diseminasi informasi dan persepsi rumah tangga terhadap...
TRANSCRIPT
Diseminasi Informasi dan Persepsi Rumah
Tangga Terhadap Kebijakan BBM
di Indonesia
Rimawan Pradiptyo
Abraham Wirotomo
Alvin Adisasmita
Yudistira Hendra Permana
P2EB, Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Pra kata
Kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang telah
menyediakan data survei untuk digunakan dalam kajian ini.
Analisis model microeconometric terkait persepsi
masyarakat tentang kebijakan subsidi bahan bakar minyak
(BBM) dapat kami kembangkan dengan data survei milik
LSI.
2
Pendahuluan Survei (LSI)Pihak yang lebih
menerimapenurunan subsidi
Pihak yang tidakmengetahui harga
Premium
Pihak yang tidakmengetahui alokasi
anggaran untuksubsidi
Pihak yang tidakmengetahui
premium disubsidi
Informasi danperubahan opini
Penghilangansubsidi: bertahap vs
langsung
Persepsi program kompensasi dan
realokasi
3
1
Sebelum tahun 2004, Indonesia merupakannegara net eksportir minyak Anggota OPEC hingga 2008 Tahun 1970-an menikmati oil boom
Pada era Soeharto (70-an), jenis BBM yang disubsidi adalah Minyak tanah Solar Bensin (premium) Bensin (pertamax) Avtur
Setelah era Soeharto, subsidi BBM telah dikurangisecara bertahap 1998: subsidi avtur dihilangkan 1999: subsidi bensin dan solar untuk
transportasi laut dihilangkan 2001: subsidi solar untuk sektor tambang dan
transportasi internasional dihilangkan
Subsidi BBM di Indonesia
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Des
-97
Des
-98
Des
-99
Des
-00
Des
-01
Des
-02
Des
-03
Des
-04
Des
-05
Des
-06
Des
-07
Des
-08
Des
-09
Des
-10
Des
-11
Des
-12
Harga Premium Indonesia 2008-2013
Era
Habibie
Rp6000
Rp5500
Rp5000
Rp6500
Juni 13
3 kali penurunan
dalam 3 bulan
Era Gus Dur
Era SBY
Rp4500
4
Pada tahun 2007, subsidi terhadapminyak tanah menurun secarasignifikan malalui program konversinasional minyak tanah ke gas.
Pada tahun 2012, subsidi BBM mencapaiRp211,9 trilliun ($21,19 milyar) atau 61,1% dari total subsidi, subsidi listrik mencapaiRp94,6 trilliun ($9,46 milyar) atau 27,3% dari total subsidi.
Makanan dan pertanian hanya 5,5% dan 4% dari total subsidi
Alokasi subsidi energi untuk tahun 2013 mencapai Rp 309,9 trilliun!!
Subsidi BBM di Indonesia (lanjutan)
Konsumsi BBM bersubsidi (Kementrian ESDM,
2010):
Transportasi darat: 90%, dengan rincian
Mobil pribadi: 53%
Sepeda motor : 40%
Truk: 4%
Transportasi umum: 3%
World Bank (2011): 50% pendapatan tertinggi
mengkonsumsi 84% BBM bersubdi, 10% pendapatan
terendah mengkonsumsi kurang dari 1% BBM
bersubsidi.
SUSENAS 2010: 5% pendapatan tertinggi
mengkonsumsi 82 liter BBM bersubdi per bulan
5
Compensated Konsumsi BBM
Nilai BBM cenderung meningkat:
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan permintaan dunia
Perubahan nilai tukar
Perpindahan dari BBM non subsidi ke
BBM bersubsidi
Penyelundupan BBM
Mempertahankan subsidi BBM seperti
memelihara BOM waktu bagi
perekonomian!!!
Other goods and
services
Subsidized Fuel
x*
x**
Rp45 Trillion
2009
Rp209.9 Trillion
2013
6
Usaha pengurangan subsidi terkini
•rekomendasi UGM-ITB-UI ditolak(gradual increased of Rp500/liter annually)
2011
•Rencana kenaikanRp1500 dibatalkankarena adademonstrasi cukupbesar
2012•Rencana penerapandual-price gagaldilaksanakan
Apr/13
•Kenaikan RON 88 sebesar Rp2000 danRp1000 untuk bensin
Juni/13•Premium dan Solar dinaikan Rp 2000 per liter.
Nov/14
7
Namun... Kenaikan harga BBM mengalami penolakan!!!
8
Pertanyaan Penelitian1. Kelompok masyarakat yang memiliki penerimaan lebih tinggi terhadap
kebijakan penurunan subsidi?
2. Faktor apa yang berkaitan dengan pemahaman harga Premium?
3. Faktor apa yang berkaitan dengan pemahaman alokasi anggaran untuksubsidi?
4. Faktor apa yang berkaitan dengan perubahan opini?
5. Faktor apa yang berkaitan dengan opini strategi penurunan subsidi(bertahap vs langsung)?
6. Faktor apa yang berkaitan dengan opini terkait program realokasi dankompensasi?
9
Pendahuluan Survei (LSI)Pihak yang lebih
menerimapenurunan subsidi
Pihak yang tidakmengetahui harga
Premium
Pihak yang tidakmengetahui alokasi
anggaran untuksubsidi
Pihak yang tidakmengetahui
premium disubsidi
Informasi danperubahan opini
Penghilangansubsidi: bertahap vs
langsung
Persepsi program kompensasi dan
realokasi
10
2
Awal bulan Agustus 2014, LSI
melakukan survei terhadap
2.899 responden.
Awalnya survei didisain
memiliki sampel sebanyak
2.900 yang tersebar seluruh
Indonesia
Jumlah sampel sebesar 2,899
memiliki ± 1.86% margin of
error dengan 95%
confidence level.
LSI melakukan random
selection multi-stage cluster
sampling dengan 8 tahap
sebagai berikut:
Metodologi Survei LSI terkait persepsi kebijakan BBM
Stratifikasi sampel dibagi sesuai proporsi populasi tiap provinsi
Stratifikasi sampel dalam tiap provinsi dibagi sesuai proporsi desa-kota
sesuai proporsi populasi desa-kota
Stratifikasi sampel desa-kota dibagi sesuai proporsi pria-wanita populasi
Dari tiap PSU, seluruh Rukun Tetangga didata, lalu 5 dipilih secara acak.
Dari tiap Rukun Tetangga, didata rumah tangga (RT) yang memiliki
anggota RT berusia 17 tahun atau keatas
Sehingga terdapat 290 desa-kota terpilih sebagai primary sampling unit
(PSU). Dari tiap PSU, 10 responden dipilih.
Anggota RT terpilih secara acak dengan memperhatikan proporsi pria-
wanita
Jika responden yang terpilih dari suatu RT adalah wanita maka responden
pria akan dipilih dari RT yang berikut.
1
2
3
4
5
6
7
8
8 t
ah
ap
sam
pli
ng
11
Mengacuhkan desain survei yang kompleks seperti dari
LSI atau menganggapnya sebagai imple random
sample akan memiliki dampak estimasi dari standard
error akan menjadi bias (Skinner dan Vieira 2007).
Untuk menghindari permasalahan bias, penyesuaian
dataset perlu dilakukan.
Karakterisasi dataset dilakukan dengan menspefikiasi
variabel yang ada dalam dataset survei.
Studi ini menggunakan perangkat lunak STATA
sebagai dasar proses spesifikasi.
