analisis kinerja keuangan dengan menggunakan

89
i ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK SKRIPSI Oleh : YULIANA 105731109016 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: khangminh22

Post on 22-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK RAKYAT

INDONESIA (PERSERO) TBK

SKRIPSI

Oleh : YULIANA

105731109016

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2020

ii

HALAMAN JUDUL

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA

(PERSERO) TBK

Oleh:

YULIANA

NIM 105731109016

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Gelar Sarjana Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DANBISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, skripsi ini penulis Saya

Persembahkan Kepada:

1. Kedua orang tua saya bapak Muhammad Yunus dan ibu Jumriati yang telah

memberikan dukungan dan doa sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan baik moral maupun

moril untuk proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus

dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Para sahabat-sahabat yang selalu memberikan bantuan dan memberi

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

โ€œMOTTO HIDUP

โ€œApa yang kau Tanam hari ini, itu yang akan kau Tuai di Masa yang akan

Datangโ€

Berjuanglah, seolah-olah perjuangan adalah segalanya. Berdoalah, seperti

perjuangan tak ada arti apa-apa tanpa doaโ€

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

iv

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

v

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

vi

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjat kan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala penulisan skripsi yang berjudul โ€œAnalisis Kinerja Keuangan Dengan

Menggunakan Metode Camel Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbkโ€œ.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis Bapak Muhammad Yunus dan Ibu Jumriati yang

senantiasa memberi harapan, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.

Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan

penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan didunia dan diakhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

vii

1. Bapak Prof. Dr. H Ambo Asse, M. Ag Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Muchriana Muchran, SE., M.Si. Ak. CA, selaku penasehat akademik yang

senantiasa memberikan bimbingan kepada peneliti.

5. Bapak Amir, SE., M.Si. Ak. CA, selaku pembimbing I yang senantiasa

mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.

6. Ibu Mukminati Ridwan, SE.,M. Si selaku pembimbing II yang senantiasa

memberikan saran, arahan dan perbaikan dengan sabar sehingga proses

penelitian dan penyusunan skripsi dapat selesai dengan baik.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam memberikan

ilmu kepada penulis.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Orang Tua penulis yang telah membantu, membimbing dan memberi support

yang sangat ikhlas bagi penulis.

10. Kepada teman saya Andi Ahmad Yani yang sudah membagi ilmunya dan

membimbing sampai terselesainya skripsi ini.

11. Kepada Muhammad Iqfar yang sudah memberi dukungan penuh baik moral

maupun moril.

viii

ix

ABSTRAK

Yuliana, 2020. โ€œAnalisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Camel Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbkโ€œ. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dibimbing oleh Amir dan Mukminati Ridwan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau menganalisi kinerja keuangan dengan menggunakan metode CAMEL pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019, untuk melihat apakah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berada pada predikat sehat atau tidak sehat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder.

Hasil penelitian data yang telah diperoleh ini dianalis terlebih dahulu dengan rasio keuangan, lalu ditentukan nilai akhir CAMEL pada setiap periode dengan mengalikan nilai kredit masing-masing rasio dengan bobot CAMEL yang telah ditetapkan oleh BI. Rasio-rasio yang digunakan antara lain CAR (aspek Capital), KAP (aspek Asset), NPM (aspek Management), ROA dan BOPO (aspek Earning), serta LDR (aspek Liquidity). Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai akhir CAMEL sebesar 91.875 untuk tahun 2016, 90.63 untuk tahun 2017, 89.805 untuk tahun 2018, dan 90.13 untuk tahun 2019. Semua hasil tersebut berada pada rentan angka 81-100 dengan predikat sehat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode CAMEL tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 berada dalam predikat sehat.

Kata Kunci: Kinerja keuangan, CAMEL

x

ABSTRAC

Yuliana, 2020. "Financial Performance Analysis Using the Camel Method at Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk โ€œ. Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business. Supervised by Amir and Mukminati Ridwan

This study aims to determine or analyze financial performance using the CAMEL method at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk which is listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2019, to see whether PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. are in the predicate healthy or unhealthy. The data collection technique in this research is to use secondary data.

The results of this research on the data that have been obtained are first analyzed with financial ratios, then the final CAMEL value is determined for each period by multiplying the credit value of each ratio by the CAMEL weight set by BI. The ratios used include CAR (Capital aspect), KAP (Asset aspect), NPM (Management aspect), ROA and BOPO (Earning aspect), and LDR (Liquidity aspect). The results of this study indicate that the final CAMEL score is 91,875 for 2016, 90.63 for 2017, 89,805 for 2018, and 90.13 for 2019. All of these results are in the vulnerable number 81-100 with a healthy predicate. Thus it can be concluded that the financial performance at PT. Bank Rakyat Indonesia which is listed on the Indonesia Stock Exchange using the CAMEL method from 2016 to 2019 is in a healthy predicate.

Keywords : Financial performance, CAMEL

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ......................Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

ABSTRAK .............................................................................................................. viii

DAFTAR ISI............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6

A. Landasan Teori ................................................................................................... 6

1. Bank ..................................................................................................................... 6

2. Laporan Keuangan ............................................................................................. 8

3. Kinerja Keuangan ............................................................................................. 10

4. Kesehatan Bank................................................................................................ 12

5. Ruang Lingkup CAMEL ................................................................................... 13

B. Tinjauan Empiris ............................................................................................... 23

C. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 28

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 28

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ............................................ 28

xii

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 29

E. Teknik Analisis .................................................................................................. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................ 33

A. Gambaran umum objek penelitian ................................................................. 33

1. Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI) ........................................................... 33

2. Visi dan Misi Bank BRI ..................................................................................... 34

B. Hasil Penelitian ................................................................................................. 37

1. Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode CAMEL.................................... 37

C. Pembahasan ..................................................................................................... 45

BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 54

A. Kesimpulan Penelitian...................................................................................... 54

B. Saran .................................................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 55

LAMPIRAN .................................................................................................................... 58

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tingkat Kesehatan Bank menurut CAMEL ......................................... 13

Tabel 2. 2 Bobot Kesehatan CAMEL .................................................................... 14

Tabel 2. 3 Predikat Tingkat Kesehatan (CAR) ..................................................... 15

Tabel 2. 4 Kriteria Penilaian KAP ......................................................................... 16

Tabel 2. 5 Penilaian Kemampuan Manajemen .................................................... 17

Tabel 2. 6 Kriteria Penelitian NPM........................................................................ 18

Tabel 2. 7 Predikat Tingkat Kesehatan ROA ....................................................... 19

Tabel 2. 8 Kriteria Penilaian BOPO ...................................................................... 20

Tabel 2. 9 Kriteria Penilaian LDR ......................................................................... 21

Tabel 2. 10 Peneliti Terdahulu .............................................................................. 23

Tabel 4. 1 Perhitungan CAR Bank BRI ................................................................ 37

Tabel 4. 2 Besarnya Nilai Kredit CAR Bank BRI .................................................. 38

Tabel 4. 3 Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Bank BRI........................................... 38

Tabel 4. 4 Hasil Penilaian Rasio KAP PT. Bank BRI ........................................... 39

Tabel 4. 5 Perhitungan Net Profit Margin Bank BRI ............................................. 40

Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Nilai Kredit NPM Bank BRI .................................... 40

Tabel 4. 7 Perhitungan Roa PT. Bank BRI ........................................................... 41

Tabel 4. 8 Besarnya Nilai Kredit Rasio ROA Bank BRI ....................................... 42

Tabel 4. 9 Perhitungan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)

Bank BRI ...................................................................................................... 42

Tabel 4. 10 Besarnya Nilai Kredit Untuk Radio BOPO PT. Bank BRI ................. 47

Tabel 4. 11 Perhitungan LDR Bank BRI ............................................................... 43

Tabel 4. 12 Besarnya Nilai Kredit Untuk Rasio LDR Bank BRI ........................... 44

Tabel 4. 13 Tingkat Kesehatan Bank Menurut Camel ......................................... 45

xiv

Tabel 4. 14 Hasil Evaluasi Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode

Camel PT. Bank Rakyat Indonesia ........................................................... 45

Tabel 4. 15 Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan Bank BRI .............................. 51

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 23

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ..... 35

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia .................................................. 58

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank yang sehat merupakan bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya

dengan baik. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi

perekonomian secara keseluruhan. Dengan kata lain, bank yang sehat dapat

diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional

perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan

baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.

Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan di setiap negara. Dalam

undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa Bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka menghidupkan taraf hidup rakyat banyak.

Dari definisi di atas maka disimpulkan tugas utama perbankan sebagai

lembaga perantara adalah penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat serta

bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup orang banyak.

Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal

yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan

dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang

cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara

2

likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu

bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah

ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada

prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan.

Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin popular. Tingkat

kesehatan dari suatu bank sebagai lembaga perbankan merupakan salah satu hal

penting dalam menilai stabilitas perekonomian suatu negara, pengukuran tingkat

kesehatan suatu bank merupakan hal penting baik bagi pihak pemerintah, pihak

bank sentral dan pihak bank yang diukur pencapaiannya. Salah satu cara

pengukuran tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan metode

CAMEL. CAMEL merupakan singkatan dari lima indikator keuangan suatu

perusahaan yaitu Capital, Asset, Quality, Management, Earning, Liquidity

(Tommy, 2015:2). Hasil dari penilaian kesehatan bank berdasarkan ratio tersebut

ada 5 kreteria yaitu sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak

sehat.

Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu

perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar,

namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggaraan

keuangan. Penilaian kinerja perusahaan bagi manajemen dapat diartikan sebagai

penilaian terdapat prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal ini laba dapat digunakan

sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai dalam suatu perusahaan (Karim, N.F :

2015 : 2).

Menurut penelitian Munadi, M. M., Saerang, I. S., dan Mandagie, Y. dalam

penelitiannya mengenai Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Dan Bank Mandiri (Persero) Tbk periode

3

2012-2015 dan hasilnya menunjukan bahwa Bank Negara Indonesia dan Bank

Rakyat Indonesia dinilai SEHAT, karena berdasarkan perhitungan nilai kedua bank

berada pada predikat SEHAT, namun bank BRI lebih unggul dalam menunjukkan

prestasi peningkatan pada rasio CAR, KAP, NPM, ROA, BOPO dibanding dengan

bank BNI yang unggul hanya pada rasio LDR. Dengan demikian kedua bank ini

dinyatakan memiliki ketahanan yang baik dalam menghadapi gejolak

perekonomian saat ini.

