bupati simalungun - gdpk provinsi sumatera utara
TRANSCRIPT
BUPATI SIMALUNGUN
PROVINSI SUMATERA UTARA
PERATURAN BUPATI SIMALUNGUN
NOMOR: TAHUN 2020
TENTANG
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
TAHUN 2020-2045
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SIMALUNGUN,
Menimbang : a. bahwa untuk memberikan arah kebijakan
pembangunan kependudukan dalam jangka waktu
tertentu agar efektif, terukur, dan mencapai hasil
optimal bagi kesejahteraan masyarakat, perlu
menyusun Grand Design Pembangunan
Kependudukan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati Simalungun tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan Tahun 2020-2045 ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956
tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-
Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);
2. Undang-Undang Nomor Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5475);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
4. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 161 , Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5080);
6. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaiman telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5235);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan
Sistem Informasi Keluarga (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 319,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5614);
10. Peraturan Presiden Nomor 153 Tahun 2014 tentang
Grand Design Pembangunan Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 310);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 4
Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Simalungun
Tahun 2016 Nomor 4 Seri D Nomor 4) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Simalungun Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubah
Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Simalungun Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Simalungun Tahun 2019 Nomor 3);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 4
Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Simalungun Tahun
Anggaran 2020 (Lembaran Daerah Kabupaten
Simalungun Tahun 2019 Nomor 4);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
14. Peraturan Bupati Simalungun Nomor 38 Tahun
2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Simalungun Tahun
Anggaran 2020 (Berita Daerah Kabupaten
Simalungun Tahun 2019 Nomor 409) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Bupati Simalungun Nomor 24 Tahun
2020 tentang Perubahan Keenam Atas Peraturan
Bupati Simalungun Nomor 38 Tahun 2019 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Simalungun Tahun Anggaran
2020 (Berita Daerah Kabupaten Simalungun Tahun
2020 Nomor 446);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN TAHUN 2020-
2045. BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Simalungun.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai Unsur Penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom .
3. Bupati adalah Bupati Simalungun.
4. Grand Design Pembangunan Kependudukan yang selanjutnya
disingkat GDPK adalah arahan kebijakan yang dituangkan
dalam pembangunan kependudukan untuk mewujudkan target
pembangunan kependudukan.
5. Pembangunan Kependudukan adalah upaya mewujudkan
sinergi, sinkronisasi, dan harmonisasi pengendalian kuantitas,
peningkatan kualitas, pembangunan keluarga, penataan
persebaran dan pengarahan mobilitas, serta penataan
administrasi kependudukan.
6. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran,
kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik ,
ekonomi, sosial budaya, agama , serta lingkungan penduduk
setempat.
7. Penduduk adalah warga kabupaten Simalungun dan orang asing
atau pendatang yang bertempat tinggal di kabupaten
Simalungun.
8. Kuantitas penduduk adalah jumlah penduduk akibat dari
perbedaan antara jumlah penduduk yang lahir, mati, dan
pindah tempat tinggal.
9. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik
dan non fisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan,
kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk
mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan
sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian,
berkebangsaan dan hidup layak.
10. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
11. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami, istri, dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya.
12. Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga
berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
13. Persebaran penduduk adalah sebaran penduduk secara
keruangan.
14. Mobilitas penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan
melewati batas wilayah administrasi pemerintahan.
15. Pengarahan mobilitas penduduk adalah upaya mengarahkan
gerak keruangan penduduk agar serasi, selaras dan seimbang
dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.
16. Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan
penataan dan penerbitan dalam penerbitan dokumen dan data
kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pemberdaya gunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain.
17. Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang
diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan
hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari
pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
18. Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang
dialami oleh seseorang dalam register pencatatan sipil pada
instansi pelaksana.
19. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di
segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara
perkembangan kependudukan dengan daya tampung alam dan
daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan
generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa.
Pasal 2
Maksud dibentuknya Peraturan Bupati ini adalah untuk memberikan
pedoman terhadap arah pembangunan kependudukan agar efektif,
efisien, terukur, dan membawa manfaat terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Pasal 3
Tujuan dibentuknya Peraturan Bupati ini yaitu :
a. Mewujudkan pengendalian kualitas penduduk agar tumbuh
secara seimbang dengan daya dukung alam dan lingkungan;
b. Mewujudkan kualitas penduduk secara optimal, sehingga
menjadi modal pembangunan dan mendorong kemajuan daerah;
c. Mewujudkan keluarga yang berkualitas sehingga terwujud
ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
d. Mewujudkan mobilitas persebaran penduduk secara merata,
serasi, selaras dan seimbang; dan
e. Mewujudkan administrasi dan data base kependudukan secara
tertib, akurat dan terintegrasi dalam pengambilan keputusan
publik.
Pasal 4
Ruang lingkup pembangunan kependudukan meliputi :
a. Pengendalian kuantitas penduduk;
b. Peningkatan kualitas penduduk;
c. Pembangunan keluarga;
d. Penataan persebaran dan pengarahan mobilitas penduduk; dan
e. Penataan administrasi dan data base kependudukan.
BAB II
GDPK
Pasal 5
(1) GDPK disusun dengan sistematika sebagai berikut:
a. BAB I : Pendahuluan;
b. BAB II : Kondisi Geografis dan Kewilayahan;
c. BAB III : Kondisi Kependudukan Saat ini;
d. BAB IV : Kekuatan, Kendala, Tantangan dan Peluang;
e. BAB V : Isu Strategis dan Roadmap Kondisi
Kependudukan yang diinginkan; dan
f. BAB VI : Penutup.
(2) Uraian lebih lanjut sistematika GDPK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB III
TIM KOORDINASI
Pasal 6
(1) Dalam rangka pelaksanaan GDPK dibentuk Tim Koordinasi.
(2) Tim Koordinasi pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Tugas Tim Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah :
a. Mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi GDPK;
b. Melakukan sinkronisasi dan sinergi dengan berbagai
kebijakan dari berbagai jenjang pemerintahan, lintas urusan,
dan Perangkat Daerah; dan
c. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Bupati.
Pasal 7
(1) Untuk membantu pelaksanaan tugas Tim Koordinasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), dapat dibentuk
Kelompok Kerja.
(2) Kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. Kelompok Kerja Bidang Pengendalian Kuantitas Penduduk;
b. Kelompok Kerja Bidang Peningkatan Kualitas Penduduk;
c. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Keluarga;
d. Kelompok Kerja Bidang Penataan Persebaran dan Pengaturan
Mobilitas Penduduk; dan
e. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Data base
Kependudukan.
BAB IV
PENDANAAN
Pasal 8
Pendanaan pelaksanaan kebijakan dan program dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Simalungun
dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, seluruh kegiatan
percepatan pembangunan kependudukan yang telah dilaksanakan
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang yang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah Kabupaten Simalungun.
Ditetapkan di Pamatang Raya
pada tanggal
BUPATI SIMALUNGUN,
dto.
J.R.SARAGIH
Diundangkan di Pamatang Raya
pada Tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN,
MIXNON ANDREAS SIMAMORA
BERITA DAERAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2020 NOMOR:
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang adalah terciptanya
kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju
dalam suasana tentram dan sejahtera lahir batin, dalam tata
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam suasana kehidupan
bangsa Indonesia yang serba serasi, selaras, dan berkesinambungan dalam hubungannya antara
sesama manusia, manusia dengan masyarakat dan manusia dengan alam lingkungannya, serta
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam rangka mencapai sasaran utama tersebut di atas, perlu diadakan upaya
pengembangan kependudukan dan pembangunan Keluarga Sejahtera dengan tujuan
terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan kuantitas, kualitas, dan persebaran
penduduk serta terwujudnya kualitas keluarga sejahtera dalam rangka
membangun manusia seutuhnya.
Bagi sebagian pengambil kebijakan, pertumbuhan penduduk yang meningkat dianggap
tidak merisaukan. Akan tetapi, bagi sebagian yang lain, pertumbuhan penduduk yang meningkat
dianggap sebagai salah satu hambatan dalam mencapai tujuan pembangunan secara luas. Sebagai
salah satu ilustrasi, perubahan jumlah penduduk akan mempengaruhi demand yang kemudian
harus dipenuhi oleh sektor lainnya, misalnya penyediaan kebutuhan dasar manusia, yaitu papan,
pangan dan pakaian. Kekhawatiran banyak orang tentang keamanan pangan misalnya, secara
langsung berhubungan dengan peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkontrol.
Demikian juga halnya dengan kebutuhan dasar lainnya. Memang hubungan antara
keduanya tidak bersifat eksklusif karena ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi
kompleksitas hubungan, yaitu teknologi dan orgarnisasi. Akan tetapi aspek kependudukan
merupakan aspek penting dalam pembangunan, dan tidak dapat diabaikan.
Salah satu isu strategis lainnya yang terkait dengan perkembangan kuantitas penduduk di
Kabupaten Simalungun adalah perubahan komposisi penduduk, khususnya menurut umur.
Dengan tren perubahan komposisi penduduk menurut umur di masa lalu, diperkirakan
Kabupaten Simalungun akan mencapai tahap windows of opportunity tahun 2045. Hal ini hanya
akan terjadi jika pengelolaan kuantitas penduduk, khususnya fertilitas, dilakukan dengan benar.
Jika tidak, maka tahap tersebut akan terlewatkan dan Simalungun akan kehilangan momentum
untuk mengakselerasi percepatan pencapaian tujuan pembangunan nasional.
2
Tahap windows of opportunity ditandai dengan angka ketergantungan yang paling rendah
dalam perkembangan perubahan komposisi penduduk menurut umur. Kondisi tersebut disertai
dengan besarnya jumlah penduduk usia produktif, menurunnya jumlah penduduk usia anak-anak,
dan meningkatnya jumlah penduduk lansia. Tahap ini merupakan kesempatan yang hanya datang
sekali dan harus direspon dengan kebijakan yang memadai agar opportunity berubah menjadi
bonus demografi. Jika tahap ini terjadi dan tidak ada intervensi yang tepat, maka kesempatan
tersebut akan berubah menjadi bencana (disaster).
Dengan cara berpikir tersebut, maka seharusnya telah disusun suatu arah dan pentahapan
pencapaian pembangunan penduduk yang mampu mendorong terealisasinya tahap tersebut.
Selain persoalan yang terkait dengan pertumbuhan dan komposisi penduduk, Kabupaten
Simalungun masih dihadapkan pada masalah ketimpangan distribusi penduduk antar wilayah.
Demikian juga halnya antara desa dan kota. Persoalan ketimpangan distribusi penduduk pada
dasarnya erat kaitannya dengan persoalan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Di
satu pihak ketimpangan distribusi penduduk melahirkan persoalan over-population yang
ditunjukkan oleh diantaranya, adalah kepadatan penduduk dan tekanan penduduk, di pihak lain
muncul persoalan optimalisasi sumber daya alam, khususnya di daerah yang kaya sumber daya
alam tetapi jumlah penduduknya sedikit.
Persoalan kependudukan yang dihadapi Kabupaten Simalungun menjadi lebih kompleks
karena selain masalah kuantitas dan mobilitas, juga dihadapkan pada persoalan kualitas
penduduk (terutama bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan pemerataan ekonomi).
Permasalahan kuantitas dan kualitas penduduk pada akhirnya bukan hanya
menggambarkan persoalan kependudukan, tetapi lebih dari itu, persoalan tersebut merupakan
permasalahan pembangunan yang sedang dihadapi. Hal tersebut berkaitan juga dengan
pemikiran secara konseptual bahwa hubungan antara kependudukan dan pembangunan ekonomi
bersifat resiprokal (atau timbal balik). Dari satu sisi, ketika variabel kependudukan diletakkan
sebagai variabel bebas, maka setiap intervensi untuk mengatasi permasalahan kependudukan
tersebut akan memberikan kontribusi untuk mengatasi masalah pembangunan lainnya.
Sementara itu, perubahan lingkungan strategis, baik pada skala internasional maupun
internal, telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika kebijakan kependudukan.
Pada skala internasional, kesepakatan internasional, baik hasil dari ICPD di Kairo tahun 1994,
MDGs, dan juga kesepakatan internasional lainya, telah menyebabkan perubahan orientasi
kebijakan kependudukan juga. Sebagai contoh, prinsip-prinsip ICPD yang belum sepenuhnya
tertuang dalam UU No. 10 Tahun 1992 menjadi salah satu pertimbangan penting dilakukannya
amandemen UU tersebut yang kemudian menjadi UU No.52 Tahun 2009. Arah kebijakan
3
pembangunan kependudukan dan hasil ICPD yang menekankan pentingnya hak dan kesehatan
reproduksi telah mewarnai program keluarga berencana pasca-ICPD.
Selain itu, komitmen untuk mengadopsi 20 tahun Plan of Action (PoA) ICPD yang
mencakup tujuan penting kebijakan penduduk dan pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development),
pendidikan, kesetaraan gender, penurunan kematian maternal, anak dan bayi, peningkatan akses
terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana dan kesehatan seksual.
Dalam skala kedaerahan ada dua aspek penting yang perlu dicatat. Pertama adalah
perubahan kewenangan pemerintahan daerah (otonomi daerah) yang menuntut adanya
pemahaman dan komitmen pentingnya pembangunan kependudukan berkelanjutan dari para
pimpinan daerah. Dan kedua, sejalan dengan perubahan pemerintahan tersebut, maka kepada
pemerintah kabupaten/kota diharapkan mampu untuk menyusun, melaksanakan, serta melakukan
monitoring dan evaluasi pembangunan, termasuk didalamnya kebijakan kependudukan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut di atas, maka sudah sewajarnya
KabupatenSimalungun merumuskan acuan bagi pembangunan kependudukan di masa
mendatang, berupa kebijakan umum dalam bentuk Grand Design Pembangunan Kependudukan
(GDPK). Hal ini merupakan tindak lanjut atau operasionalisasi Undang-Undang No. 52 Tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan penjabaran dari
RPJP Provinsi Sumatera Utara 2005-2025 dengan melibatkan semua pemangku kepentingan
yang terkait dengan kebijakan kependudukan melalui pembentukan kelompok kerja (working
group).
Melalui Keputusan Bupati Simalungun, Nomor 188/9518/13.2/2017 tentang
PembentukanTim PenyusunanGrand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten
Simalungun Tahun 2015– 2045 dengan dokumen perencanaan pembangunan yang lainnya,telah
terbentuk lima kelompok kerja untuk menyusun GDPK yang masing-masing bertanggung jawab
untuk menyusun grand design termasuk roadmap pembangunan kependudukan. Kelima
kelompok kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Kerja Bidang Pengendalian Kuantitas Kependudukan (Kelompok Kerja I)
2. Kelompok Kerja Bidang Pengendalian Kualitas Kependudukan (Kelompok Kerja II)
3. Kelompok Kerja Bidang Mobilitas Penduduk (Kelompok Kerja III)
4. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Keluarga (Kelompok Kerja IV)
5. Kelompok Kerja Bidang Kelembagaan dan Database Kependudukan (Kel. Kerja V)
Kelima kelompok kerja tersebut telah bekerja secara maksimal dan telah menghasilkan
konsep grand design. Hasil dari kelima kelompok kerja tersebut merupakan sumber utama dalam
penyusunan GDPK pembangunan kependudukan ini. Dengan kata lain, dokumen GDPK ini
4
merupakan integrasi dan penyerasian hasil kerja dari kelima kelompok kerja. Diharapkan
dokumen GDPK ini dapat menjadi landasan dan acuan bagi perumusan program atau kegiatan
operasional untuk mengatasi permasalahan kependudukan di Kabupaten Simalungun serta
mengintegrasikannya dengan dokumen pembangunan yang lainnya.
GDPK merupakan arahan kegiatan dalam tahapan lima tahunan pembangunan
kependudukan Kabupaten Simalungun dengan melihat target pencapaian sampai dengan tahun
2045. Dengan demikian, dalam dokumen ini dicantumkan pula roadmap yang berisi kebijakan
yang diperlukan untuk tiap lima tahunan sampai tahun 2045 sehingga dapat diperoleh gambaran
yang jelas langkah-langkah yang perlu diambil oleh setiap SKPD/sektoral/lembaga dalam
mendukung implementasi pembangunan kependudukan di Kabupaten Simalungun.
Selain itu, penyusunan GDPKjuga memerhatikan beberapa dokumen yang telah ada
terlebih dulu, misalnya Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Sumatera Utara, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Sumatera Utara (RPJMD), Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dan Masterplan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan di Indonesia (MP3KI), Serta yang tidak kalah pentingnya adalah acuan regulasi
yang terkait dengan kependudukan seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Simalungun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Simalungun (RPJMD) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun.
Diharapkan dengan menggunakan referensi tersebut, GDPK yang dihasilkan merupakan
dokumen yang komprehensif, akomodatif, dan terstruktur.
1.2. Dasar Hukum
Beberapa peraturan yang menjadi dasar dalam penyusunan Grand Design Pembangunan
Kependudukan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (Pembukaan, pasal 28B, pasal 33, dan pasal 34)
2. Undang-Undang No.7 Darurat Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi
Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara
3. Undang-Undang No.15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
4. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional
5. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
6. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang
7. Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
8. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
9. Undang-Undang No. 52Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga
10. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5
11. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah Kabupaten
12. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah
13. Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 153 Tahun 2004 tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan
15. Peraturan Daerah Kabupaten Simalungun Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
Perangkat Daerah
16. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No. 27 tahun 2011 tentang
Tim Penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan tahun 2015-2045.
17. Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2014 tentang Grand Design Pembangunan
Kependudukan Sumatera Utara Tahun 2011-2035
1.3. Visi
“Terwujudya Masyarakat Kabupaten Simalungun yang Mandiri, Tentram dan Berseri
(Mantab)”
1.4. Misi
1. Peningkatan dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur.
2. Peningkatan tingkat kesehatan Masyarakat.
3. Pengembangan dan Pemerataan akses Pembangunan Sumber Daya Manusia.
4. Menjamin Ketentraman Masyarakat.
5. Meningkatkan Daya Saing.
1.5. Arah Kebijakan
1. Pembangunan kependudukan yang menggunakan pendekatan hak asasi sebagai prinsip
utama
2. Pembangunan kependudukan yang mengakomodasi partisipasi semua pemangku
kepentingan, baik di daerah maupun masyarakat
3. Pembangunan kependudukan yang mendasarkan penduduk sebagai titik sentral
pembangunan, yaitu penduduk sebagai pelaku (subjek) maupun penikmat (objek)
pembangunan
4. Pembangunan kependudukan yang mampu menjadi bagian dari usaha untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan.
6
5. Pembangunan kependudukan yang mampu menyediakan data dan informasi
kependudukan yang valid dan dapat dipercaya.
1.6. Tujuan
Tujuan utama pembangunan kependudukan adalah tercapainya kualitas penduduk yang
tinggi sehingga mampu menjadi faktor penting dalam mencapai kemajuan bangsa. Hal itu
dilakukan melalui pencapaian tujuan Pembangunan Kependudukan.
Tujuan Pembangunan Kependudukan tersebut dikaitkan dengan isu-isu strategis daerah
adalah adanya penanganan secara komprehensif yang disesuaikan dengan kondisi dan tipologi
masing-masing daerah kabupaten/kota. Oleh karena itu diperlukan adanya landasan kerangka
pikir sebagai acuan umum guna mendapatkan permasalahan, isu, kebijakan dan program
kegiatan spesifik kedaerahan dengan tetap sinergis dengan tujuan pembangunan secara umum
baik secara nasional maupun kewilayahan. Berikut ini disajikan landasan kerangka pikir
penyusunan Grand Design Pembangunan Kabupaten Simalungun (Gambar 1.1).
1.7. Sasaran
1. Mencapai kebijakan pembangunan kependudukan dengan mewujudkan pembangunan
berwawasan kependudukan yang berdasarkan hak asasi untuk mengendalikan
kuantitasserta meningkatkan kualitas penduduk dibidang pendidikan, ekonomi, sosial,
kesehatan, budaya, dan lingkungan dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan
Penduduk berkualitas sebagai modal pembangunan untuk mencapai Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan sejahtera
Peningkatan Kualitas Penduduk
Pengendalian Kuantitas Penduduk
Penataan Persebaran dan Pengaturan
Mobilitas Penduduk
Pembangunan Keluarga
Penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas sebagai modal pembangunan masyarakat simalungun untuk mencapai Simalungun yang Berkualitas Dan Terintegrasi
Gambar 1.1. Tujuan Pembangunan Kependudukan Selama Tahun 2015-2045
7
2. Pencapaian windows of opportunity melalui pengelolaan kuantitas penduduk dengan cara
pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian, dan pengarahan mobilitas
penduduk
3. Pencapaian penduduk yang berkualitas melalui pembangunan keluarga yang memiliki ciri
ketahanan sosial, ekonomi, budaya tinggi, cerdas dan berkarakter serta mampu
merencanakan sumber daya keluarga secara optimal
4. Pembangunan database kependudukan melalui pengembangan sistem informasi data
kependudukan yang akurat, dapat dipercaya, dan terintegrasi.
1.8. HubunganGrand Design Pembangunan Kependudukan Simalungundengan
Dokumen Perencanaan Lain
Grand Design Pembangunan Kependudukan adalah suatu dokumen rumusan
perencanaan pembangunan kependudukan daerah untuk jangka waktu 30 tahun ke depan dan
dijabarkan setiap 5 tahunan yang berisi tentang kecenderungan parameter kependudukan,isu-isu
penting kependudukan dan program-program pembangunan kependudukan yang meliputi
pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga,
penataan persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk serta pembangunan managemen
database dan informasi kependudukan.
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Simalungun merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional, Pembangunan Sumatera Utara
danpembangunanKabupatenSimalungun. Tujuannya secara makro ialah tercapainya kondisi
kependudukan yang tinggi sehingga mampu menjadi faktor penting dalam mencapai kemajuan
masyarakat dan bangsa, khususnya di Kabupaten Simalungun.
Oleh karena itu, Grand Design Pembangunan Kependudukan Simalungundisusun dengan
berpedoman kepada cita-cita bangsa dan masyarakat dalam mencapai kesejahteraannya melalui
peningkatan indeks pembangunan manusia yang berlandaskan pengembangan pendidikan,
kesehatan dan ekonomi melalui penyerasian kebijakan yang meliputi pengendalian kuantitas
penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran dan
pengaturan mobilitas penduduk serta pembangunan managemen Database dan informasi
kependudukan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka disamping dokumen grand design pembangunan
kependudukan nasional tahun 2011-2035, grand design pembangunan kependudukan Sumatera
Utara 2011-2035, maka Grand Design Kabupaten Simalungunjuga disusun dengan
memperhatikan dokumen rencana pembangunan lain yang telah ada masih berlaku seperti
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Simalungun, Rencana Tata Ruang Wilayah
8
Simalungun, dan Rencana Strategi Simalungun dan lain sebagainya yang dipandang
berhubungan dengan pembangunan kependudukan. Secara skematis kerangka pikir perumusan
Grand Design Pembangunan Kependudukan Sumatera Utara tersaji dalam gambar berikut
(Gambar 1.2).
Gambar 1.2. Kerangka Pikir Perumusan Grand Design Pembangunan Kependudukan
Kabupaten Simalungun
PENDIDIKAN
1. Program Pengendalian
Kuantitas Penduduk
2. Program Peningkatan Kualitas Penduduk
3. Program Pembangunan keluarga
4. Program Penataan persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk
5. Program Pembangunan managemen database dan informasi
1. Pengendalian Kuantitas Penduduk 2. Peningkatan
Kualitas Penduduk 3. Pembangunan
keluarga 4. Penataan
persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk
5. Pembangunan managemen database dan informasi kependudukan
PROGRAM KEBIJAKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN CITA2 BANGSA
GDPK IPM KESEHATAN
EKONOMI
9
BAB 2
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Peta Wilayah Kabupaten Simalungun
2.2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun
Kabupaten Simalungun dengan luas wilayah 4.372,50 km2 secara admintrasi terdiri dari
31 kecamatan,386 nagori/desa dan 27 kelurahan dan dintara wilayah adminstrasi yang paling
memiliki luas wilayahnya adalah kecamatan Hatonduhan seluas 336,26 km2, kecamatan Raya
seluas 331,83 km2, kecamatan Dolok Silau dengan luas wilayah 302,66 km2 sedangkan
kecamatan yang paling kecil luas wilayahnya adalah kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan
luas wilayah 38,97 km2 dan kecamatan Haranggaol Horison seluas 40,97 km2. Jumlah
Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut ini.
10
Tabel 2.1. Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan
Se-Kabupaten Simalungun
No Kecamatan Jumlah Desa/
Kelurahan Luas (Km²)
Rasio Terhadap
Total Luas
Kabupaten (%)
1. Siantar 17 nagori 73,99 1,69
2. Gunung Malela 16 nagori 96,74 2,21
3. Gunung Maligas 9 nagori 51,39 1,18
4. Panei 16 nagori/ 1 kel 77,96 1,78
5. Panombean Panei 11 nagori 73,74 1,69
6. Jorlang Hataran 12 nagori/ 1 kel 93,70 2,14
7. Raya Kahean 13 nagori 204,89 2,74
8. Bosar Maligas 16 nagori/ 1 kel 285,88 6,52
9. Sidamanik 14 nagori/ 1 kel 80,88 1,85
10. Pamatang. Sidamanik 9 nagori/ 1 kel 137,80 3,15
11. Tanah Jawa 19 nagori/ 1 kel 174,33 3,99
12. Hatonduhan 9 nagori 336,26 7,69
13. Dolok Panribuan 15 nagori 148,62 3,4
14. Purba 13 nagori/ 1 kel 172,71 3,95
15. Haranggaol Horison 4 nagori/ 1 kel 40,97 0,94
16. Girsang Sipangan Bolon 3 nagori/ 3 kel 129,89 2,97
17. Dolok Batu Nanggar 14 nagori/ 2 kel 106,91 2,45
18. Huta Bayu Raja 15 nagori/ 1 kel 191,43 4,38
19. Jawa Maraja Bah Jambi 8 nagori 38,97 0,89
20. Dolok Pardamean 16 nagori 103,04 2,36
21. Pematang Bandar 11 nagori/ 2 kel 88,16 2,02
22. Bandar Huluan 10 nagori 107,33 2,45
23. Bandar 14 nagori/2 kel 100,69 2,3
24. Bandar Masilam 10 nagori 91,22 2,09
25. Silimakuta 6 nagori/ 1 kel 74,16 1,7
26. Dolok Silau 14 nagori 302,66 6,92
27. Silau Kahean 16 nagori 228,74 4,69
28. Tapian Dolok 10 nagori/ 1 kel 119,89 2,66
29. Raya 17 nagori/ 5 kel 331,83 7,59
30. Ujung Padang 19 nagori/ 1 kel 228,49 5,23
31. P. Silimahuta 10 nagori 79,68 1,82
Jumlah 386 nagori/
26 kel 4372,95 97,44
Sumber : Simalungun dalam angka tahun 2016 (BPS)
2.3. Kondisi Geografis dan Iklim
Kabupaten Simalungun merupakan kabupaten terluas ketiga setelah Kabupaten
Mandailing Natal dan Kabupaten Langkat, dengan luas wilayah sebesar 4.372,50 km2 atau
sekitar 6,12 persen dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Sebelah Utara Kabupaten
Simalungun berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai,
sebelah selatan berbatasan dengan Toba Samosir dan Kabupaten Samosir, sebelah barat
11
berbatasan dengan Kabupaten Karo, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan
dan Kabupaten Batubara. Secara otomatis Kabupaten Simalungun terletak diantara 02036’-
03018’ Lintang Utara dan 98032’-99035’ Bujur Timur dan berada pada ketinggian 0-1400 meter.
Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 kecamatan. Ibukota Kabupaten Simalungun
terletak di kecamatan Raya, dimana pusat pemerintahan berada di Kecamatan tersebut. Jarak
kecamatan terjauh dari Raya adalah Kecamatan Silou Kahean, yaitu sejauh 127 km dan
berikutnya adalah Kecamatan Ujung Padang sejauh 113 km.
