diabetes militus pada lansia
DESCRIPTION
dibetes militus pada lansiaTRANSCRIPT
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
1/62
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahanlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan
proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan
umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia merupakan
bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan
dialami oleh setiap indi!idu. Penuaan adalah normal dengan perubahan fisik
dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat
mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. "ni merupakan
suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobser!asidi dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. #alaupun hal itu
terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda di dalam parameter yang cukup
sempit proses tersebut tidak tertandingi.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar
tubuh. #alaupun demikian memang harus diakui bah$a ada berbagai
penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah
mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia de$asa misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot susunan saraf dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit dan terjadi juga pada sistem
pencernaan.
Pada tahap ini indi!idu mengalami banyak perubahan baik secara fisik
maupun mental khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan
kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
2/62
%
bagian dari proses penuaan yang normal seperti berkurangnya ketajaman
panca indera menurunnya daya tahan tubuh lebih mudah terkena konstipasi
merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. &elum lagi mereka
masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri kedudukan sosial serta
perpisahan dengan orang'orang yang dicintai.
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada
organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irre!ersibel
serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan $aktu. Proses alami
yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik psikologis maupun
sosial akan saling berinteraksi satu sama lain . Proses menua yang terjadi pada
lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu kelemahan
(impairment) keterbatasan fungsional (functional limitations)
ketidakmampuan (disability) dan keterhambatan (handicap) yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
Pada lansia mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun
mental khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang
pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses
penuaan yang normal seperti berkurangnya ketajaman panca indera
menurunnya daya tahan tubuh dan adanya inkontinensia baik urine maupun
tinja merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. &elum lagi mereka
masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri kedudukan sosial serta
perpisahan dengan orang'orang yang dicintai.
"nkontinensia urin merupakan salah satu manifestasi penyakit yang sering
ditemukan pada pasien geriatri. Diperkirakan pre!alensi inkontinensia urin
berkisar antara 1*+ usia lanjut di masyarakat dan %*'*+ pasien geriatri
yang dira$at di rumah sakit mengalami inkontinensia urin dan kemungkinan
bertambah berat inkontinensia urinnya %'*+ saat berumur ,'- tahun.
/etidakmampuan mengontrol pengeluaran urin atau inkontinensia jarang
dikeluhkan oleh pasien atau keluarga karena dianggap sesuatu yang biasa
malu atau tabu untuk diceritakan pada orang lain maupun pada dokter
dianggap sesuatu yang $ajar tidak perlu diobati. "nkontinensia urine bukan
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
3/62
penyakit tetapi merupakan gejala yang menimbulkan gangguan kesehatan
sosial psikologi serta dapat menurunkan kualitas hidup (0ochani %**%).
"nkontinensia urin yang dialami oleh pasien dapat menimbulkan dampak
yang merugikan pada pasien seperti gangguan kenyamanan karena pakaian
basah terus risiko terjadi dekubitus (luka pada daerah yang tertekan) dan
dapat menimbulkan rasa rendah diri pada pasien. "nkontinensia urin yang
tidak segera ditangani juga akan mempersulit rehabilitasi pengontrolan
keluarnya urin (ariyati %***).
Pengeluaran urin yang tidak biasa merupaka patogenesis dari penyakit
diabetes militus. Diabetes mellitus (DM) berasal dari kata 2unani diaba3nein
yang berarti 4tembus5 atau 4pancuran air5 dan dari kata 6atin mellitus yang
berarti 4rasa manis5.Di "ndonesia (dan 7egara berbahasa Melayu) lebih
dikenal sebagai kencing manis. Diabetes Mellitus adalah penyakit yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglisemia) yang terus'
menerus dan ber!ariasi terutama
8umber lain menyebutkan bah$a yang dimaksud dengan diabetes mellitus
adalahkeadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata ginjal dan pembuluh darah disertailesi pada membrane basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskopelektron.
8emua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi
pada tingka lanjut. iperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan
ketoasidosis. /omplikasi jangka lama termasuk penyakit kardio!askular
(risikoganda) kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis) kerusakan
retina yang dapat menyebabkan kebutaan serta kerusakan saraf yang dapat
menyebabkan impotensi dan ganggguan dengan risiko amputasi. /omplikasi
yang lebih serius lebih umum bila control kadar gula darah buruk. Penderita
diabetes memiliki kadar gula darah yang tinggi. "ni disebabkan karena
pancreas tidak dapat memproduksi insulin atau pun otot lemak dans el'sel hati
tidak merespon normal.
8ecara umum asupan gula dalam darah disimpan dalam hati.Di sini diolah
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
4/62
menjadi glikogen. 9ika tubuh memerlukan hati akan mengeluarkan dan
mengolah kembali menjadi glukosa. &agi orang normal sebanyak apapun
konsumsi gula tidak mengganggu organ tubuh. 7amun tidak demikian bagi
diabetesi. 9ika buang air kecil airnya agak kental dan terasa manis. "ni
dikarenakan banyaknya gula yang berada dalam darah.:ula tersebut
dibersihkan dan dikumpulkan dalam kandung kemih oleh ginjal.
