diagnosis gangguan perkembangan pervasif.pdf

32
QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 0 DAFTAR ISI Early Infantile Autism………………………………………………………………………1 Sindrom Asperger…………………………………………………………………………..11 Gangguan Rett………………………………………………………………………………...16 Gangguan Disintegratif Masa Anak-Anak…………………………………………17 Gangguan ADHD………………………………………………………………………………18 Gangguan Retardasi Mental…………………………………………………………….21 Celebral Palsy…………………………………………………………………………………23 Speech Delay……………………………………………………………………………………24 Metode ABA…………………………………………………………………………………….27

Upload: stevent-woriassy

Post on 13-Aug-2015

632 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 0

DAFTAR ISI

Early Infantile Autism………………………………………………………………………1

Sindrom Asperger…………………………………………………………………………..11

Gangguan Rett………………………………………………………………………………...16

Gangguan Disintegratif Masa Anak-Anak…………………………………………17

Gangguan ADHD………………………………………………………………………………18

Gangguan Retardasi Mental…………………………………………………………….21

Celebral Palsy…………………………………………………………………………………23

Speech Delay……………………………………………………………………………………24

Metode ABA…………………………………………………………………………………….27

Page 2: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 1

PEDOMAN DIAGNOSIS: 1

EARLY INFANTILE AUTISM

“Seorang anak berlari-lari dengan riangnya kesana kemari. Dengan

wajah ceria ia bolak-balik mematikan kenop lampu yang ada di ruangan

rumahnya. Teriakan dan larangan ibunya sama sekali tidak dihiraukannya,

seakan-akan ia tidak mendengar suara panik sang ibu yang takut terjadi

sesuatu pada anaknya. Beberapa menit kemudian ketika “jingle” sebuah iklan

muncul di TV, tiba-tiba ia menghentikan kegiatannya dan berlari kearah TV

serta mendengarkan dengan seksama “jingle iklan“ tersebut. Sesaat iklan

tersebut berakhir, ia kembali berlari-lari dengan tangan yang berkali-kali

dihentakkan ke bawah disertai kata-kata atau suara yang hanya ia sendiri

dapat mengerti.

Gejala-gejala seperti ilustrasi diatas belakangan banyak terjadi pada

anak usia 2-4 tahun. Autis adalah salah satu dari kesekian gangguan

perkembangan yang prevalensinya semakin meningkat belakangan ini. Dari

1:5000 anak pada tahun 1943 saat Leo Kanner memperkenalkan istilah

autisme menjadi 1:100 ditahun 2001 (Nakita, 2002).

PENGERTIAN AUTISME

Autisme berasal dari kata “autos” yang berarti segala sesuatu yang

mengarah pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum (1982), autisme

berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata

lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri daripada

melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

penderita autisme sering disebut orang yang hidup di “alamnya” sendiri.

Dulu anak-anak yang mengalami gangguan ini telah dideskripsikan dalam

berbagai istilah seperti chilhood schizophrenia (Bleuer), sedangkan

Margareth Mahler (1952) menyebutnya dengan symbiotic psychotic children

dengan gejala-gejala tidak dapat mengembangkan self-object differentiation.

Belakangan istilah psikosis cenderung dihilangkan dan dalam Diagnostic and

Page 3: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 2

Statistical Maunal of Mental Disorder edisi IV (DSM-IV) Autisme digolongkan

sebagai gangguan perkembangan pervasif (pervasive developmental dis-

orders), secara khas gangguan yang termasuk dalam kategori ini ditandai

dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang

meliputi perkembangan keterampilan sosial dan bahasa, seperti perhatian,

persepsi, daya nilai terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik.

Autisme atau autisme infantil (Early Infantile Autism) pertama kali

dikemukakan oleh Dr. Leo Kanner 1943 seorang psikiatris Amerika. Istilah

autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-

anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner (untuk

membedakan dengan sidrom Asperger atau autis Asperger). Ciri yang

menonjol pada sindrom Kanner antara lain ekspresi wajah yang kosong

seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang

lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi.

GEJALA-GEJALA YANG NAMPAK

Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun.

Pada sebagian anak gejala gangguan perkembangan ini sudah terlihat sejak

lahir. Chris Williams dan Barry Wright (2007) mengemukakan beberapa

simptom autistik yang mungkin sudah muncul diusia 18 bulan, seperti:

A. Tidak melakukan kontak mata.

B. Tidak merespon segera jika dipanggil nama.

C. Tampak berada “didunianya sendiri”.

D. Mengalami hambatan perkembangan bahasa.

E. Kehilangan kemampuan berbahasa.

F. Tidak menggunakan sikap tubuh.

G. Memegang tangan orang dewasa dan menaruhnya pada sesuatu yang

ingin dia buka.

H. Tidak memahami sikap tubuh orang lain.

I. Tidak bermain pura-pura.

Page 4: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 3

J. Lebih tertarik pada bagian-bagian permainan.

K. Menghabiskan banyak waktu untuk membariskan benda-benda.

L. Dan melakukan gerakan-gerakan tidak umum (ex. Jalan jinjit).

M. Memaksa membawa dua benda, satu disetiap tangan, seringkali dengan

bentuk dan warna sama.

Mengingat di Indonesia belum ada suatu alat tes yang baku untuk

mengetahui gangguan pada anak, maka untuk tujuan tersebut dapat

dilakukan dengan membandingkan perkembangan anak dengan indikator

perkembangan yang normal. Dibawah ini disajikan tabel perkembangan

motorik dan perkembangan bahasa pada anak normal.

Tabel 1:

Tahap Perkembangan Motorik Halus

Pada Anak Normal

VISUAL UMUR

Fiksasi pandangan Lahir

Mengikuti benda melalui garis tengah 2 bulan

Mengetahui adanya benda kecil 5 bulan

MOTORIK HALUS UMUR

Telapak tangan terbuka 3 bulan

Menyatukan kedua tangan 4 bulan

Memindahkan benda antara kedua tangan 5 bulan

Meraih unilateral (secara sepihak) 6 bulan

Pincer grasp imatur 9 bulan

Pincer grasp matur dengan jari 11 bulan

Melepaskan benda dengan sengaja 12 bulan

PEMECAHAN MASALAH UMUR

Memeriksa benda 7 -8 bulan

Melemparkan benda 9 bulan

Membuka penutup mainan 10 bulan

Meletakkan kubus dibawah gelas 11 bulan

MENGGAMBAR UMUR

Mencoret 12 bulan

Meniru membuat garis 15 bulan

Membuat garis spontan 18 bulan

Membuat garis horizontal dan vertikal 25 – 27 bulan

Meniru membuat lingkaran 30 bulan

Membuat lingkaran spontan tanpa melihat contoh 3 tahun

MELAKSANAKAN TUGAS UMUR

Page 5: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 4

Memasukkan biji kedalam botol 12 bulan

Melepaskan biji dengan meniru 14 bulan

Melepaskan biji spontan 16 bulan MENYUSUN KUBUS (Gunakan kubus dengan sisi 2.5 cm) UMUR

