deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
TRANSCRIPT
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA
DALAM MEMECAHKAN MASALAH SPLDV BERDASARKAN REVISI
TAKSONOMI BLOOM PADA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MALILI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
HASNIAR KUBA
NIM. 10536 11164 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
iii
iv
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Nama : Hasniar Kuba
Nim : 105361116416
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa dalam Memecahkan Masalah SPLDV
Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Kelas VIII
SMP Negeri 3 Malili
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Hasniar Kuba
NIM. 105361116416
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Nama : Hasniar Kuba
Nim : 105361116416
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa dalam Memecahkan Masalah SPLDV
Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Kelas VIII
SMP Negeri 3 Malili
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Perjanjian
Hasniar Kuba
vii
NIM. 10536111641
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya
Allah mengetahui segala sesuatu”
(Q.S:Albaqarah: 282)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakanya”
(An Najam: 39)
“Hargai apa yang kita miliki dan sabar atas apa yang kita impikan”
(penulis)
Kupersembahkan karya ini untuk :
Bapak dan Ibu tercinta, karena atas kasih sayang yang tidak
henti-hentinya, memberikan doa dalam setiap langkahku serta tetesan
keringat perjuangan, mendidik dengan penuh cinta tanpa mengenal
lelah. Dan karya ini juga saya persembahkan kepada teman-teman
seperjuangan serta almamaterku tercinta, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
viii
ABSTRAK
Hasniar Kuba. 2020. Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam
Memecahkan Masalah SPLDV Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom pada Kelas
VIII SMP Negeri 3 Malili. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing: (I) Sri Satriani, S.Pd., M.Pd. dan (II) Ilhamsyah, S.Pd., M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan masalah SPLDV berdasarkan revisi taksonomi Bloom pada kelas VIII SMP Negeri 3 Malili. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII.1 di SMP Negeri 3 Malili yang terdiri dari 3 siswa dengan nilai tertinggi yang diperoleh dari tes pemecahan masalah. Soal yang digunakan adalah soal SPLDV yang berjumlah 3 soal, terdiri atas menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Wawancara dilakukan untuk lebih mendalami kemampuan berpikir tiingkat tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Subjek pertama (NA1) mampu menjawab soal nomor 1 dan memenuhi indikator menganalisis pada kategori membedakan, mengorganisasi, serta mendekonstruksi. Selanjutnya subjek NA1 memenuhi indikator mengevaluasi pada kategori mengecek dan mengkritik dengan subjek dapat menyelesaikan soal nomor 2. Subjek mampu menyelesaikan soal nomor 3 dengan memenuhi indikator mencipta pada kategori menyusun, merencanakan serta menghasilkan. Subjek kedua (NA2) mampu menjawab soal nomor 1 dan memenuhi indikator menganalisis pada kategori membedakan dan mendekonstruksi. Subjek mampu menyelesaikan soal nomor 2 dan memenuhi indikator mengevaluasi pada kategori mengkritik. Subjek juga dapa menjawab soal nomor 3 dengan subjek memenuhi indikator mencipta pada kategori menyusun, merencanakan, dan menghasilkan. Selanjutnya subjek ketiga (NA3) dapat menjawab soal nomor 1 dan memenuhi indikator menganalisis pada kategori membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan. Pada soal nomor 2 subjek memenuhi indikator mengevaluasi pada kategori memeriksa dan mengkritik Selanjutnya subjek dapat menjawab soal nomor 3 dengan subjek memenuhi indikator mencipta pada kategori menyusun, merencanakan, dan menghasilkan. Dari ketiga subjek tersebut menunjukkan bahwa ketiga subjek mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Kata-kata Kunci: Berpikir Tingkat Tinggi, Masalah SPLDV.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr.Wb
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT atas segala rahmat dan
petunjuk-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
dalam Memecahkan Masalah SPLDV Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom
pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Malili”. Dan tidak lupa shalawat serta salam
kepada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis
juga ingin menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya
kepada Ayahanda tercinta Irfan dan Ibunda tercinta Naharia Kuba, yang telah
memberikan kasih sayang, doa, pengorbanan, nasehat, motivasi, dan dukungan
yang tiada hentinya dan tak ternilai harganya kepada penulis.
Selain itu, penulis haturkan penghormatan dan penghargaan setinggi-
tingginya serta ucapan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
x
3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Ibunda Sri Satriani, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan Ayahanda
Ilhamsyah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada penulis.
6. Ibunda Erni Ekafitria Bahar, S.Pd., M.Pd., dan Ibunda Kristiawati, S.Pd.,
M.Pd., selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap
instrumen penelitian.
7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan.
8. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani
dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.
9. Bapak H. Ahmadi S.Pd., M.M selaku kepala SMP Negeri 3 Malili yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
10. Ibu Harnani, S.Pd. selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 3 Malili
yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.
xi
11. Siswa-siswi kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Malili yang telah bekerjasama dalam
pelaksanaan penelitian ini.
12. Teman-teman angkatan 2016 di Pendidikan Matematika khususnya 2016 E
dan yang bersedia menemani peneliti selama proses penelitian, untuk
bantuannnya dalam memberikan ide dan motivasi selama penyusunan skripsi
ini.
13. Sahabat Nur Amaliah Ibrahim, Sasmita, Ayu Ashari, Wahyuni, Nur Azizah
Rezki Putri, Fadilah, Lovia Astrisahri, Nur Indah, Yuliana, Hasriana
Abdullah, Hastriani, Ayu Sri Wahyuni. Terima kasih telah menjadi sahabat
terbaik bagi peneliti yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi,
serta doa hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
14. Sahabat Ainun Jariah Dwijaya, Ulfa Kurnia, Nur Magfirah, Hermalia, Sapna
Aulia, Rifkah Mujahidah, Indah Anindita Pariwusi untuk persahabatan sejak
SMA. Terima kasih untuk doa, motivasi, serta dukungannya dalam
peneyelesaian skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang memberikan
bantuan dan motivasi yang sangat berharga dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat
diharapkan demi penyempurnaannya. Akhirnya penulis berharap semoga
penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Atas segala bantuan dan
xii
bimbingan tersebut penulis berdo'a semoga Allah SWT berkenan membalasnya
dengan ganjaran pahala yang berlipat ganda. Amin Ya Rabbal 'alamin.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
Makassar, September 2020
Penulis
Hasniar Kuba
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
E. Batasan Istilah ............................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7
1. Pengertian Deskripsi ................................................................ 7
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ..................................... 8
3. Pemecahan Masalah Matematika ............................................ 9
4. Kemampuan Brpikir Tingkat Tinggi dalam Memecahkan
Masalah .................................................................................... 12
5. Revisi Taksonomi Bloom ........................................................ 14
xiv
6. Indikator Berpikir Tingkat Tinggi ........................................... 17
7. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ...................... 20
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 30
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 30
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 30
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 30
D. Fokus Penelitian ............................................................................ 31
E. Prosedur Penelitian ........................................................................ 31
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 33
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
I. Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 36
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 36
B. Pembahasan ……...…………..…………………………………. 64
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………. 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 76
A. Kesimpulan ................................................................................... 76
B. Saran .............................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Indikator Berpikir Tingkat Tinggi Revisi Taksonomi Bloom ........... 21
Tabel 4.1 : Hasil Tes Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri
3 Malili .............................................................................................. 38
Tabel 4.2 : Subjek Penelitian................................................................................ 39
Tabel 4.3 : Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Subjek ................... 73
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1.1 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA1 Soal Nomor 1 ............. 40
Gambar 4.1.2 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA1 Soal Nomor 2 ............. 43
Gambar 4.1.3 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA1 Soal Nomor 3 ............. 46
Gambar 4.1.4 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA2 Soal Nomor 1 ............. 50
Gambar 4.1.5 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA2 Soal Nomor 2 ............. 53
Gambar 4.1.6 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA2 Soal Nomor 3 ............. 55
Gambar 4.1.7 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA3 Soal Nomor 1 ............. 58
Gambar 4.1.8 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA3 Soal Nomor 2 ............. 61
Gambar 4.1.9 : Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA3 Soal Nomor 3 ............. 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan saat ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat primer bahkan
menjadi kewajiban bagi setiap orang untuk menuntut ilmu. Pendidikan tidak akan
pernah terlepas dengan beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah matematika.
Matematika sudah menjadi komponen yang sangat penting dalam kurikulum
pendidikan nasional yang diajarkan dimulai dari tingkatan sekolah dasar. Oleh
karena itu, penguasaan siswa terhadap mata pelajaran matematika itu dibutuhkan.
National Countil of Teacher Mathematics (NCTM) (Effendi, 2017)
menyebutkan bahwa ada beberapa kriteria yang perlu dimiliki siswa diantaranya
adalah kemampuan pemecahan masalah, kemampuan komunikasi, kemampuan
koneksi, kemampuan penalaran, serta kemampuan representasi. Karakter-karakter
yang disebutkan diatas merupakan kemampun berpikir tingkat tinggi atau biasa
disebut dengan High Order Thinking Skills.
Menurut Gunawan (Novirin, 2014) Keterampilan berpikir tingkat tinggi
merupakan suatu cara berfikir yang menuntut siswa memanipulasi informasi serta
gagasan dengan cara khusus untuk memberikan pemahaman serta keterlibatan
didalamnya. Pentingnya kemampuan berpikir tinggi atau High Order Thinking
Skills dapat dilihat pada putusan dari (Standar Isi Pendidikan Dasar Dan
Menengah, 2016) tentang Standar isi pendidikan dasar dan menengah yang
menyatakan bahwa siswa harus dibekali kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis,
2
serta analitis pada mata pelajaran matematika. Untuk dapat melatih dan
mengembangkan kemampuan berpikir siswa dibutuhkan soal-soal pemecahan
masalah.
Dalam matematika pemecahan masalah biasanya berbentuk soal cerita.. tpi
hanya beberapa soal yang merupakan suatu masalah. Soal yang memiliki suatu
permasalahan biasanya ditandai dengan adanya tantangan dalam penyelesaiannya.
Dimana dalam menyelesaikannya tidak hanya dibutuhkan kemampuan berhitung
saja tetapi juga dibutuhkan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah agar
mendapatkan solusi yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan pendapat (Siswono,
2018) masalah dikatakan sebagai suatu keadaaan yang menggambarkan ketika
seseorang tidak mempunyai prosedur/algoritma yang langsung dapat
dipergunakan dalam mencari jawaban. Menurut Wardani (Irawati, 2018) Masalah
matematika dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu masalah rutin dan tidak rutin.
Masalah yang digunakan pada penelitian ini yaitu masalah non rutin yang
berupa soal cerita. Salah satu pokok bahasan pada bidang matematika yang
memuat soal cerita didalamnya yaitu materi Sistem Persamaan linear dua Variabel
(SPLDV). Materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah materi
yang memotivasi siswa untuk menerapkan beberapa cara dalam menyelesaiakan
masalah (Wahyuni, 2017)
Berbagai teori mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi terus
berkembang. Salah satu teori yang membahas kemampuan berpikir tingkat tinggi
atau High Order Thinking Skills adalah taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom
adalah susunan tingkatan yang mengenalkan keterampilan berpikir dari level
rendah ke level tertinggi. Dengan mengikuti perkembangan zaman Anderson dan
3
Krathwohl serta ahli psikologi kognitif merevisi taksonomi Bloom ditahun 1994
dan dipublikasikan ditahun 2001.adapun hasil revisi taksonomi bloom pada ranah
kognitif yang dilakukan Anderson dan Krathwohl yakni: mengingat,
mengevaluasi, memahami, menerapkan, menganalisis, megevaluasi, dan
menciptakan. Low Order Thinking Skills terdiri dari tiga tingkatan pertama yakni
mengingat, memahami, serta menerapkan. Sedangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills terdiri dari tiga tingkatan
selanjutnya yakni menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Irawati, 2018).
Alasan penggunaan revisi taksonomi Bloom dalam penelitian ini adalah karena
dalam teori ini kemampuan siswa dapat dilihat tidak semata-mata hanya hasilnya
saja, tetapi juga proses berpikirnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP
Negeri 3 Malili, diperoleh informasi bahwa antusias siswa dalam peroses
pembelajaran matematika selama ini cukup baik. Respon siswa terhadap proses
pembelajaran juga cukup baik, termasuk proses pembelajaran materi SPLDV.
Kelas yang diteliti adalah kelas unggulan dan sudah diperkenalkan dengan soal-
soal HOTS sebelumnya.
Berdasarkan hasil uji coba menggunakan soal HOTS yang dilaksanakan di
SMP Negeri 3 Malili pada hari Selasa 11 Agustus 2020, diketahui secara
keseluruhan dari 15 siswa kelas VIII yang mengerjakan soal materi SPLDV siswa
sudah mampu mengerjakan soal dengan baik.
Sejalan dengan pernyataan tersebut berdasarkan hasil penelitian Anjani
(2017) peserta didik sudah mampu mencapai tahapan mengevaluasi, dimana
peserta didik sudah mampu membedakan dengan alasan yang tepat. Akan tetapi
4
tidak terdapat satupun siswa menjawab soal mencipta, dikarenakan ia tidak dapat
membuat ide dalam memecahkan masalah, karena sebagian besar siswa masih
menggunakan solusi yang biasanya diajarkan oleh guru. Kemudian penelitian
yang dilakukan oleh (Wahyuni, 2017) dimana siswa dapat menyelesaikan soal
hingga level mengevaluasi, serta terdapat beberapa siswa yang sudah mampu
menyelesaikan soal level mencipta. Namun salah satu kesulitan paling banyak
terlihat dalam hasil tes yaitu pada saat menyelesaikan soal tahap mencipta.
Berdasarkan hasil wawancara terlihat pada dasarnya siswa paham tentang ide
persamaan tersebut. Akan tetapi siswa masih kesulitan dalam menemukan bentuk
penyelesaian dari soal tersebut.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa dalam Memecahkan Masalah SPLDV Berdasarkan Revisi Taksonomi
Bloom pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Malili”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan
masalah SPLDV berdasarkan revisi taksonomi Bloom pada kelas VIII SMP
Negeri 3 Malili ?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan
5
masalah SPLDV berdasarkan revisi taksonomi Bloom pada kelas VIII SMP
Negeri 3 Malili.
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat diharapkan dapat memberikan dampak positif berikut:
1. Manfaat Teoritis
Menyumbangkan ide-ide sebagai usaha meningkatkan kemampuan siswa
agar terus mempelajari matematika terkhusus memecahkan masalah SPLDV.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Dari penelitian ini guru dapat melihat sejauh mana kemampuan yang
dimiliki oleh siswa pada proses berpikir tingkat tinggi pada materi
SPLDV, sehingga dapat menjadi bahan referensi guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas.
b. Bagi siswa
Dari penelitian ini siswa dapat melihat sejauh mana kemampuan yang
dimiliki siswa pada proses berpikir tingkat tingkat tinggi pada materi
SPLDV, Sehingga siswa bisa termotivasi agar meningkatkan
kemampuannya dalam menyelesaikan soal.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam
mengembangkan penelitian terkait kemampuan berfikir tingkat tinggi
siswa memecahkan masalah SPLDV berdasarkan revisi taksonomi Bloom.
6
E. Batasan Istilah
1. Deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci. Deskripsi dalam penelitian ini yaitu menggambarkan atau
memaparkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan
masalah.
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berfikir tingkat tinggi adalah kemampuan individu
mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah lama diketahui
untuk mendapatkan jawaban.
3. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah upaya nyata dalam mencari solusi atau
gagasan mengeni tujuan yang ingin dicapai.
4. Revisi Taksonomi Bloom
Revisi taksonomi Bloom merupakan sebuah kerangka berpikir. Revisi
taksonomi Bloom memiliki enam tingkatan proses kognitif yaitu: Mengingat,
Memahami, Mengaplikasikan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta.
Pada penelitian ini lebih mengutamakan kemampuan siswa pada tahap
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjaun Pustaka
1. Pengertian Deskripsi
Dalam (Kamus Pusat Bahasa, 2008) deskripsi merupakan penjelasan
dengam kata-kata secara jelas dan rinci. Kreaf (Prayogi, 2015) mendefinisikan
bahwa deskripsi atau uraian merupakan suatu bentuk tulisan yang berkaitam
dengan upaya penulis dalam memberikan detail dari objek yang dibahas. Kata
deskripsi berasal dari kata latin describere yang artinya menulis tentang, aatau
menyingkap sesuatu. Sebaliknya kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi
pemerian yang berasal dari kata peri- memerikan yang berarti melukisan suatu
hal. Menurut Zainurrahman (Wati et al., 2017) bahwa deskripsi bersifat
menyebutkan karakteristik-karakterisktik suatu objek secara keseluruhan, jelas,
dan sistematis.
Selanjutnya Kurniasari (Rahayu, 2016) menjelaskan bahwa, deskripsi
berisi mengenai pengalaman yang digambarkan secara jelas. Pengalaman tesebut
bisa dalam bentuk suatu objek. Ketika membaca dan mendengar, seolah-olah
pembaca atau pendengar merasakan sendiri seperti melihat, mendengar, atau
menyentuh.
Berdasarkan uraian diatas, yang dimaksud deskripsi dalam penelitian ini
yaitu menggambarkan atau memaparkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
dalam memecahkan masalah.
8
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Berpikir dapat diartikan berperan dalam melaksanakan, memecahkan, serta
memutuskan informasi yang sedang atau telah dihadapi. Berpikir terjadi karena
adanya kegiatan untuk menemukan pemahaman atau pengertian yang diinginkan.
Berpikir juga berkaitan dengan kemampuan lain seperti respon, ingatan,
pengertian dan perasaan.
