jurnal teknik sipil - siti sabria dharma pratiwi e1a109009
TRANSCRIPT
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
“MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI” Siti Sabria Dharma Pratiwi
1, La Welendo
2 dan La Ode Nurrakhmad Arsyad
2
ABSTRAK
SITI SABRIA DHARMA PRATIWI, E1 A1 09 009, Model Bangkitan Perjalanan Pada
Perumahan Beringin Di Kota Kendari Dengan Analisis Regresi, dibimbing oleh La Welendo, La Ode
Nurrakhmad Arsyad.
Perencanaan transportasi merupakan rangkaian kegiatan persiapan pengadaan atau penyediaan
sistem transportasi agar sesuai dengan tingkat kebutuhan pada setiap waktu di suatu ruang. Langkah awal
yang terdapat pada metode empat tahap yaitu analisis bangkitan perjalanan yang merupakan analisa
terhadap jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan pada suatu zona. Pembangunan perumahan skala
menengah dan besar di Kecamatan Baruga meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga menjadi salah satu titik tumbuhnya perumahan baru.
Perumahan ini dipilih untuk menjadi kawasan studi karena memiliki potensi bangkitan perjalanan yang
cukup besar.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda yang mempunyai persamaan
umum untuk mengetahui hubungan antara sebuah variabel tidak bebas dengan dua atau lebih variabel
bebas.
Bangkitan perjalanan di kawasan perumahan Beringin disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu jumlah anggota keluarga (X1), kepemilikan kendaraan (X2), pendapatan (X3), dan
tujuan perjalanan (X4). Dengan persamaan regresi model Y= -0.921 + 0.061 X1 + 0.096 X2 + 0.023
X3 + 0.044 X4. Dan berdasarkan hasil output analisis regresi linier berganda ada dimensi yang paling
dominan berpengaruh terhadap bangkitan perjalanan pada Perumahan Beringin yaitu kepemilikan
kendaraan dengan nilai korelasi tertinggi sebesar 0,490.
Kata kunci : kawasan perumahan, bangkitan perjalanan, analisis regresi berganda.
ABSTRACT
Trip Generation Model on housing beringin in the city of Kendari with an analysis regression,
mentored by La Welendo, La Ode Nurrakhmad Arsyad.
Planning transportation is the series of activities preparation of supplying or providing
transportation system to fit the level needs at any time in a room.The first step which is found in a
method of generation analysis four stages, namely a journey that is of the analysis over the amount of
a journey which originates or aiming at a zone.Construction of medium and large scale residential
district Baruga increased in line with the rate of population growth. The village Watubangga, district
Baruga being one point rise in new housing. Housing was chosen to be the area of study because has
the potential bangkitan travel large enough.
This research using a method by analysis linear regression equation worship of idols that has
common to know of the relationship between a variable not free with two or more variables free
In the residential trip generation to be caused by several factors such as the number of family
members (X 1), vehicle ownership (X2), revenue (X3), and trip destination (X4). And The regression
model equation Y= -0.921 + 0.061 X1 + 0.096 X2 + 0.023 X3 + 0.044 X4. And based on the results of
multiple linear regression analysis of the output are the most dominant dimensions affect the
generation travel on Beringin’s Housing ownership of vehicles with the highest correlation value of
0,490.
Keywords : Housing, Trip Generation, Multiple Regression Analysis
1 Mahasiswa, Universitas Halu Oleo, Kendari 93121, INDONESIA
2 Dosen, Universitas Halu Oleo, Kendari 93121, INDONESIA
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Kendari mulai menampakkan diri
sebagai kota berkembang yang memiliki
masalah transportasi. Hal ini dapat terlihat dari
peningkatan jumlah penduduk yang secara
langsung berpengaruh terhadap kondisi lalu
lintas. Pertumbuhan penduduk dan ekonomi di
Kota Kendari mengakibatkan kebutuhan lahan
untuk tempat tinggal, sehingga banyaknya
pembangunan perumahan yang salah satunya
yaitu Kompleks Perumahan BTN Beringin
khususnya. Dampak dari perkembangan
tersebut adalah meningkatnya pergerakan
manusia yang perlu diimbangi dengan
peningkatan pelayanan sistem transportasi
sehingga dapat melayani berkelanjutan. Maksud
dapat melayani dalam hal ini adalah proses
pergerakan bisa berjalan lancar, aman, dan
efisien dengan mengimbangi penyediaan
prasarana transportasi secara proposional.
Perencanaan transportasi merupakan
rangkaian kegiatan persiapan pengadaan atau
penyediaan sistem transportasi agar sesuai
dengan tingkat kebutuhan pada setiap waktu di
suatu ruang. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan untuk memperkirakan kebutuhan
yaitu dengan menggunakan metode empat
tahap. Langkah awal yang terdapat pada metode
empat tahap yaitu analisis bangkitan perjalanan
yang merupakan analisa terhadap jumlah
perjalanan yang berasal atau bertujuan pada
suatu zona. Adapun tujuan analisis bangkitan
perjalanan ini adalah untuk memperkirakan
jumlah perjalanan orang / kendaraan yang
berasal atau bertujuan pada suatu zona di masa
yang akan datang dengan menetapkan hubugan
/ model antara karakteristik perjalanan dengan
tata guna lahan. Sebagian besar perjalanan di
daerah perkotaan berbasis rumah, yaitu
perjalanan yang dimulai dan diakhiri di rumah.
Oleh karena itu membuat suatu model
bangkitan pergerakan dari zona perumahan
akan dapat diperkirakan dari jumlah pergerakan
keluarga per hari dari lokasi tersebut. Secara
umum, masyarakat melakukan pergerakan
dengan tujuan yang berbeda-beda
membutuhkan sarana penunjang pergerakan
berupa angkutan pribadi maupun angkutan
umum. Peningkatan jumlah pemilikan
kendaraan pribadi merupakan cerminan
interaksi antara peningkatan taraf hidup
masyarakat dan kebutuhan mobilitas penduduk
di perkotaan.
Pembangunan perumahan skala menengah
dan besar di Kecamatan Baruga meningkat
seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga
menjadi salah satu titik tumbuhnya perumahan
baru. Perumahan ini dipilih untuk menjadi
kawasan studi karena memiliki potensi
bangkitan perjalanan yang cukup besar.
Sehingga dapat menjadi masukkan pada
perencanaan sistem transportasi di daerah
tersebut untuk mengurangi penurunan tingkat
pelayanan jalan.
Dari hal tersebut di atas menjadi objek
yang menarik untuk diteliti dalam tugas akhir
ini adalah “Model Bangkitan Perjalanan
Keluarga Pada Perumahan Beringin Di Kota
Kendari Dengan Analisis Regresi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya bangkitan
perjalanan pada perumahan Beringin
Kota Kendari ?
2. Apakah faktor yang paling dominan
mempengaruhi terjadinya bangkitan
perjalanan pada Perumahan Beringin
Kota Kendari ?
1.3. TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi bangkitan perjalanan
pada perumahan Beringin Kota
Kendari.
