jurnal tina (09-02-13-05-06-50) (editt)

26
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (3): 715-730 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2013 https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=51&cad=rja&ved=0CCQQFjAAODI&url=http%3A%2F %2Fejournal.hi.fisip-unmul.ac.id%2Fsite%2Fwp-content%2Fuploads %2F2013%2F09%2FJURNAL%2520TINA%2520(09-02-13-05-06- 50).doc&ei=Xh0TU8jICYfV0wGj9oBI&usg=AFQjCNGIuQYnjgSlNesTtT9_gotdHS-h_Q PERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANAN PERAIRAN DI ASIA TENGGARA KARTINAWATI 1 NIM. 06.56172.08398.02 Abstract: The results showed that the role of the ASEAN Maritime Forum (AMF) is a conference venue/seminar for all members of ASEAN Member States (AMSS) to conduct dialogue on maritime issues which give the concept of cooperation in the area of maritime waters to reduce crime and provide solutions to the problems faced. The role of the AMF (1) As a container or a forum for promoting dialogue to prevent or reduce the intensity of the conflict for its members. And (2) As a means of negotiation and generate mutual decision together. And the role of the ASEAN Maritime Forum will provide useful results and ideas for tackling issues of maritime crime and security in the waters of Southeast Asia. Also in the mechanisms of ASEAN Maritime Forum to date, only a forum to facilitate dialogue on maritime issues. Keywords: The ASEAN Maritime Forum, Water Security, Marine Crime. Pendahuluan 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman ([email protected], 2013 ).

Upload: independent

Post on 17-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (3): 715-730ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org© Copyright 2013

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=51&cad=rja&ved=0CCQQFjAAODI&url=http%3A%2F%2Fejournal.hi.fisip-unmul.ac.id%2Fsite%2Fwp-content%2Fuploads%2F2013%2F09%2FJURNAL%2520TINA%2520(09-02-13-05-06-50).doc&ei=Xh0TU8jICYfV0wGj9oBI&usg=AFQjCNGIuQYnjgSlNesTtT9_gotdHS-h_Q

PERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANANPERAIRAN DI ASIA TENGGARA

KARTINAWATI1

NIM. 06.56172.08398.02

Abstract:

The results showed that the role of the ASEAN Maritime Forum (AMF)is a conference venue/seminar for all members of ASEAN MemberStates (AMSS)to conduct dialogue on maritime issues which give the concept ofcooperation in the area of maritime waters to reduce crime andprovide solutions to the problems faced. The role of the AMF (1) As acontainer or a forum for promoting dialogue to prevent or reduce theintensity of the conflict for its members. And (2) As a means ofnegotiation and generate mutual decision together. And the role ofthe ASEAN Maritime Forum will provide useful results and ideas fortackling issues of maritime crime and security in the waters ofSoutheast Asia. Also in the mechanisms of ASEAN Maritime Forum todate, only a forum to facilitate dialogue on maritime issues.

Keywords: The ASEAN Maritime Forum, Water Security, Marine Crime.

Pendahuluan

1Mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman([email protected], 2013 ).

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

Seperti diketahui bahwa wilayah Asia Tenggara dipandangsebagai wilayah yang memiliki geografis yang strategis.Secara geografis, wilayah Asia Tenggara terletak diantara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia) dandua samudra (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik). Luaswilayah Asia Tenggara mencapai ± 2.256.781 km² atausekitar 5% dari luas wilayah Benua Asia (www.scribd.comdiakses 26 Juli 2013). Asia Tenggara terbagi dalam 2(dua) kelompok yaitu Asia Tenggara Daratan (ATD) adalahKamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, sedangkanyang termasuk Asia Tenggara Maritim (ATM) adalah BruneiDarussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, danSingapura. Jalur laut Asia Tenggara merupakan jalurlaut tersibuk, karena sekitar 1/3 (sepertiga)perdagangan dunia dan pengangkutan setengah BBM duniatransit di Selat Malaka yang memainkan peran sangatsentral dalam menghubungkan satu wilayah dengan bagian-bagian dunia lainnya.

Selain kondisi lingkungan yang strategis, di kawasansaat ini juga penuh dengan ancaman dan tantangankeamanan yang bersumber dari aktor negara maupun nonnegara. Ancaman yang secara umum berasal dari aktornegara seperti sengketa perbatasan antar negara yangbelum terselesaikan, perlombaan senjata Angkatan Laut(naval arms race) dan masalah kebebasan penggunaan laut.Sedangkan ancaman yang muncul dari aktor non negaratidak dapat dibatasi pada kesenjataan dan moral,seperti perompakan, pembajakan, terorisme maritim,proliferasi senjata pemusnah massal dan pencuriansumber daya laut. Serta kejahatan di maritim kini telahmenjadi perhatian semua negara di kawasan, karenadipandang dapat mengancam stabilitas kawasan.(www.academia.edu diakses 26 Juli 2013) Pembentukan AMF tersebut sangat penting karena dapatmemberikan kontribusi bagi pembinaan pembentukanKomunitas ASEAN pada 2015. Dimana dalam pembentukan AMFmelibatkan seluruh negara-negara anggotanya ASEAN

716

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

(Kamboja, Singapura, Myanmar, Thailand, Vietnam, BruneiDarussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Laos)karena sebagian besar memiliki perbatasan maritime.Sumber daya kelautan yang penting untuk ketahananpangan dan jalur laut, juga sangat penting untukmeningkatkan perdagangan dan pertumbuhan ekonominegara-negara di kawasan. Dengan kerjasama pertahanandiwilayah laut melalui AMF yang memberi tanggapanpositif bagi anggota ASEAN terutama negara yangmenggunakan jalur laut. Dengan terbentuknya AMF inidiharapkan dapat menangani permasalahan regional danAMF mampu menciptakan keamanan regional.(www.tabloiddiplomasi.org, diakses 23 Maret 2013) Sertahadirnya AMF sebagai komunitas keamanan ASEAN ini dimaksudkan untuk menciptakan perdamaian, Stabilitaskawasan demokrastis dan sejahtera untuk mendukungkeharmonisan hubungan satu sama lain.

Landasan Teori dan Konseptual1. Konsep Kerjasama InternasionalHubungan internasional membagi adanya beberapa hubunganatau pola dengan perkembangan dalam lingkungan globalhubungan/pola kerjasama, politik, pola kompetisi danpola akomodasi. Menurut Charles H. Cooley, kerjasamatimbul apabila ada orang menyadari bahwa merekamempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan padasaat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan danpengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhikepentingan-kepentingan tersebut. Kesadaran akan adanyakepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasimerupakan fakta-fakta yang paling penting dalamkerjasama yang berguna.(Soerjono Soekanto, 1990)Kerjasama internasional menurut Dr. Budiono membaginyamenjadi empat bentuk yaitu: (Budiono Sueprapto, 1997)1. Kerjasama Globa yaitu suatu wadah yang mampumempersatukan cita–cita bersama merupakan dasar utamabagi kerjasama global.