Solso (Novirin, 2014) mengemukakan bahwa “berpikir merupakan proses
yang menghasilkan representasi mental yang baru melalui transformasi informasi
yang melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental seperti
penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi dan pemecahan masalah”. Menurut
(Irawati, 2018) berpikir adalah tahap yang selalu terjadi pada aktivitas mental
seseorang yang berfungsi untuk memecahkan masalah, mengambl keputusan,
serta mencari pemahaman. Tahap berpikir terbagi dalam tingkatan rendah sampai
tinggi.
(Sani, 2019) menyatakan bahwa kemampuan berpikir dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu kemmpuan berpikir tingkat rendah atau Low Order Thinking
dan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking. Menurut
Gunawan (Novirin, 2014) “Berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang
mengharuskan peserta didik untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara
tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru”.
Kemudian Vui (Wahyuni, 2017) mendefinisikan kemampuan berpikir
tingkat tinggi sebagai berikut: “Higher order thinking occurs when a person takes
new information and information stored in memory and interrelates and/or
rearranges and extends this information to achive a purpose or find possible
9
answers in perplexing situations”. Artinya, kemampuan berpikir tingkat tinggi
akan terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi baru dengan informasi yang
sudah tersimpan didalam ingatannya dan menghubung-hubungkannya dan/atau
menata ulang dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu
tujuan ataupun menemukan suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit
dipecahkan.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merangsang peserta didik untuk
menginterpretasikan, menganalisis, atau bahkan mampu memanipulasi informasi
sebelumnya sehingga tidak monoton. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
digunakan apabila seseorang menerima informasi baru dan menyimpannya untuk
kemudian digunakan atau disusun kembali untuk keperluan problem solving
berdasarkan situasi (Helmawati, 2019)
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka yang dimaksud berpikir
tingkat tinggi dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang mengaitkan
informasi baru dengan informasi yang sudah tersimpan didalam ingatannya lalu
menghubungkan dan mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai tujuan
atau jawaban yang dibutuhkan.
3. Pemecahan Masalah Matematika
Dalam kehidupan ini, setiap orang pasti sering berhadapan dengan
masalah. Masalah yang dihadapi setiap orang pasti membutuhkan penyelesaian
walaupun jalan dan cara yang digunakan setiap orang berbeda-beda. Menurut
(Siswono, 2018) masalah dapat diartikan suatu situasi atau pertanyaan yang
dihadapi seorang individu atau kelompok ketika mereka tidak mempunyai aturan,
10
algoritma/prosedur tertentu atau hukum yang segera dapat digunakan untuk
menentukan jawabannya.
Menurut Wardani (Irawati, 2018) Masalah matematika dapat dibedakan
dalam dua jenis, yaitu masalah rutin dan non rutin:
a. Masalah rutin dapat dipecahkan dengan mengikuti dengan prosedur yang
mungkin sudah dipelajari.
b. Masalah non rutin lebih fokus pada masalah prosedur, bukan hanya sekedar
sekedar mengartikan masalah kedalam kalimat matematika serta
menggunakan prosedur yang diketahui. Akan tetapi, masalah non rutin
mengharuskan memecahkan masalah untuk menciptakan metode
pemecahannya sendiri.
Menurut (Siswono, 2018) pemecahan masalah adalah suatu proses atau
upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan atau kendala ketika suatu
jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas. Menurut Sumarmo (Sumartini,
2016) pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang
ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Selain itu, Polya (Irawati, 2018) mendefinisikan pemecahan masalah
sebagai upaya dalam menemukan solusi dari suatu kesulitan, mencapai suatu
tujuan yang tidak begitu saja dapat segera dicapai. (Mairing, 2018)
mendefinisikan pemecahan masalah sebagai proses berpikir yang ditujukan untuk
mendapatkan jawaban atas setiap masalah. Berpikir merupakan suatu proses agar
pemecahan masalah dapat dilihat sebagai suatu proses. Maka dari itu, proses
siswa dalam mendapatkan jawaban dalam pemecahan masalah lebih diperhatikan
dibandingkan jawabannya.
11
Ada beberapa heuristik yang diungkapkan oleh para ahli. Salah satunya
adalah langkah Polya yang mengungkapkan tahap-tahap pemecahan masalah
yaitu: memahami masalah, mengembangkan rencana-rencana, melaksanakan
rencana-rencana, dan memeriksa kembali. Heuristik lainnya diungkapkan oleh
Yimer dan Elerton yang terdiri dari lima tahap yaitu pengaitan, transformasi-
formulasi, pelaksanaan, evaluasi, dan iternalisasi. Carlson dan Bloom juga
mengungkapkan heuristik dengan tahap-tahap orientasi, merencakan,
melaksanakan, dan memeriksa (Mairing, 2018).
Adapun tahapan pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah langkah-langkah yang dikemukakan oleh Polya. Menurut Polya(Hidayah,
2016) terdapat empat langkah dalam memecahkan masalah, yaitu sebagai berikut:
1) Memahami masalah; yaitu menentukan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
2) Merencanakan pemecahan masalah; yaitu menentukan strategi atau metode
yang akan digunakan dan melukiskan langkah-langkah yang akan digunakan
dalam menyelesaikan soal.
3) Melaksanakan rencana pemecahan masalah; yaitu melakukan rencana yang
telah ditetapkan pada tahap merencanakan masalah.
4) Memeriksa kembali; yaitu mengecek atau menguji solusi yang telah
diperoleh.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan pemecahan masalah
adalah cara yang digunakan untuk mencari solusi pada suatu masalah yang
memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa.
12
4. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Memecahkan Masalah
Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat membuat seorang individu
menafsirkan, menganalisis, atau memanipulasi informasi. Dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, siswa dapat membedakan ide atau gagasan dengan jelas
dan mampu memecahkan masalah. Menurut (Rochmah, 2017) kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah proses berpikir yang lebih tinggi, tidak
hanya dengan cara mengingat atau menghafal dan menyampaikan informasi yang
diketahui saja. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) ialah kemampuan
mengembangkan informasi baru untuk berpikir kritis, kreatif guna mementukan
keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru.
(Dinni, 2018) menjelaskan tujuan utama dari kemampuan berpikir tingkat
tinggi adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada
level ynang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk
berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif
dalam memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta
membuat keputusan-keputusan dalam situasi yang kompleks.
(Irawati, 2018) menyatakan bahwa peningkatan kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam pelajaran matematika dapat dikembangkan melalui penerapan
soal pemecahan masalah matematika. Pemecahan masalah yang dimaksud dalam
pembelajaran matematika adalah serangkaian kegiatan siswa yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nakin (Hodiyanto, 2014) pemecahan
masalah adalah proses yag melibatkan langkah-langkah tertentu, yang sering
disebut sebagaimodel atau langkah-langkah pemecahan masalah untuk
menemukan solusi suatu masalah.
13
(Ambarawati et al., 2014) mengungkapkan bahwa setiap siswa memiliki
perbedaan kemampuan dalam pemecahan masalah, masalah bagi siswa belum
tentu masalah bagi siswa lain. Menurut (Satriani & Wahyuddin., 2018)
Kemampuan pemecahan masalah merupakan upaya yang dilakukan untuk
memperoleh jawaban yang tepat setelah menerapkan pengetahuan, pemahaman
dan keterampulannya dalam memecahkan masalah.
Adapun masalah bagi siswa diwaktu tertentu boleh jadi bukan masalah
diwaktu lain. Hal ini disebabkan adanya perkembangan kemampuan yang pada
awalnya merupakan masalah namun setelah terbiasa berlatih menjadi bukan
masalah lagi. Selanjutnya Hudojo (Ambarawati et al., 2014) menyatakan bahwa
dengan pemecahan masalah siswa akan berlatih memproses data atau informasi.
Pemrosesan data atau informasi ini disebut berpikir.
Dalam pemecahan masalah siswa dapat menunjukkan kemampuan
memahami masalah dengan baik, menyajikan masalah secara jelas, memilih
pendekatan (strategi) pemecahan, dan mampu menerapkan model yang efektif.
Nasution (Rochmah, 2017) menjelaskan bahwa dengan memecahkan masalah
pelajar menemukan aturan baru yang lebih tinggi tarafnya sekalipun ia mungkin
tidak merumuskannya secara verbal.
Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir tingkat tinggi dalam memecahkan masalah merupakan cara berpikir yang
lebih tinggi dengan menggunakan langkah-langkah tertentu untuk menemukan
solusi suatu masalah berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
14
5. Revisi Taksonomi Bloom
Menurut (Anderson & Krathwhol, 2015) taksonomi adalah sebuah
kerangka pikir khusus. Menurut (Effendi, 2017) taksonomi Bloom adalah susunan
tingkatan yang mengidentifikasikan kemampuan berpikir dari tingkat terendah
hingga tingkat tertinggi.
Dengan berkembangnya teori pendidikan, Krathwohl dan para psikolog
aliran kognitif mmerevisi taksonomi Bloom yang berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman. Pada tahun 2001 revisi taksonomi bloom dipublikasikan. Revisi
yang dibuat ini hanya mencakupi ranah kognitif dengan menggunakan kata kerja
(Effendi, 2017)
Pada revisi taksonomi Bloom memiliki dua dimensi. Dua dimensi itu
adalah proses kognitif dan pengetahuan.
1. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan terdapat empat macam antara lain: dimensi faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif (Kusnawa, 2012)
a) Pengetahuan faktual adalah pengetahuan yang mepunyai ciri-ciri tampak
lebih nyata dan operasional, serta bersifat penjelasan singkat atau bersifat
kebendaan yang diobservasi dengan mudah. Meliputi definisi
pengetahuan, pengetahuan umum dan bagian bagiannya, atau bentuk dari
bagian-bagan sesuatu benda baik dalam bentuk proses atau hasil
pekerjaan atau alam.
b) Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan yang lebih sulit dalam
bentuk pengetahuan yang terstruktur. Mencakup pengetahuan
15
pengklasifikasian, prinsip-prnsip, generalisasi, teori-teori hukum, model-
model dan struktur isi materinya.
c) Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaiman melakukan
suseatu. Mencakupi pengetahuan keterampilan algoritma, teknik-teknik,
metode-metode, dan penentuan kriteria pengetahuan atau pembenaran
”ketika melakukan” dalamranah dan mata pelajaran tertentu.
d) Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan tentang definisi
umum dan pengetahuan mengenai tugas-tugas termasuk pengetahuan
kontekstual dan konditional.
2. Dimensi Proses Kognitif
Dimensi proses kognitif berisikan enam kategori: Mengingat,
Memahami, Mengaplikasikan, Menganalisis, dan Mencipta(Anderson &
Krathwhol, 2015)
1) Mengingat (C1)
Mengingat berarti mengambil pegetahuan tertentu dari memori jangka
panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar
yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut
dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks.
2. Memahami (C2)
Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses-
proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan,
16
mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan,
membandingkan dan menjelaskan.
3. Mengaplikasikan (C3)
Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu. Proses kognitif menerapkan langkah tertentu
dalam mengerjakan soal maupun menyelesaikan masalah. melibatkan
penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan
atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terbagi atas dua
proses kognitif, yaitu mengerjakan ketika tugasnya soal latihan (yang
familier).
4. Menganalisis (C4)
Menganalisis artinya membagi materi menjadi bagian penyusunnya serta
mementukan hubungan tiap bagian tersebut. Keseluruhan susunan/tujuan
kategori menganalisis terdiri atas membedakan, mengorganisasi, serta
mengatribusikan.
5. Mengevaluasi (C5)
Mengevaluasi ialah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau
standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif
memeriksa dan mengkritik.
6. Mencipta (C6)
Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.
Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa
membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau
17
bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum ada sebelumnya.
mencipta berisikan tiga proses kognitif: merumuskan, merencanakan, dan
memproduksi.
Tahapan yang dipaparkan tersebut, selanjutnya dikelompokkan menjadi
dua kategori, yakni kemampuan berpikir tingkat rendah (LOT) dan keterampilan
berpikir tingkat tinggI (HOTS). Tiga level pertama mengingat (C1), memahami
(C2), menerapkan (C3), merupakan Low Order Thinking, sedangkan tiga level
berikutnya yakni menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan menciptakan (C6)
merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills
(Irawati, 2018)
Berdasarkan pemaparan diatas, pada penelitian ini menggunakan revisi
taksonomi Bloom. Maka dari itu penelitian ini lebih berfokus kepada kemampuan
siswa pada level menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
6. Indikator Berpikir Tingkat Tinggi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kamus Pusat Bahasa, 2008)
indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk/keterangan.
Individu dikatakan mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi apabila
memenuhi beberapa indikator yang sesuai dengan tahapan dalam kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Adapun indikator yang digunakan meliputi indikator yang
telah dinyatakan oleh Krathwohl dan Anderson (Tonra, 2019) berikut penjelasan
indikator tersebut yang meliputi:
1. Analyze (menganalisis) didefinisikan sebagai kegiatan dalam memisahkan
materi ke dalam bagian-bagian penyusunnya serta mampu menetapkan suatu
18
bagian berhubungan dengan bagian lainnya. Pada bagian Analyzing diterdiri
dari beberapa kategori yang meliputi Differentiating (membedakan),
Organizing (mengorganisasi) dan Attributing (menghubungkan).
a. Differentiating (membedakan) merupakan suatu kegiatan dimana individu
mampu membedakan materi yang relevan dan yang tidak relevan atau
individu tersebut mampu membedakan materi yang penting atau tidak
penting yang diberikan oleh guru.
b. Organizing (mengorganisasi) terjadi ketika individu mampu menetapkan
bagaimana suatu elemen pada materi cocok dengan elemen lainnya dan
dapat berfungsi bersama-sama dalam suatu struktur tertentu.
c. Attributing (mendekonstruksi) adalah ketika individu mampu untuk
menetapkan inti dari suatu materi.
2. Evaluate (mengevaluasi) merupakan kegiatan dalam mengambil keputusan
pada kriteria dan standar tertentu, yang meliputi Checking (mengecek) dan
Critiquing (mengkritik).
a. Checking (mengecek) merupakan suatu kegiatan dalam mendeteksi
ketidakselarasan dalam suatu proses atau hasil dengan memastikan apakah
proses atau hasil memiliki keselarasan internal atau menentukan keefektifan
suatu prosedur yang ditetapkan.
b. Critiquing (mengkritisi) merupakan suatu kegiatan individu dalam
menentukan ketidakselarasan antara hasil atau beberapa kriteria eksternal
sehingga dapat menetapkan apakah suatu prosedur itu layak digunakan
dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan.
19
3. Create (mencipta) adalah suatu kegiatan dimana individu membuat atau
memperoleh cara pandang, ide atau produk baru dari melihat suatu kejadian
tertentu. Create dimaksud disini yaitu menempatkan suatu elemen-elemen
secara bersama-sama untuk membentuk suatu struktur atau pola yang baru,
atau hasil yang bukan ditiru dari orang lain tetapi hasil dari diri sendiri.
Create meliputi beberapa bagian yaitu:
a. Generating (menyusun) didefinisikan sebagai suatu kegiatan dalam
menentukan hipotesis alternatif berdasarkan kriteria
b. Planning (merencanakan) merupakan suatu kegiatan dalam menentukan
rancangan dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu.
c. Producing (menghasilkan) merupakan kegiatan dalam menghasilkan
suatu produk yang dihasilkan sendiri.
Adapun indikator yang peneliti gunakan yaitu indikator yang dikemukakan
oleh krathwohl, diantaranya yaitu kemampuan berpikir dalam menganalisis,
kemampuan berpikir dalam mengevaluasi, serta kemampuan berpikir dalam
mencipta.
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Tingkat Tinggi Revisi Taksonomi Bloom
No. Berpikir Tingkat Tinggi
Taksonomi Bloom Revisi Indikator
1. Analyze (menganalisis) a. Differentiating
(membedakan)
Mencari informasi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan pada masalah/soal yang diberikan
b. Organizing (mengorganisasi)
Mengidentifikasi hubungan atau keterkaitan informasi-informasi yang ada pada masalah/soal
20
7. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yakni materi yang
diajarkan di Sekolah Menengah Pertama.
Sistem Persamaan Linear
Sistem persamaan linear adalah himpunan berhingga dari persamaan linear
Bentuk umum:
Suatu persamaan linear yang mengandung n peubah x1, x2 ,…,xn dinyatakan dalam
bentuk a1x1 + a2x2 + … + anxn = b dengan a1, a2, …, an , b adalah konstanta riil.
Contoh 1:
a. x + y = 4 → persamaan linear dengan 2 peubah
b. 2x – 3y = 2z +1 → persamaan linear dengan 3 peubah
c. 2 log x + log y = 2 → bukan persamaan linear
d. 2ex = 2x + 3 → bukan persamaan linear
c. Attributing (mendekonstruksi)
Menentukan inti dari permasalahan pada soal yang diberikan.
2. Evaluating (mengevaluasi) a. Checking (mengecek)
Mendeteksi kekonsistenan dan ketidakkonsistenan internal pada suatu proses atau hasil
b. Critiquing (mengkritisi) Mendeteksi kekonsistenan dan ketidakkonsistenan antara hasil dengan kriteria eksternal
3. Creating (mencipta) a. Generating (menyusun)
Menentukan ide untuk memecahkan masalah yang diberikan
b. Planning (merencanakan Menyusun strategi dalam memecahkan masalah
c. Producing (menghasilkan)
Mengimplementasikan ide dan strategi yang telah disusun untuk menghasilkan solusi dari masalah
21
Tidak semua sistem persamaaan linear memiliki ( solusi ), sistem
persamaan linear yang memiliki penyelesaian memiliki dua kemungkinan yaitu
penyelesaian tunggal dan penyelesaian banyak. Secara lebih jelas dapat dilihat
pada diagram berikut :
{𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 (𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛)
𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑎𝑛 (𝑘𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛) {𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘
Pada sistem persamaaan linear dengan dua peubah, secara geometris:
a. Jika SPL tidak mempunyai penyelesaian maka grafiknya berupa dua garis
yang saling sejajar,
b. Jika penyelesaiannya tunggal maka himpunan penyelesaiannya berupa sebuah
titik hasil perpotongan dua garis,
c. Jika penyelesaiannya banyak maka himpunan penyelesaiannya berupa dua
garis lurus yang saling berhimpit.
