direktorat pembinaan pendidikan anak usia dini direktorat ... · mengapa harus menggunakan tema...
TRANSCRIPT
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia DiniDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan MasyarakatKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E, Lantai 7Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat 10270Telepon. (021) 5703151, laman: www.paud.kemdikbud.go.id
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI i
Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia DiniTahun 2015
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN
PENDIDIKANANAK USIA DINI
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINIii iii
Kata Sambutan
Diterbitkan oleh:Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
vi+ 22 hlm + foto; 21 x 28,5 cm
ISBN:........-.......-........-.....-......
Pengarah:Ir. Harris Iskandar, Ph. D.
Penyunting:Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.Dra. Enah Suminah, M. Pd
Tim Penulis:Dedi Mustofa
Rahmitha P. SoendjodjoAries Susanti
NurmiatiIrma Yuliantina
Desain/Layout:Surya Evendi
Samsudin
Kontributor:Ebah Suhaebah
Dumaria Simanjuntak
Foto-foto:Dokumen Penulis
Sekretariat:Retno Wulandari
Arika No rani
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifi k, dan penilaian yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran konstruktivisme yang lebih bersifat fl eksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama, kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD, guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di satuan pendidikannya.
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen. Terima kasih.
Jakarta, Oktober 2015 Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,
Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
NIP 196204291986011001
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINIiv v
Daftar IsiKata Pengantar
Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai den gan teori, fi losofi , dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai
dengan contoh-contoh penerapannya.
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan kajian-kajian yang melandasinya.
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan, sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.
Jakarta, Oktober 2015 Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini,
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.NIP 195804091984022001
Kata Sambutan ...................................................................................................... iiiKata Pengantar ..................................................................................................... ivDaftar Isi ................................................................................................................ v
Mengapa Harus Menggunakan Tema dalam Pembelajaran PAUD? .................. 1 Mengapa memakai tema? ................................................................. 1 Apa Pengertian tema? ........................................................................ 2 Apa manfaat tema? ............................................................................ 2 Program Pengembangan apa yang dibangun melalui tema? ......... 2 Apa prinsip-prinsip dalam memilih tema? ........................................ 3
Teknik Pengembangan Tema ............................................................................... 6 Bagaimana merumuskan tema? ........................................................ 6 Objek apa saja yang dapat dijadikan tema? ..................................... 9 Seberapa luas tema dapat dikembangkan? ...................................... 11
Berapa lama waktu yang dibutuhkan? ............................................. 13
Bagaimana merumuskan kompetensi dasar dan materi pembelajaran dikaitkan dengan tema? .................................................................... 13
Apakah puncak tema itu? .................................................................. 17
Bagaimana mengembangkan kegiatan dalam transisi antartema? 18
Penutup ............................................................................................................. 19
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 20
Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINIvi 1
Mengapa memakai tema?
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menggunakan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik dipandang sesuai dengan pola kerja otak karena membahas
satu tema dari berbagai konsep dan aspek perkembangan. Penentuan tema sangat
terbuka. Artinya, satuan PAUD dapat menentukan tema yang akan digunakan
dalam pembelajaran sesuai dengan minat anak, situasi dan kondisi lingkungan,
serta kesiapan guru mengelola kegiatan.
Penentuan tema tidak sekadar mudah
diterapkan, tetapi perlu memperhatikan beberapa
prinsip agar pembelajaran yang dilaksanakan
lebih menarik dan mendalam. Keluasan tema
bergantung pada kemampuan guru dalam
menguasai tema tersebut.
Hal penting yang harus diperhatikan
guru dalam mengembangkan tema adalah
kebermaknaan tema dalam membangun
pengalaman belajar yang bermutu bagi anak usia
dini. Oleh karena itu dalam menentukan tema
menjadi penting bila diawali dengan identifi kasi
tema dan sekaligus ketertarikan anak terhadap
topik tertentu. Untuk memberikan wawasan
kepada para guru PAUD dalam mengembangkan tema pembelajaran, maka disusun
“Pedoman Pengembangan Tema dalam Pembelajaran Anak Usia Dini”. Pedoman
ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam mengembangkan tema di
lembaga PAUD masing-masing.