Penilaian kinerja bank dapat dilakukan menggunakan analisis CAMEL

(Capital, Asset, Quality, Management, Earning, Liquidity) Ini merupakan alat ukur

resmi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menghitung kesehatan

bank di Indonesia, sehingga kesehatan bank pada saat ini mendapat jaminan

keamanan atas uang yang disimpan di bank. Indonesia adalah negara yang

memiliki kekayaan alam terbesar di dunia yang memiliki potensi menjadi negara

maju akan tetapi banyak hambatan-hambatan yang menghalangi kemajuan

tersebut. Salah satu faktor yang menghalangi yaitu kondisi keuangan yang sampai

sekarang masih menjadi masalah yang sangat serius. Bank memberikan pinjaman

(kredit) untuk membuka usaha dari pinjaman tersebut. Dalam dunia perbankan

faktor kepercayaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Penilaian tingkat

kesehatan bank dan kemampuan SDM dalam melaksanakan tugasnya akan dinilai

oleh calon nasabah. Beranjak dari hal tersebut maka PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk juga melakukan berbagai cara untuk selalu menjaga dan

meningkatkan kinerja keuangannya, melakukan evaluasi dan perbaikan terutama

di bagian pelayanan, pengembangan produk, fungsi pemasaran serta

pengembangan jaringan kantor agar mempu mewujudkan visi dari PT. Bank

4

Indonesia (Persero) Tbk yaitu โ€œMenjadi Bank komersial terkemuka yang selalu

mengutamakan nasabahโ€.

Melihat betapa pentingnya dilakukan analisis terhadap laporan keuangan

untuk menilai kinerja keuangan untuk menilai kinerja perusahaan maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: โ€Analisis Kinerja Keuangan

Dengan Menggunakan Metode CAMEL pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbkโ€.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah โ€œBagaimana kinerja keuangan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbkโ€ menggunakan metode CAMEL.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dilakukan untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tahun 2016 s/d 2019 dengan mengggunakan

metode CAMEL

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi penulis, Menambah pengetahuan mengenai dunia perbankan

mengenai kinerja keuangan perbankan.

2. Bagi bank, Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan

kepada pihak pimpinan Bank Rakyat Indonesia untuk mengevaluasi kinerja

bank, khususnya yang berkaitan dengan tingkat kesehatan bank.

5

3. Bagi peneliti lain, Hasil dari penelitian ini dapat menambah referensi

penelitian selanjutnya secara luas dan mendalam yang berkaitan dengan

tingkat kinerja keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank

a. Pengertian Bank

Peranan perbankan dangan penting dalam memajukan perekonomian

negara. Hampir semua faktor yang berhubungan dengan aktivitas keuangan selalu

membutuhkan jasa bank. Bank adalah dana usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak (Hasibuan, 2014 : 1).

Pengertian Bank menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 tanggal 10

November 1998 Bank adalah โ€œBadan usaha yang mengimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyakโ€ (Muchtar, 2016:54). Penyaluran dana dengan tujuan

memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun.

Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu

sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana

tersebut.

Bank adalah Lembaga keuangan yang kegiatan utamannya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian

lembaga keuangan adalah โ€œSetiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan

7

dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya

menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dana dan menyalurkan dana

(Kasmir, 2014 : 24).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank adalah badan yang

kegiatan usahanya bergerak dibidang keuangan sebagai perantara untuk

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kepada masyarakat yang

membutuhkan dana dan memberikan jasa bank lainnya untuk meningkatkan taraf

hidup orang banyak. Dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang

bergerak dibidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan

masalah bidang keuangan.

b. Fungsi Bank

Fungsi Bank (Budisantoso dan Nuritomo, 2014 : 112)

1) Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust). Baik dalam

hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau

menitipkan dananya dibank apabila dilandasi unsur kepercayaan.

2) Agent of Development

Kegiatan bank memungkinkan masyarakat melakukan investasi, kegiatan

distribusi serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan

investasi-distribusiโ€“konsumsi tidak dapat dipisahkan dari adanya penggunaan

uang.

3) Agent of Services

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penghimpunan dana,

bank juga penawaran jasa perbankan yang lain pada masyarakat. Jasa yang

8

ditawarkan erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara

umum.

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji juga

sebagai alat penguji juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai

posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan hasil analisis tersebut, maka dapat

membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Jadi untuk

mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah

dicapai perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dari proses

akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni (1) neraca dan (2) laporan laba

rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi

keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan

pertimbangan didalam mengambil keputusanโ€ (Sutrisno, 2017: 9).

Laporan keuangan dalam pengertian yang sederhana adalah data atau

laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan saat ini. Laporan

keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan mengenai kondisi

keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan

sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Fahmi, 2011 : 21).

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa laporan keuangan sangat

berguna dalam melihat kondisi suatu perusahaan, baik kondisi pada saat ini

maupun dijadikan sebagai prediksi dimasa yang akan datang.

9

b. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan untuk menyampaikan informasi tentang kondisi

keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu (Samryn, 2015: 33).

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang

sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri, bahkan

mengetahui tujuan dari pada laporan keuangan itu sendiri menjadi proses

yang sangat penting.

Tujuan laporan keuangan adalah (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2015: 3)

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan yang dipengaruhi

oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, liquiditas dan

solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan

lingkungannya.

b. Informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai

perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di

masa depan.

c. Serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan juga

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menganalisis kas serta

kebutuhan perusahaan untuk memanfaatkan arus kasnya.

Adapun tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi

kepada pihak yang berkepentingan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut

angka-angka dalam satuan moneter. Laporan keuangan juga menunjukan apa

yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung-jawaban manajemen atas

sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya (Fahmi, 2011:26)

10

Adapun tujuan laporan keuangan yaitu (a) Menyediakan informasi yang

menyangkut laporan keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam mengambil keputusan

ekonomi, (b) Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas

perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, (c)

Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai

aktivitas investasi, pendanaan operasi selama periode pelaporan (Najmudin, 2011

: 64)

3. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai

pihak seperti investor, kreditur, analisis, konsultan keuangan, pemerintah dan

pihak manajemen sendiri. Kinerja (performance) keuangan secara keseluruhan

merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik

menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana,

teknologi maupun sumber daya manusia (Juminga, 2014:239).

Kinerja keuangan adalah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan

dalam bentuk angka-angka keuangan. Kinerja yang dihasilkan ini dapat dijadikan

sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan kedepan agar kinerja manajemen

dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan (Kasmir,

2016 : 104).

โ€œKinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu

organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan

(Zarkasi, 2014 : 48). Dari definisi tentang kinerja yang dipaparkan oleh para ahli

dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai suatu

11

organisasi yang tertuang dalam skema strategis dan mencakup aspek keuangan,

aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana, aspek teknologi dan aspek sumber

daya manusia.

b. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan

Tujuan penilaian kinerja perusahaan (Munawir, 2012:31) adalah sebagai

berikut

1) Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera di

selesaikan pada saat ditagih.

2) Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan

tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun panjang.

3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4) Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-

hutangnya tepat pada waktunya.

c. Tahap-tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan

Tahap dalam menganalisis kinerja keuangan yaitu (Fahmi, 2011 : 149)

1) Melakukan review terhadap laporan keuangan.

2) Melakukan perhitungan.

3) Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.

12

4) Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap barbagai permasalahan yang

ada.

5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai

permasalahan yang ditemukan.

4. Kesehatan Bank

Secara sederhana bank dikatakan sehat jika bank mampu menjalankan

fungsinya dengan baik. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan

memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi,

dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat dipergunakan

oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijaksanaanya, terutama

kebijakan moneter (Budisantoso dan Triandani, 2014 : 129).

Penilaian kesehatan bank merupakan muara akhir atau hasil dari aspek

pengaturan dan pengawasan perbankan yang menunjukkan kinerja perbankan

nasional. Sebagai lembaga intermediasi, tempat penyimpanan uang, dan tempat

mencari kredit bagi masyarakat, perbankan yang sehat akan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya

perbankan yang tidak sehat akan menghambat pertumbuhan (Fahmi, 2015:183).

Tingkat kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan

kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua

kewajiban dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku. Menurut Surat Edaran Direksi Bank Indonesia

No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang tata cara penilaian tingkat

kesehatan bank umum, menyatakan bahwa tingkat kesehatan bank pada

dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif terhadap berbagai faktor yang

mempengaruhi kondisi dan perkembangan bank dalam hal ini adalah faktor

13

permodalan, kualitas asset, faktor manajemen, faktor rentabilitas, dan faktor

likuiditas. Kelima faktor ini dikenal dengan istilah CAMEL. Menurut Peraturan Bank

Indonesia No. 10/1/PBI/2004 Pasal 1 ayat 4, pengertian tingkat kesehatan bank

hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi

atau kinerja suatu Bank melalui Penilaian Kuantitatif terhadap faktor-faktor

permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Sesuai PBI

No.13/1/PBI/2011, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank

Indonesia telah menetapkan sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis

risiko menggantikan penilaian CAMEL yang dulunya diatur dalam PBI

No.6/10/PBI/2004. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat

Edaran (SE) Bank IndonesiaNo.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang

Penilaian Tingkat kesehatan Bank Umum. Menurut ketentuan Bank Indonesia

bahwa kategori predikat sehat dapat dikelompokkan dalam empat kelompok nilai

kredit CAMEL yang dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2.1 Tingkat Kesehatan Bank Menurut CAMEL

Nilai Kredit Camel Predikat

81% - 100 % Sehat

66% - <81% Cukup Sehat

55% - <66% Kurang Sehat

0% - < 55% Tidak Sehat

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

5. Ruang Lingkup CAMEL

CAMEL merupakan suatu metode penilaian kesehatan suatu perbankan.

Analisis CAMEL digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja

keuangan bank umum di Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia

14

Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan

Peraturan Bank Indonesia โ€œTingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu

kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan

Standar Bank Indonesiaโ€. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank mencakup penilaian

terhadap faktor-faktor sebagai berikut :

Tabel 2.2 Bobot Kesehatan Camel

Permodalan (Capital) 25%

Kualtias Aktiva Produktif

(Asset quality)

30%

Manajemen (Management) 25%

Rentabilitas (Earning) 10%

Likuiditas (Liquidity) 10%

Jumlah 100 %

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP

Adapun faktor-faktor tersebut diatas, dapat diuraikan satu persatu sebagai

berikut :

a. Faktor Permodalan (Capital)

Capital merupakan faktor pertama dalam penilaian tingkat kesehatan bank

dengan menggunakan rasio keuangan modal CAMEL. Faktor ini dihubungkan

dengan kemampuan bank untuk menyediakan modal sesuai dengan kewajiban

modal minimum suatu bank. Faktor capital atau permodalan ini sering disebut juga

sebagai solvabilitas. Capital adalah penilaian berdasarkan kepada permodalan

yang dimiliki oleh salah satu bank (Kasmir, 2012: 11). Salah satu penilaian adalah

dengan menggunakan metode CAR (Capital Adequacy Ratio).

