perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh .../pengaruh... · teman-teman asisten anfisman,...

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K4308091 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

Upload: vokiet

Post on 20-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA

SKRIPSI

OLEH:

IHDA NURIA AFIDAH

K4308091

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA

SKRIPSI

OLEH:

IHDA NURIA AFIDAH

K4308091

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Ihda Nuria Afidah

NIM : K4308091

Jurusan / Program Studi : P. MIPA / Pendidikan Biologi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGARUH PENERAPAN

METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA” ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Ihda Nuria Afidah

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI

MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN

BERPIKIR KREATIF SISWA

OLEH:

IHDA NURIA AFIDAH

K4308091

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Drs. Slamet Santosa, M.Si. NIP. 19591220 198601 1 002

Surakarta, Juli 2012 Pembimbing II Meti Indrowati, S.Si., M.Si. NIP. 19781001 200112 2 002

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 23 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd. ........................

Sekretaris : Dr. Baskoro Adi Prayitno, S,Pd., M.Pd. ........................

Anggota I : Drs. Slamet Santosa, M.Si. ........................

Anggota II : Meti Indrowati, S.Si., M.Si. ........................

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta a.n. Dekan Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si. NIP. 19660415 199103 1 002

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajad”

(QS. Al-Mujadalah: 11)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”

(QS. Ar-Ra’du: 11)

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai, tetaplah bekerja keras, dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau

berharap” (QS. Al-Insyirah: 6-8)

“Ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan” “Bersama kesusahan ada jalan keluar dan bersama kesulitan ada kemudahan”

(HR. Tirmidzi)

“Tetap semangat, waktu yang kamu lalui takkan pernah kembali, maka gunakanlah setiap kesempatan dengan baik. Terus berusaha dan berdo’a, berikan

yang terbaik” (Umah & Abah)

“Segala sesuatu yang dikerjakan tergesa-gesa hasilnya takkan baik” (Bapak Slamet Santosa)

“Lakukan yang terbaik sebagai wujud baktimu pada orang tua” (Ibu Meti Indrowati)

“Orang yang paling bahagia adalah orang yang dapat menebarkan kebahagiaan kepada banyak orang”

(Dr. ‘Aidh al-Qarni)

“Memahami makna hidup secara haqon wala murron dan menjalaninya secara hakikiah untuk mendapatkan ridlho Illah”

(Ardhiansyah)

“Besok adalah harimu, Sukses ada di tanganmu, Semangat!” (Pak Syaif)

“Selalu ingat do’a & harapan orang tuamu yang terukir indah dalam namamu” “Berikanlah yang terbaik pada dunia, & yang terbaik akan kembali padamu”

“Tersenyumlah maka dunia akan tersenyum padamu” (Penulis)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati & rasa hormat karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

Kedua cahayaku: Umahku, Umahku, Umahku Badriah & Abahku Moh. Nur

tercinta yang selalu mencurahkan ketulusan cinta & kasih sayang kepadaku, memotivasi, mendukung & selalu ada dalam setiap langkahku. Terima kasih tiada terkira untuk bimbingan & untaian do’a dalam setiap jengkal perjalanan hidupku.

Adikku: Nuria Zakiyatus Sholihah & M. Nuria Al-Muttaqinir Rosyidin yang selalu aku kasihi. Terima kasih atas kebahagiaan & keceriaan yang kalian lukiskan selama ini.

Mbah Rosidah (almarhum), Mbah Dewi (almarhum), Mbah Basir, Mbok Iti (almarhum), Mbah Iskandar (almarhum) dan keluarga besarku yang telah menginspirasiku untuk menjadi orang yang lebih baik. Terima kasih untuk kasih sayang & do’a yang tercurahkan untukku.

Bapak Slamet Santosa yang tidak hanya sekedar menjadi pembimbing bagiku, tetapi juga bapak yang menyenangkan & menentramkan ketika berada di samping bapak. Terima kasih atas kasih sayang, pelajaran hidup & bimbingan bapak selama ini. Semoga Allah menyelipkan pahala disetiap ilmu yang bapak curahkan.

Ibu Meti Indrowati yang telah menjadi sosok ibu yang sabar dalam membimbingku. Terima kasih atas kasih sayang, bimbingan, motivasi & pesan-pesan ibu.

Bapak Bowo Sugiarto dan Bapak Baskoro Adi Prayitno yang telah berkenan menjadi penguji dalam ujian skripsiku. Terima kasih atas saran, kritik dan bimbingan Bapak.

Ibu Sri Widoretno yang telah menjadi pembimbing akademikku selama menuntut ilmu di Pendidikan Biologi UNS.

Bapak Sarono, terimakasih sudah memberikan ijin penelitian di SMA Negeri 2 Boyolali.

Ibu Endang Tri Sarwasih, terima kasih sudah berkenan menerima & membimbingku selama penelitian di SMA Negeri 2 Boyolali.

Pak Zayin yang telah menjadi bapakku selama penelitian di SMA Negeri 2 Boyolali sampai sekarang.

Pak Saryono yang sudah menepis kebosananku dengan memberikan cerita-cerita seru selama aku di SMA Negeri 2 Boyolali & Pak Sriyono yang selalu memberikan tawa nan ramah walaupun kucubiti.

Seseorang yang telah menegurku dengan lembut dan bijak, si pendiam nan ramah Mohammad Ardhiansyah Surya Pranata, kelembutan tutur katamu menyejukkan & menentramkan. Terima kasih atas kasih sayang, do’a & suportnya.

My Sweetie Fairy Annisa Nur Khasanah “Mbok Sa” yang telah setia menemaniku dari awal penyusunan skripsi ini sampai selesai.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

My Fairy Mother Dyah Erlina Sulistyaningrum “Mama Ina” yang berkenan menjadi penasehat & editor setiaku.

Sahabat pemicu gagasan & pemacu semangat. Sahabat tersayang pelengkap warna hidupku, Yenny Putri Pratiwi & Umi Nurjannah yang sering membantu, menyemangati & memperhatikanku. Terima kasih atas persahabatan yang indah ini.

Mas Amin, Ami, Risky, Efty, Karana, Mas Ilham, Wawan, Taufik, Mas Fredy, Mas Rizal, Dik Ria, Mbak Ita, Ayu, Mas Ibnu yang telah meluangkan waktu untuk menepis kebingunganku & semua orang yang yang secara langsung maupun tidak langsung memotivasi, membantu & mendo’akanku. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.

Teman-teman Kos Barokah 2 yang selalu menemani & mengisi hari-hariku. Terima kasih untuk kehangatan keluarga ini.

Keluarga Merpati Putih. Terima kasih untuk kebersamaan yang indah selama ini.

Keluarga Sumber (Mbah Parto, Dik Erlina & Dik Enis) yang telah memberiku tempat berteduh & menerimaku dengan baik.

Keluarga Mama Ina (Suparmi, Feriana, Anggun, Amalia). Terima kasih untuk canda-tawa & keceriaan yang tiada duanya.

Teman-Teman sebimbingan Bapak, terima kasih untuk segala masukan & semangatnya.

Teman-teman sebimbingan Ibu yang selalu menghadirkan canda tawa & semangat baru.

Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan adik-adik. Hehehe...

Teman-teman Pendidikan Biologi kelas B Angkatan 2008 yang akan selalu kurindukan semua cerita perjuangan kita di kampus. Menyenangkan mengenal kalian, kutunggu waktu untuk bertemu lagi & semoga pertemanan kita akan menjadi ikatan indah selamanya.

Teman-teman Pendidikan Biologi UNS Angkatan 2008 yang menorehkan banyak kenangan, Thank’s atas kerjasama & bantuannya selama ini. Semoga kesuksesan selalu mengikuti setiap langkah kita.

Adik-adik tingkat Pendidikan Biologi UNS Angkatan 2009 yang memberikan warna dalam perjalananku.

Almamater tercinta yang kubanggakan.

Selain karena pertolongan Allah Berkat do’a, dukungan & bantuan Anda skripsi ini bisa selesai

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Ihda Nuria Afidah. THE INFLUENCE OF APPLICATION SOCRATIC CIRCLES METHOD WITH IMAGES MEDIA TOWARD STUDENT’S CREATIVE THINKING SKILL. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. July 2012.

This research aims to ascertain whether or not the application Socratic Circles method with images media affects the student’s creative thinking skill.

This research is considered quasi-experiment research. The research was designed using Posttest-Only Control Group Design by applying Socratic Circles method with images media in experimental group and lectures methods, discussions, and presentations in control group. The population of this research were all strudents in X grade of SMA Negeri 2 Boyolali in academic year 2011/ 2012. The sample of this research was established by Cluster Random Sampling, in order to obtain class X-3 as experimental group and class X-2 as control group. The data was collected by using tests, documentation and observation form. The hypothesis was analized by using t-test.

The conclusion of this research is that the application of Socratic Circles method with images media affects the student’s creative thinking skill. Key words: Socratic Circles method, Images Media, Creative Thinking Skill.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRAK

Ihda Nuria Afidah. PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian ini menggunakan Posttest-Only Control Group Design dengan menerapkan metode Socratic Circles disertai media gambar pada kelompok eksperimen dan metode ceramah, diskusi, dan presentasi pada kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling, sehingga diperoleh kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen dan X-2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi, dan observasi. Uji hipotesis menggunakan uji-t.

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Kata kunci: Metode Socratic Circles, media gambar, kemampuan berpikir kreatif.

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah S.W.T yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRATIF SISWA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberi ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Slamet Santosa, M.Si. selaku Pembimbing I yang selalu memberikan wejangan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Ibu Meti Indrowati, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Bapak Drs. Sarono selaku Kepala SMA Negeri 2 Boyolali yang telah memberi ijin dalam penelitian.

7. Ibu Endang Tri Sarwasih selaku guru mata pelajaran Biologi Kelas X yang telah memberi bimbingan dan bantuan selama penelitian.

8. Para siswa SMA Negeri 2 Boyolali yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, khususnya untuk Kelas X-2 dan X-3.

9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb. Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .......................................................... v

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................vii

ABSTRACT ...................................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi

DAFTAR ISI ...................................................................................................xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ........................... 8

1. Kajian Teori ............................................................................. 8

a. Socratic Circles ................................................................... 8

1) Memahami Socratic Circles ............................................ 8

2) Karakteristik Socratic Circles ......................................... 9

3) Manfaat dari Socratic Circles......................................... 11

4) Tahapan Socratic Circles ............................................... 14

5) Peran Guru dalam Socratic Circles ................................ 17

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

b. Media Gambar.................................................................... 18

c. Berpikir Kreatif .................................................................. 23

1) Pengertian Berpikir Kreatif ............................................ 23

2) Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif .............................. 26

2. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 29

B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 32

C. Hipotesis ..................................................................................... 35

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 36

1. Tempat Penelitian ................................................................... 36

2. Waktu Penelitian ..................................................................... 36

B. Desain Penelitian ......................................................................... 37

1. Rancangan Penelitian .............................................................. 37

2. Variabel Penelitian .................................................................. 38

a. Variabel Bebas ................................................................... 38

b. Variabel Terikat ................................................................. 38

C. Populasi dan Sampel.................................................................... 39

1. Populasi Penelitian .................................................................. 39

2. Sampel Penelitian ................................................................... 39

D. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 40

E. Pengumpulan Data ...................................................................... 44

1. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 44

a. Metode Tes ........................................................................ 44

b. Metode Non-Tes................................................................. 44

1) Metode Dokumentasi ..................................................... 44

2) Metode Observasi .......................................................... 44

2. Teknik Penyusunan Instrumen ................................................ 45

F. Validasi Instrumen Penelitian ...................................................... 46

1. Uji Validitas ........................................................................... 46

2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 50

G. Analisis Data ............................................................................... 52

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

1. Uji Prasyarat ........................................................................... 52

a. Uji Normalitas .................................................................... 52

b. Uji Homogenitas ................................................................ 52

2. Uji Hipotesis ........................................................................... 53

H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ............................................................................. 59

B. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... 63

1. Uji Normalitas ........................................................................ 63

2. Uji Homogenitas ..................................................................... 64

C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 65

D. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................. 67

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ..................................................................................... 78

B. Implikasi ..................................................................................... 78

C. Saran ........................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80

LAMPIRAN .................................................................................................... 87

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tahapan Socratic Circles ............................................................... 15

Tabel 2.2 Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Hawadi, dkk (2001) .................. 27

Tabel 2.3 Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Munandar (2009) ...................... 28

Tabel 3.1 Rancangan penelitian Posstest-Only Control Group Design

Menurut Darmadi (2011) ............................................................... 37

Tabel 3.2 Uji Normalitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ................ 41

Tabel 3.3 Uji Homogenitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ............. 42

Tabel 3.4 Uji ANOVA Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ................... 42

Tabel 3.5 Uji Lanjut Metode Scheffe Data Dokumen Ulangan Semester

Gasal ............................................................................................. 43

Tabel 3.6 Rekapitulasi Uji Validitas Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif ............................................................................. 49

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............................ 50

Tabel 3.8 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item ............................ 51

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif ........................................................................................... 51

Tabel 4.1 Distribusi dan Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif .......... 59

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa ............................................................................................. 63

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa ............................................................................................. 64

Tabel 4.4 Uji-t Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ............... 66

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Posisi Duduk Siswa dalam Socratic Circles ................................. 17

Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgare Dale................................................ 22

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 34

Gambar 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Penerapan

Metode Socratic Circles Disertai Media Gambar ......................... 36

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian ................................................................... 39

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................... 55

Gambar 4.1 Perbandingan Distribusi Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen............................ 60

Gambar 4.2 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen............................ 61

Gambar 4.3 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif

setiap Aspek ................................................................................ 62

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN

a. Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol Halaman

1) Silabus Kelas Kontrol ........................................................................ 87

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................ 90

3) Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas Kontrol ........................ 116

4) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas

Kontrol .............................................................................................. 117

5) Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Kontrol ................................ 119

6) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Kontrol ..... 120

7) Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ................................................... 121

8) Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode Kelas Kontrol ................. 127

b. Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen

1) Silabus Kelas Eksperimen ............................................................... 132

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................. 136

3) Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen ................ 166

4) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Psikomotor Kelas

Eksperimen ..................................................................................... 167

5) Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas Eksperimen ...................... 169

6) Rubrik Penilaian Lembar Observasi Ranah Afektif Kelas

Eksperimen ..................................................................................... 170

7) Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 171

8) Petunjuk Persiapan Seminar Socratic Circles .................................. 177

9) Artikel-artikel tentang Perubahan dan Pencemaran Lingkungan

karena Aktivitas Manusia ................................................................ 178

10) Lembar Observasi Kinerja Patner .................................................... 190

11) Lembar Observasi Keterlaksanaan Metode Kelas Eksperimen ......... 191

c. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

1) Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif............... 198

2) Soal Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif ............................. 199

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

3) Rubrik Penilaian Soal Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif .. 205

4) Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif.............................. 214

5) Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................ 215

6) Rubrik Penilaian Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................. 218

LAMPIRAN 2. DATA HASIL PENELITIAN

a. Data Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif .................. 223

b. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Kelas

Kontrol .................................................................................................. 226

c. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Kelas

Eksperimen ............................................................................................ 227

d. Deskripsi dan Distribusi Data Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif .......... 228

e. Data Hasil Observasi Ranah Psikomotor Siswa Pada Kelas Kontrol ....... 231

f. Data Hasil Observasi Ranah Psikomotor Siswa Pada Kelas

Eksperimen ............................................................................................ 232

g. Data Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Pada Kelas Kontrol ............. 233

h. Data Hasil Observasi Ranah Afektif Siswa Pada Kelas Eksperimen ....... 234

LAMPIRAN 3. HASIL ANALISIS DATA

a. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ..... 235

b. Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ....... 236

c. Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa .... 237

d. Uji Hipotesis Penelititan ........................................................................ 238

e. Output Hasil Perhitungan SPSS (Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis) .......... 239

LAMPIRAN 4. DOKUMENTASI PENELITIAN

a. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-1 ....................................................... 242

b. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-2 ....................................................... 243

c. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-3 ....................................................... 244

d. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-4 ....................................................... 245

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

e. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-5 ....................................................... 246

f. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-6 ....................................................... 247

g. Daftar Nilai Peserta Didik Ulangan Semester Gasal

Tahun Ajaran 2011/2012 Kelas X-7 ....................................................... 248

h. Uji Normalitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ........................ 249

i. Uji Homogenitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ..................... 250

j. Uji ANOVA Data Dokumen Ulangan Semester Gasal ........................... 251

k. Output Hasil Perhitungan SPSS (Uji Keseimbangan) ............................. 252

l. Dokumentasi Hasil Observasi Awal ....................................................... 255

m. Dokumentasi Proses Pembelajaran Kelas Kontrol .................................. 256

n. Dokumentasi Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................ 257

o. Dokumentasi Proses Pengambilan Data Kemampuan Berpikir Kreatif .. 258

LAMPIRAN 5. TABEL DISTRIBUSI

a. Tabel Kolmogorov-Smirnov Test ........................................................... 259

b. Tabel Titik Kritis Distribusi F (α = 0,05) ................................................ 261

c. Tabel Titik Kritis Distribusi t ................................................................. 266

LAMPIRAN 6. SURAT-SURAT PENELITIAN

a. Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian ................................... 271

b. Surat Keterangan Validasi Instrumen ..................................................... 273

c. Surat Permohonan Mengadakan Observasi ............................................ 276

d. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .............................................. 277

e. Surat Ijin Penyusunan Skripsi ................................................................ 278

f. Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out .............................................. 279

g. Surat Permohonan Surat Pengantar Ijin Penelitian .................................. 284

h. Surat Pemberian Ijin Penelitian .............................................................. 286

i. Surat Ketarangan Telah Mengadakan Penelitaian ................................... 288

j. Surat Ketarangan Ujian Skripsi .............................................................. 289

k. Surat Undangan Ujian Skripsi ................................................................ 290

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia,

dengan menempuh pendidikan yang baik, manusia dapat menjadi mandiri karena

dapat memperoleh solusi bagi setiap masalah yang ditemuinya dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan dapat mengembangkan potensi manusia untuk menjadi

lebih baik. Mengenai pentingnya pendidikan bagi manusia, Thrilling and Hood

(1999) serta Nursito (2000) menyatakan hal yang hampir sama bahwa pada abad

ke-21 diperlukan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi yang memiliki

keahlian, mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil,

memahami berbagai budaya, mampu berkomunikasi dan mampu belajar

sepanjang hayat (life-long learning).

Lingkup bahasan lain yang lebih khusus mengenai pembentukan karakter

bangsa, Liliasari (2011) mengungkapkan bahwa pembentukan karakter peserta

didik yang kuat dan kokoh merupakan hal penting untuk menghadapi tantangan

dan rintangan hidup di masa yang akan datang. Pernyataan Liliasari tersebut

mengandung penegasan mengenai pentingnya pendidikan dari sisi yang lain, yaitu

pendidikan sebagai suatu upaya untuk membentuk karakter sumber daya manusia

Indonesia yang kuat dan kokoh.

