perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id manajemen ... · penyusunan tugas akhir ini tidak mampu...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PEMOTONGAN SAPI DI CV. PLESUNGAN RAYA (PR)
KABUPATEN KARANGAYAR
TUGAS AKHIR
Untuk Memnuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Peternakan Di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarata
Program Studi Diploma III Agribisnis Peternakan
oleh :
Nama : Anavalis Javanica
NIM : H 3408033
PROGRAM D III AGRIBISNIS PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak mampu penulis susun sendiri tanpa
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini. Rasa
terima kasih penyusun ucapkan kepada :
1. Prof. Dr.Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir.Wartoyo, SP.,MS selaku Koordinator Program D III Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Wara Prstitis, S.S.,SPt.,MP selaku Ketua Minat Program Studi D III
Agribisnis Minat Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Winny Swastike, SPt., MP selaku pembimbing dan penguji I
5. Shanti Emawati, SPt., MP selaku penguji II
6. Bp. Guntur Wiyono serta karyawan CV. Plesungan Raya
7. Kedua orang tua dan teman – teman yang selama ini memberikan motivasi
dan doa.
Akhirnya semoga Tugas Akhir ini nantinya banyak membantu dan
berguna bagi penyusun dan semua yang membaca Tugas Akhir ini. Banyak
kekurangan dari penyusunan Tugas Akhir ini, kritik dan saran yang membangun,
penyusun selalu harapkan demi sempurnanya tugas ini.
Surakarta, 2011
Penyusun
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Manajemen Pemeliharaan dan Pemotongan Sapi di CV. Plesungan Raya, Kec. Gondang Rejo, Kab. Karanganyar,
Jawa Tengah
ANAVALIS JAVANICA1
H3408033 Winny Swastike, S.Pt, MP2 dan Shanti Emawati, S.Pt, MP3
ABSTRAK
Magang yang dilakukan diperoleh pengalaman kerja lapang langsung mengenai manajemen pemeliharaan dan pemotongan sapi yang meliputi : manajemen pakan, manajemen kandang, manajemen pemeliharaan ternak, manajemen penyakit, manajemen kesehatan, manajemen penanganan limbah dan manajemen pemotongan. Kegiatan magang mahasiswa ini dilaksanakan di CV. Plesungan Raya, Kec. Gondang Rejo, Kab. Karanganyar pada tanggal 16 Februari sampai dengan tanggal 16 Maret 2011. Metode pelaksanaan magang yang digunakan adalah pengamatan langsung, wawancara, kerja lapang, pencatatan data magang dan studi pustaka. Pemilihan lokasi di CV. Plesungan Raya, Kec. Gondang Rejo, Kab. Karanganyar karena memelihara sapi serta pemotongan sapi. Manajemen pemeliharaan dan pemotongan di CV. Plesungan Raya, Kec. Gondang Rejo, Kab. Karanganyar meliputi manajemen pakan, manajemen kandang, manajemen pemeliharaan ternak, manajemen penyakit, manajemen kesehatan, manajemen penanganan limbah dan manajemen pemotongan. Hasil praktik magang manajemen pemeliharaan dan pemotongan sapi memerlukan beberapa manajemen yang baik sehingga menghasilkan sapi yang baik dan hasil karkas yang baik. Daging yang baik yaitu daging yang layak dikonsumsi manusia, terhindar dari bakteri dan mikroorganisme serta daging dalam keadaan segar. Kata Kunci : Manajemen Pemeliharaan dan Pemotongan Sapi Keterangan 1. Mahasiswa Program Studi D-III Agribisnis Minat Peternakan, Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Nama : Anavalis Javanica 2. Dosen Pembimbing 3. Dosen Penguji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
JUDUL Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................ iii
DAFTAR ISI....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Tujuan Magang.................................................................... 3
1.Tujuan Umum.................................................................. 3
2.Tujuan Khusus................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 4
A. Sapi Potong........................................................................ 4
B. Manajemen Pemeliharaan................................................... 5
1.Manajemen Pemberian Pakan......................................... 5
2. Manajemen Perkandangan............................................ 6
3. Manajemen Pengendalian Penyakit............................... 7
4. Manajemen Penanganan Limbah................................... 8
C. Manajemen Pemotongan.................................................... 8
1.Pemeriksaan Antemortem............................................... 9
2.Teknik Pemotongan........................................................ 9
3.Penyiapan Karkas........................................................... 10
4.Pemeriksaan Postmortem............................................... 11
BAB III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN.............................. 12
A. Waktu dan Tempat.............................................................. 12
B. Materi dan Metode.............................................................. 12
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1 Lampiran 1. Manajemen Pemeliharaan Sapi......................... 33
2 Lampiran 2. Tempat Penyimpanan Pakan............................. 34
3 Lampiran 3. Manajemen Pemotongan Sapi di RPH............. 35
4 Lampiran 4. Manajemen Pengangkutan karkas ke kios....... 36
5 Lampiran 5. Denah RPH Jagalan.......................................... 38
6 Lampiran 6. Lay Out RPH.................................................... 39
7 Lampiran 7. Denah CV. PR................................................... 40
8 Lampiran 8. Lay Out CV.PR................................................. 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Tabel 1. Jumlah Pemeliharaan Sapi Potong di CV. PR................. 14
2 Tabel 2. Bangunan Lokasi Perkandangan di CV. PR..................... 17
3 Tabel 3. Populasi Ternak di CV.PR............................................... 20
4 Tabel 4. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Ransum di CV. PR..... 21
5 Tabel 5. Hasil Pemotongan Sapi di CV. PR................................. 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1 Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi di CV. PR.................. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha ternak sapi potong mempunyai peluang yang sangat menjanjikan.
Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya konsumsi daging sapi dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik (2005),
pada tahun 2006 tingkat konsumsi daging 399.660 ton atau setara 1,72 ekor
sapi dan pada tahun 2010 konsumsi daging meningkat menjadi 654.400 ton.
Meningkatnya konsumsi daging di Indonesia disebabkan oleh kesadaran
masyarakat akan pentingnya protein hewani. Untuk memenuhi konsumsi
daging di Indonesia, pemerintah mencanangkan pencapaian program
swasembada daging tahun 2014.
Untuk mensukseskan program swasembada daging pada tahun 2014
maka bukan hanya usaha pemeliharaan ternak sapi potong tetapi juga perlu
adanya pengembangan usaha pemotongan sapi potong. Hal tersebut disebabkan
karena dengan adanya pengembangan usaha sapi potong dari hulu hingga hilir
(dari pemeliharaan sampai ke pemotongan dan juga pengolahan dagingnya)
maka kemungkinan untuk mensukseskan swasembada daging pada tahun 2014
semakin nyata.
Usaha pemeliharaan sapi merupakan kegiatan pemeliharaan sapi baik
yang berupa sistem penggemukan dan atau sistem breeding yang bertujuan
untuk memelihara sapi dengan cara dan metode yang baik dan benar. Sistem
pemeliharaan sapi terdiri dari manajemen kandang yang bertujuan untuk
melindungi dan memberi kenyaman bagi ternak, manajemen pemberian pakan
yang meliputi cara pemberian pakan, jenis pakan, serta frekuensi pemberian
pakan, manajemen perkawinan pada sapi potong dilakukan secara alami
maupun secara kawin suntik (IB) (William dan Payne,1993).
Kegiatan yang ada di dalam usaha pemotongan ternak yaitu pemuasaan,
pengistirahatan, pemingsangan dan pemotongan ternak, dimana masing-masing
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kegiatan tersebut mempunyai tujuan akhir menghasilkan daging dengan
kualitas dan mutu terbaik.
