diajukan kepada fakultas teknologi informasi untuk memperoleh...

27
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLE DRIVE UNTUK MININGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA N 1 KARANGGEDE Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer Disusun oleh: Sandi Utomo (702010029) Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: dinhcong

Post on 31-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK TALK WRITE DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLE

DRIVE UNTUK MININGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS XI IPS DI SMA N 1 KARANGGEDE

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh:

Sandi Utomo (702010029)

Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

2

Page 3: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

3

Page 4: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

1

Page 5: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

2

Page 6: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

3

Page 7: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

4

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK TALK WRITE DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLE

DRIVE UNTUK MININGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS XI IPS DI SMA N 1 KARANGGEDE

1) Sandi utomo,

2) Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)

[email protected], 2)

[email protected]

Abstract

The result of the observation and interview againts teacher and student in SMA N 1

Karanggede show that less interesting of conventional learning make student become less

active and their result of studies under KKM. This research was conducted applying the

learning model Think Talk Write using Google Drive to increase student’s result studies

toward TIK subject. This research is a research of quasi experiment with design of

Nonequivalent Control Group Design. This research was conducted in two times meeting.

Data collection using observation sheet and test. The result of this research show that the use

of learning model of Think Talk Write with Google Drive can increasing activity and

student’s result studies. The increasing activity in the first meeting of classes about 85% and

in second meeting of classes is about 91%. The incerase of student’s completeness on

experimental class of pretest gain the student’s completeness by 5 studentso and posttest gain

student’s completeness by 24 students. Thus, the activity and student’s result studies has

increased.

Keyword : Think Talk Write using Google Drive

Abstrak

Hasil observasi dan wawancara terhadap guru maupun siswa di SMA N 1 Karanggede

menunjukkan bahwa pembelajaran konvensional yang kurang menarik menyebabkan siswa

menjadi kurang aktif dan hasil belajarnya dibawah KKM. Penelitian ini dilakukan penerapan

model pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan Google Drive untuk

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran TIK. Penelitian ini merupakan

penelitian quasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Penelitian

dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan

tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model belajar Think Talk Write dengan

menggunakan Google Drive dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Peningkatan keaktifan pada pertemuan 1 52% dan pertemuan 2 55%. Peningkatan ketuntasan

siswa pada kelas eksperimen pretest memperoleh ketuntasan 5 siswa dan posttest

memperoleh ketuntasan 24 siswa. Dengan demikian, keaktifan dan hasil belajar siswa telah

mengalami peningkatan.

Page 8: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

5

1. Pendahuluan

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar di atas nilai KKM yaitu 75

sesuai dengan ketentuan sekolah. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik

apabila pemilihan metode pembelajaran tepat dan materi pelajaran dapat bermakna

bagi siswa, karena dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat maka proses

pembelajaran dan penyampaian materi lebih mudah diterima siswa.

Namun pada kenyataanya setelah melakukan wawancara kepada siswa di SMA N

1 KARANGGEDE proses pembelajaran kurang maksimal dan menyebabkan hasil

belajar siswa kurang dari KKM. Hasil belajar di kategorikan rendah dan belum

mencapai keberhasilan pembelajaran yang ditetapkan yaitu 75.

Hasil belajar yang kurang maksimal atau kurang dari KKM dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor tersebut adalah metode yang digunakan metode konvensional.

Dalam pembelajaran, metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi

dengan penjelasan [1]. Menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan,

penggunaan metode konvensional cenderung mengakibatkan siswa menjadi kurang

aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa didalam kelas kurang memiliki

kesempatan untuk mengungkapkan pendapat. Selain itu siswa juga kurang memiliki

kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri karena penggunaan metode

konvensional hanya guru yang berperan penuh dalam kelas.

Tidak hanya metode belajar saja yang menjadi faktor hasil belajar menjadi

rendah. Faktor lain yang menyebabkan adalah guru kurang memanfaatkan media

pembelajaran yang dapat membantu menyampaikan materi sehingga siswa mudah

dalam menerima materi dengan jelas. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu

yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, minat dan perasaan sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi [2]

Berdasarkan masalah dan beberapa faktor yang ada, diperlukan suatu metode

yang tepat untuk menggantikan metode konvensional guna meningkatkan hasil belajar

siswa. Metode yang tepat untuk menggantikan metode konvensional yang diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa yaitu metode belajar

Think Talk Write (TTW). Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin ini

pada dasarnya dibangun melalui berfikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan

Page 9: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

6

strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog dengan

dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide

(sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika

dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa

diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi

ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Karena dengan

menggunakan metode ini siswa akan dengan mudah berinteraksi dan leluasa untuk

menemukan banyak ide – ide yang didapat dari beberapa sumber, melatih siswa untuk

berpikir kritis dan berinteraksi dengan baik antara teman sebaya [3].

Selain metode yang dirubah, perlu juga penambahan media yang dimanfaatkan

dalam pembelajaran. Media tersebut yaitu Google Drive yang berfungsi sebagai

media sharing guru siswa atau siswa ke siswa. Selain berfungsi sebagai media share

google drive juga dimanfaatkan guru sebagai media untuk penilaian pemahaman

siswa dan sebagai tempat penyimpanan materi baik dari guru maupun hasil diskusi

kelompok. Google Drive memberikan kapasitas penyimpanan secara cuma-cuma

kepada penggunanya sebesar 5 GB.

Berdasarkan uraian latar belakang maka dilakukan penelitian mengenai

“Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Dengan

Menggunakan Aplikasi Google Drive Untuk Miningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas

Xi Ips Di Sma N 1 Karanggede”.