2. untuk mengetahui faktor yang paling
dominan yang mempengaruhi
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
bangkitan perjalanan pada Perumahan
Beringin, Kota Kendari.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian
Metodologi yang diguanakan dalam
penelitian yang mengambil lokasi di perumahan
Beringin, secara garis besar dilakukan dalam 3
(tiga) tahapan. Tahapan penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
Tahapan pertama antara lain mencakup
persiapan penelitian dan pendahuluan. Salah
satu kegunaan dilakukannya survei
pendahuluan adalah untuk mendapatkan jumlah
sampel minimum pada saat pengumpulan data
primer atau survei utama.
Tahapan kedua terdiri atas pengumpulan
dan pengolahan data. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara dan
pengisian kuesioner kepada sejumlah sampel
yang telah ditetapkan setelah dilakukannya
survey pendahuluan sedangkan pengolahan data
dilakukan sesuai dengan metode.
Tahapan ketiga adalah analisa data yang
berupa analisa pemilihan model.
Data yang diperoleh dari instansi pemerintah
(data sekunder) di Kota Kendari sehubungan
dengan lokasi studi, seperti:
a. Peta lokasi wilayah studi,
b. Jumlah penduduk.
Data untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi bangkitan pergerakan (data
primer) terdiri dari:
a. Jumlah perjalanan/trip,
b. Jumlah anggota keluarga,
c. Jenis pekerjaan,
d. Usia
e. Tujuan perjalanan,
f. Pendapatan.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tugas akhir ini akan dilaksanakan
selama 1 (satu) minggu dalam Bulan Desember
2013. Dengan lokasi penelitian pada Perumahan
Beringin Lepo-lepo, Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara.
3.1. Cara Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh
surveyor. Data diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner pada sejumlah sampel minimum yang
telah ditentukan.
Hasil kuisioner yang didapat kemudian diolah
dengan menggunakan seperangkat komputer
dengan program SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) versi 15.0.
3.2. Alat yang Dipakai
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Alat tulis,
2. Printer;
3. Kuisioner; dan
4. Personal computer dengan program SPSS
(Statistical Product and Service Solutions)
versi 15.0.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
penduduk dalam kawasan Perumahan Beringin
Lepo-lepo, Kota Kendari. Berdasarkan data dari
Kel. Watubangga akhir bulan Oktober tahun
2013 bahwa jumlah populasi pada Perumahan
Beringin Kota Kendari adalah 677 jiwa. Metode
yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah menggunakan rumus Slovin, yaitu:
n =
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
E = persentase kelongggaran
ketidak-telitian (presisi) karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
atau diinginkan (10%).
Cara pengambilan sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah menggunakan
proportional random sampling, yaitu setiap
unsur dari seluruh populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih
berdasarkan perbandingan. Dengan demikian
besar sampel yang diambil adalah :
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
n =
= 87
Dengan demikian besarnya sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 87
responden yang didasarkan atas perhitungan
propotional dengan pertimbangan bahwa : 1.
Derajat keragaman populasi, 2. Tingkat presisi
yang digunakan oleh peneliti.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada analisis bangkitan
perjalanan terhadap perumahan Beringin dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel Variabel Penelitian Simbol
Variabel Variabel Bangkitan Keterangan
Y Jumlah perjalanan Dependent
(terikat)
X1 Jumlah anggota keluarga
Independent
(bebas)
X2 Jumlah kepemilikan kendaraan
X3 Pendapatan
X4 Tujuan Perjalanan
3.5. Analisa Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan program SPSS dengan
analisis sebagai berikut :
Analisis regresi linear berganda yang
mempunyai persamaan umum seperti dibawah
ini cocok untuk mengetahui hubungan antara
sebuah variabel tidak bebas dengan dua atau
lebih variabel bebas.
Keuntungan menggunakan variabel ini adalah :
Variabel yang dipilih dapat diatur
sehingga keterlibatan pengetahuan
pengguna di dalamnya cukup besar.
Hubungan antar variabel tidak perlu
diketahui terlebih dahulu.
Model yang terbentuk disertai proses
kalibrasi memungkinkan untuk
dilakukannya uji ketepatan atau
kesesuaian model, juga untuk melihat
keandalannya.
Analisis regresi adalah suatu metode statistik.
Untuk menggunakannya, terdapat beberapa
asumsi yang perlu diperhatikan :
1. Normalitas dan kesamaan variasi.
Untuk setiap nilai tetap variabel
independen X, distribusi variable
dependen Y adalah normal dengan
rataan Y untuk nilai X tertentu dan
variasi konstan. Sehingga walaupun
distribusinya memiliki nilai rataan yang
berbeda-beda namun nilai variasinya
sama.
2. Independensi. Nilai Y secara statistik
saling independen, yakni bahwa
observasi yang satu tidak dipengaruhi
observasi yang lain. Sebagai contoh,
observasi tidak saling independen bila
berdasarkan pengukuran berulang pada
unit pengukuran yang sama.
3. Linieritas. Nilai rataan berada pada satu
garis lurus, yang merupakan populasi
garis regresi. Dengan kata lain model
linearnya harus tepat. Oleh karena itu
error diasumsikan berdistribusi normal,
independen, dan merupakan variabel
acak dengan rataan 0 dan variansi 02.
Pembentukan model regresi linear melalui
langkah-langkah berikut:
1. Merumuskan persoalan. Melakukan
definisi dan menentukan variabel
bebasnya.
2. Meneliti dan memilih variabel bebas
yang berpengaruh.
3. Menentukan tipe pola hubungan antara
variabel bebas yang mempengaruhi
variabel, sehingga membentuk fungsi :
4. Y = f (X1,X2,…,Xk)
5. Dimana :
6. Y = variabel bebas
7. X1,X2,…,Xk = variabel tidak bebas
8. Menguji keterandalan model dengan
beberapa metode statistik.
Untuk melihat keterandalan model yang
dihasilkan dengan model analisis regresi maka
perlu dilakukan uji-uji statistik, seperti :
1) Koefisien korelasi. Koefisisen korelasi
merupakan ukuran tingkat hubungan
relatif antara dua jenis variabel yang
saling dihubungkan secara timbal balik.
Besaran yang menyatakan koefisien
tersebut antara -1 sampai 1. Besaran -1
menyatakan hubungan antara variabel
sangat kuat tetapi berbanding terbalik
(semakin besar suatu variabel maka
variabel lainnya akan semakin kecil).
Besaran 1 menyatakan hubungan positif
antar variabel kuat sekali. Sedangkan
nilai koefisisen 0 menyatakan tidak ada
hubungan antara suatu variabel dengan
variabel lainnya.
2) Dalam regresi linear model yang baik
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
apabila hubungan antara variabel bebas
dan tidak bebasnya sangat kuat (Y – X),
sebaliknya sangat lemah (tidak ada
hubungan) antara sesama variabel bebas
(X – X).
3) Koefisisen Determinasi (R2). Koefisien
determinasi atau kuadrat nilai koefisien
korelasi yang menyatakan seberapa jauh
kemampuan persamaan (garis regresi)
yang dibentuk oleh suatu variabel Y
dengan satu atau beberapa variabel X
untuk mewakili kelompok data hasil
observasi. Koefisien ini juga merupakan
ukuran kemampuan model dalam
menjelaskan kondisi sebenarnya, yang
dapat pula dinyatakan dalam satuan
persen (%). Nilainya berkisar dari 0 (0
%) hingga 1 (100 %).