CV. Plesungan Raya (CV. PR) merupakan perusahaan milik
perseorangan yang dikepalai oleh bapak Guntur Wiyono yang merupakan salah
satu dari sekian perusahaan yang ada di Karanganyar yang bergerak dibidang
usaha sapi potong dari hulu hingga hilir. CV tersebut memiliki usaha
pemeliharaan sapi potong yang terletak di Plesungan Raya, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar selain usaha pemeliharaan sapi potong
juga terdapat usaha pemotongan yang terletak di Rumah Pemotongan Hewan
Surakarta dan juga penjualan daging sapi baik segar maupun olahan yang
terletak di Jagalan, Surakarta. Usaha pemotongan CV PR ini berbeda dengan
usaha pemotongan pada umumnya dimana sapi yang dipotong berasal dari
usaha pemeliharaan yang juga masih dikelola dalam satu CV. Keunggulan lain
dari kegiatan pemotongan di CV ini adalah kontinuitas produk dapat terjaga,
sehingga hampir setiap hari CV PR ini melakukan kegiatan pemotongan sapi
untuk memenuhi permintaan konsumen.
Pemilihan lokasi magang di CV PR tersebut ditujukan agar pemahaman
mengenai usaha sapi potong dari hulu hingga hilir dapat tercapai dengan baik,
sehingga bukan hanya mengetahui tentang manajemen pemotongan sapi tetapi
juga mengetahui siklus dari suatu usaha sapi potong. Adapun judul yang dipilih
untuk kegiatan magang ini adalah Manajemen Pemeliharaan dan Pemotongan
Kegiatan magang diharapkan menjadi saran belajar mahasiswa tentang
semua hal yang belum dipelajari dibangku kuliah. Fungsi kegiatan magang
yang dilakukan adalah dapat menerapkan ilmu yang dipelajari nyata dimana
banyak variabel faktor yang berpengaruh, sehingga dapat memperoleh
pengetahuan dan pengalaman kerja di lingkungan serta bagaimana berinteraksi
dan beradaptasi dengan masyarakat.
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum Magang :
1. Memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir dalam menerapkan ilmu
yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.
2.Mengetahui dan memahami secara langsung tentang pemotongan sapi
potong.
3.Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di
lapangan.
4.Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan instansi
pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat, dalam rangka
meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Tujuan Khusus Magang
1. Mengetahui kegiatan – kegiatan perusahaan sapi potong di CV. PR
2. Mengetahui manajemen pemeliharaan dan pemotongan di CV. PR.
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis Sapi Potong
Sapi potong adalah sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
penghasil daging. Sapi potong biasanya disebut sapi tipe pedaging Adapun ciri
– ciri sapi pedaging adalah sebagai berikut : tubuh besar berbentuk persegi
empat atau balok, kualitas daging maksimum dan mudah dipasarkan, laju
pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa, efisiensi pakannya tinggi
(Santoso, 1995). Menurut Abidin 2002 sapi potong adalah jenis sapi khusus
dipelihara untuk digemukan karena karakteristiknya, seperti tingkat
pertumbuhan cepat dan tingkat kualitas dagingnya cukup baik. Sapi – sapi ini
umumnya dijadikan bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan,
sehingga diperoleh pertumbuhan berat badan yang ideal untuk dipotong.
Kriteria pemilihan sapi potong yang baik yaitu sapi dengan jenis kelamin
jantan atau jantan kastrasi, umur sebaiknya 1,5- 2,5 tahun atau gigi poel satu,
mata bersinar, kulit lentur, sehat, nafsu makan baik, bentuk badan persegi
panjang, dada lebar dan dalam, temperamen tenang, dari bangsa yang mudah
beradaptasi dan berasal dari keturunan genetik yang baik (Djarijah, 1996).
Jenis sapi yang banyak dipelihara oleh peternak di Indonesia adalah
sapi Ongole, sapi Bali, sapi Madura, sapi Brahman, sapi Peranakan Ongole,
sapi Simental, sapi Limosin dan sapi Frisian Holstein (Abidin, 2002).
Pemilihan suatu bangsa sapi tergantung pada kesukaan peternak, keadaan
lingkungan, kemampuan adaptasi, efisiensi reproduksi, kemauan memelihara
dan menyusui anak, ukuran badan dan pertambahan berat badan (Blakely dan
Blade, 1992). Laju pertumbuhan ternak pada usaha penggemukan terletak pada
pemilihan bakalan. Bakalan dipilih dari sapi yang cepat besar. Untuk sapi
Ongole, misalnya dipilih bakalan yang berbobot 300 kg sehingga bobot yang
diperoleh setelah digemukkan 90 hari mencapai 350 kg (Akoso,1996).
Pemilihan bangsa sapi yang akan dipelihara perlu diperhatikan denagn
pertimbangan lokasi, tujuan peternakan, serta sifat- sifat setiap bangsa dan
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
harus mempertimbangkan harga serta performen dari bakalan tersebut.
Memilih bibit unggul sapi berarti bahwa mempunyai keunggulan dalam
ketahanan penyakit, adaptasi, pemeliharaan dan mencerna makanan (Santosa,
1995).
B. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen pemeliharaan sapi potong meliputi manajemen tata laksana
pemeliharaan (pemberian pakan, dan pemberian minum), manajemen
perkandangan, manajemen kesehatan, dan penanganan limbah.
B.1. Manajemen pemberian pakan
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan pada ternak
sebagai pakan, baik berupa bahan organik, baik sebagian maupun
keseluruhannya dapat dicerna dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan
pada ternak yang memakannya (Hartadi et al.,1986). Menurut Siregar
(2006) menyatakan bahwa pakan sapi potong harus memenuhi persyaratan
antara lain tersedia sepanjang tahun, bernilai gizi tinggi, harganya relatif
murah dan tidak mengandung racun atau zat anti nutrisi.
Pakan hijauan adalah bahan pakan dalam bentuk daun – daun yang
masih bercampur batang, ranting, serta bunga pada umumnya dari tanaman
sebangsa rumput dan kacang – kacangan, yang termasuk pakan kasar
adalah rumput, jerami padi, dan lain- lain (Lubis, 1963).
Pakan penguat adalah pakan yang mengandung serat kasar kurang dari
18%, mudah dicerna dan merupakan sumber protein, karbohidrat dan
lemak, misalnya konsentrat (Tillman et al., 1989). Konsentrat adalah
pakan ternak yang berasal dari biji – bijian atau hasil samping dari
pengelolaan produk pertanian seperti bungkil kacang, bungkil kedelai,
bungkil kelapa, dedak padi, ampas tahu, tetes dan sebagainya, biasanya
pakan konsentrat mengandung protein yang tinggi (Darmono, 1992).
Salah satu cara untuk mempercepat proses penggemukan memerlukan
kombinasi yang baik, antara hijauan dan konsentrat perbandingan hijauan
dan konsentrat tergantung dari ketersediaan hijauan di lokasi
penggemukan. Jika hijauan tersedia di lokasi berkualitas rendah seperti
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pucuk tebu, perbandingan hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40. Jika
hijauan berkualitas cukup baik misalnya rumput gajah, setari lamtoro,
gamal, dan kaliandra, perbandingan hijauan dan konsentrat cukup 80 : 20
atau 70 : 30 (Abidin, 2002).
B.2.Manajemen perkandangan
Tipe kandang berdasarkan bentuknya yaitu kandang tunggal dan
kandang ganda. Kandang tunggal terdiri satu baris kandang yang di
lengkapi lorong jalan dan selokan atau parit. Kandang ganda ada dua
macam yaitu sapi saling berhadapan head to head dan tail to tail yang
saling bertolak belakang yang dilengkapi lorong untuk memudahkan
pemberian pakan dan memudahkan ternak (Sugeng, 2003). Fungsi
kandang adalah untuk melindungi sapi potong dari cuaca, tempat sapi
istirahat sapi dengan nyaman, mengontrol agar sapi tidak merusak tanaman
disekitar lokasi, tempat pengumpulan kotoran sapi, melindungi hewan dari
pengganggu, dan memudahkan pelaksanaan pemeliharaan (Abidin, 2002).