Secara lebih jelas dapat dilihat pada contoh berikut :
a. x + y = 2 ,
2x + 2y = 6
Grafiknya :
.......................................... 2x + 2y =6
.......................................... x + y = 2
Grafik tersebut menunjukkan bahwa kedua garis sejajar sehingga tidak
penyelesaian yang memenuhi sehingga disimpulkan bahwa SPL tidak konsisten.
22
b. x – y = 2 ,
x + y = 2
Grafiknya :
..................................... x + y = 2
Grafik tersebut menunjukkan bahwa himpunan penyelesaian dari SPL
adalah titik potong antara x – y = 2 dan x + y = 2 yaitu titik ( 2,0 ). Jadi
penyelesaian dari SPL adalah tunggal yaitu x = 2 dan y = 0.
c. x + y = 2
2x + 2y = 4
Grafiknya :
Grafik diatas bahwa x + y = 2 dan 2x + 2y = 4 saling berhimpit
sehingga hanya terlihat seperti satu garis saja. Himpunan penyelesaian dari
SPL semua titik yang terletak disepanjang garis tersebut. Misalkan diambil x =
0 maka didapatkan y = 2 yang memenuhi persamaan, jika x = 1 maka nilai y =
1 adalah nilai yang memenuhi . Secara matematis dapat dituliskan sebagai : {
(x,y) | x = 2 – y , x∈ R ,y ∈R }
Untuk kasus sistem persamaan linear dengan menggunakan dua peubah ,
pembuatan grafik untuk menentukan himpunan penyeleaian seperti ini masih
23
memungkinkan, hanya saja untuk jumlah peubah yang lebih banyak hal ini sulit
dilakukan.
Sistem Persamaan Linear dua variabel
Persamaan linear dua variabel merupakan persamaan yang memiliki dua
variabel dengan pangkat tiap variabelnya satu. Adapun, sistem persamaan linear
dua variabel merupakan dua persamaan linear yang masing-masing mempunyai
dua variabel yang hanya memiliki satu penyelesaian.
Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel adalah:
=+
=+
rqypxcbyax
, dengan a, b, p, q ≠ 0
Dimana x dan y sebagai variabel , dan a, b, p, dan q sebagai konstanta
Sistem persamaan linear dua variabel dibagi menjadi empat metode, yaitu
sebagai berikut:
1) Metode Subtitusi
Menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel dengan metode
subtitusi dilakukan dengan cara mengganti (mensubtitusikan) salah satu
variabel dengan variabel lainnya.
2) Metode Eliminasi
Menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel dengan metode
eliminasi dilakukan dengan cara menghilangkan (mengeliminasi) salah satu
variabelnya sehingga variabel yang lain ditemukan solusi nilainya.
24
3) Metode Grafik
Menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel dengan metode
grafik dilakukan dengan cara membuat grafik kedua persamaan, kemudian
menentukan titik potongnya, titik potong tersebut merupakan penyelesaian
SPLDV.
4) Metode Gabungan Eliminasi dan Subtitusi
Metode gabungan ialah perpaduan dari metode subtitusi dan metode
eliminasi. (Forum Tentor Indonesia, 2019)
Contoh Soal:
Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut :
• 2x + y = 6
• x – y = 7
Penyelesaian :
1. Dengan metode subtitusi
2x + y = 6 ............ (1)
x – y = 7 .............. (2)
Dari persamaan (2) didapat x = 7 – y, kemudian subtitusikan pada
persamaan (1), sehingga diperoleh:
2x + y = 6
→ 2(7 – y) + y = 6
→ 14 – 2y + y = 6
→ 14 – y = 6
→ y = 8
25
Subtitusikan y = 8 ke salah satu persamaan, misal persamaan (1),
maka:
2x + y = 6
2x + (8) = 6
2x = -2
x = -1
Jadi, himpunan penyelesaiannya {(−1, 8)}
2. Dengan metode eliminasi
Dari sistem persamaan linear:
2x + y = 6 ............ (1)
x – y = 7 .............. (2)
• Mengeliminasi variabel y
Dari dua persamaan linear tersebut, koefisien dari variabel y sudah
sama, maka untuk mengeliminasinya:
2𝑥 + 𝑦 = 6 𝑥 − 𝑦 = 7
x = −1−
• Mengeliminasi variabel x
Karena koefisien dari variabel x pada dua persamaan tersebut berbeda,
maka untuk mengeliminasinya kita harus menyamakan terlebih dahulu
koefisiennya.
2x + y = 6 x1 2x + y = 6
x + y = 7 x2 2x +2y = 14
-y = -8
26
y = 8
Jadi, himpunan penyelesaiannya {(−1, 8)}
3. Dengan metode grafik
Untuk 2x + y = 6, maka:
X 0 3
Y 6 0
Maka, grafik garis lurus melalui (0,6) dan (3,0)
Untuk x + y = 7
X 0 7
Y 7 0
Maka, grafik garis lurus melalui (0,7) dan (7,0)
Kemudian kedua garis lurus digambarkan pada satu bidang kartesius:
Jadi, himpunan penyelesaiannya {(−1, 8)}
4. Dengan metode gabungan eliminasi dan subtitusi
Dari sistem persamaan linear:
2x + y = 6 ............ (1)
27
x – y = 7 .............. (2)
• Eliminasi
Untuk langkah pertama, kalian bisa memilih variabel yang kan
dieliminasi. Jika diperhatikan dari dua persamaan linear tersebut, maka
akan lebih sederhana mengeliminasi variabel x.
2𝑥 + 𝑦 = 6 𝑥 − 𝑦 = 7
x = −1−
• Subtitusi
Setelah diperoleh nilai dari salah satu variabel ( pada contoh diatas,
didapat x = -1), kemudian subtitusikan pada salah satu persamaan
linearnya (misal dipilih persamaan yang ke-2), maka:
x + y = 7 → -1 + y = 7
→ y = 7 + 1 = 8
Jadi, himpunan penyelesaiannya {(−1, 8)}
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan uraian mengenai hasil-hasil penelitian
yang sebelumnya telah dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang relevan sesuai
sesuai dengan penelitian ini adalah:
1) Hasil penelitian yang relevan yang sesuai dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh (Irawati, 2018) dengan judul “Analisis
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal
Pemecahan Masalah Matematika pada Materi Bilangan Bulat”. Berdasarkan
hasil penelitian, tingkat kemampuan analisis siswa siswa rata-rata mencapai
28
30%, tingkat mengevaluasi 32%, dan tingkat mencipta 23% dari skor
maksimal 100. Kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat rendah.
Berdasarkan hasil wawancara hal tersebut disebabkan karena siswa masih
belum terbiasa menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika dalam
setiap pembelajaran dikelas. Kemampuan berpikir tingkat tinggi saling
berhubungan satu sama lain. Jika kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mendasar yaitu kemampuan analisis siswa masih rendah maka akan
mempengaruhi kemampuan berpikir tingkat tinggi selanjutnya yaitu
mengevaluasi dan mencipta.
2) Penelitian yang dilakukan oleh (Oesmolos & Ratu, 2019) dengan judul
“Profil Higher Order Thinking Skill Siswa dalam Menyelesaikan Masalah
Aritmatika Sosial” Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek
berkemampuan matematika tinggi mencapai HOTS pada tahap menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta. Sedangkan subjek berkemampuan matematika
sedang dan rendah belum mampu mencapai HOTS baik pada tahap
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
3. Penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni, 2017) dengan judul
“Pengembangan Tes Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan
Revisi Taksonomi Bloom untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Siswa Kelas VIII SMPN Sungguminasa Gowa”. Menyimpulkan
bahwa dari 117 siswa yang mengikuti tes tertulis terlihat ada 76 siswa yang
berada pada kategori sedang diantaranya dapat menyelesaiakan soal hingga
level mengevaluasi, walaupun terlihat juga beberapa siswa yang
menyelesaikan soal mencipta. Setelah di analisis diketahui bahwa dari hasil
29
tes, kelemahan siswa banyak ditemukan pada saat mengerjakan soal
mencipta. Berdasarkan hasil wawancara, pada dasarnya siswa mengetahui
konsep persamaan serta metode subtitusi akan tetapi ia belum terbiasa serta
masih merupakan sesuatu yang baru baginya untuk mendapatkan
kemungkinan penyelesaian persamaan itu.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatf bertujuan menjelaskan dan menguraikan suatu kejadian,
kegiatan sosial, perilaku, serta pendapat seseorang baik secara individu maupun
berkelompok. (Sukmadinata, 2017)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Malili yang terletak di
Kabupaten Luwu Timur yang dilaksanakan sejak tanggal 3 Agustus 2020.
C. Subjek Penelitian
Teknik pengambilan subjek penelitian bertujuan untuk memperoleh
informasi tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Subjek dipilih
berdasarkan hasil tes tertulis.
Untuk menentukan subjek, akan digunakan langkah-langkah dibawah ini:
1. Menetapkan kelas tempat melakukan penelitian, yaitu kelas VIII SMP Negeri
3 Malili
31
2. Memilih satu kelas untuk diberikan tes soal HOTS dengan melihat
kemampuan matematika yang dimiliki siswa, yaitu memilih kelas dimana
siswa berprestasi paling banyak dan disertai pertimbangan guru mata
pelajaran matematika.
3. Melakukan tes soal HOTS kepada seluruh siswa pada kelas yang telah dipilih.
Dari hasil tes kemudian dipilih 3 siswa sebagai subjek penelitian dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Subjek penelitian terdiri 3 siswa dengan nilai tertinggi.
b. Subjek yang dipilih merupakan subjek yang dapat berkomunikasi dengan
baik serta mampu mengemukakan hasil pemikirannya. Dengan tetap
meminta pertimbangan dari guru mata pelajaran
c. Subjek yang bersedia untuk berpartisispasi selama berlangsungnya proses
penelitian.
D. Fokus Penelitian
Mendeskripsikan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa dalam
memecahkan masalah SPLDV berdasarkan revisi taksonomi Bloom.
E. Prosedur Penelitian
Berikut tahap yang ditempuh peneliti dalam prosedur penelitian, yaitu:
1. Langkah perencanaan
a. Membuat proposal kemudian dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing
b. Menyiapkan alat bantu rekam seperti kamera atau handphone
32
c. Menyiapkan instrumen penelitian.
d. Melakukan validasi instrumen pendukung, dalam tahap ini divalidasi
oleh orang yang berkompeten yaitu dosen pendidikan matematika
yang ahli dibidangnya.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi
a. Pemberian tes tertulis guna menetapkan 3 subjek dengan kemampuan
matematika tinggi
b. Melakukan wawancara kepada subjek penelitian untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan tes tertulis
c. Menganalisis lembar jawaban dan hasil interviu
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dipergunakan untuk menilai setiap kejadian
maupun peristiwa yang dilihat (Sugiyono, 2018). Peneliti itu sendiri merupakan
instrumen utama dalam penelitian dikarenakan peneliti yang terjun di lapangan,
serta peneliti yang paham mengenai kondisi lapangan tersebut melalui observasi
dan wawancara. Adapun instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis dalam penelitian ini berupa soal uraian yang terdiri dari 3 butir
soal HOTS materi SPLDV dan telah divalidasi oleh tim validator. Kriteria soal
yang digunakan yaitu soal yang disusun berdasarkan indikator berfikir tingkat
tinggi dari revisi taksonomi Bloom yaitu level berfikir C4 (menganalisis), C5
(mengevaluasi), dan C6 (mencipta).
33
2. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada subjek penelitian dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dari subjek penelitian dengan
melakukan wawancara secara tidak terstruktus. Berikut pertanyaan pokok yang
digunakan adalah:
1. Dari soal ini, apa yang anda pahami?
2. Bagaimana ide awal dalam menyelesaikan soal ini?
3. Sebutkan strategi yang digunakan dalam memecahkan masalah ini!
G. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, di
antaranya:
1. Tes Tertulis
Dilakukannya tes tertulis bertujuan untuk melihat kemampuan berfikir
tingkat tinggi dan menyeleksi siswa yang akan dijadikan subjek penelitian.
Pada pelaksanaannya, siswa diberikan lembar tes yang berisikan soal-soal
HOTS materi SPLDV untuk dikerjakan secara individu.
2. Wawancara
Untuk memperoleh data yang tidak diperoleh dari hasil tes tertulis maka
perlu dilakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung
kepada subjek. Proses wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan secara
bergiliran agar memudahkan dalam melihat kemampuan yang dimiliki tiap
subjeknya.
34
H. Teknik Analisis Data
Adapun beberapa teknik yang dipergunakan yakni sebagai berikut:
1. Analisis data tes tertulis
Dari hasil tes tertulis kemudian peneliti mengambil 3 siswa dengan siswa
kemampuan matematika tinggi. Kemudian dianalisis berdasarkan indikator
berpikir tingkat tinggi dari revisi taksonomi Bloom.
2. Analisis data wawancara
a. Langkah reduksi data
Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara kemudian direduksi.
Reduksi pada penelitian ini diartikan sebagai proses dalam memilih dan
memfokuskan perhatian kepada data-data yang diperoleh dari lapangan
dengan memilih data yang pokok dan membuang data yang tidak
dibutuhkan. Dari proses reduksi, data-data diseleksi kemudian
disederhanakan dan dikategorisasikan atau dikelompokkan sesuai dengan
kebutuhan peneliti untuk menjawab rumusan masalah.
b. Langkah penyajian data atau display
Pada langkah penyajian data mencakup kegiatan pengorganisasian
hasil reduksi data dengan menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat
naratif, sebagaimana bertujuan untuk memudahkan dalam penarikan
kesimpulan pada tahap selanjutnya. Data yang disajikan berupa deskripsi
kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek selama wawancara yang telah
dilakukan pada penelitian.
35
c. Langkah penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan
tentang kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan
masalah SPLDV berdasarkan revisi Taksonomi Bloom pada siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Malili.
I. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang dapat dipercaya atau
kredibel maka dilakukanlah triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu triangulasi metode dengan mengecek data kepada sumber yang
sama dengan metode yang berbeda, yakni dengan mengecek keabsahan data yang
didapatkan dari sumber yang sama pada lembar jawaban serta hasil interviu.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan masalah SPLDV berdasarkan
revisi taksonomi Bloom pada kelas VIII SMP 3 Malili. Kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa merupakan hal yang perlu dimiliki setiap siswa, sehingga
harus diperhatikan oleh pendidik. Dari hal tersebut peneliti berusaha untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Namun sebelum melaksanakan
penelitian, peneliti menyusun instrumen penelitian berupa tes pemecahan masalah
yang terdiri dari 3 soal essay. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
mendalam terkait kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, maka dilakukan
wawancara kepada 3 siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian. Setelah
instrumen disusun selanjutnya melaksanakan penelitian untuk memperoleh data
yang dibutuhkan mengenai kemampuan berpikir tingkat tinngi dalam
memecahkan masalah SPLDV.
Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Malili selama 2
kali pertemuan, yaitu memberikan tes pemecahan masalah pada hari Jumat
tanggal 21 Agustus 2020 pukul 09.00 wita yang berjumlah 17 siswa, selanjutnya
dilakukan wawancara pada hari Selasa tanggal 25 Agustus 2020 pukul 16.51 wita
untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam terkait kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa, maka dilakukan wawancara kepada 3 siswa yang dipilih
37
sebagai subjek penelitian. Atas pertimbangan kelancaran proses wawancara, maka
dipilih subjek penelian yang komunikatif (mudah untuk diajak berkomunikasi).
Berdasarkan saran dan rekomendasi dari guru mata pelajaran matematika, maka
dipilih 3 (tiga) orang subjek penelitian yaitu 3 siswa dengan nilai tertinggi.
Tabel 4.1 Hasil Tes Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Malili
No. Inisial Siswa Nilai
1 AMIF 77
2 ACR 43
3 A 81
4 AHR 83
5 BWF 81
6 DA 56
7 IP 64
8 J 85
9 LS 85
10 MI 62
11 PW 77
12 R 85
13 RW 96
14 SAPW 100
15 SM 83
16 S 87
17 YF 75
38
Berdasarkan tabel 4.1 yaitu hasil tes pemecahan masalah siswa, maka pada
tabel 4.1 yang menjadi subjek dalam penelitian ini berada pada 3 siswa dengan
nilai tertinggi.
Tabel 4.2 Subjek Penelitian
No. Inisial Siswa Kode
1 SAPW NA1
2 RW NA2
3 S NA3
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian berupa tes dan wawancara.
Pemberian Tes Pemecahan Masalah diadakan pada hari Jumat tanggal 21 Agustus
2020 dan wawancara dilakukan pada hari Selasa tanggal 25 Agustus 2020.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara, maka akan dipaparkan
deskripsi tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Adapun deskripsi mengenai
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam memecahkan masalah SPLDV
dapat dilihat dari uraian berikut.
a. Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek NA1 dalam
memecahkan masalah SPLDV
Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil tes pemecahan masalah
dan data hasil wawancara siswa untuk 3 (tiga) soal. Subjek NA1 dipilih untuk
mewakili 17 orang siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah
tinggi. Hasil tes tertulis kemampuan pemecahan masalah yang telah
dikerjakan menunjukkan hasil yang baik.
