keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir

292
KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE DEBAT PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU SKRIPSI Oleh : SURAYA NPM : 141630392 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK PONTIANAK 2018

Upload: khangminh22

Post on 20-Jan-2023

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS

MELALUI METODE DEBAT PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU

SKRIPSI

Oleh :

SURAYA

NPM : 141630392

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

PONTIANAK

2018

KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS

MELALUI METODE DEBAT PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU

SKRIPSI

Oleh :

SURAYA

NPM : 141630392

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

PONTIANAK

2018

i

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Suraya

Npm : 141630392

Program studi : Pendidikan Biologi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “KETERAMPILAN

ARGUMENTASI ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE

DEBAT PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI SISWA KELAS X

DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU” adalah hasil karya sendiri dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung segala resiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

ii

MOTTO

“Amalan yang manfaatnya untuk orang banyak lebih utama daripada yang

manfaatnya untuk segelintir saja.”

(Imam As-Suyuthi dalam Al-Asybah wa An-Nazhair pada kaedah ke-20)

“Menuntut ilmu itu lebih utama dari shalat sunnah.”

(Imam Asy Syafi’i)

“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya penuntut

ilmu akan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu sampai pada ikan di

lautan.”

(HR. Ibnu Majah, Abu Ya’la dalam musnadnya, Ath-Thabrani no. 3914)

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran

akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan

mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan

berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang

jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta

akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan

pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta,

maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”

(HR. Muslim)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

(QS. Al-Baqarah: 155-156)

“Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji

mereka. Barang siapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginya ridho

Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian tersebut) maka baginya

murka-Nya.”

(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

iii

PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah

selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu”.

(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

Alhamdulillah. Terima kasih saya sampaikan kepada Allah Subhanahu

wata’ala masih memberikan hamba kesempatan dan kekuatan untuk meyelesaikan

skripsi ini. Seiring berjalannya waktu engkau selalu mendampingi hamba,

meskipun saat pikiran terasa lelah bahkan kehilangan gagasan untuk menulis

engkau selalu menghampiri pikiran hamba bahwa tiada yang lebih baik untuk

memberi kekuatan selain diri-Mu. Saat hadirnya sebuah niat yang baik Engkau

selalu memberiku kekuatan untuk membuat skripsi ini sebagai penantian yang

selalu ditunggu. Engkau hantarkan hamba menuju jalan yang benar, Engkau

berikan hamba hidayah serta rahmat untuk mempermudah hamba untuk

menyelesaikan semua tugas yang diberikan. Hamba yakin dengan usaha dan doa

Engkau takkan memberikan jawaban yang sia-sia. Tak henti kepala ini untuk

berpikir dan mengeluarkan inspirasi terbaik untuk orang-orang yang

mengharapkan hadiah ini, itu semua semata kehendak-Mu. Rabbi ya tuhan hamba

yang Maha Mulia tetap kirimkan hamba sejuta inspirasi untuk menjalankan

perintah-Mu dan ajaran Rasulullah. Bermanfaatnya ilmu ini akan memudahkan

hamba menggapai Ridho dan Surga-Mu.

Rasulullah Salallahu alaihi wassalam inspirasi agamaku & cahaya

Sunnahku, karena beliaulah hamba berani berdakwah, karena beliaulah hamba

berani mengungkap kebenaran meskipun dalam sebuah tulisan skripsi ini. Hamba

menulis skripsi ini semata ingin berada dekat dijalanmu, ingin menjadi penerus

tauladanmu seperti isteri dan anakmu.

Malaikat hidupku

Ibundaku Julita, terima kasih yang ingin ku ucapkan pertama kali untukmu.

Tidak cukup lembaran kertas ini untuk mengungkapkan rasaku untukmu, namun

sebatas goresan ini bisa mewakili perasaan sayangku padamu. Anakmu ini bukanlah

seseorang yang bisa membuat rangkaian kata yang indah, namun dalam goresan

skripsi ini anakmu ingin memberikan hadiah terindah untukmu. Jika aku terlahir

iv

karena takdir Allah, maka aku ingin kelahiranku membuatmu bahagia di dunia

hingga akhirat. Terima kasih malaikat tak bersayapku.

Ayahku Saidun (Rahimahullah), saat aku ingin menulis tugas akhir ini, dalam

pikiranku hanya engkau inspirasiku. Dari kecil hingga aku dewasa tak satupun luput

dibenakku tentang amanah-amanah yang engkau berikan, engkau bahagiakan aku

dengan cara sederhanamu. Saat engkau tiada hanya doa yang bisa membantuku

dalam kegelapan, engkau adalah pelita penerangku. Tak pernah sedikitpun jarimu

melukaiku apalagi hatiku yang lembut ini. Anakmu ingin menjadi seperti dirimu,

kala berada dimanapun engkau selalu disenangi orang-orang. Engkau memang

pahlawanku, izinkan aku menyambung amanahmu untuk kedudukan akhiratmu.

Semoga allah memberi jalan yang terindah untuk anakmu, meneruskan

perjuanganmu di jalan Allah dan kelak kita dipertemukan di surga-Nya. Aamiin

Saudara-saudaraku

Dengan rasa hormat dan rasa sayang dari adik bungsumu untuk abang tertuaku

Muslim (Rahimahullah), sampai detik ini aku yakin engkau selalu tersenyum, karena

tidak ada siapapun yang tidak mendoakanmu. Jika saat ini engkau berada di

sampingku, kau akan tersenyum bangga. Karena perjuanganmu mendidikku agar

menjadi adik yang terbaik akan terwujud. Hari ini hingga nanti doaku tak pernah

putus untukmu dan aku yakin Allah menempatkanmu di tempat terindah di sisi-Nya.

Untukmu kakakku Desima, saat ini engkau menjadi kakak tertua dalam

saudara kita, engkau yang melanjutkan amanah abang. Tiada kata yang menarik

ingin kusampaikan, hanya terima kasih dapat ku ungkapkan. Dengan kasih

sayangmu membawa kami mengerti arti tanggung jawab, saat ini engkau telah

menjadi seorang isteri dan ibu dari anak-anakmu. Engkau dan abang iparku (Iwan

Setiawan, S.Pi.), menjadi orangtua kedua. Didikan dan nasehat kalian tidak

sebanding nilainya dengan permata. Panjatku semoga Allah menjadikan kalian

pasangan yang bertaqwa hingga ke generasinya dan semoga kalian tetap bersama di

dunia dan akhirat.

Untukmu Ibu Persit kakak keduaku Noralia, saudariku dibilang mirip

denganku, kini menjalanai profesi seorang ibu dari keponakanku yang soleh dan

solehah. Semoga pekerjaanmu selalu diberkahi Allah hingga hayatmu. Dengan gelar

bu persit semoga engkau tetap menjalankan amanahmu baik dalam keadaan apapun.

Untuk saudaraku yang ganteng Fahrizal, satu-satunya putra yang ada di

keluarga kami, saat ini menjadi pemimpin dan pemegang amanah pengganti abang

v

tertua. Kini engkau menjadi seorang ayah dan suami, semoga rasa tanggung jawab

tak pernah luput untuk membina keluargamu. Doaku semoga selalu dalam

keberkahan dan lindungan-Nya.

Untukmu saudari terakhirku Darus Salmi, S.Pd, saat ini sudah mejadi guru

Bahasa Inggris, semoga lekas melepas masa galau dan masa lajangmu.

Barakallahufikum! Panjatku dipermudahkan dalam mencari jati diri dan jodoh.

Semoga engkau bisa menjadi guru yang professional dan mengamalkan syariat

Islam, taat kepada-Nya dan kelak bisa menjadi Ibu dan Isteri yang baik untuk

keluargamu. Aamiin.

Saudaraku adalah surga yang kupunya saat aku berada dilingkungan mereka.

Semoga kami dapat mencapai tujuan yang sama yaitu menggapai Ridho dan Surga

Nya!

Guru-guru inspirasiku

Ibu Nuri Dewi Muldayanti, M.pd, Ibu Anandita Eka Setiadi, M.Si, Ibu

Mahwar Qurbaniyah, M.Si dan Ibu Hanum Mukti Rahayu, M.Sc kerab dipanggil Bu

Nuri, Bu eka, Bu Mahwar dan Bu hanum nama yang tidak asing lagi dibenakku dan

dikampus terutama Program Studi Pendidikan Biologi, ialah dosen inspirasiku

selama aku menjadi mahasiswa, hidup mereka penuh rasa sayang, nasihat, cinta dan

kelembutan, yang aku dapatkan dari mereka terutama ocehannya yang sangat luar

biasa membuat aku selalu rindu. Meski aku menjuluknya dosen yang selalu benar,

namun kata demi kata yang mereka berikan selalu menggugah hatiku untuk berubah.

Kebahagaiaan yang selalu mereka berikan kepadaku serta tak lepas motivasinya

untuk kehidupanku yang lebih berwarna. Semoga Allah memberikan kebaikan yang

berlimpah untuk mereka serta keluarganya dan ditempatkan di Jannah Nya.

Pak Arif didik Kurniawan, M.pd, selaku Dekan FKIP, Ibu Hanum Mukti

Rahayu, M.Sc selaku dosen PA ku, Ibu Anandita Eka Setiadi, M.Si selaku

pembimbig 1 ku, Ibu Nuri Dewi Muldayanti, M.Pd selaku pembimbing II ku, Pak

Ari Sunandar, M.Si, selaku KA Prodi Pendidikan Biologi, Pak Ade Sunandar, S.E.,

Bu Mahwar Qurbaniah, M.Si, Pak Adi Pasah Kahar, M.Pd Serta Pak DR. Mawardi,

merekalah dosen-dosen kebangganku saat aku menjadi mahasiswanya. Mereka tidak

pernah merasa lelah menghadapi sikap kami yang luar biasa dikelas. Senyum

mereka adalah inspirasi bagiku dan candaan mereka yang bisa membangkitkan

semangatku. Serta dosen-dosen dan rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak,

Bapak DR. Helman Fachri, MM. Ungkapan terima kasih ini mungkin tidak cukup

vi

untuk membalas kebaikan bagi pahlawan tanpa tanda jasaku yang sudah memberi

banyak manfaat dan kebaikan. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah

Subhanahu wata’ala dan mendapatkan kemuliaan di Surga Nya.

Bapak Zainal Muzakar dan rekan-rekan guru SMAN1 Pulau Laut, bapak

Khaidir, S,Ag dan Pramudiya Ananta selaku kepala sekolah SMPN 01 Pulau Laut

dan rekan-rekan guru, bapak Surya Arma, S.Pd dan rekan majelis guru SDN 001

Pulau Laut. Terima kasih atas perjuangan kalian telah mendidikku hingga sekarang

aku bisa seperti ini bukan hanya ajaran materi, namun kalian juga telah memberiku

didikan moral. Ungkapan ini mugkin tidak cukup kuberikan, namun dalam sebuah

tulisan ini ingin kuutarakan bahwa aku bangga menjadi siswa didikan kalian semua.

Semoga kalian selalu menjadi guru yang menanamkan keberanian dan syariat islam.

Aku yakin Allah selalu memberikan kalian kedamaian Dunia dan Akhirat.

Jazakumullah khairan katsir

Teman seperjuangan Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang tak bisa

disebutkan satu-persatu, sahabat-sahabat inspirasi yang selalu mendukungku kabid-

kabid IMM seluruh anggota generasi pencerah. Para mentor Al-Islam

Kemuhammadiyahan UMP, akhi Fadhil Mahdi, SE. selaku Ketua Umum Mentor

dan anggota mentor ikhwan wal akhwat lainnya yang selalu saya sayangi, dalam

organisai ini untuk menjadikan kita sebagai rekan pencerah dakwah Rasulullah.

Kemudian sahabat-sahabat CMN Natuna, terutama bang Zul Azmi selaku ketua,

Bang Dobby, Bang Afrizal, Emeliyani, Reni, Astari, Riska dan rekan-rekan anggota

CMN lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.Anggota KKU yang selalu

dirindukan Tarya Cahyadi, Abdullah Yamani Noor, Budi Firmansyah, Nasrullah

Nazhif Qois, Imam Ahmad Al-hafiz, Erka Janandri, Ozi Auliza, Fany Maulika dan

Ningsih Fatmawati. Terima kasih atas pengalaman dan kebahagian yang telah kalian

ciptakan selama bersama-sama, semoga Allah tetap mengijinkan kita bersatu untuk

melanjutkan dakwah Rasulullah dan niat baik kita di Natuna yaitu tempat dimana

kita dibesarkan.

Orang-orang yang berarti sekaligus sahabat kesayanganku yaitu Dea

Kurnianty, Amd, Kes., Mbak Efi Susanti, Amitha Syahfitri, S.Ked., Esty Elvinda,

S.Farm., Ayu Hartinah, Silvia, Amd, Farm., Zironika, S.Sos dan Atika, semoga kita

selalu dalam pelukan Allah dan menjalani kontak yang kuat untuk menggapai suatu

tujuan yang indah.

vii

Yang selalu bermisi dan paling penting dalam kehidupanku adalah sahabat

yang tak pernah mengeluh saat berada disampingku, tak pernah mengenal lelah

untuk berjuang bersama bahkan tiada henti menciptakan sebuah kebahagiaan yang

kami lalui setiap detiknya, mereka adalah sahabat perjuanganku, untuk kalian Erka

Janandri, S.Pd, Yunita Fitria Andani, Endah Angestyaningrum, S.pd. Terima kasih

atas waktu dan pengorbanan kalian, semoga kita tetap selalu bersama dalam keadaan

apapun dan Allah selalu menyatukan kita di dunia dan akhirat. Aku yakin perjalanan

kita tidak akan sia-sia hingga kita mendapat gelar sarjana. Kepada Sutri Harjani,

Syarifah Ety, Desi Susanti. Unik Kahartinah, Jannawati, Yulansari Berniawati, Desi

Ernawati, Alamsah, Yasir Arafat, Romi Sandra, Feka saputra, Wahyudi, Abu

Mansyur, Niken Sri Rahayu, Lia Sartika, Maryam dan sahabat-sahabat perjuanganku

lainnya. Kita adalah saudara dan kita menyatu karena Allah, Terima kasih kawan-

kawan sudah mengisi hari-hariku dengan penuh kebahagiaan.

Terakhir untukmu calon imamku, aku disini menunggumu sambil

memperbaiki kualitas hingga kita dipertemukan dalam keadaan yang pantas. Jika

dirimu adalah orang terbaik pilihan Allah, maka kelak engkau akan datang untuk

menyempurnakan separuh Agamaku. Aku meyakinkan (QS. An-Nur:26) bahwa ada

keterkaitan diantara kita, saat kita dipersatukan kelak semoga cintamu padaku tidak

melebihi cintamu kepada Rabb-MU. Karena aku lebih senang saat kau mencintai-

Nya lebih dariku. doa dan tawakkallah yang akan menyatukan kita.

Bharakallahufikum!

Untuk seluruh pihak yang telah membantu dan membimbing saya dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terutama kepada dosen pembimbing, dosen penguji,

teman-teman seperjuangan Angkatan 2014 serta rekan-rekan yang berkontribusi

kepada Bripda Nirwan Wahyu Cahyono, Iwan Setiawan, S.Pi. dan Ebet Suardi, S.E.

Semoga jasa dan dukungan kalian akan menjadi amal jariyah untuk kalian semua.

Aamiin.

Suraya

viii

ABSTRAK

SURAYA (141630392). Keterampilan Argumentasi Ilmiah dan Berpikir Kritis

Melalui Metode Debat Pada Materi Keanekaragaman Hayati Siswa Kelas X di

MAN 1 Natuna Kepulauan Riau. Dibimbing oleh ANANDITA EKA SETIADI,

M.Si. dan NURI DEWI MULDAYANTI, M.Pd.

Kurangnya kepercayaan diri serta lemahnya penalaran siswa pada

pembelajaran biologi berkaitan dengan keterampilan argumentasi ilmiah dan

keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

keterampilan argumentasi ilmiah dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X di

MAN 1 Natuna melalui metode debat pada materi keanekaragaman hayati.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penilaian keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis dilakukan secara

lisan & tulisan. Keterampilan argumentasi ilmiah siswa mengacu pada Toulmin’s

Argument Pattern (TAP) dengan level 1, 2, 3, 4, & 5. Dari hasil penelitian

keterampilan argumentasi ilmiah secara lisan & tulisan pada level 1 yang diperoleh

0%, pada level 2 penilaian lisan sebesar 48.28.% & tulisan 41.34%, pada level 3

penilaian lisan sebesar 37.93% & tulisan 58.63%, pada level 4 penilaian lisan

sebesar 13.79% & tulisan 0% serta penilaian lisan & tulisan pada level 5 0%.

Keterampilan berpikir kritis dikategorikan dalam Strong, Acceptable,

Unacceptable, & Weak. Dari hasil penelitian keterampilan berpikir kritis secara

lisan & tulisan pada kategori Unacceptable sebesar 62.06% & Acceptable sebesar

37.94%. Argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa kelas X di MAN 1 Natuna

tergolong masih rendah.

Kata kunci: Keterampilan Argumentasi Ilmiah, Keterampilan Berpikir Kritis,

Metode Debat

ix

KATA PENGANTAR

Senandung kalimat syukur tidak henti hentinya dipanjatkan kepada Allah

Subhanahuwata’ala, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada

Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam, keluarga, para sahabat serta

para pengikutnya sampai akhir zaman.

Alhamdulillahirobbil’alamin, atas Ridha Allah penyusun akhirnya mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Keterampilan Argumentasi Ilmiah dan

Berpikir Kritis Melalui Metode Debat Pada Materi Keanekaragaman Hayati Siswa

Kelas X di MAN 1 Natuna Kepulauan Riau”.

Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus

kepada :

1. Dr. H. Helman Fachri, M.M. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Pontianak.

2. Arif Didik Kurniawan, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak.

3. Ari Sunandar, M.Si. selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Biologi

Universitas Muhammadiyah Pontianak dan selaku penguji I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan pengarahan dalam

perbaikan skripsi ini.

4. Anandita Eka Setiadi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I telah meluangkan

waktunya memberikan pengarahan, saran, masukan dan kritik dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Nuri Dewi Muldayanti, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II telah meluangkan

waktunya memberikan pengarahan, saran, masukan dan kritik dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Adi Pasah Kahar, M.Pd. selaku penguji II yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan masukan dan pengarahan dalam perbaikan skripsi ini.

x

7. Rinaldi S.Pd. selaku kepala MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau yang telah

memberi izin untuk melakukan observasi penelitian.

8. Edi Aprianto, S.Si. selaku guru Mata Pelajaran Biologi di MAN Natuna,

Kepulauan Riau yang telah memberikan pengarahan serta masukkan dan

selaku validator yang telah bersedia memvalidasi instrumen penelitian,

memberikan saran serta motivasi.

9. Nurdianti Awaliyah, S.Si, M.Pd. dan M Ilias, S.Ag, S.Pd, M.Si. yang telah

bersedia memvalidasi instrumen penelitian, memberikan saran serta motivasi.

10. Dosen FKIP Biologi dan Staff Akademik Universitas Muhammadiyah

Pontianak yang telah memberikan ilmu serta memberikan dukungan dan

motivasi.

11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang telah

banyak memberikan motivasi dan semangat.

12. Serta semua pihak yang turut membantu peneliti baik secara langsung atau

tidak langsung.

Penulis sadari skripsi ini jauh dari sebuah kesempurnaan dikarenakan

keterbatasan saya sebagai penulis, oleh karena itu kritik dan saran serta masukkan

menjadi hal yang sangat saya butuhkan dan harapankan untuk perbaikan ke arah

yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

mereka yang membutuhkan untuk pengembangan keilmuan selanjutnya.

Pontianak, 27 Desember 2018

Penulis

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Fokus Penelitian .............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 3

E. Definisi Operasional ....................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8

A. Deskripsi Teori ................................................................................ 8

BAB III. METODE ................................................................................. 23

A. Metode dan Bentuk Penelitian ....................................................... 23

B. Sumber Data.................................................................................. 23

C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 24

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................. 24

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................ 27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 30

A. Hasil.............................................................................................. 30

B. Pembahasan .................................................................................. 39

BAB V. PENUTUP.................................................................................. 59

A. Kesimpulan ................................................................................... 59

B. Saran ............................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 61

LAMPIRAN ................................................................................................

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................. 24

Tabel 4.1 Observasi Pelaksanaan Metode Debat ...................................... 30

Tabel 4.2 Observasi Komponen Penilaian KAI ....................................... 34

Tabel 4.3 Observasi Penilaian KAI ......................................................... 35

Tabel 4.4 Observasi Penilaian KBK ........................................................ 36

Tabel 4.5 Observasi Aspek KBK ............................................................. 37

Tabel 4.6 Persentase Aspek KBK ............................................................ 41

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A

Lampiran A-1 Lembar Hasil Wawancara Guru ....................................... 65

Lampiran A-2 Lembar Hasil Wawancara Siswa ..................................... 67

Lampiran A-3 Silabus ............................................................................. 69

Lampiran A-4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................... 72

Lampiran A-5 Lembar Observasi Keterampilan Argumentasi Ilmiah ...... 88

Lampiran A-6 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis ............... 96

Lampiran A-7 Lembar Kerja Siswa ......................................................... 99

Lampiran A-8 Pedoman Wawancara ..................................................... 107

Lampiran A-9 Lembar Verifikasi .......................................................... 107

Lampiran A-10 Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP .......................... 109

Lampiran A-11 Pedoman Validasi RPP................................................... 114

Lampiran B

Lampiran B-1 Tabel Validasi RPP ........................................................ 125

Lampiran B-2 Tabel Observasi Keterlaksanaan RPP ............................. 158

Lampiran B-3 Tabel Observasi KAI ...................................................... 163

Lampiran B-4 Tabel Observasi KBK .................................................... 183

Lampiran B-5 Hasil Wawancara Siwa ................................................... 214

Lampiran B-6 Dokumen Profil Siswa .................................................... 220

Lampiran B-7 Tabel Triangulasi dan Member Check KAI ..................... 220

Lampiran B-8 Tabel Triangulasi dan Member Check KBK ................... 236

Lampiran C

Lampiran C-1 Surat Keterangan Validator ............................................ 262

Lampiran C-2 Surat Keterangan Penelitian............................................ 265

Lampiran D

Lampiran D-1 Dokumentasi Pembelajaran Pertemuan Ke-1 .................. 266

Lampiran D-2 Dokumentasi Pembelajaran Pertemuan Ke-2 .................. 267

Lampiran D-3 Dokumentasi Mengerjakan LKS Profil KAI dan KBK ... 268

Lampiran D-4 Dokumentasi Pembelajaran Metode Debat ..................... 270

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatkan mutu pendidikan merupakan salah satu usaha untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pembelajaran

seharusnya tidak cukup hanya membekali peserta didik dengan ilmu

pengetahuan, tetapi seharusnya mampu menumbuhkan keterampilan dalam

memecahkan masalah, keterampilan dalam berargumen serta keterampilan

berpikir kritis agar mampu menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat

(Sa’adah, 2015:5).

Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari

makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan tingkat

organisasinya. Materi Biologi tidak hanya berhubungan dengan fakta-fakta

ilmiah tentang fenomena alam yang konkret, tetapi berkaitan juga dengan

obyek yang abstrak seperti proses metabolisme kimiawi dalam tubuh, sistem

hormonal dan lain-lain Sudarisman (2015:32). Pembelajaran biologi

memberikan kesempatan kepada siswa agar terlibat aktif untuk mengetahui

penjelasan ilmiah mengenai fenomena alam yang digunakan untuk

memecahkan masalah. Sehingga pembelajaran biologi dapat menjadi dasar

siswa agar terlihat lebih terampil seperti terampil dalam keterampilan

argumetasi ilmiah dan berpikir kritis (Rustaman, 2010:32).

Keterampilan argumentasi diperlukan dalam pembelajaran biologi

untuk memperkuat pemahaman konsep. Pemahaman konsep adalah

kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu

mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih

dipahami, mampu memberikan interprestasi, dan mampu mengaplikasikannya

Waluya (2008:82). Pemahaman konsep dalam pembelajaran biologi dapat di

aplikasikan untuk memudahkan siswa dalam menyampaikan pendapat atau

berargumentasi yang disesuaikan dengan konsep-konsep biologi. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa argumentasi ilmiah memberikan

2

kesempatan bagi siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman

mereka menggunakan semua informasi yang relevan maupun tidak,

menghubungkan antar konten, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam

menjelaskan pengetahuan ilmiahnya (Roshayanti, 2012:141).

Keterampilan yang juga dianggap penting adalah keterampilan berpikir

kritis. Berpikir kritis merupakan kegiatan yang sangat penting untuk

dikembangkan di sekolah, guru diharapkan mampu merealisasikan

pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan keterampilan berpikir

kritis siswa. Hasil penelitian menunjukan keterampilan berpikir kritis dapat

mempengaruhi pembelajaran agar siswa lebih kritis dalam menanggapi

pembelajaran yang disampaikan dan tidak hanya terpaku pada materi

pembelajaran (Eryadini, 2017:117).

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata

pelajaran Biologi dan observasi proses pembelajaran kelas X di MAN 1

Natuna pada tanggal 20 Februari 2018. Proses pembelajaran biologi di kelas

X masih menekankan pada pengetahuan dan pemahaman materi saja. Pada

saat pembelajaran guru umumnya memberikan latihan mengerjakan soal-soal

LKS atau buku paket. Berdasarkan hasil observasi siswa masih belum

memiliki keterampilan argumentasi ilmiah dan keterampilan berpikir kritis.

Hasil dapat dilihat pada saat diskusi siswa cenderung kurang aktif dalam

menyampaikan pendapat, dikarenakan masih kurangnya kepercayaan diri

untuk berbicara.

Diperlukannya suatu upaya untuk menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan argumentasi

ilmiah di MAN 1 Natuna. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah

memilih metode yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan argumentasi

ilmiah dan keterampilan berpikir kritis. Salah satu metode pembelajaran yang

dapat meningkatkan keterampilan argumentasi ilmiah dan keterapilan berpikir

kritis siswa yaitu metode debat (Nafisah, 2017:116).

Penerapan metode debat menjadikan siswa lebih aktif dalam berpikir

dengan melakukan analisis terhadap permasalahan yang nyata disekitar

3

mereka sehingga menimbulkan kesan yang mendalam dalam pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode debat

terbukti mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa

menanggapi fenomena dalam pembelajan dan isu-isu terkait pembelajaran

serta dapat membangkitkan minat siswa untuk menyampaikan pendapat

(Pudjantoro, 2015:10).

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka fokus

penelitian ini adalah: Bagaimana keterampilan argumentasi ilmiah dan

berpikir kritis siswa kelas X IPA 2 di MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau, yang

diajarkan melalui metode debat pada materi keanekaragaman hayati?

C. Tujuan

Sesuai dengan fokus penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah: Deskripsi keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa

kelas X IPA 2 di MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau, yang diajarkan melalui

metode debat pada materi keanekaragaman hayati.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan dan menambah wawasan khususnya mengenai pengaruh

metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir

kritis.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

menambah pengetahuan dan memberikan inspirasi tentang kegiatan

pembelajaran yang dapat mengaktifkan suasana kelas yang

melibatkan siswa dalam mengajar.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mendorong

siswa untuk lebih luas dalam mengungkapkan pendapat secara lisan

4

maupun tulisan dan meningkatkan keterampilan dalam

berargumentasi serta melatih siswa agar mampu berpikir lebih kritis.

c. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk memberikan gambaran yang sama

antara penulis dan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan

dalam penelitian ini. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Argumentasi ilmiah merupakan keterampilan seseorang untuk

melakukan proses penyusunan sebuah pernyataan yang disertai dengan

bukti dan alasan yang logis dengan tujuan untuk membenarkan

keyakinan, sikap atau suatu nilai, mempertahankannya dan

mempengaruhi orang lain. Hal ini dapat melandasi peserta didik

bagaimana caranya berpikir, bertindak dan berkomunikasi secara ilmiah

yang dikuatkan dengan data atau bukti dan didasari ilmu pengetahuan

(Farida, 2014:28).

Indikator argumentasi ilmiah mengikuti komponen dari Toulmin’s

Argument Pattern (TAP) dan berdasarkan kriteria level yang

dikembangkan Erduran, et al. (2009:916) (Fhardani, dkk. 2016:78).

Komponen utama dalam TAP adalah kemampuan siswa dalam

memberikan pendapat (claim), kemampuan siswa memberikan dan

menganalisis data, kemampuan memberikan pembenaran (warrant),

kemampuan memberikan dukungan (backing), serta kemampuan siswa

dalam membuat sanggahan (rebuttal) terhadap permasalahan.

5

2. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan pemikiran yang bersifat selalu ingin tahu

terhadap informasi yang ada untuk mecapai suatu pemahaman yang

mendalam. Apabila seseorang dapat berpikir secara kritis maka seseorang

itu akan diterima pendapatnya karena pendapatnya merupakan ide yang

relevan dengan permasalahan sehingga dapat diterima oleh orang lain.

Penelitian Agung W (2009:13) merujuk pada konseptualisasi dari

The American Philosophical Association, keterampilan berpikir kritis

mengandung enam keterampilan pokok yang terdiri atas interprestasi,

analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan regulasi diri (Facione, et.al.

2009:86, Bradley, et.al. 2017:4).

3. Metode Debat

Metode debat salah satu metode yang akan digunakan untuk

melihat keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa.

Adapun prosedur melaksanakan metode debat adalah:

a). Guru memberikan teks bacaan berupa LKS sebelum pelaksanaan

debat.

b). Guru menyiapkan beberapa tema tentang isu kontroversi yang terkait

dengan mata pelajaran yaitu mengenai pengaruh kegiatan manusia

terhadap keanekaragaman hayati dan usaha perlindungan alam,

dengan tema berupa:

1) Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan

manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

2) Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi

kesejahteraan rakyat.

3) Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan

melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan

hidup manusia.

4) Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah

variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.

6

c). Guru membagikan siswa menjadi dua tim debat diantaranya

kelompok pro dan kelompok kontra.

d). Guru membuat empat sub kelompok pro dan kontra dalam masing-

masing tim debat.

e). Guru memberi perintah pada setiap subkelompok untuk menyusun

argumen yang akan didiskusikan oleh kelompok.

f). Guru menempatkan kursi bagi para juru bicara dari pihak yang pro

dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang sama bagi juru

bicara dari pihak yang kontra.

g). Guru memulai debat dengan meminta juru bicara mengemukakan

pendapat mereka atau sebagai argumen pembuka.

h). Setelah argumen pembuka dilakukan, juru bicara kembali ke

kelompok semula untuk memerintahkan anggota kelompok untuk

menyusun strategi dalam rangka mengomentari argumen pembuka

dari pihak lawan.

i). Guru perintahkan para juru bicara yang duduk berhadapan untuk

memberikan argumen tandingan ketika debat berlanjut, Guru

menganjurkan mereka untuk bertepuk tangan atas argumen yang

disampaikan oleh tim perwakilan debat kelompok mereka.

j). Ketika semua argumen telah disampaikan, maka guru meminta

mengakhiri perdebatan tersebut tanpa menyebutkan siapa

pemenangnya, guru memerintahkan siswa agar duduk bersebelahan

antara tim pro dan kontra dan melakukan diskusi dalam satu kelas

penuh tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari persoalan yang

diperdebatkan. Guru juga perintahkan siswa untuk mengenali apa

yang menurut mereka merupakan argumen terbaik yang

dikemukakan oleh kedua pihak.

7

4. Materi Keanekaragaman Hayati

Kurikulum yang diterapkan di MAN 1 Natuna yaitu Kurikulum

2013, pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan 2 kali pertemuan

masing-masing 2x45 menit. Pada bab materi berisi Pengertian dan contoh

keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem, Penyebaran fauna dan flora

diIndonesia, Klasifikasi makhluk hidup Manfaat keanekaragaman hayati,

Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati, Usaha-

usaha keanekaragaman hayati secara insitu dan ex- situ. Dalam penelitian

ini peneliti membatasi materi tersebut, yaitu pada pertemuan terakhir

membahas indikator mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia

terhadap keanekaragaman hayati dan usaha perlindungan alam.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Keterampilan Argumentasi Ilmiah

a. Pengertian Argumentasi Ilmiah

Argumentasi ilmiah adalah kemampuan merumuskan dan

mengevaluasi argumen telah banyak diakui menjadi dasar

keterampilan berpikir yang baik dan menjadi salah satu tujuan

pendidikan sains. Probosari, dkk (2016:30) menyatakan bahwa siswa

yang mendapatkan pembelajaran sains harus mampu menyajikan

pernyataan yang akurat, mengkomunikasikannya kepada yang lain

secara meyakinkan, menanggapi argumen orang lain dan

membandingkan berbagai argumentasi secara logis. Argumentasi

ilmiah berperan untuk menyajikan dan mengatasi kesenjangan antara

gagasan dan bukti melalui pernyataan yang valid. Seseorang

mempunyai kemampuan argumentasi melalui pencapaiannya dalam

memahami fenomena yang dialaminya, mengemukakan

pemahamannya dan meyakinkan orang lain agar menerima

gagasannya. Untuk mencapai hal itu, mereka harus mengkonstrak

dan mendukung pernyataan dengan bukti dan penalarannya,

mempertanyakan yang mempertahankan ide dan jika perlu merevisi

pernyataannya atau pernyataan yang diajukan orang lain.

b. Karakterisrik Argumentasi Ilmiah

Argumentasi ilmiah dalam sains Probosari, dkk (2016:29)

mempunyai karakteristik yang khas, disbanding dengan argumentasi

dalam konteks sehari-hari atau dalam bidang ilmu lain, terutama

dalam keterkaitan antara pernyataan (claim), bukti (evidence) dan

pertimbangannya (justification). “Pernyataan” merupakan

pernyataan deskriptif yang menjawab masalah penelitian. “Bukti”

mengacu pada pengukuran, pengamatan, atau hasil penelitian lain

yang telah dikumpulkan, dianalisis, dan ditafsirkan. Komponen

9

argumen pada akhirnya didapat dari pernyataan yang menjelaskan

suatu fenomena disertai dengan bukti yang relevan dan didasarkan

pada konsep atau asumsi yang melandasinya. Argumentasi ilmiah

yang baik harus memenuhi kriteria empiris, teoritis dan analitis.

c. Indikator Argumentasi Ilmiah

Toulmin (2008:116) adalah orang yang pertama mengusulkan

model argumentasi, dan mengembangkan suatu kerangka

argumentasi sebagai dasar perspektif teoritis dalam argumen. Model

argumentasi Toulmin merupakan pilihan yang tepat, karena memiliki

sifat dasar argumentasi wacana. Argumentasi Toulmin memiliki

kesesuaian dengan argumentasi sehari-hari yang memudahkan tugas

analisis menghubungkan bagian bagian utamanya dalam

memfasilitasi konseptualisasi makna argumen. Toulmin

mendefinisikan bahwa argumen sebagai suatu pernyataan disertai

dengan indikator Toulmin’s Argument Pattern (TAP) yang

komponennya meliputi klaim (kesimpulan, proposisi, atau

pernyataan), data (bukti yang mendukung klaim), bukti (penjelasan

tentang kaitan antara klaim dan data), dukungan (asumsi dasar yang

mendukung bukti), kualifikasi (kondisi bahwa klaim adalah benar),

dan sanggahan (kondisi yang menggugurkan klaim) Manurung, dkk

(2012:36). Berdasarkan definisi tersebut, bukti dan dukungan tidak

selalu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menarik

kesimpulan. Dalam hal ini, proses penalaran yang terlibat antara data

dan kesimpulan tidak dapat diprediksi karena bergantung pada siapa

yang membuat klaim dan isi argumen. Argumentasi yang benar ialah

jika data dan kesimpulan saling mendukung dan sesuai.

d. Manfaat Argumentasi Ilmiah

Argumentasi memiliki peran penting dalam kegiatan

pembelajaran karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk

terlibat dalam diskusi kelompok dan saling memberikan pendapat

yang menunjukkan sejauh mana pemahaman konsep, keterampilan,

10

dan kemampuan penalaran ilmiah. Muslim (2015:13) mengatakan

melalui proses argumentasi, siswa belajar sekaligus mempunyai

kesempatan untuk mempraktikkan metode ilmiah ketika

mempertahankan atau menyangkal ide-ide. Argumentasi adalah

proses memperkuat suatu klaim melalui analisis berpikir kritis

berdasarkan dukungan dengan bukti-bukti dan alasan yang logis.