Pembangunan kandang harus memberikan kemudahan perawatan sapi,
mencegah sapi supaya tidak berkeliaran, dan menjaga kebersihan
lingkungan. Dengan adanya kandang, pengamanan terhadap pencuri sapi
akan lebih terjaga. Menurut Siregar (2006), pembuatan kandang untuk
penggemukan memerlukan beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. Memberikan kenyamanan bagi ternak ataupun pekerja kandang
b. Mempunyai ventilasi ataupun pertukaran udara yang sempurna
c. Mudah dibersihkan dan terjaga kebersihannya.
d. Memberi kemudahan bagi peternak ataupun pekerja kandang pada saat
bekerja sehingga efisiensi kerja dapat tercapai.
e. Bahan-bahan kandang yang digunakan bertahan lama, tidak mudah
lapuk, harganya relatif murah dan mudah didapat didaerah sekitar.
f. Tidak ada genangan air didalam ataupun diluar kandang.
Lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari pemukiman agar bau dan
limbah peternakan tidak mengganggu penghuni pemukiman. Jarak
kandang dengan pemukiman minimum 50 meter. Apabila jaraknya terlalu
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dekat sebaiknya dibangun tembok pembatas atau pagar tanaman yang
pertumbuhannya rapat sebagai peredam angin. Tembok setinggi 3 meter
sebagai peredam angin pengaruhnya setara dengan jarak 50 meter
(Sugeng, 2003).
B.3. Manajemen pengendalian penyakit
Penyakit merupakan ancaman yang perlu diwaspadai peternak,
walaupun serangan penyakit tidak mematikan ternak, tetapi dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang berkepanjangan, menghambat
pertumbuhan dan mengurang pendapatan (Sarwono dan Arianto, 2002).
Menurut Sugeng (2003), berbagai jenis penyakit sapi sering terjangkit di
Indonesia, baik yang menular ataupun tidak menular. Penyakit menular
yang terjangkit pada umumnya menimbulkan kerugian besar pada
peternak.
Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi antara lain
menjaga kebersihan kandang dan peralatannya, termasuk memandikan
sapi. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi yang sehat dan segera
dilakukan pengobatan. Diusahakan lantai kandang selalu kering, agar
kotoran tidak banyak yang menumpuk di kandang. Untuk menjaga
kesehatan sapi maka secara teratur dilaksanakan vaksinasi (Djariah, 1996).
Pemberian kekebalan tubuh dengan vaksin adalah bentuk
perlindungan yang sebaik – baiknya untuk ternak. Munculnya gejala
penyakit hendaknya segera dilaporkan kepada petugas Dinas Peternakan
untuk mengetahui jenis penyakit, bersifat menular atau tidak. Tindakan
yang cepat sangat penting artinya agar dapat segera diidentifikasi jenis
penyakitnya dan membasmi penyakit tersebut (Tatal, 1981).
B.4.Manajemen penanganan limbah
Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari spesies
ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang
terdiri dari feses dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak di
hasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia
seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. Umumnya setiap kilogram susu
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang dihasilkan ternak perah menghasilkan 2 kg limbah padat (feses), dan
setiap kilogram daging sapi menghasilkan 25 kg feses (Sihombing, 2000).
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha
peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan,
pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi
limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio,
kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-
lain. Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan
semakin meningkat (Sihombing, 2000).
Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari
suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas,
maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang
berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang
mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua
limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine,
air dari pencucian alat-alat), sedangkan limbah gas adalah semua limbah
berbentuk gas atau dalam fase gas (Murtidjo,1995).
C. Manajemen Pemotongan
Pemotongan ternak besar di Indonesia biasanya dilakukan secara
Islam. Proses penyembelihan harus tidak terlalu lama atau ternak harus
cepat mati, sehingga tidak menyiksa ternak. Proses pemotongan ternak di
Indonesia secara umum ada 2 yaitu proses penyembelihan dan proses
penyiapan karkas. Pemotongan ternak sebelum dilakukan penyembelihan
dilakukan pemeriksaan antemortem, dan setelah pemotongan dilakukan
pemeriksaan posrtmortem (Soeparno, 1992).
C.1.Pemeriksaan antemortem
Pemeriksaan antermotem yaitu pemeriksaan sebelum ternak dipotong.
Tujuan dari pemeriksaan antemortem adalah untuk mengetahui ternak –
ternak yang cedera, sehingga harus dipotong sebelum ternak lainya, dan
untuk mengetahui ternak – ternak yang sakit dan harus dipotong secara
terpisah atau diperiksa secara khusus. Pemeriksaan Antemortem meliputi
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengistirahatan dimana sebelum disembelih ternak diistirahatkan selama
12- 24 jam, tergantung pada iklim, jarak antara asal ternak dengan rumah
potong, cara transportasi, kondisi kesehatan, dan daya tahan ternak.
Maksud dari pengistirahatan ternak yaitu agar ternak tidak mengalami
stress, agar pada saat disembelih darah keluar sebanyak mungkin, agar
cukup tersedia energi, sehingga proses kelakuan karkas atau proses
rigormortis berlangsung secara sempurna. Pada dasarnya ada dua cara
pengistirahatan ternak sebelum disembelih yaitu : dengan dipuasakan dan
tanpa dipuasakan. Maksud pemuasaan ternak sebelum disembelih yaitu
untuk memperoleh bobot tubuh kosong dan untuk mempermudah proses
penyembelihan terutama ternak yang agresif atau liar, karena dipuasakan
akan lebih tenang. Tujuan dari ternak sebelum disembelih dengan cara
tanpa dipuasakan agar pada waktu disembelih, darah dapat keluar
sebanyak mungkin karena gerak lebih kuat meronta, berkontraksi dan
ternak agar tidak mengalami stress (Soeparno, 1992).
C.2.Teknik pemotongan
Teknik pemotongan ternak pada dasarnya ada dua yaitu teknik
pemotongan secara lansung maupun teknik pemotongan secara tidak
langsung (pemingsanan). Pemingsanan dilaksanakan dengan alasan untuk
keamanan, menghilangkan rasa sakit sesedikit mungkin pada ternak.
Memudahkan pelaksanaan penyembelihan dan kualitas kulit dan karkas
yang dihasilkan lebih baik. Pemingsanan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu dengan alat pemingsan knocker, senjata pemingsan stunning
gun, pembiusan dan arus listrik. Alat yang sering digunakan adalah captive
bolt, yaitu suatu tongkat berbentuk silinder selongsong kosong yang
mempunyai muatan eksplosif yang ditembakkan oleh suatu tekanan pada
kepala sapi. Alat pemingsan diarahkan pada bagian titik tengan tulang
kening kepala sapi sedikit diatas antara kedua kelopak mata, sehingga
peluru diarahkan pada bagian otak. Peluru yang ditembakkan akan
mengenai otak dengan kecepatan tinggi, sehingga sapi menjadi pingsan
(Blakely dan Blade, 1992).
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pemotongan dilakukan pada ternak dalam keadaan posisi rebah,
kepalanya diarahkan ke arah kiblat dan dengan menyebut nama Allah,
ternak tersebut dipotong dengan menggunakan pisau yang tajam.