Menyusun 2 kubus 15 bulan

Menyusun 3 kubus 16 bulan

Kereta api dengan 4 kubus 2 tahun

Kereta api dengan cerobong asap 2.5 tahun

Jembatan dari 3 kubus 3 tahun

Pintu gerbang dari 5 kubus 4 tahun

Tangga dan dinding dari beberapa kubus tanpa melihat

contoh

6 tahun

MAKAN UMUR

Makan skuit yang dipegang 9 bulan

Minum dari gelas sendiri atau menggunakan sendok 12 bulan

BERPAKAIAN UMUR

Membuka baju sendiri 24 bulan

Memakai baju 36 bulan

Membuka kancing 36 bulan

Memasang kancing 48 bulan

Mengikatkan tali sepatu 60 bulan

Tabel 2:

Tahap Perkembangan Bahasa

Pada Anak Normal

RESEPTIF UMUR

Bereaksi terhadap suara Lahir

Tersenyum sosial 5 minggu

Orientasi terhadap suara 4 bulan

Mengerti perintah tidak boleh 8 bulan

Mengerti perintah tanpa mimik 14 bulan

Menunjuk 5 bagian tubuh yang disebutkan 8 bulan

Menoleh kepada suara bel

Fase 1 (5 bulan),

fase 2 (7 bulan),

fase 3 (9 bulan)

Mengerti perintah ditambah mimik 11 bulan

EKSPRESIF UMUR

Ooo-ooo 6 minggu

Guu, guuu 3 bulan

a-guuu, a-guuu 4 bulan

Mengoceh 4-6 bulan

Page 6: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 5

Dadadada (menggumam) 6 bulan

Da-da tanpa arti, Ma-ma tanpa arti 8 bulan

Dada 10 bulan

Mama & kata pertama selain mama 11 bulan

Kata kedua 12 bulan

Kata ketiga 13 bulan

4 – 6 kata 15 bulan

7 – 20 kata 17 bulan

Kalimat pendek 2 kata 21 bulan

50 kata & kalimat terdiri dari 3 kata 3 tahun

Kalimat terdiri dari 4 -5 kata, bercerita, menanyakan arti

suatu kata, menghitung sampai 20 4 tahun

Secara umum ada beberapa gejala autisme yang akan tampak semakin

jelas saat anak telah mencapai usia 3 tahun, yaitu:

A. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun non verbal seperti

terlambat bicara, mengeluarkan kata-kata dalam bahasanya sendiri yang

tidak dapat dimengerti, echolalia, sering meniru dan mengulang kata

tanpa dimengerti maknanya, dan seterusnya.

B. Gangguan dalam bidang interaksi sosial, seperti menghindari kontak

mata, tidak melihat jika dipanggil, menolak untuk dipeluk, lebih suka

bermain sendiri, dan seterusnya.

C. Gangguan pada bidang perilaku yang terlihat dari adanya perilaku yang

berlebih (excessive) dan kekurangan (deficient) seperti impulsif,

hiperaktif, repetitif namun dilain waktu terkesan pandangan mata

kosong, melakukan permainan yang sama dan monoton .Kadang-kadang

ada kelekatan pada benda tertentu seperti gambar, karet, boneka dan

lain-lain yang dibawanya kemana-mana.

D. Gangguan pada bidang perasaan atau emosi, seperti kurangnya empati,

simpati, dan toleransi; kadang-kadang tertawa dan marah sendiri tanpa

sebab yang nyata dan sering mengamuk tanpa kendali bila tidak

mendapatkan apa yang ia inginkan.

Page 7: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 6

E. Gangguan dalam persepsi sensoris seperti mencium-cium dan menggigit

mainan atau benda, bila mendengar suara tertentu langsung menutup

telinga, tidak menyukai rabaan dan pelukan, dan sebagainya.

F. Gejala-gejala tersebut di atas tidak harus ada semuanya pada setiap anak

autisme, tergantung dari berat-ringannya gangguan yang diderita anak.

KRITERIA DIAGNOSTIK

Autistik (Autistic Disorder) berbeda dengan gangguan Rett (Rett’s

Disorder), gangguan disintegatif masa anak (Childhood Disintegrative

Disorder) dan gangguan Asperger (Asperger’s Disorder). Secara detail,

menurut DSM IV, kriteria gangguan autistik adalah sebagai berikut:

A. Harus ada total 6 gejala dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari

(1) dan masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3):

1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang termanifestasi

dalam sedikitnya 2 dari beberapa gejala berikut ini:

a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku non-verbal, seperti

kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tangan dalam

interaksi sosial.

b. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman

sebaya sesuai dengan tingkat perkembangannya.

c. Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empati

dengan orang lain.

d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang

timbal balik.

2. Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1

dari gejala berikut ini:

a. Perkembangan bahasa lisan (bicara) terlambat atau sama sekali

tidak berkembang dan anak tidak mencari jalan untuk

berkomunikasi secara non-verbal.

Page 8: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 7

b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak digunakan untuk

berkomunikasi.

c. Sering menggunakan bahasa yang aneh, stereotype dan berulang-

ulang.

d. Kurang mampu bermain imajinatif (make believe play) atau

permainan imitasi sosial lainnya sesuai dengan taraf

perkembangannya.

3. Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang.

Minimal harus ada 1 dari gejala berikut ini:

a. Preokupasi terhadap satu atau lebih kegiatan dengan fokus dan

intensitas yang abnormal atau berlebihan.

b. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik atau rutinitas

c. Gerakan-gerakan fisik yang aneh dan berulang-ulang seperti

menggerak-gerakkan tangan, bertepuk tangan, menggerakkan

tubuh.

d. Sikap tertarik yang sangat kuat atau preokupasi dengan bagian-

bagian tertentu dari obyek.

B. Keterlambatan atau abnormalitas muncul sebelum usia 3 tahun minimal

pada salah satu bidang (1) interaksi sosial, (2) kemampuan bahasa dan

komunikasi, (3) cara bermain simbolik dan imajinatif.

C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa

Anak.

PEDOMAN DALAM MELAKUKAN OBSERVASI UNTUK KEPERLUAN

DIAGNOSIS ANAK DENGAN GANGGUAN AUTIS.

Ada beberapa gejala yang harus diperhatikan sebagai pedoman dalam

melakukan diagnosis, sebagai berikut:

A. Kemungkinan simptom atau gejala diusia 3-5 tahun

1. Tidak melakukan kontak mata dengan baik.

2. Tidak tertarik dengan orang lain dan lebih suka bermain sendirian.

Page 9: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 8

3. Menunjukka respon yang tidak biasa yang mengganggu orang lain.

4. Menggunakan bahasa yang berbeda dengan anak-anak lain (sangat

sedikit berbahasa, berbahasa dengan baik tapi diulang-ulang,

mengulangi kata-kata dari film, video atau program TV, ekolalia, sulit

mengerti perkataan orang lain.

5. Punya sedikit atau tidak tertarik dengan permainan imajinasi.

6. Tidak tertarik bergabung dalam permainan kelompok.

7. Sangat terpaku pada beberapa permainan atau permainan tertentu.

8. Perilaku sangat rutinitas.

9. Membuat gerakan tidak biasa seperti berputar atau berayun.

10. Sangat senditif dengan suara

11. Sangat sensitif dengan bau-bauan.

12. Sangat sensitif dengan sentuhan.

B. Kemungkinan simptom atau gejala diusia 6 – 11 tahun

1. Melakukan kontak mata yang buruk.

2. Tidak suka menggunakan sikap seperti menunjuk, memberi tanda,

melambai.

