dinar dirham
TRANSCRIPT
PARADIGMA DINAR DIRHAM DALAM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro Islam
oleh :
ARI PERDANA GANDHI0806484080
Fakultas Pasca Sarjana Universitas IndonesiaProgram Studi Timur Tengah
Universitas Indonesia2009
Ekonomi Makro Islam
DAFTAR ISI
Daftar Isi 1I. Pendahuluan 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah 3II. Studi Literatur 4
2.1 Sejarah Dinar dan Dirham 42.2 Ayat Al Quran dan Hadist yang menyebutkan uang Dinar dan Dirham 5
III. Paradigma Dinar dan Dirham dalam Perdagangan Internasional 73.1 Dinar Dirham dalam Perdagangan 93.2 Implementasi Penggunaan Dinar Dirham dalam Perdagangan Internasional 13
IV. Kesimpulan dan 16 V. Daftar Pustaka 17
1
Ekonomi Makro Islam
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dinar dan dirham sebuah alat pembayaran yang sebenarnya telah lama dikenal sejak
zaman Romawi dan Persia, kedua negara tersebut merupakan dua negara adidaya yang
cukup besar pada masa itu. Dinar terbuat dari emas dan dirham terbuat dari perak.
Dinar (emas) dalam sejarah dunia pertama kali diperkenalkan melalui Romawi kuno pada
tahun 211 SM. Karena dinar adalah mata uang yang dipergunakan sebagai alat tukar
pembayaran transaksi ekonomi pada masa itu dan juga nilainya stabil yang disebabkan
adanya kadar emas dalam mata uang tersebut.
Pada masa Rasulullah SAW, beliau membuat suatu kebijakan terhadap perekonomian.
Dalam hal transaksi beliau menetapkan alat pembayaran yang digunakan kaum muslimin pada
saat itu berupa dinar dan dirham. Dalam menetapkan kebijakan ini, Rasulullah tidak secara
mutlak dan resmi mewajibkan kaum muslimin memakai kedua mata uang tersebut. Masih
adanya sistem barter dikarenakan pada zaman itu Rasulullah masih terfokus pada sistem
dakwah dengan tujuan menyusun kekuatan dan menambah jumlah umat muslin. Penggunaan
kedua mata uang ini berlanjut tanpa ada perubahan sedikitpun hingga tahun 18 H ketika
khalifah Umar bin Khattab menambahkan lafadz-lafadz islam pada kedua mata uang tersebut.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 masih terasa. Belum ada tanda-
tanda bahwa krisis di kawasan ini akan pulih sepenuhnya. Sebagaimana dimaklumi, krisis
ekonomi yang terjadi di kawasan Asia tersebut berawal dari krisis nilai tukar mata uang, yaitu
semakin kuatnya mata uang asing khususnya dollar Amerika terhadap mata uang domestik.
Akibatnya harga-harga meningkat secara berlipat karena struktur ekonomi Indonesia
didominasi impor, baik bahan baku maupun barang jadi. Di bidang jasa keuangan juga
demikian, tingkat suku bunga meroket sehingga pada puncaknya pernah mencapai 90%.
Dunia usaha macet, tingkat pengangguran semakin besar, inflasi meninggi, pertumbuhan
negatif dan seterusnya. Orang juga ingat kembali bahwa dalam sejarah ekonomi, baru pada
tahun 1990an Itulah krisis mata uang muncul kembali setelah menimpa Amerika pada tahun
1973. Sebelumnya ketika Bretton Wood Agreement masih diikuti, dimana setiap mata uang
harus dirujuk kepada emas, belum pernah terjadi krisis seperti itu. Amerika dibawah Nixon
yang kemudian membatalkan perjanjian Bretton Wood tersebut pada tahun 1971 ketika dollar
Amerika semakin lemah dan ekonomi Amerika mengalami krisis.
2
Ekonomi Makro Islam
1.2 Perumusan Masalah
Untuk mengetahui serta menambah wawasan mengenai paradigma dinar dan dirham
dalam perdagangan internasional dalam pandangan Islam, sehingga dapat menentukan
langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menghadapi krisis global yang dialami dunia
internasional.
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis sebagai tugas perseorangan mata kuliah Ekonomi Makro Islam.
II. Studi Literatur
2.1 Sejarah Dinar dan Dirham
2.1.1 Masa Pra Islam
3
Ekonomi Makro Islam
Pada masa sebelum datangnya islam, uang Dinar dan dirham sebuah alat pembayaran
dalam transaksi perdagangan. Uang Dinar Emas dan Dirham Perak dikenal sejak zaman
Romawi dan Persia, kedua negara tersebut merupakan dua negara adidaya yang cukup besar
pada masa itu.
Dinar (emas) dalam sejarah dunia pertama kali diperkenalkan melalui Romawi kuno pada
tahun 211 SM. Menurut hukum islam, uang dinar dipergunakan setara 4,25 gram emas 22
karat dengan diameter 23 milimeter sedangkan Dirham 2,975 gram perak murni. Karena dinar
adalah mata uang yang dipergunakan sebagai alat tukar pembayaran transaksi ekonomi pada
masa itu dan juga nilainya stabil yang disebabkan adanya kadar emas dalam mata uang
tersebut.
2.1.2 Masa Rasulullah dan Sahabat
Pada masa Rasulullah SAW dan sahabat mereka membuat suatu kebijakan terhadap
perekonomian. Dalam hal transaksi mereka menetapkan alat pembayaran yang digunakan
kaum muslimin pada saat itu berupa dinar dan dirham dan juga dijadikan sebagai standar
ukuran hukum syar’i.
Kemudian pada tahun 20 H, Khalifah Umar r.a memerintahkan unntuk mencetak uang
baru mengikuti gaya dirham Persia dengan sedikit modifikasi. Dimana ditambah lafadz yang
ditulis dengan huruf Arab gaya Kufi, seperti lafadz Bismillah dan Bismillahi Rabbi.
Pada masa Khalifah Ali r.a mata uang islam memiliki ciri khusus baru, namun
peredarannya terbatas karena kondisi politik ketika itu yang kacau dimana khalifah lebih
terfokus pada masalah politik yaitu nperang unta dan perang siffin.
2.1.3 Masa Kekhalifahan s.d Turki Usmani
Pada zaman Muawiyah, mata uang gaya persia juga dicetak dengan mencantumkan
grafik dan pedang. Pada zaman ini pemerintah mengeluarkan dirham dengan mencantumkan
nama khalifah.
Mata uang yang beredar saat itu belum berbentuk bulat seperti uang logam sekarang.
