inc fisiologis

55
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya pelayanan kebidanan suatu Negara ialah kematian. Hingga kini angka kematian bayi dan ibu di Indonesia masih tergolong tinggi, bahkan menempati urutan pertama di ASEAN, yakni 52/1000 kelahiran hidup dalam 1000 kelahiran, 52 ibu atau bayi yang meninggal dan 334/100.000 kelahiran hidup dalam 100.000 kelahiran, 334 ibu atau bayi yang meninggal. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut adalah menyediakan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dengan masyarakat difokuskan pada pesan kunci Making Pragnancy Safer yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. (Perawatan Neonatal, jilid 1 dan 2) Persalinan atau kelahiran merupakan kejadian yang fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya, peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan ibu bersalin. Menjelang persalinan sebagian besar ibu merasa takut menghadapi 1

Upload: independent

Post on 28-Feb-2023

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya

pelayanan kebidanan suatu Negara ialah kematian. Hingga

kini angka kematian bayi dan ibu di Indonesia masih

tergolong tinggi, bahkan menempati urutan pertama di ASEAN,

yakni 52/1000 kelahiran hidup dalam 1000 kelahiran, 52 ibu

atau bayi yang meninggal dan 334/100.000 kelahiran hidup

dalam 100.000 kelahiran, 334 ibu atau bayi yang meninggal.

Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka

kematian tersebut adalah menyediakan pelayanan kesehatan

maternal dan neonatal yang berkualitas dengan masyarakat

difokuskan pada pesan kunci Making Pragnancy Safer yaitu

setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang

terlatih, setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat

pelayanan yang adekuat.

(Perawatan Neonatal, jilid 1 dan 2)

Persalinan atau kelahiran merupakan kejadian yang

fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga

merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga

menantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai

peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya, peran petugas

kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini

adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga

memberikan bantuan dan dukungan ibu bersalin. Menjelang

persalinan sebagian besar ibu merasa takut menghadapi

1

persalinannya. Asuhan kala I pada ibu bersalin ini sangat

mempengaruhi pada proses persalinannya nanti.

(Ilmu kebidanan,2002:575)

Dari pembahasan tersebut diatas, penulis tertarik untuk

memberikan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan Inpartu kala

I fase aktif dan membuat asuhan kebidanan yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Pada Ny.”A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu

Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka dengan

Inpartu Kala I Fase Aktif di Kamar Bersalin Puskesmas

Singosari”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

1) Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada

Ny.”A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/

Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka dengan Inpartu

Kala I Fase Aktif menggunakan metode Varney.

1.2.2 Tujuan khusus

1) Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data

pada Ny.”A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin

tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka dengan

Inpartu Kala I Fase Aktif.

2) Mampu melakukan interpretasi data pada Ny.”A” GI

P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/

Intrauterin, Letkep, Puka dengan Inpartu Kala I

Fase Aktif.

3) Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ny.”A” GI

P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/

2

Intrauterin, Letkep, Puka dengan Inpartu Kala I

Fase Aktif.

4) Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah

yang muncul pada kasus Ny.”A” GI P000 Ab000 UK 40-

41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin,

Letkep, Puka dengan Inpartu Kala I Fase Aktif.

5) Mampu merencanakan asuhan pada Ny.”A” GI P000 Ab000

UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin,

Letkep, Puka dengan Inpartu Kala I Fase Aktif.

6) Mampu melaksanakan asuhan pada Ny.”A” GI P000 Ab000

UK 40- 41 Minggu Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin,

Letkep, Puka dengan Inpartu Kala I Fase Aktif.

7) Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah

diberikan Ny.”A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu

Janin tunggal/ Hidup/ Intrauterin, Letkep, Puka

dengan Inpartu Kala I Fase Aktif.

1.3 Metode Penulisan

Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini penulis

menggunakan beberapa metode, antara lain sebagai berikut.

1.3.1 Dokumentasi

Tehnik pencatatan dari data yang sudah dikumpulkan

untuk dijadikan bahan pendukung dalam menganalisa data.

1.3.2 Observasi

Pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan

pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi.

1.3.3 Studi Kepustakaan

3

Referensi dari berbagai buku maupun internet sebagai

bahan acuan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari Asuhan Kebidanan ini adalah

sebagai berikut:

1.4.1 BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

1.4.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Meliputi teori mengenai kehamilan, konsep medis

Hiperemesis Gravidarum dan konsep asuhan kebidanan

menurut Varney.

1.4.3 BAB III TINJAUAN KASUS

Meliputi pendokumentasian dengan menggunakan 7 langkah

Varney.

1.4.4 BAB IV PEMBAHASAN

Meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan

dan evaluasi.

1.4.5 BAB V PENUTUP

Meliputi kesimpulan dan saran.

1.4.6 DAFTAR PUSTAKA

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persalinan2.1.1 Definisi

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup kedunia luar,

dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.

(Mochtar, 1998 : 91)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin + uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup

diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

lain, dengan bantuan (kekuatan sendiri).

(Manuaba, 1998 : 151)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui

vagina ke dunia luar.

5

(Saifuddin, 2002 : 180)

2.1.2 Bentuk Persalinan

a. Persalinan spontan

Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan

Bila proses persalinan dengan bantuan dari luar.

c. Persalinan anjuran

Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan

ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

2.1.3 Sebab-sebab Yang Menimbulkan Persalinan

a. Teori penurunan hormonal

1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan

kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron

sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan

menyebabkan kesenjangan pembuluh darah sehingga

timbul his bila kadar progesteron turun.

b. Teori plasenta menjadi tua

Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan

progesteron yang menyebakan kekejangan pembuluh

darah, hal itu akan menyebabkan kontraksi rahim.

c. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan

iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu

sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.

d. Teori iritasi mekanik

6

Di belakang serviks terletak ganglion servikalis

(fleksus frankenhauser) bila ganglion ini digeser

dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

e. Induksi partus

Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :

1.Ganggang laminaria : beberapa laminaria

dimasukkan dalam kanalis

servikalis dengan tujuan

merangsang fleksus frankenhauser.

2.Amniotomi : pemecahan ketuban.

3.Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut

tetesan perinfus.

(Mochtar, 1998 : 92)

2.1.4 Tanda Tanda Permulaan Persalinan

a. Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala

turun memasuki PAP terutama pada primigravida, pada

multi para tidak begitu terlihat.

b. Perut kelihatan makin melebar, fundus uteri

menurun.

c. Perasaan sering-sering atausudah kencing (pola

kisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian

bawah rahim.

d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya

kontraksi. Kontraksi lemah dari uterus disebut

falselabot pains.

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan

sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody

show).

7

(Mochtar, 1998 : 93)

2.1.5 Tanda Tanda Inpartu

a. Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat,

sering dan teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih

banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

2.1.6 Mekanisme Persalinan

a. Kala I (Kala Pembukaan)

Kala pembukaan dibagi dalam 2 fase :

1.Fase laten

Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,

sampai pembukaan 3 cm berlangsung 7-8 jam.

2.Fase aktif

Berlangsung dalam 6 jam dan dibagi atas 3 sub

fase :

- Periode akselerasi : berlangsung 2 jam,

pembukaan menjadi 4 cm.