717

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

2. Kerjasama Fungsional berangkat dari pragmatispemikiran yang mensyaratkan adanya kemampuan tertentupada masing–masing mitra (patner) kerjasama.

3. Kerjasama Ideologi berusaha mencapai tujuan–tujuandengan memanfaatkan berbagai kemungkinan yang terbukadi forum global.4. Kerjasama Regional merupakan kerjasama antarnegara yang secara geografis letaknya berdekatan.

Dalam konteks ini maka kerjasama yang dilakukan AMFadalah kerjasama Regional. Bentuk kerjasama sepertikerjasama regional yang mendorong negara anggota dalambekerjasama melalui peran ASEAN Maritime Forum (AMF)sebagai komunitas keamanan ASEAN dengan maksudkan untukmenciptakan perdamaian, Stabilitas kawasan demokrastisdan sejahtera untuk mendukung keharmonisan hubungansatu sama lain dalam keamanan perairan di AsiaTenggara.

2. Konsep Organisasi InternasionalOrganisasi internasional merupakan pola kerjasama yangmelintasi batas-batas negara, dengan didasarkanstruktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung sertamelaksanakan fungsinya secara berkesinambungan danmelembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuanyang diperlukan serta disepakati bersama, baik antarapemerintah dengan pemerintahan maupun antara sesamakelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda.(T.May Rudy, 2005)

Setiap organisasi internasional tentunya dibentuk untukmelaksanakan peran-peran dan fungsi-fungsi sesuaidengan tujuan pendirian organisasi internasionaltersebut oleh para anggotanya. Menurut Perwita & Yanimenyatakan bahwa peran organisasi internasional adalahsebagai berikut: (Perwita dan Yani, 2005)

718

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

a. Wadah atau forum untuk menggalang kerjasama sertauntuk mencegah atau mengurangi intensitas konflik (bagianggotanya).b. Sebagai sarana untuk perundingan dan menghasilkankeputusan bersama yang saling menguntungkan, dan c. Lembaga yang mandiri untuk melaksanakan kegiatanyang diperlukan (antara lain kegiatan sosialkemanusiaan, bantuan untuk pelestarian lingkugan hidup,pemugaran monument bersejarah, peace keeping operation danlain-lain).

Aspek peran dalam organisasi internasional merupakansalah satu konsep yang dapat membantu permasalahanpertahanan perairan Asia Tenggara yang melalui peranAMF (ASEAN Maritime Forum) yang memberikan tanggapanpositif bagi anggota ASEAN terutama negara yangmenggunakan jalur laut. Pembentukan AMF tersebut sangatpenting karena dapat memberikan kontribusi bagipembinaan pembentukan Komunitas ASEAN pada 2015 sertauntuk merekatkan hubungan antara negara-negaradi ASEAN. Dimana dalam pembentukan AMF melibatkanseluruh negara-negara anggotanya ASEAN karena sebagianbesar memiliki perbatasan maritim, dan hampir 80% dariwilayah ini terdiri dari dominan laut.

Metodologi Penelitian1. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah deskriptifanalitik dimana dalam penelitian ini penulismendeskripsikan peran ASEAN Maritime Forum (AMF) dalamkeamanan perairan di Asia Tenggara.2. Jenis DataData dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitudata yang diperoleh dari buku-buku, artikel dan mediaelektronik.3. Teknik Pengumpulan Data

719

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisanini adalah melalui library research yaitu berdasarkan daribuku dan media internet.4. Teknik Analisis DataTeknik analisis data pada penelitian ini menggunakandata kualitatif dengan metode analisis dan kajiansejarah yaitu menjelaskan dan menggambarkan databerdasarkan sumber-sumber tertulis yang ada.

Hasil Penelitian1. Situasi Keamanan Perairan Di Asia TenggaraSejalan dengan perkembangan di bidang ekonomi danteknologi informasi dan komunikasi ancaman keamananterhadap zona maritim Asia Tenggara akan terus ada.Zona maritim Asia Tenggara adalah sebuah zona dimanakegiatan ekonomi serta kegiatan ilegal seperti humantrafficking dan pembajakan maritim saat ini menunjukkanpeningkatan yang signifikan. Dimana perairan di AsiaTenggara, merupakan sekitar sepertiga perdagangan duniadan setengah BBM dunia transit di Selat Malaka yangmemainkan peran sangat sentral dalam menghubungkan satuwilayah dengan bagian-bagian dunia lainnya. Dan tidakdapat dipungkiri fakta bahwa globalisasi perekonomiansaat ini saling terkait, rumit dan sangat tergantungpada maritim perdagangan didalam mempertahankanpergerakan energi, bahan baku dan barang jadi.

Seperti diketahui bahwa kawasan Asia Tenggara lebihdibatasi oleh wilayah perairan dan batas negaranya punmasih saling tumpang tindih dengan negara lain. Inimenyebabkan tidak adanya komunikasi yang intensterhadap permasalahan yang sebenarnya sudah tidak lagiharus diselesaikan sendiri tetapi harus bersifatkebersamaan mengingat konteks ancaman transnasionalmeluas tidak hanya akan merugikan sendiri tetapi jugadapat merugikan ke-Negara lain.

ASEAN harus mengantisipasi kemungkinan bahwa pembajakanbisa menjadi lebih ganas, sarana maritim semakin

720

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

dimanfaatkan oleh penjahat dan teroris sehingga ancamanterhadap pengiriman meningkat. Dalam konteks tertentu,prosedur dan tindakan pencegahan, penangkalan,penolakan, deteksi, penampungan, atau respons akanberfungsi untuk mengurangi ancaman keamanan padatingkat yang memadai.

Daftar permasalahan yang umum terjadi terkait denganmasalah keamanan maritim dan  harus ditangani melaluikerjasama keamanan maritim ASEAN yang efektif sepertiisu-isu maritim yang berkaitan dengan kejahatantransnasional, seperti perdagangan manusia,penyelundupan, illegal fishing, illegal logging, perampokanbersenjata dan pembajakan dan lain-lainnya.

Berdasarkan data Internasional maritime Bureau (IMB) KualaLumpur tahun 2001, dari 213 laporan pembajakan danperompakan yang terjadi di perairan Asia dan KawasanSamudra Hindia, 91 kasus di antaranya terjadi diperairan Indonesia. Dan Internasional MaritimeOrganization (IMO) menyatakan bahwa aksi perompakanyang terjadi diperairan Asia Pasifik, khususnya kawasanAsia Tenggara adalah yang tertinggi di dunia(www.journal.fsrd.itb.ac.id, diakses 12 Mei 2013).