4) Uji parsial terhadap koefisien regresi
(Uji t) yaitu untuk melihat pengaruh
setiap variabel independent terhadap
variabel dependent (Y). Uji ini adalah
membandingkan antara nilai t pada tabel
dengan nilai t hasil perhitungan. Jika
nilai t hitung lebih besar dari t tabel,
maka masing-masingvariabel
independent tersebut berpengaruh
terhadap variabel dependent. Atau kalu
kita membuat hipotesa, adalah sebagai
berikut :
Ho : (a = b1 = b2 = b3) = 0
H1 : (a = b1 = b2 = b3) ≠ 0, sehingga
apabila t hitung > t tabel maka Ho
ditolak dan sebaliknya H1 diterima.
Keterangan :
Ho = tidak ada hubungan antara
kedua variabel
H1 = ada hubungan antara kedua
variabel
5) Uji simultan terhadap pengaruh variabel
independen secara bersama (Uji F)
adalah untuk mengetahui apakah semua
variabel independent secara bersama-
sama (simultan) dapat berpengaruh
terhadap variabel dependent. Pengujian
yang dilakukan dengan menggunakan
distribusi F. Pengujian ini dilakukan
dengan membandingkan antara nilai
kritis F (Ftabel) dengan nilai F hasil
perhitungan. Jika F hitung lebih besar
dari F tabel, maka semua variabel
independent secara bersama-sama
berpengaruh terhadap perubahan nilai
variabel dependent. Atau dengan
pendekatan hipotesis dapat dikatakan
bahwa sebelum pengujian dilakukan
perumusan hipotesis, yaitu :
Ho : variasi perubahan nilai variabel
independent tidak
dapat menjelaskan perubahan nilai
independent.
H1 : variasi perubahan nilai variabel
independent dapat
menjelaskan perubahan nilai independent.
Apabila F hitung > F tabel mka Ho ditolak dan
sebaliknya H1 yang diterima.
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di Perumahan
Beringin, Kelurahan Watubangga, Kecamatan
Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Wilayah Perumahan Beringin merupakan
wilayah yang menghubungkan pusat-pusat
aktifitas diantaranya yaitu Wua-wua, Kantor
Gubernur, Bandara Haluoleo, Wanggu, dan
Andunohu.
Berdasarkan data dari Kelurahan
Watubangga, jumlah penduduk pada
Perumahan Beringin pada tahun 2013 sebesar
677 Jiwa, dengan jumlah 171 kepala keluarga.
Dimana jika populasi 677 jiwa, maka jumlah
responden diperkirakan sebanyak 87 responden.
Responden dalam penelitian ini adalah
penduduk di Perumahan Beringin Kota
Kendari. Pengambilan responden sebagai
sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode langsung wawancara (home interview
survey) yang berbentuk beberapa pernyataan
dalam format kuisioner. Responden tersebut
diminta untuk menjawab kuisioner mengenai
indikator-indikator variabel dalam penelitian
ini. Analisis kategori berbasis rumah dalam
penelitian ini meliputi: jumlah penghasilan
keluarga, kepemilikan kendaraan, jumlah
anggota keluarga yang bekerja, dan jumlah
anggota keluarga yang bersekolah.
4.2 Identifikasi Karakteristik Rumah
Tangga
4.2.1 Identifikasi Jumlah Anggota
Keluarga Dalam satu Rumah
Pada Perumahan Beringin tidak ada rumah yang
hanya dihuni oleh satu sampai tiga orang.
Rumah yang dihuni oleh 4 orang sebanyak 27
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
keluarga (31,03 %). Rumah yang dihuni oleh 5
orang sebanyak 60 keluarga (68,97 %). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jumlah anggota keluarga dalam
satu rumah
No
Jumlah Anggota
Keluarga Dalam satu Rumah
Jumlah Responden
(rumah tangga)
Persentase Jumlah
Responden (%)
1 2 orang 0 0
2 3 orang 0 0
3 4 orang 27 31.03
4 ≥ 5 orang 60 68.97
Jumlah 87 100
Sumber: Data penelitian
Gambar 4.1 Grafik jumlah anggota rumah
tangga dalam satu rumah tangga
Dari grafik diatas jumlah terbanyak adalah
anggota rumah tangga yang tinggal ≥ 5 orang
dalam satu rumah sebanyak 60 keluarga dari 87
responden rumah tangga.
Gambar 4.2 Grafik Persentase jumlah
anggota rumah tangga dalam satu rumah
tangga.
Dari grafik nilai persentase tertinggi adalah
jumlah anggota rumah tangga yang tinggal ≥ 5
dalam satu rumah tangga dengan persentase
sebesar 68,97 %.
4.2.2 Identifikasi Jumlah Anggota
Keluarga Yang Sudah Bekerja
Pada Perumahan Beringin, keluarga yang
anggota keluarganya sudah bekerja 1 orang
sebanyak 8 (9,20 %). Keluarga yang anggota
keluarganya sudah bekerja 2 orang sebanyak 50
(57,47). Keluarga yang anggota keluarganya
sudah bekerja 3 orang sebanyak 29 (33,33 %)
dan rumah anggota keluarganya sudah bekerja
≥ 4 orang sebanyak 0 (tidak terdapat). Dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Pada Perumahan Beringin, rumah yang anggota
keluarganya sekolah/kuliah 1 orang sebanyak
29 (33,33 %). Keluarga yang anggota
keluarganya sekolah/kuliah 2 orang sebanyak
25 (28,74 %). Keluarga yang anggota
keluarganya sekolah/kuliah 3 orang sebanyak
20 (22,99 %). Keluarga yang anggota
keluarganya sekolah/kuliah sebanyak ≥ 4 orang
sebanyak 13 (14,94 %). Dapat dilihat pada tabel
4.2 dibawah ini :
Tabel 4.2 Jumlah anggota keluarga berkerja
dan bersekolah dalam 1rumah
No.
Jumlah
Anggota
Keluarga
Bersekolah
(Orang)
%
Responden
Bekerja
(Orang)
%
Responden
1 1 orang 29 33.33 8 9.20
2 2 orang 25 28.74 50 57.47
3 3 orang 20 22.99 29 33.33
4 ≥ 4
orang 13 14.94 0 0.0
Jumlah 87 100 87 100
Sumber: Data penelitian
Gambar 4.3 Grafik jumlah anggota keluarga
yang telah bekerja
Dari grafik diatas jumlah anggota keluarga yang
telah bekerja terbanyak adalah 2 orang dengan
jumlah sebanyak 50 keluarga.
0 0 27
60
0
50
100
2Orang
3Orang
4Orang
≥ 5 Orang
jumlah anggota keluarga dalam satu rumah
RumahTangga
0,00 0,00
31,03
68,97
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
2Orang
3Orang
4Orang
≥ 5 Orang
jumlah anggota keluarga dalam satu rumah
persentase
8
50
29
0 0
10
20
30
40
50
60
1 orang2 orang3 orang ≥ 4 orang
jumlah anggota keluarga bekerja
rumah tangga
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
Gambar 4.4 Grafik persentase jumlah anggota
keluarga yang telah bekerja
Dari grafik diatas persentase anggota keluarga
yang telah bekerja terbanyak adalah 2 orang
dengan persentase sebanyak 57,47 %.