Pendidikan baik pada jenjang dasar, menengah, atau tinggi, akan selalu

melibatkan proses berpikir. Proses berpikir ditentukan oleh banyak hal, salah

satunya adalah kemampuan berpikir manusia. Berkenaan dengan kemampuan

berpikir ini, ada sudut pandang yang menarik dari sisi sumber daya manusia

Indonesia. Arnyana (2006) menjelaskan bahwa lulusan sekolah sampai perguruan

tinggi, di samping memiliki kemampuan vokasional (vocasional skills), juga harus

memiliki kecakapan berpikir (thinking skills) sehingga Bangsa Indonesia tidak

menjadi bangsa buruh.

Berpikir merupakan proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan.

Kemampuan berpikir manusia berdasarkan prosesnya dapat digolongkan menjadi

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 dua jenis, yaitu kemampuan berpikir dasar dan kemampuan berpikir kompleks

atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (Liliasari, 2011). Proses kemampuan

berpikir tingkat tinggi diantaranya meliputi kemampuan berpikir kritis (tajam

dalam menganalisis) dan kreatif (bersifat daya cipta). Kemampuan berpikir baik

kemampuan berpikir kritis maupun berpikir kreatif merupakan hal penting dan

sangat diperlukan peserta didik untuk menghadapi persoalan hidup di masa yang

akan datang. Berpikir kreatif di bidang pendidikan nantinya akan membantu

siswa dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam proses belajar.

Kemampuan berpikir kreatif pada siswa menjadi hal yang sangat penting, karena

pada umumnya masalah nyata di dunia saat ini tidak sederhana dan konvergen.

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif juga dapat berimplikasi pada rendahnya

prestasi peserta didik.

Kemampuan berpikir kreatif mempunyai beberapa aspek, yaitu: fluency,

flexibility, originality, dan elaboration Munandar (2009). Fluency atau

kemampuan berpikir lancar ditandai dengan perilaku siswa yang mampu

mengajukan berbagai macam pertanyaan, mampu menjawab dengan sejumlah

jawaban bila ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu

masalah dan lancar mengungkapkan gagasannya. Flexibility atau kemampuan

berpikir luwes ditandai dengan perilaku siswa yang mampu memberikan berbagai

macam penafsiran suatu gambar atau masalah, memberikan pertimbangan

terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain, mampu memikirkan

berbagai macam cara yang berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah.

Originality atau kemampuan berpikir orisinal ditandai dengan perilaku siswa yang

mampu mengungkapkan gagasan baru yang orisinil dan suka memberikan

jawaban yang lain dari yang lain (jawaban yang jarang diberikan kebanyakan

orang). Elaboration atau kemampuan berpikir terperinci ditandai dengan perilaku

siswa yang mampu mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci,

mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain (Hawadi, dkk, 2001).

Penelitian Suparman (2005) tentang berpikir kreatif pada siswa SMP dan

mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 berada pada kategori rendah. Rosilawati (2006) menyimpulkan bahwa

kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen berada pada kategori rendah.

Yuliana (2008) hasil penelitiannya menyatakan bahwa keterampilan berpikir

kreatif siswa dalam diskusi pada konsep pencemaran lingkungan berada pada

kategori sangat rendah.

Akhyar (2008) melakukan wawancara terhadap guru yang hasilnya

menunjukkan bahwa siswa kurang terampil dalam mengajukan hipotesis dan

menarik kesimpulan karena jarang mengajukan pertanyaan atau mengutarakan

pendapatnya pada sesi diskusi kelas. Penulis juga telah melakukan observasi

langsung yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 2 Boyolali, hasil observasi

menunjukkan masih sangat sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan dari guru atau menanggapi jawaban teman selama kegiatan

belajar mengajar (KBM). Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan

berpikir kreatif siswa masih perlu ditingkatkan.

Rendah atau tingginya keterampilan berpikir kreatif siswa disebabkan

oleh banyak faktor, salah satunya adalah sistem pendidikan. Sugiarto (2011)

menjelaskan bahwa sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang

tetap memberikan ruang bagi pengembangan kreativitas anak-anak. Proses

pendidikan seharusnya tidak sekedar menuntut anak memberikan satu-satunya

jawaban yang benar menurut guru atau buku, tapi juga memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengutarakan serangkaian alternatif jawaban yang juga

benar. Harsanto (2005) berpendapat sejauh ini para pendidik lebih tertarik dalam

upaya mengembangkan dan menguji daya ingat anak didiknya, dari pada

mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.

Sistem pendidikan akhir-akhir ini (dalam hal ini strategi pengajaran) juga

mulai berkembang. Pendidik yang dulu merupakan pusat pembelajaran (teacher

center), kini bergeser menjadi peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student

center). Peran pendidik sebagai pusat informasi perlahan berkembang menjadi

fasilitator, mediator, dan teman yang memberikan kondisi yang kondusif untuk

terjadinya konstruksi pengetahuan. Perubahan sistem pendidikan dari student

center ke teacher center dikarenakan selama proses pembelajaran masih jarang

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4 ada siswa yang mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya,

pembelajaran di sekolah akan terfokus pada guru sebagai penyampai informasi

kepada siswa, atau proses pembelajaran masih berpusat kepada guru, sehingga

kurang mendukung perkembangan kemampuan siswa.

Peserta didik pada dasarnya kreatif dan potensi tersebut harus

dikembangkan sepenuhnya melalui proses belajar mengajar (Sugiarto, 2011;

Nursito, 2000). Perkembangan optimal kemampuan berpikir kreatif peserta didik

dalam lingkungan pembelajaran berhubungan erat dengan cara guru mengajar,

sehingga metode pembelajaran merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap

peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode pembelajaran yang baik

akan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Arnyana (2006) mengemukakan

bahwa siswa yang belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif

menunjukkan kemampuan berpikir kreatif berada pada kategori baik.

Melihat hasil penelitian sebagaimana pada paragraf di atas, penulis

menganggap salah satu alternatif solusi untuk menangani rendahnya kemampuan

berpikir kreatif siswa adalah dengan menerapkan strategi atau metode

pembelajaran inovatif yang akan memberikan ruang kepada peserta didik untuk

bisa menemukan, membangun konsep sendiri, dan meningkatkan kemampuan

berpikirnya. Salah satu metode pembelajaran inovatif tersebut adalah Socratic

Circles.

Socratic Circles disebut juga dengan Socratic Seminar yang dapat

didefinisikan sebagai suatu metode pengajaran dengan menggunakan deretan

pertanyaan (pertanyaan yang dapat mendorong siswa berpikir analitis dan kritis),

dari serangkaian pertanyaan itu diharapkan peserta didik mampu menemukan

jawabannya, atas dasar kecerdasan dan kemampuannya sendiri. Socratic Circles

dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan cara dialog atau seminar

(Copeland, 2005) dan mempunyai karakteristik, yaitu: adanya teks yang

dipertimbangkan, pertanyaan yang muncul, pemimpin serta peserta seminar

(Swanson, 2011). Metode Socratic Circles tidak sepenuhnya bergantung pada

bahan kasus (teks), penggunaan teks hanya sebagai sarana menggambarkan

permasalahan untuk membimbing pertanyaan awal (Peterson, 2009a). Swanson

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5 (2009) mengemukakan bahwa dulu metode ini digunakan oleh Socrates (seorang

filsuf Yunani) untuk memperoleh suatu jawaban kebenaran dari siswa-siswanya,

karena Socrates memiliki keyakinan bahwa membantu siswa untuk berpikir lebih

penting daripada mengisi pikiran mereka dengan fakta, dan penggunaan

pertanyaan-jawaban menjadi kekuatan pendorong untuk belajar bagi peserta didik.

Socratic Circles merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan

berbagai keterampilan akademik. Socratic Circles dapat membangun

keterampilan di bidang membaca, mendengarkan, refleksi, berpikir kritis,

partisipasi peserta didik (berbicara), mengajarkan rasa hormat pada teman karena

ide yang beragam, memperdalam pengetahuan siswa dan mendorong peserta didik

berpikir divergen (Kenner, 2009). Socratic Circles menjadi sarana yang baik

untuk mengembangkan berbagai keterampilan akademik karena metode Socratic

Circles aktif melibatkan siswa dalam proses pembelajaran (Peterson, 2009a) atau

pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana guru hanya bertindak menjaga

jalannya proses pembelajaran. Copeland (2005) menjelaskan bahwa proses

penyelidikan bersama dalam Socratic Circles akan membantu siswa

mengembangkan kebiasaan berpikir dan analisis yang mengarah pada peningkatan

kemampuan berpikir siswa.

Metode Socratic Circles dapat diterapkan diberbagai macam siswa yang

mewakili kemampuan tinggi dan rendah, dan berbagai latar belakang ras, budaya,

dan sosial ekonomi (Copeland, 2005). Berdasarkan hasil penelitian Noviasari

(2011) penerapan metode Socratic berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa di kelas eksperimen. Kemampuan berpikir kritis dan berpikir

kreatif akan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam upaya

menyelesesaikan suatu masalah. Ong and Borich (2006) mengemukakan bahwa

banyak bagian-bagian keterampilan penting untuk berpikir kritis yang penting

untuk berpikir kreatif. (Suryadi, 2005) menambahkan bahwa ketika seseorang

menghadapi suatu masalah haruslah dihadapi secara kritis dan mencoba mencari

solusi secara kreatif sehingga diperoleh solusi yang terbaik, dengan demikian

kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan pada lingkungan yang sama

seperti mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Selain pemilihan metode pengajaran yang sesuai, dalam prosesnya

pendidikan membutuhkan media sebagai alat bantu. Media pembelajaran

diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien (Sutjiono,

2005). Mengingat pada materi pokok bahasan pengaruh aktivitas manusia

terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan, permasalahan pada materi

tersebut tidak dapat dibawa ke kelas sehingga guru memerlukan media yang tepat

untuk memberikan gambaran yang nyata kepada siswa mengenai permasalahan

yang akan dibahas. Pemilihan media gambar pada materi pokok bahasan

pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan ini

dimaksudkan untuk lebih mendekatkan siswa pada permasalahan yang ada di

sekitar mereka. Sadiman, dkk (2009) memaparkan beberapa kelebihan dari media

gambar diantaranya sifatnya konkret atau lebih realistis dalam menunjukkan

pokok masalah, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu dan dapat memperjelas

suatu masalah.

Berdasarkan latar belakang rendahnya kemampuan berpikir kreatif serta

beberapa kelebihan yang ada pada Socratic Circles dan gambar sebagai media

pembelajaran, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan

judul: PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES

DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SISWA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah disusun sebuah rumusan masalah

yaitu apakah penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan

metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir

kreatif siswa.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Memperkuat teori yang sudah ada dalam dunia pendidikan mengenai

penggunaan metode Socratic Circles. Selain itu penelitian ini dapat

memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam pembelajaran biologi

terutama dalam hal penerapan metode pembelajaran yang inovatif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, memberikan suatu pengalaman belajar yang baru untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan memberikan suasana

pembelajaran yang variatif sehingga pembelajaran biologi menjadi lebih

menarik atau tidak monoton dan tidak membosankan.

b. Bagi guru, memberikan referensi bagi guru biologi untuk memperoleh

gambaran penggunaan metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada

pokok bahasan pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan

pencemaran lingkungan, serta menambah pengetahuan tentang pelaksanaan

metode pembelajaran Socratic Circles dan memberikan sumbangan

pemikiran bagi guru dalam penggunaan media pembelajaran sebagai alat

bantu dalam proses belajar mengajar yang dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

c. Bagi Institusi, memberikan masukan dalam upaya mengembangkan proses

pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

sehingga dapat meningkatkan sumber daya pendidikan dan mencetak

generasi dengan pemikiran-pemikiran kreatif.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Socratic Circles

1) Memahami Socratic Circles

Socratic Circles atau metode Socratic disebut juga dengan

Socratic Seminar (dialog Socratic atau diskusi Socratic) yang dapat

didefinisikan sebagai eksplorasi percakapan intelektual yang berpusat

pada teks, dengan teks tersebut siswa akan dilatih membaca kritis dan

menganalisisnya dengan tujuan mereka mencapai pemahaman yang lebih

besar (Copeland, 2005). Teks yang digunakan dalam Socratic Circles ini

adalah teks yang dapat menimbulkan serangkaian pertanyaan (Paraskevas

and Wickens, 2003). Peterson (2009b) mendefinikan metode Socratic

sebagai suatu bentuk disiplin pertanyaan yang dapat digunakan

mendorong pemikiran abstrak untuk berbagai tujuan, berpikir analitis dan

kritis. Paraskevas and Wickens (2003) menyatakan bahwa metode

Socratic dalam pendidikan melibatkan penggunaan pertanyaan

sistematis, berpikir induktif dan perumusan definisi umum. Berdasarkan

penjelasan para tokoh tersebut dapat diketahui Socratic Circles

menggunakan teks dengan ketentuan tertentu sebagai media pemicu

timbulnya serangkaian pertanyaan (ketentuan-ketentuan teks tersebut

akan dijelaskan pada sub-bab karakteristik Socratic Circles). Socratic

Circles berguna untuk mendorong siswa berpikir mandiri dalam proses

pembelajaran. Metode Socratic diajarkan dengan cara bertanya jawab

untuk membimbing dan memperdalam pemahaman siswa.

Penerapan serangkaian pedoman pertanyaan kepada siswa, akan

membuat siswa berpikir sendiri. Belajar dari kesalahan dan memberikan

alat yang akan diperlukan untuk menilai situasi yang mereka hadapi di

kehidupan (Peterson, 2009a). Pertanyaan digunakan untuk membantu

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

siswa mengembangkan pemikiran (Paraskevas and Wickens, 2003).

Metode Socratic tidak memaksa siswa untuk menghasilkan jawaban yang

benar, namun akan meningkatkan apresiasi siswa dalam membaca

sehingga siswa mau membaca lebih lanjut (Styslinger and Pollock,

2010). Penggunaan pertanyaan-pertanyaan dalam metode Socratic

adalah untuk mencegah penerimaan pasif dan menghafal fakta atau

konsep serta menantang siswa berpikir secara mandiri (Peterson, 2009a).

Penerapan metode Socratic menekankan penggunaan pertanyaan-

pertanyaan dalam bentuk dialog pemikiran sebagai usaha

mengungkapkan suatu objek pembahasan.

Socratic Circles merupakan pembelajaran yang berpusat pada

siswa, dimana guru bertugas untuk menjaga jalannya diskusi (Copeland,

2005). Proses pembelajaran aktif memiliki potensi untuk memberikan

manfaat pendidikan lebih daripada mereka yang melakukan proses

pembelajaran secara tradisional (pendekatan pasif) (Peterson, 2009a).

Metode Socratic secara aktif melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran dengan memanfaatkan pedoman pertanyaan untuk

menyalurkan proses berpikir siswa.

Metode Socratic pertama kali diterapkan oleh Socrates (seorang

ahli filsafat dari Yunani) untuk mengajar siswa-siswanya di kelas filsafat.

Socrates mengajar dengan mengajukan pertanyaan (Paraskevas and

Wickens, 2003). Menurut Socrates membantu siswa untuk berpikir lebih

penting daripada mengisi pikiran mereka dengan fakta. Penggunaan

pertanyaan-pertanyaan akan menjadi kekuatan pendorong bagi siswa

untuk belajar secara mandiri (Kenner, 2009; Styslinger and Pollock,

2010).

2) Karakteristik Socratic Circles

Socratic Circles atau Socratic Seminar dalam proses

pembelajarannya akan mendorong siswa belajar aktif, karena sebagai

peserta seminar mereka akan mengekplorasi dan mengevaluasi ide-ide,

masalah dan nilai-nilai dalam suatu teks tertentu. Sebuah seminar yang

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

baik terdiri dari empat komponen yang saling terkait yaitu: teks yang

dipertimbangkan, pertanyaan yang muncul, pemimpin seminar dan

peserta seminar (Swanson, 2011). Komponen-komponen khas Socratic

Circles ini menjadi karakteristik dan menjadikan Socratic Circles

berbeda dengan metode-metode yang lain.

Komponen pertama dalam metode Socratic Circles adalah teks,

akan tetapi tidak semua teks dapat digunakan dalam proses pembelajaran

Socratic Circles. Teks yang dapat digunakan adalah teks yang dapat

memperkaya siswa dengan ide (Copeland, 2005), masalah dan nilai-nilai

untuk merangsang terjadinya dialog (Swanson, 2011). Metode Socratic

Circles tidak sepenuhnya bergantung pada bahan kasus (teks),

penggunaan teks hanya sebagai sarana menggambarkan permasalahan

untuk membimbing pertanyaan awal (Peterson, 2009a). Swanson (2011)

berpendapat bahwa sebuah teks yang baik akan menimbulkan pertanyaan

penting dalam benak para peserta. Copeland (2005) mengatakan

hendaknya teks tersebut relevan dengan apa yang sedang dipelajari dan

bermakna bagi kehidupan siswa. Menurut Paraskevas and Wickens

(2003) teks yang kaya akan ide dapat digunakan dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa, emosional siswa

dapat dikaitkan dengan kegiatan dari pengalaman siswa. Bahan teks

dapat diambil dari sastra, sejarah, ilmu pengetahuan, matematika, filsafat,

atau kasus peristiwa (Copeland, 2005).

Komponen kedua dalam metode Socratic Circles adalah

pertanyaan. Pertanyaan dalam proses pembelajaran Socratic Circles

merupakan hal yang sangat mendominasi. Metode Socratic Circles

dimulai dengan mengajukan pertanyaan awal kemudian dilanjutkan

dengan mengajukan pertanyaan lebih lanjut dalam menanggapi jawaban

siswa (Peterson, 2009a). Pertanyaan pembuka yang baik mengarahkan

peserta didik kembali ke teks sebagai media berspekulasi. Pertanyaan

pembuka yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi,

mendefinisikan dan memperjelas isu yang terlibat. Tanggapan terhadap

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pertanyaan pembuka akan menghasilkan pertanyaan baru yang akan

mengarah ke respon baru (Swanson, 2011). Penggunaan pertanyaan

dalam metode Socratic mengharuskan siswa untuk mengenali batas-batas

pengetahuan mereka sehingga meningkatkan motivasi belajar

(Paraskevas and Wickens, 2003). Pertanyaan pada metode Socratic tidak

akan mencapai kebenaran mutlak, karena kemungkinan adanya

perbedaan jawaban pertanyaan pada masa kini dan akan datang

(Paraskevas and Wickens, 2003).

