisan dan Penskoran Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Level Catatan Lapangan 1 2 3 4 5
1 S1K1 Aulia Fitri Sitorus √ Claim : Saya tidak setuju penggunaan teknologi modern dalam pelestarian keanekaragaman hayati karena teknologi modern dapat menyebabkan banyak kerusakan terhadap habitat makhluk hidup. Rebuttal : Pelestarian keanekaragam hayati yang baik adalah tidak merusak mahkluk hidup yang ada di sekitarnya. Claim : Sebaiknya penggunan teknologi modern tidak diharuskan dalam melestarikan keanekaragaman hayati karena pelestarian yang alami lebih baik untuk menjaga lingkungannya. Rebuttal : Tidak perlu menggunakan teknologi modern dalam pelestarian keanaekaragaman hayati karena dapat mengancam makhluk hidup yang ada di Indonesia.
S2K1 Rossa Azilla √ Claim : Penggunaan teknologi modern dapat menyebabkan kerugian pada makhluk hidup. Backing : Menurut Amri dalam Jurnal Perlindungan Alam bahwa makhluk hidup memiliki HAK untuk hidup pada habitat yang layak, dengan penggunaan teknologi modern habitat makhluk hidup akan terancam punah. Rebuttal : Jika pembuatan kebun binatang terus dilakukan maka binatang akan mudah punah karena ketidaknyamanan pada habitatnya. Oleh karena itu berilah kebebasan kepada binatang demi untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
S3K1 Adillah Al-hajj Syafit √ Claim : Penggunaan teknologi modern dapat merusak
164
ekosistem seperti pengeboman pada ekosistem laut. Backing : Menurut Indah Peneliti UGM mengatakan bahwa jika terknologi modern dilakukan dalam pengeboman ekosistem laut maka makhluk hiadup yang ada di dalamnya akan berkurang dan terancam punah. Rebuttal : Jika digunakannya teknologi modern seperti pengeboman untuk mengambil spesies makhluk hidup maka itu adalah cara yang salah karena dapat merusak ekosistem laut.
S4K1 Fardilla Hayati √ Claim : Penggunaan teknologi modern dalam melestarikan kenaekaragaman hayati tidak memberikan dampak positif karena banyak merusak makhluk hidup. Pemindahan habitat asli ke habitat baru dalam pemanfaatan teknologi modern akan mengurangi jumlah spesies akbibat tidak sesuai dengan tempat hidupnya.
Tema: (KONTRA) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati.” 2 S1K2 Hadziq Ihsan Hakim √ Claim : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan
(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membuat pohon-pohon yang ada dihutan menjadi terancam. Backing : Menurut Siti Nurbaya tidak mudah mengembalikan lahan perkebunan kelapa sawit seperti hutan kembali satu-satunya cara adalah menutup peluang penambahan hutan perkebunan kelapa sawit baru. Rebuttal : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit tidak akan dapat mengembalikan hutan yang lebat sebagai perlindungan habitat makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
S2K2 Nurjanah √ Claim : Saya tidak setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit karena dapat merusak hutan.
165
Backing : Menurut Lidia dalam Jurnalnya hutan yang rusak akan mempengaruhi kehidupan seperti hilangnya akar pohon untuk menahan longsor, berkurangsnya oksigen. Rebuttal : Jika inign dilakukan pembukaan lahan untuk industri kayu dan kelapa sawit sebaiknya menggunakan lahan yang pohon-pohonnya tidak terlalu berpengaruh untuk kehidupan.
S3K2 Maysaroh √ Claim : Saya tidak setuju adanyan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit karena dapat mengancam habitat spesies disekitarnya. Jika hutan ditebang hewan-hewan yang hidup disekitanya akan banyak mati dan terancam punah dengan ditanam seperti sawit yang tidak sesuai dengan kehidupannya.
S4K2 Rovidasari √ Claim : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan banyak memusnahkan banyak pohon yang ada dihutan. Sedangkan pohon-pohon dihutan sangat penting untuk kehidupan manusia dan perlindungan alam.
Tema: (KONTRA) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”
3 S1K3 Wan Ade Ramadayanti √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke Indonesia karena dapat menambah populasi ikan baru dalam lokal. Rebuttal : Jika introduksi spesies eksotik baru dapat membantu menambahkan populasi baru maka hal ini harus trus dilakukan. Karena populasi lokal di Indonesia masih sangat kurang khususnya pada hewan eksotik. Claim : Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru akan mmeberikan kesempatan kepada populasi ikan lokal berkembang biak dengan variasi baru.
166
Rebuttal : Jika eksotik lokal akan bertambah variasi baru tingkat keuntungan semakin besar kepada negara Indonesia.
S2K3 Fadillah √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia. Backing : Menurut Iqbal peneliti STIP dengan adanya variasi baru dalam pemanfaatan intoduksi eksotik akan lebih memperkaya populasi ikan yang ada di Indonesia. Sehingga memiliki daya saing untuk melestarikan spesies baru. Rebuttal : Adanya introduksi tersebut Indonesia akan dapat menyaingi variasi populasi ikan yang ada di Negera lain.
S3K3 S. M. Qodir √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke Indonesia karena dapat menambah populasi ikan lokal. Populasi ikan lokal jika dikawinkan dengan populasi ikan baru akan menghasilkan populasi yang baru dalam spesies eksotik.
S4K3 Ngatini Rahayu √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia. Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan peluang untuk Indonesia menambah pelestarian populasi ikan.
Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.” 4 S1K4 Ervani Saputra √ Claim : Saya tidak setuju penggunaan pestisida untuk
melindungi tanaman dari hama karena pestisida memiliki bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan manusia. Backing : Menurut Indriani jika manusia mengkonsumsi tumbuhan yang diberikan pestisida maka otomatis tubuh manusia mengkonsumsi bahan kimia yang tidak baik untuk tubuh. Sebaiknya kita mengkonsumsi sayuran alami yang tidak mengandung pestisida. Rebuttal : Jika tubuh kita terlindungi dari bahan kimia seperti
167
pestisida maka kesehatan akan tetap terjaga. S2K4 Novi Maldanita √ Claim : Guna pestisida untuk memberantas hama lebih
banyak dampak negatif daripada positifnya. Banyak manusia yang membeli sayuran yang diberikan pestisida demi menghindarkan tubuh dari mengkonsumsi hama. Namun, bahan kimia yang terkandung dalam pestisida tidak baik untuk tubuh.
S3K4 Bayu Niti Kurniawan √ Claim : Penggunaan pestisida pada tumbuhan guna untuk memberantas hama tidak baik untuk tanaman karena dapat menyebabkan tercemarnya tumbuhan. Tumbuhan yang tercemar akan bahan kimia akan mengakibatkan lingkungan disekitarnya akan terancam punah.
Tema: (KONTRA) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama
demi kelangsungan hidup manusia.” 5 S1K5 Armanda Putra √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan diakui oleh Dunia. Rebuttal : Dilakukannya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk perkebunan sawit mampu merubah perekonomian Indonesia untuk berdaya saing. Claim : Dengan banyaknya perkebunan sawit maka Indonesia tidak akan kalah saing terhadap negara lain. Rebuttal : Jika ingin menggapai perubahan yang baik terhadap perekonomian Indonesia maka kita dapat merubah daya saing dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk perkebunan sawit.
S2K5 M. Kholil Fajri √ Claim : Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian nasional. Backing : Menurut Aliman Industri kayu dan perkebunan sawit dibawah perusahaan Padat Karya merupakan sumber
168
devisa negara terbesar kedua melalui ekspor industri sawit. Rebuttal : Industri sawit memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian khususnya kesejahteraan rakyat Indonesia dan mampu mengurangi kemiskinan.
S3K5 M. Nadri √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan memiliki gaya saing. Industri kayu dan sawit akan membuka banyak lapangan pekerjaan dari setiap cabang perusahaan.
S4K5 Khairunnisa Kurniasih √ Claim : Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian nasional. Perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapat nasional dan penyediaan lapangan kerja.
Tema: (PRO) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”
6 S1K6 Zayyan Abiyul Usman √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati karena di era modern kita harus memanfaatkan teknologi yang canggih. Rebuttal : Teknologi yang berkembang saat ini dasarnya memiliki potensi yang besar untuk keseimbangan alam dan lingkungan. Claim : Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat membantu melestarikan keanekaragaman hayati agar tetap terjaga dan tidak punah. Rebuttal : Jadi, jika dimanfaatkannya teknologi modern dalam pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan Aquarium akan menjamin makhluk hidup tidak mudah punah dan selalu dilindungi.
S2K6 Rahmat Hidayat √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam
169
kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena teknologi modern sangat membantu dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Backing : Menurut Usman dalam penelitiannya teknologi modern yang berkembang memberikan banyak manfaat untuk pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan botanical garden. Rebuttal : Jika teknologi modern tidak dimanfaatkan maka kita akan sulit untuk meletarikan sumberdaya hayati yang sangat kaya di Indonesia.