I.2. Rumusan Masalah
&erdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara usia lanjut (lansia) dengan
penyakit diabetes militus dan adakah pre!alensi perbedaan jenis kelamin antara
lansia pria dan lansia $anita ;
I.3. Tujuan Peneltan
I.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui apakah ada hubungan antara usia lanjut (lansia) dengan
penyakit diabetes militus dan adakah pre!alensi perbedaan jenis kelamin
antara lansia pria dan lansia $anita.
I.3.2. Tujuan !husus
2ang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalahdapun tipe'tipe inkontinensia urin menurut idayat %**,
1. inkontinensia
dorongan
/eadaan dimana seseorang mengalami
pengeluaran urin tanpa sadar terjadi segera
setelah merasa dorongan yang kuat setelah
berkemih.
"nkontinensia dorongan ditandai dengan
seringnya terjadi miksi (miksi lebih dari % jam
sekali) dan spame kandung kemih (idayat
%**,). Pasien "nkontinensia dorongan mengeluh
tidak dapat menahan kencing segera setelah
timbul sensasi ingin kencing. /eadaan ini
disebabkan otot detrusor sudah mulai
mengadakan kontraksi pada saat kapasitas
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
8/62
?
kandung kemih belum terpenuhi.
%. inkontinensia total /eadaan dimana seseorang mengalami
pengeluaran urin yang terus menerus dan tidak
dapat diperkirakan. /emungkinan penyebab
inkontinensia total antara lain< disfungsi
neorologis kontraksi independen dan refleks
detrusor karena pembedahan trauma atau
penyakit yang mempengaruhi saraf medulla
spinalis fistula neuropati.
. inkontinensia stress tipe ini ditandai dengan adanya urin menetes
dengan peningkatan tekanan abdomen adanya
dorongan berkemih dan sering miksi.
"nkontinensia stress terjadi disebabkan otot
spingter uretra tidak dapat menahan keluarnya
urin yang disebabkan meningkatnya tekanan di
abdomen secara tiba'tiba. Peningkatan tekanan
abdomen dapat terjadi se$aktu batuk bersinmengangkat benda yang berat terta$a (Panker
%**-).
. inkontinensia refle@ /eadaan di mana seseorang mengalami
pengeluaran urin yang tidak dirasakan.
"nkontinensia tipe ini kemungkinan disebabkan
oleh adanya kerusakan neurologis (lesi medulla
spinalis). "nkontinensia refleks ditandai dengan
tidak adanya dorongan untuk berkemih merasa
bah$a kandung kemih penuh dan kontraksi atau
spasme kandung kemih tidak dihambat pada
inter!al teratur
. inkontinensia
fungsional
keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran
urin secara tanpa disadari dan tidak dapat
diperkirakan. /eadaan inkontinensia ini ditandai
dengan tidak adanya dorongan untuk berkemih
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
9/62
A
merasa bah$a kandung kemih penuh kontraksi
kandung kemih cukup kuat untuk mengeluarkanurin
B. Et%l%g
8eiring dengan bertambahnya usia ada beberapa perubahan pada anatomi
dan fungsi organ kemih antara lain< melemahnya otot dasar panggul akibat
kehamilan berkali'kali kebiasaan mengejan yang salah atau batuk kronis. "ni
mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni. 8elain itu adanya
kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih sehingga
$alaupun kandung kemih baru terisi sedikit sudah menimbulkan rasa ingin
berkemih. Penyebab "nkontinensia Urine ("U) antara lain terkait dengan
gangguan di saluran kemih bagian ba$ah efek obat'obatan produksi urin
meningkat atau adanya gangguan kemampuan=keinginan ke toilet.
:angguan saluran kemih bagian ba$ah bisa karena infeksi. 9ika terjadi
infeksi saluran kemih maka tatalaksananya adalah terapi antibiotika. >pabila
!aginitis atau uretritis atrofi penyebabnya maka dilakukan tertapi estrogen
topical. Berapi perilaku harus dilakukan jika pasien baru menjalani
prostatektomi. Dan bila terjadi impaksi feses maka harus dihilangkan
misalnya dengan makanan kaya serat mobilitas asupan cairan yang adekuat
atau jika perlu penggunaan laksatif. "nkontinensia Urine juga bisa terjadi
karena produksi urin berlebih karena berbagai sebab. Misalnya gangguan
metabolik seperti diabetes melitus yang harus terus dipantau. 8ebab lain
adalah asupan cairan yang berlebihan yang bisa diatasi dengan mengurangi
asupan cairan yang bersifat diuretika seperti kafein.
:agal jantung kongestif juga bisa menjadi faktor penyebab produksi urin
meningkat dan harus dilakukan terapi medis yang sesuai. :angguan
kemampuan ke toilet bisa disebabkan oleh penyakit kronik trauma atau
gangguan mobilitas. Untuk mengatasinya penderita harus diupayakan ke toilet
secara teratur atau menggunakan substitusi toilet. >pabila penyebabnya adalah
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
10/62
1*
masalah psikologis maka hal itu harus disingkirkan dengan terapi non
farmakologik atau farmakologik yang tepat.