Baru pada zaman Ibnu Zubair dicetak mata uang berbentuk bulat, dengan peredaran terbatas
di Hejas. Pada tahun 72-74 H, Bishri bin Marwan mencetak mata uang yang disebut atawiyah.
Sedangkan pada zaman Abdul Malik (76 H), pemerintahan mendirikan percetakan uang
antara lain di Dara’bjarb, Suq Ahwaz, Sus, Jay, Manadar, Maysan, Ray dan Abarqubadh. Mata
uang khalifah dicetak secara terorganisir dangan kontrol pemerintah.
2.2 Ayat Al Quran dan Hadist yang menyebutkan Uang Dinar dan Dirham
4
Ekonomi Makro Islam
2.2.1 QS. At-Taubah ayat 34
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-
orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”
2.2.2 QS. Al Kahfi ayat 19
Artinya : “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di
antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah
kamu berada (disini)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari."
Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).
Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang
perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia
membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah
sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.”
2.2.3 QS. Yusuf ayat 20
5
Ekonomi Makro Islam
Artinya : “Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham
saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf[747].”
2.2.4 QS. Ali Imran ayat 75
Artinya : “Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta
yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu
mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu
selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi kami
terhadap orang-orang ummi[206]. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka
mengetahui.”
2.2.5 Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)
”Dinar dengan dinar, tidak ada kelebihan antara keduanya (jika dipertukarkan); dan
Dirham dengan Dirham dan tidak ada kelebihan diantara keduanya (jika dipertukarkan).”
2.2.6 Rasulullah SAW bersabda (HR. Muslim)
”Uang logam perak jumlahnya dibawah lima auqiyah tidak ada kewajiban zakat atasnya.”
III. Paradigma Dinar dan Dirham dalam Perdagangan Internasional
Secara umum perdagangan internasional merupakan sarana untuk melakukan pertukaran
barang dan jasa internasional. Pada tahun 1995 terbentuk organisasi perdagangan dunia WTO
(World Trade Organization). WTO berperan besar dalam mempromosikan perdagangan bebas
dalam proses globalisasi. Tujuan utama didirikannya WTO adalah untuk mendorong dan
mengembangkan liberalisasi perdagangan dan menyediakan sebuah sistem perdagangan
dunia yang aman.
Salah satu konsekuensi dari lahirnya WTO adalah bahwa setiap negara yang ada didunia
akan berada dalam level dan tingkat yang sama dalam perdagangan internasional. Keadaan
ini menjadikan negara-negara yang sedang berkembang berada dalam skenario ekonomi
global dan harus bersaing dengan negara-negara maju. Liberalisasi perdagangan merupakan
6
Ekonomi Makro Islam
tantangan bagi negara-negara miskin dan negara yang sedang berkembang untuk bisa
mempertahankan ekonominya dan ikut dalam persaingan global.
Penggunaan uang fiat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian dunia, untuk
mengatasi hal itu penggunaan uang dinar merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia
yang menggunakan uang fiat. Adapun muncul beberapa pemikiran mengenai penggunaan
uang Dinar, antara lain :
1. Al-Maqrizi (768-845 H) dalam bukunya Ighotsatul Ummah bi Kasyfil Ghummah
menjelaskan kondisi tersebut secara terperinci serta memberikan jalan keluar bagi kondisi
perekonomian Mesir pada waktu itu. Diantara pemikiran Al-Maqrizi tersebut adalah :
a. Hanya dinar dan dirham yang bisa digunakan sebagai uang;
b. Menghentikan penurunan nilai uang (debasement of money); dan
c. Membatasi penggunaan uang fulus.
2. Hasan dalam bukunya Al-awraq an-Naqdiyyat fi al-Iqtishadi al-Islamy menjelaskan setelah
Perang Dunia I, setiap Negara memberlakukan peraturan dan pengawasan ketat
terhadap perdagangan dunia untuk menurunkan jumlah impor barang dan komoditas
seperti pemberlakukan pajak dan cukai. Setiap Negara berusaha untuk mendorong
peningkatan ekspor yang kemudian menyebabkan perbedaaan harga di setiap negara
dan ketika perdagangan mengunakan emas, maka indeks harga akan mempertahankan
kesesuaian, karena menggunakan system emas sangat berperan penting untuk menjaga
stabilitas harga diberbagai negara.
3. Majdi, Siswantoro dan Brozovsky dalam buku Stable and Just Global Monetary System,
2002 menjelaskan bahwa penggunaan uang Dinar yang dilakukan oleh kedua Negara
dalam perdagangan bilateral akan menyebabkan penyesuaian otomatis terhadap neraca
pembayaran (balance of payment) kedua negara. Dalam bukunya Siswantoro et al,
berdasarkan pengalaman penggunaan uang Dinar diperlukan adanya pengaturan, berupa
a. Uang Dinar hanya boleh digunakan untuk pertukaran barang dan jasa.
b. Untuk menghindari terjadinya pengumpulan uang Dinar, maka nilai moneter dari uang
Dinar harus lebih tinggi dari nilai intrinsiknya.
c. Penggunaan uang Dinar diperlukan adanya peran bank sentral untuk mengontrol dan
menentukan jumlah Dinar yang beredar.
4. Syeikh Taqyuddin An-Nabhani memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang
benar menurut Islam hanya emas:
a. Ketika Islam melarang praktek penimbunan harta, Islam hanya mengkhususkan
larangan tersebut intik emas dan perak, padahal harta (mal) itu mencakup semua
barang yang bisa dijadikan kekayaan.
7
Ekonomi Makro Islam
b. Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum-hukum yang baku dan tidak
berubah-ubah. Ketika Islam mewajibkan diyat tersebut dengan ukuran tertentu dalam
bentuk emas.
c. Rasulullah SAW telah menetapkan emas dan perak sebagai uang, dan beliau
menjadikan hanya emas dan perak sajalah sebagai standar uang.
d. Ketika Allah SWT mewajibkan zakat uang, maka Allah telah mewajibkan zakat
tersebut untuk emas dan perak, kemudian Allah menentukan nishab zakat tersebut
dengan nishab emas dan perak.
e. Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang,
hanya dilakukan dengan emas dan perak. Semua transaksi dalam bentuk finansial
yang dinyatakan dalam Islam hanya dinyatakan dengan emas dan perak.
3.1 Dinar-Dirham dalam Perdagangan
Dinar-dirham pertama dicetak kembali oleh Islamic Mint Spanyol di bawah kewenangan
World Islamic Trade Organization (WITO), dengan spesifikasi mengikuti standar yang
ditetapkan ‘Umar ibn al-Khattab, yakni dinar terbuat dari emas 22 karat 4,25 gram dan dirham
dari perak sterling (95%) 2.975 gram. Sejak itu dinar-dirham pernah dicetak di Spanyol,
Skotlandia, Jerman, Afrika Selatan, Dubai, Indonesia.