Penggunaan serangkaian pertanyaan dalam metode Socratic

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bacaan.

Hasil penelitian tim National Reading Panel menunjukkan bahwa proses

tanya-jawab dapat meningkatkan pemahaman. Cara mengatasi gangguan

memahami bacaan yaitu dengan mengembangkan proses tanya-jawab

melalui metode Socratic Circles (Frankenfield, 2009). Pertanyaan-

pertanyaan dalam metode Socratic Circles dirancang untuk menyalurkan

proses berpikir peserta didik (Paraskevas and Wickens, 2003).

Komponen ketiga dalam metode Socratic Circles adalah

pemimpin seminar. Peran sebagai pemimpin seminar Socratic dapat

dilakukan oleh guru maupun siswa. Menurut Swanson (2009) pemimpin

dalam seminar Socratic memainkan peran ganda, yaitu sebagai pemimpin

dan peserta. Tugas sebagai pemimpin seminar adalah mengarahkan

eksplorasi pada ide-ide dalam teks. Tugas pemimpin sebagai peserta

seminar adalah terlibat secara aktif dalam proses eksplorasi teks.

Komponen keempat dalam metode Socratic Circles adalah peserta

seminar. Tugas peserta seminar selain terlibat aktif dalam proses

eksplorasi teks adalah berbagi tanggung jawab dengan pemimpin seminar

dalam menjaga kualitas seminar.

3) Manfaat dari Socratic Circles

Socratic Circles dilihat dari prosesnya kaya akan manfaat, jika

metode ini diterapkan dengan benar. Socratic Circles selain membantu

siswa memahami masalah yang komplek juga dapat membantu siswa

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

membangun keterampilan baik akademik maupun sosial (Copeland,

2005; Kenner, 2009). Keterampilan akademik meliputi keterampilan

membaca, menulis, berbicara, mendengar, berpikir kritis, merefleksi, dan

mendorong berpikir divergen. Keterampilan sosial meliputi team

building skills, conflik resolution, dan community-building skills

(Copeland, 2005; Seitz, 2005, Frankenfield, 2009; Kenner, 2009).

Menurut Peterson (2009a) metode Socratic akan menumbuhkan rasa

ingin tahu siswa dan memfasilitasi siswa untuk belajar aktif. Siswa

memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang teori. Manfaat yang

lain yaitu membantu siswa menemukan hubungan teori inovatif untuk

mendirikan metode dan penggunaan pertanyaan yang tepat. Siswa

mampu menghubungkan kejadian masa lalu untuk situasi saat ini atau

masa yang akan datang.

Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan akademik

yang dapat dikembangkan melalui metode Socratic Circles. Metode

Socratic merupakan sarana yang baik untuk berlatih mengembangkan

proses analisis dan berpikir kritis dengan individu terlibat secara aktif

(Peterson, 2009b; Copeland, 2005). Keterampilan berpikir kritis

dikembangkan melalui proses merevisi dan memperbaiki ide-ide untuk

pemahaman siswa dan memahami rekan-rekan mereka (Copeland, 2005).

Berpikir kritis dan belajar itu sendiri adalah proses yang berkelanjutan

bukan koleksi dari produk pembelajaran (Copeland, 2005).

Keterampilan berbicara dan mendengar dapat dikembangan

secara bersamaan dalam proses pembelajaran Socratic Circles, yang

terlihat dalam bentuk diskusi atau dialog. Socratic Circles dapat

meningkatkan kegiatan diskusi dalam kelas sehingga membantu siswa

mendapat wawasan tidak hanya dari guru atau teks (Frankenfield, 2009).

Kegiatan diskusi dalam Socratic Circles ini merangsang imajinasi dan

kecerdasan dengan meningkatkan kreatif dan kekuatan ingin tahu siswa

(Copeland, 2005). Menurut Copeland (2005) diskusi kelas yang benar

atau dialog yang benar harus memberi kesempatan bagi siswa untuk

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

berbagi ide mereka sendiri. Membangun pengetahuan berdasarkan

informasi sebelum diterapkan untuk situasi baru. Menguji hipotesis

mereka sendiri dan persepektif rekan-rekan mereka, sampai menemukan

jawaban yang telah dibangun melalui pengalaman pribadi, berpikir kritis,

retorika dan wacana.

Siswa bisa berbicara dalam kegiatan diskusi jika sebelumnya

mereka memiliki pengetahuan awal tentang yang akan dibahas, disinilah

keterampilan membaca dan menulis siswa ikut berperan. Guru

memberikan teks kepada siswa sebelum kegiatan diskusi dengan tujuan

membekali mereka pengetahuan awal agar diskusi dapat berjalan lancar.

Styslinger and Pollock (2010) berpendapat dengan memahami teks siswa

mampu berbicara di kelas. Pemahaman terhadap teks akan memberikan

pengetahuan pada siswa. Pengetahuan atau pengalaman yang telah siswa

miliki dapat digunakan untuk memecahkan masalah sederhana atau

komplek atau masalah yang ditimbulkan oleh pertanyaan (Paraskevas

and Wickens, 2003). Pemahaman siswa dari teks yang diberikan guru

tidak harus dihafalkan, tetapi siswa dapat menuliskannya kemudian

membacanya kembali saat diskusi.

Kegiatan mendengar dilakukan semua siswa baik yang di

lingkaran luar maupun yang di lingkaran dalam. Metode Socratic Circles

membuat siswa belajar bersabar mendengarkan pikiran-pikiran, perasaan-

perasaan, ide-ide orang lain saat berada di lingkaran luar atau dalam.

Mendengarkan berbagai teori atau pendapat orang lain siswa bisa

menjadi peserta diskusi aktif (Copeland, 2005).

Kegiatan refleksi dilakukan siswa ketika mereka berada di

lingkaran luar dalam kegiatan seminar Socratic. Kegiatan refleksi

melatih siswa berpikir kritis, merefleksi ide-ide baru dan membantu

meningkatkan kinerja siswa serta prestasi akademik (Copeland, 2005;

Strong, 2011).

Perkembangan kreativitas siswa dapat dipengaruhi oleh

lingkungan pembelajaran dari rekan belajar. Kreativitas merupakan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

aspek lain yang dapat ditingkatkan melalui Socratic Circles, siswa lebih

kreatif bila terlibat dalam kelompok dan mendengarkan pemikiran orang

lain. Siswa menggali lebih dalam pikiran dan perasaan mereka

(Copeland, 2005).

Penerapan metode Socratic Circles membantu siswa

membangun keterampilan sosial. Siswa mampu menerima pendapat dan

ide-ide orang lain yang berbeda dari mereka, dengan belajar bagaimana

cara untuk mendekati masalah melalui cara kolaborasi (Copeland, 2005;

Kenner, 2009). Socratic Circles memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, keterbukaan pikiran dan

kerja sama tim (Peterson, 2009a), sehingga metode Socratic

memungkinkan siswa untuk menyingkirkan egosentrisme kognitif

(Paraskevas and Wickens, 2003). Kegiatan menyelidikan bersama dalam

memecahkan masalah atau membangun pengetahuan bersama ini dapat

membantu mengembangkan keterampilan sosial siswa.

4) Tahapan Socratic Circles

Proses pembelajaran yang menerapkan metode Socratic Circles

adalah pembelajaran dibangun dengan memberikan serangkaian

pertanyaan yang tujuannya mengetahui sesuatu isi materi tertentu.

Metode Socratic Circles memudahkan siswa mendapatkan pemahaman

secara berangkai dari bentuk tanya jawab yang dilakukan. Bentuk-

bentuk tahapan prosedural dalam melaksanakan tanya-jawab seperti yang

dilakukan oleh Socrates dalam membelajarkan bahan dengan perilaku

menirukan apa yang dilaksanakan oleh Socrates. Menurut Copeland

(2005) dan Frankenfield (2009) metode Socratic Circles memiliki tujuh

tahap dalam proses pembelajarannya. Tujuh tahapan prosedural dari

metode Socratic Circles ditampilkan dalam Tabel 2.1.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Tabel 2.1 Tahapan Socratic Circles

Tahap Kegiatan Guru Tahap 1: Menentukan topik materi pokok bahasan apa yang akan dipelajari dan mengorientasi siswa kepada masalah

Guru mengorientasikan arah pembelajaran dengan menetapkan topik yang dipelajari, dengan cara guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menarik perhatian dan memotivasi siswa, menggali pengetahuan awal siswa, dan memberikan teks yang dapat meningkatkan pertanyaan-pertanyaan bagi siswa saat diskusi

Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mengatur tugas-tugas belajar untuk menganalisis teks dan membuat catatan pada teks (bagian yang dipilih siswa sebagai bahan diskusi) serta mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai atau mencari solusi

Tahap 3: Membantu mengkondisikan siswa untuk proses penyelidikan bersama

Guru membimbing siswa membentuk dua kelompok lingkaran konsentris secara acak untuk menempati lingkaran luar dan lingkaran dalam

Tahap 4: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok putaran pertama

Guru membimbing siswa yang berada di lingkaran dalam untuk memulai diskusi dengan memberikan pertanyaan awal, dan mengkondisikan siswa di lingkaran luar untuk diam mengamati perilaku atau kinerja siswa di lingkaran dalam dan membuat cacatan mental

Tahap 5: Menganalisis dan mengevalusi proses penyelidikan bersama dan kinerja siswa untuk melakukan proses perbaikan

Guru membimbing siswa di lingkaran luar untuk menilai kinerja dan memberikan feedbak pada kelompok atau individu di lingkaran dalam dan menawarkan saran untuk perbaikan

Tahap 6: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok putaran kedua

Guru membimbing siswa di lingkaran dalam dan lingkaran luar untuk bertukar peran dan posisi, dilanjutkan proses diskusi siswa di lingkaran dalam yang baru

Tahap 7: Menganalisis dan mengevalusi proses penyelidikan bersama dan kinerja siswa untuk melakukan proses perbaikan

Guru membimbing siswa di lingkaran luar yang baru untuk memberikan feedback dan menawarkan saran untuk perbaikan bila diperlukan

(Sumber: Copeland, 2005; Frankenfield, 2009)

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Tahap pertama dalam metode Socratic Circles menurut

Copeland (2005) dan Frankenfield (2009) yaitu sehari sebelum seminar

guru menetapkan topik yang dipelajari dan memberikan teks yang dapat

meningkatkan pertanyaan-pertanyaan bagi siswa saat diskusi. Tahap

kedua yaitu menugaskan siswa untuk mempelajari dan menganalisis teks

serta membuat catatan pada teks (bagian yang dipilih siswa sebagai

bahan diskusi) kemudian mendorong siswa mengumpulkan informasi

yang sesuai atau mencari solusi dari permasalahan yang disajikan dalam

bentuk teks. Tahap ketiga, sebelum memulai proses seminar atau diskusi

siswa dibagi menjadi dua kelompok lingkaran konsentris secara acak

untuk menempati lingkaran luar dan lingkaran dalam. Tahap keempat

siswa yang berada di lingkaran dalam memulai diskusi diawali dengan

membaca teks diskusi lalu mendiskuskan teks selama 10 menit. Siswa

yang berada di lingkaran luar diam mengamati perilaku atau kinerja

siswa di lingkaran dalam dan membuat cacatan mental. Tahap kelima

yaitu setelah siswa di lingkaran dalam menyimpulkan diskusi, siswa di

lingkaran luar menilai kinerja dan memberikan feedback pada kelompok

atau individu di lingkaran dalam selama 10 menit, guru dapat

menawarkan saran untuk perbaikan pada tahap ini. Tahap keenam, siswa

di lingkaran dalam dan lingkaran luar bertukar peran dan posisi. Tahap

ketujuh merupakan proses pengulangan langkah keempat dan kelima.

Proses pengulangan diskusi-feedback ini dapat dimodifikasi sesuai

dengan isi, fokus dan tujuan dari pembelajaran. Posisi duduk siswa

dalam proses pembelajaran dalam metode Socratic Circles dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 2.1 Posisi Duduk Siswa dalam Socratic Circles

(Sumber: Frankenfield, 2009)

5) Peran Guru dalam Socratic Circles

Kegiatan dikusi Socratic Circles agar berjalan efektif perlu

dipersiapkan. Guru perlu mempertimbangkan dan memahami

pentingnya: iklim kelas, peran guru dan membimbing siswa untuk

diskusi yang berkualitas (Copeland, 2005). Socratic Circles mempunyai

bentuk lingkaran ketika proses diskusi. Bentuk lingkaran dalam Socratic

Circles menurut Copeland (2005) bertujuan untuk membuat iklim kelas

lebih kondusif sehingga membuat diskusi di kelas lebih mengalir.

Kontak mata dan keterlibatan non-verbal dalam percakapan penting

untuk membuat siswa lebih percaya diri dan nyaman. Pengaturan

percakapan juga bisa mempengaruhi iklim kelas (Copeland, 2005).

Peran guru dalam proses pembelajaran Socratic Circles menurut

Frankenfield (2009) yaitu: (1) memilih teks untuk diskusi, (2) menjaga

jalannya diskusi, (3) mengarahkan lingkaran luar untuk memberi

feedback, (4) menilai dan mengevaluasi performance atau kinerja setiap

siswa dan kelompok. Memilih teks untuk diskusi maksudnya teks yang

dipergunakan dalam proses diskusi Socratic Circles sebaiknya teks

dengan kualitas tinggi atau baik yaitu teks yang mampu menimbulkan

banyak pertanyaan dan memungkinkan siswa untuk melihat dunia luar di

sekitar mereka. Menjaga jalannya diskusi dengan cara sesekali

memberikan kontribusi pertanyaan dan info dasar dan berperan sebagai

Lingkaran Luar

Lingkaran Dalam

Bangku/ Kursi

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

fasilitator dalam percakapan. Mengarahkan lingkaran luar untuk

memberi feedback hasil diskusi lingkaran dalam meliputi kualitas suara

siswa, isi diskusi dan kinerja siswa. menilai dan mengevaluasi

performance atau kinerja setiap siswa dan kelompok baik secara formal

ataupun informal. Penilaian dan evaluasi dapat dilakukan dengan cara

mengembangkan rubrik dan menggunakan scorecard. Hal penting dari

feedback guru pada akhir kegiatan yaitu menggambarkan tingkat prestasi

siswa secara verbal dan memberikan masukan untuk meningkatkan

kualitas diskusi.

Pemberian teks kepada siswa selain sebagai sarana memberikan

pengetahuan awal juga akan membantu siswa dalam membuat

pertanyaan. Perterson (2009a) menyatakan bahwa agar metode Socratic

dapat diterapkan secara efektif, siswa harus memiliki cukup informasi

latar belakang masalah dan pengetahuan tentang topik untuk

berpartisipasi dalam diskusi. Pertanyaan merupakan bagian penting dari

diskusi, sehingga guru perlu memberikan waktu kepada siswa untuk

menganalisis permasalahan dan merumuskan pertanyaan atau komentar.

Styslinger and Pollock (2010) menyatakan bahwa pemberian waktu pada

siswa untuk menuliskan pertanyaan dan komentar akan merangsang

diskusi berjalan baik.

b. Media Gambar

Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

menyalurkan pesan dan merangsang pikiran, membangkitkan semangat,

perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses

pembelajaran pada diri siswa. Media secara mendasar berpotensi

memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian.

Media dalam pembelajaran atau media pembelajaran dapat digunakan untuk

menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan murid dan dapat

digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik di dalam

maupun di luar kelas (Angkowo dan Kosasih, 2007). Media pembelajaran

menurut Daryanto (2010) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang

perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Indriana (2011) menyatakan pada intinya media

pembelajaran adalah tempat penyampaian pesan atau materi pembelajaran

yang disampaikan guru kepada murid dengan tujuan mencapai proses

pembelajaran yang efektif dan efisien. Media pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu alat yang dapat menarik pehatian siswa dan dijadikan sebagai

penghubung ataupun perantara dari guru kepada siswa agar proses

pembelajaran efektif dan efisien.

Penyampaikan materi pelajaran oleh guru kepada siswa,

membutuhkan suatu perantara yang dijadikan alat bantu untuk

mempermudah penyampaian maksud dari materi pelajaran. Perantara atau

alat bantu tersebut dikenal sebagai media pembelajaran. Media

pembelajaran akan berperan besar dalam mengkomunikasikan pesan atau

informasi yang disampaikan guru. Angkowo dan Kosasih (2007)

menyatakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut

juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap

orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses

pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran saat itu.

Pembelajaran bermedia juga dapat membantu siswa meningkatkan

pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan

penafsiran, serta memadatkan informasi.

Peran media sebagai perantara penyampaian pesan materi dari guru

kepada siswa berkaitan dengan memudahkan komunikasi yang sulit

dilakukan atau dibayangkan oleh siswa terhadap suatu konsep atau materi.

Media juga mempunyai banyak peran dalam pembelajaran antara lain

memudahkan penjelasan materi yang abstrak, mempermudah guru dalam

menyampaikan pembelajaran, memberikan pengalaman yang nyata dan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menarik perhatian siswa. Menurut Sadiman, dkk (2009) dan Daryanto

(2010) kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar secara

umum meliputi: memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis; mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera;

penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sifat pasif anak didik; dapat memberikan perangsangan yang sama,

mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persebsi yang sama.

Para pendidik sering menggunakan gambar sebagai media

pembelajaran karena selain lebih praktis dan ekonomis media gambar juga

mudah dimengerti. Praktis dalam arti mudah dibawa kemana-mana dan

mudah digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Ekonomis dalam

arti murah harganya dan mudah didapat. Media gambar menurut Sadiman,

dkk (2009) adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa

yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Pepatah

Cina mengatakan bahwa media gambar berbicara lebih banyak daripada

seribu kata. Anitah (2009) mendeskripsikan nilai gambar dari pendapat

Gerlach dan Ely bahwa gambar tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi

juga seribu tahun dan seribu mil. Melalui gambar dapat ditunjukkan kepada

pebelajar suatu tempat, orang, dan segala sesuatu meskipun jauh dari

jangkauan pengalaman pebelajar sendiri.

Pemanfaatan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,

karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran akan

memungkinkan proses pembelajaran berlangsung efektif. Penggunaan

media dalam pembelajaran tidak harus berbasis komputer atau teknologi,

melainkan dapat berupa media sederhana. Media gambar merupakan salah

satu media visual sederhana yang dapat dijadikan pertimbangan dalam

pemilihan media pembelajaran. Guru dalam menggunaan media

pembelajaran haruslah mempertimbangkan banyak hal agar media tersebut

benar-benar dapat mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik.

