analysis of emotional intelligence officials

15
ANALISIS KECERDASAN EMOSI PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PADA BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (ANALYSIS OF EMOTIONAL INTELLIGENCE OFFICIALS IN THE IMPLEMENTATION OF DUTIES AND FUNCTION OF THE GENERAL BUREAU SECRETARIAT GENERAL MINISTRY OF TRANSPORTATION) Tetty Sulastry Mardiana Balitbang Kementerian Perhubungan Jl. Medan Merdeka Timur No 5 Jakarta Pusat 10110 Email : [email protected] ABSTRACT Human excellence lies not only on the intellectual level of intelligence. Humans are high achievers are people who have combined intellectual, emotional, and spiritual. The success of working on jobs is strongly influenced by a person's personality traits, and ultimately will affect the resulting performance. The success of one can be seen from the ability to work equally well in a team and with the community. An employee should know how to put himself, when it is appropriate to remove the ego and when to press the ego for the continuation of the group and for the achievement of group productivity. They are not able to work together or concerned with the personal ego and emotions easily, tend not to be able to manage personal ego, and even a change or conflict will destabilize the unity in the group. Emotional intelligence in the execution of the duties and functions of the meaning of work is a pattern of behavior that is expected of a person in a management and is determined based on the status of their available. The goal is to determine the level of emotional intelligence of employees General Bureau Secretariat General of the Ministry of Transportation in the process of fulfilling the duties and functions. This paper uses a qualiative approach through interviews and observation. Processing the result of interviews and observations using a quantitative approach.The scope of research conducted both interviews and observations based on the ability to recognize emotional aspects of self, emotional self-management skills, and the ability to understand other people's emotions. After processing data, the result of this paper is the process of implementation of task and fuctions in the General Bureau, Secretary General, Ministry of Transportation impaired both in terms quantity and quality, a result of the explosion of emotions that arise in the work environment and it is associated with emotional intelligence employee conditions. Keyword : Emotional intelligence, recognize self emotions, manage self emotions, ability to understand emotions of others. ABSTRAK 1

Upload: independent

Post on 13-May-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KECERDASAN EMOSI PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN TUGASDAN FUNGSI PADA BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

(ANALYSIS OF EMOTIONAL INTELLIGENCE OFFICIALS IN THEIMPLEMENTATION OF DUTIES AND FUNCTION OF THE GENERAL

BUREAU SECRETARIAT GENERAL MINISTRY OF TRANSPORTATION)

Tetty Sulastry Mardiana

Balitbang Kementerian PerhubunganJl. Medan Merdeka Timur No 5 Jakarta Pusat 10110

Email : [email protected]

ABSTRACT

Human excellence lies not only on the intellectual level of intelligence. Humans are high achieversare people who have combined intellectual, emotional, and spiritual. The success of working on jobsis strongly influenced by a person's personality traits, and ultimately will affect the resultingperformance. The success of one can be seen from the ability to work equally well in a team andwith the community. An employee should know how to put himself, when it is appropriate toremove the ego and when to press the ego for the continuation of the group and for theachievement of group productivity. They are not able to work together or concerned with thepersonal ego and emotions easily, tend not to be able to manage personal ego, and even a changeor conflict will destabilize the unity in the group. Emotional intelligence in the execution of theduties and functions of the meaning of work is a pattern of behavior that is expected of a person ina management and is determined based on the status of their available. The goal is to determinethe level of emotional intelligence of employees General Bureau Secretariat General of the Ministryof Transportation in the process of fulfilling the duties and functions. This paper uses a qualiativeapproach through interviews and observation. Processing the result of interviews and observationsusing a quantitative approach.The scope of research conducted both interviews and observationsbased on the ability to recognize emotional aspects of self, emotional self-management skills, andthe ability to understand other people's emotions. After processing data, the result of this paper isthe process of implementation of task and fuctions in the General Bureau, Secretary General,Ministry of Transportation impaired both in terms quantity and quality, a result of the explosion ofemotions that arise in the work environment and it is associated with emotional intelligenceemployee conditions.

Keyword : Emotional intelligence, recognize self emotions, manage self emotions, ability tounderstand emotions of others. ABSTRAK