Pemotongan dilakukan pada leher bagian bawah, sehingga tenggorokan,
vena jugularis, arteri carotis, tracea, dan esofagus terpotong. Menurut
Koswara (1988) hewan yang dipotong baru dianggap mati bila pergerakan-
pergerakan anggota tubuhnya dan lain-lain bagian berhenti. Oleh karena
itu setelah ternak tidak bergerak lagi leher di potong dan kepala di
pisahkan dari badan pada sendi Occipitoatlantis. Pada pemotongan
tradisional, pemotongan dilakukan pada ternak yang masih sadar dan
dengan cara seperti ini tidak selalu efektif untuk menimbulkan kematian
dengan cepat, karena kematian baru terjadi setelah 3 - 4 menit. Dalam
waktu tersebut merupakan penderitaan bagi ternak, dan tidak jarang
ditemukan kasus bahwa dalam waktu tersebut ternak berontak dan bangkit
setelah di sembelih. Oleh karena itu pengikatan harus benar - benar baik
dan kuat.
C.3.Persiapan karkas
Penyiapan karkas yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:
pisahkan kepala dari tubuh ternak, lakukan pengulitan kepala, pisahakan
keempat kaki pada bagian persendian tulang kanon dan lakukan pengulitan
tubuh, buka rongga dadas dengan gergaji, buka rongga abdomen dengan
irisan sepanjang ventral tengah, belah bonggol pelvik dan pisahkan kedua
bagian tulang pelvik, kuliti ekor, pisahkan esofagus dari trackea, pisahakan
karkas menjadi 2 bagian kanan dan kiri dan rapikan karkas dengan
memotong bagian – bagian yang dianggap bermanfaat dan tidak
(Swatland, 1984). Kualitas karkas (carcass quality) dengan melihat
kedewasaan ternak (umur ketika dipotong), susunan daging, tekstur daging
dan perlemakan marbling. Pengulitan karkas di Indonesia ada 3 macam
yaitu pengulitan di lantai, pengulitan dengan cara digantung, dan
pengulitan dengan menggunakan mesin.
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Potongan-potongan daging (cutability) dengan melihat berat karkas,
luas area ribeye, jumlah persentase lemak internal dan ketebalan lemak
eksternal. Kedewasaan ternak diukur berdasarkan bentuk dan proses
penulangan serta warna dan tekstur daging tak berlemak. Perlemakan
dengan melihat penyebaran lemak di dalam otot pada lokasi antara tulang
rusuk ke-12 dan ke-13. Tekstur dan warna daging tidak berlemak juga di
tentukan nilainya pada tulang rusuk ke-12 dan ke-13 (Smith et al.,1978).
C.4.Pemeriksaan postmortem
Pemeriksaan postmortem yaitu pemeriksaan setelah pemotongan yang
dilakukan di Indonesia antara lain adalah pemeriksaan karkas dan alat –
alat dalam, serta produk akhir. Tujuan dari pemeriksaan postmortem
(daging) adalah melindungi konsumen dari penyakit yang dapat
ditimbulkan karena makan daging yang tidak sehat, melindungi konsumen
dari pemalsuan daging dan mencegah penularan penyakit diantara ternak
(Soeparno, 1992).
Pemeriksaan postmortem yang dilakukan di Indonesia antara lain
adalah pemeriksaan karkas, pertama pada kelenjar limfe, pemeriksaan
kepala pada bagian mulut, lidah, bibir, mulut, dan otot maseter, dan
pemeriksaan paru – paru, jantung, ginjal, dan limpa. Jika terdapat kondisi
abnormal lain pada karkas, organ – organ internal atau bagian – bagian
lainya, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut (Swatland, 1984).
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat Magang Perusahaan
Kegiatan magang dilaksanakan selama sebulan pada tanggal 16
Februari – 16 Maret 2011. Kegiatan magang pada pagi dimulai pukul 08.00 –
11.00 WIB, siang mulai pukul 14.00- 17.00 WIB, dan sore mulai pukul 18.00
WIB yang dilaksanakan di CV. Plesungan Raya, Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah.
B. Materi dan Metode
1. Materi
Materi dalam perusahaan magang ini adalah perusahaan dengan sumber
daya yang meliputi antara lain :
a. Jenis sapi yang dipelihara adalah sapi peranakan Ongole, sapi peranakan
Simmental, sapi peranakan Brangus, dan sapi peranakan Limousine.
b. Pakan yang meliputi pakan konsentrat dan hijauan. Pakan penguat yaitu
onggok dan pakan hijauan berupa rumput gajah.
c. Kandang yang digunakan termasuk kandang dengan tipe head to head.
Kandang yang terbuat dari beton tersebut permanen sehingga layak di
gunakan dalam jangka panjang.
d. Cara pemotongan sapi potong yang masih tradisional
2. Metode
Kegiatan magang dilaksanakan di peternakan CV. Plesungan Raya
mengenai manajemen pemeliharaan dan pemotongan dengan mengikuti
setiap kegiatan yang dilakukan di peternakan yang meliputi manajemen
pakan, manajemen kandang, dan manajemen pemotongan.
C. Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data yang yang digunakan untuk memperoleh data
yang diperoleh data yang diperlukan adalah :
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1.Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap kegiatan yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dengan
memperoleh informasi secara langsung .
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan responden yang dimaksud dalam kegiatan magang
perusahaan ini adalah pemilik kandang dan karyawan.
3. Magang
Kegiatan magang ini merupakan keikutsertaan mahasiswa dalam
melaksanakan aktifitas perusahaan sehingga mahasiswa memperoleh
pengalaman kerja dan mendapatkan data secara lansung dari kegiatan
tersebut.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi pendukung yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan dengan cara memanfaatkan data
pustaka yang tersedia misalnya buku, jurnal, dan majalah.
D. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang diambil dengan
pengamatan secara langsung ke lokasi dengan wawancara kepada
pemilik perusahaan serta karyawan.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diambil dengan
pengamatan secara tidak langsung dengan cara memanfaatkan data
pustaka.
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV. HASIL DAN PERMBAHASAN
A. Kondisi Umum Lokasi
1. Sejarah Perusahaan
CV. Plesungan Raya (CV. PR) adalah perusahaan yang bergerak
dibidang peternakan sapi potong yang berdiri pada tanggal 15 Juli 2002
yang beralamat di Dusun Plesungan Raya RT 04 RW 02 Kelurahan
Plesungan, Kecamatan Gondang Rejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa
Tengah. CV. PR yang dimiliki Bapak Guntur Wiyono pada awalnya
memiliki ini memelihara 25 ekor sapi dengan berbagai jenis bangsa sapi.
Bangsa sapi yang dipelihara antara lain sapi peranakan Simental, sapi
peranakan Ongole (PO), sapi peranakan Limousine, sapi peranakan Fries
holstein (PFH). Dari tahun 2002 - 2011 sapi yang dipelihara mengalami
peningkatan, dengan melihat Tabel 1. sebagai berikut.
Tabel 1. Jumlah pemeliharaan sapi di CV. PR
Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2010 Jumlah sapi 23 30 34 45 57 65 73 78
Sumber : Data Sekunder di CV. PR, 2011
Sapi yang dipelihara di CV. PR dari tahun 2002 – 2011 mengalami
peningkatan, hal ini disebabkan oleh permintaan daging di pasaran selalu
meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat kebutuhan akan protein
hewani. Bakalan sapi diperoleh dari pasar, pedagang, dan warga sekitar.
Untuk mendapatkan sapi bakalan tersebut pemilik sekaligus pengelola
peternakan yaitu Bapak Guntur Wiyono terjun langsung ke lapangan.
Hal – hal yang melatarbelakangi berdirinya CV. PR sapi ini adalah :
a. Desa Plesungan Raya khususnya merupakan daerah yang mempunyai
topografi dan klimatologi yang cukup baik untuk mengembangkan usaha
ternak sapi potong. Karena daerah ini mempunyai suhu sekitar 28º C
dengan curah hujan dan sinar matahari yang cukup, sehingga sangat
cocok untuk lokasi peternakan. Daerahnya yang datar sehingga
mempermudahkan akses kegiatan peternakan.