39
1. Menganalisis
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 1 (satu)
Gambar 4.1.1 Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA1 Soal Nomor 1
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek
mampu mengerjakan soal nomor 1 dengan baik. Dapat dilihat bahwa
subjek dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada
40
soal. Selanjutnya subjek menuliskan kedua persamaan dengan benar yaitu
(x + y = 60, 1000y +1.200y = 63.000). selanjutnya subjek mengelimiasi
kedua persamaan tersebut dan menuliskan hasilnya dengan tepat. Tahap
akhir subjek menghitung buah apel dan buah mangga yang didapatkan
masing-masing anak dan menuliskan setiap anak mendapatkan 3 buah apel
dan 1 buah mangga. Untuk mendalami kemampuan berpikir tingkat tinggi
subjek pertama, maka dilakukan proses wawancara. Adapun kutipan
wawancara subjek pertama untuk soal nomor 1 (satu) adalah sebagai
berikut:
Keterangan: PE = Pertanyaan Peneliti NA1 = Jawaban Subjek Pertama
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti
dengan subjek pertama dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi
dalam memecahkan SPLDV pada indikator menganalisis
PE - W01 :Coba adek baca soal nomor 1! NA1- W01 :(membaca soal) PE - W02 :oke... dari masalah yang diberikan, coba sebutkan
informasi apa saja yang diketahui! NA1-W02 :yang diketahui itu, pak Darmawan membeli 60 buah
dengan harga 63.000. Hmm… harga 1 apel nya itu 1000/ buah. Harga 1 mangga itu 1.200/buah kak. Terus itu buah mau dibagikan ke 15 anak yang ada di panti asuhan.
PE – W03 :Nah, dari yang diketahui itu, apakah semuanya digunakan dalam menyelesaikan soal?
NA1- W03 :Iye kak, digunakan semua. PE-W04 :apa yang dicari dari soal ini? NA1-W04 :ini kak, berapa buah Apel dan Mangga yang didapatkan
masing-masing anak. Kalau sudah diketahui jumlah Apel dan Mangga, bisa mi di didapat berapa buah Apel dan Mangga yang na dapat masing-masing anak.
PE-W05 :apakah yang diketahui saling berhubungan dengan masalah itu?
41
NA1-W05 :Iye kak, saling berhubungan. PE-W06 :Kenapa? NA1-W06 :Kan diketahui banyaknya buah yang dibeli dan harganya.
Nah semuanya itu akan dipakai untuk tentukan jumlah masing-masing buahnya kak. kalau sudah didapat itu, nanti itu lagi yang dipakai untuk tentukan berapa buah apel dan mangga yang didapat tiap anak.
PE-W07 :Strategi apa yang adek gunakan untuk menyelesaikan soal ini?
NA1-W07 :kan diketahui ada buah apel dan buah mangga kak, jadi pertama saya misalkan dulu x = apel dan y = mangga. Kemudian saya cari dulu salah satunya kak (x atau y), jadi saya hilangkan salah satu (x atau y), diatas dikali 1.200 dan dibawah saya kali 1 ji kak. 1.200 × ( x + y = 60) dan 1 × (1.000x + 1.200y = 63.000), jadi hasilnya seperti ini (1.200x + 1.200y = 72.000 dan 1.000x + 1.200y = 63.000). karena y-nya sama kemudian saya kurangkan, jadi saya bisa saya dapat nilai x-nya berapa.
PE-W08 :apa itu istilahnya kalau di kurangkan? NA1-W08 :hmmm (sambil berpikir). Di eliminasi kak. PE-W09 :setelah kita eliminasi kita apakan lagi ? NA1-W09 :karena saya dapat mi nilai x-nya selanjutnya untuk cari
nilai y-nya saya gunakan lagi metode eliminasi, jadi diatas dikali 1.000 dan dibawah saya kali 1 ji kak. 1.000 × ( x + y = 60) dan 1 × (1.000x + 1.200y = 63.000), jadi hasilnya seperti ini (1.000x + 1.000y = 60.000 dan 1.000x + 1.200y = 63.000). jadi saya dapatmi nilai y-nya kak.
PE-W10 :setelah itu? NA1-W10 :Setelah itu saya lanjut untuk menghitung berapa buah apel
dan mangga yang didapatkan 15 anak. Jadi banyaknya apel
saya bagi banyaknya anak (45 𝑎𝑝𝑒𝑙
15 𝑎𝑛𝑎𝑘= 3 𝑎𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑛𝑎𝑘)
kemudian kucari lagi banyak mangga yang didapatkan tiap anak. Jadi, banyaknya mangga saya bagi banyaknya anak ( 15 𝑚𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
15 𝑎𝑛𝑎𝑘= 1 𝑎𝑝𝑒𝑙 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑛𝑎𝑘).
Berdasarkan kutipan hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa
subjek (NA1) dapat mengetahui dan menjelaskan informasi apa saja yang
diketahui dari soal terlihat pada kutipan (NA1-W02), selain itu subjek
dapat menjelaskan inti dari masalah tersebut terlihat pada kutipan (NA1-
42
04). Subjek juga mengatakan bahwa setiap informasi yang diketahui
mempunyai hubungan terlihat pada kutipan (NA1-W06).
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara, dapat dilihat bahwa
subjek sudah mampu membedakan terlihat ketika subjek menuliskan dan
dapat menjelaskan informasi yang diketahui. Subjek mampu
mendekonstruksi terlihat saat subjek menuliskan dan dapat menjelaskan
inti dari masalah yang ada. Subjek juga telah mampu mengorganisasi
ditandai dengan subjek dapat menjelaskan hubungan antara informasi yang
diketahui dan ditanyakan dalam menyelesaikan soal.
2. Mengevaluasi
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 2 (dua)
43
Gambar 4.1.2 Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA1 Soal Nomor 2
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek (NA1)
mampu mengerjakan soal nomor 2 dengan baik. Dimana subjek dapat
menuliskan informasi apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. siswa
dapat menentukan harga baju dan rok di toko A dan di toko B dengan benar.
Selanjutnya subjek juga mampu memberikan pendapat dan alasan sebaiknya
44
Azkia membeli baju dan rok ditoko B. Untuk mendalami kemampuan
berpikir tingkat tinggi subjek pertama, maka dilakukan proses wawancara.
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti dengan
subjek NA1 dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan SPLDV pada indikator mengevaluasi.
PE-W01 :oke lanjut soal no.2 dih. dari masalah yang diberikan, coba sebutkan informasi apa saja yang diketahui
NA1-W01 :yang diketahui itu, toko A dan toko B menjual baju dan rok. Di toko A Aisyah membeli 3 baju dan 2 rok seharga 240.000, lalu membeli lagi 2 baju dan 1 rok seharga 140.000. Kemudian di toko B Hafizah membeli 2 baju dan 3 rok seharga 225.000, lalu membeli lagi 3 baju dan 1 rok.
PE-W02 :apakah yang ditanyakan dari soal ini? NA1-W02 :yang ditanyakan itu kak, di toko manakah sebaiknya Azkia
membeli 1 baju dan 1 rok. PE-W03 :apa jawabanta disitu dek? NA1-W03 :Menurutku itu kak, sebaiknya azkia membeli baju dan rok
ditoko B PE-W04 :Apa alasanta pilih di toko B? NA1-W04 :Karena kalau di toko B lebih murah ih kak daripada beli di
toko A PE-W05 :Bagaimana carata cek kalau toko B lebih murah? NA1-W05 :Jadi pertama itu kak saya cari dulu harga baju dan rok di
toko A. Dan saya dapat di toko A harga bajunya itu 40.000 dan harga rok itu 60.000. kemudian saya cari lagi harga baju dan rok di toko B, yang saya dapat harga bajunya itu 42.000 dan harga roknya 57.000. hmmm, jadi setelah itu saya jumlahkan mi pengeluaran di toko A itu 40.000+60.000=100.000, kalau di toko B itu 42.000+57.000=99.000.
Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa
subjek (NA1) dapat menyebutkan hal apa saja yang diketahui dalam soal
dan menyebutkan hal apa saja yang ditanyakan dalam soal terlihat pada
kutipan (NA1-W01). Selanjutnya subjek menjelaskan cara yang dilakukan
dalam mengecek kebenaran terlihat pada kutipan (NA1-W05), serta mampu
mengkritik dalam memeriksa kebenaran jawabannya terlihat pada kutipan
45
(NA1-W04). Kemampuan subjek (NA1) memberikan alasan dari setiap
jawabannya terlihat dari kutipan hasil wawancara di atas, dengan subjek
mengatakan bahwa alasan memilih toko B karena lebih murah dibanding
toko A. Subjek menjelaskan cara memeriksa kebenaran jawabannya. Dari
pernyataan diatas, diketahui bahwa subjek (NA1) menunjukkan aktivitas
berpikir tingkat tinggi pada tahap mengevaluasi.
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara terlihat subjek sudah
dapat mengkritik, nampak saat subjek menuliskan pada lembar jawaban dan
bisa menjelaskan di mana toko yang seharusnya Azkia membeli. Selain itu
subjek dapat menjelaskan cara mengecek kebenaran atas jawabannya dan
bisa dilihat saat subjek menuliskan pada lembar jawaban.
3. Mencipta
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 3 (tiga)
46
Gambar 4.1.3 Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA1 Soal Nomor 3
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek (NA1)
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal dengan
47
tepat. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memahami masalah pada soal.
Selanjutnya subjek menuliskan persamaan yang akan digunakan untuk
menentukan harga tiap itemnya. Selanjutnya siswa menuliskan susunan barang
yang mungkin akan dibeli oleh taufik. Untuk mendalami kemampuan berpikir
tingkat tinggi subjek pertama, maka dilakukan proses wawancara.
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti dengan
subjek pertama dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan SPLDV pada indikator mencipta.
PE-W01 :Kira-kira dari soal yang diberikan, materi apa itu dek? NA1-W01 :Sistem persamaan linear dua variabel kak PE-W02 :Kenapa ki gunakan SPLDV? Kenapa ki tidak pakai cara lain
untuk jawab soal ini? NA1-W02 Karna begitu memang caranya kak PE-W03 Tidak kita tau alasannya? NA1-W03 Iye kak. PE-W04 Oke. Dari soal ini apa yang kamu ketahui? NA1-W04 yang diketaui toko sejahtera menjual macam-macam barang.
Ahmad membeli 2 tas dan 1 pasang sepatu dengan harga 200.000. ikhsan membeli 3 tas dan 2 pasang sepatu dengan harga 320.000. misbah membeli 4 baju dan 2 celana dengan harga 320.000 juga. Irsyad membeli 1 baju dan 2 celana dengan harga 140.000.
PE-W05 nah apa yang dicari dari soal ini? NA1-W05 ini kak, barang apa sja yang mungkin dibeli taufik dengan
membawa uang 120.000 PE-W06 apa strategi yang kita gunakan disini? NA1-W06 disini jenis barang yang dibeli ahmad dan ikhsan sama, dan
jenis barang yang dibeli misbah dan irsyad sama. Jadi saya cari dulu harga barang yang dibeli Ahmad dan Ikhsan. Nah, saya misalkan mi ini x sebagai tas, y sebagai sepatu. Terus, ku cari mi harga tas (x), 2x + 1y = 200.000 dikali 2, 3x + 2y = 320.000 dikali 1. Makanya kudapat ini (4x + 2y = 400.000, 3x +2y = 320.000). saya kurangkan mi nilai y-nya dan saya dapat mi nilai x disini 80.000. kemudian begitu terus mi caraku kerjai untuk dapat berapa harga sepatu, baju, celana kak.
PE-W07 kenapa ki pake metode eliminasi untuk dapat itu, kenapa ki tidak gunakan metode lain ?
NA1-W07 karena itu ji yang kurasa mudah kak, dan saya suka pake
48
cara itu. PE-W08 oke. setelah itu kita apakan lagi ? NA1-W08 buat mka susunan barang yang mungkin dibeli taufik dengan
uang 120.000 kak. Disini saya dapat 6 kemungkinan kak, yang pertama itu 1 pasang sepatu ditambah 2 celana, kedua itu 2 baju, ketiga itu 3 celana, keempat 1 tas ditambah 1 pasang sepatu, kelima 1 tas ditambah 1 celana, terakhir 3 pasang sepatu.
PE-W09 6 ji saja kita dapat? Kira-kira masih ada lagi itu dek? setelah itu?
NA1-W09 tunggu kak (sambil mencakar). Aih nda adami kak, itu ji kudapat
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek
(NA1) mampu mengerjakan soal nomor 3 . Hal tersebut didukung dari
kutipan hasil wawancara diatas terlihat pada kutipan (NA1-W04), subjek
mampu menyebutkan hal yang ditanyakan dan diketahui dalam soal terlihat
pada kutipan (NA1-W05). Selanjutnya subjek (NA1) mengetahui materi atau
ide yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yaitu materi SPLDV tetapi
subjek tidak tahu alasan mengapa menggunakan ide tersebut terlihat pada
kutipan (NA1-W01). Selain itu subjek mengemukakan bahwa strategi yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah yaitu eliminasi namun subjek hanya
menggunakan satu metode dalam menyelesaikannya karna metode eliminasi
yang ia anggap mudah. Subjek juga menjelaskan strategi yang digunakan
dalam menyelesaikan dan mampu menjelaskan susunan barang yang mungkin
dibeli terlihat pada kutipan (NA1-W06).
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara, bisa dilihat subjek
mengetahui ide yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah yaitu
materi SPLDV. Selanjutnya terlihat subjek mampu menyelesaikansoal
49
dengan baik serta didukung hasil wawancara dengan subjek bisa menjelaskan
strategi yang dia gunakan dalam mendapatkan jawabannya.
b. Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek NA2 dalam
memecahkan masalah SPLDV
Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil tes tulis kemampuan
pemecahan masalah dan data hasil wawancara siswa untuk 3 (tiga) soal.
Subjek NA2 dipilih untuk mewakili 17 orang siswa yang memiliki
kemampuan pemecahan masalah tinggi. Hasil tes tertulis kemampuan
pemecahan masalah yang telah dikerjakan menunjukkan hasil yang baik.
1. Menganalisis
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 1 (satu)
50
Gambar 4.1.4 Hasil Pemecahan Masalah Subjek Kedua Soal Nomor 1
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek (NA2)
mampu mengerjakan soal nomor 1 dengan baik. Dapat diliat bahwa siswa
dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal. Hal
ini menunjukkan bahwa subjek mengetahui informasi yang terdapat pada
soal. kemudian subjek menyatakan x sebagai buah apel dan y sebagai buah
mangga. Lalu, menuliskan persamaan yang akan digunakan untuk
menentukan nilai tiap variabelnya. Selanjutnya subjek mengeliminasi dan
mensubtitusikan persamaan tersebut dan menuliskan hasil yang tepat.
Selanjutnya subjek menghitung buah yang akan dibagikan kepada 15 anak .
Untuk mendalami kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek pertama, maka
dilakukan proses wawancara. Adapun kutipan wawancara subjek Pertama
untuk soal nomor 1 (satu) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
PE = Pertanyaan Peneliti
NA2 = Jawaban Subjek kedua
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti dengan
subjek kedua dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan SPLDV pada indikator menganalisis
51
PE-W01 :Coba kita baca dulu soalnya dek! NA2-W01 :(Membaca soal) PE-W02 :Okee dek..dari soal yang kita baca tadi, coba sebutkan
informasi apa saja yang diketahui! NA2-W02 :yang diketahui itu, ada 60 buah-buahan yang terdiri dari
buah apel dan buah mangga. Biaya untuk membelinya itu 63.000. harga apel itu 1000/buah kalau manga 1.200/buah. Nanti mau dibagikan ke 15 anak.
PE-W03 :Dalam menjawab soal ini, apa saja informasi yang digunakan? Informasi yang diketahui kan banyak, adakah yang tidak digunakan
NA2-W03 :Hmmmm,,(sambil berpikir). Dipakai semua ji kak, kalau saya patokannya langsung ji ini (sambil menunjuk jumlah barang dan harganya) dan ini (menunjuk harga apel dan mangga)
PE-W04 :apakah yang dicari dari soal ini? NA2-W04 :berapa buah apel dan mangga yang akan didapatkan
masing-masing anak PE-W05 :Nah, dari yang kita diketahui tadi, apakah saling
berhubungan dengan pertanyaan ini? NA2-W05 :(diam), apa itu dih... (sambil berpikir) PE-W06 :Begini dek, dalam menjawab soal, kan tadi soal yang kita
sebutkan itu berapa buah apel dan mangga yang didapatkan masing-masing anak. Dari soal itu, pasti ada hubungannya dengan apa yang diketahui. Bagaiamana kita bisa menjawab soal itu kalau tidak memiliki hubungan? Kira-kira hubungannya tersebut apa?
NA2-W06 :Hubungannya itu...(bingung) PE-W07 :Hmm, jadi bagaimana cara ta kerja soal ini? NA2-W07 :jadi disini kak, katakanlah buah apel itu x dan buah mangga
itu y. Terus disini saya mau cari dulu nilai x nya. Jadi disini saya eliminasi nilai y nya kak. x + y = 60 dikali 1.200, 1.000x + 1.200y dikali 1. Makanya saya dapat ini kak 1.200x + 1.200y = 72.000, 1.000x + 1.200Y = 63.000. setelah itu bisa mi saya dapatkan nilai x-nya kak
PE-W08 :setelah itu ? NA2-W08 :Saya cari nilai y-nya kak ,jadi x + y = 60. Sisa saya ganti
nilai x nya. Jadi 40 + y = 60, y = 60-45, y = 15 PE-W09 :setelah kita dapat mi nilai x dan y-nya, kita apakan lagi? NA2-W09 :setelah saya dapat nilai x dan y-nya. Saya hitung mi kak
berapa buah yang nadapat tiap anak. Jadi disini 45 apel : 15 anak = 3 buah apel tiap anak. Lalu 15 mangga : 15 anak = 1 buah mangga tiap anak.