”.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang menggunakan model TTW ini sebelumnya sudah dilakukan

oleh Bidayatun Ni’ mah, yang berjudul “ Upaya Peningkatan Hasil Belajar

Matematika Melalui Strategi Think Talk Write Siswa Kelas 5 SDN Ngemplak

Kidul 03 PATI Semester Satu Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini

termasuk penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh kemmis dan Mc Taggart

yang terdiri dari beberapa komponen di setiap siklusnya dan dibantu dengan

menggunakan strategi Think Talk Write. Dapat dilihat hasil pada siklus satu yaitu

pertemuan pertama 80% dan pada pertemuan kedua sebesar 86%, sedangkan pada

siklus dua yaitu pertemuan pertama 92% dan pada pertemuan kedua sebesar 95%.

Meningkatnya aktivitas siswa menyebabkan meningkatkan hasil belajar siswa

Page 10: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

7

meningkat dapat dilihat dari pra siklus yaitu 45,83% meningkat pada siklus pertama

menjadi 70,83% dan pada siklus kedua menjadi 90,61%. [4]

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh I Wayan Puspa Wiadnyana dengan judul

“ Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk Write Untuk

meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKN Siswa” penelitian ini termasuk

penelitian pembelajaran tindakan kelas dengan menerapkan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Think Talk Write, penelitian tindakan ini menggunakan rancangan

penelitian tindakan Kemmis-Taggart. Hal ini dapat dibuktikan dari siklus satu yaitu

mendapat rata- rata 76,50 sedangkan siklus dua mendapatkan hasil yaitu 86,65. [5]

Penelitian-penelitian terdahulu dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan

penelitian ini. Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan, terdapat persamaan

pada penelitian ini yaitu penerapan model belajar Think Talk Write. Namun terdapat

perbedaan yaitu (1) Penelitian yang dilakukan oleh Bidayatun Ni’ mah meneliti

peningkatan hasil belajar matematika dan I Wayan Puspa Wiadnyana meneliti

penerapan metode Think Talk Write untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar,

sedangkan penelitian ini meneliti hasil belajar pada mata pelajaran TIK, (2) Penelitian

yang dilakukan oleh dua sumber di atas tidak menggunakan aplikasi Google Drive

sebagai media penyimpanan yang permanen, sedangkan penelitian ini memanfaatkan

Google Drive sebagai media penyimpanan yang permanen serta tempat share bagi

siswa.

Huinker dan Laughin dalam Ansari, memperkenalkan teknik TTW yang pada

dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis [6].

Aktivitas berfikir (Think) dapat dilihat dari proses membaca siswa diberikan

beberapa masalah yang ada pada modul yang telah dibaca, kemudian membuat catatan

kecil apa yang telah dibacanya.

Setelah tahap “Think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “ Talk” yaitu

berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Fase

berkomunikasi (talk) pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara.

Menurut Huinker & Laughlin dalam Martinis, pada umunya berkomunikasi dapat

berlangsung alami, tetapi menulis tidak alami. Proses komunikasi dipelajari siswa

melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan

sosialnya. Pemahaman dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi

diharapkan dapat menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan.[6]

Page 11: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

8

Diskusi pada fase Talk ini merupakan sarana untuk mengungkapkan dan

merefleksikan pikiran siswa. Pada tahap Talk, tugas guru adalah sebagai fasilitator

dan motivator. Sebagai fasilitator guru senantiasa harus memberi arahan dan

bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan terutama dalam hal materi.

Sebagai motivator, guru senantiasa memberi dorongan kepada siswa yang merasa

kurang percaya diri terhadap hasil pekerjaannya dan atau kelompok siswa yang

mendapatkan jalan buntu untuk menemukan suatu jawaban. Guru juga harus bisa

memotivasi siswa yang dalam kegiatan diskusi kurang aktif atau malah sangat pasif.

Guru harus memberikan semangat kepada siswa yang bersangkutan bahwa kegiatan

diskusi yang sedang berlangsung adalah penting untuk dijalani, supaya mereka dapat

memahami sendiri.

Fase ”Write” yaitu menuliskan hasil diskusi/pada lembar kerja. Aktivitas menulis

berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi antar teman dan kemudian

mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam konteks matematik membantu

merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi

yang dipelajari.[7] Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat

hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa.

Aktivitas menulis siswa bagi guru dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan

konsepsi siswa terhadap ide yang sama. Aktivitas siswa selama tahap (Write) ini

adalah:

1. menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan,

2. mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik

penyelesaiannya,

3. mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang

ketinggalan,

4. meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu legkap, mudah dibaca

dan terjamin keasliannya (Martinis Yamin, 2008: 87-88). [7]

Tahap terakhir dari strategi TTW adalah sebuah penyimpulan bersama tentang

materi yang dipelajari. Agar siswa dapat mudah mempelajari materi tersebut lagi

maka semua materi akan di share dan disimpan pada aplikasi Google Drive agar

siswa dengan mudah dapat membukanya lagi untuk di pelajari.

Dalam penelitian ini penggunaan Aplikasi cloud computing dari google yang

berfungsi sebagai penyimpanan data dalam jaringan di mana kita bisa mengakses,

membuat, menyimpan dan berbagi dokumen dengan pengguna lainnya. Dengan

Page 12: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

9

kapasitas yang lumayan besar yaitu 5 GB kita bisa kapan saja dan di mana saja

mengakses data yang telah kita simpan.