Di tahun 1993, Kurtzman menulis dalam bukunya, “The Death of Money” bahwa konsep
uang-kertas telah diputarbalikkan ketika Presiden Nixon melepas dolar AS dari emas yang
menyokongnya. Turki. Prof ‘Umar Ibrahim Vadillo, pengagas dan pimpinan WITO, menyajikan
dinar-dirham ke hadapan Dr. Necmettin Erbakan yang menduduki kursi perdana menteri
setelah Partai Refah menang Desember 1995. Dr. Erbakan lalu menyatakan akan menjadikan
dinar emas sebagai mata uang nasional. Dalam sebuah Konferensi Islam di mana Istanbul dan
Gubernurnya, Recep Tayyib Erdogan, menjadi tuan rumah, Dr. Erbakan meminta Shaykh Dr.
Abdalqadir as-Sufi naik ke atas panggung dan mengacungkan dinar ke hadapan warga
Istanbul. Aula konferensi serentak menjadi semarak dengan tepukan membahana dan seruan
takbir. Sayang, momen itu tak berlangsung lama.
1996, website pertama e-dinar.com, yakni sistem pembayaran elektronik via internet
berbasis dinar emas, diluncurkan. Dengan e-dinar ini, segala masalah yang timbul seperti
ketidakpraktisan mengirim uang dengan dinar emas dapat diselesaikan.
Juni 1997, Dr Erbakan jatuh lewat sebuah kudeta yang digalang militer, dan partai Refah
dibubarkan Mahkamah Tinggi Konstitusional, Januari 1998. 1996, Afrika Selatan. Diterbitkan
buku “The Return of the Gold Dinar”, disusun oleh ‘Umar Ibrahim Vadillo, oleh penerbit
8
Ekonomi Makro Islam
Madinah Press. Buku tersebut memberi penjelasan lengkap, tak hanya mengenai sejarah
dinar-dirham namun juga bagaimana uang-kertas mempengaruhi harga-harga.
1998, Universiti Sains Malaysia, Penang. Dinar emas dan dirham perak mulai dibahas
dalam International Islamic Political Economy Conference (IIPEC) ke-3 yang diresmikan oleh
Tun Daim Zainuddin, yang kemudian menjabat Menteri Keuangan.
1998. Dr Nasir Farid Wasil, Mufti Mesir, menyerukan ekonomi Islam kembali disandarkan
kepada emas dan perak, sebagai pengganti dolar Amerika. 30 Oktober 1998, Chicago. Di
hadapan American Muslim Social Scientists, Imad-ad-Dean Ahmad dari Minaret of Freedom
Institute menyampaikan pesan pentingnya dinar dalam moneter Islam.
Juli 1999, Jakarta. Diadakan seminar bertajuk ”Dinar Emas, Solusi Krisis Moneter” yang
digelar PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) dan SEM Institute. Hasil
seminar itu telah dibukukan dengan judul yang sama. 2000, Indonesia. Dinar dan dirham
dicetak kembali pertamakalinya di nusantara oleh fuqara shadilliya-darqawiyya (Amir Achmad
Adjie, Amir Abbas Firman dan Muqaddem Malik Abdalhaqq) dan dinar-dirham mulai diedarkan
melalui Islamic Mint Nusantara. orang-orang ini yang juga bergiat menyebarkan ilmu dan
amalnya bagaimana menjalankan dinar-dirham dan keseluruhan banguanannya, melalui ribat-
ribat yang aktif di jakarta dan bandung.
2000, e-dinar Ltd, sebuah institusi swasta berbadan hukum yang mengoperasikan e-
dinar, didirikan di Labuan, Malaysia. Kemudian e-dinar diluncurkan dalam IIPEC ke-4, yang
diselenggarakan ISNET-USM dan diresmikan oleh Deputi Perdana Menteri Malaysia. Kini
sebanyak 300,000 orang dari 160 negara telah mulai menggunakannya.
25 Juni 2001, Kuala Lumpur. Saat meresmikan Simposium Al-Baraka Ke-20 mengenai
Ekonomi Islam, Dr. Mahathir Mohamad menyatakan digunakannya dinar emas sebagai mata
uang Muslim dalam Islamic Trading Bloc dan sebagai cadangan nasional negara-negara
anggota OKI.
Juli 2001, Kuala Lumpur. Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi didampingi ‘Umar Vadillo, CEO
e-dinar Ltd., bertemu dengan Dr Mahathir. Kemudian, menjelang penganugerahan gelar
doktornya, Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi menyampaikan “Restoration of Fiscal Islam” yang
menegaskan dinar emas dan dirham perak perlu kembali digunakan dalam sistem moneter.
November 2001, Dubai. Islamic Mint secara resmi meluncurkan dinar emas dan dirham
perak di Uni Emirat Arab, dan khalayak dapat memperolehnya di Thomas Cook Rostamani
Exchange Company maupun di Dubai Islamic Bank. Dalam kesempatan itu juga ‘Umar Ibrahim
Vadillo menekankan perlunya zakat dibayar dengan dinar. 24 November 2001, Bandung.
“Seminar Dinar-Dirham, solusi krisis mata uang”, diadakan oleh DKM Masjid Unpad, dengan
9
Ekonomi Makro Islam
pembicara di antaranya Achmad Iwan Adjie dari Islamic Mint Nusantara dan Zaim Saidi dari
PIRAC.
Maret 2002, Kuala Lumpur. Kembali satu berita gembira saat Dr. Mahathir Mohamad
menyatakan bahwa Malaysia telah menyediakan mekanisme penggunaan dinar emas dan
menjadikannya alat pembayaran dalam perdagangan internasional. 1 Mei 2002, Kuala Lumpur.
Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohamad, kembali menyatakan bahwa Malaysia
sedang menjajagi usaha digunakannya dinar emas dalam perdagangan dengan tiga negara
Asia Barat, dan Maroko, Libya serta Bahrain telah menyatakan tertarik. Beliau juga
mengusulkan digunakannya sistem e-dinar untuk menyiasati perpindahan emas dalam bentuk
fisik dalam pembayaran internasional dan dalam hal itu perjanjian bilateral diperlukan.
Akhir Mei 2002, Medan. Yayasan Dinar Dirham menyelenggarakan seminar bertemakan
dinar-dirham solusi krisis moneter, dengan pembicara di antaranya Dr. Hakimi, Dr. Zuhaimy,
Dr. Abdalhamid Evans, dan O.K. Saidin. Seminar tersebut berhasil menekankan perlunya
mekanisme inti yakni suq, qirad dan dinar untuk kembali kepada ekonomi yang sejati, ekonomi
yang lebih menitikberatkan pada pasar, qirad, perdagangan, waqaf, paguyuban dan dinar
emas.