Pertimbangan lain yang harus dipahami guru dalam memilih media adalah

kemudahan akses, biaya, dan teknologi suatu media.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Media gambar memanfaatkan mata sebagai sarana utama untuk

memahami dunia, manusia mampu menterjemahkan informasi yang

diterima oleh indera lain kedalam kesan penglihatan, dengan demikian

dalam berbagai hal indera penglihatan berfungsi juga sebagai terjemahan

indera yang lain. Prisip-prinsip penggunaan media berbasis visual termasuk

media gambar adalah kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan

keseimbangan. Gambar visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah

gambar jadi yang dapat diperoleh dari sumber yang sudah ada misalnya

yang dapat di download dari situs internet www.google.com.

Media gambar sebagai suatu media visual sederhana mempunyai

beberapa kelebihan antara lain: gambar sifatnya konkret, gambar dapat

mengatasi batasan ruang dan waktu, gambar dapat mengatasi keterbatasan

pengamatan, gambar dapat memperjelas suatu masalah, gambar harganya

murah dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan

khusus (Sadiman, dkk, 2009; Indriana, 2011, Sulistyo, 2011). Kelebihan

lain dari media gambar yaitu: gambar dapat menerjemahkan ide-ide abstrak

ke dalam bentuk yang lebih nyata; banyak tersedia dalam buku-buku; sangat

mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan; relatif tidak mahal;

dan dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi Anitah

(2009). Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut membuat media gambar

menjadi alternatif yang mudah digunakan dan tidak memberatkan para

pendidik.

Berdasarkan kerucut pengalaman Edgare Dale penggunaan media

seperti media visual (dalam hal ini media gambar) mampu menyajikan

pengalaman yang lebih kongkrit sehingga dapat membantu siswa dalam

mengintegrasikan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengalaman

sebelumnya. Senada dengan pernyataan tersebut Anitah (2009) mengulas

pendapat Edgare Dale bahwa gambar dapat mengalihkan pengalaman

belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih kongkrit (pengalaman

langsung), sehingga penggunaan media dapat menunjang keberhasilan

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

siswa. Kerucut pengalaman (core experience) yang dikemukakan oleh

Edgare Dale disajikan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Edgare Dale

(sumber: Jacobs, et al, 2008)

Berdasarkan gambar kerucut pengalaman Edgare Dale pada

Gambar 2.2 terlihat bahwa aktivitas melihat media gambar merupakan

aktivitas secara visual yang memberikan kontribusi pengetahuan siswa

sebesar 30%. Senada dengan pernyataan Graybill (2008) we learn 30% of

what we see, yang berarti kita memperoleh pengetahuan sebesar 30% dari

apa yang kita lihat.

Pengunaan media gambar yang dipadukan dengan metode Socratic

Circles tidak hanya sekedar aktivitas visual saja, namun akan melibatkan

beberapa aspek lain dari aktivitas belajar siswa. Pembelajaran dengan

menggunakan metode Socratic Circles dapat membuat siswa mau belajar

untuk membaca, mendengar, melihat, berdiskusi, bahkan mengajarkan apa

yang siswa pahami kepada teman sebayanya. Graybill (2008) pernah

merumuskan dalam Socratic Seminars International bahwa: kita belajar

10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa

yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 % dari apa yang

kita diskusikan dengan orang lain, 80% dari apa yang kita alami sendiri dan

95% dari apa yang kita ajarkan kepada orang lain. Berdasarkan pernyataan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Graybill tersebut penggunaan metode Socratic Circles dan media gambar

akan dapat membantu siswa memperoleh pengalaman yang lebih kongkrit

dan pengetahuan yang lebih besar.

c. Berpikir Kreatif

1) Pengertian Berpikir Kreatif

Berpikir merupakan suatu kemampuan mental yang ada di

dalam setiap individu. Guru perlu menciptakan aktivitas dan lingkungan

yang kondusif dalam rangka membantu siswa membangun

pengetahuannya sendiri dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Menurut

Liliasari (2011) kegiatan berpikir yang termasuk proses berpikir tingkat

tinggi diantaranya berpikir kritis dan berpikir kreatif. Kedua proses

berpikir tersebut menggunakan penalaran untuk membangun berbagai

ide.

Berpikir terjadi dalam membuat keputusan, atau memperoleh

pemahaman, melalui berpikirlah manusia mampu memperoleh makna

atau pemahaman tentang setiap hal yang dihadapinya dalam kehidupan.

Fisher (2009) menyatakan bahwa seseorang yang berpikir kritis biasa

mengajukan pertanyaan yang tepat, menggabungkan informasi yang

relevan. Berpikir kritis secara efesien dan kreatif menyusun informasi,

mempunyai nalar yang masuk akal atas informasi yang dimiliki.

Kesimpulan-kesimpulan konsisten yang dapat dipercaya sehingga dapat

dimanfaatkan untuk kehidupan manusia dan bisa memetik keberhasilan.

Ong and Borich (2006) menyatakan bahwa ada beberapa

keterampilan berpikir kritis yang menunjang berpikir kreatif. Kedua

kemampuan berpikir kritis dan kreatif saling menunjang dalam upaya

menyelesaikan suatu masalah. Masalah harus dihadapi secara kritis

kemudian mencari solusi secara kreatif sehingga diperoleh solusi yang

terbaik. Berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan

membangun pengetahuan yang telah dimiliki, menanyakan suatu

kekhawatiran terhadap suatu masalah yang mungkin diperlukan di masa

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

depan, mempertinggi perhatian terhadap satu permasalahan, dan

merangsang hasrat serta rasa ingin tahu.

Berpikir kreatif menurut Rachmawati dan Kurniati (2010)

merupakan kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa

gagasan maupun karya nyata yang berbeda dengan yang telah ada

sebelumnya. Arnyana (2006) berpendapat bahwa berpikir kreatif adalah

penggunaan dasar proses berpikir untuk mengembangkan atau

menemukan gagasan atau ide atau hasil yang asli, estetis, konstruktif

yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekanannya pada

aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan

informasi dan bahan untuk menjelaskan sesuai perspektif pemikir.

Berpikir kreatif menurut Johnson (2009) merupakan sebuah kebiasaan

pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan

imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka

sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang

tidak terduga. Liliawati dan Erna (2010) menjelaskan berpikir kreatif

sebagai kemampuan kognitif untuk memunculkan dan mengembangkan

gagasan baru, ide baru sebagai pengembangan dari ide yang telah lahir

sebelumnya dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara

divergen. Sitompul dan Fahmi (2007) mengemukakan bahwa berpikir

kreatif berarti menciptakan gagasan-gagasan baru, alternatif baru, solusi

baru dan penemuan baru.

Liliasari (2011) memfokuskan berpikir kreatif pada pencarian

banyak ide, pemunculan berbagai kemampuan dan banyak jawaban benar

terhadap suatu permasalahan. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas

menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan proses kognitif dalam

tingkat yang lebih tinggi untuk menciptakan ide-ide baru maupun

mengembangkan gagasan-gagasan yang sudah ada sebelumnya dengan

menggunakan aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam

menggunakan segala informasi atau data yang tersedia untuk

memecahkan masalah sesuai perspektif pemikir.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berpikir kreatif merupakan sinonim dari berpikir divergen

(Arnyana, 2006). Berpikir divergen merupakan cara berpikir menyebar

dari satu titik ke segala arah. Aktivitas berpikir kreatif memungkinkan

lebih dari satu jawaban untuk menjawab permasalahan. Berpikir kreatif

menurut (Ambarjaya, 2008) merupakan bagian dari kreativitas, dimana

kemampuan berpikir kreatif adalah aspek kognitif dari kreativitas.

Berpikir kreatif merupakan padanan dari kreativitas dalam berpikir.

Berpikir kreatif menunjukan terdapatnya kreativitas yang dimiliki oleh

seseorang dalam menyikapi sesuatu hal atau dapat diartikan hasil dari

berpikir kreatif diwujudkan dalam bentuk kreativitas.

Kreativitas menurut Sugiarto (2011) merupakan kemampuan

melihat masalah ketika orang lain tidak melihatnya, kemampuan melihat

suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, kemampuan berkreasi

dalam menggabungkan beberapa gagasan yang lama atau sudah ada

menjadi baru. Pengertian kreativitas menurut Hawadi, dkk (2001)

merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru.

Gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude

maupun non-aptitude termasuk sesuatu yang baru. Munandar (2004)

mengungkapkan kreativitas sebagai hasil interaksi antara individu dan

lingkungannya. Heidarie, et al (2011) menjelaskan kreativitas

merupakan kemampuan untuk menghasilkan pikiran-pikiran baru untuk

menemukan solusi baru untuk masalah.

Hernowo (2007) menyatakan bahwa kreativitas berkaitan

dengan potensi yang ada dalam diri manusia yang dapat dimanfaatkan

untuk mengubah kehidupan. Kreativitas dapat didefinisikan sebagai

potensi yang ada dalam diri seseorang untuk melihat dan memecahkan

masalah yang ada pada lingkungan tempat hidup mereka dengan cara

yang baru. Lingkungan tempat manusia hidup akan mempengaruhi

(kemampuan berpikir) dan dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi

dalam diri individu (perubahan kemampuan berpikir). Perubahan di

dalam individu maupun di lingkungan dapat menunjang atau

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menghambat upaya perkembangan kemampuan berpikir kreatif.

Implikasinya dalam pendidikan kemampuan berpikir kreatif dapat

ditingkatkan melalui proses pembelajaran yang dikondisikan untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

2) Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif dimaksudkan sewaktu menggagas ide baru, otak

berpikir untuk menghasilkan ide yang banyak (kelancaran), ide yang

bervariasi atau berbeda-beda (kelenturan), ide yang unik (asli), dengan

paparan yang rinci dan berguna (bernilai). Ciri-ciri berpikir kreatif ada

lima, yaitu kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir

luwes (flexibility), kemampuan berpikir orisinil (originality), kemampuan

berpikir memerinci (elaboration), dan kemampuan mengevaluasi atau

menilai (evaluation) (Hawadi, dkk, 2001; Ambarjaya, 2008). Menurut

Rachmawati dan Kurniati (2010) lima ciri-ciri kemampuan berpikir

kreatif yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), originality

(keaslian), elaboration (keterperincian), sensitivity (kepekaan). Hawadi,

dkk (2001) dan Ambarjaya (2008) merumuskan evaluation sebagai ciri

kelima untuk kemampuan berpikir kreatif, sedangkan Rachmawati dan

Kurniati (2010) merumuskan sensitivity.

Arnyana (2006) dan Munandar (2009) merumuskan empat aspek

kemampuan berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, originality dan

elaboration. Fluency merupakan kemampuan menghasilkan banyak ide.

Flexibility merupakan kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi.

Originality merupakan kemampuan menghasilkan ide baru atau ide yang

sebelumnya tidak ada dan elaboration merupakan kemampuan

mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ide

yang rinci atau detail.

Seseorang itu kreatif atau tidak dapat dilihat dari ciri-ciri

kemampuan berpikir kreatif yang berkaitan dengan unsur aptitude dan

non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri-ciri yang berhubungan dengan

kognitif, sedangkan non-aptitude merupakan ciri-ciri yang berhubungan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dengan sikap atau perasaan (Hawadi, dkk, 2001). Ciri-ciri kemampuan

berpikir kreatif menurut Hawadi, dkk, (2001) dapat dilihat pada Tabel

2.2.

Tabel 2.2 Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Hawadi, dkk (2001)

No

Ciri-ciri Berpikir Kreatif

Definisi Perilaku Siswa

1 Berpikir lancar (Fluency)

a. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan

b. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal

Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan

Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah

Lancar mengemukakan gagasan-gagasannya

2 Berpikir luwes (Flexibility)

a. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi

b. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda

c. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda

Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah

Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya

Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda

3 Berpikir orisinal

(Originality)

a. Mampu melahirkan ungkapan baru dan unik

b. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur

Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel Lanjutan Tabel 2.2 Ciri-ciri Berpikir Kreatif

4 Kemampuan

merinci (Elaboration)

a. Mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan atau produk

b. Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga jadi lebih menarik

Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang merinci

Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain

5 Kemampuan

menilai (Evaluaty)

a. Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka

b. Mampu melaksanakan gagasan, tidak hanya mencetuskan gagasan saja

Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri

Mempunyai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mencapai suatu keputusan

Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus

(Sumber: Hawadi, dkk, 2001)

Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar (2009)

disajikan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Ciri-ciri Berpikir Kreatif Menurut Munandar (2009)

No Ciri-ciri Berpikir Kreatif Perilaku Siswa

1 Berpikir lancar (Fluency)

Menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan

Arus pemikiran lancar

2 Berpikir luwes (Flexibility)

Menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam

Arah pemikiran yang berbeda-beda Mampu mengubah cara atau pendekatan

3 Berpikir orisinal (Originality)

Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang

4 Berpikir terperinci (Elaboration)

Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan

Memperinci detail-detail Memperluas suatu gagasan

(Sumber: Munandar, 2009)

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti belum menemukan referensi hasil penelitian yang

menjelaskan pengaruh metode Socratic Circles terhadap kemampuan

berpikir kreatif, sebab penggunaan metode Socratic Circles belum begitu

familiar di Indonesia, namun Noviasari pernah melakukan penelitian dengan

metode yang serupa dalam skripsinya yang berjudul pengaruh metode

Socrates (Socratic Method) dalam pembelajaran fisika pada materi pokok

cahaya terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian

Noviasari (2011) menunjukkan bahwa penerapan metode Socrates (Socratic

Method) berpengaruh lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

di kelas eksperimen dibanding dengan kelas kontrol. Respons siswa

terhadap penerapan metode Socrates (Socratic Method) sangat bagus. Hal

ini terlihat dari 12 pertanyaan yang diberikan kepada siswa setiap

pertanyaan memperoleh lebih dari 75% yang artinya bahwa sebagian besar

siswa antusias terhadap metode pembelajaran yang diterapkan sehingga

metode Socrates (Socratic Method) berhasil diterapkan.

Jurnal yang berjudul pengembangan perangkat pembelajaran

berbasis masalah dan pertanyaan Socratic untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis siswa SMP oleh Redhana, dkk (2009) menjelaskan bahwa

pembelajaran ini dimulai dengan masalah, dan mampu mengembangkan

ide-ide siswa serta efektif untuk membimbing siswa mengembangkan

pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis. Perterson (2009b)

dalam jurnalnya yang berjudul Socratic Problem-Solving in The Business

World menyimpulkan bahwa metode Socratic memungkinkan peserta didik

mengambil keputusan secara kritis dan menganalisis fakta-fakta yang terkait

dengan situasi. Peterson (2009a) menyatakan hal yang serupa dalam

jurnalnya yang berjudul Teaching to Think Applying The Socratic Method

Ourside The Law School Setting dengan kesimpulan metode Socratic dapat

menjadi sarana yang efektif dalam memupuk kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa metode

Socratic dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif akan saling menunjang satu

dengan yang lainnya dalam upaya menyelesesaikan suatu masalah dalam

proses pembelajaran. Penelitian eksperimental tentang kemampuan berpikir

kritis dan kreatif pernah dilakukan Ismaimuza dalam disertasinya yang

berjudul kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP

melalui pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif.

Hasil penelitian Ismaimuza (2010) menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif (PBLKK)

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis serta

sikap positif siswa dalam matematika.

Penelitian-penelitian lain tentang pengembangan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif siswa dalam lingkungan yang sama dilakukan oleh

Ambarwati dalam thesisnya yang berjudul mengembangkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif melalui pendekatan pembelajaran langsung dan

tak langsung. Penelitian Ambarwati (2011) menghasilkan kesimpulan

bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran dengan Langsung-Tak

Langsung mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

lebih baik dari siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung.

Penelitian Budiman dalam thesisnya yang berjudul peningkatan

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa melalui pendekatan

pembelajaran berbasis masalah berbantuan program Cabri 3D. Berdasarkan

hasil analisis data dapat diketahui adanya peningkatan kemampuan berpikir

kritis dan kreatif matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis

masalah berbantuan program Cabri 3D lebih baik daripada siswa yang

mendapat pembelajaran konvensional, serta terdapat hubungan positif yang

cukup signifikan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis

siswa pada pembelajaran berbasis masalah berbantuan program Cabri 3D

(Budiman, 2011). Hasil penelitian Budiman ini menunjukkan secara

langsung adanya korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif,

dimana peringkat yang diperoleh siswa pada kemampuan berpikir kritis

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

matematis hampir sama dengan peringkat yang diperoleh dalam

kemampuan berpikir kreatif matematis.

Penelitian quasi-eksperimental Hidayat ketika menempuh jenjang

S-2 dengan judul thesisnya menigkatkan kemampuan berpikir kritis dan

kreatif matematik siswa melalui pembelajaran kooperatif Think-Talk-Write

(TTW), salah tujuan penelitiannya adalah untuk melihat apakah terdapat

asosiasi antara kemampuan berpikir kritis matematik dan kemampuan

berpikir kreatif matematik. Hasil studi menunjukkan bahwa peningkatan

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa yang memperoleh

pembelajaran kooperatif TTW lebih baik daripada yang pembelajarannya

dengan cara konvensional, dan terdapat asosiasi yang signifikan antara

kualifikasi kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematik siswa dan

asosiasinya termasuk kategori cukup kuat (Hidayat, 2011). Asosiasi

tersebut menunjukkan bahwa siswa yang kemampuan berpikir kritisnya baik

maka kemampuan berpikir kreatifnya cenderung baik. Penelitian ini

semakin memperkuat bahwa terdapat hubungan antara berpikir kritis dan

kreatif. Pernelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa kemampuan

berpikir kreatif dapat dikembangkan pada lingkungan yang sama seperti

mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Jurnal yang berjudul Critical

and Creative Thinking Course Activities oleh Zimmerman (2004)

menyatakan bahwa berpikir kritis dan berpikir kreatif dapat ditingkatkan

pada kegiatan pembelajaran yang sama.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan sebuah proses belajar yang di dalamnya

terdapat beberapa komponen yang saling berkaitan atau tidak dapat saling lepas

satu sama lain. Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah metode

pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah sejauh ini belum

mengoptimalkan kemampuan siswa untuk bisa menemukan, membangun konsep

pengetahuannya sendiri, dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Hal ini

dikarenakan para pendidik lebih tertarik dalam upaya mengembangkan dan

menguji daya ingat anak didiknya, dari pada usaha para pendidik untuk benar-

benar mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.

Kemampuan berpikir merupakan hal penting dan sangat diperlukan

peserta didik untuk menghadapi persoalan hidup di masa yang akan datang.