Mengapa Harus Menggunakan Tema dalam Pembelajaran PAUD?
Anak akan belajar dengan optimal jika mereka tertarik dengan apa yang dipelajari. Pembelajaran
tematik merupakan wahana bagi anak untuk belajar dengan menyenangkan, bermakna dan
sesuai dengan perkembangan
Pembelajaran
tematik sesuai
dengan pola kerja
otak, karena dapat
mengembangkan
berbagai aspek
perkembangan.
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI2 3
Apa Pengertian Tema?
Tema adalah topik yang menjadi payung untuk
mengintegrasikan seluruh konsep dan muatan
pembelajaran melalui kegiatan main dalam mencapai
kompetensi dan tingkat perkembangan yang diharapkan.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
muatan pembelajaran dalam mencapai kompetensi
dasar (KD) dan tingkat perkembangan yang diharapkan.
Pelaksanaan tema dan subtema dapat dilakukan
dalam kegiatan pengembangan melalui bermain dan
pembiasaan.
Tema bukan merupakan tujuan pembelajaran
melainkan sarana untuk mengintegrasikan keseluruhan
sikap dalam pengetahuan dan keterampilan yang ingin
dibangun.
TEMA
Kedekatan
Kesederhanaan Kemenarikan
Keinsidentalan
Apa Prinsip-Prinsip dalam Memilih Tema?
1. Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari hal-hal yang terdekat
dengan kehidupan anak. Dekat dimaksud dapat dekat secara fi sik dan juga
dekat secara emosi atau minat anak.
Guru sedang menjelaskan tema sepeda
Tema
membingkai
konsep dan
muatan
pembelajaran
melalui kegiatan
bermain.
Apa Manfaat Tema?
1. Menyatukan semua program pengembangan yang meliputi nilai moral agama,
sosial emosional, kognitif, bahasa, seni.
2. Menghubungkan pengetahuan sebelumnya yang sudah dimiliki dengan
pengetahuan yang baru.
3. Memudahkan guru PAUD dalam pengembangan kegiatan belajar sesuai dengan
konsep dan sarana yang dimiliki lingkungan.
Program Pengembangan Apa yang Dibangun Melalui Tema?
Tema yang dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun
program pengembangan nilai agama dan moral, fi sik motorik, kognitif, bahasa,
sosio-emosional dan seni. Berbagai program pengembangan dicapai melalui
berbagai stimulasi pendidikan secara terintegrasi dengan menggunakan tema-
tema yang sesuai dengan kondisi lembaga PAUD/ satuan pendidikan dan anak.
Pada pelaksanaannya tema dan kompetensi dasar dikembangkan menjadi
muatan pembelajaran. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada
pada kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai kompentensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Tema yang terdekat secara fi sik dengan anak, misalnya diri sendiri, keluarga,
lingkungan rumah, lingkungan sekolah, binatang,
tanaman, dan lingkungan alam. Setiap lembaga tentu
memiliki kondisi yang berbeda-beda, misalnya bagi
lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan
pantai, maka tema lingkunganku dengan subtema
“pantaiku yang indah” dapat menjadi pilihan tema
sesuai dengan prinsip kedekatan. Bagi lembaga PAUD
yang lingkungannya dekat dengan perkebunan,
tema lingkunganku dengan subtema “Kebun” dengan
topik bahasan “kebun mangga”, “kebun kelapa” atau
lainnya. “Kebun” dapat menjadi pilihan tema sesuai
dengan prinsip kedekatan.
Sementara itu hal-hal yang dekat secara
emosional dengan anak di antaranya hobi, hal-hal
yang disukai anak, fi lm, dan lainnya. Dalam memilih
tema yang dekat secara emosional dengan anak,
hendaknya guru harus benar-benar mencermati
kesesuaian dengan tujuan pendidikan, termasuk
juga budaya lokal dan dampak yang mungkin
muncul. Apabila anak akan mengambil salah satu
Carilah
sumber belajar di
lingkungan sekitar
misal: sawah, kolam
ikan, kebun sayur, dan
lain-lain.