Kekhawatiran terbesar berasal dari trend perompakan(piracy) dan perampokan bersenjata (armed robbery) yangcenderung naik antara 1999-2005. Selat Malaka telahmenjadi tempat perburunan para perompak sejak lama,namun seiring serangan teroris 9/11/ isu keamanan Selatmenjadi lebih sensitive. Laporan IMO (InternationalMaritime Organisazation) menunjukkan bahwa kejahatanmaritim mencapai keadaan yang membahayakan. Berdasarkanlaporan tahunan IMB  (International Maritime Bureau)2004, terdapat 330 kasus perompakan di dunia, dimana169 diantaranya dilaporkan terjadi di Selata Malaka dan68 lainnya terjadi di perairan Indonesia. Terlihat padatahun 2004 terjadi 10, jumlah ini meningkat pada tahun2007 menjadi 25 kasus dan tahun 2008 melonjak menjadi

721

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

95 kasus. Pada tahun 2008 sudah 88 kapal diserang dikawasan tersebut dan sejauh ini 33 kapal dikuasaiperompak (www.lontar.ui.ac.id diakses 26 Juli 2013).

Disamping masalah perompakan, penyelundupan manusiamelalui perairan kawasan Asia Pasifik, khususnya AsiaTenggara, juga cenderung meningkat. Australia yangberada di bagian selatan kawasan Asia Tenggara,merupakan salah satu negara tujuan para imigran gelap.Hal tersebut menjadikan perairan di kawasan AsiaTenggara, termasuk perairan Indonesia, menjadi jalurlaut menuju benua tersebut. Penyelundupan manusia tidakdapat dipandang sebagai masalah yang sederhana. Upayapenanggulangannya melibatkan beberapa negara denganberbagai kepentingan yang berbeda, terutama keamanan,kemanusiaan, ekonomi, dan politik. Kegiatan migrasiilegal berskala besar kerap kali dilakukan olehorganisasi yang memiliki jaringan internasional.Migrasi ilegal memberikan dampak negatif terhadapnegara tujuan dan negara transit sehingga seringmenimbulkan persoalan politik, sosial ekonomi, danketegangan hubungan antar Negara. Disamping migrasiilegal, kasus penyelundupan manusia, sepertipenyelundupan tenaga kerja, penyelundupan bayi, atauwanita ke negara lain melalui wilayah perairan.

Selain itu penangkapan ikan secara ilegal di wilayahlaut Indonesia terus meningkat, dengan total kerugianyang dialami Indonesia sekitar US$ 2 milyar, atausekitar Rp. 18 Trilyun per tahun. Dari kegiatanpenyelundupan, Indonesia mengalami kerugian sekitar US$1 milyar per tahun. Eksploitasi pasir secara ilegalmerugikan Indonesia lebih dari Rp. 2 Trilyun setiaptahun. Sementara kegiatan pencurian kayu (illegal logging)merugikan negara sekitar Rp 30 trilyun. Kondisi yangmemprihatinkan tersebut menuntut upaya sistematisbangsa dan pemerintah untuk menyelamatkan perairanIndonesia, maupun meningkatkan kemampuan sumber dayauntuk memanfaatkan laut Indonesi.

722

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

Pembentukan kesadaran saling percaya sangat dibutuhkanagar tidak ada kecurigaan dalam kerjasama karenakeamanan maritim di Asia Tenggara sangat rawan dantinggi. ASEAN sebagai komunitas regional yang menjadiwadah bagi setiap anggotanya menjadi penting untukmeluaskan cakupan yang dapat mengkontrol keamananwilayah maritim, seperti contoh kerjasama keamanan diperbatasan, kerjasama, di wilayah perairaninternational, kerjasama di jalur strategis perdaganganinternational.

Maritim merupakan jalur yang mempunyai prospek tinggiuntuk meluaskan kejahatan, yang bersifat lintas batasnegara. Untuk mengatasi itu Asia Tenggara denganprogram ASEAN maritime forum lebih meningkatkan kerjasamapertahanan diwilayah laut (www.deplu.go.id, diakses 23Mei 2013). Dari pengertian non-traditional ancaman inidatang dengan seiring perkembangan ekonomi, semakinmeluasnya cakupan tingkat perekonomian sebuah Negaramaka keamanan akan bertambah pula, karena tidak hanyapada militer tetapi meliputi ekonomi, sosial, politik,budaya, lingkungan serta masalah HAM dan demokratisasi(Anak Agung Banyu Perwita & Yanyan Mochamad Yani,2006).Kerjasama kelautan yang dimasukkan dalam visi AMFmemberi tanggapan positif bagi anggota ASEAN terutamaNegara yang menggunakan jalur laut untuk kelangsungankerjasama perekonomian khusunya perdaganganinternational, seperti Singapore, Indonesia yangmembutuhkan keamanan di selat malaka untuk menghindariserangan pembajak ataupun teroris. Dalam hal ini semuaNegara wajib memberi dukungan untuk menciptakankeamanan dan stabilitas di wilayah regional ASEAN.Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap Negara mempunyaikepentingan tersendiri dalam hal-ekonomi, politik dankepentingan nasional mereka, tetapi untuk menjagastabilnya kawasan, peningkatan pertahanan wajibdibentuk bersama. karena menyangkut kelancaran masing-

723

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

masing kepentingan yang hendak dicapai, sertakeuntungan (benefit) yang didapat.

2. Pembentukan ASEAN Maritime Forum (AMF) Pada dasarnya pembentukan ASEAN Maritime Forum (AMF)karena ada dorongan untuk merekatkan hubungan antaranegara-negara di ASEAN yang sebelumnya hanya sebataskerjasama ekonomi dan lebih pada kepentingan nasional.ASEAN sebagai organisasi kawasan membentuk sebuahkomunitas yang menangani permasalahan keamanan kawasanterutama keamana maritime pada KTT ASEAN Ke-9 di Balipada 7-8 Oktober 2003 yang menyepakati Bali Concord II,para pemimpin ASEAN memandang penting mengenaikerjasama keamanan maritim antar negara anggota ASEANuntuk menangani berbagai isu kelautan dan lintas-batas,secara regional dan komprehensif. Pada KTT ASEAN Ke-10di Vientiane (2004), forum mengadopsi Rencana AksiKomunitas Keamanan ASEAN (ASC PoA) dan Vientiane ActionProgram (VAP) yang meliputi kegiatan jangka menengah(2004-2010). Salah satu poin pada VAP adalah mengenaipromosi kerjasama keamanan maritim ASEAN, yangmenetapkan bahwa ASEAN akan menjajaki pembentukan ASEANMaritime Forum (AMF) (www.tabloiddiplomasi.org, diakses23 Maret 2013).