1

Keunggulan manusia tidak hanya terletak pada tingkat kecerdasanintelektualnya. Manusia yang berprestasi tinggi merupakan manusia yangmemiliki gabungan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.Kesuksesan bekerja pada pekerjaan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifatkepribadian seseorang, dan akhirnya akan mempengaruhi prestasi kerja yangdihasilkannya.1 Kesuksesan seseorang dapat terlihat dari kemampuannyabekerja sama dengan baik dalam tim dan dengan masyarakat.Seorang pegawaiharus mengetahui cara menempatkan dirinya, kapan saat yang pas untukmengeluarkan ego dan kapan saatnya harus menekan ego demikeberlangsungan kelompok dan demi tercapainya produktivitas kelompok.Akan tetapi mereka yang tidak dapat bekerja sama atau mementingkan egopribadi serta mudah emosi, cenderung tidak mampu mengelola ego pribadi,perubahan atau konflik dan bahkan akan menggoyahkan persatuan dalamkelompoknya. Kecerdasan emosi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi denganarti pekerjaan adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang dalamsuatu manajemen dan ditentukan berdasarkan status yang ada padanya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosipegawai Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan dalamproses pemenuhan tugas dan fungsi. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dengan wawancara dan observasi. Dalam mengolah hasilwawancara tulisan ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Ruang lingkuppenelitian baik wawancara dan observasi dilaksanakan berdasarkan aspekkemampuan mengenali emosi diri, kemampuan mengelola emosi diri sendiri,serta kemampuan memahami emosi orang lain. Setelah melalui prosespengolahan data maka hasilnya adalah bahwa proses penyelenggaraan tugasdan fungsi di Biro Umum, Setjen, Kemenhub mengalami gangguan baik darisisi kuantitas maupun kualitas akibat letupan emosi yang timbul dalamlingkungan pekerjaan dan hal ini terkait dengan kondisi kecerdasan emosipegawainya.

Kata kunci : Kecerdasan emosi, mengenali emosi diri, mengelola emosidiri, kemampuan memahami emosi orang lain.

PENDAHULUAN

Selama ini banyak terdengarkeluhan bahwa Manajemen Sumber DayaManusia di sektor publik belummampu mewujudkan produktivitas danefisiensi yang tinggi. Bahkansebagai pelayan masyarakat,seringkali pekerjaan yang dilakukan

oleh pegawai sektor publik belumdilakukan sebagaimana mestinya, danbahkan tugas yang merupakantanggungjawabnya seringkaliterabaikan, sehingga menimbulkangejala ketidakefisien danketidakefektifan organisasiditengah-tengah masyarakat yangtidak puas atas kinerja yang

2

dilakukan pegawai pemerintah dalammelakukan pelayanan. Banyakkritikan yang disampaikan kepadapelayan publik ini, yaitu birokratyang cenderung bersifat budgetmaximize, birokrasi yang semakinbesar, dan tindakan pegawai yangsuka menuntut imbalan , kurangramah dan arogan.

Berangkat dari rendahnyakomitmen pegawai pemerintahterhadap pekerjaan, maka organisasipublik perlu melakukan penataandengan menekan terjadinyapenyimpangan-penyimpangan yangsudah seharusnya menjadi agendasetiap organisasi pemerintah,terutama pada penataan ManajemenSumber Daya Manusia agar SDM dapatmemenuhi tanggungjawab dankewajibannya.

Berdasarkan penelitiansebelumnya membuktikan bahwatingkat kecerdasan emosi pegawaimemiliki pengaruh positif dengankinerja karyawan.1 Manusia yangberprestasi tinggi merupakanmanusia yang memiliki gabungankecerdasan intelektual, emosional,dan spiritual. Kesuksesan bekerjapada pekerjaan-pekerjaan sangatdipengaruhi oleh sifat-sifatkepribadian seseorang, dan akhirnyaakan mempengaruhi prestasi kerjayang dihasilkannya.1

Pegawai yang baik dalam suatuorganisasi, harus memiliki minatyang tinggi terhadap apa yangmereka kerjakan, dan menikmatisifat-sifat pekerjaannya, sehinggasikap mereka dalam bekerja adalahgembira, dan memiliki motivasiuntuk bekerja, motif untuk berusaha

sehingga menghasilkan sesuatu yangbermanfaat dan merasa menghasilkanprestasi lebih penting dari sekedarmotif untuk mendapatkan imbalandalam kerja yang seringdiidentikkan dengan uang. Pegawaiyang baik memiliki produktivitas,kreativitas dan loyalitas padatugas yang diberikan padanya.1

Dalam dunia kerja diharapkansetiap pegawai memiliki kecerdasanemosi, sehingga pegawai tersebutdapat mengendalikan diri, dapatbertahan menghadapi beban danfrustasi, memiliki kemampuan untukmengatur suasana hati dan mengelolabeban stress sehingga tidakmelumpuhkan kemampuan berpikir.Melalui kecerdasan emosi diharapkansetiap pegawai memiliki kemampuanuntuk menggunakan emosi secaracerdas dan efektif dalam mengeloladiri sendiri dan mempengaruhihubungan dengan orang lain secarapositif.

Berdasarkan hasil wawancarapendahuluan, diduga terjadi gejalapenundaan pekerjaan (prokrastinasi)di Biro Umum Setjen Kemenhub yangdisebabkan oleh ketidakmampuanpegawai dalam mengidentifikasi danmenghalau emosi yang timbul karenaketidakpuasan terhadapsekelilingnya, seperti pimpinan,rekan kerja, fasilitas kerja,kompensasi dan lingkungannya. Halini terjadi berkaitan dengan tidakberkembangnya 3 (tiga) aspekkecerdasan emosi dari sebagianpegawai, yaitu kemampuan mengenaliemosi diri, kemamapuan mengelolaemosi diri dan kemampuan mengenaliemosi orang lain/ empati.