Salah satu kemampuan berpikir yang perlu dilatih adalah kemampuan berpikir

kreatif. Kemampuan berpikir kreatif di bidang pendidikan nantinya akan

membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam proses

belajar. Kemampuan berpikir kreatif pada siswa menjadi hal yang sangat penting,

karena pada umumnya masalah nyata di dunia saat ini tidak sederhana dan

konvergen. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif juga dapat berimplikasi pada

rendahnya prestasi peserta didik. Kemampuan berpikir kreatif akan lebih mudah

dikembangkan apabila proses pembelajaran yang dilaksanakan memberikan ruang

bagi pengembangan kreativitas siswa. Siswa harus memberikan satu-satunya

jawaban yang benar menurut guru atau buku serta mengutarakan serangkaian

alternatif jawaban yang juga benar. Proses pembelajaran seperti itu merupakan

proses pembelajaran aktif. Salah satu proses pembelajaran yang aktif melibatkan

siswa dalam proses pembelajaran adalah metode Socratic Circles.

Metode Socratic Circles menggunakan deretan pertanyaan dalam proses

pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan itu akan membantu siswa menemukan dan

membangun konsep pengetahuannya sendiri sesuai dengan kemampuannya.

Proses tanya-jawab dalam metode Socratic Circles dapat memperdalam

pengetahuan siswa dan mendorong peserta didik berpikir divergen, dengan kata

lain proses penyelidikan bersama ini akan membantu siswa mengembangkan

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33 kebiasaan berpikir kritis dan analisis yang mengarah pada peningkatan

kemampuan berpikir siswa. Metode Socratic Circles dapat diterapkan diberbagai

macam siswa yang mewakili kemampuan tinggi dan rendah, dan berbagai latar

belakang ras, budaya, dan sosial ekonomi dan terbukti mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif

akan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam upaya menyelesesaikan

suatu masalah, dengan demikian kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan

pada lingkungan yang sama seperti mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Selain pemilihan metode pengajaran yang sesuai, dalam prosesnya

pendidikan membutuhkan media sebagai alat bantu agar pembelajaran berjalan

efektif dan efisien. Pemilihan media gambar di sini dimaksudkan untuk lebih

mendekatkan siswa pada permasalahan yang ada di sekitar mereka.

Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian tentang penerapan

metode pembelajaran Socratic Circles disertai media gambar yang diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran Pembelajaran belum

mengakomidasi siswa untuk menemukan dan membangun konsep sendiri

Pembelajaran berorientasi pada penguasaan materi atau daya ingat

Pembelajaran kurang mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik

Keadaan siswa Siswa pasif dalam proses

pembelajaran Jawaban siswa cenderung

teks book Siswa kurang

mengungkapkan jawaban-jawaban alternatif yang juga benar (gagasan-gagasan baru)

Kemampuan berpikir kreatif siswa kurang

atau rendah

Penerapan metode pembelajaran Socratic Circles

Berdasarkan hasil penelitian terbukti

dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis

Kemampuan berpikir kreatif

Pengaruh Kemampuan berpikir kreatif meningkat

Penerapan metode pembelajaran Socratic Circles disertai media gambar

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian yang relevan maka dalam

penelititan ini dapat dirumuskan sebuah hipotesis penelitian yaitu penerapan

metode Socratic Circles disertai media gambar berpengaruh terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODE PENILITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Boyolali yang

beralamat di Jalan Tentara Pelajar No. 06, Kebonbimo, Boyolali, pada kelas X

semester 2 tahun pelajaran 2011/ 2012.

2. Waktu Penelititan

Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/ 2012. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun

tahap-tahap pelaksanaannya disajikan pada Gambar 3.1.

Jenis Kegiatan Penelitian Bulan ke-

(tahun pelajaran 2011/ 2012) 01 02 03 04 05 06 07

1. Tahap Persiapan Penelitian a. Pengajuan judul skripsi b. Penyusunan proposal c. Penyusunan instrumen penelitian d. Seminar proposal e. Perijinan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Uji coba instrumen penelitian b. Menganalisis hasil uji coba c. Merevisi instrumen penelitian d. Penentuan sampel e. Penerapan metode pembelajaran f. Pengambilan data (postes)

3. Tahap Penyelesaian a. Analisa data b. Penyusunan draf c. Pengetikan skripsi d. Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi

Gambar 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Penerapan

Metode Socratic Circles Disertai Media Gambar

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

B. Desain Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi

experimental research) karena tidak semua variabel yang relevan dapat

dikendalikan dan dimanipulasi oleh peneliti (Azwar, 2001; Darmadi, 2011).

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya

hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel dalam penelitian dengan

memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen.

Rancangan penelitian ini adalah Posstest-Only Control Group Design

yang dapat dilihat pada Tabel 3.1. Penggunaan rancangan penelitian Posstest-

Only Control Group Design didasarkan pada asumsi bahwa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil sudah betul-betul equivalen,

tujuan penggunaan desain ini yaitu untuk mengetahui perbandingan pencapaian

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Posstest-Only Control Group Design

Menurut Darmadi (2011)

Group Variabel Terikat Posttest Eksperimen (R) X1 O Kontrol (R) X2 O

(Sumber: Darmadi, 2011)

Keterangan: R : Random assigment (pemilihan kelompok secara random) X1 : Perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu

berupa pembelajaran dengan menggunakan metode Socratic Circles disertai media gambar

X2 : Perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok kontrol yaitu berupa pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah-diskusi-presentasi

O : Pemberian tes kemampuan berpikir kreatif yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, dimana kedua

kelompok diberi perlakuan atau treatment yang berbeda. Dua kelompok

subjek penelitian dipilih secara acak atau random (Setyosari, 2010). Kelas

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pertama yang terpilih adalah kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen dan kelas

kedua adalah kelas X-2 sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol tersebut sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi masing-

masing mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen

diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode Socratic

Circles disertai media gambar sedangkan kelompok kontrol diberikan

perlakuan pembelajaran dengan metode ceramah disertai diskusi dan

presentasi. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut diberi posttest di akhir

pembelajaran (Sugiyono, 2011). Hasil posttest kemudian diolah dan dianalisis

untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan metode Socratic Circles

disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

dalam penelitian (Setyosari, 2010; Widoyoko, 2012). Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang

menjadi sebab munculnya variabel terikat (Darmadi, 2011; Sugiono, 2011).

Variabel bebas dipilih oleh peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap

variabel terikat (dependent variable). Variable bebas dalam penelitian ini

adalah pembelajaran dengan metode Socratic Circles disertai media gambar

dan pembelajaran dengan metode ceramah disertai diskusi dan presentasi.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

kehadirannya dipengaruhi oleh variabel bebas (Darmadi, 2011; Sugiono,

2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir

kreatif siswa yang meliputi aspek fluency, flexibility, originality dan

elaboration.

Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa metode pembelajaran

Socratic Circles disertai media gambar dengan metode pembelajaran ceramah

disertai diskusi dan presentasi terhadap variabel terikat yang berupa

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kemampuan berpikir kreatif siswa tertuang dalam paradigma penelitian.

Skema paradigma penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Keterangan:

X : Pembelajaran X0 : Pembelajaran metode ceramah-diskusi-presentasi (kontrol) X1 : Pembelajaran metode Socratic Circles disertai media gambar

(eksperimen) Y : Kemampuan berpikir kreatif X0Y : Kemampuan berpikir kreatif kelompok kontrol X1Y : Kemampuan berpikir kreatif kelompok eksperimen

Gambar 3.2 Paradigma Penelitian

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan himpunan objek atau subjek yang mempumyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Darmadi, 2011; Sugiyono, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 2 SMA

Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012. Populasi dikelompokkan ke

dalam tujuh kelompok secara acak dengan jumlah siswa setiap kelompok

antara 31 sampai 34 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang dijadikan objek penelitian (Darmadi, 2011; Sugiyono, 2011).

Pengambilan sampel dilakukan karena keterbatasan peneliti dalam penelitian

yang tidak mampu memberi perlakuan terhadap seluruh populasi, sehingga

hanya mengambil sebagian dari populasi sebagai sampel yang dapat mewakili

seluruh populasi. Sugiyono (2011) menambahkan bahwa sampel yang diambil

X

X1

X0

Y

Y

X1Y

X0Y

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dari populasi tersebut harus bersifat representatif agar penarikan kesimpulan

dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel dalam penelitian adalah dua kelas

yang ada di kelas X SMA Negeri 2 Boyolali yaitu kelas X-3 sebagai kelompok

eksperimen yang terdiri dari 32 siswa dan kelas X-2 sebagai kelompok kontrol

yang terdiri dari 31 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

cluster random sampling. Cluster random sampling merupakan cara pengambilan

sampel secara random dimana sampel yang dipilih sudah dalam kelompok-

kelompok tertentu, dimana setiap kelompok mempunyai karakteristik yang sama

(Darmadi, 2011). Teknik tersebut memandang populasi sebagai kelompok-

kelompok sampel dimana kelompok tersebut terdapat di kelas X. Pengambilan

sampel dilakukan secara acak dari tujuh kelas pada kelas X di SMA Negeri 2

Boyolali. Sampel yang diambil sebanyak dua kelas yang akan diperlakukan

sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga dalam sampel ini

unit analisisnya bukan individu tetapi kelas atau kelompok yang terdiri atas

sejumlah individu (Sudjana dan Ibrahim, 2010). Sebelum pengambilan sampel

dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sampel

memiliki karakteristik yang sama. Pengujian dilakukan dengan cara menguji data

sekunder berupa dokumen nilai ulangan semester gasal pada mata pelajaran

biologi menggunakan anova yang didahului dengan uji prasyarat berupa uji

normalitas dan uji homogenitas.

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (α = 0,050)

dengan menggunakan bantuan program SPSS 16. H0 dirumuskan bahwa data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan H1 dirumuskan bahwa data

berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Keputusan uji dinyatakan

bahwa H0 diterima apabila harga koefisien Dhitung ≤ nilai kritis Dtabel(α,n)

(Sudarmanto, 2005) atau apabila nilai Sig. > tingkat α yang ditetapkan yaitu 0,050

(Pramesti, 2011). Hasil uji normalitas untuk semua kelompok dalam populasi

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41 disajikan pada Tabel 3.2 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

(halaman 249).

Tabel 3.2 Uji Normalitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal

Kelas Kolmogorov-Smirnov Test Perbandingan Keputusan Uji Dhitung Sig. Dtabel(α;n) Nilai D Sig. dengan α

X-1 n = 33 0,190 0,185 0,231 Dhitung ≤ Dtabel

0,190 ≤ 0,231 Sig. > α

0,185 > 0,050 H0 diterima

X-2 n = 31 0,173 0,313 0,238 Dhitung ≤ Dtabel

0,173 ≤ 0,238 Sig. > α

0,313 > 0,050 H0 diterima

X-3 n = 32 0,191 0,194 0,234 Dhitung ≤ Dtabel

0,191 ≤ 0,234 Sig. > α

0,194 > 0,050 H0 diterima

X-4 n = 34 0,146 0,466 0,227 Dhitung ≤ Dtabel

0,146 ≤ 0,227 Sig. > α

0,466 > 0,050 H0 diterima

X-5 n = 32 0,161 0,378 0,234 Dhitung ≤ Dtabel

0,161 ≤ 0,234 Sig. > α

0,378 > 0,050 H0 diterima

X-6 n = 34 0,129 0,622 0,227 Dhitung ≤ Dtabel

0,129 ≤ 0,227 Sig. > α

0,622 > 0,050 H0 diterima

X-7 n = 33 0,140 0,539 0,231 Dhitung ≤ Dtabel

0,140 ≤ 0,231 Sig. > α

0,539 > 0,050 H0 diterima

Hasil pengolahan data sekunder menunjukan bahwa setiap kelompok

dalam populasi kelas X SMA Negeri 2 Boyolali memiliki harga koefisien Dhitung ≤

Dtabel(α,n) dan nilai Sig. > 0,050 sehingga menunjukan data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

Data sekunder yang berupa dokumen nilai ulangan semester pada

kelompok-kelompok dalam populasi kemudian diuji dengan uji Levene’s (α =

0,050) menggunakan bantuan program SPSS 16 untuk mengetahui apakah

populasi bersifat homogen atau tidak. H0 dirumuskan bahwa data populasi

bervariansi homogen. H1 dirumuskan bahwa data populasi tidak bervariansi

homogen. Keputusan uji dinyatakan apabila harga koefisien Flevene’s (Fhitung) ≤

nilai kritis Ftabel(α,df1,df2) atau apabila nilai Sig. > tingkat α yang ditetapkan yaitu

0,050 maka H0 diterima (Sudarmanto, 2005). Hasil uji homogenitas disajikan

pada Tabel 3.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 (halaman 250).

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42 Tabel 3.3 Uji Homogenitas Data Dokumen Ulangan Semester Gasal

Kelas Levene’s Test Perbandingan Keputusan

Uji Fhitung Sig. Ftabel (α;df1;df2)

Nilai F Sig. dengan α

X-1 sampai X-7 1,801 0,100 2,139 Fhitung ≤ Ftabel

1,801 ≤ 2,139 Sig. > α

0,100 > 0,050 H0 diterima

Hasil dari uji Levene’s menunjukan harga koefisien FLevene’s (Fhitung) ≤

Ftabel(0,050;6;222) dan nilai Sig. > 0,050 sehingga dapat diketahui bahwa kelompok-

kelompok dalam populasi memiliki varians yang tidak berbeda nyata sehingga

populasi bersifat homogen (Pramesti, 2011).

Uji anova bisa dilakukan karena data tiap kelompok dalam populasi telah

memenuhi persyaratan yaitu data berdistribusi normal dan homogen. Uji anova

dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 16 dengan H0 dirumuskan bahwa

tidak ada perbedaan nilai rata-rata antar kelompok dalam populasi dan H1

dirumuskan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata antar kelompok dalam populasi

(Wijaya, 2009). Hasil dari uji anova dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 (halaman 251).

Tabel 3.4 Uji ANOVA Data Dokumen Ulangan Semester Gasal

Kelas ANOVA Test Perbandingan Keputusan

Uji Fhitung Sig. Ftabel (α;df1;df2)

Nilai F Sig. dengan α

X-1 sampai X-7 7,528 0,000 2,139 Fhitung ≥ Ftabel

7,528 ≥ 2,139 Sig. < α

0,000 < 0,050 H0 ditolak

Keputusan uji dinyatakan apabila harga koefisien Fhitung ≤ nilai kritis

Ftabel(α;df1;df2) atau apabila nilai Sig. < tingakt α yang ditetapkan yaitu 0,050, maka

H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan nilai rata-rata antar kelompok dalam

populasi, begitu pula sebaliknya (Hartono, 2010). Pengolahan data pada Tabel

3.4 tersebut menunjukan bahwa harga koefisien Fhitung ≥ Ftabel(0,050;6;222) dan nilai

Sig. < 0,050, sehingga H0 ditolak dan menerima H1 yang berarti bahwa ada

perbedaan nilai rata-rata antar kelompok dalam populasi, oleh karena itu perlu

dilakukan uji lanjut untuk mengetahui letak perbedaan nilai rata-rata antar

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43 kelompok tersebut. Uji lanjut menggunakan metode Scheffe, karena asumsi

homogenitas telah terpenuhi dan ukuran sampel setiap kelompok tidak sama.

Hasil uji Scheffe disajikan pada Tabel 3.5 dan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 4 (halaman 251).

Tabel 3.5 Uji Lanjut Metode Scheffe Data Dokumen Ulangan Semester Gasal

Kelas N Mean sub-kelompok untuk α = 0,05 1 2 3

X-6 34 67,74 X-7 33 68,42 68,42 X-4 34 69,24 69.24 69,24 X-5 32 69,53 69,53 69,53 X-1 33 72,24 72,24 X-2 31 72,84 X-3 32 73,00 Sig. 0,868 0,085 0,095

Hasil uji lanjut mentode Scheffe pada Tabel 3.5 tersebut menunjukkan

adanya tiga kelompok yang memiliki nilai rata-rata berbeda. Kelompok satu

memiliki nilai rata-rata yang berbeda dengan kelompok dua dan tiga. Kelompok

dua memiliki nilai rata-rata yang berbeda dengan kelompok tiga, namun ketiga

kelompok tersebut memiliki nilai sig. > 0,050, yang berarti nilai rata-rata

homogen dalam sub-kelompok sehingga kelompok atau kelas yang diambil dapat

digunakan apabila dalam sub-kelompok yang sama. Sampel yang digunakan

untuk penelitian harus berada dalam sub-kelompok yang sama karena sampel

dalam penelitian harus memiliki kemampuan awal yang seimbang atau sama.

Berdasar hasil tersebut maka penelitian ini mengambil 2 kelas sebagai sampel,

pengambilan sampel dilakukan secara acak dan didapatkan 2 kelas yaitu kelas X-2

sebagai kelompok kontrol dan kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

E. Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi metode tes dan metode non-tes. Masing-masing metode tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

a. Metode Tes

Metode tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang

di tes dihadapkan pada suatu set stimuli jawaban yang dapat ditunjukkan

dalam angka. Tes sebagai instrumen pengumpul data berupa serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok (Riduwan, 2004). Metode tes digunakan untuk

mengukur pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa. Tes yang

dikembangkan dalam penelitian ini berupa soal uraian sebanyak 10 butir

soal.

b. Metode Non-Tes

1) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data

berupa catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang ada yang

memiliki kaitan dengan objek penelitian (Riduwan, 2004). Metode

dokumentasi pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data

sekunder berupa dokumen nilai hasil ulangan semester gasal siswa kelas

X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012 pada mata

pelajaran biologi. Nilai tersebut akan digunakan sebagai bahan acuan

untuk mengetahui keseimbangan kemampuan awal siswa berdasarkan

nilai hasil ulangan semester gasal mata pelajaran biologi pada populasi

penelitian.

2) Metode Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan

(Riduwan, 2004). Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu dalam suatu

proses pembelajaran. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan

proses belajar, misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar,

partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, penggunaan alat peraga

pada waktu mengajar serta keterlaksanaan rencana pelaksanaan

pembelajaran (Sudjana, 2010).

Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat

keterlaksanaan metode Socratic Circles disertai media gambar yang

diterapkan di kelompok eksperimen yang diawasi oleh observer serta

keterlaksanaan metode ceramah disertai diskusi dan presentasi pada

kelompok kontrol. Objek pengamatan mencakup seluruh proses kegiatan

belajar mengajar di kelas meliputi aktivitas guru dan peserta didik serta

kondisi kelas selama proses pembelajaran. Metode observasi juga

digunakan untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor dan afektif,

namun data ini hanya digunakan sebagai data pelengkap proses belajar

mengajar yang meliputi ranah psikomotor dan afektif. Penilaian

dilakukan oleh observer dengan melakukan checklist (√) pada lembar

observasi. Skala yang digunakan pada lembar observasi adalah numerical

rating scale dengan skala 1 sampai dengan 4 (Sugiyono, 2011).