3. Tidak punya teman sebaya.

4. Tidak menunjukkan pekerjaannya kepada guru meskipun diminta.

5. Lebih sulit berbagi dengan anak-anak lain.

6. Sulit untuk saling bergantian, dan selalu ingin menjadi yang pertama.

7. Tampak tidak peduli dengan perasaan anak-anak lain.

8. Mengatakan hal yang sama berulang-ulang.

9. Tidak ingin dan tidak menikmati permainan berpura-pura.

10. Tidak mudah berbicara dengannya, tentang apa yang ingin anda

bicarakan.

11. Bicara dengan cara yang tidak biasa (intonasi).

12. Ingin bermain dengan benda yang sama selama periode waktu yang

panjang.

Page 10: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 9

13. Mengepakkan tangannya atau membuat gerakan aneh saat kesal atau

bersemangat.

C. Kemungkinan simptom atau gejala diusia 12 – 17 tahun

1. Sulit membuat kontak mata.

2. Membuat ekspresi wajah yang datar atau tidak biasa.

3. Sulit memiliki atau mempertahankan teman.

4. Menunjukkan pemahaman buruk atas kebutuhan orang lain dalam

pembicaraan.

5. Mengalami kesulitan memperkirakan apa yang orang lain pikirkan.

6. Menunjukkan sikap yang tidak dapat diterima secara sosial.

7. Menunjukkan kebutuhan obsesif atau rutinitas.

8. Menunjukkan sikap kompulsif.

PENYEBAB AUTISME

Sampai dengan saat ini belum ada ketentuan yang pasti tentang

penyebab gangguan autism ini, ada beberapa anggapan sebagai berikut:

A. Teori Psikoanalitik (efrigerator mother). Menurut teori ini, Autism

disebabkan pengasuhan ibu yang tidak hangat (Bruno Bettelheim).

B. Teori berpandangn kognitif (Theory of Mind). Menurut teori ini, Autis

disebabkan ketidak mampuan membaca pikiran orang lain

“mindblindness” (Baron-Ohen, Alan Leslie).

C. Autisme sebagai gejala neurologis atau gangguan Neuro-Anatomi dan

Bio-Kimiawi Otak. Menurut penelitian yang ada, 43% dari penyandang

autism mempunyai kelainan yang khas didalam lobus parientalisnya

(menyebabkan keterbatasan perhatian terhadap lingkungan), menurut

Eric Courchesne dari Department of Neurososciences, School of

Medicine, University of California, SanDiego, para penyandang autisme

memiliki cerebellum yang lebih kecil (bertanggung jawab terhadap

proses sensori, daya ingat, berpikir, bahasa, dan perhatian).

D. Teori Biologi, Menurut teori ini, Autis disebabkan oleh Faktor genetik.

E. Teori Imunologi, Menurut teori ini, Autis disebabkan oleh infeksi virus.

Page 11: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 10

BEBERAPA GANGGUAN YANG MENYERTAI AUTIS

A. Gangguan sulit tidur dan makan.

B. Gangguan afek dan mood.

C. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

D. Gangguan kejang (10 – 25 %).

E. Kondisi fisik yang khas (anak autis 2 -7 tahun lebih pendek dibanding

anak seusianya).

PENGGOLONGAN AUTISM

A. Autism (autisme masa anak-anak).

B. Autisme atipikal atau Pervasive Develompmental Disorder-Not Otherwise

Specified atau PDD-NOS (Diagnosis ini dibuat jika anak tidak memenuhi

semua kriteria untuk diagnosis autis dan asperger, tapi ada kecacatan

parah dan menetap di area yang dipengaruhi ASD.

C. High Functioning Autism (Autisme dengan IQ tinggi).

D. Low Functioning Autism (Autisme dengan IQ rendah).

PENANGANAN

Autisme adalah gangguan yang tidak bisa disembuhkan (not curable),

namun bisa diterapi (treatable). Maksudnya kelainan yang terjadi pada otak

tidak bisa diperbaiki namun gejala-gejala yang ada dapat dikurangi

semaksimal mungkin sehingga anak tersebut nantinya bisa berbaur dengan

anakanak lain secara normal. (Wenar, 1994)

Keberhasilan terapi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

A. Berat ringannya gejala atau berat ringannya kelainan otak.

B. Usia, diagnosis dini sangat penting oleh karena semakin muda umur anak

saat dimulainya terapi semakin besar kemungkinan untuk berhasil.

C. Kecerdasan, makin cerdas anak tersebut makin baik prognosisnya

D. Bicara dan bahasa, 20 % penyandang autis tidak mampu berbicara

seumur hidup, sedangkan sisanya mempunyai kemampuan bicara

Page 12: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 11

dengan kefasihan yang berbeda-beda. Mereka dengan kemampuan

bicara yang baik mempunyai prognosis yang lebih baik.

E. Terapi yang intensif dan terpadu.

TERAPI YANG TERPADU

Penanganan atau intervensi terapi pada penyandang autisme harus

dilakukan dengan intensif dan terpadu. Terapi secara formal sebaiknya

dilakukan antara 4-8 jam sehari. Selain itu seluruh keluarga harus terlibat

untuk memacu komunikasidengan anak. Penanganan penyandang autisme

memerlukan kerjasama tim yang terpadu yang berasal dari berbagai disiplin

ilmu antara lain psikiater, psikologneurolog, dokter anak, terapis bicara dan

pendidik. Beberapa terapi yang harus dijalankan antara lain:

A. Terapi medikamentosa. Obat-obatan yang sering dipakai di Indonesia

adalah:

1. Vitamin (Efek samping: Hiperaktivitas, marah-marah, agresif, sulit

tidur dan lain sebagainya).

2. Obat-obatan untuk memperbaiki keseimbangan neorutransmitter

serotonin dan dopamin (Efek samping: Ngiler,ngantuk, kaku otot).

B. Terapi Wicara

C. Terapi Perilaku

D. Terapi Okupasi

E. Terapi Edukatif atau Pendidikan Khusus.

PEDOMAN DIAGNOSIS: 2

SINDROM ASPERGER

Sindrom Asperger pertama kali dijelaskan oleh seorang pediatri (ahli

kesehatan anak) dari Wina, Hans Asperger. Dalam tesis doktoral yang

dipublikasikan pada 1944, Hans Asperger menggambarkan empat anak laki-

laki yang tidak memiliki kemampuan berinteraksi, linguistik, dan kognitif. Ia

menggunakan istilah “Psikopati Autistik” untuk menjelaskan gejala ini. Baik

Page 13: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 12

Leo Kanner maupun Hans Asperger menggambarkan anak-anak tersebut

sebagai orang yang memiliki interaksi sosial yang sangat minim, kegagalan

berkomunikasi, dan perkembangan pada minat-minat khusus. Leo Kanner

menggambarkan anak-anak dengan ekspresi Autism yang lebih para,

sementara Hans Asperger menjelaskan anak-anak yang lebih memiliki

kecakapan. Adapun kriteria diagnostik gangguan Asperger menurut DSM-IV

adalah sebagai berikut:

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Asperger

A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan oleh

sekurangnya dua dari berikut:

1) Gangguan jelas dalam penggunaan perilaku non verbal multipel

seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik

untuk mengatur interaksi sosial.