52
Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa
subjek (NA2) mampu mengetahui dan menjelaskan informasi apa saja
yang diketahui dari soal terlihat pada kutipan (NA2-W02). Subjek juga
menyebutkan bahwa setiap informasi yang diketahui semuanya digunakan
untuk menyelesaikan soal terlihat pada kutipan (NA2-W03). Subjek juga
mampu menjelaskan inti dari masalah itu. Tapi subjek tidak bisa
menjelaskan bahwa setiap informasi yang diketahui mempunyai hubungan
terlihat pada kutipan (NA2-W05). Selanjutnya subjek mampu menjelaskan
strategi yang digunakan terlihat pada kutipan (NA2-W07).
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara, bahwa subjek NA2
dapat menuliskan dan mampu menjelaskan informasi yang ada pada soal.
serta dapat menuliskan dan menjelaskan inti dari masalah yang ada. Pada
lembar jawaban siswa dapat menggunakan setiap informasi yang diketahui
agar mendapatkan jawaban namun pada saat wawancara subjek tidak
mampu mengutarakan apa hubungan antara tiap informasi yang ada.
2. Mengevaluasi
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 2 (dua)
53
Gambar 4.1.5 Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA2 Soal Nomor 2
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek
(NA1) mampu mengerjakan soal nomor 2 dengan baik. Dapat dilihat
bahwa subjek menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada
soal. subjek juga dapat menentukan dan memberikan alasan memilih toko
B. Untuk mendalami kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek pertama,
maka dilakukan proses wawancara.
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti
dengan subjek kedua dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi
dalam memecahkan SPLDV pada indikator mengevaluasi.
PE-W01 :dari masalah yang diberikan, coba sebutkan informasi apa :saja yang diketahui!
54
NA2-W01 :disini diketahui Aisyah membeli 3 baju dan 2 rok dengan harga 240.000, lalu membeli lagi 2 baju dan 1 rok dengan harga 140.000. Kemudian di toko B Hafizah membeli 2 baju dan 3 rok dengan harga 225.000, beli lagi 3 baju dan 1 rok.
PE-W02 :apakah yang ditanyakan dari soal ini? NA2-W02 :yang natanyakan itu, di toko mana sebaiknya Azkia
membeli 1 baju dan 1 rok. PE-W03 :apa jawabanta disitu dek? NA2-W03 :Toko B kak, karna lebih murah PE-W04 :Bagaimana carata cek kalau toko B lebih murah,
sedangkan pada lembar jawabanta tidak kita tuliskan langkahnya?
NA2-W04 :Saya lihat sekilas ji saja kak PE-W05 :Metode apa yang kita gunakan untuk selesaikan soal ini? NA2-W05 :Eliminasi dan Subtitusi
Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa
subjek (NA2) mampu menjelaskan informasi yang diketahui dan
ditanyakan pada soal bisa dilihat pada (NA2-W01). selanjutnya subjek
mampu memberikan penjelasannya dari jawabannya bisa dilihat pada
(NA2-W04). Pada lembar jawaban siswa tidak menuliskan langkah yang
digunakan untuk menyimpulkan bahwa toko B lebih murah, namun siswa
menjelaskan cara yang dilakukan dalam mengecek kebenaran ia hanya
melihat sekilas saja (NA2-W04). subjek mengatakan jika strategi yang
digunakan dalam mengetahui kebenaran dengan menggunakan strategi
eliminasi dan subtitusi (NA2-W05).
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara, bahwa subjek NA2
mampu menjawab soal dengan baik. Dengan dapat menuliskan langkah
dalam menyelesaikan soal namun subjek tidak mampu menjelaskan secara
lisan cara mengecek kebenaran jawabannya. selanjutnya subjek dapat
55
mengkritisi dengan menuliskan toko sebaiknya Azkia membeli serta
mampu mengutarakan alasan memilih toko tersebut.
3. Mencipta
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 3 (tiga)
56
Gambar 4.1.6 Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA2 Soal Nomor 3
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek (NA2)
mampu mengerjakan soal nomor 3 dengan baik. Dapat dilihat bahwa subjek
mampu menuliskan informasi yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal.
selanjutnya subjek membuat persamaan untuk menentukan harga tiap
itemnya. Setelah itu terlihat subjek membuat susunan barang yang mungkin
akan dibeli oleh taufik. Untuk mendalami kemampuan berpikir tingkat tinggi
subjek kedua, maka dilakukan proses wawancara.
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti dengan
subjek pertama dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan SPLDV pada indikator mencipta.
PE-W01 :dari soal no.3 informasi apa saja yang diketahui! NA2-W01 :disini diketahui toko sejahtera menjual tas, sepatu, baju,
celana. Ahmad membeli 2 tas dan sepasang sepatu seharga 200.000. ikhsan membeli 3 tas dan dua pasang sepatu seharga 320.000. misbah membeli 4 baju dan 2 celana seharga 320.000 juga. Irsyad membeli 1 baju dan 2 celana dengan harga 140.000.
PE-W02 :nah apa yang dicari dari soal ini? NA2-W02 :susunan barang yang mungkin dibeli taufik kak
57
PE-W03 :Bagaimana carata jawab soal ini? NA2-W03 :Saya gunakan SPLDV kak. PE-W04 :Kenapaki gunakan spldv? NA2-W04 :Karna tidak adami rumus lain untuk dapat jawabannya kak. PE-W05 :apa strategi yang kita gunakan disini? NA2-W05 :Disini kumisalkan tas itu sebagai t, sepatu sebagai s, baju
sebagai b, dan celana sebagai c. Selanjutnya saya cari harga tiap barangnya. Pertama , 2t + 1s = 200.000 kukali 2, 3t + 2s =320.000 kukali 1. Hasilnya ini (menunjuk 4t + 2s = 400.000, 3t + 2s = 320.000)kemudian dikurangkan jadi hasilnya itu 1t = 80.000. selanjutnya kucari nilai s-nya , saya pakai 2t + 1s = 200.000 lalu saya masukkan nilai t yang tadi, ini hasilnya ( menunjuk s=40.000). sudah itu,kucari lagi harga baju dan celananya kak.
PE-W06 :oke. Setelah kita dapat itu kita apakan lagi ? NA2-W06 :kubuatkan mi susunan barang yang mungkin dibeli taufik
kak. karna uangnya itu ada 120.000 jadi disini saya dapat 5 kemungkinan kak, yang pertama itu 1 pasang sepatu dan 1 tas, kedua 2 pasang baju, ketiga itu 3 celana, keempat 3 pasang sepatu, kelima kelima 1 tas dan 1 celana.
PE-W07 :5 ji saja kita dapat? Kira-kira masih ada lagi itu dek? NA2-W07 :hmmm.. kuhitung-hitung dulu dih kak (sambil melihat lembar
jawaban). itu ji mungkin kak
Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa
siswa (NA2) subjek mampu menjelaskan informasi apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal bisa dilihat pada (NA2-W01). Subjek mengetahui ide
yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yaitu menggunakan SPLDV,
dengan alasan tidak ada rumus lain untuk mendapatkan jawabannya. Subjek
mampu menjelaskan strategi yang digunakan bisa dilihat pada (NA2-W05).
Selanjutnya subjek mampu menjelaskan susunan barang yang mungkin dibeli.
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara subjek mampu
menyelesaikan soal dengan menggunakan ide atau materi SPLDV hal ini
sejalan dengan hasil wawancara kepada subjek. Kemudian subjek mampu
58
menuliskan serta menjelaskan langkah-langkah dalam menjawab soal tersebut
dengan subjek mampu menjawab soal dengan benar.
c. Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek ketiga dalam
memecahkan masalah SPLDV
Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil tes tulis kemampuan
pemecahan masalah dan data hasil wawancara siswa untuk 3 (tiga) soal.
Subjek ketiga dipilih untuk mewakili 17 orang siswa yang memiliki
kemampuan pemecahan masalah tinggi. Hasil tes tertulis kemampuan
pemecahan masalah yang telah dikerjakan menunjukkan hasil yang baik.
1. Menganalisis
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 1 (satu)
Gambar 4.1.7 Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA3 Soal Nomor 1
59
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek (NA3)
mampu mengerjakan soal nomor 1 dengan baik. Dapat diliat bahwa subjek
tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, subjek
lansung menuliskan x adalah apel dan y adalah mangga. Selanjutnya subjek
menuliskan persamaaan dengan tepat. Lalu, mengeliminasi dan
mensubtitusikan persamaan tersebut. Tahap akhir subjek menghitung dan
menuliskan jumlah buah apel dan mangga yang didapatkan setiap anak yaitu
3 apel/anak dan 1 mangga/anak. Untuk mendalami kemampuan berpikir
tingkat tinggi subjek NA3, maka dilakukan proses wawancara. Adapun
kutipan wawancara subjek ketiga untuk soal nomor 1 (satu) adalah sebagai
berikut:
Keterangan: PE = Pertanyaan Peneliti NA3 = Jawaban Subjek Ketiga
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti dengan
subjek pertama dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan SPLDV pada indikator menganalisis.
PE-W01 :Coba kita baca dulu soalnya dek! NA3-W01 :(membaca soal) PE-W02 :oh iya dek. Dari masalah yang diberikan, coba sebutkan
informasi apa saja yang diketahui! NA3-W02 :Pak Darmawan membeli 60 buah dengan harga 63.000. lalu,
harga 1 apel nya itu 1000. Harga 1 mangga itu 1.200 kak. Terus itu buah mau dibagikan ke 15 anak
PE-W03 :apakah yang dicari dari soal ini? NA3-W03 :hmmm, berapa buah Apel dan Mangga yang akan didapatkan
15 anak itu. PE-W04 :Kenapa adik tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan
pada lembar jawabanta? NA3-W04 :Tidak sempat ka tulis kak, langsung saja cara
penyelesaiannya saya tuliskan.
60
PE-W05 :apakah yang diketahui saling berhubungan dengan masalah itu?
NA3-W05 :Eeeeee, iye kak PE-W06 :kenapa? NA3-W06 :Eeeee (sambil berpikir).... disini pak Darmawan membeli 60
buah seharga 63.000. diketahui harga 1 apel segini (sambil menunjukkan harga 1.000) dan harga 1 mangga segini. (menunjukkan 1.200), nanti digunakan itu dalam mencari jumlah buah apel dan mangga. Nanti itu yang digunakan untuk mencari berapa jumlah buah yang nadapat tiap anak.
PE-W07 :strategi apa yang kita yang gunakan untuk selesaikan ini soal?
NA3-W07 :pertama saya misalkan dulu x adalah apel dan y adalah mangga. Selanjutnya saya buat persamaan nya kak, ini (menunjuk x + y = 60) saya kali 1.000, kalau ini (menunjuk 1000x + 1,200y = 63.000) saya kali 1. Nah saya eliminasi mi kak makanya saya dapat mi y-nya sama dengan 15 buah mangga dan x-nya sama dengan 45 buah apel.
PE-W08 :setelah itu kita apakan lagi ? NA3-W08 :setelah itu saya cari mi jumlah buah yang akan didapatkan 15
anak itu. PE-W09 :bagaimana carata cari itu? NA3-W09 :saya bagi jumlah buah apel dengan jumlah anaknya kak
(45 𝑏𝑢𝑎ℎ
15 𝑎𝑛𝑎𝑘= 3 𝑎𝑝𝑒𝑙/𝑎𝑛𝑎𝑘) kemudian saya bagi jumlah mangga
dengan jumlah anak ( 45 𝑏𝑢𝑎ℎ
15 𝑎𝑛𝑎𝑘= 1 𝑎𝑝𝑒𝑙 / 𝑎𝑛𝑎𝑘).
Berdasarkan kutipan wawancara diatas,, dapat dilihat bahwa siswa
(NA3) yaitu siswa dapat mengetahui dan menjelaskan informasi apa saja
yang diketahui dari soal bisa dilihat pada (NA3-W02) , pada kutipan
(NA3-W03) mampu menjelaskan inti dari masalah tersebut . walaupun,
pada lembar jawaban siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang
ditanyakan pada soal. Pada (NA3-N06) mampu menyebutkan hubungan
dari tiap masalah yaitu nantinya akan digunakan untuk mencari jumlah
buah apel dan mangga yang didapatkan tiap anak. Selanjutnya pada
kutipan (NA3-W07) subjek menjelaskan strategi yang digunakan yaitu
memisalkan x sebagai apel dan y sebagai mangga, lalu membuat
61
persamaan untuk mencari nilai x dan y, lalu mencari jumlah buah yang
didapatkan 15 anak yaitu 45 𝑏𝑢𝑎ℎ
15 𝑎𝑛𝑎𝑘= 3 𝑎𝑝𝑒𝑙/𝑎𝑛𝑎𝑘) dan
45 𝑏𝑢𝑎ℎ
15 𝑎𝑛𝑎𝑘=
1 𝑎𝑝𝑒𝑙 / 𝑎𝑛𝑎𝑘).
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara terlihat pada lembar
jawaban subjek tidak menuliskan apa saja yang diketahui dan ditanyakan
pada soal. namun pada saat diwawancarai, subjek mampu menjelaskan apa
saja yang diketahui dan ditanyakan. Selanjutnya subjek mengetahui
hubungan antar informasi yang ada, bisa dilihat bahwa subjek
menggunakan informasi yang ada untuk mendapatkan jawabannya sejalan
dengan hasil wawancara dimana subjek mampu menjelaskan hubungan
tiap informasi yang ada.
2. Mengevaluasi
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 2 (dua)
62
Gambar 1.1 Hasil Pemecahan Masalah Subjek Ketiga Soal Nomor 2
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek
(NA3) mampu mengerjakan soal nomor 2 dengan baik. Pada lembar kerja
subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
subjek langsung menuliskan penyelesaian dari soal tersebut. Selanjutnya
dapat dilihat bahwa subjek dapat menentukan dan memberikan alasan
memilih toko B karena harganya murah. Untuk mendalami kemampuan
berpikir tingkat tinggi subjek ketiga, maka dilakukan proses wawancara.
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti
dengan subjek pertama dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi
dalam memecahkan SPLDV pada indikator mengevaluasi.
PE-W01 :dari masalah yang diberikan, coba sebutkan informasi apa saja yang diketahui!
NA3-W01 :toko A dan toko B sama-sama menjual baju dan rok. Di toko A Aisyah membeli 3 baju dan 2 rok dengan harga 240.000, membeli lagi 2 baju dan 1 rok dengan harga 140.000. kalau di toko B Hafizah membeli 2 baju dan 3 rok dengan harga 225.000, membeli lagi 3 baju dan 1 rok dengan harga 183.000.
PE-W02 :apakah yang ditanyakan dari soal ini? NA3-W02 :Di toko mana Azkia membeli 1 baju dan 1 rok. PE-W03 :apa jawabanta disitu dek? NA3-W03 :ini kak (menunjuk jawaban), sebaiknya azkia membeli baju
63
dan rok ditoko B, karena harganya murah. PE-W04 :Coba adek jelaskan ka bagaimana carata cek toko b lebih
murah dibanding toko A! NA3-W04 :Dari sini kak (menunjuk toko A 40.000 + 60.000 = 100.000,
toko B 42.000 + 57.000 = 99.000.
Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat dilihat bahwa subjek
(NA3) mampu menyebutkan informasi apa saja yang diketahui dan
informasi yang ditanyakan dari soal bisa dilihat pada kutipan (NA3-W01).
subjek juga mampu menjelaskan dan memeberikan alasan memilih toko B
karena harganya murah. Dan subjek mampu menjelaskan cara yang
dilakukan dalam mengecek kebenaran, serta mampu mengkritik dalam
memeriksa kebenaran jawabannya bisa dilihat pada (NA3-W04).
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara terlihat bahwa subjek
mampu menjawab soal dengan baik. Dengan subjek menuliskan serta
menjelaskan cara yang digunakan dalam mengecek kebenaran dari
jawabannya. selanjutnya subjek mampu mengkritisi dengan subjek
menuliskan toko mana yang sebaiknya tempat Azkia membeli sejalan
dengan itu subjek juga mampu menjelaskan mengapa memilih toko
tersebut.
3. Mencipta
Deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi soal nomor 3 (tiga)
64
Gambar 4.1.8 Hasil Pemecahan Masalah Subjek NA3 Soal Nomor 3
Berdasarkan hasil kerja siswa diatas, dapat dilihat bahwa subjek
(NA3) mampu mengerjakan soal nomor 3 dengan baik. Subjek tidak
menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal, dengan subjek
langsung menuliskan penyelesaian dari soal tersebut. Selanjutnya subjek
membuat susunan barang yang mungkin dibeli taufik dengan benar. Untuk
mendalami kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek ketiga, maka
dilakukan proses wawancara. Adapun kutipan wawancara subjek ketiga
untuk soal nomor 3 (tiga) adalah sebagai berikut:
65
Data berikut merupakan transkrip wawancara antara peneliti
dengan subjek pertama dalam menggali informasi berpikir tingkat tinggi
dalam memecahkan SPLDV pada indikator mencipta.
PE-W01 :Kira-kira dari soal yang diberikan, materi apa ini dek? NA3-W01 :Hmmm, apalagi itu dih kak (sambil berpikir) PE-W02 :Coba di ingat-ingat lagi. Lihat apa yang diketahui disini.
Ini kan 2x + y = 200.000. ini dalam bentuk matematika apa?
NA3-W02 :Ih lupa ka kak. PE-W03 :Ini persamaan tidak? NA3-W03 :Ohiye kak, ini persamaan linear dua variabel PE-W04 :Kenapa adek menggunakan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel? NE-W04 :Karena ini yang paling mudah kak, yang pernah diajar
guruku kak PE-W05 :Strategi apa yang kita gunakan? NA3-W05 :Pertama saya cari harga tas dan sepatu kak. tas saya
misalkan sebagai x dan y sebagai sepatu. Jadi ini (menunjuk 2x + y = 200.000)dikali 2, dan ini (menunjuk 3x +2y = 320.000) saya kali , hasilnya saya kurangkan 4x + 2y =400.000 dengan 3x +2y = 320.000. jadi, x = 80.000. selanjutnya saya masukkan nilai x ke persamaan 2x + y = 200.000 dan didapat nilai y = 40.000
PE-W06 :Setelah itu apa lagi? NA3-W06 :Setelah itu, saya misalkan x sebagai baju dan y sebagai
celana. Ini (menunjuk 4x + 2y = 320.000, x +2y = 140.000) langsungji saya eliminasi kak karena samaji nilai y-nya. Jadi nilai x-nya yang kudapat itu 60.000, terus saya masukkanmi lagi nilai x ini untuk cari nilai y-nya.
