chenk alie bab iv on progress warna
TRANSCRIPT
%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian
besar responden memahami tentang sikap dokter untuk
tidak melakukan eutanasia aktif maupun pasif kepada
pasien walaupun pasien tersebut mempunyai kemungkinan
hidup yang kecil. Hal ini berkaitan dengan KUHP Pasal
338 yaitu “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun”. Pasal 344 KUHP yaitu “Barang siapa merampas
nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan
dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama
dua belas tahun”.
Tabel 4.7 Kasus 3 Pertanyaan Nomor 2
Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS
Di Indonesia eutanasia aktiftidak boleh dilakukan olehdokter walaupun atas permintaanpasien atau keluarganya.
21 15 - 1 1
%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian
besar responden memahami tentang sikap dokter untuk
pada Pasal 344 KUHP yaitu “Barang siapa menghilangkan jiwa
orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutnya dengan
nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua
belas tahun”.
Kasus 4
Nn. M mendatangi tempat praktik Dokter C dengan
keluhan nyeri sendi di bagian lutut saja. Dokter
meminta pasien untuk melipat celananya ke atas, dari
arah telapak kaki sampai bagian lutut pasien yang
dirasakan sakit untuk dilakukan pemeriksaan.
Tabel 4.8 Kasus 4 Pertanyaan Nomor 1
Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS
Dokter melakukan pemeriksaanfisik sesuai dengan indikasi danprosedur.
14 21 - 2 1
%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian
besar responden yaitu sebanyak 35 responden (91.43%)
memahami tentang sikap dokter untuk melakukan
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan keluhan pasien.
Hal ini berkaitan dengan peraturan dan ketentuan dokter
untuk memeriksa pasien dimulai dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penegakan
diagnosis, pembuatan surat keterangan pasien.E
Tabel 4.9 Kasus 4 Pertanyaan Nomor 2
Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS
Kasus di atas merupakan contohyang mengarah ke penyeranganseksual oleh dokter, karenameminta pasien untuk melipatcelananya sampai lutut.
1 1 1 17 18
%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian
besar responden memahami tentang sikap dokter untuk
melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien sesuai dengan
indikasi. Responden juga dapat membedakan sikap dokter
yang termasuk penyerangan seksual atau bukan. Hal ini
sesuai dengan Pasal 289 KUHP yaitu “Barangsiapa dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk
melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, melakukan
perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, diancam dengan
pidana penjara paling lama Sembilan tahun”.
Kasus 5
Bayi x usia 4 bulan anak dari Tuan Z yang bekerja
sebagai buruh lepas dirawat di RSUD setempat karena
menderita hydrocephalus. Pasien ditahan kepulangannya
selama 2 hari oleh pihak RSUD dikarenakan belum
menyelesaikan kewajiban biaya administrasi pengobatan.
Dokter yang memeriksa pasien ikut serta dalam penahanan
pasien ini. Selama penahanan, pasien diberikan
fasilitas perawatan lengkap oleh pihak rumah sakit
seperti pasien rawat inap lainnya.
Tabel 4.10 Kasus 5 Pertanyaan Nomor 1
Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS
Dokter dan pihak rumah sakittidak melakukan pelanggaran HAMterhadap pasien.
4 15 6 11 2
%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa masih ada
responden yang kurang paham mengenai tindakan penahanan
yang dilakukan oleh rumah sakit terhadap pasien yang
belum menyelesaikan administrasi. Responden memiliki
pendapat yang bervariasi yaitu 4 orang (..%) menjawab
sangat setuju, 15 orang (..%) menjawab setuju, 6 orang
(..%) menjawab Ragu-ragu, 8 orang (..%) menjawab tidak
setuju, dan 2 orang (..%) menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini berkaitan dengan penahanan pasien oleh Rumah
Sakit karena tidak mampu melunasi biaya perawatan Rumah
Sakit tidak termasuk pelanggaran hak asasi manusia
(HAM) selama pihak Rumah Sakit tetap menghormati hak-
hak asasi pasien yang dilindungi dalam UU No. 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia.13
Tabel 4.11 Kasus 5 Pertanyaan Nomor 2
Pertanyaan kuesioner 1 Jumlah SS S RR TS STS
Kejadian yang terjadi pada kasusdi atas, tidak seharusnyadilakukan oleh dokter dan RS.
