disusun - perpus.poltekkes-mks.ac.idperpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/... · asuhan gizi...
TRANSCRIPT
ASUHAN GIZI OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH USIA 7-12 TAHUN DI PERUMAHAN BUMI TAMALANREA PERMAI
KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR
DISUSUN
MUTIARA REZKY MAULIA
PO.71.3.2321.16.1.026
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
MAKASSAR
2019
2
i
Hasil Penelitian
ASUHAN GIZI OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH USIA 7-12 TAHUN DI PERUMAHAN BUMI TAMALEANREA PERMAI
KECEMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR
DISUSUN
MUTIARA REZKY MAULIA
PO.71.3.2321.16.1.026
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi
Tahun Akademik 2018/2019
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN
PROGRAM STUDI GIZI MAKASSAR
2019
iii
RINGKASAN
MUTIARA REZKY MAULIA. “Asuhan Gizi Obesitas Pada Anak Sekolah Usia 7-12 Tahun di Perumahan Bumi Tamalanrea Permai Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar”. (dibimbing oleh Abdullah Tamrin dan Fatmawaty Suaib)
Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan fisik dan skeletal sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh. Seseorang anak dinyatakan mengalami obesitas, IMT/U > 2 SD. Kegemukan dan obesitas terutama disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor genetik meskipun diduga juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas.
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah melaksanakan asuhan gizi pada anak sekolah usia 7-12 tahun yang obesitas di Perumahan Bumi Tamalanrea Permai Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu melakukan asuhan gizi pada anak obesitas di Bumi Tamalanrea Permai Kelurahan Tamalarea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Pada bulan April 2019. Sampel penelitian adalah anak sekolah obesitas berjumlah 3 orang. Data asupan zat gizi dikumpulkan dengan metode food recall kemudian diolah menggunakan aplikasi nutrisurvey.
Hasil penelitian diperoleh anak yang obesitas pada ketiga sampel tersebut. Adapun berat badan yang diharapkan turun pada sampel tersebut hanya 2 yang berhasil dan 1 sampel mengalami kenaikan berat badan, hal tersebut dikarenakan aktivitas fisik yang kurang dan tidak patuhnya keluarga anak pada anjuran dan konseling yang diberikan disebabkan kesibukan orangtua.
Disarankaan kepaada keluarga khususnya ibu anak agar dapat menerapkan intervensi gizi yang telah diberikan selama proses asuhan gizi berupa pemberian makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan anak.
Kata kunci : Asuhan Gizi,Anak Sekolah, Obesitas
Daftar Pustaka : 16 (2010-2018).
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “Asuhan Gizi Obesitas pada anak sekolah usia 7-12
tahun di Bumi Tamalanrea Permai di kelurahan Tamalanrea Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar.
2. Dr. Nadimin SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Polieknik
Kesehatan Kemenkes Makassar.
3. Suriani Rauf, S.SiT, M.Si selaku ketua prodi Diploma III Jurusan Gizi
Politeknik Kemenkes Makassar.
4. Abdullah Thamrin, DCN, M.Kes dan Dra. Hj. Fatmawaty Suaib, M.Kes
masing-masing sebagai Pembimbing Utama dan Pembimbing
Pendamping yang telah banyak membantu dalam penyelesaian karya
tulis ilmiah ini.
5. Asmarudin Pakhri, SKM, M.Si selaku penguji yang telah banyak
memberikan saran dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini
6. Seluruh staf dosen dan staf administrasi Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Makassar yang telah memberikan bantuan moril bagi penulis,
v
baik selama proses pendidikan maupun dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
6. Teman-teman dan sahabat yang telah menemaniku dalam suka maupun
duka, yang memberi cinta dan kebahagiaan hidup yang tidak bisa penulis
ungkapkan dengan kata-kata.
Teristimewa dari lubuk hati yang dalam, penulis menghaturkan
terima kasih kepada keluargaku khususnya Ibu dan Bapak tercinta atas
segala doa dan pengorbanan yang diberikan, baik moril maupun materil.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis tetap mengharapkan kritikan dan
saran yang sifatnya membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini. Akhir
kata penulis harapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Makassar, 18 Juni 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas Anak usia Sekolah ....................................................... 5
B. Anak usia Sekolah .................................................................... 10
C. Tinjauan Proses Asuhan Gizi Terstandar(PAGT) ..................... 11
D. Tinjauan Tentang asuhan gizi pada anak obesitas usia 7-12
tahun………………………………………………………………….16
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variable ......................................................... 20
B. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 20
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................. 21
vii
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 22
C. Kasus ........................................................................................ 22
D. Cara Pengumpulan Data .......................................................... 22
E. Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 27
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................29
B. Pembahasan............................................................................44
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................47
B. Saran......................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................48
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Klasifikasi Status Gizi .................................................................. 10
Tabel 2 Contoh Menu Seimbang Umur 7-9 Tahun .................................. 18
Tabel 3 Contoh Menu Seimbang Umur 10-12 Tahun .............................. 19
Tabel 4. Penimbangan Berat Badan ........................................................ 33
Tabel 5. Status Gizi .................................................................................. 33
Tabel 6 Makanan Yang Sering di Konsumsi ............................................ 34
Tabel 7 Asupan Makan Sebelum Intervesnsi Kasus 1 ............................. 34
Tabel 8 Asupan Makan Sebelum Intervesnsi Kasus 2 ............................ 35
Tabel 9 Asupan Makan Sebelum Intervesnsi Kasus 3 ............................ 35
Tabel 10 Penukuran Berat Badan ............................................................ 43
Tabel 011 Asupan Makanan Kasus 1 ...................................................... 43
Tabel 012 Asupan Makanan Kasus 2 ...................................................... 44
Tabel 012 Asupan Makanan Kasus 3 ...................................................... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Obesitas adalah suatu kondisi kronik yang sangat erat hubunganya
dengan peningkatan risiko sejumlah penyakit degenertif. Obesitas
adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan fisik dan
skeletal sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh.