Pada tahun 2015, suhu udara di Kabupaten Simalungun rata-rata mencapai 25,70c,
dengan suhu paling rendah sepanjang tahun 2015 terjadi di bulan Maret yaitu 20,70c, sedangkan
suhu tertinggi sepanjang tahun 2015 mencapai 31,30c yang terjadi pada bulan Juni.
Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan Ruang air di atmosfer. Udara atmosfer
adalah campuran dari udara kering dan ruang air. Kelembaban nisbi atau yang sering juga
disebut dengan kelembaban relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung
dalam udara, pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung
oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama. Udara panas menyimpan lebih
banyak uap air dibanding udara dingin, sehingga jika suhu naik maka persentase uap air diudara
akan turun. Jika kelembaban melebihi 100 persen, maka uap air berkondensasi dalam bentuk air
hujan.
Kelembaban nisbi rata-rata di Kabupaten Simalungun tahun 2015 mencapai 84,59 persen,
yang artinya pada suatu suhu tertentu jumlah uap air yang terkandung di dalam udara adalah
sebesar 84,59 persen. Kelembaban nisbi tertinggi terjadi di bulan November yaitu mencapai 96
persen dan kelembaban nisbi rata-rata terendah terjadi di bulan Juni sebesar 61 persen. Rata-rata
penyinaran matahari sepanjang tahun 2015 selama 6,9 jam dan paling sebentar pada bulan
Oktober yaitu selama 2,9 jam.
Hari hujan terlama sepanjang tahun 2015 terjadi di bulan Nopember sepanjang 16 hari.
Hari terpanjang tidak hujan terjadi di bulan di bulan Juni selama 15 hari. Rata-rata curah hujan
sepanjang tahun 2015 adalah sebesar 198 mm dengan 11 hari hujan.
12
BAB 3
KONDISI KEPENDUDUKAN SAAT INI
3.1. Kuantitas Penduduk
3.1.1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, penduduk Kabupaten Simalungun pada tahun 2015
berjumlah 849.405 jiwa dengan rincian perempuan 426.203 jiwa (50,18 persen) dan laki-laki
sebanyak 423.202 (49,82 persen), dengan kepadatan penduduk sebesar 194,26 jiwa per km2.
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Simalungun tahun 2015 dibandingkan dengan tahun
2014 adalah sebesar 0,64 persen. Adapun jumlah rumah tangga pada tahun 2015 sebesar 216.768
rumah tangga, dengan rata-rata anggota per rumah tangga sekitar 3,92 jiwa. Kecilnya gerak laju
pertumbuhan penduduk diperkirakan disebabkan oleh banyaknya penduduk yang migrasi keluar
untuk melanjutkan pendidikan atau untuk mendapatkan pekerjaan.
3.1.2. Pesebaran Dan Kepadatan Penduduk 2015
Kecamatan Bandar meskipun bukan ibukota Kabupaten Simalungun miliki jumlah
penduduk terbesar, yaitu 68.187 jiwa (8,03 persen) dengan kepadatan penduduk 677,20 jiwa per
km2, disusul Kecamatan Siantar dengan jumlah kepadatan penduduk 65.833 jiwa (7,75 persen)
dengan kepadatan penduduk 889,76 jiwa per km2. Sedangkan Kecamatan Haranggaol Horison
merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yaitu 5.070 jiwa (0,60
persen) dengan kepadatan penduduk sebesar 123,75 jiwa per km2.
Gambar 3.1. Trend Jumlah Penduduk Kabupaten Simalungun dari tahun 2016 s/d 2045
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2035 2040 2045
849,405
854,489
859,228863,693
867,922
871,678
883,545
884,857
877,062
863,24
853,34
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tahun Trend Jumlah Penduduk
13
3.1.3. Laju Pertumbuhan Penduduk
Angka laju pertumbuhan penduduk pada periode 2010-2015 diperkirakan rata-rata setiap
tahunnya. Keadaan perkiraan angka laju pertumbuhan penduduk secara umum dipengaruhiangka
kelahiran, angka kematian dan migrasi masuk maupun keluar. Perkembangan perkiraan angka
laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Simalungun selama priode 2011 sampai dengan 2015
cenderung menurun, hal dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Gambar 3.2. Trend Laju Pertumbuhan Penduduk Simalungun
0,6400,557
0,5160,475
0,4340,393
0,352
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
14
3.1.4. Kepadatan Penduduk
Perkembangan jumlah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kabupaten
Simalungun pada Tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten SimalungunMenurut
Kecamatan di Kabupaten Simalungun 2015
No. Kecamatan Penduduk / Population (orang)
Jumlah Kepadatan Penduduk
[1] [2] [3] [4]
1 Siantar 65.833 889.76
2 Gunung Malela 34.473 356,35
3 Gunung Maligas 27.675 538,54
4 Panei 22.095 283,42
5 Panombean Panei 19.503 264.49
6 Jorlang Hataran 15.623 166,73
7 Raya Kahean 17.775 86,75
8 Bosar Maligas 40.371 141,22
9 Sidamanik 27.597 341,21
10 Pamatang Sidamanik 16.611 120,54
11 Tanah Jawa 47.508 272,52
12 Hatonduhan 21.342 63,47
13 Dolok Panribuan 18.309 123,20
14 Purba 23.708 137,27
15 Haranggaol Horison 5.070 123,75
16 GSP Bolon 14.810 114,02
17 Dolok Batu Nanggar 40.490 378,73
18 Huta Bayu Raja 29.722 155,26
19 JM. Bah Jambi 21.719 557,33
20 Dolok Pardamean 16.180 157,03
21 Pematang Bandar 31.640 358,89
22 Bandar Huluan 26.377 245,75
23 Bandar 68.187 677,20
24 Bandar Masilam 24.804 271,91
25 Silimakuta 15.452 208,36
26 Dolok Silau 14.314 47,30
27 Silou Kahean 17.482 76,43
28 Tapian Dolok 40.708 339,54
29 Raya 32.070 96,65
30 Ujung Padang 41.193 180,29
31 Pamatang Silimahuta 10.765 13,510
Kabupaten Simalungun 849.405 194,26
Sumber : BPS Kabupaten Simalungun
15
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Simalungun Menurut Kecamatan di
Kabupaten Simalungun 2016
No. Kecamatan Penduduk / Population (orang)
Jumlah Kepadatan Penduduk
[1] [2] [3] [4]
1 Siantar 66,304 896
2 Gunung Malela 34,767 359
3 Gunung Maligas 27,923 543
4 Panei 22,199 285
5 Panombean Panei 19,547 265
6 Jorlang Hataran 15,667 167
7 Raya Kahean 17,830 87
8 Bosar Maligas 40,591 142
9 Sidamanik 27,676 342
10 Pamatang Sidamanik 16,659 121
11 Tanah Jawa 47,646 273
12 Hatonduhan 21,366 64
13 Dolok Panribuan 18,363 124
14 Purba 24,027 139
15 Haranggaol Horison 5,080 124
16 GSP Bolon 14,886 115
17 Dolok Batu Nanggar 40,663 380
18 Huta Bayu Raja 29,808 156
19 JM. Bah Jambi 22,021 565
20 Dolok Pardamean 16,201 157
21 Pematang Bandar 31,679 359
22 Bandar Huluan 26,473 247
23 Bandar 68,958 685
24 Bandar Masilam 24,876 273
25 Silimakuta 15,777 213
26 Dolok Silau 14,411 48
27 Silou Kahean 17,555 77
28 Tapian Dolok 41,154 343
29 Raya 32,260 97
30 Ujung Padang 41,288 181
31 Pamatang Silimahuta 10,834 136
Kabupaten Simalungun 854.489 7621
Sumber: Simalungun dalam angka tahun 2017 (BPS Kabupaten Simalungun)
16
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Simalungun Menurut Kecamatan di
Kabupaten Simalungun 2017
No. Kecamatan Penduduk / Population (orang)
Jumlah Kepadatan Penduduk
[1] [2] [3] [4]
1 Siantar 66.743 902
2 Gunung Malela 35.042 362
3 Gunung Maligas 28.153 548
4 Panei 22.296 286
5 Panombean Panei 19.587 266
6 Jorlang Hataran 15.709 168
7 Raya Kahean 17.882 87
8 Bosar Maligas 40.797 143
9 Sidamanik 27.750 343
10 Pamatang Sidamanik 16.703 121
11 Tanah Jawa 47.773 274
12 Hatonduhan 21.389 64
13 Dolok Panribuan 18.411 124
14 Purba 24.325 141
15 Haranggaol Horison 5.090 124
16 GSP Bolon 14.956 115
17 Dolok Batu Nanggar 40.824 382
18 Huta Bayu Raja 29.887 156
19 JM. Bah Jambi 22.302 572
20 Dolok Pardamean 12.931 190
21 Pematang Bandar 31.714 360
22 Bandar Huluan 26.563 247
23 Bandar 69.680 692
24 Bandar Masilam 24.941 273
25 Silimakuta 16.083 217
26 Dolok Silau 14.500 48
27 Silou Kahean 17.624 77
28 Tapian Dolok 41.572 347
29 Raya 25.965 99
30 Ujung Padang 41.376 181
31 Pamatang Silimahuta 10.898 137
32 Dolok Masagal 9.672 92
Sumber: Simalungun dalam angka tahun 2018 (BPS Kabupaten Simalungun)
17
3.1.5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki
dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dalam suatu waktu tertentu. Sex ratio
biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
Berdasarkan jenis kelamin, penduduk perempuan Kabupaten Simalungun pada tahun 2015 lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Sebagai perbandingan, ratio jenis
kelamin tahun 2015 sebesar 99,30. Artinya pada setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 99,30
penduduk laki-laki. Atau dalam persentase dapat dinyatakan bahwa sekitar 49,82 persen
merupakan penduduk laki-laki dan selebihnya 50,18 persen adalah penduduk perempuan.
Dari data Kabupaten Simalungun dalam angka tahun 2016 memperlihatkan jumlah
penduduk perempuan sudah lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki, dimana jumlah
penduduk laki-laki di Kabupaten Simalungun berjumlah 425.794jiwa dan jumlah penduduk
perempuan 428.695 jiwa, dengan rasio yang artinya dari 100 jiwa penduduk perempuan terdapat
penduduk laki-laki nya hanya 98 jiwa. Dari 31 (tiga puluh satu) kecamatan di Kabupaten
Simalungun hanya ada 17 (tujuh belas) kecamatan yang jumlah penduduk laki-lakinya lebih
banyak atau sama dengan jumlah penduduk perempuan nya, yang rasio nya hanya lebih besar
atau sama dengan 100 persen.
18
Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kabupaten
Simalungun tahun2016
No. Kecamatan Penduduk(Jiwa) Rasio Jenis
Kelamin/Sex
Ratio Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Siantar 32.971 33.333 66.304 99
2 Gunung Malela 17.245 17.522 34.767 98
3 Gunung Maligas 13.986 13.937 27.923 100
4 Panei 10.860 11.339 22.199 96
5 Panombeian Panei 9.869 9.678 19.547 102
6 Jorlang Hataran 7.769 7.898 15.667 98
7 Raya Kahean 9.011 8.819 17.830 102
8 Bosar Maligas 20.322 20.269 40.591 100
9 Sidamanik 13.620 14.056 27.676 97
10 Pamatang Sidamanik 8.253 8.406 16.659 98
11 Tanah Jawa 23.324 24.322 47.646 96
12 Hatonduhan 10.782 10.584 21.366 102
13 Dolok Panribuan 9.015 9.348 18.363 96
14 Purba 12.109 11.918 24.027 100
15 Haranggaol Horison 2.558 2.522 5.080 101
16 Girsang Sipangan Bolon 7.369 7.517 14.886 98
17 Dolok Batu Nanggar 20.555 20.108 40.663 102
18 Huta Bayu Raja 14.632 15.176 29.808 96
19 Jawa Maraja Bah Jambi 10.800 11.221 22.021 96
20 Dolok Pardamean 8.193 8.008 16.201 102
21 Pematang Bandar 15.584 16.095 31.679 97
22 Bandar Huluan 13.264 13.209 26.473 100
23 Bandar 34.051 34.907 68.958 98
24 Bandar Masilam 12.325 12.551 24.876 98
25 Silimakuta 7.994 7.783 15.777 103
26 Dolok Silau 7.277 7.134 14.411 102
27 Silou Kahean 8.828 8.727 17.555 101
28 Tapian Dolok 20.845 20.309 41.154 103
29 Raya 16.240 16.020 32.260 101
30 Ujung Padang 20.711 20.577 41.288 101
31 Pamatang Silimahuta 5.432 5.402 10.834 101
Kabupaten Simalungun 425.794 428.695 854.489 99,32
19
Tahun 2017
No. Kecamatan Penduduk(Jiwa) Rasio Jenis
Kelamin/Sex
Ratio Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Siantar 33.184 33.559 66.743 98,88
2 Gunung Malela 17.379 17.663 35.042 98,39
3 Gunung Maligas 14.100 14.053 28.153 100,33
4 Panei 10.906 11.390 22.296 95,75
5 Panombeian Panei 9.888 9.699 19.587 101,95
6 Jorlang Hataran 7.789 7.920 15.709 98,35
7 Raya Kahean 9.036 8.846 17.882 102,15
8 Bosar Maligas 20.423 20.374 40.797 100,24
9 Sidamanik 13.655 14.095 27.750 96,88
10 Pamatang Sidamanik 8.274 8.429 16.703 98,16
11 Tanah Jawa 23.383 24.390 47.773 95,87
12 Hatonduhan 10.792 10.597 21.389 101,84
13 Dolok Panribuan 9.038 9.373 18.411 96,43
14 Purba 12.257 12.068 24.325 101,57
15 Haranggaol Horison 2.563 2.527 5.090 101,42
16 Girsang Sipangan Bolon 7.403 7.553 14.956 98,01
17 Dolok Batu Nanggar 20.634 20.190 40.824 102,20
18 Huta Bayu Raja 14.669 15.218 29.887 96,39
19 Jawa Maraja Bah Jambi 10.937 11.365 22.302 96,23
20 Dolok Pardamean 6.529 6.402 12.931 101,98
21 Pematang Bandar 15.599 16.115 31.714 96,80
22 Bandar Huluan 13.307 13.256 26.563 100,38
23 Bandar 34.402 35.278 69.680 97,52
24 Bandar Masilam 12.356 12.585 24.941 98,18
25 Silimakuta 8.148 7.935 16.083 102,63
26 Dolok Silau 7.322 7.178 14.500 102,01
27 Silou Kahean 8.862 8.62 17.624 101,14
28 Tapian Dolok 21.054 20.518 41.572 102,61
29 Raya 13.001 12.964 25.965 100,29
30 Ujung Padang 20.753 20.623 41.376 100,63
31 Pamatang Silimahuta 5.463 5..435 10.898 100,52
Kabupaten Simalungun 428.105 431.123 859.228 99,30
Sumber : BAPPEDA Kab. Simalungun
3.1.6. Jumlah Penduduk Menurut kelompok Umur dan Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
Rasio Ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya
penduduk usia nonproduktif (umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan
banyaknya penduduk yang termasuk produktif (penduduk umur 15-64 tahun). Rasio
ketergantungan atau rasio beban tanggungan dalam batasan studi demografi sering disebut
20
sebagai “dependency ratio”. Hal ini dikarenakan rasio ini lebih merupakan perbandingan antara
penduduk muda dan penduduk tua dengan penduduk usia kerja. Meskipun tidak akurat secara
ekonomi, rasio ketergantungan dapat menggambarkan banyaknya penduduk yang harus
ditanggung oleh penduduk usia kerja. Dengan memperhatikan kedua rasio ketergantungan
tersebut, untuk usia muda dan usia lanjut.
Jumlah penduduk Kabupaten Simalungun tahun 2015 menurut kelompok umur akan
memperlihatkan jumlah penduduk usia produktif kelompok umur 15 sampai 64 tahun berjumlah
545.384jiwa dan jumlah kelompok usia tidak produktif umur 0 sampai dengan 14 tahun dan 65
tahun keatas berjumlah 294.711jiwa.
Dengan demikian rasio beban ketergantungan di Kabupaten Simalungun semakin
membaik yakni 54 persen artinya rata-rata setiap 100 orang penduduk usia produktif
menanggung 54 orang yang tidak produktif.
Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Menurut Klompok Umurdi Kabupaten SimalungunTahun
2015- 2017
Tahun 2015
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin
0 - 4 45.293 43.948 89.241 103.06
5 - 9 45.084 42.621 87.705 105.78
10 - 14 43.627 41.564 85.191 104.96
15 - 19 38.893 36.000 74.893 108.04
20 - 24 29.787 26.911 56.698 110.69
25 - 29 29.808 28.431 58.239 104.84
30 - 34 29.551 29.234 58.785 101.08
35 - 39 29.134 29198 58.332 99.78
40 - 44 27.610 28.639 56.249 96.41
45 - 49 25.498 28.013 53.511 91.02
50 - 54 23.987 23.640 50.327 91.07
55 - 59 20.869 22.509 43.378 92.71
60 - 64 14.700 16.049 30.749 91.59
65 - 69 8.552 10.379 18.931 82.40
70 - 74 5.531 7.509 13.040 73.66
75+ 5.278 8.858 14.136 59.58
Simalungun 423.202 426.203 849.405 99.30
Sumber : Simalungun Dalam Angka Tahun 2016
21
Tahun 2016
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin
0 - 4 44 503 43 139 87 642 103.16
5 - 9 45 312 43 017 88 329 105.34
10 - 14 43 821 41 661 85 482 105.18
15 - 19 38 859 35 858 74 717 108.37
20 - 24 29 953 26 908 56 861 111.32
25 - 29 29 542 28 099 57 641 105.14
30 - 34 29 476 29 146 58 622 101.13
35 - 39 29 137 29 261 58 398 99.58
40 - 44 27 838 28 805 56 643 96.64
45 - 49 25 800 28 273 54 073 91.25
50 - 54 24 316 26 747 51 063 90.91
55 - 59 21 470 23 354 44 824 91.93
60 - 64 15 604 16 938 32 542 92.12
65 - 69 9 123 10 927 20 050 83.49
70 - 74 5 634 7 574 13 208 74.39
75+ 5 406 8 988 14 394 60.15
Simalungun 425 794 428 695 854 489 99.32
Sumber : Simalungun Dalam Angka Tahun 2017
22
Tahun 2017
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin
0 - 4 43 714 42 351 86 065 103,22
5 - 9 45 347 43 208 88 555 104,95
10 - 14 44 054 41 847 85 900 105,27
15 - 19 38 747 35 705 74 452 108,52
20 - 24 20 121 26 896 57 017 111,99
25 - 29 29 375 27 911 57 286 105,25
30 - 34 39 337 28 943 58 280 101,36
35 - 39 29 148 29 344 58 492 99,33
40 - 44 28 007 28 937 56 944 96,79
45 - 49 26 073 28 513 54 586 91,44
50 - 54 24 660 27 143 51 803 90,85
55 - 59 21 955 24 047 46 002 91,30
60 - 64 16 456 17 922 34 378 91,82
65 - 69 9 819 11 526 21 345 85,19
70 - 74 5 742 7 695 13 437 74,62
75+ 5 551 9 135 14 686 60,77
Simalungun 428 105 431 123 859 228 99,30
Sumber : Simalungun Dalam Angka Tahun 2018
Gambar 3.3. Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten
Simalungun tahun tahun 2015
PIRAMIDA PENDUDUK KAB SIMALUNGUN 2015
LAKI LAKI PEREMPUAN
23
3.1.7. Jumlah Rata-Rata Anggota Rumah Tangga
Jumlah rata-rata anggota rumah tangga merupakan perbandingan antara jumlah rumah
tangga dengan jumlah penduduknya. Perkembangan jumlah rata-rata anggota rumah tangga di
Kabupaten Simalungun sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 terjadi perubahan, yakni
rata-rata 3,90 jiwa dalam setiap rumah tangga, walaupun jumlah penduduknya dan juga jumlah
rumah tangganya bertambah setiap tahunnya.
Terjadinya pergeseran bertambah atau berkurang dari jumlah rata-rata anggota rumah
tangga ini dapat mengindikasikan perilaku, pemahaman dan pengetahuan tentang pentingan
jumlah anak ideal yang harus dimiliki dalam satu rumah tangga. Gambaran perkembangan rata-
rata anggota rumah tangga dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 di Kabupaten Simalungun
dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.4. Rata-Rata Anggota Rumah Tangga tahun 2012 sampai dengan tahun 2018 di
Kabupaten Simalungun
Tahun Jumlah Penduduk
(orang) Jumlah Rumah
Rata-rata Anggota
Rumah Tangga
[1] [2] [3] [4]
2012 830.986 215.067 3,86
2013 833.251 217.717 3.83
2014 844.033 215.694 3.91
2015 849.405 215.694 3.94
2016 854.489 218.065 3,92
2017 859. 228 219. 275 4
2018 863. 693 220.414 4
Sumber : BAPPEDA
3.1.8. Perilaku Fertilitas
Fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Angka
fertilitas (kelahiran) sangat erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat, khususnya
dengan bidang keluarga berencana. Ukuran yang sering digunakan untuk melihat angka fertilitas
yang umum digunakan adalah angka kelahiran total (Total Fertlity Rate = TFR) dan angka
kelahiran menurut kelompok umur (Age Specific Fertility Rate = ASFR).
24
Selanjutnya, dalam tulisan ini perilaku TFR dan ASFR menggunakan angka estimasi
berdasarkan data BPS Sumatera Utara tahun 2016. Angka Total Fertility Rate di Simalungun
pada tahun 2000 sebanyak 3,10 sedangkan pada tahun 2010 3,99 anak dan pada tahun 2015
turun menjadi 3,92 anak. Selanjutnya perkembangan angka TFR di Kabupaten Simalungun dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 sebagai berikut :
Angka TFR
2000 2010 2015
3,10 3,99 2,70
Sumber : Hasil Supas Provinsi Sumatera Utara 2015
Gambar 3.3. Trend Angka TFR Di Kabupaten Simalungun .
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keputusan untuk mengupayakan
penurunan fertilitas. Mengetahui faktor-faktor tersebut sangat berguna dalam rangka
mengefektifkan pencapaian tujuan penurunan fertilitas. Banyak studi empirik telah
menunjukkan adanya peranan faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Pada bahasan ini
dicoba untuk ditelusuri peranan keluarga berencana, umur perkawinan pertama,budaya dan
pendidikan.
3,99 3,59
3,27 3,02 2,82 2,40 2,32 2,26 2,20 2,16
2010 2015 2018 2019 2020 2025 2030 2035 2040 2045
25
Tabel 3.3 Trend Angka Total ( TFR ) Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
No. Kab/Kota 2010 2015
1 Kab. Nias 4,89 3,58
2 Kab. Mandailing Natal 4,37 3,39
3 Kab. Tapanuli Selatan 4,29 3,31
4 Kab. Tapanuli Tengah 4,27 3,35
5 Kab. Tapanuli Utara 4,18 3,72
6 Kab. Toba Samosir 4,16 3,55
7 Kab. Labuhan Batu 4,11 2,75
8 Kab. Asahan 4,09 2,58
9 Kab. Simalungun 3,99 2,67
10 Kab. Dairi 3,96 3,40
11 Kab. Karo 3,93 2,73
12 Kab. Deli Serdang 3,92 2,38
13 Kab. Langkat 3,85 2,42
14 Kab. Nias Selatan 3,82 3,24
15 Kab. Humbang Hasundutan 3,8 4,20
16 Kab. Pakpak Bharat 3,38 3,82
17 Kab. Samosir 3,31 3,82
18 Kab. Serdang Bedagai 3,27 2,59
19 Kab. Batu Bara 3,24 2,88
20 Kab. Padang Lawas Utara 3,19 3,72
21 Kab. Padang Lawas 3,18 3,57
22 Kab. Labuhan Batu Selatan 3,07 2,63
23 Kab. Labuhan Batu Utara 3,02 2,92
24 Kab. Nias Utara 3,01 3,22
25 Kab. Nias Barat 2,98 3,28
26 Kota Sibolga 2,96 2,77
27 Kota Tanjung Balai 2,95 2,83
28 Kota Pematang Siantar 2,77 2,24
29 Kota Tebing Tinggi 2,67 2,26
30 Kota Medan 2,64 1,99
31 Kota Binjai 2,56 2,14
32 Kota Padang Sidempuan 2,42 2,68
33 Kota Gunung Sitoli 2,16 2,79
Sumatera Utara 3,01 2,97
Sumber : BPS Sumatera Utara,2016
26
3.1.9. Keluarga Berencana
Faktor yang mempengaruhi meningkatnya jumlah penduduk salah satunya dipengaruhi
angka kelahiran yang masih tinggi. Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah
menggalakkan program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana Nasional adalah
program untuk membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan
kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas. Dengan
terbentuknya keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan. Program Keluarga Berencana dalam
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan kependudukan dapat memberikan kontribusi
dalam hal mengendalikan jumlah dan pertumbuhan penduduk juga diikuti dengan peningkatan
kualitas penduduk.
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Pemakaian alat kontrasepsi akan mempengaruhi fertilitas wanita melalui status
fekunditasnya (kemampuan melahirkan). Melalui pemakaian alat KB wanita dapat mengatur
panjang-pendeknya masa ekspose terhadap kehamilan. Pembicaraan mengenai pembatasan
kelahiran dengan menggunakan cara-cara kontrasepsi (PIL, IUD, Implant, Kondom, Suntik,
MOP, MOW) bagi penduduk, rupa-rupanya tidak dapat terlepas dari pengetahuan, sikap dan
praktek Keluarga berencana. Adapun pengetahuan, sikap, dan praktek KB dari seluruh
penduduk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi penduduk seperti tingkat
pendidikan, status ekonomi, daerah, desa atau kota.
Berdasarkan Simalungun Dalam Angka Tahun 2016 menunjukkan bahwa pemakaian
kontrasepsi di antara wanita kawin di Kabupaten Simalungun adalah 56,23% untuk semua cara.
Diantara cara KB, cara KB suntikan adalah yang paling umum dipakai baik oleh wanita pernah
kawin maupun wanita berstatus kawin mencapai 22,89%. Kontrasepsi pil juga cukup populer,
digunakan oleh 13,87% wanita pernah. Pemakaian kontrasepsi di Simalungun tentunya jauh di
bawah angka nasional yakni sebesar 56,23%. Dengan demikian, peningkatan pemakaian
kontrasepsi melalui revitalisasi program dengan sasaran wanita kawin umur muda tentunya
merupakan prioritas.
Trend perkembangan pencapai peserta KB dari tahun 2010 sampai dengan 2016 di
Kabupaten Simalungun, sebagai berikut:
Kontribusi pemakainan kontrasepsi terhadap penurunan fertilitas sangat dipengaruhi pula
oleh jumlah PUS menurut usia dan jumlah anak yang telah dimiliki. Pasangan Usia Subur usia
muda dengan jumlah anak sedikit atau disebut Pus Muda Paritas Rendah sangat besar
27
pengaruhnya terhadap penurunan fertilitas dibandingkan dengan peserta KB dari Pus usia tua
paritas tinggi.