Pasien lansia kerap mengonsumsi obat'obatan tertentu karena penyakit
yang dideritanya. 9ika kondisi ini yang terjadi maka penghentian atau
penggantian obat jika memungkinkan penurunan dosis atau modifikasi jad$al
pemberian obat. :olongan obat yang berkontribusi pada "U yaitu diuretika
antikolinergik analgesik narkotik antagonis adrenergic alfa agonic
adrenergic alfa >C inhibitor dan kalsium antagonik. :olongan psikotropika
seperti antidepresi antipsikotik dan sedatif hipnotik juga memiliki andil
dalam "U. /afein dan alcohol juga berperan dalam terjadinya mengompol.
8elain hal'hal yang disebutkan diatas inkontinensia urine juga terjadi akibat
kelemahan otot dasar panggul karena kehamilan pasca melahirkan
kegemukan (obesitas) menopause usia lanjut kurang akti!itas dan operasi
!agina.
Penambahan berat dan tekanan selama kehamilan dapat menyebabkan
melemahnya otot dasar panggul karena ditekan selama sembilan bulan. Proses
persalinan juga dapat membuat otot'otot dasar panggul rusak akibat regangan
otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir sehingga dapat
meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urine. Dengan menurunnya
kadar hormon estrogen pada $anita di usia menopause (* tahun ke atas)
akan terjadi penurunan tonus otot !agina dan otot pintu saluran kemih (uretra)
sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urine. Eaktor risiko yang lain
adalah obesitas atau kegemukan ri$ayat operasi kandungan dan lainnya juga
berisiko mengakibatkan inkontinensia. 8emakin tua seseorang semakin besar
kemungkinan mengalami inkontinensia urine karena terjadi perubahan
struktur kandung kemih dan otot dasar panggul (Darmojo %**A).
*. +akt%r Pre&s,%ss atau +akt%r Pen-etus
1. Usia
Usia bukan hanya berpengaruh pada eliminasi feses dan urine saja tetapi
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
11/62
11
juga berpengaruh terhadap kontrol eliminasi itu sendiri. >nak'anak masih
belum mampu untuk mengontrol buang air besar maupun buang air kecil
karena sistem neuromuskulernya belum berkembang dengan baik.
Manusia usia lanjut juga akan mengalami perubahan dalam eliminasi
tersebut. &iasanya terjadi penurunan tonus otot sehingga peristaltik
menjadi lambat. al tersebut menyebabkan kesulitan dalam pengontrolan
eliminasi feses sehingga pada manusia usia lanjut berisiko mengalami
konstipasi. &egitu pula pada eliminasi urine terjadi penurunan kontrol otot
sfingter sehingga terjadi inkontinensia (>smadi %**?).
%. Diet
Pemilihan makanan yang kurang memerhatikan unsur manfaatnya
misalnya jengkol dapat menghambat proses miksi. 9engkol dapat
menghambat miksi karena kandungan pada jengkol yaitu asam jengkolat
dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan terbentuknya kristal asam
jengkolat yang akan menyumbat saluran kemih sehingga pengeluaran
utine menjadi terganggu. 8elain itu urine juga dapat menjadi bau jengkol.Malnutrisi menjadi dasar terjadinya penurunan tonus otot sehingga
mengurangi kemampuan seseorang untuk mengeluarkan feses maupun
urine. 8elain itu malnutrisi menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh
terhadap infeksi yang menyerang pada organ pencernaan maupun organ
perkemihan(>smadi %**?).
. Cairan
/urangnya intake cairan menyebabkan !olume darah yang masuk ke
ginjal untuk difiltrasi menjadi berkurang sehingga urine menjadi
berkurang dan lebih pekat(>smadi %**?).
. 6atihan fisik
6atihan fisik membantu seseorang untuk mempertahankan tonus otot.
Bonus otot yang baik dati otot'otot abdominal otol pel!is dan diagfragma
sangat penting bagi miksi (>smadi %**?).
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
12/62
1%
. 8tres psikologi
/etika seseorang mengalami kecemasan atau ketakutan terkadang ia akan
mengalami diare ataupun beser (>smadi %**?).
,. Bemperatur
8eseorang yang demam akan mengalami peningkatan penguapan cairan
tubuh karena meningkatnya akti!itas metabolik. al tersebut
menyebabkan tubuh akan kekurangan cairan sehingga dampaknya
berpotensi terjadi konstipasi dan pengeluaran urine menjadi sedikit. 8elain
itu demam juga dapat memegaruhi nafsu makan yaitu terjadi anoreksia
kelemahan otot dan penurunan intake cairan (>smadi %**?).
-. 7yeri
8eseorang yang berasa dalam keadaan nyeri sulit untuk makan diet yang
seimbang maupun nyaman. Fleh karena itu berpangaruh pada eliminasi
urine (>smadi %**?).
?. 8osiokultural
>dat istiadat tentang pri!asi berkemih berbeda'beda. Contoh saja di
masyarakat >merika Utara mengharapkan agar fasilitas toilet merupaka
sesuatu yang pribadi sementara budaya ropa menerima fasilitas toilet
yang digunakan secara bersama'sama (Potter G Perry%**,).
A. 8tatus !olume
>pabila cairan dan konsentrasi eletrolit serta solut berada dalam
keseimbangan peningkatakan asupan cairan dapat menyebabkan
peningkatan produksi urine. Cairan yang diminum akan meningkatakan
!olume filtrat glomerulus dan eksresi urina (Potter G Perry%**,).
