kepemimpinan dan berpikir sistem kesehatan masyarkat
TRANSCRIPT
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat, FK, Udayana Page i
Pendidikan S1
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Kepemimpinan dan Berpikir Sistem
Kesehatan Masyarkat
UMN402
Semester 3
Reguler
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat, FK, Udayana Page ii
Daftar Isi
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... II
KATA PENGANTAR .................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
DESKRIPSI SINGKAT MATA KULIAH ................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
BEBAN KREDIT ........................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
KOMPETENSI ............................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
TUJUAN INSTRUKSIONAL ....................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
STAF PENGAJAR ......................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
SITUASI PEMBELAJARAN ........................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
PENILAIAN ................................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
DAFTAR PUSTAKA ..................................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
JADWAL PERKULIAHAN .......................................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat, FK, Udayana Page iii
Kata Pengantar
Selamat datang pada mata kuliah Advokasi Kesehatan
Mata ajaran ini adalah suatu mata ajaran yang didesain khusus untuk sektor
kesehatan di Indonesia dalam suasana transisi desentralisasi yang sedang
terjadi saat ini di Indonesia. Oleh karena itu, mata ajaran ini mempunyai tujuan
agar mahasiswa : Memahami cara berpikir sistem (system thinking); Menguasai
approach learning organization dalam sektor kesehatan ; dan Menguasai aplikasi
approach learning organization dan system thinking dalam kegiatan di
lingkungannya.
Akhir kata, selamat belajar dan berkarya, semoga apa yang kita pelajari dalam
mata kuliah ini mampu kita aplikasikan di masa mendatang untuk mengatasi
masalah kesehatan masalah masalah kesehatan masyarakat.
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Kepemimpinan dan Berpikir Sistem Kesehatan Masyarakat
dr. Desak Putu Yuli Kurniati, M.K.M.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 1
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Di dalam mata ajaran ini dibahas mengenai urgensi, fungsi, dan posisi dari
strategic leadership and system thinking dalam transisi desentralisasi khususnya
dalam sector kesehatan. Tujuan dari mata ajaran ini adalah mengenalkan
strategic leadership and system thinking sebagai sebuah approach baru dalam
menangani masalah kesehatan. Model kepemimpinan strategis, Berpikir system,
dan Mental model menjadi pembahasan awal untuk mengantarkan mahasiswa
pada ketajaman kemampuan mengidentifikasi masalah secara sistemik,
komprehensif, dan tidak terjebak pada pendekatan parsial dan simptomatik.
Kemestian aplikasi nilai Personal Mastery, keniscayaan eksistensi Team
Learning dan kekuatan Shared Vision menjadi bahasan berikutnya sebagai
sebuah penguatan perubahan paradigma (shift paradigma) dalam memandang
permasalahan kesehatan.Untuk mewujudkan kepemimpinan strategis dan
kemampuan berpikir system sebagai kemestian dalam meningkatkan kinerja
system pelayanan kesehatan, maka diperlukan sebuah organisasi
pembelajaran. Oleh karena itu langkah-langkah menciptakan sebuah organisasi
yang terus belajar akan menjadi bahasan penutup dalam perkuliahan ini.
Beban Kredit
Mata kuliah ini memiliki beban kredit sebesar 2 SKS
Kompetensi
Pada akhir perkuliahan mahasiswa PSKM, FK, UNUD diharapkan mampu
menguasai penguasaan aplikasi approach learning organization dan system
thinking dalam kegiatan di instansi masing-masing. Pengenalan Teori Hambatan
untuk mengidentifikasi the weakest link, root cause dan core problem akan
dibahas dalam Theory of Constrain. Pembahasan berikutnya mengenai Root
Cause Analysis untuk membedakan sebuah akar masalah dengan sekedar
symptom dan efek yang tidak diinginkan (undesirable effect) dan akhirnya
menetapkan masalah utama (core problem) sebagai sebuah kendala (constraint)
dan rantai terlemah (the weakest link).
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 2
Tujuan Instruksional
Untuk mencapai standar kompetensi tersebut para mahasiswa mampu untuk:
1. Menjelaskan beda kepemimpinan tradisional dan kepemimpinan strategis
2. Menjelaskan pentingnya berpikir system
3. Menjelaskan peran Theory of Constraint
4. Memahami Root Cause Analysis
5. Menjelaskan Learning Organization
6. Menjelaskan peran Team Learning
Staf Pengajar
No Nama Bagian Hp/E-mail
1 dr. Desak Putu Yuli Kurniati,
M.K.M.
Promkes,
PSKM, FK
UNUD
081290802144
2 Dr. dr. Partha Muliawan,
M.Sc (OM)
Kesja,
PSKM, FK
UNUD
08124609151
3 I Made Kerta Duana, SKM,
MPH
Kesja,
PSKM, FK
UNUD
085737063888
4 dr. Pande Januraga, M.Kes,
Dr.PH
AKK,
PSKM, FK
Udayana
081246180389
Situasi Pembelajaran
Metode pembelajaran yang diterapkan pada mata kuliah ini adalah metode
pembelajaran orang dewasa dan terpusat pada mahasiswa (student centered
learning) dimana mahasiswa menjadi subjek dan dosen berfungsi sebagai nara
sumber dan sebagai fasilitator. Situasi pembelajaran yang akan diterapkan
adalah:
1. Perkuliahan tatap muka dan tanya jawab
2. Belajar mandiri dengan membaca dan mereview bahan bacaan yang
disediakan sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 3
3. Diskusi kelompok terhdapa kasus-kasus yang terkait dengan advokasi
kesehatan
4. Seminar/presentasi mahasiswa
5. Mata ajaran ini diberikan melalui kuliah dan diskusi. Peserta diwajibkan
membaca bahan pustaka yang diberikan. Untuk memperkuat penguasaan
bahan, akan ada tugas perorangan dan tugas kelompok, dan presentasi.
Penilaian
Hasil belajar pada mata kuliah ini akan dinilai sebagai berikut:
1. Penilaian proses: berupa absensi (10%) minimal 75 persen kehadiran,
penugasan (40%)
2. Penilaian hasil: berupa ujian tengah semester (25%) dan ujian akhir
semester (25%)
Standar penilaian dibagi menjadi 8 tingkat kelulusan yaitu:
A : total nilai 80-100
B+: total nilai 75-79
B : total nilai 70-74
C+ : total nilai 62-69
C : total nilai 56-61
D+ : total nilai 50-55
D : total nilai 40-49
E : total nilai 0-39
Sumber bacaan.