S3K6 Eka Rosmayanti √ Claim : Saya sangat setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena dapat memberikan peluang baru untuk mensejahterakan pelestarian keanekaragaman hayati. Peluang dalam pemanfaatan teknologi modern seperti membuat kebun binatang agar binatang-binatang tetap terjaga dan terlindungi dari ancaman.
S4K6 Rasyid √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena teknologi modern sangat membantu dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan adanya teknologi tersebut spesies makhluk hidup akan lebih mudah untuk dijaga dan dilestarikan tanpa merusak habitatnya.
Tema: (PRO) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati.” 7 S1K7 Fani Rofiqoh √ Claim : Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik
ke Indonesia karena dapat mendesak populasi ikan lokal. Backing : Menurut Annisa populasi ikan lokal dapat terdesak dengan adanya intoduksi spesies eksotik yang baru sehingga spesies lokal akan kalah dan rawan punah. Rebuttal : Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies eksotik namun dapat
170
menurunkan jumlah pembiakan eksotik lokal akan berdampak buruk pada pelestarian spesies eksotik lokal.
S2K7 Rahadatul ‘Asy A √ Claim : Introduksi spesies eksotik guna menambah spesies baru tidak baik dilakukan karena spesies asing menguasai lingkungan perairan. Backing : Menurut Dinnar dalam penelitiannya hewan lokal memerlukan tempat tinggal ynag layak untuk kehidupannya, jika spesies asing menguasai lingkungan perairannya maka spesies lokal akan terancam punah. Sebaiknya tidak perlu introduksi jika dapat merusak spesies lokal. Rebuttal : Jadi, introduksi spesies eksotik akan menyebabkan ketidaknyamanan lingkungan spesies lokal.
S3K7 Bimantara Yuda √ Claim : Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik baru karena dapat memusnahkan ikan asli yang ada di Indonesia. Ikan asli yang ada di Indonesia sangat penting untuk dilestarikan, tetapi jika masuknya spesies asing maka kesempatan pelestarian ikan lokal semakin kecil.
Tema: (KONTRA) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”
8 S1K8 Nadila Putri √ Claim : Saya sangat setuju penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia karena hama tidak bisa dibiarkan begitu saja untuk menghabiskan tanaman sebagai sumber vitamin. Backing : Menurut Hasanah jika tumbuhan banyak diserang oleh hama maka sayur-sayuran akan habis dan tidak bisa dimanfaatkan dengan baik serta dapat merugikan para petani. Rebuttal : Dapat saya tekankan bahwa pestisida yang digunakan hanyalah bahan kimiawi sintetik yang tidak mengganggu kesehatan jika tidak digunakan secara berlebihan.
S2K8 Imra Ismail √ Claim : Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas
171
hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama karena dapat menyelamatkan tanaman dari hama dan penyakit pada hama yang merusak tanaman. Jika hama dapat dibasmi maka nilai panen akan meningkat sehingga dapat mensejahterakan pendapatan petani.
S3K8 Tiara Zaskia Amrizal √ Claim : Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguanhama agar hasil pertanian semakin bagus. Pestisida sangat membantu bidang pertanian untuk memperoleh tanaman yang bagus dan mempermudah perolehan bibit yang bagus.
Tema: (PRO) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi
kelangsungan hidup manusia.”
Keterangan: S: Siswa K: Kelompok
172
Tabel 2. Hasil Penilaian Tulisan dan Penskoran Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Level Catatan Lapangan 1 2 3 4 5
1 S1K1 Aulia Fitri Sitorus √ Claim : Saya tidak setuju penggunaan teknologi modern dalam pelestarian keanekaragaman hayati katena teknologi modern dapat menyebabkan banyak kerusakan terhadap habitat makhluk hidup. Backing : Dari Buku yang pernah saya baca penggunaan teknologi modern tidak memberi kemungkinan yang baik dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Rebuttal : Pelestarian keanekaragam hayati yang baik adalah tidak merusak mahkluk hidup yang ada di sekitarnya.
S2K1 Rossa Azilla √ Claim : Penggunaan teknologi modern dapat menyebabkan kerugian pada makhluk hidup. Backing : Menurut Amri dalam Jurnal Perlindungan Alam bahwa makhluk hidup memiliki HAK untuk hidup pada habitat yang layak, dengan penggunaan teknologi modern habitat makhluk hidup akan terancam punah. Rebuttal : Jika pembuatan kebun binatang terus dilakukan maka binatang akan mudah punah karena ketidaknyamanan pada habitatnya. Oleh karena itu berilah kebebasan kepada binatang demi untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
S3K1 Adillah Al-hajj Syafit √ Claim : Penggunaan teknologi modern dapat merusak ekosistem seperti pengeboman pada ekosistem laut. Backing : Menurut Indah Peneliti UGM mengatakan bahwa jika terknologi modern dilakukan dalam pengeboman ekosistem laut maka makhluk hiadup yang ada di dalamnya akan berkurang dan terancam punah. Rebuttal : Jika digunakannya teknologi modern seperti pengeboman untuk mengambil spesies makhluk hidup maka
173
itu adalah cara yang salah karena dapat merusak ekosistem laut.
S4K1 Fardilla Hayati √ Claim : Penggunaan teknologi modern dalam melestarikan kenaekaragaman hayati tidak memberikan dampak positif karena banyak merusak makhluk hidup. Pemindahan habitat asli ke habitat baru dalam pemanfaatan teknologi modern akan mengurangi jumlah spesies akbibat tidak sesuai dengan tempat hidupnya. Backing : Menurut Farida pemindahan habitat asli ke habitat baru dalam pemanfaatan teknologi modern akan mengurangi jumlah spesies akbibat tidak sesuai dengan tempat hidupnya. Rebuttal : Jika suatu spesies tidak sesuai dengan habitat baru maka ia akan mati, sehingga terjadi pengurahan spesies yang tidak bisa berkembang biak. Sehingga melestarikan keanekaragaman hayati dengan membiarkan makhluk hidup pada habitat asalnya akan lebih baik.
Tema: (KONTRA) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.”
2 S1K2 Hadzia Ihsan Hakim √ Claim : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membuat pohon-pohon yang ada dihutan menjadi terancam. Backing : Menurut Siti Nurbaya tidak mudah mengembalikan lahan perkebunan kelapa sawit seperti hutan kembali satu-satunya cara adalah menutup peluang penambahan hutan perkebunan kelapa sawit baru. Rebuttal : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit tidak akan dapat mengembalikan hutan yang lebat sebagai perlindungan habitat makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
S2K2 Nurjanah √ Claim : Saya tidak setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun
174
perkebunan sawit karena dapat merusak hutan. Backing : Menurut Lidia dalam Jurnalnya hutan yang rusak akan mempengaruhi kehidupan seperti hilangnya akar pohon untuk menahan longsor, berkurangsnya oksigen. Rebuttal : Jika inign dilakukan pembukaan lahan untuk industri kayu dan kelapa sawit sebaiknya menggunakan lahan yang pohon-pohonnya tidak terlalu berpengaruh untuk kehidupan.
S3K2 Maysaroh √ Claim : Saya tidak setuju adanyan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit karena dapat mengancam habitat spesies disekitarnya. Jika hutan ditebang hewan-hewan yang hidup disekitanya akan banyak mati dan terancam punah dengan ditanam seperti sawit yang tidak sesuai dengan kehidupannya. Backing : Dari buku yang saya baca hutan banyak menyimpan banyak oksigen dan menjadi paru negara, tetaplah menjaga hutan untuk dilestarikan bukan untuk dijadikan usaha sebagai keuntungan individu. Rebuttal : Manusia harus mampu menjaga hutan dengan menutupnya peluang oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit agar hutan di Indonesia tetap terjaga.
S4K2 Rovidasari √ Claim : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan banyak memusnahkan banyak pohon yang ada dihutan. Sedangkan pohon-pohon dihutan sangat penting untuk kehidupan manusia dan perlindungan alam.
Tema: (KONTRA) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun
perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.” 3 S1K3 Wan Ade Ramadayanti √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke
Indonesia karena dapat menambah populasi ikan baru dalam
175
lokal. Backing : Introduksi spesies eksotik akan memberikan dampak yang baik kepada negara dengan bertambahnya variasi baru. Rebuttal : Jika introduksi spesies eksotik baru dapat membantu menambahkan populasi baru maka hal ini harus trus dilakukan. Karena populasi lokal di Indonesia masih sangat kurang khususnya pada hewan eksotik.
S2K3 Fadillah √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia. Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan peluang untuk Indonesia menambah pelestarian populasi ikan.