5 12 13 6 2
%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian
responden belum paham mengenai sikap dokter mengenai
penahanan pasien. Responden memiliki pendapat yang
bervariasi yaitu 4 orang (..%) menjawab sangat setuju,
10 orang (..%) menjawab setuju, 13 orang (..%) menjawab
Ragu-ragu, 6 orang (..%) menjawab tidak setuju, dan 2
orang (..%) menjawab sangat tidak setuju. Kasus ini
berkaitan dengan sulitnya menentukan apakah tindakan RS
tersebut memenuhi delik penyanderaan. Pasalnya, selama
di RS, pasien yang disandera diberi makanan, minuman,
dan bebas mondar-mandir di seputar ruang perawatan.
Pemberian makanan dan minuman itu nantinya dibebankan
pada biaya yang harus dibayar si pasien. Karena itu
tindakan penyanderaan oleh RS tidak memenuhi unsur-
unsur tindak pidana peyanderaan, sehingga tidak bisa
diberi sanksi pidana. Pasal 333 ayat 1 KUHP yang
menyatakan, “barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum
merampas kemerdekaan seseorang, atau meneruskan perampasan
kemerdekaan yang demikian, diancam dengan pidana penjara paling
lama delapan tahun.”
4.3 Gambaran Pemahaman Responden Mengenai Pengetahuan
Malpraktik
Terdapat 38 responden yang mengisi kuesioner
mengenai pengetahuan malpraktik medik yang hasilnya
disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut.
4.3.1 Pengertian dari Malpraktik Medis
3%
97%
kegagalan medis yang terjadi karena tidak didugakegagalan medis yang terjadi karena kelalaiankeberhasilan perawatan
Gambar 4.1 Hasil pengetahuan responden mengenai
pengertian malpraktik medis.
Berdasarkan data di atas sebagian responden
memahami pengertian dari malpraktik, sebanyak 34
responden (..%) menjawab kegagalan medis yang terjadi
karena tidak diduga. Hal ini sesuai dengan definisi
malpraktik menurut Menurut World Medical Association
(WMA) yaitu suatu kegagalan tenaga medis untuk
memenuhi standar pelayanan pengobatan untuk pasien,
atau kegagalan dalam keterampilan, atau kelalaian dalam
menyediakan pelayanan kepada pasien yang mengakibatkan
efek langsung berupa pasien.
4.3.2 Yang bukan merupakan akibat dari tindakan
malpraktik medis
5.7 %
14.3 %
80 %
membuat surat keterangan palsumenyebabkan kematian karena kelalaianmelakukan aborsu dengan indikasi medis
Gambar 4.2 Hasil pengetahuan responden mengenai
akibat dari tindakan malpraktik medis.
Berdasarkan data di atas sebagian responden
memahami salah satu contoh dari tindakan malpraktik,
sebanyak 34 responden (..%) menjawab menyebabkan
kematian karena kelalaian dalam melakukan tindakan
medis. Hal ini sesuai dengan pengertian dari kelalaian
yaitu sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa
yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya
dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang
seseorang dengan sikap hati-hati tidak melakukannya
dalam situasi tersebut.7
4.3.3 Hak yang Didapatkan Oleh Dokter yang Diduga
Melakukan Tindakan Malpraktik
37
1mendapat bantuan dari keluarga pasienmendapat perlindungan dari lembaga profesi doktermendapat pembelaan dari perawat yang bersangkutan
Gambar 4.3 Hasil pengetahuan responden mengenai hak
yang didapatkan dokter yang diduga melakukan
malpraktik.
Berdasarkan data di atas, hampir semua responden
paham mengenai hak yang didapatkan oleh dokter apabila
diduga melakukan tindakan malpraktik, sebanyak 34
responden (..%) menjawab mendapatkan perlindungan dari
lembaga profesi dokter. Hal ini sesuai dengan
4.3.4 Sikap Rumah Sakit Terhadap Dokter yang Melakukan
Tindakan Malpraktik di Tempatnya
23
15
bertanggungjawab terhadap dokter yang melakukan malpraktikbertanggungjawab terhadap pasien(korban)bertanggungjawab untuk menutupi kesalahan dokter
Gambar 4.4 Hasil pengetahuan responden mengenai sikap
rumah sakit terhadap dokter yang diduga malpraktik di
tempatnya.