1*. Penyakit
>danya luka pada saraf perifer yang menuju kandung kemih menyebabkan
hilangnya tonus kandung kemih berkurangnya sensasi penuh kandung
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
13/62
1
kemih dan indi!idu mengalami kesulitan untuk mengontrol urinasi.
Misalnya diabetes melitus dan sklerosis multiple menyebabkan kondusi
neuropatik yang mengubah fungsikandung kemih. >rtritis reumatoid
penyakit sendi degeneratif dan parkinson penyakit ginjal kronis atau
penyakit ginjal tahap akhir (Potter G Perry%**,).
11. Prosedur bedah
/lien bedah sering memiliki perubahan keseimbangan cairan sebelum
menjali pembedahan yang diakibatkan oleh proses penyakit atau puasa
praoperasi yang memperburuk berkurangnya keluaran urine. 0espons
stres juga meningkatkan kadar aldosteron menyebabkan berkurangnya
keluaran urine dalam upaya mempertahankan !olume sirkulasi cairan
(Potter G Perry%**,).
1%. Fbat'obatan
0etensi urine dapat disebabkan oleh penggunaan obat antikolinergik
(atropin) antihistamin (sudafed) antihipertensi (aldomet) dan obat
penyekat beta adrenergik (inderal) (Potter G Perry%**,).
D. Pat%#s%l%g
Pada lanjut usia inkontinensia urin berkaitan erat dengan anatomi dan
fisiologis juga dipengaruhi oleh faktor fungsional psikologis dan lingkungan.
Pada tingkat yang paling dasar proses berkemih diatur oleh reflek yang
berpusat di pusat berkemih disacrum. 9alur aferen memba$a informasi
mengenai !olume kandung kemih di medulla spinalis (Darmojo %***).
Pengisian kandung kemih dilakukan dengan cara relaksasi kandung kemih
melalui penghambatan kerja syaraf parasimpatis dan kontraksi leher kandung
kemih yang dipersarafi oleh saraf simpatis serta saraf somatic yang
mempersyarafi otot dasar panggul (:uyton 1AA).
Pengosongan kandung kemih melalui persarafan kolinergik parasimpatis
yang menyebabkan kontraksi kandung kemih sedangkan efek simpatis
kandung kemih berkurang. 9ika kortek serebri menekan pusat penghambatan
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
14/62
1
akan merangsan timbulnya berkemih. ilangnya penghambatan pusat kortikal
ini dapat disebabkan karena usia sehingga lansia sering mengalami
inkontinensia urin. /arena dengan kerusakan dapat mengganggu kondisi
antara kontraksi kandung kemih dan relaksasi uretra yang mana gangguan
kontraksi kandung kemih akan menimbulkan inkontinensia (8etiati %**1).
E. Tan&a &an ejala
Banda dan gejala yag ditemukan pada pasien dengan retensi urin menurut
Uliyah (%**?) yaitudapun penatalaksanaan medis inkontinensia urin menurut Muller adalah
mengurangi faktor resiko mempertahankan homeostasis mengontrol inkontinensia urin
modifikasi lingkunganmedikasi latihan otot pel!is dan pembedahan. Dari beberapa hal
tersebut di atas dapat dilakukan sebagai berikut pakah ada penggunaan diuretik terasa ingin berkemih sebelum
terjadi inkontenin apakah terjadi ketidakmampuan.
' 0i$ayat kesehatan masa lalu
Banyakan pada klien apakah klien pernah mengalami penyakit
serupa sebelumnya ri$ayat urinasi dan catatan eliminasi klien
apakah pernah terjadi trauma=cedera genitourinarius pembedahan
ginjal infeksi saluran kemih dan apakah dira$at dirumah sakit.
' 0i$ayat kesehatan keluarga
Banyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita
penyakit serupa dengan klien dan apakah ada ri$ayat penyakit
ba$aan atau keturunan penyakit ginjal ba$aan=bukan ba$aan.
3. Pemerksaan #sk
a /eadaan umum
/lien tampak lemas dan tanda tanda !ital terjadi peningkatan
karena respon dari terjadinya inkontinensia
b Pemeriksaan 8istem
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
19/62
1A
' &1 (breathing)
/aji pernapasan adanya gangguan pada pola nafas sianosis
karena suplai oksigen menurun. kaji ekspansi dada adakah
kelainan pada perkusi.
' &% (blood)
Peningkatan tekanan darah biasanya pasien bingung dan
gelisah
' & (brain)
/esadaran biasanya sadar penuh
' & (bladder)
Ins,eks0periksa $arna bau banyaknya urine biasanya bau
menyengat karena adanya akti!itas mikroorganisme (bakteri)
dalam kandung kemih serta disertai keluarnya darah apabila
ada lesi pada bladder pembesaran daerah supra pubik lesi pada
meatus uretrabanyak kencing dan nyeri saat berkemih
menandakan disuria akibat dari infeksi apakah klien terpasang
kateter sebelumnya.
Pal,as 00asa nyeri di dapat pada daerah supra pubik = pel!is
seperti rasa terbakar di urera luar se$aktu kencing = dapat juga
di luar $aktu kencing.