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Ketersedian bahan pakan yang cukup banyak untuk sapi potong di daerah
Plesungan Raya. Pakan hijauan berasal berasal dari sisa produksi
pertanian yang berupa jerami padi dan rumput gajah.
c. Ketersediannya tenaga kerja lokal yang cukup banyak dan potensial,
sehingga dengan diberikannya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan cara pemeliharaan ternak sapi, maka dapat menyerap tenaga
kerja lokal sebagai tenaga kerja lapangan.
Kegiatan di CV. PR sejak tahun 2002 sampai sekarang bergerak
dibidang pemeliharaan sapi potong, pemotongan, dan penjualan produk
yang berupa daging maupun hasil olahannya. Pemeliharaan sapi potong di
CV. PR rata – rata berumur 1- 2,5 tahun lamanya. Sapi yang telah
memenuhi umur, sapi dibawa ke RPH. Pada tahun 2002 – 2011 CV. PR sapi
yang dipotong selalu meningkat, rata – rata memotong 4- 5 ekor sapi setiap
hari. Setelah dipotong daging dijual ke pasar tradisional dan juga dijual ke
kios daging milik CV. PR.
CV. PR dapat menciptakan lapangan kerja dengan melibatkan
masyarakat sekitar menjadi tenaga kerja sehingga dapat membantu
perekonomiannya. CV. PR didirikan dengan melihat peluang pasar yang
cukup luas yaitu di CV. PR tersebut juga mendirikan 2 buah kios yang
menjual daging dan produk olahan lainnya. Apabila daging tidak habis
dijual dikios maka daging diolah menjadi dendeng, bakso, abon dan lain-
lain yang kemudian dijual kembali dalam bentuk produk olahan.
2. Kondisi Umum Perusahaan
a.Lokasi peternakan
CV. Plesungan Raya merupakan suatu perusahaan yang bergerak di
bidang penggemukan dan pemotongan sapi potong. Peternakan sapi ini
berlokasi di Desa Plesungan Raya, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar. Daerah ini terletak di daerah dataran rendah yang
topografinya datar dan landai yang sekitar kandang merupakan area
persawahan yang cukup luas. Daerah ini mempunyai temperatur 28º C
dengan curah hujan yang sedang, sedangkan ketersedian air sangat
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melimpah dan ketersedian pakan baik konsentrat dan hijauan pakan ternak
juga melimpah sehingga dapat mendukung usaha peternakan sapi khusunya
sapi potong.
Jarak CV. PR dengan pemukiman penduduk kira – kira 40 meter, hal
ini tidak sesuai dengan pernyataan Sarwanto dan Arianto (2002) bahwa
jarak peternakan atau kandang dari tempat pemukiman penduduk minimal
50 meter, namun lokasi peternakan disini cukup dekat dengan pemukiman
penduduk khususnya sebelah utara, timur dan barat. Batas sebelah utara,
sebelah timur dan sebelah barat adalah pemukiman penduduk yaitu desa
Plesungan Raya, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan ladang
/persawahan. Menurut pernyataan Santoso (1995) bahwa lokasi peternakan
sebaiknya jauh dari lokasi pemukiman penduduk serta dekat dengan sumber
pakan. Pemilihan lokasi peternakan sapi tergantung diantaranya geografi
dan topografi, ketersedian tenaga kerja, ketersedian bahan pakan,
ketersediaan air, transportasi dan ketersediaan bakalan yang baik.
b. Luas areal peternakan
CV. Plesungan Raya memiliki luas areal sekitar 5600 m² yang
digunakan khusus untuk peternakan sapi potong. Lokasi peternakan disini
terdiri dari lokasi bangunan yang masih ada dalam satu areal atau lahan
peternakan. Luas 798,73 m² adalah luas keseluruhan bangunan kandang dan
bangunan lain seperti gudang, mess, kantor, kamar kecil dan lain – lain,
sedangkan sisanya yaitu seluas 4801,27 m² digunakan untuk menanam
pisang, jati dan tower. Jenis – jenis bangunan yang ada lokasi tersebut dapat
lihat pada Tabel 2. Sebagai berikut.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 2. Bangunan – bangunan di lokasi perkandangan CV. PR
Jenis Bangunan Luas Bangunan (m²) Keterangan
1.Bangunan Penunjang
a. Gudang pakan 30,40 Menyimpan pakan
b. Tempat pakan 121 Menyimpan jerami
c. Kamar kecil 4 Untuk mandi
d. Penampung limbah
padat
35 Menampung
limbah
e. Bak penampung air 5 Menampung Air
f. Mes 50,45 Mahasiswa
g. Kantor 30,40 Adsminitrasi
2.Bangunan Kandang
Ternak
a. Untuk kandang A 63,51
b. Untuk kandang B 63,51
c. Untuk kandang C 63,51
d. Untuk kandang D 63,51
e. Untuk kandang E 63,51
f. Untuk kandang F 63,51
g. Untuk kandang G 63,51
h. Untuk kandang H 63,51
Luas Bangunan (Total) 798,73
Sumber : Data sekunder di CV. PR, 2011
3. Struktur organisasi
Keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari suatu usaha
perencanaan yang terorganisasi. Maka untuk menunjang suatu kegiatan
operasional perusahaan sangat dibutuhkan struktur organisasi. Fungsi dari
struktur organisasi adalah untuk menentukan seorang tenaga kerja yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepada siapa tenaga kerja harus
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melaporkan hasil kegiatannya. Dibawah ini adalah bagan struktur organisasi
di peternakan CV. PR seperti terlihat pada bagan berikut:
Gambar 1.Struktur Organisasi CV. Plesungan Raya
Pemimpin perusahaan tertinggi dari CV. Plesungan Raya dipegang
oleh pemilik sekaligus direktur yaitu Bapak Guntur Wiyono. Dalam
menjalankan tugas sebagai direktur membawahi :
a. Bagian sekretaris yang mempunyai tugas dan tanggung jawab malakukan
pencatatan terhadap sapi yang masuk maupun keluar peternakan.
b. Bagian bendahara yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
melakukan pencatat hasil penjualan daging sapi dan pembelian sapi.
c. Bagian pemeliharaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
melakukan semua aktifitas yang ada di peternakan.
d. Bagian pakan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mencari bahan
pakan dan pencatatan pengeluran pakan.
e. Bagian pupuk yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan
pengolahan pupuk.
f. Bagian pemotongan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
melaksakan pemotongan sapi.
Direktur
Sekretaris
Bendahara
Divisi Pemeliharaan
Divisi Pakan
Divisi Pupuk
Divisi Pemotongan
Divisi Pemasaran
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g. Bagian pemasaran yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
melaksanakan pemasran daging dan hasil sampinganya.
Pelaksanaan serta pembagian tugas di CV. PR sudah terlaksana
cukup baik. Untuk setiap tugas serta mengontrol jalannya peternakan sudah
jelas yang bertanggung jawab sehingga diharapkan kelancaran kerja dapat
berjalan baik sesuai yang diharapkan.
B. Uraian Kegiatan Magang
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan di perusahaan CV. PR adalah
usaha penggemukan sapi dan pemotongan sapi. Kegiatan – kegiatan rutin
yang dilakukan pada saat magang selama 1 bulan pemeliharaan, pemberiaan
pakan, penanganan kesehatan pembersihan tempat pakan dan minum,
pemotongan sapi.
CV. PR juga ikut serta dalam pemberdayaaan masyarakat sekitar
lokasi peternakan dalam memperbaiki perekonomian dengan
menjadikannya sebagai tenaga kerja. Di peternakan ini terdapat 8 tenaga
tetap dan ke 8 karyawan ini bekerja salama 1 minggu penuh. Kegiatan di
CV. PR dilakukan secara shift, pada pagi hari dimulai pukul 06.00 – 11.00
WIB, pukul 12.00 – 14.00 WIB untuk istirahat, dan pada siang hari pukul
14.00- 17.00 WIB dimulai pukul 02.00 – 17.00 WIB. Untuk setiap harinya
karyawan mendapat jatah makan siang satu kali. Sistem upah yang
dilakukan perusahaan ini menggunakan sistem mingguan, gaji atau upah
diberikan satu minggu sekali.