Berikut dapat dilihat pencapain peserta KB aktif baru menurut kecamatan tahun 2014-
2017 sebagai berikut :
28
Tabel 3.5. Pencapaian Peserta KB Baru Per Kecamatan tahun 2016-2018 di Kabupaten Simalungun
N
o Kecamatan
Peserta KB Baru 2016 Peserta KB Baru 2017 Peserta KB Baru 2018
IUD
M
O
W
MO
P
KD
M IMP STK PIL
IU
D
MO
W
MO
P KDM IMP STK PIL IUD
MO
W
MO
P
KD
M IMP STK PIL
1 Siantar 35 25 0 272 131 486 497 24 3 0 188 240 745 1002 92 0 0 194 291 1051 1188
2 Gunung Malela 12 12 0 185 102 320 135 33 6 0 81 153 445 285 10 0 0 113 118 328 271
3 Gunung Maligas 6 4 0 85 86 218 173 7 0 0 47 88 426 191 21 8 0 150 119 355 248
4 Panei 13 2 0 78 96 358 202 11 5 0 36 161 328 215 3 5 0 79 105 438 292
5 Panombean Panei 14 15 0 160 84 232 174 16 0 0 45 103 237 216 3 0 0 65 99 278 262
6 Jorlang Hataran 7 3 0 113 46 139 52 5 1 0 16 70 260 104 21 0 0 61 59 161 149
7 Raya Kahean 0 14 0 73 81 162 225 0 13 0 127 100 267 205 5 11 0 60 133 377 185
8 Bosar Maligas 0 6 0 105 95 476 242 4 0 0 41 184 424 151 0 0 0 67 168 471 261
9 Sidamanik 21 5 0 61 80 253 116 14 10 0 47 73 388 214 2 0 0 125 106 293 301
10 Pamatang. Sidamanik 0 6 0 75 75 264 141 0 0 0 40 78 277 116 0 0 0 65 109 232 153
11 Tanah Jawa 40 34 0 109 130 528 333 38 267 0 4 140 634 702 18 165 0 13 228 674 749
12 Hatonduhan 31 9 0 35 89 265 68 8 0 0 41 107 354 128 4 0 0 51 76 215 58
13 Dolok Panribuan 2 7 0 43 121 258 148 9 0 0 66 119 246 164 4 0 0 135 79 85 215
14 Purba 27 18 0 169 121 271 163 25 4 0 135 136 245 180 9 0 0 110 140 396 198
15 Haranggaol Horison 0 3 0 17 34 47 35 0 0 0 23 55 47 66 0 0 0 2 38 53 53
16 Girsang Sp Bolon 10 5 0 6 5 87 68 11 0 0 18 115 120 110 10 2 0 60 48 133 93
17 Dolok Batu Nanggar 2 5 0 176 87 490 289 0 0 0 178 140 469 491 2 0 0 136 165 532 283
18 Huta Bayu Raja 0 13 0 91 120 285 103 5 0 0 94 130 324 215 0 0 0 132 153 288 281
19 Jawa Maraja B Jambi 34 5 0 79 67 148 100 20 0 0 58 162 129 135 7 0 0 65 105 168 104
20 Dolok Pardamean 10 4 0 87 80 134 46 2 0 0 27 106 250 154 7 4 0 39 93 367 155
21 Pematang Bandar 6 7 0 45 85 217 145 6 0 0 26 94 311 128 2 0 0 28 97 272 199
22 Bandar Huluan 15 17 0 35 104 200 21 16 30 0 51 133 321 79 20 30 0 64 119 396 116
23 Bandar 6 28 53 63 88 467 195 28 8 0 246 141 953 374 21 0 0 269 145 851 453
24 Bandar Masilam 25 4 0 31 81 199 88 15 8 0 27 106 503 100 9 1 0 29 163 266 103
25 Silimakuta 11 14 0 83 62 169 115 14 4 0 65 69 211 110 22 4 0 102 89 246 165
26 Dolok Silau 0 0 0 80 83 79 34 0 0 0 70 102 202 78 1 0 0 72 138 300 79
27 Silau Kahean 4 11 0 108 72 80 117 0 0 0 83 94 279 71 0 0 0 49 92 252 119
28 Tapian Dolok 24 7 0 97 112 266 203 20 0 0 50 125 229 226 3 8 0 80 144 308 281
29 Raya 37 23 0 126 120 137 203 20 0 0 136 232 220 181 34 0 0 154 153 429 201
30 Ujung Padang 23 10 0 8 102 53 9 33 2 0 15 172 312 182 13 0 0 18 185 393 133
31 Pematang Silimahuta 2 0 0 22 40 38 21 1 0 0 57 63 95 68
6 1 0 11
35
94
77
JUMLAH 407 31
7 53 2706 2736 7330 4406
38
5 361 0 2138 3791
1025
1 6641 349 239
0 2598 3792 9997
7425
TOTAL 17.969 23.567 22476
29
10,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Sian
tar
Gu
nu
ng
Mal
ela
Gu
nu
ng
Mal
igas
Pan
ei
Pan
om
be
an P
anei
Jorl
ang
Hat
aran
Ray
a K
ahea
n
Bo
sar
Mal
igas
Sid
aman
ik
Pam
atan
g. S
idam
anik
Tan
ah J
awa
Hat
on
du
han
Do
lok
Pan
rib
uan
Pu
rba
Har
angg
aol H
ori
son
Gir
san
g Si
pan
gan
Bo
lon
Do
lok
Bat
u N
angg
ar
Hu
ta B
ayu
Raj
a
Jaw
a M
araj
a B
ah J
amb
i
Do
lok
Par
dam
ean
Pe
mat
ang
Ban
dar
Ban
dar
Hu
luan
Ban
dar
Ban
dar
Mas
ilam
Silim
aku
ta
Do
lok
Sila
u
Sila
u K
ahe
an
Tap
ian
Do
lok
Ray
a
Uju
ng
Pad
ang
Pe
mat
ang
Silim
ahu
ta
IMPLAN
MOP
MOW
IUD
Gambar 3.4. Trend Perkembangan Prevalensi Peserta KB
di Kabupaten Simalungun
3.1.10. Usia Kawin Pertama
Dilihat dari variabel umur pada waktu kawin pertama ternyata juga memberikan
gambaran yang cukup menarik. Umur pada waktu kawin adalah merupakan variabel yang
menunjukkan saat dimulainya hubungan kelamin. Oleh karena itu variabel ini mempengaruhi
fertilitas secara langsung, dimana pada saat itulah wanita memulai masa reproduksinyadengan
mengabaikan jumlah kelahiran sebelum perkawinan. Disamping itu umur pada waktu kawin juga
menentukan perpanjangan masa reproduksi wanita.
Dengan mengikuti pemikiran di atas, apabila umur pada waktu kawin bagi wanita-wanita
dilakukan seawal mungkin atau dalam umur muda maka diprediksi akan mempunyai lebih
banyak anak dari pada wanita-wanita yang umur pada waktu kawinnya lebih tua, yang dengan
sendirinya lama masa reproduksinya relatip lebih pendek. Sebenarnya variabel umur pada waktu
kawin ini sangat dipengaruhi oleh variabel pendidikan dan status ekonomi. Wanita yang
berpendidikan lebih tinggi yang otomatis status ekonominya tinggi pula akan menunda saat
perkawinannya, karena wanita-wanita tersebut akan lama menghabiskan waktunya dibangku
sekolah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa wanita yang berpendidikan lebih
tinggi dan status ekonomi lebih tinggi pula akan menunda masa perkawinannya, sehingga
peluang untuk mempunyai anak yang lebih banyak akan berkurang dan dengan sendirinya akan
menekan tingkat fertilitas.
30
Jumlah Usia Kawin Pertama di Kabupaten Simalungun
NO KECAMATAN ISTRI SUAMI
PUS
< 21
TAHU
N
≥ 21
TAHUN
< 25
TAHUN
≥ 25
TAHUN
1. Siantar 9.172 2.420 6.752 2.851 6.321
2. Gunung Malela 5.196 1.860 3.336 1.911 3.285
3. Gunung Maligas 4.711 2.025 2.686 1.913 2.798
4. Panei 2.966 741 2.225 929 2.037
5. Panombeian Pane 2.690 913 1.777 1.007 1.683
6. Jorlang Hataran 2.054 526 1.528 657 1.397
7. Raya Kahean 2.689 778 1.911 1.044 1.645
8. Bosar Maligas 5.964 2.427 3.537 2.711 3.253
9. Sidamanik 3.101 805 2.296 1.068 2.033
10. Pematang Sidamanik 1.698 500 1.198 709 989
11. Tanah Jawa 6.061 1.967 4.094 2.252 3.809
12. Hatonduhan 3.045 1.031 2.014 1.301 1.744
13. Dolok Panribuan 1.915 365 1.550 528 1.387
14. Purba 2.877 663 2.214 971 1.906
15. Haranggaol Horison 790 175 615 235 555
16. Girsang Sipangan Bolon 1.534 270 1.264 331 1.203
17. Dolok Batu Nanggar 6.312 2.589 3.723 2.595 3.717
18. Huta Bayu Raja 4.172 1.427 2.745 1.821 2.351
19. Jawa Maraja Bah Jambi 2.450 794 1.656 938 1.512
20. Dolok Pardamean 2.272 496 1.776 779 1.493
21. Pematang Bandar 1.052 391 661 471 581
22. Bandar Huluan 4.068 1.659 2.409 1.772 2.296
23. Bandar 8.892 3.390 5.502 3.577 5.315
24. Bandar Masilam 3.784 1.841 1.943 2.010 1.774
25. Silimakuta 1.797 451 1.346 670 1.127
26. Dolok Silau 2.340 733 1.607 1.049 1.291
27. Silou Kahean 2.519 895 1.624 1.027 1.492
28. Tapian Dolok 4.931 1.881 3.050 1.941 2.990
29. Raya 3.860 799 3.061 1.181 2.679
30. Ujung Padang 5.277 2.432 2.845 2.517 2.760
31. Pamatang Silima Huta 1.659 571 1.088 724 935
KABUPATEN 111.848 37.815 74.033 43.490 68.358
Sumber : ApikasiPendataan Keluarga tahun 2015
31
Perkiraan Rata-rata Usia Kawin Pertama Penduduk Kabupaten Simalungun 2015 – 2045
Di Kabupaten Simalungun Tahun 2015 Rata- rata usia Kawin Pertama adalah 21,79
tahun, kondisi ini meningkat setiap tahun menjadi 22 tahun 2020, tahun 2025 ( 22,5 ) tahun 2030
( 22,7 ) tahun 2035 ( 22,8 ) tahun 2040 ( 23 ) tahun 2045 ( 23,5 ).
3.1.11. Proyeksi Penduduk Simalungun Tahun 2010-2045
Proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Simalungun selama tiga puluh tahun
mendatang terus mengalami penurunan. Jumlah penduduk hasil sensus penduduk 2010 sebagai
tahun dasar sebesar 817.720 jiwa ,menjadi 849.405 jiwa pada tahun 2015, pada tahun 2016
sebanyak 854.489 jiwa , pada tahun 2017 sebanyak 859.228 jiwa pada tahun 2018 sebanyak
863.693 jiwa.Dan angka ini jika dihitungkan berdasarkan pertumbuhan penduduk dari Tahun
2015 sampai dengan 2019, estimasinyamenjadi sebanyak 877.062jiwa pada tahun 2035. Angka
Pertumbuhan Penduduk ini akan menjadi semakin menurun pada tahun 2040 ( 863.240 Jiwa )
dan pada tahun 2045 ( 853.340 jiwa ) . Terjadinya penurunan disebabkan karena kebijakan
pengendalian kuantitas penduduk melalui program KB dan adanya faktor migrasi keluar
Simalungun dan penurunan kelahiran dibandingkan dengan faktor kematian.
21,7922
22,522,7 22,8
23
23,5
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
32
Grafik Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Simalungun Tahun 2015 - 2045
Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Simalungun Tahun 2015 - 2045
Perkiraan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Simalungun Tahun 2015 - 2045
Sumber : Koalisi Kependudukan
849,405
871.678
883.545 884.857 877.062
863.240
853.340
0,6400,557 0,516 0,475 0,434 0,393
0,352
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
33
3.2. Kualitas Penduduk
3.2.1. Aspek Pendidikan
Sesuai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, Pasal 3
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bila diperhatikan arah kebijakan pendidikan saat ini mengacu pada kesiapan Indonesia
dalam menghadapi ASEAN Economy Community (AEC) 2015 yang menuntut peningkatan
kualitas SDM nasional agar berdaya saing. (Waspada, 21 Des 2012). Sumber daya manusia
yang berkualitas dapat diperoleh melalui pendidikan, baik dalam pendidikan formal, non formal
dan informal. Untuk menghadapi persaingan global Kabupaten Simalungun ikut berperan
mewujudkan cita-cita dan tujuan pemerintah dalam membangun sumberdaya yang berkualitas.
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran keberhasilan pendidikan terhadap
penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk, terutama
usia muda yang masih sekolah. Ukuran yang banyak digunakan disektor pendidikan, seperti
meningkatnya jumlah usia sekolah masuk pendidikan, lebih menunjukkan perubahan jumlah
murid yang mampu ditampung disetiap jenjang sekolah. Dengan demikian, naiknya persentase
jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan
tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak
diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah
sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah.
Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Utara,
karena pendidikan menjadi penentu yang paling utama dari daya saing suatu negara atau daerah.
Sebagai daerah dengan posisi strategis dibutuhkan sumber daya manusia yang handal untuk
dapat menjawab tantangan perubahan yang sangat cepat dan semakin kompleks. Berdasarkan
prediksi data yang dikeluarkan dari BPS Sumatera Utara tahun 2016, beberapa indikator utama
dalam bidang pendidikan yang telah di Kabupaten Simalungun menunjukkan kenaikan setiap
tahunnya, dimana angka partisipasi sekolah usia 7 – 15 tahun 93,97% pada tahun 2010 menjadi
97,64% pada tahun 2015. Demikian juga angka partisipasi sekolah usia 16-18 tahun dari 64,79%
pada tahun 2010 naik menjadi 72,55% pada tahun 2015. Sedangkan dari aspek tingkat
pendidikan penduduk umur 10 tahun keatas dari 12,48% pada tahun 2010 menjadi 13,77% pada
tahun 2015. Dari indikator-indikator tersebut menunjukkan bahwa sektor pembangunan
pendidikan di Simalungun menunjukkan tren peningkatan.
34
Tabel 3.7Angka Partisipasi Murni Sekolah di Kabupaten SimalungunTahun 2013-2018
Sumber : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun
Gambar 3. 4 Grafik Perkiraan Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Simalungun Tahun
2015-2045
Sumber : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun
Sedangkan menurut Simalungun dalam angka tahun 2015 angka partisipasi murni
(APM) Murni tingkat SD/Mi pada tahun 201598,639 % dan angka partisipasi kasar (APK) pada
tahun 2015 mencapai 115,47 %. Demikian juga untuk tingkat SMP/MTs angka APM sebesar
87,57 % dan APK sebesar 109,70 % serta Angka APM tingkat SMA/MA tahun 2015 sebesar
69,21 % dan angka APK nya 78,79 %.
Angka partisipasi Sekolah anak Sekolah Dasar Cukup baik dari Tahun 2015 sampai
dengan 2018 mencapai diatas 93 % sedangkan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama Tahun
2015 sampai Tahun 2018 mengalami peningkatan sehingga mencapai 77,44 % angka
2013 2014 2015 2016 2017 2018
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
7 – 12 103,056 101,954 98,639 99,10 98,10 98,77
13-15 50,121 49,078 44,525 79,48 77,26 77,44
16-18 30,112 28,059 24,989 64,29 67,61 62,90
19-25 - - - 17,44 20,40 19,75
99.73 98.64 98.10 99.75 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
87.57 44.53 77.26 95.37 98.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
69.21
24.99
67.26 67.31 70.00 75.00 80.00 85.00 87.00 90.00
2015 2016 2017 2018 2020 2025 2030 2035 2040 204516 - 18 thn 13 - 15 thn 7 - 12 thn
35
Partisipasi Sekolah untuk tingkat Sekolah Menengah Atas masih mencapai 62,90 % pada Tahun
2018. Untuk Tingkat Perguruan Tinggi Angka partisipasi Murni masih sangat rendah dari Tahun
2016 sebesar 17,44 %, Tahun 2017 sebesar 20,40 % dan Tahun 2018 hanya mencapai sebesar
19,75 % .Angka ini masih sangat rendah Khususnya untuk tingkat Sekolah Menengah Atas dan
Perguruan Tinggi.
36
Tabel 3.8 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Berdasarkan
Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2018
Tahun
Jenjang
Pendidikan /
ducational
Range
APM APK
Lk
Pr Total
Lk
Pr Total
2010
SD/MI 94,29 98,04 96,06 109,83 115,63 112,57
SMP/MTs 77,14 71,95 74,95 86,88 83,93 85,63
SMA/MA 53,06 65,06 60,17 73,63 85,4 80,61
2011
SD/MI 94,43 90,60 92,64 103,74 106,16 104,87
SMP/MTs 75,86 70,91 74,20 90,97 95,25 92,88
SMA/MA 55,66 73,36 64,71 77,24 97,74 87,72
2012
SD/MI 96,63 88,24 92,49 118,10 97,91 107,80
SMP/MTs 84,66 66,50 75,93 99,58 103,37 101,40
SMA/MA 52,51 63,70 57,34 63,29 98,55 78,49
2013
SD/MI 96,38 96,81 96,58 116,31 107,92 112,49
SMP/MTs 62,02 70,55 66,45 77,82 77,09 77,44
SMA/MA 58,51 68,33 63,43 83,04 101,80 92,44
2014
SD/MI 97,09 97,73 97,41 101,68 99,83 100,76
SMP/MTs 63,96 72,83 68,44 72,33 79,65 76,02
SMA/MA 66,79 77,45 71,26 99,10 114,34 105,49
2015
SD/MI 98,93 88,64 93,28 123,71 108,72 115,47
SMP/MTs 87,37 87,80 87,57 100,38 119,88 109,70
SMA/MA 70,42 67,83 69,21 85,58 71,11 78,79
2016
SD/MI 98,96 99,25 99,1 113,25 109,41 113,33
SMP/MTs 86,73 71,49 79,11 98,07 81,20 89,63
SMA/MA 65,71 62,98 64,34 95,95 100,13 98,04
2017
SD/MI 98,74 97,37 98,05 112,18 111,71 112
SMP/MTs 76,68 77,83 77,25 85,59 89,20 87,4
SMA/MA 60,14 75,10 67,62 83,13 97,80 90,5
2018
SD/MI 98,70 98,38 98,54 106,73 116,13 111,43
SMP/MTs 78,29 76,60 77,44 94,77 77,87 86,32
SMA/MA 54,94 74,19 64,56 71,47 105,29 88,38
Sumber : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun
37
Tabel 3.9. Jumlah Sekolah Dasar (SD) menurut Kecamatan Tahun Pelajaran 2014/2015 -
2017/2018
No Kecamatan/Subdistrict
2014/201
5
2015/2016 2016/2017 2017/2018
N S N S N S N S
[1] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13]
1. Siantar 35 5 35 5 35 5 35 40
2. Gunung Malela 24 - 23 1 23 1 23 1
3. Gunung Maligas 17 - 17 - 17 1 17 1
4. Panei 25 1 25 1 25 1 25 1
5. Panombean Panei 20 - 20 - 20 0 20 0
6. Jorlang Hataran 16 - 16 - 16 0 16 0
7. Raya Kahean 23 - 23 - 23 0 23 0
8. Bosar Maligas 41 - 39 2 39 2 39 2
9. Sidamanik 29 1 29 1 29 1 29 1
10. Pamatang. Sidamanik 19 1 19 1 19 1 19 1
11. Tanah Jawa 44 - 44 -
12. Hatonduhan 23 - 23 - 23 0 23 0
13. Dolok Panribuan 35 1 35 1 35 1 35 1
14. Purba 24 - 26 -
15. Haranggaol Horison 10 - 10 - 10 0 10 0
16. Girsang Sipangan Bolon 16 - 17 - 17 0 17 0
17. Dolok Batu Nanggar 31 1 41 1 31 1 31 1
18. Huta Bayu Raja 35 5 35 5 35 5 35 5
19. Jawa Maraja Bah Jambi 20 1 23 1 20 1 20 1
20. Dolok Pardamean 22 1 22 1 22 1 22 1
21. Pematang Bandar 50 1 24 6 24 6 24 6
22. Bandar Huluan 19 4 19 4 19 4 19 4
23. Bandar 35 10 36 10 35 12 35 12
24. Bandar Masilam 18 2 18 2 18 2 18 2
25. Silimakuta 24 2 12 2 12 2 12 2
26. Dolok Silau 23 - 23 - 22 0 22 0
27. Silau Kahean 21 - 21 - 1 0 1 0
28. Tapian Dolok 24 2 24 2 24 2 24 2
29. Raya 4 2 50 2 50 2 50 2
30. Ujung Padang 27 - 27 - 27 0 27 0
31. P. Silimahuta - - 12 - 12 0 12 0
75
4 40 788 48
773 51 766 56
Sumber :Sumber : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun 2016.
Sarana Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Simalungun untuk tingkat Sekolah Dasar
mengalami penurunan Tahun Ajaran 2015/2016 JumlahSekolah Dasar sebanyak 836 unit, Tahun
ajaran 2016/2017 824 unti , dan Tahun Ajaran 2017/2018 sebanyak 822 unit. Dengan Jumlah
Guru Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2015/2016 sebanyak 6836, Tahun Ajaran 2016/2017
sebanyak 6595 danTahun Ajaran 2017/2018 sebanyak 6512 .
38
Tabel berikut memperlihatkan banyaknya jumlah guru SD negeri dan swasta menurut
kecamatan di Kabupaten Simalungun dari tahun 2013 sampai dengan 2016
Tabel 3.10. Banyaknya Guru Dasar (SD) Menurut KecamatanTahun Pelajaran2012/2013
No
Kecamatan
2015/2016
2016/2017
2017/2018
N
S
N
S
N
S
1. Siantar 399 64 346 58 339 57
2. Gunung Malela 125 70 211 10 209 10
3. Gunung Maligas 160 0 132 5 135 5
4. Panei 22 42 202 6 202 6
5. Panombean Panei 143 0 164 0 163 0
6. Jorlang Hataran 130 0 151 0 151 0
7. Raya Kahean 215 0 181 0 176 0
8. Bosar Maligas 175 46 295 15 290 15
9. Sidamanik 218 7 256 6 242 4
10. Pamatang Sidamanik 152 5 156 7 148 7
11. Tanah Jawa 434 0 368 0 373 0
12. Hatonduhan 202 0 172 0 177 0
13. Dolok Panribuan 302 7 245 8 235 7
14. Purba 212 0 173 0 166 0
15. Haranggaol Horison 85 7 37 0 36 0
16. Girsang Sipangan Bolon 105 0 138 0 139 0
17. Dolok Batu Nanggar 316 28 261 8 259 8
18. Huta Bayu Raja 200 84 276 36 267 36
19. Jawa Maraja Bah Jambi 189 8 177 5 172 3
20. Dolok Pardamean 225 0 151 5 155 6
21. Pematang Bandar 161 7 212 45 213 45
22. Bandar Huluan 192 32 160 25 156 26
23. Bandar 285 196 329 118 325 111
24. Bandar Masilam 176 15 145 14 141 14
25. Silimakuta 103 39 82 32 81 31
26. Dolok Silau 179 0 150 0 141 0
27. Silau Kahean 174 0 173 0 167 0
28. Tapian Dolok 175 21 187 15 189 21
29. Raya 433 7 336 9 337 13
30. Ujung Padang 159 0 220 0 219 0
31. P. Silimahuta 105 0 82 0 81 0
JUMLAH 6151 685 6168 427 6084 428
Sumber :Sumber : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun 2016
Sarana Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Simalungun untuk tingkat Sekolah
Menengah Pertama mengalami penurunan Tahun Ajaran 2015/2016 Jumlah Sekolah Menengah
Pertama sebanyak 142unit, Tahun ajaran 2016/2017 148 unti , dan Tahun Ajaran 2017/2018
sebanyak 153 unit. Dengan Jumlah Guru Sekolah Menengah Pertama Tahun Ajaran 2015/2016
39
sebanyak 2387, Tahun Ajaran 2016/2017 sebanyak 2.356 dan Tahun Ajaran 2017/2018 sebanyak
2.535 .
Distribusi dan perkembangan jumlah sekolah menengah pertama di Kabupaten
Simalungun dari tahun 2016 sampai 2018 menurut kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11. Distribusi dan Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) menurut Kecamatan
Tahun Pelajaran 2015/2016 – 2017/2018
No Kecamatan/
Subdistrict
2015/2016 2016/2017 2017/2018
N S T N S T N S T
1. Siantar 2 4 8 2 4 6 2 4 6
2. Gunung Malela 2 3 5 2 5 7 2 5 7
3. Gunung Maligas 0 4 4 0 4 4 0 4 4
4. Panei 1 5 6 1 0 1 2 5 7
5. Panombean Panei 2 3 5 1 5 6 2 2 4
6. Jorlang Hataran 3 0 3 3 0 3 3 0 3
7. Raya Kahean 2 2 4 2 2 4 2 2 4
8. Bosar Maligas 2 4 6 2 4 6 2 4 6
9. Sidamanik 2 4 6 1 5 6 1 5 6
10. Pamatang. Sidamanik 1 1 2 1 6 6 3 1 4
11. Tanah Jawa 3 4 7 3 4 7 3 4 7
12. Hatonduhan 2 1 3 2 1 3 2 1 3
13. Dolok Panribuan 4 1 5 4 1 5 4 1 5
14. Purba 2 1 3 3 0 3 2 0 2
15. Haranggaol Horison 0 2 2 0 2 2 0 2 2
16. Girsang Sipangan Bolon 2 1 3 2 1 3 2 1 3
17. Dolok Batu Nanggar 1 5 6 1 5 6 1 5 6
18. Huta Bayu Raja 3 3 6 3 3 6 3 3 6
19. Jawa Maraja Bah Jambi 2 2 4 2 2 4 2 2 4
20. Dolok Pardamean 2 1 3 2 1 3 2 1 3
21. Pematang Bandar 1 6 7 2 3 5 1 7 8
22. Bandar Huluan 1 3 4 1 4 5 1 5 6
23. Bandar 1 15 16 1 15 16 2 16 18
24. Bandar Masilam 2 1 3 2 1 3 2 2 4
25. Silimakuta 2 1 3 2 1 3 2 1 3
26. Dolok Silau 1 1 2 2 1 3 2 1 3
27. Silau Kahean 2 1 3 2 1 3 2 1 3
28. Tapian Dolok 2 1 3 2 1 3 2 1 3
29. Raya 4 2 6 4 2 6 4 2 6
30. Ujung Padang 2 3 5 2 3 5 2 3 5
31. Pematang Silimahuta 1 0 1 3 1 4 1 0 1
JUMLAH 57 85 142 60 88 148 62 91 153
Sumber :Sumber : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun 2016
40
Tabel 3.12. Banyaknya Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Menurut Kecamatan
Tahun Pelajaran 2015/2016 – 2017/2018
No Kecamatan 2015/2016 2016/2017 2017/2018
N S N S N S
[1] [8] [9] [10] [11] [12] [13]
1 Siantar 114 68 106 35 104 33
2 Gunung Malela 66 65 60 23 30 23
3 Gunung Maligas - 47 0 31 0 28
4 Panei 49 69 45 44 53 43
5 Panombean Panei 38 43 40 6 39 6
6 Jorlang Hataran 95 - 87 0 87 0
7 Raya Kahean 56 24 46 16 43 15
8 Bosar Maligas 46 48 42 40 46 42
9 Sidamanik 47 84 39 44 43 50
10 Pamatang. Sidamanik 24 90 16 4 19 5
11 Tanah Jawa 134 102 125 31 126 27
12 Hatonduhan 37 17 37 5 35 5
13 Dolok Panribuan 125 10 119 5 115 5
14 Purba 63 - 71 0 74 0
15 Haranggaol Horison - 23 0 15 0 15
16 Girsang Sipangan Bolon 78 69 66 2 67 2
17 Dolok Batu Nanggar 64 74 55 43 54 44
18 Huta Bayu Raja 105 44 86 27 88 29
19 Jawa Maraja Bah Jambi 26 36 40 26 49 28
20 Dolok Pardamean 41 16 37 9 45 7
21 Pematang Bandar 57 59 50 35 53 34
22 Bandar Huluan 16 44 16 30 18 32
23 Bandar 69 189 58 103 60 122
24 Bandar Masilam 40 12 35 9 36 15
25 Silimakuta 75 28 76 22 74 22
26 Dolok Silau 29 10 31 4 36 4
27 Silau Kahean 40 12 39 4 41 7
28 Tapian Dolok 75 25 69 15 68 16
29 Raya 139 4 139 22 140 20
30 Ujung Padang 25 59 23 37 25 39
31 Pematang Silimahuta 19 - 20 0 19 0
Kabupaten Simalungun 1714 673 1673 683 1717 718
41
Tabel 3.13. Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) Menurut Kecamatan Tahun Pelajaran
2015/2016 – 2017/2018
No Kecamatan/
2015/2016 2016/2017 2017/2018
N S N S N S
1 Siantar 1 3 1 4 1 2
2 Gunung Malela - 2 0 2 0 2
3 Gunung Maligas - - 0 0 0 0
4 Panei - - 0 0 0 1
5 Panombean Panei 1 1 0 1 1 1
6 Jorlang Hataran 1 - 0 0 0 0
7 Raya Kahean 1 - 1 0 1 0
8 Bosar Maligas 1 - 1 0 1 0
9 Sidamanik 1 1 1 1 1 1
10 Pamatang. Sidamanik - - 1 1 0 0
11 Tanah Jawa 1 2 0 2 1 3
12 Hatonduhan - - 0 0 0 0
13 Dolok Panribuan 1 - 1 0 1 0
14 Purba 1 - 1 0 1 0
15 Haranggaol Horison - - 0 0 0 0
16 Girsang Sipangan Bolon 1 1 1 1 1 1
17 Dolok Batu Nanggar 1 3 1 3 1 3
18 Huta Bayu Raja 1 2 1 2 1 2
19 Jawa Maraja Bah Jambi - 1 0 1 0 1
20 Dolok Pardamean 1 1 1 0 1 0
21 Pematang Bandar 1 1 1 1 1 1
22 Bandar Huluan - 1 0 0 0 0
23 Bandar 2 6 2 6 2 5
24 Bandar Masilam - - 1 0 0 0
25 Silimakuta 1 2 1 2 1 2
26 Dolok Silau 1 - 1 0 1 0
27 Silau Kahean 1 - 1 0 1 0
28 Tapian Dolok - 1 0 1 0 1
29 Raya 1 1 1 1 1 1
30 Ujung Padang 1 1 1 1 1 1
31 Pematang Silimahuta - 0 0 0 0
Kabupaten Simalungun 21 30 20 30 20 28
Sarana Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Simalungun untuk tingkat Sekolah
Menengah Atas mengalami penurunan Tahun Ajaran 2015/2016 Jumlah Sekolah Menengah
Pertama sebanyak 51 unit, Tahun ajaran 2016/2017 50 unti , dan Tahun Ajaran 2017/2018
sebanyak 48 unit. Dengan Jumlah Guru Sekolah Menengah Atas Tahun Ajaran 2015/2016
sebanyak 1.187, Tahun Ajaran 2016/2017 sebanyak 1.022 dan Tahun Ajaran 2017/2018
sebanyak 1.091 .
