dian adhetya arif-k5408026 - digilib.uns.ac.id/priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan...

128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PRIORITAS PENANGANAN BANJIR KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2012 Skripsi Oleh: DIAN ADHETYA ARIF NIM K5408026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: nguyendien

Post on 10-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PRIORITAS PENANGANAN BANJIR

KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI

TAHUN 2012

Skripsi

Oleh:

DIAN ADHETYA ARIF

NIM K5408026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PRIORITAS PENANGANAN BANJIR

KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI

TAHUN 2012

Oleh:

DIAN ADHETYA ARIF

NIM K5408026

Skripsi

Ditul is dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidik an Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk diper tahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas S ebelas Maret.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wakino MS. Pipit Wijayanti S.Si, M.Sc

NIP. 19521103 197603 1 003 NIP. 19761106 200501 2 001

Page 4: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah d ipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Univer sitas Sebelas Maret dan telah diterima untuk

memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Inna Prihartini MS. 1. ...............................

Sekretaris : Setya Nugraha S.Si, M.Si 2..............................

Anggota I : Drs. Wakino MS . 3. ...............................

Anggota II : Pipit Wijayanti S.Si, M.Sc 4. ............................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu P endid ikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 001

Page 5: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Dian Adhetya Arif . PRIORITAS PENANGANAN BANJIR KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2012. S kripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, September 2012.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui persebaran wilayah rawan banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi tahun 2012, (2) mengetahui persebaran wilayah bahaya banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi tahun 2012, (3) mengetahui prio ritas penanganan Banji r di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi tahun 2012

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitat if dengan unit anal isis berupa satuan medan. Wilayah kajian mencakup seluruh wilayah Kecamatan Telanaipura yang terdiri dari 11 kelurahan. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi, observasi, dan wawancara. Teknik anal isis data untuk mengetahui persebaran wilayah rawan banjir adalah pengskoran dan overlay terhadap parameter yaitu : peta penggunaan lahan, peta kerapatan salu ran drainase, peta kemiringan lereng. Sebelum proses overlay, terlebih dahulu ditentukan faktor penimbang setiap parameter sesuai dengan pengaruh terhadap kerawanan banjir. Persebaran wilayah bahaya banjir menggunakan tekn ik skoring dan over lay terhadap parameter yaitu : peta rawan banjir dan peta penggunaan lahan in tensi f. Wilayah penanganan banji r dianalisis dengan teknik skoring dan overlay terhadap parameter yaitu: peta bahaya banjir dan peta kepadatan penduduk dasimetr ik.

Hasil penelitian yang dipero leh yaitu: (1) Wilayah kerawanan banjir Kecamatan Telanaipura dibag i dalam 5 kelas kerawanan yaitu kelas tidak rawan meliputi sebagian keci l wilayah Kelurahan Legok. Kelas kurang rawan meliputi Kelurahan Legok, Kelurahan Selamat, Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Solok Sipin dan Kelurahan Sungai Putri. Kelas rawan sedang tersebar merata di selu ruh wilayah Kecamatan Telanaipura. kelas rawan tersebar merata diseluruh wilayah Kecamatan Telanaipura. kelas sangat rawan meliputi Kelurahan Sungai Putri, Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan Murni dan Kelurahan Legok. (2) Wilayah bahaya banjir Kecamatan Telanaipura dibagi dalam 3 kelas bahaya yaitu kelas tidak bahaya meliputi hampir seluruh wilayah Kecamatan Telanaipura. kelas bahaya sedang meliputi seluruh Kelurahan dalam bagian adm inistrasi Kecamatan Telanaipura, kelas bahaya dengan luas meliputi Kelurahan Legok, Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan Mur ni, Kelurahan Buluran Kenal i, dan Kelurahan Teluk Kenali. (3) Prioritas penanganan banjir Kecamatan Telanaipura terdiri atas 4 kelas prio ritas, semakin rendah kelas maka penanganan semakin didahulukan. Kelas prio ritas I melipu ti Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Simpang IV Sip in, Pematang Sulur, sebagian besar Kelurahan Penyengat Rendah , dan Kelurahan Teluk Kenal i. Kelas prio ritas II meliputi Kelurahan P enyengat Rendah bagian utara, Kelurahan Teluk Kenali bagian utara, Kelurahan Buluran Kenal i, Kelurahan Sungai Putri, dan Kelurahan Selamat. Kelas prio ritas III meliputi Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Legok, dan sebagian Kelurahan Buluran Kenali. Kelas prio ritas IV meliputi Kelurahan Legok tepatnya ditepi Danau Sipin, dan Kelurahan Murni.

Page 6: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Dian Adhetya Arif. FLOOD MANAGEMENT P RIORITY IN TELANAIPURA SUBDISTRICT OF JAMBI CITY IN 2012 . Thesis, Surakarta: Teacher Train ing and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, October 2012.

The objectives of research are: (1) to find out the distribution o f vulnerable-to-flood area in Telanaipura Subdistrict of Jambi C ity in 2012, (2) to find out the distribution of flood hazard area in Telanaipura Subdistrict of Jambi City in 2012, and (3) to find out the priority of Flood management in Telanaipura Subdistrict of Jambi City in 2012.

This research used a descriptive qualitative method with terrain unit as the unit analysis. The area o f study included en tire area of Telanaipura Subdistrict consisted of 11 kelurahans. The data obtained included primar y and secondary data. Techniques of col lecting data used were documentation, observation, and interview. Techniques of analyzing data used to find out the distribution of vulnerable-to-flood area were scoring and overlay with the fol lowing parameter s: landuse map, drainage channel density map, and slope declivity map. Before overlay p rocess, each parameter weighing factor was deter mined fi rst according to the effect of flood vulnerability. The distribution of flood hazard area was analyzed using scoring and overlay techn ique with the fo llowing parameters: flood vulnerability map and intensively land use map. The flood management area was analyzed using scoring and overlay techniques with the following parameters: flood danger map and dasimetric population density map.

The result o f research showed that: (1) The flood vulnerability area o f Telanaipura Subdistrict was divided in to 5 classes: non-vulnerable class including a smal l part of Kelurahan Legok area. Less vulnerable class included Kelurahans Legok, Selamat, Telanaipura, So lok Sipin and Sungai P utri. The moder ate vulnerable class was d istributed evenly throughout Telanaipura Subdistrict ar ea. The vulnerable class was distribu ted evenly throughout Telanaipura Subdistrict area. The very vulnerable class included Kelurahans S ungai Putri, Penyengat Rendah, Murni, and Legok. (2) The flood hazard area of Telanaipura Subdistrict was divided into 3 hazard class: non-hazard class including nearly all areas of Telanaipura Subdistrict. Moderate hazardous class included al l kelurahans in administrative area of Telanaipura. Hazardous class included Kelurahans Legok, Penyengat Rendah, Murni , Buluran Kenali, and Teluk Kenali. (3) The prio rity of flood management in Telanaipura subdistrict consisted o f 3 prio rity classes, the lower the class i s, the more priorit ized is the management. Priority class I included Kelurahans Telanaipura, Sim pang IV Sipin , Pematang Sulur, most areas of Kelurahan Penyengat Rendah, and Kelurahan Teluk Kenali . Priority Class II included northern area of Kelurahan Penyengat Rendah, northern area of Kelurahan Teluk Kenali, Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan Sungai Putr i, Kelurahan Legok, Kelurahan So lok Sipin and Kelurahan Selamat. Priority Class II included Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Legok, and a part o f Kelurahan Buluran Kenali. Priority Class III included Kelurahan exactly on the edge of Danau Sipin and Kelurahan Murni.

Page 7: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

- orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu S ebagai

penolongmu, sesungguhnya A llah beserta or ang-

(Al-Baqarah: 153)

Berbakti kepada Orang tua, kunci kesuksesan dunia dan akhirat

Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan,

Istiqomah dalam menghadapi cobaan.

Page 8: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAH AN

Allah SWT yang telah memberikan ridho, kemudahan, dan kelancar an

selama menjalani skripsi ini sampai selesai.

Junjungan K ita Nabi Muhammad SAW.

Karya in i ku persembahkan Ayah dan Ibu tercin ta terima kasih atas

-

hentinya diberikan.

Terima kasih Adek ku tersayang sudah menjadi tempat berbagi, belajar,

cerita, bermain, jalan, dan menjadi teman sahabat .

Bapak Drs. Wakino MS. dan Ibu Pipi t Wijayant i S.Si, M.Sc yang menjad i

Dosen Pembimbing Skripsi saya. Terima kasih atas bimbingan, masukan

dan arahannya.

Ria Kurniawati, ST. terima kasih sudah meluangkan waktu untuk selalu

mengingatkan, mendukung , memberi masukan , perhatian, semangat , dan

Page 9: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas hidayah-Nya sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak

mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak . O leh karenanya,

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah , M.Pd, selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendid ikan Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan ijin penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Syaiful Bachr i, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial atas ijin yang diberikan.

3. Bapak Dr. Gamal Rindarjono M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendid ikan

Geografi, Bapak Drs. Djoko S ubandriyo M.Pd selaku Pelaksana Tugas, dan

pembimbing akademik atas ijin serta motivasinya yang telah diberikan .

4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi atas ilmu dan pengalaman

yang telah diberikan.

5. Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran instansi dibawahnya yang telah

bersedia memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

6. Ibu, Ayah, dan keluarga besar ku atas doa,dukungan,dan kasih sayangnya.

7. Eirlangga, SP atas bimbingan penggunaan Arcg is

8. Arif Andani Hidayat atas atas bantuan penelitiannya

9. Teman-teman pendidikan Geogr afi 2008

10. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu

Page 10: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Menyadari banyaknya kekurangan, penulis mengharapkan k ritik serta saran agar

skripsi ini lebih sempurna. Semoga skr ipsi ini bermanfaat.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

Dian Adhetya Arif

K5408026

Page 11: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................... i

PENGAJUAN ................................................................................................ ii

PERSETUJUAN ............................................................................................ iii

PENGES AHAN ............................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................ ..................................... v

MOTTO ......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ................................................................ .......................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................ .......................... xv

DAFTAR PETA ............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................ .................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................ .............................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................ .......................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6

C. Perumusan Masalah ................................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian ................................ ..................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ................................ ................................................... 7

F. Batasan Operasional ................................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI ................................ ........................................... 10

A. Tinjauan Pustaka ................................ ................................................... 10

1. Konsep Banj ir ................................ ................................................... 10

2. Wilayah Rawan Banj ir................................ ...................................... 13

3. Bahaya ( Hazard) .............................................................................. 14

4. Lahan dan Penggunaan Lahan .......................................................... 15

5. Satuan Medan ................................ ................................................... 15

B. Hasil Penelit ian yang Relevan ............................................................... 16

C. Kerangka Pemiki ran .............................................................................. 20

Page 12: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III METODOLOGI PENE LITIAN.......................................................... 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 23

1. Tempat Penelitian ............................................................................. 23

2. Waktu Penel it ian .............................................................................. 23

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................................. 24

C. Wilayah Kaj ian ...................................................................................... 25

D. Jenis dan Sumber Data ................................ .......................................... 25

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 26

1. Dokumentas i ................................ ..................................................... 26

2. Observasi .......................................................................................... 26

3. Wawancara ....................................................................................... 26

F. Teknik Sampling ................................ ................................................... 27

1. Populasi ................................ ............................................................ 27

2. Sampel ................................ .............................................................. 27

G. Validitas Data ........................................................................................ 27

H. Teknik Analisis Data ............................................................................. 28

1. Persebar an Wilayah Rawan Banjir ................................................... 28

2. Persebaran Wilayah Bahaya Banjir .................................................. 35

3. Prio ritas Penanganan Banj ir ................................ ............................. 37

I. Prosedur Peneli tian ................................ ................................................ 39

1. Tahap Persiapan ................................ ................................................ 39

2. Penyusunan Proposal ................................ ........................................ 39

3. Penyusunan Instrumen ................................ ...................................... 40

4. Tahap Pengupulan Data .................................................................... 40

5. Tahap Analisis Data................................ .......................................... 40

6. Analisi s Peta ................................ ..................................................... 40

7. Tahap Penggambaran Peta................................................................ 41

8. Penulisan Laporan Penelitian ........................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 43

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ................................................................ 43

Page 13: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

1. Letak ................................................................................................ . 43

2. Luas ................................................................................................ . 43

3. Batas ................................................................................................ . 44

4. Keadaan Fisik ................................ ................................................... 46

5. Penggunaan Lahan ............................................................................ 58

6. Keadaan Penduduk ................................ ........................................... 59

B. Deskripsi Hasi l Penelitian dan Pembahasan ......................................... 62

1. Persebaran Wilayah Rawan Banjir Kecamatan Telanaipura

Tahun 2012 ....................................................................................... 62

2. Wilayah Bahaya Banjir Kecamatan Telanaipura Tahun 2012 ........ 90

3. Prio ritas Penanganan Banj ir Kecamatan Telanaipura

Tahun 2012 ....................................................................................... 99

BAB V KESIMPULAN, IMP LIKASI DAN SARAN ................................... 108

A. Kesimpulan ................................ .......................................................... 109

B. Implikasi .............................................................................................. 110

C. Saran ............................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111

LAMPIRAN

Page 14: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tipologi Daerah Rawan Banjir ..................................................... 14

Gambar 2. Diagram Kerangka Pemiki ran ....................................................... 22

Gambar 3. Diagram alur penelitian ................................................................ . 42

Gambar 4. Diagram Persentase Luas Kecamatan Telanaipura ....................... 44

Gambar 5. Wilayah dataran banj ir di Kelurahan Penyengat Rendah.............. 49

Gambar 6. Proses Terbentuknya Danau Tapal Kuda ...................................... 49

Gambar 7. Ci tra Ikonos Danau Tapal Kuda di Kelurahan Legok ................... 50

Gambar 8. Tipe I klim Lokasi Penelitian Menurut Koppen............................. 56

Gambar 9. Tipe Cur ah Hujan Lokasi Penelitian ............................................. 58

Gambar 10. Foto Daerah Tidak Rawan Banji r (kelas I) ................................... 85

Gambar 11. Foto Daerah Kurang Rawan Banjir (kelas II) ............................... 85

Gambar 12. Foto Daerah Rawan Sedang (kelas III) ......................................... 86

Gambar 13. Foto Daerah Rawan Banjir (kelas IV) ........................................... 87

Gambar 14. Foto Daerah Sangat Rawan Banjir (kelas V). ............................... 87

Page 15: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian yang Relevan ................................................................. 18

Tabel 2. Jadwal Penel itian............................................................................ 24

Tabel 3. Data yang D ibutuhkan ................................ ................................... 25

Tabel 4. Klasif ikasi dan Skoring Kerapatan Saluran Drainase .................... 29

Tabel 5. Klasif ikasi dan Scoring Penggunaan Lahan Kecamatan

Telanaipura Kota Jambi ................................................................ 31

Tabel 6. Klasif ikasi Kemiringan Lereng ...................................................... 32

Tabel 7. Klasif ikasi dan Skoring Kemiringan Lereng ................................. 32

Tabel 8. Pengharkatan Klasifikasi Kerawanan Banjir Kecamatan

Telanaipura Kota Jambi .................................................................. 33

Tabel 9. Kriteria Kerawanan Banjir ............................................................. 35

Tabel 10. Klasif ikasi dan Scoring Kerawanan Banjir ................................... 35

Tabel 11. Klasif ikasi dan skor pengunaan lahan Intensif ............................. 36

Tabel 12. Kriteria Bahaya Banjir .................................................................. 37

Tabel 13. Klasif ikasi dan Scoring Bahaya Banjir .......................................... 38

Tabel 14. Klasif ikasi dan Scoring Kepadatan Penduduk Dasimetrik ............ 38

Tabel 15. Kriteria prioritas penanganan Banji r .............................................. 39

Tabel 16. Rincian Administrasi Kecamatan Telanaipura .............................. 43

Tabel 17. Suhu Udara Bulanan Stasiun Klimatologi Sultan Thaha

Tahun 2010 ................................ ...................................................... 54

Tabel 18. Data Curah Hujan Wilayah Penel itian ........................................... 55

Tabel 19. Tipe Cur ah Hujan Di Indonesia ..................................................... 57

Tabel 20. Penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura .................................. 59

Tabel 21. Jumlah dan Penyebaran Penduduk Kecamatan Telanaipura

Tahun 2010 ................................ ...................................................... 60

Tabel 22. Kepadatan Penduduk Kecamatan Telanaipura Tahun 2010 .......... 61

Tabel 23. Ketinggian Kecamatan Telanaipur a ............................................... 63

Tabel 24. Kemiringan Lereng Kecamatan Telanaipura ................................. 64

Tabel 25. Satuan Medan Kecamatan Telanaipura.......................................... 71

Page 16: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Tabel 26. Klasif ikasi dan skoring kerapatan saluran drainase

Kecamatan Telanaipura .................................................................... 74

Tabel 27. Klasifikasi dan S koring Penggunaan Lahan Kecamatan

Kecamatan Telanaipura Tahun 2012 ............................................... 78

Tabel 28. Klasif ikasi dan skoring kemiringan lereng

Kecamatan Telanaipura .................................................................... 82

Tabel 29. Skor Tertimbang Param eter Kerawanan Banjir ............................. 83

Tabel 30. Luas Wilayah Rawa n Banjir Kecamatan Telanaipura ................... 84

Tabel 31. Klasifikasi dan S koring Rawan Banji r ........................................... 91

Tabel 32. Skoring Penggunaan Lahan I ntensif Kecamatan Telanaipura ...... 91

Tabel 33. Skor Tertimbang Parameter Bahaya Banjir ................................... 94

Tabel 34. Luas Wilayah Bahaya Banjir Kecamatan Telanaipura .................. 95

Tabel 35. Kepadatan Penduduk dasimetrik .................................................... 100

Tabel 36. Klasifikasi dan Skoring Kepadatan Penduduk Das imetrik ............ 101

Tabel 37. Skor Tertimbang Parameter Prioritas Penanganan Banj ir ............. 103

Tabel 38. Luas Wilayah priori tas penanganan ban jir

Kecamatan Telanaipura .................................................................... 104

Tabel 39. Prioritas penanganan banjir Kecamatan Telanaipura..................... 105

Page 17: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR PETA

Peta 1. Administrasi Kecam atan Telanaipura .............................................. 45

Peta 2. Geologi Kecamatan Telanaipura ...................................................... 47

Peta 3. Topografi Kecamatan Telanaipura ................................................... 65

Peta 4 . Kemiringan Lereng Kecamatan Telanaipura ................................... 66

Peta 5 . Satuan Medan Kecamatan Telanaipura ............................................ 72

Peta 6 . Drainase Kecamatan Telanaipura..................................................... 76

Peta 7 . Kerapatan Saluran Kecamatan Telanaipura ..................................... 77

Peta 8. Penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura .................................... 81

Peta 9 . Kerawanan Banjir Kecamatan Telanaipura ...................................... 88

Peta 10. Penggunaan Lahan In tensi f Kecamatan Telanaipura ....................... 93

Peta 11. Bahaya Banji r Kecamatan Telanaipura ............................................ 97

Peta 12. Kepadatan Penduduk Dasimetrik Kecamatan Telanaipura .............. 102

Peta Rekomendasi Prio ritas Penanganan Banji r Kecamatan Telanaipura ..... 106

Page 18: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Skoring Rawan Banji r Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

Lampiran 2. Tabel Skoring Bahaya Banji r Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

Lampiran 3. Tabel Skoring Prioritas Penanganan Banjir Kecamatan

Telanaipura Tahun 2012

Lampiran 4. Pedoman Wawancara

Page 19: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama ribuan tahun manusia telah hidup berdampingan dengan alam.

Pemanfaatan sumberdaya alam sebagai bahan pemenuhan kebutuhan manusia t idak

dapat dihindari. Berkembangnya ma nusia dipermukaan bumi menyebabkan semakin

tinggi pula permintaan akan sumberdaya alam. Tingginya kebutuhan akan

sumberdaya ter sebut menuntun manusia untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi

terhadap sumberdaya alam yang dimulai dar i kawasan potensial terutama di daerah

yang subur.

Pengkonsentrasian permukiman pada kawasan-kawasan potensial mulai

terbentuk sejak manusia memiliki pola hidup menetap . Lokasi konsentrasi

permukiman didasarkan pada lokasi yang potensial dengan mempertimbangkan

lokasi yang subur dan adanya sumber air. Kawasan yang dipilih dapat berupa lembah

sungai, pantai, dan dataran aluvial lainnya. Sejalan dengan perkembangan peradaban

maka terjadilah pemusatan permukiman yang berkembang menjadi perkotaan.

Pemil ihan kawasan permukiman diwilayah potensial tersebut akan disertai dengan

timbulnya resiko lingkungan yang har us ditanggung manusia yang menetap pada

kawasan itu berupa ancaman bencana ban jir.

Lokasi permukiman yang dekat dengan air merupakan ci ri khas

perkembangan permukiman yang ada di Indonesia. Sebagai contoh ko ta-kota yang

berkembang dar i keberadaan sebuah sungai yaitu Kota Solo dengan Bengawan Solo,

Kota Palembang dengan Sungai Musi, dan Kota Jambi dengan Sungai Batanghari.

Perkembangan permukiman yang demikian d i wilayah Indonesia sangat rentan untuk

timbul bencana.

Hal ini disebabkan w ilayah Indonesia terletak di daerah iklim trop is dengan

dua musim yaitu kemarau dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu,

dan arah angin yang ekstrim. Kondisi iklim ini dapat menimbulkan akibat negati f

bagi manusia yaitu terjadinya bencana seperti banj ir. Seiring dengan berkembangnya

Page 20: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung

semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadia n dan in tensitas bencana

banjir yang terjadi di banyak daerah di Indonesia. Pada tahun 2010 bencana banjir

terjadi di Jakarta, Pati, Brebes, Cilacap, Kota Jambi, Manado, dan beberapa wilayah

lainnya. Kejadian banjir tersebut mengakibatkan kerugian seperti wilayah Brebes

yang mengalami kerugian kerusakan lahan sebesa r 11 Ha, Kabupaten Cilacap

sebesar 518 Ha, serta Kabupaten Pati yang mengalami kerusakan lahan seluas 258

Ha. (sumber: dibi.bnpb.go.id).

Banjir adalah masalah umum yang dihadapi negara-negara di dunia, tidak

terkecual i negara maju sekalipun. Banjir sebenarnya merupakan fenomena alam yang

biasa terjadi pada kawasan dataran banjir (flood pla in) sepanjang sungai. Banjir

muncul sebagai bencana ketika merugikan manusia yang melakukan keg iatan dan

bermukim dikawasan tersebut. Menurut Hasibuan (2004: 1) Banjir adalah aliran

permukaan yang tidak dapat ditampung oleh drainase atau sungai, sehingga melebar

ke kir i dan kanan serta menimbulkan genangan yang merugikan manusia. Daer ah

rawan banj ir adalah kawasan po tensial timbulnya banjir yang diidenti fikasi dengan

frekuensi terjadinya banjir. Fenomena banjir yang terjadi secara mer ata di berbagai

wilayah di Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya, pada dasarnya, merupakan

indikasi yang kuat terjadinya ketidakselarasan dalam pemanfaatan ruang yaitu antara

aktivitas manusia dengan kepentingan ekonominya dan alam dengan kelestarian

lingkungannya.