Agustus 2002, Kuala Lumpur. Dalam seminar “Stable and Just Global Monetary Systems”
Mahathir menegaskan digunakannya dinar emas sebagai alat pembayaran dalam
perdagangan bilateral antara Malaysia dan negeri lain mulai pertengahan 2003, dan
selanjutnya diperluas menjadi perdagangan multilateral. Kemudian penasihat ekonomi perdana
menteri, Tan Sri Nor Mohamed Yakcop, menjelaskan mekanisme penggunaan dinar emas
melalui perjanjian bilateral dan multilateral.
Oktober 2002. Ketua PIRAC Ir. Zaim Saidi mendirikan Wakala Adina di Jakarta.
Sebelumnya, telah berdiri pula Wakala-Islamic Mint Nusantara di Bandung dan Wakala Ribat
Jakarta. Fungsi Wakala di antaranya sebagai gerai tukar di mana khalayak dapat berjual-beli,
menukar dan menitipkan dinar-dirhamnya. Karena fungsinya sebagai wakil dari pemilik dinar-
dirham, maka Wakala tak boleh meminjamkan dinar-dirham maupun memberikan kredit
kepada pihak ketiga. Zaim Saidi juga dikenal aktif menulis dinar-dirham di berbagai media dan
mengisi berbagai seminar dan diskusi.
22-23 Oktober 2002, Kuala Lumpur. Satu seminar besar lain yang dihadiri negara-negara
anggota OKI, yakni “The Gold Dinar in Multilateral Trade”. Dalam seminar itu Bijan Latif,
pimpinan Central Bank Iran, mendukung didirikannya sekretariat di Malaysia untuk
mengkoordinasikan perkembangan kebijakan dinar emas. Dr. Mahathir Mohamad juga
menyatakan untuk kembali kepada perjanjian Bretton Wood di mana mata uang dunia
disandarkan kepada emas.
10
Ekonomi Makro Islam
2 November 2002, Bandung. Diselenggarakan Semiloka “Dinar dan Dirham sebagai salah
satu alternatif Keluar dari Himpitan Krisis”, di Balai Asri Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Bandung.
Bertindak sebagai pembicara dalam Semiloka yang diadakan ICMI yakni Dr. Hakimi Ibrahim
dari ISNET USM Malaysia, Ketua umum ICMI Adi Sasono, dan pimpinan Islamic Mint
Nusantara Amir Achmad Iwan Adjie. Dalam kesempatan itu Adi Sasono mengajak semua
pihak menguatkan perekonomian Indonesia supaya tidak bergantung pada negara lain. Salah
satunya adalah dengan penggunaan dinar-dirham yang stabilitas nilai mata uangnya terjamin.
21 November 2002, Jakarta. Seminar “Zakat dan Dinar Sebagai Kekuatan Dimensional
Ekonomi Bagi Hasil” diselenggarakan di Auditorium Plasa Mandiri dengan pembicara seperti
Revrisond Baswir, Iwan Pontjowinoto, Jefril Khalil, Zaim Saidi, dan Eri Sudewo dan lainnya.
27 November 2002. Dalam satu seminar di Jakarta, ICMI mengusulkan pembayaran haji
dengan dinar. ”Saya mengusulkan kenapa kita tidak merintis sesuatu yang lebih radikal dalam
konsep syariah dengan membayar ongkos naik haji menggunakan dinar saja,” ujar Adi
Sasono. Beliau berpendapat, dengan menggunakan dinar maka spekulasi fluktuasi mata uang
ataupun permainan valas dapat dihindari.
22 Desember 2002, bertempat di Gedung MUI Depok, BMT Al Kautsar, Depok,
meluncurkan pemakaian dinar dan dirham. Salah satu produk yang dipasarkan dengan dirham
adalah air dalam kemasan MQ. Tiap kardus, berisi 48 gelas air kemasan MQ, dijual oleh AL
Kautsar dengan harga 1 dirham. “Kami ingin menjadikan dinar dan dirham sebagai mata uang
sejati umat Islam,” ujar Ahmad Saifuddin, Ketua Umum BMT Al Kautsar kepada Republika.
Dalam acara tersebut hadir pula perwakilan dari Ahad Net yang menyatakan tengah menjajagi
pemakaian dinar dan dirham dalam jaringan usahanya.
24 - 26 Januari 2003, Pontianak. Dalam pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas)
ICMI dan Konferensi Nasional Ekonomi Syariah, Wakil Presiden Hamzah Haz mencanangkan
sosialisasi penggunaan mata uang dinar dan dirham. Pemasyarakatan penggunaan dinar-
dirham, terutama dalam pembayaran zakat, transaksi berskala besar dan internasional, akan
melibatkan berbagai lembaga keuangan seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), Dompet
Dhuafa Republika, PIRAC, Murabitun Nusantara, Yayasan Dinar-Dirham Medan, Masyarakat
Syariah, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), maupun Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(Pinbuk). Seusai menutup Konferensi dan Silaknas, mantan ketua umum ICMI Adi Sasono
menyatakan ICMI menyarankan penggunaan mata uang dinar dan dirham secara bertahap
dimulai dari tabungan haji, alat pembayaran zakat, mas kawin, tabungan masa depan
(beasiswa). ICMI juga menyerukan agar pemerintah berani mengambil kebijakan politik dalam
meningkatkan peran dinar dan dirham sebagai cadangan devisa maupun sebagai alat tukar
transaksi.
11
Ekonomi Makro Islam
27 Januari 2003, Jakarta. Menurut ketua Departemen Ekonomi ICMI, Sugiharto, ICMI dan
sejumlah institusi lain yang tergabung dalam Forum Gerakan Dinar-Dirham Indonesia
(Forindo), seperti MUI, Yayasan Dinar-Dirham, PNM, Wakala Adina, Masyarakat Ekonomi
Syariah, Asbisindo, dan Forum Zakat Nasional, sedang menyiapkan cetak biru penerapan
mata uang dinar dan dirham dalam perekonomian Indonesia.
Januari 2003. Pakar ekonomi dari Universitas Bengkulu (Unib), Prof. Dr. Zulkifli Husin,
SE, MSc, menilai penggunaan mata uang dinar dalam perdagangan luar negeri akan
menguntungkan perekonomian Indonesia, karena nilainya relatif stabil. Kini, Dinar-Dirham
dicetak secara berkesinambungan oleh Islamic Mint Dubai dan Islamic Mint Nusantara, dan
digunakan secara pribadi di 22 negara.