3

LANDASAN TEORI

Goleman (2005),mengemukakan bahwa kecerdasanemosional adalah kemampuanseseorang mengatur kehidupanemosinya dengan inteligensi (tomanage our emotional life with intelligence);menjaga keselarasan emosi danpengungkapannya (the appropriateness ofemotion and its expression) melaluiketerampilan kesadaran diri,pengendalian diri, motivasi diri,empati dan keterampilan sosial. 2

Peter Drucker (dalamGoleman 2005), Tim pekerja pintarmenjadi unit kerja yang utuh, bukanindividu itu sendiri dan haltersebut menandakan mengapakecerdasan emosional membantuketerampilan orang untukmenyelaraskan diri.2 Pegawai yangmemiliki kecerdasan emosi adalahpegawai yang mampu menyelaraskandiri dan dapat bekerjasama bersamaunit kerjanya menjadi satu kesatuanutuh, sehingga mampu mencapaitingkat produktivitas tinggi. 2

Mayer (Goleman, 2005),mengemukakan bahwa aspek pertamakecerdasan emosi yaitu memahamiemosi diri adalah waspada terhadapsuasana hati maupun pikiran tentangsuasana hati, dengan sub aspekkemampuan mengenali emosi diri,penilaian diri dan percaya diri,apabila kurang waspada makaindividu menjadi mudah larut dalamaliran emosi dan dikuasai olehemosi. Kemampuam memahami emosidiri memang belum menjaminpenguasaan emosi, namun merupakansalah satu prasyarat penting untuk

mengendalikan emosi sehinggaindividu mudah menguasai emosi.2

Hamzah Uno (2008),mengemukakan bahwa aspek keduakecerdasan emosi yaitu mengelolaemosi diri merupakan salah satuaspek kecakapan pribadi yangmenentukan bagaimana kita mengeloladiri sendiri, dengan sub aspekkendali diri, sifat dapatdipercaya, kewaspadaan,adaptabilitas, dan inovasi.3 Pegawaiyang memiliki kemampuannya padapengelolaan emosi akan memilikikemampuan untuk melawan emosi,misalnya murung, marah dansebagainya, mampu lebih cepatmenguasai perasaan-perasaantersebut, bangkit kembali padatingkat emosi yang normal. Hamzah Uno (2008),mengemukakan bahwa, aspekkecerdasan emosi ketiga adalahmemahami emosi orang lain / empatiadalah kesadaran terhadap perasaan,kebutuhan dan kepentingan oranglain, merupakan salah satukecakapan sosial yang menentukanbagaimana seseorang menangani suatuhubungan. Sub aspek empati adalahmemahami orang lain yaitu merasakanperasaan dan perspektif orang lainserta menunjukan minat aktifterhadap kepentingan mereka;orientasi pelayanan yaitumengantisipasi, mengenali danberusaha memenuhi kebutuhanpelanggan; mengembangkan orang lainyaitu merasakan kebutuhanperkembangan orang lain danberusaha menumbuhkan kemampuanmereka; mengatasi keragaman yaitumenumbuhkan peluang melalui

4

pergaulan dengan bermacam-macamorang; kesadaran politis yaitumampu membaca arus emosi sebuahkelompok dan hubungannya dengankekuasaan.3

Berdasarkan pemahaman akanaspek-aspek kecerdasan emosi,dibawah ini adalah tabel 1 matrikskecerdasan emosi, dan sub aspekkecerdasan emosi.

Tabel 1 Matriks Aspek, dan SubAspek Kecerdasan Emosi

NO ASPEK SUB ASPEK1 Memahami

emosi diria. Kemampuanmengenali emosidiri;

b. Penilaiandiri;

c. Percaya diri2 Mengelola

emosi diria. Kendali diri;b. Dapatdipercaya;

c. Kewaspadaan;d. Adaptabilitas;

e. Inovasi.3 Mengenal

emosi oranglain (empati)

a. Memahamiorang lain ;

b. Orientasipelayanan;

c. Mengembangkanorang lain;

d. Mengatasiorang lain;

e. Kesadaranpolitis.

Sumber : Uno, Hamzah 2008

Dalam melaksanakanpekerjaan untuk mencapai tujuanorganisasi, perlu ditentukanlangkah-langkah dalam pelaksanaantugas untuk melaksanakan fungsipada tiap-tiap organisasi Tugasdan fungsi berdasarkan kamus bahasaIndonesia (2002), adalah kegunaan,

pekerjaan/ Jabatan, tindakan/kegiatan perilaku, kategori bagiaktivitas-aktivitas.4 Fungsimemiliki arti pekerjaan dan polaperilaku yang diharapkan dariseseorang dalam suatu manajemen danditentukan berdasarkan status yangada padanya.

Tujuan tulisan ini adalahuntuk mengetahui gambaran tingkatkecerdasan emosi pegawai Biro Umum,Sekretariat Jenderal, KementerianPerhubungan, dalam prosespelaksanaan pekerjaan sesuai tugasdan fungsi.