2) Gagal untuk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang

sesuai menurut tingkan perkembangan.

3) Gangguan jelas dalam ekspresi kesenangan dalam kegembiraan

orang lain.

4) Tidak ada timbal balik sosial atau emosional.

B. Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan

stereotipik, seperti ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut:

1) Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan

terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.

2) Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau

ritual yang spesifik dan non fungsional.

3) Manerisme motorik stereotipik dan berulang (misalnya,

menjentikkan atau memuntirkan tangan atau jari, atau gerakan

kompleks seluruh tubuh).

4) Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda.

C. Gangguan menyebabkan ganggguan yang bermakna secara klinis dalam

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis

dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun,

frasa komunkatif digunakan pada usia 3 tahun).

E. Tidak terdapat keterlambatan yang bermakna secara klinis dalam

perkembangan kognitif atau dalam perkembangan keterampilan

menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia

(selain dalam interaksi sosial), dan keinginan tahuan tentang lingkungan

pada masa anak-anak.

Page 14: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 13

F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan perkembangan pervasif

spesifik atau skizofrenia.

Catatan: berbeda dengan autis infantil asperger baru dapat terdeteksi saat

umur 6 – 11 tahun.

SKALA ASPERGER (By M.S. Garnett and A.J. Attwood)

Kuesioner berikut ini di dibuat untuk mengidentifikasi perilaku dan

kemampuan dari Asperger Sindrom pada anak-anak usia sekolah dasar yang

merupakan saat dimana pola perilaku dan kemampuan mereka dapat dengan

jelas dapat diamati. Masing-masing pertanyaan berikut memiliki peringkat

skor dimulai dari angka nol (0) atau sama dengan tingkat rata-rata dari anak

normal: 0 =jarang (jrg), 6 = sering.

Kuesioner:

KEMAMPUAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

1. Apakah anak tersebut kurang memiliki pemahaman mengenai

bagaimana cara bermain dengan anak lain? Contohnya, tidak

menyadari akan adanya aturan permainan yang tak tertulis?

|0|1|2|3|4|5|6|

2. Jikalau sedang bebas bermain dengan anak lain, saat makan siang di

sekolah, apakah anak tersebut menolak melakukan kontak sosial

dengan anak lain? Misalnya, ia lebih suka memilih tempat yang sunyi

atau pergi ke ruang perpustakaan?

|0|1|2|3|4|5|6|

3. Apakah anak tersebut tampaknya tidak menyadari akan kebiasaan

sosial atau tata cara bertingkah laku lalu melakukan tindakan dan

memberikan komentar-komentar yang tidak pada tempatnya?

Contohnya, dia melontarkan suatu komentar pribadi kepada

seseorang, sedangkan dia sendiri tampaknya tidak sadar bahwa

ucapannya itu akan membuat orang lain marah?

|0|1|2|3|4|5|6|

4. Apakah anak tersebut biasanya mengharapkan orang lain mengerti

perasaan-perasaan, pengalaman dan pendapat-pendapat mereka?

Misalnya dia, tidak menyadari bahwa kita tidak dapat mengetahui

hal tersebut karena pada saat itu kita tidak berada disamping dia?.

|0|1|2|3|4|5|6|

Page 15: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 14

5. Apakah anak tersebut perlu selalu diyakinkan kembali, terutama

ketika ada perubahan atau jika terjadi sesuatu kesalahan?

|0|1|2|3|4|5|6|

6. Apakah anak tersebut tidak dapat mengekpresikan pengalaman-

pengalaman emosionalnya? Contohnya, anak tersebut memberikan

reaksi tertekan atau mengasihi yang tidak sesuai dengan suatu

situasi/keadaan ?

|0|1|2|3|4|5|6|

7. Apakah anak tersebut kurang memiliki kemampuan dalam

mengexpresikan emosinya?

|0|1|2|3|4|5|6|

8. Apakah anak tersebut tidak berminat untuk ikut serta dalam

pertandingan olah raga, permainan dan aktivitas lainnya?. Angka nol

(0) berarti anak tersebut menyukai pertandingan olah raga.

|0|1|2|3|4|5|6|

9. Apakah anak tersebut berbeda terhadap trend anak sekarang atau

tekanan teman? Angka nol (0) berarti bahwa anak tersebut tergila

gila trend. Contohnya, anak tidak menuruti trend mutakhir dalam

memilih mainan atau baju-baju?

|0|1|2|3|4|5|6|

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI

1. Apakah anak tersebut kurang menerima secara harafiah suatu

penjelasan dari suatu kritik? Misalnya ia menjadi bingung

mengartikan idiom seperti 'pull your socks up - berusahalah', atau

'looks can kill - pandangan yang mematikan' atau 'hop on the scales -

melompat lebih tinggi' ?

|0|1|2|3|4|5|6|

2. Apakah anak tersebut memiliki nada suara yang tidak biasa?

Misalnya, anak tersebut memiliki tekanan suara yang terdengar

asing di telinga atau suaranya membosankan, atau tidak ada tekanan

pada kata-kata kunci/utama?

|0|1|2|3|4|5|6|

3. Pada saat berbicara apakah anak tersebut cenderung jarang

memandang lawan bicaranya sebagaimana kita harapkan?

|0|1|2|3|4|5|6|

4. Apakah anak tersebut berbicara terlalu teliti atau memperlihatkan

pengetahuannya, misalnya cara berbicaranya terlalu formal atau

mirip kamus berjalan?

|0|1|2|3|4|5|6|

5. Apakah anak tersebut punya masalah dalam memperbaiki suatu

percakapan? Contohnya jika kebingungan mereka (perempuan atau

laki-laki) tidak meminta penjelasan namun hanya beralih pada suatu

Page 16: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 15

topik yang mereka kenal atau perlu waktu lama untuk mencari

jawabannya.

|0|1|2|3|4|5|6|

KEMAMPUAN PENGENALAN/KOGNITIF

1. Apakah anak tersebut membaca buku khusus untuk mencari

informasi, dan tidak tertarik pada bacaan fiksi? Misalnya anak

tersebut gemar membaca buku ensiklopedi atau buku ilmu

pengetahuan, namun tidak senang dengan buku cerita tentang

petualangan.

|0|1|2|3|4|5|6|

2. Apakah anak tersebut memiliki daya ingat yang kuat mengenai

sesuatu kejadian atau fakta? Misalnya mampu mengingat nomor plat

mobil milik tetangga yang dilihatnya beberapa tahun lalu, atau

dengan mudah dapat mengingat kembali suatu kejadian beberapa

tahun yang lalu.

|0|1|2|3|4|5|6|

3. Apakah anak tersebut kurang memiliki imajinasi sosial, misalnya

tidak mengikut sertakan anak-anak lain dalam permainan

imajinasinya atau dia menjadi bingung ketika ikut serta dalam

permainan berpura-pura dengan anak lain.