- Periode dilatasi maximal : selama 2 jam

pembukaan berlangsung sampai 9 cm.

- Periode deseleasi : berlangsung lambat,

dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm/

lengkap.

b. Kala II

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir,

kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit

8

sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang

panggul sehingga terjadilah tekanan-tekanan pada

otot-otot dasar panggul yang secara reflektonis

menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada

rectum ibu merasa seperti mau BAB, dengan tanda

anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai

kelihatan, vulva membuka dan perineum menegang.

Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah

kepala diikuti oleh seluruh badan bayi. Pada kala

II primi : 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat

sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri

setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi

tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian

timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam

waktu 1-2 menit seluruh plasenta terlepas terdorong

ke vagina dan lahir spontan/ dengan sedikit

dorongan dari atas sympisis atau fundus uteri.

Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit

setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai

dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

d. Kala IV (Observasi)

Adalah pengawasan selama 2 jam, selama 1 jam

setelah bayi lahir dan cek

jalan lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama

terhadap bahaya pendarahan post partum.

(Mochtar, 1998 : 94-97)

9

2.1.7 Patograf

a. Definisi

Adalah alat yang dipakai untuk memantau kemajuan

persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam

mengambil keputusan dalam pelaksanaan.

b. Fase aktif (pembukaan 4)

Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin

sebagai berikut :

1.DJJ tiap 30 menit (normalnya 120-160 x/menit).

2.Warna dan adanya air ketuban

U : ketuban utuh.

J : ketuban pecah dan jernih.

D : ketuban pecah dan bercampur darah.

M : ketuban pecah dan bercampur mekonium.

K : ketuban pecah dan tidak ada air ketuban.

(JPNK – KR 2008 : 57)

c. Molase

0 :sutura terpisah.

1 :sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak atau

bersentuhan)

2 :sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki.

3 :sutura tumpang tindih tetapi tidak dapat

diperbaiki.

(JPNK – KR 2008 : 58)

d. Pembukaan serviks

Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x).

(JPNK – KR 2008 : 58)

e. Penurunan.

10

Mengacu pada bagian terbawah yang teraba di atas

simpisis pubis dengan janin metode perlimaan:

5/5 : bagian terbawah janin telah memasuki PAP

4/5 : ( 1/5 ) bagian terbawah janin memasuki PAP

3/5 : (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki

rongga panggul

2/5: ( 3/5 ) bagian telah turun melewati bidang

tengah rongga panggul

1/5: (4/5) bagian telah masuk ke dalam rongga

panggul

0/5: seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke

dalam rongga panggul

dan sudah tidak dapat di raba dari pemeriksan

luar.

(JPNK – KR 2008 : 42)

f. Waktu

g. Jam

h. Kontraksi

i. Oksitosin

j. Obat yang diberikan

k. Nadi, tekanan darah dansuhu

l. Protein, asetan dan volume urin

(Saifuddin, 202 : N-12)

2.2 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN VARNEYI. PENGKAJIAN

Tanggal: .................... Jam : ..........

WIB

Tempat : ....................

11

A. DATA SUBYEKTIF

1. BIODATA

Nama :Selain sebagai identitas, upayakan

bidan memanggil dengan nama

panggilan sehingga komunikasi

antara bidan dan pasien lebih

akrab.

Umur :Data ini ditanyakan untuk

menentukan apakah ibu dalam

persalinan beresiko atau tidak.

Agama : Sebagai dasar bidan dalam member

dukungan mental dan spiritual

terhadap pasien dan keluarga

sebelum dan pada saat persalinan.

Pendidikan:Sebagai dasar bidan untuk

menentukan meted yang tepat dalam

menyampaikan informasi mengenai

teknik melahirkan bayi. Tingkat

pendidikan ini sangat mempengaruhi

daya tangkap dan tanggap pasien

terhadap instruksi yang di berikan

bidan pada saat persalinan.

Pekerjaan :Data ini menggambarkan tingkat

social ekonomi,pola sosialisasi,

data pendukung dalam komunikasi

yang akan di pilih selama asuhan.

Alamat :Selain sebagai data mengenai

distribusi local pasien, data ini

12

juga member gamaran mengenai jarak

dan waktu yang di tempuh pasien

menuju lokasi persalinan.

2. KELUHAN UTAMA

Keluhan utama di tanyakan untuk mengetahui

alasan pasien dating ke fasilitas pelayanan

kesehatan. Pada kasus persalinan informasi yang

harus didapat dari pasien adalah kapan mulai

terasa ada kenceng-kenceng di perut,tanggal dan

jamnya, bagaimana intensitas dan frekuensinya,

apakah ada pengeluaran cairan dari vagina yang

berbeda dari air kemih, jam dan tanggalnya,

apakah sudah ada peneluaran lendir dan darah,

jam dan tanggalnya, serta pergerakan janin

untuk memastikan kesejahteraannya.

(Sulistyawati. 2010: 221)

3. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang

pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu

pernah menderita penyakit menular seperti TBC,

hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan

seperti jantung, darah tinggi, ginjal, kencing

manis, juga pernahkah ibu menderita kanker

ataupun tumor serta untuk mengetahui apakah ibu

pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.

4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

13

Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga

terutama :

a. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit

tertentu terutama penyakit menular seperti

TBC, hepatitis

b. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti

kencing manis, kelainan pembekuan darah,

jiwa, asma.

c. Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang

meningkatkan kemungkinan hamil kembar

adalah faktor ras, keturunan, umur wanita,

dan paritas. Oleh karena itu apabila ada

yang pernah melahirkan atau hamil dengan

anak kembar harus diwaspadai karena hal ini

bisa menurunkan pada ibu.

(Manuaba, 2000 : 265)

5. RIWAYAT HAID

Data ini memang tidak secara langsung

berhubungan dengan masa bersalin, namun dari

data yang kita peroleh kita akan mempunyai

gambaran tentang keadaan dasar dari organ

reproduksinya. Beberapa data yang harus kita

peroleh adalah :

a. Menarche adalah usia pertama kali mengalami

menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usi

sekitar 12-16 tahun.

14

b. Siklus menstruasi adalah jarak antara

menstruasi yang di alami dengan menstruasi

berikutnya dalam hitungan hari.

c. Banyaknya, data ini menjelaskan seberapa

banyak darah menstruasi yang di keluarkan.

Kadang kita akan kesulitan mendapatkan data

yang valid. Sebagai acuan yang biasanya

kita gunakan adalah banyak, sedang,

sedikit. Jawaban yang di berikan pasien

biasanya subyektif, namun kita dapat

menggali lebih dalam lagi dengan beberapa

pertanyaan mendukung seperti sampai berapa

kali ganti pembalut dalam sehari.

d. Keluhan, beberapa wanita menyampaikan

keluhan yang di rasakan ketika mengalami

menstruasi misalnya sakit yang sangat,

pening sampai pingsan atau jumlah darah

yang banyak. Keluhan yang di sampaikan

pasien dapat menunjuk pada diagnosis

tertentu.