Gambar 4.5 Grafik jumlah anggota keluarga
yang bersekolah
Dari grafik diatas jumlah anggota keluarga yang
bersekolah/kuliah terbanyak adalah 1 orang
dengan jumlah sebanyak 29 keluarga.
Gambar 4.6 Grafik persentase jumlah anggota
keluarga yang bersekolah
Dari grafik diatas persentase anggota keluarga
yang telah bersekolah terbanyak adalah 1 orang
dengan jumlah sebanyak 33,33 %.
4.2.3 Identifikasi jumlah kendaraan dalam
1 rumah (sepeda motor, mobil)
Pada Perumahan Beringin terdapat keluarga
yang tidak memiliki kendaraan sama sekali.
Keluarga yang tidak memiliki kendaraan sepeda
motor sebanyak 0 (0 %) dan tidak memiliki
mobil (roda empat) sebanyak 41 (47,13 %) .
Keluarga yang memiliki kendaraan sepeda
motor 1 sebanyak 32 (36,78 %) dan yang
memiliki 1 kendaraan mobil sebanyak 45 (51,72
%). Keluarga yang memiliki 2 kendaraan
sepeda motor sebanyak 55 (63,22 %) dan yang
memiliki 2 kendaraan mobil sebanyak 1 (1,15
%). Dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Jumlah kepemilikan kendaraan
No.
Jumlah
Kepemilikan Kendaraan
Motor
(Orang)
%
Responden
Mobil
(Orang)
%
Responden
1 0 unit 0 0.00 41 47.13
2 1 unit 32 36.78 45 51.72
3 2 unit 55 63.22 1 1.15
4 >= 3 unit 0 0.00 0 0.00
Jumlah 87 100 87 100
Sumber : Data Penelitian
Gambar 4.7 Grafik jumlah kepemilikan
kendaraan Sepeda motor
Dari grafik diatas jumlah kepemilikan
kendaraan sepeda motor terbanyak adalah
sebanyak 2 sepeda motor tiap keluarga dengan
jumlah sebanyak 55.
9,20
57,47
33,33
0,00 0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
1 orang2 orang3 orang ≥ 4 orang
jumlah anggota keluarga bekerja
persentase
29 25
20
13
0
5
10
15
20
25
30
35
1 orang2 orang3 orang ≥ 4 orang
jumlah anggota keluarga bersekolah
rumah tangga
33,33
28,74
22,99
14,94
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
1orang
2orang
3orang
≥ 4 orang
jumlah anggota keluarga bersekolah
persentase
0
32
55
0 0
10
20
30
40
50
60
0 1 2 >= 3
jumlah kepemilikan sepeda motor
rumah tangga
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
Gambar 4.8 Grafik persentase jumlah
kepemilikan kendaraan sepeda motor
Dari grafik tersebut persentase keluarga
terhadap kepemilikan kendaraan sepeda motor
terbanyak adalah 2 sepeda motor dengan jumlah
sebanyak 63,22 %.
Gambar 4.9 Grafik jumlah kepemilikan
kendaraan roda empat (mobil).
Dari grafik diatas jumlah kepemilikan
kendaraan roda empat (mobil) terbanyak adalah
sebanyak 1 mobil tiap keluarga dengan jumlah
sebanyak 45.
Gambar 4.10 Grafik persentase jumlah
kepemilikan kendaraan roda empat (mobil).
Dari grafik diatas jumlah kepemilikan
kendaraan roda empat (mobil) terbanyak adalah
sebanyak 1 mobil tiap keluarga dengan jumlah
sebanyak 51,72 %.
Pada Perumahan Beringin berdasarkan
kepemilikan kendaraan dapat dilihat bahwa
transportasi kendaraan yang sering digunakan
yaitu angkutan umum dalam satu keluarga
sebanyak 54 (62,07 %). Keluarga yang selalu
menggunakan transportasi kendaraan mobil
sebanyak 23 (26,44 %). Keluarga yang selalu
menggunakan transportasi kendaraan sepeda
motor sebanyak 10 (11,49 %). Selain itu
keluarga yang tidak menggunakan transportasi
(berjalan kaki) sebanyak 0 (0,0 %). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Transportasi yang sering
digunakan
No.
Jumlah Anggota
Keluarga Dalam
satu rumah
Jumlah
Responden
(Keluarga)
Persentase
Jumlah
Responden (%)
1 Berjalan kaki 0 0.00
2 Angkutan Umum 54 62.07
3 Mobil 23 26.44
4 Sepeda Motor 10 11.49
Jumlah 87 100
Sumber : Data Penelitian
Gambar 4.11 Grafik jenis kendaraan yang
sering digunakan dalam perjalanan
Dari grafik diatas jumlah keluarga dalam
melakukan aktifitas perjalanan transportasi
yang selalu digunakan terbanyak adalah
angkutan umum dengan jumlah sebanyak 54.
0,00
36,78
63,22
0,00 0,00
10,0020,0030,0040,0050,0060,0070,00
0 1 2 >= 3
jumlah kepemilikan sepeda motor
presentase
41 45
1 0 0
10
20
30
40
50
0 1 2 >= 3
jumlah kepemilikan mobil
rumah tangga
47,13 51,72
1,15 0,00 0,00
10,0020,0030,0040,0050,0060,00
0 1 2 >= 3
jumlah kepemilikan mobil
porsentase %
0
54
23 10
0
20
40
60
transportasi yang digunakan
rumah tangga
0,00
62,07
26,44 11,49
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
transportasi yang digunakan
porsentase
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
Gambar 4.12 Grafik persentase jenis kendaraan
yang sering digunakan dalam perjalanan.
Dari grafik diatas persentase keluarga dalam
melakukan aktifitas perjalanan transportasi
yang selalu digunakan terbanyak adalah
angkutan umum dengan jumlah sebanyak 62,07
%.
4.2.4 Identifikasi total pendapatan dalam
satu keluarga dalam waktu 1 bulan
Pada Perumahan Beringin, tidak terdapat
keluarga yang memiliki pendapatan <
Rp.1.000.000,00 perbulan. Keluarga yang
memiliki pendapatan total sebanyak
Rp.1.000.000,00 – Rp.2.000.000,00 perbulan
sebanyak 6 (6,90 %). Keluaga yang memiliki
pendapatan total sebanyak Rp.2.000.000,00 –
Rp.3.000.000,00 perbulan sebanyak 36 (41,38
%). Keluarga yang memiliki pendapatan total
sebanyak > Rp.3.000.000,00 perbulan sebanyak
45 (51,72 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel 4.5 Penghasilan total dalam satu
rumah per bulan
No.