Studi ini mengacuhkan penyesuaian complex ratio, pada tiap estimasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakanLSI telah membagi sampel dengan proporsi yang sesuaidengan proporsi populasi yang ada di dunia nyata.
Hal ini diperkuat dengan hasil perhitungan finite population correction (FPC) yang memiliki hasilsatu atau hampir sama dengan satu.
Metode: regresi dengan multi-stage sampling
Studi ini memiliki sifat eksplorasi. Beberapa model dikembangkan untuk mengeksplorasi variabel yang terkait dengan pertanyaan penelitian.
Sehingga studi ini tidak mengasumsikan koefisian“theoretical” untuk suatu model. Oleh karena itupower sampling untuk koeffisien theoretical.
Analisis dilakukan dengan mangadopsi teoriekonomi dan sosial dalam menentukan variabelindependent.
Atribut individu yang diselidiki adalah:
Pendapatan
Jenis kelamin
Kepemilikan kendaraan
Wilayah tempat tinggal
Pendidikan
Usia
Dan beberapa atribut tambahan lain.
12
Pendahuluan Survei (LSI)Pihak yang lebih
menerimapenurunan subsidi
Pihak yang tidakmengetahui harga
Premium
Pihak yang tidakmengetahui alokasi
anggaran untuksubsidi
Pihak yang tidakmengetahui
premium disubsidi
Informasi danperubahan opini
Penghilangansubsidi: bertahap vs
langsung
Persepsi program kompensasi dan
realokasi
13
3
Kelompok masyarakat yang memiliki penerimaan lebih tinggi terhadap kebijakan penurunan
subsidi (KPS)?
Dari survei LSI, terdapat beberapa pertanyaan yang dapat mencerminkan
hubungan antara atribut responden dengan opini mereka terkait kebijakan
pengurangan subsidi BBM (KPS).
Responden ditanya apakah mereka setuju dengan rencana pemerintah
untuk mengurangi subsidi BBM
Responden juga ditanya berbagai pertanyaan terkait atribut individu
mereka.
Meskipun survei LSI mencakup jenis BBM untuk premium, solar, pertamax
dan bahkan gas namun studi ini fokus untuk jenis BBM premium.
Mengingat bahwa sebagian besar pertanyaan LSI terkait tentang premium.
14
Responden pria cenderung lebih menerima pengurangan subsidi
debandingkan wanitaResponden yang tinggal diperkotaan lebih banyak yang setuju. Namun
karena jumlah responden dikota lebih besar maka ini akan dikaji lebih lanjut.
Opini KPS, berdasarkan jenis kelamin dan desa-kota
73%
27%
84%
16%
80%
20%
77%
23%
Tidak Setuju
SetujuSetuju
Tidak Setuju
15
Berdasarkan usia tidak terlihat banyak perbedaan
Terlihat pola semakin tinggi pendidikan semakin besar porsi
yang setuju
Opini tentang KPS, menurut usia dan pendidikan
81% 84% 83% 85% 82%
19% 16% 17% 15% 18%
>79
22
60-79
319
40-59
1,252
20-39
1,208
< 20
95100%
87% 86%80%
71%65%
55%
13% 14%20%
29%35%
45%
Tidak
lulus SD
415100%
Pendidikan
Tinggi
177
D3
62
SMA
781
SMP
583
SD
876
Setuju
Tidak Tidak
Setuju
16
Distribusi pendapatan tidak merefleksikan pola perbedaan
pendapat
Kelompok yang merasa memiliki kesejahteraan semakin
tinggi cenderung lebih setuju
Opini KPS, berdasarkan pendapatan dan persepsi kesejahteraan
1.8 -
1.99
48
63%
38%
1.6 -
1.79
26
85%
15%
1.4 -
1.59
90
81%
19%
1.2 -
1.39
54
63%
37%
1 -
1.19
126
82%
18%
0.8 -
0.99
144
82%
18%
0.6 -
0.79
106
79%
>
4.0
23
65%
35%
2.0 -
4.0
192
85%
15%21%
0.4 -
0.59
184
77%
23%
0.2 -
0.39
159
85%
15%
<
0.2
83
84%
16%
80% 83%75% 71%
50%
20% 17%25% 29%
50%
100%
Sangat’
Kaya
6
Kaya
58
Menengah
1,346
Miskin
1,121
Sangat
Miskin
300
Setuju
Tidak
Rata-rata pendeapatan per bulan (juta Rupiah)
17
Setuju
Tidak
Jawa-Bali
Sumatera
Maluku dan Papua
KalimantanSulawesi
76.6%
23.4%
81.0%
19.0%
71.9%
28.1%
n = 620
n = 1.730
n = 160
Nusa Tenggara
67.3%
32.7%n = 110 62.5%
37.5%n = 80
17.2%
82.8%
n = 209
Opini KPS, berdasarkan region
Setuju
Tidak
Setuju
18
Variable Dependen: Setuju Marginal Effect
Sumatera [ref: Jawa & Bali]*** 4.4%
Sumatera & Pendidikan** -0.3%
Kalimantan [ref: Jawa & Bali]*** 6.9%
Kalimantan & Pendidikan*** -0.9%
Nusa Tenggara [ref: Jawa & Bali]* 23.9%
Nusa Tenggara & Pendidikan -0.1%
Sulawesi [ref: Jawa & Bali]* -17.6%
Sulawesi & Pendidikan*** 2.0%
Maluku & Papua [ref: Jawa & Bali]* 14.5%
Maluku & Papua & Pendidikan*** 1.5%
Variabel Dependen: Setuju Marginal Effect
Pendapatan*** 0.8%
Usia*** 0.3%
Sex (Pria) [ref: Wanita]*** 10.7%
Kota (ref: Desa)*** -4.0%
Sepeda Motor [ref: tanpa sepeda motor]*** -12.0%
Mobil [ref: tanpa mobil]*** -16.4%
Kapal [ref: tanpa kapal] 2.1%
Pendidikan*** 1.7%
Motor & Pendidikan *** 1.0%
Mobil & Pendidikan*** 1.9%
Kapal & Pendidikan*** -1.5%
Regresi Logit: Opini KPS BBM
19
Kepemilikian Sepeda Motor Menurunkan Kecenderungan
Mendukung Penurunan Subsidi BBM
1.7%
-12%
-16%
Tanpa sepeda motor
Motor & Pendidikan
Mobil & Pendidikan
3.5%
2.7%
Kemungkinan mendukung
Pendidikan
0
20
Namun pendidikan mampu
meningkatkan kecenderungan
individu untuk mendukung
penurunan subsidi meski dia
memiliki kendaraan
Usia (0.3%) and pendapatan (0.8%) memiliki
korelasi positif dengan menyetujui
pengurangan subsidi.
Semakin tua dan semakin besar
pendapatan maka kemungkinan
setuju semakin tinggi.
Pria cenderung lebih setuju pengurangan
subsidi dibandingakan wanita (10.7%)
Responden yang tinggal di desa
cenderung lebih setuju pengurangan
subsidi dibandingkan yang tinggal di kota
(4%)
Intepretasi Model
Responden yang memiliki sepeda motor
(12.0%) dan/atau mobil (16,4%) cenderung
tidak setuju dibandingkan yang tidak memiliki.
Semakin tinggi tingkat pendidikan (1,7%),
semakin memungkinkan untuk setuju.
Responden dengan tingkat pendidikan yang
tinggi dan memiliki motor (1%) dan/atau
mobil (1.9) cenderung lebih setuju dengan
pengurangan subsidi dibandingkan responden
yang memiliki kendaraan dengan tingkat
pendidikan yang rendah.