1. Senge, Peter M. The Fifth Discipline, The Art & Practice of The Learning
Organization. Random House Business Books, London, 1990
2. Senge, Peter, et.al. A Fifth Discipline Resource, Schools That Learn. Doubleday
Dell Publishing Group Inc. New York. 2000
3. Lengell, H R & Daft, RL, Fusion Leadership, Unlocking the Subtle Forces that
change people and organizations, Berrett/Kohler Publishers. Inc, San Fransisco,
2000
4. Senge, Peter, et al. Buku Pegangan Disiplin Kelima (Strategi dan alat-alat untuk
Membangun Organisasi Pembelajaran) – The Fifth Discipline Fieldbooks.
Interaksara, 2002
5. Dettmer, H. William. Goldratt’s Theory of Constraints, A systems Approach to
Continuous Improvement. ASQ Quality Press, Milwaukee Wisconsin, 1997
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 4
Buku Penunjang 1. David, F.R. Strategic Management: Concepts & Cases. Eight Edition. New Jersey:
Prentice Hall 2001
2. Duncan, W.J., et al. Strategic Management of Health Care. Second Edition. Oxford:
Blackwell Business 1995
3. Hunger, J.D. & Wheelen, T.L. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi, 2003
4. Hunger, J.D. & Wheelen, T.L. Essentials of Strategic Management. New Jersey:
Prentice Hall 2001
5. Jones Patricia & Kahaner, Larry. Visi & Misi 50 Perusahaan Terkenal di Dunia.
Interaksa, 1999
6. Kaplan, R.S. & Norton, D.P. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi: Balanced
Scorecard. Jakarta: Erlangga, 2000
7. Kaplan, R.S. & Norton, D.P. The Strategy-Focused Organization: How Balanced
Scorecard Companies Thrive in The New Business Environment. Boston: Harvard
Bussiness School Press, 2001
8. Mulyadi. Sistem Penyusunan Strategi. Makalah disampaikan pada pemantapan
perencanaan tahunan RS Khusus. Sept, 1999
9. Stoner, J.A.F., et al. Manajemen, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1. Jakarta:
Prenhallindo,1996
10. Umar, H. Strategic Management in Action, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2003
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 5
Jadwal Perkuliahan
Perkuliahan diadakan setiap hari Rabu, pada pukul 14.00 – 15.30 wita (semester
3, Ruang lantai 4)
Sesi Tanggal Metode
Pembelajaran
Topik Dosen
1. Rabu, 6
Sept 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Pengenalan mata kuliah, tata tertib, kontrak selama perkuliahan, dan membangun komitmen belajar Pengantar Kepemimpinan Strategis dan Berpikir System
dr. Desak Putu
Yuli Kurniati,
M.K.M
2. Rabu, 13
Sept 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Kepemimpinan Strategis dan Berpikir Sistem dalam Kesehatan: Urgensi, peran dan fungsinya Penugasan : Menonton video “Turtles Can Fly” dan membahasnya dari sudut pandang kepemimpinan strategis dan berpikir sistem
Dr. dr Partha
Muliawan, M.Sc
(OM)
3. Rabu, 20
Sept 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Mengenal Sistem : struktur system dan bagaimana system itu hidup Tujuh Kebutaan Sistem:
a) Mengenal 7 kebutan dalam system
b) Mengenal diri: berapa kebutaan yang saya punya?
Berpikir Sistem a) pemahaman berpikir
sistem, b) hukum-hukum disiplin
kelima (Mental Model, Personal Mastery, Shared Vision, Team Learning)
Roleplay : XY Game
dr. Desak Putu
Yuli Kurniati,
M.K.M
4. Rabu, 27
Sept 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Mental Model a) Pemahaman mental
model b) paradigm shift
Presentasi hasil review Video “Changeling” Penugasan: Menonton video: “The Power of One” dan membahasnya dari sudut
dr. Desak Putu
Yuli Kurniati,
M.K.M ®
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 6
pandang kepemimpinan stategis dan berpikir sisem dalam sebuah makalah dan 1 kelompok mempresentasikannya minggu Penugasan :
5 Rabu, 4
Okt 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan
Personal Mastery a) Pengertian, b) cara-cara pembentukan c) creative tension
Presentasi hasil review Video “The Power of One” Penugasan: Menonton video “Pay it Forward” dan membahasnya dari sudut pandang kepemimpinan strategis dan berpikir system dalam sebuah makalah dan 1 kelompok mempresentasikannya minggu depan
dr. Desak Putu
Yuli Kurniati,
M.K.M
6. Rabu, 11
Okt 2017
Ceramah.
diskusi,
presentasi
Shared Vision: a) Pemahaman & urgensi, b) strategi membangun visi
bersama c) Latihan membuat Visi
Bersama Presentasi hasil review Video “Pay it Forward” Penugasan : Menonton video “Iron Jawed Angels” dan membahasnya dari sudut pandang kepemimpinan strategis dan berpikir system dalam sebuah makalah dan 1 kelompok mempresentasikannya minggu depan
dr. Desak Putu
Yuli Kurniati,
M.K.M ®
7. UTS 16 - 27 Oktober 2017 (dr. Desak Putu Yuli Kurniati, MKM) 8. Rabu, 1
Nov 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Teory of Constraints a) Batasan, ruang lingkup, b) urgensi teori hambatan, c) identifikasi The Weakest
Link Presentasi review video “Iron Jawed Angels”
Dr. dr Partha
Muliawan, M.Sc
(OM)
9. Rabu 8
Nov 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
Root Cause Analysis (RCA) a) Identifikasi akar masalah
dan core problem, b) reality tree
Dr. dr Partha
Muliawan, M.Sc
(OM)
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 7
presentasi Latihan membuat RCA Presentasi
10. Rabu, 15
Nov 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Kepemimpinan dalam Organisasi 1
Made Kerta
Duana, SKM,
MPH
11. Rabu, 22
Nov 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Kepemimpinan dalam Organisasi 2
Made Kerta
Duana, SKM,
MPH
12. Rabu, 29
Nov 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Perencanaan Strategis dalam Kepemimpinan Kesmas
dr Pande
Januraga, M.Kes,
Dr.PH
13. Rabu, 6
Des 2017
Ceramah,
diskusi,
penugasan &
presentasi
Current Issues in Public Health Leadership
dr Pande
Januraga, M.Kes,
Dr.PH
14 Rabu, 13
Des 2017
Presentasi
Diskusi
Kapita selekta & presentasi tugas akhir
dr. Desak Putu
Yuli Kurniati,
M.K.M
15. UAS 18 - 29 Desember 2017 (dr. Desak Putu Yuli Kurniati, M.K.M)
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 8
TATA TERTIB KELAS
1. Kalau telat boleh masuk kelas
2. HP mode senyap
3. Boleh membawa makanan ringan : roti, permen, air mineral
4. Antusias, tidak boleh ngantuk tanggung jawab teman
sebelahnya
5. Tidak boleh ada diskusi lain dalam diskusi kelas
6. Setiap mahasiswa harus berani dan pernah untuk
menyampaikan pendapat dalam kelas
7. Ingatkan dosen yang mengajar min 1 hari sebelum perkuliahan
8. Bila ada dosen yang berhalangan, gantikan dengan team
teaching lainnya atau bila tidak ada yang bisa hadir, materi
mesti diberikan.