METODE PENELITIAN

Penelitian inidilaksanakan di Biro Umum SetjenKemenhub, Jalan Medan Merdeka BaratNo 8 Jakarta Pusat, pada tahun2013. Biro Umum Setjen Kemenhubmemiliki 350 pegawai, untukpenelitian ini diambil jumlah keyinformant 3 (tiga) pejabat eselon 3(tiga) dan 4 (empat) pejabateselon 4 (empat) dan observasi di11 (sebelas) unit kerja.

Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif atau seringdisebut dengan metode penelitiannaturalistik, dilakukan padakondisi yang alamiah (natural setting),dimana peneliti adalah sebagaiinstrumen kunci. Jenis dan sumberdata, yaitu data primer melaluihasil wawancara kepada key informantdan pengamatan langsung/ observasipada unit kerja di lingkungan BiroUmum. Teknik pengumpulan datadilakukan secara triangulasi(gabungan), teknik analisis data

5

bersifat induktif dimana hasillebih menekankan makna daripadageneralisasi. 5 Dalam pengolahanhasil wawancara dan observasidilakukan pendekatan kuantifikasimelalui pembobotan pada jawaban keyinformant dan temuan di lapangan.

Sumber: Sugiyono (2010)

Gambar 1Triangulasi “Teknik

Sumber: Sugiyono (2010)

Gambar 2 Triangulasi ”Sumber”

HASIL PENGOLAHAN DATA

Memahami Emosi Diri

Kondisi kecerdasan emosipegawai dihubungkan dengan aspekkecerdasan emosi memahami emosidiri, ditemui timbulnya emosi yangmeledak-ledak akibat daripermasalahan yang tidak signifikan,sehingga masing-masing anggota unitkerja mengambil langkah kontra yangberefek negatif, sepertimeninggalkan pekerjaannya,meninggikan nada suara,menyampaikan kata-kata yangmenurunkan harga diri anggota unitkerja lain, menyampaikanpermasalahan tersebut kepadaanggota unit kerja/ pimpinannya,dan lain-lain.

Dari 11 key informant dan unitkerja yang diteliti sebanyak 8 unitkerja dan key informant (72.7 %)menghadapi permasalahan sepertitersebut diatas.

Kemampuan memahami emosipegawai, dilihat dari sub aspekpenilaian diri, mengindikasikanmasih terjadi gejala prokastinasiatau menunda-nunda pekerjaan denganalasan pribadi seperti terbatasnyawaktu dan kemampuan pegawaisehingga pekerjaan menjadi tidakselesai sesuai waktu dan kualitasyang diharapkan, datang terlambatkarena masalah pribadi tetapipulang tepat waktu, sehingga adawaktu-waktu yang harusnya digunakanuntuk menyelesaikan pekerjaanmenjadi terbuang percuma.

Alasan lain yaitu ketika datangke tempat pekerjaan denganterlambat tetapi tidak langsung

6

melakukan pekerjaan dengan alasankemampuan jasmani untukberistirahat sejenak setelahmenempuh perjalanan dari tempattinggal ke tempat pekerjaan.

Dari 11 key informant dan unitkerja yang diteliti sebanyak 7 unitkerja (63.6 %) menghadapipermasalahan seperti tersebutdiatas.

Kondisi kemampuanmemahami emosi pegawai juga dapatdilihat dari sub aspek percayadiri, berdasarkan wawancara danpengamatan adalah masih terjadikekurangyakinan pegawai terhadaphasil kerjanya, dan kemampuandirinya.

Hal ini dapat dilihat darijawaban wawancara terhadappertanyaan apakah anda yakin dengankemampuan yang dimiliki sendiridalam menjalankan tugas yang harusdiselesaikan. Jawaban selalu 0(tidak ada), yang memberikanjawaban sering : 1 key informant (9,1%) , yang menjawab kadang-kadang : 6key informant (54.5 %), yang menjawabjarang : 4 key informant (36.4 %).

Pertanyaan selanjutnya apakahkey informant memiliki keberanian dansiap berkorban dalam menjalankantugas. Jawaban selalu : 0 (0 %),yang menjawab sering : 4 keyinforman (36.4 %), yang menjawabkadang-kadang : 6 key informant (54.5%) dan yang menjawab jarang : 1 keyinformant (9.1 %).

Pertanyaan selanjutnya adalahapakah key informant mampu membuatkeputusan yang baik dalam kondisikeadaan tertekan. Jawaban selalu :0 (0 %), yang memberikan jawabansering: 1 key informant (9.1 %), yang

memberikan jawaban kadang-kadang :7 key informant (63.6 %) , dan yangmemberikan jawaban jarang, 3 keyinforman (27.2 %).