Berdasarkan data di atas, sebagian responden paham
mengenai sikap yang dilakukan oleh rumah sakit terhadap
dokter yag diduga melakukan malpraktik di tempatnya,
sebanyak 23 responden (..%) menjawab rumah sakit
bertanggung jawab terhadap dokter. Hal ini berkaitan
dengan tanggung jawab rumah sakit terhadap dokter yang
diduga dan atau terbukti melakukan kelalaian medik di
rumah sakit. Sesuai dengan istilah corporate liability yaitu
setiap tenaga medik yang diduga dan atau melakukan
tindakan kelalaian yang pertama kali diminta
pertanggungjawabannya adalah pihak rumah sakit.G
4.3.5 Kondisi yang dapat Mengakibatkan Dokter Dituntut
38
dokter bersungguh-sungguh mengobati pasienmenelantarkan pasienmengobati pasien secara maksimal
Gambar 4.5 Hasil pengetahuan responden mengenai akibat
yang mengakibatkan dokter dituntut.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa semua
responden paham mengenai kondisi yang dapat
mengakibatkan dokter dituntut, sebanyak 38 responden
(100%) menjawab menelantarkan pasien. Hal ini berkaitan
dengan tindakan seorang dokter dalam menelantarkan
pasien baik dengan sengaja ataupun tidak sengaja
apabila kondisi tersebut mengakibatkan kondisi pasien
bertambah berat dan kemudian meninggal maka hal
tersebut dapat mengakibatkan dokter dituntut.G
4.3.6 Unsur yang Membuktikan Dokter Melakukan
Malpraktik
8
4
26
menyimpang dari standar profesi dokterterdapat unsur culpa lata dan mengakibatkan kesalahan fatalsemuanya benar
Gambar 4.6 Hasil pengetahuan responden mengenai unsur
malpraktik.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa
sebagian besar dokter paham mengenai unsur yang
membuktikan dokter melakukan malpraktik, sebanyak 26
responden (..%) menjawab semuanya benar yaitu
menyimpang dari standar profesi dokter dan terdapat
unsure culpa lata. Hal ini sesuai dengan jenis
kelalaian yang mengakibatkan kerugian materi,
mencelakakan bahkan merenggut nyawa orang lain
diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata),
serius, dan kriminil. Hal-hal yang menjadi tolak ukur
clupa lata yaitu bertentangan dengan hukum, akibatnya
dapat dibayangkan, akibatnya dapat dihindarkan, dan
perbuatannya dapat dipersalahkan.7 Hal ini berkaitan
dengan tindakan malpraktik medik terdiri dari tiga hal
yaitu intensional professional misconduct, negligence,
dan lack of skill.
4.3.7 Bukan Pengertian Dari Kelalaian dalam Melakukan
Tindakan Medis
4
4
30
melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepattindakan medis yang tepat dilaksanakan dengan tidak tepatpencegahan untuk meminimalisir kesalahan dari dokter
Gambar 4.7 Hasil pengetahuan responden mengenai
pengertian kelalaian medis.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir
semua responden paham mengenai pengertian dari
kelalaian medis, sebanyak 30 respondem (..%) menjawab
pencegahan untuk meminimalisir kesalahan dari dokter
bukan merupakan pengertian dari kelalaian medis. Hal
ini sesuai dengan pengertian dari bentuk-bentuk
kelalaian yaitu malfeasance (melakukan tindakan yang
melanggar hukum atau tidak tepat, misfeasance
(melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat), dan nonfeasance
(tidak melakukan tindakan medis yang merupakan
kewajiban baginya.
4.3.8 Tindakan yang dapat Mengakibatkan Terjadinya
Malpraktik
2 1
35
melakukan kelalaian yang dilakukan secara sadartindakan yang sengaja memperburuk kondisi pasiensemuanya benar
Gambar 4.8 Hasil pengetahuan responden mengenai
tindakan yang dapat mengakibatkan terjadinya
malpraktik.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir
semua responden mengenai tindakan yang dapat
mengakibatkan terjadinya malpraktik, sebanyak 35
responden (…%) menjawab semua benar. Hal ini sesuai
dengan tindakan malpraktik dalam arti luas yang
dibedakan menjadi tindakan yang dilakukan dengan
sengaja yang dilarang oleh peratura perundang-undangan,
dan tindakan yang dilakukan dengan tidak sengaja tetapi
megakibatkan kondisi pasien bertambah buruk.G
4.3.9 Bentuk Sanksi Berupa Pencabutan Surat Izin
Praktik Dokter
6
32
pidanaperdataadministratif
Gambar 4.9 Hasil pengetahuan responden mengenai sanksi
malpraktik.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hamper
semua responden paham mengenai sanksi yang diberikan
kepada dokter yag melakukan tindakan malpraktik medis,
sebanyak 32 responden (..%) menjawa sanksi
administratif. Hal ini sesuai dengan jenis-jenis sanksi
yang dapat diberikan kepada dokter yang terbukti
melakukan malpraktik yaitu berupa sanksi pidana,
perdata dan administrative atau sanksi pelanggaran
disiplin berupa pemberian peringatan tertulis,
rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi (STR) dan
atau Surat Izin Praktik (SIP).