21
Responden yang tinggal di Sumatra (4.4%) cenderung lebih setuju penurunan subsididibandingkan yang tinggal di Jawa-Bali
Namun semakin tinggi tingkat pendidikannyajustru mengurangi kecenderungan untuk setuju(-0,3%)
Responden yang tinggal di Kalimantan cenderung lebih setuju penurunan subsidi (6.9%) dibandingkan yang tinggal di Jawa-Bali
Namun semakin tinggi tingkat pendidikannyajustru mengurangi kecenderungan untuk setuju(-0,9%)
Responden yang tinggal di Nusa Tenggara cenderung lebih setuju penurunan subsidi(23.9%) dibandingkan yang tinggal di Jawa-Bali
Namun semakin tinggi tingkat pendidikannyajustru mengurangi kecenderungan untuk setuju(-0,1%)
Intepretasi Model (lanjut)
Responden yang tinggal di Sulawesi ( -17.69%) cenderung lebih tidak setujupenurunan subsidi dibandingkan yang tinggaldi Jawa-Bali
Namun semakin tinggi tingkatpendidikannya kecenderungan untuk setujumeningkat (2.0%)
Responden yang tinggal di Maluku danPapua cenderung lebih setuju penurunansubsidi (14.5%) dibandingkan yang tinggal di Jawa-Bali
Semakin tinggi tingkat pendidikannyajustru kecenderungan untuk setujumeningkat (1.5%)
22
Pendahuluan Survei (LSI)Pihak yang lebih
menerimapenurunan subsidi
Pihak yang tidakmengetahui harga
Premium
Pihak yang tidakmengetahui alokasi
anggaran untuksubsidi
Pihak yang tidakmengetahui
premium disubsidi
Informasi danperubahan opini
Penghilangansubsidi: bertahap vs
langsung
Persepsi program kompensasi dan
realokasi
23
4
Apakah responden mengetahui harga resmi pemerintah
untuk BBM bersubsidi Premium?
Responden diberi beberapa pertanyaan terkait:
Apakah responden mengetahui harga resmi premium?
Apakah responden mengetahui premium itu bersubsidi?
Apakah responden mengetahui besaran alokasi anggaran
pemerintah untuk mensubsidi premium?
24
Mengejutkan, sebagian besar responden gagal
menyebutkan harga resmi premium dengan benar!
45%19%
34%2% Rp 6500 per liter
Diatas Rp 6500 per liter
Tidak tahu/tidak jawab
Dibawah Rp 6500 per liter
25
Dari 2899 responden, hanya
19% yang tepat menjawab
harga resmi Premium!!
Pria cenderung lebih mengetahui harga resmi premiumIndividu yang tinggal di kota cenderung lebih mengetahui
harga resmi premium
26
Pengetahuan harga ritel resmi premium menurut gender dan desa-kota
26%
74%
46% 54%
45%55%
27%
73%
Benar
Salah
Salah
Benar
27
Pengetahuan harga ritel resmi premium menurut usia dan pendidikan
29% 32% 36%
52%64%
71% 68% 64%
48%36%
40-59< 20 20-39
95 1,209 1,254
>79
22
60-79
319
60%
45%
30%23% 19% 15%
40%
55%
70%77% 81% 85%
62
Junior
High
School
415 583
Elementary
School
876
No
Education
781
Senior
High
School
Vocation
177
Higher
Education
Wrong
Right Right
Wrong
Responden yang muda yang cenderung lebih mengetahui harga resmipremium Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mengetahui harga resmi
28
Pengetahuan harga ritel resmi premium menurut pendapatan danpersepsi kesejahteraan
2.0 -
4.0
192
87%
13%20%
80%
1.8 -
1.99
48
19%
81%
1.6 -
1.79
26
12%
65%
0.6 -
0.79
106
39%
61%
0.4 -
0.59
184
39%
61%
0.2 -
0.39
159
47%
53%
<
0.2
83
58%
42%
23144
0.8 -
0.99
71%
29%
126
1 -
1.19
70%
30%35%
54
1.2 -
1.39
72%
28%
90
1.4 -
1.59
88%
>
4.0
Average income per month (in million IDR)
52%43%
27%33%
50%
48%57%
73%67%
50%
1,346
Very Rich
6
Poor
1,121
Rich
58
Very Poor
300
Middle
Right
Wrong Wrong
Right
Semakin tinggi pendapatan semakin banyak yang tahuYang memiliki persepsi sejahtera menengah yang paling besar porsi
mengetahui harga resmi premium
Pengetahuan harga ritel resmi premium menurut wilayah
29
Jawa-Bali
Sumatera
Maluku-Papua
KalimantanSulawesi
33.4%
66.6%
34.2%
65.8%
34.7%
65.3%
Nusa Tenggara
49.1% 50.9%67.1%
32.9%
59.3%
35.9%
n = 610
n = 1.730
n = 170
n = 110
n = 70
n = 209
salah
benar
Variabel Dependen: JawabanResponden [1: Tahu; 0: Lainnya]
Efek Marjinal
Pendapatan*** 0,9%
Usia*** -0,3 %
Jenis Kelamin***[1: Pria; 0: Lainnya]
19,9%
Tempat Tinggal***[1: Kota; 0: Lainnya]
13,6%
Pendidikan*** 2,9%
Pendidikan x Punya Motor* -0,5%
Pendidikan x Punya Mobil*** -2,2%
Pendidikan x Punya Kapal 0,03%
Punya Motor [ref: Jalan Kaki]*** 32,0%
Punya Mobil [ref: Jalan Kaki]*** 33,4%
Variabel Dependen: Jawaban Responden[1: Tahu; 0: Lainnya]
Efek Marjinal
Punya Kapal [ref: Jalan Kaki]*** 13,2%
Asal Sumatera [ref: Asal Jawa & Bali] -1,1%
Pendidikan x Asal Sumatera*** -0,6%
Asal Kalimantan [ref: Asal Jawa &Bali]*
-1,5%
Pendidikan x Asal Kalimantan*** 1,1%
Asal Nusa Tenggara**[ref: Asal Jawa & Bali]
29,8%
Pendidikan x Asal Nusa Tenggara*** -7,3%
Asal Sulawesi [ref: Asal Jawa & Bali]*** -20,8%
Pendidikan x Asal Sulawesi*** 2,6%
Asal Maluku & Papua***[ref: Asal Jawa & Bali]
-48,1%
Pendidikan x Asal Maluku &Papua***
5,1%
Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Responden tentang Harga Resmi Premium
30
Kepemilikan Kendaraan Bermotor Meningkatkan Probabilitas Responden untuk TahuHarga Resmi Premium
3%
32%
34%Tidak Punya Kendaraan Bermotor
Punya Motor & Terdidik
Punya Mobil & Terdidik
0.8%
2.5%
Probabilitas Tahu Harga Resmi Premium
LamaPendidikan
31
Lama pendidikan meningkatkan kecenderungan
pemilik kendaraan bermotor untuk tahu harga
resmi premium
Tingkat pendapatan responden
memiliki koefisien positif (0,9%)
terhadap pengetahuan responden atas
harga resmi premium, tetapi usia memiliki
koefisien negatif (0,3%)
Pria cenderung tahu harga resmi
premium, 19,9% lebih tinggi daripada
wanita
Responden di perkotaan cenderung
lebih tahu harga resmi premium, 13,6%
lebih tinggi daripada responden di
pedesaan
INTERPRETASI MODEL Pemilik motor, mobil, dan kapal
cenderung lebih tahu harga premium
daripada yang tidak memiliki kendaraan
bermotor (masing-masing lebih tinggi 32%,
33,4%, dan 13,2%).