S3K3 S. M. Qodir √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke Indonesia karena dapat menambah populasi ikan lokal. Populasi ikan lokal jika dikawinkan dengan populasi ikan baru akan menghasilkan populasi yang baru dalam spesies eksotik.
S4K3 Ngatini Rahayu √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia. Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan peluang untuk Indonesia menambah pelestarian populasi ikan.
Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.” 4 S1K4 Ervani Saputra √ Claim : Saya tidak setuju penggunaan pestisida untuk
melindungi tanaman dari hama karena pestisida memiliki bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan manusia. Bahan kimia yang terdapat pada pestisida akan memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia.
S2K4 Novi Maldanita √ Claim : Guna pestisida untuk memberantas hama lebih
176
banyak dampak negatif daripada positifnya. Banyak manusia yang membeli sayuran yang diberikan pestisida demi menghindarkan tubuh dari mengkonsumsi hama. Namun, bahan kimia yang terkandung dalam pestisida tidak baik untuk tubuh.
S3K4 Bayu Niti Kurniawan √ Claim : Penggunaan pestisida pada tumbuhan guna untuk memberantas hama tidak baik untuk tanaman karena dapat menyebabkan tercemarnya tumbuhan. Tumbuhan yang tercemar akan bahan kimia akan mengakibatkan lingkungan disekitarnya akan terancam punah.
Tema: (KONTRA) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama
demi kelangsungan hidup manusia.” 5 S1K5 Armanda Putra √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan diakui oleh Dunia. Backing : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk perkebunan sawit akan mennghasilkan gaya yang positif untuk pemerintah dan masyaratak Indonesia. Rebuttal : Dilakukannya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk perkebunan sawit
S2K5 M. Kholil Fajri √ Claim : Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian nasional. Backing : Menurut Aliman Industri kayu dan perkebunan sawit dibawah perusahaan Padat Karya merupakan sumber devisa negara terbesar kedua melalui ekspor industri sawit. Rebuttal : Industri sawit memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian khususnya kesejahteraan rakyat Indonesia dan mampu mengurangi kemiskinan.
S3K5 M. Nadri √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit.
177
Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan memiliki gaya saing. Industri kayu dan sawit akan membuka banyak lapangan pekerjaan dari setiap cabang perusahaan.
S4K5 Khairunnisa Kurniasih √ Claim : Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian nasional. Backing : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit akan mensejahterakan rakyat dengan memberikan pekerjaan yang layak untuk masyarakat Indonesia Rebuttal : Dengan adanya pembukaan lapangan kerja tersebut nilai pengangguran di Indonesia akan semakin berkurang.
Tema: (PRO) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”
6 S1K6 Zayyan Abiyul Usman √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati karena di era modern kita harus memanfaatkan teknologi yang canggih. Backing : Menurut Iskandar teknologi yang berkembang saat ini dasarnya memiliki potensi yang besar untuk keseimbangan alam dan lingkungan. Rebuttal : Teknologi yang berkembang saat ini dasarnya memiliki potensi yang besar untuk keseimbangan alam dan lingkungan.
S2K6 Rahmat Hidayat √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena teknologi modern sangat membantu dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Backing : Menurut Usman dalam penelitiannya teknologi modern yang berkembang memberikan banyak manfaat untuk pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan
178
botanical garden. Rebuttal : Jika teknologi modern tidak dimanfaatkan maka kita akan sulit untuk meletarikan sumberdaya hayati yang sangat kaya di Indonesia.
S3K6 Eka Rosmayanti √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan memiliki gaya saing. Backing : Menurut Adillah dengan menggunakan teknlogi modern proses pelestarian akan lebih mudah dan terjangkau untuk seluruh provinsi yang memiliki keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia. Rebuttal : Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati sebagai alat yang memberikan kemudahan pemerintah dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati.
S4K6 Rasyid √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena teknologi modern sangat membantu dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan adanya teknologi tersebut spesies makhluk hidup akan lebih mudah untuk dijaga dan dilestarikan tanpa merusak habitatnya.
Tema: (PRO) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.”
7 S1K7 Fani Rofiqoh √ Claim : Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik ke Indonesia karena dapat mendesak populasi ikan lokal. Jika introduksi spesies eksotik baru dari negara asing hanya dapat merusak populasi lama sebaiknya introduksi tidak dilakukan karena populasi lokal lebih penting daripada spesies asing.
S2K7 Rahadatul ‘Asy A √ Claim : Introduksi spesies eksotik guna menambah spesies baru tidak baik dilakukan karena spesies asing menguasai lingkungan perairan. Jika lingkungan perairan dikuasai oleh
179
spesies asing maka spesies lokal akan terancam kenyamanan habitatnya.
S3K7 Bimantara Yuda √ Claim : Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik baru karena dapat memusnahkan ikan asli yang ada di Indonesia. Ikan asli yang ada di Indonesia sangat penting untuk dilestarikan, tetapi jika masuknya spesies asing maka kesempatan pelestarian ikan lokal semakin kecil. Backing : Menurut Juliah Introduksi spesies eksotik akan memusnahkan populasi ikan lokal, sehingga harus dilakukannya usaha agar spesies lokal tidak punah dengan menyimpan spesies baru agar tidak disatukan dengan spesies lokal. Rebuttal : Jika introduksi spesies eksotik tetap dilakukan maka pelestarian spesies lokal harus tetap terjaga dengan baik agar tidak punah.
Tema: (KONTRA) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di
Indonesia.” 8 S1K8 Nadila Putri √ Claim : Saya sangat setuju penggunaan pestisida untuk
membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia karena hama tidak bisa dibiarkan begitu saja untuk menghabiskan tanaman sebagai sumber vitamin. Backing : Menurut Hasanah jika tumbuhan banyak diserang oleh hama maka sayur-sayuran akan habis dan tidak bisa dimanfaatkan dengan baik serta dapat merugikan para petani. Rebuttal : Pestisida yang digunakan hanyalah bahan kimiawi sintetik yang tidak merusak kesehatan.
S2K8 Imra Ismail √ Claim : Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama karena dapat menyelamatkan tanaman dari hama dan penyakit pada hama yang merusak tanaman. Jika hama dapat dibasmi maka nilai panen akan meningkat sehingga dapat mensejahterakan
180
pendapatan petani. S3K8 Tiara Zaskia Amrizal √ Claim : Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas
hama dan melindungi tanaman dari gangguanhama agar hasil pertanian semakin bagus. Backing : Pestisida sangat membantu bidang pertanian untuk memperoleh tanaman yang bagus dan mempermudah perolehan bibit yang bagus. Rebuttal : Dibantunya pestisida yang menjaga tanaman dari hama maka tanaman akan mudah meproduksi tanaman baru yang berkualitas.
Tema: (PRO) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi
kelangsungan hidup manusia.”
181
Tabel 3. Keterangan Pemilaian dan Penskoran Keterampilan Argumentasi Ilmiah
No Kode Siswa
Penilaian Keterangan Lisan Tulisan
Level Skor Level Skor 1. SIK1 4 8 3 6 Baik S2K1 3 6 3 6 Cukup S3K1 3 6 3 6 Cukup S4K1 2 4 3 6 Cukup 2 S1K2 3 6 3 6 Cukup S2K2 3 6 3 6 Cukup S3K2 2 4 3 6 Cukup S4K2 2 4 2 4 Kurang 3 S1K3 4 8 3 6 Baik S2K3 3 6 2 4 Cukup S3K3 2 4 2 4 Kurang S4K3 2 4 2 4 Kurang 4 S1K4 3 6 2 4 Cukup S2K4 2 4 2 4 Kurang S3K4 2 4 2 4 Kurang 5 S1K5 4 8 3 6 Baik S2K5 3 6 3 6 Cukup
182
S3K5 2 4 2 4 Kurang S4K5 2 4 3 6 Cukup 6 S1K6 4 8 3 6 Baik S2K6 3 6 3 6 Cukup S3K6 2 4 3 6 Cukup S4K6 2 4 2 4 Kurang 7 S1K7 3 6 2 4 Cukup S2K7 3 6 2 4 Cukup S3K7 2 4 3 6 Cukup 8 S1K8 3 6 3 6 Cukup S2K8 2 4 2 4 Kurang S3K8 2 4 3 6 Cukup
183
Lampiran B-4
Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel.1 Penilaian Lisan dan Tulisan Serta Penskoran Keterampilan berpikir kritis
Tema
(KONTRA)
Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
Kelompok : S1K1
Nama Anggota: Aulia Fitri Sitorus
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Penggunaan teknologi modern dapat menyebabkan
banyak kerusakan terhadap habitat makhluk hidup.
2.. Analisis √ 3 Sebaiknya penggunan teknologi modern tidak
diharuskan dalam melestarikan keanekaragaman hayati
karena pelestarian yang alami lebih baik untuk menjaga
lingkungannya.