Seiring kemajuan teknologi, kegiatan belajar mengajar kini dapat

mengaplikasikan teknologi Google Drive ini untuk para siswanya. Selain

mengurangi penggunaan kertas secara signifikan, banyak manfaat lain jika

menggunakan Google Drive sebagai media pembelajaran.

1. Dengan Google Drive, dapat membuat layanan spreadsheet yang disediakan

google drive untuk memantau dan merekam kehadiran serta nilai-nilai tugas.

2. Hal ini bisa dimanfaatkan pula untuk membuat tugas dan dibagikan ke semua

murid dalam fitur sharing. Lalu siswa meng-upload kembali hasil tugasnya dan

diserahkan kepada guru.

Fitur Google Drive

1. Fasilitas untuk membuat dokumen

Google Drive memungkinkan penggunanya untuk membuat dokumen dengan

pengolah kata,

2. Berbagi (sharing) dokumen

Dokumen yang sudah dibuat di Google Drive dapat di-share, sehingga

memungkinkan banyak orang dapat menggunakan secara bersamaan

3. Metode penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen, penelitian

eksperimen adalah suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna

membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian,

penelitian yang menggunakan rancangan percobaan dianggap sebagai jenis penelitian

yang paling diinginkan oleh seseorang peneliti, yang dimaksud dengan “percobaan”

ialah bagian penelitian yang membandingkan dua kelompok sasaran penelitian satu

kelompok diberi perlakuan khusus tertentu dan satu kelompok lagi dikendalikan pada

suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan pembanding atau disebut kelompok

kontrol [8]. Sementara itu jenis eksperimen pada penelitian ini adalah quasi

experimental research. Quasi experimental research adalah penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendali [9]. Dengan desain penelitian yang digunakan adalah

Nonequivalent Control Group Design.

Tabel 1. Nonequivalent Control Group Design.

Group Pretest Variabel Terikat Posttest

Eksperimen Y1 X Y2

kontrol Y1 - Y2

Page 13: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

10

Keterangan :

Y1 : Pelaksanaan Pretest Y2 : Pelaksanaan Posttest

X : Perlakuan menggunakan model belajar Think Talk Write dengan

menggunakan Google Drive.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Karanggede pada

kelas XI yang mengikuti mata pelajaran TIK. Sampel penelitian adalah 29 siswa

kelas XI IPAS II kontrol dan 29 siswa kelas XI IPS III eksperimen.

Untuk rencana penelitian dibuat rancangan tahapan penelitiannya supaya jalannya

penelitian bisa terstruktur dengan baik.

Gambar 1. Tahap Penelitian

Dari gambar 2 tahap pertama yang dilakukan adalah dengan pra penelitian. Pra

penelitian meliputi metode observasi, yaitu proses yang dilakukan untuk mengetahui

tingkat keaktifan siswa dikelas, metode belajar yang dilakukan guru dan fasilitas lab

komputer yang dimanfaatkan. Observasi dilakukan kepada siswa kelas XI IPS II dan

XI IPS III. Dari hasil identifikasi disimpulkan keaktifan siswa didalam kelas

tergolong rendah yang berdampak pada hasil belajar siswa yang belum tuntas. Dari

penemuan masalah yang ada kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian metode

yang digunakan guru dan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah. Berdasarkan hasil

identifikasi ditemukan bahwa fasilitas internet yang disediakan sekolah belum

sepenuhnya dimanfaatkan dengan maksimal oleh siswa, padahal setiap siswa sudah

diberikan fasilitas laboratorium komputer yang dilengkapi dengan fasilitas internet

dan wifi hotspot untuk menunjang proses pembelajaran. Dari hasil tersebut,

selanjutnya menentukan tujuan dari penelitian, studi dokumentasi kemudia menuju ke

tahap perencanaan dan mempersiapkan surat perizinan penelitian.

Pada tahap kedua yaitu perencanaan, disusun bersama dengan guru matapelajaran

TIK. perencanaan yang dilakukan guna menyiapkan perangkat pembelajaran seperti

rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP) dan instrument penelitian yang dilakukan

selama proses pembelajaran.

Pada tahap ketiga adalah penerapan model Think Talk Write dengan

menggunakan Google Drive. Setelah guru menggunakan model Think Talk Write

dengan menggunakan Google Drive dalam perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar, kemudian dilakukan proses

pengumpulan data melalui observasi, wawancara, hasil belajar berupa pretest dan

posttest. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut

rancangan proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Perencanaan

Penerapan

Analisis Hasil Penelitian

Pra penelitian

Page 14: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

11

Tabel 2. Rancangan proses pembelajaran.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Minggu Pertama Penelitian

Pemberian Pretest Pemberian Pretest

Minggu Kedua Pertemuan 1

Kegiatan Guru Kegiatan siswa Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Fase Think Pendahuluan

Guru memberikan

lembar kerja siswa

(berisi permasalahan)

Siswa mempelajari

lembar kerja yang

diberikan guru.

Kelompok 1 :

Pengertian desain

grafis, fungsi,

aplikasi desain grafis,

penerepan dalam

kehidupan sehari-

hari.

Kelompok 2 :

pengertian unsur-

unsur dasar dari

desain grafis dan

penjelasan.

Kelompok 3 :

Pengertian bitmap,

kelebihan dan

kekurangan, contoh

file gambar bitmap

dan aplikasi desain

grafis bitmap.

Kelompok 4 :

Pengertian Vektor,

kelebihan dan

kekurangan, contoh

file gambar Vektor

dan aplikasi desain

grafis Vektor.

Kelompok 5 :

Mencari perbedaan

Vektor dan Bitmap.