CAR merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan

penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko yang terjadi karena

15

bunga gagal ditagih (Kasmir, 2012: 295). Penilaian CAR dengan cara

membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)

Adapun rumus CAR (Sujarweni, 2017 : 97)

CAR = Modal Bank

ATMR ร— 100 %

Nilai Kredit =Rasio

0,1% + 1

Tabel 2. 3 Predikat Tingkat Kesehatan (CAR)

Bobot Rasio CAR Predikat

25%

CAR โ‰ฅ 12% Sehat

9% โ‰ค CAR < 12 % Sehat

8% โ‰ค CAR < 9 % Cukup Sehat

6% โ‰ค CAR < 8 % Kurang Sehat

CAR โ‰ค 6% Tidak Sehat

Sumber : OJK (Surat edaran BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004)

b. Faktor Kualitas Aset (Asset Quality)

Asset adalah penempatan dana dalam bentuk simpanan dana atau kredit

yang diberikan, surat berharga, penempatan dana pada bank lain, dan penyertaan

dalam rangka mendapatkan hasil pengambangan yang optimal (Herli, 2013 : 136).

Penilaian aset didasarkan kepada kualitas aset yang dimiliki bank. rasio

yang diukur ada dua macam, yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan

terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif

terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan (Kasmir, 2012 : 273).

Pada aspek kualitas aktiva produktif ini merupakan suatu penilaian jenis-

jenis aset yang dimiliki bank, yaitu dengan cara membandingkan antara penyisihan

penghapusan aset lancar dengan aset lancar. Penyisihan penghapusan aset

lancar adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani perhitungan laba

rugi tahun berjalan, untuk menampung kerugian yang memungkinkan timbul

sebagai akibat dan tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aset lancar.

16

Sedangkan aset lancar adalah penyediaan dana bank untuk memperoleh

penghasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank,

tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse

Repurchase agreement), serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat

dipersamakan dengan itu. Adapun metode penilaian kualitas aktiva produktif

(KAP) dapat dilakukan sebagai berikut:

KAP = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

Total Aktiva Produktifx 100%

Nilai Kredit =15.5 % โˆ’ Rasio

0,15% x 100 %

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian KAP

Bobot Rasio KAP Predikat

30%

โ‰ค 2% Sehat

2% < CAR โ‰ค 3% Sehat

3% < CAR โ‰ค 6% Cukup Sehat

6% < CAR โ‰ค 9% Kurang Sehat

KAP > 9% Tidak Sehat

Sumber : OJK (Surat edaran BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004)

c. Faktor Manajemen (Management Quality)

Faktor ketiga dalam urutan rasio CAMEL adalah manajemen. Rasio

manajemen (management) adalah rasio ini menunjukkan besar keuntungan bersih

yang diperoleh perusahaan (Dendawijaya, 2009 : 146).

Management quality menunjukkan kemampuan manajemen bank untuk

mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul

melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai target.

Keberhasilan dari manajemen bank didasarkan pada penilaian kualitatif terhadap

manajemen yang mencakup beberapa komponen. Manajemen bank dapat

diklasifikasikan sebagai sehat apabila sekurang-kurangnya telah memenuhi 81%

dari seluruh aspek tersebut (Karim, N.F : 2015 : 27).

17

Bank Indonesia telah menyusun pertanyaan untuk menilai kemampuan

manajemen yang terdiri dari

Tabel 2.5 Penilaian Kemampuan Manajemen

Aspek manajemen yang

dinilai Bobot CAMEL

Manajemen permodalan 2,5 %

Manajemen aktiva 5,0 %

Manajemen umum 12,5 %

Manajemen rentabilitas 2,5 %

Manajemen liquiditas 2,5 %

Total bobot CAMEL 25, 0 %

Sumber : OJK (Surat edaran BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004)

Setiap pertanyaan yang dijawab โ€œyaโ€ (positif) oleh pihak manajemen bank

umum, bank tersebut memperoleh nilai kredit sebesar 0,4. Hasil penjumlahan

setiap jawaban โ€œyaโ€ akan menentukan nilai kredit (credit point) dalam komponen

CAMEL. Selanjutnya, angka nilai kredit ini dikalikan dengan bobot CAMEL untuk

manajemen (25%) sehingga diperoleh nilai CAMEL untuk manajemen.

Akan tetapi pengukuran tersebut sulit dilakukan karena akan terkait dengan

unsur kerahasiaan bank, maka dalam penelitian ini aspek manajemen diproksikan

dengan profit margin dengan pertimbangan rasio ini menunjukkan bagaimana

manajemen mengelola sumber-sumber maupun penggunaan atau alokasi dana

secara efisien.

Penggunaan Net Profit Margin (NPM) juga erat kaitannya dengan aspek-

aspek manajemen yang dinilai, baik dalam manajemen umum maupun

manajemen risiko, di mana net income dalam aspek manajemen umum

mencerminkan pengukuran hasil dari strategi keputusan yang dijalankan dan

dalam tekniknya dijabarkan dalam bentuk sistem pencatatan, pengamanan, dan

18

pengawasan dari kegiatan operasional bank dalam upaya memperoleh operating

income yang optimum. Sedangkan net income dalam manajemen risiko

mencerminkan pengukuran terhadap upaya mengeliminir risiko likuiditas, risiko

kredit, risiko operasional, risiko hukum, dan risiko pemilik dari kegiatan operasional

bank, untuk memperoleh operating income yang optimum. Dapat juga dikatakan

net profit margin mencerminkan tingkat efektivitas yang dapat dicapai oleh usaha

operasional bank, yang terkait dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksanaan dan

keputusan yang telah dilaksanakan oleh bank dalam periode berjalan.

NPM merupakan rasio antara laba bersih dengan pendapatan operasional.

NPM menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

bersih. Semakin besar nilai NPM semakin optimal bank dalam membentuk laba

bersih. Laba yang besar menunjukkan berhasilnya operasional bank yaitu melalui

pendapatan, baik yang berasal dari kredit maupun dari kegiatan yang lain.

Sehingga indikator NPM ini berpengaruh signifikan terhadap proporsi penyaluran

kredit. Rasio NPM yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh

bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan

operasionalnya. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena semakin tinggi laba

dari bank tersebut. Aspek manajemen yang diproksikan dengan net profit margin

yang dirumuskan sebagai berikut :

๐‘๐‘’๐‘ก ๐‘ƒ๐‘Ÿ๐‘œ๐‘“๐‘–๐‘ก ๐‘€๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘”๐‘–๐‘› = Laba Bersih

Laba Operasionalร— 100 %

Tabel 2.6 Kriteria Penilaian NPM

Bobot Rasio NPM Predikat

25,0 %

NPM โ‰ฅ 100% Sehat

81% โ‰ค NPM < 100% Sehat

66% โ‰ค NPM < 81% Cukup Sehat

51% โ‰ค NPM < 66% Kurang Sehat

NPM < 51% Tidak Sehat

19

Sumber : OJK (Surat edaran BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004)

d. Faktor Rentabilitas (Earning)

Urutan keempat dari rasio keuangan model CAMEL adalah faktor

rentabilitas atau disebut juga aspek earning. Penilaian rentabilitas (earning)

didasarkan pada kemampuan bank dalam menciptakan laba. Keberhasilan bank

didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank yang diukur

dengan dua rasio yang berbobot sama.

1) Return on Asset (ROA)

ROA adalah rasio yang digunakan untuk melihat sejauh mana investasi

yang telah ditanamkan mempu memberikan pengembalian keuntungan sesuai

dengan yang diharapkan (Fahmi, 2015 : 185). ROA digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset

(kekayaan) yang dipunyai perusahaan (Hanafi & Halim, 2014 : 49) Semakin besar

ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset.

Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank

dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dana tau menekan

biaya.

Adapun rumus ROA (Sujarweni, 2017 : 100)

๐‘…๐‘’๐‘ก๐‘ข๐‘Ÿ๐‘› ๐‘‚๐‘› ๐ด๐‘ ๐‘ ๐‘’๐‘ก (๐‘…๐‘‚๐ด) = Laba Sebelum Pajak

Total Aktivaร— 100 %

Nilai Kredit =Rasio

0,015% + 1

Tabel 2. 7 Predikat Tingkat Kesehatan ROA

Bobot Rasio ROA Predikat

5%

ROA > 1,5% Sehat

1,25 < ROA โ‰ค 1,5% Sehat

0,5% < ROA โ‰ค 1,25% Cukup Sehat

1,25 < ROA โ‰ค 0,5% Kurang Sehat

20

ROA โ‰ค 0 Tidak Sehat

Sumber : OJK (Surat edaran BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004)

2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Rasio BOPO)

Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi

operasional dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang

berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang

diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh

terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan

semua faktor produksinya dengan tepat guna.

Pada penelitian ini variabel BOPO diambil sebagai salah satu variabel atau

faktor yang mewakili penilai kinerja keuangan bank dari sisi rentabilitas. BOPO

merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan

operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam

menunjang kegiatan operasional (Rivai & Arivin, 2010 : 201). Semakin kecil rasio

biaya (beban) operasionalnya akan lebih baik, karena biaya yang dikeluarkan lebih

kecil dibandingkan pendapatan yang diterima.

Adapun rumus BOPO (Sujarweni, 2017 : 102)

BOPO = Beban Operasional

Pendapatan Operasional ร— 100 %

Nilai Kredit =100% โˆ’ Rasio

0,08%+ 1

Tabel 2.8 Kriteria Penilaian BOPO

Bobot Rasio BOPO Predikat

5%

BOPO โ‰ค 94% Sehat

94% < BOPO โ‰ค 95% Sehat

95% < BOPO โ‰ค 96% Cukup Sehat

96% < BOPO โ‰ค 97% Kurang Sehat

BOPO > 97% Tidak Sehat

Sumber : OJK (Surat edaran BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004)

21

e. Faktor Likuiditas

Rasio likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rasio Loan to

Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan

dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang

digunakan (Kasmir, 2014:225). Rasio LDR digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada nasabah yang

telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan.

Pemberian kredit tanpa mempertimbangkan kualitas kredit bisa

menyebabkan kerugian besar dikemudian hari (Darmawi, 2011 : 126). Langkah

pengamanan untuk mengurangi timbulnya kredit bermasalah adalah sistem

pengawasan yang efektif. Setiap bank harus mampu mengelola kreditnya dengan

bank dalam memberikan kredit kepada masyarakat maupun dalam pengembalian

kreditnya sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku sehingga tidak

menimbulkan kredit bermasalah.

