hadis-hadis nabi dalam berinteraksi dengan non muslim \" muharibun \" pendahuluan

12
JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 54 Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun” Pendahuluan Kesalahpahaman berinteraksi dengan pihak non Muslim, seperti penempatan posisi al-Musalimun sama seperti al- Muharibun yang mengakibatkan terkikisnya sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi sehingga di sebagian tempat terjadi pertikaian dengan dalil menegakkan hukum syari’at begitu juga sebaliknya, maka dalam hal ini perlu disikapi dengan arif dan bijaksana sehingga tidak terjadi kesalahan persefsi pada ummat Islam dan kebijakan ditingkat pemerintah. Rasulullah Saw dalam hal ini penuntun kehidupan, tauladan ummat, terbukti lewat sejarah dan hadis-hadis aflikatif dalam penataan konsep berinteraksi dengan non muslim. Ummat Islam semakin dituntut memahami konsep agamanya dalam berinteraksi dan berdakwah dengan penuh keteladanan sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi mereka untuk memeluk Islam. Peran dakwah Islam dalam berinteraksi, berlandaskan hukum syariah, dalam hal ini memerlukan kajian dan analisa terhadap status dan kondisi mereka. Apakah mereka hidup damai berdampingan dengan komunitas muslim ataukah menampakkan kebencian dan melakukan perlawanan serta memusuhi Islam?. Begitu juga peran masyarakat dan ormas Islam dengan menampilkan keteladan kolektif dan pelopor perdamain serta menolak permusuhan yang berpegang kepada ketentuan syariah dan sikap Rasulullah Saw Oleh : Johar Arifin Keyword : Berinteraksi, Hadis dan Non Muslim melalui Sunnah Fi’liyah. Kesalapahaman sebagian ummat Islam dalam menyikafi mereka dalam hal ini dapat memunculkan persefsi negatif, menurutnya pihak non muslim adalah kelompok yang mesti menjadi lawan dan musuh Islam. Adapun non muslim yang memusuhi dan membenci serta melakukan perlawanan terhadap Islam dan kaum muslimin, maka Rasulullah Saw memberikan arahan dan pembekalan terhadap ummatnya untuk berhati-hati terhadap propaganda mereka, mempersiapkan diri secara matang baik ilmu pengetahuan, keimanan maupun fisik. Rasulullah Saw mengatur format interaksi dengan mempersiapkan kekuatan fisik, memakai istilah jihad di jalan Allah, Rasulullah Saw telah mengatur konsep jihad Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun” Rasulullah SAW panutan kehidupan, tauladan ummat, terbukti lewat sejarah dan hadis-hadis aplikatif dalam penataan konsep berinteraksi dengan non muslim yang dalam kajian difokuskan pada kelompok muharibun. Peran dakwah Islam dalam berinteraksi memerlukan kajian dan analisa terhadap kondisi mereka. Umat Islam semakin di tuntut memahami konsep agamanya dalam berinteraksi dengan mereka shingga menjadi salah satu daya tarik bagi mereka untuk memeluk islam.

Upload: yahoogroups

Post on 22-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 201154

Hadis-hadis Nabidalam Berinteraksi denganNon Muslim “Muharibun”

Pendahuluan

Kesalahpahaman berinteraksi denganpihak non Muslim, seperti penempatanposisi al-Musalimun sama seperti al-Muharibun yang mengakibatkan terkikisnyasikap saling menghargai, menghormati dantoleransi sehingga di sebagian tempat terjadipertikaian dengan dalil menegakkan hukumsyari’at begitu juga sebaliknya, maka dalamhal ini perlu disikapi dengan arif danbijaksana sehingga tidak terjadi kesalahanpersefsi pada ummat Islam dan kebijakanditingkat pemerintah.

Rasulullah Saw dalam hal ini penuntunkehidupan, tauladan ummat, terbukti lewatsejarah dan hadis-hadis aflikatif dalampenataan konsep berinteraksi dengan nonmuslim. Ummat Islam semakin dituntutmemahami konsep agamanya dalamberinteraksi dan berdakwah dengan penuhketeladanan sehingga menjadi salah satudaya tarik bagi mereka untuk memelukIslam.

Peran dakwah Islam dalam berinteraksi,berlandaskan hukum syariah, dalam hal inimemerlukan kajian dan analisa terhadapstatus dan kondisi mereka. Apakah merekahidup damai berdampingan dengankomunitas muslim ataukah menampakkankebencian dan melakukan perlawanan sertamemusuhi Islam?. Begitu juga peranmasyarakat dan ormas Islam denganmenampilkan keteladan kolektif danpelopor perdamain serta menolakpermusuhan yang berpegang kepadaketentuan syariah dan sikap Rasulullah Saw

Oleh : Johar Arifin

Keyword : Berinteraksi, Hadis danNon Muslim

melalui Sunnah Fi’liyah. Kesalapahamansebagian ummat Islam dalam menyikafimereka dalam hal ini dapat memunculkanpersefsi negatif, menurutnya pihak nonmuslim adalah kelompok yang mestimenjadi lawan dan musuh Islam.