Dinas Pekerjaan Umum (2003: 2) menyatakan bahwa penyebab terjad inya

bencana banjir secara umum dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) hal, yakni: (1) kondisi

alam yang bersifat statis, seperti kondisi geografi, topografi , dan kar akterist ik sungai,

(2) peristiwa alam yang bersifat dinamis, seperti perubahan iklim (pemanasan)

global, pasang surut, land subsidence, sedimentasi, dan sebagainya, serta (3)

aktivitas sosial-ekonomi manusia yang sangat dinamis, sepert i deforestasi (proses

penggundulan hutan), konversi lahan pada kawasan lindung, pemanfaatan sempadan

sungai/saluran un tuk permukiman, pemanfaatan wilayah retensi banji r, perilaku

masyarakat, keterbatasan prasarana dan sarana pengendali banjir dan sebagainya.

Selain faktor faktor tersebut, pemanasan global (global warming) juga merupakan

Page 21: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

aspek yang perlu mendapatkan perhatian besar karena akan m empengaruhi

peningkatan frekuensi dan intensitas ban ji r dengan pola hujan yang acak dan musim

hujan yang pendek sementara curah hujan sangat t inggi (kejadian ekstrim).

Banjir di kawasan dataran banjir dan dataran al luvial merupakan

permasalahan yang pent ing, mengingat konsentrasi permukiman penduduk mayoritas

berada di wilayah ini. Banjir pada daerah ini akan menimbulkan kerugian yang

sangat besar seperti korban jiwa, kerusakan infrastruktur publik, kerusakan materi

pribadi penduduk, dan terganggunya roda perekonomian kota yang pada akhirnya

akan menimbulkan kerugian dan kesengsaraan bag i penduduk yang terkena bencana.

Kota Jambi merupakan kota yang berkembang karena keberadaan Sungai

Batanghari. Muncul dan berkembangnya Kota Jambi sebagai pusat permukiman dan

kegiatan masyarakat Jambi telah melalui sejarah yang sangat panjang. Bermula dari

didi rikannya sebuah kerajaan oleh Datuk Orang Kayo H itam di tepi Sungai

Batanghari. Lokasi yang dipi lih berkaitan erat dengan fungsi sungai sebagai

pemenuhan kebutuhan akan air dan transportasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa

Kota Jambi berkembang d i lokasi satuan bentuklahan dataran aluvial yang secara

geomorfologi sangat rawan untuk terlanda ban jir.

Daerah yang sering terlanda banjir di Kota Jambi salah satunya adalah

sekitar Danau Sipin yang secara administrasi berada di Kecamatan Telanaipura dan

dekat pusat permukiman di Kota Jambi . Danau Sip in adalah sebuah danau tapal kuda

yang terbentuk ak ibat erosi dan pelurusan sungai secara alami. Saat musim hujan

datang, kawasan ini sering mengalami banjir dan menggenangi permukiman

penduduk sekitarnya.

Kecamatan Telanaipura yang merupakan bagian wilayah administrasi Kota

Jambi dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kecamatan Telanaipura merupakan

wilayah yang mengalami banjir dan frekuensinya meningkat dalam satu dekade

terakhir. Selain itu , kejadian banjir menimbulkan kerugian bagi masyarakat .

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (dibi .bnpb.go.id)

pada tahun 2003 banjir terjadi dua kali dalam setahun dan menimbulkan kerugian

berupa kerusakan lahan seluas 1044 ha, kerusakan fasilitas pendid ikan sebanyak 6

unit sekolah, korban meninggal 5 o rang dan menderita sebanyak 1260 orang, serta

Page 22: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

penduduk mengungsi sebanyak 11.496 orang. Banj ir kemba li terjadi pada tahun 2004

dengan menimbulkan kerugian kerusakan lahan seluas 409 ha. Frekuensi kejadian

banjir juga mengalami peningkatan diband ing tahun-tahun sebelumnya. Bencana

banjir ter jadi rata-rata dua kali dalam setahun , Namun pada tahun 2010 ban jir terjadi

lima kali.

Pada tahun 2010 banjir telah menggenangi 4 kelu rahan yaitu Kelurahan

Legok, Kelurahan Buluran, Kelurahan Teluk Kenali, dan Kelurahan Penyengat

Rendah. Banjir yang melanda daerah tersebut telah menimbulkan dampak negatif

yang merugikan. Kelurahan Legok merupakan wilayah yang mengalami kerugian

sebanyak 662 rumah tergenang banjir. Selain itu banjir juga merusak fasilitas

pendidikan, serta terganggunya akt ifitas sosial dan ekonomi karena ter genangnya

beberapa ruas jalan bahkan ter ganggunya kesehatan masyarakat. Agar dampak yang

ditimbulkan akibat banjir tidak semakin meluas, sudah semestinya j ika anali sis

bencana banjir di Kecamatan Telanaipura dilakukan. hasil analisis dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan prioritas penanganan banjir dalam usaha penyelamatan

jiwa manusia pada lokasi -lokasi tertentu yang dianggap sangat merugikan.

Kerugian yang dialami penduduk tersebut menjadikan daerah Kecamatan

Telanaipura sebagai daerah yang bahaya jika fenomena banjir melanda. Oleh karena

itu diperlukan tindakan penanganan agar kerugian dapat berkurang. Salah satu upaya

yang dapat dilakukan yaitu penentuan wilayah rawan ban jir dengan menggunakan

analisis medan . Kejadian banjir berkaitan dengan kondisi medan di suatu wilayah.

Parameter medan yaitu kelerengan dan ketinggian. Banjir akan terjadi dengan

kondisi kelerengan yang datar dan ketinggian tempat yang rendah, karena lokasi

tersebut merupakan tempat akumulasi air yang datang dari wilayah lebih t inggi.

Penggunaan medan sebagai unit analisis dalam mengkaji persebaran wilayah rawan

dan bahaya banjir akan memudahkan dalam penyajian informasi banjir, selanjutnya

akan mempemudah dalam penengambilan keputusan penanganan banjir.

Penyajian informasi mengenai banjir pada saat ini masih sebatas pada data

dalam bentuk angka-angka atau tabel yang belum dipetakan oleh Dinas Peker jaan

Umum (DPU). Penyajian data dalam bentuk ini dapat mudah dibaca dan digunakan

oleh pembaca, namun masih terdapat berbagai kelemahan didalamnya yaitu tidak

Page 23: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dapat memberikan gambaran mengenai distribusi spasial lokasi banjir. Oleh sebab itu

peneli ti akan menggunakan peta sebagai output akhir penelitian sehingga akan

memudahkan pembaca dalam menginterpretasi dan menyadap informasi yang

terekam di dalam peta. Bintarto dan Surastopo (1978) menyatakan bahwa apabila

menyajikan data yang menunjukkan distribusi keruangan atau lokasi mengenai sifat -

sifat penting maka hendaknya informasi tersebut ditunjukkan dalam bentuk peta,

karena melalui peta dapat disampaikan informasi keruangan dan lokasi penyebaran,

macam serta ni lai data secara tepat dan jelas.

Penyajian data tentang persebaran wilayah banjir ke dalam bentuk peta

tentunya akan sangat membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan

ataupun tindakan lebih lanjut terhadap masalah banjir baik waktu sekarang maupun

masa yang akan datang. Karena melalui peta, pemakai peta dapat dengan mudah

membaca dan menangkap ide dari data dan informasi yang disajikan. Peta r awan

banjir yang dihasilkan merupakan salah satu aspek penting dalam usaha pencegahan

dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana ban jir. Identifikasi daerah rawan

banjir akan berguna sebagai bahan anali sis untuk mengetahui wilayah yang

berbahaya bag i keselamatan jiwa penduduk, selanjutnya dapat ditentukan urutan

prioritas penanganan banjir di Kecamatan Telanaipura. kebijakan prioritas

penanganan banjir didasarkan pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yaitu upaya penanggulangan

didasarkan pada keselamatan jiwa manusia.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , penulis tertarik mengadakan

peneli tian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul:

Banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi

Page 24: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, ter dapat beberapa

permasalahan yang menjadi fokus penelitian, yaitu :

1. Wilayah Kecamatan Telanaipura Kota Jambi merupakan kawasan yang sering

dilanda banjir dalam satu dekade terakhir. Kondisi demikian akan sangat

mengganggu aktivitas masyarakat Kota Jambi.

2. Wilayah banjir terjadi d i sekitar Danau Sipin yang merupakan bagian dari wilayah

administrasi Kecamatan Telanaipura. Pusat pemerintahan provinsi Jambi juga

berlokasi di wilayah administrasi Kecamatan Telanaipura. Jika terjadi banjir pada

lokasi ini maka akan sangat menggangu kegiatan pemerintahan.

3. Banyaknya kerugian yang ditimbulkan akibat banjir seperti korban meninggal,

kerusakan infrastruk tur publik, dan terganggunya kegiatan perekonomian

penduduk. Dampak yang ditimbulkan merupakan efek dari kurangnya kesiapan

masyarakat dan pemerintah dalam mengantisipasi banjir. Tindakan mitigasi

bencana ban jir diperlukan untuk memperkecil ker ugian yang di alami oleh

masyarakat.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang peneli tian di atas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Dimana persebaran daerah wilayah banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi

tahun 2012?

2. Dimana persebaran daerah wilayah banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi

tahun 2012?

3. Bagaimana prioritas penanganan Banjir di Kecamatan Telanaipur a Kota J ambi

tahun 2012?

Page 25: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui persebaran wilayah rawan banjir di Kecamatan Telanaipura Kota

Jambi tahun 2012.

2. Mengetahui per sebaran wilayah bahaya banjir di Kecamatan Telanaipura Kota

Jambi tahun 2012.

3. Mengetahui prioritas penanganan Banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi

tahun 2012.

E. Manfaat Penelitian

Penel itian ini d iharapkan akan memberikan beberapa manfaat antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian dalam kajian bidang

ilmu Geografi khususnya untuk pemetaan banjir, dan prioritas penanganan banjir di

Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penel iti

Memberikan manfaat sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan latihan

dalam menerapkan teori yang telah dipelajari di bangku perkuliahan. Penelitian

juga bermanfaat dalam meraih gelar sarjana pada Program Studi Pend idikan

Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

b. Bagi Pemerintah Kota

Output yang dihasilkan adalah peta persebaran wilayah rawan banjir dan

peta prioritas penanganan banjir sehingga dapat memberikan gambaran tingkat

kerentanan banjir masa kini dan persebarannya di wilayah Kecamatan Telanaipura

tahun 2012, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

penentuan kebijakan perencanaan dan pengembangan wilayah, khususnya

penentuan skala priori tas penanganan banjir di kawasan ini.

Page 26: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

F. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelit ian ini adalah :

1. Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik

oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia seh ingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

2. Bencana alam (natural disaster) adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa

bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topa n, dan tanah

longsor (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana).

3. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,

klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu

wilayah untuk jangka waktu terten tu yang mengurangi kemampuan mencegah ,

meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi

dampak buruk bahaya tertentu (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

4. Banjir adalah luapan atau genangan dari sungai atau badan air lainnya yang

disebabkan oleh curah hujan yang berleb ihan atau salju yang mencair atau dapat

pula karena gelombang pasang yang membanjiri kebanyakan pada dataran banjir

(Schweb, at.al. : 1981 dalam Lili Soemantri 2008: 3). Banjir juga didefenisikan

sebagai aliran atau genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi bahkan

menyebabkan kehilangan jiwa. Dalam istilah teknis banjir adalah aliran ai r sungai

yang mengalir melampaui kapasitas tampung sungai. Dan dengan de mikian, aliran

air sungai tersebut akan melewati teb ing sungai dan menggenangi daerah sekitar.

(Hewlet: 1982 dalam Lili Soemantri 2008: 3).

5. Pemetaan banjir merupakan usaha mempresentasikan data yang berupa angka atau

tulisan tentang distribusi banjir ke dalam bentuk peta agar persebaran datanya

dapat langsung diketahui dengan mudah dan cepat.

Page 27: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

6. Mitigasi (mitigation) adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,

baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

kemampuan menghadapi ancaman bencana. (Undang- Undang Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

7. Penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang mel iputi penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan

bencana, tanggap darurat, dan rehabil itasi . (Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

Page 28: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Banjir

Banjir adalah luapan atau genangan dari sungai atau badan air lainnya yang

disebabkan oleh curah hujan yang berlebihan atau salju yang mencair atau dapat pula

karena gelombang pasang yang membanjiri kebanyakan pada dataran banjir

(Schweb,at.al.: 1981 dalam Lili Soemantri 2008: 3). Banjir juga didefenisikan

sebagai aliran atau genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi bahkan

menyebabkan kehilangan jiwa. Dalam istilah teknis ban jir adalah aliran air sungai

yang mengal ir melampaui kapasitas tampung sungai. Dan dengan demikian, aliran

air sungai tersebut akan melewati teb ing sungai dan menggenangi daerah sekitar

(Hewlet: 1982 dalam dalam Lili Soeamantri 2008: 3).

Menurut Maryono (2005) dalam Agus Joko (2008: 1) Banji r disebabkan

oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran

Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai , faktor

pendangkalan sungai, dan fak tor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana

dan prasarana.

Banjir adalah perist iwa tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air

yang melebihi kapasitas pembuangan air di tempat tersebut sehingga menimbulkan

kerugian baik fisik, sosial, dan ekonomi (Pusat Mitigasi Bencana ITB, 2009: 3).

Banjir juga dapat d idefinisikan sebagai debit ekstrim dari suatu sungai yang

melampaui kapasitas pengalirannya sehingga meluap dan menggenangi daerah

disekitarnya atau sempadan sungai (Abdul, 2006: 1).

Page 29: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Banjir bukan merupakan hal yang asing bagi manusia tetapi pengertian

banjir sering rancu disamakan dengan genangan. Banjir merupakan fenomena

alamiah di dataran banjir (flood plain). Banjir merupakan satu bahaya alam (natural

hazard) yang terjadi di alam ini dimana air menggenangi lahan-lahan rendah di

sekitar sungai sebagai akibat ketidakmampuan alur sungai menampung dan

mengalirkan air, sehingga air meluap keluar alur melampaui tanggul dan

menggenangi daerah sek itarnya seperti dataran banjir dan dataran alluvial

(Dibyosaputro, 1998). Banjir yaitu genangan yang di timbulkan oleh meluapnya

aliran sungai, sedangkan genangan adalah tertahannya aliran air permukaan ak ibat

tidak berfungsinya d rainase. Banjir dan genangan tersebut sama-sama melanda

daerah permukiman penduduk sehingga menimbulkan kerugian harta maupun jiwa.

Menurut Suripin (2004: 339) Penyebab ban jir dapat dibedakan menjadi 3 macam,

yaitu:

a. Banjir kiriman

Merupakan aliran banji r yang datangnya dari daerah hulu di luar kawasan

yang tergenang. Hal ini terjadi jika hujan yang terjadi d i daerah hulu

menimbulkan aliran banjir yang melebihi kapasi tas sungainya sehingga terjadi

limpasan di daerah seki tar sungai atau sempadan sungai. Banjir jenis ini biasanya

terjadi secara t iba tiba dan akan kembali normal apabila in tensitas hujan di daerah

hulu sudah menurun.

b. Banjir lokal

Banjir lokal merupakan genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh

di daerah itu sendiri. Hal ini biasanya disebabkan karena hujan yang terjadi

meleb ihi kapasitas sistem drainase yang ada. Banjir jenis ini banyak ter jadi di

daerah perkotaan dengan topografi yang rendah karena selain sistem drainase

yang kurang berfungsi juga karena disebabkan banyaknya alih fungsi lahan

terbuka menjadi pemukiman atau penggunaan lahan perkotaan (urban landuse)

seiring perkembangan kota yang berdampak pada berkurangnya daerah r esapan

air sehingga menyebabkan banjir ketika ter jadi hujan yang lebat. Pada banjir

lokal, ketinggian genangan air antara 0,2-0,7 m dan lama genangan terjadi secara

singkat antara 1-8 jam.

Page 30: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c. Banjir rob

Banjir rob merupakan banjir yang terjadi baik akibat aliran langsung air

pasang dan/atau air balik dari saluran drainase akibat terhambat oleh air pasang.

Contoh dari banjir rob adalah banj ir yang terjadi di kota kota pesisir pantai seperti

Semarang dan Surabaya.

Beberapa daerah di Indonesia mengalami peningkatan jumlah populasi

manusia karena adanya daya 2 pikat yang dapat mempengaruhi manusia untuk

pindah dari desa ke kota. Lahan lahan yang sebenarnya untuk daerah preservasi dan

konservasi untuk menjaga keseimbangan lingkungan setempat, diambil alih untuk

pemukiman, pabrik-pabrik, industri, dan lainnya (Kodoatie, 2002 dalam Prasetyo

2011: 2)

Selain itu, menurut Seyhan ( 1977) dalam Prasetyo (2011: 2) bencana alam

banjir yang terjadi juga di ten tukan oleh aspek yang lain, yaitu: 1) aspek

meteorologis-klimatologis terutama karakteristik curah hujan yang mampu

membentuk badai atau hujan maksimum, 2) karakteristik DAS dari aspek bio-

geofisikal yang mampu memberikan ciri khas tipolog i DAS tertentu , 3) aspek sosial

ekonomi masyarakat terutama karak teristik budaya yang mampu memicu terjadinya

kerusakan lahan DAS, sehingga wi layah DAS ter sebut tidak mampu lagi berfungsi

sebagai penampung, penyimpan , dan penyalur air hujan yang baik. Ketiga aspek

tersebut secara garis besar yang dapat dipakai sebagai dasar penentuan apakah

wilayah DAS ataupun bagian DAS mana (hulu, tengah, hilir) termasuk kritis berat

ataupun potensial kritis. Dengan kata lain, apakah wilayah DAS ataupun bagian DAS

mana yang sudah termasuk k lasifikasi rawan atau sangat rawan banjir. Sehingga

sebelum terjad i bencana banji r di wilayah DAS tersebut sudah diketahui terlebih

dahulu di wilayah DAS atau di bagian DAS mana yang rawan/sangat rawan banjir

atau kritis/sangat kritis, dengan demikian ada waktu untuk mengantisipasi ataupun

berbuat sesuatu sebelum banjir itu datang, dan menjad i bencana.

Page 31: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Wilayah Rawan Banjir

Wilayah adalah suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu dan

bagian-bagiannya tergantung secara internal. Wilayah dapat diidentifikasi dengan

kesamaan cir i tertentu didalamnya. Sedangkan rawan adalah gawat/buruk (keadaan)

tidak aman, lemah. Wilayah rawan banjir merupakan suatu kawasan yang sering atau

berpotensi tinggi mengalami bencana banjir. Faktor- faktor yang mempengar uh i

daerah rawan ban jir adalah daerah dengan topografi yang relatif datar dan daerah

yang memiliki tata ruang yang tidak baik, misalnya tidak mempunyai daerah resapan

air hujan.

Daerah-daerah tersebu t banyak diketemukan di bantaran sungai dan kota-

kota besar. Menurut Isnugroho (2006) dalam Agus Joko (2008: 4), lokasi rawan

banjir dapat dikategorikan menjadi empat tipologi sebagai berikut :

a. Daerah Pantai

Daerah pantai merupakan daerah yang rawan banjir karena daerah

tersebut merupakan dataran rendah yang ketinggian permukaan tanahnya lebih

rendah atau sama dengan ket inggian muka air laut pasang rata-rata (mean sea

level) dan tempat bermuaranya sungai yang biasanya mempunyai permasalahan

penyumbatan muara. Daerah pantai sangat rawan banjir rob misalnya kota

Semarang di pesisir utara Jawa Tengah

b. Daerah Dataran Banjir (Flood Plain Area)

Daerah dataran banjir (Flood plain area) adalah daerah di kanan-kiri

sungai yang muka tanahnya sangat landai dan relatif datar, sehingga aliran air

menuju sungai sangat lambat yang mengakibatkan daerah tersebut rawan terhadap

banjir baik oleh luapan air sungai maupun karena hujan lokal. Kawasan ini

umumnya terbentuk dari endapan lumpur yang sangat subur sehingga merupakan

daerah pengembangan sepert i perkotaan, pertanian, permukiman dan pusat

kegiatan perekonomian, perdagangan, industri, dan lain lain.

Page 32: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Daerah Sempadan Sungai

Daerah ini merupakan kawasan rawan banji r, akan tetapi, di daerah

perkotaan yang padat penduduk, daerah sempadan sungai sering dimanfaatkan

oleh manusia sebagai tempat hunian dan kegiatan usaha sehingga apabila terjadi

banjir akan menimbulkan dampak bencana yang membahayakan j iwa dan harta

benda.

d. Daerah Cekungan

Daerah cekungan merupakan daerah yang relatif cukup luas baik di

dataran rendah maupun di dataran tinggi. Apabila penatan kawasan tidak

terkendali dan sistem drainase yang kur ang memadai, dapat menjadi daerah rawan

banjir.

Gambar 1. Tipologi Daerah Rawan Banjir (Isnugroho, 2006)

3. Bahaya ( Hazard)

Bahaya adalah suatu fenomena alam atau buatan yang mempunyai potensi

mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda dan kerusakan l ingkungan.

Berdasarkan United Nations-International Stra tegy for Disaster Reduction (UN-

SDR), bahaya ini dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu :

1. Bahaya beraspek geologi, antara lain: gempa bumi, tsunami , gunung api, dan

longsor.

2. Bahaya beraspek hidrometerologi, antara lain: banjir, kekeringan, angin topan,

dan gelombang pasang.

3. Bahaya beraspek biologi, antara lain: wabah penyakit, hama, dan penyakit

tanaman.

Page 33: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4. Bahaya beraspek teknologi, antara lain: kecelakaan transportasi, kecelakaan

industri, dan kegagalan teknologi.

5. Bahaya beraspek l ingkungan, antara lain: kebakaran hutan, kerusakan l ingkungan,

dan pencemaran limbah. (Sumber: Bappenas.go.id)

4. Lahan dan Penggunaan Lahan

Lahan adalah suatu lingkungan f isik terdiri atas tanah, iklim, relief,

hidrologi, vegetasi, dan benda-benda yang ada d i atasnya yang se lanju tnya semua

faktor-faktor tersebut mempengaruhi penggunaan lahan. Termasuk di dalamnya juga

hasil kegiatan manusia, baik masa lampau maupun sekarang (Arsyad, 1989 dalam

Anonim 2010: 1).

Penggunaan lahan (land use) dapat diartikan sebagai campur tangan

manusia terhadap lahan, baik secara menetap maupun berkala untuk memenuhi

kebutuhan hidup baik material maupun sp iritual (Arsyad, 1989, dalam Anonim

2010).

Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu

penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan

lahan pertanian dibedakan secara garis besar ke dalam macam penggunaan lahan

berdasarkan penyediaan air dan lahan yang diusahakan. Berdasarkan hal itu dikenal

macam penggunaan lahan seperti sawah, tegalan, kebun , kebun campuran, lalang,

perkebunan, dan hutan. Penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibedakan ke dalam

penggunaan kota atau desa (pemukiman), industri, rekreasi, dan sebagainya (Arsyad,

2000 dalam A Sofyan 2010: 3 ).