|0|1|2|3|4|5|6|

MINAT KHUSUS

1. Apakah anak tersebut merasa kagum pada suatu topik khusus dan

kemudian gemar mengumpulkan informasi atau statistik mengenai

topik tersebut? Misalnya anak tersebut berubah menjadi ensiklopedi

berjalan, punya pengetahuan mengenai kendaraan, peta-peta

ataupun table liga sepak bola.

|0|1|2|3|4|5|6|

2. Apakah anak tersebut menjadi marah atau kecewa berlebihan

karena adanya suatu perubahan dari keadaan biasanya, atau terjadi

perubahan di luar harapannya? Misalnya: dia kesal jika pergi ke

sekolah melewati rute perjalanan yang lain dari biasanya.

|0|1|2|3|4|5|6|

3. Apakah anak tersebut mengerjakan (mengembangkan) suatu

rutinitas atau ritual yang harus diselesaikan? Umpamanya

menempatkan mainannya dengan sejajar sebelum pergi tidur.

|0|1|2|3|4|5|6|

Page 17: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 16

KELINCAHAN DALAM BERGERAK

1. Apakah anak tersebut memiliki koordinasi motorik yang lemah?

Misalnya kurang cepat menangkap bola.

|0|1|2|3|4|5|6|

2. Apakah anak tersebut berlari dengan cara yang aneh?

|0|1|2|3|4|5|6|

KARAKTER / SIFAT LAIN

Untuk bagian ini, beri tanda silang jika anak menunjukkan tanda-tanda yang

dapat memperlihatkan sifat mereka seperti dibawah ini:

a. Rasa takut yang tidak biasa karena:

o Bunyi yang wajar, misalnya ala-alat elektronik. [_]

o Sentuhan lembut dikulit atau kepala, [_]

o Menggunakan aksesori atau benda tertentu dalam berpakaian, [_]

o Suara berisik yang tiba-tiba,[_]

o Melihat sesuatu obyek/barang, [_]

o Kebisingan, berada di suatu tempat yang bising misalnya

supermarket [_]

b. Cenderung menepuk-nepuk atau bergoncang-goncang bila sedang dilanda

kegembiraan atau suatu kekesalan[_]

c. Kurang sensitif terhadap rasa sakit yang tidak terlalu parah. [_]

d. Lamban dalam menjawab pertanyaan [_]

e. Memperlihatkan mimik wajah yang aneh/lucu [_]

PEDOMAN DIAGNOSIS: 3

GANGGUAN RETT

Gangguan RETT dikenalkan oleh Andreas Rett (1965) untuk

menjelaskan perkembangan 22 anak perempuan yang mengalami

perkembangan normal selama sekurangnya enam bulan, diikuti oleh

pemburukan perkembangan yang menakutkan. Prevalensi kejadian antara

6–7 per 100.000 anak perempuan. Adapun kriteria diagnostik sindrom RETT

menurut DSM-IV adalah sebagai berikut:

Page 18: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 17

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Rett

A. Semua berikut:

1) Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya normal.

2) Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama lima

bulan pertama setelah lahir.

3) Lingkaran kepala yang normal saat lahir.

B. Onset semua berikut ini setelah periode perkembangan normal:

1) Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan.

2) Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang sebelumnya telah

dicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti perkembangan

gerakan tangan stereotipik (misalnya, memuntirkan tangan atau

mencuci tangan).

3) Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupun

seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian).

4) Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang

terkoordinasi secara buruk.

5) Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif

dengan retardasi psikomotor yang parah.

Catatan:

Yang membedakan gangguan Rett dengan Autis:

A. Pada gangguan autis penyimpangan perkembangan secara umum terjadi

sejak awal.

B. Pada gangguan Rett, gerakan tangan yang spesifik dan karakteristik

selalu ditemukan, sementara pada autis tidak.

C. Koordinasi yang buruk, ataxia dan apraxia banyak ditemukan pada

gangguan Rett.

D. Gangguan verbal biasanya hilang sama sekali.

E. Pada gangguan Rett kejang ditemukan sejak awal, sementara pada

gangguan autis biasanya sering terjadi pada masa remaja.

F. Adanya disorganisasi pernafasan.

PEDOMAN DIAGNOSIS: 4

GANGGUAN DISINTEGRATIF MASA ANAK-ANAK

Dikenal juga sebagai sindroma Heller dan psikosis disintegratif,

dijelaskan pertama kali pada tahun 1908. Prevalensi kejadian kira-kira 1

dari 100.000 anak laki-laki. Adapun kriteria diagnostik gangguan

disintegratif masa anak-anak seperti dijelaskan dalam DSM-IV adalah sebagai

berikut:

Page 19: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 18

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Disintegratif Masa Anak-Anak

A. Pertumbuhan yang tampaknya normal selama sekurangnya dua tahun

pertama setelah lahir seperti yang ditunjukkan oleh adanya komunikasi

verbal dan non verbal yang sesuai dengan usia, hubungan sosial,

permainan dan perilaku adaptif.

B. Kehilangan bermakna secara klinis keterampilan yang telah dicapai

sebelumnya (sebelum usia 10 tahun) dalam sekurangnya bidang berikut:

1) Bahasa ekspresif atau reseptif

2) Keterampilan sosial atau perilaku adaptif.

3) Pengendalian usus atau kandung kemih.

4) Bermain.

5) Keterampilan motorik.

C. Kelainan fungsi dalam sekurangnya dua bidang berikut:

1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial (misalnya, gangguan

dalam perilaku non verbal, gagal untuk mengembangkan hubungan

teman sebaya, tidak ada timbal balik sosial atau emosiaonal).

2) Gangguan kualitatif dalam komunikasi (misalnya, keterlambatan

atau tidak adanya bahasa ucapan, ketidak mampuan untuk memulai

atau mempertahankan suatu percakapan, pemakaian bahasa yang

stereotipik dan berulang, tidak adanya berbagai permainan

khayalan).

3) Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang dan

stereotipik, termasuk stereotipik dan manerisme motorik.

D. Gangguan tidak diterangkan lebih baik oleh gangguan perkembangan

pervasif spesifik lain atau oleh skizofrenia.

PEDOMAN DIAGNOSIS: 5

ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)

Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan anak untuk

memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang

perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak lain yang seusia,

Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif.

Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif,

perilaku, sosialisasi maupun komunikasi.

POLA PERHATIAN

A. Over Exklusif: anak hanya fokus pada suatu yang menarik perhatiannya

tanpa mempedulikan hal lain secara ekstrim (Autism).

Page 20: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 19

B. Perhatian mudah teralihkan & hanya mampu bertahan beberapa saat

saja oleh suatu rangsangan lain yang mungkin tidak adekuat (ADHD).

C. Hiperaktifitas: suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkat

tertentu ya menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya

pada dua tempat dan suasana yg berbeda.

PREVALENSI KEJADIAN

A. Sekitar 3 – 10 %, di Amerika sekitar 3 – 7 % sedang di Jerman, Canada &

Selandia Baru sekitar 5 – 10 %.