Likuiditas (Liquidity) suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank

yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama

simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula

memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Demi menjaga

kepercayaan nasabah dan masyarakat umumnya, bank harus selalu siap

memenuhi/membayar kembali.

Tabel 2. 9 Kriteria Penilaian LDR

Bobot Rasio LDR Predikat

10%

BOPO โ‰ค 94% Sehat

75% < LDR โ‰ค 85% Sehat

85% < LDR โ‰ค 100% Cukup Sehat

100% < LDR โ‰ค 120% Kurang Sehat

LDR > 120% Tidak Sehat

22

Sumber : OJK (Surat edaran BI No. 6/23/DPNP Tahun 2004)

Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas

bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas

bank dalam menyalurkan kredit. Jika rasio LDR bank berada pada standar

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank

tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan

kreditnya dengan efektif). Bank selalu berusaha untuk menjaga tingkat

likuiditasnya dalam upaya meningkatnya laba, sehingga kinerja keuangan

bank tersebut akan baik jika dilihat dari aspek likuiditasnya.

Adapun rumus LDR (Sujarweni, 2017 : 104)

LDR = Total Pembiayaan

Total Dana Pihak Ketigaร— 100

Nilai Kredit =(115 โˆ’ Rasio)%

1%x 1

23

B. Tinjauan Empiris

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil

berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dijadikan

sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu

dijadikan bagian tersendiri adalah tinjauan empiris yang relevan dengan

permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 2. 10 Peneliti Terdahulu

No Nama Peneliti

Judul Penelitian

Jenis Penelitian

Hasil Penelitian

1 Asaff, R., & Suryati, S. (2020)

Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018

Deskriptif Kuantitatif

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dengan metode CAMEL, diperoleh nilai akhir CAMEL sebesar 92,84 untuk tahun 2014, 93,01 untuk tahun 2015, 91,99 untuk tahun 2016, 92,44 untuk tahun 2017 dan 92,29 untuk tahun 2018. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa semua nilai akhir CAMEL selama 5 tahun terakhir berada pada predikat sehat karena berada pada rentang angka 81-100. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan metode CAMEL tahun 2014- 2018 berada dalam predikat sehat.

24

2 Raturandang, I. F., Rogahang, J., dan Keles, D. (2018)

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity) Pada PT.Bank Sulut-Go

Deskriptif Kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian PT. Bank SulutGo tergolong perusahaan perbankan yang berpredikat cukup sehat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai CAMEL sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 berturut-turut adalah; 71,26%, 68,45% dan 74,62%. Berdasarkan hasil tersebut, PT. Bank SulutGo berada pada posisi stagnant atau tidak mengalami terobosan. Dapat dilihat dari hasil yang didapatkan selama 3 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2015-2017 memiliki hasil yang sama dan hanya pada predikat Cukup Sehat.

3 Tandilimbong, M. D. (2020)

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Bank BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Makassar

Deskriptif Kuantitatif

Berdasarkan penelitian PT Bank BNI (Persero) TBK Kantor Cabang Makassar tergolong perusahaan perbankan yang berpredikat sehat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai CAMEL sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 berturut-turut adalah 85,31; 83,89 dan 83,09.

4 Saleo, R. (2017)

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus Pada PT. Bank Mandiri Tbk)

Deskriptif Kuantitatif

Berdasarkan penelitian analisis tingkat kesehatan pada Bank Mandiri Tbk, pada ahun 2011 sampai dengan tahun 2015, dapat ditarik kesimpulan bahwa

25

berdasarkan analisis metode CAMEL PT. Bank Mandiri Tbk, tergolong perusahaan perbankan yang berpredikat SEHAT.

5 Nikmah, M., Susyanti, J., dan Priyono, A. A. (2019)

Analisis Metode Camels Sebagai Alat Ukur Efektifitas Kinerja Keuangan Perbankan Syariah

Deskriptif Kuantitatif

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel yang terbukti paling dominan dalam membedakan status tingkat kesehatan bank adalah variabel BOPO. Sedangkan variabel CAR, NPL, NPM, ROA, LDR dan IER nilainya lebih kecil dari BOPO. Hal ini berarti bahwa BOPO mempunyai arti relatif lebih penting terhadap variabel lainnya dalam membentuk fungsi diskriminan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai BOPO yang dimiliki suatu bank mempunyai ketepatan dalam memprediksi klasifikasi bank yang sehat dan bank yang tidak sehat.

6 Munadi, M. M., Saerang, I. S., dan Mandagie, Y. (2017)

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Dan Bank Mandiri (Persero)

Deskriptif Kuantitatif

Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia dinilai SEHAT, karena berdasarkan perhitungan nilai kedua bank berada pada predikat SEHAT, namun bank BRI lebih unggul dalam menunjukkan prestasi peningkatan pada rasio CAR, KAP, NPM, ROA, BOPO dibanding dengan bank BNI yang unggul hanya pada rasio LDR. Dengan

26

demikian kedua bank ini dinyatakan memiliki ketahanan yang baik dalam menghadapi gejolak perekonomian saat ini.

7 Jafar, R., Basalamah, S., dan Rahim, S. (2020)

Analisis Kesehatan Keuangan Perbankan Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode CAMEL

Deskriptif Kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada IDX (Bursa Efek Indonesia) menggunakan metode CAMEL diantaranya CAR (Capital Asset Rasio), KAP (Qualiti Asset), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Asset), BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional) dan FDR (Financing On Deposit Rasio) pada bank syariah yang ada di Indonesia semua bank dominan berpredikat Sangat Sehat diantaranya bank Panin Syariah, Mandiri Syariah, Maybank Syariah, Bukopin Syariah, BRI Syariah, BCA Syariah dan BNI Syariah itu itu berarti berdampak positif untuk bank tersebut.

27

C. Kerangka Pemikiran

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu bank

pemerintah. Laporan keuangan perusahaan digunakan untuk melihat kinerja

keuangan suatu bank. Dimana setiap bank pemerintah perlu adanya penilaian

kesehatan bank agar bank tersebut dapat berjalan dan berfungsi sebagai mana

mestinya, serta dapat dipercaya oleh para nasabah.

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran (sumber dikembangkan oleh peneliti)

BANK

LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS TINGKAT

KESEHATAN BANK

DENGAN METODE CAMEL

PERMODALAN ASET MANAJEMEN LIKUIDITAS RENTABILITAS

KESEHATAN BANK

HASIL ANALISIS

KESIMPULAN

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif

untuk mengukur tingkat kesehatan bank dengan cara menganalisis data-data

Laporan Keuangan untuk menentukan kategori perusahaan perbankan tersebut

dapat dikatakan sehat atau tidak sehat.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam

jangka waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini kurang lebih 3 bulan

dimulai dari bulan Mei 2020 sampai dengan bulan Juli 2020. Data di peroleh dari

situs resmi Bursa Efek Indonesia.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rasio

CAMEL seperti yang sudah dijelaskan, yang terdiri atas:

1. Capital (permodalan), rasio yang digunakan adalah CAR (Capital Adequecy

Ratio), yaitu rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki

oleh bank untuk menunjang permodalan yang mengandung atau menghasilkan

risiko dari dana pihak ketiga.

2. Asset (Kualitas Asset), rasio yang digunakan adalah yaitu untuk mengukur

kualitas asset bank. Dalam hal ini upaya yang dilakukan adalah untuk menilai

jenis-jenis aset yang dimiliki bank, yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

29

3. Management (Manajemen), rasio yang digunakan adalah NPM (Net profit

margin) yaitu salah satu rasio dari rasio profitabiltas yang dapat menunjukkan

perolehan laba bersih dari laba operasional yang dilakukan oleh suatu bank.

4. Earning (pendapatan), rasio yang digunakan adalah ROA (return on asset) dan

BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan operasional). Return On Assets

merupakan rasio yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba sebelum pajak berdasarkan pada tingkat total aset. Sedangkan

BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efiesiensi

perusahaan dengan perbandingan beban operasional dan pendapatan

operasional.

5. Liquidity (likuiditas), perhitungan likuiditas menggunakan rasio LDR, yaitu

Rasio Kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima (Loan to Deposit Rasio)

yaitu merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana

yang diberikan oleh bank.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

sekunder yaitu berupa laporan keuangan suatu perusahaan dari PT. Bank Rakyat

Indonesia pada periode 2016 sampai dengan 2019 yang terdokumentasi dari

perusahaan.

E. Teknik Analisis

1. Rasio Keuangan CAMEL

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode CAMEL sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor

6/10/PBI/2004 tentang tata cara penilaian kesehatan Bank. Penilaian yang

30

dilakukan terhadap Faktor Capital, Asset, Quality, Management, Earning,

Liquidity (CAMEL)

a. Faktor Capital (Permodalan)

Rasio yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Capital Adequacy Ratio

(CAR) merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan

perbankan dalam menyediakan dana yang digunakan untuk mengatasi

kemungkinan risiko kerugian (Syaputra dan Saragih, 2018:51). Rumus

menghitung rasio CAR dan nilai kredit CAR yaitu:

CAR = Modal Bank

ATMR ร— 100 %

Nilai Kredit =Rasio

0,1% + 1

b. Faktor Asset (Kualitas Asset)

Diukur dengan rasio KAP (Kualitas Aset Produktif). Rasio KAP adalah

penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank tersebut, dimana

rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemungkinan diterimanya kembali

dana yang ditanamkan (Kasmir, 2012 : 11) . Rumus untuk menghitung rasio KAP

yaitu:

KAP = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

Total Aktiva Produktifx 100%

Nilai Kredit =15.5 % โˆ’ Rasio

0,15% x 100 %

c. Faktor Management

Diukur dengan rasio NPM (Net Profit Margin). NPM yaitu rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income

31

dari kegiatan operasi pokoknya (Kasmir, 2017 : 235). Rumus menghitung rasio

NPM yaitu:

๐‘๐‘’๐‘ก ๐‘ƒ๐‘Ÿ๐‘œ๐‘“๐‘–๐‘ก ๐‘€๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘”๐‘–๐‘› = Laba Bersih

Laba Operasionalร— 100 %

d. Faktor Earning (Rentabilitas),

Diukur dengan dua rasio yaitu rasio ROA (Return on Assets) dan rasio BOPO

(Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional). ROA adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan

aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Rumus untuk menghitung rasio ROA dan

nilai kredit ROA yaitu (Asaff, R & Suryati, S, 2020 : 84 ):

๐‘…๐‘’๐‘ก๐‘ข๐‘Ÿ๐‘› ๐‘‚๐‘› ๐ด๐‘ ๐‘ ๐‘’๐‘ก (ROA) = Laba Sebelum Pajak

Total Aktivaร— 100 %

Nilai kredit = Rasio

0,015% + 1

BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rumus untuk

menghitung rasio BOPO dan nilai kredit BOPO adalah yaitu (Asaff, R & Suryati,

S, 2020 : 84 ) :