Masalah kegemukan dan obesitas di Indonesia terjadi pada semua
kelompok umur dan pada semua sosial ekonomi. Pada anak sekolah,
kejadian kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang serius
karena akan berlanjut hingga usia dewasa, dan merupakan faktor risiko
terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit
kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker osteoarthritis, dll. Pada anak
kegemukan dan obesitas juga dapat mengakibatkan berbagai masalah
kesehatan yang sangat merugikan kualitas hidup anak seperti
gangguan pertumbuhan tungkai kaki, gangguan tidur, sleep apnea
(henti napas sesaat) dan gangguan pernafasan lain.
Kegemukan dan obesitas terutama disebabkan oleh faktor
lingkungan. Faktor genetik meskipun diduga juga berperan tetapi tidak
dapat menjelaskan terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan
obesitas. Pengaruh faktor lingkungan terutama terjadi melalui ketidak
seimbangan antara pola makan, perilaku makan dan aktivitas fisik. Hal
2
ini terutama berkaitan dengan perubahan gaya hidup yang mengarah
pada sedentary life style.
Pola makan yang merupakan pencetus terjadinya kegemukan dan
obesitas adalah mengonsumsi makanan porsi besar (melebihi dari
kebutuhan), makanan tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat
sederhana dan rendah serat. Sedangkan perilaku makan yang salah
adalah tindakan memilih makanan berupa junk food, makanan dalam
kemasan dan minuman ringan (soft drink).
Penerapan pola makan seimbang dan peningkatan aktifitas fisik
pada anak sekolah bukanlah hal yang mudah. Diperlukan dukungan dari
orang tua, guru, tenaga kesehatan dan pihak lainnya. Berkaitan dengan
hal itu maka upaya penanggulangan ini harus menjadi komitmen
nasional yang harus dilakukan secara sistematis dan terpadu serta
berkelanjutan.(Kemenkes.RI 2012).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 diperoleh data prevalensi status
gizi (IMT/U) umur 5-12 tahun berdasarkan provinsi di Indonesia
menunjukkan angka obesitas enam tertinggi berturut-turut adalah DKI
Jakarta (14,0%), Lampung (13,2%), Bangka Belitung (11,1%), Bengkulu
(10,75%), Sumatera Selatan (9,8%), dan Papua (9,8%). Keenam
provinsi tersebut memiliki presentase obesitas diatas angka nasional
yakni 0,8%. Sementara itu, provinsi Sulawesi Selatan berada pada
posisi ke-30 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia dengan presentase
obesitas sebesar 4,2%.
3
Sedangkan data Riskesdas tahun 2013 untuk prevalensi status
gizi (IMT/U) umur 5-12 tahun berdasarkan kabupaten/kota Makassar
menunjukkan angka obesitas lima tertinggi berturut-turut adalah
kabupaten Gowa (9,0%), Pare-Pare (8,8%), Sidrap (6,1%), Makassar
(5,8%), dan Bantaeng (5,3%). Kelima kabupaten/kota tersebut memiliki
presentase obesitas diatas angka provinsi Sulawesi Selatan yakni 4,2%.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan asuhan gizi obesitas pada anak sekolah
usia 7-12 tahun di Bumi Tamalanrea Permai Kelurahan Tamalarea
Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan gizi pada anak sekolah usia 7-12 tahun
yang obesitas di Perumahan Bumi Tamalanrea Permai Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan assessment pada anak usia sekolah yang obesitas
b. Melakukan diagnosa gizi pada anak usia sekolah yang obesitas
c. Melakukas intervensi gizi pada anak usia sekolah yang obesitas
d. Melakukan monitoring dan evaluasi berat badan pada anak usia
sekolah yang obesitas
4
D. Manfaat
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman penelitian tentang pengetahuan obesitas
2. Bagi peneliti lain
Sebagai acuan atau landasan ketika ingin melakukan
penelitian serupa.
3. Bagi Instansi/Program
Manfaat penelitian bagi Instansi/Program adalah sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun program kesehatan khususnya
program perbaikan gizi masyarakat.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Dasar Pemikiran Variabel
Obesitas adalah kondisi kronik akibat penumpukan lemak dalam
tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang
lebih banyak dibandingkan aktivitas yang membakar kalori. Sehingga
kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Kondisi tersebut
dalam waktu yang lama menambah berat badan.
Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat keputusan
secara sistematis, menggunakan keterampilan berpikir kritis, spesifik
dalam tiap langkah proses asuhan gizi, menggunakan terminologi yang
seragam untuk mendokumentasikan dan berkomunikasi di setiap
langkah Pelaksanaan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang
berlandasan ilmu gizi yang mutakhir, sehingga tercapai asuhan gizi
yang berkualitas tinggi. Tujuan pemberian asuhan gizi adalah
mengembalikan pada status gizi baik dengan mengintervensi berbagai
faktor penyebab (Kemenkes,2014).
B. Kerangka Konsep
A Assesment Gizi
D Diagnosa Gizi
Intervensi Gizi
Monitoring Gizi
Asuhan gizi pada
anak obesitas
21
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
DEFINISI OPERASIONAL KRITERIA OBKEKTIF
Assessment gizi merupakan identifikasi problem gizi dan faktor penyebab melalui pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara sistematis.
Diagnosa gizi merupakan identifikasi adanya problem gizi, faktor penyebab yang mendasari, dan menjelaskan tanda dan gejala yang melandasi adanya problem gizi.
IMT/U :
Normal : -2 SD s/d 1 SD
Gemuk : >1 SD s/d 2 SD
Obesitas : >2 SD
Sumber : Kemenkes (2010)
Monitoring dan evaluasi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk merubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu.
Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan dimulai dari langkah assessment, diagnosa gizi, intervensi, dan monitoring dan evaluasi gizi (ADIME).
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
studi kasus yaitu melakukan asuhan gizi pada anak obesitas di Bumi
Tamalanrea Permai Kelurahan Tamalarea Kecamatan Tamalanrea
Kota Makassar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Bumi Tamalanre Permai
Kelurahan Tamalarea kecamatan Tamalanrea Kota Makassar dan
waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2019.