Penghasilan
Dalam Satu
Rumah
Jumlah
Responden
(Keluarga)
Persentase
Jumlah
Responden
(%)
1 < 1.000.000,00 0 0.00
2 1.000.000 –
2.000.000 6 6.90
3 2.000.000 –
3.000.000 36 41.38
4 > 3.000.000,00 45 51.72
Jumlah 87 100
Sumber : Data Penelitian
Gambar 4.13 Grafik total pendapatan perbulan
dalam satu rumah
Dari grafik diatas jumlah total pendapatan
keluarga dalam satu bulan terbanyak adalah >
Rp.3.000.000,- dengan jumlah sebanyak 45.
Gambar 4.14 Grafik persentase total pendapatan
perbulan dalam 1 rumah tangga
Dari grafik diatas persentase total pendapatan
keluarga dalam satu bulan terbanyak adalah >
Rp.3.000.000,- dengan jumlah sebanyak 51,72
%.
Pada Perumahan Beringin terdapat keluarga
dalam satu rumah tangga yang tidak memiliki
pekerjaan sebanyak 10 (11,49%). Keluarga
yang profesi pekerjaan berwiraswasta sebanyak
40 (45,98%). Keluarga yang profesi pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau sebagai
karyawan suatu perusahaan swasta sebanyak 36
(41,38%). Keluarga yang profesi pekerjaan
pegawai negeri sipil atau karyawan perusahaan
swasta dan berwiraswasta sebanyak 11
(12,64%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.6 dibawah ini :
Tabel 4.6 Profesi pekerjaan dalam satu
rumah tangga
No. Profesi
Pekerjaan
Jumlah
Responden
(Keluarga)
Persentase
Jumlah
Responden (%)
1 Tidak bekerja 10 11.49
2 Berwiraswasta 40 45.98
3 PNS/Karyawan 36 41.38
4 PNS &
Berwirausaha 11 12.64
Jumlah 87 100
Sumber : Data Penelitian 4.2.5 Identifikasi tujuan perjalanan yang
sering dilakukan
Pada Perumahan Beringin, tujuan perjalanan
yang sering dilakukan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari diantaranya yaitu keluarga
yang sering melakukan perjalanan dengan
tujuan sekolah atau kuliah saja sebanyak 10
(11,49). Keluarga yang sering melakukan
perjalanan dengan tujuan bekerja saja sebanyak
53 (60,92%). Keluarga yang sering melakukan
0 6
36 45
01020304050
jumlah pendapatan perbulan
rumah tangga
0,00 6,90
41,38
51,72
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
jumlah pendapatan perbulan
persentase
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
perjalanan dengan tujuan bekerja dan kuliah
sebanyak 24 (27,59%). Dan tidak terdapat
keluarga yang sering melakukan perjalanan
dengan tujuan bekerja, kuliah, dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7
dibawah ini:
Tabel 4.7 Identifikasi tujuan perjalanan
yang sering dilakukan
No. Tujuan
Perjalanan
Jumlah
Responden
(Keluarga)
Persentase
Jumlah
Responden
(%)
1 Kuliah 10 11.49
2 Bekerja 53 60.92
3 Bekerja &
Kuliah 24 27.59
4 Bekerja,
Kuliah, dll 0 0.00
Jumlah 87 100 Sumber : Data Penelitian
Gambar 4.17 Grafik tujuan perjalanan yang
sering dilakukan
Dari grafik diatas jumlah perjalanan yang sering
dilakukan dalam satu keluarga dengan tujuan
terbanyak adalah bekerja dengan jumlah
sebanyak 53.
Gambar 4.18 Grafik persentase tujuan
perjalanan yang sering dilakukan
Dari grafik diatas persentase jumlah perjalanan
yang sering dilakukan dalam satu keluarga
dengan tujuan terbanyak adalah bekerja dengan
jumlah sebanyak 60,92%.
Pada Perumahan Beringin, keluarga yang
melakukan perjalanan dengan arah atau rute
yang sering digunakan untuk menuju ke tujuan
melewati kantor gubernur sebanyak 17
(19,54%). Keluarga yang melakukan perjalanan
dengan arah atatu rute yang sering digunakan
untuk menuju ke tujuan melewati bypass
sebanyak 24 (27.59%). Keluarga yang
melakukan perjalanan dengan arah atau rute
yang sering digunakan untuk menuju ke tujuan
melewati wua-wua sebanyak 46 (52,87%). Dan
tidak ada keluarga yang melakukan perjalanan
dengan arah atau rute yang sering digunakan
untuk menuju ke tujuan melewati wanggu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8
dibawah ini:
4.2.6 Identifikasi total trip (perjalanan)
yang dilakukan keluarga perhari
Pada Perumahan Beringin, perjalanan yang di
hitung menggunakan kuesioner dimana trip
(perjalanan) yang dilakukan pada hari
beraktifitas. Keluarga yang melakukan
perjalanan dengan jumlah trip (perjalanan) 2 – 3
trip/hari sebanyak 8 (9,20%). Tidak terdapat
keluarga yang melakukan perjalanan dengan
jumlah trip 4 – 5 trip/hari. Keluarga yang
melakukan perjalanan dengan jumlah trip 6 – 7
trip/hari sebanyak 54 (62,07%). Keluarga yang
melakukan perjalanan dengan jumlah trip ˃=8
trip/hari sebanyak 25 (28,74%). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah
ini:
4.2.7 Identifikasi Jumlah Trip (perjalanan)
yang dilakukan tiap hari
No.
Jumlah
Perjalanan
(trip)
Jumlah
Responden
(Keluarga)
Persentase
Jumlah
Responden
(%)
1 2 – 3 kali 8 9.20
2 4 – 5 kali 0 0.00
3 6 – 7 kali 54 62.07
4 ˃=8 kali 25 28.74
Jumlah 87 100 Sumber : Data Penelitian
10
53
24
0 0
10203040506070
tujuan perjalanan
rumah…
11,49
60,92
27,59
0,00 0,00
10,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,00
tujuan perjalanan
porsen…
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
Gambar 4.23 Grafik jumlah perjalanan yang
dilakukan oleh anggota rumah tangga dalam
satu hari aktifitas.
Pada perjalanan yang dihitung menggunakan
kuesioner dimana trip (perjalanan) yang
dilakukan pada hari libur. Keluarga yang
melakukan perjalanan dengan jumlah trip
(perjalanan) 2 – 3 trip/hari sebanyak 63
(72,41%). Keluarga yang melakukan perjalanan
dengan jumlah trip 4 – 5 trip/hari sebanyak 15
(17,24%). Keluarga yang melakukan perjalanan
dengan jumlah trip 6 – 7 trip.hari sebanyak 9
(10,34%). Dan tidak ada keluarga yang
melakukan perjalanan dengan jumlah trip ˃=8
trip/hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.11 dibawah ini:
4.3 Aplikasi Metoda
Data yang telah diperoleh kemudian diolah
dengan menggunakan software SPSS. Variabel
terikat (Y) yang ditentukan adalah jumlah
perjalanan/ trips, sedangkan variabel bebas
berturut-turut adalah jumlah anggota keluarga
(ANGK.KK), pemilikan kendaraan
(PMLKDRN), penghasilan (PENGH.) dan
tujuan perjalanan (TUJUAN).
