disgrafia

6
DISGRAFIA Definisi Disgrafia Disgrafia adalah masalah pembelajaran spesifik yang berdampak terhadap kesulitan dalam menyampaikan hal yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan karena tidak bisa menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan tangan untuk menulis sehingga bentuk tulisan menjadi buruk. Masalah ini belum dapat ditentukan penyebabnya dengan jelas. Apabila seorang anak memiliki masalah yang serius dalam hal tulisan maka anak tersebut dapat dianggap sebagai penderita disgrafia, tetapi mungkin tidak memerlukan penanganan pendidikan yang khusus. Disgrafia adalah learning disorder dengan ciri perifernya berupa ketidakmampuan menulis, terlepas dari kemampuan anak dalam membaca maupun tingkat intelegensianya. Disgrafia diidentifikasi sebagai keterampilan menulis yang secara terus- menerus berada di bawah ekspektasi jika dibandingkan usia anak dan tingkat intelegensianya. Penyebab Disgrafia Secara spesifik penyebab disgrafia tidak diketahui secara pasti, namun apabila disgrafia terjadi secara tiba-tiba pada anak maupun orang dewasa maka diduga disgrafia disebabkan oleh trauma kepala yang mungkin disebabkan kecelakaan, penyakit, dan yang lainnya. Selain itu para ahli menemukan bahwa anak dengan gejala disgrafia terkadang mempunyai anggota keluarga

Upload: karina-sabriati

Post on 21-Jan-2016

132 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DISGRAFIA

DISGRAFIA

Definisi Disgrafia

Disgrafia adalah masalah pembelajaran spesifik yang berdampak terhadap kesulitan

dalam menyampaikan hal yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan karena tidak bisa

menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan tangan untuk menulis sehingga bentuk

tulisan menjadi buruk.

Masalah ini belum dapat ditentukan penyebabnya dengan jelas. Apabila seorang anak

memiliki masalah yang serius dalam hal tulisan maka anak tersebut dapat dianggap sebagai

penderita disgrafia, tetapi mungkin tidak memerlukan penanganan pendidikan yang khusus.

Disgrafia adalah learning disorder dengan ciri perifernya berupa ketidakmampuan

menulis, terlepas dari kemampuan anak dalam membaca maupun tingkat intelegensianya.

Disgrafia diidentifikasi sebagai keterampilan menulis yang secara terus-menerus berada di

bawah ekspektasi jika dibandingkan usia anak dan tingkat intelegensianya.

Penyebab Disgrafia

Secara spesifik penyebab disgrafia tidak diketahui secara pasti, namun apabila

disgrafia terjadi secara tiba-tiba pada anak maupun orang dewasa maka diduga disgrafia

disebabkan oleh trauma kepala yang mungkin disebabkan kecelakaan, penyakit, dan yang

lainnya. Selain itu para ahli menemukan bahwa anak dengan gejala disgrafia terkadang

mempunyai anggota keluarga yang memiliki gejala serupa sehingga ada kemungkinan faktor

herediter ikut berperan.

Seperti halnya disleksia, disgrafia juga disebabkan faktor neurologis, yakni adanya

gangguan pada otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan

menulis. Anak mengalami kesulitan dala harmonisasi secara otomatis antara kemampuan

mengingat dan menguasai gerakan oto emnulis huruf dan angka. Kesulitan ini tidak terkait

dengan masalah kemapuan intelektual, kemalasan, asal-asalan menulis, dan tidak mau

belajar.

Anak-anak dengan masalah disgrafia biasanya mempunyai masalah sampingan lain

seperti masalah dalam memproses informasi yang dapat menyebabkan terjadinya masalah

dalam pengamatan, yaitu sang anak menulis secara terbalik, tidak menulis dalam susunan

Page 2: DISGRAFIA

yang benar, dan bentuk tulisan yang buruk. Mereka menghadapi masalah dalam memahami

huruf dan penjelasan lisan yang berurutan sehingga anak menulis dengan perlahan dan

lambat. Disamping itu, anak juga kesulitan dalam membaca struktur tulisan seperti ejaan,

tanda baca dan sebagainya.

Anak yang memiliki masalah dalam konsentrasi biasanya mengalami kesulitan dalam

menulis karena mereka juga mengalami masalah dalam mengatur dan menyusun informasi,

dan proses pengolahan informasi mereka juga terlalu cepat dan tidak dapat berkoordinasi

dengan fungsi motorik halus.

Anak-anak yang mengalami disgrafia juga disebabkan karena kelemahan dalam

proses pendengaran dan bahas. Hal ini disebabkan oleh kesulitan belajar dan memahami

bahasa. Mereka biasanya menghadapi masalah dalam ekspresi bahasa yang selanjutnya akan

menyulitkan mereka untuk mengekspresikannya dalam bentuk tulisan.