2. Teknik Penyusunan Instrumen

Menurut Ong and Borich (2006) pengukuran kemampuan berpikir

siswa dapat dilakukan dengan menggunakan tes berupa soal uraian.

Pengukuran kemampuan berpikir kreatif siswa dalam penelitian ini diukur

melalui tes berupa soal uraian. Langkah pertama untuk menyusunan soal tes

kemampuan berpikir kreatif ini adalah memilih materi berdasarkan kurikulum

sesuai dengan Kompetensi Dasar. Langkah kedua adalah menyusun indikator

dan tujuan pembelajaran, agar instrumen menjadi lebih spesifik dan terarah.

Langkah ketiga adalah membuat kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif yang

dilengkapi dengan komponen-komponen Standar Kompetensi, Kompetensi

Dasar dan Indikator pada mata pelajaran Biologi dengan materi pelajaran

pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Langkah keempat adalah menyusun soal tes kemampuan berpikir kreatif sesuai

dengan kisi-kisi yang telah dibuat. Soal-soal yang disusun mencakup empat

aspek dalam kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar (2009) yaitu

kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir luwes (flexibility),

kemampuan berpikir orisinal (originality) dan kemampuan berpikir terperinci

atau mengelaborasi (elaboration). Langkah selanjutnya yaitu menyusun item

soal tes kemampuan berpikir kreatif. Instrumen tes kemampuan berpikir

kreatif ini diuji kesahihan itemnya melalui uji validitas dan reliabilitas.

Langkah berikutnya adalah melakukan uji coba soal tes kemampuan berpikir

kreatif. Hasil dari uji coba tersebut kemudian dianalisis butir soalnya

mencakup uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen yang sudah melaui uji

validitas dan reliabilitas, serta sudah dinyatakan valid dan reliabel siap

digunakan sebagai soal postes (soal tes kemampuan berpikir kreatif).

F. Validasi Instrumen Penelitian

Penilaian kemampuan berpikir kreatif menggunakan metode tes bentuk

soal uraian. Instrumen yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang

selanjutnya dituangkan dalam bentuk soal uraian. Instrumen yang akan

digunakan untuk mengambil data harus diuji cobakan terlebih dahulu pada sampel

dari mana populasi diambil (Sugiyono, 2011). Instrumen penelitian pada

umumnya perlu mempunyai dua syarat penting, yaitu valid dan reliabel (Darmadi,

2011). Instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat

kualitas soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji

sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang menunjukkan

suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Darmadi, 2011; Widoyoko,

2012). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas isi

dan validitas konstruk. Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk pada

suatu keadaan bahwa instrumen disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang

dievaluasi (Darmadi, 2011; Arikunto, 2010). Pengujian validitas isi untuk

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

instrumen berbentuk soal uraian pada penelitian ini dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan. Instrumen yang telah disusun sesuai kurikulum (materi dan

tujuannya) agar memenuhi validitas isi, pada umumnya ditentukan melalui

pertimbangan para ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep materi

yang diajukan telah memenuhi atau tidak sebagai sampel tes (Darmadi, 2011;

Sudjana, 2010). Hal tersebut dilakukan agar soal tes yang digunakan dapat

mengukur kemampuan siswa sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran.

Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes

mengukur sebuah konstruk sementara atau hypotetical construct (Darmadi,

2011). Validitas konstruk sebuah instrumen menunjuk pada suatu kondisi

dimana instrumen disusun berdasarkan konstruk atau aspek-aspek kejiwaan

yang seharusnya dievaluasi (Arikunto, 2010). Pengujian validitas konstruk

instrumen test pada penelitian ini menggunakan pendapat dari ahli (judgment

experts). Para ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah

disusun berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur (Sugiyono, 2011).

Setelah dilakukan pengujian validitas isi dan konstruk oleh ahli, maka

diteruskan dengan uji coba instrumen. Uji coba (try out) dilakukan pada

sampel dari populasi penelitian. Sugiono (2011) menyatakan bahwa jumlah

anggota sampel yang digunakan untuk uji coba instrumen setidaknya sekitar 30

orang. Uji coba instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur

validitas instrumen yang berbentuk soal tes kemampuan berpikir kreatif.

Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product

Moment dari Karl Pearson menurut Arikunto (2010).

rxy = }}{{ 2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan : rxy : koefisien korelasi antara x dan y N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) X : skor untuk butir ke-i Y : skor total (dari subyek try out)

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Nilai rxy kemudian digunakan dalam perhitungan pada uji-t. Uji-t

digunakan karena responden yang digunakan dalam pengujian instrumen

merupakan sampel, sehingga diperlukan generalisasi ke dalam populasi agar

dapat dianggap mewakili seluruh karakteristik yang ada dalam populasi

(Muhidin dan Abdurahman, 2009). Uji-t dilakukan dengan rumus (Riduwan,

2004; Widoyoko, 2012) yaitu:

thitung =2

XY

XY

r1

2r

N

Keterangan : t : nilai t menurut perhitungan uji t rxy : koefisien korelasi antara x dan y N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen)

Langkah selanjutnya adalah melihat distribusi (Tabel t) untuk taraf

signifikansi (α) = 0,050 dan derajad kebebasannya (dk = N-2). Perbandingan

tersebut menghasilkan keputusan uji yaitu apabila harga koefisien thitung < nilai

kritis ttabel maka item soal tidak valid, sedangkan apabila harga koefisien thitung >

nilai kritis ttabel maka item soal dapat dinyatakan sebagai soal yang valid.

Pengujian validitas soal tes kemampuan berpikir kreatif ini dibantu dengan

program SPSS 16 dan program Microsoft Office Excel 2007. Hasil uji

validitas soal tes kemampuan berpikir kreatif secara ringkas disajikan pada

Tabel 3.6, perhitungan uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

2 (halaman 223) dan rekapitulasi uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 3

(halaman 235).

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 3.6 Rekapitulasi Uji Validitas Hasil Uji Coba Soal Tes

Kemampuan Berpikir Kreatif

Butir Soal

Validitas (t hitung)

t tabel (α:df) Keterangan

No Soal Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif 1 2,713

2,040

Valid 1 2 6,091 Valid 2 3 0,281 Invalid - 4 6,286 Valid - 5 1,068 Invalid - 6 1,699 Invalid - 7 3,462 Valid 3 8 5,065 Valid - 9 0,884 Invalid - 10 1,78 Invalid - 11 2,223 Valid 4 12 3,622 Valid 5 13 4,297 Valid 6 14 1,01 Invalid - 15 3,08 Valid - 16 2,456 Valid - 17 6,184 Valid 7 18 3,324 Valid 8 19 4,049 Valid 9 20 7,042 Valid 10

Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa dari validitasi hasil uji

coba soal tes kemampuan berpikir kreatif menunjukkan bahwa dari 20 butir

soal yang telah diuji cobakan terdapat 14 butir soal yang valid 6 butir soal yang

invalid. Dari 16 butir soal yang valid kemudian diambil 10 butir soal yang

memenuhi semua indikator dan aspek kemampuan berpikir kreatif, 10 butir

soal inilah yang dijadikan instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir

kreatif pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kisi-kisi soal tes

kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

No Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Jumlah Soal 1 Fluency (kemampuan berpikir lancar) 3 2 Flexibility (kemampuan berpikir luwes) 3 3 Originality (kemampuan berpikir orisinil) 2 4 Elaboration (kemampuan berpikir merinci) 2

Jumlah 10

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian merupakan ketetapan atau keajegan suatu

alat dalam menilai apa yang dinilainya. Suatu instrumen penelitian dikatakan

reliabilitas alat yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur bila

kapanpun dan bilamanapun akan memberikan hasil yang relatif sama

(Darmadi, 2011; Sudjana, 2010). Pengujian reliabilitas ini menggunakan

metode reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari hasil

satu kali uji coba instrumen. Analisis uji reliabilitas ini menggunakan rumus

Alfa Cronbach.

Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach menurut Sugiyono (2011):

Keterangan: r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan k = Banyaknya butir soal atau item pertanyaan = Jumlah varians skor setiap item = Varians total

Hasil perhitungan r11 selanjutnya dibandingkan dengan rtabel, apabila

nilai r11 < rtabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga butir soal tes

kemampuan berpikir kreatif dikatakan tidak reliabel, dan sebaliknya apabila

nilai r11 > rtabel maka butir soal tes kemampuan berpikir kreatif dinyatakan

reliabel. Indeks korelasi yang digunakan sebagai acuan tingkat reliabilitas

instrumen menurut Riduwan (2004) dapat dilihat pada Tabel 3.8.

2

2

11 11 t

i

SS

kkr

2iS

2tS

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 3.8 Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item

No Skala r11 Keterangan 1 2 3 4 5

Antara 0,80 sampai dengan 1,00 Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Antara 0,20 sampai dengan 0,399 Antara 0,00 sampai dengan 0,199

Sangat Tinggi (ST) Tinggi (T) Cukup (C) Rendah (R) Sangat Rendah (SR)

Pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach pada penelitian

ini dibantu dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil uji reliabilitas dari

uji coba soal tes kemampuan berpikir kreatif disajikan pada Tabel 3.9 dan

hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 (halaman 223).

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif

Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Uji Reliabilitas

Kriteria Reliabilitas

Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 20 0,806 Sangat Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.9 menunjukkan bahwa reliabilitas hasil uji coba

soal tes kemampuan berpikir kreatif yang menggunakan rumus Alpha diperoleh

r11 = 0,806 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas tes kemampuan berpikir

kreatif memiliki kriteria reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan hasil uji

reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian tes kemampuan berpikir

kreatif bersifat reliabel atau memiliki ketetapan yang sangat tinggi untuk

digunakan.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

G. Analisis Data

1. Uji Prasyarat

Pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih menggunakan

teknik statistik parametris dan nonparametris bergantung pada macam data.

Syarat untuk statistik parametris salah satunya adalah berdistribusi normal

(Sugiyono, 2011). Berdasarkan pernyataan tersebut maka sebelum menguji

hipotesis, harus dilakukan uji prasyarat untuk menentukan statistik uji hipotesis

yang akan kita gunakan. Umumnya uji prasyarat yang digunakan untuk uji

komparasi dua sampel adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi

normal atau tidak (Budiyono, 2009). Uji normalitas data posttest atau hasil

tes kemampuan berpikir kreatif pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnos dengan taraf

signifikansi (α = 0,050), perhitungan uji normalitas dibantu dengan program

SPSS 16. H0 dirumuskan bahwa data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal, sedangkan H1 dirumuskan bahwa data berasal dari

populasi yang tidak berdistribusi normal. Keputusan uji dari uji

Kolmogorov-Smirnov ini adalah apabila nilai Sig. > tingkat α yang

ditetapkan (0,050) atau apabila harga koefisien Dhitung ≤ nilai kritis Dtabel,

maka H0 diterima (Sudarmanto, 2005), sehingga dapat dikatakan bahwa data

terdistribusi normal (Budiono, 2009; Muhidin dan Abdurahman, 2009).

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan variansi antar kelompok yang diuji (Budiyono, 2009). Uji

homogenitas data posttest atau hasil tes kemampuan berpikir kreatif

menggunakan uji Levene’s dengan taraf signifikansi (α = 0,050),

perhitungan uji homogenitas dibantu dengan program SPSS 16. H0

dirumuskan bahwa data populasi bervariansi homogen, sedangkan H1

dirumuskan bahwa data populasi tidak bervariansi homogen. Keputusan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

untuk uji homogenitas ini adalah apabila harga koefisien FLevene’s (Fhitung) ≤

nilai kritis Ftabel(α,df1,df2) atau apabila niali Sig. > tingkat α yang ditetapkan

(0,050) maka H0 diterima (Sudarmanto, 2005), sehingga dapat dikatakan

bahwa data homogen (Pramesti, 2011; Muhidin dan Abdurahman, 2009).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian ini adalah uji generalisasi perbandingan nilai

rata-rata data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara

acak (Sugiyono, 2011). Hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini dirumuskan

bahwa tidak ada perbedaan antara penerapan metode Socratic Circles disertai

media gambar dengan penerapan metode ceramah, diskusi dan presentasi

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali

tahun pelajaran 2011/ 2012. H1 dirumuskan bahwa ada perbedaan antara

penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar dengan penerapan

metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan berpikir kreatif

siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012.

Statistik uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t dua sampel yang

independen pada tingkat signifikasi (α) = 0,050, perhitungan uji hipotesis ini

dibantu dengan program SPSS 16. Uji hipotesis ini adalah uji generalisasi rata-

rata data dua sampel yang tidak berkorelasi berupa perbandingan keadaan

variabel dari dua sampel yang independen atau perbandingan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara random atau acak

(Sugiyono, 2011). Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan

hipotesis adalah H0 ditolak apabila signifikansi probabilitas (Sig.) < tingkat α

yang ditetapkan (0,050) atau apabila nilai thitung > ttabel(α;df). Hal tersebut berlaku

pula sebaliknya yaitu jika signifikansi probabilitas (Sig.) > tingkat α yang

ditetapkan (0,050) atau apabila nilai thitung < ttabel(α;df), maka H0 diterima

(Budiono, 2009; Pramesti, 2011).

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis

komparatif dua sampel yang independen dengan menggunakan uji-t (t-test).

Langkah-langkah untuk menguji hipotesis komparatif dengan dua sampel yang

independen menurut Budiyono (2009) sebagai berikut:

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

a. Menentukan t hitung

Uji-t untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen menurut

(Sugiono, 2011) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

t =( ) ( )

Keterangan: t : t hitung t (푛 + 푛 − 2) 푥 : mean dari sampel kelompok eksperimen 푥 : mean dari sampel kelompok kontrol 푛 : ukuran sampel kelompok eksperimen 푛 : ukuran sampel kelompok kontrol s : simpangan baku

b. Daerah kritis

DK = 푡 푡 < −푡 / 푎푡푎푢 푡 > 푡 /

c. Keputusan uji

Ho ditolak jika t ∈ DK

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

H. Prosedur Penelitian

Proses pelaksanaan penelitian dari tahap penelitian pendahuluan

(observasi dan try out), revisi instrumen, penelitian sebenarnya sampai pada tahap

penulisan laporan secara terperinci dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian

Pembelajaran dengan metode Socratic Circles disertai media gambar

pada kelompok eksperimen

Pembelajaran dengan metode ceramah-diskusi-

presentasi pada kelompok kontrol

Menentukan masalah penelitian

Penyusunan proposal penelitian

Pembuatan instrumen penelitian

Judgment (Validasi ahli) dan uji coba instrumen

Penentuan kelompok kontrol dan eksperimen

(cluster random sampling)

Pelaksanaan tes kemampuan berpikir kreatif (posttest)

Pengolahan data

Revisi

Instrumen baru

Penarikan kesimpulan

Penyusunan laporan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berdasarkan pada Gambar 3.3 dapat diketahui secara lebih jelas

bagaimana prosedur penelitian ini dilaksanakan. Tahap awal sebelum menyusun

proposal penelitian terlebih dahulu harus menentukan masalah yang akan diteliti,

setelah itu baru menyusun proposal penelitian kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan instrumen penelitian. Tahap pembuatan instrumen penelitian inilah

dilakukan penyusunan perangkat pembelajaran seperti silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode Socratic Circles serta

media gambar sebagai media ajarnya. Tahap ini peneliti mempersiapkan

instrumen untuk mengumpulkan data berupa soal tes kemampuan berpikir kreatif.

Soal tes kemampuan berpikir kreatif selanjutnya diuji validitas dan

reliabilitasnya dengan mengkonsultasikannya kepada para ahli (judgment expert),

setelah itu soal tes diuji cobakan. Hasil uji coba soal tes kemampuan berpikir

kreatif akan dihitung secara statistik untuk mengetahui validitas butir soal dan

reliabilitasnya. Hasil dari perhitungan tersebut dijadikan acuan dalam melakukan

revisi untuk membuat instrumen yang baru. Instrumen yang sudah melalui tahap

uji validitas, uji reliabilitas dan revisi inilah yang akan digunakan dalam proses

pelaksanaan tes kemampuan berpikir kreatif.

Cluster random sampling dilakukan untuk menentukan kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen setelah tahap validasi dan uji coba instrumen selesai.

Hasil cluster random sampling didapatkan kelas X-2 sebagai kelompok kontrol

dan kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen. Tahap berikutnya adalah pemberian

treatment atau perlakuan pada subjek penelitian. Perlakuan tersebut berupa

kegiatan belajar mengajar di kelompok eksperimen (kelas X-3) dengan penerapan

metode Socratic Circles disertai media gambar. Kelompok kontrol (kelas X-2)

dengan penerapan metode caramah disertai diskusi dan presentasi. Proses

kegiatan belajar mengajar guru dibantu oleh observer untuk mengetahui

keterlaksanaan metode Socratic Circles serta aspek psikomotor dan afektif peserta

didik.

Posttest untuk mendapatkan data tes kemampuan berpikir kreatif dari

masing-masing kelompok setelah tahap perlakuan selesai kemudian diadakan.

Hasil tes tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui pencapaian kemampuan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57 berpikir kreatif pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Proses analisis

data ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16. Berdasarkan

pada hasil analisis dapat diketahui perbandingan kemampuan berpikir kreatif pada

kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Penarikan kesimpulan dilajutkan

dengan penyusunan laporan hasil penelitian setelah proses analisis selesai

dilakukan.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa. Metode Socratic Circles disertai media gambar diterapkan

pada kelompok eksperimen yaitu kelas X-3, untuk kelompok kontrol yaitu kelas

X-2 diterapkan metode ceramah yang disertai diskusi dan presentasi. Penetapan

kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelompok kontrol

secara cluster random sampling setelah dilakukan uji keseimbangan pada seluruh

populasi kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012. Hasil tes

kemampuan berpikir kreatif dari kedua kelompok yang diperlakukan dengan

metode yang berbeda tersebut kemudian dibandingkan sehingga diketahui ada

atau tidaknya pengaruh penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Data penelitian berupa nilai postes siswa yang diambil setelah mengikuti

kegiatan pembelajaran. Materi yang digunakan adalah pengaruh aktivitas

manusia terhadap perubahan dan pecemaran lingkungan pada Kompetensi Dasar

4.2 yaitu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah

perusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. Dua nilai postes

dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis secara statistik

menggunakan uji-t. Uji normalitas berupa uji Kolmogorov-Smirnov dan uji

homogenitas yang berupa uji Levene’s diperlukan sebagai prasyarat uji-t. Uji-t

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara

nilai kelompok kontrol dengan nilai kelompok eksperimen (Hartono, 2010).