Mengelola Emosi Diri

Kondisi kecerdasan emosipegawai dihubungkan dengan aspekmengelola emosi diri dengan subaspek kendali diri. Hasil wawancarakey informant dan observasi lapangan,memperlihatkan masih timbulnyaemosi pegawai yang tidak perludalam lingkungan kerja. Indikatorketidakberhasilan menghalaudorongan impuls, sehingga mengambillangkah meninggalkan pekerjaannya,meninggikan nada suara,menyampaikan kata-kata yangmenurunkan harga diri anggota unitkerja lain, menyampaikanpermasalahan tersebut kepadaanggota unit kerja/ pimpinannya,dan lain-lain. Dari 11 key informantyang diteliti sebanyak 6 (54.5 %)key informant menghadapi permasalahantersebut. Kondisi kecerdasan emosipegawai dihubungkan dengan aspekmengelola emosi diri dengan subaspek sifat dapat dipercayamemperlihatkan gejala pegawaimeninggalkan pekerjaannya karenakondisi emosi dan adanya kesalahanpada proses memutuskan tindakan apayang perlu diambil dalam menghadapisituasi dan kondisi ketikakewajiban menyelesaikan pekerjaanbertumbukan dengan kebutuhanpribadi sebagai pemicunya.

Dari 11 key informant dan unitkerja yang diteliti, sebanyak 8(72.7 %) key informant dan unit kerja

7

menghadapi permasalahan sepertitersebut.

Kondisi kemampuanmengelola emosi pegawai dengan subaspek kewaspadaan, menunjukantimbulnya gejala pegawaimeninggalkan pekerjaannyadikarenakan kondisi emosi sebagaipemicunya dan tidak merasaterganggu terhadap penilaian oranglain akan pencapaian tanggungjawabdirinya.

Dari 11 key informant yangditeliti di Biro Umum SetjenKemenhub, sebanyak 8 (72.7 %) keyinformant unit kerja menghadapipermasalahan seperti tersebutdiatas.

Kondisi kemampuanmengelola emosi pegawai dengan subaspek Adaptabilitas, menunjukanterjadinya hambatan pada prosespenyelesaian pekerjaan, sepertipenyelesaian pekerjaan memakanwaktu lebih lama ketika terjadiperubahan, baik pimpinan maupunkebijakan, diperlukan penyesuaiandalam beberapa waktu, sampaiseorang pegawai bisa menjadimemenuhi tuntutan pimpinan dankebijakannya.

Dari hasil pengamatan danwawancara menunjukan bahwa pegawaikurang menyukai perubahan akibatpenggantian pimpinan dankebijakannya, karena hal ini dapatmemecah konsentrasi penyelesaianpekerjaan, dan memulai konsep barudari awal.

Dari 11 key informant dan unitkerja sebanyak 7 (63.6 %) keyinformant dan unit kerja menghadapi

permasalahan seperti tersebutdiatas.

Kondisi kemampuanmengelola emosi pegawai dengan subaspek inovasi, , berdasarkanpenelitian ditemui gejalaketidaknyamanan karena perlupenyesuaian untuk memulai konsepdari awal akibat terjadinyaperubahan baik gagasan, pendekatandan informasi baru. Hasil wawancarakey informant disampaikan bahwa dengansegala kekurangan dan kelebihannya,pegawai pada unit kerjanya berusahaterbuka terhadap inovasi baru,walaupun ada gejala ketidaknyamanandan menimbulkan hambatanpenyelesaian proses pekerjaansampai seorang pegawai bisa menjadisesuai dengan tuntutan perubahan.

Dari hasil pengamatan danwawancara didapat bahwa pegawaimerasa terganggu dalam menghadapiperubahan yang terjadi, karenadapat memecah konsentrasipenyelesaian pekerjaan, dan memulaikonsep baru dari awal. Sebanyak 6(54.5 %) key informant dan unit kerjamenghadapi permasalahan sepertitersebut diatas.

Mengenal Emosi Orang Lain (Empati)

Kemampuan berempatipegawai dengan sub aspek orientasipelayanan. Berdasarkan wawancara,menunjukan seluruh key informant(100%) menyampaikan terjadinyaupaya memenuhi kebutuhan pelanggandalam hal ini adalah pimpinan yangmemberikan arahan pekerjaan, dengansegala kekurangan dan kelebihannyadianggap sudah dilaksanakan sesuai

8

dengan prinsip orientasi pelayanan,dan mendukung perubahan positifsesuai kemampuan yang dimiliki.

Apabila ditinjau dari hasilobservasi, maka dalam lingkunganunit kerja Biro Umum, sebanyak 7unit kerja (63.6 %) masihmemperlihatkan keengganan dalammengantisipasi, mengenali danmemenuhi kebutuhan pelanggan, dalamhal ini perintah pimpinan untukmelaksanakan suatu pekerjaan.

Kemampuan berempatipegawai dengan sub aspekmengembangkan orang lain,berdasarkan hasil wawancaramemberikan dukungan secara langsungkepada anggota lain untukkeberhasilan mereka, membangkitkansemangat anggota untuk meraihkesuksesan bersama, memberikanteladan dalam bekerja pada paraanggota, dan memandu kinerja oranglain dan memberikan tanggungjawabkepada mereka.

Dari 11 key informant,keseluruhannya (100 %) menyampaikanbahwa pegawai dan lingkungan unitkerjanya memiliki kemampuanberempati dan memberikan kesempatankepada rekan sekerja untukkeberhasilannya.