C. Kasus
Sampel yang akan dijadikan sebagai kasus penelitian ini penderita
obesitas sebanyak 3 orang dan dipilih secara acak dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Merupakan anak obesitas
2. Tergolong usia anak sekolah
3. Bersedia menjadi sampel penelitian
4. Tidak sakit
23
D. Cara Pengumpulan Data
1. Assessment
a. Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri yang akan dilakukan yaitu :
1) Berat Badan
Pengukuran berat badan dengan menggunakan alat
timbangan injak digital. Langkah-langkah pengukuraan berat
badan dengan timbangan injak digital, sebagai berikut :
a) Letakkan alat ukur (timbangan digital) pada permukaan
yang rata, keras dan pada tempat yang terang untuk
memudahkan pembacaan hasil pengukuran.
b) Periksa apakah baterei timbangan masih berfungsi baik,
dengan cara diinjak. Jika pada layar petunjuk terbaca
angka 00 artinya baterei masih berfungsi baik, tetapi jika
terbaca “Error” atau “Batt” berarti baterai harus diganti.
c) Pengukur berdiri disamping kanan depan timbangan,
meminta klien/pasien untuk melepaskan sepatu/alas kaki,
topi, jaket/atau dan pakaian ditanggalkan.
d) Nyalakan timbangan dengan menginjak timbangan dan
tunggu angka menunjukkan 00.
e) Persilahkan klien/pasien naik ke atas timbangan tepat
dibagian tengah tempat injakan. Atur posisi agar berdiri
24
tegak lurus dengan mata menghadap kedepan dan tidak
bergerak-gerak.
f) Pastikan klien/pasien tidak menyentuh dan atau tersentuh
sebelum pembacaan hasil penimbangan
g) Baca hasil penimbangan setelah angka tidak berubah atau
OK pada layar dan kemudian catat dengan teliti.
h) Persilahkan klien untuk turun dari timbangan.
i) Ucapkan terima kasih kepada klien/pasien, dan
sampaikan bahwa pengukuran telah selesai.
2) Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan untuk anak yang sudah dapat
berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa
(mictrotice) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. Sebelum
dilakukan pengukuran pastikan sepatu/alas kaki dan hiasan
rambut sudah dilepaskan. Langkah-langkah pengukuran tinggi
badan, sebagai berikut :
a) Persiapan menggunakan mikrotoise
(1) Letakkan mikrotoise di lantai yang rata dan menempel
pada dinding yang rata dan tegak lurus.
(2) Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka
pada jendela baca menunjukkan angka nol.
(3) Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding.
(4) Geser kepala mikrotoise ke atas.
25
b) Cara pengukuran tinggi badan dengan mikrotoise
(1) Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki atau yang dapat
menganggu pengukuran sudah dilepaskan.
(2) Posisikan klien/pasien berdiri tegak lurus di bawah
mikrotoise membelakangi dinding.
(3) Posisikan kepala klien/pasien berada di bawah alat
geser mikrotoise, pandangan lurus ke depan.
(4) Posisikan klien/pasien tegak babas, bagian belakang
kepala, tulang belikat, pantat, betis dan tumit menempel
ke dinding.
(5) Posisikan kedua lutut dan tumit rapat
(6) Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecak
garis frankort (lubang telinga dan sudut mata sejajar).
(7) Tarik kepala mikrotoise sampai puncak kepala
klien/pasien (kepala mikrotoise menempel di dinding).
(8) Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca
harus sejajar dengan garis merah.
(9) Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis
merah dari angka kecil kearah angka besar.
(10) Catat hasil pengukuran tinggi badan (Mustamin,
Pakhri A, Manjilala & Rauf S. 2016).
26
b. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Data fisik/klinis diperoleh melauli wawancara kepada
Ibu/pengasuh anak dan melihat secara langsung keadaan anak
seperti kondisi fisik anak, nafsu makan anak.
c. Konsumsi makanan
Data konsumsi makanan diperoleh melalui wawancara
langsung dengan sampel dengan menggunakan food recall 24
jam.
2. Diagnosa Gizi
Cara penentuan diagnosis gizi:
a. Melakukan integrasi dan analisa data assessment dan tentukan
indikator asuhan gizi
b. Menentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan
indikator asuhan gizi (tanda dan gejala)
c. Menentukan etiologi (penyebab dan gejala)
d. Menulis pernyataan doagnosis gizi dengan format PES (Problem
Etiology-Symptoms).
Diagnosis gizi ditetapkan berdasarkan hasil assessment yang
meliputi (secara umum) :
27
1) Domain intake
Domain intake meliputi :
a) NI-1.5 Kelebihan intake energi
b) NI-2.2 kelebihan intake makanan dan minuman oral
2) Domain klinis
Domain klinis meliputi :
a) NC-3.3 Berat badan lebih/overweight
b) NC-3.4 kelebihan berat badan yang tidak diharapkan
3) Domain perilaku
Domain perilaku meliputi :
a) NB-1.1 Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan
makanan dan gizi
3. Intervensi gizi
Memberikan edukasi gizi kepada ibu/pengasuh anak mengenai
pengetahuan pemberian makan untuk anak obesitas
4. Monitoring evaluasi
a. Status gizi
Dilakukan selama 4 kali dalam waktu 3 minggu yaitu pada
awal pengamatan, pertengahan pengamatan dan pada akhir
pengamatan.
28
b. Asupan
Dilakukan selama 4 kali dalam waktu 3 minggu yaitu pada
awal pengamatan, pertengahan pengamatan dan pada akhir
pengamatan.
E. Pengolahan dan analisis data
1. Pengolahan data
Pengolahan data status gizi dilakukan dengan menghitung
asupan zat gizi yang terdiri dari energi, protein, lemak, dan
karbohidrat menggunakan nutrisurvey, kemudian dibandingkan
dengan kebutuhan individu yang diperoleh dari perhitungan
kebutuhan.
2. Analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara
membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dengan standar atau
hasil-hasil penelitian lain disajikan dalam bentuk tabel dan narasi
29
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada penelitian ini, sebanyak 3 anak yang mengalami kejadian
obesitas dipilih secara acak dari data yang ada di Perumahan Bumi
Tamalanrea Permai Kota Makassar dan memenuhi kriteria yaitu mengalami
kejadian obesitas, berusia 7-12 tahun, bersedia menjadi sampel, dan tidak
sedang sakit. Ketiga kasus yang telah terpilih secara acak akan diberikan
asuhan gizi.
Asuhan gizi merupakan serangkaian kegiatan yang diawali dengan
assessment yaitu pengumpulan data dasar anak obesitas dengan cara
melakukan penimbangan berat badan dan recall 24 jam untuk mengetahui
asupan anak sebelum intervensi, selanjutnya data dasar tersebut kemudian
dibuatkan diagnosa untuk rencana intervensi yaitu perhitungan kebutuhan
zat gizi dan diberikan konseling untuk menambah pengetahuan pengasuh
anak, langkah selanjutnya adalah proses monitoring asupan dan berat
badan dengan cara pemantauan asupan menggunakan metode food recall
24 jam.
30
1. Hasil Assessment
Identitas kasus pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
a. Identitas Sampel
1). Kasus 1
Nama : SN
Tanggal Lahir : 24 November 2009
Umur : 9 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan Awal : 50,8 Kg
Tinggi Badan : 145,8 Cm
IMT/U : > 3,4 SD
Nama Ayah : Tn. BD
Umur : 38 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. A
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
31
2). Kasus 2
Nama : MD
Tanggal Lahir : 20 Oktober 2011
Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan Awal : 44,65 Kg
Tinggi Badan : 129,8 Cm
IMT/U : >7,8 SD
Nama Ayah : Tn. MN
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : S3
Pekerjaan : Dosen
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. A
Umur : 42 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Perawat
Agama : Islam
3). Kasus 3
Nama : AS
Tanggal Lahir : 05 Desember 2008
32
Umur : 9 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Berat Badan Awal : 48,55 Kg
Tinggi Badan : 143,8 Cm
IMT/U : >4,3 SD
Nam a Ayah : Tn. D
Umur : 39 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. AM
Umur : 33 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
33
b. Antropometri
Tabel 4
Penimbangan Berat Badan Awal
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Berat
Badan
50,8 44,65 48,5
Sumber: Data Primer 2019
Tabel 5
Status Gizi
Indeks Z-score Keterangan
Kasus 1 IMT/U >3,4 SD Obesitas
Kasus 2 IMT/U >7,8 SD Obesitas
Kasus 3 IMT/U >4,3 SD Obesitas
Sumber: Data Primer 2019
Hasil pengukuran antropometri merupakan bahwa
ketiga kasus berdasarkan z-score IMT/U mengalami obesitas.
c. Fisik
Dari hasil pemantauan dari segi fisik anak, didapatkan
bahwa ketiga kasus masih terlihat sehat, hanya saja kasus
kedua kurang melakukan aktifitas
d. Riwayat Gizi
Riwayat gizi juga merupakan aspek yang dilihat pada
proses assessment. Riwayat gizi pada ketiga kasus
diperhatikan baik itu riwayat gizi yang dahulu maupun riwayat
34
gizi saat ini. Adapun riwayat gizi pada ketiga kasus dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 6 Makanan yang sering dikonsumsi
Kasus 1
Makanan Pokok Lauk Nabati Lauk Hewani
Sayur Buah
Jajanan
Nasi,Mie Tahu,tempe
Ayam,telur ayam Kangkung Papaya
Wafer-wafer, gorengan
Kasus 2
Makanan Pokok Lauk Nabati Lauk Hewani
Buah Jajanan
Nasi,mie Tahu,tempe Ayam,telur
jeruk Sosis,teh manis,susu ultra
Kasus 3
Makanan Pokok Lauk Nabati Lauk Hewani
sayur Buah
Jajanan
Nasi,roti,mie Tahu,tempe
Ayam,telur dan ikan Keor
Rambutan,pisang,pepaya Pentolan
Sumber: Data Primer 2019
35
Tabel 7 Hasil intervesnis
Kasus 1
Zat gizi Energi (kkal)
Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat(g)
Asupan makanan
1350,8 41,8 67,6 143,8
Kebutuhan 3.053 114,48 84,80 457,95
Tingkat konsumsi
40,86% 36,51% 80% 31,40%
Sumber: Data Primer 2019
Hasil pengamatan asupan makanan sebelum intervensi pada
kasus 1 menunjukkan bahwa, presentasi asupan energi, protein dan
karbohidrat kurang dari 70%(deficit), sedangkan asupan lemak 80%(baik).
Tabel 8
Hasil intervesnis Kasus 2
Zat gizi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Asupan makanan
1.208 48,3 48 145,8
Kebutuhan 2.775 104,08 77 416,3
Tingkat konsumsi
43% 46,44% 62% 350%
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan hasil pengamatan asupan sebelum
intervensi pada kasus 2 menunjukkan bahwa, presentasi
asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat kurang dari 70%.
Tabel 9
Hasil intervesnis
36
Kasus 3
Zat gizi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Asupan makanan
1.422 88 72,5 104,7
Kebutuhan 2.265 84,9 62,9 339,8
Tingkat konsumsi
62% 103% 115% 30,6%
Sumber: Data Primer 2019
Hasil pengamatan asupan makanan sebelum
intervensi pada kasus 3 menunjukkan bahwa, presentasi
asupan energi dan karbohidrat kurang dari 70%(defisit),
sedangkan asupan protein dan lemak lebih dari 100%.
e. Riwayat Personal
1. Kasus 1
1) Sosial Ekonomi
Anak Tersebut merupakan anak pertama dari 3
bersaudara tinggal bersama kedua orangtuanya, kakek dan
tantenya. Ayahnya merupakan seorang wirasuwasta,
sedangkan ibunya ibu rumah tangga.
2) Ketersediaan pangan di rumah tangga memadai.
3) Sanitasi lingkungan rumah dan sekitar rumah bersih dan
rapi.
4) Riwayat penyakit dahulu : flu.
37
6) Riwayat penyakit keluarga : Tidak mempunyai riwayat
penyakit keluarga.