Berdoa Bersama

Memberi Salam pada

siswa

Mengabsen Siswa

Menginformasikan

materi yang akan

disampaikan

Berdoa Bersama

Menjawab Salam

pada siswa

Menjawab Panggilan

Guru

Menyimak Informasi

materi yang akan

disampaikan

Page 15: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

12

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Minggu Pertama Penelitian

Pemberian Pretest Pemberian Pretest

Minggu Kedua Pertemuan 1

Kegiatan Guru Kegiatan siswa Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Fase Talk Fase Elaborasi

Guru memberi waktu

siswa untuk

berdiskusi untuk

memecahkan masalah

yang ada pada lembar

kerja siswa

Siswa berdiskusi

dalam kelompok.

Siswa memecahkan

permasalahan yang

diberikan guru

Guru mengawasi

siswa berdiskusi Siswa membuat

catatan kecil. Siswa

menjelaskan hasil

diskusi untuk

pengecekan jawaban

benar atau salah

pada guru

Guru menyiapkan

kelompok yang akan

maju presentasi

didepan

Menyiapkan

presentasi Menjelaskan

perbedaan desain

grafis berbasis vector

dengan bitmap

Memperlihatkan

contoh hasil gambar

desain grafis berbasis

vector dan bitmap

Menyimak Materi

dari guru

Memahami gambar

yang diperlihatkan

Menunjuk kelompok

untuk berbicara

didepan kelompok

lain mengenai hasil

diskusi dan

pemecahan masalah

Kelompok yang

presentasi

menjelaskan materi

dan mempraktekan

apabila perlu untuk

dipraktekkan

Mengawasi Siswa Kelompok lain

memperhatikan dan

mengikuti instruksi

kelompok presentasi

Page 16: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

13

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Minggu Pertama Penelitian

Pemberian Pretest Pemberian Pretest

Minggu Kedua Pertemuan 1

Kegiatan Guru Kegiatan siswa Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Fase Write Fase Eksplorasi

Guru meminta

perwakilan

kelompok agar

mengunggah hasil

diskusi siswa ke

Google Drive

Perwakilan

kelompok

mengunggah hasil

belajarnya ke

Google Drive

Membacakan materi

yang dicatat siswa

Menjawab

pertanyaan siswa

Siswa Mencatat

Materi yang

disampaikan

Siswa dipersilahkan

bertanya tentang

materi yang di

sampaikan Guru meminta

siswa kembali

ketempat duduk

masing-masing.

Siswa kembali ke

tempat duduk semula

Guru memberikan tes

kecil kepada siswa

Siswa mengerjakan

tes kecil

Memberi kesimpulan

materi yang telah

disampaikan setelah

seluruh siswa

mengumpulkan

simpulannya

Siswa mendengarkan

penjelasan dari guru

yang menyampaikan

kesimpulan

Memberi motifasi

tentang manfaat

mempelajari materi

yang disampaikan

Siswa mendengarkan

penjelasan yang telah

disampaikan oleh

guru

Page 17: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

14

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Minggu Pertama Penelitian

Pemberian Pretest Pemberian Pretest

Minggu Ketiga Penelitian Pertemuan II

Kegiatan Guru Kegiatan siswa Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Pada pertemuan

kedua proses

pembelajaran tidak

berbeda jauh

dengan pertemuan

pertama, perbedaan

pada pertemuan

pertama yaitu

hanya pada materi

saja.

Guru memberikan

materi

pembelajaran yang

kedua yaitu menu

dan ikon pada

program desain

grafis Corel Draw

Siswa bergabung

dengan kelompok

yang sudah dibuat

pada pertemuan

pertama.

Kelompok 1 :

Menjelaskan menu

bar ( file, edit, view,

layout, arrange)

Kelompok 2 :

menjelaskan menu

bar (effect, bitmaps,

text, table, tool)

Kelompok 3 :

Menjelaskan Tool

box (pick tools,

shape tools, croop

tools dan zoom tools)

Kelompok 4 :

Menjelaskan tool box

(curve tools, smart

tools, retangle tools

dan ellipse tools)

Kelompok 5 :

Menjelaskan fungsi

property bar.

Pada pertemuan

kedua proses

pembelajaran tidak

berbeda jauh

dengan pertemuan

pertama, perbedaan

pada pertemuan

pertama terletek

pada materi

pembelajaran

Materi

pembelajaran yang

kedua adalah menu

dan ikon pada

program desain

grafis Corel Draw

Untuk tahap selanjutnya adalah dengan mengolah data yang telah diperoleh

selama penelitian berlangsung. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi

observasi, dokumentasi dan evaluasi. Lembar observasi berisi indikator-indikator

yang telah ditentukan. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan belajar

siswa menggunakan model belajar Think Talk Write dengan menggunakan Google

Drive selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut kisi-kisi keaktifan siswa

ditunjukan pada tabel 2.

Tabel 2. Kisi-kisi observasi kegiatan belajar siswa

no Kegiatan Aspek yang diamati

1 Fase Think Selama proses belajar, pada umumnya siswa mencari

materi ,

2 Fase Talk Siswa individu aktif berdiskusi kelompok, siswa pada

umumnya melakukan presentasi, siswa mengajukan

pertanyaan

3 Fase Write Siswa menguploud hasil diskusi yang sudah benar dan di

share kepada teman yang lain

Minggu Keempat

Pemberian Postest Pemberian Postest

Page 18: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

15

Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini tes pilihan ganda.Tes berupa pilihan

ganda dilaksanakan pada awal penelitian dan akhir penelitian. Data hasil belajar

dianalisa dengan rata-rata nilai maksimal-minimal, jumlah siswa yang tuntas maupun

tidak tuntas dan sebagai pendukung lain hasil belajar dianalisa dengan Uji –T dan Uji

Gain.

