concept note strategic business unit pesantren

15
FAST Spirit International CONCEPT NOTES FASILITASI KEMANDIRIAN PESANTREN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI BUSINESS UNIT (SBU) Bagian I : Gambaran Umum Program Nama Program Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategic Business Unit (SBU) Rencana Lokasi Program .................. (Kabupaten yang mempunyai Pesantren berpotensi) Tujuan : 01. Mengoptimalkan fungsi Pesantren sebagai pusat pengkaderan masyarakat yang religius, berkepribadian dan mandiri. 02. Mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki Pesantren untuk membangun kemandirian Pesantren secara umum. 03. Sebagai tempat belajar santri untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, termasuk pengembangan pengetahuan, sikap dan ketrampilan bisnis. 04. Turut serta membangun peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat sekitar Pesantren sebagai efek positif keberadaan usaha Pesantren (kemitraan mutualisme). Ruang Lingkup Pekerjaan : 01. Melakukan survey dan penilaian yang detail tentang potensi-potensi Pesantren yang layak untuk menjadi pilot project. 02. Mendesain dan memfasilitasi proses pendirian Strategic Business Unit Pesantren. 03. Memfasilitasi penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan SBU baik secara Konseptual, Manajerial dan Ketrampilan teknis termasuk penyusunan perencanaan usaha. 04. Memfasilitasi terjalinnya kemitraan strategis dengan stakeholders guna memperkuat usaha yang dijalankan. 05. Merencanakan, mengatur dan memfasilitasi sebuah pelatihan untuk pengelola SBU dari proses dasar sampai dengan Manajemen teknis pengelolaan SBU. 06. Menjalin Koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah (Badan Pesantren) termasuk DPRA untuk kepentingan konsultasi dan pelaporan. Output: 01. Tersedianya informasi yang detail tentang potensi-potensi Pesantren yang layak untuk menjadi pilot project. 02. Terbentuknya Strategic Businees Unit (SBU) yang kuat, berkelanjutan dan berpengaruh positif bagi Pesantren dan masyarakat pada umumnya. 03 Standard kapasitas kemampuan SDM pengelola SBU dalam mengelola organisasi dan usaha lembaga. 05. Adanya perencanaan pengembangan usaha Pesantren Durasi Program : 01. Persiapan Kegiatan dan koordinasi awal 1 Bulan 02. Survey Calon Pesantren Pilot Project 2 Bulan

Upload: umy

Post on 13-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FAST Spirit International

CONCEPT NOTES

FASILITASI KEMANDIRIAN PESANTREN MELALUI PENGEMBANGAN STRATEGI BUSINESS UNIT (SBU)

Bagian I : Gambaran Umum Program

Nama Program Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategic Business Unit (SBU)

Rencana Lokasi Program

.................. (Kabupaten yang mempunyai Pesantren berpotensi)

Tujuan : 01. Mengoptimalkan fungsi Pesantren sebagai pusat pengkaderan masyarakat yang religius, berkepribadian dan mandiri.

02. Mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki Pesantren untuk membangun kemandirian Pesantren secara umum.

03. Sebagai tempat belajar santri untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, termasuk pengembangan pengetahuan, sikap dan ketrampilan bisnis.

04. Turut serta membangun peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat sekitar Pesantren sebagai efek positif keberadaan usaha Pesantren (kemitraan mutualisme).

Ruang Lingkup Pekerjaan :

01. Melakukan survey dan penilaian yang detail tentang potensi-potensi Pesantren yang layak untuk menjadi pilot project.

02. Mendesain dan memfasilitasi proses pendirian Strategic Business Unit Pesantren.

03. Memfasilitasi penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan SBU baik secara Konseptual, Manajerial dan Ketrampilan teknis termasuk penyusunan perencanaan usaha.

04. Memfasilitasi terjalinnya kemitraan strategis dengan stakeholders guna memperkuat usaha yang dijalankan.

05. Merencanakan, mengatur dan memfasilitasi sebuah pelatihan untuk pengelola SBU dari proses dasar sampai dengan Manajemen teknis pengelolaan SBU.

06. Menjalin Koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah (Badan Pesantren) termasuk DPRA untuk kepentingan konsultasi dan pelaporan.

Output: 01. Tersedianya informasi yang detail tentang potensi-potensi Pesantren yang layak untuk menjadi pilot project.