Pada Konferensi Koordinasi Rencana Aksi KomunitasKeamanan ASEAN (ASEAN Security Community Plan of ActionCoordinating Conference) di Sekretariat ASEAN (2006),Indonesia mengusulkan untuk menyelenggarakan Workshoptentang pembentukan AMF. Pada KTT ke-14 di Cha-am HuaHin, Vietnam pada 1 Maret 2009, Indonesia mengajukankonsep mengenai pembentukan AMF, kemudian menjadi salahsatu poin dalam cetak-biru Komunitas Politik-KeamananASEAN yang disepakati pada dokumen Road Map for an AseanCommunity 2009-2015. Kemudian pada tanggal 28-29 Juli2010 di Surabaya, forum tersebut secara resmi dibukaoleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.Pertemuan ini membahas beberapa poin, yaitu 1) masalahkeamanan maritim perlu ditangani, 2) menjajaki

724

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

kerjasama operasional yang dapat dikembangkan secarakonkrit dan 3) mengidentifikasi kerjasama di masadepan.

Pembentukan AMF tersebut sangat penting karena dapatmemberikan kontribusi bagi pembinaan pembentukanKomunitas ASEAN pada 2015. Dimana dalam pembentukan AMFmelibatkan seluruh negara-negara anggotanya ASEAN(Kamboja, Singapura, Myanmar, Thailand, Vietnam, BruneiDarussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Laos)karena sebagian besar memiliki perbatasan maritim, danhampir 80% dari wilayah ini terdiri dari dominan laut(www.tabloiddiplomasi.org, diakses 23 Maret 2013).

Pembentukan ASEAN Maritime Forum (AMF) adalah salah satutindakan penting yang harus dilakukan sesuai blueprintKomunitas Politik-Keamanan. Untuk itu ASEAN merumuskanuntuk membentuk sebuah komunitas yang menanganipermasalahan keamanan terutama keamanan maritime, yaituterwujud dengan hadirnya ASEAN Maritime Forum (AMF)(www.aseansec.org diakses 30 Maret 2013). KomunitasKeamanan ASEAN ini di maksudkan untuk menciptakanperdamaian, Stabilitas kawasan demokrastis dansejahtera untuk mendukung keharmonisan hubungan satusama lain. Maka dibentuk ASEAN Maritime Forum (AMF) yangbertujuan sebagai komunikasi konflik di wilayahmaritime dan penanggulangan permasalahn keamananwilayah maritime seperti terorisme, trafiking, drug,perdagangan senjata dan perompakan. Adapun tujuanspesifik AMF sebagai berikut: (www.tabloiddiplomasi.org, diakses 14 Maret 2013) a. Kerjasama maritim melalui dialog dan konsultasikonstruktif mengenai isu-isu maritim yang menjadikepentingan dan perhatian bersama, sejalan denganketentuan Konvensi PBB tahun 1982 tentang Hukum LautUN Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) dan perjanjianserta konvensi internasional yang relevan; b. Mempromosikan dan mengembangkan pemahaman danpandangan umum antara negara-negara Anggota ASEAN

725

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

Member States (AMSs) mengenai isu-isu maritim regionaldan global; c. Berkontribusi pada upaya-upaya menuju ConfidenceBuilding Measures (CBM) dan Preventive Diplomacy (PD); d. Meningkatkan kemampuan negara Anggota untukmengelola masalah maritim melalui konsultasi tanpamengganggu hak-hak, kedaulatan dan integritasteritorial;e. Melakukan penelitian kebijakan yang berorientasipada masalah-masalah maritim regional yang spesifikserta mempromosikan pembangunan kapasitas, meningkatkanpelatihan dan kerjasama teknis keselamatan, keamanandan perlindungan lingkungan maritim; f. Berkontribusi pada pembentukan Komunitas Politik-Keamanan ASEAN sebagaimana dimaksud dalam Bali Concord II.

Adapun agenda AMF mencakup sebagai berikut :a. Pertukaran pandangan dan informasi tentang isu-isulintas sektoral yang menjadi perhatian bersama sepertidegradasi lingkungan, keselamatan navigasi, dankeamanan maritim; b. Mengembangkan perangkat dan prinsip-prinsip nilaisosial-politik dan mempromosikan penyelesaian sengketamelalui cara damai; c. Memfasilitasi dialog mengenai isu-isu maritim yangberkaitan dengan kejahatan transnasional, sepertiperdagangan manusia, penyelundupan, illegal fishing,illegal logging, perampokan bersenjata dan pembajakan;d. Menjajaki kemungkinan pengembangan model hukumyang berkaitan dengan masalah-masalah maritim danmengidentifikasi isu-isu regional untuk tunduk padareferensi UNCLOS 1982 pada masa mendatang; e. Pembangunan Kapasitas seperti pendidikan danprogram pelatihan melalui kerjasama dengan Mitra DialogASEAN dan organisasi teknis maritim yang relevan,seperti Organisasi Maritim Internasional (InternationalMaritime Organization/IMO) yang memiliki sumber dayateknis dan keahlian untuk melakukan program peningkatankapasitas;

726

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

f. Mempromosikan kerjasama antar lembaga penegakhukum maritim; g. Mempromosikan kerjasama pengawasan danpengendalian maritim; h. Pertukaran pandangan mengenai langkah-langkahteknis dan operasional;  i. Mempromosikan pemahaman umum tentang isu-isuinternasional yang muncul terkait dengan kerjasamamaritim, seperti keanekaragaman hayati dan bio-prospecting sumber daya hayati; j. Mengidentifikasi platform pelatihan/pendidikanmaritim antara anggota ASEAN Member States (AMSs).

Prinsip AMF adalah berkontribusi pada diskusi tentangisu-isu yang berhubungan dengan maritim yang dijalankanoleh badan-badan ASEAN yang ada tanpa duplikasiterhadap mekanisme tersebut. Dalam hal ini, formulasikebijakan dan keputusan pada semua permasalahan yangberada dalam lingkup badan sektoral ASEAN yang sudahada, akan tetap berada di bawah badan sektoral masing-masing. ASEAN Menghormati prinsip-prinsip kesetaraankedaulatan, integritas teritorial, dan kemerdekaan. Mengakui bahwa komunitas dan organisasi internasionalseperti International Maritime Organization (IMO) dan negara-negara yang tergabung didalamnya, memiliki peran dalammenangani ancaman dan tantangan maritim.  Dalam hal iniASEAN melakukan pendekatan yang terpadu dankomprehensif mencakup semua tantangan dan ancamanmaritim terkait.