9. Materi perkuliahan harus diupload melalui ELSE-U
10. Semua tugas yang dikerjakan, harus diupload ke ELSE-U
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 9
Kepemimpinan
Kepemimpinan strategis masa kini adalah sebuah kepemimpinan yang dapat
memupuk perubahan kearah yang lebih dalam organisasi pembelajaran, melalui
personal mastery; mental models; team learning; system thinking dan shared
vision. Seorang pemimpin yang ideal, mampu mempergunakan sumber daya non
materialnya (pengetahuan, visi, etika, solidaritas dan kebersamaan) secara
efektif. Mampu menterjemahkan visi menjadi kenyataan. Memberikan
kekuasaan pada orang-orang yang dipimpinnya (pemberdayaan). Selalu belajar
melalui refleksi dan praktik. Menciptakan iklim kerja yang dapat meningkatkan
pembelajaran dalam tim nya. Mau mendengarkan orang-orang yang dipimpinnya,
sehingga mereka bisa menjadi mitra.
Nilai kepemimpinan masa kini dalam film ini dapat dilihat dari gaya
kepemimpinan dr. Blalock. Sebagai kepala divisi bedah di RS Johns Hopskin, ia
mampu memupuk perubahan sebuah sistem di organisasinya. Rumah Sakit
Johns Hopskin yang pada masa itu masih menggunakan gaya kepemimpinanan
tradisional, serta menjalankan otoritas dan iklim kontrol dengan aturan birokrasi.
Kebijakan rumah sakit yang masih membedakan ras, serta mitos yang
berpegang teguh pada prinsip “Do Not Touch The Heart” dianggap dianggap
menghambat suatu perubahan dibidang kedokteran oleh Blalock. Ia berani
mengambil risiko dengan menjadikan Vivien sebagai asisten bedah di lab
maupun di tempat operasi walaupun tidak punya latar belakang sekolah medis
namun memiliki kehandalan. Berani untuk melakukan operasi jantung untuk
menyelamatkan bayi dengan baby blue syndrome walaupun dianggap sedikit
bertentangan dengan prinsip yang dianut rumah sakit (prinsip Don`t Harm).
Keberanian untuk mengambil peluang itu akhirnya membuat perubahan yang
begitu besar di dunia kedokteran. Ia mampu menterjemahkan visi untuk upaya
menyelamatkan kehidupan manusia melalui pengembangan teknik bedah,
menjadi sebuah kenyataan.
. Dalam dunia yang komplek reformasi kesehatan, konsep dan alat-alat sistem
berpikir menawarkan kepada para pemimpin dan organisasi dalam pencarian
mereka untuk bagaimana mengelola dampak dari inisiatif reformasi sehingga
organisasi mereka adalah posisi terbaik untuk kinerja yang unggul berkelanjutan.
Sistem berpikir adalah pendekatan yang berguna untuk mengurangi masalah
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 10
yang kompleks dan tantangan ke dalam istilah lebih sederhana dan lebih mudah
dipahami. Sayangnya, banyak tantangan organisasi meninggalkan pemimpin
tanpa sebuah proses terstruktur untuk menganalisis dan kemudian menciptakan
solusi yang inovatif. Bahkan, ketika kritis dianalisis, solusi yang paling untuk
masalah hanyalah reaksi terhadap gejala-gejala masalah menghasilkan
sedangkan penyebab yang tersisa belum diselidiki.
berpikir System memungkinkan memperluas peluang dan mempertimbangkan
spektrum besar perubahan yang diperlukan.
Ketika kita berbicara tentang reformasi sistem kesehatan, segala sesuatunya
menjadi lebih kompleks, dan kepemimpinan harus diwujudkan baik pada seluruh
sistem dan setiap level organisasi. Pemimpin harus mengetahui dan
mengembangkan keterampilan kompleks untuk memungkinkan mereka untuk
memperkirakan perubahan mendasar yang diperlukan, untuk menerapkan
strategi pembelajaran jangka panjang, untuk memantau kinerja mengenai semua
aspek dan juga untuk membantu mereka merencanakan dan memilih skenario
terbaik dalam situasi tertentu. Di samping keterampilan ini, seorang pemimpin
kebutuhan unsur-unsur lain yang telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya;
tanpa elemen-elemen ini, pemimpin adalah pengamat belaka tanpa kemampuan
untuk melihat jauh lebih dalam fenomena dalam kompleksitasnya. Pemimpin
harus melihat melampaui tantangan dan, dalam waktu yang sama, mereka harus
mengidentifikasi solusi terbaik untuk berbagai masalah. Untuk solusi sederhana
untuk berbagai situasi dimana manajer kesehatan dihadapkan dengan, perlu
bahwa organisasi untuk memiliki pemimpin dengan beberapa keterampilan dan
kompleks.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 11
Berpikir Sistem
Sistem merupakan sebuah struktur. Untuk dapat memahaminya, kita mesti tahu
bagaimana ia hidup, berubah ataupun bermodifikasi. Sistem memelihara
keberadaannya dan kesatuannya melalui interaksi antar komponen didalamnya.
Sebuah sistem yang begitu kuat dalam cerita ini dapat dilihat di Johns Hopkins.