Melalui kegiatan argumentasi di kelas, siswa terlibat dalam

memberikan bukti, data, serta teori yang valid untuk mendukung

pendapat (klaim) terhadap suatu permasalahan.

2. Keterampilan Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk

berpikir secara rasional dan reflektif berdasarkan apa yang diyakini

atau yang dilakukan menurut Fisher (2008: 4). Hal ini sejalan

dengan Permendikbud No 81 Tahun 2013 tentang implementasi

kurikulum disebutkan bahwa kebutuhan kompetisi masa depan

dimana kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu kemampuan

berkomunikasi, kreatif, dan berpkir kritis (Kemendikbud, 2013:10).

Berpikir merupakan ciri utama yang membedakan manusia

dengan makhluk lainnya. Proses berpikir merupakan fitrah bagi

manusia yang hidup. Kualitas hidup seseorang dapat ditentukan oleh

bagaimana cara dia berpikir. Meskipun demikian, saat kita berpikir,

sering apa yang dipikirkan menjadi bias, tidak mempunyai arah yang

jelas, parsial, dan terkesan egosentris. Oleh karena itu, kita dituntut

untuk dapat berpikir kritis (Fahruddin Faiz, 2012: 2).

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian berpikir

kritis. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau

mengevaluasi informasi (Fahruddin Faiz, 2012: 3).

2. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas

yang digunakan dalam aktivitas mental seperti memecahkan

11

masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalsis

asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

3. Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif

dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang

harus dipercayai atau dilakukan.

4. Berpikir kritis mencakup tindakan untuk mengevaluasi situasi,

masalah, atau argumen, dan memilih pola investigasi yang

menghasilkan jawaban terbaik yang bisa didapat.

5. Berpikir kritis merupakan salah satu sisi menjadi orang kritis,

yang didasari oleh pikiran yang bersifat terbuka, jelas, dan

berdasarkan fakta.

6. Menurut Fisher (2009:2) berpikir kritis atau dapat dinamakan

sebagai berpikir reflektif merupakan pertimbangan aktif,

persistent (terus-menerus) dan teliti dari sebuah keyakinan atau

bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari

sudut alasan pendukungnya, dan kesimpulan lanjutan yang

menjadi kecenderungannya.

7. Menurut Fisher (2009:4) berpikir kritis adalah mode berpikir

mengenai hal, substansi atau masalah apa saja di mana si

pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani

secara terampil struktur pemikiran dan menerapkan standar

intelektual padanya.

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian berpikir kritis di

atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan

serangkaian aktivitas mental dalam menganalisis atau mengevaluasi

informasi yang bersifat jelas dan terarah, dan di dalamnya terdapat

penguatan terhadap alasan dalam meyakini sesuatu tersebut serta

implikasi dari keyakinan-keyakinan akan hal tersebut.

12

b. Aktifitas dan Ciri-ciri Berpikir Kritis

Berpikir kritis mempunyai beberapa ciri-ciri yang dapat

ditelaah lebih lanjut. Fahruddin Faiz (2012:5) menjabarkan aktivitas

dan ciri-ciri berpikir kritis sebagai berikut: (1) menggunakan fakta-

fakta secara tepat dan jujur;(2) mengorganisasikan pikiran dan

mengungkapkannya dengan jelas, logisatau masuk akal; (3) dapat

membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang

valid dengan logika yang tidak valid; (4) mengidentifikasi

kecukupan data; (5) dapat menyangkal argumen yang tidak relevan

dan menyampaikan argumen yang relevan; (6) mempertanyakan

suatu pandangan dan implikasi dari pandangan tersebut; (7)

menyadari bahwa fakta dan pemahaman seseorang selalu terbatas;

dan (8) mengenali kemungkinan keliru dari suatu pendapat dan

kemungkinan bias pendapat. Dari pendapat tersebut diketahui bahwa

keterampilan berpikir kritis sangat memerlukan adanya pemikiran

dan pencarian makna yang mendalam terkait pemecahan suatu

permasalahan yang sedang dikaji.

Penelitian Agung W (2009:13) merujuk pada konseptualisasi

dari The American Philosophical Association, keterampilan berpikir

kritis mengandung enam keterampilan pokok yang terdiri atas

interprestasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan dan regulasi diri

( Facione, et.al. 2009:86, Bradley, et.al. 2009:112).

c. Tujuan Berpikir Kritis

Johnson (2009:185) menyampaikan bahwa tujuan dari berpikir

kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam, yang

memungkinkan proses pengungkapan makna di balik suatu kejadian.

Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya keterampilan berpikir kritis

diharapkan dapat membangun pemahaman siswa dalam memaknai

suatu kejadian. Menurut Johnson (2009:184) apabila anak-anak

diberi kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam tingkatan

yang lebih tinggi di setiap tingkat kelas, pada akhirnya mereka akan

13

terbiasa membedakan antara kebenaran dan kebohongan, penampilan

dan kenyataan, fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Dengan

demikian, diharapkan anak dapat membangun argumen dengan

menggunakan bukti yang dapat dipercaya dan logika yang masuk

akal.

Kurangnya keterampilan dalam berpikir kritis akan berdampak

pada rendahnya kesadaran terhadap cara pandang dan pemahaman

terhadap suatu kejadian. Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson

(2009:189) yaitu dengan berpikir kritis, dapat membantu dalam

memahami bagaimana memandang diri sendiri, bagaimana

memandang dunia, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain.

Dengan berpikir kritis membantu menganalisis pemikiran sendiri

untuk memastikan bahwa mereka telah menentukan dan menarik

kesimpulan cerdas.

Secara garis besar, hal senada disampaikan oleh Fahruddin

Faiz (2012:2) yang menyampaikan bahwa tujuan dari berpikir kritis

itu sederhana yaitu untuk menjamin sejauh mungkin bahwa

pemikiran kita valid dan benar. Berdasarkan paparan tujuan dari

keterampilan berpikir kritis tersebut, dapat disimpulkan bahwa

tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai suatu pemahaman

yang mendalam mengenai suatu hal yang dikaji melalui serangkaian

proses yang terarah dan jelas, sehingga kebenaran akan hal tersebut

dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berimplikasi terhadap proses

pembelajaran bagi siswa harus dapat melatih dan memaksimalkan

keterampilan berpikir kritis siswa melalui aktivitas-aktivitas

pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk dapat terampil

berpikir secara kritis.

3. Metode Debat

a. Pengertian Metode Debat

Kegiatan belajar mengajar mengandung beberapa komponen

diantaranya adalah tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, alat,

14

media sumber serta evaluasi pembelajaran. Semua hal tersebut

sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Namun, hal

terpenting yang paling dibutuhkan oleh guru dalam sebuah

pembelajaran adalat sebuat metode atau cara guru dalam mengajar.

Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang

biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling

berkaitan tentang sesuatu. Oleh karena itu, pendekatan bersifat

aksiomatis. Teknik/strategi adalah cara khas yang operasional yang

digunakan atau dilalui dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dengan metode. Oleh sebab itu, teknik/strategi lebih bersifat

tindakan nyata yang berupa usaha atau upaya yang digunakan untuk

mencapai tujuan. Metode adalah suatu prosedur untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, sifatnya procedural.

Evline Siregar (2011:8) dalam bukunya menjelaskan bahwa

metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan

guru, sehingga dalam menjalankan fungsinya metode merupakan alat

untuj mencapai tujuan pembelajaran. Kedudukan metode sebagai

alat motivasi, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk

mencapai tujuan.

Dalam dunia pengajaran, metode adalah upaya

mengimplementasikan rencana pembelajaran yang sudah disusun

dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau

teknik yang digunakan oleh guru untuk melakukan interaksi dengan

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung (Hamzah,

2011:18)

Adapun pengertian debat adalah suatu argumen untuk

menentukan baik tidaknya usul tertentu yang didukung oleh satu

pihak yang disebut pendukung dan ditolak, disnagkal pihak lain yang

disebut penyangkal. Proses komunikasi untuk meyampaikan

argumentasi karena harus mempertahankan pendapat disebut

15

“debat”. Pendapat lain mengenai debat menurut Rahmat Nurcahyono

(2014:93) dalam handbook panduan debat bahasa Indonesia nya

“debat merupakan pertentangan argumentasi”. Untuk setiap isu, pasti

terdapat berbagai sudut pandang terhadap isu tersebut. Alasan-alasan

mengapa seseorang dapat mendukung atau menolak suatu isu.

Perdebatan terjadi adanya perbedaan pendapat yang muncul

akibat adanya dorongan untuk bebas berpendapat. Pada dasarnya

debat merupakan suatu latihan atau praktik kontroversi. Di era

globalisasi seperti ini debat dapat memberikan kontribusi dalam

dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan debat bisa menjadi

metode berharga untuk meningkatkan pemikiran perenungan

terutama jika anak didik diharapkan mampu mengemukakan

pendapat yang pada dasarnya bertentangan dengan mereka sendiri.

Dalam proses mengajar metode debat adalah metode dimana

pembicara dari pihak yang pro dan kontra menyampaikan pendapat

mereka, dapat diikuti dengan adanya suatu sanggahan atau tidak dan

anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau

pembicara. (Henry, 2008:92)

Dengan kata lain metode debat adalah metode pembelajaran

yang mengarahkan anak didik untuk menyalurkan ide, gagasan dan

pendapatnya dengan cara adu argumentasi baik perorangan atau

kelompok. Masing-masing pembicara memberikan alasan nya secara

logis dan dapat diterima. Selain itu dapat juga merupakan forum

yang sangat tepat dan strategis untuk mengembangkan kemampuan

berpikir dan mengasah keterampilan bicara.

b. Tujuan Metode Debat

Metode debat merupakan metode pengajaran yang

menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama dari

metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,

menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan

siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Pendapat lain tujuan

16

dari metode debat untuk berbicara dengan meyakinkan dan juga

mendengarkan pendapat-pendapat yang berbeda, dan di akhir debat

dapat menhargai perbedaan tersebut.

Secara sederhana menurut Roestiyah (2008:148) metode debat

bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain atau

pihak lain agar mereka mau percaya dan akhirnya melaksanakan,

bertindak, mengikuti atau setidaknya mempunyai kecendrungan

sesuai apa yang diinginkan dan dikehendaki oleh pembicara atau

penulis, melihat jenis komunikasinya secara lisan maupun tulisan.

Menurut Ismail (2008:81) bahwasannya tujuan dari metode

debat adalah untuk melatih siswa agar mencari argumentasi yang

kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontrovesial serta

memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap

perbedaan pendapat.

Dengan demikian, metode debat merupaka sarana yang paling

fungsiolnal untuk menampilkan, meningkatkan dan mengembangkan

komunikasi verbal dan melalui debat pembicara dapat menunjukan

sikap intelektualnya. Selain itu metode debat juga mengajarkan anak

untuk berpikir kritis dan menghargai pendapat orang lain.

c. Langkah-langkah Metode Debat

Adapun langkah-langkah metode debat yang terdapat dalam

buku Active Learning karya Marvin Silbermane adalah sebagai

berikut:

1) Susunlah sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu

controversial yang terkait dengan mata pelajaran.

2) Bagilah kelas menjadi dua tim debat. Tugaskan (secara acak)

posisi “pro” kepada satu kelompok dan posisi “kontra” kepada

kelompok yang lain.

3) Selanjutnya, buatlah dua hingga empat subkelompok dalam

masingmasing tim debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang

berisi 24 siswa Anda dapat membuat dua subkelompok pro, dua

17

subkelompok kontra yang masing-masing terdiri dari empat

anggota. Perintahkan tiap subkelompok untuk menyusun

argumen bagi pendapat yang dipegangnya, atau menyediakan

daftar argumen yang mungkin akan mereka diskusikan dan pilih.

Pada akhir dari diskusi mereka, perintahkan subkelompok untuk

memilih juru bicara.

4) Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari

subkelompok yang dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara

dari pihak yang pro dalam posisi berhadapan dengan jumlah

kursi yang sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra dan

netral. Posisikan siswa yang lain di belakan tim debat mereka.

5) Mulailah “debat” dengan meminta para juru bicara

mengemukakan pendapat mereka. Sebutlah proses ini sebagai

“argumen pembuka”

6) Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan

debat dan suruh mereka kembali ke subkelompok awal mereka.

Perintahkan subsubkelompok untuk menyusun strategi dalam

rangka mengomentari argumen pembuka dari pihak lawan.

Sekali lagi, perintahkan tiap subkelompok memilih juru bicara,

akan lebih baik bila menggunakan orang baru.

7) Kembali ke “debat”. Perintahkan para juru bicara, yang duduk

berhadaphadapan, untuk memberikan “argumen tandingan”

Ketika debat berlanjut (pastikan untuk menyelang-nyeling

antara kedua pihak), anjurkan siswa lain untuk memberikan

catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan kepada

pendapat mereka. Juga, anjurkan mereka untuk memberi tepuk

tangan atas argumen yang disampaikan oleh tim perwakilan tim

debat mereka.

Ketika dirasakan sudah cukup, akhiri perdebatan tersebut.

Tanpa menyebutkan pemenangnya, perintahkan siswa untuk kembali

berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan untuk

18

mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk bersebelahan

dengan siswa yang berasal dari pihak lawan tentang debatnya.

Lakukan diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa yang

didapatkan oleh siswa dari persoalan yang diperdebatkan. Juga

perintahkan siswa untuk mengenali apa yang menurut mereka

merupakan argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua pihak.

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Debat

Dalam kegiatan pembelajaran sebuah metode tentunya sangat

berperan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh

karena itu sebuah metode harus memiliki kelebihan agar metode

yang digunakan dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

Berikut adalah kelebihan metode debat:

1. Siswa menjadi lebih kritis dalam berpikir

2. Suasana kelas menjadi lebih bersemangat

3. Siswa dapat mengungkapkan pendapatnya dalam forum

4. Siswa dapat memberikan pendapatnya dengan logis dan bahasa

yang runtun

5. Siswa menjadi lebih besar hati ketika pendapatnya tidak sesuai

dengan pendapat lain

6. Siswa dapat melatih keterampilan berbicaranya

Selain kelebihan tentunya dalam pembelajaran sebuah

metode tidak luput dari kekurangan, hal ini dikarenakan segala

sesuatu tidak ada yang sempurna. Kekurangan metode debat adalah

sebagai berikut:

1. Biasanya hanya siswa yang aktif yang berbicara

2. Terkadang timbul perselisihan antar siswa setelah berdebat

karena tidak terima pendapatnya disanggah.

3. Biasanya akan timbul rasa ingin menjatuhkan antar lawan

4. Menyita waktu yang cukup lama.

19

4. Keanekaragaman Hayati

a. Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati

Dewasa ini banyak kegiatan manusia yang dilakukan dengan

teknologi modern, misalnya menggunakan mesin pertanian, mesin

penebang pohon, dan pestisida. Kegiatan-kegiatan tersebut

berdampak terhadap keanekaragaman hayati. Dampak tersebut dapat

bersifat negatif (merugikan ) atau posistif ( menguntungkan).

1) Kerugian yang mengakibatkan makin berkurangnya

keanekaragaman hayati (dampak negatif) antara lain seperti

berikut ini.

a). Ladang perpindahan, selain memusnahkan berbagai jenis

tanaman, juga dapat merusak struktur tanah. Keadaan ini

mempersulit pemulihan keberadaan berbagai jenis tanaman.

b). Intensifikasi pertanian (pemupukan, penggunaan insektisida

atau pestisida, penggunaan bibit unggul, dan mekanisme

pertanian).

c). Penemuan bibit tanaman dan hewan baru yang unggul

mengakibatkan terdesaknya bibit lokal disebut (erosi

plasma nutfah).

d). Perburuan liar dan penangkapan ikan dengan cara tidak

tepat dan tanpa kenal batas dalam memusnahkan jenis-jenis

hewan dan ikan

e). Penebangan liar , ladang berpindah, pembukaan hutan, dan

kegiatan manusia lain yang menyebabkan kerusakan alam.

Hal ini sama artinya dengan merusak habitat berbagai jenis

hewan sehingga dapat menyebabkan kepunahan jenis –

jenis hewan.

2) Kegiatan manusia yang dpat melestarikan keanekaragaman

hayati (dampak positif) antara lain seperti berikut ini.

20

a). Penghijauan dan reboisasi selain menanamkan jumlah jenis-

jenis tanaman baru, juga memulihkan kawasan hutan yang

mengalami kerusakan.

b). Pengendalian hama secara biologi, merupakan usaha

pemberantasan hama tanpa merusak ekosistem sehingga

tidak menyebabkan hilangnya jenis hewan dan tanaman

karena penggunaan insektisida. Selain itu, serangga hama

dapat dicegah karena predator alami tetap ada di dalam

ekosistem.

c). Penebangan hutan dengan perencanaan yang baik dan

dilakukan peremajaan ( tebang pilih dan tanam kembali).

d). Usaha pemuliaan hewan dan tanaman yang menghasilkan

varietas tanaman dan hewan unggul menambah kekayaan

sumber plasma nutfah denga tepat melestarikan jenis hewan

dan tumbuhan lokal.

e). Usaha-usaha pelestarian alam, dilakukan di dalam habitat

asli (secara in situ ) maupun diluar (ex situ).

b. Usaha Perlindungan Alam

Untuk tetap menjaga manfaat dan nilai keanekaragaman

hayati, usaha pelestarian harus terus dilakukan. Usaha perlindungan

alam menjaga supaya keanekaragaman hayati khususnya di

Indonesia tidak berkurang.

Perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan

alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu.

1) Perlindungan alam umum

Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatauan

usaha melindungi flora, fauna dan tanah suatu wilayah tertentu.

Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a). Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan terhadap

keadaan alam yang dibiarkan tanpa campur tangan

manusia.

21

b). Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam

yang dibina oleh para ahli, misalnya kebun raya bogor.

c). Taman nasional, yaitu perlindungan alam yang menepati

suatu daerah luas, tidak boleh ada rumah tinggal maupun

bangunan industri.

2) Perlindungan alam dengan tujuan tertentu.

Macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu adalah

sebagai berikut:

a). Perlindungan geologi, merupakan perlindungan yang

bertujuan melindungi formasi geologi, misalnya batuan

tertentu.

b). Perlindungan alam botani, bertujuan melindungi komunitas

tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Raya Bogor.

c). Perlindungan alam zoology, bertujuan melindungi hewan

langka serta mengembangbiakkannya dengan cara

memasukan hewan tersebut ke daerah lain, misalnya Ujung

Kulon.

d). Perlindungan alam antropologi, bertujuan melindungi suku

bangsa yang terisolir, misalnya suku Asmat, di Irian Jaya

dan suku Badui Banten Selatan.

e). Perlindungan pemandangan alam, bertujuan melindungi

keindahan alam suatu daerah, misalnya lembah Sianaok

(Sumatra Barat).

f). Perlindungan monumen alam, bertujuan melindungi benda-

benda alam tertentu, misalnya stalagmite dan stalagtif di

gua tertentu dn air terjun.

g). Perlindungan suaka margasatwa, bertujuan melindungi

hewan yang terancam punah, misalnya harimau, badak, dan

gajah.

h). Perlindungan hutan, bertujuan melindungi tanah dan air dari

perubahan iklim.

22

i). Perlindungan ikan, bertujuan melindungi, ikan yang

terancam punah.

Bentuk-bentuk perlindungan alam harus diusahakan secara

terpadu, karena fauna akan lestari jika flora dan habitatnya

terpelihara dan lestari.

23

BAB III

METODE

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Tujuan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk

menggambarkan secara sistematis keterampilan argumenasi ilmiah dan

berpikir kritis kepada siswa yang diajarkan menggunakan metode debat.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan data kualitatif. Pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa tulisan

naratif mengenai keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis

melalui metode debat pada materi keanekaragaman hayati siswa kelas X

di MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau. Deskripsi akan ditampilkan dalam

bentuk profil argumentasi ilmiah dan berpikir kritis.

B. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data utama penelitian. Sumber

data primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi serta profil

keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis pada saat

pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode debat.

2. Sumber Data Skunder

Data sekunder adalah data yang memperkuat dan mendukung data

yang diperoleh dari data primer. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah hasil wawancara siswa. Pengambilan data skunder dilakukan

setelah mendapatkan hasil verifikasi penilaian guru mengenai

keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir ktitis siswa pada kegiatan

pembelajaran sehari-hari.

24

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Jadwal Pelaksanaan penelitian ini dapat di lihat pada tabel 3.1:

Kegiatan Hari/TanggalWaktu

Perlakuan I 1. Sabtu / 08 September 2018

09.15 s/d 10.45 WIB

Perlakuan II 2. Selasa/ 12 September 2018

3. 07.45 s/d 09.15 WIB

Wawancara Rabu/ 20 September 2018

13.00 s/d 13.30 WIB

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas X di MAN 1 Natuna Kabupaten

Natuna. Beralamat di Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran

Timur Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis. Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati tiga

komponen pengamatan. Observasi yang pertama dilakukan untuk

mengamati proses pembelajaran dikelas. Observasi bersifat

mengamati secara teliti oleh observer selaku guru mata pelajaran

biologi di MAN 1 Natuna pada perlakuan yang dilakukan oleh

peneliti pada saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Teknik

ini dilakukan untuk menilai kesesuaian keterlaksanaan RPP pada

proses pembelajaran.

Observasi yang kedua dilakukan untuk mengamati

keterampilan argumentasi ilmiah. Observasi dilaksanakan dengan

cara mengamati secara teliti dan dinilai langsung oleh observer pada

pelaksanaan metode debat yang dilakukan oleh siswa sebagai subjek

25

penelitian di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik ini

dilakukan untuk mengumpulkan data secara sistematis mengenai

penilaian keterampilan argumentasi ilmiah.

Observasi yang ketiga dilakukan untuk mengamati

keterampilan berpikir kritis. Observasi dilaksanakan dengan cara

mengamati secara teliti dan dinilai langsung oleh observer pada

pelaksanaan metode debat yang dilakukan oleh siswa sebagai subjek

penelitian di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik ini

dilakukan untuk mengumpulkan data secara sistematis mengenai

penilaian berpikir kritis.

b. Wawancara

Teknik wawancara ini digunakan untuk mengetahui informasi

keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa yang telah

diajarkan menggunakan metode debat. Teknik wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara tidak berstruktur.

Wawancara ini dilakukan dengan bertanya langsung kepada siswa

berdasarkan dari hasil pengamatan dan verifikasi penilaian guru

terdapat data yang tidak sesuai.

c. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengamati dan mengumpulkan

data-data yang diperlukan, serta mengambil gambar ataupun foto dan

video pada pelaksanaan penelitian.

2. Alat Pengumpulan Data

a. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat pengumpulan data untuk teknik

observasi.Dalam penelitian ini digunakan tiga lembar observasi

berupa daftar cek (Check List) dan penskoran. Lembar observasi

pertama adalah lembar observasi secara tertutup yang digunakan

oleh observer untuk melihat keterlaksanaan RPP dan situasi kelas

saat proses pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti.

Pencatatan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang

26

memuat nama observer disertai jenis-jenis gejala yang akan diamati.

Data ini disediakan sebelum observasi dilakukan. Dengan demikian

tugas observer adalah memberikan tanda cek, skor dan saran.

Lembar observasi kedua adalah lembar observasi digunakan

untuk mengamati secara langsung yang digunakan oleh observer

untuk mengamati keterampilan argumentasi ilmiah dengan indikator

yang di adaptasi dari Pola Argumentasi Toulmin/Toulmin

Argumentation Pattern (TAP) dan berdasarkan kriteria level yang

dikembangkan Erduran, et al. (2008:109). Pengamatan dilakukan

pada saat pembelajaran di dalam kelas yang diajarkan menggunakan

metode debat kepada siswa yang menjadi subjek penelitian. Lembar

observasi ini digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data

secara sistematis mengenai penilaian keterampilan argumentasi

ilmiah

Lembar observasi ketiga adalah lembar observasi digunakan

untuk mengamati secara langsung yang digunakan oleh observer

untuk mengamati keterampilan berpikir kritis dengan indikator yang

di adaptasi dari Fithriyah, (2016:583) yang dikembangkan oleh

Facione (2009:86). Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran di

dalam kelas yang diajarkan menggunakan metode debat kepada

siswa yang menjadi subjek penelitian. Lembar observasi ini

digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data secara sistematis

mengenai penilaian keterampilan berpikir kritis.

b. Dokumen

Dukumen adalah alat pengumpulan data untuk teknik

dokumentasi. Dalam penelitian ini dokumen berupa LKS yang berisi

narasi dan pertanyaan yang menjadi gagasan siswa untuk

menggambarkan secara sistematis profil argumentasi ilmiah dan

berpikir kritis serta dokumen foto dan video pelaksanaan metode

debat kepada siswa yang menjadi subjek penelitian.

27

c. Lembar Wawancara

Lembar wawancara adalah alat pengumpulan data untuk teknik

wawancara. Dalam penelitian ini lembar wawancara yang digunakan

wawancara tidak berstruktur dalam artian didalam lembar

wawancara ini berupa pertanyaan garis besar permasalahan. Adapun

pertanyaannya mengenai kesesuaian keterampilan argumentasi

ilmiah dan berpikir kritis siswa antara kegiatan umum pada saat

pembelajaran sehari-hari dengan pembelajaran yang diajarkan

menggunakan metode debat.

3. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini yang di analisis lebih lanjut adalah

keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa melalui metode

debat pada kelas X di MAN 1 Natuna Kepulauan Riau. Pengolahan data

dilakukan dengan analisis kualitatif. Untuk mengetahui persentase

kemunculan indikator keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir

kritis dilakukan beberapa tahap dalam teknik analisis data yaitu

Pengumpulan Data, Reduksi Data, Penyajian Data dan Verifikasi.

a. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data keterampilan berpikir kritis dan

argumentasi ilmiah dalam penelitian ini menggunakan instrumen

lembar observasi berupa check list. Pengumpulan data di bantu oleh

observer untuk mengisi instrumen lembar observasi. Kemudian data

yang di peroleh dari informan atau observer dirangkum oleh peneliti

untuk di Verifikasi oleh guru.

b. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya, serta membuang yang tidak perlu. Reduksi penelitian ini

menganalisis hasil keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir

kritis menggunakan data hasil observasi dan dokumentasi profil

siswa kemudian di analisis dengan menghitung perolehan skor sesuai

28

pedoman penskoran yang peneliti gunakan pada setiap indikator

maupun secara keseluruhan di buat dalam bentuk tabel dan

persentase (%). Persentase dapat di hitung dengan cara:

1) Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Persentase KAI (%) =𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 ∗

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑥 100%

Keterangan * : 1, 2, 3, 4, atau 5

2) Keterampilan Berpikir Kritis

Persentase KAI (%) =𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑃𝑎𝑑𝑎 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 ∗

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎𝑥 100%

Keterangan *: Weak, Unacceptable, Acceptable atau Strong

c. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk tabel dan

teks naratif. Data yang disajikan yaitu data yang telah di pilih atau

yang telah direduksi diawal. Tabel yang disajikan berisi data hasil

observasi yang disesuaikan dengan indikator argumentasi ilmiah dan

indikator berpikir kritis.

d. Verifikasi data

Verifikasi data alam penelitian ini dilakukan dengan bertanya

kepada tiga orang guru sebagai verifikasi penilaian guru. Kemudian

dari data tersebut penulis dapat menarik kesimpulan dalam bentuk

deskriptif sebagai laporan penelitian. Data yang diperoleh dari

berbagai sumber data (informan) dan melalui pengamatan, dijadikan

satu, kemudian dipastikan kebenarannya melalui data-data referensi

maupun beberapa verifikator.

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan paduan dari konsep kesahihan (validitas)

dan keandalan (realibilitas). Data yang berhasil dikumpulkan tidak selamanya

mengandung unsur kebenaran dan kesalahan dalam data.

1. Triangulasi

29

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

a. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu menggunakan teknik pengumpulan

data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang

sama. Teknik yang digunakan yaitu teknik observasi, teknik

wawancara serta teknik dokumentasi guna mendapat sumber data

yang sama.

b. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sumber data

ini didapatkan dari berbagai sumber seperti penilaian dari guru serta

buku-buku (Text book), dan jurnal.

2. Member Check

Member check adalah proses pengecekkan data yang diperoleh

peneliti dari pemberi data. Tujuan dari member check adalah mengetahui

kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data. Data tersebut

berupaobservasi. Apabila data tersebut disepakati oleh pemberi data

berarti data tersebut valid. Member check dilakukan setelah tahap

pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau

kesimpulan.

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Observasi

a. Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Debat

Observasi pelaksanaan pembelajaran melalui metode debat

yang dilakukan oleh guru Biologi MAN 1 Natuna. Penerapan

pembelajaran metode debat sudah mengikuti tahapan pembelajaran

dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil Ovservasi

Kesesuaian Pelaksanaan metode debat dan RPP dapat di lihat pada

tabel 4.1:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Debat

Kegiatan Pembelajaran Durasi Kesesuaian RPP

& Pelaksanaan

Pembelajaran

Pertemuan I

Pendahuluan

1. Orientasi

2. Apersepsi

3. Motivasi

4. Pemberian Acuan

15

menit

Sesuai

Inti

1. Orientasi peserta didik kepada

masalah

2. Mengorganisasikan peserta

didik.

3. Membimbing penyelidikan

individu dan kelompok.

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, peserta

didik mempresentasikan hasil

diskusi menggunakan metode

debat, dengan langkah:

a. Guru memberikan teks

bacaan berupa LKS

sebelum pelaksanaan

debat.

b. Guru menyiapkan

beberapa tema tentang isu

75

menit

Sesuai

31

kontroversi yang terkait

dengan mata pelajaran

yaitu mengenai pengaruh

kegiatan manusia terhadap

keanekaragaman hayati

dan usaha perlindungan

alam.

c. Guru membagikan siswa

menjadi dua tim debat

diantaranya kelompok pro

dan kelompok kontra.

d. Guru membuat empat sub

kelompok pro dan kontra

dalam masing-masing tim

debat.

e. Guru memberi perintah

pada setiap subkelompok

untuk menyusun argumen

yang akan didiskusikan

oleh kelompok.

Penutup

1. Guru mengarahkan siswa untuk

mengerjakan LKS profil

argumentasi ilmiah dari masing-

masing tema yang telah

diberikan

2. Guru menginformasikan kepada

siswa untuk mempersiapkan diri

sebelum melaksanakan metode

debat pada pertemuan yang akan

datang

3. Guru menutup pembelajaran

dengan memberikan motivasi

dan salam

Pertemuan II

Pendahuluan

1. Motivasi

2. Pemberian Acuan

5 Menit Sesuai

Inti

1. Melanjutkan sintak kegiatan inti

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, peserta

didik mempresentasikan hasil

diskusi menggunakan metode

75

Menit

Sesuai

32

debat, dengan langkah:

f. Guru menempatkan kursi

bagi para juru bicara dari

pihak yang pro dalam posisi

berhadapan dengan jumlah

kursi yang sama bagi juru

bicara dari pihak yang

kontra.

g. Guru memulai debat dengan

meminta juru bicara

mengemukakan pendapat

mereka atau sebagai

argumen pembuka.

h. Setelah argumen pembuka

dilakukan, juru bicara

kembali ke kelompok

semula untuk

memerintahkan anggota

kelompok untuk menyusun

strategi dalam rangka

mengomentari argumen

pembuka dari pihak lawan.

i. Guru perintahkan para juru

bicara yang duduk

berhadapan untuk

memberikan argumen

tandingan ketika debat

berlanjut, Guru

menganjurkan mereka untuk

bertepuk tangan atas

argumen yang disampaikan

oleh tim perwakilan debat

kelompok mereka.

j. Ketika semua argumen telah

disampaikan, maka guru

meminta mengakhiri

perdebatan tersebut tanpa

menyebutkan siapa

pemenangnya, guru

memerintahkan siswa agar

duduk bersebelahan antara

tim pro dan kontra dan

melakukan diskusi dalam

satu kelas penuh tentang apa

yang didapatkan oleh siswa

dari persoalan yang

33

diperdebatkan. Guru juga

perintahkan siswa untuk

mengenali apa yang

menurut mereka merupakan

argumen terbaik yang

dikemukakan oleh kedua

pihak.