Namun berdasarkan hasilobservasi, ditemui keenggananmelakukan transfer kemampuan kepadarekan kerja. Hal ini terjadi di 6unit kerja dari 11 unit kerja (54.5%), yaitu eksklusivitas pekerjaanuntuk masing-masing pegawai sebagaikeahliannya.

Kemampuan berempatipegawai dengan sub aspek mengatasiorang lain berdasarkan wawancara

dan observasi, seluruh key informant(100 %) menyatakan bahwa pegawaiBiro Umum senang bergaul denganorang-orang dari berbagai macamlatar belakang, mau menerimaperbedaan pandangan yang munculdalam kelompok, dan merasa bahwakeragaman bukan sesuatu yangmenghambat, serta menentang sikapmembeda-bedakan dan intoleransi.

Berdasarkan hasil observasiditemui terjadinya suasana emosipada saat diskusi dalam prosespenyelesaian pekerjaan di 6 unitkerja (54,5 %), dan seluruh keyinformant (100 %) menentang sikapmembeda-bedakan dan intoleransi. Kemampuan berempatipegawai Biro Umum, Setjen, Kemenhubdengan sub kesadaran politis,seluruh key informant (100 %) pegawaiberusaha untuk memahami danmenyesuaikan tindakan yang harusdiambil dalam menghadapi arus emosikelompok dan hubungannya dengankekuasaan.

Dari hasil observasi menunjukandi 6 unit kerja (54.5 %) terjadigap pada kemampuan pegawai membacasituasi dan kondisi kelompok ketikaberhubungan dengan pimpinannya,contohnya berupa memberikan masukanyang menurut pendapatnya benarkepada pimpinan, tetapi pimpinannyatidak sependapat dan yangbersangkutan tetap berusahameyakinkan agar pendapatnya dapatdiakomodir.

PEMBAHASAN

Pegawai Biro Umum SetjenKemenhub, tidak memiliki masalahdilihat dari tingkat inteligensiatau kecerdasan yang diperoleh

9

secara alami melalui prosesbelajar. Hal ini dapat dilihat padatabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Jumlah Pegawai Biro UmumSetjen Kemenhub Berdasarkan LatarBelakang Pendidikan Tahun 2011

TingkatPendidik

anJumlah(Orang)

Persentase

(%)

S3 2 0.61

S2 20 6.06

S1 56 16.97

D3 30 9.09

SLTA 195 59.09

SMK 2 0.61

SLTP 14 4.24

SD 11 3.33

TOTAL 330 100Sumber : Bagian Tata Usaha Kementerian, 2011

Dari tabel diatas dapat dilihatbahwa secara komposisi pegawaiberdasarkan latar belakangpendidikan yang dianggap sebagaikecerdasan intelektual, pegawaiBiro Umum Setjen Kemenhub memilikikomposisi latar pendidikan yangideal dilihat dari komposisipegawai dengan latar belakangpendidikan rata-rata sekolahmenengah atas sebanyak 59.7 % danpegawai dengan tingkat pendidikanrendah (SD dan SLTP) sebesar 7.57%, sisanya pegawai dengan

pendidikan tinggi (D3,S1, S2, S3)sebesar 32.73 % .

Ketika dihadapkan kepadakecerdasan emosi atau kecerdasanpada penanganan emosi, yaitupengendalian diri terhadap suatureaksi tubuh dalam menghadapisituasi tertentu (marah, takut,sedih dan bahagia), dimana sifatdan intensitasnya terkait eratdengan persepsi manusia terhadapsituasi dan kondisi, menunjukanekspresi keengganan atauketidaksenangan ketika menerimaperintah; terjadinya pernyataanketidakpuasannya terhadap apa yangditerimanya di tempat pekerjaan,baik pimpinannya, fasilitaskerjanya, rekan kerjanya, maupunkesejahteraan yang diterimanya.Sehingga dapat dinilai bahwakejadian pada contoh tersebutterkait erat dengan persepsipegawai Biro Umum Setjen Kemenhubdalam menghadapi suatu situasi dankondisi diluar harapannya.

Dihubungkan dengankecerdasan emosi pegawai, yaitukemampuan dalam mengelola emosi,dan menyelaraskan antara emosi yangtimbul dan ekspresi yang keluarsetelah emosi tersebut timbul,sehingga dapat menimbulkan efekyang baik bagi dirinya danlingkungan sekeliling, menunjukanbahwa tingkat kecerdasan emosipegawai ini secara signifikan,mempengaruhi proses penyelesaianpekerjaan, kualitas dan kuantitaspekerjaan, dimana ketika seorangpegawai menghadapi situasi kerjayang tidak sesuai harapannya makaekspresi yang keluar menimbulkanefek yang tidak baik bagi dirinya

10

dan lingkungan sekeliling, adalahdengan melakukan aksi melawan alurperintah dan hilangnya semangatpegawai dalam bekerja.