02. Terbentuknya Strategic Businees Unit (SBU) yang kuat, berkelanjutan dan berpengaruh positif bagi Pesantren dan masyarakat pada umumnya.

03 Standard kapasitas kemampuan SDM pengelola SBU dalam mengelola organisasi dan usaha lembaga.

05. Adanya perencanaan pengembangan usaha Pesantren

Durasi Program : 01. Persiapan Kegiatan dan koordinasi awal 1 Bulan

02. Survey Calon Pesantren Pilot Project 2 Bulan

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

2

2/15

03. Inisiasi dan Pembentukan SBU 3 Bulan

04. Pengurusan Izin Usaha SBU 1 Bulan

05. Pelatihan Bagi Pengelola SBU 15 Hari

06. Pendampingan Pengembangan SBU 5 Bulan

06. Fasilitasi Kemitraan SBU dan Stakeholders 3 Bulan

07. Monitoring dan Evaluasi Periodik

09. Pelaporan Akhir dan Rencana Tindak Lanjut 2 Minggu

Total Time 12 Bulan

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

3

3/15

Bagian II :

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren sebagai lembaga yang telah berakar panjang dalam sejarah pertumbuhan bangsa

Indonesia. Sebagai lembaga keagamaan yang bergerak dalam mengembangkan dan menyebarkan agama

Islam, pondok pesantren, yang diperkirakan telah lahir pada abad ke 9 atau 10, telah dan tetap mampu

mempertahankan keberadaannya hingga saat ini. Catatan sejarah menunjukkan bahwa, pondok pesantren

merupakan suatu lembaga yang pada awalnya terintegrasi secara erat dengan masyarakat sekitarnya dan

bahkan merupakan bagian masyarakat yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu

bukti keeratan hubungan antara pondok pesantren dengan masyarakat sekitar, tampak pada saat

pergerakan mengenyahkan penjajah. Pada saat tersebut, pondok pesantren dengan para ulama sebagai

pimpinannya mampu menggerakkan santri dan masyarakat sekitarnya untuk memanggul senjata, berjuang

dalam memperebutkan kemerdekaannya.

Pondok pesantren dengan berbagai harapan dan predikat yang dilekatkan padanya, sesungguhnya berujung

pada tiga fungsi utama yang senantiasa diemban, yaitu:

1. Sebagai pusat pengkaderan (Center of Excellence).

2. Pemikir-pemikir agama (Human Resource)

3. Sebagai lembaga yang mempunyai kekuatan melakukan pember dayaan pada masyarakat (Agent of

Development) proses perubahan sosial (Social Change)

Dalam keterlibatannya dengan peran, fungsi, dan perubahan yang dimaksud, Ponpes memegang peranan

kunci sebagi motivator, inovator, dan dinamisator masyarakat. Hubungan interaksionis-kultural antara

pesantren dengan masyarakat menjadikan keberadaan dan kehadiran institusi pesantren dalam perubahan

dan pemberdayaan masyarakat menjadi semakin kuat. Namun demikian harus diakui belum semua potensi

besar yang dimiliki Ponpes tersebut terkait dengan kontribusi pesantren dalam pemecahan masalah-

masalah sosial ekonomi umat.

Fungsi masyarakat sebagai pemberdayaan ekonomi santri dan warga sekitarnya sesungguhnya beruung

pada kemampuan pesantren bersama santri dan warga sekitar menuju kemandirian. Selama ini Ponpes

selalu dilabeli dengan nama lembaga pengedar proposal dana bantuan, baik pada institusi formal atau non

formal. itu tentunya tidak mengenakkan. Ponpes akan terbebas dari anggapan itu kalau Ponpes menjadi

lembaga yang kuat, terutama dalam sektor ekonomi. Dengan sendirinya, tidak setiap ada kegiatan, apakah

membangun gedung atau kegiatan lain, tidak selalu sibuk mengedarkan proposal kesana-kemari

Sementara itu, pada tahun 2000, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka yang sangat

mengkhawatirkan, sekitar 38,5 juta jiwa. Jumlah ini mengalami kenaikkan 1,1 juta jiwa bila dibanding tahun

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

4

4/15

1999. Salah satu penyebab utama meningkatnya jumlah pengangguran tersebut adalah terbatasnya

kemampuan sektor riil dalam menyerap jumlah tenaga kerja yang semakin membesar.

