bab iii metode penelitian - universitas muhammadiyah
TRANSCRIPT
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Teknik
Universitas Muhammadiyah Malang mulai 18, Desember 2020 s/d 26, Februari
2021.
3.2 Flowchart Penelitian
Mulai
Persiapan Spesimen Uji (Tembaga)
Persiapan Larutan
KOH 0.3M
Studi Pustaka
Persiapan Larutan
KOH 0.4M
Persiapan Larutan
KOH 0.2M
Persiapan Larutan
KOH 0.5M
Persiapan Larutan
KOH 0.1M
Penimbangan Berat
Awal Spesimen 3
Penimbangan Berat
Awal Spesimen 4
Penimbangan Berat
Awal Spesimen 2
Penimbangan Berat
Awal Spesimen 5
Penimbangan Berat
Awal Spesimen 1
Proses Anodisasi
KOH 0.3Molar
Proses Anodisasi
KOH 0.4Molar
Proses Anodisasi
KOH 0.2Molar
Proses Anodisasi
KOH 0.5Molar
Proses Anodisasi
KOH 0.1Molar
Penimbangan Berat
Akhir Spesimen 3
Penimbangan Berat
Akhir Spesimen 4
Penimbangan Berat
Akhir Spesimen 2
Penimbangan Berat
Akhir Spesimen 5
Penimbangan Berat
Akhir Spesimen 1
Pengujian SEM
Spesimen 3
Pengujian SEM
Spesimen 4
Pengujian SEM
Spesimen 2
Pengujian SEM
Spesimen 5
Pengujian SEM
Spesimen 1
Pengamatan
Porositas Spesimen 3
Pengamatan
Porositas Spesimen 4
Pengamatan
Porositas Spesimen 2
Pengamatan
Porositas Spesimen 5
Pengamatan
Porositas Spesimen 1
Analisa Data dan Pembahasan
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
22
3.3 Alat dan Bahan
Dalam melakukan penelitian ini dibutuhkan alat dan bahan diantaranya
adalah :
3.3.1 Alat
Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
1. Power Supply Nepto 1501A (1 Ampere)
Power Rectifier atau power supply adalah suatu alat yang dapat mengubah
tegangan listrik dari 220 volt menjadi yang lebih rendah sesuai dengan yang
diinginkan atau alat ini juga disebut trafo step down. Tegangan yang keluar
dari trafo masih dalam keadaan bolak-balik (AC), sehingga untuk merubah
dari AC ke DC (searah) diperlukan kiprok sebagai penyearah dan kapasitor
elektrolit sebagai perata dari tegangan output. Pada power supply juga
dipasang sebuah instrumen volt meter yang dipasang secara pararel dan
sebuah amperemeter yang dipasang secara seri. Tegangan yang digunakan
adalah 5 volt.
2. Neraca Digital
Neraca digital analitik dengan spesifikasi kapasitas 100g dan ketelitian
0,001g. Digunakan untuk menimbang spesimen sebelum dan sesudah
proses anodisasi untuk mengetahui tingkat porosity.
3. Gelas Ukur
Gelas ukur berfungsi sebagai tempat perendaman spesimen uji.
4. Alat Pemotong Spesimen Uji
Pemotongan Spesimen uji menggunakan gunting.
23
5. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung lama waktu proses anodisasi.
6. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang specimen.
7. Pipet
Pipet digunakan untuk mencampur aquades kedalam larutan kalium
hidroksida.
8. Bolpoint
Bolpoint dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat hal-hal yang
penting seperti penandaan spesimen uji dan mencatat berat awal dan berat
akhir setelah anodisasi.
9. Kamera
Kamera digunakan untuk mengambil gambar spesimen awal sebelum
direndam dan sesudah direndam untuk mengamati hasil anodisasi (porous)
yang terjadi.
10. Alat foto mikro SEM
Digunakan untuk melihat struktur mikro hasil anodisasi (porous) yang
terjadi pada permukaan spesimen uji.
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tembaga
Tembaga yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tembaga
dengan kemurnian 99,9% yang mempunyai fungsi dalam konsentrasi tinggi
sebagai agen anti bakteri. Komposisi kimia tembaga yaitu tembaga tidak
24
bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara
membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida.
2. Larutan Kalium Hidroksida (KOH)
Suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH, dan umumnya
disebut sebagai potsh kaustik.
3. Aquades
Aquades air murni (H2O) yang digunakan sebagai pencampur
kalium hidroksida pada proses anodisasi dan sebagai pembersih spesimen.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel Bebas
• Konsentrasi Larutan : Kalium Hidroksida (KOH) dengan komposisi
0.1 M, 0.2 M, 0.3 M, 0.4M, dan 0.5 M
Variabel Tetap
• Jenis Logam : Tembaga 99,9%
• Suhu : Suhu Ruang
• Lama Waktu Anodisasi : 30 menit
Variabel Terikat
• Diameter Pori
• Nilai porositas
25
3.5 Prosedur Penelitian
Pengujian porous menggunakan metode kehilangan berat (weight loss) yang
mengacu pada standar ASTM G31-72 (Rizki Ornelasari 2015).