KESIMPULAN

Kemampuan Memahami Emosi Diri

Kondisi kecerdasan emosipegawai Biro Umum SekretariatJenderal Kementerian Perhubungandalam pelaksanaan tugas danfungsinya, berdasarkan dari aspekkemampuan memahami emosi diri,dengan sub aspek kesadaran diri,konsep diri (self-concept) dan percayadiri, yang merupakan perilaku,nilai-nilai dan kesan pribadiseseorang berjalan tidaksebagaimana mestinya di Biro UmumSetjen Kemenhub, ditemukan hal-halsebagai berikut :

1. Kurangnya penilaian pegawaiterhadap kemampuan dirinya,akibat ketidakstabilan emosiyang menimbulkan persepsi kurangbaik pada lingkungan kerjanya;

2. Terjadinya gejala tidak percayadiri akan keahlian dan kemampuandirinya sendiri, denganindikator timbulnya gejalaprokastinasi atau menundapekerjaan dikarenakan takutmelakukan kesalahan pada prosespelaksanaan pekerjaan;

3. Timbulnya rasa kecil hati/ tidakpercaya pada kemampuan diri,ketika melihat rekan sekerjamendapatkan penghargaan atasprestasinya, timbulnya rasatidak percaya diri ketikadiberikan jenis pekerjaan baru.

Dari hal-hal yang ditemui diatas,maka disimpulkan bahwa terdapatgejala ketidakcerdasan emosipegawai berdasarkan aspek memahamiemosi diri.

Kemampuan Mengelola Diri Sendiri

Kondisi kecerdasan emosipegawai ditinjau dari aspekkemampuan mengelola emosi dirisendiri, dengan sub aspek pengendalian diri,sifat dapat dipercaya, kewaspadaan,adaptabilitas, dan inovasi, ditemuihal-hal sebagai berikut :

1. Terjadinya sikap melawan alurperintah/ blocking behaviour, yangtimbul karena ketidakpuasanpegawai terhadap kondisilingkungan kerjanya, baik jenispekerjaan, fasilitas kerja,maupun kebijakan pimpinannya;

2. Timbulnya prasangka dan persepsiyang negatif tentang lingkungankerjanya;

3. Timbulnya ekspresi keenggananatau ketidaksenangan menerimatugas yang diperintahkan ;

4. Timbulnya pernyataanketidakpuasan terhadap apa yangditerimanya di tempat pekerjaan,baik pimpinannya, fasilitaskerjanya, rekan kerjanya, maupunkesejahteraan yang diterimanyaakibat persepsi pegawai dalammenghadapi suatu situasi dankondisi diluar harapannya.

Dari hal-hal yang ditemui diatas,maka disimpulkan bahwa terdapatgejala ketidakcerdasan emosipegawai berdasarkan aspek mengelolaemosi diri.

11

Kemampuan Mengenali Emosi OrangLain (Empati)

Kondisi kecerdasan emosipegawai Biro Umum Setjen Kemenhub,ditinjau dari aspek kemampuanmengenali Emosi Orang Lain(empati), dengan sub aspek memahamiorang lain, orientasi pelayanan,mengembangkan orang lain, mengatasikeragaman, dan kesadaran politis,memperlihatkan gejala sebagaiberikut :

1. Adanya hubungan yang kurangsepaham dan sikap tidak salingpengertian baik secarahorizontal maupun vertikal dalamproses pendelegasian tugas,sehingga proses penyelesaiantugas menjadi terhambat(penugasan diberikan kepadapegawai yang sudah terbiasamengerjakan tugas );

2. Tidak terselesaikannya tanggungjawab pekerjaan dan tujuanorganisasi, akibat konflikpegawai dengan pegawai, danpegawai dengan atasannya ,sehingga kepuasan pelanggantidak tercapai akibatketidakpedulian pegawai untukmemenuhi kebutuhan pelanggan dantidak adanya orientasipelayanan.

Dari hal-hal yang ditemui diatas,maka disimpulkan bahwa terdapatgejala ketidakcerdasan emosipegawai berdasarkan aspek mengenaliemosi orang lain (empati).

REKOMENDASI

Sesuai dengan peraturanMenteri Perhubungan No. KM 10 Tahun2010 Pasal 88, Biro UmumKementerian Perhubungan mempunyaitugas melaksanakan pembinaan danpengendalian urusan ketatausahaan,keprotokolan, pembiayaan, dankerumahtanggaan. Untuk mencapaitujuan organisasi Biro Umum,Setjen, Kemenhub perlu melakukanupaya-upaya peningkatan kapasitas,perbaikan dan perubahan, sepertitercantum pada rekomendasi di bawahini:

1. Kondisi SDM yang cakap,terampil, berpendidikan danmampu bekerjasama dalamorganisasi sangat menentukankeberhasilan suatu organisasidalam mencapai tujuannya, Makauntuk mencapai tujuan ini, perlumenyelenggarakan ataumengikutsertakan para pegawaiuntuk melakukan upgrading ataupeningkatan kemampuan melaluiseminar, workshop, pendidikandan pelatihan;