1. Pengadaan sapi bakalan
Di peternakan sapi potong CV. Plesungan Raya mempunyai 84 ekor
sapi potong dengan berbagai jenis yaitu peranakan Friesian Holstein sapi
peranakan Simental, sapi Brangus, sapi peranakan Ongole, dan sapi
peranakan Limousin. Kapasitas kandang 162 ekor, tetapi pada saat
pelaksanaan magang jumlah sapi 84 ekor dikarenakan sebagian kandang
digunakan untuk peyimpanan/ gudang jerami dan rumput.
Sapi – sapi bakalan diperoleh dari pasar sapi seperti Praci,
Wulantoro, Pacitan, Bekonang dan Sragen, selain itu juga diperoleh dari
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penduduk sekitar karena dirasakan lebih menguntungkan dan harganya
lebih murah dibanding dengan harga sapi yang berada di pasar sapi.
karena sapi – sapi yang berasal dari pasar sudah berada ditangan blantik.
Kegiatan pemilihan sapi bakalan CV. PR dilakukan sendiri oleh pemilik
sekaligus direktur Bapak Guntur Wiyono dengan dibantu 1 karyawannya
untuk memilih sapi yang bagus dan sehat yang dirasa mengguntungkan
digemukkan. Pertimbangan dalam pemilihan sapi bakalan yakni memiliki
badan yang tinggi, agak kurus, badan panjang, tulang – tulang besar, dan
sehat.
Penimbangan sapi yang baru saja datang dilakukan supaya
mengetahui berat badan waktu masuk. Sapi yang baru saja datang
dilakukan karantina terlebih dahulu ditempatkan dikandang terpisah hal
ini untuk mengantisipasi terjadinya penularan bibit penyakit yang dibawa
sapi ini. Jumlah ternak yang di pelihara di CV. PR pada kegiatan magang
seperti terlihat pada Tabel 3. sebagai berikut.
Tabel 3. Populasi ternak di CV. PR
Bangsa Sapi Jumlah Sapi Jenis Ternak Peranakan Brangus 22 Jantan Peranakan Limousine 20 Jantan Peranakan Simmental 25 Jantan Peranakan Ongole 13 Jantan Peranakan FH 4 Jantan Jumlah Ternak 84
Sumber : Data Sekunder CV. PR, 2011
Ternak yang paling banyak di CV. PR yaitu sapi peranakan
Simmental, karena sapi ini pertumbuhannya cepat serta daging yang
dihasilkan cukup baik tetapi ternak ini konsumsi pakannya cukup tinggi
serta membutuhkan daya adaptasi dengan lingkungan. Penafsiran bobot
badan sapi di peternakan CV. PR dilakukan tidak menggunakan rumus
schrool melainkan dengan menggunakan timbangan langsung.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Manajemen pemeliharaan
a. Manajemen pemberian pakan
CV. PR yang bergerak dibidang peternakan sapi potong untuk
memenuhi kebutuhan pakan yang diberikan pada ternak dengan
memanfaatkan limbah pertanian atau industri yang tidak dikonsumsi oleh
manusia. Pakan yang digunakan oleh peternakan ini adalah hijauan dan
konsentrat. Hijauan segar yang diberikan berupa rumput gajah ini
diberikan pada semua jenis sapi, kecuali sapi yang akan dipotong.
Hijauan segar mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang
diperlukan tubuh ternak. Untuk hijauan kering yang diberikan yaitu
jerami, sedangkan pakan yang diberikan untuk konsentrat jadi (buatan
pabrik) yang dicampur onggok.
Pakan hijauan berupa rumput gajah diperoleh dari daerah Boyolali,
dengan harga Rp.750.000,00 / colt dengan cara memesan terlebih dahulu,
sedangkan jerami didatangkan dari daerah Sragen setiap 3 hari sekali.
Pakan konsentrat jadi (buatan pabrik) dan ditambah dengan formula
sendiri yaitu onggok. Pakan konsentrat jadi (buatan pabrik) Sulur Sari
diperoleh dari Kenteng Boyolali seharga RP.1350,00/kg, sedangkan
untuk kandungan - kandungan nutrien bahan pakan ransum diketahui
pada tabel 4.berikut.
Tabel 4. Kandungan nutrien bahan pakan ramsum (%BK)
Bahan Pakan BK PK LK SK Ca TDN Konsentrat 85,57 5,08 2,6 8,9 0,9 70 Jerami Padi 86 32 45 30,9 0,41 33
Sumber :1.Analisis Lab.Nutrisi Peternakan UNS 2.Hartadi, 2005
Pemberian pakan yang berupa konsentrat dan hijauan tidak
berdasarkan bobot badan. Untuk ukuran sapi besar maupun kecil
pemberian konsentrat sebanyak ± 4kg /ekor setiap harinya dengan
menambahkan pakan pengguat yaitu onggok sebanyak ± 2kg/ekor setiap
harinya. Pemberian pakan hijauan berupa rumput gajah diberikan
sebanyak 4 kg/ekor setiap harinya. Pemberian pakan konsentrat dan
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hijauan tidak dilakukan secara bersama – sama yaitu pagi, siang, sore dan
malam hari. Pada pagi hari pukul 06.00 pemberian pakan konsentrat dan
onggok. Pada siang hari yaitu pukul 11.00 konsentrat, pukuul 15.00
diberikan hijauan segar dan pada pukul 18.00 diberikan pakan jerami.
Pemberian pakan dilakukan setelah tempat pakan dibersihkan dari
sisa pakan yang tersisa. Pakan konsentrat diberikan terlebih dahulu.
Tempat pakan berbentuk palung yaitu dasarnya melengkung
dimaksudkan untuk mempermudahkan dalam pembersihan. Dalam
pemberian jerami diangkut dari gudang pakan jerami ke tempat pakan
sapi. Konsentrat yang telah dibuat dimasukkan dalam ember kemudian
dibawa ketempat pakan sapi atau kandang, setiap ember berisi 4 kg
konsentrat dan 2 kg onggok, sedangkan untuk pemberian hijauan berupa
rumput gajah yang dicacah secara manual setiap hari.
Kebutuhan sapi akan air sering kurang mendapatkan perhatian yang
cukup dari peternak, padahal tubuh sapi mengandung 70% air. Air
merupakan kebutuhan muntlak bagi sapi, terutama pada masa
pertumbuhan dan pada saat suhu udara panas. Air yang ada dalam tubuh
sapi berfungsi untuk mengatur suhu badan, membantu proses
pencernaan, mengangkut sari pakan keseluruh bagian tubuh dan
mengeluarkan sisa makanan.
Pada CV. PR pemberian air minum dilakukan secara ad libitum,
dimana ketersediaan tidak pernah kurang bagi ternak atau terus –
menerus. Tempat air minum setiap pagi dibersihkan, kemudian diisi
sampai penuh. Air dalam bak dikontrol setiap saat sehingga air akan
selalu terisi penuh pengontrolan dan pembersihan tempat minum setelah
pemberian konsentrat. Kebutuhan air minum untuk ternak sapi
didasarkan pada kebutuhan sapi itu sendiri. Air minum sebaiknya
disediakan sesaat sebelum makan untuk menghindari terjadinya perut
kembung. Kebutuhan air untuk kebutuhan ternak baik untuk air minum
maupun kebersihan kandang bersumber dari sumur sendiri yaitu sumur
dari proses pengeboran dengan sumur beserta bak penampungnya.