42
Distribusi dan perkembangan jumlah guru sekolah lanjutan atas menurut kecamatan dari
tahun 2016sampai tahun 2018 di Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12. Banyaknya Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Menurut Kecamatan Tahun
Pelajaran 2015/2016 – 2017/2018
No Kecamatan/
2015/2016 2016/2017 2017/2018
N
S
N
S
N
S
1 Siantar 62 85 62 32 60 33
2 Gunung Malela - 35 0 18 0 22
3 Gunung Maligas - - 0 0 0 0
4 Panei - 22 0 7 0 9
5 Panombean Panei 27 13 29 11 31 5
6 Jorlang Hataran - - 0 0 0 0
7 Raya Kahean 13 - 19 0 19 0
8 Bosar Maligas 23 - 18 0 26 0
9 Sidamanik 37 19 51 14 46 18
10 Pamatang. Sidamanik - - 0 0 0 0
11 Tanah Jawa 61 55 50 22 47 33
12 Hatonduhan - - 0 0 0 0
13 Dolok Panribuan 46 - 45 0 41 0
14 Purba 31 - 28 0 31 0
15 Haranggaol Horison - - 0 0 0 0
16 Girsang Sipangan Bolon 28 21 39 12 40 11
17 Dolok Batu Nanggar 53 63 55 42 62 41
18 Huta Bayu Raja 25 38 25 16 31 19
19 Jawa Maraja Bah Jambi - 25 0 13 0 15
20 Dolok Pardamean 31 - 30 0 37 0
21 Pematang Bandar 24 15 20 3 21 3
22 Bandar Huluan - 13 0 0 0 0
23 Bandar 105 83 115 27 119 28
24 Bandar Masilam - - 0 0 0 0
25 Silimakuta 38 19 37 38 39 51
26 Dolok Silau 14 - 11 0 12 0
27 Silau Kahean 20 - 15 0 15 0
28 Tapian Dolok - 21 0 16 0 18
29 Raya 49 41 49 25 50 26
30 Ujung Padang 11 21 19 9 23 9
31 Pematang Silimahuta - - 0 0 0 0
Simalungun 698 589
717
305
750 341
Sumber :Sumber : Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Simalungun 2019
43
3.2.2. Aspek Kesehatan
Dari aspek kesehatan di kabupaten Simalungun masih memerlukan perhatian yang
sangat serius terutama dilihat dari sarana dan prasana, seperti belum adanya Rumah Sakit
sebagai tempat rujukan dari pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada di kecamatan.
Berdasarkan Simalungun dalam angka tahun 2016, pada tahun 2016 jumlah sarana kesehatan
yang ada di kabupaten Simalungun belum memadai, masih belum ada Rumah Sakit sebagai
tempat rujukan pasien, jumlah Puskesmas ada 34, berarti setiap kecamatan sudah memiliki
Puskesmas, dan jumlah Pukesmas Pembantu ada sebanyak 169 unit. Berikut tabel jumlah sarana
kesehatan Pemerintah dan Swasta tahun 2016 di Kabupaten Simalungun sebagai berikut:
Tabel 3.13. Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah dan Swasta tahun 2016 - 2017 di
Kabupaten Simalungun
No Sarana Kesehatan 2016 2017 2018
1 Rumah Sakit Umum 6 7 8
2 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) 34 46 46
3 Pusat Kesehatan Pembantu (PUSTU) 169 167 179
4 Klinik 80 69 74
5 BKIA - - -
6 Apotik 27 28 51
7 Klinik Bersalin 2 2 2
8 Toko Obat 93 103 103
Sumber : Profil Kesehatan 2016, 2017, 2018
Dari data tersebut menunjukkan bahwa sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
masyarakat sudah semakin meningkat ari Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2018. Hal ini
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah Puskesmas maupun Puskesmas Pembant.
Gambaran distribusi dan perkembangan yang ada sarana kesehatan menurut per kecamatan di
Kabupaten Simalungun pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
44
Tabel 3.14. Banyaknya Sarana Kesehatan Pemerintah dan Swasta Menurut Kecamatan di kabupaten SimalungunTahun 2016
No Kecamatan/ RSU Pusat Kesehatann
Masyarakat (PKM)
PKM
Pembantu Klinik BKIA Apotik
Klinik
bersalin
BP
Swasta
Toko
Obat
1 Siantar - 2 4 4 - 1 - - 13
2 Gunung Malela - 1 5 4 - - - - 2
3 Gunung Maligas - 1 5 1 - - - - 3
4 Panei - 1 4 - - - - - 4
5 Panombean Panei - 1 4 2 - - - - -
6 Jorlang Hataran - 1 2 2 - - - - 2
7 Raya Kahean - 1 5 1 - - - - -
8 Bosar Maligas - 1 6 3 - - - - -
9 Sidamanik - 1 5 2 - - - - 5
10 Pamatang. Sidamanik - 1 6 1 - - - - -
11 Tanah Jawa 1 1 7 4 - 3 - - 6
12 Hatonduhan - 1 6 2 - - - - 1
13 Dolok Panribuan - 1 8 2 - - - - 1
14 Purba - 1 6 - - - - - 9
15 Haranggaol Horison - 1 1 1 - - - - 1
16 Girsang Sipangan Bolon 1 1 2 2 - 1 - - 3
17 Dolok Batu Nanggar - 1 5 2 - 2 - - 1
18 Huta Bayu Raja - 2 9 2 - - - - 4
19 Jawa Maraja Bah Jambi - 1 3 1 - - - - 1
20 Dolok Pardamean - 1 6 - - - - - -
21 Pematang Bandar - 2 8 5 - 1 1 - 3
22 Bandar Huluan 1 1 5 2 - 2 - - 1
23 Bandar 1 1 9 5 - 12 - - 14
24 Bandar Masilam - 1 4 1 - - - - 4
25 Silimakuta - 1 2 2 - 1 - - 6
26 Dolok Silau - 1 7 - - - - - 1
27 Silau Kahean - 1 6 2 - 1 - - 1
28 Tapian Dolok 1 1 5 2 - 1 - - -
29 Raya 1 1 11 - - 1 - - 6
30 Ujung Padang - 1 9 6 - 1 1 - 5
31 Pematang Silimahuta - 1 2 - - - - - 1
Kabupaten Simalungun 6 34 167 61 - 27 2 - 98
45
Demikian juga dari aspek ketersediaan tenaga kesehatan masih memerlukan tambahan
sesuai kebutuhan di Simalungun. Jumlah dokter umum sudah ada sebanyak 82 orang, dokter gigi
ada 25 orang, tenaga perawat ada 150 orang dan bidan PNS/PTT ada sebanyak 499 orang.
Tabel 3.15. Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Simalungun tahun 2016
No Tenaga Kesehatan 2016 2017 2018
1 Dokter Umum 82 144 118
2 Dokter Gigi 25 33 35
3 Perawat 150 873 521
4 Pembantu Prawat - - -
5 Bidan PNS/PTT 499 1478 1134
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun Tahun 2016,2017,2018
46
Tabel 3.16. Banyaknya Tenaga Kesehatan Puskesmas/Puskesmas Pembantu Menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun 2016 – 2017
Tahun 2016
No Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan PNS/PTT Pembantu Bidan Dukun Terlatih LPCK SMA
1 Siantar 9 2 30 40 - - - -
2 Gunung Malela 5 1 13 20 - - - -
3 Gunung Maligas 2 1 2 20 - - - -
4 Panei 2 2 5 25 - - - -
5 Panombean Panei 3 2 7 29 - - - -
6 Jorlang Hataran 4 2 9 18 - - - -
7 Raya Kahean 3 1 9 40 - - - -
8 Bosar Maligas 3 - 2 12 - - - -
9 Sidamanik 3 1 9 20 - - - -
10 Pamatang. Sidamanik 2 1 8 13 - - - -
11 Tanah Jawa 4 2 14 23 - - - -
12 Hatonduhan 2 1 9 10 - - - -
13 Dolok Panribuan 2 2 7 40 - - - -
14 Purba 2 1 7 36 - - - -
15 Haranggaol Horison 1 - 6 6 - - - -
16 Girsang Sipangan Bolon 2 1 5 13 - - - -
17 Dolok Batu Nanggar 3 1 10 24 - - - -
18 Huta Bayu Raja 5 2 15 11 - - - -
19 Jawa Maraja Bah Jambi 3 - 3 5 - - - -
20 Dolok Pardamean 3 1 9 13 - - - -
21 Pematang Bandar 8 - 18 21 - - - -
22 Bandar Huluan 2 - 8 10 - - - -
23 Bandar 4 1 11 30 - - - -
24 Bandar Masilam 2 1 9 20 - - - -
25 Silimakuta 3 1 5 10 - - - -
26 Dolok Silau 2 2 6 32 - - - -
27 Silau Kahean 3 1 5 10 - - - -
28 Tapian Dolok 6 2 19 25 - - - -
29 Raya 1 1 18 19 - - - -
30 Ujung Padang 3 - 5 16 - - - -
31 Pematang Silimahuta 2 - 6 12 - - - -
Kabupaten Simalungun 99 33 289 623 - - -
Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2016
47
Tahun 2017
No Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan PNS/PTT Pembantu Bidan Dukun Terlatih LPCK SMA
1 Siantar 11 1 36 73 - - - -
2 Gunung Malela 6 1 25 67 - - - -
3 Gunung Maligas 4 1 6 21 - - - -
4 Panei 4 0 10 39 - - - -
5 Panombean Panei 4 1 9 42 - - - -
6 Jorlang Hataran 3 1 14 47 - - - -
7 Raya Kahean 3 - 24 46 - - - -
8 Bosar Maligas 5 0 18 48 - - - -
9 Sidamanik 2 1 14 38 - - - -
10 Pamatang. Sidamanik 2 - 9 33 - - - -
11 Tanah Jawa 4 2 36 47 - - - -
12 Hatonduhan 2 1 25 42 - - - -
13 Dolok Panribuan 3 - 15 32 - - - -
14 Purba 2 - 11 29 - - - -
15 Haranggaol Horison 1 1 9 18 - - - -
16 Girsang Sipangan Bolon 3 - 7 28 - - - -
17 Dolok Batu Nanggar 3 1 12 30 - - - -
18 Huta Bayu Raja 3 1 30 29 - - - -
19 Jawa Maraja Bah Jambi 3 1 12 14 - - - -
20 Dolok Pardamean 1 - 9 28 - - - -
21 Pematang Bandar 6 2 31 57 - - - -
22 Bandar Huluan 2 1 16 37 - - - -
23 Bandar 3 1 22 68 - - - -
24 Bandar Masilam 4 2 17 41 - - - -
25 Silimakuta 2 1 16 31 - - - -
26 Dolok Silau 2 0 9 41 - - - -
27 Silau Kahean 3 0 18 38 - - - -
28 Tapian Dolok 3 1 23 37 - - - -
29 Raya 1 1 17 37 - - - -
30 Ujung Padang 4 1 15 42 - - - -
31 Pematang Silimahuta 2 0 14 27 - - - -
32 Dolok Masagal 1 1 8 20 - - - -
Kabupaten Simalungun 144 33 873 1478 - - - -
Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2017
48
Tahun 2018
No Kecamatan Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan PNS/PTT Pembantu Bidan Dukun Terlatih LPCK SMA
1 Siantar 9 3 26 51 - - - -
2 Gunung Malela 5 1 20 51 - - - -
3 Gunung Maligas 3 1 4 45 - - - -
4 Panei 2 1 3 29 - - - -
5 Panombean Panei 3 1 9 54 - - - -
6 Jorlang Hataran 2 1 9 10 - - - -
7 Raya Kahean 3 1 17 37 - - - -
8 Bosar Maligas 5 2 17 45 - - - -
9 Sidamanik 2 1 11 32 - - - -
10 Pamatang. Sidamanik 2 1 6 22 - - - -
11 Tanah Jawa 2 1 13 41 - - - -
12 Hatonduhan 2 1 26 48 - - - -
13 Dolok Panribuan 3 1 26 44 - - - -
14 Purba 2 1 13 39 - - - -
15 Haranggaol Horison 2 1 10 16 - - - -
16 Girsang Sipangan Bolon 1 1 5 11 - - - -
17 Dolok Batu Nanggar 5 1 5 40 - - - -
18 Huta Bayu Raja 2 1 14 16 - - - -
19 Jawa Maraja Bah Jambi 1 1 5 15 - - - -
20 Dolok Pardamean 3 0 12 29 - - - -
21 Pematang Bandar 5 2 23 41 - - - -
22 Bandar Huluan 2 1 16 29 - - - -
23 Bandar 6 2 14 58 - - - -
24 Bandar Masilam 4 1 15 54 - - - -
25 Silimakuta 3 1 15 25 - - - -
26 Dolok Silau 2 1 5 34 - - - -
27 Silau Kahean 2 1 7 32 - - - -
28 Tapian Dolok 4 1 16 50 - - - -
29 Raya 0 0 5 33 - - - -
30 Ujung Padang 4 1 14 43 - - - -
31 Pematang Silimahuta 3 1 13 25 - - - -
32 Dolok Masagal 1 0 10 22 - - - -
Kabupaten Simalungun 118 35 521 1134 - - - -
Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2018
49
Angka kematian bayi(AKB)/Infant Mortality Rate
Angka Kematian bayi merupakan salah satu indicator yang sangat penting untuk mengukur
keberhasilan program kesehatan ibu dan anak karena ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu
dan anak. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Simalungun pada tahun 2016 adalah sebanyak 18
orang ( 7 Neonatal dan 11 Bayi ) atau 0,65 per 1000 Kelahiran Hidup, pada tahun 2017 adalah
sebanyak 63 orang ( 56 Neonatal dan 7 Bayi ) atau 0,46 per 1000 Kelahiran hidup, sedangkan Tahun
2018 sebanyak 68 orang ( 33 Neonatal dan 35 Bayi ) atau 2,1 per 1000 Kelahiran Hidup. Angka ini
masih di bawah target Nasional yaitu 24 per 1000 Kelahiran Hidup dan juga di bawah indicator
SDGs ( 2030 ) yakni 12 per 1000 Kelahiran Hidup.
Angka Kematian Bayi dapat dilihat pada table di bawah ini :
Tahun 2016 2017 2018
Angka Kematian Bayi ( per 1000 Kelahiran Hidup ) 18 63 68
Angka Kematian Ibu (per 100,000 Kelahiran Ibu ) 71,34 52,20 41,1
Sumber : Profil Dinas Kesehatan 2016, 2017, 2018
Angka Kematian Ibu mencakup kematian ibu Hamil, Ibu bersalin dan Ibu Nifas. Menurunnya
angka kematian ibu Maternal dapat menggambarkan mingkatnya kesadaran masyarakat terhadap
perlunya perilaku hidup sehat danngkatnya tingkat kesehatan ibu dan status gizi. Rendahnya Angka
Kematian Ibu juga menggambarkan peningkatan pelayanan kesehatan terutama pada ibu hamil .
Jumlah kematian Ibu maternal tahun 2016 sebanyak 71,34 per 100.000 Kelahiran hidup sedangkan
pada tahun 2017 semakin menurun menjadai 52,20 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun
2018 sebanyak 41, 1 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Angka kematian ibu maternal ini sudah di bawah target nasional ( Renstra Kemenkes 2015-
2019 ) yakni 306 per 100.000Kelahiran hidup maupun target indicator SDGs ( 2030 ) yakni 70 per
100.000 kelahiran hidup.
50
Angka Harapan Hidup(AHH)/life expectancy rate
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata kesempatan atau banyaknya tahun yang
ditempuh penduduk yang masih hidup sampai umur tertentu. Angka usia harapan hidup
ditentukan oleh besarnya angka jumlah kematian bayi, jika kematian bayi jumlahnya besar maka
angka harapan hidup akan rendah. Oleh karenanya jika angka kesehatan ibu dan bayi akan
memberikan dampak angka harapan hidupnya tinggi.
Berdasarkan prediksi BPS Sumatera Utara tahun 2015, angka harapan hidup penduduk
Simalungun pada tahun 2015 mencapai 70,34 tahun, lebih tinggi dibanding angka rata-rata
Sumatera Utara yang hanya 68,29 tahun 2015. Sedangkan kalau dilihat angka harapan hidup dari
beberapa kabupaten yang ada di Sumatera Utara pada tahun 2015 angka harapan hidup penduduk
Simalungun lebih baik termasuk urutan empat tertinggi di Provinsi SumateraUtara, hal ini dapat
kita lihat bahwa angka harapan hidup untuk kabupatenSimalungun selalu meningkat dapat dilihat
melalui gambaran angka harapan hidup sebagai berikut : angka harapan hidup Kabupaten
Simalungun adalah 70,43 tahun 2016, 70,24tahun 2014, kabupaten Simalungun 70,14 tahun
2013 Keberhasilan pembangunan kesehatan di Simalungun tentunya akan memberikan dampak
terhadap peningkatan angka harapan hidup penduduknya. Hal ini bisa kita lihat perkembangan
angka harapan hidup di Kabupaten Simalungun sebagai berikut:
3.2.3. Aspek Ekonomi
Merencanakan pembangunan yang berwawasan kependudukan suatu wilayah sangat
perlu juga dilihat masalah tingkat kemiskinannya, untuk mengukur kemiskinan menggunakan
konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Konsep kemiskinan
menurut BPS adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah
garis kemiskinan.
Perkembangan tingkat kemiskinannya di Kabupaten Simalungun pada tahun
2018mengalami penurunan yang sangat baik dari 92,89 pada tahun 2015 menjadi 80 pada tahun
2018. Sedangkan angka kemiskinan Propinsi Sumatera Utara tahun 2015 sekitar 1.463,96 dan
tahun 2018 sebesar 1.324,99
Secara umum penurunan tingkat kemiskinan di Simalungun dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
51
Grafik Perkembangan Penduduk Miskin SimalungunTahun dari tahun 2016 sampai
tahun 2018
Sumber : Simalungun Dalam Angka
Angka Partisipasi Angkatan Kerja
Partisipasi angkatan kerja merupakan indikator ketenagakerjaan yang memberikan
gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari. Menurut
angka BPS Sumatera Utara Tingkat partisipasi angkatan kerja di Simalungun mengalami
penurunan dari 71,23% pada tahun 2012 menjadi 70,23% pada tahun 2016, sedangkan tingkat
pengangguran terbuka dari 5,41% pada tahun 2012 naik menjadi 5,75% pada tahun 2016,
Perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja, pengangguran terbuka, jumlah
penduduk bekerja dan jumlah penduduk menganggur tahun 2012 dan tahun 2016 sebagai berikut
:
Tabel 3. 17. Perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja, pengangguran terbuka,
jumlah penduduk bekerja dan jumlah penduduk menganggur tahun 2014 sampai tahun
2018
No Kegiatan 2014 2015 2016 2017 2018
1 % tingkat partisipasi
angkatan kerja
52,94 68,41 70,23 69,43 73,48
2 % tingkat pengangguran
terbuka
13,67 7,48 5,75 5,62 5,15
Sumber : Simalungun dalam angka
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk domestik regional bruto (PDRB) perkapita merupakan indikator makro ekonomi
yang dapat dipakai untuk evaluasi kebijakan pembangunan daerah, sehingga dapat dijadikan
bahan penyusunan sekala prioritas dalam rangka meningkatkan tingkat kesejahteraan
70000
75000
80000
85000
90000
95000
PendudukMiskin
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Series1
52
masyarakat. Berdasarkan angka BPS , PDRB di Simalungun dari tahun 2015 sampai 2018
mengalami peningkatan.
Kondisi perkembangan PDRB di Kabupaten Simalungun untuk tahun 2014 sampai
tahun 2016, untuk harga berlaku sebagai berikut:
N
o
Lapangan
Usaha
2015 2016 2017 2018
1 Peratanian,
Kehutanan dan
Perikanan
14.034.981,70 15.328.444,40 16.277.188,51 17.3.982,46
2 Pertambangan
dan Penggalian
66.884,50 73.632,40 78.283,92 83.662,55
3 Industri
Pengolahan
3.238.590,50 3.601.648,20 4.051.236,72 4.389.181,25
4 Pengadaan
Listrik dan Gas
18.435,20 19.386,10 21.894,81 23.699,31
5 Pengadaan air,
Pengolahan
sampah, Limbah
dan daur ulang.
23.553,80 25.929,20 28.920,16 31.228,39
6 Konstruksi 2.582.263,80 2.967.810,20 3.362.223,81 3.739.919,55
7 Perdagangan
Besar dan
Eceran, Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
4.042.409,90 4.570.789,70 5.219.497,75 5.803.130,52
8 Transportasi dan
Pergudangan
446.731,50 511.678,10 549.534,12 595.837,64
9 Penyediaan
Akomodasi dan
Makan
261.739,40 286.294,10 311.393,14 332.375,71
10 Informasi dan
Komunikasi
156.228,70 169.729,80 185.915,22 195.215,85
11 Jasa Keuangan
dan Asuransi
313.943,60 356.564,20 399.928,29 398.363,68
12 Real Estate 250.598,00 276.195,60 302.694,36 323.763,77
13 Jasa Perusahaan 24.353,60 26.827,10 29.852,95 32.112,48
14 Administrasi
Pemerintahan
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
1.266.355,50 1.424.265,40 1.530.176,06 1.656.291,52
15 Jasa Pendidikan 286.077,60 334.098,80 349.449,01 375.978,52
16 Jasa Kesehatan
dan Kegiatan
Sosial
104.880,30 119.399,90 124.855,25 138.809,11
17 Jasa Lainnya 29.434,00 33.384,30 37.241,47 41.020,17
PDRB 27.147.461,40 30.186.077,55 32.860.285,56 35.444.572,48
Sumber : BPS Kab.Simalungun
53
Tabel 3.18. Perkembangan PDRB di Kabupaten Simalungun untuk tahun 2010 sampai
tahun 2018 (juta rupiah)
No Tahun Atas Dasar Harga Belaku
1 2010 17.011.372,20
2 2011 18.991.295,20
3 2012 20.932.780,50
4 2013 23.232.512,40
5 2014 25.338.489,20
6 2015 27.147.461,40
7 2016 30.186.077,55
8 2017 32.860.285,56
9 2018 35.444.572,48
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara thn 2018
Sedangkan rata-rata pendapatan perkapita perbulan di Kabupaten Simalungun selama
kurun 2012 sampai 2015 juga mengalami peningkatan, perkembangan rata rata pendapatan
perkapita di Simalungun dari tahun 2010 sampai 2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.19. Perkembangan Rata rata Pendapatan Perkapita di Simalungun dari Tahun
2016 sampai 2018
Tahun Pendapatan per Kapita 1)(Rp) Pengeluaran per Kapita2)(Rp)
Harga Berlaku Harga Konstan Harga Berlaku Harga Konstan
2016 30.186.077,55 23.343.735,46 54.194.324,46 22.304.110,66
2017 32.860.285,56 24.540.779,47 58.926.147,78 23.508.969,96
2018 35.444.572,48 25.815.563,53 63.863.458,86 24.715.672,15
Sumber : Simalungun Dalam Angka Tahun 2019
Pendapatan perkapita di Kabupaten Simalungun dari tahun 2016 sampai tahun 2018
setiap tahunnya mengalami peningkatan sesuai dengan angka pada table 3.19.
Indek Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks pembangunan manusia (human development indeks/HDI) merupakan suatu
metode klasifikasi apakah pembangunan suatu wilayah maju atau masih terbelakangan. Indikator
IP Kualitas suatu penduduk ditentukan oleh keberhasilan pembangunan tiga sector
pembangunan, yakni keberhasilan pembangunan sektor pendidikan, sektor kesehatan dan
keberhasilan pembangunan sektor peningkatan pendapatan perkapitanya. Perkembangan angka
54
IPM Kabupaten Simalungun terus meningkat, pada tahun 2014 sebesar 70,89 dan pada tahun
2016 naik menjadi 71,48
Sebagai perbandingan melihat kualitas penduduk antar kabupaten di Sumatera Utara,
berikut perkembangan IPMper Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Tabel 3.20.Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen IPM Kabupaten
Simalungun Tahun 2014-2016
No IPM dan Komponen IPM 2015 2016 2017 2018
1 Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)
71,24 71,48 71,83 72,9
2 Komponen IPM
a. Angka Harapan Hidup 70,34 70,43 70,53 70,75
b. Harapan Lama Sekolah 12,69 12,70 12,71 12,75
c. Rata-rata lama Sekolah 8,80 8,86 8,95 9,18
d. Pengeluaran Perkapita
disesuaikan
10.728 10.785 11.055 11.311
Sumber : Simalungun Dalam Angka Tahun 2019
3.3. Persebaran dan Mobilitas Penduduk
3.3.1. Persebaran Penduduk
Menurut Simalungun dalam angka bahwa jumlah penduduk kabupaten Simalungun
sebanyak 854.489 jiwa dengan luas wilayah daratan seluas 4.372.35 km2, maka dengan demikian
tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Simalungunpada tahun 2010 adalah sebesar817,720
jiwa.Adapun kecamatan yang terpadat pendudukan pada tahun 2010 adalah kecamatan Bandar
yakni sebanyak63,584jiwa.
Kabupaten Simalungun dengan luas wilayah 4.372,50 km2 secara admintrasi terdiri dari
31 kecamatan dan 413 desa/kelurahan dan dintara wilayah adminstrasi yang paling memiliki luas
wilayahnya adalah kecamatan Hatonduhan seluas 336,26 km2, kecamatan Raya seluas 331,83
km2, kecamatan Dolok Silau dengan luas wilayah 302,66 km2 sedangkan kecamatan yang paling
kecil luas wilayahnya adalah kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan luas wilayah 38,97 km2
dan kecamatan Haranggaol Horison seluas 40,97 km2.