2. Menganalisa & mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Penutup

1. Guru memberikan penghargaan

(reward) kepada team yang

menang atau mendapat skor

tertinggi

2. Guru menginformasikan untuk

materi berikutnya yaitu

manfaat, upaya, pengaruh

melestarikan keanekaragaman

hayati

3. Guru menutup pembelajaran

dengan memberikan motivasi

dan salam

10

menit

Sesuai

Langkah dan tahapan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang lengkap dapat dilihat pada (Lampiran A-10).

Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode debat. Observer mengatakan bahwa langka-

langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam setiap kegiatan sudah

terlaksana dan sesuai dengan waktu yang digunakan di dalam RPP.

Sebelum melaksanakan metode debat peneliti mengarahkan siswa

terlebih dahulu untuk membentuk kelompok dan mencari referensi

mengenai tema yang sudah diberikan, arahan tersebut dilakukan

pada pertemuan sebelumnya, dengan dilakukannya prosedur tersebut

peneliti lebih mudah untuk mengkomunikasikan siswa dalam

pelaksanaan metode debat dan peneliti dapat meminimalisir waktu

sebaik mungkin untuk kegiatan penelitian.

Pada saat pelaksanaan debat akan di mulai peneliti

mendapatkan sedikit kendala. Kendala yang dialami yaitu peneliti

34

kesulitan mengumpulkan siswa agar berkumpul dengan kelompok

debatnya masing-masing, karena pada saat itu siswa masih berpencar

mengerjakan LKS, sehingga peneliti harus mengkomunikasikan

kembali kepada seluruh siswa untuk berkumpul yang sudah

ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Setelah metode debat

dilaksanakan peneliti meminta seluruh siswa untuk mengumpulkan

LKS profil siswa.

b. Hasil Observasi Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan mengamati

secara langsung keterampilan argumentasi ilmiah pada pelaksanaan

metode debat dan profil siswa untuk mengukur keterampilan

argumentasi siswa dari kemampuan menyampaikan pendapat atau

mengungkapkan klaimnya, mampu memberikan jaminan dari klaim

yang di sampaikan, menyajikan data-data untuk mendukung gagasan

baik gagasan kelompok maupun gagasan sendiri serta mampu

melakukan penyanggahan terhadap pendapat kelompok lawan.

Setiap gagasan tersebut memiliki level untuk menentukan tingkatan

keterampilan argumentasi ilmiah. Adapun komponen dan hasil

analisis penilaian lisan dan tulisan keterampilan argumentasi ilmiah

dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3:

Tabel 4.2 Deskripsi Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Kode

huruf

Makna Deskripsi

C Claim Saya tidak setuju penggunaan teknologi

modern dalam pelestarian keanekaragaman

hayati karena teknologi modern dapat

menyebabkan banyak kerusakan terhadap

habitat makhluk hidup.

W Warrant Saya Sependapat dengan Siti Nurbaya

karena tidak mudah mengembalikan lahan

perkebunan kelapa sawit seperti hutan

kembali, satu-satunya cara adalah menutup

35

peluang penambahan hutan perkebunan

kelapa sawit baru.

B Backing Menurut Iqbal peneliti STIP dengan adanya

variasi baru dalam pemanfaatan intoduksi

eksotik akan lebih memperkaya populasi

ikan yang ada di Indonesia. Sehingga

memiliki daya saing untuk melestarikan

spesies baru (Jurnal Aquatik.2016).

R Rebuttal Dapat saya tekankan bahwa pestisida yang

digunakan hanyalah bahan kimiawi sintetik

yang tidak mengganggu kesehatan jika tidak

digunakan secara berlebihan.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Level

Jumlah Siswa Persentase (%)

Lisan Tulisan Lisan Tulisan

1 0 0 0 0

2 14 12 48.28 41.37

3 11 17 37.93 58.63

4 4 0 13.79 0

5 0 0 0 0

Data pada tabel 4.2 dan 4.3 merupakan hasil keterampilan

argumentasi ilmiah siswa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna. Penilaian

keterampilan argumentasi ilmiah dilakukan melalui dua cara yaitu

penilaian lisan untuk mengukur argumentasi melalui metode debat

dan penilaian lisan menggunakan profil argumentasi ilmiah. Hasil

penilaian dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa tidak ada siswa yang

menempati Level 1 dan 5 baik secara lisan maupun lisan. Pada Level

2 terdapat 14 siswa yang dapat mengungkapkan argumentasi ilmiah

secara lisan dengan hasil persentase sebesar 48.28%. Namun secara

tulisan hanya 12 orang siswa yang terdapat pada level ini dengan

jumlah persentase sebesar 41.27%. Pada Level 3 terdapat 11 orang

36

siswa yang dapat mengungkapkan argumentasi ilmiah secara lisan

dengan hasil persentase sebesar 37.93%. Namun secara tulisan

terdapat 17 orang siswa dengan jumlah persentase sebesar 58.63%.

Level 4 berjumlah 4 orang yang dapat mengungkapkan argumentasi

ilmiah secara lisan dengan hasil persentase sebesar 13.79%. Namun

secara tulisan tidak ada siswa yang menempati pada level 4 dengan

jumlah persentase 0%.

Terdapat beberapa siswa yang memiliki perbedaan penilaian

antara lisan dan tulisan. Siswa yang belum dapat ditentukan

argumentasi ilmiahnya diwawancarai oleh peneliti untuk

menentukan kebenaran level argumentasi ilmiah yang ditempati oleh

siswa tersebut dan wawancara juga dilakukan untuk mengetahui

penyebab terjadinya perbedaan antara penilaian lisan dan tulisan.

c. Hasil Observasi Keterampilan Berpikir Kritis

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan mengamati

secara langsung keterampilan berpikir kritis siswa pada pelaksanaan

metode debat dan profil dalam lembar kerja siswa untuk mengukur

keterampilan berpikir kritis siswa dari 6 indikator yaitu interprestasi,

analisis, evaluasi, inferensi, ekplikasi dan regulasi diri. Setiap

indikator tersebut memiliki kategori (Weak, Unacceptable,

Acceptable dan Strong) dan skor. Adapun hasil analisis penilaian

lisan dan tulisan keterampilan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel

4.4:

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis

Kategori

Jumlah Siswa Persentase (%)

Lisan Tulisan Lisan Tulisan

Weak 0 0 0 0

Unacceptable 18 18 62.06 62.06

Acceptable 11 11 37.94 37.94

Strong 0 0 0 0

37

Data pada tabel 4.4 merupakan hasil penilaian keterampilan

berpikir kritis siswa kelas X IPA 2 di MAN 1 Natuna. Penilaian

keterampilan berpikir kritis dilakukan melalui dua cara yaitu metode

debat sebagai penilaian lisan dan profil siswa untuk penilaian tulisan.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa secara lisan dan tulisan siswa yang

mencapai kategori A (Acceptable) dalam keterampilan berpikir kritis

sebanyak 11 siswa dengan persentase sebesar 37.94%, hal ini

menunjukkan sebagian kecil siswa memiliki tingkat keterampilan

berpikir kritis dengan pendapat atau argumentasi yang baik dan

dapat diterima. Terdapat 18 siswa berada pada kategori U

(Unacceptable) dengan persentase sebesar 62.06% hal ini

menunjukkan bahwa tingkat keterampilan berpikir kritis dengan

pendapat atau argumentasi siswa yang kurang baik .

Dari hasil observasi dan analisis argumentasi ilmiah siswa

kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna dapat di identifikasi bahwa ada 2

kategori keterampilan berpikir kritis yang dominan muncul dari 4

kategori yang diamati dari 6 aspek. Adapun hasil analisis

keterampilan berpikir kritis dari setiap aspek dapat dilihat pada tabel

4.5 dan 4.6:

Tabel 4.5 Deskripsi Keterampilan Berpikir Kritis

Indikator Kategori Deskripsi

Interpretasi Weak -

Unacceptable -

Acceptable Saya tidak setuju

adanya pembukaan

hutan oleh hak

pengusahaan hutan

(HPH) untuk

industri kayu

maupun perkebunan

sawit karena dapat

38

merusak hutan.

Strong Saya setuju

menggunakan

teknologi modern

dalam kegiatan

manusia untuk

melestarikan

keanekaragaman

hayati karena di era

modern kita harus

memanfaatkan

teknologi yang

canggih. Selain itu,

teknologi juga

mampu menjadikan

Indonesia Negara

yang lebih maju dan

mampu berdaya

saing dalam

pelestarian

keanekaragaman

hayati.

Analisis Weak -

Unacceptable Peluang dalam

pemanfaatan

teknologi modern

seperti membuat

kebun binatang agar

binatang-binatang

tetap terjaga dan

terlindungi dari

ancaman.

Acceptable Bahan kimia yang

terdapat pada

pestisida akan

memberikan

pengaruh buruk

terhadap kesehatan

manusia.

39

Strong -

Evaluasi Weak -

Unacceptable Demi melestarikan

keanekaragaman

hayati sebaiknya

tidak usah

menggunakan

teknologi modern

yang mengancam

kepunahan makhluk

yang ada di

dalamnya.

Acceptable Jika pohon-pohon

dihutan dibuka oleh

pengusahaan lahan

maka hutan akan

sulit untuk

didapatkan kembali

dan rawan terjadinya

bencana alam.

Strong -

Inferensi Weak -

Unacceptable Introduksi spesies

baru sangat

memberikan

manfaat untuk

penambahan

spsesies baru pada

populasi ikan.

Acceptable Penggunaan

teknologi modern

dalam kegiatan

manusia untuk

melestarikan

keanekaragaman

hayati sangat

membantu baik

pemerintah maupun

masyarakat dalam

40

melestarikan

keanekaragaman

hayati agar tetap

terjaga dan tidak

punah.

Strong -

Eksplikasi Weak -

Unacceptable Jika eksotik lokal

akan berkurang

maka pembiakan

semakin sedikit dan

dapat merugikan

spesies eksotik lokal

yang ada di

Indonesia.

Acceptable Setiap tanaman akan

terlindungi dari

hama, para petani

memiliki pendapatan

yang layak dan

sayuran layak

dikonsumsi dan

terbebas dari hama.

Strong -

Regulasi Diri Weak -

Unacceptable Pembukaan hutan

oleh hak

pengusahaan hutan

(HPH) untuk

industri kayu

maupun perkebunan

sawit akan banyak

merugikan makhluk

hidup.

Acceptable Dapat dijelaskan

kembali bahwa

introduksi spesies

eksotik guna untuk

41

menambah variasi

baru pada spesies

yang ada di

Indonesia akan

sangat

menguntungkan.

Strong -

Tabel 4.6 Persentase Aspek Keterampilan Berpikir Kritis

Aspek

Keterampilan

Berpikir

Kritis

Persentase (%)

Strong

Acceptable

Unacceptable

Weak

Interpretasi 3.4 96.6 0 0

Analisis 0 17.2 82.8 0

Evaluasi 0 31 69 0

Inferensi 0 20.6 79.4 0

Eksplikasi 0 31 69 0

Regulasi Diri 0 58.6 41.4 0

Tabel 4.5 dan 4.6 menunjukkan kemunculan keterampilan

berpikir kritis dalam penilaian lisan dan tulisan melalui metode debat

dan profil siswa, dari 6 aspek yang diamati dominan siswa berada

pada kategori Acceptable dan Unacceptable. Pada kategori

Acceptable mayoritas siswa berada pada aspek Interpretasi karena

banyak siswa yang mampu menujukkan keterampilan dalam

memahami dan mengungkapkan makna atau arti dari pengalaman

belajar yang diberikan tetapi masih terbatas serta masih lemah dan

mengkonstruk makna atau arti pengetahuannya sendiri. Untuk aspek

Analisis, Evaluasi, Inferensi, Eksplikasi dan Regulasi Diri dominan siswa

berada pada kategori Unacceptable.

2. Hasil Verifikasi

Verifikasi dilakukan kepada 3 guru sebagai verifikator yaitu 2 guru

biologi dan wali kelas siwa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna. Tim

42

verifikator dipilih berdasarkan kemampuan untuk menilai keterampilan

argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sehari-

hari dikelas. Verifikasi dilakukan setelah pengumpulan data observasi

dan proses pengecekan telah selesai dilakukan.

Berdasarkan hasil verifikasi dari data yang diperoleh terdapat

beberapa siswa yang tidak sesuai antara penilaian lisan dan tulisan. Data

yang tidak sesuai yang dimaksudkan adalah terdapat 5 orang siswa yang

keterampilan argumentasi ilmiah dalam pelaksanaan meode debat tidak

menggambarkan argumentasi ilmiah pada saat pembelajaran sehar-hari di

dalam kelas. Dari catatan lapangan verifikator terdapat 4 orang siswa

yaitu SIK5, S3K6, SIK3 dan SIK8 pada pembelajaran sehari-hari kurang

aktif dalam menyampaikan pendapat tetapi dalam pelaksanaan debat

menjadi lebih aktif. Satu (1) orang siswa yaitu S3K2 menurut verifikator

pada saat dikelas siswa aktif namun kurang aktif pada pelaksanaan

metode debat.

3. Hasil Wawancara siswa

Wawancara dilakukan pada siswa yang terdapat ketidaksesuaian

antara hasil observasi dan verifikasi guru dalam pelaksanaan metode

debat dengan keseharian siswa di dalam kelas. Dari hasil wawancara

yang dilakukan oleh peneliti bahwa 4 orang siswa yang lebih aktif

dibandingkan dalam kesehariannya yaitu S1K5, S3K6, S1K3 dan S1K8.

Hasil wawancara dari siswa yang bersangkutan mengatakan bahwa

metode debat lebih merangsang kepercayaan diri mereka untuk

menyampaikan pendapat dan tema yang diberikan telah banyak

ditemukan dari pengamatan lingkungan maupun dalam sumber bacaan.

Sedangkan siswa S3K2 siswa yang biasanya lebih aktif didalam kelas

dalam pembelajaran sehari-hari cenderung kurang aktif pada saat

pelaksanaan debat alasannya siswa tersebut belum percaya diri untuk

menyampaikan pendapat dan masih kurang paham dengan pelaksanaan

metode debat.

43

4. Penilaian Keabsahan Data

a. Triangulasi

Keterampilanargumentasi ilmiah dan berpikir kritis melalui

metode debat pada materi keanekaragaman hayati sub materi

pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati

dilaksanakan pada siswa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna, Kepulauan

Riau tahun ajaran 2018/2019. Observasi dilakukan oleh delapan

observer yang terdiri dari tujuh mahasiswa dan satu guru. Setiap

akhir dari hasil observasi dilakukan triangulasi sumber, dimana

peneliti melakukan diskusi sebagai pendalaman hasil observasi yang

diperoleh dari masing-masing informan. Pendalaman hasil diskusi

dimaksudkan untuk meyakinkan dan mempertimbangkan bahwa

hasil tersebut dapat diterima atau tidak oleh informan lainnya. Hasil

dari triangulasi yang dilakukan informan satu dan lainnya

menyatakan tidak adanya perbedaan hasil observasi keterampilan

argumentasi ilmiah dan berpikir kritis melalui metode debat yang

dilakukan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya persetujuan oleh

observer satu dan lainnya (Lampiran C-4).

b. Member Check

Proses pengecekan kembali atau member check dilakukan

dengan meninjau kembali hasil observasi keterampilan argumentasi

ilmiah dan berpikir kritis melalui metode debat. Pengecekan

dilakukan oleh delapan observer. Peninjauan kembali dimaksudkan

agar observer benar-benar yakin benar dalam halaman yang

dituliskan. Berdasarkan hasil member check para observer

menyatakan setuju tanpa adanya perbedaan pendapat mengenai

hasil observasi keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis

melalui metode debat. Bukti bahwa observer menyetujui hasil

pengecekan adalah terdapat tanda tangan setiap observer dalam

lembar member check (Lampian C-4).

44

2. PEMBAHASAN

1. Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Berdasarkan Keterampilan argumentasi ilmiah melalui metode

debat pada materi keanekaragaman hayati sub materi pengaruh kegiatan

manusia terhadap keanekaragaman hayati dilaksanakan pada siswa kelas

X IPA 2 MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau tahun ajaran 2018/2019. Hasil

observasi keterampilan argumentasi ilmiah yang dilakukan melalui

metode debat untuk penilaian lisan dan mengisi lembar kerja siswa untuk

menentukan profil argumentasi ilmiah dalam penilaian tulisan (Tabel 4.1)

terdapat beberapa siswa yang mengalami perubahan pada argumentasi

ilmiah baik secara lisan maupun tulisan.

Dari hasil observasi yang dilakukan untuk mengukur keterampilan

argumentasi ilmiah siswa terdapat tingkatan level yang berbeda mulai

dari level 1 hingga level 5. Analisis dari Erduran, Simon, & Osborne

(2009:928) mengklasifikasikan Level argumentasi siswa. Deskripsi

argumentasi siswa pada level 1 yaitu klaim berlawanan dengan klaim

tandingan atau klaim berlawanan dengan klaim. Tidak terdapat siswa

yang menempati level 1 karena siswa kelas X dikatakan sudah mampu

untuk menyampaikan klaim atau pendapatnya. Hal ini sejalan dengan

Standar kompetensi pembelajaran untuk sub aspek menulis dan

menyampaikan pendapat menyebutkan bahwa siswa SMA kelas X

mampu menulis dan menyampaiakan gagasan berupa satu klaim untuk

mendukung suatu pendapat dalam bentuk tulisan dan argumentasi

(Depdiknas, 2008:4).

Tingkatan level yang selanjutnya adalah level 2, Analisis dari

Erduran, Simon, & Osborne (2009:928) mendeskripsikan tingkatan pada

level 2 siswa memiliki klaim disertai dengan data, penjamin, atau

pendukung, tetapi tidak mengandung sanggahan. Pada level 2 berjumlah

48.27% siswa SMA kelas X menempati level ini, siswa yang termasuk

dalam level 2 karena sudah mampu menyampaikan klaim masing-masing

dengan menambahkan data pendukung dari sumber bacaan dan

45

pengalamannya namun tidak terdapat sanggahan. Hasil penelitian

Wahdan, dkk (2017:13) menyatakan bahwa MA Negeri 1 Malang yang

berada pada level 2 sebanyak 47.91% dengan kriteria cukup. Berdasarkan

hasil penelitian yang di analisis bahwa peserta didik MA Negeri 1

Malang belum mampu memberikan penjelsan ilmiah yang dapat

mendukung klaim mereka. Dari hasil wawancara beberapa peserta didik

masih belum paham memahami materi yang diberikan. Hal ini sejalan

dengan yang dikatakan Bell dan Linn (2011:807) menyimpulkan bahwa

penjelasan peserta didik umumnya hanya menggunakan warrant untuk

mendukung claimnya bukan dengan backing. Beberapa peserta didik juga

ada yang mengggunakan data untuk mendukung claimnya.

Pada level 3 Analisis dari Erduran, Simon, & Osborne (2009:929)

mendeskripsikan tingkatan pada level 3 siswa memiliki serangkaian

klaim atau tandingan klaim disertai dengan data, penjamin, atau

pendukung dengan sanggahan yang lemah. Hanya 37.93% siswa yang

mampu menyanggah argumentasi lawan dalam penyampaian lisan,

namun pada level 3 penilaian secara tulisan siswa lebih banyak

menuturkan sedikit sanggahannya dalam LKS pada profil siswa dengan

persentase 58.62%. Hal ini sejalan dengan penelitian Handayani, dkk

(2015:122) Argumen siswa kebanyakan berupa klaim baik secara lisan

maupun tulisan dan sangat sedikit yang mengemukakan klaim beserta

dengan data-data yang mendukung klaim dan penjamin yang

mendukungnya dalam lisan. Sehingga, minoritas kualitas argumentasi

siswa yaitu argumentasinya mengandung klaim disertai dengan data dan

pendukung namun tidak bisa dikatakan data penjamin suatu pernyataan

menjadi akurat.

Tingkatan level yang selanjutnya adalah level 4, Analisis dari

Erduran, Simon, & Osborne (2009:929) mendeskripsikan tingkatan pada

level 4 siswa memiliki klaim dan klaim tandingan yang disertai dengan

sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan jelas. Level 4 dengan jumlah

persentase penilaian lisan siswa sebesar 13.79%, untuk penilaian tulisan

46

tidak ada siswa yang berada di level ini karena siswa tidak memiliki

sanggahan yang dapat diidentifikasi dengan jelas dalam profil siswa.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sandoval (2015:44) penelitian

yang menunjukan bahwa siswa sering tidak menggunakan pembuktian

yang cukup atau mencoba untuk membenarkan pilihan mereka atau

penggunaan bukti dalam argumen yang dihasilkan untuk memberi

sanggahan.

Level yang terakhir yaitu pada level 5 Analisis dari Erduran,

Simon, & Osborne (2009:929) mendeskripsikan tingkatan pada level 5

siswa memiliki argumen yang lebih luas dengan lebih dari satu

sanggahan. Tidak terdapat siswa yang menempati level 5 karena seluruh

siswa yang mengikuti debat tidak memiliki argumen yang luas dengan

sanggahan yang beruntun. Sehingga tidak ada siswa yang menempati

level ini baik penilaian lisan maupun tulisan.

Selama pembelajaran mengunakan metode debat yang dinilai

dengan tingkatan level bahwa penilaian secara lisan lebih dominan

daripada penilaian secara tulisan. Berdasarkan hasil wawancara bahwa

saat mengisi profil argumentasi ilmiah siswa kurang rangsangan untuk

menyampaikan pendapat karena pokok materi yang ditulis hanya sebatas

hasil bacaan. Setelah pelaksanaan metode debat siswa menjadi lebih aktif

untuk berargumentasi dikarenakan siswa lebih terangsang dengan klaim

kelompok lawan. Hal ini sama seperti hasil dari penelitian Farida

(2014:116) menyatakan bahwa kualitas argumentasi lisan jauh lebih baik

dibandingkan dengan tulisan hal ini dikarenakan pada keterampilan lisan

siswa lebih mudah menyampaikan argumentasinya ketika sudah

mendapat respon dari lawan.

Dalam pelaksanaan metode debat terdapat siswa yang memiliki

penilaian tulisan yang lebih baik dari penilaian lisan pada tingkatan level

tertentu. Berdasarkan hasil wawancara bahwa siswa yang rendah dalam

penilaian lisan mengatakan bahwa kurangnya percaya diri untuk

menyampaikan pendapat dalam pelaksanaan debat disaat lawan dapat

47

menyampaikan klaimnya dengan baik sehingga membuat kelompok

lawan menjadi lemah dan kaku untuk menyampaikan pendapat. Dalam

penilaian tulisan, pada saat mengisi profil argumentasi ilmiah siswa tidak

memiliki lawan bicara atau lawan untuk menyanggah sehingga siswa

dapat menulis argumentasi dengan konsentrasi yang baik. Hal ini sama

seperti hasil dari penelitian Demircioglu dan Ucar (2015:281) yang

mengatakan bahwa tidak semua siswa dapat mengutarakan

argumentasinya secara verbal atau lisan, beberapa siswa cenderung

mengutarakan argumentasi mereka secara tertulis.

Masing-masing kelompok siswa diberi kebebasan untuk

menentukan claim kelompoknya. Strategi ini merupakan anak tangga

selanjutnya bagi pengembangan keterampilan argumentasi ilmiah siswa.

Setelah dinilai dengan observasi diketahui bahwa sebagian besar dari

aspek yang dikaji mengalami kemajuan. Dengan diberi kebebasan untuk

menentukan klaim kelompoknya dapat meningkatkam kualitas

argumentasi ilmiah kelompok dengan meningkatnya level argumentasi

kelompok partisipasi individu. Beberapa kelompok telah mulai

mengembangkan argumentasi secara lepas yang berarti masing-masing

anggota kelompok mengembangkan argumennya dengan tidak terikat

pada claim yang telah ditentukan. Sedangkan pada tahapan awal masih

banyak anggota kelompok siswa yang tidak fokus pada argumen tapi

terpusat pada membaca sumber literatur.

Pada saat pelaksanaan metode debat dalam penilaian lisan dan

tulisan pada profi siswa seharusnya dapat mengkonstruksi pengetahuan

mereka sendiri dengan menggunakan argumentasi ilmiah agar

pemahaman yang terbentuk lebih bermakna. Namun, pada kenyataannya

siswa tidak dapat mendeskripsikan suatu masalah dan menyelesaikannya

dengan pemahaman dan argumentasi yang lebih kokoh. Sehingga,

kurangnya pemahaman suatu konsep karena diperoleh berdasarkan

dengan bukti dan alasan yang logis. Tidak hanya itu, sesuai dengan

penelitian Handayani (2017:32) yang menyatakan bahwa argumentasi

48

seseorang tidak hanya berbentuk secara teori namun harus dibuktikan

kebenarannya, jadi siswa tidak hanya mampu mengungkapkan teori yang

diketahuinya namun siswa harus mampu membuktikan kebenarannya

juga. Hal ini karena pemahaman konsep secara teori masih sangat

kurang. Siswa hanya mampu mengeluarkan bentuk argumentasi

berdasarkan informasi dasar yang diketahuinya, namun, mengeluarkan

pendapatnya berdasarkan perspektif masing-masing hanya belum sesuai

dengan teori. Apalagi siswa masih belum dapat bernalar dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi diatas menunjukan bahwa peserta

didik mengalami kesulitan dan pada tingkatan terendah dalam

mengeluarkan bentuk argumentasi tertulis mengerjakan profil pada LKS

dan lisan pada pelaksanaan metode debat dalam menemukan sumber

yang akurat dan menemukan jawaban dari hasil pemikiran sendiri dari

pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Bahri (2010:66)

yang menyatakan bahwa sains sebagai produk dan proses, hasil belajar

peserta didik sangat bergantung kepada proses pembelajaran yang di

ciptakan dalam kelas. Dalam belajar peserta didik seharusnya menyusun

pengetahuan mereka sendiri dengan menggunakan argumentasi ilmiah

agar pemahaman yang terbentuk lebih bermakna. Namun, pada

kenyataannya peserta didik tidak dapat mendeskripsikan suatu masalah

dan menyelesaikannya dengan pemahaman, nalar, dan argumentasi yang

lebih kokoh. Sehingga, kurangnya pemahaman suatu konsep karena

diperoleh berdasarkan dengan bukti, dan alasan dengan logis.

Hasil penelitian menunjukkan keterampilan argumentasi ilmiah

secara lisan dan tulisan dapat dilihat dari kegiatan dalam pembelajaran,

kemampuan mengerjakan tugas yang diberikan, pengalaman yang di

dapatkan serta penguasaan materi dan memahami sumber bacaan. Hasil

penelitian ini di dukung penelitian Sandoval (2015:43) bahwa kualitas

argumentasi tergantung pada fitur tugas. Tugas yang diberikan dalam

penelitian ini yaitu siswa mengerjakan LKS untuk mengisi profil

argumentasi ilmiah pada materi keanekaragaman hayati submateri

49

mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman

hayati dan usaha perlindungan alam. LKS yang diberikan memiliki 4

tema yang berisi narasi dan memiliki kontroversi sesuai dengan

submateri, masing-masing siswa akan memberi tanggapan serta

argumentasi. Hasil observasi menunjukkan tugas yang dikerjakan sudah

mampu memunculkan kualitas argumentasi ilmiah.

Dari hasil observasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

keterampilan argumentasi ilmiah siswa yang disampaikan baik melalui

tulisan dan lisan banyak melibatkan pengalaman pribadi dan pengalaman

umum. Siswa menjelaskan pendapat dan argumentasinya melalui data

yang di dapatkan berdasarkan pengalaman kemudian ia kaitkan dengan

materi pembelajaran. Sehingga kemampuan argumentasi ilmiah siswa

dipicu oleh hasil temuan yang ia dapatkan dari pengalaman.

2. Keterampilan Berpikir Kritis

Berdasarkan hasil penelitian keterampilan berpikir kritis melalui

metode debat pada materi keanekaragaman hayati sub materi pengaruh

kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati dilaksanakan pada

siswa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau tahun ajaran

2018/2019. Hasil observasi keterampilan berpikir kritis yang dilakukan

melalui metode debat untuk penilaian lisan dan mengisi lembar kerja

siswa untuk menentukan profil siswa dalam penilaian tulisan (Tabel 4.1)

terdapat beberapa siswa mengalami perubahan dari setiap kategori

keterampilan berpikir kritis dengan penilaian dari berrbagai aspek.

Dari hasil observasi yang dilakukan untuk mengukur keterampilan

berpikir kritis siswa terdapat tingkatan kategori yang berbeda, merujuk

pada The Holistic Critical Thinking Scoring Rubrics Facione, et.al.

(2009) mulai dari kategori Weak dengan skor 1, Unacceptable skor 2,

Acceptable skor 3 dan Strong dengan skor 4. Kategori ini digunakan

untuk menilai tingkat keterampilan berpikir kritis siswa dari aspek yang

dapat dilewati. Kategori weak adalah tingkat keterampilan berpikir kritis

dengan pendapat atau argumentasi siswa yang lemah atau yang paling

50

rendah, secara umum kategori weak menggambarkan keterampilan

berpikir kritis yang masih sepotong-sepotong, tidak relevan pada konteks

atau fakta, kurang komprehensif dan belum mampu mengkonstruk

argumen kritis atau kesimpulan atas konteks. Pada tabel 4.3

menunjukkan tidak terdapat siswa yang menempati kategori weak baik

dalam penilaian lisan dan tulisan, karena siswa yang mengikuti debat dan

menulis profil siswa dalam LKS mampu melewati kategori terendah ini

dari seluruh aspek.

Kategori yang kedua adalah Unacceptable, merujuk pada The

Holistic Critical Thinking Scoring Rubrics Facione, et.al. (2009)

Kategori Unacceptable adalah tingkat keterampilan berpikir kritis dengan

pendapat atau argumentasi siswa yang kurang baik. Secara umum

kategori Unacceptable menggambarkan keterampilan mendeskripsikan

masalah yang sudah berdasar fakta meski masih terbatas, mampu

menjelaskan arti gejala atau fakta secara terbatas dan refleksi yang lemah

terhadap argumen kritis yang di konstruksinya sendiri. Pada tabel 4.3

menunjukkan 62.06% siswa yang mampu mencapai pada kategori ini

baik dalam penilaian lisan maupun tulisan, hal ini dikarenakan siswa

kelas X sudah mampu Menjelaskan pendapat berdasarkan fakta dan dapat

merefleksi argumen yang dikonstruknya sendiri.

Selanjutnya pada kategori Acceptable, merujuk pada The Holistic

Critical Thinking Scoring Rubrics Facione, et.al. (2009) Kategori

Acceptable adalah tingkat keterampilan berpikir kritis dengan pendapat

atau argumentasi siswa yang baik dan dapat diterima. Secara umum

kategori Acceptable menggambarkan keterampilan yang

mendeskripsikan masalah berdasarkan fakta yang tidak berbatas namun

masih lemah terhadap argumen kritis yang di konstruknya sendiri. Pada

tabel 4.3 menunjukkan 37.94% siswa yang menempati kategori ini,

beberapa siswa mampu mendeskripsikan masalah berdasarkan fakta atau

sumber namun masih terdapat keterbatasan dalam menelaah sumber data

yang didapat. Hasil ini dapat dibandingkan dngan hasil penelitan yang

51

dilakuan Kurniawati (2015:18) menyatakan bahwa pada kategori

acceptable siswa kurang berkembang pada Uraian jawaban yang ditulis

siswa SMA Negeri Kota Batu tidak mendukung jawaban yang

dimunculkan. Uraian yang ditulis siswa belum menampakkkan suatu alur

pikir yang baik dan runtut dalam menyampaikan uraian jawaban. Siswa

tidak dapat mengaitkan konsep-konsep dari sumber bacaan yang terdapat

dalam jawaban. Menurut Syahbana (2012:71) Hasil jawaban yang

dimunculkan siswa masih bias, belum fokus, dan belum dapat

memunculkan araian alasan yang tepat dengan kurangnya memahami

sumber yang didapat. Jika keseluruhan indikator berpikir kritis tidak

dipertimbangkan secara matang maka siswa tidak dapat membuat

keputusan atau jawaban yang tepat.

Kategori yang terakhir adalah Strong, merujuk pada The Holistic

Critical Thinking Scoring Rubrics Facione, et.al. (2009) Kategori Strong

adalah tingkat keterampilan berpikir kritis siswa dengan pendapat atau

argumentasi yang kuat dan diterima. Pada kategori Strong secara umum

dapat menggambarkan keterampilan yang mendeskripsikan masalah

berdasarkan fakta secara luas dan mampu menyampaikan argumen kritis

yang di konstruknya sendiri. Table 4.3 menunjukan tidak terdapat siswa

yang menempati kategori Strong baik dalam penilaian lisan dan tulisan.

Namun, pada tabel 4.4 menunjukkan pada aspek intrepretasi hanya 3.4%

siswa berada pada kategori strong, karena siswa yang mengikuti debat

dan menulis profil siswa dalam LKS tidak mampu melewati kategori

yang tertinggi untuk melewati seluruh aspek.

Dari hasil yang didapat bahwa tidak banyak siswa yang berada

pada kategori Strong dalam keterampilan berpikir kritis. Hasil ini dapat

dibandingkan dngan hasil penelitan yang dilakuan Kurniawati (2015:21)

menyatakan bahwa pada kategori strong kriteria berpikir kritis mulai

berkembang dengan baik memiliki deskriptor sebagian kecil hingga

semua konsep benar, jelas dan spesifik. Sejalan dengan yang dikatakan

oleh Hashemi (2011:64) Siswa yang keterampilan berpikir kritisnya

52

mulai berkembang atau berkembang dengan baik telah memiliki

pemahaman yang baik terhadap suatu keadaan. Hal ini didukung oleh

Papathanasiou, dkk (2014:283) menyatakan Berbagai macam alternatif

jawaban akan muncul untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

siswa sendiri. Tidak berhenti sampai menemukan alternatif jawaban,

namun siswa juga akan mengungkapkan alasan untuk mendukung

pernyataan jawaban. Siswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis

akan dapat mengembangkan alasan deduktif maupun induktif.