5. Satuan Medan

Satuan medan adalah kelas medan yang menunjukan suatu bentuklahan atau

komplek bentuklahan yang sejenis dalam hubungannya dengan karakteristik medan

dan komponen-komponen medan yang utama (Van Zuidam 1979). Satuan medan

dalam penelitian ini diperoleh dengan menumpangsusunkan (overlay) parameter fisik

berupa peta ketinggian dan peta kemiringan lereng. Setiap satuan medan dilakukan

pengenalan karakteristik lingkungan fisik dengan menggunakan data primer dan data

Page 34: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sekunder. Data-data tersebut meliput i ketinggian tempat, kemir ingan lereng, dan

luas daer ah pada setiap satuan medan. Penulisan satuan medan dalam penel itian ini

sebagai berikut :

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Rahratmoko (2005) telah mengadakan peneli tian mengenai pemetaan

kerentanan banjir pada kawasan permukiman di Kota Yogyakarta menggunakan citra

ikonos-2 dan sistem informasi geografis. Tujuan penelit ian ini adalah menentukan

tingkat keren tanan banjir kota mendasarkan pada parameter fisik lahan yang berupa

kemiringan lereng, saluran drainase, penggunaan lahan kota yang diolah dengan

menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

Teknik yang digunakan adalah pengskoran melalui overlay dari peta lereng,

peta keteraturan permukiman, peta penggunaan lahan kota, dan peta kerapatan

saluran.

Hasil dari penelitian adalah Peta Kerentanan Banjir Kota hasil proses SIG

didapatkan 5 klas kerentanan yaitu tidak r entan dengan luas 0,76 km2 (2,35%),

kurang rentan dengan luas 1,62 km2 (5,02%), rentan sedang dengan luas 66,32 km 2

(19,57%), rentan dengan luas 8 ,92 km2 (27,62%), dan sangat rentan dengan luas

14,89 km2 (45,45%). Analisis dilakukan dengan cara membandingkan Peta

Keren tanan Banjir Kota dengan Peta Sebaran Banjir Genangan dari Dinas Pr asaranan

Kota Yogyakarta, dan dengan data hasil pengamatan lapangan. Analisis dilakukan

untuk mendapatkan data kerentanan banjir ko ta yang lebih akurat .

Asriningrum dan Gunawan (1998) , dalam penelitiannya yang berjudul

akan Sistem Informasi Geografi (Studi

menggunakan beberapa peta tematik. Metode yang digunakan adalah pengskoran,

Satuan Medan

A 1

Kemiringan Lereng (0 3%)

Ketinggian Tempat (0-20 m)

Page 35: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pembobotan, dan tumpangsusun yang digunakan untuk menentukan zonasi

kerentanan banjir di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggunakan teknik Sistem

Informasi Geografi (SIG). Data yang digunakan adalah peta kemiringan lereng, peta

ketinggian, peta geolog i, peta kepadatan penduduk, peta distribusi curah hujan, dan

peta penggunaan lahan. Dari hasil penelitian, daerah penelitian dikelompokkan

menjadi lima tingkat kerentanan banjir, yaitu tidak rentan, kurang rentan, cukup

rentan, rentan, dan sangat rentan. Daerah rentan banjir dijumpai d i daerah Wates dan

Bantul bagian selatan. Daerah tersebut merupakan dataran alluvial pan tai. Hubungan

antara daerah rentan dengan peta tematik yang digunakan menunjukkan bahwa

kemiringan lereng, ketinggian tempat, dan kondisi geologi mempunyai korelasi erat

dengan daerah rentan banjir.

Agustinus (2009), melakukan penelitian banjir Kota Sur akarta dengan judul

mengetahui penyebab banjir, (3) mengetahui besarnya risiko bencana banjir di Kota

Surakarta. Penelit ian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik analisis

data yang digunakan untuk mengetahui persebaran banji r adalah pengskoran dan

overlay dari tiga parameter yaitu: peta penggunaan lahan , peta kerapatan saluran

drainase, peta kemiringan lereng. Sebelum dilakukan overlay, terlebih dahulu

ditentukan faktor penimbang setiap parameter. Hasil peneli tian dapat disimpulkan

bahwa: (1) Per sebaran Banjir Kota Surakarta dibagi menjadi 5 klas yaitu klas sangat

rawan dengan luas 0,5 km2 (1,14 %), klas rawan dengan luas 3,8 km2 (8,63 %), klas

rawan sedang 3,5 km2 (7,95 %), klas kurang rawan dengan luas 1,6 km2 (3,68 %),

klas tidak rawan 34,64 km2 (78,66 %). (2) Penyebab banjir di Kota Surakarta

diketahui bahwa saluran drainase, kemiringan lereng dan penggunaan lahan sangat

berperan dalam terjadinya banji r yang menyebabkan kota tersebut rawan terhadap

banjir. (3) Dari hasil analisis risiko banjir di Kota Surakarta, dapat dibagi menjadi 3,

yaitu: Risiko Tinggi dengan luas wilayah 0,7 km2, Risiko Sedang dengan luas

wilayah 2,5 km2, Risiko Rendah dengan luas wilayah 5,5 km2.

Page 36: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

T

abel

1. P

enel

itian

yan

g R

elev

an

No

P

enel

iti d

an J

udul

Pen

eliti

an

Tuj

ua p

enel

itian

M

etod

e H

asil

1.

Rah

ratm

oko

,

Ker

enta

nan

Banj

ir P

ada

Kaw

asan

Per

mu

kim

an

di

Kot

a

Yog

yaka

rta

Men

gun

akan

C

itra

Ikon

os-2

Dan

Sis

tem

Inf

orm

asi

.

Men

entu

kan

tin

gkat

ke

rent

anan

ban

jir k

ota

men

dasa

rkan

pad

a pa

ram

eter

fisi

k la

han

yan

g be

rupa

ke

miri

ngan

le

reng

, sa

lura

n d

rain

ase,

peng

guna

an

laha

n ko

ta y

ang

diol

ah d

enga

n

men

ggun

akan

Sis

tem

Info

rmas

i Geo

graf

is

Ove

rlay

da

n

peng

sko

ran

Pet

a ke

rent

anan

ya

itu

tidak

ren

tan

deng

an l

uas

0,7

6 km

2

(2,3

5%

), k

uran

g re

ntan

den

gan

lua

s 1,

62 k

m2

(5,0

2 %

), r

enta

n se

dan

g de

ngan

lua

s 66

,32

km

2 (

19,

57%

), r

enta

n de

ngan

lua

s

8,92

km

2 (2

7,62

%),

dan

san

gat

rent

an d

enga

n lu

as 1

4,8

9 km

2

(45,

45%

).

2.

Asr

inin

grum

d

an

Gun

awan

,

Ban

jir

Men

ggu

naka

n S

iste

m

Info

rmas

i G

eogr

afi

(Stu

di K

asu

s

Unt

uk

mem

pela

jari

da

erah

re

ntan

ba

njir

deng

an m

engg

unak

an b

eber

apa

pet

a te

mat

ik.

Pen

gsk

oran

,

pem

bob

otan

da

n

tum

pang

susu

n

Dae

rah

pene

litia

n di

kel

ompo

kkan

m

enja

di

lim

a tin

gka

t

kere

nta

nan

banj

ir,

yait

u ti

dak

ren

tan,

kur

ang

rent

an,

cuku

p

rent

an, r

enta

n da

n sa

ngat

ren

tan.

Dae

rah

rent

an b

anjir

dij

ump

ai

di d

aera

h W

ates

dan

Ban

tul

bagi

an s

elat

an.

Dae

rah

ters

ebut

mer

upak

an

data

ran

allu

vial

pan

tai.

Hub

ung

an a

ntar

a da

era

h

rent

an

deng

an p

eta

tem

atik

ya

ng

dig

unak

an m

enu

njuk

kan

bahw

a k

emir

ing

an l

eren

g, k

etin

ggia

n

tem

pat

dan

kond

isi g

eolo

gi m

empu

nyai

kor

elas

i er

at d

eng

an

daer

ah r

enta

n b

anjir

.

3.

Agu

stin

us,

Raw

an

dan

Risi

ko

Ben

can

a

Ban

jir D

i K

ota

Sur

akar

ta T

ahun

1. l

okas

i per

seba

ran

ban

jir

2. M

enge

tahu

i pe

nyeb

ab b

anji

r 3.

Ser

ta b

esar

nya

ris

iko

yang

dit

imbu

lkan

ole

h ba

njir

Met

ode

desk

ript

if

kual

itat

if

(1)

Per

seba

ran

Ban

jir

Kot

a Su

rak

arta

dib

agi

men

jadi

5 k

las

yaitu

kla

s sa

ngat

raw

an d

enga

n lu

as 0

,5 k

m2 (

1,14

%),

kla

s

raw

an d

enga

n lu

as 3

,8 k

m2 (

8,63

%),

klas

ra

wan

sed

ang

3,5

km

2 (7,

95 %

), kl

as k

uran

g ra

wan

den

gan

luas

1,6

km

2 (3

,68

%),

kla

s ti

dak

raw

an 3

4,6

4 k

m2 (

78,6

6 %

). (

2) P

eny

ebab

ban

jir

di

Kot

a Su

raka

rta

dike

tahu

i ba

hw

a sa

lura

n dr

aina

se,

kem

irin

gan

lere

ng

dan

pe

ngg

unaa

n la

han

sang

at b

erpe

ran

dala

m t

erja

diny

a ba

njir

yan

g m

enye

bab

kan

kot

a te

rseb

ut r

awan

te

rhad

ap b

anjir

. (3

) D

ari

hasi

l an

alis

is r

isik

o b

anjir

di

Ko

ta

Sur

akar

ta, d

apat

dib

agi

men

jadi

3, y

aitu

: R

isik

o T

ingg

i den

gan

luas

wila

yah

0,7

km

2,

Ris

iko

Sed

ang

deng

an l

uas

wil

ayah

2,5

km

2 , R

isik

o R

enda

h d

enga

n lu

as w

ilay

ah 5

,5 k

m2 .

4.

Pen

ulis

, P

riori

tas

Pena

ngan

an

Ban

jir

Kec

amat

an

Tel

anai

pura

Kot

a Ja

mbi

Tah

un

2012

4. M

enge

tahu

i pe

rseb

ara

n

wila

yah

raw

an

banj

ir

di

Kec

amat

an

Tel

anai

pura

K

ota

Met

ode

desk

riptif

kual

itat

if

Page 37: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Jam

bi T

ahun

20

12

5.

Men

geta

hui

pers

ebar

an

wil

ayah

b

ahay

a

banj

ir

di

Kec

amat

an

Tel

anai

pura

K

ota

Jam

bi ta

hun

201

2.

1.

Men

geta

hui

prio

rita

s pe

nang

anan

Ban

jir d

i K

ecam

atan

Tel

anai

pura

Kot

a Ja

mbi

ta

hun

2012

.

Page 38: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

C. Kerangka Pemikiran

Banjir merupakan fenom ena bencana yang selalu terjadi di berbagai kota d i

Indonesia. Frekuensi terjadinya ban jir semakin meningkat dari tahun ke tahun dan

selalu terjadi sehingga menimbulkan anggapan bahwa banjir telah menjadi tradisi di

Indonesia. Contoh pada awal tahun 2012 telah terjadi peristiwa banjir di berbagai

wilayah Indonesia seperti Semarang, Surakarta, dan ibukota Jakarta.

Selain itu peristiwa banjir telah mengak ibatkan banyak kerugian yang d i

alami oleh masyarakat baik dalam segi ekonomi dan sosial.

Kecamatan Telanaipura Kota Jambi merupakan salah satu wilayah yang

selalu mengalami banjir tahunan. Banjir pada kawasan ini selalu dipengaruhi oleh

sistem drainase yang buruk. Danau Sipin adalah salah satu drainase alami di

Kecamatan Telanaipura yang berupa Danau Tapal Kuda dan saat ini digunakan

masyarakat sekitar untuk membangun keramba bud idaya ikan tawar. Jumlah

keramba yang melebihi batas daya tampung danau mengakibatkan banjir semakin

parah. Selain itu kondisi wilayah yang memiliki ketinggia n permukaan tanah lebih

rendah daripada wilayah sekitarnya menyebabkan daerah ini menjadi sebuah

cekungan tempat terkonsentrasinya air run off. Tambahan debit air juga didapat dari

sungai Batanghari yang menambah parah kondisi banjir Kecama tan Telanaipura.

Kebutuhan penduduk akan lokasi permukiman yang memaksa terjadinya

perkembangan permukiman disekitar danau menyebabkan s emakin sedikitnya daer ah

resapan dan akan berakibat pada semakin banyaknya aliran permukaan menuju

danau. Kondisi demikian memungkinkan terjadinya penumpukan ai r dan akhirnya

meluap menggenangi daerah sekita r danau dan menyebar ke wilayah Kecamatan

Telanaipura lainnya serta menggenangi rumah masyarakat.

Data wilayah banjir masih berupa data dalam bentuk angka-angka atau tabel

yang belum dipetakan. Data yang masih dalam bentuk angka dan tabel dalam

penyajiaannya memang cukup mudah dibaca oleh pembaca akan tetapi data itu

mempunyai kelemahan yai tu data tersebut tidak bisa memberikan gambaran

mengenai distribusi spasialnya. Peneliti akan mengolah data tersebut ke dalam

bentuk peta yang nant inya akan lebih memudahkan pembaca dalam membaca dan

memahami hasil penelitian yang telah dilakukan.

Page 39: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Data persebaran wilayah banj ir dapat disajikan dengan menggunakan peta

dan membentu serta mempermudah dalam perencanaan maupun mengambil

keputusan yang berkai tan dengan penanggulangan banjir baik keputusan untuk

jangka pendek bahkan jangka panjang.

Agihan wi layah banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dapat

diketahui dari peta wilayah genangan banji r oleh DPU Kota Jambi dan hasi l

observasi lapangan. Selain itu untuk mengetahui tingkat kerawanan banjir dapat

diperoleh dengan cara tekn ik overlay beberapa peta. Dari masing-masing peta yang

berupa peta topografi, peta penggunaan lahan, peta saluran drainase, kemudian

dilakukan pengskoran dan pemberian bobot terhadap parameter yang berpengaruh

terhadap banjir, semakin besar pengaruhnya terhadap banjir maka akan diberi skor

yang lebih besar. Setelah pengskoran dan pemberian bobot kemudian melakukan

overlay, hasi l akhir yang didapatkan berupa peta rawan banjir. Hasil dari pemetaan

akan dilakukan klasifikasi kerentanan banjir.

Penentuan prioritas penanganan banjir merupakan tindakan yang diperlukan

guna mengur angi kerugian masyarakat. Prioritas dalam hal ini berupa penyelamatan

jiwa manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Penanggulangan Bencana

Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang berisi prinsip

prioritas, bahwa kegiatan penanggulangan harus mendapatkan prioritas dan

diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia. Pr iori tas penanganan banjir

dapat diperoleh dengan melakukan teknik overlay beberapa peta. Peta yang

digunakan adalah peta kerawanan banjir, peta penggunaan lahan, dan peta kepadatan

penduduk. Peta kerawanan banjir dan peta penggunaan lahan di analisis dengan

dilakukan pengskoran terhadap parameter yang berpengaruh terhadap bahaya banjir,

semakin besar pengaruhnya terhadap bahaya banjir maka akan diberi skor yang lebih

besar. Semakin intensif penggunaan lahan akan semakin besar skor . Setelah

pengskor an kemudian dilakukan overlay sehingga akan menghasilkan peta bahaya

banjir. Selanju tnya peta bahaya banjir di overlay dengan peta kepadatan penduduk

sehingga akan menghasilkan peta p rioritas penanganan banjir. Peta yang dihasi lkan

berguna sebagai bahan pertimbangan wilayah yang dapat diprioritaskan

penanggulangannya.

Page 40: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Page 41: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penel itian

Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi Provinsi

Jambi. Secara administrasi wilayah ini terbagi ke dalam 11 kelurahan, yakni:

Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Murni, Kelurahan

Simpang IV Sipin, Kelurahan Selamat, Kelurahan Teluk Kenali, Kelurahan Buluran

Kenali, Kelurahan Legok, Kelurahan Sungai Putri, Kelurahan Penyengat Rendah,

dan Kelurahan Pematang Sulur.

Luas Kecamatan Telanaipura adalah 30,39 km2 dengan jumlah penduduk

pada tahun 2010 adalah 77.203 jiwa, kepadatan penduduk 2.440 jiwa/km2. Jumlah

penduduk laki-laki 38.856 ( 50,33 %) dan perempuan 38.346 (49,67 %) dengan sex

ratio 101. (Sumber: Kecamatan Telanaipura Dalam Angka 2010).

Kecamatan Telanaipura dilalui oleh sungai besar yaitu sungai Batanghari

dan danau tapal kuda yakni Danau Sipin. Kondisi demikian membuat Kecamatan

Telanaipura sangat rawan banj ir karena luapan air sungai dan danau tersebut.

2. Waktu Penel itian

Penel itian tentang analisis banji r dan prioritas penanganan banjir ini

dilaksanakan pada Bulan Februari tahun 2012 sampai dengan Bulan September tahun

2012. Adapun jadwal penelitian dapa t dilihat pada Tabel 2.

Page 42: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 2. Jadwal Penelit ian

Jenis Kegiatan Tahun 2012 Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept

Penyusunan Proposal Penel itian Penyusunan Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan Penel itian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penel itian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian

ini dipi lih karena penelitian yang akan dilakukan lebih mengarah pada pengungkapan

suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta- fakta

yang ada, walaupun kadang-kadang memberikan interpretasi atau analisis. Metode

deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan pengumpulan data

dan penyusunan data, pengolahan data dan selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan.

Strategi penelitian merupakan cara-cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan penelitian. Pemil ihan strategi yang salah dapat berdampak terhadap hasil

peneli tian menjadi kurang relevan dan tidak sesuai dengan keinginan peneli ti

sehingga ditun tut strategi yang sesuai agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.

Strategi peneli tian yang digunakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

peneli tian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995: 3). Unit

analisa dalam penel it ian ini adalah satuan medan yaitu kelas medan yang

menunjukan suatu bentuklahan atau komplek bentuklahan yang sejenis dalam

hubungannya dengan karakteristik medan dan komponen-komponen medan yang

utama (Van Zuidam 1979). Satuan medan dalam penelitian ini diperoleh dengan

menumpangsusunkan (overlay) parameter fi sik berupa peta ketinggian dan peta

kemiringan lereng.

Page 43: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Wilayah Kajian

Wilayah yang d ikaji dalam penelitian ini adalah seluruh Wilayah

Kecamatan Telanaipura Kota Jambi Provinsi Jambi yang terdiri atas 11 kelurahan,

yakni : Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Murni, Kelurahan

Simpang IV Sipin , Kelurahan Selamat, Kelurahan Teluk Kenali, Kelurahan Buluran

Kenali, Kelurahan Legok, Kelurahan Sungai Putri, Kelurahan Penyengat Rendah,

dan Kelurahan Pematang Sulur.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian deskrip tif kualitat if dapat ber upa manusia,

kejadian atau peristiwa yang terjad i di masyarakat, dokumen, dan benda benda lain.

Dalam penelitian yang akan dilakukan, data yang dibutuhkan serta jenis dan

sumbernya adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Data yang Dibutuhkan No Jenis Data Jenis Sumb er Data 1 Data Penduduk Kec. Telanaipura Kota Jambi tahun 2012 DS BPS

2 Data Sejarah Terjadinya Banjir di Kec. Telanaipura Kota Jambi

DS Bappeda

3 Administrasi Kecamatan Telanaipura bersumber dari Peta Administrasi Kota Jambi tahun 2012

DS BPN Jambi

4 Data Curah Hujan di Kec. Telanaipura Kota Jambi tahun 2012

DS Stasiun klimatologi Sultan Thaha Jambi

5 Lereng Kecamatan Telanaipura bersumber dari Peta Lereng Kota Jambi Skala 1:35.000

DS Citra SRTM SUmatera

6 Penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura bersumber dari Peta Pengunaan lahan Kota Jambi Tahun 2012 Skala 1:35.000

DS BPN, Bappeda

7 Kerapatan saluran Kecamatan Telanaipura bersumber dari Peta Kerapatan Saluran Drainase Kota Jambi Skala 1:35.000

DS DPU Jambi

8 Karak teristik banjir Kota Jambi, meliput i: Intensitas, Lama Kejadian dan ketinggian air

DP Wawancara dan Observasi lapangan

Keterangan : DS = Data Sekunder

DP = Data Primer

Page 44: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunaka n untuk

mendapatkan data atau informasi secara tertulis atau dalam bentuk gambar atau peta

yang didapat dari kantor atau instansi terkait , perpustakaan, ar sip perseorangan yang

berkompeten dan dapat menunjang kelancaran peneli tian. Dalam penelitian ini

sumber data sekunder diperoleh dari kantor Departemen Pekerjaan Umum (DPU)

berupa data salu ran dr ainase, dari kantor Pertanahan Kota Jambi berupa data

penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura, dan dari kantor Bappeda berupa data

penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura serta sejarah banjir Kecam atan

Telanaipura.

2. Observasi

Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematik terhadap gejala atau

fenomena yang terjadi di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah

peneli ti dalam mengumpulkan data primer tentang karakte rist ik medan dan daerah-

daerah yang sering terjad i banjir di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Data

observasi yang akan diperoleh merupakan data karakteristik medan berupa kondisi

topografi dan penggunaan lahan. Alat bantu yang digunakan yaitu daftar isian dan

kamera digital untuk keperluan foto dokumentasi

3. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data berupa komunikasi

verbal atau percakapan antara dua pihak, yaitu pewancara dan orang yang

diwawancarai, yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai suatu hal atau

perist iwa. Kegiatan ini di lakukan dengan mengadakan tanya jawab secara lisan

dengan informan yang berasal dari masyarakat Kecamatan Telanaipura dan

berkompeten serta mengetahui perist iwa yang sedang diteliti. Dalam hal ini data

hasil wawancara berupa data karakteristik banjir, meliputi: lokasi banjir, batas banjir,

intensitas, lama kejadian, dan ketinggian banjir. Pertanyaan yang diajukan kepada

informan sesuai dengan isi pertanyaan dalam pedoman wawancara.

Page 45: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

F. Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruh elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian,

atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek

peneli tian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bermukim

di wilayah administrasi Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, dengan jumlah 77.203

orang. Penel itian ini menggunakan satuan analisis berupa satuan medan, sehingga

satuan medan di Kota Kecamatan Telanaipura juga d ijadikan populasi. Berdasarkan

hasil overlay peta kemiringan lereng dan peta ketinggian, populasi satuan medan

dalam penelitian ini ada 13 satuan medan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewaki li

suatu populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini Purposive Sampling .

Tujuan penggunaan purposive sampling adalah menangkap kelengkapan dan

kedalaman data, sampel mewakili informasi yang mendalam dan generalisasinya

mengarah pada general isasi teoritis. Sampel pada penelitian ini ada dua jenis, yaitu

sampel penduduk dan sampel medan. Jumlah sampel penduduk (informan) yaitu

sebanyak 35 or ang dan ter sebar di seluruh wilayah genangan banjir, tepatnya di

Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan Legok, Kelurahan Buluran Kenali,

Kelurahan Teluk Kenali. Sampel medan yaitu sebanyak 13 satuan medan.