Memberikan rekomendasi mekanisme kerjasama maritim yangrelevan dalam kerangka ASEAN untuk dipertimbangkan olehmasing-masing anggota.  AMF akan melakukankonferensi/seminar tentang kelautan terkait dengan isu-isu yang berkembang dan berpotensi mempengaruhi ASEAN.Dalam hal organisasi dan kesekretariatan AMF, setiapAnggota ASEAN harus menunjuk perwakilan nasionalnyauntuk ditempatkan di AMF. Dalam hal ini AMF juga harusmelibatkan Track 1, 5 dan 2 yang relevan serta

727

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

perwakilan sektor bisnis yang sesuai. Disini CMA akanmemberikan rekomendasi dan laporan yang relevan kepadaSenior Officials Meeting untuk memperoleh pertimbangan.

Mengikuti praktek ASEAN yang ada, semua anggota ASEANMember States (AMSs) harus bergiliran memimpin pertemuantahunan AMF sesuai hosting secara sukarela atau padainterval yang disetujui oleh anggota ASEAN Member States(AMSs). Forum juga dapat diadakan dan diselenggarakandi Sekretariat ASEAN, jika tidak ada satu pun anggotaASEAN Member States (AMSs) yang menawarkan diri menjadituan rumah pertemuan. AMF juga bisa diadakan sebelumPertemuan Inter-sesi Keamanan Laut Forum Regional ASEAN(ARF).  Sekretariat ASEAN akan membantu Ketua AMFdengan memberikan dukungan teknis dan kesekretariatan,serta bertindak sebagai repositori dokumen AMF.

CPR dapat ditunjuk untuk membantu dalam persiapanpembentukan Forum dan membantu mengamankan dukungandana dan melaksanakan pekerjaan Forum sehari-hari.Setiap Anggota ASEAN akan menunjuk perwakilannya untukmelayani dan fokus di AMF serta mengidentifikasinarasumber mengenai isu-isu yang terkait dengan agendaAMF. Agenda pertemuan disusun oleh Negara Anggota ASEANyang menjabat sebagai Ketua dengan bantuan dariSekretariat ASEAN dan kemudian disebarluaskan kepadaAMSs untuk mendapatkan komentar dan masukan yang harussudah diterima satu bulan sebelum jadwal pertemuan. Tuan rumah AMF ASEAN akan menanggung biaya organisasipenyelenggaraan pertemuan, sementara delegasi akanmenanggung biaya perjalanan dan akomodasi.  SekretariatASEAN dapat memperoleh dana dari berbagai sumber untukmembiayai pertemuan ini, tetapi semua AMSs harusmemastikan bahwa Forum ini tidak di drive oleh donor.Perkembangan konsep AMF ini dicatat dalam PertemuanMenteri Transportasi ASEAN (ASEAN Transports Ministers’Meeting/ATM), Pertemuan Menteri ASEAN Mengenai KejahatanTransnasional (ASEAN Ministers’ Meeting on TransnationalCrime/AMMTC), Pertemuan Menteri Lingkungan Hidup ASEAN

728

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

(ASEAN Ministerial Meeting on Environment/AMME), PertemuanMenteri Hukum ASEAN (ASEAN Law Ministers’ Meeting/ALAWMM)dan Pertemuan Menteri ASEAN (ASEAN Ministers Meeting/AMM)dan dapat ditinjau lebih lanjut.

3. Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) dalam KeamananPerairan di Asia Tenggara Kompleksitas isu-isu maritim di Asia Tenggara sudahsejak lama menjadi perhatian utama bagi ASEAN.Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord II) yangditandatangani di Bali, 7 Oktober 2003, menegaskanbahwa isu maritim dan semua yang terkait dengannyaadalah isu yang bersifat lintas batas, karenanya harusdibahas dalam forum regional melalui suatu pendekatanyang menyeluruh dan integral. Lebih jauh disebutkanbahwa kerjasama maritim antar dan di antara negaraanggota ASEAN akan memberikan kontribusi bagipembentukan Komunitas Politik Keamanan ASEAN (ASEANPolitical Security Community/ APSC). Kerjasama maritim memangmenjadi sesuatu yang sangat penting bagi ASEAN karenasebagian besar negara-negara anggotanya memilikiperbatasan maritim. Di antara kesepuluh negara ASEAN,dua negara kepulauan, yaitu Indonesia dan Filipina,mempunyai wilayah laut terbesar di wilayah ini.

Dalam Rencana Aksi Komunitas Keamanan ASEAN (ASC PoA)dan Vientiane Action Program (VAP), yang merupakan tindaklanjut dari Bali Concord II berupa kegiatan konkretjangka menengah periode 2004-2010, pada bagian 1.2.7elemen ASC dari VAP terdapat pasal mengenai promosikerjasama keamanan maritim ASEAN. Selanjutnya, bagian1.2.7.1 dari Program dan Langkah-langkah Kawasanmenetapkan bahwa ASEAN akan menjajaki pembentukan ASEANMaritime Forum (AMF).

ASEAN Summit ke-14 di Cha-am Hua Hin, Vietnam, 1 Maret2009, kemudian mengadopsi cetak biru Komunitas Politik-Keamanan ASEAN di mana paragraf A ayat  2.5 cetak birutersebut mengacu pada pembentukan AMF. Piagam ASEAN

729

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

yang mulai berlaku pada 15 Desember 2008 juga antaralain menggarisbawahi kebutuhan untuk memastikansentralitas ASEAN, khususnya dalam mengembangkanpemahaman dan pendekatan yang sama secara komprehensifterhadap isu-isu kelautan.

Dengan penciptaan keamanan regional yang merupakansalah satu tujuan utama dari ASEAN dalam menunjanginteraksi kerjasama antar Negara di Asia Tenggara.tantangan keamanan ASEAN memasuki abad 21 juga semakinkompleks. Definisi keamanan sendiri mengalami perluasanyang bukan hanya menyangkut dimensi keamanan militer(tradisional), tetapi juga menyangkut aspek-aspek non-militer (non-tradisional). Disamping itu, perubahankepemimpinan negara-negara ASEAN menjadi tantangansendiri bagi ASEAN dimasa datang. Selain itu ASEANmemiliki banyak permasalahan territorial yang secaraluas mencakup keamanan bersama, dari ancamantradisional menuju non-tradisional. Dengan berubahanyapola ancaman keamanan Traditional ke non-traditionalpasca perang dingin, memberi warna baru terhadapperkembangan di kawasan Asia Tenggara, dimana lebihmemprioritaskan pembangunan ekonomi guna menciptakankesejahteraan bersama. Untuk itu ASEAN membentuk sebuahkomunitas yang menangani permasalahan keamanan terutamakeamanan maritim, yaitu terwujud dengan hadirnya ASEANMaritime Forum (AMF) (www.fkpmaritim.org, diakses 13Mei 2013)

Pembentukan ASEAN Maritime Forum (AMF) yang merupakankomitmen politik bersama seluruh negara anggota ASEAN,dimaksudkan sebagai wahana untuk membicarakan segalasesuatu yang menyangkut masalah maritim untukkepentingan bersama. Dengan adanya Pembentukan AMF yangmerupakan komitmen politik bersama seluruh negaraanggota ASEAN dan AMF berada dalam payung ASEANCommunity (Komunitas ASEAN) yaitu suatu cita-cita untukmembentuk satu masyarakat ASEAN yang bersatu yangbertujuan untuk memperkuat integrasi ASEAN menjadi satu

730

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

komunitas tunggal. Indonesia yang tahun ini menjadiKetua ASEAN, menganggap ASEAN sebagai corner stonepolitik luar negeri untuk menghadapi berbagai bentukancaman dan tantangan guna menciptakan perdamaian danstabilitas kawasan demokrastis dan sejahtera untukmendukung keharmonisan hubungan satu sama lain.