Adapun non muslim yang memusuhidan membenci serta melakukan perlawananterhadap Islam dan kaum muslimin, makaRasulullah Saw memberikan arahan danpembekalan terhadap ummatnya untukberhati-hati terhadap propaganda mereka,mempersiapkan diri secara matang baik ilmupengetahuan, keimanan maupun fisik.Rasulullah Saw mengatur format interaksidengan mempersiapkan kekuatan fisik,memakai istilah jihad di jalan Allah,Rasulullah Saw telah mengatur konsep jihad

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

Rasulullah SAW panutan kehidupan,tauladan ummat, terbukti lewat sejarah danhadis-hadis aplikatif dalam penataankonsep berinteraksi dengan non muslimyang dalam kajian difokuskan padakelompok muharibun. Peran dakwah Islamdalam berinteraksi memerlukan kajian dananalisa terhadap kondisi mereka. UmatIslam semakin di tuntut memahami konsepagamanya dalam berinteraksi denganmereka shingga menjadi salah satu dayatarik bagi mereka untuk memeluk islam.

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 55

mulai dari persiapan fisik, medan perang,tawanan, harta rampasan dan lainnya,dengan tetap mengedepankan etika danaturan jihad dalam Islam. Beliau jugamempersiapkan generasi ummat denganmelakukan pembinaan keislaman dankeilmuan sebagaimana yang telah diaturdalam syariat Islam.

Tulisan ini menitik beratkan pada kajianHadis tematik dengan cara mengumpulkanhadis-hadis yang berhubungan denganpokok pembahasan, mentakhrij hadis-hadistersebut dengan memprioritaskan padahadis-hadis shaheh, menjelaskan tujuan dansasaran hadis-hadis yang dibahas denganmerujuk kepada kitab-kitab syarah hadis danUlama Mutaqaddimin, menampilkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengantopik pembahasan dan mengambil pendapatpara ulama kontemporer sehingga terkesanlebih hidup dan sejalan denganperkembangan zaman.

Berinteraksi dengan non MuslimMuharibun

a. Pengertian MuharibunAl-Muharibun berasal dari kata

“haraba-yuharibu-muharabah-muharib”, al-Harbu berarti musuh, contohnya “Fulanharab Fulan” bermakna Fulan itumemusuhinya.1 Sedang secaraterminologi menurut Ulama Fiqh:“Orang yang memusuhi ataumemerangi kaum Muslimin, baik secaralansung maupun tidak lansung”.2 SyekhAbdullah bin Ibrahim al-Thuraiqimengatakan tentang tingkatan orangKafir Harbi,3 beliau membaginyamenjadi tiga golongang :1. Orang Kafir yang memerangi atau

memusuhi Ummat Islam danmelakukan propaganda.

2. Orang Kafir yang menyatakan

perang terhadap Islam danUmmatnya, perang dalam segalabidang, ekonomi, politik, pemikiran,sosial budaya, dan lain sebagainya.

3. Orang Kafir yang tidak adaperjanjian dengan ummat Islam,dan tidak pula menyatakan perang.

Kelompok pertama dan kedua,mereka dengan jelas menyatakanpermusuhan dan memerangi Islam danUmmatnya, maka hubungan interaksidengan mereka adalah pemutusan secaratotal segala bentuk interaksi,sebagaimana pendapat mayoritas ulama.Al-Quran berbicara tentang sikapseorang Muslim terhadap musuhnya,diantaranya adalah:

Artinya : “Hai orang-orang yangberiman, janganlah kamu mengambilmusuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikankepada mereka (berita-beritaMuhammad), karena rasa kasih sayang;padahal sesungguhnya mereka telahingkar kepada kebenaran yang datang

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

4

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 201156

kepadamu, mereka mengusir Rasul dan(mengusir) kamu karena kamu berimankepada Allah, Tuhanmu. Jika kamubenar-benar keluar untuk berjihad dijalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku(janganlah kamu berbuat demikian).Kamu memberitahukan secara rahasia(berita-berita Muhammad) kepadamereka, karena rasa kasih sayang. Akulebih mengetahui apa yang kamusembunyikan dan apa yang kamunyatakan. Dan barangsiapa di antarakamu yang melakukannya, makasesungguhnya dia telah tersesat dari jalanyang lurus”.

Ayat ini menerangkan haramnyamengangkat orang Kafir dan musuhsebagai pemimpin, dan bekerjasamadalam hal memberikan informasitentang kelemahan ummat Islam.

Artinya : “Sesungguhnya telah ada suritauladan yang baik bagimu pada Ibrahimdan orang-orang yang bersama dengan dia;ketika mereka berkata kepada kaummereka: “Sesungguhnya kami berlepasdiri daripada kamu dari daripada apa

yang kamu sembah selain Allah, kamiingkari (kekafiran)mu dan telah nyataantara kami dan kamu permusuhan dankebencian buat selama-lamanya sampaikamu beriman kepada Allah saja.Kecuali perkataan Ibrahim kepadabapaknya : “Sesungguhnya aku akanmemohonkan ampunan bagi kamu danaku tiada dapat menolak sesuatupun darikamu (siksaan) Allah”. (Ibrahimberkata): “Ya Tuhan kami hanya kepadaEngkaulah kami bertawakkal dan hanyakepada Engkaulah kami bertaubat danhanya kepada Engkaulah kamikembali.”.

