desain good corporate governance (gcg) untuk … · desain good corporate governance (gcg) untuk...
TRANSCRIPT
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
DESAIN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) UNTUK MENCAPAI
KAPASITAS EFEKTIF PRODUKSI DI PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM
KEMASAN (AMDK) AIDRAT LAMONGAN
Biyati Ahwarumi
Prof. Drs. H.Tjiptohadi Sawarjuwono, M.Ec., Ph.d., Ak.
Jurusan Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis – Universitas Airlangga
ABSTRAK
Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aidrat di Lamongan mengalami
perkembangan yang sangat pesat, ini dapat dilihat dari permintaan AMDK Aidrat di
masyarakat luas yang terus mengalami peningkatan. Namun ternyata perkembangan tersebut
belum dibarengi dengan tata kelola perusahaan yang baik, sehingga mengakibatkan
permasalahan-permasalahan di AMDK Aidrat, antara lain: produk AMDK Aidrat sering
terlambat dan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen, tidak optimalnya return modal
yang telah ditanamkan, adanya pembengkakan total cost AMDK Aidrat. Jika permasalahan-
permasalahan tersebut tidak dapat diatasi, dapat mengakibatkan kerugian terus-menerus yang
berakibat pada penutupan perusahaan.
Melihat permasalahan di AMDK Aidrat tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
membuat sebuah desain tata kelola perusahaan yang baik (Good corporate Governance,
GCG) yang cocok untuk perusahaan AMDK Aidrat, sehingga diharapkan dapat dijadikan
pedoman bagi pemilik dan pimpinan perusahaan untuk membenahi tata kelola di AMDK
Aidrat sehingga AMDK Aidrat dapat menghasilkan produksi, profit dan kinerja yang
optimal. Untuk menjawab tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian
participation observation.
Penelitian ini berhasil menyusun desain GCG berupa tahapan-tahapan penerapan
GCG telah disesuaikan dengan kondisi, analisis di perusahaan AMDK Aidrat. Tahapan
tersebut adalah: 1) persiapan, 2) restrukturisasi organisasi, 3) pengelolaan pada proses, dan
4) evaluasi. Jika tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh, maka
AMDK Aidrat akan dapat mengoptimalkan produksi menjadi perusahaan dengan tata kelola
yang baik.
Kata Kunci: Good Corporate Governance, tahapan-tahapan GCG
ABSTRACT
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Aidrat, a manufacturing business in
Lamongan, has experienced rapid growth due to the continuously increasing demand for its
main product, Aidrat bottled drinking water. However, AMDK Aidrat was unable to maintain
good business management to follow this rapid growth. In consequences, some serious
management problems have occurred, such as: (1) inability to fulfill customers’ demand on
time; (2) non optimal return on capital investment; and (3) the sky-high numbers shown on
company’s total cost. Without immediate action to solve these problems, AMDK Aidrat may
suffer from continuous losses and therefore, may be forced to end its business operation.
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
In order to provide a solution for those problems, this research was aimed to create a
Good Corporate Governance (GCG)-based management design which is suitable with
AMDK Aidrat. Hopefully, this design will help the company owners and managers to fix
those earlier problems as well as achieving optimal production, profit, and performance. To
answer the goal of the research, the research method used is Participation Observation.
This research succeeds in formulating GCG design which its step by step application
has been adjusted to the actual condition of AMDK Aidrat. The steps are as follows: 1)
preparation, 2) organization reconstruction, 3) management on process, and 4) evaluation, if
the steps are comprehensively implemented, AMDK Aidrat will be able to optimize the
production and become the a good management company.
Key Words: Good Corporate Governance, GCG steps, GCG goal indicator.
PENDAHULUAN
Apapun bentuk kepemilikan perusahaan, baik itu swasta, pemerintah maupun non
profit membutuhkan pengelolaan yang baik terhadap aktivitasnya (Adebayo, 2013).
Corporate governance adalah serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan
mengendalikan manajer dan pengelola perusahaan agar operasional perusahaan sesuai
harapan stakeholder (Waseem, 2011). Dengan adanya mekanisme ini diharapkan mekanisme
pengambilan keputusan pada setiap manajemen dapat dikendalikan dan perusahaan dapat
mencapai tujuan usahanya secara optimal. (Mundung, 2006; Mahmud, 2002).
Salah satu bisnis yang berkembang pesat dan menjanjikan adalah bisnis Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK), karena bisnis ini memiliki pangsa pasar luas
(http://www.jpnn.com diakses 10 Mei 2014). Melihat persaingan dan pasar di bisnis AMDK
yang masih terbuka lebar, perusahaan keluarga milik Keluarga Besar Pondok Pesantren
Sunan Drajat melebarkan sayap ke bisnis AMDK dengan merk Aidrat.
Perusahaan ini berdiri pada tahun 2009. Bisnis ini mengalami perkembangan pesat,
permintaan produk AMDK Aidrat mengalami peningkatan yang sangat signifikan sampai
banyak permintaan yang tidak dapat terlayani (wawancara dengan Direktur AMDK Aidrat,
November, 2014).