B. Di Indonesia angka kejadiannya masih belum pasti.

C. Prevalensi kejadian pada anak usia sekolah 3 – 5 % (DSM IV).

D. Secara epidemologis perbandingan antara anak laki-laki & perempuan

adalah 4:1

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan ADHD

A. KRITERIA A –MASING-MASING (1) ATAU (2)

(1) Inatensi: enam (atau lebih) gejala inatensi berikut ini telah menetap

selama sekurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan

tidak konsisten dengan tingkat perkembangan:

(a) Sering gagal memberikan perhatian terhadap perincian atau

melakukan kesalahan yang tidak berhati-hati dalam tugas sekolah,

pekerjaan atau aktivitas lain.

(b) Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap

tugas atau aktivitas permainan.

(c) Seringa tidak tampak mendengarkan jika berbicara langsung.

(d) Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas

sekolah, pekerjaan, atau kewajiban ditempat kerja (bukan karena

perilaku oposisional atau tidak mengerti instruksi).

(e) Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas.

(f) Sering menghindari, membenci, atau enggan untuk terlibat dalam

tugas yang memerlukan usaha mental yang lama (seperti tugas

sekolah atau pekerjaan rumah).

(g) Sering menghindari hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktivitas

(misalnya, tugas sekolah, pensil, buku atau peralatan).

(h) Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuli luar.

(i) Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari.

(2) Hiperaktivitas-Impulsivitas: enam (atau lebih) gejala Hiperaktivitas-

Page 21: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 20

Impulsivitas berikut ini telah menetap selama sekurangnya enam bulan

sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat

perkembangan:

Hiperaktivitas

(a) Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat-geliat di

tempat duduk.

(b) Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yang

mengharuskan tetap duduk.

(c) Sering berlari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang

tidak tepat (pada dewasa atau remaja mungkin terbatas pada

perasaan subjektif kegelisahan ).

(d) Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas

waktu luang secara tenang.

(e) Sering “siap siap pergi” atau bertindak seakan-akan “didorong oleh

sepeda motor”.

(f) Sering berbicara berlebihan.

Impulsivitas

(g) Sering menjawab tanpa pikir terhadap pertanyaan sebelum

pertanyaan selesai.

(h) Sering sulit menunggu gilirannya.

(i) Sering memutus atau mengganggu orang lain (memotong, masuk

kepercakapan atau permainan).

B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsiv atau inatentif yang menyebabkan

gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun.

C. Beberapa gangguan akibat gejala muncul pada dua atau lebih situasi

(misal, di sekolah dan di rumah).

D. Harus terdapat bukti jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis

dalam fungsi sosial, akademik atau fungsi pekerjaan.

E. Gejala tidak terjadi semata-mata selama gangguan perkembangan

pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan tidak diterangkan

lebih baik oleh gangguan mental lain (misal gangguan mood, gangguan

kecemasan, gangguan disosiatif, atau gangguan kepribadian).

FAKTOR PENYEBAB

A. Faktor genetik.

B. Adanya disfungsi sirkuit neuron diotak yang dipengaruhi dopamin

sebagai neurotransmitter pencetus gerakan & sebagai kontrol aktivitas

diri.

C. Kerusakan jaringan otak (brain demage).

D. Kerusakan susunan syaraf pusat.

Page 22: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 21

GANGGUAN YANG MENYERTAI

A. Gangguan belajar.

B. Depresi.

C. Kecemasan.

D. Kepribadian anti sosial.

E. Perilaku obsesif – kompulsif.

PEDOMAN DIAGNOSIS: 6

RETARDASI MENTAL (RM)

KRITERIA DIAGNOSTIK UNTUK RM

A. IQ kira-kira 70 atau kurang pada tes IQ (Individual).

B. Adanya defisit atau gangguan yang menyertai dalam fungsi adaptif

sekarang (yaitu: efektivitas orang tersebut untuk memenuhi standar-

standar yang dituntut menurut usianya dan kelompok kulturalnya) pada

sekurangnya dua bidang keterampilan berikut: komuikasi, merawat diri

sendiri, dirumah, keterampilan interpersonal, menggunakan sarana

masyarakat, mengarahkan diri sendiri, keteramplilan akademik

fungsional, pekerjaan, kesehatan, liburan dan keamanan.

C. Onset sebelum usia 18 tahun.

KLASIFIKASI RM

A. RM ringan: IQ 50-55 sampai kira-kira 70.

B. RM sedang: IQ 35-40 sampai 50-55.

C. RM berat: IQ 20-25 sampai 35-40.

D. RM sangat berat: IQ dibawah 20 atau 25.

Catatan: keparahan tidak ditentukan: jika terdapat kecurigaan kuat adanya

RM tetapi IQ pasien tidak dapat diuji oleh tes IQ baku.

Page 23: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 22

FAKTOR PENYEBAB

A. Faktor sosial ekonomi, genetik & lingkungan sosial.

B. Keruskan fisik otak.

C. Usia ibu hamil, radiasi, infeksi virus.

D. Phenylketunuria (PKU) atau gangguan metabolisme bawaan.

E. Kelainan Kromosom

1. Down Sindrom. Diagnosis: Hambatan bahasa, daya ingat,

keterampilan bina diri, memecahkan masalah (pada usia 30 tahun),

rata-rata IQ kurang dari 50 (penurunan terus terjadi mulai usia 1 s/d

30 tahun). Catatan: penderita down sindrom kebanyakan hidup tidak

lebih dari 40 tahun.

2. Sindrom X Rapuh. Fenotip: Kepala besar & Panjang, perawakan

pendek. Diagnosis: gangguan hiperaktivitas, gangguan belajar &

gangguan pervasif. Catatan: Fungsi Intelektual mulai menurun pada

periode pubertal.

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DENGAN RM

Derajad

RM

Usia Prasekolah

Maturasi & Perkembangan

Usia sekolah 6-20

Latihan & Pendidikan

Dewasa (21 & lebih)

Keadekuatan Sosial &

Kejuruan

Sangat

berat

Retardasi jelas; kapasitas berfungsi

yang minimal dalam bidang

sensorimotorik; memerlukan

perawatan; memerlukan bantuan &

pengawasan terus menerus.

Ada beberapa perkembangan

motorik; dapat berespon minimal

atau terbatas terhadap latihan

menolong diri sendiri.

Beberapa perkembangan

motorik dan bicara; dapat

mencapai perawatan diri yang

sangat terbatas; memerlukan

perawatan.

Berat

Perkembangan motorik yang miskin;

berbicara sedikit biasanya tidak

mampu belajar dari latihan menolong

diri sendiri; sedikit atau tidak

mempunyai keterampilan

komunuikasi.

Dapat berbicara atau belajar

berkomunikasi; dapat dilatih

dalam kebiasaan sehat dasar;

memperoleh manfaat dari latihan

kebiasaan sistematik; tidak

mampu memperoleh manfaat

dari latihan kejuruan.

Dapat bereperan sebagian

dalam pemeliharaan diri sendiri

dibawah pengawasan lengkap;

dapat mengembangkan

keterampilan melindungi diri

sendiri sampai tingkat minimal

yang berguna dalam lingkungan

yang terkendali.