PE-W07 :Setelah adek dapat harga tiap itemnya, adek apakan lagi? NA3-W07 :saya buat mi ini kak (menunjuk susunan barang yang dia
tuliskan).
Berdasarkan kutipan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa subjek
mengetahui materi atau ide yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
yaitu materi SPLDV. Walaupun pada pernyataan-pernyataan sebelumnya
yang dikemukakan oleh subjek, subjek lupa tentang ide atau materi yang
subjek gunakan dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut membuat
66
peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing ingatan
subjek mengenai ide tersebut sehingga subjek mengingat bahwa ide atau
materi yang subjek gunakan dalam memecahkan yaitu Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel terlihat pada kutipan (NA3-W03). Subjek mampu
menjelaskan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan soal bisa
dilihat pada (NA3-W05).
Hasil triangulasi tes tertulis dan wawancara bisa dilihat bahwa
subjek telah mampu menjawab soal dengan baik. Dengan subjek
menggunakan ide atau materi SPLDV dalam proses menyelesaikan soal.
terlihat subjek juga mampu menuliskan pada lembar jawaban dan saat
wawancara subjek dapat menjelaskan strategi yang ia gunakan dalam
menyelesaikan soal tersebut.
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas data hasil penelitian berdasarkan fokus
penelitian pada Bab III yaitu mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa dalam memecahkan masalah SPLDV berdasarkan revisi taksonomi Bloom.
Untuk mendapat gambaran tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa, maka pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes kemampuan
pemecahan masalah di kelas VIII.1, kemudian dari hasil tes dipilih subjek
penelitian dengan nilai tinggi. Berikut diuraikan pembahasan dari masing-masing
subjek penelitian.
1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek NA1
67
Berdasarkan paparan data hasil tes dan wawancara pada soal nomor 1.
Menunjukkan bahwa subjek NA1 dapat memebedakan informasi yang
dibutuhkan atau relevan dan tidak dibutuhkan atau tidak relevan dalam
memecahkan masalah masalah SPLDV, hal tersebut terlihat pada lembar
jawaban tes dengan subjek menuliskan informasi yang diketahui dari soal.
serta subjek mampu menjelaskan secara lisan bahwa semua informasi yang
diketahui digunakan untukmenyelesaikan soal. selanjutnya subjek juga
mengetahui pertanyaan atau inti dari masalah yaitu untuk menentukan berapa
buah apel dan buah mangga yang akan didapatkan tiap anak. Selanjutnya
subjek mengatakan bahwa data atau informasi yang dibutuhkan itu digunakan
dalam menentukan berapa buah apel dan mangga yang didapatkan tiap anak.
Sehigga dari pernyataan subjek tersebut diketahui bahwa subjek mengetahui
keterkaitan atau hubungan antar informasi yang ada. Dari pernyataan diatas,
dapat diketahui bahwa subjek menunjukkan aktivitas berpikir tingkat tinggi
dalam menyelesaikan masalah SPLDV yang terkait dengan indikator
menganalisis. Hal ini sesuai dengan teori Anderson dan David Krathwohl
yang mengatakan bahwa tujuan kategori proses menganalisis meliputi proses
– proses membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan.
Berdasarkan paparan data hasil tes dan hasil wawancara pada soal
nomor 2, terlihat bahwa subjek mampu menuliskan informasi yang diketahui
dan yang ditanyakan dari soal. selanjutnya subjek mampu memberikan saran
di toko mana sebaiknya Azkia membeli baju dan rok. Subjek juga mampu
memberikan alasan memilih toko B karena lebih murah. Subjek menjelaskan
cara mengecek kebenaran jawabannya yaitu pertama mencari harga baju dan
68
rok ditoko A dan toko B, Lalu menjumlahkan pengeluaran jika berbelanja di
toko A itu sebanyak Rp 100.000, jika berbelanja di toko B sebanyak Rp
99.000. Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa subjek menunjukkan
aktivitas berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah SPLDV yang
terkait dengan indikator mengevaluasi. Hal ini sesuai dengan teori Anderson
dan David Krathwohl yang mengatakan bahwa tujuan kategori proses
mengevaluasi meliputi proses – proses memeriksa dan mengkritik.
Berdasarkan paparan data hasil tes dan hasil wawancara pada soal
nomor 3, subjek mampu menuliskan informasi apa saja yang diketahui dan
informasi yang ditanyakan pada soal. Subjek dapat mengetahui materi pada
soal, yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Selanjutnya subjek
menyebutkan strategi yang digunakan dalam memecahkan masalah SPLDV,
namun subjek hanya menggunakan strategi eliminasi karena itu yang ia rasa
mudah. Selain itu subjek menjelaskan langkah-langkah dalam menjawab soal
yaitu memisalkan, subjek memisalkan x sebagai tas dan y sebagai sepatu, lalu
x sebagai baju dan y sebagai celana. Selanjutnya subjek menggunakan
strategi eliminasi dalam menentukan harga setiap variabelnya.setelah
mendapat harga setiap variabel maka subjek dapat menentukan pertanyaan
selanjutnya. Terlihat pada lembar jawaban subjek mampu menuliskan setiap
susunan barang yang mungkin akan dibeli oleh taufik. Dari pernyataan diatas,
dapat diketahui bahwa subjek menunjukkan aktivitas berpikir tingkat tinggi
dalam menyelesaikan masalah SPLDV yang terkait dengan indikator
mencipta. Hal ini sesuai dengan teori Anderson dan David Krathwohl yang
69
mengatakan bahwa tujuan kategori proses mencipta meliputi proses – proses
menyusun, merencanakan, dan menghasilkan.
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek NA2
Berdasarkan data hasil tes dan hasil wawancara subjek dapat
memebedakan informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah
SPLDV, hal tersebut terlihat pada lembar jawaban dengan subjek (NA2)
menuliskan informasi yang diketahui. Serta subjek mampu menjelaskan
secara lisan bahwa stiap informasi yang diketahui semuanya dibutuhkan
dalam menyelesaikan soal. setelah menjelaskan informasi yang diketahui,
subjek juga mengetahui pertanyaan atau inti dari masalah, terlihat bahwa
subjek menuliskan apa yang ditanyakan pada soal. namun subjek tidak
menjelaskan secara lisan setiap unsur pada informasi yang diketahui dan
ditanyakan memiliki hubungan. Hal ini sesuai dengan teori Anderson dan
David Krathwohl yang mengatakan bahwa tujuan kategori proses
menganalisis meliputi proses – proses membedakan, mengorganisasikan, dan
mengatribusikan.
Berdasarkan data hasil tes dan hasil wawancara pada soal nomor 1,
terlihat subjek mampu menuliskan informasi yang diketahui dan informasi
yang ditanyakan pada soal. subjek juga dapat menuliskan dan memberikan
alasan memilih toko B. Namun subjek tidak menuliskan langkah – langkah
untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan tiap toko. Subjek secara lisan
menjelaskan bahwa cara mengecek jawabannya, ia hanya melihat sekilas saja.
Selanjutnya subjek mampu menjelaskan metode yang digunakan untuk
menyelesaikan soal yaitu dengan menggunakan strategi eliminasi dan
70
subtitusi. Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa subjek menunjukkan
aktivitas berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah SPLDV yang
terkait dengan indikator mengevaluasi. Hal ini sesuai dengan teori Anderson
dan David Krathwohl yang mengatakan bahwa tujuan kategori proses
mengevaluasi meliputi proses – proses memeriksa dan mengkritik.
Berdasarkan data hasil tes dan hasil wawancara pada soal nomor 3,
menunjukkan bahwa siswa mampu menuliskan informasi yang diketahui dan
informasi yang ditanyakan pada soal. Subjek juga mampu mengetahui materi
atau ide yang digunakan dalam menyelesaikan soal dengan menggunakan
konsep SPLDV dengan alasan bahwa tidak ada rumus lain untuk
mendapatkan jawabannya. selanjutnya subjek menggunakan strategi
eliminasi dalam menentukan harga salah satu variabelnya. Kemudian
menggunakan subtitusi untuk mencari variabel lainnya. Selanjutnya setelah
mendapatkan harga semua variabelnya, subjek membuat susunan barang
barang yang mungkin dibeli namun hanya mampu membuat 5 susunan
barang. Dari pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa subjek menunjukkan
aktivitas berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah SPLDV yang
terkait dengan indikator mencipta. Hal ini sesuai dengan teori Anderson dan
David Krathwohl yang mengatakan bahwa tujuan kategori proses mencipta
meliputi proses – proses menyusun, merencanakan, dan menghasilkan.
3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek ketiga
Bersadasarkan paparan data hasil tes dan hasil wawancara pada soal
nomor 1. Terlihat pada lembar jawaban tes dengan subjek tidak menuliskan
71
informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal. namun pada saat
wawancara, subjek mampu menjelaskan informasi yang diketahui, serta
menjelaskan pertanyaan atau inti dari masalah. Selanjutnya subjek dapat
mengetahui bahwa setiap informasi yang diketahui saling berhubungan.
subjek menjelaskan bahwa informasi yangdiketahui nantinya akan digunakan
dalam mencari jumlah buah apel dan mangga selanjutnya akan digunakan
untuk mencari berapa buah apel yang akan didapatkan setiap anak. Dari
pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa subjek menunjukkan aktivitas
berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah SPLDV yang terkait
dengan indikator menganalisis. Hal ini sesuai dengan teori Anderson dan
David Krathwohl yang mengatakan bahwa tujuan kategori proses
menganalisis meliputi proses – proses membedakan, mengorganisasikan, dan
mengatribusikan.
Berdasarkan paparan data hasil tes dan hasil wawancara pada soal
nomor 2, terlihat bahwa subjek tidak mampu menuliskan informasi yang
diketahui dan yang ditanyakan dari soal. Namun pada saat wawancara subjek
mengetahui informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Selanjutnya
subjek mampu memberikan saran di toko mana sebaiknya Azkia membeli
baju dan rok. Subjek juga mampu memberikan alasan memilih toko B karena
harganya lebih murah. Subjek menjelaskan cara mengecek kebenaran
jawabannya yaitu menghitung total belanja (toko A 40.000 + 60.000 =
100.000, toko B 42.000 + 57.000 = 99.000). Dari pernyataan diatas, dapat
diketahui bahwa subjek menunjukkan aktivitas berpikir tingkat tinggi dalam
menyelesaikan masalah SPLDV yang terkait dengan indikator mengevaluasi.
72
Hal ini sesuai dengan teori Anderson dan David Krathwohl yang mengatakan
bahwa tujuan kategori proses mengevaluasi meliputi proses – proses
memeriksa dan mengkritik.
Berdasarkan paparan data hasil tes dan hasil wawancara pada soal
nomor 3, terlihat subjek tidak menuliskan informasi apa saja yang diketahui
dan informasi yang ditanyakan pada soal. Namun pada saat wawancara
subjek mampu menjelaskan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada
soal. Awalnya subjek lupa tentang ide atau materi nya namun peneliti
memberikan pertanyaaan-pertanyaan terbuka untuk memancing ingatan
subjek mengenai materi tersebut. Sehingga subjek dapat menjelaskan materi
yang digunakan yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan alasan
karena itu yang paling mudah yang pernah pernah diajarkan oleh gurunya.
Selanjutnya terlihat strategi yang digunakan subjek yitu dengan menggunakan
eliminasi dan subtitusi. Terlihat juga pada lembar jawaban subjek mampu
menuliskan setiap susunan barang yang mungkin akan dibeli oleh taufik. Dari
pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa subjek menunjukkan aktivitas
berpikir tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah SPLDV yang terkait
dengan indikator mencipta. Hal ini sesuai dengan teori Anderson dan David
Krathwohl yang mengatakan bahwa tujuan kategori proses mencipta meliputi
proses – proses menyusun, merencanakan, dan menghasilkan.
Sesuai penjelasan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada ketiga
subjek. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Oesmolos
& Ratu, 2019) hasil penelitian menunjukan bahwa subjek berkemampuan
73
matematika tinggi mencapai HOTS pada tahap menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta. Subjek berkemampuan matematika sedang belum mencapai
ranah HOTS, dalam hal ini subjek belum mencapai tahap menganlisis,
mengevaluasi dan mencipta.
Tabel 4.3 Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Subjek
Subjek Tahap Soal
Subjek Pertama (NA1)
Subjek Kedua (NA2)
Subjek Ketiga (NA3)
Menganalisis
• Mampu menjelaskan informasi yang diketahui
• Mampu menjelaskan inti dari masalah
• Mampu menjelaskan hubungan dari tiap masalah
• Mampu menjelaskan informasi yang diketahui
• Mampu menjelaskan inti dari masalah
• Subjek tidak mampu menjelaskan setiap informasi yang diketahui mempunyai hubungan.
• Mampu menjelaskan informasi yang diketahui serta inti dari masalah, namun tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada lembar jawaban.
• Mampu menjelaskan hubungan dari tiap masalah.
Mengevaluasi
• Mampu memberikan penilaian atau saran
• Mampu memberikan alasan atas jawabannya
• Mampu menjelaskan cara yang dilakukan dalam mengecek kebenaran
• Mampu memberikan penilaian atau saran
• Mampu memberikan alasan atas jawabannya
• Menjelaskan cara yang dilakukan dalam mengecek kebenaran
• Mampu memberikan penilaian atau saran
• Mampu memberikan alasan atas jawabannya
• Mampu menjelaskan cara yang dilakukan dalam mengecek kebenaran
Mencipta
• Mampu mengetahui ide atau materi yang diberikan pada tes pemecahan masalah yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
• Stategi yang digunakan dalam
• Mampu mengetahui ide atau materi yang diberikan pada tes pemecahan masalah yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
• Stategi yang digunakan dalam
• Mampu mengetahui ide atau materi yang diberikan pada tes pemecahan masalah yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
• Stategi yang digunakan dalam
74
menyelesaikan masalah yaitu hanya mennggunakan metode eliminasi
• Menuliskan diketahui terlebih dahulu. Setelah menuliskan diketahui subjek memisalkan variabelnya kemudian mengeliminasi setiap variabel dalam menyelesaikan masalah yang ditanyakan. Lalu membuat susunan barang yang mungkin dibeli.
menyelesaikan masalah yaitu dengan menggunkan metode eliminasi dan subtitusi
• Menuliskan diketahui terlebih dahulu. Menuliskan diketahui terlebih dahulu. Setelah menuliskan diketahui subjek memisalkan variabelnya kemudian mengeliminasi variabel dan mensubtitusi variabel yang ditemukan. Lalu membuat susunan barang yang mungkin dibeli.
menyelesaikan masalah yaitu dengan menggunkan metode eliminasi dan subtitusi
• Subjek langsung memisalkan variabelnya kemudian mengeliminasi variabel dan mensubtitusi variabel yang ditemukan. Lalu membuat susunan barang yang mungkin dibeli.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Hal tersebut disebabkan oleh adanya keterbatasan dan kelemahan
dalam pengambilan data penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Pemberian tes pemecahan masalah dilakukan secara daring karena adanya
pandemic Covid-19 yang membuat siswa tidak melaksanakan pembelajaran
di sekolah.
75
2. Kurangnya partisipasi siswa yang mengumpulkan pekerjaan dikarenakan
jaringan tempat tinggalnya tidak baik, keterbatasan kuota yang dimiliki siswa,
bahkan ada pula siswa yang belum mempunyai Handphone.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini yakni
Subjek pertama (NA1) mampu menjawab soal nomor 1 dan memenuhi indikator
menganalisis pada kategori membedakan, mengorganisasi, serta mendekonstruksi.
Selanjutnya subjek NA1 memenuhi indikator mengevaluasi pada kategori
mengecek dan mengkritik dengan subjek dapat menyelesaikan soal nomor 2.
Subjek mampu menyelesaikan soal nomor 3 dengan memenuhi indikator
mencipta pada kategori menyusun, merencanakan serta menghasilkan. Subjek
kedua (NA2) mampu menjawab soal nomor 1 dan memenuhi indikator
menganalisis pada kategori membedakan dan mendekonstruksi. Subjek mampu
menyelesaikan soal nomor 2 dan memenuhi indikator mengevaluasi pada
kategori mengkritik. Subjek juga dapat menjawab soal nomor 3 dengan subjek
memenuhi indikator mencipta pada kategori menyusun, merencanakan, dan
menghasilkan. Selanjutnya subjek ketiga (NA3) dapat menjawab soal nomor 1
dan memenuhi indikator menganalisis pada kategori membedakan,
mengorganisasikan, dan mengatribusikan. Pada soal nomor 2 subjek memenuhi
indikator mengevaluasi pada kategori memeriksa dan mengkritik Selanjutnya
subjek dapat menjawab soal nomor 3 dengan subjek memenuhi indikator
mencipta pada kategori menyusun, merencanakan, dan menghasilkan. Dari ketiga
subjek tersebut menunjukkan bahwa ketiga subjek mencapai kemampuan berpikir
tingkat tinggi pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
77
B. Saran
Adapun saran peneliti adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan dalam proses pembelajaran, guru dapat dapat selalu melati siswa
agar terbiasa menyelesaiakan soal-soal HOTS.
2. Dalam proses pembelajaran diharapkan agar guru selalu memotivasi siswa
untuk mempelajari matematika, salah satunya dengan memberitahukan
mengenai manfaaat dari setiap materi yang telah dipelajari bagi kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarawati, M., Mardiyana, & Subanti, S. (2014). Profil Proses Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Surakarta dalam Memecahkan Masalah Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk dan Gender. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol.2, No., 984–994.
