chenk alie bab iv on progress warna

25
% Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memahami tentang sikap dokter untuk tidak melakukan eutanasia aktif maupun pasif kepada pasien walaupun pasien tersebut mempunyai kemungkinan hidup yang kecil. Hal ini berkaitan dengan KUHP Pasal 338 yaitu “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Pasal 344 KUHP yaitu “Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”. Tabel 4.7 Kasus 3 Pertanyaan Nomor 2 Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS Di Indonesia eutanasia aktif tidak boleh dilakukan oleh dokter walaupun atas permintaan pasien atau keluarganya. 21 15 - 1 1 %

Upload: independent

Post on 16-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian

besar responden memahami tentang sikap dokter untuk

tidak melakukan eutanasia aktif maupun pasif kepada

pasien walaupun pasien tersebut mempunyai kemungkinan

hidup yang kecil. Hal ini berkaitan dengan KUHP Pasal

338 yaitu “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang

lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama

lima belas tahun”. Pasal 344 KUHP yaitu “Barang siapa merampas

nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan

dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama

dua belas tahun”.

Tabel 4.7 Kasus 3 Pertanyaan Nomor 2

Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS

Di Indonesia eutanasia aktiftidak boleh dilakukan olehdokter walaupun atas permintaanpasien atau keluarganya.

21 15 - 1 1

%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian

besar responden memahami tentang sikap dokter untuk

pada Pasal 344 KUHP yaitu “Barang siapa menghilangkan jiwa

orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutnya dengan

nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua

belas tahun”.

Kasus 4

Nn. M mendatangi tempat praktik Dokter C dengan

keluhan nyeri sendi di bagian lutut saja. Dokter

meminta pasien untuk melipat celananya ke atas, dari

arah telapak kaki sampai bagian lutut pasien yang

dirasakan sakit untuk dilakukan pemeriksaan.

Tabel 4.8 Kasus 4 Pertanyaan Nomor 1

Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS

Dokter melakukan pemeriksaanfisik sesuai dengan indikasi danprosedur.

14 21 - 2 1

%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian

besar responden yaitu sebanyak 35 responden (91.43%)

memahami tentang sikap dokter untuk melakukan

pemeriksaan fisik yang sesuai dengan keluhan pasien.

Hal ini berkaitan dengan peraturan dan ketentuan dokter

untuk memeriksa pasien dimulai dengan anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan

diagnosis, pembuatan surat keterangan pasien.E

Tabel 4.9 Kasus 4 Pertanyaan Nomor 2

Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS

Kasus di atas merupakan contohyang mengarah ke penyeranganseksual oleh dokter, karenameminta pasien untuk melipatcelananya sampai lutut.

1 1 1 17 18

%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian

besar responden memahami tentang sikap dokter untuk

melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien sesuai dengan

indikasi. Responden juga dapat membedakan sikap dokter

yang termasuk penyerangan seksual atau bukan. Hal ini

sesuai dengan Pasal 289 KUHP yaitu “Barangsiapa dengan

kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk

melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, melakukan

perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, diancam dengan

pidana penjara paling lama Sembilan tahun”.

Kasus 5

Bayi x usia 4 bulan anak dari Tuan Z yang bekerja

sebagai buruh lepas dirawat di RSUD setempat karena

menderita hydrocephalus. Pasien ditahan kepulangannya

selama 2 hari oleh pihak RSUD dikarenakan belum

menyelesaikan kewajiban biaya administrasi pengobatan.

Dokter yang memeriksa pasien ikut serta dalam penahanan

pasien ini. Selama penahanan, pasien diberikan

fasilitas perawatan lengkap oleh pihak rumah sakit

seperti pasien rawat inap lainnya.

Tabel 4.10 Kasus 5 Pertanyaan Nomor 1

Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS

Dokter dan pihak rumah sakittidak melakukan pelanggaran HAMterhadap pasien.

4 15 6 11 2

%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masih ada

responden yang kurang paham mengenai tindakan penahanan

yang dilakukan oleh rumah sakit terhadap pasien yang

belum menyelesaikan administrasi. Responden memiliki

pendapat yang bervariasi yaitu 4 orang (..%) menjawab

sangat setuju, 15 orang (..%) menjawab setuju, 6 orang

(..%) menjawab Ragu-ragu, 8 orang (..%) menjawab tidak

setuju, dan 2 orang (..%) menjawab sangat tidak setuju.