Pendidikan memiliki koefisien positif.
Kenaikan satu tahun pendidikan
meningkatkan probabilitas (2,9%) untuk tahu
harga resmi premium
Tingginya pendidikan bagi pemilik motor
menurunkan probabilitas (-0,5%) untuk tahu
harga resmi premium, dan bagi pemilik
mobil, probabilitas turun sebesar (-2,2%)
32
Responden di Sumatera memiliki tingkat
pengetahuan yang hampir sama dengan
responden di Jawa & Bali tentang harga resmi
premium
Namun begitu, kenaikan usia pendidikan
menurunkan pengetahuan harga resmi premium
sebesar 0,6%
Responden di Kalimantan cenderung tidak lebih
tahu harga resmi premium daripada responden
di Jawa & Bali (-1,5%).
Kenaikan usia pendidikan meningkatkan
probabilitas responden di Kalimantan untuk tahu
harga resmi premium sebesar 1,1%
INTERPRETASI MODEL (Lanjutan) Responden di Nusa Tenggara cenderung tahu
harga resmi premium, 29,8% daripada
respondend di Jawa & Bali
Kenaikan pendidikan menurunkan probabilitas
responden di Nusa Tenggara untuk tahu harga
resmi premium sebesar 7,3%
Responden di Sulawesi cenderung lebih tahu
harga resmi premium daripada di Jawa & Bali
(20,8%)
Semakin meningkat usia pendidikan, semakin
mereka tahu harga resmi premium (naik 2%)
Responden di Maluku dan Papua cenderung
tidak tahu harga premium, 48,1% lebih rendah
daripada responden di Jawa dan Bali
Kenaikan usia pendidikan bagi responden di
Maluku dan Papua meningkatkan probabilitas
untuk tahu harga resmi premium sebesar 5,1%33
PendahuluanSurvei Rumah Tangga
(LSI)
Kelompok mana yang lebih setuju atas
pencabutan subsidiBBM?
Kelompok mana yang lebih familiar dengan
harga premium bersubsidi?
Kelompok mana yang lebih familiar dengan
alokasi anggaranpemerintah untuk
subsidi BBM?
Kelompok mana yang lebih tahu bahwa
premium disubsidipemerintah?
Perubahan opini atasinformasi
Pencabutan SubsidiBBM: Gradual Vs
Langsung
Program Kompensasidan Realokasi
5
34
Berapa proporsi subsidi BBM di dalam APBN?
Responden diminta untuk mengalokasi 50 koin ke dalam 10 kategori
alokasi anggaran pemerintah untuk subsidi BBM. Salah satu dari 10
kategori tersebut adalah alokasi untuk subsidi BBM.
Secara empiris, jawaban seharusnya adalah 30%, yang
mengimplikasikan bahwa responden harus mengalokasikan 15 koin
untuk alokasi subsidi BBM. Namun, kami memberikan simpangan
baku 10% untuk jawaban benar (15 koin), sehingga jawaban benar
berada di kisaran 13 – 17 koin. Selain jawaban 13 – 17 koin, jawaban
responden adalah tidak tahu alokasi subsidi BBM di dalam APBN
35
Baik pria maupun wanita sama-sama tidak tahu alokasi
subsidi BBM yang benar di dalam APBN
Begitu juga untuk responden yang tinggal di perkotaan dan
pedesaan
36
Pengetahuan Responden atas Alokasi Anggaran Pemerintah untuk Subsidi
BBM berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal
96%
4%
97%
3%
96%
4%
97%
3%
Benar
Salah
37
Pengetahuan Responden atas Alokasi Anggaran Pemerintah untuk Subsidi
BBM berdasarkan Usia dan Tingkat Pendidikan
95% 97% 96% 96% 95%
>79
22
5%
60-79
319
4%
40-59
1,254
4%
20-39
1,209
3%
< 20
95
5%
96% 96% 98% 96% 95% 95%
S1 dst
177
5%
D3
62
5%
SMA
781
4%
SMP
583
2%
SD
876
4%
Tidak
sekolah
415
4%
Berdasarkan Usia Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Salah
Benar
Salah
Benar
38
Pengetahuan Responden atas Alokasi Anggaran Pemerintah untuk Subsidi
BBM berdasarkan Pendapatan dan Persepsi Pribadi atas Status Sejahtera
4%
5%4%2%4%2%3%0%4%4%5%
1.6 -
1.79
1.4 -
1.59
98%
1.2 -
1.39
96%
1 -
1.19
98%
0.8 -
0.99
97%
0.6 -
0.79
2.0 -
4.0
0.4 -
0.59
96%
0.2 -
0.39
96%
<
0.2
95% 96%95%
1.8 -
1.99
>
4.0
12%
88%96%100%
Rata-rata pendapatan per bulan (dalam juta rupiah)
96% 97% 96% 98% 100%
2%
Sangat
kaya
Menengah
1,346 6
4%
Miskin
1,121
0%3%
KayaSangat
miskin
300 58
4%
Rata-Rata Pendapatan per Bulan Persepsi Status Sejahtera
Benar
Salah Salah
Benar
Pengetahuan Responden atas Alokasi Anggaran Pemerintah untuk Subsidi
BBM berdasarkan Asal Responden
39
Jawa-Bali
Sumatera
Maluku-Papua
KalimantanSulawesi
95.7%
4.3%
96.3%
3.7%
Salah
94.7%
Benar
5.3%
Nusa TenggaraSalah
99.1%
Benar
0.9%
95.9%
1.4%
3.6%
96.7%
n = 610
n = 1.730
n = 170
n = 110
n = 70
n = 209
Salah
Benar
40
PendahuluanSurvei Rumah Tangga
(LSI)
Kelompok mana yang lebih setuju atas
pencabutan subsidiBBM?
Kelompok mana yang lebih familiar dengan
harga premium bersubsidi?
Kelompok mana yang lebih familiar dengan
alokasi anggaranpemerintah untuk
subsidi BBM?
Kelompok mana yang lebih tahu bahwa
premium disubsidipemerintah?
Perubahan opini atasinformasi
Pencabutan SubsidiBBM: Gradual Vs
Langsung
Program Kompensasidan Realokasi
6
Kelompok mana yang tahu bahwa premium (RON 88) disubsidi
oleh pemerintah?
Eksplorasi ketiga adalah terkait dengan pertanyaan mengenai
kelompok mana yang tahu bahwa premium disubsidi oleh pemerintah.