2. Kasus 2
1) Sosial Ekonomi
Anak Tersebut merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara
tinggal bersama kedua orangtuanya.
2) Ketersediaan pangan di rumah tangga memadai.
3) Sanitasi lingkungan rumah dan sekitar rumah bersih dan
rapi.
4) Riwayat penyakit dahulu : flu.
6) Riwayat penyakit keluarga : Tidak mempunyai riwayat
penyakit keluarga.
3. Kasus 3
1) Sosial Ekonomi
Anak Tersebut merupakan anak kedua dari 2
bersaudara tinggal bersama kedua orangtuanya, kakek dan
tantenya. Ayahnya merupakan seorang wirasuwasta,
sedangkan ibunya ibu rumah tangga.
2) Ketersediaan pangan di rumah tangga memadai.
38
3) Sanitasi lingkungan rumah dan sekitar rumah bersih dan
rapi.
4) Riwayat penyakit dahulu : berak darah
6) Riwayat penyakit keluarga : Tidak mempunyai riwayat
penyakit keluarga.
2. Diagnosa Gizi
Kasus 1
a. NI -2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral
berkaitan dengan peningkatan kebutuhan ditandai dengan
hasil recall 24 jam (E=40,86% P=36% KH=31%)
b. NC -3.4 Kelebihan Berat badan yang tidak diharapkan
berkaitan dengan pola makan salah ditandai dengan IMT/U
>3,4 SD%.
c. NB -1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri
berkaitan dengan tidak siap dengan merubah polaa hidup
berkaitan dengan kebiasaan makan.
Kasus 2
a. NC -3.4 Kelebihan Berat badan yang tidak diharapkan
berkaitan dengan pola makan salah ditandai dengan IMT/U
>7,8 SD
39
b. NB -1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri
berkaitan dengan tidak siap dengan merubah polaa hidup
berkaitan dengan kebiasaan makan.
Kasus 3
a. NI -2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral
berkaitan dengan peningkatan kebutuhan ditandai dengan
hasil recall 24 jam (E=62% KH=30%)
b. NC -3.4 Kelebihan Berat badan yang tidak diharapkan
berkaitan dengan pola makan salah ditandai dengan IMT/U
>4,3 SD.
c. NB -1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri
berkaitan dengan tidak siap dengan merubah polaa hidup
berkaitan dengan kebiasaan makan.
3. Rencana Intervensi
a. Perhitungan kebutuhan
Kasus 1
BB Koreksi = BBI + (BB - BBI) X 0,25)
= 42 + (50,8 – 42) X 0,25)
= 42 + (9,58 X 0,25)
= 42 + 2,395
= 43,615
Energi = RDA X BB Koreksi
40
= 70 x 43,615
= 3.053,05 kkal
Protein = 15% x 3.053,05 kkal / 4 = 114,48 g
Lemak = 25% x 3.053,05 kkal / 9 = 84,80 g
Karbohidrat = 60% x 3.053,05 kkal / 4 = 457,9 g
Kasus 2
BB Koreksi = BBI + (BB - BBI) X 0,25)
= 38 + (44,6 – 38) X 0,25)
= 38 + (6,6 X 0,25)
= 38 + 1,65
= 39,65
Energi = RDA X BB Koreksi
= 70 x 39,65
= 2.775,5 kkal
Protein = 15% x 2.775,5 kkal / 4 = 104,08 g
Lemak = 25% x 2.775,5 kkal / 9 = 77 g
Karbohidrat = 60% x 2.775,5 kkal / 4 = 416,3 g
Kasus 3
BB Koreksi = BBI + (BB - BBI) X 0,25)
= 27 + (48,55 – 27) X 0,25)
= 27 + (21,5 X 0,25)
41
= 27 + 5,375
= 32,37
Energi = RDA X BB Koreksi
= 70 x 32,37
= 2.265,9 kkal
Protein = 15% x 2.265,9 kkal / 4 = 84,9 g
Lemak = 25% x 2.265,9 kkal / 9 = 62,94 g
Karbohidrat = 60% x 2.265,9 kkal / 4 = 339,8 g
b. Tujuan
Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan normal.
c. Syarat diet
1) Energi RDA x BB koreksi
2) Protein 15% dari total energi
3) Lemak 25% dari total energi
4) Karbohidrat 60% dari total energi
5) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
d. Diet yang diberikan
1) Jenis diet : Diet Rendah Energi
2) Bentuk makanan : Makanan biasa
e. Bentuk Intervensi dan Edukasi / Konseling
1) Tujuan :
a) Memahami tentang makanan untuk anak obesitas
42
b) Mengerti tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan
anak obesitas
c) Mengetahui dengan benar tentang praktek pemberian
makan anak
2) Sasaran : Keluarga anak
3) Metode : Diskusi
4) Waktu : ±15 menit
5) Media : Leaflet diet untuk anak berat badan lebih,
leaflet Rendah Energi
4. Intervensi
Setelah diberikan berupa konseling kepada keluarga anak,
ibu sudah mulai memahami pemberian makan anak yang baik.
1. Memberikan penjelasan mengeai diet rendah energy
2. Memberikan informasi makanan apa saja yang diajurkan dan
dibatasi pada anak obesitas.
3. memberikan informasi tentang bahan akanan yang dapat
divariasikan
4. memberikan informasi mengenai faktr-faktr penyebab anak
obesitas.