' & (bo$el)
&ising usus adakah peningkatan atau penurunan >danya nyeri
tekan abdomen adanya ketidaknormalan perkusi adanya
ketidaknormalan palpasi pada ginjal.
' &, (bone)
Pemeriksaan kekuatan otot dan membandingkannya dengan
ekstremitas yang lain adakah nyeri pada persendian.
". Data ,enunjang
a Urinalisis
b ematuria.
c Poliuria
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
20/62
%*
d &akteriuria.
'. Pemerksaan Ra&%gra#
a "IP (intra!enous pyelographi) memprediksi lokasi ginjal dan
ureter.
b ICU: (Ioiding Cystoufetherogram) mengkaji ukuran bentuk
dan fungsi IU melihat adanya obstruksi (terutama obstruksi
prostat) mengkaji PI0 (Post Ioiding 0esidual).
. !ultur Urne
a 8teril.
b Pertumbuhan tak bermakna ( 1**.*** koloni = ml).
c Frganisme.
I. Dagn%sa
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien inkontinensia adalah sebagai
berikutda % jenis diabetes yang umum
terjadi dan diderita banyak orang yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes
tipe %. Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah
fungsi organ pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sedangkan
diabetes tipe % karena masalah jumlah insulin yang kurang bukankarena pankreas tidak bisa berfungsi baik.
2.2.1 Daetes T,e 1
Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut "nsulin Dependent Diabetes
Mellitus atau Diabetes Mellitus yang &ergantung pada "nsulin. 9adi
diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan pankreas untuk
membuat insulin. 9adi diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan atau
gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin. Penderita penyakit
diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di ba$ah umur *
tahun. "tu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak'anak
karena penderitanya lebih banyak terjadi pada anak'anak dan remaja.
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
25/62
%
Pada diabetes tipe 1 pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin
akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel yang
menghasilkan insulin atau karena infeksi !irus sehingga hormon insulin
dalam tubuh berkurang dan mengakibatkan timbunan gula pada aliran
darah. Penyebab Diabetes Bipe 1 Pada diabetes tipe 1 pankreas tidak
dapat menghasilkan cukup insulin. /arena kekurangan insulin
menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan tidak dapat
digunakan sebagai energi. &eberapa penyebab pankreas tidak dapat
menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1 antara lain
karenautoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau
jenis selnya sendiri dalam hal ini yang ada dalam pankreas. Bubuh
kehilangan kemampuan untuk membentuk insulin karena sistem
kekebalan tubuh menghancurkan sel'sel yang memproduksi insulin.
c. Iirus atau Hat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel
(kelompok'kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin dibuat.
8emakin banyak pulau sel yang rusak semakin besar kemungkinan
seseorang menderita diabetes.
2.2.2 Daetes T,e 2
Penyakit diabetes tipe % sering juga disebut 7on'"nsulin
Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus Banpa &ergantung
pada "nsulin. &erbeda dengan diabetest tipe 1 pada tipe % masalahnya
bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin
yang dibuat tidak cukup. /ebanyakan dari insulin yang diproduksi
dihisap oleh sel'sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang
tidak baik. 8edangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
26/62
%,
untuk mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah
akan naik.Diabetes tipe % merupakan jenis diabetes yang sebagian besar
diderita. 8ekitar A*+ hingga A+ penderita diabetes menderita diabetes
tipe %. 9enis diabetes ini paling sering diderita oleh orang de$asa yang
berusia lebih dari * tahun dan cenderung semakin parah secara
bertahap.Penyebab Diabetes Bipe %Penyebab diabetes tipe % karena
insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi untuk mengikat
gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang
tidak sehat. &eberapa penyebab utama diabetes tipe % dapat
diringkaskan sebagai berikutpabila kadar glukosa dalam darah berlebihan maka
sebagian glukosa kemudian dibuang bersama urin.Peristi$a terbuangnya glukosa
bersama'sama urin tersebut dikenal dengan istilah kencing manis.
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
36/62
,
:b %.&agan Mekanisme Diabetes Mellitus
2.5. Huungan Daetes Melltus &engan Pen(akt lan
1. Diabetes Mellitus dengan penyakit jantung koroner
DM merupakan penyakit gangguan kronik pada metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat lemak dan protein disebabkan oleh defisiensi
insulin relatif atau absolut. ("nHuchi 8 %**). :ambaran patologik DM
sebagian besar dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat
kurangnya insulin yaitu berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel'sel
tubuh peningkatan metabolisme lemak yang menyebabkan terjadinya
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
37/62
-
metabolism lemak abnormal disertai endapan kolesterol pada dinding
pembuluh darah sehingga timbul gejala aterosklerosis serta berkurangnya
protein dalam jaringan tubuh (:uyton C>. 1AA,). DM yang tidak dikelola
dengan baik mengakibatkan komplikasi !askuler yang dibedakan menjadi
komplikasi makro!askuler seperti penyakit jantung koroner penyakit
pembuluh darah perifer dan stroke mikro!askuler seperti retinopati
nefropati dan neuropati. Pada penderita DM terjadinya iskemia atau infark
miokard kadang'kadang tidak disertai dengan nyeri dada atau disebut 8M"
(silent myocardial infarction). 8M" pada penderita DM mungkin yang
menyebabkan kematian karena terlambatnya diagnosis P9/ atau sulitnya
mendiagnosa P9/ pada penderita DM. /ematian mendadak pada penderita
DM mungkin disebabkan P9/ yang menghasilkan aritmia atau infark
miokard (Maron D9 et al %**).