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI4 5
tokoh untuk dijadikan tema, hendaknya dipertimbangkan sifat dan perilaku tokoh
tersebut sehingga yang tersampaikan pada anak adalah karakter yang sesuai dengan
yang diharapkan. Contoh, guru dapat mengangkat tema “dinosaurus” karena
disukai anak-anak. Hal yang harus dipersiapkan guru adalah segala pengetahuan,
alat peraga dan buku-buku, atau sumber belajar lain yang terkait dengan dinosaurus
agar anak dapat menggali informasi dari banyak sumber. Contoh lain yang berkaitan
dengan hobi anak seperti mobil, robot, dan boneka dapat dijadikan sebagai tema.
2. Kesederhanaan, artinya tema yang dipilih
yang sudah dikenal anak agar anak mudah
memahami pokok bahasan dan dapat menggali
lebih banyak pengalamannya.
Contoh: Berdasarkan prinsip kesederhanaan
kita dapat memilih tema “binatang” dengan
subtema “Ayam” melalui sub-subtema yang
sederhana kepada peserta didik, misalnya:
a. jenis-jenis ayam
b. pakan ayam
c. cara memelihara ayam
d. perkembangbiakan ayam
e. hasil dari ayam
f. makanan olahan dari ayam
Dalam memilih tema yang menarik bagi
anak, guru dapat melakukan pengamatan
terhadap hal-hal yang dekat dengan
anak baik secara fi sik maupun emosional
anak, misalnya dengan melakukan curah
gagasan dengan anak apa yang anak
sukai. Pengamatan terhadap topik obrolan
anak dan lainnya, misalkan: Dinosaurus
dapat dijadikan tema apabila anak-anak
membicarakan dinosaurus dalam berbagai
kesempatan berdiskusi.
4. Keinsidentalan, artinya pemilihan tema
tidak selalu yang direncanakan di awal
tahun, dapat juga menyisipkan kejadian luar
biasa yang dialami anak, misalnya peristiwa
banjir yang dialami anak dapat dijadikan
tema insidental menggantikan tema yang
sudah direncanakan sebelumnya.Anak-anak antusias mencuci sepeda mereka pada sub tema cara merawat sepeda.
Anak-anak antusias memperhatikan binatang-binatang kecil dengan kaca pembesar.
Rumuskan tema
secara inspiratif untuk
membangkitkan rasa
ingin tahu anak.
Apakah anak didik
anda senang melihat
binatang-binatang
kecil di dalam got
depan sekolah pada
musim hujan?
Bagus, anda telah
menemukan tema
yang menarik bagi
anak.
3. Kemenarikan, artinya tema yang dipilih harus
menarik bagi anak dan mampu menarik minat
belajar anak.
Untuk lebih memberikan kemenarikan minat
belajar anak dan kebermaknaan suatu tema,
hendaknya guru dapat merumuskan tema dalam
bentuk kalimat yang inspiratif, misalkan tema
“matahari” dirumuskan dengan “matahari
sumber kehidupan manusia”, tema “tanaman”
dirumuskan menjadi “menanam dan merawat
tanaman”, tema “binatang” dirumuskan menjadi
“menyayangi binatang piaraan”
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI6 7
Teknik Pengembangan TemaDalam Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini,
tema tidak ditetapkan oleh
pemerintah, tetapi bersi-
fat fl eksibel penetapannya
oleh lembaga PAUD yang
melibatkan seluruh guru
pada saat pemilihan dan
penetapannya. Banyak hal
di lingkungan kehidupan
yang dapat dijadikan tema.