3.5.1 Preparassi Spesimen Uji
Dalam proses preparasi specimen uji maka akan dilakukan beberapa
langkah sebagai berikut :
1. Pemotongan Spesimen Uji
Pemotongan spesimen uji dilakukan agar spesimen uji memiliki
ukuran yang tidak melebihi batas dari wadah perendaman yang digunakan
pada penelitian. Spesimen uji dipotong dengan ukuran 1 cm2 dengan tebal
0.2 mm berbentuk kotak. Hasil pemotongan spesimen uji dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Spesimen Uji
26
2. Pemotongan Elektroda Counter
Pemotongan elektroda counter dilakukan agar elektroda counter
memiliki ukuran yang tidak melebihi batas dari wadah perendaman yang
digunakan pada penelitian. Elektroda counter dipotong dengan ukuran 1,6
cm2 berbentuk kotak. Hasil pemotongan elektroda counter dapat dilihat
pada Gambar 3.3
Gambar 3.3 Elektroda Counter
3. Pembilasan Permukaan Spesimen Uji
Proses ini dilakukan supaya permukaan spesimen uji menjadi bersih
sehingga terhindar dari zat-zat pengotor yang dapat mengganggu proses
anodizing, selain itu juga memudahkan untuk pengamatan setelah proses
anodizing yang terjadi. Pembilasan dilakukan dengan menggunakan air
suling dan etanol. Hasil proses pembilasan spesimen uji dapat dilihat pada
Gambar 3.4
Gambar 3.4 Pembilasa Spesimen Uji
27
4. Penimbangan Berat Awal Specimen Uji
Setelah spesimen dihaluskan permukaanya, maka dicuci
menggunakan air kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu
40°C selama 5 menit. Kemudian penimbangan dilakukan untuk mengetahui
berat awal spesimen, karena perhitungan diameter butir pada penelitian ini
yaitu menggunakan metode kehilangan berat (weight loss), berat awal akan
menjadi acuan ketika spesimen uji telah mengalami berkurang beratnya.
Proses penimbangan spesimen uji dapat ditunjukkan pada Gambar 3.5
Gambar 3.5 Penimbangan Berat Awal Specimen Uji
3.5.2 Pembuatan Konsentrasi Larutan
Cara pembuatan konsentrasi larutan dengan mengubah konsentrasi larutan
pekat (konsentrasi yang lebih tinggi), menjadi larutan encer (konsentrasi yang lebih
rendah), dengan menambahkan sejumlah air. Jadi pada pengenceran volume larutan
menjadi lebih besar dari volume semula (sebelum pengenceran), sedangkan mol zat
terlarut tidak berubah (tetap).
28
n1 = n2
n1 = mol zat sebelum pengenceran
n2 = mol zat sesudah pengenceran
jika n1 = M1 . V1 dan n2 = M2 . V2
maka pada pengenceran berlaku :
M1 x V1 = M2 x V2
3.5.3 Persiapan Larutan Proses Anodisasi
Dalam penelitian ini menggunakan larutan kalium hidroksida (KOH)
dengan konsentrasi 0.1, 0.2, 0.3, 0.4 dan 0.5 M untuk mendapatkan konsentrasi
tersebut menggunakan rumus M1 x V1 = M2 x V2 mengubah konsentrasi larutan
pekat (konsentrasi yang lebih tinggi), menjadi larutan encer (konsentrasi yang lebih
rendah), dengan menambahkan sejumlah air.
3.5.4 Proses Anodisasi Spesimen Uji
Sebuah foil tembaga tebal 0,2 mm dan kemurnian> 99,9% digunakan
sebagai elektroda kerja luas permukaan 1 cm2. Elektroda counter adalah batang
baja tahan karat luas permukaan 2 cm2. Specimen uji diposisikan pada anoda dan
elektroda counter pada katoda. Jarak antara katoda dan anoda dijaga pada 2 cm.
Elektrolitnya adalah larutan 0.1, 0.2, 0.3, 0.4 dan 0.5 M. Elektrolisis dilakukan pada
suhu 5 V tanpa adanya kontrol potensiostatik selama 30 menit yang ditentukan
sebagai waktu anodisasi optimum.
29
Gambar 3.6 Penempatan Anoda dan Katoda
Gambar 3.7 Proses Anodisasi
3.5.5 Pengambilan Data
Data-data yang diambil dalam pengujian ini adalah :
• Berat awal dari spesimen uji, sebelum spesimen diuji di proses dengan proses
anodisasi. Pembersihan spesimen dilakukan supaya berat awal tidak tercampur
zat pengotor yang menempel pada spesimen.
• Berat akhir spesimen uji, diambil ketika pengujian spesimen telah selesai.
Pembersihan spesimen dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa oksidasi yang
menempel.
• Dalam penelitian ini untuk menghitung porositas permukaan ini dilakukan
dengan meggunakan perangkat lunak imageJ dan originpro. Software ini
menggunakan “data mentah” hasil karakterisasi menggunakan uji mikro yang
30
kemudian diolah lebih lanjut. pada prinsipnya software ini menentukan
kedalaman sebuah permukaan dalam gambar.(Handika Dani R, dkk. 2018)
Nilai Porositas diambil dari hasil gambar mikrostruktur yang menggunakan
format gambar .jpg yang diolah menggunakan perangkat lunak ImageJ.
Format gambar dirubah dari .jpg ke format .tiff yang merupakan salah satu
format gambar terbaik dengan pengertian bahwa semua data dan informasi
(data RGB, data CMYK, dan lainnya) yang berkaitan dengan koreksi atau
manipulasi terhadap gambar tersebut tidak hilang. Kemudian gambar hasil
ImageJ diolah pada perangkat lunak OriginPro untuk melihat grafik dan
memperoleh data porositas. dapat dilihat pada gambar 3.8 dan 3.9.
Gambar 3.8 Proses Olah Data Pada Perangkat Lunak ImageJ
31
Gambar 3.8 Proses Olah Data Pada Perangkat Lunak OriginPro
3.6 Analisa Data
• Data berat spesimen sebelum dan sesudah pengujian
Konsentrasi
larutan
No.
specimen Wo (gr) Wt (gr) ΔW (gr)
Rata-rata
ΔW (gr)
0,1 M
A1-1
A1-2
A1-3
0,2 M
A2-1
A2-2
A2-3
0,3 M
A3-1
A3-2
A3-3