Bagaimana dengan SDM Ponpes? Tanpa bermaksud intervensi terhadap eksistensi Ponpes, secara objektif

harus diakui bahwa angka 38,5 juta jiwa pengangguran tersebut, sebagian di antaranya adalah komunitas

alumni Ponpes. Kondisi ini sudah barang tentu bukan semata kesalahan para santri, tetapi akan lebih baik

bila dilihatnya secara komprehensif, yakni dengan melihat bagaimana SDM pengelola lembaga-lembaga

Pendidikan yang ada di Pesantren. SDM di sini tentu saja tidak hanya meliputi kemampuan dasar akademis,

tetapi juga kemampuan skill individual-kolektif. Perpaduan antar-kemampuan akademis dan individual-

kolektif inilah yang pada saatnya sangat menentukan terhadap kualitas suatu produk. Dengan kata lain,

pesantren center of excellence, sebagai sebuah seharusnya melengkapi kurikulum dan metodologinya,

tidak hanya pada satu kemampuan, yaitu mencetak pemikir-pemikir agama, tetapi sekaligus praktisi-

praktisi sosial dengan basis agama. Untuk keperluan inilah berbagai ilmu dan kemampuan terapan sangat

dibutuhkan.

B. Harapan terhadap Pesantren

Keberadaan Pesantren di tengah-tengah masyarakat untuk sekarang -apalagi kedepan- memang tidak bisa

dikecilkan perannya. Meskipun pada beberapa hal, kritik dan pesimisme terhadap kredibilitas dan

performance Pesantren masih sering dilontarkan. Namun demikian, siapapun tentu akan sangat sulit

membantah betapa signifikannya peran Pesantren di tengah menurunnya moral bangsa.

Bagi FAST Spirit Int’l, adanya pandangan negatif dan pesimisme sebagian kalangan masyarakat seharusnya

menjadikan Pesantren lebih terlecut komitmen dan semangatnya untuk menjawab dengan kinerja yang

maksimal guna menghadirkan pelayanan yang prima bagi masyarakat. Tentu saja, jalan menuju perbaikan

harus benar-benar dilakukan dengan penuh perencanaan, keberanian mengoreksi diri, semangat

membangun kapasitas SDM dan institusi yang sehat, demi terbangunnya Pesantren yang kuat dan mandiri.

Proses perbaikan ini, tentu saja harus dimulai dari aspek internal Pesantren itu sendiri (khususnya kapasitas

SDM), sehingga jika sebuah institusi telah kokoh secara internal, maka kami yakin Pesantren dapat lebih

banyak ”berbicara” dan meyakinkan masyarakat luas guna lebih memperkuat kapasitas lembaga dari segala

sektor yang dibutuhkan.

C. Maksud dan Tujuan

Secara umum maksud program ini adalah untuk melakukan penguatan kapasitas dan membangun

kemandirian Pesantren untuk memenuhi kebutuhan ekonomi Pesantren dan masyarakat sekitarnya.

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

5

5/15

Tujuan Umum program adalah :

1. Mengoptimalkan fungsi Pesantren sebagai pusat pengkaderan masyarakat yang religius,

berkepribadian dan mandiri.

2. Mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki Pesantren untuk membangun kemandirian Pesantren

secara umum.

3. Sebagai tempat belajar santri untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, termasuk pengembangan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan bisnis.

4. Turut serta membangun peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat sekitar Pesantren sebagai

efek positif keberadaan usaha Pesantren (kemitraan mutualisme).

Tujuan khusus program adalah :

Tujuan khusus program yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan para anggotanya;

2. Menyediakan kesempatan kerja;

3. Meningkatkan pendapatan para anggotanya ;

4. Menghemat biaya pemasaran;

5. Media pendidikan untuk para anggotanya;

6. Mengurangi kerugian para anggota (efisien);

7. Mengembangkan cita cita para anggotanya;

8. Sebagai media pendidikan bagi para anggotanya dibidang usaha;

D. Keluaran (Output) :

Hasil yang diharapkan dari program ini adalah :

1. Tersedianya informasi yang detail tentang potensi-potensi Pesantren yang layak untuk menjadi pilot

project.

2. Terbentuknya Strategic Businees Unit (SBU) yang kuat, berkelanjutan dan berpengaruh positif bagi

Pesantren dan masyarakat pada umumnya.