55
Tabel 3.21. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2016
No Kecamatan Luas
Wilayah/Area
km2 dan %
Proyeksi Jumlah dan Kepedatan
Penduduk
Jumlah penduduk Kepadatan
Penduduk per
jiwa/km2
2010*) 2015 2010*) 2015
1 Siantar 73,99 1,69% 62,916 66,304 850 896
2 Gunung Malela 96,74 2,21% 32,676 34,767 338 359
3 Gunung Maligas 51,39 1,18% 26,173 27,923 509 543
4 Panei 77,96 1,78 21,425 22,199 275 285
5 Panombean Panei 73,74 1,69% 19,193 19,547 260 265
6 Jorlang Hataran 93,70 2,14% 15,316 15,667 163 167
7 Raya Kahean 204,89 4,69% 17,398 17,83 85 87
8 Bosar Maliga 285,43 6,53% 38,970 40,591 137 142
9 Sidamanik 80,88 1,85% 27,053 27,676 334 342
10 Pamatang Sidamanik 137,80 3,15% 16,283 16,659 118 121
11 Tanah Jawa 174,33 3,99% 46,568 47,646 267 273
12 Hatonduhan 336,26 7,69% 21,140 21,366 63 64
13 Dolok Panribuan 148,62 3,40% 17,947 18,363 121 124
14 Purba 148,62 3,40% 21,830 24,027 126 139
15 Haranggaol Horison 40,97 0,94% 4,994 5,080 122 124
16 Girsang Sipangan Bolon 129,89 2,97% 14,325 14,886 116 115
17 Dolok Batu Nanggar 106,91 2,45% 39,364 40,663 368 380
18 Huta Bayu Raja 191,43 4,38% 29,135 29,808 152 156
19 Jawa Maraja Bah Jambi 38,97 0,89% 19,951 22,021 512 565
20 Dolok Pardamean 103,04 2,36% 16,008 16,201 155 157
21 Pematang Bandar 88,16 2,02% 31,324 31,679 355 359
22 Bandar Huluan 107,33 2,45% 25,738 26,473 240 247
23 Bandar 100,69 2.30% 63,584 68,958 631 685
24 Bandar Masilam 91,22 2,09% 24,316 24,876 267 273
25 Silimakuta 74,16 1,70% 24,316 24,876 267 27
26 Dolok Silau 302,66 6,92% 13,716 14,411 45 48
27 Silou Kahean 228,74 5,23% 17,000 17,555 74 77
28 Tapian Dolok 119,89 2,74% 38,034 41,154 317 343
29 Raya 331,83 7,59% 30,876 32.,260 93 97
30 Ujung Padang 228,49 5,23% 40,522 41,288 177 181
31 Pamatang Silimahuta 79,68 1,82% 10,334 10,834 130 136
JUMLAH 4,372,5
0
100% 817,720 854,48
9
187 195
Sumber : Dinas DukCapil Kabupaten Simalungun*) Hasil SP2010
3.3.2. Mobiltas Penduduk
Jika kita lihat faktor yang kuat mempengaruhi mobiltas penduduk adalah faktor
ekonomi atau kesejahteraan, penduduk akan keluar dari tempat asalnya jika ditempat asalnya
tersebut tidak memberikan harapan untuk kesejahteraan hidupnya, penduduk akan keluar
56
mencari tempat tinggal baru kewilayah yang lebih menjanjikan untuk kesejahteraan hidup
mereka, ke wilayah yang memiliki akses yang cukup mudah dalam memenuhi berbagaiaspek
kehidupan, mudah mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih layak, akses
pendidikan ke sekolah sekolah atau lembaga pendidikan yang lebih berkualitas, akses untuk
mendapatkan tempat tempat pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah dijangkau dan lain
sebagainya.
Jumlah migran yang berdasarkan pekerjaan (formal dan Informal) serta berdasarkan
jenis migran (menetap, komuter dan sirkuler) serta berdasarkan umur belum ditemukan datanya.
Tabel 3.22. Jumlah Migrasi Masuk, dan Migrasi Keluar KabupatenSimalungunTahun
2015 dan Proyeksi s.d 2045
No Tahun Migrasi Masuk Migrasi Keluar
1 2015 5.663 6.758
2 2020 40.766 50.963
3 2025 32.651 44.888
4 2030 24.537 38.812
5 2035 22.508 32.737
6 2040 20.480 26.661
7 2045 18.451 14.510
Sumber : Dinas Dukcapil Kabupaten Simalungun.
Beberapa faktor penggerak akibat dari kondisi internal suatu wilayah atau Kabupaten
yang sangat mempengaruhi terjadinya migrasi atau perpindahan penduduk adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Penggerak Migrasi Aspek Ekonomi
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Penangguran Terbuka (TPT), Jenis
Lapangan Usaha (Pertanian, Industri, Jasa), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
daerah dan PDRB perkapita.
2. Faktor Penarik Migrasi Aspek Pendidikan dan Kesehatan
Angka Partisipasi Sekolah (SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
3.4 Pembangunan Keluarga
Pembangunan keluarga ditujukan agar Terwujudya keluarga Indonesia yang berkualitas
berdasarkan perkawinan yang sah dan bertakwa kepada Tuhan YME yang meliputi: Keluarga
yang bertakwa kepada Tuhan YME, yaitu keluarga berdasarkan pernikahan yang sah menurut
57
hukum negara dan agama, Keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan harmonis yang
berkeadilan dan berkesetaraan gender dengan jumlah anak ideal (dua), Keluarga yang
berketahanan sosial, keluarga yang memiliki perencanaan sumber daya keluarga, keluarga
berwawasan nasional, yang mampu mengembangkan kepribadian dan budaya bangsa Indonesia,
Keluarga yang berkontribusi kepada masyarakat yang mampu berperan serta dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan dan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya serta keluarga yang
berkontribusi kepada bangsa dan negara serta berpartisipasi dalam kegiatan bela negara, taat
membayar pajak, patuh terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
Mewujudkan tujuan pembangunan keluarga seperti yang dijelaskan diatas haruslah
dengan meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan fungsi fungsi keluarga pada setiap keluarga
di kabupaten Simalungun, adapun fungsi fungsi keluarga dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Keagamaan, Orangtua menjadi contoh panutan bagi anak-anaknya dalam
beribadah termasuk sikap dan perilaku sehari-hari sesuai dengan norma agama.
2. Fungsi Perlindungan, Orangtua selalu berusaha menumbuhkan rasaaman, nyaman dan
kehangatan bagi seluruh anggota keluarganya sehingga anak-anak merasa nyaman berada
di rumah.
3. Fungsi Reproduksi, Orangtua sepakat untuk mengatur jumlah anak serta jarak kelahiran
dan menjaga anak-anaknya terutama yang sudah remaja menjaga kesehatan
reproduksinya secara sehat, menghindari kehamilan sebelum menikah.
4. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, Orangtua mampu mendorong anak-anaknya untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya serta mengenyam pendidikan untuk masa depannya.
5. Fungsi Sosial dan Budaya, Orangtua menjadi contoh perilaku sosialbudaya dengan cara
bertutur kata, bersikap dan bertindak sesuai dengan budaya timur agar anak-anak bisa
melestarikan dan mengembangkan budaya dengan rasa bangga.
6. Fungsi Cinta Kasih, Orangtua mempunyai kewajiban memberikancinta kasih, orangtua
mempunyai kewajiban memberikan cinta kasih kepada anak-anak, anggota keluarga lain
sehingga keluarga menjadi wadah utama berseminya kehidupan yang penuh cinta kasih.
7. Fungsi Ekonomi, Orangtua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
8. Fungsi Lingkungan, Orangtua selalu mengajarkan kepada anak-anakuntuk menjaga dan
memelihara lingkungan, keharmonisan keluarga dan lingkungan sekitar.
Keluarga di Simalungun dalam kondisi sangat rentan (kemampuan keluarga
melaksanakan fungsinya menjadi lemah) terhadap kecepatan kemajuan dan perubahan
perkembangan global baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, sehingga dampaknya
banyak terjadi berbagai tindakan dan kondisi yang melemahkan penduduk sebagai sumber daya
manusia yang mampu bersaing ditengah tengah penduduk Indonesia maupun dunia.
58
Tabel 3.23.Jumlah Penduduk Penyandang Cacat
NO Kecamatan
Penyandang
Cacat
1 Siantar 178
2 Gunung Malela 210
3 Gunung Maligas 88
4 Panei 97
5 Panombean Panei 82
6 Jorlang Hataran 67
7 Raya Kahean 129
8 Bosar Maligas 160
9 Sidamanik 78
10 Pamatang. Sidamanik 115
11 Tanah Jawa 198
12 Hatonduhan 52
13 Dolok Panribuan 122
14 Purba 79
15 Haranggaol Horison 36
16 Girsang Sipangan Bolon 36
17 Dolok Batu Nanggar 157
18 Huta Bayu Raja 112
19 J M Bah Jambi 111
20 Dolok Pardamean 98
21 Pematang Bandar 117
22 Bandar Huluan 95
23 Bandar 148
24 Bandar Masilam 163
25 Silimakuta 13
26 Dolok Silau 65
27 Silau Kahean 122
28 Tapian Dolok 92
29 Raya 117
30 Ujung Padang 218
31 Pematang Silimahuta 47
J u m l a h 3402
Sumber : Dinas Sosial Kab. Simalungun
59
Tabel 3.26. Jumlah Kepala Keluarga, Tahapan Keluarga dan Penduduk Miskin di
Kabupaten Simalungun
Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
NO. INDIKATOR
2015
2016
2017
2018
1 KEPALA KELUARGA (KK) 229.508 229.469 230.037 230.037
1 K-PRA S 20.298 19.581 19.147 19.147
2 KS 1 42.864 42.944 32.063 32.063
3 KS II 79.772 80.382 90.590 90.590
4 KS III 72.413 74.289 74.582 74.582
5 KS III Plus 14.161 12.273 13.655 13.655
60
3.27. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten Simalungun Berdasarkan Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2015
NO KECAMATAN PETA
NI
NELA
YAN
PED
AGA
NG
PNS/T
NI/POL
RI
PEGAWA
I
SWASTA
WIRASWA
STA
PENSI
UNAN
PEKERJA
LEPAS LAINNYA
JUMLA
H
BEKERJ
A
TIDAK
/BELU
M
KERJA
TOTAL
1. Siantar 2.091 19 385 3.121 5.899 985 1.188 1.516 0 15.204 619 15.823
2. Gunung Malela 1.392 42 285 980 3.321 479 1.046 1.047 0 8.592 493 9.085
3. Gunung Maligas 780 9 107 380 4.274 191 660 571 0 6.972 196 7.168
4. Panei 3.745 9 118 373 942 280 187 259 0 5.913 101 6.014
5. Panombeian Pane 2.098 15 64 302 1.296 230 288 716 0 5.009 124 5.133
6. Jorlang Hataran 1.751 21 68 319 652 442 260 843 0 4.356 111 4.467
7. Raya Kahean 2.894 54 83 304 467 66 51 578 0 4.497 120 4.617
8. Bosar Maligas 965 101 131 1.602 2.805 686 803 3.090 0 10.183 650 10.833
9. Sidamanik 1.587 167 104 466 1.031 942 542 1.546 0 6.385 181 6.566
10. Pematang Sidamanik 1.347 21 28 231 370 293 144 820 0 3.254 74 3.328
11. Tanah Jawa 2.925 143 275 1.210 3.020 770 1.177 2.452 0 11.972 545 12.517
12. Hatonduhan 2.308 53 125 352 628 241 289 1.585 0 5.581 191 5.772
13. Dolok Panribuan 2.146 124 144 373 330 133 130 948 0 4.328 191 4.519
14. Purba 2.215 119 136 257 215 79 73 1.902 0 4.996 190 5.186
15. Haranggaol Horison 927 65 30 45 179 21 24 194 0 1.485 16 1.501
16. Girsang SP Bolon 886 34 184 594 936 107 62 257 0 3.060 60 3.120
17. Dolok Batu Nanggar 655 47 317 2.479 3.742 1.106 887 1.107 0 10.340 400 10.740
18. Huta Bayu Raja 3.862 53 167 573 1.204 473 455 1.478 0 8.265 314 8.579
19. Jawa Maraja BJambi 909 55 119 722 1.149 397 415 844 0 4.610 350 4.960
20. Dolok Pardamean 3.466 18 72 153 140 55 22 175 0 4.101 92 4.193
21. Pematang Bandar 669 25 68 95 202 48 174 656 0 1.937 121 2.058
22. Bandar Huluan 1.544 7 119 420 1.489 571 950 1.783 0 6.883 122 7.005
23. Bandar 1.176 102 474 1.892 7.645 852 1.218 2.157 0 15.516 742 16.258
24. Bandar Masilam 1.328 47 192 547 2.116 219 899 995 0 6.343 352 6.695
25. Silimakuta 982 31 82 152 285 62 41 1.329 0 2.964 92 3.056
26. Dolok Silau 2.299 45 55 177 99 58 41 974 0 3.748 138 3.886
27. Silou Kahean 2.217 96 136 276 339 136 148 896 0 4.244 207 4.451
28. Tapian Dolok 564 185 333 1.745 2.594 427 873 1.865 0 8.586 629 9.215
29. Raya 4.030 72 133 439 619 157 82 1.466 0 6.998 144 7.142
30. Ujung Padang 1.909 73 268 949 2.946 731 992 1.920 0 9.788 478 10.266
31. Pamatang Silima Huta 1.172 34 56 88 77 27 27 1.254 0 2.735 55 2.790
KABUPATEN 56.839 1.886 4.858 21.616 51.011 11.264 14.148 37.223 0 198.845 8.098 206.943
61
Tabel 3.28. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Simalungun Berdasarkan Hasil Pendataan Keluarga Tahun
2015
NO KECAMATAN
SEKOLAH
SD/MI SLTP/MTSN SLTA/MA PT/AKADEMI TIDAK/ TIDAK
TAMAT
SD/MI
MASIH
SD/MI
TAMA
T
MASIH
SLTP/MTS
N
TAMAT
MASIH
SLTA/M
A
TAMAT
MASIH
PT/AKADE
MI
TAMAT
TOTAL
BERSEKO
LAH
BELUM
SEKOLAH
TOTAL
1. Siantar 400 62 3.414 227 2.998 437 6.506 76 1.615 15.735 88 15.823
2. Gunung Malela 573 144 3.017 169 2.069 605 2.189 39 213 9.018 67 9.085
3. Gunung Maligas 376 28 2.698 100 1.767 245 1.767 12 140 7.133 35 7.168
4. Panei 340 35 1.634 62 1.393 163 2.097 13 258 5.995 19 6.014
5. Panombeian Pane 228 31 1.547 63 1.242 74 1.761 8 145 5.099 34 5.133
6. Jorlang Hataran 439 23 1.070 40 1.061 77 1.552 2 175 4.439 28 4.467
7. Raya Kahean 253 67 1.370 106 1.042 183 1.350 27 162 4.560 57 4.617
8. Bosar Maligas 696 171 4.332 226 2.075 301 2.502 95 300 10.698 135 10.833
9. Sidamanik 376 89 1.653 124 1.334 166 2.461 30 272 6.505 61 6.566
10. Pematang Sidamanik 170 30 1.028 54 708 58 1.166 11 75 3.300 28 3.328
11. Tanah Jawa 673 555 4.021 540 2.357 692 2.988 118 414 12.358 159 12.517
12. Hatonduhan 469 53 2.332 102 1.208 95 1.285 36 128 5.708 64 5.772
13. Dolok Panribuan 202 212 1.151 189 850 299 1.321 66 179 4.469 50 4.519
14. Purba 89 142 1.173 141 1.128 275 1.929 37 217 5.131 55 5.186
15. Haranggaol Horison 82 9 336 21 410 21 546 5 59 1.489 12 1.501
16. Girsang Sipangan Bolon 74 20 475 32 578 49 1.674 10 184 3.096 24 3.120
17. Dolok Batu Nanggar 530 133 3.346 224 2.209 282 3.439 61 420 10.644 96 10.740
18. Huta Bayu Raja 607 114 2.602 193 1.876 249 2.516 65 260 8.482 97 8.579
19. Jawa Maraja Bah Jambi 199 112 1.243 156 1.119 288 1.587 48 139 4.891 69 4.960
20. Dolok Pardamean 208 40 909 80 865 97 1.785 22 158 4.164 29 4.193
21. Pematang Bandar 136 59 718 80 432 75 440 18 63 2.021 37 2.058
22. Bandar Huluan 306 32 2.629 76 1.500 114 2.063 22 229 6.971 34 7.005
23. Bandar 615 244 5.171 429 3.489 501 4.962 106 585 16.102 156 16.258
24. Bandar Masilam 544 160 2.378 209 1.513 165 1.421 28 178 6.596 99 6.695
25. Silimakuta 95 44 701 72 679 92 1.126 20 190 3.019 37 3.056
26. Dolok Silau 211 39 1.222 124 867 103 1.118 19 121 3.824 62 3.886
27. Silou Kahean 140 198 1.242 192 992 265 1.143 68 148 4.388 63 4.451
28. Tapian Dolok 323 448 2.890 463 1.684 499 2.204 123 441 9.075 140 9.215
29. Raya 239 99 1.594 149 1.686 211 2.735 44 323 7.080 62 7.142
30. Ujung Padang 600 158 4.626 258 2.047 194 1.870 83 272 10.108 158 10.266
31. Pamatang Silima Huta 54 35 833 55 812 67 803 12 101 2.772 18 2.790
KABUPATEN 10.247 3.586 63.355 4.956 43.990 6.942 62.306 1.324 8.164 204.870 2.073 206.943
62
Tabel 3.29. Jumlah Pus Ikut Posyandu di Kabupaten Simalungun Berdasarkan Hasil
Pendataan Keluarga Tahun 2015
Oleh sebab itu pembangunan keluarga menjadi sangat penting sebagai institusi atau unit
terkecil tempat penduduk bersosialisasi yang harus dijadikan parameter dan sasaran pembangunan
kependudukan dan sebagai indikator keberhasilannya adalah seberapa besar tingkat kemampuan
keluarga dapat melaksanakan fungsi fungsinya tersebut.
Tabel 3.32. Rata rata Jumlah Anak dalam KeluargaTahun 2016
No Kecamatan 2016 2017 2018
1 Siantar 4 4 4
2 Gunung Malela 4 4 4
3 Gunung Maligas 4 4 4
4 Panei 4 4 4
5 Panombean Panei 4 4 4
6 Jorlang Hataran 4 4 4
7 Raya Kahean 4 4 4
8 Bosar Maligas 4 4 4
9 Sidamanik 4 4 4
10 Pamatang. Sidamanik 4 4 4
11 Tanah Jawa 4 4 4
12 Hatonduhan 4 4 4
13 Dolok Panribuan 4 4 4
14 Purba 4 4 4
15 Haranggaol Horison 4 4 4
16 Girsang Sipangan Bolon 4 4 4
17 Dolok Batu Nanggar 4 4 4
18 Huta Bayu Raja 4 4 4
19 Jawa Maraja Bah Jambi 4 4 4
20 Dolok Pardamean 4 4 4
21 Pematang Bandar 4 4 4
22 Bandar Huluan 4 4 4
23 Bandar 4 4 4
24 Bandar Masilam 4 4 4
25 Silimakuta 4 5 5
26 Dolok Silau 4 4 4
27 Silau Kahean 4 4 4
28 Tapian Dolok 4 4 4
29 Raya 4 4 4
30 Ujung Padang 4 4 4
31 Pematang Silimahuta 4 4 4
Rata Rata Simalungun 4 4 4
Sumber : Simalungun Dalam Angka 2017,2018,2019
NO. INDIKATOR
JUMLAH
Jumlah
Posyandu
%
1 JUMLAH PUS IKUT POSYANDU 151.145 1324 100
2 JUMLAH PUS TDK IKUT POSYANDU 0 0 0
63
3.5 Manajemen Data Base Kependudukan
Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Administrasi Pemerintahan dan Administrasi Negara dalam rangka pemberian perlindungan
terhadap hak-hak individu penduduk, melalui pelayanan publik dalam bentuk dokumen
kependudukan (Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan berbagai dokumen Akte-akte Catatan
Sipil).
Untuk mewujudkan pembangunan kependudukan maka penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan harus mampu menyediakan Data Penduduk (Database Kependudukan)
yang terjamin keakuratannya dan senantiasa terbaru, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Simalungun melakukan Pencatatan Lahir Mati, Pencatatan Perkawinan, Pencatatan Pembatalan
Perkawinan, Pencatatan Perceraian, Pencatatan Pembatalan Perceraian, Pencatatan Kematian,
Pencatatan pengangkatan, pengesahan dan pengakuan anak, Pencatatan perubahan nama dan
perubahan status kewarganegaraan, Pencatatan peristiwa penting penduduk lainnya.
Diperkirakan sebanyak 876,183 jiwa penduduk Simalungun yang berusia 17 tahun ke atas
atau yang berhak mendapat atau wajib memiliki KTP sebagaimana tabel berikut ini :
64
Tabel 3.34.Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan yang wajib Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)
No Kecamatan
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
L P T L P T L P T L P T
1 Siantar 29.438 29.205 58.643 30.207 30.045 60.252 30.823 30.725 61.548 3.407 31.524 62.931
2 Gunung Malela 16.373 16.120 32.493 17.012 19.811 33.823 17.744 17.552 35.296 18.258 18.197 62.931
3 Gunung Maligas 12.961 12.283 25.344 13.233 12.635 25.868 13.516 12.923 26.439 13.679 13.134 26.813
4 Panei 11.648 11.770 23.418 12.714 12.801 25.515 13.186 13.336 26.522 13.711 13.870 27.581
5 Panombeian Pane 10.041 9.759 19.800 10.503 10.245 20.748 10.857 10.654 21.511 11.066 10.905 21.971
6 Jorlang Hataran 8.144 8.043 16.187 8.281 8.193 16.474 8.408 8.324 16.732 8.567 8.581 17.148
7 Raya Kahean 8.164 7.858 16.022 8.473 8.195 16.668 8.815 8.593 17.408 9.227 9.036 18.263
8 Bosar Maligas 17.597 16.967 34.564 17.904 17.310 35.214 18.346 17.780 36.126 18.929 18.425 37.354
9 Sidamanik 13.603 13.473 27.076 14.034 13.953 27.978 14.414 14.399 28.813 14.984 14.994 29.978
10 Pamatang Sidamanik 8.092 8.093 16.185 8.224 8.253 16.477 8.361 8.387 16.748 8.496 8.636 17.132
11 Tanah Jawa 23.711 23.641 47.352 24.578 24.592 49.170 25.162 25.283 50.445 25.499 25.787 51.286
12 Hatonduhan 10.445 10.379 20.824 10.813 10.812 21.625 11.113 11.145 22.258 11.352 11.404 22.756
13 Dolok Panribuan 8.980 9.29 17.909 9.356 9.342 18.698 9.788 9.788 19.576 10.238 10.323 20.561
14 Purba 9.689 9.249 18.938 10.316 9.877 20.193 10.666 10.317 20.983 11.094 10.821 21.915
15 Haranggaol Horison 2.844 2.731 5.575 3.096 3.004 6.100 3.163 3.082 6.245 3.260 3.174 6.434
16 Girsang Sipangan Bolon 7.899 7.899 15.788 8.122 8.116 16.238 8.380 8.418 16.798 8.554 8.677 17.231
17 Dolok Batu Nanggar 18.142 17.549 35.691 18.742 18.210 36.952 19.212 18.736 37.948 19.787 19.333 39.120
18 Huta Bayu Raja 13.766 13.825 27.591 14.578 14.765 29.343 14.945 15.245 30.190 15.432 15.733 31.165
19 Jawa Maraja Bah Jambi 9.578 9.454 19.032 9.953 9.859 19.812 10.262 10.219 20.481 10.609 10.640 21.249
20 Dolok Pardamean 8.935 8.374 17.309 9.202 8.682 17.883 9.436 8.938 18.373 9.049 8.524 17.573
21 Pematang Bandar 16.127 16.210 32.337 16.792 16.862 33.654 17.321 17.454 34.775 17.858 18.085 35.943
22 Bandar Huluan 11.808 11.684 23.492 12.089 11.983 24.072 12.322 12.286 24.608 12.731 12.709 25.440
23 Bandar 32.452 31.435 63.887 33.863 32.892 66.755 35.576 34.720 70.296 36.741 36.235 72.976
24 Bandar Masilam 11.027 10.968 21.995 12.269 12.223 24.492 12.914 12.952 25.866 13.331 13.441 26.772
25 Silimakuta 6.423 6.241 12.664 6.751 6.574 13.325 6.922 6.792 13.684 6.956 6.874 13.830
26 Dolok Silau 6.448 6.191 12.639 6.692 6.493 13.185 6.901 6.722 13.623 7.003 6.941 13.944
27 Silau Kahean 7.813 7.562 15.375 8.431 8.266 16.697 8.825 8.682 17.507 9.078 9.008 18.086
28 Tapian Dolok 17.292 16.079 33.371 18.425 17.124 35.549 19.130 17.867 36.997 19.490 18.270 37.760
29 Raya 14.999 14.592 29.591 15.466 15.229 30.694 15.789 15.661 31.449 16.975 16.977 33.952
30 Ujung Padang 18.594 17.925 36.519 19.172 18.636 37.808 19.678 19.204 38.882 20.715 20.292 41.007
31 Pamatang Silimahuta 5.492 5.285 10.777 5.625 5.428 11.053 5.741 5.564 11.305 5.837 5.720 11.557
Kabupaten Simalungun 398.525 389.863 788.388 414.915 407.409 822.324 427.715 421.717 849.432 439.913 436.270 876.183
Sumber : Aplikasi SIAK, Dukcapil Simalungun 2016
65
Tabel 3.35. Perkembangan Akta Perkawinan yang Dikeluarkan Menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun 2013 – 2016