Berdasarkan wawancara dengan pimpinan dan pegawai diperkuat dengan hasil kajian
dari struktur organisasi serta hasil observasi langsung mengenai tatakelola AMDK Aidrat,
ada beberapa permasalahan di AMDK Aidrat, antara lain; (1) pemilik modal yang merangkap
sebagai direktur yang tugas utamanya sebagai pengawas dan pengelola perusahaan belum
bisa fokus dan optimal dikarenakan adanya tugas dan tanggung jawab lain diluar perusahaan,
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
(2) adanya perangkapan pekerjaan seperti bagian admin keuangan merangkap pelaporan,
penyimpanan dan pengeluaran keuangan, (3) pengawasan kinerja disetiap bagian tidak
optimal.
Permasalahan pada manajemen AMDK Aidrat tersebut berdampak pada tingkat
operasional terutama dibagian produksi, berdasarkan wawancara dengan manajer AMDK
Aidrat (November, 2014) permasalahan dibagian produksi antara lain: kurangnya koordinasi
antar bagian sehingga seringkali pasokan logistik (gelas, plastik, kardus) seringkali terlambat
yang mengakibatkan keterlambatan produksi, adanya kapasitas menganggur dari peralatan
pabrik, belum adanya catatan dan pelaporan hasil produksi sehingga persediaan barang tidak
terkontrol dengan baik. Sehingga dari permasalahan tersebut menimbulkan permasalahan
bagi pemilik, antara lain: tidak optimalnya return modal yang telah ditanamkan, adanya
pembengkakan total cost AMDK Aidrat, sebagian besar permintaan konsumen tidak dapat
terlayani.
Permasalahan diatas jika tidak segera diatasi dapat mengakibatkan kerugian secara
terus menerus yang berakibat pada penutupan pabrik AMDK Aidrat. Untuk menghindari hal
tersebut, perlu dilakukan kajian mendalam tentang pengelolaan perusahaan keluarga ini
menjadi perusahaan yang berbasis GCG agar AMDK Aidrat ini dapat menghasilkan produksi
yang optimal.
Dari adanya permasalahan tersebut, muncul rumusan masalah yang akan dibahas:
“Bagaimana desain GCG untuk mencapai kapasitas efektif produksi di AMDK Aidrat?”.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi GCG
GCG sering didefinisikan sebagai sistem atau struktur yang mengatur hubungan antara
manajemen dengan pemilik suatu perusahaan. Pemilik yang dimaksud dalam pengertian ini
tidak hanya pemilik mayoritas tetapi juga publik. Hubungan tersebut berupa peran dan
tanggungjawab manajemen kepada stakeholdernya. Salah satu tujuan utama ditegakkannya
corporate governance, ialah untuk menciptakan sistem yang dapat menjaga keseimbangan
dalam pengendalian perusahaan sedemikian rupa sehingga mampu mengurangi peluang
terjadinya kesalahan mengelola (mismanagement), menciptakan insentif bagi manajer untuk
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
memaksimumkan produktivitas penggunaan aset sehingga menciptakan nilai tambah
perusahaan yang optimal. (Daniri, 2005; 111)
Jika dimasukkan dalam konteks AMDK Aidrat, GCG adalah sebuah sistem
pengendalian perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dan berkinerja terbaik untuk
menghasilkan profit yang optimal tanpa mengesampingkan hak dan tanggungjawab para
stakeholder.
Prinsip-prinsip yang dikandung dalam GCG secara umum ada lima prinsip dasar, yaitu:
transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. (Daniri, 2006: 8-14,
Bhatta dan Gambir, 1996; UNDP, 1997; Mustopadidjaja, 1997; Tjokroamidjojo;2000,
Efendi, 2009;2)
2. Tahapan-Tahapan Implementasi GCG
Dalam menerapkan GCG sangat penting untuk melakukan pentahapan yang cermat
berdasarkan suatu analisa yang sangat cermat sesuai dengan situasi dan kondisi, dan tingkat
kesiapan dari perusahaan itu supaya GCG dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar
tentunya harus mendapat dukungan dari semua unsur yang ada dalam perusahaan. Tahapan
implementasi menurut (Chinn, 2000; Shaw, 2003 dalam Kaihatu 2006; Daniri, 2006) adalah:
1) Tahap persiapan, meliputi: a), Tahap awareness building, b) GCG assessment, c) GCG
manual development
2) Tahap implementasi, meliputi: a) Pada tahap sosialisasi, b) Tahap implementasi, c)
Tahap internalisasi
3) Tahap evaluasi
Tahapan tersebut perlu dimodifikasi untuk bisa diterapkan di AMDK Aidrat khususnya
di bagian produksi. Tahapan-tahapan implementasi GCG di AMDK Aidrat adalah:.
1) Persiapan
Tahap pertama menuju perusahaan berbasis GCG adalah dengan melakukan survei awal
tentang manajemen dan pengendalian internal perusahaan. Survei awal dilakukan dengan
mengumpulkan dan menganalisis dokumen, prosedur, kebijakan-kebijakan, alur dokumen,
informasi dan barang perusahaan.