Ciri-ciri Disgrafia

Ada beberapa ciri khusus anak dengan gangguan disgrafia, diantaranya adalah:

1. Anak dapat berkomunikasi dengan baik namun bermasalah dalam kemampuan

menulis

2. Menggunakan tanda baca yang tidak benar, ejaan yang salah, mengulang kalimat atau

perkataan yang sama

3. Salah dalam mengartikan pertanyaan yang diberikan

4. Sulit menulis nomor dalam urutannya

5. Tidak konsisten dalam membuat tulisan yang bervariasi dalam kemiringan huruf dan

ukuran tulisan

6. Kalimat atau kata ditulis tidak lengkap dan sering terdapat huruf atau kata yang

terlewat

7. Garis dan batas halaman kertas tidak sama antara satu halaman dengan halaman yang

lain

8. Jarak antar kata tidak konsisten

9. Menggenggam alat tulis dengan sangat erat, biasanya anak dengan disgrafia menulis

dengan bertumpu pada pagkal lengan dan memegang pensil hingga menempel di

kertas

Page 3: DISGRAFIA

10. Sering berbicara sendiri saat menulis

11. Selalu memperhatikan tangan yang sedang menulis

12. Lambat dalam menulis

Penanganan Anak dengan Disgrafia

Anak penderita disgrafia harus didorong untuk membuat abstraksi kasar tentang apa

yang mereka pikirkan dengan mencatatnya dikertas tanpa harus memedulikan ejaan, tanda

baca, dan lainnya.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak dengan

gangguan ini. Di antaranya:

1.Pahami keadaan anak

Sebaiknya pihak orang tua, guru, atau pendamping memahami kesulitan dan

keterbatasan yang dimiliki anak disgrafia. Berusahalah untuk tidak membandingkan

anak seperti itu dengan anak-anak lainnya. Sikap itu hanya akan membuat kedua belah

pihak, baik orang tua/guru maupun anak merasa frustrasi dan stres. Jika

memungkinkan, berikan tugas-tugas menulis yang singkat saja setiap hari. Atau bisa

juga orang tua dari si anak meminta kebijakan dari pihak sekolah untuk memberikan tes

kepada anak dengan gangguan ini secara lisan, bukan tulisan.

2. Menyajikan tulisan cetak

Berikan kesempatan dan kemungkinan kepada anak disgrafia untuk belajar

menuangkan ide dan konsepnya dengan menggunakan komputer atau mesin tik. Ajari

dia untuk menggunakan alat-alat agar dapat mengatasi hambatannya. Dengan

menggunakan komputer, anak bisa memanfaatkan sarana korektor ejaan agar ia

mengetahui kesalahannya.

3. Membangun rasa percaya diri anak

Berikan pujian wajar pada setiap usaha yang dilakukan anak. Jangan sekali-kali

menyepelekan atau melecehkan karena hal itu akan membuatnya merasa rendah diri

dan frustrasi. Kesabaran orang tua dan guru akan membuat anak tenang dan sabar

terhadap dirinya dan terhadap usaha yang sedang dilakukannya.

4. Latih anak untuk terus menulis

Libatkan anak secara bertahap, pilih strategi yang sesuai dengan tingkat

kesulitannya untuk mengerjakan tugas menulis. Berikan tugas yang menarik dan

Page 4: DISGRAFIA

memang diminatinya, seperti menulis surat untuk teman, menulis pada selembar kartu

pos, menulis pesan untuk orang tua, dan sebagainya. Hal ini akan meningkatkan

kemampuan menulis anak disgrafia dan membantunya menuangkan konsep abstrak

tentang huruf dan kata dalam bentuk tulisan konkret.

Adapun penanganan secara terstruktur dapat dilakukan melalui beberapa hal berikut:

1. Faktor kesiapan menulis

Menulis membutuhkan kontrol maskular, koordinasi mata-tangan, dan

diskriminasi visual. Aktivitas yang mendukung kontrol muskular antara lain:

menggunting, mewarnai gambar, finger painting, dan tracing. Kegiatan koordinasi

mata-tangan antara lain: membuat lingkaran dan menyalin bentuk geomteri.

Sementara itu, pengembangan diskriminasi visual dapat dilakukan dengan kegiatan

membedakan bentuk, ukuran, dan detailnya, sehingga anak menyadari bagaimana cara

menulis suatu huruf.

2. Aktivitas lain yang mendukung

- Kegiatan yang memberikan kerja aktif dari pergerakan otot bahu, lengan atas

serta bawah, dan jari

-  Menelusuri bentuk geometri dan barisan titik

- Menyambungkan titik

- Membuat garis horizontal dari kiri ke kanan

- Membuat garis vertikal dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas

- Membuat bentuk-bentuk lingkaran dan kurva

- Membuat garis miring secara vertikal

- Menyalin bentuk-bentuk sederhana

- Membedakan bentuk huruf yang mirip bentuknya dan huruf yang hampir sama

bunyinya

3. Menulis huruf lepas/cetak

- Perlihatkan sebuah huruf yang akan ditulis

- Ucapkan dengan jelas nama huruf dan arah garis untuk membuat huruf itu

- Anak menelusuri huruf itu dengan jarinya sambil mengucapkan dengan jelas

arah garis untuk membuat huruf itu

- Anak menelusuri garis tersebut dengan pensilnya

- Anak menyalin contoh huruf itu di kertas/bukunya

Page 5: DISGRAFIA

Sumber:

Muhammad, Jamila K. A. 2007. Special Education for Special Children. Jakarta: PT Mizan

Publika.