Sumber : Aplikasi SIAK, Dukcapil Simalungun 2016
No Kecamatan
TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016
L P T L P T L P T L P T
1 Siantar 4.314 3620 7934 4.397 3.712 8.109 4.460 3.788 8.248 105 125 230
2 Gunung Malela 2.174 1.851 4.025 2.192 1.877 4.069 2.217 1.904 4.121 52 62 114
3 Gunung Maligas 2.288 1.604 3.892 2.295 1.616 3.911 2.304 1.627 3.931 29 42 71
4 Panei 1.713 1.466 3.179 1.901 1.652 3.553 1.975 1.751 3.726 94 93 187
5 Panombeian Panei 1.379 1.172 2.551 1.437 1.249 2.686 1.488 1.306 2.794 27 33 60
6 Jorlang Hataran 1.246 1.096 2.342 1.269 1.127 2.396 1.288 1.146 2.434 27 36 63
7 Raya Kahean 1.440 1.274 2.714 1.504 1.350 2.854 1.556 1.413 2.969 61 62 123
8 Bosar Maligas 1.953 1.518 3.471 1.975 1.540 3.515 2.008 1.579 3.587 55 65 120
9 Sidamanik 1.653 1.458 3.111 1.697 1.511 3.208 1.735 1.559 3.294 38 46 84
10 Pamatang Sidamanik 1.701 1.495 3.196 1.723 1.526 3.251 1.701 1.564 3.325 28 36 64
11 Tanah Jawa 2.846 2.434 5.280 2.935 2.551 5.486 3.005 2.635 5.640 64 84 148
12 Hatonduhan 1.876 1.644 3.520 1.958 1.755 3.713 2.016 1.832 3.848 37 45 82
13 Dolok Panribua 1.327 1.141 2.468 1.404 1.210 2.614 1.482 1.296 2.778 75 77 152
14 Purba 2.237 2.040 4.277 2.368 2.190 4.558 2.427 2.262 4.689 37 43 80
15 Haranggaol Horison 574 504 1.078 635 569 1.204 662 600 1.262 9 14 23
16 Girsang Sipangan Bolon 1.498 1.303 2.801 1.533 1.344 2.877 1.590 1.423 3.013 21 25 46
17 Dolok Batunanggar 2.103 1.745 3.848 2.133 1.782 3.915 2.157 1.805 3.962 21 25 46
18 Huta Bayu Raja 2.611 2.350 4.961 2.817 2.592 5.409 2.908 2.702 5.610 54. 59 113
19 Jawa Mara bah Jambi 1.049 925 1.974 1.091 959 2.050 1.127 1.001 2.128 18 25 43
20 Dolok Pardamean 1.623 1.466 3.089 1.713 1.561 3.273 1.760 1.622 3.382 27 32 59
21 Pematang Bandar 1.782 1.616 3.398 1.839 1.675 3.514 1.892 1.730 3.622 43 38 81
22 Bandar Huluan 1.321 1.123 2.444 1.344 1.149 2.493 1.365 1.179 2.544 27 36 63
23 Bandar 2.968 2.595 5.563 3.051 2.687 5.738 3.175 2.816 5.991 121 162 283
24 Bandar Masilam 1.104 968 2.072 1.154 1.021 2.175 1.174 1.045 2.219 43 54 97
25 Silimakuta 1.471 1.350 2.821 1.545 1.431 2.976 1.569 1.469 3.038 14 19 33.
26 Dolok Silau 1.522 1.363 2.885 1.592 1.454 3.046 1.642 1.509 3.151 7 16 23
27 Silau Kahean 1.299 1.136 2.435 1.401 1.254 2.655 1.446 1.317 2.763 17 27 44
28 Tapian Dolok 2.638 1.836 4.474 2.688 1.894 4.582 2.734 1.936 4.670 41 43 84
29 Raya 3.260 2.924 6.184 3.374 3.046 6.419 3.434 3.113 6.547 55 95 150
30 Ujung Padang 2.010 1.811 3.821 2.041 1.855 3.896 2.076 1.895 3.971 138 148 286
31 Pamatang Silimahuta 1.004 905 1.909 1.018 921 1.939 1.041 951 1.992 12 17 29
Kabupaten Simalungu 57.984 49.732 107.716 60.025 52.059 112.084 61.474 53.775 115.249 1.442 1.732 3.174
66
Tabel 3.36. Perkembangan Akta Kelahiran yang Dikeluarkan Menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun Tahun 2016
No Kecamatan
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
L P J L P J L P J L P J L P J
1 Siantar 17.780 10.262 28.042 18.794 11.194 29.988 19.586 11.925 31.511 20.294 12.608 32.902 752 637 1.389
2 Gunung Malela 7.986 3.456 11.442 8.364 3.817 12.181 8.965 4.313 13.278 9.513 4.859 14.372 387 342 729
3 Gunung Maligas 6.860 3.703 10.563 7.268 4.082 11.350 7.667 4.453 12.120 8.076 4.808 12.884 255 191 446
4 Panei 4.697 2.824 7.521 5.264 3.364 8.628 5.808 3.853 9.661 6.227 4.240 10.467 391 325 716
5 Panombeian Panei 5.900 2.847 8.747 6.237 3.162 9.399 6.588 3.499 10.087 6.917 3.829 10.746 218 229 447
6 Jorlang Hataran 3.802 2.197 5.999 3.998 2.384 6.382 4.167 2.569 6.736 4.339 2.736 7.075 180 159 339
7 Raya Kahean 4.368 2.113 6.481 4.775 2.494 7.269 5.001 2.691 7.692 5.361 3.020 8.381 224 189 413
8 Bosar Maligas 6.986 2.113 10.484 7.453 3.940 11.393 7.889 4.336 12.225 8.392 4.769 13.161 354 330 684
9 Sidamanik 6.542 3.000 9.542 6.851 3.280 10.131 7.261 3.662 10.923 7.585 3.942 11.527 327 265 592
10 Pamatang Sidamanik 4.148 2.345 6.493 4.497 2.642 7.139 4.700 2.812 7.512 4.940 3.026 7.966 175 35 310
11 Tanah Jawa 10.644 5.722 16.366 11.380 6.452 17.832 12.175 7.180 19.355 12.805 7.821 20.626 422 385 807
12 Hatonduhan 5.853 3.097 8.950 6.246 3.428 9.674 6.674 3.843 10.517 6.940 4.097 11.037 269 215 484
13 Dolok Panribuan 4.292 2.680 6.972 4.654 3.019 7.673 4.876 3.181 8.057 5.331 3.622 8.953 289 255 544
14 Purba 4.997 2.610 7.607 5.541 3.136 8.677 6.036 3.624 9.660 6.299 3.857 10.156 207 194 401
15 Haranggaol Horison 1.211 626 1.837 1.365 787 2.152 1.519 931 2.450 1.568 986 2.554 50 57 107
16 Girsang Sipangan Bolon 4.140 2.445 6.585 4.459 2.744 15.209 11.512 2.850 7.416 4.760 3.049 7.809 100 136 236
17 Dolok Batu Nanggar 10.212 3.820 14.032 10.837 4.372 15.209 11.512 5.029 16.541 12.031 5.494 17.525 457 386 843
18 Huta bayu Raja 5.680 3.366 9.046 6.240 3.852 10.092 6.875 4.458 11.333 7.196 4.760 11.956 262 247 509
19 Jawa Maraja Bah Jambi 5.585 2.559 8.144 5.952 2.951 8.903 6.292 3.318 9.610 6.577 3.583 10.160 194 168 362
20 Dolok Pardamean 4.537 2.317 6.855 4.823 2.589 7.412 5.076 2.810 7.885 5.328 3.017 8.345 166 132 298
21 Pematang Bandar 8.020 4.118 12.138 8.604 4.637 13.241 9.124 5.096 14.220 9.630 5.549 15.179 331 310 641
22 Bandar Huluan 7.313 2.958 10.271 7.689 3.286 10.975 7.981 3.574 11.555 8.340 3.913 12.253 291 260 551
23 Bandar 16.591 8.515 25.106 17.589 9.460 27.049 18.582 10.442 19.024 19.546 11.320 30.866 779 628 1.407
24 Bandar Masilam 5.133 2.352 7.485 5.574 2.768 8.342 6.236 3.426 9.662 6.599 3.830 10.429 258 249 507
25 Silimakuata 3.728 1.672 5.400 3.902 1.865 5.767 4.188 2.184 6.372 4.293 2.287 6.580 117 104 221
26 Dolok Silau 3.759 1.667 5.426 3.927 1.842 5.769 4.144 2.079 6.223 4.293 2.234 6.527 120 122 242
27 Silou Kahean 4.544 2.387 6.931 4.972 2.785 7.757 5.408 3.227 8.635 5.752 3.525 9.277 143 152 295
28 Tapian Dolok 10.496 3.889 14.385 11.110 4.482 15.592 11.975 5.325 17.300 12.643 5.933 18.576 433 397 830
29 Raya 7.416 4.303 11.718 8.068 4.933 13.001 8.544 5.365 13.908 8.847 5.684 14.531 387 368 755
30 Ujung Padang 10.566 4.419 14.985 10.952 4.787 15.739 11.568 5.398 16.966 12.138 5.902 18.040 855 646 1.501
31 Pamatang Silimahuta 3.086 1.702 4.788 3.147 1.747 4.894 3.226 1.840 5.066 3.341 1.936 5.277 75 74 149
Kabupaten Simalungun 206.871 103.470 310.341 220.531 116.281 336.812 234.208 129.292 362.500 45.901 140.236 386.137 9.468 8.287 17.755
Sumber : Aplikasi SIAK, Dukcapil Simalungun 2016
67
Tabel 3.37. Perkembangan Akta Kematian yang Dikeluarkan Menurut Kecamatan di
Kabupaten Simalungun 2013 – 2016
No Kecamatan
Tahun 2016
L K T
1 Siantar 12 3 15
2 Gunung Malela 2 1 3
3 Gunung Maligas - - -
4 Panei 8 2 10
5 Panombeian Panei 3 1 4
6 Jorlang Hataran 2 3 5
7 Raya Kahean 3 - 3
8 Bosar Maligas 2 2 4
9 Sidamanik 8 1 9
10 Pamatang Sidamanik 3 - 3
11 Tanah Jawa 9 1 10
12 Hatonduhan 1 3 4
13 Dolok Panribuan 6 7 13
14 Purba 4 1 5
15 Haranggaol Horison - 1 1
16 Girsang Sipangan Bolon 3 2 5
17 Dolok Batu Nanggar 2 - 2
18 Huta Bayu Raja 7 - 7
19 Jawa Maraja Bah Jambi - 2 2
20 Dolok Pardamean 4 - 4
21 Pematang Bandar 1 - 1
22 Bandar Huluan - - -
23 Bandar 8 6 14
24 Bandar Masilam 1 - 1
25 Silimakuta 5 4 9
26 Dolok Silau - 1 1
27 Silou Kahean 6 1 7
28 Tapian Dolok 4 1 5
29 Raya 8 3 11
30 Ujung Padang 1 - 1
31 Pamatang Silimahuta 1 - 1
32 Dolog Masagal 1 - 1
Jumlah 114 46 160
Sumber : Aplikasi SIAK, Dukcapil Simalungun 2016
68
Tabel 3.38. Banyaknya Akta Kelahiran, Perkawinan, Kematian, dan Cerai di Kabupaten
Simalungun Than 2103 - 2016
No Jenis Tahun
Akta 2013 2014 2015 2016
1 Akta Perkawinan 14,194 18,600 6,433 3,174
2 Akta Kelahiran 57,936 69,585 37,965 17,755
3 Akta Kematian 412 395 249 160
4 Akta Perceraian 9 11 5 87
Sumber : Aplikasi SIAK, Dukcapil Simalungun 2016
Tabel 3.39. Jumlah Penduduk Yang Memiliki Akte Kelahiran Menurut Kecamatan
Kabupaten Simalungun Tahun 2016
No Kecamatan L P L + P
1 Siantar 784 677 1,461
2 Gunung Malela 392 355 747
3 Gunung Maligas 259 195 454
4 Panei 400 335 735
5 Panombeian Panei 224 238 462
6 Jorlang Hataran 184 165 349
7 Raya Kahean 231 196 427
8 Bosar Maligas 373 348 721
9 Sidamanik 332 270 602
10 Pamatang Sidamanik 181 140 321
11 Tanah Jawa 436 395 831
12 Hatonduhan 276 221 497
13 Dolok Panribuan 295 259 554
14 Purba 214 196 410
15 Haranggaol Horison 50 57 107
16 Girsang Sipangan Bolon 105 139 244
17 Dolok Batu Nanggar 473 388 861
18 Huta Bayu Raja 271 257 528
19 Jawa Maraja Bah Jambi 197 172 369
20 Dolok Pardamean 170 136 306
21 Pematang Bandar 340 314 654
22 Bandar Huluan 295 266 561
23 Bandar 800 638 1,438
24 Bandar Masilam 268 255 523
25 Silimakuta 121 108 229
26 Dolok Silau 127 125 252
27 Silou Kahean 159 165 324
28 Tapian Dolok 446 404 850
29 Raya 398 383 781
30 Ujung Padang 867 653 1,520
31 Pamatang Silimahuta 77 74 151
Jumlah 9,745 8,524 18,269
Sumber : AplikasiSIAK, Dukcapil Simalungun 2016
69
Tabel 3.40. Jumlah Keluarga Yang Memiliki Akte Nikah menurut Kecamatan
No Kecamatan L P L + P
1 Siantar 4,674 4,840 9,514
2 Gunung Malela 2,366 2,441 4,807
3 Gunung Maligas 1,420 1,412 2,832
4 Panei 2,622 2,557 5,179
5 Panombeian Panei 1,594 1,591 3,185
6 Jorlang Hataran 1,416 1,357 2,773
7 Raya Kahean 1,442 1,454 2,896
8 Bosar Maligas 2,874 2,689 5,563
9 Sidamanik 2,092 2,084 4,176
10 Pamatang Sidamanik 1,230 1,216 2,446
11 Tanah Jawa 3,459 3,492 6,951
12 Hatonduhan 1,694 1,683 3,377
13 Dolok Panribuan 2,367 2,245 4,612
14 Purba 1,648 1,743 3,391
15 Haranggaol Horison 551 581 1,132
16 Girsang Sipangan Bolon 1,155 1,258 2,413
17 Dolok Batu Nanggar 2,682 2,724 5,406
18 Huta Bayu Raja 2,192 2,242 4,434
19 Jawa Maraja Bah Jambi 1,508 1,660 3,168
20 Dolok Pardamean 1,380 1,316 2,696
21 Pematang Bandar 2,509 2,465 4,974
22 Bandar Huluan 2,152 2,010 4,162
23 Bandar 4,706 4,702 9,408
24 Bandar Masilam 1,697 1,720 3,417
25 Silimakuta 951 954 1,905
26 Dolok Silau 1,148 1,153 2,301
27 Silou Kahean 1,221 1,252 2,473
28 Tapian Dolok 2,673 2,620 5,293
29 Raya 2,529 2,748 5,277
30 Ujung Padang 3,563 3,511 7,074
31 Pamatang Silimahuta 821 849 1,670
Jumlah 64,336 64,569 128,905
Sumber : Aplikasi SIAK, Dukcapil Simalungun 2016
Adapun kendala yang menyebabkan masih adanya penduduk yang belum memiliki Akte
Kelahiran, antara lain Kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya Akte Kelahiran
yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi.
Secara umum dapat disimpulkan dengan lahirnya perubahan Undang Undang Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, merupakan tonggak bagi terwujudnya data
kependudukan yang lebih baik guna proses pembangunan Demokrasi yang lebih baik serta
70
meningkatnya pelayanan Administrasi Kependudukan sejalan dengan tuntutan pelayan
Administrasi Kependudukan yang Profesional, memenuhi standar teknologi informasi, dinamis,
tertib dan tidak diskriminatif dalam pencapaian standar pelayanan minimal menuju pelayanan
prima yang menyeluruh.
71
BAB 4
KEKUATAN, KENDALA, PELUANG DAN TANTANGAN
Dari uraian pada bab sebelumnya berupa kondisi eksiting atas berbagai variabel dan
indikator pembangunan kependudukan baik pada aspek kuantitas penduduk, aspek kualitas
penduduk, aspek mobilitas penduduk aspek pembangunan keluarga serta manajemen data base
dan informasi kependudukan, maka dapat ditemukan berbagai faktor pendukung maupun faktor
penghambat dalam melaksanakan strategi dan kebijakan pembangunan kependudukan.
Berbagai faktor pendukung dan faktor penghambat baik ditinjau dari aspek internal
maupun ekternal dapat di formulasikan kedalam empat faktor utama sebagai berikut :
A. Kekuatan
Adapun kekuatan yang dimiliki Simalungun dalam berbagai parameter dan indikator
yang dapat dijadikan faktor pendukung dalam mencapai tujuan dan sasaran
pembangunankependudukan.
1. Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Simalungun yang menurun dari Tahun
2015 ( 0,64 ) menjadi 0,557 pada tahun 2020 dan diperkirakan semakin menurun pada
tahun 2025 ( 0,516 ) , tahun 2030 ( 0.475 ) sampai dengan 2040 ( 0.393 )
2. Total Fertilate Rate ( TFR ) Kabupaten Simalungun yang semakin menurun dari tahun
2010 ( 3,99 ) menjadi 3,59 pada tahun 2015 , dipekirakan turun menjadi 2, 82 pada tahun
2020 dan diperkiran turun menjadi 2,40 pada tahun 2025, 2,26 pada tahun 2035 dan 2,20
pada tahun 2040.
3. Jumlah penduduk kabupaten Simalungun yang akan semakin menurun pada Tahun 2020
( 871.678 ) , Tahun 2025 ( 883.545 ), tahun 2030 ( 884.857 ) , tahun 2035 ( 877.062 ) ,
tahun 2040 ( 863.240 ) .
4. Rasio Ketergantungan Kabupaten Simalungun sebesar 56,56 tahun 2015, tahun 2020 (
55,97 ) , tahun 2025 ( 54,87 ), tahun 2030 ( 53,69 ) dan kembali meningkat tahun 2040
menjadi 54,27 .
5. Meningkatnya angka harapan hidup di Kabupaten Simalungun Hal ini menunjukkan
semakin tingginya angka kesadaran Masyarakat akan penting nya menjaga kesehatan dan
menjaga pola hidup yang sehat, hal tersebut dapat kita Lihat dari angka harapan hidup
yang selalu meningkat dari setiap tahun nya. Pada tahun 2014 ( 70,24 ) tahun 2015 (
70,34 ) tahun 2016 ( 70,43 ) tahun 2017 ( 70,53 ) dan tahun 2018 ( 70,75) .
6. Persebaran Penduduk yang relatif masih jarang atau rendah tingkat kepadatannya potensi
bagi penataan pembangunan berdasarkan tata ruang dan sumberdaya alam.
7. Adanya peningkatan masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah
memahami dan menjadi peserta KB yakni sebesar 71,01 % tahun 2015, 73,08 tahun
72
2016,77,06 tahun 2017, 79,01 pada tahun 2018 dan kecenderungan pemahaman tentang
pentingnya pemilikan jumlah anak ideal serta terjadinya dampak terhadap penurunan
fertilitas.
8. Semakin tinggi minat masyarakat untuk memasuki dunia pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas penduduk Simalungun ditandai dengan meningkatnya trend angka
partisipasi penduduk usia 7-12 periode Tahun 2015 sampai dengan tahun 2018
meningkat sebanyak 0, 14% dan angka partisipasi penduduk usia 13 -15 meningkat
sebanyak 32,94 %.
9. Tersedia Sarana pendidikan yang relatif baik ditandai dengan tersedianya Sekolah
Menengah Pertama ( SMP )sebanyak 142 unit pada Tahun Ajaran 2015/2016, 148 unit
pada Tahun Ajaran 2016/2017 dan sebanyak 153 unit pada Tahun Ajaran 2017/2018.
10. Secara kuantitatif sarana kesehatan terutama Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang
relatif tersedia dengan cukup.
11. Meningkatnya pemahaman dan prilaku hidup sehat dengan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yangada ditandai dengan meningkatnya Angka Harapan Hidup menurut data
tahun 70,43 tahun 2015 di Kabupaten Simalungun sedangkan Sumatera Utara 68,33
tahun 2015.
12. Terjadinya peningkatan PDRB dari tahun2015 sebanyak 27.147.461,40, pada
tahunsebanyak 30.186.077,55 , serta tahun 2017 sebanyak 32.860.285,56dan tahun 2018
sebanyak 35.444.572,48
13. Adanya trend peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)terjadi peningkatan, hal
itu bisa dilihat dari pencapaian tahun 2015 sebanyak 71,24 tahun 2016 sebanyak 71,48
tahun 2017 sebanyak 71,83 dan tahun 2018 sebanyak 72,9
14. Dari aspek Pembangunan Keluarga di Simalungun telah memiliki data mikro keluarga
sehingga dapat diketahui jumlah keluarga yang telah sejahtera dan yang belum sejahtera
dan berbagai indikator kependudukan dan keluarga lainnya secara by name by addres.
Demikian juga adanya penurunan jumlah Pra Sejahtera di Kabupaten Simalungun dari
Tahun 2015 sebanyak 20.298 KK menjadi 19.147 KK pada tahun 2018
15. Dari segi data base dan informasi kependudukan sudah dilakukan pencatatan berbagai
data administrasi penduduk seperti penyediaan KTP, Akte Kelahiran, Akte Nikah dan
lain lain.
16. Telah memiliki berbagai data dari berbagai sumber baik dari hasil Sensus Penduduk,
SDKI, Susenas, hasil pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara rutin/reguler, data
mikro keluarga ( hasil pendataan keluarga), serta hasil sensus, survei dan data statistik
rutin sector lainnya.
73
B. Kendala
Walaupun penyelenggaraan PembangunanKependudukan di kabupaten Simalungun yang
telah memberikan dampak positif tidak terlepas dari kendala atau kelemahan yang dihadapi
antara lain:
1. Masih tingginya struktur umur penduduk non produktif yaitu penduduk usia 0-14 dan
penduduk umur 65 tahun ke atas mengakibat tingginya angka ketergantung. Perkiraan
angka beban ketergantungan kabupaten Simalungun tahun 2015 – 2045 dapat
digambarkan sebagai berikut. Tahun 2015 ( 56,56 ) tahun 2020 ( 55,97 ) tahun 2025 (
54,87 ) tahun 2030 ( 53,69 ) tahun 2035 ( 53,57 ) dan semakin meningkat pada tahun
2040 ( 54,27 ) .
2. Jumlah Penduduk kelompok 15 – 19 tahun demikian juga kelompok umur 20 sampai 24
tahun yang semakin berkurang di Kabupaten Simalungun dapat dilihat dari perkiraan
jumlah penduduk tahun 2015 kelompok umur 15 – 19 ( 37.280 ) menurun tahun 2020 (
35.481 ) tahun 2025 ( 36.621 ) tahun 2030 ( 36.562 ) tahun 2035 ( 33.425 ) tahun 2040 (
30.458 ) demikian dengan kelompok umur 20 – 24 tahun 2015 ( 29.194 ) menurun tahun
2020 ( 26.618 ) tahun 2025 ( 26.223 ) tahun 2030 ( 27.057) tahun 2035 ( 26.953 ) tahun
2040 (24.577)
3. Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut ( di atas 60 tahun ) pada tahun 2015 jumlah
lansia sebanyak 75.279 ( 8,86 % dari jumlah penduduk ) diperkirakan tahun 2020
sebanyak 95.720 ( 10,98 % dari jumlah penduduk ) tahun 2025 sebanyak 116.281 ( 13,16
% dari jumlah penduduk ) tahun2030 sebanyak 135.240 ( 15,20 % dari jumlah penduduk
) dan tahun 2040 sebanyak 170.603 ( 19,76 % dari jumlah penduduk ).
4. Laju Pertumbuhsn penduduk yang menurun secara siknifikan dan fluktuatif dan
mencapai kondisi terendah 0,393 yang didominasi oleh terjadinya pengurangan jumlah
penduduk akibat migrasi out yang cukup tinggi .
5. Masih tingginya angka kematian ibu demikian juga angka kematian bayi yang dapat kita
lihat dari data Tahun 2016 angka kematian bayi sebanyak 18 Bayi, tahun 2017 sebanyak
63 bayi dan meningkat tahun 2018 menjadi 68 bayi. Sedangkan Angka Kematian Ibu
tahun 2016 ( 71,34 per 100,000 Kelahiran Hidup ) tahun 2017 ( 52,20 per 100,000
Kelahiran Hidup ) dan pada tahun 2018 sebanyak 41,1 per 100,000 Kelahiran Hidup .
6. Perkembangan pelaksanaan administrasi penduduk belum berjalan sepenuhnya sesuai
sistem yang ada menurut UU No. 16 tahun 2014 tentang Administrasi Kependudukan, hal
ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan jumlah penduduk yang memiliki akte
kelahiran, akte nikah, KTP, kartu keluarga dan lainnya masih sangat rendah walaupun
sudah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
74
C. Peluang
Dalam melaksanakan pembangunan kependudukan, banyak peluang - peluang yang dapat
dimanfaatkan antara lain :
1. Adanya regulasi yang mengatur tentang Kependudukan , KB dan Pembangunan Keluarga
yang tertuang dalam UU Nomor 52 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.
2. Adanya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang pemerintah daerah yang
menjadikan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
menjadi bagian dari urusan wajib pemerintah kabupaten/kota dan dari segi kelembagaan
berpeluang dalam ssatu nomenkulatur yang khusus terfokus menangani program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga.
3. Komitmen Pemerintah semakin tinggi terhadap pembangunan Kependudukan
menjadikan sebagian prioritas nasional maupun daerah dalam RPJMN dan RPJMD .
4. Perubahan sikap dan prilaku masyarakat yang mendukung upayamewujudkan keluarga
kecil berkualitas, serta menekankan kembali peran dan fungsi keluarga melalui
peningkatan pendidikan, pengetahuan, status kesehatan, serta pendapatan keluarga.
5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi khususnya pengembangan dalam
memberikan peluang bagi upaya-upaya peningkatan efektifitas dan efesiensi serta mutu
pelayanan pembangunan kependudukan. Selain itu pengembangan ilmu tehnologi
informasi juga memberikan peluang mempermudah penyediaan akses data base dan
informasi dan komunikasi serta pemanfaatannya.
6. Bonus Demografi yang dalam perkiraan tidak didapatkan oleh Kabupaten Simalungun
dengan perbaikan dan peningkatan pelayanan program-program terkait serta pengelolaan
kualitas penduduk kabupaten simalungun agar bonus demografi tersebut boleh dicapai di
Kabupaten Simalungun .
D. Tantangan
Disamping kekuatan dan kendala serta peluang yang dihadapi, Pembangunan
Kependudukan diKabupaten Simalungun, masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
1. Pada aspek penataan mobilitas dan penataan pesebaran penduduk yang belumselaras
dengan daya tampung dan daya dukung lingkunganmerupakantantangan yang masih
dihadapi dalam Pembangunan Kependudukan Kabupaten Simalungun .
2. Pembangunan Kependudukan tidak saling bersinergi tentang visi dan misidiantara
pemangku kebijakan Pembangunan Kependudukan, PengendalianKuantitas,
Pengembangan Kualitas, Penataan Mobilitas, PembangunanKeluarga, serta Data Base
Penduduk.
75
3. Aspek pembangunan keluarga adalahkemampuan keluarga dalam menghadapikecepatan
pembangunan dan perkembangan global sehingga jika tidakdiberdayakan secara dini dan
baik maka akan menjadikan keluarga yangrentan untuk memenuhi kebutuhan dan
menjalalankan fungsi keluarga.
4. Adanya pola pikir tentang Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
kurang berdampak terhadap keberhasilan pembangunan jangka pendek, tanpa melihat
dampaknya terhadap berbagai sektor pembangunan lainnya
76
BAB 5
ROADMAP, KEBIJAKAN SERTA KONDISI KEPENDUDUKAN
YANG DIINGINKAN
Pembangunan Nasional bertujuan untuk membentuk manusia Indonesiaseutuhnya,
Pencapaian tujuan dimaksud memerlukan waktu dan sasaran bertahap.Sebagai sumberdaya
pembangunan kuantitas penduduk menjadi modal utama,disamping kualitas yang lebih tinggi
untuk menjamin dan mempercepat proses terwujudnya tujuan pembangunan. Pembangunan
Kependudukan dirasakanmerupakan suatu hal yang sangat penting terutama menyangkut
karakteristiknyaseperti pertumbuhan, kepadatan penduduk, penyebaran, kematian dan
kelahiran,Pengatahuan tentang kependudukan sangat mempengaruhi kebijaksanaan yangakan
ditempuh dalam berbagai bidang.
Langkah selanjutnya adalah melakukan integritas kebijakan kependudukan dengan
kebijakan pembangunan sejak tahap perumusan, implementasi sampaievaluasidan monitoring.
Strategi yang dirumuskan tidak harus bersifat tunggal,tetapi disesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan di setiap daerah. Oleh karenaitu dalam penyusunan strategi diperlukan mekanisme
yang saling melengkapiantara botton up dan top down. Mengacu pada kenyataan tersebut, maka
isu-isustrategi kependudukan di Kabupaten Simalungun adalah menyangkut:
1. Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk ( LPP ) Kabupaten Simalungun secara signifikan
danfluktuatif yang dinominasi oleh migrasi out yang tinggi bukan oleh tingkatfertilitas.
2. Penurunan Total fertility Rate (TFR) Kabupaten Simalungunsampai dengan tahun 2015 -
2045 serta mulai mempertahankan kondisi fertilitas yang seimbang dengan angka kematian
serta mobilitas (migrasi) penduduk untuk mencapai kondisiPenduduk Tumbuh Seimbang (
PTS) menuju Penduduk Tanpa Pertumbuhan
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kesertaan ber KB (CPR) serta Usia KawinPertama
penduduk perempuan Kabupaten Simalungun untuk menurunkan angka fertilitasdan
sekaligus menurunkan serta mempertahankan kondisi mortalitas penduduk.Mempersiapkan
kualitas penduduk usia muda (produktif dan penduduk usia dini)terutama dalam bidang
pendidikan termasuk pendidikan vokasional, lapanganpekerjaan, keterampilan,
kemandirian, daya saing, kreatifitas penduduk dalamrangka memasuki masa terjadi Bonus
Demografi .