BOPO = Beban Operasional

Pendapatan Operasional ร— 100 %

Nilai Kredit =100% โˆ’ Rasio

0,08%+ 1

e. Faktor Liquidity (Liquiditas)

Diukur dengan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio LDR (Loan to

Deposit Ratio) akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan

dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Rumus untuk

32

menghitung rasio LDR dan nilai kredit LDR yaitu (Asaff, R & Suryati, S, 2020 : 84

) :

LDR = Total Pembiayaan

Total Dana Pihak Ketigaร— 100

Nilai Kredit =(115 โˆ’ Rasio)%

1%x 1

2. Analisis Dengan Metode CAMEL

Setelah masing-masing komponen CAMEL (Capital, Asset, Management,

Earning, dan Liquidity) dihitung rasionya serta dicari nilai kreditnya maka

selanjutnya dapat dilakukan analisis berdasarkan bobot CAMEL sebagai berikut

(Asaff, R & Suryati, S, 2020 : 84 )

a. Permodalan = 25%

b. Kualitas Aktiva Produtif = 30%

c. Kualitas Management = 25%

d. Rentabilitas = 10%

e. Liquiditas = 10%

Dari total bobot tersebut maka dapat ditentukan kondisi kesehatan suatu bank

dengan kriteria sebagai berikut (Asaff, R & Suryati, S, 2020 : 84 ) :

a. 81 โ€“ 100 = Sehat

b. 66 โ€“ 81 = Cukup Sehat

c. 51 โ€“ 66 = Kurang Sehat

d. 0 โ€“ 50 = Tidak Sehat

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum objek penelitian

1. Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang

terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di

Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De

Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan

dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang

melayani orang-orang ber kebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut

berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran

BRI.

Periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1

tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah

pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan

kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara

waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949

dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu

melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan

(BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan

Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden

(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia

dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

34

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965

tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam

ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,

sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor

(Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang

Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-

undang Bank Sentral yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai

Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor

dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan

Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21

tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

2. Visi dan Misi Bank BRI

a. Visi Bank Rakyat Indonesia Tbk : Menjadi bank komersial terkemuka yang

selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

b. Misi Bank Rakyat Indonesia Tbk

1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

peningkatan ekonomi masyarakat.

2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan

teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta

praktek Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik

3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak pihak yang

berkepentingan (stakeholders).

35

BOARD OF MANAGEMENT

GENERAL MEETING OF

SHAREHOLDERS

BOARD OF COMMISSIONERS

PRESIDENT DIRECTOR

VICE PRESIDENT

DIRECTOR

SMALL, RETAIL & MEDIUM BUSINES

S

INSTITUTIONAL &

SOE

CORPO

RATE

BANKIN

G

DIGITAL INFORMATION TECHNOLOGY & OPERATION

NETWO

RK &

SERVIC

E

CONSUM

ER TREASURY &

GLOBAL SERVICE

S

RISK MANAG

EMENT

HUMAN CAPITA

L

FINANC

E COMPLIANCE CHANCE

MANAGEMENT &

TRANSFORMATION

OFFICE

FIXED ASSETS

MANAGEMENT &

PROCUREMENT

INTERN

AL

AUDIT

Micro Bussiness

Policy

Micro Sales

Management

Social Enterprene

urship & Incubation

Program & Partnersho

p

Bussiness

Small,

retail &

Medium

Bussine

ss

Policy

Retail &

Medium

Bussine

ss

Small

Sales

Manage

ment

Agricult

ural

Busines

s

Institutio

nal

Transaction

Banking

SOE

Busines

s 2

SOE

Busines

s 1

Consumer Loan

Wealt Manage

ment

Credit Card

Retail Paymen

t

Mass Funding

Briguna Loan

Corporate

Bussiness

Agribusi

ness

Syndicat

ion &

Financia

l

Services

Treasur

y

Busines

s

Investment

Services

International

Bussiness

Branch

Network

Service

&

Contact

Center

BRI Link

Network

Operatio

n Center

E-

Chann

el

IT

Strayegy &

Govermen

ce

Application

Manageme

nt &

Operarion

IT

Infrastructu

re &

Operation

Digital

Center Of

Excellence

e Technolog

y

Cooperatio

n

Informatio

n Security

Enterprise Risk &

Portofolio Manageme

nt

Credit Risk

Analyst

Operationa

l & Market

Risk

Restructur

e &

Recovery

Loan

Credit

Policy

Credit

Operationa

l

Human

Capital

Strategy

& Policy

Human

Capital

Develop

ment

Human

Capital

Bussine

ss

Pertner Human

Capital

Partners

hip

Manage

ment

Corporate

University

Culture

Transformation

Corpora

te

Develop

ment &

Strategy

Manage

ment

Accounti

ng &

Finance

Assets

&

Liabilitie

s

Manage

ment Investor

Relation

s

Corporate

Transformation

Policy & Procedu

re

Legal

Fixed Assets

Management &

Property Procure

ment

Subsidiary

Management

Fixed Assets

Management &

Property Procure

ment

Procurement

Corporate

Secertary

Head

Office,

Special

Branch &

Overseas

Network

Standar Developme

nt & Quality Of

Audit

Information Technolog

y Audit

Special Investig

ation

Project Management Office

Estimat

ion

Regional Office

Branch

Sub Branch Cash Outlet BRI Unit

Special Branch Overseas Network

Teras BRI

MICRO BUSSINE

SS

Marketing Communica

tion

Subsidiary Regional Audit

36

Keterangan :

: Directors

: SEVP

; Division

: Desk

: Group

: Business

: Business Support

: Support

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

(Sumber bri.co.id)

Board of Commissioners Committee : Audit, Nomination & Remuneration

Risk Management Monitoring,

Integration Governance

Directors Committee : Risk Management, Credit Policy,

Credit, ALCO, Human Capital , IT,

Capital & Investment, Job Evaluation,

Product, Procurement

37

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode CAMEL

a. Faktor Permodalan / Capital Adequacy Ratio (CAR)

Standar yang ditetapkan Bank Indonesia tentang kewajiban penyediaan

modal minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu sebesar 8% yang

digunakan untuk mengukur seberapa kuat permodalan bank menutupi resiko yang

ada pada bank. Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dirumuskan sebagai

berikut:

CAR = Modal Bank

ATMR ร— 100 %

Tabel 4.1 Perhitungan Capital Adequancy Ratio (CAR) Pt. Bank Rakyat

Indonesia Tahun 2016 โ€“ 2020

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4.1 Rasio CAR ini digunakan untuk mengetahui

seberapa besar jumlah asset yang memiliki resiko dalam perkembangan kinerja

keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia yang dihitung menggunakan rasio CAR

dalam kondisi sehat selama periode penelitian yang dimulai dari tahun 2016-2019

yaitu 23.7%, 22.1%, 21.2%, 22.5% dapat dilihat rasio CAR mengalami

peningkatan dan penurunan tiap tahunnya disebabkan karena adanya

peningkatan modal bank akan tetapi tidak terjadi peningkatan yang signifikan

Tahun Total Modal Total ATMR dalam

jutaan rupiah Rasio CAR

2016 142,910,432 623,857,728 23,7%

2017 152,389,444 687,480.425 22,1%

2018 173,618,421 818,608,240 21,2%

2019 195,986,650 869,020,388 22,5%

38

sehingga dapat disimpulkan PT. Bank Rakyat Indonesia mampu mempertahankan

sejumlah aset yang memiliki resiko.

Nilai Kredit = Rasio

0,1% + 1

Tabel 4.2 Besarnya Nilai Kredit CAR PT. Bank Rakyat Indonesia Tahun 2016

- 2019

Tahun Rasio CAR Nilai Kredit Persen Maksimum

2016 23,7% 23,701 100

2017 22,1% 22,101 100

2018 21,2% 21,201 100

2019 22,5% 22.501 100

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4.2 hasil perhitungan rasio CAR dan nilai kredit yang

menunjukan bahwa dalam tahun 2016-2019 mengalami peningkatan dan

penurunan nilai kredit disebabkan karena peningkatan nilai bank. Penilaian tabel

tersebut PT. Bank Rakyat Indonesia dalam kondisi sehat.

b. Faktor Kualitas Asset

Penilaian kualitas asset juga diukur dengan menggunakan bobot 30% dan

didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank.

KAP = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

Total Aktiva Produktifx 100%

Tabel 4.3 Tabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PT. Bank Rakyat Indonesia

Tahun 2016 - 2019

Tahun Aktiva Produktif yang

diklasifikasikan Total aktiva produktif KAP (%)

2016 22,325,788 964,000,690 2,3%

2017 31,199,144 993,100,820 3,1%

2018 34,569,880 1,234,200,039 2,8%

2019 38,145,491 1,343,077,860 2,8%

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

39

Berdasarkan tabel 4. 3 rasio KAP pada tahun 2016 adalah sebesar 2.3%

kepemilikan KAP mampu menjamin seluruh kewajiban kredit apabila terjadi kredit

bermasalah. Pada tahun 2017 sampai dengan 2019 nilai rasio KAP adalah

sebesar 3,1%, 2.8%, 2.8%. 4 tahun terakhir rasio KAP mengalami peningkatan

dan penurunan akan tetapi masih tetap berada dalam angka yang aman semakin

kecil rasio KAP disebabkan karena jumlah Aktiva Produktif Yang Di Klasifikasikan

(APYD) yang semakin kecil dalam artian dari tahun ke tahun PT. Bank Rakyat

Indonesia semakin baik dalam mengelolah pemberian kreditnya. Selain itu

dipengaruihi oleh total aktiva produktif yang dari tahun ke tahun semakin

meningkat dalam artian bahwa jumlah kredit yang disalurkan PT. Bank Rakyat

Indonesia dari tahun ketahun semakin besar sehingga dapat dikatakan semakin

tinggi total aktiva produktif semakin tinggi terjadinya kredit bermasalah.