Artinya, apa yang terdapat
di lingkungan terdekat
seperti air, batu, kelapa,
alat transportasi, laut, dan
lain-lainnya dapat diangkat
menjadi tema. Oleh karenan itu, pengembangan tema di setiap lembaga dapat
berbeda-beda sesuai dengan lingkungan lembaga tersebut serta kondisi sarana
dan prasarananya.
a. Amati Lingkungan Sekitar
Guru dalam
mengidentifi kasi tema
dapat melihat lingkungan
sekitarnya, seperti sawah,
ayam, mobil, matahari,dan
pohon. Yang dilihat
oleh guru tersebut dapat
dijadikan sebagai tema.
b. Perhatikan Sosial Budaya
Kebudayaan yang terdapat di lingkungan sekitar anak
dapat diangkat menjadi tema, sebagai contoh Panjang
Mulud di Serang, Karapan Sapi di Madura, dan Perayaan
Tabot di Bengkulu.
c. Perhatikan Minat dan Kesukaan Anak
Dalam mengidentifi kasi tema guru juga dapat melihat
minat anak sebagai contoh banyak anak yang tertarik
dan menyukai kucing, ayam, dan lainnya.
d. Lakukan Curah Gagasan
Bersama semua guru, hasil mengamatan terhadap
lingkungan, sosial budaya, dan minat anak
diidentifi kasi melalui curah gagasan. Setiap guru
diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan
tema dengan bebas, dan setiap gagasan tema tidak
perlu dibahas dan dikomentari, melainkan ditampung
sebagai referensi dalam penetapan tema selanjutnya.
2. Membuat Webbing Tema/Maping Tema
Salah satu teknik dalam pengembangan tema melalui
webbing tema (jaring laba-laba). Setiap tema yang telah diidentifi kasi
dikembangkan ke dalam sub-subtema bahkan sub-subtema dalam
bentuk diagram seperti jaring laba-laba, sebagai contoh webing tema
sebagai berikut:
Guru sedang menjelaskan tentang tema tanaman
Kelompokkan
hasil curah
pendapat
tentang tema
sesuai jenisnya,
misalnya
kelompok
tanaman,
kelompok
binatang,
kelompok gejela
alam, dll.
Tema bersifat
fl eksibel
sesuai dengan
lingkungan,
budaya dan
sarana prasarana
disekolah.
Selanjutnya, tema yang telah ditetapkan akan
dimasukkan ke dalam program semester yang dilengkapi
dengan alokasi waktu yang akan digunakan pada
setiap tema. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan
keterampilan guru dalam memilih dan menetapkan tema
yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan tema.
Bagaimana merumuskan Tema?
1. Mengidentifi kasi tema, guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip pengembangan tema, yaitu (1)
kedekatan, (2) kemenarikan, (3) kesederhanaan,
dan (4) keinsidentalan. Beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh guru dalam mengidentifi kasi tema
antara lain adalah sebagai berikut.
Proses Curah Pendapat
sawah ayam mobil matahari
wortel embun pohon p e t a n i
andong pisang semut s u n g a i
sepeda pedagang bakso k e l i n c i ,
serangga ikan odong-odong sawah
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI8 9
Contoh 1:
Mengembangkan tema menjadi subtema.
Contoh 3:
Mengembangkan tema menjadi subtema dan sub-subtema Tema tumbuhan pada contoh di atas dikembangkan menjadi subtema:
padi-padian,
buah-buahan,
sayur-sayuran, dan
umbi-umbian.
Setiap subtema tersebut dikembangkan menjadi sub-subtema. Misalnya subtema “buah-buahan” menjadi sub-subtema:
mangganangkarambutan
manggis
pepaya, dll.
Tidak semua subtema atau sub-subtema dibahas dalam kegiatan bersama anak. Pilihlah yang paling penting dan diperkirakan sangat diminati anak dengan memperhatikan keragaman kegiatan yang dapat disiapkan guru.
Dalam contoh berikut dipilih sub-subtema “mangga”. Setelah menentukan sub-subtema, selanjutnya guru mengembangkan topik pembahasan yang terkait dengan sub-subtema yang dipilih. Pengembangan topik pembahasan membantu guru untuk memperluas kosakata baru (term), pengetahuan (fact) baru bagi anak dan prosedur kegiatan yang menarik.
Objek apa saja yang dapat dijadikan tema
Jika ditanyakan objek apa saja yang dapat dijadikan tema, maka jawabannya semua objek dapat dijadikan tema. Artinya, apapun dapat dijadikan tema, mulai dari benda, peristiwa, hingga ke negara. Berikut ini contoh tema-tema yang dapat dipilih.
menjadi s b s btema Misaln a s btema
Contoh di samping menunjukkan pengem-
bangan tema “diriku” menjadi subtema:
Cita-citaku,
Identitasku,
Tubuhku, dan
Kesukaanku.