Sistem dengan kebijakan yang masih menganut paham rasisme, yang
berdampak pada pembedaan pelayanan, fasilitas dan klasifikasi pekerjaan
antara orang kulit putih dan hitam. Saat itu system ini terpelihara sekian lama
karena masing-masing subsistemnya tetap berinteraksi memelihara kondisi itu.
Tidak ada yang memulai perubahan, ataupun tidak ada interaksi yang
membuatnya bermodifikasi untuk menciptakan kondisi sistem yang baru.
Awal perubahan dimulai ketika Blalock dan Vivien ada di Johns Hopkins.
Interaksi Blalock dan Vivien menciptakan kekuatan untuk memulai perubahan itu.
Kekompakan mereka dalam bekerja dan menciptakan sebuah teknik bedah
jantung, menjadikan momentum perubahan positif dan harapan didunia
kedokteran. Sistem di Johns Hopkins dengan prinsip “do not touch the heart”
akhirnya bisa bisa dipatahkan dengan pembuktian dari Blalock dalam
keberhasilan menyelamatkan bayi dengan Blue Baby Syndrome.
Mengubah sistem memerlukan cara berpikir yang berbeda dari biasanya. Perlu
kemampuan untuk berpikir secara menyeluruh (berpikir sistem). Berpikir sistem
berarti meletakkan elemen dalam kontek sebuah sistem; mempelajari elemen
untuk mengerti elemen; mempelajari hubungan antar elemen untuk mengerti
sistem; dan mempelajari hubungan sistem sebagai elemen dari sistem elemen
yang lebih besar.
Esensi sistem seperti halnya liukan dan putaran. Perubahan sebagian sistem
akan mengakibatkan perubahan bagian pada sistem yang lain. Sebuah
perubahan dengan pembuktian keberhasilan di satu subsistem yang
mempekerjakan orang kulit hitam sebagai asisten, akhirnya lambat laun
mengubah sub system yang lain dan sistem yang lebih besar lagi. Tampak dalam
cerita Vivien yang sebelumnya tidak diterima oleh kolega – kolega Blalock,
akhirnya ia mendapat pengakuan dan penghargaan dari dari mereka walaupun
dalam kurun waktu yang agak lama.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 12
Mental Model
Mental model merupakan sebuah lensa yang digunakan untuk mengamati dan
melihat realita, yang nantinya akan membentuk sebuah persepsi akan realita itu.
Mental model menjadi kerangka pikir/paradigma/cara pandang dalam
menginteprtasikan sebuah realita sehingga akhirnya menjadi dasar begi
seseorang untuk menentukan pilihan yang akan diambil atau yang akan
dilakukannya.
Penilaian yang mereka berikan hanya berdasarkan dari beberapa data yang
mereka pilih. Beranjak dari data yang sudah dipilih mereka langsung membuat
kesimpulan, dan bertindak dengan keyakinan berdasarkan kesimpulan itu.
Tampak jelas perbedaan mental model yang terbentuk apabila membuat
kesimpulan dari suatu realitas yang sama dengan cara cepat dan dengan
mengikuti jenjang kesimpulan. Mental model yang ideal hendaknya sesuai
dengan realitas objektif yang ada, menuju sebuah persamaan pemahaman.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 13
MEMBANGUN VISI BERSAMA
Apa itu ‘visi bersama’?
Visi bersama dimaknai sebagai visi yang menggambarkan komitmen
seluruh pegawai dari suatu organisasi. Visi bersama merupakan resultan dari
diskusi terhadap visi masing-masing anggota suatu organisasi, dimana visi
resultan ini merupakan sintesis kreatif dari setiap visi perseorangan yang
muncul. Layaknya sebuah berlian dengan berbagai muka/irisannya, maka
setiap orang dapat melihat visinya sebagai salah satu muka/irisan dari berlian
visi bersama tersebut.
Syarat suatu visi bersama:
1. Memiliki ‘daya tinggal’ di setiap anggota organisasi
2. Memiliki ‘daya daur hidup’ yang bertahan selama bertahun-tahun
Kedua syarat tersebut akan mendorong setiap bagian organisasi melalui
siklus tindakan-belajar-refleksi yang berkelanjutan.
Langkah-langkah Penciptaan Visi Bersama
Langkah-langkah untuk menciptakan visi bersama juga merupakan
tahap-tahap penciptaan visi bersama, dimana setiap organisasi diperkirakan
akan mendapati dirinya berada dalam salah sau langkah/tahap tersebut.
Langkah-langkah dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Memberitahukan (telling)
Pada langkah ini, bagian-bagian organisasi tidak ikut andil dalam
penciptaan visi bersama. Visi tersebut merupakan ‘instruksi’ dari pimpinan
organisasi yang harus diikuti oleh setiap bagiannya. Langkah ini seringkali
efektif pada saat terjadi krisis, dimana seorang pimpinan merasa perlu
melakukan perubahan dramatis pada organisasinya.
Tips penguasaan model ‘Memberitahukan’:
a. Berikan informasi dengan langsung, jelas, dan konsisten
b. Sampaikan sejujurnya mengenai kenyataan terkini
c. Jelaskan hal-hal yang dapat ditolerir dan yang tidak
d. Berikan detailnya, tetapi jangan terlalu banyak detail
Langkah ini memiliki keterbatasan, yaitu hasil penelitian bahwa orang
hanya mengingat 25% dari pesan yang disampaikan kepada mereka
melalui komunikasi verbal, dan setiap orang akan memahaminya dengan
perbedaan sebesar 25%. Oleh karena itu, disarankan agar organisasi
segera beranjak ke langkah berikutnya: Menjualkan.
2. Menjualkan (selling)
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 14
Pada langkah ini, pimpinan berusaha untuk melibatkan seluruh bagian
organisasi dalam suatu visi, dengan mendaftarkan komitmen sebanyak
mungkin. Para karyawan diperlakukan seperti ‘pelanggan’ oleh pimpinan,
sehingga mereka dapat menolak dengan berbagai cara, mis. resistensi
pasif. ‘Penjualan’ dianggap sukses/selesai bila seluruh karyawan
menyetujui sepenuh hati terhadap visi organisasi.