Perbandingan hasil thitung dengan nilai ttabel(α,df) serta nilai sig. dengan nilai α

menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode Socratic Circles

disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Pengambilan data kemampuan berpikir kreatif menggunakan tes tertulis

dalam bentuk soal uraian yang selanjutnya akan diuji dengan uji-t. Data

penelitian diperoleh dari dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59 Kelompok kontrol terdiri dari 31 siswa dan kelompok eksperimen terdiri dari 32

siswa. Hasil penelitian berupa deskripsi data, pengujian persyaratan analisis,

pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil analisis data disajikan sebagai berikut:

A. Deskripsi Data

Data kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran biologi

didapatkan dari hasil tes menggunakan soal uraian setelah proses pembelajaran

(posttest). Soal tes terdiri dari 10 butir soal yang mencakup 4 aspek kemampuan

berpikir kreatif yaitu: fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Data hasil

tes kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pembelajaran pengaruh

aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan dari kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat di Lampiran 2 (halaman 228) dan

secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi dan Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif

Interval Nilai Frekuensi Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

69,5 – 72,5 2 0 73,5 – 76,5 3 0 77,5 – 80,5 7 6 81,5 – 84,5 7 3 85,5 – 88,5 9 7 89,5 – 92,5 3 15 93,5 – 96,5 0 1

∑ 31 32 Mean 81,855 87,344 Median 82,5 88,75 Variance 28,32 25,378 Standard Deviation 5,322 5,038 Maximum 90 95 Minimum 70 77,5 Range 20 17,5

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.1 dapat dibuat histogram

perbandingan distribusi kemampuan berpikir kreatif pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen seperti pada Gambar 4.1.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 4.1 Perbandingan Distribusi Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 memperlihatkan besarnya frekuensi setiap

interval nilai pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Frekuensi

terbesar kelompok kontrol terletak pada interval nilai 85,5 sampai 88,5 dengan

angka frekuensi 9. Frekuensi terbesar kelompok eksperimen terletak pada interval

nilai 89,5 sampai 92,5 dengan angka frekuensi 15. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkatan nilai kemampuan berpikir kreatif siswa untuk kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes kemampuan berpikir

kreatif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Rata-rata kelompok eksperimen adalah 87,344 sedangkan kelompok kontrol

81,855. Tabel 4.1 juga menunjukan bahwa variansi dan standar deviasi kelompok

eksperimen lebih rendah daripada kelompok kontrol, keadaan ini menunjukan

bahwa tingkat keragaman atau variabilitas nilai pada kelompok eksperimen lebih

kecil atau lebih homogen daripada kelompok kontrol (Sudijono, 2006). Variansi

kelompok eksperimen adalah 25,378 dan variansi kelompok kontrol adalah 28,32.

Standar deviasi kelompok eksperimen adalah 5,038 dan standar deviasi kelompok

kontrol yaitu 5,322. Nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen

0

2

4

6

8

10

12

14

16

69,5 – 72,5 73,5 – 76,5 77,5 – 80,5 81,5 – 84,5 85,5 – 88,5 89,5 – 92,5 93,5 – 96,5

23

7 7

9

3

00 0

6

3

7

15

1

Frek

uens

i

Interval Nilai

Kontrol

Eksperimen

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61 menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Median atau

nilai tengah pada kelompok eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan kelompok

kontrol. Berdasar hasil tersebut maka secara umum dapat dikatakan bahwa hasil

tes kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen secara

deskriptif lebih baik daripada kelompok kontrol.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat pula dibuat histogram perbandingan nilai

rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada kelompok kontrol dan

eksperimen seperti ditunjukan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai

kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen yang menggunakan metode

Socratic Circles disertai media gambar lebih tinggi yaitu 87,344 dibandingkan

dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah disertai diskusi dan

presentasi yaitu 81,855.

Perbandingan rata-rata nilai untuk setiap aspek kemampuan berpikir

kreatif pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.3.

0

20

40

60

80

100

Kontrol Eksperimen

81,855 87,344

Rat

a-ra

ta N

ilai

Kem

ampu

an B

erpi

ki K

reat

if

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 4.3 Perbandingan Rata-rata Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif

setiap Aspek

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan berpikir

kreatif siswa untuk setiap aspek pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada

kelompok kontrol. Kemampuan berpikir kreatif kelompok eksperimen pada aspek

fluency sebesar 3,698, lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok kontrol

yaitu 3,495. Nilai aspek flexibility pada kelompok eksperimen yaitu 3,531 yang

lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 3,376. Nilai aspek originality

kelompok eksperimen 3,375 sedangkan pada kelompok kontrol 3,226. Pada

aspek elaboration nilai kelompok eksperimen mencapai 3,250 dan kelompok

kontrol hanya mencapai nilai 2,839. Rata-rata aspek kemampuan berpikir kreatif

tertinggi baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol terletak pada

aspek fluency, sedangkan terendah pada aspek elaboration. Berdasarkan selisih

rata-rata kemampuan berpikir kreatif antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol untuk setiap aspeknya urutan dari selisih terbesar ke yang

terkecil adalah elaboration sebesar 0,311, fluency sebesar 0,203, flexibility sebesar

0,155 yang terakhir originality sebesar 0,149. Berdasarkan Gambar 4.1, Gambar

4.2 dan Gambar 4.3 menunjukan bahwa penerapan metode Socratic Circles

mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Fluency Flexibility Originality Elaboration

3,495 3,376 3,2262,839

3,698 3,5313,375 3,250

Rat

a-ra

ta N

ilai

Kem

ampu

an B

erpi

kir K

reat

if Se

tiap

Asp

ek

Aspek-aspek Kemampuan Berpikir Kreatif

Kontrol

Eksperimen

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian asumsi sebagai prasyarat analisis perbedaan dua perlakuan

dengan uji-t (t-test) perlu dilakukan uji prasyarat secara statistik. Analisis uji-t

memerlukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Salah satu syarat uji-t adalah data berdistribusi normal. Uji normalitas

data dimaksudkan untuk mengetahui data dari masing-masing kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak. H0 dirumuskan bahwa data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan H1 dirumuskan bahwa data berasal dari populasi yang

tidak berdistribusi normal. Uji normalitas data hasil tes kemampuan berpikir

kreatif siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov dengan α = 0,050 dan peritungan dibantu dengan

program SPSS 16. Keputusan uji normalitas, apabila nilai Sig. dari uji

normalitas lebih besar dari nilai tingkat α yang ditetapkan yaitu 0,050 (Sig. >

0,050) atau apabila nilai harga koefisien Dhitung ≤ nilai kritis Dtabel(α,n) maka H0

diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal

(Sudarmanto, 2005; Budiyono, 2009; Muhidin dan Abdurahman, 2009).

Rangkuman hasil uji normalitas data kemampuan berpikir kreatif disajikan

pada Tabel 4.2 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (halaman 236).

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa

Kelompok Kolmogorov-Smirnov Test Perbandingan Keputusan Uji Dhitung Sig. Dtabel (α;n) Nilai D Sig. dengan α

Kontrol n = 31 0,161 0,397 0,238 Dhitung ≤ Dtabel

0,161 ≤ 0,238 Sig. > α

0,397 > 0,050 H0 diterima

Eksperimen n = 32 0,201 0,151 0,234 Dhitung ≤ Dtabel

0,201 ≤ 0,234 Sig. > α

0,151 > 0,050 H0 diterima

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas data hasil tes

kemampuan berpikir kreatif siswa nilai Sig. > tingkat α yang ditetapkan yaitu

0,050 dan harga koefisian Dhitung ≤ nilai kritis Dtabel pada kelompok kontrol dan

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

ekperimen, sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa semua data pada penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas

Syarat lain dari uji-t adalah data yang digunakan adalah data

bervariansi homogen. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui

apakah variansi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen homogen atau

tidak. Homogen berarti bahwa data antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol mempunyai variansi yang sama atau homogen. H0

dirumuskan bahwa data populasi bervariansi homogen dan H1 dirumuskan

bahwa data populasi tidak bervariansi homogen. Uji homogenitas kemampuan

berpikir kreatif dilakukan menggunakan uji Levene’s dengan α = 0,050 dan

perhitungan dibantu dengan program SPSS 16. Kriteria keputusan uji

homogenitas apabila nilai Sig. dari uji homogenitas lebih besar dari tingkat α

yang ditetapkan (Sig. > α) dan harga koefisien Fhitung (Flevene’s) ≤ nilai kritis

Ftabel(α,df1,df2) maka H0 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa data homogen

(Sudarmanto, 2005; Muhidin dan Abdurahman, 2009; Pramesti, 2011).

Rangkuman hasil uji homogenitas kemampuan berpikir kreatif disajikan pada

Tabel 4.3 dan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 (halaman 237).

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa

Kelompok Levene’s Test Perbandingan Keputusan

Uji Fhitung Sig. Ftabel

(α;df1;df2) Nilai F Sig. dengan α

Kontrol dan Eksperimen df1 = 1 df2 = 61

0,090 0,765 3,998 Fhitung ≤ Ftabel 0,090 ≤ 3,998

Sig. > α 0,765 > 0,050 H0 diterima

Pengolahan data pada Tabel 4.3 tersebut menunjukan bahwa nilai

Sig.> α dan harga koefisien FLevene’s ≤ Ftabel(0,050;1;61), maka dapat diambil

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

keputusan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semua data berasal

dari populasi yang variansinya homogen.

Persyaratan uji hipotesis penelitian untuk data hasil tes kemampuan

berpikir kreatif siswa telah terpenuhi yaitu data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal dan bervariansi homogen, sehingga pengujian hipotesis

penelitian secara parametrik melalui uji-t dapat dilakukan.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

uji-t. Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada penilitian telah dinyatakan

normal dan homogen pada hasil uji prasyarat, sehingga prasyarat untuk

melakukan uji-t telah terpenuhi. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan

keputusan hipotesis adalah H0 ditolak apabila nilai signifikansi probabilitas (Sig.)

< tingkat α yang ditetapkan (0,050) atau apabila thitung > ttabel(α;df). Hal ini berlaku

pula sebaliknya yaitu H0 diterima apabila signifikansi probabilitas (Sig.) > tingkat

α yang ditetapkan (0,050) atau thitung < ttabel(α;df) (Budiyono, 2009; Pramesti, 2011).

Hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini dirumuskan bahwa tidak ada

perbedaan antara penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar

dengan penerapan metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012.

H1 dirumuskan bahwa ada perbedaan antara penerapan metode Socratic Circles

disertai media gambar dengan penerapan metode ceramah, diskusi dan presentasi

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun

pelajaran 2011/ 2012.

Perbedaan yang ditunjukan dari hasil penerapan antara metode Socratic

Circles pada kelompok eksperimen dengan metode ceramah, diskusi dan

presentasi pada kelompok kontrol dianggap sebagai sebuah pengaruh terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun

pelajaran 2011/ 2012. Kemampuan berpikir kreatif tersebut meliputi empat aspek

yaitu: fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Hasil analisis pengaruh

penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66 berpikir kreatif siswa dengan uji-t menggunakan bantuan program SPSS 16 secara

ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 3 (halaman 238).

Tabel 4.4 Uji-t Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Variabel t-test Perbandingan Keputusan

Uji thitung Sig. ttabel

(α;df) Nilai t Sig. dengan α

Kemampuan Berpikir Kreatif

df = n1+n2-2 df = 31+32-2

4,205 0,000 1,999 thitung > ttabel 4,205 > 1,999

Sig. < α 0,000 < 0,050 H0 ditolak

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Sig. < α yaitu 0,000 < 0,050 dan harga

koefisien thitung kemampuan berpikir kreatif lebih besar dibandingkan dengan nilai

kritis ttabel(0,050;61) yaitu 4,205 > 1,999. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat

diambil keputusan bahwa H0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara

penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar dengan penerapan

metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan berpikir kreatif

siswa ditolak dan menerima H1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang

nyata antara penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar dengan

penerapan metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan berpikir

kreatif siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode Socratic Circles

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada Tabel 4.1 dapat

dilihat bahwa rata-rata nilai hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa pada

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasar pada

perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa penerapan metode

Socratic Circles berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa

kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Hasil analisis data dengan uji-t pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa

metode pembelajaran Socratic Circles disertai media gambar berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Hipotesis untuk pengujian pengaruh

metode Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir

kreatif siswa dinyatakan dengan H0 yaitu tidak ada perbedaan antara penerapan

metode Socratic Circles disertai media gambar dengan penerapan metode

ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas

X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012. H1 dirumuskan bahwa ada

perbedaan antara penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar

dengan penerapan metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012.

Berdasarkan keputusan uji H0 ditolak, maka H1 diterima yang berarti ada

perbedaan nyata antara penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar

dengan penerapan metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun pelajaran 2011/ 2012.

Hasil uji ditunjukkan dari nilai sig. < α yaitu 0,000 < 0,050 dan dari nilai harga

koefisien thitung > nilai kritis ttabel(α;df) yaitu 4,205 > 1,999. Hal tersebut juga

didukung dari nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif pada kelompok

eksperimen 87,344 yang lebih besar daripada kelompok kontrol 81,855 dengan

selisih sebesar 5,489.

Rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif siswa yang diperoleh

kelompok eksperimen dengan penerapan metode Socratic Circles disertai media

gambar lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang menggunakan metode

pembelajaran ceramah disertai diskusi dan presentasi. Hal ini karena siswa pada

pembelajaran metode Socratic Circles disertai media gambar diberi kesempatan

lebih banyak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya. Siswa menjadi mampu

menyelesaikan masalah maupun mengajukan pertanyaan untuk mengungkapkan

permasalahan baru yang mungkin bisa ditimbulkan dari permasalahan yang sudah

ada. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan akan lebih banyak gagasan

baru atau pengembangan gagasan yang sudah ada sebelumnya.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa bisa disebabkan karena

dalam proses pembelajaran siswa kurang diberi kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif mereka. Kemampuan berpikir

kreatif siswa bisa dikembangkan dengan cara memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan berbagai macam pertanyaan dan menjawab pertanyaan

dengan sejumlah jawaban dalam proses pembelajaran. Perlakuan tersebut akan

mendorong siswa untuk menghasilkan banyak gagasan mengenai suatu masalah

dan lancar mengungkapkan gagasannya. Memberikan keleluasaan siswa untuk

memikirkan berbagai macam cara yang berbeda untuk menyelesaikan suatu

masalah baik dengan mengungkapkan gagasan baru maupun dengan cara

memperkaya gagasan orang lain.

Metode Socratic Circles dominan dengan penggunaan pertanyaan dalam

proses pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan itulah akan membantu siswa untuk

menemukan dan membangun konsep pengetahuannya sendiri sesuai dengan

kemampuannya. Proses tanya-jawab dalam metode Socratic Circles dapat

memperdalam pengetahuan siswa dan mendorong peserta didik berpikir divergen.

Proses penyelidikan bersama (diskusi) ini akan membantu siswa mengembangkan

kebiasaan berpikir kritis dan analisis yang mengarah pada peningkatan

kemampuan berpikir siswa. Noviasari (2011) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa penerapan metode Socrates (Socratic Method) berpengaruh lebih baik

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Perterson (2009b) menyatakan bahwa

metode Socratic memungkinkan peserta didik mengambil keputusan secara kritis

dan menganalisis fakta-fakta yang terkait dengan situasi. Peterson (2009a)

mengungkapkan bahwa metode Socratic dapat menjadi sarana yang efektif dalam

memupuk kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif mempunyai hubungan yang erat.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif akan saling menunjang satu dengan yang

lainnya dalam upaya menyelesesaikan suatu masalah. Kemampuan berpikir kreatif

dapat dikembangkan pada lingkungan yang sama seperti mengembangkan

kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian Ismaimuza (2010) menunjukkan

bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dapat ditingkatkan dengan

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69 strategi pembelajaran yang sama yaitu dengan penerapan pembelajaran berbasis

masalah dengan strategi konflik kognitif. Ambarwati (2011) menambahkan

bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa diperoleh dari

pembelajaran dengan Langsung-Tak Langsung. Budiman (2011) menyatakan

bahwa terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara kemampuan

berpikir kritis dan kreatif siswa pada pembelajaran berbasis masalah berbantuan

program Cabri 3D. Hidayat (2011), hasil penelitiannya menyatakan bahwa

terdapat asosiasi yang signifikan antara kualifikasi kemampuan berpikir kritis dan

kreatif matematik siswa dan asosiasinya termasuk kategori cukup kuat.

Zimmerman (2004) menyatakan bahwa berpikir kritis dan berpikir kreatif dapat

ditingkatkan pada kegiatan pembelajaran yang sama.

Socratic Circles merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada

siswa (Copeland, 2005). Metode Socratic Circles melibatkan siswa secara aktif

untuk memahami konsep pada materi pengaruh aktivitas manusia terhadap

perubahan dan pencemaran lingkungan, dan terbukti mampu mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif siswa. Kemampuan berpikir kreatif mempunyai

beberapa aspek, yaitu: fluency (kemampuan berpikir lancar), flexibility

(kemampuan berpikir luwes), originality (kemampuan berpikir orisinal) dan

elaboration (kemampuan berpikir terperinci) (Munandar, 2009). Tahapan

pelaksanaan pembelajaran metode Socratic Circles menurut Copeland (2005) dan

Frankenfield (2009) yaitu menentukan topik materi pokok bahasan apa yang akan

dipelajari dan mengorientasi siswa kepada masalah. Mengorganisasikan siswa

untuk belajar, kemudian membantu mengkondisikan siswa untuk proses

penyelidikan bersama. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

selanjutnya menganalisis dan mengevalusi proses penyelidikan bersama dan

kinerja siswa untuk melakukan proses perbaikan. Tahap selanjutnya adalah

pengulangan dari tahap penyelidikan, menganalisis dan mengevaluasi.

Pengulangan tahap penyelidikan bersama, menganalisis dan mengevaluasi ini

(diskusi-feedback) dapat disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai materi pokok

bahasan. Copeland (2005), Seitz (2005), Frankenfield (2009) dan Kenner (2009)

menyatakan bahwa penerapan Socratic Circles dapat mendorong siswa berpikir

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70 divergen. Berpikir divergen merupakan salah satu penerjemahan berpikir kreatif

(Arnyana, 2006).

Proses pembelajaran menggunakan metode Socratic Circles disertai

media gambar yang diterapkan pada kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen.

Awal pembelajaran dimulai dengan mengorientasi siswa pada masalah dengan

menggunakan objek nyata berupa penggunaan sampel air tercemar, air tidak

tercemar, zat kimia sebagai polutan dan ikan air tawar. Penggunaan sampel

tersebut dalam pengorientasian siswa terhadap masalah bertujuan untuk

memberikan gambaran permasalahan yang nyata atau dekat dengan kehidupan

sehari-hari siswa. Redhana, dkk (2009) menjelaskan bahwa pembelajaran

Socratic dimulai dengan masalah, dan mampu mengembangkan ide-ide siswa

serta efektif untuk membimbing siswa mengembangkan pemahaman konsep. Sari

dan Nasikh (2009) menambahkan bahwa pembelajaran berbasis masalah

dirancang untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir,

ketrampilan menemukan dan memecahkan masalah.