Mulai 2004, Malaysia akan menggunakan dinar emas sebagai alat tukar dalam
perdagangan bilateral Malaysia-Iran.
3.2 Implementasi Penggunaan Dinar Dirham dalam Perdagangan Internasional
Untuk menggantian peran uang fiat dan menjadikan uang Dinar sebagai mata uang global
diperlukan beberapa langkah dan strategi yang bertahap atau tidak secara drastis. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penerapan uang Dinar dalam perdagangan internasional,
antara lain :
1. Peran Uang Dinar dalam Perdagangan
Penggunaan uang Dinar tidak ditujukan untuk menggganti peran mata uang domestic,
tetapi hanya digunakan untuk pembayaran atas transaksi perdagangan barang dan jasa
luar negeri. Uang tetap diperlukan sebagai alat transaksi domestic. Uang Dinar tidak
diwujukan dalam bentuk fisik tetapi diukur dalam ukuran harga emas. Pembayaran tidak
dilakukan dengan mentransfer uang Dinar dari satu Negara ke Negara lain, tetapi hanya
mentransfer ekuivalen emasnya ke bank custodian yang telah disepakati. Hal ini ditujukan
untuk menghindari kesulitan untuk mentransfer emas dalam bentuk fisik serta
memberikan kemudahan bagi Negara yang tidak memiliki sumber daya emas yang cukup.
2. Penggunaan Dinar Emas
Uang Dinar tersebut akan digunakan dalam transaksi perdagangan multilateral dan
bilateral. Perdagangan multilateral melibatkan beberapa Negara dalam transaksi
perdagangan, sedangkan transaksi bilateral melibatkan dua Negara yang bertransaksi.
Perdagangan bilateral tidak hanya terbatas pada Negara dalam satu regional, tetapi juga
bisa dengan Negara yang berada diluar regionalnya.
3.2.1 Uang Dinar dan Transaksi Perdagangan Bilateral
12
Ekonomi Makro Islam
Transaksi perdagangan bilateral merupakan perdagangan melibatkan dua negara.
Perdaganga bilateral akan melibatkan peran dari bank sentral kedua negara. Dalam
perdagangan kedua Negara terlebih dahulu akan menentukan batas kreditpemayaran yang
akan dilakukan oleh bank sentral adalah pembayaran secara periodic berupa
mentransferemas atau dengan cara kepemilikan emas di bank custodian.
Sistem perdagangan bilateral akan memakai jasa Letter of Credit (L/C) perbankan dalam
melakukan perdagangan. L/C merupakan jasa yang akan diberikan bank kepada nasabahnya
dalam rangka mempermudah dan memperlancar transaksi jual beli barang terutama yang
berkaitan dengan transaksi internasional.
Mekanisme L/C tidak hanya digunakan pada transaksi perdagangan konvensional,
tetapijuga pada transaksi dengan uan Dinar karena pada dasarnya transaksi bilateral yang
selama ini digunakan (transaksi bilateral konvensional) oleh berbagai negara. Perbedaan yang
terjadi hanya pada mata uang pembayaran transaksi perdagangan.
Begitu pula pada model dari transaksi, tidak jauh berbeda dengan model transaksi
perdaganagn konvensional. Transaksi akan melibatkan bank sentral kedua Negara dan
sebuah bank custodian yang berfungsi sebagai bank yang akan mengatur dan memfasilitasi
pembayaran perdagangan negara peserta dan berperan penting dalam mempermudah
terjadinya perdagangan.
3.2.2 Model Perdagangan Bilateral dengan Uang Dinar
Perdagangan secara bilateral merupakan suatu jenis perdagangan yang mudah dan
sederhana untuk dilakukan oleh kedua Negara. Perdagangan secara bilateral memberikan
kemudahan bagi kedua Negara untuk melakukan perhitungan neraca perdagangan dan
melakukan pembayaran.
Dalam buku The Thieft of Nations, Memerra menggambarkan tentang model
perdagangann bilateral dengan mengunakan uang Dinar sebagai alat pembayaran
perdagangan. Dalam model tersebut digambarkan tentang perdagangan bilateral antara
Malaysia dengan Arab Saudi yang melibatkan peran dari pengimpor dan pengekspor, bank
komersial, bank sentral kedua Negara dan bank kustodian sebagai tempat kepemilikan Dinar
emas kedua Negara.
Dalam konferensi internasional pada tahun 2003 tentang “Gold in International Trade,
Strategic Positioning in Global Monetary System”, Latifah Merican Cheong dari Bank Negara
Malaysia menjelaskan tentang mekanisme dan proses dari penggunaan uang dinar emas
dalam perdagangan bilateral. Dalam perdagangan bilateral dengan uang dinar emas akan
melalui beberapa proses :
13
Ekonomi Makro Islam
1. Pengimpor dan pengekspor melakukan kontrak jual-beli,
2. Pengimpor akan melakukan permohonan L/C kepada salah satu bank komersial yang
telah ditentukan oleh dan sentral dan bank komersial akan meneruskannya ke bank
komersial pengekspor,
3. L/C diterima oleh bank komersial negara pengekspor, maka pengekspor akan melakukan
pengiriman,
4. Pengimpor akan melakukan pembayaran dalam mata uang domestiknya melalui bank
komersial yang ada negara pengimpor,
5. Setelah menerima pembayaran daripengimpor, bank komersial akan melakukan
pembayaran ke bank sentral dengan mengunakan uang domestic.
6. Bank komersial pengekspor akan melakukan permintaan pembayaran kembali atas
ekspornya dengan mengunakan uang domestiknya kepada bank sentralnya,
7. Bank sentral kedua negara akan mencatat transaksi tersebut dan menjumlahkan semua
transaksi pada akhir periode yang telah ditentukan,
8. Bank sentral pengimpor akan melakukan pembayaran dengan cara mentransfer
ekuivalen emas ke bank kustodian yang menjadi tempat penyimpanan cadangan emas
kedua negara.
9. Bank sentral negara pengimpor akan menginstruksi ke bank custodian untuk melakukan
pembayaran kepada bank pengekspor melalui cadangan emasnya yang ada di bank
custodian
10. Bank custodian melakukan konfirmasi pernyataan tentang transfer dinar emas kedua
negara.