Pemodelan mikroekonometrika digunakan untuk memahami faktor
apa yang berperan dalam pengetahuan responden bahwa premium
disubsidi oleh pemerintah
Hasil dari deskriptif statistik menunjukkan bahwa mayoritas
responden TIDAK TAHU bahwa premium (RON 88) disubsidi
pemerintah
41
Jenis Kelamin Area Domisili
42
‘MISTERI’ Subsidi Premium (RON 88) berdasarkan
Jenis Kelamin dan Area Domisili
52% 48%
59%
41%
50% 50%
61%
39%
Salah
Benar
Salah
Benar
43
‘MISTERI’ Subsidi Premium (RON 88) berdasarkan
Kelompok Usia dan Tingkat Pendidikan
58% 56% 54%61%
55%
42% 45% 46%40%
45%
>79
22
60-79
319
40-59
1,254
20-39
1,209
< 20
95
67%61%
54%49%
40% 37%
33%39%
46%51%
60% 63%
S1 dst
177
D3
62
SMA
781
SMP
583
SD
876
Tidak
sekolah
415
Tingkat PendidikanKelompok Usia
Salah
Benar
Salah
Benar
44
‘MISTERI’ Subsidi Premium (RON 88) berdasarkan Pendapatan dan
Persepsi Pribadi atas Status Sejahtera
48%
144 23
2.0 -
4.0
74%
26%
0.8 -
0.99
54%
46%
0.6 -
0.79
106
63%
48
0.4 -
0.59
184
60%
40%
0.2 -
0.39
159
58%
42%
<
0.2
83
72%
28%
>
4.0
90 192
47%
53%
1.8 -
1.99
59%
41%
46%
1.2 -
1.39
54
54%
1.6 -
1.79
59%
37% 41%
26
50%
1 -
1.19
126
50%
1.4 -
1.59
52%
Rata-rata pendapatan per bulan (dalam juta rupiah)
61% 59%
38%50%
39% 41%48%
62%50%
52%
Sangat
kaya
Miskin
1,121 6
KayaSangat
miskin
300 58
Menengah
1,346
Rata-Rata Pendapatan per Bulan Persepsi Status Sejahtera
Salah
Benar
Salah
Benar
‘MISTERI’ Subsidi Premium (RON 88) berdasarkan Asal Responden
45
Jawa-Bali
Sumatera
Maluku-Papua
KalimantanSulawesi
56.4%43.6%
53.3% 46.7%
59.4%40.6%
Nusa Tenggara
56.4%43.6%
58.6%41.4%n = 610
n = 1.730
n = 170
n = 110
n = 70
n = 209
36.4%
63.6%
Salah
Benar
Variabel Dependen: JawabanResponden [1: Tahu; 0: Lainnya]
Efek Marjinal
Pendapatan*** 0,63%
Jenis Kelamin [1: Pria; 0: Lainnya]** 3,99%
Usia 0,21%
Tempat Tinggal**[1: Kota; 0: Lainnya]
0,15%
Pendidikan*** 2,50%
Pendidikan x Punya Motor** -0,95%
Pendidikan x Punya Mobil** 1,76%
Pendidikan x Punya kapal* 6,97%
Punya Motor [Ref: Jalan Kaki]* 11,80%
Punya Mobil [Ref: Jalan Kaki] -13,84%
Punya Kapal [Ref: Jalan Kaki] -40,92%
Variabel Dependen: JawabanResponden [1: Tahu; 0: Lainnya)
Efek Marjinal
Asal Sumatera [Ref: Jawa & Bali]* -2.36%
Pendidikan x Asal Sumatera*** -0.12%
Asal Kalimantan [Ref: Jawa & Bali]** 0.55%
Pendidikan x Asal Kalimantan** -1.32%
Asal Nusa Tenggara [Ref: Jawa & Bali] 14.14%
Pendidikan x Asal Nusa Tenggara* -3.02%
Asal Sulawesi [Ref: Jawa & Bali] -16.29%
Pendidikan x Asal Sulawesi*** 0.28%
Asal Maluku & Papua [Ref: Jawa & Bali] 13.51%
Pendidikan x Asal Maluku & Papua** -1.18%
Faktor yang Berperan atas Pemahaman Responden bahwa
Premium Disubsidi oleh Pemerintah
46
Kepemilikan Kendaraan Bermotor Meningkatkan Probabilitas untuk
Memahami bahwa Premium (RON 88) Disubsidi oleh Pemerintah
Tidak Punya Kendaraan Bermotor
2.5%
12%
-13.9%
Punya Motor & Terdidik
Punya Mobil & Terdidik
4.3%
1.76%
Probabilitas
Pendidikan
47
Tidak ada perbedaan antara pemilik mobil dan/atau kapal
dengan yang tidak punya kendaraan bermotor atas informasi
bahwa premium disubsidi oleh pemerintah
Pendidikan memiliki hubungan positif terhadap peningkatan
pemahaman bahwa premium disubsidi oleh pemerintah
(2,5%)
Pemilik motor yang terdidik menurunkan probabilitas
sebesar 0,95% untuk tahu bahwa premium disubsidi
oleh pemerintah
Pemilik mobil yang terdidik meningkatkan probabilitas
1,76% untuk tahu bahwa premium disubsidi oleh
pemerintah
Pemilik kapal yang terdidik meningkatkan probabilitas
sebesar 6,97% untuk tahu bahwa premium disubsidi
oleh pemerintah
INTERPRETASI MODEL
Semakin tingginya pendapatan meningkatkan
probabilitas responden (0,63%) untuk tahu bahwa
premium disubsidi oleh pemerintah
Responden pria cenderung lebih tahu daripada
responden wanita bahwa premium disubsidi oleh
pemerintah (3,99%)
Responden di perkotaan cenderung lebih tahu daripada
responden di pedesaan bahwa premium disubsidi oleh
pemerintah (0,15%)
Pemilik motor cenderung lebih tahu daripada
responden yang tidak memiliki kendaraan bermotor
bahwa premium disubsidi oleh pemerintah (11,8%)
48
Responden di Sumatera cenderung tidak tahudaripada responden di Jawa & Bali bahwapremium disubsidi oleh pemerintah (-2,36%)
Pendidikan menurunkan probabilitasuntuk tahu bahwa premium disubsidioleh pemerintah untuk responden di Sumatera (-0,12%)
Responden di Kalimantan cenderung lebihtahu bahwa premium disubsidi olehpemerintah dibandingkan responden di Jawa& Bali (0,55%)
Pendidikan menurunkan probabilitasuntuk tahu bahwa premium disubsidioleh pemerintah untuk responden di Kalimantan (-1,32%)
INTERPRETASI MODEL (Lanjutan)
Responden di Nusa Tenggara memiliki probabilitas
yang sama dengan responden di Jawa & Bali bahwa
premium disubsidi oleh pemerintah
Pendidikan menurunkan probabilitas untuk tahu
bahwa premium disubsidi oleh pemerintah untuk
responden di Nusa Tenggara (3,02%)
Tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan bahwa
premium disubsidi oleh pemerintah antara responden
di Maluku & Papua dengan Jawa & Bali
Semakin tinggi usia pendidikan, semakin tinggi
probabilitas responden di Sulawesi untuk tahu
bahwa premium disubsidi oleh pemerintah
(0,28%)
Semakin tinggi usia pendidikan, semakin tinggi
probabilitas responden di Maluku & Papua untuk
tahu bahwa premium disubsidi oleh pemerintah
(1,18%)
49
50
PendahuluanSurvei Rumah Tangga
(LSI)
Kelompok mana yang lebih setuju atas
pencabutan subsidiBBM?
Kelompok mana yang lebih familiar dengan
harga premium bersubsidi?
Kelompok mana yang lebih familiar dengan
alokasi anggaranpemerintah untuk
subsidi BBM?
Kelompok mana yang lebih tahu bahwa
premium disubsidipemerintah?
Perubahan opini atasinformasi
Pencabutan SubsidiBBM: Gradual Vs
Langsung
Program Kompensasidan Realokasi
7
PERUBAHAN OPINI SETELAH ADANYA INFORMASI TERKAIT
Setelah menelusuri opini dan pengetahuan responden mengenaisubsidi BBM, enumerator menjelaskan fakta-fakta mengenai subsidiBBM.
Setelah mendapatkan penjelasan, responden diminta untukmenanyakan kembali opini responden mengenai subsidi BBM.
Temuan menarik adalah bahwa informasi juga ikut menyebabkanperubahan opini responden mengenai subsidi BBM.