3. Standard kapasitas kemampuan SDM pengelola SBU dalam mengelola organisasi dan usaha lembaga.

4. Adanya perencanaan pengembangan usaha Pesantren

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

6

6/15

Bagian III

Strategi Model Pemberdayaan Ekonomi Pesantren

A. Model – model pemberdayaan Pesantren

Secara umum ada beberapa model dan pendekatan yang kemungkinan dapat digunakan untuk

pengembangan ekonomi Pesantren, yaitu :

a. Usaha ekonomi yang berpusat pada kyai (Pimpinan Pesantren) sebagai orang yang paling

bertanggungjawab dalam mengembangkan pesantren.

b. Usaha ekonomi pesantren untuk memperkuat biaya operasional pesantren. Contohnya, pesantren

memiliki unit usaha produktif seperti menyewakan gedung pertemuan, rumah dsb. Dari keuntungan

usaha-usaha produktif ini pesantren mampu membiayai dirinya, sehingga seluruh biaya operasional

pesantren dapat ditalangi oleh usaha ekonomi ini.

c. Usaha ekonomi untuk santri dengan memberi ketrampilan dan kemampuan bagi santri agar kelak

ketrampilan itu dapat dimanfaatkan selepas keluar dari pesantren.

d. Usaha ekonomi bagi para alumni santri. Pengurus pesantren dengan melibatkan para alumni santri

menggalang sebuah usaha tertentu dengan tujuan untuk menggagas suatu usaha produktif bagi

individu alumni, syukur bagai nanti keuntungan selebihnya dapat digunakan untuk mengembangkan

pesantren. Prioritas utama tetap untuk pemberdayaan para alumni santri.

Berdasarkan model dan pendekataan pemberdayaan ekonomi di atas, setelah melakukan kajian

mendalam, di Indonesia model yang paling mungkin untuk dilakukan melalui model kombinasi dari

keempat model di atas, di mana semua unsur di dalam Pesantren terlibat aktif didalamnya dan

memberi kontribusi sama rata sesuai dengan kemampuan dan bidang tugas yang diembanya.

Model kombinasi tersebut, disebut dengan istilah STRATEGIC BUSINESS UNIT (SBU).

B. Mandiri Melalui Strategic Business Unit (SBU)

SBU merupakan salah satu gagasan yang dianggap tepat untuk konteks Indonesia. SBU merupakan tmpat

belajar (teori), praktek, latihan keterampilan usaha bagi para santri Pesantren. SBU merupakan salah satu

unit kerja Pesantren di bidang kewirausahaan (bisnis). Fungsi SBU secara umum bertujuan sebagai unit

bisnis Pesantren untuk membangun kemandirian Pesantren secara ekonomi dan upaya membangun

menempa keterampilan usaha santri yang dapat digunakan untuk menciptakan peluang pekerjaan

(vocational skill); di mana ketrampilan ini merupakan salah satu keterampilan yang diberikan sebagai bekal

kecakapan hidup (life skill) yang masih dirasakan kurang selama ini dalam pendidikan Pesantren, yaitu

vocational skill ;

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

7

7/15

Gambar 1 : Unsur –unsur kecakapan yang harus dikuasai santri

C. Kedudukan SBU Dalam Lembaga Pendidikan Pesantren

SBU merupakan Bagian organik dari Pesantren yang diharapkan dapat menunjang kebutuhan ekonomi

Pesantren sekaligus wahana mengembangkan potensi santri agar mempunyai bekal “kecakapan

hidup”(life skill) sebelum terjun ke masyarakat. SBU merupakan unit usaha strategis Pesantren yang kelak

berbentuk koperasi pondok pesantren (koppontren).

D. Struktur Organisasi dan Pengembangan SBU

SBU merupakan unit organik Pesantren yang bergerak khusus dalam bidang usaha yang kedudukannya

dibawah struktur Pengurus Pesantren.

Gambar 2 :

Life skill

Kecakapan Spritual

Kecakapan personal

Kecakapan sosial

Kecakapan akademik

Kecakapan Usaha

/vocational skill

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

8

8/15

Keterangan : 1. SBU merupakan salah satu unit kerja Pesantren yang menangani usaha Pesantren secara Profesional

2. Penanggung Jawab SBU adalah Kepala SBU. Kepala SBU bertanggung jawab kepada Pengurus

Pesantren.