Dari subtema tersebut yang akan
dikembangkan adalah subtema “tubuhku”
Contoh 2:
pengembangan subtema tubuh seperti berikut:
Setelah menetapkan subtema yang akan dibahas, selanjutnya dikembangkan menjadi topik yang akan dibahas bersama anak.
Contoh subtema “Tubuhku” akan membahas:
bagian-bagian tubuh
kegunaan setiap bagian tubuh
yang diperlukan agar tubuh sehat
cara merawat tubuh
bagaimana bila sakit
apa penyebab tubuh menjadi sakit
Penentuan topik yang akan dibahas ini sebaiknya melibatkan anak. Jika tidak memungkinkan, topik yang akan dibahas adalah pengetahuan baru bagi anak. Untuk menentukan topik, guru harus mencari bacaan agar pengetahuan yang dibahas bersama anak tidak salah.
Guru dapat mengembangkan kembali subtema menjadi sub-subtema bila dirasa subtema bersifat umum. Cara mengembangkan subtema menjadi sub-subtema sama dengan cara mengembangkan tema menjadi subtema. Di bawah ini dicantumkan contoh mengembangkan tema menjadi subtema dan subtema menjadi sub-subtema.
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI10 11
NO TEMA SUBTEMA SUB-SUBTEMA
5 Kendaraan
Darat Sepeda MotorDokar Mobil
Laut Perahu Kapal air
Udara Pesawat terbang
6 Negaraku
Lambang Negara
Burung garudaBendera Merah Putih
Lagu NasionalLagu KebangsaanLagu Wajib Nasional
PahlawanNama-nama pahlawan
7 Budayaku
Pakaian Pakaian nasionalPakaian daerah
Makanan Makanan daerah
TarianTarian modernTarian daerah
Permainan Tradisional
Permainan daerah
8
Tumbuh-tumbuhan
Padi-padian Padi Jagung
Buah-buahan
Mangga Nangka Rambutan Papaya
Umbi-umbian
Ketela pohonKentang BengkoangWortel
Sayuran
Kangkung Bayam Kacang panjangKol Buncis
9. dll dll dll
NO TEMA SUBTEMA SUB-SUBTEMA
1 Diriku
TubuhkuBagian-bagianFungsi Cara merawat
KesukaankuMakanan Kegiatan bermainTempat
Identitasku
Nama, umurNama orang tuaAlamat Ciri-ciri
KeluargakuAnggota Pekerjaan Kegiatan
2 Binatang
Unggas Burung Ayam Bebek
Ternak Kambing Ayam Sapi
Buas Harimau Singa Badak
3Lingkungan-ku
LautWilayah lautBiota laut
GunungJenis gunungTumbuhan di gunung
Sawah
Tanaman di sawahPerairan untuk sawah
Kotaku
lambang kotakuTempat bersejarah Ulang tahun kotaku
4Alam Semesta
Matahari Waktu, fungsi
AnginFungsi, proses terjadi
Bulan Waktu, fungsiBintang Waktu, nama
Seberapa luas tema dapat dikembangkan?
Sebuah tema dapat dikembangkan menjadi subtema, sub-subtema, pokok bahasan,
dan seterusnya. Jika pertanyaannya seberapa luas sebuah tema dikembangkan?
Jawabannya tergantung seberapa luas guru dapat memfasilitasi pengembangan
tema untuk memberi pengalaman baru pada anak.
Guru dapat mengembangkan sebuah tema menjadi sangat luas sesuai dengan
kebutuhan. Tema dan sub-tema dan sub-subtema dan seterusnya tersebut
merupakan hasil identifi kasi, baik yang dapat dipilih keseluruhan maupun sebagian,
tergantung ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang
konstektual. Artinya, bila guru yang banyak membaca tentu akan mengembangkan
tema menjadi sangat luas, tetapi dapat juga sebaliknya.