2) Restrukturisasi Organisasi
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
Restrukturisasi organisasi diperlukan untuk memperbaiki kinerja di AMDK Aidrat,
tahapan restrukturisasi di AMDK Aidrat antara lain meliputi: (a) restrukturisasi organisasi,
(b) pedoman GCG, (c) pelatihan dan pendampingan
a. Restrukturisasi organisasi
Tujuan dari restrukturisasi ini adalah menciptakan pengelolaan perusahaan yang
profesional melaui pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, sehingga bisa tercipta iklim
perusahaan yang baik, transparan dan akuntabel.
Restukturisasi organisasi dilakukan karena AMDK Aidrat merupakan perusahaan
keluarga dan masih menggunakan struktur tradisional yang masih menekankan pada prinsip-
prinsip kekeluargaan. Restrukturisasi organisasi dilakukan untuk memisahkan fungsi,
tanggung jawab dan job diskription masing-masing pihak sehingga diharapkan hasil kinerja
AMDK Aidrat benar-benar independent, akuntability dan transparan.
b. Pedoman GCG
Setelah dilakukan restrukturisasi organisasi, perlu dibuatkan pedoman pelaksanaan GCG.
Pedoman ini sebagai dasar pelaksanaan dan kontrol perusahaan agar perusahaan tetap pada
landasan GCG. Pedoman-pedoman pelaksanaa
n GCG, yang meliputi: Kebijakan GCG bagi organ perusahaan, GCG bagi komisaris, GCG
bagi direktur dan manajemen, Pedoman Perilaku.
c. Pelatihan dan pendampingan
Setelah restrukturisasi organisasi dirasa sukses dan sudah berjalan dengan baik dan
telah dibentuknya pedoman GCG, tahap selanjutnya adalah internalisasi prinsip-prinsip GCG
dalam organ perusahaan melalui pelatihan dan pendampingan pegawai, pelatihan ini
bertujuan untuk membentuk budaya perusahaan yang baru yang sesuai dengan prinsip-
prinsip GCG, selain itu juga untuk menyatukan visi misi perusahaan kedepannya dan
komitmen untuk mencapainya.
Dari tahap kedua ini diharapkan memberikan hasil akhir peningkatan kinerja karyawan
dan terbentunya budaya organisasi baru yang mengarah ke GCG
3) Pengelolaan pada proses
Setelah tahap awal sudah dilakukan, menginjak tahap ketiga adalah melakukan
pengendalian internal dan pengendalian resiko, pengendalian intern adalah tugas utama dari
dewan pengawas (yang dibantu auditor), direktur dan manajer unit. Comitte of Sponsoring
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
Organisation of the Tradeway Comission (COSO) tahun 1992 mendefinisikan pengendalian
intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal
lain yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tiga tujuan
(Ricketts, 1992 ; Stevens, 2003). Tujuan tersebut terdiri dari: a) Keandalan laporan keuangan.
b) Efektifitas dan efisiensi operasi. c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Komponen-komponen COSO terdiri dari lima aspek pengendalian intern yang saling
berhubungan, yaitu (1) lingkungan pengendalian, (2) Penilaian resiko, (3) Aktivitas
pengendalian, (4) informasi dan komunikasi, (5) monitoring. (Janvrine.et.al, 2012):
Dari langkah ketiga ini diharapkan perusahaan semakin transparan, independent,
akuntability, fairness, responsibility terhadap semua stakeholder perusahaan.
4) Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu
untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG telah dilakukan dengan meminta
pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG yang ada.
Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi serta capaian
perusahaan dalam implementasi GCG sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan
yang perlu berdasarkan rekomendasi yang ada.
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengetahui desain GCG untuk optimalisasi produksi di AMDK Aidrat, maka
penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode participating
observation (Langhout, 2003 ; Palson, 2007 ; Culley & Hughey, 2008 ; Bohm Legewie &
Dienel, 2008 ; Hofman, 2009 ; Keiding, 2010;)
Penelitian ini membatasi Desain GCG hanya pada bagian produksi. Desain GCG
untuk mencapai kapasitas efektif produksi di AMDK Aidrat hanya untuk membahas
pengelolaan perusahaan secara global dan hanya dibagian produksi.
Berdasarkan sumbernya, penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder
(Wirawan, 2001: 5) dimana data primer diperoleh langsung dari objeknya yaitu AMDK
Aidrat, sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber yang ada seperti buku, jurnal, dll.
Sumber data yang digunakan adalah:
1. Informan yaitu pemimpin, manajer, pegawai, distributor dan agen AMDK Aidrat
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
2. Peristiwa atau aktivitas melalui pengamatan terhadap proses dan manajemen produksi di
AMDK Aidrat
3. Dokumen terkait berupa data primer dan sekunder
Metode pengambilan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini (Sugiyono,
2008: 9) adalah:
1. Wawancara dengan menggunakan metode semi structured agar suasana tidak menjadi
formal, lebih mengarah pada percakapan.
2. Participant observation dimana observer benar-benar terlibat dalam keseharian
responden.