Mekanisme terjadinya P9/ pada DM sangat komplek dan risiko
terjadinya aterosklerosis dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain
hipertensi hiperglikemia kadar kolesterol total kadar kolesterol 6D6
(lo$ density lipoprotein) kadar kolesterol D6 (high density lipoprotein)
kadar trigliserida merokok latihan fisik yang kurang jenis kelamin pria
umur (penuaan) ri$ayat penyakit keluarga dan obesitas (:rundy 8M et
al 1AAA). Eungsi tubuh secara fisiologis seperti sistem !askuler
maupun endokrin akan mengalami penurunan dengan bertambahnya umur
sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kronik pada
penderita DM tipe % seperti P9/. (ogikyan 0I et al %**) Fbesitas
merupakan faktor risiko terjadinya komplikasi P9/ pada DM bersama'
sama dengan kurangnya aktifitas fisik dislipidemia dan hipertensi (#ittles
et al 1AA%). 7ikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan
peningkatan tekanan arteri dan denyut jantung dan membentuk ikatan
CFb yang berkorelasi kuat dengan terjadinya infark miokard dan angina
pektoris (>rono$ #s et al 1A?Z. /etidakpatuhan diet DM akan membuat
tidak terkendalinya kadar glukosa darah kadar kolesterol dan trigliserida
(:arg > et al %**). Eaktor keturunan terjadinya P9/ dihubungkan
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
38/62
?
dengan adanya gen tertentu (Eeinleib M 1A?). Pada $anita sebelum
menapouse mempunyai risiko lebih rendah daripada pria karena adanya
hormon estrogen endogen yang mempunyai efek protektif terhadap
terjadinya P9/ (9ick 1A?). Frang yang mengidap diabetes dua sampai
empat kali memiliki resiko penyakit jantung. &eberapa penelitian besar
juga menemukan pasien dengan gula darah tinggi cenderung memiliki
serangan jantung dan masalah kardio!askular lainnya.
%. Diabetes Mellitus dengan penyakit hipertensi
Pada umumnya pada diabetes melitus menderita juga
hipertensi.ipertensi yang tidak dikelola dengan baik akan mempercepat
kerusakan pada ginjal dan kelianan kardio!askuler. 8ebaliknya apabila
tekanan darah dapat dikontrol maka akan memproteksi terhadap
komplikasi mikro dan makro!askuler yang disertai pengelolaan
hiperglikemia yang terkontrol. ipertensi berpengaruh pada penyakit
!askuler antara lain pada organ otak (stroke demensia ) jantung ( "nfark
miokard gagal jantung kematian mendadakatau ginjal ( gagal ginjalterminal ). Dengan demikian secara patofisiologis dasarnya adalah
kelainan pada dinding pembuluh darah merupakan a$al kelainan pada
organ organ tersebut. ipertensi pada penderita DM tipe % menimbulkan
percepatan komplikasi pada jantung dan ginjal.
. Diabetes mellitus dengan obesitas
Fbesitas (kegemukan) sangat berhubungan erat dengan patofisiologi
diabetes mellitus resistansi insulin dislipidemia hipertensi danaterosklerosis. Fbesitas sangat berkontribusi terhadap kejadian sindrom
metabolik yang berkaitan dengan metabolisme lemak dan glukosa 7amun
dalam skala yang besar obesitas juga dapat mempengaruhi disfungsi
berbagai organ. >dipokin (Hat dari jaringan adiposa=lemak yang bersifat
pro'inflamasi mencetuskan resistansi insulin hipertensi dan trombosis)
mengalami peningkatan. Dalam keadaan normal adipokin dipertahankan
seimbang dengan hormon dari sel adiposit yang bersifat sebagai anti'
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
39/62
A
inflamasi dan anti'aterogenik. 8alah satu hormon protektif ini adalah
adiponektin yang dapat melindungi hati dari fibrosis karena efek anti'
inflamasi terhadap sitokin tumour necrosis factor'L (B7E'L) yang merusak
lemak di hati dan mengganggu pelepasan insulin di pankreas. Fbesitas
juga menyebabkan disfungsi imun karena efeknya terhadap sekresi
adipokin inflamasiX dan menjadi faktor risiko utama dari beberapa kankerX
termasuk kanker hati esofagus dan usus besar. /arena cepatnya efek
obesitas dalam memperburuk metabolik sindrom dan kanker kondisi ini
sangat berpengaruh besar dalam merusak tubuh manusia jika metode
pengobatan dan pencegahan yang signifikan tidak segera ditemukan.