4.3.10 Bukan Merupakan Tindakan Pencegahan Dokter dalam
Melakukan Malpraktik
37
1mahir berkomunikasi dan melakukan informed consenttidak memperbaharui ilmu kedokteran sesuai kondisi zamanselalu mengembangkan ilmu dan keterampilan kedokteran
Gambar 4.10 Hasil pengetahuan responden mengenai
tindakan pencegahan melakukan malpraktik.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hamper
semua responden paham mengenai tindakan yang dilakukan
oleh dokter dalam hal mencegah tindakan malpraktik
medis, sebanyak 37 responden (..%) menjawab selalu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Hal
ini sesuai dengan kewajiban dokter untuk selalu
memperbaharui ilmu pengetahuan dan keterampilannya
sesuai dengan kondisi zaman.
4.4 Pemahaman Responden Berdasarkan Kasus dengan Jenis
Pertanyaan Positif dan Pertanyaan Negatif
Tabel 4.11 Hasil untuk kuesioner pertanyaan positifNOMORSOAL
Nilai JawabanSS S RR TS STS5 4 3 2 1
1 27 4 - - 74 22 14 - 1 16 21 15 - 1 17 14 21 - 2 19 4 15 6 11 2Jumlah 88 69 9 15 11(%) 46.3 36.3
Tabel di atas menunjukan bahwa dari segi pertanyaan
positif yang terdiri dari lima pertanyaan, responden
memiliki pemahaman yang sangat baik?, hal ini terlihat
dari rata-rata responden yang menjawab dengan nilai
maksimal yaitu 46.3%.
Tabel 4.12 Hasil untuk kuesioner pertanyaan negatifNOMORSOAL
Nilai JawabanSS S RR TS STS1 2 3 4 5
2 5 4 - 15 143 - 2 - 11 255 2 5 7 14 108 1 1 1 17 1810 5 12 13 6 2Jumlah 13 24 21 63 69(%) 33.15 36.3
Tabel di atas menunjukan bahwa dari segi pertanyaan
negatif yang terdiri dari lima pertanyaan, responden
memiliki pemahaman yang sangat baik?, hal ini terlihat
dari rata-rata responden yang menjawab dengan nilai
maksimal yaitu 36.3%. ?
4.5 Rekapitulasi Data
Terdapat dua jenis kuesioner yaitu kuesioner
pertama mengenai sikap responden dan kuesioner kedua
mengenai pengetahuan responden. Masing-masing kuesioner
mempunyai 10 pertanyaan, kemudian nilai diakumulasikan
dan dimasukan ke dalam 3 kategori yaitu baik, cukup
baik, dan kurang. Apabila banyak dijawab dengan nilai
tertinggi oleh responden dimasukan ke dalam kategori
baik, dan bila banyak dijawab dengan nilai terendah
oleh responden dimasukan kedalam kategori kurang.
4.5.1 Penilaian Pemahaman Sikap Dokter
26 responden
68.4 %
12 responden
31.6 %
Baik Cukup baikKurang
Gambar 4.11 Penilaian Pemahaman Sikap Dokter di
Rumah Sakit Dustira
Dari 38 responden yang mengisi kuesioner, terdapat
26 responden yang masuk kedalam kategori baik (68.4 %),
dan 12 responden (31.6 %) masuk ke dalam kategor cukup
baik. Hal ini menggambarkan bahwa pemahaman responden
mengenai sikap dokter dalam tindakan malpraktik medis
sangatlah baik.
4.5.2 Penilaian Pemahaman Pengetahuan Dokter
33 responden86.84 %
5 responden13.16 %
BaikCukup baikKurang
Gambar 4.12 Penilaian Pemahaman Pengetahuan Dokter
di Rumah Sakit Dustira.