Anderson, L. w, & Krathwhol, D. R. (2015). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Pustaka Pelajar.
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, Pub. L. No. Nomor 21 Tahun 2016 (2016).
Dinni, H. N. (2018). HOTS ( High Order Thinking Skills ) dan Kaitannya dengan Kemampuan Literasi Matematika. Prisma, 1, 170–176.
Effendi, R. (2017). Konsep Revisi Taksonomi Bloom Dan Implementasinya Pada Pelajaran Matematika Smp. JIPMat, 2(1). https://doi.org/10.26877/jipmat.v2i1.1483
Forum Tentor Indonesia. (2019). King Pocket Matematika SMP. Forum Edukasi.
Helmawati. (2019). Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS. PT Remaja Rosdakarya.
Hidayah, S. (2016). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita SPLDV Berdasarkan Langkah Polya. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 1, 182–190.
Hodiyanto. (2014). Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajaran pemecahan masalah ditinjau dari gender pada materi himpunan. Jurnal Pendidikan Informatika Dan Sains, 3(1), 27–41.
Irawati, T. N. (2018). Analisis Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Bilangan Bulat. Jurnal Gammath, 03(2), 1–7.
Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Kusnawa, W. S. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. PT Remaja Rosdakarya.
Mairing, J. P. (2018). Pemecahan Masalah Matematika Cara Siswa Memperoleh Jalan untuk Berpikir Kreatif dan Sikap Positif. Alfabeta.
Novirin, D. (2014). Efektifitas Penerapan Metode Group Investigation dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Prestasi Belajar Peserta Dididk Kelas X pada Mata Pelajaran Kewirauasahaan di SMK
PGRI 2 Pribumih Tahun Ajaran 2013/2014. Universitas Negeri Yogyakarta.
Oesmolos, M., & Ratu, N. (2019). Profil Higher Order Thinking Skill Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Aritmatika Sosial. Jurnal Nalar Pendidikan, 7(1), 53–61.
Prayogi, A. (2015). Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskriptif dengan Strategi Pembelajaran Think Talk Write pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri Meraksaaji Tulangbawang Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Universitas Lampung.
Rahayu, S. (2016). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita spldv berdasarkan langkah penyelesaian polya. E-DuMath, 1(2010), 1–9.
Rochmah, N. W. (2017). Pemecahan Masalah Berpikir Tingkat Tinggi atau HOT ( Higher Order Thingking) Berdasarkan Langkah Polya.
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Tira Smart.
Satriani, S., & Wahyuddin. (2018). Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa. 5(1), 69–81.
Siswono, T. Y. E. (2018). Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Masalah. PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
Sumartini, T. S. (2016). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. 5.
Tonra, W. S. (2019). Profil Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP Kelas VIII dalam Memecahkan Masalah SPLDV Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. Universitas Negeri Surabaya.
Wahyuni, S. (2017). Development Test System Based on Linear Equations Two Variable Revised Taxonomy Bloom To Measure High Order Thinking Skills At Student Class Viii Smpn Sungguminasa Gowa. Jurnal Daya Matematis, 5(1), 129. https://doi.org/10.26858/jds.v5i1.3035
Wati, E., Ilyas, M., & Sulistyowati, E. (2017). Pengembangan Media Mobile Learning dalam Pembelajaran Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas X Smk. Ilmu Budaya, 1(4), 291–304.
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 : Kisi-Kisi Instrumen Tes Pemecahan Masalah
Lampiran A.2 : Instrumen Tes Pemecahan Masalah
Lampiran A.1
KISI-KISI TES KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelas : VIII
Bentuk Soal : Uraian
Alokasi Waktu : 60 menit
Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Ranah
Kognitif Bentuk
Soal No
Soal 4.1 Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Disajikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. Peserta didik dapat menganalisis dan menyelesaikan masalah tersebut.
Menganalisis (C4)
Uraian 1
Menyimpulkan keputusan yang harus diambil dalam menyelesaikan permasalahan sistem persamaan linear dua variable
Mengevaluasi (C5) Uraian 2
Mengkombinasikan variabel untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variable
Mencipta (C6) Uraian 3
Lampiran A.2
LEMBAR SOAL TES PEMECAHAN MASALAH SPLDV
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Materi : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Kelas : VIII
Waktu : 60 menit
Petunjuk Pengerjaan Soal:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan.
2. Tulislah Nama, Nis dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum mengerjakan.
4. Sebaiknya dahulukan menjawab soal yang anda anggap mudah
5. Dilarang menyontek, memberikan jawaban, atau bekerja sama dengan peserta
tes lain.
6. Periksalah pekerjaan Anda sebelum dikumpul.
1. Pak Darmawan membeli 60 buah-buahan yang terdiri dari buah apel dan
mangga. Ia menghabiskan biaya sebesar Rp63.000 untuk membeli buah-
buahan tersebut. Setiap apel harganya Rp1.000/buah, sedangkan manga
harganya Rp1.200/buah. Bila buah-buahan tersebut akan dibagikan kepada 15
anak yang ada di panti asuhan, hitunglah berapa buah apel dan mangga yang
akan didapatkan masing-masing anak !
2. Toko A menjual baju dan rok. Aisyah membeli 3 baju dan 2 rok dengan harga
Rp240.000. kemudian membeli lagi 2 baju dan 1 rok yang sama dengan harga
Rp140.000. Toko B menjual baju dan rok yang sama dengan toko A. Ditoko
B Hafizah membeli 2 baju dan 3 rok dengan harga Rp255.000. kemudian
membeli lagi 3 baju dan 1 rok yang sama dengan harga Rp183.000. Azkia
ingin membeli 1 baju dan 1 rok yang sama dengan yang dibeli oleh Aisyah
dan Hafizah, sebaiknya di toko manakah Azkia membeli baju dan rok
tersebut? Jelaskan alasannya memilih toko tersebut!
3. Toko Sejahtera menjual macam-macam barang seperti tas, sepatu, baju,
celana. Ahmad membeli 2 tas dan sepasang sepatu dengan harga Rp200.000.
Ikhsan membeli 3 tas dan 2 pasang sepatu dengan harga Rp320.000. Misbah
membeli 4 baju dan 2 celana dengan harga Rp320.000. Irsyad membeli 1 baju
dan 2 celana dengan harga Rp140.000. Barang yang dibeli oleh Ahmad dan
Ikhsan sama, begitu juga dengan Misbah dan Irsyad. Taufik ingin membeli
barang-barang yang ada di toko Sejahtera dengan membawa uang Rp120.000
tanpa ada pengembalian atau sisa uang, buatlah susunan barang yang
mungkin dapat dibeli oleh Taufik!
..... SELAMAT MENGERJA KAN .....
KUNCI JAWABAN SOAL TES
Kriteria Jawaban Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
No Langkah Penyelesaian Skor 1 Langkah 1. Memahami masalah
Diketahui: total buah apel dan buah manga = 60 buah Buah apel seharga Rp1.000/buah, buah mangga seharga Rp1.200/buah Total biaya yang dikeluarkan = Rp 63.0000 Akan dibagikan kepada 15 anak Ditanyakan: Berapa buah apel yang didapatkan masing-,masing anak?
2 2
Membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit
2
Langkah 2. Misalkan, apel = x Mangga = y
Menstruktur informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola
4 4
4
Langkah 3. Dari pernyataan yang diketahui diperoleh sistem persamaan sebagai berikut x + y = 60 … (1) 1.000x + 1.200y = 63.000 … (2) Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh x + y = 60 x 1.000 1.000x + 1.000y = 60.000 1.000x + 1.200y = 63.000 x 1 1.000x + 1.200y = 63.000 _ 0 - 200y = - 3.000 200y = 3.000 y = 3.000 : 200 = 15 Persamaan (1) x + y = 60 x + 15= 60 x = 60-15 = 45
Menghubugkan unsur-unsur bagian sehingga jelas hierarkinya
Langkah 4. Menentukan jumlah buah apel dan manga yang diterima masing-masing anak Karena jumlah apel adalah 45 dan jumlah manga adalah 15 buah. Sehingga: • Apel yang diterima tiap anak
= jumlah apel : jumlah anak = 45 : 15 = 3 buah
• Manga yang diterima tiap anak = jumlah mangga : jumlah anak = 15 : 15 = 1 buah
Jadi, tiap anak mendapatkan 3 buah apel dan 1 buah manga
4
4
2 Langkah 1. Memahami masalah Diketahui: Toko A : Menjual baju dan rok Aisyah membeli : 3 baju dan 2 rok harganya Rp240.000, 2 baju dan 1 rok harganya Rp140.000 Toko B : menjual baju dan rok yang sama dengan toko A Hafizah membeli 2 baju dan 3 rok harganya Rp255.000 dan membeli lagi 3 baju dan 1 rok dengan harga Rp183.000 Ditanyakan: Azkia ingin membeli baju dan rok yang sama dengan Aisyah dan Hafizah. Toko manakah yang harus dipilih Azkia dan alasan memilih toko tersebut
2
2
Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian 2 4 4
Langkah 2. Penyelesaian : Misal: x = harga baju y = harga rok Toko A : 3x + 2y = 240.000 … (1) 2x + y = 140.000 … (2) Toko B 2x + 3y = 255.000 … (3) 3x + y = 183.000 … (4)
Memberikan penilaian terhadap solusi dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang sesuai untuk memastikan nilai
efektivitasnya.
Langkah 3. Mencari harga baju dan rok di toko A
• Mengeliminasi y dari persamaan (1) dan (2), sehingga: 3x + 2y = 240.000 x 1 3x + 2y = 240.000 2x + y = 140.000 x 2 4x + 2y = 280.000 _ -x = -40.000 x = 40.000
• Subtitusi nilai x ke persamaan 2 2x + y = 140.000 2(40.000) + y = 140.000 80.000 + y = 140.000 y = 60.000 sehingga, harga baju di toko A yaitu Rp40.000 dan harga rok yaitu Rp60.000
Mencari harga baju dan rok di toko B • Mengeliminasi y ke persamaan (3) dan (4)
2x + 3y =255.000 x 1 2x + 3y = 255.000 2x + y = 183.000 x 3 9x + 3y = 549.000 _ -7x = -294.000 x = 42.000
• Subtitusi nilai x ke persamaan 4 3x + y = 183.000 3(42.000) + y = 183.000 126.000 + y = 183.000 y = 183.000 – 126.000 y = 57.000
sehingga harga baju di toko B yaitu Rp42.000 dan harga rok Rp 57.000
4 4 4 4
Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
2 2
Langkah 4. Karena Azkia ingin membeli satu baju dan rok maka harus mencari harga satu baju dan rok di masing-masing toko Toko A: x + y = 40.000 + 60.000 = 100.000 Toko B : x + y = 42.000 + 57.000 = 99.000 karena harga satu baju dan rok ditoko B lebih murah, jadi Azkia sebaiknya membeli baju dan rok di toko B
3 Langkah 1. Memahami masalah Diketahui. Ahmad membeli 2 tas dan sepasang sepatu harganya Rp200.000 Ikhsan membeli 3 tas dan 2 pasang sepatu harganya Rp320.000 Misbah membeli 4 baju dan 2 celana harganya Rp320.000 Irsyad membeli 1 baju dan 2 celana harganya Rp140.000 Ditanyakan:
2
Membuat susunan barang yang dapat dibeli oleh Taufik dengan uang Rp120.000 dengan tanpa ada sisa/pengembalian.
2
Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah 2 2 2 2 2
Langkah 2. Membuat rencana Misalkan: u = harga tas v = harga sepatu x = harga baju y = harga celana • Ahmad
2u + v = 200.000 … (1) • Ikhsan
3u + 2v = 320.000 … (2) • Misbah
4x + 2y = 320.000 … (3) • Irsyad
x + 2y = 140.000 … (4)
Membuat generalisasi suatu ide atau sudut pandang 2 4 4 2 4
Langkah 3. Menentukan nilai dari variabel yang telah dibentuk • Dari persamaan 1
2u + v = 200.000 v = 200.000 – 2u … (5)
• Subtitusi persamaan 5 ke persamaan 2 3u + 2v = 320.000 3u + 2(200.000 – 2u) = 320.000 3u + 400.000 – 4u = 320.000 -u = 320.000 – 400.000 -u = -80.000 u = 80.000
• Subtitusi u ke persamaan 5 v = 200.000 – 2u v = 200.000 – 2(80.000) v = 200.000 – 160.000 v = 40.000
• Dari persamaan 3 4x + 2y = 320.000 2y = 320.000 – 4x … (6)
• Subtitusi persamaan 6 ke persamaan 4 x + 2y = 140.000 p + (320.000 – 4x) = 140.000 -3x + 320.000 = 140.000 -3x = 140.000 – 320.000 -3x = -180.000
x = 60.000 • Subtitusi nilai x ke persamaan 6
2y = 320.000 – 4x 2y = 320.000 – 4(60.000) 2y = 320.000 – 240.000 2y = 80.000 y = 40.000
sehingga didapatkan: • harga tas : Rp80.000
• harga sepatu : Rp40.000
• harga baju : Rp60.000 • harga celana : Rp40.000
4 2
Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru
4
Langkah 4. menentukan nilai akhir dari soal • Dengan uang Rp120.000
Kemungkinannya: 120.000 = 80.000 (harga tas) + 40.000 (harga sepatu atau celana) 120.000 = 3 x 40.000 (harga sepatu atau celana) 120.000 = 2 x 60.000 (harga baju)
Sehingga susunan barang-barang yang dibeli Taufik dengan uang Rp120.000 yaitu 1 tas dan sepasang sepatu, 1 tas dan 1 celana, 3 pasang sepatu, 3 celana, 2 baju. Karena harga barang dengan harga Rp40.000 ada 2 barang, maka ada kemungkinan lain yaitu: 2 pasang sepatu dan 1 celana, serta sepasang sepatu dan 2 celana.
Skor Maksimal 96
Nilai =Skor yang diperoleh siswa
skor maksimal x 100
LAMPIRAN B
Pedoman Wawancara
Lampiran B
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman wawancara merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh
peneliti agar data yang dikumpulkan semakin akurat.
I. Permasalahan
Bagaimana deskripsi kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek penelitian
dalam memecahlan masalah SPLDV berdasarkan revisi taksonomi Bloom?
II. Tujuan Wawancara
Untuk mengumpulkan informasi lebih lengkap atau memverifikasi data
tertulis agar mendapatkan data kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
III. Metode
Wawancara tidak terstruktur.
IV. Langkah Pelaksanaan Wawancara
1. Perkenalan antara peneliti dengan subjek yang akan diwawancarai, serta
membuat jadwal wawancara dengan tiap-tiap subjek penelitian.
2. Menyiapkan lembar tes yang telah dikerjakan subjek.
3. Subjek diwawancarai berkaitan dengan soal.
V. Indikator Kemampuan berpikir tingkat tinggi Subjek Penelitian
Indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah indikator yang disampaikan oleh krathwohl yang
meliputi keterampilan berpikir dalam menganalisis, keterampilan berpikir
dalam mengevaluasi, dan keterampilan berpikir dalam mencipta.
a. Menganalisis
1) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi kedalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya;
2) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
sebuah skenario yang rumit;
3) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.
b. Mengevaluasi
1) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya;
2) Membuat hepotesis, mengkritik, dan melakukan pengujian;
3) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.
c. Mencipta
1) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu;
2) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah;
3) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur
baru yang belum pernah ada sebelumya.
VI. Pertanyaan Pokok
Berdasarkan indikator maka pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang
sifatnya mengeksporasi kemampuan yang dimiliki subjek adalah sebagai berikut:
4. Apa yang kamu pahami dari soal ini?
5. Jelaskan strategi apa yang kamu gunakan dalam mengecek penyelesaian
masalah anda?
6. Bagaimana ide awal dalam menyelesaikan soal ini?
LAMPIRAN C
Lampiran C.1 : Hasil Tes Pemecahan Masalah
Lampiran C.2 : Transkrip Hasil Wawancara
Lampiran C.1
Supi
C.2 : Transkrip Hasil Wawancara
1. Hasil Wawancara Subjek NA1
KODE URAIAN WAWANCARA PE : Siapa namata? NA1 : Shefira Kak. PE : Oke dek, Coba adek baca soal nomor 1! NA1 : (membaca soal) PE : oke... dari masalah yang diberikan, coba sebutkan informasi
apa saja yang diketahui! NA1 : yang diketahui itu, pak Darmawan membeli 60 buah dengan
harga 63.000. Hmm… harga 1 apel nya itu 1000/ buah. Harga 1 mangga itu 1.200/buah kak. Terus itu buah mau dibagikan ke 15 anak yang ada di panti asuhan.
PE : Nah, dari yang diketahui itu, apakah semuanya digunakan dalam menyelesaikan soal?
NA1 : Iye kak, digunakan semua. PE : apa yang dicari dari soal ini? NA1 : ini kak, berapa buah Apel dan Mangga yang didapatkan
masing-masing anak. Kalau sudah diketahui jumlah Apel dan Mangga, bisa mi di didapat berapa buah Apel dan Mangga yang na dapat masing-masing anak.
PE : apakah yang diketahui saling berhubungan dengan masalah itu?
NA1 : Iye kak, saling berhubungan. PE Kenapa? NA1 : Kan diketahui banyaknya buah yang dibeli dan harganya.
Nah semuanya itu akan dipakai untuk tentukan jumlah masing-masing buahnya kak. kalau sudah didapat itu, nanti itu lagi yang dipakai untuk tentukan berapa buah apel dan mangga yang didapat tiap anak.