Tips penguasaan model ‘Menjualkan’:
a. Pastikan selalu terbuka untuk respon
b. Dukung partisipasi, jangan manipulasi
c. Bangun hubungan dengan karyawan –‘pelanggan’ anda
d. Fokus pada manfaat, jangan pada sifat
e. Pindah dari ‘kita’ yang royal menjadi ‘saya’ yang personal
Langkah ini memiliki keterbatasan, yaitu komitmen yang dibangun oleh
anggota organisasi menjadi samar, sehingga kemauan untuk menetapi
visi bersama tidak diikuti oleh semangat dan kreativitas yang tinggi. Bila
keselamatan organisasi dalam taruhan, maka disarankan untuk kembali
ke model ‘Memberitahukan’. Atau, dapat juga bergerak maju ke model
‘Mengujicobakan’ atau ‘Mendiskusikan’.
3. Mengujicobakan (testing)
Pada langkah ini pimpinan berusaha untuk menguji apakah bagian
organisasi mendukung visi tersebut, seberapa antusias mereka terhadap
visi tersebut, dan aspek mana yang bermakna bagi mereka. Setiap
bagian organisasi akan merasa lebih terdorong untuk berdiskusi dan
memperhatikan visi yang diajukan. Semakin baik organisasi membangun
personal mastery, maka hasil dari uji yang dilakukan juga akan semakin
baik.
Tips penguasaan model ‘Mengujicobakan’:
a. Sediakan informasi sebanyak mungkin untuk meningkatkan kualitas
respon
b. Desain tes dengan bersih
c. Lindungi privacy orang
d. Gabungkan survey kuesioner dengan interview tatap muka
e. Uji motivasi, utilitas, dan kapabilitas
Langkah ini memiliki keterbatasan, yaitu format uji seringkali tidak dapat
mengekspresikan ide dan kepedulian anggota terhadap organisasinya,
termasuk kemampuan dan kemungkinannya untuk berkembang. Oleh
karena itu, perlu didesain dengan model ‘bagaiman tanggapan anda
terhadap proses feedback ini?’ atau membuat focus group agar setiap
anggota dapat keluar dari struktur yang ada dan memberikan jawaban-
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 15
jawaban mereka. Bila hal ini dilakukan, maka organisasi tersebut telah
sampai ke langkah ‘Mendiskusikan’.
4. Mendiskusikan (consulting)
Pada langkah ini, visi bersama diciptakan lebih kuat dengan
menempatkan setiap anggota organisasi sebagai ‘konsultan’ pimpinan.
Para anggota diminta untuk tidak hanya memberikan pertimbangan yang
detail, namun juga sepenuhnya terlibat dalam pemikiran-pemikiran
melalui ramifikasi ide mereka. Pimpinan organisasi dalam hal ini bertindak
sebagai hakim: menerima atau menolak pemikiran anggota, menentukan
isi dari visi organisasi, dan memutuskan bagaimana memulai bergerak ke
arah tersebut.
Tips penguasaan model “Mendiskusikan’:
a. Gunakan proses berjenjang dalam mengumpulkan informasi
b. Buat perlindungan terhadap distorsi informasi
c. Kumpulkan dan diseminasikan hasil
d. Jangan ‘memberitahukan’ dan ‘mendiskusikan’ secara simultan
Langkah ini memiliki keterbatasan, yaitu penggunaan asumsi bahwa visi
dibangun dari manajemen puncak untuk keseluruhan organisasi.
Padahal, pada tingkatan menengah dan bawah suatu organisasi, elemen
yang signifikan dari suatu visi hampir selalu bersifat lokal, terikat pada
suatu tim, unit kerja, atau tempat. Visi bersama yang paling kuat adalah
ketika visi tersebut dibangun dari dasar, menghubungkan visi lokal
dengan partnernya di seluruh organisasi.
5. Kreasi Bersama (co-creating)
Pada langkah ini, setiap pimpinan dan anggota organisasi bekerja untuk
sesuatu yang ingin mereka bangun. Setiap bagian dari organisasi
memiliki orientasi kreatif terhadap visi bersama. Bila suatu organisasi
telah melakukan hal ini, maka organisasi tersebut telah siap untuk
menikmati manfaat-manfaat yang terbangun melalui proses visi bersama.
Tips penguasaan model ‘Kreasi Bersama’:
a. Mulailah dengan visi personal
b. Perlakukan setiap orang secara seimbang
c. Cari keteraturan, bukan kesepakatan
d. Bangun saling ketergantungan dan diversitas antar tim
e. Hindari sampling
f. Kondisikan seseorang bicara hanya untuk dirinya
g. Harapkan dan tuntut reverence untuk masing-masing
h. Pertimbangkan memakai ‘visi interim’ untuk membangun momentum
i. Fokus pada dialog, tidak hanya pada pernyataan visi
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 16
Bergerak menuju ‘Kreasi Bersama’ : Visi Bersama dalam Konteks yang
Lebih Luas
Proses penciptaan visi bersama memiliki keuntungan intrinsik, yaitu
timbulnya perasaan puas dan terpenuhi pada setiap bagian organisasi
dengan menjadi bagian dari suatu proses kreatif yang secara langsung
membentuk masa depan individual dan kolektif mereka.
Bukan tidak mungkin hal ini juga akan merambah di
komunitas/masyarakat/bangsa, dimana saat ini dunia sedang mengalami
proses redistribusi mendasar kekuasaan dan kewenangan dalam institusi
sosial dan politik. Proses redistribusi ini esensial bagi kelangsungan institusi
dan mungkin masyarakat itu sendiri.
Dengan memperhatikan perkembangan masyarakat seperti ini, maka
hanya tinggal menunggu waktu untuk sebuah organisasi memenuhi
keinginan terdalam setiap individu akan kesesuaian aspirasi mereka dalam
tujuan yang lebih luas.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 17
LATIHAN NILAI & VISI BERSAMA Dari daftar nilai-nilai ini (baik nilai bekerja dan pribadi, pilihlah sepuluh nilai yang paling penting bagi anda – sebagai pedoman tentang bagaimana berperilaku, atau sebagai komponen-lomponen dari suatu cara hidup yang bernilai. Anda/kelompok dapat menambahkan nilai-nilai tertentu yang dianggap penting yang belum tercantum dalam daftar di bawah ini. Lakukan pemilihan/penetapan nilai2 penting dalam 2 tahap, yaitu secara pribadi kemudian berkelompok untuk mendapat kesepakatan. RR Sekarang bayangkan bahwa anda dibolehkan hanya memilih lima nilai. Pilih lima nilai yang mendekati
...