Nilai Kredit = 15.5 %โˆ’Rasio

0,15% x 100 %

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Rasio KAP PT. Bank Indonesia Tahun 2016 - 2019

Tahun Rasio KAP (%) Nilai Kredit (%) Maksimum

2016 2,3% 88 100

2017 3,1% 82,6 100

2018 2,8% 84,6 100

2019 2,8% 84,6 100

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4.4 dari nilai kredit KAP pada tahun 2016 hingga 2019

mengalami peningkatan dan penurunan PT. Bank Rakyat Indonesia merupakan

bank dalam kategori sehat dengan batasan nilai kredit antara 81 sampai 100.

c. Faktor Manajemen

Rasio NPM sebuah bank dapat dikatakan sehat apabila melebihi ketetapan

BI pada PBI nomor 3/21/2001 yaitu 4,9%. Aspek manajemen yang diproksikan

dengan net profit margin yang dirumuskan sebagai berikut:

40

๐‘๐‘’๐‘ก ๐‘ƒ๐‘Ÿ๐‘œ๐‘“๐‘–๐‘ก ๐‘€๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘”๐‘–๐‘› = Laba Bersih

Laba Operasionalร— 100 %

Tabel 4.5 Perhitungan Net Profit Margin (NPM) PT. Bank Rakyat Indonesia

tahun 2016-2019

Tahun Laba bersih (dalam

jutaan Rp.)

Laba Operasional

(dalam jutaan Rp.) Rasio NPM

2016 18,622,612 22,725,889 81.9%

2017 20,119,459 24,122,191 83.4%

2018 31,701,975 40,794,608 77.7%

2019 34,028,685 43,035,335 79.0%

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4.5 PT. Bank Rakyat Indonesia mampu menghasilkan

laba bersih dan laba operasional yang mengalami peningkatan selama tahun 2016

dan 2017 dan mengalami penurunan pada tahun 2018 dan 2019. Rasio ini untuk

mengukur tingkat pengembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya,

besarnya tingkat pengembalian keuangan (return) akan diikuti dengan tingginya

harga saham. Rasio NPM yang dimiliki PT. Bank Rakyat Indonesia sudah dapat

dikatakan sehat karena telah melebihi Standar ketetapan BI yaitu 49% artinya Pt.

Bank Rakyat Indonesia mempunyai kinerja keuangan yang saat baik dalam

mencapai keuntungan yang sangat baik.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Nilai Kredit NPM PT. Bank Rakyat Indonesia

Tahun 2016-2019

Tahun Rasio NPM (%) Nilai Kredit (%)

Nilai Kredt = NPM

2016 81.9% 81.9%

2017 83.4% 83.4%

2018 77.7% 77.7%

2018 79.0% 79.0%

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

41

Berdasarkan tabel 4.6 terdapat bahwa nilai kredit rasio NPM dari tahun

2016-2019 sama nilainya dengan hasil perhitungan rasio NPM. Rasio ini

menunjukan bagaimana manajemen mengelola sumber sumber maupun alokasi

dana secara efisien sehingga nilai rasio langsung menjadi nilai kredit rasio NPM.

d. Earning

1) Roa

Return on Assets (ROA). Kredit poin yang diberikan untuk ROA adalah

sebagai berikut untuk ROA sebesar 0% nilai kredit adalah 0. Untuk setiap kenaikan

sebesar 0,005% nilai kredit ditambah satu dengan maksimum 100 bobot nilai ROA

adalah 5%.

๐‘…๐‘’๐‘ก๐‘ข๐‘Ÿ๐‘› ๐‘‚๐‘› ๐ด๐‘ ๐‘ ๐‘’๐‘ก (ROA) = Laba Sebelum Pajak

Total Aktivaร— 100 %

Tabel 4.7 Perhitungan Return On Asset (Roa) PT. Bank Rakyat Indonesia

Tahun 2016 โ€“ 2019

Tahun Laba Bersih Sebelum

Pajak (Rp)

Total Aktiva (Rp)

Rasio ROA

(%)

2016 33,441,643 964,000,690 3.4%

2017 24,268,585 993,100,820 2.4%

2018 40,798,064 1,234,200,039 3.3%

2019 42,949,892 1,343,077,860 3.9%

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4.7 PT. Bank Rakyat Indonesia mampu menghasilkan

rasio ROA yang sangat baik atau melebihi standar yang ditetapkan oleh BI yaitu >

1,5 %. Rasio ini berpengaruh positif terhadap harga saham jadi semakin tinggi

rasio semakin tinggi juga harga saham. Ditahun 2016-2019 total asset yang dimiliki

naik signifikan berakibat pada pendapatan Bunga yang cukup tinggi sehingga

mengalami peningkatan pada laba bersih sebelum pajak. Semakin tinggi nilai rasio

ROA yang dicapai maka keuntungan akan semakin meningkat.

42

Nilai kredit = Rasio

0,015% + 1

Tabel 4. 8 Besarnya Nilai Kredit Rasio ROA Pt. Bank Rakyat Indonesia Tahun

2016 โ€“ 2019

Tahun Rasio ROA (%) Nilai Kredit (%) Maksimum

2016 3.4% 22,667.7 100,000

2017 2.4% 16.001 100,000

2018 3.3% 22.001 100,000

2019 3.9% 26.001 100,000

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4. 8 hasil perhitungan rasio ROA dan nilai kredit yang

dimiliki dalam tahun 2016 sampai dengan 2019 fluktuasi disebabkan karena nilai

rasio ROA yang mengalami fluktuasi juga, hanya tahun 2017 yang memiliki rasio

ROA dan nilai kredit turun dari tahun sebelumnya.

2) BOPO

Kredit point yang diberikan untuk rasio BOPO adalah sebagai berikut untuk

rasio BOPO sebesar 100% atau lebih nilai kredit adalah 0. Untuk penurunan

sebesar 0,08% nilai kredit ditambah dengan 1 dengan maksimum 100 bobot nilai

rasio BOPO adalah 5% dapat dirumuskan sebagai berikut

BOPO = Beban Operasional

Pendapatan Operasional ร— 100%

Tabel 4.9 Perhitungan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO) PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-2019

Tahun Beban Operasional

(Rp)

Pendapatan

Operasional (Rp)

Rasio BOPO

2016 80,068,126 114,032,668 70,2%

2017 88,973,490 125,779,324 70,7%

2018 67,545,821 139,436,208 48,4%

2019 112,205,923 155,651,060 72%

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

43

Berdasarkan tabel 4.9 PT. Bank Rakyat Indonesia mengalami peningkatan

dan penurunan. Rasio BOPO pada tahun 2016 sampai 2019 yaitu 70,2%, 70,7%,

48,4%, dan 72%. Dalam hal ini jika semakin kecil rasio berarti semakin efisien

biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan sehingga

kemungkinan suatu lembaga dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Hasil

perhitungan rasio BOPO terendah terdapat pada tahun 2018 dengan rasio 48,4%

dan mengalami peningkatan yang signifikan ditahun 2019 hingga mencapai 72%

hal ini berarti efisiensi biaya operasional ditahun 2018 dalam keadaan baik.

Nilai Kredit = 100%โˆ’Rasio

0,08%+ 1

Tabel 4. 10 Besarnya Nilai Kredit Untuk Rasio BOPO PT. Bank Rakyat

Indonesia Tahun 2016 - 2019

Tahun Rasio BOPO (%) Nilai Kredit (%) Maksimum

2016 70,2% 37,251 100

2017 70,7% 36,626 100

2018 48,4% 64,501 100

2019 72% 35,001 100

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4. 10 hasil perhitungan rasio BOPO menghasilkan nilai

kredit yang menunjukan bahwa dalam tahun 2016 sampai dengan 2019

mengalami peningkatan dan penurunan.

e. Faktor Liquiditas

LDR = Kredit yang diberikan

Dana Pihak Ketiga ร— 100%

Tabel 4. 11 Perhitungan Loan To Deposit Ratio (LDR) PT. Bank Rakyat

Indonesia Tahun 2016 โ€“ 2019

Tahun Jumlah Kredit

Yang Diberikan

Dana Pihak

Ketiga (Rp) Rasio LDR (%)

2016 635,290,000 723,850,000 87,7 %

2017 708,000,000 803,333,000 88,1 %

2018 804,673,435 872,700,000 92,2 %

44

2019 864,088,521 959,240,000 90,0 %

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 sampai 2019

rasio LDR tertinggi ada pada tahun 2018 yaitu 92,9% dan rasio terendah pada

tahun 2016 yaitu 87,7%. Pada rasio ini jika semakin tinggi rasio yang didapat maka

semakin rendahnya kemampuan liquiditas bank yang bersangkutan sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Nilai

rasio dalam 4 tahun ini mengalami peningkatan dan penurunan akan tetapi bank

BRI masih diberi predikat sehat karena nilai standar yang ditetapkan BI dibawa

95%.

Nilai Kredit = (115 โˆ’ Rasio)%

1%x 1

Tabel 4. 12 Besarnya Nilai Kredit Untuk Rasio LDR PT. Bank Rakyat

Indonesia Tahun 2016 โ€“ 2019

Tahun Rasio LDR (%) Nilai Kredit (%) Maksimum

2016 87,7 % 273,000 100

2017 88,1 % 269,000 100

2018 92,2 % 228,000 100

2019 90,0 % 250,000 100

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa pada tahun 2016 sampai dengan

tahun 2019 PT. Bank Rakyat Indonesia masih dapat mempertahankan nilai Kredit

rasio LDR nya pada nilai maksimal, yaitu 100 untuk tetap dikategorikan sebagai

bank sehat yang berarti bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia mampu memberikan

jaminan atas setiap simpanan yang diberikan nasabahnya dan memiliki

kemampuan dalam membayar semua utang utangnya serta dapat memenuhi

semua permohonan kredit yang layak untuk disetujui.

45

C. Pembahasan

Setelah dilakukan perhitungan rasio kinerja keuangan pada PT. Bank

Rakyat Indonesia maka selanjutnya akan dirangkumkan seluruh rasio CAMEL

yang telah dihitung. Hal ini dimaksudkan untuk dapat melihat dan menilai apakah

kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia dapat dikategorikan sehat.