51
Siapa saja yang berubah opini tentang subsidi BBM setelah
mendapatkan informasi terkait
Terdapat 434 responden (14%) yang berupah
opini dari tidak setuju pencabutan subsidi BBM
menjadi setuju pencabutan subsidi BBM setelah
menerima informasi terkait
Oleh karena hanya terdapat 30 responden yang
berubah opini dari setuju pencabutan subsidi
BBM menjadi tidak setuju pencabutan subsidi
BBM, maka kami mengeluarkan sampel ini dari
estimasi
Bagi kami, estimasi akan lebih menarik dengan
mengambil sampel responden yang berubah
opini dari tidak setuju pencabutan subsidi BBM
menjadi setuju subsidi BBM
14%
85%
1%
Setuju menjadi tidak setuju
Status Quo
Tidak setuju menjadi setuju
52
Responden pria lebih menerima rencana pencabutan subsidi
BBM daripada wanita setelah menerima informasi terkait
The proportion of respondents in urban area agreeing to
subsidy reform is still slightly bigger than those in rural.
Informasi mempengaruhi perubahan opini mengenai subsidi BBM,
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Area Domisili
73%
27%
84%
16%
20%
80%
23%
77%
41%
59%
71%
29%
66%
34%
64%
36%
Setuju
Tidak
setuju
a) sebelum b) sesudah a) sebelum b) sesudah
53
Informasi mempengaruhi perubahan opini mengenai subsidi BBM,
Berdasarkan Usia
54
81% 84% 83% 85% 82%
19% 16% 17% 15% 18%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
>79
22
60-79
319
40-59
1,252
20-39
1,208
< 20
95
a) sebelum
62% 66% 63% 64%73%
38% 34% 37% 36%27%
60-79
318
40-59< 20
95 1,251
20-39
1,204 22
>79
Setuju
Tidak
setuju
b) sesudah
73%
74%
64%
57%
42%
43%
27%
26%
36%
43%
58%
57%
Setuju
Tidak
setuju
b) setelah
Informasi mempengaruhi perubahan opini mengenai subsidi BBM,
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
55
87%
86%
80%
71%
65%
55%
13%
14%
20%
29%
35%
45%S1 dst
D3
SMA
SMP
SD
Tidak sekolah
a) sebelum
Informasi mempengaruhi perubahan opini mengenai subsidi BBM, Berdasarkan Pendapatan
Average income per month (in million IDR)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
>
4.0
65%
35%
2.0 -
4.0
85%
15%
1.8 -
1.99
63%
38%
1.6 -
1.79
85%
15%
1.4 -
1.59
81%
19%
1.2 -
1.39
63%
37%
1 -
1.19
82%
18%
0.8 -
0.99
82%
18%
0.6 -
0.79
79%
21%
0.4 -
0.59
77%
23%
0.2 -
0.39
85%
15%
<
0.2
84%
16%
a) before
46%
0.8 -
0.99
33%
67%
2.0 -
4.0
57%
43%
>
4.0
1.8 -
1.99
58%
42%
1.2 -
1.39
1.6 -
1.79
34%
48%
52%58%
66%
54%
1 -
1.19
1.4 -
1.59
42%
67%
33%
0.6 -
0.79
62%
38%
0.4 -
0.59
65%
35%
0.2 -
0.39
71%
29%
<
0.2
74%
26%Tidak
setuju
Setuju
b) after
56
Informasi mempengaruhi perubahan opini mengenai subsidi BBM,
Berdasarkan Persepsi Pribadi atas Status Sejahtera
80% 83%75% 71%
50%
20% 17%25% 29%
50%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%1,346
MenengahMiskin
1,121
Sangat
miskin
300 58
Kaya
6
Sangat
kaya
a) sebelum
66% 68%61% 64% 67%
34% 32%39% 36% 33%
6
Sangat
kayaKaya
58
Menengah
1,341
Miskin
1,119
Sangat
miskin
299
Setuju
Tidak
setuju
b) setelah
57
Informasi mempengaruhi perubahan opini mengenai
subsidi BBM, Berdasarkan Asal Responden
Jawa-Bali
Sumatera
Maluku-Papua
KalimantanSulawesi
Nusa Tenggara
Sesudah
57%
43%
Sebelum
76%
24%
Sesudah
69%
31%
Sebelum
81%
19%
Sesudah
46%
54%
Sebelum
67%
33%
Sesudah
55%
45%
Sebelum
72%
28%
Sesudah
74%
26%
Sebelum
83%
17%
Tidak setuju
Setuju
49%
Sesudah
51%
Sebelum
63%
38%
58
Variabel Dependen: Setuju Pencabutan
Subsidi BBM setelah Informasi
[1: Ya; 0: Lainnya]
Efek Marjinal
Pendapatan*** 0,225%
Persepsi status sejahtera*** 0,833%
Jenis Kelamin [1: Pria; 0: Lainnya]*** 3,587%
Usia*** 0,041%
Area Domisili [1: Kota; 0:
Lainnya]***1,291%
Pendidikan*** 1,343%
Pendidikan x Punya Motor*** -1,499%
Pendidikan x Punya Mobil*** -1,643%
Pendidikan x Punya Kapal*** 0,965%
Punya Motor [Ref: Jalan Kaki] 4,040%
Punya Mobil [Ref: Jalan Kaki]*** 15,406%
Variabel Dependen: Setuju Pencabutan
Subsidi BBM setelah Informasi
[1: Ya; 0: Lainnya]
Efek Marjinal
Punya Kapal [Ref: Jalan Kaki] 4,225%Asal Sumatera [Ref: Asal Jawa &Bali]***
7,078%
Pendidikan x Asal Sumatera -0,107%Asal Kalimantan [Ref: Jawa & Bali]*** 21,296%
Pendidikan x Asal Kalimantan*** -0,801%Asal Nusa Tenggara [Ref: Jawa &Bali]***
58,093%
Pendidikan x Asal Nusa Tenggara***
-3,325%
Asal Sulawesi [Ref: Jawa & Bali]*** 7,925%Pendidikan x Asal Sulawesi*** -1,413%
Asal Maluku & Papua [Ref: Jawa &Bali]
0.585%
Pendidikan x Asal Maluku &Papua***
-2,198%
Faktor yang Berperan dalam Perubahan Opini tentang Subsidi BBM
setelah Adanya Informasi Terkait
59
Perubahan Opini tentang Subsidi BBM setelah Informasi Terkait
1.3%
4%
15,4%
Tidak Punya Kendaraan Bermotor
Punya Motor & Terdidik
Punya Mobil & Terdidik
-0.3%
Probabilitas
Pendidikan-0.1%
60
Pendapatan memiliki hubungan positif terhadapprobabilitas perubahan opini tentang subsidi BBM setelah adanya informasi terkait (0,225%)
Pria cenderung untuk berubah opini dari tidaksetuju menjadi setuju pencabutan subsidi BBM daripada responden wanita (3,587%)
Usia berhubungan positif dengan perubahan opinimengenai subsidi BBM setelah adanya informasi(0,041%)
Responden yang sebelumnya tidak setujupencabutan subsidi BBM dan tinggal di perkotaancenderung menjadi setuju pencabutan subsidi BBM setelah menerima informasi terkait (1,29%)
Terkecuali pemilik mobil, tidak ada perbedaanantara pemilik kendaraan bermotor dengan yang tidak punya dalam opini subsidi BBM
INTERPRETASI MODEL
Setelah menerima informasi, pemilik mobil menjadi lebih
setuju untuk merubah opini subsidi BBM daripada yang
tidak memiliki kendaraan bermotor (15,41%)
Pendidikan memiliki hubungan positif terhadap perubahan