Dalam Ayat ini menyatakanketegasan Nabi Ibrahim as danpengikutnya untuk memutuskanhubungan, dan menyatakan kebenciandan permusuhan terhadap orang Kafiryang secara nyata dan lebih awalmelakukan perlawanan dan perangterhadap Islam.

Artinya : “Sesungguhnya Allah hanyamelarang kamu menjadikan sebagaikawanmu orang-orang yang memerangimukarena agama dan mengusir kamu darinegerimu, dan membantu (orang lain)untuk mengusirmu. Dan barangsiapamenjadikan mereka sebagai kawan, makamereka itulah orang-orang yang zalim”.

Ayat ini juga menjelaskan laranganberbuat baik dan mengangkat mereka

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

5

6

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 57

sebagai pemimpin, jika orang Kafir itusecara terang-terang memusuhi Islam.

Adapun Kelompok ketiga, merekaini dari satu sisi termasuk kelompokMuharibun dan jika ditinjau dari sisi lainmereka tergolong kedalam kelompokMusalimun, maka berinteraksi denganmereka melalui beberapa tahapan.Pertama; mengajak mereka kedalamIslam dengan hikmah dan bijaksanamelalui menjelaskan prinsif dasar Islamdan keutamaannya. Kedua; jika merekaenggan, lalu di suruh untuk tundukterhadap aturan Islam denganmembayar Jizyah. Ketiga; jika masihbelum mau, maka kembali kepadaketentuan kelompok pertama dankedua.7

b. Pandangan Islam terhadappeperangan

Menciptakan keamanan dankedamaian dunia menjadi cita-cita Islam,hal itu juga menjadi komitnen dakwahIslam sebagai pelopor perdamaian,keamanan dunia dan membencipeperangan. Kata “Perang” diungkap al-Quran dengan term “qitâl, denganbeberapa bentuknya term ini ditemukanterulang 170 kali dalam 33 surat,8 tetapiternyata tidak semuanya berarti perang.Ada yang berarti lain seperti bunuh,9kutuk atau siksa,10 dan sebagainya.Peperangan di dalam Islam tidakdimaksudkan untuk menggiring danmemaksa manusia masuk Islam, Tidakada paksaan dalam beragama.11 Padasaat Islam masih belum kuat di kotaMekkah, ummat Islam selalu dihalang-halangi untuk melaksanakan syariatIslam, dilempari batu, di siksa dan dibunuh. Sehingga akhirnya, orang Islamhijrah ke Madinah. Di Madinah, umatIslam mempersiapkan diri apabila

terdapat serangan-serangan dari pihakkaum Musrikin, persiapan ini diabadikanal-Quran al-Karim.12

Izin perang di dalam al-Quranmemuat beberapa prasyarat. Pertama,sebelum berperang harus diperhatikankondisi musuh, apakah cenderungbersikeras berperang ataukah cenderungberdamai, jika cenderung berdamai,berdamailah.13 Menurut ayat ini, perangadalah tawaran dan pilihan terakhir.Kedua, perang boleh terjadi jika dalamrangka mengikis kedhaliman,menghilangkan gangguan musuh yangmenyakitkan (fitnah), dan dalam rangkapembelaan kepada orang lemah yangtertindas.14 Dan ketiga, berperang tidakmelampaui batas, seperti membunuhwanita, anak kecil, orang tua, danmengingkari perjanjian damai ataumenyerang sepihak.15

Dalam rangka melaksanakan izinperang seperti ayat di atas, para ulamamengemukakan hukum berperang. M.Quraish Shihab mengemukakan bahwajihad membela negara selama musuhmasih di luar wilayah negara hukumnyafardlu kifayah. Jika musuh sudah masukke dalam wilayah negara yang wajibdipertahankan hukumnya fardlu ‘ain.16

Peperangan adalah sesuatu yangmengandung kesulitan tinggai danmelelahkan sehingga diperlukan ekstrakemampuan dan memerlukanpengorbanan baik harta maupun jiwabahkan sanak keluarga. Karena perangmenurut al-Quran dan Sunnah bukanuntuk kehancuran dan kedhaliman,tetapi untuk nilai-nilai kemanusiaan. Jadiperang dalam ajaran Islam sangat mulia,terkendali dan untuk menegakkanagama Allah.17 Perang dalam visi al-Quran beretika, tidak brutal, danbertujuan sangat mulia, tidak sekedar

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 201158

untuk mendapatkan kepentingantertentu.

c. Sikap Rasulullah Saw dalamberinteraksi dengan mereka

1. Melakukan Tajassus (mata-mata) untukmenggali informasi tentang musuh

Artinya: “Rasulullah Saw mengutusBusaisah 19 sebagai mata-mata untukmelihat apa yang dilakukan oleh kudapembawa makanan milik Abu Sofyan”.