Selama pembelajaran mengunakan metode debat keterampilan

berpikir kritis siswa memiliki beberapa kesamaan dalam penilaian lisan

dan tulisan. Dari setiap kategori yang telah dijelaskan diatas seperti

Weak, Unacceptable, Acceptable dan Strong di nilai dari setiap aspek

yang diamati. Merujuk pada konseptualisasi The American Philosophical

Association Facione, et,al (2010:132) Keterampilan berpikir kritis adalah

merupakan bagian dari cognitive skill yang mengandung enam pokok

indikator yaitu Interpretasi, Analisis, Evaluasi, Inferensi, Eksplikasi dan

Regulasi diri.

Merujuk pada konseptualisasi The American Philosophical

Association Facione, et,al. (2009). Interpretasi merupakan kemampuan

seseorang untuk memahami dan menyatakan arti atau maksud dari

pengalaman yang bervariasi situasi, data, peristiwa, keputusan, konvensi,

kepercayaa aturan, prosedur atau kriteria. Aspek interpretasi memiliki

tiga sub-keterampilan meliputi kategorisasi, memecahkan makna, dan

mengklarifikasi makna. Kategorisasi digunakan untuk menangkap dan

merumuskan kategori, perbedaan, kerangka kerja, dan menggambarkan

informasi sehingga dapat memahami maknanya, misalnya menyortir dan

mensubklasifikasikan informasi, membuat laporan tentang hal yang

dialami, dan mengklasifikasi data temuan atau pendapat.

Kemunculan aspek interpretasi dalam metode debat berada pada

kategori Acceptable dengan persentase 96.6% pada tabel 4.3 dan 3.4 %

pada tabel 4.4. Siswa yang berada pada kategori ini dapat menujukkan

53

keterampilan yang mendeskripsikan masalah berdasarkan fakta yang

tidak berbatas terhadap argumen kritis yang di konstruknya sendiri. Pada

aspek ini siswa dapat menggambarkan permasalahan, menjelaskan

makna permasalahan dan menjelaskan jawaban dari pertanyaan dengan

jelas. Indikator yang terdapat pada aspek interpretasi dapat diterima dan

berada tingkat Acceptable. Hal ini sejalan dengan pendapat Sandoval

(2011:45) menyatakan bahwa pada aspek interpretasi siswa mampu

mengelompokkan permasalahan atau fenomena yang diterima, sehingga

mempunyai arti dan bermakna jelas. Diskusi yang aktif dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis seperti identifikasi masalah,

klasifikasi dan kategorisasi.

Pada tabel 4.4 terdapat 1 orang siswa yang mampu mencapai

kategori strong dengan persentase 3.4%. Hasil ini dapat dibandingkan

dngan hasil penelitan yang dilakuan Kurniawati (2015:23) menyatakan

bahwa siswa SMA sudah mampu berada pada kategori strong dengan

individu yang mampu mendeskripsikan masalah berdasarkan fakta yang

tidak berbatas terhadap argumen kritis yang di konstruknya sendiri. Pada

aspek interpretasi ini siswa dapat menggambarkan permasalahan,

menjelaskan makna permasalahan dan menjelaskan jawaban dari

pertanyaan dengan jelas. Kriteria berpikir kritis pada kategori strong

mulai berkembang dengan baik memiliki deskriptor sebagian kecil

hingga semua konsep benar, jelas dan spesifik. Sejalan dengan yang

dikatakan oleh Hashemi (2011:64) Siswa yang keterampilan berpikir

kritisnya mulai berkembang atau berkembang dengan baik telah memiliki

pemahaman yang baik terhadap suatu keadaan.

Aspek yang kedua adalah analisis, Merujuk pada konseptualisasi

The American Philosophical Association dikembangkan oleh Zubaidah,

dkk (2015:121). Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi

maksud dan kesimpulan yang benar antara pernyataan, pertanyaan,

konsep, deskripsi berdasarkan kepercayaan, keputusan, pengalaman,

alasan, informasi atau pendapat. Pada Tabel 4.4 kemunculan aspek

54

analisis dalam metode debat berada pada kategori Unacceptable dengan

jumlah persentase sebesar 82.8% dan 17.2% pada kategori Acceptable.

Siswa berada pada kategori ini dapat menunjukkan keterampilan dalam

memahami dan mengungkapkan makna atau arti dari pengalaman belajar

yang diberikan tetapi masih terbatas serta masih lemah dan

mengkonstruk makna atau arti pengetahuannya sendiri. Pada aspek ini

siswa mampu mengelompokkan permasalahan, menyampaikan tulisan

yang disusun kemudian menginterpretasikan hasil pekerjaan yang

disusun bersama kelompoknya maupun dari kelompok lain dan

menjelaskan pendapat dari hasil bacaan. Penelitian ini sejalan dengan

yang dikatakan Ennis (2011:68) bahwa siswa yang berada pada aspek

analisis mampu identifikasi permasalahan hingga dapat memperoleh

konsep dan deskripsi serta pengajuan opini melalui pengalaman belajar.

Aspek yang ketiga adalah evaluasi, Merujuk pada konseptualisasi

The American Philosophical Association Facione, et,al. (2009). Evaluasi

merupakan kemampuan menilai kredibiitas pernyataan atau penyajian

lain dengan menilai atau menggambarkan persepsi seseorang,

pengalaman, situasi, kepercayaan, keputusan dan menggunakan kekuatan

logika dari hubungan inferensial yang diharapkan atau hubungan

inferensial yang aktual diantara pernyataan, pertanyaan, deskripsi

maupun bentuk representasi lainya. Pada tabel 4.4 kemunculan aspek

evaluasi dalam metode debat berada pada kategori Unacceptable dengan

persentase 69% dan 31% pada kategori Acceptable. Siswa yang berada

pada kategori ini dapat menunjukkan keterampilan dalam memahami dan

mengungkapkan makna atau arti dari pengalaman belajar yang

didiskusikan dengan anggota kelompok untuk mencari jawaban dari

permasalahan dan mampu mengevaluasi sumber yang di dapat. Hal ini

sejalan dengan Bulgren, dkk (2014:96) Kemampuan evaluasi dilatihkan

pada siswa melalui kegiatan diskusi. Siswa dapat saling menilai atau

menanggapi pernyataan temannya, memberikan alternatif jawaban yang

lain dan mengevalusi sumber informasi pada saat berdiskusi. Pada aspek

55

ini persentase siswa semakin menurun karena banyak siswa belum

mampu melewati indikator pada aspek evaluasi sehingga kategori yang

diperoleh berapa pada tingkat Unacceptable.

Aspek yang keempat adalah inferensi, Merujuk pada

konseptualisasi The American Philosophical Association dikembangkan

oleh Zubaidah, dkk (2015:125). Inferensi adalah kemampuan siswa untuk

mengidentifikasi dan memilih unsur-unsur yang diperlukan untuk

membentuk kesimpulan yang beralasan atau atau untuk membentuk

hipotesis dengan memperhatikan informasi relevan dan mengurangi

konsekuensi yang ditimbulkan dari data, pernyataan, prinsip, bukti,

penilaian, opini, deskripsi, penyataan, keyakinan, maupun bentuk

representasi lainnya. Pada tabel 4.4 kemunculan aspek inferensi dalam

metode debat berada pada kategori Unacceptable dengan persentase

79.4% dan 20.6% pada kategori Acceptable. Dalam kategori ini siswa

memiliki keterampilan dalam memahami dan mengungkapkan makna

atau arti dari pengalaman belajar yang diberikan mengkonstruk makna

atau arti pengetahuannya sendiri. Dari hasil observasi menunjukkan

persentase aspek inferensi lebih meningkat dari aspek evaluasi karena

pada aspek ini siswa mampu menarik kesimpulan dari apa yang

ditanyakan secara logis dan mampu menduga jawaban alternatif lain. Hal

ini sesuai yang dinyatakan oleh Novitasari (2015:52) bahwa kemampuan

berpikir kritis siswa dapat meningkat dengan melibatkan siswa dalam

membuktikan suatu pernyataan, memecahkan masalah dan menarik

kesimpulan.

Aspek yang kelima adalah eksplikasi, Merujuk pada

konseptualisasi The American Philosophical Association Facione, et,al

(2009). Eksplikasi adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan hasil

proses pertimbangan, kemampuan untuk membenarkan bahwa suatu

alasan itu berdasarkan bukti, metodologi, konsep, atau suatu kriteria

tertentu dan pertimbangan yang masuk akal, dan kemampuan untuk

mempresentasikan alasan berupa argumen yang meyakinkan.

56

Kemunculan aspek inferensi dalam metode debat berada pada kategori

Unacceptable dengan persentase 69% dan 31% pada kategori

Acceptable. Siswa berada pada kategori ini dapat menunjukkan

keterampilan dalam memahami dan mengungkapkan makna atau arti dari

pengalaman belajar yang diberikan dan mengkonstruk makna atau arti

pengetahuannya sendiri. Dari hasil observasi menunjukkan persentase

aspek eksplikasi menurun karena pada aspek ini sedikit siswa yang

mampu menuliskan dan menjelaskan hasil akhir namun belum jelas

memberikan alasan kesimpulan yang diambil, sehingga aspek eksplikasi

berada pada tingkatan Unacceptable.

Aspek yang terakhir adalah regulasi diri, Merujuk pada

konseptualisasi The American Philosophical Association dikembangkan

oleh Zubaidah, dkk (2015:127). Regulasi diri merupakan hal yang

berkaitan dengan kesadaran seseorang untuk memonitor kognisi dirinya,

elemen–elemen yang digunakan dalam pro, berpikir dan hasil yang

dikembangkan, khususnya dengan mengaplikasikan keteramplan dalam

mengevaluasi kemampuan dirinya dalam mengambil kesimpulan dalam

bentuk pertanyaan, konfirmasi, validasi dan koreksi. Kemunculan aspek

interpretasi dalam metode debat berada pada kategori Acceptable dengan

persentase 58.6% dan 41.4% pada kategori Unacceptable. Siswa pada

kategori ini dapat menujukkan keterampilan yang mendeskripsikan

masalah berdasarkan fakta yang tidak berbatas terhadap argumen kritis

yang di konstruknya sendiri. Pada aspek ini persentase siswa semakin

menurun karena siswa yang berada pada aspek regulasi diri, dari hasil

observasi tidak semua siswa mampu me re-view jawaban yang diberikan,

namun jawaban tersebut dapat diterima karena dominan mampu berada

pada kategori Acceptable.

Dari keenam aspek tersebut dirangkum dalam setiap kategori,

setelah dilakukan perhitungan skor hasil pencapaian jumlah persentase

dan kategori yang tertinggi ditempati pada kategori Unacceptable.

Kategori dominan dari aspek yang diamati mampu menunjukkan

57

keterampilan dalam memahami dan mengungkapkan makna atau arti dari

pengalaman belajar yang diberikan serta mampu mengkonstruk makna

atau arti pengetahuannya sendiri dan memunculkan keterampilan berpikir

kritis siswa.

Tingkat keterampilan berpikir kritis seseorang sangat dipengaruhi

oleh pengalaman belajarnya. Artinya, jika selama proses belajar yang

telah telah dialami seseorang kerap distimulasi untuk melakukan aktivitas

berpikir kritis, maka ia akan memiliki profil perkembangan keterampilan

berpikir kritis yang baik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan

Bradley et. al (2007:4) bahwa tingkat perkembangan kognitif ternyata

menjadi modal awal seseorang untuk dapat melakukan aktivitas berpikir

kritis.

Dari hasil observasi keterampilan berpikir kritis siswa seharusnya

dapat menyatakan hasil penalaran, membenarkan penalaran itu

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bukti, konsep, metodologi,

kriteria dan konteks menyajikan penalaran dalam bnetuk argumen yang

meyakinkan. Namun kenyataanya siswa mampu membenarkan penalaran

tapi kurang dalam hal pertimbangan bukti, konsep atau metodologi dan

menyajikan penalaran dalam bentuk argumen. Siswa hanya menjelaskan

secara garis besarnya saja kurang disertai argumen yang menyakinkan

hal yang serupa juga terjadi pada jawaban siswa yang tertulis di LKS dan

ungkapan secara lisan pada saat pelaksanaan metode debat. Dimana

siswa sadar membantu kegiatan kognitif diri sendiri, unsur-unsur yang

terlibat dalam kegiatan tersebut, hasil-hasil yang didapat, terutama

dengan menerapkan keterampilan-keterampilan menganalisis dan

mengevaluasi diri sendiri namun masih terkendala dengan beberapa

faktor seperti kebiasaan dan kemampuan sarana prasarana untuk

mencukupinya.

Apabila diperhatikan sebenarnya soal dan tema yang diberikan

relatif tidak sulit hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata

pelajaran dan wali kelas, namun siswa tetap mengalami kesulitan dalam

58

mengerjakan. Berdasarkan wawancara dengan siswa diketahui bahwa

70% siswa merasa lupa dengan materi dari temanya dan kurang percaya

diri selama ini siswa cenderung menghafal dalam mempelajari materi,

sehingga mudah terlupakan. Sejalan dengan pendapat Kusumanigrum

(2012:36) yang menyatakan kebanyakan guru hanya mengajarkan rumus-

rumus saja dan selanjutnya siswa diminta untuk menghafalkannya.

Hasil penelitian menunjukkan keteramplian berpikir kritis siswa

secara lisan dan tulisan dapat dilihat dari kemampuan siswa untuk

melewati aspek-aspek dari keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil

observasi keterampilan berpikir kritis siswa untuk menggapai keenam

aspek masih terbatas, keterampilan berpikir kritis yang diamati dari

setiap aspek masih mendasar dari apa yang diskusikan. Siswa belum

mampu menggali pengetahuan yang lebih dalam dari apa yang diamati,

dianalisis dan hasil bacaan. Hal ini didukung dengan argumen-argumen

siswa yang tertulis dalam lembar kerja yang hanya mampu memunculkan

kesimpulan-kesimpulan dasar dan pernyataan yang diekspresikan siswa

dalam menyimpulkan juga masih kurang.

Materi yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir

kritis siswa yaitu materi keanekaragaman hayati submateri

mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman

hayati dan usaha perlindungan alam. Dalam materi ini beberapa siswa

yang mampu melewati setiap aspek berdasarkan dari hasil bacaan dan

pengalaman. Namun dalam penguasaan materi tersebut siswa memiliki

keterbatasan untuk mencapai dari setiap aspek yang diukur. Oleh karena

itu, aspek keterampilan berpikir kritis yang muncul pada siswa umumnya

masih pada kategori tingkat unacceptable dan acceptable.

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian keterampilan argumentasi ilmiah dan

berpikir kritis melalui metode debat pada materi keanekaragaman hayati sub

materi pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati

dilaksanakan pada siswa kelas X IPA 2 MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau

tahun ajaran 2018/2019. Dalam keterampilan argumentasi ilmiah pada level 1

tidak terdapat siswa yang berada di level tersebut baik dalam penilaian lisan

dan tulisan. Pada level 2 dalam penilaian lisan berjumlah 14 siswa dengan

persentase 48.27% dan penilaian tulisan 12 siswa yang berada pada level ini

dengan persentase 41.37%. Pada level 3 jumlah siswa dalam penilaian lisan

sebanyak 11 siswa dengan persentase 37.93% dan penilaian tulisan berjumlah

17 siswa dengan persentase 58.62%. Pada level 4 jumlah siswa dalam

penilaian lisan sebanyak 4 orang dengan persentase 13.79% dan tidak

terdapat siswa yang menempati level ini pada penilaian tulisan. Pada level 5

tidak terdapat siswa yang meNempati level ini baik dalam penilaian lisan dan

tulisan.

Keterampilan berpikir kritis siswa yang mencapai kategori A

(Acceptable) dalam sebanyak 11 siswa dengan persentase 37.93% baik dalam

penilaian lisan dan tulisan. Pada kategori U (Unacceptable) sebanyak 18

siswa dengan persentase 62.06% baik dalam penlaian lisan dan tulisan. Tidak

terdapat siswa yang menempati kategori W (Weak) dan S (Strong) baik dalam

penilaian lisan dan tulisan.

B. Saran

1. Bagi sekolah

Kepada guru dan pihak Madrasah disarankan mampu merancang

kegiatan belajar mengajar yang dapat memberdayakan keterampilan

argumentasi ilmiah dan berpikir kritis siswa baik dalam memperkaya

metode atau jenis pembelajaran yang dpat mrangsang siswa agar lebih

aktif dalam pembelajaran.

60

2. Bagi peneliti

Pembelajaran menggunakan metode debat dapat melatihkan

kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Namun perlu diperhatikan

beberapa hal yaitu sebaiknya menggunakan lebih banyak pengamat dan

direkam agar aktivitas siswa dapat terlihat sepenuhnya. Hasil pada

keterampilan argumentasi ilmiah dan berpikir kritis yang ditampilkan

siswa. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan metode

debat untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis dan argumentasi

ilmiah karena hasil penelitian ini menunjukan adanya potensi

pengembangan tersebut.

61

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).

Jakarta: Bumi Aksara.

Bahri, Samsul. (2010). Penggunaan Multiplerepresentasi dan Argumentasi Ilmiah

Dalam Pembelajaran Fisika Pada Siswa. Jakarta: Gramedia.

Bell, P. & Linn, M. C. (2011). Scientific Argument as Learning Artifact,

Designning for Learning from The Web With KIE. International Journal

of Science Education, 22 (8): 797-817.

Bradley, J, et.al (2007). Teaching for critical thinking: preparing hospitality and

Tourism students for careers in the twenty-first century. Journal Of

Teaching In Travel & Tourism. 32 (4) : 1-8.

Bulgren, J.A, et.al. (2014). The Use and Effectiveness of an Argumentation and

Evaluation Intervention in Science Classes. Journal Science Education

Technology. 23:82-97.

Demircioglu, Tuba, Sedat Ucar. (2015). Investigating the Effect of Argument-

Driven Inquiry in Laboratory Instruction. Educational Sciences:Theory &

Practice, 15 (1): 267-283.

Departemen Pendidikan Nasional, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Eryadini, N. (2017). Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa

yang Memiliki Gaya Belajar Berbeda Melalui Penerapan Metode Debat.

Jurnal An-nafs: 2 (2): 111-119.

Evline Siregar dan Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Erduran, (2009). Tapping Argumentation: Developments in application of

Toulmin’s Argumen Pattern for studying science discource. International

Journal Of Science. Florida State University-USA:Spinger.

Facione, P.A & Facione N.C. (2007). The Holistic Critical Thinking Scoring

Rubric: A Tool for Developing and Evaluating Critical Thinking. Critical

Thinking Resources. Insight Assesment.

Fahrudin, Faiz. (2012). Thinking skill: Pengantar Menuju Berpikir Kritis.

Yogyakarta: Suka Press.

Farida, I.Ch & Gusniarti, W.F. (2014). Profil Keterampilan Argumentasi Siswa

Pada Konsep Koloid Yang Dikembangkan Melalui Pembelajaran Inkuiri

Argumentatif. Jurnal Edusains. 6 (1): 32-40.

62

Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Penerjemah: Benyamin

Hadinata. Jakarta: Erlangga.

Hamzah, B Uno. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Handayani, P, Murniati & Sardianto M.S. (2015). Analisis Argumentasi Peserta

Didik Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palembang Dengan Menggunakan

Model Argumentasi Toulmin. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 2

(1): 61-68.

Hashemi, S.A. (2011). The Use of Critical Thinking in Social Science Textbooks

Of High School: A Field Study of Fars Province in Iran. International

Journal of Instruction. 4 (1): 63-78.

Henry, Guntur T. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.

Bandung: Angkasa.

Ismail, S.M. (2008). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.

Semarang: Rasail Media Group.

Jacobsen, David, A. (2008). Methods For Teaching: Promoting Student Learning

in K-12 Classrooms. University Of North Florida.

Jonson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan

Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Penerjemah:

Ibnu Setiawan. Bandung: Mizan Learning Centre (MLC).

Kemendikbud. (2013). Model Pengembangan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:

Direktorat Pembinaan SMA.

Kurniawati, Z.L, Zubaidah, S & Mahanal, S. (2018). Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa SMA Negeri Kota Batu Mata Pelajaran Biologi. Prosiding Seminar

Biologi /IPA dan Pembelajarannya.

Kusumaningrum, maya dan Abdul AS. (2012). Mengoptimalkan Kemampuan

Berpikir Matematika melalui Pemecahan masalah Matematika.

Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Penerapan

MIPA.

Mahardika, dkk. (2015). Keterampilan Berargumentasi Ilmiah Pada Pembelajaran

Fisika Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Vidya Karya. Jilid

2 (7): 755-762.

Manurung, S.R & Rustman, N.Y. (2012). Identifikasi Keterampilan Argumentasi

Melalui Analisis “Toulmin Argumenation Pattern (TAP)” Pada Topik

Kinematika Bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi: Bandung UPI.

63

Osborne, J., Erduran, S., & Simon. (2009). Enhancing The Quality Of

Argumentation In School Science. Journal Of Reasearch In Science

Teaching. 82 (301): 916-933

Papathanasiou, I.V., Kleisiaris, C.F., Fradelos, E.C., Kakou, K., & Kourkouta, K.

(2014). Critical Thinking: The Development of an Essential Skill for

Nursing Students. ACTA INFORM MED, 22(4): 283-286.

Probosari,dkk. (2016). Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah Mahasiswa

Pendidikan Biologi FKIP UNS Pada Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan.

Jurnal Bioedukasi. 9 (1): 29-33.

Pudjantoro, P. (2015). Penerapan Metode Debat Guna Mengembangkan Sikap

Kritis dan Keterampilan Berargumentasi Mahasiswa. Jurnal Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan. 28. (2). 8-19

Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Roshayanti, F. (2012). Pengembangan Model Asesmen Argumentatif Untuk

Mengukur Keterampilan Argumentasi Mahasiswa Pada Konsep Fisiologi

Manusia. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.

Sa’adah, L.S. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning

Terhadap Keterampilan Metakognisi, Berpikir Kritis dan Argumentasi

Ilmiah Siswa Kelas VIII SMP Pawiyatan Daha 2 Kediri Materi Sistem

Pernapasan Manusia. Artikel Skripsi. Universitas Nusantara PGRI: Kediri.

Sandoval. (2015). The Quality Of Students Use Evidence In Writen Scientific

Explanation Cognition And Intruction. Journal International Of Science

Education. 23 (1) :23-55.

Sudarisman, S. (2015). Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran

Biologi dalam Upaya Menjawab Tntangan Abad 21 Serta Optimalisasi

Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea. 2 (1): 29-35.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syahbana, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

SMP Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning. Edumatica,

2 (1): 45-57.

Toulmin, S. (2008). The uses of argument. International Journal of Science

Education, 34 (130): 244-245.

Wahdan, Z.W, Sulistina, O & Sukarianingsih, D. (2017). Analisis Kemampuan

Berargumentasi Ilmiah Materi Ikatan Kimia Peserta Didik SMA, MAN

dan Perguruan Tinggi Tingkat 1. Jurnal Pembelajaran Kimia. 2 (2): 30-

40.

64

Waluya, Badja. (2008). Penggunaan Model Pembelajaran Generatif Untuk

Meningkat Pemahaman Siswa Pada Konsep Geografi. 4 (2): 162-180

Zubaidah, S., Corebima, A.D., dan Mistianah. (2015). Asesmen Berpikir Kritis

Terintegrasi Tes Essay. Makalah disajikan pada Seminar Nasional

Pendidikan Biologi, Symposium on Biology Education (Symbion) di

Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta.

DESKRIPSI DIRI

Nama saya Suraya, lahir pada tanggal 14 Januari 1997 di Pemangkat, salah

satu nama Kecamatan yang terletak di Kabupaten Sambas. Saya anak terakhir dari

enam bersaudara kemudian dibesarkan oleh kedua orang tua saya yang bernama

Saidun (Rahimahullah) dan Julita yang mengalir darah Melayu Natuna.

Adapun perjalanan pendidikan saya bermula pada usia 5 tahun, saya

memulai sekolah pada tahun 2002 di SDN OO1 PULAU LAUT. Kemudian

Tahun 2008, saya lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD) dan melanjutkan ke

jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN O1 PULAU

LAUT. Pada Tahun 2011, saya lulus SMP dan melanjutkan pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 PULAU LAUT. Hingga akhirnya tahun 2014

saya menyelesaikan sekolah di pendidikan SMA dan dinyatakan lulus hingga

melanjutkan pendidikan menjadi mahasiswa perantauan di Universitas

Muhammadiyah Pontianak, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Biologi.

Selama menyandang status mahasiswa, saya kerab mengikuti program dan

mendapatkan beberapa penghargaan dari penyelenggaranya, baik secara akademik

maupun Non akademik. Alhamdulillah saya juga mengikuti beberapa organisasi

yang ada di kampus maupun luar kampus. Adapun beberapa pengalaman

organisasi yang diikutinya yaitu sebagai Kabid IMMawati di Ikatan Mahasiwa

Muhammadiyah (IMM), Mentor Al-Islam Kemuhammadiyahan Universitas

Muhammadiyah Pontianak, anggota English Club di Mu Cell. Menteri Agama

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Pontianak dan

pengurus Creative Moeslim Network (CMN) Natuna.

LAMPIRAN A

LAMPIRAN A

65

Lampiran A-1

Hasil Wawancara di MAN 1 NATUNA

Peneliti : Suraya

Narasumber : Guru Biologi MAN 1 RANAI

P :Dalam pembelajaran biologi, adakah terdapat kesulitan dalam

proses mengajar?

N :Ada, kesulitannya pada saat penyampaian materi oleh guru siswa

sulit untuk memahami pelajaran dikarenakan metode yang

diajarkan kurang mengaktifkan siswa sehingga menyebabkan

kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran biologi.

P :Bagaimana pada saat pembelajaran Biologi materi

Keanekaragaman Hayati?

N :Materi Keanekaragaman Hayati untuk penyampaiannya tidak

terlalu sulit, namun mereka hanya bisa mengetahui secara teori

saja, saya selaku guru belum pernah mengenalkan secara langsung

Keanekaragaman hayati yang ada disekitar ini, dikarenakan

keterbatasan waktu.

P :Pada saat pembelajaran Biologi materi Keanekaragaman Hayati,

Metode apa yang biasa digunakan?

N : Pada materi Keanekaragaman Hayati biasanya saya menggunakan

ceramah dan diskusi, setelah itu mereka presentasi dan melakukan

tanya jawab kemudian diakhir pembelajaran saya mengkonfirmasi

materi pelajaran.

P :Untuk mengungkapkan kemampuan lisan siswa, pernahkah

bapak/ibu mencoba metode lain selain metode ceramah dan

diskusi?

N :Sampai saat ini hanya dua metode itu yang digunakan di MAN 1

ini, untuk kemampuan lisan biasanya pada saat presentasi

kelompok dan sesi tanya jawab.

P :Apakah siswa pernah menyampaikan pendapat dengan meneliti

sebuah data atau hasil dari buah pemikiran nya?

66

B :Mereka menyampaikan pendapat berdasarkan teori atau didalam

buku saja seperti LKS dan buku paket, belum ada yang

mengungkapkan dari hasil pemikiran yang tinggi dari diri sendiri

maupun teman nya.

P :Apakah Metode debat belum pernah diterapkan dalam diskusi

untuk melihat kemampuan berargumantasi siswa secara lisan?

N :Sampai saat ini belum pernah dilakukan metode debat. Untuk

melihat argumentasi siswa hanya pada saat sesi tanya jawab saja,

itupun masih kurang efektif menurut saya.

P :Apakah perlu menurut bapak/ibu menggunakan metode debat

dalam pembelajaran Keanekaragaman Hayati?

N :Menurut saya perlu, karena siswa terkadang suka malu dalam

mengajukan pertanyaan untuk memulai berbicara. Mungkin dengan

metode ini mereka mampu mengungkapkan argumen dalam

pembelajaran khususnya pada materi Keanekaragaman Hayati.

P :Jika perlu, Bolehkah siswa-siswi bapak di izinkan ke lapangan

untuk mencari data sebagai bahan untuk berdebat pada materi

Keanekaragaman Hayati?

N :Boleh saja, karena saya juga belum pernah membawa mereka ke

lapangan. dalam hal tersebut juga dapat memperkenalkan mereka

dengan Komponen Keanekaragaman Hayati yang ada di Daerah

kita.

Ranai, 18 Februari 2018

Edi Aprianto, S.Si.

67

Lampiran A-2

Hasil Wawancara di MAN 1 NATUNA

Peneliti : Suraya

Narasumber : Siswa MAN 1 RANAI

P : Selama proses pembelajaran, metode apa yang biasa digunakan?

S1 : Diskusi kelompok

S2 : Ceramah

S3 : Presentasi

P : Apakah metode tersebut dapat memudahkan kalian dalam

pembelajaran biologi?

S1 : Kurang bu, soalnya kami mau biologi itu banyak praktik

S2 : Kalau ceramah ngga suka bu saya ngantuk

S3 : Kalau diskusi sedikit membantu lah bu

P : Menurut kalian, perlukah menggunakan metode lain seperti debat

dalam pembelajaran untuk memudahkan dalam memahami

Pelajaran biologi?

S1 : Perlu bu, soalnya kami suka bingung kalau hanya dengan metode

ceramah. menurut kami terlalu monoton.

S2 : Perlu bu, kadang-kadang kami suka diam kalau tidak bisa

menjawab pertanyaan kawan-kawan saat diskusi dikarenakan

kurangnya kemampuan berbicara kami yang jarang dilatih.

S3 : Perlu bu, soalnya kami pengen ada suasana belajar yang baru

didalam kelas.

P : Apakah didalam kelas ini suka berargumentasi?

S1 : Suka bu

S2 : Suka bu, tapi datanya harus sesuai

68

S3 : Suka bu, kami pengen adu argumentasi dikelas ini bu supaya

lebih ramai dan aktif

P : Pernah kah kalian adu mengungkapkan pendapat berdasarkan

hasil pemikiran kalian sendiri?

S1 : Belum pernah bu, biasanya kami mengutip dari buku ajar

S2 : jarang bu, karena kami belajar diskusi berdasarkan buku ajar

S3 : Belum pernah bu

P : Kalian pernah kah belajar ke lapangan?

S1 : Belum bu

S2 : Belum bu

S3 : Belum bu

P : Apakah kalian siap jika mengambil data terjun ke lapangan untuk

penguat dalam argumentasi menggunakan metode debat?

S1 : Siap bu

S2 : Siap bu

S3 : Siap bu

P : Apakah kalian siap untuk berdebat?

S1 : Siap bu

S2 : Siap bu

S3 : Siap bu

Ranai, 12 Februari 2018

69

Lampiran A-3

SILABUS

Sekolah : Man 1 Natuna, Kepulauan Riau

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X (Sepuluh)/Ganjil

Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber/Bahan

Ajar

3.1.Mendeskripsi

kan konsep

keanekaraga

man gen,

jenis,

ekosistem,

melalui

kegiatan

pengamatan

Pengertian

dan contoh

keanekaragam

an gen, jenis,

ekosistem

Penyebaran

fauna dan

flora

diIndonesia

Klasifikasi

makhluk

hidup

Melakukan

pengamatan

berbagai

keanekaraga

man makhluk

hidup di

lingkungan

sekitarnya

Melakukan

kajian dari

gambar-

gambar/foto/f

Mendiskripsikan konsep

keanekaragaman gen, jenis,

dan ekosistem

Menjelaskan dan

mengidentifikasi

keanekaragaman gen, jenis,

dan ekosistem melalui

kegiatan pengamatan.

Membandingkan ciri-ciri

keanekaragaman hayati pada

tingkat gen, jenis, dan

ekosistem

Tertulis

2x45

menit

- Irnaningtyas.

2013. Biologi

untuk SMA /

MA Kelas X.

Jakarta :

Erlangga.

70

3.2.Mengkomuni

kasikan

keanekaraga

man

Indonesia

dan usaha

pelestarian

serta

pemanfaatan

sumber daya

alam.

Manfaat

keanekaragam

an hayati

Pengaruh

kegiatan

manusia

terhadap

keanekaragam

an hayati

Usaha-usaha

keanekaragam

an hayati

secara insitu

dan ex- situ

ilm berbagai

ekosistem di

dunia

menemukan

konsep dasar

keanekaraga

man

ekosistem

melalui

diskusi kelas

Diskusi kelas

tentang

pengaruh

kegiatan

manusia

terhadap

keanekaraga

man hayati

dan

penyebaran

fauna dan

Mengiventarisasi tumbuhan

dan hewan khas di

Indonesia yang memiliki

nilai tertentu

Menjelaskan klasifikasi

makhluk hidup

Menjelaskan manfaat

keanekaragaman hayati

Menjelaskan usaha-usaha

pelestarian alam pada

keanekaragaman hayati di

Indonesia dan

pemanfaatannya

Mengidentifikasi pengaruh

kegiatan manusia terhadap

keanekaragaman hayati

Tertulis

71

flora di

Indonesia

Mempelajari

klasifikasi

makhluk

hidup

Menggali

informasi dari

berbagai

literature

tentang usaha

pelestarian

keanekaraga

man di

Indonesia

serta

kendalanya

Ranai, September 2018

Mengetahui

Guru Biologi Peneliti

Edi Aprianto, S.Si Suraya

72

Lampiran A-4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MAN 1 Natuna, Kepulauan Riau

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/Ganjil

Pertemuan ke : IV

Materi Pokok : Keankeragaman Hayati

Alokasi Waktu : 4 JP (4X45 Menit)

A. Kompetensi Inti

“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati

dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungansosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.”

KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan,mengurai, merangkai, memodifikasi,dan

membuat)dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang)terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode yang sesuai.

73

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.2 Mengkomunikasikan

keanekaragaman Indonesia

dan usaha pelestarian serta

pemanfaatan sumber daya

alam.

3.2.1 Menjelaskan usaha-usaha pelestarian

keanekaragaman hayati di Indonesia dan

pemanfaatannya.

3.2.2 Mengidentifikasi pengaruh kegiatan

manusia terhadap keanekaragaman

hayati

C. Tujuan

1. Siswa dapat mendiskripsikan usaha-usaha pelestarian keanekaragaman

hayati di Indonesia dan pemanfaatannya

2. Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat menjelaskan dan

mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman

hayati.

3. Siswa dapat menunjukkan sikap kerjasama, rasa ingin tahu dan

tanggung jawab dalam melakukan tugas kelompok

4. Siswa dapat menunjukkan sikap aktif dalam mengikuti game/

tournament antar kelompok untuk memperoleh skor

D. Nilai Karakter yang Diharapkan

1. Berani bertanya dan menjawab

2. Mau bekerjasama dengan teman

3. Menghargai pendapat teman

4. Meningkatkan rasa percaya diri

5. Meningkat rasa ingin tahu

E. Materi Pembelajaran : Keanekaragaman Hayati

F. Metode Pembelajaran

1. Model /Metode : Debat

74

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan Orientasi

1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka

dan berdoa untuk memulai pembelajaran (PPK)

2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap

disiplin

3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam

mengawali kegiatan pembelajaran/

Mengkondisikan suasana belajar yang

menyenangkan

Apersepsi

1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta

didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.