3. Evaluasi √ 3 Keanekaragaman hayati dapat dilindungi tanpa harus
menggunakan teknologi modern seperti reboisasi, dan
memberikan kebebasan hidup pada hewan-hewan.
4. Inferensi √ 2 Dari Buku yang pernah saya baca penggunaan
teknologi modern tidak memberi kemungkinan yang
baik dalam pelestarian keanekaragaman hayati.
5. Eksplikasi √ 2 Pelestarian keanekaragam hayati yang baik adalah tidak
merusak mahkluk hidup yang ada di sekitarnya.
6. Regulasi Diri √ 3 Tidak perlu menggunakan teknologi modern dalam
pelestarian keanaekaragaman hayati karena dapat
mengancam makhluk hidup yang ada di Indonesia.
Total Skor = Jumlah skor/ Keseluruhan Aspek 6.6
184
Kelompok : S2K1
Nama Anggota: Rossa Azilla
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Penggunaan teknologi modern dapat menyebabkan
kerugian pada makhluk hidup.
2.. Analisis √ 2 Menurut Amri dalam Jurnal Perlindungan Alam bahwa
makhluk hidup memiliki HAK untuk hidup pada
habitat yang layak, dengan penggunaan teknologi
modern habitat makhluk hidup akan terancam punah.
3. Evaluasi √ 2 Demi melestarikan keanekaragaman hayati sebaiknya
tidak usah menggunakan teknologi modern yang
mengancam kepunahan makhluk yang ada di dalamnya.
4. Inferensi √ 2 Jika pembuatan kebun binatang terus dilakukan maka
binatang akan mudah punah karena ketidaknyamanan
pada habitatnya. Oleh karena itu berilah kebebasan
kepada binatang demi untuk melestarikan
keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
5. Eksplikasi √ 2 Tanpa menggunakan teknologi modern dan diberinya
kebebasan kepada mahkluk hidup untuk memilih
tempat hidupnya maka keanekaragaman hayati tidak
akan mudah punah
6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan teknologi modern tidak berperan positif
jika dapat mengancam kepunahan makhluk hidup
dalam pelestarian keanekaragaman hayati.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
185
Kelompok : S3K1
Nama Anggota: Adillah Al-hajj Syafit
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Penggunaan teknologi modern dapat merusak
ekosistem seperti pengeboman pada ekosistem laut.
2.. Analisis √ 2 Menurut Indah Peneliti UGM mengatakan bahwa jika
terknologi modern dilakukan dalam pengeboman
ekosistem laut maka makhluk hiadup yang ada di
dalamnya akan berkurang dan terancam punah.
3. Evaluasi √ 2 Jika ingin mengambil sebagian makhluk hidup yang
ada dilaut tidak seharusnya menggunakan teknologi
modern. Menggunakan alat manual seperti jaring lebih
menjaga ekosistem laut agar tidak rusak.
4. Inferensi √ 2 Jika digunakannya teknologi modern seperti
pengeboman untuk mengambil spesies makhluk hidup
maka itu adalah cara yang salah karena dapat merusak
ekosistem laut.
5. Eksplikasi √ 3 Jika ekosistem laut rusak maka spesies dilaut akan
banyak mati dan tidak bisa berkembang biak lagi
sehinggan spesies tersebut akan terancam punah
6. Regulasi Diri √ 2 Penggunaan teknologi modern hanya dapat merusak
kelestarian makhluk hidup.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluryhan Aspek 58.3
186
Kelompok : S4K1
Nama Anggota: Fardilla Hayati
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Penggunaan teknologi modern dalam melestarikan
kenaekaragaman hayati tidak memberikan dampak
positif karena banyak merusak makhluk hidup.
2.. Analisis √ 2 Menurut Farida pemindahan habitat asli ke habitat baru
dalam pemanfaatan teknologi modern akan mengurangi
jumlah spesies akbibat tidak sesuai dengan tempat
hidupnya.
3. Evaluasi √ 2 Jika suatu spesies tidak sesuai dengan habitat baru
maka ia akan mati, sehingga terjadi pengurahan spesies
yang tidak bisa berkembang biak. Sehingga
melestarikan keanekaragaman hayati dengan
membiarkan makhluk hidup pada habitat asalnya akan
lebih baik.
4. Inferensi √ 2 Jadi, penggunaan teknologi modern hanya akan
merugikan dalam pelestarian keanekaragaman hayati
jka makhluk hidup terancam punah.
5. Eksplikasi √ 2 Jika makhluk hidup sudah terancam punah maka
keanekaragaman hayati ang ada di Indonesia akan
berkurang.
6. Regulasi Diri √ 3 Kasus penggunaan teknologi modern dalam kegiatan
manusia upaya untuk melestarikan keanekaragaman
hayati tidak berjalan baik karena dapat mengancam
kehidpan makhluk hidup.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
187
Tema
(KONTRA)
Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.
Kelompok : S1K2
Nama Anggota: Hadziq Ihsan Hakim
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk industri kayu maupun perkebunan sawit
sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membuat
pohon-pohon yang ada dihutan menjadi terancam.
2.. Analisis √ 3 Menurut Siti Nurbaya tidak mudah mengembalikan
lahan perkebunan kelapa sawit seperti hutan kembali
satu-satunya cara adalah menutup peluang penambahan
hutan perkebunan kelapa sawit baru.
3. Evaluasi √ 2 Jika pembukaan hutan dilakukan untuk industri kayu
dan perkebunan sawit dilakukan pohon-pohon yang ada
dihutan akan habis. Sehingga, tidak ada pelindungan
alam yang dihasilkan dari hutan.
4. Inferensi √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk industri kayu maupun perkebunan sawit tidak
akan dapat mengembalikan hutan yang lebat sebagai
perlindungan habitat makhluk hidup yang ada di
sekitarnya.
5. Eksplikasi √ 3 Jika penutupan hutan untuk industri kayu dan
perkebunan sawit maka hutan akan tetap terjaga untuk
melindungi alam yang ada.
6. Regulasi Diri √ 3 Kegiatan Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan
hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan
sawit dapat merugikan ekosistem hutan.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6
188
Kelompok : S2K2
Nama Anggota: Nurjanah
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju adanya pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun
perkebunan sawit karena dapat merusak hutan.
2.. Analisis √ 2 Menurut Lidia dalam Jurnalnya hutan yang rusak akan
mempengaruhi kehidupan seperti hilangnya akar
pohon untuk menahan longsor, berkurangsnya oksigen.
3. Evaluasi √ 3 Jika pohon-pohon dihutan dibuka oleh pengusahaan
lahan maka hutan akan sulit umtuk didapatkan kembali
dan rawan terjadinya bencana alam.
4. Inferensi √ 2 Jadi, Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan
(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit
tidak seharusnya dilakukan karena hanya akan
merugikan kehidupan dan dapat merusak hutan yang
ada di Indonesia.
5. Eksplikasi √ 2 Jika inign dilakukan pembukaan lahan untuk industri
kayu dan kelapa sawit sebaiknya menggunakan lahan
yang pohon-pohonnya tidak terlalu berpengaruh untuk
kehidupan.
6. Regulasi Diri √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan
berdampak negatif untuk kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya jika hutan akan habis dan
terancam.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
189
Kelompok : S3K2
Nama Anggota: Maysaroh
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju adanyan pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun
perkebunan sawit karena dapat mengancam habitat
spesies disekitarnya.
2.. Analisis √ 2 Jika hutan ditebang hewan-hewan yang hidup
disekitanya akan banyak mati dan terancam punah
dengan ditanam seperti sawit yang tidak sesuai dengan
kehidupannya.
3. Evaluasi √ 3 Dari buku yang saya baca hutan banyak menyimpan
banyak oksigen dan menjadi paru negara, tetaplah
menjaga hutan untuk dilestarikan bukan untuk
dijadikan usaha sebagai keuntungan individu.
4. Inferensi √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk industri kayu maupun perkebunan sawit ini akan
banyak merugikan kehidupan dengan berkurangnya
oksigen dan kehidupan yang ada di sekitarnya.
5. Eksplikasi √ 3 Manusia harus mampu menjaga hutan dengan
menutupnya peluang oleh hak pengusahaan hutan
(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit
agar hutan di Indonesia tetap terjaga.
6. Regulasi Diri √ 3 Adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan
(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit
akan berdampak negatif untuk kehidupan.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6
190
Kelompok : S4K2
Nama Anggota: Rovidasari
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan
banyak memusnahkan banyak pohon yang ada dihutan.
2.. Analisis √ 2 Sedangkan pohon-pohon dihutan sangat penting untuk
kehidupan manusia dan perlindungan alam.