G. Validitas Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

Menggunakan teknik t riangulasi data yang dengan cara memanfaatkan sesuatu di

luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding data tersebut. Triangulasi

dilakukan dengan pemeriksaan melalui sumber lain, dalam hal ini melakukan

pembandingan antara data yang didapat dari sumber berbeda maupun pengecekan

dokumen dengan data hasil observasi. Contohnya adalah menggunakan data banjir

dan peta genangan banj ir dari DPU untuk mengetahui daerah rawan banjir.

Page 46: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Persebaran Wilayah Rawan Banjir

Persebaran wilayah rawan banjir diketahui dengan melakukan scoring dan

overlay dari setiap parameter . Parameter tersebu t adalah kerapatan saluran,

penggunaan lahan, dan kemiringan lereng. Hasil skoring dianalisi s menggunakan

satuan medan. Masing-masing parameter dijabarkan sebagai berikut :

a. Satuan Medan Daerah Penelitian

Satuan medan Merupakan unit analisis dalam penelitian ini. Diperoleh

dengan menumpangsusunkan (overlay) parameter fisik berupa peta ketinggian dan

peta kemiringan lereng. Setiap satuan medan dilakukan pengenalan karakte ristik

lingkungan fisik dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

b. Kerapatan Saluran

Kondisi drainase Kecamatan Telanaipura Kota Jambi belum mengalami

pembangunan dan perkembangan yang memadai. Menurut Asdak (1995 : 22)

Kerapatan saluran adalah panjang aliran sungai per kilometer persegi luas DAS

seperti tercantum dalam rumus:

Dimana : Dd = kerapatan saluran (km/km2)

L = panjang aliran sungai (km)

A = luas DAS (km2)

Klasifikasi kerapatan saluran (Dd) mengikut i pedoman Linsley (1994),

sebagai berikut:

1) Dd < 1 mil/mile2, kondisi daerah kurang baik, pengatusan kurang sehingga

mengalami genangan.

Page 47: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2) Dd 1 . 5 mil/mile2, kondisi daerah baik, pengatusan cukup sehingga tidak

pernah tergenang terlalu lama.

3) Dd > 5 mile/mile2, kondisi daerah kurang baik, pengatusan kuat sekali

sehingga mengalami kekeringan.

Menyesuaikan dengan kondisi pada daerah penelitian, maka dilakukan

perubahan berdasarkan klasifikasi Rahman (2002) sebagai berikut:

1) Dd< 0,62 km/km2, daerah tersebut sangat kurang baik, pengatusan sangat

kurang baik, sering terjadi genangan yang lama.

2) Dd 0,62 1,44 km/km2, daerah tersebut sangat kurang baik, pengatusan sangat

kurang baik, sering terjadi genangan yang lama.

3) Dd 1,45 2,27 km/km2, termasuk daerah tergenang yang agak lama

4) Dd 2,28 3,10 km/km2, termasuk daerah yang tidak pernah tergenang terlalu

lama.

5) Dd > 3,10 km/km2, termasuk daerah yang mempunyai pengaliran sangat cepat

sehingga sering mengalami kekeringan.

Kondisi kerapatan saluran Kecamatan Telanaipura dihitung dengan

membagi panjang sungai per luas wilayah pengaliran sistem drainase kota yang

diperoleh dari peta saluran drainase. Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat

dilakukan skoring seperti pada Tabel 4 . berikut ini.

Tabel 4. Klasifikasi dan Skoring Kerapatan Saluran Drainase No Kerapatan Saluran Dd (km/km2) Skor 1 Sangat Rapat > 3,10 1 2 Rapat 2,28 3,10 2 3 Sedang 1,45 2,27 3 4 Jarang 0,62 1,44 4 5 Sangat jarang < 0,62 5

Sumber: Agust inus (2009: 38)

c. Penggunaan Lahan

Data Penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura diperoleh dari Bappeda

Kota jambi dan diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi oleh Sutanto dkk dalam

Rahratmoko (2005 : 27). Klasifikasi penggunaan lahan kota sebagai berikut:

Page 48: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

1) Pemukiman, dibagi menjadi 4 kelas keteraturan, yaitu:

a) Pemukiman teratur, dici rikan dengan pola jaringan jalan teratur, bentuk dan

ukuran rumah seragam, letak rumah teratur, jarak antar rumah sedang, dan

masing-masing mempunyai jalan terhubung ke jalan yang langsung terletak

di depan setiap rumah , dengan kata lain semua rumah menghadap ke jalan.

b) Pemukiman sedang atau agak teratu r, pola jaringan jalan t idak teratur, tata

letak rumah agak teratu r, bentuk dan ukuran rumah tidak seragam, arah dan

jarak rumah tidak teratur, tidak semua rumah menghadap ke jalan.

c) Pemukiman tidak teratur, pola jaringan jalan tidak teratur, jalan penghubung

ke tiap rumah tidak memadai (jumlah dan lebarnya), tata letak rumah tidak

teratur, bentuk, ukuran dan arah rumah tidak teratur/seragam, tidak semua

rumah menghadap ke jalan, bahan atap beraneka (ada atap gen teng atau

seng), cukup padat.

d) Pemukiman khusus, dalam kategori dapat dimasukkan sebagai jenis rumah

mukim khusus yang dipandang penting, misalnya rumah bangsawan,

asrama, rumah penampungan kelompok penduduk tertentu, pola jaringan

jalan teratur, bentuk umumnya persegi panjang untuk beberapa rumah

(kopel). Beberapa pemukiman khusus biasanya terletak disekitar

perkantoran, daerah industri atau kan tor khusus, ada fasilitas tersendi ri

misalnya: masjid, gereja, lapangan o lah raga atau seko lah.

2) Perdagangan

Perdagangan dapat dibedakan menjadi pasar, pusat perbelanjaan,

pertokoan, rumah makan, dan apotik.

3) Pertanian

Pertanian dapat dibedakan menjadi sawah, tegal, kebun, dan

sebagainya yang secara administrative termasuk kota.

4) Industri

Dibedakan menjadi pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

5) Transportasi

Dibedakan menjadi jalan raya, rel kereta api, stasiun kereta api,

lapangan terbang, dan terminal bus.

Page 49: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

6) Jasa

Meliputi: perkantoran, fasilitas pendidikan , fasilitas kesehatan, dan

fasilitas peribadatan.

7) Rekreasi

Meliputi: lapangan olah raga, gedung olah raga, stadion, kebun

binatang, kolam renang, dan gedung pertunjukkan.

8) Lain-lain

Meliputi: kuburan, lahan kosong, dan lahan sedang dibangun.

Pemberian skor pada masing- masing tipe penggunaan lahan berdasarkan

pada penilaian terhadap kemampuan penggunaan lahan dalam meloloskan air.

Nilai skor terdiri atas skor 1 hingga skor 5. Semakin besar nilai skor maka

kemampuan penggunaan lahan dalam meresapkan ai r semakin rendah . Berikut

skoring penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi dan Skoring Penggunaan Lahan

No. Jenis penggunaan Lahan Skor

1 Belukar 1 2 Hutan 1 3 Industri 5 4 Kebun 2 5 Tegalan 2 6 Makam 2 7 Permukiman Teratur 3 8 Permukiman Tidak Teratur 5 9 Sawah 4

10 Taman 1 11 Tanah kosong 1 12 Lain-lain -

Sumber: Agust inus (2009: 36)

d. Peta Kemiringan Lereng

Data kontur yang digunakan adalah data kontur dari pengolahan citra

SRTM (Shuttle Radar Topography Mission). SRTM adalah data elevasi resolusi

tinggi merepresentasikan topografi bumi. Data SRTM dihasilkan oleh satelit yang

diluncurkan oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration).

Page 50: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Pengolahan citra SRTM untuk ekstrak data kontur menggunakan software Global

Mapper. Data kontur yang telah diperoleh dari hasil pengolahan tersebut diproses

untuk menghasilkan data kemiringan lereng dengan menggunakan software

ArcGIS, pengolahan menggunakan menu 3D Analyst. Data yang diperoleh

kemudian diklasifikasikan berdasarkan metode dari Bakosurtanal (1999), yaitu :

Tabel 6. Klasifikasi Kemiringan Lereng. No Klasi fikasi Kemiringan Lereng (%) 1 Datar 0 3 2 Landai 3 6 3 Miring 6 9 4 Agak Curam 9 12 5 Curam >12

Sumber: Bakosurtanal (1999)

Peta kemiringan lereng yang telah d iperoleh dari proses tersebut

diberikan skor sesuai dengan hubungannya terhadap genangan/banji r. Asumsi

yang digunakan adalah wilayah dengan kemiringan lereng yang datar akan

memiliki per gerakan air limpasan yang lambat untuk menuju drainase terdekat

sehingga memungkinkan menimbulkan genangan dibandingkan wilayah dengan

kemiringan lereng yang lebih curam karena air limpasan akan bergerak cepat

menuju drainase. Klasifikasi dan skoring kemiringan lereng dapat dilihat di bawah

ini:

Tabel 7. Klasifikasi dan Skoring Kemiringan Lereng

No Klasi fikasi Kemiringan Lereng (%) Skor 1 Datar 0 3 5 2 Landai 3 6 4 3 Miring 6 9 3 4 Agak curam 9 12 2 5 Curam > 12 1

Sumber: Agust inus (2009: 36)

Menentukan nilai kerawanan banjir dilakukan dengan menggunakan metode

pengharkatan (scoring), yaitu memberikan ni lai/harkat pada setiap satuan pemetaan

suatu parameter banjir. Setiap parameter kerawanan banjir mempunyai pengaruh

yang berbeda-beda terhadap kerawanan banjir sehingga nilai faktor penimbang/bobot

Page 51: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

akan berbeda. Pemberian bobot pada masing-masing parameter atau variabel

dilakukan dengan memperhat ikan seberapa besar pengaruh parameter-parameter

tersebut terhadap ter jadinya banjir. Semakin besar pengaruh parameter tersebut

terhadap ban jir maka nilai bobo tnya juga besar, sebaliknya jika pengaruhnya kecil

maka nilai bobotnya juga kecil. Pemberian faktor penimbang untuk klasifikasi

Kerawanan Banjir Kecamatan Telanaipura Kota Jambi adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Pengharkatan Klasifikasi Kerawanan Banjir Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.

No Paramet er Skor Skor Faktor

minimum maksimum Penimbang 1 Kerapatan Saluran 1 5 3 2 Penggunaan Lahan 1 5 4 3 Kemiringan Lereng 1 5 5

Sumber: Agust inus (2009: 36)

Nilai ker awanan banjir didapatkan dengan cara menjumlahkan skor/harkat

tiap parameter kerentanan banjir yang sebelumnya telah dikalikan dengan faktor

pembobotnya terlebih dahulu. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat

kerawanan banjir tiap satuan pemetaan adalah sebagai berikut:

Kerawanan Banjir = 4*(PL) + 3*(KS) + 5*(KL)

Dimana : PL = Penggunaan Lahan

KS = Kerapatan Saluran

KL = Kemiringan Lereng

4,3,5 = Faktor Penimbang/Bobot

Faktor pembobot paling tingg i yaitu kemiringan lereng sebesar 5 dengan

alasan parameter fisik lahan ini mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap

kerawanan banjir. Asumsinya adalah semakin curam suatu lereng maka

kemungkinan ban jir akan semakin kecil karena air permukaannya akan selalu

mengalir untuk mencari permukaan yang rendah hingga ditemukan tempat yang

landai. Penggunaan lahan diberi bobot 4, asumsinya yaitu penggunaan lahan kota

pada umumnya berisi bermacam-macam bangunan dengan kontruksi beton dan aspal

untuk jalan yang mengurangi lahan-lahan terbuka sehingga kemampuan permukaan

Page 52: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

untuk menyerap air semakin berkurang karena tertutup oleh beton dan aspal.

Dampaknya adalah terjadinya limpasan yang besar sehingga menyebabkan banjir.

Kerapatan salu ran diberi bobot 3 karena faktor ini mempunyai pengaruh yang lebih

kecil sumbangannya terhadap kerawan banj ir dibanding dua parameter lainnya. Di

Kecamatan Telanaipura Kota Jambi mempunyai kerapatan saluran drainase yang

tidak begitu baik. Sehingga menyebabkan Kecamatan Telanaipura Kota Jambi sering

dilanda banjir.

Masing-masing parameter kerawanan banji r dianalisis berdasarkan satuan

medan. Nilai skor kerapatan saluran tert imbang, skor penggunaan lahan tertimbang

dan skor kemiringan tertimbang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Jumlah kelas yang digunakan dalam peneli tian ini adalah lima kelas dengan

alasan untuk lebih jelas dan memudahkan dalam melihat sebaran tingkat kerawanan.

Skor kerawanan yang dihasilkan adalah penjumlahan dari tiap parameter fisik lahan

yang telah dikalikan dengan faktor penimbangnya.

Masing-masing kelas kerawanan memiliki rentang skor yang ditentukan

dengan menggunakan rumus nilai interval. Nilai interval ditentukan dengan

pendekatan relatif yaitu dengan cara melihat nilai maksimum dan ni lai minimum tiap

satuan pemetaan, kelas interval didapatkan dengan cara mencar i selisih an tara data

tertinggi dengan data terendah dan dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan.

Rumus yang digunakan untuk menentukan kelas interval adalah:

Kriteria nilai skor kerawanan banjir hasil perhitungan tiap-tiap parameter

dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 53: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 9. Kriteria Kerawanan Banjir

No. Tingkat Kerawanan

Banjir Skor Keterangan

1 I 12 - 21 Tidak Rawan

2 II 22 - 31 Kurang Rawan

3 III 32 - 41 Rawan Sedang

4 IV 42 - 51 Rawan

5 V 52 - 60 Sangat Rawan Sumber: Agust inus (2009: 34)

2. Persebaran Wilayah Bahaya Banjir

Bahaya banjir diperoleh dengan cara overlay peta kerawanan ban jir dan peta

penggunaan lahan intensif di analisis dengan dilakukan pengskor an dan pemberian

bobot terhadap parameter yang berpengaruh terhadap bahaya banjir, semakin besar

pengaruhnya terhadap bahaya ban jir maka akan diberi skor yang lebih besar.

Semakin intensif penggunaan lahan akan semakin besar skor.

Berdasarkan parameter bahaya banjir (rawan banjir dan penggunaan lahan)

maka dapat d ijabarkan sebagai berikut :

a. Rawan banjir

Data yang digunakan adalah data r awan banjir Kecamatan Telanaipura

Kota Jambi. Data rawan banjir merupakan hasil perhitungan scoring terhadap

parameter penggunaan lahan, drainase, dan kemiringan lereng. Data yang telah

diperoleh di klasifikasikan kedalam lima kelas dan diberikan bobot skor. Semakin

tinggi pengaruhnya terhadap bahaya banj ir maka ma ka diberi skor yang lebih

besar.

Tabel 10. Klasifikasi dan Scoring Kerawanan Banjir

Tingkat Kerawanan Banjir Skor Keterangan

I 1 Tidak Rawan II 2 Kurang Rawan III 3 Rawan Sedang IV 4 Rawan V 5 Sangat Rawan

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 54: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Penggunaan Lahan Intensif

Klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan yaitu klasifikasi lahan kota

menurut Sutanto dkk (1981) dalam Agustinus (2009 : 34). Pemberian skor

didasarkan pada tingkat keberadaan manusia didalamnya. Semakin tinggi tingkat

keberadaan manusia maka semakin tinggi skor.Pada dasar nya penggunaan lahan

perkotaan berisi bermacam-macam bangunan yang mengurangi daerah resapan

air. Selain itu pengunaan lahan demikian merupakan tempat konsentrasi penduduk

melakukan berbagai kegiatan. Oleh sebab itu semakin intensif penggunaan lahan

dan semakin rawan lokasi tersebut terhadap ban jir, maka semakin tinggi pula

tingkat bahaya banjir kawasan tersebut. Berikut klasifikasi dan skor penggunaan

lahan :

Tabel 11. Klasifikasi dan skor pengunaan lahan In tensif No Penggunaan lahan Skor 1 Permukiman 5 2 Sawah 3 3 Tegalan/ladang 3 4 Industri 4 5 Taman kota 2 6 Kuburan / makam 1 7 Lahan Kosong/lapangan 1 8 Kebun 2 9 Belukar 1 10 Hutan 1

Sumber : Hasil Perhi tungan

Masing-masing parameter kerawanan banji r dianalisis berdasarkan satuan

medan. Nilai skor penggunaan lahan intensif tertimbang diperoleh dengan

menggunakan rumus :

Bahaya banjir di analisis dengan metode overlay dan skoring. Nilai skor

bahaya banjir diperoleh dengan menjumlahkan skor tiap parameter bahaya banjir,

kemudian diklasi fikasikan kedalam 3 kelas tingkat bahaya banji r. Rentang nilai

dalam kelas bahaya banjir di tentukan menggunakan rumus nilai interval.

Page 55: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Rumus yang digunakan untuk menentukan kelas interval adalah:

Kriteria nilai skor kerawanan banjir hasil perhitungan tiap-tiap parameter

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Kriteria Bahaya Banjir

No. Tingkat Bahaya Banjir

Skor Bahaya Banjir

Keterangan

1 I 2 - 5 Tidak Bahaya 2 II 6 - 9 Bahaya Sedang 3 III 10 Bahaya

Sumber : Hasil Perhitungan

3. Prioritas Penanganan Banjir

Berdasarkan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

penanggulangan bencana, prio ri tas penanganan banjir didasarkan pada keselamatan

jiwa manusia. Analisis priori tas penanganan banjir dilakukan dengan teknik skoring

dan overlay parameter berupa peta bahaya banjir dan peta kepadatan penduduk.

Berdasarkan parameter prioritas penanganan banjir (bahaya banjir dan

kepadatan penduduk) maka dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Bahaya Banjir

Data yang digunakan adalah data Bahaya banjir Kecamatan Telanaipura

Kota Jambi. Data rawan banjir merupakan hasil perhitungan scoring terhadap

parameter rawan banjir dan penggunaan lahan intensif . Data yang telah diperoleh

di klasifikasikan kedalam tiga kelas dan diberikan bobot skor.

Semakin tinggi pengar uhnya terhadap kemungkinan penanganan maka

diberi skor yang lebih besar .

Page 56: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 13. Klasifikasi dan Scoring Bahaya Banjir No. Tingkat Bahaya Banjir Skor Keterangan

1 I 1 Tidak Bahaya 2 II 2 Bahaya Sedang 3 III 3 Bahaya

Sumber : Hasil Perhitungan

b. Kepadatan Penduduk

Data yang digunakan adalah data kepadatan penduduk dasimetrik

Kecamatan Telanaipura. Data kepadatan penduduk diperoleh dengan

membandingkan jumlah penduduk dengan luas permukiman. Tingkat kepadatan

penduduk dasimetrik diklasifikasikan ke dalam tiga kelas dengan rentang nilai per

kelas dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Rumus yang digunakan untuk menentukan kelas interval adalah:

Berikut klasifikasi dan skoring kepadatan penduduk Kecamatan

Telanaipura :

Tabel 14. Klasifikasi dan Scoring Kepadatan Penduduk Dasimetrik Tingkat Kepadat an

Penduduk Skor Keterangan

I 1 Rendah II 2 Sedang

III 3 Tinggi Sumber : Hasil Perhitungan

Masing-masing parameter kerawanan banjir dianali sis berdasarkan satuan

medan. Nilai skor kepadatan penduduk dasimetrik tertimbang d iperoleh dengan

menggunakan rumus :

Langkah dalam menentukan prioritas penanganan banji r adalah parameter

diberikan skor berdasarkan besar pengaruhnya terhadap kemungkinan timbulnya

korban jiwa. Semakin besar pengar uh yang ditimbulkan maka semakin besar skor.

Page 57: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Setelah itu dilakukan overlay. Nilai skor prioritas penanganan banjir diperoleh

dengan menjumlahkan skor t iap parameter, kemudian diklasifikasikan kedalam 3

kelas tingkat prioritas penanganan banjir. Ren tang nilai dalam kelas prioritas

penanganan banjir dih itung menggunakan rumus nilai interval.

Rumus yang digunakan untuk menentukan kelas interval adalah:

Peta yang dihasilkan berguna sebagai bahan pertimbangan wilayah yang

dapat diprio ritaskan penanganannya. Kriteria skor prioritas penanganan banjir adalah

sebagai berikut :

Tabel 15. Kriteria prioritas penanganan Banjir

No. Tingkat Prioritas Penanganan Banjir

Skor Prioritas Penanganan Banjir

Keterangan

1 I 6 Prioritas I 2 II 4 - 5 Prioritas II 3 III 2 - 3 Prioritas III

Sumber : Hasil Perhitungan

I. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Kegiatan pada tahap ini melipu ti:

a. Studi literatur, yaitu mempelajari literatur, hasil-hasil penelitian sebelumnya,

laporan-laporan, majalah yang berkaitan dengan masalah penelitian .

b. Orientasi lapangan, yaitu mengetahui jenis dan kelengkapan data lainnya yang

diperlukan dalam penelitian, dengan jalan mendatangi atau menghubungi instansi

yang berkaitan dengan penelitian.

2. Penyusunan Proposal Penelitian

Penyusunan proposal yaitu semua rencana penelitian yang akan dilakukan

meliputi pendahuluan, landasan teori serta metodologi penelitian.

Page 58: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. Penyusunan Instrumen

Membuat rancangan tabulasi tentang data yang berupa peta agar lebih

mudah dalam melakukan pencatatan atau penyalinan data yang diperlukan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Peta genangan banjir untuk menentukan sampel, yaitu memperoleh inf ormasi

pada wilayah-wilayah genangan banjir melalui wawancara

b. Pedoman wawancara berupa pertanyaan untuk mengetahui karakteristik banjir

c. GPS (Global Posi tioning S ystem) d igunakan untuk mengetahui koordinat dalam

lokasi penelitian

4. Tahap Pengumpulan Data

Kegiatan dalam tahap ini adalah mengumpulkan data di lapangan yaitu

kantor atau instansi pemerintah yang berkaitan dengan penelitian, dengan c ara

mencatat , mengutip, memfotocopy arsip yang diperlukan.

a. Data Pokok

1) Peta Topografi diperoleh dar i citra SRTM Sumatera

2) Peta Saluran Drainase diperoleh dar i DPU Kota Jambi

3) Peta Penggunaan Lahan diperoleh dari Bappeda Kota Jambi

b. Data Bantu

1) Peta Administrasi Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dari BPN

2) Peta Rupa Bumi Kecamatan Telanaipura Kota Jambi diperoleh dari

Bakosurtanal .

5. Tahap Analisis Data

Teknik anal isis data yang digunakan yaitu skoring dan overlay dan

pemetaan dengan Sistem Inf ormasi Geografi (SIG), klasifikasi dan perhitungan

dengan menggunakan microsoft excel, dan pembahasan secara deskriptif.

6. Analisis Peta

Analisis peta dilakukan secara deskriptif kualitati f yaitu menjelaskan ,

menguraikan serta mencari kenampakan-kenampakan yang terdapat di dalam peta.

Page 59: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

7. Tahap Penggambaran Peta

Pada tahap penggambaran peta ini meliputi kegiatan mendesaian tata letak,

desain peta dasar dan desain i si peta berdasarkan pada kaidah-kaidah kartografi.