Berwawasan Luas
Kemampuan
Kebersamaan
Komitmen
Keadilan
Kejujuran
Kesetiaan
kepedulian
Keterbukaan
Komunikasi
Keberanian
Keahlian
kemandirian
visioner
Integritas
Cerdas
keterlibatan
Kesungguhan
Manfaat
Kebahagiaan
Kesejahteraan
kebenaran
...
Add >>
10 Nilai Tertinggi
Add >>
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 18
Sekarang bayangkan bahwa anda dibolehkan hanya memilih tiga nilai. Pilih tiga nilai yang mendekati. Sekarang bayangkan bahwa anda dibolehkan hanya memilih satu nilai. Pilih satu nilai yang paling penting menurut Anda/Kelompok.
LEMBARAN KERJA
Langkah 1. Uraikanlah masalah kesehatan yang spesifik ataupun area manejemen program yang menurut Anda harus/ingin dilakukan perubahan:
Langkah 2. Uraikan visi anda, untuk setiap pelaku/individu/rumah tangga, lembaga masyarakat ataupun badan pemerintah.
A. Uraikan visi anda individu/rumah tangga mengenai hal tersebut di atas
keadaan yang ingin diubah/dicita-citakan)
B. Uraikan visi anda sebagai wakil masyarakat mengenai hal tersebut (keadaan yang ingin diubah/dicita-citakan)
C. Uraikan visi anda mengenai pemerintah keadaan yang ingin
diubah/dicita-citakan)
Add >>
Add >>
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 19
Hukum Disiplin Ke-5
1. Today’s problems come from yesterday’s “solutions”.
Contoh :
Suatu malam, saya baru saja pulang dari liburan, esok harinya saya harus
kuliah. Tetapi karena saya merasa lelah sekali, saya memutuskan untuk tidak
kuliah esok hari. Akibatnya, seluruh mata kuliah hari itu saya tidak mengerti.
Dan saya harus bekerja ekstra keras untuk belajar tanpa bimbingan dosen
untuk dapat melewati ujian.
2. The harder you push, the harder the system pushes back.
Contoh :
Sesuai dengan penghasilannya, seharusnya Mr.A hanya mampu untuk kredit
motor. Tetapi Mr.A sangat menginginkan mobil. Akhirnya dia memutuskan
untuk kredit mobil. Tetapi akibatnya adalah, Mr.A harus mempunyai
pekerjaan sampingan untuk memenuhi keinginannya mempunyai mobil.
3. Behavior grows better before it grows worse.
Contoh :
Seorang perokok memutuskan untuk berhenti merokok. Untuk jangka
pendek, mungkin keuntungan yang didapatkan bahwa penghasilannya tidak
banyak keluar untuk membeli rokok dan ia membuat orang sekitarnya
nyaman berbicara dengan dia tanpa harus terganggu asap rokok. Dan untuk
masa beberapa puluh tahun berikutnya, keuntungannya adalah kemungkinan
dia untuk terserang kanker paru akan lebih kecil jika dia memutuskan untuk
tetap merokok.
4. The easy way out usually leads back in.
Contoh :
Semua orang tua akan meminta anak – anaknya untuk rajin belajar. Tetapi
kadang kala mereka hanya memberikan perintah untuk belajar tanpa
menjelaskan kepada anak – anak mereka mengapa mereka harus rajin
belajar. Sehingga malah banyak anak – anak yang malah malas belajar.
Seharusnya para orang tua duduk bersama anak – anaknya dan
menjelaskan kepada mereka bahwa mereka harus rajin belajar untuk
kesuksesan masa depan mereka nantinya.
5. The cure can be worse than the disease.
Contoh :
Ketika seorang anak SD tidak dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya, ia
meminta ibunya untuk membantunya. Tetapi karena kesibukan ibunya,
ibunya tidak mempunyai waktu untuk menjelaskan. Ibunya memutuskan
untuk membuatkan langsung pekerjaan rumah anaknya tanpa mengajari
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 20
anaknya. Akibatnya anaknya tidak mengerti dan berdampak buruk terhadap
ujiannya nanti.
6. Faster is slower.
Contoh :
Seorang mahasiswa sedang menjalani ujian tengah semester selama 5 hari.
Karena minggu-minggu sebelumnya mahasiswa tersebut tidak pernah
belajar, maka mau tidak mau dia harus belajar ekstra keras. Hari pertama dia
bisa melewati ujian dengan baik karena dia belajar sampai pagi. Malam
kedua ia hanya sanggup belajar sampai jam 12 malam. Malam ketiga, karena
kelelahan, ia hanya sanggup belajar hingga jam 10 malam.
7. Cause and effect are not closely related in time and space.
Contoh :
Beberapa puluh tahun yang lalu, pembangunan berbagai macam gedung
dibangun di Jakarta tanpa batas. Banyak lahan yang dijadikan gedung.
Akibatnya sekarang jika musim hujan datang, Jakarta menjadi “langganan”
banjir.
8. Small changes can produce big results – but the areas of highest leverage
are often the least obvious.
Contoh :
Kebiasaan kita untuk membuang sampah pada tempatnya. Mungkin kita
anggap hanya pekerjaan kecil. Tetapi itu akan membantu Jakarta lebih
terlihat bersih dan dapat menanggulangi terjadinya banjir nantinya.
9. You can have your cake and eat it too – but not at once.
Contoh :
Seorang mahasiswi mempunyai keinginan agar dirinya dapat lulus kuliah
tepat waktu. Di lain pihak, mahasiswi ini juga ingin menjadi seorang musisi.
Tetapi ternyata keduanya tidak didapatkan bersamaan. Ia harus mempunyai
tujuan utama. Akhirnya mahasiswi itu memutuskan menyelesaikan kuliahnya
terlebih dahulu baru merintis sebagai musisi.
10. Dividing an elephant in half does not produce two small elephants.
Contoh :
Seorang pemimpin perusahaan memarahi bawahannya karena tidak
mengerjakan laporan akhir bulan tepat waktu. Pemimpin tersebut langsung
menuduhnya sebagai pemalas tanpa bertanya lebih dahulu mengapa laporan
tersebut tidak diselesaikan dengan baik. Padahal pada kenyataannya
bawahannya tersebut sedang mengalami musibah dalam keluarganya.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 21
11. There is no blame.
Contoh :
Ketika tugas kuliah kita tidak selesai pada waktunya. Sering kali kita tidak
bertanya kepada diri sendiri mengapa tugas tersebut tidak dapat diselesaikan
tepat waktu. Yang terjadi malahan kita menyalahkan lingkungan sekitar kita.