Pada dasarnya AMF dibentuk karena ada dorongan untukmerekatkan hubungan negara di ASEAN yang sebelumnyahanya sebatas kerjasama ekonomi dan lebih padakepentingan nasional, dan tidak mengindahkan bahwaperan ASEAN sendiri tidak cukup untuk mengcover segalaaspek. Dengan dibentuk AMF yang bertujuan sebagaikomunikasi konflik di wilayah maritim danpenanggulangan keamanan non-traditional.

Dari terbentuknya AMF ini diharapkan dapat menanganipermasalahan regional yang kian marak di era globalini, gerakan saparatism dan terrorist yang setiap saatmengancam Negara dan stabilitas regional ASEAN. Adabeberapa aspek terpenting di ASEAN maritime forum yaitusalah satunya merapatkan pintu di sektor perairan(maritime) karena ancaman transnasional banyakmenggunakan fasilitas laut untuk bergerak.

Adapun tujuan dari AMF dalam kawasan maritim adalahuntuk menciptakan kawasan yang aman dan terkendalimengingat frekuensi ancaman non-traditional yang tidaklagi bersifat internal tetapi lebih kepada eksternalmemberikan tanda bahwa AMF dapat memberikan konklusiyang tepat dan damai dengan konsep kerjasama regionalyang dibangun. Kerjasama pertahanan bersama dalampengawasan perbatasan ini dapat menjadikan hubunganyang harmonis bagi setiap Negara ataupun bilateral,sehingga dengan terciptanya stabilitas yang terkontrolkejahatan transnasional dapat ditekan. Karena keamanandi wilayah regional merupakan aspek yang komplektualsecara kolektif sehingga Negara ASEAN perlu membangun

731

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

kesadaran akan isu ancaman kemanan non-traditional,yang tidak dapat dihadapi secara individu (negara).

Dalam menjalankan perannya, ASEAN Maritime Forummembahas serangkaian masalah terkait bidang maritimseperti konektivitas maritim, dimana dalam hal inidiharapkan adanya pendiskusian dan pengidentifikasiankerjasama maritim yang dapat memberikan kontribusi bagiupaya peningkatan integrasi kawasan dalam KomunitasASEAN serta memupuk rasa kebersamaan dalam hubunganbudaya dan sejarah (www.tabloid diplomasi.org, diakses28 Juni 2013). Kerjasama pertahanan bersama dalampengawasan perbatasan ini dapat menjadikan hubunganyang harmonis bagi setiap negara ataupun bilateral.Misalnya kerjasama perairan patroli bersama di daerahperairan selat yang sering terjadi, penyelundupansenjata, penangkapan ikan ilegal, perusakan laut secarailegal dan pengamanan sumber daya kelautan.

Dengan adanya Pembentukan AMF yang merupakan komitmenpolitik bersama bagi seluruh negara anggota ASEAN. Makaaspek peran dalam teori organisasi internasional dapatmenjelaskan peran AMF dalam keamanan perairan di AsiaTenggara. Adapun peran AMF (ASEAN maritime forum)yaitu, sebagai berikut:

1. Sebagai wadah atau forum untuk menggalang kerjasama sertauntuk mencegah atau mengurangi intensitas konflik bagianggotanya.

Di mana AMF adalah wadah yang disediakan dalam ASEANSecurity Community (ASC) untuk membahas kerjasamamaritim, termasuk menyangkut isu keamanan maritim.Serta hadirnya AMF yang merupakan wadah baru tengahberupaya melembagakan pula kerjasama ASEAN lewatsejumlah agenda yang telah disusun. ASEAN Forum Maritimdirancang sebagai forum untuk membahas langkah untukmemberikan respons terhadap ancaman-ancaman keamananmaritim, seperti pembajakan, perampokan bersenjata dan

732

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

penyeludupan barang / manusia dan lain-lain (MakmurKeliat, 2009)..

Dalam hal ini peran ASEAN Maritime Forum (AMF) yangmemberikan konsep hubungan kerjasama di wilayahperairan untuk mengurangi dan memberikan solusiterhadap masalah yang tengah dihadapi. Kekuatan maritimyang dimiliki oleh masing-masing negara dituntut untukmelaksanakan tugas keamanan dan keselamatan di lautsampai diluar wilayah yurisdiksi (perairan kawasan AsiaTenggara) yang mengikat semua negara maritim di AsiaTenggara hendaknya menjadi pegangan utama.

2. Sebagai sarana untuk perundingan dan menghasilkan keputusanbersama yang saling menguntungkan.

Di mana AMF merupakan forum dialog instansi-instansiyang terkait dengan isu-isu maritime. Adapunpertemuan/forum yang diselenggarakan AMF dalammelakukan konferensi/seminar tentang kelautan yaitu,sebagai berikut:a. Dalam kerangka ASEAN yang menggelar pertemuanpertamanya di Surabaya pada 28-29 Juli 2010. DanIndonesia yang tahun ini menjadi Ketua ASEAN,menganggap ASEAN sebagai corner stone politik luarnegeri untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman dantantangan guna menciptakan perdamaian dan stabilitaskawasan demokrastis dan sejahtera untuk mendukungkeharmonisan hubungan satu sama lain. Pertemuan perdanaAMF dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri RepublikIndonesia dan dipimpin oleh Direktur Jenderal KerjaSama ASEAN, Kemlu RI. AMF dihadiri oleh para pejabatsenior (ASEAN SOM), perwakilan dari CPR, pejabat seniorBadan-badan Sektoral ASEAN (Senior Officials of ASEANSectoral Bodies) terkait dengan isu maritim sertaSekretariat ASEAN. Pakar-pakar isu keamanan dan maritimjuga hadir pada forum tersebut, di antaranya Dr. SoUmezaki dari Economic Research Institute for ASEAN andEast Asia (ERIA), Bantarto Bandoro dari Universitas