5. Monitoring dan Evaluasi
Langkah terakhir dari proses asuhan gizi terstandar yaitu
monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk
mengetahui tingkat kemajuan kasus dan apakah tujuan atau hasil
43
yang diharapkan telah tercapai. Pada penelitian ini ada dua objek
yang di monitoring dan evaluasi yaitu berat badan dan asupan
a. Pengukuran antropometri
Hasil monitoring dan evaluasi berat badan kedua kasus dapat
dilihat pada table ini:
Tabel 10
Pengukuran berat badan
Berat badan Kasus 1 Kasus 2 Kasus3
Sebelum 50,8 44,6 48,5
Sesudah 50,1 45,2 48,3
Sumber: Data Primer 2019
44
b. Asupan makan
Tabel 11 Asupan Makanan
Kasus 1
Zat Gzi Energi(kkal) Protein (g)
Lemak(g) Karbohidrat(g)
Sebelum Intervensi
1350,8 41,8 67,6 143,8
Kebutuhan 3.053 114,48 84,80 457,95
Tingkat konsumsi
40,86% 36,51% 80% 31,40%
Setelah intervensi
1.384 55,3 48,5 181,8
Kebutuhan 3.035. 114,48 84,80 457,95
Tingkat konsumsi
45% 48% 57,1% 39,5%
Sumber: Data Primer 2019 Tabel 12
Asupan Makanan Kasus 2
Zat Gzi Energi(kkal) Protein (g)
Lemak(g) Karbohidrat(g)
Sebelum Intervensi
1.208 48,3 48 145,8
Kebutuhan 2.775 104,08 77 416,3
Tingkat konsumsi
43% 46,44% 62% 350%
Setelah intervensi
1668 81,9 66,1 186,4
Kebutuhan 2.775 104,08 77 416,3
Tingkat konsumsi
60% 78,7% 85% 44,8%
Sumber: Data Primer 2019
45
Tabel 13 Asupan Makanan
Kasus 3
Zat Gzi Energi(kkal) Protein (g)
Lemak(g) Karbohidrat(g)
Sebelum Intervensi
1.422 88 72,5 104,7
Kebutuhan 2.265 84,9 62,9 339,8
Tingkat konsumsi
62% 103% 115% 30,6%
Setelah intervensi
1.011 39,1 32,2 141,3
Kebutuhan 2.265 84,9 62,9 339,8
Tingkat konsumsi
44,6% 46% 51,!% 41,6%
Sumber: Data Primer 2019
B. Pembahasan
Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai dari usia 7 – 12
tahun. Anak usia sekolah disebut sebagai masa intelektual, dimana
anak mulai berfikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar
anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau
melaksanakan tugas-tugas belajar.
Anak usia sekolah (7-12 tahun) yang artinya adalah sekolah
menjadi pengalaman inti pada anak. Periode ketika anak-anak
dianggap mulai bertanggung jawab pada perilakunya sendiri dalam
berhubungan dengan orang tua, teman sebaya dan orang lain. Usia
sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan
untuk penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh
ketrampilan tertentu (Willy 2018).
46
Pada saat assessment menunjukkan bahwa ketiga kasus
adalah anak obesitas gizi. Kasus pertama memiliki berat badan 50,8 kg
dan tinggi badan 145,8 hal ini menunjukkan z-score IMT/U = >3,4 SD,
kasus kedua memiliki berat badan 44,6 kg dan tinggi badan 129,8 cm
yang menunjukkan z-score IMT/U = >7,8 SD. Sedangkan kasus ketiga
memiliki berat badan 48,5 kg dan tinggi badan 143,8 cm yang
menunjukkan z-score IMT/U = >4,3 SD. Data dasar lainnya yang
ditemukan pada saat assessment ialah tentang pola asuh dan
pemilihan bahan makanan yang salah pada ketiga kasus.
Dari kasus pertama terdapat penurunan berat badan pada siswa,
hal tersebut terjadi disebabkan karena orangtua anak tersebut
mengikuti anjuran konseling dengan media leaflet yang diberikan, anak
juga mulai konsumsi sayur walaupun masih sedikit. Pada kasus kedua
terjadi peningkatan kenaikan berat badan dikarenakan aktivitas fisik
anak yang kurang ditandai dengan seringnya bermain gadget, dan
orangtua yang tidak patuh terhadap konseling yang diberikan
dikarenakan orangtua anak sibuk dengan pekerjaan masing-masing
serta anak belum bisa mengikuti anjuran yang diberikan dan kebiasaan
makan anak yang masih sering konsumsi jajanan yang manis ditandai
dengan hasil recall 24 jam yang didapatkan, hal ini sejalan dengan
penelitian (Danari dkk, 2013) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas dengan nilai p
sebesar 0,004 (<0,05), Gambaran aktivitas fisik ringan anak yang
47
mengalami obesitas sebesar 85,3% dan tidak obesitas 14,7%. Kasus
tiga memiliki perubahan penurunan berat badan dikarenakan orang tua
tersebut telah mengikuti anjuran konseling yang diberikan dan dari
media leaflet, dan juga anak sudah mulai makan sayur dan buah
48
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Assesment gizi pada ketga kasus adalah anak obesitas dengan
IMT/U >2 SD.
2. Diagnosa gizi pada 3 kasus yag di intervensi mencakup domain
intake, klinik, dan behavior.
3. Intervensi gizi yang dilakukan ialah edukasi berupa konseling
melalui media lefleat.
4. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada ketiga kasus yaitu,
berat badan pada kasus pertama penurunan dari 50,8 kg menjadi
50,1 kg, kasus kedua mengalami peningkatan dari 44,6 kg
menjadi 45,2 kg sedangkan kasus ketiga terjadi penurunan dari
48,5 kg menjadi 48,3 kg
B. Saran
Disarankan kepada keluarga khususnya ibu anak agar dapat
menerapkan intervensi gizi yang telah diberikan selama proses
asuhan gizi berupa pemberian makanan yang seimbang sesuai
dengan kebutuhan anak yang obeitas.
49
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang I. (2010) Menilai Status Gizi. Leutika: Yogyakarta
Briawan D. (2014) Gizi Pada Anak Usia Sekolah. Jakarta. Pakar gizi
Indonesia
Danari, Mayu, Oni (2013), Hubungan aktivitas fisik dengan kejadian
obesitas pada anak SD di Kota Manado, Manado, ejournal
keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013.
Frans. M (2014). Patofisiologi Obesitas. http://fransmichael.blogspot.com/.
(diakses,31 Januari 2019).
Hasdianah, HR. (2014). Gizi, Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas.
Yogyakarta; Nuha Medika.
Instalasi gizi (2014). Panduan pengkajian dan perhitungan kebutuhan gizi.