Walaupun demikian tema yang sudah kita tentukan akan lebih baik jika anak
diajak berpikir tentang pengetahuan yang lebih luas agar anak tidak salah dalam
memahami konsep dan ciri dari tema yang dibahas.
Contoh 1. Pengembangan tema – subtema – topik yang dibahas
Bagian-bagian tubuh
Fungsi bagian tubuh
Cara merawat bagian tubuh
Makanan kesukaanku
Baju kesukaanku
Kegiatan yang paling kusukai
Tempat liburan yang kusuka
Namaku
Nama ayah ibuku
Alamat rumahku
Tempat dan tanggal lahirku
Ciri-ciri aku
Anggota keluarga
Nama anggota keluargaku
Alamat rumahku
Pekerjaan ayah ibuku
Kebiasaan di keluargaku
Diriku(Tema)
Kesukaanku(Subtema)
Identitasku(Subtema)
Tubuhku(Subtema)
Keluargaku(Subtema)
Gambar: Pengembangan Tema – Subtema – Topik Bahasan
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI12 13
Contoh 2: Pengembangan tema – subtema – sub-subtema – topik bahasan Berapa lama waktu yang dibutuhkan
Tidak ada ketentuan sebuah tema dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Artinya, sebuah tema bisa dilaksanakan lama dan bisa juga singkat, tergantung
keluasan tema dan minat anak terhadap tema tersebut, juga seberapa luas dan dalam
guru dapat mengembangkan tema tersebut. Ada kalanya satu tema membutuhkan
waktu selama sebulan atau bahkan lebih, ada juga yang kurang dari sebulan.
Alokasi waktu dalam satu semester minimal 17 minggu, sehingga pengaturan
tema juga harus merujuk pada waktu yang tersedia dalam satu semester tersebut.
Penerapan tema dan alokasi waktunya diharapkan dirumuskan di awal semester,
untuk jangka waktu minimal satu semester, yang selanjutnya dimasukkan ke dalam
program semester.
kulit ari, buah berasal dari akar yg menggembung
tunas, umbiTumbuh
Kegunaan
Ciri:
kue, tepung, pengganti nasi
tumbuh-tumbuhan
(Tema)
umbi-umbian(subtema)
padi-padian(subtema)
sayuran(subtema)
brokoli
kol
kangkung
bayam
Jenis Jenis
kangkung darat,
kangkung air
arum manis, mana lagi, golek, dll
semusim, akar serabut, biji tunggal, batang beruas
sawah, ladang
Tumbuh
Kegunaan
Ciri:
nasi, bubur, kue, tepung
akar serabut, batang beruas, bunga bentuk
terom
batang kayu,daging buah,
biji, keping dua, akar tunggang.
biji, tunas, batang
biji,cangkok,
okulasi/tempeldisayur
disayur
Ciri-ciri Ciri-ciriTanam TanamManfaat Manfaat
bawang
mangga
bbbbbabababawawawawangngngng
talas
melon
tttallllalass
singkong
rambutan
iisingkkkkokong
kentang
nangka
padi
gandum
jagung
Sub-subtema
Sub-subtema
buah-buahan(subtema)
KD TEMA SUBTEMA ALOKASI WAKTU
• 2.11 3 3, 4.3, 3,4, 4,4
(Mob)
• 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 3.13,
4,13 (Sosem),
• 2.3, 3.5, 3,6, 4.6, 3,7, 4.4,
3.9, 4,9 (kognitif),
• 1.13, 3,10, 3.11, 3.12
(bahasa),
• 3.15- 4.15 (seni)
Binatang ikan
kupu-kupu
belalang
harimau
2 minggu
3 minggu
1 minggu
1 minggu
Dst ......
ALOKASI WAKTU: 17 MINGGU
Bagaimana merumuskan kompetensi dasar dan materi pembelajaran
dikaitkan dengan tema?
Proses pembelajaran menggunakan tema dapat membantu guru dalam mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan. Saat membahas tema bersama anak, guru dapat
memasukkan semua pengetahuan sikap dan keterampilan ke dalam tema tersebut
sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan, misalnya:
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI14 15
Tema Diriku, Subtema Tubuhku
Aspek Pengembangan Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Nilai Agama dan Moral
KD. 1.1 Mengenal Tuhan melalui ciptaan-Nya
tubuhku ciptaan Tuhan
Fisik Motorik
KD 2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
membiasaan anak untuk merawat tubuh: mandi, makan bergizi, dll.