2. Melalui tanya jawab membahas kembali tentang

materi sebelumnya.

3. Guru menggali informasi seputar

keanekaragaman hayati di sekitar lingkungan

tempat tinggal

4. Guru bertanya : Mengapa disekitar kita banyak

hutan yang gundul?

Motivasi

1. Bahwasannya manusia banyak melakukan

penebangan hutan liar yang dapat merusak

keanekaragaman hayati yang ada disekitar

lingkungan

2. Memberikan gambaran tentang manfaat

mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.

3. Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan

baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan

20

menit

75

baik, maka peserta didik diharapkan dapat

menjelaskan materi yang akan diajarkan.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada

pertemuan yang berlangsung

5. Mengajukan pertanyaan.

Pemberian Acuan

1. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

berkaitan dengan materi ajar

2. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan

kegiatan yang akan dilakukan;

3. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik

penilaian yang akan digunakan saat membahas

materi

4. Membagi peserta didik menjadi 8 Kelompok

debat (dengan setiap anggota kelompok

berjumlah 4 orang).

5. Pembagian kelompok belajar

6. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan

pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan dilakukan dengan sintak pembelajaran

seperti:

Orientasi peserta didik kepada masalah

Mengamati.

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk

memusatkan perhatian pada topik dengan cara :

1. Melihat (tanpa atau dengan alat)

Menayangkan gambar/foto/tabel.

2. Mengamati

lembar kerja, pemberian contoh-contoh

materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta

120

menit

76

didik, dari media interaktif, dsb yang berhubungan

dengan materi ajar

3. Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan

pembelajaran berlangsung), (Literasi) materi dari

buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari

internet/materi yang berhubungan dengan materi.

4. Mendengar

pemberian materi oleh guru yang berkaitan

dengan materi ajar

5. Menyimak,

penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis

besar/global tentang materi pelajaran untuk

melatih kesungguhan, ketelitian, mencari

informasi.

Mengorganisasikan peserta didik.

1. Menanya

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang

disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan

belajar. Yang tidak dipahami dari apa yang

diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan

informasi tambahan tentang apa yang diamati

(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke

pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk

mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk

membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup

cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya

a) Ada saja pengaruh keanekaragaman hayati

terhadap kegiatan manusia?

77

b) Apa saja bentuk perlindungan

keanekaragaman hayati??

Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok.

1. Mengumpulkan informasi

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan

untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi

melalui kegiatan:

a.) Mengamati obyek/kejadian,

b.) Membaca sumber lain selain buku teks,

Membaca artikel tentang materi ajar.

c.) Mengumpulkan informasi (Berpikir kritis

dan bekerjasama (4C) dalam mencari

informasi (Literasi) dan mempresentasikan

(4C) dengan penuh tanggung jawab

(Karakter) Mengumpulkan data/informasi

melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain

guna menemukan solusi masalah terkait materi

pokok yaitu

d.) Aktivitas

e.) Mempraktikan

f.) Mendiskusikan (Berpikir kritis dan

bekerjasama (4C) dalam mencari informasi

(Literasi) dan mempresentasikan (4C) dengan

penuh tanggung jawab (Karakter))

g.) Saling tukar informasi

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari

kelompok sehingga diperoleh sebuah

pengetahuan baru yang dapat dijadikan

sebagai bahan debat kelompok kemudian,

dengan menggunakan metode ilmiah yang

78

terdapat pada buku pegangan peserta didik

atau pada lembar kerja yang disediakan

dengan cermat untuk mengembangkan sikap

teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang

lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan

kemampuan mengumpulkan informasi melalui

berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

1. Mengkomunikasikan

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi

menggunakan metode debat, dengan penyajian

yang dilakukan seperti:

a.) Guru memberikan teks bacaan berupa LKS

sebelum pelaksanaan debat.

b.) Guru menyiapkan beberapa tema tentang isu

kontroversi yang terkait dengan mata pelajaran

yaitu mengenai pengaruh kegiatan manusia

terhadap keanekaragaman hayati dan usaha

perlindungan alam, dengan tema berupa:

Perlunya menggunakan teknologi modern

dalam kegiatan manusia untuk

melestarikan keanekaragaman hayati.

Perlunya pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk industri

kayu maupun perkebunan sawit demi

kesejahteraan rakyat.

Perlunya penggunaan pestisida untuk

membrantas hama dan melindungi

79

tanaman dari gangguan hama demi

kelangsungan hidup manusia.

Perlunya introduksi spesies eksotik guna

untuk menambah variasi baru pada spesies

yang ada di Indonesia.

c.) Guru membagikan siswa menjadi dua tim

debat diantaranya kelompok pro dan

kelompok kontra.

d.) Guru membuat empat sub kelompok pro dan

kontra dalam masing-masing tim debat.

e.) Guru memberi perintah pada setiap

subkelompok untuk menyusun argumen yang

akan didiskusikan oleh kelompok.

f.) Guru menempatkan kursi bagi para juru bicara

dari pihak yang pro dalam posisi berhadapan

dengan jumlah kursi yang sama bagi juru

bicara dari pihak yang kontra.

g.) Guru memulai debat dengan meminta juru

bicara mengemukakan pendapat mereka atau

sebagai argumen pembuka.

h.) Setelah argumen pembuka dilakukan, juru

bicara kembali ke kelompok semula untuk

memerintahkan anggota kelompok untuk

menyusun strategi dalam rangka

mengomentari argumen pembuka dari pihak

lawan.

i.) Guru perintahkan para juru bicara yang duduk

berhadapan untuk memberikan argumen

tandingan ketika debat berlanjut, Guru

menganjurkan mereka untuk bertepuk tangan

80

atas argumen yang disampaikan oleh tim

perwakilan debat kelompok mereka.

j.) Ketika semua argumen telah disampaikan,

maka guru meminta mengakhiri perdebatan

tersebut tanpa menyebutkan siapa

pemenangnya, guru memerintahkan siswa agar

duduk bersebelahan antara tim pro dan kontra

dan melakukan diskusi dalam satu kelas penuh

tentang apa yang didapatkan oleh siswa dari

persoalan yang diperdebatkan. Guru juga

perintahkan siswa untuk mengenali apa yang

menurut mereka merupakan argumen terbaik

yang dikemukakan oleh kedua pihak.

Menganalisa & mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

1. Mengasosiasikan dan konfirmasi

Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan

koreksi dari guru terkait debat dan pembelajaran,

seperti:

a.) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan

dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya

maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi yang

sedang berlangsung dengan bantuan

pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

b.) Guru mengkonfirmasi hasil debat dengan

memberi penguatan konsep dan menjelaskan

materi

c.) Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan materi yang belum

dipahami

81

d.) Guru menyimpulkan apa yang telah

disampaikan

e.) Menambah keluasan dan kedalaman sampai

kepada pengolahan informasi yang bersifat

mencari solusi dari berbagai sumber yang

memiliki pendapat yang berbeda sampai

kepada yang bertentangan untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,

taat aturan, kerja keras, kemampuan

menerapkan prosedur dan kemampuan

berpikir induktif serta deduktif.

Catatan :

Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa

dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya

diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah

tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)

3. Penutup Guru memberikan penghargaan (reward)

kepada team yang menang atau mendapat

skor tertinggi

Guru menginformasikan untuk materi

berikutnya yaitu manfaat, upaya,

pengaruh melestarikan keanekaragaman

hayati

Guru menutup pembelajaran dengan

memberikan motivasi dan salam

20

menit

82

H. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Papan tulis, LCD, Laptop dan lain-lain

2. Alat/bahan : LKS

3. Sumber Belajar

- Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

I. Penilaian

- Instrumen : Lembar observasi

Ranai, September 2018

Guru Biologi Peneliti

Edi Aprianto, S.Si Suraya

83

Lampiran (Materi)

1. Keanekaragaman Hayati

a. Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati

Dewasa ini banyak kegiatan manusia yang dilakukan

dengan teknologi modern, misalnya menggunakan mesin pertanian,

mesin penebang pohon, dan pestisida. Kegiatan-kegiatan tersebut

berdampak terhadap keanekaragaman hayati. Dampak tersebut

dapat bersifat negatif (merugikan ) atau posistif ( menguntungkan).

1) Kerugian yang mengakibatkan makin berkurangnya

keanekaragaman hayati (dampak negatif) antara lain seperti

berikut ini.

a). Ladang perpindahan, selain memusnahkan berbagai jenis

tanaman, juga dapat merusak struktur tanah. Keadaan ini

mempersulit pemulihan keberadaan berbagai jenis tanaman.

b). Intensifikasi pertanian (pemupukan, penggunaan insektisida

atau pestisida, penggunaan bibit unggul, dan mekanisme

pertanian).

c). Penemuan bibit tanaman dan hewan baru yang unggul

mengakibatkan terdesaknya bibit lokal disebut (erosi

plasma nutfah).

d). Perburuan liar dan penangkapan ikan dengan cara tidak

tepat dan tanpa kenal batas dalam memusnahkan jenis-jenis

hewan dan ikan

e). Penebangan liar , ladang berpindah, pembukaan hutan, dan

kegiatan manusia lain yang menyebabkan kerusakan alam.

Hal ini sama artinya dengan merusak habitat berbagai jenis

hewan sehingga dapat menyebabkan kepunahan jenis –

jenis hewan.

84

2) Kegiatan manusia yang dpat melestarikan keanekaragaman

hayati (dampak positif) antara lain seperti berikut ini.

a). Penghijauan dan reboisasi selain menanamkan jumlah

jenis-jenis tanaman baru, juga memulihkan kawasan hutan

yang mengalami kerusakan.

b). Pengendalian hama secara biologi, merupakan usaha

pemberantasan hama tanpa merusak ekosistem sehingga

tidak menyebabkan hilangnya jenis hewan dan tanaman

karena penggunaan insektisida. Selain itu, serangga hama

dapat dicegah karena predator alami tetap ada di dalam

ekosistem.

c). Penebangan hutan dengan perencanaan yang baik dan

dilakukan peremajaan ( tebang pilih dan tanam kembali).

d). Usaha pemuliaan hewan dan tanaman yang menghasilkan

varietas tanaman dan hewan unggul menambah kekayaan

sumber plasma nutfah denga tepat melestarikan jenis hewan

dan tumbuhan lokal.

e). Usaha-usaha pelestarian alam, dilakukan di dalam habitat

asli (secara in situ ) maupun diluar (ex situ).

b. Usaha Perlindungan Alam

Untuk tetap menjaga manfaat dan nilai keanekaragaman

hayati, usaha pelestarian harus terus dilakukan. Usaha

perlindungan alam menjaga supaya keanekaragaman hayati

khususnya di Indonesia tidak berkurang.

Perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan

alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu.

1) Perlindungan alam umum

Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatauan

usaha melindungi flora, fauna dan tanah suatu wilayah tertentu.

Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

85

a). Perlindungan alam ketat, yaitu perlindungan terhadap

keadaan alam yang dibiarkan tanpa campur tangan

manusia.

b). Perlindungan alam terbimbing, yaitu perlindungan alam

yang dibina oleh para ahli, misalnya kebun raya bogor.

c). Taman nasional, yaitu perlindungan alam yang menepati

suatu daerah luas, tidak boleh ada rumah tinggal maupun

bangunan industri.

2) Perlindungan alam dengan tujuan tertentu.

Macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu

adalah sebagai berikut:

a). Perlindungan geologi, merupakan perlindungan yang

bertujuan melindungi formasi geologi, misalnya batuan

tertentu.

b). Perlindungan alam botani, bertujuan melindungi komunitas

tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Raya Bogor.

c). Perlindungan alam zoology, bertujuan melindungi hewan

langka serta mengembangbiakkannya dengan cara

memasukan hewan tersebut ke daerah lain, misalnya Ujung

Kulon.

d). Perlindungan alam antropologi, bertujuan melindungi suku

bangsa yang terisolir, misalnya suku Asmat, di Irian Jaya

dan suku Badui Banten Selatan.

e). Perlindungan pemandangan alam, bertujuan melindungi

keindahan alam suatu daerah, misalnya lembah Sianaok

(Sumatra Barat).

f). Perlindungan monumen alam, bertujuan melindungi benda-

benda alam tertentu, misalnya stalagmite dan stalagtif di

gua tertentu dn air terjun.

86

g). Perlindungan suaka margasatwa, bertujuan melindungi

hewan yang terancam punah, misalnya harimau, badak, dan

gajah.

h). Perlindungan hutan, bertujuan melindungi tanah dan air

dari perubahan iklim.

i). Perlindungan ikan, bertujuan melindungi, ikan yang

terancam punah.

Bentuk-bentuk perlindungan alam harus diusahakan secara

terpadu, karena fauna akan lestari jika flora dan habitatnya

terpelihara dan lestari.

87

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Tujuan : Mengidentifikasi pengaruh kegiatan manusia, upaya-upaya, manfaat,

dan pelestarian atau usaha perlindungan keanekaragaman hayati.

Materi :

Keanekaragaman hayati di Indonesia, pada kehidupan sehari-hari

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder guna

meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Akibat dari kegiatan manusia yang

dilakukan dengan teknologi modern, seperti menggunakan mesin pertanian, mesin

penebang pohon, dan pestisida, sehingga dampak negatif (merugikan) atau positif

(menguntungkan) yang terjadi. Menurunnya keanekaragaman hayati

menyebabkan semakin sedikit pula manfaat yang dapat diperoleh manusia.

Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan cara melakukan

pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati.

Cara Kerja :

1. Lakukan pengamatan di lingkunganmu atau lingkungan di Indonesia!

a). Tulislah contoh aktivitas manusia di lingkungan yang berpengaruh

terhadap keanekaragaman hayati!

b). Apa dampak positif atau negatif aktivitas tersebut terhadap

keanekaragaman hayati!

2. Prekdisikan apa yang akan terjadi jika kegiatan yang berdampak negatif terus

berlangsung (tidak ada upaya pelarangan)!

3. Apa saranmu untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut?

4. Jelaskan perbedaan pelestarian in situ dan ex situ! Berikan contohnya masing-

masing!

5. Sebutkan 5 manfaat keanekaragaman hayati!

88

Lampiran A-5

Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Tabel.1 Penilaian lisan dan tulisan serta penskoran Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Klp Kode

Siswa

Nama Siswa Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5

1 S1K1

S2K1

S3K1

S4K1

Tema:

2 S1K2

S2K2

S3K2

S4K2

Tema:

3 S1K3

S2K3

S3K3

S4K3

Tema:

4 S1K4

S2K4

S3K4

S4K4

Tema:

Sumber: Eduran, et.al (2008)

89

Klp Kode

Siswa

Nama Siswa Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5

5 S1K5

S2K5

S3K5

S4K5

Tema:

6 S1K6

S2K6

S3K6

S4K6

Tema:

7 S1K7

S2K7

S3K7

S4K7

Tema:

8 S1K8

S2K8

S3K8

S4K8

Tema:

Sumber: Eduran, et.al (2008)

Keterangan:

S : Siswa

K : Kelompok

90

Tabel.3 Pengkodean dalam Asesmen Argumentasi

Kode

huruf

Makna Deskripsi Fitur linguistik

K/CK Claim/

Counter

claim

Bila anggota

mengembangkan claimnya

Saya setuju dengan…

Saya mendukung….

Menurut saya…..sudah tepat……

Atau

Saya tidak setuju….

Saya tidak sependapat dengan….

Menurut saya……tidak sesuai…

W Warrant Bila anggota membuat

jaminan sebagai pembenaran

claim yang dibuatnya

Saya setuju dengan…karena…….

Mengapa saya mendukung….. karena..

Hal yang membuat saya tidak setuju adalah…..

B Backing Bila anggota menyajikan

data-data atau fakta untuk

mendukung warrant yang

dibuatnya

Berdasarkan yang pernah saya alami…

Menurut apa yang terdapat di buku….

Bila kita lihat fakta-fakta tentang….

Dari teori yang saya baca…

Saya pernah mendengar tentang…

Fenomena/data/ fakta berikut ini

membuktikan…….

R Rebuttal Bila anggota melakukan

penyanggahan terhadap

pernyataan anggota lainnya

Saya tidak setuju….

Saya tidak sependapat dengan….

Menurut saya……tidak sesuai.

Pernyataan anda nampaknya kurang tepat……

RW Rebuttal

terhadap

Bila anggota melakukan

penyanggahan terhadap

Saya tidak setuju dengan alasan anda…

Dasar yang anda kemukakan nampaknya tidak

91

Warrant warrant anggota lainnya mendukung….

RB Rebuttal

terhadap

Backing

Bila anggota melakukan

penyanggahan terhadap

backing anggota lainnya

Sebenarnya saya setuju dengan alasan hanya data

tentang……..yang tidak tepat….

? Dukungan

meragukan

Bila anggota memberikan

komentar terhadap

pernyataan (K/W/B/R) tetapi

tidak jelas atau tidak

menunjukkan posisinya

Bagi saya……..(bla..bla..bla…)

Saya tidak bisa menyetujui atau tidak …….

Saya tidak tahu……..

Mungkin saya sependapat…..

Barangkali yang benar adalah…

! Bila

(Observer

menemukan

fenomena)

………………………………

……………………………………………

Sumber: Eduran, et.al (2008)

92

Tabel.4 Analisis kualitas Argumen dan penskoran berdasarkan bukti dan pembenaran

No Level Kriteria Skor

1. 1 Argumentasi berisis argumen dengan satu claim sederhana

melawan suatu claim yang melawan claim bertentangan

lainnya

2

2. 2 Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim

lain dengan data pendukung (backing) dari (warrant) tidak

berisi sanggahan (rebuttal)

4

3. 3 Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit

sanggahan (rebuttal)

6

4. 4 Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu sanggahan

(rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim dan

konter claim

8

5. 5 Argumentasi menyajikan argumen yang diperluas dengan

lebih dari satu sanggahan (rebuttal)

10

Sumber: Eduran, et.al (2008)

93

Tabel.5 Keterangan dan visualisasi argumentasi berdasarkan bukti pembenaran

Level Komponen Jumlah Keterangan

1 Klaim 1 Jika pembicara memiliki 1 klaim, namun tidak terdapat warrant

dan rebuttal maka pembicara akan berada di LEVEL 1 Warrant 0

Rebuttal 0

2 Klaim 1 Jika pembicara memiliki 1 klaim dan 1 warrant, namun tidak

terdapat rebuttal maka pembicara akan naik menjadi LEVEL 2 Warrant 1

Rebuttal 0

3 Klaim >1 Jika pembicara memiliki lebih dari 1 klaim, terdapat 1 warant dan

tidak terdapat atau terdapat 1 rebuttal maka pembicara akan naik

menjadi LEVEL 3

Warrant 1

Rebuttal 0-1

4 Klaim >1 Jika pembicara memiliki lebih dari 1 klaim dan warrant namun

hanya terdapat 1 rebuttal maka pembicara akan naik menjadi

LEVEL 4

Warrant >1

Rebuttal 1

5 Klaim >1 Jika pembicara memiliki lebih dari 1 klaim, warrant dan rebuttal

maka pembicara sudah menaiki pada LEVEL 5 Warrant >1

Rebuttal >1

94

Tabel.6 Keterangan Pemilaian dan Penskoran

No Kode

Siswa

Penilaian Keterangan

Lisan Tulisan

Level Skor Level Skor

95

September 2018

Observer

96

Lampiran A-6

Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis

Tabel.1 Penilaian lisan & tulisan serta penskoran Keterampilan Berpikir Kritis

Tema :

Kelompok :

Nama Anggota:

No Aspek yang diamati Kategori Skor Ket

W U A S

1 Interprestasi

2.. Analisis

3. Evaluasi

4. Inferensi

5. Eksplikasi

6. Regulasi Diri

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek

Sumber: Facione (2009)

Tema :

Kelompok :

Nama Anggota:

No Aspek yang diamati Kategori Skor Ket

W U A S

1 Interprestasi

2.. Analisis

3. Evaluasi

4. Inferensi

5. Eksplikasi

6. Regulasi Diri

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek

Sumber: Facione (2009)

97

Tabel.2 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis

No Aspek yang diamati Indikator

1. Interprestasi a. Dapat menggambarkan permasalahan yang

diberikan

b. Dapat menjelaskan makna permasalahan

dengan jelas dan tepat

c. Dapat menjelaskan jawaban dari pertanyaan

dengan jelas dan tepat

2. Analisis a. Dapat menjelaskan hubungan konsep-konsep

yang digunakan dalam menyelesaikan

permasalahan

b. Dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan

dalam menyelesaikan permasalahan atau

persoalan

3. Evaluasi a. Dapat menuliskan atau menjelaskan

penyelesaian persoalan

4. Inferensi a. Dapat menarik kesimpulan dari apa yang

ditanyakan secara logis

b. Dapat menduga alternatif lain

5. Eksplikasi a. Dapat menuliskan atau menjelaskan hasil akhir

b. Dapat memberikan alasan tentang kesimpulan

yang diambil

6. Regulasi Diri a. Dapat me-review jawaban yang diberikan atau

dituliskan

Sumber: Facione (2009)

Tabel.3 Kategori dan Pedoman Penskoran

Kategori Skor Skor Pencapaian (Rata-rata)

Jumlah Skor di dapat x 100 /

Jumlah skor Mkasimal

Weak (lemah) 1 1-30

Unacceptable (tidak dapat diterima) 2 31-60

Acceptable (dapat diterima) 3 61-90

Strong (kuat) 4 91-100

Sumber: Facione (2009)

98

Tabel.4 Visualisasi dan Penskoran Keterampilan Berpikir Kritis

Indikator Kategori Tingkatan

Interprestasi Weak 1

Unacceptable 2

Acceptable 3

Strong 4

Analisis Weak 1

Unacceptable 2

Acceptable 3

Strong 4

Evaluasi Weak 1

Unacceptable 2

Acceptable 3

Strong 4

Inferensi Weak 1

Unacceptable 2

Acceptable 3

Strong 4

Eksplikasi Weak 1

Unacceptable 2

Acceptable 3

Strong 4

Regulasi Diri Weak 1

Unacceptable 2

Acceptable 3

Strong 4

Sumber: Facione (2009)

September 2018

Observer

99

Lampiran A-7

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah & Berpikir Kritis

Kode Siswa :

Kelompok :

Nama Anggota:

Tema: “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk

melestarikan keanekaragaman hayati.”

Keberadaan keanekaragaman hayati merupakan pilihan bagi manusia agar

dapat melangsungkan kehidupannya di muka bumi ini. Perlindungan

keanekaragaman sumberdaya hayati, diperlukan untuk menjamin kelestarian

pemanfaatannya oleh manusia.

Berbagai teknologi yang berkembang saat ini pada dasarnya memiliki

potensi besar untuk keseimbangan alam dan lingkungan. Berbagai bentuk

eksploitasi terhadap alam kini sudah merupakan hal yang dianggap biasa. Begitu

banyak elemen masyarakat hingga pemerintah mengadopsi berbagai teknologi

untuk mengekploitasi alam secara besar-besaran, Salah satu contoh adalah

membuat botanical garden, kebun binatang, aquarium, dan lembaga sejenis yang menjaga

dan memperkembangkan jenis-jenis tumbuhan maupun hewan. Dampak yang

ditimbulkan adalah berkurangnya jenis spesies pada habitat aslinya (Laila.2016).

Pertanyaan: Bagaimana pendapat anda dengan uraian diatas?

100

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah & Berpikir Kritis

Kode Siswa :

Kelompok :

Nama Anggota:

Tema: “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk

industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”

Pembangunan hutan tanaman skala besar di Indonesia dimulai pada

pertengahan tahun 1980-an akibat meningkatnya kebutuhan kayu untuk industri

serta menurunnya pasokan kayu dari hutan alam.

Pembangunan HTI bertujuan untuk menunjang pertumbuhan industri

perkayuan melalui penyediaan bahan baku dalam jumlah dan kualitas yang

memadai dan berkesinambungan. Perkembangan konsesi HTI atau Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK -HT) di

Indonesia sampai dengan tahun 2013 sudah melampaui luasan 10 juta hektar,

yang dikelola oleh 252 unit manajemen. Pesatnya perkembangan HTI di Indonesia

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peningka

Adanya Industri tersebut dapat mensejahterakan kebutuhan rakyat namun

dengan resiko hutan yang ada di Indonesia dapat terancam jika terus-menerus

berbagai jenis pohon selalu ditebang dan dimanfaatkan (Husada,2014).

Pertanyaan : Bagaimana menurut ada dengan uraian diatas?

101

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah & Berpikir Kritis

Kode Siswa :

Kelompok :

Nama Anggota:

Tema: “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi

tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.”

Perhatian masyarakat terhadap soal pertanian dan lingkungan beberapa

tahun terakhir ini menjadi meningkat. Di mana masyarakat semakin peduli

tentang gaya hidup sehat. Contohnya penggunaan pestisida sebagai pemberantas

hama.

Pestisida dapat mencegah lahan pertanian dari serangan hama. Hal ini

berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat

dan akan membuat hidup para petani menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya

pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian.

Keadaan ini disebabkan semakin dirasakannya dampak negatif yang besar

bagi lingkungan mengenai penggunaan bahan-bahan kimia untuk meningkatkan

produktivitas tanaman. Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan

produktivitas dan ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak

negatif daripada dampak positifnya, baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan

sekitarnya (Annisa.2017).

Pertanyaan: Bagaimana pendapat anda mengenai uraian diatas?

102

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Profil Keterampilan Argumentasi Ilmiah & Berpikir Kritis

Kode Siswa :

Kelompok :

Nama Anggota:

Tema: “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru

pada spesies yang ada di Indonesia.”

Introduksi hewan asing di Indonesia dimulai sebelum abad 18. Saat ini,

tercatat ada 24 jenis ikan asing telah diintroduksikan ke Indonesia dengan tujuan

untuk memperbaiki komunitas di perairan umum dan memperbanyak jenis ikan

budidaya yang unggul. Beberapa diantaranya adalah Ikan Mas, Ikan Gabus, Koan

Rumput dan Mas Koki. Dimana semuanya berasal dari China.

Pengalaman di beberapa Negara menunjukan bahwa introduksi ikan asing

invasive terbukti dapat mendesak populasi ikan asli yang ada, menguasai

lingkungan perairan, menekan populasi dan bahkan memusnahkan ikan asli yang

ada. Bersamaan dengan masuknya ikan asing dalam habitat asli dapat membawa

penyakit ke habitat asli sehingga ikan pada habtat asli secara perlahan punah

diakibatkan penyakit yang menyerang (Laksmi.2018).

Pertanyaan: Bagaimana menurut anda dengan uraian diatas?

103

Lampiran A-8

Pedoman Wawancara

Keterampilan Argumentasi Ilmiah dan Berpikir Kritis

Peneliti : Suraya

Narasumber : Siswa Kelas X MAN 1 Ranai

P :Apa yang memotivasi anda terlihat lebih bersemangat dalam

pelaksanaan metode debat?

N :

P :Apa saja faktor-faktor yang mendukung anda untuk lebih percaya

diri dalam menyampaikan pendapat pada saat pelaksanaan metode

debat?

N :

P :Apakah metode pembelajaran dapat memberi pengaruh untuk anda

dalam menyampaikan gagasan atau pendapat?

N :

104

P :Apa faktor yang membuat anda kurang berbicara atau kurang

percaya diri dalam pelaksanaan metode debat?

N :

P :Apa latar belakang anda yang membuat anda lebih luas untuk

mengemukakan pendapat?

N :

Ranai, September 2018

Siswa

105

Lampiran A-8

Pedoman Wawancara

Perbedaan Penilaian Lisan dan Tulisan

Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Peneliti : Suraya

Narasumber : SiswaKelas X MAN 1 Ranai

P :Apa yang menyebabkan penialain lisan keterampilan argumentasi

ilmiah anda lebih baik pada saat pelaksanaan metode debat

dibandingkan penilaian tulisan keterampilan argumentasi ilmiah

anda saat mengisi LKS dalam profil siswa?

N :

Ranai, September 2018

Siswa

106

Peneliti : Suraya

Narasumber : SiswaKelas X MAN 1 Ranai

P :Apa yang menyebabkan penilaian tulisan keterampilan

argumentasi ilmiah anda saat mengisi LKS dalam profil siswa

lebih baik dibandingkan penilaian lisan keterampilan argumentasi

ilmiah anda pada saat pelaksanaan metode debat ?

N :

Ranai, September 2018

Siswa

107

Lampiran A-9

Lembar Verifikasi

No Kode

Siswa

Hasil Pengamatan Penilaian Verifikasi Catatan

Argumentasi Ilmiah Berpikir Kritis

Lisan Tulisan Lisan Tulisan

Level Skor Level Skor Kategori Skor Kategori Skor Setuju Tidak Setuju

108

Nb : Mohon untuk mengisi semua kolom yang tersedia. Terima kasih

September 2018

Verifikator

109

Lampiran A-10

LEMBAR OBSERVASI

DESKRIPSI KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH

DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE DEBAT

PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU

Nama Sekolah : Madrasan Aliyah Negeri (MAN) 1 Natuna

Nama Observer : Edi Aprianto, S.Si.

Hari/Tanggal : Selasa / 12 September 2018

Waktu : 07.45 – 09.15 WIB

Materi : Keanekaragaman Hayati

Kelas : X IPA 2 MAN 1 Natuna

Petunjuk :

Amatilah tindakan guru selama pembelajaran berlangsung, dan isilah

lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :

a. Pengamatan dilakukan selama guru memulai pelajaran sampai

pelajaran berakhir

b. Pengamatan dilakukan untuk setiap aspek yang tampak dalam

pembelajaran,

c. Berilah tanda centang () pada “YA” untuk tindakan guru berdasarkan

aspek yang diamati dan pada “TIDAK” jika guru tidak melakukan

berdasarkan aspek yang diamati.

Aspek Yang Diamati Pelaksanaan Keterangan

YA TIDAK

Kegiatan Pendahuluan

Guru melaksanakan pendahuluan

pembelajaran seperti:

1. Orientasi

2. Apersepsi

3. Motivasi

4. Pemberian Acuan

Kegiatan Inti

Guru melaksanakan kegiatan inti sesuai

sintak pembelajaran seperti:

1. Orientasi peserta didik kepada masalah

2. Mengorganisasikan peserta didik.

3. Membimbing penyelidikan individu

dan kelompok.

110

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya dengan cara:

Peserta didik mempresentasikan hasil

diskusi menggunakan metode debat,

dengan penyajian yang dilakukan

seperti:

Peserta didik mempresentasikan hasil

diskusi menggunakan metode debat,

dengan penyajian yang dilakukan

seperti:

a. Guru memberikan teks bacaan berupa

LKS sebelum pelaksanaan debat.

b. Guru menyiapkan beberapa tema

tentang isu kontroversi yang terkait

dengan mata pelajaran yaitu mengenai

pengaruh kegiatan manusia terhadap

keanekaragaman hayati dan usaha

perlindungan alam, dengan tema berupa:

Perlunya menggunakan teknologi

modern dalam kegiatan manusia

untuk melestarikan keanekaragaman

hayati.

Perlunya pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk

industri kayu maupun perkebunan

sawit demi kesejahteraan rakyat.

Perlunya penggunaan pestisida

untuk membrantas hama dan

melindungi tanaman dari gangguan

hama demi kelangsungan hidup

111

manusia.

Perlunya introduksi spesies eksotik

guna untuk menambah variasi baru

pada spesies yang ada di Indonesia.

c. Guru membagikan siswa menjadi dua

tim debat diantaranya kelompok pro dan

kelompok kontra.

d. Guru membuat empat sub kelompok pro

dan kontra dalam masing-masing tim

debat.

e. Guru memberi perintah pada setiap

subkelompok untuk menyusun argumen

yang akan didiskusikan oleh kelompok.

f. Guru menempatkan kursi bagi para juru

bicara dari pihak yang pro dalam posisi

berhadapan dengan jumlah kursi yang

sama bagi juru bicara dari pihak yang

kontra.

g. Guru memulai debat dengan meminta

juru bicara mengemukakan pendapat

mereka atau sebagai argumen pembuka.

h. Setelah argumen pembuka dilakukan,

juru bicara kembali ke kelompok semula

untuk memerintahkan anggota

kelompok untuk menyusun strategi

dalam rangka mengomentari argumen

pembuka dari pihak lawan.

i. Guru perintahkan para juru bicara yang

duduk berhadapan untuk memberikan

argumen tandingan ketika debat

112

berlanjut, Guru menganjurkan mereka

untuk bertepuk tangan atas argumen

yang disampaikan oleh tim perwakilan

debat kelompok mereka.

j. Ketika semua argumen telah

disampaikan, maka guru meminta

mengakhiri perdebatan tersebut tanpa

menyebutkan siapa pemenangnya, guru

memerintahkan siswa agar duduk

bersebelahan antara tim pro dan kontra

dan melakukan diskusi dalam satu kelas

penuh tentang apa yang didapatkan oleh

siswa dari persoalan yang

diperdebatkan. Guru juga perintahkan

siswa untuk mengenali apa yang

menurut mereka merupakan argumen

terbaik yang dikemukakan oleh kedua

pihak.

5. Menganalisa & mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Penutup

Guru menutup pelajaran melakukan seperti:

1. Guru memberikan penghargaan

(reward) kepada team yang menang

atau mendapat skor tertinggi

2. Guru menginformasikan untuk materi

berikutnya yaitu manfaat, upaya,

pengaruh melestarikan keanekaragaman

hayati

3. Guru menutup pembelajaran dengan

113

memberikan motivasi dan salam

2018

Observer,

(.............................................................)

114

Lampiran A-11

PEDOMAN VALIDASI RPP

Petunjuk :

Berikut ini daftar keriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran untuk

melihat besar pengaruh metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah

dan berpikir yang dilakukan oleh peneliti.

1. Berikanlah penilaian anda dengan memberikan ( ) pada kolom yang sesuai.

2. Berilah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.

No. Kriteria penilaian Komentar

Ya Tidak

1. Apakah rumusan

indikator pencapaian

kompetensi

mencerminkan

kompetensi dasar yang

diharapkan ?