/arena itulah upaya pencegahan sangat penting untuk memperbaiki
kebiasaan makan dan akti!itas fisik sehari'hari. &anyak cara yang
telah diketahui tentang pengendalian obesitas salah satunya bah$a
pengendalian obesitas berhubungan dengan pengendalian nafsu makan
pada tingkat molekular yang mempengaruhi homeostasis energi dari
metabolisme lemak dan glukosa. 8elanjutnya obesitas mempunyai peran
yang berhubungan dengan gangguan pengaturan pada metabolisme sel
yang menyebabkan resistansi insulin pada diabetes mellitus tipe %.
/elebihan produksi sitokin dari jaringan adiposa berkontribusi pada
gangguan fungsi pembuluh darah pada hipertensi dan dislipidemia
(kolesterol dan trigliserida yang berlebihan). /ondisi inilah yang akhirnya
menimbulkan menjadi aterosklerosis. /elebihan simpanan lemak penting
untuk kelangsungan hidup pada $aktu kondisi lapar atau kurangnya
asupan nutrisi. >supan nutrisi berlebihan yang terjadi terus menerus akan
menyebabkan simpanan lemak juga menjadi berlebihan yang pada
akhirnya akan menyebabkan obesitas. Diduga bah$a simpanan asam
lemak dalam bentuk senya$a kimia berupa triasilgliserol dalam sel'sel
adiposit dapat melindungi tubuh dari efek toksik asam lemak. >sam lemak
dalam bentuk bebas dapat bersirkulasi bebas dalam pembuluh darah dan
menimbulkan stres oksidatif di seluruh tubuh (lipotoksisitas). 8ejumlah
asam lemak bebas dapat dilepaskan dari triasilgliserol dalam upaya
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
40/62
*
kompensasi penghancuran simpanan lemak yang berlebihan sehingga
menimbulkan efek lipotoksisitas yang berpengaruh pada jaringan adiposa
maupun non'adiposa serta berperan pada patofisiologi penyakit di
berbagai organ seperti hati dan pankreas. Pelepasan asam lemak bebas dari
triasilgliserol yang berlebihan ini juga menghambat lipogenesis dan
menurunkan bersihan triasilgliserol. al ini dapat meningkatkan
kecenderungan hipertrigliseridemia. Pelepasan asam lemak bebas oleh
lipoprotein lipase endotel dari trigliserida yang meningkat dalam
peningkatan lipoprotein menyebabkan lipotoksisitas yang juga
mengganggu fungsi reseptor insulin. /onsekuensi resistansi insulin adalah
hiperglikemia yang dikompensasi dengan produksi glukosa dari hati
(glukoneogenesis) yang justru turut memperberat hiperglikemia. >sam
lemak bebas juga menurunkan penggunaan glukosa dari otot yang
terstimulasi insulin yang turut berkontribusi pada hiperglikemia.
6ipotoksisitas akibat kelebihan asam lemak bebas turut menurunkan
sekresi insulin dari sel pankreas yang akhirnya sel akan mengalami
kelelahan. Disamping obesitas hal lain yang dapat menyebabkan seseorang
terserang oleh penyakit diabetes adalah karena sistem imun atau sistem
kekebalan tubuh seseorang mengalami penurunan serta adanya
penumpukan racun dalam tubuh sehingga kesempatan untuk terserang
oleh berbagai penyakit sangatlah besar yang salah satunya penyakit
Deabetes Melitus.
. Diabetes mellitus dengan penyakit periodontal Penyakit periodontal dapat
diartikan sebagai suatu proses patologis yang mengenai jaringan
periodontal. 8ebagian besar penyakit periodontal inflamatif disebabkan
oleh infeksi bakteri. #alaupun faktor'faktor lain dapat juga memengaruhi
jaringan periodontal penyebab utama penyakit periodontal adalah
mikroorganisme yang berkumpul di permukaan gigi (plak bakteri dan
produk'produk yang dihasilkannya) dan membentuk koloni. &eberapa
kelainan sistemik dapat berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal
tetapi faktor sistemik semata tanpa adanya plak bakteri tidak dapat
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
41/62
1
menjadi pemicu terjadinya periodontitis. Pada penderita diabetes mellitus
dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah dan cairan gingi!al
berarti juga merubah lingkungan mikroflora menginduksi perubahan
bakteri secara kualitatif. 8ehingga perubahan tersebut mengarah pada
penyakit periodontal yang berat dan dapat teramati pada penderita
diabetes melitus dengan kontrol buruk. &erkaitan dengan jaringan
periodontal hiperglikemia kronik penderita diabetes melitus akan
meningkatkan akti!itas kolagenase dan menurunkan sintesis kolagen.
nHim kolagenase menguraikan kolagen sehingga ligament periodontal
rusak dan gigi menjadi goyah. 9aringan periodontal akan menjadi kuat
kembali apabila diabetes melitus diobati dengan baik serta gigi goyah
pada pasien diabetes melitus jangan buru'buru dicabut. Diabetes yang
tidak terkontrol atau kurang baik kontrolnya disertai oleh peningkatan
kerentanan terhadap infeksi termasuk periodontitis kronis..8emua hal
yang dikemukakan diatas secara jelas menunjukkan hubungan serta
peranan diabetes mellitus terhadap terjadinya periodontitis kronis. Dengan
demikian penyakit periodontal adalah salah satu komplikasi diabetes
mellitus yang harus diperhatikan.