Malang. RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Kemenkes RI. (2010). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC 2006
Kemenkes RI. (2012). Pedoman pencegahan dan penanggulangan
kegemukan dan obesitas pada anak sekolah. Jakarta: Kementrian
Kesehatan R
Kemenkes RI. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:
Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan.
Kemenkes RI. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi
Selatan 2013.
Kemenkes RI. (2018). Pedoman Proses Asuhan Gizi Puskesmas. Jakarta.
Kemenkes RI.
Kemenkes RI.( 2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta. Kemenkes RI
Mustamin, Pakhri, A, Manjilala, Rauf, S. (2016). Penilaian Status Gizi.
Makassar. Kemenkes RI Poltekkes Makassar Jurusan Gizi.
50
Suparyanto. (2013) Sekilas Tentang Anak Usia Sekolah http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2013/05/sekilas-tentang-anak-usia-
sekolah.html (diakses,21 januari 2019).
Wiardani K (2014). Ilmu gizi teori dan aplikasi. Jakarta: Pakar gizi Indonesia
Willy, T. (2018). Pengertian Obesitas https://www.alodokter.com/obesitas
(diakses, 1 february 2019).
50
LAMPIRAN
51
LAMPIRAN 1
K ASUS 1
Nama : SN
Jenis Kelamins : Perempuan
Umur : 10 Tahun
Tanggal Penelitian : 16 04 2019
Agama : Islam
ASSESMENT KESIMPULAN
1. Antropometri BB = 50,8
TB = 145,8
IMT/U = >3,4
Obesitas
2. Fisik/Klinis Dari hasil pemantauan
segi fisik sampel,
didapatkan bahwa
sampel masih terlihat
sehat
Baik
3. Riwayat Gizi a. Dahulu
. Anak tersebut tidak memiliki
riwayat alergi terhadap
makanan, sehari ia
mengkonsumsi karbohidrat 3-
4x sehari berupa nasi 1-2
piring (100-200gr), lauk hewani
2-3x sehari berupa telur dadar,
mengkonsumsi lauk nabati 2-
3x sehari 4-7 potong, jarang
mengkonsumsi sayuran dan
buah-buahan, makanan
jajanan hampir setiap hari
Pola makan
yang salah,
jarang
konsumsi
sayur dan
buah
52
berupa kerupuk, gorengan,
jarang melakukan olahraga
b. Sekarang
Nafsu makan sampel baik,
jarang mengkonsumsi sayur,
aktifitas yang dilakukan
sampel termasuk dalam
kategori aktifitas sedang.
Hasil Recall 24 :
Energi= 1350,8 kkal (40,8%)
Protein = 41,8 gr (36,51%)
Lemak = 67,7gr (80%)
Karbohidrat = 143,8 gr (31%)
4. Riwayat
Personal
Sosial Ekonomi
Anak Tersebut merupakan
anak pertama dari 3
bersaudara tinggal bersama
kedua orangtuanya, kakek dan
tantenya. Ayahnya merupakan
seorang wirasuwasta,
sedangkan ibunya ibu rumah
tangga
DIAGNOSA GIZI
a. NI -2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan
dengan peningkatan kebutuhan ditandai dengan hasil recall 24 jam
(E=40,86% P=36% KH=31%)
b. NC -3.4 Kelebihan Berat badan yang tidak diharapkan berkaitan
dengan pola makan salah ditandai dengan IMT/U >3,4 SD%.
53
c. NB -1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri berkaitan
dengan tidak siap dengan merubah pola hidup berkaitan dengan
kebiasaan makan.
RENCANA INTERVENSI
Perhitungan kebutuhan :
BB Koreksi = BBI + (BB - BBI) X 0,25)
= 42 + (50,8 – 42) X 0,25)
= 42 + (9,58 X 0,25)
= 42 + 2,395
= 43,615
Energi = RDA X BB Koreksi
= 70 x 43,615
= 3.053,05 kkal
Protein = 15% x 3.053,05 kkal / 4 = 114,48 g
Lemak = 25% x 3.053,05 kkal / 9 = 84,80 g
Karbohidrat = 60% x 3.053,05 kkal / 4 = 457,9 g
Jenis Diet
Diet Rendah Energi
Tujuan Diet
Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan normal.
Syarat diet
1. Energi RDA x BB koreksi
2. Protein 15% dari total energi
3. Lemak 25% dari total energi
4. Karbohidrat 60% dari total energi
5. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
Bentuk Makanan
Bentuk makanan : Makanan biasa
54
INTERVENSI GIZI RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Diberikan diet makanan keluarga
Perhitungan kebutuhan sehari
Asupan cukup
Antropometri
KONSELING GIZI
1. Diberikan konseling diet rendah energi, makanan yang dianjurkan,
dibatasi/dihindari dengan menggunakan leaflet kepada keluarga
2. Memberikan motivasi agar pengasuh mematuhi dan menjalankan
diet yang dianjurkan
KASUS 2
Nama : MD Jenis Kelamins : Laki-laki Umur : 7 Tahun Tanggal Penelitian : 16 04 2019 Agama : Islam
ASSESMENT KESIMPULAN
1. Antropometri BB = 44,65
TB = 129,8
IMT/U = 7,8
Obesitas
2. Fisik/Klinis Dari hasil pemantauan segi
fisik sampel, didapatkan
bahwa sampel terlihat
sehat
Baik
3. Riwayat Gizi a. Dahulu Anak tersebut tidak
memiliki riwayat alergi
terhadap makanan, sehari
ia mengkonsumsi
karbohidrat 3xsehari
berupa nasi 1-2 piring
(100-200gr), mie instan 2-
3x/mgg, lauk hewani 2-3x
sehari berupa telur dadar,
mengkonsumsi lauk
nabati 2-3x sehari 4-7
Pola makan yang salah, sering
55
potong, jarang
mengkonsumsi sayuran
dan buah-buahan, dan
sering juga
mengkonsumsi minuman
yang manis-manis berupa
susu ultra.
b. Sekarang Nafsu makan sampel
baik, tidak pernah
mengkonsumsi sayur,
aktifitas yang dilakukan
termasuk kategori ringan.