2. Dalam upaya memahami emosi diri,terkait konsep diri (self-concept)dan percaya diri, yang merupakanperilaku, nilai-nilai dan kesanpribadi seseorang yang menjadimasalah di Biro Umum SetjenKemenhub, dapat diperbaikidengan menyelenggarakan capacitybuilding melalui penyelenggaraankegiatan seminar motivasi, danpembinaan serta pemberianpenghargaan oleh pimpinan agarseorang pegawai dapat mempunyaipenilaian yang baik tentangdirinya;

3. Untuk memperbaiki kemampuanmengelola emosi diri sendiridalam hal pengendalian diri,

12

dan timbulnya gejalaketidakmampuan pegawai Biro UmumSetjen Kemenhub untukmelaksanakan tugas dan melakukanpengelolaan mental dan emosinya,dapat diperbaiki denganpembinaan yang dilakukan olehpimpinannya, sertamenyelenggarakan/mengikutsertakan dalam kegiatanceramah keagamaan, ataumenyelenggarakan kegiatanpeningkatan daya tahan fisik danmental, seperti kegiatankonsultasi dengan psikolog ataumenyelenggarakan kegiatanrefreshing.

4. Kemampuan mengenali Emosi OrangLain pegawai, saling pengertian,kepedulian terhadap kepuasanpelanggan, dan komitmen padaorganisasi. dapat diperbaikimelalui menyelenggarakan/mengikutsertakan pegawai padaacara outing/ outbond, sehinggadiharapkan akan terpupuk konsepdalam bekerjasama dan aspeknya,yaitu saling pengertian, salingpercaya, berbagi kemampuan dantanggung jawab untuk secarabersama-sama menyelesaikanproses pekerjaan, sekaligusmemupuk kepedulian terhadaptercapainya kepuasan pelangganbaik internal maupun eksternal;

5. Perlunya melakukan penempatanpegawai yang memenuhi prinsipright man in the right place sehinggatidak terjadi kekecewaan pegawaiakibat dari ketidakpuasan padapekerjaan yang diberikan;

6. Melakukan pengembangan budayakerja yang baik, sehingga dapatmembangun kecerdasan emosipegawai untuk mengekspresikan

emosi dengan tepat, termasukuntuk memotivasi diri sendiri,mengenali emosi orang lain,membina hubungan dengan oranglain dan kemampuan untukmengelola konflik sehingga kerjatim menjadi solid, dapatdilakukan dengan memberikanketeladanan dari pimpinan danmenjadikan budaya berfikiranpositif, saling pengertian danbersabar sebagai panduan dalambekerja.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini kamimengucapkan terimakasih yangsebesar-besarnya kepada Bapak DR.Mahmud Thoha. M.A yang telahmembimbing kami dalam penyelesaiankarya tulis ilmiah individu ini,atas arahan dan bimbingan yangdiberikan sehingga menghasilkankarya ilmiah ini.

Kepada teman-teman diklat jabatanfungsional peneliti tingkat I (DJFPTk.I) gelombang IX yang terdiridari generasi muda yang smart danlugas, diucapkan terimakasih atassemangatnya untuk mengeluarkanpendapat yang telah meng-influencekami sebagai salah satu darigenerasi sebelumnya, untuk tidakmau menyerah.

Ucapan terimakasih juga disampaikankepada Panitia Penyelenggara DJFPTk.I gelombang IX, yang dengansegala kekurangan dan kelebihannyatelah berusaha menyelenggarakankegiatan diklat ini dengan sebaik-baiknya.

13

Terakhir disampaikan ucapanterimakasih kepada penguji karyatulis ilmiah kami Bapak Prof.DR.Ir. I. Wayan Rusastra, ataskoreksi, saran dan masukan yangdiberikan sehingga karya tulis iniselesai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1 Trihandini, Fabiola Meirnayati.2005. Analisis PengaruhKecerdasan Intelektual,Kecerdasan Emosi dan KecerdasanSpiritual terhadap KinerjaKaryawan (Studi Kasus di HotelHorison Semarang, ProgramStudi Magister ManajemenProgram PascasarjanaUniversitas Diponegoro,Semarang;

2 Goleman, Daniel. 2005. EmotionalIntelligence. New York:McGraw-Hill;

3 Uno, Hamzah.2008. Orientasi BaruDalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta : PT. BumiAksara;

4 Kamus bahasa indonesia, dilihat2013;

5 Sugiyono, 2010, MemahamiPenelitian Kualitatif. Bandung :Alfabeta Penerbit; PattonPatricia. 2011.EQ KarierSukses. Menyelaraskan Apa YangKita Ketahui Dan Yang KitaLakukan, Terjemahan ZainiDahlan. Jakarta :Delapratasa Publishing;

6 Peraturan Menteri Perhubungan KMNo.10 Tahun 2010, tentangOrganisasi dan Perubahan TataKerja Kementerian Perhubungan;

7Armstrong, Michael. tt. The Art ofHRD. Strategic Human ResourceManagement. A Guide To Action.Terjemahan AtiCahyani.Jakarta : KoganPage Limited;

8 Sedarmayanti.2010. ManajemenSumber Daya Manusia. ReformasiBirokrasi dan Manajemen PegawaiNegeri Sipil. Bandung : PT.Refika Aditama;

10 Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja.Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

14

15