8. Penulisan Laporan Penel itian

Merupakan tahap akhi r setelah tahap-tahap terdahulu selasai dilakukan,

kemudian disusun dalam bentuk skripsi.

Page 60: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Page 61: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Letak

Kecamatan Telanaipura merupakan bagian dari wilayah administrasi Kota

Jambi dengan letak astronomis berada diantara 1o 1o

103o 103o 337018 345409 mT

dan 9820714 9826863mU. Berdasarkan posisi astronomis tersebut Kecamatan

Telanaipura berada pada wilayah iklim tropis.

2. Luas

Kecamatan Telanaipura memiliki luas 30,39 km2 yang terbagi dalam 11

kelurahan yaitu: Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Murni,

Kelurahan Simpang IV Sipin, Kelurahan Selamat, Kelurahan Teluk Kenali,

Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan Legok, Kelurahan Sungai put ri, Kelurahan

Penyengat Rendah, dan Kelurahan Pematang Sulur. Terbagi dalam 266 rukun

tetangga. Berikut disajikan tabel rincian administrasi Kecamatan Telanaipura.

Tabel 16. Rincian Administrasi Kecamatan Telanaipura No. Kelurahan Luas (km2) RT

1 Telanaipura 1,29 14 2 Simpang IV Sipin 1,53 35 3 Selamat 1,4 32 4 Sungai Putri 1,59 23 5 Legok 3,41 36 6 Murni 0,36 21 7 Solok Sipin 1,12 31 8 Buluran Kenali 2,06 18 9 Teluk Kenali 2,34 4 10 Penyengat Rendah 12,31 28 11 Pematang Sulur 2,98 24

Jumlah 30,39 266 Sumber. Kecamatan Telanaipura dalam Angka Tahun 2011

Page 62: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 4. D iagram Persentase Luas Kecamatan Telanaipura

3. Batas

Secara administratif Kecamatan Telanaipura berbatasan dengan :

a. Sebelah utara dengan Kecamatan Danau Teluk

b. Sebelah selatan dengan Kecamatan Kota Baru

c. Sebelah barat dengan Kabupaten Muaro Jambi

d. Sebelah timur dengan Kecamatan Pasar Jambi

Letak administ rasi Kecamatan Telanaipura dipresentasikan dalam peta 1.

Page 63: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Page 64: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

4. Keadaan Fisik

a. Geologi

Berdasarkan peta geologi lembar 1014 Jambi, satuan batuan dilokasi

peneli tian yaitu :

Aluvium (Qa)

Satuan batuan ini merupakan satuan terluas yang berada di Kecamatan

Telanaipura. Terdapat di sebagian besar wilayah Kecamatan Telanaipura

bagian utara disepanjang Sungai Batanghari yaitu berada di Kelurahan Teluk

Kenali, Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan Legok, sebagian wilayah

Kelurahan Penyengat Rendah bagian timur hingga ke utara, dan Kelurahan

Pematang Sulur bagian barat. Secara astronomis batuan aluvium berada pada

338309 345400 mT dan 9822423 9826881 mU. Luas satuan batuan ini

adalah 1475,76 ha. Terdiri dari kerik il, kerakal, pasir, lanau dan lempung.

Formasi Muaraenim (Tmpm)

Terdapat di bagian tengah Kecamatan Telanaipura yaitu berada di

Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Sungai Putri,

Kelurahan Selamat , Kelurahan Simpang IV Sipin, Kelurahan Pematang Sulur

bagian barat dan Kelurahan Penyengat Rendah bagian timur. Secara astronomis

batuan in i terletak pada 337028 344574 mT dan 9820803 9826333 mU.

Luas satuan batuan ini adalah 1472,45 ha. Terdiri atas perselingan antara

batupasir tufan dan batulempung tufan, per selingan batupasi r kuarsa dengan

batulempung kuarsa, bersisipan batubara dan oksida besi.

Formasi Kasai (Q tk)

Terdapat dibagian timur Kecamatan Telanaipura yaitu berada di

Kelurahan Murni dan Kelurahan Solok Sipin bagian timur laut secara

astronomis berada diantara 344104 345263 mT dan 9822763 9823818 mU.

Luas satuan batuan ini adalah 68 ,32 ha. Terdiri dari perselingan batupasir tufan

dengan batulempung tufan.

Page 65: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Page 66: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan

bumi serta proses-proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi

terbentuk sampai sekarang.

Secara umum kondisi geomorfologi lokasi penelitian merupakan

bentuklahan asal proses fluvial yang pembentukannya berkaitan dengan proses

fluvial. Proses fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika,

maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi,

yang disebabkan oleh air permukaan. Proses fluvial akan menghasilkan suatu

bentangalam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di

permukaan. Proses yang berlangsung dalam oleh ai r permukaan dapat berupa

proses erosi, transportasi maupun proses sedimentasi yang erat kaitannya satu

sama lain.

Proses fluvial dimulai dengan proses erosi (pengikisan material),

kemudian mater ial terangkut oleh ai r dan akhirnya diendapkan ditempat lain yang

lebih rendah baik i tu berupa dataran rendah ataupun cekungan. Proses sedimentasi

ini terjadi karena lereng atau ali ran permukaan menjadi kecil sehingga kecepatan

dan ener gi ali ran semakin berkurang. Akibatnya, tenaga mengangkut material

menjadi berkurang sehingga material tersebut mengendap.

Pengendapan di lokasi penel itian terjadi di bagian utara, tepatnya ditepi

Sungai Batanghari . Hal ini disebabkan oleh berkurangnya daya transport air

permukaan akibat perubahan g radien sungai yang besar dibagian hu lu tepatnya di

Pegunungan Bukit Barisan ke gradien kecil d i Kecamatan Telanaipura. Selain itu,

meander Sungai Batanghari juga menyebabkan kecepatan aliran berkurang dan

meterial diendapkan pada kiri kanan sungai saat banjir.

Berdasarkan interpretasi ci tra ikonos lokasi penelitian, satuan

bentuklahan lokasi penelitian d iidentifikasi sebagai berikut :

a. Dataran Banjir

Dataran banjir merupakan satuan bentuklahan yang berada pada kiri

kanan sungai dan terbentuk oleh sedimen akibat l impasan ban ji r sungai

tersebut. Satuan bentuk lahan ini memiliki topografi datar yaitu sebesar 0-2%.

Page 67: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Material pada satuan bentuklahan in i berupa pasir, lanau, dan lumpur. Secara

periodik tergenang oleh air ketika musim hujan. Lokasi dataran banjir ini

terdapat di Kelurahan Penyengat Rendah.

Gambar 5. Wilayah datar an banji r di Kelurahan Penyengat Rendah

b. Danau Tapal Kuda

Danau tapal kuda merupakan bentuklahan yang terdapat pada bagian

utara Kecamatan Telanaipura. danau ini merupakan perkembangan dari

sungai meander. Danau tapal kuda terbentuk bila sungai yang berkelok-kelok

atau sungai meander mel intasi daratan mengambil jalan pintas dan

meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal

kuda. Oxbow lake terbentuk dar i wak tu ke waktu sebagai akibat dari erosi dan

sedimentasi dari tanah disekitar sungai meander.

Gambar 6. Proses Terbentuknya Danau Tapal Kuda

Page 68: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Proses terbentuknya danau tapal kuda :

1. Sungai meander yang terben tuk aliran airnya relatif datar karena liku-liku

yang ada belum terlalu melengkung, sehingga arus air sungai masih pelan.

Air mulai mengalir dengan kecepatan yang berbeda, ketika mengalir pada

lekukan pada suatu sungai kelok-kelok.

2. Air yang melewati lekukan yang menjorok keluar menyebabkan terjadinya

erosi terus sehingga menyebabkan lekukan tergerus semakin melebar.

Sementara itu, di sisi lekukan yang lain akan terjadi pengendapan .

3. proses erosi dan pengendapan lekukan sungai yang terus terjadi akan

membentuk lekukan yang semakin tajam dan akan terhubung dengan

ujung lekukan yang lain. Jika terjadi hujan, air akan mampu mengerosi

lekukan tepi sungai yang kemudian akan mampu membentuk aliran sungai

baru yang lebih lurus dan aliran sungai yang lama ditinggalkan.

Danau tapal kuda lokasi penelitian berada pada bagian utara

Kecamatan Telanaipura, tepatnya berada di Kelurahan Legok. Nama lokal

danau tersebut yaitu Danau Dipin dengan luas 90,24 ha.

Gambar 7. Citra Ikonos danau tapal kuda di Kelurahan Legok

Kondisi geomorfologi Kecamatan Telanaipura yang berupa bentuklahan

asal proses fluvial juga dapat diidentifikasi dari kondisi reliefnya. Dilihat dari

topografinya, Kecamatan Telanaipura relatif datar dengan ketinggian antara 2-40

m diatas permukaan laut. Aliran Sungai Batanghari sebagai sungai utama terdapat

dibagian utara Kecamatan Telanaipura.

Page 69: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c. Hidrologi

1) Air Tanah

Air tanah merupakan sumber daya alam yang ketersediannya

mencakup kuanti tas maupun kual itasnya sangat dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan tempat proses penimbunan, pengaliran, dan pelepasan air tanah

tersebut berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan air tanah

(groundwater basin). Batas cekungan air tanah, yang mencakup batas

horizontal dan vertikal, ditentukan oleh sifat hidraulik ai r tanah dan dikontrol

oleh tataan hidrogeologinya.

Keberadaan cekungan air tanah tidak dibatasi oleh batas administrasi

suatu daerah. Suatu cekungan air tanah dapat berada pada satu wilayah

kabupaten/kota, lintas batas kabupaten/kota, lintas batas p rovinsi, bahkan lintas

batas negara.

Kondisi air tanah bebas pada sumur-sumur gali yang dijumpai pada

jarak 1-2 km di sisi kiri dan kanan Sungai Batanghari, muka air tanah bebasnya

relatif dangkal (berkisar 1 5 m). Hal tersebut disebabkan karena sumur-sumur

tersebut terletak pada dataran banjir atau bekas dataran banjir yang terd iri atas

endapan al luvial. Berdasarkan kondisi geo loginya, jenis batuan wilayah ini

berupa batuan aluvium yang terdir i atas kerikil, kerakal, pasir, lanau dan

lempung. Umumnya jenis batuan ini memiliki porositas dan permeabili tas

tinggi. Hal ini memungkinkan terdapatnya air tanah cukup besar yang berasal

dari air sungai dan danau. (Sumber: masterplan saluran drainase Kota Jambi

tahun 2006)

2) Air Permukaan

Sungai Batanghari merupakan air permukaan utama dan mengali r di

bagian utara Kecamatan Telanaipura. Sungai Batanghari memiliki panjang

total 775 km, hulu sungai terletak di pegunungan bukit barisan di provinsi

Sumatera barat dan hilir di Selat Berhala. Sungai Batanghari mengalir dari

barat ke timur, memper lihatkan morfologi pegunungan disebelah barat dan

dataran serta rawa disebelah timur. S ecara umum 60% morfologi DAS

Batanghari memperlihatkan bentuk perbukitan bergelombang.

Page 70: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Bagian utara Kecamatan Telanaipura merupakan Sungai Batanghari

bagian hilir dengan morfologi berupa dataran. Lebar Sungai Batanghari pada

bagian ini mencapai 450 m dengan elevasi yaitu 10 mdpl. Tinggi muka air rata-

rata pada tahun 2010 adalah 11,75 m. Tinggi muka air ekstrim yang pernah

tercatat adalah 15,15 m pada tahun 2003, dan debit terkecil yaitu 6,11 m pada

tahun 2004. ( Sumber : DPU Kota Jambi)

Kecamatan Telanaipura juga memiliki air permukaan berupa danau

yaitu Danau Kenali yang luasnya 38,01 ha terletak di Kelurahan Teluk Kenali ,

dan menerima ali ran air dari Sungai Kenali Besar dan Kenali Keci l. Selain i tu

juga terdapat danau tapal kuda yaitu Danau Sipin yang merupakan danau

terbesar di kota Jambi, dengan panjang 4,5 km, lebar 250 m, seluas 90,24 ha.

Pada bagian tengah Danau Sipin terdapat perkampungan penduduk yang

bermukim di tanah daratan yang oleh penduduk setempat sering disebut dengan

ulau Pandan Pulau Pandan merupakan daratan yang dulunya

berada di dekat lekukan meander Sungai Batanghari . Akibat proses fluviati l

meander terputus, terbentuk al iran sungai yang baru, dan aliran meander yang

lama ditinggalkan sehingga terbentuk danau tapal kuda.

Secara administrasi, Danau Sipin yang menjadi muara beberapa

sungai di wilayah Kota Jambi ini termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Legok .

Danau Sipin menerima aliran air dar i beberapa aliran yakni dari Danau Kenali,

Sungai Kambang, Sugai Sri Sudewi, dan Sungai Telanai. Pada kondisi dimana

Sungai Batanghari meluap, maka air Danau Sipin turut naik, sehingga

menggenangi pulau yang ada ditengahnya. Kondisi Danau Sipin yang selalu

berair sepan jang tahunnya juga difungsikan masyarakat untuk budidaya

perikanan air tawar .

Page 71: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

d. Iklim

1) Tipe Iklim

Tipe iklim lokasi penelitian ditentukan dengan menggunakan Metode

Koppen. Metode Koppen mer upakan metode yang membagi tipe iklim

berdasarkan rata-rata curah hujan dan temparaturnya. Metode ini membagi

permukaan bumi ini menjadi 5 tipe iklim yaitu: ik lim hujan tropika (A), iklim

kering (B), iklim sedang (C), iklim d ingin (D), dan ik lim kutub (E).

Sebag ian besar wilayah Indonesia termasuk kedalam tipe iklim A

karena telah memenuhi syarat suhu udara/temparatur lebih dari 18oC. Dalam

klasifikasi Koppen, tipe iklim A terbagi atas :

a) Tropika Basah (Af)

Wilayah iklim ini memiliki cir i-ciri yaitu pada saat bulan terkering

masih memiliki hujan rata- rata lebih besar dari 60 mm.

b) Tropika Lembab (Am)

Wilayah ini memiliki ciri-ciri yaitu pada bulan-bulan basah dapat

mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Tipe in i memiliki bulan

basah dan bulan kering, tetapi bulan-bulan kering masih dapat diimbangi

oleh bulan-bulan basah, sehingga pada wilayah ini masih terdapat hutan

yang cukup lebat.

c) Tropika Kering (Aw)

Jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi

kekurangan hujan pada bulan-bulan kering, sehingga vegetasi yang ada

adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang. (Wisnubroto, 1983:

70).

Temparatur bulanan wilayah penelitian disajikan pada Tabel 17.

Page 72: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 17. Suhu Udara Bulanan Stasiun Klimatologi Sultan Thaha Tahun 2010 No. Bulan Suhu Udara/Temparatur (oC) 1 Januari 26,8 2 Februari 27 3 Maret 27 4 April 27,7 5 Mei 28 6 Juni 27,2 7 Juli 26,7 8 Agustus 26,9 9 September 26,7 10 Oktober 26,9 11 November 26,8 12 Desember 26,9

Rata-rata 27,1 Sumber. Stasiun Klimatologi Sultan Thaha Tahun 2010

Data di atas menunjukkan bahwa wilayah penelitian memiliki nilai suhu

udara rata-rata bulanan sebesar 27,1oC dengan suhu udara tertinggi yaitu sebesar

28oC yang terjadi pada Bulan mei dan suhu udar a terendah sebesar 26,7oC yang

terjadi pada Bulan Juli dan September. Dengan demikian nilai suhu udara rata-rata

wilayah penelitian lebih besar dari 18oC sehingga dapat disimpulkan bahwa wilayah

tersebut berada pada tipe iklim A. Data curah hujan wilayah penelitian disajikan pada

Tabel 18.

Page 73: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 18. Data Curah Hujan Wilayah Penelitian.

No. Bulan Curah Hujan ( mm)

jumlah rata-rata

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 ( mm )

1 Januari 202 182 231 98 41,6 358,7 124,5 124,1 90 112 1563,9 156,4 2 Februari 231 310 307 27,9 36 393,3 300,9 149,1 239,8 290 2285 228,5 3 Maret 244 205 175 25,1 149,6 199,1 131,3 150,9 68,8 204 1552,8 155,3 4 April 301 183 220 92,8 68,1 206,8 226,5 233,9 230,1 220 1982,2 198,2 5 Mei 144 250 77 120,1 263,9 138,5 151,4 40,8 33,3 279 1498 149,8 6 Juni 112 153 78 34 363,9 254,9 95,9 8 58,5 168 1326,2 132,6 7 Juli 57 171 79 46,2 174,2 101,6 44,1 73,7 152,1 389 1287,9 128,8 8 Agustus 240 31 220 2 253,4 12,9 86,5 169,3 78,7 346 1439,8 143,9 9 September 109 37 189 36,8 468,7 91,9 59,5 142,3 72,2 262 1468,4 146,8 10 Oktober 337 87 284 83,2 290,8 29,2 136 120,2 228 373 1968,4 196,8 11 November 390 195 140 35 414,5 64 33,5 245,2 221,7 334 2072,9 207,23 12 Desember 405 263 347 91,9 295 279,4 190,1 135,8 314,2 230 2551,4 255,1

Jumlah 4773 4069 4350 2697 4825 4136 3587 3601 3796 5217 41051,9 4105,2

Jumlah bulan basah

11 9 9 1 9 8 7 9 6 12 87 8,1

Jumlah bulan lembab

0 1 3 4 1 2 2 1 4 0 18 1,8

Jumlah bulan kering

1 2 0 7 2 2 3 2 3 0 16 2,2

Sumber. Stasiun Klimatologi Sultan Thaha Kota Jambi

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa rata-rata curah hujan bulan terkering

sebesar 128,8 mm yang terajadi pada Bulan Agustus. Rata-rata jumlah hujan tahunan

adalah sebesar 4105,2 mm. Data rata-rata curah hujan tahunan dan curah hujan

bulanan terkering digunakan untuk menentukan tipe iklim Af, Am, atau Aw. Data ini

dimasukkan dalam grafik Koppen yang menunjukkan garis batas Tipe Iklim Af, Am,

dan Aw. Analisis tipe iklim lokasi penelitian disajikan pada gambar 8.

Page 74: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Rata-rata Curah Hujan Tahunan (mm)

Gambar 8 . Tipe Iklim Lokasi Penelitian Menurut Koppen

Berdasarkan hasil diatas, lokasi penelitian memil iki tipe iklim Af. Hal ini

diperkuat dengan besarnya hujan yang turun tiap tahun dan jujmlah bulan basah

dapat menutupi jumlah bulan kering.

2. Tipe Curah Hujan

Penen tuan tipe curah hujan di lokasi penelitian berdasarkan metode

Schmidt dan Ferguson. Klasifikasi tipe cur ah hu jan berdasarkan metode ini

adalah dengan berdasarkan pada perbandingan rata-rata jumlah bulan basah

dan rata-rata jumlah Bulan kering. Kriteria untuk menentukan bulan basah dan

kering berdasarkan klasif ikasi dari Mohr yaitu :

a) Bulan basah yaitu suatu bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm. Pada

bulan basah, curah hujan lebih besar dari penguapan yang terjadi.

b) Bulan lembab yaitu suatu bulan yang curah hu jannya leb ih besar dari 60

mm tetap i kurang dari 100 mm. Pada bulan ini, curah hujan kur ang lebih

sama dengan penguapan yang terjadi.

c) Bulan kering yaitu suatu bu lan dengan curah hujan kurang dari 60 mm. Pada

bulan basah , curah hujan lebih kecil dari penguapan yang terjadi.

(Wisnubroto dalam Agustinus 1983: 61)

Rat

a-ra

ta C

urah

Huj

an B

ulan

T

erke

ring

(m

m)

Page 75: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Penggolongan tipe curah hujan menuru t Schmidt dan Ferguson berdasarkan

pada nilai Q yaitu :

Berdasarkan besarnya nilai Q, tipe curah hujan di Indonesia dibagi menjadi 8

golongan yai tu :

Tabel 19. Tipe Curah Hujan Di Indonesia No. Tipe Nilai Sifat 1 A Sangat basah (very wet) 2 B Basah (wet ) 3 C Agak basah (fairly wet) 4 D Sedang (fair) 5 E Agak kering (fairly dry ) 6 F Kering (dry) 7 G Sangat kering ( very dry) 8 H ~ Luar biasa kering (extremely dry)

Sumber : Wisnubroto dalam Agustimus (2009: 62)

Data curah hujan yang digunakan untuk mewakili kondisi curah hujan

lokasi penelitian adalah data dari Stasiun Meteorologi Sultan Thaha Jambi. Data

Tabel menunjukkan bahwa jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada tahun 2010

sebesar 5217 mm. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Desember yaitu

sebesar 255,14 mm. Rata-rata curah hujan terendah terjadi pada Bulan Juli yaitu

sebesar 128,79 mm. Jumlah bulan basah pal ing banyak berada pada tahun 2010 yaitu

sebanyak 12 bulan . Jumlah bulan kering paling banyak terjadi pada tahun 2004 yaitu

sebanyak 7 bulan. Nilai rata-rata bulan kering dalam r entang tahun 2001-2010 adalah

sebesar 2 ,2 dan nilai rata-rata bulan basah dalam rentang tahun 2001-2010 adalah

sebesar 8,1.

Penen tuan tipe curah hujan menurut metode Schmidt -Ferguson yaitu

sebagai berikut :

Page 76: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Rat

a-ra

ta B

ulan

Ker

ing

Rata-rata Bulan Basah

Gambar 9. Tipe Curah Hujan Lokasi Peneli tian

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tipe curah hujan lokasi penelitian

menurut Schmidt dan Ferguson yaitu termasuk curah hu jan tipe B yang bersifat

basah karena berada pada k isar an nilai

5. Penggunaan lahan

Jenis penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura bervariasi dan masing-

masing jenis penggunaan lahan memilik i luasan areal yang beragam pula. Namun

areal terbangun menempati luasan wilayah terbesar. Informasi Penggunaan lahan

Kecamatan Telanaipura disajikan pada tabel 20.

Page 77: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 20. Penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

No. Jenis penggunaan Lahan Luas

Km2 % 1 Belukar 4.19 13.77 2 Hutan 2.66 8.77 3 Industri 0.09 0.29 4 Kebun 5.57 18.33 5 Ladang 2.59 8.53 6 Makam 0.05 0.18 7 Permukiman Teratur 0.48 1.58 8 Permukiman Tidak Teratur 7.12 23.42 9 Sawah 1.27 4.18

10 Taman 0.16 0.52 11 Tanah kosong 2.69 7.46 12 Lain-lain 3.53 12.97 Jumlah 30.39 100.00

Sumber : Bappeda Kota jambi

Penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura terbesar adalah permukiman

dengan menempati areal seluas 7,12 km2 (23,42%). Dibandingkan dengan jenis

penggunaan lainnya seperti penggunaan lahan kebun seluas 5,57 km2 (18,33%) dan

Belukar seluas 4,19 km2 (13,77%) yang merupakan wilayah non terbangun, kondisi

ini menunjukkan bahwa masih terdapat banyak lahan yang dapat digunakan apabila

terjadi peningkatan jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan lahan untuk

permukiman semakin meningkat dan perubahan penggunaan lahan dari lahan non

terbangun menjadi lahan terbangun tidak terhindarkan.