Dalam penelitian indikator keberhasilan merupakan ketentuan atau patokan suatu

penelitian dikatakan berhasil atau tidak. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator

keberhasilan setelah pelaksanaan tindakan adalah meningkatnya hasil belajar siswa

setelah pelaksanaan tindakan dilihat dari peningkatan hasil pretest ke postest. Kriteria

keberhasilan kegiatan siswa ditunjukan pada tabel 3.

Keaktifan belajar siswa diobservasi dengan lembar observasi keaktifan belajar siswa

yang berisi indikator keaktifan yang harus dicapai siswa. Penilaian pada lembar observasi

ini adalah dengan menentukan persentase keatifan setiap siswa. Persentase keaktifan

Siswa (PKS) diperoleh dengan rumus

𝑃𝐾𝑆=

𝑥 100% (Diadopsi dari Utami, 2011)

Tabel 3. Kriteria keberhasilan kegiatan siswa

Tingkat keberhasilan Kategori pencapaian

> 80% Sangat tinggi

>60% - 79% tinggi

>40% - 59% cukup

>20% - 39% rendah

< 20% Sangat rendah

Indikator keaktifan yang harus dicapai siswa adalah indikator yang telah

disebutkan dalam tabel 2.[10]

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Tahap pertama yaitu

dengan memberikan pretest pada kelas XI IPS II dan XI IPS III untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberikan treatment. Hasil pretest kemudian diolah

untuk mencari rata-rata yang digunakan untuk menentukan kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Pada kelas kontrol dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan

menggunakan metode yang biasa digunakan yaitu konvensional atau ceramah.

Pertemuan pertama dilakukan di kelas kontrol pada tanggal 19 Mei 2015 jam 07.00 –

08.30 dan jumlah siswa yang hadir 29 siswa. Materi pembelajaran yaitu

mengidentifikasi perbedaan grafis berbasis vektor dan bitmap dilaksanakan

menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Selama 45 menit

pertama, pada pelaksanaannya guru menjelaskan materi di depan kelas dan siswa

mencatat apa yang dibacakan oleh guru dengan membawa buku dan sesekali

melakukan tanya jawab dengan siswa. Pada saat guru menjelaskan materi, siswa

Page 19: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

16

terlihat pasif. Bahkan beberapa kurang memperhatikan guru pada saat menjelaskan

dan mengakibatkan kurang adanya interaksi antara siswa dan guru pada proses

pembelajaran. Sebagian besar interaksi yang terjadi adalah guru hanya menjelaskan

materi dan siswa hanya menyimak dan mencatat materi. Pada pertemuan kedua proses

kegiatan belajar tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Adapun perbedaan

hanya terletak pada materi pelajaran yaitu mengidentifikasi menu dan ikon pada

program desain grafis corel draw.

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengamati

keaktifan siswa selama menggunakan model belajar konvensional. Hasil observasi

keaktifan ditunjukan pada gambar 2.

Gambar 2. Keaktifan siswa Kelas Kontrol

Dari gambar 2 menunjukan hasil indikator keaktifan pada kelas kontrol

dengan mengggunakan metode konvensional. Pada indikator keaktifan 1 yaitu selama

proses belajar, siswa membaca bahan dari guru, mengalami peningkatan tetapi dalam

kategori yang sama yaitu cukup, hal ini dikarenakan siswa cenderung pasif dalam

mengikuti pelajaran. Pada indikator keaktifan 2 yaitu siswa pada umumnya siswa

individu aktif berdiskusi kelompok, siswa mengalami peningkatan tetapi dalam

kategori yang sama yaitu cukup, hal ini dikarenakan siswa hanya mengikuti teman

yang aktif temannya. Pada indikator keaktifan 3 yaitu siswa melaksanakan presentasi,

indikator keaktifan 4 yaitu siswa mengajukan pertanyaan hal ini dikarenakan siswa

Page 20: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

17

cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran dan indikator keaktifan 5 yaitu siswa

secara individu melaksanakan instruksi dari guru.

Pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 26 juni 2015

jam 07.00 – 08.30 dan jumlah siswa yang hadir sebanyak 29 siswa. Proses

pembelajaran tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama, adapun perbedaan pada

pertemuan pertama yaitu pada materi. Materi pada pertemuan kedua adalah

mengidentifikasi menu dan ikon pada program desain grafis corel draw.

Pada kelas eksperimen dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 26 juni 2015 jam 09.15 – 11.00 pada kelas XI IPS III

sebanyak 29 siswa menggunakan model belajar Think Talk Write dengan

menggunakan Google Drive. Siswa diberi penjelasan tentang model belajar Think

Talk Write dengan menggunakan Google Drive sebagai media penyimpanan. Metode

pembelajaran Think Talk Write dimulai dari fase pertama yaitu fase Think. Pada fase

Think dengan alokasi waktu 35 menit bertujuan untuk memberikan kesempatan siswa

untuk membaca materi atau klu yang diberikan serta mendapatkan lembar kerja siswa

yang berupa masalah. Dengan membagi siswa yang berjumlah 29 siswa menjadi 5

kelompok. Terdapat 2 kelompok beranggota 6 siswa dan 3 kelompok beranggota 5

siswa. Pembagian materi kelompok dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Pembagian Materi Kelompok Pertemuan Pertama

Daftar kelompok Materi

Kelompok 1

Pengertian desain grafis, fungsi, aplikasi

desain grafis, penerepan dalam kehidupan

sehari-hari.