Sedang

Dapat berbicara atau belajar untuk

berkomunikasi; kesadaran sosial yang

buruk; perkembangan motorik yang

cukup; mendapat manfaat dari

latihan menolong diri sendiri; dapat

ditangani dengan pengawasan

sedang.

Dapat memperoleh manfaat dari

latihan dalam keterampilan sosial

dan pekerjaan; tidak mungkin

berkembang lebih dari kelas dua

dalam subjek akademik; dapat

belajar pergi sendirian ditempat

yang dikenal.

Dapat bekerja sendiri dalam

pekerjaan yang tidak terlatih

dan setengah terlatih dibawah

kondisi terawasi; memerlukan

pengawasan dan bimbingan

jika berada dalam stress sosial

atau ekonomi ringan.

Page 24: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 23

Catatan: Yang membedakan anak RM dengan gejala perilaku dan Autis

adalah: 1. Anak RM biasanya berhubungan dengan orang tua atau anak-anak

lain dengan cara yang sesuai dengan umur mentalnya, 2. mereka

menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, 3. mereka

memiliki gangguan yang relatif tetap tanpa pembelahan fungsi.

PEDOMAN DIAGNOSIS: 7

CELEBRAL PALSY (WILLIAM LITTLE 1960)

Celebral Palsy atau CP adalah penyakit yg mengenai pusat

pengendalian pergerakan tubuh karena terjadi perkembangan yg salah atau

adanya kerusakan pada area motorik otak sehingga mengganggu

kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur. Ditemukan oleh

william little (1860) untuk menjelaskan kesulitan anak dalam memegang

objek, merangkak dan berjalan pada beberapa tahun pertama. Kondisi

tersebut dulu disebut little deseases yg sekarang dikenal dengan spastic

diplegia. Merupakan salah satu penyakit yang mengenai pengendalian

pergerakan dan masuk dalam terminologi cerebral palsy (CP). Prevalensi

kejadiannya adalah 1.2 – 2.5 per 1000 anak usia dini , sedang khusus untuk

CP Kongenital derajad sedang – berat mencapai 1,2 per 1000 anak usia 3

tahun.

GEJALA-GEJALA GANGGUAN CP

A. Kesulitan Motorik Halus Ex. Menulis, Menggunting, keseimbangan dan

berjalan, atau.

Ringan

Dapat mengembangkan

keterampilan sosial dan komunikasi;

retardasi minimal dan bidang

sensorimotorik; sering tidak dapat

dibedakan dari normal sampai lebih

tua.

Dapat belajar keterampilan

akademik sampai kira-kira kelas

enam pada akhir usia remaja;

dapat dibimbing untuk

menyesuaikan diri dengan sosial.

Biasanya dapat mencapai

keterampilan sosial dan

kejuruan yang adekuat untuk

membiayai diri sendiri minimal

tetapi mungkin memerlukan

bantuan dan bimbingan jika

dibawah stress sosial atau

ekonomi yang tidak biasa.

Page 25: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 24

B. Gerakan involunter Ex. Sulit mengontrol gerakan menulis atau selalu

mengeluarkan air liur.

C. CP berat menyebabkan tidak dapat berjalan.

D. Penderita CP juga sering menderita penyakit lain, missal: Kejang dan

Retardasi mental.

KLASIFIKASI CP

A. CP SPASTIK (70-80 %): Otot mengalami kekakuan & secara permanen

akan menjadi kontraktur (monoplegi, diplegia, triplegia, Quadriplegia,

Hemiplegia).

B. CP ATETOIT: Gerakan menulis tidak terkontrol, menyeringai, selalu

mengeluarkan air liur.

C. CP ATAKSIT (5-10 % CP): Menunjukkan koordinasi yang buruk, missal:

Berjalan tidak seimbang, kesulitan melakukan gerakan cepat.

D. CP CAMPURAN

GANGGUAN YANG MENYERTAI

A. Gangguan Mental (1/3 dengan gangguan ringan, 1/3 dengan gangguan

berat&sedang, 1/3 normal).

B. Kejang.

C. Gangguan pertumbuhan.

D. Gangguan penglihatan & pendengaran.

E. Gangguan pada sensai & persepsi

PEDOMAN DIAGNOSIS: 8

SPEECH DELAY

Keterlambatan bicara adalah salah satu penyebab gangguan

perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Gangguan ini

semakin hari tampak semakin meningkat pesat. Beberapa laporan

menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 – 10%

pada anak sekolah.

Page 26: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 25

KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN SPEECH DELAY

Untuk mengetahui apakah anak mengalami ganggua keterlambatan

bicara atau tidak, perlu dilakukan observasi yang menyangkut beberapa

pertanyaan berikut, apakah anak sudah dapat melakukan hal-hal berikut:

A. Mengucapkan perulangan suku kata antara umur 12 – 15 bulan.

B. Mengerti kata-kata sederhana (seperti “tidak”) setelah umur 18 bulan.

C. Berbicara dengan kalimat pendek setelah mencapai umur sekitar 3

tahun.

D. Bercerita dengan cerita sederhana saat berumur 4 – 5 tahun.

E. Atau dengan melakukan perbandingan dengan tahapan perkembangan

bahasa pada anak normal.

PENYEBAB GANGGUAN SPEECH DELAY

A. Retardasi mental.

B. Gangguan pendengaran.

C. Gangguan bicara karena kelainan orang bicara. Kelainan ini meliputi

lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah),

kelainan bibir sumbing (palatoschizis atau cleft palate).

D. Gangguan berbahasa sentral. Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak

sanggupan untuk menggabungkan kemampuan pemecahan masalah

dengan kemampuan berbahasa yang selalu lebih rendah. Ia sering

menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya seperti pada

pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan belajar.

E. Deprivasi (tidak mendapat rangsangan yang baik dari lingkungan).

F. Bilingual (penggunaan dua bahasa dalam keluarga).

G. Keterlambatan fungsional. Dalam keadaan ini biasanya fungsi reseptif

sangat baik, dan anak hanya mengalami gangguan dalam fungsi

ekspresif: Cirikhasnya adalah anak tidak menunjukkan kelainan

neurologis lain.

Page 27: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 26

H. Mutisme selektif. Biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang

tidak mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila

ada orang tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya mau bicara pada orang

tertentu, biasanya anak yang lebih tua. Keadaan ini lebih banyak

dihubungkan dengan kelainan yang disebut sebagai neurosis atau

gangguan motivasi. Keadaan ini juga ditemukan pada anak dengan

gangguan komunikasi sentral dengan intelegensi yang normal atau

sedikit rendah.

I. Celebral Palsy.

J. Autisme.

Page 28: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 27

METODE APPLIED BEHAVIORAL ANALISYS (ABA)

SEJARAH

Dikembangkan oleh Ivar Lovaas berdasar pada:

1. Teori Operant Conditioning (Burrhus Frederic Skinner 1904 – 1990).

2. Skinner mengembangkan Operant Conditioning berdasar pada teori

Clasical Conditioning (Pavlop).

3. Berawal dari Behaviour Modification yang kemudian dikembangkan

menjadi Pedagogical Approach.

4. Loovas menggunakan pendekatan ini sejak tahun 1964 untuk menangani

anak Autis.