(Sulistyawati. 2010: 221-222)

e. Hari Pertama Haid Terakhir ( HPHT ), dikaji

untuk menentukan usia kehamilan dengan

menghitung mulai dari hari pertama ibu

mendapatkan haid terakhir sebelum pasien

diketahui hamil.

f. Tafsiran persalinan, untuk mentukan

tafsiran persalinan biasanya menggunakan

rumus Neegle,yaitu HPHT + 7 hari – 3 bulan.

15

(Sulistyawati. 2009: 53)

6. RIWAYAT PERKAWINAN

Data ini penting untuk kita kaji karena dari

data ini kita akan mendapatkan gambaran

mengenai suasana rumah tangga pasangan serta

kepastian mengenai siapa yang mendampingi

persalinan. Yang harus ditanyakan adalah:

a. Usia pertama kali menikah

b. Lama pernikahan

c. Perkawinan yang sekarang adalah suami yang

ke berapa

(Sulistyawati, 2010: 222)

7. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS YANG

LALU

Data ini penting untuk di ketahui oleh bidan

sebagai data acuan untuk memprediksi jalannya

proses persalinan dan untuk mendeteksi apakah

ada kemungkinan penyulit selama proses

persalinan.

Kehamilan, hamil ke berapa, anc berapa kali, di

mana, keluhan, terapi yang di dapat.

Persalinan, usia kehamilan saat melahirkan,

melahirkan dimana, di tolong siapa, cara

persalinan, penyulit, ari-ari lahir normal atau

tidak.

Nifas, berapa lama, keluhan selama nifas,

perdarahan, ASI, meneteki sampai umur berapa.

16

KB, jenis metode, lama, keluhan,

(Sulistyawati. 2010: 221-222)

8. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

Ibu hamil anak ke berapa, periksa hamil berapa

kali TM I, TM II, YTM III, di mana periksa

hamil, keluhan selama kehamilan, imunisasi TT

berapa kali, mendapatkan terapi atau obat apa

saja dari bidan, gerakan janin.

(Sulistyawati. 2009: 130)

9. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

Sangat penting ditanyakan untuk mengetahui pola

nutrisi, eliminasi, istirahat, aktivitas,

personal hygiene, rekreasi dan kebiasaan yang

dilakukan ibu selama dirumah maupun di rumah

sakit. Pada kasus Hiperemesis Gravidarum

biasanya pasien BAB mengalami konstipasi dan

BAKnya mengalami oliguri dan aktivitanya

terganggu karena biasanya badanya terasa lemah.

10. DATA PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN SPIRITUAL SERTA

BUDAYA

- Psikologi: Data ini di perlukan untuk

mengetahui keadaan psikologis ibu dalam

mengahadapi persalinannya,bidan dapat

menanyakan langsung bagaimana perasaan

pasien terhadap kehamilan dan

persalinannya.

17

- Sosial: perlu di kaji bagaimana respon

keluarga terhadap persalinannya. Adanya

respon positif dari keluarga terhadap

persalinan akan mempercepat proses adaptasi

pasien menerima peran dan kondisinya.

- Spiritual: Data ini di tanyakan sebagai

dasar bidan dalam memberikan dukungan

mental dan spiritual terhadap pasien dan

keluarga sebelum dan saat persalinan.

- Budaya: data ini ditanyakan untuk

mengetahui latar belakang budaya seperti

kebiasaan minum jamu-jamuan.

(Sulistyawati. 2010: 225)

B. DATA OBYEKTIF

1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TB : Normal >145 cm

BB : Perkiraan berat badan yang

dianjurkan adalah 4

kg pada kehamilan trimester I,

0,5 kg/mgg pada kehamilan TM II

dan TM III, total BB selama

hamil normalnya 15-16 kg.

(Sulistyawati. 2009: 69)

LILA : Dikaji untuk mengetahui status

gizi ibu,

normalnya LILA > 23,5 cm.

18

TTV TD : Tekanan darah akan meningkat

selama

kontraksi, disertai

peningkatan sistole rata-rata

15-20 mmHg dan diastole rata-

rata 5-10

mmHg.

Nadi : 60-88 kali/menit

RR : Sedikit peningkatan pernafasan

dianggap

normal pada saat persalinan

karena adanya peningkatan

metabolisme, normalnya 16-24

kali/menit

Suhu : Terjadi peningkatan suhu tubuh

selama

persalinan, suhu tubuh normal

36,5 – 37,5 oC

(Sulistyawati. 2010: 67)

2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

a. Inspeksi

Kepala : Warna hitam, bersih,

tidak mudah rontok.

Wajah : Tidak pucat atau oedema,

adakah cloasma

gravidarum

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera

putih.

19

Hidung : Bersih, tidak ada sekret,

tidak tampak

pernafasan cuping hidung.

Telinga : Bersih, tidak ada

gangguan pendengaran.

Mulut : Warna merah muda, bibir

lembab, tidak ada

stomatitis tidak ada gigi

caries, lidah bersih.

Dada : Tidak tampak retraksi dinding

dada.

Payudara : Simetris, puting susu

mendatar, masuk atau

menonjol, bersih.

Abdomen : Tampak adanya pembesaran perut

membujur,

luka bekas operasi ada atau

tidak, striae gravidarium ada

atau tidak, tampak linea nigra.

Genetalia : Genetalia bersih, ada blood

show , tidak ada

tanda-tanda infeksi menular

seksual.

Anus : Bersih, tidak ada hemoroid.

Ekstremitas

Atas : Simetris, kuku tidak pucat, turgor

kulit baik

Bawah : Tidak ada varises, tidak oedema.

20

b. Palpasi

Leher : Tidak ada bendungan vena

jugularis, tidak ada

pembengkakan kelenjar tiroid.

Payudara : Tidak ada nyeri tekan, tidak

ada benjolan

abnormal, kolostrum sudah

keluar atau belum.

(Sulistyawati. 2010: 226-228)

Abdomen :

Leopold I

Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat

di fundus. Jika pada fundus teraba bundar,

lunak, kurang melenting itu berarti bokong

janin. Jika teraba bundar, keras melenting

itu berarti kepala janin, jika teraba

bagian kecil yang menonjol,berarti itu

adalah bagian kecil janin.Dalam pengukuran

TFU menggunakan metelyn, TFU tidak boleh

lebih dari 40 cm.

(JPNK-KR, 2008 : 47)

Leopold II

Menentukan bagian janin yang ada di sebelah

kanan atau kiri perut ibu. Jika teraba

keras, datar seperti papan, memanjang

berarti punggung (Puka atau Puki), namun

jika teraba bagian-bagian kecil yang

menonjol maka itu adalah bagian kecil

janin.

21

Leopold III

Untuk menentukan apa yang ada pada bagian

bawah. Jika teraba bundar, keras melenting

itu berarti kepala janin. Jika teraba

bundar lunak, kurang melenting berarti

bokong, jika teraba bagian kecil yang

menonjol berarti itu adalah bagian kecil

jain.

Leopold IV

Untuk menentukan seberapa jauh bagian

terendah sudah masuk PAP. Umumnya pada saat

inpartu kepala sudah masuk panggul

(divergen). Kepala sudah masuk PAP berapa/5

bagian.

