etika dan hukum keperawatan

20
ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN “ PERAN ADVOKASI DALAM PROFESI KEPERAWATAN “

Upload: independent

Post on 12-Jan-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

“ PERAN ADVOKASI DALAM PROFESI KEPERAWATAN “

KELOMPOK 13

SARNA SRI INDRI ASTUTI INFANTERIA ROLOBESSY WA ODE NUR DEWITA KUSMADEWI

PENGERTIAN ADVOKATIstilah advokasi sering digunakan dalam konteks hokum yang berkaitan dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri

Advokasi menurut ikatan perawat amerika/ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun”.

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Advokasi diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan lain-lain sejenis.

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu :

Mengetahui atau menyadari adanya masalah, Tertarik untuk ikut mengatasi masalah, Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah,

Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan

Memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.

Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:

Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi

Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah

Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah

Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based

Dikemas secara menarik dan jelas Sesuai dengan waktu yang tersedia

PERAN ADVOKASIPeran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:

penyakit yang dideritanya;tindakan medik apa yang hendak dilakukan;

kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya;

alternatif terapi lain beserta resikonya; prognosis penyakitnya; perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya;

hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;

hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;

hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed consent);

hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya;

hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;

hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien lain;

hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;

hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;

hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual;

hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter;

hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan;

hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;

hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang menangani.

NURSING ADVOKASI Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun.

FRY mendefinisikan advokasi sebagai dukungan  aktif terhadap setiaap hal yang memiliki penyebab atau dampak penting.

GADOW menyatakan bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri.

Definisi perawat advokat yaitu proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang buat.Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun professional.

PERAN PERAWAT SEBAGAI ADVOKAT KLIENPeran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN LEGAL ETIS Definisi

Suatu tindakan pemilihan, dimana pimpinan menentukan suatu kesimpulan tentang apa yang harus dilakukan/ tidak dilakukan dalam suatu situasi tertentu.

Merupakan pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi.

Penyelesaian masalah,yaitu menghilangkan adanya ketidakseimbangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ADALAH PROSES KOGNITIF YANG TIDAK TERGESA-GESA. SUATU RANGKAIAN TAHAPAN YANG DIANALISIS, DIPERLUKAN, DAN DIPADUKAN, HINGGA DIHASILKANLAH KETEPATAN SERTA KETELITIAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH.BERDASARKAN KEBUTUHAN, JENIS KEPUTUSAN YANG DIPAKAI ADALAH:

Keputusan strategis Keputusan administrasi Keputusan operasional

BERDASARKAN SITUASI  YANG MENDORONG DIHASILKANNYA SUATU KEPUTUSAN , KEPUTUSAN MANAJEMEN DIBAGI MENJADI DUA MACAM : Keputusan terprogram Keputusan tidak terprogram

Berdasarkan proses pembuatan keputusan, keputusan manajemen juga dapat dibedakan menjadi dua model: Keputusan model normatif Keputusan model dekskriptif

ASPEK KELOMPOK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSANAda perbedaan antara keputusan bersama kelompok dan keputusan kelompok. Dalam pengambilan keputusan bersama kelompok, kelompok sepenuhnya berpartisipasi dalam mengambil keputusan, kecuali dalam menetapkan keputusan akhir. Sedangkan dalam pengambilan keputusan kelompok, kelompok sepenuhnya ikut menentukan dalam pengambilan keputusan akhir.Tipe- tipe pengambilan keputusan yaitu : Pengambilan keputusan yang kurang tanggapan Pengambilan keputusan dengan cara otomatis Pengambilan keputusan minoritas Pengambilan keputusan mayoritas Pengambilan keputusan dengan consensus Pengambilan keputusan dengan suara bulat

METODE PEMECAHAN MASALAH Elemen-elemen dari pemecahan masalah

Masalah Desired state (keadaan yang diharapkan) Current state (keadaan saat ini) Pemecah masalah/manajer Adanya solusi alternatif dalam memecahkan masalah

Solusi.Hal lain yang harus diketahui dalam pemecahan masalah adalah, harus mengetahui perbedaan antara masalah dengan gejala. Pertama, gejala dihasilkan oleh masalah. Kedua, masalah menyebabkan gejala. Ketiga, ketika masalah dikoreksi maka gejala akan berhenti, bukan sebaliknya.

Sekian & Terima Kasih atas perhatiannya

Wasalamualaikum Wr. Wb.