Kelompok 2 pengertian unsur-unsur dasar dari desain

grafis dan penjelasan.

Kelompok 3

Pengertian bitmap, kelebihan dan

kekurangan, contoh file gambar bitmap

dan aplikasi desain.

Kelompok 4

Pengertian Vektor, kelebihan dan

kekurangan, contoh file gambar Vektor

dan aplikasi desain grafis Vektor.

Kelompok 5 Mencari perbedaan Vektor dan Bitmap.

Fase kedua yaitu fase Talk pada fase ini setiap kelompok diberikan waktu

untuk berdikusi setelah selesai berdiskusi siswa ditunjuk secara berurutan untuk

mempresentasikan hasil diskusi, kelompok yang ditunjuk akan mempresentasikan

hasil diskusi didepan kelas serta mempraktekan agar kelompok lain bisa mengikuti

dan lebih jelas dalam pemahamanya.

Fase ketiga yaitu fase Write, pada fase ini setiap perwakilan kelompok

mengunggah hasil diskusi dengan akun kelompok masing – masing ke Google drive

tujuanya guru dapat menilai hasil kerja kelompok dan sebagai media penyimpanan

yang permanen dan aman.

Page 21: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

18

Pada pelaksanaan treatment pertemuan pertama terdapat beberapa kendala selama

proses pembelajaran. Adapun kendala-kendala yang ditemui dapat dilihat pada tabel

5.

Tabel 5. kendala-kendala selama proses pembelajaran

No fase kendala perbaikan

1 Fase Think Masih ada siswa yang tidak

mengerti tentang lembar kerja

yang diberikan .

Guru memperjelas tentang lembar

kerja siswa dan tugas yang

diterima

2 Fase Talk Siswa masih ada yang tidak

memperhatikan pada saat

presentasi.

Guru memberikan arahan agar

siswa memperhatikan, agar siswa

mengerti tentang materi yang

sedang dijelaskan

3 Fase write Siswa masih ada yang tidak

mengikuti instruktur dari guru

Guru memberikan arahan agar

siswa mengikuti arahan dari guru

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 03 juli 2015 jam 09.15 – 11.00

dengan jumlah siswa sebanyak 29 yang mengikuti pelajaran. Sebelum treatment

dilakukan yaitu menyampaikan kendala yang terjadi dan memberikan pengarahan

untuk perbaikan pada pertemuan kedua.

Pada pertemuan kedua kegiatan proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan

pertemuan pertama. Adapun perbedaan proses pembelajaran terdapat pada pembagian

materi pada masing-masing kelompok. Pembagian materi kelompok pada pertemuan

kedua dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Pembagian Materi Kelompok

Daftar kelompok Materi

Kelompok 1 Menjelaskan menu bar ( file, edit, view, layout dan arrange).

Kelompok 2 Menjelaskan menu bar (effect, bitmaps, text, table dan tool).

Kelompok 3 Menjelaskan tool box (pick tools, shape tools, croop tools dan zoom

tools).

Kelompok 4 Menjelaskan tool box (curve tools, smart tools, retangle tools dan

ellipse tools).

Kelompok 5 Menjelaskan tool box (curve tools, smart tools, retangle tools dan

ellipse tools).

Pada pertemuan kedua pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model

Think Talk Write tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Adapun perbedaan

yaitu guru tidak lagi membentuk kelompok baru, tetapi guru menginstruksikan siswa

agar bergabung dengan kelompok yang telah dibuat pada pertemuan pertama. Fase

Think, fase talk, fase Write pada pertemuan kedua kegiatan proses pembelajaran sama

dengan proses pembelajaran pada pertemuan pertama.

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk

mengamati keaktifan siswa selama menggunakan model belajar Think Talk Write

dengan menggunakan Google Drive. Hasil observasi keaktifan ditunjukan pada

gambar 3.

Page 22: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

19

Gambar 3. Keaktifan siswa Kelas Eksperimen

Dari gambar 3 menunjukan bahwa masing-masing indikator yang diamati

mengalami peningkatan. Pada indikator keaktifan 1 yaitu selama proses belajar, siswa

membaca bahan dari guru mengalami peningkatan dari kategori cukup menjadi baik,

hal ini menunjukan perubahan yang positif pada siswa. Indikator keaktifan 2 yaitu

siswa individu aktif berdiskusi kelompok juga mengalami peningkatan dan berada

pada kategori yang sama yaitu baik, hal ini dikarenakan pada kegiatan belajar yang

sebelumnya siswa hanya terpaku pada guru yang menjelaskan sehingga siswa kurang

mengembangan kreatifitas dalam memecahkan masalah pada saat proses belajar

menggunakan model belajar Think Talk Write dengan menggunakan Google Drive

siswa menjadi tertarik dalam belajar. Indikator keaktifan 3 siswa melakukan

presentasi mengalami peningkatan dan berada pada kategori yang sama yaitu baik, hal

ini dikarenakan siswa yang sebelumya hanya ikut – ikutan temanya mulai

mempresentasikan sendiri. Indikator keaktifan 4 yaitu siswa mengajukan pertanyaan

mengalami peningkatan dan berada pada peringkat yang sama yaitu kategori baik, hal

ini dikarenakan model belajar Think Talk Write memberikan kesempatan siswa untuk

lebih aktif dalam berinteraksi dengan guru. Indikator keaktifan 5 siswa secara

individu melaksanakan instruksi dari guru mengalami peningkatan dan berada pada

kategori yang sama yaitu baik, hal ini dikarenakan siswa dituntut untuk aktif dalam

mengikuti pembelajaran.