Hasil Recall 24 :
Energi = 1.208 (55,8%)
Protein = 48,3 g (46,4%)
Lemak = 48 gr (62%)
Karbohidrat = 145,8 g
(35,0%)
mengonsumsi yang manis-manis.
4. Riwayat Personal
Sosial Ekonomi Anak tersebur merupakan
anak ke 3 dari 3
bersaudara tinggal
bersama kedua orang
tuanya dan kakak-
kakaknya.
DIAGNOSA GIZI
a. NC -3.4 Kelebihan Berat badan yang tidak diharapkan berkaitan
dengan pola makan salah ditandai dengan IMT/U >7,8 SD
56
b. NB -1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri berkaitan
dengan tidak siap dengan merubah pola hidup berkaitan dengan
kebiasaan makan.
RENCANA INTERVENSI
Perhitungan kebutuhan : BB Koreksi = BBI + (BB - BBI) X 0,25)
= 38 + (44,6 – 38) X 0,25)
= 38 + (6,6 X 0,25)
= 38 + 1,65
= 39,65
Energi = RDA X BB Koreksi
= 70 x 39,65
= 2.775,5 kkal
Protein = 15% x 2.775,5 kkal / 4 = 104,08 g
Lemak = 25% x 2.775,5 kkal / 9 = 77 g
Karbohidrat = 60% x 2.775,5 kkal / 4 = 416,3 g
Jenis Diet
Diet Rendah Energi
Tujuan Diet
Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan normal.
Syarat diet
1. Energi RDA x BB koreksi
2. Protein 15% dari total energi
3. Lemak 25% dari total energi
4. Karbohidrat 60% dari total energi
57
5. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
Bentuk Makanan
Bentuk makanan : Makanan biasa
INTERVENSI GIZI RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
Diberikan diet makanan keluarga
Perhitungan kebutuhan sehari
Asupan cukup
Antropometri
KONSELING GIZI
1. Diberikan konseling diet rendah energi, makanan yang
dianjurkan, dibatasi/dihindari dengan menggunakan leaflet
kepada keluarga
2. Memberikan motivasi agar pengasuh mematuhi dan
menjalankan diet yang dianjurkan
LAMPIRAN 3
KASUS 3
Nama : AS Jenis Kelamins : Perempuan Umur : 9 Tahun Tanggal Penelitian : 18 04 2019 Agama : Islam
ASSESMENT KESIMPULAN
1.Antropometri BB = 48,5, TB = 143,8 IMT/U = >4,3 SD
Obesitas
2. Fisik/Klinis Dari hasil pemantauan segi fisik sampel, didapatkan bahwa sampel masih terlihat sehat
Baik
3.Riwayat Gizi a.Dahulu Anak tersebut memiliki riwayat
alergi yaitu susu sapi dan
milo,sehari ia mengkonsumsi
karbohidrat 3-4xsehari berupa
nasi 1-2 piring (100-200gr),mie
instan 2-3x/mgg, lauk hewani
58
2-3x 2-3x berupa ayam 1
potong 1-3x/minggu,
mengkonsumsi lauk nabati 2-
4x minggu 3-5 ptg, jarang
mengkonsumsi sayuran,
makanan jajanan hampir setiap
berupa pentolan.
c. Sekarang Nafsu makan sampel baik,
aktifitas yang dilakukan sampel
termasuk dalam kategori
aktifitas sedang.
Hasil Recall 24 :
Energi = 1422 kkal (62%)
Protein = 88 g (103%)
Lemak = 72,5 g (115%)
Karbohidrat = 104,7 g (30%)
Pola makan yang salah,sering mengkonsumsi goreng-gorengan
5. Riwayat Personal
Sosial Ekonomi Anak Tersebut merupakan
anak kedua dari 2 bersaudara tinggal bersama kedua orangtuanya, kakek dan tantenya. Ayahnya merupakan seorang wirasuwasta, sedangkan ibunya ibu rumah tangga.
DIAGNOSA GIZI a. NI -2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan
dengan peningkatan kebutuhan ditandai dengan hasil recall 24 jam
(E=62% KH=30%)
b. NC -3.4 Kelebihan Berat badan yang tidak diharapkan berkaitan
dengan pola makan salah ditandai dengan IMT/U >4,3 SD.
59
c. NB -1.4 Kurangnya kemampuan memonitor diri sendiri berkaitan
dengan tidak siap dengan merubah pola hidup berkaitan dengan
kebiasaan makan.
RENCANA INTERVENSI
Perhitungan kebutuhan :
BB Koreksi = BBI + (BB - BBI) X 0,25) = 27 + (48,55 – 27) X 0,25)
= 27 + (21,5 X 0,25) = 27 + 5,375 = 32,37
Energi = RDA X BB Koreksi
= 70 x 32,37
= 2.265,9 kkal
Protein = 15% x 2.265,9 kkal / 4 = 84,9 g
Lemak = 25% x 2.265,9 kkal / 9 = 62,94 g
Karbohidrat = 60% x 2.265,9 kkal / 4 = 339,8 g
Jenis Diet
Diet Rendah Energi
Tujuan Diet
Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan normal.
Syarat diet
1. Energi RDA x BB koreksi
2. Protein 15% dari total energi
3. Lemak 25% dari total energi
4. Karbohidrat 60% dari total energi
5. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
60
Bentuk Makanan
Bentuk makanan : Makanan biasa
INTERVENSI GIZI RENCANA MONITORING DAAN EVALUASI
Diberikan diet makanan keluarga
Perhitungan kebutuhan sehari
Asupan cukup
Anttropometri
KONSELING GIZI
1. Diberikan konseling diet rendah energi, makanan yang dianjurkan,
dibatasi/dihindari dengan menggunakan leaflet kepada keluarga
2. Memberikan motivasi agar pengasuh mematuhi dan menjalankan Diet yang dianjurkan
61
Lampiran 5
Foto Kegiatan
Kasus 1
Kasus 2 Kasus 3
62
Lampiran 6
63
Lampiran 7
64
Lampiran 9
65
Lampira 10
66
Lampiran 11