3. Operasional SBU dilakukan secara profesional oleh Pengelola yang dikepalai oleh seorang Manajer

Umum. Manajer Umum tersebut dapat berasal dari alumni Pesantren atau dari luar Pesantren,

catatan pentingnya adalah orang yang benar-benar kompeten dan profesional.

4. Manajer Umum dibantu minimal oleh tiga (3) Manajer, yaitu Manajer Unit Internal dan Manajer atau

Eksternal diperkuat dengan Manajer Keuangan.

5. Manajer Unit dan Manajer Keuangan merupakan seorang profesional yang sangat dimungkinkan

berasal dari santri Pesantren.

6. Manajer Unit Internal bertanggungjawab secara profesional untuk memenuhi kebutuhan domestik

Pesantren (santri, ustadz, pengelola, dst), baik yang menyangkut kebutuhan pangan, sandang,

keuangan sampai dengan fasilitas belajar.

7. Manajer Unit Eksternal bertanggungjawab secara profesional untuk mengelola unit bisnis non

domestik yang berhungan dengan pengembangan potensi bisnis Pesantren dan lingkungan

Pesantren. Pengembangan usaha eksternal ini sangat menyesuaikan dengan potensi yang dimiliki

oleh lingkungan Pesantren dan Perencanaan bisnis yang dilakukan.

8. Para Manajer unit akan dibantu dengan karyawan-karyawan yang sebagian besar berasal dari santri

(bisa dinamakan : santri wirausaha). Sehingga para santri dapat belajar langsung kecakapan bisnis

sebagai salah satu wahana mengasah life skill sekaligus berhak mendapat imbalan sesuai dengan

ketentuan yang ada. Dengan demikian santri dapat mulai hidup mandiri dan siap ketika

meninggalkan Pesantren.

9. Santri Wirausaha direkruit secara khusus melalui seleksi yang dilakukan tim seleksi khusus secara

periodik.

E. Tahapan Pengembangan SBU

Dalam rangka menumbuh kembangkan SBU yang sesuai dengan harapan, maka proses penumbuhannya

pun tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Proses demi proses sebaiknya dilakanakan secara detail

dan tertib, tidak tergesa-gesa sehingga capaian pekerjaan pada setiap fasenya dapat berjalan sesuai

dengan harapan.

Untuk itulah, FAST Spirit Int’l berdasarkan pengalaman melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat

dan kajian terhadap perkembangan Pesantren, tim FAST Spirit Int’l telah menyusun sebuah alur

sederhana pengembangan SBU pada Pesantren yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh semua

stakeholder yang terlibat.

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

9

9/15

Gambar 3 : Alur Penumbuhan SBU Pesantren

Tahapan Pengembangan SBU

Idealitas pengembangan SBU ini seharusnya berbasis kepada komitmen Pesantren untuk melaksanakan setiap

tahapan pengembangan SBU ini sebaik mungkin. Oleh karena itu, konsep pengembangan SBU ini sifatnya

multi arah dimana pada tahap awal inisiasi dilakukan oleh Badan Pesantren akan tetap untuk proses

selanjutnya, justru komitmen Pesantrenlah yang akan menentukan keberhasilan konsep ini.

Berikut Tahapan Umum pelaksanaan pengembangan SBU :

No Kegiatan Teknis /Topik Pembahasan Pelaksana Waktu Keterangan

1 Survey dan

sosialisasi

program

kepada

Pesantren

1. Mengundang Pesantren

dalam forum sosialisasi

2. Informasi kepada Badan-

Badan persatuan Pesantren

3. Pengumuman pelaksanaan

Program melalui mass

media

1. Badan

Pembinaan dan

Pendidikan

Pesantren

2. Konsultan

2 bulan Waktu

sesuai

dengan alokasi

waktu program

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

10

10/15

2. Proses

registrasi dan

seleksi kandidat

Pesantren

1. Verifikasi permohonan dan

dokumen terkait

2. Wawancara Pengelola

Pesantren

3. Quick Survey potensi

Pesantren (Field Survey)

1. Badan

Pembinaan dan

Pendidikan

Pesantren

2. Konsultan

1 bulan

3. Keputusan

Pesantren yang

lolos seleksi

1. Pengumuman di mass

media ; Atau

2. Pemanggilan langsung

Badan Pesantren 15 hari

4. Rapat

persiapan/pra

pembentukan

Bahan pembahasan Rapat

pembentukan :

1. Permodalan

2. Sarana dan pra sarana

3. Pemilihan kepada SBU

4. Penyusunan Rencana

kerja program

1. Pengurus

Pesantren dan

pihak terkait

lainnya.