733

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

Indonesia, dan Robert C. Beckman dari Center forInternational Law, National University of Singapore.Selain menampilkan perspektif para ahli pada masing-masing tema, beberapa negara ASEAN juga dimintamemberikan paparan/tanggapan terkait dengan isu yangdisampaikan, disamping tanggapan umum dari para pesertapertemuan. Pada pertemuan tersebut juga dibahasmengenai Identifying Future Work of the ASEAN MaritimeForum. (www.deplu.go.id, diakses 26 Juli 2013)Adapun Pertemuan AMF ke depan membahas isu-isu terkaitdengan tiga bidang kerjasama yang akan dilaksanakanyaitu konektivitas ASEAN (ASEAN Connectivity), memahamitentang keamanan maritim (understanding maritimesecurity problems in the region), serta penanganan SAR(search and rescue to assist persons and vessels indistress at sea). Bidang kerjasama yang digarap AMFmerupakan isu sengketa maritim.b. Pada pertemuan kedua yang diselenggarakan pada 17-19 Agustus 2011 di Pattaya, Thailand. Para PemimpinASEAN menegaskan kembali komitmen untuk bekerjasamadalam menangani isu-isu maritim secara komprehensifdalam kerangka ASEAN Maritim Forum (AMF) dan mekanismeASEAN lainnya untuk kepentingan kawasan ASEAN.c. Dan pertemuan ketiga ini menjadi lebih pentingkarena sekaligus akan digelar bersamaan dengan ExpandedAMF yang digagas oleh Jepang dan disetujui olehIndonesia sebagai negara terkemuka di organisasikawasan ini. Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF)diadakan di Manila, Filipina pada 5 Oktober 2012.Pertemuan ini dipimpin oleh Erlinda Basilio F., WakilKebijakan Departemen Luar Negeri dan Pertemuan ASEANSenior Officials 'Meeting (SOM) Pemimpin Filipina.Acara ini dihadiri oleh pemerintah dan non-pemerintahdelegasi dari East Asia Summit (EAS) negara-negarapeserta, yaitu: sepuluh negara anggota ASEAN,Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru,Republik Korea, Federasi Rusia dan Amerika SerikatAmerika, dan Sekretariat ASEAN. EAMF diadakan sebagaitanggapan terhadap pernyataan para pemimpin ASEAN,

734

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

serta pemimpin KTT Asia Timur (EAS) di Bali, Indonesiapada November 2011, yang mendorong "dialog yangmelibatkan EAS negara-negara peserta untuk memanfaatkanpeluang dan mengatasi tantangan umum tentang isu-isumaritim bangunan atas yang ada ASEAN Maritime Forum(AMF), "dimana mereka juga" positif mencatat usulanmengadakan sebuah AMF diperluas, back-to-back denganpertemuan masa depan AMF , untuk memasukkan negara-negara di kawasan Asia Timur yang lebih luas. "

Adapun Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF) yaitu:(www.asean.org, diakses 15 Juni 2013)1. Dengan diawali diperluas Expanded ASEAN MaritimeForum (EAMF) rencananya akan meningkatkan kerjasama EAStidak hanya dalam arti geografis, tetapi juga dalampartisipasi pemangku kepentingan yang relevan, sepertiorganisasi internasional, lembaga pelatihan maritim,pemilik kapal , para akademisi, dan masyarakat sipil.Dan menekankan bahwa penguatan keamanan maritim dankerjasama melalui Maritime Forum dan Forum MaritimExpanded ASEAN dapat memberikan kontribusi yangsignifikan terhadap upaya pembangunan masyarakat ASEANdengan mempromosikan ASEAN yang damai, lebihterintegrasi dan sejahtera dalam stabil, beragam dandinamis Asia Timur.2. Duta Besar Kan Pharidh, Wakil Tetap ASEAN keKamboja dan Ketua Komite Wakil Tetap untuk ASEAN,menekankan pentingnya Phnom Penh Deklarasi ASEAN: SatuKomunitas, Satu Takdir, di mana para pemimpin ASEANmenegaskan kembali komitmen mereka di KTT ASEAN ke-20di Phnom Penh pada bulan April 2012 untuk meningkatkandan memperluas kerjasama maritim ASEAN dan upayakolaboratif bersama di bidang terkait kelautan.3. Mulia Koji Tsuruoka, Wakil Menteri Luar NegeriJepang, menjabat sebagai keynote speaker. Menekankanpentingnya kerjasama internasional dan ketertiban dilaut di bawah 1982 Konvensi PBB tentang Hukum Lautkerangka (UNCLOS), kebutuhan untuk menciptakanketertiban maritim tergantung pada karakteristik

735

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

masing-masing daerah sesuai dengan hukum internasionalyang relevan , termasuk UNCLOS, pentingnyamengidentifikasi daerah nyata dari kerjasama tentangisu-isu maritim antara negara-negara anggota EAS, danpentingnya sentralitas dan integritas ASEAN dalammenangani isu-isu maritim di kawasan Asia-Pasifik.4. Para delegasi menyambut positif pertemuan perdanadari Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF) sebagai jalanuntuk Jalur 1,5 diplomasi mengenai isu-isu maritimlintas sektoral yang menjadi perhatian bersama negara-negara peserta EAS. Mereka menekankan pentingnyasentralitas ASEAN, dalam kemitraan dengan pesertaproses diperluas EAS lainnya, dalam ASEAN Maritime Forum.4. Dalam diskusi EAMF difokuskan pada hal berikut:relevansi dari 1982 Konvensi PBB tentang Hukum Laut(UNCLOS) dalam konteks saat ini, konektivitas maritimdan pengembangan kapasitas, infrastruktur danpeningkatan peralatan, pelaut pelatihan, perlindunganlingkungan laut, mempromosikan ekowisata dan perikananrezim di Asia Timur, dan mengidentifikasi praktek-praktek terbaik kerjasama.5. Di relevansi UNCLOS dalam konteks saat ini,delegasi mengakui pentingnya prinsip universal yangdiakui hukum internasional, khususnya UNCLOS, dalammenyediakan kerangka kerja berbasis aturan untukkeamanan maritim dan kerja sama di kawasan, serta untukmengatasi masalah klaim yang saling bertentangan. Dalamhal ini, delegasi juga menyoroti pentingnya perjanjianregional dan pengaturan seperti Perjanjian Persahabatandan Kerjasama di Asia Tenggara (TAC), Deklarasi tentangPerilaku Para Pihak di Laut China Selatan (DOC), danakhirnya adopsi dari Kode Etik daerah (COC) di LautCina Selatan atas dasar konsensus.6. Para delegasi bertukar pandangan mengenai prospekkonektivitas maritim meningkatkan dengan melihatstrategi untuk peningkatan kapasitas, termasukinfrastruktur dan peralatan. Ada juga diskusi yang luaspada pelatihan pelaut.