3. Evaluasi √ 2 Jika pohon-pohon ditebang dan dibuka untuk industri
kayu dan kelapa sawit maka Indonesia akan rawan
udara segar dan bencana alam. Sehingga pemerintah
harus dapat melindungi hutan dengan menutup peluang
bagi pembukaan lahan.
4. Inferensi √ 2 Jadi, pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan
(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit
sebaiknya tidak di izinkan karena akan mengancam
kepunahan kekayaan hutan.
5. Eksplikasi √ 2 Pelestarian sangat pening dilakukan agar tidak ada yang
dapat merusak hutan untuk kepentingan pribadi.
6. Regulasi Diri √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan
banyak merugikan makhluk hidup.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 54.1
191
Tema
(PRO)
Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.
Kelompok : SIK3
Nama Anggota: Wan Ade Ramada Yanti
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke
Indonesia karena dapat menambah populasi ikan baru
dalam lokal.
2.. Analisis √ 3 Populasi ikan lokal jika dikawinkan dengan populasi
ikan baru akan menghasilkan populasi yang baru dalam
spesies eksotik.
3. Evaluasi √ 2 Jika introduksi spesies eksotik baru dapat membantu
menambahkan populasi baru maka hal ini harus trus
dilakukan. Karena populasi lokal di Indonesia masih
sangat kurang khususnya pada hewan eksotik.
4. Inferensi √ 3 Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah
variasi baru akan mmeberikan kesempatan kepada
populasi ikan lokal berkembang biak dengan variasi
baru.
5. Eksplikasi √ 3 Jika eksotik lokal akan bertambah variasi baru tingkat
keuntungan semakin besar kepada negara Indonesia.
6. Regulasi Diri √ 2 Introduksi spesies eksotik akan memberikan dampak
yang baik kepada negara dengan bertambahnya variasi
baru.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6
192
Kelompok : S2K3
Nama Anggota: Fadillah
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna
untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di
Indonesia.
2.. Analisis √ 2 Menurut Iqbal peneliti STIP dengan adanya variasi
baru akan lebih memperkaya populasi ikan yang ada di
Indonesia. Sehingga memiliki daya saing untuk
melestarikan spesies baru.
3. Evaluasi √ 2 Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika
ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan
peluang untuk Indonesia menambah pelestarian
populasi ikan.
4. Inferensi √ 2 Introduksi spesies baru sangat meberikan manfaat
untuk penambahan spsesies baru pada populasi ikan.
5. Eksplikasi √ 2 Adanya introduksi tersebut Indonesia akan dapat
menyaingi variasi populasi ikan yang ada di Negera
lain.
6. Regulasi Diri √ 3 Introduksi spesies eksotik guna untuk menambah
variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia akan
sangat menguntungkan.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
193
Kelompok : S3K3
Nama Anggota: S. M. Qodir
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke
Indonesia karena dapat menambah populasi ikan lokal.
2.. Analisis √ 2 Populasi ikan lokal jika dikawinkan dengan populasi
ikan baru akan menghasilkan populasi yang baru dalam
spesies eksotik.
3. Evaluasi √ 2 Jika introduksi spesies eksotik baru dapat membantu
menambahkan populasi baru maka hal ini harus trus
dilakukan. Karena populasi lokal di Indonesia masih
sangat kurang khususnya pada hewan eksotik.
4. Inferensi √ 2 Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah
variasi baru akan mmeberikan kesempatan kepada
populasi ikan lokal berkembang biak dengan variasi
baru.
5. Eksplikasi √ 3 Jika eksotik lokal akan bertambah variasi baru tingkat
keuntungan semakin besar kepada negara Indonesia.
6. Regulasi Diri √ 2 Introduksi spesies eksotik akan meberikan dampak
yang baik kepada negara dengan bertambahnya variasi
baru.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
194
Kelompok : S4K3
Nama Anggota: Ngatini Rahayu
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna
untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di
Indonesia.
2.. Analisis √ 2 Dengan adanya variasi baru akan lebih memperkaya
populasi ikan yang ada di Indonesia. Sehingga
memiliki daya saing untuk melestarikan spesies baru.
3. Evaluasi √ 2 Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika
ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan
peluang untuk Indonesia menambah pelestarian
populasi ikan.
4. Inferensi √ 2 Introduksi spesies baru sangat meberikan manfaat
untuk penambahan spsesies baru pada populasi ikan.
5. Eksplikasi √ 2 Adanya introduksi tersebut Indonesia akan dapat
menyaingi variasi populasi ikan yang ada di Negera
lain.
6. Regulasi Diri √ 2 Introduksi spesies eksotik guna untuk menambah
variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia akan
sangat menguntungkan.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 54.1
195
Tema
(KONTRA)
Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup
manusia.
Kelompok : S1K4
Nama Anggota: Ervani Saputra
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju penggunaan pestisida untuk
melindungi tanaman dari hama karena pestisida
memiliki bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan
manusia.
2.. Analisis √ 3 Bahan kimia yang terdapat pada pestisida akan
memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan
manusia.
3. Evaluasi √ 3 Menurut Indriani jika manusia mengkonsumsi
tumbuhan yang diberikan pestisida maka otomatis
tubuh manusia mengkonsumsi bahan kimia yang tidak
baik untuk tubuh. Sebaiknya kita mengkonsumsi
sayuran alami yang tidak mengandung pestisida.
4. Inferensi √ 2 Jika tubuh kita terlindungi dari bahan kimia seperti
pestisida maka kesehatan akan tetap terjaga.
5. Eksplikasi √ 2 Pestisida yang digunakan untuk melindungi tanaman
dari hama tidak baik untuk kelangsungan hidup
manusia.
6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan pestisida untuk memberantas hama yang
diberikan keada tanaman akan berdampak negatif untuk
manusia yang mengkonsumsinya.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6
196
Kelompok : S2K4
Nama Anggota: Novi Maldanita
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Guna pestisida untuk memberantas hama lebih banyak
dampak negatif daripada positifnya.
2.. Analisis √ 2 Banyak manusia yang membeli sayuran yang diberikan
pestisida demi menghindarkan tubuh dari
mengkonsumsi hama. Namun, bahan kimia yang
terkandung dalam pestisida tidak baik untuk tubuh.
3. Evaluasi √ 2 Jika tubuh sudah banyak mengkonsumsi bahan-bahan
kimia maka kesehatan akan cepat terganggu dan
penyakit lebih mudah menyerang tubuh.
4. Inferensi √ 2 Sehingga penggunaan pestisida dalam melestarikan
sayuran dari serangan hama tidaklah baik untuk
kesehatan manusia.
5. Eksplikasi √ 2 Jika ingin menggunakan pestisida baiknya pada
tumbuhan yang tidak dikonsumsi langsung oleh
manusia.
6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan pestisida untuk memberantas hama pada
tanaman yang dikonsumsi manusia akan berdampak
negatif pada kesehatan.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
197
Kelompok : S3K4
Nama Anggota: Bayu Niti Kurniawan
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Penggunaan pestisida pada tumbuhan guna untuk
memberantas hama tidak baik untuk tanaman karena
dapat menyebabkan tercemarnya tumbuhan.
2.. Analisis √ 2 Tumbuhan yang tercemar akan bahan kimia akan
mengakibatkan lingkungan disekitarnya akan terancam
punah.
3. Evaluasi √ 2 Jika pestisida terus diberikan maka ekosistem yang
berada pada lingkungan tumbuhan tersebut akan
terserang bahan kimia yang ada pada pestisida.
4. Inferensi √ 2 Penggunaan pestisida pada tanaman yang terdapat
makhluk hidup lain akan mengganggu tempat
hidupnya. Sehingga habitat makhluk hidup lain akan
terganggu dan terancam punah.
5. Eksplikasi √ 3 Jika ingin memberantas hama pada suatu tumbuhan
menggunakan pestisida sebaiknya melihiat makhluk
hidup yang ada disekitarnya agar tidak terganggu dan
punah.
6. Regulasi Diri √ 2 Penggunaan pestisida untuk memberantas hama pada
tumbuhan akan merusak ekoistem yang ada di
sekitarnya.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
198
Tema
(PRO)
Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.
Kelompok : S1K5
Nama Anggota: Armanda Putra
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan
sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat
meningkat dan diakui oleh Dunia.
2.. Analisis √ 2 Dengan banyaknya perkebunan sawit maka Indonesia
tidak akan kalah saing terhadap negara lain.
3. Evaluasi √ 3 Sawit juga memberikan perubahan besar dalam
perekonomian masyarakat agar menghasilkan sawit
yang unggul.
4. Inferensi √ 2 Dilakukannya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan
hutan (HPH) untuk perkebunan sawit mampu merubah
perekonomian Indonesia untuk berdaya saing.
5. Eksplikasi √ 2 Jika ingin menggapai perubahan yang baik terhadap
perekonomian Indonesia maka kita dapat merubah daya
saing dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan
hutan (HPH) untuk perkebunan sawit.