2. Badan

Pesantren

3. Konsultan

2 Hari Waktu dan

tempat

menyesuaikan

5. Persiapan dan

rekruitmen

calon pengelola

1. Realisasi permodalan

2. Pengadaan Sarana dan pra

sarana

3. Rekruitmen calon pengelola

1. Pesantren

2. Badan

Pesantren

3. Konsultan

3 bulan Waktu 3 bulan

ini adalah

waktu yang

standard

6. Pelatihan Tahap

pertama

Materi-materi dasar sebagai

bekal pengelolaan SBU :

1. Orientasi Sejarah dan arah

Pengembangan Pesantren

2. Orientasi Pemahaman SBU

3. Dasar –Dasar Manajemen

Usaha

4. Perencanaan Usaha

Konsultan 7 hari Waktu dan

tempat

menyesuaikan

7. Pendampingan

pasca pelatihan

dan persiapan

soft opening

1. Evaluasi implementasi hasil

pelatihan

2. Fasilitasi penyusunan

rencana usaha

Konsultan 3 bulan

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

11

11/15

3. Pendampingan teknis

pengelolaan usaha

8. Soft opening 1. Persiapan

2. Pembukaan perdana unit

usaha

1. Badan

Pesantren

2. Pengurus

Pesantren

3. Konsultan

4. Undangan

1 hari

9. Monitoring dan

Evaluasi

1. Evaluasi tahapan

pengembangan

2. Evaluasi kinerja pengelola

3. Persiapan izin usaha

1. Badan

Pesantren

2. Dpra

3. Konsultan

4. Pengurus

Pesantren dan

pengelola SBU

10 Grand

Launching

1. Penyusuna tahapan grand

launching

2. Persiapan

3. Undangan

4. Publikasi

1. Badan

Pesantren

2. DPRA

3. Konsultan

4. Pengurus

Pesantren dan

pengelola SBU

F. PERMODALAN

Sebagaimana disampaikan di depan, bahwa salah kunci utama dari keberhasilan SBU ini adalah komitmen

dan kerja keras dari Pesantren itu sendiri. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah bagaimana

Pesantren dapat mengupayakan permodalan utama dalam pengembangan SBU ini. Rasanya akan sangat

unik jika berbicara kemandirian, akan tetapi tidak ada keyakinan dan keberanian untuk menjemput

kemandirian tersebut. Dalam pengembangan SBU ini, diharapkan komposisi modal dapat dibagi sebagai

berikut :

1. Internal (modal utama)

Sifat : Komposisi Modal Utama (SBU sebagian besar didanai oleh Pesantren)

Sumber : 1. Keuangan Pesantren/Yayasan, 2. Iuran ustadz dan santri (Modal Investasi dan

Partisipasi), 3. Modal penyertaan Pengurus/Pembina/Alumni Pesantren

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

12

12/15

2. Eksternal

Sifat : Modal Penambah

Sumber : 1. Perbankan/Swasta , 2. Sumbangsih donatur

3. Pemerintah (Modal Pendukung)

Sifat : Stimulan

Fungsi : 1. Peningkatan Kapasitas Pengelola (Pelatihan dan Pendampingan), 2. Bantuan

Sarana prasarana usaha, 3. Dukungan operasional awal

Bagian IV

A. Pendekatan dan Strategi Umum

Pendekatan

Dalam melaksanakan pekerjaan ini, pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan integrative-

komprehensif dan partisipatif-aktif. Integrative-komprehensive artinya pelaksanaan intervensi terhadap

bersifat menyeluruh pada semua aspeknya, sehingga diharapkan hasil yang utuh dan tidak parsial. Dengan

demikian, keberhasilan pekerjaan akan terus berjalan sustainable karena segala aspek telah diperkuat

kapasitasnya.

Sedangkan partisipasi aktif sebuah pendekatan yang mengandaikan keterlibatan aktif semua pihak dari

proses perencanaan sampai dengan pengawasannya. Sehingga diharapkan langkah-langkah intervensi

yang dilakukan dapat tepat sasarn dan mendapat dukungan luas semua pihak.

Selain kedua pendekatan tersebut, pendekatan yang tidak boleh ditinggalkan adalah nilai kekhususan dan

kearifan pesantren sebagai lembaga keagamaan yang menyimpan nilai-nilai khusus, sehingga proses

pelaksanaan program sama sekali tidak boleh mengenyampingkan hal tersebut.