3.2.3 Infrastruktur Perdagangan Bilateral dengan Menggunakan Uang Dinar
Dalam perdagangan bilateral dengan sistem uang dinar diperlukan adanya peran serta
dari lembaga keuangan yang bertujuan untuk mengatur pencatatan keuangan dan
pengontrolan perdagangan. Idealnya, ada tida lembaga keuangan yang memiliki peranan
penting dalam perdagangan bilateral dengan system uang dinar, diantaranya:
1. Bank Sentral
Bank sentral akan memainkan peranan penting dalam perdagangan. Bank sentral akan
memiliki dua peranan penting dalam perdagangan bilateral, yaitu: Pertama, Bank sentral
adalah lembaga yang mengatur dan mengawasi perdagangan uang dinar di setiap
Negara. Bank sentral menyediakan jaminan untuk jumlah uang dinar yang dibutuhkan
14
Ekonomi Makro Islam
dalam melakukan pembayaran ketika terjadinya surplus atau defisit pada ekspor dan
impor. Untuk menjalankan peran tersebut dengan baik diperlukan adanya standar dan
aturan yang sama setiap Bank sentaral yang ada di Negara-negara muslim. Hal ini bisa
dilakukan dengan adanya peran dari Islamic Development Bank (IDB) atau Organization
of Islamic Conference (OIC). Kedua, Bank sentral bisa berperan sebagai sebuah Bank
kustodian dalam negeri. Bank sentral bisa menjadi tempat jual beli uang dinar bagi
individu, pengusaha, dan perbankan komersial yang membutuhkan uang dinar untuk
melakukan transaksi perdagangan. Untuk melakukan peran tersebut diperlukan sebuah
Bank sentral yang memiliki kapasitas yang legal dan aturan yang kuat untuk bisa
menjalankan peran tersebut (Thani, 2003; Cheong,2003)
2. Central Depository
Perdagangan bilateral hanya melibatkan dua Negara peserta, tetapi dalam perdagangan
internasional juga terdapat perdagangan secara multilateral yang terdiri dari beberapa
Negara peserta. Dengan semakin banyaknya negara peserta perdagangan, maka proses
perdagangan akan sedikit lebih rumit. Perdagangan dengan banyaknya Negara peserta
akan membutuhkan system pengaturan yang tepat, akurat, dan akuntabilitas. Untuk itu,
diperlukan adanya sebuah Central Depository (pusat penyimpanan). Central Depository
merupakan tempat kliring dan temptat melkukan penyeimbangan surplus dan defisit
perdagangan Negara-negara yang tergabung dalam perjanjian perdagangan multilateral.
3. Institusi Keuangan Lainnya
Walaupun transaksi perdagangan dengan uang dinar lebih banyak dilakukan dengan
media elektronik dibandingkan dengan bentuk fisik dari uang dinar tersebut. Tetapi setiap
transfer dari uang dinar melalui media elektronik harus sesuai dengan ketersediaan fisik
dari uang dinar tersebut. Uang dinar merupakan yang terbuat dari emas sebagai logam
mulia yang berharga. Sehingga dalam prakteknya tidak tertutup kemungkinan bahwa
uang dinar dibutuhkan dalam bentuk fisik oleh masyarakt. Untuk mengatasi hal tersebut
diperlukan adanya sebuah lembaga keuangan yang memfasilitasi kebutuhan terhadap
uang dinar dalam bentuk fisik tersebut (Thai, 2003)
3.2.4 Peraturan Tentang Penerapan Uang Dinar dalam Perdagangan Internasional
Mengimplementasikan uang dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional harus
merujuk kepada peraturan dan undang-undang yang membolehkan uang dinar yang terbuat
dari emas bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Setidaknya, ada tiga aturan ( legal issues)
yang berkenaan dengan menggunakan uang dinar dalam pergagangan internasional
(Thai,2003) yaitu :
15
Ekonomi Makro Islam
1. International Legal Impediments
Ada beberapa peraturan yang berkaitan dengan penerapan uang dinar dalam
perdagangan internasional dalam Articles of Agreement of The International Monetary
Fund. Pada 1945 salah satu aturan yang ditetapkan IMF adalah system par value yang
mengharuskan Negara-negara anggota mengkonversikan mata uang mereka seperti
dolar yang di-peg kepada emas sebesar1/35 per ons emas. Setelah system par value
berakhir pada tahun 1971, Negara anggota mengadopsi aturan yang di buat IMF pada
tahun 1076 the Second Amendement to the Articles of Agreement yang baru efektif
digunakan pada tahun 1978 hingga saat ini. Dalam aturan tersebut Negara anggota
dibolehkan untuk mengkonversikan mata uangnya terhadap mata uang lain selain emas.
Beberapa Negara ada yang mengkonversikan mata uangnya dengan Special Drawing
Right (SDR) yang dibuat IMF. Sebagian lainnya ada yang membiarkan mata ungnya
mengambang berdasarkan permintaan dan penawaran internasional. Walaupun setiap
Negara bebas menentukan mata uang yang menjadi standar nilai tukarnya, setiap Negara
dilarang untuk melakukan manipulasi nilai tukar atau system moneter internasional yang
ditujukan untuk mengambil keuntukan dari persaingan yang tidak fair dengan Negara lain.
Setiap Negara diharuskan untuk berkolaborasi dengan pendanaan dan pembiayaan dari
IMF untuk mempromosikan stabilitas nilai tukar dan menghindari perubahan persaingan
nilai tukar. Negara membiarkan mata uangnya mengambang bebas diharuskan untk
melakukan intervensi nilai tukarnya untuk mengatasi perubahan nilai tukar yang tajam
dan fluktuasi nilai tukar. Berdasarkan Articles IV the Obligation Regarding Exchange
Arrangements berisikan tentang nilai tukar hanya di konversikan kepada SDR atau
kepada mata uang Negara lain selain emas. Sekilas, aturan tersebut terlihat melarang
dan membatasi penggunaan emas sebagai sebuah perjanjian nilai tukar (exchange
arrangements). Tetapi uang dinar yang akan digunakan dalam perdagangan internasinal
bukan uang sebuah Negara yang ditopang dengan emas (backed by gold). Kehadiran
uang dinar dalam perdagangan internasional tidak ditujukan untuk menjadikan dinar
sebagai mata uang sehari-hari semua negara, tetapi hanya digunakan untuk menjadi alat
transaksi perdagangan bilateral. Pembayaran dengan uang dinar dilakukan dengan
mentransfer ekuivalen uang dinar ke account Negara peserta yang ada di bank kustodian.
Dalam aturan yang sama dalam Articles IV dinyatakan bahwa kondisi ekonomi
internasional tertentu, mengizinkan sebuah Negara untuk memperkenalkan system
perjanjian nilai tukar yang berdasarkan atas stabilitas.