Media gambar yang digunakan dalam proses pembelajaran Socratic

Circles selain bertujuan untuk menarik perhatian dan membangkitkan semangat

siswa juga berfungsi untuk memudahkan komunikasi yang sulit dibayangkan oleh

siswa terhadap suatu konsep atau materi, sehingga proses pembelajaran

berlangsung efektif. Media gambar akan membantu siswa untuk melihat secara

nyata keadaan atau masalah yang sebenarnya terjadi tanpa harus pergi ke tempat

permasalahan yang dimaksud. Hal ini sangat penting karena masalah-masalah

yang diorientasikan di awal pembelajaran merupakan starting point atau titik awal

bagi siswa untuk membangun proses pengetahuan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Hal ini sesuai

dengan yang dinyatakan Sumalee, et al (2012) bahwa media-media yang

digunakan dalam pembelajaran baik berupa teks, visual, audio, animasi, maupun

video merupakan suatu bentuk pengaksesan informasi yang dapat dihubungkan

dengan sumber-sumber pengetahuan. Media dapat mendukung siswa dalam

proses membangun pengetahuan karena informasi-informasi yang ada dalam

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71 media dapat membantu siswa. Membantu siswa untuk mengkonstruksi atau

mengelaborasi pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya.

Kegiatan guru pada tahap pertama yaitu menayangkan gambar tentang

berbagai macam aktivitas manusia terhadap perubahan dan kerusakan lingkungan.

Tahap selanjutnya yaitu mengajukan pertanyaan awal. Guru mengajukan

pertanyaan yang berhubungan dengan gambar yang sudah ditayangkan. Guru

memberikan pertanyaan awal untuk memancing siswa berpikir. Pertanyaan yang

diajukan oleh guru bersifat open-ended atau terbuka, dimana pertanyaan tersebut

memiliki beberapa jawaban dan tidak mempunyai jawaban benar yang mutlak.

Rustaman, dkk (2005) menyatakan bahwa pertanyaan yang diberikan guru kepada

siswa akan mendorong siswa melatih kemampuaan berpikir sehingga mampu

menemukan konsep terutama pada materi pencemaran lingkungan. Hmelo-Silver

and Barrows (2006) menyatakan bahwa guru menggunakan pertanyaan untuk

membimbing siswa berpikir dan penggunaan pertanyaan open-ended dapat

melibatkan semua siswa untuk berpikir.

Tahap pengorientasian siswa pada masalah ini akan mengakomodasi

siswa untuk menyampaikan gagasan atau ide dan kegiatan ini akan

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif pada aspek berpikir lancar (fluency)

dan berpikir luwes (flexibility). Aspek fluency merupakan kemampuan siswa

untuk mengemukakan beberapa gagasan atau ide dengan lancar yang ditandai

dengan perilaku siswa yang mampu mengajukan berbagai macam pertanyaan,

menjawab dengan sejumlah jawaban bila ada pertanyaan. Aspek flexibility

kerupakan kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang bervariasi yang

ditandai dengan perilaku siswa yang mampu memberikan berbagai macam

penafsiran suatu gambar atau masalah.

Tahap kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar. Aktivitas

guru pada tahap ini adalah membantu siswa mengatur tugas-tugas belajar. Tugas

belajar tersebut meliputi menganalisa teks dan membuat catatan pada teks serta

mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai atau mencari solusi.

Taylor (Mulyasa, 2004) menyatakan bahwa cara-cara yang dapat dilakukan dalam

menciptakan lingkungan belajar yang dapat menciptakan kreativitas anak

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72 diantaranya menyediakan sumber untuk menyusun gagasan-gagasan dan

mendorong kebiasaan untuk menyusun implikasi ide-ide. Tahap ini dilakukan

untuk mempersiapkan pemahaman siswa tentang materi sebelum memperdalam

dan memperluas pemahaman tersebut dalam diskusi kelompok. Yeo (2008)

menyatakan bahwa bekerja mandiri mendorong siswa untuk mengungkapkan

gagasan atau ide-ide dan menganalisis masalah. Berpikir bersama akan

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat dan berpikir analitis.

Tahap ketiga adalah pembentukan kelompok. Pada tahap ini guru

membantu mengkondisikan siswa untuk proses penyelidikan bersama. Tahap

keempat yaitu proses penyelidikan mandiri dalam kelompok. Proses penyelidikan

dilakukan dalam bentuk dialog seminar atau diskusi kelompok lingkaran dalam

(inner circles). Proses penyelidikan mandiri dan bersama inilah yang

memberikan banyak peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif mereka. Bereiter (Chin and Chia, 2004) menyatakan bahwa

belajar dalam kelompok yang berkolaborasi akan menjadikan siswa merasa

terlibat untuk mengkonstruk konsep (pengetahuan). Fadllan (2010)

menambahkan bahwa kontribusi setiap anggota kelompok dalam kegiatan

penyelidikan dapat memperkaya informasi melalui bahan ajar yang tersedia.

Menurut Rustaman, dkk (2005) kelebihan metode diskusi antara lain merangsang

keberanian dan kreativitas siswa bertukar pikiran dengan teman. Kelebihan yang

lain yaitu menerima dan menghargai pendapat orang lain. Kegiatan diskusi akan

melatih siswa belajar bertangung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.

Socratic Circles memberikan ruang bagi siswa untuk berkolaborasi

dalam menyelidiki permasalahan tentang pengaruh aktivitas manusia terhadap

perubahan dan pencemaran lingkungan secara bersama-sama. Pengorganisasian

ini dapat diwujudkan dalam kelompok-kelompok belajar dan patner kerja.

Kelompok tersebut terjadi interaksi antar anggota kelompok seperti saling

bertukar pendapat, saling berbagi pengetahuan dan menyumbangkan gagasan atau

ide untuk menyelesaikan masalah. Widowati (2008) menyebutkan bahwa berpikir

kreatif akan mudah diwujudkan dalam lingkaran belajar yang secara langsung

memberikan peluang bagi siswa untuk berpikir terbuka dan fleksibel tanpa ada

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73 rasa takut atau malu. Siswa dapat memberikan jawaban yang bervariatif.

Jawaban yang dikemukakan oleh siswa tidak hanya terkait dengan konsep

mengenai pencemaran lingkungan akan tetapi siswa mampu memberikan jawaban

bersifat normatif. Kelompok yang terbentuk membahas permasalahan tentang

pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan dan pencemaran serta upaya

melestarikan lingkungan. Guru sebagai fasilitator dapat memancing siswa dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memacu anggota kelompok untuk

mengeluarkan gagasan. Gagasan yang dikemukakan anggota satu dapat berbeda

dengan anggota yang lainnya karena setiap individu memiliki sudut pandang yang

berbeda terhadap penyelesaian masalah pencemaran lingkungan.

Tahap kelima yaitu feedback atau menganalisis dan mengevaluasi proses

penyelidikan bersama. Feedback dilaksanakan oleh setiap siswa bersama patner

kerja mereka. Kegiatan ini siswa akan tahu kelebihan dan kekurangan mereka

saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa bisa melakukan proses perbaikan

untuk proses penyelidikan (diskusi) selanjutnya. Kegiatan guru pada tahap ini

hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk melakukan refleksi atas

proses penyelidikan yang dilakukan.

Tahap keenam dan ketujuh merupakan pengulangan dari tahap keempat

dan kelima. Pengulangan tahap ini menjadikan pembelajaran Socratic Circles

dominan dengan proses penyelidikan bersama berupa diskusi (tanya-jawab),

menganalisis dan mengevaluasi (feedback). Novianti (2011) menyatakan bahwa

untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, guru di kelas harus menemukan

cara untuk menyatukan kesempatan-kesempatan dalam rangka meningkatkan

kemampuan berpikir. Proses penyelidikan bersama pada pembelajaran Socratic

Circles yang dilakukan kelompok lingkaran dalam (inner circles) untuk

memecahkan satu topik masalah pengaruh aktivitas manusia terhadap perubahan

dan pencemaran lingkungan. Penyelidikan bersama merupakan kegiatan siswa

dalam membangun konsep pengetahuan sendiri (konstruktivisme). Penyelidikan

yang dilakukan siswa bertujuan agar siswa sepenuhnya memahami dimensi-

dimensi dari situasi permasalahan yang dihadapi. Proses penyelidikan bersama

(tanya-jawab) akan banyak pernyataan-pernyataan yang mendapatkan sanggahan

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74 atau pernyataan yang tidak sependapat. Keadaan tersebut akan mendorong siswa

untuk berpikir lebih kreatif dalam menemukan solusi-solusi permasalahan yang

lebih masuk akal dan lebih mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Derri and Pachta (2007) menambahkan bahwa penggunaan pertanyaan dapat

membantu siswa mengoptimalkan proses berpikirnya, tetapi dengan pertanyaan

yang berbeda-beda. Tahap ini para peserta seminar akan mengungkapkan

kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dan menyarankan solusi alternatif

untuk memecahkan masalah yang sedang dibahas. Fauziah (2011) menyatakan

bahwa aspek berpikir kreatif yang paling banyak dikembangkan guru adalah

kelancaran melalui metode tanya-jawab.

Aktivitas penyelidikan bersama (diskusi) dan feedback yang dilakukan

oleh setiap anggota dalam kelompok diskusi dapat mengembangkan kemampuan

berpikir lancar (fluency) dan kemampuan berpikir luwes (flexibility). Keduanya

merupakan aspek dari berpikir kreatif. Munandar (2009) mengungkapkan bahwa

dalam sumbang saran atau brainstorming yang terjadi di dalam sebuah kelompok.

Pencetusan banyak gagasan oleh anggota kelompok dan pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan fasilitator yang dalam hal ini adalah guru dapat meningkatkan

aspek kelancaran dan kelenturan siswa dan sebagaimana diketahui dua aspek

tersebut merupakan aspek dari berpikir kreatif. Shively (2011) menyatakan

bahwa kegiatan brainstorming yang dilakukan baik dalam lingkup kelas maupun

kelompok dapat membangun kelancaran mengungkapkan banyak gagasan

(fluency) dan kemampuan melihat topik dari sudut pandang yang berbeda

(flexibility). Savery (2006) juga menambahkan bahwa pendefinisian permasalahan

hingga penemuan alternatif solusi dengan kerja kelompok dapat memunculkan

kemampuan-kemampuan yang sangat penting dimana salah satunya adalah

kreativitas.

Gagasan-gagasan yang diungkapkan setiap individu saat proses

penyelidikan bersama merupakan gagasan mereka sendiri, sehingga gagasan

tersebut merupakan ide setiap individu yang berbeda dengan peserta seminar yang

lain. Hal ini mencerminkan kemampuan berpikir orisinal (originality) siswa

berkembang melalui pengungkapan gagasan-gagasan lewat kegiatan tanya-jawab

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75 dalam seminar. Kebaruan tidak mutlak pada sesuatu yang harus benar-benar baru

yang sebelumnya belum pernah ada melainkan dapat berbeda dari yang lain

ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada. Munandar (2009) menyatakan

bahwa siswa yang berpikir orisinal ialah siswa yang dapat memberikan jawaban

yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan

orang pada tingkat pengetahuan yang sama atau seusianya. Vigotsky (Ibrahim,

2004) mengemukakan bahwa interaksi sosial dengan teman lain membantu

terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual seseorang.

Vigotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih berkembang jika berinteraksi

dengan orang lain.

Kegiatan tanya-jawab dalam seminar Socratic juga dapat meningkatkan

kemampuan mengelaborasi (elaboration). Aspek elaboration merupakan salah

satu aspek dari kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan merinci (elaboration)

merupakan kemampuan memecahkan masalah dengan melakukan langkah-

langkah terperinci atau mampu menjelaskan lebih rinci gagasan-gagasan yang

sudah disampaikan. Pernyataan yang diungkapkan oleh peserta seminar untuk

menyelesaikan masalah tidak akan diterima begitu saja oleh peserta seminar yang

lain. Peserta seminar yang memberikan pernyataan untuk menyelesaikan suatu

masalah perlu menerangkan secara rinci langkah-langkah apa yang dapat

digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut dan apa langkah atau solusi

alternatif apabila langkah tersebut gagal. Langkah-langkah kerja untuk

menyelesaikan masalah harus jelas dan ada langkah alternatif, sehingga

kemampuan merinci sebagai bagian dari aspek berpikir kreatif meningkat. Bybee,

et al (2006) menyatakan bahwa fase elaborasi menekankan aplikasi dan transfer

ide-ide untuk mengembangkan pemahaman siswa.

Proses pembelajaran pada kelas X-2 sebagai kelompok kontrol

menggunakan metode ceramah disertai diskusi dan presentasi. Pertemuan

pertama guru menyampaikan konsep materi pengaruh aktivitas manusia terhadap

perubahan dan pencemaran lingkungan dengan ceramah. Membimbing siswa

untuk membentuk kelompok dan memulai kegiatan diskusi dilanjutkan presentasi.

Pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan diskusi kembali dilanjutkan dengan

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76 presentasi. Kegiatan pembelajaran seperti itu kurang merangsang siswa untuk

mengoptimalkan kemampuan berpikir mereka khususnya dalam hal memecahkan

suatu permasalahan dan kurang mampu memperluas pemahaman suatu konsep

pembelajaran. Hal tersebut terlihat pada saat proses diskusi kelas hanya beberapa

siswa saja yang mau menyampaikan pendapat serta gagasannya dalam diskusi dan

dalam proses presentasi hanya beberapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan.

Banyak siswa yang tidak memperhatikan dalam proses kegiatan diskusi dan

presentasi sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan kurang efektif.

Setiap akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pertanyaan jika ada poin penting yang belum dipahami. Siswa

akan mengangkat tangan dan bertanya kepada guru tentang alternatif untuk

menanggulangi pencemaran. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut

tetapi memberi kesempatan pada siswa lain untuk menanggapi pertanyaan

tersebut, namun jarang ada siswa lain yang mau menanggapi pertanyaan tersebut.

Akibatnya siswa tidak bisa mengoptimalkan proses berpikir kreatifnya untuk

memecahkan suatu permasalahan terutama pada materi pengaruh aktivitas

manusia terhadap perubahan dan pencemaran lingkungan. Hal ini tidak sesuai

dengan pendapat Wenno (2008) yang menyatakan bahwa proses berpikir kreatif

diperlukan siswa untuk menemukan suatu cara baru untuk memecahkan suatu

permasalahan.

Proses pembelajaran biologi antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan perbedaan yang cukup

signifikan. Kelompok eksperimen mendapat peluang lebih banyak untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Aktivitas siswa kelompok kontrol cenderung pasif karena proses

pembelajaran yang digunakan kurang memberikan kesempatan dan dorongan

kepada siswa untuk menyampaikan gagasan mereka.

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif, nilai yang tertinggi

pada kelompok eksperimen adalah pada aspek fluency, dikarenakan aspek ini

mendapat pengulangan pada setiap tahapan pembelajaran Socratic Circles.

Metode Socratic Circles mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77 karena keduanya memiliki aspek yang saling berkaitan. Hal ini dapat dilihat pada

tahapan-tahapan metode Socratic Circles yang mengacu pada aspek berpikir

kreatif seperti berpikir lancar (fluency) dan berpikir luwes (flexibility) yang

dikembangkan pada setiap tahap proses pembelajaran metode Socratic Circles.

Aspek berpikir orisinal (originality) dan berpikir memerinci (elaboration)

dikembangkan pada tahap proses penyelidikan bersama (diskusi) dan feedback

(menganalisis dan mengevaluasi).

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa penelitian yang relevan

menunjukkan bahwa penerapan metode Socratic Circles disertai media gambar

dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa. Tahapan-tahapan metode Socratic Circles dapat meningkatkan berpikir

kreatif siswa dan kemandirian belajar (self-directed) dengan mendorong siswa

untuk memiliki kecakapan berpikir, aktif mengemukakan gagasan, berkolaborasi

dalam kelompok dan menghasilkan ide-ide yang cemerlang. Penerapan metode

Socratic Circles dalam proses pembelajaran akan membekali siswa agar siap

menghadapi masalah dengan kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki. Metode

Socratic Circles disertai media gambar terbukti mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran

Socratic Circles disertai media gambar terhadap kemampuan berpikir kreatif

siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

Metode pembelajaran Socratic Circles disertai media gambar berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali tahun

pelajaran 2011/ 2012.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian secara teoritis dapat digunakan sebagai bahan kajian

dan referensi pada penelitian sejenis mengenai metode pembelajaran Socratic

Circles, media gambar dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam

memberikan pembelajaran biologi yaitu dengan menerapkan metode Socratic

Circles kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan dengan memperhatikan keterbatasan

penelitian, saran yang dapat sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru Biologi

a. Guru mata pelajaran biologi diharapkan mampu menerapkan metode

pembelajaran Socratic Circles dengan menggunakan gambar sebagai media

untuk membantu proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa dan siswa mampu memaknai secara

maksimal materi pelajaran biologi.

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH .../Pengaruh... · Teman-teman Asisten ANFISMAN, Resty, Isna, Fatim, Novita dan Evi NH yang ikut membantu aku ngoreksi laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

b. Guru mata pelajaran biologi diharapkan dapat membimbing jalannya proses

penyelidikan bersama, analisis dan evaluasi (diskusi-feedback) agar proses

pembelajaran berjalan lebih efektif dan efisien.

c. Guru mata pelajaran biologi diharapkan lebih banyak menggunakan media

dalam proses pembelajaran, khususnya media gambar untuk menjelaskan

materi pelajaran yang masih bersifat abstrak agar pelajaran lebih mudah

diterima dan dipahami oleh siswa.

d. Guru mata pelajaran biologi disarankan untuk menyusun metode

pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa yang masih kurang.

e. Guru melatihkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran

biologi agar siswa terbiasa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan yang

dimiliki dan kreatif dalam memecahkan permasalahan.

f. Guru mata pelajaran biologi hendaknya menggunakan metode pembelajaran

Socratic Circles yang tidak hanya berorientasi pada kemampuan berpikir

kreatif saja tetapi juga berorientasi pada hasil belajar siswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu

kiranya diadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan metode

pembelajaran Socratic Circles atau penggunaan media pembelajaran berupa

gambar secara lebih luas dan mendalam (dalam cakupan materi lain), sehingga

kemampuan berpikir kreatif siswa lebih berkembang dan peningkatannya dapat

diamati lebih teliti.