KD 3.3-4.3 Mengenal anggota tubuh
nama- nama bagian tubuh dan fungsinya
Kognitif
KD 3.6-4.6 Mengenal warna, ukuran, bilangan
- warna kulit, mata, rambut
- ukuran tinggi tubuh- jumlah jari tangan
KD 3.7-4.7 Mengenal lingkungan sosial
dokter, rumah sakit, poliklinik, polindes, puskesmas
Sosial emosional
KD 2.5 Memiliki perilaku yang mencermin-kan sikap percaya diri
bangga dengan diriku, biasa menyapa teman dan guru saat bertemu
KD 2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat pada aturan untuk melatih kedisiplinan
pembiasaan taat aturan
Bahasa
KD 2.14 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun
pembiasaan sikap santun
KD 3.10- 4.10 Memahami bahasa reseptif
cerita, informasi,
SeniKD 3.15-4.15 Memahami berbagai karya seni
karya seni dengan berbagai media
Untuk lebih jelas dan rinci, pengembangan materi dipaparkan
di Pedoman Penyusunan Rencana Pembelajaran.
Untuk pengembangan tema, guru harus mempersiapkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi terkait tema dan subtema.
Walaupun untuk anak usia dini bukan pengetahuan
kognitif yang diutamakan, informasi yang dibahas tentang
tema seharusnya berdasarkan keilmuan yang sebenarnya.
Berarti guru harus banyak mencari tahu dan membaca
pengetahuan yang terkait dengan tema.
2. Menyiapkan bahan-bahan bacaan terkait tema dan
subtema. Tidak semua satuan PAUD memiliki buku yang
memadai untuk mendukung tema, tetapi bukan alasan
untuk tidak mengenalkan buku pada anak-anak didiknya.
Diupayakan setiap awal tema diawali dengan membacakan buku yang
sesuai dengan tema. Untuk mengatasi ketiadaan buku, guru dapat
membuka internet atau menggunakan majalah atau koran yang
memuat informasi tema yang dibahas.
Guru dapat
menggunakan
ensiklopedia
anak sebagai
salah satu
referensi dalam
mengembangkan
tema.
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI16 17
3. Menyiapkan media dan sumber
belajar yang diperlukan dalam
kegiatan main yang sesuai dengan
tema. Memahami anak usia dini
masih berpikir konkret, maka
sangat baik jika media dan sumber
belajar konkrit dapat dihadirkan.
Oleh karena itu, memilih tema yang
paling dekat dengan lingkungan
anak sangat membantu.
4. Menyiapkan lingkungan main
sesuai dengan tema. Setiap tema
memiliki ciri tertentu. Tema binatang
tentunya berbeda dengan tema
kendaraan. Untuk menarik minat
anak bermain dengan tema yang
ditentukan sangat baik jika ruangan
ditata dengan menghadirkan nuansa
tema, baik dengan menggunakan
bangunan kardus yang dibentuk
sesuai dengan tema maupun
dengan hiasan-hiasan yang tidak
membutuhkan biaya banyak. Di
bawah ini contoh penataan ruangan
saat tema “tumbuhan” digunakan
dalam pembelajaran.
5. Menyiapkan kegiatan-kegiatan
main sesuai dengan tema (awal,
selama, dan puncak tema). Secara
besaran kegiatan akan selalu sama
dari minggu ke minggu, tetapi isi
kegiatan main disesuaikan dengan
tema. Contohnya untuk tema laut,
main perannya menangkap ikan di
laut, sedangkan saat tema kotaku
diisi dengan main peran pasar malam.
Anak sedang bermain peran menjual ikan
Guru menjelaskan tema ikan bakar.
Anak antusias menangkap ikan pada tema ikan bakar
Apakah Puncak Tema itu perlu?