2. Financial Infrastructure
16
Ekonomi Makro Islam
Lembaga keuangan adalah salah satu faktor yang akan menyukseskan implementasi
uang dinar sebagai alat transaksi perdagangan internasional. Lembaga keuangan seperti
perbankan harus siap dengan berbagai aturan yang mendukung penggunaan uang dinar
dan menyesuaikan system operasionalnya. Untuk mewujudkan itu, diperlukan peran dan
aturan yang medukung industri perbankan untuk berperan dalam perdagangan bilateral.
Dalam hal ini, Bank sentral selaku otoritas moneter akan menjadi lembaga yang
mengawasi dan mengatur mekanisme dan system perbankan nasional.
3. Dispute Settlement
Untuk menghindari perselisihan perdagangan, maka diperlukan sebuah mekanisme
penyelesaian (dispute settlement) yang bisa mengatasi perselisihan dagang antarnegara
ataupun sektor swasta saat ini, aturan tentang perselisihan telah ditetapkan oleh WTO
yang dinamakan dengan Dispute Settlement Mechanism. WTO telah mengeluarkan
beberapa persetujuan, seperti General Agreement on Tariffs And Trade, General
Agreement on Trade in Services, dan Agreement on Trade-Related Aspects of Property
Right. Setiap dari aturan tersebut memiliki tujuan utama, yaitu :
a. Untuk membantu perdgangan berjalan secara bebas;
b. Untuk mencapai liberalisasi dengan cara negosiasi; dan
c. Untuk mengatur perselisihan perdagangan (settling payment).
Proses penyelesaian perselisihan tersebut telah diatur dalam The Understanding on
Rules and Procedures Governing the Settlement on Disputes (DSU). Di samping
peraturan yang ditetapkan oleh WTO, perdagangan secara bilateral juga membutuhkan
lembaga-lembaga yang membantu dalam penyelesaian masalah-masalah perdagangan,
seperti lembaga mediasi, arbitrasi, dan konsiliasi. Kehadiran lembaga tersebut diharapkan
bisa membantu kelancaran dan menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dari
perdagangan tersebut.
3.2.5 Keuntungan dari Penggunaan Dinar dalam Perdagangan Internasional.
Penggunaan dinar dalam perdagangan internasional terutama dalam perdagangan
bilateral akan memberikan berbagai keuntungan (Meera, 2004;95—98), diantaranya:
1. Mengurangi dan menghapus resiko nilai tukar. Resiko yang di timbulkan dari perubahan
nilai tukar akan mempengaruhi aktivitas ekonomi dunia terutama perdagangan
internasional. Kehadiran uang dinar akan menghapus setiap resiko yang ditimbulkan dari
nilai tukar karena dinar adalah mata uang yang stabil dan menguntungkan bagi setiap
Negara yang melakukan perdagangan, walaupun harga nilai emas berfluktuasi, tetapi
tingkat perubahannya lebih kecil dibandingkan dengan tingkat fluktuasi uang kertas.
17
Ekonomi Makro Islam
2. Penggunaan dinar akan mengurangi terjadinya spekulasi, manipulasi, dan arbitrasi
terhadap mata uang nasional. Ketika tiga Negara, seperti Malaysia, Indonesia, dan
Bruney Darussalam melakukan perdagangan maka akan ada tiga jenis mata uang. Tetapi
dengan menjadikan dinar sebagai mata uang tunggal dalam perdagangan, maka tidak
akan ada spekulasi atau arbitrasi yang terjadi dalam perdagangan tersebut. Pada
prakteknya, situasi ekonomi dan politik sebuah Negara akan mempengaruhi nilai tukar
mata uangnya dan akan berpengaruh pada pasar dan aktivitas ekonomi, tetapi dengan
dinar sebagai mata uang global, hal tersebut tidak akan berpengaruh signifikan karena
dinar bukan milik suatu Negara tertentu.
3. Penggunaan dinar akan mengurangi biaya transaksi perdagangan (Transaction Cost) dan
meningkatkan perdagangan.jumlah uang dinar yang sedikit akan bisa menutupi transaksi
dalam jumlah besar serta memberikan peluang kepada Negara yang tidak memiliki
cadangan devisa yang cukup sekalipun.
4. Penggunaan uang dinar dalam perdagangan akan meningkatkan perdagangan yang
pada akhirnya akan meningkatkan kerjasama antarnegara peserta. Disamping itu,
penggunaan dinar akan mempengaruhi kondisi mata uang domestik yang pada akhirnya
akan mempengaruhi system moneter nasional.
5. Penggunan uang dinar dalam perdagangan internasional akan mengurangi Sovereignty
(kekuasaan) dengan system perdagangan uang fiat saat ini teleh memberikan peluang
dan ruang kepada Negara-negara maju untuk menguasai perekonomian dunia dan
memperlebar jurang antara Negara kaya dengan Negara miskin. Penggunaan dinar akan
mengurangi ketergantungan Negara berkembang dan miskin terhadap perekonomian
Negara maju, mengingat sebagian besar sumber daya alam di dunia ini berada di
Negara-negara berkembang.
IV. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa mata uang yang ada dalam sejarah Islam adalah emas dan
perak yang telah ada sejak jaman Nabi sedangkan uang kertas yang ada sekarang bukanlah
produk peradaban Islam, karena itu wajar bila terjadi krisis dimana-mana
Uang kertas yang ada sekarang adalah legal tender, yaitu janji pemerintah yang
menganggap bahwa itu adalah uang. Jika suatu saat hukum menyatakan ia bukan uang, maka
yang tertinggal hanyalah tumpukan kertas berwarna yang tidak bernilai apa-apa.
18
Ekonomi Makro Islam
Padahal uang adalah alat tukar yang bisa menggantikan posisi barang bila suatu
transaksi berhenti di tengah (uang belum sempat ditukarkan lagi dengan barang lain). Jika
orang sedang memegangnya lalu datang pengumuman bahwa uang kertas berhenti sebagai
alat tukar dan digantikan oleh emas, maka uang tersebut tidak ada artinya.
Penggunaan uang fiat ini menimbulkan ketidakstabilan perekonomian dunia, untuk
mengatasi hal itu penggunaan uang dinar merupakan suatu solusi atas perekonomian dunia
yang menggunakan uang fiat.
Dengan keterbatasan-keterbatasan yang disebutkan di atas, sistem mata uang yang
berbasis emas dan perak jauh lebih baik ketimbang sistem mata uang yang mengambang
(floating) seperti sekarang.