736

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

7. Delegasi menyambut usulan Amerika Serikat untukbermitra dengan Negara Anggota ASEAN untuk membentuksuatu Program Pelatihan Pelaut ASEAN diperluas '(EAST)untuk melakukan serangkaian seminar pelatihan,lokakarya, dan acara untuk meningkatkan kerjasama dibidang pelatihan dan pendidikan personil maritim sipil.Proposal rinci akan diedarkan pada waktunya. Merekajuga mencatat pengumuman maksud dari Amerika Serikatuntuk bergabung dengan Perjanjian Kerjasama RegionalMemerangi Pembajakan dan Perampokan Bersenjata terhadapKapal di Asia (ReCAAP).8. Pada melindungi lingkungan laut, delegasi membahasberbagai perspektif dan praktik terbaik tentangkerjasama untuk perlindungan sumber daya laut diwilayah ini, cara untuk mempromosikan ekowisata danmanajemen dan perikanan pembangunan perikanan yangberkelanjutan dan bertanggung jawab serta keterlibatanseluruh pemangku kepentingan, termasuk lokalmasyarakat. Kelautan, Pesisir dan Pulau Kecil,Departemen Kelautan dan Perikanan, Indonesia, dan MrOleg Rykov, Konselor (Perikanan), Kedutaan BesarFederasi Rusia.9. Penyelenggaraan 2nd Expanded ASEAN Maritime Forum(EAMF) yang akan diadakan back-to-back dengan 4th ASEANMaritime Forum tahun 2013.

Oleh karena itu inti dari peran AMF disini adalahmembentuk opini kesadaran negara di Asia tenggara untukbekerjasama dalam pengamanan wilayah perairan laut,yang menjadi titik strategis pelayaran international.Pembentukan opini ini merupakan konsep dari APSC (ASEANSecurity Political Community) untuk maritim, dari blueprinttersebut menjadi landasan pembentukan AMF tersebut.(www.asean.org, diakses 15 Juni 2013) Dimana salah satuisinya adalah adanya kerjasama dalam penanganan wilayahmaritime di ASEAN. Serta AMF mampu menciptakan keamananregional, dimana wilayah negara berbatas dengan lauttanpa mengurangi kedaulatan masing-masing.

737

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

Kesimpulan1. Asia tenggara dipandang sebagai kawasan strategisdimana, Asia tenggara memiliki jalur pelayaranperdagangan international yang memiliki nilai ekonomilebih. Karena banyaknya lalulintas pelayaran yangmelewati jalur itu, menjadikan jalur ini rawan akankejahatan, seperti perompakan, penyelundupan senjata,drug, dan human trafiking. 2. Dimana ASEAN Maritime Forum (AMF) dibentuk olehASEAN dalam rangka mewujudkan satu Komunitas ASEANmelalui pilar Komunitas Politik Keamanan ASEAN.Pembentukan AMF diharapkan sebagai batu loncatan untukmenuju ASEAN serta kawasan Asia Tenggara yang lebihmemperhatikan wilayah keamanan lautnya dan denganadanya AMF tersebut akan menciptakan keamanan yangstabil yang akan memperlancar kegiatan perekonomian3. Melalui peran AMF dapat mengatasi semua masalahyang berhubungan dengan maritim melalui usaha bersama,semangat kesetaraan dan kemitraan dalam rangkamemperkuat landasan bagi terciptanya masyarakat yangmakmur dan damai di kawasan Asia Tenggara. Sehinggadapat terjalin pula kerjasama yang salingmenguntungkan, termasuk di sektor maritim, yang sangatpenting bagi negara-negara anggota ASEAN untuk lebihmempromosikan pembangunan kawasan yang stabil dandinamis. 4. Serta peran ASEAN Maritime Forum meyakinkan akanmemberikan hasil dan pemikiran yang bermanfaat bagiupaya mengatasi berbagai isu terkait wilayah maritim dikawasan Asia Tenggara.5. Dalam menghadapi hambatan mekanismen ASEANMaritime Forum dimana sampai saat ini AMF hanya menjadiwadah untuk menfasilitasi dialog mengenai isu maritime. Saran 1. Perlu ditingkatkannya kerjasama di ASEAN MaritimeForum yang tidak hanya sekedar menjadi wadah untukmenfasilitasi dialog mengenai isu maritime, Pertukaranpandangan melainkan adanya langkah-langkah dan

738

Peran ASEAN Maritime Forum (AMF) Dalam Keamanan Perairan Di Asia Tenggara(Kartinawati)

“tindakan nyata” dalam menjalankan kerjasama antaranegara-negara ASEAN dalam upaya penanggulangi berbagaiisu-isu pemasalahan yang di hadapi kedepannya.2. Adanya kesadaran dan kebersamaan bagi Negara-negara ASEAN dalam menumbuhkan untuk menjaga danmenciptakan kawasan yang bebas, damai dan aman.

Referensi

Buku

Anak Agung Banyu Perwita & Yanyan Mochamad Yani. 2006,Pengantar Ilmu Hubungan International, Dimensi keamanantraditional non-traditional”. PT. Rosda. Bandung.

Makmur Keliat, “Keamanan Maritim dan Implikasi Kebijakannya Bagi

Indonesia”, (Jakarta: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2009) Vol 13 No 1. 7.

Perwita dan Yani, 2005, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung:

RosdaSoerjono Soekanto, 1990, Sosiologi: Suatu Pengantar, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.Soeparapto. R, 1997, Hubungan Internasional Sistem, Interaksi

Dan Prilaku, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. T. May Rudy, 2005, Administrasi dan Organisasi Internasional,

Refika Aditama, Bandung.

Internet

“Alman Helvas Ali” Tantangan Terhadap KepentinganNasional Indonesia Dalam Kerjasama Keamanan MaritimAsean, terdapat di http://www.fkpmaritim.org/?p=307,diakses pada tanggal 02 Juli 2013.

“Aspek geostrategis” terdapat di http : // lontar.ui.ac.id/file? file=digital/20293005-T29681...full_text.pdf, diakses pada tanggal26 Juli 2013.

739

eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 3, 2013: 715-730

“ASEAN Selayang Pandang” terdapat di http://www.deplu.go.id/Documents/ASP%202010.pdf, diakses pada tanggal 26 Juli2013.

“ASEAN Political-Security Community Blueprint,” terdapat diwww.asean.org/archive /5187-18.pdf, diakses pada tanggal 15Juni 2013.

“Asean security community dan isu keamanan maritim dikawasan” terdapat di www.fkpmaritim.org/?p=924,diakses pada tanggal 13 Mei 2013.

740