Hal ini berkaitan dengan penahanan pasien oleh Rumah

Sakit karena tidak mampu melunasi biaya perawatan Rumah

Sakit tidak termasuk pelanggaran hak asasi manusia

(HAM) selama pihak Rumah Sakit tetap menghormati hak-

hak asasi pasien yang dilindungi dalam UU No. 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia.13

Tabel 4.11 Kasus 5 Pertanyaan Nomor 2

Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS

Kejadian yang terjadi pada kasusdi atas, tidak seharusnyadilakukan oleh dokter dan RS.

5 12 13 6 2

%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian

responden belum paham mengenai sikap dokter mengenai

penahanan pasien. Responden memiliki pendapat yang

bervariasi yaitu 4 orang (..%) menjawab sangat setuju,

10 orang (..%) menjawab setuju, 13 orang (..%) menjawab

Ragu-ragu, 6 orang (..%) menjawab tidak setuju, dan 2

orang (..%) menjawab sangat tidak setuju. Kasus ini

berkaitan dengan sulitnya menentukan apakah tindakan RS

tersebut memenuhi delik penyanderaan. Pasalnya, selama

di RS, pasien yang disandera diberi makanan, minuman,

dan bebas mondar-mandir di seputar ruang perawatan.

Pemberian makanan dan minuman itu nantinya dibebankan

pada biaya yang harus dibayar si pasien. Karena itu

tindakan penyanderaan oleh RS tidak memenuhi unsur-

unsur tindak pidana peyanderaan, sehingga tidak bisa

diberi sanksi pidana. Pasal 333 ayat 1 KUHP yang

menyatakan, “barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum

merampas kemerdekaan seseorang, atau meneruskan perampasan

kemerdekaan yang demikian, diancam dengan pidana penjara paling

lama delapan tahun.”

4.3 Gambaran Pemahaman Responden Mengenai Pengetahuan

Malpraktik

Terdapat 38 responden yang mengisi kuesioner

mengenai pengetahuan malpraktik medik yang hasilnya

disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut.

4.3.1 Pengertian dari Malpraktik Medis

3%

97%

kegagalan medis yang terjadi karena tidak didugakegagalan medis yang terjadi karena kelalaiankeberhasilan perawatan

Gambar 4.1 Hasil pengetahuan responden mengenai

pengertian malpraktik medis.

Berdasarkan data di atas sebagian responden

memahami pengertian dari malpraktik, sebanyak 34

responden (..%) menjawab kegagalan medis yang terjadi

karena tidak diduga. Hal ini sesuai dengan definisi

malpraktik menurut Menurut World Medical Association

(WMA) yaitu suatu kegagalan tenaga medis untuk

memenuhi standar pelayanan pengobatan untuk pasien,

atau kegagalan dalam keterampilan, atau kelalaian dalam

menyediakan pelayanan kepada pasien yang mengakibatkan

efek langsung berupa pasien.

4.3.2 Yang bukan merupakan akibat dari tindakan

malpraktik medis

5.7 %

14.3 %

80 %

membuat surat keterangan palsumenyebabkan kematian karena kelalaianmelakukan aborsu dengan indikasi medis

Gambar 4.2 Hasil pengetahuan responden mengenai

akibat dari tindakan malpraktik medis.

Berdasarkan data di atas sebagian responden

memahami salah satu contoh dari tindakan malpraktik,

sebanyak 34 responden (..%) menjawab menyebabkan

kematian karena kelalaian dalam melakukan tindakan

medis. Hal ini sesuai dengan pengertian dari kelalaian

yaitu sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa

yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya

dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang

seseorang dengan sikap hati-hati tidak melakukannya

dalam situasi tersebut.7

4.3.3 Hak yang Didapatkan Oleh Dokter yang Diduga

Melakukan Tindakan Malpraktik

37

1mendapat bantuan dari keluarga pasienmendapat perlindungan dari lembaga profesi doktermendapat pembelaan dari perawat yang bersangkutan

Gambar 4.3 Hasil pengetahuan responden mengenai hak

yang didapatkan dokter yang diduga melakukan

malpraktik.

Berdasarkan data di atas, hampir semua responden

paham mengenai hak yang didapatkan oleh dokter apabila

diduga melakukan tindakan malpraktik, sebanyak 34

responden (..%) menjawab mendapatkan perlindungan dari

lembaga profesi dokter. Hal ini sesuai dengan

4.3.4 Sikap Rumah Sakit Terhadap Dokter yang Melakukan

Tindakan Malpraktik di Tempatnya

23

15

bertanggungjawab terhadap dokter yang melakukan malpraktikbertanggungjawab terhadap pasien(korban)bertanggungjawab untuk menutupi kesalahan dokter

Gambar 4.4 Hasil pengetahuan responden mengenai sikap

rumah sakit terhadap dokter yang diduga malpraktik di

tempatnya.