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Manajemen perkandangan
Lokasi kandang CV. PR cukup strategis karena dekat dengan jalan
raya sehingga mempermudahakan transportasi. Kandang membujur dari
arah timur ke barat dengan bentuk atap kandang tertutup yang
menggunakan bahan atap genteng. Karena tahan lama dan panas
matahari dapat ditahan dengan baik, sehingga tidak langsung
mempengaruhi panas ruangan kandang. Sebagian kandang yang terbuka
pada bagian ventilasi, sehingga sinar matahari udara tidak terhambat
tetap dapat masuk ke kandang dan ventilasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Abidin (2002) bahwa sinar matahari, terutama pada pagi hari,
harus dapat masuk secara langsung kedalam kandang. Sinar matahari
yang dapat mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D dan sangat baik
untuk membunuh kuman – kuman penyakit yang hidup dalam kandang.
Di CV. Plesungan Raya jumlah kandang ada 4 blok yang menjadi 8
kandang yaitu kandang A,B,C,D,E,F,G dan H. Kandang – kandang
tersebut tidak semuanya dipakai, untuk kandang blok F dan kandang G
belum terisi. Kandang A, B, C, D kandang tersebut diisi oleh masing –
masing 19 ekor sapi, sedangkan kandang E dan H kandang tidak
semuanya terisi oleh ternak. Dinding kandang terbuat dari tembok.
Konstruksi dinding kandang dibuat setengah terbuka sehingga pertukaran
udara lancar. Kandang tersebut sudah bersifat permanen sehingga sangat
layak dipakai dalam waktu jangka panjang. Lantai dari semen dengan
kemiringan ± 3º, dimaksudkan agar feses atau urine dapat mengalir
mudah ke tempat pembuangan limbah. Setiap petak kandang dilengkapi
dengan tempat pakan dan tempat minum. Kandang yang ada termasuk
kandang individu dengan sistem head to head atau berhadapan.
Tempat pakan dipakai untuk dua macam pakan yaitu pakan
konsentrat dan pakan hijauan. Tempat pakan berada di sisi depan
kandang berdampingan dengan tempat minum. Keduanya terbuat dari
semen sehingga mudah dibersihkan dan tahan lama atau permanen.
Tempat minum berada ditengah dan tempat pakan berada disamping kiri
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan kanan sehingga mempermudahkan sapi untuk minum. Untuk tempat
minum memiliki ukuran panjang 90 cm, lebar 30 cm, tinggi 40 cm.
Sedangkan ukuran tempat pakan dan konsentrat panjang 70 cm, lebar 40
cm, tinggi 30 cm, dan bagian dasar tempat pakan berbentuk lengkung.
Pembersihan kandang dilakukan setiap hari secara bergiliran,
biasanya pembersihan kandang dilakukan setelah pemberian pakan
konsentrat pada pagi hari. Limbah padat dibersihkan menggunakan garu
dan dikumpulkan untuk ditampung ditempat penampungan limbah padat
untuk dijadikan pupuk kandang dengan diangkut diatas kepala.
Pembersihan selanjutnya disiram air agar sisa feses langsung mengalir
ketempat penampungan urine setelah mengalami penyaringan urine
tersebut disalurkan melalui pembuangan limbah nantinya bermuara ke
area ladang jati sekitar peternakan .
Konstruksi kandang di CV. PR terbuat dari dari beton dengan atap
genteng serta penyangga atap terbuat dari besi dan untuk tiap kandang
dari beton sedang lantai terbuat dari semen. Peralatan yang ada di
kandang terdiri dari sekop sebanyak 6 buah, ember pembersih kandang 6
buah, selang 4 buah, sapu lidi 4 buah, garu 4 bauh, kendaraan colt 2
buah. Peralatan tersebut berguna untuk memudahkan dalam tata laksana
pemeliharaan ternak seperti membersihkan tempat pakan dan tempat
minum, lantai kandang, pengangkutan kotoran ternak dan memberikan
pakan ke ternak.
c. Manajemen penanganan kesehatan
Kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kondisi
ternak, dan muntlak diperlukan karena dapat mencegah kerugian bila
terjangkit penyakit. Dengan demikian diperlukan pencegahan,
penanganan, dan penanggulangan penyakit. Tetapi penggemukan sapi
potong kemungkinan terjangkit penyakit tidak terlalu besar karena lama
pemeliharaan tidak terlalu lama. Penyakit yang sering menyerang sapi di
peternakan CV. PR adalah luka pada sapi yang diakibatkan gesekan
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan benda sekitar kandang diberikan obat Gusanex dengan cara
disemprotkan ± jarak semprot 10 cm.
Untuk meningkatkan nafsu makan dengan diberikan vitamin B
komplek dengan dosis pemberian untuk sapi kecil maupun sampai
ukuran besar yaitu 10- 20 cc untuk dilakukan injeksi intramaskular pada
bagian punggung, sedangkan untuk sapi yang baru datang disuntik
dengan obat ambrasol.
Penanganan yang dilakukan selain denggan menggunakan obat –
obatan medis sebaiknya juga disertai penanganan lingkungan kandang
yang sehat, agar bibit penyakit tidak mudah berkembang seperti
kebersihan kandang, penyemprotan kandang dengan desinfektan dalam
jangka waktu tertentu, pemberian pakan dan minum yang terpisah
dengan tempat lain, pemeliharaan ternak yang sakit dalam kandang
karantina. Gangguan penyakit yang lansung mempengaruhi usaha
peternakan sapi potong, dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan kandang
b. Menghindari penempatan sapi yang sehat dengan sapi yang sakit
c. Memberi rumput yang bersih
d. Tidak boleh membiarkan sapi tersebut kotor
e. Vaksinasi dan pemberian obat – obatan.
Sanitasi dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kebersihan
lingkungan agar ternak terbebas dari seranagn penyakit. Menurut Sugeng
(2003) sanitasi lingkungan dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan
nyaman bagi peternak maupun ternak yang dipelihara, serta bebas dari
gangguan infeksi penyakit yang dapat merugikan ternak. Sanitasi
lingkungan dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan sekitar
kandang antara lain jalan, gang antar kandang, tempat penampungan air,
saluaran drainase dan halaman dari kotoran atau sisa – sisa pakan dan
rumput liar. Kegiatan sanitasi lingkungan dilakukan secara insdensial
yaitu apabila lingkungan sekitar kandang sudah kelihatan kotor oleh sisa
– sisa jerami yang berserakan atau sampah lain.
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Manajemen penanganan limbah
Limbah ternak merupakan sisa hasil pencernanaan dan
metabolisme pakan yang berupa limbah padat berupa feses dan sisa
pakan yang tumpah (tidak dikonsumsi oleh sapi). Limbah cair berupa
urine yang dikeluarkan oleh sapi dan sisa air minum. Limbah dari sisa –
sisa kotoran dan pakan yang ada dipeternakan ini merupakan campuran
antara limbah yang baru dengan limbah periode sebelumnya. Feses yang
terbuang langsung dialirkan ketempat penampungan urine yang setelah
mengalami penyaringan baru dialirkan ke ladang sekitar peternakan.
Limbah padat dijual ke pedagang pupuk dari daerah Boyolali dan
sebagian digunakan untuk memupuk kebun pisang. Limbah di CV.
Plesungan belum diolah secara komersial, limbah dikumpulkan dibak
penampung kemudian diambil oleh pedagang pupuk.