2.6. Pen-egahan &an ,enanggulangan
Upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikutmerika 8erikat "ndia dan
Cina. &erdasarkan hasil sur!ei tahun %** pre!elansi diabetes melitusdi perkotaan mencapai 1- persen dan di pedesaan hanya -% persen.
Peningkatan insidensi DM akan meningkatkan insidensi komplikasi
akibat diabetes tersebut. Dari berbagai penelitian didapatkan ebanyak
*'*+ penderita DM tipe % (DMt%) akan mengalami kerusakan
ginjal berupa nefropati diabetik yang pada akhirnya akan jatuh ke
:agal ginjal terminal yang akan memerlukan hemodialisis. 8elain
komplikasi pada organ ginjal ini DM ini juga sebagai penyebab
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
47/62
-
peningkatan insidensi kesakitan dan kematian penyakit kardio!askuler.
Dengan meningkatnya insidensi DMt% maka secara signifikan akan
meningkatkan pula insidensi gagal ginjal dan penyakit kardio!askuler.
Dengan demikian peningkatan insidensi DM yang signifikan akan
meningkatkan pula insidensi gagal ginjal dan penyakit kardio!askuler.
Dengan kondisi seperti itu maka diperlukan upaya pengelolaan dan
pencegahan terhadap komplikasi yang sering menjadi suatu langkah
pengelolaan yang strategis dan sangat penting dengan harapan upaya
tersebut dapat menunda perkembangan terjadinya komplikasi maupun
menghambat progresitfitas komplikasi yang sudah terjadi. Dalam
tulisan ini akan diungkapkan selain epidemiologi dan patofisiologi
hipertensi pada penderita DMt% juga bagaimana kiat pemilihan obat
anti hipertensi pada DM.
2.7.2 Dstrus
$e-ara e,&em%l%g &,erkrakan ah/a ,a&a tahun 2838
,re9alens Daetes Meltus :DM; & In&%nesa men-a,a 213 juta%rang :Daetes *are 288";. $e&angkan hasl Rset kesehatan
Dasar :Rskes&as; tahun 2885 &,er%leh ah/a ,r%,%rs
,en(ea kematan akat DM ,a&a kel%m,%k usa "'4'" tahun &
&aerah ,erk%taan men&u&uk rankng ke42 (atu 1"5estas sentral ,a&a ,en&u&uk Usa =? 1' tahun seesar 166 dalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Brigliserida S %* mg=dl). Berdapat hubungan antara kenaikan
plasma insulin dengan rendahnya D6 (R mg=dl) sering didapat
pada pasien Diabetes.
e. Umur.
&erdasarkan penelitian usia yang terbanyak terkena Diabetes
Mellitus adalah S tahun.
#. 0i$ayat persalinan.
0i$ayat abortus berulang melahirkan bayi cacat atau berat badan
bayi S *** gram.
Babel - Distribusi Erekuensi /arakteristik &erdasarkan /elompok Umur Penderita
Diabetes Melitus
N% Umur +rekuens Presentae
1 *'* 1% %?,
% 1',* 1% %?,
S,* 1? %?
Botal % 1**
Babel ? Distribusi Erekuensi &erdasarkan 9enis /elamin Penderita Diabetes Melitus
N% )ens kelamn +rekuens Presentase
1 6aki'laki 1 *A
% perempuan %A ,A1
Botal % 1**
2.18. amar >rang &engan Pen(akt Daetes Melltus
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
54/62
:b.A. >mputasi &agian "nfeksi Penderita Diabetes Mellitus
:b. 1*. Perluasan area infeksi penderita diabetes mellitus
:b. 11 Penderita komplikasi diabetes dengan luka yang susah mengering
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
55/62
:b. 11 Ulkus pada penderita diabetes mellitus
:b. 1%. "nfeksi gangrene pada penderita diabetes mellitus
II.7. !erangka Te%r
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
56/62
,
Babel % /erangka Beori
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
57/62
-
BAB III
!ERAN!A !>N$EP DAN HIP>TE$I$ PENELITIAN
III.1. !erangka !%nse, Peneltan
Babel /erangka /onsep Penelitian
/et rea yang diteliti
III.2. H,%tesa Peneltan
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
58/62
?
BAB I
MET>DE PENELITIAN
I.1. )ens &an Ran-angan Peneltan
I.2. P%,ulas Peneltan
I.3. $am,el Peneltan
I.'. L%kas &an aktu Peneltan
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
59/62
A
I.. arael Peneltan &an De#ns >,eras%nal
Alat Ukur $kala
' '
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
60/62
,*
I.5. Alat Peneltan &an *ara Pengum,ulan Data
I.5.1. Alat Peneltan
I.5.2. *ara Pengum,ulan Data
I.6. Peng%lahan &an Analsa Data
I.6.1. Peng%lahan Data
I.6.1.1. Editing
I.6.1.2. Coding
I.6.1.3. Procesing
I.6.1.". Cleaning
I.7. Analsa Data
I.7.1.1. Analss Un9arat
I.7.1.2. Analss B9arat
-
5/28/2018 diabetes militus pada lansia
61/62
,1
DA+TAR PU$TA!A
>smadi. %**?. Beknik Prosedural /epera$atan< /onsep dan >plikasi. 9akarta