(Sulistyawati. 2009: 89-92)

Abdomen terasa keras saat his, pada fase

laten HIS masing-masing 5-30 menit berakhir

5-30 detik.

(Doenges, 2001: 266)

c. Auskultasi

DJJ : Normalnya 120-160 kali/menit,

teratur, adekuat.

(Sulistyawati, Ari. 2010: 77)

Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing.

d. Perkusi

Reflek patella : +/+

(Sulistyawati. 2010: 228)

22

3. PEMERIKSAAN DALAM

- v/v: lendir,darah +/-

- tidak ada benjolan di sekitar vagina

- Ø……cm

- Eff….

- Ketuban : + / -

- Bagin terdahulu : kepala/bokong/muka

- Bagian terendah : uuk/uub arah jam……

(JPNK-KR, 2008 : 56)

- Moulase

0 : Sutura terpisah

1 : Sutura (pertemuan 2 tulang

tengkorak / bersentuhan)

2 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat

diperbaiki.

3 : Sutura tumpang tindih tetapi tidak

dapat diperbaiki.

(JPNK-KR, 2008 : 58)

- Penurunan kepala

5/5 : Bagian terbawah janin telah

memasuki PAP

4/5 : (1/5) bagian terbawah janin

memasuki PAP

3/5 : (2/5) bagian terbawah janin telah

memasuki rongga

panggul

2/5 : (3/5) bagian telah turun melewati

bidang tengah rongga

23

panggul

1/5 : (4/5) bagian telah masuk ke dalam

rongga panggul

0/5 : Seluruh bagian terbawah janin sudah

masuk ke dalam

rongga panggul dan sudah tidak dapat

di raba dari pemeriksan luar.

- Disekitar bagian terdahulu tidak ada bagian

kecil janin yang menyertai.

(JPNK-KR, 2008 : 42)

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

TBJ : TFU-11 X155

TFU-12 X 155

TFU-13 X 155

(Sulistyawati. 2009:140)

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Ny.... G ... P ... Ab ... Uk ... minggu janin

T/H/I, Letkep, Puka dengan

inpartu kala I fase aktif.

Ds : Ibu mengatakan hamil anak keberapa, Uk ...

bulan dan saat ini ibu

merasakan kenceng-kenceng pada perut bagian

bawah sejak tanggal ..., jam ... WIB, dan ibu

telah mengeluarkan cairan sejak tanggal ...,

jam ..., serta mengeluarkan lendir dan darah

dari vaginanya tanggal….., jam…..

24

Do : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tinggi badan : TB umumnya > 145 cm

Berat badan : Perkiraan berat badan

yang dianjurkan adalah 4

kg pada kehamilan trimester I,

0,5 kg/mgg pada

kehamilan TM II dan TM III,

total BB selama

hamil normalnya 15-16 kg.

(Sulistyawati. 2009: 69)

LILA : Dikaji untuk mengetahui

status gizi ibu,

normalnya LILA > 23,5 cm.

TTV TD : Tekanan darah akan meningkat

selama

kontraksi, disertai peningkatan

sistole rata-rata 15-20 mmHg dan

diastole rata-rata 5-10 mmHg.

Nadi : 60-88 kali/menit

RR : Sedikit peningkatan pernafasan

dianggap

normal pada saat persalinan

karena adanya peningkatan

metabolism, normalnya pernafasan

16-24 kali/menit.

Suhu : Akan terjadi peningkatan suhu

tubuh selama

25

persalinan, suhu tubuh normal

36,5 – 37,5 oC

(Sulistyawati. 2010: 67)

Pemeriksaan fisik

Muka: Tidak pucat, tidak oedema

Mata: Konjungtiva merah muda, sklera putih.

Mulut : Bibir lembab, tidak pucat, tidak

ada stomatitis, tidak ada gigi

caries.

Payudara : Puting susu menonjol atau tidak,

simetris atau tidak,

tidak ada nyeri tekan, tidak ada

benjolan abnormal, kolostrum umumnya

sudah keluar.

(Sulistyawati. 2010: 226-228)

Abdomen

Leopold I

Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat di

fundus. Jika pada fundus teraba bundar, lunak,

kurang melenting itu berarti bokong janin. Jika

teraba bundar, keras melenting itu berarti

kepala janin, jika teraba bagian kecil yang

menonjol berarti itu adalah bagian kecil jain.

Leopold II

Menentukan bagian janin yang ada di sebelah

kanan atau kiri perut ibu. Jika teraba keras,

datar seperti papan, memanjang berarti punggung

(Puka atau Puki), namun jika teraba bagian-

26

bagian kecil yang menonjol maka itu adalah

bagian kecil janin.

Leopold III

Untuk menentukan apa yang ada pada bagian

bawah. Jika teraba bundar, keras melenting itu

berarti kepala janin. Jika teraba bundar lunak,

kurang melenting berarti bokong, jika teraba

bagian kecil yang menonjol berarti itu adalah

bagian kecil jain.

Leopold IV

Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah

sudah masuk PAP. Umumnya pada saat inpartu

kepala sudah masuk panggul (divergen). Kepala

sudah masuk PAP berapa/5 bagian.

(Sulistyawati. 2009: 89-92)

Abdomen terasa keras saat his, pada fase laten

HIS masing-masing 5-30 menit berakhir 5-30

detik.

(Doenges, 2001: 266)

DJJ : Normalnya 120-160 kali/menit, teratur,

adekuat.

(Sulistyawati. 2010: 77)

Genetalia: Blood show (+).

Pemeriksaan dalam

v/v bagaimana, ada atau tidak benjolan di

sekitar vagina, Ø berapa cm, eff berapa %,

ketuban sudah pecah atau belum, bagian

terdahulu apa, bagian terendah apa, moulase

bagaimana, penurunan kepala, adakah bagian

27

kecil janin yang menyertai di sekitar bagian

terdahulu.

III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH

-

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

-

V. INTERVENSI

Dx : Ny... G ... P ... Ab ... Uk ... minggu janin

T/H/I, Letkep, Puka dengan

inpartu kala I fase aktif.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dengan

baik diharapkan ibu

mengerti kondisinya dan ibu bisa melahirkan

dengan selamat.

KH:

- KU ibu baik

- TTV dalam batas normal

- DJJ dalam batas normal (120-160 kali/menit)

- His adekuat

Intervensi :

1. Berikan dukungan ibu secara emosional dan

spiritual.

R/ Ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan.

2. Hadirkan pendamping ibu.

R/ Memberi ketenangan dan motivasi untuk ibu.

3. Bantu ibu untuk mengatur posisi yang nyaman.

28

R/ Menambah kenyamanan ibu.

4. Pantau TTV, DJJ, his dan kemajuan pembukaan ibu.

R/ Indikator kemajuan dan perkembangan persalinan.

5. Bantu ibu melakukan relaksasi pernapasan saat ada

kontraksi.

R/ Mencegah bengkak pada alat kelamin jika ibu

meneran saat pembukaan belum lengkap, menghemat

energi.

6. Bantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

R/ Menjaga tenaga ibu agar tetap kuat dan mencegah

dehidrasi.