DASAR-DASAR TEORI LOVAAS

1. Berdasar pada Behaviour Modification atau Discrete Trial Training.

2. Menggunakan urutan ABC (Antecedent, Behaviour, Consequence berupa

Reinforcer).

3. Prompt (Fisik, Model, Verbal, Gestural, Posisional).

4. Menekankan pada Kepatuhan, Kontak Mata dan Konsentrasi.

PROSEDUR PENGAJARAN ABA

A. Shaping

Suatu proses dimana secara bertahap kita memodifikasi perilaku anak

sesuai dengan yang kita kehendaki. Shaping biasanya dilakukan dengan

menyesuaikan persyaratan sebelum reinforcement diberikan. Contohnya, jika

anak belajar mengucapkan suatu kata, pada awalnya anak akan diminta

untuk memegang bendanya sebelum mendapatkan benda tersebut.

Kemudian, kita minta anak menirukan suara awal, suku kata dan akhirnya

keseluruhan kata.

Page 29: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 28

B. Chaining

Pada dasarnya chaining berarti bahwa skill dipecah-pecah menjadi

unit terkecil atau termudah dan diajarkan sedikit demi sedikit. Chaining ada

dua macam: forward atau backward, yang dipakai untuk mengajarkan suatu

skill baru.

C. Prompting

Bantuan yang diberikan oleh instruktur supaya anak dapat

memberikan respon yang benar. Salah satu perbedaan pokok antara

kebanyakan ABA tradisional dan model Verbal Behaviour Analisis (VB)

adalah penggunaan “errorless learning” pada model VB sedangkan pada

model ABA tradisional menggunakan prosedur “tidak, tidak, prompt”.

D. Fading

Ini adalah bagian yang paling kritikal dari mengajari anak, jangan

sampai anak menjadi tergantung pada prompt. Bentuk prompt apapun harus

berangsur-angsur dikurangi sesuai dengan kemampuan anak.

E. Differential Reinforcement

Reinforcement adalah bagian yang paling penting dari pengajaran.

Reinforcement adalah memberikan respon terhadap perilaku anak dan

respon tersebut dapat meningkatkan perilaku tersebut. Differential artinya

bahwa reinforcement tingkatnya berbeda-beda tergantung dari respon anak.

Tugas yang lebih sulit diberi reinforcer yang lebih ketimbang tugas yang

mudah. Reinforcer ini harus diganti-ganti secara sistematik supaya anak mau

memberikan respon yang sesuai dalam berbagai kondisi.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM MELAKUKAN

TERAPI DENGAN METODE ABA

A. Perilaku Autistik (exces atau deficit).

1. Exces : Tantrum, Stimulasi diri (hand-flapping, rocking, lining,

spinning), Self-abuse, Agresi.

Page 30: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 29

2. Deficit : Bicara (sedikit suara, meracau, membeo), Sosial (menganggap

orang sebagai suatu benda), Sensasi (disangka tuli), Bermain (putar

roda mobil-mobilan, Emosi tak sesuai (menjerit atau tertawa dengan

sedikit provokasi, hanya bengong saat dikelitiki).

B. Metode pengajaran.

1. Sistem one on-one.

2. Instruksi spesifik yang singkat, jelas, dan konsisten.

3. Awalnya perlu prompt + reinforcer.

4. Berulang-ulang sampai respon tanpa prompt.

5. Respon sederhana dikombinasikan dan divariasikan.

6. Membangun respons yang kompleks.

7. Kemudian dilakukan generalisasi secara bertahap.

a. Dimulai dari one on-one.

b. Kelompok kecil.

c. Kelompok besar.

C. Persiapa

1. Persiapan orang tua.

2. Persiapan Sarana (kamar khusus, 3 kursi, meja belajar, meja atau rak

2 buah untuk alat-alat/bahan/perlengkapan, lemari penyimpan

alat/bahan, lembar rencana pelajaran, lembar penilaian, alat-alat tulis

3. Persiapan Terapis.

D. Kurikulum

1. Mulai dengan sejumlah kecil.

a. Pilih 15 – 20 kegiatan dalam 3 – 6 bulan.

b. Mulai 3 – 5 kegiatan, tingkatkan bertahap.

1) Membiasakan anak.

2) Membiasakan terapis.

Page 31: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 30

2. Mula-mula meningkatkan reseptif atau kognitif.

3. Mengajarkan konsep-konsep.

4. Umumnya kegiatan bejalar selesai sekitar 2–3 jam (termasuk

istirahat).

5. Per satu tugas atau aktivitas selesai 2–5 menit.

6. Pada akhir dari setiap jam umumnya istirahat 15–20 menit.

7. Untuk makan kecil, bermain bebas, aktivitas lain (awalnya bebas,

kemudian sedapatnya terarah walau kurang terstruktur).

8. Istirahat bukan keharusan.

E. INSTRUKSI

1. Singkat – jelas – konsisten

2. Hanya sekali

3. Hemat kata – hemat gerakan

4. Bahasa indonesia yang baik dan benar

5. Suara netral (tegas, keras, bukan membentak).

6. Siklus pemberian instruksi

Instruksi #1: Tidak bisa “Tidak”

Instruksi #2: Tidak bisa “Tidak”

Instruksi #3+prompt imbalan

Page 32: DIAGNOSIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF.pdf

QUANTUM SPECIAL NEED TRAINING CENTER: PEDOMAN DIAGNOSIS 31

PUSTAKA ACUAN

Safira Triantoro. 2005. Autisme: Pemahaman Baru Untuk Hidup Bermakna

Bagi Orang Tua, Jakarta:Garaha Ilmu.

Attwood Tony. 2005. Sindrom Asperger. Jakarta:Serambi.

William Chris & Barry Wright. 2004. How to Live With Autism and Asperger

Syndrome. Jakarta:Dian Rakyat.

Hadis Abdul. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik.

Bandung:Alfabeta.

Maulana Mirza. 2007. Anak Autis. Yogyakarta:Kata Hati.

Yayasan Autisma Indonesia. 1998. Pelatihan Tata Laksana Perilaku Pada

Penyandang Autisme Masa Kanak. Jakarta.

Simposium Sehari. 1997. Gangguan Perkembangan Pada Anak.

Jakarta:Yayasan Autisma Indonesia.

Kaplan Harold & Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri jilid-2. Jakarta: Binarupa

Aksara.

Budiman Melly. 1998. Makalah Simposium. Pentingnya Diagnosis Dini dan

Penatalaksanaan Terpadu pada Autisme. Surabaya.

Gulo Dali. 1982. Kamus Psikologi. Bandung:Tonis.

Yusuf Elvi Andriani. 2007. Materi Perkuliahan Fakultas Psikologi. Autisme

Masa Kanak. Sumatera.

Tracy Vail dan Denise Freeman. 2006. Makalah. Verbal Behaviour Training

Manual. The Mariposa School for Autistic Children, North Carolina.

Ginanjar Adriana S. 2007. Disertasi. Memahami Spektrum Autistik Secara

Holistik. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Olson, James. 2003, Farmakologi, terjemahan oleh: Linda Chandranata,

Jakarta:Education.