opini tidak setuju pencabutan BBM menjadi setuju
pencabutan subsidi BBM (1,343%) setelah menerima
informasi terkait
Pemilik motor yang terdidik berhubungan negatif (-
1,5%) dengan perubahan opini untuk setuju
pencabutan subsidi BBM (inersia)
Pemilik mobil yang terdidik berhubungan negatif (-
1,5%) dengan perubahan opini untuk setuju
pencabutan subsidi BBM (inersia)
Pemilik kapal yang terdidik berhubungan negatif (-
1,5%) dengan perubahan opini untuk setuju
pencabutan subsidi BBM
61
Responden di Sumatera cenderung untuk berubah opini menjadi
setuju pencabutan subsidi BBM setelah menerima informasi
daripada responden di Jawa & Bali (7,1%)
Responden yang menempuh studi lebih lama di Sumatera
cenderung menurunkan probabilitas untuk setuju opini
pencabutan subsidi BBM setelah menerima informasi (-
0,11%)
Responden di Kalimantan cenderung untuk berubah opini
menjadi setuju pencabutan subsidi BBM setelah menerima
informasi terkait daripada responden di Jawa & Bali (21,3%)
Responden di Kalimantan yang terdidik memiliki
hubungan negatif terhadap opini setuju pencabutan
subsidi BBM (-0,801% )
Responden di Nusa Tenggara memiliki hubungan positif atas
pencabutan subsidi BBM setelah menerima informasi daripada
responden di Jawa & Bali (58.09%)
Pendidikan menurunkan probabilitas untuk setuju
pencabutan subsidi BBM bagi responden di Nusa
Tenggara (-3.33%)
INTERPRETASI MODEL (Lanjutan)
Responden di Nusa Tenggara memiliki
probabilitas setuju lebih tinggi daripada
responden di Jawa & Bali setelah menerima
informasi terkait (7. 925%)
Responden terdidik di Nusa Tenggara
cenderung tidak setuju atas pencabutan
subsidi BBM (-1.41%)
Tidak ada perbedaan opini pencabutan subsidi
BBM antara responden di Maluku & Papua
dengan responden di Jawa & Bali
Responden terdidik di Maluku & Papua
cenderung setuju pencabutan subsidi BBM
setelah menerima informasi terkait (2.2%)
62
63
PendahuluanSurvei Rumah Tangga
(LSI)
Kelompok mana yang lebih setuju atas
pencabutan subsidiBBM?
Kelompok mana yang lebih familiar dengan
harga premium bersubsidi?
Kelompok mana yang lebih familiar dengan
alokasi anggaranpemerintah untuk
subsidi BBM?
Kelompok mana yang lebih tahu bahwa
premium disubsidipemerintah?
Perubahan opini atasinformasi
Pencabutan SubsidiBBM: Gradual Vs
Langsung
Program Kompensasidan Realokasi
8
Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Area Domisili
65
Pencabutan Subsidi Bertahap atau Langsung,
Berdasarkan Jenis Kelamin dan Area Domisili
Bertahap
82%
Langsung
18%
Bertahap
85%
Langsung
15%
Bertahap
50%
Langsung
50%
85%
Bertahap
Langsung
15%
65
Pencabutan Subsidi Bertahap atau Langsung,
Berdasarkan Kelompok Usia dan Tingkat Pendidikan
81% 84% 83% 85% 82%
19% 16% 17% 15% 18%
>79
22
60-79
319
40-59
1,252
20-39
1,208
< 20
95
86% 85% 84% 82%76% 80%
14% 15% 16% 18%24% 20%
S1 dst
177
D3
62
SMA
781
Tidak
sekolah
415
SMP
583
SD
876
Berdasarkan Kelompok Usia Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Bertahap
LangsungLangsung
Bertahap
67
Pencabutan Subsidi Bertahap atau Langsung,
Berdasarkan Pendapatan dan Persepsi Pribadi atas Status Sejahtera
48
85%
15%
1.6 -
1.79
26
88%
12%
1.4 -
1.59
90
87%
13%
1.2 -
1.39
54
87%
13%
1 -
1.19
126
86%
14%
0.8 -
0.99
144
85%
15%
0.6 -
0.79
106
>
4.0
23
65%
35%
2.0 -
4.0
192
83%
17%
1.8 -
1.99
90%
10%
0.4 -
0.59
184
86%
14%
0.2 -
0.39
159
87%
13%
<
0.2
83
84%
16%
Rata-rata pendapatan bulanan (dalam jutaan rupiah)
81% 85% 83% 86% 83%
19% 15% 17% 14% 17%
Menengah Sangat
kaya
6
Kaya
581,344
Miskin
1,121
Sangat
miskin
300
Berdasarkan Rata-Rata Pendapatan Berdasarkan Persepsi Status Sejahtera
Bertahap
Langsung
Bertahap
Langsung
Pencabutan Subsidi Bertahap atau Langsung,
Berdasarkan Asal Responden
67
Java-Bali
Sumatera
Maluku-Papua
KalimantanSulawesi
18.2%
81.8%
84.9%
15.1%
81.8%
18.2%
Nusa Tenggara
70.0%
30.0%
92.9%
7.1%
n = 610
n = 1.727
n = 170
n = 110
n = 70
n = 209
81.3%
18.7%Bertahap
Langsung
Pencabutan subsidi bertahap atau langsung
68
Variabel Dependen: Setuju Pencabutan
Subsidi BBM LangsungEfek Marjinal
Pendapatan -0.10%
Umur*** 0.10%
Jenis Kelamin*** [1: Pria; 0: Lainnya] 3.20%
Area Domisili [1: Kota; 0: Lainnya]*** 3.90%
Persepsi Status Sejahtera*** -2.20%
Penerima BLSM [1: Ya; 0: Lainnya] 0.70%
Penerima BPJS [1: Ya; 0: Lainnya] -0.70%
Tingkat Kepercayaan thd Pemerintah*** -1.50%
Setuju Pencabutan Subsidi BBM 2
[1: Ya; 0: Lainnya]***6.00%
Setuju Program Alokasi dan Kompensasi
[1: Ya; 0: Lainnya]***-2.70%
Punya Motor [Ref: Jalan Kaki] 1.60%
Punya Mobil [Ref: Jalan Kaki]*** -9.80%
Punya Kapal [Ref: Jalan Kaki]*** 55.70%
Variabel Dependen: Setuju Pencabutan
Subsidi BBM LangsungEfek Marjinal
Pendidikan*** 0.60%
Pendidikan x Punya Motor** -0.30%
Pendidikan x Punya Mobil*** 0.90%
Pendidikan x Punya Kapal*** -2.00%
Asal Sumatera [Ref: Asal Jawa & Bali]*** -4.40%
Pendidikan x Asal Sumatera*** 0.40%
Asal Kalimantan [Ref: Asal Jawa & Bali] 0.00%
Pendidikan x Asal Kalimantan*** -0.40%
Asal Nusa Tenggara [Ref: Asal Jawa & Bali] 0.70%
Pendidikan x Asal Nusa Tenggara* 1.00%
Asal Sulawesi [Ref: Jawa & Bali] 0.50%
Pendidikan x Asal Sulawesi* -0.10%
Asal Maluku&Papua [Ref: Jawa & Bali]*** -8.20%
Pendidikan x Maluku&Papua*** 0.90%
Pemilik Kendaraan Bermotor Cenderung Tahu Harga Resmi Premium
0.6%
-9.8%
1.6%
Tidak Punya Kendaraan Bermotor
Punya Motor & Teridik
Punya Mobil & Terdidik
0.3%
Probabilitas
Lama Pendidikan
1.5%
69
Umur (0.1%) mempunyai korelasi positif dengan
setuju pencabutab subsidi BBM secara langsung.
