dasar listrik bolak 2
TRANSCRIPT
PERCOBAAN I
A. JUDUL : RANGKAIAN R, L, C .
B. TUJUAN : Mahasiswa dapat menyelidiki beda phase pada rangkaian dengan beban R,
beban L, dan beban C .
C. TEORI SINGKAT.
DASAR LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)
AC atau Alternating Current merupakan arus yang terjadi pada gelombang dengan
frekuensi sebanyak 50 kali dalam 1 detik atau HZ pada simbolnya. Arus AC secara umum
banyak digunakan dalam bidang perkantoran, industri, bangunan, toko dan perumahan.
Arus AC bisa ditentukan jumlah besar daya atau skala yang diinginkan, namun hal itu
tergantung dengan seberapa MCB atau Miniature Circuit Breaker yang dikeluarkan untuk
digunakan. Arus AC dapat dibesarkan tingkat tegangannya dengan menggunakan alat yang
disebut transformator step up, jika voltase naik maka pada ampere (i) akan turun dan begitu
juga sebaliknya.
A. Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik
Suatu bentuk gelombang tegangan listrik bolak – balik dapat di gambarkan seperti
gambar dibawah ini.
Gambar 1. Bentuk Gelombang Tegangan Listrik Bolak-Balik. Pesamaan tegangan sesaat :
v = Vmsin 2πft = Vmsin [2 πT ]t = Vm sin ωt
Dimana :
v = Tegangan sesaat ( Volt )
Vm = Tegangan Maksimum ( Volt )
f = Frekuensi = 1T (Hz)
T = Periode = waktu untuk satu gelombang ( s )
ω = kecepatan sudut = 2πf = 2πT = radian perdetik
Frekuensi dalam listrik AC merupakan banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu detik.
Jika waktu yang diperlukan oleh satu gelombang disebut periode (T) maka :
f = 1T atau T = 1
f
jika generator mempunyai P kutub dan berputar sebanyak N kali dalam satu menit, maka
frekuensi mempunyai persamaan :
f = PN120
dimana :
P = Jumlah kutub generator
N = Jumlah putaran permenit (rpm)
B. Sudut Fase dan Beda Fase
Dalam rangkaian listrik arus bolak- balik sudut fase dan beda fase akan memberikan
informasi tentang tegangan dan arus. Sedangkan beda fase antara tegangan dan arus pada
listrik arus bolak-balik memberikan informasi tentang sifat beban dan penyerapan daya atau
energi listrik. Dengan mengetahui beda fase antara tegangan dan arus dapat diketaui sifat
beban apakah resistif, induktif atau kapasitif.
C. Tegangan Efektif dan Arus Efektif
Tegangan listrik arus bolak – balik yang diukur dengan multimeter menunjukan
tegangan efektif. Nilai tegangan dana rusefektif pada arusbolak – balik menunjukan gejala
yang sama seperti panas yang timbul jika dilewati arus searah :
Tegangan Efektif = Tegangan Maksimum
√2
= 0,707 tegangan maksimum
Ief = I maksimum
√2
= 0,707 I maksimum
D. Respon Elemen
1. Resistor dalam arus bolak – balik
Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja
(resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya
mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu. Tegangan dan
arus sefasa. Rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber tegangan bolak – balik dan sebuah
resistor seperti Gambar 2 di bawah.
Persamaan tegangan sumber
v = Vm Sin ωt
Persamaan tegangan pada Resistor R
v = i.R
dimana :
v = tegangan sesaat ( V )
i = arus sesaat ( A )
R = resistansi ( Ω )
Sehingga :
i = Vmsin ωt
R
i = Vm sin ωt
Pada beban resistor murni tegangan dan arus mempunyai fasa sama (sefase).