Hasil dari proses pengolahan data di atas dapat
dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:
1. Nilai korelasi antar variabel
Hasil pengolahan data dengan menggunakan
SPSS maka diperoleh nilai korelasi antar
variabel, baik antara variabel bebas dengan
terikat, maupun diantara variabel bebas sendiri.
Hasil korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 4.13 Nilai korelasi antar variabel
Trip ANGKKK PMLKDRN PENGH TUJUAN
1 2 3 4 5 6 7
Pearson trip 1.000 0.187 0.490 0.222 0.170
Correlation
ANGKKK 0.187 1.000 0.115 0.292 0.227
PMLKDRN 0.490 0.115 1.000 0.274 0.056
PENGH 0.222 0.292 0.274 1.000 0.324
TUJUAN 0.170 0.227 0.056 0.324 1.000
1 2 3 4 5 6 7
Sig. (1 - trip - 0.042 0.000 0.020 0.057
tailed)
ANGKKK 0.042 - 0.144 0.003 0.017
PMLKDRN 0.000 0.144 - 0.005 0.304
PENGH 0.020 0.003 0.005 - 0.001
TUJUAN 0.057 0.017 0.304 0.001 87
N trip 87 87 87 87 87
ANGKKK 87 87 87 87 87
PMLKDRN 87 87 87 87 87
PENGH 87 87 87 87 87
TUJUAN 87 87 87 87 87
Sumber : Pengolahan Data Penelitian
Tabel di atas memperlihatkan bahwa korelasi
yang kuat antara variabel terikat terhadap
variabel-variabel bebasnya dapat dijelaskan
bahwa jumlah kepemilikan kendaraan (0.490)
dan jumlah penghasilan (0.222), jumlah anggota
keluarga memiliki korelasi (0.187) dan yang
korelasi paling rendah (0.170) adalah tujuan
perjalanan.
2. Nilai persamaan regresi dan hasil uji t
Dengan menggunakan metoda backward
elimination maka diperoleh dua model regresi
atau model pertama adalah dengan
memasukkan seluruh variabel bebasnya,
sedangkan model kedua telah menghilangkan
satu variabel bebas, yaitu tujuan perjalanan.
Hasil uji t juga diperoleh untuk masing-masing
koefisien variabel dalam kedua model yang
terbentuk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
8
0
54
25
0
10
20
30
40
50
60
2 - 3 4 - 5 6 - 7 ≥ 8
jumlah perjalanan tiap hari
rumah…
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
4.14 Nilai koefisien persamaan regresi dan
hasil uji t
MODEL KOEFISIEN Thitung Sig
1 KONSTANTA -0.921 -1.188 0.238
ANGK.KK 0.061 3.397 0.001
PMLKDRN 0.096 5.219 0.000
PENGH. 0.023 2.261 0.211
TUJUAN 0.044 1.845 0.069
2 KONSTANTA -0.006 -0.010 0.992
ANGK.KK 0.094 5.072 0.000
PMLKDRN 0.056 3.114 0.003
PENGH. 0.032 1.820 0.072 Sumber : Pengolahan data penelitian dengan SPSS
Dari koefisien yang terdapat pada tabel di atas
dapat dibuat model matematisnya sebagai
berikut :
Model 1 : Y = -0.921 + 0.061 X1 + 0.096
X2 + 0.023 X3 + 0.044 X4
Model 2 : Y = -0.006 + 0.094 X1 + 0.056
X2 + 0.032 X3
Dimana :
Y = Bangkitan Perjalanan (trip)
X1 = Jumlah Anggota Keluarga (Angk.kk)
X2 = Jumlah Pemilikan Kendaraan
(Pmlkdrn)
X3 = Pendapatan (Pndaptn)
X4 = Tujuan Perjalanan
3. Nilai koefisien determinasi dan hasil uji F
Dari proses perhitungan yang dilakukan dengan
software SPSS diperoleh nilai koefisien
determinasi dan uji F (hitung) serta
signifikansinya. Dari kedua model yang
terbentuk dapat dilihat bahwa model pertama
memiliki koefisien determinasi (0,654) dapat
diartikan bahwa model pertama dapat
menjelaskan yang sedikit lebih baik (0,654)
dapat diartikan bahwa model pertama dapat
menjelaskan 65,4% dari data yang diolah,
sedangkan model kedua memiliki koefisien
determinasi (0,627) dapat diartikan bahwa
model kedua dapat menjelaskan 62,7% dari data
yang diolah.
Nilai F hitung dari kedua model cukup tinggi.
Sedangkan nilai signifikansi kedua model
tersebut dari hasil pengolahan adalah sama
(0,00). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.15 Nilai koefisien determinasi (yang
disesuaikan) dan hasil uji F
MODEL R2 (yg
disesuaikan)
F hitung Sig.
1 0,654 11,224 0,00
2 0,627 13,442 0,00 Sumber : Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS
4.4 Hasil Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan pengolahan data dengan program
SPSS for Windows didapatkan hasil berupa 2
(dua) model seperti pada tabel 4.15 diatas.
Setelah melihat hasil perhitungan untuk masing-
masing model matematis, maka dapat
disimpulkan beberapa hal berikut:
4.4.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien ini menyatakan seberapa jauh
kemanapun persamaan (garis regresi) yang
dibentuk oleh suatu variabel Y dengan satu atau
beberapa variabel X untuk mewakili kelompok
data hasil observasi. Koefisien ini juga
merupakan ukuran kemampuan model dalam
menjelaskan kondisi sebenarnya, yang dapat
dinyatakan dalam satuan persen (%). Nilai dari
koefisien ini berkisar dari 0 ((%) hingga 1
(100%). Berdasarkan hasil perhitungan, nilai R2
untuk model 1 adalah sebesar 0,654, sedangkan
untuk model 2 sebesar 0,627 dari kedua model
tersebut pada tabel 4.15, nilai tersebut memiliki
interpretasi cukup. Dengan nilai variabel-
variabel di atas hanya dapat menjelaskan
bangkitan pergerakan berasal dari kompleks
perumahan yang didasarkan dari karakteristik
penghuni. Dengan kata lain, penghilangan satu
variabel (tujuan perjalanan) dalam
pembentukan model ke dua ternyata hanya
sedikit menurunkan sedikit representasi variabel
dalam menjelaskan data (bangkitan
pergerakan).
Koefisien determinasi pada model ke dua
sebesar 0,627, menunjukkan pengaruh semua
variabel independent terhadap perubahan nilai
variabel independent (bangkitan pergerakan)
adalah 62,7% dan sisanya 37,3 % dipengaruhi
oleh variabel lain diluar variabel independent
yang digunakan. Hasil ini dapat disebabkan
masih ada variabel lain yang mempengaruhi
bangkitan pergerakan penghuni yang
kemungkinan tidak dimasukkan dalam model,
seperti usia penghuni, tingkat pendidikan,
aksesibilitas ke pusat kegiatan, dan lain
sebagainya.
Hal ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa
bangkitan pergerakan di suatu kompleks
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
perumahan tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah
anggota keluarga, pendapatan, tujuan
perjalanan, dan pemilikan kendaraan. Masih ada
variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi bangkitan suatu pergerakan.