6. Keadaan Penduduk

a. Jumlah dan Penyebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Telanaipura pada tahun 2010 adalah sejumlah

77.203 juwa dengan rincian 38.856 jiwa laki -laki (50,33%) dan 38.346 jiwa

perempuan (49,67%), menempati wi layah administrasi seluas 30,39 km2. Data

jumlah dan persebaran penduduk Kecamatan Telanaipura secara rinci disajikan pada

tabel 22.

Page 78: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 21. Jumlah dan Penyebaran Penduduk Kecamatan Telanaipura Tahun 2010

No. Kelurahan Luas Wilayah km² Jumlah Penduduk Jiwa %

1 Penyengat Rendah 12.31 5970 7.73 2 Teluk Kenali 2.34 1155 1.50 3 Legok 3.41 10973 14.21 4 Telanaipura 1.29 4181 5.42 5 Sungai Putri 1.59 8562 11.09 6 Selamat 1.40 8479 10.98 7 Solok Sipin 1.12 10004 12.96 8 Murni 0.36 5087 6.59 9 Simpang IV Sipin 1.53 11776 15.25

10 Pematang Sulur 2.98 6744 8.74 11 Buluran Kenali 2.06 4272 5.53 Jumlah 30.39 77203 100.00

Sumber : Kecamatan Telanaipura dalam Angka 2010

Tabel 21. menunjukkan jumlah penduduk tert inggi berada pada Kelurahan

Simpang IV Sipin dengan jumlah penduduk 11.776 Jiwa atau 15,25% dan jumlah

penduduk terendah ber ada pada Kelurahan Teluk Kenali dengan jumlah penduduk

1.155 atau 1,50%.

b. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk

dengan luas wilayah yang ditempati. Pada umumnya kepadatan penduduk di suatu

kota mengalami peningkatan yang dicirikan dengan tingginya tingkat pertumbuhan

penduduk di kota tersebut. Kepadatan penduduk Kecamatan Telanaipur a dihitung

dengan metode aritmatik yaitu dengan menghitung jumlah penduduk rata-rata per

kilometer persegi daerah tanpa memperhitungkan kualitas daerah maupun kualitas

penduduk. Kepadatan penduduk Kecamatan Telanaipura d ihitung menggunakan

rumus :

Data kepadatan penduduk Kecamatan Telanaipura disajikan pada tabel 22.

Page 79: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 22. Kepadatan Penduduk Kecamatan Telanaipura Tahun 2010

Kelurahan Luas Wilayah Jumlah

Penduduk Kepadat an

Km2 ( Jiwa ) (jiwa/km²) Penyengat Rendah 12.31 5970 485 Teluk Kenali 2.34 1155 494 Legok 3.41 10973 3218 Telanaipura 1.29 4181 3241 Sungai Putri 1.59 8562 5385 Selamat 1.40 8479 6056 Solok Sipin 1.12 10004 8932 Murni 0.36 5087 14131 Simpang IV Sipin 1.53 11776 7697 Pematang Sulur 2.98 6744 2263 Buluran Kenali 2.06 4272 2074 Jumlah 30.39 77203 2540

Sumber. Kecamatan Telanaipura Dalam Angka 2010

Tabel 22. menunjukkan jumlah kepadatan penduduk Kecamatan

Telanaipura adalah sebesar 2540 jiwa/km². W ilayah dengan kepadatan penduduk

tertinggi yaitu Kelurahan Murni sebesar 14.131 jiwa/km². Kondisi ini ter jadi karena

luas Kelurahan Murni cukup sempit dibandingkan jumlah penduduk yang bermukim.

Wilayah dengan kepadatan penduduk terendah yaitu Kelurahan Penyengat Rendah

sebesar 485 jiwa/km².

Wirosuhardjo dalam Agustinus (2009: 67), mengklasifikasikan kepadatan

penduduk menjadi enam go longan:

1. Sangat rendah, jika kepadatan penduduk kurang dari 101 jiwa/km².

2. Rendah, jika kepadatan penduduk mencapai 101 - 500 jiwa/km².

3. Sedang, jika kepadatan penduduk mencapai 501- 1000 jiwa/km².

4. Tinggi, jika kepadatan penduduk mencapai 1001- 2000 jiwa/km².

5. Tinggi sekali, jika kepadatan penduduk mencapai 2001-3000 jiwa/km².

6. Sangat tinggi, jika kepadatan penduduk lebih dari 3000 jiwa/km².

Berdasarkan klasifikasi tersebut, Kepadatan penduduk Kecamatan

Telanaipura adalah tinggi sekali yaitu kepadatan dengan nilai 2001 2000 jiwa/km²

Page 80: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Persebaran Wilayah Rawan Banjir Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

Persebaran wilayah rawan banjir Kecamatan Telanaipura diperoleh dengan

melakukan scoring dan overlay terhadap parameter yang berpengaruh terhadap banjir

yaitu kemiringan lereng, penggunaan lahan dan kerapatan saluran. Penentuan nilai

kerawanan banjir dilakukan dengan scoring, yaitu memberikan skor terhadap satuan

pemetaan parameter suatu parameter banjir. Masing-masing parameter memiliki

pengaruh yang berbeda terhadap banjir sehingga akan ada pembobot untuk masing-

masing parameter. Semakin besar nilai bobot maka semakin besar pengaruhnya

terhadap banjir. Hasil overlay dan skoring d ianalisis berdasarkan satuan medan.

Berikut deskripsi dan parameter dan unit analisis yang digunakan dalam penentuan

nilai kerawanan banjir Kecamatan Telanaipura tahun 2012 :

a. Satuan Medan Daerah Penelitian

Satuan medan adalah kelas medan yang menunjukan suatu bentuklahan

atau komplek bentuklahan yang sejen is dalam hubungannya dengan karakteristik

medan dan komponen-komponen medan yang utama (Van Zuidam 1979 dalam

UPI 2006: 7). Satuan medan dalam penelitian ini diperoleh dengan

menumpangsusunkan (overlay) parameter fisik berupa peta ket inggian dan peta

kemiringan lereng. Satuan medan dipilih sebagai satuan pemetaan karena setiap

satuan medan mencerminkan adanya pengaruh ketinggian tempat dan kemiringan

lereng terhadap wilayah rawan banjir. Parameter penyusun satuan satuan medan

Kecamatan Telanaipura disajikan pada penjelasan berikut :

1) Parameter Penyusun Satuan Medan

a) Ketinggian

Ketinggian tempat merupakan faktor fisik yang sangat berpengaruh

terhadap kerawanan banj ir. Wilayah dengan ketinggian yang rendah mudah

untuk terjadi banjir. Sifat dasar ai r yang mengalir dari tempat yang tinggi

menuju tempat yang rendah akan mengakibatkan terjadinya akumulasi air

diwilayah yang lebih rendah. Akumulasi air yang tidak dapat dialirkan oleh

saluran drainase akan menjadi air genangan. Dibandingkan dengan wilayah

Page 81: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

lainnya yang lebih tinggi, maka w ilayah ini akan lebih dulu mengalami

banjir, lalu perlahan-lahan ban jir meningkat ke tempat yang lebih tinggi jika

debit banjir besar. Informasi ketinggian Kecamatan Telanaipura dapat

disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 23. Ketinggian Kecamatan Telanaipura

No. Wilayah Ketinggian (dpl) Luas km2 %

1 2 - 10 m 8,5 27,96 2 10 - 20 m 11,74 38,64

3 20 - 30 m 6,75 22,22 4 30 - 40 m 3,4 11,67

Jumlah 30,39 100 Sumber : Peta Ketinggian Kecamatan Telanaipura, DPU Kota Jambi

Tabel 23 menunjukkan bahwa wilayah dengan ket inggian 2-10

mdpl dan 10-20 mdpl dengan luas masing-masing yaitu 8,5 km2 (27,96%)

dan 11,74 km2 (38,64%) lebih dominan dibandingkan daerah ketinggian

lainnya. Wilayah ketinggian ini memungkinkan untuk tergenang banjir

karena merupakan wilayah dengan ketinggian yang paling rendah di lokasi

peneli tian. Peta Ketingg ian Kecamatan Telanaipura disajikan pada Peta 3.

b) Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng berkaitan erat dengan laju peresapan air

kedalam tanah dan perger akan aliran permukaan. Semakin curam suatu

lereng maka laju peres apan air akan semakin rendah karena air limpasan

akan mengalir menuju tempat yang lebih rendah, sedangkan semakin landai

suatu lereng maka laju peresapan akan semakin tingg i karena pergerakan air

limpasan akan lambat bahkan cenderung d iam dan lama kelamaan akan

menimbulkan genangan jika wilayah tersebut. klasifikasi yang digunakan

yaitu metode bakosurtanal (1999). Informasi kemiringan lereng lokasi

penelitian disajikan pada Tabel berikut :

Page 82: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 24. Kemiringan Lereng Kecamatan Telanaipura

No. Klasi fikasi Kemiringan Lereng (%)

Luas Km2 %

1 Datar 0 - 3 27.48 90 ,42 2 Landai 3 - 6 2.67 8,79 3 Miring 6 - 9 0.22 0,72 4 Agak Curam 9 - 12 0.02 0,07 5 Curam >12

Jumlah 30.39 100 Sumber : Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Telanaipura Skala 1: 35.000

Klasifikasi dan sebaran kemiringan Lereng Kecamatan Telanaipura

disajikan pada Peta 4.

Page 83: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Page 84: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Page 85: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2) Satuan Medan

Satuan medan diperoleh dengan tekn ik overlay peta ketinggian dan

kemiringan lereng. Berdasarkan hasil analisis overlay atau tumpangsusun peta

ketinggian dan kemiringan lereng dihasilkan 13 satuan medan yang tersebar di

daerah penelitian. Satuan medan digunakan sebagai satuan analisi s sehingga

setiap satuan medan yang ada dilakukan pengamatan di lapangan.

Sifat dan karakteristik setiap satuan medan dijelaskan secara singkat pada

uraian beriku t :

a) Ketinggian Tempat 2 -10 mdpl Kemiringan Lereng 0%-3% (A-1)

Satuan medan ini terbentuk sebagai hasil dari proses f luvial dengan

bukti berupa ditemukannya dataran banjir di bagian utara satuan medan ini.

Wilayah ini merupakan dataran rendah yang datar dengan ketinggian 2-10

mdpl dan kemiringan lereng 0%-3%. Penggunaan lahan di satuan medan in i

adalah permukiman, belukar, industri, kebun, hutan, ladang, sawah dan

tanah kosong. Satuan medan ini meliputi sebagian Kelurahan Telanaipura,

Kelurahan Legok, Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan T eluk Kenali,

Kelurahan Penyengat Rendah dan Kelurahan Sungai Putri. Luas satuan

medan ini secara keseluruhan adalah 11,67 km2 (38,41%).

b) Ketinggian Tempat 2 -10 mdpl Kemiringan Lereng 3%-6% (A-2)

Satuan medan ini memilik i luas 0,03 km2 (0,11%) dan berada di

bagian selatan Danau Sipin. Satuan medan ini merupakan dataran aluvial

dengan ketinggian tempat 10-20 mdpl dan kemiringan lereng 3%-6%.

Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah belukar, kebun, ladang,

permukiman, sawah dan tanah kosong. Satuan medan ini meliputi sebagian

Kelurahan Legok, Kelurahan Sungai Putri, Kelurahan Buluran Kenali dan

Kelurahan Telanaipura.

c) Ketinggian Tempat 2 -10 mdpl Kemiringan Lereng 6%-9% (A-3)

Satuan medan ini berada di bagian selatan Danau Sip in , memiliki

ketinggian tempat 10-20 mdpl dan kemiringan lereng 6%-9%. Penggunaan

Lahan di satuan medan ini adalah belukar. Satuan medan ini meliput i

sebagian Kelurahan Telanaipura.

Page 86: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

d) Ketinggian Tempat 10-20 mdpl Kemiringan Lereng 0%-3% (B-1)

Satuan medan ini memiliki luas 8,51 km2 (34,88%) dan berada di

bagian selatan Danau Sipin. Satuan medan ini merupakan dataran aluvial

dengan ketinggian tempat 10-20 mdpl dan kemiringan lereng 0%-3%.

Penggunaan Lahan di satuan medan in i adalah belukar, hu tan, industri,

kebun , ladang, makam, permukiman, sawah, tama n dan tanah kosong.

Satuan medan ini meliputi sebagian Kelurahan P enyengat rendah,

Kelurahan Simpang IV Sipin, Kelurahan Legok, Kelurahan Solok Sipin,

Kelurahan Pematang Sulur, Kelurahan Teluk Kenali, Kelurahan Sungai

Putri, Kelur ahan Buluran Kenali, Kelurahan Murni dan Kelurahan

Telanaipura.

e) Ketinggian Tempat 10-20 mdpl Kemiringan Lereng 3%-6% (B-2)

Satuan medan ini memiliki luas 1 ,30 km2 (4,26%). Satuan medan

ini memiliki ketinggian tempat 10-20 mdpl dan kemiringan lereng 3%-6%.

Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah belukar, hutan, kebun,

ladang, makam, permukiman, sawah, taman dan tanah kosong. Satuan

medan ini meliputi sebagian Kelurahan Penyengat rendah, Kelurahan

Legok, Kelur ahan Solok Sipin , dan Kelurahan Murni.

f) Ketinggian Tempat 10-20 mdpl Kemiringan Lereng 6%-9% (B-3)

Satuan medan ini memiliki luas 0,14 km2 (0,46%). Satuan medan

ini memiliki ket inggian tempat 10-20 mdpl dan kemiringan lereng 06%-9%.

Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah belukar, kebun, ladang,

makam, permukiman,taman dan tanah kosong. Kelurahan Legok, Kelurahan

Solok Sipin, Kelurahan Sungai Putri, dan Kelurahan Telanaipura.

g) Ketinggian Tempat 10-20 mdpl Kemiringan Lereng 9%-12% (B-4)

Satuan medan ini memiliki luas 0,01 km2 (0,03%) dan berada di

bagian selatan Danau Sipin. Satuan medan ini memiliki ketinggian tempat

10-20 mdpl dan kemiringan lereng curam yaitu sebesar 9%-12%.

Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah belukar, kebun, permukiman,

taman dan tanah kosong. Satuan medan ini meliputi sebagian Kelurahan

Legok, dan Kelurahan Solok Sipin.

Page 87: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

h) Ketinggian Tempat 20-30 mdpl Kemiringan Lereng 0%-3% (C-1)

Satuan medan ini memiliki luas 5,50 km2 (18,10%) Satuan medan

ini merupakan dataran aluvial dengan ketinggian tempat 20-30 mdpl dan

kemiringan ler eng 0%-3%. Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah

belukar, hutan, indust ri, kebun, ladang, makam, permukiman, sawah, taman

dan tanah kosong. Satuan medan ini meliputi sebagian Kelurahan Penyengat

rendah, Kelurahan Selamat, Kelurahan Simpang IV S ipin, Kelurahan

Legok, Kelurahan Solok Sipin , Kelurahan Pematang Sulur, Kelurahan

Sungai Putri, Kelurahan Murni dan Kelurahan Telanaipura.

i) Ketinggian Tempat 20-30 mdpl Kemiringan Lereng 3%-6% (C-2)

Satuan medan ini memiliki luas 1,01 km2 (3,33%). Satuan medan

ini memiliki ketinggian tempat 20-30 mdpl dan kemiringan lereng yang

landai yaitu 0%-3%. Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah belukar,

hutan, industri, kebun, ladang, makam, permukiman, taman dan tanah

kosong. Satuan medan ini meliputi sebagian Kelurahan Penyengat rendah,

Kelurahan Simpang IV Sipin, Kelurahan Legok, Kelurahan Solok Sipin,

Kelurahan Pematang Sulur, Kelurahan Sungai Putr i, Kelurahan Selamat,

dan Kelurahan Telanaipura.

j) Ketinggian Tempat 20-30 mdpl Kemiringan Lereng 6%-9% (C-3)

Satuan medan ini memiliki luas 8,51 km2 (34,88%) dan berada di

bagian selatan Danau Sipin. Satuan medan ini merupakan dataran aluvial

dengan ketinggian tempat 10-20 mdpl dan kemiringan lereng 6%-9%.

Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah belukar, kebun, permukiman,

taman dan tanah kosong. Satuan medan ini mel iputi sebagian Kelurahan

Legok, Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan Sungai Putri , dan Kelurahan

Telanaipura.

k) Ketinggian Tempat 20-30 mdpl Kemiringan Lereng 9%-12% (C-4)

Satuan medan ini memiliki luas 0,07 km2 (0,24%). Satuan medan

ini memiliki ketinggian tempat 20-30 mdpl dan kemiringan lereng curam

yaitu sebesar 9%-12%. Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah

Page 88: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

belukar, kebun, permukiman, taman dan tanah kosong. Satuan medan in i

meliputi sebagian Kelurahan Legok, dan Kelurahan Solok Sipin.

l) Ketinggian Tempat 30-40 mdpl Kemiringan Lereng 0%-3% (D-1)

Satuan medan ini memiliki luas 1,88 km2 (6,18%). Satuan medan

ini merupakan dataran aluvial dengan ketinggian tempat 30-40 mdpl dan

kemiringan ler eng 0%-3%. Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah

belukar, industri, kebun, ladang, makam, permukiman, taman dan tanah

kosong. Satuan medan ini melipu ti sebag ian Kelurahan Selamat, Kelurahan

Simpang IV Sipin , Sungai Putri, Kelurahan Buluran Kenali, dan Kelurahan

Telanaipura.

m) Ketinggian Tempat 30-40 mdpl Kemiringan Lereng 3%-6% (D-2)

Satuan medan ini memiliki luas 0,25 km2 (0,84%). Satuan medan

ini merupakan dataran aluvial dengan ketinggian tempat 10-20 mdpl dan

kemiringan ler eng 0%-3%. Penggunaan Lahan di satuan medan ini adalah

belukar, industri, kebun, ladang, permukiman , taman dan tanah kosong.

Satuan medan ini meliputi sebagian Kelurahan Selamat, Kelurahan Simpang

IV Sipin, Kelurahan Solok Sipin, dan Kelurahan Sungai Putri.

Macam, simbol, dan luas dar i masing-masing satuan medan di daerah

penelitian disajikan pada Tabel, Sedangkan sebaran satuan medan disajikan

pada Peta 5.

Page 89: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 25. Satuan Medan Kecamatan Telanaipura

No. Satuan Medan Simbol Luas

km2 %

1 Ketinggian Tempat 2-10 mdpl-Kemiringan Lereng 0%-3%

A-1 11,67 38,41

2 Ketinggian Tempat 2-10 mdpl-Kemiringan Lereng 3%-6% A-2 0,03 0,11

3 Ketinggian Tempat 2-10 mdpl-Kemiringan Lereng 6%-9%

A-3 0,00 0,00

4 Ketinggian Tempat 10-20 mdpl-Kemiringan Lereng 0%-3%

B-1 8,51 27,99

5 Ketinggian Tempat 10-20 mdpl-Kemiringan Lereng 3%-6%

B-2 1,30 4,26

6 Ketinggian Tempat 10-20 mdpl-Kemiringan Lereng 6%-9%

B-3 0,14 0,46

7 Ketinggian Tempat 10-20 mdpl-Kemiringan Lereng 9%-12%

B-4 0,01 0,03

8 Ketinggian Tempat 20-30 mdpl-Kemiringan Lereng 0%-3% C-1 5,50 18,10

9 Ketinggian Tempat 20-30-mdpl Kemiringan Lereng 3%-6% C-2 1,01 3,33

10 Ketinggian Tempat 20-30 mdpl-Kemiringan Lereng 6%-9% C-3 0,07 0,24

11 Ketinggian Tempat 20-30 mdpl-Kemiringan Lereng 9%-12% C-4 0,01 0,03

12 Ketinggian Tempat 30-40 mdpl-Kemiringan Lereng 0%-3% D-1 1,88 6,18

13 Ketinggian Tempat 30-40 mdpl-Kemiringan Lereng 3%-6% D-2 0,25 0,84

Jumlah 30,39 100,00 Sumber : Analisis Peta Satuan Medan Kecamatan Telanaipura

Page 90: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Page 91: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

b. Identifikasi Saluran Drainase

Drainase merupakan ulitilitas perkotaan s ebagai media penyalur air hujan

sehingga wilayah kota terhindar dari acaman banjir. Kondisi eksist ing drainase

Kecamatan Telanaipura terdiri atas sungai-sungai yang berperan sebagai saluran

drainase primer. Salu ran tersier di sepanjang jalan berfungsi menampung aliran

buangan daerah sekitarnya dan sistem sekunder menampung alir an dari saluran

system tersier dan daerah sekitarnya.

Saluran drainase eksisting Kecamatan Telanaipura digunakan sebagai

bahan analisis untuk menghitung nilai kerapatan salurannya. Hasil anali sis akan di

sajikan dalam bentuk peta dan berfungsi sebagai parameter untuk menghitung

nilai kerawanan banjir Kecamatan Telanaipura. Menurut Asdak (1995 : 22) nilai

kerapatan saluran adalah panjang aliran sungai per kilometer persegi DAS. dapat

diketahui dengan menggunakan rumus :

Dd : Kerapatan Saluran (km/km2)

L : Panjang Sungai (km)

A : Luas DAS (Km2)

Klasifikasi kerapatan saluran (Dd) mengikut i pedoman Linsley (1994),

sebagai berikut:

1) Dd < 1 mil/mile2, kondisi daerah kurang baik, pengatusan kurang sehingga

mengalami genangan.

2) Dd 1 5 mil/mile2, kondisi daerah baik, pengatusan cukup sehingga tidak

pernah tergenang terlalu lama.

3) Dd > 5 mile/mile2, kondisi daerah kurang baik, pengatusan kuat sekali

sehingga mengalami kekeringan.

Menyesuaikan dengan kondisi pada daerah penelitian, maka dilakukan

perubahan berdasarkan klasifikasi Rahman (2002) sebagai berikut:

1) Dd< 0,62 km/km2, daerah tersebut sangat kurang baik, pengatusan sangat

kurang baik, sering terjadi genangan yang lama.

Page 92: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2) Dd 0,62 1,44 km/km2, daerah tersebut sangat kurang baik, pengatusan sangat

kurang baik, sering terjadi genangan yang lama.

3) Dd 1,45 2,27 km/km2, termasuk daerah tergenang yang agak lama.

4) Dd 2,28 3,10 km/km2, termasuk daerah yang tidak pernah tergenang terlalu

lama.

5) Dd > 3,10 km/km2, termasuk daerah yang mempunyai pengaliran sangat cepat

sehingga sering mengalami kekeringan.

Kerapatan saluran Kecamatan Telanaipura diklasifikasikan berdasarkan

kerapatan saluran (drainage density) menurut Linsley (1949) dengan perubahan.

Peta kerapatan saluran digunakan sebagai parameter kerawanan banjir. Tiap unit

kerapatan salu ran diberikan skor sesuai dengan besaran pengaruhnya terhadap

banjir. Asumsi yang digunakan yaitu kerapatan saluran berpengaruh terhadap

tingkat pengaliran dan penampungan air permukaan disuatu wilayah DAS.

Wilayah dengan nilai kerapatan tinggi akan lebih cepat mengali rkan dan

menampung air permukaan sehingga kemungkinan terjadinya banji r sangat kecil.