3. Analisis dokumen digunakan sebagai pelengkap metode wawancara dan observasi
(Sugiyono, 2008; 83)
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Desain GCG di formulasikan dalam tahapan-tahapan GCG. Tahapan ini terdiri dari:
1. Persiapan
Tahapan persiapan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi manajemen
dan pengendalian internal AMDK Aidrat, sehingga dapat dijadikan acuan perbaikan tata
kelola dan pengendalian internal di AMDK Aidrat. Tahap persiapan terdiri dari beberapa
langkah, yakni: survei pendahuluan, temuan-temuan, analisis terhadap temuan-temuan
terutama untuk menganalisis bagian produksi.
a) Survei Pendahuluan
Survei yang dilakukan dibagian administrasi AMDK Aidrat menyatakan bahwa
AMDK Aidrat telah mematuhi dan memiliki prosedur pendirian perusahaan dengan baik,
dibuktikan dengan dimilikinya perizinan-perizinan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
perusahaan AMDK (halal, SIUP, izin gangguan, dan lainnya), dengan lengkapnya perizinan
dan persyaratan AMDK Aidrat, seharusnya AMDK ini telah dapat berjalan dengan baik dan
optimal, disini dapat diketahui bahwa terdapat masalah pada AMDK Aidrat yang
mengharuskan untuk melakukan analisis yang lebih mendalam.
Langkah selanjutnya perlu dilakukan kajian mengenai tata kelola dan pengendalian
internal terutama pada produksi. Kajian ini dilakukan untuk melengkapi kajian sebelumnya
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
dan untuk melihat pengendalian internal yang berjalan saat ini. Analisis dan penilaian
dilakukan dengan menggunakan internal control questionnary (ICQ) bagian produksi.
Nilai dari skor ICQ AMDK Aidrat adalah 12 dari nilai optimal 40, yang berarti
pengendalian intern AMDK Aidrat kurang baik. Untuk lebih meningkatkan efektivitas,
efisiensi dan ekonomi maka itu diperlukan banyak perbaikan disegala aspek bagian produksi
ini. Selain itu, dengan semakin berkembangnya kegiatan operasi perusahaan, diperlukan
dukungan dari pengendalian intern yang baik.
Dari penilaian ICQ diatas, didapatkan temuan-temuan yang selanjutnya dilakukkan
pengembangan hasil temuan berupa analisis produksi
Tabel 1. Temuan hasil ICQ di AMDK Aidrat
No Kondisi Akibat Rekomendasi
1 Tidak ada
perencanaan, target,
penganggaran
produksi
Produk jadi sering terlambat,
karena tidak adanya
perencanaan produksi dan
perencanaan dari pasokan
logistik/bahan baku
Dibuat perencanaan
produksi dan penganggaran
produksi setiap bulan agar
logistik tidak sampai
terlambat dan dapat
memenuhi target produksi.
2 Tidak ada jadwal
induk produksi
Tidak optimalnya kapasitas
produksi
Dibuat jadwal induk
produksi
3 Struktur organisasi
dan penugasan kerja
bagian produksi
secara baku belum
ada
Pembagian tugas tidak merata
dan tidak optimal
Perlu dibuatkan struktur
organisasi dan pembagian
tugas secara tertulis
4 Belum dibuat
ramalan permintaan
produksi yang
didasarkan penelitian
Tidak terpenuhinya
kebutuhan konsumen
Dibuatkan ramalan
permintaan produksi
5 Tidak ada SOP
untuk produksi
Alur produksi berjalan tanpa
aturan baku
Dibuatkan SOP alur
produksi
6 Pelaporan hasil
produksi tidak
dilakukan secara
rutin
Hasil produksi tidak dapat
terkontrol sepenuhnya
Pelaporan dibuat rutin dan
terkontrol
7 Tidak adanya
pelatihan karyawan
baru dan lama
Peningkatan kinerja
karyawan lamban
Diadakan pelatihan
karyawan secara rutin
8 Tidak terdapat SOP
dan prosedur manual
bagian admin
produksi
Karena tidak ada dokumen
tertulis, maka jika terjadi
kesalahan dalam admin, tidak
ada bukti tertulis yang
Dibuatkan SOP dan
prosedur manual admin
produksi
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
digunakan untuk
pertanggungjawabannya
9 Tidak dilakukan
rekonsiliasi antara
permintaan bahan
baku (BB) dan
barang jadi
Tidak terkontrolnya selisih
BB dan barang jadi yang oasti
dan kerugian dari selisih
tersebut
Dilakukan rekonsiliasi BB
dan barang jadi
10 Control qualitas
produksi tidak
dilakukan secara
rutin
Dikhawatirkan keluhan
konsumen meningkat
Quality control produksi
dilakukan oleh tim ahli
setiap hari
Sumber: diolah peneliti, 2014
Dari temuan survei awal tersebut, dilakukan analisis aspek produksi secara holistik. Dan
dapat dijabarkan permasalahan bagian produksi AMDK Aidrat:
Tabel 2. Analisis Kondisi dan Rekomendasi untuk Produksi AMDK Aidrat
No Aspek
Penilaian
Produksi saat ini Rekomendasi Perbaikan
Produksi
Manfaat, control, dll
1 Proses
Produksi
- Belum adanya