Islam senantiasa mengajak kepadakedamaian, jika tidak menemukan solusidari perselisihan maka perang dalam Islamadalah kondisi terakhir dengan menge/depankan etika dan ketentuan syariat.Kondisi perang tersebut membolehkanmelakukan sesuatu yang di haramkan,seperti berdusta terhadap lawan, penipuandan melakukan mata-mata. Sebelummembahas hadis di atas perlu kiranya kitaketahui macam-macam tajassus danhukumnya menurut syariat Islam :20

1. Malakukan mata-mata terhadap kaumMuslimin untuk membuka aib dankeburukan saudaranya. Hal inidilarang karena bertentangandengan Akhlak Islami, sebagaimanafirman Allah Swt21 : artinya “Danjanganlah mencari-cari keburukan orang’.Begitu juga hal yang sama di larangRasulullah Saw dalam sebuahHadis22 yang artinya: “Jauhilah

berburuk sangka, karena berburuksangka itu seburuk-buruk pembicaraan,dan janganlah mencari-cari keburukanorang lain”.

2. Melakukan mata-mata terhadap kaummuslimin untuk mengetahui kebutuhanmereka. Ini merupakan salah satu saranauntuk mengetahui keadaan rakyat dankondisi kehidupan mereka, agarpemimpin dapat memberikan bantuandan pemerataan pembangunan baikfisik maupun non fisik.

3. Musuh melakukan mata-mata terhadapkaum muslimin. Bentuk semacam inimesti di sikapi oleh kaum muslimindengan berbagai cara agar terhindardari rencana tipu muslihat mereka.

4. Kaum Muslimin melakukan mata-mataterhadap musuh untuk mengetahuikondisi dan kekuatan mereka. Bentukke empat inilah yang di fokuskanpada pembahasan ini.

Tajassus merupakan bagianterpenting dalam proses mengetahuikondisi lawan dan strategimengalahkannya. Proses tersebut melaluipenggalian informasi dan mempelajarikekuatan lawan. Maka perlu dipersiapkanuntuk menghadapi musuh sebagaimanahal tersebut bagian dari kewajiban syariat,Allah Swt tegaskan dalam firman-Nya,

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

23

18

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 59

Artinya: “Dan siapkanlah untukmenghadapi mereka kekuatan apa sajayang kamu sanggupi dan dari kuda-kudayang ditambat untuk berperang (yangdengan persiapan itu) kamumeng gentarkan musuh Allah danmusuhmu dan orang orang selain merekayang kamu tidak mengetahuinya; sedangAllah mengetahuinya. Apa saja yangkamu nafkahkan pada jalan Allahniscaya akan dibalasi dengan cukupkepadamu dan kamu tidak akandianiaya (dirugikan)”.

Rasulullah Saw memerintahkan paraSahabat agar merancang strategi terbaikdan tepat untuk mengetahui keadaanmusuh, hal semacam ini sangat pentingdi zaman sekarang ini. Ketika perangBadr terjadi Rasulullah Saw mengirimAli, Zubair dan Saad untuk mengamati,memantau dan menggali informasitentang musuh.24

Pengamatan dan analisamenyeluruh di lakukan untukmengetahui keadaaan musuh, apa yangsedang mereka rancang, dan apa yangakan mereka lakukan. Strategi inimeliputi seluruh stuasi, kondisi dankelemahan mereka.

Para pemimpin Islam mestimembuka mata, bangun dariketertinggalan informasi dan strategi,sehingga dapat bersaing dengan ummatlain, dengan harapan pertolongan Allahswt datang kepada ummat Islam.Pertolongan itu tidak datang secara tiba-tiba namun di awali dengan sebuahproses usaha meraih sebab-sebabterjadinya kemenangan, yaitu denganpersiapan strategi yang matang.

2. Menta’ati dan mengikuti aturan syariatdalam peperangan

Artinya : “Sesung guhnya seorangperempuan ditemukan terbunuh disaatpeperangan Rasulullah Saw, MakaRasulullah Saw melarang membunuhperempuan dan anak-anak”.

Perang dalam Islam tidaklah identikdengan pelumpuhan dan pemusnahantotal segala asset, baik manusia maupunlingkungan. Rasulullah Saw memberikanpelajaran moral yang sangat tinggi dalamberperang diantaranya mengedepankanetika dan aturan syariat, karenapeperangan dalam Islam syarat denganpenegakan keadilan dan kedamaianbagi seluruh manusia. Maka dalampeperangan dilarang membunuhorang-orang yang tidak ada kaitannyadengan aktivitas perang, seperti anak-anak, para wanita, orang yang sudahtua, para ruhban (pendeta). Islammelarang para tentaranya membunuhorang-orang yang tidak melakukanperlawanan, Imam Ibnu Hajar berkatatentang hadis diatas : “Para Ulamasepakat untuk melarang membunuhpara wanita karena mereka kaumlemah, dan anak-anak karena merekatidak memiliki keterkaitan dengankekafiran”.26

Melalui pesan hadis diatas dan hadislain, ditemukan beberapa golongan yangtidak boleh di perangi, mereka ituadalah:

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

25

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 201160

1. Anak-anak, dalam syariat Islammereka tergolong orang yang belumdikenakan hukum taklifi(pembebanan), karena hukum taklifiberkaitan dengan pemahamanterhadap unsur syariat, dalamsebuah hadis riwayat dari Aisyah radan Imam Ali ra, Rasulullah Sawbersabda:

Artinya: “Tidaklah dibebankanhukum syara’ kepada tiga golongan;1. Orang tidur hingga dia bangun,2. Anak-anak hingga dia baligh, 3.Orang gila hingga dia berakal”.