4. Meningkatkan rata-rata lama sekolah terhadap penduduk usia sekolah 7-24tahun serta
pendididkan terhadap penduduk usia dini.
5. Mempersiapkan sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dukungansarana serta
prasarana yang yang memenuhi standart pelayan minimum sebagai syarat terciptanya
77
kondisi mortalitas penduduk yang mampu mendukungterciptanya kondisi penduduk
tumbuh seimbang antara kematian, kelahiran danmigrasi penduduk.
6. Pembangunan Keluarga Kabupaten Simalungunyang berkualitas dan mampumenjalankan
8 (delapan) fungsi keluarga serta menurunkan jumlah keluargayang tergolong keluarga
Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1.
7. Menciptakan Manajemen Data base dan informasi kependudukan yang tertibadministratif
dengan melakukan pelayanan prima, terintegrasi, mudahdiakses dan dapat dimanfaatkan
dalam rangka pengambilan keputusanatau pengambilan kebijkan dalam pembangunan
Kabupaten Simalungun.
8. Meningkatkan dukungan politis maupun dukungan operasional dari semuapihak terutama
dari lembaga legislatif dalam rangka pembangunankependudukan di Kabupaten
Simalungun, serta jejaring kemitraan antara kelembagaansampai tingkat lini lapangan dan
partisipasi masyarakat dalampenyelenggaraan pembangunan kependudukan.
9. Meningkatkan produktifitas penduduk dari segi ekonomi untuk memenuhikebutuhan dalam
penyediaan pangan, sandang dan papan penduduk terutamadalam sektor ekonomi
manufactur kerakyatan.
10. Penataan kepadatan, pemerataan, urban serta mobilitas ( migrasi masuk danmigrasi keluar)
yang sangat dinamis terutama mobiltas penduduk nonpermanen (musiman).
11. Penanganan kualitas penduduk menyangkut penanggulangan pola penyakitbayi, anak,
remaja dan lansia.
12. Penataan Daya tampung dan daya dukung lingkungan makin tidak ideal lagidan dapat
menimbulkan banyak masalah lingkungan seperti sampah, banjir,kemacetan,kesulitan
akses udara dan air bersih.
Pembangunan Kependudukan yang di desian untuk menjadi acuan
pembangunan kependudukan yang meliputi pengendaiian kualitas penduduk,peningkatan
kualitas penduduk, penataan pesebaran, pengaturan mobilitaspenduduk, pembangunan keluarga
dan pembangunan data base kependudukan.
Grand Design Pembangunan Kependudukan sangat diperlukan untuk
menghindariterjadinya ledakan penduduk dan masalah kependudukan lainnya. Secaraoperasional
untuk setiap periode atau tahapan 5 tahunan perlu disusun semacampeta jalan (road map) yang
mencakup tentang tujuan, sasaran, kebijakan, strategi,program dan kegiatan yang perlu
dilakukan dalam upaya pelaksanaanpembangunan kependudukan ke depan.
Road Map Grand Design Pembangunan Kependudukan mencakup kurunwaktu 2015
sampai dengan 2035 dengan periode lima tahunan. Road Map dibuatuntuk mengetahui sejauh
mana sasaran-sasaran pembangunan kependuduk telahdapat dicapai, baik yang mencakup
78
pengendalian kuantitas penduduk,peningkatan kualitas penduduk penataan pesebaran, dan
pengaturan mobilitas
pembanguan kependudukan, pembangunan keluarga, dan pembangunan database kependudukan.
5.1 Road-map Pengendalian Kuantitas Penduduk yang Diinginkan dan Pokok-Pokok
Pembangunan
Kondisi kependudukan yang diinginkan dalam jangka panjang adalah tercapainya
penduduk stabil dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Untuk mencapai kondisi ini jumlah bayi
yang lahir diharapkan sama (seimbang) dengan jumlah kematian sehingga penduduk menjadi
stasioner.
Indikator pencapaian penduduk tumbuh seimbang (PTS), adalah angka kelahiran total
(TFR) sama denganper 1.000 perempuan umur 15-49 tahun. Dalam Grand Design ini perkiraan
TFR sebanyak 2,16 pada tahun 2045 .
Harus dicermati juga bahwa TFR dimaksudkan untuk terus mengendalikan angka
kelahiran agar tercapai angka jumlah anak ideal dan meningkan kualitas sumber daya manusia di
Simalungun.
Selain hal tersebut yang tak kalah pentingnya adalah bahwa bonus demografi akan terjadi
jika di suatu wilayah kondisi TFR nya terus menurun mencapai di bawah 2,1 dalam waktu yang
lama sehingga di Simalungun diperkirakan baru akan dimulai terjadinya bonus demografi setelah
tahun 2045 TFR sebanyak 2,16 sasaran yang tertuang dalam roadmap benar benar terjadi.Jumlah
penduduk usia muda dan angkatan kerja produktif ini sangat krusial jika SDM yang tumbuh
tidak berkualitas.
Keberhasilan pembangunan kependudukan dalam rangka menurunkan angka fertilitas dan
peningkatan usia harapan hidup selama ini telah menghasilkan transisi demografi. Transisi
demografi tersebut ditandai dengan menurunya angka kelahiran dan angka kematian dan disertai
peningkatan angka harapan hidup. Hal tersebut telah mengubah struktur umur penduduk yakni
menurunnya proporsi penduduk usia di bawah lima belas tahun yang diikuti dengan
meningkatnya proporsi penduduk usia produkstif (15-64 tahun) dan meningkatnya proporsi
penduduk usia tua (65 tahun ke atas) secara perlahan. Selanjutnya, kondisi tersebut
menyebabkan angka ketergantungan menurun yang disebut dengan bonus demografi. Bonus
demografi ini merupakan jendela peluang (windows of opportunity) yang menjadi landasan untuk
memicu pertumbuhan ekonomi. Bonus demografi atau jendela peluang tersebut diperkirakan
akan terjadi hanya sekali saja dalam sejarah dan waktunya yang sangat pendek.
Bonus demografi terjadi apabila mayoritas penduduk Simalungunberada pada usia usia
angkatan kerja tersebut dapat menjadi potensi untuk menjadikan Simalungun sebagai
79
daerahmaju, tetapi juga dapat menjadi bumerang apabila kualitas sumber daya manusia usia
produktif itu rendah.
Modal untuk pembangunan adalah kualitas SDM. Salah satu tanda bonus demografi adalah
angka ketergantungan di bawah 50 persen, artinya satu orang penduduk nonproduktif ditanggung
oleh 1-2 orang penduduk usia produktif. Berdasarkan kelompok umur, penduduk dapat
dibedakan atas tiga kategori, yaitu muda (0-14 tahun), menengah (15-64 tahun), dan tua (65
tahun keatas). Pengelompokan penduduk yang terkait dengan kemampuan berproduksi secara
ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi penduduk nonproduktif dan penduduk usia produktif.
Penduduk nonproduktif terdiri dari penduduk yang berumur 0-14 tahun dan penduduk yang
berumur 65 tahun. Kelompok penduduk usia produktif adalah penduduk yang berumur 15-64
tahun.
Angka beban ketergantungan Simalungunpada tahun 2015 sebesar 56, 56 %, yang artinya
setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 1 orang penduduk nonproduktif lebih.
Walaupun data tahun 2015 tersebut menunjukkan cukup besar namun hasil sensus maupun
survei menunjukkan adanya tren yang semakin menurun yang berarti beban penduduk usia
produktif semakin lama semakin kecil sehingga diharapkan tingkat kesejahteraan penduduk
mengalami peningkatan.
Gambar 5.1. Roadmap Kondisi Kuantitas Kependudukan Diinginkan
ROADMAP 2015-2020
ROAD MAP
2021-2025
ROADMAP 2026-2030
ROADMAP 2031-2035
Terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk
Terkendali nya
penurunan
angka
kelahiran dan
angka
pertumbuhan
penduduk
Terkendali nya
penurunan
angka kelahiran
dan amgka
pertumbuhan
penduduk
Tercapainya
penurunan
angka kelahiran
dan angka
pertumbuhan
penduduk
Terwujudnya
kualitas penduduk
yang beriman,
maju, mandiri,
mapan dan
berkeadilan di
dalam
kebhinekaan
ROADMAP 2036-2040
80
Tabel 5.1. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan Parameter
Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten Simalungun 2015-2045
Indikator/
Parameter
Periode Roadmap 2015-2045
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
Laju Pertubuhan
Penduduk(%)
0.640 0.557 0.516 0.475 0.434 0.393 0.352
Total Fertlity
Rate
(Rata-rata wanita
punya anak)
3,59 2,82 2,40 2,32 2,26 2,20 2,16
Contraception
Prevalance Rate
48.5
51.6 60 64 65 65 65
Metode
Kontrasepsi
Jangka Panjang
(%)
28.7 29 30 34 35 35 35
Usia Kawin
Pertama bagi
Wanita (%)
21,79 22 22,5 22,7 22,8 23 23,5
Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui pengaturan dua komponen utama
kependudukan, yaitu pengaturan fertilitas dan penurunan mortalitas. Pengaturan fertilitas
dilakukan melalui program KB yang mengatur :
1) usia ideal perkawinan
2) usia ideal melahirkan
3) jarak ideal melahirkan
4) jumlah ideal anak yang dilahirkan.
Kebijakan pengaturan fertilitas melalui program KB pada hakikatnya dilaksanakan untuk
membantu pasangan suami istri mengambil keputusan dan memenuhi hak-hak reproduksi yang
berkaitan dengan hal berikut :
(1) Pengaturan kehamilan yang diinginkan
(2) penurunan angka kematian bayi dan angka kematian ibu
(3) peningkatan akses dan kualitas pelayanan
(4) peningkatan kesertaan KB pria
(5) promosi pemanfaatan air susu ibu.
81
Pengaturan fertilitas melalui program-program Keluarga Berencana juga dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
(1) Pengintegrasian program pengendalian kuantitas dengan sektor pembangunan lainnya
(2) Peningkatan akses dan kualitas KIE serta pelayanan kontrasepsi di semua segmentasi
sasaran wilayah
(3) Penyelenggaraan pelayanan KB harus berlandaskan Hak Asasi Manusia
(4) Pelayanan kontrasepsi dilakukan sesuai dengan norma agama, budaya, etika, dan hak-hak
reproduksi
(5) Penyediaan alat kontrasepsi bagi seluruh Pasangan Usia Subur disediakan oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah
Selanjutnya, penurunan angka kematian bertujuan untuk mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan berkualitas pada seluruh dimensinya. Penurunan angka kematian ini diprioritaskan
pada upaya
1) penurunan angka kematian ibu hamil,
2) penurunan angka kematian ibu melahirkan,
3) penurunan angka kematian pasca melahirkan, serta
4) penurunan angka kematian bayi dan anak.
Upaya penurunan angka kematian diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan masyarakat melalui upaya-upaya proaktif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai
peraturan perundang-undangan dannorma agama. Di samping itu, upaya penurunan angka
kematian difokuskan pada :
1) kesamaan hak reproduksi pasangan suami istri (pasutri),
2) keseimbangan akses, kualitas KIE, dan pelayanan,
3) pencegahan dan pengurangan risiko kesakitan dan kematian, serta
4) partisipasi aktif keluarga dan masyarakat.
Untuk mencapai tahap yang diinginkan, maka strategi pengendalian kuantitas penduduk
perlu dilakukan adalah mencapai pertumbuhan penduduk yang terkendali dan pencapaian
windows of opportunity, maka pengendalian angka kelahiran sangat penting. Untuk itu,
diperlukan revitalisasi program KB di Kabupaten Simalungun. Dalam melakukan revitalisasi
program KB, pendekatan pelaksanaan program KB perlu diubah orientasinya dari supplye
demand side approach. Strategi yang dikembangkan adalah melakukan integrasi, desentralisasi,
kemitraan, dan pemberdayaan serta fokus pada penduduk miskin.
Berikut adalah penjelasan detailnya.
1. Integrasi adalah implementasi program KB ke dalam program pembangunan sosial,
budaya, dan ekonomi. Sementara itu, desentralisasi dilakukan melalui lima cara. Pertama,
82
memberikan otoritas yang lebih besar pemerintah kabupaten dalam implementasi program
KB, salah satunya adalah dengan memperkuat kelembagaan.
2. Pemerintah memfasilitasi pembentukan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana sesuai dengan amant Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah dengan merevisi regulasi, khususnya yang terkait dengan otonomi
daerah, yang menghambat terbentuknya lembaga tersebut. Kedua, melakukan
pemberdayaan SDM dalam rangka capacity building. Ketiga, memperkuat komitmen
politik dan operasional, khususnya di tingkat pelaksanaan program KB. Keempat,
memperkuat infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan program KB.Kelima,
melaksanakan dengan baik kewenangan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat yang
berdasarkan pengembangan program dan pelaksanakannya berdasarkan kondisi spesifik
setiap daerah.
Sementara itu, strategi kemitraan dilakukan dengan cara memperkuat kerja sama antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Tujuan strategi ini adalah untuk lebih mengembangkan
keterlibatan pihak swasta dan masyarakat sipil dalam pelaksanaan program KB. Pemberdayaan
dilakukan melalui peningkatan kapasitas kelembagaan untuk memperkuat jejaring
antarpemangku kepentingan, baik secara vertikal maupun horizontal.
Sejalan dengan program penanggulangan kemiskinan, pelaksanaan program KB
difokuskan pada masyarakat miskin dengan cara memberikan subsidi pelayanan kesehatan
reproduksi dan KB. Dalam pelaksanaannya, strategi ini perlu memperhatikan kondisi sosial,
budaya, demografi, dan ekonomi kelompok sasaran.
5.2.Roadmap Peningkatan Kualitas Penduduk yang diinginkan dan Pokok-Pokok
Pembangunan
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi
derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian,
kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan
sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan, dan hidup layak
(UU No. 52 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 5). Pengembangan kualitas penduduk dilakukan untuk
mewujudkan manusia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas, mandiri, beriman, bertakwa,
berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja yang tinggi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
pembangunan kualitas penduduk difokuskan pada unsur pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Paling tidak ada tiga dimensi yang dapat dipakai sebagai landasan peningkatan kualitas
penduduk : Pertama, dimensi kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan penduduk dalam
rangka menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka harapan hidup. Kedua, dimensi
pendidikan yakni meningkatkan kompetensi dan daya kompetisi penduduk Simalungun melalui
83
pendidikan formal, nonformal maupun informal dalam rangka memenuhi kebutuhan
pembangunan, mengurangi kesenjangan pendidikan menurut jenis kelamin melalui peningkatan
akses perempuan untuk memperoleh pendidikan. Ketiga, dimensi ekonomi, yakni meningkakan
status ekonomi penduduk melalui perluasan kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran.
Mengurangi kesenjangan ekonomi sebagai salah satu usaha untuk menurunkan angka
kemiskinan.
Selanjutnya, strategi peningkatan kualitas penduduk merupakan aspek yang sangat penting
dalam pembangunan kependudukan. Di samping itu, strategi peningkatan kualitas
pendudukmerupakan bagian integral dari strategi pengendalian kuantitas penduduk,
pembangunan keluarga, dan pengarahan mobilitas penduduk. Penduduk merupakan pelaku,
pelaksana, dan penikmat pembangunan. Dengan kualitas yang tinggi, penduduk akan lebih
banyak berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Selain itu, pembangunan tidak
hanya bergantung pada sumber daya alam dan teknologi, tetapi justru lebih bergantung pada
kualitas penduduknya. Dengantersedianya sumber daya manusia yang memadai dalam arti
kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa yang akan datang dapat diatasi dengan baik.
Kualitas sumber daya manusia yang ada sekarang masih perlu ditingkatkan agar tantangan
tersebut dapat diatasi dengan baik.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diupayakan tumbuhnya budaya "senang bekerja
keras", persaingan yang sehat, pengembangan motivasi di kalangan angkatan kerja muda dan
terdidik sehingga dapat menciptakan pekerjaan dari pada hanya menanti pekerjaan dari sektor
formal yang sangat terbatas. Program "magang" atau "job trainning" perlu dilakukan dalam
rangka mempersiapkan angkatan kerja yang siap pakai.
Gambar 5.2. Unsur-Unsur Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber: Draf Rancangan Umum Pembangunan Kependudukan
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Pendidikan
Pembangunan Kesehatan
84
Penduduk yang sehat tidak hanya berumur panjang sejalan dengan bertambahnya usia
harapan hidup, tetapi juga produktif, cerdas, dan berdaya saing. Penduduk dengan kualitas
seperti itu diharapkan dapat mengatasi arus pasar yang terus mengglobal dan semakin menguat.
Strategi di bidang kesehatan dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak
serta kematian maternal. Sebagaimana diketahui bahwa pergeseran pola penyakit dari penyakit
infeksi pada penyakit kronis dan degeneratif. Untuk itu, strategi utama yang harus dilakukan
adalah melakukan pencegahan dan treatment penyakit infeksi, khususnya pada bayi dan anak-
anak. Di samping itu, sejalan dengan meningkatnya penyakit kronis dan degenratif sebagai
penyebab kematian orang dewasa, maka alokasi sumber daya kesehatan harus juga diarahkan
untuk pencegahan dan treatment penyakit tersebut, dengan memerhatikan diversitas kondisi
kesehatan terutama dalam hal penyakit, maka setiap strategi tidak dapat bersifat homogen atau
tunggal, tetapi harus merespons kondisi spesifik setiap wilayah.
Sementara itu, strategi penurunan kematian maternal sangat erat kaitannya dengan program
KB sehingga strategi yang dijalankan untuk pelaksanaan program KB juga akan memberikan
kontribusi terhadap penurunan angka kematian maternal. Hal tersebut harus ditopang dengan
pengembangan pelayanan prenatal maupun antenatal.
Dari sisi pendidikan, strategi yang harus dilakukan adalah memberikan akses yang sebesar-
besarnya kepada kelompok rentan, khususnya penduduk miskin, untuk memperoleh pendidikan.
Penurunan gender gap dalam hal akses terhadap pelayanan pendidikan juga penting sebagai
prioritas, khususnya untuk mengatasi masalah yang masih lebar kesenjangan pendidikan antara
laki-laki danperempuannya. Karena angka melek huruf masih rendah, maka untuk pendidikan
nonformal maupun informal perlu memperoleh prioritas.
Dalam rangka mendukung tercapainya pembangunan dalam bidang ekonomi, maka
kebijakan pendidikan juga harus disusun berdasarkan kebutuhan kualifikasi SDM sesuai dengan
potensi Sumber Daya Alam yang ada. Sejauh ini dokumen pembangunan bidang ekonomi belum
sepenuhnya memperhatikan kebutuhan SDM, terutama darisegi kualitas, sebagai bagian penting
dalam mencapaipercepatan pembangunan ekonomi, demikian pula sebaliknya pembangunan
bidang pendidikan belum memasukkan parameter kebutuhan dalam bidang ekonomi. Oleh
karena itu, kebijakan pendidikan harus dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan tersebut.
1. Proyeksi Pendapatan Perkapita Simalungun 2040
Salah satu tujuan dalam pembangunan ekonomi adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi yang
dicapai sekarang lebih tinggi dari capaian pada masa sebelumnya. Pertumbuhan tercapai apabila
jumlah fisik barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut
bertambah besar dari tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan
85
proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat sehingga
dapat juga dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan yang berdimensi
tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan pendapatan.
Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi. Dalam kondisi tersebut di atas,
keberhasilan pertumbuhan ekonomi lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sementara pembangunan
ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor
perekonomian.
Pembangunan di Kabupaten Simalungun telah memberikan hasil yang secara nyata
dirasakan oleh masyarakat, dengan makin meningkatnya kegiatan perekonomian yang didukung
oleh makin meningkatnya ketersediaan prasarana dan sarana pembangunan, meningkatnya taraf
kesejahteraan, dan makin tercukupinya kebutuhan dasar masyarakat, termasuk pendidikan dasar
dan kesehatan.
Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi, telah banyak kemajuan yang dicapai
Kabupaten Simalungunyang ditunjukkan, baik oleh PDRB nonmigas per kapita maupun laju
pertumbuhannya yang semakin baik dari tahun ke tahun, maupun taraf kesejahteraan masyarakat
yang ditunjukkan oleh beberapa indikator seperti angka melek huruf, angka kematian bayi, dan
usia harapan hidup, yang lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi tahun tahun sebelumnya.
Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang ada serta meningkatkannya lagi
dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif. Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten
Simalungun ditandai dengan masih besarnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian yang
produktivitasnya relatif rendah, terutama di sektor pertanian tradisional, dibandingkan dengan
tenaga kerja yang terserap di sektor nonpertanian, khususnya industri dan jasa. Sektor industri
dan jasa, yang berperan sebagai penggerak percepatan laju pertumbuhan ekonomi Simalungun,
memerlukan tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Di Kabupaten Simalungun, kondisi
tenaga kerja yang tersedia umumnya belum memenuhi tuntutan tenaga kerja yang berkualitas,
khususnya dalam sektor ekonomi yang cepat pertumbuhannya. Dengan demikian, untuk
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun, tantangannya adalah
membentuk serta mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya
manusia yang produktif dan berjiwa wiraswasta yang mampu mengisi, menciptakan,
memperluas lapangan kerja, dan kesempatan usaha.
86
Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dibutuhkan pula investasi yang besar,
sedangkan kemampuan investasi pemerintah terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, diperlukan peningkatan investasi oleh masyarakat khususnya dunia usaha. Sehubungan
dengan itu, Kabupaten Simalungun harus mampu menarik dunia usaha agar menanamkan modal
untuk mengembangkan potensi berbagai sumber daya pembangunan di wilayah ini. Dengan
demikian, Pemerintah Kabupaten Simalungun dihadapkan pada masalah bagaimana
menciptakan iklim usaha yang menarik bagi investasi masyarakat dan dunia usaha. Untuk itu,
tantangannya adalah mengembangkan kawasan dan pusat pertumbuhan yang dapat menampung
kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan sekaligus memenuhi fungsi sebagai pusat
pelayanan.
Dalam periode 2015-2018 laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2015
tercatat sebesar17.011.372,2 per kapita,hingga pada tahun 201835.444.572,48 per kapita .
Gambar 5.4. Roadmap Kondisi Kualitas Kependudukan Diinginkan
Akhir dari peningkatan kualitas penduduk adalah terwujud penduduk yang berkualitas atau
masyarakat Simalungun yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam
kebhinekaan sesuai dengan visi Bupati Kabupaten Simalungun :
1) Terwujudnya penduduk atau masyarakat Simalungun yang beriman yaitu masyarakat yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat yang mengamalkan ajaran agamanya
dengan sepenuh hati, konsisten dan konsekuen, masyarakat yang memiliki sikap yang kuat
untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama pemeluk agama dalam bingkai
keluarga besar masyarakat Simalungun.
2) Terwujudnya penduduk atau masyarakat Simalungun yang maju, yaitu masyarakat yang
berpengetahuan dan sadar akan supremasi hukum serta selalu menggunakan nurani dan
akal sehat dalam mengambil keputusan, dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan
perkembangan global, namun tetap mempertahankan identitas masyarakat Simalungun.
ROADMAP 2015-2020
ROADMAP
2021-2025
ROADMAP 2026-2030
ROADMAP 2031-2035
ROADMAP 2036-2040
Pencapaian
kualitas
pendidikan,
kesehatan dan
ekonomi
penduduk yang
mapan
Peningkatan
kualitas
pendidikan,
kesehatan dan
ekonomi yang
mapan yang
didukung
terciptanya
good
governance
Pencapaian
kualitaspendu
duk kreatif
dan inovatif
untuk
meningkatka
n kerja
produktif
Peningkatan
kualitas
penduduk
kreatif dan
inovatif
untuk
meningkat-
kan kerja
produktif
Terwujudnya
Masyarakat
dan Kabupaten
Silaungun yang
Mandiri ,
Tentram dan
Berseri.
87
3) Terwujudnya penduduk atau masyarakat Simalungun yang mandiri serta percaya diri, yaitu
masyarakat yang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan potensi daerah dan karenanya
dapat menetapkan dan melaksanakan kebijakan pembangunan daerah berdasarkan prakarsa
dan aspirasi masyarakat itu sendiri.
4) Terwujudnya penduduk atau masyarakat Simalungun yang mapan yaitu masyarakat yang
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara berimbang jasmani dan rohani, memiliki
daya tahan terhadap pengaruh luar yang bersifat merusak, mampu meningkatkan kualitas
kehidupannya termasuk lingkungan hidup yang semakin layak dengan tingkat kesenjangan
yang semakin kecil.
5) Terwujudnya penduduk atau masyarakat Simalungunyang berkeadilan di dalam
kebhinekaan yaitu masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban atau proporsional dalam
lingkup masyarakat yang hidup secara harmonis, sehingga tidak ada kelompok masyarakat
yang merasa terpinggirkan atau terlupakan.
Beberapa kebijakan akan dilaksanakan dalam bidang pendidikan di Kabupaten Simalungun
sebagai berikut;
1. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
Targetnya adalah meningkatkan APK/APM/Melek huruf serta meningkatnya rata-rata lama
sekolah, pada setiap jenjang, jalur dan jenis pendidikan memberikan kesempatan kepada semua
penduduk usia prasekolah dan usia sekolah, baik umum, kejuruan, keagamaan, maupun
pendidikan khusus, serta memberikan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat yang plularistik
termasuk dalam meningkatkan pemberian pendidikan dari wajib belajar 9 tahun menjadi wajib
belar 12 tahun. Demikian pula perluasan kesempatan belajar bagi Anak luar Biasa (ALB) dan
Anak Berkebutuhan khusus (ABK), memperbanyak pendidikan informal dengan
memberdayakan perempuan yang berdaya saing global, melaksanakan Pendidikan Menengah
Universal (PMU) yang bekualitas serta mengembangkan Pendidikan tinggi dan kejuruan sesuai
kebutuhan daerah dan berdaya saing global.
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
Targetnya adalah meningkatkan mutu kurikulum pada setiap jalur, jenis dan jenjang
pendidikan sehingga memberikan dukungan yang berarti bagi bakal kehidupan peserta didik
dimasa depan, baik berkenaan dengan nilai-nilai budaya dan kearifan local (daerah), budi
pekerti, kecakapan hidup, dan jiwa entrepreneur, iptek, olah raga dan seni, kesehatan dan
lingkungan hidup. Serta aspek-apsek pembentuk karakter kehidupan berbangsa dan bernegara
lainnya. Dengan penyiapan berbagai fasilitas, dan melakukan pemetaan dan kesejahteraan guru
mengembangkan dan meningkatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di daerah yang
88
berorientasi pada potensi daerah setempat untuk memenuhi peluang pasar kerja tingkat daerah,
serta mengkaitkan dengan pendidikan pemabngunan yang berwawasan kependudukan.
3. Peningkatan Manajemen pendidikan
Targetnya agar meningkatkan kemampuan pengelolaan program pembangunan pendidikan,
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat yang meliputi pengintegrasian
kebutuhan lokal dengan kurikulum yang ada, proses pembelajaran, kualifikasi dan kompetensi
guru, penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung proses edukasi.
4. Peningkatan Tata kelola, Akuntabilitas, dan pencitraan Publik
Targetnya adalah menciptakan proses perencanaan pembangunan pendidikan lebih
partisipasif, terkoordinasi, dan lebih menyeluruh terhadap jalur, jenis dan kelembagaan satuan
pendidikan. Meningkatkan pembiayaan dan anggaran serta laporan dan pertanggungjawabannya
secara transparan pada setiap penyelenggaraan satuan pendidikan. mensinerjikan kebijakan dan
mengatur batas-batas kewenangan penyelenggaraan evaluasi pendidikan bersama lembaga
satuan pendidikan serta meningkatkan kualitas, data informasi pendidikan yang cepat, akurat
dan dapat dipercaya.