Page 23: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

20

Treatment tersebut ternyata berpengaruh positif terhadap keaktifan siswa selama

proses pembelajaran yang menjadi menarik. Hasil observasi menunjukkan bahwa

selama proses belajar, pada umumnya siswa terlibat menjawab pertanyaan, siswa pada

umumnya mencari dan menggunakan sumber informasi, kerja sama dan interaksi

siswa dalam kelompok, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan

guru, siswa melakukan presentasi di depan kelas dan mengerjakan tugas dari guru.

Berdasarkan hasil ketuntasan KKM kelas eksperimen dapat dikatakan tercapai karena

lebih dari 75% dengan tingkat keberhasilan baik. Simpulan dari nilai ketuntasan siswa

yaitu siswa dapat menguasai materi dengan baik dengan kata lain hasil belajar siswa

meningkat. Wawancara juga menghasilkan simpulan bahwa pembelajaran Think Talk

Write sangat menarik dan menimbulkan antusias siswa pada saat proses pembelajaran.

Siswa juga mengaku bahwa pemahaman materi yang diterima sangat bermakna.

Metode Think Talk Write dengan menggunakan Google drive pada penerapannya

ternyata dapat meningkatkan keaktifan siswa sekaligus dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Berdasarkan dari hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

diperoleh kesimpulan rata-rata kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan rata-rata

kelas kontrol, namun perbandingan rata-rata pada kedua kelas tidak terlalu jauh,

sehingga kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dikatakan memiliki kemampuan

awal yang sama. Kemudian kelas eksperimen diberikan tindakan menggunakan

metode pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan Google drive dan pada

kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Setelah pemberian tindakan pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian diberikan posttest untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa. Dapat disimpulkan pada hasil posttest, bahwa rata-

rata hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Perbedaan

hasil akhir rata-rata sangat signifikan sehingga terdapat perbedaan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Berikut tabel hasil pretest dan postest pada kelas

kontrol dan eksperimen.

Tabel 7. Perbandingan Hasil Belajar Belajar Kontrol Dan Eksperimen

Kontrol Eksperimen

Pretest Postest Pretest Postest

Rata-rata 65,51 75,17 64,5 82,6

Nilai tuntas 10 19 5 24

Nilai tidak

tuntas 19 10 24 5

Nilai tertinggi 80 85 75 95

Nilai terendah 50 65 50 65

Berdasar tabel 7 pada kelas kontrol semula hasil pretest 65,51 menjadi 75,17

sementara pada kelas eksperimen hasil pretest 64,5menjadi 82,6. Pembelajaran

dengan metode Think Talk Write dengan menggunakan Google Drive pada kelas

eksperimen jumlah nilai yang tuntas KKM ada 24 siswa dari 29 siswa. Dan

pembelajaran dengan metode konvensional pada kelas kontrol jumlah nilai yang

tuntas 19 siswa dari 29 siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode Think

Talk Write dengan menggunakan Google Drive terbukti meningkatkan hasil belajar

siswa.

Page 24: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

21

Setelah mengolah hasil observasi dan hasil belajar siswa data pretes postes,

selanjutnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebelum dilakukkannya uji

hipotesis. Setelah data sudah normal dan homogen maka langkah selanjutnya

dilakukan uji kesamaan rata-rata nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol digunakan

statistik uji parametrik, yaitu uji t dengan statistik Independent Sample T-Test

menggunakan equal variances assumed. Uji t (Independent Samples T Test)

dilakukan dengan bantuan program penghitung, dengan taraf signifikansi 5%. Teknik

analisis uji-t pretest bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada tahap

awal. Tabel 9 Uji Kesamaan Dua rata-rata Pretes

Kelas Df P ∝ thitung ttabel

Eksperimen 56 0,792 0,05 -2,56 2,003

Kontrol

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas pada skor posttest dapat

dilihat bahwa data tersebut menunjukkan normal dan homogen, sehingga untuk

menguji perbedaan dua rerata posttest digunakan uji statistik parametrik uji T

(Independent Samples T Test menggunakan equal variances assumed) dengan

bantuan program penghitung, dengan taraf signifikansi 5%. Hasil Uji perbedaan dua

rata-rata dari skor posttest dapat dilihat pada tabel dibawah.

Rumusan hipotesis yang akan diuji:

H0 : Penerapan model pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan

Google Drive sama dengan penggunaan model belajar konvensional dalam

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI SMA N 1 Karanggede pada

pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer.

H1 : Penerapan model pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan

Google Drive lebih tinggi dari pada penggunaan model belajar konvensional dalam

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI SMA N 1 Karanggede pada

pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer.

Tabel 10. Uji perbedaan dua rata-rata posttest

Kelas Df P ∝ thitung ttabel

Eksperimen 56 0,001 0,05 3,425 2,003

Kontrol

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa signifikansi (P) adalah 0,001.

Karena signifikansi P (0.001) < ∝(0.05), atau thitung adalah 3,425 karena �ℎ �����

(3,425) > ������ (2,003), maka keputusan uji nilai Sig. < α atau thitung > ttabel

maka keputusannya adalah tolak H0 dengan kata lain H1 diterima. Dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan Google

Drive lebih tinggi dari pada penggunaan model belajar konvensional dalam

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI SMA N 1 Karanggede pada

pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer.

Setelah melakukan Uji T maka dilakukan uji-Gain yang digunakan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan. Uji ini untuk

membandingkan hasil pretest-postest kelas kontrol dan pretest-postest kelas

eksperimen dengan digunakan perhitungan gain ternormalisasi. Nilai gain didapat dari

selisih nilai posstest dan pretest. Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh

Page 25: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

22

siswa setelah pembelajaran, maka hasil belajar yang dimaksud yaitu adanya

peningkatan yang dialami siswa. Hasil dari perhitungan gain ternormalisasi (g) dapat

dilihat pada tabel 4.4.4 Tabel 11. Hasil Perhitungan Gain

Kelas Pretest Posttest G g Keterangan

Eksperimen 65,51 82,58 18 0,50957207 Sedang

Kontrol 6,5 75,17 9,66 0,28008118 Rendah

Berdasarkan tabel 4.6 memperlihatkan bahwa nilai pretest dan posttest diperoleh

nilai gain ternormalisasi pada kelas eksperimen sebesar 0.57 yang diinterpretasikan ke

dalam kriterium nilai (g) tergolong sedang. Sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0.15

tergolong rendah. Jika dibandingkan nilai gain antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran TIK menggunakan metode

pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan Google Drive di kelas

eksperimen lebih signifikan dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan media

pembelajaran konvensional.

5. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan.

Pembelajaran menggunakan model belajar Think Talk Write dapat meningkatkan

keaktifan siswa terbukti dengan rata rata hasil keaktifan pada pertemuan 1 dan

pertemuan 2 adalah 53,9% lebih tinggi dari rata – rata hasil keaktifan kelas kontrol

pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 adalah 37,8%. Selain itu keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran mempengaruhi hasil belajar terbukti dengan adanya perbedaan

rata-rata hasil belajar siswa antara hasil belajar siswa kelas eksperimen yang

menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan Google

Drive dengan kelas kontrol yang menggunakan metode belajar konvensional. Hasil

belajar kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi yaitu 82,58

dibandingkan kelas kontrol yaitu 75,17. Peningkatan hasil belajar yang menggunakan

Think Talk Write dengan menggunakan Google Drive lebih signifikan dibanding kelas

kontrol yang menggunakan metode belajar konvensional.

Hambatan yang ditemui pada saat proses pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran Think Talk Write dengan menggunakan Google Drive yang pertama adalah

koneksi internet yang digunakan dalam proses upload hasil diskusi agak lama,

sehingga alokasi waktu pada fase Write melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

Tetapi alokasi waktu pembelajaran bisa selesai sesuai dengan jam pelajaran.

Hambatan kedua yang ditemui adalah perangkat komputer yang digunakan di

laboratorium SMA N 1 Karanggede dengan spesifikasi yang rendah, sehingga dalam

proses pembelajaran penggunaan komputer untuk membuka aplikasi desain grafis

corel draw sering macet atau lamban. Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis

memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu proses pembelajaran

menggunakan metode belajar Think Talk Write dapat berjalan lancar yaitu dengan

memperbaiki fasilitas komputer agar pada saat penggunaan komputer untuk

menjalankan aplikasi corel draw tidak mengalami masalah dan perbaikan jaringan

internet untuk mempercepat dalam proses pencarian informasi sehingga waktu yang

dibutuhkan lebih maksimal. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu berdasarkan

penelitian ini pada pelajaran TIK yang berbasis teknologi penggunaan internet lebih

Page 26: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

23

dimaksimalkan misal dalam penyimpanan materi disimpan dalam suatu tempat

penyimpanan online yang bisa diakses siswa kapan saja dan dimana saja. diharapkan

tidak hanya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar yang diteliti namun juga

meneliti seberapa efektifitas penggunaan model belajar Think Talk Write untuk

matapelajaran TIK.

Page 27: Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10674/2/T1... · 2017-04-01 · Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil

24

Daftar Pustaka

[1] Reny Oktaviana. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar Metode

Resitasi Dengan Metode Pembelajaran

Konvensional Siswa Kelas XII IPS. Universitas Tanjungpura

Pontianak (djamarah,2006:97)

[2] Sadiman, Arif dkk. 2002.

Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.

Jakarta: Raja Grafindo Persada

[3] Agustin Patmaningrum. 2013. Penggunaan Metode Think Talk Write (TTW) pada

Mahasiswa STKIP PGRI nganjuk Mata Kuliah Progam linier. http://jurnal-

online.um.ac.id. (Huinker & Laughlin (1996: 82))

[4] Ni’mah, Bidayatun. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui

Strategi Think Talk Write Siswa Kelas 5 SDN Ngemplak Kidul 03 Pati Semester Satu

Tahun Pelajaran 2013/2014. Uksw

[5] Wiadnyana , I Wayan Puspa. 2013.

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar.

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja

[6] Imama Wahidah. 2012. Penerapan Strategi Think talk Write(TTW) Untuk

meningkatkan Hasil Belajar matematika siswa Kelas VII SMP BRAWIJAYA SMART

SCHOOL (BSS). Universitas Negeri Malang. http://jurnal-online.um.ac.id/. (Ansari,

2003:36)

[7] Diah Ayu Kurniasih. 2010. Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Think Talk

Write Terhadap Prestasi Pembelajaran Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan

Soal cerita Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa Pada Siswa Jurusan Bisnis

Manajemen kota madya Surakarta tahun Ajaran 2008/2009. Universitas Sebelas Maret

Surakarta. http://core.ac.uk/

[8] Drs. S. Margono. 2009. Metetodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

[9] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &

D, Bandung: Alfabeta.

[10] Sari, Denis, Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 2 SMA

Negeri 1 Turen pada Pokok Bahasan Turunan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe

teams Games Turnament (TGT)” Jurnal Pendidikan.