Menurut ketentuan Bank Indonesia (BI) bahwa kategori sehat dapat

dikelompokan dalam 4 kelompok nilai Kredit CAMEL yang dapat dilihat dalam tabel

di bawah ini

Tabel 4. 13 Tingkat Kesehatan Bank Menurut Camel

Nilai Kredit CAMEL Predikat

81% - 100%

66% - <81%

55% - <66%

0% - < 55%

Sehat

Cukup Sehat

Kurang Sehat

Tidak Sehat

Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Tabel 4. 14 Hasil Evaluasi Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode

Camel PT. Bank Rakyat Indonesia Tahun 2016 โ€“ 2017

Tahun

RASIO CAMEL

Nilai

Rasio (%)

Nilai

Kredit

Bobot

(%)

Nilai

Bobot

2016 Permodalan

(Capital)

CAR 23,7% 100 25 25

Asset KAP 2,3% 88 30 26,40

Manajemen

(Management)

NPM 81,9% 81,9 25 20,475

Rentabilitas

(Earning)

ROA

BOPO

3.4%

70,2%

100

100

5

5 5 5

Likuiditas

(Liquidity)

LDR 90,0% 100 10

10

JUMLAH NILAI CAMEL 91,875 2017 Permodalan

(Capital)

CAR 22,1% 100 25 25

Asset KAP 3,1% 82,6 30 24,78

Manajemen

(Management)

NPM 83,4% 83,4 25 20,85

46

Rentabilitas

(Earning)

ROA

BOPO

2.4%

70,7%

100

100

5

5 5 5

Likuiditas

(Liquidity)

LDR 88,1 100 10 10

JUMLAH NILAI CAMEL 90,63

2018 Permodalan

(Capital)

CAR 21,1% 100 25 25

Asset KAP 2,8% 84,6 30

25,38

Manajemen

(Management)

NPM 77,7% 77,7 25 19,425

Rentabilitas

(Earning)

ROA

BOPO

3.3%

48,4%

100

100

5

5

5

5

Likuiditas

(Liquidity)

LDR 92,2% 100 10 10

JUMLAH NILAI CAMEL 89,805

2019 Permodalan

(Capital)

CAR 22,5% 100 25 25

Asset KAP 2,8% 84,6 30 25,38

Manajemen

(Management)

NPM 79,0% 79,0 25 19,75

Rentabilitas

(Earning)

ROA

BOPO

3.9%

72%

100

100

5

5

5

5

Likuiditas

(Liquidity)

LDR 90,0% 100 10 10

JUMLAH NILAI CAMEL 90,13

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

Berdasarkan tabel 4.14 setelah melakukan perhitungan dengan

menggunakan aspek-aspek CAMEL maka dari aspek permodalan pada tahun

2016 di peroleh nilai CAR sebesar 23,7%, dimana rasio ini berada pada rentan

angka >12% yang menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga dapat dikatakan

bahwa pada tahun 2016 dari segi aspek permodalan PT. Bank Rakyat Indonesia

memiliki kinerja yang sangat baik. Artinya bank memiliki kemampuan yang

memadai dalam menyediakan dana untuk menutupi kemungkinan kerugian akibat

aset yang mengandung risiko. Pada tahun 2017, terjadi penurunan rasio CAR

sebesar 22,1 % dimana rasio ini berada pada rentang angka >12% yang

47

menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun

2017 dari segi aspek permodalan PT. Bank Rakyat Indonesia memiliki kinerja yang

sangat baik. Akan tetapi penurunan yang terjadi menunjukan sesuatu yang kurang

baik karena dapat mengindikasi adanya penurunan kemampuan bank dalam

menyediakan dana untuk menutupi kemungkinan kerugian akibat aset yang

mengandung risiko. Pada tahun 2018 terjadi penurunan rasio CAR sebesar 21,1%,

rasio ini masih berada pada rentang angka >12% yang menunjukkan predikat

sangat sehat. Selanjutnya pada tahun 2019 terjadi peningkatan pada rasio CAR

sebesar 22,5%, dimana rasio ini berada pada rentang angka >12% yang

menunjukkan predikat sangat sehat. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pada

aspek permodalan tahun 2019 memiliki kinerja yang sangat baik. Dari segi kualitas

asset yang diukur dengan rasio KAP pada tahun 2016 diperoleh nilai KAP 2,3 %

dimana rasio ini berada pada rentang angka 2% - 3% yang menunjukkan predikat

sehat, sehingga dapat dinyatakan bahwa bank BRI memiliki kinerja yang sangat

baik artinya aktiva produktif yang bermasalah (APYD) pada bank memiliki

persentasi yang cukup kecil. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan nilai KAP

sebesar 3,1% dimana rasio ini berada pada rentan angka 3% - 6% yang

menunjukan predikat sangat sehat, akan tetapi peningkatan nilai KAP merupakan

suatu hal yang kurang baik karena menunjukkan semakin bertambahnya aktiva

produktif yang bermasalah (APYD) pada bank. Lalu di tahun 2018 terjadi

penurunan sebesar 2,8% dimana rasio ini masih berada pada rentang angka < 2%

yang menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga dapat dinyatakan pada tahun

2018 bank BRI memiliki kinerja yang sangat baik. Penurunan yang terjadi

menggambarkan hal yang baik karena menunjukkan semakin berkurangnya aktiva

produktif yang bermasalah (APYD) pada bank. Dan pada tahun 2019 diperoleh

48

nilai KAP 2,8% dimana pada tahun ini tidak mengalami peningkatan dan tidak

mengalami penurunan diamana rasio ini masih berada pada rentan angka 2% -

3% yang menunjukkan predikat sehat, sehingga dapat dikatakan pada tahun 2019

Bank BRI memiliki kinerja yang sangat baik.

Dari aspek manajemen, menunjukan Bank BRI mempunyai kinerja

keuangan yang sangat baik dalam melakukan manajemen untuk mencapai target.

Rasio NPM pada tahun 2016 diperoleh nilai NPM diperoleh nilai NPM sebesar

81,9% dimana rasio ini berada pada rentang angka 81% - 100% yang

menunjukkan predikat sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun 2016

dari segi aspek manajemen Bank BRI memiliki kinerja yang baik. Artinya bank

memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menghasilkan laba bersih dari total

pendapatan operasional bersihnya (laba operasional). Pada tahun 2017 terjadi

peningkatan nilai NPM sebesar 83,4%, dimana rasio ini masih berada pada

rentang angka 81% - 100% yang menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga

dapat dikatakan bahwa pada tahun 2017 dari segi aspek manajemen PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memiliki kinerja yang cukup baik. Peningkatan

yang terjadi mengambarkan suatu yang baik karena dapat mengindikasikan

peningkatan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih dari total

pendapatan operasional bersihnya (laba operasional). Pada tahun 2018 terjadi

penurunan nilai NPM sebesar 77,7%, dimana rasio ini masih berada pada rentang

angka 66% - 81% yang menunjukkan predikat cukup sehat, sehingga dapat

dikatakan bahwa pada tahun 2018 dari segi aspek manajemen Bank BRI memiliki

kinerja yang cukup baik. Namun penurunan yang terjadi mengambarkan suatu

yang kurang baik karena dapat mengindikasikan penurunan kemampuan bank

dalam menghasilkan laba bersih dari total pendapatan operasional bersihnya (laba

49

operasional). Dan pada tahun 2019 Berikutnya, dari segi manajemen, terjadi

peningkatan nilai NPM sebesar 79,0%, dimana rasio ini masih berada pada

rentang angka 66% - 81% yang menunjukkan predikat cukup sehat, sehingga

dapat dikatakan bahwa pada tahun 2019 dari segi aspek manajemen Bank BRI

memiliki kinerja yang baik. Peningkatan yang terjadi mengambarkan suatu yang

baik karena dapat mengindikasikan peningkatan kemampuan bank dalam

menghasilkan laba bersih dari total pendapatan operasional bersihnya (laba

operasional).

Dari aspek rentabilitas yang dihitungan dengan rasio ROA dan BOPO pada

tahun 2016 diperoleh nilai ROA 3,4% dan BOPO sebesar 70,2%, dimana rasio

ROA berada pada rentang angka >1,5% dan rasio BOPO berada pada rentang

angka < 94%, yang mana keduanya menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga

dapat dikatakan bahwa pada tahun 2016 dari segi aspek rentabilitas Bank BRI

memiliki kinerja yang sangat baik. Artinya, dari segi ROA, bank memiliki

kemampuan yang cukup baik dalam menghasilkan laba sebelum pajak dari

keseluruhan aktiva yang dimilikinya dan dari segi BOPO, bank mampu melakukan

efisiensi dari segi biaya dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Pada tahun

2017 terjadi penurunan pada nilai ROA sebesar 2,4% dan peningkatan pada rasio

BOPO sebesar 70,7%, dimana rasio ROA masih berada pada rentang angka

>1,5% dan rasio BOPO juga masih berada pada rentang angka < 94%, yang mana

keduanya menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa

pada tahun 2017 dari segi aspek rentabilitas Bank BRI memiliki kinerja yang

sangat baik. Namun perlu diperhatikan bahwa penurunan yang terjadi pada rasio

ROA dan peningkatan yang terjadi pada rasio BOPO menggambarkan sesuatu

yang kurang baik karena penurunan dari segi ROA, dapat mengindikasikan

50

menurunnya kemampuan bank dalam menghasilkan laba sebelum pajak dari

keseluruhan aktiva yang dimilikinya dan peningkatan dari segi BOPO, dapat

mengindikasikan berkurangnya kemampuan bank dalam melakukan efisiensi

biaya untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Pada tahun 2018 terjadi

penurunan pada nilai ROA sebesar 3,22% dan juga penurunan pada rasio BOPO

sebesar 70,02%, dimana rasio ROA masih berada pada rentang angka >1,5% dan

rasio BOPO juga masih berada pada rentang angka < 94%, yang mana keduanya

menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun

2018 dari segi aspek rentabilitas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

memiliki kinerja yang sangat baik. Dan pada trahun 2019 terjadi penurunan pada

nilai ROA sebesar 3,28% dan peningkatan pada rasio BOPO sebesar 72%,

dimana rasio ROA masih berada pada rentang angka >1,5% dan rasio BOPO juga

masih berada pada rentang angka < 94%, yang mana keduanya menunjukkan

predikat sangat sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun 2019 dari segi

aspek rentabilitas Bank BRI memiliki kinerja yang sangat baik.

Dari aspek Liquiditas yang diukur mengggunakan Rasio LDR pada tahun

2016 diperoleh nilai LDR sebesar 90,0%, dimana rasio ini berada pada rentang

angka 85% - 100% yang menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga dapat

dikatakan bahwa pada tahun 2016 dari segi aspek likuiditas Bank BRI memiliki

kinerja yang cukup baik. Artinya bank memiliki kemampuan dalam membayar

kembali dana yang dilakukan deposan (DPK) dengan mengandalkan kredit yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Pada tahun 2017 terjadi penurunan nilai

LDR sebesar 88,1%, dimana rasio ini masih berada pada rentang angka 85% -

100% yang menunjukkan predikat sangat sehat, sehingga dapat dinyatakan

bahwa pada tahun 2017 dari aspek likuiditas Bank BRI memiliki kinerja yang baik.

51

Pada tahun 2018 terjadi peningkatan nilai LDR sebesar 92,2%, dimana rasio ini

masih berada pada rentang angka 85% - 100% yang menunjukkan predikat sangat

sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun 2018 dari segi aspek likuiditas

Bank BRI memiliki kinerja yang cukup baik. Namun peningkatan yang terjadi

menggambarkan sesuatu yang kurang baik karena dapat mengindikasikan

penurunan kemampuan bank dalam membayar kembali dana yang dilakukan

deposan (DPK) dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Dan pada tahun 2019 terjadi penurunan nilai LDR sebesar 90,0%,

dimana rasio ini masih berada pada rentang angka 85% - 100% yang menunjukkan

predikat sangat sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun 2019 dari segi

aspek likuiditas Bank BRI memiliki kinerja yang cukup baik. Peningkatan yang

terjadi menggambarkan sesuatu yang baik.