7. Siapkan partus set, heacting set, alat, obat dan

tempat.

R/ Semua peralatan di siapkan sejak awal akan

mempermudah penolong dalam melakukan pertolongan

persalinan.

VI. IMPLEMENTASI

Dilakukan sesuai dengan intervensi.

VII. EVALUASI

Sesuai Kriteria hasil.

29

BAB IIITINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE (INC)

PADA NY. “A” GI P000 Ab000 UK 40-41 MINGGU

JANIN TUNGGAL/HIDUP/INTRAUTERIN, LETKEP, PUKA DENGAN INPARTU

KALA I FASE LATEN DENGAN KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK

DI KAMAR BERSALIN PUSKESMAS SINGOSARI

3.1 PENGKAJIAN DATA

Tanggal Pengkajian : 16 Mei 2014

Jam Pengkajian : 23.45 WIB

Tempat Pengkajian : Kamar Bersalin Puskesmas Singosari

Oleh : Maya Marisca

A. DATA SUBYEKTIF

1. BIODATANama Ibu : Ny.”A” Nama Suami : Tn. I

Umur : 23 tahun Umur : 38 tahun

30

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan :

Karyawan Swasta

Alamat : Jl. Tohjoyo Rt 07/ 07, Pagentan, Singosari.

2. KELUHAN UTAMA

Ibu mengatakan mulai merasakan kenceng-kenceng pada

perut ibu bagian bawah hari ini tanggal 16 Mei 2014

jam 23.00 WIB. Ibu mengatakan kenceng- kencengnya

semakin sering dan kuat. Ibu mengatakan sudah

keluar darah ataupun lendir pada alat kelamin dan

cairan ketuban belum keluar.

3. RIWAYAT PERNIKAHAN

Menikah : 1 kali

Lama menikah : 1 tahun

Usia pertama menikah : 20 tahun

Jumlah anak : Tidak Ada

4. RIWAYAT HAID

Menarche : 13 tahun

Siklus : Teratur ± 28 hari

Lama Haid : ± 15 hari

Banyaknya : ± 2 kali ganti pembalut/hari

Warna dan bau: Merah kehitaman, bau khas darah

haid

Dysminorrhea : Tidak ada

Fluor Albus : Tidak Ada

Keluhan : Tidak AdaHPHT : 3- 8- 2013

31

TP : 10- 5- 2014

5. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, KB YANG LALU

N

o

KEHAMILAN PERSALINAN ANAK NIFAS KBK

E

TSua

mi

Hami

l

Ke

U

K

Peno

long

Car

a

Pen

yul

it

J

K

BB/

PBH M

H

umur

Lam

aASI

Car

a

La

ma

1

.

Hami

lini - - - - - - - - - - - - - -

6. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

TM I : Ibu mengatakan periksa kehamilan ke

Bidan 3 kali tidak ada

keluhan , ibu mendapat vitamin B6, dan

mendapat konseling tentang nutrisi.

TM II : Ibu mengatakan periksa kehamilan ke

Bidan 2 kali dan tidak

ada keluhan, ibu mendapatkan kalsium dan

tablet tambah darah serta konseling

tentang nutrisi, istirahat dan aktivitas.

TM III : Ibu mengatakan periksa kehamilan ke

Bidan 3 kali dengan

keluhan pusing dan kaki kram. Ibu

mendapatkan tablet tambah darah, vitamin B

kompleks dan kalsium serta konseling

tentang nutrisi, istirahat, aktivitas,

seksual, tanda bahaya trimester III dan

tanda-tanda menjelang persalinan.

32

7. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Ibu mengatakan dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan

sehat, tidak sedang

menderita penyakit menurun seperti tekanan darah

tinggi, kencing manis, asma menular seperti

penyakit kuning, batuk berdarah dan penyakit kronis

seperti ginjal, jantung. Ibu mengatakan tidak

pernah mengalami perdarahan, anemia, bengkak di

wajah, tangan dan kaki, nyeri perut bawah,

pandangan kabur, serta tidak ada riwayat kejang.

8. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada

yang menderita penyakit menurun seperti tekanan

darah tinggi, kencing manis, asma menular seperti

penyakit kuning, batuk berdarah dan penyakit kronis

seperti ginjal, jantung yang dapat mempengaruhi

proses persalinannya, serta tidak ada keturunan

kembar baik dari pihak ibu maupun suami.

9. RIWAYAT KESEHATAN LALU

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit

menurun seperti tekanan darah tinggi, kencing

manis, asma menular seperti penyakit kuning, batuk

berdarah dan penyakit kronis seperti ginjal atau

jantung. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

33

perdarahan, anemia, bengkak di wajah, tangan dan

kaki, nyeri perut bawah, pandangan kabur, serta

tidak ada riwayat kejang.

10. POLA KEBIASAAN SEHARI- HARI

No Pola Selama hamil Selama Inpartu1. Nutrisi Ibu mengatakan makan 3 kali

sehari dengan porsi 1 piring

nasi, 1 potong lauk nabati atau

hewani, ½ mangkok sayur, buah

jika ada dan biskuit dipagi

hari. Ibu mengatakan minum ± 2

liter/hari ditambah susu ibu

hamil 2 gelas/hari.

Ibu mengatakan

makan roti

tawar 1 lembar

dan minum teh

hangat ½

gelas.

2. Eliminas

i

Ibu mengatakan BAB 1 kali

sehari dengan konsistensi

lunak, warna kuning, bau khas

feses, tidak ada keluhan. Ibu

mengatakan BAK 7-8 kali sehari,

warna kuning jernih, bau khas

urine, tidak ada keluhan.

Ibu mengatakan

belum BAB. Ibu

BAK melalui

selang

sebanyak 1

bengkok

dibantu oleh

Bidan.3. Aktivita

s

Ibu mengatakan melakukan

pekerjaan rumah seperti

memasak, mencuci baju dan

bersih-bersih rumah dibantu

dengan suami dan lebih sering

istirahat.

Ibu miring

kiri dan kanan

secara

bergantian,

kadang duduk

atau posisi

setengah duduk

34

di atas tempat

tidur.4. Istiraha

t

Ibu mengatakan istirahat siang

± 2 jam pukul 13.00-15.00 WIB

dan istirahat malam ± 8 jam

pukul 21.00-05.00 WIB, tetapi

sering bangun.

Ibu tidak

tidur selama

persalinan.

5. Kebersih

an

Ibu mengatakan mandi, gosok

gigi, ganti baju dan ganti

pakaian dalam 2 kali sehari,

keramas 2 hari sekali.

Ibu tidak

mandi selama

persalinan.

7. Seksual Ibu mengatakan belum pernah

melakukan hubungan suami istri

selama hamil.

Tidak Ada

11. KEADAAN PSIKOSOSIAL, BUDAYA DAN SPIRITUAL

a. Data Psikologis

Ibu mengatakan kehamilan pertama ini disambut

baik dan bahagia oleh keluarganya dan keluarga

suami.

b. Sosial dan budaya

Ibu mengatakan hubungan dengan suami keluarga

maupun tetangga baik. Ibu mengatakan masih

melakukan adat jawa yaitu melakukan upacara 3

bulan dan 7 bulanan saat kehamilan. Ibu

mengatakan dalam keluarga tidak ada budaya

minum jamu-jauan saat hamil.

c. Spiritual

35

Ibu hanya berdoa agar proses persalinannya

lancar dan anaknya lahir dengan selamat.