Rasulullah Saw melarangmembunuh anak-anak karenatidak terdapat unsurkemaslahatan secara syariat,demikian halnya para Khulafaal-Rasyidun, Sahabat Abu BakarSiddiq menyampaikan sepuluhpesan kepada para tentaranyasebelum mereka di kirim keSyam, diantaranya; laranganmembunuh anak-anak.28

2. Para Wanita, mereka termasukgolongan yang di larang melakukanpembunuhan kecuali mereka ikutserta berperang. Imam Nawawiberpendapat tentang hadis yang dibahas; “Para Ulama sepakatdiharamkan membunuh para wanitadan anak-anak, jika mereka tidak

ikut berperang, namun apabilamereka ikut serta dalampeperangan, maka mereka berhak dibunuh”.29 Hikmah dilarangnyamembunuh mereka sesuai denganapa yang di katakana oleh ImamIbnu Daqiq al-Aid ; “Pada diriwanita dan anak-anak terdapatkecendrungan terhadap kebaikandan tidak memiliki atau kurangnyaketeguhan hati, dengan tidakdibunuhnya mereka diharapkanmendapat petunjuk kebenaran”.30

3. Orang yang sudah tua, Demikianhalnya Islam melarang membunuhorang yang sudah tua yang merekatidak melakukan perlawanan danmemerangi Islam, banyak sumberHadis yang menyatakan haldemikian,31 karena para orang tuaini termasuk golongan yang lemahsama seperti para wanita dan anak-anak. Berkaitan dengan perlawananmereka secara non fisik sepertimelalui pikiran dan pendapattentang strategi perang maka bolehdi perangi hal ini ditegaskan olehPengarang kitab al-Muhazzab ImamAbu Ishaq al-Syairazi berpendapat;“Jika mereka melontarkan pendapattentang perang, maka bolehmembunuhnya, karena pendapattersebut lebih dahsyat pengaruhnyadari pada keikutsertaan merekadalam berperang”.32

4. Masyarakat sipil, Adalah orang-orag yang bekerja sehari-harisebagai bagian dari aktivitasmasyarakat jauh dari keikutsertaanmereka dalam peperangan,termasuk pada golongan ini parapedagang, petani, pegawai, dan

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

27

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 61

aktivitas harian lainnya, mereka inidilindungi dalam ketentuan hukumsyariat Islam, selama mereka tidakmerusak dan membahayakan Islam.Banyak riwayat mendukungargumen ini, diantaranya adalah;Hadis riwayat Imam Baihaqi dariAyyub Sakhtiyani dari Bapaknyatentang larangan Rasulullah Sawmembunuh pemilik modal danpembantu,33 Kemudian hadis dariJabir tentang larangan membunuhpara pedagang Musyrikin.34

Risalah Islam dalam peperanganadalah memupus kezhaliman danmenegakkan keamanan, dengansenantiasa mentaati aturan syariat dalamberperang, terutama mereka yang tidakmendatangkan dampak bahaya dankemudaratan bagi Islam sebagaimanayang telah di terangkan di atas. Apa yangdilakukan orang Yahudi di Israel terhadaprakyat Palestina pada hari ini, baik ituagresi, serangan, pencamplokan tanahPalestina, dan sejenisnya kesemuanya itujauh dari aturan perang, etika, dan nilai-nilai kemanusian yang kesemuanyabertentangan dengan prinsif Islam.

3. Boleh melumpuhkan aset orangKafir dalam kondisi darurat

Artinya : “Sesungguhnya Nabi Sawmembakar kebun kurma Bani Nadhirdan memotongnya, yang terletak di al-Buwairah”.36

Ada beberapa jenis hak milik yangdipergunakan orang kafir Muharibdalam kondisi perang ;1. Segala aset musuh yang berkaitan

dengan sarana dan prasaranaperang, seperti Kebutuhan pokok,alat komunikasi, dan alat-alatperang, jenis ini wajib dimusnahkansebagaimana kesepakatan ulamaFiqh. Karena alat-alat tersebutsecara lansung digunakan dalampeperangan.

2. Segala aset musuh yang bermanfaatbagi kepentingan kaum muslimin,seperti jembatan, perusahaan airminum, dan aset kemanfaatan umumyang sifatnya kemanusian, sepertirumah sakit, para ulama Fiqh sepakatdiharamkan menghancurkannya.