4.4.2 Uji parsial terhadap koefisien regresi
(uji t)
Uji ini adalah untuk melihat pengaruh setiap
variabel independent terhadap variabel
dependent (Y). Uji ini adalah membandingkan
antara nilai t pada tabel dengan nilai t hasil
perhitungan. Jika nilai t hitung lebih besar dari t
tabel, maka masing-masingvariabel independent
tersebut berpengaruh terhadap variabel
dependent. Atau kalu kita membuat hipotesa,
adalah sebagai berikut :
Ho : (a = b1 = b2 = b3) = 0
H1 : (a = b1 = b2 = b3) ≠ 0, sehingga apabila
t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan
sebaliknya H1 diterima.
Keterangan :
Ho = tidak ada hubungan antara kedua
variabel
H1 = ada hubungan antara kedua variabel
Dari hasil perhitungan dan membandingkannya
dengan nilai t tabel pada model 1, maka dapat
diketahui bahwa :
a) Hasil uji t yang menunjukkan pengaruh
antara variabel jumlah anggota keluarga
(X1) terhadap bangkitan perjalanan
kawasan Perumahan Beringin diperoleh
nilai thitung 3,397 > 1,66 ttabel dengan nilai
signifikan t ≤ α 0,001. Ini berarti bahwa
secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel
jumlah anggota keluarga (X1) terhadap
bangkitan perjalanan pada kawasan
perumahan Beringin.
b) Hasil uji t yang menunjukkan pengaruh
antara variabel jumlah kepemilikan
kendaraan (X2) terhadap bangkitan
perjalanan kawasan Perumahan Beringin
diperoleh nilai thitung 5,219 > 1,66 ttabel
dengan nilai signifikan t ≤ α 0,000. Ini
berarti bahwa secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel jumlah kepemilikan
kendaraan (X2) terhadap bangkitan
perjalanan pada kawasan perumahan
Beringin.
c) Hasil uji t yang menunjukkan pengaruh
antara variabel jumlah pendapatan (X3)
terhadap bangkitan perjalanan kawasan
Perumahan Beringin diperoleh nilai
thitung 2,216 > 1,66 ttabel dengan nilai
signifikan t ≤ α 0,211. Ini berarti bahwa
secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel
jumlah pendapatan (X3) terhadap
bangkitan perjalanan pada kawasan
perumahan Beringin.
d) Hasil uji t yang menunjukkan pengaruh
antara variabel jumlah tujuan perjalanan
(X4) terhadap bangkitan perjalanan
kawasan Perumahan Beringin diperoleh
nilai thitung 1,845 > 1,66 ttabel dengan nilai
signifikan t ≤ α 0,069. Ini berarti bahwa
secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel
jumlah tujuan perjalanan (X4) terhadap
bangkitan perjalanan pada kawasan
perumahan Beringin.
Dari hasil perhitungan dan membandingkannya
dengan nilai t tabel pada model 2, maka dapat
diketahui bahwa :
a) Hasil uji t yang menunjukkan pengaruh
antara variabel jumlah anggota keluarga
(X1) terhadap bangkitan perjalanan
kawasan Perumahan Beringin diperoleh
nilai thitung 3,114 > 1,66 ttabel dengan nilai
signifikan t ≤ α 0,000. Ini berarti bahwa
secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara variabel
jumlah anggota keluarga (X1) terhadap
bangkitan perjalanan pada kawasan
perumahan Beringin.
b) Hasil uji t yang menunjukkan pengaruh
antara variabel jumlah kepemilikan
kendaraan (X2) terhadap bangkitan
perjalanan kawasan Perumahan Beringin
diperoleh nilai thitung 5,072 > 1,66 ttabel
dengan nilai signifikan t ≤ α 0,000. Ini
berarti bahwa secara parsial terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
antara variabel jumlah kepemilikan
kendaraan (X2) terhadap bangkitan
perjalanan pada kawasan perumahan
Beringin.
c) Hasil uji t yang menunjukkan pengaruh
antara variabel jumlah pendapatan (X3)
terhadap bangkitan perjalanan kawasan
Perumahan Beringin diperoleh nilai
thitung 1,820 > 1,66 ttabel dengan nilai
signifikan t ≤ α 0,072. Ini berarti bahwa
secara parsial terdapat pengaruh yang
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
positif dan signifikan antara variabel
jumlah pendapatan (X3) terhadap
bangkitan perjalanan pada kawasan
perumahan Beringin.
Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan t
tabel pada masing-masing variabel dapat dilihat
bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho di tolak
dan variabel-variabel tersebut saling
berhubungan. Selain itu dapat dilihat bahwa
anggota keluarga dan penghasilan merupakan
suatu faktor yang memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap bangkitan pergerakan di
kompleks perumahan yang di amati dan untuk
kepemilikan kendaraan juga memberikan
pengaruh yang signifikan.sedangkan pada
model 2, dimana variabel tujuan perjalanan
dihilangkan, memperlihatkan bukan hanya
seluruh nilai t hitung setiap variabel lebih besar
dibandingkan dengan t tabel, tetapi juga nilai t
hitung pada variabel yang sama memiliki nilai
yang lebih baik dibandingkan pada model 1.
4.4.3 Uji simultan terhadap pengaruh
variabel independen secara
bersama (uji F)
Uji ini adalah mengetahui apakah semua
variabel independent secara bersama-sama
(simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel
dependent. Pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan distribusi F. Pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan antara nilai
kritis F (Ftabel) dengan nilai F hasil perhitungan.
Jika F hitung lebih besar dari F tabel, maka
semua variabel independent secara bersama-
sama berpengaruh terhadap perubahan nilai
variabel dependent. Atau dengan pendekatan
hipotesis dapat dikatakan bahwa sebelum
pengujian dilakukan perumusan hipotesis, yaitu
:
Ho : variasi perubahan nilai variabel
independent tidak dapat
menjelaskan perubahan nilai independent.
H1 : variasi perubahan nilai variabel
independent dapat
menjelaskan perubahan nilai independent.
Apabila F hitung > F tabel mka Ho ditolak dan
sebaliknya H1 yang diterima.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa
seluruh nilai F hitung ( baik model 1 dan 2).
Pada model 1 memiliki nilai F tabel(0,05;4;82) 2,48
dan pada model 2 memiliki F tabel(0,05;4;82) 2,48.
Sehingga dari nilai F tabel lebih kecil
dibandingkan dengan F hitung pada model 1
dan 2 sebesar 11,224 dan 13,442. Dari nilai
hasil uji F pada model 1 dan 2 dapat dikatakan
bahwa nilai F hitung memiliki nilai yang lebih
besar di bandingkan dengan nilai F tabel
sehingga seluruh variabel-variabel yang ada
dalam persamaan regresi secara bersama-sama
berpengaruh terhadap bangkitan.