B. DATA OBYEKTIF

1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TB : 158 cm

BB sekarang : 64 kg

BB sebelum hamil : 56 kg

LILA : 29 cm

TTV TD :110/70 mmHg

Nadi :80 kali/menit

RR :22 kali/menit

Suhu :36 oC

2. PEMERIKSAAN KHUSUS

a. Inspeksi

Kepala : Rambut warna hitam bergelombang,

bersih dan tidak

rontok, tidak ada benjolan

abnormal.

Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada

cloasma gravidarium.

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,

sklera putih.

Hidung : Simetris, tidak ada sekret, bersih,

tidak ada polip.

36

Telinga : Simetris, bersih, tidak ada

serumen.

Mulut dan gigi : Simetris, bibir lembab,

lidah bersih, gigi bersih

tidak ada stomatitis, tidak

ada caries gigi.

Leher : Simetris, tidak terlihat

pembesaran kelenjar tiroid dan

limfe, tidak terlihat bendungan

vena jugularis.

Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada.

Payudara : Simetris, puting susu menonjol,

bersih, ada

hiperpigmentasi areola mamae,

payudara tidak tegang, kolostrum

belum keluar.

Abdomen : Terjadi pembesaran uterus sesuai

kehamilan, tidak ada

luka bekas operasi, tampak striae

albican, tampak linea nigra.

Genetalia: Bersih, tidak ada odema dan

varises, sudah keluar

darah lendir, belum keluar cairan

ketuban.

Anus : Tidak ada hemoroid.

Ekstremitas

Atas : Simetris, tidak terlihat oedema dan

varises.

37

Bawah : Simetris, tidak terlihat oedema dan

varises.

b. Palpasi

Hidung : Tidak ada polip

Leher : Tidak teraba pembesaran

kelenjar tiroid maupun limfe,

tidak teraba bendungan vena

jugularis.

Payudara : Konsistensi kenyal, tidak teraba

benjolan abnormal,

kolostrum belum keluar, tidak ada

nyeri tekan.

Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal.

Leopold I

TFU 3 jari di bawah processus

xifoideus (32 cm), di fundus teraba

lunak, kurang bulat, kurang melenting

yaitu (bokong janin).

Leopold II

Di bagian kanan perut ibu teraba

tahanan memanjang yatiu (punggung

janin). Dibagian kiri perut ibu

teraba kosong dan teraba bagian-

bagian kecil janin (ekstremitas).

Leopold III

Bagian terdahulu teraba bulat, keras,

melenting (kepala), tidak dapat

digoyangkan (sudah masuk PAP).

Leopold IV

38

Divergen, kepala teraba 2/5 bagian

diatas symfisis.

HIS : 2 kali dalam 10 menit lamanya 30

detik.

TBJ : (TFU - 11) x 155 = (32 - 11) x 155

= 3255 gram.

c. Auskultasi

Dada : Tidak terdengar ronchi dan

wheezing.

Abdomen : DJJ 133 kali/menit, teratur,

adekuat dan terdengar

keras di perut sebelah kanan bawah

pusat.

d. Perkusi

Reflek patella : Tidak dikaji

3. PEMERIKSAAN DALAM

Tanggal/Jam : 16 Mei 2014/ 23.50 WIB

Vulva vagina : Tidak terdapat varises, tidak ada

odema, tidak terdapat

jaringan parut.

Pembukaan : 2 cm

Effacement : 25%

Ketuban : Utuh

Bagian terendah : Kepala bagian belakang

Bagian terdahulu : Ubun-ubun kecil

Hodge : Penuruhan kepala Hodge I

39

Moulage : Tidak ada (0)

Bagian kecil : Tidak Ada

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak Terkaji

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Ny.”A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 Minggu Janin

tunggal/ Hidup/ Intrauterin,

Letkep, Puka dengan Inpartu Kala I Fase Laten.

Ds : Ibu mengatakan mulai merasakan kenceng-kenceng

pada perut ibu bagian

bawah hari ini tanggal 16 Mei 2014 jam 23.00

WIB. Ibu mengatakan

kenceng- kencengnya semakin sering dan kuat. Ibu

mengatakan belum

keluar darah ataupun lendir pada alat kelamin dan

cairan ketuban belum

keluar.

Do : Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

RR : 22 kali/menit

Suhu : 36 oC

Pemeriksaan fisik khusus

Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal.

Leopold I

40

TFU 3 jari di bawah processus xifoideus

(32 cm), di fundus

teraba lunak, kurang bulat, kurang

melenting (bokong).

Leopold II

Di bagian kanan perut ibu teraba tahanan

memanjang (punggung). Dibagian kiri perut

ibu teraba kosong dan teraba bagian-bagian

kecil janin (ekstremitas).

Leopold III

Bagian terdahulu teraba bulat, keras,

melenting (kepala), tidak dapat

digoyangkan (sudah masuk PAP).

Leopold IV

Divergen, kepala sudah masuk PAP 2/5

bagian.

HIS : 2 kali dalam 10 menit lamanya 30

detik.

TBJ : (TFU - 11) x 155 = (32 - 11) x 155

= 3255 gram.

Pemeriksaan dalam

Vulva vagina : Tidak terdapat varises, tidak ada

odema, tidak terdapat

jaringan parut.

Pembukaan : 2 cm

Effacement : 25 %

Ketuban : Utuh

Bagian terendah : Kepala bagian belakang

Bagian terdahulu : Ubun-ubun kecil

41

Hodge : Penuruhan kepala Hodge I

Moulage : Tidak ada (0)

Bagian kecil : Tidak Ada

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

-

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

-

3.5 INTERVENSI

Tanggal/Jam: 16 Mei 2014/ 24.10 WIB

Dx : Ny. “A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 minggu janin

T/H/I, Letkep, Puka

dengan inpartu kala I fase Laten.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan

ibu dapat melahirkan

dengan lancar dan aman tanpa penyulit.

Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : Dalam batas normal

TD : Sistole tidak > 30 mmHg

Diastole > 15 mmHg

Nadi : 60-88 kali/menit

RR : 16-24 kali/menit

Suhu : 36,5-37,5 oC

DJJ dalam batas normal (120-160 kali/menit)

His adekuat (5 kali dalam 10 menit lama > 45

detik)

Kemajuan persalinan tidak melewati garis

waspada

Persalinan berjalan normal tanpa penyulit

42

Intervensi :

1. Berikan dukungan ibu secara emosional dan spiritual.

R/ Ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan.

2. Hadirkan pendamping ibu.

R/ Memberi ketenangan dan motivasi untuk ibu.

3. Bantu ibu untuk mengatur posisi yang nyaman.

R/ Menambah kenyamanan ibu.

4. Pantau TTV, DJJ, his dan kemajuan pembukaan ibu.

R/ Indikator kemajuan dan perkembangan persalinan.