3. Segala aset yang tidak termasukperalatan pendukung perang, makadalam hal memusnahkannya,tergantung kepada kepenting Islam,jika terdapat kemaslahatan bagiummat Islam maka bolehdimusnahkan, jika tidak maka tidakboleh dimusnahkan, bagian ketigaini yang dibahas dalam tulisan ini.

Islam senantiasa mempeloporipembangunan dan kemakmuran dunia,mengutuk mereka yang memusnahkan danmembiarkan kerusakan lingkungannya,maka Allah Swt mengkategorikan merekakepada golongan al-Mufsidin (orang-orangyang berbuat binasa), firman Allah tentanghal ini,

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

35

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 201162

Artinya : “Dan apabila ia berpaling(dari kamu), ia berjalan di bumi untukmengadakan kerusakan padanya, danmerusak tanam-tanaman dan binatangternak, dan Allah tidak menyukaikebinasaan”.

Namun dalam kondisi darurat,kondisi peperangan terdapatkelonggaran sehingga para Ulamamembolehkan memusnuhkan aset yangdi miliki orang kafir. Hadis diatasmenyatakan bahwa membakar danmemotong pohon milik orang kafirboleh dimusnahkan, selama disana adafaktor kemaslahatan dan kepentinganpenyelamatan ummat Islam.39 Pendapatini juga dikuatkan oleh Muhammad binHasan al-Syibani dalam kitab BeliauSyarah Sair al-Kabir.40

Kelonggaran Islam dalam kondisidarurat dengan dibolehkannyamemusnahkan aset-aset orang Kafir,tidaklah bertentangan secara hukum Islamataupun undang-undangn peperangan.Pembolehan ini berdasarkan azaskemaslahatan bagi ummat Islam dan solusiterakhir untuk melumpuhkan musuh.

Penutup dan Kesimpulan

Dari kajian dan penjelasan penulistentang pembahasan diatas, maka dapatdisimpulkan sebagai berikut :1. Peran ummat Islam dalam berinteraksi

dengan ummat lain adalah peloporkedamaian dan keamanan dunia, Islamtidak menggunakan cara kekerasan,karena dakwah Islam mengacu kepadadakwah hidayah tidak pemaksaan.

2. Dalam berinteraksi dengan non Muslimmesti di pahami golongan dan kondisi

mereka, apakah mereka termasuk nonMuslim Musalimun (mereka yangmenyatakan hidup damai dengan orang Islam)atau Muharibun (mereka yang memusuhiIslam dan Kaum Muslimin), Karena tidakmemahami hakekat mereka akanmenimbulkan kesalahan dalamberinteraksi sehingga mengakibatkansalah persefsi terhadap Islam.

3. Perang menurut visi al-Quran danSunnah adalah alternatif pilihan terakhiruntuk menegakkan nilai-nilaikemanusiaan, beretika, tidak brutal, danbertujuan sangat mulia, bukan untukkehancuran dan kedhaliman. Karenaperang mengandung kesulitan yang sangattinggi dan melelahkan serta diperlukanektra kemampuan dan pengorbananharta, jiwa bahkan sanak keluarga.

4. Di bolehkan untuk menggali informasidan melakukan tajassus terhadap nonMuslim Muharibun, agar diketahuistrategi yang mereka gunakan dalammemerangi Islam baik secara pemikiranatau senjata.

5. Islam memiliki konsep yang jelas tentangpeperangan, seperti dalam peperangantidak boleh membunuh anak-anak, parawanita, orang yang sudah tua, danmasyarakat sipil yang kesemua merekatidak ikut andil dalam perang.

6. Dalam kondisi tertentu, dibolehkanmelumpuhkan aset-aset orang kafir dengancara membakar dan lain sebagainya,dikuatkan lagi jika terdapat didalamnyaunsur maslahah bagi ummat Islam.

Endnotes:1 Lihat Muhammad bin Mukram, Ibnu Manzur,

Lisan al-Arab, Dar- Shadir, Beirut, 1955 M, jilid 1,hal 303

2 Syamsuddin Muhammad bin Abi al-Fath al-Hanbali, al-Muthli’ ala abwa al-Muqni’, al-Maktab al-Islami, Damaskus, 1965 M, hal 226.

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 63

3 Golongan mereka dapat di lihat pada Kitab al-Isti’anah bi Ghairi al-Muslimin fi al-Fiqh al-Islami,Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim al-Thuraiqi,hal 132.

4 Surat al-Mumtahanah : 15 Surat al-Mumtahanah : 46 Surat al-Mumtahanah : 97 Ibid hal 135-1368 Muhammad Fuad Abdul Baqy, Mu’jam al-Mufahris

Li-Alfaz al-Quran, Maktabah Islamiyah, Istanbul,Turki, 1984, hal 196.