Kita menyalahkan atasan kita yang banyak memberi pekerjaan di kantor
sehingga kita tidak sempat mengerjakan tugas kuliah. Kita juga menyalahkan
teman kita yang tidak mau membantu dalam menyelesaikan tugas kita.
* * *
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 22
Dialog
Dialogue is intense, high level, high quality communications, listening, and sharing requires the free and creative exploration of subtle issues, a deep
listening to one another and the suspending of one’s own views
(Dialog adalah komunikasi yang mendalam dan berkualitas tinggi sekaligus mencakup kemampuan untuk mendengarkan serta saling berbagi pandangan. Ini menuntut kemampuan untuk secara bebas dan kreatif memahami isu-isu yang peka, juga kemampuan untuk saling menyimak secara seksama pendapat pihak lain yang berbeda, serta menunda untuk cepat memberikan pendapat kita sendiri) Tidak peduli betapa inginnya seseorang untuk berdialog, kita tidak bisa memaksakan dialog terjadi. Kata Dialogue yang berasal dari bahasa Latin, Dia = melalui atau orang lain dan Logos = kata, arti, memang kerap diartikan sebagai “Meaning flowing through”. Dialog merefleksikan “proses belajar mendalam” sebagai bagian dari “wilayah perubahan abadi”, artinya semangat belajar (learning) dan kesediaan untuk berubah atau melahirkan “tindakan”. Dapat pula dikatakan bahwa dialog merupakan ruh dari learning organisation dan hakekat dari wilayah perubahan baik pada skala individu dan kemudian organisasi serta komunitas. Dialog merupakan sebuah “keahlian dan kemampuan” yang akan melahirkan“kepekaan-kesadaran”, dan pada gilirannya menumbuhkan “sikap-keyakinan” melahirkan ‘tindakan bersama” (collective action). Proses dialog mendorong orang untuk mengembangkan tujuan dan nilai
bersama (shared goal, shared meaning) dengan semangat untuk mencari
(inquiry). Jadi dialog tidak sejak awal dimaksudkan untuk mengambil suatu
keputusan, karena akan memangkas aliran bebas dan mendalam pencarian.
Kata “keputusan” berasal dari kata decidere dalam bahasa Latin yang secara
harfiah berarti “mematikan alternatif-alternatif”. Oleh karena itu dalam dialog,
peserta dialog tidak mengatakan apa yang sedang dilakukan, melainkan
mengatakan apa yang sedang dipikirkan. Dalam dialog, pembicaraan dilakukan
dengan cara-cara mengkatalisasi pemahaman dan mengungkapkan proses
berpikir. Sasaran dialog adalah untuk membuka landasan baru dengan
menciptakan “wadah” (container) atau “medan” atau “medan untuk bertanya”.
Suatu kesepakatan di mana orang menjadi lebih sadar akan keadaan sekitar
pengalamannya, dan dari proses-proses pikiran dan perasaan berkait dengan
pengalaman tersebut.
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 23
Karakteristik/Komponen Dasar dan Protokol Dialog Bersifat Individu dan Bersama Beberapa kontribusi paling hebat terhadap suatu percakapan bersama bisa berasal dari orang-orang yang belajar untuk mendengarkan, bukan hanya mendengarkan kelompok, melainkan juga mendengarkan diri mereka sendiri. Dalam kasus itu, suara dalam hati, pikiran dan tubuh mereka sedang mengatakan sesuatu, karena dialog bersama sedang terjadi di sekeliling mereka. Apakah mereka sedang membangkitkan persepsi yang baru ini? Ataukah makna bersama dari kelompok ini sedang mengekspresikan dirinya sendiri melalui mereka? Dari perspektif dialog, keduanya sedang terjadi.
Bagaimana saya dapat mendengarkan apa yang sedang dikatakan dalam dialog sini?
Apakah saya hadir ‘kini dan di sini ‘ ?
Siapakah saya dalam dialog ini ? , sebagai individu dan bagian dari kelompok
Undangan Proses undangan mulai membangun wadahnya. Orang-orang harus diberi pilihan
untuk berpartisipasi
Mendengarkan Yang Bersifat Membangkitkan Mendengarkan sepenuhnya berati memberikan perhatian penuh pada apa yang
sedang dikatakan di balik kata-kata. Anda tidak hanya mendengarkan
“musiknya”, melainkan setiap hakikat dari pembicaraan orang lain
Mengamati Pengamat
Ketika kita mengamati pikiran-pikiran yang menentukan bagaimana cara kita
memandang dunia, kita mulai mengubah dan mentransformasi diri kita sendiri –
dan ini sama sebenarnya untuk suatu tim sebagaimana untuk seorang individu.
Menahan Asumsi-asumsi Dialog mendorong orang untuk menahan atau “menggantung” asumsi-asumsi
mereka – untuk menahan diri agar tidak memaksakan pandangan mereka pada
orang lain dan menghindar agar tidak memaksakan atau menahan apa yang
mereka pikirkan.
- Tidak bersikap defensif . “Pertimbangan Defensif akan menghalangi kita
dari belajar mengenai benar/tidaknya pandangan kita”. Dalam dialog ,
kita akan belajar mengujikan pandangan kita.
- Tidak mentargetkan untuk mencapai kesepakatan dalam setiap dialog;
- Kita seyogyanya menampung pendapat lain yang terkait dengan pokok
masalah;
- Pandangan yang berlawanan sepatutnya diperhatikan juga
- Sebaiknya kita tidak menyela, melainkan mendengarkan pembicaraan
sampai selesai;
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 24
- Sebaiknya kita tidak mencemoohkan orang lain; melainkan menyimak
apa yang dimaksudkan orang tersebut
- Terbuka untuk menerima pandangan orang lain
- Dapat menunda desakan hati untuk menilai orang lain
- Sebaiknya kita menguji, baik asumsi sendiri maupun asumsi orang lain;
- Sebaiknya kita menanggalkan unsur senioritas dalam berdialog
- Ketidak-sepakatan seyogyanya dipandang sebagai sumber-pemikiran
baru
- Seyogyanya kita menjelaskan kepada peserta lain: alasan, pola pikir dan
tindakan kita
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 25
KEPEMIMPINAN STRATEGIS DAN DESENTRALISASI
Desentralisasi merupakan wacana yang dapat dinilai ‘usang tapi hangat’ di bidang
kepemerintahan, terutama di sektor kesehatan. Desentralisasi dinilai usang karena
sudah diterapkan secara non formal (tanpa dasar hukum) maupun formal (dengan
dilandasi dasar hukum yang sesuai) di lingkup kesehatan, namun disifati hangat karena
sampai saat ini masih menyisakan berbagai masalah pada pelaksanaannya.