Apalagi jika dikaitkan dengan upaya intervensi suatu negara kepada negara lain melalui
sistem keuangan. Tidak bisa dipungkiri bahwa sistem keuangan internasional tidak bisa
terpisah dengan sistem politiknya. Dengan demikian negara yang kuat akan terus
mendominasi negara yang lemah melalui sistem mata uangnya. Tidak salah bila orang
melihatnya sebagai penjajahan dalam bentuk baru. Dengan sistem mata uang emas setiap
negara memiliki kekuasaan (sovereignity) atas mata uangnya sendiri, karena secara asasi
siapapun boleh memiliki emas.
Kembalinya sistem mata uang berdasarkan emas sangat mungkin terjadi bila ada
kemauan untuk ke arah itu. Dan itu hanya mungkin bila Islam dipakai sebagai acuan karena
sistem mata uang emas dan perak telah diabadikan oleh pemerintahan Islam di masa jayanya
dan tidak pernah terjadi krisis keuangan seperti yang ada sekarang.
Oleh Karena itu muncul ide-ide untuk mepopulerkan kembali penggunaan mata uang
dinar (emas) dan dirham (perak) sebagai alat pembayaran dalam kegiatan transaksi ekonomi
dikarenakan adanya kegunaan-kegunaan yang dapat dilihat daripada dinar dan dirham itu,
yaitu:
1. Dapat mempermudah dalam transaksi jual beli/perdagangan.
2. Dapat dipergunakan untuk disimpan dan nilainya tidak akan mengalami penurunan
3. Untuk menegakkan kedaulatan umat
4. Dalam rangka menegakkan rukun islam untuk pembayaran zakat dan menegakkan
sunnah rasul
19
Ekonomi Makro Islam
V. Daftar Pustaka
Huda, Nurul, et al. (2008). Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis, Kencana : Jakarta.
An-Nabhani, Taqyuddin. (1996). Membangun Sistem Ekonomi Alternatif, Perspektif Islam, Risalah Gusti, Surabaya.
Hakim, Cecep Maskanul Hakim. M. Ismail Yusanto, dkk. (2001). Dinar Emas Solusi Krisis Moneter, Pirac, SEM Institut, Infid : Jakarta
http://www.forexjakarta.blogspot.com
http://74.125.153.132/search?q=cache:NWBa5smizrwJ:hendrowibowo.niriah.com/2009/05/14/penerapan-dinar-dan-dirham-solusi-dalam-sistem-moneter-di-indonesia-tinjauan-perspektif-islam/+DINAR+EMAS,SOLUSI+KRISIS+MONETER&cd=7&hl=en&ct=clnk
http://www.e-syariah.net/artikel.asp?id=157
AAOIFI, Accounting & Auditing Standard for Islamic Financial Institutions, 1998, Bahrain.
20
Ekonomi Makro Islam
Ghazali, Aidit. (1991). Muslim Economic Thinkers on Economics, Administration and Transactions, Quill Publisher, Selangor.
Tahir, Sayyid, Aidit Ghazali, Syed Omar Syed Agil (ed.). (1992). Reading in Microeconomics an Islamic Perspective, Longman Malaysia, Selangor.
DAFTAR PUSTAKA
Chamid, Nur. Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2010
El-Diwany, Tarek.The Problem With Interest, Sistem Bunga Dan Prmasalahanya. Jakarta:
Akbar. 2003
Fitri Azizah, Irfani. Dinar dan Dirham Sebagai Mata Uang Tunggal Blok Perdagangan
Negara-negara Islam. Yogyakarta: Jurnal Muamalah. 2003
Kahf, Monzer. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam).
Yogyakarta : Aditya Media. 2000. Cet II.
Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema Insani
Press. 2001
Khan, Adnan. Kapitalisme Di Ujung Tanduk. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah. 2008
Iqbal, M. Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar Dan Dirham. Jakarta:
Spiritual Learning Club. 2009
Islahi, A.A, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyyah, terj. Anshari Thayib. Surabaya :PT. Bina
Ilmu. 1997
Yusanto, Ismail. Dinar Emas Solusi Krisis Moneter. Jakarta: Pi-racy SEM Intitute infid.
2001
Majalah Modal. Mari Pakai Emas. No. 6/ I- April 2011
Source:http://geraidinar.com/2008/02/investasi-emas-koin-dinar-emas lantakan.html
Investasi dan Proteksi Nilai, www.GeraiDinar.com, diakses tanggal 08 Oktober 2012
1[1] Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 88
1
21
Ekonomi Makro Islam
2[2] Hal ini membuktikan bahwa uang yang tidak di dukung dengan nilai intrinsik dan juga tidak didukung oleh kepercayaan masyarakat penggunanya pasti gagal. Ibid.
3[3] Monzer Kahf, Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam), (Yogyakarta : Aditya Media, 2000), Cet II, 123.4[4] Nur, Jejak Langkah, 2205[5] Irfani Fitri Azizah, Dinar dan Dirham Sebagai Mata Uang Tunggal Blok Perdagangan Negara-negara Islam, ( Yogyakarta: Jurnal Muamalah, 2003), 906[6] Ismail Yusanto, Dinar Emas Solusi Krisis Moneter, (Jakarta: Pi-racy SEM Intitute infid, 2001), 677[7] Adnan Khan, Kapitalisme Di Ujung Tanduk, (Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2008), 69
8[8] Tarek El-Diwany, The Problem With Interest, Sistem Bunga Dan Prmasalahanya, (Jakarta: Akbar, 2003), 49
9[9] Irfani, Dinar dan Dirham , 9710[10] Dinar dan Dirham mempunyai nilai intrinsik yang sama dengan nilai nominalnya,
sehingga bersifat lebih stabil dan selalu terapresiasi oleh mata uang lain. Ibid. 11[11] Source: http://geraidinar.com/2008/02/investasi-emas-koin-dinar-emas-lantakan.html12[12] Investasi dan Proteksi Nilai, www.GeraiDinar.com, diakses tanggal 08 Oktober 2012
13[13] Minimal ada dua jenis transaksi yang bisa difasilitasi oleh Dinar Card yaitu transaksi untuk belanja dan transaksi untuk pengambilan tunai. Apabila transaksi belanja atau pengambilan tunai dilakukan oleh pemegang account dengan menggunakan mata uang lain selain dinar, maka nilai transaksi akan dikonversikan ke Dinar sesuai rate yang berlaku saat transaksi. 14[14] Ibid,.15[15] M. Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar Dan Dirham, (Jakarta: Spiritual Learning Club, 2009), 21116[16] Majalah Modal, Mari Pakai Emas, (No. 6/ I- April 2011), 5917[17] Ibid, 60
234567891011121314151617
22
Ekonomi Makro Islam
18[18] Nathan Lewis, seorang Senior Economist pada perusahaan Asset Management di New York, juga kolumnis rubric ekonomi di Financial Times dan The Wall Street Journal.
18
23