4.4.4 Uji Multi Kolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independent).
Model yang baik sseharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independent (Ghozali,
2005). Multikolineritas dapat dilihat dari nilai
Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama
dengan nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan
tidak ada multikolineritas antara variabel
independent dalam model regresi pada
penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antar
variabel dan indikator multikolineritas pada
lampiran diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.16 Uji Multikolineritas
Variabel
Indikator
Multikolinearitas Korelasi
Toleransi VIF X1 X2 X3
X1 0,913 1,095 1 0,115 0,292
X2 0.924 1,083 0,115 1 0,274
X3 0,856 1,168 0.292 0.274 1
Sumber : Pengolahan data dengan menggunakan SPSS
Pada tabel 4.16 terlihat bahwa tidak ada
variabel independent yang memiliki nilai
tolerance dibawah 1 yaitu 0,913; 0.924; dan
0,856 yang berarti tidak ada korelasi antara
variabel independent. Sedangkan hasil
perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal
yang sama, tidak ada satu pun variabel
independent yang memiliki nilai VIF lebih dari
10 (VIF < 10) yaitu 1,095; 1,083; dan 1,168.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi
korelasi antara variabel independent
Berdasarkan hasil dari uji SPSS pada tabel 4.13
nilai korelasi antar variabel mempunyai
hubungan yang signifikan atau pengaruh besar
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
terhadap produksi perjalanan (Y), selain itu
dapat dijelaskan bahwa jumlah anggota
keluarga (X1) mempunyai hubungan yang
signifikan dengan produksi perjalanan (Y)
dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar
0,187 atau variabel bebas dapat mempengaruhi
variabel terikat dengan kuat hubungan sebesar
18,7%. Sama halnya pada variabel kepemilikan
kendaraan (X2) mempunyai hubungan yang
signifikan dengan produksi perjalanan (Y)
dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar
0,490 atau variabel bebas mempengaruhi
variabel terikat dengan kuat hubungan sebesar
49%. Sama halnya pada variabel pendapatan
(X3) mempunyai hubungan yang disignifikan
dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R
(koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,222 atau
variabel bebas yang mempengaruhi variabel
terikat dengan kuat hubungan sebesar 22,2%.
Sama halnya pada variabel tujuan perjalanan
(X4) mempunyai bubungan yang signifikan
dengan jumlah perjalanan (Y) dengan nilai R
(koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,170 atau
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat
dengan kuat hubungan sebesar 17%.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pada kawasan Perumahan Beringin berdasarkan
variabel-variabel diatas, hanya variabel anggota
keluarga (X1), kepemilikan kendaraan (X2),
pendapatan (X3), dan tujuan perjalanan (X4)
dapat digunakan. Hal ini dapat dipertegas
dengan nilai R determinasi pada model 1
dengan nilai sebesar 65,4%.
Nilai pada persamaan regresi model 2
menjelaskan bahwa pada kawasan Perumahan
Beringin variabel anggota keluarga (X1) yaitu
sebesar 0,094, dapat diartikan bahwa apabila
terjadi peningkatan sebanyak 1 orang akan
mempengaruhi produksi perjalanan yaitu
sebesar 0,094 perjalanan/keluarga/hari. Nilai
variabel kepemilikan kendaraan (X2) yaitu
sebesar 0,056, dapat diartikan bahwa apabila
terjadi peningkatan sebanyak 1 unit akan
mempengaruhi produksi perjalanan yaitu
sebesar 0,056 perjalanan/keluarga/hari. Nilai
variabel pendapatan (X3) yaitu sebesar 0,032,
dapat diartikan bahwa apabila terjadi
peningkatan pendapatan 1 keluarga akan
mempengaruhi produksi perjalanan yaitu
sebesar 0,032 perjalanan/keluarga/hari. Dapat
dilihat pada lampiran grafik hasil perhitungan
SPSS.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dan analisis data
dengan jumlah 677 jiwa di Perumahan
Beringin Kelurahan Watubangga
Kecamatan Baruga Kota Kendari
Sulawesi Tenggara maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
2. Bangkitan perjalanan di kawasan
perumahan Beringin disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu
jumlah anggota keluarga (X1),
kepemilikan kendaraan (X2),
pendapatan (X3), dan tujuan perjalanan
(X4). Dengan persamaan regresi model
Y= -0.921 + 0.061 X1 + 0.096 X2 +
0.023 X3 + 0.044 X4.
3. Berdasarkan hasil output analisis
regresi linier berganda ada dimensi
yang paling dominan berpengaruh
terhadap bangkitan perjalanan pada
Perumahan Beringin yaitu kepemilikan
kendaraan dengan nilai korelasi
tertinggi sebesar 0,490.
Saran
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
suatu bahan pertimbangan dan bahan
pendukung untuk pengembangan di
kawasan Perumahan Beringin.
5. Dalam penelitian bangkitan perjalanan
di Perumahan Beringin untuk
meningkatkan nilai R2 perlu ditambah
beberapa variabel bebas lagi sehingga
pada hasil nilai R2 akan mendekati 1.
DAFTAR PUSTAKA
Restyrani Wulansari, 2013, Skripsi “Analsis
Bangkutan Perjalanan Terhadap
Pangkalan Ojek Di Jalan H.E.A.
Mokodompit Kota Kendari “, Jurusan
Teknik Sipil Unversitas Halu Oleo,
Kendari.
Hamdi, B. Eng., M.T, 2011, Jurnal Sipil
“Bangkitan Perjalanan Pada
Perumahan Bougenville Di
JURNAL TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO MODEL BANGKITAN PERJALANAN KELUARGA PADA PERUMAHAN BERINGIN DI KOTA KENDARI DENGAN ANALISIS REGRESI
Palembang”, Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya,
Palembang.
Sentosa Leo, Sebayang Mardani, Yunita
Shanti,2010, Media Teknik Sipil
Volume X “Model Bangkitan
Perjalanan Keluarga Dengan Variabel
Bebas Tunggal Pada Zona Perumahan
Di Kelurahan Bukit Datuk Dumai”,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Riau, Pekanbaru.
Ersandi Yuswendra, Munawar Ahmad, Atmaja
Sri, 2009, Jurnal Ilmiah Semesta
Teknika “Model Bangkitan Perjalanan
KerjaDan Faktor Aksebilitas pada
Zona Perumahan Di Yogyakarta”.
Yogyakarta.
Dwi Putra, Rudick., 2010, Tugas Akhir “Studi
Bangkitan Perjalanan pada Kompleks
Perumahan dengan Model Analisis
Kategori (Studi Kasus Kompleks
Perumahan Kendari Permai)”,
Jurusan Teknik Sipil Universitas
Haluoleo, Kendari.
Nur Arifin Zainal, 2010, Tesis “Karekteristik
Bangkitan Perjalanan Pada Kompleks
Perumahan Di Depok (Studi Kasus
Kompleks Perumahan Depok Mulia
II)”, Perpustakaan Unversitas
Indonesia (UI), Jakarta.
Indra Jaya Pandia, 2010, Tugas Akhir
“Bangkitan Perjalanan Pada
Perumahan Menteng Indah Di
Kecamatan Medan Denai”, Jurusan
Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Tamim, O.Z., 1997, Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi, Penerbit
ITB, Bandung.
Tamim, O.Z., 2000, Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi, Penerbit
ITB, Bandung.
Tamin, O.Z.,2003, Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi : contoh soal
dan aplikasi, Penerbit ITB, Bandung.
Ortuzar, J.D. and Willumsen, L.G., 1994,
Modelling Trasport (Seconnd Edition),
John Willey & Sons Inc., Chicester,
England.