3. Manajemen Pemotongan
CV. PR merupakan usaha penggemukan sapi potong dan sekaligus
usaha pemotongan sapi potong. Kegiatan pemotongan di CV. PR
dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu mulai dari pukul 02.00 – 04.00 dan
pukul 06.30- 08.00 WIB. Pemotongan ternak di CV. PR dilakukan di
RPH Jagalan dengan ijin pemerintah. Sapi – sapi yang akan digemukkan
maupun yang akan dipotong dengan berbagai bangsa sapi yaitu sapi
peranakan Limousine, sapi peranakan Brangus, PFH, sapi peranakan
Simmental dan sapi PO. Sapi – sapi yang dipelihara maupun dipotong
berasal dari daerah Praci, Pacitan, Bekonang dan Wulantoro. Ternak
yang akan dipotong diangkut dari kandang ke RPH dalam waktu tempuh
± 30 menit dengan menggunakan mobil colt. Apabila ternak yang akan
dipotong disiram dengan air dingin dengan tujuan agar ternak menjadi
bersih dan agar terjadi fase kontraksi.
a. Pemeriksaan antemortem
Pemeriksaan antemortem adalah pemeriksaan sebelum sapi
disembelih seperti pemeriksaan mata. Ternak di CV. PR diangkut dari
kandang ke RPH pada pukul 14.00 WIB. Ternak yang akan
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
disembelih harus melewati pemeriksaan antemortem oleh dokter
hewan atau mantri kesehatan yang ada di RPH. CV. PR salama ini
belum pernah ditolak oleh RPH atau dokter hewan karena ternak yang
akan dipotong terdapat gangguan atau cacat. Ternak dari CV. PR
yang akan disembelih diistirahatkan atau dipuasakan terlebih dahulu
dengan tujuan agar ternak tidak stress pada saat dipotong dan tidak
kelelahan setelah diangkut dari kandang. Ternak dalam masa
pengistirahatan diberi pakan dalam jumlah yang sedikit karena akan
mempengaruhi masa pengistirahatan. Masa pengistirahatan ternak dari
CV. PR yang akan disembelih ± 12 jam sesuai dengan pendapat
Soeparno (1992).
b. Teknik pemotongan
Teknik pemotongan ternak ada 2 macam yaitu teknik pemotongan
secara langsung (ternak dinyatakan sehat dan langsung disembelih
pada bagian leher) dan teknik pemotongan secara tidak langsung
(ternak dipotong setelah dilakukan pemingsanan dan ternak benar –
benar pingsan). Ternak di sembelih oleh 2 orang karyawan CV. PR
dengan menghadap kekiblat sehingga kepala ternak ada disebelah
selatan atau disebelah utara. Di CV. PR pemotongan sapi dengaan
menggunakan teknik pemotongan secara langsung dengan mengikat
kedua kaki belakang kemudian sapi dirobohkan setelah itu ternak
disembelih pada bagian lehernya.
c. Persiapan karkas
Ternak yang telah disembelih dan ternak benar – benar mati maka
ternak dipotong kepalanya, dipisahkan keempat kaki dari persendian,
melakukan pengulitan tubuh membuka rongga dada dengan gergaji,
membuka rongga abdomen memisahakan kedua bagian tulang
perviks, menguliti bagian ekor, memisahakan esofagus, tracea, dan
mengeluarkan isi rumen, kemudian memisahkan karkas menjadi 2
bagian kanan dan kiri. CV. PR dalam melakukan penyembelihan
dengan lama waktu ± 1- 1,5 jam dengan jumlah karyawan 2- 3 orang.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengulitan pada ternak ada 3 macam yaitu pengulitan dilantai,
pengulitan dengan digantung dan pengulitan dengan menggunakan
mesin. Di CV. PR pengulitan dengan cara digantung agar kulit dan
karkas tidak rusak dan tidak kotor.
d. Pemeriksaan postmortem
Pemeriksaan postmortem adalah pemeriksaan setelah pemotongan
pada ternak yang telah disembelih yang meliputi mata, ginjal, hati dan
paru – paru. Daging yang sudah dipotong – potong lansung dijual ke
kios dan dipasar tanpa dilakukan pemeriksaan postmortem. Daging
diangkut dengan waktu tempuh ± 5 menit dan jarak 200 m². Dalam
sehari CV. PR memotong ternak sapi rata- rata 4-5 ekor sapi dengan
berbagai macam jenis, dengan jumlah hasil karkas dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil pemotongan sapi di CV. PR
Bangsa Sapi Berat Hidup Berat Karkas Peranakan Brangus 250 112 Peranakan Ongole 258 129 Peranakan Limousine 300 157 Peranakan Ongole 270 130 Peranakan Ongole 278 140 Peranakan Ongole 260 96 Peranakan Brangus 280 130 Peranakan Simmental 422 211 Peranakan Ongole 280 145 Peranakan Ongole 287 149 Peranakan Ongole 250 124 Peranakan ongole 265 130 Peranakan Ongole 310 150 Peranakan Ongole 300 157 Peranakan Ongole 300 156
Sumber : Data Sekunder di CV. PR, 2011
Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah menghasilkan
karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging
yang dapat dikonsumsipun tinggi. Ternak yang dipotong diatas rata –
rata memiliki 130,6 kg. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila
dapat menghasilkan karkas sebesar 59 % dari bobot tubuh sapi
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tersebut dan akhirnya akan diperoleh 46,50 % recahan daging yang
dapat dikonsumsi (Teuku,1991). Dari data diatas diperoleh
kesimpulan bahwa pemotongan sapi potong di CV. Plesungan Raya
hasil dari karkas masih dibawah standart. Hal ini disebabkan pakan
yang dikonsumsi oleh ternak kandungan proteinnya rendah.
CV. PR memperoleh income salah satunya dari pemotongan
ternak. Hasil pemotongan berupa karkas yang dijual kekios dan
beberapa pedagang, juga mempunyai hasil sampingan yaitu non
karkas yang berupa kulit, tulang,darah, jeroan (usus besar, usus kecil,
babat) yang dipasarkan atau dijual ke pedagang makanan. Untuk
penjualan daging Rp.63.000 /kg, sedangkan untuk penjualan non
karkas seperti kulit dijual ke pengepul dengan harga Rp.14.500/kg,
usus besar dan usus kecil dijual didaerah Sragen dengan harga
Rp.15.000 /kg.
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil magang di peternakan CV. Plesungan Raya dapat
disimpulkan. Pada dasarnya manajemen pemeliharaan dan pemotongan sapi di
CV. Plesungan Raya sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan ada faktor – faktor
yang mendukung antara lain:
1. Pengadaan sapi bakalan sudah mempunyai langganan pedagang sapi dari
daerah Praci, Pacitan, Wulantoro, dan Bekonang dengan jenis bakalan
peranakan Limousine, peranakan Brangus, peranakan Simmental, peranakan
Ongole.
2. Pemotongan di CV. PR sudah cukup baik dengan memperhatikan cara
pemotongan yang sesuai standart yang ada di Rumah Pemotongan Hewan.
3. Penyakit yang sering muncul di peternakan CV. PR adalah luka dan kudis
yang penangannya diberikan obat Gusanex dan Ambrasol sedangkan untuk
menambah nafsu makan dan cacingan penangannya yaitu dengan
memberikan vitamin B Kompleks.
4. Pengolahan limbah cair di peternakan CV. PR sudah cukup baik dengan
menyaring limbah cair kemudian dialirkan di areal ladang pisang dan jati.
B. Saran
1. Pelaksanaan recording atau pencatatan sebaiknya lebih lengkap dan teratur
agar mudah melakukan evaluasi
2. Perlu adanya pengadaan alat – alat yang mendukung usaha penggemukan
maupun pemotongan sapi potong yaitu seperti cooper, gerobak untuk
mengangkut kotoran, mobil pengangkut daging yang layak.
3. Pemberian pakan baik konsentrat maupun hijauan sebaiknya disesuikan
dengan kebutuhan sapi.
4. Pengolahan limbah sebaiknya diolah dan dimanfaatkan secara komersil
menjadi pupuk organik untuk menambah pendapatan dari penjualan pupuk.
5. Sebaiknya lahan yang belum terpakai dimaksimalkan untuk menanam
rumput hijauan.
30