Apa isi materi yang

disampaikan sudah sesuai

dengan indikator

pencapaian kompetensi?

Isi RPP menggunakan

bahasa yang baik dan

benar ?

2. Pendahuluan :

Guru melaksanakan pendahuluan pembelajaran

seperti: Orientasi

1. Melakukan

pembukaan dengan

Penilaian

115

salam pembuka dan

berdoa untuk

memulai

pembelajaran (PPK)

2. Memeriksa

kehadiran peserta

didik sebagai sikap

disiplin.

3. Menyiapkan fisik

dan psikis peserta

didik dalam

mengawali kegiatan

pembelajaran/

Mengkondisikan

suasana belajar yang

menyenangkan

Apersepsi

1. Mengaitkan

materi/tema/kegiatan

pembelajaran yang

akan dilakukan

dengan pengalaman

peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan

sebelumnya.

2. Melalui tanya jawab

membahas kembali

tentang materi

sebelumnya

mengenai bakteri

3. Guru menggali

116

informasi seputar

keanekaragaman

hayati di sekitar

lingkungan tempat

tinggal

4. Guru bertanya :

Mengapa bunga

bougenvile berbeda

warna dalam satu

pohon?

Motivasi

1. Bahwa pada bunga

bougenvile memiliki

keanekaragaman.

2. Memberikan

gambaran tentang

manfaat mempelajari

pelajaran yang akan

dipelajari.

3. Apabila

materi/tema/projek

ini kerjakan dengan

baik dan sungguh-

sungguh ini dikuasai

dengan baik, maka

peserta didik

diharapkan dapat

menjelaskan materi

yang akan diajarkan.

4. Menyampaikan

tujuan pembelajaran

117

pada pertemuan yang

berlangsung

5. Mengajukan

pertanyaan.

Pemberian Acuan

1. Menyampaikan

kompetensi yang

akan dicapai

berkaitan dengan

materi ajar

2. Menyampaikan garis

besar cakupan materi

dan kegiatan yang

akan dilakukan;

3. Menyampaikan

metode pembelajaran

dan teknik penilaian

yang akan digunakan

saat membahas

materi

4. Membagi peserta

didik menjadi 8

Kelompok debat

(dengan setiap

anggota kelompok

berjumlah 4 orang).

5. Pembagian

kelompok belajar

6. Menjelaskan

mekanisme

pelaksanaan

118

pengalaman belajar

sesuai dengan

langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan inti:

Apakah guru

melaksanakan kegiatan

inti sesuai sintak

pembelajaran seperti:

1. Orientasi peserta

didik kepada

masalah

2. Mengorganisasikan

peserta didik.

3. Membimbing

penyelidikan

individu dan

kelompok.

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil

karya dengan cara:

Peserta didik

mempresentasikan

hasil diskusi

menggunakan metode

debat, dengan

penyajian yang

dilakukan seperti:

a. Guru memberikan

teks bacaan berupa

LKS sebelum

119

pelaksanaan debat.

b. Guru menyiapkan

beberapa tema

tentang isu

kontroversi yang

terkait dengan mata

pelajaran yaitu

mengenai pengaruh

kegiatan manusia

terhadap

keanekaragaman

hayati dan usaha

perlindungan alam,

dengan tema berupa:

Perlunya

menggunakan

teknologi modern

dalam kegiatan

manusia untuk

melestarikan

keanekaragaman

hayati.

Perlunya

pembukaan hutan

oleh hak

pengusahaan

hutan (HPH)

untuk industri

kayu maupun

perkebunan sawit

120

demi

kesejahteraan

rakyat.

Perlunya

penggunaan

pestisida untuk

membrantas hama

dan melindungi

tanaman dari

gangguan hama

demi

kelangsungan

hidup manusia.

Perlunya

introduksi spesies

eksotik guna

untuk menambah

variasi baru pada

spesies yang ada

di Indonesia.

c. Guru membagikan

siswa menjadi dua

tim debat diantaranya

kelompok pro dan

kelompok kontra.

d. Guru membuat empat

sub kelompok pro dan

kontra dalam masing-

masing tim debat.

e. Guru memberi

121

perintah pada setiap

subkelompok untuk

menyusun argumen

yang akan

didiskusikan oleh

kelompok.

f. Guru menempatkan

kursi bagi para juru

bicara dari pihak yang

pro dalam posisi

berhadapan dengan

jumlah kursi yang

sama bagi juru bicara

dari pihak yang

kontra.

g. Guru memulai debat

dengan meminta juru

bicara

mengemukakan

pendapat mereka atau

sebagai argumen

pembuka.

h. Setelah argumen

pembuka dilakukan,

juru bicara kembali

ke kelompok semula

untuk memerintahkan

anggota kelompok

untuk menyusun

strategi dalam rangka

mengomentari

122

argumen pembuka

dari pihak lawan.

i. Guru perintahkan

para juru bicara yang

duduk berhadapan

untuk memberikan

argumen tandingan

ketika debat berlanjut,

Guru menganjurkan

mereka untuk

bertepuk tangan atas

argumen yang

disampaikan oleh tim

perwakilan debat

kelompok mereka.

j. Ketika semua

argumen telah

disampaikan, maka

guru meminta

mengakhiri

perdebatan tersebut

tanpa menyebutkan

siapa pemenangnya,

guru memerintahkan

siswa agar duduk

bersebelahan antara

tim pro dan kontra

dan melakukan

diskusi dalam satu

kelas penuh tentang

apa yang didapatkan

123

oleh siswa dari

persoalan yang

diperdebatkan. Guru

juga perintahkan

siswa untuk

mengenali apa yang

menurut mereka

merupakan argumen

terbaik yang

dikemukakan oleh

kedua pihak.

5. Menganalisa &

mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

Penutup:

Apakah guru menutup

pelajaran mmelakukan

seperti:

1. Guru memberikan

penghargaan

(reward) kepada team

yang menang atau

mendapat skor

tertinggi

2. Guru

menginformasikan

untuk materi

berikutnya yaitu

manfaat, upaya,

pengaruh

124

melestarikan

keanekaragaman

hayati

3. Guru menutup

pembelajaran dengan

memberikan motivasi

dan salam

3. Alokasi waktu sudah

sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) ini :

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dan diperbaiki

TLD : Tidak layak digunakan

2018

Validator

LAMPIRAN B

125

Lampiran B-1

HASIL VALIDASI RPP

Petunjuk :

Berikut ini daftar keriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran untuk

melihat besar pengaruh metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah

dan berpikir yang dilakukan oleh peneliti.

1. Berikanlah penilaian anda dengan memberikan ( ) pada kolom yang sesuai.

2. Berilah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.

No. Kriteria penilaian Komentar

Ya Tidak

1. Apakah rumusan

indikator pencapaian

kompetensi

mencerminkan

kompetensi dasar yang

diharapkan ?

Apa isi materi yang

disampaikan sudah sesuai

dengan indikator

pencapaian kompetensi?

Isi RPP menggunakan

bahasa yang baik dan

benar ?

2. Pendahuluan :

Guru melaksanakan

pendahuluan pembelajaran

seperti:

Orientasi

1. Melakukan

Penilaian

126

pembukaan dengan

salam pembuka dan

berdoa untuk

memulai

pembelajaran (PPK)

2. Memeriksa

kehadiran peserta

didik sebagai sikap

disiplin.

3. Menyiapkan fisik

dan psikis peserta

didik dalam

mengawali kegiatan

pembelajaran/

Mengkondisikan

suasana belajar yang

menyenangkan

Apersepsi

1. Mengaitkan

materi/tema/kegiatan

pembelajaran yang

akan dilakukan

dengan pengalaman

peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan

sebelumnya.

2. Melalui tanya jawab

membahas kembali

tentang materi

sebelumnya

mengenai bakteri

127

3. Guru menggali

informasi seputar

keanekaragaman

hayati di sekitar

lingkungan tempat

tinggal

4. Guru bertanya :

Mengapa bunga

bougenvile berbeda

warna dalam satu

pohon?

Motivasi

1. Bahwa pada bunga

bougenvile memiliki

keanekaragaman.

2. Memberikan

gambaran tentang

manfaat mempelajari

pelajaran yang akan

dipelajari.

3. Apabila

materi/tema/projek

ini kerjakan dengan

baik dan sungguh-

sungguh ini dikuasai

dengan baik, maka

peserta didik

diharapkan dapat

menjelaskan materi

yang akan diajarkan.

4. Menyampaikan

128

tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang

berlangsung

5. Mengajukan

pertanyaan.

Pemberian Acuan

1. Menyampaikan

kompetensi yang

akan dicapai

berkaitan dengan

materi ajar

2. Menyampaikan garis

besar cakupan materi

dan kegiatan yang

akan dilakukan;

3. Menyampaikan

metode pembelajaran

dan teknik penilaian

yang akan digunakan

saat membahas

materi

4. Membagi peserta

didik menjadi 8

Kelompok debat

(dengan setiap

anggota kelompok

berjumlah 4 orang).

5. Pembagian

kelompok belajar

6. Menjelaskan

mekanisme

129

pelaksanaan

pengalaman belajar

sesuai dengan

langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan inti:

Apakah guru

melaksanakan kegiatan

inti sesuai sintak

pembelajaran seperti:

1. Orientasi peserta

didik kepada

masalah

2. Mengorganisasikan

peserta didik.

3. Membimbing

penyelidikan

individu dan

kelompok.

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil

karya dengan cara:

Peserta didik

mempresentasikan

hasil diskusi

menggunakan metode

debat, dengan

penyajian yang

dilakukan seperti:

a. Guru memberikan

teks bacaan berupa

130

LKS sebelum

pelaksanaan debat.

b. Guru menyiapkan

beberapa tema

tentang isu

kontroversi yang

terkait dengan mata

pelajaran yaitu

mengenai pengaruh

kegiatan manusia

terhadap

keanekaragaman

hayati dan usaha

perlindungan alam,

dengan tema berupa:

Perlunya

menggunakan

teknologi modern

dalam kegiatan

manusia untuk

melestarikan

keanekaragaman

hayati.

Perlunya

pembukaan hutan

oleh hak

pengusahaan

hutan (HPH)

untuk industri

kayu maupun

131

perkebunan sawit

demi

kesejahteraan

rakyat.

Perlunya

penggunaan

pestisida untuk

membrantas hama

dan melindungi

tanaman dari

gangguan hama

demi

kelangsungan

hidup manusia.

Perlunya

introduksi spesies

eksotik guna

untuk menambah

variasi baru pada

spesies yang ada

di Indonesia.

c. Guru membagikan

siswa menjadi dua

tim debat diantaranya

kelompok pro dan

kelompok kontra.

d. Guru membuat empat

sub kelompok pro dan

kontra dalam masing-

masing tim debat.

132

e. Guru memberi

perintah pada setiap

subkelompok untuk

menyusun argumen

yang akan

didiskusikan oleh

kelompok.

f. Guru menempatkan

kursi bagi para juru

bicara dari pihak yang

pro dalam posisi

berhadapan dengan

jumlah kursi yang

sama bagi juru bicara

dari pihak yang

kontra.

g. Guru memulai debat

dengan meminta juru

bicara

mengemukakan

pendapat mereka atau

sebagai argumen

pembuka.

h. Setelah argumen

pembuka dilakukan,

juru bicara kembali

ke kelompok semula

untuk memerintahkan

anggota kelompok

untuk menyusun

strategi dalam rangka

133

mengomentari

argumen pembuka

dari pihak lawan.

i. Guru perintahkan

para juru bicara yang

duduk berhadapan

untuk memberikan

argumen tandingan

ketika debat berlanjut,

Guru menganjurkan

mereka untuk

bertepuk tangan atas

argumen yang

disampaikan oleh tim

perwakilan debat

kelompok mereka.

j. Ketika semua

argumen telah

disampaikan, maka

guru meminta

mengakhiri

perdebatan tersebut

tanpa menyebutkan

siapa pemenangnya,

guru memerintahkan

siswa agar duduk

bersebelahan antara

tim pro dan kontra

dan melakukan

diskusi dalam satu

kelas penuh tentang

134

apa yang didapatkan

oleh siswa dari

persoalan yang

diperdebatkan. Guru

juga perintahkan

siswa untuk

mengenali apa yang

menurut mereka

merupakan argumen

terbaik yang

dikemukakan oleh

kedua pihak.

5. Menganalisa &

mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

Penutup:

Apakah guru menutup

pelajaran mmelakukan

seperti:

1. Guru memberikan

penghargaan

(reward) kepada team

yang menang atau

mendapat skor

tertinggi

2. Guru

menginformasikan

untuk materi

berikutnya yaitu

manfaat, upaya,

135

pengaruh

melestarikan

keanekaragaman

hayati

3. Guru menutup

pembelajaran dengan

memberikan motivasi

dan salam

3. Alokasi waktu sudah

sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran

Kesimpulan

Layak digunakan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) ini :

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dan diperbaiki

TLD : Tidak layak digunakan

Ranai, September 2018

Validator

Edi Aprianto, S.Si

136

HASIL VALIDASI RPP

Petunjuk :

Berikut ini daftar keriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran untuk

melihat besar pengaruh metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah

dan berpikir yang dilakukan oleh peneliti.

3. Berikanlah penilaian anda dengan memberikan ( ) pada kolom yang sesuai.

4. Berilah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.

No. Kriteria penilaian Komentar

Ya Tidak

1. Apakah rumusan

indikator pencapaian

kompetensi

mencerminkan

kompetensi dasar yang

diharapkan ?

Apa isi materi yang

disampaikan sudah sesuai

dengan indikator

pencapaian kompetensi?

Isi RPP menggunakan

bahasa yang baik dan

benar ?

2. Pendahuluan :

Guru melaksanakan

pendahuluan pembelajaran

seperti:

Orientasi

4. Melakukan

pembukaan dengan

salam pembuka dan

Penilaian

137

berdoa untuk

memulai

pembelajaran (PPK)

5. Memeriksa

kehadiran peserta

didik sebagai sikap

disiplin.

6. Menyiapkan fisik

dan psikis peserta

didik dalam

mengawali kegiatan

pembelajaran/

Mengkondisikan

suasana belajar yang

menyenangkan

Apersepsi

5. Mengaitkan

materi/tema/kegiatan

pembelajaran yang

akan dilakukan

dengan pengalaman

peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan

sebelumnya.

6. Melalui tanya jawab

membahas kembali

tentang materi

sebelumnya

mengenai bakteri

7. Guru menggali

informasi seputar

138

keanekaragaman

hayati di sekitar

lingkungan tempat

tinggal

8. Guru bertanya :

Mengapa bunga

bougenvile berbeda

warna dalam satu

pohon?

Motivasi

6. Bahwa pada bunga

bougenvile memiliki

keanekaragaman.

7. Memberikan

gambaran tentang

manfaat mempelajari

pelajaran yang akan

dipelajari.

8. Apabila

materi/tema/projek

ini kerjakan dengan

baik dan sungguh-

sungguh ini dikuasai

dengan baik, maka

peserta didik

diharapkan dapat

menjelaskan materi

yang akan diajarkan.

9. Menyampaikan

tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang

139

berlangsung

10. Mengajukan

pertanyaan.

Pemberian Acuan

7. Menyampaikan

kompetensi yang

akan dicapai

berkaitan dengan

materi ajar

8. Menyampaikan garis

besar cakupan materi

dan kegiatan yang

akan dilakukan;

9. Menyampaikan

metode pembelajaran

dan teknik penilaian

yang akan digunakan

saat membahas

materi

10. Membagi peserta

didik menjadi 8

Kelompok debat

(dengan setiap

anggota kelompok

berjumlah 4 orang).

11. Pembagian

kelompok belajar

12. Menjelaskan

mekanisme

pelaksanaan

pengalaman belajar

140

sesuai dengan

langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan inti:

Apakah guru

melaksanakan kegiatan

inti sesuai sintak

pembelajaran seperti:

6. Orientasi peserta

didik kepada

masalah

7. Mengorganisasikan

peserta didik.

8. Membimbing

penyelidikan

individu dan

kelompok.

9. Mengembangkan dan

menyajikan hasil

karya dengan cara:

Peserta didik

mempresentasikan

hasil diskusi

menggunakan metode

debat, dengan

penyajian yang

dilakukan seperti:

k. Guru memberikan

teks bacaan berupa

LKS sebelum

pelaksanaan debat.

141

l. Guru menyiapkan

beberapa tema

tentang isu

kontroversi yang

terkait dengan mata

pelajaran yaitu

mengenai pengaruh

kegiatan manusia

terhadap

keanekaragaman

hayati dan usaha

perlindungan alam,

dengan tema berupa:

Perlunya

menggunakan

teknologi modern

dalam kegiatan

manusia untuk

melestarikan

keanekaragaman

hayati.

Perlunya

pembukaan hutan

oleh hak

pengusahaan

hutan (HPH)

untuk industri

kayu maupun

perkebunan sawit

demi

142

kesejahteraan

rakyat.

Perlunya

penggunaan

pestisida untuk

membrantas hama

dan melindungi

tanaman dari

gangguan hama

demi

kelangsungan

hidup manusia.

Perlunya

introduksi spesies

eksotik guna

untuk menambah

variasi baru pada

spesies yang ada

di Indonesia.

m. Guru membagikan

siswa menjadi dua

tim debat diantaranya

kelompok pro dan

kelompok kontra.

n. Guru membuat empat

sub kelompok pro dan

kontra dalam masing-

masing tim debat.

o. Guru memberi

perintah pada setiap

143

subkelompok untuk

menyusun argumen

yang akan

didiskusikan oleh

kelompok.

p. Guru menempatkan

kursi bagi para juru

bicara dari pihak yang

pro dalam posisi

berhadapan dengan

jumlah kursi yang

sama bagi juru bicara

dari pihak yang

kontra.

q. Guru memulai debat

dengan meminta juru

bicara

mengemukakan

pendapat mereka atau

sebagai argumen

pembuka.

r. Setelah argumen

pembuka dilakukan,

juru bicara kembali

ke kelompok semula

untuk memerintahkan

anggota kelompok

untuk menyusun

strategi dalam rangka

mengomentari

argumen pembuka

144

dari pihak lawan.

s. Guru perintahkan

para juru bicara yang

duduk berhadapan

untuk memberikan

argumen tandingan

ketika debat berlanjut,

Guru menganjurkan

mereka untuk

bertepuk tangan atas

argumen yang

disampaikan oleh tim

perwakilan debat

kelompok mereka.

t. Ketika semua

argumen telah

disampaikan, maka

guru meminta

mengakhiri

perdebatan tersebut

tanpa menyebutkan

siapa pemenangnya,

guru memerintahkan

siswa agar duduk

bersebelahan antara

tim pro dan kontra

dan melakukan

diskusi dalam satu

kelas penuh tentang

apa yang didapatkan

oleh siswa dari

145

persoalan yang

diperdebatkan. Guru

juga perintahkan

siswa untuk

mengenali apa yang

menurut mereka

merupakan argumen

terbaik yang

dikemukakan oleh

kedua pihak.

10. Menganalisa &

mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

Penutup:

Apakah guru menutup

pelajaran mmelakukan

seperti:

4. Guru memberikan

penghargaan

(reward) kepada team

yang menang atau

mendapat skor

tertinggi

5. Guru

menginformasikan

untuk materi

berikutnya yaitu

manfaat, upaya,

pengaruh

melestarikan

146

keanekaragaman

hayati

6. Guru menutup

pembelajaran dengan

memberikan motivasi

dan salam

3. Alokasi waktu sudah

sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran

Kesimpulan

Layak digunakan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) ini :

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dan diperbaiki

TLD : Tidak layak digunakan

Pontiaanak, September 2018

Validator

147

HASIL VALIDASI RPP

Petunjuk :

Berikut ini daftar keriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelelajaran untuk

melihat besar pengaruh metode debat terhadap keterampilan argumentasi ilmiah

dan berpikir yang dilakukan oleh peneliti.

5. Berikanlah penilaian anda dengan memberikan ( ) pada kolom yang sesuai.

6. Berilah tanda LD, LDP, atau TLD pada kolom kesimpulan.

No. Kriteria penilaian Komentar

Ya Tidak

1. Apakah rumusan

indikator pencapaian

kompetensi

mencerminkan

kompetensi dasar yang

diharapkan ?

Apa isi materi yang

disampaikan sudah sesuai

dengan indikator

pencapaian kompetensi?

Isi RPP menggunakan

bahasa yang baik dan

benar ?

2. Pendahuluan :

Guru melaksanakan

pendahuluan pembelajaran

seperti:

Orientasi

7. Melakukan

pembukaan dengan

salam pembuka dan

Penilaian

148

berdoa untuk

memulai

pembelajaran (PPK)

8. Memeriksa

kehadiran peserta

didik sebagai sikap

disiplin.

9. Menyiapkan fisik

dan psikis peserta

didik dalam

mengawali kegiatan

pembelajaran/

Mengkondisikan

suasana belajar yang

menyenangkan

Apersepsi

9. Mengaitkan

materi/tema/kegiatan

pembelajaran yang

akan dilakukan

dengan pengalaman

peserta didik dengan

materi/tema/kegiatan

sebelumnya.

10. Melalui tanya jawab

membahas kembali

tentang materi

sebelumnya

mengenai bakteri

11. Guru menggali

informasi seputar

149

keanekaragaman

hayati di sekitar

lingkungan tempat

tinggal

12. Guru bertanya :

Mengapa bunga

bougenvile berbeda

warna dalam satu

pohon?

Motivasi

11. Bahwa pada bunga

bougenvile memiliki

keanekaragaman.

12. Memberikan

gambaran tentang

manfaat mempelajari

pelajaran yang akan

dipelajari.

13. Apabila

materi/tema/projek

ini kerjakan dengan

baik dan sungguh-

sungguh ini dikuasai

dengan baik, maka

peserta didik

diharapkan dapat

menjelaskan materi

yang akan diajarkan.

14. Menyampaikan

tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang

150

berlangsung

15. Mengajukan

pertanyaan.

Pemberian Acuan

13. Menyampaikan

kompetensi yang

akan dicapai

berkaitan dengan

materi ajar

14. Menyampaikan garis

besar cakupan materi

dan kegiatan yang

akan dilakukan;

15. Menyampaikan

metode pembelajaran

dan teknik penilaian

yang akan digunakan

saat membahas

materi

16. Membagi peserta

didik menjadi 8

Kelompok debat

(dengan setiap

anggota kelompok

berjumlah 4 orang).

17. Pembagian

kelompok belajar

18. Menjelaskan

mekanisme

pelaksanaan

pengalaman belajar

151

sesuai dengan

langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan inti:

Apakah guru

melaksanakan kegiatan

inti sesuai sintak

pembelajaran seperti:

11. Orientasi peserta

didik kepada

masalah

12. Mengorganisasikan

peserta didik.

13. Membimbing

penyelidikan

individu dan

kelompok.

14. Mengembangkan dan

menyajikan hasil

karya dengan cara:

Peserta didik

mempresentasikan

hasil diskusi

menggunakan metode

debat, dengan

penyajian yang

dilakukan seperti:

u. Guru memberikan

teks bacaan berupa

LKS sebelum

pelaksanaan debat.

152

v. Guru menyiapkan

beberapa tema

tentang isu

kontroversi yang

terkait dengan mata

pelajaran yaitu

mengenai pengaruh

kegiatan manusia

terhadap

keanekaragaman

hayati dan usaha

perlindungan alam,

dengan tema berupa:

Perlunya

menggunakan

teknologi modern

dalam kegiatan

manusia untuk

melestarikan

keanekaragaman

hayati.

Perlunya

pembukaan hutan

oleh hak

pengusahaan

hutan (HPH)

untuk industri

kayu maupun

perkebunan sawit

demi

153

kesejahteraan

rakyat.

Perlunya

penggunaan

pestisida untuk

membrantas hama

dan melindungi

tanaman dari

gangguan hama

demi

kelangsungan

hidup manusia.

Perlunya

introduksi spesies

eksotik guna

untuk menambah

variasi baru pada

spesies yang ada

di Indonesia.

w. Guru membagikan

siswa menjadi dua

tim debat diantaranya

kelompok pro dan

kelompok kontra.

x. Guru membuat empat

sub kelompok pro dan

kontra dalam masing-

masing tim debat.

y. Guru memberi

perintah pada setiap

154

subkelompok untuk

menyusun argumen

yang akan

didiskusikan oleh

kelompok.

z. Guru menempatkan

kursi bagi para juru

bicara dari pihak yang

pro dalam posisi

berhadapan dengan

jumlah kursi yang

sama bagi juru bicara

dari pihak yang

kontra.

aa. Guru memulai debat

dengan meminta juru

bicara

mengemukakan

pendapat mereka atau

sebagai argumen

pembuka.

bb. Setelah argumen

pembuka dilakukan,

juru bicara kembali

ke kelompok semula

untuk memerintahkan

anggota kelompok

untuk menyusun

strategi dalam rangka

mengomentari

argumen pembuka

155

dari pihak lawan.

cc. Guru perintahkan

para juru bicara yang

duduk berhadapan

untuk memberikan

argumen tandingan

ketika debat berlanjut,

Guru menganjurkan

mereka untuk

bertepuk tangan atas

argumen yang

disampaikan oleh tim

perwakilan debat

kelompok mereka.

dd. Ketika semua

argumen telah

disampaikan, maka

guru meminta

mengakhiri

perdebatan tersebut

tanpa menyebutkan

siapa pemenangnya,

guru memerintahkan

siswa agar duduk

bersebelahan antara

tim pro dan kontra

dan melakukan

diskusi dalam satu

kelas penuh tentang

apa yang didapatkan

oleh siswa dari

156

persoalan yang

diperdebatkan. Guru

juga perintahkan

siswa untuk

mengenali apa yang

menurut mereka

merupakan argumen

terbaik yang

dikemukakan oleh

kedua pihak.

15. Menganalisa &

mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

Penutup:

Apakah guru menutup

pelajaran mmelakukan

seperti:

7. Guru memberikan

penghargaan

(reward) kepada team

yang menang atau

mendapat skor

tertinggi

8. Guru

menginformasikan

untuk materi

berikutnya yaitu

manfaat, upaya,

pengaruh

melestarikan

157

keanekaragaman

hayati

9. Guru menutup

pembelajaran dengan

memberikan motivasi

dan salam

3. Alokasi waktu sudah

sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran

Kesimpulan

Layak digunakan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) ini :

LD : Layak digunakan

LDP : Layak digunakan dan diperbaiki

TLD : Tidak layak digunakan

Pontiaanak, September 2018

Validator

158

Lampiran B-2

LEMBAR OBSERVASI

DESKRIPSI KETERAMPILAN ARGUMENTASI ILMIAH

DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE DEBAT

PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

SISWA KELAS X DI MAN 1 NATUNA KEPULAUAN RIAU

Nama Sekolah : Madrasan Aliyah Negeri (MAN) 1 Natuna

Nama Observer : Edi Aprianto, S.Si.

Hari/Tanggal : Selasa / 12 September 2018

Waktu : 07.45 – 09.15 WIB

Materi : Keanekaragaman Hayati

Kelas : X IPA 2 MAN 1 Natuna

Petunjuk :

Amatilah tindakan guru selama pembelajaran berlangsung, dan isilah

lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :

a. Pengamatan dilakukan selama guru memulai pelajaran sampai

pelajaran berakhir

b. Pengamatan dilakukan untuk setiap aspek yang tampak dalam

pembelajaran,

c. Berilah tanda centang () pada “YA” untuk tindakan guru berdasarkan

aspek yang diamati dan pada “TIDAK” jika guru tidak melakukan

berdasarkan aspek yang diamati.

Aspek Yang Diamati Pelaksanaan Keterangan

YA TIDAK

Kegiatan Pendahuluan

Guru melaksanakan pendahuluan

pembelajaran seperti:

1. Orientasi

2. Apersepsi

3. Motivasi

4. Pemberian Acuan

Kegiatan Inti

Guru melaksanakan kegiatan inti sesuai

sintak pembelajaran seperti:

1. Orientasi peserta didik kepada masalah

2. Mengorganisasikan peserta didik.

3. Membimbing penyelidikan individu

dan kelompok.

159

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya dengan cara:

Peserta didik mempresentasikan hasil

diskusi menggunakan metode debat,

dengan penyajian yang dilakukan

seperti:

Peserta didik mempresentasikan hasil

diskusi menggunakan metode debat,

dengan penyajian yang dilakukan

seperti:

a. Guru memberikan teks bacaan berupa

LKS sebelum pelaksanaan debat.

b. Guru menyiapkan beberapa tema

tentang isu kontroversi yang terkait

dengan mata pelajaran yaitu mengenai

pengaruh kegiatan manusia terhadap

keanekaragaman hayati dan usaha

perlindungan alam, dengan tema berupa:

Perlunya menggunakan teknologi

modern dalam kegiatan manusia

untuk melestarikan keanekaragaman

hayati.

Perlunya pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk

industri kayu maupun perkebunan

sawit demi kesejahteraan rakyat.

Perlunya penggunaan pestisida

untuk membrantas hama dan

melindungi tanaman dari gangguan

hama demi kelangsungan hidup

160

manusia.

Perlunya introduksi spesies eksotik

guna untuk menambah variasi baru

pada spesies yang ada di Indonesia.

c. Guru membagikan siswa menjadi dua

tim debat diantaranya kelompok pro dan

kelompok kontra.

d. Guru membuat empat sub kelompok pro

dan kontra dalam masing-masing tim

debat.

e. Guru memberi perintah pada setiap

subkelompok untuk menyusun argumen

yang akan didiskusikan oleh kelompok.

f. Guru menempatkan kursi bagi para juru

bicara dari pihak yang pro dalam posisi

berhadapan dengan jumlah kursi yang

sama bagi juru bicara dari pihak yang

kontra.

g. Guru memulai debat dengan meminta

juru bicara mengemukakan pendapat

mereka atau sebagai argumen pembuka.

h. Setelah argumen pembuka dilakukan,

juru bicara kembali ke kelompok semula

untuk memerintahkan anggota

kelompok untuk menyusun strategi

dalam rangka mengomentari argumen

pembuka dari pihak lawan.

i. Guru perintahkan para juru bicara yang

duduk berhadapan untuk memberikan

argumen tandingan ketika debat

161

berlanjut, Guru menganjurkan mereka

untuk bertepuk tangan atas argumen

yang disampaikan oleh tim perwakilan

debat kelompok mereka.

j. Ketika semua argumen telah

disampaikan, maka guru meminta

mengakhiri perdebatan tersebut tanpa

menyebutkan siapa pemenangnya, guru

memerintahkan siswa agar duduk

bersebelahan antara tim pro dan kontra

dan melakukan diskusi dalam satu kelas

penuh tentang apa yang didapatkan oleh

siswa dari persoalan yang

diperdebatkan. Guru juga perintahkan

siswa untuk mengenali apa yang

menurut mereka merupakan argumen

terbaik yang dikemukakan oleh kedua

pihak.

5. Menganalisa & mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Penutup

Guru menutup pelajaran melakukan seperti:

1. Guru memberikan penghargaan

(reward) kepada team yang menang

atau mendapat skor tertinggi

2. Guru menginformasikan untuk materi

berikutnya yaitu manfaat, upaya,

pengaruh melestarikan keanekaragaman

hayati

3. Guru menutup pembelajaran dengan

162

memberikan motivasi dan salam

Ranai, September 2018

Observer,

(Edi Aprianto, S.Si)

163

Lampiran B-3 Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Tabel 1. Hasil Penilaian Lisan dan Penskoran Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Level Catatan Lapangan 1 2 3 4 5

1 S1K1 Aulia Fitri Sitorus √ Claim : Saya tidak setuju penggunaan teknologi modern dalam pelestarian keanekaragaman hayati karena teknologi modern dapat menyebabkan banyak kerusakan terhadap habitat makhluk hidup. Rebuttal : Pelestarian keanekaragam hayati yang baik adalah tidak merusak mahkluk hidup yang ada di sekitarnya. Claim : Sebaiknya penggunan teknologi modern tidak diharuskan dalam melestarikan keanekaragaman hayati karena pelestarian yang alami lebih baik untuk menjaga lingkungannya. Rebuttal : Tidak perlu menggunakan teknologi modern dalam pelestarian keanaekaragaman hayati karena dapat mengancam makhluk hidup yang ada di Indonesia.

S2K1 Rossa Azilla √ Claim : Penggunaan teknologi modern dapat menyebabkan kerugian pada makhluk hidup. Backing : Menurut Amri dalam Jurnal Perlindungan Alam bahwa makhluk hidup memiliki HAK untuk hidup pada habitat yang layak, dengan penggunaan teknologi modern habitat makhluk hidup akan terancam punah. Rebuttal : Jika pembuatan kebun binatang terus dilakukan maka binatang akan mudah punah karena ketidaknyamanan pada habitatnya. Oleh karena itu berilah kebebasan kepada binatang demi untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.

S3K1 Adillah Al-hajj Syafit √ Claim : Penggunaan teknologi modern dapat merusak

164

ekosistem seperti pengeboman pada ekosistem laut. Backing : Menurut Indah Peneliti UGM mengatakan bahwa jika terknologi modern dilakukan dalam pengeboman ekosistem laut maka makhluk hiadup yang ada di dalamnya akan berkurang dan terancam punah. Rebuttal : Jika digunakannya teknologi modern seperti pengeboman untuk mengambil spesies makhluk hidup maka itu adalah cara yang salah karena dapat merusak ekosistem laut.

S4K1 Fardilla Hayati √ Claim : Penggunaan teknologi modern dalam melestarikan kenaekaragaman hayati tidak memberikan dampak positif karena banyak merusak makhluk hidup. Pemindahan habitat asli ke habitat baru dalam pemanfaatan teknologi modern akan mengurangi jumlah spesies akbibat tidak sesuai dengan tempat hidupnya.

Tema: (KONTRA) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati.” 2 S1K2 Hadziq Ihsan Hakim √ Claim : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan

(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membuat pohon-pohon yang ada dihutan menjadi terancam. Backing : Menurut Siti Nurbaya tidak mudah mengembalikan lahan perkebunan kelapa sawit seperti hutan kembali satu-satunya cara adalah menutup peluang penambahan hutan perkebunan kelapa sawit baru. Rebuttal : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit tidak akan dapat mengembalikan hutan yang lebat sebagai perlindungan habitat makhluk hidup yang ada di sekitarnya.