Berdasarkan data di atas, sebagian responden paham

mengenai sikap yang dilakukan oleh rumah sakit terhadap

dokter yag diduga melakukan malpraktik di tempatnya,

sebanyak 23 responden (..%) menjawab rumah sakit

bertanggung jawab terhadap dokter. Hal ini berkaitan

dengan tanggung jawab rumah sakit terhadap dokter yang

diduga dan atau terbukti melakukan kelalaian medik di

rumah sakit. Sesuai dengan istilah corporate liability yaitu

setiap tenaga medik yang diduga dan atau melakukan

tindakan kelalaian yang pertama kali diminta

pertanggungjawabannya adalah pihak rumah sakit.G

4.3.5 Kondisi yang dapat Mengakibatkan Dokter Dituntut

38

dokter bersungguh-sungguh mengobati pasienmenelantarkan pasienmengobati pasien secara maksimal

Gambar 4.5 Hasil pengetahuan responden mengenai akibat

yang mengakibatkan dokter dituntut.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa semua

responden paham mengenai kondisi yang dapat

mengakibatkan dokter dituntut, sebanyak 38 responden

(100%) menjawab menelantarkan pasien. Hal ini berkaitan

dengan tindakan seorang dokter dalam menelantarkan

pasien baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja

apabila kondisi tersebut mengakibatkan kondisi pasien

bertambah berat dan kemudian meninggal maka hal

tersebut dapat mengakibatkan dokter dituntut.G

4.3.6 Unsur yang Membuktikan Dokter Melakukan

Malpraktik

8

4

26

menyimpang dari standar profesi dokterterdapat unsur culpa lata dan mengakibatkan kesalahan fatalsemuanya benar

Gambar 4.6 Hasil pengetahuan responden mengenai unsur

malpraktik.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa

sebagian besar dokter paham mengenai unsur yang

membuktikan dokter melakukan malpraktik, sebanyak 26

responden (..%) menjawab semuanya benar yaitu

menyimpang dari standar profesi dokter dan terdapat

unsure culpa lata. Hal ini sesuai dengan jenis

kelalaian yang mengakibatkan kerugian materi,

mencelakakan bahkan merenggut nyawa orang lain

diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata),

serius, dan kriminil. Hal-hal yang menjadi tolak ukur

clupa lata yaitu bertentangan dengan hukum, akibatnya

dapat dibayangkan, akibatnya dapat dihindarkan, dan

perbuatannya dapat dipersalahkan.7 Hal ini berkaitan

dengan tindakan malpraktik medik terdiri dari tiga hal

yaitu intensional professional misconduct, negligence,

dan lack of skill.

4.3.7 Bukan Pengertian Dari Kelalaian dalam Melakukan

Tindakan Medis

4

4

30

melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepattindakan medis yang tepat dilaksanakan dengan tidak tepatpencegahan untuk meminimalisir kesalahan dari dokter

Gambar 4.7 Hasil pengetahuan responden mengenai

pengertian kelalaian medis.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir

semua responden paham mengenai pengertian dari

kelalaian medis, sebanyak 30 respondem (..%) menjawab

pencegahan untuk meminimalisir kesalahan dari dokter

bukan merupakan pengertian dari kelalaian medis. Hal

ini sesuai dengan pengertian dari bentuk-bentuk

kelalaian yaitu malfeasance (melakukan tindakan yang

melanggar hukum atau tidak tepat, misfeasance

(melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi

dilaksanakan dengan tidak tepat), dan nonfeasance

(tidak melakukan tindakan medis yang merupakan

kewajiban baginya.

4.3.8 Tindakan yang dapat Mengakibatkan Terjadinya

Malpraktik

2 1

35

melakukan kelalaian yang dilakukan secara sadartindakan yang sengaja memperburuk kondisi pasiensemuanya benar

Gambar 4.8 Hasil pengetahuan responden mengenai

tindakan yang dapat mengakibatkan terjadinya

malpraktik.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir

semua responden mengenai tindakan yang dapat

mengakibatkan terjadinya malpraktik, sebanyak 35

responden (…%) menjawab semua benar. Hal ini sesuai

dengan tindakan malpraktik dalam arti luas yang

dibedakan menjadi tindakan yang dilakukan dengan

sengaja yang dilarang oleh peratura perundang-undangan,

dan tindakan yang dilakukan dengan tidak sengaja tetapi

megakibatkan kondisi pasien bertambah buruk.G

4.3.9 Bentuk Sanksi Berupa Pencabutan Surat Izin

Praktik Dokter

6

32

pidanaperdataadministratif

Gambar 4.9 Hasil pengetahuan responden mengenai sanksi

malpraktik.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hamper

semua responden paham mengenai sanksi yang diberikan

kepada dokter yag melakukan tindakan malpraktik medis,

sebanyak 32 responden (..%) menjawa sanksi

administratif. Hal ini sesuai dengan jenis-jenis sanksi

yang dapat diberikan kepada dokter yang terbukti

melakukan malpraktik yaitu berupa sanksi pidana,

perdata dan administrative atau sanksi pelanggaran

disiplin berupa pemberian peringatan tertulis,

rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) dan

atau Surat Izin Praktik (SIP).