6. Regulasi Diri √ 3 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk perkebunan sawit akan mennghasilkan gaya yang
positif untuk pemerintah dan masyaratak Indonesia.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 62.5
199
Kelompok : S2K5
Nama Anggota: M. Kholil Fajri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Ket
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun
perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian
nasional.
2.. Analisis √ 2 Perekonomian nasional melalui kontribusi dalam
pendapat nasional dan penyediaan lapangan kerja.
3. Evaluasi √ 2 Menurut Aliman Industri kayu dan perkebunan sawit
dibawah perusahaan Padat Karya merupakan sumber
devisa negara terbesar kedua melalui ekspor industri
sawit.
4. Inferensi √ 3 Melalui industri kayu dan sawit Indonesia akan lebih
dikenal dengan daya saing yang unggul.
5. Eksplikasi √ 2 Industri sawit memberikan manfaat yang besar bagi
perekonomian khususnya kesejahteraan rakyat
Indonesia dan mampu mengurangi kemiskinan.
6. Regulasi Diri √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan
memberikan dampakyang positif untuk Indonesia.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
200
Kelompok : S3K5
Nama Anggota: M. Hadri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan
sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat
meningkat dan memiliki gaya saing.
2.. Analisis √ 2 Industri kayu dan sawit akan membuka banyak
lapangan pekerjaan dari setiap cabang perusahaan.
3. Evaluasi √ 2 Dengan adanya pembukaan lapangan kerja tersebut
nilai pengangguran di Indonesia akan semakin
berkurang.
4. Inferensi √ 2 Pembukaa hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk maupun perkebunan sawit akan mensejahterakan
rakyat dengan memberikan pekerjaan yang layak untuk
masyarakat Indonesia.
5. Eksplikasi √ 2 Adanya industri tersebut meberikan jaminan yang baik
untuk masyarakat pada masa mendatang.
6. Regulasi Diri √ 2 Pembukaa hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk maupun perkebunan sawit memberikan pengaruh
yang positif untuk masyarakat dan menjamin
kesejahteraan.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 54.1
201
Kelompok : S4K5
Nama Anggota: Khairunnisa Kurniasih
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak
pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun
perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian
nasional.
2.. Analisis √ 2 Perekonomian nasional melalui kontribusi dalam
pendapat nasional dan penyediaan lapangan kerja.
3. Evaluasi √ 2 Dengan adanya pembukaan lapangan kerja tersebut
nilai pengangguran di Indonesia akan semakin
berkurang.
4. Inferensi √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk maupun perkebunan sawit akan mensejahterakan
rakyat dengan memberikan pekerjaan yang layak untuk
masyarakat Indonesia.
5. Eksplikasi √ 2 Adanya industri tersebut meberikan jaminan yang baik
untuk masyarakat pada masa mendatang.
6. Regulasi Diri √ 3 Pembukaa hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)
untuk maupun perkebunan sawit memberikan pengaruh
yang positif untuk masyarakat dan menjamin
kesejahteraan.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
202
Tema
(PRO)
Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
Kelompok : S1K6
Nama Anggota: Zayyan Abiyul Usman
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 4 Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam
kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati karena di era modern kita harus memanfaatkan
teknologi yang canggih. Selain itu, teknologi juga mampu
menjadikan Indonesia Negara yang lebih maju dan
mampu berdaya saing dalam pelestarian keanekaragaman
hayati.
2.. Analisis √ 3 Dengan penggunaan teknologi yang canggih akan banyak
hal yang dapat dilakukan dalam perlindungan
keanekaragaman hayati.
3. Evaluasi √ 3 Menurut Iskandar teknologi yang berkembang saat ini
dasarnya memiliki potensi yang besar untuk
keseimbangan alam dan lingkungan.
4. Inferensi √ 3 Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia
untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat
membantu pebaik pemerintah maupun masyarakat
melestarikan keanekaragaman hayati agar tetap terjaga
dan tidak punah.
5. Eksplikasi √ 2 Jadi, jika dimanfaatkannya teknologi modern dalam
pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan
Aquarium akan menjamin makhluk hidup tidak mudah
punah dan selalu dilindungi.
6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia
untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat
203
berdampak positif untuk kelangsungan pelestarian
keanekaragaman hayati.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 75
Kelompok : S2K6
Nama Anggota: Rahmat Hidayat
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam
kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati. Karena teknologi modern sangat membantu
dalam pelestarian keanekaragaman hayati.
2.. Analisis √ 2 Menurut Usman dalam penelitiannya teknologi modern
yang berkembang memberikan banyak manfaat untuk
pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan
botanical garden.
3. Evaluasi √ 3 Dengan adanya teknologi tersebut spesies makhluk
hidup akan lebih mudah untuk dijaga dan dilestarikan
tanpa merusak habitatnya.
4. Inferensi √ 2 Teknologi modern ini sudah sangat berkembang dan
pada masa ini diharapkan setiap kegiatan dapat
memanfaatkan teknologi modern untuk mempermudah
pancapaian dan pelestarian keanekaragaman hayati.
5. Eksplikasi √ 2 Jika teknologi modern tidak dimanfaatkan maka kita
akan sulit untuk meletarikan sumberdaya hayati yang
sangat kaya di Indonesia.
6. Regulasi Diri √ 3 Menggunakan teknologi modern dalam kegiatan
manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati
sangat baik dan akan memudahkan aksek dalam
pelestarian keanekaragaman hayati.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 62.5
204
Kelompok : S3K6
Nama Anggota: Eka Rosmayanti
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya sangat setuju menggunakan teknologi modern
dalam kegiatan manusia untuk melestarikan
keanekaragaman hayati. Karena dapat memberikan
peluang baru untuk mensejahterakan pelestarian
keanekaragaman hayati.
2.. Analisis √ 2 Peluang dalam pemanfaatan teknologi modern seperti
membuat kebun binatang agar binatang-binatang tetap
terjaga dan terlindungi dari ancaman.
3. Evaluasi √ 3 Menurut Adillah dengan menggunakan teknlogi modern
proses pelestarian akan lebih mudah dan terjangkau
untuk seluruh provinsi yang memiliki keanekaragaman
hayati yang ada di Indonesia.
4. Inferensi √ 3 Pemanfaatan teknologi modern mendukung dalam proses
pepestarian keanekaragaman hayati baik di darat dan
perairan.
5. Eksplikasi √ 2 Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia
untuk melestarikan keanekaragaman hayati sebagai alat
yang memberikan kemudahan pemerintah dalam
menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati.
6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia
untuk melestarikan keanekaragaman hayati memberkan
dampak yang baik bagi kelangsungan makhluk hidup.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6
205
Kelompok : S4K6
Nama Anggota: Rasyid
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam
kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati. Karena teknologi modern sangat membantu
dalam pelestarian keanekaragaman hayati.
2.. Analisis √ 2 Teknologi modern yang berkembang memberikan
banyak manfaat untuk pelestarian keanekaragaman
hayati seperti pembuatan botanical garden.
3. Evaluasi √ 2 Dengan adanya teknologi tersebut spesies makhluk hidup
akan lebih mudah untuk dijaga dan dilestarikan tanpa
merusak habitatnya.
4. Inferensi √ 2 Teknologi modern ini sudah sangat berkembang dan
pada masa ini diharapkan setiap kegiatan dapat
memanfaatkan teknologi modern untuk mempermudah
pancapaian dan pelestarian keanekaragaman hayati.
5. Eksplikasi √ 2 Jika teknologi modern tidak dimanfaatkan maka kita
akan sulit untuk meletarikan sumberdaya hayati yang
sangat kaya di Indonesia.
6. Regulasi Diri √ 3 Menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia
untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat baik
dan akan memudahkan aksek dalam pelestarian
keanekaragaman hayati.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
206
Tema
(KONTRA)
Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.
Kelompok : S1K7
Nama Anggota: Fani Rofikoh
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik ke
Indonesia karena dapat mendesak populasi ikan lokal.
2.. Analisis √ 2 Menurut Annisa populasi ikan lokal dapat terdesak
dengan adanya intoduksi spesies eksotik yang baru
sehingga spesies lokal akan kalah dan rawan punah.
3. Evaluasi √ 3 Jika introduksi spesies eksotik baru dari negara asing
hanya dapat merusak populasi lama sebaiknya introduksi
tidak dilakukan karena populasi lokal lebih penting
daripada spesies asing.
4. Inferensi √ 3 Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah
variasi baru pada spesies eksotik namun dapat
menurunkan jumlah pembiakan eksotik lokal akan
berdampak buruk pada pelestarian spesies eksotik lokal.
5. Eksplikasi √ 2 Jika eksotik lokal akan berkurang maka pembiakan
semakin sedikit dan dapat merugikan spesies eksotik
lokal yang ada di Indonesia.