S2K2 Nurjanah √ Claim : Saya tidak setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit karena dapat merusak hutan.

165

Backing : Menurut Lidia dalam Jurnalnya hutan yang rusak akan mempengaruhi kehidupan seperti hilangnya akar pohon untuk menahan longsor, berkurangsnya oksigen. Rebuttal : Jika inign dilakukan pembukaan lahan untuk industri kayu dan kelapa sawit sebaiknya menggunakan lahan yang pohon-pohonnya tidak terlalu berpengaruh untuk kehidupan.

S3K2 Maysaroh √ Claim : Saya tidak setuju adanyan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit karena dapat mengancam habitat spesies disekitarnya. Jika hutan ditebang hewan-hewan yang hidup disekitanya akan banyak mati dan terancam punah dengan ditanam seperti sawit yang tidak sesuai dengan kehidupannya.

S4K2 Rovidasari √ Claim : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan banyak memusnahkan banyak pohon yang ada dihutan. Sedangkan pohon-pohon dihutan sangat penting untuk kehidupan manusia dan perlindungan alam.

Tema: (KONTRA) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”

3 S1K3 Wan Ade Ramadayanti √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke Indonesia karena dapat menambah populasi ikan baru dalam lokal. Rebuttal : Jika introduksi spesies eksotik baru dapat membantu menambahkan populasi baru maka hal ini harus trus dilakukan. Karena populasi lokal di Indonesia masih sangat kurang khususnya pada hewan eksotik. Claim : Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru akan mmeberikan kesempatan kepada populasi ikan lokal berkembang biak dengan variasi baru.

166

Rebuttal : Jika eksotik lokal akan bertambah variasi baru tingkat keuntungan semakin besar kepada negara Indonesia.

S2K3 Fadillah √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia. Backing : Menurut Iqbal peneliti STIP dengan adanya variasi baru dalam pemanfaatan intoduksi eksotik akan lebih memperkaya populasi ikan yang ada di Indonesia. Sehingga memiliki daya saing untuk melestarikan spesies baru. Rebuttal : Adanya introduksi tersebut Indonesia akan dapat menyaingi variasi populasi ikan yang ada di Negera lain.

S3K3 S. M. Qodir √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke Indonesia karena dapat menambah populasi ikan lokal. Populasi ikan lokal jika dikawinkan dengan populasi ikan baru akan menghasilkan populasi yang baru dalam spesies eksotik.

S4K3 Ngatini Rahayu √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia. Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan peluang untuk Indonesia menambah pelestarian populasi ikan.

Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.” 4 S1K4 Ervani Saputra √ Claim : Saya tidak setuju penggunaan pestisida untuk

melindungi tanaman dari hama karena pestisida memiliki bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan manusia. Backing : Menurut Indriani jika manusia mengkonsumsi tumbuhan yang diberikan pestisida maka otomatis tubuh manusia mengkonsumsi bahan kimia yang tidak baik untuk tubuh. Sebaiknya kita mengkonsumsi sayuran alami yang tidak mengandung pestisida. Rebuttal : Jika tubuh kita terlindungi dari bahan kimia seperti

167

pestisida maka kesehatan akan tetap terjaga. S2K4 Novi Maldanita √ Claim : Guna pestisida untuk memberantas hama lebih

banyak dampak negatif daripada positifnya. Banyak manusia yang membeli sayuran yang diberikan pestisida demi menghindarkan tubuh dari mengkonsumsi hama. Namun, bahan kimia yang terkandung dalam pestisida tidak baik untuk tubuh.

S3K4 Bayu Niti Kurniawan √ Claim : Penggunaan pestisida pada tumbuhan guna untuk memberantas hama tidak baik untuk tanaman karena dapat menyebabkan tercemarnya tumbuhan. Tumbuhan yang tercemar akan bahan kimia akan mengakibatkan lingkungan disekitarnya akan terancam punah.

Tema: (KONTRA) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama

demi kelangsungan hidup manusia.” 5 S1K5 Armanda Putra √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan diakui oleh Dunia. Rebuttal : Dilakukannya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk perkebunan sawit mampu merubah perekonomian Indonesia untuk berdaya saing. Claim : Dengan banyaknya perkebunan sawit maka Indonesia tidak akan kalah saing terhadap negara lain. Rebuttal : Jika ingin menggapai perubahan yang baik terhadap perekonomian Indonesia maka kita dapat merubah daya saing dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk perkebunan sawit.

S2K5 M. Kholil Fajri √ Claim : Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian nasional. Backing : Menurut Aliman Industri kayu dan perkebunan sawit dibawah perusahaan Padat Karya merupakan sumber

168

devisa negara terbesar kedua melalui ekspor industri sawit. Rebuttal : Industri sawit memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian khususnya kesejahteraan rakyat Indonesia dan mampu mengurangi kemiskinan.

S3K5 M. Nadri √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan memiliki gaya saing. Industri kayu dan sawit akan membuka banyak lapangan pekerjaan dari setiap cabang perusahaan.

S4K5 Khairunnisa Kurniasih √ Claim : Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian nasional. Perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapat nasional dan penyediaan lapangan kerja.

Tema: (PRO) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”

6 S1K6 Zayyan Abiyul Usman √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati karena di era modern kita harus memanfaatkan teknologi yang canggih. Rebuttal : Teknologi yang berkembang saat ini dasarnya memiliki potensi yang besar untuk keseimbangan alam dan lingkungan. Claim : Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat membantu melestarikan keanekaragaman hayati agar tetap terjaga dan tidak punah. Rebuttal : Jadi, jika dimanfaatkannya teknologi modern dalam pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan Aquarium akan menjamin makhluk hidup tidak mudah punah dan selalu dilindungi.

S2K6 Rahmat Hidayat √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam

169

kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena teknologi modern sangat membantu dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Backing : Menurut Usman dalam penelitiannya teknologi modern yang berkembang memberikan banyak manfaat untuk pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan botanical garden. Rebuttal : Jika teknologi modern tidak dimanfaatkan maka kita akan sulit untuk meletarikan sumberdaya hayati yang sangat kaya di Indonesia.

S3K6 Eka Rosmayanti √ Claim : Saya sangat setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena dapat memberikan peluang baru untuk mensejahterakan pelestarian keanekaragaman hayati. Peluang dalam pemanfaatan teknologi modern seperti membuat kebun binatang agar binatang-binatang tetap terjaga dan terlindungi dari ancaman.

S4K6 Rasyid √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena teknologi modern sangat membantu dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan adanya teknologi tersebut spesies makhluk hidup akan lebih mudah untuk dijaga dan dilestarikan tanpa merusak habitatnya.

Tema: (PRO) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati.” 7 S1K7 Fani Rofiqoh √ Claim : Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik

ke Indonesia karena dapat mendesak populasi ikan lokal. Backing : Menurut Annisa populasi ikan lokal dapat terdesak dengan adanya intoduksi spesies eksotik yang baru sehingga spesies lokal akan kalah dan rawan punah. Rebuttal : Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies eksotik namun dapat

170

menurunkan jumlah pembiakan eksotik lokal akan berdampak buruk pada pelestarian spesies eksotik lokal.

S2K7 Rahadatul ‘Asy A √ Claim : Introduksi spesies eksotik guna menambah spesies baru tidak baik dilakukan karena spesies asing menguasai lingkungan perairan. Backing : Menurut Dinnar dalam penelitiannya hewan lokal memerlukan tempat tinggal ynag layak untuk kehidupannya, jika spesies asing menguasai lingkungan perairannya maka spesies lokal akan terancam punah. Sebaiknya tidak perlu introduksi jika dapat merusak spesies lokal. Rebuttal : Jadi, introduksi spesies eksotik akan menyebabkan ketidaknyamanan lingkungan spesies lokal.

S3K7 Bimantara Yuda √ Claim : Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik baru karena dapat memusnahkan ikan asli yang ada di Indonesia. Ikan asli yang ada di Indonesia sangat penting untuk dilestarikan, tetapi jika masuknya spesies asing maka kesempatan pelestarian ikan lokal semakin kecil.

Tema: (KONTRA) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”

8 S1K8 Nadila Putri √ Claim : Saya sangat setuju penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia karena hama tidak bisa dibiarkan begitu saja untuk menghabiskan tanaman sebagai sumber vitamin. Backing : Menurut Hasanah jika tumbuhan banyak diserang oleh hama maka sayur-sayuran akan habis dan tidak bisa dimanfaatkan dengan baik serta dapat merugikan para petani. Rebuttal : Dapat saya tekankan bahwa pestisida yang digunakan hanyalah bahan kimiawi sintetik yang tidak mengganggu kesehatan jika tidak digunakan secara berlebihan.

S2K8 Imra Ismail √ Claim : Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas

171

hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama karena dapat menyelamatkan tanaman dari hama dan penyakit pada hama yang merusak tanaman. Jika hama dapat dibasmi maka nilai panen akan meningkat sehingga dapat mensejahterakan pendapatan petani.

S3K8 Tiara Zaskia Amrizal √ Claim : Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguanhama agar hasil pertanian semakin bagus. Pestisida sangat membantu bidang pertanian untuk memperoleh tanaman yang bagus dan mempermudah perolehan bibit yang bagus.

Tema: (PRO) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi

kelangsungan hidup manusia.”

Keterangan: S: Siswa K: Kelompok

172

Tabel 2. Hasil Penilaian Tulisan dan Penskoran Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Level Catatan Lapangan 1 2 3 4 5

1 S1K1 Aulia Fitri Sitorus √ Claim : Saya tidak setuju penggunaan teknologi modern dalam pelestarian keanekaragaman hayati katena teknologi modern dapat menyebabkan banyak kerusakan terhadap habitat makhluk hidup. Backing : Dari Buku yang pernah saya baca penggunaan teknologi modern tidak memberi kemungkinan yang baik dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Rebuttal : Pelestarian keanekaragam hayati yang baik adalah tidak merusak mahkluk hidup yang ada di sekitarnya.

S2K1 Rossa Azilla √ Claim : Penggunaan teknologi modern dapat menyebabkan kerugian pada makhluk hidup. Backing : Menurut Amri dalam Jurnal Perlindungan Alam bahwa makhluk hidup memiliki HAK untuk hidup pada habitat yang layak, dengan penggunaan teknologi modern habitat makhluk hidup akan terancam punah. Rebuttal : Jika pembuatan kebun binatang terus dilakukan maka binatang akan mudah punah karena ketidaknyamanan pada habitatnya. Oleh karena itu berilah kebebasan kepada binatang demi untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.

S3K1 Adillah Al-hajj Syafit √ Claim : Penggunaan teknologi modern dapat merusak ekosistem seperti pengeboman pada ekosistem laut. Backing : Menurut Indah Peneliti UGM mengatakan bahwa jika terknologi modern dilakukan dalam pengeboman ekosistem laut maka makhluk hiadup yang ada di dalamnya akan berkurang dan terancam punah. Rebuttal : Jika digunakannya teknologi modern seperti pengeboman untuk mengambil spesies makhluk hidup maka

173

itu adalah cara yang salah karena dapat merusak ekosistem laut.

S4K1 Fardilla Hayati √ Claim : Penggunaan teknologi modern dalam melestarikan kenaekaragaman hayati tidak memberikan dampak positif karena banyak merusak makhluk hidup. Pemindahan habitat asli ke habitat baru dalam pemanfaatan teknologi modern akan mengurangi jumlah spesies akbibat tidak sesuai dengan tempat hidupnya. Backing : Menurut Farida pemindahan habitat asli ke habitat baru dalam pemanfaatan teknologi modern akan mengurangi jumlah spesies akbibat tidak sesuai dengan tempat hidupnya. Rebuttal : Jika suatu spesies tidak sesuai dengan habitat baru maka ia akan mati, sehingga terjadi pengurahan spesies yang tidak bisa berkembang biak. Sehingga melestarikan keanekaragaman hayati dengan membiarkan makhluk hidup pada habitat asalnya akan lebih baik.

Tema: (KONTRA) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.”

2 S1K2 Hadzia Ihsan Hakim √ Claim : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membuat pohon-pohon yang ada dihutan menjadi terancam. Backing : Menurut Siti Nurbaya tidak mudah mengembalikan lahan perkebunan kelapa sawit seperti hutan kembali satu-satunya cara adalah menutup peluang penambahan hutan perkebunan kelapa sawit baru. Rebuttal : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit tidak akan dapat mengembalikan hutan yang lebat sebagai perlindungan habitat makhluk hidup yang ada di sekitarnya.

S2K2 Nurjanah √ Claim : Saya tidak setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun

174

perkebunan sawit karena dapat merusak hutan. Backing : Menurut Lidia dalam Jurnalnya hutan yang rusak akan mempengaruhi kehidupan seperti hilangnya akar pohon untuk menahan longsor, berkurangsnya oksigen. Rebuttal : Jika inign dilakukan pembukaan lahan untuk industri kayu dan kelapa sawit sebaiknya menggunakan lahan yang pohon-pohonnya tidak terlalu berpengaruh untuk kehidupan.

S3K2 Maysaroh √ Claim : Saya tidak setuju adanyan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit karena dapat mengancam habitat spesies disekitarnya. Jika hutan ditebang hewan-hewan yang hidup disekitanya akan banyak mati dan terancam punah dengan ditanam seperti sawit yang tidak sesuai dengan kehidupannya. Backing : Dari buku yang saya baca hutan banyak menyimpan banyak oksigen dan menjadi paru negara, tetaplah menjaga hutan untuk dilestarikan bukan untuk dijadikan usaha sebagai keuntungan individu. Rebuttal : Manusia harus mampu menjaga hutan dengan menutupnya peluang oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit agar hutan di Indonesia tetap terjaga.

S4K2 Rovidasari √ Claim : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan banyak memusnahkan banyak pohon yang ada dihutan. Sedangkan pohon-pohon dihutan sangat penting untuk kehidupan manusia dan perlindungan alam.

Tema: (KONTRA) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun

perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.” 3 S1K3 Wan Ade Ramadayanti √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke

Indonesia karena dapat menambah populasi ikan baru dalam

175

lokal. Backing : Introduksi spesies eksotik akan memberikan dampak yang baik kepada negara dengan bertambahnya variasi baru. Rebuttal : Jika introduksi spesies eksotik baru dapat membantu menambahkan populasi baru maka hal ini harus trus dilakukan. Karena populasi lokal di Indonesia masih sangat kurang khususnya pada hewan eksotik.

S2K3 Fadillah √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia. Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan peluang untuk Indonesia menambah pelestarian populasi ikan.

S3K3 S. M. Qodir √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke Indonesia karena dapat menambah populasi ikan lokal. Populasi ikan lokal jika dikawinkan dengan populasi ikan baru akan menghasilkan populasi yang baru dalam spesies eksotik.

S4K3 Ngatini Rahayu √ Claim : Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia. Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan peluang untuk Indonesia menambah pelestarian populasi ikan.

Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.” 4 S1K4 Ervani Saputra √ Claim : Saya tidak setuju penggunaan pestisida untuk

melindungi tanaman dari hama karena pestisida memiliki bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan manusia. Bahan kimia yang terdapat pada pestisida akan memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia.

S2K4 Novi Maldanita √ Claim : Guna pestisida untuk memberantas hama lebih

176

banyak dampak negatif daripada positifnya. Banyak manusia yang membeli sayuran yang diberikan pestisida demi menghindarkan tubuh dari mengkonsumsi hama. Namun, bahan kimia yang terkandung dalam pestisida tidak baik untuk tubuh.

S3K4 Bayu Niti Kurniawan √ Claim : Penggunaan pestisida pada tumbuhan guna untuk memberantas hama tidak baik untuk tanaman karena dapat menyebabkan tercemarnya tumbuhan. Tumbuhan yang tercemar akan bahan kimia akan mengakibatkan lingkungan disekitarnya akan terancam punah.

Tema: (KONTRA) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama

demi kelangsungan hidup manusia.” 5 S1K5 Armanda Putra √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan diakui oleh Dunia. Backing : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk perkebunan sawit akan mennghasilkan gaya yang positif untuk pemerintah dan masyaratak Indonesia. Rebuttal : Dilakukannya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk perkebunan sawit

S2K5 M. Kholil Fajri √ Claim : Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian nasional. Backing : Menurut Aliman Industri kayu dan perkebunan sawit dibawah perusahaan Padat Karya merupakan sumber devisa negara terbesar kedua melalui ekspor industri sawit. Rebuttal : Industri sawit memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian khususnya kesejahteraan rakyat Indonesia dan mampu mengurangi kemiskinan.

S3K5 M. Nadri √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit.

177

Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan memiliki gaya saing. Industri kayu dan sawit akan membuka banyak lapangan pekerjaan dari setiap cabang perusahaan.

S4K5 Khairunnisa Kurniasih √ Claim : Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian nasional. Backing : Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit akan mensejahterakan rakyat dengan memberikan pekerjaan yang layak untuk masyarakat Indonesia Rebuttal : Dengan adanya pembukaan lapangan kerja tersebut nilai pengangguran di Indonesia akan semakin berkurang.

Tema: (PRO) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”

6 S1K6 Zayyan Abiyul Usman √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati karena di era modern kita harus memanfaatkan teknologi yang canggih. Backing : Menurut Iskandar teknologi yang berkembang saat ini dasarnya memiliki potensi yang besar untuk keseimbangan alam dan lingkungan. Rebuttal : Teknologi yang berkembang saat ini dasarnya memiliki potensi yang besar untuk keseimbangan alam dan lingkungan.

S2K6 Rahmat Hidayat √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena teknologi modern sangat membantu dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Backing : Menurut Usman dalam penelitiannya teknologi modern yang berkembang memberikan banyak manfaat untuk pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan

178

botanical garden. Rebuttal : Jika teknologi modern tidak dimanfaatkan maka kita akan sulit untuk meletarikan sumberdaya hayati yang sangat kaya di Indonesia.

S3K6 Eka Rosmayanti √ Claim : Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat meningkat dan memiliki gaya saing. Backing : Menurut Adillah dengan menggunakan teknlogi modern proses pelestarian akan lebih mudah dan terjangkau untuk seluruh provinsi yang memiliki keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia. Rebuttal : Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati sebagai alat yang memberikan kemudahan pemerintah dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati.

S4K6 Rasyid √ Claim : Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Karena teknologi modern sangat membantu dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan adanya teknologi tersebut spesies makhluk hidup akan lebih mudah untuk dijaga dan dilestarikan tanpa merusak habitatnya.

Tema: (PRO) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.”

7 S1K7 Fani Rofiqoh √ Claim : Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik ke Indonesia karena dapat mendesak populasi ikan lokal. Jika introduksi spesies eksotik baru dari negara asing hanya dapat merusak populasi lama sebaiknya introduksi tidak dilakukan karena populasi lokal lebih penting daripada spesies asing.

S2K7 Rahadatul ‘Asy A √ Claim : Introduksi spesies eksotik guna menambah spesies baru tidak baik dilakukan karena spesies asing menguasai lingkungan perairan. Jika lingkungan perairan dikuasai oleh

179

spesies asing maka spesies lokal akan terancam kenyamanan habitatnya.

S3K7 Bimantara Yuda √ Claim : Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik baru karena dapat memusnahkan ikan asli yang ada di Indonesia. Ikan asli yang ada di Indonesia sangat penting untuk dilestarikan, tetapi jika masuknya spesies asing maka kesempatan pelestarian ikan lokal semakin kecil. Backing : Menurut Juliah Introduksi spesies eksotik akan memusnahkan populasi ikan lokal, sehingga harus dilakukannya usaha agar spesies lokal tidak punah dengan menyimpan spesies baru agar tidak disatukan dengan spesies lokal. Rebuttal : Jika introduksi spesies eksotik tetap dilakukan maka pelestarian spesies lokal harus tetap terjaga dengan baik agar tidak punah.

Tema: (KONTRA) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di

Indonesia.” 8 S1K8 Nadila Putri √ Claim : Saya sangat setuju penggunaan pestisida untuk

membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia karena hama tidak bisa dibiarkan begitu saja untuk menghabiskan tanaman sebagai sumber vitamin. Backing : Menurut Hasanah jika tumbuhan banyak diserang oleh hama maka sayur-sayuran akan habis dan tidak bisa dimanfaatkan dengan baik serta dapat merugikan para petani. Rebuttal : Pestisida yang digunakan hanyalah bahan kimiawi sintetik yang tidak merusak kesehatan.

S2K8 Imra Ismail √ Claim : Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama karena dapat menyelamatkan tanaman dari hama dan penyakit pada hama yang merusak tanaman. Jika hama dapat dibasmi maka nilai panen akan meningkat sehingga dapat mensejahterakan

180

pendapatan petani. S3K8 Tiara Zaskia Amrizal √ Claim : Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas

hama dan melindungi tanaman dari gangguanhama agar hasil pertanian semakin bagus. Backing : Pestisida sangat membantu bidang pertanian untuk memperoleh tanaman yang bagus dan mempermudah perolehan bibit yang bagus. Rebuttal : Dibantunya pestisida yang menjaga tanaman dari hama maka tanaman akan mudah meproduksi tanaman baru yang berkualitas.

Tema: (PRO) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi

kelangsungan hidup manusia.”

181

Tabel 3. Keterangan Pemilaian dan Penskoran Keterampilan Argumentasi Ilmiah

No Kode Siswa

Penilaian Keterangan Lisan Tulisan

Level Skor Level Skor 1. SIK1 4 8 3 6 Baik S2K1 3 6 3 6 Cukup S3K1 3 6 3 6 Cukup S4K1 2 4 3 6 Cukup 2 S1K2 3 6 3 6 Cukup S2K2 3 6 3 6 Cukup S3K2 2 4 3 6 Cukup S4K2 2 4 2 4 Kurang 3 S1K3 4 8 3 6 Baik S2K3 3 6 2 4 Cukup S3K3 2 4 2 4 Kurang S4K3 2 4 2 4 Kurang 4 S1K4 3 6 2 4 Cukup S2K4 2 4 2 4 Kurang S3K4 2 4 2 4 Kurang 5 S1K5 4 8 3 6 Baik S2K5 3 6 3 6 Cukup

182

S3K5 2 4 2 4 Kurang S4K5 2 4 3 6 Cukup 6 S1K6 4 8 3 6 Baik S2K6 3 6 3 6 Cukup S3K6 2 4 3 6 Cukup S4K6 2 4 2 4 Kurang 7 S1K7 3 6 2 4 Cukup S2K7 3 6 2 4 Cukup S3K7 2 4 3 6 Cukup 8 S1K8 3 6 3 6 Cukup S2K8 2 4 2 4 Kurang S3K8 2 4 3 6 Cukup

183

Lampiran B-4

Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis

Tabel.1 Penilaian Lisan dan Tulisan Serta Penskoran Keterampilan berpikir kritis

Tema

(KONTRA)

Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

Kelompok : S1K1

Nama Anggota: Aulia Fitri Sitorus

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Penggunaan teknologi modern dapat menyebabkan

banyak kerusakan terhadap habitat makhluk hidup.

2.. Analisis √ 3 Sebaiknya penggunan teknologi modern tidak

diharuskan dalam melestarikan keanekaragaman hayati

karena pelestarian yang alami lebih baik untuk menjaga

lingkungannya.

3. Evaluasi √ 3 Keanekaragaman hayati dapat dilindungi tanpa harus

menggunakan teknologi modern seperti reboisasi, dan

memberikan kebebasan hidup pada hewan-hewan.

4. Inferensi √ 2 Dari Buku yang pernah saya baca penggunaan

teknologi modern tidak memberi kemungkinan yang

baik dalam pelestarian keanekaragaman hayati.

5. Eksplikasi √ 2 Pelestarian keanekaragam hayati yang baik adalah tidak

merusak mahkluk hidup yang ada di sekitarnya.

6. Regulasi Diri √ 3 Tidak perlu menggunakan teknologi modern dalam

pelestarian keanaekaragaman hayati karena dapat

mengancam makhluk hidup yang ada di Indonesia.

Total Skor = Jumlah skor/ Keseluruhan Aspek 6.6

184

Kelompok : S2K1

Nama Anggota: Rossa Azilla

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Penggunaan teknologi modern dapat menyebabkan

kerugian pada makhluk hidup.

2.. Analisis √ 2 Menurut Amri dalam Jurnal Perlindungan Alam bahwa

makhluk hidup memiliki HAK untuk hidup pada

habitat yang layak, dengan penggunaan teknologi

modern habitat makhluk hidup akan terancam punah.

3. Evaluasi √ 2 Demi melestarikan keanekaragaman hayati sebaiknya

tidak usah menggunakan teknologi modern yang

mengancam kepunahan makhluk yang ada di dalamnya.

4. Inferensi √ 2 Jika pembuatan kebun binatang terus dilakukan maka

binatang akan mudah punah karena ketidaknyamanan

pada habitatnya. Oleh karena itu berilah kebebasan

kepada binatang demi untuk melestarikan

keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.

5. Eksplikasi √ 2 Tanpa menggunakan teknologi modern dan diberinya

kebebasan kepada mahkluk hidup untuk memilih

tempat hidupnya maka keanekaragaman hayati tidak

akan mudah punah

6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan teknologi modern tidak berperan positif

jika dapat mengancam kepunahan makhluk hidup

dalam pelestarian keanekaragaman hayati.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

185

Kelompok : S3K1

Nama Anggota: Adillah Al-hajj Syafit

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Penggunaan teknologi modern dapat merusak

ekosistem seperti pengeboman pada ekosistem laut.

2.. Analisis √ 2 Menurut Indah Peneliti UGM mengatakan bahwa jika

terknologi modern dilakukan dalam pengeboman

ekosistem laut maka makhluk hiadup yang ada di

dalamnya akan berkurang dan terancam punah.

3. Evaluasi √ 2 Jika ingin mengambil sebagian makhluk hidup yang

ada dilaut tidak seharusnya menggunakan teknologi

modern. Menggunakan alat manual seperti jaring lebih

menjaga ekosistem laut agar tidak rusak.

4. Inferensi √ 2 Jika digunakannya teknologi modern seperti

pengeboman untuk mengambil spesies makhluk hidup

maka itu adalah cara yang salah karena dapat merusak

ekosistem laut.

5. Eksplikasi √ 3 Jika ekosistem laut rusak maka spesies dilaut akan

banyak mati dan tidak bisa berkembang biak lagi

sehinggan spesies tersebut akan terancam punah

6. Regulasi Diri √ 2 Penggunaan teknologi modern hanya dapat merusak

kelestarian makhluk hidup.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluryhan Aspek 58.3

186

Kelompok : S4K1

Nama Anggota: Fardilla Hayati

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Penggunaan teknologi modern dalam melestarikan

kenaekaragaman hayati tidak memberikan dampak

positif karena banyak merusak makhluk hidup.

2.. Analisis √ 2 Menurut Farida pemindahan habitat asli ke habitat baru

dalam pemanfaatan teknologi modern akan mengurangi

jumlah spesies akbibat tidak sesuai dengan tempat

hidupnya.

3. Evaluasi √ 2 Jika suatu spesies tidak sesuai dengan habitat baru

maka ia akan mati, sehingga terjadi pengurahan spesies

yang tidak bisa berkembang biak. Sehingga

melestarikan keanekaragaman hayati dengan

membiarkan makhluk hidup pada habitat asalnya akan

lebih baik.

4. Inferensi √ 2 Jadi, penggunaan teknologi modern hanya akan

merugikan dalam pelestarian keanekaragaman hayati

jka makhluk hidup terancam punah.

5. Eksplikasi √ 2 Jika makhluk hidup sudah terancam punah maka

keanekaragaman hayati ang ada di Indonesia akan

berkurang.

6. Regulasi Diri √ 3 Kasus penggunaan teknologi modern dalam kegiatan

manusia upaya untuk melestarikan keanekaragaman

hayati tidak berjalan baik karena dapat mengancam

kehidpan makhluk hidup.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

187

Tema

(KONTRA)

Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.

Kelompok : S1K2

Nama Anggota: Hadziq Ihsan Hakim

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk industri kayu maupun perkebunan sawit

sebaiknya tidak dilakukan karena dapat membuat

pohon-pohon yang ada dihutan menjadi terancam.

2.. Analisis √ 3 Menurut Siti Nurbaya tidak mudah mengembalikan

lahan perkebunan kelapa sawit seperti hutan kembali

satu-satunya cara adalah menutup peluang penambahan

hutan perkebunan kelapa sawit baru.

3. Evaluasi √ 2 Jika pembukaan hutan dilakukan untuk industri kayu

dan perkebunan sawit dilakukan pohon-pohon yang ada

dihutan akan habis. Sehingga, tidak ada pelindungan

alam yang dihasilkan dari hutan.

4. Inferensi √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk industri kayu maupun perkebunan sawit tidak

akan dapat mengembalikan hutan yang lebat sebagai

perlindungan habitat makhluk hidup yang ada di

sekitarnya.

5. Eksplikasi √ 3 Jika penutupan hutan untuk industri kayu dan

perkebunan sawit maka hutan akan tetap terjaga untuk

melindungi alam yang ada.

6. Regulasi Diri √ 3 Kegiatan Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan

hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan

sawit dapat merugikan ekosistem hutan.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6

188

Kelompok : S2K2

Nama Anggota: Nurjanah

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju adanya pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun

perkebunan sawit karena dapat merusak hutan.

2.. Analisis √ 2 Menurut Lidia dalam Jurnalnya hutan yang rusak akan

mempengaruhi kehidupan seperti hilangnya akar

pohon untuk menahan longsor, berkurangsnya oksigen.

3. Evaluasi √ 3 Jika pohon-pohon dihutan dibuka oleh pengusahaan

lahan maka hutan akan sulit umtuk didapatkan kembali

dan rawan terjadinya bencana alam.

4. Inferensi √ 2 Jadi, Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan

(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit

tidak seharusnya dilakukan karena hanya akan

merugikan kehidupan dan dapat merusak hutan yang

ada di Indonesia.

5. Eksplikasi √ 2 Jika inign dilakukan pembukaan lahan untuk industri

kayu dan kelapa sawit sebaiknya menggunakan lahan

yang pohon-pohonnya tidak terlalu berpengaruh untuk

kehidupan.

6. Regulasi Diri √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan

berdampak negatif untuk kehidupan manusia dan

makhluk hidup lainnya jika hutan akan habis dan

terancam.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

189

Kelompok : S3K2

Nama Anggota: Maysaroh

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju adanyan pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun

perkebunan sawit karena dapat mengancam habitat

spesies disekitarnya.

2.. Analisis √ 2 Jika hutan ditebang hewan-hewan yang hidup

disekitanya akan banyak mati dan terancam punah

dengan ditanam seperti sawit yang tidak sesuai dengan

kehidupannya.

3. Evaluasi √ 3 Dari buku yang saya baca hutan banyak menyimpan

banyak oksigen dan menjadi paru negara, tetaplah

menjaga hutan untuk dilestarikan bukan untuk

dijadikan usaha sebagai keuntungan individu.

4. Inferensi √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk industri kayu maupun perkebunan sawit ini akan

banyak merugikan kehidupan dengan berkurangnya

oksigen dan kehidupan yang ada di sekitarnya.

5. Eksplikasi √ 3 Manusia harus mampu menjaga hutan dengan

menutupnya peluang oleh hak pengusahaan hutan

(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit

agar hutan di Indonesia tetap terjaga.

6. Regulasi Diri √ 3 Adanya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan

(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit

akan berdampak negatif untuk kehidupan.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6

190

Kelompok : S4K2

Nama Anggota: Rovidasari

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan

banyak memusnahkan banyak pohon yang ada dihutan.

2.. Analisis √ 2 Sedangkan pohon-pohon dihutan sangat penting untuk

kehidupan manusia dan perlindungan alam.

3. Evaluasi √ 2 Jika pohon-pohon ditebang dan dibuka untuk industri

kayu dan kelapa sawit maka Indonesia akan rawan

udara segar dan bencana alam. Sehingga pemerintah

harus dapat melindungi hutan dengan menutup peluang

bagi pembukaan lahan.

4. Inferensi √ 2 Jadi, pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan

(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit

sebaiknya tidak di izinkan karena akan mengancam

kepunahan kekayaan hutan.

5. Eksplikasi √ 2 Pelestarian sangat pening dilakukan agar tidak ada yang

dapat merusak hutan untuk kepentingan pribadi.

6. Regulasi Diri √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan

banyak merugikan makhluk hidup.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 54.1

191

Tema

(PRO)

Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.

Kelompok : SIK3

Nama Anggota: Wan Ade Ramada Yanti

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke

Indonesia karena dapat menambah populasi ikan baru

dalam lokal.

2.. Analisis √ 3 Populasi ikan lokal jika dikawinkan dengan populasi

ikan baru akan menghasilkan populasi yang baru dalam

spesies eksotik.

3. Evaluasi √ 2 Jika introduksi spesies eksotik baru dapat membantu

menambahkan populasi baru maka hal ini harus trus

dilakukan. Karena populasi lokal di Indonesia masih

sangat kurang khususnya pada hewan eksotik.

4. Inferensi √ 3 Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah

variasi baru akan mmeberikan kesempatan kepada

populasi ikan lokal berkembang biak dengan variasi

baru.

5. Eksplikasi √ 3 Jika eksotik lokal akan bertambah variasi baru tingkat

keuntungan semakin besar kepada negara Indonesia.

6. Regulasi Diri √ 2 Introduksi spesies eksotik akan memberikan dampak

yang baik kepada negara dengan bertambahnya variasi

baru.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6

192

Kelompok : S2K3

Nama Anggota: Fadillah

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna

untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di

Indonesia.

2.. Analisis √ 2 Menurut Iqbal peneliti STIP dengan adanya variasi

baru akan lebih memperkaya populasi ikan yang ada di

Indonesia. Sehingga memiliki daya saing untuk

melestarikan spesies baru.

3. Evaluasi √ 2 Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika

ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan

peluang untuk Indonesia menambah pelestarian

populasi ikan.

4. Inferensi √ 2 Introduksi spesies baru sangat meberikan manfaat

untuk penambahan spsesies baru pada populasi ikan.

5. Eksplikasi √ 2 Adanya introduksi tersebut Indonesia akan dapat

menyaingi variasi populasi ikan yang ada di Negera

lain.

6. Regulasi Diri √ 3 Introduksi spesies eksotik guna untuk menambah

variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia akan

sangat menguntungkan.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

193

Kelompok : S3K3

Nama Anggota: S. M. Qodir

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik ke

Indonesia karena dapat menambah populasi ikan lokal.

