diagnosa bandingan

4
Diagnosa Bandingan Terdapat beberapa gambaran serupa ADHD, diantaranya retardasi mental, mania, kegangguan anxiety dan kelainan conduksi. Mengenai diagnosis retardasi mental yang juga memiliki gangguan kemampuan adaptasi seperti pada ADHD, diagnosis retardasi mental harus didasarkan pada hasil tes IQ yang baru dapat dilakukan pada usia diatas 5 tahun 7, sedangkan pasien ini berusia di bawah 5 tahun. Sehingga, diagnosis retardasi mental dapat disingkirkan. Untuk diagnosis banding lainnya, yaitu mania, kedua gangguan berkongsi inti ciri seperti verbalisasi berlebihan hiperaktif motor, tingkat distraktibilitas yang tinggi. Diagnosis mania tergantung atas kesimpulan dari divisi pskiatrik, manakala pasien ini belum dirujuk kepada divisi psychiatric. Pasien dengan ADHD selalu bercomorbiditas dengan untuk gangguan konduksi. Pola perilaku yang berulang dan persisten di mana hak dasar orang lain atau norma atau aturan sosial utama yang sesuai dengan usia adalah dilanggar, dari segi ini, gangguan konduksi mirip dengan ADHD. Manakala gangguan pembelajaran yang tipe-tipe lain perlu dibandingi dengan ADHD supaya dapat disingkirkan, mungkin kerana anak tersebut tidak dapat membaca atau keterlambatan memahami dengan materi, oleh kerana itu sehingga, diagnosis gangguan yang lain dapat disingkirkan. Diagnose Dasar diagnosis yang digunakan di Amerika Utara adalah kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV ( DSM

Upload: vilasineeariharakumar

Post on 16-Feb-2016

228 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rhematik

TRANSCRIPT

Page 1: Diagnosa Bandingan

Diagnosa Bandingan

Terdapat beberapa gambaran serupa ADHD, diantaranya retardasi mental, mania ,

kegangguan anxiety dan kelainan conduksi. Mengenai diagnosis retardasi mental yang juga

memiliki gangguan kemampuan adaptasi seperti pada ADHD, diagnosis retardasi mental harus

didasarkan pada hasil tes IQ yang baru dapat dilakukan pada usia diatas 5 tahun7, sedangkan

pasien ini berusia di bawah 5 tahun. Sehingga, diagnosis retardasi mental dapat disingkirkan.

Untuk diagnosis banding lainnya, yaitu mania, kedua gangguan berkongsi inti ciri seperti

verbalisasi berlebihan hiperaktif motor, tingkat distraktibilitas yang tinggi. Diagnosis mania

tergantung atas kesimpulan dari divisi pskiatrik, manakala pasien ini belum dirujuk kepada divisi

psychiatric. Pasien dengan ADHD selalu bercomorbiditas dengan untuk gangguan konduksi.

Pola perilaku yang berulang dan persisten di mana hak dasar orang lain atau norma atau aturan

sosial utama yang sesuai dengan usia adalah dilanggar, dari segi ini, gangguan konduksi mirip

dengan ADHD. Manakala gangguan pembelajaran yang tipe-tipe lain perlu dibandingi dengan

ADHD supaya dapat disingkirkan, mungkin kerana anak tersebut tidak dapat membaca atau

keterlambatan memahami dengan materi, oleh kerana itu sehingga, diagnosis gangguan yang lain

dapat disingkirkan.

Diagnose

Dasar diagnosis yang digunakan di Amerika Utara adalah kriteria Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders IV ( DSM – V ) sedangkan negara- negara Eropa

menggunakan kriteria International Statistical Classification of Diseases Related Health

Problems 10 ( ICD-10). Lingkungan sosial, lingkungan sekolah dan tekanan akademik di sekolah

juga mempengaruhi diagnosis ADHD 3.DSM-V, dibahagikan kepada dua kategori, yaitu pertama

Tidak Dapat Memusatkan Perhatian dan kedua Hiperaktivitas dan Impulsivitas. Dari golongan

pertama yaitu,Tidak dapat memusatkan perhatian, enam (atau lebih) dari gejala-gejala tidak

dapat memusatkan perhatian yang menetap paling sedikit 6 bulan hingga tidak sesuai dengan

tingkat perkembangan. Manakala golongan kedua yaitu, Hiperaktivitas dan Impulsivitas, enam

(atau lebih) dari gejala-gejala hiperaktivitas - impulsivitas yang menetap paling sedikit 6 bulan

hingga mengganggu dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan perlu untuk menetapkan

diagnosis ADHD.

Page 2: Diagnosa Bandingan

Dalam ICD -10 tanda–tanda ADHD diberi nama dengan gangguan hiperkinetik. Jika juga

terdapat gangguan konduktif maka menjadi gangguan konduktif hiperkinetik. Gangguan-

gangguan tersebut diklasifikasikan dalam gangguan aktifitas dan perhatian.

Selanjutya, dilakukan, Tes perilaku (Denver II), Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Formulir Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH), Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE), sebagai instrument skrining to mendiagnosis pasien dengan ADHD. Berdasarkan Tes Denver adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Terdiri dari 125 tugas perkembangan. Perilaku sosial (Personal Social ) aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Aspek kedua yang dipantau adalah, Gerakan motorik halus (Fine Motor Adaptive ) aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Kategori ketiga adalah, Bahasa (Language ) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Keempat adalah, Gerakan motorik kasar (Gross motor) aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Pada pasien ini, perilaku social, nilaiya satu delayed and satu complete. Manakala pada kategori Motoric halus, nilainya satu complete dan lapan delayed, Bahasa adalah tiga complete dan sebelas delayed. Nilai pada motoric kasar adalah satu complete, nol delayed, dan kesannya Suspek ADHD.

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan pada anak umur 48 bulan adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Pada pasien ini bacaan terampil dengan Sembilan tidak mengkonklusi dengan kesan penyimpangan. Seterusnya pemeriksaan dengan Formulir deteksi Dini Gangguan Pemusatan dan Perhatian (GPPH) ataupun dikenali sebagai Conners Ratting Scale, hasil pemeriksaanya adalah dengan nilai 16, yaitu nilai lebih daripada 13 digolong dalam kemungkinan ADHD. Seterusnya, pemeriksaan Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMEE), hasil pemeriksaan ialah terdapat empat ya, dan lapan tidak, konklusi pemeriksaan KMEE adalah kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional.

Page 3: Diagnosa Bandingan

Penantalaksanaan

ADHD adalah gangguan yang kompleks dan tiap orang yang mengalami ADHD adalah

individu yang unik, maka cukup sulit untuk membuat rekomendasiyang dapat diaplikasikan

untuk semua anak. Sebuah kelas obat yang disebut psychostimulants atau stimulan telah

digunakan untuk secara efektif mengobati ADHD selama beberapa dekade . Obat-obatan ini

membantu mereka dengan ADHD untuk memusatkan pikiran mereka dan mengabaikan

gangguan . Obat stimulan yang efektif dalam 70 % sampai 80 % dari pasien. Namun, pada

pasien ini didiagnose dengan suspek ADHD dan restriksi umur yang masih muda dan belum

dirujuk ke divisi psikiatrik, medicamentosa atau terapi belum dianjurkan kepada pasien ini.