Strategi Umum

Dalam mendukung pelaksanaan proyek, strategi yang harus dilakukan adalah membangun kemitraan

strategis dengan stakeholder lainnya, seperti pengurus Pesantren, tokoh masyarakat, pemerintah local,

dan tentu mitra kerja FAST Spirit Int’l sendiri yaitu : Badan Pemberdayaan Pesantren dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Ace (DPRA). Dengan demikian, kolaborasi seperti ini nantinya dapat

menciptakan kemudahan dan efektifitas kerja yang sangat membantu pelaksanaan proyek. Di mana

masing-masing partner kerja tersebut, akan mempunyai bagian-bagian peran tersendiri yang saling

mendukung satu dengan yang lainnya.

B. Peran FAST Spirit Int’l Pelaksanaan Program

a) Peran FAST SPIRIT INT’L

Sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya, FAST SPIRIT INT’L dapat berperan dalam :

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

13

13/15

Perencanaan (Planning):

1) Perencanaan Mitigasi dan Sosialisasi program.

2) Perencanaan identifikasi & mapping calon peserta program.

3) Perencanaan identifikasi & mapping potensi lokal yang terkait dengan akses peluang kerja,

peluang usaha sendiri atau usaha kelompok.

4) Perencanaan identifikasi & mapping kebutuhan training/ pelatihan/ magang sesuai dengan

potensi dan kebutuhan lokal.

5) Perencanaan pengorganisasian kegiatan dan peserta program.

6) Perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan, kebutuhan kelengkapan kerja dan jumlah/

kapasitas personil pelaksana / fasilitator program.

7) Perencanaan jadwal, isi dan peralatan/ media monitoring, evaluasi dan supervisi.

8) Perencanaan jadwal, isi dan media koordinasi dengan Pemerintah Daerah maupun stakehoder

lainnya.

Peran FAST SPIRIT INT’L dalam Pengorganisasian (Organizing):

1) Pengorganisasian sekretariat/ POSKO Program pada kabupaten peserta program.

2) Pengorganisasian dalam mitigasi dan sosialisasi program.

3) Pengorganisasian dalam identifikasi dan mapping calon peserta program.

4) Pengorganisasian dalam identifikasi & mapping peluang kerja, usaha milik sendiri dan usaha

kelompok.

5) Pengorganisasian dalam identifikasi kebutuhan dan pelaksanaan pelatihan/ magang kerja.

6) Pengorganisasian dalam kegiatan pelaksanaan supervisi dan fasilitasi.

7) Pengorganisasian dalam koordinasi dengan Pemerintah Daerah maupun stakehoder lainnya.

Peran FAST SPIRIT INT’L dalam Pelaksanaan (Actuating):

1) Melaksanakan kegiatan identifikasi & mapping calon peserta program untuk akses peluang

kerja, usaha sendiri dan usaha kelompok.

2) Melaksanakan kegiatan sosialisasi program.

3) Melaksanakan kegiatan fasilitasi pelatihan dan magang kerja.

4) Melaksanakan kegiatan fasilitasi usulan usaha mikro yang berbasis pada potensi lokal.

5) Melaksanakan kegiatan pelaporan secara berkala setiap bulan terhadap pencapaian target

program.

6) Melaksanakan koordinasi secara berkala setiap bulan kepada Pemerintah Daerah maupun

stakehoder lainnya.

7) Melaksanakan fasilitasi lembaga ekonomi tingkat lokal sebagai wadah penggalangan potensi

ekonomi peserta program.

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

14

14/15

Peran FAST SPIRIT INT’L dalam Monitoring dan Supervisi (Controlling):

1) Monitoring dan supervisi kesiapan dan operasional sekertariat/ POSKO program pada Tingkat

Kabupaten yang menjadi lokasi program.

2) Monitoring dan supervisi pasca pelatihan/ magang kerja.

3) Monitoring dan supervisi fasilitasi usulan usaha mikro.

4) Monitoring dan supervisi progress/ perkembangan hasil program setiap bulan.

Informasi lebih Lanjut Silahkan Menghubungi :

FAST SPIRIT INT’L

Fasilitasi Kemandirian Pesantren Melalui Pengembangan Strategi Business Unit

CONCEPT NOTES

[

15

15/15