Daya sesaat ( p )
P = vi = Vm Sin ωt .ImSin ωt
= VmIm Sin2 ωt
= Vmℑ
2 ( 1 – cos 2ωt )
= Vmℑ
2−Vm ℑcos 2ωt
2
Untuk satu gelombang nilai rata – rata :
Vmℑ2 cos 2ωt = 0
Atau
P = Vmℑ
2 = Vm√2
× ℑ√2
dimana :
P = V I watt
V = Tegangan Efektif
I = Arus Efektif
2. Induktor murni ( L ) dalam arus bolak – balik
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang dililitkan pada
suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan
pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh
energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan mengakibatkan fasa arus bergeser
menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya
reaktif.Bila tegangan bolak – balik dipasang pada inductor murni seperti Gambar 3 di bawah,
maka inductor menghasilkan ggl yang melawan sumber yang besarnya
Tegangan Sumber
v = Vm Sin ωt
sehingga
VmSin ω t = Ldidt
di = VmL sin ωtdt
i = VmL ∫ sinωt
i = VmωL ( -cosωt )
i = VmωL sin ( ωt -
π2 )
Arus sesaat ( i ) maksimum Im = VmωL jika sin( ωt -
π2 ) mempunyai nilai 1 maka
persamaan arus pada Induktor menjadi :
I = Imsin ( ωt - π2 )
Arus ketinggalan dengan sudut π2 atau 90.
Daya Sesaat
Bentuk gelombang tegangan dan arus pada inductor dapat dilihat dalam Gambar 4 berikut ini.
P = v i
= Vm Im Sin ωt Sin ( ωt - π2 )
dimana :
p = daya sesaat
V = Vm Sin ωt
Daya untuk seluruh siklus
P = - Vmℑ
2 ∫0
2 π
sin ωt dt=0
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa induktor murni tidak menyerap daya listrik
hanya menyimpan energi listrik sesaat dalam jumlah terbatas.
3. Kapasitor murni ( C )dalam arus bolak – balik.
Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau
kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical
discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap
tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif.Rangkaian
yang terdiri dari sebuah sumber tegangan bolak – balik dan sebuah kapasitor seperti Gambar
5 di bawah.
Tegangan sumber mempunyai persamaan
v = Vm Sin ωt
Muatan pada kapasitor
q = Cv
q = Muatanpada plat kapasitor
C = Kapasitansikapasitor
V = Beda potensial/tegangan
PersamaanArus
i = dqdt =
dCvdt
= dCv Vm sin ωt
dt
= ωC Vm cosωt
= Vm
1/ωC sin ( ωt + π2 )
i = Im sin ( ωt + π2 )
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa arus mendahului tegangan dengan sudut π2 atau 90
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa kapasitor tidak menyerap daya listrik
Karakteristik tegangan dan arus dari ketiga elemen pasif tersebut dapat dilihat dalamTabel
berikut .
Tabel Karakteristik tegangan dan arus R, L, dan C
D. ALAT DAN BAHAN
NO Nama Alat/Bahan Jumlah Spesifikasi
1. Sumber Tegangan AC 1 220 volt
2. Amperemeter AC 1 ( 0 – 5 ) A
3. Voltmeter AC 250 V 1 Analog
4. Cos φ meter 1 Digital
220 V
220 V
I = 0,32 A
1,8 H
I = 0,5 A
VR
230 V700 Ω
VL 232,5 V
5. Resistor Variabel ( R ) 2 ( 500 + 200 ) Ω
6. L ( Ballast ) 20 Watt 1 1,48 H
7. Kapasitor ( C ) 1 4,5 μF
8. Kabel Penghubung 4
E. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN
a. Beban R murni
b. Beban L murni
c. Beban C murni
220 V 4,5 μF VC
235 V
I = 0,31A
Gambar rangkaian percobaan.
F. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan seluruh alat dan bahan yang di butuhkan.
2. Ukur dan atur 2 resistor variabel dengan multimeter sebesar 700 Ω.
3. Buatlah rangkaian seperti gambar a. beban R murni dengan R = 700 Ω.
4. Kemudian beri sumber tegangan AC 220 Volt.
5. Amati Amperemeter, Cos φ meter dan Voltmeter , kemudian catat hasil pengukuran
ke dalam tabel data.
6. Matikan sumber tegangan AC dan gantilah beban R dengan beban L.
7. Kemudian beri sumber tegangan AC 220 Volt.
8. Amati Amperemeter, Cos φ meter dan Voltmeter , kemudian catat hasil pengukuran
ke dalam tabel data.
9. Ulangi langkah 7 dan 8 untuk beban C.
G. TABEL DATA
Beban Arus ( I ) Tegangan ( V ) Sudut θ Cos φ
R 0,32 A 230 V - 0,4 0,99
L 0,5 A 232,5 V 76,2 0,23
C 0,31 A 235 V - 89,1 0,016