Sedangkan wilayah dengan nilai kerapatan saluran yang rendah, tidak memiliki

cukup saluran untuk mngalirkan dan menampung air permukaan sehingga kondisi

ini rentan menimbulkan banjir. Berdasarkan asumsi tersebu t, maka semakin besar

nilai skor (semakin jar ang tingkat kerapatan saluran) maka semakin tinggi

pegaruhnya terhadap banjir. K lasifikasi dan scoring kerapatan saluran Kecamatan

Telanaipura dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Klasi fikasi dan skoring kerapatan saluran drainase Kecamatan Telanaipura

No. Kerapatan Saluran Luas

Skor Km2 %

1 Sangat Rapat 8.16 26.85 1 2 Rapat - - 2 3 Sedang 6.67 21.95 3 4 Jarang 15.56 51.20 4 5 Sangat Jarang - - 5

Jumlah 30.39 100 Sumber : Hasil Perhitungan

Page 93: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 26. diatas menunjukkan bahwa kondisi drainase Kecamatan

Telanaipura tidak cukup baik . Kondisi drainase yang masih jarang dengan luas

wilayah 51.20% berada pada bagian Utara wilayah Kecamatan Telanaipura dimana

terdapat Sungai Batanghari sebagai muara dari sungai-sungai saluran drainase primer

kota. Kondisi ini dapat menimbulkan masalah genangan yang parah, sebab

kerapatan saluran yang jarang t idak cukup memiliki d rainase untuk dapat

mengalirkan dan menampung air permukaan. Selain itu keberadaan Sungai

Batanghari akan menambah parah genangan apabila Sungai Batanghari mengalami

peningkatan debit sehingga akan terjadi backwater. Wilayah bagian selatan

Kecamatan Telanaipura memiliki kond isi drainase yang sangat rapat hingga sedang

dengan luas wilayah 26,85% dan 21,95% . Aliran permukaan pada wilayah ini dapat

disalurkan dengan baik pada saluran drainase yang ada sehingga kemungkinan

terjadinya banjir sangat kecil. Info rmasi drainase dan kerapatan saluran Kecamatan

Telanaipura disajikan pada peta 6 dan 7 .

Page 94: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Page 95: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Page 96: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

c. Penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura

Jenis penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura bervariasi antara

penggunaan lahan yang terbangun dan non terbangun. Pemanf aatan r uang di

Kecamatan Telanaipura umumnya masih merupakan lahan non terbangun ,

sehingga masih memadai untuk memenuhi kebutuhan lahan permukiman di masa

yang akan datang.

Pada dasarnya jenis penggunaan lahan tertentu dapat mempengaruhi

kejadian banjir di suatu wilayah. Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan suatu

lahan untuk meloloskan air. Semakin besar kemampuan lahan untuk meloloskan

air maka semakin kecil kemungkinan terakumulasinya air limpasan di lahan

tersebut.

Data Penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura d iperoleh dari Bappeda

Kota Jambi dan diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi oleh Sutanto dkk dalam

Rahratmoko (2005 : 27). Selanjutnya diberikan skor terhadap masing-masing jenis

penggunaan lahan sesuai dengan besar pengaruhnya terhadap banjir. Klasifikasi

penggunaan lahan dan scoring dapat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27. Klasifikasi dan Skoring Penggunaan Lahan Kecamatan Telanaipura

Tahun 2012

No. Jenis penggunaan Lahan Luas Skor Ha %

1 Belukar 418.55 13.77 1 2 Hutan 266.46 8.77 1 3 Industri 8.69 0.29 5 4 Kebun 556.97 18.33 2 5 Tegalan 259.26 8.53 2 6 Makam 5.37 0.18 2 7 Permukiman Teratur 47.99 1.58 3 8 Permukiman Tidak Teratur 711.60 23.42 5 9 Sawah 127.02 4.18 4 10 Taman 15.69 0.52 1 11 Tanah kosong 268.66 8.84 1 12 Lain-lain 352.70 11.61 - Jumlah 3038.96 100.00

Sumber : Hasil Pengolahan

Page 97: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 27 menunjukkan bahwa jenis penggunaan lahan dengan skor tinggi

memiliki pengaruh yang besar terhadap banjir. Sebaliknya, penggunaan lahan dengan

nilai skor kecil memiliki pengaruh yang kecil pula terhadap banjir. pengskor an

klasifikasi penggunaan lahan berdasarkan pada asumsi berikut :

Permukiman merupakan tipe penggunaan lahan yang memiliki landcover

berupa bangunan. Kondisi demikian berpotensi menimbulkan banyaknya air

limpasan karena tidak terin filtrasi maksimal kedalam tanah. Air limpasan s ulit untuk

bergerak menuju daerah yang lebih rendah atau drainase terdekat karena terhambat

oleh bangunan seh ingga akan mengakibatkan genangan. Pemberian Skor

permukiman teratur sebesar 3, permukiman agak teratur sebesar 4 dan permukiman

tidak teratur 5 berdasarkan pada tingkat keteraturan, jarak rumah, dan kepadatan

bangunan . Semakin padat dan rapat jarak rumah maka semakin kecil wilayah

infiltrasi dan semakin su lit air limpasan mengalir, sehingga skor akan semakin tinggi .

Sebal iknya, semakin jarang jarak rumah dan teratur maka wilayah infi ltrasi air

semakin besar sehingga skor yang diberikan kecil.

Sawah merupakan penggunaan lahan yang tanahnya imper meabel terhadap

air sehingga air hujan tidak dapat terin fi ltrasi karena tanah telah jenuh oleh air. Air

hujan akan terakumulasi dalam petak sawah dan jika air telah melebihi batas tinggi

petakan maka akan menjadi air limpasan.

Penen tuan skor untuk kebun, dan tegalan/ladang didasarkan bahwa tanah

bervegetasi memiliki air limpasan yang keci l sebab air lebih banyak terinfi ltrasi ke

dalam tanah.

Penggunaan lahan hutan dan belukar sebesar 1 didasarkan bahwa limpasan

pada wilayah hutan kecil sekali karena banyaknya penahan permukaan seperti

penahan oleh vegetasi dan laju infi ltrasi yang besar. Tanah-tanah hutan cenderung

memiliki tingkat infi ltrasi yang tinggi, karena timbunan dan serasah pada lantai

hutan, penetr asi akar, ke dalam sistem tanah , aktivitas organisme tanah yang tinggi

dan jarang terjadi suhu beku. Semakin lebat hutan maka semakin tinggi laju infiltrasi

dan kapasitas serapan serasah sehingga semakin sedikit air limpasan. Apabila terjadi

limpasan pada kawasan hutan, maka aliran akan sangatr lambat sehingga

pengakumulasian limpasan di drainase menjadi lambat pula.

Page 98: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Lahan kosong merupakan jenis penggunaan lahan yang pemanfaatannya

tidak maksimal. Tipe penggunaan lahan ini akan lebih cepat mengalirkan air ke

saluran drainase terdekat setelah diin filtrasi karena tidak adanya hambatan diatasnya.

Informasi penggunaan lahan Kecamatan Telanaipura dapat dilihat pada peta

8.

Page 99: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Page 100: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

d. Kemiringan Lereng

Data kontur sebagai data utama dalam membuat peta kemiringan lereng

diperoleh memlalui data raster SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission).

Proses anal isis kemiringan lereng menggunakan software GlobalMapper 11 dan

ArcGIS 9.3 sehingga analisis lebih cepat dan mudah. Klasifikasi kemiringan

lereng menggunakan metode bakosurtanal (1999) yaitu aplikasi untuk tata ruang

yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi dilapangan . Metode ini dipilih karena

kondisi lereng Kecamatan Telanaipura yang umumnya landai , sehingga sed iki t

perbedan kemiringan lereng dapat berpengaruh terhadap terjadinya genangan.

Klasifikasi dan scoring kemiringan lereng Kecamatan Telanaipura disajikan pada

tabel 28.

Tabel 28. Klasi fikasi dan skoring kemiringan lereng Kecamatan Telanaipura

No. Klasi fikasi Kemiringan Lereng (%)

Luas Skor

Km2 % 1 Datar 0 - 3 27.48 90,42 5 2 Landai 3 - 6 2.67 8,79 4 3 Miring 6 - 9 0.22 0,72 3 4 Agak Curam 9 - 12 0.02 0,07 2 5 Curam >12 1

Jumlah 30.39 100 Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 2 8 menunjukkan bahwa kondisi kelerengan Kecamatan

Telanaipura sebagian besar berupa datar dengan luas 27,48 km2 (90,42%) yang

menempati hampir selu ruh wilayah Kecamatan Telanaipura. Wilayah lereng

landai seluas 2,67 km2 (8,79%) terdapat pada bag ian barat daya Kecamatan

Telanaipura. wilayah lereng miring dengan luas 0 ,22 km2 (0,72%) dan agak

curam dengan luas 0,02 km2 (0,07%) berada dibagian selatan Danau Sipin.

Kondisi ini memungkinkan untuk timbul terjadinya banjir karena kelerengan yang

lebih dominan yaitu datar.

Informasi kemiringan lereng Kecamatan Telanaipura mengacu pada Peta

4

Page 101: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

e. Pengolahan data persebaran wilayah rawan banjir Kecamatan Telanaipura.

Wilayah rawan banjir Kecamatan Telanaipura diperoleh dengan

melakukan scoring dan overlay terhadap parameter-parameter banjir yaitu

kemiringan lereng, penggunaan lahan dan kerapatan salur an. Proses pengolahan

data menggunakan software ArcGIS 9.3. langkah-langkah dalam pengolahan data

yaitu sebagai berikut :

1) Input data scoring parameter-parameter yang digunakan dalam penentuan

kerawanan banj ir. Parameter kerawanan banjir d ianalisis berdasarkan satuan

medan. Skor diperoleh dengan menghitung skor tertimbang tiap parameter

menggunakan rumus :

Skor tertimbang tiap parameter dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 29. Skor Tertimbang Parameter Kerawanan Banjir

No. Satuan Medan Skor Tertimbang

Kerapatan Saluran

Penggunaan Lahan

Kemiringan Lereng

1 A-1 4 3 5

2 A-2 3 2 4 3 A-3 1 3 3

4 B-1 3 2 5 5 B-2 3 2 4 6 B-3 3 2 3 7 B-4 3 2 2 8 C-1 2 3 5 9 C-2 2 3 4

10 C-3 2 3 3 11 C-4 3 3 2 12 D-1 1 3 5 13 D-2 2 3 4

Sumber : Hasil Perhitungan

2) Melakukan proses overlay terhadap parameter kerapatan saluran, penggunaan

lahan, dan banjir.

Page 102: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

3) Menghitung luasan dan menganalisa sebaran wi layah r awan banjir Kecamatan

Telanaipura. Informasi luasan wilayah rawan banjir Kecamatan Telanaipura

Kota Jambi disajikan dalam tabel 30 .

Tabel 30. Luas Wilayah Rawan Banjir Kecamatan Telanaipura

No. Kriteria Tingkat Kerawanan Banjir

Luas km2 %

1 Tidak Rawan 0,09 0,31 2 Kurang Rawan 3,29 10,81 3 Rawan Sedang 6,83 22,47 4 Rawan 8,51 27,99 5 Sangat Rawan 11,67 38,41

Jumlah 30.39 100 Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 30. menunjukkan bahwa menurut kriteria tingkat kerawanan banj ir

wilayah Kecamatan Telanaipura sebagian besar termasuk dalam kategori sangat

rawan sebesar 38,41%, rawan hingga rawan sedang dengan luasan masing-masing

sebesar 27,99% dan 22,47% diikuti dengan wilayah kurang rawan sebesar

10,81%, dan tidak rawan sebesar 0,31%.

Kriteria kerawanan banjir Kelas I (tidak rawan) merupakan wilayah yang

paling kecil di Kecamatan Telanaipura dengan hanya menempati wilayah seluas

0,09 km2. Wilayah ini berada d i Kelurahan Legok dan Solok Sipin dengan

penggunaan lahan berupa lahan kosong, kebun dan belukar. Wilayah ini

merupakan kawasan non terbangun sehingga memil iki kesempatan lebih besar

bagi air untuk infiltrasi ke dalam tanah. Selain itu, tingkat kerapatan saluran di

wilayah ini sangat rapat dan berada pada lereng kelas 5 sehingga air permukaan

yang tidak sempat terinfiltrasi akan langsung dialirkan menuju drainase . meliputi

sebagian kecil wilayah Kelurahan Solok Sipin dan Kelurahan Sungai Putri.

Page 103: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Gambar 10. Foto Daerah Tidak Rawan Banjir (Kelas I) di Kelurahan Solok Sipin

Kriteria kerawanan banjir Kelas II (kurang rawan) merupakan wilayah

yang penggunaan lahannya berupa tanah kosong, belukar dan kebun di sebagian

daerah Kelurahan Simpang IV Sipin , Kelurahan Selamat, Kelurahan Telanaipura,

Kelurahan Solok Sipin dan Kelurahan sungai putri. Luas wi layah kriteria

kerawanan ini adalah 3,29 km2. Kondisi kemiringan lereng diwilayah ini yaitu

datar hingga landai yang berpotensi menimbulkan genangan. Namun, d rainase

yang sangat r apat dapat mengantisipasi terjad inya kondisi tersebut.

Gambar 11. Foto Daerah Kurang Rawan Banjir (Kelas II) di Kelurahan

Telanaipura

Page 104: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Kriteria kerawanan banjir Kelas III (rawan sedang) memiliki luas 6,83

km2. wilayah ini tersebar di sebagian Kelurahan Simpang IV Sipin, Kelurahan

Selamat, Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Solok Sipin, Kelurahan sungai putri,

Kelurahan Murni , Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan Pematang Sulur, dan

Kelurahan Penyengat Rendah . Jenis penggunaan lahan di wilayah kerawanan

banjir ini yaitu berupa lahan kosong, kebun, ladang, permukiman dan belukar.

Tingkat kemiringan lereng yang datar memungkinkan wilayah ini un tuk tergenang

cukup lama. namun kondisi kerapatan saluran yang sangat rapat, sedang dan

jarang, air permukaan akan cepat d ialirkan. Selain itu air permukaan juga dapat

diinfiltrasi kedalam tanah karena masih terdapat kawasan non terbangun.

Gambar 12. Foto Daerah Rawan Sedang ( Kelas III) di Kelurahan Sungai Putri

Kriteria kerawan banjir Kelas IV ( Rawan ) merupakan w ilayah

kerawanan banjir dengan luas 8,51 km2 yang tersebar di sebagian wilayah

Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan, Legok , Kelurahan Murni, Kelurahan

Buluran Kenali, Kelurahan Pematang Sulur, dan Kelurahan Teluk Kenali .

Dicirikan dengan jenis penggunaan lahan ber upa permukiman, industry dan

kebun . Kondisi kerapatn salu ran yang jarang hingga sedang dan kondisi

kemiringan lereng yang datar memungkinkan wilayah ini untuk terjadi genangan

air atau banjir.

Page 105: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Gambar 13. Foto Daerah Rawan Banjir (Kelas IV) di Kelurahan Telanaipura

Kriteria kerawanan banj ir Kelas V (sangat rawan) merupakan wilayah

kerawanan banjir paling luas yaitu 11,67 km2. Terdapat di sebagian daerah

Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan Murni, Kelurahan Telanaipura,

Kelurahan Teluk Kenal i, Kelurahan Buluran Kenali dan Kelurahan Legok .

Penggunaan lahan pada wilayah kerawanan banjir ini berupa per mukiman dan

industry. Kondisi kemiringan lereng yang datar dan tingkat kerapatan saluran

yang jarang sangat berpotensi menimbulkan banjir.

Gambar 14. Foto Daerah Sangat Rawan Banjir (Kelas V) di Kelurahan Murni

f. Menyusun Layout Peta

Informasi sebaran wilayah rawan banjir Kecamatan Telanaipura disajikan

dalam peta 9.

Page 106: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Page 107: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

g. Analisis Kerawanan Banjir Kecamatan Telanaipura

Distribusi wilayah kerawanan banjir Kecamatan Telanaipura

digambarkan pada Peta 9. Tingkat kerawanan yang mendominasi adalah Kelas V

(sangat rawan) yang tersebar di bagian utar a Kecamatan telanaipura. Kondisi yang

digambarkan didalam peta menunjukkan bahwa hampir seluruh w ilayah

Kecamatan merupakan wilayah yang sangat rawan . Hal ini sesuai dengan

karakteristik fisik yang penggunaan lahan berupa permukiman dan industri ,

tingkat kerapatan saluran jarang hingga sedang, serta kondisi kemiringan lereng

yang datar.

Kecamatan Telanaipura yang secara fisik berada pada ketinggian 0 40m

diatas permukaan laut, kemiringan lereng yang sebagian besar datar (0 3%) dan

wilayah daratan alluvial semakin memperkuat hasil analisa bahwa berdasarkan

karakteristik tersebut, wilayah Kecamatan Telanaipura termasuk dalam kawasan

banjir.

Persebaran rawan ban jir di Kecamatan Telanaipura pada umumnya

sesuai dengan informasi wawancara d i lapangan. Wilayah terlanda banjir memang

berada pada kawasan dengan kriteria kerawanan banjir rawan sedang hingga

sangat rawan. Berdasarkan informasi wawancara dan data sekunder, menunjukkan

bahwa persebaran wilayah genangan banjir di tempat-tempat tertentu memiliki

cakupan yang sempit, berbeda dengan peta kerawanan banjir yang menunjukkan

persebaran w ilayah rawan banjir secara luas sesuai dengan karakteristik fisik yaitu

penggunaan lahan, kemiringan lereng dan kerapatan saluran.

Wilayah yang masuk kategori rawan belum tentu terjadi genangan

didalamnya karena masih ada berbagai faktor yang berpengaruh. Wilayah kategori

rawan sedang hingga rawan yang tersebar di wilayah Kecamatan Telanaipura

sebagian besar belum pernah mengalami banjir. Kondisi ini disebabkan oleh

keadaan drainase yang baik dengan tingkat kerapatan saluran sangat rapat , dan

masih banyak wilayah non terbangun berupa kebun, semak belukar, dan lahan

kosong. Air hujan yang jatuh diwilayah ini dapat diserap oleh tanah dan air

permukaan akan dapat cepat dialirkan oleh drainase menuju outlet utama yaitu

Sungai Batanghari dan Danau Sipin.

Page 108: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

2. Wilayah Bahaya Banjir Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

Menurut Yasin Yusuf (2005: 18) banjir akan disebu t sebagai bahaya jika

banjir sudah mengganggu aktivitas manusia dan bahaya banjir bukan hanya

fenomena fisik, tetapi juga fenomena sosial-ekonomi. Berdasarkan pernyataan

tersebut dapat diasumsikan bahwa bahaya banjir akan muncul jika banjir melanda

wilayah/penggunaan lahan yang digunakan oleh manusia secara intensif untuk

beraktifitas. Maksud penggunaan lahan in tensif dalam hal ini adalah seberapa besar

tingkat keberadaan manusia didalamnya. Semakin itensif suatu lahan digunakan oleh

manusia maka bahaya banji r pun akan meningkat. Dengan demikian parameter-

parameter yang berpengaruh terhadap bahaya banjir adalah penggunaan lahan

intensif dan wilayah rawan banjir.

Wilayah bahaya banjir Kecamatan Telanaipura diperoleh dengan

menggunakan teknik scoring dan overlay terhadap parameter tersebut. Semakin

besar skor parameter maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap bahaya banjir.

Berikut kriteria dan deskripsi masing-masing parameter :

a. Rawan Banjir

Data wilayah rawan ban jir Kecamatan Telanaipura diperoleh dari hasil

scoring,overlay dan analisis terhadap parameter penggunaan lahan , kerapatan

saluran dan kemiringan lereng. Analisis menunjukkan bahwa Kecamatan

Telanaipura sebagian besar memiliki tingkat kerawanan banjir Kelas V (sangat

rawan). Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah tersebut

tidak mengalami banjir. hal ini besar dipengaruhi oleh faktor kondisi drainase

yang masih cukup baik dan masih banyak tersedia lahan bagi air hujan untuk

infiltrasi kedalam tanah.

Parameter rawan banjir diberikan skor yaitu semakin besar pengaruhnya

terhadap bahaya banjir maka skor akan besar pula. Skoring parameter rawan

banjir disajikan dalam tabel 31.

Page 109: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 31. Klasifikasi Dan S koring Rawan Banjir

Tingkat Kerawanan Banjir Skor Keterangan

I 1 Tidak Rawan II 2 Kurang Rawan III 3 Rawan Sedang IV 4 Rawan V 5 Sangat Rawan

Sumber : Hasil Perhitungan

b. Penggunaan Lahan Intensif

Penggunaan lahan intensif dalam kajian terhadap bahaya banjir berkaitan

dengan keberadaan manusia dalam suatu lahan. Rahning Utomowati (2011: 84)

menyatakan bahwa semakin t inggi tingkat keberadaan manusia pada lahan

tertentu, maka semakin meningkat tingkat bahaya banjir.

Klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan yaitu klasifikasi lahan kota

menurut Sutanto dkk (1981) dalam Rahratmoko (2005 : 27). Skor didasarkan pada

tingkat keberadaan manusia didalamnya. Semakin tinggi tingkat keberadaan

manusia maka semakin tinggi skor. Skoring parameter penggunaan lahan intensi f

disajikan dalam tabel 32.

Tabel 32. Skoring Penggunaan Lahan Intensif Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

No Penggunaan lahan Skor 1 Permukiman 5 2 Sawah 3 3 Tegalan/ladang 3 4 Industri 4 5 Taman kota 2 6 Kuburan / makam 1 7 Lahan Kosong/lapangan 1 8 Kebun 2 9 Belukar 1 10 Hutan 1

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 110: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 32. diatas menunjukkan skor tipe penggunaan lahan intensif di

Kecamatan Telanaipura. jenis penggunaan lahan permukiman memil iki skor yang

besar. Pemberian skor ini berdasarkan asumsi bahwa permukiman merupakan

tempat tinggal bagi manusia dan juga tempat untuk melakukan aktifitas. dengan

demikian keberadaan manusia didalamnya sangat intensif.

Jenis penggunaan lahan sawah dan ladang diberikan skor 3. Pemberian

skor berdasarkan asumsi bahwa lahan memil iki intensitas keberadaan manusia

pada saat-saat tertentu saja. Biasanya manusia berada pada lahan tersebut untuk

beraktifitas tanpa tinggal di lahan tersebut. selain itu Jenis penggunaan lahan

berupa belukar, hutan, kuburan dan lahan kosong merupakan lahan yang tidak

intensif jika dilihat dari keberadaan manusia didalamnya karena lahan jarang

bahkan tidak pernah dikunjung i oleh manusia, dengan demikian diberikan skor 1.

Informasi penggunaan lahan intensif Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

disajikan pada peta 10.

Page 111: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Page 112: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

c. Pengolahan Data Wilayah Rawan Banjir Kecamatan Telanaipura

Wilayah bahaya banjir Kecamatan Telanaipura diperoleh dengan

melakukan skoring dan overlay terhadap parameter wilayah rawan banjir dengan

penggunaan lahan intensif. Proses pengolahan data menggunakan software arcgis

9.3. langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :

1) Input data scoring parameter-parameter yang digunakan dalam penentuan

bahaya banjir. Parameter bahaya banjir d ianalisis berdasarkan satuan medan.