Pada hasil perhitungan rasio CAMEL yang telah diperoleh, maka dapat

dilihat hasil penilaian kesehatan keuangan dengan rasio CAMEL yang dapat dilihat

4 tahun terakhir yaitu tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menunjukan nilai CAMEL yang berada pada

rentan angka 81 โ€“ 100 sehingga dapat dinyatakan semua berada pada predikat

sehat karena telah memenuhi standar Bank Indonesia.

Tabel 4.15 Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk Tahun 2016 - 2019

Tahun Nilai CAMEL (%) Predikat

2016 91,875 Sehat

2017 90,63 Sehat

2018 89,805 Sehat

2019 90,13 Sehat

Sumber: Hasil olahan data Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia tahun 2016-

2019

52

Dari tabel 4. 15 yaitu hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio

yang tertera dalam tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek

CAMEL pada tahun 2016 sebesar sebesar 91.875, ditahun 2017 sebesar 90.63,

lalu di tahun 2018 sebesar 89.805 dan di tahun 2019 sebesar 90.13 semuanya

menunjukkan nilai CAMEL yang berada pada rentang 81 โ€“ 100 sehingga dapat

dinyatakan bahwa kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan metode CAMEL tahun 2016-2019

berada pada predikat/kategori sehat.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Assaff, R., &

Suryati, S. yang juga menemukan hasil penelitian bahwa kinerja keuangan bank

BRI pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 berada pada predikat sehat.

Sedangkan peneliti Raturandang, I. F., Rogahang, J., dan Keles, D. (2018) yang

melakukan penelitian di PT.Bank Sulut-Go pada tahun 2015-2017 juga

menyatakan bahwa PT. Bank Sulut-Go tergolong perusahaan perbankan yang

berpredikat cukup sehat. Peneliti Tandilimbong, M. D. (2020) yang melakukan

penelitian di PT. Bank Mandiri tahun 2011-2015 juga seluruhnya mendapat

predikat sehat karena nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada di atas 81. Peneliti

Munadi, M. M., Saerang, I. S., dan Mandagie, Y. (2017) yang melakukan penelitian

pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Dan Bank Mandiri (Persero)

menyatakan bahwa kedua bank tersebut berada pada predikat SEHAT, namun

bank BRI lebih unggul dalam menunjukkan prestasi peningkatan pada rasio CAR,

KAP, NPM, ROA, BOPO dibanding dengan bank BNI yang unggul hanya pada

rasio LDR. Dengan demikian kedua bank ini dinyatakan memiliki ketahanan yang

baik dalam menghadapi gejolak perekonomian saat ini. Dan peneliti Jafar, R.,

Basalamah, S., dan Rahim, S. (2020) yang melakukan penelitian pada bank

53

syariah yang ada di Indonesia menyatakan bahwa semua bank dominan

berpredikat Sangat Sehat diantaranya bank Panin Syariah, Mandiri Syariah,

Maybank Syariah, Bukopin Syariah, BRI Syariah, BCA Syariah dan BNI Syariah

itu itu berarti berdampak positif untuk bank tersebut.

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Penelitian

Setelah melakukan perhitungan dan analisis pada masing-masing aspek

CAMEL (Capital, Asset, Quality, Management, Earning, Liquidity) maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur yang termasuk di dalam CAMEL dengan

nilai-nilainya memiliki masing masing peran yang sangat penting dalam penentuan

layak atau tidaknya suatu bank beroperasi. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa

semua nilai akhir CAMEL selama 4 tahun terakhir dimulai dari tahun 2016 sampai

dengan tahun 2019 mengalami perubahan tiap tahunnya akan tetapi semua nilai

akhir masih berada pada predikat sehat karena berada pada rentan angka 81-100.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk yang terdaftar pada bursa efek Indonesia dengan

menggunakan metode CAMEL berada dalam predikat sehat

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan

dari hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan

dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan

pertimbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Rata-rata hasil perhitungan rasio keuangan Bank BRI menggunakan metode

CAMEL termasuk dalam kategori sehat, sehingga diharapkan Bank BRI agar

lebih meningkatkan atau mempertahankannya. Hal ini diperlukan untuk

55

dapat menjamin kinerja yang baik dari segi aspek permodalan, kualitas

asset, manajemen, rentabilitas dan liquiditas ke depannya.

2. Bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik atau akan meneliti mengenai

kesehatan bank diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

bagi peneliti selanjutnya dengan menambahkan faktor โ€“ faktor lain yang

dapat memengaruhi nilai perusahaan seperti RGEC (Risk profile, Good

Corporate Governance, Earning and Capital) karena dilihat perkembangan

industri perbankan di Indonesia semakin meningkat pesat dan metode ini

lebih menekankan akan pentingnya kualitas manajemen dan

mempertimbangkan resiko yang ada sehingga dibutuhkan alat ukur lain yang

lebih bervariasi sehingga hasil yang dapat kan pun semakin lebih

komprehensif. Dan dapat juga memperluas penelitian yang sama untuk bank

yang berbeda.

55

DAFTAR PUSTAKA

Asaff, R., & Suryati, S. (2020). Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018. JEMMA| Journal of Economic, Management and Accounting, 3(1), 81-95.ISO 690. Dalam www.scholar.google.co.id. Akses tanggal 25 Maret 2020.

Bank Indonesia. 2014. Surat Edaran Bank Indonesia No/6/23/DPNP/ tanggal 31

Mei 2004, Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Diakses melalui http:www.bi.go.id pada tanggal 20 Maret 2020.

Budisantoso dan Nuritomo, 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba

Empat: Jakarta. Budisantoso, T., dan Triandani, S, 2014, Bank dan Lembaga Keuangan Lain Edisi

Ketiga, Salemba Empat: Jakarta. Darmawi, Herman, 2011. Manejemen Perbankan, PT Bumi Aksara: Jakarta.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia: Jakarta. Fahmi, Irham, 2011. Analisis Kinerja Keuangan, CV. Alfabeta: Jakarta.

Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Perbankan Konvensional dan Syariah. Mitra

Wacana Media: Jakarta. Hanafi, M.M. dan Halim Abdul, 2014. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP

YKPN: Yogyakarta. Hasibuan, 2014. Dasar-dasar Perbankan, Bumi Aksara: Jakarta.

Herli, A.S, 2013. Buku Pintar Pengelolah BPR dan Lembaga Keuanagn

Pembiayaan Mikro. Edisi Pertama, C.V Andi Offset: Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit: Ikatan

Akuntansi Indonesia: Jakarta. Jafar, R., Basalamah, S., dan Rahim, S, (2020). Analisis Kesehatan Keuangan

Perbankan Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode CAMEL.

Jumingan, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara: Jakarta. Karim, N.F. 2015. Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode

CAMELS pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dalam (http://www.academia.edu/31249298). Akses tanggal 25 Maret 2020.

Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

56

Kasmir, 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Kasmir, 2015. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali pers: Jakarta. Kasmir, 2016. Analisis Laporan Keuangan edisi pertama, cetakan kesembilan,

Raja Grafindo Persada: Jakarta Kasmir, 2017. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali pers: Jakarta. Muchtar, 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Kencana: Jakarta.

Munadi, M. M., Saerang, I. S., dan Mandagie, Y. 2017. Analisis Perbandingan

Kinerja Keuangan Pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Dan Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2012-2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset

Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(2). Dalam www.scholar.google.co.id. Akses tanggal 25 Maret 2020.

Munawir, 2012. Analisis Informasi Keuangan, Liberty: Yogyakarta.

Najmuddin, 2011. Manajemen keuangan dan aktualisasi Syarโ€™iyyah modern. CV.

Andi: Yogyakarta Nikmah, M., Susyanti, J., dan Priyono, A. A, (2019). Analisis Metode Camels

Sebagai Alat Ukur Efektifitas Kinerja Keuangan Perbankan Syariah. Jurnal Ilmiah Riset Manajemen, 8(15).Dalam www.scholar.google.co.id. Akses tanggal 20 April 2020.

Raturandang, I. F., Rogahang, J., dan Keles, D, (2018). Analisis Tingkat

Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity) Pada PT. Bank Sulut-Go. Jurnal

Administrasi Bisnis, 6(003). Dalam www.scholar.google.co.id. Akses tanggal 25 Maret 2020.

Rivai, V dan Arifin, A, 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi.

Bumi Aksara: Jakarta. Saleo, R. (2017). Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode

CAMEL (Studi Kasus pada PT. Bank Mandiri tbk). Jurnal EMBA: Jurnal Riset

Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(2). Dalam www.scholar.google.co.id. Akses tanggal 25 Maret 2020.

Samryn, 2015. Pengantar Akuntansi, RajawaliPers: Jakarta.

Sujerweni, V. W, 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press: Yogyakarta. Sutrisno, 2017. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua,

Cetakan Pertama. Ekonisia: Yogyakarta.

57

Syahputra, R. (2018). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode CAMEL Pada PT. Bank Artos Indonesia Tbk, Periode 2014-2017. JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS: Jurnal Program Studi Akuntansi, 4(1). Dalam www.scholar.google.co.id. Akses tanggal 25 Maret 2020.

Tandilimbong, M. D. (2020). Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Bank BNI

(Persero) Tbk Kantor Cabang Makassar. Economics Bosowa, 5(003), 71-80.

Dalam www.scholar.google.co.id. Akses tanggal 25 Maret 2020. Zarkasyi, Wahyudin. 2014, Good Corporate Governance, Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, Alfabeta: Bandung.

58

LAMPIRAN

1. Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

LAMPIRAN SURAT IZIN PENELITIAN

70

71

BIOGRAFI PENULIS

Yuliana panggilan Yuli lahir Pare-Pare tanggal 30 Oktober

1998 dari pasangan suami istri Bapak Muhammad Yunus

dan Ibu Jumriati. Peneliti adalah Pertama dari tiga

bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Bonto

Tangnga Lorong 1.

Menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK AL Filtrah

pada tahun 2004, menyelesaikan sekolah dasar di SDN 110 Lura pada tahun

2010, lulus sekolah dari sekolah menengah pertama pada tahun 2013 di SMPN 3

Anggeraja dan lulus dari sekolah menengah atas SMAN 1 Anggeraja pada tahun

2016. Pada tahun yang sama, ia melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah

Makassar mengambil program Studi S1 Akuntansi dan lulus pada tahun 2020.

Berkat karunia Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi dengan judul

โ€œAnalisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode CAMEL pada Pt. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbkโ€