diagnosis widal

10
EBM CRITICAL APPRAISAL “ PERBANDINGAN ANTARA TES WIDAL DAN UJI SEROLOGI ELISA DALAM MENDIAGNOSIS DEMAM TIFOID” Disusun oleh : Mellati Zastia Putri 1102011160 Dosen Pembimbing : dr. Arroyan, Sp.THT

Upload: mella-zastia-putri

Post on 28-Sep-2015

264 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

perbandingan diagnosis tifoid

TRANSCRIPT

[Type text][Type text][Type text]

EBMCRITICAL APPRAISAL

PERBANDINGAN ANTARA TES WIDAL DAN UJI SEROLOGI ELISA DALAM MENDIAGNOSIS DEMAM TIFOID

Disusun oleh :Mellati Zastia Putri1102011160

Dosen Pembimbing :dr. Arroyan, Sp.THT

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS YARSI2014/2015

SKENARIO

Anak laki-laki, berusia 10 tahun, dibawa ke dokter anak oleh Ibunya dikarenakan mengalami keluhan demam yang naik turun sejak 4 hari yang lalu, keluhan disertai dengan mual ,muntah dan nyeri pada bagian abdomen. Menurut keterangan Ibunya, Riko gemar jajan dipinggir jalan sehabis pulang sekolah. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, terdapat selaput putih pada lidah pasien. Hasil diagnosis sementara dokter mengatakan bahwa pasien mengalami demam tifoid. Untuk memastikan diagnosis, dokter memberikan pilihan kepada pasien untuk melakukan tes widal atau uji serologi ELISA.

FOREGROUND QUESTIONManakah pemeriksaan penunjang yang lebih baik dalam mendiagnosis demam tifoid antara tes widal dan ELISA ?

PICOP (patience) : Anak laki-laki dengan demam tifoidI (intervention) : Uji serologi ELISAC (comparison) : Tes WidalO (outcome) : Uji serologi ELISA lebih baik dalam mendiagnosis demam tifoid dibandingkan pemeriksaan tes widal

TYPE OF QUESTIONDiagnosis

PENCARIAN BUKTI ILMIAHAlamat website: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/Kata kunci: Typhoid AND widal AND ELISALimitasi: januari 2009 November 2014HasilPencarian: 2

DIPILIH ARTIKEL BERJUDULFadeel et al (2011). Evaluation of a newly developed ELISA against Widal, TUBEX-TF and Typhidot for typhoid fever surveillance. Infect Dev Ctries; 5(3): 169-175.

REVIEW JURNALIntroductionDemam tifoid merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.. Diagnosis Laboratorium demam tifoid biasanya dilakukan dengan kultur bakteri , yang dianggap sebagai Gold standart untuk diagnosis , atau deteksi antibodi serum menggunakan uji Widal , yang saat ini merupakan metode serologi standar untuk diagnosis tifus. Namun, kedua metode tersebut memakan waktu dengan sensitivitas dan spesifisitas yang relatif rendah, dan metode kultur memerlukan fasilitas laboratorium dasar. Tes diagnostik yang akurat dalam studi surveilans penyakit semakin dibutuhkan dalam menentukan manajemen klinis , pencegahan penyakit , dan strategi pengendalian infeksi. Menanggapi kebutuhan ini , ELISA dikembangkan untuk diagnosis demam tifoid akut. Kinerja ELISA ini dievaluasi terhadap kultur bakteri , tes Widal , dan tes serologi commercial- tersedia , Tubex - TF dan Typhidot ( IgG dan IgM ) .

Methods Pasien dan spesimenPasien dengan penyakit demam akut ( AFI ), yang terdaftar dalam penelitian surveilans antara Juni 2003 dan Mei 2007. Kriteria didasarkan pada definisi kasus AFI standar rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia : setiap individu dengan demam yang berlangsung selama setidaknya dua hari atau suhu tentang penerimaan 38,5 C ; usia 4 tahun tanpa penyebab diidentifikasi demam , Ulasan seperti diare atau pneumonia ; atau secara klinis diduga menderita demam tifoid atau brucellosis. Sampel darah dikumpulkan dan dikirim ke US Naval Medical Research Unit No. 3 . Sebanyak 2.897 sampel serum yang dikumpulkan kemudian dibagi menjadi tiga kelompok : typhoid- positif ( n = 332 ) , tifoid - negatif ( n = 2525 ) dan kontrol yang sehat ( n = 40 ) .

Metode laboratoriumKultur darah dilakukan dengan menggunakan media kultur BACTEC ( Beckton - Dickenson , Cockeysville ,MD , USA ). Widal tube agglutination ( TA ) test dilakukan untuk semua kasus yang terdaftar dalam penelitian sesuai dengan petunjuk pabrik. Titer aglutinasi > 320 dianggap positif. Uji serologis Tubex - TF dan Typhidot dilakukan sesuai dengan rekomendasi produsen . Metode serologi lain yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ELISA digunakan untuk diagnosis brucellosis, rickettsiosis dan leptospirosis.

ResultMenggunakan serum dari pasien kultur positif , uji serologi Total Ig ELISA menunjukkan peningkatan sensitivitas (93%) dibandingkan dengan tes Widal (71%). Serologi ELISA mendeteksi 75% sampel positif tifoid dari yang tidak tereteksi oleh tes Widal. Data menunjukan Spesifisitas uji serologi total Ig ELISA (96%) lebih unggul dibandingkan tes Widal (76%). Sedangkan jika dibandingkan dengan uji serologi lain seperti TUBEX-TF dan Typhidot, total Ig ELISA menunjukan sensitifitas paling tinggi yaitu 93%. Uji serologi total Ig ELISA relatif lebih mudah, cepat dan hemat biaya, serta mampu menguji hingga 200 sampel dalam satu waktu. Interpretasi hasil total Ig ELISA lebih baik dari uji serologi lain dikarenakan tidak membutuhkan penilaian subjektif.ConclusionDemam tifoid terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia . Meskipun tes diagnostik klinis saat ini seperti Widal , Tubex - TF dan Typhidot lebih cocok dan nyaman dibandingkan ELISA untuk pengujian dalam skala kecil , namun ELISA lebih efektif dan unggul dalam studi surveilans rutin atau investigasi wabah di mana nilai Throughput sangat penting . Studi ini menunjukkan perkembangan total Ig ELISA , dengan tingkat sensitivitas dan spesifisitas tes yang lebih unggul , lebih cepat dan lebih hemat biaya dalam pengujian sejumlah besar sampel.

I. APAKAH HASIL DALAM ARTIKEL INI VALID?A. PETUNJUK PRIMER1. Adakah perbandingan secara independen dan blind terhadap standar rujukan ?

2. Apakah sampel pasien mencakup seluruh spectrum yang sesuai dengan setting praktek klinis dimana uji diagnostic tersebut akan diaplikasikan?

B. PETUNJUK SEKUNDER1. Apakah hasil tes yang sedang dievaluasi mempengaruhi keputusan untuk menjalankan standar rujukan?

2. Apakah metoda untuk melaksanakan tes tersebut dideskripsikan cukup rinci untuk dapat dilakukan replikasi?

II. APAKAH HASIL PENELITIAN?

1. Apakah likelihood rasio, sensitivity, dan specificity hasil tes atau data yang dibutuhkan untuk perhitungannya ditampilkan?

LR+ = = = = 23,25LR- = = = = 0,07

III. APAKAH HASIL PENELITIAN AKAN MEMBANTU TATALAKSANA PASIEN SAYA?

1. Apakah reprodusibilitas dan interpretasi hasil tes memuaskan untuk setting saya?YA2. Apakah hasilnya dapat diaplikasikan pada pasien saya?YA3. Apakah hasil tersebut akan mengubah tatalaksana saya?YA4. Apakah pasien menjadi lebih baik bila menggunakan hasil tes?YA

7