anggaran produksi
- Proses produksi tanpa
perencanaan dan
pengendalian
- Belum adanya
perencanaan produksi,
misalnya belum ada
jadual induk,
perencanaan bahan
baku dan logistik
- Manajemen produksi telah
dianalisis tahapan-tahapan
dan pengendaliannya
mulai dari alur
perencanaan produksi,
penyediaan bahan baku,
sampai laporan hasil
produksi
- Telah dikaji dan dibuatkan
contoh form untuk
perencanaan produksi,
penyediaan bahan baku
logistik, dll
- Terdapat penyiapan
dan control bahan
secara terus menerus
sehingga
meminimlkan produk
sampai telat
beroperasi karena telat
bahan baku
- Masing-masing bagian
telah memiliki tugas
dan tanggung jawab
masing-masing, cara
pelaporan dan
pertanggungjawabann
ya
2 Quality
control
- Pengujian kualitas
produk hanya pada
produk jadi dan
dilakukan seminggu
sekali
- Pengujian terhadap
bahan baku tidak rutin
- Dibuat tim khusus untuk
menangani
- Pengujian dilakukan
continue tiap hari
- Pengujian dilakukan ke
bahan baku dan produk
jadi
- Mengurangi keluhan
konsumen
- Mendapatkan jaminan
keamanan produk
yang valid karena
produk diuji tiap hari
3 Kapasitas,
lokasi
- Pengoptimalan
kapasitas belum
maksimal, saat ini
kapasitas galon
- Untuk mengoptimalkan
kapasitas, telah dilakukan
kajian mengenai kapasitas
bahan baku, kapasitas
- Dengan perencanaan
produksi yang matang,
yang mengkaji aspek-
aspek produksi
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
532/hari, gelas
1.142/hari, botol
113/hari, sedangkan
kapasitas optimal
galon 4.200/hari,
1.925/hari, 647/hari
- Lokasi strategis karena
berada dekat dengan
sumber bahan baku,
konsumen, tenaga
kerja
logistik, kapasitas SDM
dan perhitungan keuangan
produksi.
- Pengoptimalan produksi
dapat ditingkatkan dengan
menambah shift menjadi 2
dengan
mempertimbangkan bahan
baku, SDM, logistik dan
pergudangan
(kapasitas mesin,
bahan baku, logistik,
SDM, pergudangan)
akan mendapatkan
hasil yang optimal
4 Forecasting - Belum dilakukan studi
mengenai kebutuhan
konsumen sehingga
tidak dapat dilakukan
kajian peramalan
kebutuhan konsumen.
Peramalan sangat
berarti bagi kebutuhan
perencanaan produksi.
- Telah dilakukan kajian
studi lapangan mengenai
peramalan kebutuhan
konsumen AMDK Aidrat
untuk empat daerah
disekitar lokasi AMDK
Aidrat (Lamongan, Tuban,
Gresik, Bojonegoro)
- Kajian dan studi
lapangan mengenai
kebutuhan konsumen
sangat penting bagi
perencanaan produksi,
karena dengan studi
tersebut data
kebutuhan konsumen
semakin jelas.
Sumber: diolah peneliti, 2014
Dari kajian tersebut, masih perlu dilakukan kajian selanjutnya tentang bagaimana
menuju tata kelola perusahaan yang baru dan tahapan implementasi agar tata kelola yang
baru tersebut dapat terimplikasi dengan baik dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan
restrukturisasi organisasi yang mengarah pada tata kelola perusahaan yang baru tersebut.
Berikut ini akan dijelaskan kajian mengenai restrukturisasi organisasi untuk menuju GCG.
5.2.2 Restrukturisasi Organisasi
Restrukturisasi organisasi meliputi; a. Restrukturisasi organisasi, b. Pembuatan kebijakan
GCG perusahaan, c. Pelatihan dan Pendampingan.
1. Restrukturisasi organisasi
Restrukturisasi organisasi pada GCG sangat penting karena dapat membuat budaya
perusahaan yang baru yang dapat meningkatkan transparansi, pertanggungjawaban,
akuntabilitas, independensi perusahaan. Dengan dilakukan restrukturisasi organisasi ini
diharapkan setiap bagian paham, tau dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tugas,
kewajiban, tanggung jawab dan target masing-masing bagian.
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
Tujuan utama dari restrukturisasi ini adalah untuk memisahkan dan lebih
mengoptimalkan peran dari direktur sebagai pegawas dan manajer sebagai penanggung
jawab pengelolaan.
Berdasarkan kajian struktur organisasi yang berjalan saat ini dan berdasarkan
rekomendasi-rekomendasi aspek produksi yang seharusnya berjalan, maka struktur
organisasi aidrat yang baru adalah sebagai berikut:
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR
MANAJER PEMBELIAN
DAN GUDANG MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN &
AKUNTANSI
MANAJER PEMASARAN MANAJER PRODUKSI
BAGIAN GUDANG
BAGIAN
PENERIMAAN
BARANG
BAGIAN PEGAWAI
BAGIAN HUMAS
BAGIAN UMUM
DEPARTEMEN
KEUANGAN
KREDIT
KASIR
DEPARTEMEN
AKUNTANSI
PENAGIHAN
HUTANG PIUTG
PEMBUKUAN
DEPARTEMEN
PROMOSI
RISET PASAR
PROMOSI
DEPARTEMEN
PENJUALAN
ORDER PENJ.