5. Bantu ibu melakukan relaksasi pernapasan saat ada

kontraksi.

R/ Mencegah bengkak pada alat kelamin jika ibu meneran

saat pembukaan belum lengkap, menghemat energi.

6. Bantu ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

R/ Menjaga tenaga ibu agar tetap kuat dan mencegah

dehidrasi.

7. Siapkan partus set, heacting set, alat, obat dan

tempat.

R/Semua peralatan di siapkan sejak awal akan

mempermudah penolong dalam melakukan pertolongan

persalinan.

3.6 IMPLEMENTASI

Tanggal/Jam: 16 Mei 2014/ 24.20 WIB

Dx : Ny. “A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 minggu janin

T/H/I, Letkep, Puka

dengan inpartu kala I fase Laten.

Implementasi :

1. Memberi dukungan kepada ibu secara emosional dan

spiritual sesuai keyakinan agama ibu.

43

2. Menghadirkan pendamping ibu selama persalinan misalnya

suami atau anggota keluarga lainnya agar ibu lebih

tenang dan motivasi lebih banyak.

3. Membantu ibu mengatur posisi sesuai kenyamanan ibu,

misalnya miring kiri, jongkok atau setengah duduk.

4. Memantau TTV ibu meliputi tekanan darah dan suhu setiap

4 jam sekali, nadi serta pernapasan setiap 30 menit,

DJJ dan his setiap 30 menit serta pembukaan serviks

setiap 4 jam dan masukkan kedalam partograf.

5. Membantu ibu malakukan relaksasi pernapasan saat ada

kontraksi dengan cara ibu diminta menarik napas panjang

melalui hidung lalu menghembuskan melalui mulut,

melakukannya berkali-kali untuk mengurangi rasa sakit

sampai kontraksi mereda.

6. Membantu ibu untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi misalnya

ibu minum atau makan disela kontraksi.

7. Menyiapkan alat, obat dan tempat persalinan yang

nyaman. Menyiapkan partus set yang terdiri dari 2 klem,

gunting tali pusat, benang tali pusat, kateter logam,

gunting episiotomi, klem ½ kocher, sarung tangan

steril, kassa, spuit 2,5 atau 3 ml dengan jarum sekali

pakai, penghisap lendir atau kateter penghisap delee,

kain bersih dan handuk untuk mengeringkan dan

menyelimuti bayi, heating set yang terdiri dari 1 buah

alat suntik 5 ml sekali pakai, 20 ml lidocain 1%,

nalfooder, pinset, benang catgut 3,0 dan jarum jahit,

bahan-bahan seperti patograf, thermometer, metelin,

funandoskop, jam tangan, stetoskop, tensimeter, larutan

DTT, sabun dan detergen, celemek dan kantong plastik.

44

3.7 EVALUASI

Tanggal/Jam: 16 Mei 2014/ 08.00 WIB

Dx : Ny. “A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 minggu janin T/H/I,

Letkep, Puka dengan

inpartu kala I fase aktif.

S : Ibu mengatakan kenceng-kencengnya semakin kuat dan

ingin meneran seperti

BAB.

O: Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

Nadi : 80 kali/menit

Terdapat tanda gejala kala II

- Dorongan meneran

- Tekanan anus

- Perineum menonjol

- Vulva membuka

His : Bertambah sering dan kuat (5 kali

dalam 10 menit lama

45 detik)

DJJ : 140 kali/menit

Genetalia : Tidak ada odema, tidak varises,

terdapat bloody show

Pemeriksaan Dalam

Vulva vagina : Tidak terdapat varises, tidak

ada odema, tidak terdapat

jaringan parut, bloody show, keluar

cairan ketuban,

tidak ada kelainan.

Pembukaan : 10 cm

45

Effacement : 100%

Ketuban : Jernih

Bagian terendah : Kepala bagian belakang

Bagian terdahulu : Ubun-ubun kecil

Hodge : Penuruhan kepala Hodge III

Moulage : Tidak ada (0)

Bagian kecil : Tidak ada

A: Ny. “A” GI P000 Ab000 UK 40- 41 minggu janin T/H/I, Letkep,

Puka dengan

inpartu kala I fase aktif.

P : Lakukan pertolongan persalinan normal sesuai

prosedur.

I :

1. Mendengar dan melihat tanda dan gejala kala II

(dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol

dan vulva membuka)

2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-

obatan esensial pada partus set serta mempersiapkan

diri.

3. Memakai celemek plastik.

4. Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air

mengalir lalu dikeringkan dengan handuk bersih.

5. Memakai sarung tangan DTT.

6. Menghisap oksitosin dan diletakkan dalam partus

set.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT.

8. Memastikan pembukaan lengkap (VT).

9. Mendekontaminasikan sarung tangan ke dalam larutan

klorin 0,5 %.

46

10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi (DJJ 133

kali/menit, jelas, teratur, adekuat) serta TTV ibu

(TD 110/70 mmHg, N 84 kali/menit, S 36,6 ºC, RR 22

kali/menit).

11. Memberitahukan kepada keluarga bahwa pembukaan

sudah lengkap dan keadaan janin baik, dan

mempersiapkan dan memposisikan ibu senyaman

mungkin.

12. Meminta keluarga untuk menyiapkan perlengkapan bayi

dan ibu serta membantu menyiapkan posisi meneran.

13. Saat ada his, ibu dipimpin untuk meneran dan

memberikan pujian untuk ibu.

14. Saat tidak ada his, menganjurkan ibu untuk miring

kiri dan memberi ibu minum serta menghitung DJJ.

15. Saat kepala tampak 5-6 cm dibawah sympisis,

meletakkan handuk di atas perut ibu.

16. Meletakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di

bawah bokong ibu.

17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali

kelengkapan alat dan bahan.

18. Memakai sarung tangan DTT atau steril.

19. Saat kepala perlahan keluar, tangan kanan

melindungi perineum sementara tangan kiri menahan

puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang

terlalu cepat, saat kepala bayi sudah lahir

mengusap wajah bayi dengan kasa steril.

20. Memeriksa adakah lilitan tali pusat pada leher

bayi.

47

21. Menunggu sampai kepala janin selesai melakukan

putaran paksi luar.

22. Memposisikan tangan biparietal pada kepala janin

untuk melahirkan bahu.

23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga leher

dengan keempat jari pada punggung dan ibu jari di

letakkan di dada.

24. Tangan kiri menyusuri punggung, bokong serta kaki

bayi. Segera membebaskan jalan nafas dan

mengeringkan bayi.

25. Bayi lahir spontan tanggal 5 Mei jam 16.30 WIB,

bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus

otot baik, jenis kelamin laki-laki, AS 8-9.

Kala III (Kala Uri)

Tanggal/Jam : 16 Mei 2014/ 05.00 WIB

26. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk mulai dari

muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali

tangan tanpa membersihkan verniks, serta mengganti

handuk yang basah dengan handuk yang kering.

27. Mengecek fundus untuk memastikan tidak ada bayi

kedua.

28. Memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin

dipaha ibu untuk mencegah perdarahan.

29. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara IM.