9 Terdapat dalam surat At-Takwir : 9, artinya :“Karena dosa apakah mereka di bunuh”.

10 Lihat surat al-Buruj: 4, artinya: “Binasa danterlaknatlah orang-orang yang membuat parit“.

11 Surat al-Baqarah : 256, artinya: “Tidak ada paksaanuntuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelasjalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itubarangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan berimankepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegangkepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

12 Lihat surat Al-Anfal : 60, artinya: “Dan siapkanlahuntuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamusanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untukber perang (yang dengan persiapan itu) kamumenggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orangorang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamunafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengancukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya(dirugikan)”.

13 Lihat surat Al-Anfal : 62, artinya : “Dan jika merekabermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplahAllah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmudengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin”.

14 Surat Annisa’ : 75, artinya : “Mengapa kamu tidakmau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orangyang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami,keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalimpenduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau,dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”. Begitujuga terdapat dalam surat al-Hajj : 40, surat al-Baqarah : 193.

15 Terdapat dalam surat al-Anfal : 58, artinya: “Danjika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan darisuatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepadamereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidakmenyukai orang-orang yang berkhianat”.

16 M. Quraisy Shihab, Wawasan al-Quran, Mizan,Bandung, 2001 M, hal 518. Sebelumnya sudahdijelaskan oleh Said Sabiq, Fiqh Sunnah, Dar-FatahLil I’lam al-Arabi, Cairo, 1997 M, jilid 3, hal 23.

17 Hal ini dipertegas oleh Rasulullah Saw dalamHadisnya yang diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari; “Barangsiapa yang berperang untuk menegakkanagama Allah, maka dia berada di jalan-Nya” HR.Bukhari dan Muslim.

18 Beliau adalah Busaisah bin Amru bin Tsa’labah binHarsyah bin Zaid, Sahabat yang di utus RasulullahSaw untuk menjadi mata-mata terhadap kelompokAbu Sofyan. Lihat Ibnu Hajar, al-Ishabah fi tamyizal-Sahabah, nomor 640, jilid 1, hal 1471.

19 Imam Muslim dalam kitab al-Imarah bab Tsubutal-Jannah li al-Syahid, no 1901, jilid 3, hal 1510.Abu Daud dalam sunannya kitab al-Jihad bab Basal-Uyun, no 2618, jilid 3, hal 39.

20 Lihat Muhammad Rakan Dukmi, al-Tajassus waahakmuhu fi al-Syariah al-Islamiyah, Dar-Salam, Cairo,1985, hal 117-150.

21 Lihat surat al-Hujarat : 1222 Hadis riwayat Imam Bukhari dalam sahehnya kitab

Adab bab “Ya Aiyuhal lazi naamnu ijtanibu….”, no6066, jilid 10, hal 593.

23 Surat al-Anfal : 6024 Lihat Muhammad al-Gazali, Fiqh Sirah

Nabawiyah,Maktabah Rihab, Mesir,1987M, hal 236.25 Imam Bukhari dalam sahehnya kitab al-Jihad bab

qatlu al-Shibyan fi al-Harb, no 3014, jilid 6, hal183. Imam Muslim dalam Sahehnya kitab al-Jihadbab Tahrim Qatlu al-Nisa’ wa al-Syibyan fi al-Harb,no 1744, jilid 3, hal 1364.

26 Ibnu Hajar, Fath al-Bari, jilid 6, hal 148.27 Lihat Sunan Abu Daud kitab Hudud bab fi al-

Majnun yasriq…, no 4400, jilid 4, hal 139. ImamNasai dalam Sunannya, no 3432, jilid 6, hal 156.Tirmidzi kitab sunan bab Ma jaa fiman la yujib juzV hal 477, Ibnu Majah kitab sunan bab talakmaqthu wa shaghir, juz VI, hal 298, Ahmad kitabMusnad, juz II, hal 458, Darimi kitab sunan babRufi’al Qalam, juz VII, hal 147.

28 Lihat Sunan Tirmidzi juz IV, hal 32.29 Lihat Imam Syaukani, Nail al-Authar, jilid 8, hal

74.30 Lihat Imam Nawawi, Syarah Sahih Muslim, jilid 12,

hal 48.31 Syekh Taqiyuddin bin Daqiq, Ihkam ahkam fi syarah

ahadis said al-Anam, jilid 2, hal 117.32 Diantara hadis yang berbicara tentang hal diatas

adalah, Hadis dari Anas bin Malik perawinya ImamAbu Daud dalam Sunannya kitab Jihad bab Du’aal-Musyriqin, no 2614, jilid 3, hal 39.

33 Lihat Abu Ishaq al-Syairazi, Al-Muhazzab SyarahMazhab Imam Syafi’i, jilid 2, hal 328.

34 Hadis riwayat Imam Baihaqi dalam sunannya , kitabal-sair bab tarku man la qitala fihi min al-ruhbanwa al-kabir wa ghairihima, no 17938, jilid 9, hal 91.

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 201164

35 Imam Baihaqi dalam sunannya kitab al-sair babtarku man la qitala fihi min al-ruhban wa al-kabirwa ghairihima, no 17938, jilid 9, hal 91.

36 al-Buwairah suatu tempat terkenal terletak antaraHudaibiyah dan Taima’, berada di arah barat MasjidQuba’. Lihat Imam Syaukani, Nail al-Authar, jilid8, hal 176.