PENGIRIMAN
BAGIAN MESIN DAN
PEMELIHARAAN
QUALITY CONTROL
PEMROSESAN
PRODUK
ADMIN PRODUKSI
Gambar 1. Struktur Organisasi AMDK Aidrat setelah dilakukan restrukturisasi AMDK Aidrat
DEWAN PENGASUH
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
2. Pembuatan Model GCG
Pembuatan model GCG terbagi menjadi 3 bagian, GCG untuk organ perusahaan, GCG
untuk direksi dan manajemen perusahaan, GCG untuk corporate.
3. Pengelolaan pada proses
Pengelolaan pada proses dilakukan dengan melakukan pengendalian intern yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan
yang dapat menimbulkan resiko kerugian yang cukup besar dalam perusahaan. Tugas
dalam melakukan pengendalian di AMDK Aidrat ini dilaksanakan oleh komisaris dibantu
auditor.
Dalam melakukan pengendalian internal, auditor mendokumentasikan tentang
komponen pengendalian internal perusahaan yang diperoleh untuk merencanakan audit.
Dokumentasi pemahaman tentang pengendalian internal AMDK Aidrat mencakup
flowchart, kuisioner dan tabel keputusan.
Internal Control Quissionare (ICQ)
ICQ digunakan untuk menilai apakah kinerja perusahaan baik atau tidak. Kinerja
AMDK Aidrat ini diukur berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan, manajer
produksi, bagian administrasi dan berdasarkan observasi peneliti selama 7 bulan
(November 2013 – Mei 2014)
Berdasarkan hasil scoring diatas, Manajemen Produksi AMDK Aidrat memperoleh
score 6 dari score maksimal 26. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja AMDK Aidrat masih
jauh dari yang ditargetkan dan AMDK Aidrat masih harus banyak melakukan perbaikan
dimanajemennya.
Dari adanya penilaian ICQ dan score di atas, dapat dijadikan rujukan perbaikan
manajemen, sehingga score ICQ dapat meningkat secara bertahap dan akhirnya bisa
mencapai score optimal.
4. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara teratur dari waktu ke waktu
untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan GCG telah dilakukan dengan
meminta pihak independen melakukan audit implementasi dan scoring atas praktik GCG
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
yang ada. Dengan cara membuat indikator-indikator pencapaian GCG yang digabungkan
dengan penilaian balance scorecard.
Cara menetapkan pencapaian GCG dilakukan dengan memahami prinsip-prinsip
GCG, antara lain: transparansi, akuntability, responsibility, independency, fairnes.
Sedangkan goal yang ingin dicapai adalah:
1. Optimalisasi produksi sehingga pendapatan dan profit menjadi maksimal
2. Tidak ada keluhan pelanggan baik karena keterlambatan stock produk jadi maupun
keluhan pelanggan atas kualitas produk
3. Terbentuknya manajemen produksi yang baik, berkelanjutan, mandiri, transparan,
dapat dipertanggungjawabkan dan mensejahterakan stakeholder
4. Terciptanya suasana kerja yang kompetitif sehingga dapat menjadikan AMDK
Aidrat sebagai perusahaan yang dapat bersaing secara global
Untuk mencapai goal tersebut, diperlukan indikator pencapaiannya yang dapat
terukur, dapat dinilai, memiliki target dan inisiatif strategi. Indikator pencapaian
keberhasilan tidak hanya dengan pendekatan keuangan, tetapi harus mengupayakan
semaksimal mungkin penciptaan ini bagi: kepuasan pelanggan, pemilik modal,
kesejahteraan anggota perusahan, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat
digabungkan dengan indikator balance scorecard. Dengan penggabungan penilaian
antara GCG dan balance scorecard ini akan dapat diperoleh keseimbangan yang strategis
antara target kinerja keuangan, target kinerja pelanggan, kinerja internal proses dan
kinerja SDM.
Penilaian indikator pencapaian GCG ini didasarkan pada hasil ICQ yang mana
pada hasil ICQ tersebut AMDK Aidrat mendapatkan score yang kurang bagus, sehingga
dibutuhkan alat lain untuk mengontrol kinerjanya.
Dari analisis indikator pencapaian GCG memberikan pandangan bahwa untuk
mencapai tata kelola perusahaan yang baik, tidak dapat dilihat dari hanya satu aspek
produksi, karena untuk membentuk perusahaan yang baik dan berbasis GCG, dibutuhkan
analisis yang menyeluruh tentang manajemen perusahaan dan yang melingkupinya.
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
Sehingga diharapkan dapat menjadi masukan untuk perbaikan AMDK Aidrat terutama
dalam manajemen produksi agar produksi menjadi optimal.