30. Menjepit tali pusat dengan klem 2-3 cm dari pusat

bayi dan menjepit dengan klem kedua dengan jarak 2

cm dari klem pertama.

31. Memotong tali pusat bayi diantara kedua klem dan

melakukan pengikatan tali pusat.

48

32. Meletakkan bayi di atas perut ibu.

33. Menyelimuti bayi dan memakaikan topi dikepala bayi.

34. Memindahkan klem 5-10 cm dari vulva.

35. Melakukan PTT saat uterus kontraksi.

36. Melakukan PTT dengan tangan kanan memegang klien

sementara tangan kiri menekan uterus ke arah

dorsokronial.

37. Menarik tali pusat sesuai dengan arah jalan lahir

hingga plasenta tampak pada vulva.

38. Melahirkan plasenta dengan hati-hati. Setelah

plasenta tampak pada vulva, memutar plasenta searah

jarum jam.

Plasenta lahir lengkap tanggal 16 Mei 2014/ 08.15

WIB

- Kotiledon : 20 buah

- Tebal : ± 3 cm

- Diameter : ± 18 cm

- Bentuk : Bundar

- Panjang tali pusat : ± 50 cm

- Inserti : Sentral

39. Setelah plasenta lahir, lakukan massase fundus

uteri berlawanan dengan arah jarum jam.

40. Mengecek kelengkapan plasenta dan memasukkan

plasenta ke dalam wadah khusus.

41. Meriksa robekan jalan lahir (laserasi) dan

kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan.

Melakukan penjahitan karena adanya rupture perineum

derajat 2.

49

42. Memeriksa kontraksi uterus (uterus berkontraksi

dengan baik).

43. Membiarkan bayi tetap di atas perut ibu selama 1

jam.

44. Menimbang dan mengukur bayi serta memberikan salep

mata dan menyuntikan vitamin K 1 mg di paha kiri

bayi secara IM. (BB 3300 gram, PB 49 cm, LILA 11,5

cm).

45. Melakukan penyuntikan Hb 0 di paha kanan bayi

secara IM setelah 1 jam penyuntikan vitamin K.

46. Menilai kontraksi berjalalan baik dan tidak terjadi

perdarahan.

47. Mengajari ibu untuk melakukan masase uterus, jika

perut teraba keras berarti uterus dalam keadaan

baik.

48. Memastikan tidak ada perdarahan banyak. Perdarahan

± 100 cc.

49. Menghitung nadi ibu. Nadi 88 kali/menit.

50. Menilai nafas dan suhu bayi tiap 15 menit pada 1

jam pertama PP dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua

PP.

51. Membereskan peralatan bekas pakai dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5 %.

52. Membuang bahan-bahan bekas pakai pada tempat sampah

medis dan non medis.

53. Membersihkan ibu dengan air DTT dan memakaikan

pembalut dan celana dalam serta menggantikan

pakaian ibu.

50

54. Memastikan ibu sudah merasa nyaman dan membantu ibu

memberikan ASI nya pada bayi.

55. Melakukan dekontaminasi ruang persalinan dengan

larutan klosin 0,5% dan semua peralatan bekas pakai

ke dalam larutan klorin 0,5 %.

56. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan

klorin 0,5 % dan melepas semua APD.

57. Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air

mengalir lalu dikeringkan dengan handuk bersih.

58. Melakukan dokumentasi tindakan yang sudah di

lakukan pada partograf.

Kala IV

Jam Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontrak

si

KK Perdara

han

1

08.30110/7

088 36,2

2

JBPBaik Kosong 150 cc

08.45110/7

088 -

2

JBPBaik Kosong -

08.55110/7

084 -

2

JBPBaik Kosong -

08.00 120/8

084 -

2

JBPBaik Kosong -

209.30

110/7

084 36,5

2

JBPBaik Kosong 100 cc

10.00110/7

084 -

2

JBPBaik Kosong -

51

BAB IV

PEMBAHASAN

Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau

dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara

spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa

komplikasi.

Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau

dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara

spontan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa

komplikasi.

Pembahasan merupakan studi kasus yang membahas tentang

kesenjangan yang ditemukan antara tinjauan teori dan tinjauan

kasus dalam asuhan kebidanan yang diangkat oleh penulis tidak

ditemui kesenjangan antara teori dengan kasus. Semua

pelaksanan pengkajian data hingga evaluasi disesuaikan dengan

kebutuhan pasien.

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” GI P000 Ab000

UK 40- 41 minggu janin T/H/I, Letkep, Puka dengan inpartu kala

I fase Laten dengan keadaan ibu dan janin Baik di Puskesmas

Singosari.

Maka peulis dapat membandingkan dan memperaktekkan ilmu

yang telah didapatkan tidak di temukan suatu kesenjangan.

52

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya laporan asuhan kebidanan pada Ny. “A” GI

P000 Ab000 Uk 40-41 Minggu, Janin T/H/I, Letkep, Puka Dengan

Inpartu Kala I Fase Aktif, yang telah penulis selesaikan,

menyimpulkan bahwa asuhan kebidanan pada ibu inpartu kala 1

fase aktif telah dilakukan dan pemeriksaan sesuai dengan

sandart yang telah diterapkan sehingga diharapkan akan

dapat mengurangi kematian maternal maupun neonatal. Dapat

ditarik beberapa kesimpulan :

53

1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya

ketelitian, kepekaan dan peranan dari ibu hamil

sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat

diagnosa kebidanan.

2. Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan

pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka dan adanya

perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan pustaka.

3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan

pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada tinjauan

kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan

dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah

yang ada pada tinjauan pustaka tidak akan direncanakan

jika tidak ada tinjauan kasus nyata.

4. Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dari

perencanaan akan di laksanakan.

5. Setelah penulisan mengadakan evaluasi Ny. “L” GI P000

Ab000 UK 39- 40 minggu janin T/H/I, Letkep, Puka dengan

inpartu kala I fase aktif.maka sebagian dari semua

masalah dapat diatasi. Pada akhirnya, keberhasilan

dalam mengatasi masalah klien didukung oleh beberapa

faktor diantaranya sarana yang memadai dan adanya

tindakan yang komperhensif.

5.2 Saran

Setelah penyusunan laporan ini penulis menyarankan agar

setiap paramedic tahu dan mengerti tentang asuhan yang

diberikan pada ibu inpartu kala 1 fase aktif sehingga dapat

memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan ibu inpartu

tersebut supaya angka kematian dan kesakitan ibu inpartu

54

dapat diturunkan dan diharapkan paramedik dapat lebih

meningkatkan asuhan yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Christina. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid II.

Jakarta : EGC.

Laz, Heler. Gawat Darurat Ginekology dan Obstetri. Jakarta :

EGC.

Manuaba, Prof.dr. Ida Bagua Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit

Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.

Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta :

EGC.

Saifuddin, Abdul Basri. 2004. Buku Pedoman Praktis Pelayanan

Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Sulistyawati, Ari. S.Si.T. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa

Kehamilan. Jakarta: EGC.

Sulistyawati, Ari. S.Si.T. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin. Jakarta: EGC.

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : FK

UNPAD.

55