37 Imam Bukhari dalam Sahehnya kitab al-Hartsu waal-Muzara’ah bab qata’ syajar wa al-Nakhil, no 2326,jilid 5, hal 10. Imam Muslim dalam Sahehnya kitabal-Jihad wa al-Sair bab jawaz qata’ asyjar al-Kuffar watahriqaha, no 1746, jlid 3, hal 1365.

38 Surat al-Baqarah : 205.

39 Imam Nawawi, Syarah Saheh Muslim, jilid 12, hal50. Pendapat diatas di dukung oleh Abdurrahmanbin Qasim, Nafi’ Maula Ibnu Umar, Malik, Sofyanal-Tsauri, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, ImamAhmad, dan Jumhur Ulama. Bisa juga dilihat ImamIbnu Hajar, Fath al-Bari, jilid 6, hal 155.

40 Beliau mengatakan : “Dalam kondisi suatu perang,jika tidak ada cara atau jalan lain untukmenundukkan masuh atau ada alternatif lainnamun menimbulkan efek yang lebih besar, makadibolehkan melakukan pembakaran”. LihatMuhammad bin Hasan al-syibani, Syarah Sair al-Kabir, Syirkah I’lanat Syarqiyah, 1971 M, hal 13.

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

JURNAL USHULUDDIN Vol. XVII No. 1, Januari 2011 65

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, al-Quran al-Karimdan Ter jemahannya, perct. tigaserangkai, 2008 M

Imam Bukhari, Jami’ Shaheh Bukhari, DarYamamah, Baerut, 1987 M

Imam Muslim, Shaheh Muslim, Dar IhyaTurats Arabi, Baerut, 1985 M

Imam Abu Daud, Sunan Abi Daud, Dar-Hadits, Cairo, 1988 M

Imam Turmuzi, Sunan Turmuzi, Dar al-kutubal-Ilmiyah, Baerut, 1987 M

Imam Nasai, Sunan Nasai, Dar Ihya TuratsArabi, Baerut, tanpa tahun

Ibnu Majah, Sunan ibnu Majah, Dar Fikr,Baerut, tanpa tahun

Ibnu Hajar Atsqalani, Fath al-Bari SyarahShaheh al-Bukhari, mathbaahAmiriah, Mesir, 1314 H

Imam Nawawi, Syarah saheh Muslim, DarFikr, Baerut, 1972 M

Imam Syaukani, Nail al-Authar, Dar fikr,Beirut, tanpa tahun

Muhammad bin Mukram bin Manzur, LisanAl-Arab, Dar Shadir, Beirut, 1955 M

Muhammad Fuad Abdul Baqy, Mu’jam al-Mufahris Li-Alfaz al-Quran,Maktabah Islamiyah, Istanbul,Turki, 1984 M

Nuruddin Mohd. Tahir al-Jazairi, AsalibTa’amul ma’a al-Khusum fi Daui al-sunnah al-Nabawiyah, Dar kitab, Irbit,Jordan, 2005 M

Ahmad bin Muhammad Al-Faiyomi, Al-Misbah Al-Munir, Dar al-Qalam,1995 M

Muhammad Amin ibnu Abidin, Radd al-Mukhtar ala al-Dar al-Mukhtar Syarah

Tanwir al-Abshar, , Dar kitab Imiyah,Baerut, 1994 M

Ibnu Qudamah, al-Mughni, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Beirut, 1995 M

Muhammad bin Abd. Kadir, Min Fiqh al-Aqalliyat al-Muslimah, Perct.Kementrian Agama dan UrusanIslam, Daulah Qatar, 1998 M

Said Sabiq, Fiqh Sunnah, Dar-Fatah Lil I’lamal-Arabi, Cairo, 1997 M, jilid 3, hal23

Syamsuddin Muhammad bin Abi al-Fath al-Hanbali, al-Muthli’ ala abwa al-Muqni’ , al-Maktab al-Islami,Damaskus, 1965 M

Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim al-Thuraiqi, al-Isti’anah bi Ghairi al- M.Quraisy Shihab, Wawasan al-Quran,Mizan, Bandung, 2001 M

Ibnu Hajar, al-Ishabah fi tamyiz al-Sahabah,Maktabah al-Mutsanna, Bagdad,tanpa tahun

Muhammad al-Gazali, Fiqh Sirah Nabawiyah,Maktabah Rihab, Mesir, 1987 M

Muhammad Rakan Dukmi, al-Tajassus waAhakmuhu fi al-Syariah al-Islamiyah,Dar-Salam, Cairo, 1985 M

Abu Ishaq al-Syairazi, Al-Muhazzab SyarahMazhab Imam Syafi’i, Dar Fikr,Baerut, 1999 M

Johar Arifin: Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun”

Tentang Penulis

Johar Arifin, Dosen Fakultas Ushuluddin UINSuska Riau. Menyelesaikan studi S1 padaUniversitas Al-Azhar, Mesir dan studi S2 di IAINSusqo Pekanbaru.