Evaluasi dapat membantu perusahaan memetakan kembali kondisi dan situasi
serta capaian perusahaan dalam implementasi GCG sehingga dapat mengupayakan
perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang ada.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai desain Good
Corporate Governance (GCG) untuk optimalisasi produksi di AMDK Aidrat adalah
sebagai berikut:
1. Pengendalian internal dan tata kelola perusahaan AMDK Aidrat masih kurang bagus,
hal ini mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan produk AMDK Aidrat
sehingga produksi tidak dapat optimal.
2. Perbaikan pada tata kelola perusahaan harus dilakukan dengan menerapkan tahapan-
tahapan implementasi GCG. Tahapan-tahapan tersebut antara lain: tahap persiapan,
tahap restrukturisasi organisasi, pengelolaan pada proses, dan evaluasi.
3. Dan untuk menjaga dan menilai keberhasilan penerapan desain manajemen produksi
berbasis GCG, maka pihak pimpinan yang dibantu manajemen harus membuat
analisis indikator-indikator pencapaian GCG pada manajemen produksi AMDK
Aidrat, hal ini agar AMDK Aidrat dapat mandiri dan berkembang sendiri.
4. Analisis-analisis dan desain tersebut diharapkan dapat membantu manajemen dalam
pengelolaan produksinya, sehingga produk AMDK tidak terlambat lagi dan
pendapatan serta profit perusahaan dapat optimal.
Saran dan Batasan Penelitian
Berdasarkan pada pembahasan bab-bab sebelumnya, saran yang diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Agar tercipta tata kelola perusahaan dari perusahaan dengan konsep keluarga
menjadi berbasis GCG, disarankan bagi pimpinan AMDK Aidrat untuk menerapkan
tahapan-tahapan implementasi GCG ini dengan baik dan menyeluruh.
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
2. Setelah melakukan tahapan-tahapan penerapan GCG dengan baik, maka perlu
dilakukan analisa tentang indikator-indikator pencapaian GCG secara berkala, untuk
kinerja yang optimal dan berkelanjutan.
3. Kelemahan, penelitian ini hanya membahas GCG secara global, tahapan-tahapannya
pengimplementasian GCG yang sebagian besar hanya berfokus dibagian produksi.
Diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian pada aspek
yang lebih teknis, seperti keuangan dan pengendaliannya, aspek pengendalian SDM,
aspek pemasaran, dan lain sebagainya sampai dengan mencakup seluruh aspek di
AMDK Aidrat.
DAFTAR PUSTAKA
Abbott. L. J., S. Parker, dan G. F. Peters, 2000, “The Effectiveness of Bluer Ribbon
Committee Recommedations in Mitigating Financial Misstatement: An Empirical
Studi”, Working paper
Abor, J. And Adjasi, C. K. D. (2007). Corporate Governance and the Small and Medium
Enterprise Sector: Theory and Implications. Corporate Governance, 7 (2), 12
Adebayo O. S. Olusola Ayeni Gabriel, Abiodun Oyewole Felicia. 2013. Relationship
Between Corporate Governance and Organizational Performance: Nigerian Listed
Organizational Experience. International Journal of Business and Management
Invention
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
Bhatta, Gambir. 1996. Capacity Building at the Local Level for Effective Governance,
Empowering without Capacity is Meaningless
Bohm, B., Legewie, H., and Dienel, L.H., 2008. The Citizens’ Exhibition: A Combination
of Socio – Scientific Partisipative and Artistic Elements. Qualitative Sosial
Research. (Vol. 9): 3
Bogdan, R.C., and Biklen SK. 2007. Qualitative Research for Education: An Introduction
to Theory and Methods (5th ed). Boston: Allyn & Bacon.
Chiang, Hsiang-tsai. 2005. An Empirical Study of Corporate Governance and Corporate
Performance. The Journal of Law and Economics, 31, no. 1: pp 122-140
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
Chinn, Richard. 2000. Corporate Governance Handbook. Gee Publishing Ltd. London.
Chtioui, T., and Dubuisson, S.T., 2011. Hard and Soft Controls: Mind The Gap.
International Journal of Business. (Vol.16):3.
Colbert, J.L., 2004. The PCAOB Standart on Internal Control: What Should Internal
Auditor Expect?. Internal Auditing Research. (Vol. 19): 3.
Culley, R.M., and Hughey, J., 2008. Power and Public Participation in a Hazardous Waste
Dispute: A Community Case Study. Springe Science + Business Media. (
December): 99 – 114.
Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia. Penerbit Gloria Printing Jakarta.
Effendi, Muh Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance; Teori dan
Implementasi. Penerbit Salemba Empat Jakarta
FGCI. 2002. Good Corporate Governance: Konsep dan Implementasi pada Perusahaan
Publik & Korporasi Indonesia. Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia &
Sinergy Communication. Cetakan Pertama
Gauthier, S.J., 2006. Understanding Internal Control. Government Finance Review. (Vol.
22): 10.
Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality Management (TQM), Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Hadiyati, Uning dan Nuvriasari, Audita. 2008. Corporate Governance di Lingkungan
Perusahaan Manufaktur Skala Usaha Kecil-Menengah (UKM) di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 8 no. 1
Hamid, Suandi. 2003. Membangun Profesionalisme Muhammadiyah. Jogjakarta:
Penerbit: LPTP PP Muhammadiyah
Hill, C. W. L. And Snell, S. A. 1989. Effects of Ownership Structure and Control on
Corporate Productivity. Academy of Management Journal. 21 (1), 25-47
Harrison, Hoek. 2008. Logistics Management and Strategy, Competing Through The
Supply Chain 3rd edition.
Hofman, L.D., 2009. Multiple Methods, Communicative Preferences and the Incremental
Interview Approach Protocol. Qualitative Social Research. (Vol. 10): 1.
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
http://www.merdeka.com/uang/tata-kelola-perusahaan-di-indonesia-terburuk-se-asia-
tenggara.html Rabu, 4 Desember 2013 20:29).
http://www.jpnn.com/read/2014/02/01/214205/Perusahaan-Air-Minum-Kemasan-
Mulai-Gulung-Tikar- diakses 10 Mei 2014
http://www.koranmadura.com/2014/02/11/anak-perusahaan-pdam-gulung-tikar/ diakses
10 Mei 2014
http://bisnis.liputan6.com/read/765044/iicd-manajemen-perusahaan-ri-terburuk-di-
asean#sthash.sNdDrKWm.dpuf, diakses 10 Mei 2014
http://kemendagri.go.id, diakses 20 Juni 2014
Indrawati, M. Linda. 2005. Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam
Pelaksanaan Good Corporate Gocernance pada Bank Umum. Disertasi.
Universitas Airlangga
Indra, Surya dan Ivan, Yustiavandana. 2008. Penerapan Good Corporate Governance
Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta :
kencana.
Janvrine, J.D., et.al., 2012. The Updated COSO Internal Framework: Recommendations
and Opportunities for Future Research. Journal of Information Systems. (Vol. 26):
2.
Langhout. D.R., 2003. Reconseptualizing Quantitative and Qualitative Methods.
American Journal of Community Phychology. Vol. 32: 3/4.
Kaihatu, Thomas. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan: Vol.8, No. 1, Maret 2006: 1-9
Keiding, B.T., 2010. Observing Participating Observation – A- Re Description Based on
Systems Theory. (Vol. 11): 3.
Krajewski. J. L., Ritzman, P. L. 2002. Operations Management: Strategy and analysis,
Prentice Hall, 6th Ed
Machmud, Amir. 2010. Bank Syariah: Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia.
Penerbit Erlangga.
McMullen, D. A. dan K. Raghundan. 1996. “Enhancing Audit Committe Effectiveness”,
Journal of Accountancy. 182
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
Milles, Mattew B., dan A. Michele Haberman, 1992, Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI
Press
Moeljono, Djokosantoso. 2006. Good Corporate Culture sebagai Inri dari Good
Corporate Governance. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Mundung, Anie Valora. 2006. Evaluasi Terhadap Peran Auditor Internal dalam
Implementasi Good Corporate Governance. Tesis. Surabaya. Program
Pascasarjana UA.
Muljono, D., 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam. Yogyakarta:
Andi.
Mustopadidjaja, AR. 2003. Dimensi-dimensi Pokok: Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Lembaga Administrasi Negara.
Palsson, H., 2007. Participant Observation in Logistic Research. International Journal of
Physical Distribution and Logistic Management. (Vol. 37): 2.
Rangkuti, Freddy. SWOT Balanced Scorecard. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Ricketts, J.B., 1992. New Internal Control Framework and Evaluation Proposed by
COSO. Ohio CPA Journal. (Vol. 51):3.
Sedarmayanti. 2000. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk Menghadapi
Perubahan Lingkungan. Bandung: Mandar Maju.
Sedarmayanti. 2012. Good Governance “Kepemerintahan yang Baik” dan Good
Corporate Governance “Tata Kelola Perusahaan yang Baik”. Bagian Ketiga Edisi
Revisi. Mandar Maju: Bandung
Shaw, John C.. 2003. Corporate Governance and Risk: A System Approach, John Wiley
& Sons, Inc, New Jersey.
Stevens, M.G., 2003. Focus on Internal Controls. The Practical Accountants Research.
(Vol. 36): 12.
Sugiyono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV.Alfabeta.
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2000. Good Governance, Paradigma Baru Manajemen-
Manajemen Pembangunan. Jakarta: UI Press.
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of
Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Ikatan Akuntan Indonesia
Wilayah Jawa Timur
UNDP. 1997. Governance for Suitable Development – A policy Document. New York:
UNDP.
Wirawan, Nata.2001.Cara Mudah Memahami Statistik 1. Edisi Pertama. Denpasar
Keraras Emas.
Waseem. M. A. Saleh T.A and Fares J.A. 2011. The Effect of Corporate Governance on
the Performance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical Study on
Amman Stock Exchange. International Journal of Humanities and Social Science.
1 (4), 67
File ini diunduh dari:
www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id