5. Peningkatan Peranserta Masyarakat, dunia usaha, dan stake holders
Targetnya adalah diarahkan pada kebersamaan memikul tanggung jawab antara
pemerintah, masyarakat dan peran serta didik sebagai bagian dari subjek pembelajaran, yang
dinamis, adaptif, dan penuh inisiatif. merintis, membangun, dan mengembangkan inovasi-
inovasi pendidikan lebih bersifat antisipatif kearah peningkatan kualitas, relevansi dan daya
saing pendidikan.
Tabel 5.2. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan Parameter
Peningkatan Kualitas Penduduk Kabupaten Simalungun 2015-2040
Indikator/Parameter Periode Road Map
2020 2025 2030 2035 2040 2045
Kesehatan :
Angka Kematian Bayi ( per
1000 lahir hidup )
18,5
17,5
17
16,5
15
14
Pendidikan:
Angka Partisipasi Sekolah (%)
Usia 7-12 Tahun
Usia 13-15 Tahun
Usia 16-18 Tahun
100
98
70
100
100
75
100
100
80
100
100
85
100
100
87
100
100
90
Ekonomi :
Pendapatan Perkapita ( juta
Rupiah )
Gini Rasio
44.155
0.242
47.172
0,230
50.189
0,217
53.206
0,204
56,223
0,200
59,240
0,200
89
5.3. Roadmap Penataan Mobilitas dan Pesebaran Penduduk Yang Diinginkan dan Pokok
Pokok Pembangunan
Adapun kondisi yang diinginkan dalam aspek penataan mobilitas dan persebaran penduduk
adalah tewujudnya persebaran penduduk yang lebih merata antar wilayah kecamatan, wilayah
danau, maupun pegunungan sehingga konsentrasi penduduk terkendali. Demikian juga
halnyadengan migrasi out atau perpindahan penduduk keluar kabupaten, diharapkan agar
penduduk tidak berbondong – bondong keluar yang pada gilirannya menimbulkan masalah baru
yang tidak kalah peliknya.
Kondisi persebaran penduduk yang diinginkan adalah persebaran penduduk yang merata
dan pengaturan mobilitas sesuai dengan potensi daerah. Tentunya yang diharapkan adalah
adanya penataan dan persebaran yang proporsional sesuai daya dukung alam dan lingkungan. Ini
berarti pemerintah harus dapat menata keberadaan penduduk melalui perpindahan penduduk baik
local antar kecamatan dan wilayah serta mencegah pesatnya jumlah penduduk yang keluar
meninggalkan wilayah kabupaten Simalungun.
Dalam upaya pencapaian kondisi yang diinginkan yaitu terjadinya persebaran penduduk
yang lebih merata antar kecamatan dan wilayah dalam kabupten Simalungun sehingga
konsentrasi penduduk terkendali maka strategi diperlukan adalah :
Menumbuhkan kondisi kondusif bagi terjadinya migrasi internal yang harmonis
melindungi pendudukdengan membuka zona zona produksiyang menciptakan lapangan
kerja baru yang berdampak positif terhadap kesejahteraan penduduk lokal.
Menciptakan keserasian, keselarasan, dankeseimbangan daya dukung dan daya tampil
lingkungan
Mengendalikan kuantitas penduduk dengan meningkatkan pemahaman dan kesertaan
dalam Program Keluarga Berencana.
Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, melalui penciptaan wirausaha
baru
Memperluas kesempatan kerja produktif
Menurunkan angka kemiskinan dan mengatasi pengangguran.
Meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia.
Meningkatkan infrastruktur permukiman, meningkatkan daya saing wilayah baru,
meningkatkan kualitas lingkungan, dan meningkatkan penyediaan pangan bagi masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengarahan mobilitas penduduk perlu dilakukan dengan
beberapa strategi sebagai berikut :
90
1. Mengupayakan peningkatan mobilitas non permanen dengan cara menyediakan berbagai
fasilitas sosial, ekonomi, budaya, dan administrasi di beberapa wilayah yang diproyeksikan
sebagai wilayah tujuan mobilitas dan pemerataan persebaran penduduk
2. Mendorong ketersedianya lahan pemukiman baru yang legal, clean and clear (C2) agar
dikemudian hari penduduk mendapat suatu kepastian menuju masa depan.
3. Mengurangi mobilitas penduduk pindah keluar kabupaten Simalungun, dengan adanya
penataan wilayah penyangga untuk mengembangkan daerah tujuan migrasi yang secara
khusus diintegrasikan dengan kabupaten/kota besar sekitarnya.
Untuk tujuan ini, perlu tiga pendekatan dalam kebijakan pengarahan mobilitas penduduk
yakni :
1) Meningkatkan promosi daerah-daerah tujuan baru sehingga penduduk terangsang untuk
melakukan perpindahan secara spontan.
2) Membuat regulasi yang menguntungkan bagi daerah tujuan dengan sasaran
menghambat/mengurangi minat penduduk yang tidak berkualitas berpindah kedaerah lain
(mobilitas bukan sekadar pemindahan kemiskinan). Penduduk miskin adalah tanggung
jawab daerah asal/kelahiran.
3) Membuat kebijakan melalui peningkatan kualitas prasarana dan sarana ekonomi, serta
peningkatan akulturasi dan asimilasi cultural antara pendatang dan penduduk asli.
4) Penyusunan road-map kebijakan penataan mobilitas dan persebaran penduduk tidak
semata-mata atas dasar pertimbangan hukum, tetapi juga didasari oleh fakta sosiologis dan
dinamika lingkungan sosio-kultural. Berdasarkan pertimbangan ini, maka roadmap
pengarahan mobilitas penduduk secara tegas berbasis pada UU No. 25 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPM 2005-2025,
UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan pendudukdan Pembangunan Keluarga, dan
RPJP Daerah Simalungun. Disamping itu, basis kondisi sosiologis serta dinamika sosio-
kultural dan keamanan mengamanatkan penyusunan strategi penataan mobilitas dan
peersebaran penduduk perlu mempertimbangkan berbagai kondisi perkembangan
lingkungan daerah. Basis ini pun secara nyata mencermati sejauh mana komitmen
pemerintah terhadap aspek mobilitas penduduk sehingga menjadi bagian yang integral dan
menentukan bagi perkembangan dan keberhasilan pembangunan penduduk dan
pembangunan berkelanjutan di wilayahnya dalam koridor kepentingan nasional.
5) Pada titik ini, pengerahan mobilitas penduduk perlu menjamin kepastian pelibatan elemen
dearah. Fakta yang berkembang menunjukkan bahwa pengerahan mobilitas penduduk saat
ini tidak semata dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga elemen masyarakat sipil dan pasar.
Oleh karena itu, penting untuk mereposisi dan mengidentifikasi peran yang harus
91
dimainkan pemerintah yang memiliki kewenangan dan perannya. Demikian juga peran dan
kewenangan LSM maupun Civil Society Organization (CSO). Semua elemen harus
memiliki peran strategis dalam pelaksanaan pemb angunan kependudukan. Kebijakan
mobilitas daerah harus memperhatikan perkembangan–perkembangan spesifik daerah,
misalnya kemungkinan dampak masuknya penduduk kedaerah industri baru, cara
mengantisipasi kemungkinan dampak negatif bagi wilayah tujuan, dampak bagi
keseimbangan penduduk local dan pendatang, serta kemungkinan marginalisasi penduduk
lokal. Dengan demikian, penting dirumuskan sebuah kebijakan lokal yang dapat merespon
hal-haltersebut, misalnya melalui perda pengendalian penduduk.
Berbicara tentang penataan mobilitas penduduk, maka dalam jangka pendek maupun
menengah dan panjang, perlu dirumuskan beberapa sasaran yang antara lain meliputi hal berikut
:
1) Membangun model rekayasa sosial yang memungkinkan integrasi antara penduduk
pendatang dan penduduk asli
2) Pengembangan kebijakan lokal yang pro masyarakat asli tanpa mengurangi hak hidup
pendatang
3) Pengembangan regulasi yang memungkinkan adanya seleksi migrasi berdasarkan
kapasitas pendidikan dan keterampilan, dan kelembagaan
4) Penguatan peran elemen masyarakat sipil (CSO, NGO, dan universitas) dalam capacity
building permukiman baru hasil kebijakan mobilitas formal
5) Pengembangan forum komunikasi antarwarga di wilayah wilayah tujuan mobilitas
6) Penguatan kelembagaan keluarga migran dalam konteks kebijakan kesehatan reproduksi
7) Strategi pengembangan daerah penyangga dan pengembangan ekonomi perdesaan
sehingga mengurangi minat penduduk desa melakukan migrasi
8) Pemodelan pengembangan ekonomi makro dan distribusi kesejahteraan yang merata
sehingga semakin mengurangi distorsi biaya hidup antar wilayah
9) Memikirkan kembali keterkaitan antara pendidikan, Pelatihan dan kesempatan kerja
10) Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dan masyarakat migran
11) Mendorong perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja.
12) Pengembangan kajian akademis terkait pemodelan mobilitas penduduk yang dikaitkan
dengan kepentingan daerah
Untuk tercapainya tujuan-tujuan pengarahan mobilitas penduduk tersebut, maka perlu
sejak awal dipastikan bahwa perda, dan berbagai aturan pelaksana lainnya telah dapat
diselesaikan. Beberapa peraturan yang dibutuhkan untuk meng implementasikan tujuan itu
adalah sebagai berikut :
92
1) Penataan dan penyebaran penduduk antar wilayah kecamatan
2) Kebijakan mobilitas penduduk non permanent
3) Kebijakan ketenagakerjaan dalam mencapai tujuan penataan mobilitas penduduk
4) Penataan persebaran penduduk melalui kerjasama antar daerah dan antara pemerintah
dengan swasta
5) Pengarahan mobilitas penduduk melalui pengembangan daerah penyangga
6) Pedoman pelayanan terhadap penduduk musiman serta tatacara pengumpulan data, analisis
mobilitas, dan persebaran penduduk. Sementara itu, pada tataran perda, dibutuhkan adanya
perda tentang kebijakan mobilitas penduduk.
Gambar 5.5. Roadmap Kondisi Penataan Persebaran dan Mobilitas Kependudukan
Diinginkan
Tabel 5.3. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan Parameter
Penataan Persebaran Dan Mobilitas Penduduk Kabupaten Simalungun2015-2045
Indikator/
Parameter
Periode Roadmap 2010-2045
2020 2025 2030 2035 2040 2045
Laju Pertubuhan
Penduduk (%) 0,557 0,516 0,475 0,434 0,393 0,352
Migrasi Neto Antar
Daerah Kab/Kota (%)
- 0,012 - 0,014 - 0,02 - 0,11 - 0,01 - 0,005
ROAD MAP
2015-2020
ROADMAP 2021-2025
ROADMAP 2026-2030
ROADMAP 2031-2035
Penataan dan penyebaran
penduduk antar Kecamatan sesuai daya dukung sosial dan lingkungan
Penataan persebaran dan
Pengarahanmobilitas penduduk melalui pengembangan kec. penyangga
Peningkatan
mobilitas non
permanen dengan cara menyedia-kan
berbagai fasilitas
sosial, ekonomi,
budaya, dan ad
ministrasi di
beberapa daerah yang diproyeksikan
sebagai daerah
tujuan mobilitas
penduduk
Terjadinya
persebaran
penduduk yang lebih
merata antar
kecamatan
sehingga
konsentrasi
penduduk terkendali
dan harmonis
Terjadinya persebaran penduduk yang lebih merata antar kecamatan sehingga konsentrasi penduduk terkendali dan harmonis
ROADMAP 2036-2040
93
5.4. Roadmap Pembangunan Keluarga yang Diinginkan dan Pokok-pokok Pembangunan
Kondisi yang diinginkan melalui pembangunan keluarga adalah Terwujudnya keluarga di
Simalungun yang berkualitas meliputi :
a) Keluarga yang bertakwa kepadaTuhan YME, yaitu keluarga Berdasarkan pernikahan yang
sah menurut agama dan hukum Negara
b) Keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan harmonis yang Berkeadilan dan
berkesetaraan gender dengan jumlah anak yang ideal (dua).
c) Keluarga yang berketahanan sosial, yaitu Keluarga yang Memiliki perencanaan
sumberdaya keluarga, keluarga Berwawasan nasional, keluarga yang berkontribusi kepada
Bangsa dan Negara serta berpartisipasi dalam kegiatan bela negara, taat membayar pajak,
patuh terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
1. Pokok-pokok pembangunan keluarga
a) Membangun keluarga yang bertaqwa kepadaTuhanYang Maha Esa;
b) Membangun iklim berkeluarga berdasarkan perkawinan yang sah;
c) Membangun keluarga berketahanan, sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan harmonis
yang berkeadilan dan berkesetaraan gender;
d) Membangun keluarga yang berwawasan nasional dan berkontribusi kepada
masyarakat, bangsa, dan negara;
e) Membangun keluarga yang mampu merencanakan sumberdaya keluarga.
f) Membangun keluarga yang mampu memahami dan melaksanakan 8 fungsi keluarga.
2. Sasaran pembangunan keluarga
a) Seluruh keluarga dan semua siklus kehidupan keluarga
b) Keluarga yang memiliki potensi dan sumber kesejahteraan social danekonomi.
c) Keluarga rentan secara ekonomi, sosial, lingkungan, maupun budaya;
d) Keluarga yang bermasalah secara ekonomi, sosial, fisik dan psikis.
3. Strategi yang disuguhkan dalam pembangunan keluarga
(a).Pendidikan Agama (etika dan moral )
(b). Pendidikan Sosial Budaya
Indikatorkeberhasilannya :
a) Keluarga menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing- masing dengan
baik dan benar
b) Keluarga menaati nilai, norma, dan aturan agama
c) Keluarga memelihara kerukunan antar umat beragama
4. Strategi untuk membangun iklim berkeluarga berdasarkan perkawinan yang sah dalah
dilakukan dengan hal berikut :
94
a. Meningkatkan pelayanan lembaga penasihat perkawinan
b. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga
c. Komitmen Pemerintah hanya mengakui perkawinan antara laki-laki dengan
perempuan
d. Perkawinan yang sah dilakukan menurut hukum agama dan negara
e. Perkawinan mensyaratkan diketahui oleh keluarga dan masyarakat
Indikatorkeberhasilannya :
a) Keluarga dibangun dari perkawinan menurut hukum agama dan negara.
b) Keluarga dibangun dari perkawinan antara laki-laki dengan perempuan,
c) Keluarga dibangun dari perkawinan yang diketahui oleh keluarga dan masyarakat.
d) Setiap perkawinan tercatat di lembaga yang berwenang dengan dibuktikan oleh
kepemilikan akta nikah.
5. Strategi untuk membangun keluarga harmonis, sejahtera, sehat, maju, dan Mandiri adalah
sebagai berikut :
a) Peningkatan ketahanan keluarga berwawasan gender
b) Pengembangan perilaku hidup sehat pada keluarga (sehat fisik/reproduksi, sehat
psikologis, sehat sosial, dan sehat lingkungan)
c) Pendidikan dan pengasuhan anak
d) Pengembangan ketahanan keluarga dan ketahanan pangan keluarga
e) Peningkatan ketahanan keluarga dengan berbasis kelembagaan lokal
Indikator keberhasilannya sebagai berikut :
a. Keluarga berketahanan (kuat, bertahan hidup, beradaptasi)
b. Keluarga sejahtera (pendapatan per kapita/bulan tidak miskin, rumah layak huni,
mempunyai tabungan)
c. Keluarga sehat (kecukupan pangan dan gizi, tidak berpenyakit, sehat fisik dan
psikhis)
d. Keluarga maju (partisipasi pendidikan, partisipasi kerja)
e. Keluarga mandiri (kemandirian social ekonomi)
f. Keluarga harmonis (tidak bercerai,tidak ada kekerasan dalam rumahtangga, tidak ada
perdagangan manusia, tidak ada kenakalan anak dan remaja)
6. Strategi Membangun keluarga yang berwawasan kebangsaan dan sebagaiPelaku
pembangunan yang memberikan kontribusi kepada masyarakat,bangsa, dan Negara adalah
melalui :
a) Pendidikan
b) Pembinaan
95
c) Kebudayaan
Indikator keberhasilannya adalah
a) Keluarga berketahanan sosial,
b) Berwawasan kedepan (menguasai iptek),
c) Pelaku pembangunan yang berkontribusi kepada masyarakat, bangsa,dan negara.
7. Strategi Membangun keluarga yang mampu merencanakan sumberdaya Keluarga adalah:
a) Merencanakan sumberdaya dengan pendampingan manajemen.
b) konsultasi perkawinan, pengasuhan anak, manajemen keuangan rumah tangga,
c) manajemen waktu dan pekerjaan keluarga.
Indikator keberhasilannya adalah :
a. Keluarga mempunyai perencanaan berkeluarga.
b. Keluarga mempunyai perencanaan investasi anak.
c. Keluarga mempunyai perencanaan keuangan.
Gambar 5.6. Roadmap Kondisi Pembangunan Keluarga Diinginkan
Tabel 5.4. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan Parameter
Pembangunan Keluarga Kabupaten Simalungun 2015-2045
Indikator/
Parameter
Periode Roadmap 2010-2045
2020 2025 2030 2035 2040 2045
Persentase penduduk miskin 7,66 6,01 4,36 2,71 2,00 2,00
Persentase Keluarga Pra S 6,25 6,25 6,25 6,25 6,25 6,25
ROAD MAP
2015-2020
ROADMAP 2021-2025
ROADMAP 2026-2030
ROADMAP 2031-2035
Terciptanya
kondisi keluarga
berdasarkan
perkawinan yang
sah dan bertakwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa
Terciptanya kondisi
keluarga yang
berkualitas
bercirikan iman kpd
tuhan YME,
sejahtera, sehat,
maju, mandiri,
dengan jumlah anak
ideal (dua)dalam
keharmonisan yang
berkeadilan dan
berkesetaraan
gender
Peningkatan dan
bertambah banyak
kondisi keluarga
beriman,sejahtera
sehat, maju, mandiri,
dengan jumlah anak
ideal dua dalam
keharmonisan yang
berkeadilan dan
kesetaran gender
Terwujudnya
keluarga kecil
yang beriman.
berkualitas,
berkeadilan dan
berkesetaraan
gender serta
berdaya saing
Terwujudnyakel
uarga kecil yang
beriman.
berkualitas,
berkeadilan dan
berkesetaraan
gender serta
berdaya saing
ROADMAP 2036-2040
96
5.5. Roadmap Pembangunan Database Kependudukan Diinginkan dan Pokok-Pokok
Pembangunan
Kondisi yang diinginkan pada pembangunan database kependudukan adalah terwujudnya
database kependudukan yang memiliki akurasi dan tingkat kepercayaan yang tinggi serta
dikelola dalam suatu system yang terintegratif, muda diakses oleh para pemangku
kepentingan, serta menjadi bagian dari sistem pendukung keputusaan (Decision Support
System).
Dalam rangka menyikapi kondisi yang ada serta target capaian sampai dengan tahun 2035
yang akan datang maka ditentukan arah dan kebijakan pembangunan manajemen database
dan informasi kependudukan sebagai berikut :
1. Pembangunan sistem data dan informasi kependudukan melalui pemantapan layanan
Sistem Administrasi Kependudukan (SAK)
2. Pengembangan database kependudukan untuk menjadi acuan bagi perencanaan
pemerintah daerah dan pemanfaatan dunia bisnis,
3. Pemantapan fungsi dan peranan Database kependudukan Nasional yang
berlandaskanpada tertib administrasi kependudukan dan layanan prima administrasi
kependudukan,
4. Pengembangan sistem yang terhubung dengan data lain yang berasal dari berbagai
lembaga dan sesuai dengan data yang telah ada,
5. Pengembangan sistem yang telah terbangun menjadi bagian dari DSS (Decision Support
System) yang terintegratif.
Selanjutnya, dalam mengupayakan kondisi diinginkan maka strategi dan pokok-pokok
kebijakan dan program dilakukan terintegrasi dengan grand design pengembangan
database kependudukan nasional adalah meliputi tahapan :
1. Periode 2015-2020:
Fokus utama periode ini adalah pemantapan layanan Sistem Administrasi
Kependudukan (SAK) untuk instansi pemerintah terkait lainnya atau lebih dikenal
dengan konsep Government to Government (G2G), layanan SAK untuk masyarakat atau
dikenal dengan istilah Government to Citizen (G2C), layanan SistemAdministrasi
Kependudukan (SAK) untuk dunia bisnis (G2B), dan Pemantapan Sistem Administrasi
Kependudukan (SIAK) dengan menggunakan berbagai fitur yang telah dipersiapkan
maupun yang disempurnakan agar sesuai dengan amanat UU No. 16 Tahun 2014.
Pada periode ini juga mulai dikembangkan sistem identifikasi pengenal tunggaldengan
teknologi biometrik. Pendekatan pengembangan dan penerapan, baik sisifitur teknologi
97
maupun dari sisi implementasi di lapangan dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan.
2. Periode 2021-2025
Fokus periode ini terletak pada cara SAK dapat memberikan layanan prima untuk
mendukung hubungan sesama instansi pemerintah (G2G), hubungan kepadamasyarakat
(G2C) dan hubungan dengan dunia bisnis, atau dikenal denganGoverment to Business
(G2B).
Pada periode ini, ditargetkan database kependudukan akan menjadi acuan
bagiperencanaan pemerintah daerah dan pemanfaatan dunia bisnis, seperti
untukkebutuhan marketing research, e-payment, e-commerce, dan transaksi bisnis
berbasis elektronik lainnya dengan terlebih dahulu mempersiapkan berbagai sarana dan
prasarana pendukung terutama dalam mempersiapkan perangkat keras maupun
perangkat lunak sistem teknologi informasinya.
3. Periode 2026–2030:
Fokus pada periode ini adalah pemantapan fungsi dan peranan Database Kependudukan
Daerah terintegrasi Nasional yang berlandaskan pada tertib administrasi kependudukan
dan layanan prima administrasi kependudukan.
Database Kependudukan Daerah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
padapemerintah, dunia bisnis, dan dunia internasional.
Pada periode ini Database Kependudukan Daerah telah memiliki tingkat kepercayaan
(trust) yang tinggi dan diakui oleh dunia internasional. Kepercayaan yang tinggi
terhadap Database Kependudukan Daerah dapat digunakan untuk mendukung kerja
sama multilateral bidang pertahanan dan keamanan, seperti cross border cyber crime,
bidang perekonomian (international investment), dan bidang lainnya, sehingga daerah
memiliki daya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan global.
Pada periode ini juga diharapkan peranan SAK menjadi faktor daya saing bangsa dan
sebagai akselerator dalam mewujudkan iklim masyarakat informasi (Information
Society) dan masyarakat berpengetahuan (Knowledge base society).
4. Periode 2031-2035:
Fokus strategi periode ini untuk mengembangkan database yang ada terintegrasi dengan
data lain terkait. Hal itu dilakukan dengan mengembangkan sistem yang terhubung
dengan data lain yang berasal dari berbagai lembaga dan sesuai dengan data yang telah
ada. Sistem ini dikembangkan agar mudah diakses oleh pemangku kepentingan serta
mengembangkan sistem yang telah terbangun menjadi bagian dari DSS (Decision
Support System) yang terintegratif.
98
5. Periode 2036-2040
Seterusnya program strategis dilakukan dalam kerangka pencapaian kondisidiinginkan
dengan Terciptanya pendayagunaan data dan informasi kependudukan sebagai sistem
pendukung pengambilan keputusan adalah meliputi :
1. Melaksanakan layanan prima Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) untuk
sesama instansi pemerintah Government to Government (G2G), untuk masyarakatatau
Government to Citizen (G2C), serta Layanan Sistem AdministrasiKependudukan
(SAK) untuk dunia bisnis (G2B).
2. Menjadikan database dan Informasi kependudukan sebagai acuan bagiperencanaan
pemerintah daerah dan pemanfaatan dunia bisnis, seperti untukkebutuhan marketing
research, e-payment, e-commerce, dan transaksi bisnisberbasis elektronik lainnya
3. Menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung terutama dalam
mempersiapkan perangkat keras maupun perangkat lunak sistem teknologi
informasinya.
4. Menyiapkan Sumber Daya Manusia professional yang mendukung terselenggaranya
layanan prima sistem administrasi kependudukan
5. Memantapkan fungsi dan peranan Database dan Informasi Kependudukan Daerah
terintegrasi Nasional yang berlandaskan pada tertib administrasi kependudukan dan
layanan prima administrasi kependudukan.
6. Menjadikan Database dan Informasi Kependudukan Daerah untuk dapat memberikan
kontribusi pada pemerintah, dunia bisnis, dan dunia internasional
7. Menjadikan Database dan Informasi Kependudukan Daerah memiliki tingkat
kepercayaan (trust) yang tinggi dan diakui oleh dunia internasional untuk mendukung
kerja sama multilateral bidang pertahanan dan keamanan, seperti cross border cyber
crime, bidang perekonomian (international investment), dan bidang lainnya, sehingga
daerah memiliki daya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan global.
8. Membangun masyarakat Simalungun menjadi masyarakat informasi (Information
Society) dan masyarakat berpengetahuan (Knowledge base society).
9. Membangun database dan Informasike pendudukan yang terintegrasi dengan
datalain terkait. mengembangkan sistem yang terhubung dengan data lain
yangberasal dari berbagai lembaga dan sesuai dengan data yang telah ada agar
mudah diakses oleh pemangku kepentingan.
10. Mendukung dan Menyukseskan Pelaksanaan Sensus Penduduk, Sensus Ekonomi,
Sensus Pertanian, SUPAS, SUSENAS, SDKI, Pendataan Keluarga/Mutasi Data
Keluarga dan berbagai sensus maupun survey lainnya.
99
Gambar 5.7. Roadmap Kondisi Pengembangan Manajemen Database Dan Informasi
Kependudukan Diinginkan
ROAD MAP
2016-2020
ROADMAP 2021-2025
ROADMAP 2026-2030
ROADMAP 2031-2035
Terciptanya
pelayanan prima
dan tertib
administrasi
kependudukan
Tercipta kondisi
masyarakat
berbasis
database dan
Informasi
kependuduk-an
Terciptanya
integrasi data
dan informasi
kependuduk-
an dari
berbagai
sumber dalam
suatu database
dan bebas
diakses
Terciptanya
pendayagunaa
n data dan
informasi
kependuduk-
an sebagai
sistem
pendukung
keputusan
Terciptanya
pendayagunaa
n data dan
informasi
kependuduk-
an sebagai
sistem
pendukung
keputusan
ROADMAP 2036-2040
100
BAB 6
P E N U T U P
Grand Design Pembangunan Kependudukan adalah suatu dokumen rumusan
perencanaan pembangunan kependudukan daerah untuk jangka waktu 30 tahun kedepan dan
dijabarkan setiap 5 tahunan yang berisi tentang kecenderungan parameter kependudukan, issue-
issue penting kependudukan dan program-program pembangunan kependudukan yang meliputi
pengendalian, pembangunan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran
dan pengaturan mobilitas penduduk serta pembangunan database kependudukan.
Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) selain diperlukan sebagai arah bagi
kebijakan kependudukan di masa depan dan secara khusus juga diharapkan dapat sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Simalungun. Denganarah,
kebijakandanpokok-pokokpembangunankependudukan yang tertuangdalamGrand Design
Pembangunan Kependudukandiharapkanakan terwujudnya kondisi penduduk yang berkualitas
sebagai modal pembangunan untuk mencapai Simalungun yang mandiri, maju, adil, dan
sejahtera sebagai upaya mendukung Visi Pembangunan Sumatera Utara,yakni “Terwujudnya
masyarakat Simalungun yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam
kebhinekaan di masa depan.
Grand Design pembangunan kepend
udukan ini diharapkan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk sosialisasi, advokasi serta
monitoring terhadap berbagai pemangku kepentingan dan kebijakan agar mempersiapkan Grand
Design Pembangunan Kependudukan sesuai dengan kondisi kependudukan dan kebutuhan
pembangunan dalam rangka pembangunan yang berwawasan kependudukan.
BUPATI SIMALUNGUN,
J.R. SARAGIH