4.3.10 Bukan Merupakan Tindakan Pencegahan Dokter dalam

Melakukan Malpraktik

37

1mahir berkomunikasi dan melakukan informed consenttidak memperbaharui ilmu kedokteran sesuai kondisi zamanselalu mengembangkan ilmu dan keterampilan kedokteran

Gambar 4.10 Hasil pengetahuan responden mengenai

tindakan pencegahan melakukan malpraktik.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hamper

semua responden paham mengenai tindakan yang dilakukan

oleh dokter dalam hal mencegah tindakan malpraktik

medis, sebanyak 37 responden (..%) menjawab selalu

mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Hal

ini sesuai dengan kewajiban dokter untuk selalu

memperbaharui ilmu pengetahuan dan keterampilannya

sesuai dengan kondisi zaman.

4.4 Pemahaman Responden Berdasarkan Kasus dengan Jenis

Pertanyaan Positif dan Pertanyaan Negatif

Tabel 4.11 Hasil untuk kuesioner pertanyaan positifNOMORSOAL

Nilai JawabanSS S RR TS STS5 4 3 2 1

1 27 4 - - 74 22 14 - 1 16 21 15 - 1 17 14 21 - 2 19 4 15 6 11 2Jumlah 88 69 9 15 11(%) 46.3 36.3

Tabel di atas menunjukan bahwa dari segi pertanyaan

positif yang terdiri dari lima pertanyaan, responden

memiliki pemahaman yang sangat baik?, hal ini terlihat

dari rata-rata responden yang menjawab dengan nilai

maksimal yaitu 46.3%.

Tabel 4.12 Hasil untuk kuesioner pertanyaan negatifNOMORSOAL

Nilai JawabanSS S RR TS STS1 2 3 4 5

2 5 4 - 15 143 - 2 - 11 255 2 5 7 14 108 1 1 1 17 1810 5 12 13 6 2Jumlah 13 24 21 63 69(%) 33.15 36.3

Tabel di atas menunjukan bahwa dari segi pertanyaan

negatif yang terdiri dari lima pertanyaan, responden

memiliki pemahaman yang sangat baik?, hal ini terlihat

dari rata-rata responden yang menjawab dengan nilai

maksimal yaitu 36.3%. ?

4.5 Rekapitulasi Data

Terdapat dua jenis kuesioner yaitu kuesioner

pertama mengenai sikap responden dan kuesioner kedua

mengenai pengetahuan responden. Masing-masing kuesioner

mempunyai 10 pertanyaan, kemudian nilai diakumulasikan

dan dimasukan ke dalam 3 kategori yaitu baik, cukup

baik, dan kurang. Apabila banyak dijawab dengan nilai

tertinggi oleh responden dimasukan ke dalam kategori

baik, dan bila banyak dijawab dengan nilai terendah

oleh responden dimasukan kedalam kategori kurang.

4.5.1 Penilaian Pemahaman Sikap Dokter

26 responden

68.4 %

12 responden

31.6 %

Baik Cukup baikKurang

Gambar 4.11 Penilaian Pemahaman Sikap Dokter di

Rumah Sakit Dustira

Dari 38 responden yang mengisi kuesioner, terdapat

26 responden yang masuk kedalam kategori baik (68.4 %),

dan 12 responden (31.6 %) masuk ke dalam kategor cukup

baik. Hal ini menggambarkan bahwa pemahaman responden

mengenai sikap dokter dalam tindakan malpraktik medis

sangatlah baik.

4.5.2 Penilaian Pemahaman Pengetahuan Dokter

33 responden86.84 %

5 responden13.16 %

BaikCukup baikKurang

Gambar 4.12 Penilaian Pemahaman Pengetahuan Dokter

di Rumah Sakit Dustira.

Dari 38 responden yang mengisi kuesioner, terdapat

33 responden yang masuk kedalam kategori baik (86.84

%), dan 5 responden (13.16 %) masuk ke dalam kategori

cukup baik. Hal ini menggambarkan bahwa pemahaman

responden mengenai pengetahuan malpraktik dokter

sangatlah baik.