2.. Analisis √ 2 Populasi ikan lokal jika dikawinkan dengan populasi

ikan baru akan menghasilkan populasi yang baru dalam

spesies eksotik.

3. Evaluasi √ 2 Jika introduksi spesies eksotik baru dapat membantu

menambahkan populasi baru maka hal ini harus trus

dilakukan. Karena populasi lokal di Indonesia masih

sangat kurang khususnya pada hewan eksotik.

4. Inferensi √ 2 Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah

variasi baru akan mmeberikan kesempatan kepada

populasi ikan lokal berkembang biak dengan variasi

baru.

5. Eksplikasi √ 3 Jika eksotik lokal akan bertambah variasi baru tingkat

keuntungan semakin besar kepada negara Indonesia.

6. Regulasi Diri √ 2 Introduksi spesies eksotik akan meberikan dampak

yang baik kepada negara dengan bertambahnya variasi

baru.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

194

Kelompok : S4K3

Nama Anggota: Ngatini Rahayu

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya introduksi spesies eksotik guna

untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di

Indonesia.

2.. Analisis √ 2 Dengan adanya variasi baru akan lebih memperkaya

populasi ikan yang ada di Indonesia. Sehingga

memiliki daya saing untuk melestarikan spesies baru.

3. Evaluasi √ 2 Ikan di Indonesia masih sangat sedikit populasinya, jika

ada introduksi spesies eksotik asing akan meberikan

peluang untuk Indonesia menambah pelestarian

populasi ikan.

4. Inferensi √ 2 Introduksi spesies baru sangat meberikan manfaat

untuk penambahan spsesies baru pada populasi ikan.

5. Eksplikasi √ 2 Adanya introduksi tersebut Indonesia akan dapat

menyaingi variasi populasi ikan yang ada di Negera

lain.

6. Regulasi Diri √ 2 Introduksi spesies eksotik guna untuk menambah

variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia akan

sangat menguntungkan.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 54.1

195

Tema

(KONTRA)

Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup

manusia.

Kelompok : S1K4

Nama Anggota: Ervani Saputra

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju penggunaan pestisida untuk

melindungi tanaman dari hama karena pestisida

memiliki bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan

manusia.

2.. Analisis √ 3 Bahan kimia yang terdapat pada pestisida akan

memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan

manusia.

3. Evaluasi √ 3 Menurut Indriani jika manusia mengkonsumsi

tumbuhan yang diberikan pestisida maka otomatis

tubuh manusia mengkonsumsi bahan kimia yang tidak

baik untuk tubuh. Sebaiknya kita mengkonsumsi

sayuran alami yang tidak mengandung pestisida.

4. Inferensi √ 2 Jika tubuh kita terlindungi dari bahan kimia seperti

pestisida maka kesehatan akan tetap terjaga.

5. Eksplikasi √ 2 Pestisida yang digunakan untuk melindungi tanaman

dari hama tidak baik untuk kelangsungan hidup

manusia.

6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan pestisida untuk memberantas hama yang

diberikan keada tanaman akan berdampak negatif untuk

manusia yang mengkonsumsinya.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6

196

Kelompok : S2K4

Nama Anggota: Novi Maldanita

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Guna pestisida untuk memberantas hama lebih banyak

dampak negatif daripada positifnya.

2.. Analisis √ 2 Banyak manusia yang membeli sayuran yang diberikan

pestisida demi menghindarkan tubuh dari

mengkonsumsi hama. Namun, bahan kimia yang

terkandung dalam pestisida tidak baik untuk tubuh.

3. Evaluasi √ 2 Jika tubuh sudah banyak mengkonsumsi bahan-bahan

kimia maka kesehatan akan cepat terganggu dan

penyakit lebih mudah menyerang tubuh.

4. Inferensi √ 2 Sehingga penggunaan pestisida dalam melestarikan

sayuran dari serangan hama tidaklah baik untuk

kesehatan manusia.

5. Eksplikasi √ 2 Jika ingin menggunakan pestisida baiknya pada

tumbuhan yang tidak dikonsumsi langsung oleh

manusia.

6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan pestisida untuk memberantas hama pada

tanaman yang dikonsumsi manusia akan berdampak

negatif pada kesehatan.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

197

Kelompok : S3K4

Nama Anggota: Bayu Niti Kurniawan

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Penggunaan pestisida pada tumbuhan guna untuk

memberantas hama tidak baik untuk tanaman karena

dapat menyebabkan tercemarnya tumbuhan.

2.. Analisis √ 2 Tumbuhan yang tercemar akan bahan kimia akan

mengakibatkan lingkungan disekitarnya akan terancam

punah.

3. Evaluasi √ 2 Jika pestisida terus diberikan maka ekosistem yang

berada pada lingkungan tumbuhan tersebut akan

terserang bahan kimia yang ada pada pestisida.

4. Inferensi √ 2 Penggunaan pestisida pada tanaman yang terdapat

makhluk hidup lain akan mengganggu tempat

hidupnya. Sehingga habitat makhluk hidup lain akan

terganggu dan terancam punah.

5. Eksplikasi √ 3 Jika ingin memberantas hama pada suatu tumbuhan

menggunakan pestisida sebaiknya melihiat makhluk

hidup yang ada disekitarnya agar tidak terganggu dan

punah.

6. Regulasi Diri √ 2 Penggunaan pestisida untuk memberantas hama pada

tumbuhan akan merusak ekoistem yang ada di

sekitarnya.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

198

Tema

(PRO)

Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.

Kelompok : S1K5

Nama Anggota: Armanda Putra

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan

sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat

meningkat dan diakui oleh Dunia.

2.. Analisis √ 2 Dengan banyaknya perkebunan sawit maka Indonesia

tidak akan kalah saing terhadap negara lain.

3. Evaluasi √ 3 Sawit juga memberikan perubahan besar dalam

perekonomian masyarakat agar menghasilkan sawit

yang unggul.

4. Inferensi √ 2 Dilakukannya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan

hutan (HPH) untuk perkebunan sawit mampu merubah

perekonomian Indonesia untuk berdaya saing.

5. Eksplikasi √ 2 Jika ingin menggapai perubahan yang baik terhadap

perekonomian Indonesia maka kita dapat merubah daya

saing dengan pembukaan hutan oleh hak pengusahaan

hutan (HPH) untuk perkebunan sawit.

6. Regulasi Diri √ 3 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk perkebunan sawit akan mennghasilkan gaya yang

positif untuk pemerintah dan masyaratak Indonesia.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 62.5

199

Kelompok : S2K5

Nama Anggota: M. Kholil Fajri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Ket

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun

perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian

nasional.

2.. Analisis √ 2 Perekonomian nasional melalui kontribusi dalam

pendapat nasional dan penyediaan lapangan kerja.

3. Evaluasi √ 2 Menurut Aliman Industri kayu dan perkebunan sawit

dibawah perusahaan Padat Karya merupakan sumber

devisa negara terbesar kedua melalui ekspor industri

sawit.

4. Inferensi √ 3 Melalui industri kayu dan sawit Indonesia akan lebih

dikenal dengan daya saing yang unggul.

5. Eksplikasi √ 2 Industri sawit memberikan manfaat yang besar bagi

perekonomian khususnya kesejahteraan rakyat

Indonesia dan mampu mengurangi kemiskinan.

6. Regulasi Diri √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk industri kayu maupun perkebunan sawit akan

memberikan dampakyang positif untuk Indonesia.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

200

Kelompok : S3K5

Nama Anggota: M. Hadri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju adanya pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk maupun perkebunan

sawit. Karena saat ini perekonomian sawit sangat

meningkat dan memiliki gaya saing.

2.. Analisis √ 2 Industri kayu dan sawit akan membuka banyak

lapangan pekerjaan dari setiap cabang perusahaan.

3. Evaluasi √ 2 Dengan adanya pembukaan lapangan kerja tersebut

nilai pengangguran di Indonesia akan semakin

berkurang.

4. Inferensi √ 2 Pembukaa hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk maupun perkebunan sawit akan mensejahterakan

rakyat dengan memberikan pekerjaan yang layak untuk

masyarakat Indonesia.

5. Eksplikasi √ 2 Adanya industri tersebut meberikan jaminan yang baik

untuk masyarakat pada masa mendatang.

6. Regulasi Diri √ 2 Pembukaa hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk maupun perkebunan sawit memberikan pengaruh

yang positif untuk masyarakat dan menjamin

kesejahteraan.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 54.1

201

Kelompok : S4K5

Nama Anggota: Khairunnisa Kurniasih

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya sangat setuju dengan pembukaan hutan oleh hak

pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun

perkebunan sawit sebagai peranan perekonomian

nasional.

2.. Analisis √ 2 Perekonomian nasional melalui kontribusi dalam

pendapat nasional dan penyediaan lapangan kerja.

3. Evaluasi √ 2 Dengan adanya pembukaan lapangan kerja tersebut

nilai pengangguran di Indonesia akan semakin

berkurang.

4. Inferensi √ 2 Pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk maupun perkebunan sawit akan mensejahterakan

rakyat dengan memberikan pekerjaan yang layak untuk

masyarakat Indonesia.

5. Eksplikasi √ 2 Adanya industri tersebut meberikan jaminan yang baik

untuk masyarakat pada masa mendatang.

6. Regulasi Diri √ 3 Pembukaa hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH)

untuk maupun perkebunan sawit memberikan pengaruh

yang positif untuk masyarakat dan menjamin

kesejahteraan.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

202

Tema

(PRO)

Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

Kelompok : S1K6

Nama Anggota: Zayyan Abiyul Usman

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 4 Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam

kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati karena di era modern kita harus memanfaatkan

teknologi yang canggih. Selain itu, teknologi juga mampu

menjadikan Indonesia Negara yang lebih maju dan

mampu berdaya saing dalam pelestarian keanekaragaman

hayati.

2.. Analisis √ 3 Dengan penggunaan teknologi yang canggih akan banyak

hal yang dapat dilakukan dalam perlindungan

keanekaragaman hayati.

3. Evaluasi √ 3 Menurut Iskandar teknologi yang berkembang saat ini

dasarnya memiliki potensi yang besar untuk

keseimbangan alam dan lingkungan.

4. Inferensi √ 3 Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia

untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat

membantu pebaik pemerintah maupun masyarakat

melestarikan keanekaragaman hayati agar tetap terjaga

dan tidak punah.

5. Eksplikasi √ 2 Jadi, jika dimanfaatkannya teknologi modern dalam

pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan

Aquarium akan menjamin makhluk hidup tidak mudah

punah dan selalu dilindungi.

6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia

untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat

203

berdampak positif untuk kelangsungan pelestarian

keanekaragaman hayati.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 75

Kelompok : S2K6

Nama Anggota: Rahmat Hidayat

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam

kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati. Karena teknologi modern sangat membantu

dalam pelestarian keanekaragaman hayati.

2.. Analisis √ 2 Menurut Usman dalam penelitiannya teknologi modern

yang berkembang memberikan banyak manfaat untuk

pelestarian keanekaragaman hayati seperti pembuatan

botanical garden.

3. Evaluasi √ 3 Dengan adanya teknologi tersebut spesies makhluk

hidup akan lebih mudah untuk dijaga dan dilestarikan

tanpa merusak habitatnya.

4. Inferensi √ 2 Teknologi modern ini sudah sangat berkembang dan

pada masa ini diharapkan setiap kegiatan dapat

memanfaatkan teknologi modern untuk mempermudah

pancapaian dan pelestarian keanekaragaman hayati.

5. Eksplikasi √ 2 Jika teknologi modern tidak dimanfaatkan maka kita

akan sulit untuk meletarikan sumberdaya hayati yang

sangat kaya di Indonesia.

6. Regulasi Diri √ 3 Menggunakan teknologi modern dalam kegiatan

manusia untuk melestarikan keanekaragaman hayati

sangat baik dan akan memudahkan aksek dalam

pelestarian keanekaragaman hayati.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 62.5

204

Kelompok : S3K6

Nama Anggota: Eka Rosmayanti

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya sangat setuju menggunakan teknologi modern

dalam kegiatan manusia untuk melestarikan

keanekaragaman hayati. Karena dapat memberikan

peluang baru untuk mensejahterakan pelestarian

keanekaragaman hayati.

2.. Analisis √ 2 Peluang dalam pemanfaatan teknologi modern seperti

membuat kebun binatang agar binatang-binatang tetap

terjaga dan terlindungi dari ancaman.

3. Evaluasi √ 3 Menurut Adillah dengan menggunakan teknlogi modern

proses pelestarian akan lebih mudah dan terjangkau

untuk seluruh provinsi yang memiliki keanekaragaman

hayati yang ada di Indonesia.

4. Inferensi √ 3 Pemanfaatan teknologi modern mendukung dalam proses

pepestarian keanekaragaman hayati baik di darat dan

perairan.

5. Eksplikasi √ 2 Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia

untuk melestarikan keanekaragaman hayati sebagai alat

yang memberikan kemudahan pemerintah dalam

menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati.

6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan manusia

untuk melestarikan keanekaragaman hayati memberkan

dampak yang baik bagi kelangsungan makhluk hidup.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6

205

Kelompok : S4K6

Nama Anggota: Rasyid

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju menggunakan teknologi modern dalam

kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati. Karena teknologi modern sangat membantu

dalam pelestarian keanekaragaman hayati.

2.. Analisis √ 2 Teknologi modern yang berkembang memberikan

banyak manfaat untuk pelestarian keanekaragaman

hayati seperti pembuatan botanical garden.

3. Evaluasi √ 2 Dengan adanya teknologi tersebut spesies makhluk hidup

akan lebih mudah untuk dijaga dan dilestarikan tanpa

merusak habitatnya.

4. Inferensi √ 2 Teknologi modern ini sudah sangat berkembang dan

pada masa ini diharapkan setiap kegiatan dapat

memanfaatkan teknologi modern untuk mempermudah

pancapaian dan pelestarian keanekaragaman hayati.

5. Eksplikasi √ 2 Jika teknologi modern tidak dimanfaatkan maka kita

akan sulit untuk meletarikan sumberdaya hayati yang

sangat kaya di Indonesia.

6. Regulasi Diri √ 3 Menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia

untuk melestarikan keanekaragaman hayati sangat baik

dan akan memudahkan aksek dalam pelestarian

keanekaragaman hayati.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

206

Tema

(KONTRA)

Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.

Kelompok : S1K7

Nama Anggota: Fani Rofikoh

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik ke

Indonesia karena dapat mendesak populasi ikan lokal.

2.. Analisis √ 2 Menurut Annisa populasi ikan lokal dapat terdesak

dengan adanya intoduksi spesies eksotik yang baru

sehingga spesies lokal akan kalah dan rawan punah.

3. Evaluasi √ 3 Jika introduksi spesies eksotik baru dari negara asing

hanya dapat merusak populasi lama sebaiknya introduksi

tidak dilakukan karena populasi lokal lebih penting

daripada spesies asing.

4. Inferensi √ 3 Jadi, introduksi spesies eksotik guna untuk menambah

variasi baru pada spesies eksotik namun dapat

menurunkan jumlah pembiakan eksotik lokal akan

berdampak buruk pada pelestarian spesies eksotik lokal.

5. Eksplikasi √ 2 Jika eksotik lokal akan berkurang maka pembiakan

semakin sedikit dan dapat merugikan spesies eksotik

lokal yang ada di Indonesia.

6. Regulasi Diri √ 3 Introduksi spesies eksotik akan mendesak populasi

spesies ikan lokal.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6

207

Kelompok : S2K7

Nama Anggota: Rahadatul ‘Asy A

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Introduksi spesies eksotik guna menambah spesies baru

tidak baik dilakukan karena spesies asing menguasai

lingkungan perairan.

2.. Analisis √ 2 Jika lingkungan perairan dikuasai oleh spesies asing

maka spesies lokal akan terancam kenyamanan

habitatnya.

3. Evaluasi √ 2 Menurut Dinnar dalam penelitiannya hewan lokal

memerlukan tempat tinggal ynag layak untuk

kehidupannya, jika spesies asing menguasai lingkungan

perairannya maka spesies lokal akan terancam punah.

Sebaiknya tidak perlu introduksi jika dapat merusak

spesies lokal.

4. Inferensi √ 2 Jadi, introduksi spesies eksotik akan menyebabkan

ketidaknyamanan lingkungan spesies lokal.

5. Eksplikasi √ 3 Terancamnya populasi spesies lokal akan menyebabkan

kepunahan.

6. Regulasi Diri √ 2 Introduksi spesies eksotik akan memberikan dampak

positif kepada populasi spesies eksotik lokal.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

208

Kelompok : S3K7

Nama Anggota: Bimantara Yuda

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya tidak setuju adanya introduksi spesies eksotik baru

karena dapat memusnahkan ikan asli yang ada di

Indonesia.

2.. Analisis √ 2 Ikan asli yang ada di Indonesia sangat penting untuk

dilestarikan, tetapi jika masuknya spesies asing maka

kesempatan pelestarian ikan lokal semakin kecil.

3. Evaluasi √ 2 Menurut Juliah Introduksi spesies eksotik akan

memusnahkan populasi ikan lokal, sehingga harus

dilakukannya usaha agar spesies lokal tidak punah

dengan menyimpan spesies baru agar tidak disatukan

dengan spesies lokal.

4. Inferensi √ 2 Jika introduksi spesies eksotik tetap dilakukan maka

pelestarian spesies lokal harus tetap terjaga dengan baik

agar tidak punah.

5. Eksplikasi √ 2 Untuk menjaga kelestarian populasi ikan lokal maka kita

sebaiknya tidak perlu introduksi spesies eksotik baru.

6. Regulasi Diri √ 3 Introduksi spesies eksotik baru akan merugikan populasi

ikan lokal karena spesies asing dapat memusnahkan

populasi spesies ikan lokal.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

209

Tema

(PRO)

Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi kelangsungan hidup

manusia.

Kelompok : SIK8

Nama Anggota: Nadila Putri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya sangat setuju penggunaan pestisida untuk

membrantas hama dan melindungi tanaman dari

gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia

karena hama tidak bisa dibiarkan begitu saja untuk

menghabiskan tanaman sebagai sumber vitamin.

2.. Analisis √ 2 Menurut Hasanah jika tumbuhan banyak diserang oleh

hama maka sayur-sayuran akan habis dan tidak bisa

dimanfaatkan dengan baik serta dapat merugikan para

petani.

3. Evaluasi √ 2 Pestisida digunakan untuk pengendali hama yang

merusak tanaman dan pestisida juga ramah lingkungan.

4. Inferensi √ 3 Dapat disimpulkan bahwa pestisida sangat membantu

untuk perlindungan tumbuhan dari hama yang dapat

merusak tanaman.

5. Eksplikasi √ 3 Pestisida yang digunakan hanyalah bahan kimiawi

sintetik yang tidak merusak kesehatan.

6. Regulasi Diri √ 3 Penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan

melindungi tanaman dari gangguan hama akan

mensejahterakan perekonomian petani dari tanaman

yang hancur dimakan hama.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 6.6

210

Kelompok : S2K8

Nama Anggota:Imra Ismail

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas

hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama

karena dapat menyelamatkan tanaman dari hama dan

penyakit pada hama yang merusak tanaman.

2.. Analisis √ 2 Jika hama dapat dibasmi maka nilai panen akan

meningkat sehingga dapat mensejahterakan pendapatan

petani.

3. Evaluasi √ 2 Pestisida adalah cara yang mudah untuk mebersihkan

hama dari tanaman dan sayuran sehingga sayuran

menjadi layak untuk dikonsumsi.

4. Inferensi √ 2 Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pestisida untuk

membrantas hama dan melindungi tanaman dari

gangguan hama sangat baik demi kelangsungan hidup

manusia.

5. Eksplikasi √ 3 Setiap tanaman akan terlindungi dari hama, para petani

memiliki pendapatan yang layak dan sayuran layak

dikonsumsi dan terbebas dari hama.

6. Regulasi Diri √ 2 Penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan

melindungi tanaman dari gangguan hama sangat

berdampak positif untuk keletasian tanaman.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 58.3

211

Kelompok : S3K8

Nama Anggota: Tiara Zaskia Amrizal

No Aspek yang diamati Kategori Skor Keterangan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Saya setuju penggunaan pestisida untuk membrantas

hama dan melindungi tanaman dari gangguanhama agar

hasil pertanian semakin bagus.

2.. Analisis √ 2 Pestisida sangat membantu bidang pertanian untuk

memperoleh tanaman yang bagus dan mempermudah

perolehan bibit yang bagus.

3. Evaluasi √ 2 Dengan dikembangkannya penggunaan pestisida

menjadikan hidup petani lebih baik dan meberikan

solusi agar tanaman tidak mudah terserang oleh hama.

4. Inferensi √ 2 Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pestisida untuk

membrantas hama adalah metode yang praktis dan

mudah untuk menjaga tanaman agar tetap unggul dan

terjaga dari hama-hama.

5. Eksplikasi √ 2 Dibantunya pestisida yang menjaga tanaman dari hama

maka tanaman akan mudah meproduksi tanaman baru

yang berkualitas.

6. Regulasi Diri √ 2 Penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan

melindungi tanaman dari gangguan hama sangat

diharuskan demi produksi tanaman baru yang unggul

dan berkualitas.

Total Skor = Jumlah skor/Keseluruhan Aspek 54.1

212

Tabel 3. Keterangan Penilaian dan Penskoran Keterampilan Berpikir Kritis

No Kode

Siswa

Penilaian Keterangan

Lisan Tulisan

Kategori Skor Kategori Skor

1. SIK1 A 6.6 A 6.6 Baik

S2K1 U 58.3 U 58.3 Cukup

S3K1 U 58.3 U 58.3 Cukup

S4K1 U 58.3 U 58.3 Cukup

2 S1K2 A 6.6 A 6.6 Baik

S2K2 U 58.3 U 58.3 Cukup

S3K2 A 6.6 A 6.6 Baik

S4K2 U 54.1 U 54.1 Cukup

3 S1K3 A 6.6 A 6.6 Baik

S2K3 U 58.3 U 58.3 Cukup

S3K3 U 58.3 U 58.3 Cukup

S4K3 U 54.1 U 54.1 Cukup

4 S1K4 A 6.6 A 6.6 Baik

S2K4 U 58.3 U 58.3 Cukup

S3K4 U 58.3 U 58.3 Cukup

5 S1K5 A 62.5 A 62.5 Baik

S2K5 U 58.3 U 58.3 Cukup

213

S3K5 U 54.1 U 54.1 Cukup

S4K5 U 58.3 U 58.3 Cukup

6 S1K6 A 75 A 75 Baik

S2K6 A 62.5 A 62.5 Baik

S3K6 A 6.6 A 6.6 Baik

S4K6 U 58.3 U 58.3 Cukup

7 S1K7 A 6.6 A 6.6 Baik

S2K7 U 58.3 U 58.3 Cukup

S3K7 U 58.3 U 58.3 Cukup

8 S1K8 A 6.6 A 6.6 Baik

S2K8 U 58.3 U 58.3 Cukup

S3K8 U 54.1 U 54.1 Cukup

214

Lampiran B-5

215

216

217

218

Lampiran B-6

219

220

Lampiran B-7 TRIANGULASI DAN MEMBER CHECK

Tabel 1.Penilaian Lisan Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 1 S1K1 Aulia Fitri Sitorus √ Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu

sanggahan (rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim

Setuju

S2K1 Rossa Azilla √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K1 Adillah Al-hajj Syafit √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S4K1 Fardilla Hayati √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (KONTRA) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 1

221

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 2 S1K2 Hadzia Ihsan Hakim √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K2 Nurjanah √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K2 Maysaroh √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S4K2 Rovidasari √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (KONTRA) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun

perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 2

222

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 3 S1K3 Wan Ade Ramadayanti √ Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu

sanggahan (rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim

Setuju

S2K3 Fadillah √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K3 S. M. Qodir √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S4K3 Ngatini Rahayu √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 3

223

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 4 S1K4 Ervani Saputra √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K4 Novi Maldanita √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S3K4 Bayu Niti Kurniawan √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 4

224

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 5 S1K5 Armanda Putra √ Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu

sanggahan (rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim

Setuju

S2K5 M. Kholil Fajri √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K5 M. Nadri √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S4K5 Khairunnisa Kurniasih √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (PRO) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan

sawit demi kesejahteraan rakyat.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 5

225

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 6 S1K6 Zayyan Abiyul Usman √ Argumentasi menunjukkan argumen dengan suatu

sanggahan (rebuttal) yang jelas serta memiliki beberapa claim

Setuju

S2K6 Rahmat Hidayat √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K6 Eka Rosmayanti √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S4K6 Rasyid √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (PRO) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 6

226

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 7 S1K7 Fani Rofiqoh √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K7 Rahadatul ‘Asy A √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K7 Bimantara Yuda √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (KONTRA) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di

Indonesia.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 7

227

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 8 S1K8 Nadila Putri √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K8 Imra Ismail √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S3K8 Tiara Zaskia Amrizal √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (PRO) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi

kelangsungan hidup manusia.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 8

228

Tabel 2.Penilaian Tulisan Keterampilan Argumentasi Ilmiah

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 1 S1K1 Aulia Fitri Sitorus √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K1 Rossa Azilla √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K1 Adillah Al-hajj Syafit √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S4K1 Fardilla Hayati √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Tema: (KONTRA) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 1

229

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 2 S1K2 Hadzia Ihsan Hakim √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K2 Nurjanah √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K2 Maysaroh √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S4K2 Rovidasari √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (KONTRA) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun

perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 2

230

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 3 S1K3 Wan Ade Ramadayanti √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K3 Fadillah √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S3K3 S. M. Qodir √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S4K3 Ngatini Rahayu √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 3

231

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 4 S1K4 Ervani Saputra √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan

claim lain dengan data pendukung Setuju

S2K4 Novi Maldanita √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S3K4 Bayu Niti Kurniawan √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (PRO) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di Indonesia.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 4

232

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 5 S1K5 Armanda Putra √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K5 M. Kholil Fajri √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K5 M. Nadri √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S4K5 Khairunnisa Kurniasih √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Tema: (PRO) “Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 5

233

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 6 S1K6 Zayyan Abiyul Usman √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K6 Rahmat Hidayat √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S3K6 Eka Rosmayanti √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

S4K6 Rasyid √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

Tema: (PRO) “Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan keanekaragaman

hayati.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 6

234

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 7 S1K7 Fani Rofiqoh √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan

claim lain dengan data pendukung Setuju

S2K7 Rahadatul ‘Asy A √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S3K7 Bimantara Yuda √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Tema: (KONTRA) “Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies yang ada di

Indonesia.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 7

235

Klp Kode Siswa

Nama Siswa Hasil Observasi Persetujuan Level Catatan Lapangan

1 2 3 4 5 8 S1K8 Nadila Putri √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim

berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Setuju

S2K8 Imra Ismail √ Argumentasi berisi argumen dari suatu claim melawan claim lain dengan data pendukung

S3K8 Tiara Zaskia Amrizal √ Argumentasi berisi suatu rangkaian claim atau claim berlawanan dengan data pendukung (backing) dan sedikit sanggahan (rebuttal)

Tema: (PRO) “Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari gangguan hama demi

kelangsungan hidup manusia.”

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 8

236

Lampiran B-8

TRIANGULASI DAN MEMBER CHECK

Tabel.1 Penilaian Lisan dan Penskoran Keterampilan berpikir kritis

Tema

(KONTRA)

Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan

keanekaragaman hayati.

Kelompok : S1K1

Nama Anggota: Aulia Fitri Sitorus

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K1

Nama Anggota: Rossa Azilla

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

237

Kelompok : S3K1

Nama Anggota: Adillah Al-hajj Syafit

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S4K1

Nama Anggota: Fardilla Hayati

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 1

238

Tema

(KONTRA)

Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu

maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.

Kelompok : S1K2

Nama Anggota: Hadzila Ihsan Hakim

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K2

Nama Anggota: Nurjanah

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

239

Kelompok : S3K2

Nama Anggota: Maysaroh

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S4K2

Nama Anggota: Rovidasari

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 2

240

Tema

(PRO)

Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies

yang ada di Indonesia.

Kelompok : SIK3

Nama Anggota: Wan Ade Ramada Yanti

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K3

Nama Anggota: Fadillah

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

241

Kelompok : S3K3

Nama Anggota: S. M. Qodir

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Seuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S4K3

Nama Anggota: Ngatini Rahayu

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 3

242

Tema

(KONTRA)

Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari

gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.

Kelompok : S1K4

Nama Anggota: Ervani Saputra

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K4

Nama Anggota: Novi Maldanita

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S3K4

Nama Anggota: Bayu Niti Kurniawan

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 4

243

Tema

(PRO)

Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu

maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.

Kelompok : S1K5

Nama Anggota: Armanda Putra

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 62.5

Kelompok : S2K5

Nama Anggota: M. Kholil Fajri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

244

Kelompok : S3K5

Nama Anggota: M. Hadri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1

Kelompok : S4K5

Nama Anggota: Khairunnisa Kurniasih

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 5

245

Tema

(PRO)

Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan

keanekaragaman hayati.

Kelompok : S1K6

Nama Anggota: Zayyan Abiyul Usman

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 4 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 75

Kelompok : S2K6

Nama Anggota: Rahmat Hidayat

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 62.5

246

Kelompok : S3K6

Nama Anggota: Eka Rosmayanti

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S4K6

Nama Anggota: Rasyid

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 6

247

Tema

(KONTRA)

Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies

yang ada di Indonesia.

Kelompok : S1K7

Nama Anggota: Fani Rofikoh

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K7

Nama Anggota: Rahadatul ‘Asy A

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S3K7

Nama Anggota: Bimantara Yuda

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 7

248

Tema

(PRO)

Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari

gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.

Kelompok : SIK8

Nama Anggota: Nadila Putri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K8

Nama Anggota:Imra Ismail

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S3K8

Nama Anggota: Tiara Zaskia Amrizal

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 8

249

Tabel.1 Penilaian Tulisan dan Penskoran Keterampilan berpikir kritis

Tema

(KONTRA)

Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan

keanekaragaman hayati.

Kelompok : S1K1

Nama Anggota: Aulia Fitri Sitorus

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K1

Nama Anggota: Rossa Azilla

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

250

Kelompok : S3K1

Nama Anggota: Adillah Al-hajj Syafit

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S4K1

Nama Anggota: Fardilla Hayati

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 1

251

Tema

(KONTRA)

Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu

maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.

Kelompok : S1K2

Nama Anggota: Hadzila Ihsan Hakim

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K2

Nama Anggota: Nurjanah

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

252

Kelompok : S3K2

Nama Anggota: Maysaroh

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S4K2

Nama Anggota: Rovidasari

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 2

253

Tema

(PRO)

Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies

yang ada di Indonesia.

Kelompok : SIK3

Nama Anggota: Wan Ade Ramada Yanti

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K3

Nama Anggota: Fadillah

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

254

Kelompok : S3K3

Nama Anggota: S. M. Qodir

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Seuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S4K3

Nama Anggota: Ngatini Rahayu

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 3

255

Tema

(KONTRA)

Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari

gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.

Kelompok : S1K4

Nama Anggota: Ervani Saputra

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K4

Nama Anggota: Novi Maldanita

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S3K4

Nama Anggota: Bayu Niti Kurniawan

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 4

256

Tema

(PRO)

Perlunya pembukaan hutan oleh hak pengusahaan hutan (HPH) untuk industri kayu

maupun perkebunan sawit demi kesejahteraan rakyat.

Kelompok : S1K5

Nama Anggota: Armanda Putra

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 62.5

Kelompok : S2K5

Nama Anggota: M. Kholil Fajri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

257

Kelompok : S3K5

Nama Anggota: M. Hadri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1

Kelompok : S4K5

Nama Anggota: Khairunnisa Kurniasih

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 5

258

Tema

(PRO)

Perlunya menggunakan teknologi modern dalam kegiatan manusia untuk melestarikan

keanekaragaman hayati.

Kelompok : S1K6

Nama Anggota: Zayyan Abiyul Usman

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 4 Setuju

2.. Analisis √ 3

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 75

Kelompok : S2K6

Nama Anggota: Rahmat Hidayat

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 62.5

259

Kelompok : S3K6

Nama Anggota: Eka Rosmayanti

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S4K6

Nama Anggota: Rasyid

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 6

260

Tema

(KONTRA)

Perlunya introduksi spesies eksotik guna untuk menambah variasi baru pada spesies

yang ada di Indonesia.

Kelompok : S1K7

Nama Anggota: Fani Rofikoh

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 3

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K7

Nama Anggota: Rahadatul ‘Asy A

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S3K7

Nama Anggota: Bimantara Yuda

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 7

261

Tema

(PRO)

Perlunya penggunaan pestisida untuk membrantas hama dan melindungi tanaman dari

gangguan hama demi kelangsungan hidup manusia.

Kelompok : SIK8

Nama Anggota: Nadila Putri

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 3

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 3

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 6.6

Kelompok : S2K8

Nama Anggota:Imra Ismail

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 3

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 58.3

Kelompok : S3K8

Nama Anggota: Tiara Zaskia Amrizal

No Aspek yang diamati Kategori Skor Persetujuan

W U A S

1 Interprestasi √ 3 Setuju

2.. Analisis √ 2

3. Evaluasi √ 2

4. Inferensi √ 2

5. Eksplikasi √ 2

6. Regulasi Diri √ 2

Total Skor = Jumlah skor/jumlah Aspek 54.1

Data dituliskan bedasarkan hasil dari observer. Ranai, 12 September 2018

Observer 8

LAMPIRAN B

LAMPIRAN B

262

Lampiran C-1

263

264

265

Lampiran- C-2

N B

266

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-1

MAN 1 NATUNA KELAS X IPA 2

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Lampiran D-1

267

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE-2

MAN 1 NATUNA KELAS X IPA 2

Pendahuluan

Pembagian LKS Profil Siswa

Lampiran D-2

268

DOKUMENTASI MENGERJAKAN LKS PROFIL KETERAMPILAN ARGUMENTASI

ILMIAH DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MAN 1 NATUNA

Lampiran D-3

Kelompok 2 Kelompok 1

Kelompok 3 Kelompok 4

269

Kelompok 5 Kelompok 6

Kelompok 7 Kelompok 8

270

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE DEBAT

SISWA KELAS X IPA 2 MAN 1 NATUNA

Lampiran D-4

Sesi 1 Sesi 2

Sesi 3 Sesi 4