PE : Strategi apa yang adek gunakan untuk menyelesaikan soal ini?
kan diketahui ada buah apel dan buah mangga kak, jadi pertama saya misalkan dulu x = apel dan y = mangga. Kemudian saya cari dulu salah satunya kak (x atau y), jadi saya hilangkan salah satu (x atau y), diatas dikali 1.200 dan dibawah saya kali 1 ji kak. 1.200 × ( x + y = 60) dan 1 × (1.000x + 1.200y = 63.000), jadi hasilnya seperti ini (1.200x + 1.200y = 72.000 dan 1.000x + 1.200y = 63.000). karena y-nya sama kemudian saya kurangkan, jadi saya bisa saya dapat nilai x-nya berapa.
PE : apa itu istilahnya kalau di kurangkan? NA1 : hmmm (sambil berpikir). Di eliminasi kak. PE : setelah kita eliminasi kita apakan lagi ?
NA1 : karena saya dapat mi nilai x-nya selanjutnya untuk cari nilai y-nya saya gunakan lagi metode eliminasi, jadi diatas dikali 1.000 dan dibawah saya kali 1 ji kak. 1.000 × ( x + y = 60) dan 1 × (1.000x + 1.200y = 63.000), jadi hasilnya seperti ini (1.000x + 1.000y = 60.000 dan 1.000x + 1.200y = 63.000). jadi saya dapatmi nilai y-nya kak.
PE : setelah itu? NA1 : setelah itu saya lanjut untuk menghitung berapa buah apel
dan mangga yang didapatkan 15 anak. Jadi banyaknya apel
saya bagi banyaknya anak (45 apel
15 anak= 3 apel tiap anak)
kemudian kucari lagi banyak mangga yang didapatkan tiap anak. Jadi, banyaknya mangga saya bagi banyaknya anak ( 15 mangga
15 anak= 1 apel tiap anak).
KODE URAIAN WAWANCARA PE : oke lanjut soal no.2 dih. dari masalah yang diberikan, coba
sebutkan informasi apa saja yang diketahui NA1 : yang diketahui itu, toko A dan toko B menjual baju dan rok.
Di toko A Aisyah membeli 3 baju dan 2 rok seharga 240.000, lalu membeli lagi 2 baju dan 1 rok seharga 140.000. Kemudian di toko B Hafizah membeli 2 baju dan 3 rok seharga 225.000, lalu membeli lagi 3 baju dan 1 rok.
PE : apakah yang ditanyakan dari soal ini? NA1 : yang ditanyakan itu kak, di toko manakah sebaiknya Azkia
membeli 1 baju dan 1 rok. PE : apa jawabanta disitu dek? NA1 : Menurutku itu kak, sebaiknya azkia membeli baju dan rok
ditoko B PE : Apa alasanta pilih di toko B? NA1 : Karena kalau di toko B lebih murah ih kak daripada beli di
toko A PE : Bagaimana carata cek kalau toko B lebih murah? NA1 : Jadi pertama itu kak saya cari dulu harga baju dan rok di
toko A. Dan saya dapat di toko A harga bajunya itu 40.000 dan harga rok itu 60.000. kemudian saya cari lagi harga baju dan rok di toko B, yang saya dapat harga bajunya itu 42.000 dan harga roknya 57.000. hmmm, jadi setelah itu saya jumlahkan mi pengeluaran di toko A itu 40.000+60.000=100.000, kalau di toko B itu 42.000+57.000=99.000.
KODE URAIAN WAWANCARA PE : Kira-kira dari soal yang diberikan, materi apa itu dek? NA1 : Sistem persamaan linear dua variabel kak PE : Kenapa ki gunakan SPLDV? Kenapa ki tidak pakai cara lain
untuk jawab soal ini? NA1 : Karna begitu memang caranya kak PE : Tidak kita tau alasannya? NA1 : Iye kak. PE : Oke. Dari soal ini apa yang kamu ketahui? NA1 : yang diketaui toko sejahtera menjual macam-macam barang.
Ahmad membeli 2 tas dan 1 pasang sepatu dengan harga 200.000. ikhsan membeli 3 tas dan 2 pasang sepatu dengan harga 320.000. misbah membeli 4 baju dan 2 celana dengan harga 320.000 juga. Irsyad membeli 1 baju dan 2 celana dengan harga 140.000.
PE : nah apa yang dicari dari soal ini? NA1 : ini kak, barang apa sja yang mungkin dibeli taufik dengan
membawa uang 120.000 PE : apa strategi yang kita gunakan disini? NA1 : disini jenis barang yang dibeli ahmad dan ikhsan sama, dan
jenis barang yang dibeli misbah dan irsyad sama. Jadi saya cari dulu harga barang yang dibeli Ahmad dan Ikhsan. Nah, saya misalkan mi ini x sebagai tas, y sebagai sepatu. Terus, ku cari mi harga tas (x), 2x + 1y = 200.000 dikali 2, 3x + 2y = 320.000 dikali 1. Makanya kudapat ini (4x + 2y = 400.000, 3x +2y = 320.000). saya kurangkan mi nilai y-nya dan saya dapat mi nilai x disini 80.000. kemudian begitu terus mi caraku kerjai untuk dapat berapa harga sepatu, baju, celana kak.
PE : kenapa ki pake metode eliminasi untuk dapat itu, kenapa ki tidak gunakan metode lain ?
NA1 : karena itu ji yang kurasa mudah kak, dan saya suka pake cara itu.
PE : oke. setelah itu kita apakan lagi ? NA1 : buat mka susunan barang yang mungkin dibeli taufik dengan
uang 120.000 kak. Disini saya dapat 6 kemungkinan kak, yang pertama itu 1 pasang sepatu ditambah 2 celana, kedua itu 2 baju, ketiga itu 3 celana, keempat 1 tas ditambah 1 pasang sepatu, kelima 1 tas ditambah 1 celana, terakhir 3 pasang sepatu.
PE : 6 ji saja kita dapat? Kira-kira masih ada lagi itu dek? setelah itu?
NA1 : tunggu kak (sambil mencakar). Aih nda adami kak, itu ji kudapat
2. Hasil Wawancara Subjek NA2
KODE URAIAN WAWANCARA PE : Siapa namata dek? NA2 : Rusna Kak. PE : Coba kita baca dulu soalnya dek! NA2 : (Membaca soal) PE : Okee dek..dari soal yang kita baca tadi, coba sebutkan
informasi apa saja yang diketahui! NA2 : yang diketahui itu, ada 60 buah-buahan yang terdiri dari
buah apel dan buah mangga. Biaya untuk membelinya itu 63.000. harga apel itu 1000/buah kalau manga 1.200/buah. Nanti mau dibagikan ke 15 anak.
PE : Dalam menjawab soal ini, apa saja informasi yang digunakan? Informasi yang diketahui kan banyak, adakah yang tidak digunakan
NA2 : Hmmmm,,(sambil berpikir). Dipakai semua ji kak, kalau saya patokannya langsung ji ini (sambil menunjuk jumlah barang dan harganya) dan ini (menunjuk harga apel dan mangga)
PE : apakah yang dicari dari soal ini? NA2 : berapa buah apel dan mangga yang akan didapatkan masing-
masing anak PE : Nah, dari yang kita diketahui tadi, apakah saling
berhubungan dengan pertanyaan ini? NA2 : (diam), apa itu dih... (sambil berpikir) PE : Begini dek, dalam menjawab soal, kan tadi soal yang kita
sebutkan itu berapa buah apel dan mangga yang didapatkan masing-masing anak. Dari soal itu, pasti ada hubungannya dengan apa yang diketahui. Bagaiamana kita bisa menjawab soal itu kalau tidak memiliki hubungan? Kira-kira hubungannya tersebut apa?
NA2 : Hubungannya itu...(bingung) PE : Hmm, jadi bagaimana cara ta kerja soal ini? NA2 : jadi disini kak, katakanlah buah apel itu x dan buah mangga
itu y. Terus disini saya mau cari dulu nilai x nya. Jadi disini saya eliminasi nilai y nya kak. x + y = 60 dikali 1.200, 1.000x + 1.200y dikali 1. Makanya saya dapat ini kak 1.200x + 1.200y = 72.000, 1.000x + 1.200Y = 63.000. setelah itu bisa mi saya dapatkan nilai x-nya kak
PE : setelah itu ? NA2 : Saya cari nilai y-nya kak ,jadi x + y = 60. Sisa saya ganti
nilai x nya. Jadi 40 + y = 60, y = 60-45, y = 15 PE : setelah kita dapat mi nilai x dan y-nya, kita apakan lagi? NA2 : setelah saya dapat nilai x dan y-nya. Saya hitung mi kak
berapa buah yang nadapat tiap anak. Jadi disini 45 apel : 15 anak = 3 buah apel tiap anak. Lalu 15 mangga : 15 anak = 1 buah mangga tiap anak.
KODE URAIAN WAWANCARA PE : Dari masalah yang diberikan, coba sebutkan informasi apa
saja yang diketahui! NA2 : disini diketahui Aisyah membeli 3 baju dan 2 rok dengan
harga 240.000, lalu membeli lagi 2 baju dan 1 rok dengan harga 140.000. Kemudian di toko B Hafizah membeli 2 baju dan 3 rok dengan harga 225.000, beli lagi 3 baju dan 1 rok.
PE : apakah yang ditanyakan dari soal ini? NA2 : yang natanyakan itu, di toko mana sebaiknya Azkia membeli
1 baju dan 1 rok. PE : apa jawabanta disitu dek? NA2 : Toko B kak, karna lebih murah PE : Bagaimana carata cek kalau toko B lebih murah, sedangkan
pada lembar jawabanta tidak kita tuliskan langkahnya? NA2 : Saya lihat sekilas ji saja kak PE : Metode apa yang kita gunakan untuk selesaikan soal ini? NA2 : Eliminasi dan Subtitusi
KODE URAIAN WAWANCARA PE : dari soal no.3 informasi apa saja yang diketahui! NA2 : disini diketaui toko sejahtera menjual tas, sepatu, baju,
celana. Ahmad membeli 2 tas dan sepasang sepatu seharga 200.000. ikhsan membeli 3 tas dan dua pasang sepatu seharga 320.000. misbah membeli 4 baju dan 2 celana seharga 320.000 juga. Irsyad membeli 1 baju dan 2 celana dengan harga 140.000.
PE : nah apa yang dicari dari soal ini? NA2 : susunan barang yang mungkin dibeli taufik kak PE : Bagaimana carata jawab soal ini? NA2 : Saya gunakan SPLDV kak. PE : Kenapaki gunakan spldv? NA2 : Karna tidak adami rumus lain untuk dapat jawabannya kak. PE : apa strategi yang kita gunakan disini? NA2 : Disini kumisalkan tas itu sebagai t, sepatu sebagai s, baju
sebagai b, dan celana sebagai c. Selanjutnya saya cari harga tiap barangnya. Pertama , 2t + 1s = 200.000 kukali 2, 3t + 2s =320.000 kukali 1. Hasilnya ini (menunjuk 4t + 2s = 400.000, 3t + 2s = 320.000)kemudian dikurangkan jadi hasilnya itu 1t = 80.000. selanjutnya kucari nilai s-nya , saya pakai 2t + 1s = 200.000 lalu saya masukkan nilai t yang tadi, ini hasilnya ( menunjuk s=40.000). sudah itu,kucari lagi harga baju dan celananya kak.
PE : oke. Setelah kita dapat itu kita apakan lagi ? NA2 : kubuatkan mi susunan barang yang mungkin dibeli taufik
kak. karna uangnya itu ada 120.000 jadi disini saya dapat 5 kemungkinan kak, yang pertama itu 1 pasang sepatu dan 1 tas, kedua 2 pasang baju, ketiga itu 3 celana, keempat 3
pasang sepatu, kelima kelima 1 tas dan 1 celana. PE : 5 ji saja kita dapat? Kira-kira masih ada lagi itu dek? NA2 : hmmm.. kuhitung-hitung dulu dih kak (sambil melihat
lembar jawaban). itu ji mungkin kak
3. Hasil Wawancara Subjek NA3
KODE URAIAN WAWANCARA PE : Coba kita baca dulu soalnya dek! NA3 : (membaca soal) PE : oh iya dek. Dari masalah yang diberikan, coba sebutkan
informasi apa saja yang diketahui! NA3 : Pak Darmawan membeli 60 buah dengan harga 63.000. lalu,
harga 1 apel nya itu 1000. Harga 1 mangga itu 1.200 kak. Terus itu buah mau dibagikan ke 15 anak
PE : apakah yang dicari dari soal ini? NA3 : hmmm, berapa buah Apel dan Mangga yang akan didapatkan
15 anak itu. PE : Kenapa adik tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan
pada lembar jawabanta? NA3 : Tidak sempat ka tulis kak, langsung saja cara penyelesaiannya
saya tuliskan. PE : apakah yang diketahui saling berhubungan dengan masalah
itu? NA3 : Eeeeee, iye kak PE : kenapa? NA3 : Eeeee (sambil berpikir).... disini pak Darmawan membeli 60
buah seharga 63.000. diketahui harga 1 apel segini (sambil menunjukkan harga 1.000) dan harga 1 mangga segini. (menunjukkan 1.200), nanti digunakan itu dalam mencari jumlah buah apel dan mangga. Nanti itu yang digunakan untuk mencari berapa jumlah buah yang nadapat tiap anak.
PE : strategi apa yang kita yang gunakan untuk selesaikan ini soal?
NA3 : pertama saya misalkan dulu x adalah apel dan y adalah mangga. Selanjutnya saya buat persamaan nya kak, ini (menunjuk x + y = 60) saya kali 1.000, kalau ini (menunjuk 1000x + 1,200y = 63.000) saya kali 1. Nah saya eliminasi mi kak makanya saya dapat mi y-nya sama dengan 15 buah mangga dan x-nya sama dengan 45 buah apel.
PE : setelah itu kita apakan lagi ? NA3 : setelah itu saya cari mi jumlah buah yang akan didapatkan 15
anak itu. PE : bagaimana carata cari itu? NA3 : saya bagi jumlah buah apel dengan jumlah anaknya kak
(45 buah
15 anak= 3 apel/anak) kemudian saya bagi jumlah mangga
dengan jumlah anak ( 45 buah
15 anak= 1 apel / anak).
KODE URAIAN WAWANCARA PE : dari masalah yang diberikan, coba sebutkan informasi apa
saja yang diketahui! NA3 : toko A dan toko B sama-sama menjual baju dan rok. Di toko A
Aisyah membeli 3 baju dan 2 rok dengan harga 240.000, membeli lagi 2 baju dan 1 rok dengan harga 140.000. kalau di toko B Hafizah membeli 2 baju dan 3 rok dengan harga 225.000, membeli lagi 3 baju dan 1 rok dengan harga 183.000.
PE : apakah yang ditanyakan dari soal ini? NA3 : Di toko mana Azkia membeli 1 baju dan 1 rok. PE : apa jawabanta disitu dek? NA3 : ini kak (menunjuk jawaban), sebaiknya azkia membeli baju dan
rok ditoko B, karena harganya murah. PE : Coba adek jelaskan ka bagaimana carata cek toko b lebih
murah dibanding toko A! NA3 : Dari sini kak (menunjuk toko A 40.000 + 60.000 = 100.000,
toko B 42.000 + 57.000 = 99.000.
KODE URAIAN WAWANCARA PE : Kira-kira dari soal yang diberikan, materi apa ini dek? NA3 : Hmmm, apalagi itu dih kak (sambil berpikir) PE : Coba di ingat-ingat lagi. Lihat apa yang diketahui disini. Ini
kan 2x + y = 200.000. ini dalam bentuk matematika apa? NA3 : Ih lupa ka kak. Ini persamaan tidak? Ohiye kak, ini persamaan linear dua variabel Kenapa adek menggunakan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel? Karena ini yang paling mudah kak, yang pernah diajar guruku
kak PE : Strategi apa yang kita gunakan? NA3 : Pertama saya cari harga tas dan sepatu kak. tas saya misalkan
sebagai x dan y sebagai sepatu. Jadi ini (menunjuk 2x + y = 200.000)dikali 2, dan ini (menunjuk 3x +2y = 320.000) saya kali , hasilnya saya kurangkan 4x + 2y =400.000 dengan 3x +2y = 320.000. jadi, x = 80.000. selanjutnya saya masukkan nilai x ke persamaan 2x + y = 200.000 dan didapat nilai y = 40.000
PE : Setelah itu apa lagi? NA3 : Setelah itu, saya misalkan x sebagai baju dan y sebagai celana.
Ini (menunjuk 4x + 2y = 320.000, x +2y = 140.000) langsungji saya eliminasi kak karena samaji nilai y-nya. Jadi nilai x-nya yang kudapat itu 60.000, terus saya masukkanmi lagi nilai x ini untuk cari nilai y-nya.
PE : Setelah adek dapat harga tiap itemnya, adek apakan lagi?
NA3 : saya buat mi ini kak (menunjuk susunan barang yang dia tuliskan).
LAMPIRAN D
ADMINISTRASI
DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Hasniar Kuba. Lahir di Kabupaten Luwu Timur,
tepatnya di Desa Maliwowo, Dusun Ujung Batu pada
tanggal 02 November 1998. Ia anak pertama dari satu
bersaudara dari pasangan bapak Irfan dan Ibu Naharia
Kuba. Menyelesaikan pendidikan dasar SD Negeri 210
Maliwowo pada tahun 2010. Ia lulus dari sekolah
menengah pertama pada tahun 2013 di SMP Negeri 3
Malili dan lulus di MA Nurul Junaidiyah Lauwo pada tahun 2016.
Pada tahun 2016 ia melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadyah
Makassar mengambil Program Studi S1 Pendidikan Matematika dan lulus pada
tahun 2020. Semasa aktif kuliah, ia aktif di HMJ Pendidikan Matematika periode
2017-2018 sebagai anggota bidang Sumber Daya Mahasiswa.
Berkat karunia Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersususnnya skripsi dengan judul
“Deskripsi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam Memecahkan
Masalah SPLDV Pada kelas VIII SMP Negeri 3 Malili”.