Untuk memberikan kebermaknaan
pembahasan tema, pada setiap akhir
tema perlu dikokohkan dengan puncak
tema. Kegiatan puncak tema bersifat
menggembirakan, penguatan sikap,
pengetahuan, keterampilan yang
melibatkan berbagai pihak terutama
orang tua/keluarga. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan dengan cara :
1. berdiskusi dengan anak tentang
pengalaman yang berkaitan dengan
tema yang sudah digunakan.
2. mengajak anak untuk menceritakan
kembali hasil karya selama
penggunaan tema kepada teman,
orang tua dan atau keluarga.
3. kunjungan lapangan dalam rangka
penguatan kompetensi yang sudah
dimiliki anak.
4. mengundang orang tua untuk kegiatan
bersama yang berkaitan dengan
tema, misalnya, dalam mengakhiri
penggunaan tema “kelapa” guru
dapat melibatkan orang tua untuk
membuat makanan di satuan PAUD
dengan bahan-bahan dari kelapa (es
kelapa, kue kelepon, dan lainnya).
Selain itu, guru mengajak orangtua
untuk mengapresiasi karya anak dari
pohon dan buah kelapa yang telah
dibuat oleh anak seperti sapu lidi,
gambar kolase, dan lainnya.
Anak bersepeda keliling desa sebagai puncak tema sepeda
Salah satu kegiatan puncak tema diisi dengan bazar yang memamerkan hasil karya anak untuk dilihat orang tua. Pada saat itu terjadi dialog antara anak dan orang tua.
Kegiatan lainnya adalah karnaval.
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI18 19
Bagaimana mengembangkan kegiatan dalam transisi
antartema?
Setelah mengakhiri tema, guru harus dapat mengkaitkan tema sebelum
dan tema yang akan digunakan selanjutnya untuk membangun minat dan
ketertarikan anak dalam memasuki kegiatan main di tema berikutnya.
Proses ini disebut transisi antar tema. Transisi antartema yang dilakukan
dengan berbagai cara antara lain:
1. diskusi tentang pengalaman anak terkait tema lama
2. berkunjung ke suatu tempat yang terkait dengan tema baru
3. membacakan cerita yang terkait dengan tema baru
4. berdiskusi sesuai dengan pengalaman anak yang terkait dengan tema
baru
5. mengundang narasumber yang memiliki keahlian/pengetahuan
terkait dengan tema baru
Contoh gambar di atas menunjukkan kegiatan anak saat diajak ke pasar sayuran setelah selesai membahas subtema buah-buahan dan akan beralih ke subtema sayur-sayuran.
PenutupPengembangan tema merupakan bagian penting yang harus dikuasai guru
dalam proses pembelajaran. Pengembangan tema yang baik dapat menambah
kosakata, mengembangkan pengetahuan, meningkatkan pemahaman,
dan meningkatkan keterampilan anak tentang tema tersebut. Tema dapat
memfokuskan perhatian anak sehingga memudahkan terwujudnya sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Jika guru memiliki kemampuan yang baik
dalam mengembangkan tema, proses pembelajaran menjadi lebih menarik
dan bermakna bagi anak.
Disusunnya pedoman pengembangan tema ini dapat mempermudah guru
dalam mengembangkan tema pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
lebih terarah, bermakna, dan menarik.
Mulailah dengan pengembangan tema secara sederhana, seiring waktu
berlalu guru akan mampu mengembangkan tema yang lebih luas dan
kompleks.
Selamat bekerja.
Salam
Penyusun
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI20 21
Dodge, Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman. 2002. Creative Curriculum for Preschool Fourth Edition, Washington DC: Cengange Learning.
Essa, Eva L, Introduction to Early Childhood Education, Annotated Student’s Edition, 6th. Belmont, USA: Wadsworth, 2011.
Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood Curriculum Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc.
Kolestenik J. Marjorie et all (2007). Teching Your Children Using Themes, Michigan State University, USA.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015.
Daftar PustakaCatatan
22
Dedi W. Mustofa([email protected])Rahmitha P. Soendjodjo (email: [email protected])Aries Susanti (email: [email protected])Nurmiati (email: [email protected])Irma Yuliantina (email: [email protected])
Alamat Tim Penulis