6. Regulasi Diri √ 3 Introduksi spesies eksotik akan mendesak populasi
spesies ikan lokal.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6
207
Kelompok : S2K7
Nama Anggota: Rahadatul ‘Asy A
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Introduksi spesies eksotik guna menambah spesies baru
tidak baik dilakukan karena spesies asing menguasai
lingkungan perairan.
2.. Analisis √ 2 Jika lingkungan perairan dikuasai oleh spesies asing
maka spesies lokal akan terancam kenyamanan
habitatnya.
3. Evaluasi √ 2 Menurut Dinnar dalam penelitiannya hewan lokal
memerlukan tempat tinggal ynag layak untuk
kehidupannya, jika spesies asing menguasai lingkungan
perairannya maka spesies lokal akan terancam punah.
Sebaiknya tidak perlu introduksi jika dapat merusak
spesies lokal.
4. Inferensi √ 2 Jadi, introduksi spesies eksotik akan menyebabkan
ketidaknyamanan lingkungan spesies lokal.
5. Eksplikasi √ 3 Terancamnya populasi spesies lokal akan menyebabkan
kepunahan.
6. Regulasi Diri √ 2 Introduksi spesies eksotik akan memberikan dampak
positif kepada populasi spesies eksotik lokal.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
208
Kelompok : S3K7
Nama Anggota: Bimantara Yuda
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik baru
karena dapat memusnahkan ikan asli yang ada di
Indonesia.
2.. Analisis √ 2 Ikan asli yang ada di Indonesia sangat penting untuk
dilestarikan, tetapi jika masuknya spesies asing maka
kesempatan pelestarian ikan lokal semakin kecil.
3. Evaluasi √ 2 Menurut Juliah Introduksi spesies eksotik akan
memusnahkan populasi ikan lokal, sehingga harus
dilakukannya usaha agar spesies lokal tidak punah
dengan menyimpan spesies baru agar tidak disatukan
dengan spesies lokal.
4. Inferensi √ 2 Jika introduksi spesies eksotik tetap dilakukan maka
pelestarian spesies lokal harus tetap terjaga dengan baik
agar tidak punah.
5. Eksplikasi √ 2 Untuk menjaga kelestarian populasi ikan lokal maka kita
sebaiknya tidak perlu introduksi spesies eksotik baru.
6. Regulasi Diri √ 3 Introduksi spesies eksotik baru akan merugikan populasi
ikan lokal karena spesies asing dapat memusnahkan
populasi spesies ikan lokal.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
209
Tema
(PRO)
Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup
manusia.
Kelompok : SIK8
Nama Anggota: Nadila Putri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya sangat setuju penggunaan pestisida untuk
membrantas hama dan melindungi tanaman dari
gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia
karena hama tidak bisa dibiarkan begitu saja untuk
menghabiskan tanaman sebagai sumber vitamin.
2.. Analisis √ 2 Menurut Hasanah jika tumbuhan banyak diserang oleh
hama maka sayur-sayuran akan habis dan tidak bisa
dimanfaatkan dengan baik serta dapat merugikan para
petani.
3. Evaluasi √ 2 Pestisida digunakan untuk pengendali hama yang
merusak tanaman dan pestisida juga ramah lingkungan.
4. Inferensi √ 3 Dapat disimpulkan bahwa pestisida sangat membantu
untuk perlindungan tumbuhan dari hama yang dapat
merusak tanaman.
5. Eksplikasi √ 3 Pestisida yang digunakan hanyalah bahan kimiawi
sintetik yang tidak merusak kesehatan.
6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan
melindungi tanaman dari gangguan hama akan
mensejahterakan perekonomian petani dari tanaman
yang hancur dimakan hama.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6
210
Kelompok : S2K8
Nama Anggota:Imra Ismail
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas
hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama
karena dapat menyelamatkan tanaman dari hama dan
penyakit pada hama yang merusak tanaman.
2.. Analisis √ 2 Jika hama dapat dibasmi maka nilai panen akan
meningkat sehingga dapat mensejahterakan pendapatan
petani.
3. Evaluasi √ 2 Pestisida adalah cara yang mudah untuk mebersihkan
hama dari tanaman dan sayuran sehingga sayuran
menjadi layak untuk dikonsumsi.
4. Inferensi √ 2 Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pestisida untuk
membrantas hama dan melindungi tanaman dari
gangguan hama sangat baik demi kelangsungan hidup
manusia.
5. Eksplikasi √ 3 Setiap tanaman akan terlindungi dari hama, para petani
memiliki pendapatan yang layak dan sayuran layak
dikonsumsi dan terbebas dari hama.
6. Regulasi Diri √ 2 Penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan
melindungi tanaman dari gangguan hama sangat
berdampak positif untuk keletasian tanaman.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3
211
Kelompok : S3K8
Nama Anggota: Tiara Zaskia Amrizal
No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas
hama dan melindungi tanaman dari gangguanhama agar
hasil pertanian semakin bagus.
2.. Analisis √ 2 Pestisida sangat membantu bidang pertanian untuk
memperoleh tanaman yang bagus dan mempermudah
perolehan bibit yang bagus.
3. Evaluasi √ 2 Dengan dikembangkannya penggunaan pestisida
menjadikan hidup petani lebih baik dan meberikan
solusi agar tanaman tidak mudah terserang oleh hama.
4. Inferensi √ 2 Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pestisida untuk
membrantas hama adalah metode yang praktis dan
mudah untuk menjaga tanaman agar tetap unggul dan
terjaga dari hama-hama.
5. Eksplikasi √ 2 Dibantunya pestisida yang menjaga tanaman dari hama
maka tanaman akan mudah meproduksi tanaman baru
yang berkualitas.
6. Regulasi Diri √ 2 Penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan
melindungi tanaman dari gangguan hama sangat
diharuskan demi produksi tanaman baru yang unggul
dan berkualitas.
Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 54.1
212
Tabel 3. Keterangan Penilaian dan Penskoran Keterampilan Berpikir Kritis
No Kode
Siswa
Penilaian Keterangan
Lisan Tulisan
Kategori Skor Kategori Skor
1. SIK1 A 6.6 A 6.6 Baik
S2K1 U 58.3 U 58.3 Cukup
S3K1 U 58.3 U 58.3 Cukup
S4K1 U 58.3 U 58.3 Cukup
2 S1K2 A 6.6 A 6.6 Baik
S2K2 U 58.3 U 58.3 Cukup
S3K2 A 6.6 A 6.6 Baik
S4K2 U 54.1 U 54.1 Cukup
3 S1K3 A 6.6 A 6.6 Baik
S2K3 U 58.3 U 58.3 Cukup
S3K3 U 58.3 U 58.3 Cukup
S4K3 U 54.1 U 54.1 Cukup
4 S1K4 A 6.6 A 6.6 Baik
S2K4 U 58.3 U 58.3 Cukup
S3K4 U 58.3 U 58.3 Cukup
5 S1K5 A 62.5 A 62.5 Baik
S2K5 U 58.3 U 58.3 Cukup
213
S3K5 U 54.1 U 54.1 Cukup
S4K5 U 58.3 U 58.3 Cukup
6 S1K6 A 75 A 75 Baik
S2K6 A 62.5 A 62.5 Baik
S3K6 A 6.6 A 6.6 Baik
S4K6 U 58.3 U 58.3 Cukup
7 S1K7 A 6.6 A 6.6 Baik
S2K7 U 58.3 U 58.3 Cukup
S3K7 U 58.3 U 58.3 Cukup
8 S1K8 A 6.6 A 6.6 Baik
S2K8 U 58.3 U 58.3 Cukup
S3K8 U 54.1 U 54.1 Cukup
220
Lampiran B-7 TRIANGULASI DAN MEMBER CHECK
Tabel 1.Penilaian Lisan Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 1 S1K1 Aulia Fitri Sitorus √ Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu
sanggahan (rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim
Setuju
S2K1 Rossa Azilla √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K1 Adillah Al-hajj Syafit √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S4K1 Fardilla Hayati √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (KONTRA) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 1
221
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 2 S1K2 Hadzia Ihsan Hakim √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K2 Nurjanah √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K2 Maysaroh √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S4K2 Rovidasari √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (KONTRA) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun
perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 2
222
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 3 S1K3 Wan Ade Ramadayanti √ Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu
sanggahan (rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim
Setuju
S2K3 Fadillah √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K3 S. M. Qodir √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S4K3 Ngatini Rahayu √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 3
223
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 4 S1K4 Ervani Saputra √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K4 Novi Maldanita √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S3K4 Bayu Niti Kurniawan √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 4
224
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 5 S1K5 Armanda Putra √ Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu
sanggahan (rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim
Setuju
S2K5 M. Kholil Fajri √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K5 M. Nadri √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S4K5 Khairunnisa Kurniasih √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (PRO) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan
sawit demi kesejahteraan rakyat.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 5
225
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 6 S1K6 Zayyan Abiyul Usman √ Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu
sanggahan (rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim
Setuju
S2K6 Rahmat Hidayat √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K6 Eka Rosmayanti √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S4K6 Rasyid √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (PRO) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 6
226
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 7 S1K7 Fani Rofiqoh √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K7 Rahadatul ‘Asy A √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K7 Bimantara Yuda √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (KONTRA) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di
Indonesia.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 7
227
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 8 S1K8 Nadila Putri √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K8 Imra Ismail √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S3K8 Tiara Zaskia Amrizal √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (PRO) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi
kelangsungan hidup manusia.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 8
228
Tabel 2.Penilaian Tulisan Keterampilan Argumentasi Ilmiah
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 1 S1K1 Aulia Fitri Sitorus √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K1 Rossa Azilla √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K1 Adillah Al-hajj Syafit √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S4K1 Fardilla Hayati √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Tema: (KONTRA) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 1
229
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 2 S1K2 Hadzia Ihsan Hakim √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K2 Nurjanah √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K2 Maysaroh √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S4K2 Rovidasari √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (KONTRA) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun
perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 2
230
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 3 S1K3 Wan Ade Ramadayanti √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K3 Fadillah √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S3K3 S. M. Qodir √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S4K3 Ngatini Rahayu √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 3
231
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 4 S1K4 Ervani Saputra √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan
claim lain dengan data pendukung Setuju
S2K4 Novi Maldanita √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S3K4 Bayu Niti Kurniawan √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 4
232
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 5 S1K5 Armanda Putra √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K5 M. Kholil Fajri √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K5 M. Nadri √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S4K5 Khairunnisa Kurniasih √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Tema: (PRO) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 5
233
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 6 S1K6 Zayyan Abiyul Usman √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K6 Rahmat Hidayat √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S3K6 Eka Rosmayanti √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
S4K6 Rasyid √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
Tema: (PRO) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 6
234
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 7 S1K7 Fani Rofiqoh √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan
claim lain dengan data pendukung Setuju
S2K7 Rahadatul ‘Asy A √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S3K7 Bimantara Yuda √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Tema: (KONTRA) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di
Indonesia.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 7
235
Klp Kode Siswa
Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan
1 2 3 4 5 8 S1K8 Nadila Putri √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim
berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Setuju
S2K8 Imra Ismail √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung
S3K8 Tiara Zaskia Amrizal √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)
Tema: (PRO) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi
kelangsungan hidup manusia.”