Permasalahan yang sering dijumpai adalah: (1) Adanya kebingungan pemerintah daerah
sebagai pelaksana teknis urusan negara yang didesentralisasikan, dan (2)
Ketidakmampuan pemerintah daerah dalam pelaksanaan urusan negara yang
didesentralisasikan. Masalah-masalah tersebut perlu dilihat secara lebih mendalam,
dengan kerangka pemikiran sistemik, untuk mencari solusi yang aplikatif dan
komprehensif.
Pemikiran secara sistemik, sebagai kontra pemikiran ilmiah, memiliki beberapa ciri dan
nilai. Ciri-ciri berpikir ilmiah adalah intuitif, sistemik, holistik, dan non linear. Nilai-nilai
yang dianut oleh pemikiran sistemik adalah konservasi, kooperasi, kualitas, dan
kemitraan. Metode pemikiran ini menjadi arus baru dalam pergulatan pemikiran dunia,
dengan dilatari kejemuan masyarakat dunia akan metode pemikiran ilmiah cenderung
ekspansif, kompetisi, kuantitas, dan dominasi.
Penerapan desentralisasi secara formal dimulai sejak tahun 2007 dengan pengesahan
UU Pemerintahan Daerah yang kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Pemerintah No.
38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan antara Pusat dan Daerah. Sebagai
tindak lanjut PP tersebut, para departemen teknis yang kewenangannya termasuk
didesentralisasikan berkewajiban menetapkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
(NSPK) bagi pelaksanaan kewenangan di Daerah, dengan parameter pelaksanaannya
berupa Standar Pelayanan Minimal (SPM). Diharapkan, dengan format NSPK dan SPM ini
mewujudkan pelayanan masyarakat yang seimbang di setiap Daerah, termasuk
pelayanan kesehatan.
Salah satu masalah yang kemudian muncul dalam pelaksanaan desentralisasi di bidang
kesehatan adalah adanya kebingungan Daerah dalam pelaksanaan di lapangan.
Penyusunan pedoman NSPK dan SPM sebaiknya melibatkan unsur Daerah seoptimal
mungkin agar tidak menimbulkan kebingungan saat pelaksanaan di Daerah. Perlu
dipertimbangkan latar belakang pendidikan dan wawasan petugas Daerah yang
berbeda, sehingga pedoman yang disusun sedapat mungkin dalam format yang mudah
dimengerti oleh pembaca dan pelaksananya. Selain itu, pergantian pejabat Daerah yang
terlibat dalam pelaksanaan NSPK dan SPM menjadi salah satu penghalang pelaksanaan
desentralisasi. Hal ini perlu diantisipasi dengan advokasi dan pembangunan komitmen
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 26
Daerah yang kuat dan berkelanjutan, sehingga pergantian pelaksana pemerintahan
Daerah tidak menyebabkan mundurnya pelaksanaan desentralisasi.
Masalah lain yang muncul adalah ketidakmampuan Daerah dalam pelaksanaan urusan
pemerintahan yang didesentralisasikan. Misalnya di bidang pembiayaan obat, sebanyak
67% Kabupaten/Kota belum mampu menyediakan biaya obat sesuai standar yang
ditetapkan bagi pelayanan kesehatan masyarakatnya. Hal ini tidak terlepas dari
perbedaan kemampuan finansial Daerah dan rendahnya komitmen pemerintah Daerah
dalam mengalokasikan dana bagi pelayanan kesehatan. Perlu dipertimbangkan bahwa
peran Pusat masih diperlukan dalam mendampingi pelayanan masyarakat di Daerah,
sehingga pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai standar. Pendampingan Pusat
hendaknya disesuaikan dengan kemampuan Daerah secara individual, mengingat
karakteristik khas masing-masing Daerah. Dengan format pendampingan yang efektif –
baik berupa fisik maupun non fisik- diharapkan terselenggara pelayanan masyarakat
yang berkualitas.
Suatu sistem dibangun atas dasar kesepakatan bersama, dengan pola interaksi dan
keterhubungannya yang sesuai terhadap karakteristik individu-individu penyusun sistem
tersebut. Tidak dapat dipungkiri, sampai tingkat tertentu, bahwa suatu sistem tidak akan
sanggup meliput seluruh aspek dari individu-individu penyusunnya. Pada tingkat
tersebut, individu-individu penyusun sistem harus menyesuaikan dan menciptakan
keselarasan terhadap karakter sistem yang berlaku.
Desentralisasi di bidang kesehatan menjadi suatu sistem yang padu bila didukung oleh
komitmen unsur-unsur pendukungnya (dalam hal ini Pusat dan Daerah) serta format
sistem yang akomodatif dan efektif terhadap kepentingan-kepentingan unsur
pendukungnya. Pemerintah telah berupaya maksimal dalam penyusunan sistem ini,
sehingga sangat perlu dicermati pada masa mendatang agar pelaksanaan desentralisasi
tetap berada dalam koridornya dan tidak merugikan hak-hak masyarakat.
* * *
Study Guide 2017/2018
Program Studi Kesehatan Masyarakat Page 27
Evolusi Dialog
Diskusi
(memecah-mecah)
Penggantungan
(menggantung di depan)
Fase 1
Ketidakstabilan
dari wadah
Fase 2
Ketidakstabilan
dalam wadah
Undangan
Percakapan
(berbelok bersama)
Pertimbangan yang mendalam
(mempertimbangkan secara mendalam)
KRISIS INISIATIF
Diskusi mahir
(aliran pembicaraan;
analisis logis)
Fase 3
Penyelidikan
dalam wadah
KRISIS PENGGANTUNGAN
Debat
(menjatuhkan)
Dialog
(aliran makna)
KRISIS RASA SAKIT BERSAMA