Skor diperoleh dengan menghitung skor tertimbang tiap parameter

menggunakan rumus :

Skor tertimbang tiap parameter dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 33. Skor Tertimbang Parameter Bahaya Banji r

No. Satuan Medan Skor Tertimbang

Kerawanan Banjir Penggunaan Lahan

Intensi f 1 A-1 5 2

2 A-2 3 2 3 A-3 2 1 4 B-1 4 2 5 B-2 3 2 6 B-3 2 2

7 B-4 1 2 8 C-1 3 1 9 C-2 2 3

10 C-3 1 2 11 C-4 1 2

12 D-1 2 3 13 D-2 2 3

Sumber : Hasil Perhitungan

2) Melakukan proses overlay terhadap parameter rawan banjir dan penggunaan

lahan intensif

3) Menghitung luasan dan menganalisa sebaran wilayah bahaya banjir Kecamatan

Telanaipura. Luasan wilayah bahaya banjir Kecamatan Telanaipura Kota Jambi

disajikan pada tabel 34.

Page 113: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tabel 34. Luas Wilayah Bahaya Banjir Kecamatan Telanaipura

No. Kriteria Tingkat Bahaya Banjir Luas km2 %

1 Tidak Bahaya 5,73 18,87 2 Bahaya Sedang 12,98 42,72 3 Bahaya 11,67 38,41

Jumlah 30,39 100 Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 34. menunjukkan bahwa kriteria tingkat bahaya ban jir Kecamatan

Telanaipura sebagian besar merupakan bahaya sedang (Kelas II) dengan luas

wilayah 12,98 km2 (42,72%) diikuti dengan kriter ia bahaya (Kelas III) dengan

luas 11,67 km2 (38,41%) dan kriteria tidak bahaya (Kelas I) dengan luas wilayah

5,73 km2 (18,87%).

Kriteria bahaya banjir Kelas I ( tidak bahaya ) merupakan wilayah yang

sebagian besar penggunaan lahannya adalah tanah kosong, belukar, taman, kebun

dan tingkat rawan banjir pada wilayah ini adalah rawan sedang (Kelas III).

keberadaan manusia pada jen is penggunaan lahan di wilayah ini tidak begitu

intensif dan tingkat kerawanan banj irnya tidak begitu besar sehingga

kemungkinan bagi banjir untuk menimbulkan bahaya bagi manusia menjadi kecil

bahkan tidak ada.

Kriteria bahaya banjir Kelas II (bahaya sedang) merupakan wi layah

dengan penggunaan lahan didalamnya berupa ladang, sawah, kebun dan

permukiman dengan tingkat kerawanan banjir sebagian besar pada Kelas IV

(rawan). Jenis penggunaan lahan pada wilayah dengan kriteria bahaya banjir

Kelas II ini didominasi oleh permukiman. Jenis penggunaan lahan permukiman

pada dasarnya merupakan tempat konsentrasi manusia untuk melakukan kegiatan

sehari-hari sehingga permukiman merupakan salah satu tipe penggunaan lahan

yang intensif jika dilihat dari keberadaan manusia didalamnya. Selain itu, wilayah

ini merupakan wilayah yang rawan banjir sehingga berpotensi menimbulkan

kerugian bagi manusia yang berkegiatan di dalamnya.

Kritreria bahaya banjir Kelas III ( bahaya ) merupakan wi layah dengan

penggunaan lahan didalamnya berupa permukiman dan industri serta berada pada

tingkat kerawanan Kelas V ( sangat rawan ). Industri dan permukiman merupakan

Page 114: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

tempat konsentrasi manusia melakukan aktifitasnya. Tingkat kerawanan yang

tinggi membuat wilayah ini masuk ke dalam kategori wi layah bahaya banjir.

Selain itu, berdasarkan peta banjir tahun 2009 sebagian besar wilayah pada

kriteria ini merupakan tempat air tergenang. Kondisi ini tentu akan menimbulkan

kerugian bagi masyarakat yang tinggal di wilayah ini.

d. Menyusun Layout Peta

Informasi sebaran wilayah bahaya banjir Kecamatan Telanaipura tahun

2012 disajikan pada peta 11 .

Page 115: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Page 116: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

e. Analisis Bahaya Banjir

Wilayah Kecamatan Telanaipura merupakan hasil perkembangan

permukiman kota dengan pemilihan lokasi berada didekat sumber air. Umumnya

permukiman memiliki pola memanjang mengikuti sungai. Perkembangan ini

merupakan per kembangan permukiman yang khas di Indonesia.

Perkembangan permukiman memanjang mengikuti aliran sungai

memiliki kelemahan yai tu rentannya penduduk yang tinggal pada permukiman

tersebut terhadap banjir. Kondisi ini dapat menimbulkan bahaya bagi penduduk

permukiman dan mengakibatkan kerugian seperti timbulnya korban jiwa.

Pada dasarnya jenis penggunaan lahan tertentu memiliki pengaruh yang

cukup signifikan terhadap tingkat bahaya dan munculnya korban jiwa. Jika suatu

lahan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap bencana dan semakin

intensif keberadaan manusia didalamnya, maka tingkat bahaya akan semakin

meningkat. Kecamatan Telanaipura memiliki tingkat kerawanan terhadap banjir

yang cukup besar dan wilayah terlanda banji r merupakan wilayah yang in tensif

terhadap keberadaan manusia didalamnya. Kondisi demikian tentunya menjadikan

wilayah Kecamatan Telanaipura berada pada tingkat bahaya yang t inggi.

Peta bahaya banji r menggambarkan wi layah-wilayah yang bahaya,

bahaya sedang, dan tidak bahaya terhadap banjir. Wilayah yang bahaya pada

Kecamatan Telanaipura tersebar d i wilayah pinggiran Sungai Batanghari dan

Danau Sipin tepatnya di Kelurahan Legok, Teluk Kenal i, dan Penyengat Rendah

bagian utara. Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilaya h terlanda banjir tiap

tahunnya. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu diadakan penanganan yang

tepat terhadap wi layah-wilayah bahaya sehingga timbulnya korban jiwa dapat

diatasi.

Page 117: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

3. Prioritas Penanganan Banjir Kecamatan Telanaipura Tahun 2012

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana, prioritas penanganan banjir didasarkan pada

keselamatan jiwa manusia. Hal ini bermakna bahwa upaya penanganan dilakukan

dengan terlebih dahulu menyelamatkan manusia dari wilayah-wilayah bahaya

bencana untuk meminimalisir atau menghi langkan kerugian.

Peta bahaya banjir di Kecamatan Telanaipura memberikan informasi

mengenai wilayah-wilayah yang rentan terhadap munculnya kerugian bagi

manusia. Peta ini berfungsi untuk memberikan informasi dan bahan analisis

mengenai wilayah mana yang perlu ditangan i terlebih dahulu jika bencana banjir

datang.

Pemberian prioritas penanganan terhadap suatu wilayah dilakukan

berdasarkan seberapa besar tingkat bahaya diwi layah tersebut dan seberapa besar

kepadatan penduduk didalamnya. Suatu wilayah memiliki tingkat bahaya dan

tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, maka wilayah tersebut perlu ditangani

terlebih dahulu dibandingkan dengan wilayah yang lainnya. pengambilan

keputusan ini berdasarkan asumsi bahwa semakin besar jumlah penduduk, maka

proses penanganan akan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang sedikit.

Prioritas penanganan banjir dilakukan dengan teknik skoring dan overlay

terhadap parameter prioritas, yaitu parameter bahaya banjir dan kepadatan

penduduk. Semakin besar pengaruh parameter terhadap pengambi lan keputusan

prioritas penanganan banji r, maka semakin besar skor yang diberikan terhadap

parameter tersebut. selain itu, semakin besar tingkat prioritas penanganan disuatu

wilayah maka semakin diprioritaskan pula wilayah tersebu t. Deskripsi parameter

prioritas penanganan banjir Kecamatan Telanaipura :

Page 118: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

a. Bahaya Banjir

Data bahaya banjir dipero leh dari hasil skoring dan overlay terhadap

parameter bahaya banjir yaitu peta rawan banji r dan peta penggunaan lahan

intensif. Hasi l menunjukkan bahwa bahaya banj ir Kecamatan Telanaipura

sebagian besar merupakan bahaya sedang (Kelas II) dengan luas wilayah 12,98

km2 (42,72%) diikuti dengan kriteria bahaya (Kelas II I) dengan luas 11,67 km 2

(38,41%) dan kriteria t idak bahaya (Kelas I) dengan luas wilayah 5,73 km 2

(18,87%). Parameter bahaya banjir diberikan skor sesuai dengan besar

pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan prioritas penanganan banjir.

Semakin besar skor maka semakin besar pengaruhnya.

b. Kepadatan Penduduk Dasimetrik

Kepadatan penduduk dasimetrik diperoleh dengan membagi antara

jumlah penduduk disuatu administr asi dengan luas wilayah permukiman

administrasi tersebut. pemberian skor berdasarkan pengaruhnya terhadap

pengambilan keputusan prioritas penanganan banjir. Semakin besar skor maka

semakin besar pengaruhnya. Informasi kepadatan penduduk dasimetrik

Kecamatan Telanaipura serta klasifikasi dan skor ing kepadatan penduduk

dasimetrik disajikan pada tabel 35 dan tabel 36.

Tabel 35. Kepadatan Penduduk dasimetrik

No. Kelurahan Jumlah

Penduduk Luas

Permukiman Kepadatan

( Jiwa ) Km2 (Jiwa/Km2) 1 Penyengat Rendah 5970 0,62164 9604 2 Teluk Kenali 1155 0,19540 5911 3 Legok 10973 0,43727 25094 4 Telanaipura 4181 0,36765 11372 5 Sungai Putri 8562 0,49588 17266 6 Selamat 8479 0,46745 18139 7 Solok Sipin 10004 0,41118 24330 8 Murni 5087 0,17589 28921 9 Simpang IV Sipin 11776 1,05725 11138 10 Pematang Sulur 6744 1,45758 4627 11 Buluran Kenali 4272 0,29378 14541

Sumber: Hasil Perhitungan

Page 119: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Tabel 35 menunjukkan bahwa wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi

berada di Kelurahan Murni sebesar 28.921 jiwa/km2 dan kepadatan terendah berada

di Kelurahan Pematang Sulur sebesar 4.627 jiwa/km2. Perbedaan tingkat kepadatan

yang begitu tinggi menunjukkan bahwa konsentrasi penduduk di Kecamatan

Telanaipura tidak merata. Klasifikasi dan skoring kepadatan penduduk dasimetrik

Kecamatan Telanaipura disajikan pada tabel 33.

Tabel 36. Klasifikasi dan Skoring Kepadatan Penduduk Dasimetrik

Tingkat Kepadatan Penduduk

Kepadat an (jiwa/km2) Skor Keterangan

I 4627 - 12725 1 Rendah

II 12726 - 20824 2 Sedang

III 20825 - 28921 3 Tinggi Sumber: Hasil Perhitungan

Nilai interval kepadatan penduduk Kecamatan Telanaipura pada tiap

tingkat kepadatan penduduk diperoleh dengan menggunakan r umus nilai interval.

Informasi persebaran kepadatan penduduk dasimetrik Kecamatan Telanaipura

disajikan pada peta 12.

Page 120: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Page 121: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

c. Pengolahan Data Prioritas Penanganan Banjir Kecamatan Telanaipura

Wilayah prioritas penanganan banjir Kecamatan Telanaipura diperoleh

dengan melakukan skoring dan overlay terhadap parameter wilayah bahaya banjir

dan kepadatan penduduk dasimetrik. Proses pengolahan data menggunakan

software arcgis, langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :

1) Input data scoring parameter-parameter yang digunakan dalam penentuan

bahaya banjir. Parameter prioritas penanganan banjir d ianali sis berdasarkan

satuan medan. Skor diperoleh dengan menghi tung skor tertimbang t iap

parameter menggunakan rumus :

Skor tertimbang tiap parameter dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 37. Skor Tertimbang Parameter Prio ritas Penanganan Banjir

No. Satuan Medan Skor Tertimbang

Bahaya Banjir Kepadat an Penduduk Dasimetrik

1 A-1 3 2 2 A-2 2 2

3 A-3 1 1 4 B-1 2 2 5 B-2 2 2

6 B-3 1 2 7 B-4 1 3 8 C-1 1 1 9 C-2 2 2

10 C-3 1 3 11 C-4 1 3 12 D-1 2 2 13 D-2 2 2

Sumber: Hasil Perhitungan

2) Melakukan proses overlay terhadap parameter bahaya banjir dan kepadatan

penduduk dasimetrik.

Page 122: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

3) Menghitung luasan, menganalisa, dan menentukan wilayah yang akan

diprioritaskan penanganannya terhadap bencana banjir. Berikut luasan

wilayah prioritas penanganan banjir Kecamatan Telanaipura Kota Jambi :

Tabel 38. Luas Wilayah Prioritas Penanganan Banjir Kecamatan Telanaipura

No. Kriteria Prioritas luas

Penanganan Banjir Km2 % 1 III 7,52 24,74 2 II 11,20 36,85 3 I 11,67 38,41

Jumlah 30,39 100 Sumber: Hasil Perhitungan

Tabel menunjukkan bahwa kriteria prioritas penanganan banjir

Kecamatan Telanaipura sebagian besar merupakan kriteria I dengan luas wilayah

11,67 km2 (38,41%) diikuti dengan kriteria II dengan luas 11,20 km2 (36,85%),

dan kriteria III dengan luas wilayah 7,52 km2 (24,74%).

Kriteria penanganan banjir III menempati sebagian wilayah administrasi

Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Simpang IV Sipin, Pematang Su lur, Kelurahan

Penyengat Rendah, Kelurahan Sungai Putri, Kelurahan Solok Sipin dan

Kelurahan Teluk Kenali. Wilayah ini diberikan perlakuan penanganan yang

rendah. Hal ini didasarkan pada tingkat bahaya yang rendah/sama sekali tidak

bahaya banjir dan kepadatan penduduk yang r endah. Dengan demikian,

kemungkinan banjir memberikan ancaman kerugian bagi masyarakat yang tinggal

diwilayah itu sangat kecil.

Kriteria penanganan banjir II berada dalam wilayah administrasi

Kelurahan Penyengat Rendah bagian timur, Kelurahan Teluk Kenali bagian

selatan, Kelurahan buluran kenali, Kelurahan sungai putri, Kelurahan Legok,

Kelurahan Solok Sipin, dan Kelurahan Selamat. Wilayah ini merupakan wilayah

dengan tingkat bahaya banji r sedang serta tingkat kepadatan penduduk sedang.

kondisi ini dapat mengancam keselamatan jiwa penduduk yang tinggal diwilayah

ini khususnya di Kelurahan Penyengat Rendah bagian utara dan Teluk Kenali

Page 123: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

karena wilayah tersebut berada di tepi Sungai Batanghari yang rawan banj ir

luapan.

Kriteria penanganan banjir I berada di sebagian wilayah administrasi

Kelurahan Legok tepatnya ditepi Danau Sipin dan Kelurahan Murni, Kelurahan

Penyengat Rendah, Kelurahan Buluran kenali , dan Kelurahan Teluk Kenal i.

Tingkat bahaya banjir dan kepadatan penduduk diwilayah ini tinggi sehingga

perlakuan penanganan pada wilayah ini perlu diutamakan. Selain itu w ilayah ini

terlanda banjir tiap tahunnya. Berikut disajikan tabel prioritas penanganan banjir

Kecamatan Telanaipura :

Tabel 39. Prioritas penanganan banjir Kecamatan Telanaipura

No. Prioritas Tingkat Bahaya Tingkat Kepadatan

Penduduk

Penanganan Banjir (kelas) (kelas) 1 III 1 1 2 III 1 2 3 III 2 1 4 II 1 3 5 II 2 2 6 II 2 3 7 II 3 1 8 II 3 2 9 I 3 3

Sumber: Hasil Perhitungan

d. Layout peta

Informasi sebaran wilayah prioritas penanganan banjir Kecamatan

Telanaipura dapat disaj ikan pada peta rekomendasi

Page 124: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Page 125: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

e. Analisis Prioritas Penanganan Banjir

Penanganan banjir di Kecamatan Telanaipura berisi informasi w ilayah

yang perlu ditangani lebih dulu jika bencana banjir datang. Penentuan tingkatan

prioritas penanganan pada suatu wilayah berdasarkan parameter yaitu bahaya

banjir dan tingkat kepadatan penduduk.

Wilayah bahaya banjir merupakan suatu ruang yang memiliki ancaman

untuk menimbulkan kerugian bagi manusia yang tinggal didalamnya melalui

bencana ban jir. Atas dasar Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

penanggulangan bencana, penyelamatan jiwa manusia menjadi prioritas utama.

Oleh sebab itu, wilayah yang padat penduduk serta memiliki tingkat bahaya yang

tinggi perlu dipr ioritaskan penanganannya.

Tabel 39 menunjukkan informasi hubungan parameter dengan tingkat

prioritas penanganan di suatu wilayah. Berdasarkan tabel, wilayah dengan

kategori prioritas III memiliki tingkat parameter bahaya banjir dan kepadatan

penduduk yang kecil, masing-masing paramaeter berada dalam kisaran kelas 1

kelas 2. Berdasarkan kondisi ini, penanganan pada wilayah ini hendaknya kecil

atau bahkan tanpa penanganan karena kecilnya kemungkinan untuk timbulnya

bencana. Penanganan dengan tingkat sedang diberikan pada wilayah dengan

kategori prioritas II. Wilayah ini memiliki tingkat parameter bahaya banjir dan

kepadatan penduduk yang sedang, masing-masing parameter berada dalam kelas 1

kelas 3. Pemberian prioritas sedang dengan alasan bahwa wilayah ini memiliki

tingkat kepadatan penduduk yang tinggi serta tingkat bahaya sedang. Meskipun

bahaya tidak terlalu mengancam penduduk, namun dapat berpotensi menimbulkan

korban. Penanganan dengan tingkat prioritas tinggi diberikan pada wilayah

dengan kategori p rioritas I. Wilayah ini memiliki tingkat par ameter bahaya dan

kepadatan penduduk yang tinggi , masing-masing parameter berada pada kelas 3.

Kondisi ini sangat membahayakan penduduk yang tinggal di wi layah ini sehingga

upaya penanganan penyelamatan jiwa manusia menjadi prioritas utama.

Pada dasarnya upaya penanganan d ilakukan dengan mendahulukan

wilayah dengan tingkat bahaya yang tinggi dibanding dengan wilayah dengan

tingkat bahaya yang lebih rendah. Selain itu upaya penanganan harus

Page 126: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

mendahulukan wilayah yang memil iki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi.

Hal ini berdasarkan asumsi bahwa semakin tinggi jumlah penduduk disuatu

wilayah, maka semakin sulit pula upaya penanganan. Selain itu penanganan juga

akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Berdasarkan peta prioritas penanganan banjir, wilayah yang perlu

ditangani di Kecamatan Telanaipura umumnya berada di tepi Sungai Batanghari

dan Danau Sipin. Kondisi ini sesuai dengan fakta dilapangan bahwa lokasi

tersebut merupakan kawasan terlanda banjir. Kejadian banjir diwilayah ini

disebabkan oleh luapan sungai dan danau pada musim hujan . Umumnya outlet

tidak dapat menampung besarnya air yang masuk sehingga terjadi ai r limpasan.

Page 127: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penel it ian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Wilayah kerawanan banjir Kecamatan Telanaipura dibagi dalam 5 kelas

kerawanan yaitu kelas tidak rawan dengan luas 0,09 km2 (0,31%) meliputi

Kelurahan Legok dan Solok Sipin . Kelas kurang rawan dengan luas 3,29 km2

(10,81%) meliputi Kelurahan Simpang IV Sipin, Kelurahan Selamat,

Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Solok Sipin dan Kelurahan sungai putri .

Kelas rawan sedang dengan luas 6,83 km2 (22,47%) meliputi Kelurahan

Penyengat Rendah, Kelurahan, Legok, Kelurahan Murni, Kelurahan Buluran

Kenali, Kelurahan Pematang Sulur, dan Kelurahan Teluk Kenal i. kelas rawan

8,51 km2 (27,99%) meliput i sebagian Kelurahan Penyengat Rendah,

Kelurahan, Legok, Kelurahan Murn i, Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan

Pematang Su lur, dan Kelurahan Teluk Kenali. kelas sangat rawan 11 ,67 km2

(38,41%) mel iputi Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan Murni,

Kelurahan Telanaipura, Kelurahan Teluk Kenal i, Kelurahan Buluran Kenali

dan Kelurahan Legok.

2. Wilayah bahaya banji r Kecamatan Telanaipura dibagi dalam 3 kelas bahaya

yaitu kelas tidak bahaya dengan luas 5,73 km2 (18,87%) meliputi Kelurahan

Selamat, Kelurahan Solok Sip in , Kelurahan Murni, Kelurahan Simpang IV

Sipin dan Kelurahan Pematang Sulur. Kelas bahaya sedang dengan luas 12,98

km2 (42,72%) meliputi seluruh Kelurahan administrasi Kecamatan

Telanaipura, kelas bahaya dengan luas 11,67km2 (38,41%) meliputi

Kelurahan Legok, Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan Murni ,

Kelurahan Buluran Kenali, dan Kelurahan Teluk Kenali.

3. Prioritas penanganan banjir Kecamatan Telanaipura terdiri atas 3 kelas

prioritas, semakin rendah kelas maka penanganan semakin didahu lukan.

Kelas prioritas III dengan luas 7,52 km2 (24,74%) meliputi Kelurahan

Telanaipura, Kelurahan Simpang IV Sipin, Pematang Sulur, Kelurahan

Page 128: DIAN ADHETYA ARIF-K5408026 - digilib.uns.ac.id/Priori... · peta penggunaan lahan, peta kerapatan saluran drainase, peta kemiringan lereng. ... Pemerintah Kota Jambi beserta jajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Penyengat Rendah, Kelurahan Sungai Putri, Kelurahan Solok Sipin dan

Kelurahan Teluk Kenali. Kelas prioritas II dengan luas 11,20 km2 (36,85%),

meliputi Kelurahan Penyengat Rendah bagian timur, Kelurahan Teluk Kenali

bagian selatan, Kelurahan buluran kenali , Kelurahan sungai putri, Kelurahan

Legok, Kelurahan So lok Sipin, dan Kelurahan Selamat. Prioritas I dengan

luas wilayah 11,67 km2 (38,41%). meliputi Kelurahan Legok tepatnya di tepi

Danau Sipin dan Kelurahan Murni, Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan

Buluran kenali, dan Kelurahan Teluk Kenali.

B. Implikasi

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

pemerintah Kecamatan telanaipura, sebagai salah satu pertimbangan dalam

perencanaan wi layah dan penanganan bencana, khususnya bencana banj ir

yang terjadi t iap tahunnya.

2. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam menentukan wilayah

prioritas penanganan banjir ketika menghadapi bencana ban jir.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disampaikan saran sebagai

berikut :

1. Hasil penel itian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam

penentuan arah kebijakan dalam penanganan ban jir

2. Diharapkan ada penelitian lanjutan untuk mengetahui penyebab banjir di

Kecamatan telanaipura

3. Diharapkan kesadaran masyarakat yang tinggal di bantaran sungai batanghari

dan danau sipin terhadap bahaya ban jir