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 8
236
Lampiran B-8
TRIANGULASI DAN MEMBER CHECK
Tabel.1 Penilaian Lisan dan Penskoran Keterampilan berpikir kritis
Tema
(KONTRA)
Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan
keanekaragaman hayati.
Kelompok : S1K1
Nama Anggota: Aulia Fitri Sitorus
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K1
Nama Anggota: Rossa Azilla
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
237
Kelompok : S3K1
Nama Anggota: Adillah Al-hajj Syafit
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S4K1
Nama Anggota: Fardilla Hayati
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 1
238
Tema
(KONTRA)
Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu
maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.
Kelompok : S1K2
Nama Anggota: Hadzila Ihsan Hakim
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K2
Nama Anggota: Nurjanah
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
239
Kelompok : S3K2
Nama Anggota: Maysaroh
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S4K2
Nama Anggota: Rovidasari
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 2
240
Tema
(PRO)
Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies
yang ada di Indonesia.
Kelompok : SIK3
Nama Anggota: Wan Ade Ramada Yanti
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K3
Nama Anggota: Fadillah
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
241
Kelompok : S3K3
Nama Anggota: S. M. Qodir
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Seuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S4K3
Nama Anggota: Ngatini Rahayu
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 3
242
Tema
(KONTRA)
Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari
gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.
Kelompok : S1K4
Nama Anggota: Ervani Saputra
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K4
Nama Anggota: Novi Maldanita
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S3K4
Nama Anggota: Bayu Niti Kurniawan
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 4
243
Tema
(PRO)
Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu
maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.
Kelompok : S1K5
Nama Anggota: Armanda Putra
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 62.5
Kelompok : S2K5
Nama Anggota: M. Kholil Fajri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
244
Kelompok : S3K5
Nama Anggota: M. Hadri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1
Kelompok : S4K5
Nama Anggota: Khairunnisa Kurniasih
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 5
245
Tema
(PRO)
Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan
keanekaragaman hayati.
Kelompok : S1K6
Nama Anggota: Zayyan Abiyul Usman
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 4 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 75
Kelompok : S2K6
Nama Anggota: Rahmat Hidayat
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 62.5
246
Kelompok : S3K6
Nama Anggota: Eka Rosmayanti
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S4K6
Nama Anggota: Rasyid
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 6
247
Tema
(KONTRA)
Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies
yang ada di Indonesia.
Kelompok : S1K7
Nama Anggota: Fani Rofikoh
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K7
Nama Anggota: Rahadatul ‘Asy A
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S3K7
Nama Anggota: Bimantara Yuda
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 7
248
Tema
(PRO)
Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari
gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.
Kelompok : SIK8
Nama Anggota: Nadila Putri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K8
Nama Anggota:Imra Ismail
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S3K8
Nama Anggota: Tiara Zaskia Amrizal
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 8
249
Tabel.1 Penilaian Tulisan dan Penskoran Keterampilan berpikir kritis
Tema
(KONTRA)
Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan
keanekaragaman hayati.
Kelompok : S1K1
Nama Anggota: Aulia Fitri Sitorus
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K1
Nama Anggota: Rossa Azilla
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
250
Kelompok : S3K1
Nama Anggota: Adillah Al-hajj Syafit
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S4K1
Nama Anggota: Fardilla Hayati
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 1
251
Tema
(KONTRA)
Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu
maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.
Kelompok : S1K2
Nama Anggota: Hadzila Ihsan Hakim
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K2
Nama Anggota: Nurjanah
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
252
Kelompok : S3K2
Nama Anggota: Maysaroh
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S4K2
Nama Anggota: Rovidasari
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 2
253
Tema
(PRO)
Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies
yang ada di Indonesia.
Kelompok : SIK3
Nama Anggota: Wan Ade Ramada Yanti
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K3
Nama Anggota: Fadillah
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
254
Kelompok : S3K3
Nama Anggota: S. M. Qodir
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Seuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S4K3
Nama Anggota: Ngatini Rahayu
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 3
255
Tema
(KONTRA)
Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari
gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.
Kelompok : S1K4
Nama Anggota: Ervani Saputra
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K4
Nama Anggota: Novi Maldanita
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S3K4
Nama Anggota: Bayu Niti Kurniawan
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 4
256
Tema
(PRO)
Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu
maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.
Kelompok : S1K5
Nama Anggota: Armanda Putra
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 62.5
Kelompok : S2K5
Nama Anggota: M. Kholil Fajri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
257
Kelompok : S3K5
Nama Anggota: M. Hadri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1
Kelompok : S4K5
Nama Anggota: Khairunnisa Kurniasih
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 5
258
Tema
(PRO)
Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan
keanekaragaman hayati.
Kelompok : S1K6
Nama Anggota: Zayyan Abiyul Usman
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 4 Setuju
2.. Analisis √ 3
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 75
Kelompok : S2K6
Nama Anggota: Rahmat Hidayat
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 62.5
259
Kelompok : S3K6
Nama Anggota: Eka Rosmayanti
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S4K6
Nama Anggota: Rasyid
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 6
260
Tema
(KONTRA)
Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies
yang ada di Indonesia.
Kelompok : S1K7
Nama Anggota: Fani Rofikoh
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 3
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K7
Nama Anggota: Rahadatul ‘Asy A
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S3K7
Nama Anggota: Bimantara Yuda
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 7
261
Tema
(PRO)
Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari
gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.
Kelompok : SIK8
Nama Anggota: Nadila Putri
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 3
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 3
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6
Kelompok : S2K8
Nama Anggota:Imra Ismail
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 3
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3
Kelompok : S3K8
Nama Anggota: Tiara Zaskia Amrizal
No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan
W U A S
1 Interprestasi √ 3 Setuju
2.. Analisis √ 2
3. Evaluasi √ 2
4. Inferensi √ 2
5. Eksplikasi √ 2
6. Regulasi Diri √ 2
Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1
Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018
Observer 8
266
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-1
MAN 1 NATUNA KELAS X IPA 2
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Lampiran D-1
267
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-2
MAN 1 NATUNA KELAS X IPA 2
Pendahuluan
Pembagian LKS Profil Siswa
Lampiran D-2
268
DOKUMENTASI MENGERJAKAN LKS PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI
ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MAN 1 NATUNA
Lampiran D-3
Kelompok 2 Kelompok 1
Kelompok 3 Kelompok 4