Semakin tua individu, semakin besar
kemungkinan untuk menyetujui pencabutan
subsidi secara langsung
Pria cenderung lebih setuju pencabutan subsidi
langsung daripada wanita (3.2%)
Responden di daerah perkotaan cenderung lebih
setuju pencabutan subsidi langsung dibandingan
mereka yang tinggal di pedesaaan (3.9%)
Semakin tinggi pendidikan, (0.6%), semakin
mungkin setuju pencabutan subsidi secara langsung
Responden yang memiliki mobil (9.8%) cenderung
tidak setuju pencabutan subsidi BBM secara langsung
dibandingkan mereka yang tidak memiliki kendaraan
bermotor
Interpretasi Model
Semakin tinggi pendidikan mereka yang
mempunyai mobil (0.9%), semakin mungkin
mereka setuju pencabutan subsidi langsung.
Responden di Sumatera (-4.4%) cenderung tidak
setuju pencabutan subsidi BBM secara langsung
dibandingkan mereka yang di Jawa & Bali
Namun semakin tinggi pendidikan golongan
tersebut, semakin besar kemungkinan mereka
setuju
Responden di Maluku dan Papua cenderung tidak
setuju dengan pencabutan subsidi BBM langsung
(-8.2%) dibandingkan mereka yang Jawa & Bali
The higher the education attained, the likeliness
increase by 0.9%.
70
Pendahuluan Survei (LSI)Pihak yang lebih
menerimapenurunan subsidi
Pihak yang tidakmengetahui harga
Premium
Pihak yang tidakmengetahui alokasi
anggaran untuksubsidi
Pihak yang tidakmengetahui
premium disubsidi
Informasi danperubahan opini
Penghilangansubsidi: bertahap vs
langsung
Persepsi program kompensasi dan
realokasi
71
9
Persepsi terhadap realokasi dan kompensasi
Responden ditanya mengenai pendapat mereka apakah pemerintah
baru (pemerintah Jokowi) seharusnya menyediakan program tertentu
untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi
Sebanyak 90% dari responden menjawab pemerintah perlu
menyediakan program realokasi dan kompensasi
72
Jenis kelamin Lokasi tinggal
Persepsi terhadap realokasi dan kompensasi menurut jenis kelamin dan lokasi tinggal
10%
90%
91%
9%
7%
93%
11%
89%
Tidak
Ya Ya
Tidak
73
74
Persepsi terhadap realokasi dan kompensasi menurut jenis kelamin dan lokasi tinggal
6% 11%
94% 92% 89% 92% 91%
8%8% 9%
< 20 >79
22
20-39
1,208
60-79
319
40-59
1,25295
11%17% 19%
93% 93% 89% 91%83% 81%
9%7%7%
415
No
Education
Junior
High
School
Elementary
School
582875
Vocation
781 62
Senior
High
School
Higher
Education
177
Usia Tingkat pendidikan
No
Yes
No
Yes
75
Persepsi terhadap realokasi dan kompensasi menurut rata-rata pendapatan per bulan
dan persepsi kesejahteraan
6%5%
8%
92%
8%
92%
90
1.6 -
1.79
26
17%
83%
48
1.4 -
1.59
54
1.2 -
1.39
9%
91%
0.6 -
0.79
106
11%
1 -
1.19
126
89%
0.4 -
0.59
16%
84%
184
9%
0.8 -
0.99
144
91%
0.2 -
0.39
94%
159
8%
92%
< 0.2
83
95%
> 4.0
23
22%
78%
2.0 -
4.0
192
9%
91%
1.8 -
1.99
Average income per month in million IDR
19%
33%
94% 93% 89%81%
67%
11%7%6%
6
Very Poor
300
Rich
58
Middle
1,344
Poor
1,121
Very Rich
Rata-rata Pendapatan Per Bulan Persepsi Kesejahteraan
No
Yes Yes
No
Persepsi terhadap realokasi dan kompensasi menurut wilayah
76
Java-Bali
Sumatera
Maluku-Papua
BorneoCelebes
10.2%
89.8%9.7%
90.3%
8.2%
91.8%
Nusa Tenggara
91.8%
8.2% 8.6%
91.4%
n = 610
n = 1.728
n = 170
n = 110
n = 70
n = 209
4.3%
95.7%
Yes
No
Persepsi terhadap realokasi dan kompensasi
77
Variabel Dependen: Setuju pemerintah
perlu menyediakan program relokasi
dan kompensasi
Efek Marjinal
Pendapatan 0.20%
Umur*** -0.20%
Sex (Pria) [ref: Wanita]** 0.70%
Kota (ref: Desa)*** -1.20%
Persepsi Kesejahteraan* -0.60%
Menerima BLSM -0.30%
Terdaftar BPJS 0.60%
Percaya terhadap pemerintah*** 2.50%
Setuju pencabutan subsidi BBM*** -3.20%
Memiliki Motor*** -3.00%
Memiliki Mobil*** -6.70%
Memiliki Kapal*** -77.80%
Variabel Dependen: Setuju pemerintah perlu
menyediakan program relokasi dan kompensasiEfek Marjinal
Pendidikan*** -1.10%
Motor & Pendidikan** 0.40%
Mobil & Pendidikan*** 0.90%
Mobil & Kapal*** 3.00%
Sumatera* 5.10%
Sumatera & Pendidikan -0.40%
Kalimantan*** 5.00%
Kalimantan & Pendidikan*** -0.60%
Sulawesi*** 10.00%
Sulawesi & Pendidikan*** -2.00%
Papua & Maluku*** -14.40%
Papua dan Maluku & Pendidikan*** 2.40%
Kepemilikan kendaraan bermotor mengurangi kemungkinan
mendukung program realokasi dan kompensasi
-1.1%-3%
-6.7% Tidak punya kendaraan bermotor
Motor & Pendidikan
Mobil & Pendidikan-0.2%
-0.7%
Probabilitas
Pendidikan
78
Responden yang memiliki sepeda
motor (-3%), dan/atau mobil (-
6.7%), dan/atau kapal (-77%)
cenderung tidak setuju dengan
R&K dibandingkan mereka yang
tidak memiliki kendaraan bermotor.
Semakin tinggi pendidikan (-1.1%),
semakin rendah kemungkinan
seseorang setuju dengan program
R&K.
Orang berpendidikan yang
memiliki sepeda motor dan/atau
mobil dan/atau kapal (0.4%, 0.9%,
dan 3%) lebih mungkin setuju
program R&K
Interpretasi Model
Responden di Kalimantan cenderung lebih setuju
dengan R&K (5%) dibandingkan dengan responden yang
tinggal di Jawa & Bali
Mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
mengurangi kemungkinan tersebut sebesar -0.6% per
satu tahun
Responden di Sulawesi cenderung lebih setuju (10%)
dibandingan yang di Jawa & Bali
Namun menempuh pendidikan mengurangi
kemungkinan tersebut sebesar -2.0% per tahun
pendidikan
Responden di Maluku & Papua cenderung tidak
setuju (-14.4%) dibandingkan mereka yang di Jawa & Bali
Semakin pendidikan kelompok tsb, kemungkinan
setuju naik 2.4% per tahun pendidikan
79
Matur Sembah Nuwun
80